STRES PADA GURU WANITA DI FULLDAY SCHOOL: STUDI EKSPLORATIF · EKSPLORATIF Abstrak Stres bisa...
Transcript of STRES PADA GURU WANITA DI FULLDAY SCHOOL: STUDI EKSPLORATIF · EKSPLORATIF Abstrak Stres bisa...
STRES PADA GURU WANITA
DI FULLDAY SCHOOL: STUDI EKSPLORATIF
Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Magister
Psikologi Profesi (S2) Jurusan Psikologi Fakultas Psikologi
Oleh :
LOLITA AJENG PRATIWI
T 100 090 129
PROGRAM PENDIDIKAN MAGISTER PSIKOLOGI PROFESI
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2018
i
HALAMAN PERSETUJUAN
STRES PADA GURU WANITA
DI FULLDAY SCHOOL : STUDI EKSPLORATIF
PUBLIKASI ILMIAH
Oleh :
LOLITA AJENG PRATIWI
T 100 090 129
Telah diperiksa dan disetujui untuk diuji oleh :
Penguji Pendamping I
Dr.Moordiningsih.,M.Si., Psikolog NIK. 876
Penguji Pendamping II
Dr.Lisnawati Ruhaena., M.Si., Psikolog NIK. 836
ii
HALAMANPENGESAHAN
STRES PADA GURU WANITA DI FULLDAY SCHOOL : STUDI
EKSPLORATIF
Oleh :
LOLITA AJENG PRATIWI
T 100090129
Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji
Fakultas Psikologi
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Pada hari Senin, 18 Desember 2017
Dan dinyatakan telah memenuhi syarat
1. Dr. Moordiningsih., M.Si., Psikolog
Penguji Utama
2. Dr. Lisnawati Ruhaena., M.Si., Psikolog
Penguji Pendamping
3. Dr. Wiwien Dinar P., M.Si., Psikolog
Penguji Tamu
Mengetahui,
Dekan Fakultas Psikologi
Dr. Moordiningsih., M.Si., Psikolog
NIK : 876
Ketua Program
Magister Psikologi Profesi
Dr. Lisnawati Ruhaena., M.Si., Psikolog
NIK. 836
iii
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam publikasi ilmiah ini tidak
terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kemagisteran di
suatu perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya
atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan orang lain, kecuali secara
tertulis diacu dalam naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Apabila kelak terbukti ada ketidakbenaran dalam pernyataan saya di atas,
maka akan saya pertanggungjawabkan sepenuhnya.
Surakarta, 9 Februari 2018
Penulis
LOLITA AJENG PRATIWI
T 100 090 129
1
STRES PADA GURU WANITA DI FULLDAY SCHOOL : STUDI
EKSPLORATIF
Abstrak
Stres bisa terjadi pada setiap manusia, bahkan hampir semua orang dewasa pernah
mengalaminya. Salah satunya adalah wanita yang sudah berkeluarga sekaligus
bekerja sebagai guru di fullday school, karena hal ini berhubungan dengan peran
ganda yang dijalani secara bersamaan. Penelitian ini bertujuan untuk
mendeskripsikan kondisi stres pada guru wanita di fullday school sehingga
diharapkan dapat menyusun rancangan program sebagai upaya meningkatkan
kemampuan diri menghadapi kondisi stres. Metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah kuantitatif dengan pendekatan eksploratif. Pengumpulan data
dilakukan dengan pemberian kuesioner terbuka yang memuat pernyataan terkait
dengan penyebab terjadinya stres, gejala yang muncul dari stres, dampak yang
terjadi saat mengalami stres serta koping yang dilakukan untuk menghadapi
kondisi stres. Informan penelitian ini adalah guru wanita yang bekerja di fullday
school wilayah Surakarta. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor penyebab
stres yang terjadi pada subjek adalah kesulitan mengelola waktu ketika tugas dari
sekolah dan urusan di rumah muncul secara bersamaan. Gejala fisik yang muncul
saat mengalami stres yaitu menjadi cepat lelah sedangkan gejala psikis yang
muncul yaitu perasaan sedih. Strategi subjek untuk mengatasi kondisi stres adalah
dengan mengelola waktu dan berdiskusi dengan suami. Berdasarkan penjelasan
deskripsi kondisi stres tersebut maka peneliti mencoba untuk menyusun program
berupa pelatihan manajemen diri.
Kata kunci : guru fullday school, konflik peran ganda, stres
Abstract. Stress can happen to every human, even almost all adults have
experienced it. One of them is a woman who is married and works as a teacher in
fullday school, because this is related to the multiple roles that are undertaken
simultaneously.This study aims to describe the condition of stress in female
teachers in fullday school so it is expected to develop the program design as an
effort to improve self-ability to face stressful conditions. The method used in this
research is quantitative with explorative approach. The data were collected by
giving an open questionnaire containing statements related to the causes of stress,
symptoms that arise from stress, the impact that occurs when experiencing stress
and coping done to deal with stress conditions. Informant of this research is
women teachers who work in fullday school in Surakarta. The results showed that
the stress factor that occurs in the subject is the difficulty managing the time when
the tasks of the school and home affairs appear simultaneously.Physical
symptoms that arise when experiencing stress that is becoming tired quickly while
the psychic symptoms that appear that feeling sad. The subject's strategy for
dealing with stressful conditions is to manage time and discuss with the husband.
Based on the description of the stress condition condition, the researcher tries to
arrange the program in the form of self management training.
Keywords: full day school teacher, double role conflict, stress
2
1. PENDAHULUAN
Setiap manusia dewasa baik laki-laki maupun wanita pasti pernah
mengalami kondisi stres dalam kehidupannya. Stres dapat dialami oleh siapapun
dan apapun statusnya. Baik seseorang yang belum menikah ataupun yang sudah
menikah. Stres juga dapat dialami oleh seseorang apapun profesi kerja mereka.
Menurut Richard (2010) stres adalah suatu proses yang menilai suatu peristiwa
sebagai sesuatu yang mengancam, ataupun membahayakan dan individu
merespon peristiwa itu pada level fisiologis, emosional, kognitif dan perilaku.
Penyebab dari munculnya kondisi stres individu akan berbeda-beda.
Pada wanita yang sudah menikah memiliki peran yang beragam sebagai
seorang istri, ibu rumah tangga, pengasuh anak, menjalankan tugas reproduksi,
anggota masyarakat dan saat ini banyak juga wanita yang ikut mencari nafkah.
Menurut Alghaasyiyah (2014) peran wanita sendiri dalam rumah tangga pada
dasarnya dapat digolongkan menjadi tiga. Pertama yaitu peran tradisional dimana
peran ini mengharuskan wanita mengerjakan seluruh pekerjaan rumah tangga dan
ibu merupakan figur yang paling menentukan dalam membentuk pribadi anak.
Kedua, peran transisi dimana wanita dapat bekerja di luar rumah untuk membantu
perekonomian keluarga misalkan sebagai tenaga tambahan dalam bidang
pertanian atau buruh di pabrik dan yang ketiga adalah peran kontemporer, wanita
hanya memiliki peran di luar rumah tangga atau sebagai wanita karier.
Pada penelitian ini berfokus pada peran wanita transisi. Hal ini berarti
bahwa dalam kesehariannya wanita memiliki peran ganda yaitu sebagai ibu rumah
tangga sekaligus sebagai pencari nafkah. Peran ganda jika tidak dilakukan secara
seimbang dapat memberikan konsekuensi yang berat bagi wanita yaitu munculnya
konflik atau mengalami pertentangan antara tangggung jawab yang dimilikinya
sebagai istri dan ibu dengan tugas-tugas yang harus dilakukannya dalam pekerjaan
(Putrianti, Flora G., 2007; White, Hill, McGovern, Mills, & Smeaton, 2003;
Apollo dan Cahyadi, 2012; Chusniatun, Kuswardhani, Suwandi, 2014).
Kehidupan di rumah dan kehidupan di tempat kerja adalah dua area
penting yang saling terkait dan mempengaruhi satu sama lain (Namasivayam dan
Zhao, 2007). Lebh lanjut dijelaskan oleh Carlson dan Kacmar (2000) bahwa
3
kehidupan kerja seorang individu dipengaruhi oleh variabel keluarga (seperti
jumlah anak, usia, dan dukungan dari keluarga pasangan) dan kehidupan keluarga
dipengaruhi oleh kebutuhan pekerjaan. Pekerjaan bisa mengganggu keluarga dan
sebaliknya. Bila masalah terkait pekerjaan akan mempengaruhi kehidupan
keluarga yang memunculkan konflik kerja-rumah dan sebaliknya ketika masalah
terkait keluarga memunculkan konflik pekerjaan-keluarga. Selain itu, Erdamar
dan Demirel (2014) juga mengungkapkan bahwa konflik menimbulkan
konsekuensi negatif bagi keluarga dan kehidupan kerja. Misalnya, saat konflik
kerja-keluarga akan mengurangi kepuasan kerja, konflik keluarga-pekerjaan
menurunkan kepuasan pernikahan.
Menurut National Safety Council (dalam Pratama, 2012) terdapat daftar
pekerjaan yang lebih menyebabkan stres, yaitu pegawai pos, pialang saham,
jurnalis, pilot pesawat, manajer tingkat menengah, sekretaris, polisi, perawat,
petugas customer service, pelayan, guru, penambang, pengatur lalu lintas,
pemadam kebakaran, paramedis. Menurut penelitian Travers & Cooper dalam The
Scottish Council for Research in Education (2002) menemukan bahwa 23% dari
1800 sampel guru yang diteliti memiliki hubungan yang signifikan dengan
kejadian sakit. Penyakit tersebut seperti gangguan pada punggung yang
menyebabkan guru mendapatkan izin untuk tidak mengajar. Selain itu, penelitian
Sugijanto (1999) menunjukkan dari 326 responden guru, ditemukan bahwa 168
responden (51,5%) mengalami stres dan yang tergolong tidak stres berjumlah 158
responden (48,5%). Penelitian Apollo dan Cahyadi (2012), salah satu gejala sosial
yang terjadi di Indonesia dan banyak mendapatkan perhatian beberapa tahun
terakhir ini yaitu tentang meningkatnya peran kaum wanita di tengah masyarakat
sebagai dokter, perawat, bidan, guru, dosen, pengusaha maupun politisi.
Berdasar hasil penelitian-penelitian di atas, salah satu pekerjaan yang
memiliki tuntutan kerja cukup berat yaitu guru. Guru di fullday school akan
menghabiskan waktu di sekolahan dari pagi hari hingga sore hari. Guru yang
bekerja di sekolah dengan program “fullday” membutuhkan waktu dan energi
lebih banyak dibandingkan dengan guru yang bekerja di sekolah non-full day.
Mereka harus berada di sekolah dari pagi sampai sore mendidik, menjaga dan
4
mengurus siswa-siswinya. Sekolah fullday school memberlakukan proses belajar
mengajar sepanjang hari yang diberlakukan dari pagi sampai sore hari, mulai
pukul 06.45-15.30 WIB dengan durasi istirahat setiap dua jam sekali. Dengan
demikian, sekolah dapat mengatur jadwal pelajaran dengan leluasa, disesuaikan
dengan bobot mata pelajaran dan ditambah dengan pendalaman materi. Hal yang
diutamakan dalam fullday school adalah pengaturan jadwal mata pelajaran dan
pendalaman.
Berdasarkan keluhan beberapa guru yang merasa terbebani dengan
perannya sebagai guru sekaligus menjadi ibu rumah tangga, peneliti melakukan
wawancara kepada dua orang guru wanita pada salah satu sekolah fullday di
Surakarta. Hasil yang diperoleh dari wawancara dapat disimpulkan bahwa alasan
bekerja yaitu untuk membantu suami dalam mencukupi kebutuhan rumah
tangganya. Namun demikian pada kenyataannya kedua peran yang dijalani tidak
berjalan dengan baik, yaitu muncul konflik dalam diri sendiri maupun dengan
pasangan. Beban pekerjaan yang banyak dan tuntutan sebagai ibu rumah tangga
membuat subjek kesulitan membagi waktu. Terkadang kedua tugas tersebut
muncul bersamaan, sehingga membuat subjek harus memprioritaskan salah satu
tugasnya. Kondisi tersebut membuat subjek merasa tertekan, di sisi lain keluhan-
keluhan fisik dan psikis pun muncul dalam diri subyek seperti; mudah lelah,
insomnia, pusing, mulai terserang flu. Sedangkan reaksi emosional yang terjadi
adalah rasa jengkel dengan pekerjaan yang ada di rumah dan kantor, marah-marah
ketika subjek sampai di rumah, sering lupa dengan kebutuhan yang diminta oleh
anak, sehingga subjek mengalami ingatan yang menurun.
Menindaklanjuti hasil wawancara peneliti mencoba menggali data
dengan memberikan kuesioner DASS (Depression, Anxiety, Stres Scale) pada 20
guru di sekolah AS Surakarta untuk mengetahui kondisi stres guru wanita di
fullday school. Berikut adalah hasil dari pemberian tes DASS.
5
Tabel 1. Hasil Prosentase yang mengalami kondisi Stres
Kategori Prosentase
Normal 45 %
Ringan 20 %
Sedang 10 %
Parah 20 %
Sangat Parah 5 %
Berdasar tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa dari 20 guru wanita, 11
orang diantaranya mengalami kondisi stres. Kondisi stres ringan ada 4 orang, stres
sedang ada 2 orang, stres parah ada 4 orang dan yang mengalami stres sangat
parah ada 1 orang.
Seharusnya kondisi stres ini tidak seharusnya dialami oleh para guru
wanita karena kondisi stres itu dapat mempengaruhi perubahan pada fisik, psikis,
kognitif bahkan perilaku seseorang yang itu akan mempengaruhi pula pada
perilaku para guru wanita tersebut saat mengajar di hadapan anak-anak didiknya.
Ditambah lagi perannya sebagai seorang isteri dan ibu yang harus selalu
memperhatikan suami serta anak-anaknya dan mengatur seluruh urusan di dalam
rumah tangganya. Sehingga memang sebaiknya para guru wanita tersebut mampu
untuk memanajemen dirinya sehingga dapat mengurangi atau mencegah
munculnya kondisi stres. Berdasarkan permasalahan yang telah dijelaskan di atas,
maka dalam penelitian ini, peneliti akan mencoba menggali tentang kondisi stres
yang dialami oleh guru wanita di fullday school dan merancang suatu program
intervensi yang bertujuan untuk melatih kemampuan guru-guru wanita di fullday
school dalam memanajemen dirinya terkait dengan peran ganda yang dijalaninya.
2. METODE
Penelitian yang berjudul “Stres Pada Guru Wanita di Fullday School" ini
menggunakan metode penelitian kualitatif. Penelitian ini menggunakan
pendekatan eksplorasi untuk mengeksplor atau mengetahui lebih luas tentang
kondisi stres yang dialami oleh guru-guru wanita yang bekerja di fullday school.
Seperti penyebab, gejala fisik apa saja yang muncul saat stres itu terjadi, perasaan
6
dan pikiran yang muncul dan bagaimana cara mereka melakukan koping saat stres
itu terjadi.
Pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan kuesioner terbuka.
Kuesioner terbuka memberi kesempatan kepada responden untuk menjawab
dengan kalimatnya sendiri sesuai dengan pendapatnya, sehingga variasi jawaban
dapat memperluas wawasan atau pandangan peneliti. Tujuan dari penggunaan
metode ini adalah untuk memperoleh informasi mengenai fakta, pendapat, atau
sikap dari responden. Peneliti hanya memberikan sejumlah pertanyaan berkenaan
dengan masalah dan meminta kepada responden untuk menguraikan pendapatnya.
Analisis data yang digunakan dalam penelitian jenis kualitatif ini memiliki lima
tahapan yang harus dilakukan yaitu dimulai dengan mengorganisasi data untuk
analisis; membaca dan menandai data; mendeskripsikan, mengklasifikasikan, dan
mengartikan data menjadi kode dan tema; melakukan perluasan makna dari kode;
dan membuat hasil laporan dari tahapan-tahapan tersebut.
Informan penelitian dipilih berdasarkan kriteria tertentu sesuai dengan
masalah dan tujuan penelitian. Adapun kriteria-kriteria dari informan penelitian
adalah guru wanita yang bekerja di fullday school dari pukul 07.00 s/d 15.30 dari
tingkat daycare, playgroup, Taman Kanak-Kanak, SD, SMP, dan SMA, sekolah
berada di wilayah Solo Raya, masa kerja maksimal 10 tahun, berstatus sudah
menikah dan memiliki anak. Jumlah informan penelitian berjumlah 118 orang.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil
Pada penelitian ini menggambarkan tentang konflik peran ganda dari seorang
wanita yang bekerja sebagai guru di sekolah fullday yang dengan konflik itu akan
menimbulkan suatu kondisi yang tidak nyaman pada diri wanita tersebut. Pada
subbab hasil, peneliti akan menjabarkan hasil dari penelitian yang telah dilakukan
untuk mengetahui beban yang muncul atas peran gandanya, kesulitan yang
muncul menjalani peran gandanya, bagaimana kondisi psikis/perasaan saat
mengalami kondisi tidak nyaman, bagaimana kondisi fisik saat mengalami kondisi
tidak nyaman, dampak yang terjadi pada orang di sekitar, keluarga, pekerjaan dan
7
dampak-dampak lain apa yang muncul saat mengalami kondisi tidak nyaman, dan
bagaimana cara responden mengatasi kondisi kurang nyaman pada dirinya.
Berdasarkan analisis yang telah dilakukan didapatkan data sebagai berikut :
a. Faktor penyebab stres (Stressor)
Indikator ini adalah bertujuan untuk mengetahui faktor penyebab stres
berdasarkan beban dan kesulitan yang dialami subjek dalam menjalankan peran
gandanya. Hasil analisis data yang diperoleh yaitu :
Tabel 2. Beban yang dirasakan
Beban yang dialami Prosentase (%)
Tidak Ada 20
Sakit 4
Pekerjaan Sekolah Banyak 14
Pekerjaan Sekolah dan Urusan Rumah
Tangga
55
Anak Sakit 3
Lainnya 3
Tidak Menjawab 1
Berdasarkan tabel 2, dapat disimpulkan bahwa subjek yang mengalami beban
ketika tugas dari rumah dan sekolah muncul secara bersamaan ada 65 subjek
(55%).
Tabel 3. Kesulitan yang dialami
Kesulitan yang dialami Prosentase (%)
Membagi Waktu 61
Punya Balita 1
Pekerjaan Banyak 6
Keluarga Sakit 8
Tidak Bisa Santai 3
Tenaga Terbatas 3
Suami Tidak Mendukung 1
Tidak Ada 14
Tidak Menjawab 1
Lainnya 2
Pada tabel 3 di atas dapat disimpulkan bahwa subjek yang mengalami kesulitan
membagi waktu antara rumah dan sekolah sebanyak 72 subjek (61%).
8
b. Gejala-gejala yang muncul
Tujuan dari indikator ini adalah untuk mengetahui gejala psikis dan fisik
yang muncul saat subjek mengalami stres dalam menjalankan peran gandanya.
Hasil analisis data yang diperoleh yaitu :
Tabel 4. Kondisi Psikis
Gejala Psikis Prosentase (%)
Tenang 7
Tegar 2
Ikhlas 9
Semangat 3
Menikmati 19
Sabar 0
Galau 16
Jenuh 5
Sedih 25
Menangis 0
Mudah Marah 2
Gelisah 5
Merasa Bersalah 7
Pada tabel 4 di atas menunjukkan gejala psikis subjek saat merasakan beban dan
mengalami kesulitan-kesulitan saat menjalankan peran gandanya. Beberapa
subjek mampu untuk tetap bersikap tenang, berusaha tegar, ikhlas, tetap semangat
dan menikmati. Namun ada juga subjek yang mengalami kondisi psikis ke arah
negatif. Seperti munculnya perasaan sedih yang ini ditunjukkan dengan prosentase
terbesar yaitu 25% atau 30 subjek. Sedangkan subjek lain merasakan perasaan
galau, jenuh, mudah marah, gelisah dan merasa bersalah.
Tabel 5. Kondisi Fisik
Kondisi Fisik Prosentase (%)
Sehat 18
Cepat Sakit 29
Lemas 2
Meriang 2
Capek 33
Pusing 4
Susah Tidur 1
Pegal 2
Mual 2
Lainnya 8
9
Begitu juga dengan kondisi fisik subjek saat merasakan beban dan menghadapi
kesulitan dalam menjalankan peran gandanya yang ditunjukkan pada tabel 5
menunjukkan bahwa terdapat 21 subjek (18%) mampu dalam kondisi fisik yang
sehat. Selebihnya kondisi fisik subjek mengalami gejala ke arah negatif seperti
mudah capek/lelah ditunjukkan dengan prosentase sebesar 33% yaitu sebanyak 39
subjek. Sedangkan subjek lain mengalami gejala fisik seperti cepat sakit, lemas,
meriang, pusing, susah tidur, pegal-pegal dan mual.
c. Dampak-dampak yang dialami
Tabel 6. Sikap Terhadap Lingkungan
Sikap Terhadap Lingkungan Prosentase
Marah-marah 31
Diam 51
Keduanya 7
Lainnya 12
Pada tabel 6 menjelaskan bahwa 60 subjek (51%) akan bersikap diam pada orang-
orang disekitarnya ketika mengalami kondisi stres.
Tabel 7. Dampak Terhadap Pekerjaan
Dampak Terhadap Pekerjaan Prosentase (%)
Tidak Semangat Bekerja 12
Pekerjaan Tertunda 24
Baik-Baik Saja 19
Tidak Konsentrasi 8
Terganggu 7
Hasil Kurang Maksimal 23
Anak Didik Rewel 3
Tidak Menjawab 1
Lainnya 3
Tabel 7 menjelaskan bahwa ada 29 subjek (24%) mengalami penyelesaian
pekerjaan yang tertunda akibat dari kondisi stresnya.
10
Tabel 8. Dampak dalam rumah tangga
Dampak Dalam Rumah Tangga Prosentase (%)
Tidak Ada 25
Dampak Terhadap Anggota
Keluarga
38
Pekerjaan Rumah Tertunda 16
Sepi/Kurang Nyaman 8
Tidak Menjawab 2
Lainnya 11
Untuk tabel 8 menggambarkan tentang dampak yang terjadi di dalam rumah
tangga ketika subjek mengalami kondisi stres. Ada 44 subjek (38%) yang ketika
mengalami stres berdampak terhadap anggota keluarganya.
Tabel 9. Dampak Terhadap Anggota Keluarga
Dampak Terhadap Anggota
Keluarga
Prosentase (%)
Kurang Perhatian 19
Marah-marah ke orang rumah 13
Anak Rewel 4
Keluarga Komplain 2
Pada tabel 9, menjelaskan lebih rinci mengenai dampak terhadap keluarga ketika
subjek mengalami kondisi stres. Ketika subjek mengalami kondisi stres subjek
cenderung berperilaku marah-marah terhadap anggota keluarganya, anak dan
suami menjadi kurang diperhatikan, anak menjadi rewel dan anggota keluarga
komplain.
d. Strategi Koping
Tabel 10. Faktor Eksternal
Faktor Eksternal Prosentase (%)
Suami 72
Orang Tua 2
Ibu 2
Anak 0
Teman 8
Keluarga 7
Lainnya 7
Tidak Menjawab 2
Berdasarkan gambar di atas dapat disimpulkan bahwa saat mengalami stres,
mayoritas subjek atau sebesar 84 subjek (71%) meminta bantuan kepada
suaminya.
11
Tabel 11. Faktor Internal
Faktor Internal Prosentase (%)
Spiritual 16
Management Waktu 23
Komunikasi dengan Suami 40
Mengatur Emosi Diri 33
Lainnya 6
Selain itu sebagian besar subjek atau sebesar 40 subjek (34%) melakukan
komunikasi dengan orang-orang terdekatnya untuk mengatasi stres yang
dialaminya. Maka dapat disimpulkan bahwa cara subjek mengatasi masalah saat
mengalami stres adalah dengan berbicara/curhat/berdiskusi dengan suaminya.
3.2 Pembahasan
Pada penelitian ini yang membahas tentang stres pada guru wanita fullday
school mempunyai keterkaitan dengan teori paradigma kognitif. Pada penelitian
ini stres yang terjadi terkait dengan teori pikiran-emosi yang dikemukakan oleh
Albert Ellis. Peran dari seorang wanita yang bekerja sebagai guru fullday school
sekaligus menjadi ibu rumah tangga. Wanita tersebut harus melakukan kewajiban
dan tanggungjawabnya di dua tempat yang memiliki peran dan tugas berbeda.
Kedua peran tersebut berpengaruh terhadap pikiran yang berlebih seorang wanita
yang dapat menimbulkan suatu beban. Saat mengalami beban tersebut, akhirnya
muncul perasaan seperti sedih, marah, bingung, cemas, dan merasa bersalah. Hal
ini merupakan gejala-gejala psikis dari stres.
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa wanita yang telah
berkeluarga sekaligus bekerja menjadi guru di fullday school mengalami kondisi
stres yang disebabkan oleh konflik peran gandanya seperti konflik pekerjaan
dengan suami, konflik pekerjaan dengan anak dan konflik pekerjaan dengan
rumah tangga.
Strategi yang dilakukan guru wanita fullday school ketika mengalami stres
dalam menjalankan peran gandanya yaitu dengan cara mendekatkan diri kepada
Alloh SWT dengan lebih banyak melakukan ibadah-ibadah spiritual, mengatur
waktu antara peran di sekolah dan di rumah, mengatur emosi diri serta melakukan
12
komunikasi atau berdiskusi dengan suami, anggota keluarga lainnya dan teman
dekat.
Berdasarkan hasil data dari strategi yang dilakukan oleh guru wanita fullday
school ini, dapat disimpulkan bahwa saat mereka mengalami stres dalam
menjalankan peran gandanya adalah dengan melakukan pendekatan spiritual,
manajemen waktu, mengatur emosi diri serta berdiskusi dengan suami. Maka
peneliti mencoba menyusun rancangan program berupa pelatihan manajemen diri
untuk mengurangi stres pada guru wanita fullday school.
Ada beberapa keterbatasan maupun kelemahan dalam penelitian ini sebagai
berikut :
1. Penelitian ini dilakukan saat seluruh institusi pendidikan (sekolah)
serentak melaksanakan ujian akhir semester, dimana guru-guru sebagai
subjek dalam penelitian ini sedang sibuk dengan urusan tersebut seperti
membuat soal, mengawasi ujian, mengolah nilai dan membuat evaluasi
akhir sehingga membutuhkan waktu yang cukup lama dalam pengambilan
data.
2. Sebagian besar subjek dalam mengisi kuesioner terbuka dalam keadaan
yang terburu-buru sehingga jawaban yang di dapat kurang mendalam. Hal
ini juga disebabkan adanya hubungan yang dekat antara peneliti dan
subjek.
4. PENUTUP
Berdasarkan penelitian dan analisis data yang telah dilakukan, dapat diambil
kesimpulan bahwa hal yang menyebabkan subjek mengalami stres adalah
kesulitan dalam mengelola waktu di saat tugas peran di rumah dan tugas peran di
sekolah muncul di waktu yang sama. Sehingga menyebabkan kondisi fisik dan
psikis subjek terganggu. Seperti mudah lelah/capek dan perasaan yang sedih.
Ada beberapa dampak yang terjadi ketika responden mengalami stres.
Diantaranya adalah dampak terhadap orang-orang sekitar. Sebagian besar
responden saat mengalami kondisi/suasana hati yang tidak nyaman mereka
13
cenderung diam/mendiamkan orang-orang di sekitarnya. Sebagian lain ada yang
meluapkan ketidaknyamanannya secara agresif seperti marah-marah dan
mengomel. Sebagian besar hal itu dilakukan responden ketika berada di rumah,
sehingga suami dan anak-anak di rumah terkena dampaknya. Dampak lain yaitu
pada pekerjaan di sekolahnya seperti tugas menjadi menumpuk, tidak selesai
sesuai targetnya karena kurang bersemangat saat mengerjakan. Strategi yang
dilakukan guru wanita fullday school ketika mengalami stres dalam menjalankan
peran gandanya yaitu dengan cara mendekatkan diri kepada Alloh SWT dengan
lebih banyak melakukan ibadah-ibadah spiritual, mengatur waktu antara peran di
sekolah dan di rumah, mengatur emosi diri serta melakukan komunikasi atau
berdiskusi dengan suami, anggota keluarga lainnya dan teman dekat.
Berdasarkan hasil data dari strategi yang dilakukan oleh guru wanita fullday
school ini, dapat disimpulkan bahwa saat mereka mengalami stres dalam
menjalankan peran gandanya adalah dengan melakukan pendekatan spiritual,
manajemen waktu, mengatur emosi diri serta berdiskusi dengan suami. Maka
peneliti mencoba menyusun rancangan program berupa pelatihan manajemen diri
untuk mengurangi stres pada guru wanita fullday school.
DAFTAR PUSTAKA
Alghaasyiyah, Nauri. (2014). Kontribusi Wanita Pemulung dalam Mendukung
Perekonomian Keluarga. Skripsi. Bengkulu: Universitas Bengkulu
Apollo & Cahyadi, A. (2012). Konflik Peran Ganda Perempuan Menikah yang
Bekerja Ditinjau dari Dukungan Sosial Keluarga dan Penyesuaian Diri.
Widya Warta. No.2.
Arikunto, S. (2010). Prosedur penelitian : Suatu Pendekatan Praktik. (Edisi
Revisi). Jakarta : Rineka Cipta.
Bart, Smet. (2008). Psikologi Kesehatan. PT. Gramedia Widiasarna
Indonesia: Jakarta.
Bimo Walgito. (2010). Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta: C.V Andi
Offset.
Carlson & Kacmar. (2000). Work-Family Conflict in the Organization: Do life
role Values make a difference. Journal of management Vol. 26 No.5, pp.
1031-1054.
14
Creswell W. John. (2013). Research Design Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif,
dan Mixed. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Chusniatun, Kuswardhani, & Suwandi, J. (2014). Peran Ganda dan
Pengembangan Kerier Guru-Guru Perempuan di Sekolah
Muhammadiyah di Kota Surakarta. Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial,
Universitas Muhammadiyah Surakarta. 24 (2), 53 – 66.
Erdamar, G., dan Demirel, H. (2014). Investigation of work-family, family-work
conflict of the teachers. Procedia - Social and Behavioral Sciences, 116,
4919-4924.
Lubis, Namora Lumongga. (2009). Depresi Tinjauan Psikologis. Jakarta: Kencana
Prenada Media Group.
Namasivayam, Karthiak., Xinyuan Zhao. (2007). An investigation of the
moderating effect of organizational commitment on the relationship
between work-family conflict and job satisfaction among hospitality
employees I India. Journal Torism Management. Vol 28. NO. 25, pp :
1212-1223.
Pratama, Ricky. (2012). Studi Bahaya Psikososial terhadap Stres Kerja
pada Pemadam Kebarakan di Depok Tahun 2012. [Skripsi]
Program Sarjana Ilmu Kesehatan Masyarakat UI.
Putrianti, Flora. G. (2007). Kesuksesan Peran Ganda Wanita Karir ditinjau dari.
Dukungan Suami, Optimisme, dan Strategi Koping. Indigenous, Jurnal.
Sugijanto. (2000). Studi Tentang Stres Pada Guru SLTP Negeri di Wilayah
Jakarta Pusat Tahun 1998. [Tesis] Program Pasca Sarjana Ilmu
Kesehatan Masyarakat UI.
Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D;
Penerbit: CV Alfabeta. Bandung.
White, M., Hill, S., McGovern, P., Mills, C., & Smeaton, D. (2003).
‘High‐performance’Management Practices, Working Hours and Work–
Life Balance.British Journal of Industrial Relations, 41(2), 175-195.