SUPRIYANTO -...
Transcript of SUPRIYANTO -...
MODAL SOSIAL DAN KAPITAL DALAM PEMILU LEGISLATIF
TAHUN 2014
(Studi Calon legislatif DPRD Provinsi Kepulauan Riau Daerah
Pemilihan Kota Tanjungpinang).
NASKAH PUBLIKASI
Oleh
SUPRIYANTO
NIM.100565201126
PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
TANJUNGPINANG
2016
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
DAFTAR ISI .................................................................................................. i
ABSTRAK ..................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ......................................................................................... 3
LANDASAN TEORI .................................................................................... 15
METODE PENELITIAN ............................................................................... 23
PEMBAHASAN ............................................................................................ 27
KESIMPULAN DAN SARAN ...................................................................... 38
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 41
MODAL SOSIAL DAN KAPITAL DALAM PEMILU LEGISLATIF
TAHUN 2014
(Studi Calon legislatif DPRD Provinsi Kepulauan Riau Daerah
Pemilihan Kota Tanjungpinang).
SUPRIYANTO
Mahasiswa Ilmu Pemerintahan, FISIP, UMRAH
ABSTRAK
Modal sosial dan kapital merupakan tahapan yang sangat penting dalam
keseluruhan struktur dalam persaingan politik dan pertimbangan untuk maju
sebagai konsestan politik. Dengan modal sosial kapital ini masysrakat dapat
meniliai kemampuan calon legislatif untuk mewakili aspirasi masyarakat dan calon
legislatif dapat berpikir untuk menjadi seorang calon legislatif tidak instan
melainkan memiliki beberapa tahapan pendekatan pada masyarakat, maka modal
sosial dan kapital tersebut harus dimiliki oleh setiap calon yang ingin berkompetisi
dalam dunia politik, sebab politik yang baik dan sehat mampu mempengaruhi
masyarakat untuk menanamkan kepercayaan masyarakat.
Tujuan peneliti untuk mengetahui bagaimana pentingnya pengaruh modal
sosial dan kapital dalam pemilu legislatif tahun 2014 DPRD Provinsi Kepri daerah
pemilihan kota Tanjungpinang. Konsep operasional yang digunakan dalam
penelitian ini mengacu pada teori model Firmanzah (2009:55-59), yaitu modal
sosial dan kapiatal dalam persaingan politik ada 3 pokok agar modal sosial dapat di
efektifkan yaitu: 1. Link / jaringan berkenaan dengan bagaimana kedekatan diri
pada masyarakat dengan memiliki jarinagan pada masyarakat dan organisasi di
masyarakat 2. Trush / kepercayaan yaitu kemampuan seseorang sehinga masyarakat
percaya seseorang tersebut mampu melaksanakan sesuatu hal.3. Norma-norma yaitu
tingkah laku dan figur dalam kehidupan di masyarakat. Dan modal kapital memiliki
2 pokok yaitu. 1. Sumber dana yaitu dari mana dana politik itu di dapatkan. 2.
Kegunaan dana yaitu ketepatan dana yang digunakan dalam kampanye.
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik
analisis data deskriptif kualitatif. Setelah dilakukan penelitian modal sosial dan
kapital dalam pemilu legislatif tahun 2014 DPRD Provinsi Kepulauan Riau Dapil
kota Tanjungpinang. Modal sosial dan kapital memperluas jaringan dan popularitas
seseorang sehinga menarik simpati dan kepercayaan masyarakat juga menjadikan
pembelajaran politik yang baik. Akan tetapi memiliki modal sosial dan kapital tidak
semerta tidak menjamin seorang calon dapat memenangkan persaingan politik
karena modal sosial dan kapital juga bisa dipengaruhi oleh persaingan pada suatu
kompetisi tersebut dan tempat.
Kata kunci : Modal sosial, Modal kapital, Pemilu legislatif.
ABSTRACT
Social capital and capital is a very important stage in the overall structure
of the political competition and judgment to go forward as a political contestants.
With the social capital of this capital masysrakat can meniliai the ability of
candidates to represent the aspirations of the people and candidates can be thought
to be a candidate for the legislature is not instantaneous but has several stages
approach to society, the social capital and capital must be owned by each candidate
who wants to compete in politics, because politics is good and wholesome able to
influence the public to instill public confidence.
The goal of researchers to find out how important the influence of social
capital and capital in the legislative elections in 2014 DPRD Riau Islands Province
constituency Tanjungpinang city. Operational concepts used in this study refers to
the theoretical model of Firmanzah (2009: 55-59), ie social capital and kapiatal in
political competition there are three principal that social capital can be in
efektifkan: 1. Link / network with respect to how the proximity themselves on
jarinagan society has on people and organizations in the community 2. Trush /
belief that a person's ability so that people believe a person is able to carry out
something hal.3. Norms that behavior and figure in the life of society. And has two
principal capital, namely capital. 1. The source of funds is from where political
funding it can get. 2. Uses of funds that the accuracy of the funds used in the
campaign.
The data analysis technique used in this research is descriptive qualitative
data analysis techniques. After doing research, social capital and capital in the
legislative elections in 2014 DPRD Riau Islands Province Dapil Tanjungpinang
city. Social capital and capital to expand the network and the popularity of a person
so that sympathy and public confidence also makes good political lesson. However,
social capital and capital has not semerta not guarantee a candidate can win the
competition because of social capital and political capital can also be affected by
competition at the competition and place.
Keywords: Social capital, capital of capital, legislative elections.
PENDAHULUAN
Demokrasi merupakan suatu
tahapan atau proses yang digunakan
dalam suatu negara seperti Indonesia.
Sesungguhnya nilai - nilai demokrasi
bukanlah suatu nilai yang asing dalam
budaya Indonesia, sejak masa lampau
nilai - nilai ini telah ada dalam sejarah
bangsa kita. Demokrasi berlandaskan
pada nilai kebebasan manusia.
Demokrasi juga mengisyaratkan
penghormatan yang setinggi -
tingginya pada kedaulatan rakyat.
Dalam pelaksanaan Pemilihan Umum
nilai demokrasi merupakan landasan
utama dalam penyelenggaraan
Pemilihan Umum.
Pemilihan umum tahun 2014
diselengarakan pada tangal 9 April
2014 dengan jumlah pemilih DPT
146.270 kota Tanjungpinang dengan
72.591 pemilih laki-laki dan 73.319
pemilih wanita dan sebanyak 385 TPS
dengan empat kecamatan ini. Pada
tahun 2014 terjadi persaingan yang
ketat antara calon legislatif dari partai
politik yang bertarung merebutkan
kursi di DPRD Provinsi di dapil
Tanjungpinang.
Dari beberapa nama caleg
seperti Rudi Cua, Huznizar, Hendri
Frankim merupakan nama – nama
yang penah ikut dalam Pilwako kota
Tanjungpinang tahun 2012. Walaupun
mereka gagal dalam pilwako tersebut
namun secara tidak langsung sudah
memiliki mosal masa pendukung
mereka dan mengerti situasi
masyarakat kota di Tanjungpinang.
Satu nama yang harus di
perhitungkan pada persaingan tesebut
yaitu istri dari orang nomor satu di
kota Tanjungpinang Ibu Yuniarni
Pustoko Weni yang sangat berperan
besar dalam memenangkan Lis
Darmansah menjadi Walikota
Tanjungpinang pada pilwako kota
Tanjungpinang yang memiliki masa
organisasi yang besar yaitu IWP
(Ikatan Wanita Perjuangan) yang
menjadi modal kendaraan politiknya
serta pengalamannya dalam
pemenangan pilwako ini dapat dilihat
dari pembagian strategi kampanye
pilwako jika ada dua tempat
kampanye Ibu Weny dan Lis
Darmansah berkampanye di dua
tempat Ibu Weni selalu bersosialisasi
melaui majelis taklim di satu tempat.
Banyak orang yang memprediksikan
bahwa istri orang nomor satu kota
Tanjungpinang ini akan mudah
melenggang duduk di kursi DPRD
Provinsi dengan basis suara terutama
di kecamatan Tanjungpinang Timur
dengan segala kontroversinya ada
yang pro dan kontra setelah pilwako
tahun 2012 namun pendekatan dan
sosialisasi serta modal sosial dan
kapital yang dapat menentukan hasil
akhirnya beliau berhasil memperoleh
10.598 suara pada pemilu tahun 2014.
Namun untuk pemilihan kota
Tanjungpinang terjadi persaingan
yang katat ini dapat dilihat dari
beberapa calon legislatif yang
berpartisipasi dalam pemilu tahun
2014. Yang menunjukan kekuatan
modal sosial dan kapital yang
menjadikan bahwa perpolitikan di
kota Tanjungpinang mulai membaik
ini dapat dilihat dari para calon
legislatif menguatkan modal sosial
dan memaksimalkan modal kapital
yang dimiliki. Sehinga rasa percaya
terhadap seorang caleg akan tumbuh
dan menjadikan modal sosial dan
kapital sangat penting bagi seorang
caleg untuk maju dalam pemilu. Akan
tetapi memiliki modal sosial dan
kapital bukanlah suatu jaminan
seseorang dapat memenangkan suatu
pemilu namun bisa juga menjadikan
pembelajaran politik kepada sang
calon, supaya seseorang caleg maju
dalam pemilu bukan hanya ikut
meramaikan pemilu dengan kekuatan
materi saja melainkan kemampuan
berpolitik yang baik tersusun dan
memiliki strategi lewat kpercayaan
dari masarakat.
Beratnya persaingan di
pemilihan legislatife DPRD Povinsi
KEPRI daerah pemilihan kota
Tanjungpinang dengan nama - nama
hebat Seperti: Yuniarni Pustoko
Weni dari PDI.P yang merupakan istri
dari Walikota Tanjungpinang dengan
10.598 suara yang berperan besar
dalam pemenangan pilwako tersebut
dan IWP nya. Rudi Cua dari partai
Hanura yang merupakan perwakilan
etnis tionghua di Tanjungpinang
mendapat suara 10454. Serta Teddy
Jun Askara dari partai Golkar yang
satu partai dangan Nursaadah
mendapat 6727 suara dan Saparudin
Aluan yang merupakan status
incumbent di DPRD Provinsi Kepri
dari partai PPP ini mendapat 6190
suara kemudian Huznizar Hood dari
partai Demokrat memperoleh 5149
suara.
