SURVEI IMPLEMENTASI PROGRAM PENGUATAN …
Transcript of SURVEI IMPLEMENTASI PROGRAM PENGUATAN …
SURVEI IMPLEMENTASI PROGRAM PENGUATAN PENDIDIKAN
KARAKTER BERBASIS KELAS DI SATUAN PENDIDIKAN SEKOLAH
DASAR SE-KECAMATAN NGAGLIK KABUPATEN SLEMAN
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh:
Resti Puji Lestari
NIM 151134036
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2019
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
PERSEMBAHAN
Dalam skripsi ini peneliti ingin mempersembahkan untuk:
Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayahNya sehingga
dapat terselesaikannya skripsi ini.
Kedua orang tuaku tercinta yaitu Bapak Waluyo dan Ibu Tuminah yang
selalu mendoakan, mendampingi, memberikan dukungan serta memberi
semangat yang tiada henti-hentinya.
Kedua kakakku tersayang yaitu Ike Ari Cahyani dan Dewi Suciati yang
senantiasa selalu memberi dukungan, hiburan dan doa yang terbaik
untukku.
Keempat keponakanku yang paling saya sayangi, yaitu Icha, Azhar, Naya,
dan Aliya yang selalu membuatku terus semangat dalam menyelesaikan
skripsi.
Almamaterku yaitu Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang sudah
memberikan banyak pengalaman berharga dalam hidup peneliti dan
banyak sekali kenangan terindah selama masa kuliah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
MOTTO
Man Jadda Wa Jadda & Man Shabara Zhafira
Barang siapa yang bersungguh-sungguh pasti akan berhasil dan siapa
yang bersabar akan beruntung
(Al-Hadits)
Belajarlah mengucap syukur dari hal-hal baik di hidupmu, dan
belajarlah menjadi pribadi yang kuat dengan hal-hal buruk di hidupmu
(BJ. Habibie)
Untuk memperjuangkan suatu keinginan itu tidaklah mudah. Usaha dan
selalu berdoa kepada-Nya adalah kuncinya. Nikmati prosesnya, yakinlah
akan indah pada waktunya.
(Resti Puji Lestari)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRAK
SURVEI IMPLEMENTASI PROGRAM PENGUATAN PENDIDIKAN
KARAKTER BERBASIS KELAS DI SATUAN PENDIDIKAN SEKOLAH
DASAR SE-KECAMATAN NGAGLIK KABUPATEN SLEMAN
Resti Puji Lestari
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
2019
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil survei dan kesesuaian
implementasi program penguatan pendidikan karakter berbasis kelas di satuan
pendidikan sekolah dasar se-Kecamatan Ngaglik. Jenis penelitian ini adalah
kuantitatif deskriptif dengan menggunakan metode survei. Populasi dalam
penelitian ini adalah guru kelas I-VI SD Negeri se-Kecamatan Ngaglik yang
berjumlah 204 guru. Sampel penelitian ini adalah 136 yang ditetapkan
menggunakan penentuan sampel minimal menurut Krejcie dan Morgan.
Pengambilan sampel di setiap sekolah dilakukan menggunakan teknik simple
random sampling dengan membuat undian. Instrumen penelitian ini menggunakan
wawancara terstruktur, kuesioner tertutup, dan terbuka. Data dikumpulkan melalui
kuesioner, studi dokumenter, dan wawancara.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa implementasi program penguatan
pendidikan karakter berbasis kelas di SD Negeri se-Kecamatan Ngaglik sudah
terimplementasikan. Persentase tertinggi mencapai 100% untuk aitem 5 sampai
aitem 8 tentang pembiasaan karakter sebelum pembelajaran, mengelola kelas,
menerapkan metode pembelajaran, dan mengaitkan isi materi pembelajaran
dengan kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan PPK, sedangkan untuk
perolehan persentase yang paling rendah terdapat pada aitem 2 sebesar 81%
tentang sosialisasi PPK melalui Kelompok Kerja Guru (KKG). Kesesuaian
implementasi pelaksanaan program PPK berbasis kelas di SD Negeri se-
Kecamatan Ngaglik dilakukan dengan mengintegrasikan PPK dalam kurikulum,
penggunaan metode pembelajaran yang bervariasi, manajemen kelas yang baik,
dan pembiasaan literasi sebelum pelajaran.
Kata kunci: penguatan pendidikan karakter, PPK berbasis kelas, Kecamatan
Ngaglik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
ABSTRACK
The Survey On The Implementation Of Class-Based Character-Building In The
Elementary School Education In Ngaglik Distric, Sleman Regency
Resti Puji Lestari
Sanata Dharma University Yogyakarta
2019
This research aims to know the result of survey and the compatibility
implementation of class-based character-building in the elementary school
education in Ngaglik Distric. The type of this research is descriptive quantitative,
which is survey method. The population of this research is the 204 classroom
teachers of the class I-VI of the elementary school in the Ngaglik district. The
sample of this research is 136 teachers who are setting to use the sample
determination of the Krejcie and Morgan. The sample in each school conducted
using the simple random sampling technique by making the lottery. This research
used several research instruments, namely structured interview, open-ended
questionnaire, and closed-ended questionnaire. The data was collected by
questionnaire, study documenter, and the interview.
The result of this research showed that the implementation and the effort
of class-based character-building in the elementary school education in Ngaglik
Distric had already been implemented. This was proven through the highest
achievement of the percentage which reached the 100% of the fifth item about the
habituation of the character before begin the learning, the sixth item about the
implementation of the learning method which suppported the values of the
character, and the eighth item about the connection of the content of learning with
the daily life related to the PPK, however the lowest achievement of the
percentage is in the second item about the socialitation of the PPK by the group
work of teacher or KKG with the percentage about 81%. The compatibility
implementation of class-based character-building in the elementary school
education in Ngaglik Distric was done by integrating the PPK in curriculum,
using the variant methods of learning, good class management, and refractioning
the literation before learning.
Keywords: strengthening character education, PPK based on class, Ngaglik
District
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur peneliti ucapkan kepada Allah SWT atas berkat dan
rahmat-Nya peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini sebagai salah satu
persyaratan mendapatkan gelar sarjana. Ada banyak hambatan yang dialami
peneliti dalam pembuatan dan penyusunan skripsi, namun peneliti tetap semangat
dan tidak mudah berputus asa dalam menyelesaikan skripsi ini. Tentunya
keberhasilan ini diraih tidak terlepas dari banyaknya dukungan dan semangat dari
berbagai pihak. Peneliti menyampaikan rasa terima kasih untuk segala bantuan
yang telah diberikan, kepada yang terhormat:
1. Dr. Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2. Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd. selaku Ketua Program Studi
Pendidikan Guru Sekolah Dasar dan selaku Dosen Pembimbing II skripsi
yang telah memberikan arahan dan saran.
3. Kintan Limiansih, S.Pd., M.Pd. selaku Wakil Ketua Program Studi
Pendidikan Guru Sekolah Dasar.
4. Maria Melani Ika Susanti, S.Pd., M.Pd. selaku Dosen Pembimbing I
skripsi yang berkenan memberi arahan, dukungan, dan bimbingan dalam
penyusunan laporan skripsi.
5. Odo Hadinata, M.Pd. selaku Tim Pengembang Program Penguatan
Pendidikan Karakter (PPK) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
yang telah memberikan masukan saat penyusunan skripsi.
6. Para validator instrumen penelitian di Daerah Istimewa Yogyakarta.
7. Seluruh keluarga besar dosen dan staff PGSD Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta.
8. Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik serta Kepala UPT Pelayanan
Pendidikan Kecamatan Ngaglik yang telah memberikan izin untuk
melaksanakan penelitian di SD Negeri se-Kecamatan Ngaglik.
9. Kepala Sekolah Dasar Negeri se-Kecamatan Ngaglik yang telah
memberikan izin untuk melakukan penelitian di SD yang bersangkutan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................. iii
HALAMAN PERSEMBAHAN .............................................................................. iv
HALAMAN MOTTO .............................................................................................. v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ................................................................ vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS .............................................................
vii
ABSTRAK ................................................................................................................ viii
ABSTRACT............................................................................................................... ix
KATA PENGANTAR ............................................................................................. x
DAFTAR ISI ............................................................................................................ xii
DAFTAR TABEL .................................................................................................... xv
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................... xvi
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................... xvii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................................. 1
B. Identifikasi Masalah ...................................................................................... 7
C. Batasan Masalah ............................................................................................ 7
D. Rumusan Masalah ......................................................................................... 7
E. Tujuan Penelitian ........................................................................................... 8
F. Manfaat Penelitian ......................................................................................... 8
G. Definisi Operasional ...................................................................................... 9
BAB II LANDASAN TEORI
A. Kajian Pustaka ............................................................................................... 11
1. Pendidikan Karakter ................................................................................ 11
2. Program Penguatan Pendidikan Karakter ……....................................... 14
3. Program Penguatan Pendidikan Karakter Berbasis Kelas ....................... 21
4. Ciri-ciri Pendidikan Karakter Berbasis Kelas ......................................... 31
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
B. Hasil Penelitian yang Relavan........................................................................ 38
C. Kerangka Berpikir.......................................................................................... 46
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian............................................................................................... 48
B. Waktu dan Tempat Penelitian........................................................................ 49
C. Populasi dan Sampel ..................................................................................... 50
1. Populasi ................................................................................................... 50
2. Sampel ..................................................................................................... 52
D. Variabel Penelitian ........................................................................................ 56
E. Teknik Pengumpulan Data ............................................................................ 56
1. Kuesioner ................................................................................................. 56
2. Studi Dokumenter .................................................................................... 57
3. Wawancara .............................................................................................. 57
F. Instrumen Penelitian ...................................................................................... 58
1. Kuesioner Tertutup .................................................................................. 60
2. Kuesioner Terbuka .................................................................................. 62
3. Wawancara Terstruktur ........................................................................... 63
G. Teknik Pengujian Instrumen ......................................................................... 63
1. Validitas Isi ............................................................................................. 64
2. Validitas Muka ........................................................................................ 71
H. Teknik Analisis Data...................................................................................... 72
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian .............................................................................................. 75
1. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian ............................................................ 75
2. Deskripsi Responden Penelitian .............................................................. 78
3. Deskripsi Data Hasil Survei Implementasi Program Penguatan
Pendidikan Karakter Berbasis Kelas Se-Kecamatan Ngaglik ................. 79
B. Pembahasan ................................................................................................... 101
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................................ 121
B. Keterbatasan Penelitian .............................................................................. 123
C. Saran .......................................................................................................... 123
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 124
DAFTAR PUSTAKA GAMBAR .......................................................................... 126
LAMPIRAN ............................................................................................................. 127
CURICULUM VITAE .............................................................................................. 186
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Contoh Penerapan Nilai Karakter dalam RPP ............................... 23
Tabel 3.1 Jadwal Penelitian ........................................................................... 49
Tabel 3.2 Populasi Penelitian di SD Negeri se-Kecamatan Ngaglik ............. 51
Tabel 3.3 Penentuan Sampel Minimal Menurut Krejcie dan Morgan ........... 52
Tabel 3.4 Sampel Penelitian Setiap Sekolah ................................................. 54
Tabel 3.5 Kisi-kisi Kuesioner Tertutup ......................................................... 59
Tabel 3.6 Instrumen Kuesioner Tertutup ....................................................... 60
Tabel 3.7 Skor Jawaban Instrumen Penelitian ............................................... 61
Tabel 3.8 Kisi-kisi Kuesioner Terbuka .......................................................... 61
Tabel 3.9 Instrumen Kuesioner Terbuka ....................................................... 62
Tabel 3.10 Pedoman Wawancara Guru ........................................................... 63
Tabel 3.11 Konversi Nilai Skala Lima ............................................................ 65
Tabel 3.12 Modifikasi Nilai Skala Lima ......................................................... 65
Tabel 3.13 Pengkategorisasian Interval Skor .................................................. 67
Tabel 3.14 Kriteria Skor Skala Lima ............................................................... 67
Tabel 3.15 Rekapitulasi Hasil Validitas Isi ..................................................... 68
Tabel 3.16 Hasil Validitas Muka ..................................................................... 71
Tabel 4.1 Daftar SD yang diteliti .................................................................. 76
Tabel 4.2 Rerata Persentase Aspek Sosialisasi .............................................. 117
Tabel 4.3 Rerata Persentase Aspek Pra Observasi ........................................ 118
Tabel 4.4 Rerata Persentase Aspek Observasi Kelas .................................... 119
Tabel 4.5 Hasil Rerata Rekapitulasi Persentase Tiga Aspek ........................ 119
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Filosofi Ki Hajar Dewantara ....................................................... 14
Gambar 2.2 Nilai-nilai Utama Karakter ......................................................... 15
Gambar 2.3 Peserta didik menyimak penjelasan guru .................................... 25
Gambar 2.4 Peserta didik mengangkat tangan ............................................... 26
Gambar 2.5 Literature map penelitian yang relevan ...................................... 45
Gambar 4.1 Grafik Persentase Survei Implementasi Program Penguatan
Pendidikan Karakter Berbasis Kelas se-Kecamatan Ngaglik ..... 80
Gambar 4.2 Persentase Implementasi PPK Berbasis Kelas Aitem 1 .............. 82
Gambar 4.3 Persentase Implementasi PPK Berbasis Kelas Aitem 2 ..............
83
Gambar 4.4 Persentase Implementasi PPK Berbasis Kelas Aitem 3 .............. 84
Gambar 4.5 Persentase Implementasi PPK Berbasis Kelas Aitem 4 .............. 86
Gambar 4.6 Persentase Implementasi PPK Berbasis Kelas Aitem 5 .............. 87
Gambar 4.7 Persentase Implementasi PPK Berbasis Kelas Aitem 6 .............. 89
Gambar 4.8 Persentase Implementasi PPK Berbasis Kelas Aitem 7 .............. 90
Gambar 4.9 Persentase Implementasi PPK Berbasis Kelas Aitem 8 .............. 91
Gambar 4.10 Persentase Implementasi PPK Berbasis Kelas Aitem 9 .............. 93
Gambar 4.11 Persentase Implementasi PPK Berbasis Kelas Aitem 10 ............ 94
Gambar 4.12 Persentase Implementasi PPK Berbasis Kelas Aitem 11 ............ 95
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Surat Izin Penelitian dari Universitas Sanata Dharma ......... 128
Lampiran 2 Surat Rekomendasi Izin Penelitian dari Kantor Kesatuan
Bangsa dan Politik ................................................................ 129
Lampiran 3 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian dari UPTD
Kecamatan Ngaglik .............................................................. 130
Lampiran 4 Surat Keterangan Sudah Mengumpulkan Hasil Penelitian
kepada Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik ...................... 131
Lampiran 5 Rangkuman Data SD Negeri di Kecamatan Ngaglik ……... 132
Lampiran 6 Coding Data 30 SD Negeri di Kecamatan Ngaglik ………. 133
Lampiran 7 Rekap Data Implementasi Kuesioner Tertutup ….............. 139
Lampiran 8 Rekap Data Implementasi Kuesioner Terbuka ………….... 143
Lampiran 9 Rekap Data Implementasi Wawancara ……….................... 145
Lampiran 10 Kisi-kisi Instrumen Kuesioner Tertutup ………………..…. 146
Lampiran 11 Kisi-kisi Instrumen Kuesioner Terbuka …………………... 147
Lampiran 12 Identitas Responden dan Surat Pengantar Instrumen ........... 148
Lampiran 13 Instrumen Kuesioner Tertutup, Terbuka, dan Wawancara .. 150
Lampiran 14 Surat Permohonan Izin Validasi Ahli .................................. 154
Lampiran 15 Data mentah 10 Validasi Ahli .............................................. 155
Lampiran 16 Hasil Rekap Validasi Instrumen Soal .................................. 185
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam bab ini memberikan gambaran kepada pembaca mengenai
landasan penelitian ini. Pada bab ini membahas mengenai latar belakang
masalah, rumusan masalah, identifikasi masalah, batasan masalah, tujuan
penelitian, manfaat penelitian, dan definisi operasional.
A. Latar Belakang
Dalam dunia pendidikan, pendidikan karakter dapat diterapkan
dalam jenjang pendidikan formal atau yang disebut dengan sekolah.
Sekolah merupakan kelompok layanan pendidikan yang
menyelenggarakan pendidikan formal, terstruktur dan berjenjang, yang
terdiri atas taman kanak-kanak (TK), satuan jenjang pendidikan dasar
maupun menengah, yang diselenggarakan oleh pemerintah pusat, daerah,
dan masyarakat. Hal tersebut dapat dilihat dari Peraturan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2018
tentang Penguatan Pendidikan Karakter Pada Satuan Pendidikan Formal.
Oleh karena itu, sekolah merupakan salah satu wadah yang dapat
digunakan bagi seorang pendidik dalam mendidik karakter anak bangsa
sejak dini yang lebih baik.
Pendidikan karakter sendiri merupakan salah satu tujuan dari
pendidikan nasional. Tujuan Pendidikan Nasional Pasal 3 Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 yaitu berkembangnya potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
kemandirian, dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab. Dalam sisi lain, pendidikan karakter juga menjadi
salah satu butir nawacita ke-8 Presiden Joko Widodo yang termuat dalam
landasan PPK itu sendiri yakni Peraturan Presiden Nomor 87 tahun 2017
tentang penguatan pendidikan karakter. Program Penguatan Pendidikan
Karakter adalah gerakan pendidikan di sekolah untuk memperkuat
karakter siswa melalui harmonisasi olah hati (etik), olah rasa (estetik), olah
pikir (literasi), dan olahraga (kinestetik) dengan dukungan yang
melibatkan berbagai pihak seperti kerja sama antar sekolah, keluarga, dan
masyarakat yang merupakan bagian dari Gerakan Nasional Revolusi
Mental (Kemendikbud, 2017: 1). Namun, apa yang sudah selama ini
dilaksanakan hanyalah sebatas mengukur kemampuan berpikirnya atau
(olah pikir) saja yang menumbuhkan kecerdasan akademis.
Wibowo (dalam Kurniawan, 2013: 31) mengatakan bahwa
pendidikan karakter sebagai pendidikan yang menanamkan dan
mengembangkan karakter-karakter luhur kepada peserta didik sehingga
mereka memiliki karakter luhur, menerapkan, dan mempraktikkan dalam
kehidupannya, baik dalam lingkungan keluarga, sebagai anggota
masyarakat, dan warga negara. Berdasarkan penjelasan tersebut, maka
sudah semestinya pendidikan karakter tertanam dalam jiwa peserta didik.
Namun, dalam mengembangkan pendidikan karakter bukanlah suatu hal
yang mudah. Dalam proses ini, orang tua berperan sangat penting dalam
pembentukan karakter anak. Sejak dini peserta didik diharapkan dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
menanamkan karakter yang baik sekaligus mempraktikkan dalam
kehidupannya sebagai sebuah kebiasaan yang positif.
Pendidikan karakter juga memang bukanlah suatu kebijakan baru.
Program Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) merupakan kelanjutan dan
kesinambungan dari Gerakan Nasional Pendidikan Karakter Bangsa Tahun
2010 (Koesoema, 2018: 8). Adanya pengembangan mengenai program
penguatan pendidikan karakter yang bertahap ini sangatlah penting. Ada
beberapa hal yang menjadikan penguatan pendidikan karakter ini menjadi
sangat penting diantaranya yaitu pembangunan SDM sebagai fondasi
pembangunan Bangsa Indonesia, membangun dan membekali peserta
didik sebagai generasi emas Indonesia yang akan datang yaitu pada tahun
2045 yang dibekali dengan keterampilan abad ke-21 yaitu bagaimana
peserta didik dapat beradaptasi pada lingkungan yang dinamis,
menerapkan keterampilan dasar dalam kehidupan sehari-hari dan dapat
memecahkan masalah yang sedang dihadapi (Kemendikbud, 2017: 16).
Oleh karena itu, ketika peserta didik menghadapi tantangan di era abad ke-
21 seperti perubahan penurunan moral, etika, dan budi pekerti, dapat
menghadapinya dengan bijak, bertanggung jawab dan tentunya sudah
dibekali dengan jiwa Pancasila yang tertanam dalam diri mereka.
Namun dalam faktanya, situasi pendidikan di Indonesia saat ini
sudah mengalami berbagai perubahan. Hal tersebut dapat dilihat dari
berbagai kasus yang sering terjadi saat ini. Seperti kasus yang sering
muncul di layar televisi mengenai tindakan kekerasan yang dilakukan oleh
peserta didik terhadap gurunya maupun sebaliknya, tindakan bullying,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
pelecehan seksual, pencurian, dan lain sebagainya. Seolah-olah hal
tersebut sudah terbiasa terjadi. Selain itu, fakta yang diperoleh peneliti
selama melakukan kegiatan bimbingan belajar, probaling dan PPL, peneliti
mendapati peserta didik yang sulit diatur, senang membuli temannya
sendiri baik karena fisiknya ataupun kecerdasannya.
Berdasarkan data hasil wawancara pada bulan November 2018
terhadap satu guru dan tiga kepala sekolah dasar negeri di Kecamatan
Ngaglik yang dipilih secara random pun masih banyak peserta didik yang
sering melakukan tindakan penyimpangan di sekolah. Seperti halnya
ketika peserta didik tidak bisa disiplin dalam mengumpulkan tugas yang
diberi guru secara individu maupun berkelompok. Kadang-kadang
kejujuran anak tidak meyakinkan. Misalnya orang tua mengetahui bahwa
anaknya berangkat ke sekolah. Namun, pada kenyataanya anak tersebut
membolos untuk tidak berangkat sekolah. Selain itu, nilai karakter
kedisiplinan peserta didik juga kurang seperti kurang rapi dalam
berpakaian, ada yang masih suka terlambat berangkat sekolah, sulit diatur
dan sering ribut saat mengerjakan tugas di dalam kelas. Bahkan ada
peserta didik yang sering kehilangan uang sakunya karena diambil oleh
temannya. Ada pula peserta didik yang berbeda agama suka diejek
temannya dan merasa tersisihkan. Hal tersebut, tentu kurang sesuai dengan
nilai-nilai Pancasila.
Tim PPK Kemendikbud (2017: 8-9) mengungkapkan ada lima
nilai-nilai utama karakter yang merupakan perwujudan dari nilai-nilai
Pancasila yaitu nilai religiusitas yang mencerminkan iman kepada Tuhan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
Yang Maha Esa, nilai nasionalisme yang mencerminkan kesetiaan
terhadap bangsa dan negara, nilai kemandirian yang menunjukkan sikap
tidak selalu bergantung kepada orang lain, nilai gotong royong yang
mencerminkan saling bahu membahu antar manusia, dan nilai integritas
yang menunjukkan dirinya dapat dipercaya baik dalam perkataan maupun
perbuatan. Nilai-nilai tersebut saling berkaitan satu sama lain, dan tidak
dapat berdiri sendiri.
Program penguatan pendidikan karakter pada satuan pendidikan
formal dilaksanakan dengan mengoptimalkan fungsi kemitraan tripusat
pendidikan atau melalui tiga pendekatan utama yaitu pendekatan berbasis
kelas, berbasis budaya sekolah, dan berbasis masyarakat. Dari ketiga
pendekatan ini saling terkait antara satu dengan yang lainnya karena
merupakan satu kesatuan yang utuh. Kerjasama antara kepala sekolah,
guru, dan orang tua menjadi kunci keberhasilan pelaksanaan implementasi
program PPK. Salah satunya di kelas yang merupakan tempat di mana
dapat saling berinteraksi baik guru dengan peserta didik maupun antar
peserta didik dalam proses pembelajaran. Hal inilah yang menjadi fokus
dalam program PPK berbasis kelas. Program penguatan pendidikan
karakter berbasis kelas dapat diimplementasikan melalui berbagai kegiatan
antara lain pengintegrasian dalam kurikulum, manajemen kelas atau
pengelolaan kelas, pilihan metode dan penggunaan metode pembelajaran
yang tepat, mata pelajaran khusus, gerakan literasi, layanan bimbingan dan
konseling.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
Untuk program penguatan pendidikan karakter berbasis budaya
sekolah dapat diimplementasikan dengan menentukan nilai utama PPK,
menyusun jadwal harian/mingguan, mendesain kurikulum, evaluasi
peraturan sekolah, pengembangan tradisi sekolah, pengembangan kegiatan
kokurikuler maupun ekstrakurikuler. Sedangkan program penguatan
pendidikan karakter berbasis masyarakat dapat diimplementasikan melalui
pembelajaran berbasis museum, cagar budaya dan sanggar seni, mentoring
dengan seniman dan budayawan lokal, kelas inspirasi, gerakan literasi dan
kerja sama dengan komunitas keagamaan.
Berdasarkan data yang sudah dipaparkan di atas, bahwa anak-anak
di masa sekarang khususnya di sekolah dasar sudah banyak mengalami
perubahan karakter, baik yang tergambar dari perilakunya maupun
tindakan tidak terpuji. Melihat hal tersebut, pendidikan karakter belum
sepenuhnya tertanam dalam diri peserta didik. Oleh karena itu, pemerintah
merencanakan program penguatan pendidikan karakter untuk mengurangi
permasalahan-permasalahan yang sering terjadi dalam dunia pendidikan
serta mewujudkan Bangsa Indonesia yang lebih bermartabat, berbudaya,
dan berkarakter. Peneliti pun tertarik untuk mengetahui implementasi
program penguatan pendidikan karakter berbasis kelas yang dilakukan di
SD Negeri se-Kecamatan Ngaglik Kabupaten Sleman. Dalam penelitian
ini, peneliti melakukan penelitian di Kecamatan Ngaglik dikarenakan
jumlah SD Negeri di Kecamatan Ngaglik cukup besar jumlahnya yaitu
berjumlah 30 SD Negeri. Dengan demikian, peneliti akan melaksanakan
penelitian yang berjudul ‘’Survei Implementasi Program Penguatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
Pendidikan Karakter Berbasis Kelas Di Satuan Pendidikan Sekolah
Dasar Se-Kecamatan Ngaglik’’.
B. Identifikasi Masalah
Penelitian ini didasari dari beberapa masalah, adapun masalah-masalah
tersebut antara lain:
1. Penurunan karakter anak bangsa yang cukup memprihatinkan yang
terjadi pada anak-anak terutama di sekolah dasar.
2. Banyak terjadi peristiwa pelecehan seksual, bullying, bahkan peserta
didik yang sering mencuri uang saku temannya.
C. Batasan Masalah
Batasan masalah bertujuan agar penelitian dapat dilakukan secara terarah
dan tidak menyimpang dari tujuan penelitian. Berikut ini beberapa batasan
masalah yang peneliti lakukan yaitu:
1. Populasi dan sampel dalam penelitian ini adalah guru kelas I-VI SD
Negeri se-Kecamatan Ngaglik.
2. Fokus penelitiannya adalah Survei Implementasi Program Penguatan
Pendidikan Karakter Berbasis Kelas.
D. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut:
1. Apakah program penguatan pendidikan karakter berbasis kelas di
satuan pendidikan sekolah dasar se-Kecamatan Ngaglik Kabupaten
Sleman sudah terimplementasi?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
2. Bagaimana kesesuaian implementasi pelaksanaan program penguatan
pendidikan karakter berbasis kelas di satuan pendidikan sekolah dasar
se-Kecamatan Ngaglik Kabupaten Sleman?
E. Tujuan Penelitian
Mengacu pada rumusan masalah di atas, tujuan yang ingin dicapai dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Mengetahui implementasi program penguatan pendidikan karakter
berbasis kelas di satuan pendidikan sekolah dasar se-Kacamatan
Ngaglik Kabupaten Sleman.
2. Mendeskripsikan kesesuaian implementasi pelaksanaan program
penguatan pendidikan karakter berbasis kelas di satuan pendidikan
sekolah dasar se-Kacamatan Ngaglik Kabupaten Sleman.
F. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang bermakna
bagi beberapa pihak diantaranya:
1. Sekolah
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan kepala sekolah
mengenai rencana program penguatan pendidikan karakter yang dapat
diterapkan di kelas pada setiap proses pembelajaran.
2. Guru
a. Proses pembelajaran di kelas dapat berjalan dengan baik dan
membantu setiap individu berkembang maksimal dalam belajar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
b. Membantu guru dalam memberikan pengetahuan tentang program
penguatan pendidikan karakter berbasis kelas dan dapat
mengimplementasikannya saat pembelajaran di kelas.
3. Peserta didik
Memberikan penguatan karakter kepada peserta didik dalam
menghadapi tantangan abad ke-21 yakni dalam berpikir kritis,
kreatifitas, komunikasi, dan kolaborasi.
4. Peneliti
a. Mengetahui implementasi program penguatan pendidikan
karakter berbasis kelas yang sudah dilaksanakan oleh guru kelas
I-VI di satuan pendidikan sekolah dasar se-Kecamatan Ngaglik.
b. Berdasarkan pengetahuan mengenai cara mengimplementasikan
program PPK berbasis kelas, peneliti dapat mengimplementasikan
program penguatan pendidikan karakter berbasis kelas dimasa
yang akan datang setelah menjadi guru SD.
G. Definisi Operasional
Definisi operasional yang digunakan dalam penelitian ini antara lain:
1. Karakter adalah suatu sifat yang membedakan individu satu
dengan individu yang lainnya.
2. Program Penguatan Pendidikan Karakter adalah salah satu gerakan
pendidikan di sekolah yang bertujuan untuk memperkuat
pendidikan karakter siswa dengan bantuan atau dukungan baik
kerja sama sekolah, keluarga, maupun masyarakat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
3. PPK Berbasis Kelas adalah salah satu pendidikan di kelas yang
mempergunakan kelas sebagai tempat pengembangan karakter
siswa.
4. Satuan Pendidikan adalah suatu layanan yang menyelenggarakan
pendidikan baik melalui jalur formal, informal dan non-formal
pada setiap jenjang maupun jenis pendidikan.
5. Sekolah Dasar adalah salah satu satuan pendidikan formal yang
diselenggarakan pada tingkat dasar.
6. Kecamatan Ngaglik adalah salah satu kecamatan yang terdapat di
Kabupaten Sleman, Provinsi DIY yang berbatasan dengan
Kecamatan Pakem, Kecamatan Mlati, Kecamatan Ngemplak dan
Kecamatan Depok. Sekolah dasar negeri di Kecamatan Ngaglik
berjumlah 30, sedangkan sekolah swasta berjumlah 10 dengan
total guru sebanyak 455.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
BAB II
LANDASAN TEORI
Dalam bab ini, akan diuraikan landasan teori yang digunakan untuk
memecahkan masalah dalam penelitian. Pembahasan ini terdiri dari kajian
pustaka, penelitian yang relevan, dan kerangka berpikir.
