(Studi kasus di Pasar Legi Citra Niaga Kabupaten Jombang)repo.stikesicme-jbg.ac.id/270/1/Endang...

71
IDENTIFIKASI Salmonella sp. PADA LALAT RUMAH (Musca domestica) DAN LALAT HIJAU (Chrysomya megachepala) DI PASAR LEGI CITRA NIAGA JOMBANG (Studi kasus di Pasar Legi Citra Niaga Kabupaten Jombang) KARYA TULIS ILMIAH ENDANG SETIYORINI 14.131.0048 PROGRAM STUDI DIPLOMA III ANALIS KESEHATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INSAN CENDEKIA MEDIKA JOMBANG 2017

Transcript of (Studi kasus di Pasar Legi Citra Niaga Kabupaten Jombang)repo.stikesicme-jbg.ac.id/270/1/Endang...

Page 1: (Studi kasus di Pasar Legi Citra Niaga Kabupaten Jombang)repo.stikesicme-jbg.ac.id/270/1/Endang Setyorini .pdf · (Studi kasus di Pasar Legi Citra Niaga Kabupaten Jombang) KARYA TULIS

i

IDENTIFIKASI Salmonella sp. PADA LALAT RUMAH (Musca

domestica) DAN LALAT HIJAU (Chrysomya megachepala)

DI PASAR LEGI CITRA NIAGA JOMBANG

(Studi kasus di Pasar Legi Citra Niaga Kabupaten Jombang)

KARYA TULIS ILMIAH

ENDANG SETIYORINI

14.131.0048

PROGRAM STUDI DIPLOMA III ANALIS KESEHATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

INSAN CENDEKIA MEDIKA

JOMBANG

2017

Page 2: (Studi kasus di Pasar Legi Citra Niaga Kabupaten Jombang)repo.stikesicme-jbg.ac.id/270/1/Endang Setyorini .pdf · (Studi kasus di Pasar Legi Citra Niaga Kabupaten Jombang) KARYA TULIS

ii

IDENTIFIKASI Salmonella sp. PADA LALAT RUMAH (Musca domestica) DAN LALAT HIJAU (Chrysomya megachepala)

DI PASAR LEGI CITRA NIAGA JOMBANG

(Studi Kasus di Pasar Legi Citra Niaga Kabupaten Jombang)

Karya Tulis Ilmiah: Diajukan Dalam Rangka Memenuhi Persyaratan

Menyelesaikan Studi di Program Studi Diploma III Analis Kesehatan

ENDANG SETIYORINI

14.131.0048

PROGRAM STUDI DIPLOMA III ANALIS KESEHATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

INSAN CENDEKIA MEDIKA JOMBANG

2017

Page 3: (Studi kasus di Pasar Legi Citra Niaga Kabupaten Jombang)repo.stikesicme-jbg.ac.id/270/1/Endang Setyorini .pdf · (Studi kasus di Pasar Legi Citra Niaga Kabupaten Jombang) KARYA TULIS

iii

ABSTRAK

IDENTIFIKASI Salmonella sp. PADA LALAT RUMAH (Musca domestica) DAN LALAT HIJAU (Chrysomya megachepala) DI PASAR LEGI CITRA

NIAGA JOMBANG

Oleh : Endang Setiyorini*Erni Setiyorini**Anthofani Farhan***

141310048

Kehadiran lalat di lingkungan dapat menimbulkan persoalan bagi kesehatan masyarakat karena lalat merupakan penyebab penyakit salah satunya membawa kuman yang berbahaya, virus, protozoa, dan cacing. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya bakteri Salmonella sp. pada lalat rumah (Musca domestica) dan lalat hijau (Chrysomya megachepala). Jenis penelitian ini bersifat Deskriftif, jumlah populasi didapatkan dari Pasar Legi Citra Niaga Jombang dengan varian tempat di TPS, pedagang buah, dan pedagang ikan. Teknik sampling dengan Quota Sampling, dengan jumlah sampel 10 lalat rumah (Muscadomestica) dan 10 lalat hijau (Chrysomya megachepala). Variabel penelitian pada penelitian ini adalah identifikasi Salmonella sp. Teknik identifikasi secara langsung dan pengecatan gram. Analisa data dengan coding dan tabulating.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan dari 20 sampel lalat yang diambil dari tiga lokasi pengambilan sampel yaitu dari tempat pembuangan sampah (TPS), pedagang buah, dan pedagang ikan, terdapat 2 sampel lalat rumah yang positif bakteri Salmonella sp. yang diambil dari lokasi pedagang ikan dan terdapat 2 sampel lalat hijau yang positif bakteri Salmonella sp. yang diambil dari tempat pembuangan sampah (TPS). Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat sebagian kecil (2 sampel) positif bakteri Salmonella sp. dari jenis lalat hijau dan sebagian kecil (2 sampel) positif bakteri Salmonella sp. dari jenis lalat rumah. Bagi pedagang pasar dan dinas pasar diharapkan untuk menjaga kebersihan lingkungan dan dilakukan perbaikan sanitasi untuk pengendalian vektor penyebaran bakteri agar tercipta lingkungan yang bersih, indah, aman, nyaman dan damai.

Kata kunci : Chrysomya megachepala, Musca domestica, Salmonella sp.

Page 4: (Studi kasus di Pasar Legi Citra Niaga Kabupaten Jombang)repo.stikesicme-jbg.ac.id/270/1/Endang Setyorini .pdf · (Studi kasus di Pasar Legi Citra Niaga Kabupaten Jombang) KARYA TULIS

iv

ABSTRACT

IDENTIFICATION Salmonella sp. ON THE HOUSE FLAG (Musca domestica) AND GREEN FLY (Chrysomya megachepala) IN THE LEGI

CITRA NIAGA JOMBANG By:

Endang Setiyorini*Erni Setiyorini**Anthofani Farhan*** 141310048

The presence of flies in the environment can cause problems for public health because flies are the cause of the disease one of which carries dangerous germs, viruses, protozoa, and worms. This study aims to determine the presence of bacteria Salmonella sp. On house flies (Musca domestica) and greenflies (Chrysomya megachepala).

The type of this research is Descriptive, the population is obtained from Legi Citra Niaga Market Jombang with variant place in TPS, fruit merchant, and fish trader. Sampling technique with Quota Sampling, with sample number 10 house fly (Musca domestica) and 10 green fly (Chrysomya megachepala).The research variable in this research is identification of Salmonella sp. Direct identification techniques and gram staining, Analyze data with coding and tabulating.

Based on a study conducted from 20 samples of flies taken from three sampling sites ie from landfills (TPS), fruit traders, and fish traders, there are 2 samples of house fly positive Salmonella sp bacteria. Taken from the location of fish traders and there are 2 samples of green fly positive Salmonella sp bacteria. Taken from landfills (TPS).

So it can be concluded that there is a small part (2 samples) positive bacteria Salmonella sp. Of the type of green fly and a small part (2 samples) positive bacteria Salmonella sp. Of the type of house fly. Market traders and market officials are expected to maintain environmental hygiene and sanitation improvements for the control of bacterial vector distribution in order to create a clean, beautiful, safe, comfortable and peaceful environment.

Keywords: Chrysomya megachepala, Musca domestica, Salmonella sp.

Page 5: (Studi kasus di Pasar Legi Citra Niaga Kabupaten Jombang)repo.stikesicme-jbg.ac.id/270/1/Endang Setyorini .pdf · (Studi kasus di Pasar Legi Citra Niaga Kabupaten Jombang) KARYA TULIS

v

Page 6: (Studi kasus di Pasar Legi Citra Niaga Kabupaten Jombang)repo.stikesicme-jbg.ac.id/270/1/Endang Setyorini .pdf · (Studi kasus di Pasar Legi Citra Niaga Kabupaten Jombang) KARYA TULIS

vi

Page 7: (Studi kasus di Pasar Legi Citra Niaga Kabupaten Jombang)repo.stikesicme-jbg.ac.id/270/1/Endang Setyorini .pdf · (Studi kasus di Pasar Legi Citra Niaga Kabupaten Jombang) KARYA TULIS

vii

Page 8: (Studi kasus di Pasar Legi Citra Niaga Kabupaten Jombang)repo.stikesicme-jbg.ac.id/270/1/Endang Setyorini .pdf · (Studi kasus di Pasar Legi Citra Niaga Kabupaten Jombang) KARYA TULIS

viii

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bojonegoro pada tanggal 28 April 1995dari ayah

yang bernamaParlan dan ibu yang bernama Sariatun, penulis merupakan putri

bungsu dari dua bersaudara.

Tahun 2007penulis lulus dari SDN 1 Tondomulo, tahun 2010penulis lulus

dari MTs Muhammadiyah 2 Kedungadem, tahun 2013penulis lulus dari SMAN 1

Kedungadem Bojonegoro dan pada tahun 2014 lulus seleksi masuk STIKes

Insan Cendekia Medika Jombang melalui jalur PMDK. Penulis memilih program

studi Diploma III Analis Kesehatan dari lima pilihan program studi yang ada di

STIKes ICME Jombang.

Demikian Riwayat Hidup ini saya buat dengan sebenarnya.

Jombang, Juli 2017

Endang Setiyorini 14.131.0048

Page 9: (Studi kasus di Pasar Legi Citra Niaga Kabupaten Jombang)repo.stikesicme-jbg.ac.id/270/1/Endang Setyorini .pdf · (Studi kasus di Pasar Legi Citra Niaga Kabupaten Jombang) KARYA TULIS

ix

MOTTO

Berangkat dengan penuh keyakinan

Berjalan dengan penuh keikhlasan

Istiqomah dalam menghadapi cobaan

Jadilah seperti karang di lautan yang kuat dihantam ombak

Walaupun demikian air laut tetap masuk ke dalam pori-porinya

Page 10: (Studi kasus di Pasar Legi Citra Niaga Kabupaten Jombang)repo.stikesicme-jbg.ac.id/270/1/Endang Setyorini .pdf · (Studi kasus di Pasar Legi Citra Niaga Kabupaten Jombang) KARYA TULIS

x

PERSEMBAHAN

Dengan mengucap syukur Alhamdulillah kehadirat Allah SWT, kupersembahkan

karya sederhanaku ini untuk orang-orang yang kusayangi:

Kepada Almarhum Ayahanda Parlan yang sangat ku cintai dan ku rindukan,

Ibunda Sariatun dan Kakak Mulyadi tercinta yang telah memberikan bantuan

secara materi, yang senantiasa tulus ikhlas mendidik dan membimbingku dengan

penuh rasa sayang dan sabar. Juga memotivasi, menasehati, serta memanjatkan

doa dalam setiap sujudnya untuk keberhasilan dan kesuksesanku.

Untuk seluruh keluarga besar ku yang selalu mendo’akan ku, membantu serta

mendukung segala hal yang terbaik buat ku. Terimakasih...

Dosen pembimbing serta dosen penguji saya Ibu Erni Setiyorini, S.KM., MM,

Bapak Anthofani Farhan, S.Pd, M.Si, Ibu Evi Rosita, S.SiT.,M.M, yang telah

banyak memberi pengarahan, masukan serta motivasi dalam pembuatan karya

tulis ilmiah ini.

Seluruh sahabatku, teman-temanku, Guru-guruku, orang-orang yang aku sayangi

serta orang-orang yang menyayangiku, yang telah memberikan semangat,

membantu baik secara langsung maupun tidak langsung memberikan saran dan

dorongan sehingga terselesaikannya Karya Tulis Ilmiah ini. Tetaplah menjadi

sahabat yang terbaik, semoga persahabatan kita membawa kebaikan di dunia

akhirat.

Page 11: (Studi kasus di Pasar Legi Citra Niaga Kabupaten Jombang)repo.stikesicme-jbg.ac.id/270/1/Endang Setyorini .pdf · (Studi kasus di Pasar Legi Citra Niaga Kabupaten Jombang) KARYA TULIS

xi

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang,

segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat-Nya, atas segala karunia-Nya

sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan Karya Tulis Ilmiah dengan

judul: “Identifikasi Salmonella sp. pada lalat rumah (Musca domestica) dan lalat

hijau (Chrysomya megachepala) di pasar legi citra niaga Jombang” sebagai

salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya Analis Kesehatan STIKes

Insan Cendekia Medika Jombang.

Keberhasilan ini tentu tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak, oleh

karena itu pada kesempatan yang berbahagia ini penulis ingin menghaturkan

terima kasih kepada Bambang Tutuko, S.H., S.Kep.Ns. MH., Erni Setyorini,

S.KM., MM., Anthofani Farhan, S.Pd, M.Si, Evi Rosita, S.SiT.,M.M, ayah & ibu,

kakak, keluarga, serta semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu

persatu yang telah membantu penulis dalam penyusunanKarya Tulis Ilmiah ini.

Penulis menyadari bahwa dengan segala keterbatasan yang dimiliki, Karya

Tulis Ilmiah yang penulis susun ini masih memerlukan penyempurnaan. Kritikdan

saran sangat diharapkan oleh penulis demi kesempurnaan karya ini.

Akhir kata, semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Jombang, Juli 2017

Penulis,

Endang Setiyorini

Page 12: (Studi kasus di Pasar Legi Citra Niaga Kabupaten Jombang)repo.stikesicme-jbg.ac.id/270/1/Endang Setyorini .pdf · (Studi kasus di Pasar Legi Citra Niaga Kabupaten Jombang) KARYA TULIS

xii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN SAMPUL ................................................................................... i

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... ii

ABSTRAK......... ........................................................................................ iii

ABSTRACT ................................................................................................ iv

LEMBAR PERSETUJUAN .......................................................................... v

HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... vi

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN ............................................................ vii

RIWAYAT HIDUP ...................................................................................... viii

MOTTO ..................................................................................................... ix

PERSEMBAHAN ........................................................................................ x

KATA PENGANTAR ................................................................................... xi

DAFTAR ISI ................................................................................................ xii

DAFTAR TABEL ........................................................................................ xiv

DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xv

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xvi

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ...................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ................................................................ 5

1.3 Tujuan Penelitian ................................................................... 5

1.4 Manfaat Penelitian .................................................................. 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Salmonella sp. ........................................................................ 7

2.2 Lalat ....................................................................................... 10

2.3 Faktor yang Mempengaruhi Kehadiran Lalat ........................... 15

Page 13: (Studi kasus di Pasar Legi Citra Niaga Kabupaten Jombang)repo.stikesicme-jbg.ac.id/270/1/Endang Setyorini .pdf · (Studi kasus di Pasar Legi Citra Niaga Kabupaten Jombang) KARYA TULIS

xiii

2.4 Cara Pencegahan .................................................................. 16

2.5 Cara Diagnosa Laboratorium .................................................. 16

BAB III KERANGKA KONSEPTUAL

3.1 Kerangka Konseptual ............................................................. 19

3.2 Penjelasan Kerangka Konseptual .......................................... 20

BAB IV METODE PENELITIAN

4.1 Waktu dan Tempat Penelitian ................................................ 21

4.2 Desain Penelitian ................................................................... 21

4.3 Kerangka Kerja ...................................................................... 22

4.4 Populasi, Sampel dan Sampling ............................................. 23

4.5 Variabel dan Definisi Operasional Variabel ............................. 23

4.6 Instrumen Penelitian dan Cara Penelitian .............................. 24

4.7 Teknik Pengumpulan Data ...................................................... 28

4.8 Teknik Pengolahan Data dan Analisa Data ............................ 28

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Gambaran Lokasi Penelitian .................................................. 32

5.2 Data Hasil Penelitian .............................................................. 32

5.3 Pembahasan .......................................................................... 34

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan ............................................................................ 37

6.2 Saran ..................................................................................... 37

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 14: (Studi kasus di Pasar Legi Citra Niaga Kabupaten Jombang)repo.stikesicme-jbg.ac.id/270/1/Endang Setyorini .pdf · (Studi kasus di Pasar Legi Citra Niaga Kabupaten Jombang) KARYA TULIS

xiv

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 4.1 Definisi Operasional Identifikasi Salmonella sp. Pada Lalat

Rumah (Musca domestica) dan Lalat Hijau

(Chrysomyamegachepala) di Pasar Legi Citra Niaga

Jombang

24

Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Lalat Hijau Berdasarkan Tempat

Pengambilan Sampel

32

Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Identifikasi Rumah Berdasarkan

Tempat Pengambilan Sampel

33

tTabel 5.3 Distribusi Frekuensi Identifikasi Salmonella sp. pada

Lalat Rumah dan Lalat Hijau

33

Page 15: (Studi kasus di Pasar Legi Citra Niaga Kabupaten Jombang)repo.stikesicme-jbg.ac.id/270/1/Endang Setyorini .pdf · (Studi kasus di Pasar Legi Citra Niaga Kabupaten Jombang) KARYA TULIS

xv

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Bakteri Salmonella sp. .............................................. 9

Gambar 2.2 Lalat Rumah (Musca domestica) ............................. 12

Gambar 2.3 Lalat Hijau (Chrysomya megachepala) ................... 13

Gambar 3.1 Kerangka Konseptual Identifikasi Salmonella sp.

Pada Lalat rumah (Musca domestica) dan Lalat

Hijau (Chrysomya megachepala) di Pasar Legi Citra

Niaga Jombang..........................................................

19

Gambar 4.1 Kerangka Kerja Identifikasi Salmonella sp. Pada

Lalat rumah (Musca domestica) dan Lalat Hijau

(Chrysomya megachepala) di Pasar Legi Citra Niaga

Jombang....................................................................

22

Page 16: (Studi kasus di Pasar Legi Citra Niaga Kabupaten Jombang)repo.stikesicme-jbg.ac.id/270/1/Endang Setyorini .pdf · (Studi kasus di Pasar Legi Citra Niaga Kabupaten Jombang) KARYA TULIS

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Hasil Identifikasi Salmonella sp. pada Lalat Rumah dan Lalat Hijau

Lampiran 2. Lembar Konsultasi

Lampiran 3. Lembar Formulir Penggunaan Laboratorium

Lampiran 4. Lembar Persetujuan Penggunaan Laboratorium

Lampiran 5. Lembar Pemberitahuan Siap Seminar Proposal

Lampiran 6. Surat Keterangan Penelitian

Lampiran 7. Dokumentasi

Lampiran 8. Surat Pernyataan Bebas Plagiasi

Page 17: (Studi kasus di Pasar Legi Citra Niaga Kabupaten Jombang)repo.stikesicme-jbg.ac.id/270/1/Endang Setyorini .pdf · (Studi kasus di Pasar Legi Citra Niaga Kabupaten Jombang) KARYA TULIS

xvii

Page 18: (Studi kasus di Pasar Legi Citra Niaga Kabupaten Jombang)repo.stikesicme-jbg.ac.id/270/1/Endang Setyorini .pdf · (Studi kasus di Pasar Legi Citra Niaga Kabupaten Jombang) KARYA TULIS

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Pasar merupakan tempat pertemuan antara penjual dan pembeli

yang disertai dengan adanya transaksi baik berupa barang ataupun jasa.

Pada pasar tradisional menjual kebutuhan sehari-hari seperti bahan

makanan berupa ikan, buah, sayur mayur, telur, daging, pakaian, dan

lain-lain. Namun pada umumnya kondisi pasar tradisional terlihat tidak

tertata rapi, kurang bersih, dan tidak memiliki sanitasi yang baik. Kondisi

tersebut memberikan peluang bagi organisme-organisme lain untuk

berkembang biak, salah satunya adalah lalat (Utama, 2008).

Kehadiran lalat di lingkungan selain mengganggu kenyamanan

dan merusak pemandangan, dari segi estetika juga menimbulkan

persoalan bagi kesehatan masyarakat karena lalat dapat membawa

bermacam-macam mikroba penyebab penyakit atau kuman yang

berbahaya, virus, protozoa, dan cacing. Mikroorganisme penyakit

biasanya terbawa oleh lalat dari berbagai sumber seperti sisa-sisa

kotoran, tempat pembuangan sampah, pembuangan kotoran manusia,

dan sumber-sumber kotoran yang lain yang kemudian mikroorganisme

yang melekat pada mulut dan bagian-bagian tubuh lainnya dipindahkan

ke makanan manusia (Sembel, 2009).

Jenis lalat yang banyak merugikan manusia adalah jenis lalat

rumah (Musca domestica) dan lalat hijau ( Chrysomya megacephala).

Lalat ini suka hinggap pada makanan dan peralatan makanan seperti

sendok, piring, garpu, dan perkakas lainnya. Selain meninggalkan bakteri

1

Page 19: (Studi kasus di Pasar Legi Citra Niaga Kabupaten Jombang)repo.stikesicme-jbg.ac.id/270/1/Endang Setyorini .pdf · (Studi kasus di Pasar Legi Citra Niaga Kabupaten Jombang) KARYA TULIS

2

yang menempel pada tubuhnya, lalat juga mengeluarkan kotoran pada

setiap tempat yang dihinggapinya (Hidayati, 2010).

Bakteri-bakteri patogen yang disebarkan oleh lalat antara lain

Salmonella sp, Shigella disentri, Clostridium perfringen, Vibrio cholera

(Maryantuti, 2008). Salmonella typhi (S. Typhi) dan Salmonella paratyphi

A, B,C adalah strain bakteri anggota Salmonella yang menyebabkan

demam enterik seperti demam tipoid dan demam paratipoid serta

penyakit foodborne pada manusia (Mansjoer, 2006).

Dari penelitian Suraini (2011) di TPA kota Padang, diperoleh isolat

bakteri dari permukaan luar tubuh lalat M. domestica dan lalat C.

megacephala didapatkan jenis bakteri Enterobacter aerogenes,

Escherichia coli, Proteus sp, Bacillus sp, Serratia marcescens.

Selanjutnya dari penelitian Hastutiek dan Fitri (2007), dari tubuh lalat

Musca domestica ditemukan bakteri Acinetobacter sp, Cirtobacter

freundii, Enterobacter aerogenes, Enterobacter agglomerans, Hafnia

alvei, Klebsiella pneumoniae, Morganella morganii, Proteus vulgaris,

Pseudomonas sp, Salmonella sp, Listeria sp, Shigella sp, Vibrio cholera,

Staphylococcus aureus dan M. Leprae (Yunita Panca Putri, 2015).

Menurut data World Health Organization (WHO) tahun 2003,

terdapat 17 juta kasus demam tipoid di seluruh dunia dengan angka

kematian mencapai 600.000 kasus. Di negara berkembang, kasus

demam tipoid dilaporkan 95% adalah rawat jalan. Di Indonesia terdapat

900.000 kasus dengan angka kematian sekitar 20.000 kasus. Menurut

data Hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun 2007, demam

tipoid menyebabkan 1,6% kematian penduduk Indonesia untuk semua

umur (Profil Kesehatan Indonesia 2008. Jakarta: Departemen Kesehatan

Republik Indonesia; 2009). Menurut data Dinas Kesehatan (DINKES)

Page 20: (Studi kasus di Pasar Legi Citra Niaga Kabupaten Jombang)repo.stikesicme-jbg.ac.id/270/1/Endang Setyorini .pdf · (Studi kasus di Pasar Legi Citra Niaga Kabupaten Jombang) KARYA TULIS

3

Kabupaten Jombang tahun 2015, terdapat 7.891 kasus demam tipoid di

seluruh kabupaten Jombang (Menkes, 2015).

