PERANAN ELIT TRADISIONAL DALAM PEMBANGUNAN …

100
PERANAN ELIT TRADISIONAL DALAM PEMBANGUNAN MASYARAKAT PEDESAAN DI DESA SUNGAI JERNIH (2000 2020) SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S1) Dalam Sejarah Peradaban Islam Pada Fakultas Adab dan Humaniora Oleh: IMAM PARWOKO NIM : 402170803 PROGRAM STUDI SEJARAH PERADABAN ISLAM FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI 2021

Transcript of PERANAN ELIT TRADISIONAL DALAM PEMBANGUNAN …

Page 1: PERANAN ELIT TRADISIONAL DALAM PEMBANGUNAN …

PERANAN ELIT TRADISIONAL DALAM PEMBANGUNAN

MASYARAKAT PEDESAAN DI DESA SUNGAI JERNIH

(2000 – 2020)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Melengkapi Syarat-Syarat Guna

Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S1)

Dalam Sejarah Peradaban Islam

Pada Fakultas Adab dan Humaniora

Oleh:

IMAM PARWOKO

NIM : 402170803

PROGRAM STUDI SEJARAH PERADABAN ISLAM

FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SULTHAN THAHA SAIFUDDIN

JAMBI

2021

Page 2: PERANAN ELIT TRADISIONAL DALAM PEMBANGUNAN …

i

Page 3: PERANAN ELIT TRADISIONAL DALAM PEMBANGUNAN …

ii

Page 4: PERANAN ELIT TRADISIONAL DALAM PEMBANGUNAN …

iii

Page 5: PERANAN ELIT TRADISIONAL DALAM PEMBANGUNAN …

iv

Motto

QS. At-Taubah Ayat 105 menyatakan :

عملكم ورسىله والمؤمنىن وستردون ال علم وقل اعملىا فسيري الله

الغيب والشهبدة فينبئكم بمبكنتم تعملىن

Artinya : “Bekerjalah kamu, maka Allah akan melihat pekerjaanmu, begitu juga

Rasul-Nya dan orang-orang mukmin, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah)

Yang Mengetahui yang gaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa

yang telah kamu kerjakan.”

Page 6: PERANAN ELIT TRADISIONAL DALAM PEMBANGUNAN …

v

PERSEMBAHAN

حيم حمه الر الر بسم الل

Kupersembahkan Skripsi Ini Untuk :

Allah SWT Dan Rosulullah SAW

Tuhan ku yang sang pemberi rizki yang tidak pilih kasih , terima kasih ya

allah akhirnya perjuangan ku dalam salah satu bagian kehidupan ku ini telah usai.

Jika ini semua tanpa kehendak- Mu semua ini takkan terjadi, meski terkadang aku

kufur, engkau tak pernah berhenti mengucurkan nikmat- Mu untukku dan keluargaku.

Ya Allah

Dalam proses ini, aku belajar kesabaran, aku belajar untuk tenang, Ternyata

inilah hidupku segala prosesnya membawa pada tingkat yang lebih tinggi. meski aku

belum sepenuhnya bisa sabar dan tenang Ya Rabb.

Ya Allah

Perbanyakkan lah nikmat- Mu agar aku terus dapat mempelajarinya ilmu – Mu yang

bermanfaat untuk semua. Untuk manusia yang ada dibumi dan segala

kompleksitasnya.

Luruskan niatku Ya Rabb..ijahbahkanlah.

Nabi Muhammad SAW

Sosok manusia yang mulia yang tak pernah sedikitpun ada penyesalan menjadi

hamba pembawa kebenaran dan penerangan, walaupun halangan dan cobaan

menimpah beliau.

Terima kasih atas ajaran keselamatan yang engkau bawa dan ku nanti Syafaat Mu

kelak dihari pembalasan.

Page 7: PERANAN ELIT TRADISIONAL DALAM PEMBANGUNAN …

vi

Ibu Dan Ayah Tercinta

Teristimewa kupersembahkan karya kecil ini kepada cahaya hidup yang sangat

kusayangi ayahanda ( Misran ) yang telah membesarkan ku dan membiayai semua

kebutuhan hidup ku sampai saat ini, Ibunda ( Turmini ) yang selalu menasihati ku

agar menjadi anak yang sholeh. hormat dan terima kasih yang setulusnya. Tiada kata

yang bisa menggantikan segala sayang, usaha, do’a, semangat dan materi yang telah

diberikan untuk penyelesaian tugas akhir ini dibangku kuliah. Semoga ini menjadi

awal untuk membuat Ayahanda dan Ibunda bahagia.

Kakak Ku

Seluruh keluarga besar ku tercinta, untuk kakak ku ( paryanto ) Dan ( Paryanti S.

Pd ) yang telah selalu memberi doa , semangat, senyum dan tawa kalian sebagai

penyemangat ku untuk dalam kuliahnya. Dan tidak lupa seperjuanganku yaitu adek

kembaran ( Amin Parwoto ) sama- sama menyelesaikan tugas kita yaitu kuliahnya

untuk mencapai gelar yang di inginkan.. ketika semangatku pudar, hanya karya kecil

ini yang dapat kupersembahkan, semoga dapat menjadi kebanggaan kalian semua.

Terkhusus untuk Almamater dan kampus biru tercinta

Teman Teman

Tak lupa untuk sahabat dan teman seperjuangan. Dan juga adinda tercinta Ayu

Fendria Susiani yang telah memberi semangat padaku. Serta sahabat, kawan-kawan

sehidup, dan seperjuangan dalam menuntut ilmu, Terima kasih untuk do’a, nasihat,

hiburan, kerjasama, ide, traktiran, tebengan dan semangat yang kalian berikan selama

ini. Sukses untuk kita semua Aamiin …

Page 8: PERANAN ELIT TRADISIONAL DALAM PEMBANGUNAN …

vii

KATA PENGANTAR

حيم حمه الر الر بسم الل

Assalamualaikum Wr Wb

Alhamdulillah, puji dan syukur tak henti-hentinya penulis ucapkan

kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan anugrah kepada penulis sehingga

penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Peranan Elit Tradisional

Dalam Pembangunan Masyarakat Pedesaan Di Desa Sungai Jernih ( 2000 –

2020 )”.

Shalawat dan salam penulis hadiahkan kepada junjungan alam, yakni

Rasulullah Muhammad SAW, karena berkat perjuangan beliau ummatnya terbebas

dari alam kegelapan dan dapat menikmati indahnya islam dan manisnya ilmu

pengetahuan seperti yang dirasakan saat sekarang ini.

Pada kesempatan ini tak lupa penulis mengaturkan rasa terima kasih yang

sebesar-besarnya kepada:

1. Yth. Bapak Prof. Dr. H. Sua’idi Asyari, MA, P h.D, selaku Rektor UIN Sulthan

Thaha Saifuddin Jambi.

2. Yth. Ibu Dr. Rofiqoh Ferawati, SE, M.EI, Dr. As’ad Isma, M.Pd, Dr. Bahrul Ulum,

S.Ag, MA selaku Wakil Rektor I, II, dan III UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

3. Yth. Ibu Dr. Halimah Dja’far, M.Fil.I selaku Dekan Fakultas Adab dan Humaniora

UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

4. Yth. Bapak Dr. Ali Muzakir, M.Ag, Dr. Alfian,S.Pd, M.Ed, Dr. Roudhoh, S.Ag,

SS, M.Pd.I selaku Wakil Dekan I, II, dan III Fakultas Adab dan Humaniora UIN

Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

5. Yth. Bapak Agus Fiadi, S.Ip, M.Si selaku ketua Jurusan Sejarah Peradaban Islam

UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

Page 9: PERANAN ELIT TRADISIONAL DALAM PEMBANGUNAN …

viii

Page 10: PERANAN ELIT TRADISIONAL DALAM PEMBANGUNAN …

ix

ABSTRAK

Imam Parwoko, 402170803 Fakultas / Jurusan : Adab & Humaniora / Sejarah

Peradaban Islam. Judul Skripsi “ Peranan Elit Tradisional Dalam

Pembangunan Masyarakat Pedesaan Di Desa Sungai Jernih (2000 –

2020). Pembimbing I : H. Mislan, S.Pd., M.Pd dan Pembimbing II : Mina

Zahara, S.Hum, MA

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan peranan elit tradisional dalam

pembangunan masyarakat pedesaan di Desa Sungai Jernih Kecamatan Muara Tabir

Kabupaten Tebo. Elit tradisional dimaksud adalah tokoh adat, tokoh agama, dan

tokoh pemuda yang ada di Desa Sungai Jernih.

Metode yang di gunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan

pendekatan kualitatif. Informan penelitian adalah tokoh adat, tokoh agama, dan tokoh

pemuda yang berjumlah sepuluh orang yang ada di Desa Sungai Jernih. Teknik

pengumpulan data menggunakan teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi.

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis

kualitatif dengan data interaktif, yaitu dengan cara reduksi data, pemaparan data, dan

terahir penarikan kesimpulan.

Berdasarkan analisis data, peranan elit tradisional dalam pembangunan

masyarakat pedesaan di Desa Sungai Jernih dapat dikemukakan sebagai berikut :

pertama, berdirinya elit tradisional di Desa Sungai Jernih seiring dengan

perkembangan kebutuhan masyarakat dalam pembangunan khususnya dibidang adat,

agama, dan pemerintahan, dimulai dengan dibentuknya perangkat pemerintahan Desa

Sungai Jernih, yaitu pada tahun 1984. Pada saat itu elit tradisional Desa Sungai Jernih

belum berfungsi secara maksimal, seiring dengan perkembangan zaman, memasuki

abad 21 (Tahun 2000), muncullah kesadaran masyarakat Desa Sungai Jernih untuk

memelihara, menjaga, dan mempertahankan tradisi adat istiadat, sistem nilai, sistem

norma, dan bahkan sistem kebudayaan yang diwariskan oleh generasi pendahulunya.

Untuk itu dibentuklah elit tradisional Desa Sungai Jernih yang terdiri dari tokoh adat,

tokoh agama, dan tokoh pemuda. Kedua, tujuan dibentuknya elit tradisional Desa

Sungai Jernih adalah : a) memelihara dan menjaga tardisi masyarakat Desa Sungai

Jernih. b) mempertahankan tradisi adat istiadat, dan sistem nilai, sistem norma, dan

kebudayaan. Ketiga, tokoh adat berfungsi sebagai penjaga dan pelestari adat. yaitu,

menjaga dan melestarikan norma – norma adat dan nilai – nilai yang ada didalam

hukum adat. Tokoh agama berfungsi sebagai pendidik atau pengajar agama, mereka

adalah imam, khotib, bilal, dan guru ngaji. Sedangkan tokoh pemuda berfungsi

sebagai pembantu menjalankan kegiatan – kegiatan pemuda yang ada di Desa Sungai

Jernih, meliputi karang taruna dan remaja masjid.

Kata Kunci : Peranan, Elit Tradisional, Pembangunan Masyarakat Pedesaan.

Page 11: PERANAN ELIT TRADISIONAL DALAM PEMBANGUNAN …

x

DAFTAR ISI

NOTA DINAS ................................................................................................ i

SURAT PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI .............................. ii

MOTTO ....................................................................................................... iii

PERSEMBAHAN ........................................................................................ iv

KATA PENGANTAR ................................................................................. vi

ABSTRAK ................................................................................................ viii

DAFTAR ISI ................................................................................................ ix

DAFTAR TABEL....................................................................................... xii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ..................................................................... 1

B. Rumusan Masalah .............................................................................. 6

C. Batasan Masalah................................................................................. 6

D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ....................................................... 7

BAB II KERANGKA TEORI

A. Elit Tradisional Desa .......................................................................... 9

B. Sejarah Elit Tradisional Desa ........................................................... 14

C. Peran Elit Tradisional Desa .............................................................. 15

D. Pembangunan Masyarakat Pedesaan ................................................ 16

1. Ekonomi .............................................................................. 17

2. Budaya ................................................................................. 18

3. Politik .................................................................................. 18

BAB III METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian ..................................................................... 20

B. Penentuan Sampel dan informan ...................................................... 20

C. Sumber Data ..................................................................................... 21

1. Data Primer ........................................................................... 21

Page 12: PERANAN ELIT TRADISIONAL DALAM PEMBANGUNAN …

xi

2. Data Sekunder ...................................................................... 22

D. Teknik Pengumpulan Data ............................................................... 22

1. Observasi .............................................................................. 22

2. Wawancara ........................................................................... 23

3. Dokumentasi ........................................................................ 23

E. Teknik Analisis Data ........................................................................ 23

1. Reduksi Data ........................................................................ 24

2. Pemaparan Data ................................................................... 24

3. Penarikan Kesimpulan ......................................................... 24

BAB IV PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Desa Sungai Jernih ............................................. 25

1. Sejarah Desa Sungai Jernih ................................... 25

2. Visi dan Misi Desa Sungai Jernih .......................... 26

3. Jumlah Penduduk Dan Tingkat Pendidikan ........... 27

4. Mata Pencaharian Penduduk .................................. 29

5. Sarana Dan Prasarana Kesehatan ........................... 30

B. 1. Berdirinya Elit Tradisional Di Desa Sungai Jernih ...................... 32

2. Peran Dan Fungsinya Elit Tradisional Di Desa Sungai Jernih .... 35

a) Tokoh Adat ............................................................. 36

b) Tokoh Agama ......................................................... 45

c) Tokoh Pemuda ........................................................ 51

3. Tujuan Di Bentuknya Elit Tradisional Desa Sungai Jernih ......... 54

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ...................................................................................... 66

B. Saran ................................................................................................. 67

C. Penutup ............................................................................................. 68

DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................

INSTRUMEN PENGUMPULAN DATA .......................................................

Page 13: PERANAN ELIT TRADISIONAL DALAM PEMBANGUNAN …

xii

KARTU KONSULTASI SKRIPSI ..................................................................

DAFTAR NAMA – NAMA INFORMAN ......................................................

LAMPIRAN .....................................................................................................

CURRICULUM VITAE ..................................................................................

Page 14: PERANAN ELIT TRADISIONAL DALAM PEMBANGUNAN …

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Sebaran Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Dari Tahun 2010- 2020....................................................................

Tabel 4.2 Mata Pencaharian Penduduk Desa Sungai Jernih ............................

Tabel 4.3 Sarana Dan Prasarana Kesehatan Di Desa Sungai Jernih ................

Page 15: PERANAN ELIT TRADISIONAL DALAM PEMBANGUNAN …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam pengertian umum, peranan dapat diartikan sebagai perbuatan

seseorang atas sesuatu pekerjaan. Menurut kamus umum bahasa Indonesia, peranan

adalah tindakan yang dilakukan oleh seseorang dalam suatu peristiwa. Peranan

merupakan suatu aspek yang dinamis dari suatu kedudukan (status). Peranan

merupakan sebuah landasan persepsi yang digunakan setiap orang yang berinteraksi

dalam suatu kelompok atau organisasi untuk melakukan suatu kegiatan mengenai

tugas dan kewajibannya. Dalam kenyataannya, mungkin jelas dan mungkin juga tidak

begitu jelas. Tingkat kejelasan ini akan menentukan pula tingkat kejelasan peranan

seseorang.1

Peranan (Role) merupakan aspek dinamis kedudukan (status). Apabila

seseorang melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukan maka dia

menjalankan suatu peranan. Pembedaan antara kedudukan dengan peranan adalah

untuk kepentingan ilmu pengetahuan. Keduanya tak dapat dipisah – pisahkan, karena

yang satu tergantung pada yang lain dan sebaliknya. Tak ada peranan tanpa

kedudukan atau kedudukan tanpa peranan.2

Salah satu konsep sosiologi yang paling sentral adalah “ peranan sosial “,

yang didefinisikan dalam pengertian pola – pola atau norma – norma perilaku yang

diharapkan dari orang yang menduduki suatu posisi tertentu dalam struktur sosial.3

Peranan yang melekat pada diri seseorang harus dapat dibedakan dengan posisi

dalam pergaulan kemasyarakatan. Posisi seseorang dalam masyarakat (social

position) merupakan unsur statis yang menunjukkan tempat individu pada organisasi

1. Sedarmayanti, Ilmu Sosial Dasar . (Jakarta: Rineka Cipta, 2004), Hal 33.

2. Rochmadi, Ilmu Pengetahuan Sosial Untuk Menengah Sekolah Kejuruan. (Jakarta:

Depdiknas, 2008), Hal 245. 3. Peter Burke, Sejarah Dan Teori Sosial Yayasan Pustaka Obor Indonesia. (Jakarta: 2011), :

Hal 68.

Page 16: PERANAN ELIT TRADISIONAL DALAM PEMBANGUNAN …

2

masyarakat. Peranan lebih banyak menunjuk pada fungsi, penyesuaian diri, dan

sebagai suatu peoses. Jadi, seseorang menduduki suatu posisi dalam masyarakat serta

menjalankan suatu peranan.4 Pengertian peranan adalah bagian dari aktivitas yang

dimainkan oleh seseorang. Peranan lebih banyak menunjukan pada fungsi,

penyesuaian diri, dan sebagai suatu proses. Jadi tepatnya bisa dikatakan bahwa

seseorang menduduki suatu posisi atau tempat dalam masyarakat serta menjalankan

suatu peranan.5

Elit tradisional desa dalam pengertian umum menunjuk pada sekelompok

orang yang dalam masyarakat menempati kedudukan tinggi. Secara lebih yang

khusus dapat diartikan sekelompok orang terkemuka dibidang –bidang tertentu, dan

khususnya golongan kecil yang memegang kekuasaan.6

Elit dari segala elit dapat menjalankan fungsinya dengan mengajak para elit

pemegang strategi ditiap bidangnya untuk bekerja sebaik – baiknya.walaupun begitu,

dimanapun juga para elit pemegang strategi tersebut memiliki prinsip yang sama

dalam menjalankan fungsi pokok maupun fungsinya yang lain, seperti memberikan

contoh tingkah laku yang baik kepada masyarakatnya, mengkoordinir serta

menciptakan yang harmonis dalam berbagai kegiatan, fungsi pertahanan dan

keamanan, meredakan konflik sosial maupun fisik dan dapat melindungi

masyarakatnya terhadap berbagai bahaya dari luar. Adanya perbedaan – perbedaan

dalam masyarakat bagaimana pun juga menjadi tanggung jawab mereka untuk dapat

bekerja sama lain didalam tiap lembaga kehidupan masyarakat. Mungkin didalam

suatu masyarakat biasanya tindak – tanduk elit merupakan contoh, dan sangat

mungkin seorang elit diharapkan dapat melakukan segala fungsi yang multi dimensi

walaupun kadang – kadang hal itu sulit di laksanakan. Diantara elit tradisional yang

berperan aktif dalam tata pergaulan kehidupan bermasyarakat, adalah Ninik Mamak,

4. Rochmadi, Ilmu Pengetahuan Sosial. (Jakarta: Depdiknas, 2008), Hal 248.

5. Soekanto, kamus sosiologi .(Jakarta: CV. RAJA Wali, 1985), Hal 440.

6. Horton, Sosiologi Jilid 1. Hal 193

Page 17: PERANAN ELIT TRADISIONAL DALAM PEMBANGUNAN …

3

Tuo Tengganai, Alim Ulama dan Cerdik Pandai. Kaum elit ini mempunyai peran

sebagai pemangku dan pelestari adat sekaligus sebagai salah satu upaya pemersatu

antara penduduk pribumi dan penduduk pendatang. Peran mereka sebagai pemimpin,

yang dalam masyarakat tradisional tidak dapat dipisahkan dengan hukum adat yang

berlaku didaerah tersebut. Didalam hukum adat, yang termasuk kedalam elit

tradisional yaitu ninik mamak, tuo – tuo tengganai, alim ulama dan cerdik pandai

yang berhak untuk menolak atau menerima suatu keputusan, apakah bertentangan

atau tidak dengan kepentingan rakyat. Mereka bertugas membicarakan sesuatu hal

yang terkait dengan tradisi masyarakat seperti kegiatan perayaan, hajatan atau

kebiasaan masyarakat sehari – hari.7

Berdasarkan dari pengertian pembangunan sendiri, pembangunan daerah

merupakan usaha sistematik dari berbagai pelaku, baik umum pemerintah, swasta,

maupun kelompok masyarakat lainnya pada tingkatan yang berbeda untuk

menghadapi saling ketergantungan dan keterkaitan aspek fisik, sosial ekonomi dan

aspek lingkungan lainnya sehingga peluang baru untuk meningkatkan kesejahteraan

masyarakat daerah dapat ditangkap secara berkelanjutan. Pembangunan mempunyai

pengertian dinamis, maka tidak boleh di lihat dari konsep yaang statis. Pembangunan

juga mengandung orientasi dan kegiatan yang tanpa akhir. Proses pembangunan

merupakan perubahan sosial budaya. Pembangunan menunjukkan terjadinya suatu

proses maju berdasarkan kekuatan sendiri, tergantung kepada manusia dan struktur

sosialnya. Secara ilmu, pembangunan ekonomi, politik dapat diklarifikasikan secara

sosiologis ke dalam tiga kategori. Pertama, masyarakat yang masih bersifat

tradisional; kedua adalah masyarakat yang bersifat peralihan; ketiga adalah

masyarakat maju. Ketiga kategori tersebut saling berkaitan, karena berada dalam satu

negara. Semua negara didunia masih memiliki ketiga kategori tersebut, meskipun

dalam negara modern sekalipun. Pembangunan merupakan perwujudan dari

7 Rochmadi, Ilmu Pengetahuan Sosial Untuk Menengah Kejuruan, (Jakarta: Depdiknas,

2008), Hal 235.

