stroke hemoragic

10
LAPORAN PENDAHULUAN (PROFESI KMB) STROKE HEMORAGIK 1. DEFINISI Stroke atau cedera serebrovaskuler (cerebrovascular accident / CVA) adalah kehilangan fungsi otak yang diakibatkan oleh berhentinya suplai darah ke bagian otak (Smeltzer & Stroke haemoragic ter%adi karena perdarahan subarachnoid dan pecahnya pembuluh d tertentu$ Stroke adalah masalah neurologik primer di dunia dan peringkat ketiga penyebab k mortalitas mencapai ' * +, untuk stroke pertama dan sebesar -" untuk strok .erdapat kira*kira " %uta orang bertahan hidup dari stroke yang mempunyai bebera dan dari angka ini # memerlukan bantuan dalam aktivitas kehidupan sehari*hari

description

laporan pendahuluan

Transcript of stroke hemoragic

LAPORAN PENDAHULUAN (PROFESI KMB)STROKE HEMORAGIK

1. DEFINISIStroke atau cedera serebrovaskuler (cerebrovascular accident/ CVA) adalah kehilangan fungsi otak yang diakibatkan oleh berhentinya suplai darah ke bagian otak (Smeltzer & Bare, 2002). Stroke haemoragic terjadi karena perdarahan subarachnoid dan pecahnya pembuluh darah otak tertentu.Stroke adalah masalah neurologik primer di dunia dan peringkat ketiga penyebab kematian. Laju mortalitas mencapai 18% - 37% untuk stroke pertama dan sebesar 62% untuk stroke selanjutnya. Terdapat kira-kira 2 juta orang bertahan hidup dari stroke yang mempunyai beberapa kecacatan dan dari angka ini 40% memerlukan bantuan dalam aktivitas kehidupan sehari-hari.

2. ETIOLOGIStroke biasanya diakibatkan dari salah satu empat kejadian: (1) trombosis (bekuan darah di dalam pembuluh otak atau leher); (2) embolisme serebral (bekuan darah atau material lain yang dibawa ke otak dari bagian tubuh yang lain; (3) iskemia (penurunan aliran darah ke area otak); dan (4) hemoragi serebral (pecahnya pembuluh darah serebral dengan perdarahan ke dalam jaringan otak atau ruang sekitar otak) akibatnya adalah penghentian suplai darah ke otak yang menyebabkan kehilangan sementara atau permanen gerakan, berpikir, memori, bicara, atau sensasi. Pada stroke hemoragik biasanya diakibatkan dengan hemoragi serebral yang dapat terjadi di luar durameter (hemoragi ekstradural atau epidural), dibawah durameter (hemoragi subdural), di ruang subarakhnoid (hemoragi subarakhnoid) atau di dalam substansi otak (hemoragi intraserebral).

Hemoragi ekstradural adalah kedaruratan bedah neuro yang memerlukan perawatan segera, biasanya diikuti dengan fraktur tengkorak dengan robekan arteri. Pasien yang mengalami hal ini harus diatasi dalam beberapa jam untuk mempertahankan hidup. Hemoragi subdural pada dasarnya sama dengan hemoragi epidural, namun pembentukan hematoma lebih lama karena biasanya yang mengalami kerusakan adalah jembatan vena yang robek. Hemoragi subarakhnoid dapat terjadi sebagai akibat trauma atau hipertensi, sedangkan hemoragi intraserebral terjadi karena hipertensi dan aterosklerosis serebral. Perubahan degeneratif karena penyakit ini biasanya menyebabkan ruptur pembuluh darah. Stroke sering terjadi pada kelompok usia 40 sampai 70 tahun. Pada seseorang yang usia kurang dari 40 tahun, hemoragi intraserebral biasanya disebabkan oleh malformasi arteri-vena, hemangiosblastoma, dan trauma, adanya tumor otak, dan penggunaan medikasi (narkotika dan zat adiktif).

3. FAKTOR RISIKOFaktor risiko terjadinya stroke adalah;a. Hipertensifaktor risiko utamab. Penyakit kardiovaskular embolisme serebral yang berasal dari jantung, seperti penyakit arteri koronaria, gagal jantung kongestif, hipertrofi ventrikel kiri, abnormalitas irama, penyakit jantung kongestif.c. Kolestrol tinggid. Obesitase. Peningkatan hemotokrit meningkatkan risiko infark serebralf. Diabetesg. Kontrasepsi oral yang disertai dengan hipertensi, merokok, dan kadar ekstrogen tinggih. Merokoki. Penyalahgunaan obat, khususnya kokainj. Konsumsi alkohol

4. PATOFISIOLOGIStroke hemoragik terjadi karena adanya hematoma di dalam kranial (epidural, subdural, atau intraserebral). Stroke hemarogik sering kali terjadi secara tiba-tiba, seperti saat terjadi cedera kepala. Darah berkumpul di dalam ruang epidural (ekstradural) di antara tengkorak dan dura. Keadaan ini biasanya disebabkan dari fraktur tulang tengkorak yang menyebabkan arteri meningeal putus atau rusak (laserasi), adanya penekanan pada otak dari arteri ini menyebabkan hemoragik. Pada saat otak yang rusak membengkak atau terjadi penumpukan darah yang cepat, menyebabkan peningkatan tekanan intrkranial (TIK). Akibat dari peningkatan TIK dan edema serebral menyebabkan jaringan otak dan struktur internal otak menjadi kaku. Perubahan posisi ke bawah atau lateral (herniasi) terhadap struktur yang kaku menimbulkan iskemia, infark, kerusakan otak ireversible, dan kematian. Terjadinya defisit neurologis menyebabkan pasien mengalami anosmia (tidak dapat mencium bau-bauan), abnormalitas gangguan mata, defisit neurologik (afasia, defek memori, kejang postraumatik, epilepsi). Pasien juga akan mengalami sisa penurunan psikologis organik(melawan, emosi labil, tidak punya malu, perilaku agresif).

Stroke Hemoragik

Ruptur pembuluh darah Cerebral

Volume/ Masa cranial

TIK

Jaringan otak dan struktur internal otak menjadi kaku

Herniasi

Defisit Neurologis Mendadak

5. MANIFESTASI KLINIS DAN KOMPLIKASIStroke menyebabkan defisit neurologik, sesuai dengan lokasi lesi (pembuluh darah yang tersumbat), ukuran area yang perfusi tidak adekuat, dan jumlah aliran darah kolateral (sekunder atau aksesori).Berikut ini defisit neurologik yang biasa terjadi (Smeltzer & Bare, 2002):Defisit NeurologikManifestasi

Defisit Lapang Penglihatan Homonimus hemianopsia (kehilangan setengah lapang penglihatan)

Kehilangan penglihatan perifer

Diplopia- Tidak menyadari orang atau objek di tempat kehilangan penglihatan- Mengabaikan salah satu sisi tubuh- Kesulitan menilai jarak- Kesulitan melihat pada malam hari- Tidak menyadari objek atau batas objek- Penglihatan ganda

Defisit Motorik Hemiparesis

Hemiplegia

Ataksia

Disartria

Disfagia- Kelemahan wajah, tangan, dan kaki pada sisi yang sama (karena lesi pada hemisfer yang berlawanan)- Kelemahan wajah, tangan, dan kaki pada sisi yang sama (karena lesi pada hemisfer yang berlawanan)- Berjalan tidak mantap, tegak- Tidak mampu menyatukan kaki, perlu dasar berdiri yang luas- Kesulitan dalam membentuk kata- Kesulitan dalam menelan

Defisit sensori Parestesia (terjadi pada sisi berlawanan dari lesi)- Kebas dan kesemutan pada bagian tubuh- Kesulitan dalam propriosepsi

Defisit verbal Ataksia ekspresif

Ataksia reseptif

Ataksia global- Tidak mampu membentuk kata yang dapat dipahami- Tidak mampu memahami kata yang dibicarakan; mampu bicara tapi tidak masuk akal- Kombinasi baik ataksia ekspresif dan reseptif

Defisit kognitif- Kehilangan memori jangka pendek dan panjang- Penurunan lapang perhatian- Kerusakan kemampuan untuk berkonsentrasi- Alasan abstrak buruk- Perubahan penilaian

Defisit Emosional- Kehilangan control diri- Labilitas emosional- Penurunan toleransi pada situasi yang menimbulkan stress- Depresi- Menarik diri- Rasa takut, bermusuhan dan marah- Perasaan isolasi

6. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIKa. Angiografi serebralMembantu menentukan penyebab stroke secara spesifik. Seperti: perdarahan atau obstruksi arteri, adanya titik oklusi atau rupturb. CT ScanMemperlihatkan adanya edema, hematoma, ischemia dan adanya infarkc. Lumbal FungsiMenunjukkan adanya tekanan normal dan biasanya ada trombosis, emboli serebral dan TIA. Protein meningkat berhubungan dengan adanya proses inflamasid. MRIMenunjukkan daerah yang mengalami infarke. Ultrasonografi DoplerMengidentifikasi penyakit arteriovenaf. EEGMengidentifikasi masalah didasarkan pada gelombang otak dan mungkin memperlihtakan daerah lesi yang spesifik

7. PENATALAKSANAAN Penatalaksanaan awal selama fase akuta. Mempertahankan jalan nafas dan ventilasi adekuat adalah prioritas dalam fase ini Pasien ditempatkan pada posisi lateral dengan kepala tempat tidur agak ditinggikan sampai tekanan vena serebral berkurang Intubasi endotrakel dan ventilasi mekanik perlu untuk pasien dengan stroke massif, karena henti nafas biasanya faktor yang mengancam kehidupan pada situasi ini Pantau adanya komplikasi pulmonal (aspirasi, atelektasis, pneumonia) Pantau ukuran dan irama jantung serta tanda gagal jantung kongestif Penatalaksanaan Medis Pemberian diuretik (menurunkan edema serebral) Antikoagulan (mencegah terjadinya atau memberatnya trombosis atau embolisasi dari tempat lain dalam sistem kardiovaskuler. Antitrombosit (perlu diberikan karena trombosit memainkan peranan penting dalam pembentukan thrombus dan embolisasi)

8. PENGKAJIANAKTIFITAS/ ISTIRAHATTanda: Merasa kesulitan untuk melakukan aktifitas karena kelemahan, kehilangan sensasi atau paralysis.Gejala: Gangguan tonus Otot Gangguan penglihatan Gangguan tingkat kesadaran

SIRKULASITanda: Adanya penyakit jantung , Keterangan : Polisitemia Riwayat hipotensi postural Gejala ; Hipertensi arterial Nadi, Frekwensi: kali/ menit, Kuat/ lemah. Regular/ ireguler. Disaritmia Perubahan EKG Desiran pada karotis, femoralis, dan arteri iliaka/ aorta yang abnormal

INTEGRITAS EGOTanda: Perasaan tidak berdaya Perasaan putus asa Gejala: Emosi yang labil Ketidaksiapan untuk marah, sedih dan gembira Kesulitan untuk mengekspresikan diri

ELIMINASIGejala: Perubahan pola berkemih sepert; inkontinensia/ anuria. Distensi abdomen ( distensi kandung kemih berlebihan ) Bising usus negative ( ileus paralitik)

MAKANAN/ CAIRANTanda: Kesulitan menelan (gangguan pada refleks palatum dan faringea). Obesitas (faktor resiko)Gejala: Nafsu makan hilang Mual, Muntah selama fase akut (peningkatan TIK) Kehilangan sensasi (rasa kecap) pada lidah, pipi dan tenggorokan. Dyspagia Adanya riwayat diabetes , peningkatan lemak dalam darah ,, normal:

