PENGARUH KUALITAS LAYANAN DAN HARGA …lib.unnes.ac.id/10549/1/6288.pdf · Uji simultan diperoleh F...

download PENGARUH KUALITAS LAYANAN DAN HARGA …lib.unnes.ac.id/10549/1/6288.pdf · Uji simultan diperoleh F hitung = 87.445. ... dipertahankan dengan cara menjaga kebersihan kamar rawat inap,

If you can't read please download the document

Transcript of PENGARUH KUALITAS LAYANAN DAN HARGA …lib.unnes.ac.id/10549/1/6288.pdf · Uji simultan diperoleh F...

  • PENGARUH KUALITAS LAYANAN DAN HARGA

    TERHADAP PROSES KEPUTUSAN RAWAT INAP

    DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH

    KOTA SEMARANG

    SKRIPSI

    Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

    pada Universitas Negeri Semarang

    Oleh

    Galih Pratama Putra

    NIM 7350406624

    JURUSAN MANAJEMEN

    FAKULTAS EKONOMI

    UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

    2011

  • ii

    PERSETUJUAN PEMBIMBING

    Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diujikan ke Sidang Panitia

    Ujian Skripsi pada :

    Hari : Senin

    Tanggal : 24 Oktober 2011

    Pembimbing I Pembimbing II

    Dra. Murwatiningsih, MM Sri Wartini, S.E, M.M

    NIP. 195201231980032001 NIP. 197209162005012001

    Mengetahui,

    a/n Ketua Jurusan Manajemen

    Sekertaris

    Dra. Palupiningdyah, M.Si

    NIP. 195208041980032001

  • iii

    PENGESAHAN KELULUSAN

    Skripsi ini telah dipertahankan dihadapan Sidang Panitia Ujian Skripsi Jurusan

    Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Semarang, pada :

    Hari : Selasa

    Tanggal : 1 November 2011

    Panitia Ujian :

    Penguji Utama

    Dra. Palupiningdyah, M.Si

    NIP. 195208041980032001

    Penguji/Pembimbing I Penguji/Pembimbing II

    Dra. Murwatiningsih, MM Sri Wartini, S.E, M.M

    NIP. 195201231980032001 NIP. 197209162005012001

    Mengetahui,

    Dekan Fakultas Ekonomi

    Drs. S. Martono, M. Si

    NIP. 196603081989011001

  • iv

    PERNYATAAN

    Saya menyatakan bahwa yang tertulis didalam skripsi ini benar-benar hasil karya

    saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain, baik sebagian atau

    seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini

    dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah. Apabila di kemudian hari

    terbukti skripsi ini adalah hasil jiplakan dari karya tulis orang lain, maka saya

    bersedia menerima sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

    Semarang, 1 November 2011

    Galih Pratama Putra

    NIM. 7350406624

  • v

    MOTTO DAN PERSEMBAHAN

    MOTTO

    Keputusan adalah pilihan sadar dan teliti

    terhadap salah satu alternatif yang

    memungkinkan dalam suatu posisi

    tertentu untuk merealisasikan tujuan

    yang diharapkan. (Dr.Akrim Ridha)

    PERSEMBAHAN

    Untuk Ibu dan Ayah ku tersayang yang

    selalu memberiku dukungan, doa, dan

    cinta kepadaku

  • vi

    PRAKATA

    Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan

    hidayahnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul

    PENGARUH KUALITAS LAYANAN, DAN HARGA TERHADAP PROSES

    KEPUTUSAN RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA

    SEMARANG

    Penulis menyadari sepenuhnya bahwa tanpa adanya bantuan dari berbagai

    pihak, skripsi ini tidak dapat tersusun. Oleh karena itu penulis sampaikan rasa

    terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

    1. Prof. Dr. H. Sudijono Sastroatmojo, M.Si, Rektor Universitas Negeri

    Semarang yang telah memberikan kesempatan untuk menyelesaikan studi di

    Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang.

    2. Drs. S. Martono, M.Si, Dekan Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri

    Semarang yang telah memberikan ijin penelitian untuk penyusunan skripsi

    ini.

    3. Drs. Sugiharto, M.Si, Ketua Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi,

    Universitas Negeri Semarang.

    4. Dra. Murwatiningsih, M.M, Dosen Pembimbing I yang telah memberikan

    bimbingan, saran serta masukan dalam penyusunan skripsi ini.

    5. Sri Wartini, S.E, M.M, Dosen Pembimbing II yang telah memberikan

    bimbingan, saran serta masukan dalam penyusunan skripsi ini.

  • vii

    6. Dra. Palupiningdyah M.Si yang telah memberikan saran dalam penyusunan

    skripsi ini.

    7. Seluruh staf dan dosen pengajar jurusan Manajemen yang telah memberikan

    banyak ilmu selama mengikuti perkuliahan.

    8. Manajemen RSUD Kota Semarang yang telah memberikan izin penelitian

    untuk penyusunan skripsi ini.

    9. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah

    membantu dalam penyelesaian skripsi ini baik secara langsung maupun tidak

    langsung.

    Harapan penulis, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi diri penulis

    khususnya maupun pembaca pada umumnya.

    Semarang, 9 November 2011

    Penulis

  • viii

    SARI

    Galih Pratama Putra, 2011. Pengaruh Kualitas Layanan, dan Harga

    terhadap Proses Keputusan Rawat Inap di RSUD Kota Semarang. Skripsi.

    Jurusan Manajemen Pemasaran. Fakultas Ekonomi. Universitas Negeri Semarang.

    Pembimbing I Dra. Murwatiningsih M.M. Pembimbing II. Sri Wartini, S.E, M.M

    Kata Kunci : Kualitas Layanan, Harga, Proses Keputusan Rawat Inap

    Penurunan jumlah pasien rawat inap bulan April, Juli, September,

    November, dan Desember 2010 mengindikasikan adanya penurunan tingkat

    keputusan rawat inap pelanggan. Pihak Rumah Sakit Umum Daerah Kota

    Semarang sudah menawarkan kualitas layanan yang baik dan harga yang

    terjangkau. Sehingga perlu dikaji secara empiris sejauh mana kualitas layanan,

    dan harga berpengaruh terhadap proses keputusan rawat inap. Tujuan penelitian

    ini untuk mendeskripsikan dan menganalisis pengaruh kualitas layanan, dan harga

    terhadap proses keputusan rawat inap di Rumah Sakit Umum Daerah Kota

    Semarang.

    Populasi dalam penelitian ini adalah pasien rawat inap Rumah Sakit Umum

    Daerah Kota Semarang dengan sampel 150 orang dengan menggunakan teknik

    Cluster Sampel. Variabel yang digunakan variabel Y (Proses Keputusan Rawat

    Inap) dan variabel X (Kualitas Layanan, dan Harga). Metode pengumpulan data

    yang digunakan adalah kuesioner. Analisis data yang digunakan analisis deskriptif

    persentase, analisis regresi berganda menggunakan SPSS 17.

    Hasil penelitian diperoleh persamaan regresi linier berganda Y = -0.206 +

    0.185 X1 + 1.202 X2. Uji simultan diperoleh F hitung = 87.445. Uji parsial (uji t)

    menunjukkan bahwa kualitas layanan berpengaruh signifikan terhadap proses

    keputusan rawat inap, harga berpengaruh signifikan terhadap proses keputusan

    rawat inap. Uji partial diperoleh t1 (kualitas layanan) = 2.676, t2 (harga) = 7.608.

    Koefisien determinasi (r2) kualitas layanan sebesar 4.67%, harga sebesar 28.30%.

    Koefisien determinasi (R) sebesar 0.537, hal ini berarti 53.7% proses keputusan

    rawat inap di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Semarang dipengaruhi oleh

    kualitas layanan, dan Harga sedangkan sisanya 46.3% dipengaruhi oleh variabel

    lain yang berada di luar variabel yang diteliti dalam penelitian ini.

    Simpulan penelitian ini adalah terdapat pengaruh yang positif antara kualitas

    layanan, dan harga secara simultan terhadap proses keputusan rawat inap di

    Rumah Sakit Umum Daerah Kota Semarang. Pasien menyatakan bahwa kualitas

    layanan, baik, sedangkan harga cukup baik. Kualitas layanan yang diberikan perlu

    dipertahankan dengan cara menjaga kebersihan kamar rawat inap, mendengarkan

    keluhan penyakit pasien, memberikan penaganan yang tepat pada pasien, menjaga

    keamanan dan kenyamanan pasien.. Aspek cara pembayaran dipermudah dengan

    cara penambahan bagian administrasi pada masing-masing level kelas kamar

  • ix

    DAFTAR ISI

    JUDUL................................................................................................................ i

    PERSETUJUAN PEMBIMBING ....................................................................... ii

    PENGESAHAN KELULUSAN......................................................................... iii

    PERNYATAAN .................................................................................................. iv

    MOTTO DAN PERSEMBAHAN ...................................................................... v

    PRAKATA ......................................................................................................... vi

    SARI .................................................................................................................... viii

    DAFTAR ISI ....................................................................................................... ix

    DAFTAR TABEL ............................................................................................... xiii

    DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xvi

    DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xvii

    BAB I PENDAHULUAN............................................................................... 1

    1.1. Latar Belakang Masalah.............................................................. 1

    1.2. Rumusan Masalah....................................................................... 5

    1.3. Tujuan Penelitian......................................................................... 6

    1.4. Manfaat Penelitian....................................................................... 6

    BAB II LANDASAN TEORI........................................................................... 8

    2.1. Perilaku Konsumen ..................................................................... 8

    2.1.1 Pengertian Perilaku Konsumen .......................................... 8

    2.1.2 Karakteristik Perilaku Konsumen ...................................... 8

    2.1.3 Model Perilaku konsumen.................................................. 12

  • x

    2.1.4 Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku

    konsumen......... .................................................................. 13

    2.2. Keputusan Pembelian .................................................................. 18

    2.2.1 Pengertian Keputusan Pembelian ....................................... 18

    2.2.2 Proses Pengambilan Keputusan Pembelian ....................... 18

    2.3. Kualitas layanan .......................................................................... 20

    2.3.1 Pengertian Kualitas Layanan.............................................. 20

    2.3.2 Model Pegukuran Kualitas Layanan .................................. 21

    2.3.3 Indikator Kualitas layanan................................................ . 24

    2.4. Harga ........................................................................................... 25

    2.4.1 Pengertian Harga ................................................................ 25

    2.4.2 Strategi Dan Taktik Penentuan Harga ................................ 26

    2.4.3 Indikator Harga................................................................. . 30

    2.5 Penelitian Terdahulu ................................................................... 35

    2.6 Kerangka Berfikir........................................................................ 36

    2.7 Hipotesis ....................................................................................... 38

    BAB III METODE PENELITIAN ..................................................................... 39

    3.1. Populasi ....................................................................................... 39

    3.2. Sampel ......................................................................................... 39

    3.3. Variabel Penelitian ...................................................................... 41

    3.4. Sumber Data ................................................................................ 45

    3.5. Metode Pengumpulan Data ......................................................... 45

    3.5.1 Metode Kuesioner .............................................................. 46

  • xi

    3.5.2 Metode Dokumentasi ......................................................... 46

    3.6. Validitas dan Reliabilitas ............................................................ 47

    3.6.1 Uji Validitas ....................................................................... 47

    3.6.2 Uji Reliabilitas.................................................................... 54

    3.7. Metode Analisis Data .................................................................. 55

    3.7.1 Analisis Deskriptif Presentase .......................................... 55

    3.7.2 Uji Asumsi Klasik .............................................................. 57

    3.7.3 Analisis Regeresi Linear Berganda .................................... 59

    3.7.4 Uji Hipotesis.................................................................. .... 59

    BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................................. 62

    4.1. Hasil Penelitian ........................................................................... 62

    4.1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian ................................... 62

    4.1.2 Analisis Deskriptif Persentase ........................................... 62

    4.2. Uji Asumsi Klasik ....................................................................... 87

    4.3. Analisis Regresi Linier Berganda ............................................... 91

    4.4. Uji Hipotesis ............................................................................... 92

    4.4.1 Uji Parsial (Uji Statistik t) .................................................. 92

    4.4.2 Uji Simultan (Uji Statistik F) ............................................. 93

    4.5. Uji Koefisien Determinasi .......................................................... 94

    4.5.1 Koefisien Determinasi Parsial (r2) ..................................... 94

    4.5.2 Koefisien Determinasi Simultan (R2) ................................ 95

    4.5 Pembahasan ................................................................................. 96

    4.5.1 Pengaruh Kualitas Layanan Terhadap Proses Keputusan

  • xii

    Rawat Inap ........................................................................ 96

    4.5.2 Pengaruh Harga Terhadap Proses Keputusan

    Rawat Inap ......................................................................... 98

    BAB V PENUTUP .............................................................................................. 100

    5.1. Simpulan ........................................................................................ 100

    5.2. Saran .............................................................................................. 101

    DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 103

    LAMPIRAN

  • xiii

    DAFTAR TABEL

    Tabel 1.1 Daftar Kamar dan Tarif RSUD Kota Semarang ................................ 4

    Tabel 1.2 Data Pasien Rawat Inap tahun 2008 2010 ....................................... 4

    Tabel 2.1 Model Perilaku Pembeli ...................................................................... 12

    Tabel 2.2 Penelitian Terdahulu ........................................................................... 36

    Tabel 3.1 Ukuran sampel masing-masing kelas RSUD Kota Semarang ............ 41

    Tabel 3.2 Hasil Uji Coba Instrumen Variabel Kualitas layanan (X1) ................ 49

    Tabel 3.3 Hasil Uji Coba Instrumen Variabel Kualitas Layanan (X1) ............... 50

    Tabel 3.4 Hasil Uji Coba Instrumen Variabel Harga (X2) ................................. 51

    Tabel 3.5 Hasil Uji Coba Instrumen Variabel Harga (X2) ................................. 52

    Tabel 3.6 Hasil Uji Coba Instrumen Variabel Proses Keputusan

    Rawat Inap (Y) ................................................................................... 52

    Tabel 3.7 Hasil Uji Coba Instrumen Variabel Proses Keputusan

    Rawat Inap (Y) .................................................................................. 53

    Tabel 3.8 Hasil Perhitungan Uji Coba Reliabilitas Instrumen ............................ 55

    Tabel 3.9 Kriteria Penskoran .............................................................................. 56

    Tabel 4.1 Distribusi jawaban responden pada indikator bukti

    langsung (Tangible) ........................................................................... 63

    Tabel 4.2 Kategori Penilaian ............................................................................... 63

    Tabel 4.3 Distribusi jawaban responden pada indikator

    keandalan (reliability)........................................................................ 65

    Tabel 4.4 Kategori Penilaian .............................................................................. 65

  • xiv

    Tabel 4.5 Distribusi jawaban responden pada indikator daya tanggap

    (responsivenes) ................................................................................... 67

    Tabel 4.6 Kategori Penilaian .............................................................................. 67

    Tabel 4.7 Distribusi jawaban responden pada indikator jaminan (assurance) ... 69

    Tabel 4.8 Kategori Penilaian .............................................................................. 69

    Tabel 4.9 Distribusi jawaban responden pada indikator perhatian (emphaty) .... 71

    Tabel 4.10 Kategori Penilaian ............................................................................ 71

    Tabel 4.11 Distribusi jawaban responden pada indikator tingkat harga.. 73

    Tabel 4.12 Kategori Penilaian ............................................................................ 73

    Tabel 4.13 Distribusi jawaban responden pada indikator cara pembayaran ....... 75

    Tabel 4.14 Kategori Penilaian ............................................................................ 75

    Tabel 4.15 Distribusi jawaban responden pada indikator pengenalan masalah .. 77

    Tabel 4.16 Kategori Penilaian ............................................................................ 78

    Tabel 4.17 Distribusi jawaban responden pada indikator pencarian informasi 79

    Tabel 4.18 Kategori Penilaian ............................................................................ 80

    Tabel 4.19 Distribusi jawaban responden pada indikator evaluasi alternatif...... 81

    Tabel 4.20 Kategori Penilaian ............................................................................ 82

    Tabel 4.21 Distribusi jawaban responden pada indikator keputusan pembelian 83

    Tabel 4.22 Kategori Penilaian ............................................................................ 84

    Tabel 4.23 Distribusi jawaban responden pada indikator perilaku

    pasca pembelian ............................................................................... 85

    Tabel 4.24 Kategori Penilaian ............................................................................ 86

    Tabel 4.25 Uji Normalitas Kolmogrov-Smirnov. 87

  • xv

    Tabel 4.26 Hasil Uji Multikolinieritas................................................................. 89

    Tabel 4.27 Hasil Analisis Regresi Linier Berganda........ 91

    Tabel 4.28 Hasil Uji Parsial ............................................................................... 92

    Tabel 4.29 Hasil Uji Signifikansi Simultan ........................................................ 93

    Tabel 4.30 Uji Koefisien Determinasi Parsial .......................................... 94

    Tabel 4.31 Uji Koefisien Determinasi Simultan ....................................... 95

  • xvi

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar 2.1 Kerangka Berpikir ........................................................................... 38

    Gambar 4.1 Distribusi jawaban responden pada indikator bukti fisik (Tangible) 64

    Gambar 4.2 Distribusi jawaban responden pada indikator

    keandalan (Reliability) 66

    Gambar 4.3 Distribusi jawaban responden indikator daya tanggap

    (Responsivenes) ............................................................................. 68

    Gambar 4.4 Distribusi jawaban responden pada indikator jaminan (Assurance) 70

    Gambar 4.5 Distribusi jawaban responden pada indikator

    perhatian (emphaty)........................................................................ 72

    Gambar 4.6 Distribusi jawaban responden pada indikator tingkat harga 74

    Gambar 4.7 Distribusi jawaban responden pada indikator cara pembayaran.. 76

    Gambar 4.8 Distribusi jawaban responden pada indikator

    pengenalan masalah 78

    Gambar 4.9 Distribusi jawaban responden pada indikator pencarian

    informasi. 80

    Gambar 4.10 Distribusi jawaban responden pada indikator evaluasi alternatif .. 82

    Gambar 4.11 Distribusi jawaban responden pada indikator

    keputusan pembelian.. .84

    Gambar 4.12 Distribusi jawaban responden pada indikator perilaku pasca

    pembelian ....................................................................................... 86

    Gambar 4.13 Grafik Normal P-Plot .................................................................... 88

  • xvii

    Gambar 4.14 Grafik Uji heteroskedastisitas ....................................................... 90

  • xviii

    DAFTAR LAMPIRAN

    Lampiran 1 Kusioner Penelitian

    Lampiran 2 Hasil Uji Coba Angket

    Lampiran 3 Hasil Perhitungan Uji Validitas dan Reliabilitas Dengan SPSS

    Lampiran 4 Rekapitulasi Hasil Penelitian

    Lampiran 5 Hasil Perhitungan Uji Asumsi Klasik Analisis Dan Hasil

    Perhitungan Regresi Linier Berganda

    Lampiran 6 Surat Permohonan Ijin Penelitian

    Lampiran 7 Surat Keterangan Penelitian

    Lampiran 8 Surat Rekomendasi

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Konsumen pada umumnya cenderung bertindak untuk kepentingannya

    sendiri dengan membelanjakan uangnya untuk memperoleh kepuasan paling besar

    padanya, Sesuai dengan pelayanan dan perbandingan harga-harga relatif dari

    penyedia jasa seperti rumah sakit tersebut. Menurut Tjiptono (1997: 23),

    Persaingan yang semakin ketat dalam usaha jasa, dimana semakin banyak

    produsen yang terlibat dalam pemenuhan kebutuhan dan keinginan konsumen

    menyebabkan setiap perusahaan harus menempatkan orientasi pada kebutuhan

    konsumen sebagai tujuan utama. Selera konsumen yang mengalami peningkatan

    membuat perusahaan jasa berusaha semaksimal mungkin menyediakan kebutuhan

    konsumen.

    Pelayanan juga menjadi faktor utama dalam penentuan pembelian

    konsumen. dimana konsumen akan lebih memilih dan menginginkan tempat

    berobat dengan pelayanan yang baik bagi para konsumennya. Bagi perusahaan

    jasa tentu cukup sulit untuk mendapatkan standar pelayanan yang sama di mata

    konsumen. Hal ini menuntut kejelian pengelolaan SDM yang dimiliki agar

    kinerjanya optimum dan memuaskan konsumen (Lupiyoadi, 2006: 139).

    Pelayanan konsumen meliputi berbagai aktivitas diseluruh area bisnis yang

    berusaha mengkombinasikan mulai dari pemesanan, pemrosesan, hingga

  • 2

    pemberian hasil jasa melalui komunikasi untuk mempererat kerjasama dengan

    konsumen.

    Menurut Kotler dalam Jasfar (2005:48), Kualitas jasa harus dimulai dari

    kebutuhan pelanggan berakhir pada persepsi konsumen. Hal ini berarti bahwa

    citra kualitas yang baik bukan berdasarkan sudut pandang dari pihak penyedia

    jasa, melainkan berdasarkan sudut pandang konsumen. Menurut Lupiyoadi

    (2006:174) seorang pelanggan seringkali melihat dari nilai lebih suatu produk

    maupun kinerja pelayanan yang diterima dari suatu proses keputusan pembelian

    produk atau jasa. Dalam hal ini berarti bahwa kualitas pelayanan sangat

    mempengaruhi keputusan pembelian konsumen, karena merupakan salah satu

    pertimbangan pengambilan keputusan.

    Menurut Kennesei (2003). Price in the cost that shopper can best

    determine, and thus plays an important their decision. Harga dapat menjadi

    penentu terbaik pembelanja, dan dengan demikian memainkan sebuah keputusan

    penting mereka. Menurut Lupiyoadi (2006:99), harga memainkan peranan

    penting dalam mengomunikasikan kualitas dari jasa tersebut. Bila suatu produk

    atau jasa mengharuskan konsumen mengeluarkan biaya yang lebih besar

    dibandingkan manfaat yang diterima, maka yang terjadi adalah bahwa produk atau

    jasa tersebut memiliki nilai negatif. Konsumen mungkin akan menganggapnya

    sebagai nilai buruk yang kemudian akan mengurangi konsumsi terhadap barang

    atau jasa tersebut.

    Rumah Sakit Umum Daerah Kota Semarang merupakan salah satu rumah

    sakit milik pemerintah kota Semarang beralamat di jalan Ketileng Raya No. 1

  • 3

    yang ditujukan untuk pelayanan publik demi kesehatan masyarakat. Rumah Sakit

    Umum Daerah Kota Semarang berdiri tahun 1990 dengan sertifikasi ISO 9001-

    2001 dam memiliki akreditasi B. Dengan berbagai fasilitas seperti Gynekologi,

    ICU, VK, Perinatalogi, Ruang Isolasi.

    Berdasar pengamatan peneliti Rumah Sakit Umum Daerah Kota

    Semarang memiliki berbagai keunggulan. Dimana bila diihat dari dimensi bukti

    fisik, RSUD Kota semarang telah memiliki peralatan yang modern, gedung rumah

    sakit yang bersih dan nyaman, halaman parkir yang luas dan aman serta

    penampilan fisik yang sepadan dengan jenis jasa yang diberikan. Bila dilihat dari

    dimensi keandalan RSUD Kota Semarang memiliki pelayanan yang tepat waktu

    sesuai janji yang diberikan. Dalam dimensi ketanggapan, ketersediaan staf/

    karyawan dalam memberikan pelayanan serta kejelasan dalam pemberian

    informasi penyampaian jasa telah menjadi standar pelayanan RSUD Kota

    Semarang. Bila dilihat dari dimensi keterjaminan, RSUD Kota Semarang

    memiliki tenaga medis yang berkompeten dibidangnya dan sabar dalam

    memberikan pelayanan. Bahkan perhatian secara personal juga diberikan kepada

    konsumen.

    Adapun tarif rawat inap yang ditetapkan oleh RSUD Kota Semarang

    relatif terjangkau. Dengan pengklasifikasian kelas kamar rawat inap tidak

    membedakan dalam pelayanan yang diberikan, tersaji dalam tabel 1 sebagai

    beikut.

  • 4

    Tabel 1.1 Daftar Kamar dan Tarif RSUD Kota Semarang

    No Kelas Tarif Per Hari Jumlah

    1 VIP Rp 130000 4

    2 I Rp 110000 52

    3 II Rp 80000 85

    4 III Rp 40000 98

    Sumber: Peraturan Walikota Semarang Nomor 7 Tahun 2011

    Dari hasil pengamatan melalui data time series jumlah pasien rawat inap,

    menunjukkan bahwa terjadi peningkatan dan penurunan jumlah pasien rawat inap

    pada tiap bulannya. Penurunan jumlah pasien rawat inap ini merupakan masalah

    Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada tabel berikut :

    Tabel 1.2 Data Pasien Rawat Inap tahun 2008 2010.

    No Bulan Tahun

    2008 %

    Tahun

    2009 %

    Tahun

    2010 %

    1 Januari 1068 9.1%

    1142 11.5%

    995 5.5%

    2 Februari 971 1011 1050

    3 Maret 967 25.4%

    1127 2%

    1225 27.6%

    4 April 1213 1150 887

    5 Mei 1173 17.6%

    1186 10.1%

    954 5.8%

    6 Juni 967 1066 1009

    7 Juli 1002 7.2%

    1134 1.4%

    907 12.9%

    8 Agustus 930 1150 1024

    9 September 952 3.5%

    883 11.7%

    899 10.7%

    10 Oktober 919 986 995

    11 November 1124 4.8%

    936 11.6%

    779 3.6%

    12 Desember 1178 1045 751

    Jumlah 12464 12816 11475

    Rata-rata per bulan 1,038.7 1,068.0 956.3

    Sumber: RSUD Kota Semarang Data Pasien Rawat Inap 2008-2010

    Berdasarkan acuan data diatas dapat diketahui bahwa pasien rawat inap

    RSUD Kota Semarang memiliki kecenderungan penurunan pada tahun 2010. Pada

    tahun 2008 terjadi kecenderungan penurunan pada bulan Februari,Mei, Juni,

  • 5

    Agustus dan Oktober. Pada tahun 2009 terjadi kecenderungan penurunan pada

    bulan Februari, Juni, September dan November. Pada tahun 2010 terjadi

    kecenderungan penurunan pasien rawat inap pada bulan April, Juli, September,

    November, dan Desember.

    Keunggulan kualitas layanan dalam 5 dimensi (bukti fisik, keandalan,

    ketanggapan, jaminan dan empati) serta keterjangkauan harga bahkan adanya

    keringanan biaya menggunakan JAMKESMAS, JAMSOSTEK, dan ASKES,

    bedasarkan data jumlah pasien rawat inap tahun 2010 justru mengalami

    kecenderungan penurunan.

    Berdasar latar belakang di atas, penulis tertarik untuk melakukan

    penelitian dengan judul PENGARUH KUALITAS LAYANAN DAN HARGA

    TERHADAP PROSES KEPUTUSAN RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT

    UMUM DAERAH KOTA SEMARANG

  • 6

    1.2 Rumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang di atas, maka perumusan dalam penelitian ini

    adalah :

    1. Adakah pengaruh kualitas layanan terhadap proses keputusan rawat

    inap di RSUD Kota Semarang?

    2. Adakah pengaruh harga terhadap proses keputusan rawat inap di RSUD

    Kota Semarang?

    3. Adakah pengaruh kualitas layanan dan harga terhadap proses

    keputusan rawat inap di RSUD Kota Semarang?

    1.3 TUJUAN PENELITIAN

    Suatu penelitian dibentuk karena adanya tujuan-tujuan tertentu untuk

    dicapai. Adapun yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah :

    1. Mengetahui pengaruh kualitas layanan terhadap proses keputusan rawat

    inap di RSUD Kota Semarang

    2. Mengetahui pengaruh harga terhadap proses keputusan rawat inap di

    RSUD Kota Semarang

    3. Mengetahui kualitas layanan dan harga terhadap proses keputusan

    rawat inap di RSUD Kota Semarang.

  • 7

    1.4 MANFAAT PENELITIAN

    5.1 Manfaat Teoritis

    1. Bagi Penulis

    Memberikan sumbangan informasi bagi perkembangan kajian ilmu

    ekonomi, khususnya mengenai pengaruh kualitas pelayanan dan

    harga terhadap proses keputusan rawat inap di RSUD Kota

    Semarang.

    2. Bagi peneliti lebih lanjut

    Diharapkan penulisan ini dapat dijadikan sebagai bahan bacaan

    dan dapat dijadikan sebagai bahan referensi dalam penelitian

    selanjutnya.

    5.2 Manfaat Praktis

    1. Bagi RSUD Kota Semarang

    Sebagai bahan masukan dan pertimbangan dalam mengambil

    kebijaksanaan untuk meningkatkan kepuasan konsumen.

    2. Bagi Pasien RSUD Kota Semarang

    Bersedia merekomendasikan kepada orang lain agar berobat di

    RSUD Kota Semarang.

  • 8

    BAB II

    LANDASAN TEORI

    2.1 Perilaku Konsumen

    2.1.1 Pengertian Perilaku Konsumen

    Menurut Engel (2010 : 3) perilaku konsumen merupakan tindakan yang

    langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi dan menghabiskan produk

    dan jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului dan menyusuli tindakan ini.

    Menurut Kotler dan Amstrong dalam Simamora (2004:2) perilaku konsumen

    sebagai perilaku pembelian konsumen akhir, baik individu maupun rumah tangga,

    yang membeli produk untuk konsumsi personal. Menurut Loudon dan Bitta dalam

    Simamora (2004:2) perilaku konsumen sebagai proses pengambilan keputusan

    yang mensyaratkan aktivitas individu unutk mengevaluasi, memperoleh,

    menggunakan, atau mengatur barang dan jasa.

    Kesimpulan yang dapat diperoleh adalah, perilaku konsumen merupakan

    predisposisi (keadaan mudah terpengaruh) untuk memberikan tanggapan terhadap

    rangsangan lingkungan yang dapat memulai atau membimbing tingkah laku

    seseorang.

    2.1.2 Karakteristik perilaku konsumen

    Karakteristik perilaku konsumen menurut Kotler (2004:183) , yaitu :

    1. Perilaku membeli yang kompleks

    Para konsumen menjalani atau menempuh suatu perilaku membeli yang

    kompleks bila mereka semakin terlibat dalam kegiatan membeli dan

    menyadari perbedaan penting diantara beberapa merek produk yang

  • 9

    ada. Para konsumen makin terlibat dalam kegiatan membeli bila produk

    yang akan dibeli itu :

    a. Mahal

    b. Jarang dibeli

    c. Beresiko

    d. Amat berkesan

    2. Perilaku membeli yang mengurangi ketidakcocokan

    Kadang-kadang konsumen sangat terlibat dalam kegiatan membeli

    sesuatu tetapi konsumen hanya melihat sedikit perbedaan dalam merek.

    Keterlibatan yang mendalam disebabkan oleh kenyataan bahwa barang

    yang dibeli tersebut :

    a. Mahal

    b. Jarang dilakukan

    c. Beresiko

    3. Perilaku membeli berdasarkan pada kebiasaan

    Banyak produk yang dibeli dalam keadaan konsumen kurang terlibat

    dan tidak terdapat perbedaan nyata antara merek. Konsumen tidak

    terlibat dalam pembuatan keputusan yang mendalam bila membeli suatu

    barang yang :

    a. Harganya murah

    b. Produk yang sering dibeli

    c. Tidak beresiko

    4. Perilaku membeli yang mencari keragaman

  • 10

    Dalam beberapa situasi membeli keterlibatan konsumen rendah tetapi

    ditandai oleh perbedaan merek yang nyata. Dalam situasi demikian

    sering kita melihat konsumen banyak melakukan pergantian merek.

    Pergantian merek ini terjadi semata-mata untuk memperoleh

    keragaman, bukan karena ketidakpuasan.

    Karakteristik perilaku konsumen menurut Engel, Miniard, Balckwell

    (2010:46), yaitu :

    1. Perilaku pembelian pertama

    a. Pemecahan masalah yang diperluas, merupakan pengambilan

    keputusan yang melibatkan pencarian informasi internal maupun

    eksternal yang intensif, diikuti oleh evaluasi yang kompleks atas

    sejumlah besar alternatif yang tersedia.

    b. Pemecahan masalah terbatas, terjadi ketika muncul kesadaran akan

    kebutuhan, maka konsumen akan langsung pada tahap pembelian.

    c. Midrange problem solving, keputusan pembelian yang dilakukan

    ketika merasa bosan pada merek lama meskipun memuaskan.

    2. Perilaku pembelian berulang

    a. Pemecahan masalah berulang, alasan yang disebabkan konsumen

    tidak puas pada merek sebelumnya. Sehingga, mereka memilih

    alternatif lain yang berbeda dari sebelumnya. Alasan lainnya

    karena pembelian pertama sudah lama dilakukan. Akibatnya, saat

    akan melakukan pembelian ulang, produk sudah berubah. Oleh

  • 11

    karena itu diperlukan informasi dan evaluasi untuk memilih

    alternatif yang tersedia saat ini.

    b. Perilaku kebiasaan, perilaku ini tampak pada seseorang yang

    membeli merek atau produk yang sama berulang-ulang. Hal ini bisa

    disebabkan pengaruh loyalitas atau karena malas untuk

    mengevaluasi alternatif yang tersedia.

    3. Tipe tambahan

    a. Impulse buying, yaitu perilaku pembelian yang terjadi secara

    spontan atau tiba-tiba tanpa direncanakan sebelumnya.

    b. Motivasi variasi, yaitu perilaku pembelian yang selalu mencari

    variasi karena ingin mencoba banyak merek.

  • 12

    2.1.3 Model Perilaku konsumen

    Model Perilaku Konsumen Kotler (2004:183), yaitu model perilaku

    konsumen yang memperlihatkan pemasaran dan rangsangan lain yang masuk

    kedalam Kotak Hitam konsumen yang digambarkan oleh Philip Kotler sebagai

    berikut:

    Tabel 2.1 Model Perilaku Pembeli

    Rangsangan dari luar

    Pemasaran lain-lain Kotak hitam pembeli

    Jawaban-

    jawaban

    konsumen

    Produk Ekonomi

    Ciri pembeli

    Proses

    Keputusan

    Pembeli

    Pilihan produk

    Harga Teknologi Pilihan merek

    Tempat Politik Pilihan penjual

    Promosi Kebudayaan

    Waktu

    pembelian

    Jumlah

    pembelian

    Sumber: Model Peilaku Konsumen Kotler (2004:183)

    Penjelasan Gambar Kotak Hitam

    Rangsangan pemasaran terdiri dari empat unsur :

    1. Produk

    2. Harga

    3. Tempat

    4. Promosi

    Rangsangan lain terdiri dari kekuatan utama dan kejadian-kejadian

    dalam lingkungan pembeli :

  • 13

    1. Ekonomi

    2. Teknologi

    3. Politik

    4. Kebudayaan

    Semua rangsangan itu melewati kotak hitam konsumen dan

    menghasilkan seperangkat jawaban yang teramati yaitu yang terlihat

    pada kotak sebelah kanan. Kotak hitam pembeli mengandung dua

    komponen :

    a. Ciri-ciri pembeli yang mempunyai pengaruh utama bagaimana

    seorang pembeli bereaksi terhadap rangsangan itu.

    b. Proses keputusan konsumen yang mempengaruhi hasil keputusan.

    2.1.4 Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen

    Menurut Engel (2010: 47), faktor-faktor yang mempengaruhi pola

    perilaku pembelian konsumen :

    a. Budaya

    Budaya mengacu pada seperangkat nilai, gagasan, artefak, dan

    symbol bermakna lainnya yang membantu individu berkomunikasi,

    membuat tafsiran, dan melakukan evaluasi sebagai anggota

    masyarakat. Budaya tidak mencakupi naluri, dan tidak pula

    mencakupi perilaku indiosinkratik yang terjadi sebagi pemecahan

    sekali saja untuk suatu masalah yang unik. Budaya melengkapi

    orang dengan rasa identitas dan pengertian akan perilaku yang dapat

  • 14

    diterima didalam masyarakat. Beberapa dari dan perilaku yang lebih

    penting yang dipengaruhi oleh budaya adalah sebagai berikut :

    1. Rasa diri dan ruang.

    2. Komunikasi dan bahasa.

    3. Pakaian dan penampilan.

    4. Makanan dan kebiasaan makan.

    5. Waktu dan kesadaran akan waktu.

    6. Hubungan (keluarga, organisasi, pemerintah, dan sebagainya).

    7. Nilai dan norma.

    8. Kepercayaan dan sikap.

    9. Proses mental dan pembelajaran.

    10. Kebiasaan dan praktik.

    b. Kelas sosial

    Kelas sosial mengacu pada pengelompokkan orang yang sama dalam

    perilaku mereka berdasarkan posisi ekonomi di dalam pasar.

    Keanggotaan kelas ada dan dapat dideskripsikan sebagai kategori

    statistik entah individu-individu sadar atau tidak akan situasi mereka

    yang sama. Kelompok status mencerminkan suatu harapan

    komunitas akan gaya hidup dikalangan masing-masing kelas dan

    juga estimasi sosial yang positif dan negatif mengenai kehormatan

    yang diberikan kepada masing-masing kelas. Max Weber, yang

    bersama Karl Marx, dapat dianggap sebagi bapak teori kelas sosial,

    menjelaskan perbedaan tersebut :

  • 15

    Dengan semacam penyederhanaan yang berlebihan, orang dapat

    bekata bahwa kelas distratifikasikan menurut hubungan mereka di

    dalam produksi dan pemerolehan barang. Sedangkan kelompok

    status distratifikasikan menurut prinsip konsumsi barang mereka

    sebagaimana digambarkan dengan gaya hidup spesial.

    Menurut Gilbert dan Kahl dalam Engel (2010: 123), kelas sosial

    diidentifikasi melalui sembilan variabel :

    1. Variabel ekonomi (pekerjaan, pendapatan, kekayaan)

    2. Variabel interaksi (prestise pribadi, asosiasi, dan sosialisasi)

    3. Variabel politik (kekuasaan, kesadaran kelas, dan mobilitas)

    c. Pengaruh pribadi

    Pengaruh pribadi kerap memainkan peranan penting dalam

    mengambil keputusan konsumen, khususnya bila ada tingkat

    keterlibatan yang tinggi dan resiko yang dirasakan dan produk atau

    jasa memiliki visibilitas publik. Ini diekspresikan baik melalui

    kelompok acuan maupun melalui komunikasi lisan. Kelompok acuan

    adalah jenis apa saja dari agregasi sosial yang dapat mempengaruhi

    sikap dan perilaku, termasuk kelompok primer (bersemuka),

    kelompok sekunder, dan kelompok aspirasional. Pengaruh terjadi

    dengan tiga cara : (1) utilitarian (tekanan untuk menyesuaikan diri

    dengan norma kelompok dalam berfikir dan berperilaku); (2) nilai

    ekspresif (mencerminkan keinginan akan asosiasi psikologis dan

    kesediaan untuk menerima nilai dari orang lain tanpa tekanan; dan

  • 16

    (3) informasional (kepercayaan dan perilaku orang lain diterima

    sebagai bukti mengenai realitas). Bila ada motivasi untuk mematuhi

    norma kelompok, kita perlu menjadikan hal ini ciri dalam daya tarik

    pemasaran.

    d. Keluarga

    Keluarga adalah kelompok yang terdiri dari dua atau lebih orang

    yang berhubungan melalui darah, perkawinan, atau adopsi dan

    tinggal bersama. Keluarga inti (nuclear family) adalah kelompok

    langsung yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak yang tinggal bersama.

    Keluarga besar (extended family) mencakupi keluarga inti ditambah

    kerabat lain, seperti kakek-nenek, paman dan bibi, sepupu dan

    kerabat karena perkawinan. Keluarga dimana seseorang dilahirkan

    disebut keluarga orientasi (family of orientation), sementara keluarga

    yang ditegakkan melalui perkawinan adalah keluarga prokreasi

    (family of procreation)

    e. Situasi

    Karakteristik situasi konsumen :

    1. Lingkungan fisik

    Sifat nyata yang merupakan situasi konsumen. Ciri ini

    mencakupi lokasi geografis, dekor, suara, aroma, penyinaran,

    cuaca, dan konfigurasi yang terlihat dari barang dagangan atau

    bahan lain yang mengelilingi obejek stimulus.

  • 17

    2. Lingkungan sosial

    Ada atau tidaknya orang lain dalam situasi bersangkutan.

    3. Waktu

    Sifat sementara dari situasi seperti momen tertentu ketika

    perilaku terjadi (misal, jam, hari, bulan, musim). Waktu

    mungkin pula diukur sehubungan dengan semacam kejadian

    masa lalu atau mendatang untuk peserta situasi (misalnya, waktu

    sejenak pembelian terakhir, waktu hingga hari pembayaran).

    4. Tugas

    Tujuan atau sasaran tertentu yang dimiliki konsumen dalam

    suatu situasi. Sebagai contoh, orang yang berbelanja hadiah

    perkawinan untuk seseorang berada dalam situasi acuh tak acuh

    dibandingkan bila dia berbelanja untuk perkawinannya sendiri.

    5. Keadaan anteseden

    Suasana hati sementara (misalnya, kecemasan, kesenangan,

    kegairahan) atau kondisi sementara (misalnya, uang kontan yang

    tersedia, keletihan) yang dibawa oleh konsumen ke dalam situasi

    tersebut. Keadaan anteseden berbeda dengan keadaan singkat

    yang terjadi sebagai respons terhadap suatu situasi dan juga ciri

    individu yang kekal (misalnya, kepribadian).

  • 18

    2.2 Keputusan Pembelian

    2.2.1 Pengertian Keputusan Pembelian

    Menurut Tjiptono (2005:38) keputusan pembelian merupakan perilaku

    yang ditunjukkan oleh para individu dalam membeli dan menggunakan barang

    dan jasa. Menurut Kotler (2001:226) keputusan pembelian adalah tahapan dalam

    pengambilan keputusan pembeli dimana konsumen benar-benar membeli.

    Berdasarkan beberapa pendapat tentang keputusan pembelian maka dapat ditarik

    kesimpulan bahwa keputusan pembelian merupakan sebuah tahapan yang dilalui

    konsumen untuk membeli barang atau jasa.

    2.2.2 Proses Pengambilan Keputusan Pembelian

    Setiap konsumen biasanya melalui lima tahap setiap kali membuat

    keputusan pembelian. Proses pengambilan keputusan terdiri dari tahap-tahap

    pengenalan masalah, pencarian informasi, evaluasi alternatif, pembelian dan

    perilaku sesudah pembelian (Kotler, 2004:204)

    a. Pengenalan masalah

    Proses dimulai saat pembeli menyadari adanya masalah atau

    kebutuhan. Pembeli merasakan adanya perbedaan antara yang nyata

    dengan yang diinginkan. Kebutuhan ini disebabkan karena adanya

    rangsangan internal maupun eksternal. Dari pengalaman sebelumnya

    orang telah belajar bagaimana mengatasi dorongan ini dan

    dimotivasi kearah produk yang diketahuinya kan memuaskan

    dorongan ini.

  • 19

    b. Pencarian informasi

    Seorang konsumen yang terdorong kebutuhannya mungkin akan

    mencari informasi lebih lanjut. Jika dorongan konsumen kuat dan

    produk itu berada didekatnya, mungkin konsumen akan langsung

    membelinya. Jika tidak, maka kebutuhan konsumen itu hanya akan

    menjadi ingatan saja. Pencarian informasi memiliki dua tingkat yang

    berbeda, yaitu perhatian yang meningkat, ditandai dengan pencarian

    informasi yang sedang-sedang saja dan pencarian informasi secara

    aktif, dilakukan dengan informasi segala sumber.

    c. Evaluasi alternatif

    Untuk membuat keputusan terakhir, konsumen memproses informasi

    tentang pilihan merek. Pertama, kita melihat bahwa konsumen

    memiliki kebutuhan. Konsumen akan mencari manfaat tertentu dan

    selanjutnya melihat kepada atribut produk sesuai dengan

    kepentingannya. Kemudian konsumen mungkin akan

    mngembangkan himpunan kepercayaan. Konsumen juga dianggap

    memiliki fungsi utilitas, yaitu bagaimana konsumen mengharapkan

    kepuasan produk bervariasi menurut tingkat alternatif tiap ciri.

    d. Keputusan pembelian

    Pada tahap evaluasi, konsumen menyusun merek-merek dalam

    himpunan pilihan serta membentuk proses. Pada tahap pembelian

    sebenarnya masih terdapat kemungkinan perubahan karena adanya

  • 20

    faktor situasional ataupun orang lain yang bisa memperngaruhi

    keputusan yang sudah diambil sebelumnya.

    e. Perilaku pasca pembelian

    Setelah produk dibeli, yang pertama kali dilakukan oleh konsumen

    adalah mengevaluasi apakah keputusannya benar. Bagaimana pun,

    konsumen memiliki semacam keraguan (post purchase dissonance)

    atas produk yang telah dibelinya. Keraguan ini rendah kalau banyak

    informasi yang dipakai dalam evaluasi, baik melalui pengalaman

    sendiri, pengalaman orang lain, maupun media massa, begitu pula

    sebaliknya.

    2.3 Kualitas layanan

    2.3.1 Pengertian Kualitas layanan

    Menurut Lupiyoadi (2006: 175) kualitas adalah derajat yang dicapai oleh

    karateristik yang inheren dalam memenuhi persyaratan. Kualitas menurut ISO

    9000 (dalam Lupiyoadi 2006:175) adalah perpaduan antara sifat dan karakteristik

    yang menentukan sejauh mana keluaran dapat memenuhi persyaratan kebutuhan

    pelanggan. Menurut Jasfar (2005:47) kualitas jasa adalah tanggapan konsumen

    terhadap jasa yang dikonsumsi dan dirasakannya.

    Menurut Lovelock dalam Utami (2006:245) kualitas layanan adalah

    perspektif konsumen dalam jangka panjang dan merupakan evaluasi kognitif dari

    transfer jasa. Menurut Utami (2006:245) kualitas layanan adalah konsepsi

    multidimensional yang dibangun melalui evaluasi terhadap konstruksi dari

    sejumlah atribut terkait dengan jasa.

  • 21

    Dari pernyataan di atas dapat diambil suatu kesimpulan bahwa kualitas

    merupakan keseluruhan karakteristik yang dirasakan oleh konsumen yang

    berhubungan dengan produk maupun jasa atas kemampuan dalam pemenuhan

    suatu kebutuhan.

    2.3.2 Model Pegukuran Kualitas layanan

    1. Parasuraman s Gap Model

    a. Gap antara harapan konsumen dan persepsi manajemen.

    Pada kenyataannya, pihak manajemen suatu perusahaan tidak

    selalu dapat merasakan atau memahami apa yang diinginkan

    para konsumen secara tepat. Akibatnya, manajemen tidak

    mengetahui bagaimana suatu jasa sharusnya didesain dan jasa-

    jasa pendukung/sekunder apa saja yang diinginkan konsumen.

    Contohnya kebanyakan pengelola catering mengira konsumen

    lebih mengutamakan ketepatan waktu pengantaran makanannya,

    padahal para konsumen mungkin lebih memperhatikan variasi

    menu yang disajikan.

    b. Gap antara persepsi manajemen terhadap harapan konsumen dan

    spesifikasi kualitas jasa.

    Kadang kala manajemen mampu memahami secra tepat apa

    yang diinginkan oleh pelanggan, tetapi mereka tidak menyusun

    suatu standar kinerja yang jelas. Sebagai contoh, manajemen

    suatu bank meminta para stafnya agar memberikan pelayanan

  • 22

    secara cepat tanpa menentukan standar atau ukuran waktu

    pelayanan yang dapat dikategorikan cepat.

    c. Gap antara spesifikasi kualitas jasa dan penyampaian jasa.

    Ada beberapa penyebab terjadinya gap ini, misalnya karyawan

    kurang terlatih (belum menguasai tugasnya), beban kerja

    melampaui batas, tidak dapat memenuhi standar kinerja, atau

    bahkan tidak mau memenuhi standar kinerja yang ditetapkan.

    Selain itu, mungkin pula karyawan dihadapkan pada standar-

    standar yang kadang kala saling bertentangan satu sama lain,

    misalnya juru rawat diharuskan meluangkan waktunya untuk

    mendengarkan keluhan atau masalah pasien , tetapi di sisi lain

    mereka juga harus melayani para pasien dengan cepat.

    d. Gap antara penyampaian jasa dan komunikasi eksternal.

    Sering kali harapan para konsumen dipengaruhi oleh iklan dan

    pernyataan atau janji yang dibuat oleh perusahaan. Risiko yang

    dihadapi perusahaan adalah apabila janji yang diberikan ternyata

    tidak dapat dipenuhi.

    e. Gap antara jasa yang dirasakan dan jasa yang diharapkan.

    Gap ini terjadi apabila konsumen mengukur kinerja/prestasi

    perusahaan dengan cara yang berlainan atau bisa juga keliru

    mempersepsikan kualitas jasa tersebut. Misalnya seorang dokter

    bisa saja terus mengunjungi pasiennya untuk menunjukkan

    perhatiannya . akan tetapi, pasien dapat menginterpretasikannya

  • 23

    sebagai suatu indikasi bahwa ada yang tidak beres berkenaan

    dengan penyakit yang dideritanya.

    2. Service Profit Chain Model.

    Model ini dikemukakan oleh heskett, yang pada awalnya dikenal

    dengan Quality Wheel Heskett. Penjelasan model Heskett ini dapat

    diterangkan sebagai berikut .

    a. Kualitas internal akan menciptakan kepuasan kerja karyawan.

    Kualitas internal menunjukkan suasana atau lingkungan tempat

    karyawan bekerja, termasuk tata cara rekruitmen , seleksi,

    pengembangan, pemberian penghargaan atau sanksi kepada

    karyawan. Karyawan yang berada pada kualitas internal yang

    baik, yaitu lingkungan yang kondusif akan menciptakan

    motivasi positif untuk mendorong mereka bekerja sebaik

    mungkin untuk kepentingan organisasi, termasuk kepentingan

    masa depan mereka. Suasana ini akan semakin kondusif apabila

    akses konsumen untuk memperoleh informasi yang tersedia

    dalam bentuk-bentuk teknologi canggih. Berarti kontak

    langsung tidak hanya melalui personel perusahaan, melainkan

    juga bisa diakses melalui teknologi yang mutakhir.

    b. Kepuasan karyawan akan mendorong terciptanya produktifitas

    kerja dan sedikitnya tingkat keluar masuk karyawan.

    Pada banyak perusahaan jasa, biaya, dengan sering

    berpindahnya karyawan akan menurunkan produktivitas dan

  • 24

    mengurangi kepuasan konsumen, terutama pada perusahaan-

    perusahaan jasa yang banyak menggunakan tenaga kerja.

    b. Produktivitas dan sedikitnya jumlah karyawan yang keluar

    masuk akan menciptakan nilai (value) dalam perusahaan.

    2.3.3 Indikator Kualitas layanan

    Menurut Lupiyoadi (2006:182) ada lima faktor utama yang perlu

    diperhatikan dalam kaitannya dengan kepuasan pelanggan yaitu:

    a. Bukti fisik (tangibles)

    Yaitu kemampuan suatu perusahaan dalam menunjukkan

    eksistensinya kepada pihak eksternal. Penampilan dan

    kemampuan sarana dan prasarana fisik perusahaan dan keadaan

    lingkungan sekitarnya adalah bukti nyata yang diberikan oleh

    pemberi jasa. Meliputi fasilitas fisik (gedung, gudang, dan lain-

    lain), perlengkapan, dan peralatan yang digunakan, serta

    penampilan dari pegawainya.

    b. Keandalan (reliability)

    Yaitu kemampuan perusahaan untuk memberikan pelayanan

    sesuai yang dijanjikan secara akurat dan terpercaya. Kinerja

    harus sesuai dengan harapan pelanggan yang berarti ketepatan

    waktu, pelayanan

    yang sama untuk semua pelanggan tanpa kesalahan, sikap yang

    simpatik dengan akurasi yang tinggi.

  • 25

    c. Daya Tanggap (responsiveness)

    Suatu kemauan untuk membantu dan memberikan pelayanan

    yang cepat dan tepat pada pelanggan, dengan penyampaian

    informasi yang jelas.

    d. Jaminan (assurance)

    Pengetahuan, kesopan santunan dan kemampuan para pegawai

    perusahaan untu menumbuhkan rasa percaya pelanggan pada

    perusahaan. Beberapa komponennya antara lain komunikasi,

    kreditabilitas, keamanan, kompetensi dan sopan santun.

    e. Empati (empathy)

    Perhatian yang tulus dan bersifat individual atau pribadi yang

    diberikan kepada pelanggan dengan berupaya memahami

    keinginan konsumen.

    2.4 Harga

    2.4.1 Pengertian Harga

    Menurut Tjiptono (2007:465) harga merupakan jumlah uang (satuan

    moneter) dan/atau aspek lain (non-moneter) yang mengandung utilitas/kegunaan

    tertentu yang diperlukan untuk mendapatkan suatu produk.

    Menurut Kotler (2001: 439), harga merupakan sejumlah uang yang

    dibebankan atas suatu produk atau jasa, atau jumlah dari nilai yang ditukar

    konsumen atas manfaat-manfaat karena memiliki atau menggunakan produk atau

    jasa tersebut. Sehingga dapat disimpulkan bahwa harga adalah nilai tukar untuk

  • 26

    manfaat tertentu bagi konsumen, baik barang ataupun jasa. Biasanya seorang

    penjual menetapkan harga berdasarkan suatu kombinasi barang secara fisik

    ditambah beberapa jasa lain serta keuntungan yang memuaskan. Tetapi dalam

    kenyataan yang lain, harga didefinisikan sebagai jumlah yang dibayarkan oleh

    pembeli.

    Berdasarkan penjelasan diatas maka dapat ditarik kesimpulan harga

    merupakan sejumlah uang yang digunakan untuk mendapatkan barang atau jasa.

    2.4.2 Strategi Dan Taktik Penentuan Harga

    A. Strategi Penentuan Harga

    Menurut Morris dalam Lupiyoadi (2006:104) menjelaskan strategi

    penentuan harga sebagai berikut:

    1. Strategi Berdasarkan Biaya

    a. Penentuan harga markup (markup pricing) atau biaya plus (cost-

    plus pricing).

    b. Penentuan harga berdasarkan sasaran pengembalian (target

    return pricing).

    2. Strategi Bedasarkan Pasar

    a. Penentuan harga dasar (floor pricing)

    b. Penentuan harga penetrasi (penetration pricing)

    c. Penentuan harga paritas (parity pricing)

    d. Penentuan harga premium (premium pricing)

    e. Price Leadership pricing

    f. Stay out pricing

  • 27

    g. Bundle pricing

    h. Penentuan harga berdasarkan nilai (value based pricing)

    i. Penentuan harga berdasarkan manfaat kotor (gross benefit

    pricing).

    B. Taktik Penentuan Harga

    Menurut Morris dalam Lupiyoadi (2006:104) menjelaskan strategi

    penentuan harga sebagai berikut:

    1. Penentuan Harga Biaya Plus (cost plus pricing)

    Penentun harga dilakukan dengan menaikkan (markup) harga sekian

    persen dari total biayanya.

    2. Penentuan harga berdasarkan tingakat pengembalian (rate of return

    pricing).

    Penentuan harga ditentukan untuk mencapai tingkat pengembalian

    atas investasi (ROI) atau pengembalian atas aktiva (ROA) yang

    ditargetkan.

    3. Penentuan harga paritas persaingan (competitive parity pricing)

    Penentuan harga ditentukan berdasarkan harga yang ditentukan oleh

    pemimpin pasar.

    4. Penentuan harga rugi (loss leading pricing)

    Penentuan harga awal ditentutukan pada harga yang rendah bahkan

    kadang rugi dengan tujuan jangka pendek, yaitu mendapat posisi

    dipasar atau meningkatkan pangsa pasar.

  • 28

    5. Penetuan harga berdasarkan nilai (value based pricing)

    Penentuan harga dasar ditentukan atas dasar nilai jasa yang

    dipersepsikan oleh segmen tertentu. Penentuan harga ini disebut

    pendekatan pasar (market driven approach), dimana tindakan

    dilakukan untuk positioning jasa dan manfaat yang diterima

    konsumen dari jasa tersebut.

    6. Penentuan harga relasional (relationship pricing)

    Penentuan harga didasarkan pada pertimbangan-pertimbangan atas

    seluruh jasa yang disediakan untuk konsumen dan atas potensi

    keuntungan dimasa depan dalam jangka waktu tertentu, sering kali

    dalam seluruh hidup konsumen.

    7. Penentuan harga fleksibel (flexible pricing)

    Penentuan harga ini bersifat fleksibel, dipengaruhi oleh faktor bisnis

    jasa yang digeluti.

    8. Penentuan harga dengan diskon (discount pricing)

    Penentuan harga dibawah standar. Oleh karena itu, dalam

    perusahaan jasa memerlukan adanya jasa perantara, agen, ataupun

    broker dimana meraka layak mendapat komisi.

    9. Penentuan harga mengalihkan (diversionary pricing)

    Penentuan harga dengan adanya pembedaan teknik dasar yaitu

    menetapkan harga yang murah pada jasa inti, sementara jasa lain

    yang bersamaan dengan konsumsi jasa tersebut dibuat standar atau

    lebih tinggi).

  • 29

    10. Penentuan harga dengan jaminan (guarantee pricing)

    Penentuan harga dimana penyedia jasa memberikan jaminan atas

    produknya namun dengan harga yang relative lebih mahal.

    11. Penentuan harga dengan mempertahankan harga yang tinggi (high

    price maintenance pricing)

    Penentuan harga dimana penyedia jsa berani untuk memberi harga

    yang tinggi karena jika harga turun, maka reputasi akan turun.

    12. Penentuan harga saat ramai (peak load pricing)

    Penentuan harga dimana penyedia jasa yang lebih mahal pada saat

    peak (ramai) karena biaya yang lebih tinggi yang harus ditanggung

    produsen ketika masa ramai dibandingkan dengan masa sepi.

    13. Penentuan harga tersembunyi (offset pricing)

    Penentuan harga dengan adanya beberapa komponen harga yang

    disembunyikan. Harga yang tertera tidak seluruhnya harga akhir

    yang harus dibayar oleh konsumen.

    14. Diskriminasi harga derajat pertama (first degree price

    discrimination)

    Penentuan harga dengan menjual setiap unit dari sebuah produk jasa

    secara terpisah dan men-charge harga tertinggi yang mungkin untuk

    setiap layanan jasa yang ditawarkan .

    15. Diskriminasi harga derajat kedua (second degree price

    discrimination)

  • 30

    Penentuan harga yang seragam pada layanan jasa diukur dalam

    satuan kuantitas tertentu dan harga yang lebih murah (atau lebih

    tinggi) lagi pada setiap tambahan satu kuantitas dalam masa

    konsumsi yang sama, dan seterusnya demikian.

    16. Diskriminasi harga derajat ketiga (third degree price discrimination)

    Penentuan harga yang berbeda pada layanan jasa yang sama dalam

    pasar yang berbeda hingga pendapatan marginal dari layanan jasa

    terakhir yang dijual disetiap pasar yang berbeda sama dengan biaya

    marginal dari layanan jasa tersebut.

    17. Tarif dua bagian (two part tariff)

    Penentuan harga dimana konsumen membayar biaya awal untuk hak

    mengkonsumsi layanan jasa tersebut dan membayar pula

    penggunaan atau harga untuk setiap layanan jasa yang mereka

    konsumsi.

    18. Penentuan harga paket (price bundling)

    Penentuan harga dimana menjual satu atau lebih produk layanan jasa

    sebagai sebuah paket.

    2.4.3 Indikator Harga

    Harga suatu barang atau jasa menjadi penentu bagi permintaan pasar.

    Harga juga dapat mempengaruhi program pemasaran perusahaan atau organisasi.

    Karena itu harga merupakan satu-satunya bauran pemasaran yang dapat

    menghasilkan keuntungan bagi perusahaan.

  • 31

    Dari beberapa teori, maka dapatlah disebutkan indikator dari harga,

    antara lain terdiri dari (Stanton, 2002 : 308).

    1. Kepastian Harga

    Harga sering dijadikan sebagai indikator kualitas bagi konsumen.

    Misalnya bila ada barang atau jasa yang harganya mahal, maka

    konsumen cenderung beranggapan bahwa barang atau jasa tersebut

    kualitasnya baik. Tingkat harga suatu jasa satu dengan yang lain

    yang sejenis terkadang memiliki perbedaan, hal ini berdasarkan

    faktor-faktor penyebabnya. Harga yang diharapkan konsumen untuk

    sebuah jasa adalah senilai dengan hasil jasa yang ditawarkan.

    2. Potongan Harga

    Potongan harga merupakan pengurangan dengan harga dasar atau

    harga tercatat, pengurangan dapat dilakukan karena jumlah

    pembelian yang besar pada suatu produk atau jasa tertentu atau

    karena sudah menjadi langganan.

    3. Syarat Pembayaran

    Berhubungan dengan bagaimana konsumen akan membayar untuk

    produk jasa yang akan dibeli. Biasanya dalam bentuk tunai atau

    kredit, tergantung dari kebijaksanaan organisasi.

  • 32

    Indikator harga menurut Mc Charty dalam Swasta (2002:125) adalah:

    1. Tingkat harga

    Tingkat harga adalah klasifikasi harga yang ditetapkan oleh

    perusahaan untuk pembeli dengan mempertimbangkan kemampuan

    pembeli, tujuan dan strategi pemasaran secara menyeluruh.

    2. Potongan harga

    Potongan harga merupakan pengurangan dengan harga dasar atau

    harga tercatat, pengurangan dapat dilakukan karena jumlah

    pembelian yang besar pada suatu produk atau jasa tertentu karena

    sudah menjadi langganan.

    3. Waktu pembayaran

    Waktu pembayaran atau periode pembayaran yaitu waktu yang

    diperlukan dalam rangka melakukan pembayaran, dengan adanya

    waktu atau periode pembayaran diharapkan konsumen akan tertarik

    untuk melakukan pembelian karena merasa terbantu untuk

    mendapatkan produk atau jasa yang diinginkan.

    4. Syarat pembayaran

    Berhubungan dengan bagaimana konsumen akan membayar untuk

    produk atau jasa yang akan dibeli, biasanya dalam bentuk tunai atau

    kredit, tergantung kebijaksanaan organisasi.

  • 33

    Indikator harga menurut Lupiyoadi (2006:92) adalah:

    1. Cara pembayaran

    Perusahaan dalam menentukan cara pembayaran kepada calon

    pembeli atau pelanggan terhadap penjualan produk atau jasa banyak

    cara yang dilakukan diantaranya:

    a. Cash

    Seorang konsumen dalam melakukan pembayaran terhadap

    barng atau jasa yang dibeli secar tunai atau kontan.

    b. Kredit

    Seorang konsumen melakukan pembayaran terhadap barang

    atau jasa yang dibeli secara angsuran/mengangsur beberapa

    periode sesuai dengan perjanjian.

    c. Kartu plastik / ATM

    Seseorang konsumen dalam melakukan pembayaran terhadap

    barang atau jasa yang dibeli dengan menggunakan ATM

    (Automatic Teller Machine), credit card, dan debit card.

    d. Cek

    Cek merupakan surat perintah membayar kepada pihak bank

    untuk menyerahkan sejumlah uang yang tertera kepda pihak

    pembawa surat tersebut.

    e. Elektrik Fund Transfer

    Yaitu pengiriman atau transfer uang melalui jaringan elektronik

    komputerisasi secara online.

  • 34

    f. Voucher

    Voucher merupakan kupon yang dapat ditukarkan denagn

    barang pada perusahaan atau took yang mengeluarkan voucher

    tersebut.

    g. Pembayaran terhadap pihak ketiga (lembaga pembiayaan)

    Pembayaran terhadap pihak ketiga biasanya telah melalui

    perjanjian kerjasama antara perusahaan dengan lembaga

    pembiayaan.

    2. Persaingan

    Persaingan harga masih merupakan strategi yang banyak

    didayagunakan perusahaan. Tingkat persaingan harga juga

    disesuaikan dengan fasilitas yang tersedia, pelayanan yang diberikan

    serta peralatan yang ada. Sebuah perusahaan dapat secara efektif

    terlihat dalam persaingan harga jika secara teratur menawarkan

    harga serendah mungkin.

    Dalam penelitian ini indikator yang digunakan adalah tingkat harga (Mc

    Charty dalam Swasta, 2002: 125) dan cara pembayaran (Lupiyoadi, 2006:92).

  • 35

    2.5 Penelitian Terdahulu

    Penelitian ini dibuat berdasarkan pada hasil penelitian yang dilakukan

    oleh peneliti sebelumnya, yakni pada tabel 2.2 berikut:

    Tabel 2.2 Penelitian Terdahulu

    No Peneliti/Judul Tahun Variabel/Alat Analisis Hasil

    1 Havva Caha 2007 Dependen : Kualitas

    Pelayanan

    Berpengaruh

    Terhadap

    Kepuasan

    Konsumen

    Judul : Service Quality

    in Private Hospital in

    Turkey

    Patient Satisfaction

    Independen :

    Service Quality

    Alat Analisis :

    Regresi Berganda

    2 Zsofia Kenesei and

    Sarah Todd 2004 Dependen : Harga

    Berpengaruh

    Terhadap

    Keputusan

    Pembelian

    Purchase Decision

    Judul : The Use of Price

    in the Purchase Decision Independen :

    Price

    Alat Analisis :

    Regresi Berganda

    3 Nella Taulustia 2009 Dependen : Harga dan

    Kualitas

    Pelayanan

    Berpengaruh

    erhadap

    Keputusan

    Pembelian

    Judul :Pengaruh harga

    dan Kualitas Pelayanan

    Terhadap Keputusan

    pembelian bagi anggota

    KPRI Gembala Makmur

    Dinas Peternakan dan

    Kesehatan Hewan

    Provinsi Jawa Tengah

    Keputusan pembelian

    Independen :

    Harga dan Kualitas

    Pelayanan

    Alat Analisis :

    Regresi Linear Berganda

    Berdasarkan penelitian terdahulu diatas, dalam penelitian ini peneliti

    mereferensi jurnal diatas sebagai acuan. Dimana dalam jurnal Service Quality in

    Private Hospital in Turkey, peneliti mengambil variabel independen yaitu kualitas

    pelayanan sebagai X1, serta dalam jurnal The Use of Price in the Purchase

  • 36

    Decision, peneliti mengambil variabel independen yaitu harga sebagai X2, dan

    mengambil vaiabel dependen yaitu keputusan pembelian sebagai Y.

    2.6 KERANGKA BERFIKIR

    Proses keputusan membeli konsumen dipengaruhi oleh beberapa faktor.

    Faktor utama yang harus diperhatikan dalam menentukan proses keputusan

    pembelian konsumen adalah harga dan kualitas pelayanan, dimana keduanya

    memiliki hubungan yang erat. Harga adalah nilai tukar untuk manfaat tertentu

    bagi konsumen, baik barang ataupun jasa. Kualitas pelayanan adalah suatu

    penilaian terhadap hasil kinerja pelayanan terhadap harapan pelanggan.

    Sedangkan keputusan pembelian merupakan kumpulan dari sejumlah keputusan

    untuk membeli yang diambil oleh pembeli. Adanya tingkat harga, , dan cara

    pembayaran merupakan perwujudan harga yang tepat. Penentuan harga berperan

    penting untuk menentukan seberapa layak produk atas harga yang ditawarkan oleh

    konsumen.

    Apabila harga yang ditetapkan terlalu tinggi maka persepsi kualitas

    pelayanan oleh konsumen tinggi, namun sebaliknya apabila harga yang ditetapkan

    terlalu rendah maka persepsi kualitas pelayanan oleh konsumen rendah. Oleh

    karena itu pihak organisasi harus mengetahui tingkat harga yang umumnya

    berlaku untuk jasa yang ditawarkan oleh rumah sakit. Dengan penetapan harga

    yang tepat, maka keputusan pembelian oleh konsumen akan sesuai dengan yang

    diharapkan organisasi. Kualitas pelayanan yang baik apabila pelayanan yang

    diberikan dapat diwujudkan melalui bukti fisik, keandalan, daya tanggap, jaminan,

    dan empati.

  • 37

    Dengan kualitas pelayanan yang baik, sopan, ramah, dan menyenangkan

    tentunya akan membuat konsumen tertarik untuk melaksanakan keputusan

    pembelian. Melalui pengenalan masalah, pencarian informasi, penilaian alternatif,

    dan perilaku setelah membeli, konsumen akan merasa bahwa keputusan

    pembelian yang dilakukannya telah benar-benar tepat. Tentunya organisasi

    berusaha untuk menambah dan mempertahankan konsumen yang loyal.

    Berikut ini penulis memaparkan gambaran atau skema kerangka berpikir

    yang melandasi pemikiran tentang faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan

    pembelian.

    Gambar 2.1

    Kerangka Berpikir

    Kualitas Pelayanan

    1. Bukti Fisik 2. Keandalan 3. Ketanggapan 4. Jaminan 5. Empati

    Harga

    1. Tingkat Harga 2. Cara Pembayaran

    Proses Keputusan Pembelian

    1. Pengenalan Masalah 2. Pencarian Informasi 3. Evaluasi Alternatif 4. Keputusan pembelian 5. Perilaku pasca pembelian

  • 38

    2.7 HIPOTESIS

    Hipotesis adalah suatu pernyataan yang masih harus diuji kebernarannya

    secara empirik. Hipotesis adalah pegangan semantara yang masih harus

    dibuktikan kebenarannya didalam kenyataan (empirical verification), percobaan

    (experimentation) atau praktek (implementation) (Umar, 2002:80).

    H1 : Ada pengaruh kualitas layanan terhadap proses keputusan rawat

    inap di RSUD Kota Semarang.

    H2 : Ada pengaruh harga terhadap proses keputusan rawat inap di

    RSUD Kota Semarang

    H3 : Ada pengaruh kualitas layanan dan harga terhadap proses

    keputusan rawat inap di RSUD Kota Semarang

  • 39

    BAB III

    METODE PENELITIAN

    Penelitian merupakan suatu penyelidikan yang sistematis untuk

    meningkatkan sejumlah pengetahuan (Indriantoro dan Supomo, 2002: 3). Tujuan

    utama dari penelitian adalah untuk memecahkan masalah yang ditetapkan

    sebelumnya. Dalam menetapkan masalah harus dilakukan secara objektif, rasional

    dan menghindarkan pemikiran yang mengarah coba-coba (trial and error).

    Penelitian merupakan suatu bentuk kegiatan ilmiah, oleh karena itu harus dapat

    memenuhi mutu ilmiah suatu penelitian.

    3.1 Populasi

    Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Arikunto, 2002: 108). Dalam

    penelitian ini populasinya adalah pasien rawat inap RSUD Kota Semarang.

    3.2 Sampel

    Sampel adalah sebagian dari populasi yang akan diteliti (Arikunto, 2002:

    109). Adapun untuk menentukan jumlah sampel yang mewakili populasi secara

    keseluruhan menggunakan pendapat Slovin dalam Umar (2002:146) pemakaian

    rumus tersebut mempunyai asumsi bahwa populasi berdistribusi normal.

    Ditunjang dengan pendapat Harry dalam Umar (2002:147) yang menyatakan

    bahwa dalam menghitung jumlah sampel dan jumlah populasi maksimum 500

    dengan e bervariasi sampai 5%, maka akan dapat dihitung dengan rumus di

    bawah ini:

  • 40

    Menurut Slovin (dalam Umar, 2002: 146) untuk menentukan sampel dapat

    digunakan formulasi:

    dimana:

    n = Ukuran sampel

    N = Ukuran populasi

    e = Tingkat kesalahan yang dalam pengambilan sampel yang ditetapkan

    Pada penelitian ini jumlah populasinya adalah 150 orang maka

    berdasarkan tabel ukuran sampel batas kesalahan dan jumlah populasi yang

    ditetapkan, besar persentase kelonggarannya adalah 5% (Umar, 2002: 147).

    Sehingga langkah mencari ukuran sampel dapat dilakukan sebagai berikut:

    Berdasarkan perhitungan diatas, maka sampel dalam penelitian ini adalah

    149.6 dibulatkan menjadi 150 responden.

    Untuk menentukan ukuran kelas masing masing sampel dapat dilihat

    pada tabel berikut :

  • 41

    Tabel 3.1 Ukuran sampel masing-masing kelas RSUD Kota

    Semarang.

    No Kelas Sub Populasi Rumus Sampel (Orang)

    1 VIP 4 4/239x150 3

    2 I 52 52/239x150 33

    3 II 85 85/239x150 53

    4 III 98 98/239x150 62

    Jumlah 239 150

    Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik

    cluster sampling yaitu pengambilan sampel didasarkan pada perbedaan kelompok-

    kelompok dalam populasi.. Tenik samping ini digunakan apabila populasi tersebar

    dalam beberapa daerah, propinsi kabupaten, kecamatan, dan seterusnya (Usman

    2004: 46). Pengambilan sampel pada penelitian ini adalah ruang rawat inap kelas

    VIP,I,II,III.

    3.3 Variabel Penelitian

    Variabel penelitian dalam penelitian ini terdiri dari dua variabel yaitu

    variabel bebas dan terikat. Variabel bebas adalah variabel yang menjadi sebab

    terjadinya/terpengaruhnya variabel dependen . Variabel terikat adalah variabel

    yang nilainya dipengaruhi oleh variabel independen (Umar, 2002:129).

    3.3.1 Variabel terikat (Y)

    Variabel terikat dalam penelitian ini adalah proses keputusan rawat inap

    ( Y ) adalah tahapan dalam pengambilan keputusan pembeli dimana konsumen

    benar-benar membeli., Kotler (2004:204). Dengan indikator sebagai berikut :

  • 42

    1. Pengenalan Masalah

    Proses dimulai saat pembeli menyadari adanya masalah atau

    kebutuhan. Kebutuhan ini disebabkan karena adanya rangsangan

    internal maupun eksternal. Dari pengalaman sebelumnya orang telah

    belajar bagaimana mengatasi dorongan ini dan dimotivasi kearah

    produk yang diketahuinya kan memuaskan dorongan ini.

    2. Pencarian Informasi

    Seorang konsumen yang terdorong kebutuhannya mungkin akan

    mencari informasi lebih lanjut. Jika dorongan konsumen kuat dan

    produk itu berada didekatnya, mungkin konsumen akan langsung

    membelinya. Jika tidak, maka kebutuhan konsumen itu hanya akan

    menjadi ingatan saja.

    3. Evaluasi Alternatif

    Untuk membuat keputusan terakhir, konsumen memproses informasi

    tentang pilihan merek. Konsumen akan mencari manfaat tertentu dan

    selanjutnya melihat kepada atribut produk sesuai dengan

    kepentingannya. Kemudian konsumen mungkin akan

    mngembangkan himpunan kepercayaan.

    4. Keputusan Pembelian

    Pada tahap evaluasi, konsumen menyusun merek-merek dalam

    himpunan pilihan serta membentuk proses. Pada tahap pembelian

    sebenarnya masih terdapat kemungkinan perubahan karena adanya

  • 43

    faktor situasional ataupun orang lain yang bisa memperngaruhi

    keputusan yang sudah diambil sebelumnya.

    5. Perilaku Pasca Pembelian

    Setelah produk dibeli, yang pertama kali dilakukan oleh konsumen

    adalah mengevaluasi apakah keputusannya benar.

    3.3.2 Variabel bebas ( X)

    Variabel bebas dalam penelitian ini adalah kualitas layanan ( dan

    harga ( .

    1. Kualitas pelayanan ( ) adalah kualitas layanan adalah konsepsi

    multidimensional yang dibangun melalui evaluasi terhadap konstruksi dari

    sejumlah atribut terkait dengan jasa, Utami (2006:245). dengan indikator

    sebagai berikut :

    1) Bukti Fisik

    Yaitu kemampuan suatu perusahaan dalam menunjukkan

    eksistensinya kepada pihak eksternal. Penampilan dan kemampuan

    sarana dan prasarana fisik perusahaan dan keadaan lingkungan

    sekitarnya adalah bukti nyata yang diberikan oleh pemberi jasa.

    Meliputi fasilitas fisik (gedung, gudang, dan lain-lain),

    perlengkapan, dan peralatan yang digunakan, serta penampilan dari

    pegawainya.

    2) Keandalan

    Yaitu kemampuan perusahaan untuk memberikan pelayanan sesuai

    yang dijanjikan secara akurat dan terpercaya. Kinerja harus sesuai

  • 44

    dengan harapan pelanggan yang berarti ketepatan waktu, pelayanan

    yang sama untuk semua pelanggan tanpa kesalahan, sikap yang

    simpatik dengan akurasi yang tinggi.

    3) Ketanggapan

    Suatu kemauan untuk membantu dan memberikan pelayanan yang

    cepat dan tepat pada pelanggan, dengan penyampaian informasi yang

    jelas.

    4) Jaminan

    Pengetahuan, kesopan santunan dan kemampuan para pegawai

    perusahaan untu menumbuhkan rasa percaya pelanggan pada

    perusahaan. Beberapa komponennya antara lain komunikasi,

    kreditabilitas, keamanan, kompetensi dan sopan santun.

    5) Empati

    Perhatian yang tulus dan bersifat individual atau pribadi yang

    diberikan kepada pelanggan dengan berupaya memahami keinginan

    konsumen.

    2. Harga ( ) adalah jumlah uang (satuan moneter) dan/atau aspek lain (non-

    moneter) yang mengandung utilitas/kegunaan tertentu yang diperlukan

    untuk mendapa tkan suatu produk, Tjiptono (2007:465). dengan indikator

    sebagai berikut :

  • 45

    1) Tingkat Harga

    Tingkat harga adalah klasifikasi harga yang ditetapkan oleh

    perusahaan untuk pembeli dengan mempertimbangkan kemampuan

    pembeli, tujuan dan strategi pemasaran secara menyeluruh.

    2) Cara Pembayaran

    Berhubungan dengan bagaimana konsumen akan membayar untuk

    produk jasa yang akan dibeli. Biasanya dalam bentuk tunai atau

    kredit, tergantung dari kebijaksanaan organisasi.

    3.4 Sumber Data

    1. Data Primer

    Data primer merupakan data yang didapat dari sumber pertama baik dari

    individu atau perorangan, seperti hasil wawancara atau pengisian

    kuesioner (Umar, 2002:130). Data primer dalam penelitian ini adalah

    tanggapan responden terhadap kuesioner variabel kualitas pelayanan,

    harga dan keputusan konsumen.

    2. Data Sekunder

    Data sekunder adalah data yang dikumpulkan oleh peneliti melalui pihak

    kedua atau tangan kedua (Umar, 2002:130). Data sekunder dari penelitian

    ini seperti jumlah pasien rawat inap dan tarif RSUD Kota Semarang.

    3.5 Metode Pengumpulan Data

    Metode pengumpulan data adalah cara yang dapat digunakan oleh peneliti

    untuk mengumpulkan data (Muhidin, 2007:19). Metode pengumpulan data dalam

    penelitian ini adalah:

  • 46

    3.5.1 Metode Kuesioner

    Kuesioner adalah Suatu pengumpulan data dengan memberikan atau

    menyebarkan daftar pertanyaan kepada responden, dengan harapan mereka

    akan memberikan respon atas daftar pertanyaan tersebut. Daftar

    pertanyaan bersifat tertutup jika alternatif-alternatif pertanyaan telah

    disediakan (Umar, 2002:167).

    Dalam penelitian ini jenis kuesioner yang digunakan adalah kuesioner

    tertutup, pertanyaan atau pernyataan yang ada sudah disediakan

    jawabannya sehingga responden tinggal memilih pilihan jawaban yang

    disediakan.

    Pertanyaan atau pernyataan dalam keusioner akan dijawab responden

    dalam bentuk skala likert. Jawaban atas pertanyaan atau pernyataan

    masing masing diberi skor sebagai berikut :

    1) Sangat Setuju diberi skor 5

    2) Setuju diberi skor 4

    3) Kurang setuju diberi skor 3

    4) Tidak setuju diberi skor 2

    5) Sangat tidak setuju diberi skor 1

    3.5.2 Metode Dokumentasi

    Metode Dokumentasi adalah mencari data mengenai hal hal atau variabel

    yang catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat,

    lengger, agenda, dan sebagainya ( Arikunto, 2006 : 231 ). Data yang

    didapat adalah data jumlah konsumen yang menginap, gambaran umum,

  • 47

    struktur organisasi dan uraian tugas jabatan, aktivitas produksi dan

    pemasaran di RSUD Kota Semarang.

    3.6 Validitas dan Reliabilitas

    3.6.1 Uji Validitas

    Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat tingkat

    kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau sahih

    mempunyai validitas tinggi. Sebaliknya, instrumen yang kurang valid berarti

    memiliki validitas rendah ( Arikunto, 2006:168 ).

    Suatu instrumen yang valid berarti memiliki validitas tinggi. Sebaliknya,

    validitas yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah. Cara yang dipakai

    dalam menguji tingkat validitas adalah dengan variabel internal, yaitu menguji

    apakah terdapat kesesuaian antara bagian instrumen secara keseluruhan.

    Rumus uji validitas :

    Keterangan :

    = Besarnya Koefisien korelasi

    N = Jumlah Subyek Uji Coba

    X = Skor Butir

    Y = Skor Total

    = Jumlah skor item

    = Jumlah skor total

  • 48

    = Jumlah skor kuadrat nilai X

    = Jumlah skor kuadrat nilai Y

    Dalam rumus Korelasi Product Moment dari pearson, suatu indikator

    dikatakan valid apabila N = 30 dan = 0,05 maka r tabel = 0,361 dengan

    ketentuan:

    Hasil > (0,361) = valid

    Hasil < (0,361) = tidak valid

    Pengolahan data dalam penelitian ini menggunakan program SPSS

    (Statistical Product and Service Solution) dimana tiap item (variabel) bisa

    dilihat pada tabel korelasi.

  • 49

    a. Variabel Kualitas Pelayanan

    Tabel 3.2 : Hasil Uji Coba Instrumen Variabel Kualitas Layanan

    No. Item r hitung r tabel Keterangan

    a. Bukti Fisik (Tangible)

    1 0.605 0.361 Valid

    2 0.513 0.361 Valid

    3 0.605 0.361 Valid

    4 0.171 0.361 Tidak Valid

    5 0.443 0.361 Valid

    6 0.43 0.361 Valid

    7 0.605 0.361 Valid

    b. Keandalan (Reability)

    8 0.534 0.361 Valid

    9 0.424 0.361 Valid

    10 0.447 0.361 Valid

    11 0.495 0.361 Valid

    c. Daya Tanggap (Responsiveness)

    12 0.512 0.361 Valid

    13 0.085 0.361 Tidak Valid

    14 0.45 0.361 Valid

    d. Jaminan (Assurance)

    15 0.27 0.361 Tidak Valid

    16 0.495 0.361 Valid

    17 0.512 0.361 Valid

    18 0.534 0.361 Valid

    e. Empati (Empathy)

    19 0.568 0.361 Valid

    20 0.605 0.361 Valid

    21 0.066 0.361 Tidak Valid

    Sumber: Data uji coba tahun 2011, diolah

    Berdasarkan hasil perhitungan tersebut menunjukkan bahwa

    > yaitu untuk N= 30 dengan taraf signifikan 5% adalah 0,361.

    Demikian dapat dikatakan bahwa variabel Kualitas Pelayanan yang digunakan

    dalam penelitian ini ada yang tidak valid yaitu pernyataan no. 4, 13, 15 dan no. 21

  • 50

    , sehingga pernyataan no. 4, 13, 15 dan no. 21 tidak digunakan dalam

    pengambilan data karena pernyataan yang valid sudah mewakili indikator dan 17

    pernyataan yang valid yang dapat digunakan dalam pengambilan data.

    Tabel 3.3 : Hasil Uji Coba Instrumen Variabel Kualitas Layanan

    No. Item r hitung r tabel Keterangan

    a. Bukti Fisik (Tangible)

    1 0.605 0.361 Valid

    2 0.513 0.361 Valid

    3 0.605 0.361 Valid

    4 0.443 0.361 Valid

    5 0.43 0.361 Valid

    6 0.605 0.361 Valid

    b. Keandalan (Reability)

    7 0.534 0.361 Valid

    8 0.424 0.361 Valid

    9 0.447 0.361 Valid

    10 0.495 0.361 Valid

    c. Daya Tanggap (Responsiveness)

    11 0.512 0.361 Valid

    12 0.45 0.361 Valid

    d. Jaminan (Assurance)

    13 0.495 0.361 Valid

    14 0.512 0.361 Valid

    15 0.534 0.361 Valid

    e. Empati (Empathy)

    16 0.568 0.361 Valid

    17 0.605 0.361 Valid

    Sumber: Data uji coba tahun 2011, diolah

  • 51

    b. Variabel Harga

    Tabel 3.4 : Hasil Uji Coba Instrumen Variabel Harga

    No. Item r hitung r tabel Keterangan

    a. Tingkat Harga

    22 0.546 0.361 Valid

    23 0.346 0.361 Tidak Valid

    24 0.609 0.361 Valid

    b. Cara Pembayaran

    25 0.414 0.361 Valid

    26 0.481 0.361 Valid

    27 0.549 0.361 Valid

    28 0.506 0.361 Valid

    29 0.282 0.361 Tidak Valid

    Sumber: Data uji coba tahun 2011, diolah

    Berdasarkan hasil perhitungan tersebut menunjukkan bahwa

    > yaitu untuk N= 30 dengan taraf signifikan 5% adalah 0,361.

    Demikian dapat dikatakan bahwa variabel Kualitas Pelayanan yang digunakan

    dalam penelitian ini ada yang tidak valid yaitu pernyataan no. 23 dan no. 29 ,

    sehingga pernyataan no. 23 dan no. 29 tidak digunakan dalam pengambilan data

    karena pernyataan yang valid sudah mewakili indikator dan 6 pernyataan yang

    valid yang dapat digunakan dalam pengambilan data.

  • 52

    Tabel 3.5 : Hasil Uji Coba Instrumen Variabel Harga

    No. Item r hitung r tabel Keterangan

    a. Tingkat Harga

    18 0.546 0.361 Valid

    19 0.609 0.361 Valid

    b. Cara Pembayaran

    20 0.414 0.361 Valid

    21 0.481 0.361 Valid

    22 0.549 0.361 Valid

    23 0.506 0.361 Valid

    Sumber: Data uji coba tahun 2011, diolah

    c. Variabel Proses Keputusan Rawat Inap

    Tabel 3.6 : Hasil Uji Coba Instrumen Variabel Proses Keputusan

    Rawat Inap

    No. Item r hitung r tabel Keterangan

    a. Pengenalan Masalah

    30 0.684 0.361 Valid

    31 0.552 0.361 Valid

    b. Pencarian Informasi

    32 0.615 0.361 Valid

    33 0.413 0.361 Valid

    34 0.636 0.361 Valid

    35 0.743 0.361 Valid

    c. Evaluasi Alternatif

    36 0.151 0.361 Tidak Valid

    37 0.464 0.361 Valid

    d. Keputusan Pembelian

    38 0.684 0.361 Valid

    39 0.664 0.361 Valid

    40 0.743 0.361 Valid

    41 0.287 0.361 Tidak Valid

    e. Perilaku Pasca Pembelian

    42 0.627 0.361 Valid

    43 0.58 0.361 Valid

    Sumber: Data uji coba tahun 2011, diolah

  • 53

    Berdasarkan hasil perhitungan tersebut menunjukkan bahwa

    > yaitu untuk N= 30 dengan taraf signifikan 5% adalah 0,361.

    Demikian dapat dikatakan bahwa variabel Kualitas Pelayanan yang digunakan

    dalam penelitian ini ada yang tidak valid yaitu pernyataan no. 36 dan n