Page 18: PERANAN ELIT TRADISIONAL DALAM PEMBANGUNAN …

4

modernisasi. Dalam artian tersebut, pembangunan akan membawa perubahan dari

sistem yang tradisional kepada sistem yang modern atau sistem yang serba

menggunakan kecanggihan teknologi baik dari segi pendidikan, kesehatan,

permukiman masyarakat, sarana dan prasarana dalam daerah, merubah sikap

masyarakat baik sosial maupun politik, dan merubah semua aspek yang ada dalam

daerah. Pembangunan telah diartikan modernisasi yang bertujuan merubah kehidupan

sosial - politik dalam masyarakat, pembanganan juga di iringi dengan kemajuan

teknologi yang dapat membantu kehidupan masyarakat untuk lebih mudah dalam

melakukan hal apapun. Pembangunan sebagai wujud perubahan baik dari segi sosial,

ekonomi, dan politik. Dengan adanya pembangunan diharapkan akan adanya

perubahan yang nantinya dapat membantu kelancaran kehidupan masyarakat. Di

negara Indonesia sendiri, pembangunan akan dijadikan aspek yang di utamakan untuk

membantu proses kehidupan masyarakat. Pembangunan di Indonesia harus segera

dilaksanakan untuk mambantu Indonesia sendiri agar tidak tertinggal dengan negara

lain, di negara lain telah melakukan berbagai pembangunan dan hal tersebut harus

diperhatikan dengan baik oleh Indonesia demi tujuan membangun negeri ini untuk

menjadi negara yang maju dan berkembang. Dalam pembangunan di Indonesia kini

telah menyentuh ke tingkat daerah tidak hanya di kota-kota saja akan tetapi kini telah

di upayakan pembangunan di tingkat desa dengan tujuan tidak terjadi kesenjangan

antara kota dan desa.

Berdasarkan pernyataan diatas, peran elit tradisional di Desa Sungai Jernih

sangat penting untuk diketahui. Salah satu upaya untuk mengetahui peran elit

tradisional di Desa Sungai Jernih adalah dengan melaksanakan suatu penelitian

tentang elit tradisional itu sendiri. Penelitian tentang peran elit tradisional yang

pernah dilakukan adalah penelitian tentang elit tradisional dalam masyarakat

pedesaan di tabir pada tahun 2011. Penelitian ini dilakukan oleh dwi sholeh, fakultas

keguruan dan ilmu pendidikan universitas batang hari. Hasil penelitiannya

menginformasikan bahwa kaum elit tradisional memiliki peran yang cukup penting

Page 19: PERANAN ELIT TRADISIONAL DALAM PEMBANGUNAN …

5

dibidang sosial politik, sosial budaya, dan perekonomian di Desa Tabir. Peran kaum

elit berfungsi sebagai pemimpin, tempat berlindung bagi masyarakat, dan

menyelesaikan setiap permasalahan terutama yang berhubungan dengan hukum adat

dan hukum islam. dalam sosial budaya, peran elit tradisional berfungsi sebagai ujung

tombak sosial budaya, mereka adalah pemimpin adat, agama sekaligus menjadi tokoh

masyarakat dalam menyelesaikan setiap permasalahan yang ada di Desa Tabir. Dan

dalam bidang ekonomi, kaum elit berfungsi menjadi para tokoh masyarakat yang ikut

mensejahterakan masyarakat Desa Tabir. Mereka menjadi pengawas kegiatan

ekonomi masyarakat, sehingaga kegiatan ekonomi masyarakat tidak bertentangan

dengan hukum adat dan ajaran agama islam. Berdasarkan hasil penelitian tersebut,

penelitian tentang elit tradisional Desa Sungai Jernih masih layak dilakukan. Hal ini

untuk menambah informasi tentang peran elit tradisional Desa, khususnya yang ada

di Desa Sungai Jernih. Desa Sungai Jernih adalah desa transmigrasi.8

Masyarakatnya berasal dari transmigrasi penduduk setempat (TPS) dan

transmigran Penduduk Asal (TPA), dengan komposisi 50:50. Hal ini sesuai dengan

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 1997 tentang

Ketransmigrasian (sebelumnya UU Nomor 3 Tahun 1972)dan Peraturan Pemerintah

Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Transmigrasi

(Sebelumnya PP Nomor 42 Tahun 1973), ditambah beberapa Keppres dan Inpres

pendukung.9

Sampai saat ini pembangunan di Desa Sungai Jernih tampak semakin maju.

Hal ini dapat di lihat dari kondisi fisik desa yang semakin tertata dan asri. Selain itu,

pengembangan kemampuan sumber daya manusia juga semakin tampak. Hal ini

dapat dilihat dari kreatifitas dan aktivitas masyarakat Desa Sungai Jernih yang

semakin berkembang serta kesadaran lingkungan nya semakin tinggi. Rasa persatuan

dan kesatuan masyarakatnya pun masih tinggi. Mereka melakukan kegiatan desa

8 Hasil Wawancara Dengan Bapak Harifno B.S Sebagai Kepala Desa Sungai Jernih (09

Februari 2021) 9 Mursal Esten, Kajian Transformasi Budaya, ( Bandung: Angkasa, 1999), Hal 21.

Page 20: PERANAN ELIT TRADISIONAL DALAM PEMBANGUNAN …

6

secara bersama-sama, bahu membahu dan tolong - menolong antara warga

masyarakat masih terus dilakukan, seperti bergotong royong dalam pelaksanaan

hajatan, mengerjakan kebun, sholawat kematian, tahlilan dan arisan antar warga

untuk meningkatkan kemampuan ekonominya. Oleh karena itu, penulis tertarik

untuk mengangkat permasalahan ini dengan judul “ Peranan Elit Tradisional

Dalam Pembangunan Masyarakat Pedesaan Di Desa Sungai Jernih (2000 –

2020)”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut diatas, maka rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah:

1) Bagaimana berdirinya elit tradisional di Desa Sungai Jernih ?

2) Apa peran dan fungsinya elit tradisional di Desa Sungai Jernih ?

3) Apa tujuan dibentuknya elit tradisional di Desa Sungai Jernih ?

C. Batasan Masalah

Sesuai latar belakang masalah diatas, penelitian ini dibatasi pada peran elit

tradisional dalam membangun masyarakat di Desa Sungai Jernih Kabupaten Tebo

antara tahun 2000 – 2020, Pembatasan tersebut didasarkan pada pertimbangan :

a) Tahun 2000 – 2020 adalah era otonomi daerah. Kewenangan

pemerintahan pada dasarnya adalah milik pemerintah pusat. Akan tetapi,

dengan kebijakan desentralisasi, pemerintah pusat menyerahkan

kewenangan pemerintahan pada daerah (provinsi dan kabupaten/kota).

Undang-Undang Nomor 22 tahun 1999 dan Undang-Undang Nomor 32

tahun 2004 menyebutkan penyerahan kewenangan pemerintahan oleh

pemerintah pusat kepada daerah dilakukan dengan cara open

endarrangement atau general competence. Artinya, pusat menyerahkan

Page 21: PERANAN ELIT TRADISIONAL DALAM PEMBANGUNAN …

7

kewenangan pemerintahan kepada daerah untuk menyelenggarakan

kewenangan berdasarkan kebutuhan dan prakarsanya sendiri di luar

kewenangan yang dimiliki pusat.

b) Elit tradisional yang menjadi subjek penelitian merupakan pelaku sejarah

yang masih ada sampai saat ini.

c) Keterbatasan waktu, biaya dan tenaga peneliti..10

D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1) Tujuan penelitian

1. Mendiskripsikan berdirinya elit tradisional Desa Sungai Jernih

2. Mendiskripsikan tujuan elit tradisional Desa Sungai Jernih

3. Mendiskripsikan peran dan fungsi elit tradisional Desa Sungai Jernih

2) Kegunaan Penelitian

1. Untuk menambah wawasan pembaca, bahwasanya Peranan Elit Tradisional

Dalam Masyarakat Pedesaan sangat berpengaruh dalam kemajuan Desa.

2. Sebagai bahan masukan terhadap dunia pendidikan, terutama mahasiswa

untuk lebih mengenal Peranan Elit Tradisional Dalam Masyarakat Pedesaan.

3. Untuk lebih memahami secara mendalam tentang Peranan Elit Tradisional

Dalam Masyarakat Pedesaan (2000 – 2020) di Desa Sungai Jernih.

4. Bagi penulis, bermanfaat sebagai sarana untuk melatih diri dan menguji serta

meningkatkan kemampuan berfikir melalui penulisan karya ilmiah. Dan juga

menambah ilmu pengetahuan tentang Peranan Elit Tradisionsl Dalam

Masyarakat Pedesaan.

10

Diani Budiarto, dkk.,Perspektif Pemerintahan Daerah Otonomi, Birokrasi, dan Pelayanan

Publik, (Bogor: Fisip Universitas Djuanda, 2005), Hal 14.

Page 22: PERANAN ELIT TRADISIONAL DALAM PEMBANGUNAN …

8

5. Bagi pemerintah Desa Sungai Jernih Kecamatan Muara Tabir, diharapkan

penelitian ini dapat menjadi masukan dalam memberdayakan masyarakat,

serta bermanfaat sebagai pedoman dalam mengevaluasi program untuk dapat

meningkatkan kinerja dikemudian hari.

6. Diharapkan dapat meningkatkan rasa nasionalisme serta kepedulian pembaca

terhadap sejarah daerah, khususnya daerah Kabupaten Tebo.

Page 23: PERANAN ELIT TRADISIONAL DALAM PEMBANGUNAN …

9

BAB II

KERANGKA TEORI

Kerangka konseptual dimasukkan untuk memberikan gambaran atau batasan

– batasan tentang teori yang akan dipakai sebagai landasan penelitian yang akan

dilakukan, adalah teori mengenai variabel–variabel permasalahan yang akan diteliti.

A. Elit Tradisional Desa

Menurut Siddi Gazalba, kata tradisi berasal dari bahasa Arab yang

berarti kebiasaan, lembaga, saran, peraturan hukum, tabiat, adat. Tradisi adalah

laku sosial yang merupakan jaringan cita - cita, norma, aturan, kaidah,

pandangan, dan sistem.11

Dalam Kamus Bahasa Indonesia, tradisi diartikan

sebagai segala sesuatu seperti adat, kebiasaan, ajaran dan sebagainya, yang turun-

temurun dari nenek moyang dan masih dijalankan oleh masyarakat. Ada juga

yang mengartikan adat dari bahasa Sansakerta, a (bukan) dan dato (bersifat

kebendaan). Dengan demikian, adat tidak bersifat materi atau kebendaan, artinya

menyangkut hal yang berkaitan dengan sistem kepercayaan. Koenjtaraningrat,

mengartikan adat sebagai wujud ideal dari kebudayaan yang berfungsi sebagai

tata kelakuan.12

Menurut Mursal Esten, tradisi desa adalah kebiasaan turun temurun

sekelompok masyarakat berdasarkan nilai budaya masyarakat yang

bersangkutan. Dalam tradisi diatur cara manusia berhubungan dengan manusia

lain atau kelompok manusia dengan kelompok manusia lainnya, cara manusia

bertindak dengan lingkungannya, dan perilaku manusia terhadap alam lain. Ia

berkembang menjadi suatu sistem, memiliki pola dan norma yang sekaligus

mengatur penggunaan sanksi dan ancaman terhadap pelanggaran dan

11

Siddi Gazalba, Pengantar Kebudayaan Sebagai Ilmu, (Jakarta: Pustaka Antara, 1969), Hal

39. 12

Koentjaraningrat, Beberapa Pokok Antropologi, (Jakarta: Dian Rakyat, 1992), Hal 19.

Page 24: PERANAN ELIT TRADISIONAL DALAM PEMBANGUNAN …

10

penyimpangan. Suatu tradisi dapat mengalami perubahan jika generasi penerus

melakukan pembaharuan terhadap tradisi yang diwariskan oleh generasi

pendahulunya. Akan tetapi, perubahan tersebut hanya menyentuh pada unsur-

unsur luarnya, sedangkan unsur-unsur pokoknya tetap tidak mengalami

perubahan.

Sosiologi Pedesaan dipahami sebagai penerapan teori-teori (umum)

sosiologi dalam mempelajari masyarakat. Smith dan Zophf dalam Bahrein (1996)

mengemukakan bahwa sosiologi pedesaan adalah sosiologi dari kehidupan

pedesaan (sociologi of rural life). Studi ini adalah suatu pengetahuan yang

sistematik sebagai hasil, penerapan metode ilmiah dalam upaya mempelajari

masyarakat pedesaan, struktur dan organisasi sosialnya, sistem dasar masyarakat,

dan proses perubahan sosial yang terjadi. Pendapat Smith dan Zophf didukung

oleh Wiriatmaja dimana sosiologi pedesaan adalah ilmu yang mencoba mengkaji

hubungan anggota masyarakat di dalam dan antara kelompok-kelompok di

lingkungan pedesaan.

Pengertian elit tradisional desa memiliki cakupan yang cukup luas

dan dapat dilihat dari berbagai perspektif. Istilah elit juga dikupas dalam

sosiologi, dimana elit menunjukkan suatu kelompok yang mempunyai

kedudukan yang tinggi dalam pemerintahan, politik, ekonomi, dan agama. Orang

Indonesia sejak tahun 1900 mengakui adanya dua tingkatan di dalam masyarakat

yaitu rakyat jelata dan priyayi. Administrasi, pegawai pemerintahan, dan orang-

orang Indonesia yang berpendidikan dianggap sebagai elit atau priyayi. Jadi yang

disebut elit adalah orang yang mempunyai stratifikasi di atas rakyat jelata dan

mempunyai kedudukan memimpin, memberi pengaruh, menuntun, dan mengatur

masyarakat.13

Menurut Robert Redfield,7 ciri-ciri tradisional, yaitu:

1. belum adanya perkembangan pengetahuan dan teknologi;

13

Robert Van Niel, Munculnya Elit Modern Indonesia. (Jakarta: Pustaka Jaya, 1983), Hal 30.

Page 25: PERANAN ELIT TRADISIONAL DALAM PEMBANGUNAN …

11

2. semakin kecil dan dipencilkannya lingkup masyarakat dari daerah

lainnya, sehingga rasa cinta pada cara hidupnya semakin sulit untuk

diubah;

3. tidak mengenal “pembagian kerja” dan spesialisasi;

4. belum terinspirasi dengan diferensiasi kemasyarakatan;

5. kebudayaan yang terbentuk masih sangat homogen.

Ditinjau dari letak pemukimannya, masyarakat tradisional pada

umumnya terdapat di pedesaan. Oleh karena itu, masyarakat tradisional sering

diidentikkan dengan masyarakat pedesaan. Sekalipun demikian, ada perbedaan

mendasar antara masyarakat tradisional dan masyarakat pedesaan.Masyarakat

tradisional cenderung bersahaja, yaitu relatif terhindar dari pengaruh

modernisasi, tertutup, dan padu monolitik. Padu monolitik, yaitu seperangkat

pemikiran dan nilai-nilai dari suatu bidang kehidupan yang meresapi, mengatur,

menguasai, dan menyatukan semua bidang kebudayaan yang ada. Dalam

masyarakat tradisional, interpretasi dan pandangan serta nilai-nilai dari bidang

aliran kepercayaan (yang animistis) meresapi, menjelujuri, dan mengontrol

seluruh kegiatan pengalaman dan pengetahuan yang ada. Masyarakat tradisional

yang sangat teguh memegang adatistiadat disebut komunitas adat terpencil, yang

artinya kelompok sosial budaya yang bersifat lokal dan terpencar kurang terlibat

dalam jaringan dan pelayanan baik sosial, ekonomi maupun politik. Mereka

sebagai masyarakat yang bertempat tinggal tersebar di beberapa tempat sehingga

sulit untuk dijangkau oleh berbagai pelayanan. Akibatnya, secara sosial, mereka

terbatas berinteraksi dengan masyarakat lainnya, sehingga terisolasi oleh alam.

Meskipun demikian, ada pula masyarakat tidak terisolasi oleh alam, yaitu budaya

mereka yang memiliki tradisi kuat, sehingga secara sengaja memisahkan diri dari

kehidupan masyarakat lain yang berada di sekitarnya, sehingga mereka tidak

terisolasi oleh alam, melainkan berusaha agar kehidupan. Budaya mereka pun

dianggap tidak banyak dipengaruhi oleh kehidupan masyarakat lain dapat

Page 26: PERANAN ELIT TRADISIONAL DALAM PEMBANGUNAN …

12

merusak tatanan hidup mereka. kepercayaan (yang animistis) meresapi,

menjelujuri, dan mengontrol seluruh kegiatan pengalaman dan pengetahuan yang

ada. Masyarakat tradisional yang sangat teguh memegang adat istiadat disebut

komunitas adat terpencil, yang artinya kelompok sosial budaya yang bersifat

lokal dan terpencar kurang terlibat dalam jaringan dan pelayanan baik sosial,

ekonomi maupun politik. Mereka sebagai masyarakat yang bertempat tinggal

tersebar dibeberapa tempat sehingga sulit untuk dijangkau oleh berbagai

pelayanan. Akibatnyas, secara sosial, mereka terbatas berinteraksi dengan

masyarakat lainnya, sehingga terisolasi oleh alam. Meskipun demikian, ada pula

masyarakat tidak terisolasi oleh alam, yaitu budaya mereka yang memiliki tradisi

kuat, sehingga secara sengaja memisahkan diri dari kehidupan masyarakat lain

yang berada di sekitarnya, sehingga mereka tidak terisolasi oleh alam, melainkan

berusaha agar kehidupan. Budaya mereka pun dianggap tidak banyak

dipengaruhi oleh kehidupan masyarakat lain dapat merusak tatanan hidup

mereka.14

Fungsi tradisi bagi masyarakat tradisional desa disebabkan oleh dua

aspek. Pertama, hakikat yang harus dihadapi oleh masyarakat. Kedua, manusia

dan masyarakat memerlukan kepuasan batin di dalam bidang spiritual dan

material. Kebutuhan-kebutuhan masyarakat tersebut sebagian besar dipenuhi

oleh tradisi yang bersumber dari masyarakat.

