SURVEI IMPLEMENTASI PROGRAM PENGUATAN …repository.usd.ac.id/34923/2/151134207_full.pdfPendidikan...
Transcript of SURVEI IMPLEMENTASI PROGRAM PENGUATAN …repository.usd.ac.id/34923/2/151134207_full.pdfPendidikan...
i
SURVEI IMPLEMENTASI PROGRAM PENGUATAN PENDIDIKAN
KARAKTER BERBASIS MASYARAKAT DI SEKOLAH DASAR
SE-KECAMATAN NGAGLIK KABUPATEN SLEMAN
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh:
Fadila Priyanasari
NIM: 151134207
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2019
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
Peneliti mempersembahkan karya tulis ini kepada:
1. Allah SWT yang telah memberikan kesehatan dan kelancaran dalam
mengerjakan skripsi ini.
2. Bapak Supriyanto yang selalu memberikan dukungan, doa, dan kasih
sayang yang luar biasa.
3. Kedua kakakku tersayang Farida Priyantiningtyas dan Fauzi Prima Bintara
yang selalu memberikan dukungan.
4. Ketiga keponakanku yaitu Raihan, Izzi, dan Gwen yang selalu membuatku
terus semangat dalam menyelesaikan skripsi.
5. Almamaterku yaitu Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang sudah
memberikan banyak pengalaman berharga yang tak terlupakan selama
masa perkuliahan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
MOTTO
Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.
Maka apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan), kerjakanlah dengan
sungguh-sungguh (urusan) yang lain dan
hanya kepada Tuhan-Mulah hendaknya kamu berharap.
(QS Al-Insyirah [94]: 6-8)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRAK
SURVEI IMPLEMENTASI PROGRAM PENGUATAN PENDIDIKAN
KARAKTER BERBASIS MASYARAKAT DI SEKOLAH DASAR
SE-KECAMATAN NGAGLIK KABUPATEN SLEMAN
Fadila Priyanasari
Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta
2019
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hasil implementasi dan
mendeskripsikan kesesuaian implementasi program PPK berbasis masyarakat di
sekolah dasar se-Kecamatan Ngaglik, Kabupaten Sleman.
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif deskriptif dengan metode
survei. Populasi penelitian sebanyak 204 dan sampel sebanyak 132 guru kelas SD
antara kelas I-VI di Kecamatan Ngaglik. Instrumen yang digunakan peneliti
adalah kuesioner pertanyaan tertutup dan kuesioner pertanyaan terbuka. Pada
kuesioner pertanyaan tertutup guru dinyatakan telah mengimplementasikan jika
menjawab ya dan belum mengimplementasikan jika menjawab tidak.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sekolah dasar se-Kecamatan
Ngaglik sudah mengimplementasikan program PPK berbasis masyarakat.
Implementasi dengan perolehan persentase tertinggi sebesar 95% tentang
kerjasama sekolah dengan orang tua peserta didik atau paguyuban orang tua
sebagai mitra dalam penguatan pendidikan karakter. Sedangkan implementasi
dengan perolehan persentase terendah yaitu sebesar 43% tentang kerjasama
sekolah dengan masyarakat sipil pegiat pendidikan. Kesesuaian implementasi
program PPK berbasis masyarakat yaitu adanya kerjasama sekolah dengan
lembaga atau komunitas di luar satuan pendidikan. Bentuk kerjasama tersebut
antara lain adanya paguyuban kelas, mendatangkan guru tamu, mengunjungi cagar
budaya, mengunjungi tempat usaha, adanya perpustakaan keliling, mengadakan
kegiatan keagamaan, kerjasama dengan stasiun TV, dan lain sebagainya.
Kata Kunci:Penguatan Pendidikan Karakter, berbasis Masyarakat, Sekolah Dasar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
ABSTRACT
SURVEY THE IMPLEMENTATION OF THE STRENGTHENING
CHARACTER EDUCATION PROGRAM BASED ON SOCIETY OF THE
ELEMENTARY SCHOOL EDUCATION IN NGAGLIK DISTRICT SLEMAN
REGENCY
Fadila Priyanasari
Sanata Dharma University
Yogyakarta
2019
This research aims to find out the implementation and described the
consistency of the implementation SCE program based on society of the
elementary school education in Ngaglik distric, Sleman regency.
The research is kuantitative descriptive research with survey method. With
204 reaserch population and 132 teachers as samples of the ngaglik district. The
instrumen that used are closed and open questionnaire. It closed questionnaire
the teachers have been implemented if they answer “yes” and they have been not
implemented if they answer “no”.
The result of this research indicates that elementary school in Ngaglik
district the had been implemented the SCE program based on society. The highest
implementation is 95% about the cooperation between the school and the students
parent and the lowest implementation is 43% about the cooperation between
school and civil society of the education activists. Compatibility the
implementation SCE program based on society is cooperation between school and
the institution or community outside of the education unit. The form of
cooperation are the existence of the class association, presented the guest
teacher, visit the cultural heritage, visit the business place, mobile library,
conducted the religious activity, collaboration with station TV and et cetera.
Keywords: strengthening character education, society based, primary school
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur peneliti panjatkan kepada Allah S.W.T atas berkah rahmat
dan karunia-Nya, peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik dan tepat
waktu. Skripsi dengan judul “Survei Implementasi Program Penguatan
Pendidikan Karakter Berbasis Masyarakat di Sekolah Dasar se-Kecamatan
Ngaglik Kabupaten Sleman” disusun untuk memenuhi salah satu syarat
memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Guru
Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata
Dharma.
Peneliti menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan berhasil tanpa
bimbingan dan bantuan dari beberapa pihak. Pada kesempatan ini, perkenankanlah
peneliti mengucapkan terimakasih dengan tulus hati kepada:
1. Dr. Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.
2. Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd., selaku Ketua Program Studi
Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Sanata Dharma sekaligus
dosen pembimbing II yang telah memberikan ide, saran, kritik, dan
bimbingan yang sangat berguna selama penelitian.
3. Kintan Limiansih, S.Pd., M.Pd., selaku Wakil Ketua Program Studi
Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Sanata Dharma.
4. Maria Melani Ika Susanti, S.Pd., M.Pd., selaku Dosen Pembimbing I yang
telah memberikan ide, saran, kritik, dan bimbingan yang sangat berguna
selama penelitian.
5. Odo Hadinata, M.Pd., selaku Tim Pengembang Program Penguatan
Pendidikan Karakter (PPK) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
untuk kritik dan saran yang diberikan dalam penyusunan skripsi.
6. Seluruh keluarga besar dosen dan staf PGSD Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta.
7. Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik dan Kepala UPT Pelayanan
Pendidikan Kecamatan Ngaglik yang telah memberikan izin untuk
melakukan penelitian di SD Negeri se-Kecamatan Ngaglik, Kabupaten
Sleman.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
8. Seluruh validator yang telah menyediakan waktu dan tenaga untuk
membantu dalam memvalidasi, memberikan kritik, dan saran pada
instrumen penelitian.
9. Kepala Sekolah Dasar Negeri se-Kecamatan Ngaglik, Kabupaten Sleman
yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian di SD yang
bersangkutan.
10. Wali kelas I-VI SD Negeri se-Kecamatan Ngaglik, Kabupaten Sleman yang
telah bersedia menyempatkan waktu untuk mengisi kuesioner penelitian.
11. Orang tuaku yang tercinta, Bapak Supriyanto yang telah memberikan
dukungan dan perhatiannya kepadaku dan Alm Ibu Wiwik Trianawati yang
selalu aku rindukan.
12. Kakakku tercinta Farida Priyantiningtyas dan Fauzi Prima Bintara.
13. Muhammad Ikhsan yang selalu memberikan semangat dan motivasi.
14. Sahabatku tercinta Dina, Isna, Resti, Nana, dan Yeni yang selalu
memberikan semangat dalam menyelesaikan tugas akhir.
15. Teman-teman kelompok payung yang selalu ada untuk memberikan
semangat, motivasi, dan bantuannya yaitu Resti, Ayu, Nana, Yeni, Tiwi,
Astri, Selfie, Wiji, Manda, Ampika, Agata, Lukas, Febrian, dan Mikael.
16. Teman-teman Teater Caper kelas B PGSD angkatan 2015.
17. Seluruh pihak yang telah membantu baik secara moral maupun material
yang tidak dapat peneliti sebutkan satu per satu.
Peneliti sangat bersyukur karena bantuan dari berbagai pihak akhirnya
penulisan skripsi ini dapat terselesaikan. Semoga semua bantuan dan kebaikan
yang telah diberikan kepada peneliti mendapat balasan yang terbaik dari Allah
S.W.T. demikian ucapan terimakasih yang penulis sampaikan kepada semua pihak
yang menjadi bagian dalam menyelesaikan skripsi ini. Semoga skripsi ini
bermanfaat bagi semua pihak.
Peneliti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i
HALAMAN PERSETUJUAN BIMBINGAN ....... Error! Bookmark not defined.
HALAMAN PENGESAHAN ................................ Error! Bookmark not defined.
HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................................ iv
HALAMAN MOTTO .............................................................................................. v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ................ Error! Bookmark not defined.
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ILMIAHError! Bookmark not defined.
ABSTRAK ........................................................................................................... viii
ABSTRACT ............................................................................................................. ix
KATA PENGANTAR ............................................................................................. x
DAFTAR ISI ......................................................................................................... xii
DAFTAR TABEL ................................................................................................ xiv
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. xv
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xvi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................................ 1
B. Identifikasi Masalah........................................................................................ 5
C. Batasan Masalah ............................................................................................. 5
D. Rumusan Masalah ........................................................................................... 6
E. Tujuan Penelitian ............................................................................................ 6
F. Manfaat Penelitian .......................................................................................... 7
G. Definisi Operasional ....................................................................................... 8
BAB II KAJIAN TEORI
A. Kajian Pustaka ................................................................................................ 9
1. Pendidikan Karakter................................................................................... 9
2. Program Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) ..................................... 12
3. Program Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) Berbasis Masyarakat ... 20
B. Hasil Penelitian yang Relevan ...................................................................... 28
C. Kerangka Berpikir ........................................................................................ 35
D. Pertanyaan Penelitian.................................................................................... 36
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian ............................................................................................. 38
B. Waktu dan Tempat Penelitian ....................................................................... 39
1. Waktu Penelitian ...................................................................................... 39
2. Tempat Penelitian .................................................................................... 40
C. Populasi dan Sampel ..................................................................................... 42
1. Populasi .................................................................................................... 42
2. Sampel...................................................................................................... 44
D. Variabel Penelitian........................................................................................ 48
E. Teknik Pengumpulan Data ........................................................................... 49
1. Kuesioner ................................................................................................. 49
2. Wawancara ............................................................................................... 50
3. Studi Dokumenter .................................................................................... 51
F. Instrumen Penelitian ..................................................................................... 51
G. Teknik Pengujian Instrumen ......................................................................... 58
1. Validitas Isi .............................................................................................. 58
2. Validitas Muka ......................................................................................... 63
H. Teknik Analisis Data .................................................................................... 65
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian ............................................................................................. 69
1. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian ............................................................ 69
2. Deskripsi Responden Penelitian .............................................................. 72
3. Deskripsi Data Hasil Survei Implementasi Program PPK berbasis
Masyarakat di Sekolah Dasar se-Kecamatan Ngaglik ............................ 73
B. Pembahasan .................................................................................................. 97
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................................. 111
B. Keterbatasan Penelitian .............................................................................. 112
C. Saran .......................................................................................................... 112
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 113
DAFTAR PUSTAKA ONLINE .........................................................................115
LAMPIRAN........................................................................................................ 116
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Jadwal Penelitian ............................................................................. 39
Tabel 3.2 Daftar Sekolah dasar Negeri se-Kecamatan Ngaglik, Kabupaten
Sleman ............................................................................................. 40
Tabel 3.3 Data Populasi Penelitian di SD Negeri Se-Kecamatan Ngaglik ....... 43
Tabel 3.4 Tabel Penentuan Jumlah Sampel Minimal Menurut Krejcie dan
Morgan ............................................................................................. 44
Tabel 3.5 Sampel penelitian dan populasi setiap sekolah ................................ 46
Tabel 3.6 Kisi-kisi Instrumen Pertanyaan Tertutup ......................................... 52
Tabel 3.7 Kisi-kisi Instrumen Pertanyaan Terbuka ......................................... 53
Tabel 3.8 Pedoman wawancara ......................................................................... 55
Tabel 3.9 Daftar Cek Dokumentasi ................................................................. 56
Tabel 3.10 Konversi Nilai Skala Lima .............................................................. 59
Tabel 3.11 Modifikasi Nilai Skala Lima ............................................................ 60
Tabel 3.12 Jawaban Skor Interval ...................................................................... 61
Tabel 3.13 Kriteria Skor Skala Lima ................................................................. 62
Tabel 3.14 Rekapitulasi Validitas Instrumen ..................................................... 63
Tabel 3.15 Hasil Validitas Muka ....................................................................... 64
Tabel 4.1 Daftar SD yang Diteliti .................................................................... 70
Tabel 4.2 Instrumen Pertanyaan Tertutup ......................................................... 74
Tabel 4.3 Instrumen Pertanyaan Terbuka ........................................................ 90
Tabel 4.4 Rerata Persentase Pertanyaan Tertutup ............................................. 99
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Filosofi Pendidikan Karakter Ki Hajar Dewantara ....................... 14
Gambar 2.2 Literature Map Penelitian yang Relevan ....................................... 34
Gambar 3.1 Cara Menghitung Sampel Penelitian ............................................. 46
Gambar 4.1 Persentase secara umum implementasi program Penguatan
Pendidikan Karakter berbasis masyarakat di sekolah dasar se-
Kecamatan Ngaglik, Kabupaten Sleman ....................................... 75
Gambar 4.2 Persentase aitem 1 survei implementasi program PPK berbasis
masyarakat ..................................................................................... 77
Gambar 4.3 Persentase aitem 2 survei implementasi program PPK berbasis
masyarakat 78
Gambar 4.4 Persentase aitem 3 survei implementasi program PPK berbasis
masyarakat ..................................................................................... 80
Gambar 4.5 Persentase aitem 4 survei implementasi program PPK berbasis
masyarakat ..................................................................................... 82
Gambar 4.6 Persentase aitem 5 survei implementasi program PPK berbasis
masyarakat ..................................................................................... 83
Gambar 4.7 Persentase aitem 6 survei implementasi program PPK berbasis
masyarakat ..................................................................................... 85
Gambar 4.8 Persentase aitem 7 survei implementasi program PPK berbasis
masyarakat ..................................................................................... 86
Gambar 4.9 Persentase aitem 8 survei implementasi program PPK berbasis
masyarakat ..................................................................................... 88
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Surat Izin Penelitian dari Universitas Sanata Dharma ................ 117
Lampiran 2. Surat Rekomendasi Izin Penelitian dari Kantor Kesatuan
Bangsa dan Politik ....................................................................... 118
Lampiran 3. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian dari UPTD
Kecamatan Ngaglik ..................................................................... 119
Lampiran 4. Surat Keterangan Sudah Mengumpulkan Hasil Penelitian
kepada Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik ............................... 120
Lampiran 5. Rangkuman Data SD Negeri di Kecamatan Ngaglik,
Kabupaten Sleman ....................................................................... 121
Lampiran 6. Koding Data 30 Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Ngaglik .. 122
Lampiran 7. Rekap Data Implementasi Instrumen Pertanyaan Tertutup .......... 127
Lampiran 8. Rekap Data Implementasi Instrumen Pertanyaan Terbuka .......... 130
Lampiran 9. Rekap Data Wawancara ............................................................... 132
Lampiran 10. Kisi-kisi Instrumen Pertanyaan Tertutup ..................................... 134
Lampiran 11. Kisi-kisi Instrumen Pertanyaan Terbuka ..................................... 135
Lampiran 12. Identitas Responden dan Surat Pengantar Instrumen .................. 136
Lampiran 13. Instrumen Pertanyaan Tertutup dan Terbuka .............................. 138
Lampiran 14. Instrumen Wawancara .................................................................. 141
Lampiran 15. Surat Permohonan Izin Validasi Ahli .......................................... 142
Lampiran 16. Data Mentah 10 Validasi Ahli ..................................................... 143
Lampiran 17. Hasil Rekap Validitas Instrumen Penelitian ................................. 173
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
Pada bab I peneliti akan menguraikan latar belakang masalah, identifikasi
masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian,
dan definisi operasional dalam penelitian.
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan salah satu media yang paling tepat dalam
mengembangkan potensi anak baik berupa keterampilan maupun wawasan. Oleh
karena itu pendidikan secara terus-menerus dibangun dan dikembangkan agar
pelaksanaannya dapat menghasilkan generasi yang diharapkan. Sumber daya
manusia juga perlu ditingkatkan agar mampu menghasilkan sumber daya yang
cerdas, terampil, mandiri, dan berakhlak mulia terus diupayakan melalui proses
pendidikan. Tujuan yang diharapkan dalam pendidikan tertuang dalam Undang-
undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dalam pasal 3
yang isinya adalah “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan
dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta
didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi
warganegara yang demokratis serta bertanggung jawab”.
Persoalan karakter menjadi bahan pemikiran sekaligus keprihatinan bersama
dikarenakan peserta didik di era saat ini sedang mengalami krisis karakter. Krisis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
tersebut ditandai dengan meningkatnya pergaulan bebas, maraknya perkelahian
antar pelajar, kebiasaan menyontek, perilaku tidak jujur, penyalahgunaan obat-
obatan terlarang, penyimpangan perilaku seksual, bullying, dan lain sebagainya
sudah menjadi masalah sosial yang hingga saat ini belum dapat diatasi secara
tuntas. Salah satunya yaitu ketika peneliti melaksanakan kegiatan magang guru
dan PPL di sekolah dasar wilayah Yogyakarta, peneliti mendapati peserta didik
yang membuli teman, berkelahi, mencuri barang milik teman, dan tidak
mengerjakan tugas dari guru. Oleh karena itu, pendidikan karakter penting untuk
diajarkan sejak dini pada peserta didik baik di lingkungan keluarga, sekolah,
maupun masyarakat.
Pemerintah Indonesia juga telah memperkuat usaha pemusatan pendidikan
karakter dengan mencanangkan sekaligus melaksanakan kebijakan Gerakan
Nasional Pendidikan Karakter berlandaskan Rencana Aksi Nasional (RAN)
Pendidikan Karakter bangsa pada tahun 2010. Gerakan PPK menempati
kedudukan dasar dan strategis saat pemerintah mencanangkan revolusi karakter
bangsa sebagaimana tertuang dalam Nawacita ke-8 yaitu penguatan revolusi
karakter bangsa melalui budi pekerti dan pembangunan karakter peserta didik
sebagai bagian dari revolusi mental. Adanya usaha memperkuat pemusatan
pendidikan karakter dikarenakan karakter merupakan salah satu aspek penting
dalam proses pendidikan.
Berdasarkan pasal 1 Peraturan Presiden (Perpres) No 87 Tahun 2017
dinyatakan bahwa Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) adalah gerakan
pendidikan di bawah tanggung jawab satuan pendidikan untuk memperkuat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
karakter peserta didik melalui harmonisasi olah hati, olah rasa, olah pikir, dan
olah raga dengan pelibatan dan kerja sama antara satuan pendidikan, keluarga,
dan masyarakat sebagai bagian dari Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM).
Tujuan Penguatan Pendidikan Karakter juga tertuang dalam Peraturan Presiden.
Adapun tujuan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) berdasarkan Peraturan
Presiden (Perpres) No 87 Tahun 2017 adalah membangun dan membekali peserta
didik sebagai generasi emas Indonesia Tahun 2045 yang bertaqwa, nasionalis,
tangguh, mandiri, dan memiliki keunggulan bersaing secara global dengan jiwa
Pancasila dan pendidikan karakter yang baik guna menghadapi dinamika
perubahan di masa depan.
Program Penguatan Pendidikan Karakter adalah suatu gerakan pendidikan di
sekolah untuk memperkuat karakter melalui proses pembentukan, transformasi,
transmisi, dan pengembangan potensi peserta didik dengan lima nilai utama
karakter yang saling berkaitan membentuk jejaring nilai yang perlu
dikembangkan sebagai prioritas gerakan PPK yaitu religiusitas, nasionalisme,
kemandirian, gotong royong, dan integritas (Tim PPK Kemendikbud, 2017: 8).
Kelima nilai utama karakter di atas bukanlah nilai yang berdiri sendiri dan
berkembang sendiri-sendiri melainkan nilai yang berinteraksi satu sama lain yang
berkembang secara dinamis.
Berdasarkan Permendikbud Nomor 20 Tahun 2018 tentang Penguatan
Pendidikan Karakter pada satuan pendidikan formal dinyatakan bahwa
penyelenggaraan PPK yang mengoptimalkan fungsi kemitraan tripusat
pendidikan dilaksanakan dengan pendekatan berbasis kelas, budaya sekolah, dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
masyarakat. Penguatan pendidikan karakter berbasis kelas dapat diterapkan
melalui pengintegrasian dalam kurikulum, penggunaan pendekatan, model, dan
metode pembelajaran, manajemen kelas, gerakan literasi, dan layanan bimbingan
dan konseling. Penguatan pendidikan karakter berbasis budaya sekolah dapat
diterapkan melalui pembiasaan nilai-nilai dalam keseharian sekolah, keteladanan
pendidik, norma, peraturan, tradisi, dan ekstrakurikuler sekolah. Sedangkan
penguatan pendidikan karakter berbasis masyarakat dapat diterapkan melalui
berbagai macam bentuk kolaborasi yang dapat dilakukan dengan berbagai
komunitas diluar sekolah. Kolaborasi tersebut dapat dilakukan dengan orang tua,
komite sekolah, dunia usaha, pegiat pendidikan, pelaku seni dan budaya, dan
pemerintah daerah. Ketiga pendekatan utama tersebut saling berkaitan dan dapat
membantu satuan pendidikan dalam mengimplementasikan program PPK. Pada
penelitian ini peneliti hanya memfokuskan pada implementasi program PPK
berbasis masyarakat. Peneliti tertarik melakukan penelitian ini karena program
PPK berbasis masyarakat merupakan salah satu program pemerintah yang telah
dicanangkan secara bertahap.
Fakta yang ada di lapangan berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan
peneliti di wilayah Ngaglik bagian selatan didapatkan bahwa beberapa dari
sekolah tidak melakukan kerjasama dengan lembaga pemerintahan yaitu
Puskesmas atau kementrian lingkungan hidup untuk mengadakan penyuluhan
mengenai menjaga kebersihan lingkungan yang kemudian dapat diterapkan oleh
peserta didik di kehidupan sehari-hari. Sedangkan di wilayah Ngaglik bagian
selatan didapatkan bahwa sekolah kurang bekerjasama dengan orang tua peserta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
didik. Kerjasama sekolah dengan orang tua peserta didik terkendala karena
kurangnya dukungan orang tua mengenai tahap perkembangan karakter peserta
didik ketika di rumah, selain itu kesibukan orang tua peserta didik dengan
pekerjaannya. Dalam penelitian ini peneliti hanya memfokuskan pada
implementasi program PPK berbasis masyarakat karena penerapan atau
implementasi PPK dibutuhkan kerjasama antara pihak sekolah dengan
masyarakat, sekitar sekolah, dan atau lembaga-lembaga di luar sekolah yang
mendukung tentang nilai-nilai PPK sebab perlibatan masyarakat dalam PPK turut
berperan dalam terselenggaranya proses pendidikan karakter karena lingkungan
masyarakat yang mendukung dapat memberikan kontribusi positif pada
pendidikan yang ada di sekitarnya. Selain itu Peneliti memilih Kecamatan
Ngaglik karena memiliki jumlah sekolah dasar negeri yang cukup banyak yaitu 30
sekolah dasar. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk melaksanakan penelitian
dengan judul “Survei Implementasi Program Penguatan Pendidikan Karakter
Berbasis Masyarakat di Sekolah Dasar se-Kecamatan Ngaglik, Kabupaten
Sleman”.
B. Identifikasi Masalah
Masalah yang mendasari penelitian ini yaitu karena program PPK berbasis
masyarakat merupakan salah satu program pemerintah yang telah dicanangkan
secara bertahap.
C. Batasan Masalah
Agar penelitian ini tidak terlalu luas maka masalah yang diteliti akan dibatasi
sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
1. Subjek penelitian yaitu guru kelas antara kelas I-VI di SD Negeri se-
Kecamatan Ngaglik, Kabupaten Sleman.
2. Peneliti membatasi sampel menggunakan teknik simple random sampling.
3. Fokus penelitian pada survei implemantasi program Penguatan Pendidikan
Karakter berbasis masyarakat di sekolah dasar se-Kecamatan Ngaglik,
Kabupaten Sleman.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka peneliti merumuskan
permasalahan dalam penelitian ini sebagai berikut:
1. Apakah program Penguatan Pendidikan Karakter berbasis masyarakat di
sekolah dasar se-Kecamatan Ngaglik, Kabupaten Sleman sudah
terimplementasi?
2. Bagaimana kesesuaian implementasi Program Penguatan Pendidikan karakter
berbasis masyarakat di sekolah dasar se-Kecamatan Ngaglik, Kabupaten
Sleman?
E. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah yang dikemukakan di atas, tujuan penelitian
ini adalah :
1. Mengetahui implementasi program Penguatan Pendidikan Karakter berbasis
masyarakat di sekolah dasar se-Kecamatan Ngaglik, Kabupaten Sleman.
2. Mendeskripsikan kesesuaian implementasi program Penguatan Pendidikan
Karakter berbasis masyarakat di sekolah dasar se-Kecamatan Ngaglik,
Kabupaten Sleman.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
F. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Manfaat teoritis
Dapat memberikan gambaran fakta lapangan mengenai implementasi
program Penguatan Pendidikan Karakter berbasis masyarakat di sekolah dasar
se-Kecamatan Ngaglik, Kabupaten Sleman.
2. Manfaat praktis
a. Bagi sekolah
Hasil penelitian ini dapat memberikan gambaran sejauh mana
implementasi PPK berbasis masyarakat dan membantu sekolah dalam
meningkatkan pendidikan karakter berbasis masyarakat di sekolah.
b. Bagi guru
Hasil penelitian ini dapat memberikan gambaran sejauh mana
implementasi PPK berbasis masyarakat dan membantu guru dalam
menyusun rencana kegiatan dalam program PPK berbasis masyarakat,
sehingga dapat terbentuk program-program yang dapat menunjang
terlaksananya penguatan pendidikan karakter khususnya berbasis
masyarakat.
c. Bagi peneliti
Hasil penelitian ini dapat menambah informasi peneliti mengenai
program PPK berbasis masyarakat dan dijadikan referensi untuk
mengembangkan penelitian yang berkaitan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
G. Definisi Operasional
Definisi operasional yang digunakan dalam penelitian ini antara lain:
1. Karakter adalah perilaku atau keadaan manusia yang menjadi ciri khas atau
watak tiap individu untuk merespon dan bersosialisasi di lingkungan
masyarakat, bangsa, dan negara.
2. Pendidikan karakter adalah pendidikan untuk memperoleh pengetahuan yang
benar mengenai karakter agar aspek sosial, emosional, dan etis siswa dapat
berkembang dan semakin bertanggung jawab dengan dirinya.
3. Program Penguatan Pendidikan Karakter merupakan bagian dari Gerakan
Nasional Revolusi Mental (GNRM) dengan lima nilai utama karakter.
4. PPK berbasis masyarakat adalah program pendidikan karakter di sekolah
dengan melibatkan mitra yang ada di masyarakat yaitu: orang tua, tokoh
masyarakat, tokoh agama, pelaku usaha, akademisi, pegiat pendidikan,
seniman, budayawan, sastrawan, dan lain-lain untuk mencapai lima nilai
utama karakter.
5. Sekolah dasar adalah jenjang paling dasar pada pendidikan formal di
Indonesia.
6. Kecamatan Ngaglik adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Sleman, Daerah
Istimewa Yogyakarta. Kecamatan Ngaglik berbatasan dengan Kecamatan
Mlati, Kecamatan Pakem, Kecamatan Ngemplak, dan Kecamatan Depok.
Sekolah dasar negeri di Kecamatan Ngaglik berjumlah 30, sedangkan sekolah
swasta berjumlah 10 dengan total guru 455.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
BAB II
KAJIAN TEORI
Pada bab II peneliti menguraikan kajian pustaka, penelitian yang relevan,
kerangka berpikir, dan pertanyaan penelitian.
A. Kajian Pustaka
Kajian pustaka merupakan uraian hasil pengkajian peneliti terhadap berbagai
referensi yang dijadikan acuan dalam penelitian. Kajian pustaka misalnya dapat
mengkaji beberapa hal sebagai berikut.
1. Pendidikan Karakter
a. Pendidikan
Albertus (2015: 55) mengungkapkan bahwa pendidikan adalah usaha
sadar yang ditujukan bagi pengembangan diri manusia secara utuh melalui
berbagai macam dimensi yang dimilikinya (religius, moral, personal,
sosial, kultural, temporal, institusional, dan lain-lain) demi proses
penyempurnaan dirinya secara terus-menerus dan dalam memaknai hidup
dan sejarahnya di dunia ini dalam kebersamaan dengan orang lain.
Mangunhardja (2016: 20) menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha
yang dilakukan secara metodis, sistematis, dan tekun terus-menerus,
berlangsung dalam jangka waktu tertentu untuk meneruskan,
mendapatkan, dan merangsang peserta didik memiliki pengetahuan, sikap,
nilai, kecakapan, kemampuan, kompetensi, profesionalitas yang dinilai
berguna untuk membuat peserta didik berkembang pribadinya dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
membekali mereka agar pada waktunya mampu berkontribusi kepada
masyarakat. Sedangkan Kurniawan (2013: 27) mengungkapkan bahwa
pendidikan adalah seluruh aktifitas atau upaya secara sadar yang
dilakukan oleh pendidik kepada peserta didik terhadap semua aspek
perkembangan kepribadian, baik jasmani dan rohani, secara formal,
informal, dan non formal yang berjalan terus-menerus untuk mencapai
kebahagiaan dan nilai yang tinggi. Berdasarkan beberapa pengertian
pendidikan di atas dapat disimpulkan bahwa pendidikan adalah usaha
secara sadar yang dilakukan secara tekun dan terus-menerus untuk
merangsang peserta didik agar memiliki pengetahuan, sikap, nilai, dan
perkembangan kepribadian baik jasmani dan rohani.
b. Karakter
Mangunhardjana (2016: 19) menyatakan bahwa karakter adalah
keadaan manusia yang mempunyai disposisi, keadaan, atau
kecenderungan untuk hidup dan berperilaku baik yang digabungkan
dengan unsur-unsur yang membentuk karakter dan didukung oleh
keutamaan-keutamaan. Keutamaan itu meliputi keutamaan personal,
interpersonal, sosial, ekologis, kerja, teologis, dan yang memberdayakan.
