Studi Dekomisioning Instalasi Evaporator Pengolah Limbah Radioaktif
-
Upload
andre-prabowo -
Category
Documents
-
view
65 -
download
3
Transcript of Studi Dekomisioning Instalasi Evaporator Pengolah Limbah Radioaktif
STUDI DEKOMISIONING INSTALASI EVAPORATOR PENGOLAH LIMBAH
RADIOAKTIF
A. Pendahuluan
Instalasi evaporator sebagai unit pengolah limbah radioaktif berfungsi melakukan
pengolahan limbah radioaktif cair aktivitas rendah dan sedang yang berasal dari reaktor
nuklir serta laboratorium penunjangnya. Seperti instalasi nuklir lainnya, unit evaporator
mempunyai batas usia operasi yang kemudian harus didekomisioning. Berdasarkan
pengalaman dari negara-negara yang lebih maju di bidang industri nuklirnya, berbagai
alasan yang mendasari pelaksanaan dekomisioning terhadap sebuah reaktor atau instalasi
nuklir antara lain adalah pengoperasiannya sudah tidak ekonomis lagi, faktor keselamatan
karena umur instalasi yang sudah tua, terjadinya suatu kecelakaan yang dikuti tuntutan
unjuk rasa masyarakat untuk menghentikan operasinya, dan adanya penggantian sistem
baru.
Prinsip dasar tujuan studi dekomisioning sebuah instalasi nuklir adalah untuk menyusun
program kerja dan konsep teknologi yang akan diterapkan guna mencegah atau memperkecil
potensi menyebarnya zat kontaminan ke lingkungan dan timbulnya limbah sekunder.
B. Peralatan Utama Evaporator
1. Tangki Penampung Limbah
Limbah yang datang dari waste transporter dimasukkan dan disimpan di dalam tangki
penampung limbah. Tangki penampung limbah yang ada di ruang basement 1B.03
berjumlah 4 buah yaitu R 2201A, R 2201B, R 2201C dan R 2201D dengan kapasitas
masing-masing 50 m3.
2. Pompa Penampung
Pompa pengumpan untuk evaporator ada 2 yaitu P22004 dan P22005. Pompa
digunakan saling bergantian sesuai dengan kebutuhan selama proses evaporasi
dilaksanakan. Tipe pompa yang digunakan sentrifugal shaft horizontal, self priming
dengan memakai priming pot, semi open dan double mekanikal seal.
3. Penukar Panas
Alat penukar panas (Heat Exchanger), berbentuk silinder, tipe pipa lurus, pemanasan
dengan uap diameter 0,6 m dengan panjang 4,0 m.
4. Kolam Penenangan
Kolom Penenangan (tranqualization tank) berbentuk silinder dengan dasar tangki
berbentuk kerucut dengan diameter 0,7 m, dengan panjang 3,5 m, untuk memisahkan
fase uap dari fase cair. Uap dialirkan masuk ke dalam kolom pemisah, sedangkan fase
cair yang merupakan konsentrat dialirkan ke dalam tangki konsentrat yang terletak di
bagian bawah tangki evaporator. Penguapan dalam tangki evaporator dilakukan secara
kontinyu sedangkan pengambilan konsentrat dilakukan secara periodik dalam “batch”
100 liter.
5. Tangki Pemisah
Tangki pemisah (separator column) berbentuk tabung silinder, diameter 0,7 m dengan
panjang 4,2 m, dilengkapi dengan 5 (lima) buah “bubble cup plates”. Tangki pemisah
berfungsi memisahkan uap yang masih mengandung zat radioaktif dengan uap yang
tidak mengandung zat radioaktif. Pemisahan dilakukan dengan menggunakan
perangkap “bubble cup plate” dan “ pengikatan uap” yang masih mengandung zat t
radioaktif oleh air bebas mineral.
6. Tangki Kondenser
Tangki kondensor dan pendingin, untuk menyemburkan uap dan mendinginkan air
destilat yang terjadi. Tangki kondensor (E 22002) mempunyai diameter 0,22 m dan
panjang 3,3 , sedangkan tangki pendingin (E22003) mempunyai diameter 0,27 m dan
panjang 3,3 m. Tangki kondensor ini tipe pipa lurus dengan pendinginan luar,
sedangkan tangki pendingin tipe pipa U dengan pendinginan luar.
7. Tangki penampung Konsentrat
Tangki penampung konsentrat digunakan untuk menampung konsentrat. Pengaliran
konsentrat dari evaporator ke penampungan konsentrat dilakukan secara gravitasi,
selanjutnya dengan menggunakan pompa konsentrat dialirkan ke unit sementasi.
8. Tangki penampung Effluent
Tangki penampung effluent terdiri dari 2 tangki, yaitu tangki aktif dan tangki doubful.
Tangki aktif berfungsi menampung cairan aktif hasil pembilasan uap evaporasi dan
instalasi lain. Sedangkan tangki doubful berfungsi untuk menampung cairan tidak aktif.
9. Tangki Penampung Asam Nitrat dan Penghilang Kerak
Tangki penampung effluent terdiri dari 2 tangki, yaitu tangki aktif dan tangki doubful.
Tangki aktif berfungsi menampung cairan aktif hasil pembilasan uap evaporasi dan
instalasi lain. Sedangkan tangki doubful berfungsi untuk menampung cairan tidak aktif.
C. Hasil dan Pembahasan
Untuk mempermudah proses dekomisioning maka pengerjaan dibagi menjadi tiga
tahap yang terdiri dari: Pra-dekomisioning, kegiatan dekomisioning dan pasca
dekomisioning.
1. Pra-dekomisioning
Sebelum kegiatan dekomisioning dilakukan perlu dipersiapkan kelengkapan
administrasi (dokumen) seperti izin BAPETEN. Selain itu perlu dilakukan analisis
khusus tentang proteksi radiasi yang meliputi: aktivitas limbah, paparan, perlengkapan
proteksi dan kemungkinan lainnya. Hal-hal yang perlu diperhatikan untuk keselamatan
pekerja adalah sebagai berikut :
Membuat rencana pengaturan kerja shift guna menghindari penerimaan dosis radiasi
yang berlebihan.
Para pekerja radiasi di dalam kegiatan dekomisioning harus memakai alat kontrol
personal minimal memakai film bed dan pen dosimeter di saku baju kerja, untuk
mengetahui jumlah paparan radiasi yang telah diterima.
Paparan radiasi yang diperbolehkan untuk diterima oleh para pekerja adalah sebesar
50 mSv/tahun atau 25 μSv/jam (5000 mRem/tahun atau 2,5 mRem/jam).
Pelepasan limbah ke lingkungan agar tidak mencemari masyakat umum dan
lingkungan, untuk pemancar β – γ sebesar 0,4 Bq/cm2 atau 0,4 Bq/g dan untuk
pemancar α sebesar 0,04 Bq/cm2 atau 0,04 Bq/g.
Para pekerja harus diperlengkapi dengan pakaian kerja yang yang memadai
sehingga dapat mengurangi resiko pada kegiatan dekomisioning.
2. Kegiatan Dekomisioning
Pada Tabel 1 ditampilkan daftar alat-alat yang diprediksi terkontaminasi zat
kontaminan, serta tahapan pengerjaan dekomisioning. Alat penukar panas dan kolom
penenang diprediksi komponen yang paling besar menerima kontaminasi, hal ini
disebabkan adanya perlakuan temperatur dan tekanan yang tinggi dengan sirkulasi yang
kontinyu. Sementara alat yang lain cendrung lebih rendah tingkat kontaminasinya,
karena tidak ada perlakuan panas dan intensitas kontak dengan zat kontaminan lebih
rendah. Proses dekontaminasi alat penukar panas, kolom penenang dan pompa transfer
asam dilakukan melalui sistem pembilasan penghilang kerak (insitu). Sementara
dekontaminasi alat yang lain dilakukan di laboratorium dekontaminasi setelah
dibongkar.
2.1 Kegiatan Dismantling
Secara umum metode dismantling yang digunakan adalah secara konvensional.
Metode dismantling yang digunakan sangat bergantung pada obyek yang akan
dibongkar dan rekomendasi yang diberikan. Metode dismantling yang digunakan
tidak akan merusak alat, karena diasumsikan alat tersebut dapat digunakan kembali.
Tabel 1.
No. ALAT Tahap 1 Tahap 2 Tahap 3
1. Penukar panas dekontaminasi* dismantling Pembilasan
2. Kolom Penenang dekontaminasi* dismantling Pembilasan
3. Kolom pemisah dismantling Dekontaminasi Pembilasan
4. Tangki Limbah dekontaminasi dismantling Pembilasan
5. Tangki konsentrat dekontaminasi dismantling Pembilasan
6. Tangki active effluent dekontaminasi dismantling Pembilasan
7. Tangki doubful effluent dekontaminasi dismantling Pembilasan
8. Tangki asam (pembilas) dekontaminasi dismantling Pembilasan
9. Pompa umpan dismantling dekontaminasi Pembilasan
10. Pompa transfer Asam dekontaminasi* dismantling Pembilasan
11. Pompa konsentrat dismantling dekontaminasi Pembilasan
12. Pompa homogenisasi dismantling dekontaminasi Pembilasan
13. Pompa active effluent dismantling dekontaminasi Pembilasan
14. Pompa doubful effluent dismantling dekontaminasi Pembilasan
15. Pengaduk dismantling dekontaminasi Pembilasan
16. Valve dismantling dekontaminasi Pembilasan
17. Tubing Pengukur dismantling dekontaminasi Pembilasan
18. Hidraulic Valve dismantling dekontaminasi Pembilasan
19. Glove Box dekontaminasi dismantling Pembilasan
20. Pipa dismantling dekontaminasi Pembilasan
*dekontaminasi insitu (sistem)
2.2 Aktivasi Dekontaminasi
No. ALAT Obyek Utama Teknik
1. Penukar panas Kerak, permukaan pipa Mekanik, kimia
2. Kolom Penenang permukaan tangki Mekanik, kimia
3. Kolom pemisah permukaan tangki Mekanik, kimia
4. Tangki Limbah permukaan tangki Mekanik, kimia
5. Tangki konsentrat permukaan tangki Mekanik, kimia
6. Tangki active effluent permukaan tangki Mekanik, kimia
7. Tangki doubful effluent permukaan tangki Mekanik, kimia
8. Tangki asam (pembilas) permukaan tangki Mekanik, kimia
9. Pompa umpan permukaan rumah pompa, impeller, seal
Mekanik, kimia
10. Pompa transfer Asam permukaan rumah pompa, impeller, seal
Mekanik, kimia
11. Pompa konsentrat permukaan rumah pompa, impeller, seal
Mekanik, kimia
12. Pompa homogenisasi permukaan rumah pompa, impeller, seal
Mekanik, kimia
13. Pompa active effluent permukaan rumah pompa, impeller, seal
Mekanik, kimia
14. Pompa doubful effluent permukaan rumah pompa, impeller, seal
Mekanik, kimia
15. Pengaduk permukaan pengaduk Mekanik, kimia
16. Valve Permukaan dalam Mekanik, kimia
17. Tubing Pengukur permukaan pipa Mekanik, kimia
18. Hidraulic Valve Permukaan dalam Mekanik, kimia
19. Glove Box permukaan pipa, plat Mekanik, kimia
20. Pipa permukaan pipa Mekanik, kimia
3. Pasca Decomisioning
Aktivitas setelah kegiatan dekomisioning adalah pensterilan lokasi bekas instalasi
Evaporator dari kontaminasi zat radioaktif dan pengelolaan limbah sekunder yang
ditimbulkan selama proses dekomisioning. Bentuk limbah berupa larutan kontaminan
dan larutan kimia pembilas serta serpihan yang ditimbulkan pada proses dismantling.
D. Kesimpulan
1. Metode dismantling secara konvensional dapat dilakukan karena diprediksi paparan
radiasi cukup rendah.
2. Proses dekontaminasi dapat dilakukan insitu atau di laboratorium dekontaminasi
sesuai dengan kondisi peralatan.