Adapun fungsi tradisi bagi masyarakat desa, adalah sebagai berikut:

a. Wadah ekspresi keagamaan

Tradisi tidak dapat lepas dari masyarakat yang mempertahankan

tradisi dan mempunya hubungan timbal balik yang saling memengaruhi

dengan agama. Mukti Ali mengatakan bahwa agama memengaruhi jalannya

masyarakat dan pertumbuhan masyarakat memengaruhi terhadap pemikiran

14

Robert Redfield, Masyarakat Petani dan Kebudayaan, (Penyunting: Djohan Effendi,

Jakarta: Rajawali Press, 1985), Hal 10.

Page 27: PERANAN ELIT TRADISIONAL DALAM PEMBANGUNAN …

13

agama. Tradisi merupakan wadah yang menyalurkan keagamaan

masyarakat. Untuk itu, ada tata cara yang sifatnya baku, tertentu, dan tidak

bisa berubah-ubah. Tradisi bisa muncul dari amaliah keagamaan baik yang

dilakukan kelompok maupun perseorangan. Kalangan masyarakat yang

tingkat keberagamaannya rendah tentunya tidak dapat membedakan antara

ajaran agama dan tradisi. Bagi mereka, menjalankan tradisi sama dengan

menjalankan agama.

b. Alat pengikat kelompok

Manusia pada dasarnya tidak dapat hidup sendirian dalam

memenuhi keperluannya. Manusia memerlukan orang lain, memerlukan

kebersamaan, dan memerlukan kelompok. Kehidupan bersama dapat

membentuk suatu masyarakat yang dapat berjalan dengan baik apabila

kehidupan itu diikat oleh tradisi. Bagi manusia, hidup berkelompok adalah

keharusan, karena tidak semua orang mampu memenuhi kebutuhan hidup

dengan sendirinya, tetapi membutuhkan bantuan orang lain. Atas dasar ini,

selalu ada upaya untuk menegakkan serta membina ikatan kelompok, dengan

harapan menjadi kukuh dan terpelihara. Tradisi ini pula merupakan cara

yang telah ditentukan untuk melakukan sesuatu yang telah diakui

masyarakat. Semakin kukuh suatu tradisi, semakin bersemangat masing-

masing anggota kelompok dalam menjalankan kehidupannya. Mereka

merasa bangga dengan tradisi yang dimilikinya, dan semakin kuat ikatan

antara individu-individu yang ada dalam kelompok tersebut. Tali pengikat

ini juga yang membuat anggota terpanggil untuk membanggakan hal-hal

yang ada dan menjadi adat kebiasaan bersama.

c. Benteng pertahanan kelompok

Fungsi tradisi sebagai benteng pertahanan bagi masyarakat atau

kelompok (tradisional), sesungguhnya tidaklah terlalu sulit dipahami karena

cirri khas tradisionalitas kelompok terletak pada kecenderungan dan

Page 28: PERANAN ELIT TRADISIONAL DALAM PEMBANGUNAN …

14

upayanya dalam mempertahankan tradisi secara turuntemurun. Menurut

Soekanto, kebudayaan atau tradisi mempunyai fungsi sebagai benteng

pertahanan dari berbagai kekuatan yang harus dihadapi masyarakat dan

anggotaanggotanya, seperti kekuatan alam atau kekuatan lainnya di dalam

masyarakat yang selalu baik.

d. Penjaga keseimbangan lahir dan batin

Kebutuhan hidup manusia merupakan perpaduan antara yang

bersifat lahir dan batin, antara kebutuhan jasmani dan rohani. Dari kedua

kebutuhan itu, manusia mempunyai satu tujuan, yaitu terpenuhinya

ketenteraman dan kebahagiaan hidup. Akan tetapi, jika ketenteraman dan

kebahagiaan hidup itu terpenuhi tidak berarti bahwa kebutuhan spiritual

terpenuhi, karena manusia berada pada dua aspek jasmani dan rohani untuk

memenuhi kebutuhan itu. Cara pemenuhannya pun bermacam-macam, yang

salah satu di antaranya dikaitkan dengan fungsi tradisi. Semua ini dapat

dicapai jika kedua kebutuhan tersebut berjalan dengan seimbang.15

B. Sejarah Elit Tradisional Desa

Sejarah Elit Tradisional Desa merupakan masyarakat yang

memelihara, menjaga, dan mempertahankan tradisi, adat-istiadat, sistem nilai,

sistem norma, dan bahkan sistem kebudayaan yang diwariskan oleh generasi

pendahulunya. Ditinjau dari letak pemukimannya, masyarakat tradisional pada

umumnya terdapat di pedesaan. Oleh karena itu, masyarakat tradisional sering

diidentikkan dengan masyarakat pedesaan. Sekalipun demikian, ada perbedaan

15 Koentjaraningrat, Pengantar Ilmu Antropologi,(Jakarta: Rineka Cipta, 2009), Hal 302.

Page 29: PERANAN ELIT TRADISIONAL DALAM PEMBANGUNAN …

15

mendasar antara masyarakat tradisional dan masyarakat pedesaan. Masyarakat

tradisional cenderung bersahaja, yaitu relatif terhindar dari pengaruh

modernisasi, tertutup, dan padu monolitik. Padu monolitik, yaitu seperangkat

pemikiran dan nilai-nilai dari suatu bidang kehidupan yang meresapi, mengatur,

menguasai, dan menyatukan semua bidang kebudayaan yang ada. Dalam

masyarakat tradisional, interpretasi dan pandangan serta nilai-nilai dari bidang

aliran kepercayaan (yang animistis) meresapi, menjelujuri, dan mengontrol

seluruh kegiatan pengalaman dan pengetahuan yang ada. Masyarakat tradisional

yang sangat teguh memegang adatistiadat disebut komunitas adat terpencil, yang

artinya kelompok sosial budaya yang bersifat lokal dan terpencar kurang terlibat

dalam jaringan dan pelayanan baik sosial, ekonomi maupun politik. Mereka

sebagai masyarakat yang bertempat tinggal tersebar di beberapa tempat sehingga

sulit untuk dijangkau oleh berbagai pelayanan. Akibatnya, secara sosial, mereka

terbatas berinteraksi dengan masyarakat lainnya, sehingga terisolasi oleh alam.

Meskipun demikian, ada pula masyarakat tidak terisolasi oleh alam, yaitu budaya

mereka yang memiliki tradisi kuat, sehingga secara sengaja memisahkan diri dari

kehidupan masyarakat lain yang berada di sekitarnya, sehingga mereka tidak

terisolasi oleh alam, melainkan berusaha agar kehidupan. Budaya mereka pun

dianggap tidak banyak dipengaruhi oleh kehidupan masyarakat lain dapat

merusak tatanan hidup mereka16

C. Peran Elit Tradisional Desa

Suatu peranan mencakup tiga (3) hal sebagaimana yang dikemukakan

oleh Levinson yaitu :

1. Peranan adalah meliputi norma – norma yang dihubungkan dengan

posisi atau tempat dalam masyarakat. Peranan dalam arti ini

16 Horton, Sosiologi Jilit 1, (Jakarta: Erlangga, 1990), Hal 300.

Page 30: PERANAN ELIT TRADISIONAL DALAM PEMBANGUNAN …

16

merupakan rangkaian peraturan – peraturan yang membimbing

seseorang dalam kehidupan masyarakat.

2. Peranan adalah suatu konsep perihal apa yang dapat dilakukan oleh

individu dalam masyarakat sebagai organisasi.

3. Peranan juga dapat dikatakan sebagai perilakuan individu yang penting

bagi struktur sosial.17

Selanjutnya, peran dan status mempunyai dua (2) sifat yaitu sebagai

beikut :

1. Peran serta status yang ditentukan bagi seseorang sesuai usia, jenis

kelamin, kelas, ras atau karakteristik turunan yang lain.

2. Peran serta status yang diperjuangkan melalui pilihan atau usaha.18

D. Pembangunan Masyarakat Pedesaan

Pembangunan masyarakat desa dan pembangunan desa merupakan

dua istilah yang memiliki pengertian yang berbeda. Istilah pembangunan

masyarakat desa sebagai community development mengandung makna

pembangunan dengan pendekatan kemasyarakatan (community approach),

partisipasi masyarakat (community partisipation), dan organisasi kemasyarakatan

(community organisation). Dalam hubungan ini, pendekatan- pendekatan

pengorganisasian dan pelaksanaan berorientasi sepenuhnya pada inisiatif dan

kreasi masyarakat.19

Menurut Dirjen Bangdes, hingga saat ini, semua pendekatan

pembangunan desa merupakan model pengembangan masyarakat (community

17

. Deddy I Maksudi, Pengantar Sosiologi Antropologi. (Bandung: Angkasa Bandung, 1998),

Hal 61. 18

. Horton, Sosiologi Jilit 1. (Jakarta: Erlangga, 1990), Hal 143 19 Pengertian pembangunan masyarakat (community development) dan pembangunan yang

bertumpu pada masyarakat (community-based development), (Jawa Timur Surabaya, 14 Maret 1997),

Hal 1.

Page 31: PERANAN ELIT TRADISIONAL DALAM PEMBANGUNAN …

17

development) atau disebut juga dengan CD. Kemudian, berkembang dan

melangkah pada model pembangunan desa terpadu (integrated rural

development).23 Sebenarnya, model CD yang mengacu pada konsep PBB tahun

1955, di banyak negara, sejak tahun 1995, mulai pada ditinggalkan. Kritik yang

dilontarkan pada model CD, yaitu terlalu menekankan pada proses

penggabungan semua usaha swadaya masyarakat dengan usaha-usaha pemerintah

setempat guna meningkatkan kondisi sosial, budaya, dan ekonomi masyarakat ke

dalam kehidupan berbangsa dan memberi kesempatan yang memungkinkan

masyarakat untuk membantu secara penuh pada kemajuan dan kemakmuran

bangsa. Pada praktiknya, konsep tersebut telah lama dilakukan oleh pemerintah

kolonial yang merefleksikan adanya keadaan yang tidak seimbang antara

birokrasi pemerintah dengan inisiatif lokal.20

Kehidupan tradisional cenderung memegang teguh tradisi yang ada

dalam masyarakat sebagai transformasi terhadap nilai-nilai yang dianggap sesuai.

Proses tranformasi terhadap nilai-nilai yang ada dapat diwujudkan dalam segala

aspek atau bidang yang meliputi bidang ekonomi, budaya, dan politik.

1. Ekonomi. Dalam bidang ekonomi tradisional, uang tidak begitu

penting. Meskipun membutuhkan uang dalam memenuhi

kebutuhannya, mereka tidak antusias untuk mendapatkan uang.

Contohnya, investasi uang yang dilakukan biasanya menggunakan cara

investasi dalam bentuk perhiasan. Pola perbelanjaan tradisional adalah

dengan berbelanja setiap hari karena penghasilan yang didapat setiap

harinya pun tidak begitu besar. Sekalipun demikian, ekonomi

tradisional semakin mengentalkan kesederhanaan dengan adanya

ucapan syukur dengan hidup.

20 Munandar Soelaiman, Dinamika Masyarakat Transisi, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1998)

Hal 134.

Page 32: PERANAN ELIT TRADISIONAL DALAM PEMBANGUNAN …

18

2. Budaya (tata kehidupan, pola kultur, dan karakteristiknya). Secara

geografis sebagian besar tata kehidupan tradisional terdapat pada

daerah pedalaman yang jauh dari keramaian kota, yang meliputi corak

atau pola tata pergaulan dan ikatan sekelompok orang. Secara fisik,

tata kehidupannya selalu diwarnai dengan kehijauan alamnya dan

dianggap sebagai tempat yang masih memegang nilai-nilai adat dan

budaya atau kepercayaan yang bersifat khusus atau unik pada suatu

kelompok tertentu. Pada tata kehidupan tradisional, kebudayaan yang

terlihat salah satunya dari bentuk bangunan tradisional yang diterapkan

melalui rumah tradisional atau rumah adat yang dibangun dengan cara

yang sama oleh beberapa generasi. Pembangunan rumah tradisional ini

berlatar belakang religi, baik secara konsep, pelaksanaan

pembangunannya maupun wujud bangunannya, misalnya adanya

upacara pemasangan tiang pertama, selamatan/kenduri, penentuan

waktu yang tepat, arah hadap rumah, bahan bangunan yang digunakan,

dan sebagainya yang dipercaya dapat membawa pengaruh terhadap

kehidupan penghuninya, yang berkaitan dengan keselamatan,

kabahagiaan, kemujuran, rezeki, dan sebagainya.

3. Politik. Manusia sederhana (tradisional) masih bersikap untuk berpikir

secara masif (pola pikir yang tidak objektif dan rasional) untuk

menganalisis, menilai, dan menghubungkan suatu gejala dengan gejala

lain. Sikap berpikir mereka bersifat analogis dengan mengadakan

generalisasi, penggunaan waktu secara subjektif serta kurang mengenal

waktu secara fisik. Mereka menimbang prinsip-prinsip yang telah baku

dan berubah sangat lambat. Politik tradisional masih sangat sedikit,

Page 33: PERANAN ELIT TRADISIONAL DALAM PEMBANGUNAN …

19

karena lemahnya daya kritis manusia tradisional terhadap politik.

Contohnya, golput pada pemilu daerah atau pemilu presiden.21

21

Robert Redfield, Masyarakat Petani dan Kebudayaan, Penyunting: Djohan Effendi, (Jakarta:

Rajawali Press, 1985), Hal 10.

Page 34: PERANAN ELIT TRADISIONAL DALAM PEMBANGUNAN …

20

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini ialah metode

penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Penelitian ini menggambarkan

tentang karakteristik (ciri-ciri) individu, situasi atau kelompok tertentu. Menurut

Sugiyono metode penelitian kualitatif di gunakan untuk mendapatkan data yang

mendalam, suatu data yang mengandung makna. Makna adalah data yang sebenarnya,

data yang pasti yang merupakan suatu nilai dibalik data yang tampak.22

Penelitian Kualitatif merupakan sebuah metode penelitian yang

digunakan dalam mengungkapkan permasalahan dalam kehidupan kerja organisasi

pemerintah, swasta, kemasyarakatan, kepemudaan, perempuan, olah raga, seni dan

budaya, sehingga dapat dijadikan suatu kebijakan untuk dilaksanakan demi

kesejahteraan bersama.23

B. Penentuan Sampel Dan Informan

Sampel dapat berupa peristiwa, manusia, situasi dan sebagainya. Sampel

yang baik yaitu sampel yang memiliki populasi atau yang representatif artinya yang

menggambarkan keadaan populasi atau mencerminkan populasi secara maksimal

tetapi walaupun mewakili sampel bukan merupakan duplikat dari populasi.24

Sampel

metode penelitian kualitatif tidak menekankan pada jumlah atau keterwakilan, tetapi

lebih kepada kualitas informasi, kredibilitas dan kekayaan informasi yang dimiliki

oleh informan atau partisipan. Sampel yang banyak tidak akan berarti jika tidak

22

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif,Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta Bandung,

2015), Hal 9. 23

Imam Gunawan. Metode Penelitian Kualitatif Teori dan Praktik. (Jakarta: Bumi Aksara,

2015). Hal 80. 24

Cholid Narbuko dan Abu Achmadi, Metode Penelitian, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2003),

Hal 107.

Page 35: PERANAN ELIT TRADISIONAL DALAM PEMBANGUNAN …

21

berkualitas atau informanya tidak kredibel. Teknik ini merupakan suatu teknik

penentu informan berdasarkan atas tanggapan bahwa orang yang dipilih sebagai

informan adalah orang yang mengetahui informasi yang diinginkan sesuai dengan

permasalahan penelitian orang yang akan diwawancara. Sampel bagi metode

penelitian kualitatif sifatnya purposive artinya sesuai dengan maksud dan tujuan

penelitian.

Teknik Purposive sampling adalah teknik penunjukan informan secara

sengaja.25

Teknik ini merupakan suatu teknik penentu informan berdasarkan atas

tanggapan bahwa orang yang dipilih sebagai informan adalah orang yang mengetahui

informasi yang diinginkan sesuai dengan permasalahan penelitian orang yang akan

diwawancara. Berdasarkan pendapat di atas, maka infoman dalam penelitian ini

sebanyak 10 orang. Yang terdiri dari Kepala Desa, Tokoh Adat 3 orang, Tokoh

Agama 3 orang, dan Tokoh Pemuda 3 orang.

C. Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data

sekunder:

1. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh langsung oleh peneliti dari

sumbernya tanpa ada unsur perantara.26

Menurut Lofland bahwa sumber data

utama dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata, dan tindakan selebihnya adalah

data tambahan seperti dokumen dan lain-lain.27

Data primer yang penulis maksud

adalah hasil wawancaranya secara langsung dengan narasumber bersangkutan

yang mengerti tentang Peranan Elit Tradisional Dalam Pembangunan Masyarakat

25

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung: Cv. Alfabeta,

2013), Hal 85. 26

Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, (Bandung : Alfabeta Bandung, 2013), Hal 62. 27

Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2013), Hal

157.

Page 36: PERANAN ELIT TRADISIONAL DALAM PEMBANGUNAN …

22

Pedesaan Di Desa Sungai Jernih dan tokoh-tokoh yang terlibat dalam pedesaan.

Penulis juga memasukkan data hasil dokumentasi dan observasi yang dilakukan

oleh peneliti.

2. Data Sekunder

Data Sekunder adalah data yang bukan diusahakan sendiri

pengumpulannya oleh peneliti, misalnya dari majalah, Koran, keterangan

keterangan atau publikasi lainnya. 28

Data sekunder yang penulis maksud adalah

data yang telah terdokumentasikan dan memiliki hubungan dengan pokok

permasalahan yang akan diteliti atau data yang diambil dari arsip Desa dan data-

data dari buku-buku, serta skripsi yang telah ada agar data tersebut menjadi kuat.

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpuan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu :

1. Observasi

Observasi atau pengamatan dapat diartikan sebagai pengamatan dan

pencatatan. Observasi yang penulis lakukan yaitu observasi partisipan, secara

sistematis terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian. Dimana peneliti

terlibat langsung dengan kegiatan sehari – hari orang yang sedang diamati atau

yg digunakan sebagai sumber data penelitian. Metode pengumpulan data ini

digunakan untuk mengetahui gambaran umum mengenai Peranan Elit

Tradisional Dalam Pembangunan Masyarakat Di Desa Sungai Jernih Kecamatan

Muara Tabir Kabupaten Tebo. Dengan metode observasi ini peneliti melakukan

pengamatan dengan teliti dan mencatat data – data yang diperoleh secara

sistematis.

28

Mukhtar, Bimbingan Skripsi, Thesis dan Artikel Ilmiah, (Jambi: Suthan Thaha Press, 2007),

Hal 90.

Page 37: PERANAN ELIT TRADISIONAL DALAM PEMBANGUNAN …

23

2. Wawancara

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu yang dilakukan

oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan

dan yang diwawancarai (interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan.

