PENGARUH KUALITAS LAYANAN DAN HARGA …lib.unnes.ac.id/10549/1/6288.pdf · Uji simultan diperoleh F...
Transcript of PENGARUH KUALITAS LAYANAN DAN HARGA …lib.unnes.ac.id/10549/1/6288.pdf · Uji simultan diperoleh F...
-
PENGARUH KUALITAS LAYANAN DAN HARGA
TERHADAP PROSES KEPUTUSAN RAWAT INAP
DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
KOTA SEMARANG
SKRIPSI
Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
pada Universitas Negeri Semarang
Oleh
Galih Pratama Putra
NIM 7350406624
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2011
-
ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diujikan ke Sidang Panitia
Ujian Skripsi pada :
Hari : Senin
Tanggal : 24 Oktober 2011
Pembimbing I Pembimbing II
Dra. Murwatiningsih, MM Sri Wartini, S.E, M.M
NIP. 195201231980032001 NIP. 197209162005012001
Mengetahui,
a/n Ketua Jurusan Manajemen
Sekertaris
Dra. Palupiningdyah, M.Si
NIP. 195208041980032001
-
iii
PENGESAHAN KELULUSAN
Skripsi ini telah dipertahankan dihadapan Sidang Panitia Ujian Skripsi Jurusan
Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Semarang, pada :
Hari : Selasa
Tanggal : 1 November 2011
Panitia Ujian :
Penguji Utama
Dra. Palupiningdyah, M.Si
NIP. 195208041980032001
Penguji/Pembimbing I Penguji/Pembimbing II
Dra. Murwatiningsih, MM Sri Wartini, S.E, M.M
NIP. 195201231980032001 NIP. 197209162005012001
Mengetahui,
Dekan Fakultas Ekonomi
Drs. S. Martono, M. Si
NIP. 196603081989011001
-
iv
PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa yang tertulis didalam skripsi ini benar-benar hasil karya
saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain, baik sebagian atau
seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini
dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah. Apabila di kemudian hari
terbukti skripsi ini adalah hasil jiplakan dari karya tulis orang lain, maka saya
bersedia menerima sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Semarang, 1 November 2011
Galih Pratama Putra
NIM. 7350406624
-
v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
Keputusan adalah pilihan sadar dan teliti
terhadap salah satu alternatif yang
memungkinkan dalam suatu posisi
tertentu untuk merealisasikan tujuan
yang diharapkan. (Dr.Akrim Ridha)
PERSEMBAHAN
Untuk Ibu dan Ayah ku tersayang yang
selalu memberiku dukungan, doa, dan
cinta kepadaku
-
vi
PRAKATA
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayahnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul
PENGARUH KUALITAS LAYANAN, DAN HARGA TERHADAP PROSES
KEPUTUSAN RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA
SEMARANG
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa tanpa adanya bantuan dari berbagai
pihak, skripsi ini tidak dapat tersusun. Oleh karena itu penulis sampaikan rasa
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Prof. Dr. H. Sudijono Sastroatmojo, M.Si, Rektor Universitas Negeri
Semarang yang telah memberikan kesempatan untuk menyelesaikan studi di
Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang.
2. Drs. S. Martono, M.Si, Dekan Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri
Semarang yang telah memberikan ijin penelitian untuk penyusunan skripsi
ini.
3. Drs. Sugiharto, M.Si, Ketua Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi,
Universitas Negeri Semarang.
4. Dra. Murwatiningsih, M.M, Dosen Pembimbing I yang telah memberikan
bimbingan, saran serta masukan dalam penyusunan skripsi ini.
5. Sri Wartini, S.E, M.M, Dosen Pembimbing II yang telah memberikan
bimbingan, saran serta masukan dalam penyusunan skripsi ini.
-
vii
6. Dra. Palupiningdyah M.Si yang telah memberikan saran dalam penyusunan
skripsi ini.
7. Seluruh staf dan dosen pengajar jurusan Manajemen yang telah memberikan
banyak ilmu selama mengikuti perkuliahan.
8. Manajemen RSUD Kota Semarang yang telah memberikan izin penelitian
untuk penyusunan skripsi ini.
9. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
membantu dalam penyelesaian skripsi ini baik secara langsung maupun tidak
langsung.
Harapan penulis, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi diri penulis
khususnya maupun pembaca pada umumnya.
Semarang, 9 November 2011
Penulis
-
viii
SARI
Galih Pratama Putra, 2011. Pengaruh Kualitas Layanan, dan Harga
terhadap Proses Keputusan Rawat Inap di RSUD Kota Semarang. Skripsi.
Jurusan Manajemen Pemasaran. Fakultas Ekonomi. Universitas Negeri Semarang.
Pembimbing I Dra. Murwatiningsih M.M. Pembimbing II. Sri Wartini, S.E, M.M
Kata Kunci : Kualitas Layanan, Harga, Proses Keputusan Rawat Inap
Penurunan jumlah pasien rawat inap bulan April, Juli, September,
November, dan Desember 2010 mengindikasikan adanya penurunan tingkat
keputusan rawat inap pelanggan. Pihak Rumah Sakit Umum Daerah Kota
Semarang sudah menawarkan kualitas layanan yang baik dan harga yang
terjangkau. Sehingga perlu dikaji secara empiris sejauh mana kualitas layanan,
dan harga berpengaruh terhadap proses keputusan rawat inap. Tujuan penelitian
ini untuk mendeskripsikan dan menganalisis pengaruh kualitas layanan, dan harga
terhadap proses keputusan rawat inap di Rumah Sakit Umum Daerah Kota
Semarang.
Populasi dalam penelitian ini adalah pasien rawat inap Rumah Sakit Umum
Daerah Kota Semarang dengan sampel 150 orang dengan menggunakan teknik
Cluster Sampel. Variabel yang digunakan variabel Y (Proses Keputusan Rawat
Inap) dan variabel X (Kualitas Layanan, dan Harga). Metode pengumpulan data
yang digunakan adalah kuesioner. Analisis data yang digunakan analisis deskriptif
persentase, analisis regresi berganda menggunakan SPSS 17.
Hasil penelitian diperoleh persamaan regresi linier berganda Y = -0.206 +
0.185 X1 + 1.202 X2. Uji simultan diperoleh F hitung = 87.445. Uji parsial (uji t)
menunjukkan bahwa kualitas layanan berpengaruh signifikan terhadap proses
keputusan rawat inap, harga berpengaruh signifikan terhadap proses keputusan
rawat inap. Uji partial diperoleh t1 (kualitas layanan) = 2.676, t2 (harga) = 7.608.
Koefisien determinasi (r2) kualitas layanan sebesar 4.67%, harga sebesar 28.30%.
Koefisien determinasi (R) sebesar 0.537, hal ini berarti 53.7% proses keputusan
rawat inap di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Semarang dipengaruhi oleh
kualitas layanan, dan Harga sedangkan sisanya 46.3% dipengaruhi oleh variabel
lain yang berada di luar variabel yang diteliti dalam penelitian ini.
Simpulan penelitian ini adalah terdapat pengaruh yang positif antara kualitas
layanan, dan harga secara simultan terhadap proses keputusan rawat inap di
Rumah Sakit Umum Daerah Kota Semarang. Pasien menyatakan bahwa kualitas
layanan, baik, sedangkan harga cukup baik. Kualitas layanan yang diberikan perlu
dipertahankan dengan cara menjaga kebersihan kamar rawat inap, mendengarkan
keluhan penyakit pasien, memberikan penaganan yang tepat pada pasien, menjaga
keamanan dan kenyamanan pasien.. Aspek cara pembayaran dipermudah dengan
cara penambahan bagian administrasi pada masing-masing level kelas kamar
-
ix
DAFTAR ISI
JUDUL................................................................................................................ i
PERSETUJUAN PEMBIMBING ....................................................................... ii
PENGESAHAN KELULUSAN......................................................................... iii
PERNYATAAN .................................................................................................. iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ...................................................................... v
PRAKATA ......................................................................................................... vi
SARI .................................................................................................................... viii
DAFTAR ISI ....................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ............................................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xvi
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xvii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................... 1
1.1. Latar Belakang Masalah.............................................................. 1
1.2. Rumusan Masalah....................................................................... 5
1.3. Tujuan Penelitian......................................................................... 6
1.4. Manfaat Penelitian....................................................................... 6
BAB II LANDASAN TEORI........................................................................... 8
2.1. Perilaku Konsumen ..................................................................... 8
2.1.1 Pengertian Perilaku Konsumen .......................................... 8
2.1.2 Karakteristik Perilaku Konsumen ...................................... 8
2.1.3 Model Perilaku konsumen.................................................. 12
-
x
2.1.4 Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku
konsumen......... .................................................................. 13
2.2. Keputusan Pembelian .................................................................. 18
2.2.1 Pengertian Keputusan Pembelian ....................................... 18
2.2.2 Proses Pengambilan Keputusan Pembelian ....................... 18
2.3. Kualitas layanan .......................................................................... 20
2.3.1 Pengertian Kualitas Layanan.............................................. 20
2.3.2 Model Pegukuran Kualitas Layanan .................................. 21
2.3.3 Indikator Kualitas layanan................................................ . 24
2.4. Harga ........................................................................................... 25
2.4.1 Pengertian Harga ................................................................ 25
2.4.2 Strategi Dan Taktik Penentuan Harga ................................ 26
2.4.3 Indikator Harga................................................................. . 30
2.5 Penelitian Terdahulu ................................................................... 35
2.6 Kerangka Berfikir........................................................................ 36
2.7 Hipotesis ....................................................................................... 38
BAB III METODE PENELITIAN ..................................................................... 39
3.1. Populasi ....................................................................................... 39
3.2. Sampel ......................................................................................... 39
3.3. Variabel Penelitian ...................................................................... 41
3.4. Sumber Data ................................................................................ 45
3.5. Metode Pengumpulan Data ......................................................... 45
3.5.1 Metode Kuesioner .............................................................. 46
-
xi
3.5.2 Metode Dokumentasi ......................................................... 46
3.6. Validitas dan Reliabilitas ............................................................ 47
3.6.1 Uji Validitas ....................................................................... 47
3.6.2 Uji Reliabilitas.................................................................... 54
3.7. Metode Analisis Data .................................................................. 55
3.7.1 Analisis Deskriptif Presentase .......................................... 55
3.7.2 Uji Asumsi Klasik .............................................................. 57
3.7.3 Analisis Regeresi Linear Berganda .................................... 59
3.7.4 Uji Hipotesis.................................................................. .... 59
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................................. 62
4.1. Hasil Penelitian ........................................................................... 62
4.1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian ................................... 62
4.1.2 Analisis Deskriptif Persentase ........................................... 62
4.2. Uji Asumsi Klasik ....................................................................... 87
4.3. Analisis Regresi Linier Berganda ............................................... 91
4.4. Uji Hipotesis ............................................................................... 92
4.4.1 Uji Parsial (Uji Statistik t) .................................................. 92
4.4.2 Uji Simultan (Uji Statistik F) ............................................. 93
4.5. Uji Koefisien Determinasi .......................................................... 94
4.5.1 Koefisien Determinasi Parsial (r2) ..................................... 94
4.5.2 Koefisien Determinasi Simultan (R2) ................................ 95
4.5 Pembahasan ................................................................................. 96
4.5.1 Pengaruh Kualitas Layanan Terhadap Proses Keputusan
-
xii
Rawat Inap ........................................................................ 96
4.5.2 Pengaruh Harga Terhadap Proses Keputusan
Rawat Inap ......................................................................... 98
BAB V PENUTUP .............................................................................................. 100
5.1. Simpulan ........................................................................................ 100
5.2. Saran .............................................................................................. 101
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 103
LAMPIRAN
-
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Daftar Kamar dan Tarif RSUD Kota Semarang ................................ 4
Tabel 1.2 Data Pasien Rawat Inap tahun 2008 2010 ....................................... 4
Tabel 2.1 Model Perilaku Pembeli ...................................................................... 12
Tabel 2.2 Penelitian Terdahulu ........................................................................... 36
Tabel 3.1 Ukuran sampel masing-masing kelas RSUD Kota Semarang ............ 41
Tabel 3.2 Hasil Uji Coba Instrumen Variabel Kualitas layanan (X1) ................ 49
Tabel 3.3 Hasil Uji Coba Instrumen Variabel Kualitas Layanan (X1) ............... 50
Tabel 3.4 Hasil Uji Coba Instrumen Variabel Harga (X2) ................................. 51
Tabel 3.5 Hasil Uji Coba Instrumen Variabel Harga (X2) ................................. 52
Tabel 3.6 Hasil Uji Coba Instrumen Variabel Proses Keputusan
Rawat Inap (Y) ................................................................................... 52
Tabel 3.7 Hasil Uji Coba Instrumen Variabel Proses Keputusan
Rawat Inap (Y) .................................................................................. 53
Tabel 3.8 Hasil Perhitungan Uji Coba Reliabilitas Instrumen ............................ 55
Tabel 3.9 Kriteria Penskoran .............................................................................. 56
Tabel 4.1 Distribusi jawaban responden pada indikator bukti
langsung (Tangible) ........................................................................... 63
Tabel 4.2 Kategori Penilaian ............................................................................... 63
Tabel 4.3 Distribusi jawaban responden pada indikator
keandalan (reliability)........................................................................ 65
Tabel 4.4 Kategori Penilaian .............................................................................. 65
-
xiv
Tabel 4.5 Distribusi jawaban responden pada indikator daya tanggap
(responsivenes) ................................................................................... 67
Tabel 4.6 Kategori Penilaian .............................................................................. 67
Tabel 4.7 Distribusi jawaban responden pada indikator jaminan (assurance) ... 69
Tabel 4.8 Kategori Penilaian .............................................................................. 69
Tabel 4.9 Distribusi jawaban responden pada indikator perhatian (emphaty) .... 71
Tabel 4.10 Kategori Penilaian ............................................................................ 71
Tabel 4.11 Distribusi jawaban responden pada indikator tingkat harga.. 73
Tabel 4.12 Kategori Penilaian ............................................................................ 73
Tabel 4.13 Distribusi jawaban responden pada indikator cara pembayaran ....... 75
Tabel 4.14 Kategori Penilaian ............................................................................ 75
Tabel 4.15 Distribusi jawaban responden pada indikator pengenalan masalah .. 77
Tabel 4.16 Kategori Penilaian ............................................................................ 78
Tabel 4.17 Distribusi jawaban responden pada indikator pencarian informasi 79
Tabel 4.18 Kategori Penilaian ............................................................................ 80
Tabel 4.19 Distribusi jawaban responden pada indikator evaluasi alternatif...... 81
Tabel 4.20 Kategori Penilaian ............................................................................ 82
Tabel 4.21 Distribusi jawaban responden pada indikator keputusan pembelian 83
Tabel 4.22 Kategori Penilaian ............................................................................ 84
Tabel 4.23 Distribusi jawaban responden pada indikator perilaku
pasca pembelian ............................................................................... 85
Tabel 4.24 Kategori Penilaian ............................................................................ 86
Tabel 4.25 Uji Normalitas Kolmogrov-Smirnov. 87
-
xv
Tabel 4.26 Hasil Uji Multikolinieritas................................................................. 89
Tabel 4.27 Hasil Analisis Regresi Linier Berganda........ 91
Tabel 4.28 Hasil Uji Parsial ............................................................................... 92
Tabel 4.29 Hasil Uji Signifikansi Simultan ........................................................ 93
Tabel 4.30 Uji Koefisien Determinasi Parsial .......................................... 94
Tabel 4.31 Uji Koefisien Determinasi Simultan ....................................... 95
-
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Berpikir ........................................................................... 38
Gambar 4.1 Distribusi jawaban responden pada indikator bukti fisik (Tangible) 64
Gambar 4.2 Distribusi jawaban responden pada indikator
keandalan (Reliability) 66
Gambar 4.3 Distribusi jawaban responden indikator daya tanggap
(Responsivenes) ............................................................................. 68
Gambar 4.4 Distribusi jawaban responden pada indikator jaminan (Assurance) 70
Gambar 4.5 Distribusi jawaban responden pada indikator
perhatian (emphaty)........................................................................ 72
Gambar 4.6 Distribusi jawaban responden pada indikator tingkat harga 74
Gambar 4.7 Distribusi jawaban responden pada indikator cara pembayaran.. 76
Gambar 4.8 Distribusi jawaban responden pada indikator
pengenalan masalah 78
Gambar 4.9 Distribusi jawaban responden pada indikator pencarian
informasi. 80
Gambar 4.10 Distribusi jawaban responden pada indikator evaluasi alternatif .. 82
Gambar 4.11 Distribusi jawaban responden pada indikator
keputusan pembelian.. .84
Gambar 4.12 Distribusi jawaban responden pada indikator perilaku pasca
pembelian ....................................................................................... 86
Gambar 4.13 Grafik Normal P-Plot .................................................................... 88
-
xvii
Gambar 4.14 Grafik Uji heteroskedastisitas ....................................................... 90
-
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Kusioner Penelitian
Lampiran 2 Hasil Uji Coba Angket
Lampiran 3 Hasil Perhitungan Uji Validitas dan Reliabilitas Dengan SPSS
Lampiran 4 Rekapitulasi Hasil Penelitian
Lampiran 5 Hasil Perhitungan Uji Asumsi Klasik Analisis Dan Hasil
Perhitungan Regresi Linier Berganda
Lampiran 6 Surat Permohonan Ijin Penelitian
Lampiran 7 Surat Keterangan Penelitian
Lampiran 8 Surat Rekomendasi
-
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Konsumen pada umumnya cenderung bertindak untuk kepentingannya
sendiri dengan membelanjakan uangnya untuk memperoleh kepuasan paling besar
padanya, Sesuai dengan pelayanan dan perbandingan harga-harga relatif dari
penyedia jasa seperti rumah sakit tersebut. Menurut Tjiptono (1997: 23),
Persaingan yang semakin ketat dalam usaha jasa, dimana semakin banyak
produsen yang terlibat dalam pemenuhan kebutuhan dan keinginan konsumen
menyebabkan setiap perusahaan harus menempatkan orientasi pada kebutuhan
konsumen sebagai tujuan utama. Selera konsumen yang mengalami peningkatan
membuat perusahaan jasa berusaha semaksimal mungkin menyediakan kebutuhan
konsumen.
Pelayanan juga menjadi faktor utama dalam penentuan pembelian
konsumen. dimana konsumen akan lebih memilih dan menginginkan tempat
berobat dengan pelayanan yang baik bagi para konsumennya. Bagi perusahaan
jasa tentu cukup sulit untuk mendapatkan standar pelayanan yang sama di mata
konsumen. Hal ini menuntut kejelian pengelolaan SDM yang dimiliki agar
kinerjanya optimum dan memuaskan konsumen (Lupiyoadi, 2006: 139).
Pelayanan konsumen meliputi berbagai aktivitas diseluruh area bisnis yang
berusaha mengkombinasikan mulai dari pemesanan, pemrosesan, hingga
-
2
pemberian hasil jasa melalui komunikasi untuk mempererat kerjasama dengan
konsumen.
Menurut Kotler dalam Jasfar (2005:48), Kualitas jasa harus dimulai dari
kebutuhan pelanggan berakhir pada persepsi konsumen. Hal ini berarti bahwa
citra kualitas yang baik bukan berdasarkan sudut pandang dari pihak penyedia
jasa, melainkan berdasarkan sudut pandang konsumen. Menurut Lupiyoadi
(2006:174) seorang pelanggan seringkali melihat dari nilai lebih suatu produk
maupun kinerja pelayanan yang diterima dari suatu proses keputusan pembelian
produk atau jasa. Dalam hal ini berarti bahwa kualitas pelayanan sangat
mempengaruhi keputusan pembelian konsumen, karena merupakan salah satu
pertimbangan pengambilan keputusan.
Menurut Kennesei (2003). Price in the cost that shopper can best
determine, and thus plays an important their decision. Harga dapat menjadi
penentu terbaik pembelanja, dan dengan demikian memainkan sebuah keputusan
penting mereka. Menurut Lupiyoadi (2006:99), harga memainkan peranan
penting dalam mengomunikasikan kualitas dari jasa tersebut. Bila suatu produk
atau jasa mengharuskan konsumen mengeluarkan biaya yang lebih besar
dibandingkan manfaat yang diterima, maka yang terjadi adalah bahwa produk atau
jasa tersebut memiliki nilai negatif. Konsumen mungkin akan menganggapnya
sebagai nilai buruk yang kemudian akan mengurangi konsumsi terhadap barang
atau jasa tersebut.
Rumah Sakit Umum Daerah Kota Semarang merupakan salah satu rumah
sakit milik pemerintah kota Semarang beralamat di jalan Ketileng Raya No. 1
-
3
yang ditujukan untuk pelayanan publik demi kesehatan masyarakat. Rumah Sakit
Umum Daerah Kota Semarang berdiri tahun 1990 dengan sertifikasi ISO 9001-
2001 dam memiliki akreditasi B. Dengan berbagai fasilitas seperti Gynekologi,
ICU, VK, Perinatalogi, Ruang Isolasi.
Berdasar pengamatan peneliti Rumah Sakit Umum Daerah Kota
Semarang memiliki berbagai keunggulan. Dimana bila diihat dari dimensi bukti
fisik, RSUD Kota semarang telah memiliki peralatan yang modern, gedung rumah
sakit yang bersih dan nyaman, halaman parkir yang luas dan aman serta
penampilan fisik yang sepadan dengan jenis jasa yang diberikan. Bila dilihat dari
dimensi keandalan RSUD Kota Semarang memiliki pelayanan yang tepat waktu
sesuai janji yang diberikan. Dalam dimensi ketanggapan, ketersediaan staf/
karyawan dalam memberikan pelayanan serta kejelasan dalam pemberian
informasi penyampaian jasa telah menjadi standar pelayanan RSUD Kota
Semarang. Bila dilihat dari dimensi keterjaminan, RSUD Kota Semarang
memiliki tenaga medis yang berkompeten dibidangnya dan sabar dalam
memberikan pelayanan. Bahkan perhatian secara personal juga diberikan kepada
konsumen.
Adapun tarif rawat inap yang ditetapkan oleh RSUD Kota Semarang
relatif terjangkau. Dengan pengklasifikasian kelas kamar rawat inap tidak
membedakan dalam pelayanan yang diberikan, tersaji dalam tabel 1 sebagai
beikut.
-
4
Tabel 1.1 Daftar Kamar dan Tarif RSUD Kota Semarang
No Kelas Tarif Per Hari Jumlah
1 VIP Rp 130000 4
2 I Rp 110000 52
3 II Rp 80000 85
4 III Rp 40000 98
Sumber: Peraturan Walikota Semarang Nomor 7 Tahun 2011
Dari hasil pengamatan melalui data time series jumlah pasien rawat inap,
menunjukkan bahwa terjadi peningkatan dan penurunan jumlah pasien rawat inap
pada tiap bulannya. Penurunan jumlah pasien rawat inap ini merupakan masalah
Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 1.2 Data Pasien Rawat Inap tahun 2008 2010.
No Bulan Tahun
2008 %
Tahun
2009 %
Tahun
2010 %
1 Januari 1068 9.1%
1142 11.5%
995 5.5%
2 Februari 971 1011 1050
3 Maret 967 25.4%
1127 2%
1225 27.6%
4 April 1213 1150 887
5 Mei 1173 17.6%
1186 10.1%
954 5.8%
6 Juni 967 1066 1009
7 Juli 1002 7.2%
1134 1.4%
907 12.9%
8 Agustus 930 1150 1024
9 September 952 3.5%
883 11.7%
899 10.7%
10 Oktober 919 986 995
11 November 1124 4.8%
936 11.6%
779 3.6%
12 Desember 1178 1045 751
Jumlah 12464 12816 11475
Rata-rata per bulan 1,038.7 1,068.0 956.3
Sumber: RSUD Kota Semarang Data Pasien Rawat Inap 2008-2010
Berdasarkan acuan data diatas dapat diketahui bahwa pasien rawat inap
RSUD Kota Semarang memiliki kecenderungan penurunan pada tahun 2010. Pada
tahun 2008 terjadi kecenderungan penurunan pada bulan Februari,Mei, Juni,
-
5
Agustus dan Oktober. Pada tahun 2009 terjadi kecenderungan penurunan pada
bulan Februari, Juni, September dan November. Pada tahun 2010 terjadi
kecenderungan penurunan pasien rawat inap pada bulan April, Juli, September,
November, dan Desember.
Keunggulan kualitas layanan dalam 5 dimensi (bukti fisik, keandalan,
ketanggapan, jaminan dan empati) serta keterjangkauan harga bahkan adanya
keringanan biaya menggunakan JAMKESMAS, JAMSOSTEK, dan ASKES,
bedasarkan data jumlah pasien rawat inap tahun 2010 justru mengalami
kecenderungan penurunan.
Berdasar latar belakang di atas, penulis tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul PENGARUH KUALITAS LAYANAN DAN HARGA
TERHADAP PROSES KEPUTUSAN RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT
UMUM DAERAH KOTA SEMARANG
-
6
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka perumusan dalam penelitian ini
adalah :
1. Adakah pengaruh kualitas layanan terhadap proses keputusan rawat
inap di RSUD Kota Semarang?
2. Adakah pengaruh harga terhadap proses keputusan rawat inap di RSUD
Kota Semarang?
3. Adakah pengaruh kualitas layanan dan harga terhadap proses
keputusan rawat inap di RSUD Kota Semarang?
1.3 TUJUAN PENELITIAN
Suatu penelitian dibentuk karena adanya tujuan-tujuan tertentu untuk
dicapai. Adapun yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah :
1. Mengetahui pengaruh kualitas layanan terhadap proses keputusan rawat
inap di RSUD Kota Semarang
2. Mengetahui pengaruh harga terhadap proses keputusan rawat inap di
RSUD Kota Semarang
3. Mengetahui kualitas layanan dan harga terhadap proses keputusan
rawat inap di RSUD Kota Semarang.
-
7
1.4 MANFAAT PENELITIAN
5.1 Manfaat Teoritis
1. Bagi Penulis
Memberikan sumbangan informasi bagi perkembangan kajian ilmu
ekonomi, khususnya mengenai pengaruh kualitas pelayanan dan
harga terhadap proses keputusan rawat inap di RSUD Kota
Semarang.
2. Bagi peneliti lebih lanjut
Diharapkan penulisan ini dapat dijadikan sebagai bahan bacaan
dan dapat dijadikan sebagai bahan referensi dalam penelitian
selanjutnya.
5.2 Manfaat Praktis
1. Bagi RSUD Kota Semarang
Sebagai bahan masukan dan pertimbangan dalam mengambil
kebijaksanaan untuk meningkatkan kepuasan konsumen.
2. Bagi Pasien RSUD Kota Semarang
Bersedia merekomendasikan kepada orang lain agar berobat di
RSUD Kota Semarang.
-
8
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Perilaku Konsumen
2.1.1 Pengertian Perilaku Konsumen
Menurut Engel (2010 : 3) perilaku konsumen merupakan tindakan yang
langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi dan menghabiskan produk
dan jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului dan menyusuli tindakan ini.
Menurut Kotler dan Amstrong dalam Simamora (2004:2) perilaku konsumen
sebagai perilaku pembelian konsumen akhir, baik individu maupun rumah tangga,
yang membeli produk untuk konsumsi personal. Menurut Loudon dan Bitta dalam
Simamora (2004:2) perilaku konsumen sebagai proses pengambilan keputusan
yang mensyaratkan aktivitas individu unutk mengevaluasi, memperoleh,
menggunakan, atau mengatur barang dan jasa.
Kesimpulan yang dapat diperoleh adalah, perilaku konsumen merupakan
predisposisi (keadaan mudah terpengaruh) untuk memberikan tanggapan terhadap
rangsangan lingkungan yang dapat memulai atau membimbing tingkah laku
seseorang.
2.1.2 Karakteristik perilaku konsumen
Karakteristik perilaku konsumen menurut Kotler (2004:183) , yaitu :
1. Perilaku membeli yang kompleks
Para konsumen menjalani atau menempuh suatu perilaku membeli yang
kompleks bila mereka semakin terlibat dalam kegiatan membeli dan
menyadari perbedaan penting diantara beberapa merek produk yang
-
9
ada. Para konsumen makin terlibat dalam kegiatan membeli bila produk
yang akan dibeli itu :
a. Mahal
b. Jarang dibeli
c. Beresiko
d. Amat berkesan
2. Perilaku membeli yang mengurangi ketidakcocokan
Kadang-kadang konsumen sangat terlibat dalam kegiatan membeli
sesuatu tetapi konsumen hanya melihat sedikit perbedaan dalam merek.
Keterlibatan yang mendalam disebabkan oleh kenyataan bahwa barang
yang dibeli tersebut :
a. Mahal
b. Jarang dilakukan
c. Beresiko
3. Perilaku membeli berdasarkan pada kebiasaan
Banyak produk yang dibeli dalam keadaan konsumen kurang terlibat
dan tidak terdapat perbedaan nyata antara merek. Konsumen tidak
terlibat dalam pembuatan keputusan yang mendalam bila membeli suatu
barang yang :
a. Harganya murah
b. Produk yang sering dibeli
c. Tidak beresiko
4. Perilaku membeli yang mencari keragaman
-
10
Dalam beberapa situasi membeli keterlibatan konsumen rendah tetapi
ditandai oleh perbedaan merek yang nyata. Dalam situasi demikian
sering kita melihat konsumen banyak melakukan pergantian merek.
Pergantian merek ini terjadi semata-mata untuk memperoleh
keragaman, bukan karena ketidakpuasan.
Karakteristik perilaku konsumen menurut Engel, Miniard, Balckwell
(2010:46), yaitu :
1. Perilaku pembelian pertama
a. Pemecahan masalah yang diperluas, merupakan pengambilan
keputusan yang melibatkan pencarian informasi internal maupun
eksternal yang intensif, diikuti oleh evaluasi yang kompleks atas
sejumlah besar alternatif yang tersedia.
b. Pemecahan masalah terbatas, terjadi ketika muncul kesadaran akan
kebutuhan, maka konsumen akan langsung pada tahap pembelian.
c. Midrange problem solving, keputusan pembelian yang dilakukan
ketika merasa bosan pada merek lama meskipun memuaskan.
2. Perilaku pembelian berulang
a. Pemecahan masalah berulang, alasan yang disebabkan konsumen
tidak puas pada merek sebelumnya. Sehingga, mereka memilih
alternatif lain yang berbeda dari sebelumnya. Alasan lainnya
karena pembelian pertama sudah lama dilakukan. Akibatnya, saat
akan melakukan pembelian ulang, produk sudah berubah. Oleh
-
11
karena itu diperlukan informasi dan evaluasi untuk memilih
alternatif yang tersedia saat ini.
b. Perilaku kebiasaan, perilaku ini tampak pada seseorang yang
membeli merek atau produk yang sama berulang-ulang. Hal ini bisa
disebabkan pengaruh loyalitas atau karena malas untuk
mengevaluasi alternatif yang tersedia.
3. Tipe tambahan
a. Impulse buying, yaitu perilaku pembelian yang terjadi secara
spontan atau tiba-tiba tanpa direncanakan sebelumnya.
b. Motivasi variasi, yaitu perilaku pembelian yang selalu mencari
variasi karena ingin mencoba banyak merek.
-
12
2.1.3 Model Perilaku konsumen
Model Perilaku Konsumen Kotler (2004:183), yaitu model perilaku
konsumen yang memperlihatkan pemasaran dan rangsangan lain yang masuk
kedalam Kotak Hitam konsumen yang digambarkan oleh Philip Kotler sebagai
berikut:
Tabel 2.1 Model Perilaku Pembeli
Rangsangan dari luar
Pemasaran lain-lain Kotak hitam pembeli
Jawaban-
jawaban
konsumen
Produk Ekonomi
Ciri pembeli
Proses
Keputusan
Pembeli
Pilihan produk
Harga Teknologi Pilihan merek
Tempat Politik Pilihan penjual
Promosi Kebudayaan
Waktu
pembelian
Jumlah
pembelian
Sumber: Model Peilaku Konsumen Kotler (2004:183)
Penjelasan Gambar Kotak Hitam
Rangsangan pemasaran terdiri dari empat unsur :
1. Produk
2. Harga
3. Tempat
4. Promosi
Rangsangan lain terdiri dari kekuatan utama dan kejadian-kejadian
dalam lingkungan pembeli :
-
13
1. Ekonomi
2. Teknologi
3. Politik
4. Kebudayaan
Semua rangsangan itu melewati kotak hitam konsumen dan
menghasilkan seperangkat jawaban yang teramati yaitu yang terlihat
pada kotak sebelah kanan. Kotak hitam pembeli mengandung dua
komponen :
a. Ciri-ciri pembeli yang mempunyai pengaruh utama bagaimana
seorang pembeli bereaksi terhadap rangsangan itu.
b. Proses keputusan konsumen yang mempengaruhi hasil keputusan.
2.1.4 Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen
Menurut Engel (2010: 47), faktor-faktor yang mempengaruhi pola
perilaku pembelian konsumen :
a. Budaya
Budaya mengacu pada seperangkat nilai, gagasan, artefak, dan
symbol bermakna lainnya yang membantu individu berkomunikasi,
membuat tafsiran, dan melakukan evaluasi sebagai anggota
masyarakat. Budaya tidak mencakupi naluri, dan tidak pula
mencakupi perilaku indiosinkratik yang terjadi sebagi pemecahan
sekali saja untuk suatu masalah yang unik. Budaya melengkapi
orang dengan rasa identitas dan pengertian akan perilaku yang dapat
-
14
diterima didalam masyarakat. Beberapa dari dan perilaku yang lebih
penting yang dipengaruhi oleh budaya adalah sebagai berikut :
1. Rasa diri dan ruang.
2. Komunikasi dan bahasa.
3. Pakaian dan penampilan.
4. Makanan dan kebiasaan makan.
5. Waktu dan kesadaran akan waktu.
6. Hubungan (keluarga, organisasi, pemerintah, dan sebagainya).
7. Nilai dan norma.
8. Kepercayaan dan sikap.
9. Proses mental dan pembelajaran.
10. Kebiasaan dan praktik.
b. Kelas sosial
Kelas sosial mengacu pada pengelompokkan orang yang sama dalam
perilaku mereka berdasarkan posisi ekonomi di dalam pasar.
Keanggotaan kelas ada dan dapat dideskripsikan sebagai kategori
statistik entah individu-individu sadar atau tidak akan situasi mereka
yang sama. Kelompok status mencerminkan suatu harapan
komunitas akan gaya hidup dikalangan masing-masing kelas dan
juga estimasi sosial yang positif dan negatif mengenai kehormatan
yang diberikan kepada masing-masing kelas. Max Weber, yang
bersama Karl Marx, dapat dianggap sebagi bapak teori kelas sosial,
menjelaskan perbedaan tersebut :
-
15
Dengan semacam penyederhanaan yang berlebihan, orang dapat
bekata bahwa kelas distratifikasikan menurut hubungan mereka di
dalam produksi dan pemerolehan barang. Sedangkan kelompok
status distratifikasikan menurut prinsip konsumsi barang mereka
sebagaimana digambarkan dengan gaya hidup spesial.
Menurut Gilbert dan Kahl dalam Engel (2010: 123), kelas sosial
diidentifikasi melalui sembilan variabel :
1. Variabel ekonomi (pekerjaan, pendapatan, kekayaan)
2. Variabel interaksi (prestise pribadi, asosiasi, dan sosialisasi)
3. Variabel politik (kekuasaan, kesadaran kelas, dan mobilitas)
c. Pengaruh pribadi
Pengaruh pribadi kerap memainkan peranan penting dalam
mengambil keputusan konsumen, khususnya bila ada tingkat
keterlibatan yang tinggi dan resiko yang dirasakan dan produk atau
jasa memiliki visibilitas publik. Ini diekspresikan baik melalui
kelompok acuan maupun melalui komunikasi lisan. Kelompok acuan
adalah jenis apa saja dari agregasi sosial yang dapat mempengaruhi
sikap dan perilaku, termasuk kelompok primer (bersemuka),
kelompok sekunder, dan kelompok aspirasional. Pengaruh terjadi
dengan tiga cara : (1) utilitarian (tekanan untuk menyesuaikan diri
dengan norma kelompok dalam berfikir dan berperilaku); (2) nilai
ekspresif (mencerminkan keinginan akan asosiasi psikologis dan
kesediaan untuk menerima nilai dari orang lain tanpa tekanan; dan
-
16
(3) informasional (kepercayaan dan perilaku orang lain diterima
sebagai bukti mengenai realitas). Bila ada motivasi untuk mematuhi
norma kelompok, kita perlu menjadikan hal ini ciri dalam daya tarik
pemasaran.
d. Keluarga
Keluarga adalah kelompok yang terdiri dari dua atau lebih orang
yang berhubungan melalui darah, perkawinan, atau adopsi dan
tinggal bersama. Keluarga inti (nuclear family) adalah kelompok
langsung yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak yang tinggal bersama.
Keluarga besar (extended family) mencakupi keluarga inti ditambah
kerabat lain, seperti kakek-nenek, paman dan bibi, sepupu dan
kerabat karena perkawinan. Keluarga dimana seseorang dilahirkan
disebut keluarga orientasi (family of orientation), sementara keluarga
yang ditegakkan melalui perkawinan adalah keluarga prokreasi
(family of procreation)
e. Situasi
Karakteristik situasi konsumen :
1. Lingkungan fisik
Sifat nyata yang merupakan situasi konsumen. Ciri ini
mencakupi lokasi geografis, dekor, suara, aroma, penyinaran,
cuaca, dan konfigurasi yang terlihat dari barang dagangan atau
bahan lain yang mengelilingi obejek stimulus.
-
17
2. Lingkungan sosial
Ada atau tidaknya orang lain dalam situasi bersangkutan.
3. Waktu
Sifat sementara dari situasi seperti momen tertentu ketika
perilaku terjadi (misal, jam, hari, bulan, musim). Waktu
mungkin pula diukur sehubungan dengan semacam kejadian
masa lalu atau mendatang untuk peserta situasi (misalnya, waktu
sejenak pembelian terakhir, waktu hingga hari pembayaran).
4. Tugas
Tujuan atau sasaran tertentu yang dimiliki konsumen dalam
suatu situasi. Sebagai contoh, orang yang berbelanja hadiah
perkawinan untuk seseorang berada dalam situasi acuh tak acuh
dibandingkan bila dia berbelanja untuk perkawinannya sendiri.
5. Keadaan anteseden
Suasana hati sementara (misalnya, kecemasan, kesenangan,
kegairahan) atau kondisi sementara (misalnya, uang kontan yang
tersedia, keletihan) yang dibawa oleh konsumen ke dalam situasi
tersebut. Keadaan anteseden berbeda dengan keadaan singkat
yang terjadi sebagai respons terhadap suatu situasi dan juga ciri
individu yang kekal (misalnya, kepribadian).
-
18
2.2 Keputusan Pembelian
2.2.1 Pengertian Keputusan Pembelian
Menurut Tjiptono (2005:38) keputusan pembelian merupakan perilaku
yang ditunjukkan oleh para individu dalam membeli dan menggunakan barang
dan jasa. Menurut Kotler (2001:226) keputusan pembelian adalah tahapan dalam
pengambilan keputusan pembeli dimana konsumen benar-benar membeli.
Berdasarkan beberapa pendapat tentang keputusan pembelian maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa keputusan pembelian merupakan sebuah tahapan yang dilalui
konsumen untuk membeli barang atau jasa.
2.2.2 Proses Pengambilan Keputusan Pembelian
Setiap konsumen biasanya melalui lima tahap setiap kali membuat
keputusan pembelian. Proses pengambilan keputusan terdiri dari tahap-tahap
pengenalan masalah, pencarian informasi, evaluasi alternatif, pembelian dan
perilaku sesudah pembelian (Kotler, 2004:204)
a. Pengenalan masalah
Proses dimulai saat pembeli menyadari adanya masalah atau
kebutuhan. Pembeli merasakan adanya perbedaan antara yang nyata
dengan yang diinginkan. Kebutuhan ini disebabkan karena adanya
rangsangan internal maupun eksternal. Dari pengalaman sebelumnya
orang telah belajar bagaimana mengatasi dorongan ini dan
dimotivasi kearah produk yang diketahuinya kan memuaskan
dorongan ini.
-
19
b. Pencarian informasi
Seorang konsumen yang terdorong kebutuhannya mungkin akan
mencari informasi lebih lanjut. Jika dorongan konsumen kuat dan
produk itu berada didekatnya, mungkin konsumen akan langsung
membelinya. Jika tidak, maka kebutuhan konsumen itu hanya akan
menjadi ingatan saja. Pencarian informasi memiliki dua tingkat yang
berbeda, yaitu perhatian yang meningkat, ditandai dengan pencarian
informasi yang sedang-sedang saja dan pencarian informasi secara
aktif, dilakukan dengan informasi segala sumber.
c. Evaluasi alternatif
Untuk membuat keputusan terakhir, konsumen memproses informasi
tentang pilihan merek. Pertama, kita melihat bahwa konsumen
memiliki kebutuhan. Konsumen akan mencari manfaat tertentu dan
selanjutnya melihat kepada atribut produk sesuai dengan
kepentingannya. Kemudian konsumen mungkin akan
mngembangkan himpunan kepercayaan. Konsumen juga dianggap
memiliki fungsi utilitas, yaitu bagaimana konsumen mengharapkan
kepuasan produk bervariasi menurut tingkat alternatif tiap ciri.
d. Keputusan pembelian
Pada tahap evaluasi, konsumen menyusun merek-merek dalam
himpunan pilihan serta membentuk proses. Pada tahap pembelian
sebenarnya masih terdapat kemungkinan perubahan karena adanya
-
20
faktor situasional ataupun orang lain yang bisa memperngaruhi
keputusan yang sudah diambil sebelumnya.
e. Perilaku pasca pembelian
Setelah produk dibeli, yang pertama kali dilakukan oleh konsumen
adalah mengevaluasi apakah keputusannya benar. Bagaimana pun,
konsumen memiliki semacam keraguan (post purchase dissonance)
atas produk yang telah dibelinya. Keraguan ini rendah kalau banyak
informasi yang dipakai dalam evaluasi, baik melalui pengalaman
sendiri, pengalaman orang lain, maupun media massa, begitu pula
sebaliknya.
2.3 Kualitas layanan
2.3.1 Pengertian Kualitas layanan
Menurut Lupiyoadi (2006: 175) kualitas adalah derajat yang dicapai oleh
karateristik yang inheren dalam memenuhi persyaratan. Kualitas menurut ISO
9000 (dalam Lupiyoadi 2006:175) adalah perpaduan antara sifat dan karakteristik
yang menentukan sejauh mana keluaran dapat memenuhi persyaratan kebutuhan
pelanggan. Menurut Jasfar (2005:47) kualitas jasa adalah tanggapan konsumen
terhadap jasa yang dikonsumsi dan dirasakannya.
Menurut Lovelock dalam Utami (2006:245) kualitas layanan adalah
perspektif konsumen dalam jangka panjang dan merupakan evaluasi kognitif dari
transfer jasa. Menurut Utami (2006:245) kualitas layanan adalah konsepsi
multidimensional yang dibangun melalui evaluasi terhadap konstruksi dari
sejumlah atribut terkait dengan jasa.
-
21
Dari pernyataan di atas dapat diambil suatu kesimpulan bahwa kualitas
merupakan keseluruhan karakteristik yang dirasakan oleh konsumen yang
berhubungan dengan produk maupun jasa atas kemampuan dalam pemenuhan
suatu kebutuhan.
2.3.2 Model Pegukuran Kualitas layanan
1. Parasuraman s Gap Model
a. Gap antara harapan konsumen dan persepsi manajemen.
Pada kenyataannya, pihak manajemen suatu perusahaan tidak
selalu dapat merasakan atau memahami apa yang diinginkan
para konsumen secara tepat. Akibatnya, manajemen tidak
mengetahui bagaimana suatu jasa sharusnya didesain dan jasa-
jasa pendukung/sekunder apa saja yang diinginkan konsumen.
Contohnya kebanyakan pengelola catering mengira konsumen
lebih mengutamakan ketepatan waktu pengantaran makanannya,
padahal para konsumen mungkin lebih memperhatikan variasi
menu yang disajikan.
b. Gap antara persepsi manajemen terhadap harapan konsumen dan
spesifikasi kualitas jasa.
Kadang kala manajemen mampu memahami secra tepat apa
yang diinginkan oleh pelanggan, tetapi mereka tidak menyusun
suatu standar kinerja yang jelas. Sebagai contoh, manajemen
suatu bank meminta para stafnya agar memberikan pelayanan
-
22
secara cepat tanpa menentukan standar atau ukuran waktu
pelayanan yang dapat dikategorikan cepat.
c. Gap antara spesifikasi kualitas jasa dan penyampaian jasa.
Ada beberapa penyebab terjadinya gap ini, misalnya karyawan
kurang terlatih (belum menguasai tugasnya), beban kerja
melampaui batas, tidak dapat memenuhi standar kinerja, atau
bahkan tidak mau memenuhi standar kinerja yang ditetapkan.
Selain itu, mungkin pula karyawan dihadapkan pada standar-
standar yang kadang kala saling bertentangan satu sama lain,
misalnya juru rawat diharuskan meluangkan waktunya untuk
mendengarkan keluhan atau masalah pasien , tetapi di sisi lain
mereka juga harus melayani para pasien dengan cepat.
d. Gap antara penyampaian jasa dan komunikasi eksternal.
Sering kali harapan para konsumen dipengaruhi oleh iklan dan
pernyataan atau janji yang dibuat oleh perusahaan. Risiko yang
dihadapi perusahaan adalah apabila janji yang diberikan ternyata
tidak dapat dipenuhi.
e. Gap antara jasa yang dirasakan dan jasa yang diharapkan.
Gap ini terjadi apabila konsumen mengukur kinerja/prestasi
perusahaan dengan cara yang berlainan atau bisa juga keliru
mempersepsikan kualitas jasa tersebut. Misalnya seorang dokter
bisa saja terus mengunjungi pasiennya untuk menunjukkan
perhatiannya . akan tetapi, pasien dapat menginterpretasikannya
-
23
sebagai suatu indikasi bahwa ada yang tidak beres berkenaan
dengan penyakit yang dideritanya.
2. Service Profit Chain Model.
Model ini dikemukakan oleh heskett, yang pada awalnya dikenal
dengan Quality Wheel Heskett. Penjelasan model Heskett ini dapat
diterangkan sebagai berikut .
a. Kualitas internal akan menciptakan kepuasan kerja karyawan.
Kualitas internal menunjukkan suasana atau lingkungan tempat
karyawan bekerja, termasuk tata cara rekruitmen , seleksi,
pengembangan, pemberian penghargaan atau sanksi kepada
karyawan. Karyawan yang berada pada kualitas internal yang
baik, yaitu lingkungan yang kondusif akan menciptakan
motivasi positif untuk mendorong mereka bekerja sebaik
mungkin untuk kepentingan organisasi, termasuk kepentingan
masa depan mereka. Suasana ini akan semakin kondusif apabila
akses konsumen untuk memperoleh informasi yang tersedia
dalam bentuk-bentuk teknologi canggih. Berarti kontak
langsung tidak hanya melalui personel perusahaan, melainkan
juga bisa diakses melalui teknologi yang mutakhir.
b. Kepuasan karyawan akan mendorong terciptanya produktifitas
kerja dan sedikitnya tingkat keluar masuk karyawan.
Pada banyak perusahaan jasa, biaya, dengan sering
berpindahnya karyawan akan menurunkan produktivitas dan
-
24
mengurangi kepuasan konsumen, terutama pada perusahaan-
perusahaan jasa yang banyak menggunakan tenaga kerja.
b. Produktivitas dan sedikitnya jumlah karyawan yang keluar
masuk akan menciptakan nilai (value) dalam perusahaan.
2.3.3 Indikator Kualitas layanan
Menurut Lupiyoadi (2006:182) ada lima faktor utama yang perlu
diperhatikan dalam kaitannya dengan kepuasan pelanggan yaitu:
a. Bukti fisik (tangibles)
Yaitu kemampuan suatu perusahaan dalam menunjukkan
eksistensinya kepada pihak eksternal. Penampilan dan
kemampuan sarana dan prasarana fisik perusahaan dan keadaan
lingkungan sekitarnya adalah bukti nyata yang diberikan oleh
pemberi jasa. Meliputi fasilitas fisik (gedung, gudang, dan lain-
lain), perlengkapan, dan peralatan yang digunakan, serta
penampilan dari pegawainya.
b. Keandalan (reliability)
Yaitu kemampuan perusahaan untuk memberikan pelayanan
sesuai yang dijanjikan secara akurat dan terpercaya. Kinerja
harus sesuai dengan harapan pelanggan yang berarti ketepatan
waktu, pelayanan
yang sama untuk semua pelanggan tanpa kesalahan, sikap yang
simpatik dengan akurasi yang tinggi.
-
25
c. Daya Tanggap (responsiveness)
Suatu kemauan untuk membantu dan memberikan pelayanan
yang cepat dan tepat pada pelanggan, dengan penyampaian
informasi yang jelas.
d. Jaminan (assurance)
Pengetahuan, kesopan santunan dan kemampuan para pegawai
perusahaan untu menumbuhkan rasa percaya pelanggan pada
perusahaan. Beberapa komponennya antara lain komunikasi,
kreditabilitas, keamanan, kompetensi dan sopan santun.
e. Empati (empathy)
Perhatian yang tulus dan bersifat individual atau pribadi yang
diberikan kepada pelanggan dengan berupaya memahami
keinginan konsumen.
2.4 Harga
2.4.1 Pengertian Harga
Menurut Tjiptono (2007:465) harga merupakan jumlah uang (satuan
moneter) dan/atau aspek lain (non-moneter) yang mengandung utilitas/kegunaan
tertentu yang diperlukan untuk mendapatkan suatu produk.
Menurut Kotler (2001: 439), harga merupakan sejumlah uang yang
dibebankan atas suatu produk atau jasa, atau jumlah dari nilai yang ditukar
konsumen atas manfaat-manfaat karena memiliki atau menggunakan produk atau
jasa tersebut. Sehingga dapat disimpulkan bahwa harga adalah nilai tukar untuk
-
26
manfaat tertentu bagi konsumen, baik barang ataupun jasa. Biasanya seorang
penjual menetapkan harga berdasarkan suatu kombinasi barang secara fisik
ditambah beberapa jasa lain serta keuntungan yang memuaskan. Tetapi dalam
kenyataan yang lain, harga didefinisikan sebagai jumlah yang dibayarkan oleh
pembeli.
Berdasarkan penjelasan diatas maka dapat ditarik kesimpulan harga
merupakan sejumlah uang yang digunakan untuk mendapatkan barang atau jasa.
2.4.2 Strategi Dan Taktik Penentuan Harga
A. Strategi Penentuan Harga
Menurut Morris dalam Lupiyoadi (2006:104) menjelaskan strategi
penentuan harga sebagai berikut:
1. Strategi Berdasarkan Biaya
a. Penentuan harga markup (markup pricing) atau biaya plus (cost-
plus pricing).
b. Penentuan harga berdasarkan sasaran pengembalian (target
return pricing).
2. Strategi Bedasarkan Pasar
a. Penentuan harga dasar (floor pricing)
b. Penentuan harga penetrasi (penetration pricing)
c. Penentuan harga paritas (parity pricing)
d. Penentuan harga premium (premium pricing)
e. Price Leadership pricing
f. Stay out pricing
-
27
g. Bundle pricing
h. Penentuan harga berdasarkan nilai (value based pricing)
i. Penentuan harga berdasarkan manfaat kotor (gross benefit
pricing).
B. Taktik Penentuan Harga
Menurut Morris dalam Lupiyoadi (2006:104) menjelaskan strategi
penentuan harga sebagai berikut:
1. Penentuan Harga Biaya Plus (cost plus pricing)
Penentun harga dilakukan dengan menaikkan (markup) harga sekian
persen dari total biayanya.
2. Penentuan harga berdasarkan tingakat pengembalian (rate of return
pricing).
Penentuan harga ditentukan untuk mencapai tingkat pengembalian
atas investasi (ROI) atau pengembalian atas aktiva (ROA) yang
ditargetkan.
3. Penentuan harga paritas persaingan (competitive parity pricing)
Penentuan harga ditentukan berdasarkan harga yang ditentukan oleh
pemimpin pasar.
4. Penentuan harga rugi (loss leading pricing)
Penentuan harga awal ditentutukan pada harga yang rendah bahkan
kadang rugi dengan tujuan jangka pendek, yaitu mendapat posisi
dipasar atau meningkatkan pangsa pasar.
-
28
5. Penetuan harga berdasarkan nilai (value based pricing)
Penentuan harga dasar ditentukan atas dasar nilai jasa yang
dipersepsikan oleh segmen tertentu. Penentuan harga ini disebut
pendekatan pasar (market driven approach), dimana tindakan
dilakukan untuk positioning jasa dan manfaat yang diterima
konsumen dari jasa tersebut.
6. Penentuan harga relasional (relationship pricing)
Penentuan harga didasarkan pada pertimbangan-pertimbangan atas
seluruh jasa yang disediakan untuk konsumen dan atas potensi
keuntungan dimasa depan dalam jangka waktu tertentu, sering kali
dalam seluruh hidup konsumen.
7. Penentuan harga fleksibel (flexible pricing)
Penentuan harga ini bersifat fleksibel, dipengaruhi oleh faktor bisnis
jasa yang digeluti.
8. Penentuan harga dengan diskon (discount pricing)
Penentuan harga dibawah standar. Oleh karena itu, dalam
perusahaan jasa memerlukan adanya jasa perantara, agen, ataupun
broker dimana meraka layak mendapat komisi.
9. Penentuan harga mengalihkan (diversionary pricing)
Penentuan harga dengan adanya pembedaan teknik dasar yaitu
menetapkan harga yang murah pada jasa inti, sementara jasa lain
yang bersamaan dengan konsumsi jasa tersebut dibuat standar atau
lebih tinggi).
-
29
10. Penentuan harga dengan jaminan (guarantee pricing)
Penentuan harga dimana penyedia jasa memberikan jaminan atas
produknya namun dengan harga yang relative lebih mahal.
11. Penentuan harga dengan mempertahankan harga yang tinggi (high
price maintenance pricing)
Penentuan harga dimana penyedia jsa berani untuk memberi harga
yang tinggi karena jika harga turun, maka reputasi akan turun.
12. Penentuan harga saat ramai (peak load pricing)
Penentuan harga dimana penyedia jasa yang lebih mahal pada saat
peak (ramai) karena biaya yang lebih tinggi yang harus ditanggung
produsen ketika masa ramai dibandingkan dengan masa sepi.
13. Penentuan harga tersembunyi (offset pricing)
Penentuan harga dengan adanya beberapa komponen harga yang
disembunyikan. Harga yang tertera tidak seluruhnya harga akhir
yang harus dibayar oleh konsumen.
14. Diskriminasi harga derajat pertama (first degree price
discrimination)
Penentuan harga dengan menjual setiap unit dari sebuah produk jasa
secara terpisah dan men-charge harga tertinggi yang mungkin untuk
setiap layanan jasa yang ditawarkan .
15. Diskriminasi harga derajat kedua (second degree price
discrimination)
-
30
Penentuan harga yang seragam pada layanan jasa diukur dalam
satuan kuantitas tertentu dan harga yang lebih murah (atau lebih
tinggi) lagi pada setiap tambahan satu kuantitas dalam masa
konsumsi yang sama, dan seterusnya demikian.
16. Diskriminasi harga derajat ketiga (third degree price discrimination)
Penentuan harga yang berbeda pada layanan jasa yang sama dalam
pasar yang berbeda hingga pendapatan marginal dari layanan jasa
terakhir yang dijual disetiap pasar yang berbeda sama dengan biaya
marginal dari layanan jasa tersebut.
17. Tarif dua bagian (two part tariff)
Penentuan harga dimana konsumen membayar biaya awal untuk hak
mengkonsumsi layanan jasa tersebut dan membayar pula
penggunaan atau harga untuk setiap layanan jasa yang mereka
konsumsi.
18. Penentuan harga paket (price bundling)
Penentuan harga dimana menjual satu atau lebih produk layanan jasa
sebagai sebuah paket.
2.4.3 Indikator Harga
Harga suatu barang atau jasa menjadi penentu bagi permintaan pasar.
Harga juga dapat mempengaruhi program pemasaran perusahaan atau organisasi.
Karena itu harga merupakan satu-satunya bauran pemasaran yang dapat
menghasilkan keuntungan bagi perusahaan.
-
31
Dari beberapa teori, maka dapatlah disebutkan indikator dari harga,
antara lain terdiri dari (Stanton, 2002 : 308).
1. Kepastian Harga
Harga sering dijadikan sebagai indikator kualitas bagi konsumen.
Misalnya bila ada barang atau jasa yang harganya mahal, maka
konsumen cenderung beranggapan bahwa barang atau jasa tersebut
kualitasnya baik. Tingkat harga suatu jasa satu dengan yang lain
yang sejenis terkadang memiliki perbedaan, hal ini berdasarkan
faktor-faktor penyebabnya. Harga yang diharapkan konsumen untuk
sebuah jasa adalah senilai dengan hasil jasa yang ditawarkan.
2. Potongan Harga
Potongan harga merupakan pengurangan dengan harga dasar atau
harga tercatat, pengurangan dapat dilakukan karena jumlah
pembelian yang besar pada suatu produk atau jasa tertentu atau
karena sudah menjadi langganan.
3. Syarat Pembayaran
Berhubungan dengan bagaimana konsumen akan membayar untuk
produk jasa yang akan dibeli. Biasanya dalam bentuk tunai atau
kredit, tergantung dari kebijaksanaan organisasi.
-
32
Indikator harga menurut Mc Charty dalam Swasta (2002:125) adalah:
1. Tingkat harga
Tingkat harga adalah klasifikasi harga yang ditetapkan oleh
perusahaan untuk pembeli dengan mempertimbangkan kemampuan
pembeli, tujuan dan strategi pemasaran secara menyeluruh.
2. Potongan harga
Potongan harga merupakan pengurangan dengan harga dasar atau
harga tercatat, pengurangan dapat dilakukan karena jumlah
pembelian yang besar pada suatu produk atau jasa tertentu karena
sudah menjadi langganan.
3. Waktu pembayaran
Waktu pembayaran atau periode pembayaran yaitu waktu yang
diperlukan dalam rangka melakukan pembayaran, dengan adanya
waktu atau periode pembayaran diharapkan konsumen akan tertarik
untuk melakukan pembelian karena merasa terbantu untuk
mendapatkan produk atau jasa yang diinginkan.
4. Syarat pembayaran
Berhubungan dengan bagaimana konsumen akan membayar untuk
produk atau jasa yang akan dibeli, biasanya dalam bentuk tunai atau
kredit, tergantung kebijaksanaan organisasi.
-
33
Indikator harga menurut Lupiyoadi (2006:92) adalah:
1. Cara pembayaran
Perusahaan dalam menentukan cara pembayaran kepada calon
pembeli atau pelanggan terhadap penjualan produk atau jasa banyak
cara yang dilakukan diantaranya:
a. Cash
Seorang konsumen dalam melakukan pembayaran terhadap
barng atau jasa yang dibeli secar tunai atau kontan.
b. Kredit
Seorang konsumen melakukan pembayaran terhadap barang
atau jasa yang dibeli secara angsuran/mengangsur beberapa
periode sesuai dengan perjanjian.
c. Kartu plastik / ATM
Seseorang konsumen dalam melakukan pembayaran terhadap
barang atau jasa yang dibeli dengan menggunakan ATM
(Automatic Teller Machine), credit card, dan debit card.
d. Cek
Cek merupakan surat perintah membayar kepada pihak bank
untuk menyerahkan sejumlah uang yang tertera kepda pihak
pembawa surat tersebut.
e. Elektrik Fund Transfer
Yaitu pengiriman atau transfer uang melalui jaringan elektronik
komputerisasi secara online.
-
34
f. Voucher
Voucher merupakan kupon yang dapat ditukarkan denagn
barang pada perusahaan atau took yang mengeluarkan voucher
tersebut.
g. Pembayaran terhadap pihak ketiga (lembaga pembiayaan)
Pembayaran terhadap pihak ketiga biasanya telah melalui
perjanjian kerjasama antara perusahaan dengan lembaga
pembiayaan.
2. Persaingan
Persaingan harga masih merupakan strategi yang banyak
didayagunakan perusahaan. Tingkat persaingan harga juga
disesuaikan dengan fasilitas yang tersedia, pelayanan yang diberikan
serta peralatan yang ada. Sebuah perusahaan dapat secara efektif
terlihat dalam persaingan harga jika secara teratur menawarkan
harga serendah mungkin.
Dalam penelitian ini indikator yang digunakan adalah tingkat harga (Mc
Charty dalam Swasta, 2002: 125) dan cara pembayaran (Lupiyoadi, 2006:92).
-
35
2.5 Penelitian Terdahulu
Penelitian ini dibuat berdasarkan pada hasil penelitian yang dilakukan
oleh peneliti sebelumnya, yakni pada tabel 2.2 berikut:
Tabel 2.2 Penelitian Terdahulu
No Peneliti/Judul Tahun Variabel/Alat Analisis Hasil
1 Havva Caha 2007 Dependen : Kualitas
Pelayanan
Berpengaruh
Terhadap
Kepuasan
Konsumen
Judul : Service Quality
in Private Hospital in
Turkey
Patient Satisfaction
Independen :
Service Quality
Alat Analisis :
Regresi Berganda
2 Zsofia Kenesei and
Sarah Todd 2004 Dependen : Harga
Berpengaruh
Terhadap
Keputusan
Pembelian
Purchase Decision
Judul : The Use of Price
in the Purchase Decision Independen :
Price
Alat Analisis :
Regresi Berganda
3 Nella Taulustia 2009 Dependen : Harga dan
Kualitas
Pelayanan
Berpengaruh
erhadap
Keputusan
Pembelian
Judul :Pengaruh harga
dan Kualitas Pelayanan
Terhadap Keputusan
pembelian bagi anggota
KPRI Gembala Makmur
Dinas Peternakan dan
Kesehatan Hewan
Provinsi Jawa Tengah
Keputusan pembelian
Independen :
Harga dan Kualitas
Pelayanan
Alat Analisis :
Regresi Linear Berganda
Berdasarkan penelitian terdahulu diatas, dalam penelitian ini peneliti
mereferensi jurnal diatas sebagai acuan. Dimana dalam jurnal Service Quality in
Private Hospital in Turkey, peneliti mengambil variabel independen yaitu kualitas
pelayanan sebagai X1, serta dalam jurnal The Use of Price in the Purchase
-
36
Decision, peneliti mengambil variabel independen yaitu harga sebagai X2, dan
mengambil vaiabel dependen yaitu keputusan pembelian sebagai Y.
2.6 KERANGKA BERFIKIR
Proses keputusan membeli konsumen dipengaruhi oleh beberapa faktor.
Faktor utama yang harus diperhatikan dalam menentukan proses keputusan
pembelian konsumen adalah harga dan kualitas pelayanan, dimana keduanya
memiliki hubungan yang erat. Harga adalah nilai tukar untuk manfaat tertentu
bagi konsumen, baik barang ataupun jasa. Kualitas pelayanan adalah suatu
penilaian terhadap hasil kinerja pelayanan terhadap harapan pelanggan.
Sedangkan keputusan pembelian merupakan kumpulan dari sejumlah keputusan
untuk membeli yang diambil oleh pembeli. Adanya tingkat harga, , dan cara
pembayaran merupakan perwujudan harga yang tepat. Penentuan harga berperan
penting untuk menentukan seberapa layak produk atas harga yang ditawarkan oleh
konsumen.
Apabila harga yang ditetapkan terlalu tinggi maka persepsi kualitas
pelayanan oleh konsumen tinggi, namun sebaliknya apabila harga yang ditetapkan
terlalu rendah maka persepsi kualitas pelayanan oleh konsumen rendah. Oleh
karena itu pihak organisasi harus mengetahui tingkat harga yang umumnya
berlaku untuk jasa yang ditawarkan oleh rumah sakit. Dengan penetapan harga
yang tepat, maka keputusan pembelian oleh konsumen akan sesuai dengan yang
diharapkan organisasi. Kualitas pelayanan yang baik apabila pelayanan yang
diberikan dapat diwujudkan melalui bukti fisik, keandalan, daya tanggap, jaminan,
dan empati.
-
37
Dengan kualitas pelayanan yang baik, sopan, ramah, dan menyenangkan
tentunya akan membuat konsumen tertarik untuk melaksanakan keputusan
pembelian. Melalui pengenalan masalah, pencarian informasi, penilaian alternatif,
dan perilaku setelah membeli, konsumen akan merasa bahwa keputusan
pembelian yang dilakukannya telah benar-benar tepat. Tentunya organisasi
berusaha untuk menambah dan mempertahankan konsumen yang loyal.
Berikut ini penulis memaparkan gambaran atau skema kerangka berpikir
yang melandasi pemikiran tentang faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan
pembelian.
Gambar 2.1
Kerangka Berpikir
Kualitas Pelayanan
1. Bukti Fisik 2. Keandalan 3. Ketanggapan 4. Jaminan 5. Empati
Harga
1. Tingkat Harga 2. Cara Pembayaran
Proses Keputusan Pembelian
1. Pengenalan Masalah 2. Pencarian Informasi 3. Evaluasi Alternatif 4. Keputusan pembelian 5. Perilaku pasca pembelian
-
38
2.7 HIPOTESIS
Hipotesis adalah suatu pernyataan yang masih harus diuji kebernarannya
secara empirik. Hipotesis adalah pegangan semantara yang masih harus
dibuktikan kebenarannya didalam kenyataan (empirical verification), percobaan
(experimentation) atau praktek (implementation) (Umar, 2002:80).
H1 : Ada pengaruh kualitas layanan terhadap proses keputusan rawat
inap di RSUD Kota Semarang.
H2 : Ada pengaruh harga terhadap proses keputusan rawat inap di
RSUD Kota Semarang
H3 : Ada pengaruh kualitas layanan dan harga terhadap proses
keputusan rawat inap di RSUD Kota Semarang
-
39
BAB III
METODE PENELITIAN
Penelitian merupakan suatu penyelidikan yang sistematis untuk
meningkatkan sejumlah pengetahuan (Indriantoro dan Supomo, 2002: 3). Tujuan
utama dari penelitian adalah untuk memecahkan masalah yang ditetapkan
sebelumnya. Dalam menetapkan masalah harus dilakukan secara objektif, rasional
dan menghindarkan pemikiran yang mengarah coba-coba (trial and error).
Penelitian merupakan suatu bentuk kegiatan ilmiah, oleh karena itu harus dapat
memenuhi mutu ilmiah suatu penelitian.
3.1 Populasi
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Arikunto, 2002: 108). Dalam
penelitian ini populasinya adalah pasien rawat inap RSUD Kota Semarang.
3.2 Sampel
Sampel adalah sebagian dari populasi yang akan diteliti (Arikunto, 2002:
109). Adapun untuk menentukan jumlah sampel yang mewakili populasi secara
keseluruhan menggunakan pendapat Slovin dalam Umar (2002:146) pemakaian
rumus tersebut mempunyai asumsi bahwa populasi berdistribusi normal.
Ditunjang dengan pendapat Harry dalam Umar (2002:147) yang menyatakan
bahwa dalam menghitung jumlah sampel dan jumlah populasi maksimum 500
dengan e bervariasi sampai 5%, maka akan dapat dihitung dengan rumus di
bawah ini:
-
40
Menurut Slovin (dalam Umar, 2002: 146) untuk menentukan sampel dapat
digunakan formulasi:
dimana:
n = Ukuran sampel
N = Ukuran populasi
e = Tingkat kesalahan yang dalam pengambilan sampel yang ditetapkan
Pada penelitian ini jumlah populasinya adalah 150 orang maka
berdasarkan tabel ukuran sampel batas kesalahan dan jumlah populasi yang
ditetapkan, besar persentase kelonggarannya adalah 5% (Umar, 2002: 147).
Sehingga langkah mencari ukuran sampel dapat dilakukan sebagai berikut:
Berdasarkan perhitungan diatas, maka sampel dalam penelitian ini adalah
149.6 dibulatkan menjadi 150 responden.
Untuk menentukan ukuran kelas masing masing sampel dapat dilihat
pada tabel berikut :
-
41
Tabel 3.1 Ukuran sampel masing-masing kelas RSUD Kota
Semarang.
No Kelas Sub Populasi Rumus Sampel (Orang)
1 VIP 4 4/239x150 3
2 I 52 52/239x150 33
3 II 85 85/239x150 53
4 III 98 98/239x150 62
Jumlah 239 150
Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik
cluster sampling yaitu pengambilan sampel didasarkan pada perbedaan kelompok-
kelompok dalam populasi.. Tenik samping ini digunakan apabila populasi tersebar
dalam beberapa daerah, propinsi kabupaten, kecamatan, dan seterusnya (Usman
2004: 46). Pengambilan sampel pada penelitian ini adalah ruang rawat inap kelas
VIP,I,II,III.
3.3 Variabel Penelitian
Variabel penelitian dalam penelitian ini terdiri dari dua variabel yaitu
variabel bebas dan terikat. Variabel bebas adalah variabel yang menjadi sebab
terjadinya/terpengaruhnya variabel dependen . Variabel terikat adalah variabel
yang nilainya dipengaruhi oleh variabel independen (Umar, 2002:129).
3.3.1 Variabel terikat (Y)
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah proses keputusan rawat inap
( Y ) adalah tahapan dalam pengambilan keputusan pembeli dimana konsumen
benar-benar membeli., Kotler (2004:204). Dengan indikator sebagai berikut :
-
42
1. Pengenalan Masalah
Proses dimulai saat pembeli menyadari adanya masalah atau
kebutuhan. Kebutuhan ini disebabkan karena adanya rangsangan
internal maupun eksternal. Dari pengalaman sebelumnya orang telah
belajar bagaimana mengatasi dorongan ini dan dimotivasi kearah
produk yang diketahuinya kan memuaskan dorongan ini.
2. Pencarian Informasi
Seorang konsumen yang terdorong kebutuhannya mungkin akan
mencari informasi lebih lanjut. Jika dorongan konsumen kuat dan
produk itu berada didekatnya, mungkin konsumen akan langsung
membelinya. Jika tidak, maka kebutuhan konsumen itu hanya akan
menjadi ingatan saja.
3. Evaluasi Alternatif
Untuk membuat keputusan terakhir, konsumen memproses informasi
tentang pilihan merek. Konsumen akan mencari manfaat tertentu dan
selanjutnya melihat kepada atribut produk sesuai dengan
kepentingannya. Kemudian konsumen mungkin akan
mngembangkan himpunan kepercayaan.
4. Keputusan Pembelian
Pada tahap evaluasi, konsumen menyusun merek-merek dalam
himpunan pilihan serta membentuk proses. Pada tahap pembelian
sebenarnya masih terdapat kemungkinan perubahan karena adanya
-
43
faktor situasional ataupun orang lain yang bisa memperngaruhi
keputusan yang sudah diambil sebelumnya.
5. Perilaku Pasca Pembelian
Setelah produk dibeli, yang pertama kali dilakukan oleh konsumen
adalah mengevaluasi apakah keputusannya benar.
3.3.2 Variabel bebas ( X)
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah kualitas layanan ( dan
harga ( .
1. Kualitas pelayanan ( ) adalah kualitas layanan adalah konsepsi
multidimensional yang dibangun melalui evaluasi terhadap konstruksi dari
sejumlah atribut terkait dengan jasa, Utami (2006:245). dengan indikator
sebagai berikut :
1) Bukti Fisik
Yaitu kemampuan suatu perusahaan dalam menunjukkan
eksistensinya kepada pihak eksternal. Penampilan dan kemampuan
sarana dan prasarana fisik perusahaan dan keadaan lingkungan
sekitarnya adalah bukti nyata yang diberikan oleh pemberi jasa.
Meliputi fasilitas fisik (gedung, gudang, dan lain-lain),
perlengkapan, dan peralatan yang digunakan, serta penampilan dari
pegawainya.
2) Keandalan
Yaitu kemampuan perusahaan untuk memberikan pelayanan sesuai
yang dijanjikan secara akurat dan terpercaya. Kinerja harus sesuai
-
44
dengan harapan pelanggan yang berarti ketepatan waktu, pelayanan
yang sama untuk semua pelanggan tanpa kesalahan, sikap yang
simpatik dengan akurasi yang tinggi.