Karakter yang baik melahirkan perilaku yang produktif yang
mengembangkan diri, menjaga bahkan meningkatkan kualitas kepribadian
dan hubungan yang baik dengan orang lain. Orang yang memiliki karakter
juga membekali diri sendiri dengan kecakapan, kemampuan-kemampuan,
dan profesionalitas dalam bidang kerja. Suryanto (dalam Kurniawan,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
2013: 28) menyatakan bahwa karakter adalah sebagai cara berpikir dan
berperilaku yang menjadi ciri khas tiap individu untuk hidup dan
bekerjasama baik dalam lingkungan keluarga, masyarakat, bangsa, dan
negara. Sedangkan Lickona (2008: 72) menyatakan bahwa karakter
mengalami pertumbuhan yang membuat suatu nilai menjadi budi pekerti,
sebuah watak batin yang dapat diandalkan dan digunakan untuk merespon
berbagai situasi dengan cara yang bermoral. Dari pengertian di atas dapat
disimpulkan bahwa karakter adalah perilaku atau keadaan manusia yang
menjadi ciri khas atau watak tiap individu untuk merespon dan
bersosialisasi di lingkungan masyarakat, bangsa, dan negara.
c. Pendidikan karakter
Albertus (2015: 57) menyatakan bahwa pendidikan karakter adalah
usaha sadar manusia untuk mengembangkan keseluruhan dinamika
relasional antarpribadi dengan berbagai macam dimensi, baik dari dalam
maupun dari luar dirinya, agar pribadi itu semakin menghayati sehingga ia
dapat semakin bertanggung jawab atas pertumbuhan dirinya sendiri
sebagai pribadi dan perkembangan orang lain dalam hidup mereka
berdasarkan nilai-nilai moral yang menghargai kemartabatan manusia.
Mangunhardjana (2016: 20) menyatakan bahwa pendidikan karakter
adalah pendidikan yang membantu peserta didik memperoleh pengetahuan
yang benar dan lengkap mengenai karakter, mengenai peran karakter
dalam hidup pribadi, bersama orang lain dalam komunitas, masyarakat,
bangsa, dan negara, mendapatkan kecakapan, kemampuan, kompetensi,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
dan profesionalitas untuk melaksanakannya dalam bidang tertentu untuk
dilaksanakan dalam kehidupan nyata. Tujuan pendidikan karakter adalah
membantu peserta didik agar benar-benar mengetahui hakikat karakter,
mampu membentuk karakter dalam diri mereka, sehingga mereka
memiliki kepribadian yang bermartabat, bertanggung jawab, konsisten,
dapat dipercaya, jujur, murah hati, sabar, adil, taat, dapat diandalkan, dan
profesional. Sedangkan Yaumi (2014: 9) menyatakan bahwa pendidikan
karakter adalah suatu istilah yang luas yang di gunakan untuk
menggambarkan kurikulum dan ciri-ciri organisasi sekolah yang
mendorong pengembangan nilai-nilai fundamental anak-anak di sekolah.
Berdasarkan beberapa pengertian pendidikan karakter di atas, dapat
disimpulkan bahwa pendidikan karakter adalah pendidikan untuk
memperoleh pengetahuan yang benar mengenai karakter agar aspek sosial,
emosional, dan etis siswa dapat berkembang dan semakin bertanggung
jawab dengan dirinya.
2. Program Penguatan Pendidikan Karakter (PPK)
a. Latar Belakang Program PPK
Tim PPK Kemendikbud (2017: 5) mengungkapkan bahwa gerakan
PPK bukanlah suatu kebijakan baru karena sejak tahun 2010 pendidikan
karakter di sekolah sudah menjadi gerakan nasional. Kementerian
Pendidikan Nasional pada tahun 2010 mengeluarkan Rancangan Aksi
Nasional (RAN) Pendidikan karakter untuk mengembangkan rintisan di
sekolah-sekolah di seluruh Indonesia dengan delapan belas (18) nilai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
karakter. Program ini didukung oleh pemerintah daerah dan lembaga
swadaya masyarakat sehingga program-program pendidikan karakter bisa
terlaksana dengan baik. Gerakan PPK menempati kedudukan fundamental
dan strategis pada saat pemerintah mencanangkan revolusi karakter
bangsa sebagaimana tertuang dalam Nawacita (Nawacita ke-8) yang
dicanangkan oleh Presiden Joko Widodo melalui Gerakan Nasional
Revolusi Mental (GNRM). Kemudian Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan diminta oleh presiden untuk mengutamakan dan
membudayakan pendidikan karakter di dalam dunia pendidikan. Pada
tahun 2016 pemerintah mengkaji dan melakukan uji coba PPK kemudian
merencanakan tahap pematangan pada tahun 2017 hingga 2018 dan
implementasi PPK sudah dapat berjalan pada tingkat SD dan SMP.
Puncaknya pada tahun 2019 sampai 2020 secara bertahap program
tersebut akan diberlakukan secara mandiri dan implementasi penuh
kepada seluruh sekolah.
b. Pengertian Program PPK
Tim PPK Kemendikbud (2017: 1) mengungkapkan bahwa Program
Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) adalah program pendidikan di
sekolah untuk memperkuat karakter siswa melalui harmonisasi olah hati,
olah rasa, olah pikir, dan olah raga dengan dukungan pelibatan publik dan
kerjasama antara sekolah, keluarga, dan masyarakat yang merupakan
bagian dari Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM). Hal tersebut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
selaras dengan filosofi Ki Hajar Dewantara. Berikut filosofi Pendidikan
Karakter menurut Ki Hajar Dewantara.
Gambar 2.1 Filosofi Pendidikan Karakter Ki Hajar Dewantara
Berdasarkan gambar 2.1 Filosofi pendidikan karakter menurut Ki
Hajar Dewantara terdiri dari olah hati (etika) berkaitan dengan sikap
beriman dan bertaqwa, jujur, amanah, adil, tertib, bertanggung jawab,
berempati, berani mengambil risiko, pantang menyerah, rela berkorban,
dan berjiwa patriotik. Olah pikir (literasi) berkaitan dengan sikap cerdas,
kritis, kreatif, inovatif, ingin tahu, berpikir terbuka, produktif, berorientasi
Ipteks, dan reflektif. Olah rasa/karsa (estetika) berkaitan dengan sikap
ramah, saling menghargai, toleran, peduli, suka menolong, gotong royong,
nasionalis, kosmopolit, mengutamakan kepentingan umum, bangga
menggunakan bahasa dan produk Indonesia, dinamis, kerja keras, dan
beretos kerja. Olah raga (kinestetika) berkaitan dengan sikap bersih dan
sehat, disiplin, sportif, tangguh, andal, berdaya tahan, bersahabat,
kooperatif, determinatif, kompetitif, ceria, dan gigih. Berdasarkan nilai-
nilai karakter menurut filosofi Ki Hajar Dewantara kemudian di
kristalisasikan menjadi lima nilai utama karakter yaitu religiusitas,
nasionalisme, kemandirian, gotong royong, dan integritas. Berikut ini
Olah Hati(Etika)
Olah Karsa(Estetika)
Olah Pikir
(Literasi)
Olah Raga
(Kinestetika)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
penjelasan mengenai lima nilai karakter menurut Tim PPK Kemendikbud
(2017: 8-9) dan diperkuat dengan Permendikbud No.20 Tahun 2018.
1) Religiusitas
Nilai karakter religiusitas mencerminkan keberimanan terhadap
Tuhan Yang Maha Esa yang diwujudkan dalam perilaku
melaksanakan ajaran agama dan kepercayaan yang dianut, menghargai
perbedaan agama, menjunjung tinggi sikap toleran terhadap
pelaksanaan ibadah agama dan kepercayaan lain, hidup rukun dan
damai dengan pemeluk agama lain. Subnilai religiusitas antara lain
cinta damai, toleransi, menghargai perbedaan agama dan kepercayaan,
teguh pendirian, percaya diri, kerjasama antar pemeluk agama dan
kepercayaan, antibuli dan kekerasan, persahabatan, ketulusan, tidak
memaksakan kehendak, mencintai lingkungan, dan melindungi yang
kecil dan tersisih. Salah satu contoh penerapan di sekolah yaitu peserta
didik dapat bekerjasama dengan teman yang berbeda keyakinan.
2) Nasionalisme
Nilai karakter nasionalisme merupakan cara berpikir, bersikap,
dan berbuat yang menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan
penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial,
budaya, ekonomi dan politik bangsa, menempatkan kepentingan
bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan kelompoknya. Subnilai
nasionalisme antara lain apresiasi budaya bangsa sendiri, menjaga
kekayaan budaya bangsa, rela berkorban, unggul, dan berprestasi,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
cinta tanah air, menjaga lingkungan, taat hukum, disiplin,
menghormati keragaman budaya, suku, dan agama. Salah satu contoh
penerapan di sekolah yaitu peserta didik mengikuti upacara bendera
dengan khidmat.
3) Kemandirian
Nilai karakter kemandirian merupakan sikap dan perilaku tidak
bergantung pada orang lain dan mempergunakan segala tenaga,
pikiran, dan waktu untuk merealisasikan harapan, mimpi, dan cita-cita.
Subnilai kemandirian antara lain etos kerja (kerja keras), tangguh
tahan banting, daya juang, profesional, kreatif, keberanian, dan
menjadi pembelajaran sepanjang hayat. Salah satu contoh penerapan di
sekolah adalah dengan peserta didik mengikuti kegiatan pramuka
untuk mengajarkan nilai mandiri dan kerja keras.
4) Gotong Royong
Nilai karakter gotong royong mencerminkan tindakan
menghargai semangat kerjasama dan bahu membahu menyelesaikan
persoalan bersama, menjalin komunikasi dan persahabatan, memberi
bantuan atau pertolongan pada orang-orang yang membutuhkan.
Subnilai gotong royong antara lain menghargai, kejasama, inklusif,
komitmen atas keputusan bersama, musyawarah mufakat, tolong-
menolong, solidaritas, empati, anti diskriminasi, anti kekerasan, dan
sikap kerelawanan. Salah satu contoh penerapan di sekolah adalah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
dengan peserta didik melaksanakan piket membersihkan kelas sesuai
dengan jadwal.
5) Integritas
Nilai karakter integritas merupakan nilai yang mendasari
perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai
orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan
pekerjaan, memiliki komitmen dan kesetiaan pada nilai-nilai
kemanusiaan dan moral. Subnilai integritas antara lain kejujuran, cinta
pada kebenaran, setia, komitmen moral, anti korupsi, keadilan,
tanggung jawab, keteladanan, dan menghargai martabat individu
(terutama penyandang disabilitas). Salah satu contoh penerapan di
sekolah adalah dengan peserta didik mengerjakan soal ujian secara
jujur.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa program Penguatan
Pendidikan Karakter merupakan bagian dari Gerakan Nasional Revolusi
Mental (GNRM) dengan lima nilai utama karakter yaitu religiusitas,
nasionalisme, kemandirian, gotong royong, dan integritas. Kelima nilai
utama karakter di atas bukanlah nilai yang berdiri sendiri dan berkembang
sendiri-sendiri melainkan nilai yang berinteraksi satu sama lain yang
berkembang secara dinamis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
c. Strategi Implementasi PPK
Tim PPK Kemendikbud (2017: 18) menyatakan bahwa strategi
implementasi PPK di satuan pendidikan dapat dilakukan melalui kegiatan
berikut ini:
1) Kegiatan Intrakurikuler
Kegiatan intrakurikuler adalah kegiatan yang diselenggarakan
oleh sekolah secara teratur dan terjadwal yang wajib diikuti oleh
peserta didik.
2) Kegiatan Kokurikuler
Kegiatan kokurikuler adalah kegiatan yang menunjang
intrakurikuler yang dilaksanakan di luar jam intrakurikuler dengan
tujuan agar siswa lebih dapat mendalami materi dalam kegiatan
intrakurikuler. Kegiatan kokurikuler dapat berupa penugasan maupun
proyek yang berhubungan dengan materi intrakurikuler yang harus
diselesaikan peserta didik.
3) Kegiatan Ekstrakurikuler
Kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan pengembangan karakter
di luar jam sekolah dengan tujuan untuk dapat menyalurkan dan
mengembangkan bakat serta minat dengan memperhatikan
karakteristik peserta didik dan daya dukung yang tersedia. Kegiatan
ekstrakurikuler dapat berupa pramuka, PMR, basket, kesenian, dan
lain-lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa strategi
implementasi PPK dapat dilakukan dengan tiga kegiatan yaitu
kegiatan intrakurikuler, kokurikuler, dan ekstrakurikuler.
d. Implementasi PPK
Tim PPK Kemendikbud (2017: 27) menyatakan bahwa implementasi
PPK dapat dilakukan dengan tiga pendekatan utama yaitu berbasis kelas,
berbasis budaya sekolah, dan berbasis masyarakat. Albertus (2015: 105)
mengungkapkan bahwa kelas menjadi komunitas belajar yang saling
menumbuhkan dan mengembangkan baik secara akademis, moral,
kepribadian, dan kerohanian. Pendidikan berbasis kelas membahas
tentang bagaimana lembaga pendidikan dapat memaksimalkan corak
relasional yang terjadi dalam kelas agar masing-masing individu dapat
bertumbuh secara sehat, dewasa, dan bertanggung jawab. PPK berbasis
kelas dilaksanakan antara lain melalui: pengintegrasian dalam kurikulum,
optimalisasi muatan lokal, dan manajemen kelas. Albertus (2015: 123)
mengungkapkan bahwa pendidikan karakter berbasis sekolah terbentuk
ketika dalam merancang sebuah program setiap individu dapat
bekerjasama satu sama lain melaksanakan misi dan visi sekolah melalui
berbagai macam kegiatan yang membentuk dasar bagi pertumbuhan yang
sehat dan dewasa. PPK berbasis budaya sekolah dilaksanakan melalui
pembiasaan nilai-nilai dalam keseharian sekolah, keteladanan pendidik,
ekosistem sekolah, norma, peraturan, dan tradisi sekolah. Sedangkan
pendidikan karakter berbasis masyarakat dilakukan dengan melibatkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
mitra yang ada di masyarakat yaitu: orang tua, tokoh masyarakat, tokoh
agama, pelaku usaha, akademisi, pegiat pendidikan, seniman, budayawan,
sastrawan, dan lain-lain di mana masyarakat turut berperan dalam
terselenggaranya proses pendidikan karakter karena lingkungan
masyarakat yang mendukung akan memberikan kontribusi positif pada
pendidikan yang ada di sekitarnya.
3. Program Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) Berbasis Masyarakat
a. Pengertian Masyarakat
Masyarakat dalam bahasa Arab yaitu Syaraka yang berarti ikut serta
atau berpartisipasi. Berger (dalam Rifai, 2011:34) mengungkapkan bahwa
masyarakat adalah suatu keseluruhan yang kompleks antara hubungan
manusia dalam kehidupan sehari-hari yang bersifat luas. Sedangkan
menurut Albertus (2018: 22) mengungkapkan bahwa masyarakat
merupakan kumpulan orang, kelompok, lembaga, dan organisasi, baik
secara formal dan nonformal yang memiliki tujuan khas sesuai dengan
tujuan yang mereka miliki. Berdasarkan beberapa pengertian di atas
masyarakat dapat diartikan sebagai kumpulan dari beberapa manusia yang
ikut serta membangun kehidupan sehari-hari untuk mencapai tujuan
bersama.
b. Pengertian Program Penguatan Pendidikan Karakter Berbasis
Masyarakat
Tim PPK Kemendikbud (2017: 41) mengungkapkan bahwa satuan
pendidikan dapat melakukan berbagai kolaborasi dengan lembaga atau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
lain di luar satuan pendidikan yang dapat menjadi mitra dalam penguatan
pendidikan karakter. Kriteria atau indikator sekolah telah
mengimplementasikan PPK apabila sudah melaksanakan kerjasama
dengan lembaga atau komunitas di luar satuan pendidikan. Yang
dimaksud dengan komunitas yang berada di luar satuan pendidikan
diantaranya adalah sebagai berikut:
1) Komunitas orang tua peserta didik atau paguyuban orang tua, baik itu
per kelas maupun per sekolah. Contohnya yaitu pertemuan komite
sekolah dengan orang tua peserta didik. Komite sekolah merupakan
sebuah badan mandiri yang mewadahi peran serta masyarakat dalam
rangka meningkatkan mutu, pemerataan, dan etisiensi pengelolaan
pendidikan baik pada pendidikan prasekolah, jalur pendidikan sekolah,
maupun jalur pendidikan luar sekolah (Keputusan Mendiknas No.
044/U/2002). Tujuan komite sekolah berdasarkan keputusan
Mendiknas No. 044/U/2002 adalah untuk mewadahi dan menyalurkan
aspirasi dan prakarsa masyarakat dalam melahirkan kebijakan
operasional dan program pendidikan di satuan pendidikan,
meningkatkan tanggung jawab dan peran serta masyarakat dalam
penyelenggaraan dan pelayanan pendidikan di satuan pendidikan,
menciptakan suasana dan kondisi transparan, akuntabel, dan
demokratis dalam penyelenggaraan dan pelayanan pendidikan yang
bermutu di satuan pendidikan. Sedangkan peranan komite sekolah
berdasarkan keputusan Mendiknas No.144/U/2002 adalah pemberi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
pertimbangan dalam penentuan dan pelaksanaan kebijakan pendidikan
di satuan pendidikan, pendukung baik berwujud financial, pemikiran
maupun tenaga dalam penyelenggaraan pendidikan di satuan
pendidikan, pengontrol dalam rangka transparansi dan akuntabilitas
penyelenggaraan dan keluaran pendidikan di satuan pendidikan, serta
berperan sebagai mediator antara pemerintah dengan masyarakat di
satuan pendidikan.
2) Komunitas pengelola pusat kesenian dan budaya yaitu berbagai
perkumpulan, kelompok hobi, sanggar kesenian, bengkel teater,
padepokan silat, studio musik, bengkel seni, dan lain-lain yang
merupakan pusat-pusat pengembangan kebudayaan lokal dan modern.
3) Lembaga-lembaga pemerintah (BNN, Kepolisian, KPK, Kemenkes,
Kemenpora, dan lain-lain).
4) Lembaga atau komunitas yang menyediakan sumber-sumber
pembelajaran (perpustakaan, museum, situs budaya, cagar budaya,
paguyuban pecinta lingkungan, komunitas hewan piaraan, dan lain-
lain).
5) Komunitas masyarakat sipil pegiat pendidikan.
6) Komunitas keagamaan.
7) Komunitas seniman dan budayawan lokal (pemusik, penari, pelukis,
dan lain-lain).
8) Lembaga bisnis dan perusahaan yang memiliki relevansi dan
komitmen dengan dunia pendidikan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
9) Lembaga penyiaran media seperti televisi, koran, majalah, radio, dan
lain-lain.
Uraian di atas merupakan beberapa komunitas yang berada di luar
satuan pendidikan yang dapat menjadi mitra sekolah dalam penguatan
pendidikan karakter.
Tim PPK Kemendikbud (2017: 42) mengungkapkan bahwa terdapat
beberapa prinsip pengembangan program penguatan pendidikan karakter
melalui kerjasama/kolaborasi dengan komunitas antara lain:
1) Penanggung jawab utama dalam setiap program dan kegiatan PPK di
lingkungan sekolah adalah kepala sekolah.
2) Kolaborasi bertujuan untuk memperkuat PPK bagi seluruh anggota
komunitas sekolah.
3) Fokus kolaborasi PPK dengan komunitas terutama diperuntukkan bagi
peserta didik.
4) Rasional atau alasan mengapa sekolah melakukan kolaborasi dengan
komunitas tertentu perlu didiskusikan dan dikomunikasikan pada
seluruh komunitas sekolah.
5) Satuan pendidikan wajib membuat dokumentasi kegiatan mulai dari
pembuatan proposal, pelaksanaan, evaluasi, dan pelaporan.
6) Prinsip kolaborasi tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip umum
PPK, tidak melanggar nilai-nilai moral, dan tidak menjadikan sekolah
sebagai objek pemasaran produk tertentu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
Uraian di atas merupakan beberapa prinsip pengembangan PPK dalam
bekerjasama atau berkolaborasi dengan komunitas di luar satuan
pendidikan.
Tim PPK Kemendikbud (2017: 43) mengungkapkan bahwa terdapat
beberapa bentuk kolaborasi PPK berbasis masyarakat antara lain:
1) Pembelajaran berbasis museum, cagar budaya, dan sanggar seni.
Sekolah dapat melaksanakan program PPK berbasis masyarakat
dengan bekerjasama memanfaatkan sumber-sumber pembelajaran
yang ada di lingkungan sekitar mereka. Bila di sebuah daerah terdapat
museum yang bisa menjadi sarana dan sumber pembelajaran bagi
peserta didik, satuan pendidikan dapat bekerjasama dengan pengelola
museum, cagar budaya, kelompok hobi, komunitas budaya, dan
sanggar untuk memperkenalkan kekayaan-kekayaan koleksinya,
mengajak peserta didik untuk mempelajari kekayaan daerahnya dan
mampu menjaga kekayaan warisan budaya yang mereka miliki.
2) Mentoring dengan seniman dan budayawan lokal.
Satuan pendidikan juga dapat bekerjasama dengan komunitas para
seniman, penyair, dan sastrawan di lingkungan mereka agar peserta
didik mampu memperoleh pengetahuan dan pengalaman terkait
dengan profesi seniman dan sastrawan. Bila sebuah satuan pendidikan
memiliki tokoh-tokoh budayawan dan seniman lokal, dan memiliki
tradisi dan kesenian khusus, satuan pendidikan tersebut dapat
membangun kolaborasi dan kerjasama untuk pengembangan kesenian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
peserta didik melalui program mentoring, tutoring, seniman masuk
sekolah, atau belajar bersama maestro.
3) Kelas inspirasi
Setiap kelas bisa mengadakan kelas yang memberikan inspirasi
bagi peserta didik dengan mendatangkan individu dari luar yang
memiliki profesi sangat beragam. Orang tua dan tokoh masyarakat
dapat menjadi sumber pembelajaran yang menginspirasi nilai-nilai
pembentukan dan penguatan karakter dalam diri peserta didik. Kelas
inspirasi bertujuan agar peserta didik memperoleh inspirasi dari
pengalaman para tokoh dan profesional yang telah berhasil di bidang
kehidupan profesi mereka, sehingga kehadiran mereka dapat
memberikan semangat dan motivasi bagi peserta didik untuk
meningkatkan semangat belajar dan prestasi mereka.
4) Program siaran radio on-air
Satuan pendidikan dapat bekerjasama dengan media cetak,
elektronik, dan penyiaran untuk mempromosikan nilai-nilai penguatan
karakter ke dalam masyarakat dan mengajak peserta didik untuk
menjadi teladan dalam pemikiran dan tindakan. Satuan pendidikan
bisa mengadakan kerjasama untuk siaran on-air yang membahas
tentang penguatan pendidikan karakter di sekolah. Diskusi antara
sekolah, guru, orang tua, peserta didik, dan masyarakat secara on-air
tentang tema-tema pendidikan karakter yang bisa membantu
masyarakat menyadari pentingnya pemahaman dan pengertian yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
baik tentang pendidikan karakter dan berbagai macam persoalan yang
melingkupinya.
5) Kolaborasi dengan media televisi, koran, dan majalah
Satuan pendidikan bisa melakukan kerjasama dan kolaborasi
dengan berbagai stasiun televisi, koran, dan majalah untuk peliputan
maupun pembuatan kegiatan terkait dengan penguatan program
pendidikan karakter di sekolah. Seluruh media ini dapat menjadi mitra
bagi lembaga pendidikan dalam rangka memperkuat dan
mempromosikan pendidikan karakter.
6) Gerakan literasi
Untuk meningkatkan berbagai kemampuan literasi di dalam diri
peserta didik, setiap sekolah bisa membangun kerjasama dengan
instansi lain yang relevan dalam rangka pengembangan literasi sekolah
seperti toko buku, penerbit, dan percetakan, gerakan masyarakat peduli
literasi pendidikan, sanggar-sanggar baca, perpustakaan daerah, dan
perpustakaan nasional.
7) Literasi digital
Pentingnya literasi digital juga bisa digalakkan oleh satuan
pendidikan dengan memanfaatkan kerjasama melalui berbagai pihak
terkait seperti Menkominfo maupun organisasi-organisasi dan pegiat
literasi digital. Inti dari kegiatan ini adalah memperkuat kemampuan
literasi digital peserta didik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
8) Kolaborasi dengan perguruan tinggi: riset dosen-guru
Satuan pendidikan dapat bekerjasama dengan perguruan tinggi
dalam rangka pengembangan kapasitas guru. Peguruan tinggi memiliki
salah satu misi mereka terkait dengan pengabdian masyarakat. Untuk
pengabdian masyarakat, perguruan tinggi dapat bekerjasama dengan
satuan pendidikan untuk meningkatkan kapasitas pendidik. Selain itu
satuan pendidikan dapat membangun kolaborasi dengan perguruan
tinggi dalam rangka peningkatan kualitas pelaksanaan pembelajaran
para guru dan sebaliknya perguruan tinggi dapat memanfaatkan
pengalaman satuan pendidikan sebagai laboratorium bagi
pengembangan teori-teori pendidikan dan pembelajaran yang pada
akhirnya akan membantu meningkatkan keterampilan dan kompetensi
para pendidik.
9) Program magang kerja
Satuan pendidikan dapat bekerjasama dengan komunitas bisnis
untuk menyediakan sumber daya dan kesempatan bagi para peserta
didik agar dapat menerapkan ilmu dan keterampilan yang mereka
pelajari di lingkungan kerja secara nyata. Program magang di
perusahaan dan di tempat-tempat bekerja bisa menjadi kegiatan untuk
memperkuat pendidikan karakter peserta didik, sehingga memiliki
pengalaman yang lebih luas terkait disiplin ilmu yang sedang
dipelajarinya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
10) Kerjasama dengan komunitas keagamaan
Untuk sekolah-sekolah dengan ciri khas keagamaan tertentu,
pembentukan nilai-nilai spiritual dapat dilakukan dengan melakukan
kerjasama dengan lembaga-lembaga dan komunitas keagamaan
tertentu yang mampu membantu menumbuhkan semangat kerohanian
yang mendalam, terbuka pada dialog yang akan membantu setiap
individu terutama peserta didik agar dapat memiliki pemahaman dan
praktik ajaran yang benar dan toleran. Kerjasama dengan komunitas
keagamaan ini bisa dilakukan dengan melibatkan lembaga-lembaga
yang menyediakan layanan untuk pengembangan keagamaan khusus
sesuai dengan agama masing-masing peserta didik.
Berdasarkan uraian di atas PPK berbasis masyarakat adalah program
pendidikan karakter di sekolah dengan melibatkan mitra yang ada di
masyarakat yaitu: orang tua, tokoh masyarakat, tokoh agama, pelaku
usaha, akademisi, pegiat pendidikan, seniman, budayawan, sastrawan, dan
lain-lain untuk mencapai lima nilai utama karakter.
B. Hasil Penelitian yang Relevan
Penelitian pertama yang relevan adalah penelitian yang dilakukan oleh
Amazona (2016). Penelitian tersebut berjudul “Implementasi Pendidikan Karakter
di Sekolah Dasar Islam Terpadu Hidayatullah Yogyakarta”. Tujuan penelitian ini
yaitu: 1) Mengetahui perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi nilai-nilai
pendidikan karakter terpilih yakni religius, jujur, tekun, disiplin, dan
peduli/tanggungjawab, 2) Mengetahui perilaku religius, jujur, tekun, disiplin, dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
peduli/tanggungjawab siswa SDIT Hidayatullah Yogyakarta, 3) Hambatan
penerapan nilai-nilai pendidikan karakter dan solusi yang diupayakan SDIT
Hidayatullah Yogyakarta. Jenis penelitian tersebut adalah penelitian deskriptif
kuantitatif dengan metode survei. Jumlah sampel penelitian sebanyak 63 siswa
yang ditentukan berdasarkan perhitungan cara Arikunto. Teknik pengambilan
sampel menggunakan purposive sampling yang berarti sampel tersebut ditentukan
dengan pertimbangan tertentu yang terdiri dari siswa kelas VA dan VB.
Pengumpulan data dilakukan dengan angket, wawancara, observasi, dan
Dokumentasi. Hasil penelitian yaitu perilaku siswa SDIT Hidayatullah
Yogyakarta dalam menerapkan nilai karakter sebagian besar pada kategori cukup
sebanyak 46 orang (73,0%), sisanya pada kategori baik sebanyak 8 orang
(12,7%), dan pada kategori kurang sebanyak 9 orang (14,3%). Relevansi dengan
penelitian yang dilakukan oleh Amazona dengan penelitian ini adalah penelitian
ini juga merupakan penelitian implementasi pendidikan karakter di sekolah dasar
di Yogyakarta. Selain itu, peneliti tertarik dengan penelitian Amazona karena
penelitian tersebut memberikan gambaran kepada peneliti mengenai penelitian
dengan jenis penelitian kuantitatif deskriptif metode survei dan hasil dari
penerapan PPK dari masing-masing peserta didik memiliki kategori yang
berbeda-beda hal tersebut memberikan gambaran kepada peneliti bahwa setiap
implementasi dari masing-masing kerjasama sekolah dengan lembaga diluar
sekolah akan memiliki hasil yang berbeda-beda.
Penelitian yang kedua adalah penelitian milik Setiawati (2016) dengan judul
penelitian “Implementasi Pendidikan Karakter Pada Peserta Didik di SD Negeri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
Sinduadi 2”. Tujuan penelitian mendeskripsikan implementasi pendidikan
karakter pada peserta didik beserta faktor pendukung dan faktor penghambatnya
di SD Negeri Sinduadi. Jenis penelitian tersebut adalah penelitian deskriptif
kualitatif. Pengumpulan data melalui wawancara, observasi, dan studi
dokumentasi. Data dianalisis melalui reduksi data, display data, dan penarikan
kesimpulan. Teknik pemeriksaan keabsahan data menggunakan triangulasi
sumber dan teknik. Hasil penelitian yaitu implementasi pendidikan karakter di SD
Negeri Sinduadi 2 dilakukan melalui integrasi dalam proses pembelajaran,
pengembangan budaya sekolah seperti kegiatan rutin, kegiatan spontan,
keteladanan, pengkondisian, dan kegiatan ekstrakurikuler seperti pramuka, BTA,
seni tari, karawitan, TIK. Proses penanamannya dengan hidden curriculum,
sosialisasi peraturan, dan pembiasaan. Nilai karakter yang ditanamkan yaitu
religius, disiplin, sopan santun, semangat kebangsaan, cinta tanah air, cinta damai,
peduli lingkungan, peduli kesehatan, peduli sosial, dan menghargai budaya.
