STUDI PERENCANAAN PENATAAN KEMBALI...
Transcript of STUDI PERENCANAAN PENATAAN KEMBALI...
xvi
STUDI PERENCANAAN PENATAAN KEMBALI INFRASTRUKTUR PADA PERMUKIMAN KUMUH
DI DALAM KOTA
STUDI KASUS KAWASAN JALAN TIMOR KELURAHAN LOROK PAKJO
KECAMATAN ILIR BARAT I KOTA PALEMBANG
T E S I S Karya tulis sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Magister dari Institut Teknologi Bandung
Oleh
NURDIN SYAHRIL
NIM : 250 03 046 Program Studi Rekayasa dan Manajemen Infrastruktur
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
2005
i
ABSTRAK
STUDI PERENCANAAN PENATAAN KEMBALI INFRASTRUKTUR PADA PERMUKIMAN KUMUH
DI DALAM KOTA
STUDI KASUS KAWASAN JALAN TIMOR KELURAHAN LOROK PAKJO KECAMATAN ILIR BARAT I KOTA PALEMBANG
Oleh
NURDIN SYAHRIL NIM : 250 03 046
Pembangunan rumah tinggal oleh penduduk kurang mampu secara mandiri menyebabkan
tumbuhnya permukiman kumuh di dalam kota Palembang, yang merupakan tanggung
jawab pemerintah serta masyarakat dalam menatanya kembali agar menjadi lebih baik.
Penelitian ini bertujuan untuk mencari alternatif usaha penataan kembali infrastruktur
pada permukiman kumuh, guna memperbaiki jalan, drainage dan rumah-rumahnya
sehingga memenuhi planning kota, lebih baik, sehat dan sesuai harapan masyarakat.
Metoda yang digunakan adalah metoda Deskriptif yaitu dengan mengedarkan kuesioner
pada lokasi studi guna mengetahui keinginan masyarakatnya dan melakukan survey
kondisi lokasi, aspek-aspek ekonomi, sosial dan teknik pembangunan yang dapat terjadi
dalam berbagai alternatif penataan. Pada studi ini juga dilakukan perbandingan alternatif
cara penataan yang pernah dilaksanakan dalam Kota Palembang sebelumnya. Seterusnya
analisis faktor-faktor kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman dilakukan menurut teori
SWOT, dengan nilai skor tertinggi dari profil kompetitif sebagai pilihan alternatif
perencanaan.
Hasil penelitian dan analisis menunjukkan dalam profil kompetitif bahwa nilai skor
tertinggi = 5,190 yaitu penataan dengan bantuan pemerintah melalui proyek P3KT atau
lainnya. Pada perbandingan penataan yang pernah dilakukan dalam Kota Palembang
sebelumnya nilai skor tertinggi = 5,025 adalah penataan permukiman kumuh kelurahan
5 Ulu dan 7 Ulu. Melalui proyek PRP2K alternatif penataan kembali infrastruktur dapat
dilakukan pada kawasan Jalan Timor Kelurahan Lorok Pakjo Palembang meliputi
perbaikan Jalan, drainage oleh pemerintah dan bantuan biaya perbaikan rumah-rumah
penduduk secara mandiri dengan biaya bergulir dan melibatkan BKM dalam pelaksanaan.
Kata kunci : Studi Perencanaan, penataan kembali, infrastruktur ,permukiman kumuh.
ii
ABSTRACT
THE RESTRUCTURING PLANNING STUDY OF THE URBAN VILE SETTLEMENT INFRASTRUCTURE
The Case Study of Jalan Timor Territory, Political District of Lorok Pakjo Sub District of Ilir Barat I Kota Palembang
By NURDIN SYAHRIL
NIM: 250 03 046
The housing development by poor population individually led to increase of the base
dwelling in Palembang city. In order to set back the area into the better condition,
government and the population become the most responsible parties for it.
The study purposes are to looking for an alternative on restructuring of vile settlement
infrastructure, road repair, housing and drainage that agree with the city planning, making
better, health and along with the public expectation.
The method used is descriptive, spread some questionnaires in the study area to find out of
public expectation and making survey on the location situation, economy aspects, social and
technical development that will happen in several design alternative. In this study performed
an alternative comparison on the way of previous arrangement has been performed in
Palembang city. Moreover, the analysis of advantage and disadvantage factors, risks and
prospect carried out by SWOT theory with the highest point of competitive profile as the
planning alternative choice.
The result of study and analysis show that in the competitive profile there is a highest score
about 5.190, arrangement by government under P3KT project so on. Previously, in the
setting comparison that was performed in Palembang city, highest score of 5.025 achieved
by restructuring of vile settlement in political district of 5 Ulu and 7 UIu. By mean of the
PRP2K project, restructuring alternative of infrastructure can performed in Jalan Timor of
Lorok Pakjo political district of Palembang, which it involves repairing of road and drainage
under government control and public housing aid individually by rolling fund involving of
BKM.
Keyword: Planning study , restructuring, infrastructure, and vile settlement.
iii
PEDOMAN PENGGUNAAN TESIS
Tesis S2 yang tidak dipublikasikan terdaftar dan tersedia di Perpustakaan Institut
Teknologi Bandung dan terbuka untuk umum dengan ketentuan bahwa hak cipta ada
pada pengarang. Referensi kepustakaan diperkenankan dicatat, tetapi pengutipan dan
peringkasan hanya dapat dilakukan seizin pengarang dan harus disertai dengan
kebiasaan ilmiah untuk menyebutkan sumbernya.
Memperbanyak atau menerbitkan sebagian atau seluruh tesis haruslah seizin Direktur
Program Pascasarjana Institut Teknologi Bandung.