A. Kajian Pustaka
1. Pendidikan Karakter
a. Pengertian Karakter
Suyanto (dalam Kurniawan, 2013: 28) menyatakan bahwa karakter adalah
cara berpikir dan berperilaku yang menjadi ciri khas tiap individu untuk
hidup dan bekerja sama, baik dalam lingkup keluarga, masyarakat, bangsa
dan negara. Sedangkan Albertus (dalam Mu’in, 2016: 160) menyatakan
bahwa karakter sama dengan kepribadian. Kepribadian dianggap sebagai
ciri, atau karakteristik, atau gaya, atau sifat khas dari diri seseorang yang
bersumber dari bentukan-bentukan yang diterima dari lingkungan, misalnya
keluarga pada masa kecil, juga bawaan sejak kecil. Sementara Winnie
(dalam Mu’in, 2016: 106) memahami bahwa istilah karakter memiliki dua
pengertian tentang karakter. Pertama, ia menunjukkan bagaimana seseorang
dalam hal bertingkah laku. Apabila seseorang memiliki sifat jujur maka
orang tersebut telah berperilaku baik atau mulia. Sebaliknya apabila
seseorang memiliki sifat yang tidak jujur berarti orang tersebut berperilaku
buruk. Kedua, istilah karakter erat kaitannya dengan personality. Seseorang
bisa dikatakan berkarakter apabila tingkah lakunya sesuai dengan kaidah
moral. Berdasarkan beberapa pendapat mengenai karakter, peneliti dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
menyimpulkan bahwa karakter adalah suatu kepribadian yang dimiliki oleh
seseorang yang menjadi ciri khas dari orang tersebut atau bagaimana
seseorang tersebut bertingkah laku baik dalam lingkup keluarga,
masyarakat, bangsa, dan negara.
Sebagian besar orang tua tentu menginginkan karakter yang baik untuk
anaknya. Aristoteles (dalam Lickona, 2014: 71) mendefinisikan karakter
yang baik sebagai hidup tingkah laku yang benar dalam hal berhubungan
dengan orang lain maupun dengan dirinya sendiri. Hal ini diperkuat dengan
pendapat Lickona (2014: 72) yang mengatakan bahwa karakter terbentuk
dari tiga macam bagian yang saling berkaitan yaitu terdiri dari pengetahuan
moral, perasaan moral, dan perilaku moral. Selain itu, seseorang dikatakan
memiliki karakter yang baik apabila dia mengetahui hal yang baik,
menginginkan hal yang baik serta melakukan hal yang baik atau kebiasaan
dalam cara berpikir, kebiasaan dalam hati dan kebiasaan dalam tindakan
(Lickona, 2012: 82). Ketiga hal tersebut penting untuk dapat mengarahkan
kehidupan yang bermoral. Dengan begitu, seseorang yang apabila memiliki
ketiga ciri tersebut dapat membentuk kedewasaan moral.
b. Pendidikan Karakter
Pendidikan karakter sejatinya sudah lama dijalankan di Indonesia, hanya
saja belum dirumuskan melalui indikator yang jelas. Pendidikan karakter itu
sendiri adalah usaha sadar manusia untuk mengembangkan keseluruhan
dinamika relasional antarpribadi dengan berbagai macam dimensi, baik dari
dalam maupun dari luar dirinya, agar pribadi itu semakin dapat menghayati
kebebasannya sehingga ia dapat semakin bertanggung jawab atas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
pertumbuhan dirinya sendiri sebagai pribadi dan perkembangan orang lain
dalam hidup mereka berdasarkan nilai-nilai moral yang menghargai
kemartabatan manusia (Albertus, 2013: 57). Selain itu, Wibowo (dalam
Kurniawan, 2013: 31) mengatakan bahwa pendidikan karakter sebagai
pendidikan yang menanamkan dan mengembangkan karakter-karakter luhur
kepada anak didik sehingga mereka memiliki karakter luhur, menerapkan
dan mempraktikkan dalam kehidupannya, entah dalam keluarga, sebagai
anggota masyarakat dan warga negara. Berdasarkan kedua pendapat tersebut
dapat disimpulkan bahwa pendidikan karakter merupakan sebuah
kesesuaian yang dapat dilakukan untuk menanamkan maupun
mengembangkan nilai-nilai luhur dalam kehidupannya baik di lingkungan
keluarga, sekolah, maupun masyarakat.
Pendidikan karakter tentu dapat diajarkan melalui lingkungan
keluarga, sekolah, dan masyarakat. Namun, peran orang tua sangat penting
dalam pembentukan pendidikan karakter anak, karena orang tua
merupakan guru pertama yang dapat memberi pengaruh besar terhadap
anaknya. Melalui hal-hal kecil, anak sejak dini dapat diajarkan berbagai
hal dalam membentuk karakter yang baik yang dapat menjadi sebuah
kebiasaan yang baik. Misalnya saja, anak dilatih untuk selalu berbuat jujur.
Dengan begitu, dimasa yang akan datang sudah terbiasa berperilaku jujur
kepada siapapun.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
2. Program Penguatan Pendidikan Karakter
a. Pengertian Penguatan Pendidikan Karakter
Tim PPK Kemendikbud (2017: 1) mengungkapkan bahwa program
penguatan pendidikan karakter adalah salah satu program gerakan
pendidikan di sekolah untuk memperkuat karakter peserta didik melalui
proses pembentukan, transformasi, transmisi, dan pengembangan potensi
peserta didik dengan cara harmonisasi olah hati (etik dan spiritual), olah
rasa (estetik), olah pikir (literasi dan numerasi), dan olah raga (kinestetik)
yang sesuai dengan falsafah hidup Pancasila. Hal tersebut, selaras dengan
filosofi Ki Hajar Dewantara. Berikut ini merupakan filosofi Ki Hajar
Dewantara yang dapat dilihat pada gambar 2.1.
Gambar 2.1 Filosofi Ki Hajar Dewantara
Gambar 2.1 merupakan filosofi Ki Hajar Dewantara yang terdiri dari olah
hati (etika) berkaitan dengan sikap beriman dan bertakwa, jujur, amanah,
adil, tertib, bertanggung jawab, berempati, berani mengambil risiko, pantang
menyerah, rela berkorban, dan berjiwa patriotik. Olah pikir/literasi berkaitan
Olah Hati
(etika)
Olah Pikir
(literasi)
Olah Karsa (estetika)
Olah Raga
(kinestetika)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
dengan sikap cerdas, kritis, kreatif, inovatif, ingin tahu, berpikir terbuka,
produktif, berorientasi iptek, dan reflektif. Olah rasa/karsa berkaitan dengan
sikap ramah, saling menghargai, toleran, peduli, suka menolong, gotong
royong, nasionalisme, kosmopolit, mengutamakan kepentingan umum,
bangga menggunakan bahasa dan produk Indonesia, dinamis, kerja keras
dan beretos kerja. Olah raga berkaitan dengan sikap bersih dan sehat,
disiplin, sportif, tangguh, andal, berdaya tahan, bersahabat, kooperatif, ceria,
dan gigih.
Berdasarkan filosofi Ki Hajar Dewantara, maka nilai-nilai karakter
tersebut dikristalisasikan menjadi lima nilai-nilai utama karakter. Berikut
ini penjelasan mengenai nilai-nilai utama karakter menurut (Tim PPK
Kemendikbud, 2017: 8-9) dan diperkuat dengan Permendikbud Nomor 20
Tahun 2018.
Gambar 2.2 Nilai-nilai Utama Karakter
Nilai Utama
Religiusitas
Nasionalisme
Kemandirian Gotong Royong
Integritas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
1) Religiusitas
Nilai karakter religiusitas mencerminkan sikap iman terhadap Tuhan
Yang Maha Esa yang dapat terlihat dari perilaku seperti melaksanakan
ajaran agama dan kepercayaan yang dianutnya, dapat menghargai
perbedaan agama, dapat menjunjung tinggi sikap toleransi, serta dapat
hidup rukun dan damai dengan pemeluk agama lain. Dalam nilai
karakter religiusitas ini mencakup tiga hubungan dimensi sekaligus
yaitu, hubungan antara individu dengan Tuhan Yang Maha Esa,
individu dengan sesama, dan individu dengan alam semesta atau
lingkungan. Nilai religiusitas ini dapat diwujudkan dengan perilaku
mencintai dan menjaga keutuhan ciptaan Tuhan Yang Maha Esa.
Subnilai religiusitas antara lain dapat bertoleransi, menghargai
perbedaan agama dan kepercayaan, cinta damai, bullying dan tindakan
kekerasan, persahabatan, ketulusan, tidak memaksakan kehendak
orang lain, menjaga dan mencintai lingkungan. Salah satu contoh
penerapan di sekolah adalah peserta didik tidak membeda-bedakan
teman yang berbeda keyakinan.
2) Nasionalisme
Nilai karakter nasionalisme merupakan suatu cara berpikir, bersikap
dan berbuat yang menunjukkan kepedulian, kesetiaan yang tinggi
terhadap bahasa, sosial, budaya, ekonomi, dan politik maupun bangsa,
serta menempatkan kepentingan bangsa dan negara daripada
kepentingan pribadi atau kelompoknya. Subnilai nasionalisme antara
lain, rela berkorban, cinta tanah air, menjaga dan melestarikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
lingkungan, taat terhadap hukum, disiplin, serta dapat menghormati
berbagai keberagaman suku, ras, budaya, dan agama. Contoh
penerapannya di sekolah yaitu peserta didik mengikuti upacara
bendera dengan khidmat.
3) Kemandirian
Nilai karakter kemandirian merupakan sikap yang mencerminkan
tidak bergantung kepada orang lain serta mempergunakan segala
tenaga, pikiran, waktu untuk mewujudkan harapan, mimpi maupun
cita-cita. Subnilai kemandirian antara lain kerja keras, kreatif,
profesional, pemberani, tangguh, serta dapat menjadi pembelajar
sepanjang masa. Misalnya di sekolah peserta didik mengikuti kegiatan
pramuka untuk mengajarkan nilai kemandirian, kerja keras, dan
gotong royong.
4) Gotong Royong
Nilai karakter gotong royong mencerminkan tindakan semangat dalam
bekerjasama dan saling bahu membahu terkait menyelesaikan
persoalan bersama, serta memberi bantuan terhadap orang yang
membutuhkan. Subnilai gotong royong antara lain bekerjasama,
musyawarah, mufakat, tolong menolong, empati, solidaritas, saling
menghargai, komitmen atas suatu keputusan bersama, anti kekerasan,
dan sikap kerelawanan. Penerapan yang dapat dilakukan di sekolah
seperti peserta didik melaksanakan piket sesuai dengan jadwal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
5) Integritas
Nilai karakter integritas merupakan perilaku yang didasarkan pada
kesesuaian menjadikan dirinya sebagai orang yang dapat dipercaya
dalam perkataan, tindakan serta mempunyai komitmen yang tinggi
dan kesetiaan pada nilai-nilai kemanusiaan. Subnilai integritas antara
lain kejujuran, setia, tanggung jawab, mencintai kebenaran, dapat
menjadi teladan, serta menghargai martabat setiap individu. Kelima
nilai utama karakter ini bukanlah nilai yang dapat berdiri sendiri,
melainkan nilai-nilai tersebut saling berkaitan satu sama lain, yang
berkembang secara dinamis. Contoh penerapanya di sekolah adalah
peserta didik mengerjakan soal ujian dengan jujur.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa nilai-nilai utama
karakter terdiri lima nilai antara lain nilai religiusitas, nasionalisme,
kemandirian, gotong royong, dan integritas yang saling berkaitan satu
sama lain.
b. Strategi Implementasi PPK Di Satuan Pendidikan
Tim PPK Kemendikbud (2017: 18) mengungkapkan bahwa strategi
implementasi PKK di satuan pendidikan dapat dilakukan melalui kegiatan
berikut ini.
1) Kegiatan Intrakurikuler
Kegiatan intakurikuler adalah kegiatan yang diselenggarakan oleh
sekolah secara teratur dan terjadwal yang wajib diikuti oleh peserta
didik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
2) Kegiatan Kokurikuler
Kegiatan kokurikuler adalah kegiatan yang menunjang intrakurikuler
yang dilaksanakan di luar jam intrakurikuler dengan tujuan agar siswa
lebih dapat mendalami materi dalam kegiatan intrakurikuler. Kegiatan
kokurikuler dapat berupa penugasan maupun proyek yang
berhubungan dengan materi intrakurikuler yang harus diselesaikan
peserta didik.
3) Kegiatan Ekstrakurikuler
Kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan pengembangan karakter di
luar jam sekolah (intrakurikuler) dengan tujuan untuk dapat
menyalurkan dan mengembangkan bakat serta minat dengan
memperhatikan karakteristik peserta didik dan daya dukung yang
tersedia. Kegiatan ekstrakurikuler dapat berupa pramuka, PMR,
basket, kesenian, dan lain-lain.
c. Tujuan Program Penguatan Pendidikan Karakter
Tim PPK Kemendikbud (2017: 16) mengungkapkan bahwa gerakan PPK
memiliki tujuan sebagai berikut:
1) Mengembangkan platform pendidikan nasional yang meletakkan
makna dan nilai karakter sebagai jiwa atau generator utama
penyelenggaraan pendidikan.
2) Membangun dan membekali Generasi Emas Indonesia 2045
menghadapi dinamika perubahan di masa depan dengan keterampilan
abad 21.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
3) Mengembalikan pendidikan karakter sebagai ruh dan fondasi
pendidikan melalui harmonisasi olah hati, olah rasa, olah pikir, dan
olah raga.
4) Merevitalisasi dan memperkuat kapasitas ekosistem pendidikan
(kepala sekolah, guru, siswa, pengawas, dan komite sekolah) untuk
mendukung perluasan implementasi pendidikan karakter.
5) Membangun jejaring pelibatan masyarakat (publik) sebagai sumber-
sumber belajar di dalam dan di luar sekolah.
6) Melestarikan kebudayaan dan jati diri bangsa Indonesia dalam
mendukung Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM).
d. Basis Gerakan Penguatan Pendidikan Karakter
Tim PPK Kemendikbud (2017: 15) mengungkapkan bahwa basis gerakan
PPK terbagi menjadi tiga yaitu Penguatan Pendidikan Karakter Berbasis
Kelas, Penguatan Pendidikan Karakter Berbasis Budaya Sekolah, dan
Penguatan Pendidikan Karakter Berbasis Masyarakat. Tim PPK
Kemendikbud (2017: 27-35) mengatakan bahwa dalam
mengimplementasikan program penguatan pendidikan karakter berbasis
kelas dapat dilakukan melalui berbagai hal antara lain: pengintegrasian PPK
dalam kurikulum, manajemen kelas, melalui pemilihan dan penggunaan
metode pembelajaran, melalui mata pelajaran khusus, melalui gerakan
literasi, melalui layanan bimbingan dan konseling. Sedangkan untuk basis
budaya sekolah dapat diimplementasikan dengan menentukan nilai utama
PPK, menyusun jadwal harian/mingguan, mendesain kurikulum, evaluasi
peraturan sekolah, pengembangan tradisi sekolah, pengembangan kegiatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
kokurikuler maupun ekstrakurikuler. Sedangkan PPK berbasis masyarakat
dapat diimplementasikan melalui pembelajaran berbasis museum, cagar
budaya dan sanggar seni, mentoring dengan seniman dan budayawan lokal,
kelas inspirasi, gerakan literasi dan kerja sama dengan komunitas
keagamaan. Namun, peneliti hanya berfokus dalam implementasi program
PPK berbasis kelas.
3. Program Penguatan Pendidikan Karakter Berbasis Kelas
Kelas adalah salah satu tempat utama proses terjadinya pendidikan secara
nyata di sekolah. Di kelas tentunya antara guru dan murid saling berinteraksi
satu sama lain untuk mempelajari dan mendalami berbagai macam ilmu
pengetahuan. Dalam dunia pendidikan dapat dikatakan bahwa berhasil
tidaknya sebuah pendidikan akan sangat tergantung dari bagaimana seorang
guru dan siswa membangun lingkungan kelas yang nyaman dan
menyenangkan. Hubungan antara guru dan murid, murid dengan murid di kelas
akan menentukan berhasil tidaknya sebuah program pendidikan karakter. (Tim
PPK Kemendikbud, 2017: 27) mengungkapkan implementasi program
penguatan pendidikan karakter berbasis kelas dapat dilakukan dengan beberapa
kategori antara lain sebagai berikut:
a. Pengintegrasian PPK dalam Kurikulum
Pengintegrasian PPK dalam kurikulum mengandung arti bahwa pendidik
dapat mengintegrasikan nilai-nilai PPK ke setiap mata pelajaran selama
proses pembelajaran berlangsung. Tujuan dari pengintegrasian PPK dalam
kurikulum yaitu kesesuaian peserta didik dapat menanamkan serta
mempraktikkan nilai-nilai yang terkandung dalam PPK.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
Pendidik tentu dapat memanfaatkan secara maksimal materi yang sudah
tersedia dalam kurikulum dengan penguatan pendidikan karakter. Berikut
ini langkah-langkah yang dapat dilaksanakan dalam menerapkan PPK
melalui pembelajaran terintegrasi dalam kurikulum (Tim PPK
Kemendikbud, 2017: 27-28):
1) Melakukan analisis KD melalui identifikasi nilai-nilai yang
terkandung dalam materi pembelajaran.
2) Mendesain RPP yang memuat fokus penguatan karakter dengan
memilih metode pembelajaran dan pengelolaan (manajemen) kelas
yang relevan.
3) Melaksanakan pembelajaran sesuai skenario dalam RPP.
4) Melaksanakan penilaian autentik atas pembelajaran yang dilakukan.
5) Melaksanakan refleksi dan evaluasi terhadap keseluruhan proses
pembelajaran.
Berikut ini tabel 2.1 salah satu contoh penerapan nilai karakter dalam
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas 1 Tema 1. Diriku
Subtema 3. Aku Merawat Tubuhku.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
Tabel 2.1 Contoh Penerapan Nilai Karakter dalam RPP
Muatan
Pelajaran
Kompetensi Dasar
Indikator
Karakter
yang
Diharapkan
PPKn
3.1 Mengidentifikasi
hubungan antara simbol
dan sila-sila Pancasila
dalam lambang negara
Garuda Pancasila
3.1.1 Menunjukkan
perilaku yang berkaitan
dengan sila Pancasila.
Cinta tanah air,
percaya diri,
Bahasa
Indonesia
3.1 Merinci ungkapan,
ajakan, perintah,
penolakan yang terdapat
dalam teks cerita atau
lagu yang
menggambarkan
sikap hidup rukun.
3.1.1 Menggarisbawahi
kalimat ajakan.
3.1.2 Memilih kalimat
ajakan berdasarkan
teks.
Kemandirian,
percaya diri,
ketekunan,
ketelitian
Tabel 2.1 di atas karakter yang dapat dikembangkan seperti cinta tanah
air, percaya diri, kemandirian, ketekunan, dan ketelitian.
b. PPK Melalui Manajemen Kelas
Pembelajaran di dalam kelas merupakan momen yang sangat penting
dalam menerapkan pendidikan karakter. Guru tidak lain adalah sosok
seorang manajer atau pemimpin di dalam kelas yang akan mengendalikan
dan mengarahkan lingkungan kelas tersebut. Manajemen kelas berarti
membangun suasana kelas yang akan mendukung proses kegiatan
pengajaran dan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa di kelas. Berhasil
atau tidaknya pembaharuan dalam pendidikan, sangat tergantung pada
interpretasi para guru terhadap kebijakan pembaharuan tersebut.
Pembaharuan kurikulum di tingkat nasional tidak akan berjalan dengan
efektif apabila guru tidak dapat menerapkanya di dalam kelas. Oleh karena
itu, seorang guru memiliki peran yang penting bagi setiap pembaruan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
pendidikan. Seorang pendidik memiliki kewenangan untuk mempersiapkan
kegiatan sebelum masuk kelas, saat mengajar, dan setelah proses
pembelajaran dengan mempersiapkan pembelajaran yang berfokus pada
nilai-nilai utama karakter. Dalam proses manajemen kelas salah satu contoh
yang dapat diterapkan bagi seorang pendidik adalah mempersiapkan
peserta didik secara psikologis dan emosional memasuki materi
pembelajaran untuk menanamkan nilai kedisiplinan dan komitmen
bersama. Tujuan dari dibuatnya pengaturan kelas adalah membantu
memaksimalkan peserta didik dalam belajar sehingga proses pembelajaran
dapat berlangsung dengan baik. Pengelolaan kelas yang baik dapat
membentuk penguatan karakter.
Koesoema (2018: 147) mengungkapkan bahwa pengelolaan kelas
secara umum dapat dibagi menjadi 3 tema besar yaitu penyiapan
lingkungan fisik yang mendukung, strategi-strategi proaktif dalam
pembelajaran, serta tindakan pencegahan dan respon ketika terjadi perilaku
menyimpang di kelas atau perilaku indisipliner. Persiapan lingkungan fisik
berkaitan dengan keseluruhan sarana dan prasarana pendidikan yang ada,
kenyamanan ruang kelas, dan perabotnya, serta peraturan tata letak bangku
dan posisi peserta didik, pembentukan kelompok belajar dalam proses
pembelajaran. Selain itu, lingkungan fisik disini juga dapat berupa alat
yang tersedia untuk pembelajaran misalnya proyektor, LCD, papan tulis,
alat peraga, kapur, spidol dan lain-lain. Strategi-strategi proaktif yang bisa
dilakukan guru di dalam kelas diantaranya membuat peraturan dan
prosedur rutin yang perlu diikuti anggota kelas, memperhatikan dan hormat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
satu sama lain, mengembangkan hubungan kelas yang saling mendukung,
menerapkan pembelajaran yang dinamis, hidup, menarik dan membuat
peserta didik terlibat penuh. Strategi intervensi dan respon terhadap
perilaku disruptif di kelas antara lain menanggapi persoalan spontan yang
muncul dengan bijak dan penuh arahan, melakukan intervensi secara
cermat ketika ada persoalan-persoalan dan gangguan-gangguan di kelas,
baik itu terjadi spontan atau tak terduga, dan melakukan strategi pengaturan
fisik bila diperlukan agar kelas tidak semakin kacau. Berikut ini ada
beberapa contoh pengelolaan kelas yang berusaha memberikan penguatan
karakter:
1) Peserta didik menyimak penjelasan guru saat di kelas. Hal ini dapat
menanampakan nilai saling menghargai dan toleransi.
Gambar 2.3 Peserta didik menyimak penjelasan guru
2) Peserta didik dapat mengangkat tangannya saat mengajukan pertanyaan
kepada guru dapat menguatkan nilai saling menghargai dan percaya
diri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
Gambar 2.4 Peserta didik mengangkat tangan
3) Pemberian sanksi yang mendidik pada peserta didik yang terlambat
dalam mengumpulkan tugas dapat menguatkan nilai disiplin,
bertanggung jawab, dan komitmen diri.
4) Guru dapat mendorong peserta didik untuk melakukan tutor teman
sebaya. Misalnya saat mengerjakan tugas teman yang lebih pintar dapat
membantu temanya yang kurang dalam belajar. Hal ini dapat
menguatkan peserta didik dalam menanamkan nilai gotong royong,
kepedulian sosial, bertanggung jawab, dan percaya diri.
c. PPK Melalui Pilihan dan Penggunaan Model atau Metode Pembelajaran
Dalam proses pembelajaran, guru harus pandai dalam memilih baik
metode, pendekatan, maupun model pembelajaran yang akan digunakan
dan tentunya sesuai dengan materi yang akan diajarkan. Salah satu
pendekatan yang dapat digunakan oleh guru adalah pendekatan
pembelajaran saintifik (scientific learning). Daryanto (2014: 51)
mengungkapkan bahwa pendekatan pembelajaran saintifik adalah proses
pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar peserta didik aktif
dalam mengkonstruksi konsep, hukum atau prinsip melalui tahapan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
mengamati, merumuskan masalah, mengumpulkan data, menganalisis,
menarik kesimpulan, maupun mengkomunikasikan konsep, hukum atau
prinsip yang ditemukan. Metode yang dipilih juga harus dapat membantu
guru dalam memberikan pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan
peserta didik seperti kecakapan dalam berpikir kritis, berpikir kreatif,
kecakapan berkomunikasi, dan kerjasama dalam pembelajaran. Metode
tersebut antara lain metode tanya jawab, eksperimen, pemberian tugas dan
resitasi, diskusi, demonstrasi, ceramah, debat, role playing dan lain-lain.
Berikut ini ada beberapa model pembelajaran yang dapat dipilih guru
antara lain:
1) Model pembelajaran inquiry
Hamdayama (2014: 32) mengungkapkan bahwa model inkuiri
merupakan rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada
proses berpikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan
menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan.
Proses berpikir itu sendiri biasanya dilakukan melalui kegiatan tanya
jawab antara guru dan peserta didik.
2) Model pembelajaran berbasis masalah
Arends (dalam Trianto, 2009: 92) mengatakan bahwa model
pembelajaran berbasis masalah merupakan suatu pendekatan
pembelajaran di mana siswa mengerjakan permasalahan yang autentik
dengan maksud untuk menyusun pengetahuan mereka sendiri,
mengembangkan inkuiri dan keterampilan berpikir tingkat lebih tinggi,
mengembangkan kemandirian dan percaya diri. Pada pembelajaran ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
dimulai dengan pemberian permasalahan yang harus dikerjakan dengan
kerja sama antar siswa. Guru dapat memberi arahan kepada peserta
didik dalam memecahkan permasalahan dengan memberi contoh
mengenai penggunaan keterampilan dan strategi yang dibutuhkan
dalam menyelesaikan persoalan.
3) Model pembelajaran kooperatif
Pembelajaran kooperatif merupakan pembelajaran yang melibatkan
siswa secara berkelompok/berkolaborasi untuk mencapai tujuan
bersama. Menurut Hamdayama (2014: 63) ada empat unsur penting
dalam model pembelajaran kooperatif yaitu adanya peserta dalam
kelompok, adanya aturan kelompok, adanya kesesuaian belajar, dan
adanya tujuan yang harus dicapai. Peserta didik diharapkan dapat
bekerja sama dengan baik dan dapat bertanggung jawab terhadap
kelompoknya.
4) Model pembelajaran kontekstual
Hamdayama (2014: 51) mengungkapkan bahwa model pembelajaran
kontekstual adalah model pembelajaran dimana guru menghadirkan
dunia nyata ke dalam kelas dan mendorong siswa membuat hubungan
antara pengetahuan yang dimiliki dengan penerapan kehidupan sehari-
hari, siswa memperoleh pengetahuan dan keterampilan sedikit demi
sedikit sebagai bekal dalam memecahkan masalah kehidupannya.
d. PPK Melalui Mata Pelajaran Khusus
Penguatan pendidikan karakter pada umumnya dilakukan dengan
mengintegrasikan PPK dengan mata pelajaran yang sudah ada. Namun,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
sekolah dapat mengintegrasikan nilai-nilai utama PPK dalam mata
pelajaran khusus yang berfokus pada tema nilai-nilai tertentu. Sekolah
dapat mendesain alokasi waktu khusus yang disediakan sebagai bagian
dalam pembentukan karakter. Tema-tema yang mengandung nilai-nilai
PPK dapat diajarkan di kelas dengan menggunakan metode yang sesuai
sehingga akan memperkaya PPK di sekolah.
e. PPK Melalui Gerakan Literasi
Menurut Tim PPK Kemendikbud (2017: 32) mengungkapkan bahwa
gerakan literasi merupakan kegiatan mengasah kemampuan mengakses,
memahami, mengolah, dan memanfaatkan informasi secara kritis dan
cerdas berlandaskan kegiatan membaca, menulis, menyimak, dan berbicara
untuk menumbuhkembangkan karakter seseorang menjadi tangguh, kuat,
dan baik. Gerakan literasi di sekolah dapat diintegrasikan ke dalam
kegiatan pembelajaran dan mata pelajaran yang ada dalam struktur
kurikulum. Seorang guru dapat mengajak peserta didik untuk membaca,
menulis, menyimak, mengkomunikasikan secara cermat dalam suatu tema
atau topik dari berbagai sumber yang ada. Oleh karena itu, dalam hal ini
sekolah memerlukan berbagai sumber-sumber informasi baik itu surat
kabar, buku, internet, pojok baca, dan perpustakaan sekolah. Hal ini sangat
penting dalam mendukung pelaksanaan proses pembelajaran.
Permendikbud No. 23 Tahun 2015 tentang Penumbuhan Budi Pekerti dapat
menjadi salah satu alternatif dalam memulai gerakan literasi di sekolah.
Misalnya pembiasaan membaca buku non pelajaran selama lima belas
menit sebelum pelajaran dimulai.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
f. PPK Melalui Layanan Bimbingan dan Konseling
PPK dapat dilakukan secara terintegrasi melalui pendampingan peserta
didik melalui pendampingan bimbingan dan konseling. Sukmadinata, (2007:
7) mengatakan bahwa bimbingan (guidance) merupakan salah satu bidang
dan program dari pendidikan, dan program ini ditunjukkan untuk membantu
mengoptimalkan perkembangan siswa. Menurut Sukmadinata, (2007: 14).
konseling (counseling) merupakan salah satu teknik atau layanan di dalam
bimbingan, tetapi teknik atau layanan ini sangat istimewa karena sifatnya
yang lentur atau fleksibel dan komprehensif. Bimbingan dan konseling di
sekolah dilaksanakan secara kolaboratif dengan para guru kelas maupun
orang tua dan pemangku kepentingan lainnya. Tim PPK Kemendikbud,
(2017: 33-34) menyebutkan beberapa layanan bimbingan dan konseling
yang dapat diselenggarakan antara lain:
1) Layanan dasar
Layanan ini diperuntukan untuk seluruh peserta didik melalui kegiatan
pengalaman secara kelompok untuk mengembangkan perilaku jangka
panjang baik dalam perilaku belajarnya, karir, pribadi, dan sosialnya.
Nilai-nilai utama PPK diintegrasikan ke dalam tema-tema tertentu
yang dituangkan ke dalam rencana pelaksanaan layanan bimbingan
dan konseling.
2) Layanan responsif
Layanan responsif merupakan kegiatan yang diberikan untuk peserta
didik tertentu dalam baik secara individu maupun kelompok yang
memerlukan bantuan segera agar peserta didik tidak terhambat dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
pencapaian tugas-tugas perkembangannya. Bantuan dapat diberikan
berupa mengunjungi rumah peserta didik, konsultasi, konseling.
3) Layanan perencanaan individual dan peminatan
Layanan ini bertujuan untuk membantu peserta didik dalam
mengembangkan bakat dan minat melalui pemahaman diri, lingkungan
dan pemilihan program yang sesuai dengan bakat dan minatnya.
Layanan ini lebih merupakan tanggung jawab guru kelas atau bidang
yang sesuai dengan minat peserta didik.
