STUDI PEMBUATAN JUS PROBIOTIK KOMBINASI MANGGA …
Transcript of STUDI PEMBUATAN JUS PROBIOTIK KOMBINASI MANGGA …
1
STUDI PEMBUATAN JUS PROBIOTIK KOMBINASI MANGGA PEPAYA DAN NENAS PEPAYA
MENGGUNAKAN KULTUR Lactobacillus plantarum
Oleh :
SARWINNI
G 611 06 018
PROGRAM STUDI ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN
JURUSAN TEKNOLOGI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2013
2
STUDI PEMBUATAN JUS PROBIOTIK KOMBINASI MANGGA PEPAYA DAN NENAS PEPAYA
MENGGUNAKAN KULTUR Lactobacillus plantarum
Oleh :
SARWINNI
G 611 06 018
SKRIPSI
Sebagai Salah SatuSyaratMemperoleh
GelarSarjanaTeknologiPertanian
Pada
JurusanTeknologiPertanian
PROGRAM STUDI ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN
JURUSAN TEKNOLOGI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2013
3
HALAMAN PENGESAHAN
Judul : Studi PembuatanJus Probiotik Kombinasi Mangga
Pepaya dan Nenas Pepaya Menggunakan Kultur
Lactobacillus plantarum
Nama : SARWINNI
Stambuk : G 611 06 018
Program Studi : Ilmu dan Teknologi Pangan
Disetujui
Tim Pembimbing
Pembimbing I
Dr. Ir.Mariyati Bilang.DEA
NIP. 19540327 198302 2 001
Pembimbing II
Dr.Ir. Rindam Latief. MS
NIP. 19640302 198903 1 003
Mengetahui,
Ketua Jurusan Teknologi Pertanian
Prof. Dr. Ir. Hj. Mulyati M. Tahir, MS
NIP 19570923 198312 2 001
Ketua Panitia Ujian Sarjana
Ir.Nandi Kuswandi Sukendar, M.app.SC
NIP 19430717 196903 2 001
Tanggal Lulus : 2013
4
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur saya panjatkan atas kehadirat Allah SWT,
karena atas limpahan rahmat, taufik serta hidayahNya sehingga penulis
dapat menyelesaikan laporan penelitian ini dalam bentuk skripsi yang
berjudul ”StudiPembuatanJus Probiotik Kombinasi Mangga Pepaya dan
Nenas Pepaya Menggunakan Kultur Lactobasillus plantarum sebagai
salah satu syarat untuk memperoleh gelar kesarjanaan pada Jurusan
Teknologi Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Hasanuddin Makassar.
Dalam penyusunan skripsi ini, penulis mendapatkan bimbingan dan
bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu, pada kesempatan ini penulis ingin
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Dr.Ir. Mariyati Bilang.DEA selaku pembimbing I dan Dr. Ir.
RindamLatief, MS selaku pembimbing II yang telah bersedia
menyediakan banyak waktunya untuk selalu membimbing,
mengarahkan, dan senantiasa memberikan masukan kepada penulis
dalam melakukan penelitian dan penulisan skripsi.
2. Prof. Dr. Ir. H. JalilGenisa, Msselakupenguji I danProf. Dr. Ir. Hj. Meta
Mahendradatta, Msselaku penguji II yang telah banyak membantu
dalam penelitian dan penyusunan skripsi ini.
3. Keluarga yang selalu ada untuk penulis ( Keluarga besar Ayahanda
dan Ibunda Penulis) yang telah menuntun dan senantiasa mendoakan
5
penulis dengan tulus dan ikhlas dan takhenti-hentinya memberikan
dukungan, semangat, bantuan moril, serta pengorbanannya yang
takternilai harganya. Dan saudariku tersayang Saheriana,
Syamsualam. Sahabat ku Satria Yuniarti dan Muchlisah yang selalu
memberikan dukungan, semangat dan motivasi.
4. Keluarga Mahasiswa Jurusan Teknologi PertanianUH (KMJ TP-UH),
teman-teman yang telah memberikan dukungan dan semangat, serta
berbagai pihak yang tak dapat disebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan,
untuk itu penulis terbuka menerima saran dan kritik guna penyempurnaan
dan semoga skripsi yang sederhana ini dapat dimanfaatkan bagi semua
pihak.
Akhirkata, semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan Rahmatdan
Hidayah-Nya atas segala aktivitas kita, Amin.
Wassalam
Makassar, Agustus 2013
Penulis
6
RIWAYAT HIDUP PENULIS
Sarwinni, lahir di Ujung Pandang, Provinsi Sulawesi
Selatan, pada tanggal 12 Juli 1988. Anak kedua dari
empat bersaudara, pasangan Multasan dan
Nursiah.HD.Spd.
Jenjang pendidikan formal yang ditempuhadalah :
1. SekolahDasar (SD) NegeriButung I I Makassar, tahun 1996-2000.
2. Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) PGRI 4 Makassar,
tahun2000-2003.
3. Sekolah Menengah Teknologi Industri Makassar, tahun 2003-2006.
4. Tahun 2006, penulis diterima di Perguruan Tinggi Negeri Universitas
Hasanuddin melalui jalur SPMB pada Program Strata Satu (S1) dan
tercatat sebaga imahasiswi Program Studi Teknologi Hasil Pertanian
Jurusan Teknologi Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Hasanuddin
Makassar.
7
RINGKASAN
Pangan fungsional merupakan makan dan minuman (bahan pangan) yang memberikan manfaat tambahan, disamping berfungsi gizi dasar juga mencakup produk yang dibuat secara khusus untuk meningkatkan penampilan fisiknya, contohnya makanan dan minuman yang difermentasi. Probiotik merupakan merupakan bakteri yang baik secara alamiah didalam saluran pencernaan manusia. Pada penelitian ini dibuat jus probiotik dengan penambahan kultur Lactobacillus plantarum sebagai sumber probitiknya yang merupakan bakteri asam laktat. Tujuan penelitian ini untuk mempelajari proses pembuatan jus probiotik dari kombinasi buah mangga dan pepaya serta jus dari kombinasi buah nenas dan papaya yang menggunakan kultur Lactobacillus plantarum sebagai sumber mikroorganisme probiotiknya. Jus tersebut diatas kemudian difermentasi pada suhu 370C selama 24 jam dengan kultur Lactobacillus plantarum. Setelah difermentasi jus disimpan selama 4 minggu pasuhu 40C. Parameter jus hasil fermentasi yang diamati adalah pH, total asam dan total bakteri asam laktat. Data hasil analisa diolah menggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan pola faktorial. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa perbedaan jus fermentasi : kombinasi dari buah mangga dan pepaya demikian juga kombinasi dari buah nenas dan pepaya, tidak berpengaruh nyata terhadap pH dan total asam. Analisa pH jus fermentasi selama penyimpanan 0 - 4 minggu berkisar 3.93-5.22, total asam 1.71-2.592% dan total bakteri asam laktat (Lactobacillus plantarum)0.37X107-5.75X107.
Kata Kunci : Mangga, Nenas, Pepaya dan Pangan Fungsional
8
ABSTRAK
Functional food is food and beverage (food ingredients) that
provide additional benefits (probiotics), such as beverages. Probiotics are
good bacteria that is naturally in the human digestive tract. In this study the
probiotics juice was made with the addition of Lactobacillu plantarum culture
as a source probiotics which is lactic acid bacteria. The purpose of this
research is to study the probiotics processing from a combination of fruit
juices. The first is papaya juice and mango juice. The second is pineapple
juice and papaya juice. Lactobacillu plantarum is a source of microorganisme.
The juice were fermented at a temperatur above 370C for 24 h. After being
fermented, the juice were stored for 4 weeks at temperatur of 40 C.
Fermented juice parameter observed were pH, acid total and total lactic acid
bacteria. Data analysis results was processed by using complete randomized
design factorial pattern. The results showed that the fermented juice did not
show a significant difference for the two juices in terms of pH and acid total.
After storing for 4 weeks, the pH volume of the fermented juice was from 3.93
to 5.22. The acid total was 1.71 to 2.59 % and the total lactic acid bacteria
(Lactobacillus plantarum) was 0.37X107 to 5.75X107.
Keywords: Mango, Pienapple, Papaya and Functional Food.
9
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL…………………………………………………… xi
DAFTAR LAMPIRAN……………………………………………… xii
I. PENDAHULUAN
A. LatarBelakang1
B. TujuandanKegunaan .......................................................... 3
C. RumusanMasalah .............................................................. 3
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Jus Probiotik ....................................................................... 5
B. Pepaya ............................................................................... 6
C. Nenas ................................................................................. 7
D. Mangga .............................................................................. 8
E. Buah Klimakterik dan Non-Klimakterik ............................... 8
F. Pangan Fungsional ............................................................. 9
G. Probiotik ............................................................................. 11
H. Bakteri Asam Laktat............................................................. 13
I. Bahan Tambahan.................................................................. 15
J. Fermentasi............................................................................ 16
K. Uji Organoleptik.................................................................... 18
III. METODE PENELITIAN
A. WaktudanTempat ............................................................... 20
10
B. AlatdanBahan ..................................................................... 20
C. ProsedurPenelitian ............................................................. 21
1. Penyiapan Alat ................................................................ . 21
a. Pembuatan Jus Mangga Pepaya................................... 21
b. Pembuatan Jus Nenas Pepaya..................................... 21
c. Pembuatan Starter......................................................... 22
d. Pembuatan Jus.............................................................. 22
2. Perlakuan Penelitian......................................................... .23
3. Parameter Pengamatan.................................................... 24
a. Pengukuran pH.............................................................. 24
b. Pengukuran Total Asam................................................. 24
c. Perhitungan Jumlah Mikroba......................................... 24
d. Uji Sensori..................................................................... 25
e. Pengolahan Data........................................................... 25
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Derajat Keasaman (pH) ...................................................... . 26
2. Total Asam ........................................................................ . 28
3. UjiOrganoleptik ................................................................. . 30
a. Warna ........................................................................... . 32
b. Aroma ........................................................................... . 32
c. Rasa .............................................................................. . 33
11
4.Uji Mikrobiologi ..................................................................... . 35
V. KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan ....................................................................... . 38
2. Saran ................................................................................ . 39
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................... . 40
LAMPIRAN .................................................................................... . 46
12
DAFTAR TABEL
No. Judul Halaman
1. KomposisiKimiadanNilaiGiziBuahPepaya …......................... 7
2. Kandungandannilaigizibuahnenas......................................... 8
3. Jenis buah klimakterik dan Non-Klimakterik.......................... 9
4. Tipe-tipe Produk Probiotik Dan Bakteri Probiotik................... 13
13
DAFTAR LAMPIRAN
No. Judul Halaman
01. Tabel Penelitian Pendahuluan Tabel Uji Organoleptik dari segi Rasa dan Aroma Buah Mangga di tambah pepaya ................................................... 44
Tabel Uji Organoleptik dari segi Rasa dan Aroma Buah Nenas di tambah Pepaya ...................................................... 45
02. TabelHasil Penelitian Utama TabelHasilUji Organoleptik Jus Buah Berdasarkan Warna ... 46 TabelHasilUji Organoleptik Jus Buah Berdasarkan Aroma 46
c. Tabel Hasil Uji Organoleptik Jus Buah Berdasarkan Rasa 47
03. TabelHasilAnalisa TotalAsam Jus Buah Selama Penyimpanan 0 – 4 Minggu ................................................... 48
TabelHasilAnalisisSidikRagamPengaruh Berbagai perlakuan terhadap Total Asam Jus Buah Selama Penyimpanan 0 – 4 Minggu. ......................................................................... 48
04. TabelHasilAnalisa pH Jus Buah Selama Penyimpanan 0 – 4 Minggu. ......................................................................... 49
TabelHasil Analisa Sidik Ragam Pengaruh Berbagai perlakuan terhadap pH Jus Buah Selama Penyimpanan .... 49
05. TabelHasilTotal Bakteri Asam Laktat pada Produk Jus Buah 40 Tabel Hasil Uji Mikrobiologi pada Produk Jus Buah ............. 50
a
.