Implementasinya sampai tahap moral doing tetapi belum maksimal. Faktor yang
mendukung yaitu adanya keinginan peserta didik untuk berubah, kerjasama
antarguru dalam mendidik, dan dilaksanakannya program sekolah yang
mendukung karakter. Faktor penghambatnya yaitu kebiasaan buruk peserta didik,
keterbatasan pengawasan guru, kurangnya perhatian orang tua, dan kondisi
lingkungan masyarakat yang kurang mendukung. Relevansi dengan penelitian
yang dilakukan oleh Setiawati dengan penelitian ini adalah sama-sama meneliti
tentang implementasi pendidikan karakter di sekolah dasar di Yogyakarta.
Peneliti juga tertarik dengan penelitian Setiawati karena penelitian tersebut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
memberikan gambaran kepada peneliti mengenai implementasi PPK yang sudah
dilaksanakan oleh salah satu sekolah dasar di Yogyakarta dan hasil dari penelitian
tersebut menunjukkan bahwa faktor pendukung karakter peserta didik yaitu
adanya kerjasama antar guru dalam mendidik dan dilaksanakannya program
sekolah yang mendukung karakter.
Penelitian ketiga yang relevan adalah penelitian milik Yetri dan Firdaos
(2017) dengan judul “Penguatan Pendidikan Karakter Berbasis Masyarakat Pada
Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) di Kabupaten Tulang Bawang
Provinsi Lampung”. Tujuan penelitian ini yaitu untuk melihat upaya sekolah
dalam melakukan penguatan pendidikan karakter berbasis masyarakat, khususnya
terkait dengan bagaimana membangun partisipasi dan kolaborasi antara sekolah
dengan masyarakat dalam mensukseskan pelaksanaan penguatan pendidikan
karakter dengan kegiatan ekstrakurikuler sekolah. Jenis penelitian tersebut adalah
penelitian kualitatif. Pengumpulan data menggunakan FGD, wawancara, dan
observasi. Data diolah secara kuantitatif dari hasil penelitian. Hasil penelitian
yaitu menunjukkan bahwa kemampuan sekolah membangun kolaborasi dan
perlibatan masyarakat dalam PPK, masih menghadapi berbagai kendala dan dapat
dikategorikan belum optimal disebabkan oleh pola komunikasi yang selama ini
belum terjalin secara efektif. Sekolah selama ini belum menemukan desain
kegiatan atau desain implementasi yang sesuai kebutuhan sekolah (minat, bakat,
kemampuan, dan kreatifitas sekolah serta kearifan lokal di lingkungan sekolah).
Relevansi dengan penelitian yang dilakukan oleh Yetri dan Firdaos dengan
penelitian ini adalah sama-sama meneliti implementasi pendidikan karakter
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
berbasis masyarakat. Selain itu, peneliti tertarik dengan penelitian milik Yetri dan
Firdaos karena penelitian tersebut memberikan gambaran mengenai implementasi
PPK berbasis masyarakat tidak selalu berjalan dengan baik melainkan dapat pula
mengalami kendala karena beberapa hal.
Penelitian yang keempat adalah penelitian milik Hermawan (2017) dengan
judul penelitian “Implementasi Pendidikan Karakter Berbasis Masyarakat Pada
Kegiatan Student Exchange SD Muhammadiyah Paesan Pekalongan”. Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mengungkap implementasi pendidikan karakter
berbasis masyarakat melalui kegiatan student exchange SD Muhammadiyah
Paesan Kedungwuni Pekalongan di masyarakat desa Kranggan Tersono Batang.
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah wawancara, observasi
partisipatif, dan dokumentasi. Analisis data dilakukan dengan model Miles dan
Huberman. Hasil penelitian yaitu menunjukkan bahwa partisipasi masyarakat
desa Kranggan Tersono Batang dalam kegiatan student exchange dapat dikatakan
aktif dan baik. Prinsip-prinsip yang muncul dan tampak diantaranya adalah
localization, integred delivery of service, accept diversity, Institusional
responsive. Nilai-nilai karakter yang muncul dalam kegiatan student exchange,
yakni sholeh, kreatif, bersahabat, dan peduli sosial maupun lingkungan. Namun
dalam sikap kemandirian masih belum tampak dengan baik. Faktor pendukung
dalam kegiatan ini adalah hubungan kekeluargaan dan kesamaan dalam
organisasi, sehingga mudah untuk koordinasi. Sedangkan faktor penghambat
adalah mayoritas orang tua kandung menjenguk anak-anaknya di desa dan
masyarakat desa Kranggan juga kadang merasa malu jika tidak melayani anak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
dengan baik. Maka dari itu diperlukan komitmen antara guru, wali murid, dan
masyarakat Kranggan terhadap aturan-aturan yang sudah disepakati. Jenis
penelitian tersebut adalah penelitian kualitatif. Relevansi dengan penelitian yang
dilakukan oleh Hermawan dengan penelitian ini adalah sama-sama meneliti
tentang implementasi pendidikan karakter berbasis masyarakat di sekolah dasar.
Selain itu, peneliti tertarik dengan penelitian Hermawan karena hasil pada
penelitian tersebut menjelaskan mengenai nilai-nilai karakter yang muncul dalam
suatu kegiatan adanya partisipasi masyarakat sehingga penelitian tersebut
memberikan gambaran kepada peneliti dalam menjelaskan nilai karakter yang
muncul dari kegiatan implementasi PPK yang sudah dilakukan oleh sekolah dasar
di Kecamatan Ngaglik.
Keempat penelitian tersebut memberi dorongan kepada peneliti untuk
melakukan penelitian mengenai survei implementasi program Penguatan
Pendidikan Karakter berbasis masyarakat di satuan pendidikan sekolah dasar se-
Kecamatan Ngaglik, Kabupaten Sleman. Penelitian ini dilakukan pada guru kelas
antara kelas I-VI di 30 sekolah dasar se-Kecamatan Ngaglik, Kabupaten Sleman.
Peneliti menggunakan sistem random sampling untuk menentukan sampel
penelitian.
Pendekatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif
deskriptif dengan menggunakan metode survei. Penelitian ini dimaksudkan untuk
mengetahui implementasi program Penguatan Pendidikan Karakter berbasis
masyarakat di sekolah dasar se-Kecamatan Ngaglik, Kabupaten Sleman.
Berdasarkan keempat penelitian yang relevan tersebut, peneliti membuat bagan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
tentang literature map penelitian terdahulu sampai dengan penelitian saat ini
untuk menunjukkan hubungan antara penelitian yang relevan dengan penelitian
yang dilakukan. Literature map penelitian dapat dilihat pada Gambar 2.2.
Gambar 2.2 Literature Map Penelitian yang Relevan
Gambar 2.2 memaparkan bagan tentang penelitian relevan yang digunakan
oleh peneliti. Penelitian relevan yang digunakan oleh peneliti ada empat,
penelitian yang dilakukan oleh Setiawati (2016) memiliki hubungan dengan
Setiawati (2016)
Implementasi Pendidikan Karakter
Pada Peserta Didik
di SD Negeri Sinduadi 2
Yetri dan Firdaos (2017)
Penguatan Pendidikan Karakter
Berbasis Masyarakat Pada Sekolah
Menengah Pertama Negeri (SMPN)
di Kabupaten Tulang Bawang
Provinsi Lampung
Hermawan (2017)
Implementasi Pendidikan Karakter
Berbasis Masyarakat Pada Kegiatan
Student Exchange SD
Muhammadiyah Paesan
Pekalongan
Priyanasari (2019)
Survei Implementasi
Program Penguatan
Pendidikan Karakter
Berbasis Masyarakat di
Sekolah Dasar se-
Kecamatan Ngaglik
Kabupaten Sleman
Amazona (2016)
Implementasi Pendidikan Karakter
di Sekolah Dasar Islam Terpadu
Hidayatullah Yogyakarta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
penelitian ini, karena pada penelitian tersebut dilakukan di sekolah dasar di
Yogyakarta dan memiliki tujuan penelitian yaitu mendeskripsikan implementasi
pendidikan karakter.
C. Kerangka Berpikir
Pendidikan karakter sudah tidak asing lagi dalam dunia pendidikan di
Indonesia dan masyarakat Indonesia saat ini. Pendidikan karakter adalah
pendidikan untuk memperoleh pengetahuan yang benar mengenai karakter agar
aspek sosial, emosional, dan etis siswa dapat berkembang dan semakin
bertanggung jawab dengan dirinya. Tentu saja pendidikan karakter tersebut
menjadi penting, terlebih dengan adanya perilaku seperti pergaulan bebas,
maraknya perkelahian antar pelajar, kebisaan menyontek, perilaku tidak jujur,
penyalahgunaan obat-obatan terlarang, penyimpangan perilaku seksual, bullying
dan lain sebagainya. Oleh sebab itu Menteri Pendidikan dan Kebudayaan diminta
oleh presiden untuk mengutamakan dan membudayakan pendidikan karakter di
dalam dunia pendidikan. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
(Kemendikbud) secara bertahap mulai tahun 2010 mencanangkan Gerakan
Penguatan Pendidikan Karakter (PPK). Program Penguatan Pendidikan Karakter
(PPK) adalah program pendidikan di sekolah untuk memperkuat karakter siswa
dengan lima nilai utama karakter yang saling berkaitan membentuk nilai yang
perlu dikembangkan sebagai prioritas gerakan PPK yaitu religiusitas,
nasionalisme, kemandirian, gotong royong, dan integritas.
Faktor lingkungan masyarakat/kolaborasi dan perlibatan masyarakat dalam
PPK turut berperan dalam terselenggaranya proses pendidikan karakter karena
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
lingkungan masyarakat yang mendukung dapat memberikan kontribusi positif
pada pendidikan yang ada di sekitarnya. Satuan pendidikan dapat melakukan
berbagai kolaborasi dengan lembaga, komunitas, dan organisasi lain di luar satuan
pendidikan yang dapat menjadi mitra dalam penguatan pendidikan karakter.
Kolaborasi tersebut dapat dilakukan dengan orang tua, komite sekolah, dunia
usaha, pegiat pendidikan, pelaku seni dan budaya, dan pemerintah daerah. Bentuk
kolaborasi PPK berbasis masyarakat antara lain: pembelajaran berbasis museum,
cagar budaya, dan sanggar seni, mentoring dengan seniman dan budayawan lokal,
kelas inspirasi, program siaran radio, kolaborasi dengan media televisi, koran, dan
majalah, gerakan literasi, literasi digital, literasi digital, kolaborasi dengan
perguruan tinggi, dan program magang kerja.
Berdasarkan uraian di atas, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
implementasi program Penguatan Pendidikan Karakter berbasis masyarakat dan
kesesuaian implementasi program Penguatan Pendidikan Karakter berbasis
masyarakat di sekolah dasar se-Kecamatan Ngaglik, Kabupaten Sleman.
D. Pertanyaan Penelitian
Berdasarkan teori-teori dalam kajian pustaka dan kerangka berpikir, maka
pertanyaan penelitian dalam penelitian ini adalah:
1. Apakah program Penguatan Pendidikan Karakter berbasis masyarakat di
sekolah dasar se-Kecamatan Ngaglik, Kabupaten Sleman sudah
terimplementasi?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
2. Bagaimana kesesuaian implementasi program Penguatan Pendidikan Karakter
berbasis masyarakat di sekolah dasar se-Kecamatan Ngaglik, Kabupaten
Sleman?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Pada bab ini peneliti akan membahas mengenai jenis penelitian, waktu dan tempat
penelitian, populasi dan sampel, variabel penelitian, teknik pengumpulan data,
instrumen penelitian, teknik pengujian instrumen, dan teknik analisi data.
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
kuantitatif deskriptif dengan metode survei. Penelitian kuantitatif deskriptif
adalah penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan suatu keadaan atau
fenomena apa adanya (Sudaryono, 2016: 12). Sedangkan menurut Werang (2015:
12) yang mengungkapkan bahwa penelitian kuantitatif deskriptif bertujuan untuk
mendapatkan informasi sebanyak-banyaknya tentang suatu fenomena yang
terjadi. Berdasarkan ketiga pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa penelitian
kuantitatif deskriptif adalah penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan
suatu keadaan atau fenomena yang sebenarnya terjadi.
Pada penelitian kuantitatif deskriptif ini peneliti menggunakan metode survei.
Survei digunakan untuk mengumpulkan informasi tentang variabel dari
sekelompok objek (populasi) (Noor, 2011: 38). Penelitian ini dimaksudkan untuk
memberikan gambaran secara garis besar mengenai implementasi program
Penguatan Pendidikan Karakter berbasis masyarakat dan kesesuaian implementasi
program Penguatan Pendidikan Karakter berbasis masyarakat di sekolah dasar se-
Kecamatan Ngaglik, Kabupaten Sleman.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
B. Waktu dan Tempat Penelitian
1. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei 2018 sampai dengan Juni 2019.
Adapun kegiatan yang dilakukan dalam penelitian ini akan dirinci pada jadwal
kegiatan yang dapat dilihat pada tabel 3.1 berikut:
Tabel 3.1 Jadwal Penelitian
No Kegiatan
Bulan
2018 2019
Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul
1. Penyusunan
proposal
2. Mengurus
perizinan
3. Penyusunan
instrumen
penelitian
4. Validasi
Instrumen
dan revisi
5. Penyebaran
Instrumen
6. Pengumpulan
data
7. Pengolahan
data
8. Penyusunan
laporan
9. Revisi
10. Ujian skripsi
Tabel 3.1 merupakan jadwal kegiatan penelitian yang dimulai pada
bulan Mei 2018 mengenai penyusunan proposal dan mengurus perizinan di
instansi-instansi terkait. Bulan Juni 2018 melakukan penyusunan instrumen
penelitian dilanjutkan dengan memvalidasi instrumen kepada para ahli dan
merevisi instrumen penelitian. Penyebaran instrumen dilakukan pada bulan
Juni sampai dengan Juli 2018. Data penelitian dikumpulkan oleh peneliti pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
bulan Juli 2018 sampai dengan Agustus 2018. Setelah data dikumpulkan
peneliti melakukan pengolahan data pada bulan September 2018 sampai
dengan November 2018. Pada bulan Desember 2018 sampai dengan bulan
Januari 2019 peneliti menyusun laporan skripsi. Revisi dilakukan pada bulan
Februari sampai dengan Juni 2019 dan ujian skripsi dilakukan oleh peneliti
pada bulan Juli 2019.
2. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di seluruh SD Negeri se-Kecamatan Ngaglik,
Kabupaten Sleman. Daftar Sekolah Dasar Negeri se-Kecamatan Ngaglik,
Kabupaten Sleman dapat dilihat pada tabel 3.2.
Tabel 3.2 Daftar Sekolah Dasar Negeri Se-Kecamatan Ngaglik, Kabupaten
Sleman
No Nama SD Alamat
1. SDN Taraman Taraman, Sinduharjo, Ngaglik, Sleman, DIY.
2. SDN Minomartani 1 Mladangan, Minomartani, Ngaglik, Sleman, DIY.
3. SDN Minomartani 2 Jalan Tengiri Raya, Mladangan, Minomartani,
Ngaglik, Sleman, DIY.
4. SDN Minomartani 6 Jalan Kakap 11, Mladangan, Minomartani, Sleman,
DIY.
5. SDN Rejodani Jalan Palagan Tentara Pelajar KM. 11, Rejodani,
Sariharjo, Ngaglik, Sleman, DIY.
6. SDN Karangjati Jalan Plosokuning Raya, Plosokuning II, Minomartani,
Ngaglik, Sleman, DIY.
7. SDN Gentan Jalan Yudistiro, Dentan, Sinduharjo, Ngaglik, Sleman,
DIY.
8. SDN Dayuharjo Jalan Damai, Tambakan, Sinduharjo, Ngaglik, Sleman,
DIY.
9. SDN Jongkang Jalan Palagan Tentara Pelajar RT.04 / RW.33,
Sariharjo, Ngaglik, Sleman, DIY.
10. SDN Clumprit Drono, Sardonoharjo, Ngaglik, Sleman, DIY.
11. SDN Wonosalam Wonosalam, Sukoharjo, Ngaglik, Sleman, DIY.
12. SDN Sariharjo Jalan Jengger, Jongkang, Sariharjo, Ngaglik, Sleman,
DIY.
13. SDN Karangmloko I Jalan Palagan Tentara Pelajar No.82, Tegal Rejo,
Sariharjo, Ngaglik, Sleman, DIY.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
Tabel 3.2 merupakan daftar 30 sekolah dasar beserta alamat sekolah yang
digunakan untuk penelitian oleh peneliti. Pemilihan lokasi penelitian ini
didasarkan pada pertimbangan sebagai berikut:
a. Di sekolah dasar negeri se-Kecamatan Ngaglik, Kabupaten Sleman belum
pernah dilakukan penelitian mengenai implementasi program Penguatan
Pendidikan Karakter berbasis masyarakat.
b. Kecamatan Ngaglik, Kabupaten Sleman memiliki jumlah sekolah dasar negeri
yang lebih banyak dibandingkan dengan kecamatan lain.
No Nama SD Alamat
13. SDN Karangmloko I Jalan Palagan Tentara Pelajar No.82, Tegal Rejo,
Sariharjo, Ngaglik, Sleman, DIY.
14. SDN Karangmloko II Jalan Nglempong Sari No.12, Rejodani 1, Sariharjo,
Ngaglik, Sleman, DIY.
15. SDN Banteran 1 Ponasan, Donoharjo, Ngaglik, Sleman, DIY.
16. SDN Ngaglik Pencar sari, Sardonoharjo, Ngaglik, Sleman, DIY.
17. SDN Ngebelgede 1 Ngalalangan, Sardonoharjo, Ngaglik, Sleman, DIY.
18. SDN Ngebelgede 2 Sardonoharjo, Bulusari, Ngaglik, Sleman, DIY.
19. SDN Donoharjo Jetis Suruh, Donoharjo, Ngaglik, Sleman, DIY.
20. SDN Rejosari Rejosari, Sardonoharjo, Ngaglik, Sleman, DIY.
21. SDN Sardonoharjo I Jalan Pandanaran No.900m, Candi Dukuh,
Sardonoharjo, Ngaglik, Sleman, DIY.
22. SDN Sardonoharjo 2 Candiwinangun, Sardonoharjo, Ngaglik, Sleman, DIY.
23. SDN Seloharjo Karanglo Seloharjo, Jalan Besi Jangkang, Sukoharjo,
Ngaglik, Sleman, DIY.
24. SDN Selomulyo Jalan Besi Jangkang Sembung KM. 1, Sukoharjo,
Ngaglik, Sleman, DIY.
25. SDN Sukomulyo Siwil, Sukoharjo, Ngaglik, Sleman, DIY.
26. SDN Sukosari Jalan Pendidikan, Losari, Sukoharjo, Ngaglik, Sleman,
DIY.
27. SDN Brengosan 1 Kasenan, Donoharjo, Ngaglik, Sleman, DIY.
28. SDN Brengosan 2 Gondong, Donoharjo, Ngaglik, Sleman, DIY.
29. SDN Candirejo Jalan Kaliurang No.12, Candi Winangun,
Sardonoharjo, Ngaglik, Sleman, DIY.
30. SDN Nglempong Jalan Nglempongsari No.2, Wonorejo, Sariharjo,
Ngaglik, Sleman, DIY.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang terdiri dari
manusia, benda, hewan, tumbuh-tumbuhan, gejala, nilai tes ataupun peristiwa
yang memiliki karakteristik tertentu dan menjadi sumber data dalam suatu
penelitian (Nawawi dalam Werang, 2015: 93). Sedangkan Sugiyono (dalam
Werang, 2015: 94) menyatakan bahwa populasi adalah wilayah generalisasi
yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya. Berdasarkan beberapa pengertian populasi di atas dapat
disimpulkan bahwa populasi adalah semua objek penelitian yang menjadi
sumber penelitian dan memiliki karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah guru kelas
dengan total populasi guru kelas sebanyak 204 di sekolah dasar negeri se-
Kecamatan Ngaglik, Kabupaten Sleman yang berjumlah 30 sekolah dasar.
Populasi tersebut dapat dilihat pada tabel 3.3 berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
Tabel 3.3 Data Populasi Penelitian di SD Negeri Se-Kecamatan Ngaglik
No Nama SD Kelas Paralel Jumlah Guru Kelas
1. SDN Taraman 1 6
2. SDN Minomartani 1 1 6
3. SDN Minomartani 2 1 6
4. SDN Minomartani 6 1 6
5. SDN Rejodani 1 6
6. SDN Karangjati 1 6
7. SDN Gentan 2 12
8. SDN Dayuharjo 2 12
9. SDN Jongkang 2 12
10. SDN Clumprit 1 6
11. SDN Wonosalam 1 6
12. SDN Sariharjo 1 6
13. SDN Karangmloko I 1 6
14. SDN Karangmloko II 1 6
15. SDN Banteran 1 1 6
16. SDN Ngaglik 1 6
17. SDN Ngebelgede 1 1 6
18. SDN Ngebelgede 2 1 6
19. SDN Donoharjo 1 6
20. SDN Rejosari 1 6
21. SDN Sardonoharjo I 1 6
22. SDN Sardonoharjo 2 1 6
23. SDN Seloharjo 1 6
24. SDN Selomulyo 1 6
25. SDN Sukomulyo 1 6
26. SDN Sukosari 1 6
27. SDN Brengosan 1 1 6
28. SDN Brengosan 2 1 6
29. SDN Candirejo 1 6
30. SDN Nglempong 2 12
Jumlah 34 204
Tabel 3.3 di atas menunjukkan populasi yang terdiri dari 30 SD Negeri
se-Kecamatan Ngaglik, Kabupaten Sleman dengan jumlah total populasi guru
kelas sebanyak 204.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
2. Sampel
Sugiyono (dalam Werang, 2015: 95) menyatakan bahwa sampel
adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi atau
sebagian dari populasi yang hendak diteliti. Peneliti menggunakan teknik
Sampel Probabilitas yaitu Simple Random Sampling dengan menggunakan
undian berupa lintingan kertas yang diberi kode. Sampel Probabilitas adalah
teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama kepada
setiap anggota populasi untuk menjadi sampel (Noor, 2011: 151). Sedangkan
Simple Random Sampling yaitu pengambilan sampel secara acak, tanpa
memperhatikan tingkatan yang ada dalam populasi, tiap elemen populasi
memiliki peluang yang sama dan diketahui untuk terpilih sebagai subjek
(Noor, 2011: 151). Pengambilan sampel dalam penelitian ini dihitung
berdasarkan tabel penentuan jumlah sampel minimal menurut Krejcie dan
Morgan dengan tingkat kepercayaan 95% dan kesalahan 5%. Fenandez
(dalam Sumanto, 2014: 210) mengungkapkan bahwa untuk menentukan besar
sampel dapat dilihat pada tabel 3.4 Tabel Penentuan Jumlah Sampel Minimal
Menurut Krejcie dan Morgan.
Tabel 3.4 Tabel Penentuan Jumlah Sampel Minimal Menurut Krejcie dan
Morgan
N S N S N S
10 10 220 140 1200 291
15 14 230 144 1300 297
20 19 240 148 1400 302
25 24 250 152 1500 306
30 28 260 155 1600 310
35 32 270 159 1700 313
40 36 280 162 1800 317
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
N S N S N S
45 40 290 165 1900 320
50 44 300 169 2000 322
55 48 320 175 2200 327
60 52 340 181 2400 331
65 56 360 186 2600 335
70 59 380 191 2800 338
75 63 400 196 3000 341
80 66 420 201 3500 346
85 70 440 205 4000 351
90 73 460 210 4500 354
95 76 480 214 5000 357
100 80 500 217 6000 361
110 86 550 226 7000 364
120 92 600 234 8000 367
130 97 650 242 9000 368
140 103 700 248 10000 370
150 108 750 254 15000 375
160 113 800 260 20000 377
175 118 850 265 30000 379
180 123 900 269 40000 380
190 127 950 274 50000 381
200 132 1000 278 75000 382
210 136 1100 285 1000000 384
Keterangan : N = Populasi
S = Sampel
Tabel 3.4 di atas menunjukkan keterangan praktis untuk menentukan
jumlah sampel yang harus diambil berdasarkan jumlah populasi yang ada.
Populasi guru kelas di sekolah dasar se-Kecamatan Ngaglik dalam penelitian
ini yaitu sebanyak 204, karena jumlah populasi penelitian sebesar 204 tidak
terdapat dalam tabel maka peneliti mengambil jumlah populasi yang
mendekati dengan jumlah populasi penelitian adalah 200 maka jumlah sampel
minimal menurut Krejcie dan Morgan yang harus diambil sebanyak 132 guru
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
kelas. Agar persentase sampel setiap sekolah seimbang, maka sampel
ditentukan sebanding dengan banyaknya subjek dalam setiap sekolah, yaitu
dengan cara berikut.
Gambar 3.1 Cara Menghitung Sampel Penelitian
Berikut ini adalah perhitungan cara penentuan sampel pada setiap
sekolah dalam penelitian yang disajikan pada tabel 3.5.
Tabel 3.5 Sampel penelitian dan populasi setiap sekolah
No. Nama SD Jumlah
Guru Kelas
Penentuan Sampel Minimal menurut Krejcie
dan Morgan
Perhitungan Pembulatan
1. SDN Taraman 6 3,88x132204
6
4
2. SDN Minomartani 1 6 3,88x132204
6
4
3. SDN Minomartani 2 6 88,3132204
6x
4
4. SDN Minomartani 6 6 88,3132204
6x
4
5. SDN Rejodani 6 88,3132204
6x
4
6. SDN Karangjati 6 88,3132204
6x
4
7. SDN Gentan 12 76,7132204
12x
8
8. SDN Dayuharjo 12 76,7132204
12x
8
9. SDN Jongkang 12 76,7132204
12x
8
10. SDN Clumprit 6 88,3132204
6x
4
11. SDN Wonosalam 6 88,3132204
6x
4
12. SDN Sariharjo 6 88,3132204
6x
4
13. SDN Karangmloko I 6 88,3132204
6x
4
14. SDN Karangmloko II 6 88,3132204
6x
4
Sampel Sekolah = Jumlah guru kelas setiap sekolah
Populasi x Jumlah sampel minimal(132)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
Berdasarkan perhitungan sampel pada setiap sekolah yang terdapat pada
tabel 3.5 didapatkan jumlah sampel yaitu 136 agar jumlah sampel sesuai
dengan ketentuan pada tabel penentuan jumlah sampel minimal menurut
Krejcie dan Morgan yaitu 132 maka peneliti menghilangkan empat sampel
dari 136 dengan teknik Simple Random Sampling yaitu dengan menggunakan
No. Nama SD Jumlah
Guru Kelas
Penentuan Sampel Minimal menurut Krejcie
dan Morgan
Perhitungan Perhitungan
15. SDN Banteran 1 6 88,3132204
6x
4
16. SDN Ngaglik 6 88,3132204
6x
4
17. SDN Ngebelgede 1 6 88,3132204
6x
4
18. SDN Ngebelgede 2 6 88,3132204
6x
4
19. SDN Donoharjo 6 88,3132204
6x
4
20. SDN Rejosari 6 88,3132204
6x
4
21. SDN Sardonoharjo I 6 88,3132204
6x
4
22. SDN Sardonoharjo 2 6 88,3132204
6x
4
23. SDN Seloharjo 6 88,3132204
6x
4
24. SDN Selomulyo 6 88,3132204
6x
4
25. SDN Sukomulyo 6 88,3132204
6x
4
26. SDN Sukosari 6 88,3132204
6x
4
27. SDN Brengosan 1 6 88,3132204
6x
4
28 SDN Brengosan 2 6 88,3132204
6x
4
29. SDN Candirejo 6 88,3132204
6x
4
30. SDN Nglempong 12 76,7132204
12x
8
Jumlah 204 136 136
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
undian berupa lintingan kertas yang diberi kode. Kode pada lintingan tersebut
berupa huruf A, B, C, D, . . . AD. Kode ini merupakan kode nama sekolah
yaitu kode A untuk SDN Taraman, kode B untuk SDN Minomartani 1, dan
seterusnya. Kemudian peneliti mengambil 4 lintingan dan berdasarkan undian
didapatkan hasil bahwa sampel yang dihilangkan yaitu satu sampel dari SDN
Taraman, satu sampel dari SDN Minomartani 1, satu sampel dari SDN
Ngebelgede 1, dan satu sampel dari SDN Selomulyo. Jadi hasil sampel dalam
penelitian ini yang didapat berjumlah 132.
Pengambilan sampel sebanyak 132 juga menggunakan undian. Undian
berupa lintingan kertas yang diberi kode. Kode pada lintingan tersebut berupa
angka 1, 2, 3, 4, 5, 6, . . . . 12. Kode ini merupakan kode guru kelas yaitu kode
1 untuk guru kelas 1, kode 2 untuk guru kelas 2, dan seterusnya. Pengundian
dilakukan untuk masing-masing sekolah misal, SDN Gentan sampel yang
harus diambil yaitu sebanyak 8 maka peneliti mengambil 8 lintingan kertas
untuk menentukan guru kelas berapa yang akan diambil dan dijadikan sampel.
D. Variabel Penelitian
Variabel adalah segala sesuatu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari
sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik
kesimpulannya (Sugiyono, 2014: 63). Variabel dalam penelitian ini adalah
implementasi program Penguatan Pendidikan Karakter berbasis masyarakat di
sekolah dasar se-Kecamatan Ngaglik, Kabupaten Sleman.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan cara mengumpulkan data yang
dibutuhkan untuk menjawab rumusan masalah penelitian (Noor, 2011: 138).
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu kuesioner, wawancara, dan
studi dokumenter.
1. Kuesioner
Kuesioner merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan
memberikan atau menyebarkan daftar pertanyaan kepada responden dengan
harapan memberi respon atas daftar pertanyaan tersebut (Noor, 2011: 139).