Perpustakaan yang meminjamkan tesis ini untuk keperluan anggotanya harus mengisi
nama, tanda tangan peminjam dan tanggal pinjam.
iv
Dipersembahkan kepada
Isteriku Sumiati dan anak-anakku Yanuar Arifin, Wahyu Apriluddin,
Muhammad Arie Vebriansyah, Meiseno Purnawan
dan Aisyah Ceisarina
yang tercinta
Persembahan khusus
Mengenang almarhun anakku kelima
Ferdi Aminuddin
Kelahiran Palembang, 29 Desember 1987
Yang telah mendahului kami semua
Pada tanggal 29 September 2002
v
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji syukur kepada Allah Swt karena berkat rahmat dan hidayah-
Nya jualah penulis dapat menyelesaikan penulisan tesis ini dengan Judul “ Studi
Perencanaan Penataan Kembali Infrastruktur pada Permukiman Kumuh di dalam Kota “
Penulisan tesis ini dimaksudkan sebagai salah satu persyaratan dalam memperoleh gelar
Magister Teknik pada program Pasca Sarjana Institut Teknologi Bandung umumnya dan
program studi Rekayasa dan Manajemen Infrastruktur khususnya.
Selain itu kiranya juga diharapkan dapat berguna sebagai bahan masukan bagi Pemerintah
Kota Palembang khususnya dan kota-kota di Indonesia pada umumnya.
Pada kesempatan ini pula penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih dan
penghargaan yang sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang telah membantu penulis
dalam menyelesaikan tesis ini .
Ucapan terima kasih dan penghargaan tersebut, penulis sampaikan kepada :
1. Dr. Ir. Herlien D. Setio selaku dosen pembimbing yang dengan penuh kesabaran
mengarahkan penulis sejak awal hingga akhir penelitian ini.
2. Dr. Ir. Agung Wiyono selaku dosen penguji yang telah memberi banyak masukan
demi kesempurnaan penelitian ini.
3. Dr. Ir. Reini D. Wirahadikusumah selaku dosen penguji yang telah memberi
masukan demi kesempurnaan penelitian ini.
4. Dr. Ir. Purnomo Soekirno dan Dr. Ir. Junaidi Kosasih selaku koordinator KBK dan
Koordinator Tesis pada program studi Rekayasa dan Manajemen Infrastruktur yang
telah membina kami selama ini.
5. Dekan FTSP, Ketua Departemen, seluruh dosen pengajar dan staf administrasi pada
Departemen Teknik Sipil umumnya dan Program Pasca Sarjana khususnya.
6. Kepala Dinas Tatakota Palembang yang telah memberikan bantuan dan
kesempatan bagi penulis dalam mendapatkan data dalam penulisan ini.
7. Ketua Badan Perencanaan Daerah Kota Palembang yang telah memberikan bantuan
dan kesempatan bagi penulis dalam mendapatkan data dalam penulisan ini.
8. Masyarakat Rt.01, 02 dan 04 Rw.01 Kelurahan Lorok Pakjo Palembang yang telah
sudi menjadi responden dan memberikan data-data atau jawaban pada penelitian
dilapangan lokasi studi.
vi
9. Rekan-rekan RMI angkatan 2003 dan teman-teman program studi MRK, Struktur
Institut Teknologi Bandung, yang telah membantu penulis dalam penulisan ini.
10. Teman-teman pegawai Perpustakaan Departemen Teknik Sipil khususnya yang
telah membantu penulis dalam menyelesaikan penulisan ini.
Penulis menyadari bahwa penulisan tesis ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu
penulis sangat mengharapkan masukan dari berbagai pihak untuk memberikan saran yang
bersifat positif demi kesempurnaan penulisan tesis ini.
Semoga hasil penulisan tesis ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan para pembaca
umumnya.
Bandung , 6 Oktober 2005
Penulis,
vii
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL
ABSTRAK
LEMBAR PENGESAHAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ii
LEMBAR PERSEMBAHAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . iv
KATA PENGANTAR . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . v
DAFTAR ISI . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . vii
DAFTAR TABEL, DIAGRAM DAN GRAFIK. . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . x
DAFTAR GAMBAR, PETA DAN PHOTO . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . xii
DAFTAR LAMPIRAN . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . xiii
BAB. I. PENDAHULUAN
I. 1 .Latar belakang . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 1
I.2. Permasalahan . . . . .. . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 3
I.2.1.Kebutuhan penataan infrastruktur . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 3
I.2.2.Identifikasi alternatif penataan.. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 3
I.2.3.Kondisi permukiman studi kasus . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 3
I. 3. Tujuan dan manfaat penelitian . . . . . .. . . . . . .. . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . 4
I. 4. Lingkup bahasan dan Metoda Penelitian . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 4
I. 5. Sistematika Penulisan . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. 6
BAB. II. TINJAUAN PUSTAKA
II. 1. Pendekatan perencanaan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 9
II. 1. 1. Pengertian perencanaan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 9
II. 1. 2. Penetapan Visi, Misi, Acuan yang digunakan dan Isu strategis
kebijakan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 10
II. 1. 3. Kajian alternatif perencanaan dengan analisis SWOT. . . . . . . . . . . . . . 11
II. 1. 4. Matrik profil kompetitif alternatif pilihan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 14
II. 2. Penataan kembali Infrastruktur . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 15
II. 2. 1. Pengertian penataan kembali . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 15
II. 2. 2. Definisi Infrastruktur . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 15
II. 2. 3. Penataan Infrastruktur . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 16
II. 3. Permukiman kumuh di dalam kota . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 17
II. 3. 1. Pengertian permukiman kumuh. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 17
II. 3. 2. Kriteria permukiman kumuh. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 18
II. 3. 3. Beberapa pendekatan penanganan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 20
viii
II. 3. 4. Permukiman kumuh dan peremajaan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 23
II. 4. Alternatif cara penataan kembali infrastruktur permukiman . . . . . . . . . . 24
II. 4. 1. Penataan kembali dengan swadaya penduduk . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 24
II. 4. 2. Dengan bantuan pemerintah . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . 24
II. 4. 3. Peremajaan dengan investasi pengembang . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 26
BAB III PROGRAM PENELITIAN
III.1. Kerangka penelitian . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 27
III.1.1. Tahap penelitian pendahuluan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 28
III.1.2. Tahap penelitian tata letak prasarana infrastruktur . . .. . . . . . . . . . . . . . 28
III.1.3. Tahap penelitian keinginan masyarakat . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 28
III.1.4. Tahap pengolahan data dan analisis alternatif penataan kembali
infrastruktur . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 29
III.1.5. Tahap pemilihan dan penentuan alternatif pilihan. . . . . . . . . . . . . . .. . . 29
III.1.6.Kesimpulan dan saran . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . 29
III.2. Sturkturisasi permasalahan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 30
III.2.1. Penelitian kondisi internal dan eksternal lokasi studi . . . . . . . . . . . . . . 30
III.2.2. Perkiraan proyeksi penanganan lokasi studi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 30
III.2.3. Perbandingan program penataan terdahulu . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 30
III.2.4. Penentuan kriteria lokasi studi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 31
III.2.5. Pemilihan alternatif penanganan dengan analisis SWOT. . . . . . . . . . . . 31
BAB IV. TATA LETAK INFRASTRUKTUR DAN KEINGINAN MASYARAKAT
IV.1.Tata letak Infrastruktur pada lokasi studi. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 35
IV.1.1. Tata letak dan kondisi eksisting rumah penduduk . . . . . . . . . . . . . . . . . 35
IV.1.2. Tata letak prasarana jalan dan drainage . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . 36
IV.2. Penataan kembali infrastruktur menurut planning kota . . . . . . . . . . . . . . 36
IV.2.1.Latar belakang planning kota pada lokasi studi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 36
IV.2.2. Penataan prasarana jalan dan drainage. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 38
IV.2.3. Penataan rumah penduduk . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . 40
IV.2.4. Keinginan masyarakat dalam penataan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 41
IV.3. Penataan yang sudah dilakukan dam situasi lokasi studi di kota
Palembang . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 42
IV.3.1. Penataan permukiman kumuh kelurahan 12 Ulu . . . . . . . . . . . . . . . . . 43
IV.3.2. Penataan permukiman kumuh kelurahan 5 Ulu dan 7 Ulu . . . . . . . . . . 43
ix
IV.3.3. Penataan kawasan Jalan Segaran dan Sayangan . . . . . . . . . . . . . . . . . 44
IV.3.3. Kawasan Jalan Timor kelurahan Lorok Pakjo Palembang . . . . . . . . . 45
IV.4 Penentuan kriteria lokasi studi . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . 47
IV.4.1. Berdasarkan kriteria permukiman kumuh Prajitno, Sakti,1990. . .. . . . . 48
IV.4.2..Berdasarkan kriteria tipologi kawasan dari Dinas PU Kota Palembang . 49
BAB.V. ANALISIS ALTERNATIF PENATAAN KEMBALI INFRASTRUKTUR
V.1. Aspek–aspek yang mempengaruhi penataan lokasi studi . . . . . . . . . . . . . 50
V.1.1. Aspek ekonomi penduduk lokasi studi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 50
V.1.2. Aspek sosial pembangunan dengan bantuan pemerintah . . . . . . . . . . . . 51
V.1.3. Aspek teknik pembangunan bila dilakukan oleh pengembang . . . . . . . . 52
V.2. Pemilihan alternatif perencanaan yang dapat dilakukan . . . . . .. . . . . . . . . 53
V.2.1. Analisis SWOT berdasarkan keinginan masyarakat . .. . . .. . . . . . . . . . . 53
V.2.2. Analisis SWOT perbandingan penataan permukiman Kumuh
dalam kota Palembang sebelumnya . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 65
V.2.3 Profil kompetitif pemilihan alternatif . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 69
V.3 Perbandingan perencanaan penataan permukiman kumuh kelurahan
12 Ulu, 5 Ulu dan 7 Ulu dan kawasan Jalan Segaran dan Sayangan. . . 70
V.3.1.Penanganan dan hasil yang dicapai pada penataan . . . .. . .. . . . . . . . . . . 70
V.3.2.Keuntungan dan kerugian pada penataan yang pernah dilakukan. . . . . .. 74
V.4. Penentuan alternatif perencanaan kawasan Jalan Timor Palembang. . . . . . 77
V.4.1. Pendekatan berdasarkan keinginan masyarakat . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . 77
V.4.2. Pendekatan berdasarkan cara penataan yang pernah dilakukan
dalam kota Palembang sebelumnya . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 77
V.4.3. Pendekatan berdasarkan kondisi eksisting, metoda perencanaan
dan pelaksanaan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 78
V.4.1. Kesimpulan pendekatan . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . .. . . . . . . . . . . 79
BAB. VI KESIMPULAN DAN SARAN
VI.1. Kesimpulan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 82
VI.2. Saran . . . . . . . . . . . . . . . . … . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 83
DAFTAR PUSTAKA . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 84
LAMPIRAN -LAMPIRAN
x
DAFTAR : TABEL, DIAGRAM DAN GRAFIK
Tabel II. 1. Skala perbandingan penilaian . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 13
Tabel II. 2. External Strategic Factors Analysis Summary. . . . . . . . . . . . . . . . . . . 14
Tabel II. 3. Internal Strategic Factors Analysis Summary. . . . . . . . . . . . . . . . . . . 14
Tabel II. 4. Matrik profil kompetitif . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 15
Tabel II. 5. Kriteria permukiman kumuh /tidak kumuh . . . .. . . . . . . . . . .. . . . . . . . 19
Tabel II. 6. Tipologi kawasan kumuh/sangat kumuh/kumuh sedang . . . . . . . . . . . 20
Tabel II. 7 Hubungan NEL dengan peremajaan. . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . 23
Tabel IV. 1. Kondisi eksisting rumah-rumah pada lokasi studi . . . . . . . . . . . . . . . . 35
Tabel IV. 2. Prosentase hasil kuesioner masyarakat kawasan Jl Timor Palembang . 42
Tabel IV. 3. Perbandingan kondisi eksisting penataan kawasan dalam kota
Palembang . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 47
Tabel IV. 4. Kriteria permukiman kawasan Jl.Timor berdasarkan analisis eksisting. 48
Tabel IV. 5. Tipologi kawasan berdasarkan analisis eksisting . . . . . . . . . . . . . . . . . 49
Tabel V. 1. Penghasilan penduduk kawasan Jl.Timor. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 50
Tabel V. 2. Pekerjaan Penduduk kawasan Jl Timor . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 50
Tabel V. 3. Bobot faktor-faktor yang mempengaruhi IFAS alternatif I . . . . . . .. . . . 53
Tabel V. 4. Nilai skor berdasarkan IFAS Alternatif I . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . 54
Tabel V. 5. Bobot faktor-faktor yang mempengaruhi EFAS alternatif I . . . . . . .. . . . 55
Tabel V. 6. Nilai skor berdasarkan EFAS Alternatif I . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . 56
Tabel V. 7. Bobot faktor-faktor yang mempengaruhi IFAS alternatif II . . . . . .. . . . 56
Tabel V. 8. Nilai skor berdasarkan IFAS Alternatif II . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . 57
Tabel V. 9. Bobot faktor-faktor yang mempengaruhi EFAS alternatif II . . . . . . . . . . 58
Tabel V. 10. Nilai skor berdasarkan EFAS Alternatif II . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 58
Tabel V. 11. Bobot faktor-faktor yang mempengaruhi IFAS alternatif III . . . . . . . 59
Tabel V. 12. Nilai skor berdasarkan IFAS Alternatif III . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 60
Tabel V. 13. Bobot faktor-faktor yang mempengaruhi EFAS alternatif III . . . . . . . . 61
Tabel V. 14. Nilai skor berdasarkan EFAS Alternatif III . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 61
Tabel V. 15. Bobot faktor-faktor yang mempengaruhi IFAS alternatif IV . . . . . . . 62
Tabel V. 16. Nilai skor berdasarkan IFAS Alternatif IV . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 63
Tabel V. 17. Bobot faktor-faktor yang mempengaruhi EFAS alternatif IV . . . . . . . . 64
Tabel V. 18. Nilai skor berdasarkan EFAS Alternatif IV . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 64
Tabel V. 19. IFAS penataan kelurahan 12 Ulu . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 66
xi
Tabel V.20. EFAS penataan kelurahan 12 Ulu . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 66
Tabel V.21. IFAS penataan Kelurahan 5 Ulu dan 7 Ulu . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 67
Tabel V.22. EFAS penataan Kelurahan 5 Ulu dan 7 Ulu . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 67
Tabel V.23. IFAS penataan Kawasan Jalan Segaran dan Sayangan . . . . . . . . . . . . . 68
Tabel V.24. EFAS penataan Kawasan Jalan Segaran dan Sayangan . . . . . . . . . . . . . 68
Tabel V.25. Tabel profil kompetitif pemilihan alternatif berdasarkan keinginan
Masyarakat . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 69
Tabel V.26. Tabel profil kompetitif pemilihan alternatif penataan sebelumnya . . . . 69
Tabel V.27. Perbandingan perencanaan penataan kelurahan 12 Ulu, 5 Ulu
dan 7 Ulu, kawasan Jalan Segaran dan Sayangan. . . . . . . . . . . . . . . . . 74
Tabel V.28. Perbandingan keuntungan dan kerugian penataan kelurahan 12 Ulu,
5 Ulu dan 7 Ulu, kawasan Jalan Segaran dan Sayangan. . . . . . . . . . . . 76
Tabel V.29. Perbandingan metoda perencanaan dan pelaksanaan dalam penataan . . 78
Diagram II. 1. Analisis SWOT. . . . .. . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 12
Grafik II.1 Ancaman dan peluang . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 13
Grafik II.2 Kelemahan dan kekuatan. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 13
xii
DAFTAR : GAMBAR , PETA , PHOTO
Gambar II. 1.Siklus perencanaan dan manajemen proyek . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 9
Gambar II. 2. Penampang jalan . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 17
Gambar III. 1. Kerangka penelitian . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 27
Gambar V. 1. Kesimpulan proses perencanaan penataan kawasan Jalan Timor
Kelurahan Lorok Pakjo kota Palembang . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 80
Gambar V. 2. Kesimpulan proses perencanaan penataan kembali Infrastruktur
pada Permukiman Kumuh di dalam Kota . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 81
Peta I. 1. Sebagian daerah kumuh dikecamatan ilir barat I kota Palembang . . . . . 7
Peta I. 2. Kecamatan-kecamatan dalam kota Palembang . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . 86
Peta I. 3. Sebagian kota Palembang . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . 87
Peta IV.1 Situasi Jalan, Kavling tanah dan rumah Rt. 01, 02, 04 Kel. L.Pakjo Plg .. 88
Peta IV.2 Situasi Rencana Jalan menurut planning kota disesuaikan dengan
Kavling tanah dan rumah Rt. 01, 02, 04 Kel. L.Pakjo Plg .. .. . . . . . . . . . . 39
Peta IV.3 Kavling tanah dan rumah penduduk dengan photo2 eksisting yg ada ( 1 ) 90
Peta IV.4 Kavling tanah dan rumah penduduk dengan photo2 eksisting yg ada ( 2 ) 91
Peta IV.5 Kavling tanah dan rumah penduduk dengan photo2 eksisting yg ada ( 3 ) 92
Peta IV.6 Jalan di Rt. 01, 02, 04 dan photo-photo jalan yg ada . . . . . . . . . . . . . . . . 93
Peta IV.7 Kavling tanah dan Saluran dalam Rt. 01, 02, 04 dengan photo-photo
Saluran yg ada . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 94
Peta IV.8 Situasi Rencana Jalan menurut planning kota di Rt. 01, 02, 04
Kelurahan. Lorok Pakjo Palembang . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 95
Peta IV.9 Situasi tata letak rumah dan nomor kepemilikan rumah pada Rt. 01, 02, 04
Kelurahan. Lorok Pakjo Palembang . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 96
Peta IV.10 Situasi kondisi permukiman pada Rt. 01, 02, 04
Kelurahan. Lorok Pakjo Palembang . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 97
Peta IV.11 Rencana penataan lahan ( Blok B1 ) Kec.IB.I (skala 1:20.000) …………. 37
Rencana penataan lahan ( Blok B1 ) Kec.IB.I (skala 1:10.000) ……… . 98
Peta IV.12 Rencana penataan Jalan baru dan sesuai planning kota ……………… 89
Photo I. 1 Tampak atap-atap rumah pada Rt.04 Rw.01
kelurahan Lorok Pakjo Dengan latar belakang Aston Hotel . . . . . . . . 8
Photo I. 2. Tampak depan gang masuk ke permukiman penduduk Rt.04 Rw.01
Kelurahan Lorok Pakjo Palembang . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 8
xiii
DAFTAR : LAMPIRAN
Peta I. 2. Kecamatan-kecamatan dalam kotamadya Palembang . . . . . . . . . . . . . .. . 86
Peta I. 3. Sebagian kota Palembang . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . 87
Peta IV.1 Situasi Jalan, Kavling tanah dan rumah Rt. 01, 02, 04 Kel. L.Pakjo Plg .. 88
Peta IV.12 Rencana penataan Jalan baru dan sesuai planning kota ……………… 89
Peta IV.3 Kavling tanah dan rumah penduduk dengan photo2 eksisting yg ada ( 1 ) 90
Peta IV.4 Kavling tanah dan rumah penduduk dengan photo2 eksisting yg ada ( 2 ) 91
Peta IV.5 Kavling tanah dan rumah penduduk dengan photo2 eksisting yg ada ( 3 ) 92
Peta IV.6 Jalan di Rt. 01, 02, 04 dan photo-photo jalan yg ada . . . . . . . . . . . . . . . . 93
Peta IV.7 Kavling tanah dan Saluran dalam Rt. 01, 02, 04 dengan photo-photo
Saluran yg ada . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 94
Peta IV.8 Situasi Rencana Jalan menurut planning kota di Rt. 01, 02, 04
Kelurahan. Lorok Pakjo Palembang . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 95
Peta IV.9 Situasi tata letak rumah dan nomor kepemilikan rumah pada Rt. 01, 02, 04
Kelurahan. Lorok Pakjo Palembang . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 96
Peta IV.10 Situasi kondisi permukiman pada Rt. 01, 02, 04
Kelurahan. Lorok Pakjo Palembang . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 97
Peta IV.11 Rencana penataan lahan ( Blok B1 ) Kec.IB.I (skala 1:10.000) ……… . 98
Surat pengantar kuesioner . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 99
Daftar pertanyaan khusus untuk penduduk Rt. 04 Rw.01 Kelurahan Lorok Pakjo
Palembang . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 100
Daftar isian hubungan pengaruh faktor-faktor internal dan eksternal dengan alter-
natif cara penataan kembali infrastruktur. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 103
Daftar nama-nama penduduk Rt.04 Rw.01 dalam kawasan Jalan Timor
Kelurahan Lorok Pakjo Palembang ( ukuran tanah ) . . . . . . . . . . . … … . 109
Daftar nama-nama penduduk Rt.01 Rw.01 dalam kawasan Jalan Timor
Kelurahan Lorok Pakjo Palembang. ( ukuran tanah ). . . . . . . . . . . … … . 111
Daftar nama-nama penduduk Rt.02 Rw.01 dalam kawasan Jalan Timor
Kelurahan Lorok Pakjo Palembang( ukuran tanah ). . . . . . . . . . . … … . 113
Lampiran A
1.
2.
3.
Lampiran C
1.
2
3
Lampiran B
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10
11
12
13
xiv
Daftar nama-nama penduduk Rt.04 Rw.01 dalam kawasan Jalan Timor
Kelurahan Lorok Pakjo Palembang ( Kondisi rumah ). . . .. . . . . . . … … . 114
Daftar nama-nama penduduk Rt.01 Rw.01 dalam kawasan Jalan Timor
Kelurahan Lorok Pakjo Palembang. ( Kondisi rumah ) . . . . . . . . … … . 116
Daftar nama-nama penduduk Rt.02 Rw.01 dalam kawasan Jalan Timor
Kelurahan Lorok Pakjo Palembang. ( Kondisi rumah ) . . . . . . . . … … . 118
Daftar Kelurahan dalam Kota Palembang yang tergolong Kumuh Th.2000-2005 . . . 119
1.
4.
5.
6.
Lampiran D
82
BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN
VI. 1. Kesimpulan.
Dalam penataan kembali lokasi studi di Rt.01, Rt.02, dan Rt.04 yang termasuk dalam kawasan
Jalan Timor Kelurahan Lorok Pakjo Palembang dapat diambil kesimpulan sebagai berikut ini :
1. Berdasarkan kriteria permukiman kumuh Prajitno, Sakti, 1990 dan kriteria tipologi
kawasan dari Dinas PU Kota Palembang maka kawasan Jalan Timor Palembang
termasuk dalam kriteria kawasan kumuh sedang.
2. Penataan kembali permukiman kumuh dengan bantuan pemerintah akan memudahkan
akses transportasi bagi penduduk dalam aktivitasnya sehari-hari, serta menimbulkan
semangat untuk meningkatkan kemampuan guna memperbaiki atau membangun
kembali rumahnya.
3. Penataan kembali permukiman kumuh yang dilakukan oleh pengembang akan lebih
memudahkan penataan ulang prasarana infrastruktur dalam lokasi permukiman,
membuat bentuk dan type permukiman yang baik, menata jalan dan drainage sesuai
dengan planning kota.
4. Berdasarkan hasil analisis SWOT ternyata alternatif cara penataan yang mempunyai
nilai skor tertinggi = 5,190 adalah alternatif II yaitu bantuan pemerintah melalui proyek
P3KT atau lainnya. Skor tertinggi kedua = 4,897 adalah alternatif III yaitu bantuan
perusahaan pengembang melalui pembebasan tanah dan penataan kembali
infrastrukturnya
5. Berdasarkan perbandingan penataan permukiman kumuh pada kelurahan 12 Ulu, 5 Ulu
dan 7 Ulu serta kawasan Jalan Segaran dan Sayangan di dalam kota Palembang maka
hasil analisis SWOT yang mempunyai nilai skor tertinggi = 5,025 adalah penataan
permukiman kumuh kelurahan 5 Ulu dan 7 Ulu. Skor tertinggi kedua = 4,975 adalah
penataan kawasan Jalan Segaran dan Sayangan.
6. Melihat kondisi eksisting kawasan Jalan Timor Palembang yang berupa tanah daratan
dengan infrastruktur berupa jalan, drainage dan rumah-rumahnya maka yang paling
mendekati kondisi eksisting, perkiraan metoda perencanaan, pelaksanaan dengan hasil
yang akan dicapai, baik dari segi pelaksanaan fisik maupun dari segi pembiayaan nanti
83
maka cara penataan permukiman kumuh kawasan Jalan Segaran dan Sayangan serta
sebagian dari kelurahan 5 Ulu dan 7 Ulu Palembang sebagai pedoman pilihan .
7. Penataan lokasi studi yaitu kawasan jalan Timor Kelurahan Lorok Pakjo Kecamatan Ilir
Barat I Kota Palembang ini diusulkan perencanaan dan pelaksanaannya dengan bantuan
pemerintah melalui proyek Penataan dan Rehabilitasi Prasarana Permukiman Kumuh
( PRP2K) dengan melibatkan Badan Keswadayaan Masyarakat ( BKM) yang diakui
oleh masyarakat dan pemerintah setempat. Khusus areal lokasi yang terletak di Rt.04
ada baiknya dilakukan oleh pengembang melalui pembebasan tanah dan penataan
kembali dengan membangun baru perumahan elit/real estate baik berupa bangunan
parmanen biasa ataupun bangunan bertingkat berbentuk kondominium atau lainnya,
mengingat nilai ekonomi lokasi yang cukup tinggi.
VI. 2. Saran
Dalam perencanaan penataan kembali permukiman kumuh didalam kota ada beberapa hal yang
perlu mendapat perhatian terutama oleh pihak-pihak yang akan melakukannya seperti :
1. Perlu dilakukan sosialisasi dari pemerintah daerah mulai dari aparat pemerintahan
terendah akan adanya planning kota dalam suatu daerah/kawasan didalam kota agar
setiap pembangunan terutama rumah-rumah penduduk sudah mengikuti aturan/planning
yang ada dan pemerintah juga dengan tegas dan konsekuen menerapkan planning
tersebut tanpa pandang bulu.
2. Pembebasan atau penggantian tanah penduduk yang terkena rencana jalan hendaknya
dilakukan dengan musyawarah yang mufakat antara pihak pelaksana dengan penduduk
setempat.
3. Perlu dilakukan kajian dengan seksama dalam melakukan penataan kembali suatu
kawasan terutama dalam aspek finansial bila pelaksanaannya dilakukan oleh
pengembang atau bantuan lembaga keuangan lainnya.
84
DAFTAR PUSTAKA
1. Ascher, William; Overholt, H, William, (1983) Strategic Planning & Forcasting, Jhon wiley & sons , New York.
2. Aji, Firman, B,Drs & Sirait, Martin,S, Drs, (1990) Perencanaan dan Evaluasi suatu sistem untuk proyek pembangunan, Bumi Aksara, Jakarta, 12-13.
3. Budihardjo, Eko (2004), Arsitektur & Kota di Indonesia “ Penerbit PT Alumni, cetakan kelima, Bandung, 55-70.
4. Besuki, Sunario, (1992), Penyusunan dan penggunaan tanah dalam rangka property Development ( Hukum Real Estate Indonesia ), Makalah untuk DPP Inkindo , Jakarta.
5. Certo, C, Samuel ; Peter, J Paul (1990), Strategic Management, a Focus on Process, Mc. Graw Hill, Singapore.
6. Djoekardi, Djuwanda,(1992), Pembangunan perumahan, Sariupaya, Mandiriteguh, PT, Jakarta
7. Handrianto, Dicky. (1996) Peremajaan pemukiman dengan pendekatan pembangunan yang bertumpu pada masyarakat sebagai alternatif penanganan pemukiman kumuh, Jurnal PWK, Nomor 22 / September 1996, 58-75
8. Hax, Arnoldo C, Nicolas S, Majluf (1991), The strategy concept and proses – A Pragmatic approach, Prentice Hall, New Yersey.
9. Hudson, W.R.,Haas, R., Uddin,W.,(1997) Infrastructure Management, McGraw-Hill Companies, inc., United States of America.
10. Inpres Nomor.5 Tahun 1990, tentang peremajaan permukiman kumuh yang berada datas tanah negara.
11. Keputusan Presiden RI No.7 Tahun 1998, Jakarta, 1998. tentang Kerjasama pemerintah dan badan usaha swasta dalam pembangunan dan atau pengelolaan infrastruktur.
12. Kodoatie, Robert J,(2003), Manajemen dan Rekayasa Infrastruktur, Penerbit Pustaka Pelajar, cetakan 1, Yogyakarta , 157-165.
13. Komarudin, (1997), Menelusuri pembangunan perumahan dan permukiman, Yayasan real estate Indonesia.
14. Lensa, Depkimpraswil canangkan pembangunan 1 juta unit RsH, Kebutuhan rumah RsH 800.000 unit /tahun, Buletin Griya No.34 September 2003, 17.
15. Muko-muko.Y.A.(1994) Dasar Penyusunan Anggaran Biaya Bangunan “ Penerbit Gaya Media Pratama, cetakan ke 12 , Jakarta, 25–60.
85
16. Pemerintah Kota Palembang (2001), Program Jangka Menengah Sektor Permukiman dan Perumahan, Dirjen Pemkot, Direktorat Program dan Evaluasi, Depkimpraswil Palembang.
17. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 1974 tentang Perusahaan Umum Pembangunan Perumahan Nasional.
18. Permendagri No. 1 Tahun 1987 tentang: Penyerahan Prasarana Lingkungan, Utilitas Umum dan Fasilitas Sosial Perumahan kepada Pemerintah Daerah.
19. Permendagri No.2 Tahun 1987 tentang: Pedoman Penyusunan Rencana Kota
20. Prajitno, Sakti, (1990) Mencari momentum pembenahan permukiman kumuh kota besar di Indonesia, Jurnal Penelitian Pemukiman , Maret- April ,Bandung. 2-9.
21. Rangkuti, Freddy, (2000) Analisis swot teknik membedah kasus bisnis , PT.Gramedia Pustaka Utama , Jakarta.
22. Rue, Leslie W, Phyllis G, Holland, (1989) Strategic management concepts and experience, McGraw-Hill, Singapore.
23. Siregar, Nelson,MSc. (2002), Program Penataan dan Revitalisasi kawasan & Kebijakan revitalisasi kawasan perkotaan, Depkimpraswil, Jakarta.
24. Siregar, Ali Basyah & Samadhi, Ari TMA, (1988) Manajemen , Penerbit ITB, Bandung , 18-19.
25. Simanungkalit, Panangian,(1992) Dasar-dasar pasar property dan aktivitas pasar property di DKI Jakarta 1992, Makalah untuk DPP INKINDO, Jakarta.
26. SKB Mendagri, Men PU, dan Menpera Nomor 648-384 Tahun 1992, Nomor 739/KPTS/1992, Nomor 09/KPTS/1992 tentang: Pedoman Pembangunan Perumahan dan Permukiman dengan Lingkungan hunian yang berimbang.
27. Supriyatno, Budi (1996) Tata ruang dalam pembangunan Nasional ( suatu strategi dan pemikiran), Yayasan board of science Development Strategies, Indonesia.
28. Tjiptono, Fandy (2002) Strategi Pemasaran , Penerbit Andi, Yogyakarta
29. Triotek (1994), Rencana Penataan Bangunan Kawasan Jalan Segaran dan Sayangan Kota Palembang, Dirjen Cipta Karya, Direktorat Tata Bangunan, DPU, Palembang.
30. Undang-undang Nomor 4 Tahun 1992 tentang: Perumahan dan Permukiman.
31. Undang-undang Nomor 24 Tahun 1992 tentang: Penataan Ruang.
32. Undang-undang Nomor 32 tahun 2004 tentang ; Pemerintahan daerah.
86
II. 3. 2. Infrastruktur dalam permukiman kumuh Dalam permukiman kumuh fasilitas infrastruktur yang sangat menonjolkan kekumuhan suatu permukiman adalah kondisi rumah – rumah penduduknya, jalan – jalan lingkungannya dan drainage air kotornya. Dimana ketiga faktor utama tersebut merupakan indikasi yang menentukan suatu permukiman dapat dikatakan kumuh atau tidak. Sedangkan fasilitas infrastruktur yang lain seperti prasarana air bersih, listrik, pengelolaan sampah pada umumnya kurang begitu kelihatan dalam mempengaruhi kekumuhan suatu permukiman, walaupun sebenarnya hal itu juga merupakan indikator dalam penentuan suatu permukiman kumuh.
Permukiman kumuh yang tumbuh di kota-kota besar di Indonesia, pada umumnya diakibatkan oleh laju urbanisasi yang cepat dan sulit dibendung, sehingga cenderung akan bertambah luas, dalam waktu yang relatif singkat. ( Prajitno, Sakti, 1990 ). Ciri-ciri permukiman kumuh di kotabesar pada umumnya ditandai oleh kriteria – kriteria sebagai berikut :
o Kepadatan penghuni mencapai di atas 500 orang/Ha. o Kondisi lingkungan permukiman kumuh tidak sehat, dengan ditandai tidak tersedianya
fasilitas prasarana lingkungan seperti saluran air hujan, pembuangan sampah serta prasarana lainnya.
o Keadaan atau kondisi permukiman tidak sehat, saling berhimpitan, sempit, kurang ventilasi, jarak antara satu rumah dengan rumah lainnya sangat dekat, tidak jelas garis batas sempadan bangunan, bangunan pada umumnya terdiri dari bangunan rumah semi permanen, darurat dan kualitas bahan bangunannya sangat rendah.
o Permukiman kumuh tersebut pada umumnya dihuni oleh golongan masyarakat yang berpenghasilan dan pendidikan rendah, seperti : pegawai golongan rendah yang bekerja di sektor pemerintahan, perdagangan maupun perindustrian, buruh, tukang baso, tukang becak, tukang loak, tukang kredit, dll.
o Ruang yang dihuni mulai dari ukuran 2 x 3 m2 untuk ruang serba guna, sampai 8 x 10 m2 tanpa sekat dan berfungsi sebagai ruang untuk makan, tidur, kerja, maupun gudang tempat menyimpan gerobak dorong, becak atau peralatan dagangan lain-nya, bahkan dihuni oleh beberapa anggota keluarga sekaligus.
o Keadaan prasarana jalan, kalaupun ada sangat mengkhawatirkan keadaannya, becek, rusak, sering menerima genangan air, selokan-selokan tak berfungsi, macet dan fungsinyapun berubah menjadi tempat pembuangan tinja.
o Namun semangat kekeluargaan diantara sesama penghuni permukiman kumuh sangat kuat, saling menolong, senasib sepenanggungan dan toleransinya sangat tinggi.
o Tak jarang pula daerah permukiman kumuh pada umumnya cepat menerima dan merangsang tumbuhnya penyakit / berjangkit / penyebarluasan penyakit menular, seperti pilek, diare, muntah berak, penyakit kulit, dll.
o Status tanah permukiman pada umumnya tanah Negara / instansi pemerintah / yayasan / perusahaan yang dihuni tanpa izin atau kalaupun dengan izin, tetapi dipungut sewa, atau perseorangan dengan sertifikat hak milik, hak guna bangunan, hak guna usaha dll.
Usaha peremajaan kota dipandang sebagai suatu alternatif penataan infrastruktur dalam permukiman kumuh, walaupun dalam pelaksanaannya banyak yang menemui kegagalan.
87
Menurut Handrianto, Dicky, ( 1996 ) beberapa penyebab yang sering terjadi kegagalan adalah:
a. Seringkali tanpa disadari peremajaan dianggap hanya sebagai suatu karya kerja dari pemerintah. Kondisi ini pada akhirnya selalu mengarah kepada pendekatan Top -Down dan bersifat proyek dalam penanganannya. Hasil yang paling sering dirasakan adalah ketidak sinkronan program yang akan dilaksanakan dengan aspirasi dan kemampuan masyarakat sebagai komunitas di atasnya yang seharusnya didudukkan sebagai subyek dari pembangunan / penanganan yang akan dilaksanakan.
b. 'Tidak terjadinya keberlanjutan ( sustainability ) penanganan yang lebih disebabkan oleh penentuan penanganan yang tidak didasari pada keterjangkauan ( affordability ) dari masyarakat maupun pemerintah daerah dalam menjamin keberlangsungan program. Pada kondisi seperti ini sering ditemui program-program yang tidak memiliki kemampuan cost recovery sehingga mengakibatkan program penanganan tersebut tidak dapat bergulir bahkan di lokasi yang sama sekalipun. Tidak / kurang dilibatkannya masyarakat dalam perencanaan yang partisipatif juga menyebabkan tidak adanya rasa kepemilikan terhadap program yang sedang dijalankan, sehingga bila pada gilirannya penanganan tersebut harus dikelola / ditindaklanjuti oleh masyarakat rnaka akan menemui hambatan yang besar.
c. Ketidak terpaduan program dalam melakukan penanganan yang dilakukan oleh seluruh pelaku. Disamping menimbulkan beban biaya yang besar dan tidak efektif, kondisi ini menyebabkan hilangnya kesempatan untuk dilakukan subsidi silang yang dapat dihasilkan dari adanya kemitraan dalam penggalangan sumber dana. Sering kali peremajaan didudukkan sebagai proyek bukan sebagai payung dari program penanganan yang akan dilakukan, sehingga segala pendekatan dan konsekuensinya dianggap sebagai proyek.
d. Permasalahan permukiman kumuh masih lebih dianggap sebagai masalah fisik belaka, sehingga pemecahan masalah yang dilakukan lebih menitik beratkan program penanganan fisik daripada masalah sosial ekonomi dan kemampuan sumber daya manusia yang seringkali justru menjadi penyebab utama kekumuhan.
Dari kondisi tersebut tampak bahwa kegagalan penanganan lebih disebabkan tidak dilibatkannya masyarakat dalam proses penanganan dan dalam proses pengambilan keputusan. Dalam arti lain masyarakat masih menjadi pelaku pasif dari penanganan. Ajakan Menteri Negara Perumahan Rakyat untuk mendukung prakarsa menangani pembebasan permukiman kumuh, perlu ditunjang oleh berbagai pihak baik sektor pemerintah, swasta maupun masyarakat sendiri.
Namun ajakan yang seolah-olah sebagai 'liming-iming" (jawa) bagi sektor swasta tersebut tidak akan menarik bila tidak diimbangi dengan upaya yang dapat menimbulkan rangsangan terhadap pihak swasta tersebut. Rangsangan tersebut dapat berupa antara lain: penggunaan sebagian tanah untuk toko atau untuk pasar swalayan, karena hal tersebut dapat mendatangkan keuntungan bagi pihak swasta dikemudian hari. Kembali kepada masalah per-mukiman kumuh itu sendiri, tidak semudah apa yang dibayangkan bila suatu kawasan kumuh dibenahi serentak melalui program pembebasan tanah (total demolition) ataupun melalui model pembebasan kawasan kumuh lainnya. '
Pendekatan yang lebih manusiawi dapat diterapkan dengan mengajak bicara terlebih dahulu serta didengar pendapatnya terlebih dahulu, sehingga diharapkan golongan penghuni permukiman kumuh merasa diajak berpartisipasi sejak awal. Yang paling utama agar dapat
88
diusahakan kelompok masyarakat penghuni kawasan kumuh merasa diajak berpartisipasi sejak awal. Selain itu agar dapat diusahakan kelompok masyarakat penghuni kawasan kumuh tersebut tidak merasa disuruh pergi dengan imbalan sejumlah ganti rugi.
Demikianlah secara umum gambaran permukiman kumuh diperkampungan kota kota besar di Indonesia, dengan ke tiadaan modal, pendidikan yang rendah, terbatasnya keterampilan serta rendahnya penghasilan/pendapatan maka cenderung permukimannya berkualitas rendah pula.
KONDISI DAN STATUS LAHAN PERNUKINAN KUNUH Lahan yang menjadi arena adu nasib bagi kelompok masyarakat berpenghasilan rendah tersebut pada umumnya ber variasi. Yang jelas mereka sering mengklaim satu kawasan tanpa izin dan permisi, terhadap pemilik lahan yang sebenarnya. Hal-ini terjadi pada tanah tanah negara yang sering diserobot, yang umumnya memilih daerah di pinggiran sungai, karena mereka masih tetap menghayati bahwa "air adalah sumber kehidupan “ keyakinan tersebut tetap dianut, walaupun ada di kolong jembatanpun, hunian kumuh tetap berjalan sebagaimana perkembangan ekonomi kota.
Di samping itu suatu kawasan ada kalanya dimiiiki oleh seseorang/ Tuan Tanah yang menyewa-nyewakan bidang-bidang tanahnya bagi masyarakat keeii yang miskin. Praktek ini masih banyak dijumpai diberbagai kota besar di Indonesia, baik di Jakarta maupun di Surabaya. Lokasi didekat pusat perdagangan yang tidak terurus oleh Pemilik tanah sexing dijactikan sasaran tumbuhnya permukimia" kumuh. Alasan ini sangat mendasar, selain mereka memperoleh kemudah,an be-rusaha (secara informal), merekapun tenaganya masih sangat dibutuhkan oleh kelampok berpenghasilan lainnya sebagai tenaga pembantu, pesuruh, penjaga, dil. Selain status lahan yang dijadikan kawasn kumuh tersebut berstatus hak guna usaha atau hak guna barngunan saja tetapi tidak jarang pula status tanah yang berfungsi sebagai kawasan kumuh berstatus hak milik perseorangan yang tidak diurus. (kasus lahan milik H.J. Naro). WHY ? Mengapa harus dicari suatu momentum yang tepat guna membenahi permukiman kumuh kota ?. mukiman kumuh ditarik adaan yang akan memberikan Melihat sendiri, kesimpulan serba arti ciri-ciri perdapat kiranya bahwa dengan ke "KUMUH", cenderung bahwa lingkungan permukimannya akan berkualitas rendah dan demikian juga masyarakatnya atau penghuninya turut mendapat stempel kualitas rendah pula. Keadaan yang mencerminkan kualitas rendah di tengah kota (borok kota) sudah lazim tidak akan di senangi atau disukai oieh para pengelola kota. Di samping kondisi "KUMUH" ikut pula menurunkan citra suatu kota, juga memberikan kecenderungan sebagai tempat atau sarang kriminalitas atau kejahatan lainnya. Walaupun hal tersebut tidak selalu, tetapi keadaan kumuh dapat memberikan tendensi kearah gambaran yang kurang baik untuk suatu kota. pembenahan kawasan kumuh kota secara~serentak tanpa mengajak masyarakat penghuni, akan dapat menimbulkan