UPAYA PENINGKATAN MOTI VASI BELAJAR SISWA ...repository.usd.ac.id/10549/2/061334004_Full.pdfadalah...

252
i UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN ROLE PLAYING PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI Studi Kasus pada Siswa Kelas XI Jurusan IPS SMA Negeri 1, Ngaglik, Yogyakarta SKRIPSI Ditujukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Akuntansi Oleh: Franciska Ni Putu Rigianawati NIM : 061334004 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2010 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Transcript of UPAYA PENINGKATAN MOTI VASI BELAJAR SISWA ...repository.usd.ac.id/10549/2/061334004_Full.pdfadalah...

  • i  

    UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN ROLE

    PLAYING PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI Studi Kasus pada Siswa Kelas XI Jurusan IPS SMA Negeri 1, Ngaglik, Yogyakarta

    SKRIPSI

    Ditujukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

    Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

    Program Studi Pendidikan Akuntansi

    Oleh:

    Franciska Ni Putu Rigianawati

    NIM : 061334004

    PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI

    JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

    FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

    UNIVERSITAS SANATA DHARMA

    YOGYAKARTA

    2010

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • L

    UPAMELAL

    PLStudi Kasu

    Pemb

    Laurentius S

    AYA PENILUI PENE

    LAYING Pus pada Sisw

    bimbing

    Saptono, S.P

    INGKATAERAPAN

    PADA MAa Kelas XI J

    Tel

    Pd., M.Si.

    ii

    SKRIPS

    AN MOTIMETODE

    ATA PELAJurusan IPS

    ah disetujui

    SI

    IVASI BELE PEMBE

    AJARAN ASMA Neger

    oleh:

    LAJAR SELAJARAAKUNTAri 1, Ngaglik

    Tanggal 1 J

    ISWA AN ROLE ANSI k, Yogyakart

    Juni 2010

    a

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • iii

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • iv  

    PERSEMBAHAN  

     

     

    Kupersembahkan karyaku ini kepada

    Tuhan Yang Maha Esa yang selalu membimbing, menerangi setiap

    langkahku, dan pegangan hidupku.

    My Lovely Parents “ I Putu Ganepo & Rita Dwi Utami”

    My Lovely Sister & Brother “Oyen & Danda”

    Koko Wawan

    Almamaterku Universitas Sanata Dharma

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • v  

    MOTTO

    Saya belajar banyak dari kegagalan saya, Saya bisa “lebih pintar” dari sebelumnya karena saya pernah gagal

    Seperti debu yang beterbangan ditiup angin

    Begitulah hidup kita bila kita tidak mempunyai tujuan

    Terhempas jauh bersama hembusan angin

    Sama seperti rumput yang tumbuh di tanah yang tandus

    Seperti itulah kita harus berjuang 

    Cara terbaik meramalkan masa depan adalah dengan menciptakan masa depan itu sendiri

    - Peter. F. Drucker. -

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • vi  

    PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

    Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak

    memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam

    kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

    Yogyakarta, 29 Juni 2010

    Penulis

    Franciska Ni Putu Rigianawati

    NIM : 061334004

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • vii  

    LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN

    AKADEMIS Yang bertanda tangan dibawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

    Nama : Franciska Ni Putu Rigianawati

    Nomor Mahasiswa : 061334004

    Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :

    UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN ROLE PLAYING PADA MATA

    PELAJARAN AKUNTANSI

    Beserta perangkat pembelajaran bila diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

    Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.

    Dibuat di Yogyakarta

    Pada tanggal : 29 Juni 2010

    Yang menyatakan

    Franciska Ni Putu Rigianawati

    NIM : 061334004

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • viii  

    ABSTRAK

    UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN ROLE PLAYING

    PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI

    Studi Kasus: Siswa kelas XI Jurusan IPS SMA Negeri 1 Ngaglik, Sleman, Yogyakarta

    Franciska Ni Putu Rigianawati Universitas Sanata Dharma

    Yogyakarta 2010

    Penelitan ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran Akuntansi dengan pokok bahasan siklus akuntansi perusahaan jasa melalui penerapan metode pembelajaran role playing.

    Penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Dengan subjek penelitian adalah siswa kelas XI jurusan IPS SMA Negeri 1, Ngaglik, Sleman, Yogyakarta tahun ajaran 2009/2010 yang berjumlah 28 orang. Penelitian tindakan kelas ini dilakukan dalam 1 siklus dan menggunakan waktu 2 jam pelajaran. Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah: (1) instrumen observasi terhadap aktivitas guru, (2) instrumen observasi terhadap aktivitas siswa, (3) instrumen observasi terhadap kondisi kelas, (4) kuesioner motivasi belajar, (5) instrumen refleksi oleh guru mitra dan siswa, (6) wawancara dengan guru mitra, (7) dokumentasi.

    Berdasarkan hasil analisis dapat disimpulkan bahwa hasil perhitungan nilai rata-rata motivasi belajar siswa sebelum penelitian = 52,89 dan hasil perhitungan nilai rata-rata motivasi belajar siswa sesudah penelitian = 62,21. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penerapan metode role playing pada mata pelajaran Akuntansi khususnya materi siklus akuntansi perusahaan jasa dapat meningkatkan motivasi belajar siswa kelas XI Jurusan IPS, SMA Negeri 1 Ngaglik, Yogyakarta.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • ix  

    ABSTRACT

    THE EFFORT OF DEVELOPING STUDENT LEARNING MOTIVATION THROUGH THE IMPLEMENTATION OF ROLE PLAYING

    LEARNING METHOD IN ACCOUNTING SUBJECT

    A Case Study: Student of 11th Grade Social and Science Department, 1 State Senior High School, Ngaglik, Yogyakarta.

    Franciska Ni Putu Rigianawati Sanata Dharma University

    2010

    This research aims to develop student learning motivation on the subject of Accounting with the material of accounting cycle of service company through the implementation of role playing learning method.

    This research is a classroom action research (CAR). Its research subjects are 28 students of 11th grade of social and science department of 1 State Senior High School, Ngaglik, Yogyakarta, academic year 2009/2010. This classroom action research was conducted in one cycle and used two periode. Research instruments used in this research were: (1) an instrument observations of teacher activities, (2) instrument observations of student activities, (3) an instrument observations of classroom conductions, (4) learning motivation questionnaire, (5) an instrument of reflection by teacher partner and student, (6) interviews with teacher partner, (7) documentation.

    Based on the analysis the result can be concluded that the result of calculating the average value of student learning motivation before the research is 52,89 and the result of calculating the average value of student learning motivation after the research is 62,21. The implementation of role playing learning method in Accounting subject especially material of accounting cycle of service company can develop learning motivation of student of 11th grade of social and science department of 1 State Senior High School, Ngaglik, Yogyakarta.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • x  

    KATA PENGANTAR

    Puji syukur kepada Tuhan yang Mahakasih karena skripsi ini telah selesai pada

    waktunya. Skripsi ini ditulis dan diajukan untuk memenuhi salah satu syarat

    memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Akuntansi. Penulis

    menyadari bahwa proses penyusunan skripsi ini mendapatkan berbagai masukan,

    kritik dan saran dari berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkam terima kasih

    yang sedalam-dalamnya kepada:

    1. Bapak Drs. T. Sarkim, M.Ed., Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu

    Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

    2. Bapak Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu

    Pengetahuan Sosial, Universitas Sanata Dharma.

    3. Bapak Laurentius Saptono, S.Pd., M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan

    Akuntansi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma,

    Yogyakarta.

    4. Bapak Laurentius Saptono, S.Pd., M.Si., selaku Dosen Pembimbing yang telah

    banyak meluangkan waktu dalam memberikan bimbingan, memberikan kritik,

    dan saran untuk kesempurnaan skripsi ini. Thanks sir.

    5. Ibu Cornelio Purwantini, S.Pd., M.SA., selaku Dosen Penguji yang telah banyak

    memberikan kritik dan saran untuk kesempurnaan skripsi ini.

    6. Ibu B. Indah Nugraheni, S.Pd., S.I.P., M.Pd., selaku Dosen Penguji yang telah

    banyak memberikan kritik dan saran untuk kesempurnaan skripsi ini

    7. Staf pengajar Program Studi Pendidikan Akuntansi yang telah memberikan

    tambahan pengetahuan dalam proses perkuliahan.

    8. Bapak Drs. Suharno selaku Kepala SMA Negeri 1, Ngaglik, Yogyakata yang

    telah member ijin untuk melakukan penelitian.

    9. Bapak Drs. Ignas Suryadi, S.E., M.Pd., selaku guru partner yang telah bersedia

    bekerjasama dalam melakukan penelitian.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xi  

    10. Seluruh siswa SMA Negeri 1 Ngaglik Yogyakarta, khususnya siswa kelas XI IPS

    1, yang telah dengan setia dan sabar mengikuti pelajaran yang digunakan penulis

    untuk penelitian. Tanpa kalian penelitian ini tidak berjalan dengan lancar, thanks.

    11. Bapak, Ibuku, dan adik-adiku “Oyen & Danda” yang telah berjuang selama ini

    sehingga penulis dapat menyelesaikan kuliah, serta atas cinta, kasih sayang,

    semangat, doa dan dukungan yang tiada henti. “ I Always love u”.

    12. Koko Wawan, untuk segala hiburan, kebersamaan, canda dan tawa, nasehat yang

    selalu mewarnai hidupku. “ u r the best”

    13. Rara, Mbak Wati, dan Monic, sahabat terdekatku yang selalu mendengar keluh

    kesahku, bersama kalian aku bisa tumbuh dan mengenal arti persahabatan, aku

    bisa merasakan ketulusan sosok sahabat, serta bersama kalian aku bisa merasakan

    indahnya dunia manakala kita harus tertawa bersama, menangis bersama,

    meskipun ku harus meninggalkan kalian, tapi kalian tetap sahabatku selamanya.

    14. Mbak Titek, Iren, Galih, dan Dety, yang telah memberi dukungan kepadaku,

    Vivin, Tio, Daru, dan Wahyu yang telah membantu dan menemani aku dalam

    penelitian.

    15. Teman-teman seperjuangan:Ardi, Dian, Arni, Alin, Siska Kecil, Umi, Djinong,

    Niken, Ninin, Dwi Kirby, Dwi Klaten, Lina, Retno, Eris, Yosef, Inggit, Lia,

    Missi, Ocha, Agil, Suster, Fery, Johan, dan yang lainnya terimakasih atas

    dukungan, doa dan bantuannya selama penulisan skripsi.

    16. Anak kost Sekartadji (Yustina Dian, Cui, Ratih Sulistya, Tika Pangestika, Nat-

    Nat, Mb Tutu, Erly Elentaty, Haryanti) dan lainnya terima kasih atas

    kebersamaan kita, keceriaan kita, kegilaan kita. The Best of Sekartadji.