Selain itu juga peran modal
politik menunjukkan bahwa dari
fungsi partai juga tidak terlepas
sebagai pintu masuk bagi calon
terutama bukan kader partai dan
sementara itu partai-partai yang ada
boleh jadi celah untuk menemukan
figur-figur yang dianggap mampu
bersaing terutama berkaitan dengan
dukungan politik dan dana politik.
Namun, hal yang perlu diperhatikan
parpol, menurut Sahdan dan
Haboddin, bahwa kandidat yang
dicalonkan oleh partai, dimana dalam
melakukan rekrutmen kandidat, partai
hendaknya mempertimbangkan
beberapa aspek antara lain; kualitas
kandidat, popularitas kandidat,
kompetensi kandidat, kompetensi
kandidat, termasuk di dalamnya
adalah moralitas kandidat yang
diusung oleh partai politik.
Mencermati beberapa aspek di
atas, maka demokrasi prosedural
melalui cara pemilu legislatif dengan
memilih orang menempatkan figur
sebagai pertimbangan utama dalam
menentukan pilihan calon legislatif
oleh pemilih. Dengan kata lain bahwa
modalitas pun merupakan satu
kesatuan yang tidak dapat dipisahkan,
karena saling berkaitan satu sama
lain.
Selain modal sosial, dalam
kontestasi politik termasuk pemilu
secara langsung jelas membutuhkan
biaya (modal capital/ ekonomi).
Modal yang besar itu tidak hanya
dipakai untuk membiayai pelaksanaan
kampanye, yang tidak kalah
pentingnya membangun relasi dengan
para (calon) pendukungnya, termasuk
didalamnya adalah modal untuk
memobilisasi dukungan pada saat
menjelang dan berlangsungnya
tahapan kampanye.
Modal ekonomi memiliki
makna penting menjadi “penggerak”
dan “pelumas” mesin politik yang
dipakai. Didalam musim kampanye,
misalnya membutuhkan uang yang
cukup besar untuk membiayai
berbagai kebutuhan seperti mencetak
poster dan spanduk, membayar iklan,
menyewa kendaraan untuk
mengangkut pendukung, dan berbagai
kebutuhan lainya, termasuk untuk
pengamanan. Bahkan, modal ekonomi
ini merupakan pra syarat utama ketika
calon itu baru berpartisipasi di dunia
politik dari partai yang
mencalonkannya.
Dengan persaingan yang sulit
ini menjadikan suatu pelajaran berarti
bahwa seorang Caleg tidak cukup
dangan modal figure dan kekuatan
dana dalam melakukan marketing
politik. Karena tingkat kepercayaan
masyarakat berkurang, baik terhadap
legislative maupun partai politik
terhadap kinerja elite politik yang
tidak sesuai dengan visi dan misi yang
di sampaikan dan di janjikan.
Masyarakat kota Tanjungpinang, saat
ini sudah mulai cerdas dalam memilih
siapa yang diangap mampu mewakili
aspirasi mereka pada seorang Caleg
tersebut.
Hal ini yang dapat di siasati
agar dana yang di keluarakan dapat di
gunakan dengan tepat pada pemilu
tahun 2014 ini. Masyarakat secara
tidak langsung meminta modal
kepercayaan kepada calon legislative
dalam tahap sosialisasi politik calon
legislatife. Contoh produk politik
yang baik yang seharusnya
masyarakat menerima dengan baik
produk tersebut. Misalnya dimana
peningkatan taraf kehidupan dan
penghasilan dimulai dari pendidikan
dan usaha bersama untuk kehidupan
yang lebih baik. Maksudnya dengan
pendidikan yang di berikan untuk
seorang anak, diharapkan mampu
memperbaiki taraf kehidupan orang
tuanya nanti dan usaha bersama
membuat kelompok usaha yang dapat
membantu penghasilan keluarga dan
penunjang kebutuhan pendidikan
anak.
Produk politik ini seharusnya
bisa di maksimalkan oleh para tim
sukses calon legislatif dalam
marketing politik meyakinkan
masarakat untuk memperoleh suara
yang maksimal.
LANDASAN TEORI
Menurud Firmanzah (2009:59)
ada 3 strategi yang dapat dilakukan
oleh politisi dan partai politik yaitu :
a. Memperbesar kemampuan dan
kapasitas untuk mengakumulasi
jaringan, popularitas dan reputasi
di masyarakat strategi ini akan
membawa politisi untuk bergerak
menjadi poltik popularitas yang
menjadi keungulan bersaing
politik adalah jaringan sosial
politik yang dimiliki. Meskipun
politisi dan partai politik belum
memiliki sumber daya keuangan
yang besar namun ketika mereka
memiliki pendukung yang besar
maka mereka dapat
mengoptimalkan sumberdaya
tersebut.
b. Meningkatkan kapasitas sumber
daya keuangan yang dimiliki.
Politisi pemula dapat menjadi
pengusaha sukses sehingga
adanya jaminan ketersediaannya
dana untuk melakukan persaingan
politik. Dana yang di kumpulkan
juga tidak harus berasal dari diri
sendiri bisa juga kolega dan
saudara yang bersimpati terhadap
perjuangan politik seorang politisi
yang membantu penyediaan dana
politik.
c. Secara bersama - sama
memperbesar kedua modal kapital
dan social yang dikembangkan
secara seimbang. Hal ini memang
sangat sulit dilakukan tapi bukan
mustahil ini bisa di wujudkan,
akan tetapi cara ini yang tebaik
untuk lebih menguasai persaingan
politik. Karena keterkaitan antara
kedua modal tersebut dapat saling
mendukung modal politik tersebut
dalam jaringan organisai,
popularitas sehinga masa yang di
dapatkan akan memperbesar
peluang kemenagan di persaingan.
1. Modal Politik
Di tengah – tengah persaingan
politik yang semakin ketat maka
kehadiran modal politik menjadi
sangat penting. Karena modal politik
menentukan seberapa jauh kekuatan
dalam persaingan politik. Dalam hal
ini pihak yang memiliki modal politik
yang relatife besar maka akan di
untungkan di bandingkan pesaingnya.
Begitu juga sebaliknya pihak yang
memiliki modal yang lebih kecil
maka akan kesulitan dalam bersaing
apalagi memenangi kompetisi politik.
Sehinga menjadi penting bagi
para politisi untuk meningkatkan
kapasitas untuk memperbesar modal
politik yang di miliki. Dalam system
multipartai dan mekanime
perhitungan suara mengunakan suara
terbanyak akan meningkatkan
ketatnya persaingan. Ada dua macam
modal politik menurut Firmanzah
(2009:55) yaitu :
a. Modal sosial
Modal sosial merupakan
modal yang baik bagi seorang politisi
dan partai politik karena lebih
mengedepankan akumulasi, dan
kredibilitas, popularitas,dan jaringan
yang terdapat di masarakat. Modal
sosial ini di bangun melalui interaksi
masyarakat akumulasi modal sosial
dapat dilakukan baik sebelum dan
selama individu terjun dalam dunia
Politik. Karena legitimasi politik
dimiliki ketika seseorang
mendapatkan dukungan massif dari
masyarakat dan organisasi
masyarakat.
Masyarakat yang pertama
dalam modal sosial adalah pengakuan,
perhatian, dan ketenaran dalam
masarakat akan sangat sulit apa bila
berkompetisi dalam poltitik dengan
hanya sedikit saja orang yang
mengenal kita. Popularitas menjadi
kata kunci dalam hal ini, baik
popularitas yang tersebar atau
popularitas dalam jaringan-jaringan
organisasi dalam masyarakat. Namun
bukan berarti asal popular dalam
masyarakat lantas dapat
memenangkan politik. Popularitas
juga yang bersumber pada track
record, bacgroun, prestasi, dan
kinerja positif yang langsung
dirasakan masyarakat.
Masyarakat kedua dalam
modal sosial adalah penilaian
terhadap karisma dan simbol-simbol
tradisional yang merekat pada
seseorang yang percaya pada garis
keturunan tersebut popularitas
menjadi kata kunci dalam hal ini, baik
popularitas yang tersebar atau
popularitas dalam jaringan - jaringan
organisasi dalam masyarakat. Namun
bukan berarti asal popular dalam
masyarakat lantas dapat
memenangkan poltik. Popularitas juga
yang bersumber pada track record,
background, prestasi,dan kinerja
positif yang langsung dirasakan
masarakat. Latar belakang sosial yang
dimiliki calon bisa dicermati seperti,
tingkat pendidikan, pekerjaan awal,
ketokohannya di dalam masyarakat
(tokoh agama, adat, organisasi
kepemudaan, profesi dan lain
sebagainya) merupakan modal sosial
yang harus dimiliki kandidat
berkaitan dengan membangun relasi
dan kepercayaan dari masyarakat
bahwa kekuasaan juga diperoleh
karena kepercayaan.
Kepercayaan di gunakan untuk
memperoleh kedudukan merupakan
seseorang atau sekelompok orang
yang memang dapat dipercaya atas
dasar kepercayaan masyarakat. Jika
kekuasaan dilanggar, maka
masyarakat dengan mudah tidak
percaya lagi kepada pemegang
kekuasaan. Pengaruh ketokohan dan
popularitas, latar belakang pendidikan
dan pekerjaan kandidat menentukan
pemenangan dalam persaingan,
karena untuk membangun relasi dan
kepercayaan dari masyarakat kandidat
harus memiliki pengaruh tersebut.