3) Ketanggapan
Suatu kemauan untuk membantu dan memberikan pelayanan yang
cepat dan tepat pada pelanggan, dengan penyampaian informasi yang
jelas.
4) Jaminan
Pengetahuan, kesopan santunan dan kemampuan para pegawai
perusahaan untu menumbuhkan rasa percaya pelanggan pada
perusahaan. Beberapa komponennya antara lain komunikasi,
kreditabilitas, keamanan, kompetensi dan sopan santun.
5) Empati
Perhatian yang tulus dan bersifat individual atau pribadi yang
diberikan kepada pelanggan dengan berupaya memahami keinginan
konsumen.
2. Harga ( ) adalah jumlah uang (satuan moneter) dan/atau aspek lain (non-
moneter) yang mengandung utilitas/kegunaan tertentu yang diperlukan
untuk mendapa tkan suatu produk, Tjiptono (2007:465). dengan indikator
sebagai berikut :
-
45
1) Tingkat Harga
Tingkat harga adalah klasifikasi harga yang ditetapkan oleh
perusahaan untuk pembeli dengan mempertimbangkan kemampuan
pembeli, tujuan dan strategi pemasaran secara menyeluruh.
2) Cara Pembayaran
Berhubungan dengan bagaimana konsumen akan membayar untuk
produk jasa yang akan dibeli. Biasanya dalam bentuk tunai atau
kredit, tergantung dari kebijaksanaan organisasi.
3.4 Sumber Data
1. Data Primer
Data primer merupakan data yang didapat dari sumber pertama baik dari
individu atau perorangan, seperti hasil wawancara atau pengisian
kuesioner (Umar, 2002:130). Data primer dalam penelitian ini adalah
tanggapan responden terhadap kuesioner variabel kualitas pelayanan,
harga dan keputusan konsumen.
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang dikumpulkan oleh peneliti melalui pihak
kedua atau tangan kedua (Umar, 2002:130). Data sekunder dari penelitian
ini seperti jumlah pasien rawat inap dan tarif RSUD Kota Semarang.
3.5 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data adalah cara yang dapat digunakan oleh peneliti
untuk mengumpulkan data (Muhidin, 2007:19). Metode pengumpulan data dalam
penelitian ini adalah:
-
46
3.5.1 Metode Kuesioner
Kuesioner adalah Suatu pengumpulan data dengan memberikan atau
menyebarkan daftar pertanyaan kepada responden, dengan harapan mereka
akan memberikan respon atas daftar pertanyaan tersebut. Daftar
pertanyaan bersifat tertutup jika alternatif-alternatif pertanyaan telah
disediakan (Umar, 2002:167).
Dalam penelitian ini jenis kuesioner yang digunakan adalah kuesioner
tertutup, pertanyaan atau pernyataan yang ada sudah disediakan
jawabannya sehingga responden tinggal memilih pilihan jawaban yang
disediakan.
Pertanyaan atau pernyataan dalam keusioner akan dijawab responden
dalam bentuk skala likert. Jawaban atas pertanyaan atau pernyataan
masing masing diberi skor sebagai berikut :
1) Sangat Setuju diberi skor 5
2) Setuju diberi skor 4
3) Kurang setuju diberi skor 3
4) Tidak setuju diberi skor 2
5) Sangat tidak setuju diberi skor 1
3.5.2 Metode Dokumentasi
Metode Dokumentasi adalah mencari data mengenai hal hal atau variabel
yang catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat,
lengger, agenda, dan sebagainya ( Arikunto, 2006 : 231 ). Data yang
didapat adalah data jumlah konsumen yang menginap, gambaran umum,
-
47
struktur organisasi dan uraian tugas jabatan, aktivitas produksi dan
pemasaran di RSUD Kota Semarang.
3.6 Validitas dan Reliabilitas
3.6.1 Uji Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat tingkat
kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau sahih
mempunyai validitas tinggi. Sebaliknya, instrumen yang kurang valid berarti
memiliki validitas rendah ( Arikunto, 2006:168 ).
Suatu instrumen yang valid berarti memiliki validitas tinggi. Sebaliknya,
validitas yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah. Cara yang dipakai
dalam menguji tingkat validitas adalah dengan variabel internal, yaitu menguji
apakah terdapat kesesuaian antara bagian instrumen secara keseluruhan.
Rumus uji validitas :
Keterangan :
= Besarnya Koefisien korelasi
N = Jumlah Subyek Uji Coba
X = Skor Butir
Y = Skor Total
= Jumlah skor item
= Jumlah skor total
-
48
= Jumlah skor kuadrat nilai X
= Jumlah skor kuadrat nilai Y
Dalam rumus Korelasi Product Moment dari pearson, suatu indikator
dikatakan valid apabila N = 30 dan = 0,05 maka r tabel = 0,361 dengan
ketentuan:
Hasil > (0,361) = valid
Hasil < (0,361) = tidak valid
Pengolahan data dalam penelitian ini menggunakan program SPSS
(Statistical Product and Service Solution) dimana tiap item (variabel) bisa
dilihat pada tabel korelasi.
-
49
a. Variabel Kualitas Pelayanan
Tabel 3.2 : Hasil Uji Coba Instrumen Variabel Kualitas Layanan
No. Item r hitung r tabel Keterangan
a. Bukti Fisik (Tangible)
1 0.605 0.361 Valid
2 0.513 0.361 Valid
3 0.605 0.361 Valid
4 0.171 0.361 Tidak Valid
5 0.443 0.361 Valid
6 0.43 0.361 Valid
7 0.605 0.361 Valid
b. Keandalan (Reability)
8 0.534 0.361 Valid
9 0.424 0.361 Valid
10 0.447 0.361 Valid
11 0.495 0.361 Valid
c. Daya Tanggap (Responsiveness)
12 0.512 0.361 Valid
13 0.085 0.361 Tidak Valid
14 0.45 0.361 Valid
d. Jaminan (Assurance)
15 0.27 0.361 Tidak Valid
16 0.495 0.361 Valid
17 0.512 0.361 Valid
18 0.534 0.361 Valid
e. Empati (Empathy)
19 0.568 0.361 Valid
20 0.605 0.361 Valid
21 0.066 0.361 Tidak Valid
Sumber: Data uji coba tahun 2011, diolah
Berdasarkan hasil perhitungan tersebut menunjukkan bahwa
> yaitu untuk N= 30 dengan taraf signifikan 5% adalah 0,361.
Demikian dapat dikatakan bahwa variabel Kualitas Pelayanan yang digunakan
dalam penelitian ini ada yang tidak valid yaitu pernyataan no. 4, 13, 15 dan no. 21
-
50
, sehingga pernyataan no. 4, 13, 15 dan no. 21 tidak digunakan dalam
pengambilan data karena pernyataan yang valid sudah mewakili indikator dan 17
pernyataan yang valid yang dapat digunakan dalam pengambilan data.
Tabel 3.3 : Hasil Uji Coba Instrumen Variabel Kualitas Layanan
No. Item r hitung r tabel Keterangan
a. Bukti Fisik (Tangible)
1 0.605 0.361 Valid
2 0.513 0.361 Valid
3 0.605 0.361 Valid
4 0.443 0.361 Valid
5 0.43 0.361 Valid
6 0.605 0.361 Valid
b. Keandalan (Reability)
7 0.534 0.361 Valid
8 0.424 0.361 Valid
9 0.447 0.361 Valid
10 0.495 0.361 Valid
c. Daya Tanggap (Responsiveness)
11 0.512 0.361 Valid
12 0.45 0.361 Valid
d. Jaminan (Assurance)
13 0.495 0.361 Valid
14 0.512 0.361 Valid
15 0.534 0.361 Valid
e. Empati (Empathy)
16 0.568 0.361 Valid
17 0.605 0.361 Valid
Sumber: Data uji coba tahun 2011, diolah
-
51
b. Variabel Harga
Tabel 3.4 : Hasil Uji Coba Instrumen Variabel Harga
No. Item r hitung r tabel Keterangan
a. Tingkat Harga
22 0.546 0.361 Valid
23 0.346 0.361 Tidak Valid
24 0.609 0.361 Valid
b. Cara Pembayaran
25 0.414 0.361 Valid
26 0.481 0.361 Valid
27 0.549 0.361 Valid
28 0.506 0.361 Valid
29 0.282 0.361 Tidak Valid
Sumber: Data uji coba tahun 2011, diolah
Berdasarkan hasil perhitungan tersebut menunjukkan bahwa
> yaitu untuk N= 30 dengan taraf signifikan 5% adalah 0,361.
Demikian dapat dikatakan bahwa variabel Kualitas Pelayanan yang digunakan
dalam penelitian ini ada yang tidak valid yaitu pernyataan no. 23 dan no. 29 ,
sehingga pernyataan no. 23 dan no. 29 tidak digunakan dalam pengambilan data
karena pernyataan yang valid sudah mewakili indikator dan 6 pernyataan yang
valid yang dapat digunakan dalam pengambilan data.
-
52
Tabel 3.5 : Hasil Uji Coba Instrumen Variabel Harga
No. Item r hitung r tabel Keterangan
a. Tingkat Harga
18 0.546 0.361 Valid
19 0.609 0.361 Valid
b. Cara Pembayaran
20 0.414 0.361 Valid
21 0.481 0.361 Valid
22 0.549 0.361 Valid
23 0.506 0.361 Valid
Sumber: Data uji coba tahun 2011, diolah
c. Variabel Proses Keputusan Rawat Inap
Tabel 3.6 : Hasil Uji Coba Instrumen Variabel Proses Keputusan
Rawat Inap
No. Item r hitung r tabel Keterangan
a. Pengenalan Masalah
30 0.684 0.361 Valid
31 0.552 0.361 Valid
b. Pencarian Informasi
32 0.615 0.361 Valid
33 0.413 0.361 Valid
34 0.636 0.361 Valid
35 0.743 0.361 Valid
c. Evaluasi Alternatif
36 0.151 0.361 Tidak Valid
37 0.464 0.361 Valid
d. Keputusan Pembelian
38 0.684 0.361 Valid
39 0.664 0.361 Valid
40 0.743 0.361 Valid
41 0.287 0.361 Tidak Valid
e. Perilaku Pasca Pembelian
42 0.627 0.361 Valid
43 0.58 0.361 Valid
Sumber: Data uji coba tahun 2011, diolah
-
53
Berdasarkan hasil perhitungan tersebut menunjukkan bahwa
> yaitu untuk N= 30 dengan taraf signifikan 5% adalah 0,361.
Demikian dapat dikatakan bahwa variabel Kualitas Pelayanan yang digunakan
dalam penelitian ini ada yang tidak valid yaitu pernyataan no. 36 dan n