4) Dukungan sistem
Dukungan sistem mencakup manajemen dan kepemimpinan sekolah
yang mendukung layanan bimbingan dan konseling untuk memperkuat
PPK seperti dalam hal ketenagaan, fasilitas, kebijakan maupun dana.
4. Ciri-ciri Pendidikan Karakter Berbasis Kelas
Ada beberapa ciri-ciri yang menjadi cara bertindak dalam pengembangan
pendidikan karakter berbasis kelas antara lain:
a. Guru sebagai fasilitator pembelajaran
Guru sebagai orang dewasa berperan sebagai fasilitator dan
pendamping bagi siswa dalam proses belajar. Tugas utamanya adalah
memantau siswa memahami dan mengerti isi materi dalam
pembelajaran, bukan malah mempersulit siswa. Guru pun menjadi
fasilitator agar hubungan dalam komunitas kelas sungguh-sungguh
mencerminkan praksis nilai yang sedang dipelajari bersama-sama.
Praksis pendidikan karakter berbasis kelas merupakan usaha bersama,
dan meskipun menjadi fasilitator yang memberikan pengarahan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
diskusi dan pembahasan, guru juga tetap berperan sebagai individu
kemandirian yang juga turut serta dalam berproses untuk
membatinkan nilai-nilai bersama yang sedang dibahas. Selain sebagai
fasilitator, guru pun berperan sebagai teladan bagi praksis yang sedang
diajarkan.
b. Guru sebagai motivator pembelajaran
Setiap anak tentu memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Ada anak
yang lamban dalam belajar adapula anak yang cepat dalam belajar.
Artinya bahwa anak yang memiliki kemampuan rendah dalam belajar
perlu adanya dukungan/dorongan dari dalam. Untuk itu, guru dapat
berperan sebagai motivator anak didik dalam belajar. Motivasi ini
harus ditumbuhkan terus-menerus, diulang-ulang agar anak semakin
menyadari bahwa keberhasilan seseorang sangat ditentukan dari
besarnya motivasi dalam diri untuk terus dapat maju dan berkembang.
Seorang guru yang memiliki motivasi untuk menjadikan dirinya
inspirasi bagi para siswa adalah selalu belajar dan selalu
memperbaharui ilmu melalui berbagai informasi yang beredar dalam
masyarakat. Dengan begitu, guru dapat mentransfer ilmu ataupun
informasi barunya kepada siswa sehingga siswa pun tidak akan
ketinggalan zaman.
c. Guru sebagai desainer program
Proses pengembangan pendidikan karakter berbasis kelas menuntut
para pendidik untuk dapat memiliki kemampuan dalam mendesain
program pendidikan karakter yang sesuai dengan kondisi kelas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
mereka. Guru kelas merupakan satu-satunya yang mengerti dan
memahami bagaimana dinamika kelas karena mereka setiap hari
bertemu dan berjumpa dengan para siswa. Oleh karena itu, desain
program pendidikan karakter berbasis kelas akan lebih efektif apabila
guru kelas itu sendiri yang akan mendesain pendidikan karakter bagi
anak didiknya dalam kelas.
d. Guru sebagai pembimbing dan sumber keteladanan
Guru sebaiknya memperlakukan siswa dengan penuh kasih sayang
seperti anak kandungnya sendiri dengan mengkondisikan terciptanya
keteladanan yang baik, mendukung perilaku sosial yang baik,
memperbaiki perilaku yang tidak baik, baik itu oleh individu maupun
kelompok. Hal tersebut dapat dilakukan secara personal dan bertahap.
Banyak hal yang dilakukan anak karena meniru tindakan orang
dewasa yang dilihatnya. Oleh karena itu, pendidikan karakter berbasis
kelas akan lebih efektif apabila guru dapat berperan sebagai sosok
yang memberikan keteladanan bagi siswanya. Kata-kata yang baik
memang dapat menggerakkan anak didik untuk berbuat baik, namun
alangkah lebih baik memberikan contoh secara langsung dan bertahap
secara terus menerus akan dapat memikat hati para siswa untuk selalu
berbuat baik.
e. Isi kurikulum menjadi sumber bagi pembentukan karakter
Dalam pengembangan pembentukan karakter siswa, guru
menggunakan sumber-sumber isi kurikulum sebagai bagian yang
penting. Guru diharapkan memiliki kemampuan agar dapat menggali
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
isi materi pembelajaran dari mata pelajaran yang diampu yang sangat
luas dengan nilai-nilai moral. Isi dari kurikulum dapat digunakan
sebagai pengajaran nilai-nilai moral dan membahas persoalan moral.
f. Metode pengajaran dialog bukan monolog
Di kelas, dalam pemilihan metode pengajaran dan pembelajaran juga
mesti memberikan ruang dimana siswa dapat berdiskusi dengan
terbuka, dialog, dan komunikasi, serta dilandasi dengan ketulusan
saling berbagi dan belajar bersama. Guru dapat memperhatikan tahap
perkembangan anak dan kemampuan anak untuk mengelola hidupnya
dan komunitasnya merupakan hal penting dalam pembentukan
karakter si anak. Di satu sisi, pendidik diharapkan tidak terlalu
menganggap dan meremehkan siswa sebagai kanak-kanak. Di lain
sisi, guru juga melihat bahwa anak-anak itu berkembang sesuai
dengan tahap perkembangan fisik dan psikologis yang berlaku sesuai
dengan hukum alam. Dengan begitu, mereka tidak dapat diperlakukan
seolah-olah mereka adalah orang dewasa dalam tubuh anak-anak.
g. Menggunakan metode pembelajaran melalui kerja sama (collaborative
learning)
Dalam pembelajaran di kelas, tentunya ada pekerjaan yang dikerjakan
secara kemandirian adapula yang berkelompok. Pembentukan karakter
akan lebih terbentuk apabila anak-anak tahu bagaimana membangun
kerja sama dengan orang lain yang satu dengan yang lainnya. Dalam
kerja sama anak akan dilatih berani mengungkapkan pendapatnya
sendiri dan juga dapat menghargai pendapat orang lain. Hal ini perlu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
dikembangkan, karena diharapkan siswa mampu mengembangkan
kemampuan mereka dalam memberikan apresiasi atas pendapat orang
lain.
h. Partisipasi komunitas kelas dalam pembelajaran
Keterlibatan antara guru dengan murid, murid dengan murid dalam
pembelajaran sangatlah penting. Namun, tidaklah mudah melibatkan
komunitas kelas dalam proses pembelajaran di kelas, butuh kesadaran
bersama agar proses pembelajaran dapat berlangsung dengan baik.
Untuk itu, rasa kepercayaan dan saling menghormati sangat dibutuhkan
satu sama lain. Semua hal itu akan dapat terjadi jika semua anggota
komunitas kelas terdapat hubungan yang baik serta kesadaran akan
tujuan bersama. Sehingga, seluruh komunitas kelas dapat terlibat dalam
penanaman nilai yang akan membentuk karakter individu yang semakin
dewasa melalui pelatihan dan pembelajaran yang dilakukan secara
bersama-sama.
i. Penciptaan kelas sebagai komunitas moral
Para guru semestinya membantu setiap siswa untuk dapat saling
menghargai satu sama lain, memandang yang lain sebagai pribadi yang
unik, memiliki rasa hormat, saling mengasuh satu sama lain, dan
merasakan diri mereka sebagai bagian dalam dan bertanggung jawab
atas kelompok. Menciptakan komunitas seperti ini tidaklah mudah,
karena tekanan kelompok sebaya sangatlah kuat terjadi di dalam kelas.
Misalnya saja, budaya menyontek akan membuat mereka yang sudah
berusaha mematuhi nilai-nilai kejujuran lenyap karena tekanan sebaya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
yang begitu kuat. Situasi tersebut dapat diperbaiki dengan guru mampu
mencipakan komunitas moral di dalam kelas.
j. Penegakan disiplin moral
Menegakkan disiplin moral melalui pelaksanaan kesepakatan yang telah
ditentukan sebagai aturan main bersama merupakan ruh yang menjaga
keberadaan kelas sebagai komunitas moral, (Albertus, 2013: 120).
Dengan tegaknya peraturan moral di dalam kelas menjadi salah satu
kesempatan bagi siswa untuk menguji dan memaknai perilaku bersama.
Pada akhirnya siswa mengerti bahwa peraturan itu, meskipun terkadang
terlihat terlalu memikat mereka namun tidaklah membatasi kebebasan
mereka. Namun, mereka akan dapat belajar mengerti bahwa hidup
bersama di dalam kelas memerlukan sebuah pengahayatan akan
kebebasan untuk bertanggung jawab. Hanya dengan cara itulah, mereka
akan belajar menghargai orang lain.
k. Penciptaan lingkungan kelas yang demokratis
Di dalam kelas, tentunya nilai-nilai demokratis perlu dijaga dan
dikembangkan. Hal tersebut dapat dilakukan dengan cara melibatkan
siswa dalam mengambil keputusan dan bertanggung jawab bagi
terbentuknya kelas sebagai tempat belajar yang menyenangkan. Untuk
itu, setiap proses belajar mengajar perlu diusahakan bahwa dalam
mendalami materi, setiap siswa dapat memiliki alternatif pilihan materi
yang akan diajarkan. Guru tetap menentukan target sebagai tujuan
pembelajaran, namun pilihan materi itu diserahkan kepada siswa untuk
mengerjakannya. Selain itu, sejak awal guru memberitahu kepada siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
untuk standar penilaian dalam proses belajar di dalam kelas, yaitu target
apa yang diinginkan sebagai sebuah komunitas kelas. Dengan
demikian, anak didik akan merasakan dilibatkan dan kreativitas serta
rasa ingin tahunya mendapat penghargaan dalam komunitas.
l. Membangun sebuah rasa ‘’tanggung jawab bagi pembentukan diri’’
Guru dapat menumbuhkan rasa tanggung jawab dalam diri siswa untuk
pembentukan karakter. Hal ini dapat dilakukan dengan cara
memberikan penghargaan atas kesediaan siswa untuk belajar,
memotivasi siswa untuk selalu bekerja keras, dan menghayati akan
nilai-nilai kerja yang dapat mempengaruhi kehidupan orang lain. Kelas
sebagai tempat dimana mereka dapat belajar membentuk diri mereka
secara bertanggung jawab sebagai seorang siswa.
m. Pengelolaan konflik moral melalui pelajaran
Siswa dapat diajak untuk berani memikirkan dan mengolah persoalan
yang berkaitan dengan konflik moral melalui bacaan, penelitian,
penulisan esai, kliping koran, diskusi, debat, apresiasi film dan lain-
lain. Dalam proses pembelajaran guru dapat mengajak siswa untuk
berlatih memecahkan masalah dengan memberikan materi tentang
pengelolaan konflik.
n. Solusi konflik secara adil dan tanpa kekerasan
Lingkungan kelas dapat dipakai untuk belajar dalam rangka
memecahkan persoalan dan mengatasi konflik secara adil dan tanpa
kekerasan. Dengan begitu, penting bagi pendidik untuk melatih siswa
belajar memecahkan konflik yang muncul secara adil dan damai serta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
tanpa adanya kekerasan, sehingga siswa dapat memperoleh
keterampilan moral esensial ketika harus menghadapi persoalan serupa
dalam hidup mereka.
B. Hasil Penelitian yang Relevan
Beberapa penelitian yang relevan dalam penelitian ini antara lain:
1. Penelitian pertama yang relevan adalah penelitian yang dilakukan oleh
Jumaruddin dkk (2014), berjudul ‘’Pengembangan Model
Pembelajaran Humanis Religius dalam Pendidikan Karakter di
Sekolah Dasar’’. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
pengembangan pendekatan pembelajaran humanis yang dapat
mewujudkan tujuan pendidikan karakter di sekolah dasar, penerapan
model pembelajaran humanis religius dalam pendidikan karakter di
SD, keefektifan model pembelajaran humanis religius dalam
menanamkan nilai-nilai karakter dalam diri peserta didik di SD dan
tanggapan peserta didik terhadap model pembelajaran humanis
religius dalam pendidikan karakter di SD. Jenis penelitian yang
digunakan adalah penelitian pengembangan. Subjek penelitian ini
adalah kelas V pada tiga SD Negeri yang terdapat di Kecamatan
Banguntapan Kabupaten Bantul, yaitu SD Jomblangan, SD Baturetno,
dan SD Jaranan. Adapun hasil penelitian menunjukkan bahwa (1)
model pembelajaran humanis religius di SD menunjukkan tingkat
keterlaksanaan yang baik, memenuhi kriteria sangat efektif, sangat
praktis dan valid karena disusun berdasarkan landasan berpikir yang
rasional dengan teori pendukung yang kuat dan relevan, (2) model
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
humanis religius dalam pendidikan karakter yang dikembangkan
efektif untuk digunakan dalam pendidikan karakter di SD, dan (3)
peserta didik memiliki respon yang sangat positif terhadap model
pembelajaran humanis religius. Relevansi penelitian ini dengan
penelitian yang akan dilakukan adalah peneliti tertarik dengan
pembelajaran humanis religius yang bertujuan untuk membentuk
karakter peserta didik yang dapat dilakukan melalui pengintegrasian
dalam model pembelajaran. Hal ini akan mendukung penelitian yang
akan peneliti lakukan karena sama-sama bertujuan untuk mewujudkan
pendidikan karakter di SD.
2. Penelitian kedua yang relevan adalah penelitian yang dilakukan oleh
Ricca (2014), dengan judul ‘’Implementasi Pendidikan Karakter di
Homeschooling Kak Seto Yogyakarta’’. Penelitian ini dilakukan
dengan tujuan untuk mengetahui implementasi pendidikan karakter,
nilai-nilai karakter yang ditanamkan, faktor pendukung dan
penghambat, dan hasil dari implementasi pendidikan karakter di
HSKS Yogyakarta. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian
pendekatan kualitatif dengan studi kasus. Subjek penelitian ini adalah
kepala sekolah, tutor, orangtua, dan homeschooler kelas 1-3 SD. Hasil
penelitian mengungkapkan bahwa: (1) Implementasi pendidikan
karakter dilakukan secara terpadu pada mata pelajaran, manajemen
sekolah, dan ekstrakurikuler (2) Nilai-nilai karakter yang ditanamkan
kepada homeschooler mengacu pada finger print scan yaitu tanggung
jawab, rasa hormat, keadilan, keberanian, jujur, disiplin, peduli,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
ketekunan, dan kemandirian. (3) Faktor pendukung yaitu pendekatan
secara personal dan faktor penghambat yaitu latar belakang keluarga
yang sering memanjakan anak. (4) Hasil dari implementasi pendidikan
karakter adalah perubahan sikap dan peningkatan hasil belajar
homeschooler. Penelitian ini sangat membuat peneliti tertarik, karena
membahas implementasi PPK yang dilakukan di Homeschooling.
Sedangkan peneliti hanya meneliti di sekolah dasar negeri. Selain itu,
penelitian Ricca juga memberikan gambaran mengenai hasil yang
cukup baik dalam implementasi yang dilakukan di Homeschooling
Kak Seto yaitu dalam pengintegrasian mata pelajaran, manajemen
sekolah dan ekstrakurikuler. Hal ini akan sangat membantu peneliti
dalam melakukan penelitian survei implementasi PPK di SD. Selain
itu, hasil dari implementasi penelitian Ricca mengalami perubahan
sikap dan peningkatan hasil belajar yang baik, sehingga diharapkan
penelitian yang dilakukan oleh peneliti dalam melakukan kegiatan
survei juga sudah diimplementasikan dengan baik.
3. Penelitian ketiga yang relevan adalah penelitian yang dilakukan oleh
Wuri dkk (2014), berjudul ‘’Pendidikan Karakter Disiplin di Sekolah
Dasar’’. Penelitian ini bertujuan untuk menggali, mengkaji, dan
mendeskripsikan pelaksanaan pendidikan karakter disiplin di sekolah
dasar dan diharapkan dapat ditemukan kebijakan yang mendukung
keberhasilan pendidikan karakter. Jenis penelitian ini adalah penelitian
dengan pendekatakn kualitatif. Penelitian dilakukan di SD
Muhammadiyah Sapen Yogyakarta, dengan subjek kepala sekolah,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
guru, dan siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam
melaksanakan pendidikan karakter disiplin di SD Muhammadiyah
Sapen dilakukan melalui sembilan kebijakan, yaitu (1) membuat
program pendidikan karakter, (2) menetapkan aturan sekolah dan
aturan kelas, (3) melakukan sholat Dhuha dan Sholat Dhuhur
berjamaah, (4) membuat pos afektif di setiap kelas, (5) memantau
perilaku kedisiplinan siswa di rumah melalui buku catatan kegiatan
harian, (6) memberikan pesan-pesan afektif di berbagai sudut sekolah,
(7) melibatkan orang tua, (8) melibatkan komite sekolah, dan (9)
menciptakan iklim kelas yang kondusif. Dalam penelitian ini,
persamaan penelitian Wuri dkk dengan peneliti adalah untuk
mengetahui pelaksanaan pendidikan karakter yang dilaksanakan di
SD. Selain itu, peneliti tertarik dengan 9 kebijakan yang sudah
dilaksanakan di SD Muhammadiyah Sapen dalam menanamkan nilai
karakter disiplin. Dalam penelitian Wuri dkk juga memberikan
gambaran kepada peneliti mengenai 9 kebijakan yang dapat dilakukan
untuk mengimplementasikan pendidikan karakter disiplin di SD
sehingga sangat membantu peneliti dalam melakukan penelitian
survei.
4. Penelitian keempat yang relevan adalah penelitian yang dilakukan
oleh Hengkang (2015), berjudul ‘’Pengembangan Media Komik
Berbasis Pendidikan Karakter Pada Pembelajaran Tematik-Integratif
Kelas IV SD’’. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan media
komik berbasis pendidikan karakter, mengetahui kelayakan media
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
komik berbasis karakter, dan mengetahui keefektifan media komik
berbasis karakter terhadap pengembangan karakter siswa kelas IV SD.
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian pengembangan.
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV SD N Pangen Gudang
Purworejo yang berjumlah 35 siswa dengan rincian: 6 siswa untuk uji
coba terbatas dan 29 siswa untuk uji coba lapangan. Hasil penelitian
ini menunjukkan bahwa: (1) telah dihasilkan media komik berbasis
pendidikan karakter pada pembelajaran tematik-integratif, (2) media
komik yang dikembangkan ditinjau dari variabel kualitas aspek media
dan aspek materi menurut ahli, menurut guru, dan hasil respon siswa
berkategori sangat baik, (3) pembelajaran dengan media komik yang
dikembangkan efektif meningkatkan nilai karakter siswa. Peningkatan
karakter disiplin siswa masuk dalam kategori sedang dengan nilai gain
score sebesar 0,62 dan peningkatan karakter tanggung jawab siswa
masuk dalam kategori sedang dengan nilai gain score sebesar 0,66.
Persamaan penelitian Hengkang dengan penelitian yang akan
dilakukan peneliti adalah sama-sama memberikan penguatan
pendidikan karakter untuk anak SD, namun dalam penelitian
Hengkang menggunakan jenis penelitian pengembangan, sedangkan
peneliti hanya akan melakukan kegiatan survei. Selain itu, peneliti
juga tertarik dengan penggunaan media komik berbasis pendidikan
karakter pada pembelajaran tematik-integratif yang tentunya dapat
lebih efektif dalam menanamkan nilai-nilai karakter serta mendorong
peserta didik untuk lebih aktif dalam belajar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
5. Penelitian kelima yang relevan adalah penelitian yang dilakukan oleh
Yeni dan Muhammad (2017), berjudul ‘’Strategi Sekolah dalam
Penguatan Pendidikan Karakter Siswa dengan Memaksimalkan Peran
Orang Tua’’. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap strategi
sekolah dalam memaksimalkan peran orang tua sebagai upaya
penguatan pendidikan karakter siswa. Jenis penelitian yang digunakan
adalah penelitian deskriptif kualitatif. Subjek penelitian ini adalah
kepala sekolah, siswa, dan guru di SD Negeri 62 Palembang. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa mengangkat nilai-nilai karakter
sebagai bagian dari perumusan visi, misi, dan tujuan lembaga, serta
berusaha keras mewujudkannya melalui kegiatan riil sehari-hari,
membangun hubungan yang kuat, dalam upaya penguatan nilai-nilai
karakter bagi siswa, menyiapkan pendidik yang benar-benar berjiwa
pendidik sehingga mengutamakan tugas-tugas pendidikan dan
bertanggung jawab terhadap kesuksesan pendidikan karakter peserta
didiknya, mengkondisikan lingkungan sekolah yang aman, nyaman
dan menstimulasi pendidikan karakter, dan mengkondisikan
lingkungan yang islami baik dalam beribadah, bekerja, pergaulan
sosial, maupun kebersihan. Judul penelitian yang dilaksanakan oleh
Yeni dan Muhammad cukup membuat peneliti merasa ingin tahu lebih
mendalam dalam memberikan gambaran kepada peneliti mengenai
strategi apa saja yang dilakukan di sekolah guna memberikan
penguatan pendidikan karakter pada peserta didik dalam
memaksimalkan peran orang tua yang sejatinya memang perlu untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
dilakukan. Selain itu, penelitian ini juga mempunyai relevansi yang
sama-sama membahas meneliti penguatan pendidikan karakter di
sekolah dasar negeri.
Kelima penelitian tersebut, memberikan dorongan kepada peneliti
untuk melakukan penelitian mengenai Survei Implementasi Program
Penguatan Pendidikan Karakter Di Satuan Pendidikan Sekolah Dasar
se-Kecamatan Ngaglik dengan jumlah populasi 204 guru kelas I-VI.
Peneliti menggunakan sistem random sampling untuk menentukan
sampel penelitian. Pendekatan yang dilakukan dalam penelitian ini
adalah pendekatan kuantitatif dengan metode survei. Penelitian ini
dimaksudkan untuk mengetahui Survei dan Kesesuaian Implementasi
Pelaksanaan Program Penguatan Pendidikan Karakter Di Satuan
Pendidikan Sekolah Dasar se-kecamatan Ngaglik Kabupaten Sleman.
Berdasarkan keempat penelitian yang relevan tersebut, peneliti
membuat sebuah bagan tentang literature map. Literature map akan
menunjukkan hubungan antara penelitian yang relevan dengan
penelitian yang dilakukan. Literature map dapat dilihat pada gambar
2.5 berikut ini:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
Gambar 2.5 Literature map penelitian yang relevan
Lestari (2019)
Survei Implementasi Program
Penguatan Pendidikan Karakter
Berbasis Kelas Di Satuan
Pendidikan Sekolah Dasar se-
Kecamatan Ngaglik Kabupaten
Sleman
Jumaruddin dkk (2014)
Pengembangan Model
Pembelajaran Humanis Religius
dalam Pendidikan Karakter di
Sekolah Dasar
Ricca (2014)
Implementasi Pendidikan
Karakter di Homeschooling Kak
Seto Yogyakarta
Wuri dkk (2014)
Pendidikan Karakter Disiplin di
Sekolah Dasar
Hengkang (2015)
Pengembangan Media Komik
Berbasis Pendidikan Karakter
Pada Pembelajaran Tematik-
Integratif Kelas IV SD
Yeni dan Muhammad (2017)
Strategi Sekolah Dalam
Penguatan Pendidikan Karakter
Siswa Dengan Memaksimalkan
Peran Orang Tua
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
C. Kerangka Berpikir
Pendidikan karakter merupakan suatu hal penting yang harus ditanamkan
dalam diri anak sejak kecil. Dalam menanamkan pendidikan karakter, tentu dapat
diajarkan melalui lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat. Oleh sebab itu,
peran keluarga, pendidik, maupun masyarakat sekitar sangat dibutuhkan dalam
membangun karakter anak bangsa yang lebih baik.
Namun, faktanya peneliti sering menjumpai peserta didik yang suka
mengganggu temannya di sekolah. Selain itu, di lingkungan masyarakat sendiri
pun masih banyak anak-anak yang berperilaku kurang sopan dengan orang
tuanya. Semua hal tersebut, membuktikan bahwa karakter anak didik bangsa
Indonesia sudah mulai kabur atau menghilang dalam diri anak. Oleh karena itu,
dengan adanya arahan Presiden Joko Widodo kepada Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan untuk mengutamakan dan membudayakan pendidikan karakter di
setiap lembaga pendidikan sangat membantu, terutama dalam satuan pendidikan
tingkat dasar. Atas dasar ini, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir
Effendy merencanakan program penguatan pendidikan karakter (PPK) secara
bertahap dari mulai tahun 2016. Dengan program tersebut, di setiap satuan
pendidikan terutama di SD dapat melakukan implementasi program PPK yang
dilakukan dengan tiga pendekatan utama. Pendekatan tersebut diantaranya melalui
pendekatan berbasis kelas, budaya sekolah, dan berbasis masyarakat. Melalui
ketiga pendekatan ini diharapkan dapat membantu setiap satuan pendidikan dalam
mengimplementasikan program PPK.
Dalam penelitian ini, peneliti hanya melakukan survei mengenai
Implementasi Program Penguatan Pendidikan Karakter Berbasis Kelas di Satuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
Pendidikan Sekolah Dasar se-Kecamatan Ngaglik Kabupaten Sleman Yogyakarta.
Dalam survei ini, diharapkan setiap SD se-Kecamatan Ngaglik sudah
mengimplementasikan program PPK berbasis kelas. Pendekatan berbasis kelas,
seorang guru dapat mengimplementasikan melalui pengintegrasian PPK dalam
kurikulum, manajemen kelas yang baik, pemilihan dan penggunaan metode
pembelajaran yang sesuai dengan tema/topik pembelajaran, pengintegrasian
melalui mata pelajaran khusus, melalui gerakan literasi di awal pembelajaran,
serta dapat diimplementasikan melalui layanan bimbingan dan konseling. Dengan
demikian, peneliti berharap bahwa karakter dalam diri anak dapat tertanamkan
dengan baik dan dapat diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
BAB III
METODE PENELITIAN
Dalam Bab III ini akan membahas jenis penelitian, waktu dan
tempat penelitian, populasi dan sampel, variabel penelitian, teknik
pengumpulan data, instrumen penelitian, teknik pengujian instrumen, dan
teknik analisis data.
A. Jenis penelitian
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif deskriptif
dengan metode survei. Sudaryono, (2016: 12) mengatakan bahwa
penelitian kuantitatif deskriptif adalah penelitian yang diturunkan untuk
mendeskripsikan suatu keadaan atau suatu fenomena apa adanya. Metode
survei adalah metode di dalam suatu bentuk dari suatu teknik penelitian
yang mana informasinya ini dikumpulkan dari beberapa sampel berupa
orang, mengumpulkanya dengan memberi pertanyaan yang dijawab
langsung oleh orang tersebut. Ciri khas dari metode survei ini adalah data
dikumpulkan dari responden yang jumlahnya banyak dengan
menggunakan kuesioner. (Effendi, 2012: 3) mengatakan bahwa survei
dibatasi pada penelitian dengan data yang dikumpulkan dari sampel untuk
mewakili seluruh populasi. Peneliti menggunakan metode survei dengan
tujuan untuk mengetahui tentang survei dan kesesuaian implementasi
pelaksanaan program penguatan pendidikan karakter (PPK) berbasis kelas
yang dilaksanakan di SD Negeri se-Kecamatan Ngaglik Kabupaten
Sleman Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
B. Waktu dan Tempat Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri se-Kecamatan Ngaglik
Kabupaten Sleman Yogyakarta. Pemilihan lokasi penelitian ini
didasarkan pada beberapa pertimbangan sebagai berikut:
a. Kecamatan Ngaglik memiliki jumlah sekolah dasar negeri yang
lebih banyak dibandingkan dengan kecamatan lain.
b. Di SD Negeri Kecamatan Ngaglik belum pernah dilakukan
penelitian mengenai Implementasi Program Penguatan
Pendidikan Karakter Berbasis Kelas.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei 2018 sampai dengan Juni
2019. Jadwal kegiatan yang dapat dilihat pada tabel 3.1 berikut ini:
Tabel 3.1 Jadwal Penelitian
No Kegiatan
Bulan
Tahun 2018 Tahun 2019
Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Juni
1. Penyusunan
Proposal
2. Mengurus
Perizinan
3.
Penyusunan
Instrumen
Penilaian
4.
Validasi
Instrumen dan
Revisi
5. Penyebaran
Instrumen
6. Pengumpulan
Data
7. Pengolahan
Data
8. Penyusunan
Laporan
9. Revisi
10. Ujian Skripsi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
Tabel 3.1 di atas merupakan jadwal peneliti yang dimulai pada bulan
Mei 2018 mengenai penyusunan proposal. Kemudian, pada bulan Juni peneliti
mengurus perizinan yang dilakukan di instansi-instansi terkait lalu menyusun
instrumen penilaian. Selanjutnya, pada bulan Juni peneliti melakukan validasi
instrumen yang diberikan kepada para ahli dan merevisinya. Pengumpulan
data mulai dilakukan peneliti pada pertengahan bulan Juli. Kemudian, peneliti
mengolah data yang sudah diperoleh mulai bulan September sampai
November. Pada bulan Desember sampai dengan Januari peneliti menyusun
laporan skripsi, yang kemudian dilakukan revisi kembali sampai pada bulan
Mei 2019. Terakhir, peneliti melaksanakan ujian skripsi pada bulan Juni 2019.
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Sugiyono (2015: 135) mengatakan bahwa populasi adalah wilayah
generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kuantitas
dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari
dan kemudian ditarik kesimpulannya. Sedangkan Arikunto (2013: 173)
mengungkapkan bahwa populasi adalah keseluruhan subjek penelitian.