    17. Seluruh mahasiswa angkatan 2006 yang telah mewarnai hidupku selama kurang

    lebih 4 tahun.

    18. Semua pihak yang memberi dukungan, bimbingan, bantuan, serta motivasi

    kepada praktikan

    Semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan balasan yang lebih dari segala

    yang telah mereka berikan terhadap penulis selama ini.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xii  

    Yogyakarta, 29 Juni 2010

    Penulis

    Franciska Ni Putu Rigianawati

    NIM : 061334004

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xiii  

    DAFTAR ISI

    HALAMAN JUDUL…. ................................................................................. i

    HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................. ii

    HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ iii

    HALAMAN PERSEMBAHAN ..................................................................... iv

    HALAMAN MOTTO ..................................................................................... v

    PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ......................................................... vi

    LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA

    ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ........................................ vii

    ABSTRAK ...................................................................................................... viii

    ABSTRACT ...................................................................................................... ix

    KATA PENGANTAR .................................................................................... x

    DAFTAR ISI ................................................................................................... xiii

    DAFTAR TABEL ........................................................................................... xvii

    DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xviii

    DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xix

    BAB I PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah...................................................................... 1

    B. Batasan Masalah ................................................................................ 4

    C. Rumusan Masalah ............................................................................... 4

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xiv  

    D. Tujuan Penelitian ............................................................................... 5

    E. Manfaat Penelitian .............................................................................. 5

    BAB II TINJAUAN PUSTAKA

    A. Penelitian Tindakan Kelas .................................................................. 7

    B. Ruang Lingkup Metode Pembelajaran Role Playing .......................... 15

    C. Motivasi Belajar .................................................................................. 22

    D. Materi Akuntansi Perusahaan Jasa ...................................................... 26

    E. Kerangka Teoritik ............................................................................... 29

    BAB III METODOLOGI PENELITIAN

    A. Jenis Penelitian .................................................................................... 32

    B. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................. 32

    C. Subyek dan Obyek Penelitian……………………………………….. 32

    D. Prosedur Penelitian ............................................................................. 33

    E. Instrumen Penelitian ........................................................................... 39

    F. Operasionalisasi Variabel ................................................................... 42

    G. Teknik Analisis Data ........................................................................... 43

    BAB IV GAMBARAN UMUM SEKOLAH

    A. Sejarah SMA Negeri 1 Ngaglik, Sleman, Yogyakarta ....................... 46

    B. Kepemimpinan SMA Negeri 1 Ngaglik, Yogyakarta ......................... 47

    C. Visi, Misi, dan Tujuan SMA Negeri 1 Ngaglik, Yogyakarta ............. 49

    D. Sistem Pendidikan SMA Negeri 1 Ngaglik, Yogyakarta ................... 50

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xv  

    E. Kurikulum SMA Negeri 1 Ngaglik, Yogyakarta ................................ 51

    F. Struktur Organisasi SMA Negeri 1 Ngaglik, Yogyakarta .................. 53

    G. Sumber Daya Manusia SMA Negeri 1 Ngaglik, Yogyakarta ............. 54

    H. Siswa SMA Negeri 1 Ngaglik, Yogyakarta ........................................ 57

    I. Kondisi Fisik dan Lingkungan Sekolah SMA Negeri 1 Ngaglik,

    Yogyakarta .......................................................................................... 58

    J. Fasilitas Pendidikan dan Latihan di SMA Negeri 1 Ngaglik,

    Yogyakarta. ......................................................................................... 59

    K. Majelis Sekolah/Dewan Sekolah/Komite Sekolah SMA Negeri 1

    Ngaglik, Yogyakarta ........................................................................... 60

    L. Hubungan antara Satuan Pendidikan Negeri 1 Ngaglik, Yogyakarta

    dengan Instansi Lain ........................................................................... 61

    M. Usaha-Usaha Peningkatan Kualitas Lulusan SMA Negeri 1 Ngaglik,

    Yogyakarta .......................................................................................... 62

    BAB V HASIL OBSERVASI DAN PEMBAHASAN

    A. Deskripsi Penelitian ............................................................................ 64

    1. Observasi Pra Penelitian ............................................................... 64

    a. Observasi Terhadap Guru ....................................................... 64

    b. Observasi Terhadap Siswa ...................................................... 68

    c. Observasi Terhadap Kelas ...................................................... 73

    2. Siklus Pertama .............................................................................. 78

    a. Tahap Perencanaan ................................................................. 78

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xvi  

    b. Tindakan ................................................................................. 85

    c. Observasi ................................................................................. 86

    d. Tingkat Motivasi Belajar Siswa .............................................. 96

    e. Refleksi ................................................................................... 97

    B. Komparasi Motivasi Belajar Siswa Sebagai Dampak Penerapan

    Metode Pembelajaran Role Playing .................................................... 107

    BAB VI KESIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN

    A. Kesimpulan ......................................................................................... 110

    B. Keterbatasan Penelitian ....................................................................... 110

    C. Saran ................................................................................................... 111

    DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 113

    LAMPIRAN ................................................................................................... 115

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xvii  

    DAFTAR TABEL

    Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel Motivasi Belajar ............................. 42

    Tabel 3.2 Analsis Komparasi Tingkat Motivasi Belajar Siswa pada

    Siklus 1 ..................................................................................... 44

    Tabel 4.1 Rincian Sumber Daya Manusia SMA Negeri1 Ngaglik,

    Yogyakarta ............................................................................... 54

    Tabel 5.1 Kegiatan Guru dalam Proses Pembelajaran ............................. 66

    Tabel 5.2 Kegiatan/Aktivitas Siswa dalam Proses Pembelajaran ............ 69

    Tabel 5.3 Analisis Motivasi Belajar Siswa Pada Pra Penelitian ............... 72

    Tabel 5.4 Kondisi Kelas dalam Proses Pembelajaran .............................. 74

    Tabel 5.5 Aktivitas Guru Pada Siklus 1 ................................................... 87

    Tabel 5.6 Aktivitas/Kegiatan Siswa dalam Proses Pembelajaran ............ 90

    Tabel 5.7 Kondisi Kelas Selama Proses Pembelajaran ............................ 94

    Tabel 5.8 Tingkat Motivasi Belajar Siswa ............................................... 96

    Tabel 5.9 Kesan Guru Mitra terhadap Pelaksanaan Pembelajaran ........... 97

    Tabel 5.10 Kesan Siswa terhadap Pelaksanaan Pembelajaran ................... 99

    Tabel 5.11 Refleksi Guru terhadap Pelaksanaan Pembelajaran ................. 101

    Tabel 5.12 Refleksi Siswa terhadap Pelaksanaan Pembelajaran ................ 103

    Tabel 5.13 Analisis Komparatif Tingkat Motivasi Belajar Siswa .............. 108

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xviii  

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar 2.1 Prosedur Penelitian Tindakan Kelas ......................................... 13

    Gambar 4.1 Struktur Organisasi SMA Negeri 1 Ngaglik, Yogyakarta ........ 53

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xix  

    DAFTAR LAMPIRAN

    Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ........................... 118

    Lampiran 2 Materi Pelajaran ..................................................................... 132

    Lampiran 3 Handout ................................................................................. 135

    Lampiran 4 Bukti Transaksi yang Digunakan dalam Proses

    Pembelajaran ......................................................................... 139

    Lampiran 5 Bukti Kas Masuk dan Bukti Kas Keluar ............................... 146

    Lampiran 6 Instruksi Masing-Masing Peran ............................................. 151

    Lampiran 7 Buku Praktik Akuntansi Perusahaan Jasa .............................. 164

    Lampiran 8 Uaang-Uangan ....................................................................... 178

    Lampiran 9 Gambar Alat Tulis Kantor dan Gambar Meja ....................... 179

    Lampiran 10 Media Pembelajaran Lainnya ................................................ 180

    Lampiran 11 Lembar Observasi Kegiatan Guru dalam Proses

    Pembelajaran ......................................................................... 181

    Lampiran 12 Lembar Observasi/Aktivitas Kegiatan Siswa dalam Proses

    Pembelajaran ......................................................................... 183

    Lampiran 13 Lembar Observasi Kondisi Kelas dalam Proses

    Pembelajaran. ........................................................................ 184

    Lampiran 14 Kesan Guru Mitra terhadap Pelaksanaan Pembelajaran ........ 185

    Lampiran 15 Kesan Siswa terhadap Pelaksanaan Pembelajaran ................ 186

    Lampiran 16a Kuesioner Sebelum Tindakan ................................................ 187

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xx  

    Lampiran 16b Kuesioner Sesudah Tindakan ................................................ 191

    Lampiran 17 Kelompok Role Playing ........................................................ 195

    Lampiran 18 Lembar Observasi Kegiatan Guru dalam Proses

    Pembelajaran ......................................................................... 196

    Lampiran 19 Lembar Observasi/Aktivitas Kegiatan Siswa dalam Proses

    Pembelajaran ......................................................................... 198

    Lampiran 20 Lembar Observasi Kondisi Kelas dalam Proses

    Pembelajaran ......................................................................... 201

    Lampiran 21 Lembar Observasi Kegiatan Guru dalam Proses

    Pembelajaran ......................................................................... 203

    Lampiran 22 Lembar Observasi/Aktivitas Kegiatan Siswa dalam Proses

    Pembelajaran ......................................................................... 205

    Lampiran 23 Lembar Observasi Kondisi Kelas selama Proses

    Pembelajaran ......................................................................... 207

    Lampiran 24 Kesan Guru Mitra terhadap Proses Pembelajaran ................. 208

    Lampiran 25 Kesan Siswa terhadap Proses Pembelajaran .......................... 209

    Lampiran 26 Refleksi Guru terhadap Pelaksanaan Pembelajaran .............. 217

    Lampiran 27 Hasil Wawancara dengan Guru setelah Pelaksanaan

    Pembelajaran ......................................................................... 218

    Lampiran 28 Refleksi Siswa terhadap Pelaksanaan Pembelajaran ............. 220

    Lampiran 29 Analisis Tingkat Motivasi Belajar Siswa Pada Pra

    Penelitian ............................................................................... 221

    Lampiran 30 Analisis Tingkat Motivasi Belajar Sesudah Menggunakan

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xxi  

    Metode Pembelajaran Role Playing ...................................... 224

    Lampiran 31 Analisis Komparasi Tingkat Motivasi Belajar Siswa ............ 227

    Lampiran 32 Nilai Siswa pada saat Pembelajaran dengan Menggunakan

    Metode Role Playing ............................................................. 228

    Lampiran 33a Layout Tempat pada saat Pembelajaran ................................ 229

    Lampiran 33b Susunan Layout Tempat Masing-Masing Bagian/Peran

    pada Setiap Kelompok .......................................................... 230

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 1  

     

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah

    Pendidikan adalah usaha yang terencana untuk mewujudkan suasana

    belajar atau proses belajar agar manusia atau masyarakat secara aktif dapat

    mengembangkan potensi dirinya. Pendidikan memiliki peranan yang sangat

    penting bagi perkembangan kehidupan manusia. Dengan mengenyam

    pendidikan di lingkungan formal, informal, maupun non formal manusia

    dapat lebih baik secara kognitif, motorik, sosial dan emosional.

