Substansi Perencanaan Kementerian Perumahan Rakyat

25
SUBSTANSI PERENCANAAN KEMENTERIAN PERUMAHAN RAKYAT Disampaikan dalam: DIKLAT PRAJABATAN GOLONGAN III - KEMENTERIAN PERUMAHAN RAKYAT Jakarta, 8 Oktober 2010 KEMENTERIAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

description

Disampaikan oleh Oswar Mungkasa (Karo Perencanaan dan Anggaran Kemenpera) dalam DIKLAT PRAJABATAN GOLONGAN III Kemenpera 8 Oktober 2010

Transcript of Substansi Perencanaan Kementerian Perumahan Rakyat

Page 1: Substansi Perencanaan Kementerian Perumahan Rakyat

SUBSTANSI PERENCANAAN

KEMENTERIAN PERUMAHAN RAKYAT

Disampaikan dalam:

DIKLAT PRAJABATAN GOLONGAN III - KEMENTERIAN PERUMAHAN RAKYAT

Jakarta, 8 Oktober 2010

KEMENTERIAN PERUMAHAN RAKYAT

REPUBLIK INDONESIA

Page 2: Substansi Perencanaan Kementerian Perumahan Rakyat

PERENCANAAN PEMBANGUNAN

PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN A

Page 3: Substansi Perencanaan Kementerian Perumahan Rakyat

Di luar 6 Urusan Absolut

6 Urusan (Absolut)

1. Politik Luar Negeri

2. Pertahanan

3. Keamanan

4. Yustisi

5. Moneter dan Fiskal Nasional

6. Agama

Urusan Wajib (Obligatory)

Terkait dengan Penyelenggaraan Pelayanan

Dasar, seperti Pendidikan, dan Kesehatan.

Urusan Pilihan (Optional)

Terkait dengan potensi unggulan seperti,

Pertambangan, Perikanan, Pertanian,

Perkebunan, Kehutanan, Pariwisata.

Penyelenggaraan

Urusan

Pemerintahan

Yang Menjadi

Kewenangan

Pusat

Yang Menjadi

Kewenangan

Daerah

•Sebagian dapat

diselenggarakan Sendiri

oleh Pemerintah;

•Sebagian dapat

diselenggarakan melalui

asas Dekonsentrasi;

•Sebagian dapat

diselenggarakan melalui

asas Tugas

Pembantuan.

Diselenggarakan melalui

asas Desentralisasi

CONCURRENT

(Urusan Bersama)

I. PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN

(Berdasarkan Undang-Undang No. 32 Tahun 2004)

Page 4: Substansi Perencanaan Kementerian Perumahan Rakyat

[4]

Belanja Pemerintah Pusat

1. Belanja Pegawai

2. Belanja Barang

3. Belanja Modal

4. Pembayaran Bunga Utang

5. Subsidi

6. Hibah

7. Bantuan Sosial

8. Belanja Lain-lain

Transfer ke Daerah

K/L

Belanja Pusat di Pusat

Belanja Pusat di Daerah

6 Urusan Mutlak

Di luar 6 Urusan

Kanwil di Daerah

Dikerjakan sendiri

Melalui UPT

Dilimpahkan ke

Gubernur

Ditugaskan ke

Gub/Bupati/ Walikota

APBN

PUSAT DAERAH

Dana

Dekonsentrasi

Dana Tugas

Pembantuan

APBD

Hibah

Dana Darurat

1. Dana Perimbangan

2. Dana Otonomi Khusus

3. Dana Penyesuaian

Dana

Desentralisasi

Dana Sektoral di

Daerah

II. ALUR PENDANAAN URUSAN

Prinsip Money Follows Function

Page 5: Substansi Perencanaan Kementerian Perumahan Rakyat

Melalui

Angg K/L

Belanja

Pemerintah

Pusat

Dana

Perimbangan

Transfer

ke

Daerah

Dana

Otsus

Dana

Penyesuaian

Pemerintah Pusat

Penyelenggaraan Urusan

Pemerintahan Daerah

Kantor Vertikal di Daerah

Pajak

SDA • DBH

• DAU

• DAK

Belanja

APBN

Mendanai kewenangan

di luar 6 Urusan

Mendanai kewenangan

6 Urusan

Mendanai Program

Nasional kewenangan

bersama

Melalui

Angg Non K/L

Penyelenggaraan

Dekon & Tugas Pembantuan

Penyelenggaraan Desentralisasi

(Masuk APBD)

Bantuan :

PNPM, BOS, Jamkesmas

BLT, Subsidi :

(Energi dan Non Energi)

Angg Non K/L anggaran yg dikelola

Men-Keu sbg Bend-Um yg kegiatannya

dilaksanakan oleh K/L

III. ALUR BELANJA APBN KE DAERAH

Daerah

Page 6: Substansi Perencanaan Kementerian Perumahan Rakyat

Dekonsentrasi (DK) adalah pelimpahan wewenang dari Pemerintah kepada Gubernur sebagai Wakil Pemerintah (WP) dan/atau kepada instansi vertikal di wilayah tertentu

Tugas Pembantuan (TP) adalah penugasan dari Pemerintah kepada daerah dan/atau desa, dari pemerintah provinsi kepada kabupaten, atau kota dan/atau desa, serta dari pemerintah kabupaten, atau kota kepada desa untuk melaksanakan tugas tertentu dengan kewajiban melaporkan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaannya kepada yang menugaskan

IV. DEKOSENTRASI DAN TUGAS PEMBANTUAN

A. Pengertian Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan

Dana Dekonsentrasi (DK) adalah dana yang berasal dari APBN yang dilaksanakan oleh gubernur sebagai wakil Pemerintah yang mencakup semua penerimaan dan pengeluaran dalam rangka pelaksanaan Dekonsentrasi, tidak termasuk dana yang dialokasikan untuk instansi vertikal pusat di daerah.

Dana Tugas Pembantuan (TP) adalah dana yang berasal dari APBN yang dilaksanakan oleh daerah dan desa yang mencakup semua penerimaan dan pengeluaran dalam rangka pelaksanaan tugas pembantuan.

B. Pengertian Dana Dekonsentrasi dan Dana Tugas Pembantuan

Page 7: Substansi Perencanaan Kementerian Perumahan Rakyat

Dana Alokasi Khusus adalah dana yang bersumber dari APBN yang dialokasikan kepada daerah tertentu untuk mendanai kegiatan khusus yang merupakan bagian dari program yang menjadi prioritas nasional yang telah menjadi urusan daerah.

Daerah Tertentu sebagaimana dimaksud adalah daerah yang dapat memperoleh alokasi DAK berdasarkan kriteria umum, kriteria khusus, dan kriteria teknis.

Kegiatan khusus yang ditetapkan oleh Pemerintah mengutamakan kegiatan

pembangunan dan/atau pengadaan dan/atau peningkatan dan/atau perbaikan sarana dan prasarana fisik pelayanan dasar masyarakat

dengan umur ekonomis yang panjang, termasuk pengadaan sarana fisik penunjang.

Program yang menjadi prioritas nasional sebagaimana dimaksud dimuat dalam Rencana Kerja Pemerintah tahun anggaran bersangkutan.

Pasal 51 dan 52

PP 55/2005

V. DANA ALOKASI KHUSUS (DAK)

Page 8: Substansi Perencanaan Kementerian Perumahan Rakyat

8

1. PP 38/2007: PEMBAGIAN URUSAN

PEMERINTAHAN

2. PP 41/2007: ORGANISASI PERANGKAT

DAERAH

1. UU 17/2003: KEUANGAN NEGARA

2. UU 1/2004: PERBENDAHARAAN NEGARA

3. UU 32/2004: PEMERINTAH DAERAH

4. UU 33/2004: PERIMBANGAN KEUANGAN

PUSAT DAN DAERAH

A. ANGGARAN BERBASIS KINERJA

B. EFISIENSI DAN EFEKTIFITAS

PENYELENGGARAAN OTODA

1. PP 55/2005: DANA PERIMBANGAN

2. PP 7/2008: DEKONSENTRASI &

TUGAS PEMBANTUAN

C. PENYELENGGARAAN PINJAMAN/

HIBAH LUAR NEGERI (PHLN)

PP 2/2006: TATA CARA PENGADAAN,

PENERIMAAN DAN

PENERUSAN PHLN

PRINSIP PENGANGGARAN PEMBANGUNAN

DEKONSENTRASI

• Meningkatkan efektivitas pelaksanaan urusan pemerintahan di bidang

perumahan melalui pelimpahan tugas kepada Pemerintah Provinsi

• Dana Dekonsentrasi bid. Perkim Tahun 2010 untuk 33 Provinsi:

1. Pendataan dan Monitoring Pembangunan Perkim

2. Sosialisasi Kebijakan Bidang Perkim

PHLN

• Alternatif sumber pembiayaan dalam rangka mengatasi keterbatasan

alokasi APBN dan kemampuan Keuangan Negara

• Untuk mendukung pembiayaan kegiatan prioritas dalam rangka mencapai

sasaran RPJMN dan sesuai dengan Rencana Strategis Kemenpera

DANA ALOKASI

KHUSUS

• Latar belakang: Keterbatasan kemampuan daerah untuk mendanai

penyelenggaraan urusan wajib bidang perumahan.

• Usulan DAK bidang perumahan: diprioritaskan pada fasilitasi penyediaan

PSU Kawasan Perumahan

• Tujuan: Memberikan stimulan kepada Pemerintah Kabupaten/Kota untuk

menyelenggarakan urusan wajib bidang perumahan khususnya

penyediaan PSU Kawasan

HIBAH DAERAH

• Untuk memfasilitasi Pemerintah Kabupaten/Kota yang memiliki Kapasitas

Fiskal rendah dalam mendanai penyelenggaraan urusan wajib bidang

perumahan dan memenuhi SPM bidang perumahan. Diprioritaskan untuk

kegiatan prioritas nasional.

ANGGARAN

KEMENPERA

(BA 091 DAN

SUBSIDI)

• Untuk mendanai pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Kemenpera

• Untuk mendanai pencapaian sasaran RPJMN dan Rencana Strategis

Kemenpera

VI. MEKANISME PENDANAAN PEMBANGUNAN PERUMAHAN (APBN)

Page 9: Substansi Perencanaan Kementerian Perumahan Rakyat

SISTEM PERENCANAAN

PEMBANGUNAN NASIONAL

[UU NO. 25 TAHUN 2004]

VISI – MISI

PRESIDEN/WAPRES

TERPILIH

RENCANA PEMBANGUNAN

JANGKA MENENGAH (RPJM) NASIONAL

2010 - 2014

BUKU II BUKU III BUKU I

RENCANA STRATEGIS

KEMENPERA

2010 - 2014

2015-2020

RENCANA PEMBANGUNAN

JANGKA PANJANG (RPJP) 2005-2025

[UU NO. 17 TAHUN 2007]

2005-2009 2010-2014 2021-2025

RENSTRA UNIT ES - I

RENSTRA UNIT ES - II

VII. KONTEKS PENYUSUNAN RPJMN DAN RENSTRA TAHUN 2010 - 2014

Page 10: Substansi Perencanaan Kementerian Perumahan Rakyat

VIII. SIKLUS PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN DALAM APBN <Process Name>

Kem

enpe

raB

appe

nas

Kab

inet

/

Pre

side

nK

emen

keu

Dae

rah

DP

R

Renstra KLRancangan Renja

KL

SEB Prioritas

Program dan

Indikasi Pagu

Pembahasan

Pokok-pokok

Kebijakan Fikal

& RKP

Kebijakan Umum &

Prioritas Anggaran

SE Pagu

Sementara

Lampiran RAPBN

(Himpunan RKA-KL)

RKA-KL

Penelaahan

Konsistensi dengan

Prioritas Anggaran

Penelaahan

Konsistensi dengan

RKP

Pembahasan

RKA-KL

Pembahasan

RAPBN

Nota Keuangan

RAPBN dan

Lampiran

Konsep Dokumen

Pelaksanaan

Anggaran

Dokumen

Pelaksanaan

Anggaran

Rancangan

Keppres tentang

RincianPengesahan

Keppres tentang

Rincian APBN

UU APBN

September - DesemberMei - AgustusJanuari - AprilSeptember – Desember

Tahun N - 2 Tahun N-1

Usulan Pagu

Indikatif

Renstra Unit

Eselon I

Rancangan Renja

Unit Eselon I

USULAN

DAERAH

KONSULTASI

REGIONAL

Renstra Unit

Eselon II

Rancangan Renja

Unit Eselon II

Trilateral

Meeting

Dokumen

Trilateral

Meeting

RKA-KL Unit Eselon II

RKA-KL Unit Eselon I

Musrenbangnas

Rencana Kerja

Tahunan Unit Eselon II

Rencana Kerja

Tahunan Unit Eselon I

MONEV

Januari - Desember

Tahun N

PELAKSANAANRAKORPERA

Pembahasan Renja oleh

Panitia Anggaran Kemenpera

Pembahasan RKA-KL oleh

Panitia Anggaran Kemenpera

VERIFIKASI

LAPANGAN

Musrenbangprov

Rakorbangpus

Page 11: Substansi Perencanaan Kementerian Perumahan Rakyat

A. Prinsip Reformasi Kerangka Pendanaan

IX. REFORMASI PERENCANAAN DAN ANGGARAN

TEPAT, rencana disusun berdasarkan:

• Kinerja yang lebih terukur dan runtut mulai dari indikator kinerja prioritas (impact), program (outcome), dan kegiatan (output)

• Realistis (memperhitungkan ketersediaan anggaran dan bukan “daftar kebutuhan tak terbatas”)

• Efisien (mencapai sasaran dengan biaya sehemat mungkin)

AKUNTABEL

• Jelas sasaran yang akan dicapai

• Jelas penanggungjawabnya

TRANSPARAN

Dapat dicermati oleh seluruh rakyat, melalui dokumen-dokumen

RPJMN dan RENSTRA (lima tahunan)

RKP dan APBN (tahunan)

Page 12: Substansi Perencanaan Kementerian Perumahan Rakyat

Aggregate Fiscal Discipline

(Ketersediaan Anggaran)

- Rasio pajak

- Rasio defisit

- Rasio utang

Allocative Efficiency

(Alokasi pada Prioritas)

Alokasi pada Prioritas

- Program outcomes

- Kegiatan output

Operational Efficiency

(Efisiensi Belanja)

- External Control

- Internal Control

- Management Accountability

2010 2011 2012

MTFF: Medium Term Fiscal Framework

KPJM: Kerangka Pengeluaran Jangka Menengah (MTEF:

Medium Term Expenditure Framework)

Budaya:

- Budaya Kinerja (Anggaran Berbasis Kinerja)

- Efisiensi melalui harga pasar (Robust Market)

- Lelang (bidding)

- Perjalanan Dinas (at cost)

Anggaran Berbasis Kinerja

(PBB: Performance Based Budgeting)

Anggaran Terpadu

(Unified Budget)

Prakiraan Maju

(Forward Estimates)

*) RPJMN (5 TAHUN PERENCANAAN PEMBANGUNAN, DENGAN 3 TAHUN ROLLING PLAN MELALUI RKP DAN APBN)

Catatan: Anggaran Berbasis Kinerja juga meliputi pembagian kewenangan pemerintah-masy./antar instansi

pem./pusat-daerah

Lanjutan 1 - REFORMASI PERENCANAAN DAN ANGGARAN

B. Konsep Kerangka Pendanaan

(Public Expenditure Management)

Page 13: Substansi Perencanaan Kementerian Perumahan Rakyat

C. Bagan Arsitektur Program Untuk Kemen/Kemenko

STRUKTUR MANAJEMEN

KINERJA

STRUKTUR PERENCANAAN

KEBIJAKAN

STRUKTUR ANGGARANSTRUKTUR ORGANISASI

FUNGSI

SUB-FUNGSI

PRIORITAS

FOKUS PRIORITAS

SASARAN POKOK

(IMPACT)

INDIKATOR KINERJA

FOKUS PRIORITAS

(OUTCOME)

ORGANISASI

ESELON 1

ESELON 2 KEGIATAN

JENIS BELANJA

PROGRAM

KEGIATAN

PRIORITAS

MISI/SASARAN K/L

(IMPACT)

INDIKATOR KINERJA

PROGRAM

(OUTCOME)

INDIKATOR KINERJA

KEGIATAN

(OUTPUT)

PROGRAM:

PROGRAM TEKNIS

PROGRAM GENERIK

Fungsi Kementerian/Lembaga: 1. Koordinator Fokus Prioritas (sesuai dengan penugasan Presiden) 2. Pelaksana Kegiatan Prioritas (sesuai dengan tupoksi) 3. Melaksanakan program & kegiatan K/L (impact, outcome dan output K/L)

Lanjutan 2-REFORMASI PERENCANAAN DAN ANGGARAN

Page 14: Substansi Perencanaan Kementerian Perumahan Rakyat

Outcome merupakan manfaat yang diperoleh dalam jangka menengah untuk beneficiaries

tertentu yang mencerminkan berfungsinya keluaran dari kegiatan-kegiatan dalam satu

program/fokus prioritas. Kriteria rumusan outcome program :

Outcome Program kinerja hasil dari unit Eselon 1A sesuai tupoksi;

Outcome Program mendukung pencapaian kinerja K/L (visi, misi dan sasaran

strategis K/L);

Outcome Program dapat dievaluasi berdasarkan periode waktu tertentu.

Kriteria rumusan outcome fokus prioritas:

Outcome Fokus Prioritas kinerja hasil dari satu/beberapa K/L yang terkait dengan

pencapaian kinerja Prioritas;

Outcome Fokus Prioritas mendukung pencapaian kinerja Kabinet K/L (Sasaran

Pokok Prioritas); dan

Outcome Fokus Prioritas dapat dievaluasi berdasarkan periode waktu tertentu

Output merupakan keluaran berupa barang atau jasa yang dihasilkan oleh kegiatan yang

dilaksanakan untuk mendukung pencapaian outcome program. Kriteria rumusan output

kegiatan:

Mencerminkan sasaran kinerja unit Eselon 2 sesuai dengan tupoksinya;

Output kegiatan harus bersifat spesifik dan terukur;

Output kegiatan harus dapat mendukung pencapaian outcome program dan/atau

outcome fokus prioritas dalam rangka pelaksanaan Perencanaan Kebijakan; dan

Output kegiatan harus dapat dievaluasi berdasarkan periode waktu tertentu

D. Nomenklatur Output Dan Outcome

Lanjutan 3-REFORMASI PERENCANAAN DAN ANGGARAN

Page 15: Substansi Perencanaan Kementerian Perumahan Rakyat

RENSTRA KEMENTERIAN PERUMAHAN

RAKYAT TAHUN 2010 - 2014 B

Page 16: Substansi Perencanaan Kementerian Perumahan Rakyat

(Berdasarkan Peraturan Presiden No. 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas, dan Fungsi

Kementerian Negara Serta Susunan Organisasi, Tugas, Dan Fungsi Eselon I Kementerian Negara)

A. TUGAS

Kementerian Perumahan Rakyat mempunyai tugas menyelenggarakan urusan di bidang

perumahan rakyat dalam pemerintahan untuk membantu Presiden dalam

menyelenggarakan pemerintahan negara (Pasal 673).

B. FUNGSI

Dalam melaksanakan tugasnya, Kementerian Perumahan Rakyat menyelenggarakan

fungsi:

1. perumusan dan penetapan kebijakan di bidang perumahan rakyat;

2. koordinasi dan sinkronisasi pelaksanaan kebijakan di bidang perumahan rakyat;

3. pengelolaan barang milik/kekayaan negara yang menjadi tanggung jawab Kementerian

Perumahan Rakyat;

4. pengawasan atas pelaksanaan tugas di lingkungan Kementerian Perumahan Rakyat;

dan

5. penyelenggaraan fungsi operasionalisasi kebijakan penyediaan rumah dan

pengembangan lingkungan perumahan sebagai bagian dari permukiman termasuk

penyediaan rumah susun dan penyediaan prasarana dan sarana lingkungannya sesuai

dengan undang-undang di bidang perumahan dan permukiman, dan rumah susun.

I. TUGAS DAN FUNGSI KEMENPERA

Page 17: Substansi Perencanaan Kementerian Perumahan Rakyat

II. KONDISI UMUM PERUMAHAN

Peningkatan jumlah rumah tangga yang menempati rumah yang tidak layak huni dan tidak didukung oleh prasarana, sarana lingkungan dan utilitas umum yang memadai. Pada tahun 2009, 4,8 juta unit rumah diperkirakan dalam kondisi rusak. Menurut Statistik Kesejahteraan Rakyat Tahun 2008, sebanyak 13,8% rumah tangga masih menghuni rumah dengan lantai tanah, 12,4 % dengan dinding belum permanen, dan 1,2 % tinggal di rumah yang beratapkan daun

Permukiman kumuh yang semakin meluas. Pada tahun 2009 luas permukiman kumuh diperkirakan menjadi 57.800 Ha dari kondisi sebelumnya yakni 54.000 Ha pada akhir tahun 2004.

Peningkatan proporsi rumah tangga yang menempati rumah milik sendiri sudah mempunyai bukti hukum berupa sertifikat dari BPN, girik, maupun akta jual beli dari 74,49% (2004) menjadi 77,94% (2007)

Keterbatasan penyediaan rumah. Jumlah kekurangan rumah (backlog) mengalami peningkatan dari 5,8 juta unit pada tahun 2004 menjadi 7,4 juta unit pada akhir tahun 2009.

Page 18: Substansi Perencanaan Kementerian Perumahan Rakyat

18

1. Pengembangan regulasi dan kebijakan untuk menciptakan

iklim yang kondusif, serta koordinasi pelaksanaan kebijakan di

tingkat Pusat dan Daerah dalam rangka pelaksanaan Standar

Pelayanan Minimal Bidang Perumahan dan Permukiman.

2. Peningkatan pemenuhan kebutuhan Rumah Layak Huni (RLH)

yang didukung dengan PSU serta kepastian bermukim bagi

MBM, melalui:

a. Pembangunan RLH melalui pasar formal maupun secara

swadaya masyarakat baik untuk pembangunan baru

maupun peningkatan kualitas;

b. Pembangunan rumah susun sederhana baik sewa

maupun milik;

c. Penyediaan PSU perumahan dan permukiman yang

memadai untuk pengembangan kawasan dan PSU

perumahan swadaya;

d. Penanganan lingkungan perumahan dan permukiman

kumuh;

e. Pembangunan rumah khusus, termasuk rumah

sederhana sewa dan pasca bencana;

f. Pengembangan kawasan khusus, termasuk kawasan

perbatasan, daerah tertinggal dan pasca bencana;

g. Fasilitasi pra sertifikasi dan pendampingan pasca

sertifikasi tanah bagi MBR.

4. Peningkatan pendayagunaan sumberdaya pembangunan

perumahan dan permukiman serta pengembangan dan

pemanfaatan hasil-hasil penelitian dan teknologi maupun

sumber daya dan kearifan lokal.

3. Pengembangan sistem pembiayaan perumahan dan

permukiman bagi MBM melalui:

a. Pengembangan pembiayaan perumahan melalui fasilitasi

likuiditas;

b. Pengembangan Tabungan Perumahan Nasional;

c. Peningkatan pemanfaatan sumber-sumber pembiayaan

untuk pembangunan perumahan dan permukiman.

5. Peningkatan sinergi pusat-daerah dan pemberdayaan

pemangku kepentingan lainnya dalam pembangunan

perumahan dan permukiman

1.Penyediaan rumah baru

layak huni sebanyak 1,5

juta unit yang didukung

PSU;

2.Mendorong keswadayaan

masyarakat dalam

pembangunan rumah

baru sebanyak 3,6 juta

unit dan melalui fasilitasi

Pemerintah sebanyak

50.000 unit;

3.Meningkatnya kualitas

rumah melalui fasilitasi

Pemerintah sebesar

50.000 unit;

4.Meningkatnya kualitas

lingkungan perumahan

dan permukiman kumuh

seluas 655 Ha yang

dihuni oleh 130.000

penduduk;

5.Meningkatnya kepastian

hukum dalam bermukim

untuk 30.000 rumah

tangga;

6.Meningkatnya kualitas

perencanaan dan

penyelenggaraan

pembangunan perkim di

tingkat pusat dan daerah

khususnya melalui

pengembangan regulasi

dan kebijakan serta

peningkatan peran dan

kapasitas Pemerintah

Daerah di 33 Provinsi.

ARAH KEBIJAKAN

5. MENINGKATKAN PERAN

PEMERINTAH DAERAH DAN

PEMANGKU KEPENTINGAN

LAINNYA DALAM

PEMBANGUNAN PERUMAHAN

DAN PERMUKIMAN.

4. MENINGKATKAN

PENDAYAGUNAAN

SUMBERDAYA PERUMAHAN

DAN PERMUKIMAN SECARA

OPTIMAL.

3. MENGEMBANGKAN SISTEM

PEMBIAYAAN PERUMAHAN

JANGKA PANJANG YANG

EFISIEN, AKUNTABEL DAN

BERKELANJUTAN.

2. MENINGKATKAN

KETERSEDIAAN RUMAH LAYAK

HUNI DALAM LINGKUNGAN

YANG SEHAT & AMAN SERTA

DIDUKUNG OLEH PRASARANA,

SARANA DAN UTILITAS YANG

MEMADAI.

1. MENINGKATKAN IKLIM YANG

KONDUSIF & KOORDINASI

PELAKSANAAN KEBIJAKAN

PEMBANGUNAN PERUMAHAN

DAN PERMUKIMAN.

V I S I: SETIAP KELUARGA

INDONESIA

MENEMPATI RUMAH

YANG LAYAK HUNI

PERMASALAHAN POKOK:

1. KETERBATASAN

PENYEDIAAN RUMAH

2. PENINGKATAN JUMLAH

RUMAH TANGGA YANG

MENEMPATI RUMAH

YANG TIDAK LAYAK HUNI

DAN TIDAK DIDUKUNG

OLEH PSU YANG

MEMADAI.

3. PERMUKIMAN KUMUH

YANG SEMAKIN MELUAS

M I S I:

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI:

1. REGULASI DAN KEBIJAKAN

YANG BELUM SEPENUHNYA MENDUKUNG IKLIM YANG KONDUSIF

2. KETERBATASAN LAHAN.

3. LEMAHNYA KEPASTIAN BERMUKIM.

4. BELUM TERSEDIA DANA MURAH JANGKA PANJANG UNTUK MENINGKATKAN AKSES DAN DAYA BELI MBM.

5. BELUM EFISIEN PASAR PRIMER DAN BELUM BERKEMBANG PASAR SEKUNDER PERUMAHAN

6. BELUM MANTAPNYA KELEMBAGAAN PENYELENGGARA PEMBANGUNAN PERKIM

7. BELUM OPTIMAL PEMANFAATAN SUMBER DAYA.

SASARAN

III. GARIS BESAR KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERUMAHAN TAHUN 2010-2014

(SESUAI RPJMN DAN RENSTRA KEMENPERA 2010 – 2014)

Page 19: Substansi Perencanaan Kementerian Perumahan Rakyat

19

VII. TARGET PEMBANGUNAN PERUMAHAN 2010-2014

No. PROGRAM/KEGIATAN PRIORITAS SATUAN

RPJMN 2010 - 2014

TARGET ALOKASI ANGGARAN (Rp. Milyar)

2010 2011 2012 2013 2014 TOTAL 2010 2011 2012 2013 2014 TOTAL

A BA 091

I PROGRAM DUKUNGAN DAN

MANAJEMEN TUGAS TEKNIS LAINNYA

127,61 156,63 242,46 303,33 341,35 1.171,4

II PROGRAM PENGEMBANGAN

PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN

2.185,73 2.520,46 3.874,52 1.679,37 1.851,02 12.111,1

1 Pembangunan rumah susun sederhana

sewa

twin block 100 100 180 - - 380 1.200,00 1.200,00 2.160,00 - - 4.560,0

2 Fasilitasi dan stimulasi pembangunan

perumahan swadaya

unit 7.500 12.500 16.250 7.500 6.250 50.000 75,00 125,00 178,75 82,50 75,00 536,3

3 Fasilitasi dan stimulasi peningkatan kualitas

perumahan swadaya

unit 7.500 12.500 16.250 7.500 6.250 50.000 37,50 62,50 97,50 45,00 43,75 286,3

4 Fasilitasi pembangunan PSU kawasan

perumahan dan permukiman

unit 90.374 117.010 145.000 161.616 186.000 700.000 564,84 731,31 906,25 1.010,10 1.162,50 4.375,0

5 Fasilitasi pembangunan PSU perumahan

swadaya

unit 7.500 12.500 16.250 7.500 6.250 50.000 30,00 50,00 81,25 37,50 37,50 236,3

6 Fasilitasi dan Stimulasi Penataan

Lingkungan Permukiman Kumuh

Ha 50 100 150 175 180 655 75,00 160,00 240,00 280,00 288,00 1.043,0

7 Fasilitasi pra-sertifikasi dan pendampingan

pasca-sertifikasi

unit - 7.500 7.500 7.500 7.500 30.000 - 2,25 3,00 3,00 3,75 12,0

8 Fasilitasi pembangunan rumah khusus unit 250 750 1.050 1.350 1.600 5.000 42,87 28,88 47,25 60,75 80,00 259,7

9 Pengembangan Kebijakan dan Koordinasi

Pelaksanaan Kebijakan Perumahan dan

Permukiman

peraturan

perundangan

4 4 4 4 4 20 160,52 160,52 160,52 160,52 160,52 802,6

III PROGRAM PENGEMBANGAN

PEMBIAYAAN PERUMAHAN DAN

PERMUKIMAN

82,40 82,40 82,40 82,40 82,40 412,0

1 Pengembangan Kebijakan dan Koordinasi

Pelaksanaan Kebijakan Pembiayaan

Perumahan dan Permukiman

peraturan

perundangan

2 2 2 2 2 10 82,40 82,40 82,40 82,40 82,40 412,0

TOTAL ALOKASI KEMENPERA 2010-2014 (BA 091) 2.395,7 2.759,5 4.199,4 2.065,1 2.274,8 13.694,5

B. BA 999

III PROGRAM PENGEMBANGAN

PEMBIAYAAN PERUMAHAN DAN

PERMUKIMAN

4.163,51 3.840,00 4.440,00 4.440,00 4.740,00 21.623,51

1 Bantuan Subsidi Perumahan unit 210.000 250.000 290.000 290.000 310.000 1.350.000 3.240,00 3.840,00 4.440,00 4.440,00 4.740,00 20.700,00

2 Masa Transisi 187.006 187.006 923,51 923,51

TOTAL ALOKASI KEMENPERA 2010-2014 (BA 999) 4.163,5 3.840,0 4.440,0 4.440,0 4.740,0 21.623,5

Page 20: Substansi Perencanaan Kementerian Perumahan Rakyat

20

VIII. KEGIATAN KEMENPERA TAHUN 2010

Keterangan:

*) Alokasi Pembangunan Rusunawa Baru Tahun Pertama sebesar 33,33% dari total kebutuhan anggaran

**) Alokasi Luncuran Pembangunan Rusunawa sebesar 66,67% dari total kebutuhan anggaran

***) Kegiatan bantuan subsidi perumahan mulai tahun 2010 dilaksanakan melalui mekanisme fasilitas likuiditas

No. PROGRAM/KEGIATAN PRIORITAS SATUAN TARGET ANGGARAN

A BA 091 964,52

I PROGRAM DUKUNGAN DAN MANAJEMEN TUGAS TEKNIS LAINNYA 174,51

1 Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya 124,51

2 Dekonsentrasi Lingkup Kementerian Perumahan Rakyat Provinsi 33 50,00

II PROGRAM PENGEMBANGAN PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN 750,13

1 Pembangunan rumah susun sederhana sewa TB 52 248,28

1. Kemenpera TB 52 248,28

Pembangunan Baru *) TB 40 160,00

Luncuran **) TB 12 88,28

2. Depdiknas TB

2 Fasilitasi dan stimulasi pembangunan perumahan swadaya Unit 2.000 20,00

3 Fasilitasi dan stimulasi peningkatan kualitas perumahan swadaya Unit 20.000 100,00

4 Fasilitasi pembangunan PSU kawasan perumahan dan permukiman Unit 10.374 64,84

5 Fasilitasi pembangunan PSU perumahan swadaya Unit 20.000 40,00

6 Fasilitasi dan Stimulasi Penataan Lingkungan Permukiman Kumuh Ha 50 75,00

7 Fasilitasi pra-sertifikasi dan pendampingan pasca-sertifikasi - 0,00

8 Fasilitasi pembangunan rumah khusus Unit 1.000 39,31

9 Pengembangan Kebijakan dan Koordinasi Pelaksanaan Kebijakan Perumahan dan Permukiman Peraturan Perundangan 4 162,71

III PROGRAM PENGEMBANGAN PEMBIAYAAN PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN 39,88

1 Pengembangan Kebijakan dan Koordinasi Pelaksanaan Kebijakan Pembiayaan Perumahan dan Permukiman Peraturan Perundangan 2 39,88

B BA 999 3.099,05

I PROGRAM PENGEMBANGAN PEMBIAYAAN PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN 3.099,05

1 Pembayaran Tunggakan Unit 90.000 416,00

2

Fasilitas Likuiditas ***) Unit 67.219 2.683,05

1. Mahyuni Formal Unit 54.006 1.863,05

2. Rusunami Unit 13.213 820,00

TOTAL KEMENPERA (BA 091 + BA 999) 4.063,56

Page 21: Substansi Perencanaan Kementerian Perumahan Rakyat

KEBIJAKAN TEROBOSAN C

Page 22: Substansi Perencanaan Kementerian Perumahan Rakyat

PASAR PRIMER PASAR SEKUNDER

Dana Alokasi

Khusus

Kewajiban

Pelayanan

Umum

Fasilitas

Likuiditas

Pemerintah

Daerah

Konsumen

PSU

Kawasan

Jaringan air minum;

Air limbah; (septic

tank komunal);

Jaringan listrik;

PJU

Pinjaman/

Hibah

Penyaluran

Pinjaman/

Penyaluran hibah

Pasar

Sekunder

Pembiayaan

Menerbitkan

Dikelola oleh

Pusat

Pengelolaan

Aset

(dibawah

Permerintah

Daerah)

KAWASAN

PERUMAHAN

(land banking)

Produk

Harga Jual

Obligasi

Daerah

Tabungan

Perumahan

Nasional

Underlying

Asset Pembangunan

PSU Kawasan

Penugasan khusus

Pemerintah kpd BUMN

untuk pembangunan

perumahan bagi MBR

dengan spesifikasi dan

harga sesuai standar

Pemerintah

Memperkuat Kapasitas

Pemda dalam

pengembangan

kawasan perumahan

melalui

sistem land banking

Kredit

Konstruksi dg

bunga rendah

KPR

dgn

bunga

rendah

Rusunami Rumah Layak Huni (RLH)

SISI PASOKAN

Pengembang Pengembang Bank

Pelaksana Bank

Pelaksana

Blended

Financing

PSU

Kawasan

BLU

Pusat

Pembiayaan

Perumahan

Keterangan:

Kegiatan TA 2011

BETTER CITY LIFE

PSU

Kawasan

Jalan;

Drainase.

14

A.1. PERCEPATAN PEMBANGUNAN RUMAH LAYAK HUNI BAGI MBR DAN MBM MELALUI DUKUNGAN PEMERINTAH

SISI PERMINTAAN

SUSTAINABLE

CITIES

Page 23: Substansi Perencanaan Kementerian Perumahan Rakyat

NO LATAR BELAKANG TUJUAN, SASARAN, KEGIATAN

DAN ANGGARAN HAL-HAL YANG TELAH DISELESAIKAN

TINDAK LANJUT YANG DIPERLUKAN

1 DEKON

Dalam rangka meningkatkan efektivitas pelaksanaan urusan pemerintahan di bidang perumahan, ada beberapa urusan pemerintahan yang akan dilimpahkan kepada Gubernur selaku Wakil Pemerintah di daerah.

Tujuan: Untuk meningkatkan efektivitas pelaksanaan

urusan pemerintahan di bidang perkim. Sasaran:

(1)Terlaksananya pendataan dan monitoring pembangunan perkim; dan

(2)Terlaksananya sosialisasi kebijakan bidang perkim.

Kegiatan: (1)Pendataan dan Monitoring

Pembangunan Perkim; dan (2)Sosialisasi Kebijakan Bidang Perkim.

Anggaran (TA 2010): Rp. 50 Milyar (33 provinsi).

Penerbitan Permenpera: 1. Pelimpahan (Permenpera No. 3/PERMEN/M/2010) 2. Pedoman Pelaksanaan Pelimpahan (Permenpera No.

4/PERMEN/M/2010) Bintek Dekonsentrasi Kemenpera Tahun 2010 pada tanggal 22-24 April 2010 Penerbitan SRAA oleh Ditjen Perbendaharaan, Kemenkeu Rapat Koordinasi dan Pembinaan SAI Dalam Rangka

Pelaksanaan Dekonsentrasi Lingkup Kementerian Perumahan Rakyat Tahun 2010 pada tanggal 2-4 Juni 2010 Pelaksanaan Bimtek di 31 Provinsi dan Soialisasi di 20

Provinsi

Menyellesaikan Pelaksanaan Bimtek, Sosialisasi dan Konsinyasi Dekonsentrasi 2010

2. DAK

Dalam rangka menun-jang prioritas nasional di bidang infrastruktur dan menstimulan pemba-ngunan perumahan di daerah sehingga dapat meningkatkan pemba-ngunan perumahan dan berkontribusi dalam mempercepat pengu-rangan backlog perumahan.

Tujuan: Meningkatkan tersedianya rumah yang layak

huni dan terjangkau bagi Masyarakat Berpenghasilan Menengah dan Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBM/R) di dalam kawasan perumahan dan permukiman yang didukung oleh prasarana dan sarana serta utilitas yang memadai. Sasaran: Terfasilitasinya PSU Perumahan dan

Permukiman sebanyak 24.000 unit (Tahun 2011) Ruang Lingkup:

1. Jaringan Air Bersih; 2. Pengelolaan Air Limbah; 3. Jaringan listrik; 4. Penerangan Jalan Umum

Alokasi Anggaran Tahun 2011: Rp. 150 Milyar

• Penyampaian Usulan Program dan Kriteria Teknis untuk Pengalokasian DAK TA 2011 melalui surat Sesmenpera a.n. Menpera No: 323/SM/LU.01.02/09/2010, tanggal 2 September 2010;

• Koordinasi internal Kemenpera Tim Penyiapan DAK Bidang Perumahan dan Permukiman dalam rangka Penyiapan Permenpera tentang Juknis DAK Bidang Perumahan dan Permukiman

• Penyiapan survey dalam rangka verifikasi lokasi calon penerima DAK Perumahan 2011

Verifikasi lokasi calon penerima DAK Perumahan tahun 2011 Sosialisasi DAK Bidang

Perkim ke Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kab/Kota.

A.2. KEBIJAKAN PENDANAAN PEMBANGUNAN YANG MENDUKUNG SINERGI PUSAT-DAERAH

Page 24: Substansi Perencanaan Kementerian Perumahan Rakyat

NO LATAR BELAKANG TUJUAN, SASARAN, KEGIATAN DAN ANGGARAN HAL-HAL YANG TELAH

DISELESAIKAN

TINDAK LANJUT YANG PERLU

DILAKUKAN

3 PSO

Dalam rangka penyediaan

perumahan dan permukiman

bagi MBR melalui penugasan

khusus kepada Perum

Perumnas sebagai satu-

satunya National Housing and

Urban Development

Corporation (NHUCD) di

Indonesia

• Tujuan

Meningkatkan hunian layak bagi MBR, Keamanan

Hunian, dan Pengurangan backlog

• Sasaran

Penyediaan rumah layak huni sebanyak ±2.500 unit

pada tahun 2011

• Kegiatan

Pembangunan Rumah Tapak

• Anggaran

Usulan alokasi anggaran PSO Perumahan tahun 2011

sebesar Rp. 40 Milyar rupiah

• Surat Keputusan Tim Kerja

Penyiapan Kewajiban Pelayanan

Umum (Public Service

Obligation/PSO) untuk Perum

Perumnas

• Tanggapan Terhadap Buku Putih

Perum Perumnas

• Analisa kebutuhan bahan dan

volume pekerjaan untuk rumah

tembok (Tipe-36 dan 21) di 33

Provinsi

• Rapat pembahasan antara tim

pengarah dan pelaksana PSO

• Exercise kebutuhan anggaran

PSO Perumahan

• Usulan lokasi PSO Perumahan

• Verifikasi lokasi PSO Perumahan

Penyampaian Surat Menteri

Negara Perumahan Rakyat

kepada Menteri Keuangan tentang

penyampaian usulan kebutuhan

anggaran PSO Perumahan tahun

2011.

A.3. PSO PERUMAHAN

Page 25: Substansi Perencanaan Kementerian Perumahan Rakyat

SEKIAN

DAN

TERIMA KASIH