Dari pendapat tersebut, peneliti menyimpulkan bahwa populasi adalah
kumpulan dari seluruh objek yang akan diteliti. Populasi dalam
penelitian ini adalah guru kelas I-VI SD Negeri se-Kecamatan Ngaglik
yang berjumlah 30 SD. Populasi selengkapnya dapat dilihat pada tabel
3.2 berikut ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
Tabel 3.2 Populasi Penelitian di SD Negeri se-Kecamatan Ngaglik
No NAMA SD Kelas
Paralel
Alamat
Jumlah
Guru
Kelas
1. SD N Taraman 1 Taraman, Sinduharjo 6
2. SD N Minomartani 1 1 Mlandangan, Minomartani 6
3. SD N Minomartani 2 1 Jl.Tengiri Raya, Minomartani 6
4. SD N Minomartani 6 1 Jl. Kakap XI, Minomartani 6
5. SD N Rejodani 1 Jl. Palagan Tentara Pelajar km11 6
6. SD N Karangjati 1 Jl. Plosokuning Raya No. 63, 6
7. SD N Gentan 2 Gentan, Sinduharjo 12
8. SD N Dayuharjo 2 Jl. Damai Prujakan, Sinduharjo 12
9. SD N Jongkang 2 Sedan, Kelurahan Sariharjo 12
10. SD N Clumprit 1 Clumprit, Sardonoharjo 6
11. SD N Wonosalam 1 Wonosalam, Sukoharjo 6
12. SD N Sariharjo 1 Jl. Jongkang Baru, Sariharjo 6
13. SD N Karangmloko 1 1 Jl. Palagan Tentara Pelajar Km 8 6
14. SD N Karangmloko 2 1 Tegalrejo, Sariharjo 6
15. SD N Banteran 1 1 Bakalan, Kelurahan Donoharjo 6
16. SD N Ngaglik 1 Pencarsari, Sardonoharjo 6
17. SD N Ngebelgede 1 1 Ngalangan, Sardonoharjo 6
18. SD N Ngebelgede 2 1 Bendolole, Sardonoharjo 6
19. SD N Donoharjo 1 Jetis Suruh, Donoharjo 6
20. SD N Rejosari 1 Rejosari, Sardonoharjo 6
21. SD N Sardonoharjo 1 1 Candi Dukuh, Sardonoharjo 6
22. SD N Sardonoharjo 2 1 Candiwinangun, Sardonoharjo 6
23. SD N Seloharjo 1 Karanglo, Kelurahan Sukoharjo 6
24. SD N Selomulyo 1 Sembung, Kelurahan Sukoharjo 6
25. SD N Sukomulyo 1 Surirejo, Kelurahan Sukoharjo 6
26. SD N Sukosari 1 Losari, Kelurahan Sukoharjo 6
27. SD N Brengosan 1 1 Kayunan, Kelurahan Donoharjo 6
28. SD N Brengosan 2 1 Kayunan, Kelurahan Donoharjo 6
29. SD N Candirejo 1 Candirejo, Sardonoharjo 6
30. SD N Nglempong 2 Nglempong, Sariharjo 12
Jumlah 34 204
Tabel 3.2 di atas menunjukkan populasi yang terdiri dari 30 SD Negeri se-
Kecamatan Ngaglik dengan jumlah total populasi guru kelas sebanyak
204. Dari 30 SD tersebut, ada 4 SD yang sudah paralel yaitu SD N Gentan,
SD N Dayuharjo, SD N Jongkang dan SD N Nglempong.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
2. Sampel
Arikunto (2013: 174) mengatakan bahwa sampel adalah sebagian atau
wakil populasi yang diteliti. Sugiyono (2017: 111) mengatakan bahwa
sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut. Berdasarkan dua pendapat tersebut, peneliti
menyimpulkan bahwa sampel adalah sebagian dari bagian pengamatan
dari suatu populasi yang diambil dengan metode tertentu untuk
membuat kesimpulam tentang populasi tersebut. Pengambilan sampel
dalam penelitian ini dihitung berdasarkan penentuan sampel minimal
menurut tabel Krejcie dan Morgan dengan tingkat kepercayaan 95%
dan kesalahan 5%. Adapun penentuan sampel mengacu pada aturan
tabel Krejcie dan Morgan, Sumanto (dalam Suharsaputra, 2014) yaitu
sebagai berikut:
Tabel 3.3 Penentuan Sampel Minimal Menurut Krejcie dan Morgan
N S N S N S
10 10 220 140 1200 291
15 14 230 144 1300 297
20 19 240 148 1400 302
25 24 250 152 1500 306
30 28 260 155 1600 310
35 32 270 159 1700 313
40 36 280 162 1800 317
45 40 290 165 1900 320
50 44 300 169 2000 322
55 48 320 175 2200 327
60 52 340 181 2400 331
65 56 360 186 2600 335
70 59 380 191 2800 338
75 63 400 196 3000 341
80 66 420 201 3500 346
85 70 440 205 4000 351
90 73 460 210 4500 354
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
N S N S N S
95 76 480 214 5000 357
100 80 500 217 6000 361
110 86 550 226 7000 364
120 92 600 234 8000 367
130 97 650 242 9000 368
140 103 700 248 10000 370
150 108 750 254 15000 375
160 113 800 260 20000 377
175 118 850 265 30000 379
180 123 900 269 40000 380
190 127 950 274 50000 381
200 132 1000 278 75000 382
210 136 1100 285 1000000 384 Keterangan : N = Populasi S = Sampel
Tabel 3.3 di atas menunjukkan keterangan praktis untuk
menentukan jumlah sampel yang harus diambil berdasarkan jumlah
populasi yang ada. Misalnya dalam penelitian ini jumlah seluruh populasi
guru kelas di SD Negeri se-Kecamatan Ngaglik sebanyak 204, karena
jumlah populasi penelitian sebesar (204 guru) tidak terdapat dalam tabel,
maka peneliti mengambil jumlah populasi yang mendekati dengan jumlah
populasi penelitian yaitu 200. Maka, sampel yang harus diambil sebanyak
132 guru kelas. Agar persentase sampel setiap sekolah seimbang, maka
sampel ditentukan sebanding dengan banyaknya subjek dalam setiap
sekolah, yaitu dengan cara:
Untuk sampel penelitian dapat dilihat pada tabel 3. 4 berikut ini.
Sampel Sekolah =
132)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
Tabel 3.4 Sampel Penelitian Setiap Sekolah
No. Nama SD Jumlah
Guru Kelas
Krejcie Sampel Penelitian
Perhitungan Jumlah
Sampel
Jumlah Sampel
Bulat
1. SD N Taraman 6 88,3132204
6x
4
2. SD N Minomartani 1 6 88,3132204
6x
4
3. SD N Minomartani 2 6 88,3132204
6x 4
4. SD N Minomartani 6 6 88,3132204
6x 4
5. SD N Rejodani 6 88,3132204
6x 4
6. SD N Karangjati 6 88,3132204
6x 4
7. SD N Gentan 12 76,7132204
12x
8
8. SD N Dayuharjo 12 76,7132204
12x
8
9. SD N Jongkang 12 76,7132204
12x
8
10. SD N Clumprit 6 88,3132204
6x 4
11. SD N Wonosalam 6 88,3132204
6x 4
12. SD N Sariharjo 6 88,3132204
6x 4
13. SD N Karangmloko 1 6 88,3132204
6x 4
14. SD N Karangmloko 2 6 88,3132204
6x 4
15. SD N Banteran 1 6 88,3132204
6x 4
16. SD N Ngaglik 6 88,3132204
6x 4
17. SD N Ngebelgede 1 6 88,3132204
6x 4
18. SD N Ngebelgede 2 6 88,3132204
6x 4
19. SD N Donoharjo 6 88,3132204
6x 4
20. SD N Rejosari 6 88,3132204
6x 4
21. SD N Sardonoharjo 1 6 88,3132204
6x 4
22. SD N Sardonoharjo 2 6 88,3132204
6x
4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
No. Nama SD Jumlah
Guru Kelas
Krejcie Sampel Penelitian
Perhitungan Jumlah
Sampel
Jumlah Sampel
Bulat
23. SD N Seloharjo 6 88,3132204
6x
4
24. SD N Selomulyo 6 88,3132204
6x
4
25. SD N Sukomulyo 6 88,3132204
6x
4
26. SD N Sukosari 6 88,3132204
6x 4
27. SD N Brengosan 1 6 88,3132204
6x
4
28 SD N Brengosan 2 6 88,3132204
6x
4
29. SD N Candirejo 6 88,3132204
6x
4
30. SD N Nglempong 12 76,7132204
12x
8
Jumlah 204 136 136
Tabel 3.4 di atas merupakan hasil dari perhitungan sampel yang
akan diambil. Berdasarkan perhitungan sampel pada setiap sekolah, maka
sampel yang akan digunakan sebanyak 136 guru kelas. Setelah
menentukan besar sampel pada setiap sekolah, peneliti melanjutkan untuk
melakukan teknik sampling yang digunakan yaitu probality sampling
dengan teknik simple random sampling. Probality sampling adalah teknik
pengambilan sampel yang memberikan peluang/kesempatan sama bagi
setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel
(Sugiyono, 2018: 121). Sedangkan, simple random sampling adalah
pengambilan sampel dari sebuah populasi secara acak tanpa
memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu (Sugiyono, 2018: 122).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
D. Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang,
objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono,
2012: 64). Variabel dalam penelitian ini adalah survei implementasi
program penguatan pendidikan karakter berbasis kelas di satuan
pendidikan sekolah dasar se-Kecamatan Ngaglik Kabupaten Sleman.
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian
ini yaitu kuesioner, studi dokumenter, dan wawancara.
1. Kuesioner
Zuriah (2006: 182) mengatakan bahwa kuesioner adalah suatu alat
pengumpul informasi dengan cara menyampaikan sejumlah pertanyaan
tertulis untuk dijawab secara tertulis pula oleh responden. Kuesioner
merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
memberi seperangkat pernyataan atau pertanyaan tertulis kepada
responden untuk dijawabnya (Sugiyono, 2015: 199). Jadi, kuesioner
merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
memberikan pertanyaan tertulis untuk dijawab oleh responden. Dalam
penelitian ini, peneliti menggunakan jenis kuesioner tertutup dan
terbuka. Kuesioner tertutup dalam penelitian ini terdiri dari 11 aitem.
Kuesioner tertutup dikerjakan dengan memberi tanda cheklist (√) pada
kolom ‘’ya’’ atau ‘’tidak’’. Lalu, dilanjutkan dengan kuesioner terbuka
yang berjumlah 11 aitem. Kuesioner terbuka dikerjakan dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
menguraikan jawaban berdasarkan dari jawaban kuesioner tertutup
sebelumnya. Tujuan kuesioner ini adalah untuk mengetahui survei
implementasi program PPK berbasis kelas yang sudah diterapkan dan
kesesuaian implementasi pelaksanaan program PPK di SD Negeri se-
Kecamatan Ngaglik.
2. Studi Dokumenter
Studi dokumenter adalah teknik pengumpulan data yang menghimpun
dan menganalisis dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis, gambar,
maupun elektronik (Sukmadinata, 2011: 221). Studi dokumenter
adalah teknik pengumpulan data yang mengharuskan peneliti
melakukan analisis terhadap dokumen-dokumen yang diperlukan
selama penelitian (Mahdi, 2014: 119). Berdasarkan kedua pendapat
tersebut peneliti menyimpulkan bahwa studi dokumenter adalah teknik
pengumpulan data yang mencakup analisis dokumen baik itu dalam
bentuk tertulis maupun elektronik dalam melakukan penelitian. Studi
dokumenter yang diperoleh selama penelitian ini yaitu perolehan data
sekolah dasar di Kecamatan Ngaglik dari kantor UPTD Pendidikan
Kecamatan Ngaglik. Data-data tersebut berupa daftar nama SD, daftar
nama kepala sekolah, serta alamat sekolah.
3. Wawancara
Hikmawati (2017: 83) mengungkapkan bahwa wawancara
merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide
melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam
suatu topik tertentu. Sedangkan menurut (Sukmadinata, 2011: 216)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
wawancara adalah teknik pengumpulan data yang dilakukana secara
lisan dalam tatap muka secara individual. Berdasarkan dua pendapat di
atas dapat disimpulkan bahwa wawancara adalah kegiatan tanya jawab
antara dua orang atau lebih untuk mendapatkan suatu informasi.
Wawancara yang dilakukan oleh peneliti menggunakan wawancara
terstruktur. Wawancara terstruktur artinya peneliti atau pengumpul
data telah mengetahui dengan pasti tentang informasi apa yang akan
diperoleh (Hikmawati 2017: 83). Wawancara dilakukan pada bulan
November 2018 terhadap satu guru kelas dan tiga kepala sekolah yang
dipilih secara random di SD Negeri se-Kecamatan Ngaglik. Tujuan
peneliti melakukan wawancara yaitu untuk mengetahui survei
impementasi program PPK berbasis kelas yang dilakukan oleh
responden. Selain itu, peneliti juga menggali informasi lebih
mendalam tentang permasalahan yang sering terjadi di kelas saat
pembelajaran guna untuk dijadikan data awal dalam merumuskan latar
belakang.
F. Instrumen Penelitian
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan instrumen non tes.
Instrumen non tes yang digunakan berupa kuesioner dan wawancara
terstruktur. Kuesioner yang digunakan oleh peneliti menggunakan jenis
kuesioner tertutup dan terbuka. Dalam menggunakan kuesioner terbuka ini
dapat mengetahui konsistensi jawaban dari responden. Peneliti
menggunakan instrumen kuesioner yang telah disusun oleh Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan yang terdapat dalam buku pedoman supervisi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
klinis yang disusun pada tahun 2017. Instrumen kuesioner tertutup dan
terbuka ini digunakan untuk mengetahui survei dan kesesuaian
implementasi pelaksanaan program PPK yang sudah dilakukan di seluruh
SD Negeri se-Kecamatan Ngaglik. Sedangkan untuk wawancara, peneliti
menggunakan wawancara terstruktur yang terdapat pedoman pertanyaan.
Berikut ini penjelasan mengenai kuesioner tertutup, terbuka, dan pedoman
wawancara terstruktur.
1. Kuesioner tertutup
Kuesioner tertutup adalah kuesioner yang diwajibkan oleh responden
secara oleh faktor-faktor tertentu misalnya faktor subjektivitas
seseorang (Achmadi, 2009: 77). Instrumen kuesioner tertutup dan
terbuka, peneliti menggunakan teori kategori implementasi program
PPK berbasis kelas seperti mengintegrasikan PPK dalam kurikulum,
manajemen kelas, metode pembelajaran, layanan bimbingan dan
konseling. Berikut ini adalah kisi-kisi untuk kuesioner tertutup.
Tabel 3.5 Kisi-kisi Kuesioner Tertutup
Aspek Nomor
Aitem
Sosialisasi
Mendapatkan sosialisasi PPK 1
Sosialisasi PPK melalui Kelompok Kerja Guru (KKG) 2
Pra Observasi
Integrasi PPK dalam desain silabus 3
Integrasi PPK dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) 4
Observasi Kelas
Pembiasaan sikap/karakter sebelum memulai pembelajaran 5
Mengelola kelas dengan mengintegrasikan PPK 6
Menerapkan metode pembelajaran yang sesuai dengan PPK 7
Mengaitkan materi pembelajaran dengan kegiatan sehari-hari 8
Memfasilitasi perkembangan karakter peserta didik 9
Mencatat perkembangan karakter peserta didik 10
Memberikan umpan balik kepada peserta didik tentang karakter
yang dituangkan dalam RPP 11
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
Tabel 3.5 di atas merupakan tabel kisi-kisi kuesioner tertutup yang terdiri
dari 3 aspek antara lain sosialiasi, pra observasi dan observasi kelas.
Aspek sosialisasi terdapat pada nomor 1 dan 2. Aspek pra observasi
terdapat pada nomor 3 dan 4. Sedangkan untuk aspek observasi kelas
terdapat pada nomor 5, 6, 7, 8, 9, 10, dan 11. Berikut ini bentuk instrumen
kuesioner tertutup berbasis kelas.
Tabel 3.6 Instrumen Kuesioner Tertutup
No Aspek yang Diamati Ya Tidak
SOSIALISASI
1 Apakah Bapak/Ibu memperoleh sosialisasi Penguatan
Pendidikan Karakter (PPK) dari kepala sekolah atau guru yang
mengikuti pelatihan PPK?
2 Apakah Bapak/Ibu sudah mendapatkan sosialisasi PPK
melalui Kelompok Kerja Guru (KKG)?
PRA OBSERVASI
3 Apakah Bapak/Ibu mengintegrasikan nilai-nilai utama PPK
dalam desain silabus?
4 Apakah Bapak/Ibu mengintegrasikan nilai-nilai utama PPK di
silabus ke dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)?
OBSERVASI KELAS
5 Apakah Bapak/Ibu melaksanakan pembiasaan sikap/karakter
sebelum memulai pembelajaran?
6 Apakah Bapak/Ibu mengelola kelas dengan mengintegrasikan
nilai-nilai karakter?
7 Apakah Bapak/Ibu menerapkan metode pembelajaran yang
mendukung nilai-nilai karakter?
8 Apakah Bapak/Ibu mengaitkan isi materi pembelajaran dengan
persoalan kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan
Penguatan Pendidikan Karakter (PPK)?
9 Apakah Bapak/Ibu memfasilitasi setiap siswa untuk
menumbuhkembangkan karakter yang dirancang dalam RPP?
10 Apakah Bapak/Ibu mencatat perkembangan karakter siswa?
11 Apakah Bapak/Ibu memberikan umpan balik kepada siswa
tentang karakter yang dituangkan dalam rancangan RPP?
Tabel 3.6 di atas merupakan instrumen kuesioner tertutup yang terdiri dari tiga
aspek (sosialisasi, pra observasi dan observasi kelas) serta terdiri dari 11 aitem.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
Instrumen kuesioner dalam penelitian ini hanya menggunakan dua
pilihan jawaban yaitu ‘’ya’’ atau ‘’tidak’’. Oleh karena itu, skala skor dalam
lembar penilaian instrumen kuesioner yang digunakan oleh peneliti yaitu Skala
Guttman. Skala Guttman digunakan untuk mendapatkan informasi yang tegas
dari responden mengenai Survei Implementasi Program Penguatan Pendidikan
Karakter Berbasis Kelas se-Kecamatan Ngaglik Kabupaten Sleman. Skala
Guttman merupakan skala yang hanya terdiri dari dua interval yaitu ‘’ya’’ atau
tidak, ‘’setuju’’ atau ‘’tidak’’ (Sugiyono, 2012: 140). Berikut ini merupakan
tabel skor skala pengukuran data yang digunakan dalam penelitian ini.
Tabel 3.7 Skor Jawaban Instrumen Penelitian
Jawaban Skor
Ya 1
Tidak 0
Tabel 3.7 merupakan skor jawaban instrumen penelitian dengan dua kriteria
jawaban yaitu ‘’ya’’ dan ‘’tidak’’. Jawaban ‘’ya’’ diberi skor 1 dan untuk jawaban
‘’tidak’’ diberi skor 0.
2. Kuesioner terbuka
Kuesioner terbuka adalah kuesioner yang apabila responnya tentang masalah yang
dipertanyakan (Achmadi, 2009: 77). Berikut ini kisi-kisi untuk kuesioner terbuka
berbasis kelas.
Tabel 3.8 Kisi-kisi Kuesioner Terbuka
Aspek Nomor
Aitem
Praktik baik yang dilakukan 1
Informasi PPK selain dari Kelompok Kerja Guru (KKG) 2
Cara mengintegrasikan PPK dalam desain silabus 3
Cara mengintegrasikan PPK di silabus ke dalam Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) 4
Cara pembiasaan sikap/karakter sebelum memulai pembelajaran 5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
Aspek Nomor
Aitem
Cara mengelola kelas dengan mengintegrasikan PPK 6
Metode pembelajaran yang digunakan untuk mendukung PPK 7
Cara mengaitkan isi materi pembelajaran dengan PPK 8
Cara memfasilitasi peserta didik untuk menumbuhkembangkan
karakter yang dirancang dalam RPP 9
Cara mencatat perkembangan karakter peserta didik 10
Kendala yang dihadapi 11
Tabel 3.8 merupakan kisi-kisi instrumen kuesioner terbuka yang terdiri
dari 11 aitem. Kuesioner terbuka dijawab dengan cara mendeskripsikan
jawaban berdasarkan kuesioner tertutup. Berikut ini bentuk instrumen
kuesioner terbuka berbasis kelas.
Tabel 3.9 Instrumen Kuesioner Terbuka
No Aitem Jawaban
1. Praktik baik apa saja yang sudah dilakukan oleh Bapak/Ibu
dalam implementasi PPK?
2. Selain dari Kelompok Kerja Guru (KKG), darimana
Bapak/Ibu mendapatkan informasi tentang PPK?
3. Bagaimana cara Bapak/Ibu mengintegrasikan nilai-nilai
utama PPK dalam desain silabus?
4.
Bagaimana cara Bapak/Ibu mengintegrasikan nilai-nilai
Utama PPK di silabus ke dalam Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP)?
5. Cara pembiasaan sikap/karakter seperti apa yang dilakukan
Bapak/Ibu sebelum memulai pembelajaran?
6. Bagaimana cara Bapak/Ibu mengelola kelas dengan
mengintegrasikan nilai-nilai karakter?
7. Metode pembelajaran yang seperti apa yang biasa digunakan
di sekolah untuk mendukung penerapan nilai-nilai karakter?
8. Bagaimana cara Bapak/Ibu mengaitkan isi materi
pembelajaran dengan penguatan pendidikan karakter?
9. Bagaimana cara Bapak/Ibu memfasilitasi setiap siswa untuk
menumbuhkembangkan karakter yang dirancang dalam RPP?
10. Bagaimana cara Bapak/Ibu mencatat perkembangan karakter
siswa?
11. Apa saja kendala-kendala yang dihadapi Bapak/Ibu dalam
implementasi PPK?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
3. Wawancara Terstruktur
Wawancara terstruktur adalah wawancara yang dilakukan menggunakan pedoman
wawancara secara sistematis. Wawancara ini dilakukan pada bulan November
tahun 2018. Narasumber pada wawancara ini yaitu satu guru kelas dan tiga kepala
sekolah di SD Negeri se-Kecamatan Ngaglik yang dipilih secara random.
Pedoman wawancara dapat dilihat pada tabel 3.10 berikut ini.
Tabel 3.10 Pedoman Wawancara Guru
No. Pertanyaan
1. Dari mana saja Bapak/Ibu memperoleh informasi tentang program
PPK?
2. Praktik baik apa saja yang sudah dilaksanakan peserta didik dalam
menguatkan nilai-nilai PPK?
3. Bagaimana Bapak/Ibu mengintegrasikan nilai-nilai PPK dalam
pembelajaran di kelas?
4. Apa saja metode/model pembelajaran yang sering digunakan dalam
pembelajaran?
5. Karakter buruk apa saja yang sering dilakukan peserta didik selama
pembelajaran di kelas?
6. Bagaimana Bapak/Ibu menyikapi peserta didik yang memiliki
karakter yang kurang baik?
Tabel 3.10 di atas merupakan pedoman wawancara guru yang dilakukan oleh
peneliti. Pedoman wawancara tersebut terdiri dari enam pertanyaan yang
membahas secara umum mengenai program PPK.
G. Teknik Pengujian Instrumen
Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini tentu dilakukan
pengujian instrumen berupa validitas. Validitas merupakan suatu instrumen
penelitian akan diangggap menghasilkan data yang valid apabila instrumen
tersebut digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Validitas yang
digunakan peneliti yaitu validitas isi dan validitas muka/rupa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
1. Validitas Isi
Validitas isi merupakan suatu alat pengukur yang ditentukan oleh
sejauh mana isi alat pengukur tersebut mewakili semua aspek yang
dianggap sebagai kerangka konsep (Effendi, 2012: 129). Validasi
penelitian ini diberikan kepada 10 guru dari 9 sekolah yang berasal
dari luar Kabupaten Sleman, tetapi masih dalam wilayah Yogyakarta.
Instrumen yang divaliadasi yaitu berupa 11 aitem pertanyaan yang
berkaitan dengan implementasi program penguatan pendidikan
karakter berbasis kelas. Kesepuluh validator tersebut antara lain, DP
dari SD N Bhayangkara, DK dari SD N Bantul 1, L dari SD N
Ungaran 1, NWM dari SD N Keputran 1, S dari SD N 4 Wates, AA
dari SD Muhammadiyah Jogodayoh, BAP dari SD Joannes Bosco, H
dan TKR dari SMP N 1 Bantul, BM dari SD Muhammadiyah
Karangkajen.
Ahli memberikan nilai pada lembar penilaian yang telah diberikan.
Skala skor dalam lembar penilaian instrumen validasi menggunakan
Skala Likert. Skala Likert merupakan skala yang untuk mengukur
sikap dengan skala ordinal (Subali, 2012: 22). Skala skor yang
digunakan dalam Skala Likert meliputi skor 1: tidak sesuai, skor 2:
kurang sesuai, skor 3: sesuai, skor 4: sangat sesuai. Kemudian, hasil
akhir yang diperoleh dari ahli dikategorikan dengan menggunakan
kriteria kelayakan instrumen penelitian. Namun, sebelum mendapatkan
kriteria kelayakan instrumen penelitian, peneliti melakukan modifikasi
dengan menggunakan kategorisasi pada konversi nilai skala lima.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
Berikut ini langkah-langkah penjelasan mengenai modifikasi konversi
nilai skala lima (Sukardjo, 2006:52).
Tabel 3.11 Konversi Nilai Skala Lima
K
eterangan :
Rerata ideal ( Xi) :
(skor maksimal ideal + skor minimal
ideal)
Simpangan baku ideal (SBi) :
(skor maksimal ideal – skor minimal
ideal)
X : Skor aktual
Berdasarkan rumusan tersebut, peneliti melakukan modifikasi
dengan menggunakan kategorisasi pada nilai skala lima sebagai berikut:
Tabel 3.12 Modifikasi Nilai Skala Lima
Interval Skor Kategori
i + 1,80 Sbi Sangat layak untuk digunakan
Xi 0,60 S i i + 1, 80SBi Layak untuk digunakan dengan revisi sedikit
Xi - 0,60 S i i + 0, 60SBi Kurang layak dengan revisi banyak
Xi - 1, 0 S i i + 0, 60SBi Tidak layak revisi total
i – 1,80SBi Sangat tidak layak revisi total
Interval Skor Kategori
i + 1,80 Sbi Sangat baik
Xi 0,60 S i i + 1, 80SBi Baik
Xi - 0,60 S i i + 0, 60SBi Cukup
Xi - 1, 0 S i i + 0, 60SBi Kurang
i – 1,80SBi Sangat kurang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
Keterangan :
Rerata ideal ( Xi) :
(skor maksimal ideal + skor minimal
ideal)
Simpangan baku ideal (SBi) :
(skor maksimal ideal – skor minimal
ideal)
X : Skor aktual
Berdasarkan rumus konversi di atas perhitungan data-data
kuantitatif dilakukan untuk memperoleh data kualitatif dengan
menerapkan rumus konversi tersebut. Penentuan rumus kualitatif
pengembangan ini diterapkan dengan konversi sebagai berikut :
Diketahui:
Skor maksimal ideal : 68
Skor minimal ideal : 17
Rerata ideal ( Xi) :
(68 + 17) = 42,5
Simpangan baku ideal (SBi) :
(68 – 17) = 8,5
Ditanyakan :
Interval skor kategori sangat layak digunakan, layak digunakan dengan
revisi sedikit, kurang layak dengan revisi banyak, tidak layak revisi total,
sangat tidak layak revisi total.
Jawaban :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
Tabel 3.13 Pengkategorisasian Interval Skor
Kategori Rumus
Sangat layak
untuk digunakan
i + 1,80SBi
42,5 (1, 0 . ,5)
42,5 15,3
57,
Layak untuk
digunakan dengan
revisi sedikit
= Xi + 0,60SBi i + 0,60SBi
= 42,5 + (0,60 . 8,5) 42,5 (1, 0 . ,5)
42,5 (5,1 42,5 15,3)
47,6 57,
Kurang layak
dengan revisi
banyak
= Xi - 0,60SBi i + 0,60SBi
= 42,5 – (0,60 . ,5) 42,5 + (0,60 . 8,5)
= 42,5 – 5,1 42,5 + 5,1
37,4 47,6
Tidak layak revisi
total
= Xi – 1,80SBi i - 0,60SBi
= 42,5 – (1, 0 . ,5) 42,5 (0,60 . .5)
= 42,5 – 15,3 42,5 . 5,1
27,2 37,4
Sangat tidak layak
revisi total
i – 1,80SBi
42,5 – (1,80.8,5)
42,5 – 15,3
27,2
Berdasarkan perhitungan tersebut diperoleh kategori data kuantitatif
menjadi data kualitatif skala lima sebagai berikut.
Tabel 3.14 Kriteria Skor Skala Lima
Interval Skor Kriteria
57,9 – 68 Sangat layak untuk digunakan
47,6 – 57,8 Layak untuk digunakan dengan revisi sedikit
37,5 – 47,6 Kurang layak dengan revisi banyak
27,3 – 37,4 Tidak layak revisi total
27,2 Sangat tidak layak revisi total
Berdasarkan tabel di atas, interval skor 57,9 – 68 masuk dalam
kategori/kriteria sangat layak untuk digunakan. Interval skor 47,6 – 57,8
masuk dalam kategori/kriteria layak untuk digunakan dengan revisi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
sedikit. Interval skor 37,5 – 47,6 masuk dalam kategori/kriteria kurang
layak dengan revisi banyak. Interval skor 27,3 – 37,4 masuk dalam
kategori/kriteria tidak layak revisi total. Sedangkan untuk interval skor
27,2 masuk dalam kategori/kriteria sangat tidak layak revisi total. Berikut
ini hasil validasi instrumen dari 10 validator berdasarkan kriteria
kelayakan instrumen penelitian.
Tabel 3.15 Rekapitulasi Hasil Validitas Isi
No Validator Instansi Skor Keterangan
1 D.P SD N Bhayangkara 50 Layak untuk digunakan
dengan revisi sedikit
2 D.K SD N Bantul 1 66 Sangat layak untuk
digunakan
3 L SD N Ungaran 64 Sangat layak untuk
digunakan
4 N.W.M SD N Keputran 1 64 Sangat layak untuk
digunakan
5 S SD N 4 Wates 68 Sangat layak untuk
digunakan
6 A.A SD Muhammadiyah
Jogodayoh 64
Sangat layak untuk
digunakan
7 B.A.P SD Joannes Bosco 55 Layak untuk digunakan
dengan revisi sedikit
8 H SMP 1 Bantul 63 Sangat layak untuk
digunakan
9 T.K.R SMP 1 Bantul 54 Layak untuk digunakan
dengan revisi sedikit
10 B.M SD Muhammadiyah
Karangkajen 67
Sangat layak untuk
digunakan
Berdasarkan tabel 3.14 ada tiga validator menyatakan instrumen layak
dengan revisi sedikit dengan total skor sebanyak 159, sedangkan tujuh
validator menyatakan instrumen sangat layak digunakan dengan total 456.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
Dalam penelitian ini ada 10 ahli yang ditunjuk sebagai validator.
