Surat Keputusan Direksi PLN 514.K/Dir

5
Me ni mba ng : a. ba hwa ro kok merup ak an sal ah sa tu za t ad ik ti f yan g bi la di gu na ka n da pa t mengakibatkan bahaya kesehatan bagi indi vi du dan ma sy arakat baik selaku perokok ak ti f maupun perokok pasi f, oleh sebab itu diperlukan perlindungan te rhadap bahaya rok ok bagi kesehatan secara men ye luruh, terpadu, dan berkesinambungan; b. bahwa untuk udara yang sehat dan bersih hak bagi setiap orang, maka diperlukan kesadaran, kemauan, dan kemampuan Pegawai dan Per ser oan unt uk mencegah damp ak penggunaan rokok baik langsung maupun ti dak langsung terhadap kesehatan,  sebagai upaya menciptakan iklim ke~a yang sehat dan bersih, serta terwujudnya derajat kesehatan masyarakat yang optimal; c. bahwa berdasar kan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a dan b, perlu menetapkan Keputusan Direksi PT PLN (Perser o) tentang Kawasan Dilarang Merokok. Mengingat :1. Undang-undang RI Nomor 19 Tahun 2003 tent ang Bada n Usaha Milik Negara; 2.  Undang-undang RI Nomo r 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas; 3. Undang-Un dang RI Nomor 30 Tahun 2009 ten tan g Ket enagal ist rik an; 4. Peraturan Pemerintah RI Nomor 10 Tahun 1989 tentang Penyediaan dan Pemanfaatan Tenaga Listrik sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah RI Nomor 3 Tahun 2005 dan Peraturan Pemerintah RI Nomor 26 Tahun 2006; 5.  Peraturan Pemerintah RI Nomor 23 Tahun 1994 tent ang Pe ngal ihan Bentuk Perusahaan Umum (Perum) Li st rik Negara menj adi perusahaan Perseroan (persero); 6. Per aturan Pemerintah RI Nomor 45 Tahun.2005 tentan g Pendir ian, Pengur usan, Pengawasan dan Pembubaran Badan Usaha Milik Negara;

description

tentang kawasan dilarang merokok

Transcript of Surat Keputusan Direksi PLN 514.K/Dir

  • Menimbang : a. bahwa rokok merupakan salah satu zat adiktif yang bila digunakan dapatmengakibatkan bahaya kesehatan bagi individu dan masyarakat baik selakuperokok aktif maupun perokok pasif, oleh sebab itu diperlukan perlindunganterhadap bahaya rokok bagi kesehatan secara menyeluruh, terpadu, danberkesinambungan;

    b. bahwa untuk udara yang sehat dan bersih hak bagi setiap orang, maka diperlukankesadaran, kemauan, dan kemampuan Pegawai dan Perseroan untuk mencegahdampak penggunaan rokok baik langsung maupun tidak langsung terhadapkesehatan, sebagai upaya menciptakan iklim ke~a yang sehat dan bersih, sertaterwujudnya derajat kesehatan masyarakat yang optimal;

    c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a dan b,perlu menetapkan Keputusan Direksi PT PLN (Persero) tentang Kawasan DilarangMerokok.

    Mengingat :1. Undang-undang RI Nomor 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara;

    2. Undang-undang RI Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas;

    3. Undang-Undang RI Nomor 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan;

    4. Peraturan Pemerintah RI Nomor 10 Tahun 1989 tentang Penyediaan danPemanfaatan Tenaga Listrik sebagaimana telah diubah dengan PeraturanPemerintah RI Nomor 3 Tahun 2005 dan Peraturan Pemerintah RI Nomor 26Tahun 2006;

    5. Peraturan Pemerintah RI Nomor 23 Tahun 1994 tentang Pengalihan BentukPerusahaan Umum (Perum) Listrik Negara menjadi perusahaan Perseroan(persero);

    6. Peraturan Pemerintah RI Nomor 45 Tahun.2005 tentang Pendirian, Pengurusan,Pengawasan dan Pembubaran Badan Usaha Milik Negara;

    7. Anggaran Dasar PT PLN (Persero);

    8. Keputusan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Nomor KEP-58/MBU/2008jo Keputusan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Nomor KEP-252/MBU/2009 tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Anggota-AnggotaDireksi Perusahaan Perseroan PT Perusahaan Listrik Negara;

  • 9. Keputusan Direksi PT PLN (Persero) Nomor 001.Kl030/DIR/1994 tentangPemberlakuan Peraturan Sehubungan Dengan Pengalihan Bentuk HukumPerusahaan;

    10. Keputusan Direksi PT PLN (Persero) Nomor 017.KlDIR/2010 tentang Organisasidan Tata Kerja PT PLN (Persero) sebagaimana telah diubah dengan KeputusanDireksi PT PLN (Persero) Nomor 055.KlDIR/2010.

    Menetapkan: KEPUTUSAN DIREKSI PT PLN (PERSERO) TENTANG KAWASAN DILARANGMEROKOK.

    Dalam Keputusan ini yang dimaksud dengan:

    a. Perseroan, adalah PT PLN (Persero) yang didirikan dengan Akta Notaris Sutjipto, S.H. No. 169Tahun 1994, beserta perubahannya.

    b. Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan setiaporang produktif secara sosial dan ekonomis.

    c. Rokok adalah hasil olahan tembakau terbungkus termasukcerutu atau bentuk lainnya yangdihasilkan dari tanaman atau bentuk lainnya yang dihasilkan dari tanaman nicotiana tobacum,nicotiana rustica dan spesies lainnya atau sintetisnya yang mengandung nikotin, tar dan zatadiktif dengan atau tanpa bahan tambahan.

    d. Tempat kerja adalah tempat Pegawai bekerja dan tempat sumber-sumber bahaya termasukkawasan instalasi pembangkit, gardu induk, gedung pertemuan, tempat pelayanan umum, mobildinas dan sejenisnya.

    e. Kawasan Dilarang Merokok adalah seluruh area tempat kerja di Perseroan, kecuali tempatkhusus yang disediakan untuk merokok.

    Pasal2

    Tujuan

    Tujuan penetapan PLN sebagai Kawasan Dilarang Merokok adalah:

    a. menciptakan dan memelihara suasana kerja yang baik;

    b. meningkatkan produktivitas kerja yang optimal;

    c. meningkatkan kesehatan Pegawai atau masyarakat dengan perilaku hidup sehat;

    d. mewujudkan kualitas udara yang sehat dan bersih bebas dari asap rokok;

    e. menurunkan angka kematian manusia di Indonesia.

  • Pasal3

    Pimpinan dan atau Penanggung Jawab

    (1) Pimpinan dan/atau penanggung jawab tempat kerja harus memberi contoh dan teladan dikawasan dilarang merokok yang menjadi tanggung jawabnya.

    (2) Pimpinan dan/atau penanggung jawab tempat kerja wajib memelihara dan meningkatkan kualitasudara yang sehat dan bersih bebas dari asap rokok.

    (3) Pimpinan dan/atau penanggung jawab tempat kerja menampilkan data dan intormasi bahayarokok di Kawasan Dilarang Merokok.

    (4) Pimpinan dan/atau penanggung jawab tempat kerja wajib menginstruksikan kepada stat dan/ataupegawainya untuk tidak merokok di kawasan dilarang merokok atau seluruh tempat kerja.

    (5) Pimpinan dan/atau penanggung jawab tempat kerja wajib menegur dan/atau memperingatkandan/atau mengambil tindakan apabila terbukti stat dan/atau pegawainya merokok di KawasanDilarang Merokok atau di seluruh tempat kerja.

    (6) Stat dan/atau pegawai dapat memberikan teguran atau melaporkan kepada Pimpinan dan/ataupenanggung jawab tempat kerja, apabila ada yang merokok di Kawasan Dilarang Merokok ataudi seluruh tempat Kerja.

    (7) Pimpinan dan/atau penanggung jawab tempat kerja wajib mengambil tindakan atas laporan yangdisampaikan oleh stat dan/atau pegawai sebagaimana dimaksud pada ayat (6).

    Pasal4

    Tempat Khusus/Kawasan Merokok

    (1) Pegawai maupun non Pegawai dapat merokok hanya di tempat yang khusus disediakan untukmerokok yang letaknya tidak di dalam gedung dan tidak mengganggu kegiatan kerja.

    (2) Tempat khusus atau Kawasan merokok harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:

    a. tempatnya terpisah secara fisik atau tidak bercampur dengan kawasan dilarangmerokok;

    b. dilengkapi alat penghisap udara atau memiliki sistem sirkulasi udara;

    c. dilengkapi asbak atau tempat pembuangan puntung rokok.

    d. dapat dilengkapi dengan data dan intormasi bahaya merokok bagi kesehatan.

    Pasal5

    Pembinaan

    (1) Pejabat yang membidangi Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3), merupakan perangkatPerseroan yang berkewajiban melakukan pembinaan untuk:

    a. menyelenggarakan kawasan dilarang merokok di setiap tempat yang ditetapkan sebagaikawasan dilarang merokok.

    b. mengusahakan agar Pegawai terhindar dari penyakit akibat penggunaan rokok.

    (2) Pembinaan dapat dilakukan oleh:

    a. masing-masing perangkat Perseroan dengan melaksanakan berbagai kegiatan pembinaandalam rangka pembinaan pelaksanaan kawasan dilarang merokok dan bahaya merokokbagi kesehatan;

    b. Pimpinan Unit dapat memberikan penghargaan kepada orang atau badan yang telahberjasa dalam rangka memotivasi membantu pelaksanaan kawasan dilarang merokok.

    (3) Pemberian penghargaan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) hurut c dilaksanakan sesuaidengan Ketentuan yang berlaku.

  • Pasal6

    Pengawasan

    ,(1) Perangkat Perseroan melakukan pengawasan pelaksanaan kawasan dilarang merokok.

    (2) Pengawasan yang dilakukan oleh Perangkat Perseroan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)dilakukan sesuai dengan tugas dan fungsi masing-masing.

    (3) Hasil pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) wajib dilaporkan oleh masing-masingUnit sesuai dengan tugas dan fungsi masing-masing kepada Pejabat yang membidangi K3setiap akhir semester.

    (4) Apabila dari hasil pengawasan terdapat atau diduga terjadi pelanggaran ketentuansebagaimana diatur dalam Ketentuan ini, Pimpinan Unit dapat mengambil tindakan sesuaidengan Ketentuan.

    Pasal7

    Sanksi

    (1) Setiap Pegawai yang terbukti merokok tidak di kawasan merokok, dikenakan sanksi:

    a. Teguran lisan; atau

    b. Hukuman Disiplin Pegawai, jika dilakukan lebih dari 3 (tiga) kali; dan atau

    c. Demosi jabatan.

    (2) Setiap orang bukan Pegawai yang terbukti merokok di kawasan dilarang merokok dikenakansanksi teguran lisan dan diminta untuk merokok di tempat yang disediakan, mematikan rokok,atau diminta keluar dari lingkungan kantor apabila yang bersangkutan tetap ingin merokok.

    (3) Atasan langsung Pegawai yang terbukti membiarkan Pegawai merokok di kawasan dilarangmerokok, dapat dikenakan sanksi administrasi berupa Teguran lisan atau peringatan tertulis.

    Dengan diberlakukan Keputusan ini, ketentuan lain yang bertentangan dengan Keputusan inidinyatakan tidak berlaku.

    Ditetapkan di: Jakartapada tanggal: .3 September 2010