Sejumlah ahli menyampaikan
pandangan berbeda tentang modal
sosial tetapi memiliki korelasi dan
dapat dicermati sebagai berikut:
a. Firmanzah (2009:66) modal sosial
adalah mengedapankan akumulasi
dari kredebilitas, populariatas dan
jaringan yang terdapat dalam
suatu masyarakat modal sosial
dapat dilakukan baik sebelum
maupun indifidu terjun ke dalam
dunia politik karena legitimasi
politik dimiliki ketika seseorang
memiliki dukungan masif dari
masyarakat dan organisasi
masyarakat. Modal sosial berarti
juga pengakuan, perhataian dan
ketenaran dalam masyarakat
b. Weber (1968) dalam Firmanzah,
mendefinisikan modal sosial
sebagai sumber legitimasi yang
terbagi dari tiga hal yaitu rasional,
karisma dan teknis. Yang pertama
adalah rasional yaitu pada hal –
hal yang bersifat rasional seperti
track record, background prestasi
dan semua kerja yang bersifat
positif yang langsung dirasakan
masyarakat. Yang kedua adalah
karisma merupakan nilai - nilai
dan symbol yang merekat pada
diri seseorang yang ketiga adalah
teknis yaitu mereka yang diyakini
memiliki tingkat pendidikan
tinggi, keahlian dan kemampuan
di dalam masyarakat.
c. Fukuyama (2002:153), bahwa
modal sosial sebagai serangkaian
nilai atau norrna sosial yang
dianut bersama, yang memberikan
peluang untuk bias saling
bekerjasama, dan secara luas
konsep ini juga dikembangkan
oleh James Colleman dalam
kajian Sosiologi menyebutkan
modal sosial sebagai mutual trust
kepercayaan antara anggota
masyarakat dan masyarakat
terhadap pemimpinnya.
d. Robert Putnam (1993) dalam
pantau (2012:22-23) modal sosial
adalah suatu mutual trust antara
anggota masyarakat dan
masyarakat terhadap
pemimpinnya. Modal sosial
didefinisikan sebagai institusi
sosial yang melibatkan jaringan
(networks), norma-norma (norms),
dan kepercayaan sosial (social
trust) yang mendorong kepada
sebuah kolaborasi sosial
(koordinasi dan kooperasi) untuk
kepentingan bersama. Pendapat
ini mengandung pengertian
diperlukan ikatan/jaringan sosial
yang ada dalam masyarakat, dan
norma yang mendorong
produktivitas.
b ) Modal kapital
Modal kapital adalah modal
pendukung dan penunjang dari modal
sosial yaitu dana atau uang. Modal
kapital tidak dapat di pungkiri bahwa
besarnya jumlah uang yang di
gunakan untuk membiayai belanja
kampannye yang terjadi karena
meningkatnya persaingan poltik.
Karena untuk meyakinkan
kepercayaan publik. Dalam pemilu
tentu setiap kandidat dalam
mempersiapkan dan menghadapi
kontestasi perlu modalitas ekonomi
atau dana politik yang tidak sedikit,
karena berkaitan dengan pembiayaan
yang besar atau berdasarkan
penggunaan dana politik itu sendiri.
Pengertian modal ekonomi
berangkat dari pemahaman terhadap
benda yang memiliki nilai ekonomis
yang disimbolkan dengan uang/mata
uang. Dalam perspektif ekonomi,
modal bisa pula berupa investasi yang
diberikan seseorang pada pihak lain,
kemudian dipertukarkan dengan
keuntungan berupa barang atau
uang/jasa politik.
Modal ekonomi memiliki
makna penting sebagai “penggerak”
dan “pelumas” mesin politik yang
dipakai. Didalam musim kampanye
misalnya membutuhkan uang yang
besar untuk membiayai berbagai
kebutuhan seperti mencetak poster,
spanduk, membayar iklan, dan
berbagai kebutuhan yang lainnya.
Bahkan modal ekonomi dapat
menjadi prasyarat utama ketika calon
itu bukan berasal dari partai yang
dicalonkannya.
Para ekonom telah lama
berbicara mengenai modal (capital)
ini, khususnya modal ekonomi atau
finansial (financial capital). Modal
financial adalah sejumlah uang yang
dapat dipergunakan unttuk membeli
fasiitas dan alat-alat produksi
prusahaan (misalnya pabrik, mesin,
alat kantor, kendaraan) atau sejumlah
uang yang dapat dikumpul atau
ditabung untuk inestasi di masa
depan. Konsep modal seperti ini
relatif mudah dipahami oleh orang
awam sekalipun, karena
membelanjakan atau
menginvestasikan uang merupakan
bagian kehidupan sehari-hari manusia
dan melibatkan pemikiran yang jelas.
Modal financial juga mudah
untuk diukur. Uang dapat dihitung,
karena jumlah uang yang
dibelanjakan dapat diidentifikasi
dengan barang yang dibeli.
Menggunakan istilah “capital”
dengan arti :
a. Barang fisik yang
dipergunakan untuk
menghasilkan barang lain, dan
b. Suatu dana yang tersedia
untuk mengupah buruh.
Modalitas dalam artian barang
fisik yang dipergunakan untuk
menghasilkan barang lain, dipandang
sebagai salah satu di antara empat
faktor utama produksi (tiga lainnya
adalah tanah, tenaga kerja dan
organisasi atau managemen). Para ahli
ekonomi neo-klasik menggunakan
pandangan ini (misalnya Alfred
Marshall dalam Principles of Political
Economies 1890). Modal dalam
konteks ekonomi seringkali
dipandangkan dengan pemikiran
tentang kapitalisme dengan segala
kontroversinya. Modal politik dan
ekonomi saling berkaitan dalam iklim
politik yang menekankan kepada
interaksi spontan (jarak waktu
komunikasi yang pendek) antara
pemilih dan calon politik. Waktu yang
pendek dalam sosialisasi diri selaku
calon politisi mendorong penggunaan
modal ekonomi sebagai jalur pintas.
Kondisi ini banyak terjadi di negara-
negara berkembang yang masih dalam
proses transisi menuju Pemilu
rasional dan penciptaan pemilih
rasional. Menurud Firmanzah
(2009:66) modal kapital berarti
pengunaan dana melalui media
promosi mengunakan media cetak dan
elektronik atau pada ormas serta
konsultan politik dalam pengumpulan
masa dengan membutuhkan dana
yang besar untuk menjalankan
program kampanye yang
dilaksanakan.
Pilihan publik dalam
pemilihan umum pada perspektif
politik dan ekonomi adalah proses
dimana prefence individu
dikombinasikan ke dalam keputusan
kolektif. Perbedaannya dalam
perspektif politik, maka dalam
perspektif ekonomi, konsep pilihan
publik dalam pemilihan umum
merupakan transformasi dari
ekonomi.
2. Persaingan Politik
Salah satu perubahan yang
cukup mendasar paska reformasi
adalah persaingan politik yang
semakin tinggi, dalam demokrasi
subtantif peralihan kekuasaan di
lakukan melalui suatu mekanisme
yang di sebut pemilian umum.
Masing–masing peserta pemilu
mempunyai kesempatan yang sama
untuk berpartisipasi dan dipilih,
persaingan politik menjadi suatu
konsep yang sangat penting saat ini.
Pemerintah yang menganut system
multi partai membuat suatu partai
harus bersaing dengan partai lain
untuk dapat keluar sebagai pemenang
pemilu. Maka dari itu partai politik
perlu bersaing dengan partai lain
karena memang satu sama lain
berusaha untuk mendapatkan suara
terbanyak dan keluar sebagai
pemenang pemilu Schatt Scheneider
dalam Firmanzah (2009:22). Melihat
bahwa demokrasi merupakan system
yang berbasis persaingan antar partai
poltik dan pemilihlah yang
menentukan, sebagai pihak yang
berada di luar system dan organisasi
partai. Dalam hal ini strategi untuk
memenangkan persaingan politik
menjadi topik penting yang harus di
bahas dalam internal partai politik.
Strategi untuk memenangkan
persaingan tentunya harus di
kembangkan dan di implementasikan
sesuai dengan standard dan ketentuan
perundang–undangan yang berlaku.
Perlu disadari suatu partai
politik tidak hadir sendirian terdapat
lawan politik yang memiliki tujuan
yang sama untuk berkuasa. Ketidak
sendirian dan kesamaan tujuan ini
membuat suatu partai politik akan
selalu di respons oleh partai politik
lainnya untuk merebut opini publik.
Dinamika persaingan politik muncul
ketika aksi dan reaksi muncul dalam
persaingan, meskipun kedepanya
tedapat bentuk – bentuk lain seperti
koalisi, dalam hal ini koalisi masih
ada bentuk kelabilan dari partai –
partai. Artinya ketika kepentingan dan
tujuan politik sudah tidak sama lagi
biasanya koalisi tersebut akan pecah
lalu masing–masing pihak bisa
berkoalisi dengan pihak lain yang
dirasa dapat membantu dalam tujuan
politiknya.
a) Persaingan politik sebagai
kewajaran
Wajar dan alamiah baik
institusi maupun aktor politik di
tuntut untuk menerima normalnya
persaingan di dalam dunia politik.
Dalam iklim demokrasi, persaingan
tidak bisa di elakkan. Menghilangkan
persaingan berarti menyeret system
politiknya menjadi system politik
yang ortoriter, absalut. Padahal di sisi
lain adanya keberagaman akan
semakin memperkaya dan
meningkatkan kualitas dalam
berpolitik, dalam kaitan ini bahwa
konsep interaksi antara pihak – pihak
yang berkompetisi merupakan kondisi
sehat yang di perlukan untuk
mencapai keadaan lebih baik seperti
yang di cita – citakan bersama. Tentu
saja sejauh persaingan itu diatur oleh
mekanisme yang telah di sepakati
oleh pihak – yang berkompetisi.
b) Persaingan dan inovasi politik
Persaingan politik untuk
tingkatan tertentu suatu keadaan yang
sehat dalam suatu kemajuan. Sejauh
persaingan tersebut diatur oleh aturan
main yang terlegimitasi artinya aturan
main tersebut mendapat basis
pengakuan yuridis dan cultural dari
masarakat yang bersangkutan,
mendapatkan pengakuan yuridis
berarti aturan main tersebut memiliki
landasan hukum yang jelas dan
kehadiranya diatur dalam perangkat
undang – undang atau peraturan
pemerintah. Sedangkan pengakuan
cultural berarti basis pengakuannya
dimanifestasikan dalam pemahaman,
sikap dan prilaku yang
mempelakukan mekanisme
persaingan politik menjadi suatu yang
penting. Sesungguhnya, kesadaran
masyarakat tentang kebutuhan akan
persaingan ini sudah tinggi.
