Pengembangan Usaha Simpan Pinjam

58
PENGEMBANGAN USAHA SIMPAN PINJAM SALAH SATU STRATEGI MEMBANGUN SISTEM KEUANGAN KOPERASI Oleh: Dr. Riana Panggabean*) saha simpan pinjam merupakan salah satu usaha yang telah berakar dan dikenal secara luas oleh anggota koperasi dan masyarakat di Indonesia. Usaha ini adalah salah satu usaha lembaga keuangan non bank dilakukan untuk menghimpun dana dan menyalurkannya dari dan untuk anggota, calon anggota, koperasi lain dan anggotanya. Pada umumnya usaha simpan pinjam di Indonesia tumbuh karena sulit mendapatkan bantuan permodalan melalui sistem pemberian perkreditan kredit dari perbankan. Perkembangan usaha simpan pinjam tidak terlepas dari kondisi perkreditan yang dikembangkan di Indonesia. Sejak pemerintah menerapkan program pembangunan yang terencana, lembaga perbankan mempunyai peranan aktif dalam pembangunan melalui penyediaan kredit, baik kredit jangka pendek, menengah maupunjangka panjang. Sampai tahun 1983 Bank Indonesia sebagai bank sentral menyediakan kredit dengan suku bunga murah,kepada perbankan atau kredit langsung untuk membiayai program pemerintah atau perusahaan perusahaan tertentu termasuk program koperasi yang dinilai strategis. Dalam proses pembangunan, untuk memperluas kesempatan berusaha bagi masyarakat di pedesaan, perbankan juga menciptakan kredit mini, kredit midi dan kredit untuk koperasi. Setelah itu Bank Indonesia membatasi kredit likuiditas kepada perbankan, kecuali untuk jenis-jenis tertentu yang dikategorikan berprioritas tinggi. Kredit prioritas tinggi tersebut diantaranya mencakup kredit untuk pengusaha lemah bagi para petani .Khusus program penyediaan kredit bagi para petani pemerintah senantiasa U

Transcript of Pengembangan Usaha Simpan Pinjam

Page 1: Pengembangan Usaha Simpan Pinjam

PENGEMBANGAN USAHA SIMPAN PINJAMSALAH SATU STRATEGI

MEMBANGUN SISTEM KEUANGAN KOPERASIOleh: Dr. Riana Panggabean*)

saha simpan pinjam merupakan salah satu usaha yang telah berakar dan

dikenal secara luas oleh anggota koperasi dan masyarakat di Indonesia.

Usaha ini adalah salah satu usaha lembaga keuangan non bank dilakukan

untuk menghimpun dana dan menyalurkannya dari dan untuk anggota, calon

anggota, koperasi lain dan anggotanya. Pada umumnya usaha simpan pinjam di

Indonesia tumbuh karena sulit mendapatkan bantuan permodalan melalui sistem

pemberian perkreditan kredit dari perbankan.

Perkembangan usaha simpan pinjam tidak terlepas dari kondisi perkreditan

yang dikembangkan di Indonesia. Sejak pemerintah menerapkan program

pembangunan yang terencana, lembaga perbankan mempunyai peranan aktif dalam

pembangunan melalui penyediaan kredit, baik kredit jangka pendek, menengah

maupunjangka panjang.

Sampai tahun 1983 Bank Indonesia sebagai bank sentral menyediakan kredit

dengan suku bunga murah,kepada perbankan atau kredit langsung untuk membiayai

program pemerintah atau perusahaan perusahaan tertentu termasuk program

koperasi yang dinilai strategis. Dalam proses pembangunan, untuk memperluas

kesempatan berusaha bagi masyarakat di pedesaan, perbankan juga menciptakan

kredit mini, kredit midi dan kredit untuk koperasi. Setelah itu Bank Indonesia

membatasi kredit likuiditas kepada perbankan, kecuali untuk jenis-jenis tertentu yang

dikategorikan berprioritas tinggi.

Kredit prioritas tinggi tersebut diantaranya mencakup kredit untuk pengusaha

lemah bagi para petani .Khusus program penyediaan kredit bagi para petani

pemerintah senantiasa menyempurnakan tata cara dan prosedur pelaksanaannya

sehingga dapat lebih efektif mencapai sasaran.

Misalnya pada tahun 1985, pemberian kredit Bimas dihentikan dan sebagai

gantinya diciptakan Kredit Usaha Tani (KUT). Pada tahun 1990 dalam Paket

Kebijakan Januari (Pakjan) diatur bahwa kredit likuiditas Bank Indonesia

dihapuskan, pengecualian diberikan untuk kredit KUT dan kredit kepada koperasi,

U

Page 2: Pengembangan Usaha Simpan Pinjam

pengadaan pangan dan stok gula oleh Bulog. Dalam perjalanannya, pada tahun

2000 KUT diganti dengan Kredit Ketahanan Pangan (KKP).

Sampai tahun 2000 terdapat 20 jenis kredit yang dapat melayani masyarakat

untuk memenuhi kebutuhan permodalan usaha yaitu: (1) 8 jenis kredit program yang

disediakan pemerintah meliputi: KUT, KKUD, KKPA, KUK, Modal Bergulir, Kredit

Mikro dan Kredit Ketahanan pangan (KKP). (2) 9 jenis kredit yang tergolong pada

lembaga keuangan non bank, meliputi : KCK, KSP, USP-KUD, KUD,

PPKKP,UPPKS, P4K, PHBK dan Kredit Union dan (3) 4 jenis kredit dari Lembaga

Pembiayaan terdiri dari: KPI, Pegadaian, BUMN dan Modal Ventura.

Hasil kerja dari lembaga perkreditan formal khususnya perkreditan melalui

perbankan dengan berbagai jenis pinjaman seperti tersebut diatas, belum mencapai

sasaran yang diharapkan. Pada tahun 1997, setelah terjadi krisis ekonomi di

Indonesia ternyata pihak perbankan juga mengalami kemacetan pengembalian

kredit yang sangat besar. Kredit macet diawali ketika manajemen bank mulai

mengabaikan aspek kualitas pada pemberian kredit , karena ketatnya

persaingan antar bank. Krisis perbankan ini berakibat kepada kerapuhan dunia

usaha karena perbankan kurang berfungsi menyokong pendanaan dunia usaha.

Akibatnya perkembangan sektor riel langsung terkena dampaknya. Solusi atas

masalah ini dilakukan dengan cara merestrukturisasi perbankan secara nasional

melalui Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN).

Penyebab belum berhasilnya lembaga perbankan mendukung pendanaan

kepada sektor riel termasuk koperasi, adalah (1) Pendirian lembaga perkreditan

yang ada didrop dari alas dengan pola pengelolaan dari alas tanpa melihat

situasi,kondisi dimana lembaga tersebut berdiri, (2) Jangkauan dari nasabah juga

terbatas ini terjadi karena pola kerja dari pengelola badan kredit itu terbawa oleh

pola birokrasi , (3) Pada umumnya bank-bank pelaksana menerapkan peraturan

yang ketat dan kaku seperti yang dipersyaratkan oleh bank modern, (4) Prosedur

yang berbelit-belit, persyaratan administrasi yang menjengkelkan, jaminan kekayaan

yang harus tersedia untuk mendapatkan kredit, (5) Lokasi lembaga perkreditan yang

jauh dari tempat penduduk, (6) pengawasan yang lemah dari Pemerintah dalam

sistem perkreditan mengakibatkan kredit dapat dimanfaatkan oleh pihak pelaku

maupun pihak luar yang seharusnya tidak berhak mendapatkan kredit. Seperti yang

terjadi dalam perkreditan KUT, (7) Sistem perkreditan formal yang dirancang

melibatkan banyak pihak birokrasi yang dapat memanfaatkan kredit secara ilegal, (8)

Page 3: Pengembangan Usaha Simpan Pinjam

Walaupun tingkat suku bunga tinggi di pedesaan dari badan kredit non formal

namun adanya faktor-faktor pembatas yang disebut dimuka menyebabkan

masyarakat dipedesaan kurang terdorong untuk memanfaatkan kredit formal yang

disediakan Pemerintah.

Masalah-masalah diatas merupakan masalah umum dalam sistem keuangan

yang terjadi selama ini dan menjadi faktor-faktor penghambat bagi masyarakat

khususnya sektor riel untuk mengembangkan usahanya. Ketika krisis ekonomi

melanda Indonesia usaha simpan pinjam seperti Koperasi Simpan Pinjam dan Unit

Simpan Pinjam KUD cukup berkembang dan merupakan satu-satunya usaha yang

mampu bertahan hingga saat ini. KSP dan USP mampu melayani anggota di sektor

pertanian, perdagangan dan usaha lainnya. Oleh sebab itu sesuai tema dalam

penulisan ini "Membangun Sistem Keuangan Koperasi" menurut penulis lebih baik

dibangun dari sistem keuangan yang sudah berjalan, dan penyempurnaannya

melihat atau mengadob koperasi-koperasi yang sudah berhasil baik simpan

pinjamnya yang dikembangkan oleh KSP, USP-KUD dan Koperasi Kredit lainnya.

Tulisan ini bertujuan untuk memberikan masukan atau pencerahan terhadap

pengambil kebijakan dalam rangka membangun sistem keuangan koperasi dan

tulisan ini dibuat dengan studi literatur dari berbagai sumber: hasil penelitian

(disertasi,tesis) makalah dan seminar.Selain studi Literatur diadakan juga kunjungan

dan wawancara langsung dengan beberapa Koperasi yang menangani usaha

simpan pinjam.

Membangun sistem keuangan koperasi bertujuan untuk menyempumakan

sistem keuangan yang sudah ada dan telah dilaksanakan koperasi. Sistem

keuangan koperasi merupakan salah satu subsistem dalam pembangunan koperasi

secara umum. Agar koperasi mampu sebagai sokoguru dalam perekonomian

nasional dan mendorong koperasi sejajar dengan badan usaha lain. Beberapa

masalah umum yang menjadi kendala dalam pembangunan koperasi seperti:

lemahnya kemampuan sumber daya manusia, kurangnya akses terhadap pasar,

rendahnya kemampuan memanfaatkan teknologi dan rendahnya kemampuan akses

terhadap permodalan perlu disempurnakan dan dibangun melalui pengalaman dan

melihat keberhasilan koperasi-koperasi yang berhasil menjalankan usahanya

khususnya koperasi yang terlibat dalam usaha yang berkaitan dengan keuangan

atau modal.

Page 4: Pengembangan Usaha Simpan Pinjam

Menurut beberapa penelitian, Koperasi yang berhasil menjalankan usaha

berkaitan dengan keuangan dan modal, adalah Koperasi Kredit.Pembangunan

koperasi ini dimulai dari proses penelitian dan pendidikan. Kunci keberhasilan dari

pembangunan koperasi ini, terletak pada sistem pendidikan yang terorganisir dan

konsisten. Pendidikan diarahkan untuk meningkatkan harkat hidup dan mengerti

nilai-nilai koperasi sebagai acuan berkoperasi dalam menjalankan usaha simpan

pinjam. Anggota dipersatukan oleh adanya kepentingan dan kebutuhan yang

dirasakan dalam suatu lingkup kerja (Ocupational common bond), tempat

tinggal (teritorial common bond) dan lingkungan perkumpulan (asociatid common

bond). Intinya, koperasi kredit dibangun dalam kebersamaan, setiakawan, solidaritas

dan demokratis. Semua yang terlibat dalam koperasi (pengurus,manajer,karyawan

dan anggota) diarahkan untuk mencapai tujuan peningkatan kesejahteraan secara

bersama. Koperasi Kredit pertama didirikan pada tahun 1971. Koperasi ini

berkembang pesat, menurut data Tahun 2001, koperasi kredit berjumlah 1.071 unit

dan jumlah anggota sebanyak 295.924 orang (Riana P,1991, Meneth Ginting, 2001

dan Sumidjoyokartono,2002). Dengan demikian dalam pembangunan koperasi kredit

masalah klasik seperti permodalan yang sering diungkap sebagai salah satu kendala

dalam pembangunan atau pemupukan modal bukan menjadi kendala. Karena modal

bukan satu-satunya unsur yang penting , masih ada yang lain, berkaitan erat dan

saling mendukung dalam sistem pembangunan koperasi, yaitu sumber daya

manusia, manajemen dan faktor pendukung dari keberpihakan pemerintah untuk

menciptakan faktor kondusif seperti kebijakan. Oleh sebab itu sistem keuangan yang

akan dibangun tidak bisa dilepaskan dari pembangunan peningkatan kemampuan

sumber daya manusia, memperbaiki manajemen koperasi untuk mengelola

keuangan dalam koperasi dan perlu keberpihakan pemerintah bagi koperasi dalam

dukungan kebijakan yang menciptakan iklim kondusif agar koperasi mampu

melaksanakan atau menjalankan sistem keuangan tersebut.

Mengapa usaha simpan pinjam menjadi salah satu strategi yang dipilih untuk

membangun sistem keuangan koperasi. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa: (1)

Koperasi yang tumbuh di Indonesia dimulai dari usaha simpan pinjam. Hal ini telah

dikenal sejak jaman Belanda pada tahun 1895 ketika R. Aria Wiriaatmaja mendirikan

Koperasi Simpan Pinjam yang bertujuan untuk memberikan fasilitas kredit kepada

kelompok masyarakat menengah, kemudian diperluas kepada petani agar mereka

tidak terjepit pada lilitan hutang pada lintah darat, (2) KSP dan USP merupakan

usaha yang cukup dikenal dan telah berakar di kalangan anggota (3) Usaha simpan

pinjam sangat bermanfaat bagi anggota baik anggota sebagai petani, nelayan,

pengrajin, petani perkebunan dan masyarakat yang bergerak pada sektor jasa, (4)

Page 5: Pengembangan Usaha Simpan Pinjam

Ketika krisis ekonomi melanda Indonesia yang sampai saat ini belum menunjukkan

tanda-tanda pemulihan, usaha simpan pinjam yang ditangani koperasi dan KUD

cukup berkembang dan mampu melayani anggota disektor pertanian, perdagangan

dan usaha lainnya. (5) Jumlah koperasi, USP-KUD dan USP KOPTA pada tahun

2000 berkembang cukup banyak mencapai 37.224 unit. Jumlah ini menunjukkan

trend yang meningkat setiap tahun. Demikian juga jumlah koperasi kredit (6) Jumlah

nasabah mencapai 10.957.039 orang berdomisili pada tingkat Propinsi, Kabupaten

dan di Pedesaan (7) Untuk membantu pengusaha kecil di sentra produksi,

Pemerintah memberikan Modal Awal Padanan (MAP) kepada berhasilan usaha

simpan pinjam koperasi simpan pinjam untuk membantu pengusaha kecil dalam

rangka memperkuat komoditi ekspor, (8) Koperasi kredit (KOPDIT) yang

dikembangkan dibeberapa daerah cukup berkembang dan mampu melayani

anggota baik sebagai pengusaha, rumah tangga dalam membantu pendidikan anak,

(9) Koperasi Simpan Pinjam Jasa Pekalongan cukup berkembang dan dikenal

secara luas di Indonesia dan (10) Koperasi Simpan Pinjam "Kodanua" telah

berkembang cepat dan telah mempunyai kantor cabang pelayanan sebanyak 12

unit. Usaha simpan pinjam tersebut telah melayani anggota dan calon anggota

koperasi dengan sistem keuangan yang dibentuk dan dibina oleh masing-masing

jenis Koperasi dan Unit simpan pinjam KUD maupun Koperasi Pertanian.