Pada penelitian ini kuesioner berisi identitas responden dan daftar pertanyaan
terkait dengan implementasi program Penguatan Pendidikan Karakter berbasis
masyarakat yang diberikan kepada responden untuk dijawab sesuai dengan
keadaan yang sebenarnya. Kuesioner dalam penelitian ini yaitu berupa
kuesioner pertanyaan tertutup dan pertanyaan terbuka. Sugiyono (2014: 194)
mengungkapkan bahwa kuesioner dengan pertanyaan tertutup mengharapkan
responden untuk memilih salah satu alternatif jawaban dari setiap pertanyaan
yang telah tersedia. Kuesioner tertutup pada penelitian ini berjumlah 8 aitem
pertanyaan. Pertanyaan tersebut dikerjakan dengan memberikan tanda
checklist (√) pada kolom “Ya” atau “Tidak”. Sedangkan kuesioner dengan
pertanyaan terbuka adalah pertanyaan yang mengharapkan responden untuk
menuliskan jawabannya berbentuk uraian tentang sesuatu hal (Sugiyono,
2014: 194). Kuesioner terbuka pada penelitian ini berjumlah 10 aitem.
Pertanyaan tersebut dikerjakan dengan cara menguraikan jawaban
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
berdasarkan jawaban pertanyaan tertutup. Tujuan kuesioner ini yaitu untuk
mengetahui implementasi program PPK berbasis masyarakat yang sudah
diterapkan oleh sekolah di sekolah dasar se-Kecamatan Ngaglik, Kabupaten
Sleman dan kesesuaian implementasi program PPK berbasis masyarakat di
sekolah dasar se-Kecamatan Ngaglik, Kabupaten Sleman.
2. Wawancara
Wawancara merupakan proses tanya jawab dalam penelitian yang
berlangsung secara lisan antara dua orang atau lebih dan bertatapan muka
mendengarkan secara langsung informasi-informasi atau keterangan-
keterangan (Achmadi, 2009: 83). Jenis wawancara yang digunakan dalam
penelitian ini adalah wawancara terstruktur. Hikmawati (2017: 83)
mengungkapkan bahwa wawancara terstruktur adalah wawancara yang
dilakukan oleh peneliti yang telah mengetahui dengan pasti tentang informasi
apa yang akan diperoleh. Pada penelitian ini peneliti melakukan wawancara
kepada empat kepala sekolah dan salah satu guru kelas pada setiap sekolah.
Pemilihan sekolah dipilih secara random di SD Negeri se-Kecamatan Ngaglik,
Kabupaten Sleman. Tujuan peneliti melakukan wawancara yaitu untuk
mengetahui informasi yang lebih mendalam mengenai implementasi program
PPK berbasis masyarakat yang sudah dilaksanakan di sekolah dasar tersebut
dan digunakan sebagai data awal pada bagian latar belakang penelitian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
3. Studi Dokumenter
Studi dokumenter merupakan salah satu teknik pengumpulan data
pada penelitian ini. Studi dokumenter adalah teknik pengumpulan data yang
menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis,
gambar, maupun elektronik (Sukmadinata, 2011: 221). Pada penelitian ini
studi dokumenter yang dilakukan oleh peneliti yaitu mengumpulkan data-data
mengenai data nama sekolah dasar Negeri se-Kecamatan Ngaglik, Kabupaten
Sleman yang di dapatkan dari UPT Kecamatan Ngaglik. Tujuan peneliti
menggunakan teknik pengumpulan data jenis studi dokumenter, yaitu untuk
mempermudah peneliti dalam mengumpulkan data penelitian yang
dilaksanakan di sekolah dasar negeri se-Kecamatan Ngaglik, Kabupaten
Sleman.
F. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat ukur yang digunakan dalam sebuah penelitian
(Sugiyono, 2014: 148). Pada penelitian ini peneliti menggunakan instrumen non
tes yaitu kuesioner, wawancara, dan daftar cek.
1. Kuesioner
Kuesioner dalam penelitian ini berupa pertanyaan tertutup dan pertanyaan
terbuka. Pertanyaan tertutup adalah pertanyaan yang mengharapkan
responden untuk memilih salah satu alternatif jawaban dari setiap pertanyaan
yang telah tersedia, sedangkan pertanyaan terbuka adalah pertanyaan yang
mengharapkan responden untuk menuliskan jawabannya berbentuk uraian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
tentang sesuatu hal (Sugiyono, 2014: 194). Hal ini dilakukan untuk melihat
konsistensi jawaban responden.
Instrumen kuesioner tertutup dalam penelitian ini hanya menggunakan dua
pilihan jawaban yaitu “ya” atau “tidak”. Oleh sebab itu, skala skor pada
lembar penilaian instrumen menggunakan skala Guttman. Skala Guttman
merupakan skala pengukuran untuk mendapatkan jawaban yang tegas
terhadap suatu permasalahan yang ditanyakan yaitu seperti “ya-tidak”
(Sugiyono, 2014: 140).
Peneliti menggunakan instrumen penelitian yang telah disusun oleh
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang terdapat dalam buku Pedoman
Supervisi Klinis yang disusun pada tahun 2017 dengan sedikit perubahan
yang dilakukan oleh peneliti. Adapun kisi-kisi instrumen pertanyaan tertutup
dapat dilihat pada tabel 3.6 berikut.
Tabel 3.6 Kisi-kisi Instrumen Pertanyaan Tertutup
No Aspek Aitem Nomor
Pertanyaan
1.
Kerjasama satuan Pendidikan
dengan orang tua.
Orang tua peserta didik atau paguyuban
orang tua sebagai mitra dalam penguatan
pendidikan karakter.
1
2.
Kerjasama satuan Pendidikan
dengan Pengelola Pusat
Kesenian dan Kebudayaan.
Pengelola Pusat Kesenian dan Kebudayaan
atau komunitas (sanggar seni, bengkel
teater, kelompok hobi, dll) yang merupakan
pusat pengembangan budaya lokal dan
modern.
2
3.
Kerjasama satuan Pendidikan
dengan lembaga pemerintah.
Lembaga pemerintahan (BNN, Kepolisian,
KPK, Kemenkes, Kemenpora, Kementrian
Lingkungan Hidup, dll).
3
4.
Kerjasama satuan Pendidikan
dengan lembaga atau
komunitas yang
menyediakan sumber-sumber
pembelajaran.
Lembaga atau komunitas yang
menyediakan sumber-sumber pembelajaran
(perpustakaan, museum, situs budaya, cagar
budaya, paguyuban pecinta lingkungan,
komunitas hewan peliharaan, dll)
4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
No Aspek Aitem Nomor
Pertanyaan
5.
Kerjasama satuan Pendidikan
dengan masyarakat sipil
pegiat pendidikan.
Masyarakat sipil pegiat pendidikan (misal,
pelatihan pembuatan alat musik dari
bambu, dll).
5
6.
Kerjasama satuan Pendidikan
dengan komunitas
keagamaan.
Komunitas keagamaan (majelis taklim,
persekutuan doa, dharma gita).
6
7.
Kerjasama satuan Pendidikan
dengan lembaga bisnis dan
perusahaan.
Lembaga bisnis dan perusahaan (dunia
usaha/dunia industri) yang memiliki
relevansi dan komitmen dengan pendidikan.
7
8.
Kerjasama satuan Pendidikan
dengan lembaga penyiaran
media.
Lembaga penyiaran media seperti televisi,
koran, majalah, radio, dll.
8
Tabel 3.6 merupakan kisi-kisi instrumen pertanyaan tertutup pada
penelitian. Kisi-kisi tersebut berjumlah 8 aitem. Selain menggunakan
pertanyaan tertutup, penelitian ini juga menggunakan pertanyaan terbuka.
Adapun kisi-kisi pertanyaan terbuka dalam penelitian ini dapat dilihat pada
tabel 3.7 berikut:
Tabel 3.7 Kisi-kisi Instrumen Pertanyaan Terbuka
No Aspek Aitem Nomor
Pertanyaan
1. Praktik yang
dilakukan.
Praktik baik apa saja yang dilakukan sekolah dalam
penguatan pendidikan karakter? 1
2.
Kerjasama satuan
Pendidikan dengan
orang tua.
Apa saja bentuk kerjasama yang sudah dilakukan
oleh sekolah dengan orang tua peserta didik atau
paguyuban orang tua sebagai mitra dalam
penguatan pendidikan karakter?
2
3.
Kerjasama satuan
Pendidikan dengan
Pengelola Pusat
Kesenian dan
Kebudayaan.
Apa saja bentuk kerjasama yang sudah dilakukan
sekolah dengan pengelola pusat kesenian dan
kebudayaan atau komunitas? 3
4.
Kerjasama satuan
Pendidikan dengan
lembaga
pemerintah.
Apa saja bentuk kerjasama yang sudah dilakukan
sekolah dengan lembaga pemerintahan seperti
BNN, Kepolisian, KPK, Kemenkes, Kemenpora,
Kementrian Lingkungan Hidup, dll?
4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
No Aspek Aitem Nomor
Pertanyaan
5.
Kerjasama satuan
Pendidikan dengan
lembaga atau
komunitas yang
menyediakan
sumber-sumber
pembelajaran.
Apa saja bentuk kegiatan kerjasama yang sudah
dilakukan sekolah dengan lembaga atau komunitas
yang menyediakan sumber-sumber pembelajaran
seperti perpustakaan, museum, situs budaya, cagar
budaya, paguyuban pecinta lingkungan, komunitas
hewan peliharaan, dll?
5
6.
Kerjasama satuan
Pendidikan dengan
masyarakat sipil
pegiat pendidikan.
Apa saja bentuk kerjasama yang sudah dilakukan
sekolah dengan masyarakat sipil pegiat pendidikan
seperi pelatihan pembuatan alat musik dari bambu,
dll?
6
7.
Kerjasama satuan
Pendidikan dengan
komunitas
keagamaan.
Apa saja bentuk kerjasama yang sudah dilakukan
sekolah dengan komunitas keagamaan seperti
majelis taklim, persekutuan doa, dharma gita? 7
8.
Kerjasama satuan
Pendidikan dengan
lembaga bisnis dan
perusahaan.
Apa saja bentuk kerjasama yang sudah dilakukan
sekolah dengan lembaga bisnis dan perusahaan
(dunia usaha/dunia industri) yang memiliki
relevansi dan komitmen dengan pendidikan?
8
9.
Kerjasama satuan
Pendidikan dengan
lembaga penyiaran
media.
Apa saja bentuk kerjasama yang sudah dilakukan
sekolah dengan lembaga penyiaran media seperti
televisi, koran, majalah, radio, dll? 9
10. Kendala saat
pelaksanaan.
Apa saja kendala yang dihadapi sekolah dalam
mengimplementasikan PPK? 10
Tabel 3.7 di atas merupakan kisi-kisi instrumen pertanyaan terbuka
penelitian. Kisi-kisi tersebut berjumlah 10 aitem pertanyaan. Pertanyaan
tersebut dikerjakan dengan cara menguraikan jawaban berdasarkan jawaban
pertanyaan tertutup.
2. Wawancara
Wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara
terstruktur. Adapun pedoman wawancara dapat dilihat pada tabel 3.8 berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
Tabel 3.8 Pedoman Wawancara
No Pertanyaan
1. Apa peran orang tua peserta didik terhadap PPK dan bentuk kerjasama
yang dilakukan di sekolah?
2. Apa dampak yang terlihat dengan adanya kerjasama orang tua peserta
didik dengan sekolah?
3.
Adakah kegiatan rutin berupa kerjasama dengan lembaga-lembaga di luar
sekolah yang dilakukan sekolah mengenai PPK dan bagaimana kegiatan
tersebut dilakukan?
4.
Target apa yang diharapkan sekolah dalam kerjasama dengan lembaga-
lembaga di luar sekolah mengenai PPK dan apakah target tersebut sudah
tercapai?
5. Bagaimana tanggapan guru, orang tua peserta didik, dan masyarakat
terhadap karakter anak setelah adanya program PPK berbasis masyarakat?
6. Apa kendala dan kerjasama yang belum dapat dilaksanakan oleh sekolah
dengan lembaga di luar sekolah?
Tabel 3.8 di atas merupakan pedoman wawancara yang digunakan
oleh peneliti. Pedoman wawancara tersebut terdiri dari 6 pertanyaan yang
membahas secara umum mengenai program Penguatan Pendidikan Karakter
berbasis masyarakat. Wawancara dilakukan kepada empat kepala sekolah dan salah
satu guru kelas pada setiap sekolah. Tujuan wawancara yaitu untuk mengetahui
informasi yang lebih mendalam mengenai implementasi program PPK berbasis
masyarakat yang sudah dilaksanakan di sekolah dasar tersebut.
3. Daftar Cek
Peneliti menggunakan daftar cek yang digunakan untuk membantu dalam
mengorganisir data penelitian yang dicari atau dibutuhkan. Daftar cek adalah
suatu daftar yang berisi subjek aspek-aspek yang akan diamati (Sudaryono,
2016: 80). Tabel berikut ini merupakan daftar cek yang digunakan dalam
penelitian ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
Tabel 3.9 Daftar Cek Dokumentasi
No Data Sekolah Alamat
Jumlah
sampel
Penelitian
Keterangan
Sesuai Tidak
sesuai
1. SDN Taraman Taraman, Sinduharjo, Ngaglik,
Sleman, DIY. 3 √
2. SDN Minomartani 1 Mladangan, Minomartani, Ngaglik,
Sleman, DIY. 3 √
3. SDN Minomartani 2 Jalan Tengiri Raya, Mladangan,
Minomartani, Ngaglik, Sleman, DIY. 4 √
4. SDN Minomartani 6 Jalan Kakap 11, Mladangan,
Minomartani, Sleman, DIY. 4 √
5. SDN Rejodani
Jalan Palagan Tentara Pelajar KM.
11, Rejodani, Sariharjo, Ngaglik,
Sleman, DIY. 4 √
6. SDN Karangjati
Jalan Plosokuning Raya, Plosokuning
II, Minomartani, Ngaglik, Sleman,
DIY. 4 √
7. SDN Gentan Jalan Yudistiro, Dentan, Sinduharjo,
Ngaglik, Sleman, DIY. 8 √
8. SDN Dayuharjo Jalan Damai, Tambakan, Sinduharjo,
Ngaglik, Sleman, DIY. 8 √
9. SDN Jongkang
Jalan Palagan Tentara Pelajar RT.04 /
RW.33, Sariharjo, Ngaglik, Sleman,
DIY. 8 √
10. SDN Clumprit Drono, Sardonoharjo, Ngaglik,
Sleman, DIY. 4 √
11. SDN Wonosalam Wonosalam, Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, DIY. 4 √
12. SDN Sariharjo Jalan Jengger, Jongkang, Sariharjo,
Ngaglik, Sleman, DIY. 4 √
13. SDN Karangmloko I
Jalan Palagan Tentara Pelajar No.82,
Tegal Rejo, Sariharjo, Ngaglik,
Sleman, DIY. 4 √
14. SDN Karangmloko II
Jalan Nglempong Sari No.12,
Rejodani 1, Sariharjo, Ngaglik,
Sleman, DIY. 4 √
15. SDN Banteran 1 Ponasan, Donoharjo, Ngaglik,
Sleman, DIY. 4 √
16. SDN Ngaglik Pencar sari, Sardonoharjo, Ngaglik,
Sleman, DIY. 4 √
17. SDN Ngebelgede 1 Ngalalangan, Sardonoharjo, Ngaglik,
Sleman, DIY. 3 √
18. SDN Ngebelgede 2 Sardonoharjo, Bulusari, Ngaglik,
Sleman, DIY. 4 √
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
Tabel 3.9 di atas adalah daftar cek dokumentasi yang menjelaskan
mengenai nama sekolah, alamat sekolah, dan jumlah sampel pada masing-
masing sekolah. Daftar cek dokumentasi yang didapat dari UPT digunakan
ketika peneliti menyebarkan instrumen penelitian dan ketika peneliti
mengambil instrumen penelitian yang telah diisikan oleh masing-masing
sekolah. Peneliti memberikan tanda checklist (√) pada kolom sesuai atau tidak
sesuai.
No Data Sekolah Alamat
Jumlah
sampel
Penelitian
Keterangan
Sesuai Tidak
sesuai
19. SDN Donoharjo Jetis Suruh, Donoharjo, Ngaglik,
Sleman, DIY. 4 √
20. SDN Rejosari Rejosari, Sardonoharjo, Ngaglik,
Sleman, DIY. 4 √
21. SDN Sardonoharjo I
Jalan Pandanaran No.900m, Candi
Dukuh, Sardonoharjo, Ngaglik,
Sleman, DIY. 4 √
22. SDN Sardonoharjo 2 Candiwinangun, Sardonoharjo,
Ngaglik, Sleman, DIY. 4 √
23. SDN Seloharjo
Karanglo Seloharjo, Jalan Besi
Jangkang, Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, DIY. 4 √
24. SDN Selomulyo Jalan Besi Jangkang Sembung KM.
1, Sukoharjo, Ngaglik, Sleman, DIY. 3 √
25. SDN Sukomulyo Siwil, Sukoharjo, Ngaglik, Sleman,
DIY. 4 √
26. SDN Sukosari Jalan Pendidikan, Losari, Sukoharjo,
Ngaglik, Sleman, DIY. 4 √
27. SDN Brengosan 1 Kasenan, Donoharjo, Ngaglik,
Sleman, DIY. 4 √
28 SDN Brengosan 2 Gondong, Donoharjo, Ngaglik,
Sleman, DIY. 4 √
29. SDN Candirejo
Jalan Kaliurang No.12, Candi
Winangun, Sardonoharjo, Ngaglik,
Sleman, DIY. 4 √
30. SDN Nglempong
Jalan Nglempongsari No.2,
Wonorejo, Sariharjo, Ngaglik,
Sleman, DIY. 8 √
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
G. Teknik Pengujian Instrumen
Instrumen penelitian yang akan digunakan harus melalui pengujian validitas
dan reliabilitas. Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan sejauh mana
suatu alat mampu mengukur apa yang seharusnya diukur (Sangadji, 2010: 160).
Validitas dalam penelitian ini meliputi validitas isi dan validitas muka.
1. Validitas Isi
Validitas isi adalah validitas yang diestimasi lewat pengujian terhadap isi
tes dengan analisis rasional atau lewat para ahli (expert judgement) (Azwar,
2011: 45). Validitas isi pada penelitian ini diberikan kepada para ahli yang
memiliki bidang keahlian yang berhubungan dengan program PPK. Instrumen
akan divalidasi oleh 10 guru dari 9 sekolah yang dipilih karena ditunjuk oleh
Kemendikbud sebagai sekolah unggulan dan sebagai pilot project dari
program PPK, 10 ahli tersebut antara lain, INL dari SD Muhammadiyah
Jogodayoh, DP dari SD Negeri Bhayangkara, H dan TKR dari SMP Negeri 1
Bantul, DK dari SD Negeri Bantul 1, S dari SD Negeri Wates 4, BAP dari SD
Joannes Bosco, L dari SD Negeri Ungaran 1, BM dari SD Muhammadiyah
Karangkajen 1, NWM dari SD Negeri Kaputran 1. Instrumen yang divalidasi
yaitu berupa 8 aitem pertanyaan tertutup dan 10 aitem pertanyaan terbuka.
Pertanyaan berkaitan dengan implementasi program Penguatan Pendidikan
Karakter berbasis masyarakat. Ahli memberikan nilai pada lembar penilaian
yang telah diberikan. Skor skala dalam lembar penilaian instrumen validasi
menggunakan Skala Likert. Skala Likert merupakan teknik mengukur sikap
dimana subjek diminta untuk mengindikasikan tingkat kesetujuan atau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
ketidaksetujuan mereka terhadap masing-masing pertanyaan (Noor, 2011:
128). Skala skor yang digunakan untuk menilai instrumen yaitu skor 1: tidak
baik, skor 2: kurang baik, skor 3: ragu-ragu, skor 4: baik, dan skor 5: sangat
baik.
Ketika menggunakan skala Likert terkadang ada kecenderungan validator
memilih skor 3 yaitu ragu-ragu. Untuk menghindari hal tersebut, maka
peneliti menghapuskan kategori skor 3 yaitu ragu-ragu. Penghapusan kategori
skor 3 yaitu ragu-ragu agar hasil penilaian yang didapatkan tidak bias,
sehingga skala Likert yang digunakan dalam penelitian ini yaitu sebagai
berikut: skor 1: tidak baik, skor 2: kurang baik, skor 3: baik, skor 4: sangat
baik.
Hasil akhir yang diperoleh dari validator akan diakumulasi kemudian
dikategorikan menggunakan kriteria kelayakan instrumen pada penelitian ini.
Sebelum mendapatkan kriteria kelayakan instrumen, peneliti memodifikasi
dengan menggunakan kategorisasi pada konversi nilai skala lima. Berikut
penjelasan mengenai konversi nilai skala lima menurut Sukardjo (2008: 101).
Tabel 3.10 Konversi Nilai Skala Lima
Keterangan :
Rerata ideal (Xi) : 1
2 (skor maksimal ideal + skor minimal ideal)
Interval Skor Kategori
X ˃ Xi + 1,80 Sbi Sangat baik
Xi + 0,60 SBi ˂ X ≤ Xi + 1, 80SBi Baik
Xi - 0,60 SBi ˂ X ≤ Xi + 0, 60SBi Cukup
Xi - 1,80 SBi ˂ X ≤ Xi + 0, 60SBi Kurang
X ≤ Xi – 1,80Sbi Sangat kurang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
Simpangan baku ideal (SBi) : 1
6 (skor maksimal ideal – skor minimal ideal)
X : Skor aktual
Berdasarkan rumusan tersebut, peneliti melakukan modifikasi dengan
menggunakan kategorisasi pada nilai skala lima sebagai berikut:
Tabel 3.11 Modifikasi Nilai Skala Lima
Interval Skor Kategori
X ˃ Xi + 1,80 Sbi Sangat layak untuk digunakan
Xi + 0,60 SBi ˂ X ≤ Xi + 1, 80Sbi Layak untuk digunakan dengan revisi sedikit
Xi - 0,60 SBi ˂ X ≤ Xi + 0, 60Sbi Kurang layak dengan revisi banyak
Xi - 1,80 SBi ˂ X ≤ Xi + 0, 60Sbi Tidak layak revisi total
X ≤ Xi – 1,80Sbi Sangat tidak layak revisi total
Keterangan :
Rerata ideal (Xi) : 1
2 (skor maksimal ideal + skor minimal ideal)
Simpangan baku ideal (SBi) : 1
6 (skor maksimal ideal – skor minimal ideal)
X : Skor aktual
Berdasarkan rumus konversi di atas perhitungan data-data kuantitatif
dilakukan untuk memperoleh data kualitatif dengan menerapkan rumus
konversi tersebut. Penentuan rumus kualitatif pengembangan ini diterapkan
dengan konversi sebagai berikut :
Diketahui:
Skor maksimal ideal : 68
Skor minimal ideal : 17
Rerata ideal (Xi) : 1
2 (68 + 17) = 42,5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
Simpangan baku ideal (SBi) : 1
6 (68 – 17) = 8,5
Ditanyakan :
Interval skor kategori sangat layak digunakan, layak digunakan dengan revisi
sedikit, kurang layak dengan revisi banyak, tidak layak revisi total, sangat
tidak layak revisi total.
Jawaban :
Tabel 3.12 Jawaban Skor Interval
Kategori Rumus
Sangat layak untuk digunakan = X × Xi + 1,80 SBi
= X ˃ 42,5 + (1,80×8,5)
= X ˃ 42,5 + 15,3
= X ˃ 57,8
Layak untuk digunakan dengan
revisi sedikit
= Xi + 0,60 SBi ˂ X ≤ Xi + 0,60 SBi
= 42,5 + (0,60×8,5) ˂ X ≤ 42,5 + (1,80×8,5)
= 42,5 + (5,1 ˂ X ≤ 42,5 + 15,3)
= 47,6 ˂ X ≤ 57,8
Kurang layak dengan revisi
banyak
= Xi - 0,60 SBi ˂ X ≤ Xi + 0,60 SBi
= 42,5 – (0,60×8,5) ˂ X ≤ 42,5 + (0,60×8,5)
= 42,5 – 5,1 ˂ X ≤ 42,5 + 5,1
= 37,4 ˂ X ≤ 47,6
Tidak layak revisi total = Xi – 1,80 SBi ˂ X ≤ Xi - 0,60 SBi
= 42,5 – (1,80×8,5) ˂ X ≤ 42,5 (0,60×8.5)
= 42,5 – 15,3 ˂ X ≤ 42,5×5,1
= 27,2 ˂ X ≤ 37,4
Sangat tidak layak revisi total =X ≤ Xi – 1,80 Sbi
=X ≤ 42,5 – (1,80×8,5)
=X ≤ 42,5 – 15,3
=X ≤ 27,2
Berdasarkan perhitungan tersebut diperoleh kategori data kuantitatif
menjadi data kualitatif skala lima sebagai berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
Tabel 3.13 Kriteria Skor Skala Lima
Interval Skor Kriteria
57,9 – 68 Sangat layak untuk digunakan
47,7 - 57,8 Layak untuk digunakan dengan revisi sedikit
37,5 - 47,6 Kurang layak dengan revisi banyak
27,3 - 37,4 Tidak layak revisi total
≤ 27,2 Sangat tidak layak revisi total
Berdasarkan tabel di atas instrumen dengan interval skor 57,9 – 68
memiliki arti bahwa instrumen sangat layak untuk digunakan, interval skor
47,7 – 57,8 memiliki arti layak untuk digunakan namun dengan revisi sedikit,
interval skor 37,5 – 47,6 memiliki arti bahwa instrumen kurang layak
digunakan dan revisi banyak, sedangkan interval skor 27,3 – 37,4 memiliki
arti bahwa instrumen tidak layak untuk digunakan dan revisi total dan interval
skor ≤ 27,2 memiliki arti bahwa instrumen sangat tidak layak dan harus
dilakukan revisi total.
Hasil validitas instrumen yang dilakukan oleh validator berdasarkan
kriteria kelayakan instrumen dapat dilihat pada tebel 3.13 Rekapitulasi
Validitas Instrumen berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
Tabel 3.14 Rekapitulasi Validitas Instrumen
No Validator Instansi Skor Keterangan
1. INL SD Muhammadiyah
Jogodayoh 61
Sangat layak untuk digunakan
2. DP SD Negeri
Bhayangkara 52
Layak untuk digunakan
dengan revisi sedikit
3. H SMP Negeri 1 Bantul 66 Sangat layak untuk digunakan
4. TKR SMP Negeri 1 Bantul 67 Sangat layak untuk digunakan
5. DK SD Negeri Bantul 1 67 Sangat layak untuk digunakan
6. S SD Negeri Wates 4 67 Sangat layak untuk digunakan
7. BAP SD Joannes Bosco 57 Layak untuk digunakan
dengan revisi sedikit
8. L SD Negeri Ungaran 1 61 Sangat layak untuk digunakan
9. BM SD Muhammadiyah
Karangkajen 1 54
Layak untuk digunakan
dengan revisi sedikit
10. NWM SD Negeri Kaputran 1 63 Sangat layak untuk digunakan
Rata-rata 61,15 Sangat layak untuk
digunakan
Berdasarkan tabel 3.14 di atas menunjukkan bahwa 7 validator
menyatakan instrumen penelitian sangat layak untuk digunakan dan 3
validator menyatakan layak untuk digunakan dengan revisi sedikit. Kemudian
diperoleh rata-rata skor yaitu 61,15 menyatakan instrumen penelitian sangat
layak untuk digunakan.
2. Validitas Muka
Validitas muka (Face Validity) adalah validitas yang menunjukkan
apakah instrumen penelitian dari segi rupanya tampak mengukur apa yang
ingin diukur, validitas ini lebih mengacu pada bentuk dan penampilan
instrumen (Suharsaputra, 2014: 99). Validitas muka dilakukan untuk
mengetahui bahwa pertanyaan pada kuesioner mudah dipahami oleh
responden. Validitas muka dalam penelitian ini dilakukan oleh 5 guru antara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
lain: 2 guru SMPN 1 Bantul, 1 guru SDN Ungaran 1, 1 guru SDN 4 Wates,
dan 1 guru SDN Kaputran 1. Para guru tersebut dipilih karena telah dianggap
berkompeten dalam bidang PPK. Validitas ini dilakukan dengan
menggunakan lembar penilaian validitas yang telah diisi oleh para ahli. Hasil
validitas muka tersebut dapat dilihat pada tabel 3.15.
Tabel 3.15 Hasil Validitas Muka
No Validator Masukan Sebelum direvisi Sesudah direvisi
1. SMPN 1
Bantul A
Aitem 1:
- Komunikasi
dihilangkan.
Aitem 2:
- Ejaan perlu
diedit.
Aitem 3:
- Ejaan perlu
diedit.
Aitem 1:
- Komunikasi orang tua
peserta didik atau
paguyuban orang tua
sebagai mitra dalam
penguatan pendidikan
karakter.
Aitem 2:
- Theater.
Aitem 3:
- KemeNpora.
Aitem 1:
- Orang tua peserta didik
atau paguyuban orang
tua sebagai mitra dalam
penguatan pendidikan
karakter.
Aitem 2:
- Teater.
Aitem 3:
- Kemenpora.
2. SMPN 1
Bantul B
Aitem 7:
- Kata DU/DI
diberikan
kepanjangan
nya.
Aitem 7:
- Lembaga bisnis dan
perusahaan (DU/DI)
yang memiliki
relevansi dan
komitmen dengan
pendidikan.
Aitem 7:
- Lembaga bisnis dan
perusahaan (Dunia
Usaha/Dunia Industri)
yang memiliki
relevansi dan komitmen
dengan pendidikan.
3. SDN 4
Wates
Aitem 3:
- Diganti
dinas
kesehatan
Puskesmas,
Kementrian
Lingkungan
Hidup, dan
Kepolisian.
Aitem 3:
- Lembaga
pemerintahan (BNN,
Kepolisian, KPK,
Kemenkes,
KemeNpora, dll.
Aitem 3:
- Lembaga pemerintahan
(BNN, Kepolisian,
KPK, Kemenkes,
Kemenpora,
Kementrian
Lingkungan Hidup, dll.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
No Validator Masukan Sebelum direvisi Sesudah direvisi
4. SDN
Kaputran
1
Aitem 2:
- Kesalahan
Penulisan
mohon
diperbaiki.
Aitem 3:
- Kemenkes
diganti
dengan
Puskesmas.
- Kesalahan
penulisan
mohon
diperbaiki.
Aitem 2:
- Theater.
Aitem 3:
- Kemenkes.
- KemeNpora.
