(Studi kasus di Pasar Legi Citra Niaga Kabupaten Jombang)repo.stikesicme-jbg.ac.id/270/1/Endang...
Transcript of (Studi kasus di Pasar Legi Citra Niaga Kabupaten Jombang)repo.stikesicme-jbg.ac.id/270/1/Endang...
i
IDENTIFIKASI Salmonella sp. PADA LALAT RUMAH (Musca
domestica) DAN LALAT HIJAU (Chrysomya megachepala)
DI PASAR LEGI CITRA NIAGA JOMBANG
(Studi kasus di Pasar Legi Citra Niaga Kabupaten Jombang)
KARYA TULIS ILMIAH
ENDANG SETIYORINI
14.131.0048
PROGRAM STUDI DIPLOMA III ANALIS KESEHATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
INSAN CENDEKIA MEDIKA
JOMBANG
2017
ii
IDENTIFIKASI Salmonella sp. PADA LALAT RUMAH (Musca domestica) DAN LALAT HIJAU (Chrysomya megachepala)
DI PASAR LEGI CITRA NIAGA JOMBANG
(Studi Kasus di Pasar Legi Citra Niaga Kabupaten Jombang)
Karya Tulis Ilmiah: Diajukan Dalam Rangka Memenuhi Persyaratan
Menyelesaikan Studi di Program Studi Diploma III Analis Kesehatan
ENDANG SETIYORINI
14.131.0048
PROGRAM STUDI DIPLOMA III ANALIS KESEHATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
INSAN CENDEKIA MEDIKA JOMBANG
2017
iii
ABSTRAK
IDENTIFIKASI Salmonella sp. PADA LALAT RUMAH (Musca domestica) DAN LALAT HIJAU (Chrysomya megachepala) DI PASAR LEGI CITRA
NIAGA JOMBANG
Oleh : Endang Setiyorini*Erni Setiyorini**Anthofani Farhan***
141310048
Kehadiran lalat di lingkungan dapat menimbulkan persoalan bagi kesehatan masyarakat karena lalat merupakan penyebab penyakit salah satunya membawa kuman yang berbahaya, virus, protozoa, dan cacing. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya bakteri Salmonella sp. pada lalat rumah (Musca domestica) dan lalat hijau (Chrysomya megachepala). Jenis penelitian ini bersifat Deskriftif, jumlah populasi didapatkan dari Pasar Legi Citra Niaga Jombang dengan varian tempat di TPS, pedagang buah, dan pedagang ikan. Teknik sampling dengan Quota Sampling, dengan jumlah sampel 10 lalat rumah (Muscadomestica) dan 10 lalat hijau (Chrysomya megachepala). Variabel penelitian pada penelitian ini adalah identifikasi Salmonella sp. Teknik identifikasi secara langsung dan pengecatan gram. Analisa data dengan coding dan tabulating.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan dari 20 sampel lalat yang diambil dari tiga lokasi pengambilan sampel yaitu dari tempat pembuangan sampah (TPS), pedagang buah, dan pedagang ikan, terdapat 2 sampel lalat rumah yang positif bakteri Salmonella sp. yang diambil dari lokasi pedagang ikan dan terdapat 2 sampel lalat hijau yang positif bakteri Salmonella sp. yang diambil dari tempat pembuangan sampah (TPS). Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat sebagian kecil (2 sampel) positif bakteri Salmonella sp. dari jenis lalat hijau dan sebagian kecil (2 sampel) positif bakteri Salmonella sp. dari jenis lalat rumah. Bagi pedagang pasar dan dinas pasar diharapkan untuk menjaga kebersihan lingkungan dan dilakukan perbaikan sanitasi untuk pengendalian vektor penyebaran bakteri agar tercipta lingkungan yang bersih, indah, aman, nyaman dan damai.
Kata kunci : Chrysomya megachepala, Musca domestica, Salmonella sp.
iv
ABSTRACT
IDENTIFICATION Salmonella sp. ON THE HOUSE FLAG (Musca domestica) AND GREEN FLY (Chrysomya megachepala) IN THE LEGI
CITRA NIAGA JOMBANG By:
Endang Setiyorini*Erni Setiyorini**Anthofani Farhan*** 141310048
The presence of flies in the environment can cause problems for public health because flies are the cause of the disease one of which carries dangerous germs, viruses, protozoa, and worms. This study aims to determine the presence of bacteria Salmonella sp. On house flies (Musca domestica) and greenflies (Chrysomya megachepala).
The type of this research is Descriptive, the population is obtained from Legi Citra Niaga Market Jombang with variant place in TPS, fruit merchant, and fish trader. Sampling technique with Quota Sampling, with sample number 10 house fly (Musca domestica) and 10 green fly (Chrysomya megachepala).The research variable in this research is identification of Salmonella sp. Direct identification techniques and gram staining, Analyze data with coding and tabulating.
Based on a study conducted from 20 samples of flies taken from three sampling sites ie from landfills (TPS), fruit traders, and fish traders, there are 2 samples of house fly positive Salmonella sp bacteria. Taken from the location of fish traders and there are 2 samples of green fly positive Salmonella sp bacteria. Taken from landfills (TPS).
So it can be concluded that there is a small part (2 samples) positive bacteria Salmonella sp. Of the type of green fly and a small part (2 samples) positive bacteria Salmonella sp. Of the type of house fly. Market traders and market officials are expected to maintain environmental hygiene and sanitation improvements for the control of bacterial vector distribution in order to create a clean, beautiful, safe, comfortable and peaceful environment.
Keywords: Chrysomya megachepala, Musca domestica, Salmonella sp.
v
vi
vii
viii
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Bojonegoro pada tanggal 28 April 1995dari ayah
yang bernamaParlan dan ibu yang bernama Sariatun, penulis merupakan putri
bungsu dari dua bersaudara.
Tahun 2007penulis lulus dari SDN 1 Tondomulo, tahun 2010penulis lulus
dari MTs Muhammadiyah 2 Kedungadem, tahun 2013penulis lulus dari SMAN 1
Kedungadem Bojonegoro dan pada tahun 2014 lulus seleksi masuk STIKes
Insan Cendekia Medika Jombang melalui jalur PMDK. Penulis memilih program
studi Diploma III Analis Kesehatan dari lima pilihan program studi yang ada di
STIKes ICME Jombang.
Demikian Riwayat Hidup ini saya buat dengan sebenarnya.
Jombang, Juli 2017
Endang Setiyorini 14.131.0048
ix
MOTTO
Berangkat dengan penuh keyakinan
Berjalan dengan penuh keikhlasan
Istiqomah dalam menghadapi cobaan
Jadilah seperti karang di lautan yang kuat dihantam ombak
Walaupun demikian air laut tetap masuk ke dalam pori-porinya
x
PERSEMBAHAN
Dengan mengucap syukur Alhamdulillah kehadirat Allah SWT, kupersembahkan
karya sederhanaku ini untuk orang-orang yang kusayangi:
Kepada Almarhum Ayahanda Parlan yang sangat ku cintai dan ku rindukan,
Ibunda Sariatun dan Kakak Mulyadi tercinta yang telah memberikan bantuan
secara materi, yang senantiasa tulus ikhlas mendidik dan membimbingku dengan
penuh rasa sayang dan sabar. Juga memotivasi, menasehati, serta memanjatkan
doa dalam setiap sujudnya untuk keberhasilan dan kesuksesanku.
Untuk seluruh keluarga besar ku yang selalu mendo’akan ku, membantu serta
mendukung segala hal yang terbaik buat ku. Terimakasih...
Dosen pembimbing serta dosen penguji saya Ibu Erni Setiyorini, S.KM., MM,
Bapak Anthofani Farhan, S.Pd, M.Si, Ibu Evi Rosita, S.SiT.,M.M, yang telah
banyak memberi pengarahan, masukan serta motivasi dalam pembuatan karya
tulis ilmiah ini.
Seluruh sahabatku, teman-temanku, Guru-guruku, orang-orang yang aku sayangi
serta orang-orang yang menyayangiku, yang telah memberikan semangat,
membantu baik secara langsung maupun tidak langsung memberikan saran dan
dorongan sehingga terselesaikannya Karya Tulis Ilmiah ini. Tetaplah menjadi
sahabat yang terbaik, semoga persahabatan kita membawa kebaikan di dunia
akhirat.
xi
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang,
segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat-Nya, atas segala karunia-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan Karya Tulis Ilmiah dengan
judul: “Identifikasi Salmonella sp. pada lalat rumah (Musca domestica) dan lalat
hijau (Chrysomya megachepala) di pasar legi citra niaga Jombang” sebagai
salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya Analis Kesehatan STIKes
Insan Cendekia Medika Jombang.
Keberhasilan ini tentu tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak, oleh
karena itu pada kesempatan yang berbahagia ini penulis ingin menghaturkan
terima kasih kepada Bambang Tutuko, S.H., S.Kep.Ns. MH., Erni Setyorini,
S.KM., MM., Anthofani Farhan, S.Pd, M.Si, Evi Rosita, S.SiT.,M.M, ayah & ibu,
kakak, keluarga, serta semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu
persatu yang telah membantu penulis dalam penyusunanKarya Tulis Ilmiah ini.
Penulis menyadari bahwa dengan segala keterbatasan yang dimiliki, Karya
Tulis Ilmiah yang penulis susun ini masih memerlukan penyempurnaan. Kritikdan
saran sangat diharapkan oleh penulis demi kesempurnaan karya ini.
Akhir kata, semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Jombang, Juli 2017
Penulis,
Endang Setiyorini
xii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN SAMPUL ................................................................................... i
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... ii
ABSTRAK......... ........................................................................................ iii
ABSTRACT ................................................................................................ iv
LEMBAR PERSETUJUAN .......................................................................... v
HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... vi
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN ............................................................ vii
RIWAYAT HIDUP ...................................................................................... viii
MOTTO ..................................................................................................... ix
PERSEMBAHAN ........................................................................................ x
KATA PENGANTAR ................................................................................... xi
DAFTAR ISI ................................................................................................ xii
DAFTAR TABEL ........................................................................................ xiv
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xv
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xvi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ...................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................ 5
1.3 Tujuan Penelitian ................................................................... 5
1.4 Manfaat Penelitian .................................................................. 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Salmonella sp. ........................................................................ 7
2.2 Lalat ....................................................................................... 10
2.3 Faktor yang Mempengaruhi Kehadiran Lalat ........................... 15
xiii
2.4 Cara Pencegahan .................................................................. 16
2.5 Cara Diagnosa Laboratorium .................................................. 16
BAB III KERANGKA KONSEPTUAL
3.1 Kerangka Konseptual ............................................................. 19
3.2 Penjelasan Kerangka Konseptual .......................................... 20
BAB IV METODE PENELITIAN
4.1 Waktu dan Tempat Penelitian ................................................ 21
4.2 Desain Penelitian ................................................................... 21
4.3 Kerangka Kerja ...................................................................... 22
4.4 Populasi, Sampel dan Sampling ............................................. 23
4.5 Variabel dan Definisi Operasional Variabel ............................. 23
4.6 Instrumen Penelitian dan Cara Penelitian .............................. 24
4.7 Teknik Pengumpulan Data ...................................................... 28
4.8 Teknik Pengolahan Data dan Analisa Data ............................ 28
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Gambaran Lokasi Penelitian .................................................. 32
5.2 Data Hasil Penelitian .............................................................. 32
5.3 Pembahasan .......................................................................... 34
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan ............................................................................ 37
6.2 Saran ..................................................................................... 37
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xiv
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 4.1 Definisi Operasional Identifikasi Salmonella sp. Pada Lalat
Rumah (Musca domestica) dan Lalat Hijau
(Chrysomyamegachepala) di Pasar Legi Citra Niaga
Jombang
24
Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Lalat Hijau Berdasarkan Tempat
Pengambilan Sampel
32
Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Identifikasi Rumah Berdasarkan
Tempat Pengambilan Sampel
33
tTabel 5.3 Distribusi Frekuensi Identifikasi Salmonella sp. pada
Lalat Rumah dan Lalat Hijau
33
xv
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Bakteri Salmonella sp. .............................................. 9
Gambar 2.2 Lalat Rumah (Musca domestica) ............................. 12
Gambar 2.3 Lalat Hijau (Chrysomya megachepala) ................... 13
Gambar 3.1 Kerangka Konseptual Identifikasi Salmonella sp.
Pada Lalat rumah (Musca domestica) dan Lalat
Hijau (Chrysomya megachepala) di Pasar Legi Citra
Niaga Jombang..........................................................
19
Gambar 4.1 Kerangka Kerja Identifikasi Salmonella sp. Pada
Lalat rumah (Musca domestica) dan Lalat Hijau
(Chrysomya megachepala) di Pasar Legi Citra Niaga
Jombang....................................................................
22
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Hasil Identifikasi Salmonella sp. pada Lalat Rumah dan Lalat Hijau
Lampiran 2. Lembar Konsultasi
Lampiran 3. Lembar Formulir Penggunaan Laboratorium
Lampiran 4. Lembar Persetujuan Penggunaan Laboratorium
Lampiran 5. Lembar Pemberitahuan Siap Seminar Proposal
Lampiran 6. Surat Keterangan Penelitian
Lampiran 7. Dokumentasi
Lampiran 8. Surat Pernyataan Bebas Plagiasi
xvii
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Pasar merupakan tempat pertemuan antara penjual dan pembeli
yang disertai dengan adanya transaksi baik berupa barang ataupun jasa.
Pada pasar tradisional menjual kebutuhan sehari-hari seperti bahan
makanan berupa ikan, buah, sayur mayur, telur, daging, pakaian, dan
lain-lain. Namun pada umumnya kondisi pasar tradisional terlihat tidak
tertata rapi, kurang bersih, dan tidak memiliki sanitasi yang baik. Kondisi
tersebut memberikan peluang bagi organisme-organisme lain untuk
berkembang biak, salah satunya adalah lalat (Utama, 2008).
Kehadiran lalat di lingkungan selain mengganggu kenyamanan
dan merusak pemandangan, dari segi estetika juga menimbulkan
persoalan bagi kesehatan masyarakat karena lalat dapat membawa
bermacam-macam mikroba penyebab penyakit atau kuman yang
berbahaya, virus, protozoa, dan cacing. Mikroorganisme penyakit
biasanya terbawa oleh lalat dari berbagai sumber seperti sisa-sisa
kotoran, tempat pembuangan sampah, pembuangan kotoran manusia,
dan sumber-sumber kotoran yang lain yang kemudian mikroorganisme
yang melekat pada mulut dan bagian-bagian tubuh lainnya dipindahkan
ke makanan manusia (Sembel, 2009).
Jenis lalat yang banyak merugikan manusia adalah jenis lalat
rumah (Musca domestica) dan lalat hijau ( Chrysomya megacephala).
Lalat ini suka hinggap pada makanan dan peralatan makanan seperti
sendok, piring, garpu, dan perkakas lainnya. Selain meninggalkan bakteri
1
2
yang menempel pada tubuhnya, lalat juga mengeluarkan kotoran pada
setiap tempat yang dihinggapinya (Hidayati, 2010).
Bakteri-bakteri patogen yang disebarkan oleh lalat antara lain
Salmonella sp, Shigella disentri, Clostridium perfringen, Vibrio cholera
(Maryantuti, 2008). Salmonella typhi (S. Typhi) dan Salmonella paratyphi
A, B,C adalah strain bakteri anggota Salmonella yang menyebabkan
demam enterik seperti demam tipoid dan demam paratipoid serta
penyakit foodborne pada manusia (Mansjoer, 2006).
Dari penelitian Suraini (2011) di TPA kota Padang, diperoleh isolat
bakteri dari permukaan luar tubuh lalat M. domestica dan lalat C.
megacephala didapatkan jenis bakteri Enterobacter aerogenes,
Escherichia coli, Proteus sp, Bacillus sp, Serratia marcescens.
Selanjutnya dari penelitian Hastutiek dan Fitri (2007), dari tubuh lalat
Musca domestica ditemukan bakteri Acinetobacter sp, Cirtobacter
freundii, Enterobacter aerogenes, Enterobacter agglomerans, Hafnia
alvei, Klebsiella pneumoniae, Morganella morganii, Proteus vulgaris,
Pseudomonas sp, Salmonella sp, Listeria sp, Shigella sp, Vibrio cholera,
Staphylococcus aureus dan M. Leprae (Yunita Panca Putri, 2015).
Menurut data World Health Organization (WHO) tahun 2003,
terdapat 17 juta kasus demam tipoid di seluruh dunia dengan angka
kematian mencapai 600.000 kasus. Di negara berkembang, kasus
demam tipoid dilaporkan 95% adalah rawat jalan. Di Indonesia terdapat
900.000 kasus dengan angka kematian sekitar 20.000 kasus. Menurut
data Hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun 2007, demam
tipoid menyebabkan 1,6% kematian penduduk Indonesia untuk semua
umur (Profil Kesehatan Indonesia 2008. Jakarta: Departemen Kesehatan
Republik Indonesia; 2009). Menurut data Dinas Kesehatan (DINKES)
3
Kabupaten Jombang tahun 2015, terdapat 7.891 kasus demam tipoid di
seluruh kabupaten Jombang (Menkes, 2015).
Demam tipoid merupakan infeksi akut pada saluran pencernaan
yang disebabkan oleh Salmonella typhi. Sedangkan demam paratipoid
adalah penyakit sejenis yang disebabkan oleh Salmonella paratyphi
A,B,C. Penyakit yang disebabkan oleh Salmonella sp. disebut
salmonellosis. Semua jenis Salmonella merupakan patogen fakultatif
intrasluler dan dianggap sangat patogenik dan dapat menyerang
macrophages, dendritic dan sel epitel (Bhunia, 2008). Infeksi terjadi
karena makan makanan yang terkontaminasi oleh bakteri tersebut.
Setelah masuk dalam saluran pencernaan maka bakteri ini akan
menyerang dinding usus yang menyebabkan kerusakan dan peradangan.
Infeksi ini dapat menyebar ke seluruh tubuh melalui aliran darah karena
dapat menembus dinding usus ke organ-organ lain seperti hati, paru-
paru, limpa, tulang-tulang sendi, plasenta dan dapat menembusnya
sehingga menyerang fetus pada wanita hamil, dan juga membran yang
menyelubungi otak. Substansi racun diproduksi dan dilepaskan oleh
bakteri, sehingga mempengaruhi keseimbangan tubuh (Gunawan, 2009).
Musca (lalat) adalah jenis Arthropoda yang termasuk ke dalam
ordo diptera dari kelas insekta yang mempunyai sepasang sayap
berbentuk membran dan saat ini diseluruh dunia dapat dijumpai sekitar
60.000-100.000 spesies lalat (Santi, 2001). Sebagai vektor mekanis lalat
membawa bibit-bibit penyakit melalui anggota tubuh seperti rambut-
rambut pada kaki, badan, sayap dan mulut.
Pasar Legi Citra Niaga adalah salah satu pasar tradisional di
Kabupaten Jombang. Kondisi pasar terlihat kurang rapi dan kurang
memiliki sanitasi yang baik, sehingga memungkinkan lalat untuk berada
4
pada lingkungan sekitar pasar. Masalah umum yang dihadapi dalam
bidang kesehatan adalah jumlah penduduk yang besar dengan angka
pertumbuhan yang cukup tinggi dan tingkat pendidikan dan sosial
ekonomi yang masih rendah. Dengan demikian, pengetahuan masyarakat
mengenai dampak lalat sebagai vektor sangatlah kurang. Keadaan ini
dapat menyebabkan lingkungan fisik dan biologis yang tidak memadai
sehingga memungkinkan berkembang biaknya vektor penyakit (Menkes,
2010).
Penelitian yang terkait dengan jenis lalat dan bakteri yang
disebabkan oleh lalat merupakan suatu usaha untuk pengendalian wabah
penyakit terutama yang disebabkan oleh lalat. Dalam pengendalian vektor
tidaklah mungkin dapat dilakukan pembasmian secara tuntas, yang
mungkin dapat dilakukan adalah usaha mengurangi dan menurunkan
populasi, sehingga melibatkan masyarakat secara keseluruhan.
Pengendalian vektor dapat dimulai dengan kesadaran masyarakat akan
kebersihan lingkungan, bagi pedagang untuk menjaga barang
dagangannya agar tetap higinis, membuang sampah pada tempatnya,
membangun tempat pembuangan sampah (TPS) yang berjarak jauh dari
tempat perdagangan agar tidak mudah bagi lalat untuk hinggap setelah
dari sampah (Anwar, 2010).
Berdasarkan latar belakang di atas, perlu dilakukan penelitian
yang mengkaji keterkaitan antara bakteri pada lalat, dimana Pasar
dijadikan lokasi yang tepat untuk penelitian.Sehingga peneliti akan
melakukan identifikasi Salmonella sp. pada lalat rumah (Musca
domestica) dan lalat hijau (Chrysomya megacephala) di Pasar.
5
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan
permasalahan sebagai berikut, Apakah terdapat bakteri Salmonella sp. pada
lalat rumah (Musca domestica) dan lalat hijau (Chrysomya megacephala) di
Pasar Legi Citra Niaga Jombang.
1.3.Tujuan Penelitian
Identifikasi bakteri Salmonella sp. pada lalat rumah (Musca domestica)
dan lalat hijau (Chrysomya megacephala) di Pasar Legi Citra Niaga
Jombang.
1.4. Manfaat Penelitian
1.4.1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran
bagi perkembangan ilmu kesehatan khususnya di bidang Bakteriologi.
1.4.2. Manfaat Praktis
1. Bagi Peneliti
Dapat menjadi acuan dan bahan kajian bagi peneliti lain untuk
menambah wawasan dan mendeteksi bakteri lain pada lalat rumah
(Musca domestica) dan lalat hijau (Chrysomya megacephala).
2. Bagi Institusi
Dapat digunakan sebagai masukan untuk lebih meningkatkan
pengetahuan bagi mahasiswa STIKes ICMe Jombang tentang
bakteriSalmonella sp. pada lalat rumah (Musca domestica) dan lalat hijau
(Chrysomya megacephala).
3. Bagi Masyarakat
Manfaat dari penelitian ini adalah untuk memberikan informasi
kapada masyarakat bahwa lalat merupakan vektor penyebaran bakteri
6
Salmonella sp., sebagai penyebab demam tipoid, sehingga dapat
dilakukan perbaikan sanitasi dan menjaga kebersihan lingkungan.
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.Salmonella sp.
2.1.1. Pengertian
Salmonella sp. adalah bakteri gram negatif, berbentuk batang
lurus, dengan ukuran 0,7-1,5 x 2-5 µm, pada umumnya bergerak dengan
menggunakan flagel peritrika (peritrichous flagella), memiliki tipe
fermentasi Non Lactosa Fermenter (NLF). Tumbuh optimal pada suhu
37ºC. Mampu mengkatabolisme glukosa dengan menghasilkan asam,
pada species tertentu dapat menghasilkan gas. Species-species
Salmonella mampu menghasilkan hidrogen sulfide (H2S), namun ada
beberapa species dari Salmonella yang tidak dapat menghasilkan H2S.
Salmonella sp. dapat ditemukan pada manusia, hewan berdarah panas
maupun dingin, makanan dan lingkungan. Bersifat patogen untuk
manusia dan beberapa jenis hewan (Holt, 2004). Salmonella sp. mudah
tumbuh pada medium sederhana, tetapi hampir tidak pernah
memfermentasi laktosa dan sukrosa (Jawetz, 2004).
Salmonella ini diberi nama oleh Daniel Edward Salmon, ahli
patologi Amerika Serikat. Meskipun sebenarnya rekannya Theobald
Smith yang pertama kali menemukan bakteri ini pada tahun 1885 pada
tubuh babi. Salmonella sp. digolongkan ke dalam bakteri gram negatif
sebab Salmonella sp. adalah jenis bakteri yang tidak dapat
mempertahankan zat warna metil ungu pada metode pewarnaan gram.
Bakteri gram positif akan mempertahankan warna ungu gelap setelah
dicuci dengan alkohol, sementara gram negatif tidak. Pada uji pewarnaan
7
8
gram, suatu pewarna penutup yakni safranin yang ditambahkan setelah
metil ungu, yang membuat gram negatif berwarna pink (Prasetyo, 2008).
2.1.2. Klasifikasi Salmonella sp.
Taksonomi dari Salmonella sp. adalah sebagai berikut :
Kerajaan : Bacteria
Filum : Proteobakteria
Kelas : Gamma Proteobakteria
Ordo : Enterobakteriales
Famili : Enterobakteriaceae
Genus : Salmonella
Spesies :S. enterica dan S. bongori
(Sumber: D’aoust, 2011)
2.1.3. Morfologi
Salmonella sp. merupakan bakteri batang lurus, Gram negatif,
tidak berspora, dan bergerak dengan flagel peritrik kecuali Salmonella
pullorum dan Salmonella gallinarum (Jawet’z, 2005). Bakteri ini bersifat
fakultatif anaerob (dapat hidup dengan oksigen atau tanpa oksigen) yang
dapat tumbuh pada suhu dengan kisaran 5-45oC dengan suhu optimum
35-37oC dan akan mati pada pH di bawah 4,1. Salmonella tidak tahan
terhadap kadar garam tinggi dan akan mati jika berada pada media
dengan kadar garam di atas 9%. Salmonella berbentuk bacillus dan
berupa rantai filamen panjang ketika berada pada suhu ekstrim yaitu 4-
8oC atau pada suhu 45oC dengan kondisi pH 4.4 atau 9.4. Panjang rata-
rata Salmonella 2-5 µm dengan lebar 0.8-1.5 µm (Jay, 2005). Ciri-ciri
lainnya yaitu berkembang biak dengan cara membelah diri, mudah
tumbuh pada medium sederhana, resisten terhadap bahan kimia tertentu
(misal; brilian hijau, natrium tetrationat, natrium deoksikolat) yang
9
menghambat bakteri enterik lain, oleh karena itu senyawa-senyawa
tersebut berguna untuk inokulasi isolat Salmonella dari feses pada
medium, serta struktur sel bakteri Salmonella terdiri dari inti (nukleus),
sitoplasma, dan dinding sel. Karena dinding sel bakteri ini bersifat Gram
negatif, maka memiliki struktur kimia yang berbeda dengan bakteri Gram
positif (Pratiwi, 2011).
Gambar 2.1. Bakteri Salmonella sp. (Aguskrisno, 2012).
2.1.4. Patogenesis Salmonella sp.
Organisme ini hampir selalu masuk melalui oral, biasanya
bersama makanan atau minuman yang terkontaminasi. Dosis infektif rata-
rata untuk dapat menimbulkan infeksi klinis atau subklinis pada manusia
adalah 105-108 Salmonella (mungkin cukup dengan 103 organisme
Salmonella typhi). Beberapa faktor penjamu yang menimbulkan resistensi
terhadap infekai Salmonella sp. adalah keasaman lambung, flora mikroba
normal usus, dan kekebalan usus setempat (Jawetz, 2004). Salmonella
menginvasi mukosa usus, bermultiplikasi secara lokal dan menyebabkan
inflamasi serta sekresi cairan (Mandal, 2002). Salmonella sp.
menyebabkan tiga penyakit utama pada manusia, yakni demam enterik
seperti tipoid dan paratipoid, bakterikemia dengan lesi fokal, dan
enterokolitis. Tetapi sering juga ditemukan bentuk campuran (Jawetz,
2004).
10
2.1.5. Epidemiologi
Penyebaran infeksi Salmonella terkait dengan pemasukan
makanan dan air yang terkontaminasi oleh manusia dan kotoran binatang
(Lenge, 2008). Salmonellosis adalah infeksi yang disebabkan oleh bakteri
Salmonella sp. Dari sekitar 2000 serotipe, hanya sejumlah kecil serotipe
yang berperan dalam sebagian besar infeksi pada manusia. Infeksi ini
merupakan penyebab tersering kedua diare bakterial di negara maju,
dimana insidensinya meningkat secara bermakna dalam tiga dekade
terakhir. Sebagian besar kasus disebabkan oleh S. Enteritidis dan S.
Typhi yang timbul akibat penggunaan antibiotik dalam lingkungan hewan,
penyakit ini lebih sering menjadi berat dan invasif. Penularannya melalui
konsumsi daging terkontaminasi yang dimasak kurang matang, telur
ayam, dan susu mentah. Penularan dari manusia ke manusia jarang
terjadi. Sebagian besar wabah dalam intuisi berhubungan dengan
makanan, namun dapat terjadi pada pasien yang dirawat di rumah sakit
dengan diare yang tidak terdiagnosa. Hanya sedikit yang diketahui
mengenai epidemiologi di negara berkembang, namun insidennya
mengikat di sejumlah negara Timur Tengah dan Asia Tenggara. Wabah
Salmonella yang resisten terhadap banyak obat di rumah sakit yang
ditularkan secara nosokomial jarang terjadi di Afrika dan India (Mandal,
2002).
2.2. Lalat
Lalat adalah insekta yang lebih banyak bergerak menggunakan
sayap (terbang) yang berbentuk membran. Hanya sesekali bergerak
menggunakan kakinya. Oleh karenanya daerah jajahan lalat cukup luas.
Pada saat ini telah ditemukan tidak kurang dari 60.000-100.000 spesies
(Maryantuti, 2008).
11
Jenis lalat yang banyak merugikan manusia diantaranya adalah
lalat rumah (Musca domestica) dan lalat hijau (Chrysomya megacephala).
Lalat ini tersebar secara kosmopolitan dan memiliki ketergantungan yang
tinggi dengan manusia karena zat-zat makanan yang dibutuhkan lalat
seperti glukosa dan sedikit protein bagi pertumbuhannya sebagian besar
ada pada makanan manusia (Sitanggang, 2001).
2.2.1. Klasifikasi
A. Lalat rumah (Musca domestica)
Klasifikasi lalat rumah (Musca domestica) menurut Borror et
al., (1992) sebagai berikut :
Kingdom : Animalia
Phylum : Arthropoda
Class : Insecta
Ordo : Diptera
Famili : Muscidae
Genus : Musca
Spesies : Musca domestica
B. Lalat hijau (Chrysomya megachepala)
Klasifikasi lalat hijau (Chrysomya megachepala) menurut
Borror et al., (1992) sebagai berikut :
Kingdom : Animalia
Phylum : Arthropoda
Class : Hexapoda
Ordo : Diptera
Famili : Calliphoridae
Genus : Chrysomy
Spesies : Chrysomya megachepala
12
2.2.2. Jenis Lalat
1) Lalat Rumah (Musca domestica)
Lalat rumah (Musca domestica) merupakan lalat yang
paling umum dikenal orang karena lalat ini biasanya hidup dan
berasosiasi dengan manusia. Lalat ini berukuran medium,
yaitu memiliki panjang 6-9 mm, berwarna abu-abu, dan
mempunyai empat pita yang berupa garis memanjang pada
permukaan torak (Sembel,2009).
Gambar 2.2. Lalat Rumah (Yunita, 2015).
Bionomik Lalat Rumah (Musca domestica)
Kebiasaan Hidup
Lalat Musca domestica tidak menggigit, karena
mempunyai tipe mulut menjilat. Lalat ini paling
dominan banyak ditemukan di timbunan sampah.
Tempat Perindukan
Musca domestica mudah berkembang biak, tempat
perindukannya di timbunan sampah, tinja manusia
dan binatang.
Jarak Terbang
Jarak terbangnya rata-rata 10 km dari tempat
berkembang biak.
13
Tempat Hidup Lalat
Biasanya tempat istirahatnya terletak berdekatan
dengan tempat makanan dan tempat berbiak.
Siklus Hidup
Siklus hidup lalat berlangsung melalui
metamorphose sempurna dari telur, larva, pupa
dan akhirnya menjadi dewasa. Setiap 3-4 hari
seekor lalat betina bertelur dalam 5-6 kelompok
yang masing-masing berisi 75-150 butir telur
(Utama, 2008).
2) Lalat Hijau (Chrysomya megacephala)
Lalat hijau (Chrysomya megacephala) atau dalam
bahasa inggris disebut sebagai Blow flies memiliki ukuran
yang lebih besar dari pada lalat rumah. Lalat ini memiliki tubuh
yang berwarna hijau metalik, dan memiliki kepala besar
dengan mata yang berwarna merah.
Chrysomya megacephala meletakkan telur dalam
daging yang sudah membusuk, ikan, tempat pembuangan
kotoran/sampah dan hewan yang sudah mati (Sembel, 2009).
Gambar 2.3. Lalat Hijau (Yunita, 2015).
Lalat hijau (Chrysomya megacephala) adalah sejenis
serangga yang termasuk dalam famili Caliphoridae yang
14
mempunyai arti penting dalam bidang kedokteran dan
veteriner, karena diantara larvanya ada yang menyerang dan
makan jaringan hidup pada kulit, mukosa, dan organ-organ
dalam, serta menimbulkan kondisi patologis yang disebut
myasis (Mardihusodo, 2005).
Bionomik Lalat Hijau (Chrysomya megachepala)
Kebiasaan Hidup
Kebanyakan lalat hijau adalah pemakan zat-zat
organik yang membusuk.
Tempat Perindukan
Lalat hijau berkembangbiak di dalam bangkai dan
meletakkan telurnya pada tubuh hewan yang mati
dan larva makan dari jaringan-jaringan yang
membusuk.
Jarak Terbang
Jarak terbang mencapai 19-20 km dari tempat
berkembangbiak.
Tempat Hidup Lalat
Pada siang hari bila lalat tidak makan, mereka akan
beristirahat pada lantai, dinding, langit-langit,
jemuran pakaian dan rumput-rumput.
Siklus Hidup
Siklus hidup lalat berlangsung melalui
metamorphose sempurna dari telur, larva, pupa
dan akhirnya menjadi dewasa. Dalam waktu 3-4
15
hari, seekor lalat betina mampu menghasilkan telur
sebanyak 500 butir (Utama, 2008).
Lalat rumah dan lalat hijau juga dapat berperan
sebagai vektor mekanis dan biologis. Penularan secara
mekanis terjadi melalui kulit tubuh. Kaki-kaki lalat yang kotor
merupakan tempat menempelnya mikroorganisme yang
kemudian hinggap pada makanan. Penularan secara biologis
yaitu dengan hinggap pada makanan dan mengeluarkan air
liurnya yang mengandung bakteri patogen. Bakteri patogen
yang disebarkan oleh lalat adalah antara lain Salmonella
typhi, Vibrio cholera, Shigella disentry, Clostridium perfringens
(Maryantuti, 2008).
2.3. Faktor yang Mempengaruhi Kehadiran Lalat
Kehadiran lalat di lingkungan dapat menimbulkan persoalan bagi
kesehatan masyarakat karena lalat dapat membawa bermacam-macam
mikroba penyebab penyakit. Kehadiran lalat tersebut dapat dipengaruhi oleh
beberapa faktor antara lain sisa-sisa makanan yang tidak dibuang pada
tempat sampah dan berserakan di tempat umum, kurangnya menjaga
kebersihan lingkungan karena masih membuang sampah sembarangan,
tempat pembuangan sampah yang berdekatan dengan tempat berjualan dan
penjual juga tidak menutup barang dagangannya sehingga memudahkan
lalat untuk hinggap, dan sumber-sumber kotoran yang lain yang kemudian
mikroorganisme melekat pada mulut dan bagian-bagian tubuh lainnya
sehingga dapat dipindahkan ke makanan manusia (Sembel, 2009).
16
2.4. Cara Pencegahan
Pengendalian vektor dapat dilakukan dengan pengelolaan lingkungan
secara fisik atau mekanis, penggunaan agen biotik kimiawi, baik terhadap
vektor maupun tempat perkembangbiakan dan perubahan perilaku
masyarakat. Dalam pengendalian vektor tidaklah mungkin dapat dilakukan
pembasmian secara tuntas, yang mungkin dapat dilakukan adalah usaha
mengurangi dan menurunkan populasi. Sampah sangat erat hubungannya
dengan timbul dan berkembangnya lalat itu sendiri. Oleh karena itu
pemberantasan lalat akan melibatkan kegiatan-kegiatan yang berkaitan
dengan sampah, maka masalah lalat juga merupakan masalah sosial. Hal
yang harus dilakukan yaitu antara lain menjaga kebersihan secara umum,
menempatkan sampah pada container yang tertutup rapat sebelum sampah
diangkut dan dibuang ke TPA, mengadakan TPS sampah yang dilengkapi
dengan kontainer-kontainer besar yang tertutup rapat (Antoni, 2008).
2.5. Cara Diagnosa Laboratorium
2.5.1. Cara Penangkapan Lalat
Menyiapkan kertas lem lalat kemudian meletakkan di tempat-
tempat yang diinginkan pada lokasi penelitian. Mengambil lalat yang
sudah terperangkap dengan menggunakan pincet. Menyediakan 2 tabung
reaksi yang masing-masing di isi dengan aquadest steril kurang lebih 3
ml, kemudian memasukkan beberapa lalat dengan memisahkan antara
lalat rumah (Musca domestica) dan lalat hijau (Chrysomya megacephala)
dengan melihat ciri-ciri morfologi dari masing-masing lalat. Lalat tersebut
diremdam dalam aquadest dengan maksud mencuci dengan aquades
tersebut selama 30 menit. Kemudian mengangkat lalat dari dalam tabung
reaksi.
17
Menurut penelitian Yunita (2015) penangkapan lalat dengan
menggunakan insect net, diambil sebanyak 3x penangkapan. Dilakukan 1
minggu sekali, selama 3 minggu, dan menggunakan kertas umpan
berperekat yang diletakkan pada setiap titik pengambilan sampel di
masing-masing lokasi penelitian dari pukul 08.00 WIB sampai pukul 10.00
WIB. Untuk keperluan identifikasi lalat, digunakan kunci identifikasi
menggunakan buku Borror et al, (1992) dan Kalshoven (1981). Identifikasi
lalat dikerjakan secara makroskopis dan mikroskopis (dengan
Stereomikroskop) dan didasarkan pada semua gambaran dalam struktur
anatomis luar tubuh lalat. Identifikasi bakteri berdasarkan buku Bergey’s
Manual of Determinative Bacteriology 8th Edition (Gibbons and Buchanan,
1974), Bergey’s Manual of Determinative Bacteriology 9th Edition (Holt et
al., 1994).
2.5.2. Identifikasi Jenis Bakteri
Mengambil tabung reaksi yang berisi aquadest hasil cucian lalat,
kemudian mensentrifuse dengan kecepatan 3000 rpm selama 10 menit.
Substansi hasil sentrifuse terbagi menjadi dua, yaitu supernatan (berupa
cairan) dan pelet (mengendap di bawah). Kemudian mengambil bagian
supernatan dan membuang, lalu menyisakan bagian pelet untuk
melakuan penelitian. Membersihkan kaca obyek dengan alkohol dan
memanaskan jarum ose. Kemudian mengambil pelet di dalam tabung
reaksi dengan jarum ose dan membuat preparat dengan menggoreskan
jarum ose diatas kaca obyek. Langkah berikutnya mengeringkan preparat
di udara, kemudian difiksasi di atas api. Setalah itu melakukan
pengecatan Gram. Lalu mengeringkan preparat di udara, kemudian
mengamati preparat dengan mikroskop perbesaran lensa obyektif 100x
18
dengan minyak imersi. Mendokumentasikan hasil pengecatan dan
mengamati bentuk, susunan dan warna bakteri.
19
BAB III
KERANGKA KONSEPTUAL
3.1. Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual adalah suatu uraian dan visualisasi hubungan
atau kaitan antara konsep satu terhadap konsep lainnya, atau antara
variabel dengan variabel yang lain dari masalah yang ingin diteliti
(Notoatmodjo, 2010).
Kerangka konseptual dalam penelitian ini dapat dilihat sebagai
berikut :
Keterangan : : Diteliti
: Tidak diteliti
Gambar 3.1 Kerangka konseptual tentang “Identifikasi Salmonella sp. pada lalat rumah (Musca domestica) dan lalat hijau (Chrysomya megachepala) di Pasar Legi Citra Niaga Jombang”.
Lalat
Identifikasi
Langsung
Salmonella sp.
Penanaman
pada Medium
Faktor yang mempengaruhi
kehadiran lalat :
1. Makanan
2. Lingkungan
3. Sampah
Negatif Positif
Tidak langsung
10 Lalat rumah
10 Lalat hijau
Pengecatan
Gram
19
20
3.2. Penjelasan Kerangka Konseptual
Berdasarkan kerangka konsep di atas, terdapat variabel yang diteliti
dan variabel yang tidak diteliti. Variabel yang tidak diteliti yaitu faktor yang
mempengaruhi kehadiran lalat antara lain makanan, lingkungan, dan
sampah. Sebagai vektor mekanis lalat dapat membawa bibit-bibit penyakit,
sehingga dilakukan identifikasi. Pada identifikasi lalat terdapat metode dua
variabel, yaitu variabel yang diteliti dan variabel yang tidak diteliti. Variabel
yang diteliti yaitu identifikasi lalat dengan metode pemeriksaan langsung,
yaitu dengan sampel 10 lalat rumah dan 10 lalat hijau, kemudian melakukan
pengecatan gram. Identifikasi lalat dengan metode pemeriksaan langsung
maupun metode penanaman pada medium ini bertujuan untuk mengetahui
adanya bakteri Salmonella sp. pada lalat rumah (Musca domestica) dan lalat
hijau (Chrysomya megachepala) yang diteliti. Sehingga dapat mengetahui
hasilnya antara positif (terdapat bakteri Salmonella sp.) atau negatif (tidak
terdapat bakteri Salmonella sp.).
21
BAB IV
METODE PENELITIAN
Metode penelitian sebagai suatu cara untuk memperoleh kebenaran ilmu
pengetahuan atau pemecahan suatu masalah (Notoatmodjo, 2010). Pada bab ini
akan diuraikan hal-hal yang meliputi:
4.1. Waktu Dan Tempat Penelitian
4.1.1 Waktu Penelitian
Waktu penelitian ini dilakukan mulai dari penyusunan
proposal sampai dengan penyusunan laporan akhir yaitu pada
bulan Desember 2016 sampai dengan Agustus2017.
4.1.2 Tempat Penelitian
Tempat pengambilan sampel pada penelitian ini di Pasar
Legi Citra Niaga Kabupaten Jombang dan sampel diperiksa di
Laboratorium Mikrobiologi Program D-III Analis Kesehatan STIKes
ICMe Jombang Jalan Kemuning No.57 A Candimulyo, Kabupaten
Jombang, Provinsi Jawa Timur.
4.2. Desain Penelitian
Desain penelitian merupakan sesuatu yang sangat penting dalam
penelitian. Desain penelitian digunakan sebagai petunjuk dalam
merencanakan dan melaksanakan penelitian untuk mencapai suatu tujuan
atau menjawab pertanyaan penelitian (Nursalam, 2011). Desain penelitian
bersifat deskriftif dengan pendekatan identifikasi Laboratorium karena
peneliti hanya ingin menggambarkan adanya bakteri Salmonella sp. pada
lalat rumah (Musca domestica) dan lalat hijau (Chrysomya megachepala).
21
22
4.3. Kerangka Kerja
Kerangka kerja merupakan langkah-langkah yang akan dilakukan
dalam penelitian yang ditulis dalam bentuk kerangka atau alur penelitian
(Hidayat, 2012). Kerangka kerja dalam penelitian ini adalah :
Gambar 4.1 Kerangka kerja identifikasi Salmonella sp. pada lalat rumah (Musca domestica) dan lalat hijau (Chrysomya megachepala) di Pasar legi citra niaga jombang.
Penentuan Masalah
Populasi
Seluruh lalat yang terdapat di Pasar Legi Citra Niaga
Jombang
Sampling
Quota Sampling
Sampel
Sebagian dari lalat rumah (Musca domestica) dan lalat hijau
(Chrysomyamegachepala) yang terdapat di Pasar Legi Citra Niaga Jombang.
Desain Penelitian
Pendekatan Deskriftif
Analisa Data
Coding dan Tabulating
Penyusunan Laporan
Penyusunan Proposal
23
4.4. Populasi, Sampel dan Sampling
4.4.1 Populasi
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek
yang akan diteliti (Notoatmodjo, 2010). Penelitian ini populasinya
adalah bakteri Salmonella sp.
4.4.2 Sampel
Sampel adalah objek yang diteliti dan dianggap mewakili
seluruh populasi (Notoatmodjo, 2010). Pada penelitian ini sampel
yang digunakan adalah lalat rumah (Musca domestica) dan lalat
hijau (Chrysomya megachepala) dari Pasar Legi Citra Niaga
Jombang.
4.4.3 Sampling
Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah
quota sampling, yaitu pengambilan sampel berdasarkan jumlah
(Notoatmodjo, 2012).
4.5. Variabel dan Definisi Operasional Variabel
4.5.1. Variabel Penelitian
Variabel adalah ukuran atau ciri yang dimiliki oleh anggota
anggota suatu kelompok yang berbeda dengan yang dimiliki oleh
kelompok lain (Notoatmodjo 2010, h. 103). Adapun variabel dalam
penelitian ini adalah bakteri Salmonella sp.
4.5.2. Definisi Operasional
Definisi operasional merupakan penjelasan tentang
bagaimana operasi atau kegiatan yang harus dilakukan untuk
memperoleh data atau indikator yang menunjukan indikator yang
dimaksud (Masyhuri2008, h. 131). Adapun definisi operasional
penelitian ini adalah sebagai berikut :
24
Tabel 4.1 Definisi Operasional Variabel Penelitian
Variabel Definisi Parameter Alat ukur Kategori Skala
Operasional Data
Bakteri Merupakan Bakteri Observasi Positif: jika Ordinal
Salmonella sp. suatu genus batang lurus, laboratorium memiliki
bakteri gram negatif, metode ciri-ciri batang
enterobakteria tidak langsung. lurus, gram
gram negatif berspora, negatif, tidak
yang dan bergerak berspora, dan
menyebabkan dengan bergerak dengan
tifoid,paratifoid flagel peritrik. flagel peritrik.
dan penyakit Negatif: jika
foodborne. tidak memiliki
ciri-ciri batang
lurus, gram
negatif,
tidak berspora,
dan bergerak Lalat
dengan flagel
peritrik.
4.6. Instrumentasi Penelitian dan Cara Penelitian
4.6.1 Instrumen penelitian
Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang akan
digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar
pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik (cermat, lengkap
dan sistematis) sehingga lebih mudah diolah (Saryono, 2011).
Instrumen yang digunakan untuk identifikasi bakteri Salmonella sp.
pada lalat rumah (Musca domestica) dan lalat hijau (Chrysomya
megachepala) dengan metode pengecatan gram adalah:
1. Alat yang digunakan
1. Kertas lem
25
2. Pinset
3. Tabung reaksi
4. Gelas ukur
5. Sentrifuse
6. Rak tabung reaksi
7. Tabung sentifuse
8. Pipet tetes
9. Objek glass
10. Jarum ose
11. Bunsen
12. Mikroskop
2. Bahan yang digunakan
1. Aquades steril
2. Alkohol 70%
3. Minyak imersi
4. Lalat rumah (Musca domestica)
5. Lalat hijau (Chrysomya megachepala)
6. Crystal violet (Gram A)
7. Lugol (Gram B)
8. Alkohol 96% (Gram C)
9. Safranin (Gram D)
10. Handscoon
11. Kertas label
12. Masker
4.6.2 Cara Penelitian
1. Cara Penangkapan Lalat
1. Menyiapkan kertas lem.
26
2. Meletakkan di tempat yang diinginkan pada lokasi
penelitian.
3. Mengambil lalat yang sudah terperangkap dengan
pincet.
4. Menyiapkan 20 tabung reaksi.
5. Mengisi semua tabung reaksi dengan aquades steril
masing-masing 3 ml.
6. Memasukkan 10 lalat rumah (Musca domestica) dan
10 lalat hijau (Chrysomyamegachepala) ke dalam
tabung reaksi dan masing-masing tabung reaksi di isi
satu macam lalat dengan melihat ciri morfologi dari
masing-masing lalat.
7. Memberikan label pada masing-masing tabung
reaksi, dimana Lalat Rumah dengan kode LR I-X dan
Lalat Hijau dengan kode LH I-X
8. Merendam lalat ke dalam tabung reaksi yang berisi
aquades steril selama 30 menit.
9. Kemudian mengangkat lalat dari dalam tabung
reaksi.
2. Cara identifikasi jenis bakteri
1. Mengambil tabung reaksi yang berisi aquades hasil
cucian lalat, kemudian mensentrifuse dengan kecepatan
3000 rpm selama 10 menit.
2. Memisahkan hasil sentrifuse antara substansi dan pelet.
3. Mengambil bagian pelet untuk melakukan pengamatan.
4. Membersihkan kaca objek dengan alkohol 70%.
5. Memanaskan jarum ose.
27
6. Mengambil pelet di dalam tabung reaksi dengan jarum
ose.
7. Kemudian membuat preparat dengan menggoreskan
jarum ose di atas kaca objek.
8. Lalu mengeringkan preparat di udara, dan difiksasi di
atas api bunsen.
9. Setelah itu melakukan pengecatan Gram, dengan
langkah-langkah sebagai berikut :
a. Larutan zat warna krista violet (Gram A) diteteskan
sebanyak 2-3 tetes dan didiamkan selama 1 menit.
b. Preparat dicuci dengan air mengalir dan
dikeringkan.
c. Larutan Lugol Iodin (Gram B) diteteskan dan
dibiarkan selama 1 menit lalu dicuci dengan air
mengalir dan keringkan.
d. Larutan Alkohol 96% (Gram C) diberikan selama 10
detik, lalu dicuci dengan air mengalir dan
dikeringkan.
e. Larutan safranin (Gram D) diberikan selama 1
menit.
f. Dicuci dengan air mengalir dan dikeringkan.
10. Kemudian mengamati preparat di bawah mikroskop
perbesaran lensa obyektif 100x dengan minyak imersi.
11. Mendokumentasikan hasil pengecatan dan mengamati
bentuk, susunan dan warna bakteri.
28
4.7. Teknik Pengumpulan Data
Pada penelitian ini pengumpulan data dilakukan setelah
mendapatkan rekomendasi dari dosen pembimbing dan izin penelitian dari
lembaga pendidikan (STIKes ICMe) serta institusi terkait. Selanjutnya
melalukan survei ke tempat yang akan dilakukan penelitian sampai
pengambilan data. Dimana pengambilan data ini dilakukan dengan metode
sampling kuota. Setelah mendapatkan sampel yang sesuai dengan kuota
yang dibutuhkan, kemudian melanjutkan untuk melakukan penelitian.
4.8. Teknik Pengolahan Data dan Analisa Data
4.8.1. Teknik Pengolahan Data
Setelah data terkumpul, maka dilakukan pengolahan data
melalui tahapan Coding dan Tabulating.
a. Coding
Adalah kegiatan mengubah data berbentuk kalimat atau
huruf menjadi data angka atau bilangan (Notoatmodjo 2010, h.
177). Pada penelitian ini, peneliti memberikan kode sebagai
berikut :
1. Jenis Lalat
Lalat rumah : Tabung I kode LR I
Tabung II kode LR II
Tabung III kode LR III
Tabung IV kode LR IV
Tabung V kode LR V
Tabung VI kodeLR VI
Tabung VII kode LR VII
Tabung VIII kode LR VIII
Tabung IX kode LR IX
29
Tabung X kode LR X
Lalat hijau : Tabung I kode LH I
Tabung II kode LH II
Tabung III kode LH III
Tabung IV kode LH IV
Tabung V kode LHV
Tabung VI kode LH VI
Tabung VII kode LH VII
Tabung VIII kode LH VIII
Tabung IX kode LH IX
Tabung X kode LH X
2. Hasil
Positif kode P
Negatif kode N
b. Tabulating
Tabulating (pentabulasian) meliputi pengelompokan data
sesuai dengan tujuan penelitian kemudian dimasukkan ke dalam
tabel-tabel yang telah ditentukan yang mana sesuai dengan tujuan
penelitian atau yang diinginkan oleh peneliti (Notoatmodjo, 2010).
Dalam penelitian ini data disajikan dalam bentuk tabel yang
menggambarkan hasil identifikasi Salmonella sp. pada lalat rumah
(Musca domestica) dan lalat hijau (Chrysomya megachepala).
30
4.8.2. Analisa Data
Prosedur analisis data merupakan prosedur memilih dari
beberapa sumber maupun permasalahan yang sesuai dengan
penelitian yang dilakukan (Notoatmodjo, 2010).
I. Analisis Univariate
Analisis Univariatebertujuan untuk menjelaskan dan
mendeskripsikan karakteristik setiap varibel penelitian. Bentuk
analisis Univariate tergantung dari jenis datanya. Pada
umumnya dalam analisis ini hanya menghasilkan distribusi
frekuensi dan presentase dari tiap variabel (Notoatmodjo,
2010). Analisis Univariate pada penelitian ini yaitu untuk
mengidentifikasi Salmonella sp. pada lalat rumah (Musca
domestica) dan lalat hijau (Chrysomya megachepala).
Setelah hasil diperoleh langsung, kemudian membuat
tabel hasil pemeriksaan sesuai dengan kategori yang sudah
ditetapkan yang dinyatakan dalam prosentase. Analisa data
dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
P=𝑓
𝑛𝑥100%
Keterangan :
P : Persentase
f :Jumlah sampel yang positif (ada bakteri
Salmonella sp.)
n :Jumlah sampel yang diteliti
Setelah diketahui hasil persentase dari
perhitungan kemudian ditafsirkan dengan kriteria
sebagai berikut :
31
a) 1%-39% : Sebagian kecil sampel
b) 40%-49% : Hampir setengah sampel
c) 50% : Setengah sampel
d) 51%-75% : Sebagian besar sampel
e) 76%-99% : Pada umumnya sampel
f) 100% :Keseluruhan sampel
(Arikunto,2010).
32
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Gambaran Lokasi Penelitian
Pasar Legi Citra Niaga adalah salah satu pasar tradisional di
Kabupaten Jombang. Lokasinya berada di Jalan A. Yani, Jombang,
Kecamatan Jombang, Kabupaten Jombang. Di pasar ini menjual
kebutuhan sehari-hari seperti bahan makanan berupa ikan, buah, sayur
mayur, telur, daging, pakaian, dan lain-lain. Kondisi pasar terlihat kurang
rapi dan kurang memiliki sanitasi yang baik, sehingga memungkinkan lalat
untuk berada pada lingkungan sekitar pasar.Akses untuk menuju pasar ini
sangat mudah karena letak pasar yang berada di tengah kota Jombang.
Letak geografis, Utara : Tembelang, Selatan : Diwek, Timur : Peterongan,
Barat : Megaluh.
5.2 Data Hasil Penelitian
5.2.1 Karakteristik Lalat Hijau Berdasarkan Tempat
Tabel 5.1Distribusi frekuensi Lalat Hijau Berdasarkan Tempat Pengambilan Sampel.
No. Jenis Tempat Frekuensi Prosentase
%
1. Tempat
Pembuangan
Sampah
4
40%
2. Pedagang Buah 3 30%
3. Pedagang Ikan 3 30%
Jumlah 10 100%
Sumber: Data Primer 2017
Berdasarkan tabel 5.1, diketahui bahwa sebagian besar
sampel lalat hijau diambil di TPS dengan frekuensi 4 sampel
32
33
(40%), diambil di pedagang buah dengan frekuensi 3 sampel
(30%) dan diambil di pedagang ikan dengan frekuensi sebesar 3
(30%).
5.2.2 Karakteristik Lalat Rumah Berdasarkan Tempat
Tabel 5.2 Distribusi frekuensi Lalat Rumah Berdasarkan Tempat Pengambilan Sampel.
No. Jenis Tempat Frekuensi Prosentase
%
1. Tempat
Pembuangan
Sampah
4
40%
2. Pedagang Buah 3 30%
3. Pedagang Ikan 3 30%
Jumlah 10 100%
Sumber: Data primer tahun 2017
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa sebagian besar
sampel lalat rumah diambil di TPS dengan frekuensi 4 sampel
(40%), diambil di pedagang buah dengan frekuensi 3 sampel
(30%) dan diambil di pedagang ikan dengan frekuensi sebesar 3
(30%).
5.2.3 Prosentase Identifikasi Salmonella sp. Berdasarkan Jenis Lalat
Tabel5.3 Distribusi frekuensi identifikasi Salmonella sp. pada jenis lalat hijau dan lalat rumah.
No. Jenis Lalat
Frekuensi
Total n(%)
(+) n(%)
(-) n(%)
1. Lalat Hijau 2 (20%) 8 (80%) 10 (100%)
2. Lalat Rumah 2 (20%) 8 (80%) 10(100%)
Sumber: Data primer tahun 2017
34
Berdasarkan Tabel 5.3, sebagian kecil sampel lalat hijau dan
lalat rumah terdapat bakteri Salmonella sp. Pada lalat hijau dengan
frekuensi 2 sampel (20%) dan lalat rumah dengan frekuensi
sebesar 2 sampel (20%).
5.3 Pembahasan
Pada penelitian yang dilakukan dengan sampel 10 lalat rumah
(Musca domestica) yang diambil dari tiga lokasi pengambilan sampel
yaitu 4 sampel lalat rumah dari tempat pembuangan sampah, 3 sampel
lalat rumah dari lokasi pedagang buah, dan 3 sampel lalat rumah dari
lokasi pedagang ikan. Kemudian didapatkan hasil 2 sampel lalat rumah
yang positif bakteri Salmonella sp., dimana sampel tersebut diperoleh dari
lokasi pedagang ikan. Dari hasil tersebut dapat dikatakan bahwa bakteri
Salmonella sp. lebih dominan terdapat pada lalat rumah yang bertempat
pada pedagang ikan. Menurut peneliti, hal ini disebabkan karena
kurangnya kesadaran bagi pedagang untuk menjaga barang dagangan
agar tetap higinis, dan bagi pembeli juga harus mewaspadai terhadap
barang yang akan dibeli. Berdasarkan teori dari Utama (2008), bahwa
lalat rumah (Musca domestica) berkembangbiak di tempat sampah, tinja
manusia, dan binatang. Biasanya tempat istirahatnya terletak berdekatan
dengan tempat makanan dan tempat berbiak.
Sedangkan pada penelitian yang dilakukan dengan sampel 10 lalat
hijau (Chrysomya megachepala) yang diperoleh dari tiga lokasi
pengambilan sampel yaitu 4 sampel lalat hijau dari lokasi tempat
pembuangan sampah, 3 sampel lalat hijau dari lokasi pedagang buah, 3
sampel lalat hijau dari lokasi pedagang ikan, didapatkan hasil 2 sampel
lalat hijau yang positif bakteri Salmonella sp., dimana sampel tersebut
diperoleh dari lokasi tempat pembuangan sampah (TPS). Sehingga dapat
35
dikatakan bahwa bakteri Salmonella sp. lebih dominan terdapat pada lalat
hijau yang bertempat pada tempat pembuangan sampah (TPS). Menurut
peneliti hal ini disebabkan karena sisa-sisa makanan yang tidak di buang
pada tempat sampah dan berserakan di tempat umum, kurangnya
menjaga kebersihan lingkungan karena masih membuang sampah
sembarangan, tempat pembuangan sampah yang berdekatan dengan
tempat berjualan. Oleh karena itu pengendalian vektor dapat dimulai
dengan kesadaran masyarakat akan kebersihan lingkungan, membuang
sampah pada tempatnya, dan membangun tempat pembuangan sampah
(TPS) yang berjarak jauh dari tempat perdagangan agar tidak mudah bagi
lalat untuk hinggap setelah dari sampah. Berdasarkan teori dari Sembel
(2009), lalat hijau (Chrysomya megachepala) meletakkan telur dalam
daging yang sudah membusuk, ikan, tempat pembuangan kotoran atau
sampah dan hewan yang sudah mati.
Pengendalian vektor dapat dilakukan dengan pengelolaan
lingkungan secara fisik atau mekanis, penggunaan agen biotik kimiawi,
baik terhadap vektor maupun tempat perkembangbiakan dan perubahan
perilaku masyarakat. Dalam pengendalian vektor tidaklah mungkin dapat
dilakukan pembasmian secara tuntas, yang mungkin dapat dilakukan
adalah usaha mengurangi dan menurunkan populasi. Sampah sangat
erat hubungannya dengan timbul dan berkembangnya lalat itu sendiri.
Oleh karena itu pemberantasan lalat akan melibatkan kegiatan-kegiatan
yang berkaitan dengan sampah, maka masalah lalat juga merupakan
masalah sosial. Hal yang harus dilakukan yaitu antara lain menjaga
kebersihan secara umum, menempatkan sampah pada container yang
tertutup rapat sebelum sampah diangkut dan dibuang ke TPA,
36
mengadakan TPS sampah yang dilengkapi dengan kontainer-kontainer
besar yang tertutup rapat (Antoni, 2008).
37
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan penelitian identifikasi Salmonella sp. pada sampel 20 lalat
yang diambil dari 3 lokasi, yaitu tempat pembuangan sampah (TPS),
pedagang buah, dan pedagang ikan didapatkan hasil :
1. 2 sampel lalat rumah yang positif bakteri Salmpnella sp. yang diambil
dari lokasi pedagang ikan.
2. 2 sampel lalat hijau yang positif bakteri Salmonella sp. yang diambil dari
tempat pembuangan sampah (TPS).
6.2 Saran
Adapun saran yang dapat diberikan pada penelitian ini adalah:
1. Bagi Pedagang Pasar
Diharapkan untuk menjaga kebersihan lingkungan dan menutupi
barang dagangan agar tetap higinis.
2. Bagi Kepala Dinas Pasar
Diharapkan untuk dilakukan perbaikan sanitasi untuk
pengendalian vektor penyebaran bakteri dan pembangunan tempat
pembuangan sampah (TPS) yang berjarak jauh dari tempat perdagangan
agar tercipta lingkungan yang bersih, indah, aman, nyaman dan damai.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Diharapkan dapat dilakukan penelitian lebih lanjut untuk
identifikasi bakteri lain pada lalat rumah (Musca domestica) dan lalat hijau
(Chrysomya megachepala).
37
38
4. Bagi Dosen
Diharapkan untuk dapat memberikan penyuluhan kepada
masyarakat untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang
dampak dari bakteri Salmonella sp. pada lalat rumah dan lalat hijau.
DAFTAR PUSTAKA
Aguskrisno, 2012. Patogenisitas Mikroorganisme (online), https://aguskrisnoblog.wordpress.com/2012/01/07/patogenisitas-mikroorganisme-2/
Anwar. 2010. Pola Penanganan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Dan
Pengaruhnya Terhadap Kesehatan Masyarakat Di TPA Sukajaya Kecamatan Sukarami. Tesis. Palembang: Program Pascasarjana Universitas Sriwijaya.
Arikunto, Suharsini 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Rineka
Cipta. Jakarta.
Bhunia A. 2008. Foodborne Microbial Pathogens. Springer. USA. Borror, DJ., C.A. Triplehom. 2012. An introduction to the insect terjemahan
Partosoedjono, S dan Mukayat, D.B. Gajah Mada Universitas Press. Yogyakarta: xviii+1009 hlm. Diakses pada tanggal 20 Januari 2017.
D’aoust, J. V, 2011. Salmonella. Di dalam : Labbe’ RG, Garcia S, editor. Guide to Foodborne Pathogens. New York: A John Wiley & Sons, Inc., Publicatoin. hlm 163-191.
Dinkes Jombang 2015. Data Penderita Tipoid Tahun 2015. Dinkes Jombang.
Gunawan. 2009. Pengelolaan Smpah. Diklat Kuliah Teknik Lingkungan. Program Studi Tenik Lingkungan. ITB: ix+30 hlm.
Hastutiek P dan Fitri LE. 2007. Potensi Musca domestica linn. Sebagai vektor
beberapa panyakit. Jurnal Kedokteran Brawijaya 23(3) : 125-136. Hidayati, 2010. Pengantar Ilmu Kesehatan Lingkungan. Jakarta: Mutiara Sumber
Widya. Holt JG. 2004. Bergey’s Manualof Determinative Bacteriology. Ninth Edition. A
Waverly Company. USA: xviii+787 hlm. Jawetz, E, dkk. 2005. Mikrobiologi Untuk Profesi Kesehatan Edisi 16, 299-303,
Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.
Jay. 2005. Modern Food Microbiology Seventh Edition. Springer Science and Bussiness Media Inc., USA.
Lenge, 2008. The Food Safety Hazard Guidebook. Royal Society of Chemistry.
London. UK. Mandal, B.K, dkk, 2008. Lecture Notes: Penyakit Infeksi, Edsi 6, Alih Bahasa: dr.
Juwauta Surapsari. Jakarta: Erlangga.
Mansjoer, 2006. Microbiology a Laboratory Mannual.Benjamin/Cummings Publish. Company Inc, California.
Mardihusodo, 2005. Makalah Gangguan Penyakit Sampah Melalui Vektor Lalat.
Ilmu Kesehatan Masyarakat. Universitas Negeri Semarang. 17 hlm Maryantuti, 2008. Bergey’s Manual of Determinative Bacteriology. Eight Edition.
A Waverly Company. Maryuni SRM. 2008. Spesies Lalat di TPA/TPS Dan Berbagai Jenis Sampah
Kota Baturaja Dalam Variasi Musim Serta Pemeriksaan Parasit Usus Pada Spesies Lalat. Tesis. Program Pascasarjana Universitas Sriwijaya.
Notoadmodjo. 2003. Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku. PT. Rineka Cipta, Jakarta.
Prasetyo. 2008. Petunjuk Praktis Pengendalian Vektor dan Binatang Pengganggu. Jakarta: Depkes RI.
Pratiwi, 2011. Pemeriksaan Salmonella. Diakses di:
http://id.scribd.com/doc/54252133/tugas-bakteri2 Putri PY, 2015. Keanekaragaman Lalat (Cyclorrapha: Diptera) Pada Lokasi
Penjualan Ikan Segar Di Kota Padang. Unuversitas Andalas Padang. Jurnal of Biological Education. 2(2) : 1-6.
Ray, B, 2001. Fundamental Food Microbiology, 2nd Ed. CRC Press, Boca Raton.
Prihastini L. 2012. Dampak Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah Winongo Terhadap Kualitas Lingkungan Hidup. Jurnal Penelitiaan Kesehatan SuaraForikes 2(1): 7-15.
Santi, DN. 2001. Manajemen Pengendalian Lalat. Fakultas Kedokteran. Fakultas Sumatera Utara Digitized By USU digital Library : 5 hlm.
Sembel DT, 2009. Entomologi Kedokteran. Penerbit: ANDI. Yogyakarta.
Sitanggang, 2001. Mikrobiologi dalam Pengolahan dan Keamanan Pangan. Penerbit Alumni, Bandung.
Suraini. 2011. Jenis-jens Lalat (Diptera) Dan Bakteri Enterobacteriaceae Yang
Terdapat di Tempat Pembuangan Akhir Sampah (TPA) Kota Padang [Tesis]. Padang: Program Pascasarjana Universitas Andalas.
Utama, 2008. Karakteristik Lokal Sebagai Studi Tentang Keberlanjutan Tempat
Pembuangan Akhir Sampah Di Daerah Perkotaan. [Tesis]. Program Magister Ilmu Geografi Universitas Indonesia.
Widoyo, Mph, dr. 2008. Penyakit Tropis: Epidemiologi, Penularan, Pencegahan
dan Pemberantasannya. Jakarta: Erlangga.
Yuriatni. 2011. Keanekaragama Lalat dan Parasit Usus yang Dibawanya. Program Pascasarjana Universitas Andalas Padang.
Hasil Identifikasi Salmonella sp. pada Lalat Rumah dan Lalat Hijau
No Jenis Lalat Lokasi Sampel Keterangan
1. Lalat Rumah I Tempat Pembuangan Sampah Positif
2. Lalat Rumah II Tempat Pembuangan Sampah Positif
3. Llata Rumah III Tempat Pembuangan Sampah Negatif
4. Lalat Rumah IV Tempat Pembuangan Sampah Negatif
5. Lalat Rumah V Pedagang Buah Negatif
6. Lalat Rumah VI Pedagang Buah Negatif
7. Lalat Rumah VII Pedagang Buah Negatif
8. Lalat Rumah VIII Pedagang Ikan Negatif
9. Lalat Rumah IX Pedagang Ikan Negatif
10. Lalat Rumah X Pedagang Ikan Negatif
11. Lalat Hijau I Tempat Pembuangan Sampah Negatif
12. Lalat Hijau II Tempat Pembuangan Sampah Negatif
13. Lalat Hijau III Tempat Pembuangan Sampah Negatif
14. Lalat Hijau IV Tempat Pembuangan Sampah Negatif
15. Lalat Hijau V Pedagang Buah Negatif
16. Lalat Hijau VI Pedagang Buah Negatif
17. Lalat Hijau VII Pedagang Buah Negatif
18. Lalat Hijau VIII Pedagang Ikan Positif
19. Lalat Hijau IX Pedagang Ikan Positif
20. Lalat Hijau X Pedagang Ikan Negatif
Lampiran 1
Lembar Konsultasi Proposal Pembimbing 1
Lampiran 2
Lembar Konsultasi Proposal Pembimbing 2
Lampiran 2
Lembar Konsultasi Karya Tulis Ilmiah Pembimbing 1
Lampiran 2
Lembar Konsultasi Karya Tulis Ilmiah Pembimbing 2
Lampiran 2
Lembar Formulir Penggunaan Laboratorium
Lampiran 3
Lembar Persetujuan Penggunaan Laboratorium
Lampiran 4
Lembar Pemberitahuan Siap Seminar Proposal
Lampiran 5
Dokumentasi Penelitian
1. Proses Pengambilan Sampel
Pengambilan Sampel pada pedagang ikan Pengambilan Sampel di TPS
2. Proses Perendaman Sampel
Memasukkan sampel dalam aquades Merendam sampel dalam aquades
Lampiran 7
3. Proses Sentrifus
Mensentrifus aquades bekas rendaman sampel Memisahkan bagian pelet
4. Proses Pengecatan
5. Pemeriksaan Secara Mikroskopis
Pemeriksaan Mikroskopis Hasil Negatif (Tidak ditemukan bakteri Salmonella sp.)
Hasil Positif (Ditemukan bakteri Salmonella sp.)
Lampiran 8