Dalam hal ini, peneliti menggunakan wawancara tidak terstruktur, dan

mendalam. Dalam melaksanakan teknik wawancara (interview), pewawancara

harus mampu menciptakan hubungan yang baik sehingga informan bersedia

bekerja sama, dan merasa bebas berbicara dan dapat memberikan informasi yang

sebenarnya.

3. Dokumentasi

Dokumentasi adalah metode penelitian yang digunakan untuk

menguraikan dan menjelaskan apa – apa yang sudah berlalu melalui sumber

dokumen yang ada. Untuk melengkapi data penelitian ini, penulis akan

melakukan pengumpulan data dengan metode dokumentasi. Studi dokumentasi

berproses dan berawal dari menghimpun dokumen, memilih – memilih dokumen

sesuai dengan penelitian, menerangkan dan mencatat serta menafsirkannya,

menghubung – hubungkan dengan fenomena lainnya. Dalam penelitian ini data –

data akan dikumpulkan sehingga data sekunder berupa dokumen penting yang

terhubung dengan sumber data penelitian ini dan gambaran umum dari Peranan

Elit Tradisional Dalam Pembangunan Masyarakat Pedesaan Di Desa Sungai

Jernih Kecamatan Muara Tabir Kabupaten Tebo.29

E. Teknik Analisis Data

Teknik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik

analisa kualitatif dengan interaktif, dengan menggunakan interaktif Miles dan

Huberman. Menurut Miles dan Huberman dalam buku Imam Gunawan (2013:210)

29

Maleong, Lexy. J. Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya:

2000), Hal 130.

Page 38: PERANAN ELIT TRADISIONAL DALAM PEMBANGUNAN …

24

mengemukakan tiga tahapan yang harus dikerjakan dalam menganalisis penelitian

kualitatif yaitu :

1. Reduksi Data

Merupakan merangkum, memilih hal – hal yang pokok, memfokuskan

pada hal – hal yang penting, dicari tema dan polanya.

2. Pemaparan Data (data display)

Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam

bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchat dan sejenisnya.

Dalam hal ini Miles dan Huberman menyatakan yang paling sering digunakan

untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang

bersifat naratif. Dengan mendisplaykan data, maka akan memudahkan untuk

memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa

yang telah dipahami tersebut.

3. Penarikan kesimpulan

Merupakan hasil penelitian yang menjawab fokus penelitian

berdasarkan hasil analisis data.

Menurut Imam Gunawan analisis data kualitatif merupakan upaya

yang berlanjut, berulang dan terus menerus. Komponen diatas saling

mempengaruhi dan mempunyai keterkaitan. Pertama peneliti melakukan

penelitian dilapangan dengan mengunakan observasi, wawancara, dan

dokumentasi mengenai peranan elit tradisional dalam pembangunan masyarakat

pedesaan didesa sungai jernih. Karena data yang dikumpulkan banyak maka

diadakan reduksi data. Setelah direduksi, langkah selanjutnya adalah

memaparkan data (data display). Selain itu pengumpulan data juga digunakan

untuk apabila ketiga tahapan tersebut selesai dilakukan maka diambil

kesimpulan.

Page 39: PERANAN ELIT TRADISIONAL DALAM PEMBANGUNAN …

25

Page 40: PERANAN ELIT TRADISIONAL DALAM PEMBANGUNAN …

25

BAB IV

PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Desa Sungai Jernih

1. Sejarah Desa

Desa Sungai Jernih memiliki wilayah seluas 1830 ha, yang terdiri

dari 125 ha wilayah pemukiman, 1.690,5 ha wilayah perkebunan 2 ha wilayah

pekuburan, dan 4 ha wilayah perkantoran. Secara topografi, wilayah Desa

Sungai Jernih terdiri dari 150 ha dataran rendah, 1550 ha daerah berbukit –

bukit, dan 130 ha daerah aliran sungai.30

Secara geografis Desa Sungai Jernih termasuk dalam kecamatan

Muara Tabir Kabupaten Tebo Provinsi Jambi. Mengenai sejarah Desa Sungai

Jernih berdiri dan terbentuk pertama kali tahun 1984 yang dulunya adalah

pemukiman transmigrasi dengan jumlah penduduk lebih kurang 457 kk. Pada

waktu pertama kali berdiri belum menjadi Desa, tetapi masih merupakan

wilayah binaan Dinas Transmigrasi. Mulai tahun 2000 menjadi Desa, dengan

kepala Desa pertama Bapak Sutarji (alm). Pada tahun 2008 pak sutarji di

gantikan oleh Bapak Budi Sutrisno (alm), dan sampai saat ini baru ada tiga

orang yang menjadi kepala Desa, dan yang terahir Bapak Harifno B.S.

Sejak berdiri sampai dengan tahun 2000, perkembangan Desa

Sungai Jernih antara lain, secara fisik belum menunjukkan perubahan yang

signifikan. Hal ini dapat dilihat dari kondisi jalan yang belum beraspal, belum

ada jalur transportasi umum. Selain itu, secara ekonomi pendapatan rata – rata

penduduk masih sangat rendah, karena belum ada perkebunan sawit. Areal

perkebunan yang ada, belum di kelola dan sebagian besar masih kawasan hutan.

Pada tahun 2001 di buka perkebunan sawit oleh PT Tambora, dan mulai tahun

2006 baru menghasilkan produksi, tetapi masih sangat rendah. Hasil

30

. Dokumen Desa Sungai Jernih, (12 Februari 2021).

Page 41: PERANAN ELIT TRADISIONAL DALAM PEMBANGUNAN …

26

perkebunan masih di kelola perusahaan (PT) Tambora dengan sistem bagi hasil.

Pada tahun 2012 baru di serahkan perkebunan sawit kepada masing – masing

kepala keluarga dan sejak itu menjadi milik pribadi setiap keluarga.31

2. Visi dan Misi Desa Sungai Jernih

Visi dan misi Desa Sungai Jernih di buat sejak tahun 2000. Visi adalah

suatu gambaran dan cita – cita tentang keadaan masa depan yang akan

diinginkan dengan melihat potensi dan kebutuhan desa. Dalam penyusunan visi

di Desa Sungai Jernih dilakukan dengan pendekatan partisipatif dan melibatkan

pihak – pihak yang berkepentingan di Desa Sungai Jernih, BPD Desa Sungai

Jernih, Tokoh Masyarakat, Tokoh Agama, Lembaga Kemasyarakatan Desa,

Dan Masyarakat Desa Pada Umumnya. Berdasarkan pendekatan tersebut, maka

disusunlah visi Desa Sungai Jernih. Sejak Tahun 2020 visi Desa Sungai Jernih

adalah “ Terbangunnya Tata Kelola Pemerintahan Desa Sungai Jernih

Yang Baik Dan Bersih Guna Mewujudkan Kehidupan Masyarakat Desa

Yang Adil, Makmur Dan Sejahtera “.

Sebagaimana penyusunan visi, penyusunan misi desa Sungai Jernih

juga menggunakan pendekatan partisipatif, dengan memperhatikan

pertimbangan potensi kebutuhan Desa. Adapun Misi Desa Sungai Jernih adalah

sebagai berikut :

Melakukan reformasi sistem kinerja aparatur pemerintahan Desa Sungai

Jernih guna meningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat.

Meningkatkan keamaan dan ketentraman masyarakat setidaknya

mempertahankan yang sudah ada.

Menyelenggarakan urusan pemerintahan Desa yang terbuka dan yang

bertanggung jawab sesuai dengan perundang – undangan.

31

. Hasil Wawancara Dengan Bapak Kepala Desa Sungai Jernih Harifno B.S (12 Februari

2021)

Page 42: PERANAN ELIT TRADISIONAL DALAM PEMBANGUNAN …

27

Menyelenggarakan pemerintahan yang bersih, terbebas dari dari korupsi

serta bentuk – bentuk penyelewengan lainnya.

Meningkatkan perekonomian masyarakat melalui pendampingan berupa

penyuluhan khusus kepada Usaha Kecil Menengah (UKM) wiraswasta dan

petani.

Meningkatkan mutu kesejahteraan masyarakat untuk mencapai taraf

hidupnya yang lebih baik dan layak sehingga menjadi Desa yang maju.

Revolusi mental.32

3. Jumlah Penduduk Dan Tingkat Pendidikan

Berdasarkan profil di atas, Desa Sungai Jernih dari Tahun 2010 –

2020 jumlah penduduk yaitu sebanyak 2.201 orang, yang terbagi menjadi 1.159

orang laki –laki, 1.042 orang perempuan. Jumlah tersebut tersebar didalam 641

kepala keluarga.

Berdasarkan Tingkat Pendidikan, penduduk Desa Sungai Jernih

digambarkan dalam tabel berikut ini:

Tabel 4.1 Sebaran Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan Dari Tahun

2010 – 2020.

No

Usia

Jumlah

Laki –

laki

Jumlah

Perempuan

1. Usia 3- 6 Tahun yang belum masuk TK 4 5

2 Usia 3 – 6 Tahun yang sedang masuk TK 23 34

3. Usia 7 – 18 Tahun yang tidak pernah sekolah 38 54

4. Usia 7 – 18 Tahun yang sedang bersekolah 205 193

5. Usia 18 – 56 Tahun tidak pernah sekolah 136 164

6. Usia 18 – 56 Tahun pernah SD tapi tidak 197 199

32

. Dokumen Desa Sungai Jernih, (12 Februari 2021).

Page 43: PERANAN ELIT TRADISIONAL DALAM PEMBANGUNAN …

28

tamat

7. Tamat SD / Sederajat 132 109

8. Usia 12 – 15 Tahun yang tamat SD tapi tidak

tamat SLTP

91 59

9. Usia 18 – 56 Tahun yang tamat SD, SLTP,

tapi tidak tamat SLTA

55 63

10. Tamat SLTA / Sederajat 59 41

11. Tamat D-1 / Sederajat 3 4

12. Tamat D-2 /Sederajat 6 3

13. Tamat D-3 /Sederajat 11 8

14. Tamat S-1 / Sederajat 5 3

15. Tamat S-2 / Sederajat 0 0

16. Tamat S-3 / Sederajat 0 1

Jumlah 965 940

Sumber : Profil Desa Sungai Jernih Tahun 2000 – 2020.33

Berdasarkan tabel diatas, maka penduduk Desa Sungai Jernih yang

paling banyak pada golongan Usia 7 – 18 Tahun yang sedang menyelesaikan

pendidikannya pada tingkatan pendidikan Sekolah Dasar, SLTP, dan SLTA

sebanyak 205 orang penduduk laki – laki dan 193 orang penduduk perempuan.

Selain itu, golongan Usia 18 – 56 Tahun yang pernah mengenyam pendidikan

Sekolah Dasar tetapi tidak tamat menempati urutan kedua dengan jumlah

penduduk 197 penduduk laki – laki dan 199 penduduk perempuan. Jumlah

penduduk usia 18 – 56 Tahun yang tidak pernah mengenyam pendidikan di

Desa Sungai Jernih juga termasuk besar yaitu 136 penduduk laki – laki , dan

164 penduduk perempuan.

33

. Dokumen Desa Sungai Jernih, (Tahun 2000 – 2020)

Page 44: PERANAN ELIT TRADISIONAL DALAM PEMBANGUNAN …

29

Sejumlah penduduk Desa Sungai Jernih juga ada yang mampu

menyelesaikan pendidikan diperguruan tinggi antara lain 3 orang laki – laki dan

4 orang perempuan tamatan D-1, 6 orang laki – laki dan 3 orang perempuan

tamatan D-2, 5 orang laki – laki dan 3 orang perempuan tamatan S-1, dan 1

orang perempuan tamatan S-3. Sisanya selain yang tercantum dalam tabel

diatas yaitu penduduk Usia bayi dan balita yang belum termasuk dalam Usia

sekolah atau TK.

4. Mata Pencaharian Penduduk

Gambaran mata pencaharian penduduk di Desa Sungai Jernih

digambarkan dalam tabel berikut :

Tabel 4.2 Mata Pencaharian Penduduk Desa Sungai Jernih

No Jenis Pekerjaan Laki – Laki Perempuan

1. Petani 504 480

2. Buruh Tani 91 35

3. Pegawai Negeri Sipil 10 19

4. Pedagang Keliling 2 7

5. Peternak 3 0

6. Montir 4 0

7. Dokter swasta 1 0

8. Bidan Swasta 3 0

9. Polri 12 0

10. Pensiunan PNS / POLRI/ TNI 1 0

11. Pengusaha Kecil dan

Menengah

5 0

12. Dukun Kampung Terlatih 0 1

Page 45: PERANAN ELIT TRADISIONAL DALAM PEMBANGUNAN …

30

13. Karyawan Perusahaan Swasta 1 0

14. Anggota DPRD 1 0

Jumlah 638 542

Sumber : Profil Desa Sungai Jernih Tahun 2000 – 2020.34

Mata pencaharian penduduk Desa Sungai Jernih seumumnya yaitu

petani dengan jumlah penduduk yang menjadi petani sebanyak 504 orang laki –

laki dan 480 orang perempuan. Selain itu, mata pencaharian lain penduduk

Desa Sungai Jernih yaitu buruh tani sebanyak 91 orang laki – laki dan 35 orang

perempuan. Yang menjadi buruh tani biasanya mereka yang tidak mempunyai

lahan pertanian sendiri dan mereka menggarap tanah pertanian orang lain.

Selain dari petani dan buruh tani, mata pencaharian penduduk Desa

Sungai Jernih yaitu pegawai Negeri Sipil (PNS) sebanyak 29 orang, pedagang

keliling 9 orang, peternak 3 orang, montir 4 orang, dokter swasta 1 orang, polisi

12 orang, pensiunan 1 orang, pengusaha kecil dan menengah 5 orang, dukun

terlatih 1 orang, dan karyawan perusahaan swasta 1 orang. Di Desa Sungai

Jernih juga terdapat seorang yang menjadi anggota DPRD.

5. Sarana Dan Prasarana Kesehatan

Gambaran mengenai sarana dan prasarana kesehatan yang ada di

Desa Sungai Jernih digambarkan dalam tabel berikut ini.

Tabel 4.3 Sarana Dan Prasarana Kesehatan di Desa Sungai Jernih

No Jenis Sarana Dan Prasarana Jumlah

1. Puskesmas 1

34

. Dokumen Desa Sungai Jernih, (Tahun 2000 – 2020)

Page 46: PERANAN ELIT TRADISIONAL DALAM PEMBANGUNAN …

31

2. Puskesmas Pembantu 1

3. Posyandu 5

4. Praktek Dokter 1

5. Dokter Umum 2

6. Paramedis 5

7. Dukun Bersalin Terlatih 1

8. Bidan 4

9 Perawat 4

Sumber : Profil Desa Sungai Jernih Tahun 2000 – 2020.35

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa jumlah prasarana

kesehatan yang ada di Desa Sungai Jernih terdiri dari 1 unit puskesmas, 1 unit

puskesmas pembantu, 5 unit posyandu, dan 1 unit tempat praktek dokter.

Sedangkan sarana kesehatan yang ada di Desa Sungai Jernih yaitu 2 orang

dokter umum, 1 orang dokter gigi, 5 orang paramedis, 1 orang dukun bersalin

terlatih, 4 orang bidan dan 4 orang perawat.

35

. Dokumen Desa Sungai Jernih, Tahun (2000 – 2020)

Page 47: PERANAN ELIT TRADISIONAL DALAM PEMBANGUNAN …

32

B. Hasil Penelitian

1. Berdirinya Elit Tradisional Desa Sungai Jernih

Berdirinya Elit Tradisional di Desa Sungai Jernih tidak bersamaan dengan

berdirinya Desa, tetapi berdiri seiring dengan perkembangan kebutuhan

masyarakat dalam pembangunan, khusunya di bidang ekonomi, sosial, dan

budaya. Perkembangan itu mulai tampak sejak tahun 2000. Pada awal abad 21

di mana arus informasi begitu cepat masuk ke desa – desa, tidak terkecuali di

Desa Sungai Jernih. Arus informasi ini membawa perubahan terhadap tata cara

kehidupan di Desa. Perubahan ini di sadari oleh masyarakat Desa Sungai

Jernih. Oleh karena itu, sejak tahun 2000 di bentuk dan di fungsikan elit

tradisional Desa yang terdiri dari tokoh adat, tokoh agama, dan tokoh pemuda.

Tujuan di bentuk dan di fungsikannya elit tradisional ini antara lain untuk

memelihara, menjaga, dan mempertahankan tradisi adat istiadat, sistem nilai,

sistem norma, dan bahkan sistem kebudayaan yang diwariskan oleh generasi

pendahulunya. Elit tradisional desa yang ada di Desa Sungai Jernih adalah

tokoh adat, tokoh agama, dan tokoh pemuda. Seperti halnya yang di sampaikan

oleh pak harifno selaku kepala Desa di Desa Sungai Jernih Kecamatan Muara

Tabir menyatakan bahwa :

“ Tokoh adat adalah orang yang menjadi tokoh sekaligus sebagai

pemegang kendali adat yang ada di Desa Sungai Jernih. Dalam prosesi adat

Elit Tradisional ini yang menjadi pemimpin, terutama dalam upacara –

upacara adat yang dilaksanakan oleh masyarakat, seperti upacara perkawinan,

cukuran dan pemberian nama anak, tujuh bulanan, dan lain-lain. Adat yang

dilaksanakan berdasarkan pada landasan Hukum “Adat Bersendi Syarak,

Syarak Bersendi Kitabullah “.36

36 Hasil Wawancara Dengan Bapak Kepala Desa Sungai Jernih Harifno B.S (12 Februari

2021)

Page 48: PERANAN ELIT TRADISIONAL DALAM PEMBANGUNAN …

33

Sedangkan kedudukan tokoh agama bukan hasil pengangkatan oleh

masyarakat, tetapi karena mereka yang menjadi Alim Ulama dianggap

memiliki pemahaman tentang agama yang lebih dari yang lain. Mereka

ditunjuk sebagai tokoh agama karena mereka memahami tata cara peribadatan

dalam ajaran Islam, dan mereka juga mampu menyelesaikan persoalan –

persoalan yang berhubungan dengan ajaran Islam. Tokoh agama bertugas

sebagai imam masjid, khatib, bilal, guru ngaji, dan kegiatan – kegiatan lain

yang berhubungan dengan peribadatan agama Islam.37

Seperti halnya yang di sampaikan oleh Bapak Untung Prasetyo

sebagai Tokoh Pemuda Karang Taruna di Desa Sungai Jernih Kecamatan

Muara Tabir menyatakan bahwa :

Tokoh pemuda adalah orang yang dipercaya untuk memimpin para

pemuda yang ada di Desa Sungai Jernih. Orang tersebut dipercaya dan

ditunjuk oleh masyarakat dan pemuda karena dipandang memiliki kecakapan

dan pendidikan yang lebih tinggi dianatar para pemuda yang ada di desa

Sungai Jernih. Tokoh pemuda ini diberikan wewenang untuk mengelola

anggaran kegiatan para pemuda. Anggaran telah siapkan oleh pemerintah

untuk membangun berbagai sarana prasarana yang ada di desa baik dari segi

pertanian, pendidikan, kesehatan, keolahragaan, jalur transportasi, dan

berbagai segi lainnya yang ada Desa Sungai Jernih. Bahkan untuk saat ini ada

program dari pemerintah yang membantu perkembangan dan keolahragaan

Desa Sungai Jernih baik segi ekonomi maupun tingkat kesejahteraan

masyarakat yang bersumber dari Dana Desa.38

37

Hasil Wawancara kepada Bapak H. Muhammad Ikhsan, (13 Februari 2021) 38

Hasil Wawancara Dengan Bapak Untung Prasetyo Sebagai Tokoh Pemuda Karang Taruna

(14 Februari 2021)

