Supreme Energy Rajabasa Dapat Izin Pinjam Hutan
-
Upload
john-prasetio -
Category
Documents
-
view
12 -
download
0
description
Transcript of Supreme Energy Rajabasa Dapat Izin Pinjam Hutan
http://industri.kontan.co.id/news/supreme-energy-rajabasa-dapat-izin-pinjam-hutan
Page 1 of 1 May 15, 2014 05:28:05AM MDT
Supreme Energy Rajabasa dapat izin pinjam hutan
Supreme Energy Rajabasa dapat izin pinjam hutanOleh Agustinus Beo Da Costa - Kamis, 15 Mei 2014 | 17:22 WIBKamis, 15 Mei 2014 | 17:22 WIB kontan.co.id
BERITA TERKAIT
ESDM: Ada tiga proyek PLTP ditolak wargaProyek geothermal Rantau Dedap dimulai hari
iniCapex Supreme Energy di Sumatera capai
US$155 juta
JAKARTA. PT Supreme Energy Rajabasa (SERB),anak usaha PT Supreme Energy akhirnyamendapatkan Izin Pinjam Pakai Kawasan Hutan(IPPKH) untuk eksplorasi panas bumi di wilayahkerja panas bumi Gunung Rajabasa, Lampung.
Surat keputusan terkait izin pinjam pakai kawasan hutan itu dikeluarkan pada tanggal 24 April 2014 laluoleh Kementerian Kehutanan.
Dengan diterbitkannya IPPKH tersebut, maka SERB saat ini telah memiliki semua perizinan yangdiperlukan untuk memulai kegiatan eksplorasi di Wilayah Kerja Panas Bumi Gunung Rajabasa, sesuaiaturan dan perundangan yang berlaku. Direktur Utama SERB Triharyo Indrawan Soesilo mengatakan,dengan dukungan semua pihak akhirnya perusahaan kini siap untuk memulai kegiatan eksplorasi diGunung Rajabasa. "Kami siap melakukan eksplorasi," ungkap Triharyo kepada KONTAN, Kamis (15/5).
Dia bilang, kegiatan eksplorasi akan berlangsung selama dua tahun. Pada tahun ini, SERB akanmelakukan kegiatan konstruksi sipil penyiapan infrastruktur, kemudian awal tahun depan diperkirakansudah dilakukan pemboran eksplorasi sumur panas bumi. Apabila hasil eksplorasi ini nanti dinyatakanlayak untuk dikembangkan, maka kegiatan selanjutnya yakni pengembangan dan listrik bisa diproduksidengan target mulai produksi tahun 2018.
Perlu diketahui, SERB berencana membangun dua unit Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) diGunung Rajabasa dengan kapasitas 110 Megawatt (MW), serta investasi US$ 700 juta-US$ 800 juta.
Editor: Azis Husaeni