Studi Kelayakan Jalan Lintas Utara-selatan Nias

download Studi Kelayakan Jalan Lintas Utara-selatan Nias

of 99

Transcript of Studi Kelayakan Jalan Lintas Utara-selatan Nias

  • 7/26/2019 Studi Kelayakan Jalan Lintas Utara-selatan Nias

    1/99

    PT. DEMENSI RONAKON Studi Kelayakan Jalan Lintas Utara-Selatan Niasbekerjasama dengan

    CV. SUPERNOVA

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Keberadaan infrastruktur prasarana transportasi yang handal akan dapat mendukungperkembangan dan pertumbuhan pada suatu wilayah. Kehandalan jaringan jalan sebagaibagian dari prasarana transportasi akan menjadi dasar yang baik untuk mendukung aktifitasmasyarakat, ekonomi wilayah serta perkembangan wilayah yang serta merta akanmemberikan dampak pada kehidupan masyarakat secara keseluruhan.

    Secara makro, keberadaan sistem jaringan jalan dan sistem transportasi merupakan bagiandari perencanaan regional wilayah. Keberadaan jaringan jalan yang merupakanpenghubung pusat-pusat pertumbuhan wilayah sebagai komponen utama di dalam RencanaTata Ruang Wilayah (RTRW) dari Kabupaten Nias dan Kabupaten Nias selatan yang terletakpada satu daratan Pulau Nias. Adapun komponen-komponen utama dalam RTRW yang erathubungannya dengan sistem jaringan jalan ini adalah:

    1. Fungsi yang menghubungkan Satuan Wilayah Pembangunan (SWP) sesuai denganhirarki/orde menurut andalan wilayahnya dan komoditas unggulan yang dimilikinya, baiksebagai Kawasan Andalan Nasional, Propinsi maupun Kabupaten/Kota;

    2. Keberadaan jalan propinsi, kabupaten, dan lainnya) dalam Rencana AlokasiPemanfaatan Ruang daerah di dalam propinsi maupun regional antar kabupaten dalamsatu pulau;

    3. Pembangunan dan pemeliharaan jalan dan bangunan pelengkapnya dalam indikasiprogram jangka menengah pembangunan daerah.

    Disamping itu juga perkembangan ekonomi disuatu daerah sangat ditunjang oleh jenis,kualitas dan kuantitas kegiatan yang terdapat di daerah tersebut beserta ketersediaansarana dan prasarananya. Pertumbuhan ekonomi yang baik memerlukan juga ketersediaanakan prasarana dan sarana yang dapat mendistribusikan hasil/produk kegiatan tersebut daridaerah produksi menuju daerah yang membutuhkannya.

    Sistem prasarana jalan yang baik adalah sistem prasarana yang mampu mendistribusikansegala bentuk barang dan jasa ke tempat/wilayah yang memerlukannya. Pendistribusianyang Jika ditunjang oleh kualitas dari transportasi itu sendri yang dapat menyalurkan barangsecara cepat dari suatu wilayah produksi ke wilayah konsumsi atau dari suatu daerahpenghasil bahan dasar ke daerah produksi.

    Kabupaten Nias yang merupakan bagian dari Provinsi Sumatera Utara yang wilayahnyaterdiri dari beberapa pulau. Pulau utama pada kabupaten ini adalah Pulau Nias. Pada tahun2003, Kabupaten Nias mengalami pemekaran menjadi 2 Kabupaten yaitu Kab. Nias danKab. Nias Selatan.

    Daerah Nias merupakan suatu daerah yang tertinggal dibandingkan daerah lain di SumateraUtara. Ketertinggalan ini diperparah dengan kurangnya sarana dan prasarana terutamatransportasi. Kendala utama saat ini adalah tidak terdapatnya jaringan jalan yang cukup baikuntuk menunjang kegiatan perekonomian yang terdapat pada wilayah lersebut. Salah satukendala yang ada saat ini antara lain adalah terbatasnya kapasitas jaringan jalan antara

    Lahewa, Gunung Sitoli dan Teluk Dalam yang diakibatkan belum optimalnya fungsi jalantersebut. Dengan adanya sarana dan prasarana yang baik diharapkan perekonomian yangterdapat diwilayah Nias akan tumbuh dan menstimulasi pertumbuhan perekonomian lainnya.

    LAPORAN AKHIR I - 1

  • 7/26/2019 Studi Kelayakan Jalan Lintas Utara-selatan Nias

    2/99

    PT. DEMENSI RONAKON Studi Kelayakan Jalan Lintas Utara-Selatan Niasbekerjasama dengan

    CV. SUPERNOVA

    Keberhasilan program pembangunan di Indonesia ditandai dengan peningkatan standarkehidupan masyarakat. Pengaruhnya pada sektor transportasi, terutama jalan raya adalahpada peningkatan pergerakan yang berakibat pada kebutuhan jalan dan jembatanbaru.Untuk mengembangkan dan pembuatan jalan baru diperlukan suatu studi untuk melakukanstudi kelayakan dalam rangka mengidentifikasi kebutuhan jalan. Dengan adanya studi

    kelayakan diharapkan diperoleh semua analisis yang berhubungan dengan teknis, danekonomi serta pekerjaan yang berhubungan dalam rangka melakukan studi dan perencaan.Hasil keluaran studi ini adalah untuk suatu rencana penanganan/pembangunan berdasarkanstrategi pelaksanaan yang paling sesuai dari sisi teknis dan ekonomi.

    1.2 Maksud dan Tujuan

    Maksud dari kegiatan studi kelayakan ini merupakan suatu studi yang bertujuan untukmenganalisa pengembangan jaringan jalan di Pulau Nias khususnya pada Jalan lintas Utaradan Selatan Nias ditinjau dari berbagai aspek dan kepentingan.

    Tujuan dari studi kelayakan itu adalah untuk mengkaji kemungkinan pembangunan suaturuas jalan yang dapat menghubungkan jaringan jalan yang ada dengan sarana yang

    tersedia/akan dibuat. Kajian yang dilakukan meliputi kelayakan teknis, ekonomi danketersinambungan (interkoneksi) jaringan.

    1.3 Ruang Lingkup

    Ruang lingkup Studi Kelayakan Jalan Lintas Utara-Selatan Nias di Propinsi SumateraUtara adalah seperti berikut:

    1.3.1 Lingkup Wilayah Kajian

    Lingkup wilayah dari Studi Kelayakan Jalan Lintas Utara-Selatan Nias di Propinsi SumateraUtara adalah seluruh wilayah di Pulau Nias, yang terletak pada Kabupaten Nias danKabupaten Nias Selatan.

    1.3.2 Lingkup Pekerjaan

    Lingkup pekerjaan yang nantinya akan dilakukan oleh konsultan sebagai tahapan dalammenyusun studi tersebut adalah:

    a. Menginventarisir dan mengumpulkan data-data yang merupakan data primer dansekunder yang akan digunakan dalam proses analisis.

    b. Mendeteksi permasalahan awal jaringan dan kondisi eksisting badan jalan sertakebutuhan angkutan barang dan penumpang berupa analisis kondisi wilayah, analisispergerakan barang.

    c. Deteksi permasalahan awal angkutan barang ini dapat menggunakan data spasial yangkemudian dikompilasikan dengan data lain, misal: kepadatan lalu lintas, kelas jalan danlain-lain.

    d. Melakukan pengembangan trace/jaringan jalan alternatif yang meliputi pemilihanalternatif lintas terhadap trase jalan awal awal dan identifikasi kebutuhan simpulsehingga diharapkan para pengembang dan pengelola dapat memaksimalkan potensijalan yang ada.

    e. Melakukan penilaian analisa manfaat proyek yang meliputi aspek kinerja lalu lintas,ekonomi dan lingkungan.

    1.4 Lokasi Studi

    Studi Kelayakan Jalan Lintas Utara-Selatan Pulau Nias ini difokuskan pada jaringan jalanyang menghubungkan bagian utara Pulau Nias yaitu daerah Lahewa dengan bagian utaraPulau Nias yaitu Teluk Dalam. Untuk dapat menjadikan kajian yang komperehensif, makadilakukan kajian dalam studi kelayakan ini diperluas untuk menganalisis rencanapengembangan jaringan jalan di seluruh Pulau Nias. Lokasi studi tersebut digambarkan padaGambar 1.1.

    LAPORAN AKHIR I - 2

  • 7/26/2019 Studi Kelayakan Jalan Lintas Utara-selatan Nias

    3/99

    PT. DEMENSI RONAKON Studi Kelayakan Jalan Lintas Utara-Selatan Niasbekerjasama dengan

    CV. SUPERNOVA

    Gbr 1.1

    LOKASI STUDI

    Gomo

    Holi

    Hilisimaetano

    Bawolalusa

    Bawodo Bara

    Bawaluo

    Hiliaru dua

    Helezalulu

    Hiliotalua

    Orahili

    Amandraya

    Lolowa'u

    PASAR TELUK DALAM

    KEC.TELUK DALAM

    KEC.AMANDRAYA

    KEC.LAHUSA

    KEC.GOMO

    KEC.LOLOWAUKEC.LOLOMATUA

    Afulu

    Letehosi

    Bosihona

    Miga

    Idanogawo

    Toyolawa

    Iraonolase

    Botom Bawo

    Faecheo

    Hili Sebuadunia

    Tetehasi I

    P. WUNGA

    GUNUNG SITOLI

    Silima Banua

    Namohalu

    Tetesua

    Fadoro

    Ombolata

    Hiliweto

    Fadoro Lauru

    Lolofitu

    Bawolato

    Afulu

    Lahewa

    Tetehosi

    Lotu

    KEC. AFULU

    KEC.LAHEWA

    KEC.TUHEMBERUA

    KEC. ALASA

    KEC.NAMOHALU ESIWA

    KEC. MANDREHE

    KEC.SIROMBU

    KEC.BAWOLATO

    KEC.IDANO GAWO

    KEC.GIDO

    KEC.HILIDUHO

    KEC.LOTU

    KEC.LOLOFITU MOI

    Awa`ai

    KEC.GUNUNGSITOLI

    Gomo

    Holi

    Hilisimaetano

    Bawolalusa

    Bawodo Bara

    Bawaluo

    Hiliaru dua

    Helezalulu

    Hiliotalua

    Orahili

    Amandraya

    Lolowa'u

    PASAR TELUK DALAM

    KEC.TELUK DALAM

    KEC.AMANDRAYA

    KEC.LAHUSA

    KEC.GOMO

    KEC.LOLOWAUKEC.LOLOMATUA

    Afulu

    Letehosi

    Bosihona

    Miga

    Idanogawo

    Toyolawa

    Iraonolase

    Botom Bawo

    Faecheo

    Hili Sebuadunia

    Tetehasi I

    P. WUNGA

    GUNUNG SITOLI

    Silima Banua

    Namohalu

    Tetesua

    Fadoro

    Ombolata

    Hiliweto

    Fadoro Lauru

    Lolofitu

    Bawolato

    Afulu

    Lahewa

    Tetehosi

    Lotu

    KEC. AFULU

    KEC.LAHEWA

    KEC.TUHEMBERUA

    KEC. ALASA

    KEC.NAMOHALU ESIWA

    KEC. MANDREHE

    KEC.SIROMBU

    KEC.BAWOLATO

    KEC.IDANO GAWO

    KEC.GIDO

    KEC.HILIDUHO

    KEC.LOTU

    KEC.LOLOFITU MOI

    Awa`ai

    KEC.GUNUNGSITOLI

    LAPORAN AKHIR I - 3

  • 7/26/2019 Studi Kelayakan Jalan Lintas Utara-selatan Nias

    4/99

    PT. DEMENSI RONAKON Studi Kelayakan Jalan Lintas Utara-Selatan Niasbekerjasama dengan

    CV. SUPERNOVA

    1.5 Sistematika Penyajian Laporan

    Untuk menguraikan laporan interim Studi Kelayakan Jalan Lintas Utara-Selatan Nias, makalaporan ini disusun menjadi 7 (tujuh) bab/bagian yang terdiri atas:

    I. PENDAHULUAN

    Bab ini berisi tentang latar belakang studi, maksud dan tujuan studi, ruang lingkup dansistematika penyajian laporan.

    II. GAMBARAN UMUM WILAYAH STUDI

    Bab ini berisi tentang profil wilayah studi yang meliputi kondisi geografi, topografi, iklim dancuaca, administrasi dan kependudukan, serta potensi wilayah dan kependudukan. Pada babini dibahas juga mengenai pengembangan wilayah serta arah pembangunan daerah.

    III. PENDEKATAN DAN METODOLOGI

    Bab ini berisi tentang pendekatan penanganan yang dilakukan untuk melaksanakan kegiatanstudi; metode pelaksanaan yang akan diterapkan mulai dari tahap persiapan studi, surveypengumpulan data, analisis data, sampai dengan pelaporan.

    IV. PRESENTASI DATA

    Bab ini menjabarkan data mengenai kondisi eksisting jarigan jalan yang dikumpulkan darikegiatan survey lapangan.

    V. ANALISIS KELAYAKAN PEMBANGUNAN JALAN

    Dalam bab ini dijabarkan kriteria yang digunakan dalam menilai kelayakan pemgembanganjaringan jalan khususnya pada jalan lintas utara-selatan Pulau Nias ini. Dalam bab ini jugadijabarkan analisis kelayakan pengembangan jaringan jalan sesuai dengan kriteria yang

    dikembangkan. Sebagai hasil akhir dari analisis yang dilakukan, dijabarkan program aksisebagai panduan dalam rencana pengembangan jaringan jalan Pulau Nias.

    VI. ANALISA PENGEMBANGAN JARINGAN JALAN

    Bab ini menjabarkan mengenai rencana pengembangan jaringan jalan yang dikembangkandari data jaringan jalan, diskusi dengan stakeholder terkait, serta strategi pengembanganjaringan jalan.

    VII. KAJ IAN AWAL LINGKUNGAN

    Bab ini mengidentifikasi dampak-dampak potensial secara umum (langsung atau tidaklangsung) yang mungkin akan timbul pada pembangunan jalan lintas utara-selatan yangdirencanakan, serta mengidentifikasi lebih lanjut dampak pada sepanjang rencana jalan

    lintas utara-selatan terpilih, yang akan difokuskan pada komponen lingkungan yang terkenadampak perlu dikaji lebih mendalam pada tahapan studi AMDAL berikutnya.

    VIII. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

    Bab ini menjabarkan kesimpulan dari keseluruhan kajian dan analisis yang dilakukan jugarekomendasi mengenai pengembangan jaringan jalan di Pulau Nias khususnya padajaringan jalan lintas Utara-selatan.

    LAPORAN AKHIR I - 4

  • 7/26/2019 Studi Kelayakan Jalan Lintas Utara-selatan Nias

    5/99

    PT. DEMENSI RONAKON Studi Kelayakan Jalan Lintas Utara-Selatan Niasbekerjasama dengan

    CV. SUPERNOVA

    LAPORAN AKHIR II - 1

    GAMBARAN UMUM WILAYAH STUDI

    2.1 Profil Wilayah

    Secara administratif, Pulau Nias (Kabupaten Nias dan Kabupaten Nias Selatan) termasukdalam wilayah Propinsi Sumatera Utara, berada disebelah Barat Pulau Sumatera yangberjarak 92 mil laut dari Kota Sibolga/ Kabupaten Tapanuli Tengah.

    Sebelum pemekaran Kabupaten Nias menjadi dua kabupaten, wilayah administrasi

    Kabupaten Nias terdiri dari 22 kecamatan dan 657 desa. Setelah terbentuknya KabupatenNias Selatan berdasarkan Keputusan DPRD kabupaten Nias Nomor 02/KPTS/2000 tanggal1 Mei 2000 tentang persetujuan pemekaran Kabupaten Nias menjadi dua kabupaten,Keputusan DPRD Provinsi Sumatera Utara Nomor 19/K/2002 tanggal 25 Agustus 2002,Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2002 tanggal 25 Pebruari 2003 tentangPembentukan Kabupaten Nias Selatan, wilayah administrasi Kabupaten Nias menjadi terdiridari 14 wilayah kecamatan, 4 kelurahan dan 439 desa. Sedangkan wilayah administrasiKabupaten Nias Selatan terdiri dari 8 wilayah kecamatan, 2 kelurahan dan 213 desa.

    Lokasi pekerjaan Studi Kelayakan Jalan Lintas Utara-Selatan Nias ini meliputi jaringan jalanantara Lahewa, Gunung Sitolidan Teluk Dalam, dimanajaringan jalan tersebut berada diwilayah administrasi Kabupaten Niasdan Kabupaten Nias Selatan.

    2.1.1 Kondisi Geografis

    2.1.1.1 Kabupaten Nias

    Secara geografis, Kabupaten Nias terletak antara 9659 BT - 9754 BT dan 133 LU - 047LU, berbatasan dengan:

    Sebelah Utara dengan Pulau-pulau banyak Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam.

    Sebelah Selatan dengan Kabupaten Nias Selatan

    Sebelah Timur dengan Pulau-pulau Mursala Kabupaten Tapanuli Tengah dan NatalKabupaten Mandailing Natal.

    Sebelah Barat dengan Samudera Hindia.

    Kabupaten Nias mempunyai luas wilayah 3.799,80 Km2 yang terdiri dari 14 wilayahkecamatan, 4 kelurahan dan 439 desa. Ibukota Kabupaten Nias terletak di Pulau Nias, yaituGunungsitoli.

    Ke-14 Kecamatan tersebut adalah:

    1. Kec. Idano Gawo 8. Kec. Hiliduho

    2. Kec. Bawolato 9. Kec. Alasa

    3. Kec. Sirombu 10. Kec. Namohalu Esiwa

    4. Kec. Mandrehe 11. Kec. Lahewa

    5. Kec. Gido 12. Kec. Afulu

    6. Kec. Lolofitu Moi 13. Kec. Tuhemberua7. Kec. Gunungsitoli 14. Kec. Lotu

  • 7/26/2019 Studi Kelayakan Jalan Lintas Utara-selatan Nias

    6/99

    PT. DEMENSI RONAKON Studi Kelayakan Jalan Lintas Utara-Selatan Niasbekerjasama dengan

    CV. SUPERNOVA

    LAPORAN AKHIR II - 2

    GAMBAR 2.1

    ORIENTASI PULAU NIAS

    Gomo

    Holi

    Hilisimaetano

    Bawolalusa

    Bawodo Bara

    Bawaluo

    Hiliaru dua

    Helezalulu

    Hiliotalua

    Orahili

    Amandraya

    Lolowa'u

    PASAR TELUK DALAM

    KEC.TELUK DALAM

    KEC.AMANDRAYA

    KEC.LAHUSA

    KEC.GOMO

    KEC.LOLOWAUKEC.LOLOMATUA

    Afulu

    Letehosi

    Bosihona

    Miga

    Idanogawo

    Toyolawa

    Iraonolase

    Botom Bawo

    Faecheo

    Hili Sebuadunia

    Tetehasi I

    P. WUNGA

    GUNUNG SITOLI

    Silima Banua

    Namohalu

    Tetesua

    Fadoro

    Ombolata

    Hiliweto

    Fadoro Lauru

    Lolofitu

    Bawolato

    Afulu

    Lahewa

    Tetehosi

    Lotu

    KEC. AFULU

    KEC.LAHEWA

    KEC.TUHEMBERUA

    KEC. ALASA

    KEC.NAMOHALU ESIWA

    KEC. MANDREHE

    KEC.SIROMBU

    KEC.BAWOLATO

    KEC.IDANO GAWO

    KEC.GIDO

    KEC.HILIDUHO

    KEC.LOTU

    KEC.LOLOFITU MOI

    Awa`ai

    KEC.GUNUNGSITOLI

    Gomo

    Holi

    Hilisimaetano

    Bawolalusa

    Bawodo Bara

    Bawaluo

    Hiliaru dua

    Helezalulu

    Hiliotalua

    Orahili

    Amandraya

    Lolowa'u

    PASAR TELUK DALAM

    KEC.TELUK DALAM

    KEC.AMANDRAYA

    KEC.LAHUSA

    KEC.GOMO

    KEC.LOLOWAUKEC.LOLOMATUA

    Afulu

    Letehosi

    Bosihona

    Miga

    Idanogawo

    Toyolawa

    Iraonolase

    Botom Bawo

    Faecheo

    Hili Sebuadunia

    Tetehasi I

    P. WUNGA

    GUNUNG SITOLI

    Silima Banua

    Namohalu

    Tetesua

    Fadoro

    Ombolata

    Hiliweto

    Fadoro Lauru

    Lolofitu

    Bawolato

    Afulu

    Lahewa

    Tetehosi

    Lotu

    KEC. AFULU

    KEC.LAHEWA

    KEC.TUHEMBERUA

    KEC. ALASA

    KEC.NAMOHALU ESIWA

    KEC. MANDREHE

    KEC.SIROMBU

    KEC.BAWOLATO

    KEC.IDANO GAWO

    KEC.GIDO

    KEC.HILIDUHO

    KEC.LOTU

    KEC.LOLOFITU MOI

    Awa`ai

    KEC.GUNUNGSITOLI

  • 7/26/2019 Studi Kelayakan Jalan Lintas Utara-selatan Nias

    7/99

    PT. DEMENSI RONAKON Studi Kelayakan Jalan Lintas Utara-Selatan Niasbekerjasama dengan

    CV. SUPERNOVA

    LAPORAN AKHIR II - 3

    GAMBAR 2.2

    PETA ADMINISTRASI PULAU NIAS

    Gomo

    Holi

    Hilisimaetano

    Bawolalusa

    Bawodo Bara

    Bawaluo

    Hiliaru dua

    Helezalulu

    Hiliotalua

    Orahili

    Amandraya

    Lolowa'u

    PASAR TELUK DALAM

    KEC.TELUK DALAM

    KEC.AMANDRAYA

    KEC.LAHUSA

    KEC.GOMO

    KEC.LOLOWAUKEC.LOLOMATUA

    Afulu

    Letehosi

    Bosihona

    Miga

    Idanogawo

    Toyolawa

    Iraonolase

    Botom Bawo

    Faecheo

    Hili Sebuadunia

    Tetehasi I

    P. WUNGA

    GUNUNG SITOLI

    Silima Banua

    Namohalu

    Tetesua

    Fadoro

    Ombolata

    Hiliweto

    Fadoro Lauru

    Lolofitu

    Bawolato

    Afulu

    Lahewa

    Tetehosi

    Lotu

    KEC. AFULU

    KEC.LAHEWA

    KEC.TUHEMBERUA

    KEC. ALASA

    KEC.NAMOHALU ESIWA

    KEC. MANDREHE

    KEC.SIROMBU

    KEC.BAWOLATO

    KEC.IDANO GAWO

    KEC.GIDO

    KEC.HILIDUHO

    KEC.LOTU

    KEC.LOLOFITU MOI

    Awa`ai

    KEC.GUNUNGSITOLI

    Gomo

    Holi

    Hilisimaetano

    Bawolalusa

    Bawodo Bara

    Bawaluo

    Hiliaru dua

    Helezalulu

    Hiliotalua

    Orahili

    Amandraya

    Lolowa'u

    PASAR TELUK DALAM

    KEC.TELUK DALAM

    KEC.AMANDRAYA

    KEC.LAHUSA

    KEC.GOMO

    KEC.LOLOWAUKEC.LOLOMATUA

    Afulu

    Letehosi

    Bosihona

    Miga

    Idanogawo

    Toyolawa

    Iraonolase

    Botom Bawo

    Faecheo

    Hili Sebuadunia

    Tetehasi I

    P. WUNGA

    GUNUNG SITOLI

    Silima Banua

    Namohalu

    Tetesua

    Fadoro

    Ombolata

    Hiliweto

    Fadoro Lauru

    Lolofitu

    Bawolato

    Afulu

    Lahewa

    Tetehosi

    Lotu

    KEC. AFULU

    KEC.LAHEWA

    KEC.TUHEMBERUA

    KEC. ALASA

    KEC.NAMOHALU ESIWA

    KEC. MANDREHE

    KEC.SIROMBU

    KEC.BAWOLATO

    KEC.IDANO GAWO

    KEC.GIDO

    KEC.HILIDUHO

    KEC.LOTU

    KEC.LOLOFITU MOI

    Awa`ai

    KEC.GUNUNGSITOLI

  • 7/26/2019 Studi Kelayakan Jalan Lintas Utara-selatan Nias

    8/99

    PT. DEMENSI RONAKON Studi Kelayakan Jalan Lintas Utara-Selatan Niasbekerjasama dengan

    CV. SUPERNOVA

    LAPORAN AKHIR II - 4

    2.1.1.2 Kabupaten Nias Selatan

    Secara geografis, Kabupaten Nias Selatan terletak antara 9727 BT - 9851 BT dan 102LU - 003 LU, berbatasan dengan:

    Sebelah Utara dengan Kabupaten Nias.

    Sebelah Selatan dengan Kepulauan Mentawai

    Sebelah Timur dengan Samudera Hindia.

    Sebelah Barat dengan Samudera Hindia.

    Kabupaten Nias mempunyai luas wilayah 1.825,10 Km2 yang terdiri dari 8 wilayahkecamatan, 2 kelurahan dan 213 desa. Ibukota Kabupaten Nias Selatan terletak di PulauNias, yaitu Teluk Dalam.

    Ke-8 Kecamatan tersebut adalah:

    1. Kec. Pulau-Pulau Batu

    2. Kec. Hibala

    3. Kec. Teluk Dalam

    4. Kec. Amandraya

    5. Kec. Lahusa

    6. Kec. Gomo

    7. Kec. Lolowau

    8. Kec. Lolomatua

    2.1.2 Topografi

    Pulau Nias terdiri dari daerah-daerah perbukitan dan dataran. Daerah perbukitan mempunyai

    ketinggian 50-800 m dpal, dengan kemiringan lereng 9% - lebih besar dari 40%. Daerahperbukitan ini dijumpai di bagian Tengah Pulau Nias yang memanjang searah denganbentuk pulau, dan menempati sekitar setengah Pulau Nias. Daerah dataran dijumpai disekitar pantai barat dan pantai timur Pulau Nias dengan kemiringan 0-8% dengan ketinggian50 m dpal. Uraian lebih terinci akan kemiringan lahan di Kabupaten Nias adalah sebagaiberikut:

    1. Kemiringan 0-4% seluas 243.076 ha (43,21%) terdapat di semua kecamatan, terutamadi tepi pantai.

    2. Kemiringan 4-8% seluas 54.348 ha (9,66%) juga terdapat diseluruh kecamatan,terutama Kecamatan Teluk Dalam, Kecamatan Idanogawo, dan lain-lain.

    3. Kemiringan 8-15% seluas 77.350 ha (13,75%) terdapat diseluruh kecamatan, terutamaKecamatan Alasa, Kecamatan Mandrehe dan lain-lain.

    4. Kemiringan 15-25% seluas 92.935 ha (16,52%) terdapat diseluruh kecamatan.

    5. Kemiringan 25-40% seluas 35.780 ha (6,36%) terdapat di Kecamatan Idanogawo,Kecamatan Lolowau, kecamatan Gomo, Kecamatan Teluk Dalam, Kecamatan Lahusadan lain-lain.

    6. Kemiringan >40% seluas 59.011 ha (10,49%) juga terdapat diseluruh kecamatan. Lihatgambar 2.3

  • 7/26/2019 Studi Kelayakan Jalan Lintas Utara-selatan Nias

    9/99

    PT. DEMENSI RONAKON Studi Kelayakan Jalan Lintas Utara-Selatan Niasbekerjasama dengan

    CV. SUPERNOVA

    LAPORAN AKHIR II - 5

    GAMBAR 2.3

    PETA KEMIRINGAN LAHAN

    TUHEMBERUA

    TETESEUA

    LAHEWA

    P. INDRA

    P. WUNGA

    P. ASU

    P. HERUANGA P. BUGI

    P. BUGI

    P. HAMUTALA

    P. BAWA

    P. IMAMA

    GUNUNG SITOLI

    Silima Banua

    Namohalu

    Tetesua

    Fadoro

    Ombolata

    Hiliweto

    Fadoro Lauru

    Lolofitu

    Bawolato

    Afulu

    Lahewa

    Tetehosi

    Lotu

    KEC. AFULU

    KEC.LAHEWA

    KEC.TUHEMBERUA

    KEC.LOTU

    KEC. ALASA

    KEC.NAMOHALU ESIWA

    KEC. MANDREHE

    KEC.SIROMBU

    KEC.LOLOFITU MOI

    KEC.BAWOLATOKEC.IDANO GAWO

    KEC.GIDO

    KEC.GUNUNGSITOLI

    KEC.HILIDUHO

    Helezalulu

    Pasar Teluk Dalam

    Hiliotalua

    Orahili

    Amandraya

    Lolowa'u

    KEC.TELUK DALAM

    KEC.AMANDRAYA

    KEC.LAHUSA

    KEC.GOMO

    KEC.LOLOWAUKEC.LOLOMATUA

  • 7/26/2019 Studi Kelayakan Jalan Lintas Utara-selatan Nias

    10/99

    PT. DEMENSI RONAKON Studi Kelayakan Jalan Lintas Utara-Selatan Niasbekerjasama dengan

    CV. SUPERNOVA

    LAPORAN AKHIR II - 6

    2.1.3 Ikl im dan Cuaca

    Kondisi iklim di wilayah ini menunjukkan iklim tropis dengan curah hujan yang cukup tinggiserta hari hujan yang relatif bervariasi. Berdasarkan data tahun 2003 yang didapat, curahhujan rata-rata tiap tahun adalah berkisar antara 2000 3000 mm/tahun dan curah hujanterbanyak terjadi pada bulan Oktober sebesar 360 mm/bulan dan terendah pada bulan Juniyakni sebesar 137 mm/bulan. Jumlah hari hujan terbesar terjadi pada bulan Oktober yaknisebanyak 27 hari dan terendah pada bulan Juni yakni sebanyak 20 hari.

    Kelembaban udara relatif rata-rata tahunan adalah sekitar 90% dengan penyebaran meratasepanjang tahun. Temperatur bulanan selama satu tahun menunjukkan bahwa temperaturrata-rata berkisar antara 25,2

    o26,5

    oC, temperatur maksimum berkisar antara 29,5

    o31,2

    oC

    dan temperatur minimum antara 9,4o23,2

    oC. Lama penyinaran matahari rata-rata sebesar

    50%. Lama penyinaran maksimum terjadi pada bulan Maret sebesar 66%, sedangkan lamapenyinaran minimum terjadi pada bulan Nopember yakni sebesar 22%.

    Tabel 2.1

    Curah Hujan, Hari Hujan dan Penyinaran MatahariTahun 2003

    Bulan Curah Hujan Hari Hujan Penyinaran Matahari

    (mm) (%)

    [1] [2] [3] [4]

    Januari 284 25 51

    Pebruari 180 19 63

    M a r e t 283 22 66

    A p r i l 323 27 51

    M e i 207 12 59

    J u n i 137 20 62

    J u l i 252 23 55

    Agustus 313 25 46

    September 315 20 40

    Oktober 360 27 40

    Nopember 364 27 22

    Desember 269 24 41

    Jumlah 3287 271 596

    Rata-rata per Bulan 274 22 50

    Sumber: Stasiun Meteorologi dan Geofisika Binaka Gunungsitoli, tahun 2003

  • 7/26/2019 Studi Kelayakan Jalan Lintas Utara-selatan Nias

    11/99

    PT. DEMENSI RONAKON Studi Kelayakan Jalan Lintas Utara-Selatan Niasbekerjasama dengan

    CV. SUPERNOVA

    LAPORAN AKHIR II - 7

    GAMBAR 2.4

    PETA HIDROLOGI

    Helezalulu

    Pasar Teluk Dalam

    Hiliotalua

    Orahili

    Amandraya

    Lolowa'u

    KEC.TELUK DALAM

    KEC.AMANDRAYA

    KEC.LAHUSAKEC.GOMO

    KEC.LOLOWAU

    KEC.LOLOMATUA

    KEC.LAHUSA

    76.750 JIWA

    29.173 JIWA

    29.276 JIWA

    50.203 JIWA

    34.655 JIWA

    28.603 JIWA

    19.715 JIWA

    GUNUNG SITOLI

    Silima Banua

    Namohalu

    Tetesua

    Fadoro

    Ombolata

    Hiliweto

    Fadoro Lauru

    Lolofitu

    Bawolato

    Afulu

    Lahewa

    Tetehosi

    Lotu

    KEC. AFULU

    KEC.LAHEWA

    KEC.TUHEMBERUA

    KEC.LOTU

    KEC. ALASA

    KEC.NAMOHALU ESIWA

    KEC. MANDREHE

    KEC.SIROMBU

    KEC.LOLOFITU MOI

    KEC.BAWOLATOKEC.IDANO GAWO

    KEC.GIDO

    KEC.GUNUNGSITOLI

    KEC.HILIDUHO

    30.154 JIWA

    20.956 JIWA

    46.233 JIWA

    49.243 JIWA

    37.666 JIWA

    74.203 JIWA

    31.943 JIWA

    28.531 JIWA

    13.975 JIWA

    23.353 JIWA

    8.892 JIWA

    43.921 JIWA

    12.389 JIWA

    P. INDRA

    P. WUNGA

    P. ASU

    P. HERUANGA P. BUGI

    P. BUGI

    P. HAMUTALA

    P. BAWA

    P. IMAMA

  • 7/26/2019 Studi Kelayakan Jalan Lintas Utara-selatan Nias

    12/99

    PT. DEMENSI RONAKON Studi Kelayakan Jalan Lintas Utara-Selatan Niasbekerjasama dengan

    CV. SUPERNOVA

    LAPORAN AKHIR II - 8

    Tabel 2.2

    Temperatur Udara Tahun 2003

    Bulan Suhu Rata-rata Rata-rataMaksimum

    Rata-rataMinimum

    [1] [2] [3] [4]

    Januari 26.1 30.6 22.7

    Pebruari 26.3 30.8 22.3

    M a r e t 26.4 31.2 23.2

    A p r i l 26.5 30.5 9.0

    M e i 26.1 31.0 22.0

    J u n i 26.5 31.2 22.4

    J u l i 25.2 29.8 22.4

    Agustus 25.6 29.9 21.7

    September 25.4 29.7 22.1

    Oktober 25.5 29.7 22.2

    Nopember 25.6 29.5 22.6

    Desember 25.5 29.9 22.0

    Jumlah 310.7 363.8 254.6

    Rata-rata per Bulan 25.9 30.3 21.2

    Sumber: Stasiun Meteorologi dan Geofisika Binaka Gunungsitoli, tahun2003

  • 7/26/2019 Studi Kelayakan Jalan Lintas Utara-selatan Nias

    13/99

    PT. DEMENSI RONAKON Studi Kelayakan Jalan Lintas Utara-Selatan Niasbekerjasama dengan

    CV. SUPERNOVA

    LAPORAN AKHIR II - 9

    Tabel 2.3

    Perbandingan Rata-rata Kelembaban Udara

    Bulan 2000 2001 2002 2003

    [1] [4] [5] [6] [7]

    Januari 89 90 87 89

    Pebruari 88 91 87 89

    M a r e t 90 91 90 89

    A p r i l 91 92 89 91

    M e i 89 93 86 89

    J u n i 90 92 88 89

    J u l i 89 92 89 90

    Agustus 90 91 87 91

    September 89 92 91 92

    Oktober 91 93 90 89

    Nopember 91 92 90 90

    Desember 92 92 89 89

    Jumlah 1,079 1,101 1,063 1,077

    Rata-rata per Bulan 90 92 89 90Sumber: Stasiun Meteorologi dan Geofisika Binaka Gunungsitoli, tahun 2003

    2.1.4 Administrasi dan Kependudukan

    Kabupaten Nias dan Kabupaten Nias Selatan dengan luas masing-masing wilayah berturut-turut adalah 3.799,80 Km2 dan 5.625,00 Km2 (luas total wilayah sebesar 5.625 Km2),berpenduduk masing-masing sebanyak 441.174 jiwa dan 275.499 jiwa (total 716.623 jiwa),dengan tingkat kepadatan berturut-turut adalah 116 jiwa/Km2 dan 152 jiwa/Km2. Ataudengan luas total wilayah sebesar 5.625 Km2 dan jumlah total penduduk sebanyak 716.623

    jiwa, memiliki tingkat kepadatan sebesar 151 jiwa/Km2.

    Mata pencaharian pada umumnya kegiatan pertanian/agricultural dan pariwisata. Lajupertumbuhan penduduk sangat rendah yaitu berkisar 0.011%.

  • 7/26/2019 Studi Kelayakan Jalan Lintas Utara-selatan Nias

    14/99

    PT. DEMENSI RONAKON Studi Kelayakan Jalan Lintas Utara-Selatan Niasbekerjasama dengan

    CV. SUPERNOVA

    LAPORAN AKHIR II - 10

    Tabel 2.4

    Jumlah Penduduk, Luas Wilayah dan tingkat Kepadatan

    di Kabupaten Nias dan Nias Selatan Tahun 2003

    Jumlah PendudukNo Kecamatan

    Laki-laki Wanita Total

    Luas(Km2)

    Kepadatan(Jiwa/Km2)

    I Kab Nias

    1 Idano Gawo 15,010 15,144 30,154 363.5 83

    2 Bawolato 9,812 9,903 19,715 207 95

    3 Sirombu 10,362 10,594 20,956 223.8 94

    4 Mandrehe 22,771 23,462 46,233 293.2 158

    5 Gido 24,676 24,567 49,243 338.58 145

    6 Lolofitu Moi 17,933 19,733 37,666 236.52 159

    7 GunungSitoli 37,182 37,021 74,203 230.8 3218 Hiliduho 15,588 16,355 31,943 221.65 144

    9 Alasa 14,195 14,336 28,531 459.4 62

    10 Namohalu Esiwa 6,953 7,022 13,975 176 79

    11 Lahewa 11,550 11,803 23,353 446.05 52

    12 Afulu 4,398 4,494 8,892 159.55 56

    13 Tuhemberua 21,680 22,241 43,921 317.25 138

    14 Lotu 6,114 6,275 12,389 126.5 98

    JUMLAH 218,224 222,950 441,174 3,799.80 116

    II Kab Nias Selatan

    1 Pulau Pulau Batu 17,465 121.05 144

    2 Hibala 9,374 54.25 1733 Teluk Dalam 76,750 490 157

    4 Amandraya 29,173 183 159

    5 Lahusa 29,276 334 88

    6 Gomo 50,203 158.6 317

    7 Lolowau 34,655 295.6 117

    8 Lolomatua 28,603 188.6 152

    JUMLAH 275,499 1,825.10 151

    Total 716,623 5,625.00 127

    Sumber: BPS Kabupaten Nias / BAPPEDA Kabupaten Nias

  • 7/26/2019 Studi Kelayakan Jalan Lintas Utara-selatan Nias

    15/99

    PT. DEMENSI RONAKON Studi Kelayakan Jalan Lintas Utara-Selatan Niasbekerjasama dengan

    CV. SUPERNOVA

    LAPORAN AKHIR II - 11

    GAMBAR 2.5

    PENYEBARAN PENDUDUK

    Helezalulu

    Pasar Teluk Dalam

    Hiliotalua

    Orahili

    Amandraya

    Lolowa'u

    KEC.TELUK DALAM

    KEC.AMANDRAYA

    KEC.LAHUSAKEC.GOMO

    KEC.LOLOWAU

    KEC.LOLOMATUA

    KEC.LAHUSA

    76.750 JIWA

    29.173 JIWA

    29.276 JIWA

    50.203 JIWA

    34.655 JIWA

    28.603 JIWA

    19.715 JIWA

    GUNUNG SITOLI

    Silima Banua

    Namohalu

    Tetesua

    Fadoro

    Ombolata

    Hiliweto

    Fadoro Lauru

    Lolofitu

    Bawolato

    Afulu

    Lahewa

    Tetehosi

    Lotu

    KEC. AFULU

    KEC.LAHEWA

    KEC.TUHEMBERUA

    KEC.LOTU

    KEC. ALASA

    KEC.NAMOHALU ESIWA

    KEC. MANDREHE

    KEC.SIROMBU

    KEC.LOLOFITU MOI

    KEC.BAWOLATOKEC.IDANO GAWO

    KEC.GIDO

    KEC.GUNUNGSITOLI

    KEC.HILIDUHO

    30.154 JIWA

    20.956 JIWA

    46.233 JIWA

    49.243 JIWA

    37.666 JIWA

    74.203 JIWA

    31.943 JIWA

    28.531 JIWA

    13.975 JIWA

    23.353 JIWA

    8.892 JIWA

    43.921 JIWA

    12.389 JIWA

    P. INDRA

    P. WUNGA

    P. ASU

    P. HERUANGA P. BUGI

    P. BUGI

    P. HAMUTALA

    P. BAWA

    P. IMAMA

  • 7/26/2019 Studi Kelayakan Jalan Lintas Utara-selatan Nias

    16/99

    PT. DEMENSI RONAKON Studi Kelayakan Jalan Lintas Utara-Selatan Niasbekerjasama dengan

    CV. SUPERNOVA

    LAPORAN AKHIR II - 12

    2.1.5 Potensi Wilayah dan Perekonomian

    2.1.5.1 Potensi Perkebunan

    Perkembangan produksi tanaman perkebunan sepuluh tahun terakhir di kabupaten Niasrata-rata mengalami perkembangan yang fluktuatif. Komoditi hasil perkebunan yang selamaini menjadi primadona seperti kelapa, karet, kopi dan nilam, cenderung masih mendominasiproduk-produk hasil perkebunan rakyat. Komoditi baru seperti kakao mengalamiperkembangan yang cukup pesat dan rata-rata diusahakan oleh rumah tangga petani dikabupaten Nias. Umur tanaman yang relatif cepat menghasilkan dan harga produk yangcukup bersaing di pasar, menjadi daya tarik tersendiri semakin luasnya pengelolaantanaman perkebunan kakao.