Aitem 2:
- Teater.
Aitem 3:
- Kemenkes.
- Kemenpora.
5. SDN
Ungaran
1
Aitem 1:
- Dihilangkan
kata
komunikasi.
Aitem 1:
- Komunikasi orang tua
peserta didik atau
paguyuban orang tua
sebagai mitra dalam
penguatan pendidikan
karakter.
Aitem 1:
- Orang tua peserta didik
atau paguyuban orang
tua sebagai mitra dalam
penguatan pendidikan
karakter.
Berdasarkan tabel 3.15 menjelaskan mengenai hasil validasi muka
oleh para ahli. Masukan diberikan oleh para ahli pada item 1, 2, 3, dan 7.
Masukan tersebut antara lain mengenai menghilangkan beberapa kata yang
tidak perlu, memperbaiki ejaan, kesalahan penulisan, dan beberapa singkatan
diberikan kepanjangan. Adapun beberapa hal yang harus direvisi yaitu kata
komunikasi pada instrumen aitem 1 dihilangkan, tulisan theater menjadi
teater, tulisan KemeNpora menjadi Kemenpora, dan kata DU/DI diberikan
kepanjangannya menjadi Dunia Usaha/Dunia Industri.
H. Teknik Analisis Data
Teknis analisis data merupakan kegiatan analisis setelah data dari seluruh
responden atau sumber data lain terkumpul (Sugiyono, 2012: 147). Analisis data
pada penelitian ini menggunakan deskriptif kuantitatif. Statistik deskriptif adalah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan
atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa
bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum (Sugiyono: 2014:
199). Penggunaan analisis deskriptif pada penelitian ini yaitu untuk melihat
implementasi Program Penguatan Pendidikan karakter berbasis Masyarakat di
sekolah dasar se-Kecamatan Ngaglik, Kabupaten Sleman.
Langkah-langkah dalam teknik analisis data yang akan dilakukan oleh peneliti
untuk mengolah data penelitian adalah sebagai berikut.
1. Pengolahan data
Hasan (2006: 24) mengungkapkan bahwa pengolahan data adalah suatu
proses dalam memperoleh data ringkasan atau angka ringkasan dengan
menggunakan cara atau rumus tertentu. Adapun langkah-langkah pengolahan
data yang dilakukan dalam penelitian ini.
a. Editing
Mengedit adalah memeriksa daftar pertanyaan yang telah diserahkan oleh
para pengumpul data (Achmadi dan Cholid, 2010: 153). Pada tahap ini
peneliti memeriksa kelengkapan jawaban baik identitas responden maupun
kelengkapan instrumen penelitian, keterbacaan tulisan, kejelasan makna
jawaban, dan kesesuaiaan jawaban.
b. Coding
Coding adalah mengklasifikasikan jawaban-jawaban dari para responden
ke dalam kategori-kategori (Achmadi dan Cholid, 2010: 154). Klasifikasi
dalam penelitian ini dilakukan dengan cara memberi tanda/kode pada hasil
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
jawaban. Pada penelitian ini peneliti memberikan kode pada data yang
dianalisis yaitu nama sekolah dan nama guru kelas dari setiap sekolah.
Kode A-AD menunjukkan kode sekolah, misalnya kode A adalah SD
Negeri Rejosari. Kode 1, 2, 3, dan seterusnya menunjukkan kode nama
guru kelas pada SD tersebut. Sebagai contoh kode A1, A2, A3, dan
seterusnya merupakan kode guru yang ada di SD Negeri Rejosari. Peneliti
juga menganalisis jawaban yang sudah dijawab oleh responden dengan
mengkategorikan jawaban “ya” diberi kode 1 sedangkan jawaban “tidak”
diberi kode 0.
c. Tabulasi
Tabulasi adalah kegiatan membuat tabel dengan memasukkan jawaban-
jawaban sesuai dengan kategori yang telah ditentukan (Achmadi dan
Cholid, 2010: 155). Pada tahap ini peneliti mengelompokkan jawaban
guru ke dalam tabel.
2. Tahap selanjutnya yang dilakukan oleh peneliti yaitu mengolah data dengan
mengelompokkan dan menyederhanakan data berdasarkan data survei yang
diperoleh.
3. Peneliti akan menyajikan data dalam bentuk diagram yang diperoleh
berdasarkan hasil survei pada guru kelas untuk mengetahui implementasi
program Penguatan Pendidikan Karakter berbasis masyarakat di sekolah dasar
se-Kecamatan Ngaglik, Kabupaten Sleman. Penyajian diagram akan terbagi
menjadi dua yaitu penyajian diagaram secara umum dan secara khusus.
Penyajian diagram secara umum artinya data survei implementasi program
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
Penguatan Pendidikan Karakter berbasis masyarakat di sekolah dasar se-
Kecamatan Ngaglik, Kabupaten Sleman disajikan berdasarkan seluruh item
menggunakan diagram batang. Sedangkan penyajian diagram secara khusus
artinya data survei implementasi Program Penguatan Pendidikan Karakter
berbasis masyarakat di sekolah dasar se-Kecamatan Ngaglik, Kabupaten
Sleman disajikan khusus peraitem menggunakan diagram batang.
4. Data dianalisis secara deskriptif berdasarkan perolehan persentase dari
keseluruhan data.
5. Langkah terakhir yaitu penarikan kesimpulan. Pada bagian ini peneliti akan
membuat kesimpulan tentang hasil survei implementasi program Penguatan
Pendidikan Karakter berbasis masyarakat di sekolah dasar se-Kecamatan
Ngaglik, Kabupaten Sleman dengan melihat persentase pada aitem soal.
Selain itu peneliti juga akan membuat kesimpulan tentang kesesuaian
implementasi program Penguatan Pendidikan Karakter berbasis masyarakat di
sekolah dasar se-Kecamatan Ngaglik, Kabupaten Sleman.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab IV ini akan membahas hasil penelitian dan pembahasan. Hasil penelitian
membahas mengenai deskripsi data dan analisis data dalam penelitian. Pembahasan
membahas mengenai hubungan antara hasil penelitian dengan penelitian yang relevan
dan kajian teori yang diungkapkan pada bab sebelumnya.
A. Hasil Penelitian
1. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif deskriptif dengan
metode survei. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni 2018 sampai dengan
Agustus 2018 di SD Negeri se-Kecamatan Ngaglik, Kabupaten Sleman yang
berjumlah 30 SD dengan jumlah guru kelas 204. Peneliti mengambil sampel
penelitian sebanyak 132 guru kelas sesuai dengan tabel penentuan jumlah
sampel minimal menurut Krejcie dan Morgan. Berikut adalah daftar seluruh
SD Negeri se-Kecamatan Ngaglik, Kabupaten Sleman yang diteliti:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
Tabel 4.1 Daftar SD yang diteliti
No Nama SD Jumlah Guru Kelas Sampel Penelitian
1. SDN Taraman 6 3
2. SDN Minomartani 1 6 3
3. SDN Minomartani 2 6 4
4. SDN Minomartani 6 6 4
5. SDN Rejodani 6 4
6. SDN Karangjati 6 4
7. SDN Gentan 12 8
8. SDN Dayuharjo 12 8
9. SDN Jongkang 12 8
10. SDN Clumprit 6 4
11. SDN Wonosalam 6 4
12. SDN Sariharjo 6 4
13. SDN Karangmloko I 6 4
14. SDN Karangmloko II 6 4
15. SDN Banteran 1 6 4
16. SDN Ngaglik 6 4
17. SDN Ngebelgede 1 6 3
18. SDN Ngebelgede 2 6 4
19. SDN Donoharjo 6 4
20. SDN Rejosari 6 4
21. SDN Sardonoharjo I 6 4
22. SDN Sardonoharjo 2 6 4
23. SDN Seloharjo 6 4
24. SDN Selomulyo 6 3
25. SDN Sukomulyo 6 4
26. SDN Sukosari 6 4
27. SDN Brengosan 1 6 4
28. SDN Brengosan 2 6 4
29. SDN Candirejo 6 4
30. SDN Nglempong 12 8
Jumlah 204 132
Tabel di atas memperlihatkan jumlah SD Negeri dan jumlah guru
kelas yang menjadi sampel penelitian. Jumlah guru kelas antara kelas I-VI SD
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
Negeri se-Kecamatan Ngaglik, Kabupaten Sleman yaitu sebanyak 204 dan
yang menjadi sampel penelitian sebanyak 132.
Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini berupa
kuesioner pertanyaan tertutup dan pertanyaan terbuka. Pertanyaan tertutup
berjumlah 8 aitem yang dikerjakan dengan memberi tanda tanda checklist (√)
pada kolom “Ya” atau “Tidak”. Pertanyaan terbuka pada penelitian ini
berjumlah 10 aitem. Pertanyaan tersebut dikerjakan dengan cara menguraikan
jawaban berdasarkan jawaban pertanyaan tertutup. Instrumen yang digunakan
sebelumnya sudah melalui tahap validitas yang meliputi validitas isi dan
validitas muka. Validitas isi dilakukan oleh 10 validator yaitu 10 guru dari 9
sekolah yang dipilih karena ditunjuk oleh Kemendikbud sebagai sekolah
unggulan dan pilot project dari program PPK, 10 ahli tersebut merupakan
guru sekolah dasar Negeri maupun Swasta dan guru SMP di Kabupaten
Bantul, Kabupaten Kulonprogo, dan Kota Jogja. Penelitian ini dilaksanakan di
seluruh SD Negeri yang ada di Kecamatan Ngaglik berjumlah 30 SD pada
semester ganjil tahun ajaran 2017/2018. Peneliti pertama meminta surat
pengantar untuk melaksanakan penelitian di SD Negeri se-Kecamatan
Ngaglik, Kabupaten Sleman dari kampus Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta, kemudian peneliti juga mengurus surat izin di Kantor Badan
Kesatuan Bangsa dan Politik (KesBangPol). Setelah surat izin didapatkan dari
KesBangPol, peneliti memberikan surat ke Kantor Kecamatan Ngaglik dan
Unit Pelayanan Teknis (UPT) Pelayanan Pendidikan Kecamatan Ngaglik agar
dapat melaksanakan penelitian di wilayah Kecamatan Ngaglik. Selanjutnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
peneliti datang ke setiap sekolah menemui kepala sekolah untuk meminta izin
melaksanakan penelitian sekaligus memberikan kuesioner yang akan diisi
oleh guru kelas antara kelas I-VI di masing-masing SD dan menjelaskan tata
cara mengerjakan instrumen agar tidak terjadi kesalahan. Peneliti juga
berkoordinasi tentang pengambilan instrumen penelitian yang sudah diisi oleh
guru kelas.
2. Deskripsi Responden Penelitian
Responden dalam penelitian ini adalah guru kelas antara guru kelas I-
VI SD Negeri se-Kecamatan Ngaglik, Kabupaten Sleman. Setiap responden
mengisi identitas responden berupa nama, tanggal lahir, pendidikan terakhir,
lama mengajar, nama satuan pendidikan, dan alamat satuan pendidikan. Rata-
rata lama mengajar guru dalam penelitian ini yaitu lebih dari 10 tahun,
dibawah 10 tahun, dan bahkan kurang dari 1 tahun. Pendidikan terakhir guru
dalam penelitian ini yaitu DIII dan S1.
Penentuan guru kelas yang menjadi sampel penelitian ditentukan
dengan menggunakan sistem undian. Instrumen yang sudah diisi responden
selanjutnya diberi tanda/kode dengan memberikan inisial pada setiap
instrumen. Pemberian inisial dengan menggunakan huruf A-AD, misalnya
A1, A2, A3, A4, B1, B2, B3, dan seterusnya. Pemberian tanda/kode ini
bertujuan untuk mempermudah peneliti dalam mengolah data. Instrumen yang
telah diisi oleh guru kemudian direkapitulasi untuk mengetahui adanya
implementasi dan kesesuaian implementasi program Penguatan Pendidikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
Karakter berbasis Masyarakat di sekolah dasar se-Kecamatan Ngaglik,
Kabupaten Sleman.
3. Deskripsi Data Hasil Survei Implementasi Program Penguatan
Pendidikan Karakter berbasis Masyarakat di Sekolah Dasar se-
Kecamatan Ngaglik, Kabupaten Sleman
Pada bagian ini peneliti akan mendeskripsikan data hasil survei
mengenai implementasi program Penguatan Pendidikan Karakter berbasis
masyarakat di sekolah dasar se-Kecamatan Ngaglik, Kabupaten Sleman.
Deskripsi data ini bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya implementasi
terhadap program Penguatan Pendidikan Karakter berbasis masyarakat di
sekolah dasar se-Kecamatan Ngaglik, Kabupaten Sleman dan bagaimana
kesesuaian implementasi program Penguatan Pendidikan Karakter berbasis
masyarakat di sekolah dasar tersebut.
Peneliti akan mendeskripsikan data instrumen pertanyaan tertutup
untuk mengetahui ada atau tidaknya implementasi program Penguatan
Pendidikan Karakter berbasis masyarakat. Deskripsi instrumen pertanyaan
terbuka akan dipaparkan untuk memperjelas kesesuaian implementasi
program Penguatan Pendidikan Karakter berbasis masyarakat.
a. Deskripsi Data Pertanyaan Tertutup
Pada bagian ini peneliti akan mendeskripsikan mengenai data hasil
survei implementasi program Penguatan Pendidikan Karakter berbasis
masyarakat di sekolah dasar se-Kecamatan Ngaglik, Kabupaten Sleman.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
Deskripsi data akan disajikan setiap aitem pertanyaan tertutup. Berikut
merupakan instrumen pertanyaan tertutup dalam penelitian.
Tabel 4.2 Instrumen Pertanyaan Tertutup
No Pertanyaan Nomor
Pertanyaan
1. Orang tua peserta didik atau paguyuban orang tua
sebagai mitra dalam penguatan pendidikan karakter. 1
2. Pengelola Pusat Kesenian dan Kebudayaan atau
komunitas (sanggar seni, bengkel teater, kelompok
hobi, dll) yang merupakan pusat pengembangan
budaya lokal dan modern.
2
3. Lembaga pemerintahan (BNN, Kepolisian, KPK,
Kemenkes, Kemenpora, Kementrian Lingkungan
Hidup, dll).
3
4. Lembaga atau komunitas yang menyediakan sumber-
sumber pembelajaran (perpustakaan, museum, situs
budaya, cagar budaya, paguyuban pecinta lingkungan,
komunitas hewan peliharaan, dll)
4
5. Masyarakat sipil pegiat pendidikan (misal, pelatihan
pembuatan alat musik dari bambu, dll). 5
6. Komunitas keagamaan (majelis taklim, persekutuan
doa, dharma gita). 6
7. Lembaga bisnis dan perusahaan (dunia usaha/dunia
industri) yang memiliki relevansi dan komitmen
dengan pendidikan.
7
8. Lembaga penyiaran media seperti televisi, koran,
majalah, radio, dll. 8
Tabel 4.2 merupakan instrumen pertanyaan tertutup dalam penelitian.
pertanyaan tertutup berjumlah 8 aitem. Pertanyaan tertutup dikerjakan
oleh responden dengan cara memberi tanda checklist (√) pada salah satu
jawaban “Ya” atau “Tidak”. Peneliti menyajikan data deskripsi data
menjadi dua bagian. Bagian pertama data dideskripsikan secara umum
(seluruh pertanyaan tertutup) dan bagian kedua dideskripsikan secara
khusus per aitem pertanyaan tertutup.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
Persentase survei implementasi program Penguatan Pendidikan
Karakter berbasis masyarakat di sekolah dasar se-Kecamatan Ngaglik,
Kabupaten Sleman secara umum dapat dilihat pada gambar 4.1 berikut.
Gambar 4.1 Persentase secara umum survei implementasi program
Penguatan Pendidikan Karakter berbasis masyarakat di sekolah dasar se-
Kecamatan Ngaglik, Kabupaten Sleman.
Berdasarkan gambar 4.1 di atas menunjukkan bahwa persentase
survei implementasi pada aitem 1 tentang kerjasama sekolah dengan
orang tua peserta didik, sebanyak 95% terimplementasi dan 5% belum
terimplementasi. Aitem 2 tentang kerjasama sekolah dengan Pengelola
Pusat Kesenian dan Kebudayaan atau komunitas, sebanyak 59%
terimplementasi dan 41% belum terimplementasi. Aitem 3 tentang
kerjasama sekolah dengan lembaga pemerintahan, sebanyak 80%
terimplementasi dan 20% belum terimplementasi. Aitem 4 tentang
kerjasama sekolah dengan lembaga atau komunitas yang menyediakan
95%
59%
80%86%
43%
73%
51%45%
5%
41%
20%14%
57%
27%
49%55%
0%
20%
40%
60%
80%
100%
Atem 1 AItem 2
Aitem 3
Aitem 4
Aitem 5
Aitem 6
Aitem 7
Aitem 8
Pe
rse
nta
se
Nomor pertanyaan
Survei Implementasi Program Penguatan Pendidikan
Karakter Berbasis Masyarakat di Sekolah Dasar se-
Kecamatan Ngaglik
Ya
Tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
sumber-sumber pembelajaran, sebanyak 86% terimplementasi dan 14%
belum terimplementasi. Aitem 5 kerjasama sekolah dengan masyarakat
sipil pegiat pendidikan, sebanyak 43% terimplementasi dan 57% belum
terimplementasi. Aitem 6 tentang kerjasama sekolah dengan komunitas
keagamaan, sebanyak 73% terimplementasi dan 27% belum
terimplementasi. Aitem 7 tentang kerjasama sekolah dengan lembaga
bisnis dan perusahaan, sebanyak 51% terimplementasi dan 49% belum
terimplementasi. Aitem 8 tentang kerjasama sekolah dengan lembaga
penyiaran media, sebanyak 45% terimplementasi dan 55% belum
terimplementasi.
Setelah menganalisis persentase secara umum, peneliti akan
menganalisis persentase secara khusus. Berikut analisis persentase
instrumen pertanyaan tertutup secara khusus.
1) Aitem 1: Kerjasama sekolah dengan orang tua peserta didik
a) Hasil Survei
Aitem 1 membahas tentang kerjasama sekolah dengan orang
tua peserta didik. Persentase aitem 1 dapat dilihat pada gambar 4.2
berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
Gambar 4.2 Persentase aitem 1 survei implementasi program PPK
berbasis masyarakat
Berdasarkan gambar 4.2 menunjukkan bahwa hasil pengujian
instrumen pertanyaan tertutup pada aitem 1 dapat diketahui bahwa
program PPK berbasis masyarakat sudah terimplementasi.
Implementasi dapat dilihat dari responden guru yang memilih
“Ya” sebanyak 95% dan yang memilih tidak sebanyak 5%.
Artinya 95% sekolah sudah melaksanakan kerjasama dengan
orang tua peserta didik dan 5% sekolah belum melaksanakan
kerjasama dengan orang tua peserta didik karena orang tua
tersebut memiliki kesibukan dengan pekerjaannya selain itu belum
semua orang tua peserta didik yang memiliki fasilitas HP untuk
memudahkan kerjasama.
b) Kesesuaian Implementasi PPK
Berdasarkan data hasil survei pada gambar 4.2 sekolah sudah
melakukan kerjasama dengan orang tua peserta didik. Hal tersebut
sudah sesuai dengan program PPK berbasis masyarakat yang
95%
5%
0%
20%
40%
60%
80%
100%
Ya Tidak
Aitem 1
Aitem 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
menjelaskan bahwa sekolah dapat bekerjasama dengan komunitas
yang berada di luar satuan pendidikan yaitu komunitas orang tua
peserta didik atau paguyuban orang tua. Kerjasama tersebut
diwujudkan dalam bentuk paguyuban wali murid atau komite
sekolah.
2) Aitem 2: Kerjasama sekolah dengan Pengelola Pusat Kesenian
dan Kebudayaan atau komunitas
a) Hasil Survei
Aitem 2 membahas tentang kerjasama sekolah dengan
Pengelola Pusat Kesenian dan Kebudayaan atau komunitas seperti
sanggar seni, bengkel teater, kelompok hobi, dan lain-lain yang
merupakan pusat pengembangan budaya lokal dan modern.
Persentase aitem 2 dapat dilihat pada gambar 4.3 berikut.
Gambar 4.3 Persentase aitem 2 survei implementasi program PPK
berbasis masyarakat
Berdasarkan gambar 4.3 menunjukkan bahwa hasil
pengujian instrumen pertanyaan tertutup pada aitem 2 dapat
59%
41%
0%
20%
40%
60%
80%
Ya Tidak
Aitem 2
Aitem 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
diketahui bahwa program PPK berbasis masyarakat sudah
terimplementasi. Implementasi dapat dilihat dari responden guru
yang memilih “Ya” sebanyak 59% dan yang memilih tidak
sebanyak 41%. Artinya 59% sekolah sudah melaksanakan
kerjasama dengan Pengelola Pusat Kesenian dan Kebudayaan atau
komunitas yang merupakan pusat pengembangan budaya lokal
dan modern dan 41% sekolah belum melaksanakan kerjasama
dengan Pengelola Pusat Kesenian dan Kebudayaan atau komunitas
yang merupakan pusat pengembangan budaya lokal dan modern
karena kurangnya dana dalam pelaksanaan kegiatan.
b) Kesesuaian Implementasi PPK
Berdasarkan data hasil survei pada gambar 4.3 sekolah sudah
melakukan kerjasama dengan Pengelola Pusat Kesenian dan
Kebudayaan atau komunitas yang merupakan pusat
pengembangan budaya lokal dan modern. Hal tersebut sudah
sesuai dengan program PPK berbasis masyarakat yang
menjelaskan bahwa sekolah dapat bekerjasama dengan komunitas
yang berada di luar satuan pendidikan yaitu komunitas pengelola
kesenian dan budaya. Kerjasama tersebut diwujudkan dalam
bentuk medatangkan guru tari dari Pusat Pengembangan dan
Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PPPPTK).
Bentuk kerjasama ini juga sekaligus merupakan bentuk kerjasama
sekolah dengan komunitas seniman dan budayawan lokal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
3) Aitem 3: Kerjasama sekolah dengan lembaga pemerintahan
a) Hasil Survei
Aitem 3 membahas tentang kerjasama sekolah dengan lembaga
pemerintahan seperti BNN, Kepolisian, KPK, Kemenkes,
Kemenpora, Kementrian Lingkungan Hidup, dan lain-lain.
Persentase aitem 3 dapat dilihat pada gambar 4.4 berikut.
Gambar 4.4 Persentase aitem 3 survei implementasi program PPK
berbasis masyarakat
Berdasarkan gambar 4.4 menunjukkan bahwa hasil pengujian
instrumen pertanyaan tertutup pada aitem 3 dapat diketahui
bahwa program PPK berbasis masyarakat sudah terimplementasi.
Implementasi dapat dilihat dari responden guru yang memilih
“Ya” sebanyak 80% dan yang memilih tidak sebanyak 20%.
Artinya 80% sekolah sudah melaksanakan kerjasama dengan
lembaga pemerintahan seperti BNN, Kepolisian, KPK,
Kemenkes, Kemenpora, Kementrian Lingkungan Hidup, dan
lain-lain dan 20% sekolah belum melaksanakan kerjasama
80%
20%
0%
20%
40%
60%
80%
100%
Ya Tidak
Aitem 3
Aitem 3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
dengan lembaga pemerintahan seperti BNN, Kepolisian, KPK,
Kemenkes, Kemenpora, Kementrian Lingkungan Hidup, dan
lain-lain karena minumnya sarana dan dana dalam pelaksanaan
kerjasama dengan lembaga pemerintah.
b) Kesesuaian Implementasi PPK
Berdasarkan data hasil survei pada gambar 4.4 sekolah sudah
melakukan kerjasama dengan lembaga pemerintahan seperti
BNN, Kepolisian, KPK, Kemenkes, Kemenpora, Kementrian
Lingkungan Hidup, dan lain-lain. Hal tersebut sudah sesuai
dengan program PPK berbasis masyarakat yang menjelaskan
bahwa sekolah dapat bekerjasama dengan komunitas yang berada
di luar satuan pendidikan yaitu lembaga pemerintah. Kerjasama
tersebut diwujudkan dalam bentuk penyuluhan bahaya narkoba
dari kepolisian dan imunisasi dari Kemenkes.
4) Aitem 4: Kerjasama sekolah dengan lembaga atau komunitas
yang menyediakan sumber-sumber pembelajaran
a) Hasil Survei
Aitem 4 membahas tentang kerjasama sekolah dengan lembaga
atau komunitas yang menyediakan sumber-sumber pembelajaran
seperti perpustakaan, museum, situs budaya, cagar budaya,
paguyuban pecinta lingkungan, komunitas hewan peliharaan, dan
lain-lain. Persentase aitem 4 dapat dilihat pada gambar 4.5 berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
Gambar 4.5 Persentase aitem 4 survei implementasi program PPK
berbasis masyarakat
Berdasarkan gambar 4.5 menunjukkan bahwa hasil pengujian
instrumen pertanyaan tertutup pada aitem 4 dapat diketahui bahwa
program PPK berbasis masyarakat sudah terimplementasi.
Implementasi dapat dilihat dari responden guru yang memilih “Ya”
sebanyak 86% dan yang memilih tidak sebanyak 14%. Artinya 86%
sekolah sudah melaksanakan kerjasama dengan lembaga atau
komunitas yang menyediakan sumber-sumber pembelajaran dan 14%
sekolah belum melaksanakan kerjasama dengan lembaga atau
komunitas yang menyediakan sumber-sumber pembelajaran karena
tidak adanya guru yang mau menjadi penanggung jawab dalam
kegiatan kerjasama dan pelaksanaan.
b) Kesesuaian Implementasi PPK
Berdasarkan data hasil survei pada gambar 4.5 sekolah sudah
melakukan kerjasama dengan lembaga atau komunitas yang
menyediakan sumber-sumber pembelajaran. Hal tersebut sudah
86%
14%
0%
20%
40%
60%
80%
100%
Ya Tidak
Aitem 4
Aitem 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
sesuai dengan program PPK berbasis masyarakat yang menjelaskan
bahwa sekolah dapat bekerjasama dengan komunitas yang berada di
luar satuan pendidikan yaitu komunitas yang menyediakan sumber-
sumber pembelajaran. Kerjasama tersebut diwujudkan dalam bentuk
adanya perpustakaan keliling atau mendatangi perpustakaan daerah
dan Wajib Kunjung Museum (WKP).
5) Aitem 5: Kerjasama sekolah dengan masyarakat sipil pegiat
pendidikan
a) Hasil Survei
Aitem 5 membahas tentang kerjasama sekolah dengan
masyarakat sipil pegiat pendidikan seperti pelatihan pembuatan
alat musik dari bambu dan lain-lain. Persentase aitem 5 dapat
dilihat pada gambar 4.6 berikut.
Gambar 4.6 Persentase aitem 5 survei implementasi program PPK
berbasis masyarakat
Berdasarkan gambar 4.6 menunjukkan bahwa hasil pengujian
instrumen pertanyaan tertutup pada aitem 5 dapat diketahui bahwa
43%
57%
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
Ya Tidak
Aitem 5
Aitem 5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
program PPK berbasis masyarakat kurang terimplementasi. Hal
tersebut dapat dilihat dari responden guru yang memilih “Ya”
sebanyak 43% dan yang memilih tidak sebanyak 57%. Artinya
43% sekolah sudah melaksanakan kerjasama dengan masyarakat
sipil pegiat pendidikan dan 57% sekolah belum melaksanakan
kerjasama dengan masyarakat sipil pegiat pendidikan karena
keterbatasan biaya dalam melaksanakan kegiatan kerjasama.
b) Kesesuaian Implementasi PPK
Berdasarkan data hasil survei pada gambar 4.6 sebanyak 43%
sekolah se-Kecamatan Ngaglik, Kabupaten Sleman sudah
melakukan kerjasama dengan kerjasama dengan masyarakat sipil
pegiat pendidikan. Hal tersebut sudah sesuai dengan program PPK
berbasis masyarakat yang menjelaskan bahwa sekolah dapat
bekerjasama dengan komunitas yang berada di luar satuan
pendidikan yaitu komunitas masyarakat sipil pegiat pendidikan.
Kerjasama tersebut diwujudkan dalam bentuk mengundang guru
tamu untuk mengadakan pelatihan-pelatihan membuat kerajinan.
6) Aitem 6: Kerjasama sekolah dengan komunitas keagamaan
a) Hasil Survei
Aitem 6 membahas tentang kerjasama sekolah dengan
komunitas keagamaan seperti majelis taklim, persekutuan doa,
dan dharma gita. Persentase aitem 6 dapat dilihat pada gambar 4.7
berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
Gambar 4.7 Persentase aitem 6 survei implementasi program PPK
berbasis masyarakat
Berdasarkan gambar 4.7 menunjukkan bahwa hasil pengujian
instrumen pertanyaan tertutup pada aitem 6 dapat diketahui bahwa
program PPK berbasis masyarakat sudah terimplementasi.
Implementasi dapat dilihat dari responden guru yang memilih “Ya”
sebanyak 73% dan yang memilih tidak sebanyak 27%. Artinya 73%
sekolah sudah melaksanakan kerjasama dengan komunitas keagamaan
seperti majelis taklim, persekutuan doa, dan dharma gita dan 27%
sekolah belum melaksanakan kerjasama dengan komunitas
keagamaan seperti majelis taklim, persekutuan doa, dan dharma gita
karena kurangnya partisipasi orang tua terhadap agenda keagamaan
yang diadakan oleh sekolah.
b) Kesesuaian Implementasi PPK
Berdasarkan data hasil survei pada gambar 4.7 sebanyak 73%
sekolah se-Kecamatan Ngaglik, Kabupaten Sleman sudah
melakukan kerjasama dengan komunitas keagamaan seperti
73%
27%
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
Ya Tidak
Aitem 6
Aitem 6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
majelis taklim, persekutuan doa, dan dharma gita. Hal tersebut
sudah sesuai dengan program PPK berbasis masyarakat yang
menjelaskan bahwa sekolah dapat bekerjasama dengan komunitas
yang berada di luar satuan pendidikan yaitu komunitas
keagamaan. Kerjasama tersebut diwujudkan dalam bentuk
pesantren kilat di pondok pesantren dan dengan mengundang
ustad untuk pengajian.
7) Aitem 7: Kerjasama sekolah dengan lembaga bisnis dan
perusahaan
a) Hasil Survei
Aitem 7 membahas tentang kerjasama sekolah dengan lembaga
bisnis dan perusahaan seperti dunia usaha/dunia industri yang
memiliki relevansi dan komitmen dengan pendidikan. Persentase
aitem 7 dapat dilihat pada gambar 4.8 berikut.
