STUDI KASUS - TINGKAH LAKU MENYIMPANG PADA REMAJA
-
Upload
ririn-febriyanti- -
Category
Data & Analytics
-
view
45 -
download
7
Transcript of STUDI KASUS - TINGKAH LAKU MENYIMPANG PADA REMAJA
MAKALAH PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK
TINGKAH LAKU MENYIMPANG PADA REMAJA
Diajukan sebagai tugas mata kuliah
Perkembangan Peserta Didik
Nama Dosen :
Novita Mandasari Hutagaol, S.Pd, M.Hum
Disusun oleh :
Ririn Febriyanti 14.06.0.047
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI BAHASA INGGRIS
UNIVERSITAS RIAU KEPULAUAN
KOTA BATAM
2015-2016
BAB I
PENDAHULUAN
Ketika jaman berubah dengan cepat, salah satu kelompok yang rentan untuk ikut
terbawa arus adalah para remaja. Hal ini terjadi tidak lain karena mereka memiliki
karakteristik tersendiri yang unik: labil, sedang pada taraf mencari identitas, mengalami masa
transisi dari remaja menuju status dewasa, dan sebagainya.
Diberbagai kota besar, sudah menjadi pengetahuan umum bahwa ulah remaja
belakangan ini makin mengerikan dan mencemaskan masyarakat. Mereka tidak lagi sekadar
terlibat dalam aktivitas nakal seperti membolos sekolah, merokok, minum-minuman keras,
atau mengganggu lawan jenisnya, tetapi tak jarang mereka terlibat dalam aksi tawuran
layaknya preman atau terlibat dalam penggunaan narkoba, terjerumus dalam kehidupan
seksual pranikah, dan berbagai bentuk perilaku menyimpang lainnya.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Perilaku Menyimpang
Perilaku menyimpang adalah setiap perilaku yang tidak sesuai dengan norma-norma dalam
masyarakat. Sedangkan pelaku yang melakukan penyimpangan itu disebut devian (deviant).
Adapun perilaku yang sesuai dengan norma dan nilai yang berlaku dalam masyarakat disebut
konformitas.
Ada beberapa definisi perilaku menyimpang menurut sosiologi,
antara lain sebagai berikut:
1. James Vender Zender
Perilaku menyimpang adalah perilaku yang dianggap sebagai hal tercela dan di luar batas-
batas toleransi oleh sejumlah besar orang.
2. Bruce J Cohen
Perilaku menyimpang adalah setiap perilaku yang tidak berhasil menyesuaikan diri dengan
kehendak-kehendak masyarakat atau kelompok tertentu dalam masyarakat.
3. Robert M.Z. Lawang
Perilaku menyimpang adalah semua tindakan yang menyimpang dari norma-norma yang
berlaku dalam suatu sistem sosial dan menimbulkan usaha dari mereka yang berwenang
dalam sistem itu untuk memperbaiki perilaku tersebut.
B. Ciri-ciri Perilaku Menyimpang
Menurut Paul B Horton penyimpangan memiliki ciri-ciri sebagai berikut.
1. Penyimpangan harus dapat didefinisikan, artinya penilaian menyimpang tidaknya suatu
....perilaku harus berdasar kriteria tertentu dan diketahui penyebabnya.
2. Penyimpangan bisa diterima bisa juga ditolak.
3. Penyimpangan relatif dan penyimpangan mutlak, artinya perbedaannya ditentukan oleh
....frekuensi dan kadar penyimpangan.
4. Penyimpangan terhadap budaya nyata ataukah budaya ideal, artinya budaya ideal adalah
....segenap peraturan hukum yang berlaku dalam suatu kelompok masyarakat. Antara budaya
....nyata dengan budaya ideal selalu terjadi kesenjangan.
5. Terdapat norma-norma penghindaran dalam penyimpangan. Norma penghindaran adalah
....pola perbuatan yang dilakukan orang untuk memenuhi keinginan mereka, tanpa harus
....menentang nilai-nilai tata kelakuan secara terbuka.
