Oleh :

DIR BINMAS POLDA JATENG

DISAMPAIKAN PADA ACARA PERTEMUAN KOORDINASI DAN ADVOKASI KEGIATAN PENGENDALIAN PEMOTONGAN TERNAK BETINA RUMINANSIA

PRODUKTIF DI HOTEL SAHIRA BOGOR TAHUN 2019

MOU PENGENDALIAN PEMOTONGAN SAPI BETINA PRODUKTIF

1. MoU ditandatangani oleh Ditjen PKH

Kementerian Pertanian I Ketut Diarmita dan Kepala Badan Pemeliharaan Keamanan (Kabarharkam) Komjen Putut Eko Bayuseno di Kantor Kabarhakam Mabes Polri pada tanggal 9 Mei 2017

2. ”Kerjasama ini dilakukan dalam rangka meningkatkan koordinasi, pengawasan dan sinergi antara Ditjen PKH dengan Kepolisian dalam rangka Pengendalian Pemotongan Ternak Ruminansia Betina Produktif yang terjadi di masyarakat," ujar I Ketut Diarmita pada keterangan tertulisnya.

3. Secara teknis operasi pencegahan dan penegakan hukum pemotongan betina produktif akan dilakukan oleh Babin Kamtibnas yang jumlahnya 22 ribu anggota. “Setiap 1 (satu) Babinkamtinas akan bertanggungjawab terhadap pengawasan 1 atau 2 desa.

MENDATANGI RPH YANG ADA DI WILAYAH TUGASNYA, BERKOORDINASI DENGAN DINAS PETERNAKAN MAUPUN PEMDA (LURAH/DESA) DENGAN MENGOPTIMALKAN PERAN BHABINKAMTIBMAS

MELAKSANAKAN PENYULUHAN KERMA DGN DINAS PETERNAKAN PROP/KAB.

SOSIALISASI TTG UU NO 41 TH 2014 ( SANKSI PIDANA PSL 86);

MENYAMPAIKAN PESAN2 KAMTIBMAS TTG TERNAK RUMINANSIA KECIL/ BESAR BETINA PRODUKTIF & UPAYA PENERTIBAN PARA JAGAL;

MEMBANGUN POLA PENGAWASAN & PENCEGAHAN TERHADAP GIAT RBH (SISTEM PAM, SOP, SOSIALISAI, KETT LAIN).

IMPLEMENTASI MOU DITJEN PKH KEMENTERIAN PERTANIAN DAN KABARHARKAM MABES POLRI PADA

TANGGAL 9 MEI 2017

DOKUMENTASI PELAKSANAAN

SOSIALISASI PENCEGAHAN PEMOTONGAN BETINA

RUMINANSIA PRODUKTIF DI WILAYAH JAWA TENGAH

1. MENDATANGI RPH YG ADA DI WILAYAH TUGAS MASING-MASING DAN BERKOORDINASI DG DINAS PETERNAKAN MAUPUN PEMDA (LURAH/DESA);

2. MEMBANGUN POLA PENGAWASAN & PENCEGAHAN TERHADAP GIAT RBH (SISTEM PAM, SOP, SOSIALISAI, KETT LAIN).

3. PENEGURAN LANGSUNG KEPADA RPH DAN PERORANGAN YANG MELANGGAR DAN PENDATAAN LANGSUNG.

PENGAWASAN HULU PENGAWASAN HILIR

1. LAKS RIKSA ATAS KEBENARAN LAP/KET BERKENAAN DGN TINDAK PIDANA DI BIDANG PETERNAKAN & KESWAN;

2. LAKS RIKSA THD SETIAP ORANG YG DIDUGA LAKUKAN TINDAK PIDANA DI BIDANG PETERNAKAN & KESWAN;

3. MEMINTA KET & BARBUK DARI SETIAP ORANG SEHUBUNGAN DGN PERISTIWA TINDAK PIDANA DI BIDANG PETERNAKAN & KESWAN;

4. MELAKUKAN PEMERIKSAAN ATAS PEMBUKUAN, PENCATATAN, & DOKUMEN LAIN BERKENAAN DGN TINDAK PIDANA DI BIDANG PETERNAKAN DAN KESWAN;

5. LAKS RIKSA DI TEMPAT TERTENTU YG DIDUGA TERDPT BAHAN BUKTI PEMBUKUAN, PENCATATAN & DOKUMEN LAIN SERTA MELAKUKAN PENYITAAN TERHDP HASIL PELANGGARAN YG DPT DIJADIKAN BUKTI DLM PERKARA TINDAK PIDANA DI BID PETERNAKAN DAN KESWAN; DAN/ATAU MEMINTA BANTUAN AHLI DLM RANGKA PELAKSGAS PENYIDIKAN TINDAK PIDANA DI BID PETERNAKAN DAN KESWAN.

1. Lokasi kegiatan: a. 4 kab./kota target (pilot project). b. 12 kab./kota penyangga. 2. Bentuk kegiatan:

a. Sosialiasi (provinsi, polda, polres, kab./kota).

b. Pengawasan Hulu. c. Pengawasan Hilir.