Ahli yang dimaksud dalam penelitian ini adalah seorang guru atau
kepala sekolah yang memiliki bidang keahlian mengenai program
penguatan pendidikan karakter. Selain itu, 10 validator ini adalah guru
atau kepala sekolah yang mengajar di sekolah yang telah ditunjuk oleh
pemerintah sebagai sekolah percontohan atau (pilot project) dalam
mengimplementasikan program PPK. Ahli pertama yang ditunjuk
sebagai validator adalah DP dari SD N Bhayangkara. Beliau menilai
instrumen layak untuk digunakan dengan revisi sedikit. Revisi tersebut
terdapat pada item nomor 2, 7, 8, dan 11. Beliau ditunjuk sebagai
validator karena beliau mengajar di sekolah yang ditunjuk sebagai
tempat untuk mengimplementasikan PPK. Ahli kedua yang ditunjuk
sebagai validator adalah DK dari SD N Bantul 1. Beliau menilai
instrumen sangat layak untuk digunakan. Beliau ditunjuk sebagai
validator karena beliau mengajar di sekolah yang ditunjuk sebagai
tempat untuk mengimplementasikan PPK.
Ahli ketiga yang ditunjuk sebagai validator adalah L dari SD N
Ungaran 1. Beliau menilai instrumen sangat layak untuk digunakan.
Beliau ditunjuk sebagai validator karena beliau mengajar di sekolah
yang ditunjuk sebagai tempat untuk mengimplementasikan PPK. Ahli
keempat yang ditunjuk sebagai validator adalah NWM dari SD N
Keputran 1. Beliau menilai instrumen sangat layak untuk digunakan.
Beliau ditunjuk sebagai validator karena beliau mengajar di sekolah
yang ditunjuk sebagai tempat untuk mengimplementasikan PPK. Ahli
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
kelima yang ditunjuk sebagai validator adalah S dari SD N 4 Wates.
Beliau menilai instrumen sangat layak untuk digunakan. Beliau
ditunjuk sebagai validator karena beliau mengajar di sekolah yang
ditunjuk sebagai tempat untuk mengimplementasikan PPK.
Ahli keenam yang ditunjuk sebagai validator adalah AA dari SD
Muhammadiyah Jogodayoh. Beliau menilai instrumen sangat layak
untuk digunakan. Beliau ditunjuk sebagai validator karena beliau
mengajar di sekolah yang ditunjuk sebagai tempat untuk
mengimplementasikan PPK. Ahli ketujuh yang ditunjuk sebagai
validator adalah BAP dari SD Joannes Bosco. Beliau menilai
instrumen layak untuk digunakan. Beliau ditunjuk sebagai validator
karena beliau mengajar di sekolah yang ditunjuk sebagai tempat untuk
mengimplementasikan PPK.
Ahli kedelapan yang ditunjuk sebagai validator adalah H dari SMP
1 Bantul. Beliau menilai instrumen sangat layak untuk digunakan.
Beliau ditunjuk sebagai validator karena beliau mengajar di sekolah
yang ditunjuk sebagai tempat untuk mengimplementasikan PPK. Ahli
kesembilan yang ditunjuk sebagai validator adalah TKR dari SMP 1
Bantul. Beliau menilai instrumen sangat layak untuk digunakan. Beliau
ditunjuk sebagai validator karena beliau mengajar di sekolah yang
ditunjuk sebagai tempat untuk mengimplementasikan PPK. Ahli
kesepuluh yang ditunjuk sebagai validator adalah BM dari SD
Muhammadiyah Karangkajen. Beliau menilai instrumen layak untuk
digunakan. Beliau ditunjuk sebagai validator karena beliau mengajar di
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
sekolah yang ditunjuk sebagai tempat untuk mengimplementasikan
PPK.
2. Validitas Muka
Validitas muka (face vadility) format penampilan tes
(appearance)/kesan mampu memberikan kesan untuk mengungkap apa
yang hendak diukur (Sugiyono, 2011: 133). Validitas muka atau rupa
tidak menunjukkan apakah alat pengukur mengukur apa yang diukur
tetapi hanya menunjukkan bahwa dari segi ‘’rupanya’’ suatu alat
pengukur tampaknya mengukur apa yang ingin diukur (Effendi, 2012:
132-133). Validitas muka ini dilakukan oleh para ahli yang sudah
memvalidiasi 11 aitem dari kuesioner tertutup. Beberapa kuesioner
tertutup yang diujikan sudah dianggap layak dan hanya ditemui
beberapa revisi. Hasil validitas muka dapat dilihat pada tabel 3.16
berikut ini.
Tabel 3.16 Hasil Validitas Muka
No
Aitem Validator Sebelum revisi
Masukan dari
validator Sesudah revisi
7
D.P
Menerapkan
metode
pembelajaran yang
sesuai dengan
penerapan nilai-
nilai karakter.
Kata “sesuai
dengan” diubah
dengan kata
“mendukung”.
Menerapkan metode
pembelajaran yang
mendukung penerapan
nilai-nilai karakter.
8
Mengaitkan isi
materi
pembelajaran
dengan persoalan
kehidupan sehari-
hari.
Kata “persoalan
kehidupan sehari-
hari” diubah dengan
kata “Penguatan
Pendidikan
Karakter”.
Mengaitkan isi materi
pembelajaran dengan
penguatan pendidikan
karakter.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
Berdasarkan tabel 3.15 tersebut, terdapat beberapa masukan dari validator
untuk nomor aitem 7, 8, dan 11.
H. Teknik Analisis Data
Analisis data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh
responden atau sumber lain terkumpul (Sugiyono, 2012: 199). Teknik
analisis data dalam penelitian kuantitatif ini, peneliti menggunakan
analisis kuantitatif deskriptif. Lehman (dalam Yusuf, 2014: 62)
mengatakan bahwa penelitian kuantitatif deskriptif adalah salah satu jenis
penelitian yang bertujuan mendeskripsikan secara sistematis, faktual, dan
akurat mengenai fakta dan sifat populasi tertentu, atau mencoba
No
Aitem Validator Sebelum revisi
Masukan dari
validator Sesudah revisi
11
Memberikan
umpan balik
kepada peserta
didik tentang
karakter yang
dirancang dalam
RPP.
Kata ”dirancang”
diubah dengan kata
“dituangkan”.
Memberikan umpan
balik kepada peserta
didik tentang karakter
yang dituangkan
dalam RPP.
- T.K.R
Lingkari angka
yang tertera dalam
kolom skor dan
memberikan saran
untuk kelayakan
perangkat
instrumen
implementasi
program Penguatan
Pendidikan
Karakter (PPK)
Perhatikan petunjuk
pengisian dan
diakhir kalimat
selalu diakhiri
dengan tanda titik.
Berilah tanda (√) pada
angka yang tertera
dalam kolom skor dan
memberikan saran
untuk kelayakan
perangkat instrumen
implementasi program
Penguatan Pendidikan
Karakter (PPK).
- L dan
N.W.M
Mohon memberi
tanda (√) pada
kolom ‘’Ya’’ atau
‘’Tidak’’ sesuai
dengan kondisi
yang sebenarnya.
Pada bagian awal
petunjuk pengisian
ditambahkan dengan
kata “ apak/Ibu”
Bapak/Ibu mohon
memberi tanda (√)
pada kolom ‘’Ya’’ atau
‘’Tidak’’ sesuai
dengan kondisi yang
sebenarnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
menggambarkan fenomena secara detail. Data penelitian yang
dikumpulkan oleh peneliti berupa respon guru kelas I-VI terhadap
implementasi program PPK berbasis kelas. Pada bagian berikut ini,
peneliti akan menjelaskan alur teknik analisis data yang dipakai peneliti
untuk mengolah data penelitian. Adapun langkah-langkah analisis data
instrumen kuesioer tertutup dan terbuka adalah sebagai berikut.
1. Pengolahan Data
Pengolahan data dalam penelitian ini, peneliti menggunakan tiga
kegiatan pengolahan yaitu sebagai berikut.
a. Editing
Mengedit adalah memeriksa daftar pernyataan yang telah
diserahkan oleh para pengumpul data (Achmadi dan Cholid, 2010:
153). Dalam penelitian ini peneliti melakukan pemeriksaan
terhadap kelengkapan jawaban, keterbacaan tulisan, kejelasan
makna jawaban, kesesuaian jawaban.
b. Coding
Coding adalah mengklasifikasikan jawaban-jawaban dari para
responden ke dalam kategori-kategori (Achmadi dan Cholid, 2010:
154). Dalam penelitian ini peneliti memberikan kode pada data
yang dianalisis yaitu nama sekolah dan nama guru kelas dari setiap
sekolah. Kode A-M menunjukkan kode sekolah misalnya kode A
adalah SD Negeri Taraman. Kode angka 1,2,3,... menunjukkan
kode nama guru kelas dalam SD tersebut. Misalnya kode guru yang
ada di SD Negeri Taraman yaitu A1,A2,A3,.... Selain itu, peneliti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
juga menganalisis jawaban yang sudah dijawab oleh responden,
misalanya pada kategori jawaban ‘’ya’’ diberi kode 1, sedangkan
untuk kategori jawaban ‘’tidak’’ diberi kode 0.
c. Tabulasi
Tabulasi adalah kegiatan membuat tabel dengan memasukkan
jawaban-jawaban sesuai dengan kategori yang telah ditentukan
(Achmadi dan Cholid, 2010: 155).
2. Peneliti menyajikan data dalam bentuk diagram batang yang diperoleh
dari data survei untuk mengetahui persentase survei implementasi
program penguatan pendidikan karakter berbasis kelas di sd se-
Kecamatan Ngaglik.
3. Selanjutnya, data dianalisis secara deskriptif berdasarkan perolehan
persentase dari keseluruhan data dan setiap aitemnya.
4. Langkah terakhir, peneliti membuat kesimpulan tentang survei dan
kesesuaian implementasi program penguatan pendidikan karakter
berbasis kelas di satuan pendidikan sekolah dasar se-Kecamatan
Ngaglik dengan melihat perolehan persentase pada aitem soal serta
kesesuaian pelaksanaan program penguatan pendidikan karakter
tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab IV ini akan membahas hasil penelitian dan pembahasan. Hasil
penelitian membahas mengenai deskripsi data dan analisis data dalam
penelitian. Pada pembahasan, membahas mengenai hubungan antara hasil
penelitian dengan penelitian yang relevan dan kajian teori yang
diungkapkan pada bab sebelumnya.
A. Hasil Penelitian
1. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif deskriptif dengan
metode survei. Sudaryono, (2016: 12) mengatakan bahwa penelitian
kuantitatif deskriptif adalah penelitian yang diturunkan untuk
mendeskripsikan suatu keadaan atau suatu fenomena apa adanya.
Peneliti mulai melakukan penelitian tepatnya bulan Mei 2018 sampai
Mei 2019 di SD Negeri se-Kecamatan Ngaglik Kabupaten Sleman
yang berjumlah 30 SD dengan jumlah 204 guru kelas I-VI. Peneliti
mengambil sampel penelitian sebanyak 136 guru kelas sesuai dengan
penentuan sampel minimal menurut tabel Krejcie dan Morgan. Berikut
adalah daftar seluruh SD Negeri se-Kecamatan Ngaglik, Kabupaten
Sleman yang diteliti:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
Tabel 4.1 Daftar SD yang diteliti
Tabel 4.1 di atas menjelaskan mengenai jumlah SD Negeri se-Kecamatan
Ngaglik yang dapat diteliti yaitu 30 SD. Jumlah guru kelas di SD Negeri
se-Kecamatan Ngaglik sebanyak 204, dan yang menjadi sampel penelitian
sebanyak 136.
No. Nama SD Jumlah Guru Kelas Sampel Penelitian
1. SD N Taraman 6 4
2. SD N Minomartani 1 6 4
3. SD N Minomartani 2 6 4
4. SD N Minomartani 6 6 4
5. SD N Rejodani 6 4
6. SD N Karangjati 6 4
7. SD N Gentan 12 8
8. SD N Dayuharjo 12 8
9. SD N Jongkang 12 8
10. SD N Clumprit 6 4
11. SD N Wonosalam 6 4
12. SD N Sariharjo 6 4
13. SD N Karangmloko 1 6 4
14. SD N Karangmloko 2 6 4
15. SD N Banteran 1 6 4
16. SD N Ngaglik 6 4
17. SD N Ngebelgede 1 6 4
18. SD N Ngebelgede 2 6 4
19. SD N Donoharjo 6 4
20. SD N Rejosari 5 4
21. SD N Sardonoharjo 1 6 4
22. SD N Sardonoharjo 2 6 4
23. SD N Seloharjo 6 4
24. SD N Selomulyo 5 4
25. SD N Sukomulyo 6 4
26. SD N Sukosari 6 4
27. SD N Brengosan 1 6 4
28. SD N Brengosan 2 6 4
29. SD N Candirejo 6 4
30. SD N Nglempong 12 8
Jumlah 204 136
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
Langkah pertama yang dilakukan peneliti dalam melaksanakan
penelitian adalah meminta surat pengantar untuk melaksanakan penelitian
di SD Negeri se-Kecamatan Ngaglik dari kampus Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta. Setelah itu, peneliti juga mengurus surat perizinan
untuk melaksanakan penelitian di daerah Sleman khususnya di Kecamatan
Ngaglik di Kantor Badan Kesatuan Bangsa dan Politik. Setelah surat
pengantar yang sudah didapatkan dari kantor tersebut, peneliti kemudian
memberikan surat ke Kantor Kecamatan Ngaglik dan Unit Pelayanan
Teknis (UPT) Pelayanan Pendidikan Kecamatan Ngaglik. Langkah
terakhir dalam mengurus perizinan dalam penelitian adalah meminta izin
kepada seluruh kepala sekolah SD Negeri se-Kecamatan Ngaglik secara
lisan. Selain itu, peneliti juga meminta izin kepada guru kelas I-VI
mengenai pengisian kuesioner yang akan diberikan.
Pada pelaksanaan penelitian ini, peneliti menyesuaikan waktu
penelitian dengan guru kelas I-VI yang ada di setiap sekolah tersebut.
Instrumen dalam penelitian ini yaitu kuesioner dan wawancara terstruktur.
Ketika memberikan kuesioner pun peneliti tidak bisa menemani guru
tersebut untuk mengisi kuesioner, karena setiap guru memiliki banyak
kesibukan sehingga tidak dapat untuk ditunggu dalam pengisiannya.
Setiap sekolah mendapatkan kuesioner sesuai dengan jumlah guru kelas
yang ada. Kuesioner yang digunakan yaitu menggunakan kuesioner
tertutup dan terbuka. Kuesioner tertutup dan terbuka terdiri dari 11 aitem.
Kuesioner ini dibagikan untuk setiap guru kelas I-VI SD Negeri se-
Kecamatan Ngaglik. Kuesioner tertutup hanya dikerjakan dengan memberi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
tanda checklist ( untuk jawaban ‘’ya’’ atau ‘’tidak’’, sedangkan untuk
kuesioner terbuka guru menguraikan jawaban berdasarkan jawaban
kuesioner tertutup. Saat memberikan instrumen berupa kuesioner, peneliti
melakukan kesepakatan dengan guru kelas terkait dengan waktu
pengambilan instrumen kuesioner yang kemudian akan dianalisis.
2. Deskripsi Responden Penelitian
Jumlah populasi seluruh guru di SD Negeri se-Kecamatan Ngaglik
pada tahun pelajaran 2017/2018 adalah 204. Peneliti menggunakan simple
random sampling dalam mengambil jumlah sampel serta melakukan
pengocokan undian dari setiap sekolah untuk diambil sampelnya. Sampel
penelitian dihitung berdasarkan penentuan sampel minimal menurut tabel
Krejcie dan Morgan sebesar 200, karena jumlah populasi penelitian
sebesar (204 guru) tidak terdapat dalam tabel, maka peneliti mengambil
jumlah populasi yang mendekati dengan jumlah populasi penelitian,
sehingga jumlah sampel penelitian yang digunakan dalam penelitian ini
adalah 136.
Setelah dihitung menggunakan rumus maka didapatkan jumlah sampel
penelitian setiap sekolah. Rincian dari jumlah sampel penelitian di SD
Negeri se-Kecamatan Ngaglik adalah sebagai berikut: SD Negeri Taraman
(4 guru), SD Negeri Minomartani 1 (4 guru), SD Negeri Minomartani 2 (4
guru), SD Negeri Minomartani 6 (4 guru), SD Negeri Rejodani (4 guru),
SD Negeri Karangjati (4 guru), SD Negeri Gentan (7 guru), SD Negeri
Dayuharjo (5 guru), SD Negeri Jongkang (7 guru), SD Negeri Clumprit (4
guru), SD Negeri Wonosalam (4 guru), SD Negeri Sariharjo (4 guru), SD
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
Negeri Karangmloko 1 (4 guru), SD Negeri Karangmloko 2 (4 guru), SD
Negeri Banteran 1 (4 guru), SD Negeri Ngaglik (4 guru), SD Negeri
Ngebelgede 1 (4 guru), SD Negeri Ngebelgede 2 (4 guru), SD Negeri
Donoharjo (4 guru), SD Negeri Rejosari (3 guru), SD Negeri Sardonoharjo
1 (4 guru), SD Negeri Sardonoharjo 2 (4 guru), Seloharjo (4 guru), SD
Negeri Selomulyo (3 guru), SD Negeri Sukomulyo (4 guru), SD Negeri
Sukosari (4 guru), SD Negeri Brengosan 1 (4 guru), SD Negeri Brengosan
2 (4 guru), SD Negeri Candirejo (4 guru), dan SD Negeri Nglempong (8
guru).
3. Deskripsi Data Hasil Survei Implementasi Program Penguatan
Pendidikan Karakter Berbasis Kelas di Satuan Pendidikan Sekolah
Dasar se-Kecamatan Ngaglik
a. Deskripsi Data Kuesioner Tertutup
Dalam bagian ini, peneliti akan mendeskripsikan data mengenai Survei
Implementasi Program Penguatan Pendidikan Karakter Berbasis Kelas
di Satuan Pendidikan Sekolah Dasar se-Kecamatan Ngaglik. Pada
kuesioner tertutup ini guru sudah mengimplementasikan jawabanya
dengan menjawab ‘’ya’’. Oleh karena itu, peneliti akan
mendeskripsikan data berdasarkan indikator. Berikut ini hasil
persentase Survei Implementasi Program Penguatan Pendidikan
Karakter Berbasis Kelas di Satuan Pendidikan Sekolah Dasar se-
Kecamatan Ngaglik dapat dilihat pada gambar 4.1 sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
Gambar 4.1 Grafik Persentase Survei Implementasi Program Penguatan
Pendidikan Karakter Berbasis Kelas se-Kecamatan Ngaglik
Gambar grafik 4.1 merupakan grafik persentase Survei Implementasi Program
Pengutan Pendidikan Karakter Berbasis Kelas se-Kecamatan Ngaglik. Hasil dapat
dilihat bahwa aitem 1 sebanyak 87% guru yang sudah memperoleh sosialisasi
PPK dari kepala sekolah, sedangkan yang tidak sebanyak 13%. Aitem 2 sebanyak
81% guru sudah mendapat sosialisasi PPK melalui Kelompok Kerja Guru (KKG)
dan yang tidak sebanyak 19%. Aitem 3 sebanyak 99% guru sudah
mengintegrasikan nilai-nilai utama PPK dalam silabus, yang tidak sebanyak 1%.
Aitem 4 sebanyak 99% guru yang mengintegrasikan nilai-nilai utama PPK di
silabus ke dalam RPP, yang tidak sebanyak 1%. Aitem 5 sudah 100% guru
melaksanakan pembiasaan karakter sebelum memulai pembelajaran. Aitem 6
sudah 100% guru mengelola kelas dengan mengintegrasikan nilai-nilai karakter.
Aitem 7 100% guru sudah menerapkan metode pembelajaran yang mendukung
nilai-nilai karakter. Aitem 8 sudah 100% guru mengaitkan isi materi pembelajaran
87% 81%
99% 99% 100% 100% 100% 100% 98% 91% 94%
13% 19%
1% 1% 0% 0% 0% 0% 2% 9% 6%
0%
20%
40%
60%
80%
100%
120%
Item 1 Item 2 Item 3 Item 4 Item 5 Item 6 Item 7 Item 8 Item 9 Item 10 Item 11
Grafik Persentase Survei Implementasi Program Penguatan Pendidikan
Karakter Berbasis Kelas se-Kecamatan Ngaglik
Ya Tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
dengan persoalan kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan PPK. Aitem 9
sebanyak 98% guru sudah memfasilitasi setiap peserta didik untuk
menumbuhkembangkan karakter yang dirancang dalam RPP dan yang tidak
sebanyak 2%. Aitem 10 sebanyak 91% guru sudah mencatat perkembangan
karakter peserta didik, dan yang tidak sebanyak 9%. Aitem 11 sebanyak 94% guru
sudah memberikan umpan balik kepada peserta didik tentang karakter yang
dituangkan dalam rancangan RPP, yang tidak sebanyak 6%. Kemudian, peneliti
akan mendeskripsikan data kuesioner tertutup. Bagian ini akan mendeskripsikan
data hasil persentase mengenai Survei Implementasi dan Kesesuaian Program
Penguatan Pendidikan Karakter Berbasis Kelas yang dilaksanakan oleh guru di
SD Negeri se-Kecamatan Ngaglik dengan implementasi pelaksanaan program
PPK. Hasil persentase implementasi PPK berbasis kelas untuk kuesioner tertutup
disajikan dalam bentuk diagram batang berikut ini.
1) Sosialisasi Program PPK dari kepala sekolah atau guru yang
mengikuti pelatihan PPK
a) Hasil Survei
Aitem 1 membahas tentang sosialisasi PPK dari kepala sekolah atau
guru yang mengikuti pelatihan PPK. Persentase aitem 1 dapat dilihat
pada gambar 4.2 berikut ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
Gambar 4.2 Persentase Implementasi PPK Berbasis Kelas Aitem 1
Gambar 4.2 menunjukkan hasil dari pengujian instrumen kuesioner
tertutup pada nomor 1 dapat diketahui bahwa yang menjawab ‘’Ya’’
mengenai memperoleh sosialisasi PPK dari kepala sekolah atau guru
yang mengikuti pelatihan PPK sebanyak 87%, sedangkan yang
menjawab ‘’Tidak’’ sebanyak 13%. Hal tersebut menunjukkan bahwa
guru di SD Negeri se-Kecamatan Ngaglik sudah memperoleh
sosialisasi PPK dari kepala sekolah atau guru yang mengikuti
pelatihan PPK.
b) Kesesuaian Implementasi Pelaksanaan PPK
Berdasarkan data hasil survei pada gambar 4.2, sebagian besar guru
sudah memperoleh sosialisasi PPK, sehingga guru dapat
mengimplementasikanya kepada peserta didik mengenai program PPK
dengan baik. Hal ini diperkuat dengan jawaban kuesioner terbuka
mengenai praktik baik yang sudah dilakukan seperti pembiasaan
berjabat tangan dengan guru maupun teman, berbaris sebelum
memasuki kelas, menyanyikan lagu Indonesia Raya, berdoa, dan
membaca buku 15 menit sebelum pembelajaran, sholat duha/dzuhur
87%
13% 0%
20%
40%
60%
80%
100%
Ya Tidak
Aitem 1
Item 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
berjamaah, pembiasaan 3 S (senyum, sapa, salam), maupun 5S
(senyum, salam, sapa, sopan, santun), membiasakan membuang
sampah pada tempatnya, pembiasaan berbicara santun menggunakan
Bahasa Jawa halus/Bahasa Indonesia kepada Bapak/Ibu Guru, dan
membiasakan peserta didik mengucapkan terima kasih dan meminta
maaf apabila salah. Hal tersebut sudah sesuai dengan nilai-nilai utama
karakter yang terdiri dari lima yaitu nilai religiusitas, nasionalisme,
kemandirian, gotong royong, dan integritas.
2) Sosialisasi PPK melalui Kelompok Kerja Guru (KKG)
a) Hasil Survei
Aitem 2 membahas tentang sosialisasi PPK melalui Kelompok Kerja
Guru (KKG). Persentase aitem 2 dapat dilihat pada gambar 4.3 berikut.
Gambar 4.3 Persentase Implementasi PPK Berbasis Kelas Aitem 2
Gambar 4.3 menunjukkan hasil dari pengujian instrumen kuesioner
tertutup pada nomor 2 dapat diketahui bahwa yang menjawab ‘’Ya’’
mengenai memperoleh sosialisasi PPK dari Kelompok Kerja Guru
(KKG) sebanyak 1%, sedangkan yang menjawab ‘’Tidak’’ sebanyak
81%
19% 0%
20%
40%
60%
80%
100%
Ya Tidak
Aitem 2
Item 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
19%. Hal tersebut menunjukkan bahwa guru di SD Negeri se-
Kecamatan Ngaglik sudah memperoleh sosialisasi PPK dari
Kelompok Kerja Guru (KKG).
b) Kesesuaian Implementasi Pelaksanaan PPK
Berdasarkan data hasil survei pada gambar 4.3, sebagian besar guru
sudah memperoleh sosialisasi PPK dari Kelompok Kerja Guru. Hal
tersebut juga diperkuat dengan jawaban kuesioner terbuka yaitu selain
mendapat sosialisasi dari Kelompok Kerja Guru (KKG), guru juga
memperoleh sosialisasi tentang PPK dari kegiatan diklat, bimtek K13,
teman sejawat, workshop, buku, GSM (Gerakan Sekolah
Menyenangkan), televisi, koran, maupun dari internet.
3) Mengintegrasikan nilai-nilai utama PPK dalam desain silabus
a) Hasil Survei
Aitem 3 membahas tentang mengintegrasikan nilai-nilai utama PPK
dalam desain silabus. Persentase aitem 3 dapat dilihat pada gambar 4.4
berikut ini.
Gambar 4.4 Persentase Implementasi PPK Berbasis Kelas Aitem 3
99%
1% 0%
20%
40%
60%
80%
100%
120%
Ya Tidak
Aitem 3
Item 3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
Gambar 4.4 menunjukkan hasil dari pengujian instrumen kuesioner
tertutup pada nomor 3 dapat diketahui bahwa yang menjawab ‘’Ya’’
mengenai mengintegrasikan nilai-nilai utama PPK dalam desain
silabus sebanyak 99%, sedangkan yang menjawab ‘’Tidak’’ sebanyak
1%. Hal tersebut menunjukkan bahwa guru di SD Negeri se-
Kecamatan Ngaglik sudah mengintegrasikan nilai-nilai utama PPK
dalam desain silabus.
b) Kesesuaian Implementasi Pelaksanaan PPK
Berdasarkan data hasil survei pada gambar 4.4, guru sudah
mengintegrasikan nilai-nilai utama PPK dalam desain silabus yang
sesuai dalam pengintegrasian PPK dalam kurikulum. Cara guru dalam
mengintegrasikan nilai-nilai utama PPK dalam desain silabus yaitu
guru mengintegrasikan dengan penerapan sikap-sikap baik yang
menunjang indikator pembelajaran. Disesuaikan dengan SK, KD,
Indikator, materi ajar dan sumber bahan, lalu disisipkan nilai-nilai
karakter di dalamnya. Selain itu, mencatat pada kolom tersendiri nilai-
nilai karakter PPK yang ingin dicapai dalam pembelajaran lalu
diintegrasikan dalam pembelajaran, yang ditentukan melalui analisis
SK dan KD. Guru juga mengkaitkan konteks pembelajaran di
kehidupan nyata, dan diintegrasikan pada semua mata pelajaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
4) Mengintegrasikan nilai-nilai utama PPK di silabus ke dalam RPP
a) Hasil Survei
Aitem 4 membahas tentang mengintegrasikan nilai-nilai utama PPK di
silabus ke dalam RPP. Persentase aitem 4 dapat dilihat pada gambar
4.5 berikut ini.
Gambar 4.5 Persentase Implementasi PPK Berbasis Kelas Aitem 4
Gambar 4.5 menunjukkan hasil dari pengujian instrumen kuesioner
tertutup pada nomor 4 dapat diketahui bahwa yang menjawab ‘’Ya’’
mengenai mengintegrasikan nilai-nilai utama PPK di silabus ke dalam
RPP sebanyak 99%, sedangkan yang menjawab ‘’Tidak’’ sebanyak
1%. Hal tersebut menunjukkan bahwa guru di SD Negeri se-
Kecamatan Ngaglik sudah mengintegrasikan nilai-nilai utama PPK di
silabus ke dalam RPP.
b) Kesesuaian Implementasi Pelaksanaan PPK
Berdasarkan data hasil survei pada gambar 4.5, guru sudah
mengintegrasikan nilai-nilai utama PPK di silabus ke dalam RPP yang
sesuai pula dengan pengintegrasian PPK dalam kurikulum. Hal ini
99%
1%
Ya Tidak
0%
20%
40%
60%
80%
100%
120%
Aitem 4
Item 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
diperkuat dengan jawaban guru pada kuesioner terbuka. Dalam
mengintegrasikan nilai-nilai utama PPK dari silabus ke dalam RPP
yaitu dalam penyusunan RPP guru mengacu pada silabus dan materi
pelajaran pada tema tertentu yang sudah memuat nilai-nilai karakter,
lalu menyisipkan nilai-nilai karakter baik di bagian tujuan
pembelajaran, maupun di kegiatan pembelajaran. PPK juga dapat
diintegrasikan pada setiap mata pelajaran yang berkaitan dengan norma
yang perlu dikembangkan, yang dikaitkan dengan konteks kehidupan
sehari-hari dan memberi penguatan di akhir pembelajaran.
5) Melaksanakan pembiasaan sikap/karakter sebelum memulai
pembelajaran
a) Hasil Survei
Aitem 5 membahas tentang pelaksanakan pembiasaan sikap/karakter
sebelum memulai pembelajaran. Persentase aitem 5 dapat dilihat pada
gambar 4.6 berikut ini.
Gambar 4.6 Persentase Implementasi PPK Berbasis Kelas Aitem 5
100%
0%
Ya Tidak
0%
20%
40%
60%
80%
100%
120%
Aitem 5
Item 5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
Gambar 4.6 menunjukkan hasil dari pengujian instrumen kuesioner
tertutup pada nomor 5 dapat diketahui bahwa yang menjawab ‘’Ya’’
mengenai pembiasaan sikap/karakter sebelum memulai pembelajaran
di kelas sebanyak 100%. Hal tersebut menunjukkan bahwa guru di SD
Negeri se-Kecamatan Ngaglik sudah melaksanakan pembiasaan
sikap/karakter sebelum memulai pembelajaran di kelas.
b) Kesesuaian Implementasi Pelaksanaan PPK
Berdasarkan data hasil survei pada gambar 4.6, guru sudah sesuai
mengajak peserta didik dalam melaksanakan pembiasaan
sikap/karakter sebelum memulai pembelajaran. Hal ini diperkuat
dengan jawaban kuesioner terbuka. Pembiasaan tersebut diwujudkan
dalam kegiatan seperti sebelum masuk kelas berbaris dengan rapi dan
bersalam dengan guru, menyanyikan lagu Indonesia Raya, berdoa
sebelum dan sesudah pembelajaran, literasi selama 15 menit, hafalan
surat pendek maupun membaca asmaul husna bagi yang beragama
islam.
