Summary Solomon Chap 11 12
-
Upload
sorkeep-beud -
Category
Documents
-
view
22 -
download
0
description
Transcript of Summary Solomon Chap 11 12
BAB 11
Standar-Standar Akuntansi dan
Kebijakan Publik
Penelitian empiris, terutama dalam hubungannya antara angka-angka akuntansi dan
harga-harga surat-surat berharga, mempunyai implikasi-implikasi bagi kebijakan
akuntansi akan tetapi tidak dapat menentukan standar akuntansi apa yang seharusnya
disusun. Setelah hal ini telah diterima, pencarian untuk kriteria untuk penyusunan
standar pada umumnya dipisahkan antara kriteria-kriteria yang menekankan pada
dampak dari standar-standar pada kesejahteraan sosial dan kriteria-kriteria yang
memandang tugas akuntansi sebagai yang memberikan informasi untuk membantu
pembuatan keputusan. Tentu saja, untuk menyajikan kriteria-kriteria ini meskipun
kriteria-kriteria tersebut tidak sesuai adalah menyesatkan, untuk kontribusi pokok
akuntansi terhadap kesejahteraan sosial adalah dalam memberikaan informasi yang
berguna.1 Apakah mempunyai tujuan yang lain, tentu saja, dapat diperdebatkan.
Konsekuensi-Konsekuensi Ekonomi dari Akuntansi
Pihak-pihak yang menekankan pada implikasi-implikasi akuntansi pada
kesejahteraan sosial mempunyai pertimbangan-pertimbangan lain dalam pikirannya.
Mereka menyatakan bahwa konsekuensi-konsekuensi ekonomi (atau konsekuensi-
konsekuensi yang seringkali terjadi) dari akuntansi berjalan di luar pergerakan-
pergerakan harga dalam suatu pasar efisien, karena konsekuensi-konsekuensi
akuntansi tersebut juga mempengaruhi perusahaan-perusahaan yang merupakan milik
pribadi atau perusahaan-perusahaan publik yang sahamnya jarang diperdagangkan.1
1 Tidak terdapat suatu batasan terhadap konsekuensi-konsekuensi, politik sebagaimana ekonomi, yang telah diatributkan pada akuntansi. Salah satu dari yang paling menarik perhatian adalah anjuran bahwa
1
Akuntansi mempengaruhi transfer kekayaan dan jadi distribusi dari kekayaan dalam
masyarakat. Melalui hal itu, dan melalui kenyataan yang dapat diberikan pada
ketertarikan relatif dari cara-cara alternatif dalam menggunakan sumber-sumber daya,
hal itu akan mempengaruhi alokasi dari sumber-sumber daya.
Konsekuensi-konsekuensi ekonomi dari pilihan-pilihan kebijakan akuntansi
membuktikan diri mereka sendiri dalam cara-cara yang berbeda, baik itu karena
terdapat pengaruh-pengaruh riil dari pilihan-pilihan tersebut, karena orang mengamati
pengaruh-pengaruh tertentu, atau karena mereka mengharapkan pengaruh-pengaruh
tertentu untuk mengikuti dan memodifikasi sesuai dengan perilaku mereka.
Konsekuensi yang paling nyata dari suatu aturan pengukuran yang diperintahkan
yang mempengaruhi earnings akan diharapkan untuk menjadi suatu perubahan dalam
harga pasar dari surat-surat berharga perusahaan yang dipengaruhi. Seperti yang telah
kita lihat, penelitian pasar efisien telah menolak keraguan pada pengaruh-pengaruh
dari suatu perubahan seperti itu yang tidak disertai dengan pengungkapan baru
apapun, setidaknya pada bagian dari pasar yang secara dekat diamati oleh para analis.
Akan tetapi dalam kasus apapun, konsekuensi-konsekuensi ekonomi tidak berhenti di
sana. Aturan-aturan pengukuran akuntansi mempengaruhi hubungan kontraktual dari
sekian banyak jenisnya. Pembayaran insentif pada para manajer dapat dihubungkan
pada earnings, dan prospek gaji dan promosi dari seorang manajer, meskipun ketika
tidak ada bentuk insentif, biasanya akan dipengaruhi oleh keberhasilannya seperti
yang diukur dengan profitabilitas dari unit yang dipimpin oleh manajer tersebut.
Hubungan-hubungan kontraktual lainnya yang dapat dipengaruhi adalah hubungan-
seorang akuntan akan bertanggung jawab karena menyebabkan Pemberontakan Indian! Pemberontakan tersebut dikatakan untuk menjadi dipercepat dengan suatu rumor bahwa peluru-peluru untuk sebuah senapan yang dikeluarkan oleh East India Company pada tentara-tentaranya disemir dengan campuran lemak babi dan lemak sapi. Sepoy (prajurit orang India di ketentaraan Inggris) biasanya sedikit diluar ujung dari peluru tersebut dituangkan bubuk dalam tong. Jika rumor tersebut adalah benar, baik itu orang-orang Hindu dan Islam akan dinodai. Seorang pahlawan dari novel John Masters, Nightrunners of Bengal (Pelari-Pelari Malam dari Bengal) (Michael Joseph, 1951), seorang kapten dari pasukan infanteri, merenungkan sebagai berikut: “Suatu kebodohan yang sangat tidak dapat dipercaya untuk dilakukan! Hal itu dapat dengan mudah menjadi benar. Beliau dapat hanya melihat beberapa akuntan terkutuk—kemungkinan besar dikirim dari Inggris dengan perintah untuk melalukan sesuatu mengenai ketidakefisienan Anglo-India yang terkenal—meningkatkan penjumlahannya dan menghitung bahwa dia dapat menghemat ribuan bagian dari suatu pice pada setiap peluru-peluru tersebut.”
2
hubungan kontraktual antara para debitur dan para kreditur. Kontrak-kontrak obligasi
dan perjanjian-perjanjian pinjaman lainnya seringkali mensyaratkan bahwa rasio
maksimum tertentu, seperti hutang/ekuitas, bunga/earnings, atau dividen/earnings,
tidak harus dilebihkan. Suatu perubahan dalam aturan-aturan dengan mana earnings
diukur akan meletakkan perusahaan dalam keadaan gagal bayar (default) kecuail
masalah-masalah kontrak yang mensyaratkan yang mana hal ini akan
diinterprestasikan dalam kesesuaiannya dengan GAAP pada tanggal kontrak dibuat
atau kecuali kontrak-kontrak tersebut dimodifikasi ketika aturan-aturan akuntansi
berubah. Sebagai contoh, pembebanan yang disyaratkan mengenai pengeluaran-
pengeluaran R&D berdasarkan SFAS No. 2 mengurangi earnings dan aktiva dari
perusahaan yang sebelumnya kapitalisasi R&D dibawah pengeluaran-pengeluaran
R&D berdasarkan kapitalisasi, dan kerusakan terhadap posisi kontraktual dari
beberapa perusahaan akan dapat dihasilkan.
Jenis konsekuensi-konsekuensi ekonomi lain dari aturan-aturan pengukuran
akuntansi mungkin dikutip. Diragukan bahwa earnings ditekan oleh suatu aturan
akuntansi (e.g., SFAS No. 2 mengenai gains R&D) akan mengurangi minat
perusahaan-perusahaan untuk meningkatkan modal dengan tujuan untuk
melaksanakan ekspansi. Earnings yang berkuran akan membuat lebih sulit bagi
perusahaan-perusahaan seperti itu untuk mengluarkan hutang atau dengan cara lain
memperoleh kredit. Perusahaan-perusahaan mungkin menahan dari memperoleh
kontrak-kontrak pemerintah karena perusahaan-perusahaan tersebut tidak dapat
memenuhi agen-agen yang mempunyai kontrak mengenai kelangsungan hidup
keuangan mereka sebagaimana yang dicerminkan dalam rasio profitabilitas atau
posisi keuangan. Penetapan harga utilitas umum mungkin dipengaruhi oleh gambaran
dari profitabilitas yang dilihat oleh komisi pembuat peraturan ketika komisi tersebut
menguji laporan keuangan utilitas tersebut. Kebijakan dividen dan perpajakan
mungkin terpengaruh. Terdapat suatu konsekuensi-konsekuensi ekonomi langsung,
juga, melalui penggunaan dari sumber-sumber daya dalam penyusunan, audit
(pemeriksaan), peraturan, dan interprestasi atas laporan-laporan keuangan itu sendiri.
3
Akhirnya, terdapat suatu konsekuensi-konsekuensi ekonomi jika perilaku manajemen
dipengaruhi oleh bagaimana kinerja diukur. Berkenaan dengan masalah-masalah
seperti hal-hal ini dapat dengan cepat mendorong pada suatu permintaan di mana
konsekuensi-konsekuensi ekonomi dari akuntansi seharusnya menempati suatu
kedudukan pusat dalam pemikiran mengenai pihak-pihak yang menyusun standar-
standar akuntansi. Hal itu kemudian akan tetapi suatu langkah yang pendek terhadap
pemasukan politik dalam akuntansi.2
Beberapa Standar-Standar yang Sensitif Secara Politis3
Perhatian publik dengan masalah-masalah akuntansi, di luar terbatasnya
komunitas keuangan, adalah recent origin (berawal akhir-akhir ini). Dalam tahun
1962 administrasi Kennedy memperkenalkan suatu kredit pajak investasi yang telah
dimaksudkan untuk merangsang investasi dengan memberikan bantuan pajak
terhadap pihak-pihak yang berinvestasi dalam peralatan. Pemerintah mengharapkan
bantuan pajak ini dapat dibawa secara langsung terhadap kredit dari laporan laba rugi.
Pengaruh dari investasi baru, oleh karena itu, bertujuan untuk meningkatkan
keuntungan-keuntungan dalam tahun yang bersangkutan dalam mana investasi
berada. Bagaimanapun juga, hal ini bukanlah merupakan suatu perlakuan akuntansi
yang dipertimbangkan oleh sebagian besar dari anggota-anggota dari Accounting
Principles Board (APB), dewan penyusun standar akuntansi pada saat itu. Dalam
pandangan dari APB, kredit pajak merupakan suatu pengurangan dalam biaya dari
peralatan. Dampaknya pada laba adalah oleh karena itu diakui melalui umur dari
peralatan tersebut, dengan mengurangkan beban penyusutan dalam laporan laba rugi.
Jadi, setiap dorongan terhadap investasi dari kredit tersebut akan terjadi secara
perlahan-lahan, tidak segera, sebagaimana yang dimaksudkan oleh pemerintah. Dasar
pemikiran dari pandangan ini adalah bahwa suatu keuntungan tidak dapat dihasilkan
hanya dari pembelian dari suatu aktiva akan tetapi hanya dari penggunaannya atau
4
mungkin dari penjualannya, dan itulah yang merupakan posisi yang diambil dalam
APB Opinion No. 2, Akuntansi untuk “Kredit Investasi” yang diterbitkan dalam bulan
Desember 1962. posisi tersebut kelihatannya didukung oleh aturan-aturan perpajakan
itu sendiri, yang mana memberikan bahwa untuk tujuan pajak penghasilan kredit
investasi tersebut diperlakukan sebagai suatu pengurangan dalam dasar dari properti.
Dewan itu sendiri, opini akuntansi yang lain, dan terutama kantor akuntan
publik “Delapan Besar”, kesemuanya terbagi dalam pendukung-pedukung dari
pendekatan “flow through” dan “deferral” (dampak segera dan dampak perlahan-
lahan pada laba). Mungkin pembagian opini ini membuat lebih mudah bagi SEC,
dengan mengetahui harapan-harapan pemerintah, agar dewan dapat bekerja dengan
lebih mudah, sebagaimana yang dilakukan daalam Accounting Series Release 96
(Januari 1963), yang menyatakan bahwa kedua perlakuan akuntansi mengenai kredit
pajak tersebut dapat diterima. Meskipun sebagaian besar dari Dewan tersebut tidak
mengubah pandangan mereka mengenai bagaimana kredit pajak harus
dipertimbangkan, Dewan ditekan untuk menerima posisi SEC, dan satu tahun
berikutnya, dalam bulan Maret 1964, APB mengeluarkan Opini No. 4,
mengumumkan bahwa kedua metode tersebut dapat diterima ketika mempertahankan
posisinya bahwa metode “deferral” lebih dipilih.
Perdebatan kredit pajak investasi dalam tahun 1962 sampai dengan tahun
1964 menunjukkan suatu penemuan dalam sejarah penyusunan standar akuntansi
sektor khusus, bagi hal itu membuat menjadi jelas tidak hanya di mana wewenang
puncak dlam masalah ini diandalkan, akan tetapi juga bahwa kebijakan akuntansi
yang diterbitkan dapat setiap waktu menjadi subordinasi terhadap pertimbangan-
pertimbangan politik. Masalah yang sama timbul lagi dalam tahun 1971, ketika
Konggres dengan undang-undang menduduki terlebih dahulu hak APB untuk
memerintahkan bagaimana kredit pajak investasi administrasi Johnson dipehitungkan
dengan secara eksplisit memberikan hak kepada bisnis untuk memilih bagaimana
mereka akan menghitung kredit tersebut.
5
Kedua kejadian kredit pajak investasi tersebut bukanlah merupakan peristiwa
yang terakhir di mana akuntansi dipertimbangkan mempunyi konsekuensi-
konsekuensi yang terlalu penting untuk ditinggalkan bagi para akuntan. Pengumuman
FASB mengenai akuntansi untuk akuisisi, eksplorasi, dan pengembangan minyak dan
gas, SFAS No. 19 yang diterbitkan dalam bulan Desember 1977, dan pembatalan
sebagian dari pernyataan tersebut oleh SEC dalam bulan Agustus 1978 dengan
penerbitan ASR 253 menandai peristiwa yang dilaporkan secara publik ketiga pada
mana dewan penyusun standar akuntansi khusus di Amerika Serikat telah dibatalkan
oleh sebuah agen sektor publik. Akuntansi minyak dan gas telah dipertimbangkan
oleh APB dan kemudian oleh FASB sejak tahun 1970. Tentu saja, AICPA telah
menyelenggarakan suatu studi penelitan mengenai subyek tersebut seperti jauh
kebelakang pada tahun 1964. Krisis minyak yang diakibatkan oleh embargo OPEC
dalam tahun 1973 mendorong pada penandatanganan dalam hukum dalam bulan
Desember 1975 mengenai Undang-Undang Kebijakan Energi dan Konservasi.4
Undang-undang tersebut, di antara hal-hal yang lain, juga diperkuat oleh SEC
untuk menentukan aturan-aturan yang dapat diterapkan terhadap
seseorang yang bergerak di bidang produksi minyak mentah atau gas
alami, atau membuat efektif dengan pangakuan, atau dengan sarana-
sarana yang tepat lainnya mengindikasikan suatu penentuan untuk
mengandalkan pada, praktik-praktik akuntansi dikembangkan oleh
FASB, jika SEC dipastikan bahwa praktik tersebut akan diamati oleh
seseorang yang bergerak dibidang produksi minyak mentah atau gas
alami terhadap ruang lingkup yang sama akan menghasilkan jika SEC
telah menentukan praktik-praktik seperti itu dengan aturan.5
Undang-undang tersebut mengharuskan bahwa aturan akuntansi dikembangkan pada
akhir tahun 1977. FASB menghadapi tantangan ini dan menerbitkan SFAS No. 19
segera setelah tenggat waktu (deadline) yang ditentukan.
6
Pertanyaan yang paling kontroversial yang mana FASB akan menghadapinya
adalah perlakuan atas biaya dari aktivitas-aktivitas akuisisi, eksplorasi, dan
pengembangan minyak dan gas, dan, kecuali suatu perubahan radikal dalam GAAP
akan dilaksanakan, pilihannya berada di antara full costing (pembebanan penuh) dan
successful efforts costing (pembebanan usaha-usaha yang berhasil). Full costing
digunakan secara kasar oleh setengah perusahaan-perusahaan dalam industri,
meskipun perusahaan-perusahaan tersebut hanya terhitung sekitar 15% dari produksi
industri. Metode pembebanan tersebut telah menjadi digunakan secara luas hanya
sejak akhir tahun 1960-an. Pernyataan 19, paragraf 102, meringkas kedua metode
tersebut sebagai berikut:
Perbedaan prinsip di antara full costing dan successful efforts costing
yang berkenaan dengan biaya-biaya yang tidak dapat secara langsung
dikaitkan dengan penemuan atas cadangan minyak dan gas spesifik.
Berdasarkan full costing biaya-biaya tersebut dimajukan ke periode-
periode di masa yang akan datang sebagaimana biaya-biaya atas
cadangan-cadangan minyak dan gas pada umumnya; berdasarkan
successful efforts costing biaya-biaya tersebut dibebankan sebagai
beban. Full costing menganggap biaya atas aktivitas-aktivitas akuisisi
dan eksplorasi yang tidak berhasil sama pentingnya bagi penemuan
dari cadangan-candangan . . . Memunculkan suatu hubungan sebab
dan akibat yang langsung antara biaya yang terjadi dan cadangan-
cadangan spesifik yang ditemukan tidaklah relevan terhadap full
costing. Berdasarkan successfull efforts costing, bagaimanapun juga,
kecuali untuk biaya akuisisi dari properti, suatu hubungan langsung
antara biaya yang terjadi dan cadangan-cadangan spesifik yang
ditemukan adalah dibutuhkan sebelum biaya-biaya diidentifikasikan
dengan aktiva-aktiva, biaya-biaya atas aktivitas-aktivitas akuisisi dan
7
eksplorasi yang dikenal tidak akan mempunyai hasil dalam penemuan
cadangan-cadangan dibebankan pada beban.
Setelah menolak metode alternatif dari akuntansi untuk aktivitas-aktivitas
produksi minyak dan gas, seperti halnya akuntansi nilai penemuan, yang tidak benar-
benar mengandalkan suatu metode-metode pengalokasian biaya, dan kesadaran atas
perintahnya untuk mengurangi penyimpangan dan meningkatkan keseragaman dalam
akutansi untuk kejadian-kejadian dan kondisi-kondisi serupa, Dewan telah
mengambil suara 4 – 3 untuk mengharuskan semua produsen minyak dan gas untuk
menerapkan metode pembebanan successful efforts, sebagai pengecualian dari full
costing. Adalah layak untuk menyatakan bahwa dua dari tiga anggota-anggota yang
berbeda pendapat mendukung akuntansi nilai penemuan, suatu metode yang
mengakui sebagaimana pendapatan nilai dari tambahan-tambahan pada cadangan-
cadangan minyak dan gas, sedangkan orang ketiga yang berbeda pendapat berada
pada dasar pemikiran yang lain.
Standar-standar baru tersebut sangat ditentang dengan keras oleh sejumlah
perusahaan-perusahaan kecil yang telah menggunakan metode full costing; mereka
menggunakan setiap sarana-sarana pada penjualannya, termasuk permohonan pada
Kongres, untuk membuat standar disusun sebaliknya. Asersi pokok mereka adalah
bahwa successful efforts costing akan membuat mereka menunjukkan laba yang lebih
rendah, yang mana akan tidak mendorong untuk pencarian cadangan-cadangan baru.
Mereka menemukan seorang kampiun (juara) yang berani yaitu Senator Proximire
dari Winsconsin. Delapan bulan setelah SFAS No. 19 diterbitkan, SEC membatalkan
sebagian dari SFAS tersebut yang memperkarakan full costing dengan menerbitkan
ASR No. 253 dalam bulan Agustus 1978. Alasan yang diberikan oleh Komisi tersebut
untuk tindakan tersebut, yang mana dipercaya untuk dilakukan dengan sangat
menyesal, adala bahwa SFAS No. 19 tersebut tidak memenuhi bahwasannya baik itu
successful efforts costing maupun full costing dapat secara memenuhi mencerminkan
hasil-hasil dari aktivitas dalam industri minyak dan gas selama kedua metode tersebut
8
pada intinya didasarkan pada pengalokasian atas biaya-biaya historis dan juga
mengakui nilai dari tambahan-tambahan terhadap cadangan-cadangan. Komisi lebih
lanjut menyatakan maksudnya untuk mengembangkan suatu metode akuntansi yang
akan mengakui nilai dari cadangan-cadangan yang ditambahkan.6 Sebagai akibat dari
tindakan oleh SEC ini, FASB dalam bulan Februari 1979 menerbitkan SFAS No. 25,
Suspension of Certain Accounting Requirements for Oil and Gas Producing
Companies (Penangguhan atas Persyaratan-Persyaratan Akuntansi Tertentu untuk
Perusahaan-Perusahaan yang Memproduksi Minyak dan Gas), menangguhkan
persyaratan untuk menerapkan successful efforts costing, sedangkan menghapus atau
mengubah bagian-bagian lain dari Pernyataan 19. Tindakan oleh Dewan ini adalah
penting, karena ASR 253 hanya diterapkan pada perusahaan-perusahaan yang subyek
terhadap yurisdiksi SEC, sedangkan SFAS 25 diterapkan pada semua perusahaan-
perusahaan yang menerbitkan laporan keuangan GAAP. Suatu masalah yang besar
atas eksplorasi yang dibawa oleh para produsen independen yang kecil.
Beberapa aspek dari cerita ini mengundang komentar. Selama hal itu hanya
merupakan suatu contoh atas suatu benturan yang nyata antara SEC dan FASB.
Kejadian-kejadian kredit pajak investasi telah berkenaan dengan APB, prodecessor
(bentuk lama) FASB.
Hasil dari campur tangan SEC adalah untuk menghindari suatu tingkat
penyimpangan dalam metode akuntansi yang mana baik itu Dewan dan SEC
keduanya ingin untuk menghapusnya. Adalah suatu hal yang ironis bahwa Dewan
telah dikritik oleh agen politik (yaitu Moss Committee of the House of
Representatives7 dalam tahun 1976 dan Metcalf Committee8 dari Senat Amerika
Serikat dalam tahun 1977) untuk gagal menghapus penyimpangan yang tidak
diinginkan dalam metode-metode pelaporan. Lagi, ketika FASB berusaha untuk
mengurangi penyimpangan dalam Pernyataan 19, pengaruh-pengaruh politik telah
dibawa untuk berperan untuk menghentikan Pernyataan tersebut.
Campur tangan politik dalam contoh ini tidaklah dimotivasi oleh setiap
pengertian umum bahwa apa yang telah diperintahkan oleh Dewan dalam SFAS
9
No. 19 adalah bertentangan dengan kepentingan umum. Hal itu merupakan
kepentingan pribadi yang ditakuti bahwa mereka akan terluka oleh standar baru, dan
tekanan yang berusaha mereka gunakan, melalui konggres, menyebabkan SEC
bertindak.
Hal ini tidak untuk dikatakan bahwa successful efforts costing merupakan
suatu metode akuntansi yang secara keselurahan memenuhi bagi indutri minyak dan
gas. SEC adalah berhak untuk menunjukkan ketidakpuasannya dengan kedua metode
pembebanan tersebut, untuk alasan-alasan yang telah dibahas secara singkat.
Standar lain yang sangat kontroversial yang diumumkan oleh FASB adalah
SFAS No. 8, Accounting for the Translation of Foreign Currency Transactions and
Foreign Currency Financial Statements (Akuntansi untuk Translasi Transaksi-
Transaksi Mata Uang Asing dan Laporan Keuangan Mata Uang Asing), yang
diterbitkan dalam bulan Oktober 1975. Masalah dari kontroversi yang terbesar adalah
bekenaan dengan perlakuan atas hasil-hasil dari perusahaan afiliasi di luar negeri
ketika laporan keuangan mata uang asing perusahaan afiliasi ditranslasikan dalam
dolar Amerika Serikat untuk konsolidasi dengan laporan keuangan perusahaan induk
di Amerika Serikat. Subyeknya merupakan sesuatu yang kompleks dan dapat di sini
hanya dalam uraian yang sangat jelas. Standar tersebut, dengan menggunakan apa
yang disebut dengan metode temporal dari translasi, mengharuskan bahwa item-item
moneter dalam neraca perusahaan afiliasi dinyatakan dalam mata uang lokal, seperti
kas dan piutang serta hutang, ditranslasikan dalam dolar pada kurs saat ini (i.e., pada
kurs saat ini pada tanggal neraca). Aktiva-aktiva nonmoneter (dan kewajiban-
kewajiban nonmoneter, meskipun jarang ada) ditranslasikan pada kurs yang akan
ditentukan oleh dasar pengukuran yang digunakan untuk aktiva atau kewajiban
tersebut. Besarnya aktiva-aktiva nonmoneter—persediaan dan properti, plant, dan
peralatan—dibawa pada biaya historis (atau harga perolehan dikurangi dengan
penyusutan) berdasarkan GAAP, dan tingkat pertukaran (kurs) yang akan digunakan
adalah oleh karena itu kurs historis yang berlaku ketika aktiva-aktiva tersebut
diperoleh. Transaksi-transaksi pendapatan dan beban akan ditranslasikan pada apa,
10
sebagai pengaruhnya, yang merupakan suatu kurs rata-rata untuk periode akuntansi
tersebut, kecuali untuk beban penyusutan, yang ditranslasikan pada kurs historis yang
sama yang diterapkan pada aktiva-aktiva yang disusutkan.
Kontroversi yang ditimbulkan oleh standar ini diakibatkan dari ketentuan
standar tersebut bahwa keuntungan dan kerugian dari translasi melalui laporan laba
rugi. Dalam satu tahun dari kurs yang berfluktuasi, penggunaan dari kurs saat ini
untuk item-item moneter dan kurs historis untuk item-item nonmoneter
mengakibatkan suatu ketidakstabilan yang cukup tinggi dalam gambaran earnings
dari bisnis multinasional, suatu ketidakstabilan yang dapat menutupi keberhasilan
atau kegagalan yang mendasari dari operasi-operasi perusahaan. Hal itu disebut
dengan pengaruh yo-yo bahwa earnings yang menciptakan sekian banyak
pertentangan terhadap SFAS No. 8.
Protes dari multinasional untuk revisi atas SFAS No. 8 mendorong pada
penggantian dari SFAS tersebut dalam bulan Desember 1981 dengan SFAS No. 52,
Foreign Currency Translation (Translasi Mata Uang Asing). Pernyataan tersebut
menggunakan suatu pendekatan yang berbeda secara fundamental dari yang
digunakan dalam Pernyataan 8, dan keuntungan dan kerugian translasi pada
konsolidasi tidak masuk dalam laporan laba rugi akan tetapi dibawa secara langsung
pada bagian ekuitas pemilik dari neraca. Semua elemen-elemen laporan keuangan
ditranslasikan dengan menggunakan kurs saat ini. Hal itu berarti menggunakan kurs
pada tanggal neraca untuk aktiva-aktiva dan kewajiban-kewajiban dan menggunakan
kurs rata-rata tertimbang untuk item-item laporan laba rugi.
Kedua standar yang baru saja dibahas—akuntansi minyak dan gas dan
translasi mata uang asing—keduanya meningkatkan ketidakpuasan, rupa-rupanya
dikarenakan anggapan konsekuensi-konsekuensi ekonomi standar tersebut, akan
tetapi untuk suatu alasan yang lebih fundamental. Kedua standar tersebut didasarkan
pada akuntansi biaya historis, dan keduanya oleh karena itu menghasilkan informasi
yang kurang efisien dalam relevansi dan representational faithfulness. Tindakan
11
pembetulan yang dilakukan sejauh ini tidak memperbaiki akar dari masalah-masalah
tersebut.
Perdebatan antara para pendukung akuntansi “successful efforts” dan “full
cost” yang menimbulkan penerbitan atas SFAS No. 19 oleh FASB dalam bulan
Desember 1977 dan yang mana, meskipun tidak terpecahkan, telah reda sejak
intervensi dari SEC dalam tahun 1978, benar-benar mengenai kedua metode tersebut
baik itu yang secara faithfull (dapat dipercaya) menunjukkan kinerja dari perusahaan-
perusahaan yang memproduksi minyak dan gas. Kinerja tersebut tidak dapat
memuaskan ditunjukkan oleh setiap metode yang tidak memperhatikan nilai dari
penemuan-penemuan minyak dan gas yang baru, sebagaimana yang dilakukan oleh
baik itu metode full cost maupun metode successful efforts. Untuk meragukan
mengenai jasa masing-masing dari kedua metode pengalokasian biaya tersebut ketika
tidak memperhatikan hasil-hasil yang diperoleh dari pengeluaran-pengeluaran yang
akan dialokasikan terlalu meremehkan mengenai apa yang benar-benar
dipertimbangkan oleh akuntansi. Pengukuran atas perubahan-perubahan dalam
cadangan-cadangan yang terbukti, terutama dalam masalah nilai, diakui penuh
dengan kesulitan yang besar, sehingga ukuran-ukuran kinerja yang dapat diandalkan
dengan menggunakan metode-metode seperti akuntansi pengakuan cadangan-
cadangan dihindari. Akan tetapi metode-metode akuntansi yang digunakan saat ini
juga tidak memecahkan masalah; metode-metode tersebut hanya mengembalikan
kembali pada realita ekonomi. Pengungkapan pelengkap mengenai cadangan-
cadangan, sekarang diberikan berdasarkan SFAS No. 69 di luar laporan keuangan,
adalah lebih baik dari pada tidak diberikan sama sekali. Akan tetapi posisi
pengungkapan yang benar-benar di luar dari laporan tersebut merupakan suatu
pengakuan atas kurang efisiensinya akuntansi GAAP.