SOSIALISASI DAN ADVOKASI PELARANGAN PEMOTONGAN BETINA PRODUKTIF

OLEH DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROV. JATENG DENGAN POLDA JATENG, POLRES/POLRESTA

9

NO. KABUPATEN / KOTA SAPI BETINA PRODUKTIF

SAPI BETINA TIDAK PRODUKTIF

SAPI JANTAN

GRAND TOTAL

1 Banjarnegara 0 2 1979 1.981 2 Banyumas 7 823 1464 2.294 3 Batang 234 1911 2649 4.794 4 Blora 0 673 2470 3.143 5 Boyolali 0 2200 15713 17.913 6 Brebes 21 963 638 1.622 7 Cilacap 0 7 757 764 8 Demak 3 22 226 251 9 Grobogan 21 1861 525 2.407

10 Jepara 0 235 2317 2.552 11 Karanganyar 0 102 967 1.069 12 Kebumen 0 1237 1527 2.764 13 Kendal 0 816 921 1.737 14 Klaten 2 194 2460 2.656 15 Kota Magelang 0 4 4108 4.112 16 Kota Pekalongan 760 4162 282 5.204 17 Kota Semarang 0 0 9277 9.277 18 Kudus 0 16 644 644

DATA PEMOTONGAN TERNAK DI JATENG 2018

10

DATA PEMOTONGAN TERNAK DI JATENG 2018

NO. KABUPATEN / KOTA SAPI BETINA PRODUKTIF

SAPI BETINA TIDAK PRODUKTIF

SAPI JANTAN

GRAND TOTAL

19 Magelang 0 4 787 791 20 Pati 0 0 1555 1,555 21 Pekalongan 877 3662 1035 5,574 22 Pemalang 0 2088 586 2,674 23 Purbalingga 0 368 583 951 24 Purworejo 0 397 2152 2,549 25 Rembang 10 3273 158 3,441 26 Salatiga 0 19 3140 3,159 27 Semarang 0 1 5626 5,627 28 Sragen 35 1635 856 2,526 29 Sukoharjo 0 12 1515 1,527 30 Surakarta 0 0 3649 3,649 31 Tegal 398 1036 662 2,096 32 Temanggung 0 271 2000 2,271 33 Wonogiri 239 201 324 764 34 Wonosobo 0 16 3418 3,434 Grand Total 2,607 28,211 76,970 107,788

PENGADAAN SAPI DI DAERAH PANTURA BARAT (BATANG, PEKALONGA, PEMALANG, TEGAL) JAWA TENGAH SANGAT TERGANTUNG PADA PENGIRIMAN DARI WILAYAH LAINNYA

HARGA PASAR FLUKTUATIF (PASAR TIDAK KONDUSIF) IMPOR SAPI HIDUP DAN TURUNANNYA

TINGGINYA PERMINTAAN DAGING SAPI TERUTAMA DI HARI RAYA IDHUL FITRI

KURANGNYA KESADARAN MASYARAKAT DALAM PENYELAMATAN BETINA PRODUKTIFF

ANEV PENYEBAB PEMOTONGAN BETINA RUMINANSIA PRODUKTIF DI WILAYAH JAWA TENGA

1. TINGKATKAN KOORDINASI RPH DENGAN INSTANSI TERKAIT

2. TINGKATKAN SOSIALISASI TTG KETENTUAN PER-UU-AN (MELAUI SPANDUK DAN BALIHO BERISI HIMBAUAN)

3. TINGKATKAN PENGAWASAN MEKANISME PROSES PEMOTONGAN AGAR SESUAI DG KETENTUAN (UU DAN MUI)

4. TINGKAT PARTISIPASI MASY DALAM MENGAMANKAN DAN MEMPELOPORI PENCEGAHAN PEMOTONGAN TERNAK RUMINANSIA BETINA PRODUKTIF DAN MENDUKUNG KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM MEWUJUDKAN MASYARAKAT YANG SEJAHTERA

5. PENERAPAN SANGSI BAGI PIHAK YANG MELANGGAR UU NO. 41 TAHUN 2014 TENTANG PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN

1. AGAR MENINGKATKAN KESADARAN SEMUA PIHAK TENTANG PENTINGNYA PELESTARIAN BETINA PRODUKTIF

2. MEMBANGUN RANTAI SUPPLY DEMAND ANTARA PENYEDIA DAN JAGAL UNTUK MEMENUHI KEBUTUHAN SAPI POTONG YANG SESUAI DENGAN KETENTUAN PERUNDANGAN

3. PEMERINTAH MENGELOLA PETERNAKAN SAPI SENDIRI YANG DAPAT MENCUKUPI KEBUTUHN DAGING DIWILAYAHNYA MASING-MASING

4. PENERAPAN SANGSI BAGI PIHAK YANG MELANGGAR UU NO. 41 TAHUN 2014 TENTANG PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN