Sungsang

49
PERSALINAN SUNGSANG

description

sungsang

Transcript of Sungsang

Page 1: Sungsang

PERSALINAN SUNGSANG

Page 2: Sungsang

Definisi 2

Persalinan sungsang adalah persalinan untuk melahirkan janin yang membujur dalam uterus dengan bokong atau kaki pada bagian bawah dimana bokong atau kaki akan dilahirkan terlebih dahulu daripada anggota badan lainnya.

Page 3: Sungsang

. Etiologi

Penyebab pasti terjadinya posisi yang tidak normal pada bayi secara pasti belum diketahui, namun bayi sungsang akan lebih banyak ditemukan pada kasus kehamilan:

Kehamilan kembar. Calon Ibu pernah melahirkan bayi secara

prematur.    Air ketuban di dalam janin terlalu banyak

sehingga janin bebas bergerak bahkan untuk berputar-putar.

Ibu hamil Mengalami plasenta previa, Ibu hamil memiliki Panggul sempit, sehingga

mendorong janin mengubah posisinya.

Page 4: Sungsang

  Complete breech (sungsang Janin sempurna),

posisi bokong janin berada di atas mulut rahim, kedua kaki terlipat sempurna, menghadap ke atas dan sejajar dengan telinga.

Frank breech, adalah janin sungsang dengan posisi bokong berada di bawah, kedua tungkai terangkat ke atas dan hampir menyentuh telinga, sejajar dengan bahu atau kepala.

Incomplete breech (sungsang Janin tidak sempurna), adalah kondisi ketika satu kaki janin berada di atas sedangkan kaki lainnya berada di bawah.

Klasifikasi

Page 6: Sungsang

Letak janin dalam uterus bergantung pada proses adaptasi janin terhadap ruangan dalam uterus. Pada kehamilan sampai kurang lebih 32 minggu, jumlah air ketuban relatif lebih banyak, sehingga memungkinkan janin bergerak dengan leluasa. Dengan demikian janin dapat menempatkan diri dalam presentasi kepala, letak sungsang atau letak lintang.

Patogenesis

Page 7: Sungsang

Persalinan normal : Proses persalinan di bagi 4 kala5 : Kala I : Kala pembukaan serviks Kala II : Kala pengeluaran Kala III : kala Uri Kala IV : Hingga 2 jam setelah plasenta lahir

Page 8: Sungsang

KALA I :

Proses pembukaan servik pada primigravida terdiri dari 2 fase yaitu :

Fase laten, berlangsung selama 8 jam sampai pembukaan 3 cm. His masih lemah dengan frekuensi his jarang.

Fase aktif : Fase akselerasi : lamanya 2 jam, dengan pembukaan 2-3

cm Dilatasi maksimal : Lamanya 2 jam dengan pembukaan

4-9 cm Fase deselerasi : Lamanya 2 jam, pembukaan lebih dari 9

cm sampai pembukaan lengkap. His tiap 3-4 menit selama 45 detik.

Pada multigravida proses ini akan berlangsung lebih cepat.

 

Page 9: Sungsang

PIMPINAN PERSALINAN KALA II : Tanda-tanda kala II telah mulai His lebih sering dan kuat Penderita mulai mengejan Show lebih banyak, kadang-kadang diikuti

sedikit perdarahan Penderita merasa seperti ingin buang air

besar (hal ini disebabkan tekanan kepala pada dasar panggul dan rektum .

Perineum mulai menonjol dan anus mulai terbuka.

Page 10: Sungsang

Vulva di bersihkan dengan sempurna, penolong menggunakan sarung tangan steril, pelindung baju, tutup kepala dan masker.

Dengan adanya pengejanan yang berulang kali, kepala akan membuka vulva. Bila kepala akan terlihat dengan diameter 6-8 cm perineum di tahan dengan kain steril, supaya lahirnya dagu dapat dihambat. Bersamaan dengan tindakan tersebut tangan lain menahan belakang kepala (oksiput supaya tidak terjadi defleksi yang cepat.

