Strategi Perubahan Perilaku

20
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Faktor penentu atau determinan perilaku manusia sulit untuk dibatasi karena perilaku merupakan resultan dari berbagai faktor, baik internal maupun eksternal (lingkungan). Secara garis besar perilaku manusia dapat dilihat dari tiga aspek, yakni aspek fisik, psikis, dan sosial. Akan tetapi dari ketiga aspek tersebut sulit untuk ditarik garis yang tegas batas-batasnya. Secara lebih terinci, perilaku manusia sebenarnya merupakan refleksi dari berbagai gejala kejiwaan, seperti pengetahuan, keinginan, kehendak, minat, motivasi, persepsi, sikap dan sebagainya. Ada pepatah mengatakan “If there is a would there is a will”. Jika diartikan maka seseorang akan mendapatkan jalan, dalam kata lain berubah maka seseorang tersebut harus ada kemauan dari dalam dirinya sendiri sebelum mendapatkan pengaruh dari lingkungan, baik berupa dukungan ataupun paksaan. Teori yang dikemukakan oleh Blum bahwa perilaku manusia itu mempunyai kontribusi yang sangat besar baik itu kesehatan, lingkungan fisik, sosial dan budaya. Sehingga dalam kehidupan yang lebih baik faktor-faktor itu sangat penting karena memiliki mata rantai yang berkesinambungan. Untuk merubah perilaku seseorang, tentunya harus diberikan sebuah motivasi, dengan motivasi orang tersebut 1

description

Semoga bermanfaat

Transcript of Strategi Perubahan Perilaku

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangFaktor penentu atau determinan perilaku manusia sulit untuk dibatasi karena perilaku merupakan resultan dari berbagai faktor, baik internal maupun eksternal (lingkungan). Secara garis besar perilaku manusia dapat dilihat dari tiga aspek, yakni aspek fisik, psikis, dan sosial. Akan tetapi dari ketiga aspek tersebut sulit untuk ditarik garis yang tegas batas-batasnya. Secara lebih terinci, perilaku manusia sebenarnya merupakan refleksi dari berbagai gejala kejiwaan, seperti pengetahuan, keinginan, kehendak, minat, motivasi, persepsi, sikap dan sebagainya. Ada pepatah mengatakan If there is a would there is a will. Jika diartikan maka seseorang akan mendapatkan jalan, dalam kata lain berubah maka seseorang tersebut harus ada kemauan dari dalam dirinya sendiri sebelum mendapatkan pengaruh dari lingkungan, baik berupa dukungan ataupun paksaan. Teori yang dikemukakan oleh Blum bahwa perilaku manusia itu mempunyai kontribusi yang sangat besar baik itu kesehatan, lingkungan fisik, sosial dan budaya. Sehingga dalam kehidupan yang lebih baik faktor-faktor itu sangat penting karena memiliki mata rantai yang berkesinambungan. Untuk merubah perilaku seseorang, tentunya harus diberikan sebuah motivasi, dengan motivasi orang tersebut merasa memiliki dukungan penuh untuk perubahan sikapnya, disamping kemauannya. Untuk perubahan perilaku ada yang menerapkan berbagai teori para ahli. Salah satu teori perubahan perilaku yang terkenal adalah teori Roger dan Lewin, serta teori para ahli lainnya. Dengan adanya teori perubahan perilaku, bisa dicoba untuk mengungkapkan determinan perilaku dari analisis faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku, khusunya perilaku yang berhubungan dengan kesehatan.1.2 Rumusan MasalahDari kasus 4 tersebut dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:1. Bagaimana permasalahan yang dapat ditentukan dari kasus 4?2. Apa faktor penyebab terjadinya masalah pada kasus 4?3. Bagaimana mengidentifikasi stimulus, organisme dan reaksi pada kasus 4 sesuai dengan teori SOR?1.3 Tujuan PenulisanAdapun tujuan dari penulisan makalah ini yaitu untuk mengetahui masalah dari kasus 4, faktor penyebabnya dan strategi perubahan perilaku pada kasus tersebut.

1.4 Manfaat Manfaat yang bisa kita dapat sebagai mahasiswa dalam membahas mengenai strategi perubahan perilaku yaitu:1. Bisa mengetahui berbagai perilaku yang ada di masyarakat2. Bisa mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku

BAB IITINJAUAN TEORI

2.1 Konsep dan Teori Perilaku

Dari sudut biologis, perilaku adalah suatu kegiatan atau aktivitas organisme yang bersangkutan, yang dapat diamati secara langsung maupun tidak langsung. Perilaku manusia adalah suatu aktivitas manusia itu sendiri (Soekidjo,N.,1993: 55). Secara operasional, perilaku dapat diartikan suatu respons organisme atau seseorang terhadap rangsangan dari luar subjek tersebut ((Soekidjo,N.,1993: 58). Ensiklopedia Amerika, perilaku diartikan sebagai suatu aksi-reaksi organisme terhadap lingkungannya. Perilaku baru terjadi apabila ada sesuatu yang diperlukan untuk menimbulkan reaksi, yakni yang disebut rangsangan. Berarti rangsangan tertentu akan menghasilkan reaksi atau perilaku tertentu (Notoatmodjo,S.,1997:60). Skiner (1938), perilaku merupakan respos atau reakasi seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari luar). Dengan demikian perilaku manusia terjadi melalui proses : stimulus-- organisme-respons, sehingga teori ini di sebut teori S-O-R. skinner menjelaskan adanya dua jenis respons, yaitu:a. Respondent response atau reflektif, yakni respons yang di timbulkan oleh rangsangan rangsangan tertentu yang disebut eliciting stimuli, menimbulkan respons yang relative tetap. b. Operant Response atau instrumental response, yakni respons yang timbul dan berkembang kemudian diikuti oleh stimulus atau perangsang tertentu. Perangsang ini disebut reinforcing stimulation atau reinforce, karena memperkuat respons.

2.2 Ciri-ciri PerilakuMenurut Sarlito Wirawan Sarwono (1983), ciri-ciri perilaku manusia yang membedakan dari makhluk lain adalah kepekaan sosial, kelangsungan perilaku, orientasi pada tugas, usaha dan perjuangan, tiap individu adalah unik.1. Kepekaan sosialKemampuan manusia untuk dapat menyesuaikan perilakunya sesuai pandangan dan harapan orang lain. Manusia adalah makhluk sosial yang dalam hidupnya perlu kawan dan bekerja sama dengan orang lain. Perilaku manusia adalah situasional yang artinya perilaku manusia akan berbeda pada situasi yang berbeda.2. Kelangsungan perilakuAntara perilaku yang satu ada kaitannya dengan perilaku yang lain, perilaku sekarang adalah kelanjutan perilaku yang baru lalu, dan seterusnya. Perilaku manusia terjadi secara berkesinambungan bukan secara merata.Jadi sebenernya perilaku manusia tidak pernah berhenti pada suatu saat. Perilaku pada masa lalu merupakan pesiapan bagi perilaku kemudian dan perilaku kemudian kelanjutan perilaku sebelumnya. Fase-fase perkembangan manusia bukanlah suatu fase perkembangan yang berdiri sendiri, terlepas dari perkembangan dalam kehidupan manusia.3. Orientasi pada tugasBahwa setiap perilaku manusia selalu memiliki orientasi pada tugas tertentu. Seseorang mahasiswa yang rajin belajar menuntut ilmu, orientasinya adalah untuk dapat menguasai ilmu pengetahuan tertentu. Demikian juga individu yang bekerja, berorientasi untuk hasil sesuatu.4. Usaha dan perjuangan Usaha dan perjuangan pada manusia telah dipilih dan ditentukan sendiri, serta tidak akan memperjuangkan sesuatu yang memang tidak ingin diperjuangankan. Jadi, sebenernya manusia memiliki cita-cita yang ingin diperjuangkannya, sedangkan hewan hanya berjuang untuk mendapatkan sesuatu yang sudah tersedia di alam.2.3 Proses Pembentukan PerilakuMenurut Walgito (2003), pembentukan perilaku dibagi menjadi 3 cara sesuai keadaan yang diharapkan yakni:1. Cara pembentukan peilaku dengan kondisioning atau kebiasaan Salah satu cara pembentukan perilaku dapat ditempuh dengan kebiasaan. Dengan cara membiasakan diri untuk berperilaku seperti yang diharapkan, akhirnya akan terbentuklah perilaku tersebut. Cara ini didasarkan atas teori belajar kondisioning baik dikemukakan oleh Pavlov maupun oleh Thorndike dan Skinner terdapat pendapat yang tidak seratus persen sama, namun para ahli tersebut mempunyai dasar pandangan yang tidak jauh berbeda satu dengan yang lain.

2. Pembentukan perilaku dengan pengertian (insight)Disamping pembentukan perilaku dengan kondisioning atau kebiasaan, pembentukan perilaku dapat ditempuh dengan pengertian atau insight. Cara ini berdasarkan atas teori belajar kognitif, yaitu belajar dengan disertai dengan adanya pengertian. Bila dalam eksperimen Throndike dalam belajar yang dipentingkan adalah soal latihan, maka dalam eksperimen Kohler dalam belajar yang penting adalah pengertian atau insight. Kohler adalah seorang tokoh dalam psikologi Gestalt dan termasuk dalam aliran kognitif.3. Pembentukan perilaku dengan menggunakan modelDisamping cara-cara pembentukan perilaku seperti tersebut di atas, pembentukan perilaku masih dapat ditempuh dengan menggunakan model atau contoh. Pemimpin dijadikan model atau contoh oleh yang dipimpinnya. Cara ini didasarkan atas teori belajar sosial (social learning theory) atau observational learning theory yang dikemukakan oleh Bandura (1977).

2.4 Perubahan Perilaku dan IndikatornyaPerubahan atau adopsi perilaku baru adalah suatu proses yang kompleks dan memerlukan waktu yang relative lama. Secara teori perubahan perilaku seseorang menerima atau mengadopsi perilaku baru dalam khidupannya melalui tiga tahap. 1. Perubahan PengetahuanSebelum seseorang mengadopsi perilaku (berperilaku baru) ia harus tahu terlebih dahulu apa arti atau manfaat perilaku tersebut bagi dirinya atau keluarganya. Indikator-indikator apa yang dapat digunakan untuk mengetahui tingkat pengetahuan atau kesadaran terhadap kesehatan, dapat dikelompokkan menjadi: a) Pengetahuan tentang sakit dan penyakit yang meliputi: Penyebab penyakit Gejala atau tanda-tanda penyakit Cara pengobatan Cara penularan Cara pencegahannyab) Pengetahuan tentang cara pemeliharaan kesehatan dan cara hidup sehat, meliputi: Jenis-jenis makanan yang bergizi Manfaat makanan bergizi bagi kesehatan Pentingnya olahraga bagi kesehatan Penyakit-penyakit akibat merokok, minuman keras, narkoba Pentingnya istirahat cukup, relaksasi, rekreasi c) Pengetahuan tentang kesehatan lingkungan Manfaat air bersih Cara pembuangan limbah yang benar Manfaat pencahayaan dan penerangan rumah Akibat berbagai polusi2. SikapTelah diuraikan di atas bahwa sikap adalah penilaian (bisa berupa pendapat) seseorang terhadap stimulus atau objek ( dalam hal ini adalah masalah kesehatan, termasuk penyakit). Setelah seseorang mengetahui stimulus, proses selanjutnya akan menilai ataubersikap terhadap stimulus kesehatan tersebut. Oleh sebab itu indicator untuk sikap kesehatan juga sejalan dengan pengetahuan kesehatan seperti di atas, yakni :a. Sikap terhadap sakit dan penyakitSebagaimana penilaian atau pendapat seseorang terhadap gejala atau tanda-tanda penyakit, penyebab penyakit, cara penularan penyakit, cara pencegahan penyakit, dan sebagainya.b. Sikap cara pemeliharaan dan cara hidup sehatPenilaian atau pendapat seseorang terhadap cara-cara memelihara dan cara-cara (berperilaku) hidup sehat. Dengan perkataan lain pendapat atau penilaian terhadap makanan, minuman, olahraga, relaksasi (istirahat) atau istirahat cukup, dan sebagainya bagi kesehatannya.c. Sikap terhadap kesehatan lingkungan.Pendapat atau penilaian seseorang terhadap lingkungan dan pengaruhnya terhadap kesehatan. Misalnya pendapat atau penilaian terhadap air bersih, pembuangan limbah, polusi dan sebagainya