Kontroversi atas SFAS 8 merupakan suatu hal yang serupa. Pengaruh yang
terdapat dalam fluktuasi mata uang asing mengenai kinerja relatif dari bisnis
multinasional berdasarkan standar tersebut (sekarang dihapus) adalah untuk tidak
memberlakukan perbandingan-perbandingan di antara mereka. Alasan untuk hal ini
12
mungkin ditemukan dalam penggunaan dari biaya historis sebagai dasar untuk
mengukur aktiva-aktiva nonmoneter dan konsekuensi penggunaan dari suatu kurs
historis untuk mengkonversi kewajiban-kewajiban. Hasil-hasil yang menyimpang
dari ketidakkonsistenan ini diilustrasikan dengan sarana sebuah contoh dalam Bab 5.
Kita dapat berspekulasi apakah Pernyataan No. 8 akan menjadi subyek dari
sekian banyak kontroversi jika laporan keuangan digambarkan dalam dasar “current
cost”. Akan menjadi lebih mudah untuk mempertahankan pengakuan dari perubahan-
perubahan dalam nilai dolar dari kewajiban-kewajiban yang dinyatakan dalam mata
uang asing jika perlakuan yang konsisten ditujukan pada aktiva-aktiva—semua
aktiva, bukan hanya aktiva-aktiva moneter, seperti halnya kasus jika current cost
merupakan atribut yang diukur dalam laporan keuangan. Semua karakteristik-
karakteristik dari informasi akuntansi yang disebutkan oleh SFAC No. 2 akan
diperlakukan dengan lebih baik. Informasi yang diberika nmengenai aktiva,
kewajiban, dan hasil-hasil dari operasi akan menjadi lebih relevan karena dalam
posisi current value-nya, bukan nilai historisnya. Juga akan menjadi lebih dapat
diandalkan, kareana current cost dari aktiva dan konversi aktiva tersebut dalam dolar
saat ini, bukan historis, kurs akan menjadi dapat dipercaya untuk menunjukkan
kondisi-kondisi pada tanggal neraca. Keuntungan dalam representational faithfulness
(dapat dipercaya dalam hal penyajiannya) akan melebihi dari pada setiap
kemungkinan kehilangan verifiability (kemampuan untuk dapat diverifikasi) yang
mungkin diakibatkan dari subyektivitas yang lebih besar dari angka-angka current
cost. Lebih jauh lagi, angka-angka current cost sesungguhnya adalah lebih dapat
dibandingkan, karena angka-angkat tersebut menandingkan biaya dan pendapatan
dari tanggal yang sama, bukannya biaya dan pendapatan dipisahkan dengan suatu
keterlambatan waktu antara input dan output. Dalam kasus persediaan, keterlambatan
waktu mungkin diperluas sampai dengan beberapa bulan, dan dalam kasus aktiva-
aktiva yang dapat disusutkan keterlambatan waktu akan diperluas sampai dengan
beberapa tahun.
13
Ketiga masalah yang dibahas sebelumnya—kredit pajak investasi, minyak dan
gas, serta translasi mata uang asing—merupakan di antara masalah-masalah yang
paling sensitif terhadap politik di mana FASB atau prodecessor-nya telah
berkewajiban untuk memecahkannya. Sensitivitas ini berasal dari kenyataan bahwa
standar-standar akuntansi yang dipercaya secara luas untuk mempengaruhi perilaku.
Standar-standar tersebut berkenaan dengan pengukuran, tidak hanya dengan
pengungkapan saja. Protes atas standar-standar tersebut mengimplikasikan skeptisme
yang luas mengenai hipotesa pasar efisien yang ditujukan pada yang lebih awal.
Komunitas keuangan bukannya tidak peduli terhadap aturan-aturan akuntansi yang
dikenakan pada komunitas tersebut oleh FASB. Pendukung FASB menganggap hal
itu memang merupakan masalah apakah lease dikapitalisasi ataukah tidak, apakah
transaksi-transaksi mata uang asing dihitung dengan satu metode atau dengan metode
yang lain, apakah kontinjensi diberikan dengan beban terhadap laba atau dengan
memperbolehkan akumulasi atas laba yang ditahan. Pertanyaan-pertanyaan ini tidak
mempengaruhi jumlah dari informasi yang diungkapkan akan tetapi semata-mata
bagaimana fenomena ekonomi ini dilaporkan; juga kenyataan ini tidak menyabarkan
mereka. Mungkin para investor adalah seorang yang naif. Hanya didasarkan pada
suatu asumsi seperti itu (dan pada asumsi bahwa tidak ada informasi baru yang akan
diungkapkan oleh standar yang dimotivasi secara politik) merupakan dampak dari
politik pada standar-standar akuntansi yang layak dibahas.9
Contoh-Contoh Lebih Lanjut dari Sensitivitas Politik
Sedikit jika ada standar-standar akuntansi dengan tanpa beberapa dampak
ekonomi. Persyaratan bahwa perusahaan-perusahaan Amerika Serikat menghapus
goodwill yang dibeli (sebagaimana yang diperintahkan oleh APB Opinion 17)
dikatakan untuk memberikan keuntungan terhadap perusahaan-perusahaan asing
dalam menawar bisnis Amerika karena, dengan tidak menjadi subyek terhadap
14
persyaratan akuntansi yang sama, mereka sanggup untuk menawarkan harga yang
lebih tinggi. SFAS No. 2, Accounting for Research and Development Costs
(Akuntansi untuk Biaya-Biaya Penelitian dan Pengembangan), yang mengharuskan
bahwa R&D dibiayakan sebagai incurred, dikatakan untuk membentuk suatu
ancaman terhadap kemajuan teknologi, terutama oleh perusahaan-perusahaan yang
lebih kecil yang mungkin mempertimbangkan untuk mencari akses terhadap pasar
modal dan oleh karena itu akan menginginkan untuk menunjukkan suatu keuntungan
yang bagus sebelum melakukan hal yang demikian itu.10 SFAS No. 5, Accounting for
Contingencies (Akuntansi untuk Kontinjensi), dengan sangat membatasi keadaan-
keadaan dalam mana suatu estimasi kerugian dari kontinjensi kerugian dapat
diakrualkan dengan suatu beban terhadap laba, dan dikatakan menyebabkan
perusahaan-perusahaan asuransi Amerika Serikat untuk menjaminkan kembali risiko-
risiko untuk mana mereka sebelumnya akan mengandalkan pada asuransi pribadi.
Sekian banyak masalah-masalah akuntansi yang sentitif terhadap politik dapat
diungkapkan, akan tetapi tidak satupun yang menerima perhatian sebagaimana
terhadap akuntansi untuk inflasi, tidak satupun yang mempunyai pantulan potensial
yang tersebar luas di seluruh dunia bisnis. Masing-masing metode yang telah
diusulkan untuk mengganti atau memodifikasi metode-metode tradisional akan
mempengaruhi perusahaan-perusahaan yang berbeda dengan cara yang berbeda pula,
membuat beberapa pandangan menjadi lebih baik dari pada perusahaan-perusahaan
tersebut adalah berdasarkan metode-metode saat ini dan yang lainnya yang kurang
baik. Sebagai contoh, penyesuaian kekuatan membeli terhadap akuntansi biaya
historis (akuntansi tingkat harga umum atau CPPA) cenderung untuk membuat
utilitas dengan pandangan modal hutang dalam keadaan sangat baik; akuntansi biaya
penggantian (replacement cost) cenderung untuk membuat perusahaan-perusahaan
dengan suatu investasi yang besar dalam aktiva-aktiva yang dapat disusutkan, seperti
perusahaan-perusahaan besi baja, terlihat secara relatif kurang mempunyai
profitabilitas. Suatu sistem yang menggunakan exit value akan membuat perusahaan-
perusahaan yang menggunakan aktiva yang tidak siap untuk dapat dijual terlihat
15
buruk. Meskipun pendapat yang dilindungi mengani jasa-jasa relatif dari hal-hal ini
dan sistem-sistem yang bertentangan yang lain tidak secara umum dan nyata
mengakui kepentingan yang diberikan yang tetap untung atau rugi dengan bagaimana
pendapat tersebut berjalan, implikasi-implikasi politik atas akuntansi inflasi
kemungkinan besar mempunyai tanggung jawab untuk kesulitan dalam mencapai
kesepakatan mengenai arah gerak sebagaimana yang masalah-masalah teknis yang
terlibat.
Dalam beberapa dari contoh-contoh ini, lebih-lebih contoh-contoh yang
berkenaan dengan cadangan-cadangan kontinjensi dan mengenai translasi mata uang
asing, kritik FASB telah dinyatakan bahwa perilaku ekonomi, seperti penjaminan
kembali atau hedging, yang mana tidak masuk akal berdasarkan seperangkat aturan-
aturan akuntansi, menjadi masuk akal ketika aturan-aturan tersebut diubah.
Pernyataan seperti itu adalah sulit untuk dipertahankan karena aturan-aturan baru
tidak mengubah arus kas atau risiko-risiko yang mendasari yang dilekatkan pada
aturan-aturan tersebut. Hanya jika signifikansi dilekatkan secara ekslusif terhadap
“garis dasar,” lebih baik dari pada terhadap nilai sekarang dari perusahaan, dapatkah
perubahan dalam perilaku dipertahankan.
Pengukuran dan Politik
Contoh-contoh sebelumnya akan diberikan untuk mengilustrasikan beberapa
dari pokok-pokok atas kontak hubungan antara akuntansi dan politik. Sekian banyak
lagi dapat diungkapkan. Tentu saja, karena standar-standar perlu untuk disusun
terutama dalam masalah-masalah yang berkontroversi, adalah sangat mungkin bahwa
dalam setiap kasus dalam mana suatu perubahan dalam aturan-aturan terjadi,
seseorang akan menemukan perlakuan baru yang kurang memenuhi dari pada
perlakuan-peralakuan yang sudah ada dan terdapat suatu godaan konstan untuk
orang-orang seperti itu untuk berusaha membuat pemerintah untuk campur tangan.11
16
jenis inisiatif tersebut menunjukkan suatu ancaman besar terhadap pengendalian
pribadi atas penyusun standar.
Jika kita mencari cara-cara untuk mencapai akhir politik oleh para pemikir
dengan metode-metode pengukuran, terdapat banyak sekali ruang lingkup diluar
lapangan akuntansi. Tentu saja, bahaya tersebut telah diamati dalam masalah yang
lain. Sebagai contoh, indeks harga eceran mempunyai suatu pengaruh yang kuat pada
penyelesaian upah dalam sekian banyak industri. Tidak ada yang mutlak mengenai
suatu indeks harga. Angka-angka yang diperoleh tergantung pada pilihan dari tahun
dasar dan dari item-item untuk inclusion dalam keranjang pasr dan beban yang
dilekatkan pada item-item dalam menyusun indeks. Para ahli statistik dapat dengan
mudah menyusun suatu indeks yang akan menurunkan perubahan-perubahan harga
dan dapat dipertimbangkan untuk membantu dalam perlawanan terhadap inflasi.2
Seseorang dapat memikirkan mengenai alat-alat ukur lain yang dapat
dipalsukan untuk menghasilkan pengaruh-pengaruh yang menguntungkan pada
perilaku seperti yang telah diharapkan. Speedometers (alat ukur kecepatan pada
kendaraan bermotor) dapat dibuat lebih besar untuk memperlambat kecepatan,
termometer dapat dibuat lebih tinggi dalam musim dingin dan dibuat lebih rendah
dalam musim panas untuk menghemat energi, dan begitu seterusnya. Kemungkinan-
kemungkinan yang ada tidaklah berujung. Tentu saja, kredibilitas dari instrumen-
instrumen pengukuran ini akan dengan cepat menurun; dan demikian juga kredibilitas
dari akuntansi jika dipercayakan untuk menghasilkan hasil-hasil manfaat-manfaat
sosial yang telah diharapkan. FASB telah menunjukkan dirinya sendiri untuk menjadi
sensitif terhadap pandangan-pandangan mengenai apa, dengan menggunakan bahasa
2 Tidak terdapat suatu paksaan mengenai hal ini. Dalam The Final Days (New York: Avon Books, 1977, hal. 177), Bob Woodward dan Carl Bernstein menyatakan bahwa “pada akhir tahun 1971, Nixon telah mengundang kepala personalia Gedung Putih, Fred Malek, ke kantornya untuk membahas “persekongkolan orang Yahudi” dalam Bureau of Labor Statistics (Biro Statistik Tenaga Kerja). “Persekongkolan” tersebut, kata Nixon, memiringkan gambaran ekonomi untuk membuat adiministrasinya “terlihat buruk.” Contoh lain menjadi perhatian saya ketika saya berada di Singapura dalam tahun 1976. Di sana, administrasi tersebut dituduh menjaga indeks harga untuk tetap turun dengan mengubah kualitas beras yang dimasukkan dalam kumpulan dari item-item makanan dalam indeks tersebut.
17
politik, FASB memanggil para pemilihnya. Akan tetapi sayangnya FASB mempunyai
pemahaman yang baik untuk melihat bahwa dalam jangka panjang akuntansi dapat
memelihara kredibilitasnya hanya jika akuntansi melakukan apa yang telah dirancang
untuk dilakukan—memberikan kepada masyarakat informasi yang relevan dan dapat
diandalkan mengenai kejadian-kejadian dan transaksi-transaksi ekonomi—dan tidak
berusaha untuk memindahkan ekonomi dalam satu arah lebih baik dari pada arah
yang lain. Donald Kirk, ketua FASB, membuat pokok masalah ini secara tidak dapat
mengakibatkan salah pengertian dalam suatu tujuan terhadap Business Council dalam
tahun 1979:
Peran dari pelaporan keuangan adalah untuk memberikan informasi
yang dapat membantu dalam menetapkan pengembalian dan risiko
relatif atas berbagai peluang investasi. Para manajer bisnis, investor,
dan kreditur membuat keputusan-keputusan tersebut: bukanlah
merupakan fungsi dari pelaporan keuangan untuk berusaha
menentukan atau mempengaruhi hasil keputusan-keputusan tersebut.
Tidak masalah sebaik apapun maksud dan tujuan dari penyusun
standar, jika informasi dirancang untuk mengindikasikan bahwa
investasi dalam sebuah perusahaan tertentu kurang melibatkan risiko-
risiko dari pada yang sesungguhnya terjadi, atau dirancang untuk
mendorong investasi dalam suatu segmen tertentu dari perekonomian,
pelaporan keuangan akan menderita kehilangan kredibilitas yang tidak
dapat diperbaiki lagi.12
Dalam jangka pendek, para penyusun standar mungkin membutuhkan
kebijaksanaan politik untuk meyakinkan pihak-pihak yang memilih mereka yang
merasa tidak diuntungkan oleh suatu standar tertentu bahwa mereka akan lebih baik
keadaannya jika mereka menerima kendala-kendala dari pada mereka tidak menerima
kendala-kendala tersebut. Barry Cushing menjelaskan mengapa:
18
Salah satu kemungkinannya adalah bahwa semua individu sepakat
bahwa semua laporan keuangan harus mempunyai keistimewaan
tertentu yang diinginkan, e.g., komparabilitas sepanjang waktu dan di
antara perusahaan-perusahaan. Kemudian setiap individu tertentu,
meskipun dia akan lebih menyukai LIFO dari pada FIFO, katakanlah,
bagaimanapun akan lebih menyukai suatu kebijakan yang
mengharuskan bahwa semua perusahaan harus menggunakan FIFO
dari pada suatu kebijakan yang memperbolehkan beberapa perusahaan
untuk menggunakan LIFO sedangkan perusahaan yang lain
menggunakan FIFO serta beberapa kejadian peralihan dari satu
metode ke metode yang lain.13
Kita dapat meringkas pembahasan ini dalam perkataan dari Ross Skinner.
Konteksnya adalah suatu pembahasan atas akuntansi untuk pensiun:
Tidak ada satupun dari hal ini yang mempunyai maksud/tujuan untuk
menganjurkan bahwa para penyusun standar harus tidak menyadari
mengenai tekanan-tekanan politik yang terkait dengan perumusan
mengenai standar-standar akuntansi. Mereka akan menjadi naif untuk
melakukan hal yang sedimikian itu. Dan tentu saja, dalam sebuah
dunia yang tidak sempurna, para penyusun standar dapat seringkali
harus melakukan trade off beberapa aspek mengenai ideal secara
teknisnya dalam berhadapan dengan kepentingan politik. . . . Singkat
kata, standar-standar akuntansi seharusnya tidak menjadi politik, akan
tetapi para penyusun standar harus menjadi politik.14
19
Pentingnya Netralitas
Meskipun informasi mempunyai suatu pengaruh terhadap perilaku manusia,
seseorang harus terus mencari untuk membuat informasi tersebut netral. Kecuali
akuntan dapat membuat informasi tersebut senetral mungkin, adalah sulit untuk
melihat bagaimana informasi tersebut menjadi dapat diandalkan untuk menuntun
perilaku. Seperti yang diamati oleh Chambers, “Jika bentuk dari akuntansi
diperbolehkan untuk berubah dengan perubahan-perubahan dalam kebijakan, setiap
usaha untuk menyelidiki dengan teliti dan untuk mengevaluasi kebijakan-kebijakan
spesifik akan menjadi terhalangi.”15
Definisi FASB mengenai netralitas diberikan dalam Bab 5. Netralitas dalam
akuntansi adalah “tidak adanya maksud/tujuan yang bias dalam informasi yang
dilaporkan untuk mencapai suatu hasil yang telah ditentukan sebelumnya atau untuk
menyebabkan suatu model perilaku tertentu.” Netralitas, dalam pengertian ini, tidak
mengimplikasikan bahwa tidak ada seorangpun yang akan terluka. Memang benar,
sebagaimana yang dikatakan oleh komite American Accounting Association
mengenai konsekuensi-konsekuensi sosial dari informasi akuntansi pada tahun 1977,
“setiap pilihan kebijakan menunjukkan suatu trade-off di antara konsekuensi-
konsekuensi alternatif, dengan tidak memperhatikan mengenai apakah para pembuat
kebijakan melihatnya dengan cara seperti itu ataukah tidak. Dalam pengertian ini,
pilihan-pilihan kebijakan akuntansi tidak pernah dapat menjadi netral. Selalu ada
seseorang yang mana pilihannya direstui, dan seseorang yang tidak direstui.”16 Hal
yang sama dapat dikatakan mengenai usulan (draft), ketika angka-angka usulan
(draft) didapat dari pengundian. Beberapa orang terpilih untuk mengabdi sedangkan
yang lain melarikan diri. Hal itu masih, dekat dan luas, netral dalam pengertian
bahwa semua daftar umur usulan (draft) adalah secara sama mempunyai
kemungkinan untuk dipilih. Bukanlah merupakan properti penting dari netralitas
bahwa setiap orang menyukai hasil-hasil tersebut; tidak adanya bias maksud/tujuan
merupakan inti dari konsep tersebut.
20
Bacaan literatur mengenai definisi FASB atas netralitas dapat diartikan bahwa
netralitas dalam informasi mengimplikasikan tidak adanya tujuan. Tentu saja, hal itu
bukanlah merupakan arti dari netralitas tersebut. Tujuan dari informasi adalah untuk
memungkinkan individu-individu untuk merevisi harapan-harapan mengenai keadaan
dunia. Jika informasi tersebut adalah netral, maka akan diberikan dengan tanpa
perhatian untuk tindakan-tindakan yang disebabkan oleh revisi harapan-harapan
tersebut. Informasi yang tidak netral (i.e., bias) akan menjadi selektif, dengan suatu
pandangan untuk menyebabkan “suatu model perilaku tertentu.” Para akuntan tidak
perlu menjadi perhatian bahwa dengan mencari netralitas akan merampas tujuan
mereka.
Kita menyatakan, ketika membahas netralitas dalam Bab 5, bahwa jika
informasi adalah dapat diandalkan maka informasi tersebut akan menjadi netral akan
tetapi kebalikannya tidak selalu benar. Mungkin mekipun pernyataan tersebut terlalu
jauh, untuk aspek-aspek yang berbeda dari keandalan akan menyebabkan terjadi
konflik, dan salah satu dari aspek tersebut harus dikorbankan untuk menghasilkan
netralitas. Perhatikan setiap proyeksi bumi di atas suatu peta datar. Tujuan dari
proyeksi tersebut adalah untuk menunjukkan kenyataan-kenyataan geografis sedapat
dipercaya mungkin, akan tetapi cartographer (orang yang membuat peta) harus
membuat suatu pilihan antara jarak yang tidak rata atau daerah yang tidak rata. Hanya
sebuah globe yang dapat menghasilkan keakuratan dari keduanya. Akan tetapi
distorsi yang ditekankan pada cartographer tersebut dengan batasan-batasan atas
suatu permukaan dua dimensi tidak membuatnya terbuka untuk suatu tuduhan atas
bias.
Suatu analogi yang berbeda mungkin berguna untuk menekankan kembali
konsep dari netralitas dalam pengukuran dan relevansinya dengan situasi-situasi yang
sensitif terhadap politik. Pengujian psikologis mempunyai banyak kesamaan dengan
akuntansi. Psikolog mengukur berbagai jenis kecakapan/bakat pembawaan dan
kualitas-kualitas yang lebih umum seperti kecerdasan sedangkan dengan mengetahui
bahwa kualitas-kualitas yang mereka uji adalah sulit untuk ditentukan, sama seperti
21
keuntungan, penyusutan, dan likuiditas, sebagai contoh, adalah sulit untuk ditentukan.
Beberapa dari pengukuran psikologis ini, seperti kecerdasan, lebih lagi, adalah
sensitif terhadap politik, seperti dalam pembahasan mengenai perbedaan-perbedaan
ras, seperti halnya keuntungan adalah sensitif terhadap politik ketika suatu industri
yang memproduksi suatu produk yang mana dalam penawaran yang singkat terlihat
sangat makmur. Kesamaan antara akuntansi dan psikometris adalah menarik
perhatian. Dalam kedua bidang tersebut, sensitivitas politik membuatnya sangat
penting untuk mencari netralitas dalam pengukuran.
Ringkasan
Perhatian mengenai konsekuensi-konsekuensi ekonomi dari standar-standar
akuntansi merupakan suatu fenomena yang relatif baru, akan tetapi hal itu sekarang
berada di sini. Aturan-aturan akuntansi, dan perubahan-perubahan di dalamnya,
memang mempunyai konsekuensi-konsekuensi yang penting melalui pengaruhnya
terhadap harga-harga saham, hubungan-hubungan kontraktual, pembayaran
manajemen, penetapan harga utilitas umum, dan sekian banyak faktor-faktor yang
lain. Beberapa standar-standar tertentu yang sensitif dan kontroversial diperhatikan,
dan dianjurkan bahwa akar dari kontroversi-kontroversi tersebut biasanya dapat
ditemukan dalam defisiensi-defisiensi fundamental dari akuntansi biaya historis.
Untuk mengalihkan pengukuran-pengukuran akuntansi dalam kepentingan-
kepentingan dari salah satu kelompok atau kelompok yang lain tidak dapat gagal
untuk menjatuhkan integritas dari akuntansi dan untuk merampas kredibilitasnya. Hal
ini membawa kita kembali pada pentingnya netralitas. Netralitas dalam akuntansi
berarti bebas dari bias, bukannya kekurangan tujuan. Masih akan ada pemenang dan
pecundang setelah suatu perubahan dalam aturan akuntansi; akan tetapi integritas dari
sistem tersebut memperlakukan kepentingan setiap orang dalam jangka panjang.
Tanpa hal itu, akuntansi tidak dapat melaksanakan fungsi-fungsi sosialnya.
22
Bab 12
Membuat Standar-Standar Akuntansi Dapat
Diterima
Berkembangnya perhatian dalam konsekuensi-konsekuensi ekonomi dari kebijakan
akuntansi telah mengarahkan perhatian tidak hanya pada bagaimana standar-standar
harus disusun akan tetapi bagaimana standar-standar tersebut disusun. Kepentingan
apa, pola pengambilan suara apa, aktivitas-aktivitas lobbying (berusaha untuk
mempengaruhi) apa dan aktivitas-aktivitas serupa yang menyebabkan standar-standar
untuk mengambil bentuk yang mereka lakukan?1 Kita dapat melihat secara singkat
pada dua studi pemikiran yang tepat untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan ini.
Yang biasa disebut dengan teori positif mengenai penentuan atas standar-
standar akuntansi yang terkait dengan nama Ross Watts dan Jerold Zimmerman, dari
Universitas Rochester (WZ).2 Sayang sekali bahwa kata posisif tersebut dikaitkan
dengan pandangan-pandangan yang ditunjukkan dalam makalah mereka. “Teori
kepentingan pribadi”—jika tentu saja merupakan suatu teori—akan menjadi suatu
nama yang lebih baik. Teori ini mempunyai arti untuk memprediksi dan menjelaskan
posisi yang akan diambil perusahaan-perusahaan, melalui manajemen mereka,
terhadap usulan-usulan untuk peraturan-peraturan akuntansi yang baru, dan
peraturan-peraturan yang akan dihasilkan jika aktivitas-aktivitas lobby mereka
berhasil. Kutipan berikut ini dari makalah WZ merangkum pandangan-pandangan
mereka:
. . . kita memperkirakan bahwa para manajer mempunyai dorongan-
dorongan yang lebih besar untuk memilih standar-standar akuntansi
yang melaporkan earnings lebih rendah (oleh karena itu meningkatkan
23
arus kas, nilai perusahaan, dan kesejahteraan mereka) disebabkan oleh
pertimbangan-pertimbangan pajak, politik, dan paraturan dari pada
untuk memilih standar-standar akuntansi yang melaporkan earnings
lebih tinggi dan, oleh karena itu, meningkatkan kompensasi insentif
mereka. Bagaimanapun juga, prediksi ini adalah tergantung pada
perusahaan yang dikenai aturan atau subyek terhadap tekanan politik.
Dalam perusahaan-perusahaan kecil yang tidak dikenai aturan (i.e.,
biaya-biaya politik rendah), kita akan mengira bahwa para manajer
memang mempunyai dorongan untuk memilih standar-standar
akuntansi yang melaporkan earnings lebih tinggi, jika perolehan yang
diharapkan dalam konpensasi insentif adalah lebih besar dari pada
perkiraan konsekuensi-konsekuensi pajak yang diharapkan. Akhirnya,
kita juga mengharapkan manajemen untuk mempertimbangkan
dampak standar-standar akuntansi pada biaya-biaya pembukuan
perusahaan (dan oleh karena itu kesejahteraan mereka sendiri).3
Kemudian mereka melanjutkan:
Dengan diberikan usulan standar akuntansi, posisi manajemen
tergantung pada ukuran dari perusahaan tersebut (yang mana
mempengaruhi besarnya biaya-biaya politik) dan apakah standar-
standar yang diusulkan tersebut meningkatkan atau menurunkan
earnings perusahaan yang dilaporkan.4
Mereka menambahkan sebuah catatan kaki pada kutipan ini, untuk mencakup situasi
di mana pengaruh yang diharapkan dari suatu standar akuntansi menyimpang
sepanjang waktu, “akan tetapi kriterianya masih sama (i.e., pengaruh pada kekayaan
manajer).”5
24
Pandangan mengenai standar-standar akuntansi ini tidak mempunyai tempat
untuk pertimbangan-pertimbangan mengenai akuntansi bagus atau buruk.
Kepentingan pribadi dari para manajer adalah semua yang diperhitungkan, setidaknya
dalam menentukan posisi dari para penyusun laporan keuangan. Kepentingan pribadi
kenyataannya ditunjukkan dalam arah-arah yang berlawanan bagi perusahaan-
perusahaan besar dan kecil, terutama karena perusahaan-perusahaan besar lebih
mudah terpengaruh oleh campur tangan politik dan oleh karena itu menjadi lebih
sensitif mengenai terlihat untuk menjadi terlalu kaya.
Bukti yang dikemukakan oleh WZ untuk mendukung pandangan mereka
adalah sangat lemah. Bukti tersebut diambil dari posisi lobby yang diambil dengan
sebuah sampel yang terdiri dari 52 perusahaan dalam tahun 1974 ketika FASB
mempertimbangkan suatu standar yang mengenai data tingkat harga umum yang
disesuaikan menjadi diungkapkan (kita menyebut hal ini dengan akuntansi kekuatan
membeli konstan, CPPA, dalam Bab 7). Bukti, seperti hal itu, adalah jauh dari
menyimpulkan, dan tidak perlu untuk mempertimbangkan bukti tersebut secara rinci
untuk beberapa alasan. Pertama, suatu “teori” mengenai perilaku bisnis yang
didasarkan pada bukti kecil seperti itu bukanlah suatu teori akan tetapi merupakan
suatu hipotesa yang tidak terbukti—52 perusahaan, sebuah masalah akuntansi
tunggal, dan sebuat titik waktu yang tunggal. Kedua, perilaku dari perusahaan-
perusahaan yang sama telah ditunjukkan untuk menjadi tidak konsisten dengan posisi
lobby mereka, sehingga posisi tersebut tidak dapat dijelaskan hanya dengan referensi
terhadap kepentingan pribadi. Perusahaan-perusahaan yang mendukung CPPA,
menurut dugaan karena CPPA akan memungkinkan mereka untuk melaporkan laba
yang lebih renha, akan diharapkan untuk mengambil keuntungan atas pilihan-pilihan
akuntansi yang telah tersedia yang akan mengurangi laba yang dapat dilaporkan,
seperti penyusutan yang dipercepat dan LIFO. Juga sekian banyak perusahaan tidak
melakukan yang sedemikian itu.6 Ketiga, teori WZ tidak mempertimbangkan posisi
yang diambil oleh kantor-kantor akuntan publik mengenai masalah-masalah yang
sedang dipertimbangkan oleh FASB dan sebelumnya oleh APB. Kantor-kantor CPA
25
yang besar tidak selalu dalam kesepakatan, dan mereka hanya sekedar mungkin
berlawanan dengan kepentingan yang dilihat dari klien-klien yang penting sebagai
dukungan atas mereka. Perusahaan-perusahaan besar dan kecil seringkali mengambil
posisi-posisi yang berbeda.7 Akhirnya, para penyusun standar telah menunjukkan
independensi yang dapat dipuji menenai sejumlah peristiwa dari pandangan yang
ditunjukkan secara kuat mengenai perwakilan industri. Suatu contoh yang terkenal
adalah SFAS No. 5, Akuntansi untuk Kontinjensi (1975), yang mana sangat ditentang
oleh industri asuransi.
Singkatnya, seseorang dapat mengatakan teori WZ mengenai standar-standar
akuntansi apa yang dikatakan baru-baru ini oleh psikolog Professor George Miller
mengenai “teori kecerdasan ganda” Howard Gardner, bahwa “merupakan suatu teori
yang kurang ilmiah dari pada sebuah garis pada mana dia menggantungkan pencucian
kecerdasannya.”8
Pandangan-pandangan yang didukung oleh bisnis, yang tentu saja bukan
merupakan tanpa nama meskipun dalam suatu industri tunggal, tidak dapat secara
umum dijelaskan dengan referensi pada kepentingan pribadi mereka. Dan meskipun
jika mereka dapat, tidak ada satupun seperti hubungan satu dengan satu antara posisi-
posisi lobby yang diambil oleh setiap kelompok perusahaan-perusahaan tertentu dan
standar-standar yang mungkin diumumkan. Akan tetapi, tentu saja, akan menjadi luar
biasa jika standar-standar yang diterbitkan oleh FASB bukanlah merupakan
setidaknya diterima secara umum oleh para pemilihnya, yang mengimplikasikan
beberapa korelasi antara pandangan-pandangan yang ditunjukkan pada Dewan dan
aturan-aturan yang dibuat. Dalam analisa yang terakhir, kedapatditerimaan
(acceptability) merupakan suatu kondisi yang diperlukan untuk keberadaan yang
berlanjut dari agen sektor khusus; dan meskipun agen sektor publik seperti SEC tidak
dapat secara konsisten tidak memperhatikan pandangan-pandangan dari pihak-pihak
yang diaturnya.
Suatu pandangan alternatif terhadap teori kepentingan pribadi WZ telah
dilanjutkan oleh dua penulis yang berkebangsaan Inggris, Laughlin dan Puxty (LP),9
26
meskipun kritik mereka mengenai WZ adalah lebih impresif dari pada alternatif yang
mereka tawarkan. Alternatif ini adalah bahwa posisi yang diambil oleh kelompok-
kelompok terhadap peraturan-peraturan akuntansi tidak didasarkan pada kepentingan
pribadi akan tetapi pada pandangan dunia. Sayangnya, konsep mengenai pandangan
dunia tidak pernah didefinisikan secara memadai, akan tetapi kutipan dari LP berikut
ini memberikan sedikit kejelasan mengenai perbedaan antara pandangan mereka dan
pandangan dari WZ.
Jadi hal itu akan menjadi jelas bahwa terdapat perbedaan-perbedaan
fundamental antara bentuk dari kepentingan dan pandangan dunia.
Yang terdahulu didasarkan pada individu, dan mendapatkan
legitimasinya dari pandangan atas individu sebagai seorang pencari
tunggal. Anggota-anggota dari kelompok-kelompok kepentingan
adalah pihak-pihak dengan kepentingan bersama. Penghubungnya
adalah suatu perspektif sosial, dan memahami individu tersebut seperti
seorang anggota dari masyarakat lebih baik dari pada mencari untuk
memahami proses memasyarakat sebagi hasil dari preferensi-
preferensi individu. Yang terdahulu sangat bersifat mengekang, selama
hal itu hanya didasarkan pada perhatian pribadi dalam masalah-
masalah seperti transfer kekayaan. Penghubungnya adalah lebih
umum, dan memperbolehkan suatu pembagian berdasarkan pada suatu
afiliasi antara anggota-anggota dari kelompok tersebut tidak dicakup
dalam istilah keuntungan material (atau bahkan dianggap material)
akan tetapi lebih baik dari pada dalam istilah afiliasi untuk nilai-nilai
tertentu.10
Sebagaimana suatu penjelasan mengenai bagaimana orang-orang memandang
peraturan-peraturan dan standar-standar, dan bagaimana bisa mereka mendukung
beberapa dan melawan yang lainnya, pandangan dunia tidaklah salah. Hal itu tidak
27
mungkin, untuk hal itu dengan mudah mengatakan bahwa bagaimana orang-orang
memandang akutansi merupakan suatu pencerminan mengenai bagaimana mereka
memandang dunia. Hal ini tidaklah salah, akan tetapi hal itu pada umumnya tidak
menerangi. Jika kita sedang mencari petunjuk mengenai standar macam apa yang
diinginkan dan akan didukung oleh masyarakat bisnis, kita harus mencarinya di lain
tempat.11
Pentingnya Kedapatditerimaan (Acceptability)12
Dalam bulan Juli 1977, suatu kejadian terjadi di London yang dibawa pulang
terhadap para penyusun standar akuntansi tidak seperti yang sebelumnya pentingnya
membuat standar-standar akuntansi menjadi dapat diterima pada pihak-pihak yang
menjadi subyek dari standar-standar tersebut. Dalam bulan tersebut, suatu resolusi
diloloskan oleh anggota-anggota dari Institute of Chartered Accountants di Inggris
dan Wales yang menolak sistem yang berlaku mengenai akuntansi current cost.
Penolakan tersebut dibawa oleh mayoritas yang relatif kecil dari anggota-anggota
tersebut yang dipilih (hanya di bawah setengah dari seluruh keanggotaan), akan tetapi
dampak dari pilihan tersebut adalah sebesar penolakan atas standar FASB oleh SEC
yang terjadi di Amerika Serikat. Dalam kurang dari tiga tahun dari pengunduran
tersebut, suatu bentuk revisi mengenai akuntansi current cost pada akhirnya
diterapkan oleh para akuntan Inggris. Akan tetapi, sekalipun demikian, “suara rakyat”
telah didengar, dan Accounting Standards Committee di Inggris tidak akan mungkin
pernah melupakannya.
Dikarenakan pengaturan institusional yang berbeda untuk menyusun standar-
standar akuntansi di Amerika Serikat, situasi yang sangat mirip tidak dapat timbul di
sini. Legi kejadian-kejadian pada tahun 1977 di Inggris dianggap sebagai peringatan
terhadap para penyusun standar-standar akuntansi di manapun juga bahwa mereka
tidak dapat memimpin kecuali masyarakat akuntansi dan keuangan disiapkan untuk
28
mengikuti. Kebutuhan untuk standar-standar akuntansi untuk menjadi dapat diterima
telah diakui oleh anggota-anggota dari FASB dalam beberapa pidato. Hal itu juga
diakui dalam prosedur-prosedur yang teliti dan mahal, pertama kali diperkenalkan
oleh Accounting Principles Board dan sejak dikembangkan lebih lanjut oleh FASB,
untuk memastikan ditaatinya proses bagi masyarakat bisnis sebelum suatu standar
pada akhirnya digabungkan pada hal itu.
Lagi standar-standar akuntansi secara jelas berbeda dari sebagaian besar
masalah-masalah yang, dalam demoktasi, diminta para pemilih untuk memilihnya.
David Mosso, seorang anggota dari FASB, mempertimbangkan masalah ini dalam
Viewpoints pada tahun 1978:13
Apakah kita akan menyusun standar-standar akuntansi dalam sektor
khusus ataukah tidak? . . . Sebagian dari jawabannya tergantung pada
bagaimana masyarakat bisnis memandang standar-standar akuntansi.
Apakah standar-standar tersebut merupakan aturan-aturan
pelaksanaan, yang dirancang untuk menahan perilaku yang tidak
sosial dan menengahi konflik kepentingan ekonomi? Atau apakah
standar-standar tersebut merupakan aturan-aturan pengukuran, yang
dirancang untuk menarik kesimpulan umum dan mengkomunikasikan
seakurat mungkin hasil-hasil kompleks dari kejadian-kejadian
ekonomi? . . . Aturan-aturan pelaksanaan terkait dengan suatu proses
politik. . . . Aturan-aturan pengukuran, di lain pihak, terkait dengan
suatu proses penelitian dari pengamatan dan percobaan. . . . Secara
intelektual, kasus tersebut memaksa untuk memandang akuntansi
sebagai suatu proses pengukuran. . . . Akan tetapi dalam sejarah
penyusunan standar akuntansi telah didominasi oleh pandangan lain—
bahwa standar-standar akuntansi merupakan suatu aturan-aturan
pelaksanaan. FASB diciptakan dari abu yang dibakar oleh bentuk
lamanya (APB) dalam api preses-proses politik yang dihasilkan.
29
Dengan kejadian pada tahun 1977 yang masih segar dalam ingatan mereka,
adalah tidak mengejutkan bahwa dalam laporannya tahun 1981, Setting Accounting
Standards (Menyusun Standar-Standar Akuntansi), Komite Standar-Standar
Akuntansi Inggris menghadapi realita politik atas posisinya bahkan lebih sopan gaya
bicaranya:
Pembuatan hukum, termasuk penyusunan atas persyaratan-persyaratan
akuntansi yang bersifat memerintah, pada intinya adalah suatu
aktivitas politik. Adalah tidak memadai semata-mata untuk
mengusulkan suatu solusi yang didasarkan pada jasa teknisnya. Solusi-
solusi tersebut harus tidak hanya menjadi dapat dilaksanakan, akan
tetapi harus dapat diterima. . . .14
Kata diterima tersebut mencapai inti dari masalah tersebut. Untuk menggambarkan
penyusunan standar akuntansi sebagai suatu aktivitas politik adalah dengan mudah
untuk mengatakan bahwa standar-standar harus dapat diterima. Tidak ada badan
penyusun standar dapat memberdayakan suatu standar selamanya yang tidak
mempunyai tingkat penerimaan yang luas—bahkan suatu badan seperti FASB, yang
mempuyai kekuatan pemberdayaan dari SEC dibaliknya, dan jauh lebih sedikit badan
seperti Accounting Standards Committee di Inggris, yang tidak mempunyai dukungan
resmi seperti itu. Akan tetapi pertanyaan kunci tetap harus dijawab—Kualitas-
kualitas apa yang harus dimiliki oleh suatu standar untuk membuat standar tersebut
dapat diterima secara umum?
Sebelum menjawab pertanyaan tersebut, seseorang mungkin seharusnya
pertama kali mempertanyakan, Seberapa umum “tingkat penerimaan umum”
seharusnya? Haruskah aturan, sebagai contoh, menjadi “satu orang satu suara” atau
“satu saham satu suara,” sebagaimana dalam sebagian besar pengambilan suara di
perusahaan? Tentu saja, tingkat penerimaan umum tidak harus berarti penerimaan
dengan suara bulat. Akan tetapi segera setelah dukungan adalah kurang dari suara
30
yang bulat, suatu aturan pengambilan suara menjadi penting unutk mengukur
timbangan relatif dari dukungan dan perlawanan. Hal ini tidak hanya samata-mata
merupakan ulasan akademis. Akan tetapi pertanyaan tersebut merupakan pertanyaan
yagn dapat ditinggalkan untuk dijawab oleh pihak-pihak yang menekankan
karakteristik dasar politik dari standar-standar akuntansi. Pertanyaan-pertanyaan lain
akan lebih baik digunakan dalam mencari sumber dari akseptabilitas umum.
Meskipun, dalam jangka pendek, akseptabilitas umum mungkin dicari dengan
memperlakukan standar-standar akuntansi seperti masalah-masalah obligasi dan
meletakkannya pada suara pemilihan untuk persetujuan atau penolakan oleh suara
umum, adalah mudah untuk memahami bahwa standar-standar akuntansi dan
masalah-masalah obligasi tidak mempunyai banyak kesamaan. Jika hal itu
sebaliknya, tidak akan memerlukan suatu Dewan Standar dan suatu organisasi
penelitian. Lebih baik, kita akan membutuhkan suatu alat pemilihan suara.
Penyusunan standar dapat dikembalikan pada pengumpul suara, karena mereka ahli
dalam menilai apa yang dapat diterima oleh pendapat publik.
Sayangnya, meskipun FASB telah menunjukkan dirinya sendiri untuk
menjadi sensitif terhadap pandangan-pandangan dari pemilih-pemilihnya, FASB telah
mempunyai kepekaan untuk mengakui bahwa kredibilitas dari akuntansi hanya akan
dipelihara dengan memberikan pada masyarakat informasi yang relevan dan dapat
diandalkan mengenai kejadian-kejadian dan transaksi-transaksi ekonomi lebih baik
dari pada dengan berusaha untuk menggerakkan perekonomian dalam suatu arah
tertentu. Pandangan-pandanga dari Ketua FASB Donald Kirk, mengenai pentingnya
netralitas, dikutip dalam Bab 11.
31
Teori Akuntansi yang Baik dan Kesejahteraan Sosial yang Bagus
Tidak Bertentangan
Beberapa dosen akuntansi telah menyatakan suatu konflik antara “teori
akuntansi yang baik” dan fungsi-fungsi kesejahteraan sosial dari akuntansi. Jadi, May
dan Sundem mengatakan:
Jika dampak kesejahteraan sosial dari keputusan-keputusan kebijakan
akuntansi tidak diperhatikan, dasar untuk keberadaan dari suatu badan
pembuat peraturan akan menghilang. Oleh karena itu, FASB harus
mempertimbangkan secara eksplisit aspek-aspek politik (i.e.,
kesejahteraan sosial) sebagaimana teori akuntansi dan penelitian dalam
keputusan-keputusannya.15
Kemudian, mereka mengembalikan pada “lingkungan politik saat ini dalam aman
FASB dan SEC beroperasi—di mana keputusan-keputusan kebijakan akuntansi harus
dapat diterima pada seperangkat luas individu-individu dan tidak hanya konsisten
dengan ‘teori akuntansi.’”16 Tidak hanya konsisten dengan toeri akuntansi! Hal itu
terlihat untuk meletakkan teori akuntansi dan kesejahteraan dalam kotak-kotak yang
berbeda, di mana kedua hal tersebut mempunyai sedikit hubungan satu dengan yang
lainnya. Dalam kenyataannnya, tentu saja, teori akuntansi tidak mempunyai tujuan
lain dari pada untuk menyumbang pada kesejahteraan sosial dengan memberikan
informasi yang berguna pada masyarakat. Tugas FASB adalah untuk meningkatkan
teori akuntansinya;3 jika FASB melakukan hal itu, tanggung jawab kesejahteraan
sosialnya akan secara luas memelihara diri mereka sendiri.
Akuntansi yang buruk—akuntansi yang tidak relevan terhadap tujuannya atau
yang tidak dapat diandalkan untuk menunjukkan kejadian-kejadian atau kondisi-
kondisi ekonomi yang berarti untuk menunjukkan—mungkin menghasilkan
3 Bab 7 dan 8 dari buku ini ditawarkan sebagai suatu tempat untuk memulai.
32
keputusan-keputusan yang buruk. Meskipun yang terbaik yang dapat dilakukan oleh
para akuntan, dalam keadaan sekarang ini dari pengetahuan mereka, mungkin tidak
menjadi cukup baik; akan tetapi kekurangan dari mereka adalah ditemukan dalam
kualitas dari informasi yang diberikan, tidak dalam kualitas dari perilaku yang
dipengaruhinya. Adalah tepat untuk mengkritik sistem telepon untuk dibagi dalam
jasanya atau untuk kualitas yang rendah dari penerimaan pada saluran-saluran
tertentu. Adalah tidak tepat untuk mengkritiknya karena fasilitas-fasilitasnya kadang
kala salah digunakan oleh kejahatan atau orang-orang yang disakiti yang berharap
untuk menunjukkan suatu perilaku yang antisosial. Dan apakah yang sesungguhnya
mengenai informasi yang ditransmisikan oleh telepon adalah sesungguhnya informasi
yang dikandung oleh laporan keuangan.
Kesimpulan
Sebelum standar-standar akuntansi dapat mencapai tujuannya untuk
mempertahankan komparabilitas dalam pelaporan keuangan, untuk memudahkan
dalam memahami oleh para pemakai laporan keuangan atas metode-metode akuntansi
yang digunakan dalam kompilasi mereka, dan untuk memelihara kredibilitas dari
laporan keuangan dengan menghapus atau membatasi ruang lingkup untuk “akutansi
yang kreatif,” standar-standar akuntansi harus mempunyai suatu ukuran yang luas
mengenai persetujuan oleh masyarakat keuangan—yaitu, standar-standar tersebut
harus dapat diterima. Terdapat suatu dialog mengenai kebutuhan untuk
“memasarkan” standar-standar akuntansi, meskipun “teori akuntansi yang baik”
merupakan suatu pertimbangan yang kedua dalam menentukan tingkat penerimaan
suatu standar. Tentu saja, beberapa orang melihat suatu konflik antara kebutuhan bagi
akuntansi untuk membantu tujuan ekonomi dari masyarakat dan fungsi penyedia
informasi.
33
Tidak ada jasa dalam pandangan bahwa akuntansi mempunyai tanggung
jawab untuk melakukan lebih dari pada memberikan informasi yang mana
berdasarkan informasi tersebut orang lain dapat membuat keputusan-keputusan dan
dapat memilih sarana untuk mencapai tujuan-tujuan mereka. Memang dengan
memberikan informasi yang akuntansi telah mengabdi pada masyarakat. Sayangnya,
metode-metode akuntansi tradisional kita kurang efisien, dan defisiensi tersebut
meningkatkan konflik antara kepentingan ekonomi yang bersaing yang dapat
dihindarkan jika landasan teoritis akuntansi mempunyai dasar yang baik. Jika hanya
kejadian-kejadian dan kondisi-kondisi ekonomi dapat lebih baik ditunjukkan dalam
laporan keuangan, laporan-laporan tersebut akan menjadi, sebagaimana yang
seharusnya, dasar untuk menyelenggarakan debat mengenai kebijakan ekonomi,
bukannya medan perang dari debat itu sendiri.
34