6. Penyimpangan sosial bersifat adaptif, artinya perilaku menyimpang merupakan salah satu
....cara untuk menyesuaikan kebudayaan dengan perubahan sosial.
C. Sifat-sifat Penyimpangan
Penyimpangan sebenarnya tidak selalu berarti negatif, melainkan ada yang positif. Dengan
demikian, penyimpangan sosial dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu penyimpangan
positif dan penyimpangan negatif.
1. Penyimpangan positif
Penyimpangan positif merupakan penyimpangan yang terarah pada nilai-nilai sosial yang
didambakan, meskipun cara yang dilakukan menyimpang dari norma yang berlaku.
Contoh seorang ibu yang menjadi tukang ojek untuk menambah penghasilan keluarga.
2. Penyimpangan negatif
Penyimpangan negatif merupakan tindakan yang dipandang rendah, melanggar nilai-nilai
sosial, dicela dan pelakunya tidak dapat ditolerir masyarakat. Contoh pembunuhan,
pemerkosaan, pencurian dan sebagainya.
D. Jenis-jenis Perilaku Menyimpang
Menurut Lemert (1951) Penyimpangan dibagi menjadi dua bentuk
yaitu penyimpangan primer dan sekunder.
1. Penyimpangan Primer
Penyimpangan yang dilakukan seseorang akan tetapi si pelaku masih dapat diterima
masyarakat. Ciri penyimpangan ini bersifat temporer atau sementara, tidak dilakukan secara
berulang-ulang dan masih dapat ditolerir oleh masyarakat.
Contohnya: pengemudi yang sesekali melanggar lalu lintas.
2. Penyimpangan Sekunder
Penyimpangan yang dilakukan secara terus menerus sehingga para pelakunya dikenal
sebagai orang yang berperilaku menyimpang. Misalnya orang yang mabuk terus menerus.
Contoh nya : seorang yang sering melakukan pencurian, penodongan, pemerkosaan dan
sebagainya.
Sedangkan menurut pelakunya, penyimpangan dibedakan menjadi penyimpangan individual
dan penyimpangan kelompok.
1. Penyimpangan individual
Penyimpangan individual adalah penyimpangan yang dilakukan oleh seseorang atau individu
tertentu terhadap norma-norma yang berlaku dalam masyarakat. Contoh: seseorang yang
sendirian melakukan pencurian.
2. Penyimpangan kelompok
Penyimpangan kelompok adalah penyimpangan yang dilakukan oleh sekelompok orang
terhadap norma-norma masyarakat. Contoh geng penjahat.
E. Sebab-sebab Terjadinya Perilaku Menyimpang
1. Penyimpangan sebagai akibat dari proses sosialisasi yang tidak sempurna
Karena ketidaksanggupan menyerap norma-norma kebudayaan ke dalam kepribadiannya,
seorang individu tidak mampu membedakan perilaku yang pantas dan yang tidak pantas. Ini
terjadi karena seseorang menjalani proses sosialisasi yang tidak sempurna dimana agen-agen
sosialisasi tidak mampu menjalankan peran dan fungsinya dengan baik.
Contohnya seseorang yang berasal dari keluarga broken home dan kedua orang tuanya
tidak dapat mendidik si anak secara sempurna sehinga ia tidak mengetahui hak-hak dan
kewajibanya sebagai anggota keluarga maupun sebagai anggota masyarakat. Perilaku yang
terlihat dari anak tersebut misalnya tidak mengenal disiplin, sopan santun, ketaatan dan lain-
lain.
2. Penyimpangan karena hasil proses sosialisasi subkebudayaan menyimpang
Subkebudayaan adalah suatu kebudayaan khusus yang normanya bertentangan dengan
norma-norma budaya yang dominan. Unsur budaya menyimpang meliputi perilaku dan nilai-
nilai yang dimiliki oleh anggota-anggota kelompok yang bertentangan dengan tata tertib
masyarakat.
Contoh kelompok menyimpang diantaranya kelompok penjudi, pemakai narkoba, geng
penjahat, dan lain-lain.
3. Penyimpangan sebagai hasil proses belajar yang menyimpang
Proses belajar ini melalui interaksi sosial dengan orang lain, khususnya dengan orang-
orang berperilaku menyimpang yang sudah berpengalaman. Penyimpangan inipun dapat
belajar dari proses belajar seseorang melalui media baik buku, majalah, koran, televisi dan
sebagainya.
F. Teori-Teori Penyimpangan
Penyimpangan yang terjadi dalam masyarakat dapat dipelajari melalui berbagai teori,
diantaranya sebagai berikut.
1. Teori Labeling
Menurut Edwin M. Lemert, seseorang menjadi orang yang menyimpang karena proses
labelling berupa julukan, cap dan merk yang ditujukan oleh masyarakat ataupun lingkungan
sosialnya. Mula-mula seseorang akan melakukan penyimpangan primer (primary deviation)
yang mengakibatkan ia menganut gaya hidup menyimpang (deviant life style) yang
menghasilkan karir menyimpang (deviant career).
2. Teori Hubungan Diferensiasi
Menurut Edwin H. Sutherland, agar terjadi penyimpangan seseorang harus mempelajari
terlebih dahulu bagaimana caranya menjadi seorang yang menyimpang. Pengajaran ini terjadi
akibat interaksi sosial antara seseorang dengan orang lain yang berperilaku menyimpang.
3. Teori Anomi Robert K Merton
Robert K. Merton menganggap anomie disebabkan adanya ketidakharmonisan antara tujuan
budaya dengan cara-cara yang diapakai untuk mencapai tujuan tersebut.
Menurut Merton terdapat lima cara pencapaian tujuan budaya, yaitu:
a. Konformitas
Konformitas adalah sikap yang menerima tujuan budaya yang konvensional (biasa) dengan
cara yang juga konvensional.
b. Inovasi
Inovasi adalah sikap seseorang menerima secara kritis cara-cara pencapaian tujuan yang
sesuai dengan nlai-nilai budaya sambil menempuh cara baru yang belum biasa dilakukan.
c. Ritualisme
Ritualisme adalah sikap seseorang menerima cara-cara yang diperkenalkan sebagai bagian
dari bentuk upacara (ritus) tertentu, namun menolak tujuan-tujuan kebudayaannya.
d. Retreatisme
Retreatisme adalah sikap seseorang menolak baik tujuan-tujuan maupaun cara-cara mencapai
tujuan yang telah menajdi bagian kehidupan masyarakat ataupun lingkungan sosialnya.
e. Pemberontakan
Pemberontakan adalah sikap seseorang menolak sarana dan tujuan-tujuan yang disahkan oleh
budaya masyarakatnya dan menggantikan dengan cara baru.
G. Bentuk-Bentuk Perilaku Menyimpang
1. Penyalahgunaan Narkoba
Merupakan bentuk penyelewengan terhadap nilai, norma sosial dan agama.
Dampak negatif yang ditimbulkan akan menyebabkan berkurangnya produktivitas seseorang
selama pemakaian bahan-bahan tersebut bahkan dapat menyebabkan kematian.
Menurut Graham Baliane, ada beberapa penyebab seseorang remaja memakai narkoba,
antara lain sebagai berikut:
1) Mencari dan menemukan arti hidup.
2) Mempermudah penyaluran dan perbuatan seksual.
3) Menunjukkan tindakan menentang otoritas orang tua, guru, dan norma-norma sosial.
4) Membuktikan keberanianya dalam melakukan tindakan berbahaya seperti kebut-kebutan
..pberkelahi.
5) Melepaskan diri dari kesepian.
6) Sekedar iseng dan didorong rasa ingin tahu.
7) Mengikuti teman-teman untuk menunjukkan rasa solidaritas
8) Menghilangkan frustasi dan kegelisahan hidup.
9) Mengisi kekosongan, kesepian, dan kebosanan.
2. Penyimpangan seksual
Penyimpangan seksual adalah perilaku seksual yang tidak lazim dilakukan. Penyebab
penyimpangan seksual antara lain adalah pengaruh film-film porno, buku dan majalah porno.
Contoh penyimpangan seksual antara lain sebagai berikut:
1) Perzinahan yaitu hubungan seksual di luar nikah.
2) Lesbian yaitu hubungan seksual yang dilakukan sesama wanita.
3) Homoseksual adalah hubungan seksual yang dilakukan sesama laki-laki.
4) Pedophilia adalah memuaskan kenginan seksual dengan menggunakan kontak seksual
....dengan anak-anak.
5) Gerontophilia adalah memuaskan keinginan seksual dengan orang tua seperti kakek dan
,,,,nenek.
6) Kumpul kebo adalah hidup seperti suami istri tanpa nikah.
3. Alkoholisme
Alkohol disebut juga racun protoplasmik yang mempunyai efek depresan pada sistem syaraf.
Orang yang mengkonsumsinya akan kehilangan kemampuan mengendalikan diri, baik secara
fisik, psikologis, maupun sosial. Sehingga seringkali pemabuk melakukan keonaran,
perkelahian, hingga pembunuhan.
4. Kenakalan Remaja
Gejala kenakalan remaja tampak dalam masa pubertas (14 – 18 tahun), karena pada masa ini
jiwanya masih dalam keadan labil sehingga mudah terpengaruh oleh lingkungan yang negatif.
Penyebab kenakalan remaja antara lain sebagai berikut.
a. Lingkungan keluarga yang tidak harmonis.
b. Situasi yang menjemukan dan membosankan.
c. Lingkungan masyarakat yang tidak menentu bagi prospek kehidupan masa mendatang,
....seperti lingkungan kumuh dan penuh kejahatan.
Contoh perbuatan kenakalan seperti pengrusakan tempat/fasilitas umum, penggunaan obat
terlarang, pencurian, perkelahian atau tawuran dan lain sebagainya. Salah satu bentuk
tawuran tersebut adalah tawuran pelajar. Tawuran pelajar berbeda dengan perkelahian biasa.
Tawuran pelajar dapat digolongkan sebagai patologi (penyakit) karena sifatnya yang
kompleks dengan penyebab dan akibat yang berbeda-beda.
BAB III ISI
Masalah Perilaku Menyimpang
A. Hasil Wawancara terhadap Wanita Perokok
Penulis menyertakan ringkasan hasil wawancara terhadap seorang peerokok wanita sebagai bukti nyata adanya penyimpangan sosial pada masyarakat.
Narasumber : Astri (AG)Umur : 19 tahun
Saya Astri, umur 19 tahun. Saya merokok karena saya merasa merokok bukanlah hal yang terlarang. Saya merokok juga karena lingkungan saya melakukan hal yang sama. Teman-teman saya juga merokok, entah itu laki-laki atau perempuan. Saya juga merasa berani merokok karena kakak perempuan saya juga merokok. Saya melakukannya tanpa sepengetahuan orangtua saya. Mama saya tidak mengetahui hal ini, hanya teman-teman sekolah saya yang mengetahuinya.
Saya merokok pada saat saya merasa bosan dan suntuk. Saat mood saya jelek. Saya merasa dengan merokok pikiran saya menjadi lebih tenang dan enjoy. Namun, jujur kadang saya merasa malu jika ada yang membahas tentang seorang wanita perokok. Di sisi lain saya merasa ini adalah hal yang biasa, namun sisi lain saya mengajak saya untuk berhenti melakukannya.
Sampai saat ini, saya belum merasakan dampak pasti dari kebiasaan saya merokok. Tapi saya tahu bahwa merokok memiliki banyak dampak negatif, seperti menyebabkan kanker paru-paru dan penyakit-penyakit berbahaya lainnya. saya juga menyadari bahwa merokok sangat tidak disukai oleh banyak orang, terutama perempuan. Saya merokok juga tahu tempat, jika memang teman-teman saya yang lain tidak terbiasa dengan asap rokok, saya akan mencari tempat khusus sehingga teman-teman saya tidak merasa terganggu dengan keadaan saya yang merokok.
B. Kebiasaan Merokok oleh Wanita
Rokok adalah gulungan kertas yang berisi bahan-bahan berbahaya , bersifat adiktif serta beracun. Merokok adalah kegiatan menghisap gulungan tersebut dengan cara menyulutnya dengan api terlebih dahulu. Merokok merupakan salah satu perilaku menyimpang, apabila orang-orang di sekitarnya merasa terganggu dengan keberadaannya. Sedangkan merokok bagi para wanita dianggap menyimpang karena memang keberadaannya sangat jauh dari kebiasaan masyarakat serta sangat jarang ditemui pada umumnya. Selain itu, kebiasaan wanita yang merokok juga dapat dikatakan sebagai perilaku menyimpang mengambil dari pendekatan definisi menyimpang secara statistikal, yang mengatakan bahwa kebiasaan-kebiasaan umum masyarakat adalah benar dan kebiasaan-kebiasaan yang jarang dilakukan atau tidak sering dilakukan dianggap sebagai perilaku menyimpang.
c. Faktor Penyebab Wanita Merokok
Banyak sekali faktor yang bisa menyebabkan seorang wanita merokok. Mulai dari faktor individu, lingkungan, bahkan keluarga. Dalam kasus yang saya amati, pelaku wanita mengaku melakukan penyimpangan sosial, yaitu merokok, sebagai akibat dari pergaulan dengan teman-temannya. Ia mengaku bahwa pengaruh lingkungannya sangat besar terhadapnya sehingga ia berani dan merasa sangat enjoy untuk melakukannya. Bahkan kadang mereka mempunyai pemikiran menjadi bangga jika melakukan hal tersebut.
Selain itu, keadaan pada individu juga sangat berpengaruh. Jika ia merasa keadaan sangat buruk, bosan, dan suntuk, maka ia akan langsung menyalakan rokoknya. Keluarga juga sangat memicu terjadinya sebuah penyimpangan sosial. Keluarga yang mempunyai kebiasaan merokok akan membuat anggotanya mengikuti kebiasaan tersebut. Apalagi jika anggota keluarga wanita memiliki kebiasaan merokok juga, dapat dipastikan anggota lain merasa harus melakukannya juga.
Faktor yang lain muncul dari rokok itu sendiri, yaitu dari kandungan zat yang ada di dalamnya. Rokok mengandung zat-zat yang menyebabkan para konsumennya kecaduan. Dengan adanya zat tersebut, seseorang yang telah mencoba untuk merokok akan selalu dan semakin ingin untuk mencobanya lagi dan lagi. Hal tersebut juga berpengaruh besar bagi wanita.
d. Dampak dari Wanita Merokok
Wanita yang merokok, dan para perokok lain memberi banyak dampak bagi para pelaku juga terhadap lingkungan sekitar. Dampak tersebut bisa berupa dampak negatif juga dampak positif. Namun, sejauh pengamatan yang dilakukan oleh penulis, para perokok cenderung memberikan banyak dampak-dampak negatif daripada dampak positif. Dampak posistif yang diberikan oleh para perokok antara lain adalah membantu produsen rokok dan para pekerja pabrik rokok agar tetap bertahan. Dengan adanya para perokok, pabrik rokok bisa terus melanjutkan kegiatannya memproduksi rokok, sehingga para pekerja pabrik dapat terus melanjutkan pekerjaannya. Secara tidak langsung, para perokok telah membantu memberikan dan mempertahankan pekerjaan para pekerja pabrik rokok.
Dampak negatif yang ditimbulkan oleh para perokok lebih banyak daripada dampak positif yang telah disebutkan di atas. Dampak tersebut dapat dipisahkan sebagai dampak terhadap diri sendiri dan dampak bagi lingkungan sekitar perokok.
