STRATEGI PENGHIDUPAN RUMAH TANGGA UNTUK MENJAGA ...lib.unnes.ac.id/34193/1/3211414008maria.pdf ·...
Transcript of STRATEGI PENGHIDUPAN RUMAH TANGGA UNTUK MENJAGA ...lib.unnes.ac.id/34193/1/3211414008maria.pdf ·...
i
STRATEGI PENGHIDUPAN RUMAH TANGGA UNTUK MENJAGA
KELESTARIAN LINGKUNGAN SUNGAI DI DAS
GARANG HULU
SKRIPSI
Untuk memperoleh gelar Sarjana Geografi Sains
Oleh:
Yesy Latifunnisa
3211414008
JURUSAN GEOGRAFI
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2019
ii
ii
iii
iv
v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
� “Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan” (QS.Al-Insyirah:6).
� “Allah tidak akan membebani seseorang melainkan sesuai dengan
kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebaijkan) yang diusahakannya
dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya” (QS.Al-
Baqarah: 286).
PERSEMBAHAN
Karya ini saya persembahkan kepada:
� Orang tua tercinta, Bapak Aswin Tarno Widodo dan Ibu Winarni
serta adiku Darrul Farhan Izza yang selalu mendukung baik secara
moral maupun material, memberikan semangat, nasehat, doa dan
kasih sayang serta menguatkan dalam kondisi apapun.
� Bapak/Ibu Dosen Unnes khususnya jurusan Geografi atas ilmu dan
pengalaman yang diberikan selama menempuh studi di Universitas
Negeri Semarang.
� Keluarga besar Mahasiswa Jurusan Geografi angkatan 2014 yang
selalu memberikan doa, semangat dan dukungan yang luar biasa.
� Sahabat-sahabat saya yang selalu memberi semangat dan doa (Muna,
Neta, Fajar, Ira, Septya, Sukma, Salma, Zuhud, Norma, Annisa, Tari,
Imey, Jhonata, Aya, Sandy, Lala dan keluarga kost hijau).
vi
SARI
Latifunnisa, Yesy. 2018, Strategi Penghidupan Rumah Tangga untuk Menjaga
Kelestarian Lingkungan Sungai di DAS Garang Hulu. Jurusan Geografi FIS
UNNES. Pembimbing Prof. Dr. Dewi Liesnoor Setyowati, M. Si. 87 halaman.
Kata kunci: Strategi Penghidupan, Upaya Menjaga Kelestarian Lingkungan
Sungai, DAS
DAS Garang Hulu merupakan salah satu DAS yang diindikasikan mengalami
kekrtitisan lahan. Adanya pengelolaan lahan yang kurang tepat, peningkatan
jumlah penduduk dengan berbagai aktivitasnya diikuti oleh perubahan
penggunaan lahan dari pertanian ke non pertanian menyebabkan penurunan dan
kerusakan lahan. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji upaya rumah tangga
dalam menjaga kelestarian lingkungan sungai dan, strategi penghidupan rumah
tangga di DAS Garang Hulu.
Populasi dalam penelitian ini adalah rumah tangga sebesar 7.652 rumah
tangga di DAS Garang Hulu. Tersebar di 4 desa yaitu Desa Munding, Lerep,
Kalirejo, dan Pakintelan dengan sampel sebanyak 99 rumah tangga. Metode
pengumpulan sampel yang digunakan adalah area sampling dan purposive
sampling. Alat dan teknik pengumpulan data menggunakan dokumentasi,
kuesioner, wawancara, dan observasi lapangan. Teknik analisis data dalam
penelitian ini menggunakan kuantitatif deskriptif dan analisis keruangan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi lingkungan sungai lebih baik di
DAS bagian atas. Pemanfaatan lingkungan sungai di DAS bagian atas sebesar
38,24% dan bawah 17,74%. Upaya rumah tangga dalam pengelolaan lingkungan
sungai meliputi kegiatan koservasi air dan tanah, pelestarian badan air, organisasi
masyarakat, dan peran pemerintah di DAS bagian atas sebesar 69,85% dan DAS
bagian bawah sebesar 39,52%. Strategi intensifikasi pada DAS bagian atas berupa
agroforestri sedangkan pada bagian bawah berupa panca usaha tani. Strategi
diversifikasi pada bagian atas berupa beternak dan berdagang sedangkan bagian
bawah didominasi sektor jasa yakni menjadi buruh pabrik/karyawan. Strategi
migrasi dengan alasan pekerjaan dominan untuk DAS bagian atas dan bawah.
Kesimpulan: Upaya rumah tangga dalam menjaga kelestarian lingkungan
sungai yaitu meliputi konservasi air dan tanah, pelestarian badan air, peran
organisasi masyarakat, dan peran pemerintah. Strategi penghidupan rumah tangga
untuk kegiatan intensifikasi berupa agroforestri dan panca usaha tani. Strategi
diversifikasi berupa beternak dan berdagang serta sektor jasa. Strategi migrasi
dengan alasan pekerjaan lebih dominan.Saran yang peneliti ajukan yakni perlunya
peran pemerintah daerah dan kesadaran rumah tangga untuk mewujudkan strategi
penghidupan berkelanjutan dan kelestarian lingkungan sungai.
vii
ABSTRACT
Latifunnisa, Yesy. 2018, Strategy of Household Livelihood to Preservation of the
River Environment in the Garang Hulu Watershed. Geography Department FIS
UNNES. Advisor Prof. Dr. Dewi Liesnoor Setyowati, M. Si. 87 pages
Keywords: Livelihood Strategy, Household Effort, Preservation of River
Environment, Watershed.
Garang Hulu watershed is one of the watersheds which is indicated to land
damage. The existence of inapproprite land management, an increasing of
population with various activities followed by land use change from agriculture to
non-agriculture causes a degradation and land damage. This study aims to
examine the household efforts of river environment preservation and, the
livelihood strategies of houshold in the Garang Hulu watershed.
The population in this study is 7.652 household in Garang Hulu Watershed.
Spreads in 4 villages there are Munding, Lerep, Kalirejo, and Pakintelan with a
sample of 99 families. The sample collection method used were sampling area and
purposive sampling. Data collection tools and techniques used were
documentation, questionnaires, interviews, and observation. Data analysis
technique in this study used were quantitative descriptive and spatial analysis.
The results showed that condition of the river environment was better in the
upstream, use of the river environment in the upstream was 38,24% and in the
downstream was 17,74%. Household efforts in managing the river environment in
the upstream 69,85% and the downstream 39,52 %. The intensification strategy in
the upstream watershed was agroforesty while in the downstream watershed area
was ‘panca usaha tani’ strategy. The diversification strategy through livestock and
trade was taken in the upstream area, while the downstream area was dominated
by the service sector as the employees or workers. The migration strategy with the
reason of working were dominating in the upstream and downstream watershed.
Conclusion: Household efforts in managing the river environment include
water and soil conservation, preservation of water bodies, community
organizations, and role of the government. The strategy of household livelihoods
for intensification activities was agroforestry and ‘panca usaha tani’.
Diversification strategy in the form of livestock and trading as well as the service
sector. The migration strategy with the reason of working were dominating. The
purpose of research suggestions were the need for government role and household
awareness to realize sustaiable livelihood srtategies and sustainability of the river
environment in Garang Hulu Watreshed.
viii
PRAKATA
Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT atas segala rahmat, taufik, dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat meneylesaikan skripsi yang berjudul”Strategi
Penghidupan Rumah Tangga untuk Menjaga Kelestarian Lingkungan Sungai di
DAS Garang Hulu”. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini tak
terlepas dari bantuan tenaga, pikiran, dan sarana dari berbagai pihak, untuk itu
pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terimakasih kepada:
1. Prof. Dr. Fatkhur Rokhman, M. Hum., Rektor Universitas Negeri Semarang
yang telah memberikan kesempatan sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi.
2. Dr. Moh. Solehatul Mustofa, M.A., Dekan Fakultas Ilmu Sosial Universitas
Negeri Semarang yang telah memberikan perizinan penelitian sehingga
penulis dapat meyelesaikan skripsi.
3. Dr. Tjaturahono Budi Sanjoto, M.Si., Ketua Jurusan Geografi Universitas
Negeri Semarang yang telah memberikan pengarahan dan perizinan skripsi
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi tepat waktu.
4. Prof. Dr. Dewi Liesnoor Setyowati, M.Si., Dosen Pembimbing yang telah
sabar, tulus dan ikhlas menyediakan waktu, tenaga, dan pikiran untuk
membimbing dan menasehati sehingga penulis dapat menyempurnakan
skripsi ini.
5. Dr. Eva Banowati, M.Si., Dosen Penguji I yang telah menyediakan waktu,
tenaga dan pikiran untuk menguji dan memberikan masukan sehingga penulis
dapat menyelesaikan skripsi.
ix
6. Dr. Puji Hardati, M.Si., Dosen Penguji II yang telah menyediakan waktu,
tenaga dan pikiran untuk menguji dan memberikan masukan sehingga penulis
dapat menyelesaikan skripsi.
7. Teman-teman Ilmu Geografi 2014 yang telah mendoakan, memberi semangat
dan bantuan sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.