    Pendidikan formal atau sekolah adalah salah satu lingkungan belajar

    yang berkaitan erat dengan proses belajar. Menurut Sardiman (1986:22)

    proses belajar adalah perubahan tingkah laku atau penampilan dengan

    melakukan serangkaian kegiatan secara aktif hingga tercapainya tujuan

    tertentu. Aktivitas siswa merupakan komponen terpenting dalam proses

    belajar, sehingga hasil dari proses belajar dapat memberikan makna yang

    berarti bagi siswa dimana sesuatu hal yang tidak diketahui oleh siswa menjadi

    dapat diketahui dan sesuatu hal yang tidak dapat dipahami menjadi dapat

    dipahami. Oleh karena itu, motivasi dan partisipasi siswa sangat diperlukan

    dalam proses belajar mengajar agar proses belajar mengajar dapat

    berlangsung dengan baik.

    Paradigma lama tentang proses pembelajaran bersumber pada teori

    tabula rasa John Lock (http://aristorahardi.wordpress.com/2009/02/22/anak-

    1

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 2  

     

    didik-seperti-botol-kosong/), dalam teori tersebut pikiran seorang anak

    diasumsikan seperti kertas kosong dan siap menunggu coretan dari gurunya.

    Asumsi tersebut sepertinya kurang tepat lagi digunakan oleh para pendidik

    saat ini, karena pendidikan saat ini lebih menuntut siswa untuk lebih berperan

    aktif dalam proses pembelajaran. Pendidik perlu menyusun dan

    melaksanakan kegiatan belajar mengajar dimana siswa termotivasi untuk

    aktif membangun pengetahuannya sendiri melalui keterlibatan siswa secara

    langsung dalam serangkaian proses pembelajaran. Guru sebagai pendidik dan

    pengajar di sekolah harus mampu menjadi motivator dan harus berperan

    aktif demi kemajuan prestasi siswa dalam rangka peningkatan mutu

    pendidikan.

    Fakta menunjukkan bahwa masih banyak guru yang melakukan

    proses pembelajaran yang mengacu pada teacher centered dimana guru lebih

    sering menggunakan metode tradisional seperti ceramah. Metode ceramah ini

    merupakan metode pembelajaran dimana guru sebatas menyampaikan ilmu

    dan siswa memperoleh ilmu tanpa adanya aktivitas yang dilakukan oleh

    siswa. Dengan metode ini guru akan lebih aktif sedangkan siswa akan

    bersikap pasif. Kondisi tersebut tidaklah ideal oleh sebab seharusnya guru

    hanya sebagai fasilitator dan mengacu pada student centered dimana siswa

    lebih aktif dalam proses pembelajaran. Praktik pembelajaran teacher centered

    cenderung akan membuat siswa jenuh, mengantuk, sehingga akan

    berpengaruh kepada motivasi dan partisipasi siswa dalam proses

    pembelajaran. Dilihat dari sikap siswa, metode ini kurang dapat memotivasi

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 3  

     

    siswa belajar sehingga siswa tidak berpartisipasi penuh dalam proses

    pembelajaran.

    Sebagai seorang pendidik, guru sebaiknya memiliki kreativitas untuk

    membangun motivasi siswa agar siswa berpartisipasi penuh dalam proses

    pembelajaran yang menyenangkan, salah satunya dengan menerapkan metode

    pembelajaran yang tepat. Dengan metode pembelajaran yang tepat, siswa

    dapat termotivasi untuk aktif dalam serangkaian kegiatan proses

    pembelajaran. Banyak metode baru yang dapat membantu memotivasi siswa

    dalam proses pembelajaran dan mampu melibatkan partisipasi siswa secara

    penuh, salah satunya adalah strategi pembelajaran dengan menggunakan

    metode pembelajaran role playing. Metode pembelajaran role playing adalah

    metode pembelajaran yang melibatkan seluruh siswa untuk melakukan

    aktivitas dalam proses pembelajaran, dimana siswa belajar sesuai dengan apa

    yang diperaninya atau dipraktikkannya. Dalam metode ini, ada empat tahapan

    yang dilakukan yaitu perencanaan, tindakan, observasi, evaluasi dan refleksi.

    Metode role playing dalam penelitian ini akan diterapkan pada mata

    pelajaran Akuntansi kelas XI IPS materi ajar siklus akuntansi perusahaan jasa

    yang difokuskan pada pencatatan transaksi ke jurnal umum sampai perekapan

    pada neraca saldo sebelum penyesuaian. Pada waktu sebelumnya, guru lebih

    sering menggunakan metode ceramah atau diskusi pada materi ajar ini,

    sehingga siswa belum jelas tentang praktik yang sesungguhnya. Siswa tidak

    mengenal bagaimana siklus akuntansi perusahaan jasa dan mengakibatkan

    siswa tidak temotivasi untuk aktif dalam pembelajaran dan membuat

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 4  

     

    pelajaran Akuntansi tidak menyenangkan. Jika metode role playing ini

    diterapkan dengan baik, maka seluruh siswa dapat langsung mempraktikkan

    bagaimana siklus Akuntansi perusahaan jasa itu diterapkan dan siswa dapat

    termotivasi serta berpartisipasi penuh dalam proses pembelajaran.

    Berdasarkan fenomena yang terjadi, peneliti tertarik untuk melakukan

    penelitian yang bertujuan untuk meneliti tentang metode pembelajaran role

    playing terhadap peningkatan motivasi belajar siswa dalam mata pelajaran

    Akuntansi yang berjudul “Upaya Peningkatan Motivasi Belajar Melalui

    Penerapan Metode Pembelajaran Role Playing Pada Mata Pelajaran

    Akuntansi”. Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas XI IPS, SMA Negeri

    1 Ngaglik, Sleman, Yogyakarta.

    B. Batasan Masalah

    Penelitian ini dimaksudkan untuk menerapkan metode pembelajaran

    role playing dan menyelidiki pengaruhnya pada peningkatan motivasi belajar

    siswa dalam proses pembelajaran Akuntansi khususnya Akuntansi

    perusahaan jasa.

    C. Rumusan Masalah

    Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka rumusan

    masalah pada penelitian ini adalah: bagaimana meningkatkan motivasi

    belajar siswa melalui penerapan metode pembelajaran role playing pada mata

    pelajaran Akuntansi?

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 5  

     

    D. Tujuan Penelitian

    Berdasarkan rumusan masalah tersebut diatas, maka tujuan peneliti

    dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana peningkatan

    motivasi belajar siswa melalui penerapan metode pembelajaran role playing

    pada mata pelajaran Akuntansi.

    E. Manfaat Penelitian

    1. Bagi siswa

    Dengan adanya penelitian ini, diharapkan hasil penelitian ini dapat

    memotivasi siswa dalam belajar dengan penggunaan metode

    pembelajaran baru.

    2. Bagi guru

    Diharapkan hasil penelitian ini bermanfaat bagi guru dalam hal:

    a. Mampu memberikan alternatif metode pembelajaran bagi guru dalam

    proses pembelajaran Akuntansi.

    b. Kemampuan menerapkan strategi pembelajaran yang tepat dalam

    pembelajaran Akuntansi.

    c. Meningkatkan kinerja guru. 

    3. Bagi sekolah

    Dengan adanya penelitian ini, diharapkan hasil penelitian ini dapat

    meningkatkan kualitas proses pembelajaran sehingga nantinya dapat

    meningkatkan mutu sekolah.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 6  

     

    4. Bagi universitas

    Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi ilmiah sebagai hasil

    kajian empiris tentang upaya peningkatan motivasi belajar siswa melalui

    penerapan metode role playing pada mata pelajaran Akuntansi.

     

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 7

     

     

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    A. Penelitian Tindakan Kelas

    1. Pengertian Penelitian Tindakan Kelas

    Dalam literatur berbahasa Inggris, Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

    disebut classroom action research. PTK dibentuk dari 3 kata, yang memiliki

    pengertian sebagai berikut (Kunandar, 2009:45):

    a. Penelitian adalah suatu aktivitas mencermati suatu obyek tertentu melalui metodologi ilmiah dengan mengumpulkan data-data dan dianalisis untuk menyelesaikan suatu masalah.

    b. Tindakan adalah suatu aktivitas yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu yang berbentuk siklus kegiatan dengan tujuan untuk memperbaiki atau meningkatkan suatu masalah dalam proses belajar mengajar.

    c. Kelas adalah sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama menerima pelajaran yang sama dari seorang guru.

    Dari ketiga pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa PTK merupakan

    suatu pencermatan terhadap proses belajar mengajar berupa sebuah tindakan

    berbentuk siklus kegiatan yang sengaja dilakukan dan terjadi dalam sebuah

    kelas secara bersama.

    Tidak berbeda dengan pendapat di atas, Wijaya (2009:9)

    mendefinisikan PTK adalah penelitian yang dilakukan oleh guru dikelasnya

    sendiri dengan cara merencanakan, melaksanakan, dan merefleksikan

    tindakan secara kolaboratif dan partisipasif denga tujuan memperbaiki

    kinerja sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat.

    7

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 8

     

     

    Sedangkan menurut David Hopkins (Kunandar, 2009:45), pengertian

    PTK adalah:

    “a form of self-reflective inquiry undertaken by participans in a social (including educational) situation in order to improve the rationality and justice of: (a) their own social or educational practices; (b) their understanding of these practices; and (c) the situation in which practices are carried out”

    PTK merupakan suatu bentuk refleksi diri yang dilakukan oleh para pelaku

    pendidikan dalam situasi pendidikan untuk memperbaiki rasionalitas dan

    keadilan tentang (a) praktik kependidikan; (b) pemahaman tentang praktik

    tentang praktik tersebut; dan (c) situasi dimana praktik tersebut dilakukan.

    Dari beberapa pengertian tersebut di atas, dapat ditarik kesimpulan

    bahwa PTK adalah suatu bentuk refleksi diri yang dilakukan oleh para

    pelaku pendidikan (guru) melalui pencermatan terhadap proses

    pembelajaran dengan cara merencanakan, melaksanakan, dan merefleksikan

    tindakan secara kolaboratif dan partisipasif.

    2. Karakteristik PTK

    Karakteristik PTK berbeda dengan karakteristik penelitian formal. PTK

    memiliki beberapa karakteristik, sebagai berikut (Raka Joni, 1998:6):

    a. An inquiry on practice from within PTK didasarkan pada masalah yang benar-benar dihadapi guru dalam proses belajar mengajar di kelas. PTK memusatkan perhatian pada permasalahan yang spesifik dan kontektual sesuai karakteristik siswa di dalam kelas. Tujuan PTK bukan menemukan pengetahuan baru tetapi memperbaiki atau meningkatkan mutu proses belajar mengajar di kelas.

    b. A collaborative effort between school teachers and teacher educators. PTK dilaksanakan secara kolaboratif dengan pihak lain. Dalam PTK perlu ada partisipasi dari pihak lain yang berperan sebagai pengamat. Hal ini perlu dilakukan untuk mendukung objektivitas dari hasil PTK.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 9

     

     

    Kolaborasi ini dilakukan secara keseluruhan dalam tindakan PTK, mulai dari perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan sampai dengan evalusi dan refleksi.

    c. A reflektif practice made public. Refleksi merupakan tahapan dalam PTK. Dalam refleksi ini banyak hal yang harus dilakukan, yaitu mulai dari mengevalusi tindakan pelaksanaan PTK sampai dengan memutuskan apakah masalah dalam penelitian sudah terjawab atau membuat perencanaan siklus selanjutnya.

    3. Prinsip-Prinsip Penelitian Tindakan Kelas

    Menurut Hopkins (1993:57-61) sebagaimana tersaji dalam Buku yang

    berjudul Pedoman Penelitian Tindakan Kelas (Depdiknas: 11), ada 6 prinsip

    dasar yang melandasi PTK, yaitu:

    a. Guru menyelenggarakan pembelajaran yang baik dan berkualitas. Jika dalam menerapkan tindakan/kegiatan pembelajaran yang kurang berhasil, maka guru dan dosen harus tetap berusaha memilih alternatif yang lain untuk memperbaiki kualitas pembelajaran. Prinsip ini berimplikasi pada sifat penelitian tindakan sebagai suatu upaya yang berkelanjutan secara siklustis terjadinya peningkatan, perbaikan, atau “kesembuhan” sistem, proses, hasil dan sebagainya.

    b. Meneliti merupakan bagian integral dari pembelajaran, yang tidak menuntut kekhususan waktu maupun metode pengumpulan data. Tahapan-tahapan dalam penelitian tindakan selaras dengan pelaksanaan pembelajaran, yaitu: persiapan (planning), pelaksanaan pembelajaran (action), observasi kegiatan pembelajaran (observation), evaluasi proses dan hasil pembelajaran (evaluation), dan refleksi dari proses pembelajaran (reflection).

    c. Kegiatan meneliti harus diselenggarakan dengan tetap bersandar pada alur dan kaidah ilmiah. Alur pikir yang digunakan dimulai dari pendiagnosisan masalah dan faktor penyebab timbulnya masalah, pemilihan tindakan yang sesuai dengan permasalahan dan penyebabnya, merumuskan tindakan yang tepat, penetapan skenario tindakan, penetapan prosedur pengumpulan data yang sesuai dengan masalah dan penyebabnya.

    d. Masalah yang ditangani adalah masalah-masalah pembelajaran yang riil dan merisaukan tanggung jawab professional dan komitmen terhadap pemerolehan mutu pembelajaran. Prinsip ini menekankan bahwa

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 10

     

     

    diagnosis masalah bersandar pada kejadian nyata yang berlangsung dalam pembelajaran yang sesungguhnya.

    e. Konsistensi sikap dan kepedulian dalam memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran sangat diperlukan. Motivasi untuk memperbaiki kualitas harus tumbuh dari dalam (motivasi intrinsik).

    f. Cakupan permasalahan penelitian tindakan harus dibatasi pada pembelajaran di ruang kelas, tetapi juga melakukan pembelajaran di luar kelas.

    4. Kelebihan dan Kelemahan Penelitian Tindakan Kelas

    Penelitian tindakan kelas pada umumnya juga memiliki kelebihan dan

    kekurangan. Shumsky (1982) dan Suwarsih (2006) menyatakan bahwa

    kelebihan PTK adalah sebagai berikut (Kunandar, 2009:69):

    a. PTK mendorong kreativitas dan pemikiran dalam melaksanakan pembelajaran yang inovatif.

    b. PTK dapat membantu guru dan tenaga kependidikan lainnya menangani masalah di dalam dan luar kelas.

    c. Kerja sama dalam PTK menimbulkan rasa saling memiliki.

    Sedangkan kelemahan PTK, antara lain:

    a. Kurangnya pengetahuan dan keterampilan dalam teknik pada pihak peneliti (guru).

    b. Dalam PTK, jika tidak dapat mengelola waktu dengan baik, maka aktivitas penelitian tidak dapat berjalan dengan baik.

    5. Prosedur Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas

    Dalam PTK, ada langkah-langkah yang harus dilakukan sebagaimana

    yang tersaji dalam buku yang berjudul Pedoman Penelitian Tindakan Kelas,

    antara lain sebagai berikut (Depdiknas:13):

    a. Penetapan masalah penelitian Dalam PTK, penetapan masalah penelitian diambil dari hasil pengamatan awal yang reflektif. Setelah masalah diamati dan diidentifikasi, maka masalah tersebut dianalisis dan dipergunakan untuk merancang rencana tindakan penelitian. Masalah penelitian harus

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 11

     

     

    jelas dan spesifik agar dapat memilih tindakan yang tepat dalam penelitian nantinya.

    b. Perencanaan tindakan

    Sebelum pelaksanaan tindakan, maka perlu perencanaan tindakan sebagai tindakan persiapan. Beberapa hal yang perlu direncanakan antara lain: 1) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang berisi

    langkah-langkah pembelajaran dan bentuk pembelajaran yang akan dilakukan.

    2) Mempersiapkan sarana pembelajaran yang mendukung terlaksananya tindakan penelitian.

    3) Mempersiapkan instrumen penelitian seperti instrumen observasi, kuesioner dan lembar refleksi.

    4) Melakukan simulasi pelaksanaan tindakan dan melihat keterlaksanaannya di lapangan.

    c. Pelaksanaan tindakan dan observasi

    1) Pelaksanaan tindakan Setelah merencanakan pelaksanaan tindakan, maka dilaksanakan tindakan penelitian yang dilakukan secara sadar dan terkendali berdasarkan rencana tindakan yang telah dibuat. Dalam pelaksanaan tindakan, peneliti bertugas mengamati jalannya tindakan penelitian.

    2) Observasi Observasi adalah upaya mendokumentasikan proses tindakan yang terjadi selama penelitian berlangsung. Obyek dari observasi adalah seluruh tindakan yang berkaitan dalam penelitian. Dalam tahap observasi, peneliti menggunakan berbagai instrumen atau alat observasi lainnya agar diperoleh data yang akurat selama tindakan berlangsung. Kegiatan observasi ini, dilakukan bersamaan dengan kegiatan tindakan penelitian kelas berlangsung.

    d. Analisis Data, Evaluasi dan Refleksi

    1) Analisis data Data yang diperoleh dari tindakan penelitian tersebut di analisis sehingga dapat memberikan kesimpulan dari proses tindakan penelitian. Analisis data dilakukan dalam 3 tahap, yaitu: a) Reduksi Data.

    Reduksi data adalah proses pengolahan data menjadi informasi yang bermakna dalam penelitian.

    b) Paparan Data. Paparan data merupakan upaya menyajikan data secara jelas yang memberikan gambaran tentang proses dan hasil tindakan penelitian.

    c) Penyimpulan.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 12

     

     

    Penyimpulan merupakan pemaknaan dari tindakan dan hasil penelitian.

    2) Evaluasi Setelah data dianalisis maka akan didapatkan hasil analisis. Hasil analisi tersebut akan dipergunakan sebagai bahan evaluasi terhadap proses dan hasil yang dicapai dalam penelitian. Hasil dari evaluasi tersebut digunakan sebagai bahan refleksi.

    3) Refleksi Refleksi merupakan upaya menganalisis tindakan yang telah dicatat dalam observasi. Jadi, refleksi dilakukan setelah adanya pelaksanaan tindakan dan observasi tindakan. Hasil refleksi akan dipergunakan untuk melakukan langkah selanjutnya dalam upaya menghasilkan perbaikan atau kualitas proses pembelajaran.

    e. Perencanaan Tindak Lanjut

    Bila hasil perbaikan yang diharapkan belum tercapai pada siklus 1, maka diperlukan perencanaan tindak lanjut atau langkah selanjutnya pada siklus 2. Perencanaan tindakan lanjut ini pada dasarnya sama dengan perencanaan awal penelitian. Banyaknya siklus dalam tindakan penelitian tidak ditetapkan, dan perlu membuat kriteria keberhasilan.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 13

     

     

    Gambar 2.1 Prosedur Penelitian Tindakan Kelas

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 14

     

     

    6. Instrumen-Instrumen dalam Penelitian Tindakan Kelas

    Menurut Reed dan Bergemen (1992), instrumen yang diperlukan dalam

    penelitian tindakan kelas sejalan dengan prosedur penelitian tindakan kelas.

    Ditinjau dari hal tersebut, instrumen penelitian dibagi menjadi 3 (tiga),

    sebagaimana tersaji dalam buku yang berjudul Pedoman Penelitian

    Tindakan Kelas yaitu sebagai berikut (Depdiknas:22):

    a. Pengamatan terhadap perilaku guru (observing teacher) Instrumen observasi terhadap perilaku guru salah satunya adalah catatan anekdotal. Catatan anekdotal memfokuskan hal-hal spesifik yang terjadi dalam kelas. Catatan anekdotal terhadap perilaku guru ini berisikan bagaimana guru menjalankan proses pembelajaran di dalam kelas.

    b. Pengamatan terhadap kelas (observing classrooms) Observasi terhadap kelas dapat menggunakan instrumen observasi anekdotal kelas yang meliputi deskripsi tentang lingkungan fisik kelas, tata letaknya dan manajemen kelas.

    c. Pengamatan Perilaku siswa (observing students) Observasi terhadap siswa dapat menggunakan instrumen observasi anekdotal perilaku siswa. Masing-masing individu dapat diamati secara individual maupun kelompok pada saat sebelum, saat berlangsung dan sesudah penelitian tindakan kelas.

    d. Wawancara Wawancara digunakan untuk melengkapi data hasil observasi. Wawancara dapat dilakukan kepada guru dan siswa. Metode wawancara ini membutuhkan waktu untuk mengumpulkan data yang jelas.

    7. Manfaat Penelitian Tindakan Kelas

    Menurut Kunandar (2008:68), manfaat PTK dapat dilihat dari dua aspek

    yaitu, aspek akademis dan praktis.

    a. Manfaat PTK dari aspek akademis adalah untuk membantu guru menghasilkan pengetahuan yang relevan. Dalam hal ini, guru dapat memperbaiki dan meningkatkan mutu pembelajaran yang tejadi dalam proses pembelajaran.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 15

     

     

    b. Manfaat praktis dari pelaksanaan PTK adalah: 1) Inovasi pembelajaran

    Dalam inovasi pembelajaran guru perlu selalu mencoba untuk mengubah, mengembangkan, dan meningkatkan gaya mengajarnya agar mampu melahirkan model pembelajaran yang sesuai dengan tuntutan kelasnya. Guru selalu berhadapan dengan siswa yang berbeda dari tahun ke tahun. Oleh sebab itu, jika guru melakukan PTK, maka secara tidak langsung telah terlibat dalam proses inovasi pembelajaran.