Persaingan politik dipercaya
dapat meningkatkan inovasi politik
diantara pihak-pihak yang
berkompetisi. Inovasi poltik dalam ini
diartikan sebagai temuan ataupun
perbaikan atas isu – isu dan program
kerja politik yang di sesuaikan dengan
perubahan yang ada dalam
masyarakat. Tidak ada persaingan
membuat partai yang berkuasa akan
terjebak dalam kondisi dimana
muncul anggapan bahwa yang
dimiliki dan dilakukan sudah benar
adanya serta tidak ada yang lebih
benar. Hal ini menurunkan keinginan
untuk memperbaiki diri dalam iklim
persaingan. Mau tidak mau masing –
masing pihak akan terus saling
berlomba untuk memperbaiki diri
mereka sadar bahwa siapapun yang
berhasil dan mampu menghasilkan
inovasi yang dapat di terima
masyarakat. Pastilah akan
meningkatkan basis legitimasi mereka
di mata masyaraka. Pihak – pihak
yang tidak mampu ber inovasi akan
semakin di tingalkan pengikutnya dan
beralih pada kekuatan politik yang
mampu melakukan langkah – langkah
perbaikan.
c) Persaingan dan proses
pembelajaran politik
Persaingan politik akan
mendorong setiap pihak yang terlibat
untuk terus menerus melakukan
proses pembelajaran politik. Dengan
adanya persaingan masing - masing
pihak akan saling belomba untuk
menjadi yang terbaik. Hal ini
mendorong pihak yang berkompetisi
untuk terus memutar otak supaya
selalu up- to-date dengan kondisi
dalam masarakat. Kompleksitas
kondisi masarakat membuat cara
pemecahan yang berhasil di masa
lampau menjadi cepat usang, selain
itu masyarakat tidak henti - hentinya
ide dan gagasan mengenai
permasalahan tertentu, ini membuat
partai pollitik terus belajar dan
mengamati setiap perubahan yang ada
dalam masyarakat.
Proses belajar tidak akan dapat
di lakukan tanpa melalui meknisme
monitoring atau mencari solusi
berdasarkan data dan informasi yang
mereka peroleh. Informasi dalam hal
ini penting sekali mengingat kita tidak
dapat mengambil suatu keputusan
apapun tanpa kesediaan informasi
berdasarkan informasi yang di peroleh
dari masyarakat, kemudian di lakukan
penelusuran alternative pemecahanya
proses untuk terus memperbaiki diri
ini merupakan proses pembelajaran
ada dua jenis proses pembelajaran
ini. Jenis pertama adalah
pembelajaran yang di tujukan untuk
memperbaiki secara bertahap,
sementara jenis pembelajaran yang ke
dua adalah bertujuan untuk mengubah
hal–hal yang mendasar. Pembelajaran
ini tidak akan berlangsung tanpa
adanya persaingan .untuk itulah
persaingan merupakan sesuatu yang
baik untuk mendorong siapapun agar
bersedia terusmenerus belajar demi
meningkatkan kemampuan,
pengetahuan, skill dan kompetensi
dalam memecahkan permasalahan
yang di hadapi masyarakat.
d) Hal – hal yang dipersaingan
Konsep kelangkaan dalam
ekonomi merupakan rasionalitas yang
ada di balik di setiap persaingan.
Yang mnjadi pemenang dalam
persaingan adalah satu, tungal dan
mutlak. Meskipun ada beberapa pihak
yang mencoba menghibur dengan
pembentukan koalisi untuk
membentuk kekuatan bandingan cara
tersebut tidak menghilangkan esensi
kemenangan suatu pihak meskipun
beberapa pihak berhasilnya
pembentukan koalisi juga cerminan
kemenangan atas ide gagasan dalam
berkolisi. Langkanya pihak pemenang
inilah yang mendorong adanya
persaingan. Ketika masing masing
pihak sepakat untuk duduk bersama
untuk memecahkan masalah secara
win – win solution, biasanya tidak
terjadi persaingan namun, dalam
dunia nyata, cara pemecahan macam
ini sulit sekali di wujudkan apalagi
dalam dunia politik, dimana masing–
masing pihak berusaha
memaksimalkan kepentingan dan
tujuan mereka sendiri.
Persaingan adalah suatu yang
bersifat harfiah dan terjadi di mana –
mana kalau Faucault mengatakan
bahwa kekuasaan ada di mana – mana
kita juga dapat mengatakan
persaingan untuk berkuasa ada di
mana – mana. Menurut Nietszche,
sudah menjadi kodrat manusia harus
mengusung kehendak untuk berkuasa
dan mempersentasikan diri dalam
pola – pola persaingan di setiap
tingkat kehidupan, antara yang ingin
berkuasa dengan yang tidak rela
dikuasai member energy dan motivasi
untuk bersaing. Pihak yang berkuasa
memiliki hak dan ortoritas yang lebih
dibangkan yang tidak berkuasa,
namun tentu saja mereka memiliki
kewajiban yang lebih tinggi di
bandingkan orang yang memiliki
kekuasaan.
3. Pemasaran Politik
Tujuan dari marketing politik
adalah membantu partai politik untuk
menjadi lebih baik dalam mengenal
masyarakat yang diwakili atau yang
menjadi target, kemudian
mengembangkan program kerja atau
isu. Firmanzah mengatakan partai
politik juga menyadari bahwa
keberadaan marketing di dunia politik
sangat di butuhkan sebab partai
politik dan kontestan politik sangat
membutuhkan metode yang efektif
untuk bisa membangun hubungan
jangka panjang dengan masyarakat
luas.
Menurut Firmanzah dalam
Sandrianto (2009:56-57), dalam
proses Political Marketing, digunakan
penerapan 4P marketing yaitu:
1. Produk (product) berarti partai,
kandidat dan gagasan-gagasan
partai yang akan disampaikan
konstituen.produk ini berisi
konsep, identitas ideologi. Baik
dimasa lalumaupun sekarang yang
berkontribusi dalam pembentukan
sebuah produk politik.
2. Promosi (promotion) adalah
upaya periklanan, kehumasan dan
promosi untuk sebuah partai yang
di mix sedemikian rupa sesuai
dengan kebutuhan masyarakat.
Dalam hal ini, pemilihan media
perlu dipertimbangkan.
3. Harga (Price), mencakup banyak
hal, mulai ekonomi, psikologis,
sampai citra nasional. Harga
ekonomi mencakup semua biaya
yang dikeluarkan partai selama
periode kampanye. Harga
psikologis mengacu pada harga
persepsi psikologis misalnya,
pemilih merasa nyaman, dengan
latar belakang etnis, agama,
pendidikan dan lain-lain.
Sedangkan harga citra nasional
berkaitan dengan apakah pemilih
merasa kandidat tersebut dapat
memberikan citra positif dan
dapat menjadi kebanggaan negara.
4. Penempatan (place), berkaitan
erat dengan cara hadir atau
distribusi sebuah partai dan
kemampuannya dalam
berkomunikasi dengan para
pemilih. Ini berati sebuah partai
harus dapat memetakan struktur
serta karakteristik masyarakat baik
itu geografis maupun demografis.
Keberadaan marketing politik
sebagai alat yang dapat memberikan
keuntungan bagi 2 belah pihak, partai
politik dapat mempromosikan dirinya
beserta program yang ditawarkan
pada calon pemilih dapat melihat
dengan jelas partai politik manakah
yang akan dipilih, hal ini dapat
dilihat.
Tujuan marketing politik
menurut Firmanzah:
a) Menjadikan pemilih sebagai
subyek dan bukan sebagai obyek
politik
b) Menjadikan permasalahan yang
dihadapi pemilih adalah langkah
awal dalam menyusun program
kerja yang ditawarkan dalam
kerangka masing-masing ideologi
partai
Marketing politik tidak
menjamin sebuah kemenangan, tapi
menyediakan tools bagaimana
menjaga hubungan dengan pemilih
untuk membangun kepercayaan dan
selanjutnya memperoleh dukungan
suara.
Gambar 2.2
Bagan Kombinasi Modal Sosial Dan Modal Kapital
Tinggi
Politik popularitas politik dominatif
M.sosisal
politik pemula politik biaya tinggi
Rendah
Rendah M. Kapital Tinggi
Sumber : Firmanzah Ph.D ( 68 : 2009 )
Dari bagan di atas dapat
dapat di lihat kedua jenis modal
politik di letakan pada spectrum
tinggi dan rendah.Artinya tiap – tiap
politisi harus memiliki kedua jenis
modal, modal sosial tinggi apabila
politisi memiliki reputasi,
kredebilitas, popularitas dan jaringan
yang luas di masyarakat.Begitu juga
sebaliknya, ketika reputasi,
kredebilitas, popularitas dan jaringan
politik mereka tidak luas maka modal
sosial menjadi rendah.
Sementara kepemilikan
uang (modal kapital) juga di
tempatkan pada konteks relatif tinggi
dan rendah dan di bandingkan dengan
pesaing. Besar kecilnya, besar
kecilnya kepemilikan aset baik yang
liquit maupun non liquit sangat
tergantung pada berapa yang di miliki
pesaing utama. Kalau kepemilikan
jauh lebih besar di bandingkan dengan
pesaing, maka modal kapital
diletakkan posisi tinggi, sementara
ketika politisi memiliki dana yang
lebih sedikit maka termasuk pada
katagori modal kapital rendah.
Kondisi yang
menguntungkan akan tercipta ketika,
politisi berada dalam politisi politik
domatif di mana mereka memiliki
modal sosial dan modal kapital yang
besar relatif di bandingkan dengan
pesaing. Dalam posisi ini, peluang
untuk memenangkan persaingan
tentunya sangat besar dibandingkan
posisi lain dalam diagram modal
sosial dan capital.
Gambar 2.3
Bagan Teori Modal Sosial Kapital Dalam Pemilu Legislatif
Modal Sosial Tinggi Modal Sosial Rendah
Modal Kapital Rendah Modal Kapital Tinggi
METODE PENELITIAN
Menurut Koentjoroningrat
dalam kutipan HB. Sutopo,
metodologi berasal dari bahasa yunani
“metode” yang berarti cara atau jalan,
sehubungan dengan upaya ilmiah,
Investasi Sosisal
Modal Sosisal Calon Legislatif Modal Kapital
Implementasi Sumber
Dana Dukungan
Dana Link
Link
Trus
h
Norma
Rekrut agen
Rekrut Organisasi/
Jaringan
Direct
Selling
Kanvasing
Marketing Politik
Teori Firmanzah
Planning
Place
Product
Promotion
Persaingan
Menang Kalah
Pengaruh
Lingkungan Pengaruh Ketatnya
Persaingan
metode menyangkut cara kerja untu
memahami obyek yang menjadi
sasaran ilmiah ilmu pengetahuan yang
bersangkutan. Dalam penelitian ini
metode diartikan sebagai suatu cara
untuk mencari, mengumpulkan dan
menganalisa data guna mendapatkan
kesimpulan yang sesuai dengan tujuan
penelitian.
1. Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan
jenis penelitian Deskriptif Kualitatif,
Penelitian Deskriptif adalah penelitian
yang dilakukan untuk mengetahui
nilai variable mandiri, baik satu
variable atau lebih (independen) tanpa
membuat perbandingan, atau
menghubungkan antara variable satu
dengan variable lain, data kualitatif
adalah data yang dinyatakan dalam
bentuk kata, kalimat dan gambar.
Dapat disimpulkan bahwa
penelitian deskriftif kualitatif adalah
penelitian yang berusaha
mengungkapkan suatu masalah/
keadaan/ peristiwa sebagai mana
adanya sehingga bersifat sekedar
untuk mengungkapkan fakta. Dalam
penelitian ini peneliti akan
memberikan gambaran sistematis,
factual mengenai fakta-fakta
sesuairuang lingkup judul penelitian.
2. Lokasi penelitian
Penelitian ini akan di
laksanakan di kota Tanjungpinang
yang merupakan pemilihan caleg
DPRD Provinsi daerah pemilihan kota
Tanjungpinang
1. Informan Penelitian
Informan menurut Arikunto
(2010:188) adalah orang yang
memberikan informasi. Dengan
pengertian ini maka informan dapat
dikatakan sama dengan responden,
apabila keterangannya karena di
pancing oleh pihak peneliti. Istilah
“informan” ini banyak digunakan
dalam penelitian kualitatif.
Sedangkan penggunaan
convenience sampling dilakukan
dengan jalan mengambil siapa saja
untuk dijadikan wakil dari subjek
penelitian dan kemudian mengamati
atau mungkin mewawancarainya.
Purposive Sampling merupakan
teknik pengambilan data dimana
sumber tidak sebagai yang mewakili
populasi tapi lebih pada yang
mewakili informan, dimana sumber
lebih mengetahui permasalahan secara
mendalam dan dapat dipercaya.
4. Sumber data
a) Data primer
Menurut Arikunto (2010:22)
Dalam bentuk verbal atau kata-kata
yang diucapkan secara lisan, gerak-
gerik atau perilaku yang dilakukan
oleh subjek yang dapat dipercaya,
dalam hal ini adalah subjek penelitian
(informan) yang berkenaan dengan
variable yang diteliti. Data primer
diperoleh dari para informan yang
meliputi para simpatisan dan elite
politik serta tim sukses partai.
b) Data sekunder
Data sekunder yaitu data yang
diperoleh dari berbagai sumber -
sumber yang berhubungan dengan
aspek hasil penelitian, meliputi
dokumen - dokumen yang ada di
media masa dan elektronik tentang
pemilihan umum caleg DPRD
Provinsi kepulauan Riau dapil
kotaTanjungpinang yaitu :
a) Gambaran umum lokasi daerah
pemillihan kota Tanjungpinang
b) Strategi politik dan tim sukses
untuk pemenangan calon
legislatife
c) Tahap – tahap yang dilakukan
dalam kampanye
d) Hasil dari pemilihan umum calon
legislatif DPRD Provinsi Riau
dapil kota Tanjungpinang
5. Teknik dan Alat Pengumpulan
Data
Instrument penelitian yang
digunakan adalah dokumentasi,
wawancara dan observasi.
1. Dokumentasi
Menurut Arikunto (2010: 274)
Metode dokumentasi yaitu mencari
data mengenai hal-hal atau variable
yang berupa catatan, transkip, buku,
surat kabar, majalah, prasasti, notulen
rapat, agenda, dan sebagainya.
2. Wawancara
Wawancara adalah
pengumpulan data dengan
menggunakan teknik wawancara
mendalam atau antara peneliti dan
informan yang dilakukan untuk
mendapatkan keterangan lebih
lengkapdan jelas. Teknik ini disertai
pencatatan konsep, gagasan,
pengetahuan informan yang dilakukan
lewat tatap muka.
3. Observasi
Pawito menuliskan “dalam
konteks komunikasi, penelitian
dengan metode observasi biasanya
dilakukan untuk melacak secara
sistematis dan langsung gejala-gejala
komunikasi terkait dengan persoalan-
persoalan sosial, politis, dan cultural
masyarakat. Dimana langsung berarti
peneliti hadir dan mengamati
kejadian-kejadian di lokasi.”
A. Teknik analisis data
Analisis data yang
dipergunakan dalam penelitian ini
adalah analisis secara kualitatif. Miles
dan Huberman dalam Sugiyono
(2003: 264), mengemukakan bahwa
“aktivitas dalam analisis data
kualitatif dilakukan secara interaktif
dan berlangsung secara terus menerus
sampai tuntas, sehingga datanya
sudah jenuh”. Aktivitas dalam analisa
data, yaitu:
a) Reduksi Data
Merupakan bagian dari proses
analisis yang mempertegas,
memperpendek, membuat fokus,
membuang hal-hal yang tidak
pentinng dan mengatur data
sedemikian rupa sehingga dapat
membuat kesimpulan akhir.
b) Sajian Data
Merupakan suatu rakitan
organisasi informasi, deskriptif dalam
bentuk narasi yang memunginkan
kesimpulan riset dapat dilakukan.
Sajian data harus mengacu pada
rumusan masalah sehingga dapat
menjawab permasalahan-
permasalahan yang diteliti.
c) Penarikan Kesimpulan
Dari awal pengumpulan data,
peneliti harus sudah memahami arti
dari berbagai hal yang ia temui
dengan melakukan pencatatan
peraturan-peraturan, pola-pola,
pertanyaan-pertanyaan, arahan, sebab-
akibat, dan berbagai proporsi,
kesimpulan perlu diverifikasi agar
penelitian yang dilakukan benar dan
bisa dipertahankan
PEMBAHASAN
A. Modal Sosial Dan Modal
Kapital Yuniarni Pustoko Weni
1. Modal sosial Yuniarni Pustoko
Weni
a. Link
Dalam membentuk jaringan
yang dilakukan oleh ibu Weny dengan
mengumpulkan basis masa
pendukung pilwako tahun lalu dengan
seleksi dengan memberikan
kontribusi yang baik dan respon
kembali pada suatu tempat
masyarakat yang bisa di maamfaatkan
dan dengan saling mengenal relasi–
relasi keangotaan timsukses yang
pernah berkuntribusi dengan baik
sehingga dalam proses marketing
poltik tidak begitu banyak hambatan.
Sangat dibutuhkannya
jaringan–jaringan ke organisasian di
lingkungan masyarakat ini dibenarkan
dan dirasakan hal yang paling efektif
karena menurut infoman bahwa
jaringan di. Masyarakat dapat
mempermudah suatu rancangan
kegiatan dari program yang telah
direncanakan baik itu berupa promosi,
komunikasi, serta pemasaran politik
di karenakan setiap individu yang
telah bergabung dalam suatu jaringan
biasanya akan mengajak individu lain
untuk bergabung dan tentunya itu
adalah hal yang positif karena dapat
memperluas jaringan organisasi di
masyarakat.
b. Organisasi
Dari hasi wawancara
Organisasi yang dimiliki ibu Weny
memiliki beberpa organisasi
masyarakat terutama di bidang
perempuan dimana organisasi tersebut
ad alah : PKK (Persatuan kesejatran
keluarga). Yang memiliki basis
pengikut di lingkungan masyarakat
organisasi yang dimiliki ini bergerak
dibidang pemberdayaan wanita dan
selalu aktif dengan mengadakan
silahturahi minimal 1 bulan sekali,
dan IWP (Ikatan Wanita Perjuangan)
organisai ini di bentuk dan aktif pada
tahun 2009 yang sampai saat ini akan
terus aktif dan terus akan
dikembangkan untuk membentuk
mempererat kebersamaan,
pernyaataan ini di dapat dibuktikan
dengan kekuatan politik yang dimiliki
untuk maju dalam pemilu legislatif
(wawancara dilakukan pada tanggal 9
September 2015)
Menurut informan timsukses
ibu weny organisasi–organisasi
tersebut sangat berguna dalam
memenangkan pimilihan kota
Tanjungpinang tahun 2012 lalu
dimana peran serta organisasi IWP
telah menghimpun dukungan dan
berkembang pada PILWAKO kota
Tanjungpinang saat ini angota aktif
IWP mencapai 5000 angota di kota
Tanjungpinang yang paling aktif
terletak di kecamatan Tanjungpinang
Timur. Ini juga merupakan
mempermudah untuk menjalankan
pemasaran politik organisasi tersebut
gunakan sebagai jembatan politik
untuk meraih dukungan pada pemilu
legislatif tahun 2014. (wawancara ini
di lakukan pada tanggal 26 Agustus
2015)
c. Infestasi sosial
Selain dari dukungan
organisasi yang di miliki tidak
terlepas juga adanya dukungan
infestasi sosial yang pernah di
lakukan kepada masyarakat di mana
secara tidak langsung informan ikut
dalam tim sukses untuk mendukung
pemenangan PILWAKO tahun 2012.
Beliau selalu bersosialisasi terhadap
masyarakat baik melaui majelis
taklim dan sebagainya yang hasilnya
kompetisi pemilihan walikota
Tanjungpinang di menangkan oleh
Lis Darmansah yang merupakan
suami dari informan.
d. Kepercayan
Pentingnya tingkat kepercayan
masyarakat adalah hal yang paling
penting di dunia politik dimana setiap
orang yang duduk di parlemen selalu
berusaha untuk merealisasikan apa
yang di janjikan olehnya dan
pemintaan masyarakat. Walaupun
tidak sepenuhnya di berikan namun
ada realisai yang yang kami penuhi
walau belum maksimal walaupun
demikian masyarakat menerima dan
merespon dengan cukup baik. Dengan
hal inilah masyarakat dapat
menamkan kepercayaannya kepada
seorang calon dan mendukungnya.
Menepati janji merupakan hal penting
untuk mempertahankan kepercayaan.
