STUDI FENOMENOLOGI KUALITAS PEMERIKSAAN...

134
STUDI FENOMENOLOGI KUALITAS PEMERIKSAAN ANTENATAL DALAM MENDETEKSI PREEKLAMPSIA DI PUSKESMAS CIPUTAT KOTA TANGERANG SELATAN Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Menyelesaikan Sarjana Keperawatan Oleh: Dita Puspita 108104000008 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1434 H/2013 M

Transcript of STUDI FENOMENOLOGI KUALITAS PEMERIKSAAN...

Page 1: STUDI FENOMENOLOGI KUALITAS PEMERIKSAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25853/1/Dita... · antenatal yang lengkap dikarenakan banyaknya pasien yang melakukan

STUDI FENOMENOLOGI

KUALITAS PEMERIKSAAN ANTENATAL DALAM

MENDETEKSI PREEKLAMPSIA DI PUSKESMAS

CIPUTAT KOTA TANGERANG SELATAN

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Menyelesaikan Sarjana Keperawatan

Oleh:

Dita Puspita

108104000008

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1434 H/2013 M

Page 2: STUDI FENOMENOLOGI KUALITAS PEMERIKSAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25853/1/Dita... · antenatal yang lengkap dikarenakan banyaknya pasien yang melakukan
Page 3: STUDI FENOMENOLOGI KUALITAS PEMERIKSAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25853/1/Dita... · antenatal yang lengkap dikarenakan banyaknya pasien yang melakukan
Page 4: STUDI FENOMENOLOGI KUALITAS PEMERIKSAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25853/1/Dita... · antenatal yang lengkap dikarenakan banyaknya pasien yang melakukan
Page 5: STUDI FENOMENOLOGI KUALITAS PEMERIKSAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25853/1/Dita... · antenatal yang lengkap dikarenakan banyaknya pasien yang melakukan

i

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

Skripsi, Januari 2013

Dita Puspita, NIM: 108104000008

Studi fenomenologi kualitas pemeriksaan antenatal dalam mendeteksi

preeklampsia di Puskesmas Ciputat Kota Tangerang Selatan

xiv + 98 halaman + 6 skema+ 5 lampiran

Kata kunci: Kualitas pelayanan, Antenatal care, Preeklampsia, fenomenologi

ABSTRAK

Preeklampsia merupakan salah satu penyebab tersering kematian ibu di

Indonesia. Salah satu strategi Kementrian kesehatan RI untuk menurunkan angka

kematian ibu adalah dengan meningkatkan pelayanan antenatal selama kehamilan

dan persalinan yang sesuai dengan program safe motherhood. Tujuan dari

penelitian ini untuk mengeksplorasi bagaimana kualitas pemeriksaan kehamilan

pada ibu hamil dalam mendeteksi preeklampsia.

Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif dengan pendekatan

fenomenologi. Informan berjumlah 8 orang terdiri dari 5 partisipan utama (ibu

hamil) dan 3 partisipan pendukung (bidan pelaksana antenatal di puskesmas,

bidan koordinator dan bidan desa). Teknik pengumpulan data dilakukan dengan

wawancara mendalam dan observasi. Analisis penelitian ini menggunakan teknik

Colaizzi (1978) dengan analisis tematik.

Hasil dari penelitian ini menunjukkan tema-tema yang muncul sebagai

berikut: 1) komponen anamnesis saat pemeriksaan antenatal 2) komponen

pemeriksaan fisik 3) edukasi antenatal pada ibu yang beresiko preeklampsia 4)

sistem rujukan pasien preeklampsia di Puskesmas Ciputat. Hambatan dalam

pemeriksaan antenatal diantaranya waktu yang sempit melakukan pemeriksaan

antenatal yang lengkap dikarenakan banyaknya pasien yang melakukan kunjungan

antenatal setiap harinya. Rekomendasi untuk Puskesmas Ciputat, ialah pelayanan

melakukan koreksi pelaksanaan antenatal yang lengkap dan tepat serta melakukan

evaluasi setelah melakukan pemeriksaan antenatal. Saran untuk penelitian

selanjutnya dapat menggali bagaimana kualitas pemeriksaan antenatal pada

kehamilan yang beresiko.

Referensi :54 (tahun 1995-2012)

Page 6: STUDI FENOMENOLOGI KUALITAS PEMERIKSAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25853/1/Dita... · antenatal yang lengkap dikarenakan banyaknya pasien yang melakukan

ii

FACULTY OF MEDICINE AND HEALTH SCIENCES

SCHOOL OF NURSING

STATE ISLAMIC UNIVERSITY SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

Undergraduate Thesis, January 2013

Dita Puspita, NIM: 108104000008

Phenomenology study; Quality of antenatal care to detect Preeclampsia in

Public Health Centre South Tangerang City

xiv + 98 pages + 6 scheme + 5 attachments

Keywords: Quality, Antenatal Care, Preeclampsia, Phenomenology

ABSTRACT

Preeclampsia is one of the most common cause of maternal death in

Indonesia. One strategy of the Ministry of Health of Indonesia to reduce maternal

mortality is to increase antenatal care during pregnancy and labor in appropriate

with the safe motherhood program. The purpose of this research is to explore how

the quality of antenatal care to pregnant women in the detection of preeclampsia.

This research is a qualitative study with phenomenological approach.

Informants are 8 people consists of 5 key informants (pregnant women) and 3

supporter informants (implementing antenatal clinic midwives, midwives and

midwife coordinator). Data was collected by in-depth interviews and observation.

The analysis of this study using techniques Colaizzi (1978) with thematic

analysis.

The results of this study showed the themes that appear are as follows: 1)

component of the anamnesis while antenatal care 2) physical examination

component 3) antenatal education on maternal risk of preeclampsia 4) referral

system for patient preeclampsia in health centers Ciputat. Barriers to antenatal

such little time to doing a complete antenatal patients because there are many of

antenatal visitor every day. Recommendations for Ciputat Health Center, is the

care to correct the implementation of antenatal care comprehensivly and right

along do evaluate after antenatal care. Suggestions for further research is explore

how the quality of antenatal care for risk pregnancies.

Reference: 54 (years 1995-2012)

Page 7: STUDI FENOMENOLOGI KUALITAS PEMERIKSAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25853/1/Dita... · antenatal yang lengkap dikarenakan banyaknya pasien yang melakukan

iii

RIWAYAT HIDUP

Nama : Dita Puspita

Tempat lahir : Depok

Tanggal lahir : 04 Maret 1991

Agama : Islam

Status : Belum menikah

Alamat : Jalan gelatik 10 No. 127 Rt 004/012 Pancoran Mas

Depok Jaya I 16432

Anak ke : 6 dari 6 bersaudara

Telepon : 021-7521383 / 081381286264

E-mail : [email protected]

Riwayat Pendidikan :

1. SDN Depok Baru VI (1996 – 2002)

2. MTS Manaratul Islam Jakarta Selatan (2002 – 2005)

3. MA Manaratul Islam Jakarta Selatan (2005 – 2008)

4. S1 Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (2008 – 2013)

Pengalaman Organisasi :

1. Anggota OSIS tahun 2004-2005

2. Anggota OSIS tahun 2006-2007

3. Wakil koordinator bidang Olahraga OSIS 2007-2008

4. Anggota Eskul PASKIBRA MA Manaratul Islam 2005-2008

5. Seksi koordinator kebersihan OP3MU 2005-2006

6. Ketua koordinator pendidikan OP3MU 2006-2007

7. Bendahara dan Sekretaris OP3MU 2007-2008

8. Anggota BEMJ Ilmu Keperawatan Divisi Infokom tahun 2010-2011

Page 8: STUDI FENOMENOLOGI KUALITAS PEMERIKSAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25853/1/Dita... · antenatal yang lengkap dikarenakan banyaknya pasien yang melakukan

iv

Pengalaman seminar dan pelatihan:

1. Seminar nasional keperawatan “Uji Kompetensi Nasional Perawat:

Meningkatkan Peran dan Mutu Profesi Keperawatan dalam Menghadapi

Tantangan Global”

2. Lomba karya tulis ilmiah Temu Ilmiah Nasional V “Peran Perawat dalam

Sistem Penanggulangan Kegawatdaruratan Terpadu”

3. Pelatihan Medical Training Service “Basic Wound Closure Course”

4. Seminar forum pengkajian dan pengamalan islam BEM Fakultas Ilmu

Keperawatan UI “The Power of Herbal”

5. Seminar kesehatan “Perawatan Pasien Hipertensi dan Diabetes di

Rumah”

6. Seminar kesehatan nasional “Combat Antimicrobial Drugs resistance”

7. Nursing Camp ILMIKI Wilayah III “Memaksimalkan Peran Organisasi

Keperawatan dalam Menghadapi Tantangan Global”

8. Seminar Profesi Gizi “Nutrition For Nation: Kebijakan Kesehatan dalam

Penyelesaian Gizi Buruk di Indonesia, Bagaimana Seharusnya”

9. Seminar “Cultural Approach In Holistic Nursing Care In Globalization

Era”

Page 9: STUDI FENOMENOLOGI KUALITAS PEMERIKSAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25853/1/Dita... · antenatal yang lengkap dikarenakan banyaknya pasien yang melakukan

v

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wr.wb

Alhamdulillahirabbil’alamin, puji syukur peneliti panjatkan kepada Allah

SWT yang telah memberikan segala nikmat dan karunia-Nya kepada peneliti,

sehingga penyusun dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah yang berjudul “Studi

Fenomenologi Kualitas Pemeriksaan Antenatal dalam Mendeteksi

Preeklampsia Di Puskesmas Ciputat Kota Tangerang Selatan”.

Karya tulis ilmiah ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat guna

mencapai gelar sarjana keperawatan (S.Kep), untuk menerapkan dan

mengembangkan teori-teori yang peneliti peroleh selama kuliah.

Peneliti menyadari bahwa penyajian karya tulis ilmiah ini jauh dari

sempurna. Oleh sebab itu peneliti mengharapkan kritikan dan saran yang

bertujuan untuk perbaikan karya tulis ilmiah ini.

Karya tulis ilmiah ini tentunya tidak akan selesai, tanpa bantuan dari

berbagai pihak. Oleh karena itu, peneliti mengucapkan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. dr. MK Tajudin, Sp.And selaku dekan Fakultas Kedokteran

dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Ns. Waras Budiutomo, S.Kep, MKM selaku Ketua Program Studi Ilmu

Keperawatan yang telah membimbing dan memberikan motivasi.

3. Ns. Eni Nuraeni Agustini, S.Kep, M.Sc selaku Sekretaris Program

Studi Ilmu Keperawatan yang telah membimbing dan memberikan

motivasi.

Page 10: STUDI FENOMENOLOGI KUALITAS PEMERIKSAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25853/1/Dita... · antenatal yang lengkap dikarenakan banyaknya pasien yang melakukan

vi

4. Ibu Irma Nurbaeti, S. Kp, M. Kep, Sp. Mat selaku dosen pembimbing

I, yang telah banyak meluangkan waktunya untuk memberikan

masukan kepada peneliti.

5. Ns. Puspita Palupi, S.Kep, M.Kep, Sp.Mat selaku dosen pembimbing

II, yang telah memberikan bimbingan kepada peneliti.

6. Bapak dan ibu dosen Program Studi Ilmu Keperawatan yang telah

mengajarkan dan membimbing peneliti, serta staff akademik (Bapak

azib Rosyidi S. Psi) atas bantuannya yang telah memudahkan dalam

proses birokrasi.

7. Orang tua tercinta (Mama dan Papa) atas kasih sayang, do’a dan

dukungannya baik secara material dan spiritual yang telah diberikan

kepada peneliti selama ini. Semoga kebaikan dan pengorbanan kalian

tidak akan sia-sia dan akan dibalas oleh Allah SWT. Semoga peneliti

dapat menjadi seperti apa yang kalian harapkan. Amin.

8. Saudara/saudariku (Teh Yulan, Teh Siti, Aa Adrie, Aa kiki) yang

selalu memberikan dukungan dan doa serta yang menjadi inspirasi

peneliti.

9. Teman-teman PSIK seluruh angkatan 2008 tercinta, Yusuf, Icha,

Madun, Enstein, Mbak Fat dan Mbak Leha yang telah memberikan

masukan senantiasa dukungan, bantuan serta doa dalam proses

penulisan skripsi ini.

Page 11: STUDI FENOMENOLOGI KUALITAS PEMERIKSAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25853/1/Dita... · antenatal yang lengkap dikarenakan banyaknya pasien yang melakukan

vii

10. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan skripsi

ini, yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Terima kasih untuk

semuanya

Peneliti menyadari dalam pembuatan karya tulis ilmiah ini masih banyak

kekurangan. Oleh karena itu, peneliti mengharapkan saran dari berbagai pihak.

Semoga karya tulis ilmiah ini bermanfaat bagi pembaca dan penyusun khususnya.

Wassalamu’alaikum wr.wb

Ciputat,

Januari 2013

Dita Puspita

Page 12: STUDI FENOMENOLOGI KUALITAS PEMERIKSAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25853/1/Dita... · antenatal yang lengkap dikarenakan banyaknya pasien yang melakukan

viii

DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN .................................................................................... i

LEMBAR PENGESAHAN ..................................................................................... ii

LEMBAR PERNYATAAN ..................................................................................... iii

ABSTRAK ................................................................................................................ iv

ABSTRACT .............................................................................................................. v

RIWAYAT HIDUP .................................................................................................. vi

KATA PENGANTAR .............................................................................................. viii

DAFTAR ISI ............................................................................................................ xi

DAFTAR TABEL ................................................................................................... xiv

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................... xv

LAMPIRAN ............................................................................................................. xvi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ............................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah .......................................................................................... 7

C. Tujuan Penelitian ........................................................................................... 8

D. Manfaat Penelitian ......................................................................................... 8

E. Ruang Lingkup Penelitian .............................................................................. 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Pelayanan Antenatal ....................................................................................... 10

1. Antenal care............................................................................................. 10

2. Kunjungan antenatal care ........................................................................ 12

Page 13: STUDI FENOMENOLOGI KUALITAS PEMERIKSAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25853/1/Dita... · antenatal yang lengkap dikarenakan banyaknya pasien yang melakukan

ix

3. Kualitas pemeriksaan antenatal care ....................................................... 14

B. Preeklampsia .................................................................................................. 25

1. Pengertian .............................................................................................. 25

2. Faktor resiko ........................................................................................... 26

3. Etiologi .................................................................................................. 29

4. Patofisiologi ........................................................................................... 32

5. Gambaran klinis ..................................................................................... 35

6. Komplikasi.............................................................................................. 37

7. Penatalaksanaan ...................................................................................... 39

BAB III KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI ISTILAH

A. Kerangka Konsep .......................................................................................... 42

B. Definisi Istilah ............................................................................................... 42

BAB IV METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian .............................................................................................. 45

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ........................................................................ 47

C. Informan Penelitian ....................................................................................... 48

D. Teknik Pengambilan Sampel ......................................................................... 49

E. Teknik Pengumpulan Data ............................................................................. 50

F. Keabsahan Data ............................................................................................. 54

G. Teknik Analisa Data ...................................................................................... 58

H. Etika Penelitian .............................................................................................. 60

BAB V HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum wilayah penelitian............................................................. 62

Page 14: STUDI FENOMENOLOGI KUALITAS PEMERIKSAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25853/1/Dita... · antenatal yang lengkap dikarenakan banyaknya pasien yang melakukan

x

B. Hasil Penelitian ............................................................................................. 63

1. Karakteristik informan ........................................................................... 63

2. Hasil analisis tematik ............................................................................. 64

BAB VI PEMBAHASAN

A. Hasil intrepretasi dan diskusi ........................................................................ 78

1. Komponen Anamnesis saat pemeriksaan antenatal ............................... 78

2. Komponen pemeriksaan fisik ................................................................. 81

3. Edukasi antenatal pada ibu yang beresiko preeklampsia ....................... 84

4. Sistem rujukan pasien preeklampsia di Puskesmas Ciputat ................... 88

B. Keterbatasan penelitian ................................................................................. 90

BAB VII PENUTUP

A. Kesimpulan ................................................................................................... 91

B. Saran .............................................................................................................. 92

DAFTAR PUSTAKA

Page 15: STUDI FENOMENOLOGI KUALITAS PEMERIKSAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25853/1/Dita... · antenatal yang lengkap dikarenakan banyaknya pasien yang melakukan

xi

DAFTAR TABEL

Nomor table hal

Tabel 2.1 Anamnesa kehamilan 17

Tabel 2.2 Kotak Brosur APEC 25

Tabel 2.3 Faktor resiko preeklampsia 29

Table 2.4 Perbedaan preklampsia ringan dan berat 36

Tabel 5.1 Karakteristik informan utama 54

Tabel 2.2 Karakteristik informan pendukung 55

Page 16: STUDI FENOMENOLOGI KUALITAS PEMERIKSAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25853/1/Dita... · antenatal yang lengkap dikarenakan banyaknya pasien yang melakukan

xii

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Hal

Gambar 2.1 Bagan teori prostaksiklin 31

Gambar 2.2 Patofisiologi preeklampsia 34

Gambar 4.1 Teknik analisa data 46

Page 17: STUDI FENOMENOLOGI KUALITAS PEMERIKSAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25853/1/Dita... · antenatal yang lengkap dikarenakan banyaknya pasien yang melakukan

xiii

LAMPIRAN

No. Lampiran

1. Lampiran persetujuan informan

2. Lampiran observasi pemeriksaan kehammilan

3. Lampiran pedoman wawancara informan kunci

4. Lampiran pedoman wawancara informan pendukung

5. Matriks analisis tematik

Page 18: STUDI FENOMENOLOGI KUALITAS PEMERIKSAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25853/1/Dita... · antenatal yang lengkap dikarenakan banyaknya pasien yang melakukan

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator penting dalam

menilai tingkat derajat kesehatan masyarakat di suatu negara. AKI di Indonesia

telah mengalami penurunan pada tahun 2004 sejumlah 270 dari per 100 ribu

kelahiran hidup menjadi 248 per 100 ribu kelahiran hidup pada tahun 2007

(Kemenkes, 2007). Pemerintah memerlukan upaya yang sinergis dan terpadu

untuk mempercepat penurunan AKI di Indonesia khususnya dalam mencapai

target kelima Millenium Development Goals (MDGs) pada tahun 2015 yaitu

AKI sebesar 102 per 100.000 kelahiran hidup (Kemenkes RI, 2007).

AKI di Indonesia menempati urutan tertinggi di Asia Tenggara. Angka ini

65 kali lebih besar dari angka kematian ibu di Singapura, 9,5% kali dari

Malaysia dan 2,5 kali lipat dari Filipina (WHO, 2009). AKI di provinsi Banten

mengalami penurunan dari 478 orang pada tahun 2008 menjadi 372 orang pada

tahun 2009, sedangkan di Kota Tangerang Selatan telah mengalami penurunan

dari 10 per 21703 kelahiran hidup pada tahun 2009 menjadi 9 per 24312

kelahiran hidup pada tahun 2010 namun ada peningkatan pada tahun 2011

sampai bulan mei menjadi 13 per 29393 kelahiran hidup (Dinkes Tangerang

Selatan, 2011). Tentunya hal ini merupakan tantangan yang cukup berat bagi

Pemerintah Indonesia untuk menurunkan angka kematian ibu (Kemenkes,

2010).

Page 19: STUDI FENOMENOLOGI KUALITAS PEMERIKSAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25853/1/Dita... · antenatal yang lengkap dikarenakan banyaknya pasien yang melakukan

2

Kasus Angka Kematian Ibu (AKI) meliputi perdarahan 28%, eklampsia

24%, komplikasi masa postpartum 8%, infeksi 11%, abortus 5%, persalinan

lama 5%, emboli obstruksi 3%, dan lain-lain 11%. Berdasarkan data tersebut

disimpulkan tiga faktor utama penyebab kematian ibu melahirkan adalah

perdarahan, hipertensi saat hamil atau preeklampsia dan infeksi (Kemenkes,

2007).

Gangguan hipertensi dalam kehamilan merupakan penyebab penting dari

morbiditas yang parah, kecacatan jangka panjang dan kematian di antara kedua

ibu dan bayi mereka. Di Afrika dan Asia, hampir satu sepersepuluh dari semua

kematian ibu terkait dengan gangguan hipertensi kehamilan, sedangkan

seperempat dari kematian ibu di Amerika Latin telah dikaitkan dengan

komplikasi lain. Di antara gangguan hipertensi yang menyulitkan kehamilan,

preeklampsia dan eklampsia menonjol sebagai penyebab utama ibu dan

mortalitas dan morbiditas perinatal (WHO, 2011).

Preeklampsia adalah kumpulan gejala dengan tanda-tanda hipertensi,

edema, dan proteinuria yang timbul karena kehamilan. Preeklampsia dapat

terjadi pada kehamilan > 20 minggu. Pada pemeriksaan fisik tekanan darah

dikatakan preeklampsia apabila tekanan sistolik 30 mmHg dan diastolik 15

mmHg atau tekanan darah meningkat lebih dari 140/90 mmHg, proteinuria

minimal 300 mg atau lebih protein dalam urin per 24 jam atau 30 mg/dl (+1

pada dipstick) secara menetap pada sampel acak urin (Cuningham, 2003).

Mayoritas kematian karena preeklampsia dan eklampsia dapat dihindari

melalui pelayanan yang tepat waktu dan perawatan efektif kepada perempuan

Page 20: STUDI FENOMENOLOGI KUALITAS PEMERIKSAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25853/1/Dita... · antenatal yang lengkap dikarenakan banyaknya pasien yang melakukan

3

dengan preeklampsia. Mengoptimalkan pelayanan kesehatan untuk mencegah

dan mengatasi perempuan dengan gangguan hipertensi merupakan langkah

penting dalam mencapai Millenium Development Goals (MDGs). Oleh karena

itu, Pemerintah perlu bekerja keras untuk menurunkan angka kematian ibu

dengan mempromosikan kesehatan melalui pelayanan kesehatan maternal atau

antenatal care secara rutin dan berkualitas (WHO, 2011). Hasil penelitian yang

dilakukan Senewe dan Sulistyawati (2001) di rumah sakit Kendal, Probolinggo

menyatakan bahwa ada sebanyak 17% responden yang tidak pernah periksa

hamil mengalami komplikasi pada waktu persalinan. Sedangkan diantara

responden yang pernah periksa hamil, sebanyak 25% yang mengalami

komplikasi pada waktu persalinan. Penelitian yang dilakukan Rozikhan (2007)

terkait faktor-faktor terjadinya preeklampsia berat salah satunya adalah

antenatal care yaitu ibu hamil yang frekuensi antenatal care kurang atau sama

dengan 3 kali dalam kehamilannya mempunyai risiko 1,50 kali untuk terjadi

terjadi preeklampsia berat dibandingkan dengan seorang ibu hamil

preeklampsia yang frekuensi antenatal lebih dari 3 kali.

Salah satu upaya pencegahan awal adalah pelayanan antenatal. Antenatal

care (ANC) merupakan salah satu upaya untuk mendeteksi dini terjadinya

masalah risiko tinggi terhadap kehamilan dan persalinan, menurunkan angka

kematian ibu dan memantau keadaan janin (WHO, 2009). Idealnya bila tiap

wanita hamil mau memeriksakan kehamilannya secara rutin. Pemeriksaan ini

dapat mendeteksi kelainan yang mungkin ada atau timbul lekas diketahui, dan

Page 21: STUDI FENOMENOLOGI KUALITAS PEMERIKSAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25853/1/Dita... · antenatal yang lengkap dikarenakan banyaknya pasien yang melakukan

4

segera dapat diatasi sebelum berpengaruh terhadap kehamilan tersebut

(Winkjosastro, 2006).

Antenatal merupakan pelayanan untuk memonitor kemajuan dari

kehamilan dan mempromosikan kesehatan pada ibu dan bayi (Novita, 2011).

Perawatan antenatal mencakup pengawasan kehamilan untuk melihat apakah

segalanya berlangsung normal, untuk mendeteksi dan mengatasi setiap

kelainan yang timbul dan untuk mengantisipasi semua masalah selama

kehamilan, persalinan dan periode postnatal (Farrer, 2001).Tenaga kesehatan

yang berkompeten memberikan pelayanan antenatal kepada ibu hamil antara

lain dokter spesialis kebidanan, bidan dan perawat (Kemenkes, 2010).

Pemeriksaan kehamilan saat antenatal yang berkualitas dapat dilihat dari

saat anamnesa, pemeriksaan fisik, diagnosa dan terapi. Mutu pelayanan

kesehatan dapat diidentifikasi dengan cara melakukan pengamatan langsung

terhadap pemeberi pelayanan kesehatan, melakukan wawancara kepada pasien

dan petugas kesehatan, mendengar keluhan pasien, masyarakat, membaca dan

memeriksa laporan atau rekam medik (Pohan, 2007). Pelayanan antenatal

disebut lengkap apabila dilakukan oleh tenaga kesehatan serta memenuhi

standar pelayanan antenatal (Kemenkes, 2010).

Pelayanan yang dilakukan rutin dan berkualitas merupakan upaya untuk

deteksi dini kehamilan berisiko sehingga dilakukan tindakan yang tepat untuk

mengatasi dan merencanakan serta memperbaiki kehamilan tersebut. Penilaian

kualitas (mutu) antenatal akan berorientasi kepada pelaksanaan standar

antenatal yang telah ditetapkan. Hal ini mengartikan bahwa berkualitas atau

Page 22: STUDI FENOMENOLOGI KUALITAS PEMERIKSAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25853/1/Dita... · antenatal yang lengkap dikarenakan banyaknya pasien yang melakukan

5

tidaknya pelaksanaan antenatal dapat dilihat dari cakupan terhadap

pelaksanaannya dan pelayanan yang diberikan lengkap (Kemenkes, 2007).

Dimasa sekarang tuntutan masyarakat akan mutu pelayanan meningkat,

sehingga sebagai pelayan masyarakat dalam bidang kesehatan dituntut bukan

saja kemampuan teknis medis petugas tetapi juga kualitasnya (Saifuuddin,

2002).

Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan di Puskesmas Ciputat Kota

Tangerang Selatan Peneliti melakukan wawancara kepada bidan koordinator

dan pengamatan pada saat pelayanan di Puskesmas didapatkan bahwa : 9 bidan

yang terdiri dari 1 bidan koordinator, 3 bidan desa dan 5 bidan pelaksana

menyatakan bahwa bidan memiliki peran yang cukup besar dalam pelayanan

kesehatan di Puskesmas. Bidan atau tenaga kesehatan menyatakan bahwa ada

kebijakan tentang pedoman kerja di Puskesmas, namun hasil pengamatan pada

pelaksanaanya belum sesuai dengan pedoman tersebut. Pengamatan pelayanan

antenatal dengan 10 T yang dilakukan pada 10 ibu hamil yang melakukan

kunjungan masih belum dilakukan. Enam dari sepuluh ibu hamil mendapat

pelayanan antenatal 6 T. Tiga dari sepuluh ibu hamil mendapat pelayanan

antenatal 5 T. Satu orang ibu hamil yang hanya mendapatkan pelayanan

antenatal lengkap. Pelayanan yang tidak didapatkan seluruhnya seperti

pemberian imunisasi TT, tes terhadap penyakit menular seksual, tes

laboratorium, dan pemberian tablet Fe. Selain itu, hasil pengamatan peneliti

dari pemeriksaan kehamilan sesuai pedoman pelayanan antenatal meliputi

anamnesa, pemeriksaan fisik secara menyeluruh meliputi pengamatan oedema,

Page 23: STUDI FENOMENOLOGI KUALITAS PEMERIKSAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25853/1/Dita... · antenatal yang lengkap dikarenakan banyaknya pasien yang melakukan

6

refleks, tes laboratorium rutin dan penyuluhan masih belum efektif. Hasil

wawancara dengan bidan juga mengungkapkan bahwa apabila mendapatkan

kehamilan yang beresiko seperti preeklampsia ditemukan saat kunjungan

pemeriksaan hanya berdasarkan keluhan klien saja. Hasil wawancara pada

bidan juga didapatkan banyak ibu hamil yang datang sudah dalam keadaan

preeklampsia. Hal ini menunjukkan bahwa pedoman pemeriksaan kehamilan

yang ditetapkan dari pedoman pelayanan antenatal pada pelaksanaanya tenaga

kesehatan belum melakukan sesuai dengan pedoman standar pelayanan

antenatal. Pelayanan yang tidak diberikan sesuai standar akan merugikan bagi

suatu pelayanan, masyarakat dan komplikasi yang tidak diinginkan bagi ibu

hamil.

Hasil penilaian terhadap kepatuhan pada pemeriksaan kehamilan dapat

memberi gambaran bahwa pemahaman terhadap tujuan dan pentingnya

prosedur tetap bagi peningkatan kualitas pelayanan dan meningkatkan

efektifitas suatu system pelayanan belum baik sehingga timbul kecenderungan

untuk tidak mentaati semua item (Utarini dkk, 1999). Kecenderungan ini

tentunya berpengaruh terhadap kualitas pelayanan yang diberikan oleh

pelaksana antenatal karena semakin dipatuhi pedoman atau prosedur tetap

semakin baik pencapaian standar pelayanannya (Azwar, 1990).

Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka peneliti tertarik untuk

meneliti lebih dalam mengenai “kualitas pemeriksaan antenatal dalam

mendeteksi preeklampsia”.

Page 24: STUDI FENOMENOLOGI KUALITAS PEMERIKSAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25853/1/Dita... · antenatal yang lengkap dikarenakan banyaknya pasien yang melakukan

7

B. Rumusan Masalah

Angka kematian ibu yang masih tinggi yang disebabkan karena

preeklampsia yang kurang dilayani tepat dan efektif dalam deteksi dini selama

kehamilan akan mengakibatkan komplikasi persalinan baik bagi ibu hamil dan

janin. Kasus penyebab AKI meliputi meliputi perdarahan 28%, eklampsia 24%,

komplikasi masa postpartum 8%, infeksi 11%, abortus 5%, persalinan lama

5%, emboli obstruksi 3%, dan lain-lain 11%. Penyebab lain dari komplikasi

dalam kehamilan dan persalinan adalah pelayanan kesehatan seperti antenatal

care yang tidak rutin dan kualitas pelayanan antenatal yang diberikan oleh

tenaga kesehatan belum komprehensif seperti pemeriksaan kehamilan.

Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan di Puskesmas Ciputat Kota

Tangerang Selatan Peneliti melakukan wawancara kepada bidan koordinator

dan pengamatan pada saat pelayanan di Puskesmas didapatkan pada

pemeriksaan antenatal masih ada bidan yang melakukannya tidak sesuai

dengan pedoman pada ibu hamil khususnya dalam mendeteksi preeklampsia.

Hasil wawancara pada bidan juga didapatkan banyak ibu hamil yang datang

sudah dalam keadaan preeklampsia. Hal ini menunjukkan bahwa standar

pemeriksaan kehamilan yang ditetapkan dari pedoman pelayanan antenatal

pada pelaksanaanya tenaga kesehatan belum melakukan sesuai dengan

pedoman standar pelayanan antenatal.

Berdasarkan uraian diatas, Peneliti tertarik ingin menggali bagaimana

kualitas pemeriksaan antenatal dalam mendeteksi preeklampsia di Puskesmas

Ciputat Kota Tangerang Selatan.

Page 25: STUDI FENOMENOLOGI KUALITAS PEMERIKSAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25853/1/Dita... · antenatal yang lengkap dikarenakan banyaknya pasien yang melakukan

8

C. Tujuan

Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi bagaimana kualitas

pemeriksaan antenatal pada ibu hamil dalam mendeteksi preeklampsia di

Puskesmas Ciputat Kota Tangerang Selatan

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat ilmiah

Penelitian ini diharapkan menjadi masukan dan informasi bagi penelitian

selanjutnya, serta memberikan informasi dan wawasan mengenai

pentingnya antenatal yang teratur dan berkualitas pada ibu hamil dalam

melaksanakan pelayanan antenatal yang sesuai dengan pedoman.

2. Manfaat praktis

a. Bagi peneliti

Peneliti mendapatkan pengalaman dalam proses belajar-mengajar

khususnya dalam bidang metodologi penelitian dan menambah

wawasan ilmu pengetahuan tentang kualitas pelayanan antenatal

dalam mendeteksi preeklampsia di Puskesmas Ciputat.

b. Bagi Puskesmas

Sebagai bahan masukan bagi puskesmas dalam rangka meningkatkan

kesehatan ibu dalam kesehatan maternal, resiko bahaya kehamilan

persalinan dan meningkatkan mutu pelayanan yang diberikan terutama

dari kualitas pelayanan kepada ibu hamil dalam mendeteksi

preeklampsia melalui pemeriksaan antenatal.

Page 26: STUDI FENOMENOLOGI KUALITAS PEMERIKSAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25853/1/Dita... · antenatal yang lengkap dikarenakan banyaknya pasien yang melakukan

9

c. Bagi masyarakat atau ibu hamil

Untuk meningkatkan pengetahuan ibu tentang pengetahuan antenatal

dan risiko bahaya kehamilan dan persalinan, pelaksanaan antenatal

yang harus diterima dan informasi mengenai preeklampsia dari

pelayanan antenatal.

d. Bagi tenaga keperawatan dan pelaksana antenatal

Sebagai bahan masukan bagi profesi keperawatan dalam

mengembangkan perencanaan keperawatan maternitas dan komunitas

tentang pemeriksaan kehamilan dalam mendeteksi preeklampsia sesuai

pedoman.

E. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas pelayanan antenatal

pada pemeriksaan kehamilan dalam mendeteksi dalam preeklampsia. Penelitian

ini dilakukan karena tingginya angka kematian ibu (AKI) meliputi perdarahan

28%, eklampsia 24%, komplikasi masa postpartum 8%, infeksi 11%, abortus

5%, persalinan lama 5%, emboli obstruksi 3%, dan lain-lain 11% (Kemenkes,

2007). Peneliti ingin mengetahui hal apa saja yang melatar belakangi

pemeriksaan kehamilan pada ibu hamil dalam mendeteksi preeklampsia di

Puskesmas Ciputat Kota Tangerang Selatan. Jenis penelitian ini adalah

penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Metode pengambilan

data dilakukan dengan melakukan teknik wawancara mendalam pada ibu hamil

dan tenaga kesehatan.

Page 27: STUDI FENOMENOLOGI KUALITAS PEMERIKSAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25853/1/Dita... · antenatal yang lengkap dikarenakan banyaknya pasien yang melakukan

10

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pelayanan antenatal

1. Antenatal care (ANC)

Pemeriksaan antenatal adalah pemeriksaan antenatal yang dilakukan

untuk memeriksa keadaan ibu dan janin secara berkala. Ditingkat pelayanan

dasar, pemeriksaan antenatal (ante = sebelum; natal = lahir), hendaknya

memenuhi tiga aspek pokok, yaitu : aspek medis, penyuluhan, komunikasi

dan motivasi, dan rujukan (Depkes, 1998).

Antenatal adalah pengupayaan observasi berencana dan teratur

terhadap ibu hamil melalu pemeriksaan, pendidikan, pengawasan secara dini

terhadap komplikasi dan penyakit ibu yang dapat mempengaruhi kehamilan

(Manuaba, 2003).

Farrer (2001) menyatakan pemeriksaan antenatal mencakup

pengawasan kehamilan untuk meliputi apakah segalanya berlangsung

normal, untuk mendeteksi dan mengatasi setiap komplikasi yang timbul, dan

untuk mengantisipasi semua masalah selama kehamilan, persalinan dan

periode postnatal, penyuluhan atau pendidikan mengenai kehamilan dan

pemberian petunjuk mengenai segala aspek dalam perawatan bayi,

dukungan jika terdapat masalah-masalah sosial atau psikologis.

Pemeriksaan antenatal adalah asuhan yang diberikan oleh perawat atau

tenaga medis mulai dari konsepsi sampai persalinan. Asuhan diberikan

berdasarkan keadaan fisik, emosional, kebutuhan sosial dari ibu, janin,

Page 28: STUDI FENOMENOLOGI KUALITAS PEMERIKSAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25853/1/Dita... · antenatal yang lengkap dikarenakan banyaknya pasien yang melakukan

11

pasangan dan anggota keluarga. Asuhan perawatan pada ibu hamil sangat

diperlukan untuk menjamin kesehatan ibu dan janin. Masa kehamilan

merupakan keadaan fisiologis yang dapat dikuti proses patologis yang

mengancam keadaan ibu dan janin. Risiko kehamilan bersifat dinamis,

karena ibu hamil yang pada mulanya normal secara tiba-tiba dapat menjadi

risiko tinggi. Petugas kesehatan harus dapat mengenal perubahan yang

mungkin terjadi sehingga kelainan yang ada dapat dikenal lebih dini

(Hutahaean, 2009).

Faktor risiko pada ibu hamil, seperti umur terlalu muda/tua, banyak

anak dan beberapa faktor biologis lainnya, adalah keadaan yang secara tidak

langsung menambah risiko kesakitan dan kematian pada ibu hamil. Risiko

tinggi adalah keadaan berbahaya dan mungkin menjadi penyebab langsung

kematian ibu, misalnya perdarahan melalui jalan lahir, eklampsia dan

infeksi (Depkes, 1998).

Pertama kali ibu hamil melakukan pelayanan antenatal dan dilakukan

secara rutin merupakan saat yang sangat penting, karena berbagai faktor

risiko dapat mendeteksi dini sehingga dengan segera bisa diketahui seawal

mungkin dan segera dikurangi atau dilakukan tindakan yang tepat untuk

mengatasi dan merencanakan serta memperbaiki kehamilan tersebut.

Kelengkapan antenatal terdiri dari jumlah kunjungan antenatal dan kualitas

pelayanan antenatal (Istiarti, 2000 dan Saifuddin dkk, 2002).

Pelayanan antenatal merupakan pelayanan terhadap individu yang

bersifat preventif care untuk mencegah terjadinya masalah yang kurang baik

bagi ibu dan janin. Pelayanan antenatal merupakan upaya kesehatan

Page 29: STUDI FENOMENOLOGI KUALITAS PEMERIKSAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25853/1/Dita... · antenatal yang lengkap dikarenakan banyaknya pasien yang melakukan

12

perorangan yang memperhatikan precisi dan kualitas pelayanan medis yang

diberikan. Agar dapat melalui persalinan dengan sehat dan aman diperlukan

kesiapan fisik dan mental ibu, sehingga ibu dalam keadaan status kesehatan

yang optimal. Keadaan kesehatan ibu sangat berpengaruh bagi pertumbuhan

janin yang dikandungnya (Depkes, 2007).

Pemeriksaan antenatal adalah pelayanan kesehatan yang diberikan

kepada ibu selama masa kehamilannya sesuai dengan standar pelayanan

antenatal yang mencakup anamnesis, pemeriksaan fisik umum dan

kebidanan, pemeriksaan laboratorium atas indikasi tertentu serta indikasi

dasar dan khusus (Prawirohardjo, 2006). Selain itu aspek yang lain yaitu

penyuluhan, Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE), motivasi ibu hamil

dan rujukan.

2. Kunjungan antenatal care

Pelayanan antenatal merupakan cara untuk memonitor dan mendukung

kesehatan ibu hamil normal dan mendeteksi komplikasi. Pelayanan

antenatal penting untuk menjamin bahwa proses alamiah dari kehamilan

berjalan normal dan tetap demikian seterusnya. Kehamilan dapat

berkembang menjadi masalah atau komplikasi setiap saat. Sekarang ini

sudah umum diterima bahwa setiap kehamilan membawa risiko bagi ibu.

Kunjungan ibu hamil adalah kontak ibu hamil dengan tenaga

profesional untuk mendapatkan pelayanan antenatal sesuai standar yang

ditetapkan. Kunjungan baru ibu hamil (K1) adalah kontak ibu hamil yang

pertama kali dengan petugas kesehatan untuk mendapatkan pemeriksaan

antenatal standard, dalam pengelolaan program KIA disepakati bahwa

Page 30: STUDI FENOMENOLOGI KUALITAS PEMERIKSAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25853/1/Dita... · antenatal yang lengkap dikarenakan banyaknya pasien yang melakukan

13

kunjungan ibu hamil yang ke empat (K4) adalah kontak ibu hamil yang

keempat atau lebih dengan petugas kesehatan untuk mendapatkan

pemeriksaan antenatal (Depkes RI, 2007).

Istilah kunjungan disini tidak hanya mengandung arti bahwa ibu hamil

yang berkunjung ke fasilitas pelayanan, tetapi adalah setiap kontak tenaga

kesehatan baik diposyandu, pondok bersalin desa, kunjungan rumah dengan

ibu hamil memberikan pelayanan antenatal sesuai dengan standar dapat

dianggap sebagai kunjungan ibu hamil (Depkes RI, 2001):

a. Kunjungan ibu hamil pertama (Kl)

Kunjungan baru ibu hamil adalah kunjungan ibu hamil yang pertama

kali pada masa kehamilan.

b. Kunjungan ulang

Kunjungan ulang adalah kontak ibu hamil dengan tenaga kesehatan

yang kedua dan seterusnya, untuk mendapatkan pelayanan antenatal

sesuai dengan standar selama satu periode kehamilan berlangsung.

c. Kunjungan ibu hamil keempat (K4)

K4 adalah kontak ibu hamil dengan tenaga kesehatan yang ke empat

atau lebih untuk mendapatkan pelayanan antenatal sesuai standar yang

ditetapkan dengan syarat:

1) Satu kali dalam trimester pertama (sebelum 14 minggu).

2) Satu kali dalam trimester kedua (antara minggu 14-28)

3) Dua kali dalam trimester ketiga (antara minggu 28-36 dan

setelah minggu ke 36).

4) Pemeriksaan khusus bila terdapat keluhan-keluhan tertentu

Page 31: STUDI FENOMENOLOGI KUALITAS PEMERIKSAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25853/1/Dita... · antenatal yang lengkap dikarenakan banyaknya pasien yang melakukan

14

3. Kualitas pemeriksaan antenatal

Pemeriksaan antenatal merupakan salah satu tahapan penting menuju

kehamilan yang sehat. Pemeriksaan antenatal yang dilakukan untuk

memeriksa keadaan ibu dan janin secara berkala, yang diikuti dengan upaya

koreksi terhadap penyimpangan yang ditemukan. Tujuaannya adalah untuk

menjaga agar ibu hamil dapat melalui masa kehamilan, persalinan dan nifas

dengan baik dan selamat, serta menghasilkan bayi yang sehat. Pemeriksaan

antenatal dilakukan oleh tenaga yang berkompeten dalam memberikan

pelayanan antenatal kepada ibu hamil yaitu dokter spesialis kebidanan,

dokter, bidan dan perawat (Depkes, 2010).

Pemeriksaan antenatal sangat penting dan wajib dilakukan oleh para ibu

hamil karena dalam pemeriksaan tersebut dilakukan monitoring secara

menyeluruh baik mengenai kondisi ibu maupun janin yang sedang

dikandungnya. Pemeriksaan antenatal juga dapat mengetahui perkembangan

kehamilan, tingkat kesehatan kandungan, kondisi janin dan bahkan penyakit

atau kelainan pada kandungan yang diharapkan dapat dilakukan penanganan

secara dini. Hal-hal yang dapat dilakukan dalam pemeriksaan kehamilan,

sebagai bahan pengetahuan bagi para ibu hamil agar menuju kehamilan

yang sehat dan keluarga yang berkualitas (Hutahaean, 2009).

Pemeriksaan antenatal ini merupakan upaya menurunkan angka

kematian ibu dan perinatal. Dianjurkan agar pada setiap kehamilan,

dilakukan antenatal care secara teratur dan sesuai dengan jadwal yang lazim

berlaku (Manuaba, 2003).

Page 32: STUDI FENOMENOLOGI KUALITAS PEMERIKSAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25853/1/Dita... · antenatal yang lengkap dikarenakan banyaknya pasien yang melakukan

15

Jadwal antenatal care (pemeriksaan antenatal) sebagai berikut

(Manuaba, 2003) :

a. Trimester I dan II

1) Sebulan sekali

2) Pengambilan data hasil laboratorium

3) Pemeriksaan ultrasonografi

4) Nasihat diet

a) Empat sehat lima sempurna

b) Protein 0,5/kg BB, ditambah satu telor/hari

5) Observasi

a) Penyakit yang dapat mempengaruhi kehamilan

b) Komplikasi kehamilan

6) Rencana

a) Mengobati penyakit

b) Menghindari terjadinya komplikasi kehamilan

c) Imunisasi tetanus I

b. Trimester III

1) Setiap dua minggu kemudian sampe seminggu sampai tanda

kelahiran tiba

2) Evaluasi data laboratorium untuk melihat hasil pengobatan

3) Diet empat sehat lima sempurna

4) Pemeriksaan ultrasonografi

5) Imunisasi tetanus II

6) Observasi

Page 33: STUDI FENOMENOLOGI KUALITAS PEMERIKSAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25853/1/Dita... · antenatal yang lengkap dikarenakan banyaknya pasien yang melakukan

16

a) Penyakit yang menyertai kehamilan

b) Komplikasi hamil trimester III

c) Berbagai kelainan kehamilan trimester III

Adapun pemeriksaan antenatal saat antenatal yang berkualitas dapat

dilihat dari saat anamnesa, pemeriksaan fisik, diagnosa, prognosa dan terapi.

Hal yang perlu diperhatikan saat pemeriksaan antenatal ialah sebagai

berikut:

a. Anamnesa

Anamnesa adalah pertanyaan terarah yang ditujukkan kepada ibu

hamil, untuk mengetahui keadaan ibu dan faktor risiko yang

dimilikinya. Anamnesa dapat membantu untuk mengetahui dukungan

terhadap ibu dan pengambilan keputusan dalam keluarga, sehingga

membantu ibu dalam merencanakan persalinan yang baik (Depkes,

2007).

Menurut Depkes (2007) anamnesa pada kunjungan pelayanan

antenatal pertama dari ibu hamil yang perlu diperhatikan meliputi :

1) Identifikasi ibu (nama, nama suami, usia, pekerjaan, agama dan

alamat ibu)

2) Keluhan utama atau apa yang diderita, apakah ibu datang untuk

memeriksa kehamilan atau ada masalah lain

3) Riwayat haid

4) Riwayat perkawinan

5) Riwayat kehamilan sekarang meliput: HPHT (haid pertama haid

terakhir), gerak janin, masalah atau tanda-tanda bahaya,

Page 34: STUDI FENOMENOLOGI KUALITAS PEMERIKSAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25853/1/Dita... · antenatal yang lengkap dikarenakan banyaknya pasien yang melakukan

17

Keluhan-keluhan yang lazim pada kehamilan, penggunaan obat-

obatan (termasuk jamu), kekhawatiran lain yang dirasakan

6) Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas sebelumnya seperti

riwayat hipertensi, perdarahan dan masalah-masalah yang lain

7) Riwayat penyakit yang pernah diderita/kesehatan seperti

penyakit jantung, paru, ginjal, diabetes melitus dll,

8) Riwayat keluarga meliputi penyakit keturunan, anak kembar,

penyakit menular dll.

9) Riwayat sosial ekonomi dan budaya meliputi status perkawinan,

riwayat KB, reaksi orang tua dan keluarga terhadap kehamilan,

dukungan keluarga, pengambil keputusan dalam keluarga,

kebiasaan makan dan gizi yang dikonsumsi, kebiasaan hidup

sehat, beban kerja dan kegiatan sehari-hari, tempat melahirkan

dan penolong yang diinginkan.

No. Anamnesa obstetri Risiko rendah Risiko tinggi

1. Umur penderita - Kurang 19 tahun

Diatas 35 tahun

2. Perkawinan - Infertilitas 3-5 tahun

3. Sejarah persalinan Spontan B, aterm, hidup

Tidak pernah abortus,

dan persalinan

premature

Tidak mengalami

operasi dalam

Rahim/persalinan

Tanpa komplikasi

kehamilan

Persalinan premature,

abortus

Persalinan dengan

tindakan atau operasi

4. Interval kehamilan Diatas 2 tahun atau di

bawah 5 tahun

Tanpa metode KB

Terdapat komplikasi

hamil

Anak terkecil 5 tahun

atau lebih

5. Sejarah keluarga Tanpa penyakit yang

dapat menganggu

kehamilan

Penyakit keturunan

Penyakit menyertai

Page 35: STUDI FENOMENOLOGI KUALITAS PEMERIKSAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25853/1/Dita... · antenatal yang lengkap dikarenakan banyaknya pasien yang melakukan

18

hamil:

Penyakit darah, asma,

jantung, ginjal dan

lever

Kehamilan kembar

6. Tanggal menstruasi

terakhir

Menentukan pikiran

persalinan menurut

rumus naegle

Umur hamil menurut

tinggi fundus uteri

Umur menurut gerak

janin dan detak jantung

Membandingkan orang

bumil lainnya

Berdasarkan USG

7. Berat badan bayi Hamil 2500-3500 gr

Menurut rumus Johnson

Menurut USG

BB > 4000 gr,

makrosomia sulit lahir

pervaginam

Tabel 2.1 anamnesa kehamilan

Tabel diatas menjelaskan gambaran khusus dalam anamnesa

kehamilan dari hasil anamnesa yang dilakukan oleh petugas kesehatan

dapat memberikan gambaran khusus. Anamnesa tersebut juga

menunjukan hasil kehamilan yang berisiko rendah dan berisiko tinggi.

Pelaksanaan anamnesa yang sesuai pedoman dapat membantu untuk

menentukan masalah yang akan ditetapkan (Manuaba, 2003)

b. Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan fisik harus dilakukan secermat mungkin. Pemeriksaan

ini memerlukan ketelitian sehingga didapat diagnosa yang tepat dan

pengobatan yang akurat. Tujuan pemeriksaan fisik ini adalah untuk

mendeteksi penyulit atau komplikasi-komplikasi kehamilan.

Pemeriksaan fisik pada ibu hamil meliputi :

1) Pemeriksaan luar, terdiri dari ;

a) Pemeriksaan umum meliputi keadaan umum ibu (keadaan

gizi, kelainan bentuk badan dan kesadaran), status gizi ibu,

Page 36: STUDI FENOMENOLOGI KUALITAS PEMERIKSAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25853/1/Dita... · antenatal yang lengkap dikarenakan banyaknya pasien yang melakukan

19

tanda vital, oedema, tinggi badan, berat badan, reflek,

pemeriksaan laboratorium sederhana bila ada untuk kadar

Hb, golongan darah dan urine rutin.

b) Pemeriksaan obstetri meliputi melihat kontraksi uterus dan

palpasi perut dengan cara leopold yang dibagi dalam 4

tahap

2) Pemeriksaan dalam

Pemeriksaan dalam dilakukan pada saat kunjungan pertama

pemeriksaan antenatal pada hamil muda dan sekali lagi pada

kehamilan trimester III untuk menentukan keadaan panggul.

c. Intervensi dasar

Intervensi yang diberikan pada ibu hamil yang melakukan

kunjungan ANC. Pemberian imunisasai (Tetanus Toksoid) TT

lengkap: Untuk mencegah tetanus neonatorum. Pemberian (tablet besi)

minimnal 90 tablet selama kehamilan. Pemberian vitamin dan mineral

yang disarankan pada ibu hamil.

d. Diagnosa

Setelah dilakukan anamnesa dan pemeriksaan fisik, maka dapat

ditegakkan diagnosa. Selain itu dapat diketahui :

1) Hamil atau tidak

2) Primigravida atau multigravida

3) Usia kehamilan

4) Janin hidup atau mati

5) Janin tunggal atau kembar

Page 37: STUDI FENOMENOLOGI KUALITAS PEMERIKSAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25853/1/Dita... · antenatal yang lengkap dikarenakan banyaknya pasien yang melakukan

20

6) Letak anak

7) Anak intrauterin atau extrauterin

8) Keadaan jalan lahir

9) Keadaan umum penderita

Tujuan terapi pada ibu hamil adalah untuk mencapai derajat

kesehatan setinggi-tingginya dalam kehamilan dan menjenlang

persalinan. Keluhan yang mengganggu perlu diperhatikan dan

diberi pengobatan. Berikan konseling pada ibu hamil mengenai

kehidupan waktu hamil, hygiene dan gizi, pemeriksaan antenatal

dan tanda-tanda bahaya kehamilan dll.

e. Penyuluhan

Penyuluhan kesehatan diartikan sebagai kegiatan pendidikan

kesehatan yang dilakukan dengan cara menyebarluaskan pesan dan

mmenanamkan keyakinan. Dengan demikian, masyarakat tidak saja

sadar, tahu dan mengerti, tetapi juga mau dan dapat melakukan anjuran

yang berhubungan dengan kesehatan. Penyuluhan kesehatan bertujuan

mengubah perilaku kurang sehat menjadi sehat. Perilaku baru yang

terbentuk, terbatas pada pemahaman sasaran, sedangkan perubahan

sikap dan tingkah laku merupakan tujuan tidak langsung (Maulana,

2009).

Sasaran penyuluhan kesehatan, seperti juga sasaran pendidikan

kesehatan, meliputi masyarakat umum dengan orientasi masyarakat

pedesaan, masyarakat kelompok khusus dan individu dengan teknik

pendidikan kesehatan individual (Maulana (2009) dan Effendy (1998).

Page 38: STUDI FENOMENOLOGI KUALITAS PEMERIKSAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25853/1/Dita... · antenatal yang lengkap dikarenakan banyaknya pasien yang melakukan

21

Banyak faktor yang perlu diperhatikan terhadap saaran dalam

keberhasilan penyuluhan kesehatan, diantaranya adalah tingkat

pendidikan, tingkat sosial ekonomi, adat istiadat, kepercayaan

masyarakat dan ketersediaan waktu dari masyarakat (Effendy, 1998).

Perawatan kehamilan adalah memberikan pengawasan atau

pemeliharaan ibu hamil sampai melahirkan bayinya, dengan tujuan

menurunkan angka kesakitan dan angka kematian ibu pada ibu-ibu

hamil, melahirkan serta nifas. Karenanya seorang ibu hamil

kesehatannya perlu diawasi atau dirawat agar ibu hamil selalu dalam

keadaan sehat dan selamat, bila timbul kelainan pada kehamilan atau

timbul gangguan kesehatan dapat diketahui secara dini dan dapat

dilakukan perawatan yang tepat, dapat diberikan penyuluhan tentang

cara memlihara sendiri watu hamil dan dapat diberikan suntikan

kekebalan terhadap tetanus. Adapun pelaksanaan perawatan kehamilan

sebagai berikut (Dainur, 1995):

a. Memberikan penyuluhan atau mengajarkan para ibu-ibu untuk

pergi memeriksakan kehamilannya ke puskesmas secara

teratur

b. Memberikan penyuluhan kepada ibu-ibu tentang

c. Kebersihan perorangan, mandi setiap hari, kuku pendek, cukup

istirahat dan tidur, makanan bergizi, keluarga berencana,

anjuran untuk memepersiapkan alat-alat yang diperlukan untuk

persalinan dan untuk bayi yang akan dilahirkan, tanda-tanda

bahaya kehamilan , kehamilan yang beresiko.

Page 39: STUDI FENOMENOLOGI KUALITAS PEMERIKSAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25853/1/Dita... · antenatal yang lengkap dikarenakan banyaknya pasien yang melakukan

22

d. Dengan pengamatan yang cermat bila didapati kelainan-

kelainan pada ibu hamil atau keluhan -keluhan yang tidak

wajar kirimlah ke puskesmas untuk pemeriksaan dan

pengobatan

f. Sistem rujukan

Sistem rujukan merupakan suatu sistem jaringan pelayanan

kesehatan yang memnungkinkan terjadinya penyerahan tanggung

jawab secara timbal balik atas timbulnya masalah dari suatu kasus atau

masalah kesehatan masyarakat, baik secara vertikal maupun horizintal

kepada yang lebih kompeten, terjangkau dan dilakukan secara rasional.

Tujuan sistem rujukan adalah untuk meningkatkan mutu, cakupan dan

efesiensi pelayanan kesehatan secara terpadu (Syafrudin dan Effendi,

2009).

Salah satu kelemahan pelayanan kesehatan adalah pelaksanaan

rujukan yang kurang cepat dan tepat. Rujukan bukan suatu

kekurangan, melainkan suatu tanggung jawab yang tinggi dan

mendahulukan kebutuhan massyarakat. Kita ketahui bersama bahwa

tingginya kematian ibu dan bayi merupakan masalah kesehatan yang

dihadapi oleh bangsa kita. Pada pembelajaran sebelumnya, telah

dibahas mengenai masalah 3T (tiga keterlambatan) yang

melatarbelakangi tingginya kematian ibu dan anak, terutama terlambat

mencapai fasilitas pelayanan kesehatan (Syafrudin, 2009).

Adanya sistem rujukan, diharapkan dapat meningkatkan pelayanan

kesehatan yang lebih bermutu karena tindakan rujukan ditujukan pada

Page 40: STUDI FENOMENOLOGI KUALITAS PEMERIKSAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25853/1/Dita... · antenatal yang lengkap dikarenakan banyaknya pasien yang melakukan

23

kasus yang tergolong beresiko tinggi. Oleh karena itu, kelancaran

dapat menjadi faktor yang menentukan untuk menurunkan angka

kematian ibu dan perinatal, terutama dalam mengatasi keterlambatan.

Bidan sebagai tenaga kesehatan harus memiliki kesiapan untuk

merujuk ibu atau bayi ke fasilitas kesehatan rujukan secara optimal dan

tepat waktu jika menghadapipenyulit. Jika bidan lemah atau lalai

dalam melakukannya, akan berakibat fatal bagi keselamatan jiwa dan

ibu (Syafrudin, 2009).

Konsep kesejahteraan ibu merupakan konsep yang kompleks yang

memerlukan koordinasi, integrasi, sinkronisasi dan simplifikasi (KISS)

pelaksanaan yang terarah dengan jelas sehingga dapat menurunkan

angka kematian ibu dan perinalatal. ditinjau dari struktur pelaksaanaan

dengan puskesmas sebagai ujung tombaknya, polindes dan posyandu,

maka dapat dibyang sasaran yang hendak vapai akan berhasil. Pesan

kesehatreaan ibu pada massyarakat masyarakat sebagai berikut

(Manuaba, 1998):

1. Segeralah datang ke pusat pelayanan kesehatan terdekat

a. Melakukan perawatan antenatal

b. Melakukan pengawasan antenatal sebanyak 4 kali

c. Menasehati kapan harus datang ke pusat pelayanan

kesehatan

d. Perut sakit atau terjatuh

e. Mengeluarkan darah campur lendir, mengeluarkan darah

saja dan mengeluarkan cairan

Page 41: STUDI FENOMENOLOGI KUALITAS PEMERIKSAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25853/1/Dita... · antenatal yang lengkap dikarenakan banyaknya pasien yang melakukan

24

f. Gerakan janin makin berkurang

g. Badan panas sebagai tanda infeksi

2. Kepada keluargah diterangkan keadaan yang dapat

membahayan saat hamil dan meningkatkan bahaya terhadap

bayinya

3. Wanita hamil memerlukan makanan lebih dan istirahat cukup

4. Mendorong kesehatan reproduksi yang optimal

5. Wanita yang sehat jasmani dan rohani sejak saat kanak-kanank

mempunyai penyulit kehamilan yang makin berkurang

Pemantauan kemajuan kehamilan dilakukan pada setiap kunjungan

antenatal (pengukuran tekanan darah, penimbangan berat badan,

pengukuran tinggi badan, pengukuran tinggi fundus uteri, memantau

gerakan janin); mendiagnosa kehamilan untuk mengetahui ada

tidaknya komplikasi serta penanganannya) dan non medis (konseling

perawatan kehamilan dan persiapan rujukan) Pemeriksaan, diagnosis

pemantauan serta penanganan harus dilakukan sesuai standar. Namun

dalam penerapan operasionalnya menurut Depkes (2010) dikenal

standar minimal ”10T” untuk pelayanan Antenatal yang terdiri atas:

1) (Timbang) berat badan

2) Ukur (tekanan) darah

3) Tes nilai status gizi (ukur lingkar lengan atas)

4) Ukur (tinggi) fundus uteri

5) Tes DJJ (denyut jantung janin)

6) Pemberian imunisasai (Tetanus Toksoid) TT lengkap.

Page 42: STUDI FENOMENOLOGI KUALITAS PEMERIKSAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25853/1/Dita... · antenatal yang lengkap dikarenakan banyaknya pasien yang melakukan

25

7) Pemberian (tablet besi) minimnal 90 tablet selama kehamilan

8) (Tes) terhadap penyakit menular seksual

9) (Temu) wicara dalam rangka pensiapan rujukan

10) Tatalaksana kasus.

Kelompok the action on preeclampsia (APEC) mengenalkan sebuah

brousur untuk membantu wanita memahami petingnya memeriksa tekanan

darah mereka serta instruksi tentang kapan mencari rujukan bidan atau

medis (Henderson, 2005).

Memperlakukan wanita sebagai mitra kerja-informasi tentang gejala yang

dapat menunjukkan preeklampsia

a. Sakit kepala berat

b. Pandangan kabur atau kilatan cahaya

c. Nyeri berat dibawah iga

d. Muntah-muntahh

e. Pembengkakan mendadak pada wajah, tangan dan kaki secara

mendadak

Sumber; APEC, 1996

Tabel 2.2 kotak brosur APEC

B. Preeklampsia

1. Pengertian preeklampsia

Menurut Hacker (2001) preeklampsia dapat disebut sebagai hipertensi

yang diinduksi-kehamilan atau penyakit hipertensi akut pada kehamilan.

Preeklampsia tidak semata-mata terjadi pada wanita muda pada kehamilan

pertamanya. Preeklampsia ini paling sering terjadi selama trimester terakhir

kehamilan.

Preeklampsia merupakan sindrom spesifik kehamilan berupa

berkurangnya perfusi organ akibat vasospasme dan aktivasi endotel, yang

ditandai dengan peningkatan tekanan darah dan proteinuria (Cunningham et

Page 43: STUDI FENOMENOLOGI KUALITAS PEMERIKSAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25853/1/Dita... · antenatal yang lengkap dikarenakan banyaknya pasien yang melakukan

26

al, 2003). Preeklampsia merupakan suatu penyakit vasopspastik, yang

melibatkan banyak sistem dan ditandai oleh hemokonsentrasi, hipertensi dan

proteinuria. Preeklampsia terjadi setelah minggu ke-20 pada wanita yang

sbelumnya memiliki tekanan darah normal (Bobak dkk, 2005).

Preeklampsia dapat berkembang dari preeklampsia yang ringan sampai

preeklampsia yang berat.

Eklamsia didiagnosa bila pada wanita dengan kriteria klinis

preeklampsia, timbul kejang-kejang yang bukan disebabkan oleh penyakit

neurologis lain seperti epilepsi (Cunningham, F.Gary, 1995). Eklampsia

adalah gejala preeklampsia berat disertai dengan kejang dan diikuti dengan

koma (Manuaba, 2007).Sedangkan menurut Hacker, Moore (2001)

eklampsia didefinisikan sebagai penambahan kejang umum pada sindroma

preeklampsia ringan atau berat.

Preeklampsia dan eklampsia merupakan kumpulan gejala yang timbul

pada ibu hamil, bersalin dan dalam masa nifas yang terdiri dari trias :

hipertensi, proteinuri dan edema; yang kadang-kadang disertai konvulsi

sampai koma. Ibu tersebut tidak menunjukkan tanda-tanda kelainan vaskuler

atau hipertensi sebelumnya (Mochtar R, 1998).

2. Faktor resiko

Walaupun belum ada teori yang pasti berkaitan dengan penyebab

terjadinya preeklampsia, tetapi beberapa penelitian menyimpulkan

sejumlah faktor yang mempengaruhi terjadinya preeklampsia. Faktor

resiko tersebut meliputi;

Page 44: STUDI FENOMENOLOGI KUALITAS PEMERIKSAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25853/1/Dita... · antenatal yang lengkap dikarenakan banyaknya pasien yang melakukan

27

a. Usia

Usia 20 – 30 tahun adalah periode paling aman untuk

hamil/melahirkan. Faktor usia berpengaruh terhadap terjadinya

preeklampsia/eklampsia. Usia wanita remaja pada kehamilan pertama

atau nulipara umur belasan tahun (usia muda kurang dari 20 thn)

(Wiknjosastro dkk, 2002 dan Dudley, 1992).

Wanita yang lebih tua mengalami peningkatan insiden hipertensi

kronik seiring dengan pertambahan usia, beresiko lebih besar

mengalami preeklampsia pada hipertensi kronik (Cunningham, 2003).

b. Paritas

Kejadian 80% kasus hipertensi pada kehamilan, 3–8% pasien

terutama terjadi pada primigravida, pada kehamilan trimester kedua

(Lewellyn, 2001). Karena pada primigravida pembentukan antibodi

penghambat (blocking antibodies) belum sempurna sehingga

meningkatkan resiko terjadinya preeklampsia. Perkembangan

preeklampsia semakin meningkat pada umur kehamilan dengan umur

yang ekstrem, seperti terlalu muda atau terlalu tua.

c. Kehamilan ganda/multipel

Preeklampsia dan eklampsia 3 kali lebih sering terjadi pada

kehamilan ganda dari 105 kasus kembar dua didapat 28,6%

preeklampsia dan satu kematian ibu karena eklampsia. Dari hasil pada

kehamilan tunggal, dan sebagai faktor penyebabnya ialah dislensia

uterus.

Page 45: STUDI FENOMENOLOGI KUALITAS PEMERIKSAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25853/1/Dita... · antenatal yang lengkap dikarenakan banyaknya pasien yang melakukan

28

d. Genetik

Preeklampsia/eklampsia bersifat herediter. Cooper dan liston

(1997) meneliti kemungkinan bahwa kerentanan terhadap preeklamsia

bergantung pada gen resesif. Seseorang yang mempunyai riwayat

preeklampsia atau riwayat keluarga dengan preeklampsia maka akan

meningkatkan resiko terjadinya preeklampsia.

e. Riwayat hipertensi

Salah satu faktor predisposing terjadinya preeklampsia atau

eklampsia adalah adanya riwayat hipertensi kronis, atau penyakit

vaskuler hipertensi sebelumnya, atau hipertensi esensial (Derek 2001

dan Taber 1991). Sebagian besar kehamilan dengan hipertensi esensial

berlangsung normal sampai cukup bulan. Pada kira-kira sepertiga

diantara para wanita penderita tekanan darahnya tinggi setelah

kehamilan 30 minggu tanpa disertai gejala lain. Kira-kira 20%

menunjukkan kenaikan yang lebih mencolok dan dapat disertai satu

gejala preeklampsia atau lebih, seperti edema, proteinuria, nyeri

kepala, nyeri epigastrium, muntah, gangguan visus (Supperimposed

preeklampsia), bahkan dapat timbul eklampsia dan perdarahan otak

(Cuningham, 2003).

f. Status gizi

Kegemukan disamping menyebabkan kolesterol tinggi dalam darah

juga menyebabkan kerja jantung lebih berat, oleh karena jumlah darah

yang berada dalam badan sekitar 15% dari berat badan, maka makin

gemuk seorang makin banyak pula jumlah darah yang terdapat di

Page 46: STUDI FENOMENOLOGI KUALITAS PEMERIKSAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25853/1/Dita... · antenatal yang lengkap dikarenakan banyaknya pasien yang melakukan

29

dalam tubuh yang berarti makin berat pula fungsi pemompaan jantung.

Sehingga dapat menyumbangkan terjadinya preeklampsia.

Tabel 2.3

Faktor resiko preeklammpsia-eklampsia

Faktor resiko Keterangan

Frekuensi Primigravida atau multipara dengan usia lebih tua

Usia Usia < 18 atau > 35

Berat badan < 50 Kg atau gemuk

Penyakit kronis Diabetes melitus, hipertensi, penyakit ginjal,

penyakit pembuluh darah, penyakit pembuluh

darah kolagen (lupus eritematosus sistemik)

Komplikasi

kehamilan

Kehamilan multipel, janin besar, hidrop janin,

polihidramnion

Riwayat kehamilan Preeklampsia pada kehamilan sebelumnya

Genetik Genetik

Sumber: Bobak, Lowerdermik, Jensen (2005)

3. Etiologi

Dalam teori dikemukakan beberapa penyebab terjadinya

preeklampsia, namun penyebab pastinya masih belum diketahui. Teori

yang mengemukakan tentang bagaimana dapat terjadi hipertensi pada

kehamilan cukup banyak sehingga Zweifel (1922) menyebutkan sebagai

"disease of theory". karena banyaknya teori dan tidak satupun dari tersebut

dapat menerangkan berbagai gejala yang timbul.

beberapa landasan teori di kemukan sebagai berikut :

a. Teori genetik

Berdasarkan teori ini, penyakit ini dapat diturunkan pada anak

perempuannya sehingga sering terjadi hipertensi sebagai komplikasi

kehamilannya. Sifat herediternya ada “resesif” sehingga tidak atau

jarang terjadi pada menentunya. kejadian hipertensi pada kehamilan

berikutnya atau ketiga akan makin berkurang.

Page 47: STUDI FENOMENOLOGI KUALITAS PEMERIKSAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25853/1/Dita... · antenatal yang lengkap dikarenakan banyaknya pasien yang melakukan

30

b. Teori immunologis

Preeklampsia sering terjadi pada kehamilan I karena pada

kehamilan I terjadi pembentukan blocking antibodies terhadap antigen

plasenta tidak sempurna. Pada preeklampsia terjadi komplek imun

humoral dan aktiva komplemen. Hal ini dapat diikuti dengan

terjadinya pembentukan proteinuria.

c. Peran Prostasiklin dan Tromboksan

Pada preeklampsia dan eklampsia didapatkan kerusakan pada

endotel vaskuler, sehingga sekresi vasodilatator prostasiklin oleh sel-

sel endotelial plasenta berkurang, sedangkan pada kehamilan normal

prostasiklin meningkat. Sekresi aldosteron menurun. Akibat perubahan

ini menyebabkan pengurangan perfusi plasenta sebanyak 50%,

hipertensi dan penurunan volume plasma (Joko, 2002).

d. Teori iskemia regio uteroplasenta

Pada kehamilan normal, arteria sprialis yang terdapat pada desidua

mengalami pergantian sel dengan tofoblas endovaskular yang akan

menjamin lumennya tetap terbuka untuk memberikan aliran darah

tetap, nutrisi cukup dan o2 seimbang. Destruksi pergantian ini

seharusnya pada trimester pertama yaitu minggu ke 16 dengan

perkiraan pembentukan palsenta telah berakhir.

Invasi endovaskular trofoblas terus berlangsung pada trimester

kedua dan masuk ke dalam arteria miometrium. Hal ini menyebabkan

pelebaran dan tetap terbukanya arteri sehingga klelangsungan aliran

Page 48: STUDI FENOMENOLOGI KUALITAS PEMERIKSAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25853/1/Dita... · antenatal yang lengkap dikarenakan banyaknya pasien yang melakukan

31

↓ vasokonstriksi

↓ gumpalan trombosit

↓ aktivitas uterus

↑ aliran darah uteroplasenta

Prostasiklin

↑ vasokonstriksi

↑ gumpalan trombosit

↑ aktivitas uterus

↓ aliran darah

uteroplasenta

Tromboksan

darah, nutrisi dan O2 tetap terjamin. Hal tersebut diperlukan untuk

tumbuh kembang janin dalam rahim.

Invasi trimester kedua pada preeklampsia dan eklampsia tidak

terjadi sehingga terjadi hambatan pada saat memerlukan tambahan

aliran darah untuk memberikan nutrisi dan O2 dan menimbulkan

“iskemia regio uteroplasenter” pada sekitar minggu ke 20.

e. Disfungsi dan aktivasi dari endotelial

Kerusakan sel endotel vaskuler maternal memiliki peranan penting

dalam patogenesis terjadinya preeklampsia. Fibronektin diketahui

dilepaskan oleh sel endotel yang mengalami kerusakan dan meningkat

secara signifikan dalam darah wanita hamil preeklampsia. Kenaikan

kadar fibronektin sudah dimulai pada trimester pertama kehamilan dan

kadar fibronektin akan meningkatkan sesuai dengan kemajuan

kehamilan (Drajat, 2000 ).

f. Teori diet

Peranan kalium dalam hipertensi kehamilan sangat penting

diperhatikan karena kekurangan kalsium dalam diet dapat memicu

terjadinya hipertensi. Ibu hamil memerlukan sekitar 2-2 1/2 gram

kalsium per hari.

Kehamilan normal

Page 49: STUDI FENOMENOLOGI KUALITAS PEMERIKSAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25853/1/Dita... · antenatal yang lengkap dikarenakan banyaknya pasien yang melakukan

32

endoperoksin

asam arakhodonik

Preeklampsia

endoperoksin

asam arakhodonik

Bagan 2.1 Teori Prostaksiklin

Bagan diatas menjelaskan kesimbangan aktivitas biologis prostaksiklin

dan tromboksan pada kehamilan normal. Penurunan prostaksiklin pada

preeklampsia. Aktivitas tromboksan meningkat pada preeklampsia

sedangkan aktivitas prostaksiklinnya menurun.

4. Patofisiologi

Patofisiologi preeklampsia-eklampsia setidaknya berkaitan dengan

perubahanan fisiologis kehamilan. Adaptasi fisiologis normal pada

kehamilan meliputi peningkatan volume plasma darah, vasodilatasi,

penurunan resintensi vaskular sisteik (Systemic Vascular Resistance

(SVR)). Pada preeklampsia, volume plasma yang beredar menurun,

sehingga terjadi homo konsentrasi dan peningkatan hematokrit maternal.

↓ vasokonstriksi

↓ gumpalan trombosit

↓ aktivitas uterus

↑ aliran darah

uteroplasenta

Prostasiklin

↑ vasokonstriksi

↑ gumpalan trombosit

↑ aktivitas uterus

↓ aliran darah

uteroplasenta

Tromboksan

Page 50: STUDI FENOMENOLOGI KUALITAS PEMERIKSAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25853/1/Dita... · antenatal yang lengkap dikarenakan banyaknya pasien yang melakukan

33

Perubahan ini membuat perfusi organ maternal menurun, termasuk perfusi

ke-unit janin-uteroplasenta. Vasospasme siklik leih lanjut menurunkan

perfusi organ dengan menghancurkan sel-sel darah merah, sehingga

kapasitas oksigen menurun. Vasospasme merupakan sebagian ekanisme

dasar tanda dan gejala yang menyertai preeklampsia. Vasospasme

merupakan akibat peningkatan sensitivitas terhadap tekanan peredaran

darah, seperti angiotensin II dan kemungkinan ketidakseimbang antara

prostasiklin prostaglandin dan tromoksan A2 (Consensus Report, 1990

dalam Bobak 2005).

Pada preeklampsia yang berat dan eklampsia dapat terjadi perburukan

partologis pada sejumlah organ dan sistem yang kemungkinan diakibatkan

oleh vasospasme dan iskemia (Cunningham, 2003). Wanita dengan

hipertensi pada kehamilan dapat mengalami peningkatan respone terhadap

berbagai substansi endogen (seperti prostagladin, tromboxsan) yang dapat

menyebabkan vasospasme dan agregasi platelet. Penumpukan trombus dan

pendarahan dapat menpengaruhi sistem saraf pusat yang ditandai dengan

sakit kepala dan defisit saraf lokal dan kejang. Nekrosis ginjal dapat

menyebabkan penurunan laju filtrasi glomerulus dan proteinuria.

Kerusakan hepar dari nekrosis hepatoseluler menyebabkan nyeri

epigastrium peningkatan tes fungsi hati. Manifestasi terhadap

kadiosvaskuler meliputi penurunan volume intavaskular, meningkatanya

cardiak output dan peningkatan tahanan pembuluh perifer. Peningkatan

hemolisis microangiopati menyebabkan anemia dan trombositpeni. Infark

Page 51: STUDI FENOMENOLOGI KUALITAS PEMERIKSAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25853/1/Dita... · antenatal yang lengkap dikarenakan banyaknya pasien yang melakukan

34

plasenta dan obstruksi plasenta menyebabkan pertumbuhan janin terhabat

bahkan kematian janin dalam rahim (Michael,2005).

kegagalan migrasi trofoblas intertisial

sel dan endotelial trofoblas ke dalam

arterioli miometrium

Penyakit maternal

- Hipertensi

- Kardiovaskular

- Penyakit ginjal

Faktor immunologis

Kebutuhan darah, nutrisi,

dan O2 tidak terpenuhi

setelah 20 mg

Faktor trofoblas

berlebihan

Hamil ganda

Molahidatidosa

Hamil + DM

Iskemia regio uteroplasenta

Perubahan terjadi

Bahan toksis

Aktivitas

endotelium

meningkat

Perlu endotel

Bahan toksis

Sitokin

Lipid peroksid

Kreatinin naik

Terapi HDK

Medikamentosa

menurut

Vasokonstriksi

pritchard

zupan sibai

terminasi kehamilan

Perlukaan endotel Permeabilitas

kapiler meningkat

Hipertensi

Iskemia organ vital

Edema dan nekrosis

Perdarahan

Menimbulkan gangguan

fungsi khusus darahnya

hemokonsentrasi

hipovolumia

Preeklampsia/e

klampsia

Timbunan

trombosit

Perlekatan fibrin

Terjadi

fibronolisis

trombositipenia

tromboksan A2

meningkat

Hemolisis darah

HELLP Syndrome

Bagan 2.2 patofisiologi preeclampsia Sumber: Manuaba, 2007

Page 52: STUDI FENOMENOLOGI KUALITAS PEMERIKSAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25853/1/Dita... · antenatal yang lengkap dikarenakan banyaknya pasien yang melakukan

35

5. Gambaran klinis

Pembagian preeklampsia sendiri dibagi dalam golongan ringan dan

berat. Berikut ini adalah penggolongannya Novita (2008) & Cunningham

(2003):

a. Preeklampsia ringan

Dikatakan preeklampsia ringan bila :

Tekanan darah sistolik antara 140-160 mmHg dan tekanan darah

diastolik 90-110 mmHg, Proteinuria minimal 30 mg/dl/24 jam (<

2g/L/24 jam), Tidak disertai gangguan fungsi organ.

b. Preeklampsia berat

Dikatakan preeklamsia berat bila :

Tekanan darah sistolik > 160 mmHg atau tekanan darah diastolik >

110 mmHg, Proteinuria (> 5 g/L/24 jam) atau positif 3 atau 4 pada

pemeriksaan kuantitatif. Bisa disertai dengan : Oliguria (urine ≤ 400

mL/24jam), Keluhan serebral, gangguan penglihatan, Nyeri abdomen

pada kuadran kanan atas atau daerah epigastrium. Selain itu kita juga

akan menemukan takikarda, takipnu, edema paru, perubahan

kesadaran, hipertensi ensefalopati, hiperefleksia, pendarahan otak

(Michael, 1992).

c. Jika terjadi tanda-tanda preeklampsia yang lebih berat dan disertai

dengan adanya kejang, maka dapat digolongkan ke dalam eklampsia.

Eklampsia adalah terjadinya konvulsi atau koma pada ibu hamil

disertai tanda gejala preeklampsia. Konvulsi atau koma dapat muncul

tanpa didahului gangguan neurologis (Bobak, 2005). Eklampsia

Page 53: STUDI FENOMENOLOGI KUALITAS PEMERIKSAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25853/1/Dita... · antenatal yang lengkap dikarenakan banyaknya pasien yang melakukan

36

mungkin diperberat oleh nyeri epigastrik dan peningkatan suhu diikuti

dengan kejang grand mal.

Perbedaan Preeklamsia Ringan dan Preeklampsia Berat

Efek pada ibu Preeklampsia Ringan Preeklampsia Berat

Tekanan darah Peningkatan tekanan darah

sistolik sebesar 30 mmHg

atau lebih, peningkatan

tekanan darah diastolik

sebesar ≥ 15 mmHg

Peningkatan menjadi ≥ 160/110

mmHg pada dua kali

pemeriksaan dengan jarak enam

jam pada ibu hamil yang

beristirahat di tempat tidur

MAP 140/90 = 107 160/110 = 127

Peningkatan

berat badan

Peningkatan berat badan

lebih dari 0,5 kg/minggu

selama trimester kedua dan

ketiga atau peningkatan

berat badan yang tiba-tiba

sebesar 2 kg setiap kali

Sama seperti preeklampsia

ringan

Proteinuria

dipstick

kualitatif analisa

kualitatif 24 jam

Protein sebesar 300 mg/l

dalam 24 jam atau > 1g/l

secara random dengan

memakai contoh urine

siang hari yang

dikumpulkan pada waktu

dengan jarak enam jam

karena kehilangan proein

adalah bervariasi; dengan

dipstick, nilai bervariasi

dari sedikit sampai 1+

Protein 5 sampai 10 g/l dalam

24 jam atau >+2protein dengan

dipstick.

Edema Edema dependen, bengkak

di mata, wajah, jari, bunyi

pulmoner tidak terdengar

Edema umum, bengkak semakin

jelas di mata wajah, jari, bunyi

paru (rales) bisa terdengar

Refleks Hiperefleksi +3; tidak ada

klonus dipergelangan kaki

Hiperefleksia +3 atau lebih;

klonus dipergelangan kaki

Haluaran urine Keluaran sama dengan

masukan; ≥ 30 ml/jam

Oliguria: 30 ml/jam atau 120

ml/4jam

Nyeri kepala Sementara Berat

Gangguan

penglihatan

Tidak ada Kabur, berat, fotopobia, bintik

buta pada funduskopi

Iritabilitas/afek Sementara Berat

Nyeri ulu hati Tidak ada Ada

Kreatinin serum Normal Ada

Trombositopenia Tidak ada Ada

Peningkatan

AST

Minimal Jelas

Hematokrit Meningkat Meningkat

Page 54: STUDI FENOMENOLOGI KUALITAS PEMERIKSAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25853/1/Dita... · antenatal yang lengkap dikarenakan banyaknya pasien yang melakukan

37

Efek pada janin

Perfusi plasenta Menurun Perfusi menurun dinyatakan

sebagai IUGR pada fetus,

DJJ:deselarasi lambat

Premature

placental aging

Tidak jelas Pada waktu lahir plasenta

terlihat lebih kecil daripada

plasenta yang normal untuk usia

usia kehamilan, premature aging

terlihat jelas dengan berbagai

daerah yang sinsitiannya pecah,

banyak terdapat nekroris

iskemik (infrark putih), dan

defosisi fibrin intervilosa

(infrark merah) bias terlihat

Tabel 2.3 perbedaan preeclampsia ringan dan berat

Sumber : Bobak, Lowdermilk, dan Jensen (2005). Buku ajar keperawatan

maternitas

6. Komplikasi

Komplikasi yang terberat ialah kematian ibu dan janin. Usaha

pertama ialah melahirkan bayi hidup dari ibu yang menderita preeclampsia

dan eklampsia. Komplikasi yang tersebut dibawah ini biasanya terjadi

pada preeklampsia berat dan eklampsia.

a. Solusio plasenta. Komplikasi ini biasanya terjadi pada ibu yang

menderita hipertensi akut dan lebih sering terjadi pada

preeclampsia.

b. Hipofibrinogenemia. Pada preeklampsia berat Zuspam (1978)

menemukan 23% bifofibrinogenemia.

c. Hemolisis. Penderita dengan preeklampsia berat kadang-kadang

menunjukan gejala klinik hemilisis yang dikenal karena ikterus.

Belum diketahui dengan pasti apakah ini merupakan kerusakan sel-

selhati atau destruksi sel darah merah. Nekrosis periportal hati

Page 55: STUDI FENOMENOLOGI KUALITAS PEMERIKSAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25853/1/Dita... · antenatal yang lengkap dikarenakan banyaknya pasien yang melakukan

38

yang sering ditemukan pada autopsi penderita eklamensia dapat

menerangkan ikterus tersebut.

d. Pendarahan otak. Komplikasi ini merupakan penyebab utama

kematian maternal penderita eklampsia.

e. Kelainan mata. Kehilangan penglihatan untuk sementara, yang

berlangsung selama seminggu, dapat terjadi. Perdarahan kadang-

kadang terjadi pada retina; hal ini merupakan tanda gawat akan

terjadinya apopleksia serebri.

f. Edema paru-paru. Zuspan (1978) menemukan hanya satu penderita

dari 69 kasus eklampsia, hal ini desebabkan karena payah jantung.

g. Nekrosis hati. Nekrosis periporal pada preeklampsia-eklampsia

merupakan akibat vasopasmus arteriol umum. Kelainan ini diduga

khas untuk eklamsia, tetapi ternyata juga ditemukan pada penyakit

lain. Kerusakan sel-sel hati dapat diketahui dengan pemeriksaan

faal hati, terutama penemuan enzim-enzimnya.

h. Sindroma HELLP. Yaitu Haemolisis, Eleved Liver Enzymes, Dan

Low Platelet.

i. Kelainan ginjal. Kelainan ini berupa endoteliosis glomerulus yaitu

pembengkakan sitoplasma sel edotelial tubulus ginjal tanpa

kelainan struktur lainnya. Kelainan lain yang dapat timbul ialah

anuria sampai gagal ginjal.

j. Komplikasi lain. Lidah tergigit, trauma dan frakura karena jatuh

akibat kejang-kejang pneumonia aspirasi, dan DIC (Disseminated

Intravascular Coagulation)

Page 56: STUDI FENOMENOLOGI KUALITAS PEMERIKSAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25853/1/Dita... · antenatal yang lengkap dikarenakan banyaknya pasien yang melakukan

39

k. Prematuritas, dismaturitas dan kematian janin intra-uterin.

7. Penatalaksanaan

Ibu hamil dengan komplikasi kehamilan adalah berbahaya. Semua ibu

hamil dengan komplikasi kehamilan memerlukan pengawasan ketat oleh

tenga kesehatan, dirujuk dan dipersiapkan agar persalinannya berlangsung

di rumah sakit. Penangan komplikasi kehamilan ditingkat pelayanan dasar

pada dasarnya hanyalah pertolongan pertama dalam rujukan. Berikut ini

terapi preeklampsia menurut Depkes ( 1994):

Preeklampsia ringan (tekanan darah 140/90 mmHg sampai 160/100

mmHg) masih mungkin ditangani dipuskesmas dan dibawah pengawasan

dokter. Tindakan yang dilakukan adalah:

a. Menganjurkan ibu untuk istirahat (bila bekerja diharuskan cuti) dan

menjelaskan kemungkinan adanya bahaya

b. Memberikan obat penenang: tablet luminal 3x30 mg/hari atau tablet

valium 3x5 mg/hari dan dipantau ketat (diberi obat untuk 3 hari,

kemudian tekanan darah diperiksa lagi). Ibu dipesan untuk segera

datang bila ada keluhan lain/keadaan memburuk, walaupun obat yang

diberikan belum habis.

c. Bila dalam satu minggu tekanan darah tidak turun atau makin

bertambah, maka ibu di rujuk ke RS.

Bila penderita ditemukan dalam preeklampsia berat atau eklampsia,

penderita harus langsung dirujuk ke RS. Tujuan dari perawatan adalah

menjcegah kejang, menurunkan tekanan darah, menetapkan fungsi ginjal

yang adekuat, dan melanjutkan kehamilan sampai janin cukup matur. Bila

Page 57: STUDI FENOMENOLOGI KUALITAS PEMERIKSAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25853/1/Dita... · antenatal yang lengkap dikarenakan banyaknya pasien yang melakukan

40

kehamilan telah 36 minggu atau lebih dan maturitas paru janin telah

ditetapkan, dilakukan induksi persalinan atau persalinan caesar. Bila

menandakan imaturitas atau kehamilan kurang dari 36 minggu, berikan

tindakan untuk mengurangi gejala-gejala pada ibu sehingga

memungkinkan tersedianya waktu untuk maturitas janin.

Pertolongan yang perlu diberikan dalam rangka merujuk adalah:

1. Infus dextran atau glukosa 5%

2. Pemberian sulfas magnesikus 8 g, i.m di bokong kiri dan kanan

(masing-masing 10 cc @4 g) untuk preeklampsia berat. Bila perlu,

pemberian dapat diulang tiap 4 jam.

3. Untuk eklampsia diberikan sulfas magnesikus 2 g i.v dan perlu

dipasang sendok/tong-spatel pada mulut, agar lidah tidak tergigit pada

waktu kejang.

4. Pengukuran/pencatatan cairan yang masuk dan keluar karena itu perlu

dipasang kateter dan urin ditampung.

Hal ini yang akan diberikan pada pasien selama dirawat di rumah sakit

dengan preeklampsia berat, berikut ini:

1. Tirah baring, ruangan yang tenang, tidak ada telepon dan sedikit

pengunjung untuk mengurangi stimulus yang dapat mencetuskan

serangan kejang

2. Diet tinggi protein, natrium sedang yang dapat ditoleransi bila tidak

terdapat mual atau indikasi dari aktivitas yang menimbulkan serangan

kejang

Page 58: STUDI FENOMENOLOGI KUALITAS PEMERIKSAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25853/1/Dita... · antenatal yang lengkap dikarenakan banyaknya pasien yang melakukan

41

3. Kesimbangan cairan dan penggantian elektrolit untuk memperbaiki

hipovolumia, mencegah kelebihan sirkulasi dan pemeriksaan serum

harian (asupan cairan harus 1000 ml ditambah haluan urin untuk 24

jam sebelumnya)

4. Sedatif seperti diasepam atau fenobarbital untuk meningkatkan

istirahat

5. Antihipertensif sepperti hidralazin untuk meningkatkan vasodilatasi

tanpa memberikan efek yang berat pada janin (diberikan bila tekanan

diastolik lebih tinggi dari 110 mmHg, diberikan drip intravena atau

suntikan)

6. Antikonvulsan untuk mengurangi resiko kejang seperti magnesium

sulfat (MgSO4) diberikan IM atau IV untuk mempertahankan kadar

dalam darah antara 4,0 dan 7,5 mg/dl (pada 10 mg/dl, refleks tendon

dalam menghilang dan pada 15 mg/dl terjadi paralisis pernapasan dan

atau henti jantungDukungan atau pendidikan untuk menurunkan

kecemasan dan meningkatkan pemahaman dan kerja sama dengan

tetap memberikan informasi tentang status janin, mendengarpenuh

perhatian, mempertahankan kontak mata dan berkomunikasi dengan

tenang hangat dan empati yang tepat.

Page 59: STUDI FENOMENOLOGI KUALITAS PEMERIKSAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25853/1/Dita... · antenatal yang lengkap dikarenakan banyaknya pasien yang melakukan

42

BAB III

DEFINISI ISTILAH

A. Kerangka konsep

Konsep merupakan abstraksi dari suatu realitas agar dapat

dikomunikasikan dan membentuk suatu teori yang menjelaskan keterkaitan

antar variabel (baik variabel yang diteliti maupun yang tidak diteliti)

(Nursalam, 2008). Pada penelitian ini peneliti telah meneliti mengenai kualitas

pemeriksaan antenatal dalam mendeteksi preeklampsia dimana variabel yang

akan diteliti meliputi kualitas pemeriksaan antenatal yang dilakukan oleh

tenaga kesehatan pada ibu hamil dalam mendeteksi preeklampsia, termasuk

hambatan atau kendala yang tenaga kesehatan dalam proses pelaksanaan, serta

kebutuhan baik yang telah atau belum dilakukan dalam mendeteksi

preeklampsia.

B. Definisi istilah

1. Pemeriksaan antenatal

Pelayanan kesehatan yang diberikan kepada ibu selama masa

kehamilannya secara berkala. Asuhan antenatal dapat diberikan oleh

perawat atau tenaga medis dan sesuai dengan standar pemeriksaan

antenatal. Kualitas tersebut dapat ditinjau dari aspek pemeriksaan

kehamilan, meliputi :

Page 60: STUDI FENOMENOLOGI KUALITAS PEMERIKSAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25853/1/Dita... · antenatal yang lengkap dikarenakan banyaknya pasien yang melakukan

43

a. Anamnesis

Pertanyaan terarah yang ditunjukkan pada ibu hamil untuk mengetahui

keadaan ibu dan faktor risiko yang dimilikinya.

b. Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan ini bertujuan untuk mendeteksi penyulit atau komplikasi-

komplikasi kehamilan. Pemeriksaan fisik ini meliputi: pemeriksaan luar

seperti keadaan umum ibu, status gizi ibu (LILA), tanda vital, oedema,

tinggi badan, berat badan, reflek, pemeriksaan laboratorium sederhan

(proteinuria dan Hb.

c. Penyuluhan atau edukasi

Penambahan pengetahuan dan kemampuan seseorang melalui tehnik

praktek belajar atau instruksi dengan tujuan mengubah atau

mempengaruhi perilaku manusia secara individu, kelompok maupun

masyarakat untuk dapat lebih mandiri dalam mencapai tujuan hidup

sehat. Penyuluhan diberikan pada ibu hamil untuk mengegatahui resiko

preeklampsia dan bahaya dari penyakit tersebut.

d. System rujukan

Suatu sistem jaringan pelayanan kesehatan yang memungkinkan

terjadinya penyerahan tanggung jawab secara timbal balik atas

timbulnya masalah dari suatu kasus atau masalah kesehatan

masyarakat, masalah kesehatan masyarakat yang bersifat preventif dan

promotif. Rujukan bagi ibu hamil dengan preeklampsia sangat

Page 61: STUDI FENOMENOLOGI KUALITAS PEMERIKSAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25853/1/Dita... · antenatal yang lengkap dikarenakan banyaknya pasien yang melakukan

44

diperlukan. Oleh karena itu perlu deteksi dini bagi ibu yang beresiko

preeklampsia.

2. Preeklampsia

Preeklampsia adalah kumpulan gejala dengan tanda-tanda hipertensi,

edema, dan proteinuria yang timbul karena kehamilan. Preeklampsia

terjadi pada kehamilan > 20 minggu. Pada pemeriksaan fisik tekanan

darah dikatakan preeklampsia apabila tekanan sistolik 30 mmHg dan

diastolik 15 mmHg atau tekanan darah meningkat lebih dari 140/90

mmHg.

Page 62: STUDI FENOMENOLOGI KUALITAS PEMERIKSAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25853/1/Dita... · antenatal yang lengkap dikarenakan banyaknya pasien yang melakukan

45

BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan desain studi

fenomenologis deskriptif. Penilitian kualitatif adalah suatu proses penelitian

dan pemahaman yang berdasarkan pada metodologi yang menyelidiki suatu

fenomena sosial dan masalah manusia (Bungin, 2003). Metode kualitatif

digunakan untuk mendapatkan data yang mendalam, suatu data yang

mengandung makna. Makna adalah data yang sebenarnya, data pasti yang

merupakan suatu nilai di balik data yang tampak. Penelitian ini dilakukan pada

kondisi yang alamiah (Sugiyono, 2010).

Studi fenomenologi mempelajari tentang arti kehidupan beberapa individu

dengan melihat konsep pengalaman hidup mereka atau fenomenanya.

Fenomenologi adalah suatu ilmu yang memiliki tujuan untuk menjelaskan

fenomena, penampilan dari sesuatu yang khusus, misalnya pengalaman hidup.

Studi fenomenologi penting bagi praktek keperawatan karena pendekatan ini

membawa pada pengalaman hidup seseorang mengenai persepsi pada suatu

fenomena yang dihadapinya (Streubert, 2003). Tujuan studi fenomenologi

adalah memahami makna dari pengalaman kehidupan yang dialami informan

dan menjelaskan perspektif filosofi yang mendasari fenomena tersebut

(Dharma, 2011).

Page 63: STUDI FENOMENOLOGI KUALITAS PEMERIKSAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25853/1/Dita... · antenatal yang lengkap dikarenakan banyaknya pasien yang melakukan

46

Fenomenologi deskriptif mencakup eksplorasi secara langsung, analisis,

dan deskripsi dari fenomena tertentu, sebebas mungkin timbul dari prasangka

tidak teruji, dengan tujuan presentasi intuisi yang maksimal. Fenomenologi

deskriptif menstimulasi persepsi pengalaman hidup mereka dengan

menekankan pada kesempurnaan, luasnya dan kedalaman pengalaman yang

didapat Spiegelberg (1975) dalam Streubert, (2003).

Spiegelberg (1975) mengidentifikasi 3 langkah proses untuk fenomenologi

deskriptif : 1) intuisi (intuiting), 2) analisis (analyzing), dan 3) menggambarkan

(describe). Langkah pertama yaitu intuisi, peneliti menjadi sepenuhnya terlibat

dalam investigasi fenomena. Proses dimana peneliti mulai mengetahui tentang

fenomena seperti yang dijelaskan oleh para informan ibu hamil yang berisiko

preeklampsia dan pelaksana ANC. Langkah kedua yaitu analisis, yang

melibatkan identifikasi esensi dari fenomena yang diteliti berdasarkan data

yang diperoleh dan bagaimana data disajikan. Peneliti akan membedakan

fenomena tersebut berkaitan dengan elemen atau unsur, peneliti juga

mengeksplorasi hubungan dan koneksi dengan fenomena yang berdekatan yang

dialami informan ibu hamil yang berisiko preeklampsia dan pelaksana ANC.

Langkah ketiga yaitu deskripsi, merupakan bagian integral dari intuisi dan dan

analisis. Meskipun ditangani secara terpisah, intuisi dan analisis sering terjadi

secara bersamaan. Pada tahap deskripsi peneliti akan mengkomunikasikan dan

membawa ke penjelasan tertulis dan lisan yang berbeda, juga elemen-elemen

penting dari fenomena tersebut. Peneliti akan menguraikan penjelasan dengan

Page 64: STUDI FENOMENOLOGI KUALITAS PEMERIKSAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25853/1/Dita... · antenatal yang lengkap dikarenakan banyaknya pasien yang melakukan

47

mengklasifikasikan atau mengelompokan pada tiap fenomena tersebut. Peneliti

akan menghindari upaya untuk menggambarkan fenomena sebelum waktunya.

Penelitian ini didasarkan pada fokus masalah yang diteliti, memilih

informan sebagai sumber data, melakukan pengumpulan data, menilai kualitas

data, analisis data, analisis data, menafsirkan data dan membuat kesimpulan

atas temuannya (Sugiyono, 2010). Penelitian ini melihat bagaimana kualitas

pelayanan ANC dengan melihat pemeriksaan kehamilan dalam mendeteksi

preeklampsia dimana penelitian kualitatif bisa memberikan gambaran yang

menyeluruh dan jelas terhadap situasi sosial yang alamiah dan pendekatan

fenomenologis peneliti akan mempelajari data dan mengulang berkali-kali apa

yang informan alami dapat digambarkan sebagai makna kualitas pelayanan

(Stainback, 2003 dan Streubert, 2003). Melalui penelitian dan pendekatan ini

diharapkan peneliti dapat menggali pengalaman hidup informan yang alamiah

dan memperoleh penjelasan terperinci tentang suatu fenomena tentang kualitas

pelayanan ANC yang dilihat dari pemeriksaan kehamilan dalam mendeteksi

preeklampsia.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini telah dilaksanakan di Poliklinik KIA Puskesmas Ciputat

Kota Tangerang Selatan pada bulan November dan Desember tahun 2012.

Penelitian ini dilakukan di Ciputat karena peneliti melihat kualitas pemeriksaan

kehamilan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan pada pemeriksaan kehamilan

Page 65: STUDI FENOMENOLOGI KUALITAS PEMERIKSAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25853/1/Dita... · antenatal yang lengkap dikarenakan banyaknya pasien yang melakukan

48

yang belum komprehensif. Hal tersebut dapat dilihat pada studi pendahuluan

yang dilakukan peniliti :

Pengamatan pada dua orang bidan menyatakan bahwa ada kebijakan

tentang pedoman kerja di Puskesmas, namun pelaksanaanya belum sesuai

dengan pedoman tersebut. Pengamatan pelayanan antenatal dengan 10 T yang

dilakukan pada 10 ibu hamil yang melakukan kunjungan ANC masih belum

dilakukan seluruhnya seperti pemberian imunisasi TT, tes terhadap penyakit

menular seksual dan pemeriksaan fisik secara menyeluruh meliputi

pengamatan oedema, refleks, anamnesa yang belum lengkap, tes laboratorium

rutin jarang dilakukan, dan penyuluhan terkait resiko bahaya preeklampsia

masih belum efektif.

C. Informan Penelitian

Pemilihan informan penelitian ini ditetapkan secara langsung (purposive)

dengan prinsip kesesuaian (appropriateness) dan kecukupan (adequancy).

Berdasarkan prinsip-prinsip diatas, maka sumber informasi atau informan

dalam penelitian ini adalah :

1. Informan Kunci

Informan terdiri dari ibu hamil sebanyak lima orang ibu hamil yang

berisiko preeklampsia, dengan kriteria inklusi sebagai berikut:

a. Primigravida

b. Umur kehamilan lebih dari 20 minggu

c. Rutin melakukan kunjungan ANC

Page 66: STUDI FENOMENOLOGI KUALITAS PEMERIKSAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25853/1/Dita... · antenatal yang lengkap dikarenakan banyaknya pasien yang melakukan

49

d. Dapat berpartisipasi dalam penelitian

2. Informan pendukung

a. Tiga tenaga kesehatan yaitu Bidan yang bertugas di Poliklinik KIA

Puskesmas Ciputat Kota Tangerang Selatan

D. Teknik Pengambilan Sampel

Populasi penelitian ini yaitu ibu hamil dengan preeklampsia, tenaga

kesehatan yang melakukan ANC. Sampel dalam penelitian ini adalah

informan yang dipilih dengan menggunakan teknik purposive sampling, yaitu

teknik penetapan sampel dengan cara memilih sampel di antara populasi

sesuai dengan yang dikehendaki peneliti, sehingga sampel tersebut dapat

mewakili karakteristik populasi yang telah dikenal sebelumnya (Moleong,

2000). Penentuan unit informan dianggap telah memadai apabila telah sampai

kepada redundancy/saturation data (data telah jenuh, jika ditambah informan

lagi tidak memberikan informasi yang baru) artinya bahwa dengan

menggunakan informan selanjutnya boleh dikatakan tidak lagi diperoleh

tambahan informasi baru yang berarti (Nasution, 1988 dalam Sugiyono,

2010). Penentuan jumlah sampel dapat ditambah apabila data belum mencapai

saturasi (Streubert & Carpenter, 2003).

Page 67: STUDI FENOMENOLOGI KUALITAS PEMERIKSAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25853/1/Dita... · antenatal yang lengkap dikarenakan banyaknya pasien yang melakukan

50

E. Teknik Pengumpulan Data

1. Pengumpulan data

Pengumpulan data telah dilaksanakan pada bulan November dan

Desember 2012. Pengumpulan data dilakukan oleh peneliti sendiri. Teknik

pengumpulan data menggunakan wawancara mendalam dengan melalui

pedoman wawancara dan melakukan observasi.

2. Tahap pengumpulan data

a. Tahap persiapan pengumpulan data

1) Sebelum melakukan uji coba pedoman wawancara, peneliti

mengurus izin penelitian ke pihak-pihak terkait pada Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, dinas kesehatan

setempat, puskesmas dan melakukan kode etik penelitian

2) Setelah melakukan perizinan selesai, peneliti melakukan

wawancara pada ibu hamil dengan preeklampsia dengan

dibuatkan transkrip wawancara. Hasil transkrip wawancara telah

peneliti bicarakan dengan pembimbing. Selanjutnya, peneliti

melakukan uji coba pedoman wawancara pada teman sejawat

tanpa dibuatkan transkrip hasil wawancara. Uji coba pedoman

wawancara ini dilakukan untuk melatih peneliti agar lancar saat

pengumpulan data pada informan nanti.

3) Peneliti mendata informan yang sesuai dengan kriteria. Setelah itu

peneliti mengadakan pertemuan dengan informan kunci kemudian

Page 68: STUDI FENOMENOLOGI KUALITAS PEMERIKSAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25853/1/Dita... · antenatal yang lengkap dikarenakan banyaknya pasien yang melakukan

51

pada informan pendukung untuk menjelaskan tujuan penelitian,

menyesuaikan jadwal, melakukan informed consent.

4) Peneliti akan melakukan wawancara terlebih dahulu pada

informan kunci yaitu ibu hamil yang berisiko preeklampsia.

Setelah selesai peneliti melanjutkan wawancara pada informan

pendukung pada bidan. Peneliti membuat transkrip data informan

kunci dan pendukung.

b. Tahap pelaksanaan pengumpulan data

Dalam memperoleh data yang dibutuhkan sebagai bahan

pembuatan laporan penelitian, ada beberapa teknik, cara atau metode

yang dilakukan oleh peneliti dan disesuaikan dengan jenis penelitian

kualitatif, yaitu cara mengumpulkan data dengan:

1) Wawancara mendalam (indepth interview)

Wawancara mendalam (indepth interview) merupakan salah

satu teknik pengumpulan data dalam studi kualitatif untuk

memperoleh informasi yang mendalam tentang pendapat,

persepsi, penerimaan atau kepercayaan masyarakat terhadap

program pelayanan yang telah ada (evaluatif) atau program

pelayanan kesehatan yang akan dijalankan (Budiarto, 2004).

Wawancara mendalam dibantu dengan alat pencatat dan alat

perekam (tape recorder). Pada penelitian ini, peneliti akan

menggali informasi yang mendalam tentang pelayanan ANC

meliputi pemeriksaan kehamilan apa saja yang didapat oleh

Page 69: STUDI FENOMENOLOGI KUALITAS PEMERIKSAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25853/1/Dita... · antenatal yang lengkap dikarenakan banyaknya pasien yang melakukan

52

informan utama yaitu ibu hamil dengan preeklampsia dan

pelaksanaan ANC sebagai informan pendukung tenaga

kesehatan yaitu bidan.

Peneliti disini sebagai instrumen utama penelitian untuk

melakukan pengumpulan data dengan menggunakan

wawancara mendalam (indepth interview) melalui pedoman

wawancara agar informan mendapatkan kesempatan untuk

menjelaskan pengalmannya secara terbuka tentang fenomena

yang diteliti (Streubert & Carpenter, 2003). Alasan peneltian

menggunakan teknik wawancara mendalam ingin

mendapatkan data lebih dalam tidak hanya terbatas pada

pelayanan yang diterima oleh ibu hamil.

Field & Morse (1985) dalam Holloway & Wheeler (2010)

mengungkapkan bahwa wawancara mendalam dapat dilakukan

dalam waktu satu jam. Peneliti akan melakukan kontrak waktu

dengan informan, sehingga responden dapat merencanakan

kegiatannya pada hari itu tanpa terganggu oleh wawancara.

Beberapa kali wawancara singkat akan lebih efektif dibanding

hanya satu kali dengan waktu yang panjang.

Selama wawancara mendalam peneliti juga membuat

catatan lapangan (field note) yang berisi deskripsi tentang

tanggal, waktu dan informasi dasar tentang suasana saat

Page 70: STUDI FENOMENOLOGI KUALITAS PEMERIKSAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25853/1/Dita... · antenatal yang lengkap dikarenakan banyaknya pasien yang melakukan

53

wawancara seperti tatanan lingkungan, interkasi sosial dan

aktivitas yang berlangsung saat wawancara dilakukan.

Teknik wawancara dimulai dari hal-hal yang bersifat umum

kemudian diarahkan ke hal-hal yang bersifat khusus. Sebelum

wawancara terhadap subtansi yang diteliti peneliti mengajukan

pertanyaan-pertanyaan yang bersifat umum termasuk data

demografi dengan kedekatan ini diharapkan informan

merasakan nyaman berbicara dengan peneliti, kemudian

peneliti melanjutkan wawancara untuk mengekplorasi inti dari

topik penelitian ini.

Tugas peneliti dalam melakukan wawancara meliputi aktif

mendengarkan, empati, fleksibel dan tanggap, merekam dan

mencatat, lebih banyak mendengarkan, menindaklanjuti

jawaban informan. Bertanya dengan pertanyaan yang jelas dan

terfokus, mengindari pertanyaan yang mengarahkan,

menggunakan pertanyaan terbuka, mengindari pertanyaan

dengan “mengapa”. Selama wawancara berlangsung peneliti

tidak menyela pembicaraan informan, menjaga perhatian

informan dan sabar (Patilima, 2007).

Teknik ini dapat diharapkan dapat terjalin komunkasi

langsung, luwes dan fleksibel serta terbuka, tetap terarah,

sehingga informasi yang didapat lebih banyak dan luas

Page 71: STUDI FENOMENOLOGI KUALITAS PEMERIKSAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25853/1/Dita... · antenatal yang lengkap dikarenakan banyaknya pasien yang melakukan

54

mengenai kualitas pelayanan ANC meliputi pemeriksaan

kehamilan yang sesuai dengan pedoman.

2) Observasi

Observasi dilakukan sebagai penguat data sebelumnya serta

untuk cross check data dan memperkaya informasi. Observasi

dinilai dengan menggunakan lembar check list dan pengamatan

peneliti dalam kegiatan pelayanan antenatal berlangsung. Tujuan

observasi adalah mendeskripsikan setting yang dipelajari, aktivitas-

aktivitas yang berlangsung, orang-orang yang terlibat dalam

aktivitas dan makna kejadian dilihat dari perspektif mereka yang

terlibat dalam kejadian yang diamati tersebut (Poerwandari, 2009).

Dalam penelitian ini, beberapa hal yang di observasi antara lain :

1) Kegiatan pada pelayanan ANC

a) Pemeriksaan kehamilan

a. Anamnesis

b. Pemeriksaan fisik

c. Penyuluhan

d. Sistem rujukan

F. Keabsahan Data

Penelitian kualitatif dinyatakan valid apabila tidak ada perbedaan antara

yang dilaporkan peneliti dengan apa yang sesungguhnya terjadi pada obyek

yang diteliti. Banyak hasil penelitian kualitatif diragukan kebenarannya karena

Page 72: STUDI FENOMENOLOGI KUALITAS PEMERIKSAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25853/1/Dita... · antenatal yang lengkap dikarenakan banyaknya pasien yang melakukan

55

beberapa hal, yaitu subjektivitas peneliti merupakan hal yang dominan dalam

penelitian kualitatif, sumber data kualitatif yang kurang credible akan

mempengaruhi hasil akurasi penelitian (Bungin, 2003). Oleh karena itu,

penetapan keabsahan (trustworthiness) data diperlukan teknik pemeriksaan.

Ada empat kriteria yang digunakan, yaitu derajat kepercayaan (credibility),

keteralihan (transferability), kebergantungan (dependability) dan kepastian

(confirmability) (Moleong, 2010). Adapaun teknik validitas data dalam

penelitian ini meliputi :

1. Kredibilitas (Credibility)

Apakah proses dan hasil penelitian dapat diterima atau dipercaya.

Beberapa kriteria dalam menilai adalah lama penelitian, observasi yang

detail, triangulasi, per debriefing, analisis kasus negatif, membandingkan

dengan hasil penelitian lain, dan member check (Bungin, 2007). Cara

memperoleh tingkat kepercayaan hasil penelitian, yaitu (Bungin, 2007 &

2003):

a. Memperpanjang masa pengamatan memungkinkan peningkatan derajat

kepercayaan data yang dikumpulkan, bisa mempelajari kebudayaan dan

dapat menguji informasi dari responden dan untuk membangun

kepercayaan para responden terhadap peneliti dan juga kepercayaan diri

peneliti sendiri.

b. Pengamatan yang terus menerus, untuk menemukan ciri-ciri dan unsur-

unsur dalam situasi yang sangat relevan dengan persoalan atau isu yang

sedang diteliti, serta memusatkan diri pada hal-hal tersebut secara rinci.

Page 73: STUDI FENOMENOLOGI KUALITAS PEMERIKSAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25853/1/Dita... · antenatal yang lengkap dikarenakan banyaknya pasien yang melakukan

56

c. Triangulasi, pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu

yang lain diluar data untuk keperluan pengecekan atau sebagai

pembanding terhadap data tersebut.

d. Peer debriefing (membicarakannya dengan orang lain) yaitu

mengekspos hasil sementara atau hasil akhir yang diperoleh dalam

bentuk diskusi analitik dengan rekan-rekan sejawat atau yang ahli

dalam bidang kualitatif.

e. Mengadakan member check yaitu dengan menguji kemungkinan

dugaan-dugaan yang berbeda dan mengembangkan pengujian-

pengujian untuk mengecek analisis, dengan mengaplikasikannya pada

data, serta dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan tentang data.

Penelitian ini peneliti menggunakan kredibilitas peer drebriefing dan

mengadakan member check. Dimana pada setelah peneliti mengumpulkan

data peneliti akan membuat transkrip data. Pertama, transkip data yang

dibuat peneliti akan dibicarakan oleh pembimbing untuk mendiskusikan

unsur-unsur yang penting yang dialami informan. Kedua, peneliti akan

mengadakan member check setelah transkrip data dibuat dengan

mengajukan beberapa pertanyaan untuk mengkalarifikasi hasil temuan

yang didapat peneliti.

2. Transferabilitas (Transferability)

Transferabilitas yaitu apakah hasil penelitian ini dapat diterapkan pada

situasi yang lain dengan subyek lain yang memiliki tipologi yang sama.

Dimana peneliti akan menyediakan data deskriptif secukupnya jika ia

Page 74: STUDI FENOMENOLOGI KUALITAS PEMERIKSAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25853/1/Dita... · antenatal yang lengkap dikarenakan banyaknya pasien yang melakukan

57

ingin membuat keputusan dengan melakukan peneltian kecil untuk

memverifikasi usaha tersebut (Bungin, 2003 dan Moleong, 2002).

Penelitian ini peneliti tidak akan melakukan transferabilitas pada

keabsahan data.

3. Dependabilitas (Dependability)

Dependabilitas yaitu apakah hasil penelitian mengacu pada

kekonsistenan peneliti dalam mengumpulkan data, membentuk, dan

menggunakan konsep-konsep ketika membuat interpretasi untuk menarik

kesimpulan. Kriteria ini dapat digunakan untuk menilai apakah proses

penelitian kualitatif bermutu atau tidak (Bungin, 2003).

Pada penelitian ini peneliti membuat transkrip data secara singkat

maksud, tujuan, proses dan hasil temuan studi. Peneliti akan menjelaskan

secara rinci cara pencatatan yang telah diadakan selama penelitian. Peneliti

juga akan menyediakan segala macam pencatatan yang diperlukan dan

bahan-bahan penelitian yang tersedia untuk dipelajari oleh pembimbing

(auditor) untuk membuat suatu kesepakatan.

4. Konfirmabilitas (Confirmability)

Konfirmabilitas yaitu apakah hasil penelitian dapat dibuktikan

kebenarannya dimana hasil penelitian sesuai dengan data yang

dikumpulkan dan dicantumkan dalam laporan lapangan. Hal ini dilakukan

dengan membicarakan hasil penelitian dengan orang yang tidak ikut dan

tidak berkepentingan dalam penelitian dengan tujuan agar hasil dapat lebih

objektif (Saryono & Mekar, 2010). Pada penelitian ini hasil penelitian

Page 75: STUDI FENOMENOLOGI KUALITAS PEMERIKSAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25853/1/Dita... · antenatal yang lengkap dikarenakan banyaknya pasien yang melakukan

58

ditelusuri oleh pembimbing (auditor) untuk memastikan apakah hasil

temuan itu benar-benar dari data, menelusuri data mentah yang dibuat

peneliti, melihat derajat ketelitian peneliti, dan menelaah kegiatan peneliti

dalam memeriksakan keabsahan data.

G. Teknik Analisa Data

Penelitian ini bertujuan untuk menyelediki pengalaman ibu hamil yang

melakukan pemeriksaan kehamilan dalam mendeteksi preeklampsia. Analisa

data yang akan digunakan dalam penelitian ini dengan menggunakan teknik

Colaizzi (1978). Langkah-langkah analisis data berdasarkan Colaizzi (1978)

dalam Streubert (2003), meliputi:

1. Peneliti memulai mengorganisasikan semua data atau gambaran

menyeluruh tentang fenomena yang diteliti yaitu kualitas pemeriksaan

kehamilan dalam mendeteksi preeklampsi.

2. Membaca data secara keseluruhan dan membuat catatan pinggir

mengenai gambaran para informan mengenai kualitas pemeriksaan

kehamilan dalam mendeteksi preeklampsia. Data yang dianggap

penting kemudian dilakukan pengkodean data.

3. Membaca semua gambaran semua informan secara berulang-ulang dari

fenomena yang dialami informan mengenai kualitas pemeriksaan

kehamilan dalam mendeteksi preeklampsia dari beberapa aspek

meliputi anamnesa, pemeriksaan fisik, intervensi dasar, diagnosa, terapi

(konseling dan penyuluhan), sampai diperoleh pemahaman yang benar.

Page 76: STUDI FENOMENOLOGI KUALITAS PEMERIKSAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25853/1/Dita... · antenatal yang lengkap dikarenakan banyaknya pasien yang melakukan

59

4. Mengulang catatan asli dan kutipan pertanyaan penting dengan

mengelompokkan kata kunci dari para informan mengenai kualitas

pemeriksaan kehamilan dalam mendeteksi preeklampsia .

5. Mengatur kumpulan membentuk pengertian dari kelompok tema

dengan membuat kategori-kategori.

6. Peneliti kemudian menulis gambaran tempat dan merumuskan tema.

7. Selanjutnya mengintegrasi hasil analisis ke dalam bentuk deskriptif

8. Peneliti mengulang validasi data ke informan atas gambaran yang

diberikan untuk megklarifikasi data hasil penelitian

9. Jika data baru ditanyakan selama validasi, gabungkan sehingga menjadi

gambaran yang lengkap ( Streubert dan Carpenter, 2003).

Mencatat data yang diperoleh

(hasil wawancara dan observasi)

Membaca transkrip secara

berulang-ulang

Mengelompokkan kata kunci

Membuat kategori-kategori

Menggabungkan data yang baru

diperoleh saat dilakukan validasi

Kembali ke responden untuk

klarifikasi data hasil penelitian

Merumuskan tema

Mengintegrasikan hasil analisis

ke dalam bentuk deskriptif

Memiliki gambaran yang jelas

tentang fenomena yang diteliti

Gambar 4.1 Teknik analisa data Colaizzi (1978)

Sumber: Streubert & Carpenter (2003).

Page 77: STUDI FENOMENOLOGI KUALITAS PEMERIKSAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25853/1/Dita... · antenatal yang lengkap dikarenakan banyaknya pasien yang melakukan

60

H. Etika Penelitian

Penelitian keperawatan berhubungan langsung dengan manusia namun

tidak berdampak langsung terhadap fisik, tetapi mungkin akan berdampak

terhadap emosional informan. Masalah etika yang harus diperhatikan menurut

Polit & Hungler (2001) sebagai berikut :

1. Kemanfaatan (Benefecience)

Penelitian ini memberikan beberapa pelaksanaan yang baik bagi ibu hamil

yang melakukan kunjungan ANC dan pelaksana ANC. Penelitian ini juga

memberikan perlindungan dari bahaya fisik, psikologis dan eksploitasi

(nonmalefecience) bagi informan.

2. Aspek kebebasan (Self determination)

Selama penelitian berlangsung peneliti memberikan aspek kebebasan

untuk menentukan apakah informan bersedia atau tidak untuk mengikuti

atau memberikan informasi yang dibutuhkan dalam penelitian, dan secara

sukarela informan menandatangani lembar persetujuan (informed consent).

3. Kerahasiaan (Privacy)

Selama penelitian informan juga dijaga kerahasiaan identitas

selama dan sesudah penelitian. Nama informan akan dirahasiakan sebagai

ganti digunakan nomor informan. Selama kegiatan penelitian nama

informan akan dirahasiakan sebagai gantinya digunakan inisial

(anonimity). Peneliti menjaga kerahasiaan informasi yang diberikan dan

hanya menggunakan informasi tersebut untuk kegiatan penelitian

(confidentiality).

Page 78: STUDI FENOMENOLOGI KUALITAS PEMERIKSAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25853/1/Dita... · antenatal yang lengkap dikarenakan banyaknya pasien yang melakukan

61

4. Perlindungan dari ketidaknyamanan (Protection from discomfort)

Selama pengambilan data peneliti berusaha melakukan wawancara di

tempat yang diinginkan informan dan waktu yang ditentukan oleh

informan.

Page 79: STUDI FENOMENOLOGI KUALITAS PEMERIKSAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25853/1/Dita... · antenatal yang lengkap dikarenakan banyaknya pasien yang melakukan

62

BAB V

HASIL PENELITIAN

Bab ini menguraikan hasil penelitian yang telah dilakukan kepada delapan

informan melalui proses analisis data dari hasil wawancara mendalam, observasi

serta catatan lapangan, ditemukan tema yang selanjutnya dideskripsikan dalam

bentuk naratif dengan penyajian hasil penelitian sebagai berikut.

A. Gambaran Umum Wilayah Penelitian

Kota Tangerang Selatan merupakan salah satu kota dari 8 kabupaten/kota

di Provinsi Banten, Kota Tangerang Selatan merupakan pemekaran dari

Kabupaten Tangerang, diresmikan sebagai daerah otonom pada tanggal 28

Oktober 2008 dengan diberlakukannya Undang-undang nomor 51 tahun 2008.

Kota Tangerang Selatan merupakan daerah strategis karena berbatasan

langsung dengan DKI Jakarta, berjarak ±20 kilometer ke ibukota negara.

Secara administratif Kota Tangerang Selatan terdiri dari tujuh kecamatan yakni

: Pamulang, Ciputat, Ciputat Timur, Pondok Aren, Setu, Serpong dan Serpong

Utara. Kota Tangerang Selatan memiliki luas wilayah 147,19 Km2.

Kota Tangerang Selatan terdapat 14 Rumah Sakit, 11 Puskesmas, 18

Puskesmas Pembantu, 140 Klinik, 97 Rumah Bersalin, 211 dokter praktek, 175

Bidan Praktek dan 913 Posyandu yang semuanya tersebar di 7 Kecamatan di

Kota Tangerang Selatan.

Puskesmas Ciputat terletak ± 27 km sebelah tenggara Kota Tangerang,

Luas wilayah Kecamatan Ciputat kira-kira 13.311 H. Pelayanan KIA di

Page 80: STUDI FENOMENOLOGI KUALITAS PEMERIKSAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25853/1/Dita... · antenatal yang lengkap dikarenakan banyaknya pasien yang melakukan

63

puskesmas Ciputat memiliki 9 tenaga kesehatan dengan 6 bidan pelaksana, 2

bidan desa dan 1 bidan koordinator. Dua bidan desa mewakili daerah Ciputat

dan Cipayung.

B. Hasil Penelitian

1. Karakteristik informan

Dalam penelitian ini informan dibagi menjadi dua yaitu informan

utama dan informan pendukung. Informan utama adalah ibu hamil dengan

umur kehamilannya diatas 20 minggu yang rutin melakukan pemeriksaan

antenatal. Karakteristik dari informan utama yang diperoleh antara lain

nama, umur, jenis kelamin, pendidikan terakhir, umur kehamilan, status

obstetri, dan pekerjaan ibu. Sedangkan untuk informan pendukung terdiri

dari bidan yang melakukan pemeriksaan antenatal di Puskesmas Ciputat,

bidan koordinator dari Puskesmas Ciputat dan bidan desa yang mewakili

daerah Ciputat. Karakteristik dari informan pendukung yang diperoleh

antara lain nama, umur, pendidikan terakhir dan lama bekerja di

Puskesmas Ciputat.

a. Informan utama

Informan utama yaitu lima ibu hamil dengan umur kehamilan

diatas 20 minggu yang rutin melakukan pemeriksaan antenatal di

puskesmas Ciputat. Karakteristik informan utama yang peneliti

dapatkan sebagai berikut:

Page 81: STUDI FENOMENOLOGI KUALITAS PEMERIKSAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25853/1/Dita... · antenatal yang lengkap dikarenakan banyaknya pasien yang melakukan

64

Tabel 5.1

Karakteristik informan utama

No Nama JK Umur Pendidikan Status obstetri Pekerjaan

1. P1 P 32 th D3 G1P0A0/H 21mgg IRT

2. P2 P 18 th SLTP G1P0A0/H 28 mgg IRT

3. P3 P 29 th SD G1P0A0/H 30 mgg IRT

4. P4 P 31th SMK G1P0A0/H25 mgg IRT

5. P5 P 22 th SMA G1P0A0/H 32 mgg IRT

b. Informan pendukung

Informan pendukung dalam penelitian ini adalah bidan yang

bekerja di Puskesmas Ciputat yang terdiri dari bidan yang melakukan

pemeriksaan antenatal di puskesmas, bidan koordinator dan bidan desa

yang melayani wilayah Ciputat. Usia responden antara 25 – 40 tahun

dengan tingkat pendidikan D3. Tujuan wawancara dengan informan

pendukung adalah untuk mendapatkan informasi tambahan, cross check

data serta untuk memperkaya data penelitian.

Tabel 5.2

Karakteristik informan pendukung

No Nama Umur Pendidikan Lama

bekerja

1. P6 25 th D3 1 tahun

2. P7 38 th D3 14 tahun

3. P8 33 th D3 3 tahun

2. Hasil analisis tematik

Tema berdasarkan hasil analisis tematik yang teridentifikasi

mengenai kualitas pemeriksaan antenatal dalam mendeteksi preeklampsia

yaitu : 1) berbagai hal yang dianamnesis saat pemeriksaan antenatal 2)

komponen pemeriksaan fisik yang dilakukan saat pemeriksaan antenatal

Page 82: STUDI FENOMENOLOGI KUALITAS PEMERIKSAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25853/1/Dita... · antenatal yang lengkap dikarenakan banyaknya pasien yang melakukan

65

3) edukasi antenatal pada ibu yang berisiko preeklampsia 4) sistem

rujukan pasien preeklampsia di puskesmas.

Tema 1. Komponen anamnesis saat pemeriksaan antenatal

Pada pemeriksaan antenatal ada beberapa komponen anamnesa yang

ditanyakan oleh Tenaga kesehatan. Pertanyaan mengenai identitas pasien,

HPHT, riwayat kehamilan dan riwayat penyakit ditanyakan satu kali saat

pemeriksaan antenatal kunjungan pertama kali. Aspek yang selalu

ditanyakan setiap kunjungan antenatal ditanyakan adalah keluhan ibu

hamil dan kondisi janinnya.

a. Berbagai hal yang ditanyakan tenaga kesehatan saat pemeriksaan

antenatal

1. Keluhan ibu hamil

Sebagian besar informan yaitu yaitu lima dari delapan informan

bahwa hal yang sering ditanyakan oleh bidan saat pemeriksaan

antenatal yaitu keluhan ibu hamil. Berikut ini merupakan salah satu

ungkapan yang usia kehamilan 21 minggu:

“....Yang ditanyakan oleh bidan biasanya ya keluhan ajah sih, ga

ada yang lain mbak.....”(P1)

Dua dari tiga tenaga kesehatan mengungkapan hal yang sering

ditanyakan pada ibu hamil ialah keluhan. Berikut ini merupakan

salah satu ungkapan tenaga kesehatan yang bekerja selama satu

tahun :

“...Ya biasanya keluhan saja misalnya keluhannya apa saja

bu....”(P6)

Page 83: STUDI FENOMENOLOGI KUALITAS PEMERIKSAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25853/1/Dita... · antenatal yang lengkap dikarenakan banyaknya pasien yang melakukan

66

2. Identitas ibu hamil

Satu dari delapan informan mengungkapkan bahwa identitas ibu

hamil merupakan hal yang selalu ditanyakan saat pemeriksaan

antenatal. Berikut ini merupakan ungkapan informan ibu hamil

dengan usia kehamilan 21 minggu:

“...kalau HPHT identitas itu pas pertama kehamilan kita ... (P1)

Semua tenaga kesehatan yang telah bekerja selama 14 tahun

mengungkapkan bahwa identitas merupakan hal yang selalu

ditanyakan saat pemeriksaan antenatal. Berikut ini ungkapannya:

“...kalau pas awal ibu hamil datang itu yang ditanya biasa

identitasnya... (P7)

3. HPHT ibu hamil (riwayat kehamilan sekarang)

Informan ibu hamil mengungkapkan bahwa HPHT atau riwayat

kehamilan sekarang merupakan hal yang ditanyakan saat

pemeriksaan antenatal pertama kali. Berikut ini merupakan salah

satu ungkapan informan ibu hamil dengan usia kehamilan 32

minggu:

“....HPHT ya pas saya periksa awal ke puskesmas ini...” (P5)

Dua dari tiga tenaga kesehatan mengungkapkan bahwa HPHT biasa

ditanyakan saat awal pemeriksaan antenatal. Berikut ini ungkapan

salah satu informan yang sudah bekerja selama 14 tahun:

“...kalau pas awal ibu hamil datang itu yang ditanya biasa

identitasnya, HPHTnya...”(P7)

Page 84: STUDI FENOMENOLOGI KUALITAS PEMERIKSAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25853/1/Dita... · antenatal yang lengkap dikarenakan banyaknya pasien yang melakukan

67

4. Riwayat kehamilan dan persalinan lalu

Dua dari tiga tenaga kesehatan mengungkapkan bahwa riwayat

kehamilan dan persalinan yang lalu pada ibu hamil juga merupakan

hal yang ditanyakan saat kunjungan pertama pemeriksaan

antenatal. Berikut ini ungkapkan tenaga kesehatan yang telah

bekerja selama satu tahun di Puskesmas Ciputat selalu

menanyakan.

“....riwayat kehamilan dan persalinanya itu saat awal pemeriksaan

kehamilan si ibu....”(P6)

5. Riwayat penyakit ibu hamil

Anamnesa saat pemeriksaan antenatal dalam mendeteksi

preeklampsia biasanya menanyakan tentang riwayat penyakit.

Riwayat penyakit pada kehamilan pertama atau kunjungan pertama

pemeriksaan antenatal merupakan hal yang ditanyakan saat awal

pemeriksaan antenatal. Berikut ini merupakan salah satu ungkapan

patisipan ibu hamil dengan usia kehamilan 32 minggu:

“....Biasanya yang ditanyakan itu ya riwayat penyakit saya,

keluarga ada sakit gula ga , hipertensi, jantung atau tidak seputar

penyakit sih ya mbak...”(P5)

b. Berbagai hal yang ditanyakan ibu hamil pada tenaga kesehatan saat

pemeriksaan antenatal

Aspek yang selalu ditanyakan oleh sebagian informan ibu hamil

adalah keadaan bayi dan berat badan ibu hamil.

Page 85: STUDI FENOMENOLOGI KUALITAS PEMERIKSAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25853/1/Dita... · antenatal yang lengkap dikarenakan banyaknya pasien yang melakukan

68

1. Keadaan bayi

Empat dari delapan informan mengungkapkan bahwa keadaan bayi

merupakan hal yang sering ditanyakan saat pemeriksaan antenatal.

Berikut ini ungkapan informan ibu hamil dengan usia kehamilan 28

minggu dan petugas kesehatan yang melalukan pemeriksaan

antenatal:

“...kalo kehamilan itu kan cuman lihat kondisi bayinya aja, paling

saya tanya gimana keadaan bayi saya ajah...”(P2)

Tenaga kesehatan mengungkapkan bahwa yang sering ditanyakan

ibu hamil saat pemeriksaan kehamilan adalah keadaan bayi.

Berikut ini ungkapan tenaga kesehatan sudah bekerja selam 14

tahun:

“...Yang mereka sering tanyakan keadaan bayinya, kalo ibu hamil

kan macem-macem yah ada yang diem ada yang rewel...”(P7)

2. Berat bayi

Berat bayi merupakan hal yang ditanyakan ibu hamil pada Tenaga

kesehatan saat pemeriksaan antenatal. Berikut ini ungkapan salah

satu ungkapan informan ibu hamil dengan usia kehamilan 32

minggu:

“Misalnya berat bayinya normal apa ngga, kalau terlalu berat

palingan makannya bisa diatur karna kan menurut saya itu berat

badan saya bisa mempengaruhi bayi saya jadi ya saya perlu

tanyakan setiap saya periksa sih ya...” (P5)

Hambatan dalam melalkuan pemeriksaan antenatal ialah waktu dan

banyaknya pasien. Berikut ungkapan salah satu informan:

Page 86: STUDI FENOMENOLOGI KUALITAS PEMERIKSAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25853/1/Dita... · antenatal yang lengkap dikarenakan banyaknya pasien yang melakukan

69

“…kalau disini bukannya tidak melayani untuk pertanyaan segala

macem pertanyaan kan bukan tapi karna waktunya yang terbatas

dan pasiennya banyak jadi kadang tidak bisa melayani satu

persatu dengan pertanyaan yang segudang, jadi ya hanya sekedar

yang perlu diketahui sama dia ajah …(P8)”

Tema 2. Komponen pemeriksaan fisik saat pemeriksaan antenatal

Komponen pemeriksaan fisik ialah salah satu pemeriksaan antenatal

dalam mendeteksi preeklampsia. Mengukur tekanan darah, menimbang

berat badan, tes denyut jantung janin dan pemeriksaan Leopold merupakan

pemeriksaan fisik yang sering dilakukan oleh tenaga kesehatan. Selain itu,

tes refleks dan inspeksi daerah periorbital merupakan pemeriksaan fisik

yang jarang dilakukan oleh tenaga kesehatan. Deteksi dini preeklampsia

selain pemeriksaan fisik ialah pemeriksaan laboratorium dengan

melakukan tes golongan darah, Hb dan protein urin. Berikut ungkapan

beberapa informan:

a. Pemeriksaan fisik yang sering di lakukan

1. Pengukuran tekanan darah

Seluruh informan mengungkapan bahwa saat pemeriksaan

antenatal komponen pemeriksaan fisik yang sering dilakukan oleh

tenaga kesehatan adalah pengukuran tekanan darah. Berikut ini

ungkapan ibu hamil yang usia kehamilannya sudah 25 minggu:

“....Palingan ya pas masuk kan ditanya keluhannya, terus abis itu

nimbang tuh, terus tensi abis tensi tiduran deh...” (P4)

Page 87: STUDI FENOMENOLOGI KUALITAS PEMERIKSAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25853/1/Dita... · antenatal yang lengkap dikarenakan banyaknya pasien yang melakukan

70

Berikut ini ungkapan tenaga kesehatan yang sudah bekerja selama

14 tahun di Puskesmas Ciputat:

“....Tensi diperiksa melihat tekanan darahnya normal atau tidak

Kalau sesuai sop mesti ini itu kan terbentur waktu kasian ibu hamil

yang mengantri... (P7)

2. Timbang berat badan

Enam dari delapan informan mengungkapan bahwa saat

pemeriksaan antenata timbang berat badan merupakan

komponen yang sering dilakukan oleh tenaga kesehatan.

Berikut ini ungkapan ibu hamil yang usia kehamilannya sudah

25 minggu:

“Palingan ya pas masuk kan ditanya keluhannya, terus abis itu

nimbang tuh..(P4)

Berikut ini merupakan ungkapan tenaga kesehatan yang sudah

bekerja selama satu tahun di Puskesmas Ciputat :

“...Kan kalau untuk preeklampsia liat berat badan juga bisa ..

kenaikannya normal atau tidak...”(P6)

3. Hitung denyut jantung janin

Enam dari delapan informan mengungkapan bahwa saat

pemeriksaan antenatal komponen pemeriksaan fisik yang

sering dilakukan oleh tenaga kesehatan adalah hitung denyut

jantung janin. Berikut ini ungkapan ibu hamil yang usia

kehamilannya sudah 30 minggu:

“...Perutnya suka diperiksa pake alat itu detaknya jantung

bagus...(P3)”

Page 88: STUDI FENOMENOLOGI KUALITAS PEMERIKSAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25853/1/Dita... · antenatal yang lengkap dikarenakan banyaknya pasien yang melakukan

71

4. Pengukuran tinggi fundus uteri

Empat dari delapan informan mengungkapan bahwa saat

pemeriksaan antenatal komponen pemeriksaan fisik yang sering

dilakukan oleh tenaga kesehatan adalah pengukuran tinggi fundus

uteri. Berikut ini ungkapan ibu hamil yang usia kehamilannya

sudah 25 minggu:

“... kalau periksa perut ya suka diukur... (P4)”

Berikut ini ungkapan tenaga kesehatan yang sudah bekerja selama

satu tahun di Puskesmas Ciputat :

“...terus TFU juga gak lupa diukur...(P6)

5. Pemeriksaan Leopold

Enam dari delapan informan mengungkapkan bahwa saat

pemeriksaan antenatal komponen pemeriksaan fisik yang sering

dilakukan oleh tenaga kesehatan adalah pemeriksaan Leopold yang

diungkapkan enam dari delapan informan. Berikut ini ungkapan ibu

hamil yang usia kehamilannya sudah 28 minggu:

“...Bagian perut ajah sih biasanya yang dipegang-pegang, Dites

tuh detak bayinya, terus suka diukur pake meteran abis itu ya

dikasih tau posisi bayinya..(P2)”

Berikut ini ungkapan tenaga kesehatan yang sudah bekerja selama

14 tahun di Puskesmas Ciputat :

“...Leopoldnya yang dilakukan ya ukur TFU, denyut jantung janin,

puka atau puki, kasih tau posisi bayinya dimana...(P7)

Page 89: STUDI FENOMENOLOGI KUALITAS PEMERIKSAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25853/1/Dita... · antenatal yang lengkap dikarenakan banyaknya pasien yang melakukan

72

6. Waktu pemeriksaan laboratorium

Enam dari delapan informan menungkapkan bahwa melakukan

pemeriksaan laboratorium pada trimester awal dan trimester akhir.

Berikut ini ungkapan ibu hamil dengan usia kehamilan 30 minggu:

“...cuman emang disuruhnya 2 kali ajah, kemarin pas 7 bulan dan

sekarang kayaknya...(P3)

Tenaga kesehatan bidan yang sudah bekerja selama 14 tahun

mengungkapkan bahwa waktu memeriksa laboratorium itu saat

awal kehamilan dan menjelang persalinan. Berikut ini

ungkapannya:

“...Biasanya pada trimester pertama sama akhir-akhir menjelang

persalinan...”(P7)

7. Analisa pemeriksaan laboratorium

Tujuh dari delapan informan mengungkapkan bahwa pemeriksaan

laboratorium yang dilakukan biasanya cek golongan darah , Hb dan

cek urin melihat jumlah protein uria. Berikut ini ungkapan

informan ibu hamil dengan usia kehamilan 32 minggu:

“cek lab selama kehamilan ini pertama biasanya cek darah ,

golongan sama hb nya. Saya sih disuruh 2 kali cek lab waktu itu

umur 7 bulan kalo urin baru kemaren...”(P5)

Berikut ini ungkapan tenaga kesehatan yang sudah bekerja selama

14 tahun di Puskesmas Ciputat:

“...Biasanya cek golongan darah , Hb dan cek urin kalo test lab

disini...”(P7)

Page 90: STUDI FENOMENOLOGI KUALITAS PEMERIKSAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25853/1/Dita... · antenatal yang lengkap dikarenakan banyaknya pasien yang melakukan

73

b. Pemeriksaan fisik yang jarang di lakukan

1. Inspeksi daerah periorbital

Inspeksi daerah periorbital merupakan pemeriksaan yang melihat

oedema palpebra, conjungtiva, gigi dan payudara. Enam dari delapan

informan mengukapkan bahwa inspeksi daerah periorbital saat

pemeriksaan antenatal komponen pemeriksaan fisik komponen yang

jarang dilakukan oleh tenaga kesehatan. Berikut ini ungkapan ibu

hamil yang usia kehamilannya sudah 32 minggu

“...Nggak sih kalau untuk daerah muka, mata palingan dipegang-

pegang perutnya..”(P5)

Berikut ini ungkapan tenaga keseatan yang bekerja selama satu tahun

di Puskesmas Ciputat:

“...Pemeriksaan daerah muka ya kalau kelihatan anemia bengkak itu

dilihat secara kasat mata ajah...”(P6)

2. Tes refleks patela

Enam dari delapan informan saat pemeriksaan antenatal komponen

pemeriksaan fisik komponen yang jarang dilakukan oleh tenaga

kesehatan adalah tes refleks lutut. Berikut ini ungkapan ibu hamil

yang usia kehamilannya sudah 28 minggu:

“...Kepala dan mata, ketukan kaki pada dengkul ngga sih...(P2)”

Berikut ini ungkapan tenaga kesehatan yang bekerja selama satu

tahun di Puskesmas Ciputat:

“...Kalau refleks ya tergantung keluhannya dan penampakkan ibu

hamilnya...”(P6)

Page 91: STUDI FENOMENOLOGI KUALITAS PEMERIKSAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25853/1/Dita... · antenatal yang lengkap dikarenakan banyaknya pasien yang melakukan

74

Selain itu, dari hasil observasi yang peneliti lakukan didapatkan data

bahwa pada pelaksanaan pemeriksaan antenatal dalam mendeteksi

preeklampsia dari sepuluh ibu hamil yang dilakukan pemeriksaan

fisik tidak ada yang dilakukan pemeriksaan refleks dan inspeksi

daerah periorbital.

Tema 4. Edukasi penyuluhan antenatal pada ibu yang berisiko

preeklampsia

Penyuluhan pada ibu yang berisiko preeklampsia diadakan sebulan

dua kali baik di Puskesmas maupun di Posyandu. Penyuluhan ini biasanya

mengenai preeklampsia yang dibarengi dengan tanda bahaya kehamilan.

Selain itu, para ibu hamil yang rutin melakukan kunjungan antenatal ke

Puskesmas belum mendapatkan materi penyuluhan mengenai

preeklampsia. Penyebab belum mendapatkan info mengenai preeklampsia

ialah Tenaga kesehatannya tidak memberikannya, kebanyakan di

Posyandu hanya periksa saja dan keinginan para ibu hamil untuk

mengikuti masih kurang. Berikut hasil wawancara:

1. Frekuensi penyuluhan

Tiga dari delapan informan mengungkapkan bahwa frekuensi

penyuluhan di Puskesmas Ciputat biasanya sebulan sekali atau dua

bulan sekali. Penyuluhan yang dilakukan sebulan sekali itu biasanya

diadakan di Posyandu. Selain itu juga kadang suka diadakan di aula

Puskesmas yang berada di lantai 2. Berikut ini ungkapan salah satu

Page 92: STUDI FENOMENOLOGI KUALITAS PEMERIKSAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25853/1/Dita... · antenatal yang lengkap dikarenakan banyaknya pasien yang melakukan

75

partsipan yaitu bidan yang telah lama bekerja di Puskesmas selama 14

tahun:

“...Kalau kelompok tiap bulan sekali, pengambilan kelompoknya juga

random. Selain di posyandu penyuluhannya, mereka kita undang

dateng ke puskesmas untuk mendapatkan penyuluhan di aula...”(P7)

Lima dari delapan informan ibu hamil mengungkapkan bahwa saat

posyandu mengadakan penyuluhan mengatakan belum pernah

mengikuti. Berikut ini salah satu ungkapan informan ibu hamil yang

usia kehamilannya 21 minggu:

“....Kadang sih suka ada penyuluhan tapi ya saya ga ngikutin, Ya, saya

ga pernah ngikutin sih mbak ...”(P1)

2. Materi penyuluhan

Ibu hamil setelah pemeriksaan antenatal mendapatkan info kesehatan

mengenai materi-materi yang ada didalam buku KIA. Lima dari delapan

informan ibu hamil mengungkapkan bahwa belum mendapatkan info

terkait apa itu preeklampsia. Berikut ini merupakan ungkapan informan

ibu hamil dengan usia kehamilan 21 minggu dan usia kehamilan 30

minggu:

“....Ga sih mba, palingan ya saran-saran ajah sih ya mba jangan

terlalu banyak makan pedes gitu...” (P1)

“.....Belum, palingan saya hanya mencoba-coba baca buku pink dr

puskesmas...”(P3)

Tenaga kesehatan mengungkapkan bahwa penyuluhan yang dilakukan

untuk ibu yang berisiko preeklampsia di Posyandu atau di Puksesmas

biasanya mengenai dimulai dari tanda-tanda bahaya kehamilan yang

Page 93: STUDI FENOMENOLOGI KUALITAS PEMERIKSAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25853/1/Dita... · antenatal yang lengkap dikarenakan banyaknya pasien yang melakukan

76

didalamnya terkait dengan preeklampsia. Tenaga kesehatan

mengungkapkan juga bahwa di pelayanan KIA ialah memberikan

promotif dan preventif untuk menambah wawasan kepada ibu-ibu hamil

yang dapat berisiko preeklampsia dan mencegah komplikasi

selanjutnya. Berikut ini ungkapan tenaga kesehatan yang sudah bekerja

14 tahun di Puskesmas Ciputat:

“...Pernah dilakukan penyuluhan mengenai tanda-tanda bahaya

kehamilan yang didalamnya terkait preeklampsia...” (P7)

Selain itu, dari hasil observasi yang peneliti lakukan didapatkan data

bahwa setelah pemeriksaan antenatal berlangsung pemberian info

mengenai kehamilan sesuai dengan apa yang ditanyakan oleh ibu hamil.

Bidan juga tidak memberikan info mengenai kehamilan pada ibu hamil

terkait risiko preeklampsia atau menjelaskan kembali isi dari buku pink

(KIA).

Tema 5. Sistem rujukan pasien preeklampsia di Puskesmas

Sistem rujukan pasien preeklampsia di Puskesmas ialah ibu hamil

mengalami risiko tinggi seperti riwayat operasi caesar, umur sudah terlalu

tua, preeklampsia berat (PEB), KEK langsung dirujuk ke Rumah Sakit.

1. Tindakan awal bagi pasien preeklampsia

Tenaga kesehatan yang melakukan pemeriksaan antenatal

dipuskesemas yang sudah bekerja selama satu tahun mengungkapkan

bahwa tindakan awal pada preeklampsia apabila selama preeklampsia

Page 94: STUDI FENOMENOLOGI KUALITAS PEMERIKSAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25853/1/Dita... · antenatal yang lengkap dikarenakan banyaknya pasien yang melakukan

77

masih bisa dimonitor selalu dipantau. Apabila tidak akan segera

dirujuk. Berikut ini merupakan salah satu ungkapan tenaga kesehatan

yang bekerja selama satu tahun dan 14 tahun di Puskesmas Ciputat:

“...Ibu hamil berisiko seperti preeklampsia langsung dirujuk jika

bahaya untuk janin dan janin, Jika belum waktu melahirkan dan masih

dipertahankan dipantau sampai waktunya...” (P6)

“...Dirujuk apabila tiga tanda preeklampsia sudah positif semua

puskesmas langsung merujuk kalau tes urin belum positif kita akan

terus melihat perkembangan si ibu hamil sampai waktu

persalinan...”(P7)

Bidan desa juga mengungkapkan bahwa kunjungan rumah dilakukan

untuk memantau keadaan ibu hamil yang sedang preeklampsia. Berikut

ini ungkapannya:

“Ya saya bilang kunjungan rumah, kita liat dulu maksudnya tetep kita

pantau tensinya begitu mau mendekati sembilan bulan kita harus awasi

dia kemungkinan kan kita rujuk sebelum terjadi kejang atau segala

macem...”(P8)

2. Kriteria rujukan

Kriteria rujukan di Puskesmas Ciputat menurut Tenaga kesehatan yang

melakukan pemeriksaan antenatal selama 14 tahun mengungkapkan

bahwa kriteria rujukan pada ibu hamil ialah kehamilan yang berisiko

tinggi seperti riwayat operasi caesar, umur sudah terlau tua atau muda,

PEB, anemia atau Hb rendah bisa menjadi KEK. Berikut ini

ungkapannya:

“...Dirujuk saat ibu hamil mengalami risiko tinggi seperti caesar sudah

berkali2, umur sudah terlalu muda dan tua , PEB, anemia atau Hb

rendah bisa menjadi KEK dll....”(P7)

Page 95: STUDI FENOMENOLOGI KUALITAS PEMERIKSAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25853/1/Dita... · antenatal yang lengkap dikarenakan banyaknya pasien yang melakukan

78

BAB VI

PEMBAHASAN

A. Interpretasi Hasil Penelitian dan Diskusi

1. Komponen anamnesis saat pemeriksaan antenatal

Pada pemeriksaan antenatal ada berbagai hal yang di anamnesis yang

ditanyakan oleh petugas kesehatan dan berbagai hal yang ditanyakan oleh

ibu hamil. Anamnesis ialah tanya jawab antara memeriksa dengan ibu

hamil. Tanya jawab ini, banyak keterangan diperoleh untuk membantu

menentukan kadaan kehamilan antara lain; nama ibu hamil, nama suami,

umur, riwayat kehamilan yang lalu (Dainur, 1995).

Saat anamnesis berlangsung biasanya yang sering ditanyakan ialah

keluhan ibu hamil dan kondisi janinnya. Pertanyaan mengenai identitas,

HPHT, riwayat kehamilan dan riwayat penyakit ditanyakan saat

pemeriksaan antenatal kunjungan pertama kali. Adanya keluhan

mendorong pasien datang memeriksakan dirinya ke Puskesmas atau

dokter.

Petugas kesehatan menyatakan bahwa pertanyaan yang sering

ditanyakan saat pemeriksaan antenatal ialah keluhan. Begitupun yang

dirasakan ibu hamil saat melakukan kunjungan antenatal. Hal ini sesuai

dengan saat anamnesis yang sering ditanyakan menurut Manuaba (2009)

dan Depkes (2000) menyatakan bahwa kebanyakan keluhan-keluhan itu

diatanyakan adalah ketidaknyamanan yang normal dan merupakan bagian

Page 96: STUDI FENOMENOLOGI KUALITAS PEMERIKSAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25853/1/Dita... · antenatal yang lengkap dikarenakan banyaknya pasien yang melakukan

79

dari perubahan yang terjadi pada tubuh ibu selama proses kehamilan

berlangsung. Namun demikian penting untuk mengetahui dan

membedakan antara ketidaknyamanan yang normal dengan tanda-tanda

bahaya. Pemberi pelayanan harus mendengarkan, membicarakan tentang

berbagai macam keluhan tersebut dan membantu cara untuk mengatasinya.

Sebagian penyakit telah dapat ditetapkan hanya dengan melakukan

anamnesis. Pada penelitian ini pemeriksaan antenatal perlu diperhatikan

kembali saat menanyakan keluhan. Selain yang ditanyakan tenaga

kesehatan dan dirasakan ibu hamil, tanyakan keluhan lain yang mengacu

pada bahaya risiko preeklampsia. Supaya dapat segera terdeteksi tanda-

tanda bahaya preeklampsia.

Pertanyaan-pertanyaan seperti identitas, HPHT,riwayat kehamilan dan

persalinan yang lalu juga riwayat penyakit itu ditanyakan saat awal

pemeriksaan. Petugas kesehatan menyatakan bahwa saat kunjungan

pertama kali yang ditanyakan itu ialah identitas, HPHT, riwayat kehamilan

dan persalinan yang lalu juga riwayat penyakit. Hal ini sesuai dengan

anamnesis pada kunjungan pelayanan antenatal pertama dari ibu hamil

yang perlu diperhatikan menurut Depkes (2007) menyatakan Identifikasi

ibu (nama, nama suami, usia, pekerjaan, agama dan alamat ibu), keluhan

utama atau apa yang diderita, riwayat haid, riwayat perkawinan, riwayat

kehamilan sekarang meliput: HPHT (haid pertama haid terakhir), riwayat

kehamilan, persalinan dan nifas, riwayat penyakit yang pernah diderita,

riwayat keluarga. Hal ini juga sesuai dengan hasil penelitian Puspitasari

Page 97: STUDI FENOMENOLOGI KUALITAS PEMERIKSAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25853/1/Dita... · antenatal yang lengkap dikarenakan banyaknya pasien yang melakukan

80

(2008) hubungan antara umur ibu saat hamil dengan kejadian preeklamsia

mempunyai hubungan yang signifikan. Hubungan antara kejadian

hipertensi dengan kejadian preeklamsia mempunyai hubungan yang

signifikan. Hubungan antara kejadian obesitas dengan kejadian

preeklamsia mempunyai hubungan yang signifikan.

Menurut Sudinaya (2003) melakukan penelitian menunjukkan bahwa

kasus preeklampsia/eklampsia terbanyak pada usia 20-24 tahun terjadi

pada kehamilan pertama. Pada primigravida kejadian kehamilan berisiko

sangat memungkinkan. Jadi, saat pemeriksaan antenatal identitas, riwayat

kehamilan yang lalu perlu ditanyakan saat kunjungan awal itu akan

menunjukkan ibu hamil berisiko atau tidak. Menurut Manuaba (2007)

primigravida muda dianggap kekuatannya masih baik. Sedangkan, pada

primigravida tua risiko kehamilan meningkat bagi sang ibu yang dapat

terkena preeklampsia/eklampsia.

Sebagian besar informan ibu hamil yang mengungkapkan bahwa saat

anamnesis berlangsung hal-hal yang sering ditanyakan ibu hamil saat

pemeriksaan antenatal ialah keadaan bayinya. Hal ini sesuai dengan

pertanyaan saat kontrol kehamilan menurut Dedeh (2011) menyatakan

bahwa setiap kali berkonsultasi ke petugas kesehatan, ibu hamil tentu akan

mengajukan sejumlah pertanyaan yang berkaitan dengan kondisi

kehamilan. Ada beberapa pertanyaan favorit di tiap trimester kehamilan

antara lain; berapa usia kehamilan dan apakah sesuai? Bagaimana kondisi

kehamilan maupun janin?.

Page 98: STUDI FENOMENOLOGI KUALITAS PEMERIKSAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25853/1/Dita... · antenatal yang lengkap dikarenakan banyaknya pasien yang melakukan

81

Ibu hamil sering menanyakan pada tenaga kesehatan saat pemeriksaan

antenatal adalah kenaikan berat badan pada bayi normal atau tidak. Hal ini

berkaitan dengan Dedeh (2011) mengenai pertanyaan saat kontrol

kehamilan menyatakan bahwa pertanyaan mengenai kondisi bayi dan berat

badan sering ditanyakan pada saat kontrol pemeriksaan. Namun,

pertanyaan tersebut akan muncul saat ibu hamil merasakan keluhan nya

menganggu jika tidak terkait dengan masalah kehamilan para ibu hamil

kurang waspada terhadap tanda gejala lain seperti preeklampsia.

2. Komponen pemeriksaan fisik

Komponen pemeriksaan fisik dalam mendeteksi preeklampsia ini

penting untuk dilakukan karena tujuannya untuk menyelamatkan

persalinan aman yang sehat dan bayi yang sehat. Selain manfaat untuk ibu

hamil, pemeriksaan fisik yang lengkap ini juga memiliki manfaat bagi

puskesmas antara lain; status ibu hamil yang berisiko preeklampsia

diwilayah tersebut dapat didata, dapat menurunkan angka kematian ibu

(AKI) dan angka kematian bayi (AKB) yang di akibatkan oleh

preeklampsia, serta dapat mendeteksi angka kejadian preeklampsia pada

ibu hamil.

Komponen pemeriksaan fisik ialah salah satu pemeriksaan antenatal

dalam mendeteksi preeklampsia. Sebagian besar ibu hamil menyatakan

pada pemeriksaan antental mengukur tekanan darah, menimbang berat

badan, tes denyut jantung janin dan Leopold merupakan pemeriksaan fisik

yang sering dilakukan oleh petugas kesehatan. Hal ini sesuai dengan

Page 99: STUDI FENOMENOLOGI KUALITAS PEMERIKSAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25853/1/Dita... · antenatal yang lengkap dikarenakan banyaknya pasien yang melakukan

82

pemeriksaan fisik dalam mendeteksi preeklampsia menurut Marshall

(2000) ialah pemeriksaan fisik tekanan darah apabila tekanan darah

meningkat pada trimester kedua, mungkin salah satu tanda preeklampsia,

penyakit yang berbahaya untuk ibu hamil dan bayi. Pemeriksaan fisik

berat badan dapat menunjukkan apabila pola kenaikan berat badan ibu

hamil penting bagi perkembangan bayi. Kenaikan berat badan yang luar

biasa, lebih dari 0,9 Kg dalam satu minggu, merupakan tanda pertama dari

preeklampsia.

Selain itu, tes refleks dan inspeksi daerah periorbital merupakan

pemeriksaann fisik yang jarang dilakukan oleh petugas kesehatan. Petugas

kesehatan dan ibu hamil menyatakan bahwa pemeriksaan fisik dalam

mendeteksi preeklampsia sampai saat ini belum terlaksana dengan baik,

karena masih ada beberapa komponen penting yang belum dilakukan

untuk mendeteksi preeklampsia. Sebagian besar ibu hamil menyatakan

bahwa pemeriksaan fisik dalam mendeteksi preeklampsia yang jarang

dilakukan ialah tes refleks, inspeksi daerah periorbital. Hal tersebut masih

belum sesuai dengan Depkes RI (2007) dan Marshall (2000) yang

menyatakan bahwa pemeriksaan fisik pada ibu hamil yang berisiko

preeklampsia harus dilakukan secermat mungkin. Pemeriksaan ini

memerlukan ketelitian sehingga didapat diagnosa yang tepat dan

pengobatan yang akurat. Pengkajian refleks tendon dalam, hiperrefleksia

merupakan temuan yang umum. Hal ini harus didokumentasi dalam

catatan medis sehingga petugas kesehatan dapat mengetahui kondisi

Page 100: STUDI FENOMENOLOGI KUALITAS PEMERIKSAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25853/1/Dita... · antenatal yang lengkap dikarenakan banyaknya pasien yang melakukan

83

normal klien. Hal ini juga sesuai dengan hasil penelitian Ariyanti (2010)

yang menyatakan dari delapan informan tujuh informan belum patuh

terhadap standar pelayanan antenatal, ada bagian yang belum dilaksanakan

di antaranya penyuluhan, pengukuran panggul, dan patela reflek.

Menurut Wheeler (2003) dan Bobak (2005) banyak petugas

kesehatan menganggap hiperrefleksia sebagai tanda preeklampsia.

Biasanya kejadian hiperefleksi terjadi sampai +3. Selain tes refleks,

pembengkakan yang luas akan tampak kemudian. Sementara

pembengkakan kaki dan lutut dianggap normal pada kehamilan,

pembengkakan wajah dan jari. Bila wajah ibu hamil menjadi lebih gemuk

dan ia tak dapat melepas cincinnya, ia perlu menghubungi dokter. Pada

preeklampsia edema terjadi dibeberapa bagian seperti bengkak dimata,

wajah, jari. Sehingga tes refleks dan inspeksi daerah bengkak harus perlu

dicermati agar risiko preeklampsia dapat segeri diatasi.

Tujuan pemeriksaan fisik ini adalah untuk mendeteksi penyulit atau

komplikasi-komplikasi kehamilan. Dengan demikian dapat membantu

mengurangi angka kesakitan dan kematian ibu dan janin. Pada umumnya

pemeriksaan fisik di puksesmas ini sudah mengikuti pedoman pelayanan

antenatal yang di berikan depkes akan tetapi pada pelaksanannya masih

belum maksimal. Pada ibu hamil yang beresiko preeklampsia sebaiknya

perlu dilkaukan tes refleks sebagai data penambah pada preeklampsi dan

hasil dari inspeksi dearah periorbital sebaiknya dicatat baik hasilnya

negatif atau positif.

Page 101: STUDI FENOMENOLOGI KUALITAS PEMERIKSAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25853/1/Dita... · antenatal yang lengkap dikarenakan banyaknya pasien yang melakukan

84

Deteksi dini preeklampsia selain pemeriksaan fisik ialah pemeriksaan

laboratorium dengan melakukan tes protein uria. Ibu hamil melakukan

pemeriksaan laboratorium pada trimester awal dan trimester akhir.

Petugas kesehatan bidan menyatakan bahwa Pemeriksaan laboratorium

yang dilakukan biasanya cek golongan darah , Hb dan cek urin melihat

jumlah protein uria. Hal ini berkaitan dengan Marshall (2000) mengenai

pemeriksaan urin pada kunjungan antenatal bahwa sampel urin biasanya

diperiksa pada setiap kali kunjungan untuk melihat kadar protein dan gula.

Banyak wanita hamil yang normal mengeluarkan urin yang mengandung

sedikit gula. Protein diperiksa untuk mendeteksi preeklampsia, tetapi

penambahan berat badan dan tekanan darah merupakan indikator awal

adanya penyakit preeklampsia.

3. Edukasi Antenatal pada Ibu yang Berisiko Preeklampsia

Pendidikan kesehatan masyarakat merupakan hal yang mutlak

dipahami pelaksanaannya oleh semua unsur petugas kesehatan. Petugas

kesehatan menyatakan bahwa frekuensi penyuluhan di Puskesmas Ciputat

biasanya sebulan sekali atau dua kali sebulan. Penyuluhan yang dilakukan

sebulan sekali itu biasanya diadakan di Posyandu. Selain itu juga kadang

suka diadakan di aula puskesmas yang berada dilantai dua. Hal ini masih

belum efektif dikarenakan frekuensi penyuluhan masih kadang-kadang

dilakukan padahal pendidikan antenatal merupakan bagian terpenting pada

asuhan maternitas. Setiap kontak dengan ibu hamil dapat memberikan

kesempatan bagi petugas untuk melakukan pendidik atau penyuluhan.

Page 102: STUDI FENOMENOLOGI KUALITAS PEMERIKSAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25853/1/Dita... · antenatal yang lengkap dikarenakan banyaknya pasien yang melakukan

85

Pada penelitian ini peneliti melihat ada kurang intensitas penyuluhan

terkait ibu hamil yang berisiko preeklampsia atau materi lainnya saat

pemeriksaan antenatal. Tenaga kesehatan menyatakan bahwa waktu yang

sempit, tidak sesuai keluhan dan pasien yang banyak yang menjadi alasan

tidak dilakukan penyuluhan. Hal ini belum sesuai dengan penyuluhan yang

baik dipelayanan kesehatan menurut Depkes (2007) Rumah Sakit yang

menyelengarakan kelas-kelas penyuluhan sebagai kelompok diskusi kecil

guna meningkatkan informan peserta dan memberi kesempatan kepada

mereka untuk menanyakan segala aspek mengenai kehamilan, pusksesmas

dan kelompok-kelompok kesehatan dalam masyarakat seperti posyandu,

juga melakukan hal serupa. Kelas-kelas semacam ini dapat

diselenggarakan pada siang dan malam hari untuk memberikan

kesempatan bagi ibu yang bekerja.

Ibu hamil menyatakan bahwa mengenai ibu hamil yang berisiko

preeklampsia belum saya dapatkan informasinya dari tenaga kesehatan

selama saya melakukan kunjungan antenatal. Hal ini masih belum efektif

untuk mendeteksi preeklampsia menurut Dainur (1995) disebabkan karena

sebagian besar para ibu memiliki pengetahuan yang rendah disamping itu

pula dengan sosial budaya/ekonomi yang belum memadai untuk menerima

pembaharuan serta modernisasi pelayanan kesehatan dengan teknologi,

sehingga sudah wajar apabila ibu-ibu khususnya, memerlukan informasi-

informasi yang jelas untuk memudahkan pemahaman serta untuk

Page 103: STUDI FENOMENOLOGI KUALITAS PEMERIKSAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25853/1/Dita... · antenatal yang lengkap dikarenakan banyaknya pasien yang melakukan

86

dilaksanakan dilingkungannya bagi kesejahteraan keluarga serta

anggotanya dimasyarakat.

Petugas kesehatan menyatakan penyuluhan individu yang diberikan

biasanya terkait yang ada didalam buku KIA atau KMS. Setiap ibu hamil

yang melakukan kunjungan antenatal mereka tidak pernah lupa membawa

KMS tersebut. Hali ini berkaitan mengenai manfaat KMS menurut WHO

(2000) menyatakan dalam KMS ibu hamil tercetak informasi untuk

membantu promosi kesehatan dan pencegahan. Dibeberapa negara dimana

KMS telah diperkenakan, terdapat peningatan kontak dibuat oleh tenaga

kesehatan untuk meningkatkan pelayanan. Frekuensi kontak meningkatkan

komunikasi, sehingga tercipat peluang lebih banyak lagi. Sampai saat ini,

baik dinegara maju dan berkembang bila program kesehatan ibu dan anak

menghendaki setiap ibu hamil memeriksakan kandungannya secara teratur

dipuskesmas, maka harus dilakukan penggerakan dan pemeberdayaan,

pembinaan suasana lingkungan sosialnya dan advokasi kepada pihak-pihak

yang dapat mendukung perilaku mereka. Pada penelitian ini penggunaan

KMS masih belum efektif untuk membantu promosi kesehatan dan

preventif dikarenakan pada pelaksanaanya KMS hanya dijadikan sebagai

laporan perkembangan kehamilan selama awal kehamilan sampai setelah

persalinan.

Petugas kesehatan menyatakan bahwa penyuluhan yang dilakukan

pada ibu hamil yang berisiko preeklampsia mengenai tanda-tanda bahaya

kehamilan khususnya terkait preeklampsia pernah dilakukan. Hal ini

Page 104: STUDI FENOMENOLOGI KUALITAS PEMERIKSAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25853/1/Dita... · antenatal yang lengkap dikarenakan banyaknya pasien yang melakukan

87

berkaitan dengan bahaya preeklampsia menurut Marshall (2000) bahaya

preeklampsia adalah ancaman serangan mendadak. Bila kondisi ibu hamil

tak membaik sekalipun aktivitas sudah dikurangi, mungkin aia

memerlukan perawatan rumah sakit. Oleh karena itu, puskesmas perlu

menggalakan konseling atau penyuluhan mengenai ibu hamil yang

berisiko preeklampsia. Supaya kejadian preeklampsia segera terdeteksi dan

ditangani.

Pada penyuluhan yang dilakukan puskesmas umumnya sudah

mengikuti pedoman yang sudah ditetapkan akan tetapi pada pelaksanaan

dan pentingnya informasi yang diberikan masih belum maksimal.

Penyuluhan yang sudah dilakukan membuktikan bahwa masih ada yang

belum mendapatkan informasi mengenai risiko preeklampsia. Hal ini

berkaitan mengenai pendidikan antenatal menurut Farrer (2001)

merupakan bagian terpenting pada asuhan maternitas dan setiap orang

yang terlibat dalam asuhan ini memliki tanggung jawab untuk melanjutkan

pendidikan tersebut. Tenaga kesehatan tidak boleh beranggapan bahwa

seorang wanita yang pernah mengalami kehamilan tidak memerlukan

petunjuk dan nasihat lagi secara formal atau informal pada kehamilan

berikutnya. Tenaga kesehatan harus ingat bahwa setiap kehamilan

merupakan pengalaman yang unik dan pada kehamilan kedua atau

kehamilan berikutnya akan ditemukan gejala kelainan ringan serta risiko

yang berbeda.

Page 105: STUDI FENOMENOLOGI KUALITAS PEMERIKSAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25853/1/Dita... · antenatal yang lengkap dikarenakan banyaknya pasien yang melakukan

88

4. Sistem rujukan pasien preeklampsia di puskesmas ciputat

Pelayanan antenatal merupakan pelayanan terhadap individu yang

bersifat preventif care untuk mencegah terjadinya antenatal yang kurang

baik bagi ibu maupun jannin. Pelayanan merupakan upaya kesehatan

perorangan yang memperhatikan percisi dan kualitas pelayanan medis

yang diberikan. Agar dapat melalui persalinan dengan sehat dan aman

diperlukan kesiapan fisik dan mental ibu, sehingga ibu dalam keadaan

status kesehatan yang optimal. Keadaan kesehatan ibu yang optimal sangat

berpengaruh bagi pertumbuhan janin yang dikandungnya.

Petugas kesehatan menyatakan tindakan awal pada preeklampsia

apabila selama preeklampsia masih bisa dimonitor tenaga kesehatan selalu

memantau. Apabila tidak akan segera dirujuk. Hal ini berkaitan dengan

penatalaksaan preeklampsia menurut Wheeler (2003) apabila preeklampsia

ringan terdiagnosis saat usia kehamilan ibu cukup bulan, induksi

persalinan harus dilakukan jika janin matur (biasanya pada usia gestasi ≥

37 minggu). Wanita yang mengalami preeklampsia berat harus dirawat di

Rumah Sakit. Karena preeklampsia tidak dapat dicegah dengan segera,

makan pemantau tanda dan gejala penyakit ini sangat esensial.

Sebagian besar informan menyatakan bahwa Kriteria rujukan di

Puskesmas Ciputat menurut petugas kesehatan ialah ibu hamil yang

berisiko tinggi seperti riwayat operasi caesar, umur sudah terlau tua atau

muda, PEB , anemia atau Hb rendah bisa menjadi KEK. Hal ini berkitan

dengan kriteria rujukan ibu hamil menurut Syafrudin (2009) menyatakan

Page 106: STUDI FENOMENOLOGI KUALITAS PEMERIKSAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25853/1/Dita... · antenatal yang lengkap dikarenakan banyaknya pasien yang melakukan

89

bahwa riwayat seksio sesaria, perdarahan pervaginam, ketuban pecah,

anemia berat, preeklampsia dsb. Selain itu, menurut Manuaba (2009)

mengenai angka kematian ibu dan angka kematian anak meningkat

dikarenakan beberapa faktor yaitu dapat disebut 4T, terlalu banyak anak,

terlalu pendek jarak hamil dan bersalin, terlalu muda hamil dan

melahirkan, dan terlalu tua untuk hamil kembali.

Penyebab langsung kematian ibu umumnya adalah trias perdarahan-

infeksi-eklamsia. Bila ditelusuri lebih lanjut, penyebab langsung itu

ternyata bertumpu pada rendahnya status gizi dan kesehatan ibu hamil.

Akibatnya masih ditemuinya hambatan informasi, hambatan sosial budaya,

hambatan ekonomis dan hambatan geografi dalam menjaga kesehatan ibu

hamil.

Namun apabila ibu memperoleh pelayanan antenatal yang berkualitas,

komplikasi dapat lebih dini diketahui sehingga akan segera memproleh

penanganan dan pelayanan rujukan yang efektif. upaya penanganan

masalah kesehatan ibu dan bayi harus dilakukan secara menyeluruh,

melibatkan semua pihak dan segenap lapisan masyarakat.

Pada penelitian ini pelayanan kesehatan sudah melaksanakan apa yang

ditulis pada pedoman pelayanan antenatal yang diberikan depkes. Namun,

pelayanan antenatal di Puskesmas perlu meningkatkan pelayanan yang

sesuai dengan program safe motherhood yang mengupayakan menurunkan

angka kematian ibu dengan komponen penting pelayanan antenatal yang

meliputi skrining dan pengobatan, deteksi dan penanganan, penyuluhan

Page 107: STUDI FENOMENOLOGI KUALITAS PEMERIKSAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25853/1/Dita... · antenatal yang lengkap dikarenakan banyaknya pasien yang melakukan

90

tentang komplikasi yang potensial serta bagaiamana cara memperoleh

pelayanan rujukan. Hal ini berkaitan menurut Sugiri (2012) tingginya

angka kematian ibu dan anak di Indonesia disebabkan oleh beberapa hal

penyebab tidak langsung yaitu rendahnya pengetahuan ibu dan keluarga

terhadap risiko-risiko kehamilan dan persalinan. Banyak masyarakat yang

menganggap kehamilan dan persalinan hanya suatu hal yang biasa saja,

tidak memerlukan sejumlah persiapan khusus, dan kurangnya pemahaman.

B. Keterbatasan penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti masih menemukan berbagai keterbatasan

dalam penelitian, adapun beberapa keterbatasan penelitian yaitu sebagai

berikut:

1. Dalam penelitian ini, peneliti berperan sebagai instrumen penelitian, hal

tersebut menyebabkan masih kurangnya pengalaman peneliti dalm

melakukan wawancara mendalam dan analisa data

2. Peneliti memiliki keterbatasan dalam menemukan informan yang

terdeteksi preeklampsia saat kehamilan di Puskesmas Ciputat

Page 108: STUDI FENOMENOLOGI KUALITAS PEMERIKSAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25853/1/Dita... · antenatal yang lengkap dikarenakan banyaknya pasien yang melakukan

91

BAB VII

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Para petugas kesehatan umumnya mengetahui tentang komponen penting

dalam pemeriksaan antenatal, manfaat dan dampaknya. Sedangkan

menurut para ibu hamil manfaat dari pemeriksaan antenatal belum

diketahui dengan jelas. Hal tersebut membuktikan belum efektifnya

penyampaian informasi yang dilakukan oleh para petugas.

2. Petugas kesehatan sudah melaksanakan anamnesis, pemeriksaan fisik,

penyuluhan dan sistem rujukan dengan baik akan tetapi ini masih kurang

efektif.

3. Anamnesis saat pemeriksaan antenatal umumnya yang sering ditanyakan

tenaga kesehatan ialah keluhan. Pada ibu hamil yang sering ia tanyakan

pada tenga kesehatan ialah keadaan kandungannya dan bayinya.

4. Pemeriksaan fisik yang sering dilakukan saat pemeriksaan antenatal ialah

mengukur tekanan darah, tes denyut jantung janin, menimbang berat badan

dan pemeriksaan leopold berupa mengukur tinggi fundus uteri.

Pemeriksaan fisik yang jarang dilakukan tes refleks dan inspeksi daerah

perorbital. Pada ibu hamil yang beresiko preeklampsia sebaiknya perlu

dilkaukan tes refleks sebagai data penambah pada preeklampsi dan hasil

dari inspeksi dearah periorbital sebaiknya dicatat baik hasilnya negatif atau

positif.

Page 109: STUDI FENOMENOLOGI KUALITAS PEMERIKSAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25853/1/Dita... · antenatal yang lengkap dikarenakan banyaknya pasien yang melakukan

92

5. Frekuensi penyuluhan di Puskesmas Ciputat biasanya sebulan sekali atau

dua kali sebulan. Penyuluhan dilakukan di Posyandu dan aula puskesmas

yang berada dilantai dua. Materi penyuluhan yang biasa diberikan

merupakan tanda-tanda bahaya kehamilan. Namun, beberapa ibu hamil

masih ada yang belum mengetahui resiko preeklampsia dan tanda-tanda

bahaya kehamilan.

6. Tindakan awal pada preeklampsia di Puskesmas Ciputat apabila selama

preeklampsia masih bisa dimonitor tenaga kesehatan selalu memantau.

Apabila tidak akan segera dirujuk. Kriteria rujukan di Puskesmas Ciputat

menurut petugas kesehatan ialah ibu hamil yang berisiko tinggi seperti

riwayat operasi caesar, umur sudah terlau tua atau muda, PEB , anemia

atau Hb rendah bisa menjadi KEK.

7. Hambatan dalam program ini diantaranya hambatan waktu pemeriksaan

dikarenakan banyaknya pasien yang melakukan kunjungan tiap harinya.

Sedangkan dari ibu hamil diantaranya karena kurangnya pengetahuan

deteksi dini pada preeklampsia, kesadaran untuk mengikuti penyuluhan

masih kurang.

B. Saran

1. Ibu Hamil

a. Ibu hamil diharapkan meningkatkan pengetahuan ibu tentang

pengetahuan ANC dan risiko bahaya kehamilan dan persalinan.

Page 110: STUDI FENOMENOLOGI KUALITAS PEMERIKSAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25853/1/Dita... · antenatal yang lengkap dikarenakan banyaknya pasien yang melakukan

93

b. Rutin melakukan kunjungan antenatal dan mengikuti penyuluhan yang

disediakan oleh puskesmas atau posyandu

c. Menambahkan wawasan dengan rajin membaca buku mengenai

kehamilan atau buku KIA dan aktif menanyakan informasi seputar

kehamilan pada tenaga kesehatan

2. Petugas Kesehatan

a. Memberikan pemeriksaan yang tepat dan teliti dalam mendeteksi

preeclampsia.

b. Sebagai penyuluh, metode dalam penyuluhan harus lebih menarik dan

interaktif agar informasi yang diberikan dapat tersampaikan dengan

lebih baik.

c. Dalam penyuluhan, materi yang disampaikan harus singkat, jelas, dan

padat serta alat peraga yang digunakan harus legkap dan menarik.

d. Dalam memberikan pelayanan antenatal harus sesuai dengan

pelayanan antenatal yang telah ditetapkan, melakukan koreksi

pelaksanaan bila ada yang tidak sesuai dan melakukan evaluasi

setelah melakukan pelayanan antenatal.

e. Pemberdayaan posyandu bukan hanya untuk pemantauan kesehatan

balita dan ibu hamil tapi juga sebagai sarana info kesehatan hal-hal

yang perlu diperhatikan pada ibu hamil

f. Tingkatkan sosialisasi program dengan menggunakan media

sosialisasi elektronik seperti televisi dan radio.

Page 111: STUDI FENOMENOLOGI KUALITAS PEMERIKSAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25853/1/Dita... · antenatal yang lengkap dikarenakan banyaknya pasien yang melakukan

94

3. Peneliti Selanjutnya

Penelitian ini dapat menjadi gambaran kualitas pemeriksaan

antenatal dalam mendeteksi preeklampsia bahwa terbukti yang diteliti

masih spesifik. Oleh karena itu peneliti menyarankan perlu adanya

penelitian lebih luas dalam mendeteksi kehamilan risiko tinggi, variabel

yang berbeda untuk melihat faktor lain yang lebih dominan dan melihat

adanya perbedaan pemeriksaan antenatal yang dilakukan pada kehamilan

risiko tinggi dengan kriteria informan yang lebih luas.

4. Institusi Pendidikan

Penelitian ini dapat menjadi tambahan ilmu pengetahuan

khususnya pada bidang keperawatan maternitas terkait pemeriksaan

antenatal dalam mendeteksi preeklampsia.

Page 112: STUDI FENOMENOLOGI KUALITAS PEMERIKSAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25853/1/Dita... · antenatal yang lengkap dikarenakan banyaknya pasien yang melakukan

95

DAFTAR PUSTAKA

Bobak, Lowdermilk, dan Jensen. Buku Ajar Keperawatan Maernitas.ed.4 Jakarta:

EGC. 2005.

Burhan Bungin. Analisis Data Penelitian Kualitatif. Jakarta : PT Raja Grafindo

Persada. 2003.

Budiarto, Eko. 2004. Metodologi Penelitian Kedokteran. Jakarta : EGC. 2004.

Budianna, Kelliat. Penatalaksanaan Stress. Editor Yasmin Asih. Jakarta : EGC.

1998.

Cunningham, F.G. et all, 2003. Williams Obstetrics. Jakarta : EGC. 2003

Dainur. Kegiatan KIA Dipuskesmas Dan Permasalahannya. Jakarta: EGC. 1995

Depkes RI. Pedoman Pelayanan Antenatal. Jakarta : Direktorat jendral bina

pelayanan medik. 2007.

Depkes. Profil Kesehatan Indonesia 2010. Jakarta:Depkes RI.2007-2010

Depkes, RI. Pedoman Pelayanan Kebidanan Dasar. Jakarta : Direktorat jendral

bina kesehatan masyarakat. 2004.

Depkes, RI. Pelayanan Antenatal Tingkat Dasar. Jakarta : Direktorat jendral bina

kesehatan masyarakat. 1994.

Depkes,RI. Rencana Startegis Nasional Making Pregnancy Safer (MPS) Di

Indonesia 2001-2010 . Jakarta : Dirjen binkesmas depkes RI. 2001

Depkes RI . Standar Pelayanan Kebidanan Buku. Jakarta : Depkes RI. 2001

Dharma, Kelana Kusuma. Metodologi Penelitian Keperawatan (Pedoman

Melaksanakan Dan Menerapkan Hasil Penelitian). Jakarta : CV. Trans

Info Media. 2011

Effendy, ferry dan Makhfudli. Keperawatan Kesehatan Komunitas Teori dan

Praktek dalam Keperawatan. Jakarta: Penerbit Salam Medika. 2009.

Effendy, nasrul. Dasar-Dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat.

Jakarta:EGC.1998.

Page 113: STUDI FENOMENOLOGI KUALITAS PEMERIKSAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25853/1/Dita... · antenatal yang lengkap dikarenakan banyaknya pasien yang melakukan

96

Errol R. Norwitz & John O. Schorge. At a Glance Obstetri dan Ginekologi. Ed.2.

Jakarta: Penerbit Erlangga. 2008.

Farrer, helen. Perawatan Maternitas. Alih andri hartono. Edisi ke 2 . Jakarta :

EGC. 2001

Hacker N. F. Esensial Obstetri Dan Ginekologi. Jakarta : Hipokrates. 2001.

Henderson, christine. Buku Ajar Konsep Kebidanan. Jakarta:EGC. 2005.

Holloway, imoy & Stephani Wheeler. Qualitative Research in nursing and

Healthcare. Blackwell publishing. 2010

Hutahaean. Asuhan Keperawatan dalam Maternitas Dan Ginekologi. 2009

Istiarti T. Kaitan antara Kemiskinan dan Kesehatan. Yogyakarta : Media

Pressindo. 2000.

Irwanto. Focused Group Discussion (FGD). Jakarta : Yayasan Obor Indonesia.

2006.

Jones, Derek Lewellyn. Dasar-Dasar Obstetric Dan Ginekologi. Alih

bahasa;Hadyanto, Ed.6 . Jakarta : EGC. 2001.

John W. Creswell. Qualitative Inquiry and Research Design: Choosing Among

Five Approaches. Sage : Thousand Oaks. 2007

Manuaba, Ida Bagus. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan Dan Keluarga

Berencana Untuk Pendidikan Bidan. Jakarta : EGC. 1998.

Manuaba, Ida Bagus. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan Dan Keluarga

Berencana Untuk Pendidikan Bidan. Jakarta : EGC. 2003.

Manuaba, Ida Bagus. Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta: EGC. 2007.

Manuaba, Ida Ayu Chandranita. Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita.

Jakarta: EGC. 2009

Marshall, Connie. Awal Menjadi Ibu. Jakarta: Arcan. 2000

Marshall, Connie. Calon Ayah: Membantu Calon Ayah Memahami Dan Menjadi

Bagian Dari Pengalaman Kehamilan. Jakarta: Arcan 2000

Maulana, heri D.J. Promosi kesehatan. Jakarta: EGC. 2009.

Page 114: STUDI FENOMENOLOGI KUALITAS PEMERIKSAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25853/1/Dita... · antenatal yang lengkap dikarenakan banyaknya pasien yang melakukan

97

Michael D. Benson. Obstetrical Pearts A Practical Guide for the Efficient

Resident: F.A: David Company. 1992.

Mochtar Rustam. Sinopsis Obstetri :Obstetri Operatif – Obstetri Sosial. Jilid 1.

Jakarta : EGC. 1998.

Moleong, Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : Remaja

Rosdakarya. 2001.

Nursalam. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan.

Jakarta: Salemba Medika, 2008.

Novita, VT Regina. Keperawatan Maternitas. Bogor : Penerbit ghalia indonesia.

2011.

Prawirohardjo. Buku Pelayanan Kesehatan Neonatal dan Maternal. 2009

Pohan, Imbalo S. Jaminan Mutu Layanan Kesehatan : Dasar-Dasar Pengertian

dan Penerapan. Jakarta : EGC. 2007

Rachma N. Eklampsia : Preventif dan Rehabilitasi Medik Pre dan post Partum, in

Holistic and Comprehensive Management Eclampsia. Surakarta : FK

UNS. 2008.

Rozikhan. Faktor-Faktor Risiko Terjadinya Preeklampsia Berat Di Rumah Sakit

Dr. H. Soewondo Kendal semarang tahun 2007. Semarang : Universitas

Diponegoro. 2007.

Saifudin, Abdul bari, dkk. Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal Dan

Neonatal . Jakarta : YBPS-POGI. 2002

Saifudin, Abdul bari, dkk. Pelayanan Kesehatan Maternal Dan Neonatal. Jakarta:

yayasan bina pustaka sarwono prawirohardjo. 2009.

Sastrawinata, sulaiman ,dkk. Obstetri Patologi: Ilmu Kesehatan Reproduksi.Ed.2.

Jakarta : EGC. 2005

Senewe, Felly P & Ning Sulistyowati. Analisis Lanjut SKRT-Sukernas 2001.

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Komplikasi Persalinan Tiga

Tahun Terakhir Di Indonesia. Bulletin Penelitian Kesehatan Vol. 3 No.2,

2004.

Streubert, Helen J dkk. Qualitative research in nursing advancing the humanistic

imperative. Philadhelpia : Lippincott williams & wilkins. 2003.

Sugiyono. Memahami Penelitian Kualitatif. CV Alfabeta: Bandung. 2007.

Page 115: STUDI FENOMENOLOGI KUALITAS PEMERIKSAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25853/1/Dita... · antenatal yang lengkap dikarenakan banyaknya pasien yang melakukan

98

Syafrudin dan Hamidah. Kebidanan Komunitas. Jakarta: EGC 2009

Taber, B. Kedaruratan Obstetri dan Ginekologi. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.

1998.

Trihanto. Arrimes Manajamen Puskesmas berbasis paradigma sehat. Jakarta :

CV. Sagung Seto. 2005.

Wheeler, Linda. Buku Saku Perawatan Pranatal Dan Pascapartum. EGC:

Jakarta. 2004

Wiknojosastro, Hanifa. Ilmu kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono

Prawirohardjo. 2005.

WHO recommendations for Prevention and treatment of pre-eclampsia and

eclampsia. World Health Organization 2011 WHO Press, World Health

Organization, 20 Avenue Appia, 1211 Geneva 27, Switzerland (tel.: +41

22 791 3264; fax: +41 22 791 4857; e-mail:[email protected])

http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs348/en/ diakses pukul 12.30 01

Desember 2011

http://www.contemporarynurse.com/archives/vol/14/issue/3/article/1898/applicati

on-of-colaizzis-method (CarolynSanders Division of Health Care

Practice, Auckland University of Technology, New Zealand) diakses

pukul 10.25 16 Mei 2011

http://m.tabloidnova.com/Nova/Keluarga/Pasangan/Bekal-Pertanyaan-Saat-

Kontrol-Kehamilan di tulis oleh Dedeh, 2011 dan diakses pukul 10.55 25

Januari 2013

Page 116: STUDI FENOMENOLOGI KUALITAS PEMERIKSAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25853/1/Dita... · antenatal yang lengkap dikarenakan banyaknya pasien yang melakukan
Page 117: STUDI FENOMENOLOGI KUALITAS PEMERIKSAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25853/1/Dita... · antenatal yang lengkap dikarenakan banyaknya pasien yang melakukan
Page 118: STUDI FENOMENOLOGI KUALITAS PEMERIKSAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25853/1/Dita... · antenatal yang lengkap dikarenakan banyaknya pasien yang melakukan
Page 119: STUDI FENOMENOLOGI KUALITAS PEMERIKSAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25853/1/Dita... · antenatal yang lengkap dikarenakan banyaknya pasien yang melakukan
Page 120: STUDI FENOMENOLOGI KUALITAS PEMERIKSAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25853/1/Dita... · antenatal yang lengkap dikarenakan banyaknya pasien yang melakukan

Lampiran 1

Kepada Yth.

Bapak/ Ibu/ Saudara/ Saudari

di tempat

Assalamu’alaikum Wr. Wb

Sehubungan dengan tuga akhir dalam penyelesaian studi untuk

mendapatkan gelar sarjana keperawatan (S. Kep), saya sebagai peneliti :

Nama : Dita puspita

NIM : 108104000008

Jurusan : Program studi Ilmu Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta

No. Telp : 085312365559

Mohon kiranya Bapak/ Ibu/ Saudara/ Saudari dapat menjadi responden

dalam uji coba pedoman wawancara saya dengan judul penelitian kualitas

pemeriksaan kehamilan dalam mendeteksi preeklampsia di puskesmas Ciputat

Kota Tangerang Selatan. Informasi yang Bapak/ Ibu/ Saudara/ Saudari berikan

dalam penelitian ini di jamin kerahasiannya. Jika ada pertanyaan berkaitan dengan

penelitian ini Bapak/ Ibu/ Saudara/ Saudari dapat langsung menghubungi peneliti.

Atas perhatian dan partisipasi Bapak/ Ibu/ Saudara/ Saudari, peneliti

mengucapkan terima kasih.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb

Depok, 2012

Hormat Saya

Dita Puspita

Page 121: STUDI FENOMENOLOGI KUALITAS PEMERIKSAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25853/1/Dita... · antenatal yang lengkap dikarenakan banyaknya pasien yang melakukan

Lembar Persetujuan Responden

Saya yang bertanda tangan dibawah ini, telah diminta dan bersedia untuk

terlibat dalam penelitian ini dan berperan serta sebagai responden dalam

penelitian yang berjudul kualitas pemeriksaan kehamilan dalam mendeteksi

preeklampsia di puskesmas Ciputat Kota Tangerang Selatan. Peneliti telah

menjelaskan tentang penelitian yang akan dilaksanakan.

Saya mengerti bahwa catatan dan hasil dari penelitian ini akan

dirahasiakan. Kerahasiaan ini dijamin selegal mungkin. Semua berkas yang

mencantumkan identitas responden hanya akan digunakan untuk keperluan

pengolahan data dan bila sudah tidak digunakan akan dimusnahkan. Hanya

peneliti yang dapat mengetahui kerahasiaan data responden.

Demikian secara sukarela dan tidak ada unsur paksaan dari siapapun, saya

bersedia menjadi responden dalam penelitian ini.

Jakarta, 2012

Responden

( )

Page 122: STUDI FENOMENOLOGI KUALITAS PEMERIKSAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25853/1/Dita... · antenatal yang lengkap dikarenakan banyaknya pasien yang melakukan

Lampiran 2

Pedoman Wawancara Mendalam (Indepth Interview)

Partisipan Kunci

A. Petunjuk umum

a. Tahap perkenalan

b. Ucapkan terima kasih kepada informan atas kesediaan dan waktu yang

telah diluangkan untuk pelaksanaan wawancara

c. Jelaskan maksud dan tujuan wawancara mendalam

B. Petunjuk wawancara mendalam

a. Wawancara dilakukan oleh seorang pewawancara

b. Patisipan bebas menyampaikan pendapat, pengalaman, saran dan

pengalaman

c. Pendapat, saran, pengalaman dan komentar partisipan sangat bernilai

d. Tidak ada jawaban yang benar atau salah

e. Semua pendapat, pengalaman, saran dan komentar akan dijamin

kerahasiannya

f. Wawancara ini akan direkam pada tape recorder untuk membantu dalam

penulisan hasil

C. Pelaksanaan wawancara

I. Perkenalan

a. Identitas partisipan

Nama pewawancara :

Page 123: STUDI FENOMENOLOGI KUALITAS PEMERIKSAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25853/1/Dita... · antenatal yang lengkap dikarenakan banyaknya pasien yang melakukan

Nama pencatat :

Tanggal wawancara :

Tempat wawancara :

Nama lengkap partisipan :

Jabatan/pekerjaan partisipan :

Pekerjaan suami :

Nomor telepon partisipan :

Umur kehamilan :

Status obstetri :

Riwayat kehamilan/persalinan :

Keluhan :

II. Wawancara

a. Pemeriksaan kehamilan

1. Apa yang ibu ketahui tentang pemeriksaan kehamilan?

2. Berapa kali ibu melakukan pemeriksaan kehamilan selama

kehamilan berlangsung ? berapa kali rutinnnya ? kemana ibu

melakukan pemeriksaan?

b. Anamnesa

1. Selama pemeriksaan berlangsung apa saja yang ibu tanyakan

pada petugas kesehatan/bidan?

2. biasanya apa saja yang suka ditanyakan oleh petugas kesehatan

selama berlangsung wawancara?

Page 124: STUDI FENOMENOLOGI KUALITAS PEMERIKSAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25853/1/Dita... · antenatal yang lengkap dikarenakan banyaknya pasien yang melakukan

3. Bagaimana petugas kesehatan/bidan memberikan penjelasan

tentang kehamilan ibu ?

4. Bagaimana sikap petugas kesehatan selama berlangsung

anamnesa ?

c. Pemeriksaan fisik

1. Pada saat pemeriksaan fisik apa saja yang suka diperiksa?

Bagian apa saja yang suka diperiksa petugas kesehatan/bidan

seperti denyut jantung janin, memeriksa tekanan darah, mata,

muka, perut, dan mengetuk kakinya ?

2. Apakah dilakukan pemeriksaan laboratorium ? apakah ibu rutin

melalukan pemeriksaan laboratorium ? pemeriksaan rutin

seperti apa saja yang biasa ibu lakukan ?

3. Apa saja yang ibu ketahui dari kegunaan pemeriksaan

laboratoirun dan penunjang seperti USG ?

d. Konseling atau penyuluhan

1. Apakah ibu mendapatkan konseling atau penyuluhan

individu/kelompok setelah pemeriksaan kehamilan ?

2. Informasi apa saja yang biasa diberikan oleh petugas

kesehatan/bidan ?

3. Informasi apa saja yang ibu butuhkan saat ini ?

Page 125: STUDI FENOMENOLOGI KUALITAS PEMERIKSAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25853/1/Dita... · antenatal yang lengkap dikarenakan banyaknya pasien yang melakukan

Lampiran 3

Pedoman Wawancara Mendalam (Indepth Interview)

Partisipan Pendukung

A. Petunjuk umum

a. Tahap perkenalan

b. Ucapkan terima kasih kepada partisipan atas kesediaan dan waktu yang

telah diluangkan untuk pelaksanaan wawancara

c. Jelaskan maksud dan tujuan wawancara mendalam

B. Petunjuk Wawancara Mendalam

a. Wawancara dilakukan oleh seorang pewawancara

b. Informan bebas menyampaikan pendapat, pengalaman, saran dan

pengalaman

c. Pendapat, saran, pengalaman dan komentar partisipan sangat bernilai

d. Tidak ada jawaban yang benar atau salah

e. Semua pendapat, pengalaman, saran dan komentar akan dijamin

kerahasiannya

f. Wawancara ini akan direkam pada tape recorder untuk membantu dalam

penulisan hasil

C. Pelaksanaan wawancara

I. Perkenalan

b. Identitas partisipan

Nama pewawancara :

Page 126: STUDI FENOMENOLOGI KUALITAS PEMERIKSAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25853/1/Dita... · antenatal yang lengkap dikarenakan banyaknya pasien yang melakukan

Nama pencatat :

Tanggal wawancara :

Tempat wawancara :

Nama lengkap partisipan :

Jabatan/pekerjaan partisipan :

Nomor telepon partisipan :

II. Wawancara Mendalam pada Tenaga Kesehatan (Bidan)

a. Pemeriksaan kehamilan

1. Sudah berapa lama ibu menjadi petugas kesehatan/bidan dalam

pemeriksaan kehamilan?

2. Selama melakukan pemeriksaan kehamilan keluhan apa saja

yang paling umum didapatkan?

3. Bagaimana antusias pasien dalam melakukan pemeriksaan

kehamilan?

4. Bagaimana pengetahuan pasien tentang pemeriksaan

kehamilan?

5. Bagaimana sistem rujukan apabila terdapat masalah kehamilan

setelah melakukan pemeriksaan kehamilan?

b. Anamnesa

1. Selama melakukan anamnesa kasus apa saja yang bidan

temukan pada ibu hamil ?

Page 127: STUDI FENOMENOLOGI KUALITAS PEMERIKSAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25853/1/Dita... · antenatal yang lengkap dikarenakan banyaknya pasien yang melakukan

2. Apa saja yang biasa ibu tanyakan pada ibu hamil selama

pemeriksaan kehamilan berlangsung ?

3. Apa saja yang biasanya ibu hamil tanyakan pada bidan selama

pemeriksaan kehamilan berlangsung ?

c. Pemeriksaan fisik

1. Selama pemeriksaan fisik berlangsung apa saja yang bidan

temukan ?

2. Pemeriksaan fisik apa saja yang biasa sering bidan lakukan?

3. Kapan pemeriksaan laboratorium dan pemeriksaan penunjang

biasa dilakukan?

4. Apa saja dari pemeriksaan laboratorium dan penunjang yang

biasa dilakukan ?

d. Konseling atau penyuluhan

1. Bagaimana jadwal konseling selanjutnya dan penyuluhan

individual atau kelompok ?

2. Apa saja yang diberikan saat konseling dan penyuluhan ?

3. Bagaimana pemberian konseling dan penyuluhan selama ini ?

Page 128: STUDI FENOMENOLOGI KUALITAS PEMERIKSAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25853/1/Dita... · antenatal yang lengkap dikarenakan banyaknya pasien yang melakukan

Lampiran 4

Lembar observasi

Nama responden :

Tanggal :

No. Aspek yang diteliti Jawaban Ket

Ya Tidak

1.

2.

3.

4.

5.

I. Anamnesa

Identitas ibu

1. Nama

2. Umur

3. Nama suami

4. Pekerjaan

5. Alamat

Hal-hal yang berkaitan dengan fungsi

reproduksi

1. GPA (gravida, partus, abortus)

2. HPHT

3. Keteraturan haid

4. Lama haid

5. Siklus haid

Tentang perkawinan

1. Kawin/tidak

2. Lama kawin

Riwayat obstetri dan ginekologi

1. Jumlah dan kondisi kehamilan

yang lalu

2. Jumlah dan kondisi persalinan

yang lalu

3. Jumlah dan kondisi abortus

yang lalu

4. Hasil kehamilan (kurang/lebih

bulan, BBLR, lahir mati, dll)

5. Riwayata melahirkan anak

kembar

6. Riwayat penyakit (jantung,

DM, hipertensi, hepatitis,

malaria, TBC)

Hal-hal yang berkaitan dengan

Page 129: STUDI FENOMENOLOGI KUALITAS PEMERIKSAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25853/1/Dita... · antenatal yang lengkap dikarenakan banyaknya pasien yang melakukan

1.

1.

2.

3.

kehamilan sekarang

1. Gerakan janin

a. Masih bergerak

2. Keluhan yang berhubungan

dengan perkembangan selama

hamil

a. Pada kehamilan 1-3 bulan

b. Pada kehamilan 4-6 bulan

c. Pada kehamilan 7 bln-lebih

3. Keadaan patologis

a. Perdarahan melalui jalan

lahir

b. Preeklampsia

c. Keluar cairan ketuban

4. Anamnesa keluarga

1. Riwayat penyakit keluarga

II. Pemeriksaan

Pemeriksaan luar

1) Pemeriksaan umum

a. Tanda-tanda vital

b. Tinggi badan

c. Berat badan

d. Oedema

e. Bentuk tubuh

f. Reflek lutut

g. Pemeriksaan lab. (Hb,

urine)

2) Pemeriksaan obstetri

a. Inspeksi (oedema palpebra,

conjungtiva, gigi, payudara)

b. Palpasi :LI-L IV

c. Auskultasi :DJJ

III. Intervensi

Imunisasi

1. Cara pemberian

2. Jumlah pemberian

3. Waku pemberian

Tablet zat besi (Fe)

1. Jumlah pemberian

Vitamin

1. Jumlah pemberian

Page 130: STUDI FENOMENOLOGI KUALITAS PEMERIKSAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25853/1/Dita... · antenatal yang lengkap dikarenakan banyaknya pasien yang melakukan

Matriks Analisis Tematik

No Pernyataan signifikan Kategori subtema Tema P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8

1. Biasanya hanya keluhan saja

yang ditanyakan

Keluhan ibu

hamil

Berbagai

hal yang

ditanyak

an tenaga

kesehata

n saat

pemeriks

aan

antenatal

Komponen

anamnesis

saat antenatal

care

√ √ √ √ √ √ √

2. Menanyakan identitas ibu

hamil saat pemeriksaan

antenatal awal kehamilan

Identitas ibu

hamil

√ √ √ √ √

3. Menanyakan HPHT ibu hamil

saat pemeriksaan antenatal

awal kehamilan

HPHT ibu

hamil

√ √ √ √

4. Menanyakan riwayat

kehamilan dan persalinan,

jumlah gravida, partus

abortus saat pemeriksaan

antenatal awal kehamilan

Riwayat

kehamilan dan

persalinan

√ √

5. Menanyakan riwayat

penyakit biasanya ada riwayat

diabetes, tekanan darah tinggi

saat pemeriksaan antenatal

Riwayat

penyakit ibu

hamil

Page 131: STUDI FENOMENOLOGI KUALITAS PEMERIKSAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25853/1/Dita... · antenatal yang lengkap dikarenakan banyaknya pasien yang melakukan

awal kehamilan

6. Menanyakan keadaan bayi

yang ada didalam kandungan

Keadaan bayi Berbagai

hal yang

ditanyak

an ibu

hamil

pada

petugas

kesehata

n saat

pemeriks

aan

antenatal

√ √ √ √ √

7. Menanyakan berat badan saya

normal atau tidak

mempengaruhi berat badan

bayi atau tidak

Berat badan √

8. Pemeriksaan fisik tekanan

darah selama kehamilan saat

pemeriksaan antenatal

Pengukuran

tekanan darah

Pemeriks

aan fisik

yang

sering di

lakukan

Komponen

pemeriksaan

fisik yang

dilakukan

saat

pemeriksaan

antenatal

√ √ √ √ √ √ √ √

9. Pemeriksaan fisik berat badan

selama kehamilan saat

pemeriksaan antenatal

Timbang berat

badan

√ √ √ √ √ √

10. Pemeriksaan fisik denyut

jantung janin selama

kehamilan saat pemeriksaan

antenatal

Hitung denyut

jantung janin

√ √ √ √ √ √

11. Pemeriksaan fisik tinggi Pengukuran √ √ √ √

Page 132: STUDI FENOMENOLOGI KUALITAS PEMERIKSAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25853/1/Dita... · antenatal yang lengkap dikarenakan banyaknya pasien yang melakukan

fundus uteri selama

kehamilan saat pemeriksaan

antenatal

tinggi fundus

uteri

12. Pemeriksaa fisik sesuai

standar 10 T

√ √

13. Pemeriksaan fisik leopold

selama kehamilan saat

pemeriksaan antenatal

Pemeriksaan

Leopold

√ √ √ √ √ √

14. Inspeksi daerah periorbital

pada ibu hamil saat

pemeriksaan antenatal tidak

dilakukan

Inspeksi

daerah

periorbital

Pemeriks

aan fisik

yang

jarang di

lakukan

√ √ √ √ √ √

15. Pemeriksaan fisik tes refleks

patela saat pemeriksaan

antenatal tidak dilakukan

Tes refleks

lutut

√ √ √ √ √ √

16. Pemeriksaan laboratorium

pada trimester awal dan

trimester akhir.

Waktu

pemeriksaan

laboratorium

√ √ √ √ √ √

17. Pemeriksaan laboratorium

yang dilakukan biasanya cek

golongan darah , Hb dan cek

urin melihat jumlah protein

uria.

√ √ √ √ √ √ √

18. Pernah dilakukan penyuluhan

mengenai tanda-tanda bahaya

kehamilan yang didalamnya

terkait preeklampsia

Materi

penyuluhan

Edukasi

antenatal

pada ibu

yang berisiko

preeklampsia

√ √

19. Penyuluhan diadakan

biasanya sebulan dua kali

atau dua bulan sekali.

Frekuensi

penyuluhan

√ √ √

Page 133: STUDI FENOMENOLOGI KUALITAS PEMERIKSAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25853/1/Dita... · antenatal yang lengkap dikarenakan banyaknya pasien yang melakukan

20. Penyuluhan setelah

pemeriksaan antenatal

biasanya yang terkait pada

buku KIA

Materi

penyuluhan

21. Penyuluhan berkelompok

yang diadakan puskesmas

jarang dikuti oleh ibu hamil

√ √ √ √ √

22. Ibu hamil preeklampsia

langsung dirujuk jika bahaya

untuk janin dan janin, Jika

belum waktu melahirkan dan

masih dipertahankan dipantau

sampai waktunya

Tindakan awal

bagi pasien

preeklampsia

Sistem

Rujukan

pasien

preeklampsia

di puskesmas

√ √

23. Dirujuk apabila tiga tanda

preeklampsia sudah positif

semua puskesmas langsung

merujuk kalau tes urin belum

positif kita akan terus melihat

perkembangan si ibu hamil

sampai waktu persalinan

24. Dirujuk saat ibu hamil

mengalami risiko tinggi

seperti caesar sudah berkali2,

umur sudah terlalu muda dan

tua , PEB, anemia atau Hb

rendah bisa menjadi KEK.

Kriteria

rujukan

25. tidak melayani untuk

pertanyaan segala macem

pertanyaan kan bukan tapi

karna waktunya yang terbatas

dan pasiennya banyak jadi

kadang tidak bisa melayani

Page 134: STUDI FENOMENOLOGI KUALITAS PEMERIKSAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25853/1/Dita... · antenatal yang lengkap dikarenakan banyaknya pasien yang melakukan

satu persatu dengan

pertanyaan yang segudang,

jadi ya hanya sekedar yang

perlu diketahui sama dia saja