H
u
b
u
n
g
a
n
a
n
t
a
r
a
P
e
b
.
a
. b
.
a
.
b
.
a
. b
.
a
.
b
.
14
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Jus buah adalah buah yang dihancurkan baik secara manual atau
secara mekanik agar menjadi cairan buah yang mudah di cerna oleh
tubuh dan salah satu cara memenuhi kebutuhan vitamin dan mineral
yang bermanfaat dalam pengolahanya agar tubuh mendapatkan manfaat
yang maksimal (Anonim 2012 e). .Manfaat jus buah dapat membantu
pertahanan tubuh agar tidak cepat sakit, mengendalikan kadar kolesterol
dalam tubuh, menjaga pencernaan dari gangguan akibat kurang serat,
mencegah kanker dengan kandungan antioksidan dalam tubuh,
mempercepat proses pemulihan dan menjaga kulit tetap kencang serta
awet muda (Anonim 2012 f).
Pangan funsional adalah makanan dan bahan pangan yang dapat
memberikan manfaat tambahan disamping fungsi gizi dasar pangan
tersebut dalam suatu kelompok masyarakat tertentu. Pangan fungsional
dimungkinkan memiliki sifat fungsional untuk seluruh populasi atau
kelompok khusus yang didefinisikan secara jelas sebagai contoh khusus
untuk usia tertentu atau untuk golongan yang memiliki sifat genetic
tertentu selain itu, pangan fungsional juga mencakup produk yang dibuat
secara khusus untuk meningkatkan penampilan fisik maupun koagulatif.
Contoh dari produk tersebut yaitu minuman dan makanan fermentasi,
dimana terdapat beberapa macam makanan dan juga minuman
15
fermentasi seperti kecap, kefir, tape, tempe, tempoyak, shake, vitacharm,
yakult, yoghurt dan berbagai macam lainnya Anonim, 2012 c).
Menurut ilmuan pangan fungsional merupakan produk pangan
yang berasal dari bahan alami, bukan berbentuk (kapsul, tablet atau
bubuk), dapat dan layak di konsumsi sebagai bagian dari diet atau menu
sehari-hari, mempunyai fungsi tertentu pada saat dicerna serta dapat
memberi peran dalam proses tubuh tertentu, seperti memperkuat
mekanisme pertahanan tubuh mencegah penyakit tertentu, membantu
mengembalikan kondisi tubuh setelah sakit tertentu, menjaga kondisi fisik
dan mental serta memperlambat proses penuanaan dini.
Probiotik adalah istilah yang diguankan pada mikroorganisme
hidup yang dapat memberikan efek baik atau kesehatan pada organisme
lain. Probiotik seringkali direkomendasikan oleh dokter dan lebih sering
lagi oleh ahli nutrisi, setelah mengkonsumsi antibiotik atau sebagai
bagian dari pengobatan candidiasis.Banyak probiotik disediakan dalam
sumber alaminya seperti golongan bakteri Lactobacillus pada yoghurt
dan sourkraut.Dan beberapa mengklaim probiotik mampu meningkatkan
daya tahan tubuh (Anonim, 2006).
Bakteri asam laktat adalah kelompok bakteri gram-positif yang
tidak membentuk spora dan dapat memfermentasikan karbohidrat untuk
menghailkan asam laktat, bakteri asam laktat juga memiliki kondisi
optimal untuk pertumbuhannya yai C dan pH 3,0-8,0.
16
Bakteri asam laktat meiliki tingkat efesiensi penggunaan substrat dimana
tergantung pada tipe fermentasinya (Rahayu, 1992).
B. Tujuan dan Kegunaan
Tujuan penelitian ini untuk mempelajari dan mengkaji proses
pembuatan jus probiotik dari kombinasi buah dimana buah mangga,
nenas papaya dan Lactobacillus plantarum sebagai sumber
mikroorganisme probiotiknya.
Kegunaan dari penelitian ini adalah sebagai bahan informasi bagi
masyarakat untuk menghasilkan produk jus probiotik salah satu minuman
fungsional yang terbuat dari jus mangga tambah papaya dan nenas
tambah papaya.
C. Rumusan Masalah
Jus adalah cairan yang di ekstrak dari buah matang penuh yang
umumnya di konsumsi sebagai sumber vitamin, serat dan mineral
terutama vitamin c. Untuk mendapakan nilai lebih dari mengkonsumsi jus
maka jus dapat mempunyai fungsi lain sebagai minuman fungsional yaitu
jus probiotik. Walaupun proporsi buah-buahan (pepaya, mangga dan
nenas) sudah sesuai menurut cita rasa tetapi proses pembentukan jus
buah menjadi jus buah probiotik belum di ketahui karena akan melibatkan
proses fermentasi oleh mikroba probiotik (Lactobacillus plantarum).
Diantara proses pembentukan jus probiotik dapat dipengaruhi oleh waktu
fermentasi yang di butuhkan bakteri probiotik berkembang dengan baik di
17
dalam jus dan viabilitasnya juga tetap dapat di pertahankan selama
penyimpanan.
18
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Jus Probiotik
Jus buah adalah buah yang dihancurkan baik secara manual
atau secara mekanik agar menjadi cairan buah yang mudah di cerna oleh
tubuh dan salah satu cara memenuhi kebutuhan vitamin dan mineral yang
bermanfaat dalam pengolahanya agar tubuh mendapatkan manfaat yang
maksimal, (Anonim 2012e). Dan memiliki banyak manfaat bagi kesehatan
tubuh manusia dan beberapa khasiat dapat menolak penyakit dari luar.
Dengan adanya jus, maka gizi dan nutrisi mudah diserap dan cepat.Jus
buah banyak mengandung gizi yang lengkap dan cukup, umumnya
mengandung vitamin, enzim, mineral, asam esensial, asam linolenik,
yang sangat menyehatkan dan baik untuk kesehatan tubuh manusia.
Kandungan beta karoten dari jus buah yang berwarna kuning, ungu,
merah dan hijau berfungsi sebagai anti oksidan kuat yang melawan
pertumbuhan sel kanker dan menangkal radikal bebas.(Anonim 2012f).
Tubuh kita terutama usus, merupakan tempat kehidupan bagi
jutaan mikroorganisme atau bakteri.Tidak hanya bakteri yang baik yang
dapat bekerja bagi kesehatan kita, tetapi bakteri jahatpun dapat tumbuh
dengan subur.Keseimbangan antara bakteri baik dan bakteri jahat itulah
yang turut menentukan kesehatan kita.Maka protein bekerja baik yang
menstimulasi respon imun tubuh, meningkatkan produksi mucin dalam
usus dan bakteri jahat dapat menempel pada dinding usus,
19
menetralisasikan toksin bakteri jahat, serta menetralisasikan zat
karsinogen dari makanan.(Anonim, 2012g).
Minuman probiotik merupakan minuman yang mengandung
mikroorganisme hidup yang mempunyai pengaruh menguntungkan
untukinduk semangnya melalui keseimbangan mikroorganisme usus
(Fuller,1992). Secara umum, fungsi probiotik serupa dengan antibiotik,
yaitudapat meningkatkan kesehatan. Bedanya, mekanisme kerja
antibiotik langsung membunuh mikroorganisme target dan meninggalkan
residu dalam jaringan tubuh, sedangkan probiotik menekan pertumbuhan
mikroorganisme yang tidak diinginkan dan merangsang mikroorganis
mesejenis, serta tidak meninggalkan residu dalam jaringan
(Soeharsono,1997). Produk minuman probiotik Jus buah kombinasi ini
mengacu pada SNI 01-2981-1992 karena merupakan produk yang
hampir sejenis dengan yoghurt. Berdasarkan SNI 01-2981-1992, produk
yoghurt memiliki penampakan yang kental, bau yang khas, rasa asam
dan konsistensi yang homogen.
B. Pepaya (Carica papaya L.)
Pepaya kaya akan anti oksidan karoten, Vitamin C dan Havonoid
yang berperan sebagai anti kanker, mengandung papain-suatu enzim
protease, yang bermanfaat untuk membantu percepatan penyembuhan
luka dan mencerna protein. Mengandung kampaina-suatu alkaloid yang
dapat berfungsi untuk mengurangi serangan jantung anti amuba dan
20
peluru cacing. Keunggulan papaya masak adalah memiliki vitamin A dan
C. Pepaya dapat memperlancar pencernaan dan buang air, sehingga
sangat baik di konsumsi oleh penderita jantung dan darah tinggi yang
sering mengalami kesulitan dalam buang air.(Anonim, 2012a).
Tabel 1.komposisi kimia dan nilai gizi buah papaya yaitu :
Kandungan Nilai Gizi
Karbohidrat (g) Lemak (g) Protein (g) Vitamin B1 (mg) Vitamin B2 (mg) Vitamin C (mg) Kalium (mg) Fosfor (mg) ZatBesi (mg)
12,10 0,30 0,50 0,03 0,04 74,00 34,00 11,00 1,00
C. NANAS(Ananas comosus (L))
Buah ini banyak mengandung vitamin A dan C sebagai
antioksidan.Juga mengandung kalsium, fosfor, magnesium, besi, natrium,
kalium, dekstrosa, sukrosa, dan enzim bromelain.Bromelain berkhasiat
sebagai antiradang, membantu melunakkan makanan di lambung, serta
menghambat pertumbuhan sel kanker.Kandungan seratnya dapat
mempermudah buang air besar pada penderita sembelit.Bromelin dapat
di gunakan sebagai pengempuk daging sebagaimana papain yang
terdapat di dalam papaya, dan dapat melarutkan lendir yang sangat
kental dalam sistem pencernaan(Haryanto dan Beni 1996).
21
Tabel 2. Kandungan dan nilai gizi buah nenas :
Sumber : Direktorat gizi, departemen kesehatan 1996
D. Mangga ( Mangifera indica L)
Merupakan salah satu jenis buah-buahan yang produksinya
cukup tinggi dan banyak di sukai oleh masyarakat.Selain cita rasa aroma
yang enak serta penampakan yang menarik, juga banyak mengandung
Vitamin dan mineral yang sangat bermanfaat bagi pertumbuhan dan
kesehatan badan.(Anonim, 2011b).
E. Buah Klimakterik dan Non-Klimakterik
Buah klimakterik adalah buah yang mengalami lonjakan respirasi
dan produksi etilen setelah dipanen. Sedangkan buah non klimaterik
adalah buah yang tidak mengalami lonjakan respirasi maupun etilen
sehingga ketika dipanen buah non klimaterik harus dipanen pada saat
matang utuh, hal ini berbeda dengna buah non klimaterik yang harus
mengalami pemeraman untuk mencapai kematangan (Anonim 2013a).
Pada buah-buahan kita kenal menjadi 3 macam tingkatan berdasarkan
kematangannya yaitu pematangan atau maturity yang berarti bahwa
buah tersebut menjadi matang atau tua yang kadang-kadang belum bisa
Kandungan Nilai Gizi
Vitamin C (mg) Protein (mg) Lemak (mg) Karbohidrat (mg) Kalsium (mg) Fosfor (mg) Besi (mg) Air (mg)
100 24,0 0,4 0,2 13,7 16,0 11,0 0,3
22
dimakan karena rasanya yang belum enak dan istilah ripening atau
pemasakan, dimana buah yang sudah baik untuk dimakan yang
mempunyai rasa enak, dan senescence atau pembusukan, pada kondisi
ini buah telah mengalami kerusakan sehingga tidak layak lagi jika
dikonsumsi(Anonim 2013b )
Tabel 03. Jenis buah klimakterik dan Non-Klimakterik
sumber : Anonim 2013b.
F. Pangan fungsional
Pangan funsional adalah makanan dan bahan pangan yang dapat
memberikan manfaat tambahan disamping fungsi gizi dasar pangan
tersebut dalam suatu kelompok masyarakat tertentu, yang di definisikan
secara jelas sebagai contoh khusus untuk usia tertentu atau untuk
golongan yang memiliki sifat genetic tertentu selain itu, pangan
NAMA UMUM NAMA ILMIAH
Buah Klimakterik
Advokad Pisang Nangka Jambu Mangga Pepaya Markisa Buah Non-Klimakterik Mete Jeruk Bali Lemon Lychee Orange Nenas
Persea americana Musa sepientum Artocarpus altilis Psidium guajava Mangivera indica Carika papaya Passi flora edulis Anacardium occidentale Citrus paradisi Citrus lemonia Litchi chinensis Ananas comosus
23
fungsional juga mencakup produk yang dibuat secara khusus untuk
meningkatkan penampilan fisik. Contoh dari produk tersebut yaitu
minuman dan makanan fermentasi seperti, seperti kecap, kefir, tape,
tempe, tempoyak, shake, vitacharm, yakult, yoghurt dan berbagai macam
lainnya. (Anonim, 2012c).
Semakin meningkatnya perhatian masyarakat dewasa ini
terhadappentingnya pengaruh makanan dan minuman terhadap
kesehatan, memicuberkembangnya produk-produk pangan yang memiliki
fungsi kesehatanterutama dalam pemanfaatan produk-produk alami.
Keadaan ini sangatberpengaruh terhadap pemasaran produk pangan
yang berlabel untukkesehatan, baik untuk pengobatan dan pencegahan
penyakit, minumanberenergi (energy drink), serta makanan yang
mengandung kultur aktif bakteri (probiotik). Saat ini obat-obatan
tradisional telah dikembangkan menjadi minuman maupun makanan
yang dapat dikonsumsi tanpamenimbulkan efek samping bahkan dapat
memberikan efek yang baikterhadap kesehatan, khususnya dalam
mengurangi keluhan penyakittertentu. Jenis makanan atau minuman ini
lebih dikenal dengan sebutanpangan fungsional. Minuman kesehatan
dapat diartikan sebagai minumanyang dapat meningkatkan fungsi
fisiologis, seperti menurunkan kandungankolesterol, meningkatkan
sistem pertahanan tubuh, mencegah kanker dansebagainya. Selain itu
minuman kesehatan memiliki rasa dan aroma serta kandungan gizi yang
sesuai dengan peruntukannya (Fardiaz,2000). Dalam penelitian ini,
24
minuman kesehatan yang dikaji berupa jus kombinasi buah mangga
pepaya dan nenas pepaya yang difermentasi dengan kultur Lactobacillus
plantarum. Produk yang dihasilkan dari penelitian ini dapat dikatakan
pangan fungsional karena mengandung Lactobacillus plantarum sebagai
probiotik yang bermanfaat bagi kesehatan.Minuman probiotik termasuk
kedalam makanan fungsional yang mempunyai kandungan komponen
aktif dan dapat memberikan efek terhadap kesehatan. Ada tiga fungsi
dasar yang harus dipenuhi oleh makanan fungsional, yaitu (1) sensory
(warna dan penampilan menarik,citarasa enak), (2) nutritional (bernilai
gizi tinggi), dan (3)Physiological (memberikan pengaruh fisiologis yang
menguntungkan bagi tubuh).Beberapa fungsi fisologis yang diharapkan
adalah (a) pencegahan timbulnya bahaya penyakit; (b) meningkatkan
daya tahan tubuh; (c)regulasi kondisi ritme fisik tubuh; (d) memperlambat
proses penuaan; dan(e) penyehatan kembali dari sakit (recovery).
G. Probiotik
Probiotik merupakan bakteri baik yang secara alamiah ada di
dalam saluran pencernaan manusia. Disebut sebagai bakteri
baik/menguntungkan Karena bila mikroorganisme tersebut dikonsumsi
dalam jumlah tertentu dapat memberikan dampak positif bagi kesehatan.
Contoh, bakteri asam laktat dan Bifidobacterium. Sedangkan prebiotik
adalah bahan/komponen yang dapat bermanfaat untuk perkembangan
mikroflora di dalam usus tadi. Di dalam usus, bahan prebiotik selain akan
difermentasi oleh bakteri baik terutama Bifidobacteria dan Lactobacillus
25
juga akan menghasilkan asam lemak berantai pendek yang oleh tubuh
dapat digunakan sebagai sumber energi (Anonim 2006).
Berbagai penelitian dan observasi klinis menunjukkan berbagai
peranan probiotik, antara lain : (Anonim, 2012f)
1. Mempertahankan seimbangan bakteri baik dan jahat (terutama
setelah pengghunaan antibiotik)
2. Mengurangi antigen sistemik atau menurunkan sensitifitas alergi
(anak yang tidak alergi memiliki lebih banyak bakteri Lactobacillus dan
Bifidobacteria dibandingkan dengan yang alergi)
3. Meningkatkan system imunitas local (meningkatkan aktivitas jaringan
limfoid usus, serta Interferon) dan sistemik.
4. Menurunkan radang usus dan meningkatkan integritas dinding sel.
Probiotik adalah istilah yang digunakan pada mikroorganisme hidup
yang dapat memberikan efek baik atau kesehatan pada organisme
/inangnya beberapa contoh pada makanan suplemendiet yang
mengandung bakteri berguna dengan asam laktat bakteri (lactic acid
bacteria – LAB) sebagai mikroba yang paling umum dipakai. LAB telah
dipakai dalam industri makanan bertahun-tahun karena mereka mampu
untuk mengubah gula (termasuk laktosa) dan karbohidratlain menjadi
asam laktat. Ini tidak hanya menyediakan rasa asam yang unik dari dairy
food fermentasi seperti susu fermentasi, tapi juga berperan sebagai
penyedia, dengan cara mengurangi pH dan membuat kesempatan
organisme merugikan untuk tumbuh lebih sedikit.Kebutuhan Probiotik
26
dalam tubuh, berdasarkan penelitian bahwa mengkonsumsi probiotik
berlebihan tidak bermasalah bagi kesehatan. Probiotik akan keluar
melalui tinja..(Anonim 2004).
Tabel 04. Tipe-tipe Produk Probiotik Dan Bakteri Probiotik
Probiotik Bakteri (yang umum digunakan)
Produk-produk susu fermentasi
(yoghurt, buttermilk, susu
asidofilus, dan lain-lain).
Lactobacillus bulgaricus Streptococcus thermophilus Lactobacillus acidophilus Lactobacillus casei Bifidobacteria sp. Lactobacillus reuteri
Pangan yang disuplementasi
(susu pasteurisasi, minuman-
minuman).
Lactobacillus bulgaricus Streptococcus thermophilus Lactobacillus acidophilus Bifidobacteria sp. Lactobacillus reuteri
Farmaseutikal (tablet, kapsul,
granula).
Lactobacillus bulgaricus Lactobacillus acidophilus Bifidobacteria sp.
Produk-produk health food
(cairan, kapsul, bubuk).
Lactobacillus acidophilus Bifidobacteria sp. Lactobacillus sp.
Sumber : Hidayat, et al., 2008.
H. Bakteri Asam Laktat
Lactobacillus plantarumScientific classification
Kingdom : Bacteria
Division : Firmicutes
Class : Bacilli
Order : Lactobacillales
Family : Lactobacillaceae
Genus : Lactobacillus
Species : Lactobacillus plantarum (L. plantarum)
Penggunaan kultur mikroorganisme dalam pengolahan pangan
misalnya dalam pembuatan makanan atau minuman fermentasi,
terutama ditujukan untuk mengubah bahan pangan asalnya. Bakteri
27
asam laktat memerlukan nutrisi yang sangat kompleks, oleh karena itu
umumnya habitatnya kaya akan nutrisi seperti berbagai jenis makanan
(susu, daging, minuman, dan sayuran). Faktor-faktor yang
mempengaruhi pertumbuhan dan kelangsungan hidup bakteri asam
laktat sangat beragam, namun komposisi kimia dan kandungan nutrisi
pada media sangat berpengaruh (Surono, 2004).
Menurut yang di kemukakan oleh Aryanta(2007), dalam bahan
pangan bakteri asam laktat digunakan secara luas sebagai kultur starter
dalam fermentasi untuk tujuan pengawetan. Prinsip pengawetan bahan
pangan dengan metode fermentasi bakteri asam laktat adalah
meningkatkan konsentrasi asam laktat dan penurunan pH yang melalui
metabolisme gula (karbohidrat) oleh BAL konsentrasi asam laktat yang
relatif tinggi dan pH yang rendah akan menghambat pertumbuhan
mikroba pembusuk dan patogen, sehingga produk pangan fermentasi
yang dihasilkan akan disimpan lebih lama dan aman bagi konsumen.
Kondisi optimal pertumbuhan bakteri asam laktat adalah pada suhu 370C,
pH 3,0 – 8,0. Bakteri asam laktat memiliki tingkat efisiensi penggunaan
substrat tergantung pada tipe fermentasinya. Sedangkan jenis bakteri
yang dihasilkan dari fermentasi tersebut adalah bakteri
homofermentatif yang mampu mengubah 95% glukosa substrat menjadi
asam laktat. Bakteri asam laktat heterofermentatif dapat menggunakan
90% gula yang ada dalam substrat (Rahayu, 1992).Menurut yang
dikemukakan oleh (Hadi dan Fardiaz, 1990), pada bakteri asam laktat
28
terutama lactobacillus memproduksi H2O2 yang bersifat membunuh
mikroba pembusuk dan memproduksi senyawa antibiotik. Disamping itu
beberapa spesies bakteri asam laktat juga menghasilkan senyawa anti
bakteri seperti bakteriosin, nisin, dan reuterin.Asam organik yang
dihasilkan selama fermentasi seperti asam propionat dan format
mempunyai daya antimikroba yang lebih kuat dbanding asam laktat.
Menurut yang di kemukakan oleh (Fardiaz, 1987) minuman
fermentasi bakteri asam laktat memiliki tingkat keasaman yang
tinggi,sedangkan untuk pertumbuhan logaritmis mikroorganisme itu
sendiri dapat mencapai 262,144 sel per 180 menit. Jika dilakukan
penyimpanan terlalu lama maka mengakibatkan tingkat pertumbun bakteri
meningkat dimana untuk standar produksi yang ditetapkan Codex
menyebutkan, sebuah produk dapat dikatakan probiotik adalah apabila
terdapat sekurang-kurangnya 10 juta sel hidup per gram produk di
pasaran, dan minimal 100 juta sel hidup setelah di produksi. Sayangnya
peraturan yang mengacu pada Codex ini tidak bisa diterapkan langsung di
Indonesia, dikarenakan Codex bukan merupakan peraturan yang
mengikat, melainkan baru merupakan rekomendasi standar dalam
perdagangan internasional (Rahmadi, 2008).
I. Bahan Tambahan
Gula yang dapat difermentasi dan dapat di konsumsi yaitu
glukosa, fruktosa dan galaktosa, yang dimana glukosa di anggap mutlak
penting karena gula sederhana yang merupakan hasil perubahan
29
karbohidrat yang lebih kompleks seperti pati dan gula oleh getah-getah
pencernaan (enzim). Glukosa juga merupakan karbohidrat utama yang di
angkut dalam darah dan di bakar (dioksidasi) untuk menghasilkan panas
tubuh dan energi. Disamping glukosa merupakan produk akhir
pencernaan karbohidrat dalam manusia dan hewan. Gula tersebut
dijumpai dalam banyak buah-buahan dan sayuran. Sedangkan untuk
fruktosa gula yang paling manis diantara semua gula, walaupun tidak
diproduksi dalam tanaman sebanyak glukosa, . Fruktosa dibentuk dalam
tubuh manusia jika gula tebu dan bit (sukrosa) dicerna. Sedangkan untuk
galaktosa tidak di jumpai secara bebas dalam bahan makanan
sebagaimana halnya glukosa dan fruktosa, gula tersebut dilepaskan jika
gula susu (laktosa) dicerna. (Suhardjo, 1986). Sedangkan yang di
kemukakan oleh (Tranggono, 1991) bahwa gula dapat berfungsi untuk
memberikan rasa manis serta ada jenis gula yang dapat ditambahkan
pada produk makanan dan minuman diantaranya adalah sukrosa,
dimana sukrosa merupakan senyawa disakarida.
J. Fermentasi
Proses fermentasi dapat berlangsung pada semua bahan yang
mengandung karbohidrat (pati), sehingga menjadi gula dan pada
akhirnya membentuk alcohol dan Co2. Fermentasi timbul sebagai hasil
metabolism tipe anaerobik.Untuk hidup semua organisme, membutuhkan
sumber energi yang diperoleh dari metabolisme bahan pangan dimana
organisme berada di dalamnya. (Buckle et al,1987). Sedangkan menurut
30
Joko (2008), proses fermentasi dalam pelaksanaan proses dipengaruhi
oleh beberapa faktor yaitu mikrobia, bahan dasar (bahan baku), sifat-sifat
proses fermentasi, pilot plant, dan kondisi social ekonomi. Mikrobia dalam
industri fermentasi merupakan faktor utama, sehingga harus memenuhi
syarat-syarat tertentu yaitu murni, unggul, stabil dan bukan patogen.
Proses-proses tertentu harus menggunakan biakan murni (dari satu
strain tertentu) yang telah diketahui sifat-sifatnya. Lingkungan yang
bersih harus tetap di jaga agar biakan tetap murni dalam proses maka
kondisi lingkungan harus di jaga tetap steril. Kondisi fermentasi yang
diberikan, mikrobia harus mampu menghasilkan perubahan-perubahan
yang dikehendaki secara cepat dan hasil yang besar. Sifat unggul yang
ada harus dapat dipertahankan. Hal ini berkaitan dengan kondisi proses
yang diharapkan. Kondisi social ekonomi yang diberikan yaitu mikrobia
harus mempunyai sifat-sifat yang tetap, tidak mengalami perubahan
karena mutasi atau lingkungan. Mikrobia yang digunakan adalah bukan
patogen bagi manusia maupun hewan, kecuali untuk produksi bahan
kimia tertentu.Jika digunakan mikrobia patogen harus dijaga, agar tidak
menimbulkan akibat samping pada lingkungan.
Proses fermentasi selain menimbulkan aroma dan flavor yang
khas juga menimbulkan perubahan penampakan tekstur, pH, dan nilai
gizi. Dan sifat bakteri pada bahan yang mengandung gula yaitu dapat
mengubah gula menjadi asam laktat yang menyebabkan penurunan pH
dan menciptakan suasana yang dapat menghambat pertumbuhan
31
mikroba lainnya. Golongan bakteri asam laktat bersifat gram positif, tidak
membentuk spora dan tidak sensitive terhadap O2, (Raa, 1978).
Berdasarkan hasil metabolismenya golongan bakteri ini dapat
menjadi 2 kelompok yaitu :
a. Homofermentatif seperti Lactobacillus plantarum, Lactobacillus
bulgaricus dan Streptococcus faecalis.
b. Heterofermentatif seperti Lactobacillus brevis, Lactobacillus
fermentatum.
Kelompok Homofermentatif terutama hanya menghasilkan Asam
Laktat, sedangkan Heterofermentatif selain menghasilkan Asam Laktat
juga menghasilkan Co2,etanol, gliserol, Asam Asetat senyawa lain (Raa,
1978).
K. Uji Organoleptik
Uji organoleptik atau uji indera atau uji sensori merupakan cara
pengujian dengan menggunakan indera manusia sebagai alat utama
untuk pengukuran daya penerimaan terhadap produk.Pengujian
organoleptik mempunyai peranan penting dalam penerapan mutu.
Pengujian organoleptik dapat memberikan indikasi kebusukan,
kemunduran mutu dan kerusakan lainnya dari produk ( Anonim 2013b).
Tujuan diadakannya uji organoleptik terkait langsung dengan selera.
Setiap orang di setiap daerah memiliki kecenderungan selera tertentu
sehingga produk yang akan dipasarkan harus disesuaikan dengan
32
selera masyarakat setempat. Selain itu disesuaikan pula dengan
target konsumen, apakah anak-anak atau orang dewasa. Standar yang
digunakan SPI-KAN-PPO-1978 diperbarui SNI 01-2345-1991 Metode
pengujian uji skoring ( skoring test ) skala 1 nilai terendah sampai dengan
9 nilai tertinggi batas penolakan 5 skala angka dan spesifikasi
dicantumkan dalam skor sheet organoletik dan panelis langsung
memberikan penilaian pada skore sheet tersebut. ( Anonim 2013d )
Penentuan mutu bahan makanan pada umumnya sangat
bergantung pada beberapa faktor di antaranya citarasa, warna, tekstur,
dan nilai gizi.Secara visual warna diperhitungkan terlebih dahulu dan
kadang-kadang sangat menentukan (Winarno, 2004).
Tekstur suatu bahan merupakan salah satu sifat fisik dari bahan
pangan yang penting.Hal ini mempunyai hubungan dengan rasa pada
waktu mengunyah bahan tersebut (Rampengan dkk., 1985). Cita rasa
dari bahan pangan sesungguhnya terdiri dari tiga komponen, yaitu bau,
rasa, dan rangsangan mulut.Bau yang dihasilkan dari makanan banyak
menentukan kelezatan bahan makanan tersebut (Rampengan dkk.,
1985).
33
III. METODE PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret 2011 bertempat di
Laboratorium Mikrobiologi dan Bioteknologi Pangan, Program Studi Ilmu
dan Teknologi Pangan, Jurusan Teknologi Pertanian, Fakultas Pertanian,
Universitas Hasanuddin, Makassar.
B. Alat dan Bahan
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut
- panci - erlenmeyer
- thermometer - batang pengaduk
- bunsen - gelas ukur
- alat penangas - inkubator
- sendok - autoklaf AS 1020 G
- pH meter - gelas piala
Bahan-bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah sebagai
berikut :
- aluminium foil - aquadest
- Buah mangga - Media MRS
- Buah Nenas - spritus
- Buah Pepaya - kertas label
- kapas - Lactobacillus Plantarum
34
C. Prosedur Penelitian
Prosedur kerja pada penelitian ini adalah sebagai berikut :
Penyiapan Alat
Alat-alat yang digunakan dicuci dengan air dan detergen
kemudian dibilas dengan air suling dan dikeringkan. Alat-alat yang
terbuat dari gelas disterilkan dengan oven pada suhu 1800C selama 2
jam. Untuk alat-alat logam disterilkan dengan cara dipijarkan dengan
menggunakan bunsen dan alat-alat yang terbuat dari karet dan plastik
serta alat-alat ukur disterilkan dengan autoklaf pada suhu 1210C
selama 15 menit.
a. Pembuatan Jus mangga Pepaya
1. mangga dan papaya dikupas bersih dandi cuci bersih kemudian
ditimbang mangga dengan papaya (3:1 gr/gr) lalu diblender dengan
penambahan air matang dengan perbandingan campuran buah
dengan air (1:1 v/v).
2. setelah di blender secara merata di hasilkan jus buah mangga
pepaya
3. Dipasteurisasi pada suhu 70º C selama 15 menit
4. Jus kemudian di didinginkan.
b. Pembuatan Jus nenas Pepaya
1. nenas dan papaya di kupas dan telah di cuci bersih kemudian
ditimbang nenas dengan papaya (3:1 gr/gr) lalu diblender dengan
35
penambahan air matang dengan perbandingan campuran buah
dengan air ( 1:1 v/v).
2. setelah di blender secara merata di hasilkan jus buah nenas
papaya
3. Dipasteurisasi pada suhu 70º C selama 15 menit
4. Jus kemudian di dinginkan.
c. Pembuatan Starter
1. Ditimbah 15 gram buah papaya dan 35 gram buah mangga begitu
juga 15 gram pepaya dan nenas 35 gram ( 1 : 3 ) ditambahkan 50
ml air kemudian di blender dengan perbandingan (1 : 1 v/v)
2. C selama 15 menit ( sama
seperti pembuatan jus di poin sebelumnya, poin A dan B )
3. Kemudian di dinginkan, lalu di inokulasi sebanyak 3 ose kultur stok
bakteri Lactobacillus plantarum
4. Jus yang telah di inokulasi kemudian di inkubasi (fermentasi)
dengan suhu C selama 24 jam.
d. Pembuatan Jus
1. Disiapkan 950 mljus A1 (mangga pepaya) dan A2 (nenas pepaya)
2. Dipasteurisasi pada suhu 70ºC selama 15 menit, sambil diaduk
agar tidak gosong kemudian didinginkan
3. Disiapkan starter lactobacillus plantarum yang berumur 24 jam
kemudian diinokulasi secara aseptis lalu di homogenkan
(digoyang-goyang)
36
4. Setelah inkubasi jus
C agar fermentasi tidak terus
berlanjut.
5. Dilakukan pengamatan uji organoleptik meliputi rasa, bau, warna
dan pengukuran pH.
e. Perlakuan Penelitian
Perlakuan yang diterapkan pada penelitian ini adalah :
A
B
0
1
2
3
4
A1 A1B0 A1B1 A1B2 A1B3 A1B4
A2 A2B0 A2B1 A2B2 A2B3 A2B4
Keterangan :
A :perbandingan jumlah buah
A1 : jus mangga + pepaya (3 bahagian mangga + 1 bahagian
papaya)
A2 : jus nenas + pepaya (3 bahagian nenas + 1 bahagian papaya)
B : Lama penyimpanan
B0= penyimpanan 0 minggu
B1= penyimpanan 1 minggu
B2=penyimpanan 2 minggu
B3= penyimpanan 3 minggu
37
B4= penyimpanan 4 minggu
f. Parameter Pengamatan
Parameter pengamatan berdasarkan rasa, warna, aroma dan
pH yang dihasilkan dari jus probiotik.
a) Pengukuran pH
parameter pengamatan pH dengan menggunakan pH meter.
Filtrat sampel diambil sekitar 50 ml lalu diaduk hingga rata
kemudian diukur pHnya. pH sampel langsung dapat diketahui
membaca angka yang ditunjukkan oleh alat tersebut.
b) Pengukuran Total Asam
Selanjutnya dihitung kadar total asam laktat dengan
rumus sebagai berikut :
c) perhitungan jumlah mikroba.
Mikroba Sebanyak 10 ml sampel diencerkan menjadi 100
ml dengan menggunakan aquades steril dan diencerkan sampai
diperoleh pengenceran yang sesuai, kemudian dipipet 1 ml contoh
dan dimasukkan kedalam cawan petri ditungkan media MRS broth
steril. Kemudian cawan inkubasi pada suhu 370C selama 48 jam
dan diitung jumlah koloni dengan metode hitungan cawan
38
d) Uji Sensorik
Penilaian organoleptik dilakukan terhadap aroma, rasa
warna, dan penerimaan produk minuman probiotik.Metode yang
digunakan adalah uji hedonik (kesukaan). Pengujian organoleptik
dilakukan berdasarkan uji hedonik dengan panelis sebanyak 10
orang. Uji ini dilakukan untuk menilai tingkat kesukaan. Sebelum
pembuatan Jus probiotik penilaian diberikan denganangka 1 – 5
yaitu :
1 = sangat tidak suka
2 = tidak suka
3 = agak suka
4 = suka
5 = sangat suka
e) Pengolahan data
Pengolahan dilakukan dengan metode RAL atau (Rancangan
Acak Lengkap) dengan 2 kali ulangan, kemudian data yang
diperoleh disusun dan diolah dengan menggunakan teknis analisis
sidik ragam, jika perlakuan yang diterapkan berpengaruh nyata,
maka akan dilanjutkan dengan uji BNJ (Beda Nyata Jujur).
39
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Derajat Keasaman
Derajat keasaman (pH) merupakan salah satu parameter penting
pada produk jus buah yang dihasilkan.Analisa derajat keasaman yang
dilakukan pada penelitian ini adalah bertujuan untuk mengetahui tingkat
keasaman jus buah dari kombinasi buah mangga pepaya dan nenas
pepaya. Selain itu, tingkat keasaman tersebut sangat dapat
mempengaruhi asam laktat yang terbentuk pada jus buah. Nilai pH
minuman akan mempengaruhi keasaman dan keseluruhan rasa dalam
jus buah .
Gambar 1.grafiknilai skor pH jus fermentasi : kombinasi mangga pepaya dan kombinasi nenas pepaya.
0
1
2
3
4
5
6
0 1 2 3 4 5
pH
Ju
s B
uah
Lama Fermentasi (minggu)
A1 = Jus Kombinasi Buah mangga pepaya
A2 = Jus Kombinasi Buah Nenas pepaya
40
Hasil pengamatan menunjukkan pada perlakuan A1 (jus
kombinasi buah mangga pepaya pada penyimpanan 4 minggu) memiliki
nilai pH yang tertinggi yaitu pH 5,22 dan yang terendah terdapat pada
penyimpanan 1 minggu (pH 3,93). Pada perlakuan A2 (jus kombinasi
buah nenas pepaya) memiliki nilai pH tertinggi 4,57 pada penyimpanan 2
minggu dan pH terendah pada penyimpanan 1 minggu (pH 4,14).Hasil
penelitian menunjukkan bahwa pH jus kombinasi memiliki kisaran pH 3,0-
5,0. Hal ini dipengaruhi oleh penggunaan bakteri spesies Lactobacillus,
dimana bakteri jenis ini dapat tumbuh pada kisaran pH 3,0-6,0. Dalam hal
ini bakteri Lactobacillus berperan dalam proses pemecahan gula menjadi
asam laktat. Menurut Fardiaz (1992), bahwa bakteri homofermentatif
memecah gula terutama menjadi asam laktat, dan dapat tumbuh pada
suhu 37oC atau lebih dengan kisaran pH 3,0-6,0. Fermentasi yang
melibatkan bakteri asam laktat dicirikanoleh akumulasi asam-asam
organik terutama asam laktat yang diiringi dengan terjadinya penurunan
nilai pH (Anshori, 1992). Penurunan pH juga berhubungan dengan total
asam yang dihasilkan selama proses fermentasi. Hasil analisa sidik
ragam pada jus probiotik (Lampiran 5a) menunjukkan bahwa perlakuan
dan interaksi tidak berbeda nyata pada taraf 5%
Menurut Wood (1985), nilai pH yang baik untuk produk fermentasi
asam laktat adalah 4,2-4,3, sedangkan untuk produk minuman probiotik
diatas adalah berkisar antara 3,93-5,22. Hasil diatas menunjukkan bahwa
41
produk minuman jus probiotik mempunyai keasaman yang lebih tinggi.
Selama penyimpanan produk mengalami peningkatan pH dengan nilai
yang relatif kecil. Kenaikan pH yang kecil ini akan menjamin produk
tersebut tetap aman selama penyimpanan terutama terhadap
pertumbuhan kapang dan khamir.
2. Total Asam
Total asam merupakan salah satu parameter yang penting dalam
menentukan mutu produk olahan dengan asam. Kenaikan total asam
pada bahan pangan yang dihasilkan sejalan dengan turunnya nilai pH
(Storer, dkk., 1976).
Gambar 2. rafik nilai skor total asam jus fermentasi : kombinasi mangga pepaya dan kombinasi nenas pepaya.
0
0.5
1
1.5
2
2.5
3
0 1 2 3 4 5
Kad
ar T
ota
l Asa
m J
us
Bu
ah%
Lama Fermentasi (minggu)
A1 = Jus Kombinasi Buah Mangga pepaya
A2 = Jus Kombinasi Buah Nenas pepaya
42
Hasil pengamatan menunjukkan bahwa pada perlakuan A1 (jus
kombinasi mangga pepaya yang di simpan selama 3 minggu) memiliki
tingkat keasaman yang tertinggi yaitu 2,592 % dan tingkat keasaman
terendah pada penyimpanan 0 minggu (2,007 %). Jus dengan perlakuan
A2 (jus kombinasi nenas pepaya yang di simpan selama 3 minggu)
mempunyai tingkat keasaman tertinggi 1,728 % dan terendah setelah
penyimpanan 4 minggu (1,359 %). Dari hasil pengamatan yang
dilakukan secara umum terjadi peningkatan nilai pH dari penyimpanan 0
hingga penyimpanan 3 minggu selanjutnya terjadi penurunan sampai
penyimpanan 4 minggu, hal ini disebabkan oleh aktivitas bakteri asam
laktat yang melakukan fermentasi gula pada buah ( Glukosa, Fruktosa
dan Galaktosa ) menjadi asam-asam organik dan mayoritas asam laktat.
Berbeda dengan nilai pH perlakuan A1 terjadi penurunan pada
penyimpanan 1 minggu, dimana nilai pH tidak konsisten antara total
asam ( pembentukan asam laktat dan asam-asam organik dengan
penurun pH pada tiap-tiap minggu penyimpanan). Hal ini sesuai menurut
Ray (2004), gula heksosa (glukosa) akan dimetabolisme oleh bakteri
asam laktat yang bersifat homofermentatif melalui jalur glikolisis atau jalur
Emden Meyerhoff Parnas (EMP) dengan menggunakan 2 molekul ATP
dan enzim fruktosa 1,6-difosfat hidrolisis molekul ini menghasilkan 2
molekul dengan 3 senyawa karbon, akibat reaksi dehidrogenasi (untuk
menghasilkan NADH+H+ dari NAD) reaksi fosforilasi dan dihasilkan 2
molekul ATP akan terbentuk fosfor piruvat yang selanjutnya dikonversi
43
menjadi piruvat, asam piruvat kemudian diubah menjadi asam laktat
melalui aktifitas dari laktat dehidrogenasi. Danhasil analisa sidik ragam
pada jus probiotik (Lampiran 4a) menunjukkan bahwa perlakuan dan
interaksi tidak berbeda nyata pada taraf 5%
Menurut Frazier dan Westhoff (1978) yang disitasi oleh Hartoto
(2003), menyatakan bahwa nilai pH tidak selalu setara dengan total asam
laktat, dimana pengukuran nilai total asam laktat tidak selalu sesuai
dengan pengukuran nilai pH. Pada pengukuran pH, nilai yang terukur
adalah konsentrasi ion-ion H+ yang menunjukkan jumlah asam
terdisosiasi yang terukur, sedangkan total asam laktat merupakan
pengukuran untuk komponen asam laktat saja.
3. Uji Organoleptik
Uji organoleptik dilakukan untuk mengetahui tingkat kesukaan
atau kelayakan suatu produk agar dapat diterima oleh panelis
(konsumen). Metode Hedonic (uji kesukaan) meliputi rasa, aroma,
warna, kenampakan dari produk yang dihasilkan.
a. Warna
Penentuan mutu bahan makanan pada umumnya sangat
bergantung pada beberapa faktor di antaranya citarasa, warna, tekstur,
dan nilai gizi.Secara visual warna diperhitungkan terlebih dahulu dan
kadang-kadang sangat menentukan. Kadang suatu bahan makanan
yang bernilai gizi, enak, dan teksturnya sangat baik, bisa saja kurang
44
disukai apabila memiliki warna yang tidak sedap dipandang atau
memberikan kesan telah menyimpang dari warna yang seharusnya
(Winarno, 2004).
Gambar 3. Nilai skor warna jus fermentasi : kombinasi mangga pepaya dan kombinasi nenas pepaya.
Hasil pengamatan menunjukkan pada karakteristik warna
perlakuan A1 (jus kombinasi mangga pepaya yang di simpan selama 0
minggu) memiliki tingkat kesukaan tertinggi panelis pada skala agak
suka(3,1) dan tingkat skala terendah pada penyimpanan 2 minggu (1,9).
Dan perlakuan A2 (jus kombinasi nenas pepaya yang di simpan selama 0
minggu) menunjukkan skala tertinggi 3,1 dan tingkat skala terendah pada
penyimpanan 2 & 3 minggu (2,2). Nilai inimenunjukkan bahwa tingkat
kesukaan panelis pada karakteristik warna mendekati skala suka.Warna
0
0.5
1
1.5
2
2.5
3
3.5
0 1 2 3 4 5
Sko
r ti
ng
kat
ke
su
ka
an
Warn
a
Lama Penyimpanan (Minggu)
A1 = Jus kombinasi buah mangga pepaya
A2 = Jus kombinasi buah nenas pepaya
45
merupakan atribut yang turut dipertimbangkan panelissecara subyektif
untuk menilai mutu organoleptik suatu bahan pangan.
b. Aroma
Cita rasa dari bahan pangan sesungguhnya terdiri dari tiga
komponen, yaitu bau, rasa, dan rangsangan mulut.bau yang dihasilkan
dari makanan banyak menentukan kelezatan bahan makanan tersebut
(Rampengan dkk., 1985).
Gambar 4. nilai skor aroma jus fermentasi : kombinasi mangga pepaya dan kombinasi nenas pepaya.
Profil aroma pada gambar 4 menunjukkan bahwa skor tertinggi yang
diberikan oleh panelis pada perlakuan A1 (jus kombinasi buah mangga
pepaya) pada penyimpanan 1 minggu yaitu agak suka (3,1) dan yang
terendah pada penyimpanan 3 minggu agak suka (2,1) untuk perlakuan
A2 (jus kombinasi buah nenas pepaya) skor tertinggi pada penyimpanan
0
0.5
1
1.5
2
2.5
3
3.5
0 1 2 3 4 5
Sk
or
tin
gka
t k
es
uka
an
Aro
ma
Lama Fermentasi ( minggu )
A1 = jus kombinasi mangga pepaya
A2 = jus kombinasi nenas pepaya
46
1 minggu 2,9 agak suka dan skor terendah pada penyimpanan 3 minggu
tidak suka (2,1).
Hasil uji organoleptik untuk aroma termasuk dalam kategori
diterima oleh panelis karena dari penyimpanan 0 minggu hingga
penyimpnana 4 minggu belum terdapat aroma yang menyimpang dari
produk jus buah yang dihasilkan. Aroma produk tahu jus buah yang
dihasilkan dengan perlakuan A1 (jus kombinasi buah mangga pepaya dan
A2 (jus kombinasi nenas pepaya) tidak menyimpang selama
penyimpanan karena pembentukan asam lemak bebas tidak terlalu tinggi
yang dapat menyebabkan penyimpangan aroma produk. Hal ini sesuai
dengan pendapat Ketaren (1986), bahwa daya terima bahan pangan
terhadap aroma masih dapat diterima pada 4 minggu penyimpanan,
karena belum terjadi pembentukan asam lemak bebas sebagai penyebab
penyimpangan aroma.
c. Rasa
Rasa berbeda dengan aroma dan lebih banyak melibatkan panca
indera lidah. Penginderaan cecapan dapat dibagi menjadi empat cecapan
utama yaitu asin, asam, manis, dan pahit (Winarno, 2004).
47
Gambar 5. nilai skor rasa jus fermentasi : kombinasi mangga pepaya dan kombinasi nenas pepaya
Hasil pengujian organoleptik terhadap rasa yang dilakukan oleh 10 orang
panelis diperoleh skor dengan kisaran antara 2,3-2,9 untuk perlakuan A1, dan
perlakuan A2 berkisar antara2,3-3,1. Hal ini menunjukkan bahwa jus buah
dalam kategori agak disukai dan disukai, profil rasa padamenunjukkan bahwa
skor tertinggi yang diberikan oleh panelis terhadap perlakuan A1 (jus
kombinasi buah mangga pepaya yang dihasilkan pada penyimpanan 4
minggu)dengan skor 2,9dan skor terendah pada penyimpanan 3 minggu (2,3)
untuk A2 (jus kombinasi nenas pepaya) penyimpanan 1 minggu dengan skor
tertinggi 3,1 dan untuk skor yang terendah diberikan oleh panelis pada
penyimpan 3 minggu (2,3).
0
0.5
1
1.5
2
2.5
3
3.5
0 1 2 3 4 5
Sk
or
tin
gk
at
ke
su
ka
an
Ra
sa
Lama Fermentasi ( minggu )
A1 = jus kombinasi mangga pepaya
A2 = jus kombinasi nenas pepaya
48
4. Uji Mikrobiologi
Lactobacillus plantarum adalah non-patogen gram positif bakteri
alamia yang ada dalam air liur manusia dan saluran pencernaan.
Sebagai bakteri asam laktat, umumnya digunakan dalam fermentasi
makanan dan minuman yang merupakan sumber probiotik. Yang
merupakan bakteri fakultatif anaerob dapat tumbuh baik tanpa dan
adanya oksigen serta dapat mengkonfersi oksigen kedalam hidrogen
peroksida dan ketidak adaan oksigen, mampu menjalani fermentasi
dengan gula yang menjadi asam laktat atau alkohol (heteofermentatif).
Asam yang dihasilkan adalah dari kombinasi D dan L-isomer serta
mampu mencairkan gelatin.
Hasil Uji Mikrobiulogi pada Produk Jus Buah
Sampel Jumlah mikroba
A1B0 0,37X 107
A2B0 0,70X 107
A1B1 1,68X 107
A2B1 5,25X 107
A1B2 1,99X 107
A2B2 7,18X 107
A1B3 5,75X 107
A2B3 7,58X 107
A1B4 5,06X 107
A2B4 0,63X 107
Sumber : Data Primer Hasil Uji Mikrobiologi, 2012
Keterangan :
A (perlakuan)
A1 = jus kombinasi mangga pepaya
A2 = jus kombinasi nenas pepaya
49
B (Lama penyimpanan)
B0 = 0 minggu
B1 = 1 minggu
B2 = 2 minggu
B3 = 3 minggu
B4 = 4 minggu
Perhitungan total mikroba pada jus probiotik menggambarkan
mutu produk yang dihasilkan sangat baik, dimana jumlah mikroba
tertinggi yang dihasilkan yaitu 7,58 x 107 sel/ml dan total bakteri asam
laktat yang terendah yaitu 0,37 . Standar produksi yang ditetapkan
Codex menyebutkan, sebuah produk dapat dikatakan probiotik adalah
apabila terdapat sekurang-kurangnya 10 juta sel hidup per gram
produk di pasaran, danminimal 100 juta sel hidup setelah di produksi
(Rahmadi, 2008). Hal ini menunjukkan bahwa kandungan total mikroba
pada produk sudah sesuai dengan ambang batas yang telah
ditetapkanJumlah mikroba yang terdapat dalam produk fermentasi
menentukan keberhasilan dalam memproduksi asam laktat sebagai
produk utama dalam fermentasi. Penentuan total mikraba dilakukan
untuk mengamati profil pertumbuhan mikroba yang terdapat pada jus
probiotik.
Menurut Wibowo dan Ristanti (1989), bakteri asam laktat
merupakan kelompok bakteri yang mempunyai kemampuan untuk
50
membentuk asam laktat dari metabolisme karbihidrat dan tumbuh
pada pH rendah. Secara ekologi bakteri ini sangat berfariasi dan
spesiesnya dapat mendominasi macam-macam makanan, minuman
atau habitat lainnya. Mampu tumbuh pada larutan gula, garam dan
alkohol tinggi pada kisaran pH 3,0-8,0 dan suhu 50 -500 C.
51
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1`. Produk Jus fermentasi yang di hasilkan dapat dan layak untuk di
konsumsi dan juga termasuk pangan fungsional dimana rasa dan
aroma yangserta kandungan gizi yang seesuai.
2. Tidak ada korelasi antara waktu perubahan pH dan total asam
untuk jus fermentasi yang berbeda (kombinasi jenis buah yang
berbeda) pada penyimpanan minggu yang sama, hal ini
disebabkan oleh aktivitas bakteri asam laktat yang melakukan
fermentasi gula pada buah ( Glukosa, Fruktosa dan Galaktosa )
menjadi asam-asam organik dan mayoritas asam laktat.
3. Secara organoleptik jus fermentasi dari kombinasi buah mangga
dan pepaya (A1) untuk warna terbaik pada taraf agak suka (3,1),
aroma setelah 1 minggu disimpan pada taraf tidak suka (2,9) dan
rasa pada taraf agak suka setelah 4 minggu di simpan. Sementara
itu untuk jus fermentasi dari kombinasi buah nenas dan pepaya
dari segi rasa, aroma dan warna terdapat pada taraf agak suka
(3,1) setelah di simpan 1 minggu dan belum disimpan.
52
B. Saran
Sebaiknya untuk penelitian selanjutnya pada jus yang
difermentasi bertindak sebagai starter sumber probiotiknya dan untuk
penyimpanan 1-2 bulan.
53
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2004. Antara Antibiotik, Probiotik, dan Prebiotik. http://www.kompas.com/kompas-cetak/0109/30/iptek/efek22.htm Akses tanggal 22 januari 2011.
Anonim 2006. Si Dua Serangkai FOS Dan GOS. http://www.tabloid-nakita.com/artikel.php3?edisi=07331&rubrik=sehat.
Akses tanggal 25 Januari 2011.
Anonim, 2009. ”Bakteri Pencernaan Probiotik dan Prebiotik untuk
kesehatan Usus”.http://www.yativi.or.id/index.php.
Akses tanggal 25 Januari 2011.
Anonim, 2011a . Manfaat Jus dan Buah Bagi Tubuh. http://Buahku.ordpress.com/2011/07/28/manfaat jus-dan-buah-bagi-
tubuh/ Anonim, 2011b. Klasifikasi buah mangga.
http://www.plantarum.com/indekx.php?plant=812. Akses tanggal 25 Januari 2011.
Anonim, 2012a. Macam-macam Jus dan Manfaatnya. http://Masenchip2.com/macam2-jus-dan-manfaatnya.
Akses tanggal 12 Februari 2012.
Anonim, 2012b. Bakteri asam laktat. Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas. http://id.m.wikipedia.org/wiki/ Bakteri-asam-laktat.
Akses tanggal 12 Februari 2012.
Anonim, 2012c. Makanan Fermentasi dan Manfaat Makanan Fermentasi bagi Tubuh.
http://www.anneahira.com/makanan-fermentasi.htm Akses tanggal 12 Februari 2012.
Anonim, 2012d. Makanan Hasil Fermentasi. http://id.m.wikipedia.org/wiki/makanan hasil fermentai dan minuman fermentasi.
Akses tanggal 25 Februari 2012.
Anonim, 2012e. Jus buah-buahan-2 :: Jus buah-buahan yang segar dan sehat.
54
http://www.anneahira.com/jus-buah-buahan-2.htm. Akses 25 Februari 2012.
Anonim, 2012f. Manfaat jus buah untuk kesehatan|Arrufi.com. http://arrufi.com/kesehatan/manfaat-jus-buah-untuk-kesehatan. Akses 2 Maret 2012.
Anonim, 2012g. Probitik untuk kesehatan kita. http://www.Inspirasisehat.com/bion-3-healthy-guldes/310-probiotik-untuk-kesehatankita. Akses 2 Maret 2012.
Anonim 2013a. http://blog.ub.ac.id/itawinda/2012/09/10/buah-non-klimaterik/ Akses 20 agustus 2013
Anonim 2013b. http://setiono774.blogspot.com/2011/05/buah-klimaterik-dan-
non-klimaterik.html. Akses 20 agustus 2013.
Anonim 2013c. http://id.wikipedia.org/wiki/Uji_organoleptik.
Akses 21 agustus 2013. Anonim 2013d. http://kabarkt.blogspot.com/2010/12/pengujian-organoleptik-
ikan-lemuru.html Akses 20 agustus 2013.
Anshori, R. 1992. Teknologi Fermentasi. Arcan, Jakarta. Aryanta,I W. R. 2007. Peranan bakteri asam laktat dalam Industri
Pengolahan Bahan Pangan Prosiding Orasi Ilmiah Guru Besar
Universitas Udayana tahun 1991-2005. Denpasar ; badan penjaminan
mutu Universitas Udayana.
Buckle, K.A, R.A Edwards, G.H Fleet dan Wootton, 1987. Food Science.
Penerjemah Hari Purnomo dan Adiono dalam Ilmu Pangan.
Universitas Indonesia Press, Jakarta.
Fardiaz, S., 1992. Mikrobiologi pengolahan Pangan Lanjut. Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi
Pusat antar Universitas Pangan dan Gizi Institut Pertanian. Bogor.
Frazier, W. C and D. C. Westhoss. 1978. Food Microbiology. Mc Graw Hill BookCompany, New York.
55
Fuller, R. 1992. Probiotic Scientific Basis. Chapman and Hall, London
Hadioetomo, Rarna Siri., 1994. Mikrobiologi Dasar Dalam Praktek Teknik
dan Prosedur Dasar Laboratorium. Gramedia.
Hartoto, M. 2003. Pembuatan Yoghurt Sinbiotik dengan Menggunakan Kultur Campuran streptococcus thermophilus, Bifidobacterium bifidum, dan Lactobacillus casei Galur Shirota. Skripsi. FATETA. IPB. Bogor.
Hidayat, N., Nurika, I., Dania, WAP., 2008. Membuat Minuman Prebiotik
dan Probiotik. Trubus Agrisarana. Surabaya.
Ketaren, S., 1986.Pengantar Teknologi Minyak dan Lemak Pangan.
Universitas Indonesia Press, Jakarta.
Raa, J., 1978 Lactic acid bacteria and the preser vation of fish.Paper
presentedat the asean worlklop on solid substrate fermentastion,
Bandung.
Rahayu, W.P., Ma`oen, S., Suliantri dan fardiaz, S., 1992. Teknologi
Fermentasi dan Produk Perikanan. Pusat antar Universitas dan Gizi.
IPB. Bogor.
Rahmadi, Anton. 2008. Susu fermentasi adalah produk probiotik.
http://www.pustaka-deptan.go.id/publikasi/bt111064.pdf
Rampengan, V.J. Pontoh dan D.T. Sembel., 1885.Dasar-dasar Pengawasn Mutu Pangan.Badan Kerjasama Perguruan Tinggi Negeri Indonesia Bagian Timur, Ujung Pandang.
Ray, B.2004. Fundamental Food Microbiology. 3nd ED. Flonda : CRC
Press LLC. Soeharsono. 1997. Probiotik : alternative pengganti antibiotic. Buletin
PDSKI No.9 Th. X Storerr, T.I., and Usinger, R.L., 1976. General Zoology. Mc Graw Hill Book
co, New York.
56
Suhardjo, Laura Jane Harper., Brady;J, Deaton., Judy; A. Driskel. 1986.
Pangan, Gizi dan Pertamin. Universita Indonesia Press, Jakarta.
Surono, S.I., 2004. Probiotik :Susu Fermentasi dan Kesehatan. YAPMMI. Tri Cipta Karya. Jakarta.
Tranggono, S., Haryadi, Suparmo, A. Murdiati, S. Sudarmadji, K. Rahayu, S.
Naruki, dan M. Astuti. 1991. Bahan Tambahan Makanan (Food
Additive). PAU Pangan dan Gizi UGM, Yogyakarta.
Winarno, F.G., 2004. Kimia Pangan dan Gizi. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Wood, B.J.B 1985. Microbiology of fermented food escevler AppL. Sci.
Publisher, london new York
57
Penelitian pendahuluan
Uji Organoleptik dari segi Rasa dan Aroma Buah Mangga di tambah Pepaya
No
.
Nama
Mangga : pepaya Pepaya : Mangga
1 : 1 2 : 1 3: 1 1 : 1 2 : 1 3 : 1
Rasa
Aroma
Rasa
Aroma
Rasa
Aroma
Rasa
Aroma
Rasa
Aroma
Rasa
Aroma
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10
Irma Icha Ita Upi Rahma Rahmi Aidha A.tenri Amida Hudain
2 3 3 3 3 2 2 3 2 3
1 2 2 3 4 2 3 2 3 2
4 3 4 4 4 3 2 2 3 2
2 3 4 3 5 3 4 4 3 2
2 3 4 4 5 4 4 3 5 2
5 4 4 3 3 2 3 2 2 3
3 3 3 3 2 3 2 2 2 3
4 4 4 3 4 4 3 2 2 2
2 3 3 3 2 2 3 2 2 2
3 4 3 3 3 2 3 2 2 3
1 2 4 3 3 4 2 3 2 2
4 3 5 4 3 4 4 3 2 3
Total 26 24 31 33 36 31 26 32 24 29 26 35
Rata-rata 2,6 2,4 3,1 3,3 3,6 3,1 2,6 3,2 2,4 2,9 2,6 3,5
Keterangan :
1 = sangat tidak suka
2 = tidak suka
3 = agak suka
4 = suka
5 = sangat suka
58
Uji Organoleptik dari segi Rasa dan Aroma Buah Nenas di tambah pepaya
No
.
Nama
Mangga : pepaya Pepaya : Mangga
1 : 1 2 : 1 3: 1 1 : 1 2 : 1 3 : 1
Rasa
Aroma
Rasa
Aroma
Rasa
Aroma
Rasa
Aroma
Rasa
Aroma
Rasa
Aroma
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.
Irma Icha Ita Upi Rahma Rahmi Aidha A.tenri Amida Hudain
1 3 2 2 2 2 2 3 2 3
2 3 4 4 4 2 2 3 2 3
2 2 2 4 2 4 3 4 2 2
4 3 3 5 2 4 3 4 2 3
4 3 5 5 3 4 3 5 2 4
3 4 5 4 3 3 3 5 3 3
2 2 4 4 3 3 2 2 3 2
3 4 5 4 2 3 3 2 2 2
2 2 2 4 2 4 3 4 2 2
3 3 3 4 2 3 2 3 2 2
3 2 3 3 3 2 2 2 2 2
5 3 2 5 3 3 2 3 2 2
Total 22 27 28 32 38 36 27 30 27 27 24 31
Rata-rata 2,2 2,7 2,8 3,2 3,8 3,6 2,7 3 2,7 2,7 2,4 3,1
Keterangan :
1 = sangat tidak suka
2 = tidak suka
3 = agak suka
4 = suka
5 = sangat suka
59
LAMPIRAN
Lampiran 1. Hasil Uji Organoleptik Jus Buah berdasarkan Warna
Panelis Sampel Total Rata-
rata A1B0 A2B0 A1B1 A2B1 A1B2 A2B2 A1B3 A2B3 A1B4 A2B4
1 4 3 2 3 2 4 3 4 2 4 31 3,1
2 3 3 3 2 1 1 2 2 3 2 22 2,2
3 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 37 3,7
4 2 3 3 2 2 3 3 2 2 2 24 2,4
5 1 1 2 2 1 1 2 2 1 1 14 1,4
6 4 4 3 3 2 1 2 2 2 1 24 2,4
7 3 3 3 3 1 1 2 2 2 2 22 2,2
8 3 2 3 3 2 4 2 1 2 4 26 2,6
9 4 4 4 3 2 2 3 2 3 2 29 2,9
10 3 4 3 3 2 1 3 3 2 3 27 2,7
Total 31 31 30 28 19 22 25 22 22 25 256 25,6
Rata-
rata
3,1 3,1 3 2,8 1,9 2,2 2,5 2,2 2,2 2,5 25,6 2,56
Lampiran 2. Hasil Uji Organoleptik Jus Buah berdasarkan Aroma
Panelis Sampel Total Rata-
rata A1B0 A2B0 A1B1 A2B1 A1B2 A2B2 A1B3 A2B3 A1B4 A2B4
1 3 3 2 4 2 2 3 4 2 3 28 2,8
2 2 4 2 3 2 2 3 3 2 3 24 2,4
3 2 3 2 3 2 2 3 3 3 3 26 2,6
4 2 2 3 2 2 1 2 1 1 1 17 1,7
5 1 2 2 2 2 1 1 1 1 1 13 1,3
6 3 2 3 3 2 1 1 2 2 1 20 2
7 3 3 3 3 1 1 2 2 2 2 22 2,2
8 3 3 2 4 2 2 3 2 2 2 25 2,5
9 3 4 3 3 2 2 2 2 2 2 25 2,5
10 3 2 2 2 1 1 3 2 1 1 28 2,8
Total 25 28 29 31 26 27 23 21 23 25 228 22,8
Rata-
rata
2,5 2,8 2,9 3,1 2,6 2,7 2,3 2,1 2,3 2,5 22,8 2,28
60
Lampiran 3. Hasil Uji Organoleptik Jus Buah berdasarkan Rasa
Panelis Sampel Total Rata-
rata A1B0 A2B0 A1B1 A2B1 A1B2 A2B2 A1B3 A2B3 A1B4 A2B4
1 3 3 2 3 2 3 2 4 2 4 28 2,8
2 2 4 2 3 4 1 2 2 4 4 28 2,8
3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 29 2,9
4 3 4 2 4 2 2 3 2 3 2 27 2,7
5 3 3 3 2 4 4 3 1 4 1 28 2,8
6 3 2 2 3 2 2 2 2 3 2 23 2.3
7 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 25 2,5
8 3 4 3 3 3 3 2 3 3 4 31 3,1
9 3 3 4 4 2 2 2 2 3 3 28 2,8
10 2 3 3 3 2 3 2 2 2 2 24 2,4
Total 28 3 27 31 26 25 23 23 29 27 271 27,1
Rata-
rata
2,8 3 2,7 3,1 2,6 2,5 2,3 2,3 2,9 2,7 27,1 2,71
Keterangan :
1 = sangat tidak suka
2 = tidak suka
3 = agak suka
4 = suka
5 = sangat suka
61
Lampiran 4. Hasil analisa Total Asam Jus Buah selama penyimpanan 0-4
minggu
Perlakuan
Sampel
Penyimpanan
Ulangan
Jumlah
Rata-rata 1
2
Jus Buah
Mangga+Pepaya
(A1)
A1B0 0 Minggu 2,007 1,701 3,708 1,854
A1B1 1 Minggu 2,016 0,171 2,187 1,0935
A1B2 2 Minggu 2,295 0,9 3,195 1,5975
A1B3 3 Minggu 2,592 2,052 4,644 2,322
A1B4 4 Minggu 2,187 0,909 3,096 1,548
Jus Buah
Nenas+pepaya
(A2)
A2B0 0 Minggu 1,71 2,187 3,358 1,679
A2B1 1 Minggu 1,656 1,008 2,664 1,332
A2B2 2 Minggu 1,602 2,529 4,131 2,0655
A2B3 3 Minggu 1,728 2,862 4,59 2,295
A2B4 4 Minggu 1,359 1,862 3,222 1,611
Total
18,612 16,182 34,795 17,3975
Rata-rata
1,8612 1,6182 3,4795 1,73975
Lampiran 4a. Tabel hasil analisa sidik ragam pengaruh berbagai perlakuan terhadap Total Asam Jus Buah selama penyimpanan 0-4 minggu
Sumber keragaman JK DB KT F hitung F 5% F 1%
Perlakuan 0,140 1 0,140 0,269 4,96 10,04
Penyimpanan 2,631 4 0,658 1,263 3,48 5,99
Interaksi 0,150 4 0,037 0,072 3,48 5,99
Galat 5,207 10 0,521
Total 8,128 19
Ket : tidak berbeda nyata pada taraf 5%.
62
Lampiran 5. Hasil analisa pHJus Buah selama penyimpanan 0-4 minggu
Perlakuan
Sampel
Penyimpanan
Ulangan
Jumlah
Rata-rata 1
2
Jus Buah
Mangga+Pepaya
(A1)
A1B0 0 Minggu 4,95 4,96 9,91 4,955
A1B1 1 Minggu 3,93 3,97 7,9 3,95
A1B2 2 Minggu 4,42 4,82 9,24 4,62
A1B3 3 Minggu 4,74 4,75 9,49 4,745
A1B4 4 Minggu 5,22 5,21 10,43 5,215
Jus Buah
Nenas+pepaya
(A2)
A2B0 0 Minggu 4,24 4,23 8,47 4,235
A2B1 1 Minggu 4,14 4,12 8,26 4,13
A2B2 2 Minggu 4,57 4,57 9,14 4,57
A2B3 3 Minggu 4,37 4,36 8,73 4,365
A2B4 4 Minggu 4,45 4,44 8,89 4,445
Total
55,03 45,43 90,46 45,23
Rata-rata
5,503 4,543 9,046 4,523
Lampiran 5a. Tabel hasil analisa sidik ragam pengaruh berbagai perlakuan terhadap pH Jus Buah selama penyimpanan 0-4 minggu
Sumber keragaman JK DB KT
F hitung F 5% F 1%
Perlakuan 93,36 1 93,36 1,17 4,96 10,04
Penyimpanan 328,19 4 82,05 1,02 3,48 5,99
Interaksi 336,65 4 84,16 1,05 3,48 5,99
Galat 800,52 10 80,05
Total 1558,72 19
Ket : tidak berbeda nyata pada taraf 5%.
63
Lampiran 6.Hasil Uji Mikrobiologi pada Produk Jus Buah
Lama penyimpanan
A1 (mangga dan pepaya) A2 (nenas dan pepaya)
pengenceran Jumlah koloni
Pengenceran Jumlah koloni
0 Minggu 10-5 10-5 10-6 10-6
47 9 24 3
10-5 10-5 10-6 10-6
22 18 66 49
1 Minggu 10-5 10-5 10-6 10-6
96 24 45
206
10-5 10-5 10-6 10-6
121 887 80 69
2 Minggu 10-5 10-5 10-6 10-6
115 115 96
112
10-5 10-5 10-6 10-6
875 296 212 285
3 Minggu 10-5 10-5 10-6 10-6
320 325 272 350
10-5 10-5 10-6 10-6
375 427 440 339
4 Minggu 10-5 10-5 10-6 10-6
271 232 429 182
10-5 10-5 10-6 10-6
42 55 21 21
Lampiran 6a.Hasil Uji Mikrobiulogi pada Produk Jus Buah
Sampel Jumlah mikroba
A1B0 0,37X 107
A2B0 0,70X 107
A1B1 1,68X 107
A2B1 5,25X 107
A1B2 1,99X 107
A2B2 7,18X 107
A1B3 5,75X 107
A2B3 7,58X 107
A1B4 5,06X 107
A2B4 0,63X 107
Sumber : Data Primer Hasil Uji Mikrobiologi, 2012
64
Keterangan :
A (penyimpanan)
A1 = jus kombinasi mangga pepaya
A2 = jus kombinasi nenas pepaya
B (perlakuan)
B0 = 0 minggu
B1 = 1 minggu
B2 = 2 minggu
B3 = 3 minggu
B4 = 4 minggu
65
Gambar 1. Diagram alirpembuatan starter 1
pencucian
Pengupasandanpemotongan
Pelumatandengan blender
Mangga : papaya
3 : 1
Pengukuran
pH
totalasam
penyaringan
Jus
Starter I
Kulturstok
L. Plantarum
Inokulasi
Pasteurisasi( 70°C selama
15 menit )
Buah Mangga
Pepaya
66
Gambar 2. Diagram alirpembuatan starter 2
pencucian
Pengupasandanpemotongan
Penghancurandengan blender
Nenas : Papaya
3 : 1
Pengukuran
pH
totalasam
penyaringan
Jus
Starter II
Kulturstok
L. Plantarum Inokulasi
Pasteurisasi ( 70°C
selama 15 menit )
Buah Nenas
Pepaya
67
Gambar 3. Diagram alirpenelitianpembuatan jusprobiotik.
pencucian
Pengupasandanpemotongan
Penghancurandengan blender
Mangga : papaya
Nenas :pepaya
3 : 1
Pengukuran :
pH
totalasam
penyaringan
Jus
Inkubasi24 jam
Pembotolan (Botol you C 100)
Penyimpanan( 4° C )
Pengukuran :
pH
Total Asam
Organoleptik + gula 24 %
Total BakteriAs.laktat
Kulturstok
L. Plantarum
Jus probiotik
Inokulasi
Starter
Pasteurisasi( 70° C
selama 15 menit )
Buah :
Mangga,pepaya
Nenas,pepaya
68
Gambar 1. Gambar 2.
Gambar 3. Gambar 4.
Gambar 5. Gambar 6.