8. Warga di Desa Munding, Desa Lerep, Kelurahan Kalirejo dan Kelurahan
Pakintelan yang telah bersedia meluangkan waktu untuk memberikan
informasi kepada penulis guna pengumpulan data skripsi.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini jauh dari kesempurnaan. Penulis
menerima kritik dan saran yang membangun serta semoga skripsi ini bermanfaat
bagi pembaca.
Semarang, Januari 2019
Yesy Latifunnisa
3211414008
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................................ i
PERSETUJUAN PEMBIMBING ....................................................................... ii
PENGESAHAN KELULUSAN ........................................................................ iii
PERNYATAAN ................................................................................................. iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ...................................................................... v
SARI ................................................................................................................... vi
ABSTRACT ...................................................................................................... vii
PRAKATA ....................................................................................................... viii
DAFTAR ISI ....................................................................................................... x
DAFTAR TABEL ............................................................................................. xii
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xv
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ........................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................... 4
C. Tujuan Penelitian ...................................................................................... 5
D. Manfaat Penelitian .................................................................................... 5
E. Batasan Istilah .......................................................................................... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Deskripsi Teoritis ..................................................................................... 7
B. Kajian Penelitian Relevan ...................................................................... 18
C. Kerangka Berpikir .................................................................................. 24
BAB III METODE PENELITIAN
A. Lokasi Penelitian .................................................................................... 26
B. Populasi .................................................................................................. 26
C. Sampel .................................................................................................... 26
xi
D. Variabel Penelitian ................................................................................. 30
E. Metode Pengumpulan Data .................................................................... 32
F. Metode Aalisis Data ............................................................................... 33
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian ....................................................................................... 36
B. Pembahasan ............................................................................................ 77
BAB V ............................................................................................................... 81
PENUTUP ......................................................................................................... 81
A. Kesimpulan ............................................................................................. 81
B. Saran ....................................................................................................... 81
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................ 83
LAMPIRAN ...................................................................................................... 88
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 2. 1 Hasil Penelitian Relevan ...................................................................... 21
Tabel 3. 1 Sampel Titik Pengamatan Fisik Sungai ............................................ 28
Tabel 3. 2 Sampel Penelitian ................................................................................ 30
Tabel 4. 1 Wilayah Administrasi dan Pembagian DAS Garang Hulu ...................37
Tabel 4. 2 Sebaran Curah Hujan DAS Garang Hulu ............................................ 38
Tabel 4. 3 Jenis Tanah DAS Garang Hulu ........................................................... 39
Tabel 4. 4 Perubahan Penggunaan Lahan DAS Garang Hulu
Tahun 2010-2018 ....................................................................................39
Tabel 4. 5 Jumlah Penduduk dan Kepadatan Penduduk DAS Garang Hulu ........ 41
Tabel 4. 6 Tingkat Pendidikan Responden ........................................................... 42
Tabel 4. 7 Mata Pencaharian Responden .............................................................. 43
Tabel 4. 8 Kelompok Umur Responden ................................................................ 43
Tabel 4. 9 Pengamatan Kondisi Lingkungan Biotik ............................................. 45
Tabel 4. 10 Pengamatan Kondisi Lingkungan Abiotik ......................................... 47
Tabel 4. 11 Pengamatan Kondisi Lingkungan Budaya (Aktivitas Rumah Tangga
dalam Memanfaatkan Lingkungan Sungai). ........................................... 50
Tabel 4. 12 Kondisi Lingkungan Budaya di DAS Garang Hulu........................... 52
Tabel 4. 13 Pemanfaatan Lingkungan Sungai....................................................... 54
Tabel 4. 14 Kegiatan Pengelolaan Lingkungan Sungai ........................................ 58
Tabel 4. 15 Status Kepemilikan dan Jenis Pengusahaan Lahan............................ 67
Tabel 4. 16 Strategi Intensifikasi dan Ekstensifikasi. ........................................... 68
Tabel 4. 17 Kegiatan Strategi Diversifikasi dalam Pekerjaan. .............................. 71
Tabel 4. 18 Kegiatan Strategi Migrasi. ................................................................. 74
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2. 1 Kerangka Kerja Sustainable Rural Livelihoods (Scoones, 1998) ...
13 Gambar 2. 2 Kerangka Berpikir Penelitian .................................................... 25
Gambar 3. 1 Peta Lokasi Penelitian DAS Garang Hulu ....................................... 27
Gambar 4. 1 Peta Perubahan Penggunaan Lahan Tahun 2010 dan 2018 ............. 40
Gambar 4. 2 Vegetasi Sekitar Sungai Rt 05/RW 01 Kelurahan Kalirejo ............. 46
Gambar 4. 3 Kondisi Batuan dan Air Sungai Dusun Cemanggal Lor, Desa
Munding .................................................................................................. 48
Gambar 4. 4 Aktivitas Rumah Tangga di Lingkungan Sungai ............................. 53
Gambar 4. 5 Pemanfaatan Sempadan Sungai di Desa Munding ........................... 54
Gambar 4. 6 Pemanfaatan Sempadan Sungai Dusun Karangbolo, Desa Lerep ...
55 Gambar 4. 7 Pemanfaatan Air Sungai di Kelurahan Kalirejo ........................ 56
Gambar 4. 8 Pemanfaatan Sempadan Sungai di Pakintelan ................................. 56
Gambar 4. 9 Kegiatan Pemanfaatan Lingkungan Sungai ..................................... 57
Gambar 4. 10 Alat Pemanenan Air Hujan di Balai Desa Munding ...................... 59
Gambar 4. 11 Sumur Resapan Lokasi 110 ̊ 23’55,5” BT
dan 7 ̊ 7’49.10” LS di Desa Lerep............................................................ 60
Gambar 4. 12 Kegiatan FGD Studi Akhir Ketahanan Masyarakat Tehadap Banjir
Wilayah DAS Garang, di Kelurahan Kalirejo ........................................ 61
Gambar 4. 13 Lubang Biopori Lokasi 110 ̊ 23’45” BT
dan 7 ̊ 5’30” LS di Rt 01, Rw 01 Kelurahan Pakintelan .......................... 63
Gambar 4. 14 Kegiatan Pengelolaan Lingkungan Sungai di DAS Garang Hulu . 64
Gambar 4. 15 Peta upaya menjaga kelestarian lingkungan sungai di DAS
Garang Hulu ............................................................................................ 65
Gambar 4. 16 Skema Strategi Penghidupan Rumah Tangga di DAS
Garang Hulu ............................................................................................ 66
Gambar 4. 17 Kegiatan Pertanian di Desa Munding............................................. 69
Gambar 4. 18 Kegiatan Pemanfaatan Lahan Pekarangan di
Kelurahan Pakintelan .............................................................................. 70
Gambar 4. 19 Kegiatan Strategi Intesifikasi &Ekstensifikasi di
DAS Garan Hulu ..................................................................................... 70
xiv
Gambar 4. 20 Diversifikasi di Sektor Peternakan di Lerep .................................. 72
Gambar 4. 21 Kegiatan Strategi Diversifikasi di DAS Garang Hulu ................... 73
Gambar 4. 22 Kegiatan Strategi Migrasi di DAS Garang Hulu ............................ 75
Gambar 4. 23 Peta Strategi Penghidupan Rumah Tangga di DAS
Garang Hulu ............................................................................................76
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Daftar Responden Penelitian DAS Bagian Atas DAS
Garang Hulu ............................................................................................89
Lampiran 2 Daftar Responden Penelitian DAS Bagian Bawah DAS
Garang Hulu ............................................................................................ 91
Lampiran 3 Instrumen Penelitian ......................................................................... 92
Lampiran 4 Instrumen Observasi Lapangan Kondisi Lingkungan Sungai
DAS Garang ............................................................................................ 98
Lampiran 5 Instrumen Wawancara Ke Person DAS Garang Hulu ...................... 99
Lampiran 6 Hasil Tabulasi Kondisi Lingkungan Sungai DAS Bagian Atas ..... 100
Lampiran 7 Tabulasi Hasil Penelitian Kondisi Lingkungan Sungai DAS
Bagian Bawah ....................................................................................... 102
Lampiran 8 Hasil Penelitian Observasi Kondisi Lingkungan Sungai
DAS Garang .......................................................................................... 103
Lampiran 9 Tabulasi Hasil Penelitian Pemanfaatan Lingkungan Sungai
DAS Bagian Atas .................................................................................. 106
Lampiran 10 Tabulasi Hasil Penelitian Pemanfaatan Lingkungan Sungai DAS
bagian Bawah ........................................................................................ 108
Lampiran 11 Tabulasi Hasil Penelitian Pengelolaan Lingkungan Sungai DAS
Bagian Atas DAS Garang Hulu ............................................................ 109
Lampiran 12 Tabulasi Hasil Penelitian Pengelolaan Lingkungan Sungai DAS
Bagian Bawah DAS Garang Hulu ...................................................... 113
Lampiran 13 Tabulasi Hasil Penelitian Strategi Intensifikasi di DAS
Garang Hulu Bagian Atas ..................................................................... 115
Lampiran 14 Tabulasi Hasil Penelitian Strategi Intensifikasi di DAS
Garang Hulu Bagian Bawah ................................................................. 119
Lampiran 15 Tabulasi Hasil Penelitian Strategi Ekstensifikasi di DAS Garang
Hulu Bagian Atas .................................................................................. 121
Lampiran 16 Tabulasi Hasil Penelitian Strategi Ekstensifikasi di DAS Garang
Hulu Bagian Bawah .............................................................................. 123
xvi
Lampiran 17 Tabulasi Hasil Penelitian Strategi Diversifikasi di DAS Garang
Hulu Bagian Atas .................................................................................. 124
Lampiran 18 Tabulasi Hasil Penelitian Strategi Diversifikasi di DAS Garang
Hulu Bagian Bawah .............................................................................. 128
Lampiran 19 Tabulasi Hasil Penelitian Strategi Migrasi di DAS Garang
Hulu Bagian Atas .................................................................................. 130
Lampiran 20 Tabulasi Hasil Penelitian Strategi Migrasi di DAS Garang
Hulu Bagian Bawah .............................................................................. 134
Lampiran 21 Hasil Tabulasi Total Tiap Desa .................................................... 136
Lampiran 22 Surat Izin Penelitian...................................................................... 138
1
1
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Daerah Aliran Sungai(DAS) merupakan daerah yang dibatasi oleh
pemisah air topografik(topographic water devide), apabila terjadi hujan maka
air akan mengalir menuju pada saluran air yang dapat saling bersambungan
(sistem sungai), sehingga aliran air terkumpul pada satu sungai dan akan
keluar melalui satu saluran (outlet) pada wilayah sungai tesebut (Setyowati,
2010:40).
DAS adalah kesatuan ruang yang terdiri atas unsur abiotik(tanah, air,
udara), biotik(vegetasi, binatang, dan organisme hidup lainnya) dan kegiatan
manusia yang saling berinteraksi dan saling ketergantungan satu sama lain
(Sudaryono, 2002:153).
Berdasarkan beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa
Daerah Aliran Sungai adalah suatu wilayah di dataran yang dibatasi oleh
batas topografi berupa beda tinggi yang di dalamnya terdapat sistem sungai
beserta anak-anak sungainya dimana di dalam DAS tersebut terdiri dari unsur
biotik, abiotik, dan budaya/aktivitas manusia yang saling berinteraksi.
Sebagai wilayah, DAS merupakan sebuah sistem alami yang menjadi
tempat berlangsungnya proses-proses biofisik-hidrologis maupun kegiatan
sosial, ekonomi, dan budaya masyarakat (Sari, 2016:325). Kerusakan kondisi
hidrologis DAS sebagai dampak perluasan kawasan budidaya dan
pemukiman yang tidak terkendali, tanpa memperhatikan kaidah-kaidah
2
konservasi tanah dan air menyebabkan erosi meningkat, sedimentasi,
produktivitas lahan menurun, degradasi lahan, kekeringan dan banjir (Paimin
dkk, 2012:18). Terjadinya degradasi lahan DAS dapat mengganggu
kehidupan sosial-ekonomi masyarakat yang bergantung pada sumber daya
alam DAS (Onuoha, 2008:38).
Fenomena degradasi lahan mengakibatkan kemampuan DAS menurun
dan akhirnya menimbulkan masalah banjir pada musim penghujan dan
kekurangan air pada musim kemarau. Hal ini dikarenakan DAS tidak dapat
menyimpan air pada musim hujan, air hujan yang jatuh ke permukaan tanah
akan mengalir menjadi limpasan permukaan. Selain permasalahan tersebut,
fenomena erosi dan sedimentasi dapat mengakibatkan menipisnya lapisan
permukaan tanah di daerah atas dan menurunnya kemampuan tanah dalam
meresapkan air serta terjadinya pendangkalan di daerah hilir.
DAS Garang Hulu merupakan salah satu Sub DAS di wilayah Balai
Pengelolaan DAS Pemali Jratun yang melintasi Kota Semarang, Kabupaten
Ungaran dan Kabupaten Kendal. DAS Garang Hulu memiliki peranan yang
sangat penting dan strategis dalam kehidupan. Hal ini dikarenakan DAS
Garang Hulu merupakan daerah tangkapan air hujan yang merupakan sumber
kehidupan di wilayah Kabupaten Semarang dan wilayah Kota Semarang
(Setyowati, 2018:402). Oleh karena itu, DAS Garang merupakan DAS
Prioritas 1 pada wilayah kerja BPDAS Pemali Jratun.
Berdasarkan data observasi lapangan di hulu DAS Garang dan data
BPDAS Pemali Jratun tahun 2014 diketahui bahwa kondisi DAS Garang
3
Hulu saat ini mengalami kekritisan. Hal ini dibuktikan dengan adanya
kejadian banjir bandang yang terjadi pada tahun 1963,1990, 2000, 2002,
2008, dan 2010 serta banjir limpasan ketika musim hujan datang (Setyowati,
2018:402). Terjadinya lahan kritis disebabkan oleh banyak faktor, slah
satunya yakni penngelolaan lahan yang kurang sesuai dengan kondisi lahan.
Berdasarkan data BPDAS Pemali Jratun tahun 2014 luas lahan kritis di
DAS Garang Hulu sebesar 1.190,89 ha dari luas total DAS 8.371,37 ha seluas
1.002,31 ha berada di luar kawasan lindung. Hal ini menunjukkan terjadinya
lahan kritis disebabkan oleh aktivitas manusia dalam memanfaatkan dan
mengelola lahan yang kurang tepat, sehingga terjadi penurunan kondisi lahan
di DAS Garang Hulu.
Permasalahan lain yang terjadi di DAS Garang Hulu adalah bertambahnya
jumlah penduduk. Jumlah penduduk di wilayah DAS Garang Hulu pada
tahun 2017 sebanyak 335.240 jiwa, meningkat sebesar 2,28% dari jumlah
penduduk tahun 2014 sebanyak 327.714 jiwa. Peningkatan jumlah penduduk
mengakibatkan peningkatan lahan permukiman. Peningkatan lahan
permukiman mengakibatkan lahan terbuka menjadi berkurang sehingga
daerah resapan air menjadi berkurang. Peningkatan kawasan permukiman
akan diikuti perubahan lain seperti berkurangnya hutan, kebun campuran,
lahan terbuka dan lahan pertanian (Setyowati, 2010:39).
Peningkatan jumlah penduduk dengan berbagai aktivitasnya dapat
merubah orientasi pemanfaatan lahan. Orientasi secara langsung perubahan
pemanfaatan lahan pertanian dapat menurunkan kualitas dan kuantitas
4
produksi pertanian serta kualitas lingkungan hidup, secara tidak langsung
terjadi orientasi ekonomi, sosial, dan budaya masyarakat (Restele, 2015).
Munculnya beragam masalah tersebut tidak hanya disebabkan oleh faktor
alam, namun diikuti aktivitas sosial ekonomi rumah tangga yang semakin
kompleks menyebabkan masalah di wilayah sekitar daerah aliran sungai.
Ketidakseimbangan ekosistem DAS merupakan serangkaian sebab-akibat
pada aktivitas rumah tangga dan kerusakan DAS Garang Hulu. Hal ini akan
mempersempit ruang gerak kehidupan penduduk dalam pemenuhan
kebutuhan sehari-hari yang semakin kompleks tidak hanya terbatas pada
upaya untuk memenuhi kehidupan sehari-hari, akan tetapi telah berkembang
menjadi upaya untuk memperoleh hasil yang lebih.
Untuk mewujudkan kelestarian lingkugan sungai di DAS Garang Hulu
perlu adanya integrasi dalam upaya menjaga kelestarian lingkungan sungai
dan strategi penghidupan rumah tangga terkait dengan pemanfaatan sumber
daya lingkungan sungai.
Berdasarkan hasil kajian tersebut, maka peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul “Strategi Penghidupan Rumah Tangga untuk
Menjaga Kelestarian Lingkungan Sungai di DAS Garang Hulu”.
B. Rumusan Masalah
1) Bagaimana upaya rumah tangga dalam menjaga kelestarian lingkungan
sungai di DAS Garang Hulu?
2) Bagaimana strategi penghidupan rumah tangga di DAS Garang Hulu?
5
C. Tujuan Penelitian
1) Mengetahui upaya rumah tangga dalam menjaga kelestarian lingkungan
sungai di DAS Garang Hulu.
2) Mengetahui strategi penghidupan rumah tangga di DAS Garang Hulu.
D. Manfaat Penelitian
1) Manfaat Teoritis
Manfaat teoritis dari penelitian ini diharapkan sebagai sarana
pengembangan ilmu pengetahuan di bidang geografi terutama yang
berkaitan dengan aspek hidrologi dan kondisi sosial ekonomi masyarakat,
serta menjadi referensi bagi khalayak.
2) Manfaat Praktis
Rekomendasi masukan bagi pemerintah daerah khususnya BPDAS,
DKLH, PSDA, maupun BAPPEDA Kota maupun Kabupaten Semarang
dalam perencanaan, pengelolaan, pemanfaatan DAS Garang Hulu
tentunya saling bersinergi dengan masyarakat.
E. Batasan Istilah
Berkaitan dengan judul yang diteliti, maka untuk menghindari agar
permasalahan yang dimaksud tidak menyimpang serta mempermudah
pembaca dalam memahami isi dan gambaran penelitian, maka perlu
penegasan istilah sebagai berikut:
1) Rumah Tangga
Rumah tangga adalah seseorang atau sekelompok orang yang
mendiami sebagian atau seluruh bangunan fisik dan biasanya tinggal
6
bersama serta pengelolaan makan dari satu dapur (BPS, 2017). Dalam
penelitian ini rumah tangga yang dimaksud yakni salah satu dari anggota
rumah tangga yang bertempat tinggal dekat dengan lingkungan sungai.
2) Menjaga Kelestarian Lingkungan
Kelestarian lingkungan (environmental sustainability) adalah kondisi
dimana sumberdaya alam terjaga dan lestari, dapat mencukupi kebutuhan
masa sekarang hingga masa generasi yang akan datang UNDP (2007
dalam Martopo, 2012:413).
Menjaga kelestarian lingkungan sungai yang dimaksud dalam
penelitian ini adalah upaya rumah tangga dalam menjaga kelestarian
lingkungan sungai menurut Soemarwoto (2004:76). Upaya secara
kelingkungan meliputi kondisi lingkungan abiotik, biotik, budaya
(aktivitas rumah tangga), pemanfaatan air dan sempadan sungai. Secara
keruangan yakni pengelolaan daerah aliran sungai meliputi kegiatan
konservasi, pelestarian badan air, organisasi masyarakat, dan peran
pemerintah.
3) Strategi Penghidupan Rumah Tangga
Strategi penghidupan rumah tangga menggambarkan upaya yang
dilakukan masyarakat dalam mencapai penghidupan yang memadai.
Strategi penghidupan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah strategi
penghidupan menurut Scoones (2001:9) meliputi intensifikasi &
ekstensifikasi, diversifikasi, dan migrasi.
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Deskripsi Teoritis
1) Menjaga Kelestarian Lingkungan Sungai
Lingkungan adalah kombinasi antara kondisi fisik yang mencakup
keadaan sumber daya alam seperti tanah, air, energi surya, mineral, serta
flora dan fauna yang tumbuh di atas tanah maupun di dalam lautan,
dengan kelembagaan yang meliputi ciptaan manusia seperti keputusan
bagaimana menggunakan lingkungan fisik tersebut (https://id.wikipedia
.org/wiki/Lingkungan)(diakses27/4/2018).
Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya,
keadaan dan makhluk hidup, termasuk di dalamnya manusia dan
perilakunya, yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan
kesejahteraan makhluk hidup lainya (Undang-Undang No.23 Tahun 2009).
Lingkungan sungai terdiri dari komponen abiotik, biotik, dan budaya.
Komponen abiotik adalah segala yang tidak bernyawa seperti tanah, udara,
air, iklim, kelembaban, cahaya, bunyi. Komponen biotik adalah segala
sesuatu yang bernyawa seperti tumbuhan, hewan, manusia dan mikro-
organisme. Sedangkan lingkungan budaya yakni aktivitas manusia, yang
saling berkaitan dan saling mempengaruhi satu sama lain.
Pelestarian dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia berasal dari kata
lestari, yang berarti tetap selama-lamanya, tidak berubah. Kegiatan
8
pelestaian merupakan upaya untuk membuat sesuatu tetap selama-
lamanya, tidak berubah dilakukan secara terus-menerus, terarah, dan
terpadu, guna mewujudkan tujuan tertentu di aspek stabilisasi manusia,
serta kegiatan dinamika seseorang.
Menurut Bohari (2008 dalam Martopo, 2012:413) kelestarian
lingkungan (environmental sustainability) adalah kondisi dimana sumber
daya alam terjaga dan lestari, dapat mencukupi kebutuhan masa sekarang
hingga masa generasi yang akan datang.
Manusia sebagaimana makhluk lainnya memiliki keterkaitan dan
ketergantungan terhadap lingkungannya. Manusia tidak akan pernah bisa
hidup tanpa adanya dukungan dari lingkungannya. Relasi manusia dan
lingkungan merupakan hubungan yang saling timbal balik karena manusia
hidup di alam lingkungan hidup dan alam sebagai lingkungan hidup juga
membutuhkan manusia untuk pelestariannya. Manusia berperan dalam
menjaga lingkungan yang ada.
Daya dukung lingkungan yang baik didapatkan dengan pemanfaatan
lingkungan tetapi tidak merusak lingkungan (Inayati, 2017:19). Dengan
adanya daya dukung lingkungan yang baik maka tidak akan ada kerusakan
yang merugikan masyarakat ataupun lingkungan yang ada di sekitarnya.
Manusia sangat berperan terhadap lingkungan dan pengaruh pada
lingkungan hidup sekitarnya, dalam rangka memenuhi kebutuhan
hidupnya baik sandang, pangan maupun papan atau perumahan. Tumbuh
berkembangnya pemikiran manusia berkaitan dengan perkembangan
9
teknologi yang dapat membawa dampak positif maupun negatif terhadap
lingkungan hidup (Inayati, 2017:19).
Sungai merupakan komponen penting yang dimanfaatkan secara
umum untuk menunjang kehidupan. Sungai adalah aluran atau wadah air
alami dan/atau buatan berupa jaringan pengairan air beserta air di
dalamnya, mulai dari hulu sampai muara, dengan dibatasi kanan kiri oleh
garis sempadan (PP No. 38 Tahun 2011).
Berdasarkan beberapa pengertian dapat disimpulkan bahwa kelestarian
lingkungan sungai adalah kondisi dimana sumber daya air terjaga secara
terus-menerus yang bersinergi dengan upaya terarah dari masyarakat untuk
menjaga keberlangsungannya hingga masa yang akan datang.
Daerah aliran sungai(DAS) adalah suatu wilayah daratan yang secara
topografik dibatasi oleh pungung – punggung gunung yang menampung
dan menyimpan air hujan untuk kemudian menyalurkannya ke laut melalui
sungai utama (Asdak, 2010:4).
Menurut Asdak (2010:10) Ekosistem DAS dapat dipelajari menurut
kawasan, dibedakan menjadi daerah hulu, tengah dan hilir. Secara
biogeofisik daerah hulu DAS dicirikan: sebagai daerah konservasi,
mempunyai kerapatan drainase yang lebih tinggi, merupakan daerah
dengan kemiringan lereng besar (lebih dari 15%), bukan merupakan
daerah banjir, pengaturan penggunaan air ditentukan oleh pola drainase,
dan jenis vegetasi umumnya merupakan tegakan hutan. Daerah hilir sungai
dicirikan sebagai daerah pemanfaatan, kerapatan drainase lebih kecil,
10
merupakan daerah dengan kemiringan lereng kecil samapi dengan sangat
kecil (kurang dari 8%), pada beberapa tempat merupakan daerah banjir
(genangan), peraturan penggunaan air ditentukan oleh bangunan irigasi,
dan jenis vegetasi didominasi tanaman pertanian kecuali daerah estuaria
yang didominasi oleh hutan bakau dan gambut. DAS bagian tengah
merupakan daerah transisi dari kedua karakteristik biofisik DAS yang
berbeda tersebut diatas.
Ekosistem DAS hulu memiliki peranan yang sangat penting karena
mempunyai fungsi perlindungan terhadap seluruh bagian DAS.
Perlindungan ini antara lain dari segi tata air. Oleh karena itu, DAS hulu
seringkali menjadi fokus perencanaan pengelolaan DAS kaitannya dengan
daerah tangkapan air. Daerah aliran sungai keberadaannya perlu kita
kelola dengan baik sehingga kebermanfaatan dan fungsi DAS sebagai
sistem perlindungan dan penyangga kehidupan dapat terus berfungsi
secara lestari.
Dalam prespektif sosio-budaya, makin disadari dan kuatnya tuntutan
untuk menerapkan perilaku konservasi. Kegiatan konservasi merupakan
bagian dari pengelolaan DAS. Konservasi tergantung pada perilaku
manusia terhadap alam, keyakinan akan nilai, dan kemampuan manusia
melindungi alam tanpa mengorbankan kebutuhan hidup yang mendasar
(Setyowati, 2011:58).
Konservasi dapat dibedakan menjadi konservasi tanah dan konservasi
air. Menurut Arsyad (1989), Konservasi tanah adalah penempatan setiap
11
bidag tanah pada cara penggunaan yang sesuai dengan kemampuan tanah
tersebut dan memperlakukannya dengan syarat-syarat yang diperlukan
agar tidak terjadi kerusukan tanah. Konservasi air adalah upaya
penyimpanan air secara maksimal pada musim penghujan dan
pemanfaatannya secara efisien pada musim kemarau.
Dalam penelitian ini, kelestarian lingkungan sungai di DAS Garang
Hulu yang dimaksud yakni adalah upaya rumah tangga dalam menjaga
kelestarian lingkungan sungai dengan indikator kondisi lingkungan sungai
(biotik, abiotik, dan budaya), pemanfaatan lingkungan sungai dan
pengelolaan lingkungan sungai sebagai berikut.
1) Kondisi lingkungan Sungai
Terdiri dari tiga (3) unsur yaitu
a. Unsur biotik mencakup seluruh makluk hidup di dalamnya. Unsur
biotik yang dimaksud yakni tutupan vegetasi dan fauna di sekitar
lingkungan sungai.
b. Unsur Abiotik mencakup benda mati yang bermanfaat bagi
kelangsungan hidup. Unsur abiotik yang dimaksud meliputi
kondisi air, tanah, dan udara.
c. Unsur Cultur yakni lingkungan sosial dan budaya yang dibuat
manusia. Unsur cultur yang dimaksud meliputi budaya
masyarakat terhadap lingkungan.
12
2) Pemanfaatan Lingkungan Sungai
Merupakan usaha untuk memanfaatkan sumber daya alam secara
bijaksana untuk menjamin kesinambungan persediannya
(Soemarwoto, 2004:76). Pemanfaatan yang dimaksud dalam
penelitian ini yakni pemanfaatan air sungai dan sempadan sungai.
3) Pengelolaan Lingkungan Sungai
Pengelolaan merupakan usaha untuk memelihara dan memperbaiki
mutu lingkungan guna mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan
dengan memperhatikan kulitas hidup manusia (Soemarwoto,
2004:77). Pengelolaan lingkungan sungai yang digunakan dalam
penelitian ini yakni konservasi air dan tanah, pelestarian badan air,
organisasi masyarakat, dan peran pemerintah.
2) Strategi Penghidupan
Konsep strategi penghidupan (livelihood strategy) menurut kamus
Inggris – Indonesia dan kamus umum bahasa Indonesia adalah siasat untuk
mencapai sesuatu maksud dan tujuan. Menurut Barret, dkk (2000, dalam
Saleh 2014:24) konsep strategi dapat diartikan sebagai rencana yang
cermat tentang suatu kegiatan untuk mencapai tujuan tertentu. Secara
harfiah pengertian strategi merupakan berbagai kombinasi dari aktivitas
dan prioritas yang harus dilakukan individu untuk mencapai kebutuhan
dan tujuan hidupnya.
13
(Scoones, 1998:4) membuat kerangka berpikir agar memudahkan
memahami makna penghidupan (livelihood) dan strategi penghidupan
(livelihood startegis).
Gambar 2. 1 Kerangka Kerja Sustainable Rural Livelihoods
(Scoones, 1998)
Kerangka tersebut dapat disimpulkan bahwa penghidupan (livelihood)
merupakan upaya mencari nafkah untuk mencapai keberlanjutan
penghidupan, yakni berbagai macam cara seseorang, rumah tangga yang
memanfaatkan berbagai sumber daya yang dimiliki untuk mendapatkan
penghasilan sehingga dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya.
Menurut UNDP (2007, dalam Martopo, 2013:3) strategi penghidupan
rumah tangga menggambarkan upaya yang dilakukan masyarakat dalam
mencapai penghidupan yang memadai. Strategi ini berkaitan dengan
bagaimana masyarakat mengelola aset-aset penghidupan yang tersedia,
14
menyikapi perubahan yang terjadi dan menentukan prioritas untuk
mempertahankan atau memperbaiki penghidupan. Keluaran yang
diharapakan dari pelaksanaan strategi penghidupan berkelanjutan adalah
adalah (1) pendapatan masyarakat menjadi lebih baik, (2) kesejahteraan
meningkat, (3) kerentanan berkurang, (4) ketahanan pangan meningkat,
dan (5) pemanfaatan sumber daya alam yang berkelanjutan.
Menurut (Department for International Development 2001:9) untuk
mencapai tujuan penghidupan yang diharapkan, seseorang mengolah
beragam sumber daya/modal penghidupan, menggunakan kemampuan
serta memanfaatkan kesempatan yang ada. Berbagai cara dilakukan untuk
memperoleh manfaat yang optimal dari beragam sumberdaya dan
kesempatan yang tersedia. Ada tiga hal penting yang terkait dengan
strategi penghidupan; tersedianya kesempatan, adanya kemampuan, dan
keragaman pilihan. Kesempatan, berkaitan dengan situasi internal dan
eksternal yang memungkinkan berbagai sumberdaya dapat diolah untuk
menghasilkan manfaat optimal. Kemampuan, berkaitan dengan
pengetahuan, keterampilan, pengalaman seseorang untuk mengolah
sumberdaya serta memanfaatkan kesempatan yang ada. Pilihan, yaitu
tersedianya beragam strategi alternatif lain yang dapat diupayakan untuk
memperoleh manfaat penghidupan, manakala terjadi perubahan, baik
internal maupun eksternal.
Ada berbagai cara strategi penghidupan rumah tangga yang
dikategorikan sebagai sumber penghasilan. Menurut Ellis (2000:11-12),
15
pembentuk strategi penghidupan dibedakan menjadi 3 (tiga) yaitu pertama:
berasal dari on-farm; merupakan strategi penghidupan yang didasarkan
dari sumber hasil pertanian dalam arti luas (pertanian, perkebunan,
kehutanan, peternakan, perikanan, dll). Kedua: berasal dari off-farm, yaitu
dapat berupa upah tenaga kerja pertanian, sistem bagi hasil (harvest share
system), kontrak upah tenaga kerja non upah dan lain-lain. Ketiga: berasal
dari non- farm, yaitu sumber pendapatan yang berasal dari luar kegiatan
pertanian yang dibagi menjadi 5 yaitu: (1) upah tenaga kerja pedesaan
bukan dari pertanian; (2) usaha sendiri di luar kegiatan pertanian, (3)
pendapatan dari hak milik (misalnya: sewa), (4) kiriman dari buruh migran
yang pergi ke kota; dan (5) kiriman dari buruh migran yang pergi ke luar
negeri. Namun, pada kenyataanya klasifikasi tersebut hanya dibagi
menjadi dua yaitu dari sektor pertanian (on farm dan off farm) dan
sektor non pertanian (non farm).
Menurut White, dkk (1991) mengelompokkan menjadi tiga tipologi
yaitu: pertama, strategi bertahan hidup (survival strategy) adalah strategi
untuk memenuhi kebutuhan hidup pada tingkat minimum agar dapat
bertahan hidup; kedua, strategi konsolidasi (consolidation strategy) adalah
strategi untuk memenuhi kebutuhan hidup yang dicerminkan pada
pemenuhan kebutuhan pokok dan sosial; ketiga, strategi akumulasi
(accumulation strategy) adalah strategi pemenuhan kebutuhan hidup untuk
mencapai kebutuhan pokok, sosial dan penumpukan modal. Strategi
tersebut tidak selalu muncul dalam suatu masyarakat, strategi yang muncul
16
akan berbeda dari satu masyarakat dengan masyarakat lain dimana strategi
yang dilakukan sangat menguntungkan pada kondisi ekonomi rumah
tangga.
Scoones (2001:9) menggolongkan strategi penghidupan menjadi tiga
golongan besar. Ketiga golongan antara lain; (1) Rekayasa sumber
penghidupan pertanian, yang merupakan usaha pemanfaatan sektor
pertanian agar lebih efektif dan efisien baik melalui penambahan input
eksternal berupa tenaga kerja atau teknologi (intensifikasi) maupun dengan
memperluas lahan garapan pertanian (ekstensifikasi). (2) Pola keragaman
penghidupan yang merupakan usaha yang dilakukan dengan cara mencari
pekerjaan lain selain sektor pertanian untuk menambah pendapatan
(diversifikasi). (3) Rekayasa spasial merupakan usaha yang dilakukan
dengan cara mobilisasi/ perpindahan penduduk baik secara permanen
maupun sirkuler (migrasi).
Berdasarkan uraian menegenai strategi penghidupan rumah tangga
indikator strategi yang digunakan dalam penelitian ini yakni penggolongan
menurut Scoones antara lain:
1) Intensifikasi dan ekstensifikasi
Intensifikasi yaitu tetap bertahan pada mata pencaharian semula.
Namun demikian, intensifikasi memberikan penekanan pada usaha
peningkatan hasil produksi per satuan luas melalui penanaman modal
atau peningkatan input tenaga kerja, sedangkan ekstensifikasi
mengupayakan lebih banyak tanah untuk ditanam (Scoones 2001:9).
17
Strategi intensifikasi & ekstensifikasi yang digunakan dalam penelitian
ini meliputi: pemanfaatan lahan pertanian (i), pemanfaatan lahan
pekarangan/ tegalan (i) dan penambahan lahan garapan (e).
2) Diversifikasi
Diversifikasi merupakan strategi penting untuk mengurangi
kerentanan penghidupan atau meningkatkan taraf hidup. Orang-orang
tidak hanya melakukan diversifikasi atau de-diversifikasi penghidupan
untuk mengatasi kesulitan, tetapi juga untuk mempertahankan dan
meningkatkan kehidupa (Niehof, 2004:322). Diversifikasi yaitu
mencari alternatif lain dari kegiatan off-farm atau non-farm
sebagai sarana pemenuhan kebutuhan ketika mata pencaharian yang
lama dirasa tidak memungkinkan (Scoones, 2001:9). Pembahasan
mengenai diversifikasi pendapatan sering dikaitkan dengan upaya
penanggulangan resiko dan ketidakpastian pendapatan atas tenaga
kerja dan lahan (Dercon, 2002:3). Ditingkat rumah tangga,
diversifikasi melalui penganekaragaman usaha dan pemanfaatan aset,
selain dimaksudkan untuk mencari nilai tambah kapital juga untuk
mengurangi instabilitas pendapatan rumah tangga. Dalam penelitian ini
strategi diversifikasi yang digunakan meliputi pertanian di luar
bercocok tanam, sektor jasa, sektor pedagangan, penghasilan dari
modal serta penambahan jam kerja.
18
3) Migrasi
Menurut Mantra (1994:236) menyatakan tekanan penduduk
terhadap lahan pertanian makin lama makin meningkat karena luasan
lahan pertanian di berbagai wilayah tidak mungkin lagi untuk
diperluas. Salah satu isu penting terkait antara migrasi dan
penghidupan adalah dampak ekonomi, khususnya aspek remitan.
Cursor (1981 dalam Nugroho, 2006:37) menyatakan bahwa migrasi
merupakan usaha strategi yang dilakukan untuk memperoleh
pendapatan dan membantu meningkatkan status sosial-ekonomi
keluarga rumah tangga baik untuk bertahan hidup untuk memenuhi
kebutuhan subsisten, untuk keamanan dan stabilitas ekonomi rumah
tangga, atau dengan melakukan migrasi untuk ekspansi usaha.
Migrasi yaitu mencari penghidupan di tempat lain baik sementara
atau permanen serta berganti pekerjaan (Scoones, 1998:09). Dalam
penelitian ini, mobilitas merupakan salah satu strategi penghidupan,
yaitu usaha yang dilakukan rumah tangga untuk mendapatkan
pekerjaan diluar tempat tinggalnya secara menetap ataupun sementara.
B. Kajian Penelitian Relevan
Penelitian terdahulu berfungsi untuk memperluas daftar pustaka
sekaligus pembanding yang dilihat mulai dari variabel penelitian, teknik
analisis data, dan hasil penelitian.
Penelitian Anton Martopo (2013:47-56) membahas mengenai Strategi
Penghidupan Berkelanjutan di Kawasan Dieng. Penelitian ini mengkaji
19
kondisi eksisting aset penghidupan, status aset penghidupan, serta mengkaji
strategi penghidupan berkelanjutan masyarakat yang dianalisis menggunakan
SWOT. Persamaan penelitian ini dengan penelitian penulis yaitu mengkaji
strategi penghidupan masyarakat. Sedangkan perbedaannya yakni lokasi
penelitian dan teknik analisis data yang digunakan, dimana penelitian ini
menggunakan deskriptif kualitatif, sedangkan penelitian penulis
menggunakan deskriptif kuantitatif.
Penelitian Cathryn Turton (2000:1-27) meneliti mengenai peningkatan
penghidupan melalui partisipatif pengembangan DAS di India. Adapun
hasilnya yakni WSD mendukung proses intensifikasi dan ekstensifikasi.
Menyediakan peluang bagi masyarakat untuk melakukan diversifikasi, serta
migrasi merupakan salah satu cara untuk melakukan diversifikasi. Persamaan
penelitian ini dengan penelitian penulis yaitu mengkaji strategi penghidupan
rumah tangga menggunakan variabel strategi penghidupan yang sama.
Sedangkan perbedaannya yakni lokasi penelitian dan teknik analisis data yang
digunakan, dimana penelitian ini menggunakan kualitatif, sedangkan
penelitian penulis menggunakan deskriptif kuantitatif.
Penelitan Mohammad Asif Khan (2008:195) meneliti tentang strategi
penghidupan dan struktur pekerjaan di Pakistan. Penelitian ini mengkaji
tentang aset penghidupan, startegi penghidupan, serta membuat analisis
komparatif dari perubahan struktur ketenagakerjaan di wilayah studi.
Persamaan penelitian ini dengan penelitian penulis yaitu mengkaji strategi
20
penghidupan serta teknik analisis deskriptif kuantitatif. Sedangkan
perbedaannya yakni lokasi penelitian dan topik kajiannya.
Penelitian Rathna Wijayanti (2016:133-152) membahas mengenai strategi
penghidupan berkelanjutan masyarakat berbasis aset di Sub DAS Pusur, DAS
Bengawan Solo. Penelitian ini mengkaji aset penghidupan serta strategi
penghidupan berkelanjutan berbasis aset dalam menjaga keberlanjutan DAS.
Persamaan penelitian ini dengan penelitian penulis yaitu mengkaji strategi
penghidupan masyarakat berbasis Sub DAS, menggunakan variabel strategi
penghidupan yang sama serta teknik sampling yang digunakan. Sedangkan
perbedaannya yakni lokasi penelitian dan teknik analisis data yang
digunakan, penelitian ini menggunakan metode kualitatif kuantitatif,
sedangkan penelitian penulis menggunakan deskriptif kuantitatif.
Penelitian Sri Endang (2014:120) mengkaji strategi penghidupan
penduduk di sekitar Danau Limboto Gorontalo. Penelitian ini mengkaji
faktor sosial demografi, kerentanan rumah tangga, aset penghidupan serta
strategi penghidupan rumah tangga. Persamaan penelitian ini dengan
penelitian penulis yaitu mengkaji strategi penghidupan masyarakat.
Sedangkan perbedaannya yakni lokasi penelitian dan teknik analisis data yang
digunakan, dimana penelitian ini menggunakan metode kualitatif kuantitatif,
sedangkan penelitian penulis menggunakan deskriptif kuantitatif.
21
Tabel 2. 1 Hasil Penelitian Relevan
Nama,Tahun dan
Judul Penelitian
Tujuan Metode Hasil
Anton Martopo (2013)
Strategi penghidupan
berkelanjutan
(sustainable livelihood)
di kawasan dieng (kasus
di desa buntu kecamatan
kejajar kabupaten
wonosobo)
1. Mengkaji kondisi eksisting
aset penghidupan masyarakat
di Kawasan Dieng.
2. Mengkaji status aset
penghidupan masyarakat di
Kawasan Dieng.
3. Mengkaji strategi
penghidupan berkelanjutan
(sustainable livelihood)
masyarakat di Kawasan Dieng
Metode
analisis
deskriptif
kualitatif
1. Kondisi aset penghidupan di Desa Buntu dari
keseluruhan aspek masuk dalam kategori tidak
berkelanjutan.
2. Strategi penghidupan berkelanjutan di Desa
Buntu melalui peningkatan ketrampilan dan
permodalan bergulir bagi masyarakat,
pengembangan agribisnis perdesaan dan strategi
pertanian berkelanjutan, pengelolaan kawasan
permukiman infrastruktur ramah lingkungan,
serta dan model pariwasata kehutanan yang
berbasis masyarakat.
Cathryn Turton (2000)
Enhancing Livelihoods
Through Participatory
Watershed
DevelopmentIn India.
1 . Untuk melihat dampak dari
kebijakan WSD terhadap
penghidupan masyarakat
miskin.
2. Mengetahui peran WSD
terhadap masyarakat dalam
membangun modal aset dan
pemerataan keuntungan
3. Untuk melihat perubahan
yang dihasilkan strategi
penghidupan.
1. Studi
Kasus
2. Metode
Participatory
Rural
Appraisal
3. Focus
Group
Discusion
4. Analisis
Kualitatif
1.WSD mendukung proses intensifikasi
pertanian. intensifikasi berasal dari sektor
peternakan, peningkatan produktivitas lahan.
2. Menyediakan peluang bagi kaum miskin
untuk diversifikasi.
3. Migrasi merupakan salah satu cara yang
paling
penting dari diversifikasi penghidupan
masyarakat pedesaan dan bagi masyarakat
miskin.
22
Mohammad Asif Khan
(2008)
Livelihood Strategies
and Employment
Structure in Northwest
Pakistan
1. Menganalisa strategi
diversifikasi penghidupan
rumah tangga.
2. Mengidentifikasi faktor-
faktor yang bertanggung jawab
terhadap partisipasi pekerjaan
yang berbeda
1. Metode
Survei,
2. Analisis
deskriptif
strategi
penghidupan
3. Regresi
logistik untuk
kemiskinan
1. Strategi diversifikasi dapat mengurangi
ketergantungan dari pertanian dan banyak
rumah tangga terlibat dalam kegiatan non
pertanian
2. Beberapa variabel yang lain sangat
menjelaskan kemungkinan menjadi miskin
adalah kepemilikan aset seperti ternak dan
transportasi dan lokasi rumah tangga.
3. Remitan dari migrasi internasional serta
internal berperan terhadap peningkatan
pendapatan rumah tangga karena mobile
livelihoods.
Rathna Wijayanti
(2016).
Strategi Penghidupan
Berkelanjutan
Masyarakat Berbasis
Aset di SUB Das Pusur,
DAS Bengawan Solo
1. Mengkaji aset penhidupan
yang dimiliki dan dapat diakses
mayarakat
2.Mengkaji strategi
penghidupan berkelanjutan
berbasis aset dan menjaga
keberlanjutan DAS.
1. Metode
analisis
kualitatif dan
kuantitatif
2. Metode
area dan
purposive
sampling
1. Aset tertinggi dimiliki oleh sub DAS bagian
tengah, kemudian atas, dan terakhir bawah.
Modal fisik memiliki nilai tertinggi di seluruh
bagian sub DAS.
2. Strategi intensifikasi pada bagian atas berupa
agroforestri sedangkan pada bagian tengah
dan bawah menggunakan panca usaha tani.
Strategi diversifikasi pada bagian atas dengan
cara beternak sedangkan bagian tengah dan
bawah dilakukan dengan menjadi buruh/
karyawan. Strategi migrasi dengan alasan
menikah dominan untuk bagian atas dan
bawah, sedangkan bagian tengah migrasi
karena alasan pekerjaan.
23
Sri Endang (2014)
Strategi Penghidupan
Penduduk Sekitar Danau
Limboto Provinsi
Gorontalo
1 . Mengkaji faktor sosial
demografi penduduk sekitar
Danau Limboto
2. Mengkaji kondisi
kerentanan rumah tangga
penduduk sekitar Danau
Limboto
3. Mengkaji aset penghidupan
rumahtangga penduduk sekitar
Danau Limboto
4. Mengkaji strategi
penghidupan dan capaian
penghidupan rumah tangga
penduduk sekitar Danau
Limboto
Metode
kuantitatif
dan kualitatif
dengan
pendekatan
penghidupan
penduduk,
spasial dan
ekologi
1. Strategi Penghidupan (livelihood
strategy) rumahtangga di daerah penelitian
sebagian besar menggunakan strategi bertahan
hidup (Survival strategy). Secara kumulatif
strategi bertahan hidup rumahtangga tertinggi
dengan persentase 60,25 %, diversifikasi 37,69
%, konsolidasi 25,21 %, akumulasi 7,78 %, dan
serta strategi kompensasi sebesar 6,68 %.
2. Aset penghidupan yang dimiliki responden
bervariasi di setiap desa sampel penelitian.
Analisis pentagon terhadap aset yang dimiliki
oleh petani dan nelayan berdasarkan tingkatan
nilai berkisar dari 0-5, semakin rendah nilainya
maka pemilikan aset terhadap nelayan tersebut
semakin rendah dan sebaliknya jika nilainya
tinggi maka kepemilikan terhadap aset juga
tinggi.
Yesy Latifunnisa
Strategi Penghidupan
Rumah Tangga untuk
Menjaga Keelstarian
Lingkungan Sungai di
DAS Garang Hulu
1 . Mengetahui upaya rumah
tangga dalam menjaga
kelestarian lingkungan sungai
di DAS Garang Hulu
2 . Mengetahui strategi
penghidupan rumah tangga di
DAS Garang Hulu
Metode
kuantitatif
deskriptif dan
analisis
keruangan.
1. Upaya rumah tangga menjaga kelestarian
lingkungan di DAS bagian atas presentasinya
lebih tinggi dari pada DAS bagian bawah.
2. Strategi intensifikasi pada DAS bagian atas
berupa agroforestri dan pada bagian bawah
berupa panca usaha tani. Strategi diversifikasi
pada bagian atas berupa beternak dan berdagang
sedangkan bagian bawah didominasi sektor jasa
yakni menjadi buruh pabrik/karyawan. Strategi
migrasi dengan alasan pekerjaan dominan untuk
DAS bagian atas dan bawah.
24
C. Kerangka Berpikir
Pemanfaataan dan pengelolaan lahan yang tidak tepat mendorong
terjadinya alih guna lahan dari pertanian ke non pertanian (lahan terbangun).
Fenomena lain berupa pertumbuhan penduduk yang semakin luas seiring
dengan perkembangan dan kemajuan kota memberikan dampak pada
perubahan penggunaan lahan. Hal ini menyebabkan fenomena degradasi
lahan yang mengakibatkan kemampuan DAS menurun.
Kerusakan lahan pada DAS bagian hulu dan bagian hilir dilihat dari
kondisi lingkungan biotik, abiotik, dan budaya. Untuk itu perlu upaya rumah
tangga dalam menjaga kelestarian lingkungan melalui pengelolaan
lingkungan sungai meliputi kegiatan koservasi air dan tanah, pelestarian
badan air, peran organisasi masyarakat, dan peran pemerintah. Kaitannya
dengan keberlanjutan lingkungan dan kehidupan, maka perlu alternatif
strategi penghidupan rumah tangga berupa intensifikasi&ekstensifikasi,
diversifikasi, dan strategi migrasi.
Rumah tangga dalam melakukan aktivitas tidak bisa dipisahkan dengan
lingkungan sungai, startegi penghidupan yang dilakukan oleh rumah tangga
diharapkan sejalan dengan kelestarian lingkungan sungainya. Sehingga,
kondisi lingkungan lestari dan kehidupan berkelanjutan dapat terwujud.
25
Gambar 2. 2 Kerangka Berpikir Penelitian
Perubahan guna lahan dan pertambahan penduduk menyebabkan
degradasi lahan di DAS Garang Hulu
Rumah tangga
memanfaatakan
lingkungan sungai
Lingkungan sungai lestari dan kehidupan
berkelanjutan
Strategi Penghidupan
Rumah Tangga
• Intensifikasi &
ekstensifikasi
• Diversifikasi
• Migrasi
Kondisi lingkungan
pada DAS Bagian
Atas dan Bawah
Kondisi Lingkungan
• Biotik
• Aiotik
• Budaya
Upaya dalam menjaga
kelestarian lingkungan
sungai berupa
pengelolaan DAS
Pemanfaatan
lingkungan sungai:
kondisi sosial budaya
dan ekonomi rumah
tangga
81
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat disimpulkan
sebagai berikut.
1) Upaya rumah tangga dalam menjaga kelestarian lingkungan sungai yaitu
melalui pengelolaan lingkungan sungai. Kegiatan tersebut meliputi
konservasi air dan tanah, pelestarian badan air, peran organisasi
masyarakat, dan peran pemerintah. Di DAS bagian atas presentasinya
lebih tinggi dari pada DAS bagian bawah. Hal ini menunjukan bahwa
interaksi rumah tangga dengan sungai lebih banyak di DAS bagian atas.
2) Strategi penghidupan rumah tangga untuk kegiatan intensifikasi pada DAS
bagian atas berupa agroforestri sedangkan pada DAS bagian bawah berupa
panca usaha tani. Strategi diversifikasi pada DAS bagian atas berupa
beternak dan berdagang sedangkan pada DAS bagian bawah didominasi
sektor jasa yakni menjadi buruh pabrik/karyawan. Strategi migrasi dengan
alasan pekerjaan dominan untuk DAS bagian atas dan bawah.
B. Saran
1) Peran pemerintah berupa perbaikan sarana prasarana, sosialisasi,
penyediaan fasilitas, pemasangan pamflet, serta pemberian sanksi pada
individu atau kelompok yang melakukan perusakan terhadap sistem
aliran sungai dan kesadaran rumah tangga di lingkungan sungai perlu
82
ditingkatkan utuk menjaga kelestarian dan keberlangsungan DAS
Garang.
2) Dorongan pemerintah baik dalam bidang pertanian maupun non
pertanian melalui kegiatan penyuluhan, pelatihan, maupun sosialisasi
diperlukan untuk mewujudkan strategi penghidupan berkelanjutan baik
83
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2013. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: Rineka Cipta
Arsyad, Sintala. 1989. Konservasi Tanah dan Air. Bogor: Institut Pertanian
Bogor.
Asdak, Chay. 2008. Hidrologi dan Pengelolaan DAS. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press.
Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Pemali Jratun. 2014. Rencana Tindak
Pengelolaan DAS Garang. Semarang: BP DAS Pemali Jratun.
Banowati, E., & Prajanti, S. D. W. (2017). Developing the under stand cropping
system (PLDT) for sustainable livelihood. Management of Environmental
Quality: An International Journal, 28(5), 769-782.
https://scholar.google.co.id diakses pada tanggal 19 Desember 2018.
BPS . 2017. Kecamatan Bergas Dalam Angka. Semarang: BPS.
https://semarangkab.bps.go.id. diakses pada tanggal 2 Maret 2018.
----- . 2017. Kecamatan GunungPati Dalam Angka. Semarang: BPS.
https://semarangkab.bps.go.id. diakses pada tanggal 2 Maret 2018.
----- . 2017. Kecamatan Ungaran Barat Dalam Angka. Semarang: BPS.
https://semarangkab.bps.go.id. diakses pada tanggal 2 Maret 2018.
----- . 2017. Kecamatan Ungaran Timur Dalam Angka. Semarang: BPS.
https://semarangkab.bps.go.id. diakses pada tanggal 2 Maret 2018.
Chambers, R. and Conway, G. 1992. Sustainable Rural Livelihoods: Practical
Concepts for the 21Century. IDS Discussion Paper 296. Brighton: Institute
of Development Studies. http://www.sciepub.com/reference/72054 diakses
pada tanggal 14 April 2018.
Devi, S. (2015). “Community Participation and Sustainable Livelihoods: A Study
on Watershed Management in Odisha “. Doctoral dissertation. Odisha:
Departement of Humanites & Social Sciences National Intitute of
Technology Rourkela Odisha India.https://jrisetgeotam.com/index.php
/proceeding diakses pada tanggal 16 Maret 2018.
Dercon, S. (2002). Income Risk, Coping Strategies, And Safety Nets. The World
Bank Research Observer, 17(2), 141-166. https://elibrary.worldbank.org
diakses 28/4/2018
84
DFID. 2005. Sustainable Livelihoods Guidance Sheets. London: Department for
International Development (UK). http://www.livelihoodscentre.org pada
tanggal 12 Mei 2018.
Dong, Y., & Hauschild, M. Z. 2017. Indicators for Environmental Sustainability.
Procedia CIRP Conference on Life Cycle Enginering. 61, 697-702.
https://www.researchgate.net/publication/316341745_Indicators_for_Enviro
nmental_Sustainability diakses pada tanggal 13 April 2018.
Efendi, Muchtar. 2012. “Kajian Tingkat Kerentanan Masyarakat Terhadap
Perubahan Iklim dan Strategi Adaptasi Berbasis Daerah Aliran Sungai
(Studi Kasus: SUB DAS Garang Hulu)”. Tesis. Semarang: Universitas
Diponegoro. http://eprints.undip.ac.id/36496/ pada tanggal 16 Mei 2018.
Ellis, F. 2000. Rural livelihoods and diversity in Developing Countries. Oxford:
Oxford University Press. (books.google.co.id) diakses 20/4/2018
Hardati, Puji. 2014. “ Pola Keruangan Sektor Pertanian dengan Non-Pertanian dan
Konsekuensinya pada Strategi Penghidupan Rumah Tangga di Kabupaten
Semarang. Disertasi.Yogyakarta: Universitas Gajah Mada.
Husein Umar, 2005. Metode Penelitian. Jakarta : Salemba Empat
Inayati, Desy., Erni Suharini., dan Sriyono. 2017. Tingkat Partispasi Penduduk
Dalam Upaya Pelestarian Tanaman Mangrove di desa Pecakaran
Kabupaten Pekalongan. Edu Geography. No. 5. Hal. 18-24
https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/edugeo/article/view/13743 diakses
20/4/2018
Khan, M. A. 2008. “Livelihood Strategies and Employment Structure in
Northwest Pakistan “. Doctoral Dissertation. Germany: University
Göttingen. https://ediss.uni-goettingen.de/bitstream/handle/11858/00-1735-
0000-0006-B633-F/khan.pdf pada tanggal 16 Maret 2018.
Mantra, Ida Bagus. 2003. Demografi Umum. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Marlena, B. 2012. Kajian Pengelolaan Sub DAS Garang Hulu terhadap Kualitas
Air Sungai. In Seminar Nasional Pengelolaan Sumberdaya Alam dan
Lingkungan. https://core.ac.uk/download/pdf/11734961.pdf pada tanggal
20 April 2018.
Martopo, A., Hardiman, G., & Suharyanto, S. 2013. Strategi Penghidupan
Berkelanjutan (Sustainable Livelihood) di Kawasan Dieng (Kasus di Desa
Buntu Kecamatan Kejajar Kabupaten Wonosobo). Ekosains, 5(2).
eprints.undip.ac.id diakses 20/6/2018.
85
Martopo, A., Hardiman, G., & Suharyanto, S. 2013. Kajian Tingkat Penghidupan
Berkelanjutan (Sustainable Livelihood) di Kawasan Dieng (Kasus di Desa
Buntu Kecamatan Kejajar Kabupaten Wonosobo). Prosiding Seminar
Nasional Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan 2012.
Universitas Diponegoro: 412-418. http://eprints.undip.ac.id diakses
20/6/2018
Niehof, A. 2004. The significance of diversification for rural livelihood systems.
Food policy, 29(4), 321-338. https://www.sciencedirect.com diakses
27/6/208
Onuoha, F. C. 2008. Environmental degradation, livelihood and conflicts: a focus
on the implications of the diminishing water resources of Lake Chad for
north-eastern Nigeria. African journal on conflict resolution. 8(2), 35-61.
https://www.ajol.info/index.php/ajcr/article/view/39425 diakses 27/7/2018
Paimin, dkk. 2012. Sistem Perencanaan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai.
Pusat Penelitian dan Pengembangan Konservasi dan Rehabilitasi.
Bogor:P3KR.
Pandit, B. H., Wagley, M. P., Neupane, R. P., & Adhikary, B. R. 2007. Watershed
management and livelihoods: Lessons from Nepal. Journal of Forest and
Livelihood, 6(2), 67-75. https://www.nepjol.info/index diakses 20/12/2018
Rahmat, Alkahfi. 2012. “Pelestarian Lingkungan”. Artikel Online. (http://www.
rahmatalkahfi. Com 2012/01/ pelestarian - lingkungan. html: diakses
27/4/2018)
Restele, La Ode. 2015. Konservasi Tanah Berbasis Sosial Ekonomi Petani di DAS
Garang Hulu Provinsi Jawa Tengah. Disertasi. Yogyakarta: Universitas
Gajah Mada. etd.repository.ugm.ac.id diakses 20/12/2018.
Saleh, Sri Endang. 2014. “Strategi Penghidupan Penduduk Sekitar Danau
Limboto Provinsi Gorontalo”. Disertasi. Gorontalo: Universitas Negeri
Gorontalo. repository.ung.ac.id diakses 20/5/2018.
Sari, D. N. 2015. Analisis Penggunaan Lahan Tahun 2013 Terhadap Ketersediaan
Air di Sub DAS Blongkeng. The 3rd University Research Colloqium 2016.
324-33. eprints.ums.ac.id diakses 25/12/2018.
Scoones, I. 2001. “Sustainable rural livelihoods: a framework for analysis”. IDS
Working Paper. Bringhton: Institute of Departemen Studies.
https://www.researchgate.net diakses 25/5/2018.
86
Scoones, I. 1998. “Sustainable rural livelihoods: a framework for analysis”. IDS
Working Paper. Bringhton: Institute of Departemen Studies.
https://www.researchgate.net diakses 25/5/2018.
Setyowati, Amin, Astuti, & Isharwati. Community Effforts For Adaptation and
Anticipate ti Flood Tide (Rob) in Bedono Village District Sayung Demak
Central Java Indonesia. Man In India, 97 (5): 241-252.
scholar.google.co.id diakses 10/10/2018.
Setyowati, Hardati, & Triwathy. 2018. Konservasi Sungai Berbasis Masyarakat di
Desa Lerep DAS Garang Hulu. Prosiding Seminar Nasional Geografi UMS
IX 2018.Universitas Muhammadiah Surakarta: 401-410.
https://publikasiilmiah.ums.ac.id diakses 18/11/2018.
Setyowati, Dewi Liesnoor, dkk. 2018. Buku Panduan Skripdi. Semarang: FIS
UNNES.
Setyowati, Dewi Liesnoor. 2010. Pengelolaan DAS. Semarang: Jurusan Geografi
FIS UNNES.
Setyowati, D. L. 2010. Hubungan Hujan Dan Limpasan Pada Sub DAS Kecil
Penggunaan Lahan Hutan, Sawah, Kebun Campuran Di DAS Kreo. Forum
Geografi. No. 1. Hal. 39-56. journals.ums.ac.id/ diakses 4/3/2018.
Setyowati, Dewi Liesnoor. 2011. DAS Garang Hulu (Tata Air, Erosi, dan
Konservasi). Semarang: Widya Karya.
Setyowati, D. L., Amin, M., Suharini, E., & Pigawati, B. (2016). Model
Agrokonservasi Untuk Perencanaan Pengelolaan Das Garang Hulu.
Tataloka, 14(2), 131-141. https://ejournal2.undip.ac.id diakses 2/11/2018.
Soemarwoto, Otto. 2004. Ekologi Lingkungan Hidup dan Pembangunan.
Jakarta:Djambatan.
Sudaryono. (2002). Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (Das) Terpadu, Konsep
Pembangunan Berkelanjutan. Jurnal Teknologi Lingkungan. No. 2. Hal.
153-158. ejurnal.bppt.go.id diakses 20/8/2018
Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Tim Penyusun. 2016. Panduan Penulisan Skripsi.Semarang: FIS Unnes.
Turton, C. 2000. Enhancing livelihoods through participatory watershed
development in India. London: Overseas Development Institute.
https://www.researchgate.net 20/3/2018
87
Undang-Undang No.23 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup. 2009. Jakarta:Kementeriaan Ketenagakerjaan Republik
Indonesia. jdih.menlh.go.id diakses pada tanggal 8 Maret 2018.
Undang-undang Nomor 7 Tentang tahun 2004 Tentang Sumber Daya Air.
Jakarta:Kementeriaan Ketenagakerjaan Republik Indonesia.
https://www.gwp.org diakses pada tanggal 13 Maret 2018.
White, Benjamin N.F. 1991. Rural Household Studies in Anthropological
Perspective. Bunga rampai: Rural Household Studies in Asia. Singapore
University Press. Singapore https://www.researchgate.net. diakses pada
tanggal 19 Juni 2018.
Wijayanti, R., Baiquni, M., & Harini, R. (2016). Strategi Penghidupan
Berkelanjutan Masyarakat Berbasis Aset di Sub DAS Pusur, DAS
Bengawan Solo. Jurnal Wilayah dan Lingkungan, 4(2), 133-152.
https://ejournal2.undip.ac.id diakses pada tanggal 10 Maret 2018.