    2) Pengembangan kurikulum di sekolah dan di kelas Pada saat melakukan PTK, berarti guru mampu melakukan pengembangan kurikulum sesuai dengan situasi dan kondisi kelas, sehingga kurikulum dapat berjalan efektif melalui proses pembelajaran yang aktif dan kreatif.

    Sejalan dengan pendapat di atas, Wijaya (2009:13) mengemukakan manfaat

    PTK antara lain:

    a. Membantu guru memperbaiki mutu pendidikan. b. Meningkatkan profesionalitas guru. c. Meningkatkan rasa percaya diri guru. d. Memungkinkan guru mengembangkan pengetahuan dan

    keterampilannya. e. Menumbuhkan kebiasaan menulis dan kebiasaan meneliti. f. Melatih pemikiran ilmiah.

    B. Ruang Lingkup Metode Pembelajaran Role Playing

    1. Pengertian Role Playing

    Metode role playing adalah suatu cara penguasaan bahan-bahan

    pelajaran melalui pengembangan imajinasi dan penghayatan siswa. Dalam

    http://apadefinisinya.blogspot.com/2008/05/kumpulan-metode-

    pembelajaranpendampingan.html dikemukakan bahwa metode role playing

    ini lebih menekankan pada materi ajar atau permasalahan yang diangkat

    dalam permainan peran dan bukan pada kemampuan siswa dalam

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 16

     

     

    memainkan suatu peran. Pengertian role playing berasal dari bahasa Inggris

    ”role” dan ’playing”. Adapun arti dari ”role” adalah peran dan ’playing”

    adalah bermain. Jadi dapat disimpulkan pengertian ”role playing” yaitu

    bermain peran.

    Dalam http://apadefinisinya.blogspot.com/2008/05/kumpulan-metode-pembelajaranpendampingan.html dikemukakan bahwa

    Role playing merupakan metode pembelajaran untuk menghadirkan peran-peran yang ada dalam dunia nyata ke dalam suatu ‘pertunjukkan peran’ di dalam kelas/pertemuan, yang kemudian dijadikan bahan refleksi agar siswa memberikan penilaian terhadap masing-masing peran yang diperaninya.

    Hampir sama dengan pendapat di atas, Uno (2008:26) berpendapat bahwa

    Role playing sebagai salah satu model pembelajaran yang bertujuan untuk membantu siswa menemukan makna diri (jati diri) di dunia sosial dan memecahkan dilemma dengan bantuan kelompok

    Sedangkan menurut Zaini (2008:98), role playing adalah

    Suatu aktivitas pembelajaran terencana yang dirancang untuk mencapai tujuan-tujuan pendidikan yang spesifik.

    Jadi, dari ketiga pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa metode

    pembelajaran role playing adalah salah satu metode pembelajaran

    terencana yang dirancang untuk membantu siswa dalam proses

    pembelajaran dengan menghadirkan peran-peran yang ada dalam dunia

    nyata ke dalam kelas dimana siswa diajak menguasai bahan ajar dengan

    cara memerankan peran sesuai dengan karakter dari masing-masing

    materi ajar sehingga semua siswa dapat berpartisipasi dalam proses

    pembelajaran.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 17

     

     

    Menurut Komara dalam Mulyana (2004:141) sebagaimana tersedia

    dalam http://dahlil-ahmad.blogspot.com/2009/03/model-bermain-peran-

    dalam-pembelajaran_29.html, terdapat empat asumsi yang mendasari

    pembelajaran dengan menggunakan metode role playing, antara lain:

    a. Secara implisit bermain peran mendukung situasi belajar berdasarkan pengalaman dengan menitikberatkan isi pelajaran pada situasi ”di sini pada saat ini”. Dalam model ini, peserta didik dimungkinkan untuk menciptakan analogi sesuai dengan kehidupan nyata. Peserta didik dapat lebih mampu memahami materi ajar karena mereka telah mempraktikkan materi ajar yang diperaninya.

    b. Bermain peran memungkinkan peserta didik untuk mengungkapkan perasaannya yang tidak dikenal tanpa bercermin pada orang lain. Dalam metode ini memandang tindakan (pemeranan) dan refleksi menjadi kegiatan utama dari proses pembelajaran.

    c. Model bermain peran berasumsi bahwa emosi dan ide-ide dapat diangkat ke taraf sadar untuk kemudian ditingkatkan melalui proses kelompok. Dalam model pembelajaran ini, guru mengurangi peran yang mendominasi pembelajaran pada pendekatan tradisional. Model ini mendorong siswa untuk aktif dalam pemecahan masalah pada materi ajar dan belajar dari pengalaman orang lain.

    d. Model bermain peran berasumsi bahwa proses psikologi yang tersembunyi berupa sikap, nilai, perasaan, dan sistem keyakinan dapat diangkat ke saraf sadar melalui kombinasi pemeranan secara spontan. Dalam model ini, siswa meminta bantuan orang lain dalam menilai sikap dan nilainya. Tanpa bantuan orang lain, siswa sulit menilai sikap dan nilai yang dimilikinya.

    Role playing didasarkan pada tiga aspek umum dalam suatu

    pengalaman, antara lain (Zaini, 2008:98):

    a. Mengambil peran (role-taking), yaitu tekanan ekspektasi-ekspekatsi sosial terhadap pemegang peran. Contoh pada hubungan keluarga.

    b. Membuat peran (role-making), yaitu kemampuan pemegang peran untuk berubah secara dramatis dari suatu peran ke peran yang lain dan menciptakan serta memodifikasi peran sewaktu-waktu diperlukan.

    c. Tawar-menawar peran (role-negotiation) yaitu tingkat di mana peran-peran dinegosiasikan dengan pemegang peran yang lain dalam parameter dan hambatan interaksi sosial.

    Dalam metode ini, siswa diajak untuk melakukan aktivitas sesuai

    dengan apa yang diperaninya. Guru hanya berperan sebagai motivator dan

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 18

     

     

    membimbing siswa supaya siswa melakukan kegiatan/aktivitas belajar.

    Sardiman (1986:94) berpendapat bahwa siswa lebih termotivasi dalam

    proses pembelajaran jika siswa melakukan aktivitas dalam proses

    pembelajaran. Jadi dapat disimpulkan bahwa, role playing merupakan salah

    satu metode yang cocok digunakan untuk meningkatkan motivasi belajar

    sehingga siswa dapat berpartisipasi penuh dalam proses pembelajaran.

    2. Pendekatan Role playing

    Ada beberapa pendekatan role playing yang biasa digunakan di dalam

    proses pembelajaran. Pendekatan role playing ini didasarkan oleh

    pendekatan yang ada yaitu (Zaini, 2008:101):

    a. Pendekatan berbasis keterampilan (skills-based aprroach) Dalam pendekatan ini peserta didik diharapkan untuk: 1) Memperoleh suatu keterampilan, kemampuan atau sikap yang

    sering melalui perilaku model dengan seperangkat kriteria. 2) Melatih sifat-sifat ini sampai benar-benar terinternalisasi dengan

    mengikuti kriteria yang ada. 3) Mendemonstrasikan sifat tersebut kepada yang lain untuk tujuan

    evaluasi.

    b. Pendekatan berbasis spekulasi (speculative-based approach) Dalam pendekatan ini peserta didik dilibatkan dalam membuat spekulasi terhadap pengetahuan masa lalu, peristiwa masa lampau, atau yang akan datang dengan menggunakan aspek-aspek yang diketahui dari wilayah subjek tertentu dan pengetahuan yang dimilikinya secara interaktif. Dalam pendekatan ini siswa diharapkan: 1) Membangkitkan pengetahuan untuk mengisi celah antara informasi

    yang diketahui dengan yang tidak diketahui. 2) Menggunakan bukti untuk membuat penilaian yang mendasar. 3) Merekonstruksi kemudian merepresentasi interaksi tertentu untuk

    menganalisis peristiwa.

    c. Pendekatan berbasis isu (issues-based approch) Pemain secara aktif mengeksplorasi suatu isu dengan mangandaikan peran-peran dari manusia dalam kehidupan nyata yang berselisih satu

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 19

     

     

    sama lain untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Dari pendekatan ini siswa diharapkan dapat: 1) Meneliti sikap, kepercayaan, dan nilai-nilai yang mengelilingi suatu

    isu. 2) Meneliti sikap, kepercayaan yang dianut oleh manusia tertentu. 3) Menjadikan dirinya berpihak pada pemeran yang memegang posisi

    yang sama. 4) Berunding atau berdebat dengan mereka yang memegang posisi

    yang berbeda. 5) Mungkin mengambil pendirian dari yang bertentangan dengan

    suatu isu.

    3. Tahap-Tahap Penerapan Metode Pembelajaran Role Playing

    Dalam penerapan metode pembelajaran role playing ada tiga tahapan

    yang dilakukan, yaitu perencanaan dan persiapan, interaksi, refleksi dan

    evaluasi (Zaini, 2008:104):

    a. Perencanaan dan Persiapan Dalam metode pembelajaran ini membutuhkan kehati-hatian dalam merencanakan kegiatan pembelajaran. Beberapa hal yang harus dilakukan pendidik sebelum memulai role playing, antara lain: 1) Mengenal peserta didik.

    Dalam perencanaan penerapan metode pembelajaran role playing ini, guru perlu mengetahui tentang jumlah peserta didik, materi yang diketahui oleh peserta didik, pengalaman pembelajaran menggunakan metode role playing, latar belakang peserta didik, minat dan kemampuan peserta didik serta kemampuan peserta didik untuk berkolaborasi. Hal-hal tersebut perlu dipertimbangkan untuk menentukan peran yang akan dilakukan oleh peserta didik, materi yanga akan dipelajari lagi (review), dan mengetahui pengalaman dan sejauh mana peserta didik dapat bekerjasama dengan orang lain.

    2) Menentukan tujuan pembelajaran Tujuan pembelajaran dalam penerapan metode pembelajaran ini harus jelas dan spesifik. Tujuan pembelajaran harus diungkapan kepada peserta didik dari awal pembelajaran.

    3) Menentukan waktu Dalam tahap perencanaan ini, guru perlu untuk menentukan kapan metode pembelajaran role playing diterapkan dalam proses pembelajaran.

    4) Mengidentifikasi skenario

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 20

     

     

    Skenario memberikan informasi tentang apa yang harus diketahui peserta didik tentang perannya. Pilihan skenario tergantung minat dan kemampuan peserta didik.

    5) Peranan guru Guru harus membuat keputusan apakah ia akan berpartisipasi dalam proses pembelajaran (memainkan peran) atau sebagai pengamat saja.

    6) Mempertimbangkan hambatan Dalam hal ini, sebaiknya guru mempertimbangkan ruangan kelas cukup luas atau tidak, meja dan kursi bisa di pindah atau tidak, saat pelaksanaan, kelas menjadi ribut dan mengganggu yang lainnya atau tidak, dan lain-lain. Hal-hal tersebut harus dipertimbangkan dan dicari solusi atas hambatan tersebut.

    7) Merencanakan waktu Pengalokasian waktu memang harus dipertimbangkan. Pengalokasian waktu pendahuluan, pemeranan, dan refleksi sebaiknya 1 : 2 : 3.

    8) Pengumpulan sumber informasi yang relevan Sumber informasi yang lainnya diperlukan untuk memberikan gambaran dan stimulus kepada peserta didik.

    b. Interaksi Adapun langkah-langkah dalam penerapan metode role playing, adalah sebagai berikut: 1) Membuat peraturan permainan

    Aturan dasar role playing untuk pelaksanaan perlu dibuat dan dirundingkan kepada semua pihak sejak awal.

    2) Mengeksplisitkan tujuan pembelajaran Tujuan pembelajaran dan pentingnya penggunaan metode role playing perlu diungkapan kepada peserta didik.

    3) Membuat langkah-langkah permainan Guru harus membuat langkah-langkah yang jelas dalam penerapan Metode role playing ini dan menjelaskan kepada siswa agar dalam pelaksanaaan siswa tidak bingung.

    4) Menggambarkan skenario atau situasi Skenario perlu dibuat oleh guru agar peserta didik dapat mencari

    pengetahuaannya sendiri tentang apa yang akan diperaninya dan dengan cara berpartisipasi di dalam proses pembelajaran. Guru juga perlu memberikan informasi yang cukup kepada peserta didik agar dapat menjalankan perannya dengan sebaik-baiknya.

    5) Mengalokasikan peran Guru wajib membagi peran yang sesuai dengan kemampuan peserta didik. Apabila guru belum mengetahui peran dari setiap peserta didik maka guru dapat membagi peran secara acak. Guru juga harus menentukan apakah dirinya akan terlibat dalam permainan ini atau hanya sebagai pengamat.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 21

     

     

    6) Memulai role playing Role playing diterapkan sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat.

    c. Refleksi dan evaluasi Refleksi dan evaluasi dapat dilakukan disaat permainan sedang

    berlangsung atau setelah permainan berakhir. Aktivitas yang dilakukan di dalam kelas di evaluasi dan disimpulkan oleh guru dan peserta didik. Guru dan peserta didik juga melakukan refleksi yang berguna untuk menentukan tindak lanjut selanjutnya.

    4. Kelebihan Dan Kekurangan Metode Pembelajaran Role Playing

    Metode pembelajaran memiliki peranan yang penting dalam suatu proses

    pembelajaran dimana dengan menggunakan metode pembelajaran kondisi

    proses pembelajaran dapat lebih kondusif. Tetapi tentunya metode

    pembelajaran memiliki kekurangan dan kelebihan. Begitu juga dengan

    metode pembelajaran role playing. Adapun kelebihan dan kekurangan

    metode pembelajaran role playing, antara lain sebagai berikut (Djamarah,

    2006:88):

    a. Kelebihan metode pembelajaran role playing. 1) Memotivasi siswa untuk terlibat aktif secara penuh dalam proses

    pembelajaran. 2) Melibatkan seluruh siswa untuk berpartisipasi dalam proses belajar

    mengajar agar siswa memiliki kesempatan untuk saling bekerjasama.

    3) Siswa bebas mengambil keputusan dan berekpresi secara utuh.

    b. Kekurangan metode pembelajaran role playing 1) Siswa tidak dapat memainkan semua peran yang ada. Siswa lebih

    difokuskan pada satu peran saja. 2) Siswa lebih memahami materi pelajaran yang diperaninya daripada

    materi ajar yang tidak diperaninya.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 22

     

     

    C. Motivasi Belajar

    1. Pengertian Motivasi Belajar

    Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2007:756) motivasi

    didefinisikan sebagai dorongan yang timbul pada diri seseorang secara sadar

    atau tidak sadar untuk melakukan suatu tindakan tertentu. Menurut Uno

    (2008:3), motivasi berasal dari kata “motif” yang dapat diartikan sebagai

    kekuatan yang ada di dalam individu, yang menyebabkan individu tersebut

    bertindak dan berbuat demi mencapai tujuan tertentu.

    Sejalan dengan pendapat di atas, Mc. Donald mengemukakan

    (Hamalik, 2007:158) :

    Motivation is an energy change withen the person characterized by affective arousal and anticipatory goal reaction

    Dari pengertian yang dikemukakan Mc.Donald, dapat dikatakan bahwa

    motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang mengakibatkan

    timbunya reaksi untuk mencapai tujuan dan mengandung tiga elemen

    penting:

    a. Motivasi mengawali terjadinya perubah energi pada diri seseorang. Motivasi itu timbul dari dalam dan luar diri manusia dan hasil dari adanya motivasi yaitu aktivitas yang akan dilakukan.

    b. Motivasi ditandai dengan munculnya rasa dan afeksi seseorang. Dalam hal ini, motivasi relevan dengan emosi seseorang dan dapat menentukan tingkah laku seseorang.

    c. Motivasi dirangsang karena adanya tujuan. Motivasi yang muncul dari dalam diri manusia merupakan reaksi dari

    adanya tujuan. Tujuan ini menyangkut kebutuhan seseorang akan suatu hal.

    Belajar adalah perubahan tingkah laku secara relatif permanen dan

    secara potensial terjadi sebagai hasil dari praktik atau penguatan yang

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 23

     

     

    dilandasi dengan tujuan untuk mencapai tujuan tertentu. Belajar juga dapat

    diartikan sebagai psiko-fisik menuju ke perkembangan pribadi seutuhnya

    dan sebagai usaha penguasaan ilmu pengetahuan (Sardiman, 1986:22).

    Sedangkan menurut Morgan dalam http://whandi.net/2009/10/e-

    dukasi/pengertian-belajar.html disebutkan bahwa suatu kegiatan dikatakan

    belajar apabila memiliki tiga ciri-ciri sebagai berikut:

    a. Belajar adalah perubahan tingkah laku. b. Perubahan terjadi karena latihan dan pengalaman, bukan karena

    pertumbuhan. c. Perubahan tersebut harus bersifat permanen dan tetap ada untuk waktu

    yang cukup lama. Dari beberapa pengertian diatas motivasi belajar merupakan kekuatan,

    dorongan, kebutuhan, semangat, tekanan, atau mekanisme psikologis yang

    mendorong seseorang atau sekelompok orang untuk mencapai prestasi

    belajar tertentu sesuai dengan apa yang dikehendakinya sehingga

    menyebabkan perubahan tingkah laku yang permanen yang dilandasi

    dengan tujuan tertentu.

    2. Jenis-Jenis Motivasi

    Dalam http://wildan39.wordpress.com/2008/02/25/jenis-jenis-

    motivasi.html diungkapkan bahwa motivasi terdiri dari dua jenis, yaitu:

    a. Motivasi intrinsik Adalah bentuk motivasi yang berasal dari dalam diri subyek yang belajar. Misalnya, seorang siswa lulusan SMA ingin masuk keperguruan tinggi jurusan Pendidikan Akuntansi berdasarkan keinginannya sendiri tanpa ada paksaan atau suruhan dari pihak luar.

    b. Motivasi ekstrinsik Adalah motivasi yang berasal dari luar pribadi siswa yang belajar. Misalnya, siswa rajin belajar untuk mendapatkan hadiah yang telah dijanjikan kepadanya.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 24

     

     

    3. Hakikat Motivasi Belajar

    Motivasi dan belajar merupakan dua hal yang saling mempengaruhi.

    Motivasi belajar dapat timbul karena faktor intrinsik, berupa hasrat dan

    keinginan berhasil dan dorongan kebutuhan belajar, harapan akan cita-cita.

    Sedangkan faktor ekstrinsiknya adalah adanya penghargaan, lingkungan

    belajar yang kondusif, dan kegiatan belajar yang menarik.

    Menurut Uno (2008:23) hakikat motivasi belajar adalah dorongan

    internal dan eksternal pada siswa dan siswi yang sedang belajar untuk

    mengadakan perubahan tingkah laku, pada umumnya dengan beberapa

    indikator atau unsur yang mendukung. Indikator motivasi belajar dapat

    dibedakan sebagai berikut (Uno, 2008:23):

    a. Adanya hasrat dan keinginan berhasil b. Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar c. Adanya harapan dan cita-cita masa depan d. Adanya penghargaan dalam belajar e. Lingkungan belajar yang kondusif f. Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar

    Dalam proses pembelajaran ada beberapa teknik motivasi, salah

    satunya dengan menggunakan metode pembelajaran yang membuat siswa

    untuk beraktivitas atau berpartisipasi dalam proses pembelajaran. Dengan

    melakukan aktivitas, siswa lebih termotivasi mengikuti proses pembelajaran

    dan akan berpartisipasi penuh dalam proses pembelajaran sehingga proses

    proses pembelajaran berlangsung dengan baik.

    4. Peranan Motivasi dalam Belajar

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 25

     

     

    Motivasi pada dasarnya dapat membantu siswa dalam memahami dan

    menjelaskan perilaku siswa dalam proses pembelajaran. Ada beberapa

    peranan penting dari motivasi dalam belajar dan pembelajaran, antara lain

    adalah sebagai berikut (Uno, 2008:27):

    a. Peran motivasi dalam menentukan penguatan belajar Sarana penunjang pembelajaran dapat menjadi penguat belajar untuk siswa, apabila siswa sedang benar-benar mempunyai motivasi untuk belajar sesuatu dan motivasi dapat menentukan hal-hal yang harus dilakukan siswa yang dapat memperkuat kegiatan belajar seperti buku sumber, handout, dan buku praktik.

    b. Peran motivasi dalam memperjelas tujuan pembelajaran Peran motivasi dalam memperjelas tujuan belajar berkaitan erat

    dengan kemaknaan belajar. Siswa akan tertarik dalam proses pembelajaran jika siswa tersebut sudah mengetahui manfaatnya bagi mereka. Sebagai contoh, seorang siswa menyukai belajar Akuntansi karena cita-citanya dalam bidang akuntansi. Pada suatu kesempatan, siswa tersebut diminta untuk membuat laporan keuangan, berkat pengalamanya di bidang akuntansi, siswa tersebut dapat menyelesaikan laporan keuangan tersebut dengan baik. Dari pengalaman itu, siswa semakin hari semakin giat belajar karena siswa tersebut sudah mengerti makna dari proses belajar.

    c. Motivasi menentukan ketekunan belajar Seorang anak akan termotivasi untuk belajar sesuatu, siswa tersebut

    akan berusaha mempelajarinya dengan baik dan dengan harapan memperoleh hasil yang baik. Jadi, motivsi untuk belajar menyebabkan siswa tersebut untuk tekun belajar.