6) Mengelola kelas dengan mengintegrasikan nilai-nilai karakter
a) Hasil Survei
Aitem 6 membahas tentang mengelola kelas dengan mengintegrasikan
nilai-nilai karakter. Persentase aitem 6 dapat dilihat pada gambar 4.7
berikut ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
Gambar 4.7 Persentase Implementasi PPK Berbasis Kelas Aitem 6
Gambar 4.7 menunjukkan hasil dari pengujian instrumen kuesioner
tertutup pada nomor 6 dapat diketahui bahwa yang menjawab ‘’Ya’’
mengenai mengelola kelas dengan mengintegrasikan nilai-nilai
karakter sebanyak 100%. Hal tersebut menunjukkan bahwa guru di
SD Negeri se-Kecamatan Ngaglik sudah mengelola kelas dengan
mengintegrasikan nilai-nilai karakter.
b) Kesesuaian Implementasi Pelaksanaan PPK
Berdasarkan data hasil survei pada gambar 4.7, guru sudah sesuai
mengelola kelas dengan mengintegrasikan nilai-nilai karakter. Cara
guru di SD Negeri se-Kecamatan Ngaglik mengelola kelas dalam
mengintegrasikan nilai-nilai karakter seperti menanamkan budaya antri
ketika diberi tugas yang akan dinilai, membiasakan 5K (kebersihan,
keindahan, keamanan, ketertiban dan kedisiplinan), membuat bintang
kebaikan. Hal tersebut sudah sesuai dengan PPK melalui manajemen
kelas atau pengelolaan kelas.
100%
0%
Ya Tidak
0%
20%
40%
60%
80%
100%
120%
Aitem 6
Item 6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
7) Menerapkan metode pembelajaran yang mendukung nilai-nilai
karakter
a) Hasil Survei
Aitem 7 membahas tentang menerapkan metode pembelajaran yang
mendukung nilai-nilai karakter. Persentase aitem 7 dapat dilihat pada
gambar 4.8 berikut ini.
Gambar 4.8 Persentase Implementasi PPK Berbasis Kelas Aitem 7
Gambar 4.8 menunjukkan hasil dari pengujian instrumen kuesioner
tertutup pada nomor 7 dapat diketahui bahwa yang menjawab ‘’Ya’’
mengenai menerapkan metode pembelajaran yang mendukung nilai-
nilai karakter sebanyak 100%. Hal tersebut menunjukkan bahwa guru
di SD Negeri se-Kecamatan Ngaglik sudah menerapkan metode
pembelajaran yang mendukung nilai-nilai karakter.
b) Kesesuaian Implementasi Pelaksanaan PPK
Berdasarkan data hasil survei pada gambar 4.8, guru sudah sesuai
menerapkan metode pembelajaran yang mendukung nilai-nilai
karakter. Hal ini juga diperkuat dengan jawaban kuesioner terbuka.
100%
0%
Ya Tidak
0%
20%
40%
60%
80%
100%
120%
Aitem 7
Item 7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
Guru dalam mengajar menggunakan berbagai macam metode
pembelajaran yang sesuai dengan tema maupun materi pembelajaran.
Metode yang digunakan guru seperti metode diskusi, ceramah,
demonstrasi, problem solving, proyek, bermain peran, presentasi,
observasi, cooperative learning, eksperimen, kontekstual, maupun
tanya jawab.
8) Mengaitkan isi materi pembelajaran dengan persoalan kehidupan
sehari-hari yang berkaitan dengan PPK
a) Hasil Survei
Aitem 8 membahas tentang mengaitkan isi materi pembelajaran dengan
persoalan kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan PPK. Persentase
aitem 8 dapat dilihat pada gambar 4.9 berikut ini.
Gambar 4.9 Persentase Implementasi PPK Berbasis Kelas Aitem 8
Gambar 4.9 menunjukkan hasil dari pengujian instrumen kuesioner
tertutup pada nomor 8 dapat diketahui bahwa yang menjawab ‘’Ya’’
mengenai mengaitkan isi materi pembelajaran dengan persoalan
kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan PPK sebanyak 100%. Hal
100%
0%
Ya Tidak
0%
20%
40%
60%
80%
100%
120%
Aitem 8
Item 8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
tersebut menunjukkan bahwa guru di SD Negeri se-Kecamatan
Ngaglik sudah mengaitkan isi materi pembelajaran dengan persoalan
kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan PPK.
b) Kesesuaian Implementasi Pelaksanaan PPK
Berdasarkan data hasil survei pada gambar 4.9, guru sudah sesuai
mengaitkan isi materi pembelajaran dengan persoalan kehidupan
sehari-hari yang berkaitan dengan PPK. Hal ini diperkuat dengan
jawaban kuesioner terbuka. Cara guru di SD Negeri se-Kecamatan
Ngaglik mengaitkan isi materi pembelajaran dengan persoalan
kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan PPK seperti memahami
dulu pendidikan karakter apa saja yang termuat dalam materi tersebut,
lalu dikaitkan dengan kegiatan sehari-hari yang sering dijumpai peserta
didik. Menggali pengalaman siswa tentang sebuah karakter dan
menghubungkan dengan materi pembelajaran, memberikan tugas
dengan melibatkan oarang tua tentang materi PPK yang memuat
karakter yang ingin dibentuk.
9) Memfasilitasi setiap peserta didik untuk menumbuhkembangkan
karakter yang dirancang dalam RPP
a) Hasil Survei
Aitem 9 membahas tentang memfasilitasi setiap peserta didik untuk
menumbuhkembangkan karakter yang dirancang dalam RPP.
Persentase aitem 9 dapat dilihat pada gambar 4.10 berikut ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
Gambar 4.10 Persentase Implementasi PPK Berbasis Kelas Aitem 9
Gambar 4.10 menunjukkan hasil dari pengujian instrumen kuesioner
tertutup pada nomor 9 dapat diketahui bahwa yang menjawab ‘’Ya’’
mengenai guru memfasilitasi setiap peserta didik untuk
menumbuhkembangkan karakter yang dirancang dalam RPP sebanyak
98%, sedangkan yang menjawab ‘’Tidak’’ sebanyak 2%. Hal tersebut
menunjukkan bahwa guru di SD Negeri se-Kecamatan Ngaglik sudah
memfasilitasi setiap peserta didik untuk menumbuhkembangkan
karakter yang dirancang dalam RPP.
b) Kesesuaian Implementasi Pelaksanaan PPK
Berdasarkan data hasil survei pada gambar 4.10, guru sudah sesuai
memfasilitasi setiap peserta didik untuk menumbuhkembangkan
karakter yang dirancang dalam RPP. Hal ini diperkuat dengan jawaban
kuesioner terbuka. Cara guru di SD Negeri se-Kecamatan Ngaglik
dalam memfasilitasi peserta didik yaitu menyediakan tempat dan
media yang mendukung kegiatan pembelajaran, memberi kebebasan
98%
2%
Ya Tidak
0%
20%
40%
60%
80%
100%
120%
Aitem 9
Item 9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
berpendapat, bertanya, memberikan bimbingan dan dorongan kepada
peserta didik, serta tidak membatasi peserta didik baik secara
individu/kelompok, dalam berkreasi, mengadakan tutor sebaya.
Memberikan contoh dalam memakai media/alat peraga dalam proses
KBM
10. Mencatat perkembangan karakter peserta didik
a) Hasil Survei
Aitem 10 membahas tentang mencatat perkembangan karakter peserta
didik. Persentase aitem 10 dapat dilihat pada gambar 4.11 berikut ini.
Gambar 4.11 Persentase Implementasi PPK Berbasis Kelas Aitem 10
Gambar 4.11 menunjukkan hasil dari pengujian instrumen kuesioner
tertutup pada nomor 10 dapat diketahui bahwa yang menjawab ‘’Ya’’
mengenai guru mencatat perkembangan karakter peserta didik
sebanyak 91%, sedangkan yang menjawab ‘’Tidak’’ sebanyak 9%. Hal
tersebut menunjukkan bahwa guru di SD Negeri se-Kecamatan
Ngaglik sudah mencatat perkembangan karakter peserta didik.
91%
9% 0%
20%
40%
60%
80%
100%
Ya Tidak
Aitem 10
Item 10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
b) Kesesuaian Implementasi Pelaksanaan PPK
Berdasarkan data hasil survei pada gambar 4.11, guru sudah sesuai
dalam mencatat perkembangan karakter peserta didik. Hal ini
diperkuat dengan jawaban kuesioner terbuka. Guru di SD Negeri se-
Kecamatan Ngaglik mencatat perkembangan karakter peserta didik
dengan cara yang beragam mulai dari mengamati tingkah lakunya,
serta menuliskanya baik di buku jurnal peserta didik, maupun di buku
catatan harian. Ada pula yang mengamati tingkah lakunya setiap hari,
dicatat dalam catatan anekdot lalu melakukan pemantauan.
11. Memberikan umpan balik kepada peserta didik tentang karakter
yang dituangkan dalam rancangan RPP
a) Hasil Survei
Aitem 11 membahas tentang memberikan umpan balik kepada peserta
didik tentang karakter yang dituangkan dalam rancangan RPP.
Persentase aitem 11 dapat dilihat pada gambar 4.12 berikut ini.
Gambar 4.12 Persentase Implementasi PPK Berbasis Kelas Aitem 11
94%
6%
Ya Tidak
0%
20%
40%
60%
80%
100%
Aitem 11
Item 11
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
Gambar 4.12 menunjukkan hasil dari pengujian instrumen kuesioner
tertutup pada nomor 11 dapat diketahui bahwa yang menjawab ‘’Ya’’
mengenai guru memberikan umpan balik kepada peserta didik tentang
karakter yang dituangkan dalam rancangan RPP sebanyak 94%,
sedangkan yang menjawab ‘’Tidak’’ sebanyak 6%. Hal tersebut
menunjukkan bahwa guru di SD Negeri se-Kecamatan Ngaglik sudah
memberikan umpan balik kepada peserta didik tentang karakter yang
dituangkan dalam rancangan RPP.
b) Kesesuaian Implementasi Pelaksanaan PPK
Berdasarkan data hasil survei pada gambar 4.12, guru sudah memberikan
umpan balik kepada peserta didik. Hal tersebut sudah sesuai, karena
dengan adanya pemberian umpan balik peserta didik akan lebih merasa
dihargai, diperhatikan, dan termotivasi oleh gurunya. Namun, hal ini
diperkuat dengan jawaban kuesioner terbuka mengenai kendala yang
dihadapi guru dalam mengimplementasikan PPK. Guru merasa kesulitan
menghadapi peserta didik yang memiliki karakter yang berbeda-beda. Ada
yang mudah diatur, ada pula yang sulit sekali untuk diatur. Kurangnya
fasilitas, waktu pembelajaran, kerjasama antara orang tua dengan
masyarakat sekitar, masuknya budaya asing yang tidak sesuai dengan
budaya bangsa Indonesia sehingga belum dapat menerapkan PPK secara
maksimal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
b. Deskripsi Data Kuesioner Terbuka
Dalam data kuesioner terbuka, peneliti akan mendeskripsikan mengenai
kesesuaian implementasi pelaksanaan program PPK berbasis kelas Di
Satuan Pendidikan Sekolah Dasar se-Kecamatan Ngaglik Kabupaten
Sleman. Dalam data kuesioner terbuka ini terdiri dari 11 aitem yang akan
dijabarkan per aitem dalam penjelasan berikut ini.
1) Aitem 1 ‘’Praktik baik yang dilakukan’’
Pada aitem 1 membahas tentang praktik baik yang dilakukan dalam
mengimplementasikan program PPK berbasis kelas. Praktik baik yang
dilakukan di SD Negeri se-Kecamatan Ngaglik seperti, setiap pagi
sebelum pelajaran dimulai peserta didik berbaris sebelum masuk kelas,
dan dilanjutkan berjabat tangan, menyanyikan lagu Indonesia Raya
secara bersama-sama, pembiasaan 3 S (senyum, sapa, salam), maupun
5S (senyum, salam, sapa, sopan, santun), shalat dhuzur berjamaah bagi
yang beragama islam, membiasakan hidup sehat dengan mencuci
tangan sebelum dan sesudah makan, bersosialisasi, berkata jujur,
berakhlak mulia dan beramal, membiasakan peserta didik
mengucapkan terima kasih dan meminta maaf apabila salah, membuat
program kelas yang mendukung PPK misalnya gerakan serbu (senin
seribu) sebagai kas kelas, membiasakan membuang sampah pada
tempatnya, pengamalan nilai-nilai Pancasila, pembiasaan berbicara
santun menggunakan Bahasa Jawa halus/Bahasa Indonesia kepada
Bapak/Ibu Guru.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
2) Aitem 2 ‘’Sosialisasi PPK melalui Kelompok Kerja Guru’’
Pada aitem 2 membahas tentang informasi yang didapat PPK selain
dari Kelompok Kerja Guru (KKG). Selain dari Kelompok Kerja Guru
(KKG), guru mendapat informasi mengenai PPK melalui kegiatan
diklat, bimtek K13, teman sejawat, workshop, seminar, pembinaan
mental guru se-kecamatan, Gerakan Sekolah Menyenangkan (GSM),
televisi, buku, koran, maupun dari internet.
3) Aitem 3 ‘’Mengintegrasikan nilai-nilai utama PPK dalam desain
silabus’’
Pada aitem 3 membahas tentang mengintegrasikan nilai-nilai utama
PPK dalam desain silabus. Cara guru mengintegrasikan nilai-nilai
utama PPK dalam desain silabus yaitu dengan cara disesuaikan
dengan SK, KD, Indikator, materi ajar/tema-tema dan sumber belajar
lalu disisipkan nilai karakter di dalamnya.
4) Aitem 4 ‘’Mengintegrasikan nilai-nilai utama PPK di silabus ke
dalam RPP’’
Pada aitem 4 membahas tentang mengintegrasikan nilai-nilai utama
PPK di silabus ke dalam RPP. Dalam mengintegrasikan nilai-nilai
utama PPK dari silabus ke dalam RPP, guru menyisipkan nilai-nilai
karakter baik di bagian tujuan pembelajaran, maupun di kegiatan
pembelajaran. Selain itu, guru dapat menganalisis nilai-nilai karakter
yang ada pada silabus yang kemudian disesuaikan dengan lingkungan
yang mendukung belajar peserta didik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
5) Aitem 5 ‘’Pembiasaan sikap/karakter sebelum memulai
pembelajaran’’
Pada aitem 5 membahas tentang melaksanakan pembiasaan
sikap/karakter sebelum memulai pembelajaran. Pembiasaan tersebut
dapat diwujudkan dalam kegiatan seperti sikap santun, tertib dalam
berbaris untuk masuk kelas, sopan, khidmat saat menyanyikan lagu
Indonesia Raya, membaca buku non pelajaran selama 15 menit
sebelum pelajaran, khusyuk saat berdoa, membaca 3 surat pendek dan
membaca asmaul husna bagi yang beragama islam, serta sikap
menghormati dan menghargai sesama teman.
6) Aitem 6 ‘’Mengelola kelas dengan mengintegrasikan nilai-nilai
karakter’’
Pada aitem soal 6 membahas tentang mengelola kelas dengan
mengintegrasikan nilai-nilai karakter. Cara guru dalam mengelola
kelas yang mengintegrasikan nilai-nilai karakter seperti menciptakan
kelas yang kondusif, menanamkan budaya antri ketika diberi tugas
yang akan dinilai, membiasakan 5K (kebersihan, keindahan, keamanan
ketertiban, dan kedisiplinan), bersama peserta didik dibentuk pengurus
kelas dan kelompok piket, membuat bintang kebaikan, membuat
kontrak belajar dengan peserta didik tentang peraturan dan sanksi,
reward, guru hanya fasilitator.
7) Aitem 7 ‘’Menerapkan metode pembelajaran yang mendukung
nilai-nilai karakter’’
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
Pada aitem 7 membahas tentang menerapkan metode pembelajaran
yang mendukung nilai-nilai karakter. Metode pembelajaran yang
mendukung nilai-nilai karakter yang digunakan guru seperti diskusi,
demonstrasi, problem solving, proyek, bermain peran, presentasi,
observasi, cooperative learning, ceramah, eksperimen, kontekstual,
saintifik, penugasan secara individu maupun kelompok, serta tanya
jawab.
8) Aitem 8 ‘’Mengaitkan isi materi pembelajaran dengan persoalan
kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan PPK’’
Pada aitem 8 membahas tentang mengaitkan isi materi pembelajaran
dengan persoalan kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan PPK.
Cara guru mengaitkan isi materi pembelajaran dengan persoalan
kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan PPK seperti memahami
dulu pendidikan karakter apa saja yang termuat dalam materi tersebut
lalu dijelaskan dan dikaitkan dengan kegiatan sehari-hari yang sering
dijumpai peserta didik.
9) Aitem 9 ‘’Memfasilitasi setiap peserta didik untuk
menumbuhkembangkan karakter yang dirancang dalam RPP’’
Pada aitem 9 membahas tentang memfasilitasi setiap peserta didik
untuk menumbuhkembangkan karakter yang dirancang dalam RPP.
Cara guru memfasilitasi peserta didik yaitu menyediakan tempat dan
media yang mendukung kegiatan pembelajaran, memberi kebebasan
berpendapat, bertanya, memberikan bimbingan dan dorongan kepada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
peserta didik, serta memberi kesempatan pada peserta didik untuk
mengembangkan dirinya dengan tidak membatasinya dalam berkreasi.
10) Aitem 10 ‘’Mencatat perkembangan karakter peserta didik’’
Pada aitem 10 membahas tentang mencatat perkembangan karakter
peserta didik. Guru mencatat perkembangan karakter peserta didik
dengan cara mengamati perubahan sikap dan tingkah lakunya, serta
menuliskanya baik di buku jurnal perkembangan sikap peserta didik,
maupun di buku catatan harian.
11) Aitem 11 ‘’Kendala yang dihadapi dalam implementasi PPK’’
Pada aitem 11 membahas tentang kendala yang dihadapi dalam
mengimplementasikan PPK. Kendala-kendala yang dihadapi guru
dalam mengimplementasikan PPK berbasis kelas diantaranya yaitu,
setiap peserta didik memiliki berbagai macam karakter yang berbeda-
beda, sehingga sulit untuk menerapkan PPK. Kurangnya fasilitas,
waktu pembelajaran, kerjasama antara orang tua dengan masyarakat
sekitar, masuknya budaya asing yang tidak sesuai dengan budaya
bangsa Indonesia sehingga belum dapat menerapkan PPK secara
maksimal.
B. Pembahasan
Sebagaimana telah dikemukakkan sebelumnya bahwa penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui survei dan kesesuaian implementasi
pelaksanaan program penguatan pendidikan karakter berbasis kelas di
satuan pendidikan sekolah dasar se-Kecamatan Ngaglik. Data yang
diperoleh peneliti berdasarkan kuesioner tertutup menunjukkan bahwa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
sekolah dasar negeri se-Kecamatan Ngaglik sudah mengimplementasikan
program penguatan pendidikan karakter berbasis kelas. Hal tersebut
dibuktikan dengan besarnya perolehan angka persentase yang bervariasi
sesuai dengan aspek yang diamati. Implementasi dengan persentase
tertinggi diperoleh pada aspek observasi kelas yaitu aitem nomor 5, 6, 7,
dan 8 dengan perolehan persentase sebesar 100% sudah
terimplementasikan.
Untuk implementasi dengan perolehan persentase terendah terdapat
pada aspek sosialisasi yaitu aitem nomor 2 tentang sosialisasi PPK dari
Kelompok Kerja Guru (KKG) yang mengikuti pelatihan PPK dengan
persentase sebesar 81%. Hal ini menunjukkan bahwa masih ada guru yang
belum mendapat sosialisasi mengenai PPK dari Kelompok Kerja Guru
(KKG). Peneliti juga membahas implementasi PPK berbasis kelas
menggunakan instrumen kuesioner terbuka. Guru tersebut dianggap sudah
mengimplementasikan PPK berbasis kelas apabila sudah menjawab
kuesioner terbuka dengan jawaban yang sesuai. Berikut ini pembahasan
mengenai 11 aitem hasil survei dan kesesuaian implementasi pelaksanaan
PPK berbasis kelas di SD Negeri se-Kecamatan Ngaglik berdasarkan
kuesioner tertutup dan terbuka yaitu sebagai berikut.
Pada aitem 1 mengenai sosialisasi program PPK dari kepala sekolah
atau guru yang mengikuti pelatihan PPK. Berdasarkan hasil survei dapat
diketahui bahwa guru di SD Negeri se-Kecamatan Ngaglik sebanyak 87%
sudah memperoleh sosialisasi PPK dari kepala sekolah atau guru yang
mengikuti pelatihan PPK, sedangkan yang tidak sebanyak 13%. Guru yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
tidak memperoleh sosialisasi PPK dari kepala sekolah dikarenakan
kurangnya komunikasi antara kepala sekolah dengan guru dalam adanya
kegiatan sosialisasi PPK. Namun, sebagian besar guru sudah mendapat
sosialisasi PPK dari kepala sekolah maupun guru yang mengikuti
pelatihan PPK. Hal ini juga diperkuat berdasarkan jawaban guru pada
kuesioner terbuka mengenai praktik baik yang dilakukan bahwa guru telah
melaksanakan pembiasaan karakter yang baik seperti setiap pagi sebelum
pelajaran dimulai dengan peserta didik berbaris sebelum masuk kelas, dan
dilanjutkan berjabat tangan, menyanyikan lagu Indonesia Raya secara
bersama-sama, shalat dhuzur berjamaah bagi yang beragama islam,
pembiasaan 3 S (senyum, sapa, salam), maupun 5S (senyum, salam, sapa,
sopan, santun), membiasakan hidup sehat dengan mencuci tangan sebelum
dan sesudah makan, bersosialisasi, berkata jujur, berakhlak mulia dan
beramal, membiasakan peserta didik mengucapkan terima kasih dan
meminta maaf apabila salah, membuat program kelas yang mendukung
PPK misalnya gerakan serbu (senin seribu) sebagai kas kelas,
membiasakan membuang sampah pada tempatnya, pembiasaan berbicara
santun menggunakan Bahasa Jawa halus/Bahasa Indonesia kepada
Bapak/Ibu Guru. Berdasarkan hal tersebut, peneliti menyimpulkan bahwa
guru sudah sesuai melaksanakan pembiasaan karakter yang memuat nilai-
nilai utama pendidikan karakter.
Nilai-nilai utama karakter menurut (Kemendikbud, 2017: 8-9) terdiri
dari lima antara lain nilai religiusitas yang berarti bahwa dalam
pendidikan karakter mencerminkan sikap beriman terhadap Tuhan YME
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
dalam wujud melaksanakan ajaran agama yang telah diyakini,
menghargai perbedaan agama, menjunjung sikap toleransi pelaksanaan
ibadah agama, serta dapat hidup rukun damai dengan pemeluk agama
lain. Kedua yaitu nilai nasionalisme yang berarti mencerminkan sikap
kepedulian, kesetiaan yang tinggi terhadap bangsa serta dapat
menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan
pribadi/kelompok. Ketiga yaitu nilai kemandirian yang berarti bahwa
sikap dan perilaku tidak bergantung kepada orang lain serta dapat
menggunakan akal pikiran, tenaga, dan waktu untuk meraih cita-cita
yang diinginkan. Keempat yaitu nilai gotong royong yang mencerminkan
bahwa dapat saling bahu membahu dalam menyelesaikan persoalan
bersama, saling menolong orang yang membutuhkan, serta dapat
menghargai kerja sama. Kelima yaitu nilai integritas yang memiliki arti
bahwa perilaku yang didasarkan menjadikan dirinya sebagai orang yang
dapat dipercaya baik dalam perkataan, tindakan, pekerjaan, maupun
komitmen.
Pada aitem 2 mengenai sosialisasi PPK dari Kelompok Kerja Guru
(KKG). Berdasarkan hasil survei dapat diketahui bahwa guru di SD
Negeri se-Kecamatan Ngaglik sebanyak 81% sudah memperoleh
sosialisasi PPK dari Kelompok Kerja Guru (KKG), sedangkan yang tidak
sebanyak 19%. Guru yang tidak memperoleh sosialisasi dari Kelompok
Kerja Guru (KKG) dikarenakan guru tersebut kurang aktif mengikuti
sosialisasi dari KKG. Namun, guru yang mendapat sosialisasi PPK
melalui Kelompok Kerja Guru (KKG) lebih banyak daripada guru yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
tidak memperoleh sosialisasi dari Kelompok Kerja Guru (KKG). Guru
yang sudah mendapatkan sosialisasi dari Kelompok Kerja Guru (KKG)
berarti guru tersebut sudah mengoptimalkan fungsi dari KKG itu sendiri.
Hal ini sudah sesuai sebagai tugas seorang pendidik.
Tidak hanya sebatas melalui Kelompok Kerja Guru (KKG) saja.
Berdasarkan jawaban kuesioner terbuka, guru di SD Negeri se-
Kecamatan Ngaglik juga sudah mendapat sosialisasi dari kegiatan diklat,
teman sejawat, workshop, buku, GSM (Gerakan Sekolah
Menyenangkan), pelatihan dan bimbingan teknis (Bimtek), internet,
maupun media cetak lainnya. Hal tersebut juga sudah sesuai bahwa untuk
mendapat sosialisasi tentang PPK tidak hanya melalui Kelompok Kerja
Guru (KKG) namun juga dapat diperoleh dari kegiatan yang lain.
Apabila guru sudah mendapat sosialisasi baik dari Kelompok Kerja Guru
(KKG) maupun kegiatan yang lain, tentunya informasi yang didapat
tentang program PPK semakin luas dan dapat mengimplementasikan
program PPK dengan baik. Berdasarkan hal tersebut, peneliti
menyimpulkan bahwa guru di SD Negeri se-Kecamatan Ngaglik sudah
mendapat sosialisasi PPK melalui Kelompok Kerja Guru (KKG) maupun
dari kegiatan lainnya.
Pada aitem 3 mengenai mengintegrasikan nilai-nilai utama PPK
dalam desain silabus. Berdasarkan hasil survei dapat diketahui bahwa
guru di SD Negeri se-Kecamatan Ngaglik sebanyak 99% sudah
mengintegrasikan nilai-nilai utama PPK dalam desain silabus, sedangkan
yang tidak hanya 1%. Guru yang tidak mengintegrasikan nilai-nilai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
utama PPK dalam desain silabus dikarenakan kurangnya pemahaman
guru dalam mengkaitkan nilai-nilai karakter pada silabus. Namun, guru
yang mengintegrasikan nilai-nilai utama PPK dalam desain silabus sudah
hampir 100% dalam mengimplementasikannya. Hal tersebut sudah sesuai
dengan kategori program PPK berbasis kelas bahwa mengintegrasikan
nilai-nilai utama PPK dalam desain silabus juga termasuk dalam
pengintegrasian PPK dalam kurikulum. Mengintegrasikan PPK dalam
kurikulum berarti bahwa pendidik mengintegrasikan nilai-nilai utama
PPK ke dalam proses pembelajaran dalam setiap mata pelajaran (Tim
PPK Kemendikbud 2017: 27). Hal ini diperkuat dengan jawaban
kuesioner terbuka, bahwa yang dilakukan guru dalam mengintegrasikan
PPK dalam desain silabus seperti guru mendalami dan menganalisis baik
dari kompetensi dasar maupun materi yang akan diajarkan. Dalam desain
silabus, guru mengintegrasikan dengan penerapan sikap-sikap baik yang
menunjang indikator pembelajaran. Disesuaikan dengan KD, Indikator,
materi ajar dan sumber bahan, lalu disisipkan nilai-nilai karakter di
dalamnya. Selain itu, mencatat pada kolom tersendiri nilai-nilai PPK
yang ingin dicapai dalam pembelajaran. Berdasarkan hal tersebut,
peneliti menyimpulkan bahwa guru sudah mengintegrasikan nilai-nilai
utama PPK dalam desain silabus.
Pada aitem 4 mengenai mengintegrasikan nilai-nilai utama PPK
di silabus ke dalam RPP. Berdasarkan hasil survei dapat diketahui bahwa
guru di SD Negeri se-Kecamatan Ngaglik sebanyak 99% sudah
mengintegrasikan nilai-nilai utama PPK di silabus ke dalam RPP,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
sedangkan yang tidak hanya 1%. Guru yang tidak mengintegrasikan
nilai-nilai utama PPK di silabus ke dalam RPP disebabkan kurangnya
pemahaman guru dalam menyusun atau mengintegrasikan nilai-nilai
utama PPK di silabus ke dalam RPP. Namun, guru yang
mengintegrasikan nilai-nilai utama PPK di silabus ke dalam RPP juga
sudah hampir 100% terimplementasikan. Hal ini diperkuat dengan
jawaban kuesioner terbuka, bahwa dalam mengintegrasikan nilai-nilai
utama PPK dari silabus ke dalam RPP, guru merancang kegiatan
pembelajaran yang didasari pada silabus yang telah diintegrasikan lalu
menyisipkan nilai-nilai karakter baik di bagian tujuan pembelajaran,
kegiatan pembelajaran maupun pada bagian evaluasi. Hal tersebut sudah
sesuai dengan kategori program PPK berbasis kelas. Tim PPK
Kemendikbud (2017: 27-28) mengungkapkan bahwa ada lima langkah-
langkah menerapkan PPK melalui pembelajaran terintegrasi dalam
kurikulum yaitu melakukan analisis KD melalui identifikasi nilai-nilai
yang terkandung dalam materi pembelajaran, mendesain RPP yang
memuat fokus penguatan karakater dengan memilih metode
pembelajaran dan pengelolaan (manajemen) kelas yang relevan,
melaksanakan pembelajaran sesuai skenario dalam RPP, penilaian
otentik atas pembelajaran yang dilakukan, refleksi dan evaluasi terhadap
keseluruhan proses pembelajaran. Misalnya ketika guru membahas
ekosistem, maka pada bagian evaluasi guru dapat menekankan kembali
pada peserta didik untuk menjaga keseimbangan lingkungan dengan
tidak merusak hutan. Berdasarkan hal tersebut, peneliti menyimpulkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
bahwa guru sudah mengintegrasikan nilai-nilai utama PPK di silabus ke
dalam RPP dengan baik.