Page 49: PERANAN ELIT TRADISIONAL DALAM PEMBANGUNAN …

34

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa berdiri dan di

fungsikannya elit tradisonal desa Sungai Jernih karena adanya kesadaran untuk

memelihara, menjaga, dan mempertahankan tradisi adat istiadat, sistem nilai,

sistem norma, dan bahkan sistem kebudayaan yang diwariskan oleh generasi

pendahulunya. Selain itu, proses terjadinya elit tradisional desa tidak serta

merta karena ditunjuk, tetapi didasarkan pada pertimbangan-pertimbangan

tertentu yang dipahami oleh masyarakat. Pertimbangan-pertimbangan itu antara

lain sebagai berikut.

a. Syarat Menjadi Tokoh Adat

Hasil wawancara dengan Mbah Wakijo Selaku Tokoh Adat Desa

Sungai Jernih Kecamatan Muara Tabir menyatakan bahwa :

Memiliki wawasan yang luas atau ilmu yang tinggi

Berkarakter yang baik serta memiliki jiwa kepemimpinan yang baik

Memiliki rasa tanggung jawab yang tinggi terhadap suku nya

Memiliki akhlak yang baik untuk dapat di jadikan sebagai panutan

Memiliki jiwa sosial yang tinggi.39

b. Syarat Menjadi Tokoh Agama

Hasil wawancara dengan Bapak H. Muhammad Ikhsan, beliau

mengatakan bahwa syarat menjadi tokoh agama yaitu:

Beragama Islam

Baliqh

Berahlak baik

Berilmu Agama Islam

Sopan santun

Pemikiran luas tentang agama

39

. Hasil Wawancara kepada Mbah Wakijo Selaku Tokoh Adat Desa Sungai Jernih , (13

Februari 2021)

Page 50: PERANAN ELIT TRADISIONAL DALAM PEMBANGUNAN …

35

Dianggap memiliki ilmu setingkat lebih tinggi dari yang lain (Yang di

tuakan dalam ajaran agama islam).40

c. Syarat Menjadi Tokoh Pemuda

Hasil wawancara dengan bapak Kepala Desa Sungai Jernih Harifno

B.S beliau mengatakan bahwa syarat menjadi tokoh pemuda diantaranya

adalah:

Berpendidikan Tinggi

Sopan santun

Berwawasan luas

Aktif dalam kegiatan kepemudaan

Peduli terhadap lingkungan masyarakat

Bertanggung jawab.41

2. Peran Dan Fungsinya Elit Tradisional Di Desa Sungai Jernih

Hasil wawancara dengan Bapak Kumpul sebagai BPD Desa Sungai

Jernih beliau menyatakan bahwa:

Dalam pembangunan Desa Sungai Jernih elit tradisonal antara

lain berfungsi sebagai pembuat keputusan dan memiliki wewenang untuk

mengontrol pembangunan Desa Sungai Jernih sesuai dengan bidangnya

masing-masing. 42

Dalam praktiknya mereka termasuk dalam anggota Badan

Permusyawaratan Desa (BPD). Melalui organisasi inilah para elit tradisonal

menyampaikan apa yang menjadi tugas dan tanggung jawabnya. Berdasarkan

40. Hasil Wawancara kepada Bapak H. Muhammad Ikhsan, (13 Februari 2021) 41

. Hasil Wawancara Dengan Bapak Kepala Desa Sungai Jernih Harifno B.S (12 Februari

2021)

42. Hasil Wawancara Dengan Bapak Kumpul Sebagai BPD Desa Sungai Jernih, (14 Februari

2021)

Page 51: PERANAN ELIT TRADISIONAL DALAM PEMBANGUNAN …

36

hasil analisis data, peran dan fungsi elit tradisonal desa Sungai Jernih dapat

diuraikan sebagai berikut.

a. Tokoh Adat

Dalam lembaga adat disebutkan bahwa tokoh adat berperan

mengarahkan, memimpin, menyelesaikan, menjernihkan dan mengambil

keputusan bagi setiap persoalan yang tidak dapat diselesaikan. Sesuai

dengan kewenangan yang ada padanya didalam adat bahwa tokoh adat

memiliki kewenangan dalam hal mengambil keputusan dalam suatu

permusyawaratan dilandasi dengan musyawarah mufakat. Adapun tokoh

– tokoh adat yang terdiri dari sebagai berikut :

1) Tuo Tengganai (Mbah Kakung)

Yaiku wong tuwa kanthi adat masarakat Desa

Sungai Jernih.minangka wong tuwa kanthi adat masarakat

Sungai Jernih. Kelompok kulawarga utawa kulawarga

tartamtu sing duwe posisi utama lan tanggung jawab gedhe

ing adat istiadat. Kabeh negosiasi, prilaku, lan prilaku sing

kedadeyan ing klompok kulawarga sing dipimpin ora bisa

dibebasake saka tanggung jawabe. Tengganai minangka

sedulur lanang lan wadon lan ing kasus iki dipérang dadi 2,

yaiku

a. Tengganai Dalam diarani Perbuseso, yaiku sedulur

sisihane garwane.

b. Tengganai Luar diarani Perbuwali, yaiku sedulur

lanang.

Tuo Tengganai wajib ngarahake, njupuk, njupuk

keputusan ing saben masalah ing lingkungan Kampung

Sungai Jernih. nalika nindakake kuwajibane, tuo tengganai

Page 52: PERANAN ELIT TRADISIONAL DALAM PEMBANGUNAN …

37

mesthi netepi undang-undang adat sing ditrapake ing Desa

Sungai Jernih. Yen ukum adat dipandu dening Syariat Islam,

syariat dipandu dening Kitab Allah.

Tuo Tengganai duwe hak lan kewajiban. Ing adat,

hak lan kewajiban kalorone pimpinan lan pimpinan wis diatur

sanajan ora tinulis, nanging hak-hak lan kewajiban kasebut

ditindakake lan dituruti wiwit biyen kaya sing diarani adat.

Tuo Tengganai penting banget kanggo mbangun lan mbentuk

pola prilaku masarakat. Tuo Tengganai uga minangka papan

ngaso lan papan kanggo menehi saran. Anane Tuo Tengganai

ing Desa Sungai Jernih uga kanggo mesthekake yen adat

istiadat ing Desa Sungai Jernih bisa ditindakake kanthi bener.

Tuo Tengganai kanggo nglatih Adat Adat kanggo Pemuda ing

Desa Sungai Jernih, pisanan ditindakake ing lingkungan Tuo

Tengganai, wujud pelatihan kalebu adat istiadat sing ditrapake

ing desa Sungai Jernih, kalebu cara ngomong lan tumindak

ing masarakat, kewajiban minangka warga Desa Sungai

Jernih lan wujud pelanggaran sing kalebu ing undhang-

undhang adat. Anane pandhuan iki nuduhake manawa Tuo

Tengganai minangka pimpinan komunitas nggunakake hak

lan kewajiban minangka pimpinan adat ing Desa Sungai

Jernih. Para remaja minangka generasi penerus penting banget

ngerti lan nindakake adat istiadat, amarga ing adat istiadat,

akeh banget prekara sing bisa dadi pedoman tumrap

panguripan. Tuo Tengganai minangka pimpinan komunitas

ing Desa Sungai Jernih ora mung winates karo masalah adat

istiadat, nanging uga masalah sosial para mudha. Iki isih

selaras karo status Tuo Tengganai minangka pinituwa lan

duwe hak njupuk keputusan kanthi kolektif saengga maneka

Page 53: PERANAN ELIT TRADISIONAL DALAM PEMBANGUNAN …

38

kegiyatan pemuda sing positif bisa ditindakake ing Desa

Sungai Jernih. Alangan sing diadhepi Tuo Tengganai kanggo

nuwuhake prilaku para pemudha ing Desa Sungai Jernih uga

disebabake dening lingkungan sosial para remaja, ing ngendi

akeh remaja ing Desa Sungai Jernih sing mandheg sekolah,

dheweke menehi pengaruh marang para pemuda liyane

supaya ora melu melu kegiyatan pembinaan ing lapangan adat

istiadat lan kegiyatan religius sing dianakake.di Desa Sungai

Jernih.

Arti maksud dari bahasa jawa diatas yaitu merupakan

orang yang dituakan dalam suatu adat masyarakat Desa

Sungai Jernih. Kalbu atau kelompok keluarga tertentu yang

mempunyai kedudukan sentral dan tanggung jawab besar

dalam suatu adat tersebut. Segala perundingan, tindak –

tanduk, dan tingkah laku yang terjadi dalam kelompok

keluarga yang dipimpinnya tidak dapat dilepaskan dari

tanggung jawabnya.

Tengganai adalah saudara laki – laki dari suami –

istri dan dalam hal ini terbagi 2 yaitu

c. Tengganai Dalam disebut perbuseso yaitu

saudara laki – laki dari pihak istri.

d. Tengganai Luar disebut perbuwali yaitu saudara

laki – laki dari pihak suami.

Tuo tengganai berkewajiban mengarahkan,

mengambil, keputusan setiap permasalahan dalam lingkungan

yang ada di Desa Sungai Jernih. dalam melaksanakan

tugasnya, tuo tengganai selalu berpedoman kepada hukum

adat yang berlaku di Desa Sungai Jernih. Dimana hukum adat

Page 54: PERANAN ELIT TRADISIONAL DALAM PEMBANGUNAN …

39

berpedoman pada syariat islam, syariat tersebut berpedoman

kepada kitabullah.

Tuo Tengganai memiliki hak dan kewajiban. Di

dalam adat hak dan kewajiban pemimpin maupun yang

dipimpin telah diatur walaupun secara tidak tertulis tetapi hak

dan kewajiban itu telah diikuti dan dipatuhi sejak dahulu

sebagaimana disebut dalam adat. Tuo Tengganai sangat

penting dalam membangun dan membentuk pola perilaku

masyarakat. Tuo Tengganai juga merupakan tempat sandaran

dan tempat untuk meminta nasihat. Adanya Tuo Tengganai di

Desa Sungai Jernih ini juga untuk memastikan adat istiadat

yang ada di Desa Sungai Jernih dapat terlaksana sebagai mana

mestinya. Tuo Tengganai dalam pembinaan Adat Istiadat

Terhadap Remaja di Desa Sungai Jernih, terlebih dahulu

dilaksanakan di lingkungan Tuo Tengganai, bentuk

pembinaan diantaranya tentang adat istiadat yang berlaku di

desa Sungai Jernih, diantaranya cara berbicara dan bersikap di

tengah masyarakat, kewajiban sebagai warga Desa Sungai

Jernih serta bentuk-bentuk pelanggaran yang termasuk dalam

hukum adat. Adanya pembinaan ini, memperlihatkan bahwa

Tuo Tengganai sebagai tokoh masyarakat telah melakukan

hak dan kewajibannya sebagai pimpinan adat di Desa Sungai

Jernih. Remaja sebagai generasi penerus sangat penting untuk

mengetahui dan menjalankan adat istiadat, karena dalam adat

sangat banyak yang dapat diambil sebagai pedoman menjalani

kehidupan. Tuo Tengganai sebagai tokoh masyarakat di Desa

Sungai Jernih tidak terbatas pada masalah adat istiadat, tetapi

masalah sosial remaja. Hal ini masih sejalan dengan status

Tuo Tengganai sebagai orang yang dituakan dan berhak untuk

Page 55: PERANAN ELIT TRADISIONAL DALAM PEMBANGUNAN …

40

mengambil keputusan secara bersama sehingga berbagai

kegiatan remaja yang positif dapat dilaksanakan di Desa

Sungai Jernih. Kendala yang dihadapi oleh Tuo Tengganai

dalam membina prilaku remaja di Desa Sungai Jernih juga

disebabkan oleh lingkungan pergaulan remaja, dimana remaja

di Desa Sungai Jernih banyak yang putus sekolah, mereka

mempengaruhi remaja lain untuk tidak mengikuti kegiatan

pembinaan dalam bidang adat dan kegiatan keagamaan yang

di adakan di Desa Sungai Jernih.

2) Ninik Mamak (Mbah Putri)

Yaiku gabungan saka tuo tengganai ing wilayah Desa

Sungai Jernih. Ing adat kasebut mesthi diarani "Datuk",

jumbuh karo adat istiadat ing Desa Sungai Jernih. Ninik

mamak minangka pemangku kepentingan adat ing Desa

Sungai Jernih sing bisa diuripake kanggo urip. Posisi mamak

ninik bakal dicabut yen dheweke wis nglanggar hukum adat

sing berlaku ing desa kasebut. Pengangkatan mamak ninik

ditindakake dening kabeh kepala desa, pimpinan agama, lan

pimpinan pemuda.

Tugas lan kewajiban ninik mamak sajrone urip ing

Desa Sungai Jernih yaiku ngarahake, ngarahake,

ngrampungake spesifik, ngresiki keruh, njupuk keputusan

kanggo masalah apa wae sing ora bisa dirampungake dening

tuo tengganai. Nalika nindakake tugas lan keputusan

masarakat Desa Sungai Jernih, musyawarah mesthi dianakake

kanggo konsensus. Kajaba iku, ninik mamak uga duwe peran

minangka pandhuan, pelindung, papan kanggo mandhiri,

papan kanggo takon, lan papan kanggo njaluk saran kanggo

Page 56: PERANAN ELIT TRADISIONAL DALAM PEMBANGUNAN …

41

masarakat Desa Sungai Jernih. Kajaba iku, mamak ninik

duwe peranan kanggo nyipta harmoni sajrone urip masarakat

ing Desa Sungai Jernih. Selaras karo pangembangan

globalisasi sing cepet, efek lan owah-owahan sing ana

pangaruh ing tengah-tengah masarakat, apa ana kabutuhane

sosial, ekonomi, budaya lan masyarakat sing saya ora bisa

dibendung. Globalisasi ekonomi, informasi, lan budaya

nggawe kahanan jagad sing katon luwih cilik lan saya

kekurangan watese. Fenomena sing saiki asring ditemokake

yaiku minat sing murah kanggo generasi mbesuke kanggo

njelajah lan nyinaoni nilai-nilai agama lan adat sing ana ing

Desa Sungai Jernih. mula, kudu ana upaya sing

direncanakake, diarahake lan sistematis supaya bisa

dilestarekake sajrone ancaman global sing saya kuwat. Kanthi

nambah peran lan fungsi institusi lan pamimpin tradhisional

kanggo nyengkuyung generasi salib supaya bisa dadi

penyedia relay tradisional menyang Desa Sungai Jernih

sabanjure.

Yang artinya merupakan gabungan dari tuo

tengganai dalam suatu wilayah Desa Sungai Jernih. Dalam

adat selalu disebut “ Datuk”, sesuai dengan adat istiadat di

Desa Sungai Jernih. Ninik mamak merupakan pemangku adat

di Desa Sungai Jernih yang berlaku seumur hidup.

Kedudukan ninik mamak tersebut akan dicopot apabila telah

melakukan pelanggaran terhadap hukum adat yang berlaku di

Desa tersebut. Pengangkatan ninik mamak dilakukan oleh

seluruh kepala Desa, tokoh agama, dan tokoh pemuda.

Tugas dan kewajiban ninik mamak dalam kehidupan

di Desa Sungai Jernih adalah mengarahkan, memimpin,

Page 57: PERANAN ELIT TRADISIONAL DALAM PEMBANGUNAN …

42

menyelesaikan yang khusus, menjernihkan yang keruh,

mengambil keputusan bagi setiap persoalan yang tidak dapat

diselesaikan oleh tuo tengganai. Dalam melaksanakan tugas

dan keputusan masyarakat Desa Sungai Jernih selalu diambil

jalan musyawarah untuk mufakat. Disamping itu, ninik

mamak juga berperan pembimbing, pelindung, tempat

bersandar, tempat bertanya, dan tempat meminta nasihat bagi

masyarakat Desa Sungai Jernih. Selain itu juga, ninik mamak

berperan dalam menciptakan kerukunan hidup masyarakat

didalam Desa Sungai Jernih. Seiring dengan perkembangan

globalisasi yang begitu pesat, memberikan efek dan

pergeseran yang berdampak ditengah-tengah masyarakat, baik

itu memberikan efek sosial, ekonomi, budaya, dan kebutuhan

masyarakat yang semakin tidak terbendung. Globalisasi

ekonomi, informasi, dan budaya telah menciptakan sebuah

kondisi dunia yang tampak semakin kecil dan semakin

kehilangan batas-batasnya. Fenomena yang sering ditemukan

saat ini adalah rendahnya minat generasi penerus mereka

dalam mendalami dan mempelajari nilai-niali agama dan adat

yang ada di Desa Sungai Jernih. oleh sebab itu, perlu sebuah

upaya yang terencana, terarah, dan sistematis agar mampu

dilestarikan di tengah ancaman global yang semakin kuat.

Dengan meningkatkan peran dan fungsi kelembagaan dan

tokoh adat dalam membina lintas generasi agar mampu

menjadi pemberi estafet adat kepada Desa Sungai Jernih

generasi selanjutnya.

Page 58: PERANAN ELIT TRADISIONAL DALAM PEMBANGUNAN …

43

3) Alim Ulama (Poro Kiyai)

Alim Ulama minangka pimpinan agama ing Desa

Sungai Jernih. Umume wong sing duwe pendhidhikan agama

Islam dhasar kayata pesantren Islam, madrasah, lan institusi

pendhidhikan agama liyane. Sejatine, posisi sarjana agama

ora kalebu pimpinan komunitas adat ing Desa Sungai Jernih.

dheweke mung melu urusan agama. Posisi sarjana agama

dudu asil sing ditunjuk masyarakat, nanging amarga sing dadi

sarjana agama dianggep luwih paham karo agama tinimbang

liyane. Dheweke diangkat dadi sarjana agama amarga ngerti

praktik ibadah ing ajaran Islam, lan uga bisa ngatasi masalah

sing ana gandhengane karo piwulang Islam. Alim ulama dadi

imam masjid, khotbah, guru Alquran, lan kegiyatan liyane

sing ana gandhengane karo ibadah agama Islam. Meh kabeh

masarakat Desa Sungai Jernih iku wong Islam, mesthine

jabatan para sarjana agama ing dhaerah kasebut penting

banget. Penting karo posisi tuo tengganai lan ninik mamak.

Judhul alim ulama minangka gelar pakurmatan

kanggo tokoh agama (agama Islam), sing diwenehake

masarakat. Komunitas kasebut menehi posisi dadi sarjana

amarga dheweke dianggep duwe ilmu sing apik babagan

ajaran Islam lan duwe kapribadian lan moral sing salaras karo

ajaran agama Islam.

Maksud diatas artinya Alim Ulama merupakan

pemuka agama yang ada di Desa Sungai Jernih. Mereka

biasanya adalah orang – orang yang mempunyai dasar

pendidikan agama islam seperti pesantren, madrasah, dan

lembaga – lembaga pendidikan agama lainnya. Kedudukan

alim ulama pada dasarnya tidak termasuk ke dalam pemuka

Page 59: PERANAN ELIT TRADISIONAL DALAM PEMBANGUNAN …

44

masyarakat adat di Desa Sungai Jernih. mereka hanya

berkecimbung pada masalah keagamaan. Kedudukan alim

ulama bukan hasil pengangkatan oleh masyarakat, tetapi

karena mereka yang menjadi alim ulama dianggap memiliki

pemahaman tentang agama yang lebih dari yang lain. Mereka

ditunjuk sebagai alim ulama karena mereka memahami tata

cara peribadatan dalam ajaran islam, dan mereka juga mampu

menyelesaikan persoalan – persoalan yang berhubungan

dengan ajaran islam. Alim ulama bertugas sebagai imam

mesjid, khatib, guru ngaji, dan kegiatan – kegiatan lain yang

berhubungan dengan peribadatanagama islam. Masyarakat

Desa Sungai Jernih hampir seluruhnya beragama islam,

tentunya kedudukan alim ulama di wilayah tersebut menjadi

sedemikian penting. Sama pentingnya dengan kedudukan tuo

tengganai dan ninik mamak.