Demam tipoid merupakan infeksi akut pada saluran pencernaan

yang disebabkan oleh Salmonella typhi. Sedangkan demam paratipoid

adalah penyakit sejenis yang disebabkan oleh Salmonella paratyphi

A,B,C. Penyakit yang disebabkan oleh Salmonella sp. disebut

salmonellosis. Semua jenis Salmonella merupakan patogen fakultatif

intrasluler dan dianggap sangat patogenik dan dapat menyerang

macrophages, dendritic dan sel epitel (Bhunia, 2008). Infeksi terjadi

karena makan makanan yang terkontaminasi oleh bakteri tersebut.

Setelah masuk dalam saluran pencernaan maka bakteri ini akan

menyerang dinding usus yang menyebabkan kerusakan dan peradangan.

Infeksi ini dapat menyebar ke seluruh tubuh melalui aliran darah karena

dapat menembus dinding usus ke organ-organ lain seperti hati, paru-

paru, limpa, tulang-tulang sendi, plasenta dan dapat menembusnya

sehingga menyerang fetus pada wanita hamil, dan juga membran yang

menyelubungi otak. Substansi racun diproduksi dan dilepaskan oleh

bakteri, sehingga mempengaruhi keseimbangan tubuh (Gunawan, 2009).

Musca (lalat) adalah jenis Arthropoda yang termasuk ke dalam

ordo diptera dari kelas insekta yang mempunyai sepasang sayap

berbentuk membran dan saat ini diseluruh dunia dapat dijumpai sekitar

60.000-100.000 spesies lalat (Santi, 2001). Sebagai vektor mekanis lalat

membawa bibit-bibit penyakit melalui anggota tubuh seperti rambut-

rambut pada kaki, badan, sayap dan mulut.

Pasar Legi Citra Niaga adalah salah satu pasar tradisional di

Kabupaten Jombang. Kondisi pasar terlihat kurang rapi dan kurang

memiliki sanitasi yang baik, sehingga memungkinkan lalat untuk berada

Page 21: (Studi kasus di Pasar Legi Citra Niaga Kabupaten Jombang)repo.stikesicme-jbg.ac.id/270/1/Endang Setyorini .pdf · (Studi kasus di Pasar Legi Citra Niaga Kabupaten Jombang) KARYA TULIS

4

pada lingkungan sekitar pasar. Masalah umum yang dihadapi dalam

bidang kesehatan adalah jumlah penduduk yang besar dengan angka

pertumbuhan yang cukup tinggi dan tingkat pendidikan dan sosial

ekonomi yang masih rendah. Dengan demikian, pengetahuan masyarakat

mengenai dampak lalat sebagai vektor sangatlah kurang. Keadaan ini

dapat menyebabkan lingkungan fisik dan biologis yang tidak memadai

sehingga memungkinkan berkembang biaknya vektor penyakit (Menkes,

2010).

Penelitian yang terkait dengan jenis lalat dan bakteri yang

disebabkan oleh lalat merupakan suatu usaha untuk pengendalian wabah

penyakit terutama yang disebabkan oleh lalat. Dalam pengendalian vektor

tidaklah mungkin dapat dilakukan pembasmian secara tuntas, yang

mungkin dapat dilakukan adalah usaha mengurangi dan menurunkan

populasi, sehingga melibatkan masyarakat secara keseluruhan.

Pengendalian vektor dapat dimulai dengan kesadaran masyarakat akan

kebersihan lingkungan, bagi pedagang untuk menjaga barang

dagangannya agar tetap higinis, membuang sampah pada tempatnya,

membangun tempat pembuangan sampah (TPS) yang berjarak jauh dari

tempat perdagangan agar tidak mudah bagi lalat untuk hinggap setelah

dari sampah (Anwar, 2010).

Berdasarkan latar belakang di atas, perlu dilakukan penelitian

yang mengkaji keterkaitan antara bakteri pada lalat, dimana Pasar

dijadikan lokasi yang tepat untuk penelitian.Sehingga peneliti akan

melakukan identifikasi Salmonella sp. pada lalat rumah (Musca

domestica) dan lalat hijau (Chrysomya megacephala) di Pasar.

Page 22: (Studi kasus di Pasar Legi Citra Niaga Kabupaten Jombang)repo.stikesicme-jbg.ac.id/270/1/Endang Setyorini .pdf · (Studi kasus di Pasar Legi Citra Niaga Kabupaten Jombang) KARYA TULIS

5

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan

permasalahan sebagai berikut, Apakah terdapat bakteri Salmonella sp. pada

lalat rumah (Musca domestica) dan lalat hijau (Chrysomya megacephala) di

Pasar Legi Citra Niaga Jombang.

1.3.Tujuan Penelitian

Identifikasi bakteri Salmonella sp. pada lalat rumah (Musca domestica)

dan lalat hijau (Chrysomya megacephala) di Pasar Legi Citra Niaga

Jombang.

1.4. Manfaat Penelitian

1.4.1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran

bagi perkembangan ilmu kesehatan khususnya di bidang Bakteriologi.

1.4.2. Manfaat Praktis

1. Bagi Peneliti

Dapat menjadi acuan dan bahan kajian bagi peneliti lain untuk

menambah wawasan dan mendeteksi bakteri lain pada lalat rumah

(Musca domestica) dan lalat hijau (Chrysomya megacephala).

2. Bagi Institusi

Dapat digunakan sebagai masukan untuk lebih meningkatkan

pengetahuan bagi mahasiswa STIKes ICMe Jombang tentang

bakteriSalmonella sp. pada lalat rumah (Musca domestica) dan lalat hijau

(Chrysomya megacephala).

3. Bagi Masyarakat

Manfaat dari penelitian ini adalah untuk memberikan informasi

kapada masyarakat bahwa lalat merupakan vektor penyebaran bakteri

Page 23: (Studi kasus di Pasar Legi Citra Niaga Kabupaten Jombang)repo.stikesicme-jbg.ac.id/270/1/Endang Setyorini .pdf · (Studi kasus di Pasar Legi Citra Niaga Kabupaten Jombang) KARYA TULIS

6

Salmonella sp., sebagai penyebab demam tipoid, sehingga dapat

dilakukan perbaikan sanitasi dan menjaga kebersihan lingkungan.

Page 24: (Studi kasus di Pasar Legi Citra Niaga Kabupaten Jombang)repo.stikesicme-jbg.ac.id/270/1/Endang Setyorini .pdf · (Studi kasus di Pasar Legi Citra Niaga Kabupaten Jombang) KARYA TULIS

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1.Salmonella sp.

2.1.1. Pengertian

Salmonella sp. adalah bakteri gram negatif, berbentuk batang

lurus, dengan ukuran 0,7-1,5 x 2-5 µm, pada umumnya bergerak dengan

menggunakan flagel peritrika (peritrichous flagella), memiliki tipe

fermentasi Non Lactosa Fermenter (NLF). Tumbuh optimal pada suhu

37ºC. Mampu mengkatabolisme glukosa dengan menghasilkan asam,

pada species tertentu dapat menghasilkan gas. Species-species

Salmonella mampu menghasilkan hidrogen sulfide (H2S), namun ada

beberapa species dari Salmonella yang tidak dapat menghasilkan H2S.

Salmonella sp. dapat ditemukan pada manusia, hewan berdarah panas

maupun dingin, makanan dan lingkungan. Bersifat patogen untuk

manusia dan beberapa jenis hewan (Holt, 2004). Salmonella sp. mudah

tumbuh pada medium sederhana, tetapi hampir tidak pernah

memfermentasi laktosa dan sukrosa (Jawetz, 2004).

Salmonella ini diberi nama oleh Daniel Edward Salmon, ahli

patologi Amerika Serikat. Meskipun sebenarnya rekannya Theobald

Smith yang pertama kali menemukan bakteri ini pada tahun 1885 pada

tubuh babi. Salmonella sp. digolongkan ke dalam bakteri gram negatif

sebab Salmonella sp. adalah jenis bakteri yang tidak dapat

mempertahankan zat warna metil ungu pada metode pewarnaan gram.

Bakteri gram positif akan mempertahankan warna ungu gelap setelah

dicuci dengan alkohol, sementara gram negatif tidak. Pada uji pewarnaan

7

Page 25: (Studi kasus di Pasar Legi Citra Niaga Kabupaten Jombang)repo.stikesicme-jbg.ac.id/270/1/Endang Setyorini .pdf · (Studi kasus di Pasar Legi Citra Niaga Kabupaten Jombang) KARYA TULIS

8

gram, suatu pewarna penutup yakni safranin yang ditambahkan setelah

metil ungu, yang membuat gram negatif berwarna pink (Prasetyo, 2008).

2.1.2. Klasifikasi Salmonella sp.

Taksonomi dari Salmonella sp. adalah sebagai berikut :

Kerajaan : Bacteria

Filum : Proteobakteria

Kelas : Gamma Proteobakteria

Ordo : Enterobakteriales

Famili : Enterobakteriaceae

Genus : Salmonella

Spesies :S. enterica dan S. bongori

(Sumber: D’aoust, 2011)

2.1.3. Morfologi

Salmonella sp. merupakan bakteri batang lurus, Gram negatif,

tidak berspora, dan bergerak dengan flagel peritrik kecuali Salmonella

pullorum dan Salmonella gallinarum (Jawet’z, 2005). Bakteri ini bersifat

fakultatif anaerob (dapat hidup dengan oksigen atau tanpa oksigen) yang

dapat tumbuh pada suhu dengan kisaran 5-45oC dengan suhu optimum

35-37oC dan akan mati pada pH di bawah 4,1. Salmonella tidak tahan

terhadap kadar garam tinggi dan akan mati jika berada pada media

dengan kadar garam di atas 9%. Salmonella berbentuk bacillus dan

berupa rantai filamen panjang ketika berada pada suhu ekstrim yaitu 4-

8oC atau pada suhu 45oC dengan kondisi pH 4.4 atau 9.4. Panjang rata-

rata Salmonella 2-5 µm dengan lebar 0.8-1.5 µm (Jay, 2005). Ciri-ciri

lainnya yaitu berkembang biak dengan cara membelah diri, mudah

tumbuh pada medium sederhana, resisten terhadap bahan kimia tertentu

(misal; brilian hijau, natrium tetrationat, natrium deoksikolat) yang

Page 26: (Studi kasus di Pasar Legi Citra Niaga Kabupaten Jombang)repo.stikesicme-jbg.ac.id/270/1/Endang Setyorini .pdf · (Studi kasus di Pasar Legi Citra Niaga Kabupaten Jombang) KARYA TULIS

9

menghambat bakteri enterik lain, oleh karena itu senyawa-senyawa

tersebut berguna untuk inokulasi isolat Salmonella dari feses pada

medium, serta struktur sel bakteri Salmonella terdiri dari inti (nukleus),

sitoplasma, dan dinding sel. Karena dinding sel bakteri ini bersifat Gram

negatif, maka memiliki struktur kimia yang berbeda dengan bakteri Gram

positif (Pratiwi, 2011).

Gambar 2.1. Bakteri Salmonella sp. (Aguskrisno, 2012).

2.1.4. Patogenesis Salmonella sp.

Organisme ini hampir selalu masuk melalui oral, biasanya

bersama makanan atau minuman yang terkontaminasi. Dosis infektif rata-

rata untuk dapat menimbulkan infeksi klinis atau subklinis pada manusia

adalah 105-108 Salmonella (mungkin cukup dengan 103 organisme

Salmonella typhi). Beberapa faktor penjamu yang menimbulkan resistensi

terhadap infekai Salmonella sp. adalah keasaman lambung, flora mikroba

normal usus, dan kekebalan usus setempat (Jawetz, 2004). Salmonella

menginvasi mukosa usus, bermultiplikasi secara lokal dan menyebabkan

inflamasi serta sekresi cairan (Mandal, 2002). Salmonella sp.

menyebabkan tiga penyakit utama pada manusia, yakni demam enterik

seperti tipoid dan paratipoid, bakterikemia dengan lesi fokal, dan

enterokolitis. Tetapi sering juga ditemukan bentuk campuran (Jawetz,

2004).

Page 27: (Studi kasus di Pasar Legi Citra Niaga Kabupaten Jombang)repo.stikesicme-jbg.ac.id/270/1/Endang Setyorini .pdf · (Studi kasus di Pasar Legi Citra Niaga Kabupaten Jombang) KARYA TULIS

10

2.1.5. Epidemiologi

Penyebaran infeksi Salmonella terkait dengan pemasukan

makanan dan air yang terkontaminasi oleh manusia dan kotoran binatang

(Lenge, 2008). Salmonellosis adalah infeksi yang disebabkan oleh bakteri

Salmonella sp. Dari sekitar 2000 serotipe, hanya sejumlah kecil serotipe

yang berperan dalam sebagian besar infeksi pada manusia. Infeksi ini

merupakan penyebab tersering kedua diare bakterial di negara maju,

dimana insidensinya meningkat secara bermakna dalam tiga dekade

terakhir. Sebagian besar kasus disebabkan oleh S. Enteritidis dan S.

Typhi yang timbul akibat penggunaan antibiotik dalam lingkungan hewan,

penyakit ini lebih sering menjadi berat dan invasif. Penularannya melalui

konsumsi daging terkontaminasi yang dimasak kurang matang, telur

ayam, dan susu mentah. Penularan dari manusia ke manusia jarang

terjadi. Sebagian besar wabah dalam intuisi berhubungan dengan

makanan, namun dapat terjadi pada pasien yang dirawat di rumah sakit

dengan diare yang tidak terdiagnosa. Hanya sedikit yang diketahui

mengenai epidemiologi di negara berkembang, namun insidennya

mengikat di sejumlah negara Timur Tengah dan Asia Tenggara. Wabah

Salmonella yang resisten terhadap banyak obat di rumah sakit yang

ditularkan secara nosokomial jarang terjadi di Afrika dan India (Mandal,

2002).

2.2. Lalat

Lalat adalah insekta yang lebih banyak bergerak menggunakan

sayap (terbang) yang berbentuk membran. Hanya sesekali bergerak

menggunakan kakinya. Oleh karenanya daerah jajahan lalat cukup luas.

Pada saat ini telah ditemukan tidak kurang dari 60.000-100.000 spesies

(Maryantuti, 2008).

Page 28: (Studi kasus di Pasar Legi Citra Niaga Kabupaten Jombang)repo.stikesicme-jbg.ac.id/270/1/Endang Setyorini .pdf · (Studi kasus di Pasar Legi Citra Niaga Kabupaten Jombang) KARYA TULIS

11

Jenis lalat yang banyak merugikan manusia diantaranya adalah

lalat rumah (Musca domestica) dan lalat hijau (Chrysomya megacephala).

Lalat ini tersebar secara kosmopolitan dan memiliki ketergantungan yang

tinggi dengan manusia karena zat-zat makanan yang dibutuhkan lalat

seperti glukosa dan sedikit protein bagi pertumbuhannya sebagian besar

ada pada makanan manusia (Sitanggang, 2001).

2.2.1. Klasifikasi

A. Lalat rumah (Musca domestica)

Klasifikasi lalat rumah (Musca domestica) menurut Borror et

al., (1992) sebagai berikut :

Kingdom : Animalia

Phylum : Arthropoda

Class : Insecta

Ordo : Diptera

Famili : Muscidae

Genus : Musca

Spesies : Musca domestica

B. Lalat hijau (Chrysomya megachepala)

Klasifikasi lalat hijau (Chrysomya megachepala) menurut

Borror et al., (1992) sebagai berikut :

Kingdom : Animalia

Phylum : Arthropoda

Class : Hexapoda

Ordo : Diptera

Famili : Calliphoridae

Genus : Chrysomy

Spesies : Chrysomya megachepala

Page 29: (Studi kasus di Pasar Legi Citra Niaga Kabupaten Jombang)repo.stikesicme-jbg.ac.id/270/1/Endang Setyorini .pdf · (Studi kasus di Pasar Legi Citra Niaga Kabupaten Jombang) KARYA TULIS

12

2.2.2. Jenis Lalat

1) Lalat Rumah (Musca domestica)

Lalat rumah (Musca domestica) merupakan lalat yang

paling umum dikenal orang karena lalat ini biasanya hidup dan

berasosiasi dengan manusia. Lalat ini berukuran medium,

yaitu memiliki panjang 6-9 mm, berwarna abu-abu, dan

mempunyai empat pita yang berupa garis memanjang pada

permukaan torak (Sembel,2009).

Gambar 2.2. Lalat Rumah (Yunita, 2015).

Bionomik Lalat Rumah (Musca domestica)

Kebiasaan Hidup

Lalat Musca domestica tidak menggigit, karena

mempunyai tipe mulut menjilat. Lalat ini paling

dominan banyak ditemukan di timbunan sampah.

Tempat Perindukan

Musca domestica mudah berkembang biak, tempat

perindukannya di timbunan sampah, tinja manusia

dan binatang.

Jarak Terbang

Jarak terbangnya rata-rata 10 km dari tempat

berkembang biak.

Page 30: (Studi kasus di Pasar Legi Citra Niaga Kabupaten Jombang)repo.stikesicme-jbg.ac.id/270/1/Endang Setyorini .pdf · (Studi kasus di Pasar Legi Citra Niaga Kabupaten Jombang) KARYA TULIS

13

Tempat Hidup Lalat

Biasanya tempat istirahatnya terletak berdekatan

dengan tempat makanan dan tempat berbiak.

Siklus Hidup

Siklus hidup lalat berlangsung melalui

metamorphose sempurna dari telur, larva, pupa

dan akhirnya menjadi dewasa. Setiap 3-4 hari

seekor lalat betina bertelur dalam 5-6 kelompok

yang masing-masing berisi 75-150 butir telur

(Utama, 2008).

2) Lalat Hijau (Chrysomya megacephala)

Lalat hijau (Chrysomya megacephala) atau dalam

bahasa inggris disebut sebagai Blow flies memiliki ukuran

yang lebih besar dari pada lalat rumah. Lalat ini memiliki tubuh

yang berwarna hijau metalik, dan memiliki kepala besar

dengan mata yang berwarna merah.

Chrysomya megacephala meletakkan telur dalam

daging yang sudah membusuk, ikan, tempat pembuangan

kotoran/sampah dan hewan yang sudah mati (Sembel, 2009).

Gambar 2.3. Lalat Hijau (Yunita, 2015).

Lalat hijau (Chrysomya megacephala) adalah sejenis

serangga yang termasuk dalam famili Caliphoridae yang

Page 31: (Studi kasus di Pasar Legi Citra Niaga Kabupaten Jombang)repo.stikesicme-jbg.ac.id/270/1/Endang Setyorini .pdf · (Studi kasus di Pasar Legi Citra Niaga Kabupaten Jombang) KARYA TULIS

14

mempunyai arti penting dalam bidang kedokteran dan

veteriner, karena diantara larvanya ada yang menyerang dan

makan jaringan hidup pada kulit, mukosa, dan organ-organ

dalam, serta menimbulkan kondisi patologis yang disebut

myasis (Mardihusodo, 2005).

Bionomik Lalat Hijau (Chrysomya megachepala)

Kebiasaan Hidup

Kebanyakan lalat hijau adalah pemakan zat-zat

organik yang membusuk.

Tempat Perindukan

Lalat hijau berkembangbiak di dalam bangkai dan

meletakkan telurnya pada tubuh hewan yang mati

dan larva makan dari jaringan-jaringan yang

membusuk.

Jarak Terbang

Jarak terbang mencapai 19-20 km dari tempat

berkembangbiak.

Tempat Hidup Lalat

Pada siang hari bila lalat tidak makan, mereka akan

beristirahat pada lantai, dinding, langit-langit,

jemuran pakaian dan rumput-rumput.

Siklus Hidup

Siklus hidup lalat berlangsung melalui

metamorphose sempurna dari telur, larva, pupa

dan akhirnya menjadi dewasa. Dalam waktu 3-4

Page 32: (Studi kasus di Pasar Legi Citra Niaga Kabupaten Jombang)repo.stikesicme-jbg.ac.id/270/1/Endang Setyorini .pdf · (Studi kasus di Pasar Legi Citra Niaga Kabupaten Jombang) KARYA TULIS

15

hari, seekor lalat betina mampu menghasilkan telur

sebanyak 500 butir (Utama, 2008).

Lalat rumah dan lalat hijau juga dapat berperan

sebagai vektor mekanis dan biologis. Penularan secara

mekanis terjadi melalui kulit tubuh. Kaki-kaki lalat yang kotor

merupakan tempat menempelnya mikroorganisme yang

kemudian hinggap pada makanan. Penularan secara biologis

yaitu dengan hinggap pada makanan dan mengeluarkan air

liurnya yang mengandung bakteri patogen. Bakteri patogen

yang disebarkan oleh lalat adalah antara lain Salmonella

typhi, Vibrio cholera, Shigella disentry, Clostridium perfringens

(Maryantuti, 2008).

2.3. Faktor yang Mempengaruhi Kehadiran Lalat

Kehadiran lalat di lingkungan dapat menimbulkan persoalan bagi

kesehatan masyarakat karena lalat dapat membawa bermacam-macam

mikroba penyebab penyakit. Kehadiran lalat tersebut dapat dipengaruhi oleh

beberapa faktor antara lain sisa-sisa makanan yang tidak dibuang pada

tempat sampah dan berserakan di tempat umum, kurangnya menjaga

kebersihan lingkungan karena masih membuang sampah sembarangan,

tempat pembuangan sampah yang berdekatan dengan tempat berjualan dan

penjual juga tidak menutup barang dagangannya sehingga memudahkan

lalat untuk hinggap, dan sumber-sumber kotoran yang lain yang kemudian

mikroorganisme melekat pada mulut dan bagian-bagian tubuh lainnya

sehingga dapat dipindahkan ke makanan manusia (Sembel, 2009).

Page 33: (Studi kasus di Pasar Legi Citra Niaga Kabupaten Jombang)repo.stikesicme-jbg.ac.id/270/1/Endang Setyorini .pdf · (Studi kasus di Pasar Legi Citra Niaga Kabupaten Jombang) KARYA TULIS

16

2.4. Cara Pencegahan

Pengendalian vektor dapat dilakukan dengan pengelolaan lingkungan

secara fisik atau mekanis, penggunaan agen biotik kimiawi, baik terhadap

vektor maupun tempat perkembangbiakan dan perubahan perilaku

masyarakat. Dalam pengendalian vektor tidaklah mungkin dapat dilakukan

pembasmian secara tuntas, yang mungkin dapat dilakukan adalah usaha

mengurangi dan menurunkan populasi. Sampah sangat erat hubungannya

dengan timbul dan berkembangnya lalat itu sendiri. Oleh karena itu

pemberantasan lalat akan melibatkan kegiatan-kegiatan yang berkaitan

dengan sampah, maka masalah lalat juga merupakan masalah sosial. Hal

yang harus dilakukan yaitu antara lain menjaga kebersihan secara umum,

menempatkan sampah pada container yang tertutup rapat sebelum sampah

diangkut dan dibuang ke TPA, mengadakan TPS sampah yang dilengkapi

dengan kontainer-kontainer besar yang tertutup rapat (Antoni, 2008).

2.5. Cara Diagnosa Laboratorium

2.5.1. Cara Penangkapan Lalat

Menyiapkan kertas lem lalat kemudian meletakkan di tempat-

tempat yang diinginkan pada lokasi penelitian. Mengambil lalat yang

sudah terperangkap dengan menggunakan pincet. Menyediakan 2 tabung

reaksi yang masing-masing di isi dengan aquadest steril kurang lebih 3

ml, kemudian memasukkan beberapa lalat dengan memisahkan antara

lalat rumah (Musca domestica) dan lalat hijau (Chrysomya megacephala)

dengan melihat ciri-ciri morfologi dari masing-masing lalat. Lalat tersebut

diremdam dalam aquadest dengan maksud mencuci dengan aquades

tersebut selama 30 menit. Kemudian mengangkat lalat dari dalam tabung

reaksi.

Page 34: (Studi kasus di Pasar Legi Citra Niaga Kabupaten Jombang)repo.stikesicme-jbg.ac.id/270/1/Endang Setyorini .pdf · (Studi kasus di Pasar Legi Citra Niaga Kabupaten Jombang) KARYA TULIS

17

Menurut penelitian Yunita (2015) penangkapan lalat dengan

menggunakan insect net, diambil sebanyak 3x penangkapan. Dilakukan 1

minggu sekali, selama 3 minggu, dan menggunakan kertas umpan

berperekat yang diletakkan pada setiap titik pengambilan sampel di

masing-masing lokasi penelitian dari pukul 08.00 WIB sampai pukul 10.00

WIB. Untuk keperluan identifikasi lalat, digunakan kunci identifikasi

menggunakan buku Borror et al, (1992) dan Kalshoven (1981). Identifikasi

lalat dikerjakan secara makroskopis dan mikroskopis (dengan

Stereomikroskop) dan didasarkan pada semua gambaran dalam struktur

anatomis luar tubuh lalat. Identifikasi bakteri berdasarkan buku Bergey’s

Manual of Determinative Bacteriology 8th Edition (Gibbons and Buchanan,

1974), Bergey’s Manual of Determinative Bacteriology 9th Edition (Holt et

al., 1994).

2.5.2. Identifikasi Jenis Bakteri

Mengambil tabung reaksi yang berisi aquadest hasil cucian lalat,

kemudian mensentrifuse dengan kecepatan 3000 rpm selama 10 menit.

Substansi hasil sentrifuse terbagi menjadi dua, yaitu supernatan (berupa

cairan) dan pelet (mengendap di bawah). Kemudian mengambil bagian

supernatan dan membuang, lalu menyisakan bagian pelet untuk

melakuan penelitian. Membersihkan kaca obyek dengan alkohol dan

memanaskan jarum ose. Kemudian mengambil pelet di dalam tabung

reaksi dengan jarum ose dan membuat preparat dengan menggoreskan

jarum ose diatas kaca obyek. Langkah berikutnya mengeringkan preparat

di udara, kemudian difiksasi di atas api. Setalah itu melakukan

pengecatan Gram. Lalu mengeringkan preparat di udara, kemudian

mengamati preparat dengan mikroskop perbesaran lensa obyektif 100x

Page 35: (Studi kasus di Pasar Legi Citra Niaga Kabupaten Jombang)repo.stikesicme-jbg.ac.id/270/1/Endang Setyorini .pdf · (Studi kasus di Pasar Legi Citra Niaga Kabupaten Jombang) KARYA TULIS

18

dengan minyak imersi. Mendokumentasikan hasil pengecatan dan

mengamati bentuk, susunan dan warna bakteri.

Page 36: (Studi kasus di Pasar Legi Citra Niaga Kabupaten Jombang)repo.stikesicme-jbg.ac.id/270/1/Endang Setyorini .pdf · (Studi kasus di Pasar Legi Citra Niaga Kabupaten Jombang) KARYA TULIS

19

BAB III

KERANGKA KONSEPTUAL

3.1. Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual adalah suatu uraian dan visualisasi hubungan

atau kaitan antara konsep satu terhadap konsep lainnya, atau antara

variabel dengan variabel yang lain dari masalah yang ingin diteliti

(Notoatmodjo, 2010).

Kerangka konseptual dalam penelitian ini dapat dilihat sebagai

berikut :

Keterangan : : Diteliti

: Tidak diteliti

Gambar 3.1 Kerangka konseptual tentang “Identifikasi Salmonella sp. pada lalat rumah (Musca domestica) dan lalat hijau (Chrysomya megachepala) di Pasar Legi Citra Niaga Jombang”.

Lalat

Identifikasi

Langsung

Salmonella sp.

Penanaman

pada Medium

Faktor yang mempengaruhi

kehadiran lalat :

1. Makanan

2. Lingkungan

3. Sampah

Negatif Positif

Tidak langsung

10 Lalat rumah

10 Lalat hijau

Pengecatan

Gram

19

Page 37: (Studi kasus di Pasar Legi Citra Niaga Kabupaten Jombang)repo.stikesicme-jbg.ac.id/270/1/Endang Setyorini .pdf · (Studi kasus di Pasar Legi Citra Niaga Kabupaten Jombang) KARYA TULIS

20

3.2. Penjelasan Kerangka Konseptual

Berdasarkan kerangka konsep di atas, terdapat variabel yang diteliti

dan variabel yang tidak diteliti. Variabel yang tidak diteliti yaitu faktor yang

mempengaruhi kehadiran lalat antara lain makanan, lingkungan, dan

sampah. Sebagai vektor mekanis lalat dapat membawa bibit-bibit penyakit,

sehingga dilakukan identifikasi. Pada identifikasi lalat terdapat metode dua

variabel, yaitu variabel yang diteliti dan variabel yang tidak diteliti. Variabel

yang diteliti yaitu identifikasi lalat dengan metode pemeriksaan langsung,

yaitu dengan sampel 10 lalat rumah dan 10 lalat hijau, kemudian melakukan

pengecatan gram. Identifikasi lalat dengan metode pemeriksaan langsung

maupun metode penanaman pada medium ini bertujuan untuk mengetahui

adanya bakteri Salmonella sp. pada lalat rumah (Musca domestica) dan lalat

hijau (Chrysomya megachepala) yang diteliti. Sehingga dapat mengetahui

hasilnya antara positif (terdapat bakteri Salmonella sp.) atau negatif (tidak

terdapat bakteri Salmonella sp.).

Page 38: (Studi kasus di Pasar Legi Citra Niaga Kabupaten Jombang)repo.stikesicme-jbg.ac.id/270/1/Endang Setyorini .pdf · (Studi kasus di Pasar Legi Citra Niaga Kabupaten Jombang) KARYA TULIS

21

BAB IV

METODE PENELITIAN

Metode penelitian sebagai suatu cara untuk memperoleh kebenaran ilmu

pengetahuan atau pemecahan suatu masalah (Notoatmodjo, 2010). Pada bab ini

akan diuraikan hal-hal yang meliputi:

4.1. Waktu Dan Tempat Penelitian

4.1.1 Waktu Penelitian

Waktu penelitian ini dilakukan mulai dari penyusunan

proposal sampai dengan penyusunan laporan akhir yaitu pada

bulan Desember 2016 sampai dengan Agustus2017.

4.1.2 Tempat Penelitian

Tempat pengambilan sampel pada penelitian ini di Pasar

Legi Citra Niaga Kabupaten Jombang dan sampel diperiksa di

Laboratorium Mikrobiologi Program D-III Analis Kesehatan STIKes

ICMe Jombang Jalan Kemuning No.57 A Candimulyo, Kabupaten

Jombang, Provinsi Jawa Timur.

4.2. Desain Penelitian

Desain penelitian merupakan sesuatu yang sangat penting dalam

penelitian. Desain penelitian digunakan sebagai petunjuk dalam

merencanakan dan melaksanakan penelitian untuk mencapai suatu tujuan

atau menjawab pertanyaan penelitian (Nursalam, 2011). Desain penelitian

bersifat deskriftif dengan pendekatan identifikasi Laboratorium karena

peneliti hanya ingin menggambarkan adanya bakteri Salmonella sp. pada

lalat rumah (Musca domestica) dan lalat hijau (Chrysomya megachepala).

21

Page 39: (Studi kasus di Pasar Legi Citra Niaga Kabupaten Jombang)repo.stikesicme-jbg.ac.id/270/1/Endang Setyorini .pdf · (Studi kasus di Pasar Legi Citra Niaga Kabupaten Jombang) KARYA TULIS

22

4.3. Kerangka Kerja

Kerangka kerja merupakan langkah-langkah yang akan dilakukan

dalam penelitian yang ditulis dalam bentuk kerangka atau alur penelitian

(Hidayat, 2012). Kerangka kerja dalam penelitian ini adalah :

Gambar 4.1 Kerangka kerja identifikasi Salmonella sp. pada lalat rumah (Musca domestica) dan lalat hijau (Chrysomya megachepala) di Pasar legi citra niaga jombang.

Penentuan Masalah

Populasi

Seluruh lalat yang terdapat di Pasar Legi Citra Niaga

Jombang

Sampling

Quota Sampling

Sampel

Sebagian dari lalat rumah (Musca domestica) dan lalat hijau

(Chrysomyamegachepala) yang terdapat di Pasar Legi Citra Niaga Jombang.

Desain Penelitian

Pendekatan Deskriftif

Analisa Data

Coding dan Tabulating

Penyusunan Laporan

Penyusunan Proposal

Page 40: (Studi kasus di Pasar Legi Citra Niaga Kabupaten Jombang)repo.stikesicme-jbg.ac.id/270/1/Endang Setyorini .pdf · (Studi kasus di Pasar Legi Citra Niaga Kabupaten Jombang) KARYA TULIS

23

4.4. Populasi, Sampel dan Sampling

4.4.1 Populasi

Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek

yang akan diteliti (Notoatmodjo, 2010). Penelitian ini populasinya

adalah bakteri Salmonella sp.

4.4.2 Sampel

Sampel adalah objek yang diteliti dan dianggap mewakili

seluruh populasi (Notoatmodjo, 2010). Pada penelitian ini sampel

yang digunakan adalah lalat rumah (Musca domestica) dan lalat

hijau (Chrysomya megachepala) dari Pasar Legi Citra Niaga

Jombang.

4.4.3 Sampling

Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah

quota sampling, yaitu pengambilan sampel berdasarkan jumlah

(Notoatmodjo, 2012).

4.5. Variabel dan Definisi Operasional Variabel

4.5.1. Variabel Penelitian

Variabel adalah ukuran atau ciri yang dimiliki oleh anggota

anggota suatu kelompok yang berbeda dengan yang dimiliki oleh

kelompok lain (Notoatmodjo 2010, h. 103). Adapun variabel dalam

penelitian ini adalah bakteri Salmonella sp.

4.5.2. Definisi Operasional

Definisi operasional merupakan penjelasan tentang

bagaimana operasi atau kegiatan yang harus dilakukan untuk

memperoleh data atau indikator yang menunjukan indikator yang

dimaksud (Masyhuri2008, h. 131). Adapun definisi operasional

penelitian ini adalah sebagai berikut :

Page 41: (Studi kasus di Pasar Legi Citra Niaga Kabupaten Jombang)repo.stikesicme-jbg.ac.id/270/1/Endang Setyorini .pdf · (Studi kasus di Pasar Legi Citra Niaga Kabupaten Jombang) KARYA TULIS

24

Tabel 4.1 Definisi Operasional Variabel Penelitian

Variabel Definisi Parameter Alat ukur Kategori Skala

Operasional Data

Bakteri Merupakan Bakteri Observasi Positif: jika Ordinal

Salmonella sp. suatu genus batang lurus, laboratorium memiliki

bakteri gram negatif, metode ciri-ciri batang

enterobakteria tidak langsung. lurus, gram

gram negatif berspora, negatif, tidak

yang dan bergerak berspora, dan

menyebabkan dengan bergerak dengan

tifoid,paratifoid flagel peritrik. flagel peritrik.

dan penyakit Negatif: jika

foodborne. tidak memiliki

ciri-ciri batang

lurus, gram

negatif,

tidak berspora,

dan bergerak Lalat

dengan flagel

peritrik.

4.6. Instrumentasi Penelitian dan Cara Penelitian

4.6.1 Instrumen penelitian

Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang akan

digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar

pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik (cermat, lengkap

dan sistematis) sehingga lebih mudah diolah (Saryono, 2011).

Instrumen yang digunakan untuk identifikasi bakteri Salmonella sp.

pada lalat rumah (Musca domestica) dan lalat hijau (Chrysomya

megachepala) dengan metode pengecatan gram adalah:

1. Alat yang digunakan

1. Kertas lem

Page 42: (Studi kasus di Pasar Legi Citra Niaga Kabupaten Jombang)repo.stikesicme-jbg.ac.id/270/1/Endang Setyorini .pdf · (Studi kasus di Pasar Legi Citra Niaga Kabupaten Jombang) KARYA TULIS

25

2. Pinset

3. Tabung reaksi

4. Gelas ukur

5. Sentrifuse

6. Rak tabung reaksi

7. Tabung sentifuse

8. Pipet tetes

9. Objek glass

10. Jarum ose

11. Bunsen

12. Mikroskop

2. Bahan yang digunakan

1. Aquades steril

2. Alkohol 70%

3. Minyak imersi

4. Lalat rumah (Musca domestica)

5. Lalat hijau (Chrysomya megachepala)

6. Crystal violet (Gram A)

7. Lugol (Gram B)

8. Alkohol 96% (Gram C)

9. Safranin (Gram D)

10. Handscoon

11. Kertas label

12. Masker

4.6.2 Cara Penelitian

1. Cara Penangkapan Lalat

1. Menyiapkan kertas lem.

Page 43: (Studi kasus di Pasar Legi Citra Niaga Kabupaten Jombang)repo.stikesicme-jbg.ac.id/270/1/Endang Setyorini .pdf · (Studi kasus di Pasar Legi Citra Niaga Kabupaten Jombang) KARYA TULIS

26

2. Meletakkan di tempat yang diinginkan pada lokasi

penelitian.

3. Mengambil lalat yang sudah terperangkap dengan

pincet.

4. Menyiapkan 20 tabung reaksi.

5. Mengisi semua tabung reaksi dengan aquades steril

masing-masing 3 ml.

6. Memasukkan 10 lalat rumah (Musca domestica) dan

10 lalat hijau (Chrysomyamegachepala) ke dalam

tabung reaksi dan masing-masing tabung reaksi di isi

satu macam lalat dengan melihat ciri morfologi dari

masing-masing lalat.

7. Memberikan label pada masing-masing tabung

reaksi, dimana Lalat Rumah dengan kode LR I-X dan

Lalat Hijau dengan kode LH I-X

8. Merendam lalat ke dalam tabung reaksi yang berisi

aquades steril selama 30 menit.

9. Kemudian mengangkat lalat dari dalam tabung

reaksi.

2. Cara identifikasi jenis bakteri

1. Mengambil tabung reaksi yang berisi aquades hasil

cucian lalat, kemudian mensentrifuse dengan kecepatan

3000 rpm selama 10 menit.

2. Memisahkan hasil sentrifuse antara substansi dan pelet.

3. Mengambil bagian pelet untuk melakukan pengamatan.

4. Membersihkan kaca objek dengan alkohol 70%.

5. Memanaskan jarum ose.

Page 44: (Studi kasus di Pasar Legi Citra Niaga Kabupaten Jombang)repo.stikesicme-jbg.ac.id/270/1/Endang Setyorini .pdf · (Studi kasus di Pasar Legi Citra Niaga Kabupaten Jombang) KARYA TULIS

27

6. Mengambil pelet di dalam tabung reaksi dengan jarum

ose.

7. Kemudian membuat preparat dengan menggoreskan

jarum ose di atas kaca objek.

8. Lalu mengeringkan preparat di udara, dan difiksasi di

atas api bunsen.

9. Setelah itu melakukan pengecatan Gram, dengan

langkah-langkah sebagai berikut :

a. Larutan zat warna krista violet (Gram A) diteteskan

sebanyak 2-3 tetes dan didiamkan selama 1 menit.

b. Preparat dicuci dengan air mengalir dan

dikeringkan.

c. Larutan Lugol Iodin (Gram B) diteteskan dan

dibiarkan selama 1 menit lalu dicuci dengan air

mengalir dan keringkan.

d. Larutan Alkohol 96% (Gram C) diberikan selama 10

detik, lalu dicuci dengan air mengalir dan

dikeringkan.

e. Larutan safranin (Gram D) diberikan selama 1

menit.

f. Dicuci dengan air mengalir dan dikeringkan.

10. Kemudian mengamati preparat di bawah mikroskop

perbesaran lensa obyektif 100x dengan minyak imersi.

11. Mendokumentasikan hasil pengecatan dan mengamati

bentuk, susunan dan warna bakteri.

Page 45: (Studi kasus di Pasar Legi Citra Niaga Kabupaten Jombang)repo.stikesicme-jbg.ac.id/270/1/Endang Setyorini .pdf · (Studi kasus di Pasar Legi Citra Niaga Kabupaten Jombang) KARYA TULIS

28

4.7. Teknik Pengumpulan Data

Pada penelitian ini pengumpulan data dilakukan setelah

mendapatkan rekomendasi dari dosen pembimbing dan izin penelitian dari

lembaga pendidikan (STIKes ICMe) serta institusi terkait. Selanjutnya

melalukan survei ke tempat yang akan dilakukan penelitian sampai

pengambilan data. Dimana pengambilan data ini dilakukan dengan metode

sampling kuota. Setelah mendapatkan sampel yang sesuai dengan kuota

yang dibutuhkan, kemudian melanjutkan untuk melakukan penelitian.

4.8. Teknik Pengolahan Data dan Analisa Data

4.8.1. Teknik Pengolahan Data

Setelah data terkumpul, maka dilakukan pengolahan data

melalui tahapan Coding dan Tabulating.

a. Coding

Adalah kegiatan mengubah data berbentuk kalimat atau

huruf menjadi data angka atau bilangan (Notoatmodjo 2010, h.

177). Pada penelitian ini, peneliti memberikan kode sebagai

berikut :

1. Jenis Lalat

Lalat rumah : Tabung I kode LR I

Tabung II kode LR II

Tabung III kode LR III

Tabung IV kode LR IV

Tabung V kode LR V

Tabung VI kodeLR VI

Tabung VII kode LR VII

Tabung VIII kode LR VIII

Tabung IX kode LR IX

Page 46: (Studi kasus di Pasar Legi Citra Niaga Kabupaten Jombang)repo.stikesicme-jbg.ac.id/270/1/Endang Setyorini .pdf · (Studi kasus di Pasar Legi Citra Niaga Kabupaten Jombang) KARYA TULIS

29

Tabung X kode LR X

Lalat hijau : Tabung I kode LH I

Tabung II kode LH II

Tabung III kode LH III

Tabung IV kode LH IV

Tabung V kode LHV

Tabung VI kode LH VI

Tabung VII kode LH VII

Tabung VIII kode LH VIII

Tabung IX kode LH IX

Tabung X kode LH X

2. Hasil

Positif kode P

Negatif kode N

b. Tabulating

Tabulating (pentabulasian) meliputi pengelompokan data

sesuai dengan tujuan penelitian kemudian dimasukkan ke dalam

tabel-tabel yang telah ditentukan yang mana sesuai dengan tujuan

penelitian atau yang diinginkan oleh peneliti (Notoatmodjo, 2010).

Dalam penelitian ini data disajikan dalam bentuk tabel yang

menggambarkan hasil identifikasi Salmonella sp. pada lalat rumah

(Musca domestica) dan lalat hijau (Chrysomya megachepala).

Page 47: (Studi kasus di Pasar Legi Citra Niaga Kabupaten Jombang)repo.stikesicme-jbg.ac.id/270/1/Endang Setyorini .pdf · (Studi kasus di Pasar Legi Citra Niaga Kabupaten Jombang) KARYA TULIS

30

4.8.2. Analisa Data

Prosedur analisis data merupakan prosedur memilih dari

beberapa sumber maupun permasalahan yang sesuai dengan

penelitian yang dilakukan (Notoatmodjo, 2010).

I. Analisis Univariate

Analisis Univariatebertujuan untuk menjelaskan dan

mendeskripsikan karakteristik setiap varibel penelitian. Bentuk

analisis Univariate tergantung dari jenis datanya. Pada

umumnya dalam analisis ini hanya menghasilkan distribusi

frekuensi dan presentase dari tiap variabel (Notoatmodjo,

2010). Analisis Univariate pada penelitian ini yaitu untuk

mengidentifikasi Salmonella sp. pada lalat rumah (Musca

domestica) dan lalat hijau (Chrysomya megachepala).

Setelah hasil diperoleh langsung, kemudian membuat

tabel hasil pemeriksaan sesuai dengan kategori yang sudah

ditetapkan yang dinyatakan dalam prosentase. Analisa data

dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

P=𝑓

𝑛𝑥100%

Keterangan :

P : Persentase

f :Jumlah sampel yang positif (ada bakteri

Salmonella sp.)

n :Jumlah sampel yang diteliti

Setelah diketahui hasil persentase dari

perhitungan kemudian ditafsirkan dengan kriteria

sebagai berikut :

Page 48: (Studi kasus di Pasar Legi Citra Niaga Kabupaten Jombang)repo.stikesicme-jbg.ac.id/270/1/Endang Setyorini .pdf · (Studi kasus di Pasar Legi Citra Niaga Kabupaten Jombang) KARYA TULIS

31

a) 1%-39% : Sebagian kecil sampel

b) 40%-49% : Hampir setengah sampel

c) 50% : Setengah sampel

d) 51%-75% : Sebagian besar sampel

e) 76%-99% : Pada umumnya sampel

f) 100% :Keseluruhan sampel

(Arikunto,2010).

Page 49: (Studi kasus di Pasar Legi Citra Niaga Kabupaten Jombang)repo.stikesicme-jbg.ac.id/270/1/Endang Setyorini .pdf · (Studi kasus di Pasar Legi Citra Niaga Kabupaten Jombang) KARYA TULIS

32

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Gambaran Lokasi Penelitian

Pasar Legi Citra Niaga adalah salah satu pasar tradisional di

Kabupaten Jombang. Lokasinya berada di Jalan A. Yani, Jombang,

Kecamatan Jombang, Kabupaten Jombang. Di pasar ini menjual

kebutuhan sehari-hari seperti bahan makanan berupa ikan, buah, sayur

mayur, telur, daging, pakaian, dan lain-lain. Kondisi pasar terlihat kurang

rapi dan kurang memiliki sanitasi yang baik, sehingga memungkinkan lalat

untuk berada pada lingkungan sekitar pasar.Akses untuk menuju pasar ini

sangat mudah karena letak pasar yang berada di tengah kota Jombang.

Letak geografis, Utara : Tembelang, Selatan : Diwek, Timur : Peterongan,

Barat : Megaluh.

5.2 Data Hasil Penelitian

5.2.1 Karakteristik Lalat Hijau Berdasarkan Tempat

Tabel 5.1Distribusi frekuensi Lalat Hijau Berdasarkan Tempat Pengambilan Sampel.

No. Jenis Tempat Frekuensi Prosentase

%

1. Tempat

Pembuangan

Sampah

4

40%

2. Pedagang Buah 3 30%

3. Pedagang Ikan 3 30%

Jumlah 10 100%

Sumber: Data Primer 2017

Berdasarkan tabel 5.1, diketahui bahwa sebagian besar

sampel lalat hijau diambil di TPS dengan frekuensi 4 sampel

32

Page 50: (Studi kasus di Pasar Legi Citra Niaga Kabupaten Jombang)repo.stikesicme-jbg.ac.id/270/1/Endang Setyorini .pdf · (Studi kasus di Pasar Legi Citra Niaga Kabupaten Jombang) KARYA TULIS

33

(40%), diambil di pedagang buah dengan frekuensi 3 sampel

(30%) dan diambil di pedagang ikan dengan frekuensi sebesar 3

(30%).

5.2.2 Karakteristik Lalat Rumah Berdasarkan Tempat

Tabel 5.2 Distribusi frekuensi Lalat Rumah Berdasarkan Tempat Pengambilan Sampel.

No. Jenis Tempat Frekuensi Prosentase

%

1. Tempat

Pembuangan

Sampah

4

40%

2. Pedagang Buah 3 30%

3. Pedagang Ikan 3 30%

Jumlah 10 100%

Sumber: Data primer tahun 2017

Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa sebagian besar

sampel lalat rumah diambil di TPS dengan frekuensi 4 sampel

(40%), diambil di pedagang buah dengan frekuensi 3 sampel

(30%) dan diambil di pedagang ikan dengan frekuensi sebesar 3

(30%).

5.2.3 Prosentase Identifikasi Salmonella sp. Berdasarkan Jenis Lalat

Tabel5.3 Distribusi frekuensi identifikasi Salmonella sp. pada jenis lalat hijau dan lalat rumah.

No. Jenis Lalat

Frekuensi

Total n(%)

(+) n(%)

(-) n(%)

1. Lalat Hijau 2 (20%) 8 (80%) 10 (100%)

2. Lalat Rumah 2 (20%) 8 (80%) 10(100%)

Sumber: Data primer tahun 2017

Page 51: (Studi kasus di Pasar Legi Citra Niaga Kabupaten Jombang)repo.stikesicme-jbg.ac.id/270/1/Endang Setyorini .pdf · (Studi kasus di Pasar Legi Citra Niaga Kabupaten Jombang) KARYA TULIS

34

Berdasarkan Tabel 5.3, sebagian kecil sampel lalat hijau dan

lalat rumah terdapat bakteri Salmonella sp. Pada lalat hijau dengan

frekuensi 2 sampel (20%) dan lalat rumah dengan frekuensi

sebesar 2 sampel (20%).

5.3 Pembahasan

Pada penelitian yang dilakukan dengan sampel 10 lalat rumah

(Musca domestica) yang diambil dari tiga lokasi pengambilan sampel

yaitu 4 sampel lalat rumah dari tempat pembuangan sampah, 3 sampel

lalat rumah dari lokasi pedagang buah, dan 3 sampel lalat rumah dari

lokasi pedagang ikan. Kemudian didapatkan hasil 2 sampel lalat rumah

yang positif bakteri Salmonella sp., dimana sampel tersebut diperoleh dari

lokasi pedagang ikan. Dari hasil tersebut dapat dikatakan bahwa bakteri

Salmonella sp. lebih dominan terdapat pada lalat rumah yang bertempat

pada pedagang ikan. Menurut peneliti, hal ini disebabkan karena

kurangnya kesadaran bagi pedagang untuk menjaga barang dagangan

agar tetap higinis, dan bagi pembeli juga harus mewaspadai terhadap

barang yang akan dibeli. Berdasarkan teori dari Utama (2008), bahwa

lalat rumah (Musca domestica) berkembangbiak di tempat sampah, tinja

manusia, dan binatang. Biasanya tempat istirahatnya terletak berdekatan

dengan tempat makanan dan tempat berbiak.

Sedangkan pada penelitian yang dilakukan dengan sampel 10 lalat

hijau (Chrysomya megachepala) yang diperoleh dari tiga lokasi

pengambilan sampel yaitu 4 sampel lalat hijau dari lokasi tempat

pembuangan sampah, 3 sampel lalat hijau dari lokasi pedagang buah, 3

sampel lalat hijau dari lokasi pedagang ikan, didapatkan hasil 2 sampel

lalat hijau yang positif bakteri Salmonella sp., dimana sampel tersebut

diperoleh dari lokasi tempat pembuangan sampah (TPS). Sehingga dapat

Page 52: (Studi kasus di Pasar Legi Citra Niaga Kabupaten Jombang)repo.stikesicme-jbg.ac.id/270/1/Endang Setyorini .pdf · (Studi kasus di Pasar Legi Citra Niaga Kabupaten Jombang) KARYA TULIS

35

dikatakan bahwa bakteri Salmonella sp. lebih dominan terdapat pada lalat

hijau yang bertempat pada tempat pembuangan sampah (TPS). Menurut

peneliti hal ini disebabkan karena sisa-sisa makanan yang tidak di buang

pada tempat sampah dan berserakan di tempat umum, kurangnya

menjaga kebersihan lingkungan karena masih membuang sampah

sembarangan, tempat pembuangan sampah yang berdekatan dengan

tempat berjualan. Oleh karena itu pengendalian vektor dapat dimulai

dengan kesadaran masyarakat akan kebersihan lingkungan, membuang

sampah pada tempatnya, dan membangun tempat pembuangan sampah

(TPS) yang berjarak jauh dari tempat perdagangan agar tidak mudah bagi

lalat untuk hinggap setelah dari sampah. Berdasarkan teori dari Sembel

(2009), lalat hijau (Chrysomya megachepala) meletakkan telur dalam

daging yang sudah membusuk, ikan, tempat pembuangan kotoran atau

sampah dan hewan yang sudah mati.

Pengendalian vektor dapat dilakukan dengan pengelolaan

lingkungan secara fisik atau mekanis, penggunaan agen biotik kimiawi,

baik terhadap vektor maupun tempat perkembangbiakan dan perubahan

perilaku masyarakat. Dalam pengendalian vektor tidaklah mungkin dapat

dilakukan pembasmian secara tuntas, yang mungkin dapat dilakukan

adalah usaha mengurangi dan menurunkan populasi. Sampah sangat

erat hubungannya dengan timbul dan berkembangnya lalat itu sendiri.

Oleh karena itu pemberantasan lalat akan melibatkan kegiatan-kegiatan

yang berkaitan dengan sampah, maka masalah lalat juga merupakan

masalah sosial. Hal yang harus dilakukan yaitu antara lain menjaga

kebersihan secara umum, menempatkan sampah pada container yang

tertutup rapat sebelum sampah diangkut dan dibuang ke TPA,

Page 53: (Studi kasus di Pasar Legi Citra Niaga Kabupaten Jombang)repo.stikesicme-jbg.ac.id/270/1/Endang Setyorini .pdf · (Studi kasus di Pasar Legi Citra Niaga Kabupaten Jombang) KARYA TULIS

36

mengadakan TPS sampah yang dilengkapi dengan kontainer-kontainer

besar yang tertutup rapat (Antoni, 2008).

Page 54: (Studi kasus di Pasar Legi Citra Niaga Kabupaten Jombang)repo.stikesicme-jbg.ac.id/270/1/Endang Setyorini .pdf · (Studi kasus di Pasar Legi Citra Niaga Kabupaten Jombang) KARYA TULIS

37

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan penelitian identifikasi Salmonella sp. pada sampel 20 lalat

yang diambil dari 3 lokasi, yaitu tempat pembuangan sampah (TPS),

pedagang buah, dan pedagang ikan didapatkan hasil :

1. 2 sampel lalat rumah yang positif bakteri Salmpnella sp. yang diambil

dari lokasi pedagang ikan.

2. 2 sampel lalat hijau yang positif bakteri Salmonella sp. yang diambil dari

tempat pembuangan sampah (TPS).

6.2 Saran

Adapun saran yang dapat diberikan pada penelitian ini adalah:

1. Bagi Pedagang Pasar

Diharapkan untuk menjaga kebersihan lingkungan dan menutupi

barang dagangan agar tetap higinis.

2. Bagi Kepala Dinas Pasar

Diharapkan untuk dilakukan perbaikan sanitasi untuk

pengendalian vektor penyebaran bakteri dan pembangunan tempat

pembuangan sampah (TPS) yang berjarak jauh dari tempat perdagangan

agar tercipta lingkungan yang bersih, indah, aman, nyaman dan damai.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Diharapkan dapat dilakukan penelitian lebih lanjut untuk

identifikasi bakteri lain pada lalat rumah (Musca domestica) dan lalat hijau

(Chrysomya megachepala).

37

Page 55: (Studi kasus di Pasar Legi Citra Niaga Kabupaten Jombang)repo.stikesicme-jbg.ac.id/270/1/Endang Setyorini .pdf · (Studi kasus di Pasar Legi Citra Niaga Kabupaten Jombang) KARYA TULIS

38

4. Bagi Dosen

Diharapkan untuk dapat memberikan penyuluhan kepada

masyarakat untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang

dampak dari bakteri Salmonella sp. pada lalat rumah dan lalat hijau.

Page 56: (Studi kasus di Pasar Legi Citra Niaga Kabupaten Jombang)repo.stikesicme-jbg.ac.id/270/1/Endang Setyorini .pdf · (Studi kasus di Pasar Legi Citra Niaga Kabupaten Jombang) KARYA TULIS

DAFTAR PUSTAKA

Aguskrisno, 2012. Patogenisitas Mikroorganisme (online), https://aguskrisnoblog.wordpress.com/2012/01/07/patogenisitas-mikroorganisme-2/

Anwar. 2010. Pola Penanganan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Dan

Pengaruhnya Terhadap Kesehatan Masyarakat Di TPA Sukajaya Kecamatan Sukarami. Tesis. Palembang: Program Pascasarjana Universitas Sriwijaya.

Arikunto, Suharsini 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Rineka

Cipta. Jakarta.

Bhunia A. 2008. Foodborne Microbial Pathogens. Springer. USA. Borror, DJ., C.A. Triplehom. 2012. An introduction to the insect terjemahan

Partosoedjono, S dan Mukayat, D.B. Gajah Mada Universitas Press. Yogyakarta: xviii+1009 hlm. Diakses pada tanggal 20 Januari 2017.