Menurut timsukes yang
berada di Kelurahan batu sembilan
ibu Warsih, ibu Siti dan bapak Syarif
untuk di wilayah RW satu smpai
sembilan sedikit banyak ibu Weny
melakukan realisasi janjinya terhadap
masyarakat baik berupa pengadaan
bak sampah bantuan kepada orang
yang tidak mampu pengadaan alat alat
gotongroyong dan lain lain setra
bantuan terhadap lansia baik itu
bantuan kemanusian maupun
kesehatan yang sangat di butuhkan
oleh masyarakat kebawah, sehinga
menarik simpati tokoh–tokoh
masyarakat kampung yang ada di
Tanjungpinang.
e. Norma atau nilai – nilai
Menurut masyarakat
Tanjungpinang Timur Weny Pustoko
diangap sebagai orang yang mau
membantu terhadap masyarakat
bawah, dan suka menolong, untuk
memecahkan solusi yang ada di
masyarakat dan para pemudanya pun
di ajak untuk mengembangkam suatu
usaha yang telah ditekuni. Serta para
remajanya di bantu dengan fasilitas–
fasilitas olah raga sebagian besar
masyarakat kecamatan Tanjungpinang
kota menilai Weny sebagai istri
Walikota Tanjungpinang yang ramah
terhadap masyarakat.
Modal kapital Yuniarni Pustoko
Weni
a. Sumber dana
Dana yang digunakan sebesar
700 juta dengan rincian sebagai
berikut Oprasinal timsukses dan saksi
100 jt peomosi iklan 100 jt bantuan
sosial 250 jt kosumsi 30 jt lain lain 50
jt posko kemenangan 50 juta kendaran
oprasional 120 juta.
Sumber dana yang di gunakan
dalam pemilu legislatif ini berasal dari
dana pribadi dan ada beberapa pihak
yang mendukung bukan berarati
bantuan dana tersebut berupa uang
saja. Tapi berupa barang–barang yang
di gunakan untuk bantuan sosial ke
pada masyarakat dukungan tersebut di
diberikan adanya kepercayaan
terhadap ibu Weny untuk maju dalam
pemilu legislatif. Dukungan finansial
sangat lah penting di mana segala hal
untuk melakukan aktifitas
kemasyarakatan maupun promosi
sangat lah dibutuhkan dana yang
cukup agar apa yang kita perbuat
untuk masyarakat dapat terpenuhi dan
sehinga masyarakat tidak kecewa
terhadap apa yang di janjikan.
b. Dukungan dana
Dukungan dana tersebut di
dapat dari dana pribadi dan pihak
seponsor yang mendukung untuk
memenangkan pemilu legislatif
tersebut kekuatan dana finansial
merupakan pengerak dari segala
sesuatu strategi marketing politik
akan hidup apa bila adanya finansial
yang memadai karena segala sesuatu
kebutuhan yang ada di tim sukses
merupakan tanggung jawab suatu
calon dengan tujuan dimamfatkan
untuk kepentingan poltik dan bukan
politik uang dengan harapan
kegunaanaya tepat untuk oprasional
kerja tim sukses dan pendukung.
3. Produk politik
Dari hasil wawan cara kepada
ibu Weny dan tim suksesnya Produk
politik Weny Pustoko dalam
kampanyenya adalah selalu
menggaungkan ekonomi kerakyatan
di mana beliau ingin membentuk
masyarakat yang aktif baik dari para
remaja ibu rumah tangga maupun
lansia untuk berkreasi menciptakan
suatu inovasi yang dapat membantu
perekonomian masyarakat, dengan
beberapa bantuan yang beliau berikan
kepada masyarakat baik di bidang
pertanian maupun ekonomi kreatif,
apapun bentuk produk politik yang
disajikan untuk masyarakat pasti
segala tujuanya adalah untuk
kebaikan masyarakat namun yang
lebih penting yang harus di ingat
dalah bentuk realisasinya terhadap
masyarakat dari suatu produk politk
yang di buat dengan sebaik mungkin
tersebut.
Gambar 4.2
Bagan Hasil Penelitian Modal Sosial dan Kapital
Yuarni Pustoko Weni
Modal Sosial dan Kapital Yuarni Pustoko Weni
Modal Sosial Modal Kapital
- Tim Pilwako
Tanjungpinang
Link Investasi sosial
- Ketua IWP
- Ketua PKK
- Majelis Taklim
- Tokoh
Masyarakat
- Organisasi
Lansia (Nenek
gaul)
Trush
- Realisasi janji
bantuan (bedah
rumah)
- Membantu
mencari solusi di
masyarakat
- Peduli lingkungan
Norma
- Ramah
- Sikap peduli
dan simpati
- Popularitas
Sumber
Dana
- Dana Pribadi
- Sponsor
- Relasi dalam
partai
Sumber Dana
- 700 Juta
untuk
oprasional
- Promosi
- Tim sukses
- Kampanye
politik
Produk Politik
Dukungan
Dana
- 700 Juta
untuk
oprasional
- Promosi
- Tim sukses
- Kampanye
politik
- Ekonomi Kreatif
- Ekonomi
Kerakyatan
Kampanye Politik
- Sosialisasi
- Acara-acara
- Gotong royong
bersama Caleg PDI
lainnya
- Bantuan sosial
Persaingan Politik
- Bersikap menerima
- Saling menghormati/
menghargai sesame
pesaing
B. Modal Sosial dan Modal Kapital
Nursaadah
a) Modal sosial
a. Link
Menurut Robert Putnam link
atau jaringan sosial merupakan
institusi sosial yang melibatkan
banyak masyarakat didalamnya yang
saling menghubung satu dengan yang
lainya. Yang di dalamnya saling
mendorong produktifitas dalam
sosisal untuk menciptakan rasa
kebersaman di suatu lingkungan
Link Nursaadah telah menenamkan
modal sosial ke pada msarakat akan
tetapi jaringan yang di buat pada saat
itu dilakukanya di kabupatan Bintan.
Dimana beliau ikut serta dalam
mendukung suaminya maju dalam
pemilihan Bupati dan wakil Bupati
Bintan. Banyak hal yang sudah di
lakukanya pada masyarakat Bintan
sehinga suami beliau menang dalam
pilkada tersebut, pengalaman inilah
yang akan menjadi alasan Nursaadah
siap maju dalam pemilu legislatif kota
Tanjungpinang dengan modal
organisasi yang dimiliki seperti:
Ketua himpunan Andam di kota
Tanjungpinang dengan jumlah
pengikut sebanyak 100 anggota dan
menjabat sebagai ketua penggerak
PKK Bintan ketua Karderkanas
Bintan memang kebanyakan
organisasi ini di miliki dalam wilayah
Bintan. Nursaadah ikut dalam
pemilihan legislatif dapil kota
Tanjungpinang di karenakan untuk
memenuhi kuota partai Golkar di
dapil Tanjungpinang
a. Infestasi sosial
Nursaadah memiliki infestsi
sosisal yang dimiliki oleh orang
tuanya yang bernama Abdul Razak di
mana beliau merupakan ketua
perhimpunan budaya melayu, hal
tersebut menjadikan tambahan modal
dalam menarik simpati masarakat.
Namun yang lebih berpengaruh bukan
karena organisasi tersebut melainkan
juga sebagai simpatisan karena orang
tua Nursaadah merupakan mantan
ketua partai Golkar. Nursaadah
mengatakan memang benar infestasi
sosial yang dimiliki orang tuanya
membantu untuk lebih di kenal orang
luas namun di sebalik itu orang tua
saya juga merupakan orang politik
partai golkar. Jadi infetasi sosial yang
ada pada orang tua saya lebih kepada
simpatisan partai dibanding infestasi
organisasi tersebut namun keduanya
memng sangat membantu dalam
perpoltikan pada pemilu legislatif.
b. Trush
Untuk mendapatkan
kepercayaan memang membutuhkan
kerja keras dimana masyarakat
Tanjungpinang merupakan
masyarakat yang cerdas terhadap
apapun pilihanya. Tidak hanya
sekedar dekat pada masyarakat tapi
yang mampu merubah pola pikir dan
motifasi terhadap masyarakat itu
sendiri. Ketika masyarakat tergugah
hatinya dan berpikir positif tentang
apa yang kita berikan pada mereka
dari produk politik yang kita jual.
Maka kepercayan itu akan tumbuh
kepada kita tidak sekedar berbicara
tentang visi misi melainkan perbuatan
yang bersifat nyata dan bisa dirasakan
oleh suatu masyarakat tersebut, yang
di lakukan melalui dakwah atau
ceramah agama dan mendukung
program apa yang sudah ada di
masyarakat atau program yang di buat
untuk masyarakat. Yang paling
penting dalah kita membayar
kepercayaan masyarakat terhadap kita
dengan merealisasikan janji yang kita
berikan ketika kita tepilih agar
masyarakat tidak merasa kecewa
tehadap kita. Sehingga dapat
menumbuhkan rasa percaya terhadap
pemimpin dan meningkatkat
partisipasi msyarakat dalam pemilu
tersebut.
c. Norma
Latar belakang kehidupan
merupakan cermin kehidupan bagi
orang lain terutama bagi masyarakat
luas yang menilainya dukungan
keluarga adalah faktor penting untuk
Nursaadah maju dalam pemilu
legislatif ini. Sosok figure dan
kemampuan hanya masyarakat yang
bisa menilainya, yang penting usaha
yang dilakukan untuk menciptakan
sesatu perubahan dan perbaikan
dalam kehidupan bermasyarakat.
Sehinga masyarakat yang menentukan
dan menilai kita seperti apa dan
memliki kemampuan apa yang dapat
meyakinkan masyaraka. Masyarakat
melihat Nursaadah lebih pada sikap
keibuan dan keakraban ini daapat
dilihat dari beberapa tim sukses
Nursaadah adalah keluarga beliau dan
dari beberapa lapisan masyarakat.
Menurut masyarakat
Kelurahan batu sembilan nurssadah
memiliki kemampuan yang
memotivasi dan mengajak untuk
membuat suatu perubahan pola pikir
baik, secara penyampaian di sela–sela
pertemuannya beliau merupakan
sosok figur wanita masa kini yang
mengutamakan keberhasilan untuk
masa depan melalui generasi penerus.
Karena beliau berkata kesuksesan
milik semua dan sifat ramah serta
bersedia menerima masukan dan
memberi masukan tehadap orang lain
serta selalu membuka lebar bagi siapa
saja yang ingin bebagi pengalaman
dalam segalahal di sela–sela
kesibukanya.