Hal ini serupa dengan yang dijelaskan oleh Mbah

Wakijo selaku Tokoh Adat Desa Sungai Jernih, beliau

menyatakan bahwa:

Sebutan alim ulama merupakan gelar penghormatan

bagi seorang tokoh keagamaan (agama islam), yang

diberikan oleh masyarakat. Masyarakat memberikan

kedudukan alim ulama karena dianggap memiliki

pengetahuan yang baik tentang ajaran agama islam dan

memiliki kepribadian dan akhlak sesuai dengan ajaran

agama islam.43

43. Hasil Wawancara kepada Mbah Wakijo Selaku Tokoh Adat Desa Sungai Jernih , (13

Februari 2021)

Page 60: PERANAN ELIT TRADISIONAL DALAM PEMBANGUNAN …

45

b. Tokoh Agama

Merupakan figur yang dapat diteladani dan dapat membimbing

dengan membimbing apa yang diperbuat pasti akan diikuti oleh umatnya

dengan taat. Kemunculan tokoh agama yang sering disebut ulama.

Masyarakat kemudian meyakini dan mempercayai tokoh agama itu

sendiri. Keyakinan masyarakat bermacam – macam bentuknya. Ada yang

sekedar memiliki keyakinan bahwa tokoh agama tersebut hanya sebagai

orang yang menjadi tempat bertanya dan berdiskusi tentang agama,

hingga seseorang yang meyakini tokoh agama sebagai seseorang yang

penting atau ikut andil dalam pengambilan keputusan dalam hidupnya.

Hal ini serupa dengan yang dijelaskan oleh Bapak H.

Muhammad Ikhsan beliau mengatakan bahwa:

Dalam hal pemecahan permasalahan adat yang yang

berhubungan dengan ajaran agama islam, Alim Ulama memberikan

gambaran pemecahan permasalahan tersebut dengan berlandaskan Al-

Quran dan Hadist. Dalam beberapa kesempatan, Alim Ulama menjadi

penengah pada saat terjadi pertentangan yang terjadi antar anggota

masyarakat yang berhubungan dengan Adat Istiadat di Desa Sungai

Jernih. Alim Ulama pada dasarnya merupakan tokoh masyarakat yang

berkecimbung dalam bidang keagamaan di Desa Sungai Jernih.

Walaupun begitu, Alim Ulama juga ikut mempengaruhi kehidupan Sosial

Politik di Desa Sungai Jernih. Mereka selalu ikut terlibat dalam setiap

kegiatan permusyawaratan yang diadakan didalam lingkungannya. Alim

Ulama juga ikut berperan dalam menentukan kriteria calon pemimpin

dalam lingkungan kampong. Selain itu, peran Alim Ulama dalam

kehidupan Sosial Politik juga dapat dilihat dalam setiap proses

pengambilan keputusan permasalahan – permasalahan yang terjadi

dilingkungan kampung, ataupun di Desa Sungai Jernih. Setiap keputusan

yang mau diambil dalam permusyawaratan, Alim Ulama diminta untuk

Page 61: PERANAN ELIT TRADISIONAL DALAM PEMBANGUNAN …

46

pertimbangannya sesuai dengan ajaran Agama Islam. Alim Ulama

secara gamblang menjelaskan pertimbangan ajaran agama islam

mengenai permasalahan yang dihadapi dengan menyajikan ayat Al-

Quran dan Hadist yang berhubungan dengan permasalahan tersebut.

Dalam bidang keagamaan, Alim Ulama memegang peranan yang sangat

penting. Mereka jadi imam dalam setiap kegiatan keagamaan. Mereka

juga menjadi Penghulu Agama, imam masjid, khatib, guru ngaji dan juga

menjadi tempat bertanya mengenai segala hal yang berhubungan dengan

permasalahan yang berhubungan dengan ajaran islam. Yang menjadi

tokoh agama islam di Desa Sungai Jernih, Alim Ulama juga ikut serta

dalam pelestarian budaya dan Adat Istiadat di Desa Sungai Jernih. Adat

Istiadat yang ada di Desa sesuai dengan yang digambarkan dalam ajaran

agama islam. Hal ini sesuai dengan yang digambarkan dalam Selogan

Adat “Adat Bersendi Syarak, Syara Bersendi Kitabullah”.44

Sebagaimana perubahan sosial maupun pembangunan. Ada

empat peran penting yang dapat diajalankan oleh tokoh agama yaitu :

1) Imam

Dalam bahasa arab, kata imam bisa mengacu kepada

dua pengertian yang berbeda. Pertama adalah imam sughro

dan imam kubro. Yang dimaksud imam sughro adalah imam

dalam shalat berjamaah. Sedangkan imam kubro maksudnya

adalah pemimpin atau kepala Negara. Yang dimaksud dengan

imam dalam shalat adalah orang yang shalat nya diikuti orang

shalat lain dengan syarat yang telah ditentukan dalam syariah.

Imam disebut juga khalifah, yaitu penguasa atau pemimpin

tertinggi rakyat. Didalam alquran disebutkan kata imam

(pemimpin) dan aimmah (pemipin – pemimpin). Dari uraian

44

Hasil Wawancara kepada Bapak H. Muhammad Ikhsan, (13 Februari 2021)

Page 62: PERANAN ELIT TRADISIONAL DALAM PEMBANGUNAN …

47

tersebut dapat disimpulkan bahwa imam adalah orang yang

memimpin pelaksanaan shalat jama’ah.

Menunjuk imam adalah sebuah kewajiban syar’i dan

termasuk hal – hal yang wajib menurut kesepakatan tokoh

agama. Disyaratkan seorang imam itu haruslah seorang

muslim, merdeka, laki – laki, berakal, baliqh, dan mampu.

2) Khatib

Adalah orang yang menyampaikan khotbah pada

waktu shalat jum’at. Biasanya bisa disebut juga juru kotbah.

Khatib merupakan bagian dari ajaran agama islam yang harus

dipahami dan dipelajari oleh pemeluk agama islam serta

merupakan bagian dari sekian banyaknya amalan ritual dari

agama tersebut. Pada dasarnya khatib adalah perwakilan,

hukumnya adalah fardhu kifayah. Terlepas seorang muslim

menjadi khatib atau tidak, memahami dan mengetahui

ilmunya merupakan keharusan.

Seorang khatib harus bisa memberi nasihat,

peringatan serta ajaran agama islam. Biasanya orang muslim

menyebutnya dengan dakwah. Siapapun berhak menjadi

khatib, dan selain itu setiap muslim harusnya siap menjadi

khatib kapan saja. Sehingga ketika ada seorang khatib yang

berhalangan hadir karena suatu hal, maka siapapun muslim itu

bisa menggantikannya tanpa harus menunggu dan mencari

siapa penggantinya. Menjadi seorang khatib adalah sosok

yang menjadi panutan. Oleh karena itu, ia harus memberikan

peringatan atau penasihat dan wasiat kebenaran dan jamaah

akan menilai segala yang diperbuat khatib baik disadari

maupun tidak. Mulai dari perkataan, perbuatan, atau tingkah

Page 63: PERANAN ELIT TRADISIONAL DALAM PEMBANGUNAN …

48

lakunya serta cara berpakainnya. Maka seorang khatib wajib

memiliki adab yang baik, diantaranya berpakaian yang rapi

dan sopan.

3) Bilal

Bilal adalah istilah lain dari muazin. Masyarakat

sebenarnya menggunakan kata tersebut untuk pengertian yang

lebih spesifik, lebih dari sekedar penyeru azan. Yaitu orang

yang bertugas memberi aba – aba kepada jamaah saat akan

melaksanakan shalat berjamaah. Bilal bertugas menjadi

penyambung suara imam shalat agar terdengar oleh makmum.

Sewaktu hendak sholat atau kotbah, dialah yang

menyampaikan kepada jama’ah dengan kata – kata yang khas.

Setiap hari jum’at dapat ditemui ketika imam hendak

naik mimbar, maka sang bilal akan mendengungkan aba – aba

agar jama’ah tenang, mendengarkan kotbah sungguh –

sungguh. Para bilal menyampaikan peringatan dalam bahasa

arab yang sulit dicerna. Biasanya disertai hadis. Istilah bilal

telah digunakan para ulama ahlus sunnah wal jamaah seperti

syekh abu bakar syatha dan syekh nawawi banten. Bilal

memanggil jama’ah seperti berlaku dalam shalat – shalat

sunnah seperti hari raya, tarawih, witir, dan shalat gerhana.

4) Guru Ngaji

Adalah seorang laki – laki atau perempuan yang

sering disapa dengan sebutan ustad atau ustadah. Beliau

mengajarkan ilmu agama, mulai dari membaca alqur’an,

mengaji kitab, sampai dengan menanamkan akhlak sehingga

Page 64: PERANAN ELIT TRADISIONAL DALAM PEMBANGUNAN …

49

nantinya santri dapat menjadi seorang yang memiliki akhlak

terpuji.

Guru ngaji juga sering disebut sebagai guru alif atau

guru pertama yang memperkenalkan huruf hijaiyah. Tidak

hanya itu, guru ngaji sering menjadi orang yang dituakan atau

dihormati, dan disegani oleh masyarakat. Disegani dalam

artian menghormati karena beliau adalah seorang yang ahli

ibadah, mempunyai ilmu agama yang mendalam dan tentunya

mempunyai akhlak terpuji.

Hasil wawancara dengan Bapak H. Muhammad

Ikhsan terkait dengan guru ngaji, beliau mengatakan:

Oleh karenanya, guru ngaji sering menjadi pengisi

sebuah tausiah atau ketua dalam acara pengajian. Dengan

itu guru ngaji biasanya akan mendapatkan bayaran atau

sering disebut dengan bisyaroh. Bisyaroh diberikan sebagai

bentuk ucapan atau tanda terima kasih yang diberikan wali

santri atau tuan rumah tempat dimana beliau mengisi

pengajian. Bisyaroh biasanya berupa amplop yang berisi

sejumlah uang, tak jarang guru ngaji menyimpan uangnya

bisyaroh itu kedalam sebuah toples besar tanpa melihat

isinya.

Dalam perkembangannya, masyarakat juga

menjadikan guru ngaji menjadi sosok yang diharapkan

mampu memberikan alternatif dan jalan keluar dalam

berbagai persoalan masyarakat yang ada di Desa Sungai

Jernih. Pendidikan untuk mencetak anak menjadi ”pembaca

Alquran yang mahir serta berakhlak mulia” bertumpu pada

pundak guru ngaji. performa guru ngaji berubah menjadi

guru ngaji yang memiliki perencanaan yang sangat baik. Ini

sebagaimana umumnya manajemen yang sudah kita kenal

Page 65: PERANAN ELIT TRADISIONAL DALAM PEMBANGUNAN …

50

dan lebih terorganisasi dengan baik meskipun peran dan

tanggung jawab guru Alquran tidak berubah seperti dahulu.

Melihat realitas kehidupan ini, sesungguhnya guru ngaji

ahirnya adalah agen perubahan bagi masyarakat. Setiap

orang yang ingin dirinya atau putra-putrinya mampu

membaca Alquran dan berakhlak mulia, maka ”guru ngaji-

lah yang akan bertandang” mengerjakan kewajiban tersebut.

Tidak jarang orang tua murid yang mengatakan kepada guru

ngaji, ”Ustad, mohon dibimbing anak saya ini. Saya ingin dia

menjadi anak saleh, jangan seperti saya tidak bisa membaca

Alquran”. Jadi, hampir pasti tidak satu pun orang tua kecuali

menghendaki agar anak keturunannya menjadi anak yang

baik dan larinya kepada guru ngaji. Peran sentral guru ngaji

ini semakin lama semakin diperlukan seiring era dan

perkembangan zaman. Turun dan naiknya kualitas spiritual

dan mengaji Alquran di Desa Sungai Jernih ini ada di tangan

guru ngaji. Kondisi tersebut hingga sekarang masih sama.

Pada era dan zaman apa pun, guru ngaji berperan seperti itu.

Kalaupun kemasan dan istilahnya berubah, esensinya tetap

sama. Melihat posisi peran yang sedemikian penting, kita

tidak bisa diam. Kita harus berbuat bagaimana menyiapkan

guru ngaji yang memadai untuk realitas kebutuhan

masyarakat yang ada di Desa Sungai Jernih tersebut. 45

45 Hasil Wawancara kepada Bapak H. Muhammad Ikhsan, (13 Februari 2021)

Page 66: PERANAN ELIT TRADISIONAL DALAM PEMBANGUNAN …

51

c. Tokoh Pemuda

Pemuda adalah masa depan suatu bangsa dimanapun berada.

Kegiatan yang dilakukan dan dirasakan manfaatnya oleh masyarakat, dan

menjadi komplementaritas pelayanan yang disediakan bagi masyarakat

Desa Sungai Jernih. Bahwa tokoh pemuda menduduki posisi penting

dalam menentukan arah, hasil, dan kesinambungan bagi masyarakat Desa

Sungai Jernih. Hadirnya karang taruna yang tersebar disetiap Desa

tersebut, meneguhkan bahwa dalam sistem penyelenggaraan

kesejahteraan sosial, memerlukan partisipasi kaum muda dimulai dari

akar rumput. Antara lain sebagai berikut :

1) Ketua Karang Taruna

Hasil Wawancara dengan bapak Untung Prasetyo

sebagai Tokoh Pemuda Karang Taruna, beliau mengatakan

bahwa:

Ketua tarang taruna adalah salah satu jenis

organisasi kepemudaan diindonesia yang dijadikan wadah

untuk mengembangkan kemampuan atas dasar kesadaran dan

tanggung jawab dalam suatu daerah khususnya di Desa

Sungai Jernih. Anggota karang taruna terdiri atas pemuda

dan pemudi yang berusia 11 sampai dengan 35 tahun.

Karang taruna memiliki berbagai kegiatan untuk

mengembangkan kemampuan mereka. Karang taruna

merupakan salah satu tempat untuk mengembangkan diri dan

berbaur dimasyarakat. Pemuda melalui karang taruna dapat

melakukan berbagai kegiatan yang bertujuan untuk sosial,

unsur budaya, pendidikan, keagamaan, dan peringatan hari

nasional. Kegiatan mencolok yang dilakukan oleh karang

taruna ialah ketika kegiatan peringatan 17 agustus. Semua

Page 67: PERANAN ELIT TRADISIONAL DALAM PEMBANGUNAN …

52

daerah akan memeriahkan hari kemerdekaan dengan

berbagai jenis perayaan dan kegiatan.46

Selaras dengan itu hasil wawancara dengan Bapak

Kumpul sebagai BPD Desa Sungai Jernih, beliau mengatakan:

Organisasi pemuda yang ada dalam arti masyarakat

memiliki peran sosial yang sangat penting untuk suatu

daerah. Semakin aktif pemudanya, maka akan semakin hidup

daerah tersebut. Karang taruna melakukan kegiatan tersebut

diperuntukkan bagi anak – anak yang tidak sekolah, yatim

piatu, putus sekolah, dan lain sebagainya. Para pemuda

berinisiatif untuk melakukan kegiatan melalui karang taruna

di Desa Sungai Jernih. Karang taruna terus berkembang dan

menyebar luas keseluruh bagian Indonesia. Seperti yang kita

tahu, saat ini sudah sampai hingga wilayah di pedesaan.

Banyak kegiatan yang dilakukan yang bermanfaat bagi

masyarakat Desa Sungai Jernih. 47

2) Ketua Remaja Masjid

Hasil Wawancara dengan Bapak H. Muhammad

Ikhsan, beliau mengatakan bahwa:

Ketua remaja masjid adalah perkumpulan pemuda

masjid yang melakukan aktivitas sosial dan ibadah

dilingkungan suatu masjid. Pembagian tugas dan wewenang

dalam remaja masjid termasuk dalam golongan organisasi

yang menggunakan konsep islam(religi) dengan menerapkan

46

Hasil Wawancara Dengan Bapak Untung Prasetyo Sebagai Tokoh Pemuda Karang Taruna

(14 Februari 2021)

47

Hasil Wawancara Dengan Bapak Kumpul Sebagai BPD Desa Sungai Jernih, (14 Februari

2021)

Page 68: PERANAN ELIT TRADISIONAL DALAM PEMBANGUNAN …

53

asas musyawarah, mufakat, dan amal jama’i (gotong royong)

dalam segenap aktivitasnya. 48

Selain peran dan fungsi sebagaimana tersebut di atas, elit tradisional

desa juga berperan untuk mengawasi pembangunan desa, melalui pengelolaan

dana pembangunan desa. Mereka berkewajiban menyapaikan nasihat atau

masukan-masukan agar pengelolaan dana desa tidak menyimpang dari

ketentuan yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Melalui peran tokoh adat,

tokoh agama dan tokoh pemuda ini diharapkan tidak terjadi penyimpangan

penggunaan dana desa. Hal inilah yang diterapkan oleh elit radisional desa

dalam pembangunan masyarakat desa Sungai Jernih.

Dampak dari adanya peran dan fungsi elit tradisional desa Sungai

Jernih ini, sampai saat ini belum terjadi adanya korupsi dana desa. Selain itu

hasil pembangunan desa Sungai Jernih telah menunjukkan perkembangan yang

lebih maju dan berhasil dibandingkan dengan sebelum tahun 2000. Diantara

hasil pembangunan yang tampak sampai saat ini anata lain :

1) Tersedianya pasar desa yang dibangun secara permanen dan berfungsi

sesuai peruntukannya.

2) Tersedianya gedung pertemuan serbaguna, yang digunakan untuk acara-

acara tertentu seperti rapat desa, MTQ, dan kegiatan-kegiatan seni dan olah

raga masyarakat dan pemuda desa Sungai Jernih

3) Perbaikan jalan desa, yaitu pengaspalan jalan lingkungan desa Sungai Jernih

48

Hasil Wawancara kepada Bapak H. Muhammad Ikhsan, (13 Februari 2021)

Page 69: PERANAN ELIT TRADISIONAL DALAM PEMBANGUNAN …

54

3. Tujuan Dibentuknya Elit Tradisional Di Desa Sungai Jernih

Sebagaimana telah disebutkan pada bagian 1 di atas, ada beberapa tujuan

dibentuknya elit tradisional di desa Sungai Jernih, yaitu sebagai berikut.

a. Untuk Memelihara dan menjaga tradisi masyarakat di Desa Sungai Jernih

Dalam lembaga adat disebutkan bahwa tokoh adat berperan

mengarahkan, memimpin, menyelesaikan, menjernihkan dan mengambil

keputusan bagi setiap persoalan yang tidak dapat diselesaikan. Sesuai

dengan kewenangan yang ada padanya di dalam adat bahwa tokoh adat

memiliki kewenangan dalam hal mengambil keputusan dalam suatu

permusyawaratan dilandasi dengan musyawarah mufakat. Kesenian dapat

diartikan sebagai hasil karya manusia yang mengandung keindahan dan

dapat diekspresikan melalui suara, gerak ataupun ekspresi lainnya. Bila

dilihat dari perkembangannya ada yang dikenal sebagai seni tradisional

yaitu seni yang lahir dan berkembang secara alami di masyarakat tertentu

dan kadangkala masih tunduk pada aturan-aturan yang baku, namun ada

juga yang sudah tidak terikat aturan, kesenian ini merupakan bagian dari

kesenian rakyat yang bisa di nikmati secara massal. Dalam proses

pertumbuhannya, kesenian tradisional yang merupakan bagian dari

kesenian rakyat diwariskan secara turun temurun dari satu generasi ke

generasi berikutnya. Kesenian tradisional yang tumbuh dan berkembang

di suatu lokalitas didukung oleh masyarakat yang terikat pada aturan adat

yang disepakati, telah berlangsung secara turun temurun dari generasi ke

generasi. Berbeda dengan kesenian modern yang cenderung lebih mudah

berubah mengadopsi unsur-unsur luar, kesenian tradisional lebih

cenderung lambat mengalami perubahan. secara umum kesenian

tradisional ini memiliki ciri sebagai berikut : Pertama, ia memiliki

jangkauan terbatas pada lingkungan kultur yang menunjangnya. Kedua, ia

merupakan pencerminan dari suatu kultur yang berkembang secara

Page 70: PERANAN ELIT TRADISIONAL DALAM PEMBANGUNAN …

55

perlahan, karena dinamika masyarakat yang menujangnya memang

demikian. Ketiga, ia tidak terbagi-bagi pada pengkotakkan spesialisasi.