Dampak negatif rokok bagi pelaku (secara langsung) :
w Air mata keluar
w Baju, badan, dan rambut menjadi bau
w Denyut nadi dan tekanan darah meningkat
w Peristaltik usu meningkat dan nafsu makan menjadi turun
w Sirkulasi darah kurang baik
w Suhu pada ujung-ujung jari (tangan/kaki) menurun
w Kepekaan indra pengecap dan pembau menurun
w Gigi dan kuku menjadi kuning
Dampak negatif rokok bagi pelaku dalam jangka panjang :
w Kerja otak menurun
w Adrenalin meningkat
w Rongga pembuluh darah menciut
w Tekanan darah dan denyut nadi meningkat
w Menimbulkan efek ketagihan dan kecanduan
Dampak negatif rokok bagi lingkungan sekitar :
w Menimbulkan pencemaran udara bagi lingkungan sekitar
w Menjadi contoh buruk bagi anak-anak usia di bawah umur
w Menimbulkan banyak korban perokok pasif bagi orang-orang di sekitarnya
Sedangkan dampak negatif yang akan sama-sama dirasakan oleh pelaku (perokok aktif) dan korban (perokok pasif) adalah dampak yang berpengaruh terhadap kesehatan. Asap rokok yang ditimbulkan akan menyebabkan berbagai penyakit bagi para penghirupnya. Penyakit-penyakit tersebut antara lain adalah kanker paru-paru, jantung koroner, bronkitis, penyakit stroke, hipertensi, diabetes, dan impotensi. Asap rokok juga dapat menyebabkan orang yang mempunyai penyakit asma kambuh saat menghirupnya.
Wanita yang merokok akan memiliki banyak kerugian sebagai dampak dari kebiasaan merokok tersebut. Dampak tersebut akan merugikan para wanita perokok, baik dalam hal penampilan ataupun kesehatan. Dampak fisik yang akan terjadi dan sangat terlihat bagi para perokok wanita yang merokok secara terus menerus adalah berubahnya warna kulit serta tumbuhnya rambut-rambut halus pada bagian sekitar wajah wanita perokok. Kuliat wanita yang merokok secara terus–menerus akan berubah menjadi agak abu-abu. Kebiasaan merokok pada wanita juga akan mempercepat menopause, yaitu berhentinya proses menstruasi. Wanita yang memiliki kebiasaan merokok juga akan memiliki gangguan pada kesehatan berupa penurunan kesuburan sampai 50%, serta meningkatkan bahaya keguguran. Janin dari rahim seorang perokok juga akan terlahir dengan keadaan berat badan yang cenderung kurang. Wanita perokok juga akan menghasilkan ASI 25% lebih sedikit dibandingkan wanita non-perokok. Nikotin yang ada pada rokok juga akan memperlambat penyimpanan lemak dan meningkatkan pengeluaran energi sampai 200 kalori per hari, sehingga akan cenderung membuat berat badan perokok menjad turun.
E. Upaya Pencegahan Perilaku Menyimpang
Menurut pendapat saya, Remaja yang masih sekolah sangat rentan terhadap hal-hal negatif di lingkungan sekolah bahkan di luar lingkungan sekolah. Remaja bisa saja terjerumus atau tergoda oleh teman-temannya untuk mencoba atau melakukan hal yang tidak seharusnya dilakukan, contohnya merokok.
Ada banyak upaya yang bisa dilakukan untuk mencegah perilaku menyimpang. Upaya-upaya pencegahan bisa dilakukan oleh semua orang yang bersangkutan, baik oleh pemerintah, keluarga, teman, dan lingkungan sekitar. Upaya yang dapat dilakukan oleh pemerintah adalah dengan memperluas sosialisasi tentang penyimpangan-penyimpangan sosial. Pihak keluarga dapat melakukan kontrol sosial. Dan teman-teman lingkungan sekitar dapat menghimbau untuk tidak melakukan penyimpangan sosial. Kontrol sosial dan sosialisasi yang cukup akan membantu mencegah penyimpangan-penyimpangan sosial yang terjadi di masyarakat. Keharmonisasian keluarga juga sangat mempengaruhi terjadinya penimpangan sosial, sehingga perlu diciptakan keluarga yang harmonis.