STRES PADA GURU WANITA DI FULLDAY SCHOOL: STUDI EKSPLORATIF · EKSPLORATIF Abstrak Stres bisa...

18
STRES PADA GURU WANITA DI FULLDAY SCHOOL: STUDI EKSPLORATIF Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Magister Psikologi Profesi (S2) Jurusan Psikologi Fakultas Psikologi Oleh : LOLITA AJENG PRATIWI T 100 090 129 PROGRAM PENDIDIKAN MAGISTER PSIKOLOGI PROFESI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2018

Transcript of STRES PADA GURU WANITA DI FULLDAY SCHOOL: STUDI EKSPLORATIF · EKSPLORATIF Abstrak Stres bisa...

STRES PADA GURU WANITA

DI FULLDAY SCHOOL: STUDI EKSPLORATIF

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Magister

Psikologi Profesi (S2) Jurusan Psikologi Fakultas Psikologi

Oleh :

LOLITA AJENG PRATIWI

T 100 090 129

PROGRAM PENDIDIKAN MAGISTER PSIKOLOGI PROFESI

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2018

i

HALAMAN PERSETUJUAN

STRES PADA GURU WANITA

DI FULLDAY SCHOOL : STUDI EKSPLORATIF

PUBLIKASI ILMIAH

Oleh :

LOLITA AJENG PRATIWI

T 100 090 129

Telah diperiksa dan disetujui untuk diuji oleh :

Penguji Pendamping I

Dr.Moordiningsih.,M.Si., Psikolog NIK. 876

Penguji Pendamping II

Dr.Lisnawati Ruhaena., M.Si., Psikolog NIK. 836

ii

HALAMANPENGESAHAN

STRES PADA GURU WANITA DI FULLDAY SCHOOL : STUDI

EKSPLORATIF

Oleh :

LOLITA AJENG PRATIWI

T 100090129

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji

Fakultas Psikologi

Universitas Muhammadiyah Surakarta

Pada hari Senin, 18 Desember 2017

Dan dinyatakan telah memenuhi syarat

1. Dr. Moordiningsih., M.Si., Psikolog

Penguji Utama

2. Dr. Lisnawati Ruhaena., M.Si., Psikolog

Penguji Pendamping

3. Dr. Wiwien Dinar P., M.Si., Psikolog

Penguji Tamu

Mengetahui,

Dekan Fakultas Psikologi

Dr. Moordiningsih., M.Si., Psikolog

NIK : 876

Ketua Program

Magister Psikologi Profesi

Dr. Lisnawati Ruhaena., M.Si., Psikolog

NIK. 836

iii

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam publikasi ilmiah ini tidak

terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kemagisteran di

suatu perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya

atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan orang lain, kecuali secara

tertulis diacu dalam naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Apabila kelak terbukti ada ketidakbenaran dalam pernyataan saya di atas,

maka akan saya pertanggungjawabkan sepenuhnya.

Surakarta, 9 Februari 2018

Penulis

LOLITA AJENG PRATIWI

T 100 090 129

1

STRES PADA GURU WANITA DI FULLDAY SCHOOL : STUDI

EKSPLORATIF

Abstrak

Stres bisa terjadi pada setiap manusia, bahkan hampir semua orang dewasa pernah

mengalaminya. Salah satunya adalah wanita yang sudah berkeluarga sekaligus

bekerja sebagai guru di fullday school, karena hal ini berhubungan dengan peran

ganda yang dijalani secara bersamaan. Penelitian ini bertujuan untuk

mendeskripsikan kondisi stres pada guru wanita di fullday school sehingga

diharapkan dapat menyusun rancangan program sebagai upaya meningkatkan

kemampuan diri menghadapi kondisi stres. Metode yang digunakan dalam

penelitian ini adalah kuantitatif dengan pendekatan eksploratif. Pengumpulan data

dilakukan dengan pemberian kuesioner terbuka yang memuat pernyataan terkait

dengan penyebab terjadinya stres, gejala yang muncul dari stres, dampak yang

terjadi saat mengalami stres serta koping yang dilakukan untuk menghadapi

kondisi stres. Informan penelitian ini adalah guru wanita yang bekerja di fullday