Keempat, ia bukan merupakan hasil kretivitas individu-individu tapi

tercipta secara anonym bersama dengan sifat kolektivitas masyarakat

yang menunjangnya. Ciri-ciri tersebut memperkuat pernyataan bahwa

seni tradisi merupakan identitas budaya dari suatu masyarakat tertentu,

sebab seni tradisi sangat dipengaruhi oleh kultur masyarakat di suatu

lingkungan dan bukan merupakan seniyang menonjolkan seniman atas

nama diri sendiri, tapi lebih merupakan perwakilan dari sistem sosial atau

sikap kelompok masyarakat.Kebudayaan memegang peranan penting

dalam kemajuan suatu bangsa. Negara memajukan Kebudayaan Nasional

Indonesia di tengah peradaban dunia dan menjadikan Kebudayaan

sebagai investasi untuk membangun masa depan. Keberagaman

Kebudayaan daerah merupakan kekayaan dan identitas bangsa yang

sangat diperlukan untuk memajukan Kebudayaan Nasional Indonesia di

tengah dinamika perkembangan dunia. Dalam menjaga dan melestarikan

budaya lokal yang ada dalam masyarakat dapat dilakukan dengan

berbagai cara. Beberapa cara yang dapat dilakukan oleh seorang anggota

masyarakat khususnya kita sebagai generasi muda dalam mendukung

kelestarian budaya dan ikut menjaga budaya lokal diantaranya adalah :

1. Mau mempelajari budaya tersebut, baik hanya sekedar mengenal

atau bisa juga dengan ikut mempraktikkannya dalam kehidupan

kita.

2. Ikut berpartisipasi apabila ada kegiatan dalam rangka pelestarian

kebudayaan.

3. Mengajarkan kebudayaan itu pada generasi penerus sehingga

kebudayaan itu tidak musnah dan tetap dapat bertahan.

Page 71: PERANAN ELIT TRADISIONAL DALAM PEMBANGUNAN …

56

4. Mencintai budaya sendiri tanpa merendahkan dan melecehkan

budaya orang lain.

5. Mempraktikkan penggunaan budaya itu dalam kehidupan sehari-

hari, misalnya budaya berbahasa.

6. Menghilangkan perasaan gengsi ataupun malu dengan

kebudayaan yang kita miliki.

7. Ajarkan budaya kepada orang lain.

Di dalam tradisi diatur bagaimana manusia berhubungan

dengan manusia yang lain atau satu kelompok manusia dengan kelompok

manusia lain, bagaimana manusia bertindak terhadap lingkungannya, dan

bagaimana perilaku manusia terhadap alam yang lain. Ia berkembang

menjadi suatu system, memiliki pola dan 20 norma yang sekaligus juga

mengatur penggunaan saksi dan ancamann terhadap pelanggaran dan

penyimpangan. Sebagai sistem budaya, tradisi akan menyediakan

seperangkat model untuk bertingkah laku yang bersumber dari sistem

nilai dan gagasan utama (Vital). Sistem nilai dan gagasan utama ini akan

terwujud dalam sistem ideologi, sistem sosial, dan sistem teknologi.

Sistem idiologi merupakan etika, norma, dan adat istiadat. Ia berfungsi

memberikan pengarahan atau landasan terhadap sistem sosial, yang

meliputi hubungan dan kegiatan sosialnya masayarakat. Tidak hanya itu

saja sebagai sistem budaya, tradisi juga merupakan suatu sistem yang

menyeluruh, yang terdiri dari cara aspek yang pemberian arti laku ujaran,

laku ritual, dan bergabai jenis laku lainnya dari Manusia atau sejumlah

manusia yang melakukan tindakan satu dengan yang lain. Unsur terkecil

dari sistem tersebut adalah simbol. Simbol meliputi simbol konstitutif

(yang berbentuk kepercayaan), simbol kognitif (yang berbentuk ilmu

pengetahuan), simbol penilaian normal, dan sistem ekspresif atau simbol

yang menyangkut penggungkaan perasaan. Sesuai dengan wilayah Desa

Page 72: PERANAN ELIT TRADISIONAL DALAM PEMBANGUNAN …

57

Sungai Jernih, tokoh adat menjadi pengambil keputusan akhir dari setiap

permasalahan yang ada diwilayah Sungai Jernih tersebut. Tokoh adat

memimpin permusyawaratan yang dihadiri oleh Tokoh agama dan tokoh

pemuda yang ada di Desa Sungai Jernih untuk memecahkan setiap

permasalahan yang dihadapi dan menyelesaikan berdasarkan hukum adat

yang berlaku di Desa Sungai Jernih.

Penjelasan di atas diperkuat dengan hasil wawancara kepada

Mbah Wakijo selaku tokoh adat Desa Sungai Jernih, beliau mengatakan

bahwa:

Didalam hukum adat, merupakan hukum yang tidak tertulis

yang hidup dan berkembang sejak dahulu serta sudah berakar didalam

masyarakat. Walaupun tidak tertulis, namun hukum adat mempunyai

akibat hukum terhadap siapa saja yang melanggarnya. Norma – norma

dan nilai – nilai yang ada didalam hukum adat sangat dipatuhi dan

dipegang teguh oleh masyarakat Desa Sungai Jernih. Apabila

masyarakat akan memutuskan sesuatu diharuskan melalui musyawarah

dan mufakat yang dilakukan oleh tokoh adat, tokoh agama, dan tokoh

pemuda yang berhak untuk menolak atau menerima suatu keputusan

apakah bertentangan atau tidak dengan kepentingan rakyat.49

b. Untuk Mempertahankan Tradisi Adat Istiadat

Tradisi atau adat istiadat dipahami sebagai segala sesuatu yang

turun temurun dari nenek moyang. Tradisi merupakan pewarisan norma –

norma, kaidah, - kaidah, dan kebiasaan – kebiasaan. Tradisi tersebut

bukanlah suatu yang tidak dapat diubah, tradisi justru dipadukan dengan

49

. Hasil Wawancara kepada Mbah Wakijo Selaku Tokoh Adat Desa Sungai Jernih , (13

Februari 2021)

Page 73: PERANAN ELIT TRADISIONAL DALAM PEMBANGUNAN …

58

aneka ragam perbuatan manusia dan diangkat keseluruhannya. Karena

manusia yang membuat tradisi maka manusia juga dapat menerimanya,

menolaknya, dan mengubahnya. Tradisi juga dapat dikatakan sebagai

suatu kebiasaan yang turun – temurun dalam sebuah masyarakat, dengan

sifatnya yang luas, tradisi bisa meliputi segala kompleks kehidupan,

sehingga tidak mudah disisihkan dengan perincian yang tepat dan

diperlakukan serupa atau mirip, karena tradisi bukan objek yang mati,

melainkan alat yang hidup untuk melayani manusia yang hidup pula.

Penduduk Indonesia saat ini tidak hanya terdiri dari pribumi saja,

sebagian kecilnya juga terdapat ras campuran yang berasal dari negara

luar. Jika menelisik sejarah Indonesia, hal ini tentunya sangat tidak

mengherankan. Oleh karenanya, masyarakat sendiri sejak dulu

sebenarnya sudah terbiasa dan memahami keanekaragaman yang dimiliki

bumi pertiwinya, sehingga dulu tidak ada masalah besar dalam cara

mempertahankan dan keberagaman di negeri ini. Namun karena berbagai

faktor, sayangnya di zaman sekarang, perbedaan suku, budaya, dan

agama menjadi sesuatu yang sangat sensitif untuk dibicarakan.

Masyarakat di masa ini menjadi lebih sentimen, terutama jika sudah

membahas agama. Padahal di awal kemerdekaan, masyarakat Indonesia

sangat memahami cara mempertahankan dan keberagaman negerinya. Isu

perbedaan suku, budaya, dan agama dulunya masih jauh dari kata sensitif

jika dibandingkan dengan zaman sekarang. Cara menjaga kerukunan dan

keberagaman lainnya adalah dengan saling menghormati satu sama lain.

Keberagaman di Indonesia merupakan sesuatu yang indah dan anugerah

dari Tuhan. Bukanlah sesuatu yang pantas untuk dipermasalahkan. Ingat

selalu prinsip Bhinneka Tunggal Ika. Walau berbeda-beda, bukan berarti

tidak dapat bersatu. Selama tetap dalam tujuan yang sama, maka

keberagaman suku, budaya, dan agama pun tidak akan menjadi rintangan

dalam menciptakan negeri yang rukun dan damai.

Page 74: PERANAN ELIT TRADISIONAL DALAM PEMBANGUNAN …

59

Tradisi dipahami sebagai suatu kebiasaan masyarakat yang

memiliki pijakan sejarah masa lampau dalam bidang adat, bahasa, tata

kemasyarakatan, keyakinan dan sebagainya. Maupun proses penyerahan

atau penerusannya sama sekali, khususnya dalam masyarakat tertutup

dimana hal – hal yang telah lazim dianggap benar dan lebih baik diambil

alih begitu saja. Memang tidak ada kehidupan manusia tanpa suatu

tradisi. Bahasa daerah yang dipakai dengan sendirinya diambil dari

sejarahnya yang panjang , tetapi bila tradisi diambil alih sebagai harga

mati tanpa pernah dipertanyakan maka masa sekarang pun menjadi

tertutup dan tanpa garis bentuk yang jelas seakan – akan hubungan

dengan masa depan pun menjadi terselumbung. Tradisi lalu menjadi

tujuan dalam dirinya sendiri.

Hasil Wawancara Dengan Bapak Kumpul Sebagai BPD Desa

Sungai Jernih, beliau mengatakan bahwa:

Perkataan tradisi mengandung suatu pengartian tersembunyi

tentang adanya kaitan antara masa lalu dan masa kini.ia menunjuk

kepada sesuatu yang diwariskan oleh masa lalu tetapi masih berwujud

dan berfungsi pada masa sekarang. Tradisi adat istiadat memperlihatkan

bagaimana anggota masyarakat bertingkah laku, baik dalam kehidupan

yang bersifat duniawi maupun terhadap hal – hal yang bersifat ghaib

atau keagamaan. Didalam tradisi adat istiadat diatur sebagaimana

manusia berhubungan dengan manusia yang lain atau satu kelompok

manusia dengan kelompok manusia lain, bagaimana manusia bertindak

terhadap lingkungannya, dan bagaimana perilaku manusia terhadap

alam yang lain. Ia berkembang menjadi suatu sistem. Tidak hanya itu

saja sebagai sistem budaya, tradisi juga merupakan suatu sistem yang

menyeluruh, yang terdiri dari cara aspek yang pemberian arti laku

Page 75: PERANAN ELIT TRADISIONAL DALAM PEMBANGUNAN …

60

ujaran, laku ritual, dan berbagai jenis laku lainnya dari manusia atau

sejumlah manusia yang melakukan tindakan satu dengan yang lain. 50

c. Untuk Memimpin dan Melaksanakan Peribadatan

Sebagai seorang muslim haruslah selalu menjaga sholatnya

agar selalu terlaksana secara berjama’ah, supaya mendapatkan keutamaan

yang di janjikan oleh allah swt dan rasulnya. Di antara keutamaan nya

adalah memperbanyak langkah ke masjid, mempererat hubungan

ukhuwah dan solidaritas sosial dengan masyarakat, berdoa dan berzikir

secara berjamaah yang akan di ikuti oleh para malaikat allah, dan

menghindarkan kita dari lupa dan salah yang tidak di sengaja. Elit

tadisonal yang bertugas di bidang ini adalah imam, khatib, dan bilal yang

ada di desa Sungai Jernih. Kerukunan untuk melaksanakan peribadatan

adalah salah satu bentuk sosialisasi yang damai dan tercipta berkat adanya

toleransi agama. Sebab toleransi agama merupakan salah satu sikap saling

pengertian dan menghargai, tanpa adanya diskriminasi dalam hal apapun,

khususnya dalam masalah agama. Untuk itu, kerukunan umat beragama

sangat penting dilakukan, dalam rangka upaya mencapai kesejahteraan

hidup warga masyarakat. Kerukukan antar umat beragama merupakan

suatu kondisi dimana semua golongan agama dapat hidup bersama tanpa

mengurangi hak dasar masing-masing untuk melakukan kewajiban

agamanya. Kerukukan antar umat beragama merupakan suatu kondisi

dimana semua golongan agama dapat hidup bersama tanpa mengurangi

hak dasar masing-masing untuk melakukan kewajiban agamanya.

Pemeluk agama yang baik haruslah hidup damai dan rukun. Oleh sebab

itu kerukunan antar umat beragama tidak mungkin bisa lahir dari sikap

50. Hasil Wawancara Dengan Bapak Kumpul Sebagai BPD Desa Sungai Jernih, (14 Februari

2021)

Page 76: PERANAN ELIT TRADISIONAL DALAM PEMBANGUNAN …

61

fanatisme buta serta sikap tidak peduli atas hak-hak keberagaman dan

perasaan orang lain. Namun dalam hal ini tidak juga bisa diartikan bahwa

kerukunan hidup diantara umat memberi ruang sebagai campurtangan

unsur-unsur tertentu dari agama berbeda, karena hal tersebut akan

merusak nilai agama itu sendiri. Bentuk dari kerukunan antar umat

beragama ialah hubungan yang harmonis dalam dinamika hidup

bermasyarakat yang saling menguatkan yang di ikat dengan sikap

pengendalian hidup dalam wujud sebagai berikut:

1. Saling menghormati dalam kebebasan menjalankan ibadah

sesuai dengan agama masing-masing.

2. Saling mengormati serta berkerjasama dalam memeluk agama,

antar golongan agama serta umat beragama dengan pemerintah

yang sama-sama memiliki tanggung jawab membangun bangsa

dan negara.

3. Saling tenggang rasa serta loeran dengan tidak melakukan

pemaksaan agama terhadap orang lain.

Hasil wawancara dengan Bapak H. Muhammad Ikhsan, beliau

mengatakan bahwa:

Kerukunan umat beragama dalam islam di Desa Sungai

Jernih yakni Ukhuwah Islamiah. Ukhuah islamiah berasl dari kata dasar

“Akhu” yang berarti saudara, teman, sahabat, Kata “Ukhuwah” sebagai

kata jadian dan mempunyai pengertian atau menjadi kata benda abstrak

persaudaraan, persahabatan, dan dapat pula berarti pergaulan. Dapat

dikatakan bahwa pengertian Ukhuah Islamiyah adalah gambaran tentang

hubungan antara orang-orang islam sebagai satu persaudaraan, dimana

antara yang satu dengan yang lain seakan akan berada dalam satu

ikatan. Membangun dan berusaha untuk memakmurkan bumi ini memang

Page 77: PERANAN ELIT TRADISIONAL DALAM PEMBANGUNAN …

62

sangat di anjurkan oleh agama islam. Untuk mendapat kemakmuran,

kesuksesan serta kebahagiaan dakam segala bidang.51

d. Untuk Menengahi dan Menyelesai Urusan atau Masalah yang berkenaan

dengan hukum agama

Hasil Wawancara dengan Bapak H. Muhammad Ikhsan, beliau

mengatakan bahwa:

Tokoh agama sebagai orang yang dianggap lebih kompeten

dalam masalah agama. Di harapkan dapat merubah pola pikir

masyarakat modern yang telah lupa pada kodrat, awalnya sebagai

makhluk yang beragama menjadi lebih tahu mengenai agama yang

sebenarnya dan menggunakan kemajuan teknologi pada zaman modern

ini. Sesuai dengan kapasitas yang memang benar – benar di butuhkan.

Adapun tokoh agama dalam mengatasi masalah – masalah yang di

hadapi oleh anggota masyarakatnya seperti kemiskinan, kejahatan,

peperangan, dan masalah generasi muda dalam berbuat yang macam –

macam. Sejak awal kehadiran Islam pada abad ke tujuh Masehi tata

hukumIslam sudah dipraktikkan dan dikembangkan dalam

lingkunganmasyarakat dan peradilan Islam. Oleh karena itu, dalam

pembangunan hukum agama di Desa Sungai Jernih yang mayoritas

penduduknya beragama Islam, unsur-unsur hukum agama itu harus

benar-benar diperhatikan. Untuk itu perlu wawasan yang jelas Berbicara

mengenai corak pemikiran Hukum agama dari masa ke masa, sudah

tentu hal tersebut tidak dapat lepas dari tokoh atau pemikir yang hidup

pada zaman dan lingkungannya yang turut berperan dalam mewarnai

keberagaman akan corak pemikiran Hukum agama yang ada di Desa

Sungai Jernih, diantara banyaknya para cendikiawan, khususnya yang

51

Hasil Wawancara kepada Bapak H. Muhammad Ikhsan, (13 Februari 2021)

Page 78: PERANAN ELIT TRADISIONAL DALAM PEMBANGUNAN …

63

ada di Desa Sungai Jernih. Sementara itu telah membudaya pula

penyimpangan secara tidak langsung dari ketentuan Qur'an tersebut.

Banyak kepala keluarga yang mengambil kebijaksanaan-kebijaksanaan

semasa mereka masih hidup. Para kepala keluarga ini telah membagikan

sebagian besar dari kekayaan mereka kepada anak-anak mereka,

masing-masing mendapat bagian yang sama besar tanpa membedakan

jenis kelamin, dengan membagikan harta sebagai hibahatau dengan

membuat wasiat. Sehingga, pada saat mereka meninggal, maka harta

kekayaan yang harus dibagi tinggal sedikit, atau bahkan hampir habis

sama sekali. Dalam hal ini, memang secara formal tidak terjadi

penyimpangan dari ketentuan Al-Qur'ân maupun hadits Nabi yang ada di

Desa Sungai Jernih tersebut.52

e. Mengarahkan dan Menggerakkan pemuda untuk bergiat dalam kegiatan

yang positif

Tokoh Pemuda organisasi sosial kemasyarakatan sebagai

wadah dan sarana pengembangan setiap anggota masyarakat yang tumbuh

dan berkembang atas dasar kesadaran dan tanggung jawab sosial dari,

oleh dan untuk masyarakat terutama generasi muda di wilayah Desa

Sungai Jernih. Karang taruna Desa Sungai Jernih melaksanakan kegiatan

positif yang termasuk di bidang sosial, seperti bedah rumah keluarga

miskin, memberikan bantuan kepada anak telantar (yatim/ piatu),

bantuan pangan (sembako) bagi lansia, dan mengembangkan usaha

ekonomis produktif bagi pemuda yang masih nganggur. Meskipun

demikian, karang taruna Desa Sungai Jernih melakukan sosialisasi kepada

pemuda, di maksudkan sebagai upaya pencegahan penyalahgunaan

52

. Hasil Wawancara kepada Bapak H. Muhammad Ikhsan, (13 Februari 2021)

Page 79: PERANAN ELIT TRADISIONAL DALAM PEMBANGUNAN …

64

narkoba. Karang taruna bersama – sama dengan tokoh masyarakat dan

aparat desa, sepakat dan berkomitmen, bahwa Desa Sungai Jernih bebas

dari narkoba.

