Struktur Interaksi Kelompok Elit Dalam Pembangunan

4
ZUKHRUF FARIDHO I14144043 AJ GZ 2014 STRUKTUR INTERAKSI KELOMPOK ELIT DALAM PEMBANGUNAN Penelitian di Tiga Desa Santri Kelompok elit sangatlah potensial sebagai agen perubahan terutama dalam menjembatani antara kemauan pemerintah dan kepentingan masyarakat. Elit biasanya didefinisikan sebagai anggota masyarakat yang tergolong dihormati dan berkuasa. Timbulnya kalangan elit dihubungkan dengan dua pendapat yaitu kelompok elit yang lahir secara alami dan akibat dari kompleksitas organisasi social. Terdapat dua kelompok elit yang ada di masyarakat pedesaan yaitu kelompok yang memiliki jabatan formal dan informal leaders. Fokus penelitian tentang kelompok elit ini adalah perhatian terhadap struktur interaksi kelompok elit di kalangan masyarakat desa santri. Peran elit agamis tidak serta merta mendominasi peran di masyarakat. Terdapat pamong desa yang masi berperan utama sebagai peran di masyarakat. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi struktur interaksi elit dalam mengakomodasi implementasi proyek pembangunan pedesaan. Masalah yang diangkat adalah bagaimana konfigurasi posisi masing-masing anggota kelompok elit dalam jaringan interaksinya. Diharapkan dapat diketahui dominasi kelompok elit yang berpengaruh. Penelitian ini terkonsentrasi pada tiga proyek pembangunan masyarakat.

description

tugas sosum

Transcript of Struktur Interaksi Kelompok Elit Dalam Pembangunan

ZUKHRUF FARIDHO I14144043

AJ GZ 2014

STRUKTUR INTERAKSI KELOMPOK ELIT DALAM PEMBANGUNANPenelitian di Tiga Desa Santri

Kelompok elit sangatlah potensial sebagai agen perubahan terutama dalam menjembatani antara kemauan pemerintah dan kepentingan masyarakat. Elit biasanya didefinisikan sebagai anggota masyarakat yang tergolong dihormati dan berkuasa. Timbulnya kalangan elit dihubungkan dengan dua pendapat yaitu kelompok elit yang lahir secara alami dan akibat dari kompleksitas organisasi social. Terdapat dua kelompok elit yang ada di masyarakat pedesaan yaitu kelompok yang memiliki jabatan formal dan informal leaders.Fokus penelitian tentang kelompok elit ini adalah perhatian terhadap struktur interaksi kelompok elit di kalangan masyarakat desa santri. Peran elit agamis tidak serta merta mendominasi peran di masyarakat. Terdapat pamong desa yang masi berperan utama sebagai peran di masyarakat. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi struktur interaksi elit dalam mengakomodasi implementasi proyek pembangunan pedesaan. Masalah yang diangkat adalah bagaimana konfigurasi posisi masing-masing anggota kelompok elit dalam jaringan interaksinya. Diharapkan dapat diketahui dominasi kelompok elit yang berpengaruh. Penelitian ini terkonsentrasi pada tiga proyek pembangunan masyarakat.Pendekatan yang digunakan peneliti social untuk mengidentifikasi kelompok elit yaitu positional approach, reputational approach, dan decisional approach. Dari pendekatan ini terjaring pamong desa, pemuka agama dan petani kaya. Alasan mengambil tiga desa untuk diteliti adalah banyak anggota masyarakat di tiga desa dan anggota masyarakat memiliki daya dukung terhadap ketahanan organisasi social politik islam. Penelitian ini menggunakan analisa jaringan untuk menerangakan struktur kelompok elit dalam mengakomodasi proyek pembangunan desa dan untuk menghitung desa.Dari hasil pengambilan data dapat diperoleh informasi seperti hampir semua kelompok elit saling berinteraksi membentuk jaringan sosiometris. Derajat integrasi antar kelompok elit cukup bervariasi. Jumlah klik di masing-masing desa berbeda dan kategori peranan elit dalam jaringan juga bervariasi. Dalam penelitian ini diketahui bahwa pamong desa memiliki angka tinggi dalam koneksi maupun integrasi sehingga memiliki kesempatan yang luas dan leluasa.Dalam kehidupan masyarakat desa dominansi salah satu elit kelompok tidaklah baik. Interaksi antar elit kelompok diharapkan terjalin dan berkembang.

TOLONG BANTU PERBAIKI PERTANIAN KAMI

Pertemuan antara beberapa jagawana yang dipimpin oleh Ade Suharno, Kepala Seksi Konservasi TN Kutai dengan tokoh masyakarat setemapat agaknya memberikan titik cerah. Seperti diketahui bahwa masyarakat setempat membuka lahan untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya. Hal ini bermula dari kerusakan lahan pertanian yang memaksa masyarakat berpindah menjadi pembuat arang.Masyarakat berpendapat bahwa tidak seharusnya petugas TN Kutai melarang mereka untuk menebang pohon yang akan dijadikan arang karena akan mematikan mata pencaharian. Hal ini menjadikan masyarakat sedikit tertutup terhadap petugas jagawana. Petugas jagawana bertugas untuk melindungi kawasan TN Kutai dan konservasi. Ketegangan antara petugas jagawana dengan masyarakat setempat disebabkan karena terputusnya komunikasi. Tidak hanya masalah penggunaan kayu hutan sebagai bahan bakar arang akan tetapi terdapat orang luar desa yang membuka lahan dan penggunaan lahan untuk pemasangan lampu penerang jalan Bontang-Sanggata. Terdapat pula kelompok masyarakat yang membuka lahan untuk dijual kepada orang lain. Pemerintah daerah hanya melihat kasus ini tidak secara subyektif tetapi obyektif