NEUROSENSORITanda: Status mental/ tingkat kesadaran =E:.., M: .., V: . GCS = Lethargi Apatis Menyerang Penurunan memori Pemecahan masalah Ekstremitas/ paralysis Genggaman tidak sama Reflek tendon melemah secara kontralateral Pada wajah terjadi paralisi/ parese (ipsilateral) Afasia motorik Afasia reseftif/ sensorik Kehilangan rangsang visual Kehilangan rngsang pendengaran taktil/ agnosia) Kehilangan kemampuan menggunakan motorik saan pasien ingin menggunakannya (apraksia) Ukuran/ reaksi pupil tidak sama Dilatasi/ miosis pupil ipsilateral ( perdarahan/ herniasi) Kekakuan nukal biasanya karena perdarahan. Kejang karena adanya pencetus perdarahan Gejala: Sinkope/ pusing ( sebelum serangan CSV/ selama TIA) Sakit kepala Kelemahan/ kesemutan kebas Penglihatan menurun Penglihatan ganda

NYERI/ KENYAMANANTanda: Tingkah laku yang stabil/ gelisah, ketegangan pada otot/ fasia Sakit kepala dengan intensitas yang berbeda- bedaGejala: Sakit kepala dengan intensitas yang berbeda- beda

PERNAFASANTanda: Ketidak mampuan menelan/ batuk/ hambatan jalan nafas Timbulnya pernafasan sulit dan / atau tidak teratur Suara nafas terdengar/ ronki (aspirasi sekresi) Gejala: Merokok (faktor resiko)

KEAMANANTanda: Motorik/ sensorik, masalah dengan penglihatan Perubahan persepsi terhadap orientasi tempat tubuh (stroke kanan) Kesulitan untuk melihat obyek kesisi kiri (pada stroke kanan) Hilang kewaspadaan terhadap bagian tubuh yang sakit Tidak mampu mengenali obyek , warna/ kata dan wajah yang pernah dikenalnya dengan baik Gangguan berespon terhadap panas dan dingin/ gangguan regulasi suhu tubuh Kesulitan dalam menelan, tidak mampu memenuhi kebutuhan nutrisi sendiri Gangguan dalam memutuskan, perhatian sedikit terhadap keamanan, tidak sabar/ kurang kesadaran diri (stroke kanan)

INTERAKSI SOSIALTanda: Masalah bicara, ketidakmampuan untuk berkomunikasi

PENYULUHAN/ PEMBELAJARANTanda:Adanya riwayat hipertensi pada keluarga, Stroke (faktor resiko) Pemakaian kontrasepsi oral Kecanduan alkohol

9. DIAGNOSA KEPERAWATAN YANG MUNGKIN MUNCULa. Gangguan perfusi cerebral berhubungan dengan penurunan aliran darah ke otakb. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan penurunan kesadaran dan kelemahan c. Resiko tinggi terjadinya cedera berhubungan dengan penurunan fungsi neuromusculard. Gangguan komunikasi verbal berhubungan dengan : kerusakan area pusat pembicaraan diotak.e. Gangguan Mobilisasi fisik berhubungan dengan kelemahan atau kelumpuhan anggota tubuhf. Gangguan persepsi sensori berhubungan dengan adanya gangguan dalam hantaran, integrasi dan penerimaan sensori akibat trauma neurologyg. Kurang pengetahuan tentang proses penyakit dan pengobatan/perawatan berhubungan dengan keterbatasan kognitif, kesalah pahaman pengertian informasi, kurangnya sumber informasi.

DAFTAR PUSTAKA:Ignatavicius, D.D and M.L Workman.(2006). Medical Surgical Nursing: Critical Thinking for Collaborative Care. 5th Ed. Missouri: Elsevier SaundersSmeltzer, S. C. and Bare, B. G. (2002). Buku ajar keperawatan medikal-bedah Brunner & Suddarth. Ed. 8 Vol.1. Jakarta: EGC.Wilkinson, Judith. M. (2006). Buku Saku Diagnosis Kepewaratan dengan Intervensi NIC dan Kriteria Hasil NOC 17th ed. Jakarta : EGC.