    5. Teknik-Teknik Motivasi dalam Proses Pembelajaran

    Beberapa teknik motivasi dalam proses pembelajaran sebagai berikut

    (Uno, 2008:34):

    a. Penyataan penghargaan secara verbal Pernyataan verbal terhadap hasil belajar siswa yang baik merupakan cara paling mudah dan efektif untuk meningkatkan motivasi belajar siswa apalagi jika penghargaan verbal diberikan di depan banyak orang di depan kelas.

    b. Menggunakan nilai ulangan sebagai pemicu keberhasilan Pengetahuan terhadap hasil belajar merupakan cara untuk

    meningkatkan motivasi belajar siswa.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 26

     

     

    c. Menimbulakan rasa ingin tahu dan memunculkan sesuatu yang tidak diduga oleh siswa

    Rasa ingin tahu siswa terhadap sesuatu permasalahan akan membangkitkan rasa penasaran siswa untuk dapat mengetahui jawaban dari permasalahan tersebut. Hal ini dapat memicu motivasi siswa agar permasalahan tersebut dapat terpecahkan.

    d. Menggunakan materi yang dikenal siswa sebagai contoh dalam belajar Dalam menerangkan materi ajar, guru sebaiknya memberikan contoh

    yang telah dikenal siswa sehingga lebih mudah dipahami dan mudah diingat oleh siswa.

    e. Menggunakan simulasi dan permainan Proses pembelajaran yang dikemas dalam bentuk permainan dan

    simulasi lebih menarik bagi siswa, sehingga siswa akan termotivasi dalam proses pembelajaran dan materi ajar akan lebih mudah dipahami.

    f. Memperjelas tujuan pembelajaran yang hendak dicapai Dengan mengetahui tujuan pembelajaran yang hendak dicapai, siswa

    akan lebih terarah dalam mencapai tujuan pembelajaran tersebut. g. Memberitahukan hasil pembelajaran yang telah dicapai oleh siswa

    Hasil belajar siswa dapat memotivasi siswa lebih kuat dalam mempertahankan hasil belajar yang telah baik maupun untuk memperbaiki hasil belajar yang kurang memuaskan.

    h. Membuat suasana persaingan yang sehat di antara siswa dan mengembangkan persaingan dengan diri sendiri

    Belajar dengan bersaing menimbulkan upaya belajar yang sungguh-sungguh untuk menjadi lebih baik dari orang lain.

    j. Memberikan contoh yang positif Untuk menggiatkan belajar siswa tidak cukup hanya dengan

    memberikan tugas saja melainkan harus diberikan pengawasan dan bimbingan yang memadai selama siswa mengerjakan tugas di kelas. Dalam mengontrol dan membimbing siswa guru sebaiknya memberikan contoh yang baik.

    D. Materi Akuntansi Perusahaan Jasa

    Dari segi istilah, kata Akuntansi berasal dari kata bahasa Inggris ”to

    account” yang artinya memperhitungkan atau mempertanggungjawabkan.

    Akuntansi dapat diartikan dari berbagai sudut pandang. American Institute of

    Certified Public Accountants (AICPA) mengemukakan bahwa (Suwardjono,

    2002:5)

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 27

     

     

    Akuntansi adalah seni pencatatan, penggolongan, dan peringkasan transaksi, dan kejadian yang bersifat keuangan dengan cara berdaya guna dalam bentuk satuan uang, dan penginterpretasian hasil proses tersebut.

    Makin luasnya fungsi akuntansi dan makin berkembangnya praktik

    akuntansi, AICPA merasa definisi akuntansi di atas tidak memadai lagi sehingga

    mengajukan revisi definisi akuntansi. Dalam revisi ini AICPA mengemukakan

    bahwa (Suwardjono, 2002:6)

    Akuntansi adalah seperangkat pengetahuan dan fungsi yang berkepentingan dengan masalah pengadaan, pengabsahan, pencatatan, pengklasifikasian, pemrosesan, peringkasan, penganalisisan, penginterprestasikan, dan penyajian secara sistematik informasi yang dapat dipercaya dan berdaya guna tentang transaksi dan kejadian yang bersifat keuangan yang diperlukan dalam pengelolaan dan pengoperasian suatu unit usaha yang diperlukan untuk dasar penyusunan laporan yang harus disampaikan untuk memenuhi pertanggungjawaban pengurus keuangan dan lainnya.

    Sedangkan Accounting Principles Board No.4 (1970), medenfinisikan

    akuntansi sebagai kegiatan/fungsi penyediaan jasa yang fungsinya menyediakan

    informasi kualitatif tentang unit-unit usaha ekonomik, terutama yang bersifat

    keuangan, yang diperkirakan bermanfaat dalam pengambilan keputusan-

    keputusan ekomonik (Swardjono, 2002:6).

    Peraturan Menteri Pendidikan Nasional no. 22 tahun 2006 memasukkan

    akuntansi sebagai salah satu mata pelajaran. Materi yang dipelajari adalah

    akuntansi pengantar, siklus akuntansi perusahaan dagang dan siklus akuntansi

    perusahaan jasa. Pada siklus akuntansi perusahaan jasa, materi yang dipelajari

    antara lain mulai dari pencatatan transaksi ke dalam jurnal umum dan jurnal

    penyesuaian, posting jurnal umum dan jurnal penyesuaian ke dalam buku besar,

    perekapan neraca saldo sebelum dan sesudah penyesuaian, membuat laporan

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 28

     

     

    keuangan, jurnal penutup, neraca saldo setelah penutupan dan jurnal pembalik.

    Adapun gambar dari Siklus Akuntansi Perusahaan Jasa:

    Gambar 2.2 Siklus Akuntansi Perusahaan Jasa

    Neraca saldo setelah tutup buku 

    Ayat t

    Kertas kerja

    Ayat pembalik 

    Laporan keuangan : 

    • Neraca • Laporan laba rugi • Laporan 

    perubahan ekuitas • Laporan arus kas • Catatan atas 

    laporan keuangan 

    transaksi  Bukti transaksi 

    Neraca saldo

    Buku besar 

    jurnal

    Data penyesuaian 

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 29

     

     

    E. Kerangka Teoritik

    Motivasi adalah kekuatan, baik dari dalam maupun luar yang mendorong

    seseorang untuk mencapai tujuan tertentu yang telah ditetapkan sebelumnya

    (Uno, 2008:1). Dalam proses pembelajaran, motivasi dapat dikatakan sebagai

    keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan

    belajar mengajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar sehingga

    tujuan yang dikehendaki dapat tercapai (Sardiman,1986:75). Sebagai pendidik,

    guru harus mampu memotivasi siswa untuk beraktivitas dalam proses

    pembelajaran. Ketika peserta didik termotivasi untuk melakukan aktivitas, maka

    akan tampak partisipasi peserta didik dalam proses pembelajaran. Oleh

    karenanya, motivasi merupakan aspek penting dalam proses pembelajaran.

    Dimana motivasi sebagai dorongan atau keinginan untuk melakukan sesuatu

    atau berpartisipasi dalam proses pembelajaran.

    Motivasi siswa dalam proses pembelajaran sangat diperlukan untuk

    menjamin kelangsungan proses pembelajaran. Motivasi belajar siswa akan

    mempengaruhi partisipasi siswa dalam proses pembelajaran. Guru sebagai

    motivator hendaknya memiliki strategi atau cara untuk meningkatkan motivasi

    siswa dalam proses pembelajaran sehingga siswa akan berpartisipasi penuh

    dalam proses pembelajaran. Salah satu cara untuk meningkatkan motivasi siswa

    yaitu dengan menggunakan metode pembelajaran yang melibatkan seluruh siswa

    untuk berperan aktif dalam proses pembelajaran.

    Role playing adalah salah satu metode pembelajaran yang melibatkan

    keaktifan siswa melalui pemeranan langsung terhadap materi ajar yang dipelajari

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 30

     

     

    dan mengandung unsur menyenangkan. Dalam proses pembelajaran

    menggunakan metode role playing ini terdapat tiga tahapan yaitu (Zaini,

    2008:104): (1) perencanaan dan persiapan; (2) interaksi/implementasi; (3)

    refleksi dan evaluasi. Dalam metode ini, semua peserta akan ikut berpartisipasi

    dalam proses pembelajaran.

    Metode role playing ini akan diterapkan pada mata pelajaran Akuntansi

    dengan pokok bahasan Siklus Akuntansi Perusahaan Jasa. Dalam penerapannya,

    siswa akan dibagi ke dalam beberapa kelompok. Setiap kelompok akan

    beranggotakan empat orang. Setiap anggota dalam kelompok mendapatkan

    perannya masing-masing sesuai dengan kemampuannya dan mempraktikkannya.

    Ada yang mempraktikkan bagian kurir yang bertugas melakukan transaksi

    keuangan, bagian keuangan yang bertugas mengelola masuk dan keluarnya

    uang, bagian akuntan yang bertugas membuat siklus Akuntansi perusahaan jasa

    dari pencatatan transaksi ke dalam jurnal hingga perekapan pada neraca saldo,

    dan pihak luar perusahaan yang bertugas menyediakan bukti transaksi keuangan

    yang berperan sebagai toko, pelanggan, dan pemilik perusahaan.

    Berdasarkan observasi yang telah dilakukan di tempat penelitian,

    menunjukkan bahwa motivasi belajar siswa masih rendah dalam mengikuti

    pembelajaran Akuntansi. Di kelas guru menerapkan metode pembelajaran

    ceramah. Hal tersebut menyebabkan aktivitas/partisipasi siswa dalam

    pembelajaran sangat rendah. Hal ini terbukti masih dijumpai siswa yang jenuh

    mengikuti pelajaran, mengantuk, dan mengobrol dengan teman yang lainnya.

    Dengan kondisi ini, metode role playing dapat diterapkan dalam kelas sebagai

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 31

     

     

    upaya meningkatkan motivasi belajar siswa. Karena dalam pembelajaran

    menggunakan metode role playing semua siswa diajak untuk beraktivitas

    mempraktikkan masing-masing perannya sesuai dengan materi ajar. Dengan

    melakukan aktivitas dalam pembelajaran siswa akan termotivasi dalam proses

    pembelajaran.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 32 

      

    32

    BAB III

    METODE PENELITIAN

    A. Jenis Penelitian

    Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas dan termasuk penelitian

    kualitatif. Penelitian tindakan kelas (PTK) merupakan penelitian yang bersifat

    mandiri. Penelitian ini merupakan satu strategi pemecahan masalah yang

    memanfaatkan tindakan nyata dan proses pengembangan kemampuan dalam

    mendeteksi dan memecahkan masalah. Dalam penelitian ini, PTK diterapkan

    pada mata pelajaran Akuntansi pada materi ajar siklus Akuntansi perusahaan

    jasa khususnya materi ajar mulai dari transaksi sampai dengan neraca saldo.