Pernyataan diatas diperkuat dengan hasil wawancara dengan

Bapak Untung Prasetyo Sebagai Tokoh Pemuda Karang Taruna, beliau

mengatakan bahwa:

Karang Taruna adalah organisasi kepemudaan yang ada di

Desa Sungai Jernih. Karang Taruna merupakan wadah pengembangan

generasi muda non partisan, yang tumbuh atas dasar kesadaran dan rasa

tanggung jawab sosial dari, oleh dan untuk masyarakat khususnya

generasi muda di wilayah Desa Sungai Jernih yang mayoritas komunitas

sosial sederajat, yang terutama bergerak dibidang kesejahteraan sosial.

Sebagai organisasi sosial kepemudaan Karang Taruna merupakan

wadah pembinaan dan pengembangan serta pemberdayaan dalam upaya

mengembangkan kegiatan ekonomi produktif dengan pendayagunaan

semua potensi yang tersedia di lingkungan baik sumber daya manusia

maupun sumber daya alam yang telah ada. Sebagai organisasi

kepemudaan, Karang Taruna berpedoman pada Pedoman Dasar dan

Pedoman Rumah Tangga di mana telah pula diatur tentang struktur

pengurus dan masa jabatan di masing-masing wilayah mulai dari Desa

Sungai Jernih, sampai pada tingkat Nasional. Semua ini wujud dari pada

regenerasi organisasi demi kelanjutan organisasi serta pembinaan

anggota Karang Taruna baik dimasa sekarang maupun masa yang akan

datang. Karang Taruna didirikan dengan tujuan memberikan pembinaan

dan pemberdayaan kepada para remaja, misalnya dalam bidang

Page 80: PERANAN ELIT TRADISIONAL DALAM PEMBANGUNAN …

65

keorganisasian, ekonomi, olahraga, ketrampilan, advokasi, keagamaan

dan kesenian yang ada di Desa Sungai Jernih. 53

53

. Hasil Wawancara Dengan Bapak Untung Prasetyo Sebagai Tokoh Pemuda Karang Taruna

(14 Februari 2021)

Page 81: PERANAN ELIT TRADISIONAL DALAM PEMBANGUNAN …

66

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan pada Bab III di atas,

maka penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut.

1. Berdirinya elit tradisional desa Sungai Jernih dilaksanakan seiring dengan

perkembangan kebutuhan masyarakat dalam pembangunan. Khusunya di bidang

adat, agama, dan pemerintahan. Di mulai dengan di bentuknya perangkat

pemerintahan Desa Sungai Jernih, yaitu pada tah un 1984. Pada saat itu elit

tradisional Desa Sungai Jernih belum berfungsi secara maksimal, seiring dengan

perkembangan zaman, memasuki abad 21 (Tahun 2000). Tersebut didasarkan

pada pertimbangan-petimbangan tertentu, yairu :

a. Syarat Menjadi Tokoh Adat : memiliki wawasan yang luas atau ilmu yang

tinggi, berkarakter yang baik serta memiliki jiwa kepemimpinan yang baik,

memiliki rasa tanggung jawab yang tinggi terhadap suku nya, memiliki akhlak

yang baik untuk dapat di jadikan sebagai panutan, memiliki jiwa sosial yang

tinggi.

b. Syarat Menjadi Tokoh Agama : beragama Islam, baliqh, berahlak baik,

berilmu Agama Islam, sopan santun, pemikiran luas tentang agama, dianggap

memiliki ilmu setingkat lebih tinggi dari yang lain (Yang di tuakan dalam

ajaran agama islam).

c. Syarat Menjadi Tokoh Pemuda : berpendidikan Tinggi, sopan santun,

berwawasan luas, aktif dalam kegiatan kepemudaan, peduli terhadap

lingkungan masyarakat, bertanggung jawab.

Page 82: PERANAN ELIT TRADISIONAL DALAM PEMBANGUNAN …

67

2. Tujuan dibentuknya Elit Tradisional Di Desa Sungai Jernih

a. Memelihara dan menjaga tradisi masyarakat di Desa Sungai Jernih.

b. Mempertahankan tradisi adat istiadat, sistem nilai, sistem norma, dan

kebudayaan.

c. Memimpin dan melaksanakan peribadatan

d. Menengahi dan menyelesaikan urusan atau masalah yang berkenaan dengan

hukum agama.

e. Mengarahkan dan menggerakkan pemuda untuk bergiat dalam kegiatan yang

positif.

3. Peran dan fungsi elit tradisional di Desa Sungai Jernih dalam pembangunan Desa

Sungai Jernih anatar lain sebagai pembuat keputusan dan memiliki wewenang

untuk mengontrol pembangunan Desa Sungai Jernih melalui Badan

Permusyawaratan Desa (BPD)

B. Saran

1. Diharapkan pemerintah Kabupten Tebo lebih bersikap adil dan bijaksana

dalam pemerataan pembangunan Desa. Khusunya di Desa Sungai Jernih

Kecamatan Muara Tabir Kabupaten Tebo.

2. Untuk di masa yang akan datang, kegiatan pembangunan Desa Sungai Jernih

lebih di tingkatkan. Agar meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran bagi

masyarakat.

3. Kepada lembaga pendidikan agar lebih banyak menyediakan media

pembelajaran yang bervariasi. Agar mahasiswa bisa menerapkan strategi

untuk penyusunan yang sebaik – baiknya.

Page 83: PERANAN ELIT TRADISIONAL DALAM PEMBANGUNAN …

68

C. Penutup

Puji syukur yang sedalam-dalamnya penulis panjatkan kehadiran Allah

SWT, yang telah melimpahkan taufik dan hidayah-Nya dan bantuan pihak yang

terkait,sehingga skripsi ini dapat diselesaikan sesuai dengan jadwal yang telah di

programkan dari Fakultas Adab & Humaniora Universitas Islam Negeri Sulthan

Thaha Saifuddin Jambi. Sholawat dan beserta salam penulis limpahkan kepada

junjungan Nabi Muhammad SAW.

Skripsi ini merupakan hasil maksimal dari sebuah karya tulis yang penulis

kerjakan, namun penulis merasa banyak sekali kekurangan dalam penulisan skripsi

ini, untuk itu, saran dan kritik yang bersifat membangun sangat penulis harapkan, atas

perhatiannya penulis ucapkan banyak terima kasih.

Page 84: PERANAN ELIT TRADISIONAL DALAM PEMBANGUNAN …

DAFTAR PUSTAKA

Buku :

Abu Achmadi. 2003. Ilmu Sosial Dasar. Jakarta : Rineka Cipta

Ariyono, dan Aminuddin Siregar. 1985. Kamus Antropologi. Jakarta : Akademika

Pressindo.

Burhan Bungin (ed). 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta : PT Raja

Grafindo Persada.

Deddy I Maksudi. 1998. Pengantar Sosiologi Antropologi. Angkasa Bandung.

Diani Budiarto, dkk. 2005. Perspektif Pemerintahan Daerah Otonomi, Birokrasi,

danPelayanan Publik. Bogor : Fisip Universitas Djuanda.

Horton. 1990. Sosiologi Jilit 1. Jakarta : Erlangga.

Imam Gunawan. 2015. Metode Penelitian Kualitatif Teori dan Praktik. Jakarta :

Bumi Aksara.

Johara T, dan Jayadinata. 1999. Tata Guna Tanah dalam Perencanaan Pedesaan

Perkotaan dan Wilayah. Bandung : Institut Teknologi Bandung.

Koentjaraningrat. 2009. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta : Rineka Cipta.

Lexy J. Moleong. 2013. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung : Remaja Rosdakarya.

Maleong, Lexy. J. 2000. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT Remaja

Rosdakarya.

Mudjiono. 1991. Pengantar Tata Hukum Indonesia. Liberti Yogyakarta.

Muhammad. 2006. Metode penelitian ilmu sosial. Jakarta: Erlangga.

Mukti Ali. 1987. Beberapa Persoalan Agama Dewasa ini. Jakarta : Rajawali Pers.

Munandar Soelaiman. 1998. Dinamika Masyarakat Transisi. Yogyakarta : Pustaka

Pelajar.

Murstal Esten. 1999. Kajiaan Transformasi Budaya. Bandung : Angkasa.

Page 85: PERANAN ELIT TRADISIONAL DALAM PEMBANGUNAN …

Prof. Drs. Widjaja, dan HAW. 2003. Pemerintahan Desa/Marga. Jakarta : PT. Raja

Grafindo Persada.

Raco. 2010. Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta : PT. Gramedia Widiasarana

Indonesia.

Robert Redfield. 1985. Masyarakat Petani dan Kebudayaan. Jakarta : Rajawali Press.

Robert Redfield. 1995. Masyarakat Petani dan Kebudayaan. Jakarta : Rajawali Press.

Robert Van Niel. 1983. Munculnya Elit Modern Indonesia. Jakarta : Pustaka Jaya.

Sagimun. 1985. Adat Istiadat Daerah Jambi. Jakarta : Departemen Pendidikan Dan

Kebudayaan.

Sedarmayanti. 2004. Ilmu Sosial Dasar. Jakarta : Rineka Cipta.

Siddi Gazalba. 1969. Pengantar Kebudayaan Sebagai Ilmu. Jakarta : Pustaka

Antara.

Soekanto. 1985. kamus sosiologi. Jakarta : CV. Raja Wali.

Soekanto. 1990. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta : CV. Rajawali.

Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Kuantitatif,Kualitatif dan R&D. Bandung :

Alfabeta.

W.J.S. 1985. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta : PN Balai Pustaka.

Dokumen :

Dokumen Desa Sungai Jernih Tahun 2000.

Dokumen Kecamatan Muara Tabir Tahun 2000 – 2020.

Hasil Wawancara kepada Bapak H. Muhammad Ikhsan Tahun 2021.

Hasil Wawancara Dengan Bapak Kumpul Sebagai BPD Desa Sungai Jernih Tahun

2021.

Hasil Wawancara Dengan Mbah Wakijo Selaku Tokoh Adat Desa Sungai Jernih

Tahun 2021.

Hasil Wawancara Dengan Bapak Mardiansyah Sebagai Kepala Dusun V Tahun 2021.

Page 86: PERANAN ELIT TRADISIONAL DALAM PEMBANGUNAN …

Hasil Wawancara Dengan Bapak Kepala Desa Sungai Jernih Harifno B.S Tahun

2021.

Hasil Wawancara Dengan Bapak Napi Selaku Kepala Dusun IV Tahun 2021.

Hasil Wawancara Dengan Bapak Untung Prasetyo Sebagai Tokoh Pemuda Karang

Taruna Tahun 2021.

Profil Desa Sungai Jernih Kecamatan Muara Tabir Kabupaten Tebo Tahun 2010.

Jurnal :

Dwi Sholeh. 2011. “ Peranan Elit Tradisional Dalam Masyarakat Pedesaan Tabir

Tahun 1982 – 2011”. Jambi : Skripsi Fakultas Keguruan Dan Ilmu

Pendidikan Uniersitas Batang Hari Jambi.

Idris Djakfar. 1992. “ Peranan Adat Dalam Pembinaan Kebudayaan Daerah”. Jambi

: Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan.

Lely Risnawati Daulay. 2010. “ Ilmu Alamiah Budaya Sosial Dasar”. Bandung :

Cipta Pustaka Media Perintis.

Mukhtar. 2007. “ Bimbingan Skripsi, Thesis dan Artikel Ilmiah”. Jambi : Suthan

Thaha Press.

Page 87: PERANAN ELIT TRADISIONAL DALAM PEMBANGUNAN …

INSTRUMEN PENGUMPULAN DATA (IPD)

Judul Skripsi : Peranan Elit Tradisional Dalam Pembangunan Masyarakat Pedesaan

Di Desa Sungai Jernih Tahun 2000 – 2020 Kecamatan Muara Tabir Kabupaten Tebo

A. Observasi

1. Mengamati berdirinya Peranan Elit Tradisional Dalam Pembangunan

Masyarakat Pedesaan Di Desa Sungai Jernih Tahun 2000 – 2020 ?

2. Tujuan dibentuknya Elit Tradisional Desa Sungai Jernih Tahun 2000 –

2020 ?

3. Peran dan fungsi Elit Tradisional Dalam Pembangunan Masyarakat

Pedesaan Di Desa Sungai Jernih Tahun 2000 – 2020 ?

B. Wawancara

1. Bagaimana Berdirinya Peranan Elit Tradisional Dalam Pembangunan

Masyarakat Pedesaan Di Desa Sungai Jernih Tahun 2000 – 2020 ?

2. Apa yang dimaksud dengan Fungsi Peranan Elit Tradisional Dalam

Pembangunan Masyarakat Pedesaaan Di Desa Sungai Jernih Tahun 2000

– 2020 ?

3. Apa alasan masyarakat mempertahankan Peranan Elit Tradisional Dalam

Pembangunan Masyarakat Pedesaan Di Desa Sungai Jernih Tahun 2000 –

2020 ?

4. Sejak kapan masyarakat melakukan Peranan Elit Tradisional Dalam

Pembangunan Masyarakat Pedesaan Di Desa Sungai Jernih Tahun 2000-

2020 ?

5. Siapa saja yang biasanya menjadi Peranan Elit Tradisional Dalam

Pembangunan Masyarakat Pedesaan Di Desa Sungai Jernih Tahun 2000-

2020 ?

Page 88: PERANAN ELIT TRADISIONAL DALAM PEMBANGUNAN …

6. Apa tujuan dibentuknya Elit Tradisional Desa Sungai Jernih Tahun 2000 –

2020 ?

C. Dokumentasi

1. Foto – foto

2. Dokumentasi

3. wawancara

Page 89: PERANAN ELIT TRADISIONAL DALAM PEMBANGUNAN …
Page 90: PERANAN ELIT TRADISIONAL DALAM PEMBANGUNAN …
Page 91: PERANAN ELIT TRADISIONAL DALAM PEMBANGUNAN …

DAFTAR NAMA-NAMA INFORMAN

1. Nama : Bapak Harifno B.S

Umur : 55 tahun

Pekerjaan : Kepala Desa Sungai Jernih

Agama : Islam

2. Nama : Bapak Mardiansyah

Umur : 34 tahun

Pekerjaan : Tokoh Pemuda Desa Sungai Jernih

Agama : Islam

3. Nama : Bapak Kumpul

Umur : 56 tahun

Pekerjaan : Ketua BPD Desa Sungai Jernih

Agama : Islam

4. Nama : Bapak Napi

Umur : 35tahun

Pekerjaan : Tokoh Agama Desa Sungai Jernih

Agama : Islam

5. Nama : Bapak H. Muhammad Ikhsan

Umur : 35 tahun

Pekerjaan : Tokoh Agama Desa Sungai Jernih

Agama : Islam

6. Nama : Untung Prasetyo S.Pd

Umur : 33 tahun

Pekerjaan : Tokoh Pemuda Desa Sungai Jernih

Agama : Islam

7. Nama : Mbah Wakijo

Umur : 65 tahun

Page 92: PERANAN ELIT TRADISIONAL DALAM PEMBANGUNAN …

Pekerjaan : Tokoh Adat Desa Sungai Jernih

Agama : Islam

8. Nama : Ari Haryanto

Umur : 35 tahun

Pekerjaan : Tokoh Adat Desa Sungai Jernih

Agama : Islam

9. Nama : Murito

Umur : 38 tahun

Pekerjaan : Tokoh Adat Desa Sungai Jernih

Agama : Islam

10. Nama : Bapak Parjio

Umur : 33 tahun

Pekerjaan : Remaja Masjid Desa Sungai Jernih

Agama : Islam

Page 93: PERANAN ELIT TRADISIONAL DALAM PEMBANGUNAN …

LAMPIRAN

Gambar 1 : Denah Lokasi Desa Sungai Jernih

Adapun batas-batas wilayah Kecamatan Muara Tabir yaitu sebagai

berikut:

a. Sebelah Utara : Desa Bangun Seranten

b. Sebelah Selatan : Desa Tanah Garo

c. Sebelah Barat : Desa Sungai Bulian Tabir Timur Merangin

d. Sebelah Timur : Desa Tambun Arang

Page 94: PERANAN ELIT TRADISIONAL DALAM PEMBANGUNAN …

Gambar 2 : wawancara dengan bapak Harifno B.S selaku kepala Desa Sungai Jernih

Kecamatan Muara Tabir Kabupaten Tebo.

Gambar 3 : wawancara dengan bapak Kumpul selaku BPD Desa Sungai Jernih

Kecamatan Muara Tabir Kabupaten Tebo

Page 95: PERANAN ELIT TRADISIONAL DALAM PEMBANGUNAN …

Gambar 4 : Wawancara dengan bapak H. Muhammad Ikhsan selaku Tokoh Agama di

Desa Sungai Jernih Kecamatan Muara Tabir Kabupaten Tebo

Page 96: PERANAN ELIT TRADISIONAL DALAM PEMBANGUNAN …

Gambar 5 : Wawancara Dengan Bapak Napi Selaku Kepala Dusun IV Desa Sungai

Jernih Kecamatan Muara Tabir Kabupaten Tebo

Page 97: PERANAN ELIT TRADISIONAL DALAM PEMBANGUNAN …

Gambar 6 : Proses pembangunan pasar Desa Sungai Jernih kecamatan Muara Tabir

Kabupaten Tebo mulai berkembang dari tahun 2000 – 2020.

Page 98: PERANAN ELIT TRADISIONAL DALAM PEMBANGUNAN …

Gambar 7 : Proses dari sektor jalan Desa Sungai Jernih Kecamatan Muara Tabir

Kabupaten Tebo dari tahun 2000 - 2020 yang dahulu hanya masih tanah dan

sekarang mulai berkembang walau sudah mulai pecah – pecah dan hancur lagi.

Page 99: PERANAN ELIT TRADISIONAL DALAM PEMBANGUNAN …

Gambar 8 : Adapun gedung perlombaan MTQ di Desa Sungai Jernih Kecamatan

Muara Tabir Kabupaten Tebo dari Tahun 2000 – 2020 mulai berkembang. Dan

gedung tersebut bisa d gunakan sarana prasarana dari segi apapun.

Page 100: PERANAN ELIT TRADISIONAL DALAM PEMBANGUNAN …

CURRICULUM VITAE

Nama : Imam Parwoko

Tempat / Tanggal lahir : Sungai Jernih, 27 Juni 1996

NIM : 402170803

Fakultas : Adab dan Humaniora

Jurusan : Sejarah Peradaban Islam

Jenis Kelamin : Laki-Laki

Status : Belum Menikah

Nama Ayah : Misran

Nama Ibu : Turmini

Anak Ke : 3 dari 4 bersaudara

Alamat Asal : Desa Sungai Jernih, Kecamatan Muara Tabir,

Kabupaten Tebo

Alamat Sekarang : Mendalo, Perumahan Valencia