school wilayah Surakarta. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor penyebab

stres yang terjadi pada subjek adalah kesulitan mengelola waktu ketika tugas dari

sekolah dan urusan di rumah muncul secara bersamaan. Gejala fisik yang muncul

saat mengalami stres yaitu menjadi cepat lelah sedangkan gejala psikis yang

muncul yaitu perasaan sedih. Strategi subjek untuk mengatasi kondisi stres adalah

dengan mengelola waktu dan berdiskusi dengan suami. Berdasarkan penjelasan

deskripsi kondisi stres tersebut maka peneliti mencoba untuk menyusun program

berupa pelatihan manajemen diri.

Kata kunci : guru fullday school, konflik peran ganda, stres

Abstract. Stress can happen to every human, even almost all adults have

experienced it. One of them is a woman who is married and works as a teacher in

fullday school, because this is related to the multiple roles that are undertaken

simultaneously.This study aims to describe the condition of stress in female

teachers in fullday school so it is expected to develop the program design as an

effort to improve self-ability to face stressful conditions. The method used in this

research is quantitative with explorative approach. The data were collected by

giving an open questionnaire containing statements related to the causes of stress,

symptoms that arise from stress, the impact that occurs when experiencing stress

and coping done to deal with stress conditions. Informant of this research is

women teachers who work in fullday school in Surakarta. The results showed that

the stress factor that occurs in the subject is the difficulty managing the time when

the tasks of the school and home affairs appear simultaneously.Physical

symptoms that arise when experiencing stress that is becoming tired quickly while

the psychic symptoms that appear that feeling sad. The subject's strategy for

dealing with stressful conditions is to manage time and discuss with the husband.

Based on the description of the stress condition condition, the researcher tries to

arrange the program in the form of self management training.

Keywords: full day school teacher, double role conflict, stress

2

1. PENDAHULUAN

Setiap manusia dewasa baik laki-laki maupun wanita pasti pernah

mengalami kondisi stres dalam kehidupannya. Stres dapat dialami oleh siapapun

dan apapun statusnya. Baik seseorang yang belum menikah ataupun yang sudah

menikah. Stres juga dapat dialami oleh seseorang apapun profesi kerja mereka.

Menurut Richard (2010) stres adalah suatu proses yang menilai suatu peristiwa

sebagai sesuatu yang mengancam, ataupun membahayakan dan individu

merespon peristiwa itu pada level fisiologis, emosional, kognitif dan perilaku.

Penyebab dari munculnya kondisi stres individu akan berbeda-beda.

Pada wanita yang sudah menikah memiliki peran yang beragam sebagai

seorang istri, ibu rumah tangga, pengasuh anak, menjalankan tugas reproduksi,

anggota masyarakat dan saat ini banyak juga wanita yang ikut mencari nafkah.

Menurut Alghaasyiyah (2014) peran wanita sendiri dalam rumah tangga pada

dasarnya dapat digolongkan menjadi tiga. Pertama yaitu peran tradisional dimana

peran ini mengharuskan wanita mengerjakan seluruh pekerjaan rumah tangga dan

ibu merupakan figur yang paling menentukan dalam membentuk pribadi anak.

Kedua, peran transisi dimana wanita dapat bekerja di luar rumah untuk membantu

perekonomian keluarga misalkan sebagai tenaga tambahan dalam bidang

pertanian atau buruh di pabrik dan yang ketiga adalah peran kontemporer, wanita

hanya memiliki peran di luar rumah tangga atau sebagai wanita karier.

Pada penelitian ini berfokus pada peran wanita transisi. Hal ini berarti

bahwa dalam kesehariannya wanita memiliki peran ganda yaitu sebagai ibu rumah

tangga sekaligus sebagai pencari nafkah. Peran ganda jika tidak dilakukan secara

seimbang dapat memberikan konsekuensi yang berat bagi wanita yaitu munculnya

konflik atau mengalami pertentangan antara tangggung jawab yang dimilikinya

sebagai istri dan ibu dengan tugas-tugas yang harus dilakukannya dalam pekerjaan

(Putrianti, Flora G., 2007; White, Hill, McGovern, Mills, & Smeaton, 2003;

Apollo dan Cahyadi, 2012; Chusniatun, Kuswardhani, Suwandi, 2014).