    B. Tempat dan Waktu Penelitian

    1. Tempat Penelitian

    Dalam Penelitian ini, peneliti akan melakukan penelitian pada mata pelajaran

    Akuntansi siswa kelas XI Jurusan IPS, SMA Negeri 1 Ngaglik, Yogyakarta

    yang terletak di Jl. Tentara Pelajar, Donoharjo, Ngaglik, Sleman, Yogyakarta.

    2. Waktu Penelitian

    Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Januari - April 2010.

    C. Subjek dan Objek Penelitian

    1. Subjek Penelitian

    Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XI Jurusan IPS SMA Negeri 1

    Ngaglik, Yogyakarta.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 33 

      

    2. Objek Penelitian

    Objek penelitian ini adalah peningkatan motivasi belajar siswa melalui

    penerapan model pembelajaran role playing pada mata pelajaran Akuntansi.

    D. Prosedur Penelitian

    Secara operasional, penelitian tindakan kelas yang diterapkan dalam

    penelitian ini ada tiga tahapan yaitu kegiatan prapenelitian (observasi kegiatan

    guru, observasi kelas dan observasi siswa), siklus satu dan siklus dua jika

    diperlukan. Setiap siklus penelitian pada dasarnya sama dan menggunakan

    instrumen yang sama, hanya saja tindakan yang dilakukan berbeda. Adapun

    kegiatan yang dilakukan pada masing-masing tahapan diuraikan sebagai berikut:

    1. Kegiatan pra penelitian

    Sebelum mengadakan penelitian, peneliti terlebih dahulu melakukan

    kegiatan pra-penelitian. Kegiatan pra penelitian ini meliputi:

    a. Observasi terhadap guru

    Instrumen observasi yang digunakan adalah lembar observasi terhadap

    keterampilan guru dalam melaksanakan proses pembelajaran. Lembar

    observasi meliputi kegiatan pra pembelajaran, kegiatan awal

    (melakukan apersepsi dan mengemukakan tujuan pembelajaran),

    kegiatan inti (penggunaan bahasa, penguasaan materi, penggunaan

    media dan penilaian pembelajaran) dan kegiatan penutup (evaluasi dan

    refleksi) yang dilaksanakan oleh guru selama pembelajaran

    berlangsung.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 34 

      

    b. Observasi terhadap siswa

    Instrumen observasi yang digunakan adalah lembar observasi terhadap

    perilaku dan sikap siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung.

    Lembar observasi terhadap siswa meliputi kegiatan awal (kesiapan

    siswa mengikuti pembelajaran), kegiatan inti (sikap siswa pada saat

    pembelajaran, aktivitas siswa dan partisipasi siswa), kegiatan penutup

    (evaluasi proses pembelajaran, siswa mengerjakan tugas dengan baik,

    refleksi). Pada kegiatan pra penelitian ini, peneliti akan membagikan

    kuesioner yang dimaksudkan untuk mengungkapkan motivasi belajar

    siswa terhadap proses pembelajaran Akuntansi sebelum diterapkan

    metode pembelajaran role playing.

    c. Observasi terhadap kelas

    Instrumen observasi yang digunakan adalah lembar observasi terhadap

    kondisi kelas. Lembar observasi ini digunakan untuk mengungkapkan

    kondisi kelas secara keseluruhan yang meliputi interaksi antar siswa

    dalam kelas, tata letak, lingkungan fisik kelas, dan kondisi

    pembelajaran.

    2. Siklus pertama

    Pada siklus pertama ini ada tahapan-tahapan yang dilakukan, antara lain:

    a. Perencanaan

    Pada tahap ini, dilakukan penyusunan rencana tindakan berupa

    penyiapan pembelajaran dengan menggunakan metode role playing

    yaitu meliputi:

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 35 

      

    1) Peneliti dan guru membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

    (RPP). RPP berisikan langkah-langkah dalam proses pembelajaran

    yang meliputi kegiatan awal (apersepsi dan mengemukakan tujuan

    pembelajaran), kegiatan inti (langkah-langkah metode

    pembelajaran role playing, media pembelajaran yang digunakan,

    alokasi waktu), kegiatan penutup (kesimpulan dan refleksi).

    2) Mendiskusikan alur pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan

    metode role playing dan menyusun tugas dari masing-masing peran

    dalam penerapan metode pembelajaran role playing.

    3) Menyedikan peralatan yang dibutuhkan dalam penerapan metode

    pembelajaran role playing. Peralatan yang digunakan yaitu meja,

    kursi, dan skenario proses pembelajaran dengan menerapkan

    metode pembelajaran role playing.

    4) Melakukan observasi terhadap karakteristik siswa yang

    dimaksudkan untuk membagi siswa ke dalam beberapa kelompok.

    5) Guru membagi siswa ke dalam beberapa kelompok yang terdiri

    dari empat orang siswa. Setiap siswa dalam kelompok akan

    memiliki tugas atau peran yang berbeda-beda.

    6) Peneliti penyusun instrumen pengumpulan data, meliputi:

    a) Instrumen untuk mengetahui motivasi belajar siswa berupa

    kuesioner sebelum dan setelah pembelajaran.

    b) Instrumen observasi guru dalam mengikuti proses belajar

    terkait dengan metode pembelajaran role playing.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 36 

      

    c) Instrumen observasi terhadap siswa dalam mengikuti proses

    belajar terkait dengan metode pembelajaran role playing.

    d) Instrumen observasi terhadap kelas dalam mengikuti proses

    belajar terkait dengan metode pembelajaran role playing.

    e) Instrumen refleksi oleh guru.

    f) Instrumen refleksi oleh siswa.

    g) Instrumen wawancara kepada guru terkait dengan refleksi

    pembelajaran.

    7) Guru melakukan simulasi metode pembelajaran role playing pada

    proses pembelajaran yang akan dilakukan. Simulasi ini

    dimaksudkan agar para siswa dapat memahami perannya masing-

    masing dan memahami kegiatan pembelajaran yang dilakukan.

    8) Peneliti dan guru menyiapkan media pembelajaran yang akan

    digunakan pada saat pelaksanaan pembelajaran dengan

    menggunakan metode role playing. Media pembelajaran yang perlu

    disiapkan antara lain handout, bukti transaksi, bukti kas masuk dan

    bukti kas keluar, buku praktik siklus Akuntansi perusahaan jasa,

    uang-uangan, gambar meja dan gambar alat tulis.

    b. Tindakan

    Adapun tahap-tahap yang dilakukan pada tahap tindakan ini, antara lain

    sebagai berikut :

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 37 

      

    1) Guru menjelaskan kepada siswa tentang metode pembelajaran role

    playing yang akan diterapkan pada proses pembelajaran Akuntansi

    materi ajar siklus akuntansi perusahaan jasa.

    2) Guru menjelaskan tugas tentang peran apa yang akan dimainkan

    dalam proses pembelajaran menggunakan metode role playing.

    3) Siswa mengimplementasikan metode pembelajaran role playing.

    4) Guru dan siswa menarik kesimpulan terhadap kegiatan

    pembelajaran yang telah dilakukan dan melakukan evaluasi

    terhadap peran yang telah dimainkan dalam penerapan metode role

    playing.

    5) Guru dan siswa melakukan refleksi terhadap kegiatan pembelajaran

    yang telah dilakukan dengan menggunakan metode pembelajaran

    role playing.

    c. Observasi

    Pada tahap ini peneliti melakukan observasi terhadap:

    1) Guru

    Observasi terhadap guru dilakukan untuk mengungkapkan kegiatan

    yang dilakukan guru selama proses pembelajaran dengan

    menggunakan metode pembelajaran role playing. Hal-hal yang

    diamati dalam observasi guru adalah seluruh kegiatan guru yang

    dilakukan dalam proses pembelajaran selama penerapan metode

    pembelajaran role playing. Instrumen observasi ini berupa

    instrumen pengamatan terhadap guru.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 38 

      

    2) Siswa

    Observasi terhadap siswa dilakukan untuk mengungkapkan

    perilaku siswa dalam kelas selama penerapan metode pembelajaran

    role playing. Hal-hal yang diamati dalam observasi terhadap siswa

    yaitu sikap siswa, motivasi siswa, dan keaktifan siswa dalam proses

    pembelajaran selama penerapan metode pembelajaran role playing.

    Instrumen observasi ini berupa instrumen pengamatan terhadap

    siswa.

    3) Kelas

    Observasi terhadap kelas dilakukan untuk mengungkapkan kondisi

    kelas selama proses pembelajaran dengan menerapkan metode

    pembelajaran role playing. Hal-hal yang diamati meliputi kondisi

    ruang kelas, lingkungan kelas, dan suasana kelas selama proses

    pembelajaran. Instrumen observasi ini berupa instrumen

    pengamatan terhadap kelas.

    Pada tahap observasi ini, observasi dilakukan secara langsung dan

    tidak langsung. Observasi langsung dilakukan peneliti terhadap guru,

    siswa, dan kondisi kelas selama kegiatan pembelajaran berlangsung di

    kelas. Observasi tidak langsung dilakukan peneliti dengan

    menggunakan video camcorder.

    d. Refleksi

    Untuk mengawali refleksi, siswa akan dibagikan kuesioner

    motivasi belajar siswa. Hal ini dimaksudkan untuk melihat pengaruh

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 39 

      

    penerapan metode pembelajaran role playing terhadap motivasi belajar

    siswa pada proses pembelajaran Akuntansi. Adapun tahapan dalam

    tahap refleksi adalah sebagai berikut:

    1) Guru dan peneliti menganalisis seluruh proses pembelajaran.

    Analisis ini digunakan untuk mengungkapkan hal-hal mana yang

    sudah atau belum terlaksana seperti yang telah direncanakan

    sebelumnya yang selanjutnya akan diuraikan faktor-faktor yang

    menyebabkannya.

    2) Guru dan peneliti menyimpulkan hal-hal yang perlu diperbaiki

    dalam proses pembelajaran.

    3) Guru dan peneliti memaknai manfaat yang didapat dari penerapan

    metode pembelajaran role playing pada proses pembelajaran

    akuntansi dan mengkaji tindak lanjut yang harus dilakukan dalam

    penelitian ini.

    2. Siklus Kedua

    Tahap-tahap yang dilakukan pada siklus kedua ini pada dasarnya

    sama dengan siklus pertama. Hanya saja yang membedakan siklus kedua

    ini memperbaiki kekurangan dari siklus pertama yang didasarkan pada

    refleksi siklus pertama.

    E. Instrumen Penelitian

    Ada beberapa instrumen penelitian yang diperlukan dalam penelitian ini

    adalah:

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 40 

      

    1. Instrumen Pra Penelitian

    a. Instrumen observasi terhadap kegiatan guru di kelas.

    Instrumen observasi terhadap kegiatan guru di