Dengan cara ini laserasi vulva dapat dicegah, karena lahirnya kepala diarahkan hingga lingkaran yang melalui vulva adalah yang terkecil. Bila di perlukan dapat juga dilakukan episiotomi.

Persiapan menolong lahirnya bayi :

Page 11: Sungsang

Setelah kepala lahir bersihkan mulut dan hidung bayi dengan kasa steril. Priksa apakah tali pusat melilit dileher. Apabila terdapat lilitan dan yang terlalu erat guntinglah tali pusat diantara dua klem.

Tidak lama setelah kepala lahir akan terjadi putaran paksi luar, karena di vulva baru berada di jurusan muka belakang. Kemudian akan diikuti dengan lahirnya bahu secara spontan, mula-mula bahu belakang kemudian bahu depan. Kalau bahu tak dapat lahir spontan perlu di bantu dengan kepala di pegang secara biparietal dengan dua tangan dan kepala ditarik ke belakang sampai bahu depan di bawah simfisis. Dengan bahu depan sebagai hipomoklion kepala di tarik kedepan untuk melahirkan bahu belakang. Tindakan ini dalam keadaan normal dapat dilaksanakan.

Begitu bahu lahir, badan bayi akan segera mengikuti. Jangan sekali-kali menggait ketiak dengan telunjuk, karena tindakan ini dapat merusak saraf lengan.

Page 12: Sungsang
Page 13: Sungsang

Kepala di tarik kebelakang untuk melahirkan bahu depan

Kepala di tarik kedepan untuk melahirkan bahu belakang

Page 14: Sungsang

Mengikat tali pusat Tali pusat di jepit dengan klem kelly di dua

tempat dan dipotong diantara nya kemudian diikat dengan tali yang agak tebal sejauh 5 cm dari pusar bayi.

Page 15: Sungsang

Tanda-tanda lepasnya plasenta Fundus uteri naik. Karena plasenta yang sudah lepas

masuk ke segmen bawah rahim dan vagina dengan demikian fundus terdorong keatas.

Tali pusat yang terlihat lebih panjang sekitar 3 cm menandakan plasenta telah turun.

Bentuk uterus menjadi membulat dan keras. Kadang di sertai pengeluaran darah tiba-tiba. Dengan perasat kustner tali pusat di regangkan dengan

satu tangan, tangan lainnya menekan perut di atas simfisis. Kalo tali pusat masuk menandakan plasenta belum lepas. Kalau tetap atau keluar berarti plasenta sudah lepas.

Tanda ini dapat terlihat 5- 10 menit setelah bayi lahir. Tekanan pada fundus uteri hanya boleh dilakukan setelah

kontraksi uterus baik agar tidak tidak menimbulkan inversio uteri . Jangan meremas-remas uterus, karena ini akan menimbulkan kontraksi uterus yang tidak merata dan akan mengganggu pelepasan plasenta.

Page 16: Sungsang

PENGAWASAN KALA IV Setelah plasenta lahir hendaknya plasenta

di periksa dengan teliti apakah lengkap. Bila darah yang keluar melebihi 500 cc

menandakan adanya perdarah post partum. Bila fundus uteri naik dan uterus

mengembang, perlu dipikirkan adanya perdarahan akibat atonia uteri.

Page 17: Sungsang

PENATALAKSANAAN PERSALINAN SUNGSANG1

Page 18: Sungsang

Persalinan spontan pervaginam (spontan Bracht) terdiri dari 3 tahapan :

1)    Fase lambat pertama:      Mulai dari lahirnya bokong sampai

umbilikus (scapula).     Disebut fase lambat oleh karena tahapan

ini tidak perlu ditangani secara tergesa-gesa mengingat tidak ada bahaya pada ibu dan anak yang mungkin terjadi.

Page 19: Sungsang

2)   Fase cepat:

Mulai lahirnya umbilikus sampai mulut. Pada fase ini, kepala janin masuk panggul sehingga

terjadi oklusi pembuluh darah talipusat antara kepala dengan tulang panggul sehingga sirkulasi uteroplasenta terganggu.

Disebut fase cepat oleh karena tahapan ini harus terselesaikan dalam 1 – 2 kali kontraksi uterus (sekitar 8 menit).