Pada aitem 5 mengenai pembiasaan sikap/karakter sebelum
memulai pembelajaran di kelas. Berdasarkan hasil survei dapat diketahui
bahwa guru di SD Negeri se-Kecamatan Ngaglik sudah 100%
melaksanakan pembiasaan sikap/karakter sebelum memulai pembelajaran
di kelas. Hal ini membuktikan bahwa guru sudah seluruhnya
melaksanakan pembiasaan sikap/karakter sebelum memulai pembelajaran
di kelas dengan baik. Hal ini dperkuat dengan jawaban kuesioner terbuka
yaitu pembiasaan diwujudkan dalam kegiatan seperti tertib berbaris
sebelum masuk kelas dan bersalaman dengan guru (penanaman nilai
kedisiplinan dan ketertiban), pembiasaan sikap santun, sopan dan saling
menghormati serta menghargai sesama teman (penanaman nilai saling
menghormati), khidmat saat menyanyikan lagu Indonesia Raya
(penanaman nilai nasionalisme), berdoa sebelum dan sesudah
pembelajaran (penanaman nilai religiusitas), literasi (membaca buku 15
menit sebelum pelajaran dimulai), duduk yang rapi (penanaman nilai
ketertiban), pembiasaan 3 s (senyum, sapa, salam), hafalan surat pendek
bagi yang beragama islam (penanaman nilai religiusitas).
Hal tersebut sudah sesuai dengan program PPK karena, dengan
melakukan pembiasaan tersebut peserta didik secara tidak langsung
sudah menanamkan nila-nilai penguatan pendidikan karakter yang akan
tertanam dalam hati anak-anak. Pembiasaan membaca non pelajaran
selama 15 menit juga sudah diatur dalam Permendikbud Nomor 23
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
Tahun 2015 tentang Penumbuhan Budi Pekerti perlu menjadi salah satu
alternatif untuk menumbuhkan dan memulai gerakan literasi di sekolah.
Oleh karena itu, peranan perpustkaan sekolah, pojok baca, maupun
jaringan internet penting untuk mendukung pelaksanaan pembelajaran.
Kreatifitas guru juga penting dalam menyajikan program dan kegiatan
membaca, menulis, menyimak, berkomunikasi mengenai suatu topik dari
berbagai sumber baik buku, media sosial, maupun surat kabar, agar
peserta didik dapat mengambil nilai-nilai positif yang terkandung di
dalamnya. Dengan adanya ketersediaan sumber-sumber informasi di
sekolah tersebut pun menjadi lebih baik.
Pada aitem 6 mengenai mengelola kelas dengan mengintegrasikan
nilai-nilai karakter. Berdasarkan hasil survei dapat diketahui bahwa guru
di SD Negeri se-Kecamatan Ngaglik sudah 100% mengelola kelas
dengan mengintegrasikan nilai-nilai karakter. Ini membuktikan bahwa
guru yang mengelola kelas dengan mengintegrasikan nilai-nilai karakter
sudah seluruhnya terimplementasikan dengan baik. Hal tersebut
diperkuat dengan jawaban kuesioner terbuka yaitu cara guru dalam
mengelola kelas dalam mengintegrasikan nilai-nilai karakter seperti
pembiasaan berdoa sebelum memulai pembelajaran (penanaman nilai
religiusitas), menanamkan budaya antri ketika diberi tugas yang akan
dinilai (penanaman nilai kedisiplinan), membiasakan 5K (kebersihan,
keindahan, keamanan, ketertiban, dan kedisiplinan), pembiasaan untuk
tidak mencontek/jujur dalam mengerjakan tugas (penanaman nilai
kejujuran), pembiasaan mengumpulkan tugas tepat waktu (penanaman
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
nilai kedisiplinan), melakukan pergantian tempat duduk seminggu sekali,
regu piket bertugas penuh (penanaman nilai tanggung jawab), melatih
kejujuran anak dalam pembuatan dan penyelesaian tugas (penanaman
nilai kejujuran), memberikan reward bagi siswa yang berprestasi
(menanamkan nilai menghagai). Berdasarkan hal tersebut, peneliti
menyimpulkan bahwa guru sudah sesuai dalam memanajemen kelas atau
mengelola kelas.
Mengelola kelas atau manajemen kelas juga dapat dikaitkan dengan
tindakan guru untuk menciptakan dan menjaga lingungan kelas yang
kondusif agar pengajaran berhasil. Selain itu, Koesoema (2018: 147)
mengungkapkan bahwa pengelolaan kelas secara umum dapat dibagi
menjadi 3 tema besar yaitu penyiapan lingkungan fisik yang mendukung,
strategi-strategi proaktif dalam pembelajaran, serta tindakan pencegahan
dan respon ketika terjadi perilaku menyimpang di kelas. Selain itu, Tim
PPK Kemendikbud (2017: 28) mengemukakan beberapa contoh
pengelolaan kelas untuk memberikan penguatan karakter yaitu peserta
didik mengangkat tangan sebelum mengajukan pertanyaan setelah
diizinkan oleh guru untuk berbicara. Hal ini dapat menguatkan nilai
saling menghargai dan percaya diri. Selain itu, pemberian sanksi yang
mendidik sebagai konsekuensi dan bentuk tanggung jawab bila terjadi
keterlambatan dalam mengerjakan/mengumpulkan tugas, sehingga dapat
menguatkan nilai disiplin, tanggung jawab dan komitmen diri. Contoh
lainnya yaitu guru mendorong peserta didik dalam melakukan tutor
teman sebaya, jadi peserta didik yang dirasa lebih pintar dapat membantu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
temannya yang kurang dalam belajarnya. Hal tersebut dapat menguatkan
nilai saling gotong royong, kepedulian sosial, percaya diri, dan
bertanggung jawab.
Pada aitem 7 mengenai metode pembelajaran yang mendukung
nilai-nilai karakter. Berdasarkan hasil survei dapat diketahui bahwa guru
di SD Negeri se-Kecamatan Ngaglik sudah 100% menerapkan metode
pembelajaran yang mendukung nilai-nilai karakter. Hal ini membuktikan
bahwa guru yang menerapkan metode pembelajaran yang mendukung
nilai-nilai karakter sudah seluruhnya terimplementasikan dengan baik.
Hal ini juga diperkuat dengan jawaban kuesioner terbuka bahwa metode
yang sudah diimplementasikan guru di SD Negeri se-Kecamatan Ngaglik
diantaranya metode diskusi, demonstrasi, problem solving, inkuiri,
proyek, bermain peran, presentasi, observasi, cooperative learning,
ceramah, eksperimen, kontekstual, maupun tanya jawab. Peneliti
menyimpulkan bahwa hal tersebut sudah sesuai dengan metode
pembelajaran yang dapat digunakan untuk penanaman nilai-nilai
karakter.
Seorang guru harus pandai dalam pemilihan model maupun metode
pembelajaran yang cocok dengan tujuan pembelajaran yang ingin
dicapai. Pemilihan metode pembelajaran yang tepat akan memperkuat
pembentukan karakter peserta didik. Tim PPK Kemendikbud (2017: 29)
mengungkapkan bahwa melalui metode pembelajaran diharapkan peserta
didik memiliki keterampilan yang dibutuhkan pada abad 21, seperti
kecakapan berpikir kritis, berpikir kreatif, kecakapan berkomunikasi, dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
kerjasama dalam pembelajaran. Misalnya guru menggunakan metode
demonstrasi pada materi sumber energi. Peserta didik diminta untuk
membuat kincir angin secara individu. Pengalaman dan pembelajaran
lebih mudah diingat karena peserta didik menyaksikan sendiri bagaimana
sebuah proses terjadi. Melalui metode demonstrasi ini dapat
dikembangkan nilai-nilai karakter seperti kemandirian, rasa ingin tahu,
teliti, peduli lingkungan dan lain-lain.
Pada aitem 8 mengenai mengaitkan isi materi pembelajaran dengan
persoalan kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan PPK.
Berdasarkan hasil survei dapat diketahui bahwa guru di SD Negeri se-
Kecamatan Ngaglik sebanyak 100% guru mengaitkan isi materi
pembelajaran dengan persoalan kehidupan sehari-hari yang berkaitan
dengan PPK. Hal tersebut membuktikan bahwa SD Negeri se-Kecamatan
Ngaglik sudah mengimplementasikan program PPK berbasis kelas dalam
mengaitkan isi materi pembelajaran dengan persoalan kehidupan sehari-
hari yang berkaitan dengan PPK. Hal ini diperkuat dengan jawaban
kuesioner terbuka yaitu guru di SD Negeri se-Kecamatan Ngaglik dalam
mengimplementasikan seperti memahami dulu pendidikan karakter apa
saja yang termuat dalam materi tersebut, lalu dikaitkan dengan kegiatan
sehari-hari yang sering dijumpai peserta didik. Berdasarkan hal tersebut,
peneliti menyimpulkan bahwa guru sudah mengaitkan isi materi
pembelajaran dengan persoalan kehidupan sehari-hari yang berkaitan
dengan PPK dengan baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
Menggali pengalaman siswa tentang sebuah karakter dan
menghubungkan dengan materi pembelajaran, memberikan tugas dengan
melibatkan orang tua tentang materi PPK yang memuat karakter yang
ingin dibentuk. Hal tersebut sudah sesuai dengan program penguatan
pendidikan karakter bahwa materi pembelajaran dapat dikaitkan dengan
persoalan kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan PPK. Misalnya
ketika belajar tentang ekosistem, peserta didik diminta untuk selalu
menjaga keseimbangan lingkungannya. Apabila ada yang membuang
sampah di sungai, tentu mengakibatkan kerusakan lingkungan pada
ekosistem air yaitu berdampak pada ikan-ikan yang mati. Secara tidak
langsung peserta didik diajarkan untuk memiliki semangat dalam
menjaga ciptaan Tuhan mulai dari lingkungan sekitar. Melalui materi ini
guru dapat menanamkan nilai-nilai karakter seperti bertanggung jawab,
cinta tanah air, dan menjaga kelestarian lingkungan.
Pada aitem 9 mengenai memfasilitasi setiap peserta didik untuk
menumbuhkembangkan karakter yang dirancang dalam RPP.
Berdasarkan hasil survei dapat diketahui bahwa guru di SD Negeri se-
Kecamatan Ngaglik sudah 98% guru, sedangkan 2% yang tidak
mengimplementasikan. Guru yang tidak memfasilitasi setiap peserta
didik untuk menumbuhkembangkan karakter yang dirancang dalam RPP
disebabkan kurangnya kreatifitas dan keterampilan guru dalam
memfasilitasi peserta didik. Namun, guru lebih banyak yang sudah
memfasilitasi peserta didik dalam menumbuhkembangkan karakter
daripada guru yang tidak sama sekali. Hal ini diperkuat dengan jawaban
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
kuesioner terbuka yaitu guru memfasilitasi peserta didik dengan
menyediakan tempat dan media yang mendukung kegiatan pembelajaran,
memberi kebebasan berpendapat, bertanya, memberikan bimbingan dan
dorongan kepada peserta didik, serta tidak membatasi peserta didik
dalam berkreasi. Hal tersebut sudah sesuai dengan program PPK dalam
hal sekolah menyediakan sarana dan prasarana dibutuhkan dalam rangka
mendukung pelaksanaan program PPK secara utuh dan menyeluruh.
Dengan adanya fasilitas yang mendukung pembelajaran maupun motivasi
dari guru, peserta didik dapat belajar dengan lebih efektif dan penguatan
nilai-nilai karakter yang diperoleh akan berkembang. Misalnya ketika
belajar tentang Matematika materi bangun ruang, guru perlu
menyediakan benda-benda yang termasuk bangun ruang. Dengan begitu,
tujuan pembelajaran tentu dapat tercapai dengan baik karena peserta
didik lebih mudah menangkap materi yang sedang diajarkan. Selain itu,
penanaman nilai-nilai karakter pun dapat muncul seperti percaya diri
untuk mengungkapkan pendapat, kemandirian, bertanggung jawab dan
lain sebagainya.
Pada aitem 10 mengenai mencatat perkembangan karakter peserta
didik. Berdasarkan hasil survei dapat diketahui bahwa guru di SD Negeri
se-Kecamatan Ngaglik sudah 91% guru mencatat perkembangan karakter
peserta didik, sedangkan yang tidak sebanyak 9%. Guru yang tidak
mencatat perkembangan karakter peserta didik disebabkan guru tersebut
lebih menyukai untuk melakukan respon langsung terhadap peserta didik
yang memiliki karakter baik maupun buruk tanpa perlu mencatat di buku
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
jurnal maupun di buku catatan. Namun, guru lebih banyak yang mencatat
perkembangan karakter peserta didik daripada guru yang tidak sama
sekali. Hal ini diperkuat dengan jawaban kuesioner terbuka yaitu guru
mencatat perkembangan karakter peserta didik dengan cara yang
berbeda-beda ada yang mengamati tingkah lakunya saat pembelajaran
maupun di luar pembelajaran, serta menuliskanya baik di buku jurnal
peserta didik, maupun di buku catatan harian. Ada pula guru yang
menulis di buku perilaku siswa setiap pertemuan. Dilihat dari aktifitas
sehari-hari baik sikap spiritual, sosial dan individual lalu dicatat pada
buku perkembangan siswa dan diberikan evaluasi secara rutin. Guru
mencatat perkembangan karakter peserta didik dan memberikan evaluasi
secara rutin sudah sessuai, guna untuk melihat dan mengukur sejauh
mana perkembangan yang terjadi pada peserta didik. Dengan demikian,
guru dapat mengetahui apakah peserta didik menjadi lebih baik atau
bahkan sebaliknya. Berdasarkan hal tersebut, peneliti menyimpulkan
bahwa sebagian besar guru sudah mencatat perkembangan peserta didik
baik di buku catatan maupun di buku jurnal siswa.
Pada aitem 11 mengenai memberikan umpan balik kepada peserta
didik tentang karakter yang dituangkan dalam rancangan RPP.
Berdasarkan hasil survei dapat diketahui bahwa guru di SD Negeri se-
Kecamatan Ngaglik sudah 94% guru memberikan umpan balik kepada
peserta didik tentang karakter yang dituangkan dalam rancangan RPP,
sedangkan yang tidak sebanyak 6%. Guru yang tidak memberikan umpan
balik kepada peserta didik disebabkan kurangnya perhatian guru terhadap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
tumbuhkembangnya peserta didik, terutama dalam mendalami materi
yang diajarkan. Apabila ada peserta didik yang mau menjawab
pertanyaan dengan baik dan benar, maka seharusnya guru dapat
memberikan umpan balik yang positif secara langsung seperti
mengatakan ‘’Kamu hebat, tepat sekali jawabanmu’’. Terkadang, guru
kurang peduli dalam memberikan hal berupa pujian seperti itu. Padahal,
efek dari pemberian pujian dapat meningkatkan rasa kepercayaan diri
anak, anak merasa dihargai dan diperhatikan oleh gurunya sehingga
mendorong untuk selalu ingin menjadi lebih baik. Begitu juga saat
peserta didik yang melakukan kesalahan. Guru tetap memberikan umpan
balik yang postif misalnya mengatakan ‘’jawabanmu sudah baik nak,
namun masih kurang lengkap’’. Dalam hal ini siswa akan merasa tetap
dihargai dan dapat memberikan dorongan kepada peserta didik bahwa
mereka sudah melakukan sesuatu yang baik walaupun masih belum
sempurna.
Namun, berdasarkan jawaban kuesioner terbuka, guru mengalami
berbagai kendala dalam mengimplentasikan program PPK berbasis kelas,
diantaranya yaitu setiap peserta didik memiliki berbagai macam karakter
yang berbeda-beda, sehingga sulit untuk menerapkan PPK. Kurangnya
fasilitas, waktu pembelajaran, kerjasama antara orang tua dengan
masyarakat sekitar, masuknya budaya asing yang tidak sesuai dengan
budaya bangsa Indonesia sehingga belum dapat menerapkan PPK secara
maksimal. Hal tersebut membuktikan bahwa guru masih merasa kesulitan
dalam mengimplentasikan PPK di kelas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
Dalam penelitian ini, kuesioner dibagi menjadi tiga aspek yaitu
aspek sosialisasi, pra observasi dan observasi kelas. Aspek sosialisasi
terdapat pada nomor aitem 1 dan 2. Aspek pra observasi terdapat pada
nomor aitem 3 dan 4, sedangkan aspek observasi kelas terdapat pada
nomor aitem 5, 6, 7, 8, 9, 10, dan 11. Berikut ini akan dijelaskan
persentase dari setiap aspek.
1. Aspek Sosialisasi
Dalam aspek sosialisasi terdapat pada nomor aitem 1 dengan perolehan
persentase sebesar 7% menjawab ‘’ya’’ dan sebanyak 13% menjawab
‘’tidak’’. Nomor aitem 2 memperoleh persentase sebesar 1%
menjawab ‘’ya’’ dan sebanyak 19% menjawab ‘’tidak’’. Persentase
untuk aspek sosialisasi dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 4.2 Rerata Persentase Aspek Sosialisasi
No Aspek Persentase
Ya Tidak
1.
Apakah Bapak/Ibu memperoleh sosialisasi Penguatan
Pendidikan Karakter (PPK) dari kepala sekolah atau guru
yang mengikuti pelatihan PPK?
87% 13%
2. Apakah Bapak/Ibu sudah mendapatkan sosialisasi PPK
melalui Kelompok Kerja Guru (KKG)? 81% 19%
Rerata 84% 16%
Tabel 4.2 menunjukkan rerata jawaban ‘’ya’’ dan ‘’tidak’’ untuk aspek
sosialisasi. Untuk aspek sosialisasi, jawaban ‘’ya’’ mendapat persentase
rerata sebesar 4% dan jawaban ‘’tidak’’ mendapat persentase rerata
sebesar 16%. Hal ini menunjukkan bahwa rerata aspek sosialisasi yang
menjawab ‘’Ya’’ lebih tinggi daripada yang menjawab ‘’Tidak’’.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
2. Aspek Pra Observasi
Pada aspek pra observasi terdapat pada nomor aitem 3 dan 4. Nomor
aitem 3 dan 4 mendapat perolehan persentase jawaban ‘’ya’’ sebesar
99% sedangkan untuk jawaban ‘’tidak’’ sebesar 1%. Persentase untuk
aspek pra observasi dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 4.3 Rerata Persentase Aspek Pra Observasi
No Aspek Persentase
Ya Tidak
3. Mengintegrasikan nilai-nilai utama PPK dalam desain
silabus. 99% 1%
4. Mengintegrasikan nilai-nilai utama PPK di silabus ke
dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). 99% 1%
Rerata 99% 1%
Tabel 4.3 menunjukkan rerata aspek pra observasi pada nomor aitem 3
dan 4 dengan perolehan yang sama yaitu jawaban ‘’ya’’ sebesar 99%
dan jawaban ‘’tidak’’ mendapat persentase rerata sebesar 1%. Dari hasil
tersebut menunjukkan bahwa rerata aspek pra observasi hampir 100%
menjawab ‘’Ya’’.
3. Aspek Observasi Kelas
Aspek observasi kelas terdapat pada nomor aitem 5, 6, 7, 8, 9, 10, dan
11. Nomor aitem 5, 6, 7, dan 8 mendapat perolehan persentase tertinggi
dengan jawaban ‘’ya’’ sebesar 100% yang sudah terimplementasi.
Untuk nomor aitem 9 mendapat perolehan persentase jawaban ‘’ya’’
sebesar 9 % sedangkan jawaban ‘’tidak’’ sebesar 2%. Nomor aitem 10
mendapat perolehan persentase jawaban ‘’ya’’ sebesar 91% sedangkan
jawaban ‘’tidak’’ sebesar 9%. Nomor aitem terakhir yaitu 11 mendapat
perolehan persentase jawaban ‘’ya’’ sebesar 94% sedangkan jawaban
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
‘’tidak’’ sebesar 6%. Persentase untuk aspek observasi kelas dapat
dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 4.4 Rerata Persentase Aspek Observasi Kelas
No Aspek Persentase
Ya Tidak
5. Melaksanakan pembiasaan sikap/karakter sebelum
memulai pembelajaran. 100% 0%
6. Mengelola kelas dengan mengintegrasikan nilai-nilai
karakter. 100% 0%
7. Menerapkan metode pembelajaran yang mendukung nilai-
nilai karakter. 100% 0%
8.
Mengaitkan isi materi pembelajaran dengan persoalan
kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan Penguatan
Pendidikan Karakter (PPK).
100% 0%
9. Memfasilitasi setiap siswa untuk menumbuhkembangkan
karakter yang dirancang dalam RPP. 98% 2
10. Mencatat perkembangan karakter siswa. 91% 9%
11. Memberikan umpan balik kepada siswa tentang karakter
yang dituangkan dalam rancangan RPP. 94% 6%
Rerata 97,57 % 2,42 %
Tabel 4.4 menunjukkan rerata persentase aspek observasi kelas untuk
jawaban ‘’ya’’ dan jawaban ‘’tidak’’. Rerata yang diperoleh untuk
jawaban ‘’ya’’ sebesar 97,57% dan jawaban ‘’tidak’’ mendapat
perolehan persentase sebesar 2,42%. Berdasarkan data di atas, dapat
dibuat rekapitulasi dari tiga aspek tersebut. Hasil rekapitulasi dari tiga
aspek tersebut dapat dilihat sebagai berikut.
Tabel 4.5 Hasil Rerata Rekapitulasi Persentase Tiga Aspek
No Aspek Ya Tidak
1. Sosialisasi 84 % 16 %
2. Pra Observasi 99 % 1 %
3. Observasi Kelas 97,57 % 2,42 %
Rerata 93,52 % 6,47 %
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
Berdasarkan tabel 4.5 dapat dilihat bahwa rerata rekapitulasi dari
ketiga aspek yaitu untuk perolehan jawaban ‘ya’’ mendapat perolehan
persentase sebesar 93,52%. Sedangkan untuk jawaban ‘’tidak’’ mendapat
perolehan persentase sebesar 6,47%. Hasil rekapitulasi dari ketiga aspek
tersebut dapat membuktikan bahwa implementasi program penguatan
pendidikan karakter berbasis kelas di satuan pendidikan sekolah dasar
negeri se-Kecamatan Ngaglik sudah terimplementasikan.
Penelitian yang dilakukan oleh peneliti ini juga senada dengan
penelitian yang dilakukan oleh Ricca (2014), yang menunjukkan bahwa
implementasi pendidikan karakter dilakukan secara terpadu pada mata
pelajaran, manajemen sekolah, dan ekstrakurikuler. Penelitian Ricca juga
memberikan gambaran mengenai hasil yang cukup baik dalam
implementasi yang dilakukan di Homeschooling Kak Seto yaitu dalam
pengintegrasian mata pelajaran, manajemen sekolah dan ekstrakurikuler.
Selain itu, penelitian ini juga senada dengan penelitian yang dilakukan
oleh Yeni dan Muhammad (2017), berjudul ‘’Strategi Sekolah Dalam
Penguatan Pendidikan Karakter Siswa Dengan Memaksimalkan Peran
Orang Tua’’. Penelitian ini mempunyai relevansi yang sama-sama
membahas meneliti penguatan pendidikan karakter di sekolah dasar negeri.
Selain itu, penelitian ini mengungkap banyak strategi sekolah dalam
memaksimalkan peran orang tua sebagai upaya penguatan pendidikan
karakter peserta didik seperti mengkondisikan lingkungan yang islami baik
dalam beribadah, bekerja, pergaulan sosial, maupun kebersihan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
BAB V
PENUTUP
Pada Bab V akan membahas tentang kesimpulan dalam penelitian ini,
keterbatasan penelitian, dan saran.
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan oleh peneliti
mengenai Survei Implementasi Program Penguatan Pendidikan Karakter
Berbasis Kelas Di Satuan Pendidikan Sekolah Dasar se-Kecamatan
Ngaglik dapat ditarik kesimpulan:
1. SD Negeri se-Kecamatan Ngaglik sudah mengimplementasikan
Program Penguatan Pendidikan Karakter Berbasis Kelas. Implementasi
dengan perolehan persentase tertinggi yaitu 100% terdapat pada aitem
5 tentang melaksanakan pembiasaan sikap/karakter sebelum memulai
pembelajaran, aitem 6 tentang mengelola kelas dengan
mengintegrasikan nilai-nilai karakter, aitem 7 tentang menerapkan
metode pembelajaran yang mendukung nilai-nilai karakter, dan aitem 8
tentang mengaitkan isi materi pembelajaran dengan persoalan
kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan Penguatan Pendidikan
Karakter (PPK). Sedangkan untuk perolehan persentase yang paling
rendah terdapat pada aitem 2 tentang sosialisasi PPK melalui
Kelompok Kerja Guru (KKG) dengan persentase sebesar 81%. Selain
itu, hasil rerata rekapitulasi dari ketiga aspek kuesioner tertutup yaitu
untuk perolehan jawaban ‘‘Ya’’ mendapat perolehan persentase
sebesar 93,52%. Sedangkan untuk jawaban ‘’Tidak’’ mendapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
perolehan persentase sebesar 6,47%. Hal ini membuktikan bahwa
implementasi program PPK berbasis kelas di SD Negeri se-Kecamatan
Ngaglik sudah terimplementasikan.
2. Implementasi pelaksanaan program Penguatan Pendidikan Karakter
Berbasis Kelas SD Negeri se-Kecamatan Ngaglik sudah sesuai dengan
kategori program PPK berbasis kelas. Kesesuaian tersebut dapat
dilakukan dengan mengintegrasikan nilai-nilai PPK dalam desain
silabus dengan cara disesuaikan dengan SK, KD, Indikator, materi ajar
dan sumber belajar lalu disisipkan nilai karakter di dalamnya,
mengintegrasikan dari silabus ke RPP dengan menyisipkan nilai-nilai
utama karakter ke bagian tujuan, maupun kegiatan pembelajaran,
melakukan pembiasaan seperti berbaris, berdoa, membaca buku 15
menit, menyanyikan lagu Indonesia Raya sebelum pembelajaran,
mengelola kelas dengan menciptakan kelas yang kondusif,
menggunakan metode pembelajaran yang sesuai dengan materi/tema
seperti metode diskusi, kooperatif, demonstrasi, PBL, eksperimen,
mengkaitkan isi materi pembelajaran dengan kehidupan sehari-hari
peserta didik yang berhubungan dengan nilai karakter, memfasilitasi
peserta didik dengan media yang mendukung kegiatan pembelajaran,
mencatat perkembangan karakter peserta didik dengan cara mengamati
perubahan sikap dan tingkah lakunya, serta menuliskanya baik di buku
jurnal perkembangan sikap peserta didik, maupun di buku catatan
harian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
B. Keterbatasan Penelitian
Dalam penelitian ini, teknik pengumpulan data dan instrumen bagian
kuesioner tertutup dan terbuka kurang dalam menjaring data secara detail.
C. Saran
Untuk penelitian selanjutnya, teknik pengumpulan data dan instrumen
penelitian dapat dibuat secara variatif, sehingga diperoleh data secara
detail.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124
DAFTAR PUSTAKA
Achmadi, dan Cholid. 2007. Metodologi Penelitian. Jakarta: Bumi Aksara.
Albertus, D. 2013. Pendidikan Karakter Utuh dan Menyeluruh. Yogyakarta:
Kanisius.
Asra, A, dkk. 2015. Metode Penelitian Survei. Bogor: In Media.
Asri, Yohana Puji. 2016. Miskonsepsi IPA Fisika Siswa Kelas V Semester 2 SD
Negeri Se-Kecamatan Ngemplak Kabupaten Sleman. Skripsi Tidak
Diterbitkan. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata
Dharma: Yogyakarta.
Effendi S, Tukiran. 2012. Metode Penelitian Survei. Jakarta: LP3ES.
Hamdayama, J. 2014. Model dan Metode Pembelajaran Kreatif Berkarakter.
Bogor: Ghalia Indonesia.
Hendarman, dkk. 2017. Penguatan Pendidikan Karakter. Jakarta: Kemendikbud.
Hikmawati, F. 2017. Metodologi Penelitian. Depok: Rajawali Pers.
Jumarudin dkk. 2014. Pengembangan Model dan Pembelajaran Humanis Religius
dalam Pendidikan Karakter di Sekolah Dasar. Tersedia di laman
https://journal.uny.ac.id/index.php/jppfa/article/viewFile/2623/2178 diakses
pada tanggal 6 Mei 2019 pukul 04.18 wib.
Kurniawan, S. 2013. Pendidikan Karakter. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Lickona, T. 2013. Character Matters (Persoalan Karakter). Jakarta: Bumi
Aksara.
Lickona, T. 2013. Mendidik Untuk Membentuk Karakter. Jakarta: Bumi Aksara.
Lickona, T. 2013. Pendidikan Karakter. Bandung: Nusa Media.
Mu’in, F. 2016. Pendidikan Karakter Kostruksi Teoritik & Praktik. Yogyakarta:
Ar-Ruzz Media.
Peraturan Presiden Nomor 87. 2017. Penguatan Pendidikan Karakter. Tersedia di
https://setkab.go.id/wpcontent/uploads/2017/09/Perpres_Nomor_87_Tahun_20
17.pdf 09: diakses pada tanggal 04 Mei 2019 pukul 09.04 wib.
Permendikbud Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor
20. 2018. Penguatan Pendidikan Karakter Pada Satuan Pendidikan Formal.
Tersedia di halaman
https://jdih.kemdikbud.go.id/arsip/Permendikbud_Tahun2018_Nomor20.pdf
diakses pada tanggal 29 Januari 2019 pukul 22.10 wib.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125
Permendikbud Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia UU.
2003. Tujuan Pendidikan Nasional. Tersedia di laman
https://kemenag.go.id/file/dokumen/UU2003.pdf diakses pada tanggal 15 April
2018 pukul 21.58 wib.
Rusdiana, R. 2014. Evaluasi Pembelajaran. Bandung: CV Pustaka Setia.
Rusman. 2013. Model-model Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Samani & Hariyanto. 2012. Konsep dan Model Pendidikan Karakter. Bandung:
PT Remaja Rosdakarya.
Setyawan, Lukas Restu. 2016. Miskonsepsi IPA Fisika Siswa Kelas V Semester 2
SD Negeri Se-Kecamatan Minggir Sleman Tahun 2015. Skripsi Tidak
Diterbitkan. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata
Dharma: Yogyakarta.
Sudaryono. 2016. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Prenada Media
Group.
Sugiyono. 2011. Metodologi Penelitian. Jakarta: Kencana.
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kombinasi. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Sugiyono. 2015. Metode Penelitian & Pengembangan Research and
Development. Bandung: Alfabeta.
Suharsaputra. 2014. Metode Penelitian: kuantitatif, kualitatif, dan tindakan.
Bandung: PT. Refika Aditama.
Sukardjo. 2008. Kumpulan Materi Evaluasi Pembelajaran. Yogyakata: Prodi
Teknologi Pembelajaran, Pps UNY.
Sukmadinata. 2007. Bimbingan dan Konseling dalam Praktek Mengembangkan
Potensid dan Kepribadian Siswa. Bandung: Maestro.
Sukmadinata. 2011. Metode Penelitian. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Tim PPK Kemendikbud. 2017. Konsep dan Pedoman Penguatan Pendidikan
Karakter. Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.