2. Modal kapital Nursaadah
a. Sumber dana
Dana yang digunakan sebesar 500 juta
dengan rincian sebagai berikut
Oprasinal timsukses dan saksi 50 juta
peomosi iklan dan sovennir 100 juta
bantuan sosial 200 juta kosumsi 12
juta lain lain 18 juta posko
kemenangan 20 juta kendaraan 100
juta. Sumber dana yang di dapat
untuk membiayayai sosialisasi politik,
kampanye, dan lain sebaginya
mengunakan pribadi dan ada pihak–
pihak yang mensponsori saya untuk
maju dalam pimilihan legislatif
tersebut. Dengan modal uatama
sebesar kurang lebih 350 juta dan
seponsor mencapai 150 juta yang
menjadi modal kapital dalam pemilu
legislatif tesebut
a. Dukungan dana
Dukungan dana sebear 500
juta yang Nursaadah dapat dari
beberapa rekan politik dan rekan –
rekan usaha yang mempercayai saya
untuk maju dalam pemilu legislatif
tersebut digunakan untuk biaya
oprasional tim sukses pemenangan.
Menurut Nursaadah dana yang
digunakan tersebut masih jauh di
banding dengan dana yang digunakan
oleh pesaing politiknya karena masih
banyak yang harus saya perbuat untuk
kepentingan sosial di masyarakat akan
tetapi dana tersebut mudah mudah
tepat guna dan di peruntukan untuk
sebaik baiknya niat yang paling utama
adalah sebisa saya membantu
masyarakat.
Menurut beberapa timsukses
Nursaadah pengelolaan dana yang ada
bisa di bilang cukup bisa dibilang
tidak mengapa demikian secara
oprasinal baik dari sosialisasi dan
kampanye dana tersebut cukup baik.
Pemberian bantuan fasilitas umum
maupun bantuan sosial tapi kembali
lagi ada beberapa tempat yang belum
sempat di datangi dan tidak di
karenakan para pesaing memiliki
kekutan dana fiansial yang lebih besar
dari pada yang di anggarkan
Nursaadah
Gambar 4.3
Bagan Hasil Penelitian Modal Sosial dan Kapital
Nursaadah
Modal Sosial dan Kapital Nursaadah
Modal Sosial Modal Kapital
- Budaya
Melayu (Bpk
Razak)
- Simpatisan
partai (mantan
ketua partai)
Link Investasi sosial
- Penggerak PKK
Bintan
- Ketua Kader
Bintan
- Andam
- Keluarga Besar
Trush
- Motivasi tinggi
- Peduli Pendidikan
- Saling
membangun
motivasi
Norma
- Berwibawa
- Keibuan
- Cakap
dalam
berinteraksi
Sumber
Dana
- Dana Pribadi
- Sponsor
- Rekan-rekan
yang
mendukung
Sumber Dana
- 700 Juta
untuk
oprasional
- Promosi
- Tim sukses
- Kampanye
politik
Produk Politik
Dukungan
Dana
- Pribadi 350 Jt
- Sponsor 150 Jt
- Digunakan
untuk
Oprasional
- Pentingnya pendidikan
- Kerja sama dan saling menghargai
- Kekeluargaan
Kampanye Politik
- Sosialisasi
- Membentuk Kube
- Penyuluhan dan Memotivasi masyarakat
Persaingan Politik
- Berusaha dengan sebaik mungkin
- Belajar dari pengalaman sebagai
modal percaya diri
C. Modal sosial dan Modal Kapital
Nadia Istigfarin
1. Modal sosial
a. Link (jaringan)
Memang di akui jaringan
merupakan hal yang penting untuk
memperluas relasi kita terhadap orang
lain. Ketika kita belum dikenal oleh
masyarakat luas akan sangat sulit
untuk mempromosikan diri kita
terhadap masyarakat luas baik di
tahap sosialisasi maupun kampanye
politik. Ini merupakan pelajaran yang
berarti bagi kita semua berkompetisi
di dunia politik tidak hanya dengan
kekuatan uang namun penanaman
kepercayaan terhadap masyarakat dan
bentuk–bentuk oranisasi yang harus di
tanamkan pada masyarakat adalah
jalan utama untuk membuka peluang
dalam berkompetisi.
b. Trush
Pentingnya seseorang
mendapatkan kepercayaan dari
masyarakat menjadikan seseorang
harus lebih keras mempengaruhi
orang lain untuk bersependapat dan
sama pandangannya dengan
masyarakat. Kepercayan yang didapat
dari awal akan menjadi modal sangat
penting untuk modal sosisal di
berikutnya asal kepercayaan tersebut
tidak di salah gunakan oleh orang
tersebut.
Menurut Nadia Istigfarin
Kurangnya pengetahuan dan
pengalaman saya di dalam dunia
politik dan sosialisasi terhadap
masyarakat mungkin belum terlalu
baik yang menjadikan saya sulit untuk
mempromosikan diri saya kepada
masyarakat luas, keterbatasan ini yang
menjadi kan saya sulit menanamkan
kepercayaan pada masyarakat seperti
pepatah mengatakan tidak kenal maka
tidak sayang, yang pada ahirnya
masyarakat belum mempercayai saya
sebagai wakil mereka di DPRD walau
segala upaya saya telah lakukan,
untuk menarik kepercayaan itu tidak
mudah dibutuhkan waktu yang lama
dan tidak gampang harus penuh
dengan pendekatan yang baik serta
sosialisasi yang benar terhadap
masyarakat.
Menrut tim sukses Nadia
Istigfarin bapak Andi Suseno “sulit
untuk melakukan promosi untuk
mengumpulkan masa pendukung
maka secara otomatis akan sulit pula
untuk mendapatkan dukungan dan
kepercayaan banyak hal yang
mempengaruhi kinerja kami dari
keterbatasan yang dimiliki di ketatnya
persaingan pada pemilu legislatif ini
dengan calon–calon yang
kepopularitasanya sudah terkenal di
masyarakat”. (wawancara pada
tanggal 4 Agustus 2015)
c. Norma
Popularitas seseorang akan
memudahkan seseorang tersebut
untuk melakukan suatu hal. Karena
seseorang yang sudah terkenal maka
orang tersebut bisa dimanfaatkan
untuk mempengaruhi orang yang
telah mengenalnya namun
kepupoleran tersebut berupa kebaikan
dan figur serta kemampuan yang
dimiliki.
Menurut Nadia Istigfarin
Belum ada yang dapat saya simpulkan
apa yang menjadi kelebihan dari saya
baik dari segi kemampuan dan figur
yang menjual dari diri saya hanya
faktor percaya diri dan dukungan dari
keluarga serta rekan–rekan yang
membuat saya ambil bagian dalam
kompetisi di dunia politik. Pada
pemilu legislatif DPRD Provinsi dapil
Tanjungpinang seharusnya sebagai
politik pemula saya berkompetisi
pada level DPRD kota dulu tapi ini
saya anggap sebagai pembelajaran
politik untuk saya.
Menurut beberapa tim sukses
Nadia Istigfarin pentingnya
popularitas di masyarakat, figure dan
kemampuan yang dapat di tampilkan
kepada masyarakat sangatlah
berpengaruh bagi calon iti sendiri tapi
semua itu harus ada proses untuk
masyarakat dapat melihat hal tersebut,
akan sangat percuma apabila
kemampuan yang bagus tapi tidak
bisa di perhatikan orang lain intinya
memliki basis masyarakat dahulu itu
penting setelah itu di miliki baru apa
saja yang menjadi kelebihan
seseorang tersebut tingal di asah
kembali.
2. Modal kapital Nadia Istigfarin
a. Sumber dana
Dana yang digunakan sebesar 100 juta
dengan rincian sebagai berikut:
Oprasinal timsukses dan saksi 20 juta
peomosi iklan 20 juta bantuan sosial
40 juta kosumsi 7 juta lain lain 13
juta. Sumber dana merupakan hal
penting bagi seorang politisi dalam
mengikuti kompetisi politik. Karena
dalam kmpetisi politik membutuhkan
biaya untuk keperluan kampanye,
romosi, dan sosalisasi politik oleh
karena itu untuk mencukupi dana
oprasinal tersebut maka sang calon
membutuhkan dana tambahan untuk
mencukupi kekurangan tersebut
b. Dukungan dana
Dengan sumber dana tersebut
seseorang calon dapat membuat
susunan dan rancangan yang akan
dilakukan dalam kampanya politik,
sosialisasi politik dan iklan pada
masyarakat seberapa besar dukungan
dana tersebut harus di gunakan
semaksimal mungkin untuk
mendapatkan dukungan suara.
Menurut Nadia Istigfarin
Minimnya dukungan dana yang saya
miliki menjadiakan saya sulit untuk
mengembangakan program–program
yang akan di jalankan apalagi calon
pemula seperti saya sulit untuk
mempromosiksn diri kepada
masyarakat banyak tanpa ada
kekuatan dana yang cukup,
masyarakat saat ini tidak cukup
dengan himbauan dan kata–kata tapi
harus dengan bukti nyata sebagai
modal awal.
Gambar 4.4
Bagan Hasil Penelitian Modal Sosial dan Kapital
Nadia Istigfarin
Modal Sosial dan Kapital Nadia Istigfarin
Modal Sosial Modal Kapital
- Tidak Ada
Link Investasi sosial
- Majelis Taklim
Trush
- Tidak Ada
Norma
- Popularitas
masih rendah
Sumber
Dana
- Dana Pribadi
Sumber Dana
- 700 Juta
untuk
oprasional
- Promosi
- Tim sukses
- Kampanye
politik
Produk Politik
Dukungan Dana
- 100 Juta
digunakan untuk
sosialisasi dan
oprasional
- Mewakili aspirasi rakyat
untuk lebih baik
Kampanye Politik
- Sosialisasi
- Iklan
Persaingan Politik
- Memaksimalkan yang
di miliki dan yakin
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Modal sosial dan kapital
merupakan suatu tatanan dari
setruktur sosial, dimana seseorang
mampu merubah pola pikir didalam
dunia perpolitikan. Sehinga kemajuan
perpolitikan di kota Tanjungpinang
dapat dirubah menjadi daya saing
yang mengedepankan kemampuan
untuk beroganisasi dan bersosialisasi
terhadap masyarakat. Sehinga
mengurangi praktek politik instan dan
meningkatkan kepercayaan
masyarakat tehadap calon legislative.