    Ancaman dan gangguan hama penyakit tanaman perkebunan dan sebagian besar tanamanperkebunan berumur tua menjadi tantangan ke depan untuk mengoptimalkan produksitanaman perkebunan. Di samping itu tingkat penerapan teknologi yang masih rendah dimanasebagian besar komoditi tanaman perkebunan dijual dalam produk setengah jadimenyebabkan nilai jual produk relatif rendah.

    Luas lahan yang cukup tersedia untuk tanaman perkebunan dan ragam potensi komoditashasil perkebunan yang melimpah, sangat prospektif untuk industri pengolahan hasilpertanian. Bahan baku yang cukup tersedia dengan harga yang relatif bersaing serta tingkatketersediaan tenaga kerja, diharapkan menarik minat investor untuk menanamkan modalnyadi sektor ini.

    Tabel 2.5

    Jenis Tanaman, Luas Lahan dan Jumlah Produksi Perkebunan di Nias

    2000 2001 2002 2000 2001 2002

    1 K a r e t 27,128 27,258 28,955 14,238.0 14,090.0 17,486.0

    2 K e l a p a 48,338 48,481 48,769 42,820.0 42,892.0 43,817.0

    3 K o p I 1,616 1,437 1,763 808.0 772.0 788.0

    4 Cengkeh 1,964 1,699 1,699 132.0 89.0 89.0

    5 P a l a 121 121 191 14.0 15.0 31.0

    6 N i l a m 2,631 2,177 2,456 371.0 273.0 312.0

    7 Kapulaga - - - - - -

    8 K a k a o 2,609 3,050 4,379 354.0 392.0 846.0

    Sumber : Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Nias

    No.L u a s (Ha) Produksi (Ton)Jenis

    Tanaman

  • 7/26/2019 Studi Kelayakan Jalan Lintas Utara-selatan Nias

    17/99

    PT. DEMENSI RONAKON Studi Kelayakan Jalan Lintas Utara-Selatan Niasbekerjasama dengan

    CV. SUPERNOVA

    LAPORAN AKHIR II - 13

    2.1.5.2 Potensi Pertanian

    Perkembangan produksi tanaman padi di kabupaten Nias sepuluh tahun terakhir mengalamipeningkatan, dimana peningkatan ini dibarengi dengan peningkatan produktifitas dan luas

    panen. Kondisi luas lahan yang tersedia disatu sisi mengalami perubahan fungsi dimanabeberapa areal lahan untuk padi sawah dan ladang berubah fungsi menjadi lahanperumahan seiring dengan peningkatan laju pertumbuhan penduduk. Di sisi lain, kondisisosilologi masyarakat petani di kabupaten Nias, dimana profesi sebagai petani ditinggalkanberalih kepada profesi lainnya.

    Di samping itu etos kerja petani yang masih rendah, pola usaha tani yang bersifat tradisional,dan penerapan teknologi pemakaian benih dan pupuk yang sangat rendah, sertaterbatasnya sarana dan prasarana pengairan menjadi kendala bagi peningkatan produktifitaspetani dimasa mendatang.

    Perkembangan produksi palawija sepuluh tahun terakhir menunjukkan suatu kondisi yangbervariasi antara komoditas dengan luas tanam yang berfluktuasi. Beberapa komoditasmenunjukan peningkatan produksi antara lain jagung, ubi kayu dan ubi jalar. Hal ini

    mengindikasikan bahwa sistem pengelolaannya masih sangat sederhana, dimana pasarproduksi yang tidak terjamin dan agroindustri pengolah hasil masih belum tumbuhberkembang.

    Perkembangan luas panen, produktifitas dan produksi tanaman sayuran sepuluh tahunterakhir menunjukkan perkembangan yang fluktuatif, bila dibandingkan antara luas panendan tingkat produktifitas.

    Prospek tanaman sayuran ke depan cukup menjanjikan bila dilihat dari tingginya permintaanpasar terhadap produksi sayuran dari luar daerah. Kondisii topografi dan klimatologi wilayahkabupaten Nias untuk beberapa komoditi tanaman sayuran sangat potensial untukdikembangkan dimasa mendatang.

    Tabel 2.6

    Jenis Tanaman, Luas Panen dan Jumlah Produksi Pertanian Tanaman di Nias

    2000 2001 2002 2000 2001 2002

    1 Padi sawah 29,835 27,158 28,760 108,493 98,999 108,538

    2 Padi Ladang 1,418 845 2,585 2,741 1,655 5,227

    3 Jagung 302 384 629 429 557 966

    4 Ketela Pohon 1,822 1,608 1,253 16,159 14,604 11,286

    5 Ketela Rambat 157 1,466 1,231 13,869 13,296 11,232

    6 Kacang Kedele 40 20 37 45 25 51

    7 Kacang Tanah 176 193 212 184 221 257

    8 Kacang Hijau 181 127 138 181 136 161

    Sumber : Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Nias

    No.

    Luas Panen (Ha) Jumlah Produksi (Ton)

    Jenis Tanaman

  • 7/26/2019 Studi Kelayakan Jalan Lintas Utara-selatan Nias

    18/99

    PT. DEMENSI RONAKON Studi Kelayakan Jalan Lintas Utara-Selatan Niasbekerjasama dengan

    CV. SUPERNOVA

    LAPORAN AKHIR II - 14

    GAMBAR 2.6

    PENGGUNAAN LAHAN

    Gomo

    Holi

    Hilisimaetano

    Bawolalusa

    Bawodo Bara

    Bawaluo

    Hiliaru dua

    Helezalulu

    Hiliotalua

    Orahili

    Amandraya

    Lolowa'u

    PASAR TELUK DALAM

    KEC.TELUK DALAM

    KEC.AMANDRAYA

    KEC.LAHUSA

    KEC.GOMO

    KEC.LOLOWAU

    KEC.LOLOMATUA

    Afulu

    Letehosi

    Bosihona

    Miga

    Idanogawo

    Toyolawa

    Iraonolase

    Botom Bawo

    Faecheo

    Hili Sebuadunia

    Tetehasi I

    P. WUNGA

    GUNUNG SITOLI

    Silima Banua

    Namohalu

    Tetesua

    Fadoro

    Ombolata

    Hiliweto

    Fadoro Lauru

    Lolofitu

    Bawolato

    Afulu

    Lahewa

    Tetehosi

    Lotu

    KEC. AFULU

    KEC.LAHEWA

    KEC.TUHEMBERUA

    KEC. ALASA

    KEC.NAMOHALU ESIWA

    KEC. MANDREHE

    KEC.SIROMBU

    KEC.BAWOLATO

    KEC.IDANO GAWO

    KEC.GIDO

    KEC.HILIDUHO

    KEC.LOTU

    KEC.LOLOFITU MOI

    Awa`ai

    KEC.GUNUNGSITOLI

  • 7/26/2019 Studi Kelayakan Jalan Lintas Utara-selatan Nias

    19/99

    PT. DEMENSI RONAKON Studi Kelayakan Jalan Lintas Utara-Selatan Niasbekerjasama dengan

    CV. SUPERNOVA

    LAPORAN AKHIR II - 15

    2.1.5.3 Potensi Pariwisata

    Pembangunan di bidang pariwisata di Kabupaten Nias terus dikembangkan secara bertahapmengingat potensi yang cukup besar. Hal ini ditandai dengan kunjungan wisatawan mancanegara maupun domestik untuk menikmati berbagai objek wisata seperti objek wisata alam,bahari, wisata budaya, serta objek wisata lainnya. Jumlah kunjungan wisata dalam kurunwaktu sepuluh tahun terakhir (1995-2004) tercatat 37.495 orang wisatawan mancanegaradan 89.675 orang wisatawan domestik.

    Kondisi pembangunan pariwisata dalam kurun waktu 10 tahun terakhir menunjukkanpenataan objek wisata yang belum optimal, rendahnya pemahaman masyarakat tentangpembangunan pariwisata, banyaknya sarana dan prasarana yang rusak akibat bencanaalam, belum optimalnya fungsi kelembangaa/organisasi budaya dan kesenian dalammendukung upaya pembangunan keparawisataan, investor yang menangani objek wisatabelum ada, pengamanan dan pemeliharaan benda benda cagar budaya belum optimal,belum optimalnya promosi dan pemasaran pariwisata, dan terbatasnya sumber dayamanusia dalam pengelolaan pariwisata.

    Pembangunan pariwisata secara umum, yang sangat dipengaruhi oleh arus informasi dannilai-nilai budaya asing, hal ini diharapkan dapat diselaraskan dengan penetapan kebijakandi bidang pembangunan pariwisata sehingga potensi pariwisata yang dimiliki selainmenghasilkan pemasukan bagi pendapatan asli daerah, juga sekaligus melestarikan nilai-nilai budaya yang dimiliki.

    Tabel 2.7

    Jumlah Wisatawan Yang BerkunjungTahun 2000-2004

    Asing Domestik

    Januari 70 780 850

    Februari 107 557 664

    M a r e t 244 288 532

    A p r i l 395 219 614

    M e i 483 139 622

    J u n i 598 196 794

    J u l i 533 1,570 2,103

    Agustus 488 1,422 1,910

    September 386 266 652

    Oktober 137 285 462

    Nopember 96 649 747

    Desember 26 2,321 2,347

    Jumlah 3,563 8,692 12,297

    Sumber : Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Nias

    B u l a n JumlahWisatawan

  • 7/26/2019 Studi Kelayakan Jalan Lintas Utara-selatan Nias

    20/99

    PT. DEMENSI RONAKON Studi Kelayakan Jalan Lintas Utara-Selatan Niasbekerjasama dengan

    CV. SUPERNOVA

    LAPORAN AKHIR II - 16

    2.1.5.4 Produk Domenst ik Regional Bruto (PDRB)

    Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) adalah salah satu indikator makro tentangperkembangan perekonomian Kabupaten Nias melalui tingkat pertumbuhan ekonomi, tingkatpendapatan perkapita dan tingkat kontribusi masing-masing jenis lapangan usaha.

    PDRB kabupaten Nias kurun waktu 10 tahun terakhir mengalami penurunan secarabertahap. Pada tahun 1995 PDRB atas dasar Harga Berlaku sebesar Rp. 878.450,11 danpada tahun 2004 menjadi sebesar Rp. 2.093.675,48. Demikian juga halnya PDRB atas dasarHarga Konstan di mana pada tahun 1995 sebesar Rp. 754.144,70 dan pada tahun 2004menjadi sebesar Rp. 536.753,16.

    Lapangan usaha yang memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap pembentukanPDRB kabupaten Nias adalah sektor Pertanian, Perdagangan, Hotel dan Restoran, Jasa-jasa dan Bangunan. Sektor-sektor yang memberikan kontribusi besar terhadap pembentukanPDRB kabupaten Nias dalam kurun waktu 10 tahun terakhir masih memiliki potensi untuklebih dikembangkan dimasa yang akan datang. Demikian juga halnya sektor-sektor yang lainyang selama ini belum memberikan kontribusi yang cukup berarti terhadap PDRB, perlu

    untuk lebih dioptimalkan melalui berbagai kebijakan-kebijakan strategis, dalam upayamenggairahkan aktivitas perekonomian. PDRB Kabupaten Nias sejak 1993 s/d 2002 ,sepertitabel di bawah ini.

    Tabel 2.8

    Produk Domest ik Regional Bruto Kabupaten Nias Tahun Dasar 1993(Juta Rupiah)

    T a h u n Menurut Harga Berlaku Menurut Harga Konstan

    [1] [2] [3]

    1 9 9 3 599.309,31 599.309,31

    1 9 9 4 741.457,17 682.524,46

    19 9 5 878.450,11 754.144,70

    1 9 9 6 1.008.447,35 807.989,09

    1 9 9 7 1.145.386,64 834.873,21

    1 9 9 8 1.715.119,11 751.349,14

    1 9 9 9 1.966.163,23 801.294,00

    2 0 0 0 2.241.959,10 831.204,362 0 0 1*) 2.418.769,36 833.146,30

    2 0 0 2 **) 2.624.266,13 860.390,85

    Keterangan : *) Angka Perbaikan/Revised

    **) Angka Sementara/Preliminary Figures

    Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Nias / BAPPEDA Kabupaten Nias

  • 7/26/2019 Studi Kelayakan Jalan Lintas Utara-selatan Nias

    21/99

    PT. DEMENSI RONAKON Studi Kelayakan Jalan Lintas Utara-Selatan Niasbekerjasama dengan

    CV. SUPERNOVA

    LAPORAN AKHIR II - 17

    2.1.5.5 Pertumbuhan Ekonomi

    Pertumbuhan ekonomi kabupaten Nias kurun waktu lima tahun terakhir menunjukkan trendpositif dari tahun ke tahun. Pada tahun 2000 pertumbuhan ekonomi Kabupaten Nias sebesar3,73 dan pada tahun 2004 sebesar 5,83. Kondisi pertumbuhan ekonomi tidak jauh berbedadengan kondisi perekonomian nasional. Pada tahun 1997 pada saat krisis ekonomi melandaIndonesia, dampaknya sangat terasa terhadap aktivitas perekonomian di kabupaten Nias.Namun secara umum dapat dikatakan, seiring dengan pulihnya krisis ekonomi secaraNasional, maka beberapa sektor perekonomian di kabupaten Nias juga mengalamiperkembangan yang menggembirakan, sehingga sangat prospektif untuk dikembangkan dimasa yang akan datang.

    Tabel 2.9

    Pertumbuhan Ekonomi Indonesia, Sumatera Utara dan Kab. Nias1994 - 2002

    T a h u n Kab Nias Sumatera Indonesia

    1 9 9 4 13.89 9.48 7.54

    19 9 5 10.49 9.09 8.22

    1 9 9 6 7.14 9.01 7.82

    1 9 9 7 3.33 5.70 4.91

    1 9 9 8 (0.37) (10.50) (13.13)

    1 9 9 9 6.65 2.59 0.85

    2 0 0 0 3.73 4.83 4.84

    2 0 0 1 *) 0.15 3.65 3.32

    2 0 0 2 *) 3.27 4.05 3.38

    Keterangan : *) Angka Sementara/Preliminary Figures

    Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Nias

  • 7/26/2019 Studi Kelayakan Jalan Lintas Utara-selatan Nias

    22/99

    PT. DEMENSI RONAKON Studi Kelayakan Jalan Lintas Utara-Selatan Niasbekerjasama dengan

    CV. SUPERNOVA

    LAPORAN AKHIR II - 18

    2.1.6 Kondisi Transportasi

    2.1.6.1 Transportasi Darat

    Prasarana jalan merupakan prasarana yang penting dalam menunjang kegiatanperekonomian, sehingga memudahkan mobilitas penduduk dan memperlancar lalu lintasbarang serta jasa dari satu daerah ke daerah lain. Pembangunan infrastruktur di kabupatenNias terutama dititikberatkan pada pembangunan sarana prasarana jalan dan jembatanuntuk membuka keterisoliran wilayah kabupaten Nias serta mengembangkan akses terhadapsentra-sentra produksi masyarakat.

    Kegiatan pembangunan sarana dan prasarana jalan dan jembatan masih belum optimalsebagaimana yang diharapkan mengingat panjangnya ruas jalan kabupaten yang harusditangani dan terbatasnya alokasi dana untuk membiayai pembangunan jalan dan jembatan.Namun demikian secara bertahap pembangunan jalan dan jembatan kabupaten selama initelah mampu meningkatkan aksesbilitas masyarakat dalam berbagai aktivitas perekonomian.

    Tantangan utama yang dihadapi untuk menghasilkan pembangunan jalan dan jembatan

    yang berkualitas sangat dipengaruhi oleh kondisi geologi wilayah kabupaten Nias yangsangat labil dan rawan bencana tanah longsor. Selain itu, faktor konstruksi dan partisipasimasyarakat dalam pemeliharaan jalan dan jembatan, juga menjadi faktor penentu yangmenyebabkan pembangunan jalan yang dihasilkan tidak memiliki umur penggunaan yanglama. Prasarana jalan di Kabupaten Nias dan Kabupaten Nias Selatan Propinsi SumateraUtara hingga tahun 2003 mencapai panjang 426,99 km yang terdiri atas ruas2 jalan sepertipada tabel dibawah ini:

    Tabel 2.10

    Ruas Jalan Propins i Sumatera UtaraDi Kabupaten Nias dan Nias Selatan

    NO.NOMOR

    LINKJURUSAN / RUAS STA

    PANJANG(KM)

    1 075.1 Gunung Sitoli Tetehosi 000 039 39,00

    2 075.2 Tetehosi Lahusa 039 080 41,00

    3 075.3 Lahusa Teluk Dalam 080 108 28,00

    4 076 Miga Lolowau 006 065 55,84

    5 077 Lolowau Teluk Dalam 065 120 62,90

    6 078 Lolowau Sirombu 065 090 25,25

    7 079 G. Sitoli Tuhemberua 000 035 35,00

    8 079.1 Tuhemberua Lahewa 035 087 52,00

    9 079.3 Lahewa Afulu 087 109 22,00

    10 103 Afulu Faighunaa Sirombu 109 Sirombu 66,00

    JUMLAH 426,99

    Sumber: Kantor BRR Km-1 (G. Sitoli-Lahewa), G. Sitoli - Kabupaten Nias

  • 7/26/2019 Studi Kelayakan Jalan Lintas Utara-selatan Nias

    23/99

    PT. DEMENSI RONAKON Studi Kelayakan Jalan Lintas Utara-Selatan Niasbekerjasama dengan

    CV. SUPERNOVA

    LAPORAN AKHIR II - 19

    GAMBAR 2.7

    PETA JARINGAN JALAN PROPINSI

    Gomo

    Holi

    Hilisimaetano

    Bawolalusa

    Bawodo Bara

    Bawaluo

    Hiliaru dua

    Helezalulu

    Hiliotalua

    Orahili

    Amandraya

    Lolowa'u

    PASAR TELUK DALAM

    KEC.TELUK DALAM

    KEC.AMANDRAYA

    KEC.LAHUSA

    KEC.GOMO

    KEC.LOLOWAUKEC.LOLOMATUA

    Afulu

    Letehosi

    Bosihona

    Miga

    Idanogawo

    Toyolawa

    Iraonolase

    Botom Bawo

    Faecheo

    Hili Sebuadunia

    Tetehasi I

    P.WUNGA

    GUNUNG SITOLI

    Silima Banua

    Namohalu

    Tetesua

    Fadoro

    Ombolata

    Hiliweto

    Fadoro Lauru

    Lolofitu

    Bawolato

    Afulu

    Lahewa

    Tetehosi

    Lotu

    KEC. AFULU

    KEC.LAHEWA

    KEC.TUHEMBERUA

    KEC. ALASA

    KEC.NAMOHALU ESIWA

    KEC. MANDREHE

    KEC.SIROMBU

    KEC.BAWOLATO

    KEC.IDANO GAWO

    KEC.GIDO

    KEC.HILIDUHO

    KEC.LOTU

    KEC.LOLOFITU MOI

    Awa`ai

    KEC.GUNUNGSITOLI

    Gomo

    Holi

    Hilisimaetano

    Bawolalusa

    Bawodo Bara

    Bawaluo

    Hiliaru dua

    Helezalulu

    Hiliotalua

    Orahili

    Amandraya

    Lolowa'u

    PASAR TELUK DALAM

    KEC.TELUK DALAM

    KEC.AMANDRAYA

    KEC.LAHUSA

    KEC.GOMO

    KEC.LOLOWAUKEC.LOLOMATUA

    Afulu

    Letehosi

    Bosihona

    Miga

    Idanogawo

    Toyolawa

    Iraonolase

    Botom Bawo

    Faecheo

    Hili Sebuadunia

    Tetehasi I

    P.WUNGA

    GUNUNG SITOLI

    Silima Banua

    Namohalu

    Tetesua

    Fadoro

    Ombolata

    Hiliweto

    Fadoro Lauru

    Lolofitu

    Bawolato

    Afulu

    Lahewa

    Tetehosi

    Lotu

    KEC. AFULU

    KEC.LAHEWA

    KEC.TUHEMBERUA

    KEC. ALASA

    KEC.NAMOHALU ESIWA

    KEC. MANDREHE

    KEC.SIROMBU

    KEC.BAWOLATO

    KEC.IDANO GAWO

    KEC.GIDO

    KEC.HILIDUHO

    KEC.LOTU

    KEC.LOLOFITU MOI

    Awa`ai

    KEC.GUNUNGSITOLI

  • 7/26/2019 Studi Kelayakan Jalan Lintas Utara-selatan Nias

    24/99

    PT. DEMENSI RONAKON Studi Kelayakan Jalan Lintas Utara-Selatan Niasbekerjasama dengan

    CV. SUPERNOVA

    LAPORAN AKHIR II - 20

    2.1.6.2 Transportasi Laut

    Sebagai daerah yang dikelilingi oleh laut dan terdiri pulau-pulau, transportasi laut sangatmenunjang sekali dalam pergerakan yang terjadi di Kabupaten Nias yang terdapat limapelabuhan laut yaitu Pelabuhan Laut Gunung Sitoli, Lahewa, Teluk Dalam, Sirombu danP.Tello.

    Kelima pelabuhan laut tersebut berfungsi menghubungkan antar kecamatan yang ada diwilayah ini. Selain dari pelabuhan-pelabuhan laut diatas, masih terdapat pelabuhan-pelabuhan kecil seperti pelabuhan Helezelulu di Kecamatan Lahusa, Pelabuhan Seke diKecamatan Lolowau dan Pelabuhan Salonaka di Kecamatan Alasa, yang mana pelabuhan-pelabuhan ini berfungsi sebagai pelabuhan pembantu yang menghubungkan desa-desa disepanjang pantai.

    Jadi pola pergerakan manusia dan barang yang terjadi di Kabupaten Nias yang keluar dariwilayah ini setelah dihimpun melalui jalan darat ke pelabuhan terdekat sebagian besar terusmengalir ke Pulau Sumatera melalui Pelabuhan Sibolga akan tetapi sebagian lagi ada yangmelewati pelabuhan-pelabuhan yang ada di kecamatan ke Pelabuhan Gunung Sitoli yang

    ada di ibukota kecamatan, baru selanjutnya menuju ke Pulau Sumatera melewati PelabuhanSibolga. Dan pergerakan manusia dan barang yang masuk ke Kabupaten Nias padaumumnya langsung mengalir dari Pulau Sumatera melewati Pelabuhan Sibolga ke masing-masing pelabuhan besar di wilayah ini.

    Tabel 2.11

    Jumlah Penumpang dan Bongkar Muat Barang Melaui Pelabuhandi Nias Th 1998 - 2002

    2000 2001 2002 2000 2001 2002

    1. Pulau Tello - Datang 2,781 1,515 - - Muat 7,588 6,509 *

    - Berangkat 1,632 933 - - Bongkar 7,937 5,691 *

    2. Teluk Dalam - Datang 7,294 4,342 5,971 - Muat 10,222 7,760 8,409

    - Berangkat 5,961 6,025 7,031 - Bongkar 9,335 9,985 10,065

    3. Sirombu - Datang - - - - Muat 175 747 *

    - Berangkat - - - - Bongkar 343 71 *

    4. G.Sitoli - Datang 92,731 110,802 119,726 - Muat 27,608 31,057 31,816

    - Berangkat 98,977 116,733 119,780 - Bongkar 80,955 97,764 101,448

    5. Lahewa - Datang 2,025 612 153 - Muat 7,322 3,965 1,922

    - Berangkat 1,452 1,422 557 - Bongkar 6,021 3,022 1,672

    Jumlah 212,853 242,384 253,218 157,505 166,571 155,332

    Sumber : Adpel (diolah)

    TahunTahunNama

    PelabuhanPenumpang Barang

  • 7/26/2019 Studi Kelayakan Jalan Lintas Utara-selatan Nias

    25/99

    PT. DEMENSI RONAKON Studi Kelayakan Jalan Lintas Utara-Selatan Niasbekerjasama dengan

    CV. SUPERNOVA

    LAPORAN AKHIR II - 21

    2.1.6.3 Transportasi Udara

    Untuk memasuki Kabupaten Nias melalui jalan udara, harus melewati Lapangan TerbangBinaka yang berjarak 19 km dari Gunung Sitoli. Pergerakan melalui udara hanya merupakanpergerakan manusia yang masuk dan keluar saja, dimana aliran yang keluar melewatilapangan terbang Polonia dan dari Binaka menuju lapangan terbang Sibolga dan di ibukotaKabupaten/Kota Sibolga, sedangkan pola pergerakan manusia yang masuk ke daerah inidari ibukota propinsi melalui pelabuhan udara Polonia atau pelabuhan udara Sibolga menujulapangan udara Binaka Gunung Sitoli. Secara umumnya pada tahun-tahun terakhir ini jumlahkunjungan pesawat terbang terus bertambah.

    Tabel 2.12

    Jumlah Penumpang dan Keluar Masuk Barang MelauiBandara Binaka Gunung Sitoli Th 2002

    Datang Berangkat Bagasi Cargo Bagasi Cargo

    Januari 219 285 1,855 663 2,103 809

    Pebruari 190 187 1,585 397 1,635 395

    Maret 234 239 2,020 583 1,556 489

    April 177 217 1,460 662 1,674 643

    Mei 247 298 2,741 828 3,091 790

    Juni 213 222 2,359 670 1,532 473

    Juli 227 275 1,773 615 2,429 438

    Agustus 281 283 2,696 348 2,591 326

    September 246 310 1,836 595 2,367 477

    Oktober 299 307 2,170 800 2,692 587

    Nopember 212 215 1,580 1,117 1,692 471

    Desember 236 272 1,947 297 2,152 447

    Jumlah 2,781 3,110 24,022 7,575 25,514 6,345

    Sumber : Kantor Pelabuhan Udara Binaka Gunungsitoli (diolah)

    Barang KeluarBarang MasukBulan

    Penumpang

  • 7/26/2019 Studi Kelayakan Jalan Lintas Utara-selatan Nias

    26/99

    PT. DEMENSI RONAKON Studi Kelayakan Jalan Lintas Utara-Selatan Niasbekerjasama dengan

    CV. SUPERNOVA

    LAPORAN AKHIR II - 22

    2.2 Pengembangan Wilayah

    Berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (PP No. 47 Tahun 1997), Pulau Nias

    merupakan kawasan andalan. Dalam hal ini, kawasan andalan adalah bagian dari kawasanbudidaya yang berperan mendorong pertumbuhan ekonomi bagi kawasan tersebut dankawasan di sekitarnya. Sektor unggulan yang terdapat di Pulau Nias adalah perkebunan danpariwisata. Penggunaan lahan di Pulau Nias didominasi oleh perkebunan. Selain itu, potensialam di Pulau berupa keindahan alam dan pantainya merupakan potensi unggulan yangdimiliki oleh daerah tersebut. Begitu juga, dengan suku budaya yang unik menambah dayatarik Pulau Nias untuk dikunjungi oleh wisatawan domestik maupun mancanegara. Dalamrencana tersebut, Pulau Nias memiliki Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) di Gunung Sitoli yangberada di bagian timur laut Pulau Nias. Pusat kegiatan wilayah adalah kota sebagai pusatjasa, pusat pengolahan dan simpul transportasi yang melayani beberapa kabupaten. Apabiladilihat kondisi saat ini, Gunung Sitoli memiliki fasilitas skala regional yaitu dengan adanyapelabuhan dan bandara yang menghubungkan Pulau Nias dengan Pulau Sumatera.

    Selain itu, tercantum pula Pusat Kegiatan Lokal (PKL) di Pulau Nias yaitu Teluk Dalam yangberada di bagian selatan Pulau Nias. Pusat kegiatann lokal adalah kota sebagai pusat jasa,pusat pengolahan dan simpul transpotasi yang mempunyai pelayanan satu kabupaten ataubeberapa kecamatan.

    Didalam RTRWN disebutkan bahwa pulau dianggap sebagai entity yang sangat pentingdalam pengembangan wilayah. Wilayah pulau dipandang sebagai representasi dari suatuwilayah, penduduk, dan pola pergerakan secara nasional maupun di dalam intrapulautersebut. Arahan pengembangan wilayah pulau akan memberikan arahan lebih mendalamterhadap Indonesia dan wilayahnya, pola pergerakan, pola interaksi kewilayahan, potensisumber daya alam dan manusianya, kawasan-kawasan andalan kawasan lindung, budidayadan kawasan tertentu lainnya. Pada tingkatan pulau ini pengembangan kewilayahandilakukan, maka dengan demikian potensi daerah akan berkembang jauh lebih besar.

    Penentuan pusat kegiatan nasional akan didasarkan pada strategis pulau, termasuk dalamhal ini penentuan pusat kegiatan wilayah dan lokal. Potensi sumber daya alam dan manusia,kawasan andalan, pola pergerakan akan digambarkan lebih mendalam guna pengembanganwilayah berbasis pulau. Karakteristik pengembangan pulau akan ditentukan oleh beberapakawasan andalan yang dimiliki oleh pulau nias.Kebijaksanaan dasar Pulau Nias yangberkaitan dengan pengembangan jaringan transportasi ditujukan untuk meningkatkankesatuan pengembangan kegiatan ekonomi, sosial, budaya dan pengembangan prasaranawilayah dengan memperhatikan kemampuan daya dukung wilayah.

    2.3 Arah Pengembangan Daerah

    Untuk mencapai tingkat kemajuan dan kesejahteraan yang diinginkan dan dalam rangkapengentasan kemiskinan, maka arah pembangunan jangka panjang mendatang adalahdilaksanakan dengan mempertimbangkan potensi sumber daya alam dengan menetapkanSatuan Wilayah Pembangunan (SWP) sebagai berikut:

    1. Satuan Wilayah Pembangunan I (SWP I)

    Dengan pusat pembangunan Lahewa, meliputi: Kecamatan Lahewa, KecamatanLahewa Timur, Kecamatan Afulu, Kecamatan Alasa, Kecamatan Tuhemberua,Kecamatan Sawo, Kecamatan Sitolu Ori, Kecamatan Lotu, Kecamatan Namohalu.

    Dalam pengembangan yang akan datang diharapkan peran dan fungsi wilayah inisebagai:

    Kawasan kunjungan wisatawan, dimana kawasan ini mempunyai potensi wisata

    yang tergolong lengkap, wisata alam, wisata bahari, wisata budaya dan wisatapantai.

  • 7/26/2019 Studi Kelayakan Jalan Lintas Utara-selatan Nias

    27/99

    PT. DEMENSI RONAKON Studi Kelayakan Jalan Lintas Utara-Selatan Niasbekerjasama dengan

    CV. SUPERNOVA

    LAPORAN AKHIR II - 23

    Penyedia bahan baku dalam pengembangan agroindustri dan industri kecil.

    Kawasan budidaya perikanan, produksi hasil tangkap laut.

    2. Satuan Wilayah Pembangunan II (SWP II)

    Dengan pusat pengembangan Gunungsitoli, meliputi: Kecamatan Gunungsitoli,Kecamatan Gunungsitoli Utara, Kecamatan Gunungsitoli Alooa, KecamatanGunungsitoli Selatan, Kecamatan Gunungsitoli Idanoi, Kecamatan Hiliduho, KecamatanAlasa Talu Muzoi, Kecamatan Boto Muzoi, Kecamatan Hili Serangkai, Kecamatan Gido,Kecamatan Mau, Kecamatan Somolo-molo, Kecamatan Idanogawo, Kecamatan UluGawo, Kecamatan Bawolato.

    Dalam pengembangan dimasa yang akan datang, diharapkan dapat melakukan peransebagai:

    Kawasan pengumpul hasil pertanian dan perkebunan dari daerah belakangnyakemudian didistribusikan ke daerah lain dengan memanfaatkan potensi pelabuhanlaut di Gunungsitoli.

    Kawasan penyalur kebutuhan primer, sekunder maupun penyediaan fasilitas bagiSWP lainnya.

    3. Satuan Wilayah Pembangunan III (SWP III)

    Dengan pusat pengembangan Tetesua (Kecamatan Sirombu), meliputi: KecamatanSirombu, Kecamatan Lahomi, Kecamatan Moi, Kecamatan Mandrehe, Mandrehe Utara,Mandrehe Barat, Kecamatan Moroo, Kecamatan Ulu Moroo.

    Dalam pengembangannya dimasa yang akan datang dapat berperan sebagai:

    Pensupply bahan baku untuk kegiatan agroindustri, terutama bahan baku karet.

    Penggerak pembangunan untuk wilayah Kabupaten Nias bagian barat.

    4. Satuan Wilayah Pembangunan IV (SWP IV)Dengan pusat pengembangan Teluk Dalam, meliputi Kecamatan Teluk Dalam,Kecamatan Gomo dan Kecamatan Lahusa.

    Dengan potensi yang dimiliki pada kawasan ini diharapkan dimasa yang akan datangmelakukan peran sebagai:

    Kawasan pengumpul hasil perkebunan maupun pertanian dan kecamatan-kecamatan lainnya denga potensi pelabuhan bongkar muat barang setelah GunungSitoli.

    Kawasan yang memberi daya tarik wisatawan untuk berkunjung, dengan potensiwisata berupa keindahan alam, rumah tradisionil, benda-benda kuno, tempatbersejarah, gua dan mata air panas.

    Pengumpul dan pendistribusi hasil perkebunan dan pertanian dari daerah belakang(hinterland).

    5. Satuan Wilayah Pembangunan V (SWP V)

    Dengan pusat pengembangan Pulau Tello, meliputi Kecamatan Pulau-pulau Batu yangterdiri dari lebih kurang 10 buah pulau (tidak termasuk pulau kecil).

    Dengan potensi yang dimiliki ini diharapkan dapat berperan sebagai:

    Pengekspor hasil perikanan laut.

    Kawasan obyek wisata bahari terutama untuk diving dan surfing.

    Permasalahan utama dalam pengembangan SWP V ini adalah sarana transportasi laut,dimana sering terkendala dengan badai pada bulan-bulan tertentu dan tidak masuk

    dalam kajian studi yang dilaksanakan.

  • 7/26/2019 Studi Kelayakan Jalan Lintas Utara-selatan Nias

    28/99

    PT. DEMENSI RONAKON Studi Kelayakan Jalan Lintas Utara-Selatan Niasbekerjasama dengan

    CV. SUPERNOVA

    LAPORAN AKHIR II - 24

    GAMBAR 2.8

    PEMBAGIAN SWP PULAU NIAS

    SSWWPP IIIIII

    SSWWPP IIII

    SSWWPP II

    SSWWPPVV

    SSWWPPIIVVGomo

    Holi

    Hilisimaetano

    Bawolalusa

    Bawodo Bara

    Bawaluo

    Hiliaru dua

    Helezalulu

    Hiliotalua

    Orahili

    Amandraya

    Lolowa'u

    PASAR TELUK DALAM

    KEC.TELUK DALAM

    KEC.AMANDRAYA

    KEC.LAHUSA

    KEC.GOMO

    KEC.LOLOWAUKEC.LOLOMATUA

    Afulu

    Letehosi

    Bosihona

    Miga

    Idanogawo

    Toyolawa

    Iraonolase

    Botom Bawo

    Faecheo

    Hili Sebuadunia

    Tetehasi I

    P. WUNGA

    GUNUNG SITOLI

    Silima Banua

    Namohalu

    Tetesua

    Fadoro

    Ombolata

    Hiliweto

    Fadoro Lauru

    Lolofitu

    Bawolato

    Afulu

    Lahewa

    Tetehosi

    Lotu

    KEC. AFULU

    KEC.LAHEWA

    KEC.TUHEMBERUA

    KEC. ALASA

    KEC.NAMOHALU ESIWA

    KEC. MANDREHE

    KEC.SIROMBU

    KEC.BAWOLATO

    KEC.IDANO GAWO

    KEC.GIDO

    KEC.HILIDUHO

    KEC.LOTU

    KEC.LOLOFITU MOI

    Awa`ai

    KEC.GUNUNGSITOLI

  • 7/26/2019 Studi Kelayakan Jalan Lintas Utara-selatan Nias

    29/99

    PT. DEMENSI RONAKON Studi Kelayakan Jalan Lintas Utara-Selatan Niasbekerjasama dengan

    CV. SUPERNOVA

    III - 1

    PENDEKATAN DAN METODOLOGI

    3.1 Pendekatan Penanganan

    Pendekatan yang dilakukan untuk melaksanakan kegiatan Studi Kelayakan Jalan LintasUtara-Selatan Nias diawali dengan melakukan identifikasi terhadap sasaran/tujuan yanghendak dicapai dari pekerjaan ini. Langkah berikut setelah diketahui sasaran/tujuan yanghendak dicapai, dilakukan identifikasi kebutuhan data lapangan yang dilakukan melaluisurvai data sekunder.

    Suatu konsep akan menentukan arah dan tujuan yang hendak dicapai dalam menyelesaikanmasalah. 0leh sebab itu, untuk menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan StudiKelayakan Jalan Lintas Utara-Selatan Nias digunakan dasar pertimbangan, yaitu:

    a. Arah Pembangunan Sistem Tranportasi Nasional

    b. Kebijakan Daerah dalam Pengembangan Sistem Transportasi

    c. Konsep Pengembangan Sistem Transportasi

    Lepas dari pendekatan yang digunakan, Studi Kelayakan Jalan Lintas Utara-Selatan Niasakan ditujukan untuk:

    a. Mendukung potensi daerah dan perkembangan wilayah-wilayah andalan perekonomian

    Pulau Nias.b. Mendukung perkembangan industri dan sektor perekonomian bagi Pulau Nias.

    c. Memenuhi kebutuhan pengembangan transportasi jalan raya Pulau Nias di masamendatang.

    d. Memberikan kemudahan akses bagi pemerintah dan masyarakat untuk melaksanakanfungsi-fungsi sosial, administrasi dan pertahanan keamanan.

    e. Sebagai moda angkutan masa mendatang

    Kebutuhan data guna menunjang analisis untuk aspek lalu lintas, kondisi jalan, geometrikjalan, struktur jalan, daya dukung tanah, maupun kebutuhan pembebasan lahan akandilakukan pengumpulan data dengan melakukan survai Investigasi/lapangan.

    Data yang terkumpul akan digunakan untuk membuat pemodelan transportasi denganmempertimbangkan sosial ekonomi masyarakat. Pemedolen dilakukan untuk melakukanperamalan permintaan transportasi pada masa mendatang dengan melakukan berbagaiasumsi-asumsi.

    Pengembangan jaringan jalan akan dianalisis dengan menggunakan pendekatan multikriteria dengan mempertimbangkan seluruh aspek yang akan dipertimbangkan termasukevaluasi ekonomi.

    Hasil proses multi kriteria akan dilakukan proses prioritas dengan memberikan penilaianpembobotan untuk mengetahui perankingan pada masing-masing alternatif. Alternatif yangmendapatkan skala prioritas, akan dilakukan penyusunan program pentahapanpembangunannya.

    LAPORAN AKHIR

  • 7/26/2019 Studi Kelayakan Jalan Lintas Utara-selatan Nias

    30/99

    PT. DEMENSI RONAKON Studi Kelayakan Jalan Lintas Utara-Selatan Niasbekerjasama dengan

    CV. SUPERNOVA

    Gambar 3.1

    Pendekatan Penanganan Pekerjaan

    Sasaran / Tujuan

    Survai Lapangan:

    a. Jaringan Jalanb. Lalu lintas

    c. Tanahd. Topografi

    Identifikasi Masalah

    Kajian KondisiLingkungan

    Pembangunan Model Jaringandan Peramalan Kebutuhan

    Jaringan

    KondisiSosial Ekonomi

    Kinerja JaringanJalan

    Biaya Transportasi

    Program Prioritas

    Pentahapan ProgramPembangunan

    Skenario PengembanganJaringan Jalan

    Evaluasi Ekonomi

    Proses Multi Kriteria

    LAPORAN AKHIR III - 2

  • 7/26/2019 Studi Kelayakan Jalan Lintas Utara-selatan Nias

    31/99

    PT. DEMENSI RONAKON Studi Kelayakan Jalan Lintas Utara-Selatan Niasbekerjasama dengan

    CV. SUPERNOVA

    3.2 Metode Pelaksanaan

    Secara umum pekerjaan dibagi menjadi 4 (empat) tahap. Tahap-tahap tersebutmenunjukkan urutan waktu serta lingkup aktivitas yang harus dikerjakan. Setiap tahapan

    memiliki target pekerjaan yang harus diselesaikan. Dengan memperhatikan keterbatasanwaktu yang diberikan serta karakteristik dari pekerjaan yang harus dilakukan, maka target-target tersebut dapat dicapai secara paralel tanpa mengurangi kualitas hasil pekerjaan.

    3.2.1 Tahap I: Persiapan

    Langkah pertama didalam melaksanakan pekerjaan ini adalah mengadakan pertemuan awaluntuk membahas koordinasi kerja. Jadwal pelaksanaan pekerjaan, koordinasi dan diskusipenting sebelum konsultan melaksanakan pekerjaannya lebih lanjut.

    Konsultan akan mengkaji laporan-laporan studi terdahulu dan mengumpulkan bahan-bahanserta informasi tambahan, mengenai data sekunder yang akan dilaksanakan selamapelaksanaan pekerjaan ini. Oleh karena itu, Konsultan pada tahap persiapan ini akan

    melaksanakan pengumpulan data mencakup kegiatan-kegiatan data sekunder, review danklarifikasi data dan studi yang terkait, antara lain:

    PROPEDA (Program Pembangunan Daerah);

    RTRW, RURTK, RIK (Rencana Umum Tata Ruang Kabupaten, Rencana IndukKecamatan);

    Peta Topografi skala terbesar;

    Peta Geologi skala terbesar;

    Peta Tata Guna Lahan;

    Data Perhitungan Lalu Lintas / LHR;

    Data Survey Asal Tujuan /OD, baik Nasional maupun Lokal;

    Laporan studi / proyek-proyek sejenis yang definitif.

    Pada tahap ini juga dilakukan kegiatan-kegiatan mobilisasi tenaga ahli, persiapan fasilitasperkantoran, menyusun program kerja, persiapan survai lapangan dan menyelesaikanmasalah teknis dan administratip.

    3.2.2 Tahap II: Survey Pengumpulan Data

    Bertujuan mengumpulkan data awal dengan melakukan Survey Pendahuluan kelapangandan kunjungan ke instansi terkait agar memperoleh gambaran labih jelas mengenai keadaanwilayah studi.

    Kegiatan-kegiatan yang tercakup dalam survai pendahluan ini, meliputi :

    Tinjauan ulang semua data yang ada yang berkaitan dengan usulan proyek tersebuttermasuk aspek teknik, sosial ekonomi dan lingkungan.

    Pengumpulan data fisik, ekonomi dan sistem pengoperasian yang diperlukan untukmendukung kesimpulan pra studi kelayakan tersebut.

    Melakukan indikasi awal adanya manfaat dari usulan proyek tersebut, baik terhadappengguna jalan/jembatan berupa peningkatan aksesibilitas, penurunan biaya transportserta manfaat bagi lingkungan yang lebih baik.

    Paralel dengan survai pendahuluan, Konsultan akan mengumpulkan data sekunder berupa:

    data jaringan jalan yang ada dan rencana pengembangannya;

    kondisi jaringan jalan;

    data sosial-ekonomi dan sosial budaya;

    volume lalu lintas;pengangkutan barang-barang;

    LAPORAN AKHIR III - 3

  • 7/26/2019 Studi Kelayakan Jalan Lintas Utara-selatan Nias

    32/99

    PT. DEMENSI RONAKON Studi Kelayakan Jalan Lintas Utara-Selatan Niasbekerjasama dengan

    CV. SUPERNOVA

    kondisi topografi/geologi/hidrologi;

    utilitas bawah tanah yang ada;

    statistik regional;

    tata guna lahan; dan data terkait lainnya.

    Berdasarkan hasil survai pendahuluan, Konsultan akan melakukan evaluasi singkat datasekunder yang terkumpul serta menyusun langkah-langkah selanjutnya untuk tahap analisalebih lanjut. Uraian ringkas akan disajikan di dalam Laporan Pendahuluan yang melaporkanmengenai kondisi umum lokasi proyek dan metodologi tahapan-tahapan pekerjaan di dalamStudi Kelayakan.

    3.2.2.1 Survai Lalu Lintas

    Survai Lalu lintas akan dilaksanakan berdasarkan hal-hal berikut ini:

    - Perhitungan lalu-lintas selama 1 x 16 jam pada lokasi yang diusulkan oleh konsultan dandisetujui oleh Pemberi Kerja

    - Survai Inventarisasi / kondisi jalan

    - Survai terkait lainnya yang diperlukan untuk menyiapkan Desain Teknis Awal (PreliminaryEngineering Desin) di dalam Studi Kelayakan ini.

    a. Survai Perhitungan Lalu lintas (LHR)

    Suvai ini dilakukan untuk mendapatkan data lalulintas (LHR) pada ruas jalan/jembatanyang disurvai, yaitu pada lokasi yang diusulkan oleh konsultan dan disetujui olehPemberi Kerja. Data yang diperoleh dari pelaksanaan survai tersebut meliputi:

    - Volume kendaraan- Klasifikasi kendaraan- Frekuensi kendaraan- Arah perjalanan

    Perhitungan lalu lintas dilakukan dengan cara mencacah/menghitung kendaraan yang

    lewat pada pos-pos survai yang telah ditentukan terlebih dahulu.

    Pengelompokan jenis kendaraan dalam pelaksanaan survai lalu lintas meliputi jeniskendaraan yang dijabarkan pada Tabel 3.1.

    Tabel 3.1Pembagian Jenis Kendaraan

    No Jenis Deskripsi

    1. MobilPenumpang

    Kendaraan bermotor beroda empat yang dipergunakansebagai angkutan penumpang dengan maksimum 10 orangtermasuk pengemudi, seperti sedan, stasion wagon, jeep,combi.oplet, mini bus dan suburban.

    2. Mini Bus & Bus Yang termasuk golongan ini adalah semua kendaraan yang

    digunakan sebagai angkutan penumpang dengan jumlahtempat duduk yang disediakan untuk 20 orang atau lebihtermasuk supir.

    3. Pick Up & MobilHantaran

    Yang termasuk golongan ini adalah semua kendaraanbermotor roda empat (kecuali Truck) yang dipakai untukangkutan barang berat total < 2,5 Ton

    4. Truck Sedang Yang termasuk golongan ini adalah semua kendaraanbermotor roda empat (kecuali Truck) yang dipakai sebagaiangkutan barang dengan tonase < 2,5 Ton

    5. Truck Yang termasuk golongan ini adalah semua kendaraanbermotor roda empat atau lebih dengan tonase > 2,5 Ton(Truck dengan 2 as, 3 as, dan truk tangki) .

    6. Sepeda Motor Adalah kendaraan bermotor roda 2 (dua)

    LAPORAN AKHIR III - 4

  • 7/26/2019 Studi Kelayakan Jalan Lintas Utara-selatan Nias

    33/99

    PT. DEMENSI RONAKON Studi Kelayakan Jalan Lintas Utara-Selatan Niasbekerjasama dengan

    CV. SUPERNOVA

    Survai perhitungan lalulintas dilakukan selama 1 x 16 jam. Periode waktu pengamatansebagai berikut :

    Periode I : Jam 06.00 14.00Periode II : Jam 14.00 22.00

    b. Survai Inventarisasi / Kondisi Jalan

    Survai Inventarisasi/Kondisi Jalan dilakukan untuk mengidentifikasi danmenginformasikan kondisi jalan eksisting, terutama mengenai geometrik jalan, strukturperkerasan, lapisan permukaan, bahu, saluran samping, dan lain sebagainya.

    Kegiatan survey ini akan dilengkapi dengan foto dokumentasi jalan yang diambil sesuaidengan kebutuhan informasi.

    c. Survai Kecepatan Perjalanan

    Survai ini dilakukan untuk mengidentifikasi dan menginformasikan kecepatan perjalanan,dengan demikian maka dapat diketahui kelancaran pergerakan lalu lintas pada suatu

    kota. Dengan melihat kolerasi terhadap volume lalu lintas, dapat diketahui tingkatpelayanan jalan/jembatan yang merupakan informasi mendasar perlunya langkahpengembangan sistem jaringan jalan/jembatan.

    3.2.2.2 Survai Topografi

    Survai topografi dilakukan terhadap lokasi yang masih terbatas jaringan jalannya denganmenggunakan peta skala 1:25.000 dan akan diperbesar menjadi skala 1:5.000.

    3.2.2.3 Survai Tanah dan Material

    Survai tanah dan material dilakukan untuk mengetahui kondisi tanah disekitar lokasirencana jaringan jalan dan untuk mengetahui lokasi sumber material yang ada disekitarlokasi proyek beserta perkiraan jumlahnya.

    3.2.2.4Survai Lingkungan

    Survai lingkungan difokuskan pada data komponen lingkungan yang berpotensimenimbulkan dampak negatif terhadap proyek, meliputi:

    a. Survai Inventarisasi Penggunaan Lahan

    Sasaran survai inventarisasi penggunaan lahan adalah untuk memperjelas penggunaanlahan yang sekarang dan Daerah Milik Jalan (Damija) yang ada untuk menghitung areadan biaya untuk pembebasan lahan sesuai kebutuhan potongan melintang yangdiperlukan untuk Preliminary Engineering Design.

    b. Survai Sosial-BudayaSurvai Sosial Budaya dilaksanakan dengan wawancara dan penelitian untukmemperoleh informasi berikut tetapi tidak terbatas pada:

    - kepekaan hidup masyarakat terhadap gangguan adanya kegiatan proyek jalan,

    - masyarakat dan ekonomi lokal,

    - persepsi masyarakat lokal terhadap perencanaan proyek jalan, dan

    - nilai ekonomi yang mungkin berkurang dengan adanya pelaksanaan proyek jalan.

    LAPORAN AKHIR III - 5

  • 7/26/2019 Studi Kelayakan Jalan Lintas Utara-selatan Nias

    34/99

    PT. DEMENSI RONAKON Studi Kelayakan Jalan Lintas Utara-Selatan Niasbekerjasama dengan

    CV. SUPERNOVA

    3.2.3 Tahap III: Analis is

    Tahap ini terdiri dari beberapa bagian, yakni: analisis awal, prediksi permintaan perjalanan,penyusunan rencana pengembangan jaringan transportasi jalan Pulau Nias, dan

    penyusunan rekomendasi. Berikut disampaikan detail bahasan untuk setiap item yangtermasuk dalam tahapan ini.

    3.2.3.1 Analisis Awal

    Analisis awal merupakan kegiatan untuk menginterpretasi sejumlah data yang diperolehdari survey. Kegiatan ini dilakukan untuk:

    (1) Memverifikasi kualitas dan jenis data yang diperoleh; sebagai awal untuk memodelkansistem jaringan jalan di Pulau Nias;

    (2) Mengidentifikasi sejumlah permasalahan yang ada di dalam sistem jaringan jalan diPulau Nias, yang dituangkan dalam bentuk numerik, uraian, ataupun visual/gambar;

    (3) Membentuk basis data yang operatif untuk digunakan dalam proses pemodelan dananalisis;

    (4) Melakukan pre-analisis untuk membentuk konsep pengembangan jaringan jalan diPulau Nias.

    3.2.3.2 Prediksi Permintaan Transportasi Jalan di Pulau Nias

    Untuk menyusun rencana jaringan jalan di Pulau Nias, salah satu pertimbangan adalahbesarnya jumlah permintaan perjalanan yang diprediksi akan menggunakan jaringantersebut pada kurun waktu mendatang. Pola permintaan perjalanan di suatu wilayahumumnya tergantung dari skenario tata ruang (RTRW) yang akan dikembangkan dantingkat ekonomi di wilayah tersebut.

    Untuk mengaitkan berbagai faktor pengaruh dalam interaksi transportasi umumnyadigunakan model untuk merepresentasikan kondisi saat ini dan prediksinya di masa yang

    akan datang. Dalam berbagai studi umumnya digunakan model perencanaan transportasiempat tahap, karena selain kemudahannya juga kemampuannya dalam menggambarkanberbagai interaksi antara sistem transportasi dan tata ruang di wilayah studi. Secara umummodel ini merupakan gabungan dari beberapa seri submodel yang masing-masing harusdilakukan secara berurutan, yakni: bangkitan perjalanan, sebaran perjalanan, pemilihanmoda, pemilihan rute. Struktur umum konsep model perencanaan transportasi empattahap ini disajikan pada Gambar 3.2

    Data jaringan jalan dan data sistem zona merupakan masukan utama dalam modeltransportasi empat tahap. Data jaringan jalan merepresentasikan suplai dan kinerjajaringan jalan di wilayah studi, sedangkan data sistem zona merepresentasikankarakteristik tata ruang di wilayah studi dan karakteristik sosio-ekonomi populasi yang adadi dalam tata ruang tersebut. Interaksi antara kedua sistem tersebut akan menjadi bagianutama yang dianalisis dalam model.

    Aspek multi-moda secara umum akan dipisahkan pemodelannya setelah tahap pemilihanmoda, di mana proses pemilihan rute untuk setiap moda (jalan, rel, udara, dan air) memilikikarakteristik yang berbeda. Sedangkan dalam proses analisis selanjutnya, moda-modatersebut akan dilihat keterpaduannya secara kualitatif dan kuantitaf melalui besaran kinerjayang ditetapkan. Hasil pemodelan jaringan jalan berupa indikator lalulintas (arus lalulintas,kecepatan, waktu perjalanan, V/C) dianalisis lebih lanjut dengan model biaya dan modelnilai waktu untuk mendapatkan besaran ekonomi berupa biaya perjalanan, penggunaannilai waktu, dan biaya operasi kendaraan.

    Selanjutnya indikator lalu lintas dan indikator ekonomi ini akan dianalisis lebih lanjut dalamkonteks efisiensi dan efektifitas kinerja sistem jaringan transportasi yang diusulkan. Setiapusulan pengembangan sistem transportasi dari daerah akan diperiksa kinerjanya secara

    teknis dengan model perencanaan transportasi ini.

    LAPORAN AKHIR III - 6

  • 7/26/2019 Studi Kelayakan Jalan Lintas Utara-selatan Nias

    35/99

    PT. DEMENSI RONAKON Studi Kelayakan Jalan Lintas Utara-Selatan Niasbekerjasama dengan

    CV. SUPERNOVA

    Gambar 3.2

    Bagan Alir Pemodelan Transpor tasi Empat Tahap

    Data jaringanjalan

    Data sistem zonawilayah studiModel bangkitan

    perjalanan

    Model sebaranperjalanan

    Model pemilihanmoda perjalanan

    Model pemilihanrute perjalanan

    Karakteristik populasidan tata ruang zonaProduksi perjalanan

    (trip ends) per zonaBiaya perjalananantar zona

    MAT antar zona

    Karakteristik modaKarakteristik pelaku

    perjalanan

    MAT setiap moda

    Karakteristik rute/ruas

    Indikator lalu lintas

    3.2.3.3 Penyusunan Kebutuhan Penanganan Jaringan Jalan

    A. Tujuan Kegiatan Penanganan Jar ingan Jalan

    Tujuan penanganan jalan adalah untuk menjaga kinerja jalan sehingga fungsinyadalam sistem infrastruktur jalan (atau lebih dikenal sebagai jaringan jalan) dapatberjalan sebagai mana mestinya. Dengan kata lain, secara lebih spesifik dapatdikatakan bahwa tujuan penanganan jalan adalah untuk menjaga kondisi fisik danoperasional dari jaringan jalan agar tetap dalam kondisi baik sehingga dapat

    dioperasikan atau memberikan pelayanan sebagaimana mestinya.

    A.1 Kemantapan Jalan

    Dalam hal ini Departemen Kimpraswil memiliki definisi mengenai tujuan penangananjalan yakni 100 % jalan mantap. Tingkat kemantapan jalan ditentukan oleh duakriteria, yakni mantap secara konstruksi dan mantap dalam layanan lalulintas.Adapun definisi dari masing-masing istilah kemantapan jalan tersebut adalahsebagai berikut:

    (1) Kemantapan Konstruksi Jalan

    a. Jalan Mantap Konstruksi adalah jalan dengan kondisi konstruksi di dalamkoridor mantap yang mana untuk penanganannya hanya membutuhkan

    pemeliharaan berkala dan bertujuan tidak untuk menambah nilai rutin ataumaksimum struktur konstruksi yang ada.

    LAPORAN AKHIR III - 7

  • 7/26/2019 Studi Kelayakan Jalan Lintas Utara-selatan Nias

    36/99

    PT. DEMENSI RONAKON Studi Kelayakan Jalan Lintas Utara-Selatan Niasbekerjasama dengan

    CV. SUPERNOVA

    b. Jalan Tak Mantap Konstruksi adalah jalan dengan kondisi di luar koridormantap yang mana untuk penanganan minimumnya adalah pemeliharaanberkala dan maksimum peningkatan jalan dengan tujuan untuk menambahnilai struktur konstruksi.

    (2) Kemantapan Layanan Lalulintas Jalana. Jalan Mantap Layanan adalah jalan dengan kondisi lalulintas dalam koridor

    mantap yang mana untuk penanganannya tidak diperlukan penambahanlebar jalan.

    b. Jalan Tak Mantap Layanan adalah jalan dengan kondisi lalulintas di luarkonridor mantap yang mana untuk penanganannya diperlukan penambahanlebar jalan.

    A.2 Standar Pelayanan Min imum (SPM) Jalan

    Untuk menjamin tersedianya pelayanan publik bagi masyarakat, maka dalam PP No.25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi sebagaiDaerah Otonom, pada pasal 3 butir (3) disebutkan bahwa Daerah wajib

    melaksanakan pelayanan minimal. Dalam hal ini standar pelayanan minimalmerupakan kewenangan dari pemerintah pusat (pasal 2 ayat 4 butir b.). Untukbidang jalan, Dep. PU telah mengeluarkan draft Standar Pelayanan Minimum bidangJalan seperti yang disampaikan pada Tabel 3.2.

    Tabel 3.2Standar Pelayanan Minimal Jalan

    Standar Pelayanan

    KuantitasNo.Bidang

    PelayananCakupan Konsumsi/Produksi

    KualitasKeterangan

    Jaringan Jalan

    Kepadatan Penduduk (jiwa/km2)Indeks

    Akses ib il itas

    sangat tinggi >5000 >5tinggi > 1000 >1.5

    sedang > 500 >0.5

    rendah > 100 >0.15

    A. AspekAksesibilitas

    seluruhjaringan

    Sangat rendah < 100 >0.05

    Panjang jalan/luas(km/km2)

    PDRB per k apita(juta rp/kap/th)

    Indeks Mobilitas

    sangat tinggi >10 >5

    tinggi > 5 >2

    sedang > 2 >1

    rendah > 1 >0.5

    B. AspekMobilitas

    seluruhjaringan

    sangat rendah < 1 >0.2

    panjang jalan/1000 penduduk

    pemakai jalanIndeks

    Kecelakaan 1Kecelakaan/

    100.000 km. kend.

    Kepadatan Penduduk (jiwa/km2)sangat tinggi >5000

    tinggi > 1000

    sedang > 500

    rendah > 100

    1.

    C. AspekKecelakaan

    seluruhjaringan

    Sangat rendah < 100

    IndeksKecelakaan 2

    kecelakaan/km/

    Tahun

    Ruas Jalan

    Lebar JalanMin.

    Volume Lalulin tas (kend/hari) Kondisi Jalan

    2x7m lhr > 20000sedang; iri < 6; rci

    > 6.5

    7m 8000 > lhr > 20000sedang; iri < 6; rci

    > 6.5

    6m 3000 >l hr > 8000sedang; iri < 8; rci

    > 5.5

    2

    A. Kondisi Jalan

    4.5m lhr < 3000 sedang; iri < 8; rci> 5.5

    LAPORAN AKHIR III - 8

  • 7/26/2019 Studi Kelayakan Jalan Lintas Utara-selatan Nias

    37/99

    PT. DEMENSI RONAKON Studi Kelayakan Jalan Lintas Utara-Selatan Niasbekerjasama dengan

    CV. SUPERNOVA

    III - 9

    Standar Pelayanan

    KuantitasNo.Bidang

    PelayananCakupan Konsumsi/Produksi

    KeteranganKualitas

    Fungsi Jalan Pengguna JalanKecepatan

    Tempuh Min

    arteri primer lalu lintas regional jarak jauh 25 km/jamkolektor primer lalu lintas regional jarak sedang 20 km/jam

    Lokal primer Lalu lintas lokal 20 km/jam

    arteri sekunder lalu lintas kota jarak jauh 25 km/jam

    kolektorsekunder

    lalu lintas kota jarak sedang 25 km/jam

    B. KondisiPelayanan

    Lokal sekunder lalu lintas lokal kota 20 km/jam

    SPM di bidang jalan ini dikembangkan dalam sudut pandang publik sebagaipengguna jalan, dimana ukurannya merupakan common indicator yang diinginkanoleh pengguna. Basis SPM dikembangkan dari 3 keinginan dasar para penggunajalan, yakni:

    (1) kondisi jalan yang baik (tidak ada lubang)(2) tidak macet (lancar sepanjang waktu), dan

    (3) dapat digunakan sepanjang tahun (tidak banjir waktu musim hujan)

    Dalam kaitan ini penyelenggara jalan harus mengakomodir tuntutan publik terhadapSPM dengan mengikuti norma/kaidah/aspek di bidang investasi jalan, yang meliputiaspek: efisiensi, efektifitas, ekonomi investasi, dan aspek kesinambungan.

    Pada dasarnya item dalam SPM jalan hampir sama dengan kriteria kemantapanjalan di mana tujuannya adalah memelihara jalan minimal dalam kondisi fisik yangsedang (indikator IRI), tidak macet (VCR < 0,8), lebar cukup, dan jumlah panjangjaringan jalan yang mencukupi (aspek aksesibilitas dan mobilitas).

    A.3 Akomodasi terhadap Pengembangan Wi layah

    Namun demikian untuk menetapkan kebutuhan pembangunan dan pengembanganjaringan jalan tidak hanya didasarkan kepada kebutuhan untuk mencapai 100% jalanmantap ataupun SPM jalan, namun juga terkait dengan kebutuhan jalan bagipengembangan wilayah, dukungan bagi sektor dan kawasan andalan, prediksikebutuhan lalulintas di masa yang akan datang.

    B. Jenis Kebutuhan Penanganan Jaringan Jalan

    Dalam terminologi umum, maka jenis penanganan jalan di Indonesia yang harusdilakukan meliputi kegiatan:

    Pemeliharaan kerusakan jalan yang diakibatkan oleh pengaruh cuaca, waktu, dan

    kelelahan akibat beban lalulintas. Penyesuaian lebar jalan untuk memenuhi peningkatan volume lalulintas.

    Penyesuaian kekuatan struktur jalan untuk memenuhi tuntutan perkembanganbeban lalulintas dan teknologi kendaraan angkutan barang.

    Pembuatan jalan baru untuk meningkatkan aksesibilitas untuk wilayah yangberkembang cepat maupun untuk daerah yang masih terisolir.

    Dalam menyusun kebutuhan penanganan jalan untuk semua ruas jalan Propinsisecara umum terdapat kaidah penentuannya, yakni:

    (1) Untuk mencapai target 100% jalan mantap konstruksi maka:

    (a) Ruas jalan yang saat ini berada dalam kondisi baik ditangani dengan

    pemeliharaan rutin,

    LAPORAN AKHIR

  • 7/26/2019 Studi Kelayakan Jalan Lintas Utara-selatan Nias

    38/99

    PT. DEMENSI RONAKON Studi Kelayakan Jalan Lintas Utara-Selatan Niasbekerjasama dengan

    CV. SUPERNOVA

    (b) Ruas jalan yang saat ini dalam kondisi sedang ditangani dengan pemeliharaanberkala,

    (c) Ruas jalan yang saat ini dalam kondisi rusak ditangani dengan peningkatanstruktur perkerasan jalan (restructuring), dan

    (2) Untuk mencapai target 100% jalan mantap layanan lalulintas, maka ruas jalanyang saat ini dalam kondisi macet ditangani dengan peningkatan kapasitas ataupelebaran jalan.

    (3) Sedangkan untuk kebutuhan pembangunan jalan baru ditentukan oleh tingkataksesibilitas dan mobilitas wilayah dan prediksi kebutuhan jaringan jalan untukpengembangan wilayah.

    Untuk menentukan kondisi konstruksi jalan Ditjen Bina Marga memanfaatkanparameter IRI (International Roughness Index) seperti yang disampaikan padaTabel 3.3. Sedangkan untuk menentukan kondisi layanan lalulintas, maka kebutuhanpelebaran jalan hanya diperlukan untuk ruas jalan dengan VCR > 0,8 yang merupakanbatas maksimum di mana lalulintas dapat dikatakan dalam kondisi normal dan stabil.

    Tabel 3.3 Penentuan Kondisi Ruas Jalan dan Kebutuhan Penanganannya

    Kondisi jalan IRI (m/km) Kebutuhan penanganan

    Baik IRI rata-rata < 4,5 Pemeliharaan rutin

    Sedang 4,5 < IRI rata-rata < 8,0 Pemeliharaan berkala

    Rusak 8,0 < IRI rata-rata < 12,0 Peningkatan/Pembangunan jalan

    Rusak Berat IRI rata-rata > 12,0 Peningkatan/Pembangunan jalan

    Macet VCR > 0,8 Pelebaran jalan

    C. Penyusunan Rencana Pengembangan Jaringan Jalan

    C.1 Lingkup Penyusunan Rencana

    Penyusunan Rencana Jaringan Jalan Propinsi memiliki lingkup kegiatan danpertimbangan yang secara menyeluruh menggabungkan beberapa konsepperencanaan pengembangan wilayah dalam kerangka yang luas. Hasil dari kegiatanini adalah diperolehnya daftar prioritas dari kebutuhan pengembangan jaringan jalandi Pulau Nias.

    Usulan kebutuhan pengembangan jaringan jalan ini perlu dikembangkan lebih lanjutuntuk dapat menyusun program pencapaiannya. Hal ini sangat penting dilakukanmengingat dengan keterbatasan dana yang ada, kemungkinan besar tidak semuakebutuhan pengembangan jaringan transportasi jalan dapat terlaksana dalam satutahun anggaran. Dengan kata lain diperlukan adanya prioritasi untuk menemukansolusi pentahapan pencapaian jaringan transportasi jalan sesuai dengan idealisasiyang disusun dalam Rencana Pengembangan Jaringan Jalan.

    C.2 Penyusunan Rencana Pengembangan Jaringan Transportasi Jalan

    Dalam menyusun rencana pengembangan jaringan transportasi jalan di Pulau Nias,berbagai pertimbangan perlu ditelaah secara mendalam agar dapat disusun suaturencana dan pentahapan pelaksanaan kegiatan pengembangan jaringan yangrealistis sesuai kebutuhan dan kemampuan, serta tetap memberikan manfaat

    sebesar-besarnya bagi masyarakat dan mampu mendorong perekonomian wilayahsesuai rencana yang tertuang dalam RTRWP Pulau Nias.

    LAPORAN AKHIR III - 10

  • 7/26/2019 Studi Kelayakan Jalan Lintas Utara-selatan Nias

    39/99

    PT. DEMENSI RONAKON Studi Kelayakan Jalan Lintas Utara-Selatan Niasbekerjasama dengan

    CV. SUPERNOVA

    Berbagai kriteria perlu dikembangkan untuk menyeleksi dan menyusun usulan/daftarkebutuhan pengembangan jaringan transportasi jalan sedemikan sehingga diperolehprioritas pengembangan yang optimal ditinjau dari berbagai aspek. Salah satu carauntuk menyelesaikan masalah penyusunan program/pengambilan keputusan yangkompleks dengan menyertakan banyak variabel/kriteria yang dipertimbangkan

    adalah dengan pendekatan Analisis Multi Kriteria (AMK).

    3.2.3.4 Analis is Multi Kri teria (AMK)

    A. Konsep AMK

    Pengambilan keputusan dalam perencanaan sistem transportasi jalan akandihadapkan kepada sejumlah variabel yang kompleks sesuai sifat ke-multi-an darisistem transportasi jalan itu sendiri. Setidaknya keputusan yang diambil harus mampumencerminkan adanya kompromi, di mana kehendak (aspirasi) masyarakat, Daerah(Kabupaten/Kota) harus dipadukan dengan kebutuhan Propinsi untuk menyelaraskanaspirasi tersebut secara lintas daerah dan lintas sektoral. Hal ini menjadi lebih

    kompleks karena Propinsi mengemban tugas dari pusat untuk mengkoordinasikanpengembangan sistem transportasi di daerah sehingga menjalin sistem jaringan jalandi Propinsi yang terpadu.

    Selain batasan normatif di atas terdapat juga batasan teknis yang harusdipertimbangkan seperti kebutuhan perjalanan, biaya penyediaan/konstruksi/operasi,dan besarnya manfaat ekonomi yang ditimbulkan dari usulan-usulan pengembanganyang diajukan. Di samping itu, dalam konteks pengembangan wilayah, sistemtransportasi harus pula dilihat kinerjanya dalam mendukung pengembangan kawasanandalan dan core businessyang ditetapkan.

    Analisis Multi Kriteria (Multi Criteria Analysis) merupakan alternatif teknik yang mampumenggabungkan sejumlah kriteria dengan besaran yang berbeda (multi-variable) dandalam persepsi pihak terkait yang bermacam-macam (multi-facet). Dalam penelitian ini

    teknik analisis multi kriteria digunakan untuk menganalisis dan melakukan prioritasiterhadap sejumlah usulan pengembangan sistem transportasi yang digali dari daerah.Bagan alir analisis multi kriteria ini disampaikan pada Gambar 3.3.

    Alternatif usulan pengembangan diperoleh dari hasil survey ke Daerah Kab/Kota,Masyarakat,