D’aoust, J. V, 2011. Salmonella. Di dalam : Labbe’ RG, Garcia S, editor. Guide to Foodborne Pathogens. New York: A John Wiley & Sons, Inc., Publicatoin. hlm 163-191.

Dinkes Jombang 2015. Data Penderita Tipoid Tahun 2015. Dinkes Jombang.

Gunawan. 2009. Pengelolaan Smpah. Diklat Kuliah Teknik Lingkungan. Program Studi Tenik Lingkungan. ITB: ix+30 hlm.

Hastutiek P dan Fitri LE. 2007. Potensi Musca domestica linn. Sebagai vektor

beberapa panyakit. Jurnal Kedokteran Brawijaya 23(3) : 125-136. Hidayati, 2010. Pengantar Ilmu Kesehatan Lingkungan. Jakarta: Mutiara Sumber

Widya. Holt JG. 2004. Bergey’s Manualof Determinative Bacteriology. Ninth Edition. A

Waverly Company. USA: xviii+787 hlm. Jawetz, E, dkk. 2005. Mikrobiologi Untuk Profesi Kesehatan Edisi 16, 299-303,

Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.

Jay. 2005. Modern Food Microbiology Seventh Edition. Springer Science and Bussiness Media Inc., USA.

Lenge, 2008. The Food Safety Hazard Guidebook. Royal Society of Chemistry.

London. UK. Mandal, B.K, dkk, 2008. Lecture Notes: Penyakit Infeksi, Edsi 6, Alih Bahasa: dr.

Juwauta Surapsari. Jakarta: Erlangga.

Mansjoer, 2006. Microbiology a Laboratory Mannual.Benjamin/Cummings Publish. Company Inc, California.

Page 57: (Studi kasus di Pasar Legi Citra Niaga Kabupaten Jombang)repo.stikesicme-jbg.ac.id/270/1/Endang Setyorini .pdf · (Studi kasus di Pasar Legi Citra Niaga Kabupaten Jombang) KARYA TULIS

Mardihusodo, 2005. Makalah Gangguan Penyakit Sampah Melalui Vektor Lalat.

Ilmu Kesehatan Masyarakat. Universitas Negeri Semarang. 17 hlm Maryantuti, 2008. Bergey’s Manual of Determinative Bacteriology. Eight Edition.

A Waverly Company. Maryuni SRM. 2008. Spesies Lalat di TPA/TPS Dan Berbagai Jenis Sampah

Kota Baturaja Dalam Variasi Musim Serta Pemeriksaan Parasit Usus Pada Spesies Lalat. Tesis. Program Pascasarjana Universitas Sriwijaya.

Notoadmodjo. 2003. Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku. PT. Rineka Cipta, Jakarta.

Prasetyo. 2008. Petunjuk Praktis Pengendalian Vektor dan Binatang Pengganggu. Jakarta: Depkes RI.

Pratiwi, 2011. Pemeriksaan Salmonella. Diakses di:

http://id.scribd.com/doc/54252133/tugas-bakteri2 Putri PY, 2015. Keanekaragaman Lalat (Cyclorrapha: Diptera) Pada Lokasi

Penjualan Ikan Segar Di Kota Padang. Unuversitas Andalas Padang. Jurnal of Biological Education. 2(2) : 1-6.

Ray, B, 2001. Fundamental Food Microbiology, 2nd Ed. CRC Press, Boca Raton.

Prihastini L. 2012. Dampak Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah Winongo Terhadap Kualitas Lingkungan Hidup. Jurnal Penelitiaan Kesehatan SuaraForikes 2(1): 7-15.

Santi, DN. 2001. Manajemen Pengendalian Lalat. Fakultas Kedokteran. Fakultas Sumatera Utara Digitized By USU digital Library : 5 hlm.

Sembel DT, 2009. Entomologi Kedokteran. Penerbit: ANDI. Yogyakarta.

Sitanggang, 2001. Mikrobiologi dalam Pengolahan dan Keamanan Pangan. Penerbit Alumni, Bandung.

Suraini. 2011. Jenis-jens Lalat (Diptera) Dan Bakteri Enterobacteriaceae Yang

Terdapat di Tempat Pembuangan Akhir Sampah (TPA) Kota Padang [Tesis]. Padang: Program Pascasarjana Universitas Andalas.

Utama, 2008. Karakteristik Lokal Sebagai Studi Tentang Keberlanjutan Tempat

Pembuangan Akhir Sampah Di Daerah Perkotaan. [Tesis]. Program Magister Ilmu Geografi Universitas Indonesia.

Widoyo, Mph, dr. 2008. Penyakit Tropis: Epidemiologi, Penularan, Pencegahan

dan Pemberantasannya. Jakarta: Erlangga.

Yuriatni. 2011. Keanekaragama Lalat dan Parasit Usus yang Dibawanya. Program Pascasarjana Universitas Andalas Padang.

Page 58: (Studi kasus di Pasar Legi Citra Niaga Kabupaten Jombang)repo.stikesicme-jbg.ac.id/270/1/Endang Setyorini .pdf · (Studi kasus di Pasar Legi Citra Niaga Kabupaten Jombang) KARYA TULIS

Hasil Identifikasi Salmonella sp. pada Lalat Rumah dan Lalat Hijau

No Jenis Lalat Lokasi Sampel Keterangan

1. Lalat Rumah I Tempat Pembuangan Sampah Positif

2. Lalat Rumah II Tempat Pembuangan Sampah Positif

3. Llata Rumah III Tempat Pembuangan Sampah Negatif

4. Lalat Rumah IV Tempat Pembuangan Sampah Negatif

5. Lalat Rumah V Pedagang Buah Negatif

6. Lalat Rumah VI Pedagang Buah Negatif

7. Lalat Rumah VII Pedagang Buah Negatif

8. Lalat Rumah VIII Pedagang Ikan Negatif

9. Lalat Rumah IX Pedagang Ikan Negatif

10. Lalat Rumah X Pedagang Ikan Negatif

11. Lalat Hijau I Tempat Pembuangan Sampah Negatif

12. Lalat Hijau II Tempat Pembuangan Sampah Negatif

13. Lalat Hijau III Tempat Pembuangan Sampah Negatif

14. Lalat Hijau IV Tempat Pembuangan Sampah Negatif

15. Lalat Hijau V Pedagang Buah Negatif

16. Lalat Hijau VI Pedagang Buah Negatif

17. Lalat Hijau VII Pedagang Buah Negatif

18. Lalat Hijau VIII Pedagang Ikan Positif

19. Lalat Hijau IX Pedagang Ikan Positif

20. Lalat Hijau X Pedagang Ikan Negatif

Lampiran 1

Page 59: (Studi kasus di Pasar Legi Citra Niaga Kabupaten Jombang)repo.stikesicme-jbg.ac.id/270/1/Endang Setyorini .pdf · (Studi kasus di Pasar Legi Citra Niaga Kabupaten Jombang) KARYA TULIS

Lembar Konsultasi Proposal Pembimbing 1

Lampiran 2

Page 60: (Studi kasus di Pasar Legi Citra Niaga Kabupaten Jombang)repo.stikesicme-jbg.ac.id/270/1/Endang Setyorini .pdf · (Studi kasus di Pasar Legi Citra Niaga Kabupaten Jombang) KARYA TULIS

Lembar Konsultasi Proposal Pembimbing 2

Lampiran 2

Page 61: (Studi kasus di Pasar Legi Citra Niaga Kabupaten Jombang)repo.stikesicme-jbg.ac.id/270/1/Endang Setyorini .pdf · (Studi kasus di Pasar Legi Citra Niaga Kabupaten Jombang) KARYA TULIS

Lembar Konsultasi Karya Tulis Ilmiah Pembimbing 1

Lampiran 2

Page 62: (Studi kasus di Pasar Legi Citra Niaga Kabupaten Jombang)repo.stikesicme-jbg.ac.id/270/1/Endang Setyorini .pdf · (Studi kasus di Pasar Legi Citra Niaga Kabupaten Jombang) KARYA TULIS

Lembar Konsultasi Karya Tulis Ilmiah Pembimbing 2

Lampiran 2

Page 63: (Studi kasus di Pasar Legi Citra Niaga Kabupaten Jombang)repo.stikesicme-jbg.ac.id/270/1/Endang Setyorini .pdf · (Studi kasus di Pasar Legi Citra Niaga Kabupaten Jombang) KARYA TULIS

Lembar Formulir Penggunaan Laboratorium

Lampiran 3

Page 64: (Studi kasus di Pasar Legi Citra Niaga Kabupaten Jombang)repo.stikesicme-jbg.ac.id/270/1/Endang Setyorini .pdf · (Studi kasus di Pasar Legi Citra Niaga Kabupaten Jombang) KARYA TULIS

Lembar Persetujuan Penggunaan Laboratorium

Lampiran 4

Page 65: (Studi kasus di Pasar Legi Citra Niaga Kabupaten Jombang)repo.stikesicme-jbg.ac.id/270/1/Endang Setyorini .pdf · (Studi kasus di Pasar Legi Citra Niaga Kabupaten Jombang) KARYA TULIS

Lembar Pemberitahuan Siap Seminar Proposal

Lampiran 5

Page 66: (Studi kasus di Pasar Legi Citra Niaga Kabupaten Jombang)repo.stikesicme-jbg.ac.id/270/1/Endang Setyorini .pdf · (Studi kasus di Pasar Legi Citra Niaga Kabupaten Jombang) KARYA TULIS
Page 67: (Studi kasus di Pasar Legi Citra Niaga Kabupaten Jombang)repo.stikesicme-jbg.ac.id/270/1/Endang Setyorini .pdf · (Studi kasus di Pasar Legi Citra Niaga Kabupaten Jombang) KARYA TULIS
Page 68: (Studi kasus di Pasar Legi Citra Niaga Kabupaten Jombang)repo.stikesicme-jbg.ac.id/270/1/Endang Setyorini .pdf · (Studi kasus di Pasar Legi Citra Niaga Kabupaten Jombang) KARYA TULIS

Dokumentasi Penelitian

1. Proses Pengambilan Sampel

Pengambilan Sampel pada pedagang ikan Pengambilan Sampel di TPS

2. Proses Perendaman Sampel

Memasukkan sampel dalam aquades Merendam sampel dalam aquades

Lampiran 7

Page 69: (Studi kasus di Pasar Legi Citra Niaga Kabupaten Jombang)repo.stikesicme-jbg.ac.id/270/1/Endang Setyorini .pdf · (Studi kasus di Pasar Legi Citra Niaga Kabupaten Jombang) KARYA TULIS

3. Proses Sentrifus

Mensentrifus aquades bekas rendaman sampel Memisahkan bagian pelet

4. Proses Pengecatan

Page 70: (Studi kasus di Pasar Legi Citra Niaga Kabupaten Jombang)repo.stikesicme-jbg.ac.id/270/1/Endang Setyorini .pdf · (Studi kasus di Pasar Legi Citra Niaga Kabupaten Jombang) KARYA TULIS

5. Pemeriksaan Secara Mikroskopis

Pemeriksaan Mikroskopis Hasil Negatif (Tidak ditemukan bakteri Salmonella sp.)

Hasil Positif (Ditemukan bakteri Salmonella sp.)

Page 71: (Studi kasus di Pasar Legi Citra Niaga Kabupaten Jombang)repo.stikesicme-jbg.ac.id/270/1/Endang Setyorini .pdf · (Studi kasus di Pasar Legi Citra Niaga Kabupaten Jombang) KARYA TULIS

Lampiran 8