3)   Fase lambat kedua:

Mulai lahirnya mulut sampai seluruh kepala. Fase ini disebut fase lambat oleh karena tahapan ini

tidak boleh dilakukan secara tergesa-gesa untuk menghidari dekompresi kepala yang terlampau cepat yang dapat menyebabkan perdarahan intrakranial.

Page 20: Sungsang

Tehnik pertolongan sungsang spontan pervaginam (spontan BRACHT )   Pertolongan dimulai setelah bokong nampak di vulva dengan penampang sekitar 5 cm. Suntikkan 5 unit oksitosin i.m dengan tujuan bahwa dengan 1–2 his berikutnya fase cepat dalam

persalinan sungsang spontan pervaginam akan terselesaikan.

Dengan menggunakan tangan yang dilapisi oleh kain setengah basah, bokong janin dipegang sedemikian rupa sehingga kedua ibu jari penolong berada pada bagian belakang pangkal paha dan empat jari-jari lain berada pada bokong janin.

 Pada saat ibu meneran, dilakukan gerakan mengarahkan punggung anak ke perut ibu ( gerak hiperlordosis ) sampai kedua kaki anak lahir .

 Setelah kaki lahir, pegangan dirubah sedemikian rupa sehingga kedua ibu jari sekarang berada pada lipatan paha bagian belakang dan ke empat jari-jari berada pada pinggang janin(gambar 2)

 Dengan pegangan tersebut dilakukan gerakan hiperlordosis dilanjutkan sedikit kearah kiri atau kearah kanan sesuai dengan posisi punggung anak.

 Gerakan hiperlordosis tersebut terus dilakukan sampai akhirnya lahir mulut-hidung-dahi dan seluruh kepala anak.

Pada saat melahirkan kepala, asisten melakukan tekanan suprasimfisis searah jalan lahir dengan tujuan untuk mempertahankan posisi fleksi kepala janin.

Setelah anak lahir, perawatan dan pertolongan selanjutnya dilakukan seperti pada persalinan spontan pervaginam pada presentasi belakang kepala.

 

Page 21: Sungsang

(spontan BRACHT

Gambar 1 : Pegangan panggul anak pada persalinan spontan Bracht

Gambar 2 Pegangan bokong anak pada persalinan spontan Bracht

Page 22: Sungsang

EKSTRAKSI PARSIAL PADA PERSALINAN SUNGSANG PERVAGINAM

 manual aid Terdiri dari 3 tahapan : Bokong sampai umbilikus lahir secara

spontan (pada frank breech). Persalinan bahu dan lengan dibantu oleh

penolong. Persalinan kepala dibantu oleh penolong.

Page 23: Sungsang

Prinsip : Memutar badan janin setengah

lingkaran (1800) searah dan berlawanan arah jarum jam sambil melakukan traksi curam kebawah sehingga bahu yang semula dibelakang akan lahir didepan (dibawah simfsis).

Cara lovset

Page 25: Sungsang

Gambar 4 Tubuh janin dipegang dengan pegangan femuropelvik.

Dilakukan pemutaran 1800 sambil melakukan traksi curam kebawah sehingga bahu belakang menjadi bahu depan dibawah arcus pubis dan dapat dilahirkan

Page 27: Sungsang

Gambar 5 Sambil dilakukan traksi curam bawah, tubuh janin diputar 1800 kearah yang berlawanan sehingga bahu depan menjadi bahu depan dibawah arcus pubis dan dapat dilahirkan

  Gambar 6. Tubuh janin diputar kembali

1800 kearah yang berlawanan sehingga bahu belakang kembali menjadi bahu depan dibawah arcus pubis dan dapat dilahirkan

Page 28: Sungsang

2. Persalinan bahu dengan cara KLASIK Disebut pula sebagai tehnik DEVENTER. Melahirkan lengan belakang dahulu dan

kemudian melahirkan lengan depan dibawah simfisis.

Dipilih bila bahu tersangkut di pintu atas panggul.

Prinsip : Melahirkan lengan belakang lebih dulu

(oleh karena ruangan panggul sebelah belakang/sacrum relatif lebih luas didepan ruang panggul sebelah depan) dan kemudian melahirkan lengan depan dibawah arcus pubis

Page 29: Sungsang

Gambar 7 Melahirkan lengan belakang pada tehnik melahirkan bahu cara KLASIK

Page 30: Sungsang

Gambar 8 Melahirkan lengan depan pada tehnik melahirkan bahu cara KLASIK

Page 31: Sungsang

Kedua pergelangan kaki dipegang dengan ujung jari tangan kanan penolong berada diantara kedua pergelangan kaki anak , kemudian di elevasi sejauh mungkin dengan gerakan mendekatkan perut anak pada perut ibu.

Tangan kiri penolong dimasukkan kedalam jalan lahir, jari tengan dan telunjuk tangan kiri menyelusuri bahu sampai menemukan fosa cubiti dan kemudian dengan gerakan “mengusap mukajanin ”, lengan posterior bawah bagian anak dilahirkan.

Untuk melahirkan lengan depan, pegangan pada pergelangan kaki janin diubah.Dengan tangan kanan penolong, pergelangan kaki janin dipegang dan sambil dilakukan traksi curam bawah melakukan gerakan seolah “mendekatkan punggung janin pada punggung ibu” dan kemudian lengan depan dilahirkan dengan cara yang sama.

Page 32: Sungsang

Bila dengan cara tersebut pada no 3 diatas lengan depan sulit untuk dilahirkan, maka lengan tersebut diubah menjadi lengan belakang dengan cara:

 Gelang bahu dan lengan yang sudah lahir dicekap dengan kedua tangan penolong sedemikian rupa sehingga kedua ibu jari penolong terletak dipunggung anak dan sejajar dengan sumbu badan janin sedangkan jari-jari lain didepan dada.

Dilakukan pemutaran tubuh anak kearah perut dan dada anak sehingga lengan depan menjadi terletak dibelakang dan dilahirkan dengan cara yang sudah dijelaskan pada no 2

Page 33: Sungsang

Tehnik pertolongan persalinan bahu cara Muller Prinsip melahirkan bahu dan lengan secara mueller ialah

melahirkan bahu dan lengan depan terlebih dahulu dengan ekstraksi, baru kemudian melahirkan bahu dan lengan belakang.

Bokong dipegang dengan pegangan “femuropelvik”. Dengan cara pegangan tersebut, dilakukan traksi curam bawah

pada tubuh janin sampai bahu depan lahir (gambar 9 ) dibawah arcus pubis dan selanjutnya lengan depan dilahirkan dengan mengait lengan depan bagian bawah.

Setelah bahu dan lengan depan lahir, pergelangan kaki dicekap dengan tangan kanan dan dilakukan elevasi serta traksi keatas (gambar 10),, traksi dan elevasi sesuai arah tanda panah) sampai bahu belakang lahir dengan sendirinya. Bila tidak dapat lahir dengan sendirinya, dilakukan kaitan untuk melahirkan lengan belakang anak (inset pada gambar 10)

Page 34: Sungsang

Gambar 9 (atas) Melahirkan bahu depan dengan ekstraksi pada bokong dan bila perlu dibantu dengan telunjuk jari tangan kanan untuk mengeluarkan lengan depan

Page 35: Sungsang

Gambar 10 (bawah) Melahirkan lengan belakang (inset : mengait lengan atas dengan telunjuk jari tangan kiri penolong)

Page 36: Sungsang

MELAHIRKAN KEPALAPertolongan untuk melahirkan kepala pada presentasi sungsang dapat

dilakukan dengan berbagai cara :1. Cara MOURICEAU ( Viet – Smellie)

Page 38: Sungsang

Dengan tangan penolong yang sesuai dengan arah menghadapnya muka janin, jari tengah dimasukkan kedalam mulut janin dan jari telunjuk serta jari manis diletakkan pada fosa canina.

Tubuh anak diletakkan diatas lengan anak, seolah anak “menunggang kuda”.

Belakang leher anak dicekap diantara jari telunjuk dan jari tengah tangan yang lain

Assisten membantu dengan melakukan tekanan pada daerah suprasimfisis untuk mempertahankan posisi fleksi kepala janin

Traksi curam bawah terutama dilakukan oleh tangan yang dileher.

Page 39: Sungsang

Teknik Ekstraksi Kaki

1. Setelah persiapan selesai, tangan yang searah dengan bagian-bagian kecil janin dimasukkan secara obstetrik ke dalam jalan lahir, sedang tangan yang lain membuka labia. Tangan yang di dalam mencari kaki depan dengan menelusuri bokong, pangkal paha sampai lutut, kemudian melakukan abduksi dan fleksi pada paha janin sehingga kaki bawah menjadi fleksi. Tangan yang di luar mendorong fundus uterus ke bawah. Setelah kaki bawah fleksi pergelangan kaki dipegang oleh jari kedua dan jari ketiga dan dituntun keluar dari vagina sampai batas lutut.

C. Prosedur Ekstraksi sungsang 4

Page 40: Sungsang
Page 41: Sungsang

2. Kedua tangan penolong memegang betis janin, yaitu kedua ibu jari diletakkan di belakang betis sejajar sumbu panjang betis, dan jari-jari lain di depan betis. Dengan pegangan ini, kaki janin ditarik curam ke bawah sampai pangkal paha lahir.3. Pegangan dipindahkan pada pangkal paha setinggi mungkin dengan kedua ibu jari di belakang paha, sejajar sumbu panjang paha dan jari-jari lain di depan paha.4. Pangkal paha ditarik curam ke bawah sampai trokanter depan lahir. Kemudian pangkal paha dengan pegangan yang sama dielevasi ke atas sehingga trokanter belakang lahir. Bila kedua trokanter telah lahir berarti bokong telah lahir.5. Sebaliknya bila kaki belakang yang dilahirkan lebih dahulu, maka yang akan lahir lebih dulu ialah trokhanter belakang dan untuk melahirkan trokhanter depan maka pangkal paha ditarik terus curam ke bawah.

Page 42: Sungsang

6. Setelah bokong lahir, maka untuk melahirkan janin selanjutnya dipakai teknik pegangan femuro-pelviks. Dengan pegangan ini badan janin ditarik curam ke bawah sampai pusar lahir. Selanjutnya untuk melahirkan badan janin yang lain dilakukan cara persalinan yang sama seperti pada manual aid.

Page 43: Sungsang
Page 44: Sungsang
Page 45: Sungsang

1. Ekstraksi bokong dikerjakan bila jenis letak sungsang adalah letak bokong murni (frank breech), dan bokong sudah berada di dasar panggul, sehingga sukar untuk menurunkan kaki.

2. Jari telunjuk tangan penolong yang searah dengan bagian kecil janin, dimasukkan ke dalam jalan lahir dan diletakkan di pelipatan paha depan. Dengan jari telunjuk ini, pelipatan paha dikait dan ditarik curam ke bawah. Untuk memperkuat tenaga tarikan ini, maka tangan penolong yang lain mencengkeram pergelangan tangan tadi, dan turut menarik curam ke bawah.3. Bila dengan tarikan ini trokanter depan mulai tampak di bawah simfisis, maka jari telunjuk penolong yang lain segera mengait pelipatan paha ditarik curam ke bawah sampai bokong lahir.4. Setelah bokong lahir, bokong dipegang secara femuro-pelviks, kemudian janin dapat dilahirkan dengan cara manual aid (bedah kebidanan).

Teknik Ekstraksi Bokong

Page 46: Sungsang
Page 47: Sungsang

◦ Komplikasi Komplikasi persalinan sungsang pervaginam Komplikasi ibu :

◦ Perdarahan◦ Trauma jalan lahir◦ Infeksi

Page 48: Sungsang

Komplikasi anak : Sufokasi / aspirasi : Bila sebagian besar tubuh janin sudah lahir,

terjadi pengecilan rongga uterus yang menyebabkan gangguan sirkulasi dan menimbulkan anoksia.

  Fraktura / dislokasi: Fraktura tulang kepala Fraktura humerus Fraktura klavikula Fraktura femur Dislokasi bahu

Page 49: Sungsang

TERIMA KASIH