Kehidupan di rumah dan kehidupan di tempat kerja adalah dua area

penting yang saling terkait dan mempengaruhi satu sama lain (Namasivayam dan

Zhao, 2007). Lebh lanjut dijelaskan oleh Carlson dan Kacmar (2000) bahwa

3

kehidupan kerja seorang individu dipengaruhi oleh variabel keluarga (seperti

jumlah anak, usia, dan dukungan dari keluarga pasangan) dan kehidupan keluarga

dipengaruhi oleh kebutuhan pekerjaan. Pekerjaan bisa mengganggu keluarga dan

sebaliknya. Bila masalah terkait pekerjaan akan mempengaruhi kehidupan

keluarga yang memunculkan konflik kerja-rumah dan sebaliknya ketika masalah

terkait keluarga memunculkan konflik pekerjaan-keluarga. Selain itu, Erdamar

dan Demirel (2014) juga mengungkapkan bahwa konflik menimbulkan

konsekuensi negatif bagi keluarga dan kehidupan kerja. Misalnya, saat konflik

kerja-keluarga akan mengurangi kepuasan kerja, konflik keluarga-pekerjaan

menurunkan kepuasan pernikahan.

Menurut National Safety Council (dalam Pratama, 2012) terdapat daftar

pekerjaan yang lebih menyebabkan stres, yaitu pegawai pos, pialang saham,

jurnalis, pilot pesawat, manajer tingkat menengah, sekretaris, polisi, perawat,

petugas customer service, pelayan, guru, penambang, pengatur lalu lintas,

pemadam kebakaran, paramedis. Menurut penelitian Travers & Cooper dalam The

Scottish Council for Research in Education (2002) menemukan bahwa 23% dari

1800 sampel guru yang diteliti memiliki hubungan yang signifikan dengan

kejadian sakit. Penyakit tersebut seperti gangguan pada punggung yang

menyebabkan guru mendapatkan izin untuk tidak mengajar. Selain itu, penelitian

Sugijanto (1999) menunjukkan dari 326 responden guru, ditemukan bahwa 168

responden (51,5%) mengalami stres dan yang tergolong tidak stres berjumlah 158

responden (48,5%). Penelitian Apollo dan Cahyadi (2012), salah satu gejala sosial

yang terjadi di Indonesia dan banyak mendapatkan perhatian beberapa tahun

terakhir ini yaitu tentang meningkatnya peran kaum wanita di tengah masyarakat

sebagai dokter, perawat, bidan, guru, dosen, pengusaha maupun politisi.

Berdasar hasil penelitian-penelitian di atas, salah satu pekerjaan yang

memiliki tuntutan kerja cukup berat yaitu guru. Guru di fullday school akan

menghabiskan waktu di sekolahan dari pagi hari hingga sore hari. Guru yang

bekerja di sekolah dengan program “fullday” membutuhkan waktu dan energi

lebih banyak dibandingkan dengan guru yang bekerja di sekolah non-full day.

Mereka harus berada di sekolah dari pagi sampai sore mendidik, menjaga dan

4

mengurus siswa-siswinya. Sekolah fullday school memberlakukan proses belajar

mengajar sepanjang hari yang diberlakukan dari pagi sampai sore hari, mulai

pukul 06.45-15.30 WIB dengan durasi istirahat setiap dua jam sekali. Dengan

demikian, sekolah dapat mengatur jadwal pelajaran dengan leluasa, disesuaikan

dengan bobot mata pelajaran dan ditambah dengan pendalaman materi. Hal yang

diutamakan dalam fullday school adalah pengaturan jadwal mata pelajaran dan

pendalaman.

Berdasarkan keluhan beberapa guru yang merasa terbebani dengan

perannya sebagai guru sekaligus menjadi ibu rumah tangga, peneliti melakukan

wawancara kepada dua orang guru wanita pada salah satu sekolah fullday di

Surakarta. Hasil yang diperoleh dari wawancara dapat disimpulkan bahwa alasan

bekerja yaitu untuk membantu suami dalam mencukupi kebutuhan rumah

tangganya. Namun demikian pada kenyataannya kedua peran yang dijalani tidak

berjalan dengan baik, yaitu muncul konflik dalam diri sendiri maupun dengan

pasangan. Beban pekerjaan yang banyak dan tuntutan sebagai ibu rumah tangga

membuat subjek kesulitan membagi waktu. Terkadang kedua tugas tersebut

muncul bersamaan, sehingga membuat subjek harus memprioritaskan salah satu

tugasnya. Kondisi tersebut membuat subjek merasa tertekan, di sisi lain keluhan-

keluhan fisik dan psikis pun muncul dalam diri subyek seperti; mudah lelah,

insomnia, pusing, mulai terserang flu. Sedangkan reaksi emosional yang terjadi

adalah rasa jengkel dengan pekerjaan yang ada di rumah dan kantor, marah-marah

ketika subjek sampai di rumah, sering lupa dengan kebutuhan yang diminta oleh

anak, sehingga subjek mengalami ingatan yang menurun.

Menindaklanjuti hasil wawancara peneliti mencoba menggali data

dengan memberikan kuesioner DASS (Depression, Anxiety, Stres Scale) pada 20

guru di sekolah AS Surakarta untuk mengetahui kondisi stres guru wanita di

fullday school. Berikut adalah hasil dari pemberian tes DASS.

5

Tabel 1. Hasil Prosentase yang mengalami kondisi Stres

Kategori Prosentase

Normal 45 %

Ringan 20 %

Sedang 10 %

Parah 20 %

Sangat Parah 5 %

Berdasar tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa dari 20 guru wanita, 11

orang diantaranya mengalami kondisi stres. Kondisi stres ringan ada 4 orang, stres

sedang ada 2 orang, stres parah ada 4 orang dan yang mengalami stres sangat

parah ada 1 orang.

Seharusnya kondisi stres ini tidak seharusnya dialami oleh para guru

wanita karena kondisi stres itu dapat mempengaruhi perubahan pada fisik, psikis,

kognitif bahkan perilaku seseorang yang itu akan mempengaruhi pula pada

perilaku para guru wanita tersebut saat mengajar di hadapan anak-anak didiknya.

Ditambah lagi perannya sebagai seorang isteri dan ibu yang harus selalu

memperhatikan suami serta anak-anaknya dan mengatur seluruh urusan di dalam

rumah tangganya. Sehingga memang sebaiknya para guru wanita tersebut mampu

untuk memanajemen dirinya sehingga dapat mengurangi atau mencegah

munculnya kondisi stres. Berdasarkan permasalahan yang telah dijelaskan di atas,

maka dalam penelitian ini, peneliti akan mencoba menggali tentang kondisi stres

yang dialami oleh guru wanita di fullday school dan merancang suatu program

intervensi yang bertujuan untuk melatih kemampuan guru-guru wanita di fullday

school dalam memanajemen dirinya terkait dengan peran ganda yang dijalaninya.

2. METODE

Penelitian yang berjudul “Stres Pada Guru Wanita di Fullday School" ini

menggunakan metode penelitian kualitatif. Penelitian ini menggunakan

pendekatan eksplorasi untuk mengeksplor atau mengetahui lebih luas tentang

kondisi stres yang dialami oleh guru-guru wanita yang bekerja di fullday school.

Seperti penyebab, gejala fisik apa saja yang muncul saat stres itu terjadi, perasaan

6

dan pikiran yang muncul dan bagaimana cara mereka melakukan koping saat stres

itu terjadi.

Pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan kuesioner terbuka.

Kuesioner terbuka memberi kesempatan kepada responden untuk menjawab

dengan kalimatnya sendiri sesuai dengan pendapatnya, sehingga variasi jawaban

dapat memperluas wawasan atau pandangan peneliti. Tujuan dari penggunaan

metode ini adalah untuk memperoleh informasi mengenai fakta, pendapat, atau

sikap dari responden. Peneliti hanya memberikan sejumlah pertanyaan berkenaan

dengan masalah dan meminta kepada responden untuk menguraikan pendapatnya.

Analisis data yang digunakan dalam penelitian jenis kualitatif ini memiliki lima

tahapan yang harus dilakukan yaitu dimulai dengan mengorganisasi data untuk

analisis; membaca dan menandai data; mendeskripsikan, mengklasifikasikan, dan

mengartikan data menjadi kode dan tema; melakukan perluasan makna dari kode;

dan membuat hasil laporan dari tahapan-tahapan tersebut.

Informan penelitian dipilih berdasarkan kriteria tertentu sesuai dengan

masalah dan tujuan penelitian. Adapun kriteria-kriteria dari informan penelitian

adalah guru wanita yang bekerja di fullday school dari pukul 07.00 s/d 15.30 dari

tingkat daycare, playgroup, Taman Kanak-Kanak, SD, SMP, dan SMA, sekolah

berada di wilayah Solo Raya, masa kerja maksimal 10 tahun, berstatus sudah

menikah dan memiliki anak. Jumlah informan penelitian berjumlah 118 orang.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil

Pada penelitian ini menggambarkan tentang konflik peran ganda dari seorang

wanita yang bekerja sebagai guru di sekolah fullday yang dengan konflik itu akan

menimbulkan suatu kondisi yang tidak nyaman pada diri wanita tersebut. Pada

subbab hasil, peneliti akan menjabarkan hasil dari penelitian yang telah dilakukan

untuk mengetahui beban yang muncul atas peran gandanya, kesulitan yang

muncul menjalani peran gandanya, bagaimana kondisi psikis/perasaan saat

mengalami kondisi tidak nyaman, bagaimana kondisi fisik saat mengalami kondisi

tidak nyaman, dampak yang terjadi pada orang di sekitar, keluarga, pekerjaan dan

7

dampak-dampak lain apa yang muncul saat mengalami kondisi tidak nyaman, dan

bagaimana cara responden mengatasi kondisi kurang nyaman pada dirinya.

Berdasarkan analisis yang telah dilakukan didapatkan data sebagai berikut :

a. Faktor penyebab stres (Stressor)

Indikator ini adalah bertujuan untuk mengetahui faktor penyebab stres

berdasarkan beban dan kesulitan yang dialami subjek dalam menjalankan peran

gandanya. Hasil analisis data yang diperoleh yaitu :

Tabel 2. Beban yang dirasakan

Beban yang dialami Prosentase (%)

Tidak Ada 20

Sakit 4

Pekerjaan Sekolah Banyak 14

Pekerjaan Sekolah dan Urusan Rumah

Tangga

55

Anak Sakit 3

Lainnya 3

Tidak Menjawab 1

Berdasarkan tabel 2, dapat disimpulkan bahwa subjek yang mengalami beban

ketika tugas dari rumah dan sekolah muncul secara bersamaan ada 65 subjek

(55%).

Tabel 3. Kesulitan yang dialami

Kesulitan yang dialami Prosentase (%)

Membagi Waktu 61

Punya Balita 1

Pekerjaan Banyak 6

Keluarga Sakit 8

Tidak Bisa Santai 3

Tenaga Terbatas 3

Suami Tidak Mendukung 1

Tidak Ada 14

Tidak Menjawab 1

Lainnya 2

Pada tabel 3 di atas dapat disimpulkan bahwa subjek yang mengalami kesulitan

membagi waktu antara rumah dan sekolah sebanyak 72 subjek (61%).

8

b. Gejala-gejala yang muncul

Tujuan dari indikator ini adalah untuk mengetahui gejala psikis dan fisik

yang muncul saat subjek mengalami stres dalam menjalankan peran gandanya.

Hasil analisis data yang diperoleh yaitu :

Tabel 4. Kondisi Psikis

Gejala Psikis Prosentase (%)

Tenang 7

Tegar 2

Ikhlas 9

Semangat 3

Menikmati 19

Sabar 0

Galau 16

Jenuh 5

Sedih 25

Menangis 0

Mudah Marah 2

Gelisah 5

Merasa Bersalah 7

Pada tabel 4 di atas menunjukkan gejala psikis subjek saat merasakan beban dan

mengalami kesulitan-kesulitan saat menjalankan peran gandanya. Beberapa

subjek mampu untuk tetap bersikap tenang, berusaha tegar, ikhlas, tetap semangat

dan menikmati. Namun ada juga subjek yang mengalami kondisi psikis ke arah

negatif. Seperti munculnya perasaan sedih yang ini ditunjukkan dengan prosentase

terbesar yaitu 25% atau 30 subjek. Sedangkan subjek lain merasakan perasaan

galau, jenuh, mudah marah, gelisah dan merasa bersalah.

Tabel 5. Kondisi Fisik

Kondisi Fisik Prosentase (%)

Sehat 18

Cepat Sakit 29

Lemas 2

Meriang 2

Capek 33

Pusing 4

Susah Tidur 1

Pegal 2

Mual 2

Lainnya 8

9

Begitu juga dengan kondisi fisik subjek saat merasakan beban dan menghadapi

kesulitan dalam menjalankan peran gandanya yang ditunjukkan pada tabel 5

menunjukkan bahwa terdapat 21 subjek (18%) mampu dalam kondisi fisik yang

sehat. Selebihnya kondisi fisik subjek mengalami gejala ke arah negatif seperti

mudah capek/lelah ditunjukkan dengan prosentase sebesar 33% yaitu sebanyak 39

subjek. Sedangkan subjek lain mengalami gejala fisik seperti cepat sakit, lemas,

meriang, pusing, susah tidur, pegal-pegal dan mual.

c. Dampak-dampak yang dialami

Tabel 6. Sikap Terhadap Lingkungan

Sikap Terhadap Lingkungan Prosentase

Marah-marah 31

Diam 51

Keduanya 7

Lainnya 12

Pada tabel 6 menjelaskan bahwa 60 subjek (51%) akan bersikap diam pada orang-

orang disekitarnya ketika mengalami kondisi stres.

Tabel 7. Dampak Terhadap Pekerjaan

Dampak Terhadap Pekerjaan Prosentase (%)

Tidak Semangat Bekerja 12

Pekerjaan Tertunda 24

Baik-Baik Saja 19

Tidak Konsentrasi 8

Terganggu 7

Hasil Kurang Maksimal 23

Anak Didik Rewel 3

Tidak Menjawab 1

Lainnya 3

Tabel 7 menjelaskan bahwa ada 29 subjek (24%) mengalami penyelesaian

pekerjaan yang tertunda akibat dari kondisi stresnya.

10

Tabel 8. Dampak dalam rumah tangga

Dampak Dalam Rumah Tangga Prosentase (%)

Tidak Ada 25

Dampak Terhadap Anggota

Keluarga

38

Pekerjaan Rumah Tertunda 16

Sepi/Kurang Nyaman 8

Tidak Menjawab 2

Lainnya 11

Untuk tabel 8 menggambarkan tentang dampak yang terjadi di dalam rumah

tangga ketika subjek mengalami kondisi stres. Ada 44 subjek (38%) yang ketika

mengalami stres berdampak terhadap anggota keluarganya.

Tabel 9. Dampak Terhadap Anggota Keluarga

Dampak Terhadap Anggota

Keluarga

Prosentase (%)

Kurang Perhatian 19

Marah-marah ke orang rumah 13

Anak Rewel 4

Keluarga Komplain 2

Pada tabel 9, menjelaskan lebih rinci mengenai dampak terhadap keluarga ketika

subjek mengalami kondisi stres. Ketika subjek mengalami kondisi stres subjek

cenderung berperilaku marah-marah terhadap anggota keluarganya, anak dan

suami menjadi kurang diperhatikan, anak menjadi rewel dan anggota keluarga

komplain.

d. Strategi Koping

Tabel 10. Faktor Eksternal

Faktor Eksternal Prosentase (%)

Suami 72

Orang Tua 2

Ibu 2

Anak 0

Teman 8

Keluarga 7

Lainnya 7

Tidak Menjawab 2

Berdasarkan gambar di atas dapat disimpulkan bahwa saat mengalami stres,

mayoritas subjek atau sebesar 84 subjek (71%) meminta bantuan kepada

suaminya.

11

Tabel 11. Faktor Internal

Faktor Internal Prosentase (%)

Spiritual 16

Management Waktu 23

Komunikasi dengan Suami 40

Mengatur Emosi Diri 33

Lainnya 6

Selain itu sebagian besar subjek atau sebesar 40 subjek (34%) melakukan

komunikasi dengan orang-orang terdekatnya untuk mengatasi stres yang

dialaminya. Maka dapat disimpulkan bahwa cara subjek mengatasi masalah saat

mengalami stres adalah dengan berbicara/curhat/berdiskusi dengan suaminya.

3.2 Pembahasan

Pada penelitian ini yang membahas tentang stres pada guru wanita fullday

school mempunyai keterkaitan dengan teori paradigma kognitif. Pada penelitian

ini stres yang terjadi terkait dengan teori pikiran-emosi yang dikemukakan oleh

Albert Ellis. Peran dari seorang wanita yang bekerja sebagai guru fullday school

sekaligus menjadi ibu rumah tangga. Wanita tersebut harus melakukan kewajiban

dan tanggungjawabnya di dua tempat yang memiliki peran dan tugas berbeda.

Kedua peran tersebut berpengaruh terhadap pikiran yang berlebih seorang wanita

yang dapat menimbulkan suatu beban. Saat mengalami beban tersebut, akhirnya

muncul perasaan seperti sedih, marah, bingung, cemas, dan merasa bersalah. Hal

ini merupakan gejala-gejala psikis dari stres.

Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa wanita yang telah

berkeluarga sekaligus bekerja menjadi guru di fullday school mengalami kondisi

stres yang disebabkan oleh konflik peran gandanya seperti konflik pekerjaan

dengan suami, konflik pekerjaan dengan anak dan konflik pekerjaan dengan

rumah tangga.

Strategi yang dilakukan guru wanita fullday school ketika mengalami stres

dalam menjalankan peran gandanya yaitu dengan cara mendekatkan diri kepada

Alloh SWT dengan lebih banyak melakukan ibadah-ibadah spiritual, mengatur

waktu antara peran di sekolah dan di rumah, mengatur emosi diri serta melakukan

12

komunikasi atau berdiskusi dengan suami, anggota keluarga lainnya dan teman

dekat.

Berdasarkan hasil data dari strategi yang dilakukan oleh guru wanita fullday

school ini, dapat disimpulkan bahwa saat mereka mengalami stres dalam

menjalankan peran gandanya adalah dengan melakukan pendekatan spiritual,

manajemen waktu, mengatur emosi diri serta berdiskusi dengan suami. Maka

peneliti mencoba menyusun rancangan program berupa pelatihan manajemen diri

untuk mengurangi stres pada guru wanita fullday school.

Ada beberapa keterbatasan maupun kelemahan dalam penelitian ini sebagai

berikut :

1. Penelitian ini dilakukan saat seluruh institusi pendidikan (sekolah)

serentak melaksanakan ujian akhir semester, dimana guru-guru sebagai

subjek dalam penelitian ini sedang sibuk dengan urusan tersebut seperti

membuat soal, mengawasi ujian, mengolah nilai dan membuat evaluasi

akhir sehingga membutuhkan waktu yang cukup lama dalam pengambilan

data.

2. Sebagian besar subjek dalam mengisi kuesioner terbuka dalam keadaan

yang terburu-buru sehingga jawaban yang di dapat kurang mendalam. Hal

ini juga disebabkan adanya hubungan yang dekat antara peneliti dan

subjek.

4. PENUTUP

Berdasarkan penelitian dan analisis data yang telah dilakukan, dapat diambil

kesimpulan bahwa hal yang menyebabkan subjek mengalami stres adalah

kesulitan dalam mengelola waktu di saat tugas peran di rumah dan tugas peran di

sekolah muncul di waktu yang sama. Sehingga menyebabkan kondisi fisik dan

psikis subjek terganggu. Seperti mudah lelah/capek dan perasaan yang sedih.

Ada beberapa dampak yang terjadi ketika responden mengalami stres.

Diantaranya adalah dampak terhadap orang-orang sekitar. Sebagian besar

responden saat mengalami kondisi/suasana hati yang tidak nyaman mereka

13

cenderung diam/mendiamkan orang-orang di sekitarnya. Sebagian lain ada yang

meluapkan ketidaknyamanannya secara agresif seperti marah-marah dan

mengomel. Sebagian besar hal itu dilakukan responden ketika berada di rumah,

sehingga suami dan anak-anak di rumah terkena dampaknya. Dampak lain yaitu

pada pekerjaan di sekolahnya seperti tugas menjadi menumpuk, tidak selesai

sesuai targetnya karena kurang bersemangat saat mengerjakan. Strategi yang

dilakukan guru wanita fullday school ketika mengalami stres dalam menjalankan

peran gandanya yaitu dengan cara mendekatkan diri kepada Alloh SWT dengan

lebih banyak melakukan ibadah-ibadah spiritual, mengatur waktu antara peran di

sekolah dan di rumah, mengatur emosi diri serta melakukan komunikasi atau

berdiskusi dengan suami, anggota keluarga lainnya dan teman dekat.

Berdasarkan hasil data dari strategi yang dilakukan oleh guru wanita fullday

school ini, dapat disimpulkan bahwa saat mereka mengalami stres dalam

menjalankan peran gandanya adalah dengan melakukan pendekatan spiritual,

manajemen waktu, mengatur emosi diri serta berdiskusi dengan suami. Maka

peneliti mencoba menyusun rancangan program berupa pelatihan manajemen diri

untuk mengurangi stres pada guru wanita fullday school.

DAFTAR PUSTAKA

Alghaasyiyah, Nauri. (2014). Kontribusi Wanita Pemulung dalam Mendukung

Perekonomian Keluarga. Skripsi. Bengkulu: Universitas Bengkulu

Apollo & Cahyadi, A. (2012). Konflik Peran Ganda Perempuan Menikah yang

Bekerja Ditinjau dari Dukungan Sosial Keluarga dan Penyesuaian Diri.

Widya Warta. No.2.

Arikunto, S. (2010). Prosedur penelitian : Suatu Pendekatan Praktik. (Edisi

Revisi). Jakarta : Rineka Cipta.

Bart, Smet. (2008). Psikologi Kesehatan. PT. Gramedia Widiasarna

Indonesia: Jakarta.

Bimo Walgito. (2010). Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta: C.V Andi

Offset.

Carlson & Kacmar. (2000). Work-Family Conflict in the Organization: Do life

role Values make a difference. Journal of management Vol. 26 No.5, pp.

1031-1054.

14

Creswell W. John. (2013). Research Design Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif,

dan Mixed. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Chusniatun, Kuswardhani, & Suwandi, J. (2014). Peran Ganda dan

Pengembangan Kerier Guru-Guru Perempuan di Sekolah

Muhammadiyah di Kota Surakarta. Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial,

Universitas Muhammadiyah Surakarta. 24 (2), 53 – 66.

Erdamar, G., dan Demirel, H. (2014). Investigation of work-family, family-work

conflict of the teachers. Procedia - Social and Behavioral Sciences, 116,

4919-4924.

Lubis, Namora Lumongga. (2009). Depresi Tinjauan Psikologis. Jakarta: Kencana

Prenada Media Group.

Namasivayam, Karthiak., Xinyuan Zhao. (2007). An investigation of the

moderating effect of organizational commitment on the relationship

between work-family conflict and job satisfaction among hospitality

employees I India. Journal Torism Management. Vol 28. NO. 25, pp :

1212-1223.

Pratama, Ricky. (2012). Studi Bahaya Psikososial terhadap Stres Kerja

pada Pemadam Kebarakan di Depok Tahun 2012. [Skripsi]

Program Sarjana Ilmu Kesehatan Masyarakat UI.

Putrianti, Flora. G. (2007). Kesuksesan Peran Ganda Wanita Karir ditinjau dari.

Dukungan Suami, Optimisme, dan Strategi Koping. Indigenous, Jurnal.

Sugijanto. (2000). Studi Tentang Stres Pada Guru SLTP Negeri di Wilayah

Jakarta Pusat Tahun 1998. [Tesis] Program Pasca Sarjana Ilmu

Kesehatan Masyarakat UI.

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D;

Penerbit: CV Alfabeta. Bandung.

White, M., Hill, S., McGovern, P., Mills, C., & Smeaton, D. (2003).

‘High‐performance’Management Practices, Working Hours and Work–

Life Balance.British Journal of Industrial Relations, 41(2), 175-195.