Sehinga dapat mengurangi angka
golput dalam pemilu. Hal-hal ini
dapat dilihat dari beberapa faktor,
antara lain pada dimensi modal sosial
yaitu:
1. Trush (kepercayaan) dimana
masyarakat saat ini sangat
membutuhkan modal kepercayaan
kepada calon legislative. Artinya
tingkat kepercayaan terhadap
lembaga legislatif mulai menurun
dan menjadikan masyarakat mulai
berfikir cerdas untuk memilih
wakilnya yang duduk di DPRD.
Disinilah tugas seorang caleg
untuk mendekatkan diri kepada
masyarakat. Terutama pada tahap
sosialisasi dalam direc marketing
politik legislatif kepada
masyarakat luas. Dan
meninggalkan marketing politik
instan dan memperbanyak alat
peraga kampanyae di tempat
umum yang merusak
pemandangan kota dan tidak
efektif terhadap masyarakat.
2. Pada dimensi link (jaringan) di
dalam modal sosisial pentingnya
jaringan dalam pranata social.
Dikarenakan jaringan organisasi
pada masyarakat secara tidak
langsung dapat memudahkan
seseorang untuk melakukan suatu
hal terutama dalam dunia
perpolitikan. Apalagi seseorang
tersebut mampu menduduki posisi
puncak dari suatu jaringan
tersebut. Sehinga selain memiliki
modal masa pendukung awal
sebelum maju dalam kompetisi
perpolitikan jaringan, juga dapat
meningkatkan popolaritas
seseoran dimata masyarakat ketika
jaringan itu meluas. Ketika
seseorang memiliki jaringan dan
terus dapat di pertahankan
walaupun ketika dalam
berkopetisi politik seseorang
calon legislatif kalah. Namun
modal sosial tersebut masih bisa
di pertahankan dan menjadi modal
infestasi social. Dimana infestasi
sosial tersebut dapat di gunakan
kembali ketika seseorang tesebut
maju lagi dalam kompetisi politik
dengan memperbaiki kekurangan
dari jaringannya yang ada di
masyarakat.
3. Pada dimensi nilai-nilai di
masyarakat pentingya nilai – nilai
di mata masyarakat menjadikan
suatu nilai lebih yang dapat
menjual dari seseorang calon
legislatif baik dari segi figur
seseorang, jejak rekam kehidupan
di mata masyarakat dan
kemampuan yang dimiliki
seseorang baik kemampuan
akademi maupun agama yang
dapat menarik simpati masyarakat
dengan kelebihan dan kemampuan
yang dimiliki dari seorang calon
legislatif untuk berkompetisi di
dunia perpolitikan.
4. Pada dimensi Modal kapital yaitu:
1. Dukungan dana merupakan hal
penting dalam menjalankan suatu
pranata sosial, organiasasi,
jaringan, dan marketing politik di
karenakan sesuatu organisasi,
jaringan dan marketing politik
dapat berjalan. Ketika memiliki
dana oprasional untuk
membangun dan menjalankan
semua hal tesebut. Maka dari itu
adanya kepemilikan dana tersebut
untuk menggerakan segala modal
sosial tersebut supaya berjalan
dengan maksimal baik dari
kegunaanya mulai dari sosialisasi,
iklan, dan kampanye dalam
pemilu. Dukungan dana ini
berfunsi sebagai pendukung dari
atas tebentuknya modal sosial
yang intinya menekan dana
kampanye dan penyalah gunakan
dana tersebut terhadap politik
uang di masyarakat.
2. Sumber dana suatu hal yang
sangat penting bagi seorang calon
politik. ini bertujuan dana yang di
dapatan merupakan suber dana
dukungan dan bukan sumber dana
criminal. Seperti pencucian uang
dan barter tender yang dapat
merugikan negara sehinga sang
calon legislatif dapat terhindar
dari tindakan–tindakan kriminal
setelah duduk di kursi parlemen
dan memperbaiki citra
perpolitikan yang sehat.
B. Saran
Berdasarkan data dan hasil
penelitian yang penulis lakukan
kepada peserta pemilu legislatif
DPRD Provinsi Kepulauan Riau
daerah pemilihan kota Tanjungpinang
khususnya bagi tiga calon legilatif
dari partai PDI, GOLKAR, PKPI.
Dan calon legislatif yang akan ikut
berkompetisi pada pemilu legislatif di
tahun berikutnya maka saran yang
penulis dapat sampaikan adalah
sebagai berikut:
1. Dari segi Trush (kepercayaan)
untuk meningkatkan
kepercayaan politik masyarakat
hendaklah calon legislatif tepilih
harus berusaha menepati janji
yang telah diberikan terhadap
masyarakat dan melakukan
perubahan yang bisa diraskan
orang banyak ketika
kepercayaan telah tertanam pada
diri seseorang caleg maka secara
tidak langsung akan
mempermudah seseorang caleg
untuk maju dan berkompetisi di
level yang lebih tinggi. Dan bagi
calon legislaif yang gagal
pertahankan kepercayaan
masyarakat yang telah
mendukung anda sehinga
dukungan tesebut bisa dijadikan
investasi sosial dan
memperbanyak jaringan sosial
yang dapat berguna untuk
seorang caleg jika ingin
berkompetisi di pemilihan
legislatif di tahun berikutnya.
2. Dari segi Link (jaringan)
pentingnya akan jaringan di
dalam masyarakat sosial
menjadikan seseorang dapat
dengan mudah untuk di kenali
oleh masyarakat luas dan
mempermudah seseorang dalam
mendapatkan dukungan masa
maka dari itu kekutan jaringan
organisasi di masyarakat dapat
menentukan keberhasilan
seseorang calon legislatif dengan
jiwa yang siap berkompetisi.
3. Dari segi nilai–nilai yaitu segala
dukungan yang telah di berikan
oleh masyarakat kepada
legislatif hendaklah dijalankan
dengan sesusai harapan
masyarakat. Jangan merusak
kepercayaan tersebut dengan
perbuatan – perbuatan yang
melangar hukum dan membuat
citra buruk di mata masyarakat.
Karena jejak rekam segala
tingkah laku yang tidak
berkenan di mata masyarakat
akan selau di ingat dan disimpan
dan menimbulkan citra buruk di
mata masyarakat.
4. Dari segi dukungan dana dimana
ketika modal sosial telah
berjalan dengan baik. Maka
penggunaan dana dapat
dilakukan secara efektif dan
dapat menekan biaya oprasional
calon legisltif tesebut kekuatan
dana merupakan pendukung dari
modal sosial sehinga dapat
menghindari terjadinya politik
uang.
5. Dari segi sumber dana,
penerimaan dan dukungan dana
dari orang lain haruslah di
telusuri lebih dahulu. Dari mana
sumber dana itu di dapatkan
sehinga suatu saat nanti tidak
dapat merugikan calon legislatif
dan terhindar dari tindak pidana.
DAFTAR PUSTAKA
A. BUKU
Arifin Anwar.2006. Pencitraan
Dalam Politik. Jakarta:
Pustaka Indonesia; Hal 39
Arikunto, Suharsimi, 2010, Prosedur
Penelitian Suatu Pendekatan
Praktik Yogyakarta: Rineka
Cipta.
Bambang Rudianto Dan Melia
Famolia. 2008. Sosial
Mapping. Jakarta: Rekayasa
Sains; Hal57
Budiardjo, Miriam, 2008, “Dasar-
Dasar Ilmu Politik”, Pt.
Gramedia , Jakarta
Didik J Rachbini. 2006. Ekonomim
Politik Dan Teori Pilihan
Publik. Jakarta: Graha
Indonesia; Hal 219, 221
Ed Laurence E Harison Dan Samue P
Hatington .2002 Modal
Sosial Dalam Kebangkitan
Peran Budaya Bagaimana
Nilai–Nilai Membentuk
Kemajuan Manusia. Jakarta:
Yayasan Lp3es. 2008
Emile Durkheim.1991. Sosiologi Dan
Filsafat. Jakarta: Erlangga.
Firmanzah ,2009, ”Persainnpgan,
Legitimasi Kekuasaan Dan
Marketing Politik”, Yayasan
Pustaka Obor Indonesia
Firmanzah. 2008. Marketing Politik;
Antara Pemahaman Dan
Realitas. Jakarta: Yayasan
Obor Indonesia. 2008.
Mengelola Partai Politik:
Komunikasidan Positioning
Ideology
Pawito. 2009. Komunikasi Politik:
Media Massa Dan
Kampanye Pemilihan.
Yogyakarta: Jalasutra; Hal
190, 240
Ramdansyah .2009. Sisi Gelap Pemilu
2009. Jakarta: Rumah
Demokrasi; Hal 1, 5
Saldi Isra .2010. Pergeseran Fungsi
Legislasi. Jakarta: Pt Raja
Grafindo Persada; Hal 1,6
Sugiyono, 2011, Metode Penelitian
Administrasi (Cetakan Ke-
19), Bandung, Alfabeta.
B. JURNAL
Billy Sandrianto, 2009, Skripsi
Komunikasi Pemasaran Politik,
(Diakses 22 Oktober 2013,
10:42 WIB)
George Towar Ikabal Tawakal 2009,
skripsi Peran Partai Politik
Dalam Mobilisasi Pemilih
(Diakses 22 Oktober 2013,
10:22 WIB).
Hanifah Prasna Verdi, 2009 , Skripsi
Tindak Pidana Pemilihan
Umum (Diakses 19 Oktober
2013, 10:22 WIB).
Jan N Van Deth, 2009, The Prof Of
The Pudding Sosislcapital,
Democracy, And Citizenship,
(diakses 22 Desember 2014,
09:06: WIB)
Kepri Days.Com 2014, Lima Calaeg
Dapil Tanjungpinang Bakal
Duduk di DPRD Kepri,
(Diakses 25 September 2014
,21:17)
Radar Kepri.Com 2014, Jumlah
Pemilih Kota Tanjung Pinang
Pada Pemilu Tahun 2014,
(Diakses 25 September 2014
,20:43)
Selly Naswati, 2009, Jurnal
Perbandingan Strategi Caleg
Perempuan Dalam
Memenangkan Kursi Di
Parleman, (Diakses 22
Desember 2014, 09:14 WIB)
Setella Maria Ignayia Pantaouw 2012
, Tesis Modalitas Dalam
Kontestasi Politik (diakses 22
Oktober , 09:03 WIB).
Tanjungpinang Pos Senin 5 Mei 2014,
Cuma 18 Caleg Incumbent
Lolos. Hal. 2