Sunset Policy Jilid II
-
Upload
yohanes-whimpi -
Category
Documents
-
view
79 -
download
0
description
Transcript of Sunset Policy Jilid II
TUGAS MATA KULIAH
SEMINAR PAJAK
Menelaah Rencana Pemerintah Menggulirkan
Sunset Policy Jilid II Tahun 2015
KELOMPOK 4
Fajar Hery Wibowo (10)
Ferry Rahmadhadi (11)
Rendi Hortamadeni (18)
Yohanes Whimpi Hardono J (36)
KELAS 9-B
PROGRAM DIPLOMA IV AKUNTANSI KURIKULUM KHUSUS
SEKOLAH TINGGI AKUNTANSI NEGARA
2015
Sunset Policy Jilid II, Deja Vu 2008?
Sejak akhir tahun 2014 lalu Direktorat Jenderal Pajak (DJP) telah menggulirkan wacana
mengenai Sunset Policy untuk mendukung kebijakan tahun pembinaan Wajib Pajak (WP) pada
2015. Pada April 2015 ini Kementerian Keuangan (Kemenkeu) telah menyelesaikan payung
hukum sebagai dasar pelaksanaan kebijakan Sunset Policy jilid II atau biasa disebut
Reinventing Policy dan siap diterapkan dalam tahun 2015 ini. Kebijakan ini dimaksudkan untuk
membantu pencapaian target penerimaan pajak dalam APBN-Perubahan 2015 yang ditetapkan
sebesar Rp 1.294,3 triliun. DJP akan menerapkan kebijakan Sunset Policy jilid II ini dengan
memberikan insentif atau penghapusan denda administratif kepada WP yang membetulkan
Surat Pemberitahuan (SPT) tahunan Pajak Penghasilan (PPh) untuk tahun pajak lima tahun ke
belakang sejak 2014. DJP telah menargetkan mendapat tambahan penerimaan pajak dari Sunset
Policy 2015 sebesar 200 triliun.
Apa itu Sunset Policy? Berkaca dari kebijakan serupa yang pernah dilaksanakan DJP
pada tahun 2008, adalah fasilitas penghapusan sanksi administrasi perpajakan berupa bunga
yang diatur dalam Pasal 37A Undang-undang Ketentuam Umum Perpajakan (UU KUP) tahun
2007. Siapa saja yang dapat memanfaatkannya?
1. Orang pribadi yang secara sukarela mendaftarkan diri untuk memperoleh Nomor Pokok
Wajib Pajak (NPWP) dalam tahun 2008 dan menyampaikan SPT Tahunan PPh untuk
tahun pajak 2007 dan sebelumnya paling lambat tanggal 31 Maret 2009; dan
2. Wajib Pajak orang pribadi atau badan yang dalam tahun 2008 membetulkan SPT
Tahunan PPh untuk tahun pajak 2006 dan sebelumnya yang mengakibatkan pajak yang
harus dibayar menjadi lebih besar.
Banyak keuntungan yang bisa didapat WP dari kebijakan Sunset Policy ini, berdasarkan
Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor 27/PJ/2008 yaitu (1) dibebaskan dari sanksi
administrasi berupa bunga; (2) tidak dilakukan pemeriksaan terhadap SPT Tahunan PPh yang
disampaikan atau dibetulkan oleh WP, kecuali SPT menyatakan Lebih Bayar atau terdapat data
lain yang belum dilaporkan; (3) jika WP sedang diperiksa dan belum disampaikan Surat
Pemberitahuan Hasil Pemeriksaan (SPHP), maka pemeriksaan akan dihentikan; (4) data
dan/atau informasi yang tercantum dalam SPT Tahunan PPh yang mendapat fasilitas Sunset
Policy tidak dapat digunakan sebagai dasar untuk menerbitkan Surat Ketetapan Pajak atas jenis
pajak lainnya, dan; (5) WP yang sebelum tanggal 1 Januari 2008 telah memiliki NPWP dan
belum menyampaikan SPT Tahunan PPh sebelum Tahun Pajak 2007, dapat menyampaikan
SPT Tahunan PPh sebelum Tahun Pajak 2007 pada Tahun 2008 dan diperlakukan berdasarkan
Program Sunset Policy.
Dalam pelaksanaan Sunset Policy 2008 bisa dibilang DJP telah gagal dengan kebijakan
ini. Pada 2008, kebijakan penghapusan sanksi administratif tidak optimal untuk meningkatkan
kepatuhan wajib pajak akibat buruknya administrasi. Kala itu DJP menargetkan tambahan
penerimaan pajak sebesar 60 triliun, akan tetapi hasil dari Sunset Policy menunjukkan bahwa
negara hanya memperoleh tambahan penerimaan pajak sebesar 8 triliun atau sebesar 13,3%
dari target. Ditinjau dari segi kepatuhan WP pun masih terbilang kurang. WP baru yang
terdaftar saat kebijakan ini digulirkan sekitar 5,5 juta WP, akan tetapi tujuan jangka panjang
dari penerapan kebijakan terbilang gagal karena sejak 2008 DJP tidak pernah mencapai target
yang dibebankan dan kepatuhan WP pun tidak mengalami peningkatan secara signifikan.
Berkaca dari kegagalan Sunset Policy 2008 (jilid I) terdahulu, DJP telah berencana
melakukan beberapa perubahan dalam kebijakan Sunset Policy jilid II. Beberapa perbedaan
yang telah dirancang oleh DJP antara Sunset Policy jilid I terdahulu dengan Sunset Policy jilid
II ini, diantaranya: (1) Landasan hukum kewenangan penghapusan sanksi administrasi berupa
bunga pada Sunset Policy jilid I adalah Pasal 37A UU KUP, sedangkan pada rencana Sunset
Policy jilid II penghapusan sanksi administrasi menggunakan kewenangan Direktur Jenderal
Pajak yang terdapat dalam Pasal 36 ayat (1) huruf a UU KUP; (2) Pemberian penghapusan
sanksi administrasi pada Sunset Policy jilid I dilakukan dengan DJP tidak menerbitkan Surat
Tagihan Pajak (STP), sedangkan pada Sunset Policy Jilid II ini nantinya STP atas sanksi
administrasi akan tetap diterbitkan lalu akan dihapuskan setelah DJP menerima permohonan
penghapusan dari WP, dan; (3) Pada Sunset Policy jilid I penyampaian atau pembetulan SPT
mengandalkan pada kesukarelaan (voluntary) WP, sedangkan dalam Sunset Policy Jilid II,
selain bersifat voluntary, ada juga yang bersifat suatu keharusan (mandatory).
Bagaimana prediksi Sunset Policy jilid II tahun 2015 ini? Diperkirakan penerapan
Sunset Policy jilid II pada tahun 2015 ini tidak berbeda jauh dari 2008 meskipun telah
dilakukan perubahan dalam aturan, akan terdapat banyak kendala dan diprediksi gagal.
Kelemahan terbesar DJP adalah data, DJP tidak mempunyai data yang cukup akurat dan valid
tentang WP. Hal ini akan menjadi kendala dalam penentuan WP yang yang secara mandatory
harus mengikuti Sunset Policy dan mendeteksi kejujuran WP dalam melakukan pembetulan
SPT Tahunan secara sukarela dalam Sunset Policy. Dengan diterapkannya Sunset Policy jilid
II tahun 2015 ini mungkin memang akan menambah penerimaan negara dari pajak, tapi
bagaimana dengan penerimaan pajak tahun setelahnya? Di satu sisi, Sunset Policy dapat
menjadi jalan keluar bagi DJP untuk meningkatkan penerimaan pajak karena memberikan
kesempatan bagi WP untuk masuk kembali ke dalam administrasi perpajakan. Di sisi lain,
peningkatan penerimaan pajak dari Sunset Policy belum tentu berlanjut di tahun-tahun
setelahnya. Dan dengan Sunset Policy justru dapat mengurangi tingkat kepatuhan di masa
mendatang jika setelah program Sunset Policy berakhir WP kembali mempertahankan
ketidakpatuhannya sembari berharap pemerintah akan memberikan program Sunset Policy lagi
di masa mendatang. Jika hal tersebut yang terjadi maka Sunset Policy jilid II hanya merupakan
pengulangan (deja vu) dari Sunset Policy pada tahun 2008.