3. Praktik dan tindakan (practice)Setelah seseorang mengetahui stimulus atau objek kesehatan, kemudian mengadakan penilaian atau pendapat terhadap apa yang diketahui, proses selanjutnya diharapkan ia akan melaksanakan atau mempraktikan apa yang diketahui atau disikapinya (dinilai baik). Inilah yang disebut praktik (practice) kesehatan, atau dapat juga dikatakan perilaku kesehatan (overt behavior). Oleh sebab itu indicator praktik kesehatan ini juga mencakup hal-hal tersebut di atas, yakni:a. Tindakan (praktik) sehubungan dengan penyakitTindakan atau perilaku ini mencakup1. Pencegahan penyakit, mengimunisasikan anaknya, melakukan pengurasan bak mandi seminggu sekali, menggunakan masker pada waktu kerja di tempat yang berdebu, dan sebagainya2. Penyembuhan penyakit, misalnya : minum obat sesuai petunjuk dokter, melakukan anjuran-anjuran dokter, berobat ke fasilitas pelayanan kesehatan yang tepat dan sebagainya.

b. Tindakan (praktik) pemeliharaan dan peningkatan kesehatanTindakan atau perilaku ini mencangkup antara lain: mengonsumsi makanan dengan gizi seimbang, melakukan olahraga secara teratur, tidak merokok, tidak minum minuman keras dan narkoba, dan sebagainya.

c. Tindakan (praktik) kesehatan lingkunganPerilaku ini antara lain mencakup: membuang air besar di jamban (WC), membuang sampah ditempat sampah, menggunakan air bersih untuk mandi, cuci, masak dan sebagainya.

2.5 Teori Strategi Perubahan Perilaku2.5.1 Teori Stimulus OrganismeTeori ini didasarkan pada asumsi bahwa penyebab terjadinya perubahan perilaku tergantung kepada kualitas rangsang (stimulus) yang beromunikasi dengan organisme. Artinya, kualitas dari sumber komunikasi (sources) misalnya kreadibilitas kepemimpinan, dan gaya berbicara sangat menentukan keberhasilan perubahan perilaku seseorang, kelompok, atau masyarakat.Hosland, et al. (1953) mengatakan bahwa perubahan perilaku pada hakikatnya adalah sama dengan proses belajar. Proses perubahan perilaku tersebut menggambarkan proses belajar pada individu yangterdiri dari:a. Stimulus (rangsang) yang diberikan kepada organisme dapat ditrima atau ditolak. Apabila stimulus tersebut tidak diterima atau ditolak berarti stimulus itu tidak efektif dalam mempengaruhi perhatian individu, dan berhenti disini. Tetapi apabila stimulus diterima oleh organisme berarti ada perhatian dari individu dan stimulus tersebut efektif.b. Apabila stimulus telah mendapatkan perhatian dari organisme (diterima) maka ia mengerti stimulus ini dan dilanjutkan kepada proses berikutnya.c. Setelah itu organisme mengolah stimulus tersebut sehingga terjadi kesediaan untuk bertindak demi stimulus yang telah diterimanya (bersikap).d. Akhirnya dengan dukungan fasilitas serta dorongan dari lingkungan maka stimulus tersebut mempunyai efek tindakan dari individu tersebut (perubahan perilaku) Selanjutnya teori ini mengatakan bahwa perilaku dapat berubah hanya apabila stimulus (rangsang) yang diberikan benar-benar melebihi dari stimulus semuala. Stimulus yang dapat melebihi stimulus semula ini berarti stimulus yang diberikan harus dapat meyakinkan organisme. Dalam meyakinakan organisme faktor reinforcement memegang peranan penting. Proses perubahan perilaku berdasarkan teori SOR dapat digambarkan sebagai berikut:Organisme Perhatian Pengertian Peneriamaan

Stimulus

Reaksi(Perubahan Sikap)

Reaksi(Perubahan Praktik)

2.5.2 Teori Kurt LewinKurt Lewin (1970) berpendapat bahwa perilaku manusia adalah sutu keadaan yang seimbang antara kekuatan-kekuatan pendorong (driving forces) dan kekuatan-kekuatan penahan (restining forces). Perilaku itu dapat berubah apabila terjadi ketidakseimbangan antara kedua kekuatan tersebut di dalam diri seseorang sehingga ada tiga kemungkinan terjadinya perubahan perilaku pada diri seseorang yakni:a. Kekuatan-kekuatan pendorong meningkat. Hai ini terjadi karena adanya stimulus-stimulus yang mendorong untuk terjadinya perubahan-perubahan perilaku. Stimulus ini berupa penyuluhan-penyuluhan atau informasi-informasi sehubungan dengan perilaku yang bersangkutan. Misalnya, seseorang yang belum ikut KB (ada keseimbangan antara pentingnya mempunyai anak sedikit dengan kepercayaan banyak anak banyak rezeki) dapat berubah perilakunya berKB, ditingkatkan keyakinannya dengan penyuluhan-penyuluhan atau usaha lain.

Kekutan pendorong.........meningkat Perilaku semula Kekuatan penahan.........tetap Perilaku baru

b. Kekutan-kekuatan penahan menurun. Hali ini terjadi karena adanya stimulus-stimulus yang memperlemah kekuatan penahan tersebut. Misalnya pada contoh di atas, dengan pemberian pengertian kepada orang tersebut bahwa banyak anak banyak rezeki adalah kepercayaan yang salah, maka kekuatan penahan tersebut melemah dan akan terjadi perubahan perilaku pada orang tersebut.

Pendorong.........tetap Perilaku semula Penahan.........menurun Perilaku baru

c. Kekuatan pendorong meingkat, kekuatan penahan menurun. Dengan keadaan semacam ini jelas akan terjadinya perubahan perilaku. Seperti pada contoh juga, penyuuhan KB yang memberikan pengertian terhadap orang tersebut tentang pentingnya ber-KB dan tidak benarnya kepercayaan banyak anak banyak rezeki akan meningkatkan kekutan pendorong dan sekaligus menurunkan kekuatan penahan.

Pendorong.........meningkat Perilaku semula Penahan.........tetap Perilaku baru2.5.4 Teori LippittProses perubahan lain adalah fase perubahan Lippit, yang memfokuskan pada peran agen pengubah (change agent) dan hal ini dijelaskan oleh Sullivan & Decker (1992). Strategi pemecahan masalah, berhubungan, dan kemahiran berkomunikasi digunakan selama proses perubahan dengan anggota system sebagai target utama. Teori Lewin dikembangkan menjadi tujuh tahapan proses berikut ini: Miliki kumpulan data individu yang penting, pemecahan masalah, dan berikan diagnosis pada masalah. Pertimbangkan berbagai hambatan keuangan dan sumber daya manusia yang ada. Analisis fungsi organisasi dan strukturnya. Perkirakan kapasitas seluruh perubahan dengan motivasi. Bandingkan solusi dan tentukan prioritas. Sumber dan motivasi agen perubahan dapat dijadikan modal. Analisis penilaian diri dan pertimbangkan kekuatan dasar, tingkat energy, rencana ke depan, dan komitmen untuk berubah. Seleksi sasaran perubahan yang progresif. Tetapkan strategi, rencana tindakan dan metode evaluasi. Seleksi peran agen pengubah: penggembira (cheersleader) fasilitator kelompok, keahlian, atau konsultan. Buatlah harapan yang jelas dengan mengidentifikasi peran yang telah dipilih untuk agen pengubah. Pertahankan perubahan dengan komunikasi, umpan balik, revisi, dan koordinasi. Setelah perubahan diterima dan melembaga, agen pengubah menarik diri.

BAB IIIPEMBAHASAN

Kasus 4Di rumah sakit ditemukan klien umur 50 tahun, perempuan yang dirawat dengan tekanan darah tinggi. Klien tersebut sudah 3 kali dirawat, dan kejadiannya sering karena tidak displin makan dan gaya hidup yang salah. Keluarga kurang mendukung malah sering menajdikan klien stress.Permasalahan dari kasus di atas antara lain tidak displin makan, gaya hidup yang salah serta tidak ada dukungan dari keluarga. Faktor yang menyebabkan terjadinya masalah tersebut,adanya faktor internal dari dalam dirinya sendiri yaitu sikap tidak displin dan faktor lingkungan yaitu dukungan keluarga. Untuk merubah perilaku orang seseorang yang ada di kasus tersebut, strategi perubahan perilaku yang digunakan adalah teori stimulus organisme (SOR). Telah dijelaskan bahwa teori stimulus organisme didasarkan pada asumsi bahwa penyebab terjadinya perubahan perilaku tergantung kepada kualitas rangsang (stimulus) yang berkomunikasi dengan organisme. Artinya, kualitas dari sumber komunikasi (sources) misalnya kreadibilitas kepemimpinan, dan gaya berbicara sangat menentukan keberhasilan perubahan perilaku seseorang, kelompok, atau masyarakat. Strategi perubahan perilakunya yaitu sebagai berikut :1. Ny.X diberi stimulus berupa penjelasan mengenai pentingnya disiplin makan dengan mengatur pola hidup yang sehat. Agar stimulus dapat diterima oleh pasien, maka stimulus harus bersifat efektif. Sehingga, dalam penjelasan mengenai pola hidup sehat serta disiplin makan harus disertai dengan pendidikan kesehatan yang menarik, misalkan berupa leaflet. Berhubung Ny.X penderita hipertensi sehingga isi dari leafletnya berisi diit hipertensi. Stimulus (rangsang) yang diberikan kepada organisme, Apabila stimulus tersebut tidak diterima atau ditolak berarti stimulus itu tidak efektif dalam mempengaruhi perhatian individu, dan berhenti disini. Tetapi apabila stimulus diterima oleh organisme berarti ada perhatian dari individu dan stimulus tersebut efektif.2. Apabila Ny.X telah mengerti mengenai diit hipertensi maka Ny.X akan merubah pola hidup sehatnya secara bertahap. stimulus telah mendapatkan perhatian dari organisme (diterima) maka ia mengerti stimulus ini dan dilanjutkan kepada proses berikutnya.3. Setelah diit hipertensi dilakukan secara bertahap hingga terus menerus, maka perubahan perilaku sehat pada diri Ny.X pun akan muncul. Bahwa setiap perilaku manusia selalu memiliki orientasi pada tugas tertentu. 4. Dengan melihat perubahan perilaku sehat pada Ny.X, keluarga pun akan ikut serta mendukung untuk terus menjaga kesehatan Ny.X. Sehingga Ny.X pun senang karena dengan perubahan perilaku sehatnya ia lebih diperhatikan keluarga. dengan dukungan fasilitas serta dorongan dari lingkungan maka stimulus tersebut mempunyai efek tindakan dari individu tersebut (perubahan perilaku).

Stimulus ( Pendidikan kesehatan dan leaflet diit hipertensi)

Organisme Perhatian (Pasien tertarik dengan leaflet dan penkes yang diberikan) Pengertian (pasien memahami isi leaflet dan penkes) Peneriamaan (stimulus diterima pasien)

Reaksi(Perubahan Sikap: diit hipertensi dilakukan secara bertahap )

Reaksi(Perubahan Praktik: melakukan diit hipertensi dan mendapat perhatian dari keluarga)

BAB IV PENUTUP

4.1 KesimpulanPada dasarnya perilaku merupakan refleksi dri berbagai aspek fisik dan non fisik. Hal ini disebabkan karena perilaku manusia sangat dominan dipengaruhi oleh aspek kejiwaan, sosial dan antropologi. Skiner (1938), perilaku merupakan respos atau reakasi seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari luar). Dengan demikian perilaku manusia terjadi melalui proses : stimulus, organisme dan respons, sehingga teori ini di sebut teori S-O-R. Ciri-ciri perilaku manusia yang membedakan dari makhluk lain adalah kepekaan sosial, kelangsungan perilaku, orientasi pada tugas, usaha dan perjuangan, tiap individu adalah unik. Tentunya perubahan perilaku itu banyak faktor penyebabnya sehingga diperlukan usaha yang sungguh-sungguh untuk mengubahnya.4.2 SaranSebagai mahasiswa keperawatan hendaknya kita mengetahui beberapa teori perubahan perilaku, sehingga ketika melakukan pendekatan kepada pasien berupa promosi kesehatan bisa lebih efektif. Karena dari berbagai teori yang sudah ada memiliki keunikan masing-masing tergantung bagaimana kita menerapkan dalam promosi kesehatan untuk mengubah perilaku hidup pasien ke arah yang lebih baik dan tentunya sehat.

13