Dari penjelasan diatas, usaha simpan pinjam yang benar -benar berhasil

diharapkan kelangsungan keberadaannya. Kelangsungan keberadaan usaha

simpan pinjam harus didasarkan prinsip efisensi dan efektivitas. Prinsip efisiensi dan

efektivitas dapat terwujud jika para pengelola dalam hal ini pengurus, manajer betul-

betul mengarahkan usaha simpan pinjam untuk kepentingan anggota. Keberhasilan

usaha simpan pinjam bukan hanya tergantung kepada besarnya modal yang

diusahakan melainkan pelaksanaannya lebih mendekati adanya saling percaya

antar anggota dengan para pengurus dan saling percaya antar anggota. Artinya,

didalam usaha simpan pinjam anggota saling memberi dan menerima untuk

kepentingan bersama.

Semakin besar jumlah simpanan anggota semakin besar pula dana pinjaman

yang dapat dipinjam atau dipergunakan oleh anggota untuk memenuhi kebutuhan

usaha dan keperluannya.

Oleh sebab itu, karena usaha ini sangat penting bagi anggota dan kegiatan ini

memberikan kontribusi atau sumbangan yang berarti bagi anggota maka diperlukan

pengelolaan simpan pinjam yang dinamis bersih dan dipercaya. Kepercayaan

Page 6: Pengembangan Usaha Simpan Pinjam

mendorong partisipasi anggota menabung, meminjam dan meningkatkan usaha

kedua belah pihak baik koperasi sebagai usaha simpan pinjam dan anggota sebagai

peminjam. Usaha Simpan Pinjam yang berkembang akan meningkatkan Sisa Hasil

Usaha (SHU).Jika SHU meningkat terjadi perkembangan modal yang dapat

dimanfaatkan anggota kembali.

PERKEMBANGAN USAHA SIMPAN PINJAM

Kegiatan usaha simpan pinjam adalah kegiatan yang dilakukan untuk

menghimpun dan menyalurkan dana melalui kegiatan usaha simpan dari dan untuk

anggota koperasi, calon anggota, koperasi lain dan atau anggotanya (PP No 9

Tahun 1995). Perkembangan usaha simpan pinjam yang berhasil diidentifikasi

adalah :

1. Koperasi Simpan Pinjam, USP-KUD dan USP Kopta

Menurut data dari Asdep Urusan Pengembangan dan Pengendalian

KSP/USP Kantor Menteri Negara Koperasi Usaha Kecil dan Menengah,

perkembangan usaha simpan pinjam secara nasional pada tahun 1999 sarnpai

tahun 2000 adalah: (1) Jumlah koperasi meningkat 2,3 persen dari 36.390 unit

menjadi 37.224 unit. Jumlah usaha simpan pinjam pada tahun 2000 terdiri dari: (a)

KSP sebanyak 1.186 unit jumlah ini hanya 3,2 persen dari jumlah KSP dan USP

yang melaksanakan simpan pinjam (b) USP-KUD sebanyak 5.206 unit, atau 14

persen dari jumlah pelaksana simpan pinjam dan (c) Jumlah USP-Kopta lebih besar

dari KSP dan KUD-SP Kopta sebanyak 37.224 unit atau 66 persen. Artinya, bahwa

usaha simpan pinjam yang terdapat di daerah pertanian lebih banyak dari usaha

simpan pinjam di perkotaan.

(2) Jumlah nasabah usaha simpan pinjam menurun 0.2 persen yakni dari

10.978.195 orang menjadi 10.957.039 orang. Penurunan jumlah nasabah ini terjadi

pada kelompok KSP sebesar 23 persen sedangkan jumlah nasabah kelompok SP-

KUD meningkat 0,33 persen dan jumlah nasabah kelompok SP-Kopta meningkat

1,77 persen dari tahun sebelumnya. Alasan penurunan jumlah nasabah KSP karena

nasabah melunasi peminjam pada tahun tersebut sedangkan kenaikan jumlah

nasabah di desa dan daerah pertanian terjadi karena anggota di wilayah pertanian

membutuhkan modal untuk menanam, membayar upah kerja tanam dan panen.

(3) Jumlah modal tetap atau modal sendiri meningkat 24,6 persen pada dua

tahun evaluasi seperti tersebut diatas Jika dikaitkan dengan data diatas dapat

Page 7: Pengembangan Usaha Simpan Pinjam

dikatakan bahwa jumlah nasabah menurun tetapi jumlah modal meningkat. Artinya

terjadi pertentangan antara penurunan jumlah nasabah pada kelompok SP dengan

peningkatan modal yang cukup nyata Hal ini dimungkinkan karena kualitas

simpanan anggota semakin tinggi. Pada kelompok USP-KUD dan kelompok USP-

Kopta antara jumlah modal tetap dengan jumlah anggota berkembang normal dan

kelihatannya ada kaitan kenaikan jumlah anggota dengan peningkatan jumlah modal

tetap, yaitu kenaikan modal USP KUD sebesar 27 persen dan kenaikan modal tetap

USP-Kopta sebesar 24 persen. Peningkatan modal tetap USP-KUD dan USP Kopta

ini juga cukup nyata persentasinya lebih tinggi dibanding dengan kenaikan jumlah

anggota. Artinya, pada kedua kelompok USP ini terjadi peningkatan kualitas

simpanan anggota dari simpanan wajib maupun simpanan sukarela.

Modal pinjaman meningkat 0.64 persen dari tahun sebelummya, kenaikan

modal pinjaman ini terjadi pada USP-KUD dan USP-Kopta. Peningkatan modal

pinjaman USP-KUD sebesar 5 persen dan peningkatan modal pinjaman USP-Kopta

sebesar 8 persen. Perbandingan modal sendiri dengan modal pinjaman adalah 2

berbanding 1. Artinya, struktur permodalan KSP, USP-KUD dan Kopta secara

nasional cukup kuat. Jika dilihat struktur permodalan KSP dua tahun berturut-turut

ternyata modal pinjaman lebih besar dari modal sendiri.

(4) Jumlah tabungan yang diterima dari anggota meningkat 19,6 persen,

Jumlah tabungan tertinggi oleh USP Kopta sebesar 21.8 persen. Keadaan ini seiring

dengan peningkatan jumlah anggota pada USP-Kopta. Realisasi pinjaman

meningkat 13,25 persen, peningkatan pemberian pinjaman ini terjadi pada USP-

Kopta. Data ini menunjukkan bahwa usaha simpan pinjam memang sangat di

butuhkan di pedesaan.

(5) Sisa Hasil Usaha (SHU) meningkat 68 persen. Peningkatan SHU tertinggi

terjadi pada USP 72,8 persen sedangkan peningakatn SHU SP-KUD sebesar 12

persen sedangkan SHU KSP hanya 2 persen. Peningkatan SHU terjadi karena

frekwensi pinjaman cukup tinggi, jumlah peminjam meningkat dan biaya operasional

dapat diperkecil. Sebaliknya kemungkinan yang terjadi pada KSP adalah jumlah

peminjam tetap dan frekwensi pinjaman rendah karena jumlah pinjaman lebih besar.

(6) Total aset meningkat 4,31 persen, peningkatan total aset juga terjadi pada

SP-Kopta sebesar 6 persen dan peningkatan total aset KSP sarna dengan

peningkatan total aset SP KUD yaitu sebesar 4 persen. Dari tiga usaha simpan

Page 8: Pengembangan Usaha Simpan Pinjam

pinjam tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa perkembangan SP-Kopta lebih

tinggi dibanding dengan perkembangan SP-KUD dan KSP.

Masalah umum dalam pengembangan usaha simpan pinjam antara lain: (1)

Koperasi Simpan Pinjam dan SP-KUD serta SP Kopta melaksanakan usaha secara

sendiri-sendiri. Dalam koperasi dan USP simpan pinjam belum terbangun adanya

rasa kebersamaan dan solidaritas untuk membangun diri koperasi secara bersama

mencapai tujuan (2) sistem pendidikan pada koperasi umumnya dan khususnya

usaha simpan pinjam belum dibangun sebagai subsistem sebagai wahana

pembelajaran nilai-nilai koperasi dalam mencapai tujuan, (3) belum ada integrasi

usaha antar SP Koperasi, antar SP-KUD dan antar SP-Kopta dan integrasi

ketiganya. Akibatnya antar koperasi dan antar KUD bersaing mencari nasabah.

Pengintegrasian tersebut dapat dimanfaatkan untuk mengurangi persaingan Hal ini

merupakan kelemahan utama dalam pembangunan koperasi selama ini. Koperasi

sebagai suatu organisasi yang berwatak sosial sebaiknya dapat diarahkan untuk

membangun persatuan untuk mencapai tujuan peningkatan kesejahteraan sesuai

dengan tujuan koperasi. (4) Dalam koperasi dan Unit Koperasi, anggota dianggap

sebagai nasabah bukan sebagai anggota yang berkumpul untuk berjuang bersama

membela kepentingan bersama dan (5) belum semua KSP dan USP-KUD mampu

menerapkan nilai-nilai koperasi secara benar. Misalnya SP Koperasi yang

berkembang pesat melayani masyarakat dengan syarat memberikan jaminan yang

besar sebagai agunan mendapatkan pinjaman. Dari segi keamanan ini benar namun

sebagai koperasi hal ini melaksanakan praktek bank.

Profil koperasi simpan pinjam yang saat ini cukup pesat perkembangannya

adalah :

(a) Koperasi Simpan Pinjam "Kodanua"

Koperasi Simpan Pinjam Kodanua berbadan hukum pada tahun

1977 kantor pusat terletak di Jln Prof Dr Latumeten I No 41 Jelambar,

jumlah anggota 1.438 orang, calon anggota 8.449 orang, pinjaman yang

dilayani 9.764 orang, jumlah karyawan 255 orang, jumlah satpam 14

orang.jumlah kantor cabang 12 kantor berdomisili di Jakarta, Bogor,

Tangerang, Serang,Karawang dan Cikampek.

Perkembangan usaha Simpan Pinjam ini adalah sebagai berikut: (1)

Nilai aset Rp 24,837 milyar, (2) Nilai aktiva Rp 5,4 milyar, (3) Modal sendiri

Rp 6.491 milyar dan (4) omset Rp 52,009 milyar, (5) Permodalan

Page 9: Pengembangan Usaha Simpan Pinjam

bersumber dari : (a) Simpanan pokok anggota Rp 200 per anggota, (b)

Jumlah simpanan pokok Rp 269.155.000, (c) Jumlah simpanan wajib Rp

30 000 berbulan sampai saat kunjungan berjumlah Rp 1,245 milyar, (d)

Dana cadangan Rp 6,022 milyar, (e) Jasa yang ditangguhkan Rp 2,719

miliar, (f) Jumlah SHU kotor Rp 784.331.600, (g) Jumlah tabungan Rp

8,035 milliar, (h) Jumlah pendapatan usaha Rp 4,5 miliar dan jumlah

piutang Rp17,396 miliar.

(b) Koperasi Simpan Pinjam Jasa Pekalongan

Koperasi Simpan Pinjam Jasa Pekalongan didirikan pada tahun

1973, sampai tahun 2002 jumlah anggota mencapai 3.690 orang, jumlah

karyawan 576 orang,jumlah pimpinan cabang 22 orang sedangkan jumlah

aset sebesar Rp 409,462 milyar,jumlah simpanan Rp 365.430 milyar dan

Sisa Hasil Usaha (SHU) sebesar Rp 1.193 milyar dan jumlah kantor

cabang 42 buah terletak dibeberapa Propinsi.

2. Koperasi Kredit Pancur Kasih

Koperasi Kredit Pancur Kasih di Kecamatan Pontianak Utara Kotamadya

Pontianak Propinsi Kalimantan Barat adalah salah satu Koperasi primer dari

Gerakan Koperasi Kredit Indonesia (GKKI). Perkembangan Koperasi Kredit di

Indonesia cukup pesat. Menurut Sumisjokartono (2002) peneliti dari Universitas

Airlangga (seri tesis) koperasi kredit ini cukup disiplin menerapan aturan dan

mengaplikasikan nilai-nilai koperasi dalam pelaksanaannya. Tujuan Koperasi kredit

adalah (1) Membimbing dan mengembangkan sikap menghemat diantara para

anggotanya, (2) Memberikan pinjaman layak, cepat dan terarah dan (3) Mendidik

anggota dalam hal menggunakan uarig secara bijaksana.

Untuk mencapai tujuan, Koperasi kredit melaksanakan (1) Pendidikan,

(2)Membangun dan memelihara setiakawan diantara anggota dan (3) Mengarahkan

anggota untuk mandiri. Pendidikan secara umum diarahkan untuk meningkatkan

harkat hidup anggota. Sedangkan tujuan pendidikan khusus anggota adalah agar (a)

Anggota dapat mengerti peran serta, hak dan kewajiban sebagai anggota koperasi

kredit, (b) Agar anggota lebih rasional dan bijaksana dalam mengatur keuangan

rumah tangga dan usahanya dan (c) Anggota mengetahui dan memahami laporan

keuangan dan perkembangan Koperasi Kredit.

Page 10: Pengembangan Usaha Simpan Pinjam

Dalam melaksanakan tujuan khusus ini, Koperasi kredit dimulai dengan.

pendidikan, dikembangkan dengan pendidikan serta dikontrol oleh pendidikan.

Membina dan memelihara solidaritas adalah prioritas utama, karena setiap anggota

koperasi kredit harus selalu ingat akan kewajiban antara lain menyimpan dengan

teratur sehingga anggota lain mendapat kesempatan untuk memperoleh

pinjaman.Singkatnya yang menjadikan koperasi ini unik adalah struktur yang

demokratis dan prinsip penyelenggaraannya .Struktur dan prinsip koperasi kredit ini

konsisten dengan hubungan kerja antara individu dan kelompok bekerja sama untuk

mencapai tujuan. Perkembangan Koperasi Kredit Pancur Kasih pada tahun 2000-

2001 adalah sebagai berikut (1) Jumlah anggota meningkat 12,8 persen, (2)

Simpanan pokok meningkat 115 persen, (3) Simpanan wajib meningkat 58,76

persen, (4) Pinjaman beredar meningkat dari Rp 5.1 milyar menjadi Rp 7.7 milyar

atau 45,37 persen, (6) Sisa Hasil Usaha meningkat 47,94 persen dan (7) Aset atau

kekayaan meningkat dari Rp 7,772 milyar menjadi Rp 11,86 milyar atau 52,62

persen.

Koperasi Kredit ini cukup nyata perannya untuk membantu masyarakat

didaerah "Dayak", kata dayak dimaksudkan bukan hanya orang dari kalangan etnis

Dayak (etnis) melainkan sebutan simbolis bagi kaum kecil, lemah, miskin dan

tertindas yang ingin membebaskan diri secara bersama. Pelaksanaan koperasi

kredit dilaksanakan dengan 3 prinsip yaitu : (1) Tabungan hanya diperoleh dari

anggota, (2) Pinjaman hanya diberikan kepada anggotanya saja dan (3) Jaminan

terbaik bagi peminjam adalah watak si peminjam.

Dari perkembangan koperasi tersebut dapat diperkirakan bahwa orang

"Dayak" akan mampu keluar dari kemiskinan melalui koperasi kredit.

Sistem Keuangan Koperasi

Dari penjelasan diatas dapat diambil kesimpulan bahwa Koperasi Kredit

Pancur Kasih berhasil secara nyata meningkatkan jumlah anggota, meningkatkan

simpanan, penyaluran kredit, Sisa Hasil usaha dan Aset. Keberhasilan itu dicapai

dengan penerapan nilai-nilai koperasi. Dalam pelaksanaan didasari oleh saling

percaya, kebersamaan untuk mencapai tujuan. Semua kegiatan simpan pinjam

dimulai, dilaksanakan dan dikontrol melalui proses pendidikan yang terencana dan

sistematis. Nilai-nilai itulah yang perlu diadopsi dalam menjalankan usaha simpan

pinjam atau unit simpan pinjam. Pada Gambar 1 dapat dilihat pokok-pokok penting

Page 11: Pengembangan Usaha Simpan Pinjam

pada masing-masing subsistem dari sistem keuangan koperasi dan dijelaskan

sebagai berikut:

Anggota Simpan Pinjam

Anggota dalam koperasi simpan pinjam adalah sebagai sumber permodalan

sendiri dan sebagai peminjam. Oleh sebab itu kedudukan anggota sangat penting

karena berada dalam semua subsistem keuangan mulai dari subsistem input, proses

dan subsistem output. Masing-masing koperasi membuat persyaratan menjadi

anggota sesuai dengan anggaran dasar pada koperasi yang

bersangkutan .Keanggotaan dalam koperasi terdiri dari anggota tetap calon anggota

dan anggota luar biasa. Untuk menjadi anggota tetap simpan pinjam,calon anggota

dan anggota luar biasa ada persyaratan yang umum dipenuhi. Persyaratan ini salah

satu cara untuk mengikat anggota dalam organisasi dan pengamanan pinjaman.

Pengamatan dilapangan menunjukkan bahwa pada umumnya keanggotaan koperasi

simpan pinjam sangat heterogen, secara adminstratif identitas dapat tercatat namun

karena tingkat heteronitas nya cukup tinggi, sulit membina anggota mencapai tujuan

organisasi dan tujuan simpan pinjam .Keadaan ini merupakan tantangan bagi

koperasi KSP, SP-KUD dan SP- Kopta. Kunci keberhasilan Koperasi Kredit dalam

Page 12: Pengembangan Usaha Simpan Pinjam

membangun anggota yaitu mempersatukan anggota dalam lingkup pekerjaan,

tempat tinggal dan perkumpulan. Oleh sebab itu KSP, USP KUD dan Kopta perlu

mengadakan identifikasi terhadap anggotanya sesuai dengan pekerjaan, tempat

tinggal dan perkumpulan. Dalam kesatuan kepentingan tersebut anggota diberikan

pendidikan atas hak, kewajiban dan tujuan menabung dan meminjam. Melalui

metode ini interaksi antar anggota akan terjadi secara alamiah dan dalam proses

pembelajaran itu, setiakawan solidaritas akan terbangun.

Sistem keuangan koperasi adalah anggota sebagai subsistem input berperan

sebagai sumber permodalan dan sebagai pengguna modal yang dihimpun

oleh koperasi dari modal sendiri dan modal luar yang bersumber dari Bank,

Pemerintah dan pihak lain. Modal yang dihimpun dikelola oleh Organisasi

yang terdiri dari pengurus, manajer, karyawan. Pengurus atau Manajer sebagai

pelaku, memberikan pinjaman kepada anggota. Dari proses simpan pinjam ini

terbentuk sisa hasil usaha dan kepuasan anggota. Kepuasan anggota adalah

terlayaninya kebutuhan jasa keuangan bagi anggota dan pada akhirnya terjadi

peiningkatan pendapatan.

Modal Simpan Pinjam

Sumber permodalan koperasi berasal dari modal sendiri dan modal luar."

Untuk mengembangkan permodalan koperasi dapat menghimpun dana dari modal

penyertaan. Modal sendiri berasal dari anggota meliputi simpanan pokok, wajib dan

simpanan sukarela. Modal penyertaan bersumber (1) Koperasi dan anggota lainnya,

(2) Bank dan lembaga keuangan, (3) penerbitan obligasi dan (4) Sural hutang .

Modal Sendiri

Modal sendiri bersumber dari simpanan Simpanan Pokok, Simpanan Wajib

dan Simpanan Sukarela. Simpanan dalam koperasi merupakan kewajiban yang

harus dilaksanakan oleh setiap anggota jika ia masuk menjadi anggota koperasi.

Simpanan merupakan modal awal bagi koperasi. Simpanan pokok dibayar satu kali

pada saat mendaftar menjadi anggota koperasi, simpanan wajib dibayar setiap

bulan, mengenai jumlah tergantung kesepakatan antara anggota dengan pengurus

pada saat rapat anggota tahunan dimulai (RAT) dan simpanan sukarela dibayar

sesuai dengan keinginan dan kesadaran masing-masing anggota. Simpanan pokok

akan tetap tercatat dan ada dalam koperasi. Simpanan ini tidak dapat diambil kecuali

keluar dari keanggotaan. Simpanan pokok akan menjadi besar, karena

bertambahnya jumlah anggota koperasi sedangkan simpanan wajib dan simpanan

Page 13: Pengembangan Usaha Simpan Pinjam

sukarela sangat tergantung kepada kesadaran anggota. Menurut beberapa

penelitian, pertumbuhan simpanan pada KSP dan USP relatif kecil setiap tahun jika

dibanding dengan pertumbuhan simpanan pada Kredit Koperasi baik Kopdit ditingkat

primer maupun tingkat sekunder. Mengapa demikian fakta dilapangan menunjukkan

bahwa partisipasi anggota Kopdit lebih tinggi dibanding dengan partisipasi anggota

KSP dan USP. Karena pada Kopdit keanggotaan tersebut mempunyai common

bond yang kuat atau rasa kebersamaan yang tinggi untuk mengembangkan diri

secara mandiri. Dalam Koperasi Simpan Pinjam, karena keanggotaannya sangat

heterogen sulit untuk memiliki rasa kebersamaan. Oleh sebab itu mendidik anggota

agar memiliki solidaritas, kesetiakawanan sesuai dengan prinsip-prinsip koperasi itu

perlu dibangun, sebab kesatuan dan persatuan dalam koperasi berakumulasi pada

pengembangan modal dan usaha.

Faktor lain penyebab lambatnya perkembangan modal yang berasal dari

anggota (modal sendiri) adalah : (1) Kondisi sebagianbesar anggota koperasi yang

relatif sederhana.mereka hampir tidak memiliki surplus pendapatan untuk ditabung,

(2) Kurangnya budaya menabung pada sebagian besar anggota, mereka lebih suka

meminjam dari pada menyimpan dan (3) Sebagian besar anggota koperasi lebih

memilih menyimpan dananya di tempat lain karena jelas pengembalian yang akan

diterimanya.

Dalam koperasi Kredit tantangan ini dapat dfatasi dengan beberapa cara : (1)

Mengikat anggota dalam suatu ikatan pemersatu. Artinya, anggota diikat,

dipersatukan oleh adanya kepentingan dan kebutuhan yang dirasakan bersama

didalam satu lingkungan :kerja (ocupational common bond), tinggal (teritorial

common bond) dan lingkungan perkumpulan (asociational common bond).

(2) Membimbing dan mengembangkan sikap menghemat diantara para

anggotanya hingga efisien dan efektif dan usaha tercapai. Menghemat itu penting

karena dengan menghemat orang bisa menabung dengan cara mendidik anggota

tentang perencanaan keuangan yang baik, cara menyimpan uang secara praktis

agar berhasil bagi anggota.

Modal Luar

Sesuai dengan peraturan pemerintah No 9 Tahun1995, Modal luar koperasi

simpan pinjam bersumber dari: (1) Anggota, (2) Koperasi lain dan anggotanya, (3)

Bank dan lembaga keuangan lain, (4) penerbitan obligasi dan surat hutang dan (5)

Sumber lain yang sah.

Page 14: Pengembangan Usaha Simpan Pinjam

Praktek dilapangan menunjukkan bahwa untuk pengembangan modal,

koperasi simpan pinjam dan koperasi kredit memperoleh pinjaman dari bank dan

pinjaman dari pihak-pihak tertentu. Saat ini untuk membantu perkuatan permodalan

KSP maupun USP KOP didaerah sentra produksi, Pemerintah menyediakan dana

padanan (MAP). Sumber lain yang memungkinkan untuk pengembangan modal

Koperasi diusulkan agar kredit-kredit program yang disediakan pemerintah seperti

program KUT, KKP dan kredit program lainnya hendaknya dapat disalurkan melalui

KSP dan USP-KUD, khususnya SP-Kopta. Jika dana ini diperkenankan disalurkan

melalui SP-Kopta tentunya perlu dipersiapkan perangkat organisasi SP-Kopta,

seperti SDM dan fasilitas pendukung.

Organisasi dan Manajemen

Organisasi simpan pinjam terdiri dari pengurus, manajer, karyawan dan

anggota, dalam organisasi tugas dan tanggung jawab harus jelas. Kunci

keberhasilan usaha simpan pinjam adalah adanya saling percaya antara pengurus,

manajer, karyawan dan anggota. Kepercayaan ini harus tetap dipelihara dan dijaga

untuk melaksanakan tugas-tugas yang telah dan akan dilaksanakan pengurus.

Tugas lain yang perlu mendapat perhatian dan tambahan dari tugas sebelumnya,

mencakup (1) Membangun kebersamaan dan persatuan antara pengurus, manajer

dan anggota untuk mencapai tujuan simpan pinjam, (2) Membina dan memelihara

solidaritas dan setiakawan didalam organisasi dan anggota, (3) Membangun sistem

pendidikan dari mulai menyimpan, mengembangkan dan pengawasan, (4)

Memberikan pelayanan yang tepat waktu, tepat sasaran dengan dukungan

administrasi yang.baik dan (5) Pemberian bunga pinjaman sesuai dengan

kemampuan koperasi

Pemberian dan Pengembalian Pinjaman

Pemberian pinjaman kepada anggota ditentukan oleh persyaratan yang telah

disepakati bersama antara Koperasi dan anggota. Persyaratan tersebut antara lain:

besarnya pinjaman, bunga, pengembalian pinjaman dan penanganan pinjaman

bermasalah Jika pada bank persyaratan itu sulit dipenuhi seperti lima C, maka pad a

KSP/USP, kesulitan tersebut harus dapat diakomoder melalui interaksi antar

anggota dan pendidikan yang terus menerus dilakukan (demokrasi, setiakawan,

solidaritas dan kebersamaan ). Disinilah perbedaan Bank dan Koperasi. Karena

hakekat koperasi adalah dari, oleh dan untuk anggota sehingga keanggotaan pada

koperasi menjadi kunci sukses yang akan membawa koperasi dapat mengatasi

Page 15: Pengembangan Usaha Simpan Pinjam

masalahnya secara mandiri, jika koperasi mampu melaksanakan nilai-nilai koperasi

secara benar. Seperti prinsip “Koperasi Kredit Pancur Kasih " tabungan diperoleh

dari dan diberikan kepada anggota dan jaminan terbaik adalah watak sipeminjam.

Watak anggota sebagai peminjam dibina melalui pendidikan berhemat dan berusaha

secara tepat dan pengembangan budaya lokal sehingga sasaran pinjaman tepat dan

pengembaliannya tepat. Metode-metode seperti ini juga sudah diterapkan oleh KSP

wanita di Surabaya dan Koperasi Simpan Pinjam Bajapuik di Sumatera Barat. Di

Sumatera Barat nilai lokal yang dikembangkan seperti" malu berhutang" cukup

berhasil dalam usaha simpan pinjam.

Pengawasan Inter dan Ekternal

Pengawasan internal dan ekternal perlu dilakukan secara teratur dan disiplin

agar perkembangan usaha simpan pianjam dapat selalu dipantau dan

disempurnakan.

Hubungan Horizontal dan VertiKal

Salah satu masalah pokok dalam pembangunan koperasi khususnya usaha

simpan pinjam seperti telah disebut diatas adalah Belem adanya integrasi usaha

antar koperasi, SP - KUD dan SP Koptan secara horizontal maupun secara vertikal.

Integrasi ini berguna untuk menjalin hubungan dan mengurangi persaingan antar

Koperasi dan SP- KUD. Untuk Koperasi besar seperti Koperasi Simpan Pinjam Jasa

Pekalongan dan Koperasi Kodanua telah mempunyai beberapa cabang didaerah

namun hubungan horizontal antar KSP belum ada sampai saat ini.. Dalam rangka

membangun sistem keuangan secara nasional hubungan ini perlu dilaksanakan agar

KSP, SP-KUD dan Koptan menjadi suatu sistem keuangan berskala nasional dan

menjadi lembaga keuangan koperasi mandiri, yang mampu melayani jasa keuangan

bagi anggota diberbagai sektor. Hubungan horizontal dan vertikal dapat

dimanfaatkan KSP/USP untuk mengendalikan kecukupan modal pada masing-

masing KSP/USP.Untuk ini diperlukan kesepakatan dan konsep kerjasama yang

matang dari KSP dan USP. Pembuatan konsep agar direncanakan dan dibuat oleh

KSP/USP. Pemerintah bertindak sebagai fasilitator saja.

Pendidikan

Usaha simpan pinjam perlu dimulai dengan pendidikan, dikembangkan dan

dikontrol melalui pendidikan. Dalam proses pendidikan dapat diperoleh terapan dari

nilai-nilai koperasi seperti demokrasi, setiakawan, kebersamaan untuk mencapai

Page 16: Pengembangan Usaha Simpan Pinjam

tujuan simpan pinjam.Oleh sebab itu perlu dibangun sistem pendidikan simpan

pinjam secara nasional. Pengembangan pada masing-masing koperasi dapat

dilakukan sesuai dengan pengembangan produk usaha dan nilai-nilai yang berlaku

pada koperasi dan lokasi koperasi yang bersangkutan.

SHU dan Kepuasan Anggota

SHU dan kepuasan anggota merupakan subsistem output dalam sistem

keuangan koperasi, dan menjadi ukuran keberhasilan koperasi. Jika SHU selalu

meningkat dan anggota puas karena pelayanan yang baik dari koperasi, maka

koperasi simpan pinjam dapat dikatakan berhasil mencapai tujuan simpan pinjam.

Keberhasilan ini tentunya dapat dicapai melalui pelaksanaan yang bersih, disiplin

saling mempercayai dengan kebersamaan mencapai tujuan.

STRATEGI PEMBANGUNAN SISTEM KEUANGAN KOPERASI

Strategi pembangunan Sistem Keuangan Koperasi yang ditawarkan adalah:

(1) Memanfaatkan koperasi simpan pinjam yang jumlahnya 37.42 unit terdri

dari (a) 1.186 KSP, (b) 5.206 USP-KUD dan (c) 30.832 unit USP-

KOPTA.

(2) Membangun jaringan usaha KSP, USP-KUD dan SP-Koptan Kopta secara

vertikal dan horizontal

(3) Membangun Pusat Koperasi Simpan Pinjam yang bertugas untuk

mengkordinasikan semua kegiatan yang bersifat nasional termasuk

konsep dan kebijakan yang diperlukan.

(4) Membangun sistem pendidikan simpan pinjam secara nasional

(5) Membangun manajemen simpan pinjam yang bersih dan profesional

(6) Membangun kebersamaan antara Pengurus, Manajer, karyawan dan

anggota

(7) Membangun KSP, SP-KUD dan SP Koptan melaksanakan dan

menerapkan nilai-nilai koperasi secara benar

Untuk melaksanakan strategi diatas perlu diadakan:

Page 17: Pengembangan Usaha Simpan Pinjam

(1) Sosialisasi terhadap KSP, SP-KUD dan SP-Koptan tentang rencana

pembangunan sistem keuangan

(2) .Agar diusahakan adanya Pusat Koperasi Simpan Pinjam yang bertindak

sebagai Central Koperasi simpan pinjam di tingkat pusat

(3) Perlu komitmen dan keberpihakan pemerintah untuk melaksanakan

pembangunan sistem keuangan ini.

(4) Untuk pengembangan modal KSP, SP KUD dan Koptan perlu dijajaki

kemungkinan untuk mengakumulasikan kredit-kredit program kedalam

permodalan simpan pinjam.

PENUTUP

Pembangunan sistim keuangan koperasi melalui KSP/USP yang ada, perlu

dilandasi oleh nilai-nilai koperasi, (demokrasi, setiakawan, solidaritas dan

kebersamaan) dilaksanakan oleh Pengurus dan Manajer berkualitas. Pengurus,

manajer, karyawan dan anggota harus bersama-sama membina kepercayaan, agar

mencapai tujuan peningkatan taraf hidup yang diidamkan. Sistem keuangan

koperasi ini perlu mendapat dukungan kebijakan dan komitmen dari Pemerintah

serta sosial ekonomi yang kondusif. Strategi pelaksanan sistem keuangan tersebut

perlu dilaksanakan melalui sosialisasi dan mengajak agar KSP/USP mau dan

mampu membangun dirinya secara bersama mencapai tujuan bersama. Untuk itu

peranan Pemerintah .diharapkan untuk memtasilitasinya.

Daftar Pustaka

1. Badan Pengembangan Sumberdaya Koperasi dan Pengusaha Kecil Mengengah

Tahun 2001 Petunjuk Teknis Perkuatan Permodalan Awal dan Padanan (MAP)

Melalui Koperasi Simpan Pinjam/Unit Simpan Koperasi (KSP/USP Koperasi)

2. Departemen Koperasi Dan Pembinaan Pengusaha Kecil 1996, Peraturan

Pemerintah No.9 Tahun 1995 Tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Simpan

3. Induk Koperasi Kredit, 2003 Manajemen Prfesional Koperasi Kredit

4. Meneth Ginting, 2000. Organisasi Kredit Koperasi (Credit Union) dan USP -KUD.

Studi Kasus di Kabupaten Dairi. Sumatera Utara (Seri Disertasi, Program

Pascasarjana Institut Pertanian Bogor)

Page 18: Pengembangan Usaha Simpan Pinjam

5. Riana Pangabean, 1992 Efektifitas Kelompok Simpan Pinjam KUD dan Koperasi

Kredit. Studi Kasus di Wilayah Bangun Tapan. Kecamatan Bangun Tapan

Kabupaten Bantul Daerah Istimewa Yogyakarta (Seri Tesis Program

Pascasarjana Institut Pertanian Bogor)

6. Sumisdjokartono, 2002. Analisis SWOT Dalam Rangka Perumusan Strategi Untuk

Mempertahankan Kontinuitas Koperasi redit (Credit Union) Pancur Kasih di

Kecamatan Pontianak Utara Kotamadya Pontianak Propinsi Kalimantan Barat

(Seri Tesis Program Pascasarjana Universitas Airlangga)

*) Peneliti pada Deputi VII Kementerian Koperasi dan UKM

Posted by Hamid Mulyaredja at 6:31 AM No comments: 

Koperasi Makmur Gelar Rapat Anggota

 KOTA JOGJA : Koperasi Guru dan Karyawan "Makmur"

menyelenggarakan Rapat Anggota Tahunan (RAT) Sabtu (24/01). Koperasi

ini berkantor di Jalan Veteran 85 Yogyakarta.

Koperasi Makmur merupakan koperasi simpan pinjam bagi guru dan

karyawan unit pengelola teknis sekolah dasar di wilayah Yogyakarta

timur. Tepatnya di Kecamatan Pakualaman, Umbulharjo, dan Kotagede.

"RAT ke-38 ini, kekayaan Koperasi Makmur mencapai Rp

2.004.374.269,00", kata Sri Djamto, pengurus koperasi. Kekayaan tutup

buku 2008 mengalami peningkatan Rp 2 milyar dari tahun lalu sebesar Rp

1,5 milyar.

Koperasi Makmur merupakan koperasi yang menetapkan iuran pokok

sebesar Rp 250 ribu, terbesar kedua di Yogyakarta. 

RAT koperasi merupakan kewajiban bagi penyelenggaranya. Kesehatan

koperasi dicerminkan melalui wahana kontrol rapat anggota.

Semboyan koperasi "dari anggota untuk anggota" telah diwujudkan oleh

Page 19: Pengembangan Usaha Simpan Pinjam

Koperasi Makmur. Anggota dapat menikmati manfaat menjadi bagian dari

soko guru perekonomian ini.(BJ-33)

Posted by Hamid Mulyaredja at 6:16 AM No comments: 

Saturday, April 24, 2010

DAFTAR BMT DI YOGYA 

No Nama Lembaga Alamat1 ABADI MAKMUR, KOPERASI Tawarsari, Kec. Wonosari2 Adira Dinamika Asuransi Jl Magelang km 4,5 

No Telepon: (0274) 6246143 ADIRA DINAMIKA MILTIFINANCE, TBK,

PTJl. Brigjen Katamso, Kec. Wonosari, 55812 No Telepon: (0274) 393382

4 Adira Dinamika Multi Finance Jl. Magelang Km 7 No. 77 Yk No Telepon: (02740 868002

5 Adira Quantum Multi Finance Cassa Grande Ruko No. 1 Sleman Yk No Telepon: (0274) 871055

6 Adui Visesa Kutu asem kec Mlati No Telepon: (0274) 623199

7 AGRA AMRATANI SIMPAN PINJAM Jl. Mgr Sugiyo Pranoto 35 Baleharjo, Kec. Wonosari, 55812 No Telepon: (0274) 7152613

8 AGUNG MULYO BKM Ngentak Sumberagung Kec. Jetis 557819 Agung Valas Mandiri Jl Colombo no 44 

No Telepon: (0274) 54017410 AIG Life Insurance Jl Laksda Adisucipto Km 7,5 

No Telepon: (0274) 48576511 AJB BUMI PUTERA 1912 / JASA

ASURANSIJl. Wakhid Hasyim 37 Kec. Bantul 55713 No Telepon: (0274) 367330, 3688864

12 AJB Bumiputra 1912 Jl Magelang no 5,2 kutu asem No Telepon: (0274) 586456

13 AKUR, KOPERASI Pasar Jepitu, Kec. Girisubo, 5588314 AL BAROKAH BMT Sorobayan DK 5 Kec. Sanden 5576315 AL-MUKTHI-IN BMT Jl. Cenderawasih Maguwo Kec.

Banguntapan 55198 No Telepon: (0274) 444382

16 ANGGREK, KOPERASI Plumbungan, Kec. Karangmojo, 55891 No Telepon: (0274) 392379

17 ARTA MUKTI BKM Trimurti Kec. Srandakan 5576218 ASKES, PT Jl. Taman Bakti No. 1 Wonosari, Kec.

Wonosari, 55812 No Telepon: (0274) 391007

19 ASKES TRIRENGGO BANTUL Pepe Kec. Bantul

Page 20: Pengembangan Usaha Simpan Pinjam

20 Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) MERAK Desa Jeruk Wudel

Karenggede, Jeruk Wudel, Girisubo, Kec. Girisubo, 55885

No Nama Lembaga Alamat21 BADAN USAHA KOPERASI

PEDESAANDkh. Gedangan, Kec. Gedang Sari, 55863

22 BANGKIT EKONOMI KPRI, KOPERASI

SMK N I Wonosari, Kec. Wonosari, 55812 No Telepon: (0274) 391094

23 BANGKIT KPRI, KOPERASI Bintaos, Kec. Tepus, 55881 No Telepon: (0274) 7489601

24 BANGUN KPRI, KOPERASI Jl. Kol Sugiyono No. 5 Wonosari, Kec. Wonosari, 55812 No Telepon: (0274) 391156

25 BERINGIN KOSEPA, KOPERASI Gedangan I, Kec. Karangmojo, 5589126 BHINA REJEKI SIMPAN PINJAM

KUD, KOPERASIPlumbungan, Kec. Karangmojo, 55891 No Telepon: (0274) 3490037

27 Bina Griya Upakara Asuransi Jl Kaliurang sekip k-4 No Telepon: (0274) 589863

28 BKM Bintaos, Kec. Tepus, 5588129 BMT Abugrah Rizky Jl. Raya Gendol Kec. Tempel, Sleman 

No Telepon: (0274) 710454130 BMT Agawe makmur Merapi Jl. Kaliurang Degolan Umbulmartani Ngemplak

Sleman31 BMt Agung Makmur Jl. Agrowisata Km 1 Murangan Sleman 

No Telepon: (0274) 86784332 BMT Al Fallah Masjid Agung Dr. Wahidin Sudiro Husodo Jl.

Parasamya Sleman33 BMT Al Fayah Karang Pakis Kec. Cangkringan, Sleman 

No Telepon: (0274) 89697234 BMT Al Hidayah Nyamplung Kec. Seyegan, Kab Sleman35 BMT Al Ikhlas Geneng Kec. Godean36 BMT Al Ikhwan Plamboyan 383 Condong Catur Depok Sleman37 BMT Al Kautsar Samirono CT VI/109 Sleman Yogyakarta38 BMT Amanah Jl. Monjali No. 12 Nandan Sleman 

No Telepon: (0274) 62492539 BMT Arta Mulyo Insani Airport Nukan Maguwoharjo Depok, Sleman40 BMT Bina Insani Jl. Kaliurang Km. 8 Prujakan Sleman Yk 

No Telepon: (0274) 7825299

Lembaga Keuangan Non Bank

Menampilkan 41 sampai 60 dari 162 

1 2 3 4 5 6 7 8 9 selanjutnya>

No Nama Alamat

Page 21: Pengembangan Usaha Simpan Pinjam

Lembaga41 BMt Bina

SejahteraTuri Km 13 Blunyah Trimulyo Sleman

42 BMt Citra Buana Syariah

Pasar Stan Maguwoharjo Depok, Sleman Yogyakarta

43 BMT Damar Ngebong Kec. Tempel44 BMT Dana

SyariahTegal sari kec pakem No Telepon: (0274) 895272

45 BMT Duta Amanah

Jl Palagan TP Km 5 No Telepon: (0274) 7103117

46 BMT Insan Mandiri

Murangan VIII No Telepon: (0274) 865223

47 BMT Kalimah

Gumuksari Boharjo, Depok Sleman

48 BMT Koperasi Mbak Angraini

Gowok Nogorejo No. 9 Sleman Yk

49 BMT Kube Sejahtera

Mlati Tegal Sendangdadi, Mlati, Sleman Yk No Telepon: (0274) 7171308

50 BMT Kube Trihanggo Sejahtera

Jambon Km 1.5 Baturan, Trihanggo, Gamping, Sleman Yk No Telepon: (0274) 7408829

51 BMT Madania

Jl. Raya Godean Km 14.7 Sleman Yk

52 BMT Mandiri Jl. Palagan Tentara pelajar Km 10 Sleman Yk

53 BMT Mitra Usaha Mulia

Jalan Turi KM 01 Pasar Tempel Sleman

54 BMT Mlati Sejahtera

Sendari Kec. Mlati

55 BMT Multazam

STAN Kec. Depok No Telepon: (0274) 7486181

56 BMT Nina Ummah

Jl. Godean JAE Sumantoro,Sleman No Telepon: (0274) 798868

57 BMT Prima Arta

Pasar Ngino Margoagung Seyegan

Page 22: Pengembangan Usaha Simpan Pinjam

58 BMT Rizky Amanah

Bogem Tamanmartani Kalasan

59 BMT Rizky Mandiri

Jl. Palagan Tentara pelajar 63 Sleman Yk No Telepon: (0274) 884923

60. 

61 BMT Sejahtera Candi Bangunkerto Turi Sleman Yk

62 BMT Sparta JL Gejayan Pelem Kecut Yk

63 BMT Surya Amanah Nur Biyin

Jl Kaliurang km 7 No.10 Sleman yk No Telepon: (0274) 886294

64 BMT Surya Harapan Ummat

Jetis Argomulyo Cangkringan, Sleman Yk

65 BMT Syariah Prambanan Madubaru Madurejo Prambanan, Sleman Yk

66 BMT Tirtodadi Janturan Kec. Mlati, Sleman Yk

67 BMT Tlogodadi Getas Toragan Kec. Mlati, Sleman Yk

68 BPRS MARGI RIZKI BAHAGIA

Juru Gentong Kec. Banguntapan 55192 No Telepon: (0274) 370794

69 BPRSSYARIAH / BDW BANK

Tegal Cerme, Kec. Banguntapan 55192 No Telepon: (0274) 373584

70 BUKP Panggang 2, Kec. Panggang, 55872

71 BUMI ASIH JAYA ASURANSI, PT

Ledoksari, Kec. Wonosari, 55813 No Telepon: (0274) 391815

72 BUMI PUTRA 1912 AJB, PT

Kepek 2, Kec. Wonosari, 55813

73 Cabang Dinas Pendidikan Kec. Semanu, KOPERASI

Plebengan Tengah, Kec. Semanu, 55893

74 CITR DHARMA MULYO BKM

Komplek Balai Desa trimulyo Kec. Jetis

BMT Rizky Mulia

Nusa Indah 164 

Page 23: Pengembangan Usaha Simpan Pinjam

5578175 DANA INSANI BMT Niten Jl. Bantul Kec.

Kasihan76 Equity Life Indonesia Jl Laksda Adisucipto

Km 7,5 Ruko Babarsari No Telepon: (0274) 484540

77 FEDERAL INTERNATIONAL FINANCE, PT

Jl. Brigjen Katamso No. 13, Kec. Wonosari, 55812 No Telepon: (0274) 392516

78 FINANSIA, PT Jl. Pangarsan No. 2 Wonosari, Kec. Wonosari, 55812 No Telepon: (0274) 392631

79 GEMAH RIPAH, KOPERASI

Jl. Kol Sugiyono No. 14 Wonosari, Kec. Wonosari, 55812 No Telepon: (0274) 391073

80 GURU KPRI, KOPERASI

Ngepung, Kec. Patuk, 55862

60

Posted by Hamid Mulyaredja at 2:13 AM 2 comments: 

ALAMAT BMT

Gilig Sebagai upaya mendekatkan BMT dengan masyarakat mari kita berbagi informasi dengan

memposting alamat BMT di kota anda/yang anda ketahui:

=============================================

[*] BMT AL-IKHLAS

Kantor Pusat :

Jl. Parangtritis Km. 3,5 Kompleks Ruko Griya Perwita Regency B/4 Sewon Bantul Yogyakarta

Fax. 0274-385 787

Website : www.bmt-alikhlas.com

Page 24: Pengembangan Usaha Simpan Pinjam

Kantor Sagan :

Jl. Prof. Dr. Herman Johanes 103 E Sagan Yogyakarta

Kantor Prambanan :

Jl. Yogya – Solo Km. 17 Kios Sidodadi No. 32 Tlogo Prambanan Klaten

Kantor Bantul :

Jl. Parangtritis Km. 3,5 Kompleks Ruko Griya Perwita Regency B/4 Sewon Bantul Yogyakarta

Kantor Sleman :

Jl. Raya Magelang Km. 15 No. 119 Sleman Yogyakarta

Kantor Godean

Jl. Godean Km. 7 Sidokarto Godean Sleman Yogyakarta

Kantor Kalasan

Ruko Purwomartani Kalasan Sleman Yogyakarta

Posted by Hamid Mulyaredja at 2:12 AM No comments: 

MODAL AWAL KOPERASI SYARIAH

by admin on February 13, 2009

Koperasi

Page 25: Pengembangan Usaha Simpan Pinjam

Koperasi syariah berdiri untuk meningkatkan kesejahteraan anggota

pada khususnya dan masyarakat pada umumnya serta turut membangun

tatanan perekonomian yang berkeadilan sesuai dengan prinsip-prinsip

islam.

Membentuk koperasi memang diperlukan keberanian dan kesamaan visi

dan misi di dalam intern pendiri. mendirikan koperasi syariah akan

memerlukan perencanaan yang cukup bagus agar tidak berhenti di

tengah jalan.

mendirikan koperasi syariah harus memiliki modal awal, modal awal ini

dikumpulkan dari anggota koperasi. koperasi syariah agar diakui

keabsahannya hendaklah disahkan oleh notaris, biaya pengesahan relatif

tidak begitu mahal berkisar 300 ribu rupiah.

Modal Awal koperasi bersumber dari dana usaha,dana-dana ini dapat

bersumber dari dan diusahakan oleh koperasi syariah, misalkan dari

Modal Sendiri, Modal Penyertaan dan Dana Amanah.

Modal Sendiri didapat dari simpanan pokok, simpanan wajib, cadangan,

Hibah, dan Donasi, sedangkan Modal Penyerta di dapat dari Anggota,

koperasi lain, bank, penerbitan obligasi dan surat utang serta sumber

lainnya yang sah. Adapun Dana Amanah dapat berupa simpanan sukarela

anggota, dana amanah perorangan atau lembaga.

Oleh Edwin Ardiansyah

Posted by Hamid Mulyaredja at 2:05 AM No comments: 

MENDIRIKAN KOPERASI

Jika kita ingin mendirikan koperasi yang tidak bertentangan dengan

syari'at agama Islam, sedang kita bermaksud untuk memberikan bantuan

pinjaman uang kepada para anggota yang memerlukannya, maka cara

yang harus kita lakukan adalah mendirikan KOPERASI SERBA GUNA.

Langkah-langkah yang harus dilakukan antara lain:

Page 26: Pengembangan Usaha Simpan Pinjam

* Setelah modal dari para anggota terkumpul, seluruh anggota dipanggil

untuk melakukan kesepakatan (akad) bahwa modal yang telah terkumpul

menjadi satu tersebut akan dipergunakan untuk berdagang.

* Koperasi membeli barang-barang yang akan dibeli oleh setiap orang

yang memerlukannya, termasuk blangko formulir yang akan dibeli oleh

orang ingin meminjam uang dari Koperasi Serba Guna tersebut.

* Setiap orang yang ingin meminjam uang dari koperasi tersebut

diharuskan mengisi formulir yang harus dibeli dari koperasi.

* Warna dari kertas formulir yang dijual oleh koperasi harus dibedakan

sesuai dengan jumlah uang yang akan dipinjam, misalnya: Untuk

pinjaman sebesar Rp.25.000- warnanya putih; untuk Rp 50.000,-

warnanya kuning; untuk Rp 75.000,- warnanya hijau; untuk Rp 100.000,-

warnanya merah; dan seterusnya.

Sedang harga dari blanko formulir tersebut dibedakan sesuai dengan

warnanya, menurut keputusan rapat anggota. Dengan demikian koperasi

tidak memungut uang administrasi atau bunga, tetapi memperoleh

keuntungan dari penjualan formulir, seperti Kantor Pos menjual perangko

dan koperasi selamat dari perbuatan atau mu'amalah yang riba.

Penulis:

Drs. KH. Achmad Masduqi Machfudh

Posted by Hamid Mulyaredja at 1:56 AM No comments: 

7 Hal Penting Sebelum Meminjam UangSmart Shopping Fri, 04 Dec 2009 11:24:00 WIB

Page 27: Pengembangan Usaha Simpan Pinjam

Saat ingin memulai usaha atau membayar

tagihan, ada kalanya Anda harus meminjam

uang. Saat itulah, Anda mesti pintar memilih.

Sebelum buru-buru menandatangani surat

utang, pertimbangkan 7 hal berikut.

1. Hitung-hitung-hitung

Hal terpenting yang perlu dipertimbangkan

dalam memilih produk pinjaman adalah suku

bunga. Iklan pinjaman dengan promosi menarik

bisa membuat Anda terlena. Sebaiknya survei

dulu produk pinjaman pada beberapa bank. Minta rincian angsuran,

bunga, serta biaya lainnya.

2. Satukan utang

Jika Anda kesulitan melunasi, Anda bisa menyatukan utang-utang Anda ke

dalam satu kartu kredit. Dengan demikian, suku bunga menjadi lebih kecil

dan Anda pun bisa lebih mudah mengatur tagihan pada akhir bulan.

3. Baca semua kata

Sebelum menandatangani dokumen peminjaman uang, periksalah kata-

kata di dalamnya dengan teliti. Periksa peraturannya jika Anda terlambat

membayar atau lebih cepat membayar. Mungkin aneh, tapi ada beberapa

institusi yang memberi penalti jika Anda membayar terlalu cepat.

4. Hindari rentenir

Perusahaan yang menjanjikan pinjaman cepat tanpa memeriksa kartu

kredit, slip gaji, atau agunan biasanya banyak mengambil keuntungan

saat menagih bunga atau menetapkan penalti yang luar biasa besar.

Waspadalah!

5. Manfaatkan pegadaian

Di pegadaian Anda bisa menikmati pinjaman uang dengan proses lebih

cepat dan mudah. Namun, perlu diingat, pegadaian menghitung bunga

setiap 15 hari. Jadi, pilihan ini lebih cocok untuk Anda yang ingin

meminjam dengan tenor singkat.

Page 28: Pengembangan Usaha Simpan Pinjam

6. Koperasi? Mengapa tidak?

Apakah Anda anggota koperasi? Tanyakanlah prosedur meminjam uang di

koperasi tersebut, siapa tahu Anda bisa mendapatkan perjanjian yang

lebih menguntungkan daripada di institusi lain.

7. Perbaiki track record kredit anda

Jika Anda baru ingin meminjam uang enam bulan ke depan, berarti masih

ada waktu untuk memperbaiki track record kredit Anda. Track record

kredit merupakan faktor penting peminjam uang. Pastikan membayar

utang tepat waktu dan tidak membelanjakan kartu kredit melebihi 70%

kredit dari limit Anda.

Posted by Hamid Mulyaredja at 1:53 AM No comments: 

Home

Subscribe to: Posts (Atom)

KOPERASI KOPEGTEL YOGYAKARTA

Blog Archive

▼  2010 (7)o ▼  April (7) PENGEMBANGAN USAHA SIMPAN PINJAM... Koperasi Makmur Gelar Rapat Anggota KOT... DAFTAR BMT DI YOGYA No Nama Lembaga Alamat ... ALAMAT BMT Gilig Sebagai upaya mendekatkan BMT de...

Page 29: Pengembangan Usaha Simpan Pinjam

Modal Awal koperasi Syariah by admin on... MENDIRIKAN KOPERASI Jika kita ingin mendirikan k... 7 Hal Penting Sebelum Meminjam Uang Smart Shopping...

 

Sistem perekonomian suatu negara digerakan oleh pelaku-pelaku kegiatan ekonomi yang

menjalankan kegiatan produksi, distribusi, dan konsumsi. Kegiatan produksi umumnya

dilakukan oleh perusahaan dan badan usaha yang menjalankan fungsi produksi untuk

memenuhi kebutuhan baik berupa barang maupun jasa.

1. Pengertian Usaha 

Setiap orang memerlukan barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

Dalam usaha memenuhi kebutuhan hidup tersebut, orang melakukan berbagai

kegiatan atau pekerjaan seperti menjadi karyawan, sopir, petani, pedagang dan lain-

lain. Dalam ilmu ekonomi kegiatan-kegiatan tersebut termasuk ke dalam kegiatan

usaha. Pengertian usaha adalah kegiatan yang dilakukan manusia untuk

mendapatkan penghasilan, baik berupa uang, barang mapun jasa yang digunakan

untuk pemenuhan kebutuhan hidup guna mencapai kemakmuran.

2. Pengertian Perusahaan 

Dalam usaha memenuhi kebutuhan hidupnya, manusia menggunakan barang dan

jasa yang merupakan hasil kegiatan produksi. Kegiatan produksi yang dilakukan

secara terorganisir dengan menggunakan faktor-faktor produksi umumnya dilakukan

oleh perusahaan. Dengan demikian perusahaan diartikan sebagai bagian teknis dari

kesatuan organisasi modal dan tenaga kerja yang bertujuan menghasilkan barang-

barang atau jasa.

3. Pengertian Badan Usaha 

Page 30: Pengembangan Usaha Simpan Pinjam

Pada umumnya orang cenderung memahami bahwa perusahaan dengan badan

usaha adalah sama. Namun jika kita menganalisis lebih mendalam, ternyata ada

perbedaan pengertian antara perusahaan dan badan usaha.Badan Usaha adalah

kesatuan yuridis dan ekonomi yang mengelola perusahaan untuk menghasilkan

keuntungan. Perusahaan adalah bagian tekhnis dari kesatuan ekonomi yang

menghasilkan barang dan jasa

 

Jadi pengertian badan usaha adalah kesatuan yuridis dan ekonomis dari faktor-

faktor produksi yang bertujuan mencari keuntungan dengan memberi layanan

kepada konsumen yang memerlukan. Disebut kesatuan yuridis karena badan usaha

umumnya berbadan hukum yang melakukan kegiatan ekonomi untuk memperoleh

keuntungan. Beberapa jenis badan usaha antara lain dibagi berdasarkan

kepemilikan modal, lapangan usaha, jumlah pekerja, dan bentuk hukum.

 

1. Jenis badan usaha berdasarkan kepemilikan modal 

    Jenis badan usaha menurut kepemilikan modal dikelompokan menjadi empat,

yaitu:

 

a) Badan Usaha Milik Negara (BUMN)    Badan usaha milik negara adalah badan

usaha yang modalnya berasal dari kekayaan negara yang disisihkan untuk

menyelenggarakan suatu perusahaan. Contoh: PT. Kereta Api Indonesia (KAI), PT

Pos, PT. Pelni, PT. Pertamina. Pendirian badan usaha milik negara bertujuan untuk:

   1) Memberikan sumbangsih pada perekonomian nasional dan penerimaan kas

negara

   2) Mengejar dan mencari keuntungan

   3) Pemenuhan hajat hidup orang banyak

   4) Perintis kegiatan-kegiatan usaha

   5) Memberikan bantuan dan perlindungan pada usaha kecil dan lemah

b) Badan Usaha Milik Daerah (BUMD)    Badan usaha milik daerah adalah badan

usaha yang modalnya sebagian atau seluruhnya milik pemerintah daerah dengan

tujuan memberikan layanan kepada masyarakat setempat. Contoh: Perusahaan

Daerah Air Minum (PDAM), Perusahaan Deasrah Pasar (PD Pasar), PT Bank

Jateng. PT. Bank DKI.

Pendirian badan usaha milik daerah bertujuan untuk:

   1) Melayani kebutuhan masyarakat di daerah tersebut,

   2) memperoleh keuntungan yang akan digunakan untuk pembangunan di

daerahnya.

c) Badan Usaha Milik Swasta (BUMS) 

    Badan usaha milik swasta merupakan badan usaha yang modalnya dimiliki oleh

Page 31: Pengembangan Usaha Simpan Pinjam

swasta

dengan tujuan utama mencari keuntungan. Contoh: PT. Jarum Kudus, PT. Unilever,

PT

Indo Food Sukses Makmur. Pendirian badan usaha milik swasta bertujuan untuk

mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya bagi pemilikny.

d) Badan usaha campuran 

    Badan usaha campuran merupakan badan usaha yang modalnya sebagian

dimiliki oleh

swasta dan sebagian lagi dimiliki oleh pemerintah. Keuntungan yang diperoleh olah

badan usaha campuran akan dibagi sesuai dengan persentase kepemilikan modal.

2. Jenis badan usaha menurut lapangan usaha 

    Jenis badan usaha menurut lapangan usahanya dibedakan menjadi 5 (lima),yaitu:

 

a) Badan usaha Ekstraktif 

    Badan usaha ekstraktif adalah jenis perusahaan yang mengambil segala sesuatu

yang

disediakan oleh alam. Contoh : Perusahaan pertambangan, penangkapan ikan,

pengrajin garang, dan lain-lain.

 

b) Badan usaha Agraris/pertanian    Badan usaha agraris/pertanian adalah jenis

perusahaan yang lepangan usahanya

mengolah tanah sebagai faktor produksi utama. Contoh: Perusahaan pertanian,

perkebunan, perikanan darat, dan lain-lain.

 

c) Badan usaha Industri    Badan usaha industri adalah perusahaan yang kegiatan

usahanya mengolah ahan mentah

menjadi barang setengah jadi atau barang jadi. Contoh: perusahaan pembuat roti,

gula pasir, tepung dan lain-lain.

 

d) Badan usaha Perdagangan    Badan usaha perdagangan adalah perusahaan

yang kegiatan usahanya membeli dan

menjualnya kembali tanpa mengubah bentuk barang dengan tujuan memperoleh

keuntungan. Contoh: Retail, toserba, supermarket, hipermarket, perusahaan ekspor

import.

 

e) Badan usaha Jasa

    Badan usaha jasa adalah perusahaan yang kegiatannya menyelenggarakan

pelayanan jasa

kepada orang lain yang membutuhkan dengan memperoleh imbalan. Contoh: jasa

Page 32: Pengembangan Usaha Simpan Pinjam

transportasi, jasa salon kecantikan, jasa perbankan, dan lain-lain.

3. Jenis badan usaha menurut jumlah pekerjanya

    Jenis badan usaha menurut jumlah pekerjanya dibedakan menjadi:

 

a) Badan usaha kecil

Badan usaha kecil adalah badan usaha yang mempekerjakan kurang dari 6 orang

pekerja.

b) Badan usaha sedang

Badan usaha sedang adalah badan usaha yang mempekerjakan lebih dari 5 orang

pekerja dan kurang dari 51 orang pekerja.

c) Badan usaha besar

Badan usaha besar adalah badan usaha yang mempekerjan lebih dari 50 orang

pekerja.

4. Jenis badan usaha menurut bentuk hukumnya    Pengelompokan badan usaha

menurut bentuk hukum atau yuridis berkaitan dengan tanggung jawab pemilik badan

usaha tersebut terhadap kewajiban atau utang-utang badan usaha. Berdasarkan

bentuk hukumnya badan usaha di Indonesia dikelompok menjadi 5 macam, yaitu

badan usaha perseorangan (Po), firma (Fa), persekutuan komanditer (CV),

perseroan terbatas (PT), dan Koperasi.

 

a. Badan Usaha Perseorangan    Badan usaha perseorangan adalah perusahaan

yang didirikan, dimiliki, dipimpin, dan dipertanggungjawabkan oleh perseorangan.

Kelebihan :

- Mudah cara pendiriannya

- Seluruh keuntungan menjadi milik sendiri

- Cepat dalam pengambilan keputusan

- Pemilik lebih leluasa mengelola usaha

Kelemahan:

- Modal usaha kecil sehingga sukar berkembang

- Seluruh kerugian menjadi tanggungan pemilik

- Hidup dan mati badan usaha hanya ditangan seseorang

 

b. Firma    Badan usaha firma (Fa) adalah badan usaha yang didirikan dua orang

atau lebih yang menjalankan kegiatan usaha dengan satu nama. Masing-masing

sekutu (firmant) ikut memimpin perusahaan dan bertanggung jawab penuh terhadap

hutang perusahaan.

Kelebihan:

- Modalnya lebih besar karena gabungan beberapa orang

- Kelangsungan hidup lebih terjamin karena dikelola oleh beberapa orang

Page 33: Pengembangan Usaha Simpan Pinjam

- Bisa memanfaatkan keahlian masing-masing sekutu

Kelemahan:

- Tanggungjawab pemilik yang tidak terbatas terhadap hutang perusahaan

- Mudah terjadi perselisihan diantara sekutu perusahaan

- Apabila salah satu sekutu (firmant) melakukan kesalahan akibatnya ditanggung

oleh

seluruh anggota firma.

 

c. Persekutuan Komanditer (CV)

    Persekutuan komanditer atau CV (dari bahasa Belanda Commanditair

Vennootschap) adalah badaun usaha yang terdiri dari satu atau beberapa sekutu

komanditer. Sekutu komanditer adalah sekutu yang hanya menyerahkan atau

menyertakan modal, dan tidak turut campur dalam pengelolaan perusahaan. Pada

CV dikenal dua macam sekutu yaitu:

Sekutu aktif, yaitu sekutu yang ikut menyertakan modal sekaligus aktif mengelola

jalannya usaha.

Sekutu pasif atau sekutu komanditer, yaitu sekutu yang hanya menyertakan modal

saja dan tidak terlibat dalam pengelolaan usaha.

Kelebihan:

- Cara pendiriannya mudah

- Modalnya relatif besar yang bersumber dari para sekutu

- Sistem pengelolaan lebih baik

- Mudah memperoleh kredit dari bank

Kelemahan:

- Sekutu aktif memikul tanggungjawab yang tidak terbatas

- kelangsungan usaha sewaktu-waktu dapat terganggu

-kesulitan untuk menarik modal yang telah disertakan

 

d. Perseroan Terbatas (PT)    Perseroan terbatas (PT) disebut juga Naamloze

Vennootschap (NV-Bahasa Belanda), adalah badan usaha yang dari persekutuan

antara dua orang atau lebih yang modalnya diperoleh dengan cara menjual saham.

Pemilik saham disebut juga pesero, yang memiliki tanggung jawab terbatas terhadap

perusahaan. Tanggung jawab terbatas artinya bertanggungjawab sebatas modal

yang disetor (saham yang dimiliki).

    Saham adalah surat berharga dengan nilai nominal tertentu sebagai bukti

kepemilikan perusahaan. Saham dapat diperjualbelikan/dipindahtangankan melalui

bursa/pasar saham sesuai dengan besar kecilnya permintaan dan penawaran.

Pemilik saham memperoleh pembagian keuntungan perusahaan yang disebut

deviden.

Kelebihan:

Page 34: Pengembangan Usaha Simpan Pinjam

- Mudah memperoleh/menambah modal dengan jalan menjual saham

- Keprofesionalan pengelola lebih bisa diandalkan

- Pemilik saham dapat sewaktu-waktu memindahtangankan atau menjualnya kepada

   orang lain

- Tanggung jawab pemilik sebatas saham yang dimilikinya

- Mudah memperoleh kredit dari bank

Kelemahan:

- Proses pendirian memerlukan perijinan yang lama dan berbelit

- Spekulasi saham dibursa saham menyebabkan labilnya permodalan perusahaan

- Rahasia badan usaha kurang terjamin

e. Koperasi

 

1. Pengertian Koperasi

    Koperasi merupakan badan usaha yang paling sesuai dengan kepribadian bangsa

indonesia. Hal itu sesuai dengan UUD 1945 pasal 33 ayat 1: “Perekonomian disusun

sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan”. Kemudian ditegaskan

dalam penjelasan pasal 33 ayat 1 UUD 1945: “Produksi dikerjakan oleh semua,

untuk semua di bawah pimpinan atau pemilikan anggota-anggota masyarakat.

Kemakmuran masyarakatlah yang diutamakan, bukan kemakmuran orang per

orang. Bangun usaha yang sesuai dengan itu ialah koperasi. Secara etimologis (asal

kata) koperasi berasal dari Bahasa Inggris, yaitu cooperative, co artinya bersama-

sama dan operative artinya bekerja. Jadi koperasi dapat diartikan sebagai kerja atau

usaha bersama. Menurut UU No. 25 Tahun 1992 pasal 1, koperasi diartikan

sebagai badan usaha yang beranggotakan orang seorang atau badan hukum

koperasi yang melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip-prinsip koperasi

sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas asas

kekeluargaan. 

 

Dari pengertian tersebut dapat ditarik beberapa konsep pokok, yaitu:

- Koperasi merupakan badan usaha

- Anggotanya terdiri dari orang seorang (koperasi primer) dan badan hukum-badan

hukum

   koperasi (koperasi sekunder)

- Kegiatannya berlandaskan prinsip-prinsip koperasi

- Berdasar atas asas kekeluargaan

2. Tujuan Koperasi

    Dalam peraturan koperasi disebutkan tujuan koperasi yaitu sebagai berikut:

a) memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya

b) menyejahterakan dan mencapai kemakmuran masyarakat pada umumnya

Page 35: Pengembangan Usaha Simpan Pinjam

c) ikut membangun tatanan perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan

masyarakat yang maju, adil    dan makmur berlandaskan Pancasila dan UUD 1945

3. Prinsip Koperasi

    Sebagai salah satu kekuatan ekonomi sangat diharapkan peranannya dalam

menunjang laju pertumbuhan ekonomi Indonesia, koperasi harus bekerja dengan

berpedoman pada prinsip-prinsip koperasi.

a) Keanggotaan bersifat suka rela dan terbuka

b) Pengelolaan dilakukan secara demokratis

c) Pembagian sisa hasil usaha (SHU) sesuai dengan jasa usaha anggota

d) Pemberian balas jasa yang terbatas terhadap modal

e) Kemandirian

4. Jenis Koperasi

   Koperasi Indonesia dibedakan menurut lapangan usahanya dan menurut

keanggotaannya.

Menurut lapangan usahanya koperasi dibedakan menjadi empat, yaitu sebagai

berikut:

a) Koperasi konsumsi, yaitu koperasi yang kegiatan usahanya menyediakan

berbagai kebutuhan konsumsi   anggotanya. Contoh: Koperasi sekolah.

b) Koperasi simpan pinjam, yaitu koperasi yang kegiatan usahanya melayani

simpanan dan memberikan   pinjaman kepada anggotanya.

c) Koperasi produksi, yaitu koperasi yang kegiatan usahanya memasarkan hasil

produksi para anggotanya. Contoh: Koperasi Tahu Tempe Indonesia (Kopti), dan

Koperasi Batik.

d) Koperasi serba usaha, yaitu koperasi yang kegiatan usahanya terdiri dari

bermacam-macam jenis usaha seperti melayni konsumsi, simpan pinjam, distribusi,

dan lain-lain. Contohnya: Koperasi Unit Desa (KUD)

Menurut keanggotaannya,koperasi dapat dibedakan menjadi empat, yaitu sebagai

berikut:

a) Koperasi primer, yaitu koperasi yang anggotanya orang seorang atau individu.

b) Koperasi pusat, yaitu koperasi yang beranggotakan sekurang-kurangnya 5 badan

hukum koperasi primer.

c) Koperasi Gabungan, yaitu koperasi yang beranggotakan sekurang-kurangnya 3

badan hukum koperasi pusat.

d) Koperasi Induk, yaitu koperasi yang beranggotakan sekurang-kurangnya 3 badan

hukum koperasi gabungan.

5. Perangkat Koperasi

    Dalam menjalankan kegiatan usahanya, koperasi membutuhkan perangkat

organisasi yang terdiri dari rapat anggota, pengurus, dan pengawas.

Page 36: Pengembangan Usaha Simpan Pinjam

a) Rapat Anggota

    Rapat anggota merupakan pemegang kekuasaan tertinggi dalam koperasi. Rapat

anggota berhak memenita pertanggungjawaban pengurus dan pengawas berkaitan

dengan pengelolaan koperasi melalui rapat anggota yang diadakan minimal sekali

dalam satu tahun.

Wewenang rapat anggota

- Menetapkan anggaran dasar/anggaran rumah tangga

- Menentukan kebijakan umum dibidang organisasi dan manajemen

- Memilih, mengangkat dan memberhentikan pengurus dan pengawas

- Mengesahkan laporan dan pertanggungjawaban pengurus

- Menentukan penggabungan, peleburan dan pembubaran koperasi

b) Pengurus

    Pengurus merupakan perangkat koperasi yang berwenang menyelenggarakan

atau mengelola kegiatan usaha koperasi. Pengurus dipilih oleh dan dari anggota

koperasi dalam rapat anggota.

Tugas pengurus koperasi

- Mengelola kegiatan usaha koperasi

- Memajukan program kerja dan belanja

- Menyelenggarakan rapat

- Membuat laporan pertanggungjawaban dalam rapat anggota

- Membukukan keuangan dan inventarisasi barang dengan tertib

- Memelihara daftar buku anggota dan pengurus.

Wewenang pengurus koperasi

· Mewakili koperasi di dalam dan di luar pengadilan

· Menerima atau menolak anggota baru serta memberhentikan anggota sesuai

dengan ketentuan dalam anggaran dasar

· Bertindak dan berupaya bagi kepentingan dan manfaat koperasi sesuai dengan

tanggung jawabnya dan keputusan rapat anggota.

c) Pengawas

    Pengawas merupakan bagian dari perangkat organisasi koperasi yang diangkat

dan diberhentikan melalui rapat anggota. Pengawas bertugas mengawasi seluruh

kegiatan koperasi dan seluruh kebijakan pengurus agar tidak menyimpang dari

keinginan anggota yang telah diputuskan dalam rapat anggota.

Tugas pengawas koperasi

· Mengawasi pelaksanaan kebijaksanaan dan pengelolaan koperasi.

· Membuat laporan tertulis tentang hasil pengawasan

Wewenang pengawas koperasi

· Meneliti catatan yang ada pada koperasi

Page 37: Pengembangan Usaha Simpan Pinjam

· Mendapatkan segala keterangan yang perlu bagi tugasnya selaku pengawas

6. Modal Koperasi

    Koperasi perlu memupuk modal untuk menggerakan dan meningkatkan seluruh

bidang usaha. Cara pemupukan modal di dalam koperasi, meliputi modal sendiri,

modal pinjaman, dan modal penyertaan.

1) Modal sendiri, meliputi;

Simpanan pokok, yaitu simpanan yang dibayar sekali selama keanggotaan, dan

besarnya satu dengan yang lainnya sama. Besarnya simpanan pokok ditetapkan

dalam anggaran dasar. Simpanan wajib, yaitu simpanan yang dibayar secara terus-

menerus setiap periode tertentu. Besarnya ditentukan melalui rapat anggota, dan

antar anggota satu dengan yang lain besarnya bisa sama bisa pula berbeda. Dana

cadangan, yaitu kekayaan koperasi yang berasal dari sisa hasil usaha yang tidak

dibagikan. Hibah, yaitu kekayaan koperasi yang berasal dari pemberian, yang dapat

berwujud uang maupun barang.

 

2) Modal pinjaman, dapat berasal dari anggota

§ Koperasi lain

§ Bank

§ Sumber lain yang sah

 

3) Modal Penyertaan

    Modal penyertaan misalnya berasal dari perusahaan perseorangan, CV, PT dan

sebagainya yang diatur dalam suatu perjanjian.

B. Pertimbangan-pertimbangan dalam menjalankan kegiatan usaha

a) Sikap mental

    Sikap mental seorang pengusaha sangat menentukan keberhasilan usaha.

Apabila sikap mental pengusaha buruk akan membuat usaha sulit berkembang

karena perusahaan selalu akan dilanda masalah, seperti korupsi, gugatan hukum,

karyawannya sendiri, klien atau bahkan konsumen. Sebaliknya apabila sikap mental

pengusaha baik dan jujur, perusahaan akan berkembang sesuai dengan rencana-

rencana yang sudah ditetapkan.

b) Manajemen

    Manajemen berarti pengelolaan perusahaan. Apabila pengelolaan perusahaan

dilakukan dengan baik, sesuai dengan asas-asas manajemen modern maka tujuan

perusahaan akan tercapai dengan efektif dan efisien.

c) Kepemimpinan

    Memimpin suatu organisasi perusahaan membutuhkan keterampilan memimpin

yang mampu membawa perusahaan kearah kesuksesan.

d) Keterampilan praktis

Page 38: Pengembangan Usaha Simpan Pinjam

    Keterampilan praktis diperlukan untuk membuat produk yang

berkualitas.Keterampilan praktis yang ditunjang dengan ilmu pengetahuan dan

teknologi akan menentukan produksi barang yang memiliki kualitas tinggi.

C. Peranan pemerintah sebagai pelaku dan pengatur kegiatan ekonomi

 

a. Peran pemerintah sebagai pelaku kegiatan ekonomi

   Peranan pemerintah sebagai pelaku kegiatan ekonomi diatur dalam pasal 33 ayat

(2) dan (3) UUD 1945. Pasal (2) UUD 1945 berbunyi, “Cabang-cabang produksi

yang penting bagi negara dan yang menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai

oleh negara”. Pasal (3) UUD 1945 berbunyi, “Bumi dan air dan kekayaan alam yang

terkandung di dalamnya dan dikuasai oleh negara dan digunakan sebasar-besarnya

untuk kemakmuran rakyat”. Dengan landasan Pasal 33 ayat (2) dan (3) UUD 1945

pemerintah mendirikan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bertugas

mengelola dan mengusahakan cabang-cabang produksi yang penting bagi negara

dan menguasai hajat hidup orang banyak serta mengolah kekayaan alam yang

terkandung di bumi Indonesia, selanjutnya digunakan untuk kesejahteraan dan

kemakmuran bangsa Indonesia.

 

1) kegiatan produksi

    Bidang kegiatan produksi yang dilakukan pemerintah melalui BUMN merupakan

kegiatan produksi yang menyangkut hajat hidup orang banyak, dan kegiatan

produksi yang tidak diminati oleh badan usaha swasta. Bidang kegiatan produksi

tersebut antara lain:

§ Produksi minyak dan gas bumi oleh PT Pertamina,

§ Produksi pupuk oleh PT Pupuk Sriwijaya dan PT. Pupuk Kujang,

2) kegiatan distribusi

    Bidang kegiatan distribusi yang dilakukan oleh pemerintah melalui BUMN

bertujuan mendistribusikan barang dan jasa yang dihasilkan oleh seluruh elemen

produksi agar dapat dinikmati seluruh rakyat Indonesia. Bidang kegiatan distribusi

yang dilakukan oleh pemerintah antara lain :

§ Penyaluran sembilan bahan kebutuhan pokok melalui Bulog,

§ Penyeluran energi listrik oleh PT PLN,

§ Menyalurkan jasa telepon melalui PT. Telkom.

3) kegiatan konsumsi

    Bidang kegiatan konsumsi yang dilakukan pemerintah melalui kegiatan konsumsi

bertujuan agar kegiatan pemerintahan dan pelayanan umum dapat berjalan dengan

baik. Untuk itu dibutuhkan sarana dan prasarana seperti komputer, alat tulis kantor,

kendaraan, gaji pegawai, dan lain-lain yang merupakan contoh kegiatan konsumsi.

Page 39: Pengembangan Usaha Simpan Pinjam

b. Peranan pemerintah sebagai pengatur kegiatan ekonomi

    Di samping terlibat langsung dalam kegiatan ekonomi melalui Badan Usaha Milik

Negara yang menjalankan kegiatan produksi, distribusi dan konsumsi, peranan yang

tidak kalah penting yang dilakukan oleh pemerintah adalah peran mengatur kegiatan

ekonomi. Dalam bidang ekonomi peran pemerintah sebagai pengatur ekonomi

dilakukan dengan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) menyusun berbagai perangkat

perundang-undangan di bidang ekonomi. Beberapa regulasi yang dikeluarkan

pemerintah dan DPR antara lain mengatur tentang perpajakan, perbankan, Bank

Indonesia, Ketenagakerjaan, investasi, dan lain sebagainya. Peranan pemerintah

sebagai pengatur kegiatan ekonomi ini sangat penting untuk memastikan bahwa

kegiatan ekonomi berjalan dengan baik sesuai dengan ketentuan perundang-

undangan yang berlaku. Dengan pengaruran itu pula kegiatan ekonomi diharapkan

dapat berjalan dengan baik, efektif dan efisien sehingga kesejahteraan dan

kemakmuran yang merupakan tujuan berbangsa dapat tercapai.

Sumber: www.taryadismpnasima.blogspot.com

Page 40: Pengembangan Usaha Simpan Pinjam

Koperasi

Prosedur dan Persyaratan Pendirian Lembaga Koperasi

  MEMBANGUN KOPERASI 

 KOPERASI MEMBANGUN

(PROSEDUR PENDIRIAN KOPERASI)

 

Suatu koperasi hanya dapat didirikan bila memenuhi persyaratan dalam mendirikan

koperasi.  Syarat-syarat pembentukan koperasi berdasarkan Keputusan Menteri Negara

Koperasi Dan Usaha Kecil Dan Menengah Republik Indonesia Nomor:

104.1/Kep/M.Kukm/X/2002 Tentang Petunjuk Pelaksanaan Pembentukan, Pengesahan Akta

Pendirian Dan Perubahan Anggaran Dasar Koperasi,  adalah sebagai berikut :

Prosedur dan Persyaratan Pendirian  Lembaga Koperasi                       

a.  Koperasi primer dibentuk dan didirikan oleh sekurang-kurangnya dua puluh orang yang

mempunyai kegiatan dan kepentingan ekonomi yang sama;

b.  Pendiri koperasi primer sebagaimana tersebut pada huruf a adalah Warga Negara

Indonesia, cakap secara hukum dan maupun melakukan perbuatan hukum;

Page 41: Pengembangan Usaha Simpan Pinjam

c. Usaha yang akan dilaksanakan oleh koperasi harus layak secara ekonomi, dikelola secara

efisien dan mampu memberikan manfaat ekonomi yang nyata bagi anggota

d.  Modal sendiri harus cukup tersedia untuk mendukung kegiatan usaha yang akan

dilaksanakan oleh koperasi;

e.  Memiliki tenaga terampil dan mampu untuk mengelola koperasi.

Prosedur dan Persyaratan Pendirian  Lembaga Koperasi                      

Selain persyaratan diatas, perlu juga diperhatikan beberapa hal-hal penting yang

harus diperhatikan dalam pembentukan koperasi yang dikemukakan oleh Suarny Amran

et.al (2000:62) antara lain sebagai berikut :Prosedur dan Persyaratan Pendirian 

Lembaga Koperasi                      

a. Orang-orang yang akan mendirikan koperasi dan yang nantinya akan menjadi anggota

koperasi hendaknya mempunyai kegiatan dan kepentingan ekonomi yang sama. Artinya

tidak setiap orang dapat mendirikan dan atau menjadi anggota koperasi tanpa didasarkan

pada adanya keje-lasan mengenai kegiatan atau kepentingan ekonomi yang akan

dijalankan. Kegiatan ekonomi yang sama diartikan, memiliki profesi atau usaha yang sama,

sedangkan kepentingan ekonomi yang sama diartikan memiliki kebutuhan ekonomi yang

sama.

b.  Usaha yang akan dilaksanakan oleh koperasi harus layak secara ekonomi. Layak secara

ekonomi diartikan bahwa usaha tersebut akan dikelola secara efisien dan mampu

menghasilkan keuntungan usaha dengan mem-perhatikan faktor-faktor tenaga kerja, modal

dan teknologi.

c.  Modal sendiri harus cukup tersedia untuk mendukung kegiatan usaha yang akan

dilaksanakan oleh koperasi. Hal tersebut dimaksudkan agar kegiatan usaha koperasi dapat

segera dilaksanakan tanpa menutup kemungkinan memperoleh bantuan, fasilitas dan

pinjaman dari pihak luar.

d. Kepengurusan dan manajemen harus disesuaikan dengan kegiatan usaha yang akan

dilaksanakan agar tercapai efektivitas dan efisiensi dalam pe-ngelolaan koperasi. Perlu

diperhatikan mereka yang nantinya ditunjuk/ dipilih menjadi pengurus haruslah orang yang

memiliki kejujuran, kemampuan dan kepemimpinan, agar koperasi yangdidirikan tersebut

sejak dini telah memiliki kepengurusan

 Prosedur dan Persyaratan Pendirian  Lembaga Koperasi

Setelah persyaratan terpenuhi para pendiri kemudian mempersiapkan hal-hal yang

dibutuhkan untuk mengadakan rapat pembentukan koperasi,  setelah memiliki bekal yang

cukup dan telah siap para pendiri melakukan rapat pembentukan koperasi yang dihadiri

dinas koperasi dan pejabat lainnya, pendirian koperasi tidak sampai disana karena lembaga 

Page 42: Pengembangan Usaha Simpan Pinjam

koperasi yang telah didirikan perlu disahkan badan hukumnya. Penjelasan lebih lanjut

mengenai tahapan-tahapan tersebut diuraikan di bawah ini :

Prosedur dan Persyaratan Pendirian  Lembaga Koperasi

A. Tahap Persiapan Pendirian Koperasi

Sekelompok orang bertekad untuk mendirikan sebuah koperasi terlebih dahulu perlu

memahami maksud dan tujuan pendirian koperasi, untuk itu perwakilan dari pendiri dapat

meminta bantuan kepada Dinas Koperasi dan UKM ataupun lembaga pendidikan koperasi

lainnya untuk memberikan penyuluhan dan pendidikan serta pelatihan mengenai pengertian,

maksud, tujuan, struktur organisasi, manajemen, prinsip-prinsip koperasi, dan prospek

pengembangan koperasi bagi pendiri. Setelah mendapatkan penyuluhan dan pelatihan

perkoperasian, para pendiri sebaiknya membentuk panitia persiapan pembentukan koperasi,

yang bertugas : Prosedur dan Persyaratan Pendirian  Lembaga Koperasi

a. Menyiapkan dan menyampaikan undangan kepada calon anggota, pejabat pemerintahan

dan pejabat koperasi.

b. Mempersiapakan acara rapat.

c.  Mempersiapkan tempat acara.

d.  Hal-hal lain yang berhubungan dengan pembentukan koperasi.

 Prosedur dan Persyaratan Pendirian  Lembaga Koperasi

B. Tahap rapat pembentukan koperasi

Setelah tahap persiapan selesai dan para pendiri pembentukan koperasi telah memiliki

bekal yang cukup dan telah siap melakukan rapat pembentukan koperasi. Rapat

pembentukan koperasi harus dihadiri oleh 20 orang calon anggota sebagai syarat sahnya

pembentukan koperasi primer. Selain itu, pejabat desa dan pejabat Dinas Koperasi dan

UKM dapat diminta hadir untuk membantu kelancaran jalannya rapat dan memberikan

petunjuk-petunjuk seperlunya.

Prosedur dan Persyaratan Pendirian  Lembaga Koperasi

Hal-hal yang dibahas pada saat rapat pembentukan koperasi , dapat dirinci sebagai berikut :

Pembuatan dan pengesahan akta pendirian koperasi , yaitu surat keterangan tentang

pendirian koperasi yang berisi pernyataan dari para kuasa pendiri yang ditunjuk dan diberi

kuasa dalam suatu rapat pembentukan koperasi untuk menandatangani Anggaran Dasar

pada saat pembentukan koperasi.

Page 43: Pengembangan Usaha Simpan Pinjam

Prosedur dan Persyaratan Pendirian  Lembaga Koperasi

Pembuatan Anggaran Dasar koperasi, yaitu pembuatan aturan dasar tertulis yang memuat tata kehidupan   koperasi yang disusun dan disepakati oleh para pendiri koperasi pada saat rapat pembentukan. Konsep Anggaran Dasar koperasi sebelumnya disusun oleh panitia pendiri, kemudian panitia pendiri itu mengajukan rancangan Anggaran Dasarnya pada saat rapat pembentukan untuk disepakati dan disahkan. Anggaran Dasar biasanya mengemukakan : Prosedur dan Persyaratan Pendirian  Lembaga Koperasi

Nama dan tempat kedudukan, maksudnya dalam Anggaran Dasar tersebut dicantumkan

nama koperasi yang akan dibentuk dan lokasi atau wilayah kerja koperasi tersebut berada.

Prosedur dan Persyaratan Pendirian  Lembaga Koperasi

Landasan, asas dan prinsip koperasi, di dalam Anggaran Dasar dikemukakan landasan,

asas dan prinsip koperasi yang akan dianut oleh koperasi.

Prosedur dan Persyaratan Pendirian  Lembaga Koperasi

Maksud dan tujuan, yaitu pernyataan misi, visi serta sasaran pembentukan koperasi.

Kegiatan usaha, merupakan pernyataan jenis koperasi dan usaha yang akan dilaksanakan

koperasi. Dasar penentuan jenis koperasi adalah kesamaan aktivitas, kepentingan dan

kebutuhan ekonomi para anggotanya. Misalnya, koperasi simpan pinjam, koperasi

konsumen, koperasi produsen, koperasi pemasaran dan koperasi jasa atau koperasi serba

usaha.

Prosedur dan Persyaratan Pendirian  Lembaga Koperasi

Keanggotaan, yaitu aturan-aturan yang menyangkut urusan keanggotaan koperasi. Urusan

keanggotaan ini dapat ditentukan sesuai dengan kegiatan usaha koperasi yang akan

dibentuknya. Biasanya ketentuan mengenai keanggotaan membahas persyaratan dan

prosedur menjadi anggota koperasi , kewajiban dan hak-hak dari anggota serta ketentuan-

ketentuan dalam mengakhiri status keanggotaan pada koperasi.

Prosedur dan Persyaratan Pendirian  Lembaga Koperasi

Perangkat koperasi, yaitu unsur-unsur yang terdapat pada organisasi koperasi. Perangkat

koperasi tersebut, sebagai berikut : Prosedur dan Persyaratan Pendirian  Lembaga

Koperasi

Rapat Anggota. Dalam Anggaran Dasar dibahas mengenai kedudukan rapat anggota di dalam koperasi, penetapan waktu pelaksanaan rapat anggota, hal-hal yang dapat dibahas dalam rapat anggota, agenda acara rapat anggota tahunan, dan syarat sahnya pelaksanaan rapat anggota koperasi.

Pengurus. Dalam Anggaran Dasar dijabarkan tentang kedudukan pengurus dalam koperasi, persyaratan dan masa jabatan pengurus, tugas, kewajiban serta wewenang dari pengurus koperasi.

Page 44: Pengembangan Usaha Simpan Pinjam

Pengawas. Dalam Anggaran Dasar dijabarkan tentang kedudukan pengawas dalam koperasi, persyaratan dan masa jabatan pengawas, tugas serta wewenang dari pengawas koperasi.

Selain dari ketiga perangkat tersebut dapat ditambahkan pula pembina atau badan penasehat.

Prosedur dan Persyaratan Pendirian  Lembaga Koperasi  

Ketentuan mengenai permodalan perusahaan koperasi, yaitu pembahasan mengenai

jenis modal yang dimiliki (modal sendiri dan modal pinjaman), ketentuan mengenai jumlah

simpanan pokok dan simpanan wajib yang harus dibayar oleh anggota.

Prosedur dan Persyaratan Pendirian  Lembaga Koperasi

Ketentuan mengenai pembagian Sisa Hasil Usaha (SHU), yaitu ketentuan yang

membahas penjelasan mengenai SHU serta peruntukan SHU koperasi yang didapat.

Prosedur dan Persyaratan Pendirian  Lembaga Koperasi

Pembubaran dan penyelesaian, membahas tata-cara pembubaran koperasi dan

penyelesaian masalah koperasi setelah dilakukan pembubaran. Biasanya penjelasan yang

lebih rinci mengenai hal ini dikemukakan lebih lanjut dalam Anggaran Rumah Tangga atau

aturan lainnya.

Prosedur dan Persyaratan Pendirian  Lembaga Koperasi

Sanksi-sanksi, merupakan ketentuan mengenai sanksi yang diberikan kepada anggota,

pengurus dan pengawas koperasi, karena terjadinya pelanggaran-pelanggaran terhadap

Anggaran Dasar atau aturan lain-nya yang telah ditetapkan.

Prosedur dan Persyaratan Pendirian  Lembaga Koperasi

Anggaran rumah tangga dan peraturan khusus, yaitu ketentuan-ketentuan pelaksana

dalam Anggaran Dasar yang sebelumnya dimuat dalam Anggaran Dasar.

Prosedur dan Persyaratan Pendirian  Lembaga Koperasi

Penutup

c. Pembentukan pengurus, pengawas, yaitu memilih anggota orang-orang yang akan

dibebani tugas dan tanggungjawab atas  pengelolaan, pengawasan di koperasi

Prosedur dan Persyaratan Pendirian  Lembaga Koperasi

d. Neraca awal koperasi, merupakan perincian posisi aktiva dan pasiva diawal

pembentukan koperasi

Page 45: Pengembangan Usaha Simpan Pinjam

Prosedur dan Persyaratan Pendirian  Lembaga Koperasi

e. Rencana kegiatan usaha, dapat berisikan latar belakang dan dasar pembentukan serta

rencana kerja koperasi pada masa akan datang.

Prosedur dan Persyaratan Pendirian  Lembaga Koperasi

C. Pengesahan badan hukum

         Setelah terbentuk pengurus dalam rapat pendirian koperasi, maka untuk mendapatkan badan hukum koperasi, pengurus/pendiri/kuasa pendiri harus mengajukan permohonan badan hukum kepada pejabat terkait, sebagai berikut :  Prosedur dan Persyaratan Pendirian  Lembaga Koperasi

a. Para pendiri atau kuasa pendiri koperasi terlebih dulu mengajukan   permohonan

pengesahan akta pendirian secara

    tertulis kepada diajukan   kepada Kepala Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah,

dengan  melampirkan :

1.   Anggaran Dasar Koperasi yang sudah ditandatangani pengurus rangkap dua, aslinya

bermaterai)

2.   Berita acara rapat pendirian koperasi.

3.   Surat undangan rapat pembentukan koperasi

4.   Daftar hadir rapat.

5.   Daftar alamat lengkap pendiri koperasi.

6.   Daftar susunan pengurus, dilengkapi photo copy KTP (untuk KSP/USP dilengkapi riwayat

hidup).

7.   Rencana awal kegiatan usaha koperasi.

8.  Neraca permulaan dan tanda setor modal minimal Rp.5.000.000 (lima juta rupiah) bagi

koperasi primer dan Rp.15.000.000 (lima belas juta rupiah) bagi koperasi sekunder yang

berasal dari simpanan pokok, wajib, hibah.

9.   Khusus untuk KSP/USP disertai lampiran surat bukti penyetoran modal sendiri minimal Rp.

15.000.000 (lima belas juta rupiah) bagi koperasi primer dan Rp.50.000.000 (lima puluh juta

rupiah) bagi koperasi sekunder yang berupa deposito pada bank pemerintah.

10. Mengisi formulir isian data koperasi.

Page 46: Pengembangan Usaha Simpan Pinjam

11. Surat keterangan dari desa yang diketahui oleh camat.

b. Membayar tarif pendaftaran pengesahan akta pendirian koperasi sebesar Rp. 100.000

(seratus ribu rupiah).

c. Apabila permintaan pengesahaan akta pendirian koperasi telah dilakukan sesuai dengan

ketentuan di atas kepada pendiri atau kuasa pendiri diberikan bukti penerimaan.

d. Pejabat koperasi, yaitu Kepala Dinas Koperasi dan UKM akan memberikan pengesahaan

terhadap akta koperasi apabila ternyata setelah diadakan penelitian Anggaran dasar

koperasi.

-  tidak bertentangan dengan Undang-undang Nomor 25 tahun 1992 tentang perkoperasian,

dan

-  tidak bertentangan dengan ketertiban umum dan kesusilaan.

e. Pejabat selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan terhitung  sejak penerimaan permohonan

pengesahan badan hukum dari koperasi yang bersangkutan harus telah memberikan

jawaban pengesahannya. Tetapi biasanya proses pengesahan di dinas koperasi dapat

selesai hanya dalam waktu 3 (tiga) minggu. 

f. Bila Pejabat berpendapat bahwa Akte Pendirian/Anggaran Dasar tersebut tidak bertentangan

dengan ketentuan Undang-undang koperasi dan peraturan pelaksananya serta kegiatannya

sesuai dengan tujuan, maka akte pendirian di daftar dengan nomor urut dalam Buku Daftar

Umum. Kedua buah Akte Pendirian/Anggaran Dasar tersebut dibubuhi tanggal, nomor

pendaftaran tentang tanda pengesahan oleh Pejabat a.n Menteri.

g. Tanggal pendaftaran akte Pendirian berlaku sebagai tanggal sesuai berdirinya koperasi yang

mempunyai badan hukum, kemudian Pejabat  mengumumkan pengesahan akta pendirian di

dalam Berita Negara Republik Indonesia

h. Buku Daftar Umum serta Akte-Akte salinan/petikan ART/AD Koperasi dapat diperoleh oleh

pengurus koperasi dengan mengganti biaya fotocopy dan harus dilegalisir oleh Pejabat

Koperasi yang bersangkutan. Biaya yang dikenakan untuk hal di atas adalah Rp. 25.000

i.  Dalam hal permintaan pengesahan akta pendirian ditolak, alasan penolakan diberitahukan

oleh pejabat kepada para pendiri secara tertulis dalam waktu paling lambat 3 (tiga) bulan

setelah diterimanya permintaan.

j. Terhadap penolakan pengesahan akta pendirian para pendiri dapat mengajukan permintaan

ulang dalam waktu paling lama 1 (satu) bulan sejak diterimanya penolakan.

k. Keputusan terhadap pengajuan permintaan ulang diberikan dalam jangka waktu paling lama

1 (satu) bulan sejak diterimanya pengajuan permintaan ulang.

Page 47: Pengembangan Usaha Simpan Pinjam

Prosedur dan Persyaratan Pendirian  Lembaga Koperasi

             Penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara Kementerian Koperasi dan UKM Republik Indonesia dengan Ikatan Notaris Indonesia pada tanggal 4 Mei 2004 dan Keputusan Menteri Koperasi dan UKM RI Nomor : 98/KEP/M.KUKM/IX/2004 tentang Notaris Sebagai Pembuat Akta Koperasi membuat perubahan dalam prosedur pendirian koperasi yaitu proses pembuatan akta pendirian, perubahan anggaran dasar, dan akta-akta lain berkaitan dengan koperasi sebagai badan hukum maka hal tersebut dilakukan dihadapan notaris. Hal ini dimaksudkan untuk meningkatkan mutu pelayanan hukum kepada masyarakat.Prosedur dan Persyaratan Pendirian  Lembaga Koperasi              Berdasarkan Kepmen No.98 tahun 2004, prosedur pendirian koperasi yang melibatkan notaris di dalamnya, masih mengikuti prosedur yang ada, tetapi ada beberapa tahapan yang melibatkan notaris yaitu :Rapat pembentukan koperasi selain mengundang minimal 20 orang calon anggota, pejabat desa, pejabat dinas koperasi hendaknya mengundang pula notaris yang telah ditunjuk pendiri koperasi, yaitu notaris yang telah berwenang menjalankan jabatan sesuai dengan jabatan notaris, berkedudukan di wilayah koperasi itu berada (dalam hal ini berkedudukan di Kabupaten Bandung), serta memiliki sertifikat tanda bukti telah mengikuti pembekalan di bidang perkoperasian yang ditandatangani oleh menteri koperasi dan UKM RI.Prosedur dan Persyaratan Pendirian  Lembaga KoperasiNotaris yang telah membuat akta pendirian koperasi sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku kemudian membacakan dan menjelaskan isinya kepada para pendiri, anggota atau kuasanya sebelum menanda-tangani akta tersebut.Prosedur dan Persyaratan Pendirian  Lembaga KoperasiKemudian akta pendirian koperasi yang telah dibuat notaris pembuat akta koperasi disampaikan kepada pejabat dinas koperasi untuk dimintakan pengesahannya, sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Read more: http://aneka-wacana.blogspot.com/2012/06/prosedur-dan-persyaratan-pendirian.html#ixzz2Q7m5KyWX

Page 48: Pengembangan Usaha Simpan Pinjam
Page 49: Pengembangan Usaha Simpan Pinjam