Wurry dkk. 2014. Pendidikan Karakter Disiplin di Sekolah Dasar. Tersedia di
laman http://perpustakaan.unitomo.ac.id/repository/2168-5972-1-PB.pdf
diakses pada tanggal 6 Mei 2019 pukul 04.25 wib.
Yeni dan Muhamad. 2017. Strategi Sekolah dalam Penguatan Pendidikan
Karakter Bagi Siswa dalam Memaksimalkan Peran Orang Tua. Tersedia di
laman
https://jurnal.univpgripalembang.ac.id/index.php/JMKSP/article/view/1477/12
88 diakses pada tanggal 6 Mei 2019 pukul 04.17 wib.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
126
DAFTAR PUSTAKA GAMBAR
Nomor Gambar Sumber
Gambar 2.1
http://alihfungsi.gtk.kemdikbud.go.id/assets/konsep_karakter.pdf
Gambar 2.2
https://jdih.kemdikbud.go.id/arsip/Permendikbud_Tahun2018_No
mor20.pdf
Gambar 2.3 https://www.educaguru.id/ruang-belajar/memotivasi-siswa-yang
mengalami-penurunan-semangat-belajar
Gambar 2.4 http://www.wartamadrasahku.com/2016/04/pengelolaan-kelas-
dan-variasi-mengajar.html
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
127
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
128
Lampiran 1
Surat Izin Penelitian dari Universitas Sanata Dharma
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
129
Lampiran 2
Surat Rekomendasi Izin Penelitian dari Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
130
Lampiran 3
Surat Keterangan telah Melakukan Penelitian dari UPTD Kecamatan Ngaglik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
131
Lampiran 4
Surat Keterangan sudah Mengumpulkan Hasil Penelitian kepada Kantor Kesatuan
Bangsa dan Politik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
132
Lampiran 5
Rangkuman Data SD Negeri di Kecamatan Ngaglik Kabupaten Sleman
No NAMA SD Kelas
Paralel
Alamat
Jumlah
Guru
Kelas
1. SD N Taraman 1 Taraman, Sinduharjo 6
2. SD N Minomartani 1 1 Mlandangan, Minomartani 6
3. SD N Minomartani 2 1 Jl.Tengiri Raya, Minomartani 6
4. SD N Minomartani 6 1 Jl. Kakap XI, Minomartani 6
5. SD N Rejodani 1 Jl. Palagan Tentara Pelajar km11 6
6. SD N Karangjati 1 Jl. Plosokuning Raya No. 63, 6
7. SD N Gentan 2 Gentan, Sinduharjo 12
8. SD N Dayuharjo 2 Jl. Damai Prujakan, Sinduharjo 12
9. SD N Jongkang 2 Sedan, Kelurahan Sariharjo 12
10. SD N Clumprit 1 Clumprit, Sardonoharjo 6
11. SD N Wonosalam 1 Wonosalam, Sukoharjo 6
12. SD N Sariharjo 1 Jl. Jongkang Baru, Sariharjo 6
13. SD N Karangmloko 1 1 Jl. Palagan Tentara Pelajar Km 8 6
14. SD N Karangmloko 2 1 Tegalrejo, Sariharjo 6
15. SD N Banteran 1 1 Bakalan, Kelurahan Donoharjo 6
16. SD N Ngaglik 1 Pencarsari, Sardonoharjo 6
17. SD N Ngebelgede 1 1 Ngalangan, Sardonoharjo 6
18. SD N Ngebelgede 2 1 Bendolole, Sardonoharjo 6
19. SD N Donoharjo 1 Jetis Suruh, Donoharjo 6
20. SD N Rejosari 1 Rejosari, Sardonoharjo 6
21. SD N Sardonoharjo 1 1 Candi Dukuh, Sardonoharjo 6
22. SD N Sardonoharjo 2 1 Candiwinangun, Sardonoharjo 6
23. SD N Seloharjo 1 Karanglo, Kelurahan Sukoharjo 6
24. SD N Selomulyo 1 Sembung, Kelurahan Sukoharjo 6
25. SD N Sukomulyo 1 Surirejo, Kelurahan Sukoharjo 6
26. SD N Sukosari 1 Losari, Kelurahan Sukoharjo 6
27. SD N Brengosan 1 1 Kayunan, Kelurahan Donoharjo 6
28. SD N Brengosan 2 1 Kayunan, Kelurahan Donoharjo 6
29. SD N Candirejo 1 Candirejo, Sardonoharjo 6
30. SD N Nglempong 2 Nglempong, Sariharjo 12
Jumlah 34 204
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
133
Lampiran 6
Coding Data 30 Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Ngaglik
No Nama SD Inisial
1
SD Negeri Taraman
A1
2 A2
3 A3
4 A4
5 A5
6 A6
7
SD Negeri Minomartani 1
B1
8 B2
9 B3
10 B4
11 B5
12 B6
13
SD Negeri Minomartani 2
C1
14 C2
15 C3
16 C4
17 C5
18 C6
19
SD Negeri Minomartani 6
D1
20 D2
21 D3
22 D4
23 D5
24 D6
25
SD Negeri Rejodani
E1
26 E2
27 E3
28 E4
29 E5
30 E6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
134
No Nama SD Inisial
31
SD Negeri Karangjati
F1
32 F2
33 F3
34 F4
35 F5
36 F6
37
SD Negeri Gentan
G1
38 G2
39 G3
40 G4
41 G5
42 G6
43 G7
44 G8
45 G9
46 G10
47 G11
48 G12
49
SD Negeri Dayuharjo
H1
50 H2
51 H3
52 H4
53 H5
54 H6
55 H7
56 H8
57 H9
58 H10
59 H11
60 H12
61
SD Negeri Jongkang
I1
62 I2
63 I3
64 I4
65 I5
66 I6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
135
No Nama SD Inisial
67
SD Negeri Jongkang
I7
68 I8
69 I9
70 I10
71 I11
71 I12
73
SD Negeri Clumprit
J1
74 J2
75 J3
76 J4
77 J5
78 J6
79
SD Negeri Wonosalam
K1
80 K2
81 K3
82 K4
83 K5
84 K6
85
SD Negeri Sariharjo
L1
86 L2
87 L3
88 L4
89 L5
90 L6
91
SD Negeri Karangmloko 1
M1
92 M2
93 M3
94 M4
95 M5
96 M6
97
SD Negeri Karangmloko 2
N1
98 N2
99 N3
100 N4
101 N5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
136
No Nama SD Inisial
102 SD Negeri Karangmloko 2 N6
103
SD Negeri Banteran 1
O1
104 O2
105 O3
106 O4
107 O5
108 O6
109
SD Negeri Ngaglik
P1
110 P2
111 P3
112 P4
113 P5
114 P6
115
SD Negeri Ngebelgede 1
Q1
116 Q2
117 Q3
118 Q4
119 Q5
120 Q6
121
SD Negeri Ngebelgede 2
R1
122 R2
123 R3
124 R4
125 R5
126 R6
127
SD Negeri Donoharjo
S1
128 S2
129 S3
130 S4
131 S5
132 S6
133
SD Negeri Rejosari
T1
134 T2
135 T3
136 T4
137 T5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
137
No Nama SD Inisial
138 SD Negeri Rejosari T6
139
SD Negeri Sardonoharjo 1
U1
140 U2
141 U3
142 U4
143 U5
144 U6
145
SD Negeri Sardonoharjo 2
V1
146 V2
147 V3
148 V4
149 V5
150 V6
151
SD Negeri Seloharjo
W1
152 W2
153 W3
154 W4
155 W5
156 W6
157
SD Negeri Selomulyo
X1
158 X2
159 X3
160 X4
161 X5
162 X6
163
SD Negeri Sukumolyo
Y1
164 Y2
165 Y3
166 Y4
167 Y5
168 Y6
169
SD Negeri Sukosari
Z1
170 Z2
171 Z3
172 Z4
173 Z5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
138
No Nama SD Inisial
174 SD Negeri Sukosari Z6
175
SD Negeri Brengosan 1
AA1
176 AA2
177 AA3
178 AA4
179 AA5
180 AA6
181
SD Negeri Brengosan 2
AB1
182 AB2
183 AB3
184 AB4
185 AB5
186 AB6
187
SD Negeri Candirejo
AC1
188 AC2
189 AC3
190 AC4
191 AC5
192 AC6
193
SD Negeri Nglempong
AD1
194 AD2
195 AD3
196 AD4
197 AD5
198 AD6
199 AD7
200 AD8
201 AD9
202 AD10
203 AD11
204 AD12
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
139
Lampiran 7
Rekap Data Implementasi Kuesioner Tertutup
No Inisial Aitem
Total 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1 A1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
2 A2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
3 A4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
4 A6 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
5 B2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
6 B3 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9
7 B4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 10
8 B5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
9 C2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
10 C3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
11 C5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
12 C6 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
13 D1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
14 D2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
15 D4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
16 D6 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
17 E1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
18 E2 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
19 E3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
20 E4 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
21 F1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
22 F2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
23 F3 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9
24 F5 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9
25 G1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
26 G2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
27 G3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
28 G6 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
29 G7 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
30 G8 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
31 G9 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
32 G10 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
33 H1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 10
34 H2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 10
35 H3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
140
No Inisial Aitem
Total 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
36 H4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 10
37 H5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
38 H6 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
39 H7 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 10
40 H8 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
41 I1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
42 I2 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 9
43 I3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
44 I4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
45 I5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
46 I7 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
47 I8 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
48 I10 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
49 J2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
50 J3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 10
51 J5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
52 J6 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
53 K2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
54 K3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
55 K5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
56 K6 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
57 L1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
58 L4 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 10
59 L5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
60 L6 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
61 M1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
62 M2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
63 M5 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
64 M6 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
65 N1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9
66 N4 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9
67 N5 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9
68 N6 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9
69 O1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
70 O3 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9
71 O4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
72 O5 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9
73 P2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
74 P4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
141
No Inisial Aitem
Total 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
75 P5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
76 P6 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
77 Q1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
78 Q2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
79 Q3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
80 Q5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
81 R1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
82 R3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
83 R5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
84 R6 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 8
85 S2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
86 S4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
87 S5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
88 S6 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 8
89 T1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
90 T2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 10
91 T3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 10
92 T5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
93 U2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
94 U3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
95 U4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
96 U5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
97 V1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
98 V2 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 8
99 V4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
100 V5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
101 W1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 7
102 W3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
103 W4 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
104 W5 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
105 X1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
106 X2 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9
107 X3 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 8
108 X4 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 8
109 Y2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
110 Y4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
111 Y5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
112 Y6 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
113 Z2 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
142
No Inisial Aitem
Total 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
114 Z3 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
115 Z4 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
116 Z5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
117 AA1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 10
118 AA3 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
119 AA4 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 9
120 AA5 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
121 AB1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
122 AB2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
123 AB3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
124 AB4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 10
125 AC1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
126 AC2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
127 AC3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
128 AC4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
129 AD1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
130 AD2 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
131 AD3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
132 AD4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
133 AD5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
134 AD6 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
135 AD7 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
136 AD8 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
Jumlah 118 110 135 135 136 136 136 136 133 124 128 1427
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
143
Lampiran 8
Rekap Data Implementasi Kuesioner Terbuka
No. Aitem
terbuka Jawaban responden No.
Aitem
terbuka Jawaban responden
1. Aitem 1
Menyanyikan lagu Indonesia
Raya, bersalaman dengan guru
dan karyawan oleh siswa, berdoa
sebelum memulai pembelajaran,
Sholat berjamaah, berdoa
sebelum dan sesudah pelajaran,
baris di depan kelas,
membiasakan 5 S
(senyum,sapa,salam,salim,sopan),
mengajak anak selalu jujur,
mengucapkan salam, senyum bila
bertemu teman/guru dan menyapa
7. Aitem
7
Metode pembelajaran yang
mendukung nilai-nilai
karakter yang digunakan
guru seperti diskusi,
demonstrasi, problem
solving, proyek, bermain
peran, presentasi, observasi,
cooperative learning,
ceramah, eksperimen,
kontekstual, saintifik,
penugasan secara individu
maupun kelompok, maupun
tanya jawab.
2. Aitem 2
Diklat, bimtek K13, teman
sejawat, workshop, seminar,
pembinaan mental guru se-
kecamatan, GSM (Gerakan
Sekolah Menyenangkan), televisi,
buku, koran, maupun dari
internet.
8. Aitem
8
Cara guru mengaitkan isi
materi pembelajaran dengan
persoalan kehidupan sehari-
hari yang berkaitan dengan
PPK seperti memahami dulu
pendidikan karakter apa saja
yang termuat dalam materi
tersebut lalu dijelaskan dan
dikaitkan dengan kegiatan
sehari-hari yang sering
dijumpai peserta didik.
3. Aitem 3
Dengan cara disesuaikan dengan
SK, KD, Indikator, materi ajar
dan sumber belajar lalu
disisipkan nilai karakter di
dalamnya.
9. Aitem
9
Cara guru memfasilitasi
peserta didik yaitu
menyediakan tempat dan
media yang mendukung
kegiatan pembelajaran,
memberi kebebasan
berpendapat, bertanya,
memberikan bimbingan dan
dorongan kepada peserta
didik, serta memberi
kesempatan pada siswa
untuk mengembangkan
dirinya dengan tidak
membatasi peserta didik
dalam berkreasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
144
No. Aitem
terbuka Jawaban responden No.
Aitem
terbuka Jawaban responden
4. Aitem
4
Guru menyisipkan nilai-nilai
karakter baik di bagian tujuan
pembelajaran, maupun di
kegiatan pembelajaran. Selain
itu, guru dapat menganalisa
nilai-nilai karakter yang ada
pada silabus yang kemudian
disesuiakan dengan lingkungan
yang mendukung belajar
peserta didik.
10. Aitem
10
Guru mencatat perkembangan
karakter peserta didik dengan
cara mengamati perubahan
sikap dan tingkah lakunya,
serta menuliskanya baik di
buku jurnal perkembangan
sikap peserta didik, maupun di
buku catatan harian.
5. Aitem
5
Pembiasaan sikap/karakter
sebelum memulai pembelajaran
seperti sikap santun, tertib
dalam berbaris untuk masuk
kelas,sopan, khidmat saat
menyanyikan lagu Indonesia
Raya, membaca buku non
pelajaran selama 15 menit
sebelum pelajaran, khusyuk
saat berdoa, membaca asmaul
husna, serta sikap menghormati
dan menghargai sesama teman.
11. Aitem
11
Kendala-kendala yang
dihadapi guru dalam
mengimplementasikan PPK
berbasis kelas diantaranya
yaitu, setiap peserta didik
memiliki berbagai macam
karakter yang berbeda-beda,
sehingga sulit untuk
menerapkan PPK. Kurangnya
fasilitas, waktu pembelajaran,
kerjasama antara orang tua
dengan masyarakat sekitar,
masuknya budaya asing yang
tidak sesuai dengan budaya
bangsa Indonesia sehingga
belum dapat meneraapkan
PPK secara maksimal.
6. Aitem
6
Cara guru dalam mengelola
kelas yang mengintegrasikan
nilai-nilai karakter seperti
menciptakan kelas yang
kondusif, menanamkan budaya
antri ketika diberi tugas yang
akan dinilai, membiasakan 5K
(kebersihan, keindahan,
keamanan ketertiban dan
kedisiplinan), bersama peserta
didik dibentuk pengurus kelas
dan kelompok piket, membuat
bintang kebaikan, membuat
kontrak belajar dengan peserta
didik tentang peraturan dan
sanksi, reward, guru hanya
fasilitastor.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
145
Lampiran 9
Rekap Data Implementasi Wawancara
No. Jawaban Responden
1.
Bapak/Ibu Guru di SD Negeri se-Kecamatan Ngaglik memperoleh informasi
tentang PPK dari kepala sekolah, workshop, diklat, internet, teman, dinas
pendidikan, Kelompok Kerja Guru (KKG) setiap seminggu sekali.
2.
Praktik baik yang sudah dilaksanakan di SD Negeri se-Kecamatan Ngaglik
seperti setiap pagi berjabat tangan dengan guru maupun temanya di depan
gerbang sekolah, berbaris di depan kelas saat akan memulai pembelajaran,
sholat duha dan dzuhur berjamaah bagi yang beragama islam, menyanyikan
lagu Indonesia Raya sebelum pembelajaran, membaca asmaul husna.
3.
Guru dalam mengintegrasikan nilai-nilai PPK dengan cara menyisipkan
nilai-nilai karakter di setiap kegiatan pembelajaran mulai dari kegiatan awal,
kegiatan inti, maupun bagian evaluasi.
4. Metode yang sering digunakan seperti ceramah, diskusi, bermain peran,
kooperatif.
5.
Peserta didik sulit untuk diatasi. Guru membutuhkan kesabaran yang tinggi
dalam mengatasi berbagai kasus yang sering terjadi. Kadang-kadang
kejujuran anak tidak meyakinkan, seperti kasus peserta didik yang mengaku
berangkat sekolah kepada orang tuanya, namun ternyata membolos untuk
tidak ke sekolah. Hal lainnya seperti, peserta didik sering mengambil uang
saku temanya. Adapun peserta didik yang duduk di bangku kelas 6 suka
diejek temannya dan merasa tersisihkan karena perbedaan agama.
6.
Apabila peserta didik melakukan kesalahan yang masih ringan seperti
mengganggu temanya di kelas maka guru akan menasehati dengan tegas,
namun apabila sering melakukan hal tersebut, siswa tersebut dapat
dilaporkan kepada kepala sekolah secara bertahap. Apabila masih sulit
ditangani, maka guru akan mengundang wali murid untuk datang ke sekolah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
146
Lampiran 10
Kisi-kisi Instrumen Kuesioner Tertutup
Aspek Nomor
Aitem
Sosialisasi
Mendapatkan sosialisasi PPK 1
Sosialisasi PPK melalui Kelompok Kerja Guru (KKG) 2
Pra Observasi
Integrasi PPK dalam desain silabus 3
Integrasi PPK dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) 4
Observasi Kelas
Pembiasaan sikap/karakter sebelum memulai pembelajaran 5
Mengelola kelas dengan mengintegrasikan PPK 6
Menerapkan metode pembelajaran yang sesuai dengan PPK 7
Mengaitkan materi pembelajaran dengan kegiatan sehari-hari 8
Memfasilitasi perkembangan karakter peserta didik 9
Mencatat perkembangan karakter peserta didik 10
Memberikan umpan balik kepada peserta didik tentang karakter
yang dituangkan dalam RPP 11
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
147
Lampiran 11
Kisi-kisi Instrumen Kuesioner Terbuka
Aspek Nomor
Aitem
Praktik baik yang dilakukan 1
Informasi PPK selain dari Kelompok Kerja Guru (KKG) 2
Cara mengintegrasikan PPK dalam desain silabus 3
Cara mengintegrasikan PPK di silabus ke dalam Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) 4
Cara pembiasaan sikap/karakter sebelum memulai
pembelajaran 5
Cara mengelola kelas dengan mengintegrasikan PPK 6
Metode pembelajaran yang digunakan untuk mendukung
PPK 7
Cara mengaitkan isi materi pembelajaran dengan PPK 8
Cara memfasilitasi peserta didik untuk
menumbuhkembangkan karakter yang dirancang dalam
RPP
9
Cara mencatat perkembangan karakter peserta didik 10
Kendala yang dihadapi 11
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
148
Lampiran 12
Identitas Responden dan Surat Pengantar Instrumen
IDENTITAS RESPONDEN PENELITIAN
Bapak/Ibu Mohon berkenan mengisi data berikut dengan benar.
Identitas Responden
Nama : ________________________________________
NIP : ________________________________________
Tempat, tanggal lahir : ________________________________________
Jenis kelamin : ________________________________________
Lama Mengajar : ________________________________________
Guru Wali kelas : ________________________________________
Pendidikan Terakhir : ________________________________________
Nama Satuan Pendidikan ________________________________________
Alamat Satuan Pendidikan : ________________________________________
________________________________________
Tanda Tangan :
Lampiran 13 Instrumen Soal Cheklist, Essai dan Wawancara.................
Lampiran 14 Surat Permohonan Izin Validasi Ahli ................................
IDENTITAS RESPONDEN PENELITIAN
Bapak/Ibu Mohon berkenan mengisi data berikut dengan benar.
Identitas Responden
Nama : ________________________________________
NIP : ________________________________________
Tempat, tanggal lahir : ________________________________________
Jenis kelamin : ________________________________________
Lama Mengajar : ________________________________________
Guru Wali kelas : ________________________________________
Pendidikan Terakhir : ________________________________________
Nama Satuan Pendidikan ________________________________________
Alamat Satuan Pendidikan : ________________________________________
________________________________________
Tanda Tangan :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
149
Surat Pengantar Instrumen
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
150
Lampiran 13
Instrumen Kuesioner Tertutup, Terbuka dan Wawancara
SURVEI IMPLEMENTASI PROGRAM PENGUATAN PENDIDIKAN
KARAKTER BERBASIS KELAS DI SATUAN PENDIDIKAN SEKOLAH
DASAR SE-KECAMATAN SLEMAN KABUPATEN SLEMAN
Petunjuk Pengisian:
Bapak/Ibu mohon memberi tanda centang (√) pada kolom Ya atau Tidak sesuai
dengan kondisi yang sebenarnya.
No Aspek yang Diamati Ya Tidak
SOSIALISASI
1 Apakah Bapak/Ibu memperoleh sosialisasi Penguatan
Pendidikan Karakter (PPK) dari kepala sekolah atau guru
yang mengikuti pelatihan PPK?
2 Apakah Bapak/Ibu sudah mendapatkan sosialisasi PPK
melalui Kelompok Kerja Guru (KKG)?
PRA OBSERVASI
3 Mengintegrasikan nilai-nilai utama PPK dalam desain
silabus.
4 Mengintegrasikan nilai-nilai utama PPK di silabus ke
dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
OBSERVASI KELAS
5 Melaksanakan pembiasaan sikap/karakter sebelum
memulai pembelajaran.
6 Mengelola kelas dengan mengintegrasikan nilai-nilai
karakter.
7 Menerapkan metode pembelajaran yang mendukung
nilai-nilai karakter.
8 Mengaitkan isi materi pembelajaran dengan persoalan
kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan Penguatan
Pendidikan Karakter (PPK).
9 Memfasilitasi setiap siswa untuk menumbuhkembangkan
karakter yang dirancang dalam RPP.
10 Mencatat perkembangan karakter siswa.
11 Memberikan umpan balik kepada siswa tentang karakter
yang dituangkan dalam rancangan RPP.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
151
Praktik baik apa saja yang sudah dilakukan oleh Bapak/Ibu dalam implementasi
PPK?_______________________________________________________________________
____________________________________________________________________________
____________________________________________________________________________
____________________________________________________________________________
____________________________________________________________________________
Selain dari Kelompok Kerja Guru (KKG), darimana Bapak/Ibu mendapatkan informasi
tentang PPK?
____________________________________________________________________________
____________________________________________________________________________
____________________________________________________________________________
____________________________________________________________________________
____________________________________________________________________________
Bagaimana cara Bapak/Ibu mengintegrasikan nilai-nilai utama PPK dalam desain
silabus?
____________________________________________________________________________
____________________________________________________________________________
____________________________________________________________________________
____________________________________________________________________________
____________________________________________________________________________
Bagaimana cara Bapak/Ibu mengintegrasikan nilai-nilai Utama PPK di silabus ke dalam
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)?
____________________________________________________________________________
____________________________________________________________________________
____________________________________________________________________________
____________________________________________________________________________
____________________________________________________________________________
Cara pembiasaan sikap/karakter seperti apa yang dilakukan Bapak/Ibu sebelum memulai
pembelajaran?
____________________________________________________________________________
____________________________________________________________________________
____________________________________________________________________________
____________________________________________________________________________
____________________________________________________________________________
Bagaimana cara Bapak/Ibu mengelola kelas dengan mengintegrasikan nilai-nilai
karakter?
____________________________________________________________________________
____________________________________________________________________________
____________________________________________________________________________
____________________________________________________________________________
____________________________________________________________________________
________________
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
152
Metode pembelajaran yang seperti apa yang biasa digunakan di sekolah untuk
mendukung penerapan nilai-nilai karakter?
____________________________________________________________________________
____________________________________________________________________________
____________________________________________________________________________
____________________________________________________________________________
____________________________________________________________________________
________________
Bagaimana cara Bapak/Ibu mengaitkan isi materi pembelajaran dengan penguatan
pendidikan karakter?
____________________________________________________________________________
____________________________________________________________________________
____________________________________________________________________________
____________________________________________________________________________
____________________________________________________________________________
________________
Bagaimana cara Bapak/Ibu memfasilitasi setiap siswa untuk menumbuhkembangkan
karakter yang dirancang dalam RPP?
____________________________________________________________________________
____________________________________________________________________________
____________________________________________________________________________
____________________________________________________________________________
____________________________________________________________________________
________________
Bagaimana cara Bapak/Ibu mencatat perkembangan karakter siswa?
____________________________________________________________________________
____________________________________________________________________________
____________________________________________________________________________
____________________________________________________________________________
____________________________________________________________________________
________________
Apa saja kendala-kendala yang dihadapi Bapak/Ibu dalam implementasi PPK?
____________________________________________________________________________
____________________________________________________________________________
____________________________________________________________________________
____________________________________________________________________________
____________________________________________________________________________
____________________________________________________________________________
________________________________________________________________________
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
153
Pedoman Wawancara Guru
No. Pertanyaan
1. Dari mana Bapak/Ibu memperoleh informasi tentang program PPK?
2. Praktik baik apa saja yang sudah dilaksanakan peserta didik dalam
menguatkan nilai-nilai PPK?
3. Bagaimana Bapak/Ibu mengintegrasikan nilai-nilai PPK dalam
pembelajaran di kelas?
4. Apa saja metode/model pembelajaran yang sering digunakan dalam
pembelajaran?
5. Karakter buruk apa saja sering dilakukan peserta didik selama
pembelajaran di kelas?
6. Bagaimana Bapak/Ibu menyikapi peserta didik yang memiliki karakter
kurang baik?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
154
Lampiran 14
Surat Permohonan Izin Validasi Ahli
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
155
Lampiran 15
Data Mentah 10 Validasi Ahli
1. SD N BAYANGKARA
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
156
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
157
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
158
2. SD N 1 BANTUL
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
159
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
160
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
161
2. SD N UNGARAN 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
162
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
163
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
164
3. SD N KEPUTRAN 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
165
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
166
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
167
4. SD N 4 WATES
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
168
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
169
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
170
5. SD MUHAMMADIYAH JOGODAYOH
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
171
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
172
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
173
6. SD JOANNES BOSCO
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
174
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
175
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
176
7. SMP 1 BANTUL H
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
177
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
178
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
179
8. SMP 1 BANTUL T
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
180
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
181
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
182
9. SD MUHAMMADIYAH KARANGKAJEN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
183
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
184
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
185
Lampiran 16
Hasil Rekap Validasi Instrumen Kuesioner
No Validator Instansi Skor Keterangan
1 D.P SD N Bhayangkara 50
Layak untuk
digunakan dengan
revisi sedikit
2 D.K SD N Bantul 1 66 Sangat layak untuk
digunakan
3 L SD N Ungaran 64 Sangat layak untuk
digunakan
4 N.W.M SD N Keputran 1 64 Sangat layak untuk
digunakan
5 S SD N 4 Wates 68 Sangat layak untuk
digunakan
6 A.A
SD
Muhammadiyah
Jogodayoh
64 Sangat layak untuk
digunakan
7 B.A.P SD Joannes Bosco 55
Layak untuk
digunakan dengan
revisi sedikit
8 H SMP 1 Bantul 63 Sangat layak untuk
digunakan
9 T.K.R SMP 1 Bantul 54
Layak untuk
digunakan dengan
revisi sedikit
10 B.M
SD
Muhammadiyah
Karangkajen
67 Sangat layak untuk
digunakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
186
Curiculum Vitae
Resti Puji Lestari lahir di Banyumas, Jawa Tengah
pada 20 Mei 1996. Peneliti adalah anak ketiga dari tiga
bersaudara dari pasangan Bapak Waluyo dan Ibu
Tuminah. Pendidikan awal peneliti dimulai dari TK
Pertiwi Jambu pada tahun 2001-2002. Pendidikan
dilanjutkan ke jenjang sekolah dasar, di SD Negeri 1
Jambu pada tahun 2002-2008. Peneliti melanjutkan
pendidikan Sekolah Menengah Pertama di SMP Negeri
2 Lumbir pada tahun 2008-2011. Setelah menempuh
pendidikan SMP, peneliti melanjutkan pendidikan di SMA Negeri 1 Wangon
pada tahun 2011-2014. Setelah tamat SMA, peneliti melanjutkan pendidikan di
Perguruan Tinggi dengan mengambil Program Studi Pendidikan Guru Sekolah
Dasar (PGSD) di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta pada tahun 2015-2019.
Berikut ini daftar kegiatan yang pernah peneliti ikuti selama menjadi mahasiswa
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
No. Nama Kegiatan Tahun Peran
1. Inisiasi Universitas Sanata Dharma (INSADHA) 2015 Peserta
2. Inisiasi Fakultas (INFISA) 2015 Peserta
3. Inisiasi Program Studi (INSIPRO) 2015 Peserta
4. Pendampingan Pengembangan Kepribadian dan Metode Belajar (PPKMB I) 2015 Peserta
5. Pendampingan Pengembangan Kepribadian dan Metode Belajar (PPKMB II) 2015 Peserta
6. Makrab FKM (Forum Keluarga Muslim) 2015 Peserta
7. Seminar Reiventing Childhood Education 2015 Peserta
8. Seminar Enterpreneurship 2015 Peserta
9. English Club 2015-2017 Peserta
10. Kursus Pembina Mahir Tingkat Dasar (KMD) 2016 Peserta
11. Kuliah Umum Masa Depan Toleransi di Tangan Guru 2016 Peserta
12. Week-End Moral 2016 Peserta
13. Himpunan Mahasiswa Program Studi PGSD (HMPS PGSD) 2016-2017 Divisi Kominfo
14. Parade Gamelan Anak IX se-Yogyakarta dan Jawa Tengah 2016 Divisi Dampok
15. Latihan Kepemimpinan Tingkat Dasar (LKTD) 2017 Divisi Konsumsi
16. Kuliah Umum Implementasi Kurikulum Tiga Belas di Sekolah Dasar 2017 Peserta
17. Dies Natalis Prodi PGSD ke-10 2017 Koordinator Konsumsi
18. Himpunan Mahasiswa Program Studi PGSD (HMPS PGSD) 2017 Divisi Humas
19. Parade Gamelan Anak ke X se-Yogyakarta dan Jawa Tengah 2017 Koordinator Dampok
20. Petugas Penerimaan Mahasiswa Baru dan Promosi Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta
2018-2019 Staff Humas USD
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI