ANALISIS KERENTANAN YANG MEMPENGARUHI PENGHIDUPAN ...

17
JIAGANIS, Vol. 3, No. 1, Maret 2018: 72-88 ISSN 2503-3298 72 ANALISIS KERENTANAN YANG MEMPENGARUHI PENGHIDUPAN BERKELANJUTAN MASYARAKAT KELURAHAN PEMATANG REBA TAHUN 2018 SURYA AKBAR Program Studi Ilmu Administrasi Negara STIA Indragiri Jl. Azki Aris, Rengat. Kode Pos 29318. Telp. (0769) 22458 Abstrak : Penelitian ini merupakan penjelasan tentang pentingnya perhatian pemerintah dan masyarakat umum tentang keberadaan kelompok rentan dalam upaya mereka menciptakan kemandirian untuk memperoleh penghidupan berkelanjutan yang layak. Analisis terhadap kelompok rentan dalam suatu wilayah diperlukan untuk mengetahui jenis kerentanan serta mengidentifikasi kelompok-kelompok masyarakat yang termasuk dalam kategori kelompok rentan. Dalam hal ini, pemerintah memiliki peran besar untuk memberikan fasilitas serta akses yang cukup kepada mereka yang termasuk dalam kategori kelompok rentan. Penelitian ini bertempat di wilayah Kelurahan Pematang Reba Kecamatan Rengat Barat yang merupakan wilayah di sekitaran perkantoran Kabupaten Indragiri Hulu. Perlunya penelitian ini adalah untuk melihat jenis kerentangan serta kelompok rentan yang ada di lingkungan Kelurahan Pematang Reba, kenyataannya meskipun berada di wilayah yang strategis dan berada diantara pusat perkantoran tidak memberikan jaminan bahwa tidak adanya kelompok rentan di wilayah tersebut, justru lingkungan yang modern bisa saja memiliki permasalahan yang kompoleks yang muncul di tengah masyarakatnya. Kata Kunci : Kerentanan, Penghidupan Berkelanjutan, Kelompok Rentan dan Jenis Kerentanan Abstract : This research is an explanation of the importance of the attention of the government and the general public about the existence of vulnerable groups in their efforts to create self- sufficiency for decent sustainable livelihoods. Analysis of vulnerable groups in an area is needed to determine the type of vulnerability and identify community groups that fall into the category of vulnerable groups. In this case, the government has a large role to provide adequate facilities and access to those who fall into the category of vulnerable groups. This research is located in the area of Pematang Reba Village, West Rengat District, which is an area around the offices of Indragiri Hulu Regency. This research is located in the area of Pematang Reba Village, West Rengat District, which is an area around the offices of Indragiri Hulu Regency. The need for this research is to look at the types of vulnerability and vulnerable groups that exist in the Pematang Reba Kelurahan, the fact is that even though it is located in a strategic area and located between office centers, it does not guarantee that there are no vulnerable groups in the region, even a modern environment may have complex problems that arise in the midst of society Keywoord : Vulnerability, Sustainable Livelihoods, Vulnerable Groups and Vulnerabilities

Transcript of ANALISIS KERENTANAN YANG MEMPENGARUHI PENGHIDUPAN ...

Page 1: ANALISIS KERENTANAN YANG MEMPENGARUHI PENGHIDUPAN ...

JIAGANIS, Vol. 3, No. 1, Maret 2018: 72-88 ISSN 2503-3298

72

ANALISIS KERENTANAN YANG MEMPENGARUHI PENGHIDUPAN

BERKELANJUTAN MASYARAKAT KELURAHAN PEMATANG REBA

TAHUN 2018

SURYA AKBAR

Program Studi Ilmu Administrasi Negara STIA Indragiri

Jl. Azki Aris, Rengat. Kode Pos 29318. Telp. (0769) 22458

Abstrak :

Penelitian ini merupakan penjelasan tentang pentingnya perhatian pemerintah dan

masyarakat umum tentang keberadaan kelompok rentan dalam upaya mereka menciptakan

kemandirian untuk memperoleh penghidupan berkelanjutan yang layak. Analisis terhadap

kelompok rentan dalam suatu wilayah diperlukan untuk mengetahui jenis kerentanan serta

mengidentifikasi kelompok-kelompok masyarakat yang termasuk dalam kategori

kelompok rentan. Dalam hal ini, pemerintah memiliki peran besar untuk memberikan

fasilitas serta akses yang cukup kepada mereka yang termasuk dalam kategori kelompok

rentan. Penelitian ini bertempat di wilayah Kelurahan Pematang Reba Kecamatan Rengat

Barat yang merupakan wilayah di sekitaran perkantoran Kabupaten Indragiri Hulu.

Perlunya penelitian ini adalah untuk melihat jenis kerentangan serta kelompok rentan yang

ada di lingkungan Kelurahan Pematang Reba, kenyataannya meskipun berada di wilayah

yang strategis dan berada diantara pusat perkantoran tidak memberikan jaminan bahwa

tidak adanya kelompok rentan di wilayah tersebut, justru lingkungan yang modern bisa

saja memiliki permasalahan yang kompoleks yang muncul di tengah masyarakatnya.

Kata Kunci : Kerentanan, Penghidupan Berkelanjutan, Kelompok Rentan dan Jenis

Kerentanan

Abstract :

This research is an explanation of the importance of the attention of the government and

the general public about the existence of vulnerable groups in their efforts to create self-

sufficiency for decent sustainable livelihoods. Analysis of vulnerable groups in an area is

needed to determine the type of vulnerability and identify community groups that fall into

the category of vulnerable groups. In this case, the government has a large role to provide

adequate facilities and access to those who fall into the category of vulnerable groups.

This research is located in the area of Pematang Reba Village, West Rengat District,

which is an area around the offices of Indragiri Hulu Regency. This research is located in

the area of Pematang Reba Village, West Rengat District, which is an area around the

offices of Indragiri Hulu Regency. The need for this research is to look at the types of

vulnerability and vulnerable groups that exist in the Pematang Reba Kelurahan, the fact is

that even though it is located in a strategic area and located between office centers, it does

not guarantee that there are no vulnerable groups in the region, even a modern

environment may have complex problems that arise in the midst of society

Keywoord : Vulnerability, Sustainable Livelihoods, Vulnerable Groups and Vulnerabilities

Page 2: ANALISIS KERENTANAN YANG MEMPENGARUHI PENGHIDUPAN ...

JIAGANIS, Vol. 3, No. 1, Maret 2018: 72-88 ISSN 2503-3298

73

I. PENDAHULUAN

I.a. Latar Belakang

Kerentanan berasal dari bahasa

rentan, rentan yang dimaksud disini

bukanlah kajian atau pembahasan

mengenai kondisi geografis suatu wilayah,

namun kata rentan juga dapat digunakan

terhadap kondisi yang tidak ideal bagi

seorang individu terhadap lingkungannya

berada. Pembahasan dalam penelitian ini

mengangkat permasalahan tentang analisis

kerentanan yang ada di lingkungan

masyarakat yang berpengaruh pada

penghidupan berkelanjutan masyarakat

tersebut.

Menurut KBBI (Kamus Besar

Bahasa Indonesia) rentan adalah sesuatu

yang mudah terancam atau sesuatu yang

sangat sensitif, rawan dan peka terhadap

sesuatu. Selain itu istilah rentan juga

mengarah kepada istilah tidak stabil dan

mudah mengalami perubahan. Seperti yang

telah diuraikan di atas mengenai substansi

penelitian yang mengkaji tentang

masyarakat yang rentan, maka dapat

diuraikan golongan masyarakat yang

termasuk ke dalam kelompok rentan, yakni

wanita, anak-anak, orang tua, orang yang

memiliki cacat fisik atau cacat mental,

kaum minoritas dan lain sebagainya.

Kelompok rentan yang disebutkan

di atas adalah segolongan orang yang

rawan untuk mengalami intimidasi bahkan

penindasan dari kelompok atau individu

lainnya.

Selain itu, menurut Allison (2001),

didefinisikan sebagai tingkat resiko

paparan dari bencana yang dapat menjadi

ancaman bagi mata pencaharian sehingga

akan berpengaruh terhadap penghasilan

seseorang. Sementara itu, menurut Obrist

(2007), faktor kerentanan masyarakat

antara lain kontrol seperti ekonomi, politik

atau teknologi, variabilitas iklim atau

bencana seperti banjir, dan konflik atau

epidemik. Faktor ini disebut sebagai

konteks bagi kerentanan masyarakat.

Menurut Pasal 8 UU Republik

Indonesia Nomor 39 Tahun 1999 tentang

Hak Azasi Manusia (HAM), disebutkan

bahwa :

“Perlindungan, pemajuan,

penegakan dan pemenuhan Hak

Asasi Manusia merupakan

tanggung jawab pemerintah

disamping juga masyarakat”.

Pemerintah telah mengeluarkan

berbagai peraturan perundang-undangan

dan meratifikasi berbagai konvensi,

seperti konvensi hak anak, konvensi

penghapusan segala bentuk diskriminasi

terhadap perempuan dan lain-lain, tetapi

belum didukung dengan komitmen

bersama yang kuat untuk menerapkan

instrumen-instrumen tersebut.

Berdasarkan keadaan tersebut,

maka perlu dikembangkan suatu

mekanisme pelaksanaan hukum yang

efektif untuk melindungi hak-hak warga

masyarakat, terutama hak-hak kelompok

rentan.

Selanjutnya, pengertian Kelompok

Rentan tidak dirumuskan secara eksplisit

dalam peraturan perundang-undangan,

seperti tercantum dalam Pasal 5 ayat (3)

Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999

tantang HAM yang menyatakan bahwa :

“Setiap orang yang termasuk

kelompok masyarakat yang

rentan berhak memperoleh

perlakuan dan perlindungan

lebih berkenaan dengan

kekhususannya”.

Dalam Penjelasan pasal tersebut

disebutkan bahwa yang dimaksud dengan

kelompok masyarakat yang rentan, antara

lain, adalah orang lanjut usia, anak-anak,

fakir miskin, wanita hamil dan penyandang

cacat.

Sedangkan menurut Human Rights

Reference 3 disebutkan, bahwa yang

tergolong ke dalam Kelompok Rentan

adalah :

Page 3: ANALISIS KERENTANAN YANG MEMPENGARUHI PENGHIDUPAN ...

JIAGANIS, Vol. 3, No. 1, Maret 2018: 72-88 ISSN 2503-3298

74

a. Refugees

b. Internally Displaced Persons

(IDPs)

c. National Minorities

d. Migrant Workers

e. Indigenous Peoples

f. Children, and

g. Women

Fakta menunjukkan bahwa saat ini

Indonesia memiliki banyak peraturan

perundang-undangan yang mengatur

tentang Kelompok Rentan, tetapi tingkat

implementasinya sangat beragam. Sebagian

undang-undang sangat lemah

pelaksanaannya, sehingga keberadaannya

tidak memberi manfaat bagi masyarakat.

Disamping itu, terdapat peraturan

perundang-undangan yang belum

sepenuhnya mengakomodasi berbagai hal

yang berhubungan dengan kebutuhan bagi

perlindungan kelompok rentan. Keberadaan

masyarakat kelompok rentan yang

merupakan mayoritas di negeri ini

memerlukan tindakan aktif untuk

melindungi hak-hak dan kepentingan-

kepentingan mereka melalui penegakan

hukum dan tindakan legislasi lainnya. Hak

asasi orang-orang yang diposisikan sebagai

masyarakat kelompok rentan belum

terpenuhi secara maksimal, sehingga

membawa konsekuensi bagi kehidupan diri

dan keluarganya, serta secara tidak

langsung juga mempunyai dampak bagi

masyarakat.

Pembahasan lebih lanjut mengarah

kepada istilah penghidupan berkelanjutan

(Sustainable Livelihood) masyarakat.

Peneliti melihat bahwa ada keterkaitan

antara kerentanan dengan penghidupan

berkelnajutan ini maka pentingnya

penelitian ini untuk dapat melihat

bagaimanakah kelompok rentan yang ada di

lingkungan masyarakat tertentu dalam

upaya mereka untuk memperoleh hak-hak

yang telah dijamain negara dalam rangka

memperoleh penghidupan berkelanjutan

yang layak dan selaras.

Sustainable Livelihood adalah

pendekatan yang dibangun untuk tujuan

memandirikan dan menciptakan kehidupan

yang layak dalam suatu masyarakat.

Livelihood menurut Chambers & Conway

(1992) meliputi kemampuan, aktivitas dan

asset yang dibutuhkan untuk hidup. British

Department for International Development

(DFID) mendefenisikan Sustainable

Livelihood sebagai kemampuan untuk

mengatasi atau bahkan pulih dari tekanan

dan mampu mempertahankan dan

meningkatkan kemampuan dan asetnya baik

pada saat ini maupun yang akan datang

tanpa harus mengurangi atau bahkan

merusak ketersediaan sumberdaya alam

yang ada saat ini (DFID, 2000).

Dalam membangun cara pandang

terhadap pengidupan berkelanjutan di suatu

wilayah, menurut British Department for

International Development (DFID) kita

harus mampu menganalisa faktor atau

elemen antara lain :

1. Analisis Konteks Kerentanan

Konteks kerentanan membingkai

lingkungan eksternal di mana orang-orang

hidup. Konteks kerentanan ini berasal dari

tren kritis, guncangan dan musim, dimana

orang menurut pendekatan ini, sebagai

dampak dari trend kritis tersebut

menyebabkan orang yang hidup di wilayah

tertentu pada akhirnya memiliki

keterbatasan atau tidak memiliki kendali

terhadap kehidupan mereka dan ini

memiliki dampak yang besar terhadap

kesejahteraan masyarakat wilayah tersebut.

Disamping trend factor pemicu

kerentanan lainnya adalah goncangan

(shock), dimana masyarakat sering tidak

memiliki kapasitas yang cukup untuk

merespon goncangan ini secara efektif dan

faktor lainnya adalah musim dimana

pengaruh musim akan berpengaruh

terhadap ketahanan suatu masyarakat.

2. Livelihood Assets

Dalam mewujudkan penghidupan

berkelanjutan, harus memahami kekuatan

Page 4: ANALISIS KERENTANAN YANG MEMPENGARUHI PENGHIDUPAN ...

JIAGANIS, Vol. 3, No. 1, Maret 2018: 72-88 ISSN 2503-3298

75

yang dimiliki oleh masyarakat di wilayah

tertentu. Kekuatan ini dalam pandangan

penghidupan berkelanjutan disebut asset.

Sehingga dipandang penting untuk

menganalisa bagaimana caranya

memanfaatkan asset ini guna mencapai

tujuan penghidupan berkelanjutan.

Terdapat 5 (lima) aset dasar yang harus

diperhatikan diantaranya human capital,

social capital, natural capital, physical

capital and financial capital.

3. Kebijakan, Lembaga dan Proses

(Policies, Institutions and Processes )

Kebijakan, Lembaga dan Proses

memiliki dampak langsung untuk dapat

menentukan akses penguasaan dan

pemanfaatan asset dan mempengaruhi

proses pengambilan keputusan.

4. Livelihood Strategies

Livelihood strategies adalah

jangkauan dan kombinasi aktifitas dimana

masyarakat di wilayah tertentu dapat

membuat cara-cara tertentu untuk

mencapai tujuan penghidupan

berkelanjutan mereka. Strategi ini

merupakan proses yang dinamis (tidak

kaku) dimana masyarakat melakukan

aktifitas untuk merumuskan kebutuhan

mereka. Strategi penghidupan

berkelanjutan terkait dengan asset pada

point 2 dan policies, institutions and

processes pada point 3 diatas.

5. Livelihood Outcomes

Capaian penghidupan berkelanjutan

adalah adalah hasil dari strategi yang

dijalankan seperti meningkatnya

pendapatan, meningkatnya kesejahteraan,

berkurangnya kerencatanan, ketanahan

pangan dan jaminan keberlangsungan

ketersediaan sumberdaya alam. Dimana

menurut Obrist et al.2007, untuk

terwujudnya penghidupan berkelanjutan

masyarakat harus memiliki beberapa hal

antara lain:

a. Mampu mengelola modal

kemanusiaan atau human capital

yang meliputi pendidikan,

pengetahuan, keterampilan, dan

kesehatan.

b. Mampu mengelola modal sosial atau

social capital (jaringan sosial dan

afiliasi).

c. Mampu mengelola sumberdaya

alam atau natural capital (tanah, air,

peternakan dan lain sebagainya).

d. Mampu mengelola sumberdaya fisik

atau physical capital yang meliputi

infrastruktur, peralatan dan sarana

transportasi).

e. Mampu mengelola sumber daya

keuangan atau financial capital

yakni keuangan atau biaya sacara

tunai maupun kredit.

Page 5: ANALISIS KERENTANAN YANG MEMPENGARUHI PENGHIDUPAN ...

JIAGANIS, Vol. 3, No. 1, Maret 2018: 72-88 ISSN 2503-3298

76

Gambar 1. Sustainable Livelihood Framework

Sumber : British Department for International Development (DFID, 2000

Berdasarkan pemaparan di atas

tentang makna kerentanan dan penghidupan

berkelanjutan maka pembahasan

selanjutnya mengkerucut pada

permasalahan kelompok rentan yang ada di

Kelurahan Pematang Reba dalam usaha

mereka untuk memandirikan diri serta

mencipatakan kehidupan yang layak

berdasarkan kerangka penghidupan

berkelanjutan yang telah dikemukakan

sebelumnya.

Kelurahan Pematang Reba

merupakan salah satu wilayah yang masuk

dalam kawasan Kecamatan Rengat Barat

dengan luas wilayah mencapai 4.537 Hektar

dengan koordinat bujur 102.42231 dan

koordinat lintang -0.485926, memiliki

ketinggian 23 M di atas permukaan laut.

Kelurahan pematang Reba terdiri dari 2

(dua) lingkungan, 9 RW dan 42 RT.

Orbitrasi jarak ke ibukota

kecamatan 0,8 Km sedangkan ke ibukota

kabupaten 0,6 Km. Kelurahan pematang

reba memiliki 1.538 KK sebanyak 30 %

diantaranya adalah KK miskin. Kepadatan

penduduk kelurahan pematang reba 150

(jiwa/Km2).

Untuk melihat kerentanan yang ada di lingkungan kelurahan pematang reba ini peniliti

berusaha untuk menghimpun data secara

menyuluruh serta menganalisa data-data yang diperoleh tersebut. Jenis kerentanan yang paling

umum itu bisa dilihat dari aspek tingkat

pendidikan, jenis kelamin, kondisi masyarakat yang memiliki kekurangan cacat fisik maupun

mental serta kelompok masyarakat yang dilihat

dari profesi serta pendapatan mereka dalam

sebulan maupun perkapita dalam setahun.

Penelitian ini berusaha untuk

mendeskripsikan secara komprehensif dan

mendalam mengenai kondisi masyarakat Kelurahan Pematang R eba pada umumnya dan

Page 6: ANALISIS KERENTANAN YANG MEMPENGARUHI PENGHIDUPAN ...

JIAGANIS, Vol. 3, No. 1, Maret 2018: 72-88 ISSN 2503-3298

77

menganilisis tentang kerentanan dari golongan

masyarakat yang ada pada khususnya.

II. METODE PENELITIAN

Metode penelitian pada umumnya

digunakan untuk mempermudah peneliti

dalam mengumpulkan informasi atau data

serta proses investigasi dari data yang

diperoleh. Metode penelitian memberikan

gambaran rancangan penelitian yang

meliputi antara lain : prosedur dan

langkah-langkah yang harus ditempuh,

waktu penelitian, sumber data, dan dengan

langkah apa data-data tersebut diperoleh

dan selanjutnya diolah dan dianalisis.

Metode penelitian menurut

Sugiyono (2014 : 2) adalah cara ilmiah

yang ditempuh seorang peneliti untuk

mendapatkan data dengan tujuan dan

kegunaan tertentu. Untuk itu, penentuan

metode penelitian dalam suatu penelitian

ilmiah dirasakan sangatlah penting agar

suatu karya ilmiah yang dihasilkan lebih

terarah dan berkualitas.

Adapun metode penelitian yang

peneliti gunakan dalam penelitian ini

adalah metode penelitian kualitatif.

Menurut Sugiyono (2011), metode

penelitian kualitatif adalah metode

penelitian yang berlandaskan pada filsafat

post positivisme, digunakan untuk meneliti

pada kondisi obyek yang alamiah, (sebagai

lawannya eksperimen) dimana peneliti

adalah sebagai instrumen kunci.

Alasan peneliti menggunakan

metode penelitian kualitatif adalah untuk

memberikan gambaran dan informasi yang

jelas dan mendalam terhadap suatu

fenomena dan permasalahan yang peneliti

angkat dalam tulisan ini, seperti yang

dijelaskan oleh Kriyantono (2006) bahwa

tujuan penelitian kualitatif adalah untuk

menjelaskan suatu fenomena dengan

sedalam-dalamnya dengan cara

pengumpulan data yang sedalam-dalamnya

pula, yang menunjukkan pentingnya

kedalaman dan detail suatu data yang

diteliti.

II.a. Tekhnik Pengumpulan Data

Dalam membuat suatu penelitian

maka seorang peneliti harus menentukan

instrumen yang bisa digunakan dalam

pengumpulan informasi atau data yang

dibutuhkankan, hal ini perlu dilakukan agar

pekerjaan meneliti lebih terarah dan

terukur dalam menghasilkan penelitian

yang berkualitas.

Menurut Suharsimi Arikunto (2010

: 265) instrumen pengumpulan data adalah

alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh

peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan

data agar kegiatan tersebut menjadi

sistematis dan dipermudah olehnya.

Adapun tekhnik pengumpulan data

yang peneliti gunakan adalah sebagai

berikut :

1. Observasi langsung ke tempat

penelitian untuk memahami

lingkungan tempat penelitian

dibuat.

2. Wawancara

Peneliti langsung melakukan

wawancara secara mendalam

dengan beberapa aktor yang sudah

ditentukan.

3. Tiangulasi

Tekhnik triangulasi juga peneliti

gunakan dalam penelitian ini untuk

menggabungkan semua tekhnik

pengumpulan data sekaligus

menguji kredibilitas data yang

peneliti peroleh di lapangan.

4. Dokumen

Peneliti juga memperoleh data dari

tekhnik pengumpulan data

dokumen melalui dokumen-

dokumen yang ada di tempat

penelitian seperti dokumentasi,

profil desa dan lainnya.

Untuk data penelitian ini peneliti

mengklasifikasikan data berdasarkan dua

kelompok data, yakni :

1. Data Primer

Merupakan bentuk data yang

peneliti peroleh langsung dari

Page 7: ANALISIS KERENTANAN YANG MEMPENGARUHI PENGHIDUPAN ...

JIAGANIS, Vol. 3, No. 1, Maret 2018: 72-88 ISSN 2503-3298

78

tempat penelitian seperti data

wawancara dan dokumentasi.

2. Data Sekunder

Merupakan data pendukung seperti

arsip dan dokumen-dokumen

pendukung seperti profil desa yang

memuat gambaran umum wilayah

penelitian, struktur organisasi

pemerintahan desa dan lainnya.

III. PEMBAHASAN

III.a. Gambaran Umum Wilayah Kecamatan

Rengat Barat

Secara umum keadaan topografi

Kecamatan rengat Barat adalah berupa

Daerah Aliran Sungai (DAS) dan dataran

dengan ketinggian rata–rata dari

permukaan laut sekitar 27 meter. Desa

Tanah Datar merupakan desa dengan

wilayah tertinggi dari permukaan laut

yang mencapai 52 meter, diikuti oleh

Desa Tani Makmur dan Sungai Baung

yang memiliki ketinggian mencapai 48

meter.

Seluruh desa/kelurahan di

wilayah Rengat Barat dapat ditempuh

dengan kendaraan roda dua dan roda

empat dengan jarak des a/kelurahan

terjauh 16,4 km dari pus at kabupaten dan

17,1 km dari pusat kecamatan, yaitu Desa

Alang Kepayang. Batas -batas Kecamatan

Rengat Barat :

- Utara : Kabupaten Pelalawan

- Selatan : Kecamatan Seberida

- Timur : Kecamatan Rengat

- Barat : Kecamatan Lirik

a. Pemerintahan

Di bidang pemerintahan,

Kecamatan Rengat Barat terdiri dari 1

kelurahan dan 17 desa dengan status

hukum desa dan kelurahan definitif.

Kecamatan Rengat Barat memiliki 61

dusun/lingkungan , 107 RW, dan 270

RT. Kelurahan Pematang Reba sebagai

ibukota Kecamatan memiliki jumlah RT

terbanyak mencapai 42 RT.

Hal ini tidaklah mengherankan

mengingat jumlah penduduk di kelurahan

ini dari tahun ke tahun terus meningkat.

Sebaliknya, Desa Barangan memiliki

jumlah unit administratif paling sedikit,

yakni hanya terdiri dari 2 dusun, 2 RW, dan

4 RT.

Jika dibandingkan dengan tahun

2014 lalu, ada penambahan jumlah RW

dari 104 RW menjadi 107 RW, dan

penambahan jumlah RT yang cukup

signifikan dari 259 menjadi 270 RT.

b. Penduduk dan Perumahan

Penduduk Kecamatan Rengat

Barat pada umumnya dihuni oleh suku

Melayu, Jawa, Sunda dan suku pendatang

dari daerah lain. Jumlah penduduk

Kecamatan Rengat Barat pada tahun

2015 adalah 44.621 jiwa terdiri dari

22.960 laki-laki dan 21.661 perempuan,

dengan jumlah rumah tangga sebanyak

10.430 rumah tangga, sehingga rata- rata

jumlah jiwa dalam rumah tangga adalah 4

jiwa.

Dilihat dari rasio jenis kelamin

(sex ratio) terlihat bahwa s ecara

keseluruhan rasio jenis kelamin

penduduk Kecamatan Rengat Barat

adalah 106. Artinya, dari 100 penduduk

perempuan terdapat 106 penduduk laki-

laki. Ada 3 desa dengan rasio jenis

kelamin di bawah 100, atau dengan kata

lain jumlah penduduk laki-lakinya lebih

sedikit dari jumlah penduduk perempuan,

yaitu Desa Danau Baru, Rantau Bakung,

dan Danau Tiga.

Dilihat dari jumlah penduduk,

dari 18 desa/kelurahan yang ada,

kelurahan Kampung Pematang Reba

memiliki jumlah penduduk paling banyak

diikuti oleh Desa Talang Jerinjing.

Sementara Desa Barangan memiliki

jumlah penduduk yang paling kecil

dibandingkan dengan desa/kelurahan yang

lainnya.

Page 8: ANALISIS KERENTANAN YANG MEMPENGARUHI PENGHIDUPAN ...

JIAGANIS, Vol. 3, No. 1, Maret 2018: 72-88 ISSN 2503-3298

79

c. Pendidikan dan Kesehatan

Di sektor pendidikan, Kecamatan

Rengat Barat memiliki 17 unit TK

sederajat, 34 unit SD sederajat, 9 unit

SMP sederajat, 4 unit SMA sederajat, dan

2 unit SMK. Salah satu faktor penting

yang menunjang kualitas dan efis iens i

pendidikan adalah rasio siswa guru dan

murid. Berdasarkan data yang diperoleh

dari UPT Dinas Pendidikan Kecamatan

Rengat Barat, diketahui bahwa ras io

guru dan murid untuk tingkat Sekolah

Dasar (SD) dan Madras ah Ibtidaiyah

(MI) yaitu 1:12 dan 1:11, sedangka tingkat

Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan

Madrasah Tsanawiyah (MTs ) adalah

1:12 dan 1:15. Sementara itu, tingkat

Sekolah Menengah Atas (SMA),

Madrasah Aliyah (MA), dan Sekolah

Menengah Kejuruan (SMK) masing -mas

ing 1:10, 1:8, dan 1:9.

Pada sektor kesehatan, di

Kecamatan Rengat Barat terdapat 1 unit

rumah sakit, 1 unit puskesmas dan 13 unit

puskesmas pembantu (pustu). Sementara

itu, wabah penyakit yang paling banyak

diderita oleh masyarakat Kecamatan

Rengat Barat pada tahun 2015 adalah

penyakit saluran pernafasan (ISPA).

Berdasarkan data dari UPT Puskesmas

Pekan Heran, tercatat pada tahun ini ada

sebanyak 2.610 penederita ISPA.

d. Sosial Budaya

Di Kecamatan Rengat Barat

toleransi hidup beragama berjalan dengan

sangat baik indikator tersebut dapat

dilihat dari banyaknya pembangunan

sarana peribadatan di Kecamatan Rengat

Barat, tercatat terdapat 57 masjid, 82

surau/langgar dan 7 gereja. Ini merupakan

bukti bahwa kepedulian masyarakat

terhadap kehidupan beragama sangat

kuat, selain dari itu pembangunan

sarana ibadah terutama masjid dan

surau/langgar merupakan hasil swadaya

mas yarakat.

Meskipun adanya keberagaman

agama dengan mayoritas beragama

Islam namun tidak mengurangi nilai-

nilai toleransi antar umat beragama.

Demikian juga dengan pemeluk agama

lain yang secara jumlah merupakan

minoritas tapi tidak ada perlakukan

diskriminatif terhadap pemeluk agama

minoritas.

Sementara itu, data yang

dikumpulkan dari tiap desa/kelurahan di

Kecamatan Rengat Barat menunjukkan

bahwa masalah penyandang cacat harus

menjadi perhatian pemerintah setempat.

Tercatat ada sebanyak 120 penyandang

cacat di kecamatan ini pada tahun 2015,

dengan rincian 13 orang tuna netra (buta),

22 orang tuna rungu (tuli), 30 orang tuna

wicara (bisu), 14 orang tunadaksa (cacat

tubuh), dan 41 orang tuna grahita (cacat

mental).

III.b. Deskripsi Jenis-Jenis Kerentanan

dan Kelompok Rentan di Kelurahan

Pematang Reba

Kelurahan Pematang Reba adalah

salah satu kelurahan yang berada di wilayah

administratif Kecamatan Rengat Barat dan

kelurahan yang berada ditengah-tengah

Aktifitas perkantoran Pemerintah Daerah

Kabupaten Indragiri Hulu. Sebagian besar

penduduk di wilayah ini, seperti yang telah

digambarkan sebelumnya berprofesi

sebagai PNS dan Petani. Sedangkan akses

terhadap fasilitas kesehatan, pendidikan,

infrastruktur di Kelurahan ini sangat baik

dikarenakan posisi Kelurahan ini yang

berada dipusat aktifitas pemerintahan.

Seperti yang telah dijelaskan pada

pembahasan sebelumnya bahwa perempuan

mereka salah satu subyek yang termasuk

dalam kelompok rentan, karena

kenyataannya adalah perempuan

digambarkan sebagai sosok yang lemah dan

rawan terintimidasi oleh kelompok lainnya

terutama adalam para pria. Dapat dilihat

melalui tabel berikut jumlah penduduk

berdasarkan jenis kelamin di kelurahan

pematang reba, yakni :

Page 9: ANALISIS KERENTANAN YANG MEMPENGARUHI PENGHIDUPAN ...

JIAGANIS, Vol. 3, No. 1, Maret 2018: 72-88 ISSN 2503-3298

80

Tabel 1. Jumlah Penduduk Berdasarkan

Jenis Kelamin

No. Nama

Wilayah

L P JML JML

KK

1. Pematang

Reba

3.316 3.519 6.835 1.538

Sumber : Data Olahan Prodeskel

Kelurahan Pematang Reba 2017

Dari sisi kacamata kerentanan,

karena sebagian besar petani diwilayah ini

adalah petani sawit, maka kerentanan yang

akan muncul adalah kerentanan harga

akibat ketergantungan dengan pasar

internasional.

Tabel 2. Pengelompokan Penduduk

Berdasarkan Mata Pencaharian

No. Profesi Laki-

laki Perempuan Jumlah

(1) (2) (3) (4) (5)

1. Pengusaha 12 10 22

2. TNI 70 4 74

3. Dokter

Swasta

3 5 8

4. Wiraswasta 38 16 54

5. Pedagang

Keliling

1 2 3

6. Tukang

Sumur

6 0 6

7. PNS 500 300 800

8. Tukang

Listrik

12 1 13

9. Petani 710 105 815

10. Ibu Rumah

Tangga

0 78 78

11. Tukang

Jahit

5 3 8

12. Jasa

Pengobatan

Alternatif

1 1 2

13. POLRI 50 0 50

14. Pembantu

Rumah 0 60 60

Tangga

15. Peternak 70 30 100

16. Ahli

Pengobatan

Alternatif

2 2 4

17. Dosen

Swasta

5 2 7

Total 1.696 674 2.370

Sumber : Data Olahan Prodeskel Kelurahan

Pematang Reba 2017

Disamping itu kerentanan yang

muncul disebabkan oleh rendahnya

pendidikan penduduk dimana berdasarkan

tabel berikut ini :

Tabel 3. Penduduk Berdasarkan

Tingkat Pendidikan

Kelurahan Pematang Reba

No. Wilayah Jenjang

Pendidikan

Jumlah

(Org)

1. Pematang

Reba

1. S2 27

2. S1/D4 190

3. Diploma 557

4. SLTA/

Sederajat

447

5. SLTP/

Sederajat

1.500

6. SD 2.080

JUMLAH 4.801

Sumber : Data Olahan Mandiri Prodeskel

Kelurahan Pematang Reba Tahun 2017

Bentuk grafik dari tabel penduduk

berdasarkan tingkat pendidikan di

kelurahan pematang reba ini dapat dilihat

dari grafik berikut ini :

Page 10: ANALISIS KERENTANAN YANG MEMPENGARUHI PENGHIDUPAN ...

JIAGANIS, Vol. 3, No. 1, Maret 2018: 72-88 ISSN 2503-3298

81

Grafik 1. Persentase Penduduk Rentan

Berasal dari Tingkat Pendidikan di Kel.

Pematang Reba

Dari grafik diatas dapat dilihat

bahwa persentase penduduk rentan

berdasarkan tingkat pendidikan di

Kelurahan Pemarang Reba sebanyak 75%,

ini dipertegas berdasarkan penjelasan tabel

masih tingginya angka pendidikan

masyarakat pada tamatan SD dan SLTP

tentunya ini akan sangat berpengaruh pada

pembangunan sumber daya manusia di

suatu wilayah terutama kelurahan pematang

reba.

Tabel 4. Penduduk Berdasarkan Tingkat

Kesejahteraan

No. Jenis KK Jumlah KK

1. Prasejahtera (kk) 180

2. Sejahtera 1 (kk) 311

3. Sejahtera 2 (kk) 600

4. Sejahtera 3 (kk) 477

5. Sejahtera 3+ (kk) 0

Sumber : Data olahan wawancara dan

data Prodeskel Kel. Pematang Reba Th

2017

Grafik 2. Persentase Penduduk Rentan

Berasal dari Tingkat Kesejahteraan di

Kel. Pematang Reba

Jenis kerentanan masyarakat

kelurahan pematang reba berdasarkan

tingkat kesejahteraan ini diperoleh dari data

primer yakni wawancara mendalam

bersama lurah kelurahan pematang reba

yang didampingi oleh perangkat kelurahan

serta didukung oleh data sekunder dokumen

yang telah diunggah melalui situs prodeskel

pada tahun 2017.

Tabel 5. Penduduk Berdasarkan

Perumahan Kelurahan Pematang Reba

No. Deskripsi

Rumah Kategori Jumlah Jml

Keseluruhan

1. Dinding

Rumah

Kayu 426 1.506

Tembok 1.080

2. Lantai

Rumah

Kayu 65

Keramik 210

Semen 910 1.185

Sumber : Data Olahan Prodeskel Kelurahan Pematang Reba 2017

32%

68%

RENTAN TIDAK RENTAN

Sumber : Data olahan Prodeskel Kelurahan

Pematang Reba Tahun 2017

75%

25%

RENTAN TIDAK RENTAN

Sumber : Data olahan Prodeskel Kelurahan

Pematang Reba Tahun 2017

Page 11: ANALISIS KERENTANAN YANG MEMPENGARUHI PENGHIDUPAN ...

JIAGANIS, Vol. 3, No. 1, Maret 2018: 72-88 ISSN 2503-3298

82

Tabel 6. Penduduk Berdasarkan Atap

Perumahan Kelurahan Pematang Reba

No.

Jenis Atap

JML

1. Daun 410

2. Asbes 110

3. Genteng 210

4. Beton 35

5. Seng 200

Jumlah 1.465

Sumber : Data Olahan Prodeskel Kelurahan

Pematang Reba 2017

Berdasarkan bentuk rumah dari

penjelasan tabel di atas maka bentuk

perumahan masyarakat yang menempati

wilayah kelurahan pematang reba masih

beragam, hal ini disebabkan karena

memang sebagian besar masyarakat yang

ada masih mempertahan kebiasaan dahulu

dalam membuat rumah dari material kayu

atau papan, namun tidak sedikit juga

masyarakat yang sudah memiliki rumah

dengan material semen.

Keadaan sanitasi dasar masyarakat

di kelurahan Pematang Reba berdasarkan

data yang dihimpun dari UPT Puskesmas

Pekan Heran Kecamatan Rengat Barat

Tahun 2017, dari 1.515 KK dan 6.206

penduduk 1.506 KK punya jamban, 9 KK

tidak punya jamban, dengan kategori 1.504

jamban sehat dan 2 tidak sehat. Data

selanjutnya adalah untuk jumlah Ibu hamil

hingga Triwulan II Tahun 2017 di

Kelurahan Pematang Reba berjumlah 292

orang.

Sebanyak 1.011 KK memiliki TPS

(Tempat Pembuangan Sampah) 404 KK

tidak memiliki TPS dengan kategori 1.011

KK TPS sehat dan 0 tidak sehat,

selanjutnya 1.491 KK memiliki pengelolaan

air limbah sendiri dan 23 KK tidak

memiliki pengelolaan air limbah rumah

tangga.

Dapat diambil kesimpulan bahwa

jenis kerentanan dan kelompok rentan yang

ada di wilayah Kelurahan Pematang Reba

diuraikan melalui tabel berikut ini :

Tabel 7. Jenis-jenis Kerentanan dan

Kelompok Rentan

di Kelurahan Pematang Reba

No Jenis

Kerentanan

Pemicu

Kerentanan

Kelompok

Rentan

1 Kerentanan

Pendidikan

Pendidikan

yang rendah

(SD dan

SMP)

Masyarakat

berpendidikan

SD dan SMP

2 Kerentanan

akibat

rendahnya

tingkat

kesejahteraan

Minimnya

kemampuan

ekonomi

masyarakat

Masyarakat

dengan tingkat

kesejahteraan

rendah

Sumber : Data Olahan Mandiri Jenis-

jenis Kerentanan dan Kelompok Rentan

di Kelurahan Pematang Reba Th 2017

III.c Analisis Aktor Kelurahan Pematang

Reba

Analisa aktor (Stakeholder) dapat

dipahami sebagai suatu usaha yang

dilakukan untuk mengidentifikasi

keberadaan masing-masing aktor dari

berbagai kalangan dan kelompok

masyarakat dalam memberikan pengaruh

terhadap aktifitas Comdev (Community

Development) dan proses pengambilan

suatu kebijakan di lingkungan suatu

masyarakat.

Berdasarkan data yang dihimpun

dari aspek pemetaan aktor serta jaringan

hubungan antar aktor di Kelurahan

Pematang Reba dapat diambil suatu

kesimpulan tentang analisa aktornya

sebagai berikut :

Page 12: ANALISIS KERENTANAN YANG MEMPENGARUHI PENGHIDUPAN ...

JIAGANIS, Vol. 3, No. 1, Maret 2018: 72-88 ISSN 2503-3298

83

Tabel 8. Analisis Aktor Kelurahan Pematang Reba

No.

Nama :

Individu,

Kelompok/

Organisasi

Nama Aktor Posisi Sosial Peranan Sosial Kekuatan

Aktor

Kepemimpinan

(Dalam kaitan

dengan

program

Comdev/

Community

Development)

1. Kelurahan Wawan

Kusnadi, SE

Lurah Pematang

Reba

Berpengaruh

pada lingkungan

kelurahan

Sangat

berpengaruh

Baik

2. Kelurahan Mirhalim, SE Sekretaris Lurah Berpengaruh

pada lingkungan

kelurahan

Sangat

berpengaruh

Baik

3. Kelurahan Sudirman Kepala

Lingkungan Sei.

Rambutan

Berpengaruh

pada lingkungan

kelurahan

Sangat

berpengaruh

Baik

4. Kelurahan Rosmainur

Juanda, S.Sos

Kepala

Lingkungan Sei.

Durian

Berpengaruh

pada lingkungan

kelurahan

Sangat

berpengaruh

Baik

5. Karang

Taruna

Hendrawanto Ketua Karang

Taruna

Berpengaruh

pada lingkungan

organisasi

kepemudaan

Sangat

berpengaruh

Baik

6. PKK Alparita Ketua PKK Kel. Pematang Reba

Berpengaruh pada organisasi

PKK

Sangat berpengaruh

Baik

7. Tokoh

Masyarakat

Zulfana Rianto Pengurus Sosial

kemasyarakatan

Berpengaruh

pada organisasi

Sosial

kemasyarakatan

Sangat

berpengaruh

Baik

8. Tokoh

Masyarakat

Rausni Vanson Pengurus Sosial

kemasyarakatan

Berpengaruh

pada organisasi

Sosial

kemasyarakatan

Sangat

berpengaruh

Baik

9. Tokoh

Masyarakat

Encik

Syafrizal

Pengurus Sosial

kemasyarakatan

Berpengaruh

pada organisasi

Sosial

kemasyarakatan

Sangat

berpengaruh

Baik

10. Tokoh

Pemuda

Sudirman Organisasi

Pemuda

Berpengaruh

pada organisasi

Pemuda

Sangat

berpengaruh

Baik

11. Tokoh

Pemuda

Jasman Organisasi

Pemuda

Berpengaruh

pada organisasi

Pemuda

Sangat

berpengaruh

Baik

12. Tokoh

Pemuda

Ruslan Organisasi

Pemuda

Berpengaruh

pada organisasi

Pemuda

Sangat

berpengaruh

Baik

13. Tokoh

Pemuda

Nasrun Organisasi

Pemuda

Berpengaruh

pada organisasi Pemuda

Sangat

berpengaruh

Baik

14. Tokoh Agama

Ahmad inde Tokoh agama Berpengaruh pada Organisasi

Keagamaan

Masyarakat

Sangat berpengaruh

Baik

15. Tokoh

Agama

H. Zulkifli

Gani

Tokoh agama Berpengaruh

pada Organisasi

Keagamaan

Sangat

berpengaruh

Baik

Page 13: ANALISIS KERENTANAN YANG MEMPENGARUHI PENGHIDUPAN ...

JIAGANIS, Vol. 3, No. 1, Maret 2018: 72-88 ISSN 2503-3298

84

Masyarakat

16. Tokoh

Agama

Rozali Syah Tokoh agama Berpengaruh

pada Organisasi

Keagamaan

Masyarakat

Sangat

berpengaruh

Baik

17. Tokoh

Agama

M. Nasir Tokoh agama Berpengaruh

pada Organisasi

Keagamaan

Masyarakat

Sangat

berpengaruh

Baik

18. Tokoh

Agama

ABD. Sani Tokoh agama Berpengaruh

pada Organisasi Keagamaan

Masyarakat

Sangat

berpengaruh

Baik

19. Tokoh

Agama

Sabardin Tokoh agama Berpengaruh

pada Organisasi

Keagamaan

Masyarakat

Sangat

berpengaruh

Baik

20. Tokoh

Agama

H. Lasmi

Ismail

Tokoh agama Berpengaruh

pada Organisasi

Keagamaan

Masyarakat

Sangat

berpengaruh

Baik

21. Kelurahan Jurnalis Ketua LPM Berpengaruh

pada lingkungan

kelurahan

Sangat

berpengaruh

Baik

22. Paguyuban

Minang

Jefri Ketua IKMR

(Ikatan Keluarga

Minang Riau)

Kel. Pematang

Reba

Berpengaruh

pada lingkungan

organisasi IKMR

Sangat

berpengaruh

Baik

23. Paguyuban

Jawa

H. Sairi Ketua PKJ

(Persatuan

Keluarga Jawa) Kel. Pematang

Reba

Berpengaruh

pada lingkungan

organisasi PKJ

Sangat

berpengaruh

Baik

24. Kelompok

Pengajian

Masyarakat

- - Berpengaruh

pada lingkungan

kelompok

pengajian

Sangat

berpengaruh

Baik

Sumber : Data wawancara perangkat Kelurahan Pematang Reba Th. 2017

Pentingnya proses analisis aktor

dalam penelitian ini adalah untuk melihat

dan mengenal serta memahami aktor-aktor

utama dalam struktur kelurahan pematang

reba yang akan merumuskan serta

menetapkan suatu kebijakan. Namun, selain

itu analisis aktor juga diperlukan untuk

melihat apakah ada aktor lainnya dari luar

struktur utama kelurahan pematang reba

yang memiliki pengaruh untuk turut

mengarahkan dan mempengaruhi kebijakan

oleh perangkat kelurahan serta memahami

sejauh mana pengaruh aktor ini nantinya.

Analisis aktor juga diperlukan untuk

membuat klasifikasi aktor baik yang terlihat

maupun tidak terlihat (hiden actor) yang

ada di wilayah kelurahan pematang reba.

Adanya aktor yang memiliki pengaruh dan

kepentingan dilingkungan masyarakat ini

hampir identik dengan kelompok elite

dalam lingkungan politik. Oleh karena itu,

Perlunya analisis pihak-pihak

berkepentingan (stakeholders) untuk :

- Mengenali pihak-pihak terkait

secara langsung maupun tidak

langsung yang mempengaruhi

pengelolaan sumberdaya ekonomi

setempat.

- Menggolongkan pihak-pihak utama

terkait (formal dan informal)

berdasarkan kepentingan mereka,

Page 14: ANALISIS KERENTANAN YANG MEMPENGARUHI PENGHIDUPAN ...

JIAGANIS, Vol. 3, No. 1, Maret 2018: 72-88 ISSN 2503-3298

85

kondisi ekonomi, kiat-kiat dan

dinamika kegiatan mereka saat ini.

- Mengikuti dinamika regulasi/aturan

main diantara pihak-pihak terkait

dalam rangka pemanfaatan

sumberdaya ekonomi lokal.

- Menganalisa perbedaan interpretasi

masing-masing pihak terkait

mengenai pemanfaatan sumberdaya

ekonomi lokal.

- Menganalisis jaringan sosial

diantara para stakeholders dalam

memanfaatan sumberdaya yang ada.

Seperti yang digambarkan pada

tabel diatas maka ada beberapa kelompok

dan organisasi yang memiliki pengaruh

dalam kehidupan sosial masyarakat

Kelurahan Pematang Reba, berdasarkan

data tabel diatas kita tahu bahwa beberapa

individu memiliki pengaruh untuk dapat

memobilisasi anggota masyarakat, hanya

saja dalam proses penghimpunan data

diawal, ada beberapa pihak narasumber

sengaja tidak memberikan nama dan

contact dengan maksud tertentu.

Oleh karena itu, hal ini kembali

diluruskan untuk menjaga keaslian uraian

data dan pemahaman yang kami buat tanpa

menghilangkan pemahaman tentang

keberadaan individu-individu yang

memiliki pengaruh kuat dilingkungan

masyarakat Kelurahan Pematang Reba ini.

III.c.1. Penjelasan Hubungan Antar

Aktor Kelurahan Pematang Reba :

Untuk melihat pola hubungan antar

aktor khususnya di kelurahan pematang

reba dapat dijelaskan melalui beberapa

kategori aktor yakni aktor inti dalam

kelurahan, aktor pendukung dari kelompok

dan anggota masyarakat serta keberadaan

Community Development (Comdev)

Perusahaan. Berikut ini adalah uraian pola

hubungan antar aktor di Kelurahan

Pematang Reba :

1. Aktor inti : Lurah Pematang Reba,

Sekretaris Lurah, Ketua LPM, Ketua

Karang Taruna, Ketua PKK, Ketua

Koperasi, Babinkantibmas, Babinsa,

Kepala Lingkungan Sei. Durian dan

Sei. Rambutan, Ketua RW dan Ketua

RT.

Masing-masing aktor inti Kelurahan

ini memiliki hubungan secara

langsung dengan Lurah dalam

struktur Organisasi Kelurahan,

berdasarkan hasil penelitian dan

pendataan aktor hubungan antar aktor

cenderung baik dengan tingkat

kepentingan dan pengaruh yang baik

sesuai tugas pokok dan fungsi

masing-masing aktor.

2. Aktor pendukung dari anggota

masyarakat dan kelompok-kelompok

yang ada dimasyarakat : Tokoh

Masyarakat, Tokoh Agama, Tokoh

Pemuda, Kelompok Pengajian

Masyarakat, IKMR (Ikatan Keluarga

Minang Riau), PKJ (Persatuan

Keluarga Jawa).

Masing-masing aktor memiliki pola

hubungan baik secara langsung

maupun tidak langsung dengan

Pemerintahan Desa dan aktor

pendukung lainnya. Dalam hal ini

hubungan antar aktor cenderung baik.

3. Anggota Partai Politik di lingkungan

Kelurahan Pematang Reba memiliki

hubungan secara langsung dengan

kelompok pengusaha dan kelurahan

ukui serta pola hubungan yang tidak

secara langsung dengan kelompok

masyarakat lainnya. Pola hubungan

yang terjadi ini cenderung baik

4. Keberadaan Perusahaan dengan

program Community Development

pada prakteknya terjadi pola

hubungan secara langsung dengan

Kelurahan dan hubungan yang tidak

secara langsung dengan masyarakat

seperti yang telah dijelaskan melalui

gambar Pemetaan Jaringan Sosial

Antar Aktor Kelurahan Pematang

Reba.

Pada kenyataannya melalui pola

hubungan tersebut terdapat konflik

terselebung antara Perusahaan melalui

program Comdev dengan masyarakat

marjinal dan kelompok masyarakat

Page 15: ANALISIS KERENTANAN YANG MEMPENGARUHI PENGHIDUPAN ...

JIAGANIS, Vol. 3, No. 1, Maret 2018: 72-88 ISSN 2503-3298

86

lainnya karena banyaknya aspirasi

dan permintaan dari kelompok-

kelompok tersebut yang belum

terealisasi oleh Comdev Perusahaan.

Kesimpulan dari hasil pemetaan

aktor dan pola hubungan antar aktor di

Kelurahan Pematang Reba ini secara garis

besar terjadi suatu pola hubungan yang

cukup baik antar aktor yang terjadi dalam

hubungan dan interaksi masing-masing

aktor.

III.d. Identifikasi Forum-Forum Yang

Menjadi Sarana Yang Digunakan

Masyarakat Dalam Membahas

Kepentingan Umum/ Publik

Identifikasi forum yang digunakan

masyarakat Kelurahan Pematang Reba

dalam membahas kepentingan umum dapat

dilihat dari penjelasan tabel berikut ini :

Tabel 9. Identifikasi forum masyarakat Kelurahan Pematang Reba

No. Nama

Forum Keanggotaan

Tempat

Pelaksanaan

Frekuensi

pertemuan

atau Jadwal

Aktifitas (apa yang

dilakukan dan

dibahas dalam forum

tersebut)

1. Forum

masyarakat Kelurahan

Pematang

Reba.

- Lurah

- Ka. Lingkungan

- Ketua RW

dan RT - Organisasi

keagamaan.

- Organisasi masyarakat.

- Organisasi

pemuda.

- komponen masyarakat.

Aula Kntor

Lurah.

Ketika

diperlukan saja.

Penjelasan

permasalahan yang akan diangkat ke forum

serta diskusi.

2. Forum RW

& RT masyarakat

Kelurahan

Pematang

Reba.

- Ketua RW &

RT - Anggota

masyarakat

berdasarkan

agama.

- Mesjid/

rumah ibadah.

Tidak

terjadwal rutin ketika

diperlukan

saja.

Penjelasan pokok

bahasan serta diskusi.

3. Forum

pemuda

Kelurahan Pematang

Reba.

- Seluruh

anggota

organisasi pemuda.

- Kantor

Karang

Taruna Kel.

Pematang

Reba.

Tidak

terjadwal

rutin, diadakan ketika

diperlukan

saja.

Penjelasan pokok

bahasan serta diskusi.

4. Forum Kelompok

Pengajian

RW.

- Anggota Pengajian

masing-

masing RW.

- Rumah Ibadah/

Mesjid.

Diadakan Seminggu

sekali setiap

hari jumat.

Yasinan dan diskusi permasalahan.

5. Forum Arisan RT.

- Anggota Arisan RT.

- Rumah Warga.

Diadakan sebulan sekali

Pengajian dan diskusi permasalahan yang ada.

Sumber : Data Olahan Wawancara Kelurahan Pematang Reba Tahun 2017

Selain melalui forum-forum yang

diadakan oleh masyarakat Kelurahan

Pematang Reba dalam membahas suatu

permasalaham umum ini, maka ada pula

Page 16: ANALISIS KERENTANAN YANG MEMPENGARUHI PENGHIDUPAN ...

JIAGANIS, Vol. 3, No. 1, Maret 2018: 72-88 ISSN 2503-3298

87

sarana lainnya bagi masyarakat untuk

memberikan aspirasi yakni melalui

kegiatan gotong royong yang digagas

secara bersama-sama. Melalui kegiatan

gotong disekitar lingkungan Kelurahan

Pematang Reba ini, memberikan

kesempatan bagi masyarakat untuk saling

bertemu dan berkumpul bersama serta

memanfaatkan waktu kebersamaan tersebut

untuk sedikit membahas persoalan-

persoalan disekitar lingkungan mereka.

IV. KESIMPULAN

Perlu adanya hubungan yang

harmonis dan selaras antar elemen untuk

memberikan kenyamanan kepada

kelompok rentan yang ada di lingkungan

masyarakat serta memberikan ruang dan

akses yang cukup bagi mereka untuk turut

menciptakan kemandirian dan penghidupan

berkelanjutan yang layak.

Dalam hal ini hendaknya kebijakan

yang dibuat oleh Kelurahan Pematang

Reba seharusnya mampu memberikan

akses dan jaminan bagi para kelompok

rentan ini dalam upaya untuk

mempertahankan hak mereka dalam

kehidupan sesuai dengan apa yang

diamanatkan dalam UUD 1945 sebagai

landasan konstitusional Nekara Kesatuan

Republik Indonesia.

Sejauh ini akses terhadap

infrastruktur di kelurahan pematang reba

ini relative sangat baik. Hal ini dikarenakan

keberadaan Kelurahan ini sendiri yang

memang strategis. Terdapat Komplek

Perkantoran Pemerintah Kabupaten

Indragiri Hulu diwilayah ini, terdapat juga

Rumah Sakit Umum dan Fasilitas Sekolah

Tingkat Atas baik SMA dan SMK. Akses

terhadap teknologi komunikasi juga sangat

baik karena daerah ini merupakan aktifitas

perkantoran.

Namun demikian Kelurahan ini

masih memiliki banyak penduduk yang

berpendidikan rendah. Fakta ini tentunya

menjadi tantangan tersendiri agar

penduduk berpendidikan rendah tersebut

memiliki ketahanan terhadap potensi

kerentanan yang muncul dimasa yang akan

datang.

Permasalahan lainnya yang

dihadapi adalah kelurahan Pematang Reba

berada dipusat pemerintahan Kabupaten

Indragiri Hulu ini, masih memiliki

beberapa KK (Kepala Keluarga) yang

tingkat kesejahteraannya relative rendah

hal ini dapat disebabkan oleh berbagai

faktor. Pada kenyataannya, kelompok

masyarakat yang tingkat kesejahteraannya

berada pada tingkat kurang mampu dan

miskin ini dapat digolongkan sebagai

kelompok rentan yang memerlukan

perhatian khusus terutama dari pemerintah

dan warga masyarakat lainnya.

DAFTAR PUSTAKA

Buku dan Jurnal

Arikunto, Suharsimi. 2010.

Prosedur Penelitian Suatu pendekatan

Praktek. Jakarta : Rineka Cipta

British Department for

International Development (DFID). 2001.

Sustainable Livelihoods Guidance Sheets.

Eldis Document Store

Chambers, R. & G.R., Conway.

1992. Sustainable Livelihood : Practical

Concept for the 21 St Century. Institute of

Development Studies (Discussion Paper,

296 At The University of Sussex). England

Dokumen Social Mapping Program

Pengembangan Masyarakat PT. Pertamina

Hulu Energi Lirik. 2017. Lembaga

Penelitian dan Pengabdian kepada

Masyarakat (LPPM) STIA Indragiri

Faisal, Sanapiah. 1990. Penelitian

Kualitatif (dasar-dasar dan aplikasi).

Malang : Ya3 Malang

Hamidi. 2010. Metode Penelitian

Kualitatif. Malang: UMM Press.

Kecamatan Rengat Barat Dalam

Angka Tahun 2017 (Badan Pusat Statistik)

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian

Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung :

Afabeta

_________ 2014. Metode Penelitian

Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif, dan R&D. Bandung : Alfabeta

Page 17: ANALISIS KERENTANAN YANG MEMPENGARUHI PENGHIDUPAN ...

JIAGANIS, Vol. 3, No. 1, Maret 2018: 72-88 ISSN 2503-3298

88

Undang-Undang Republik Indonesia

No. 39 Tahun 1999 Tentang Hak azasi

Manusia (HAM)

Undang-Undang Dasar Republik

Indonesia Tahun 1945

Willem van Genugten J.M. 1994.

Human Rights Reference, (The Hague:

Netherlands ministry of foreign Affairs

Data Wawancara

Wawan Kusnadi, SE (Lurah

Pematang Reba) 2017. Wawancara

“Kunjungan Kerja Dosen STIA Indragiri”

Di Kantor Lurah Pematang Reba,

Kecamatan Rengat Barat Kabupaten

Indragiri Hulu

Sudirman (Ka. Lingkungan Sei.

Rambutan) 2017. Wawancara “Kunjungan

Kerja Dosen STIA Indragiri” Di Kantor

Lurah Pematang Reba, Kecamatan Rengat

Barat Kabupaten Indragiri Hulu

Zulfana Rianto (Tokoh Masyarakat)

2017. Wawancara “Kunjungan Kerja

Dosen STIA Indragiri” Di Kantor Lurah

Pematang Reba, Kecamatan Rengat Barat

Kabupaten Indragiri Hulu

Achmad Inde (Tokoh Agama dan

Ketua RW. 03) 2017. Wawancara

“Kunjungan Kerja Dosen STIA Indragiri”

Di Kantor Lurah Pematang Reba,

Kecamatan Rengat Barat Kabupaten

Indragiri Hulu

Yusman, S.Pd (Tokoh Pemuda)

2017. Wawancara “Kunjungan Kerja

Dosen STIA Indragiri” Di Kantor Lurah

Pematang Reba, Kecamatan Rengat Barat

Kabupaten Indragiri Hulu

Drs. Rausni Vanson, M. Hum

(Tokoh Masyarakat) 2017. Wawancara

“Kunjungan Kerja Dosen STIA Indragiri”

Di Kantor Lurah Pematang Reba,

Kecamatan Rengat Barat Kabupaten

Indragiri Hulu

Wawan Kusnadi, SE (Lurah

Pematang Reba) 2017. Wawancara

“Kunjungan Kerja Dosen STIA Indragiri”

Di Kantor Lurah Pematang Reba,

Kecamatan Rengat Barat Kabupaten

Indragiri Hulu

Yan Kamidin (Tokoh Pemuda)

2017. Wawancara “Kunjungan Kerja

Dosen STIA Indragiri” Di Kantor Lurah

Pematang Reba, Kecamatan Rengat Barat

Kabupaten Indragiri Hulu

Mirhalim, SE (Sekretaris Lurah

Pematang Reba) 2017. Wawancara

“Kunjungan Kerja Dosen STIA Indragiri”

Di Kantor Lurah Pematang Reba,

Kecamatan Rengat Barat Kabupaten

Indragiri Hulu

Hendrawanto (Ketua Karang

Taruna Kelurahan Pematang Reba) 2017.

Wawancara “Kunjungan Kerja Dosen

STIA Indragiri” Di Kantor Lurah

Pematang Reba, Kecamatan Rengat Barat

Kabupaten Indragiri Hulu

Data Olahan

Data Olahan Mandiri Profil Desa dan

Kelurahan (Prodeskel) Tahun 2017

Kelurahan Pematang Reba

Peraturan Perundang Undangan

UU Dasar Republik Indonesia Tahun 1945

UU Republik Indonesia No 39

Tahun 1999 tantang Hak Azasi Manusia

(HAM)