Gambar 4.8 Persentase aitem 7 survei implementasi program PPK
berbasis masyarakat
51%
49%
48%
49%
49%
50%
50%
51%
51%
Ya Tidak
Aitem 7
Aitem 7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
Berdasarkan gambar 4.8 menunjukkan bahwa hasil pengujian
instrumen pertanyaan tertutup pada aitem 7 dapat diketahui bahwa
program PPK berbasis masyarakat sudah terimplementasi.
Implementasi dapat dilihat dari responden guru yang memilih
“Ya” sebanyak 51% dan yang memilih tidak sebanyak 49%.
Artinya 51% sekolah sudah melaksanakan kerjasama dengan
lembaga bisnis dan perusahaan seperti dunia usaha/dunia industri
yang memiliki relevansi dan komitmen dengan pendidikan dan
49% sekolah belum melaksanakan kerjasama dengan lembaga
bisnis dan perusahaan seperti dunia usaha/dunia industri yang
memiliki relevansi dan komitmen dengan pendidikan karena
terkendala dalam menjalin kerjasama dengan perusahaan.
b) Kesesuaian Implementasi PPK
Berdasarkan data hasil survei pada gambar 4.8 sekolah sudah
melakukan kerjasama dengan lembaga bisnis dan perusahaan
seperti dunia usaha/dunia industri yang memiliki relevansi dan
komitmen dengan pendidikan. Hal tersebut sudah sesuai dengan
program PPK berbasis masyarakat yang menjelaskan bahwa
sekolah dapat bekerjasama dengan komunitas yang berada di luar
satuan pendidikan yaitu lembaga bisnis dan perusahaan yang
memiliki relevansi dan komitmen dengan pendidikan. Kerjasama
tersebut diwujudkan dalam bentuk kunjungan ke usaha peternakan
dan kerjasama dengan percetakan buku.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
8) Aitem 8: Kerjasama sekolah dengan lembaga penyiaran media
a) Hasil Survei
Aitem 8 membahas tentang kerjasama sekolah dengan lembaga
penyiaran media seperti televisi, koran, majalah, radio, dan lain-
lain. Persentase aitem 8 dapat dilihat pada gambar 4.9 berikut.
Gambar 4.9 Persentase aitem 8 survei implementasi program PPK
berbasis masyarakat
Berdasarkan gambar 4.9 menunjukkan bahwa hasil pengujian
instrumen pertanyaan tertutup pada aitem 8 dapat diketahui bahwa
program PPK berbasis masyarakat kurang terimplementasikan.
Hal tersebut dapat dilihat dari responden guru yang memilih “Ya”
sebanyak 45% dan yang memilih tidak sebanyak 55%. Artinya
45% sekolah sudah melaksanakan kerjasama dengan lembaga
penyiaran media seperti televisi, koran, majalah, radio, dan lain-
lain dan 55% sekolah belum melaksanakan kerjasama dengan
lembaga penyiaran media seperti televisi, koran, majalah, radio,
45%
55%
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
Ya Tidak
Aitem 8
Aitem 8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
dan lain-lain karena tidak adanya guru yang berkompeten dalam
menjalin kerjasama dengan lembaga penyiaran media.
b) Kesesuaian Implementasi PPK
Berdasarkan data hasil survei pada gambar 4.9 sebanyak 45%
sekolah se-Kecamatan Ngaglik, Kabupaten Sleman sudah
melakukan kerjasama dengan lembaga penyiaran media seperti
televisi, koran, majalah, radio, dan lain-lain Hal tersebut sudah
sesuai dengan program PPK berbasis masyarakat yang
menjelaskan bahwa sekolah dapat bekerjasama dengan komunitas
yang berada di luar satuan pendidikan yaitu lembaga penyiaran
media. Kerjasama tersebut diwujudkan dalam bentuk
berlangganan koran dan majalah Cendekia sebagai penambah
wawasan, mengadakan pengambilan gambar pada kegiatan di
sekolah dan disiarkan langsung oleh stasiun TV, mengikuti pentas
seni di salah satu stasiun TV, mengirimkan karya cerpen dan puisi
ke majalah Candra dan KR.
b. Deskripsi Data Pertanyaan Terbuka
Pada bagian ini peneliti akan mendeskripsikan mengenai
kesesuaian implementasi program Penguatan Pendidikan Karakter
berbasis masyarakat di sekolah dasar se-Kecamatan Ngaglik, Kabupaten
Sleman. Deskripsi data akan disajikan setiap aitem pertanyaan terbuka.
Berikut merupakan instrumen pertanyaan terbuka dalam penelitian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
Tabel 4.3 Instrumen Pertanyaan Terbuka
No Aitem Nomor
Pertanyaan
1. Praktik baik apa saja yang dilakukan sekolah dalam
penguatan pendidikan karakter? 1
2. Apa saja bentuk kerjasama yang sudah dilakukan oleh
sekolah dengan orang tua peserta didik atau paguyuban
orang tua sebagai mitra dalam penguatan pendidikan
karakter?
2
3. Apa saja bentuk kerjasama yang sudah dilakukan sekolah
dengan pengelola pusat kesenian dan kebudayaan atau
komunitas?
3
4. Apa saja bentuk kerjasama yang sudah dilakukan sekolah
dengan lembaga pemerintahan seperti BNN, Kepolisian,
KPK, Kemenkes, Kemenpora, Kementrian Lingkungan
Hidup, dll?
4
5. Apa saja bentuk kegiatan kerjasama yang sudah dilakukan
sekolah dengan lembaga atau komunitas yang menyediakan
sumber-sumber pembelajaran seperti perpustakaan,
museum, situs budaya, cagar budaya, paguyuban pecinta
lingkungan, komunitas hewan peliharaan, dll?
5
6. Apa saja bentuk kerjasama yang sudah dilakukan sekolah
dengan masyarakat sipil pegiat pendidikan seperi pelatihan
pembuatan alat musik dari bambu, dll?
6
7. Apa saja bentuk kerjasama yang sudah dilakukan sekolah
dengan komunitas keagamaan seperti majelis taklim,
persekutuan doa, dharma gita?
7
8. Apa saja bentuk kerjasama yang sudah dilakukan sekolah
dengan lembaga bisnis dan perusahaan (dunia usaha/dunia
industri) yang memiliki relevansi dan komitmen dengan
pendidikan?
8
9. Apa saja bentuk kerjasama yang sudah dilakukan sekolah
dengan lembaga penyiaran media seperti televisi, koran,
majalah, radio, dll?
9
10. Apa saja kendala yang dihadapi sekolah dalam
mengimplementasikan PPK? 10
Tabel 4.3 di atas adalah instrumen pertanyaan terbuka dalam
penelitian. Pertanyaan terbuka berjumlah 10 aitem. 10 aitem tersebut
merupakan pertanyaan yang menggali informasi lebih mendalam
mengenai kesesuaian implementasi program Penguatan Pendidikan
Karakter berbasis masyarakat apabila mengisi tanda “Ya” pada instrumen
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
aitem pertanyaan tertutup. Berikut merupakan analisis kesesuaian
implementasi program Penguatan Pendidikan Karakter berbasis
masyarakat dalam instrumen pertanyaan terbuka.
1) Aitem 1: Praktik baik yang dilakukan dalam
mengimplementasikan PPK berbasis masyarakat
Pada aitem 1 membahas mengenai praktik baik yang dilakukan
responden dalam mengimplementasikan program Penguatan
Pendidikan Karakter berbasis masyarakat. Praktik baik yang
dilakukan oleh responden dalam penelitian ini antara lain menjalin
komunikasi dengan orang tua peserta didik yaitu dengan adanya
paguyuban kelas dan melakukan pertemuan rutin untuk
mengkomunikasikan mengenai perkembangan peserta didik di
sekolah, melakukan kerjasama dengan seniman yaitu dengan adanya
pelatihan membatik, pelatihan membuat vas bunga dari bahan rotan,
dan membuat anyaman, melakukan kerjasama dengan puskesmas
daerah yaitu dengan mengadakan imunisasi berkala dan penyuluhan
makanan sehat, melakukan kerjasama dengan kepolisian yaitu dengan
mengadakan penyuluhan bahaya narkoba dan mendatangkan polisi
sebagai pembina upacara, kerjasama dengan perpustakaan yaitu
dengan adanya perpustakaan keliling dan melakukan kunjungan ke
perpustakaan daerah, melakukan kunjungan museum, mengadakan
pesantren kilat dan mendatangkan ustad untuk melakukan kegiatan
pengajian, berlangganan koran, dan kerjasama dengan universitas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
yaitu mengadakan penyuluhan tentang gosok gigi oleh mahasiswa
kedokteran gigi. Kegiatan maupun program-program sekolah dalam
mengimplementasikan program Penguatan Pendidikan Karakter
berbasis masyarakat tersebut sudah berjalan dengan cukup baik.
2) Aitem 2: Kerjasama sekolah dengan orangtua peserta didik
Pada aitem 2 membahas mengenai bentuk kerjasama yang sudah
dilakukan sekolah dengan orangtua peserta didik atau paguyuban
orang tua sebagai mitra dalam penguatan pendidikan karakter. Bentuk
kerjasama yang sudah dilakukan sekolah dengan orangtua peserta
didik atau paguyuban orang tua sebagai mitra dalam penguatan
pendidikan karakter antara lain dengan adanya paguyuban kelas atau
komite sekolah dan melakukan pertemuan secara rutin untuk
mengkomunikasikan mengenai perkembangan peserta didik di
sekolah, ikut serta menyusun kurikulum dan berbagai kegiatan yang
akan dilaksanakan pada tahun pelajaran baru, melakukan komunikasi
intensif melalui grup Whatsapp, menjadikan wali siswa sebagai
narasumber, melakukan kegiatan market day, kerjasama dalam
persiapan ujian/penyediaan sarapan, pemantauan budaya belajar di
rumah melalui buku penghubung (mencerminkan nilai gotong
royong).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
3) Aitem 3: Kerjasama sekolah dengan pengelola pusat kesenian dan
kebudayaan atau komunitas
Pada aitem 3 membahas mengenai bentuk kerjasama yang
dilakukan sekolah dengan pengelola pusat kesenian dan kebudayaan
atau komunitas. Bentuk kerjasama yang sudah dilakukan sekolah
dengan pengelola pusat kesenian dan kebudayaan atau komunitas
antara lain menghadirkan tenaga pengajar dari sanggar tari untuk
mengajarkan menari, melakukan kerjasama dengan Pusat
Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidikan dan Tenaga
Kependidikan (PPPPTK) yaitu menghadirkan pengajar dari PPPPTK
untuk belajar karawitan, melakukan kunjungan ke PPPTK dalam
rangka melihat proses pembuatan keramik/batik (mencerminkan nilai
nasionalisme yaitu apresiasi budaya bangsa sendiri). Selain itu
mengikut sertakan peserta didik dalam pentas tari, lomba drumband,
dan lomba seni lukis di balai budaya (mencerminkan nilai
kemandirian yaitu profesional dan kreatif).
4) Aitem 4: Kerjasama sekolah dengan lembaga pemerintah
Pada aitem 4 membahas mengenai bentuk kerjasama yang
dilakukan sekolah dengan lembaga pemerintah seperti BNN,
Kepolisian, KPK, Kemenkes, Kemenpora, Kementrian Lingkungan
Hidup, dan lain-lain. Bentuk kerjasama yang sudah dilakukan sekolah
dengan lembaga pemerintah antara lain penyuluhan bahaya narkoba
(mencerminkan nilai integritas yaitu keteladanan), penyuluhan lalu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
lintas (mencerminkan nilai nasionalisme yaitu taat hukum), dan
penyuluhan kriminalitas dan sosialisasi bahaya bullying dari
kepolisian (mencerminkan nilai religiusitas yaitu antibuli dan
kekerasan). Pengadaan imunisasi berkala dan penyuluhan tentang
menjaga kesehatan dan lingkungan, cara mencuci tangan dengan
benar, penyuluhan saat terjadi kebakaran, dan pemberian vitamin dari
puskesmas. Selain itu sekolah juga melakukan kerjasama dengan
mahasiswa kedokteran gigi untuk melakukan penyuluhan gosok gigi.
5) Aitem 5: Kerjasama sekolah dengan lembaga atau komunitas
yang menyediakan sumber-sumber pembelajaran
Pada aitem 5 membahas mengenai bentuk kerjasama yang
dilakukan sekolah dengan lembaga atau komunitas yang menyediakan
sumber-sumber pembelajaran seperti perpustakaan, museum, situs
budaya, cagar budaya, paguyuban pecinta lingkungan, komunitas
hewan peliharaan, dan lain-lain. Bentuk kerjasama yang sudah
dilakukan sekolah dengan lembaga atau komunitas yang menyediakan
sumber-sumber pembelajaran antara lain mengikuti kegiatan Wajib
Kunjung Museum (WKM), mengunjungi situs budaya yaitu candi,
mengunjungi perpustakaan daerah (mencerminkan nilai nasionalisme
yaitu menjaga kekayaan budaya). Selain itu adanya perpustakaan
keliling yang datang ke sekolah setiap satu bulan sekali.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
6) Aitem 6: Kerjasama sekolah dengan masyarakat sipil pegiat
pendidikan
Pada aitem 6 membahas mengenai bentuk kerjasama yang
dilakukan sekolah dengan masyarakat sipil pegiat pendidikan seperti
pelatihan pembuatan alat musik dari bambu dan lain-lain. Bentuk
kerjasama yang sudah dilakukan sekolah dengan masyarakat sipil
pegiat pendidikan antara lain mengundang guru tamu untuk pelatihan
membatik, pelatihan pembuatan gerabah dari tanah liat, pelatihan
pengelolaan daur ulang sampah, pelatihan membuat kerajinan dari
rotan dan limbah kayu, pelatihan membuat tas dari bahan baku barang
bekas, pelatihan pembuatan telur asin (mencerminkan nilai
kemandirian yaitu kreatif dan kerja keras). Selain itu berkunjung
langsung ke tempat pembuatan batik di Sogan Batik Rejondani
(mencerminkan nilai nasionalisme menghormati keragaman budaya).
7) Aitem 7: Kerjasama sekolah dengan komunitas keagamaan
Pada aitem 7 membahas mengenai bentuk kerjasama yang
dilakukan sekolah dengan komunitas keagamaan seperti majelis
taklim, persekutuan doa, dan dharma gita. Bentuk kerjasama yang
sudah dilakukan sekolah dengan komunitas keagamaan antara lain
mengadakan pesantren kilat baik di sekolah, pondok pesantren,
maupun di Lembaga Pendidikan Al-Quran (LPQ), mendatangkan
udztad untuk melakukan kegiatan pengajian, doa bersama dan
mengadakan pembagian zakat sebelum lebaran (mencerminkan nilai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
religiusitas). Mengadakan pelatihan qurban di sekolah dan mengikuti
kegiatan perlombaan MTQ (mencerminkan nilai kemandirian).
8) Aitem 8: Kerjasama sekolah dengan lembaga bisnis dan
perusahaan
Pada aitem 8 membahas mengenai bentuk kerjasama yang
dilakukan sekolah dengan lembaga bisnis dan perusahaan (dunia
usaha/dunia industri) yang memiliki relevansi dan komitmen dengan
pendidikan. Bentuk kerjasama yang sudah dilakukan sekolah dengan
lembaga bisnis dan perusahaan antara lain dengan mengadakan
kunjungan ke industri bakpia Minomartani, kerjasama dengan
perusahaan batik, pembuatan bakso, pembuatan gerabah tanah liat,
pembuatan telur asin, dan perusahaan coklat, kerjasama dengan
perusahaan Milo (mencerminkan nilai kemandirian yaitu kerja keras).
Selain itu melakukan kerjasama dengan perusahaan percetakan buku
untuk pengadaan buku paket dan LKS.
9) Aitem 9: Kerjasama sekolah dengan lembaga penyiaran media
Pada aitem 9 membahas mengenai bentuk kerjasama yang
dilakukan sekolah dengan lembaga penyiaran media seperti televisi,
koran, majalah, radio, dan lain-lain. Bentuk kerjasama yang sudah
dilakukan sekolah dengan lembaga penyiaran media antara lain
dengan berlangganan koran dan majalah Cendekia sebagai penambah
wawasan, mengadakan pengambilan gambar pada kegiatan di sekolah
dan disiarkan langsung oleh stasiun TV, mengikuti pentas seni di
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
salah satu stasiun TV, mengirimkan karya cerpen dan puisi ke
majalah Candra dan KR (mencerminkan nilai kemandirian yaitu
keberanian dan nilai gotong royong yaitu kerjasama).
10) Aitem 10: Kendala sekolah dalam mengimplementasikan
program PPK berbasis masyarakat
Pada aitem 10 membahas mengenai kendala-kendala yang
dihadapi sekolah dalam mengimplementasikan program Penguatan
Pendidikan Karakter berbasis masyarakat. Kendala-kendala yang
dihadapi antara lain minat untuk menjalin kerjasama masih kurang,
minimnya sarana prasarana dan biaya, keterbatasan waktu, tingkat
partisipasi orang tua belum maksimal, agenda tidak berjalan sesuai
dengan rencana, agenda tidak dilaksanakan secara berkelanjutan,
belum semua orang tua siswa dan anggota paguyuban kelas yang
memiliki fasilitas HP untuk memudahkan kerjasama, kesulitan
mengembangkan program literasi dengan desa maupun PPPPTK.
B. Pembahasan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui implementasi program Penguatan
Pendidikan Karakter berbasis masyarakat dan kesesuaian implementasi program
Penguatan Pendidikan Karakter berbasis masyarakat di sekolah dasar se-
Kecamatan Ngaglik, Kabupaten Sleman. Program Penguatan Pendidikan Karakter
(PPK) merupakan suatu gerakan pendidikan di sekolah untuk memperkuat
karakter melalui proses pembentukan, transformasi, transmisi, dan pengembangan
potensi peserta didik dengan lima nilai utama karakter yang saling berkaitan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
membentuk jejaring nilai yang perlu dikembangkan sebagai prioritas gerakan PPK
yaitu religiusitas, nasionalisme, kemandirian, gotong royong, dan integritas (Tim
PPK Kemendikbud, 2017: 8). Implementasi program Penguatan Pendidikan
Karakter berbasis masyarakat menurut Albertus (2015: 105) dapat dilakukan oleh
sekolah dengan mitra yang ada di masyarakat. Masyarakat turut berperan dalam
terselenggaranya proses pendidikan karakter karena lingkungan masyarakat yang
mendukung akan memberikan kontribusi positif pada pendidikan yang ada
disekitarnya.
Data survei implementasi dan kesesuaian implementasi program Penguatan
Pendidikan Karakter berbasis masyarakat di sekolah dasar se-Kecamatan Ngaglik,
Kabupaten Sleman dalam penelitian ini diperoleh dari hasil kuesioner dengan
pertanyaan tertutup dan pertanyaan terbuka yang disebarkan kepada seluruh guru
sekolah dasar negeri antara kelas I-VI SD Negeri se-Kecamatan Ngaglik,
Kabupaten Sleman. Pertanyaan tertutup terdiri dari 8 aitem dan pertanyaan terbuka
terdiri dari 10 aitem. Data penelitian kemudian di deskripsikan sesuai dengan
aitem pertanyaan tertutup dan aitem pertanyaan terbuka. Pada pertanyaan tertutup
guru sudah dianggap mengimplementasikan apabila memilih jawaban “ya” dan
dianggap belum mengimplementasikan apabila memilih jawaban “tidak” dan pada
pertanyaan terbuka akan memperjelas kesesuaian implementasi PPK berbasis
masyarakat yang dilakukan oleh pihak sekolah.
Deskripsi hasil penelitian dari pertanyaan tertutup dan pertanyaan terbuka
menunjukkan bahwa sekolah dasar se-Kecamatan Ngaglik, Kabupaten Sleman
sudah mengimplementasikan program Penguatan Pendidikan Karakter berbasis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
masyarakat. Sekolah telah melaksanakan kerjasama dengan orang tua peserta
didik, pengelola pusat kesenian, lembaga pemerintahan, lembaga atau komunitas
yang menyediakan sumber pembelajaran, masyarakat sipil pegiat pendidikan,
komunitas seniman dan budayawan lokal, komunitas keagamaan, lembaga bisnis
dan perusahaan, dan lembaga penyiaran media. Besarnya angka implementasi
tersebut bervariasi dan beberapa aspek kerjasama belum dilaksanakan dengan
maksimal. Berikut merupakan tabel rekapitulasi persentase jawaban pertanyaan
tertutup yang diperoleh dari responden.
Tabel 4.4 Rerata Persentase Pertanyaan Tertutup
No Aitem Persentase
Ya Tidak
1. Orang tua peserta didik atau paguyuban orang tua sebagai mitra
dalam penguatan pendidikan karakter. 95% 5%
2. Pengelola Pusat Kesenian dan Kebudayaan atau komunitas
(sanggar seni, bengkel teater, kelompok hobi, dll) yang
merupakan pusat pengembangan budaya lokal dan modern. 59% 41%
3. Lembaga pemerintahan (BNN, Kepolisian, KPK, Kemenkes,
Kemenpora, Kementrian Lingkungan Hidup, dll). 80% 20%
4.
Lembaga atau komunitas yang menyediakan sumber-sumber
pembelajaran (perpustakaan, museum, situs budaya, cagar
budaya, paguyuban pecinta lingkungan, komunitas hewan
peliharaan, dll)
86% 14%
5. Masyarakat sipil pegiat pendidikan (misal, pelatihan pembuatan
alat musik dari bambu, dll). 43% 57%
6. Komunitas keagamaan (majelis taklim, persekutuan doa, dharma
gita). 73% 27%
7. Lembaga bisnis dan perusahaan (dunia usaha/dunia industri)
yang memiliki relevansi dan komitmen dengan pendidikan. 51% 49%
8. Lembaga penyiaran media seperti televisi, koran, majalah, radio,
dll. 45% 55%
Rerata 66,37% 33,63%
Tabel 4.4 di atas merupakan rerata persentase jawaban “ya” dan “tidak”
pada pertanyaan tertutup. Rerata jawaban “ya” sebanyak 66,37% dan jawaban
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
“tidak” sebanyak 33,63%. Berdasarkan hasil rerata tersebut menunjukkan bahwa
sekolah dasar se-Kecamatan Ngaglik sudah mengimplementasikan PPK berbasis
masyarakat.
Hasil survei implementasi program Penguatan Pendidikan Karakter
berbasis masyarakat dengan persentase tertinggi yaitu pada aitem 1 mengenai
kerjasama sekolah dengan orang tua peserta didik atau paguyuban orang tua
sebagai mitra dalam penguatan pendidikan karakter, persentase yang diperoleh
sebesar 95% responden sudah mengimplementasikan dan 5% responden belum
mengimplementasikan dikarenakan orang tua peserta didik memiliki kesibukan
dengan pekerjaannya. Selain itu, beberapa orang tua peserta didik tidak memiliki
fasilitas HP untuk memudahkan kerjasama dengan sekolah. Berdasarkan data
yang telah diperoleh dan direkap pada instrumen terbuka, bentuk implementasi
PPK yang dilaksanakan sekolah yaitu dengan adanya paguyuban kelas dan
melakukan pertemuan secara rutin untuk mengkomunikasikan mengenai
perkembangan peserta didik di sekolah, orang tua peserta didik ikut serta
menyusun kurikulum dan berbagai kegiatan yang akan dilaksanakan pada tahun
pelajaran baru, melakukan komunikasi intensif melalui grup whatsapp,
menjadikan wali siswa sebagai narasumber, melakukan kegiatan market day,
melakukan kerjasama dalam persiapan ujian/penyediaan sarapan, dan
pemantauan budaya belajar di rumah melalui buku penghubung. Bentuk
kerjasama tersebut mencerminkan nilai gotong royong. Berdasarkan hasil
penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa hampir semua sekolah telah
melakukan kerjasama dengan orang tua peserta didik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
Hasil penelitian tersebut sejalan dengan program PPK berbasis
masyarakat yang menjelaskan bahwa sekolah dapat bekerjasama dengan
komunitas yang berada di luar satuan pendidikan yaitu komunitas orang tua
peserta didik atau paguyuban orang tua dengan berbagai bentuk kolaborasi yang
dapat dilakukan seperti adanya komite sekolah. Selain itu pengimplementasian
PPK berbasis masyarakat tersebut sesuai dengan salah satu tujuan adanya komite
sekolah berdasarkan keputusan Mendiknas No. 044/U/2002 yaitu meningkatkan
tanggung jawab dan peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan dan
pelayanan pendidikan di satuan pendidikan.
Pada aitem 2 mengenai kerjasama sekolah dengan pengelola pusat
kesenian dan kebudayaan, memperoleh persentase sebesar 59% responden sudah
mengimplementasikan dan 41% responden belum mengimplementasikan
dikarenakan kurangnya dana untuk melakukan kerjasama dengan pengelola pusat
kesenian dan kebudayaan. Berdasarkan data yang telah diperoleh dan direkap
pada instrumen terbuka, bentuk implementasi PPK yang dilaksanakan oleh
sekolah yaitu dengan menghadirkan tenaga pengajar dari sanggar tari untuk
mengajarkan menari, menghadirkan pengajar dari Pemberdayaan Pendidikan dan
Tenaga Kependidikan (PPPPTK) untuk belajar karawitan, melakukan kunjungan
ke PPPPTK dalam rangka melihat proses pembuatan keramik/batik, mengikut
sertakan peserta didik dalam pentas tari, lomba drumband, dan lomba seni lukis
di balai budaya. Bentuk kerjasama tersebut mencerminkan nilai nasionalisme
yaitu apresiasi budaya bangsa sendiri dan nilai kemandirian yaitu profesional dan
kreatif. Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa belum
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
semua sekolah melakukan kerjasama dengan pengelola pusat kesenian dan
kebudayaan.
Hasil penelitian tersebut sejalan dengan program PPK berbasis
masyarakat yang menjelaskan bahwa sekolah dapat bekerjasama dengan
komunitas yang berada di luar satuan pendidikan yaitu komunitas pengelola
kesenian dan budaya dengan berbagai bentuk kolaborasi yang dapat dilakukan.
Tim PPK Kemendikbud (2017: 42) komunitas pengelola pusat kesenian dan
budaya yaitu berbagai perkumpulan, kelompok hobi, sanggar kesenian, bengkel
teater, padepokan silat, studio musik, bengkel seni, dan lain-lain yang merupakan
pusat-pusat pengembangangan kebudayaan lokal dan modern.
Pada aitem 3 tentang kerjasama sekolah dengan lembaga pemerintahan
memperoleh persentase sebesar 80% responden sudah mengimplementasikan dan
20% belum mengimplementasikan dikarenakan minumnya sarana dan dana
dalam pelaksanaan kerjasama dengan lembaga pemerintah. Berdasarkan data
yang telah diperoleh dan direkap pada instrumen terbuka, bentuk implementasi
PPK yang dilaksanakan oleh sekolah untuk mengimplementasikan yaitu dengan
mengadakan penyuluhan bahaya narkoba, penyuluhan lalu lintas, penyuluhan
bullying, dan penyuluhan kriminalitas dari kepolisian, pengadaan imunisasi
berkala, penyuluhan tentang menjaga kesehatan dan lingkungan, cara mencuci
tangan dengan benar, penyuluhan saat terjadi kebakaran, dan pemberian vitamin
dari puskesmas. Selain itu sekolah juga melakukan kerjasama dengan mahasiswa
kedokteran gigi untuk melakukan penyuluhan gosok gigi. Bentuk kegiatan
tersebut mencerminkan nilai integritas yaitu keteladanan, nilai nasionalisme yaitu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
taat hukum, dan nilain religiusitas yaitu anti buli dan kekerasan. Berdasarkan
hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa sebagian besar sekolah sudah
melakukan kerjasama dengan lembaga pemerintahan seperti BNN, kepolisian,
KPK, Kemenkes, Kemenpora, dan lain sebagainya.
Hasil penelitian tersebut sejalan dengan program PPK berbasis
masyarakat yang menjelaskan bahwa sekolah dapat bekerjasama dengan
komunitas yang berada di luar satuan pendidikan yaitu lembaga pemerintah
dengan berbagai bentuk kolaborasi yang dapat dilakukan. Selain itu
pengimplementasian PPK berbasis masyarakat tersebut sesuai dengan pendapat
Mangunhardjana (2016: 20) yang menyatakan bahwa pendidikan karakter adalah
pendidikan yang membantu peserta didik memperoleh pengetahuan yang benar,
mendapatkan kecakapan, kemampuan, kompetensi, untuk dilaksanakan dalam
kehidupan nyata.
Pada aitem 4 membahas tentang kerjasama sekolah dengan lembaga atau
komunitas yang menyediakan sumber-sumber pembelajaran, memperoleh
persentase sebesar 86% responden sudah mengimplementasikan dan 14% belum
mengimplementasikan dikarenakan tidak adanya guru yang mau menjadi
penanggung jawab dalam kegiatan kerjasama dan pelaksanaan. Berdasarkan data
yang telah diperoleh dan direkap pada instrumen terbuka, bentuk implementasi
PPK yang dilaksanakan yaitu dengan mengikuti kegiatan Wajib Kunjung
Museum (WKM), mengunjungi situs budaya yaitu candi, mengunjungi
perpustakaan daerah, dan adanya perpustakaan keliling yang datang ke sekolah.
Bentuk kegiatan tersebut mencerminkan nilai nasionalisme yaitu menjaga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
kekayaan budaya dan dapat menjadi pembelajaran sepanjang hayat. Berdasarkan
hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa hampir seluruh sekolah se-
Kecamatan ngaglik telah melaksanakan kerjasama dengan lembaga atau
komunitas yang menyediakan sumber-sumber pembelajaran.
Hasil penelitian tersebut sejalan dengan program PPK berbasis
masyarakat yang menjelaskan bahwa sekolah dapat bekerjasama dengan
komunitas yang berada di luar satuan pendidikan yaitu komunitas yang
menyediakan sumber-sumber pembelajaran dengan berbagai bentuk kolaborasi
yang dapat dilakukan. Tim PPK Kemendikbud (2017: 42) lembaga komunitas
yang menyediakan sumber pembelajaran antara lain perpustakaan, museum, situs
budaya, cagar budaya, paguyuban pecinta lingkungan, dan lain sebagainya.
Pada aitem 5 tentang kerjasama sekolah dengan masyarakat sipil pegiat
pendidikan mendapatkan perolehan persentase jawaban “ya” terendah yaitu
sebesar 43% sedangkan persentase jawaban “tidak” sebesar 57% dikarenakan
minimnya dana yang dialokasikan untuk kegiatan kerjasama dengan masyarakat
sipil pegiat pendidikan. Berdasarkan data yang telah diperoleh dan direkap pada
instrumen terbuka, bentuk implementasi PPK yang dilaksanakan yaitu
mengundang guru tamu untuk pelatihan membatik, pelatihan pembuatan gerabah
dari tanah liat, pelatihan pengelolaan daur ulang sampah, pelatihan membuat
kerajinan dari rotan dan limbah kayu, pelatihan membuat tas dari bahan baku
barang bekas, pelatihan pembuatan telur asin dan melakukan kunjungan langsung
ke usaha batik. Bentuk kegiatan tersebut mencerminkan nilai kemandirian yaitu
kreatif dan kerja keras dan mencerminkan nilai nasionalisme yaitu menghormati
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
keragaman budaya. Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan
bahwa belum semua sekolah dasar se-Kecamatan Ngaglik melakukan kerjasama
dengan masyarakat sipil pegiat pendidikan.
Hal tersebut sudah sesuai dengan program PPK berbasis masyarakat yang
menjelaskan bahwa sekolah dapat bekerjasama dengan komunitas yang berada di
luar satuan pendidikan yaitu komunitas masyarakat sipil pegiat pendidikan
dengan berbagai bentuk kolaborasi yang dapat dilakukan. Tim PPK
Kemendikbud (2017: 44) menjelaskan bahwa orang tua dan tokoh masyarakat
dapat menjadi sumber pembelajaran yang menginspirasi nilai-nilai pembentukan
dan penguatan karakter dalam diri peserta didik dengan tujuan agar peserta didik
memperoleh inspirasi dari pengalaman para tokoh dan profesional yang telah
berhasil di bidang kehidupan profesi mereka, sehingga kehadiran mereka dapat
memberikan semangat dan motivasi bagi peserta didik untuk meningkatkan
semangat belajar dan prestasi mereka.
Pada aitem 6 tentang kerjasama sekolah dengan komunitas keagamaan
dan memperoleh persentase sebesar 73% responden sudah mengimplementasikan
dan 27% belum mengimplementasikan dikarenakan kurangnya partisipasi orang
tua terhadap agenda keagamaan yang diadakan oleh sekolah. Berdasarkan data
yang telah diperoleh dan direkap pada instrumen terbuka, bentuk implementasi
PPK yang dilaksanakan oleh sekolah yaitu dengan mengadakan pesantren kilat,
baik di sekolah, pondok pesantren, maupun di Lembaga Pendidikan Al-Quran
(LPQ), mendatangkan udztad untuk melakukan kegiatan pengajian dan doa
bersama, mengadakan pelatihan qurban di sekolah, mengadakan pembagian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
zakat sebelum lebaran, dan mengikuti kegiatan perlombaan MTQ. Bentuk
kegiatan tersebut mencerminkan nilai religiusitas dan kemandirian. Berdasarkan
hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa hampir semua sekolah telah
melakukan kerjasama dengan komunitas keagamaan.
Hasil penelitian tersebut sejalan dengan program PPK berbasis
masyarakat yang menjelaskan bahwa sekolah dapat bekerjasama dengan
komunitas yang berada di luar satuan pendidikan yaitu komunitas keagamaan
dengan berbagai bentuk kolaborasi yang dapat dilakukan. Selain itu
pengimplementasian PPK berbasis masyarakat tersebut sekolah sudah melibatkan
tokoh agama dan hal ini sesuai dengan pendapat tim PPK Kemendikbud (2017:
43) yang mengungkapkan bahwa pembentukan nilai spiritual dapat dilakukan
dengan lembaga dan komunitas keagamaan tertentu yang mampu membantu
menumbuhkan semangat kerohanian yang mendalam serta agar peserta didik
dapat memiliki pemahaman dan praktik ajaran yang benar dan toleran.
Pada aitem 7 tentang kerjasama sekolah dengan lembaga bisnis dan
perusahaan, memperoleh persentase sebesar 51% responden sudah
mengimplementasikan dan 49% belum mengimplementasikan dikarenakan
sekolah terkendala dengan keterbatasan dana dan kendala dalam menjalin
kerjasama dengan perusahaan. Berdasarkan data yang telah diperoleh dan
direkap pada instrumen terbuka, bentuk implementasi PPK yang dilaksanakan
oleh sekolah yaitu dengan mengadakan kunjungan ke industri bakpia, kerjasama
dengan perusahaan batik, pembuatan bakso, pembuatan gerabah tanah liat,
pembuatan telur asin, dan perusahaan coklat, dan kerjasama dengan perusahaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
Milo. Bentuk kerjasama tersebut mencerminkan nilai kemandirian yaitu kerja
keras. Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa beberapa
sekolah dasar se-Kecamatan Ngaglik belum melakukan kerjasama dengan
lembaga bisnis dan perusahaan.
Hasil penelitian tersebut sejalan dengan program PPK berbasis
masyarakat yang menjelaskan bahwa sekolah dapat bekerjasama dengan
komunitas yang berada di luar satuan pendidikan yaitu lembaga bisnis dan
perusahaan yang memiliki relevansi dan komitmen dengan pendidikan.
Kerjasama atau kolaborasi tersebut dapat dilakukan sekolah dengan berbagai
bentuk.
Pada aitem 8 tentang kerjasama sekolah dengan lembaga penyiaran
media, memperoleh persentase sebesar 45% responden mengimplementasikan
dan 55% belum mengimplementasikan dikarenakan tidak adanya guru yang
berkompeten dalam menjalin kerjasama dengan lembaga penyiaran media.
Berdasarkan data yang telah diperoleh dan direkap pada instrumen terbuka,
bentuk implementasi PPK yang dilaksanakan oleh sekolah yaitu dengan
berlangganan koran dan majalah Cendekia sebagai penambah wawasan,
mengadakan pengambilan gambar pada kegiatan di sekolah dan disiarkan
langsung oleh stasiun TV, mengikuti pentas seni di salah satu stasiun TV, dan
mengirimkan karya cerpen dan puisi ke majalah Candra dan KR. Bentuk
kerjasama tersebut mencerminkan nilai kemandirian yaitu keberanian dan nilai
gotong royong yaitu kerjasama. Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
disimpulkan bahwa beberapa sekolah belum melakukan kerjasama dengan
lembaga penyiaran media.
Hal tersebut sudah sesuai dengan program PPK berbasis masyarakat yang
menjelaskan bahwa sekolah dapat bekerjasama dengan komunitas yang berada di
luar satuan pendidikan yaitu lembaga penyiaran media dengan berbagai bentuk
kolaborasi yang dapat dilakukan. Selain itu pengimplementasian PPK berbasis
masyarakat tersebut sesuai dengan pendapat Tim PPK Kemendikbud (2017: 43)
yang mengungkapkan bahwa satuan pendidikan bisa melakukan kerjasama
dengan berbagai stasiun televisi, koran, dan majalah untuk peliputan maupun
pembuatan kegiatan terkait dengan penguatan program pendidikan karakter di
sekolah dan dapat menjadi mitra bagi lembaga pendidikan dalam rangka
memperkuat dan mempromosikan pendidikan karakter.
Penelitian yang dilakukan ini senada dengan penelitian Amazona (2016)
tentang implementasi Pendidikan Karakter di Sekolah Dasar Islam Terpadu
Hidayatullah Yogyakarta. Relevansi dengan penelitian ini adalah penelitian ini
juga merupakan penelitian implementasi pendidikan karakter di sekolah dasar di
Yogyakarta. Inspirasi dari penelitian tersebut yaitu hasil dari penelitian
menunjukkan bahwa masing-masing peserta didik memiliki kategori yang
berbeda-beda dalam penerapan nilai karakter hal tersebut sesuai dengan
penelitian yang dilakukan oleh peneliti bahwa implementasi dari masing-masing
kerjasama sekolah dengan lembaga diluar sekolah akan memiliki hasil yang
berbeda-beda pula. Penelitian kedua dilakukan oleh Setiawati (2016) tentang
implementasi Pendidikan Karakter Pada Peserta Didik di SD Negeri Sinduadi 2.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
Relevansi dengan penelitian ini adalah penelitian ini juga sama-sama meneliti
tentang implementasi pendidikan karakter di sekolah dasar di Yogyakarta.
Inspirasi dari penelitian tersebut yaitu hasil dari penelitian menunjukkan bahwa
faktor pendukung karakter peserta didik yaitu adanya kerjasama antar guru dalam
mendidik dan dilaksanakannya program sekolah yang mendukung karakter.
Penelitian yang ketiga dilakukan oleh Yetri dan Firdaos (2017) tentang
Penguatan Pendidikan Karakter berbasis masyarakat pada Sekolah Menengah
Pertama Negeri (SMPN). Relevansi dengan penelitian ini adalah penelitian ini
juga sama-sama meneliti implementasi pendidikan karakter berbasis masyarakat.
Inspirasi dari penelitian tersebut yaitu hasil dari penelitian menunjukkan bahwa
implementasi PPK berbasis masyarakat tidak selalu berjalan dengan baik
melainkan dapat pula mengalami kendala karena beberapa hal. Penelitian
keempat dilakukan oleh Hermawan (2017) tentang implementasi Pendidikan
Karakter berbasis masyarakat pada kegiatan Student Exchange. Relevansi dengan
penelitian ini adalah penelitian ini juga sama-sama meneliti tentang implementasi
pendidikan karakter berbasis masyarakat di sekolah dasar. Inspirasi dari
penelitian tersebut yaitu hasil dari penelitian menunjukkan bahwa setiap
kerjasama dalam suatu kegiatan adanya partisipasi masyarakat yang dilakukan
sekolah akan menghasilkan nilai-nilai karakter dari suatu kegiatan tersebut. Hal
tersebut sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti bahwa setiap
bentuk kerjasama yang dilakukan sekolah dengan lembaga di luar sekolah
menghasilkan nilai-nilai karakter.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
Penelitian-penelitian di atas tidak lepas dari salah satu pendapat ahli yaitu
Mangunhardjana (2016:20) yang menyatakan bahwa pendidikan karakter adalah
pendidikan yang membantu peserta didik memperoleh pengetahuan yang benar
dan lengkap mengenai karakter, mengenai peran karakter dalam hidup pribadi,
bersama orang lain dalam komunitas, masyarakat, bangsa, dan negara,
mendapatkan kecakapan, kemampuan, kompetensi, dan profesionalitas untuk
melaksanakannya dalam bidang tertentu untuk dilaksanakan dalam kehidupan
nyata. Penguatan pendidikan karakter memiliki tujuan yang tertulis dalam
Peraturan Presiden (Perpres) No 87 Tahun 2017 yaitu membangun dan
membekali peserta didik sebagai generasi emas Indonesia Tahun 2045 yang
bertaqwa, nasionalis, tangguh, mandiri, dan memiliki keunggulan bersaing secara
global dengan jiwa Pancasila dan pendidikan karakter yang baik guna
menghadapi dinamika perubahan di masa depan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
BAB V
PENUTUP
Pada bab ini akan membahas tentang kesimpulan pada penelitian,
keterbatasan penelitian, dan saran.
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan oleh peneliti dapat
ditarik kesimpulan bahwa:
1. Sekolah dasar se-Kecamatan Ngaglik, Kabupaten Sleman sudah
mengimplementasikan program Penguatan Pendidikan Karakter berbasis
masyarakat. Sekolah telah mengimplementasikan program PPK berbasis
masyarakat karena telah mencapai persentase rerata jawaban “ya” lebih dari
50% yaitu sebesar 66,37% sedangkan perolehan rerata jawaban “tidak” sebesar
33,63%. Perolehan persentase tertinggi sebesar 94% yaitu aitem 1 tentang
kerjasama sekolah dengan orang tua peserta didik atau paguyuban orang tua
sebagai mitra dalam penguatan pendidikan karakter. Sedangkan perolehan
persentase terendah sebesar 43% yaitu aitem 5 tentang kerjasama sekolah
dengan masyarakat sipil pegiat pendidikan.
2. Implementasi program Penguatan Pendidikan Karakter berbasis masyarakat di
sekolah dasar se-Kecamatan Ngaglik, Kabupaten Sleman sudah sesuai dengan
nilai-nilai program Penguatan Pendidikan Karakter berbasis masyarakat yaitu
melakukan kerjasama dengan lembaga atau komunitas di luar satuan
pendidikan yaitu melaksanakan kerjasama dengan orang tua peserta didik,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
pengelola pusat kesenian, lembaga pemerintahan, lembaga atau komunitas
yang menyediakan sumber pembelajaran, masyarakat sipil pegiat pendidikan,
komunitas seniman dan budayawan lokal, komunitas keagamaan, lembaga
bisnis dan perusahaan, dan lembaga penyiaran media. Bentuk kerjasama yang
dilakukan antara lain dengan adanya paguyuban kelas, mendatangkan guru
tamu, mengunjungi cagar budaya, mengunjungi tempat usaha, adanya
perpustakaan keliling, mengadakan kegiatan keagamaan, kerjasama dengan
stasiun TV, dan lain sebagainya. Namun terdapat pula beberapa kendala yang
dialami sekolah dalam mengimplementasikan program Penguatan Pendidikan
Karakter berbasis masyarakat. Kendala tersebut antara lain minat untuk
menjalin kerjasama masih kurang, minimnya sarana prasarana dan biaya,
keterbatasan waktu, tingkat partisipasi orang tua belum maksimal, agenda
tidak berjalan sesuai dengan rencana, agenda tidak dilaksanakan secara
berkelanjutan, dan lain sebagainya.
B. Keterbatasan Penelitian
Dalam penelitian ini, teknik pengumpulan data dan instrumen bagian
kuisioner pertanyaan tertutup dan pertanyaan terbuka kurang dalam menjaring data
secara detail.
C. Saran
Untuk penelitian selanjutnya, teknik pengumpulan data dan instrumen
penelitian dapat dibuat secara variatif, sehingga diperoleh data secara detail.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
DAFTAR PUSTAKA
Achmadi dan Cholid. 2010. Metodologi Penelitian. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Achmadi dan Cholid. 2009. Metodologi Penelitian. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Albertus, D.K. 2015. Pendidikan Karakter Utuh dan Menyeluruh. Yogyakarta: PT
Kanisius.
Albertus, D.K. 2018. Pendidikan Karakter Berbasis Komunitas. Yogyakarta: PT
Kanisius.
Azwar. 2011. Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Effendi, S. 2012. Metode Penelitian Survei. Jakarta: LP3ES.
Hasan, I. 2006. Analisis Data Penelitian dengan Statistik. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Hikmawati, F. 2017. Metodologi Penelitian. Depok: PT Rajagrafindo Persada.
Kurniawan, S. 2013. Pendidikan Karakter Konsepsi dan Implementasinya Secara
Terpadu di Lingkungan Keluarga, Sekolah, Perguruan Tinggi, dan
Masyarakat. Yogyakarta: Ar-ruzz Media.
Lickona, T. 2008. Pendidikan Karakter Panduang Lengkap Mendidik Siswa Menjadi
Pintar dan Baik. New York: Bantam Book.
Mangunhardjana, A.M. 2016. Pendidikan Karakter. Yogyakarta: Grahatma Semesta.
Noor, J. 2011. Metodologi Penelitian. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Rifai, M. 2011. Sosiologi Pendidikan (struktur dan interaksi sosial di dalam institusi
pendidikan). Yogyakarta: Ar-ruzz Media.
Sudaryono. 2016. Metode Penelitian Pendidikan. Jakarta: Prenada Media Group.
Sudaryono. 2016. Metode Penelitian Pendidikan. Yogyakarta: Kencana.
Sangadji, dkk. 2010. Metodologi Penelitian Pendekatan Praktis dalam Penelitian.
C.V Andi Offset.
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kombinasi. Bandung: Penerbit Alfabeta.
Suharsaputra. 2014. Metode Penelitian: Kuantitatif, Kualitatif, dan Tindakan.
Bandung: PT. Refika Aditama.
Sukardjo. 2018. Kumpulan Materi Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Prodi
Teknologi Pembelajaran, Pps UNY.
Sukmadinata. 2011. Metode Penelitian. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Sumanto. 2014. Statistika Terapan. Yogyakarta: CAPS.
Tim PPK Kemendikbud. 2017. Konsep dan Pedoman Penguatan Pendidikan
Karakter. Jakarta: Kementrian Pendidikan dan kebudayaan.
Tim PPK Kemendikbud. 2017. Pedoman Supervisi Klinis Pengembangan
Keprofesian Berkelanjutan Penguatan pendidikan Karakter. Jakarta:
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.
Wereng, B.R. 2015. Pendekatan Kuantitatif dalam Penelitian Sosial. Yogyakarta:
Calpulis.
Yaumi, M. 2014. Pendidikan Karakter Landasan, Pilar, & Implementasi. Jakarta:
Prenadamedia Group.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
DAFTAR PUSTAKA SUMBER ONLINE
Amazona, R.H. 2016. Implementasi Pendidikan Karakter Di Sekolah Dasar Islam
Terpadu Hidayatullah Yogyakarta. Skripsi. Fakultas Teknik Universitas Negeri
Yogyakarta. Diunduh 15 Maret 2018 pada pukul 18.00 WIB. Tersedia pada:
http://eprints.uny.ac.id/46143/1/SKRIPSI_ROSALIN%20HELGA%20AMAZ
ONA_11511241001.pdf.
Hermawan. 2017. Implementasi Pendidikan Karakter Berbasis Masyarakat Pada
Kegiatan Student Exchange SD Muhammadiyah Paesan Pekalongan. Jurnal
Pendidikan Agama Islam. 15(2): 113-126. Di unduh 15 Maret 2018 pada pukul
18.30 WIB. Tersedia pada:
http://jurnal.upi.edu/file/04_Implementasi_Pendidikan_Karakter_-
_Hermawan1.pdf
http://alihfungsi.gtk.kemdikbud.go.id/assets/konsep_karakter.pdf. Diakses pada
tanggal 15 Januari pada pukul 12.15 WIB.
https://jdih.kemdikbud.go.id/arsip/Permendikbud_Tahun2018_Nomor20.pdf. Diakses
pada tanggal 23 Juli 2018 pada pukul 10.45 WIB.
https://kelembagaan.ristekdikti.go.id/wpcontent/uploads/2016/08/UU_no_20_th_200
3.pdf. Diakses pada tanggal 20 Juli 2018 pada pukul 09.30 WIB.
http://setkab.go.id/wp-content/uploads/2017/09/Perpres_Nomor_87_Tahun_2017.pdf.
Diakses pada tanggal 15 Januari 2019 pada pukul 11.35 WIB.
http://simpuh.kemenag.go.id/regulasi/kepmendiknas_044_02.pdf. Diakses pada
tanggal 25 April 2019 pada pukul 09.45 WIB.
Setiawati, D.A. 2016. Implementasi Pendidikan Karakter Pada Peserta Didik di SD
Negeri Sinduadi 2. Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi. 8(5): 756-
767. Diunduh 15 Maret 2018 pada pukul 20.00 WIB. Tersedia pada: https://eprints.uny.ac.id/30308/
Yetri & Firdaos. 2017. Penguatan Pendidikan Karakter Berbasis Masyarakat Pada
Sekolah Menengah Pertama Negeri di Kabupaten Tulang Bawang Provinsi
Lampung. Jurnal Pendidikan Islam. 8(2): 267-279. Di unduh 15 Maret 2018
pada pukul 20.15 WIB. Tersedia pada: http://ejournal.radenintan.ac.id.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
Lampiran 1. Surat Izin Penelitian dari Universitas Sanata Dharma
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
Lampiran 2. Surat Rekomendasi Izin Penelitian dari Kantor Kesatuan Bangsa dan
Politik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
Lampiran 3. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian dari UPTD Kecamatan
Ngaglik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
Lampiran 4. Surat Keterangan Sudah Mengumpulkan Hasil Penelitian kepada
Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
Lampiran 5. Rangkuman Data SD Negeri di Kecamatan Ngaglik, Kabupaten Sleman
No Nama SD Alamat
Jumlah
guru
kelas
1. SDN Taraman Taraman, Sinduharjo, Ngaglik, Sleman, DIY. 6
2. SDN Minomartani 1 Mladangan, Minomartani, Ngaglik, Sleman, DIY. 6
3. SDN Minomartani 2 Jalan Tengiri Raya, Mladangan, Minomartani,
Ngaglik, Sleman, DIY. 6
4. SDN Minomartani 6 Jalan Kakap 11, Mladangan, Minomartani, Sleman,
DIY. 6
5. SDN Rejodani Jalan Palagan Tentara Pelajar KM. 11, Rejodani,
Sariharjo, Ngaglik, Sleman, DIY. 6
6. SDN Karangjati Jalan Plosokuning Raya, Plosokuning II, Minomartani,
Ngaglik, Sleman, DIY. 6
7. SDN Gentan Jalan Yudistiro, Sinduharjo, Ngaglik, Sleman, DIY. 12
8. SDN Dayuharjo Jalan Damai, Sinduharjo, Ngaglik, Sleman, DIY. 12
9. SDN Jongkang Jalan Palagan Tentara Pelajar RT.04 / RW.33,
Sariharjo, Ngaglik, Sleman, DIY. 12
10. SDN Clumprit Drono, Sardonoharjo, Ngaglik, Sleman, DIY. 6
11. SDN Wonosalam Wonosalam, Sukoharjo, Ngaglik, Sleman, DIY. 6
12. SDN Sariharjo Jongkang, Sariharjo, Ngaglik, Sleman, DIY. 6
13. SDN Karangmloko I Jalan Palagan Tentara Pelajar No.82, Tegal Rejo,
Sariharjo, Ngaglik, Sleman, DIY. 6
14. SDN Karangmloko II Jalan Nglempong Sari No.12, Rejodani 1, Sariharjo,
Ngaglik, Sleman, DIY. 6
15. SDN Banteran 1 Ponasan, Donoharjo, Ngaglik, Sleman, DIY. 6
16. SDN Ngaglik Pencar sari, Sardonoharjo, Ngaglik, Sleman, DIY. 6
17. SDN Ngebelgede 1 Ngalalangan, Sardonoharjo, Ngaglik, Sleman, DIY. 6
18. SDN Ngebelgede 2 Sardonoharjo, Bulusari, Ngaglik, Sleman, DIY. 6
19. SDN Donoharjo Jetis Suruh, Donoharjo, Ngaglik, Sleman, DIY. 6
20. SDN Rejosari Rejosari, Sardonoharjo, Ngaglik, Sleman, DIY. 6
21. SDN Sardonoharjo I Jalan Pandanaran No.900, Candi Dukuh, Sardonoharjo,
Ngaglik, Sleman, DIY. 6
22. SDN Sardonoharjo 2 Sardonoharjo, Ngaglik, Sleman, DIY. 6
23. SDN Seloharjo Karanglo Seloharjo, Jalan Besi Jangkang, Sukoharjo,
Ngaglik, Sleman, DIY. 6
24. SDN Selomulyo Jalan Besi Jangkang Sembung KM. 1, Sukoharjo,
Ngaglik, Sleman, DIY. 6
25. SDN Sukomulyo Siwil, Sukoharjo, Ngaglik, Sleman, DIY. 6
26. SDN Sukosari Jalan Pendidikan, Losari, Sukoharjo, Ngaglik, Sleman,
DIY. 6
27. SDN Brengosan 1 Kasenan, Donoharjo, Ngaglik, Sleman, DIY. 6
28. SDN Brengosan 2 Gondong, Donoharjo, Ngaglik, Sleman, DIY. 6
29. SDN Candirejo Jalan Kaliurang No.12, Candi Winangun,
Sardonoharjo, Ngaglik, Sleman, DIY. 6
30. SDN Nglempong Jalan Nglempongsari No.2, Wonorejo, Sariharjo,
Ngaglik, Sleman, DIY. 12
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
Lampiran 6. Koding Data 30 Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Ngaglik
No Nama SD Inisial
1
SD Negeri Taraman
A1
2 A2
3 A3
4 A4
5 A5
6 A6
7
SD Negeri Minomartani 1
B1
8 B2
9 B3
10 B4
11 B5
12 B6
13
SD Negeri Minomartani 2
C1
14 C2
15 C3
16 C4
17 C5
18 C6
19
SD Negeri Minomartani 6
D1
20 D2
21 D3
22 D4
23 D5
24 D6
25
SD Negeri Rejodani
E1
26 E2
27 E3
28 E4
29 E5
30 E6
31
SD Negeri Karangjati
F1
32 F2
33 F3
34 F4
35 F5
36 F6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
No Nama SD Inisial
37
SD Negeri Gentan
G1
38 G2
39 G3
40 G4
41 G5
42 G6
43 G7
44 G8
49
SD Negeri Dayuharjo
H1
50 H2
51 H3
52 H4
53 H5
54 H6
55 H7
56 H8
57 H9
58 H10
59 H11
60 H12
61
SD Negeri Jongkang
I1
62 I2
63 I3
64 I4
65 I5
66 I6
67 I7
68 I8
69 I9
70 I10
71 I11
72 I12
73
SD Negeri Clumprit
J1
74 J2
75 J3
76 J4
77 J5
78 J6
79
SD Negeri Wonosalam
K1
80 K2
81 K3
82 K4
83 K5
84 K6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124
No Nama SD Inisial
85
SD Negeri Sariharjo
L1
86 L2
87 L3
88 L4
89 L5
90 L6
91
SD Negeri Karangmloko 1
M1
92 M2
93 M3
94 M4
95 M5
96 M6
97
SD Negeri Karangmloko 2
N1
98 N2
99 N3
100 N4
101 N5
102 N6
103
SD Negeri Banteran 1
O1
104 O2
105 O3
106 O4
107 O5
108 O6
109
SD Negeri Ngaglik
P1
110 P2
111 P3
112 P4
113 P5
114 P6
115
SD Negeri Ngebelgede 1
Q1
116 Q2
117 Q3
118 Q4
119 Q5
120 Q6
121
SD Negeri Ngebelgede 2
R1
122 R2
123 R3
124 R4
125 R5
126 R6
127 SD Negeri Donoharjo
S1
128 S2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125
No Nama SD Inisial
129
SD Negeri Donoharjo
S3
130 S4
131 S5
132 S6
133
SD Negeri Rejosari
T1
134 T2
135 T3
136 T4
137 T5
138 T6
139
SD Negeri Sardonoharjo 1
U1
140 U2
141 U3
142 U4
143 U5
144 U6
145
SD Negeri Sardonoharjo 2
V1
146 V2
147 V3
148 V4
149 V5
150 V6
151
SD Negeri Seloharjo
W1
152 W2
153 W3
154 W4
155 W5
156 W6
157
SD Negeri Selomulyo
X1
158 X2
159 X3
160 X4
161 X5
162 X6
163
SD Negeri Sukumolyo
Y1
164 Y2
165 Y3
166 Y4
167 Y5
168 Y6
169
SD Negeri Sukosari
Z1
170 Z2
171 Z3
172 Z4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
126
No Nama SD Inisial
173 SD Negeri Sukosari
Z5
174 Z6
175
SD Negeri Brengosan 1
AA1
176 AA2
177 AA3
178 AA4
179 AA5
180 AA6
181
SD Negeri Brengosan 2
AB1
182 AB2
183 AB3
184 AB4
185 AB5
186 AB6
187
SD Negeri Candirejo
AC1
188 AC2
189 AC3
190 AC4
191 AC5
192 AC6
193
SD Negeri Nglempong
AD1
194 AD2
195 AD3
196 AD4
197 AD5
198 AD6
199 AD7
200 AD8
201 AD9
202 AD10
203 AD11
204 AD12
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
127
Lampiran 7. Rekap Data Implementasi Instrumen Pertanyaan Tertutup
No Inisial Aitem
Total 1 2 3 4 5 6 7 8
1 A1 1 1 1 1 1 1 1 1 8
2 A2 1 1 1 1 1 1 1 1 8
3 A3 1 1 1 1 1 1 1 1 8
4 B4 0 0 0 0 0 0 0 0 0
5 B5 0 0 0 0 0 0 0 0 0
6 B6 0 0 0 0 0 0 0 0 0
7 C1 1 1 1 1 1 1 1 1 8
8 C2 1 1 1 1 1 1 1 1 8
9 C3 1 1 1 1 1 1 1 1 8
10 C4 1 1 1 1 0 0 0 1 5
11 D2 1 0 1 1 1 0 1 1 6
12 D3 1 0 1 1 1 0 1 1 6
13 D5 1 0 1 1 1 0 1 1 6
14 D6 1 0 1 1 1 0 1 1 6
15 E1 1 1 1 1 1 1 1 1 8
16 E3 1 1 1 1 1 1 1 0 7
17 E4 1 1 1 1 0 0 0 1 5
18 E5 1 1 1 1 1 1 1 0 7
19 F1 1 1 1 1 0 1 1 0 6
20 F2 1 0 0 1 1 1 0 1 5
21 F4 1 1 1 1 0 1 1 0 6
22 F6 1 1 1 1 1 1 1 1 8
23 G1 1 1 1 1 1 1 0 0 6
24 G4 1 1 1 1 1 1 0 0 6
25 G5 1 1 1 1 1 1 0 0 6
26 G6 1 1 1 1 1 1 0 0 6
27 G7 1 1 1 1 1 1 0 0 6
28 G8 1 1 1 1 1 1 0 0 6
29 G9 1 1 1 1 1 1 0 0 6
30 G10 1 1 1 1 1 1 0 0 6
31 H1 1 1 0 1 0 0 0 0 3
32 H2 1 1 0 1 0 0 0 0 3
33 H3 1 1 0 1 0 0 0 0 3
34 H4 1 1 0 1 0 0 0 0 3
35 H5 1 1 0 1 0 0 0 0 3
36 H6 1 1 0 1 0 0 0 0 3
37 H7 1 1 0 1 0 0 0 0 3
38 H8 1 1 1 1 0 0 0 1 5
39 I2 1 0 1 1 1 1 1 1 7
40 I3 1 0 1 1 1 1 1 1 7
41 I4 1 0 1 1 1 1 1 1 7
42 I5 1 0 1 1 1 1 1 1 7
43 I6 1 0 1 1 1 1 1 1 7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
128
No Inisial Aitem
Total 1 2 3 4 5 6 7 8
44 I7 1 0 1 1 1 1 1 1 7
45 I10 1 0 1 1 1 1 1 1 7
46 I11 1 0 1 1 1 1 1 1 7
47 J1 1 1 1 1 0 1 1 0 6
48 J2 1 1 1 1 0 1 1 0 6
49 J5 1 1 1 1 0 1 1 1 7
50 J6 1 1 1 1 0 1 1 1 7
51 K1 1 1 0 1 0 1 0 0 4
52 K4 1 1 0 1 0 1 0 0 4
53 K5 1 1 0 1 0 1 0 0 4
54 K6 1 1 0 1 0 1 0 0 4
55 L3 0 0 1 0 0 1 0 0 2
56 L4 0 0 1 0 0 1 0 0 2
57 L5 0 0 1 0 0 1 0 0 2
58 L6 0 0 1 0 0 1 0 0 2
59 M1 1 0 1 1 0 1 1 0 5
60 M3 1 0 1 1 0 1 1 1 6
61 M4 1 0 1 1 0 1 1 0 5
62 M6 1 0 1 1 0 1 1 0 5
63 N1 1 0 1 1 1 1 1 1 7
64 N2 1 0 1 1 1 1 1 1 7
65 N3 1 0 1 1 1 1 1 1 7
66 N4 1 1 1 1 1 1 1 1 8
67 O1 1 0 1 1 0 1 1 0 5
68 O4 1 0 1 1 0 1 1 0 5
69 O5 1 0 1 1 0 1 1 0 5
70 O6 1 0 1 1 0 1 1 0 5
71 P1 1 0 1 1 0 1 0 0 4
72 P2 1 0 1 1 0 1 0 0 4
73 P5 1 0 1 1 0 1 0 0 4
74 P6 1 0 1 1 0 1 0 0 4
75 Q3 1 1 1 1 0 1 0 1 6
76 Q4 1 1 1 1 0 1 0 1 6
77 Q5 1 1 1 1 0 1 0 1 6
78 R1 1 1 1 1 0 1 1 0 6
79 R3 1 0 0 1 0 0 1 1 4
80 R4 1 1 1 1 0 1 1 1 7
81 R5 1 0 1 1 0 0 1 1 5
82 S1 1 1 1 1 1 1 1 1 8
83 S2 1 1 1 0 1 1 1 0 6
84 S5 1 1 1 1 1 1 1 0 7
85 S6 1 1 1 0 1 1 1 0 6
86 T1 1 0 1 0 0 1 0 0 3
87 T2 1 0 1 1 0 0 0 0 3
88 T3 1 0 1 0 0 1 0 0 3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
129
No Inisial Aitem
Total 1 2 3 4 5 6 7 8
89 T4 1 0 1 0 0 1 0 0 3
90 U1 1 1 1 1 1 1 1 1 8
91 U3 1 0 0 1 0 1 0 0 3
92 U5 1 1 1 1 1 1 1 1 8
93 U6 1 0 1 1 0 1 0 0 4
94 V1 1 0 1 0 0 0 0 0 2
95 V3 1 0 1 0 0 0 0 0 2
96 V4 1 0 1 0 0 0 0 0 2
97 V6 1 0 1 0 0 0 0 0 2
98 W2 1 1 1 1 0 0 0 0 4
99 W3 1 0 0 1 0 1 0 1 4
100 W5 1 1 1 1 0 0 0 0 4
101 W6 1 1 1 1 0 0 0 1 5
102 X1 1 1 1 1 0 1 1 1 7
103 X3 1 1 1 1 1 1 1 1 8
104 X5 1 1 1 1 0 1 1 1 7
105 Y2 1 1 1 1 1 1 1 1 8
106 Y4 1 1 1 1 1 1 1 1 8
107 Y5 1 1 1 1 1 1 1 1 8
108 Y6 1 1 1 1 1 1 1 1 8
109 Z1 1 1 0 1 0 1 0 1 5
110 Z2 1 1 0 1 0 1 0 1 5
111 Z5 1 1 1 1 1 1 1 1 8
112 Z6 1 1 0 1 0 1 0 0 4
113 AA3 1 0 1 1 0 0 0 1 4
114 AA4 1 1 0 0 1 0 0 0 3
115 AA5 1 1 0 1 1 0 0 0 4
116 AA6 1 0 0 1 0 0 1 0 3
117 AB1 1 0 1 0 0 0 0 0 2
118 AB2 1 1 1 1 1 1 1 0 7
119 AB3 1 1 1 1 1 1 1 1 8
120 AB4 1 1 1 1 1 1 1 1 8
121 AC1 1 0 1 1 1 0 1 1 6
122 AC2 1 0 1 1 1 0 1 1 6
123 AC3 1 1 1 1 0 0 0 1 5
124 AC4 1 1 0 1 1 1 1 1 7
125 AD1 1 1 1 1 0 1 0 0 5
126 AD2 1 1 1 1 0 1 0 0 5
127 AD3 1 1 1 1 1 1 0 0 6
128 AD4 1 1 1 1 1 1 0 0 6
129 AD5 1 1 1 1 0 0 1 0 5
130 AD6 1 0 0 1 0 1 0 0 3
131 AD7 1 1 1 1 0 1 1 0 6
132 AD8 1 1 0 1 0 1 0 0 4
Total 125 78 105 114 57 96 67 59 701
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
130
Lampiran 8. Rekap Data Implementasi Instrumen Pertanyaan Terbuka
No Aitem
Pertanyaan Jawaban Responden
1. 1
Menjalin komunikasi dengan orang tua peserta didik yaitu dengan
adanya paguyuban kelas dan melakukan pertemuan rutin untuk
mengkomunikasikan mengenai perkembangan peserta didik di
sekolah, melakukan kerjasama dengan seniman yaitu dengan adanya
pelatihan membatik, pelatihan membuat vas bunga dari bahan rotan,
dan membuat anyaman. Melakukan kerjasama dengan puskesmas
daerah yaitu dengan mengadakan imunisasi berkala dan penyuluhan
makanan sehat. Melakukan kerjasama dengan kepolisian yaitu
dengan mengadakan penyuluhan bahaya narkoba dan mendatangkan
polisi sebagai pembina upacara. Kerjasama dengan perpustakaan
yaitu dengan adanya perpustakaan keliling dan melakukan
kunjungan ke perpustakaan daerah. Melakukan kunjungan museum.
Mengadakan pesantren kilat dan mendatangkan ustad untuk
melakukan kegiatan pengajian. Berlangganan koran, dan kerjasama
dengan universitas yaitu mengadakan penyuluhan tentang gosok gigi
oleh mahasiswa kedokteran gigi.
2. 2
Adanya paguyuban kelas dan melakukan pertemuan secara rutin
untuk mengkomunikasikan mengenai perkembangan peserta didik di
sekolah. Orang tua peserta didik ikut serta menyusun kurikulum dan
berbagai kegiatan yang akan dilaksanakan pada tahun pelajaran
baru. Melakukan komunikasi intensif melalui grup Whatsapp.
Menjadikan wali siswa sebagai narasumber. Melakukan kegiatan
market day. Melakukan kerjasama dalam persiapan ujian/penyediaan
sarapan, pemantauan budaya belajar di rumah melalui buku
penghubung.
3. 3
Menghadirkan tenaga pengajar dari sanggar tari untuk mengajarkan
menari. Melakukan kerjasama dengan Pusat Pengembangan dan
Pemberdayaan Pendidikan dan Tenaga Kependidikan (PPPPTK)
yaitu menghadirkan pengajar dari PPPPTK untuk belajar karawitan,
melakukan kunjungan ke PPPPTK dalam rangka melihat proses
pembuatan keramik/batik. Mengikut sertakan peserta didik dalam
pentas tari, lomba drumband, dan lomba seni lukis di balai budaya.
4. 4
Penyuluhan bahaya narkoba, lalu lintas, bullying, dan penyuluhan
kriminalitas dari kepolisian. Pengadaan imunisasi berkala dan
penyuluhan tentang menjaga kesehatan dan lingkungan, cara
mencuci tangan dengan benar, penyuluhan saat terjadi kebakaran,
dan pemberian vitamin dari puskesmas. Selain itu sekolah juga
melakukan kerjasama dengan mahasiswa kedokteran gigi untuk
melakukan penyuluhan gosok gigi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
131
No Aitem
Soal Jawaban Responden
5. 5
Mengikuti kegiatan Wajib Kunjung Museum (WKM), Mengunjungi
situs budaya yaitu candi. Mengunjungi perpustakaan daerah, dan
adanya perpustakaan keliling yang datang ke sekolah setiap satu
bulan sekali.
6. 6 Mengundang guru tamu untuk pelatihan membatik, pelatihan
pembuatan gerabah dari tanah liat, pelatihan pengelolaan daur ukang
sampah, pelatihan membuat kerajinan dari rotan dan limbah kayu,
pelatihan membuat tas dari bahan baku barang bekas, pelatihan
pembuatan telur asin, dan berkunjung langsung ke tempat
pembuatan batik di Sogan Batik Rejondani.
7. 7 Mengadakan pesantren kilat baik di sekolah, pondok pesantren,
maupun di Lembaga Pendidikan Al-Quran (LPQ). Mendatangkan
udztad untuk melakukan kegiatan pengajian dan doa bersama.
Mengadakan pelatihan qurban di sekolah. Mengadakan pembagian
zakat sebelum lebaran. Mengikuti kegiatan perlombaan MTQ.
8. 8 Mengadakan kunjungan ke industri bakpia Minomartani. Kerjasama
dengan perusahaan batik, pembuatan bakso, pembuatan gerabah
tanah liat, pembuatan telur asin, dan perusahaan coklat. Kerjasama
dengan perusahaan Milo untuk mengenalkan tentang pentingnya
minum-minuman berenergi. Kerjasama dengan perusahaan
percetakan buku untuk pengadaan buku paket dan LKS.
9. 9 Berlangganan koran dan majalah Cendekia sebagai penambah
wawasan. Mengadakan pengambilan gambar pada kegiatan di
sekolah dan disiarkan langsung oleh stasiun TV. Mengikuti pentas
seni di salah satu stasiun TV. Mengirimkan karya cerpen dan puisi
ke majalah Candra dan KR.
10. 10 Minat untuk menjalin kerjasama masih kurang, minimnya sarana
prasarana dan biaya, keterbatasan waktu, tingkat partisipasi orang
tua belum maksimal, agenda tidak berjalan sesuai dengan rencana,
agenda tidak dilaksanakan secara berkelanjutan, belum semua orang
tua siswa dan anggota paguyuban kelas yang memiliki fasilitas HP
untuk memudahkan kerjasama, kesulitan mengembangkan program
literasi dengan desa maupun PPPPTK.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
132
Lampiran 9. Rekap Data Wawancara
No Aitem
Wawancara
Jawaban Responden
Sekolah I Sekolah II Sekolah III Sekolah IV
1. 1
Musyawarah
orang tua terkait
dengan biaya
kegiatan.
Adanya
perkumpulan
orang tua atau
berkomunikasi
melalui group
watshap.
Orang tua
membantu
dalam medidik
karakter peserta
didik. Orang tua
mengadakan
pertemuan rutin
di sekolah.
Tetapi tidak
semua orang tua
peserta didik
mengikuti
pertemuan rutin.
Orangtua
membantu
dalam
mendidik
karakter anak
ketika di
rumah. Adanya
paguyuban
kelas.
Orang tua
mengikuti
sosialisasi tentang
pendidikan
karakter yang
diberikan oleh
kepala sekolah,
kemudian
menerapkan
dalam keseharian.
Adanya
paguyuban kelas.
2. 2
Anak
melakukan
sikap disiplin.
Kedisiplinan
anak meningkat,
anak tidak lagi
mengolok-olok
temannya.
Meningkatkan
kedisiplinan
anak.
Berkurangnya
tindakan bullying
dan meningkatnya
perilaku jujur.
3. 3
Penyuluhan
tentang bahaya
narkoba dari
kepolisian.
Imunisasi rutin
yang diberikan
oleh puskesmas.
Adanya
perputakaan
keliling yang
datang ke
sekolah setiap
1 bulan sekali
dan adanya
kunjungan dari
puskesmas.
Adanya
perputakaan
(daerah) keliling
yang datang ke
sekolah setiap 1
bulan sekali dan
Sosialisasi
kebersihan gigi
oleh mahasiswa.
4. 4
Sekolah
mengharapkan
peserta didik
lebih religius
dan hormat.
Baru mencapai
75%
Sekolah
mengharapkan
peserta didik
lebih peduli
terhadap
lingkungan.
Kerjasama
dengan
puskesmas
hampir 100%
tercapai.
Sekolah
mengharapkan
peserta didik
peduli
terhadap
lingkungan
dan terbentuk
tim kebersihan
di sekolah.
Target belum
100% tercapai
karena
beberapa
kendala.
Sekolah
mengharapkan
peserta didik
dapat menjaga
kebersihan.
Target sudah 75%
tercapai.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
133
No Aitem
Wawancara
Jawaban Responden
Sekolah I Sekolah II Sekolah III Sekolah IV
5. 5
Meningkatnya
nilai integritas
pada peserta
didik yaitu
komit dengan
diri sendiri.
Orang tua
sangat
mendukung
dengan adanya
program PPK.
Komite
berjalan,
program
sekolah dapat
diutarakan ke
paguyuban.
Peserta didik
menjadi lebih
mandiri.
6. 6
Keterbatasan
waktu dalam
melaksanakan
kerjasama
dengan
puskesmas.
Orang tua sibuk
dengan
pekerjaannya
dan beberapa
orang tua tidak
memiliki alat
komunikasi.
Sekolah belum
dapat
melaksanakan
kerjasama
dengan
masyarakat
sipil pegiat
pendidikan
dikarenakan
keterbatasan
waktu dan
biaya dalam
melakukan
kerjasama.
Beberapa orang
tua peserta didik
kurang
mendukung
mengenai tahap
perkembangan
karakter pada
peserta didik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
134
Lampiran 10. Kisi-Kisi Instrumen Pernyataan Tertutup
No Aspek Aitem Nomor
Pertanyaan
1. Kerjasama satuan
Pendidikan dengan orang
tua.
Orang tua peserta didik atau paguyuban
orang tua sebagai mitra dalam penguatan
pendidikan karakter.
1
2. Kerjasama satuan
Pendidikan dengan
Pengelola Pusat Kesenian
dan Kebudayaan.
Pengelola Pusat Kesenian dan Kebudayaan
atau komunitas (sanggar seni, bengkel
teater, kelompok hobi, dll) yang
merupakan pusat pengembangan budaya
lokal dan modern.
2
3. Kerjasama satuan
Pendidikan dengan
lembaga pemerintah.
Lembaga pemerintahan (BNN, Kepolisian,
KPK, Kemenkes, Kemenpora, Kementrian
Lingkungan Hidup, dll).
3
4. Kerjasama satuan
Pendidikan dengan
lembaga atau komunitas
yang menyediakan
sumber-sumber
pembelajaran.
Lembaga atau komunitas yang
menyediakan sumber-sumber pembelajaran
(perpustakaan, museum, situs budaya,
cagar budaya, paguyuban pecinta
lingkungan, komunitas hewan peliharaan,
dll)
4
5. Kerjasama satuan
Pendidikan dengan
masyarakat sipil pegiat
pendidikan.
Masyarakat sipil pegiat pendidikan (misal,
pelatihan pembuatan alat musik dari
bambu, dll).
5
6. Kerjasama satuan
Pendidikan dengan
komunitas keagamaan.
Komunitas keagamaan (majelis taklim,
persekutuan doa, dharma gita).
6
7. Kerjasama satuan
Pendidikan dengan
lembaga bisnis dan
perusahaan.
Lembaga bisnis dan perusahaan (dunia
usaha/dunia industri) yang memiliki
relevansi dan komitmen dengan
pendidikan.
7
8. Kerjasama satuan
Pendidikan dengan
lembaga penyiaran media.
Lembaga penyiaran media seperti televisi,
koran, majalah, radio, dll.
8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
135
Lampiran 11. Kisi-kisi Instrumen Pertanyaan Terbuka
No Aspek Aitem Nomor
Pertanyaan
1. Praktik yang
dilakukan.
Praktik baik apa saja yang dilakukan sekolah
dalam penguatan pendidikan karakter? 1
2. Kerjasama satuan
Pendidikan dengan
orang tua.
Apa saja bentuk kerjasama yang sudah
dilakukan oleh sekolah dengan orang tua
peserta didik atau paguyuban orang tua sebagai
mitra dalam penguatan pendidikan karakter?
2
3. Kerjasama satuan
Pendidikan dengan
Pengelola Pusat
Kesenian dan
Kebudayaan.
Apa saja bentuk kerjasama yang sudah
dilakukan sekolah dengan pengelola pusat
kesenian dan kebudayaan atau komunitas? 3
4. Kerjasama satuan
Pendidikan dengan
lembaga pemerintah.
Apa saja bentuk kerjasama yang sudah
dilakukan sekolah dengan lembaga
pemerintahan seperti BNN, Kepolisian, KPK,
Kemenkes, Kemenpora, Kementrian
Lingkungan Hidup, dll?
4
5. Kerjasama satuan
Pendidikan dengan
lembaga atau
komunitas yang
menyediakan sumber-
sumber pembelajaran.
Apa saja bentuk kegiatan kerjasama yang
sudah dilakukan sekolah dengan lembaga atau
komunitas yang menyediakan sumber-sumber
pembelajaran seperti perpustakaan, museum,
situs budaya, cagar budaya, paguyuban pecinta
lingkungan, komunitas hewan peliharaan, dll?
5
6. Kerjasama satuan
Pendidikan dengan
masyarakat sipil pegiat
pendidikan.
Apa saja bentuk kerjasama yang sudah
dilakukan sekolah dengan masyarakat sipil
pegiat pendidikan seperti pelatihan pembuatan
alat musik dari bambu, dll?
6
7. Kerjasama satuan
Pendidikan dengan
komunitas keagamaan.
Apa saja bentuk kerjasama yang sudah
dilakukan sekolah dengan komunitas
keagamaan seperti majelis taklim, persekutuan
doa, dharma gita?
7
8. Kerjasama satuan
Pendidikan dengan
lembaga bisnis dan
perusahaan.
Apa saja bentuk kerjasama yang sudah
dilakukan sekolah dengan lembaga bisnis dan
perusahaan (dunia usaha/dunia industri) yang
memiliki relevansi dan komitmen dengan
pendidikan?
8
9. Kerjasama satuan
Pendidikan dengan
lembaga penyiaran
media.
Apa saja bentuk kerjasama yang sudah
dilakukan sekolah dengan lembaga penyiaran
media seperti televisi, koran, majalah, radio,
dll?
9
10. Kendala saat
pelaksanaan.
Apa saja kendala yang dihadapi sekolah dalam
mengimplementasikan PPK? 10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
136
Lampiran 12. Identitas Responden dan Surat Pengantar Instrumen
a. Identitas Responden
IDENTITAS RESPONDEN PENELITIAN
Bapak/Ibu Mohon berkenan mengisi data berikut dengan benar.
Identitas Responden
Nama : ______________________________________
NIP : ______________________________________
Tempat, tanggal lahir : ______________________________________
Jenis kelamin : ______________________________________
Lama Mengajar : ______________________________________
Guru Wali kelas : ______________________________________
Pendidikan Terakhir : ______________________________________
Nama Satuan Pendidikan ______________________________________
Alamat Satuan Pendidikan : ______________________________________
______________________________________
Tanda Tangan :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
137
b. Surat Pengantar Instrumen
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
138
Lampiran 13. Instrumen Pertanyaan Tertutup dan Pertanyaan Terbuka
SURVEI IMPLEMENTASI PROGRAM PENGUATAN PENDIDIKAN
KARAKTER BERBASIS MASYARAKAT DI SEKOLAH DASAR SE-
KECAMATAN NGAGLIK KABUPATEN SLEMAN
Petunjuk Pengisian:
Mohon Bapak/Ibu memberi tanda centang (√) pada kolom Ya atau Tidak sesuai
dengan kondisi yang sebenarnya.
No Aspek yang Diamati Ya Tidak
KERJA SAMA SATUAN PENDIDIKAN DENGAN :
1 Orang tua peserta didik atau paguyuban orang tua sebagai
mitra dalam penguatan pendidikan karakter.
2 Pengelola Pusat Kesenian dan Kebudayaan atau
komunitas (sanggar seni, bengkel teater, kelompok hobi,
dll) yang merupakan pusat pengembangan budaya lokal
dan modern.
3 Lembaga pemerintahan (BNN, Kepolisian, KPK,
Kemenkes, Kemenpora, Kementrian Lingkungan Hidup,
dll).
4 Lembaga atau komunitas yang menyediakan sumber-
sumber pembelajaran (perpustakaan, museum, situs
budaya, cagar budaya, paguyuban pencinta lingkungan,
komunitas hewan peliharaan, dll).
5 Masyarakat sipil pegiat pendidikan (misal, pelatihan
pembuatan alat musik dari bambu, dll).
6 Komunitas keagamaan (majelis taklim, persekutuan doa,
dharma gita).
7 Lembaga bisnis dan perusahaan (Dunia
Usaha/DuniaIndustri) yang memiliki relevansi dan
komitmen dengan pendidikan.
8 Lembaga penyiaran media seperti televisi, koran,
majalah, radio, dll.
Praktik baik apa saja yang dilakukan sekolah dalam penguatan pendidikan karakter?
____________________________________________________________________
____________________________________________________________________
____________________________________________________________________
____________________________________________________________________
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
139
Apa saja bentuk kerjasama yang sudah dilakukan oleh sekolah dengan orang tua
peserta didik atau paguyuban orang tua sebagai mitra dalam penguatan pendidikan
karakter? *
____________________________________________________________________
____________________________________________________________________
____________________________________________________________________
Apa saja bentuk kerjasama yang sudah dilakukan sekolah dengan pengelola pusat
kesenian dan kebudayaan atau komunitas? *
____________________________________________________________________
____________________________________________________________________
____________________________________________________________________
Apa saja bentuk kerjasama yang sudah dilakukan sekolah dengan lembaga
pemerintahan seperti BNN, Kepolisian, KPK, Kemenkes, Kemenpora, Kementrian
Lingkungan Hidup, dll? *
____________________________________________________________________
____________________________________________________________________
____________________________________________________________________
Apa saja bentuk kegiatan kerjasama yang sudah dilakukan sekolah dengan lembaga
atau komunitas yang menyediakan sumber-sumber pembelajaran seperti
perpustakaan, museum, situs budaya, cagar budaya, paguyuban pencinta lingkungan,
komunitas hewan peliharaan, dll?*
____________________________________________________________________
____________________________________________________________________
____________________________________________________________________
Apa saja bentuk kerjasama yang sudah dilakukan sekolah dengan masyarakat sipil
pegiat pendidikan seperti pelatihan pembuatan alat musik dari bambu, dll?*
____________________________________________________________________
____________________________________________________________________
____________________________________________________________________
Apa saja bentuk Kerjasama yang sudah dilakukan sekolah dengan komunitas
keagamaan seperti majelis taklim, persekutuan doa, dharma gita?*
____________________________________________________________________
____________________________________________________________________
____________________________________________________________________
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
140
Apa saja bentuk Kerjasama yang sudah dilakukan sekolah dengan lembaga bisnis dan
perusahaan (dunia usaha/dunia industri) yang memiliki relevansi dan komitmen
dengan pendidikan?*
____________________________________________________________________
____________________________________________________________________
____________________________________________________________________
Apa saja bentuk kerjasama yang sudah dilakukan sekolah dengan lembaga penyiaran
media seperti televisi, koran, majalah, radio, dll?*
____________________________________________________________________
____________________________________________________________________
____________________________________________________________________
Apa saja kendala yang dihadapi sekolah dalam mengimplementasikan PPK?
____________________________________________________________________
____________________________________________________________________
____________________________________________________________________
Nb: *wajib diisi apabila memilih tanda centang pada kolom Ya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
141
Lampiran 14. Instrumen Wawancara
No Pertanyaan
1. Apa peran orang tua peserta didik terhadap PPK dan bentuk kerjasama
yang dilakukan di sekolah?
2. Apa dampak yang terlihat dengan adanya kerjasama orang tua peserta
didik dengan sekolah?
3.
Adakah kegiatan rutin berupa kerjasama dengan lembaga-lembaga di
luar sekolah yang dilakukan sekolah mengenai PPK dan bagaimana
kegiatan tersebut dilakukan?
4.
Target apa yang diharapkan sekolah dalam kerjasama dengan lembaga-
lembaga di luar sekolah mengenai PPK dan apakah target tersebut sudah
tercapai?
5.
Bagaimana tanggapan guru, orang tua peserta didik, dan masyarakat
terhadap karakter anak setelah adanya program PPK berbasis
masyarakat?
6. Apa kendala dan kerjasama yang belum dapat dilaksanakan oleh sekolah
dengan lembaga di luar sekolah?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
142
Lampiran 15. Surat Permohonan Izin Validasi Ahli
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
143
Lampiran 16. Data Mentah 10 Validasi Ahli
1. SD Muhammadiyah Jogodayoh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
144
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
145
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
146
2. SD Negeri Bhayangkara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
147
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
148
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
149
3. SMP Negeri 1 Bantul A
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
150
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
151
4.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
152
4. SMP Negeri 1 Bantul B
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
153
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
154
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
155
5. SD Negeri Bantul 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
156
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
157
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
158
6. SD Negeri Wates 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
159
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
160
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
161
7. SD Joannes Bosco
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
162
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
163
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
164
8. SD Negeri Ungaran 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
165
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
166
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
167
9. SD Muhammadiyah Karangkajen 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
168
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
169
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
170
10. SD Negeri Kaputran 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
171
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
172
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
173
Lampiran 17. Hasil Rekap Validasi Instrumen Penelitian
a. Rekapitulasi Validitas Isi
No Validator Instansi Skor Keterangan
1. INL SD Muhammadiyah
Jogodayoh 61
Sangat layak untuk digunakan
2. DP SD Negeri
Bhayangkara 52
Layak untuk digunakan
dengan revisi sedikit
3. H SMP Negeri 1 Bantul 66 Sangat layak untuk digunakan
4. TKR SMP Negeri 1 Bantul 67 Sangat layak untuk digunakan
5. DK SD Negeri Bantul 1 67 Sangat layak untuk digunakan
6. S SD Negeri Wates 4 67 Sangat layak untuk digunakan
7. BAP SD Joannes Bosco 57 Layak untuk digunakan
dengan revisi sedikit
8. L SD Negeri Ungaran 1 61 Sangat layak untuk digunakan
9. BM SD Muhammadiyah
Karangkajen 1 54
Layak untuk digunakan
dengan revisi sedikit
10. NWM SD Negeri Kaputran
1 63
Sangat layak untuk digunakan
Rata-rata 61,15 Sangat layak untuk
digunakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
174
b. Rekapitulasi Validitas Muka
No Validator Masukan Sebelum direvisi Sesudah direvisi
1. SMPN 1
Bantul A
Aitem 1:
- Komunikasi
dihilangkan.
Aitem 2:
- Ejaan perlu
diedit.
Aitem 3:
- Ejaan perlu
diedit.
Aitem 1:
- Komunikasi orang tua
peserta didik atau paguyuban
orang tua sebagai mitra
dalam penguatan pendidikan
karakter.
Aitem 2:
- Theater.
Aitem 3:
- KemeNpora.
Aitem 1:
- Orang tua peserta didik atau
paguyuban orang tua sebagai
mitra dalam penguatan
pendidikan karakter.
Aitem 2:
- Teater
Aitem 3:
- Kemenpora
2. SMPN 1
Bantul B
Aitem 7:
- Kata DU/DI
diberikan
kepanjangan
nya.
Aitem 7:
- Lembaga bisnis dan
perusahaan (DU/DI) yang
memiliki relevansi dan
komitmen dengan
pendidikan.
Aitem 7:
- Lembaga bisnis dan
perusahaan (Dunia
Usaha/Dunia Industri) yang
memiliki relevansi dan
komitmen dengan pendidikan.
3. SDN 4
Wates
Aitem 3:
- Diganti
dinas
kesehatan
Puskesmas,
Kementrian
Lingkungan
Hidup, dan
Kepolisian.
Aitem 3:
- Lembaga pemerintahan
(BNN, Kepolisian, KPK,
Kemenkes, KemeNpora, dll.
Aitem 3:
- Lembaga pemerintahan
(BNN, Kepolisian, KPK,
Kemenkes, Kemenpora,
Kementrian Lingkungan
Hidup, dll.
4. SDN
Kaputran
1
Aitem 2:
- Kesalahan
Penulisan
mohon
diperbaiki.
Aitem 3:
- Kemenkes
diganti
dengan
Puskesmas.
- Kesalahan
penulisan
mohon
diperbaiki.
Aitem 2:
- Theater
Aitem 3:
- Kemenkes
- KemeNpora
Aitem 2:
- Teater
Aitem 3:
- Kemenkes
- Kemenpora
5. SDN
Ungaran
1
Aitem 1:
- Dihilangkan
kata
komunikasi.
Aitem 1:
- Komunikasi orang tua
peserta didik atau paguyuban
orang tua sebagai mitra
dalam penguatan pendidikan
karakter.
Aitem 1:
- Orang tua peserta didik atau
paguyuban orang tua sebagai
mitra dalam penguatan
pendidikan karakter.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
175
Biodata Peneliti
Peneliti bernama Fadila Priyanasari, lahir di
Sleman, Yogyakarta pada tanggal 11 Februari 1997.
Peneliti adalah anak ke tiga dari pasangan Bapak
Supriyanto dan Ibu Wiwik Trianawati (Alm). Peneliti
menyelesaikan pendidikan awal di TK ABA Sono, Sleman
pada tahun 2002-2003. Peneliti menyelesaikan pendidikan
sekolah dasar di SD Muhammadiyah Kayen pada tahun 2003-2009, kemudian
peneliti melanjutkan pendidikan sekolah pertama di SMPN 5 Depok, Sleman tahun
2009-2012. Setelah menempuh pendidikan SMP, peneliti melanjutkan pendidikan di
SMAN 2 Ngaglik tahun 2012-2015. Setelah tamat SMA, peneliti melanjutkan
pendidikan pada jenjang Perguruan Tinggi dengan mengambil Program Studi
Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Peneliti juga mengembangkan kemampuannya baik di bidang akademik
maupun non akademik ketika menjadi mahasiswa PGSD Universitas Sanata Dharma,
dengan mengikuti beberapa kegiatan kepanitiaan yang diselenggarakan di dalam
kampus. Beberapa kegiatan tersebut antara lain, Pelatihan Pengembangan
Kepribadian Mahasiswa (PPKM) I dan II, Kursus Mahir Dasar (KMD) Pembina
Pramuka, English Club, panitia Parade Gamelan Anak, panitia inisiasi mahasiswa
baru Prodi PGSD, mengikuti seminar pendidikan, dan lain sebagainya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI