STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BUDIDAYA IKAN HIAS … · Kelompok Usaha Ikan Hias Batara Mina...

126
STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BUDIDAYA IKAN HIAS AIR TAWAR PADA KELOMPOK BATARA MINA SEJAHTERA DI KOTA BOGOR HASRIL BURHANUDDIN YUSUP DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2013

Transcript of STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BUDIDAYA IKAN HIAS … · Kelompok Usaha Ikan Hias Batara Mina...

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BUDIDAYA

IKAN HIAS AIR TAWAR PADA KELOMPOK

BATARA MINA SEJAHTERA

DI KOTA BOGOR

HASRIL BURHANUDDIN YUSUP

DEPARTEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2013

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Strategi Pengembangan

Usaha Budidaya Ikan Hias Air Tawar Pada Kelompok Batara Mina Sejahtera di

Kota Bogor adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan

belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber

informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak

diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam

Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut

Pertanian Bogor.

Bogor, September 2013

Hasril Burhanuddin Yusup

NIM H34104049

vi

ABSTRAK

HASRIL BURHANUDDIN YUSUP. Strategi Pengembangan Usaha Budidaya

Ikan Hias Air Tawar Pada Kelompok Batara Mina Sejahtera, Kota Bogor.

Dibimbing oleh POPONG NURHAYATI.

Ikan hias merupakan ikan yang memiliki beragam corak dan warna

sehingga tiap jenisnya berbeda dan memiliki daya tarik sendiri. Bentuk ikan hias

secara fisik tergantung dari jenis ikannya, ada yang berbentuk seperti panah,

cakram dan seperti bendera atau umbul-umbul. Salah satu kelompok pembudidaya

ikan hias di Kota Bogor adalah Kelompok Usaha Ikan Hias Batara Mina Sejahtera

yang terletak di Ciluar, Kota Bogor. Dari delapan pembudidaya ikan hias ar tawar,

Kelompok Usaha Ikan Hias Batara Mina Sejahtera merupakan kelompok

pembudidaya yang fokus pada produsen benih ikan hias air tawar. Kelompok

Batara Mina Sejahtera memiliki berbagai permasalahan diantaranya peningkatan

permintaan, minimnya kemampuan manajemen, dan tingkat persaingan. Tujuan

penelitian ini adalah merumuskan dan merekomendasikan strategi yang terbaik.

Hasil perhitungan dari matriks Internal Factor Evaluation yaitu 2.730 dan matriks

External Factor Evaluation sebesar 3.098 menempatkan perusahaan pada kuadran

II dengan posisi tumbuh dan bina. Strategi yang tepat untuk posisi tersebut adalah

strategi intensif (penetrasi pasar, pengembangan pasar dan pengembangan

produk). Analisis Strenght Weakness Oppotunities Threats menghasilkan enam

alternatif strategi yaitu meningkatkan produksi, menambah jenis ikan,

meningkatkan modal, promosi, meningkatkan pangsa pasar, dan meningkatkan

pengawasan produksi Hasil perhitungan dari Quantitatif Strategic Planning

Matrix menetapkan bahwa strategi yang paling utama untuk diterapkan pada

Kelompok Batara Mina Sejahtera adalah meningkatkan modal dengan total nilai

daya tarik sebesar 5.339.

Kata kunci: Ikan hias, matriks IFE, matriks EFE, matriks IE, matriks SWOT, QSP

matriks, pengembangan usaha, dan strategi.

ABSTRACT

HASRIL BURHANUDDIN YUSUP. Development Strategy Of Ornamental Fish

In Batara Mina Sejahtera Group Of Agriculture, Bogor City. Supevised by

POPONG NURHAYATI.

Ornamental fish is a fish that has a variety of shades and colorsthat of each

type is different and having an his own appeal. The physical form of ornamental

fish depends on type of fish, form of like an arrow and the flag. One group of

ornamental fish farmers in Bogor is Batara Ornamental Fish Business Group

located in Mina Prosperous Ciluar, Bogor City. Of eight ar freshwater ornamental

fish farmers, Ornamental Fish Business Group Batara Mina Prosperity is a group

of farmers who focus on seed production of freshwater fish Batara Mina Sejahtera

Group Of Agriculture that have a variety problem in demand increase, minim

capability a management, and competition is fierce. The purpose of this study is to

vii

formulate and prioritize the best strategy to Batara Mina Sejahtera Group Of

Agriculture to expand its business. The results of the Internal Factor Evaluation

and matrix External Factor Evaluation matrix of 2.730 and 3.098 puts the

company in the quadrant II with the position growth strategy. Appropriate strategy

for these positions are market penetration, market development, and product

development. Strenght Weakness Oppotunity Treat analysis produced six

alternative strategies that increase production, enhance fish spesies, increase

financial, promotion, increase segment market, and conntrol increase production.

The results of Quantitatif Strategic Planning Matrix determined that the most

important strategies to be applied to Batara Mina Sejahtera Group Of Agriculture

is in increase capital with a total value of 5.339 appeal.

Keywords: Business development IFE Matrix, EFE Matrix, IE Matrix, SWOT

matrix, QSP matrix, strategy, and ornamental fish.

viii

ix

© Hak Cipta Milik IPB, Tahun 2013

Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang

Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan

atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan,

penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau

tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan

IPB

Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis ini

dalam bentuk apa pun tanpa izin IPB

x

xi

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Ekonomi

pada

Departemen Agribisnis

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BUDIDAYA

IKAN HIAS AIR TAWAR PADA KELOMPOK

BATARA MINA SEJAHTERA

DI KOTA BOGOR

HASRIL BURHANUDDIN YUSUP

DEPARTEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2013

xii

xiii

Judul Skripsi : Strategi Pengembangan Usaha Budidaya Ikan Hias Air Tawar

Pada Kelompok Batara Mina Sejahtera di Kota Bogor

Nama : Hasril Burhanuddin Yusup

NIM : H34104049

Disetujui oleh

Ir Popong Nurhayati, MM

Pembimbing

Diketahui oleh

Dr Ir Nunung Kusnadi, MS

Ketua Departemen

Tanggal Lulus:

xiv

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas

segala rahmat dan karunia-Nya sehingga skripsi ini berhasil diselesaikan. Tema

yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan November 2012 ini

ialah strategi pengembangan usaha, dengan judul Strategi Pengembangan Usaha

Budidaya Ikan Hias Air Tawar Pada Kelompok Batara Mina Sejahtera di Kota

Bogor.

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor lingkungan

internal dan ekstenal pada Kelompok Batara Mina Sejahtera, menyusun strategi

usaha yang dapat diterapkan oleh Kelompok Batara Mina Sejahtera, serta

menentukan prioritas strategi dari alternatif strategi yang telah disusun bagi

Kelompok Batara Mina Sejahtera.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah

membantu menyelesaikan skripsi ini. Namun demikian, sangat disadari masih

terdapat kekurangan karena keterbatasan dan kendala yang dihadapi. Semoga

skripsi ini dapat memberikan dukungan kontribusi pemikiran bagi semua pihak

yang berkepentingan.

Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, September 2013

Hasril Burhanuddin Yusup

xv

UCAPAN TERIMA KASIH

Penyelesaian skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Sebagai

bentuk rasa syukur kepada Allah SWT, penulis ingin menyampaikan terima kasih

sebesar-besarnya kepada :

1. Ir Popong Nurhayati, M.Si selaku dosen pembimbing skripsi atas

bimbingan, arahan, dan bantuan yang telah diberikan selama proses

penelitian dan penyusunan skripsi ini.

2. Dr Amzul Rifin, SP, MA selaku dosen penguji utama yang berkenan

memberikan saran, masukan, dan koreksi dalam perbaikan skripsi penulis.

3. Yanti Nuraini Muflikh, SP, MAgribuss selaku dosen penguji wakil komisi

pendidikan yang berkenan memberikan saran, masukan, dan koreksi dalam

perbaikan skripsi penulis.

4. Dr. Ir. Suharno, Mdev selaku dosen evaluator pada kolokium yang telah

meluangkan waktunya dan memberikan masukan dalam proposal

penelitian.

5. Dr. Ir. Dwi Rachmina, M.Si selaku dosen pembimbing akademik yang

telah memberikan bimbingan selama penulis menempuh masa perkuliahan.

6. Intan Nuraini selaku pembahas pada seminar penulis.

7. Seluruh staf kependidikan Program Alih Jenis Agribisnis atas

kerjasamanya dalam pengurusan administrasi.

8. Orang tua dan keluarga tercinta untuk setiap dukungan, motivasi, dan doa

yang diberikan.

9. Bapak Arifin selaku pengurus dan anggota Kelompok Batara Mina

Sejahtera serta seluruh anggota Kelompok Batara Mina Sejahtera atas

seluruh kesempatan, informasi, bantuan, dan dukungan yang diberikan.

10. Ir. Sumtiah Nur selaku Kepala Bidang Produksi Perikanan Kota Bogor

serta Dinas Pertanian Kota Bogor atas dukungan, bantuan, kesempatan,

dan informasi yang diberikan.

11. Teman-teman Ekstensi dan Alih Jenis Agribisnis yang telah memberikan

bantuan, dukungan, semangat serta masukan.

Bogor, September 2013

Hasril Burhanuddin Yusup

xvi

xvii

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL i DAFTAR GAMBAR ii DAFTAR LAMPIRAN iii PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1 Perumusan Masalah 2 Tujuan Penelitian 4 Manfaat Penelitian 4 Ruang Lingkup Penelitian 5 TINJAUAN PUSTAKA 5

Penelitian Mengenai Strategi Pengembangan Usaha 6 KERANGKA PEMIKIRAN 7

Kerangka Pemikiran Teoritis 7 Konsep Manajemen Strategis 7

Pengembangan Usaha 9 Strategi Pengembangan Usaha 10 Pernyataan Visi dan Misi 10 Analisis Lingkungan Eksternal 11 Analisis Lingkungan Internal 14 Menentukan Alternatif Strategi 15 Alat Analisis 16 Kerangka Pemikiran Operasional 17

METODE PENELITIAN 20

Lokasi dan Waktu Penelitian 20 Jenis Data dan Sumber Data 20 Metode Pengumpulan Data 20

Metode Penentuan Responden 21 Metode Pengolahan dan Analisa Data 21 Tahap Analisis Input 21

Analisis Faktor Internal 21 Analisis Faktor Eksternal 23

Tahap Pencocokan 26 Matriks SWOT 27

Tahap Keputusan 28 GAMBARAN UMUM 29

Sejarah dan Perkembangan 29 Letak dan Lokasi 30

Visi, Misi dan Tujuan 30 Struktur Organisasi 30 Sumber Daya Perusahaan 32

Sumber Daya Manusia 32 Sumber Daya Fisik 33 Sumber daya Modal 33

xviii

Budidaya Ikan Hias pada Kelompok Batara Mina Sejahtera 34 Kegiatan Operasional 37 ANALISIS LINGKUNGAN KELOMPOK TANI 37

Analisis Lingkungan Internal 37 Manajemen 38 Sumberdaya Manusia 39 Pemasaran 40 Keuangan 42 Produksi 43 Penelitian dan Pengembangan 44

Analisis Lingkungan Eksternal 44 Hasil Penilaian Para Pakar (Expert) 44 Hasil Teknik Delphi 45

Faktor Ekonomi 46 Faktor Sosial, Budaya dan Demografi 47 Faktor Politik atau Kebijakan Pemerintah 48 Faktor Teknologi 49

Lingkungan Industri 49 Potensi Masuknya Pesaing Baru 50 Kekuatan Tawar Menawar Pemasok 51 Kekuatan Tawar Menawar Konsumen 51 Ancaman Produk Substitusi (pengganti) 52 Pesaing Dalam Industri atau Perusahaan Sejenis 52

Identifikasi Faktor-Faktor Kekuatan dan Kelemahan Kelompok Tani 53 Identifikasi Faktor-Faktor Peluang dan Ancaman Kelompok Tani 57 FORMULASI STRATEGI 59

Tahap Masukan (The Input Stage) 59

Analisis Matriks IFE (Internal Factor Evaluation) 59 Analisis Matriks EFE (External Factor Evaluation) 61

Tahap Pencocokan (The Matching Stage) 62 Analisis Matrisk IE (Internal-External) 63 Analisis Matriks SWOT (Strength-Weakness-Opportunitiy-Threat) 64

Tahap Keputusan (The Decission Stage) 67 SIMPULAN DAN SARAN 69

Simpulan 69 Saran 70

DAFTAR PUSTAKA 70

RIWAYAT HIDUP 106

xix

DAFTAR TABEL

1. Kelompok pembudidaya ikan hias di Kota Bogor 2

2. Jumlah produksi ikan hias air tawar dari tahun 2007-2011 3

3. Penilaian Bobot Faktor Strategis Internal Perusahaan 22

4. Analisis Matriks IFE 23

5. Penilaian Bobot Faktor Strategis Eksternal Perusahaan 25

6. Analisis Matriks EFE 26

7. Matriks SWOT 28

8. Matriks Perencanaan Strategi Kuantitatif (QSPM) 29

9. Daftar Anggota Kelompok Batara Mina Sejahtera 30

10. Peralatan Penunjang Kegiatan Produksi Kelompok Batara Mina

Sejahtera Tahun 2013 33

11. Daftar aset yang dimiliki oleh anggota kelompok 32

12. Hasil konfirmasi faktor eksternal oleh pihak internal 44

13. Nilai Ekspor Ikan Hias Indonesia Tahun 2008-2011 45

14. Nilai Ekspor Ikan Hias Nasional Bulan Januari-Desember 2011 45

15. Lembaga Pengembangan Ikan Hias Air Tawar 47

16. Eksportir Ikan Hias di Wilayah Bogor 50

17. Jumlah Permintaan Ikan Hias Air Tawar dari Kota Bogor Tahun 2011 51

18. Analisis Matriks IFE (Internal Factor Evaluation) BMS 60

19. Analisis Matriks EFE ( Eksternal Factor Evaluation) BMS 62

20. Peringkat Alternatif Strategi pada Matriks QSP 68

DAFTAR GAMBAR

1 Model Komprehensif Manajemen Strategis 9 2 Hubungan antara Kekuatan Eksternal Utama dengan Organisasi 11

3 Model Lima Kekuatan Porter 13 4 Kerangka Pemikiran Operasional Strategi Pengembangan Usaha 19 5 Rancangan Implementasi Teknik Delphi 24

6 Matriks Internal-Eksternal 27 7 Struktur Organisasi Kelompok Batara Mina Sejahtera 31

8 Alur Produksi Kelompok Batara Mina Sejahtera 35 9 Matriks IE Kelompok Batara Mina Sejahtera 63

xx

DAFTAR LAMPIRAN

1 Kuesioner Faktor Strategis Internal dan Eksternal 73 2 Kuesioner Hasil Teknik Delphi 76 3 Kuesioner Faktor Strategis Internal 78 4 Lampiran Kuesioner Faktor Strategis Eksternal 82 5 Kuesioner Penetuan Prioritas Strategi 86 6 Pembobotan Terhadap Faktor Kekuatan , Kelemahan, Peluang 89 7 Penilaian Bobot Rata-Rata Faktor Strategis Internal 92 8 Penilaian Bobot Rata-rata Faktor Strategis Eksternal 94 9 Penilaian Rating Rata-Rata Faktor Strategis Internal 95 10 Penilaian Rating Rata-rata Faktor Strategis Eksternal 96 11 Analisis Matriks SWOT 97

12 Analisis Matriks QSP 98 13 Foto-Foto Kelompok BMS dan Pelatihan Dinas 103 14 Foto Proses Produksi dan Budidaya Ikan Hias 104 15 Foto Wadah Pemeliharaan Budidaya Ikan Hias dan 105

1

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Ikan hias merupakan ikan yang memiliki beragam corak dan warna

sehingga tiap jenisnya berbeda dan memiliki daya tarik tersendiri. Bentuk ikan

hias secara fisik tergantung dari jenis ikannya, ada yang berbentuk seperti panah,

cakram dan seperti bendera atau umbul-umbul. Hal ini yang menyebabkan ikan

hias banyak diminati oleh masyarakat dan mulai diperdagangkan pada awal tahun

80’an sebagai komoditas hidup.1 Semua jenis ikan hias yang dipelihara sebagai

hiasan hidup di dalam akuarium maupun kolam karena memiliki variasi warna,

bentuk, dan jenis. Selain itu jenis ikan hias air tawar di Indonesia pada saat ini

mencapai 450 spesies dari 1.100 jenis. Hal tersebut dapat menjadikan ikan hias air

tawar berpotensi untuk terus dikembangkan.

Menurut Dinas Pertanian Kota Bogor Potensi dan peluang perkembangan

perikanan pada subsektor perikanan air tawar khususnya pada komoditas ikan hias

memiliki prospek yang baik dan telah berkembang dalam beberapa tahun terakhir.

Terbukti untuk kebutuhannya mencapai 500.000 ekor dari berbagai jenis ikan hias

dan dengan kemajuan perekonomian yang berpengaruh terhadap daya serap beli

terhadap ikan hias serta perkembangan positif menyebabkan permintaan akan

komoditas ikan hias semakin meningkat yang pada akhirnya juga akan

memberikan pengaruh positif terhadap permintaan pasokan benih ikan hias yang

semakin menarik perhatian sebagian besar masyarakat untuk mulai diusahakan.

Peningkatan pendapatan juga dapat mempengaruhi tingkat kebutuhan non primer

sehingga masyarakat pada umumnya tidak hanya mementingkan kebutuhan

konsumsinya saja melainkan kebutuhan lain seperti hobi mengoleksi jenis-jenis

ikan hias.

Salah satu sentra budidaya ikan hias adalah provinsi Jawa Barat seperti di

Kota Bandung yang secara geografis terletak diantara 5050’ - 7

050’ Lintang

Selatan dan 104048’ - 108

048’ Bujur Timur. Kondisi geografis Jawa Barat yang

strategis merupakan keuntungan bagi daerah Jawa Barat terutama dalam

komunikasi dan perhubungan yang memiliki kedekatan dengan provinsi DKI

Jakarta (BPS, 2012). Sehingga hal tersebut menguntungkan bagi provinsi Jawa

Barat terutama dalam segi pemasaran ikan hias air tawar.

Kota Bogor merupakan salah satu sentra penghasil ikan hias air tawar di

provinsi Jawa Barat. Wilayah Kota Bogor didukung oleh potensi pasar seperti

raiser, pasar ikan parung, dan depo agribisnis Kota Bogor serta iklim yang sesuai

dengan habitat ikan hias air tawar. Untuk itu, pengembangan ikan hias air tawar di

Kota Bogor dapat terus dilakukan. Pada tahun 2010 jumlah produksi ikan hias air

tawar di Kota Bogor mencapai angka 13.519.206 ekor dan mengalami

peningkatan menjadi 13.789.500 ekor pada tahun 2011.2 Pada saat ini produksi

ikan hias air tawar di Kota Bogor digunakan untuk memenuhi pasar ekspor dan

1 Malau TLM.2011.http://www.omtimo.org [11 November 2012]

2 Dinas Pertanian Kota Bogor. 2011. Perkembangan Produksi Ikan Hias. Laporan

tahunan. Bogor.

2

kebutuhan pasar lokal. Produksi ikan hias air tawar di Kota Bogor tersebar di

berbagai kecamatan di Kota Bogor.

Sebagai upaya untuk mengembangkan usaha perikanan di Kota Bogor

maka strategi yang dilakukan oleh pemerintah Kota Bogor yaitu melalui

pendekatan wilayah atau kelompok-kelompok tani pembudidaya ikan hias yang

ada di Kota Bogor. Upaya-upaya yang dilakukan bertujuan untuk meningkatkan

kesejahteraan masyarakat yang bersifat lokalitas, dengan begitu dalam pendekatan

pengembangan komunitas yang cukup efektif dengan sifat lokalitasnya adalah

dengan pengembangan komunitas kelompok. Pembudidaya ikan hias di

masyarakat khususnya Kota Bogor cukup berkembang dengan adanya data

pembudidaya ikan hias di Kota Bogor seperti pada Tabel 1 berikut.

Tabel 1 Kelompok Pembudidaya Ikan Hias Air Tawar di Kota Bogor

No Nama Kelompok Nama Ketua Jumlah

anggota

Tahun

Berdiri

Kelompok

1 Batara Mina Sejahtera Robert 10 2003

2 Mina Pakuan Buni Hakim 10 2003

3 Harmonis H. Musa 10 2008

4 Bina Usaha Mandiri Zuwono 10 2008

5 Bina Harapan Lestari Rudi 10 2010

6 Berkat Bersama Wibawa Pribadi 10 2010

7 Ikan Hias Tajur Muyke Febriana 10 2010

8 Bina Bakti Sudiaman 10 2010 Sumber: Dinas Pertanian Kota Bogor , 2012

Salah satu kelompok pembudidaya ikan hias di Kota Bogor adalah

Kelompok Usaha Ikan Hias Batara Mina Sejahtera yang terletak di Kelurahan

Ciluar, Kota Bogor. Dari delapan pembudidaya ikan hias air tawar, Kelompok

Usaha Ikan Hias Batara Mina Sejahtera merupakan kelompok pembudidaya yang

berfokus sebagai produsen benih ikan hias air tawar. Sehingga keberadaan

Kelompok Batara Mina Sejahtera dalam industri ikan hias di Kota Bogor

dianggap penting untuk menanggulangi permintaan benih ikan hias ke

pengumpul.

Salah satu bisnis utama di Kelompok Usaha Ikan Hias Batara Mina

Sejahtera adalah pembenihan ikan hias air tawar. Terdapat beberapa jenis benih

ikan hias yang diproduksi oleh Kelompok Usaha Ikan Hias Batara Mina Sejahtera,

diantaranya blackghost (Apteronotus albifrons), corydoras, discus¸ guppy,

leophard ctenopoma (Ctenopoma acutirostre).

Perumusan Masalah

Kelompok Usaha Ikan Hias Batara Mina Sejahtera merupakan salah satu

kelompok pembudidaya ikan hias yang bergerak pada aktivitas budidaya ikan hias

berbagai jenis seperti blackghost (Apteronotus albifrons), corydoras, discus¸

guppy, dan leophard ctenopoma (Ctenopoma acutirostre). Kelompok Batara Mina

Sejahtera ini berlokasi di Kelurahan Ciluar, Kecamatan Bogor Utara, Kota Bogor.

Kegiatan usaha yang dilakukan Kelompok Usaha Ikan Hias Batara Mina Sejahtera

ini dengan memanfaatkan lahan pekarangan seluas 500 m2 dengan menggunakan

media budidaya berupa akuarium ukuran 100 cm x 50 cm x 30 cm dan kolam

tembok ukuran 2 m x 1 m x 1 m. Selain itu, kelompok usaha ini juga

3

memanfaatkan ruang kosong dalam rumahnya masing-masing untuk

membudidaya ikan hias. Sehingga semakin banyak masyarakat sekitar yang mulai

membudidaya ikan hias dan bergabung dalam Kelompok Usaha Ikan Hias Batara

Mina Sejahtera.

Dalam perkembangan usahanya Kelompok Usaha Ikan Hias Batara Mina

Sejahtera telah memiliki pelanggan ikan hias diantaranya pengumpul (Taufan

Fish Farm) dan pasar ikan hias yang tersebar di seluruh Kota Bogor dan

Kabupaten Bogor maupun untuk memenuhi permintaan ekspor. Dalam

menjalankan usahanya Kelompok Usaha Ikan Hias Batara Mina Sejahtera belum

bisa memenuhi permintaan dan kebutuhan ikan hias, sebagai contoh jenis

blackghost (Apteronotus albifrons) dan leophard ctenopoma (Ctenopoma

acutirostre) pada tahun 2011 jumlah permintaannya sebesar 300.234 ekor dan

123.500 ekor.3 Hal ini dikarenakan masih minimnya kemampuan para

pembudidaya untuk menghasilkan ikan hias yang bagus dalam skala besar

disebabkan minimnya lahan budidaya, modal dan ukuran ikan yang seragam yang

sesuai dengan permintaan pasar. Ukuran jenis ikan hias yang ukurannya sama atau

seragam ini akan berpengaruh pada harga jenis ikan tersebut sehingga nantinya

dapat diterima di pasar ekspor seperti untuk harga benih ikan hias ctenopoma

ukuran 3/4 inchi seharga Rp 800/ekor, 1 inchi seharga Rp 1.500/ekor dan 1 ½

inchi seharga Rp 2.000/ekor sedangkan benih ikan hias blackghost ukuran 1 inchi

seharga Rp 750/ekor, 1 ½ inchi seharga Rp 1.100/ekor dan 2 inchi seharga Rp

1.300/ekor untuk harga ke Taufan Fish Farm sebagai supplier.

Tabel 2 Jumlah Produksi Ikan Hias Air Tawar dari Tahun 2007-2011

Jenis Ikan

Hias

Produksi (ekor)

2007 2008 2009 2010 Mei 2011

Blackghost 110.360 118.453 157.679 145.315 118.789

Corydoras 18.270 19.324 8.670 20.130 15.200

Discus 3.267 2.279 2.300 4.100 6.245

Guppy 3,150 4.200 2.230 2.500 5.547

leophard

ctenopoma

50.358 53.589 65.147 65.289 40.379

Sumber: Kelompok Batara Mina Sejahtera (BMS) , 2011

Permintaan terhadap ikan hias yang terus meningkat mengakibatkan

jumlah pelanggan semakin meningkat, namun peningkatan permintaan ini belum

bisa diantisipasi oleh Kelompok Usaha Ikan Hias Batara Mina Sejahtera sehingga

dengan begitu perlu adanya peningkatan jumlah produksi benih ikan hias.

Disamping itu, masih kurangnya pasokan induk ikan hias yang berkualitas dan

minimnya kemampuan anggotanya dalam manajemen usaha ikan hias seperti

manajemen produksi, keuangan/keterbatasan modal, dan administrasi serta

kurangnya tenaga kerja operasional yang baik merupakan kendala Kelompok

Usaha Ikan Hias Batara Mina Sejahtera untuk berkonsentrasi pada pengembangan

3 Taufan Fish Farm. 2013. Perkembangan Permintaan dan Produksi Ikan Hias .

Laporan Produksi. Bogor

4

usaha dalam memenuhi permintaan proses menjalankan kegiatan bisnisnya.

Faktor lain seperti tingginya tingkat persaingan pasar yang semakin kompetitif

memberikan pengaruh bagi Kelompok Usaha Ikan Hias Batara Mina Sejahtera

dalam upaya pengembangan kegiatan usahanya. Untuk mengatasi masalah yang

ada tersebut, Kelompok Usaha Ikan Hias Batara Mina Sejahtera harus dapat

merumuskan strategi yang tepat dan sesuai dengan kondisi anggota kelompok

agar mampu mengembangkan usahanya. Perumusan strategi tersebut dapat

dilakukan dengan mengevaluasi kekuatan dan kelemahan lingkungan internal

perusahan dan mengidentifikasi peluang serta ancaman yang datang dari eksternal

perusahaan. Faktor-faktor internal dan eksternal tersebut selanjutnya dapat

dikombinasikan untuk menghasilkan beberapa strategi yang dijadikan pilihan atau

alternatif strategi untuk dapat dijalankan perusahaan dalam upaya mengatasi

berbagai masalah yang ada.

Berdasarkan uraian tersebut maka perumusan masalah dalam penelitian ini

adalah:

1. Faktor-faktor lingkungan internal apa yang dapat menjadi kekuatan dan

kelemahan bagi Kelompok Usaha Tani Ikan Hias Batara Mina Sejahtera?

2. Faktor-faktor lingkungan eksternal apa yang dapat menjadi peluang dan

ancaman bagi Kelompok Usaha Tani Ikan Hias Batara Mina Sejahtera?

3. Apa rekomendasi alternatif strategi yang dapat dijalankan oleh Kelompok

Usaha Tani Ikan Hias Batara Mina Sejahtera dalam mengembangkan

usahanya?

Tujuan Penelitian

Berdasarkan uraian perumusan masalah maka tujuan penelitian ini adalah

sebagai berikut :

1. Menganalisis faktor-faktor lingkungan internal yang dapat menjadi

kekuatan dan kelemahan bagi Kelompok Usaha Tani Ikan Hias Batara

Mina Sejahtera.

2. Menganalisis faktor-faktor lingkungan eksternal yang dapat menjadi

peluang dan ancaman bagi Kelompok Usaha Tani Ikan Hias Batara Mina

Sejahtera.

3. Menyusun dan merekomendasikan alternatif strategi pengembangan usaha

budidaya ikan hias air tawar pada Kelompok Usaha Tani Ikan Hias Batara

Mina Sejahtera.

Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan dalam

menyusun strategi pengembangan bisnis perusahaan dimasa datang. Selain itu,

penelitian ini juga merupakan sarana latihan dan pengembangan wawasan bagi

penulis dalam penerapan ilmu-ilmu yang telah diperoleh selama masa perkuliahan

di Institut Pertanian Bogor serta penelitian ini diharapkan mampu untuk dijadikan

bahan referensi bagi pihak-pihak yang berkepentingan dalam melakukan studi

strategi pengembangan usaha.

5

Ruang Lingkup Penelitian

Saat ini penyediaan benih ikan hias adalah komoditas utama yang di

usahakan oleh Kelompok Usaha Tani Ikan Hias Batara Mina Sejahtera disamping

itu juga melakukan kegiatan budidaya terhadap ikan hias. Adapun ruang lingkup

penelitian ini adalah perumusan strategi pengembangan usaha ikan hias. Selain

itu, Penelitian ini hanya sampai kepada tahap formulasi dari manajemen strategis.

Untuk tahap implementasi dan evaluasi strategi merupakan wewenang Kelompok

Usaha Tani Ikan Hias Batara Mina Sejahtera.

TINJAUAN PUSTAKA

Strategi Pengembangan

Dalam melaksanakan pengembangan usaha, tentunya memerlukan strategi

agar tidak salah dalam pengambilan keputusan. Strategi-strategi dalam

pengembangan usaha apapun itu bentuknya harus dipersiapkan dengan baik agar

mampu memenangkan persaingan sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai.

Pada umumnya strategi pengembangan berorientasi pada fungsi-fungsi

manajemen. Fungsi manajemen yang dilakukan oleh suatu perusahaan sebagai

berikut :

1. Fungsi Perencanaan

Perencanaan merupakan suatu proses program kerja dari pelaksanaan strategi

yang akan dilakukan dan merupakan tindak lanjut dari keputusan bersama.

Fungsi perencanaan harus konsisten pada tujuan dan misi terhadap

pelaksanaan berbagai kegiatan.

2. Fungsi Pengorganisasian

Yaitu pembagian tugas dan wewenang dalam suatu perusahaan atau kelompok

kepada para pelaku yang bertanggung jawab atas pelaksanaan rencana. Dalam

pelaksanaannya pengurus memiliki kewajiban untuk menyusun organisasi

kepengurusan secara terperinci.

3. Kepemimpinan

Kepemimpinan adalah suatu proses mempengaruhi aktivitas kelompok yang

ditujukan pada pencapaian tujuan tertentu.

4. Pengendalian

Pengendalian mempunyai fungsi untuk memastikan bahwa hasil kegiatan

usaha atau kegiatan lainnya dapat sesuai dengan apa yang direncanakan

sebelumnya, serta menjamin agar usaha dapat berjalan lancar dan apabila

terdapat penyimpangan-penyimpangan maka dapat diketahui sedini mungkin.

Pengembangan usaha memerlukan suatu proses manajerial berupa

perumusan dan penyusunan strategi yang tepat bagi perusahaan. Strategi yang

telah dirumuskan perlu dikelola dalam suatu proses manajerial yang baik dalam

suatu organisasi.

6

Penelitian Mengenai Strategi Pengembangan Usaha

Penelitian mengenai strategi telah banyak dilakukan. Pada umumnya

tujuan peneliti-peneliti yang mengkaji penelitian mengenai strategi pengembangan

usaha adalah untuk mengidentifikasi faktor-faktor internal dan eksternal suatu

perusahaan atau organisasi dan merumuskan alternatif strategi untuk perusahaan

atau organisasi yang diteliti. Terdapat beberapa penelitian terdahulu baik yang

terkait secara langsung mengenai penelitian kelompok usaha atau penelitian

mengenai strategi pengembangan usaha budidaya ikan yang dapat dikaji pada

penelitian ini.

Penelitian mengenai strategi pengembangan usaha budidaya ikan telah

banyak dilakukan dengan lokasi penelitian dan komoditi yang berbeda,

diantaranya Kusniati (2007) dengan kajian Strategi Bisnis Ikan Hias Air Tawar

Pada Kelompok Pembudidaya Ikan Hias Nusa Hias, Desa Cibitung Tengah,

Kecamatan Tenjolaya, Kabupaten Bogor, Azizah (2011) dengan kajian Strategi

Usaha Budidaya Ikan Hias Air Tawar Kelompok Pembudidaya Ikan Curug Jaya,

Kota Depok, Jawa Barat, Anshari (2011) dengan kajian Strategi Pengembangan

Usaha Pembesaran Ikan Lele (Clarias sp) CV Jumbo Bintang Lestari di Gunung

Sindur Kabupaten Bogor. Pinem (2011) dengan kajian Formulasi Strategi

Pengembangan Usaha Budidaya Benih Ikan Lele Sangkuriang (Clarias sp) di

Cahaya Kita, Gadog, Bogor, Jawa Barat. Wahyu (2012) dengan kajian Strategi

Pengembangan Usaha pada Gerai Ayam Goreng Fatmawati Cabang Bandung,

Jawa Barat. Kelima peneliti tersebut melakukan tahapan yang sama dalam

merumuskan alternatif strategi terbaik bagi masing-masing permasalahan yang

dikaji, yaitu dengan menggunakan matriks IFE, matriks EFE, matriks SWOT,

matriks IE, dan matriks QSPM sebagai tahap akhir.

Matrik IE dan matriks SWOT merupakan dua teknik yang berbeda yang

digunakan dalam tahap pencocokan yaitu berfokus pada penciptaan strategi

alternatif dengan memperhatikan faktor eksternal dan internal perusahaan. Dalam

penelitian yang dilakukan oleh Anshari (2011) dan Pinem (2011) kedua teknik

tersebut digunakan untuk memecahkan suatu permasalahan strategi yang berbeda

sehingga pada hasil akhirnya menciptakan suatu alternatif strategi yang yang

berbeda. Penggunaan matrik IE oleh kedua peneliti tersebut menghasilkan

alternatif strategi yang berbeda, yaitu penelitian yang dilakukan oleh Anshari

(2011) pada posisi perusahaan saat ini dalam pemetaan matriks IE pada posisi

perusahaan di sel IV yaitu dengan strategi umum Grow and Build (tumbuh dan

berkembang). Strategi yang tepat digunakan dalam kuadran ini adalah strategi

penetrasi pasar dan pengembangan produk sedangkan penelitian yang dilakukan

oleh Pinem (2011) posisi perusahaan dalam pemetaan matriks IE menempati

posisi pada sel V. Hal ini menunjukkan perusahaan berada pada posisi jaga dan

pertahankan. Untuk itu, strategi yang dapat dilakukan oleh perusahaan adalah

penetrasi pasar dan pengembangan produk. Peneliti terdahulu dalam mengambil

faktor internal dan eksternal yang terlalu umum atau kurang spesifik. Misalnya

para peneliti terdahulu banyak yang membuat faktor internal seperti pasar dan

pemasaran, keuangan dan akuntansi, produksi dan operasi, sumberdaya manusia

dan sistem informasi tanpa diperinci lebih jauh tentang apa yang mencangkup hal-

hal tersebut.

7

Namun perbedaan pada penelitian oleh Wahyu (2012) dengan kajian

Strategi Pengembangan Usaha pada Gerai Ayam Goreng Fatmawati Cabang

Bandung, Jawa Barat pada saat merumuskan matriks IFE dan matriks EFE dengan

menggunakan teknik delphi dengan melibatkan para pakar atau expert yang

berkompeten di bidangnya. Tentunya hal ini memudahkan dalam penentuan

variabel-variabel yang mempengaruhi perkembangan Gerai Ayam Goreng

Fatmawati Cabang Bandung, Jawa Barat.

Perbedaan dengan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya mengenai

strategi pengembangan yaitu dari segi lokasi atau tempat penelitian, komoditi

yang menjadi bahan kajian, dan tahapan perumusan strategi. Dari segi lokasi

penelitian, penelitian ini akan dilakukan di salah satu kelompok tani, yaitu

Kelompok Usaha Ikan Hias Batara Mina Sejahtera, yang merupakan penerima

penghargaan Adibakti Mina Bahari (AMB) Tingkat Nasional Tahun 2011 sebagai

Juara 1 Tingkat Nasional Kategori Kelompok Pembudidaya Ikan Hias. Penelitian

ini akan mengambil judul Strategi Pengembangan Usaha Budidaya Ikan Hias Air

Tawar di Kelompok Batara Mina Sejahtera, Kota Bogor. Dalam merumuskan atau

tahap awal akan menggunakan matriks EFE (External Factor Evaluation) untuk

merangkum dan mengevaluasi informasi ekonomi, sosial, budaya, demografi,

lingkungan, politik, pemerintah, hukum, teknologi, dan persaingan. Matriks IFE

(Internal Factor Evaluation) digunakan untuk meringkas dan mengevaluasi

kekuatan dan kelemahan utama dalam lingkup fungsional bisnis, dan juga

memberikan dasar untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi hubungan antara

lingkup fungsional tersebut. Perumusan komponen yang termasuk dalam

lingkungan ekternal dan internal Kelompok Usaha Ikan Hias Batara Mina

Sejahtera akan diperoleh melalui responden-responden internal adalah ketua

kelompok dan koordinator teknologi sedangkan untuk responden eksternal adalah

pengumpul dan Dinas Pertanian Kota Bogor serta Kementrian dan Kelautan

perikanan (KKP) Raiser, Kabupaten Bogor. Matrik SWOT (Strength-Weakness-

Opportunitiy-Threat) untuk membuat alternatif strategi yang tepat dan

menggunakan QSPM (Quantitative Strategic Planning Matrix) sebagai salah satu

teknik analisis dalam literatur yang didesain untuk menentukan daya tarik relatif

dari alternatif tindakan yang layak. Teknik ini secara obyektif mengindikasikan

alternatif strategi mana yang terbaik dan dominan yang tepat untuk dilakukan dan

mengangkat permasalahan mengenai strategi pengembangan yang tepat dilakukan

untuk Kelompok Usaha Ikan Hias Batara Mina Sejahtera.

KERANGKA PEMIKIRAN

Kerangka Pemikiran Teoritis

Konsep Manajemen Strategis

Dalam merumuskan strategi salah satu pendekatan yang umum digunakan

adalah konsep manajemen strategi. Manajemen strategi merupakan salah satu

pendekatan yang umum digunakan dalam merumuskan strategi. Manajemen

strategi didefinisikan sebagai seni dan ilmu untuk memformulasi,

mengimplementasi dan mengevaluasi keputusan lintas fungsi yang

memungkinkan organisasi dapat mencapai tujuannya. Menurut David (2009)

8

manajemen strategi terfokus pada mengintegrasikan manajemen, pemasaran,

keuangan atau akuntansi, produksi atau operasi, informasi, penelitian dan

pengembangan, serta sistem informasi komputer untuk mencapai keberhasilan

organisasi.

Manajemen strategis memberikan berbagai manfaat bagi organisasi,

karena memungkinkan suatu organisasi untuk proaktif dalam menentukan masa

depannya, memungkinkan perusahaan untuk mempengaruhi aktivitas

organisasinya, sehingga memiliki kontrol terhadap masa depan organisasinya.

Secara historis manfaat utama manajemen strategis telah membantu organisasi

memformulasikan strategi yang lebih baik dengan menggunakan pendekatan yang

lebih sistematis, logis, dan rasional untuk pilihan stategis.

Menurut David (2009) proses manajemen strategi terdiri dari tiga tahap,

yaitu :

1. Perumusan Strategi

Perumusan strategi mencakup kegiatan mengembangkan visi dan misi bisnis,

mengidentifikasi peluang dan ancaman eksternal perusahaan, menetapkan

kekuatan dan kelemahan internal perusahaan, menetapkan tujuan jangka

panjang, membuat sejumlah alternatif strategi, dan memilih strategi tertentu

untuk dijalankan.

2. Implementasi Strategi

Implementasi strategi adalah tahap mengimplementasikan pilihan strategi

dengan maksud mengalokasikan sumberdaya dan mengorganisasikannya

sesuai dengan strategi. Implementasi strategi termasuk menetapkan tujuan

objektif tahunan, melengkapi dengan kebijakan, memotivasi karyawan, dan

mengalokasikan sumberdaya sehingga strategi yang dirumuskan dapat

dilaksanakan.

3. Evaluasi Strategi

Evaluasi strategi adalah tahap terakhir dalam manajemen strategi. Pada tahap

ini akan mengevaluasi hasil pelaksanaan dan strategi yang telah dirumuskan

dalam mencapai tujuan perusahaan. Tiga kekuatan pokok dalam evaluasi

strategi yaitu mengkaji ulang faktor-faktor eksternal dan internal berdasarkan

strategi yang telah ada, mengukur kinerja dan melakukan tindakan-tindakan

korektif.

Menurut David (2009) proses manajemen strategi dapat dipelajari dan

diaplikasikan dengan menggunakan sebuah model. Adanya suatu perubahan pada

komponen utama dalam model, dapat menyebabkan perubahan pada salah satu

atau semua komponen lainnya. Hubungan antar bagian utama dalam proses

manajemen strategi ditampilkan pada model berikut.

9

Perumusan Strategi Penerapan Strategi Penilaian Strategi

Gambar 1 Model Komprehensif Manajemen Strategis Sumber: David, 2009

Pengembangan Usaha

Dalam menghadapi persaingan dunia usaha yang semakin ketat maka

segala jenis usaha dituntut untuk dapat mengembangkan usahanya untuk dapat

maju dan besar serta menjadi pengusaha yang sukses. Menurut Dewinta (2012)

Definisi pengembangan usaha adalah terdiri dari sejumlah tugas dan proses yang

pada umumnya bertujuan untuk mengembangkan dan mengimplementasikan

peluang pertumbuhan. Tetapi pada kenyataanya untuk mengembangkan usaha

yang pada awalnya dimulai dari nol besar atau baru memulai usaha sangatlah

sulit. Banyak hambatan–hambatan yang dihadapi seperti kekurangan modal,

tenaga kerja yang ahli atau terampil, kinerja keuangan usaha yang buruk, dan

sebagainya. Tetapi hambatan- hambatan itu semua dapat diatasi dengan cara

mengembangkan dan menerapkan strategi pengembangan usaha yang baik. Upaya

yang harus dilakukan untuk dapat mengembangkan usaha dengan baik adalah

dengan memberikan pendidikan meningkatkan keahlian kepada pengusaha

(wirausaha) seperti memberi pelatihan workshop tentang pengembangan usaha,

dan sebagainya. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan wawasan

yang lebih kepada pengusaha terhadap pengembangan usaha yang baik.

Pengembangan usaha dalam perikanan adalah suatu kegiatan usaha yang

bertujuan untuk meningkatkan pendapatan dan skala usaha sehingga terbentuk

keseimbangan perusahaan atau organisasi dalam kelompok tani/nelayan menjadi

kelompok yang tangguh dan mandiri. Pengembangan usaha itu merupakan bagian

dari perencanaan pemasaran (marketing plan) sehingga setiap pengusaha baik

pengusaha kecil maupun besar harus mampu membuat marketing plan terlebih

dahulu sebelum mengembangkan usahanya.

Mengembangkan

pernyataan visi

dan misi

Melakukan Audit

Eksternal

Melakukan Audit

Internal

Menetapkan

sasaran

jangka

panjang

Implementasi

strategi isu—isu

pemasaran,

keuangan,

akuntansi,

litbang, SIM

Implementasi

strategi isu—

isu

manajemen

Menguk

ur dan

mengeva

luasi

kinerja

Merumuskan

mengevaluasi

dan memilih

startegi

10

Strategi Pengembangan Usaha

Strategi bisnis berkaitan dengan cara-cara yang digunakan perusahaan

untuk mendapatkan keunggulan persaingan di dalam bisnis utamanya. Pentingnya

keputusan strategi berkaitan dengan sumberdaya perusahaan. Dapat kita ketahui

bahwa strategi memberikan stabilitas arah dan orientasi yang konsisten dengan

memungkinkan fleksibilitas untuk beradaptasi dengan lingkungannya. Strategi

yang berhasil pada umumnya mengkombinasikan beberapa hal berdasarkan

perencanaan yang telah dilakukan yaitu :

1. Sasaran sederhana jangka panjang

Setiap strategi bisnis harus merupakan kejelasan dari sasaran sehingga akan

memberikan stabilitas dan kesatuan arah perusahaan. Sasaran ini harus

konsisten dan jelas yang berorientasi tanggung jawab terhadap pegawai dan

konsumen.

2. Analisis lingkungan persaingan

Kemampuan dalam mengidentifikasi kebutuhan yang umum dari konsumen

dapat berpengaruh pada penentuan posisi pasar. Kemampuan dalam

memahami lingkungan bisnis ini dapat berupa pemahaman tentang

mengidentifikasi dan memotivasi sumberdaya manusia.

3. Penilaian sumberdaya yang objektif

Kesadaran akan kondisi sumberdaya dan kemampuan perusahaan akan

berhubungan dengan nama perusahaan dan produk yang akan dijual.

Kemampuan untuk memotivasi pegawai, keefektifan dalam menangani

kemitraan dengan para pemasok, serta kemampuan dalam menangani dan

mengendalikan mutu produk.

4. Penerapan yang efektif

Strategi yang tepat bagi perusahaan akan berguna apabila dapat

menerapkan strategi yang efektif dimana memerlukan pembentukan

kepemimpinan, struktur organisasi dan sistem manajemen yang mampu

memegang komitmen dengan baik serta koordinasi seluruh pegawai dan

mobilisasi sumberdaya sebagai pelengkap strategi.

Pernyataan Visi dan Misi

Visi yang dimiliki oleh sebuah perusahaan merupakan suatu cita-cita

tentang keadaan di masa datang yang diinginkan untuk diwujudkan oleh seluruh

anggota organisasi. Menurut Umar (2008) cita-cita masa depan yang mewakili

seluruh anggota perusahaan disebut dengan visi. Sedangkan misi merupakan

penjabaran secara tertulis mengenai visi agar dapat atau mudah dimengerti dan

jelas bagi seluruh staf perusahaan.

Menurut David (2009) visi merupakan suatu pernyataan yang dirumuskan

untuk menetapkan tujuan atau keadaan masa depan yang secara khusus digunakan

oleh seseorang atau sekelompok. Visi adalah pernyataan masa depan yang

mungkin dan didambakan oleh kelompok. Sedangkan misi adalah tujuan atau

alasan mengenai keberadaan organisasi. Misi lebih berkaitan dengan tingkah laku

pada masa kini. Pernyataan misi adalah pernyataan jangka panjang mengenai

tujuan yang membedakan sebuah bisnis dari perusahaan lain yang serupa. Suatu

pernyataan misi secara luas menggambarkan arah suatu organisasi dimasa depan.

11

Pernyataan misi juga dapat memastikan tujuan dalam suatu kelompok,

standar untuk mengalokasikan sumberdaya kelompok dan berfungsi sebagai titik

pusat bagi individu dalam menyelaraskan diri dengan tujuan dan arah kelompok.

Tujuan merupakan titik sentral semua kegiatan perusahaan yang dapat dipakai

menjadi alat untuk penilaian prestasi, pengendalian, koordinasi, dan juga untuk

keputusan strategi.

Analisis Lingkungan Eksternal

Analisis eksternal yaitu analisis yang dilakukan untuk mengetahui faktor-

faktor dari luar perusahaan yang dapat mempengaruhi perusahaan tersebut. Faktor

eksternal dibagi menjadi dua yaitu peluang yang dapat memberikan manfaat dan

ancaman yang harus dihindari. Menurut David (2009) secara garis besar analisis

eksternal dapat dibagi menjadi dua lingkungan ekonomi yaitu analisis lingkungan

makro dan analisis industri. Tujuan audit eksternal (external audit) adalah

mengembangkan daftar yang terbatas tentang peluang yang dapat memberi

manfaat dan ancaman yang harus dihindari.

Menurut David (2009) kekuatan eksternal dapat dibagi menjadi lima

kategori yaitu 1) kekuatan ekonomi, 2) kekuatan sosial, budaya dan demografi, 3)

kekuatan politik, pemerintah dan hukum, 4) kekuatan teknologi, dan 5) kekuatan

kompetitif. Hubungan antara kekuatan eksternal utama dengan organisasi dapat

digambarkan pada Gambar 2 berikut.

Gambar 2 Hubungan antara Kekuatan Eksternal Utama dengan Organisasi Sumber : David, 2009

Lingkungan makro merupakan lingkungan yang berada di luar perusahaan

yang memiliki arti yang luas dan tidak mempengaruhi kegiatan usaha secara

langsung lingkungan makro tetap dapat mempengaruhi perkembangan usaha.

Analisis lingkungan makro perusahaan meliputi aspek ekonomi, politik, sosial,

budaya, dan teknologi. Uraian aspek-aspek tersebut dapat dijelaskan sebagai

berikut :

1. Aspek ekonomi

Kondisi ekonomi suatu negara dapat mempengaruhi iklim berbasis suatu

perusahaan. Semakin buruk kondisi ekonomi maka akan semakin buruk juga

Kekuatan ekonomi,

kekuatan sosial, budaya,

demografis, dan

lingkungan

Kekuatan politik,

pemerintahan dan hukum

Kekuatan teknologi

Kekuatan kompetititf

Pesaing

Pemasok

Distributor

Kreditor

Konsumen

Karyawan

Masyarakat

Manajer

Para pemangku kepentingan

Serikat buruh

Pemerintah

Asosiasi dagang

Kelompok kepentingan khusus

Produk

Jasa

Pasar

Lingkungan Hidup

PELUANG

DAN

ANCAMAN

ORGANISASI

12

iklim berbisnis. Keadaan perekonomian saat sekarang dan di masa yang akan

datang mempengaruhi keadaan dan strategi perusahaan. Beberapa faktor kunci

yang perlu diperhatikan dalam menganalisis ekonomi suatu daerah diantaranya

siklus bisnis, ketersediaan energi, inflasi, suku bunga, investasi, harga-harga

produk dan jasa, produktivitas, dan tenaga kerja.

2. Aspek sosial, budaya, demografi, dan lingkungan

Perubahan sosial, budaya, demografis, dan lingkungan memiliki dampak

yang besar atau hampir semua produk, jasa, pasar, dan konsumen. Faktor sosial

ini akan mempengaruhi suatu perusahaan untuk menciptakan jenis konsumen

yang berbeda dan menciptakan kebutuhan akan produk, jasa, dan strategi yang

berbeda.

3. Aspek politik, pemerintahan, dan hukum

Faktor-faktor politik, seperti stabilitas politik, kebijaksanaan dan peraturan

pemerintah telah menjadi pertimbangan yang semakin penting bagi perusahaan

dalam merumuskan strategi. Industri baru yang bergantung pada kontrak

pemerintah dan subsidi. Perubahan dalam undang-undang paten, peraturan anti

monopoli, tarif pajak, dan aktifitas lobi dapat mempengaruhi kelompok secara

signifikan.

4. Aspek teknologi

Untuk meningkatkan inovasi suatu perusahaan maka harus ada perubahan

teknologi yang dapat mempengaruhi industrinya. Kemajuan teknologi tidak hanya

mencakup penemuan-penemuan produk baru, tetapi juga mencakup cara-cara

pelaksanaan atau metode baru dalam mengerjakan suatu pekerjaan. Adaptasi

teknologi yang kreatif dapat memungkinkan terciptanya produk baru,

penyempurnaan produk yang sudah ada, atau penyempurnaan dalam teknik

produksi dan pemasaran. Terobosan teknologi dapat memberikan peluang berupa

membuka pasar dan produk yang canggih dan dapat berupa ancaman terhadap

fasilitas produksi.

5. Lingkungan kompetitif

Salah satu bagian terpenting dari lingkungan kompetitif adalah

mengidentifikasi perusahaan pesaing dan menentukan kekuatan, kelemahan,

kapabilitas, peluang, ancaman, tujuan, dan strategi mereka. Identifikasi pesaing

utama tidak selalu mudah karena banyak perusahaan memiliki kompetisi dalam

industri yang berbeda. Menurut Porter (1992) persaingan suatu industri dapat

dilihat sebagai kombinasi atas lima kekuatan diantaranya persaingan antar

perusahaan saingan, potensi masuknya pesaing baru, potensi pengembangan

produk-produk pengganti, daya tawar pemasok, dan daya tawar konsumen. Hal

tersebut dapat dilihat pada Gambar 3 berikut.

13

Gambar 3 Model Lima Kekuatan Porter Sumber : David, 2009

Adapun penjelasan dari kekuatan yang menentukan intensitas persaingan

dalam industri terdiri dari :

1. Persaingan antar perusahaan sejenis

Semakin banyak pesaing dalam industri, maka persaingan dalam usaha

tersebut akan semakin ketat. Strategi yang dijalankan oleh suatu perusahaan hanya

dapat berhasil jika memberikan keunggulan kompetitif dibanding strategi yang

dijalankan oleh pesaing.

2. Potensi masuknya pesaing baru

Jika perusahaan semakin mudah masuk ke dalam industri, hal itu

menunjukkan bahwa tingkat persaingan antar perusahaan akan semakin

meningkat. Ada beberapa hambatan untuk masuk dalam industri bagi suatu

perusahaan, diantaranya hambatan untuk mendapatkan teknologi dan pengetahuan

khusus, kurangnya pengalaman, tingginya kesetiaan pelanggan, kuatnya

preferensi merek, besarnya kebutuhan modal, kurangnya jalur distribusi yang

memadai, peraturan pemerintah, tarif, kurangnya akses terhadap bahan mentah,

kepemilikan paten, lokasi yang kurang menguntungkan, serta kejenuhan pasar.

Terkadang perusahaan baru memasuki suatu bisnis dengan produk

berkualitas lebih tinggi, harga lebih rendah dan sumberdaya pemasaran yang lebih

besar. Hal ini memungkinkan penyusunan strategi lebih menitikberatkan pada

identifikasi perusahaan yang berpotensi menjadi pesaing untuk memanfaatkan

kekuatan dan peluang saat ini.

3. Potensi pengembangan produk substitusi

Tekanan kompetisi yang berasal dari produk substitusi meningkat sejalan

dengan menurunnya harga relatif dari produk substitusi dan sejalan dengan

menurunnya biaya konsumen untuk beralih ke produk lain. Semakin banyak

perusahaan lain yang menawarkan produk substitusi maka persaingan maka

persaingan akan semakin tinggi dan dapat mengancam laba dan pertumbuhan

dalam industri.

4. Kekuatan tawar menawar pemasok

Kekuatan tawar menawar dengan pemasok mempengaruhi intensitas

persaingan dalam industri. Hal ini khususnya pada saat pemasok berada pada

posisi yang kuat dengan produk yang unik dan penting, jumlah pemasok terbatas,

dan biaya mengganti pemasok cukup mahal.

Daya tawar pemasok

Potensi pengembangan produk-produk pengganti

Persaingan antar perusahaan

saingan

Potensi masuknya pesaing baru

Daya tawar konsumen

14

5. Kekuatan tawar menawar konsumen

Ketika pembeli berada dalam posisi yang kuat, mereka dapat memaksa

untuk menurunkan harga. Hal ini dapat mempengaruhi tingkat profit perusahaan

dan berdampak pada intensitas persaingan dalam industri. Hal lain yang membuat

kekuatan tawar menawar konsumen lebih tinggi adalah ketika produk yang dibeli

merupakan produk standar dan tidak terdiferensiasi. Perusahaan pesaing mungkin

menawarkan garansi khusus untuk mendapatkan kesetiaan pelanggan ketika

kekuatan tawar menawar konsumen cukup besar.

Analisis Lingkungan Internal

Lingkungan internal adalah faktor yang berasal dari dalam perusahaan

sendiri dan umumnya dapat dikendalikan perusahaan. Menurut David (2009)

analisis lingkungan internal merupakan proses identifikasi dan analisis terhadap

kekuatan dan kelemahan dari dalam perusahaan, dengan mengkaji manajemen,

pemasaran, operasi dan produksi perusahaan, sumberdaya manusia dan keuangan.

Menurut Menurut David (2009) faktor-faktor internal perusahaan pada

umumnya dibagi atas faktor : 1) manajemen, 2) pemasaran, 3) keuangan, 4)

produksi dan operasi, 5) sumberdaya manusia, 6) penelitian dan pengembangan.

1. Manajemen

Manajemen merupakan suatu tingkatan sistem pengaturan organisasi yang

mencakup sistem produksi, pemasaran, pengelolaan sumber daya manusia, dan

keuangan. Fungsi manajemen terdiri dari lima aktivitas dasar, yaitu perencanaan,

pengorganisasian, pemotivasian, dan penyusunan staf.

2. Pemasaran

Pemasaran dapat diuraikan sebagai proses menetapkan, menciptakan, dan

memenuhi kebutuhan, dan keinginan pelanggan akan produk. Terdapat tujuh

fungsi dasar pemasaran, yaitu : 1) analisis pelanggan, 2) menjual produk, 3)

merencanakan produk dan jasa, 4) menetapkan harga, 5) distribusi, 6) riset

pemasaran, 7) analisis peluang.

3. Keuangan

Kondisi keuangan sering dianggap ukuran tunggal terbaik dari posisi

bersaing perusahaan dan daya tarik bagi investor. Menetapkan kekuatan dan

kelemahan keuangan amat penting untuk merumuskan strategi secara efektif.

4. Produksi dan operasi

Fungsi produksi terdiri atas aktivitas mengubah masukan menjadi barang

dan jasa. Manajemen produksi dan operasi menangani masukan pengubahan dan

keluaran yang bervariasi antar industri dan pasar.

5. Sumberdaya manusia

Sumberdaya manusia merupakan modal utama bagi suatu perusahaan.

Strategi yang terbaik sekalipun menjadi tidak berarti apabila manusia yang

dipekerjakannya tidak memiliki keterampilan memadai untuk melakukan tugas-

tugas tersebut. Kualitas kesesuaian sumberdaya manusia ini berpengaruh terhadap

kinerja, kepuasan karyawan, dan perputaran tenaga kerja.

6. Penelitian dan Pengembangan

Penelitian dan pengembangan (litbang) diarahkan untuk mengembangkan

produk-produk baru, meningkatkan kualitas produk atau untuk memperbaiki

proses produksi sehingga dapat menekan biaya.

15

Menentukan Alternatif Strategi

Menurut David (2009) strategi generik dibagi menjadi empat, yaitu

strategi integrasi, strategi intensif, strategi diversifikasi, dan strategi defensif.

1. Strategi integrasi

Strategi ini memungkinkan perusahaan dapat mengendalikan para

distributor, pemasok, dan pesaing yaitu

a. Integrasi ke depan yaitu memiliki atau meningkatkan kendali atas distributor

atau pengecer.

b. Integrasi ke belakang yaitu mencari kepemilikan atau meningkatkan kontrol

atas pemasok perusahaan. Integrasi ke belakang cocok ketika pemasok

perusahaan saat ini tidak dapat diandalkan, terlalu mahal atau tidak dapat

memenuhi kebutuhan perusahaan.

c. Integrasi horizontal yaitu mencoba memiliki atau meningkatkan kendali atas

para pesaing.

2. Strategi intensif

Strategi ini memerlukan usaha yang intensif untuk meningkatkan posisi

persaingan perusahaan dengan produk yang ada yaitu

a. Penetrasi pasar yaitu mencari pangsa pasar yang lebih besar dari produk atau

jasa yang sudah ada sekarang melalui usaha pemasaran yang lebih gencar.

b. Pengembangan pasar yaitu memperkenalkan produk atau jasa yang telah ada ke

wilayah geografi baru.

c. Pengembangan produk yaitu mencoba meningkatkan penjualan dengan

memperbaiki produk jasa yang sudah ada atau mengembangkan yang baru.

3. Strategi diversifikasi

Strategi ini dimaksudkan untuk menambah produk baru. Strategi ini

ditinjau dari tingginya tingkat manajemen dalam mengendalikan aktivitas

perusahaan yang berbeda. Terdapat tiga tipe umum strategi diversifikasi yaitu

a. Diversifikasi konsentrik yaitu menambah produk atau jasa baru, tetapi masih

terkait.

b. Diversifikasi konglomerat yaitu menambah produk atau jasa baru yang tidak

berhubungan dengan pelanggan saat ini. Tujuan strategi ini adalah menambah

produk baru yang tidak berhubungan untuk pasa yang berbeda.

c. Diversifikasi horizontal yaitu menambah produk atau jasa baru yang tidak

berhubungan dengan pelanggan yang sudah ada. Tujuan strategi ini adalah

menambah produk baru yang tidak berhubungan untuk memuaskan pelanggan

yang sama.

4. Strategi defensif

Strategi defensif merupakan tipe strategi bertahan. Strategi ini terdiri dari

a. Retrenchment yaitu strategi penghematan biaya dengan cara mengurangi

sebagian asset dari perusahaan untuk menanggulangi turunnya penjualan atau

keuntungan.

16

b. Divestasi yaitu strategi dengan menjual satu divisi atau bagian dari suatu

organisasi yang bertujuan meningkatkan modal untuk akuisisi strategis atau

investasi lebih lanjut. Divestasi dapat menjadi bagian dari keseluruhan strategi

Retrenchment untuk menyingkirkan bisnis perusahaan yang tidak

menguntungkan, membutuhkan biaya modal, atau yang tidak cocok dengan

aktivitas perusahaan lainnya.

c. Likuidasi yaitu strategi ini dilakukan dengan menjual seluruh asset perusahaan

baik secara bertahap sesuai dengan nilainya.

Alat Analisis

Alat analisis yang digunakan yaitu EFE (External Factor Evaluation), IFE

(Internal Factor Evaluation), Matriks Internal-Eksternal (I-E), Analisis SWOT

dan Matriks QSPM (Quantitative Strategic Planning Matrix). Masing-masing alat

analisis tersebut dapat menghasilkan strategi yang tepat.

1. EFE (External Factor Evaluation)

Matriks EFE (External Factor Evaluation) merupakan alat perumusan

strategi pada tahap input yang meringkas dan mengevaluasi informasi peluang dan

ancaman dari lingkungan eksternal perusahaan. Data faktor-faktor eksternal

dikumpulkan untuk menganalisis dan mengevaluasi hal-hal yang menyangkut

masalah ekonomi, sosial, budaya, demografi, lingkungan, politik, pemerintahan,

hukum, teknologi, dan tingkat persaingan perusahaan.

2. IFE (Internal Factor Evaluation)

Matriks IFE (Internal Factor Evaluation) merupakan alat perumusan

strategi yang meringkas dan mengevaluasi informasi mengenai kekuatan dan

kelemahan dari lingkungan internal perusahaan. Data faktor-faktor internal

didapat dari dalam perusahaan seperti pemasaran dan distribusi perusahaan,

operasi dan produksi perusahaan, sumberdaya manusia dan karyawan serta faktor

keuangan.

3. Matriks Internal-Eksternal (I-E)

Matriks I-E menggunakan parameter yang meliputi parameter kekuatan

internal dan pengaruh eksternal perusahaan yang masing-masing akan

diidentifikasi kedalam elemen eksternal dan internal melalui matriks External

Factor Evaluation (EFE) dan Internal Factor Evaluation (IFE). Pengembangan

kedua matriks tersebut menghasilkan matriks Internal-Eksternal (IE) yang

menghasilkan sembilan macam sel yang memperlihatkan kombinasi total nilai

terboboti dari matriks IFE-EFE. Tetapi pada prinsipnya kesembilan sel dapat

dikelompokkan menjadi tiga strategi utama yang memiliki implikasi strategi yang

berbeda. Pertama, Growth Strategy, dapat disebut tumbuh dan bina. Divisi ini

berada pada sel I, II, atau IV. Dalam hal ini perusahaan biasanya mengejar

pertumbuhan dalam keuntungan, pangsa pasar, dan tujuan primer lain. Strategi

intensif (penetrasi pasar, pengembangan pasar, dan pengembangan produk).

Kedua, Stability Strategy, dapat dikelola dengan strategi pertahankan dan

pelihara. Divisi ini berada pada sel III, V, dan VII . perusahaan menerapkan

strategi tanpa mengubah arah strategi yang telah ditetapkan. Tujuannya relatif

defensif, yaitu menghindari kehilangan penjualan dan kehilangan profit. Ketiga,

retrenchment Strategy, dapat pula disebut strategi panen atau divestasi. Divisi ini

17

masuk kedalam sel VI, VII, IX, pada saat kelangsungan hidup perusahaan

terancam dan tidak lagi dapat bersaing secara efektif. Seringkali strategi ini

menekankan pada penghematan.

4. Analisis SWOT

SWOT adalah singkatan dari Strength (kekuatan), Weakness (kelemahan),

lingkungan internal perusahaan serta Opportunities (peluang) dan Threats

(ancaman) dalam lingkungan eksternal yang dihadapi perusahaan. Matriks SWOT

merupakan alat pencocokan yang membantu manajer mengembangkan empat tipe

yaitu 1) strategi S-O yaitu strategi yang menggunakan kekuatan internal

perusahaan untuk memanfaatkan peluang eksternal perusahaan, 2) strategi W-O

yaitu strategi yang bertujuan untuk memperbaiki atau memperkecil kelemahan

internal perusahaan dengan memanfaatkan peluang eksternal perusahaan,

3) strategi S-T yaitu strategi yang menggunakan kekuatan internal perusahaan

untuk menghindari atau mengurangi ancaman eksternal perusahaan, 4) strategi

W-T yaitu strategi yang digunakan untuk mengurangi kelemahan internal

perusahaan dan menghindari ancaman eksternal perusahaan.

5. Matriks QSPM (Quantitative Strategic Planning Matrix)

Menurut David (2009) matriks perencanaan strategi kuantitatif

(Quantitative Strategic Planning Matrix atau QSPM) merupakan alat yang

memungkinkan penyusunan strategi mengevaluasi berbagai strategi alternatif

secara objektif berdasarkan faktor-faktor keberhasilan penting eksternal dan

internal yang diidentifikasi sebelumnya. Teknik ini secara objektif menunjukkan

strategi mana yang terbaik.

Kerangka Pemikiran Operasional

Pada dasarnya setiap orang atau perusahaan melakukan kegiatan usaha

yang bertujuan untuk memaksimumkan keuntungannya, begitu pula halnya

dengan Kelompok Usaha Ikan Hias Batara Mina Sejahtera yang merupakan salah

satu produsen ikan hias yang ada di Kota Bogor, Provinsi Jawa Barat. Dalam

menjalankan kegiatan usahanya, Kelompok Usaha Ikan Hias Batara Mina

Sejahtera dihadapkan pada beberapa masalah internal diantaranya peningkatan

permintaaan ikan hias, masih minimnya kemampuan manajemen para anggotanya

dalam produksi, keuangan, administrasi, dan pemasaran serta kurangnya tenaga

kerja operasional yang baik merupakan kendala Kelompok Usaha Ikan Hias

Batara Mina Sejahtera dalam berkonsentrasi pada pengembangan usahanya.

Disamping itu, tingginya tingkat persaingan dalam industri ikan hias air tawar

serta keterbatasan modal yang dimiliki menjadi kendala lain yang dimiliki

Kelompok Usaha Ikan Hias Batara Mina Sejahtera dalam mengembangkan

usahanya. Berbagai kendala tersebut memaksa Kelompok Usaha Ikan Hias Batara

Mina Sejahtera untuk harus merumuskan strategi pengembangan usaha yang tepat

agar tetap bertahan dan bersaing didalam lingkungan industri yang semakin

kompetitif.

Tahap awal dari penelitian ini adalah dengan menganalisis visi, misi, dan

tujuan yang telah ditetapkan oleh Kelompok Usaha Ikan Hias Batara Mina

Sejahtera. Visi, misi dan tujuan tersebut tentunya akan menjadi penuntun dalam

melakukan tahap analisis selanjutnya agar strategi yang diterapkan mengarah pada

pencapaian tujuan akhir. Langkah berikutnya adalah mengidentifikasi

18

permasalahan yang terjadi pada Kelompok Usaha Ikan Hias Batara Mina

Sejahtera dalam menjalankan usahanya, kemudian menganalisis informasi

lingkungan perusahaan baik lingkungan internal maupun lingkungan eksternal.

Analisis lingkungan internal yang akan diteliti meliputi manajemen,

pemasaran, keuangan, produksi/operasi, dan sumberdaya manusia. Sedangkan

analisis lingkungan eksternal terdiri dari lingkungan umum dan lingkungan

industri. Lingkungan umum mencangkup ekonomi, sosial budaya dan lingkungan,

politik, teknologi, serta ekologi/alam. Lingkungan industri melalui pembentukan

persaingan dengan menggunakan model kekuatan porter yaitu ancaman pendatang

baru, kekuatan tawar menawar pembeli, kekuatan tawar menawar pemasok,

ancaman produk subsitusi dan persaingan diantara perusahaan yang sejenis.

Variabel-variabel eksternal dan internal yang telah dianalisis kemudian

dirangkum dan dijabarkan dalam matriks IFE yang merupakan kekuatan dan

kelemahan serta matriks EFE yang menjadi peluang dan ancaman bagi Kelompok

Usaha Ikan Hias Batara Mina Sejahtera. Tahap berikutnya yaitu memadukan hasil

matriks IFE dan EFE dengan menggunakan alat analisis matriks IE untuk

mengetahui posisi kelompok tani. Kemudian dengan menggunakan matriks

SWOT Strength (kekuatan), Weakness (kelemahan), lingkungan internal

perusahaan serta Opportunitiy (peluang) dan Threat (ancaman) akan diperoleh

alternatif-alternatif strategi apa yang dapat dilakukan untuk pengembangan usaha

ikan hias air tawar yang dijalankan oleh Kelompok Usaha Ikan Hias Batara Mina

Sejahtera.

Tahap terakhir yaitu pengambilan keputusan strategi mana yang menjadi

prioritas dengan menggunakan alat analisis matriks QSPM (Quantitative Strategic

Planning Matrix) sebagai rekomendasi strategi yang harus dijalankan Kelompok

Usaha Ikan Hias Batara Mina Sejahtera. Matriks QSPM didesain untuk

menentukan alternatif tindakan yang layak. Berdasarkan hal tersebut maka alur

penelitian operasional dalam penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 4 berikut.

19

Gambar 4 Kerangka Pemikiran Operasional Strategi Pengembangan Usaha

pada Kelompok Batara Mina Sejahtera.

Visi, Misi dan Tujuan Kelompok Batara Mina Sejahtera

Permasalahan yang dihadapi:

Peningkatan permintaan yang belum bisa diantisipasi perusahaan

Minimnya kemampuan manajemen dan tenaga operasional yang baik

Tingginya tingkat persaingan dalam industri penyediaan ikan hias air tawar.

Adanya peluang pengembangan usaha yang cukup potensial

Analisis Lingkungan Usaha Kelompok Batara

Mina Sejahtera

Manajemen

Sumber Daya Manusia

Pemasaran

Administrasi dan

Keuangan

Produksi

Penelitian dan

Pengembangan

Lingkungan Umum

Ekonomi

Sosial, Budaya, dan Lingkungan

Politik

Teknologi

Lingkungan Industri (5 kekuatan porter)

Ancaman pendatang baru

Kekuatan tawar menawar pembeli

Kekuatan tawar menawar pemasok

Ancaman produk subsitusi

Persaingan anggota industri

Lingkungan Internal Lingkungan Eksternal

Penentuan posisi kelompok usaha BMS saat ini dengan matriks IE

Penentuan alternatif strategi dengan matriks SWOT

Penentuan urutan strategi dengan QSPM

Evaluasi Kekuatan dan Kelemahan

(Matriks IFE)

Evaluasi Peluang dan Ancaman

(Matriks EFE)

Rekomendasi strategi terbaik

20

METODE PENELITIAN

Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Kelompok Usaha Ikan Hias Batara Mina

Sejahtera, Kota Bogor. Teknik pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja

(purposive sampling), dengan pertimbangan bahwa Kelompok Usaha Ikan Hias

Batara Mina Sejahtera merupakan kelompok pembudidaya yang berfokus sebagai

produsen benih ikan hias air tawar, sehingga keberadaan Kelompok Usaha Ikan

Hias Batara Mina Sejahtera dalam industri ikan hias di Kota Bogor dianggap

penting sebagai salah satu sentra dalam menanggulangi permintaan benih ikan

hias ke pengumpul.

Kegiatan penelitian dilakukan melalui dua tahapan, yaitu: 1) proses

penyusunan proposal pada bulan September 2012 hingga Januari 2013, dan 2)

proses pengumpulan, pengolahan, dan analisis data sebagai hasil penelitian

dilaksanakan pada bulan Maret sampai Mei 2013.

Jenis Data dan Sumber Data

Pengumpulan data merupakan salah satu tahapan penting dalam kegiatan

penelitian. Data yang digunakan untuk penelitian ini terdiri dari data primer dan

data sekunder. Data primer merupakan data yang diperoleh dari sumber pertama,

berupa pencatatan dan wawancara langsung dengan responden terpilih melalui

pengisian kuesioner untuk mengetahui faktor-faktor strategis eksternal dan

internal perusahaan. Sedangkan data sekunder merupakan data yang diperoleh

dari pengumpulan data dari pihak lain yang digunakan untuk mendukung data

primer.

Data sekunder diperoleh dari data-data laporan di Kelompok Usaha Ikan

Hias Batara Mina Sejahtera, hasil riset atau hasil penelitian sebelumnya. Selain itu

data sekunder juga diperoleh dari penelusuran literatur yang relevan dan

pengumpulan data informasi dari instansi-instansi atau lembaga terkait baik

pemerintah maupun swasta seperti Biro Pusat Statistik, Dinas Pertanian Kota

Bogor, Departemen Kelautan dan Perikanan, dan instansi terkait lainnya.

Metode Pengumpulan Data

Metode yang digunakan untuk pengumpulan data adalah metode studi

Literature, observasi, wawancara, diskusi, dan kuesioner. Data yang dikumpulkan

adalah berupa data primer maupun data sekunder. Penjelasan metode

pengumpulan data primer yang dilakukan adalah sebagai berikut :

1. Studi literature adalah mengumpulkan data melalui buku-buku, jurnal, maupun

sumber-sumber lainnya yang berhubungan dengan penelitian ini. Tujuannya

adalah untuk mengetahui suatu masalah dan metode apa saja yang telah

dipakai.

2. Observasi yaitu melakukan pengamatan langsung mengenai kegiatan usaha

yang dilakukan dan hal-hal lainnya yang mendukung penelitian.

3. Wawancara yaitu melakukan proses tanya jawab dengan objek penelitian.

21

4. Diskusi yaitu melakukan wawancara mendalam dan bertukar pikiran mengenai

permasalahan dan kondisi yang ada.

5. Kuesioner yaitu memberikan daftar pertanyaan berupa kuesioner kepada

responden.

6. Teknik delphi yaitu suatu proses kelompok yang digunakan untuk memperoleh

tanggapan tertulis dari beberapa individu yang dianggap ahli di bidangnya agar

memudahkan dalam mengumpulkan pendapat dan pengambilan keputusan.

Pengumpulan data mengenai visi, misi, tujuan, gambaran lingkungan

internal, gambaran lingkungan eksternal, faktor strategis eksternal, dan faktor

strategis internal. Pengumpulan data primer menggunakan kuesioner pihak yang

dijadikan responden internal adalah ketua kelompok dan salah satu pengurus atau

anggota dengan pertimbangan memahami kondisi keadaan internal sedangkan

untuk responden eksternal adalah pengumpul dengan pertimbangan sering

melakukan pembelian benih ikan hias, Dinas Pertanian Kota Bogor, serta

Kementrian dan Kelautan perikanan (KKP) Raiser sebagai pemangku kebijakan

pemerintah atau supporting system.

Metode Penentuan Responden Metode penentuan responden yang digunakan dalam penelitian ini adalah

non probability sampling dengan menggunakan metode purposive sampling.

Responden yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari pihak internal dan

pihak eksternal. Pemilihan responden internal dipilih secara sengaja berdasarkan

penilaian bahwa responden tersebut memiliki faktor penentu dalam pengambilan

keputusan yang berjumlah 2 orang responden, sedangkan pihak eksternal dipilih

berdasarkan pengetahuannya terhadap perkembangan usaha budidaya ikan hias air

tawar di Kota Bogor sebanyak 3 responden. Pertimbangan menggunakan pihak

eksternal adalah agar penilaian dapat lebih objektif dan lebih mengetahui kondisi

yang sebenarnya.

Metode Pengolahan dan Analisa Data

Pengolahan data pada penelitian ini menggunakan metode deskriptif untuk

mendefinisikan keadaan Kelompok Batara Mina Sejahtera secara umum. Analisis

deskriptif terdiri dari dua yaitu analisis deskriptif kualitatif digunakan untuk

mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman, sedangkan analisis

deskriptif kuantitatif digunakan pada matriks IFE, matriks EFE, matriks IE,

matriks SWOT, dan matriks SWOT. Analisis yang digunakan dalam perumusan

strategi yaitu tahap input, tahap pencocokan, dan tahap keputusan.

Tahap Analisis Input

Analisis Faktor Internal

Matriks Internal Factor Evaluation (IFE) mengidentifikasi faktor-faktor

internal perusahaan yang meliputi aspek manajemen, sumberdaya manusia,

pemasaran, keuangan, dan produksi. Penilaian internal ditujukan untuk mengukur

sejauh mana kekuatan dan kelemahan yang dimiliki perusahaan. Matriks IFE

dibuat dalam lima tahapan, yaitu :

22

1. Identifikasi faktor internal perusahaan

Langkah awal yang dilakukan adalah mengidentifikasi faktor internal,

yaitu mendaftar semua kekuatan dan kelemahan yang dimiliki oleh perusahaan,

seperti yang terlihat pada kuesioner, selanjutnya dilakukan wawancara atau

diskusi dengan responden untuk menentukan apakah faktor-faktor tersebut telah

sesuai dengan kondisi internal perusahaan saat ini.

2. Penentuan bobot variabel

Penentuan bobot dalam matriks IFE dilakukan dengan cara mengajukan

identifikasi faktor strategis internal tersebut kepada pihak manajemen atau pakar

dengan perbandingan berpasangan atau disebut paired comparison. Metode ini

digunakan untuk memberi penilaian terhadap bobot setiap faktor penentu internal

dan eksternal. Untuk menentukan bobot setiap variabel digunakan skala 1, 2, dan

3. Skala yang digunakan untuk pengisian kolom:

1 = Jika indikator horizontal kurang penting daripada indikator vertikal

2 = Jika indikator horizontal sama penting daripada indikator vertikal

3 = Jika indikator horizontal lebih penting daripada indikator vertikal

Bentuk penilaian pembobotan untuk matriks IFE dapat dilihat pada Tabel 3

berikut.

Tabel 3 Penilaian Bobot Faktor Strategis Internal Perusahaan

FAKTOR

INTERNAL

A B C D ........ Total Bobot

A -

B -

C -

D -

........

Total

Bobot setiap variabel diperoleh dengan membagi jumlah nilai setiap

variabel terhadap jumlah nilai keseluruhan variabel dengan menggunakan rumus

sebagai berikut :

Keterangan :

ai = bobot variabel ke i

xi = nilai variabel ke i

i = 1,2,3,.... n

n = jumlah variabel

Adapun bobot yang diberikan berkisar 0,0 (tidak penting) hingga 1,0

(sangat penting) untuk masing-masing faktor. Bobot yang diberikan kepada

masing-masing faktor mengindikasikan tingkat penting relatif dari faktor terhadap

keberhasilan perusahaan dalam industri. Faktor kunci tersebut adalah kekuatan

dan kelemahan internal, faktor yang dianggap memiliki pengaruh paling besar

dalam kinerja perusahaan harus diberikan bobot yang paling tinggi. Jumlah

seluruh bobot adalah harus sama dengan 1,0.

23

3. Penentuan rating (peringkat)

Penentuan rating pada setiap faktor sukses kritis internal untuk

menunjukkan respon strategi tertinggi perusahaan yang tengah dijalankan

terhadap faktor. Skala rating yaitu sangat lemah (peringkat = 1) atau lemah

(peringkat = 2), kuat (peringkat = 3) atau sangat kuat (peringkat = 4). Untuk faktor

kekuatan harus mendapat peringkat 3 atau 4 sedangkan faktor kelemahan harus

mendapat peringkat 1 atau 2. 4. Penghitungan nilai tertimbang (weighted score)

Nilai tertimbang (weighted score) dari masing-masing faktor internal

diperoleh dengan cara mengalikan bobot dengan rating pada masing-masing

faktor internalnya.

5. Penghitungan total nilai tertimbang (total weighted score)

Total nilai tertimbang (total weighted score) untuk keseluruhan faktor

internal perusahaan diperoleh dengan menunjukkan nilai tertimbang (weighted

score) pada masing-masing faktor internal. Nilai total ini menunjukkan bagaimana

perusahaan tersebut bereaksi terhadap faktor-faktor kunci internalnya. Bentuk

matriks IFE dapat dilihat pada Tabel 4 berikut.

Tabel 4 Analisis Matriks IFE

Faktor Internal Utama Bobot Rating Skor (Bobot x Rating)

Kekuatan

1.

..........

Kelemahan

1.

...........

Total

Pada matriks IFE total skor pembobotan dalam berkisar 1,0 sampai dengan

4,0 dengan rata-rata 2,5. Jika total skor pembobotan (3,0-4,0) berarti kondisi

internal perusahaan tinggi/kuat, jika (2,0-2,99) berarti kondisi internal perusahaan

berada pada kondisi rata-rata. Sedangkan (1,0-1,99) berarti kondisi internal

perusahaan rendah/lemah.

Analisis Faktor Eksternal

Matriks External Factor Evaluation (EFE) digunakan untuk merangkum

dan mengevaluasi informasi ekonomi, sosial, kebijakan pemerintah dan politik,

teknologi dan ekologi serta tingkat persaingan. Analisis industri menggunakan

konsep lima kekuatan porter yaitu persaingan antar perusahaan saingan, potensi

masuknya pesaing baru, potensi pengembangan produk-produk pengganti, daya

tawar pemasok, dan daya tawar konsumen. Faktor kunci dari hasil analisis

eksternal dimasukkan ke dalam matriks External Factor Evaluation (EFE).

Matriks ini digunakan untuk mengukur peluang dan ancaman yang dimiliki oleh

perusahaan. Matriks EFE dibuat dalam lima tahapan, yaitu :

1. Identifikasi faktor eksternal perusahaan

Langkah awal yang dilakukan adalah mengidentifikasi faktor eksternal,

yaitu mendaftar semua peluang dan ancaman yang dimiliki oleh perusahaan,

seperti yang terlihat pada kuesioner, selanjutnya dilakukan wawancara atau

diskusi dengan responden untuk menentukan apakah faktor-faktor tersebut telah

sesuai dengan kondisi eksternal perusahaan saat ini. Sedangkan proses penilaian

24

oleh pakar (expert) dilakukan melalui teknik delphi. Adapun prosedur nya sebagai

berikut :

a. Mengembangkan pertanyaan

Awal dari memformulasikan pertanyaan yang dikembangkan oleh penulis

adalah tentang faktor-faktor eksternal dari lingkungan makro dan industri yang

mempengaruhi perkembangan budidaya ikan hias air tawar di Kota Bogor.

b. Memilih dan kontak dengan responden

Responden yang dipilih berdasarkan orang yang mengetahui perkembangan

budidaya ikan hias air tawar di Kota Bogor oleh pakar (expert) yang dilakukan

dengan wawancara langsung.

c. Memilih ukuran contoh

Responden yang dipilih sebanyak 3 orang yang terdiri dari satu orang dari

Dinas Pertanian Kota Bogor, satu orang dari raiser (Kementrian Kelautan dan

Perikanan), dan satu orang dari pengumpul (taufan fish farm).

d. Mengembangkan kuesioner 1

Kuesioner ini berisi tentang pertanyaan umum dari hasil dugaan mengenai

lingkungan makro dan industri yang mempengaruhi perkembangan budidaya

ikan hias air tawar di Kota Bogor.

e. Analisa kuesioner 1

Kuesioner ini berisi tentang pertanyaan umum dari hasil dugaan mengenai

faktor-faktor eksternal yang termasuk ke dalam kualifikasi peluang atau

ancaman. Adapun penambahan variabel juga dilakukan oleh responden.

f. Diskusi

Diskusi dilakukan dengan responden apabila ada penambahan variabel dari

kuesioner pertama.

g. Mengembangkan kuesioner 2

Kuesioner ini berisi tentang penilaian peringkat dari faktor-faktor eksternal

dilihat dari lingkungan makro maupun industri.

h. Menyiapkan laporan akhir

Laporan hasil penilaian faktor eksternal baik lingkungan makro maupun

industri yang mempengaruhi perkembangan budidaya ikan hias air tawar di

Kota Bogor.

Dalam pelaksanaanya di lapangan teknik delphi boleh digunakan dengan

memodifikasi dan tidak berpatokan pada prosedur. Oleh karena itu, teknik delphi

ini akan membantu dalam menentukan faktor eksternal yang mempengaruhi

perkembangan budidaya ikan hias air tawar di Kota Bogor. Rancangan mengenai

teknis implementasi teknik delphi ini dapat dilihat Gambar 5 berikut.

Gambar 5 Rancangan Implementasi Teknik Delphi

Penilaian Eksternal

(Pihak Internal)

Penilaian Eksternal

(Pihak Expert)

Konfirmasi (Pihak Internal)

Hasil Akhir Faktor Strategis Eksternal

25

2. Penentuan bobot variabel

Penentuan bobot dalam matriks EFE dilakukan dengan cara mengajukan

identifikasi faktor strategis Eksternal tersebut kepada pihak manajemen atau

pakar dengan perbandingan berpasangan atau disebut paired comparison. Metode

ini digunakan untuk memberi penilaian terhadap bobot setiap faktor penentu

internal dan eksternal. Untuk menentukan bobot setiap variabel digunakan skala 1,

2, dan 3. Skala yang digunakan untuk pengisian kolom:

1 = Jika indikator horizontal kurang penting daripada indikator vertikal

2 = Jika indikator horizontal sama penting daripada indikator vertikal

3 = Jika indikator horizontal lebih penting daripada indikator vertikal

Bentuk penilaian pembobotan untuk matriks EFE dapat dilihat pada Tabel 5

berikut.

Tabel 5 Penilaian Bobot Faktor Strategis Eksternal Perusahaan

FAKTOR

EKSTERNAL

A B C D ........ Total Bobot

A -

B -

C -

D -

........

Total

Bobot setiap variabel diperoleh dengan membagi jumlah nilai setiap

variabel terhadap jumlah nilai keseluruhan variabel dengan menggunakan rumus

sebagai berikut :

Keterangan :

ai = bobot variabel ke i

xi = nilai variabel ke i

i = 1,2,3,.... n

n = jumlah variabel

Adapun bobot yang diberikan berkisar 0,0 (tidak penting) hingga 1,0

(sangat penting) untuk masing-masing faktor. Bobot yang diberikan kepada

masing-masing faktor mengindikasikan tingkat penting relatif dari faktor terhadap

keberhasilan perusahaan dalam industri. Peluang pada umumnya menerima bobot

yang lebih besar dari ancaman tetapi ancaman dapat juga menerima bobot yang

lebih besar bila perusahaan berada dalam keadaan yang sulit atau terancam.

Jumlah seluruh bobot adalah harus sama dengan 1,0.

3. Penentuan rating (peringkat)

Penentuan rating pada setiap faktor sukses kritis eksternal untuk

menunjukkan respon strategi perusahaan yang tengah dijalankan terhadap faktor.

Skala rating tersebut yakni 4 = respon sangat besar (superior), 3= respon diatas

rata-rata 2 = respon rata-rata, 1 = respon dibawah rata-rata.

4. Penghitungan nilai tertimbang (weighted score)

Nilai tertimbang (weighted score) dari masing-masing faktor eksternal

diperoleh dengan cara mengalikan bobot dengan rating pada masing-masing

faktor eksternalnya.

26

5. Penghitungan total nilai tertimbang (total weighted score)

Total nilai tertimbang (total weighted score) untuk keseluruhan faktor

eksternal perusahaan diperoleh dengan menunjukkan nilai tertimbang (weighted

score) pada masing-masing faktor eksternal. Nilai total ini menunjukkan

bagaimana perusahaan tersebut bereaksi terhadap faktor-faktor kunci internalnya.

Bentuk matriks EFE dapat dilihat pada Tabel 6 berikut.

Tabel 6 Analisis Matriks EFE

Faktor Eksternal Utama Bobot Rating Skor (Bobot x Rating)

Peluang

1.

..........

Ancaman

1.

...........

Total

Dengan memperhatikan faktor peluang dan ancaman dalam matriks EFE,

total skor tertinggi yang mungkin dicapai adalah 4,0 sedangkan yang terendah

adalah 1,0 dengan rata-rata 2,5. Total skor (3,0-4,0) menunjukkan perusahaan

merespon kuat terhadap peluang dan ancaman yang mempengaruhi perusahaan.

Total skor (2,0-2,99) berarti perusahaan merespon sedang terhadap peluang dan

ancaman yang ada. Sedangkan total skor (1,0-1,99) berarti perusahaan tidak dapat

merespon peluang dan ancaman yang ada.

Tahap Pencocokan

Tahap pencocokan diperlukan untuk memasukkan hasil pembobotan

matriks IFE dan EFE. Pada tahap pencocokan dalam penelitian ini menggunakan

matriks internal-eksternal (IE) serta matriks SWOT. Alasan menggunakan dua

matriks tersebut adalah matriks IE hanya memperoleh informasi strategi bisnis

saja sedangkan untuk mengetahui strategi secara detail harus dirumuskan kembali

menggunakan matriks SWOT.

Matriks IE

Matriks IE dapat mengidentifikasi sembilan strategi perusahaan, tetapi

pada prinsipnya kesembilan sel itu dapat dikelompokkan menjadi tiga strategi

utama, yaitu :

1. Divisi pada sel I, II, IV disebut tumbuh dan bangun (growth and build).

Strategi intensif (penetrasi pasar, pengembangan pasar, dan pengembangan

produk) atau integrative (integrasi ke belakang, ke depan dan horizontal)

mungkin paling tepat untuk divisi ini.

2. Divisi pada sel III, V, atau VII terbaik dapat dikelola dengan strategi

mempertahankan dan memelihara (hold and maintain).

3. Divisi pada sel VI, VIII, atau IX adalah mengambil hasil atau melepaskan

(harvest and divest), yaitu usaha memperkecil atau mengurangi usaha yang

dilakukan koperasi.

Dalam matriks IE, total skor bobot IFE pada sumbu x dan total skor bobot

EFE pada sumbu y. Pada sumbu x dari matriks I-E, total skor bobot IFE sebesar

1,00 hingga 1,99 menggambarkan posisi internal yang lemah, skor 2,00 sampai

27

2,99 merupakan pertimbangan rata-rata, dan skor 3,00 sampai 4,00 adalah kuat.

Begitu pula dengan sumbu y, total skor bobot 1,00 hingga 1,99 adalah

pertimbangan rendah, skor 2,00 hingga 2,99 merupakan pertimbangan menengah,

dan skor 3,00 hingga 4,00 adalah tinggi. Matriks IE dapat dilihat pada Gambar 6

berikut.

SKOR TOTAL IFE

3,0 2,0 1,0

Kuat Rata-rata Lemah

4,0 I II III

Tinggi

3,0 IV V VI

SKOR TOTAL EFE Menengah

2,0 VII VIII IX

Rendah

1,0

Gambar 6 Matriks Internal-Eksternal Sumber : David, 2009

Keterangan :

I : Strategi Pertumbuhan VI : Strategi Penciutan

II : Strategi Pertumbuhan VII : Strategi Pertumbuhan

III : Strategi Penciutan VIII : Strategi Pertumbuhan

IV : Strategi Stabilitas IX : Likuiditas

V : Strategi Pertumbuhan atau Stabilitas

Matriks SWOT

Matriks SWOT digunakan untuk menyusun strategi organisasi atau

perusahaan. Matriks ini dapat menggambarkan secara jelas bagaimana peluang

dan ancaman eksternal yang dihadapi perusahaan dapat disesuaikan dengan

kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya. Analisis SWOT didasarkan pada

logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (Strength) dan peluang

(Opportunitiy) namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan

(Weakness) dan Ancaman (Threat). Langkah-langkah dalam membuat matriks

SWOT adalah :

1. Membuat daftar peluang-peluang eksternal utama perusahaan.

2. Membuat daftar ancaman-ancaman eksternal perusahaan.

3. Membuat daftar kekuatan-kekuatan internal utama perusahaan.

4. Membuat daftar kelemahan-kelemahan internal utama perusahaan.

Gabungan keempat faktor tersebut adalah empat set kemungkinan

alternatif strategi, yaitu:

1. Strategi SO, strategi yang menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan

peluang.

2. Strategi WO, strategi yang meminimalkan kelemahan dengan memanfaatkan

peluang.

3. Strategi ST, strategi yang menggunakan kekuatan untuk mengatasi ancaman.

28

4. Strategi WT, strategi yang meminimalkan kelemahan dan menghindari

ancaman.

Adapun bentuk matriks SWOT dapat dilihat pada Tabel 7 berikut.

Tabel 7 Matriks SWOT

Kekuatan (Strength - S)

1..........

2..........

3. Dsb

Kelemaha (Weakness - W)

1..........

2..........

3. Dsb

Peluang (Opportunity - O)

1..........

2..........

3. Dsb

Strategi S-O

Rumusan strategi yang

menggunakan kekuatan

untuk memanfaatkan

peluang

Strategi W-O

Rumusan strategi yang

meminimalkan

kelemahan untuk

memanfaatkan peluang

Ancaman (Threat - T)

1..........

2..........

3. Dsb

Strategi S-T

Rumuskan strategi yang

menggunakan kekuatan

untuk mengatasi ancaman

Strategi W-T

Rumuskan strategi yang

meminimalkan

kelemahan untuk

menghindari ancaman

Menurut David (2009) Tujuan dari pencocokan matriks IE dan SWOT

pada tahap (Matching Stage) adalah untuk menghasilkan alternatif strategi yang

layak tetapi bukan untuk memilih strategi mana yang terbaik.

Tahap Keputusan

Tahapan terakhir dari penyusunan strategi yaitu tahap pengambilan

keputusan. Tahap ini memutuskan alternatif strategi yang menjadi prioritas.

Sumber matriks QSPM diperoleh dari alternatif strategi yang layak

direkomendasikan melalui analisis SWOT. Matriks perencanaan strategis

kuantitatif atau yang disebut juga Quantitative Strategic Planning Matrix (QSPM)

adalah alat yang memungkinkan ahli strategi untuk mengevaluasi strategi

alternatif secara objektif berdasakan faktor-faktor keberhasilan penting eksternal

dan internal yang telah diidentifikasi sebelumnya (David, 2009).

Ada enam langkah untuk membuat matriks QSPM, yaitu :

1. Membuat daftar peluang dan ancaman eksternal dan kekuatan serta internal

kunci perusahaan dalam kolom kiri dari QSPM. Informasi ini diambil langsung

dari matriks IFE dan EFE.

2. Memberi bobot untuk masing-masing faktor internal dan eksternal. Bobot

disajikan dalam kolom disamping kanan faktor internal dan eksternal.

3. Mengevaluasi matrik tahap dua (pencocokan), dan identifikasi alternatif

strategi yang harus dipertimbangkan perusahaan untuk diimplikasikan.

Kemudian catat strategi-strategi ini pada baris atas dari QSPM.

4. Menentukan Nilai Daya Tarik (Attractiveness Score). Tentukan nilai numerik

yang menunjukkan daya tarik relatif dari setiap strategi dalam alternatif

tertentu. Secara spesifikasi nilai daya tarik harus diberikan pada setiap strategi

untuk menunjukkan daya tarik relatif dari satu trategi atas strategi yang lain

dengan mempertimbangkan faktor tertentu. Nilai daya tarik itu adalah

Nilai 1 = Tidak Menarik Nilai 3 = Cukup Menarik

Nilai 2 = Agak Menarik Nilai 4 = Sangat Menarik

29

Jika faktor tersebut tidak mempunyai pengaruh pada pilihan spesifik yang akan

dibuat maka tidak perlu memberikan nilai daya tarik pada strategi.

5. Menghitung total nilai daya tarik (Total Attractiveness Score) TAS ditetapkan

sebagai hasil hasil perkalian bobot (langkah dua) dengan nilai daya tarik (TAS)

(langkah empat) dalam setiap baris. Semakin tinggi AS semakin menarik

strategi alternatif.

6. Menghitung penjumlahan total nilai daya tarik. Menjumlahkan TAS dalam

setiap kolom strategi QSPM. Jumlah TAS mengungkapkan strategi umum yang

paling menarik dalam setiap set strategi. Semakin tinggi nilai menunjukkan

strategi tersebut semakin menarik, dengan mempertimbangkan semua faktor

sukses kritis eksternal dan internal yang dapat mempengaruhi keputusan

strategis. Besarnya perbedaan antara jumlah TAS dalam satu set strategi

alternatif tertentu menunjukkan seberapa besar sebuah strategi lebih diinginkan

relatif terhadap yang lain.

Alternatif strategi yang memiliki total terbesar merupakan strategi yang

paling baik. Matriks QSPM dapat dilihat pada Tabel 8.

Tabel 8 Matriks Perencanaan Strategi Kuantitatif (QSPM)

Faktor-faktor kunci Bobot Alternatif Strategi

Strategi 1 Strategi 2

AS TAS AS TAS

Faktor-faktor kunci eksternal

Faktor-faktor kunci internal

Jumlah Total Daya Tarik

Keterangan : AS = Nilai Daya Tarik

TAS = Total Nilai daya Tarik

GAMBARAN UMUM

Sejarah dan Perkembangan

Kelompok Batara Mina Sejahtera adalah Kelompok Pembudidaya Ikan

Hias yang berlokasi di Kelurahan Ciluar, Kecamatan Bogor Utara, Kota Bogor.

Kelompok Batara Mina Sejahtera ini dibentuk pada tanggal 20 Juni 2003 dan

mempunyai anggota saat ini sebanyak 15 orang dengan mayoritas anggota

berlokasi di Kecamatan Bogor Utara. Latar belakang pendirian Kelompok Batara

Mina Sejahtera berawal dari lahan sempit yang merupakan kendala bagi

masyarakat perkotaan untuk mengembangkan usaha agribisnisnya sehingga

budidaya ikan hias tidak memerlukan luasan lahan yang luas, aspek ekonomi ikan

hias dapat dikembangkan dengan modal skala usaha kecil.

Untuk itu dalam pembentukan kelompok tani dalam usaha budidaya dalam

suatu wadah kelompok di latar belakangi oleh lemahnya aksesbilitas

pembudidaya ikan hias terhadap berbagai kelembagaan layanan usaha seperti

lembaga keuangan, lembaga pemasaran, dan lembaga sarana produksi serta akan

dapat meningkatkan posisi tawar petani (bargaining position) terhadap konsumen

atau supplier dan memudahkan dalam hal operasional.

30

Nama Batara Mina Sejahtera dipilih sebagai nama kelompok karena besar

harapan akan membawa kejayaan kesejahteraan bagi para anggota dan

masyarakat sekitar khususnya di Kelurahan Ciluar. Bersamaan dengan

pembentukan kelompok, pemilihan ketua kelompok Batara Mina Sejahtera

menghasilkan keputusan bahwa Bapak Arifin yang merupakan seorang

pembudidaya ikan hias air tawar menjadi ketua kelompok yang pertama.

Di tahun 2010 Kelompok Batara Mina Sejahtera berhasil meraih

penghargaan Juara 1 Lomba Penilaian Kinerja Kelembagaan Kelompok

Pembudidaya Ikan (POKDAKAN) dan Unit Pelayanan Pengembangan (UPP),

kategori POKDAKAN Ikan Hias Provinsi Jawa Barat. Selanjutnya pada tahun

2011 Kelompok Batara Mina Sejahtera berhasil meraih penghargaan Adibakti

Mina Bahari dari Menteri Kelautan dan Perikanan sebagai Juara 1 Bidang

Perikanan Budidaya kategori kelompok pembudidaya ikan hias yang merupakan

penghargaan tingkat nasional.

Letak dan Lokasi

Sekretariat Kelompok Batara Mina Sejahtera yang berlokasi di Jalan

Batara RT 02/RW 03 Kelurahan Ciluar Kecamatan Bogor Utara, Kota Bogor,

Jawa Barat dengan suhu berkisar 28°C-32°C. Aksesbilitas Kecamatan Bogor

Utara ini terhadap kota sejauh 15 km, dengan ibu kota Provinsi Jawa Barat sejauh

125 km.

Visi, Misi dan Tujuan

Kelompok Usaha Ikan Hias Batara Mina Sejahtera mempunyai visi, misi

dan tujuan kelompok. Visi Kelompok Batara Mina Sejahtera adalah untuk

membentuk kelompok pembudidaya ikan yang mandiri yang beranggotakan atau

terdiri dari pembudidaya ikan mandiri. Sedangkan misi Kelompok Usaha Ikan

Hias Batara Mina Sejahtera adalah membantu meningkatkan petani yang belum

mandiri menjadi petani yang mandiri, bekerja sama dengan pihak-pihak lain yang

berhubungan dengan usaha perikanan antara lain kelompok-kelompok tani,

supplier, exportir, koperasi, dinas terkait dan perbankan, serta meningkatkan

ketahanan pangan atau kesejahteraan anggota dengan meningkatkan produktivitas

dan efisiensi kerja anggota kelompok.

Tujuan Kelompok Usaha Ikan Hias Batara Mina Sejahtera berdasarkan

wawancara di lapangan adalah meningkatkan kesejahteraan para anggota

pembudidaya ikan yang mandiri baik dalam produksi, kontinuitas, mencukupi

dalam memenuhi kebutuhan anggota dan kenyamanan dalam berorganisasi serta

memudahkan aksesbilitas ke instansi-instansi terkait.

Struktur Organisasi

Struktur organisasi dan manajemen harus diperhatikan dengan baik agar

setiap orang yang terlibat dalam suatu organisasi dapat melaksanakan kegiatan

dan pekerjaannya sesuai dengan tugas dan wewenang masing–masing, dapat

bekerja lebih terarah, terencana, dan bertanggung jawab dengan pekerjaannya.

Pada akhirnya akan berpengaruh pada setiap kegiatan agar dapat berjalan dengan

31

sebagaimana mestinya. Di dalam menjalankan suatu bisnis, aspek ini berperan

secara terus–menerus bagi kelangsungan usaha dan memiliki peran yang penting

dalam mengkoordinasikan suatu usaha guna mendapatkan manfaat sebesar–

besarnya bagi suatu individu atau perusahaan. Suatu organisasi atau perusahaan

menjalankan kegiatan setiap harinya harus didukung oleh sumberdaya manusia

yang sudah diorganisasikan dengan baik sesuai dengan tanggung jawab dan jenis

pekerjaan yang diberikan. Perlu dilakukan penyusunan suatu struktur organisasi

yang tepat dan baik agar dapat membantu perusahaan dalam menjalankan segala

perencanaan yang telah dibuat sebelumnya. Adanya struktur organisasi tersebut,

diharapkan semua sumberdaya manusia yang dimiliki dapat digunakan secara

efektif dan efisien sesuai dengan potensi dan kemampuan yang dimilikinya.

Berikut adalah struktur organisasi yang dimiliki oleh Batara Mina Sejahtera dapat

dilihat pada Gambar 7 berikut.

Gambar 7 Struktur Organisasi Kelompok Batara Mina Sejahtera Sumber : Kelompok Batara Mina Sejahtera

Dari gambar di atas dapat dilihat bahwa masing–masing pengurus

memiliki peranan tersendiri dan berbeda antara satu dengan yang lain. Sejak awal

berdiri sampai pada tahun 2012, jabatan tertinggi pada Kelompok Batara Mina

Sejahtera adalah Bapak Robert selaku Ketua Kelompok, dibantu dengan dua

sekretaris yaitu Ibu Titik dan Bapak Sodikin, serta bendahara yaitu Bapak Iman

dan Ibu Diah. Untuk kegiatan di lapang terdapat tiga kordinator yang berbeda

tugas yaitu kordinator permodalan, teknologi, pemasaran dan Humas serta

dokumentasi. Budidaya ikan hias air tawar di Kelompok Batara Mina Sejahtera

yang diketuai oleh Bapak Robert bertanggung jawab terhadap jalannya kegiatan

budidaya tiap anggotanya dan mempunyai wewenang penuh dalam mengambil

keputusan. Fungsi dari tiga kordinator yaitu agar mengetahui dan memberikan

laporan terhadap permasalahan yang ada di dalam kelompok untuk dilaporkan

kepada ketua baik permasalahan modal, pemasaran, dan cara teknik budidaya.

Ketua

Sekretaris Bendahara

Koordinator

Teknologi

Koordinator

Pemasaran

Koordinator

Permodalan

Anggota

Koordinator Humas

dan Dokumentasi

32

Sumber Daya Perusahaan

Sumber daya merupakan komponen yang penting dalam keberhasilan

suatu usaha. Faktor sumberdaya ini membantu suatu organisasi dalam mencapai

tujuan dalam melakukan pengembangan usaha dan mempertahankan organisasi

didalam persaingan yang ada yang. Dalam kelompok tani ini, membagi sumber

daya menjadi tiga bagian yaitu sumber daya manusia, sumber daya fisik dan

sumber daya modal.

Sumber Daya Manusia

Sumberdaya manusia merupakan aset yang paling berharga dalam

perusahaan. Pencapaian yang maksimal terhadap hasil perusahaan didukung oleh

peran sumberdaya manusia. Pengembangan dan pengelolaan sumberdaya manusia

sangat penting karena menjadi peranan utama dalam pelaksanaan kegiatan usaha.

Dengan adanya sumberdaya manusia yang memiliki potensi maka kelompok

dapat mencapai tujuan dan keberhasilan yang diharapkan. Tenaga kerja yang

melakukan kegiatan sesuai dengan kemampuannya maka dapat memberikan

kontribusi yang baik bagi kelompoknya.

Tenaga kerja pada Kelompok Batara Mina Sejahtera terdiri kerja wanita

dan pria. Total jumlah tenaga kerja keseluruhan selain pengurus dan anggota

sebanyak 24 orang. Anggota kelompok Batara Mina Sejahtera yang berjumlah 16

anggota merupakan pembudidaya ikan hias air tawar. Berikut adalah daftar

anggota kelompok yang dimiliki oleh Batara Mina Sejahtera dapat dilihat pada

Tabel 9 berikut.

Tabel 9 Daftar Anggota Kelompok Batara Mina Sejahtera No Nama Kelurahan Jabatan

1 Robert Ciluar Ketua

2 Titik Ciluar Sekretaris 1

3 Sodikin Ciluar Sekretaris 2

4 Mudjari Ciluar Bendahara 1

5 Imam Ciluar Bendahara 2

6 Sugiyanti Ciluar Kordinator Permodalan

7 Arifin Ciluar Kordinator Teknologi

8 Kaligis Ciluar Kordinator Pemasaran

9 Ajum Ciluar Anggota

10 Aim Ciluar Anggota

11 Taufik Ciluar Anggota

12 Elizabeth Ciluar Anggota

13 Diah Ciluar Anggota

14 Yotan Ciluar Anggota

15 Mudjiono Ciluar Anggota

16 Supriyadi Ciluar Anggota

Sumber : Kelompok Batara Mina Sejahtera (2012)

Jenis ikan hias yang dibudidayakan adalah blackghost (Apteronotus

albifrons), corydoras, discus¸ guppy, leopard ctenopoma (ctenopoma acutirostre).

Adapun agenda atau kegiatan rutin dari kelompok Batara Mina Sejahtera, yaitu

rapat bulanan dan arisan pembudidaya. Hal ini dilakukan untuk mengetahui

33

kondisi masing-masing anggota, dan memotivasi anggota yang lain, serta

mengevaluasi kegiatan usaha budidaya yang dilakukan selama satu bulan.

Tenaga kerja yang terdapat pada kelompok ini merupakan masyarakat

sekitar perusahaan yang diajak bergabung oleh masing-masing anggota.

Karyawan ditempatkan dibagiannya bukan berdasarkan pendidikan, knowledge,

atau skill mereka masing-masing. Hal ini dikarenakan karena sebagian besar

pekerjaan yang dilakukan oleh perusahaan tidak memerlukan tingkat pendidikan

yang tinggi. Tingkat pendidikan yang dimiliki setiap tenaga kerja di Kelompok

Batara Mina Sejahtera terdiri dari pendidikan tingkat SD (Sekolah Dasar) hingga

SMP (Sekolah Menengah Pertama).

Sumber Daya Fisik

Sumberdaya fisik merupakan aset yang dimiliki oleh kelompok meliputi

sarana dan prasarana. Sarana dan prasarana digunakan untuk mendukung kegiatan

bisnis yang dijalankan oleh perusahaan. Sumberdaya fisik yang dimiliki oleh

perusahaan antara lain lahan, bangunan, akuarium, rak akuarium dan peralatan

produksi. Luas yang dimiliki tiap anggota kelompok berkisar ± 500 m². Lahan ini

merupakan lahan milik sendiri.

Dalam usaha budidaya ikan hias air tawar, sarana dan prasarana produksi

yang digunakan meliputi bak pemijahan, ruang kultur pakan alami dan ruang

pengemasan. Selain itu, untuk membantu kelancaran proses produksi Kelompok

Batara Mina Sejahtera menggunakan peralatan penunjang kegiatan produksi.

Peralatan penunjang yang dimiliki oleh Kelompok Batara Mina Sejahtera pada

Tabel 10 berikut.

Tabel 10 Peralatan Penunjang Kegiatan Produksi Kelompok Batara

Mina Sejahtera Tahun 2013

No. Peralatan Penunjang Jumlah (Unit)

1 Freezer 4

2 Genset 16

3 Tabung gas 4

4 Pompa listrik 4

5 Blower 20

6 Ember 50

7 Baskom Plastik 75

8 Perlengkapan (busa) 16

9 Serokan 75

10 Selang 25

Sumber : Kelompok Batara Mina Sejahtera (2012)

Sumber daya Modal

Berjalannya suatu usaha dapat dipengaruhi oleh modal usaha. Modal usaha

yang dimiliki oleh Kelompok Batara Mina Sejahtera berasal dari masing–masing

anggota. Hal tersebut menyebabkan kendala pada saat melakukan pengembangan

usaha. Namun, saat ini Kelompok Batara Mina Sejahtera sudah mengajukan dana

penguatan modal dan kelembagaan yang diluncurkan oleh Direktorat Bina Usaha

Budidaya, Departemen Perikanan dan Kelautan melalui Unit Pelayanan dan

Pengembangan (UPP). Berikut adalah aset yang dimiliki oleh anggota dan

pengurus Batara Mina Sejahtera dapat dilihat pada Tabel 11 berikut.

34

Tabel 11 Daftar aset yang dimiliki oleh anggota kelompok

Nama Jumlah

Akuarium

Jumlah

Bak

Jumlah

Kolam Jumlah Induk (ekor)

blackghost ctenopoma corydoras Discus guppy

Robert 16 6 0 100 55 35 20 30

Titik 60 30 0 125 85 50 35 40

Sodikin 65 0 0 50 25 15 15 35

Mudjari 50 0 0 37 30 25 35 30

Imam 30 0 0 25 20 35 20 20

Sugiyanti 20 0 0 75 50 15 15 20

Arifin 90 42 0 200 100 75 50 50

Kaligis 50 0 0 20 20 35 30 30

Ajum 20 10 0 25 15 25 10 40

Aim 14 0 0 20 20 15 10 30

Taufik 11 0 0 20 10 15 10 15

Elizabeth 19 0 4 25 55 20 25 100

Diah 30 0 0 40 40 20 15 20

Yotan 29 0 0 35 25 30 15 15

Mudjiono 11 0 0 20 10 10 10 10

Supriyadi 10 0 0 20 10 10 10 10

Total 535 88 4 837 570 430 325 495

Sumber : Kelompok Batara Mina Sejahtera (2012)

Dilihat dari aset yang dimiliki tiap anggota dan pengurus bervariasi mulai

dari jumlah akuarium, jumlah bak, jumlah kolam, dan indukan yang dimiliki

seperti blackghost, ctenopoma, corydoras, discus, dan gupy. Hal ini akan

berpengaruh terhadap jumlah produksi yang dihasilkan oleh masing-masing

anggota. Dilihat dari data yang diperoleh jumlah akuarium sebanyak 535 buah

digunakan baik dalam pemeliharaan induk maupun pemeliharaan benih.

Sedangkan jumlah indukan yang paling banyak ialah jenis indukan blackghost

sebanyak 837 ekor.

Budidaya Ikan Hias pada Kelompok Batara Mina Sejahtera

Kelompok Batara Mina Sejahtera memproduksi ikan hias air tawar dengan

berbagai jenis dan ukuran. Adapun jenis ikan hias air tawar yang diproduksi

diantaranya adalah ikan hias blackghost (Apteronotus albifrons), corydoras,

discus¸ guppy, leopard ctenopoma (Ctenopoma acutirostre). Pada bagian

budidaya ini proses produksi yang akan dijelaskan adalah ikan hias blackghost

(Apteronotus albifrons) dan leopard ctenopoma (Ctenopoma acutirostre). Adapun

pertimbangannya adalah kedua ikan hias tersebut merupakan primadona dan

memiliki peluang dan pangsa pasar yang luas sehingga harus terjaga kontinuitas

produksinya. Berikut adalah Kegiatan produksi ikan hias air tawar yang dilakukan

oleh Kelompok Batara Mina Sejahtera terdiri dari beberapa tahapan kegiatan,

diantaranya kegiatan pemilihan induk, persiapan pemijahan, pemeliharaan larva

dan benih, penyortiran, dan pemanenan. Berikut adalah penjelasan dan alur

produksi mengenai kegiatan produksi di Kelompok Batara Mina Sejahtera dapat

dilihat pada Gambar 8 berikut.

35

Gambar 8 Alur Produksi Kelompok Batara Mina Sejahtera Sumber : Kelompok Batara Mina Sejahtera

1. Pemilihan Induk

Untuk pemilihan induk blackghost dipilih yang sudah berumur 10-12

bulan. Induk jantan memiliki tubuh ramping, hitam mengkilap, dan dagu tampak

panjang sedangkan induk betina memiliki perut gemuk, warna hitam dan dagu

lebih pendek. Sedangkan pemilihan induk ctenopoma dipilih yang sudah berumur

10-12 bulan. Induk jantan memiliki warna cokelat, bentuk tubuh ramping, dan

pangkal ekor jika dipegang terasa kasar sedangkan induk betina memiliki warna

agak buram dan bentuk tubuh lebar dan pangkal ekor jika dipegang terasa halus.

2. Pemijahan

Tahap pemijahan diawali dengan penyeleksian induk dan persiapan wadah

pemijahan. Berikut adalah penjelasan proses pemijahan.

a. Penyeleksian induk

Seleksi induk blackghost dan ctenopoma diperlukan untuk memperoleh

benih ikan hias yang berkualitas. Seleksi induk dilakukan dengan memisahkan

induk jantan dan induk betina. Dalam seleksi induk ini yang dipilih yaitu induk

yang tidak memiliki cacat tubuh, sehat dan sudah matang gonad. Untuk ukuran

induk blackghost memiliki ukuran besar dan panjang tubuh yang telah mencapai

27-35 cm sedangkan ukuran induk ctenopoma memiliki ukuran besar dan panjang

tubuh yang telah mencapai 10-12,5 cm.

b. Persiapan wadah pemijahan

Wadah untuk pemijahan ikan blackghost dapat berupa akuarium dengan

ukuran 100 cm x 50 cm x 40 cm dengan tinggi air 30 cm dan bak tembok

berukuran 3 m x 1,5 m x 0,6 m dengan tinggi air 30 cm. Untuk pemijahan ikan

ctenopoma dilakukan pada akuarium dengan ukuran 100 cm x 50 cm x 40 cm

dengan tinggi air 25-30 cm. Untuk kegiatan pemijahan ikan blackghost yang

dilakukan di Kelompok Batara Mina Sejahtera menggunakan bak tembok

sedangkan pemijahan ikan ctenopoma menggunakan akuarium. Air yang

digunakan adalah air sumur yang telah diendapkan dengan kisaran pH 6,5 dan

suhu 24-260 C. Media untuk telur yang digunakan saat pemijahan ikan blackghost

adalah akar pakis yang di atasnya diberi keramik ukuran 10 cm x 20 cm dan diberi

tiga buah paralon untuk tempat bersembunyi karena ikan blackghost menyukai

tempat yang gelap. Media untuk telur yang digunakan saat pemijahan ikan

ctenopoma adalah paralon.

c. Proses Pemijahan

Sebelum melakukan pemijahan wadah atau akuarium diberi dengan

kaporit. Pemijahan dilakukan secara massal dengan perbandingan jantan dan

betina (3:6) yaitu 3 ekor ikan blackghost jantan dan 6 ekor ikan blackghost betina.

Pemijahan dilakukan pada sore hari yaitu pukul 18.00 WIB. Setelah itu,

Pemilihan Induk Persiapan pemijahan Pemeliharaan larva dan

benih

Penyortiran Pemanenan

36

pengecekan telur biasanya dilakukan pada esok hari dengan mengangkat akar

pakis dan lempengan keramik sehingga telur dapat terlepas dari media tersebut.

Telur hasil pemijahan tersebut dipindahkan ke akuarium penetasan yang

berukuran 100 cm x 100 cm x 40 cm. Pemijahan ikan ctenopoma hampir sama

dilakukan secara buatan atau menggunakan ovaprim dengan perbandingan jantan

dan betina (1:1) yaitu 1 ekor ikan ctenopoma jantan dan 1 ekor ikan ctenopoma

betina. Setelah itu, pengecekan telur biasanya dilakukan pada esok hari dengan

mengangkat paralon sebagai media pemijahan.

3. Pemeliharaan larva dan benih

a. Perawatan telur dan larva

Setelah telur menetas dalam waktu tiga hari akuarium atau wadah

dibersihkan dan diberi aerasi lemah lalu larva tersebut dipindahkan kedalam

akuarium berukuran 100 cm x 50 cm x 30 cm yang sebelumnya diberikan

methylene blue dan setelah tiga hari diberi pakan cacing.

b. Perawatan benih ikan

Perawatan benih ikan di bak tembok atau akuarium yang berukuran 100

cm x 50 cm x 30 cm dengan padat tebar 500-800 ekor. Setelah itu, padat tebar di

kurangi menjadi 300-500 ekor per akuarium dengan ukuran yang sama. Pakan

yang digunakan berupa cacing sutera sampai pemeliharaan mencapai umur 25-30

hari.

c. Pencegahan dan Pengobatan

Penyakit yang biasanya menyerang ikan hias diantaranya Velvet dan White

Spot. Penyakit velvet yang dicirikan dengan sirip ikan yang rusak, badan ikan

belendir dan warna tubuh ikan terlihat bintik-bintik berwarna kuning. Sedangkan

ikan yang terkena White Spot dibagian siripnya terdapat bintik putih. Selain itu

dapat disebabkan juga oleh kondisi air dengan pH yang terlalu rendah atau tinggi,

kurang aerasi/oksigen, perubahan suhu yang mendadak, dan pakan dengan

kualitas rendah.

Beberapa obat-obatan yang digunakan untuk mengobati penyakit tersebut

diantaranya Methylene Blue, Tetracycline, dan Elbajlu. Namun penyakit tersebut

dapat ditanggulangi dengan penyiponan akuarium setiap hari dan membersihkan

akuarium secara teratur.

4. Penyortiran

Tahap terakhir dari proses produksi sebelum tahap pemanenan atau

pengemasan yaitu tahap penyortiran. Pada tahap ini, ikan disortir sesuai ukuran

yang diinginkan. Hal ini disebabkan oleh ketidakseragaman panjang tubuh ikan

hias walaupun memiliki umur sama. Untuk ikan blackghost disortir sesuai ukuran

yaitu ukuran 1 inchi, 1 ½, inchi dan 2. Sedangkan ikan hias ctenopoma disortir

sesuai ukuran 3/4 inchi, 1 inchi, dan 1 ½ inchi. Fungsi dari penyortiran ini yaitu

agar mencegah adanya predator atau ikan yang berukuran lebih besar sehingga

akan menghambat pertumbuhan ikan yang berukuran lebih kecil dan keseragaman

ukuran saat dilakukan pemanenan.

5. Pemanenan dan pengemasan (Packing)

Setelah ikan hias sudah tepat ukuran dan baik kesehatannya maka ikan

siap untuk dipanen dan di packing. Pengemasan merupakan hal penting untuk

mempertahankan kualitas ikan yang akan dikirim ke konsumen. Bahan-bahan

yang digunakan untuk pengemasan adalah plastik ukuran 60 cm x 40 cm, gas

oksigen, dan karet gelang. Tahap ini dimulai dari pemindahan ikan ke ember

37

penampungan lalu dimasukkan kedalam kantong plastik berisi air yang sudah

diberi daun ketapang. Kemudian ikan dimasukkan ke dalam kantong plastik

sesuai dengan ukuran yang akan dijual. Ikan hias ctenopoma ukuran 3/4 inchi - 1

inchi satu kantong berisi 100 ekor, dan 1 ½ inchi satu kantong berisi 50 ekor

sedangkan jenis ikan hias blackghost ukuran 1 inchi - 1 ½ inchi satu kantong

berisi 100 ekor dan 2 inchi satu kantong berisi 50 ekor. Kemudian diisi dengan

gas oksigen murni ke dalam kantong plastik dengan perbandingan oksigen dan air

(1:3) serta diikat menggunakan karet gelang setelah siap ikan dikirim ke

konsumen.

Kegiatan Operasional

Kelompok Batara Mina Sejahtera dalam budidaya ikan hias tidak

menetapkan hari kerja karena dalam waktu bekerja harus standby di tempat. Hal

ini mencegah agar tidak terjadi sesuatu yang tidak diinginkan seperti kondisi force

mejour atau keadaan yang dapat menyebabkan ikan mati contoh mati listrik yang

menyebabkan blower sehingga oksigen di dalam akuarium akan berkurang.

Tenaga kerja pria bekerja dimulai pagi hari dari pukul 07.00 WIB dengan kegiatan

penyiponan atau pembersihan akuarium dan pemberian pakan hingga Pukul 11.00

WIB dan dilanjutkan pada sore hari pukul 15.00-16.00 WIB dengan kegiatannya

sama pada pagi hari namun untuk tenaga kerja pria harus siap bekerja pada malam

harinya. Sedangkan Tenaga kerja wanita bekerja saat pagi hari dari pukul 07.00

WIB dengan kegiatan pemberian pakan hingga Pukul 11.00 WIB dan dilanjutkan

pada sore hari pukul 15.00-16.00 WIB dengan kegiatannya sama pada pagi hari

namun untuk tenaga kerja wanita tidak bekerja pada malam harinya. Kegiatan

yang dilakukan oleh setiap indinvidunya

Sedangkan untuk kegiatan kelompok dilakukan oleh Tenaga kerja pria

dengan memperoleh upah sebesar Rp1.200.00/bulan. Sedangkan tenaga kerja

wanita harian memperoleh upah sebesar Rp 1.000.000/bulan. Namun, itu belum

termasuk dari bonus saat pemanenan ikan yang akan di packing yang dihitung

sebesar Rp 5/ekor.

Sistem pembayaran pada tenaga kerja atau karyawan anggota Kelompok

Batara Mina Sejahtera berbentuk bonus dari hasil total penjualan ikan hias serta

gaji per bulan. Pembagian bonus dihitung dari berapa jumlah ikan hias yang

dihasilkan atau pengemasan. Hal tersebut akan berpengaruh pada peningkatan

jumlah produksi yang dihasilkan. Kelompok Batara Mina Sejahtera dapat

menghasilkan kualitas ukuran, jumlah, dan kesehatan ikan namun tidak

semuannya ukuran ikan seragam atau sama tetapi hal ini dapat diantisipasi dengan

penyortiran saat pemanenan sehingga pelanggan atau konsumen Kelompok Batara

Mina Sejahtera dapat membeli benih ikan secara kontinyu atau berkelanjutan.

ANALISIS LINGKUNGAN KELOMPOK TANI

Analisis Lingkungan Internal

Analisis lingkungan internal adalah mengidentifikasi kekuatan dan

kelemahan yang dimiliki oleh perusahaan. Ruang lingkup identifikasi antara lain

38

manajemen, sumberdaya manusia, pemasaran, keuangan, produksi, penelitian dan

pengembangan.

Manajemen

Menurut Umar (2008) manajemen adalah suatu proses yang berbeda

terdiri dari planning, organizing, actuating, dan controlling yang dilakukan untuk

mencapai tujuan yang ditentukan dengan menggunakan manusia dan sumberdaya

lainnya. Aspek manajemen yang terdapat di Kelompok Batara Mina Sejahtera

meliputi perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengawasan pada

lingkungan dalam perusahaan.

1. Perencanaan (Planning)

Perencanaan adalah proses yang menyangkut upaya yang dilakukan untuk

mengantisipasi kecenderungan di masa yang akan datang dan penentuan strategi

dan taktik yang tepat untuk mewujudkan target dan tujuan organisasi.

Perencanaan merupakan proses terpenting dari semua fungsi manajemen karena

tanpa perencanaan, fungsi–fungsi lainnya tidak dapat berjalan.

Pada awal mulanya, pendirian Kelompok Batara Mina Sejahtera dibentuk

berdasarkan hobi dari beberapa pembudidaya ikan hias adapun salah satu pelopor

pembentukan Kelompok Batara Mina Sejahtera yaitu Bapak Arifin yang pada

awal tahun 2002 pernah berwirausaha sebagai petani pembudidaya yang

mendistribusikan ke pengumpul. Kemudian pada tahun 2003 Kelompok Batara

Mina Sejahtera lebih fokus ke budidaya ikan hias air tawar yang menjadi

keunggulan dan memiliki prospek atau peluang pasar yang masih terbuka untuk

ekspor. Berdasarkan informasi tersebut, Kelompok Batara Mina Sejahtera mulai

membudidayakan jenis ikan hias air tawar yang berbasis profit oriented pada

tahun 2004. Perencanaan pendirian Kelompok Batara Mina Sejahtera yaitu

berawal dari hobi dan berkembang menjadi bisnis yang berorientasi terhadap

profit. Kondisi ini yang dapat dijadikan peluang oleh pelaku usaha yang beralih

profesi menjadi pembudidaya ikan hias karena dengan hobi memelihara ikan

dapat mendapatkan keuntungan atau omset dari penjualan ikan hias yang sangat

besar.

Perencanaan aktivitas Kelompok Batara Mina Sejahtera dilaksanakan pada

rapat bulanan yang mewajibkan seluruh anggota kelompok hadir. Pada rapat

tersebut dibahas berbagai permasalahan baik terkait dengan kendala dalam

budidaya ikan hias maupun cara meningkatkan kesejahteraan para anggota

kelompok, seperti bantuan modal dari dinas terkait serta menjalin kerjasama

dengan mitra (pengumpul).

2. Pengorganisasian (Organizing)

Proses yang menyangkut strategi dan taktik yang telah dirumuskan dalam

perencanaan diatur dalam sebuah struktur organisasi yang tepat dan dapat bekerja

secara efektif. Pengorganisasian pada Kelompok Batara Mina Sejahterasudah

memiliki struktur organisasi. Namun, perusahaan sudah memiliki job description

yang jelas untuk masing–masing tenaga kerja. Ketua kelompok memiliki peranan

penting sebagai pemimpin dalam kelompok dalam melaksanakan tugas ketua

dibantu dengan sekretaris dan bendahara yang bertugas mencatat administrasi.

Aktivitas bulanan yang dilakukan oleh Kelompok Batara Mina Sejahtera

seperti rapat bulanan kelompok dan arisan pembudidaya ikan hias. Dalam rapat

bulanan biasanya aktivitasnya berupa motivasi dimana para anggota saling

berbagi informasi mengenai usaha masing-masing anggota dan saling

39

memberikan pendapat atau solusi terhadap permasalahan yang dihadapi dalam

budidaya ikan hias. Dengan begitu komunikasi antara pengurus dan anggota akan

berjalan baik sehingga tidak ada jarak atau gap antara pengurus dan anggota

dalam berkomunikasi.

3. Pelaksanaan (Actuating)

Actuating adalah usaha menggerakkan anggota–anggota kelompok

sedemikian rupa hingga mereka berkeinginan dan berusaha untuk mencapai

sasaran perusahaan dan sasaran anggota–anggota perusahaan tersebut oleh karena

para anggota itu juga ingin mencapai sasaran–sasaran tersebut (George R. Terry,

1986). Pelaksanaan dalam pengambilan keputusan di Kelompok Batara Mina

Sejahtera dipegang oleh Bapak Robert selaku ketua kelompok dibantu dengan

sekretaris dan bendahara yaitu Ibu Titik dan Bapak Imam dalam hal yang

menyangkut mengenai keuangan, pengambilan keputusan akan dirundingkan

terlebih dahulu dengan pengurus anggota.

Dalam pencatatan data produksi Kelompok Batara Mina Sejahtera

sebagian besar dibantu oleh petugas Dinas Pertanian Kota Bogor terutama pada

saat persiapan perlombaan Adibakti Mina Bahari tahun 2011. Pencatatan data

yang ada saat ini hanya meliputi jumlah produksi berdasarkan nota penjualan pada

pengumpul. Pencatatan juga belum meliputi data produksi masing-masing

anggota dan kelompok secara keseluruhan. Hal ini disebabkan kurangnya

pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki oleh Kelompok Batara Mina

Sejahtera.

4. Pengawasan (Controlling)

Pengawasan merupakan suatu kegiatan yang berusaha untuk

mengendalikan agar pelaksanaan dapat berjalan sesuai dengan rencana dan

memastikan apakah tujuan organisasi tercapai. Apabila terjadi penyimpangan di

mana letak penyimpangan itu dan bagaimana pula tindakan yang diperlukan untuk

mengatasinya.

Pengawasan yang dilakukan oleh Kelompok Batara Mina Sejahtera

dilakukan oleh ketua kelompok hanya terhadap kegiatan pemasaran usaha

budidaya perikanan ikan hias air tawar ini. Ketua kelompok memiliki peranan

dalam melakukan evaluasi kriteria ikan hias yang dijual ke pasaran. Kriteria ini

dilihat dari kualitas atau ukuran yang diinginkan oleh konsumen sudah sesuai atau

tidak. Apabila tidak sesuai dengan permintaan konsumen, maka ketua kelompok

perlu mengantisipasi dengan perbaikan proses produksi. Aktivitas pengontrolan

atau controlling ini meliputi kehadiran masing-masing anggota. Pengawasan yang telah dilakukan selama ini disetiap kegiatan tersebut

dianggap masih kurang. Hal tersebut dikarenakan proses pengawasan hanya

dilakukan oleh seorang ketua kelompok yang memiliki lebih dari satu tanggung

jawab dan wewenang tugas perusahaan (bersifat rangkap). Ketua kelompok juga

memiliki tanggung jawab terhadap budidaya ikan hias yang dikelolanya.

Sumberdaya Manusia

Sumberdaya manusia merupakan salah satu yang penting dalam

perkembangan suatu organisasi dalam menjalankan usahanya. Oleh karena itu,

penting bagi organisasi atau kelompok untuk menjaga kinerja atau pembagian

kerja yang secara tidak langsung juga berperan dalam menentukan kemajuan

suatu usaha. Pembinaan pelaku utama selama ini dilakukan melalui

40

pengembangan kelompok tani, namun demikian pada kenyataannya masih banyak

kelompok tani yang belum mampu untuk mengembangkan posisinya sebagai

kelembagaan petani yang menerapkan prinsip-prinsip manajemen modern dalam

rangka meningkatkan kualitas usahanya agar berorientasi agribisnis yang

memiliki posisi tawar. Kelompok Batara Mina Sejahtera memiliki kendala lain

dalam usaha budidaya ikan hias, yaitu keterbatasan dalam pencatatan data

produksi maupun keuangan sehingga untuk mengatasi hal tersebut dibutuhkan

pelatihan dari dinas yang diikuti oleh pengurus dan anggota sehingga dapat

menambah wawasan dan informasi yang dimiliki oleh pengurus dan angota.

Adapun pelatihan dan seminar yang telah diikuti oleh Kelompok Batara

Mina Sejahtera antara lain sosialisasi kelembagaan UPR (Unit Pembenihan

Rakyat) oleh Dinas Agribisnis Kota Bogor pada tahun 2006, pelatihan apresiasi

peningkatan kapasitas kewirausahaan pembudidaya ikan air tawar di Sukabumi

pada tahun 2009, pelatihan pembudidaya ikan hias melalui bimbingan teknis

penyeragaman ukuran dan peningkatan mutu ikan hias di raiser Cibinong pada

tahun 2010, dan seminar sosialisasi pengendalian penyakit dalam perikanan

budidaya di Bandung pada tahun 2011.

Dengan adanya pelatihan-pelatihan dari Departemen Kelautan dan

Perikanan maupun Dinas Pertanian Kota Bogor akan menambah peningkatan

kualitas dan kuantitas kelompok tani tersebut. Untuk itu diharapkan pengurus dan

anggota Kelompok Batara Mina Sejahtera dapat menerapkan pengetahuan dan

keterampilan hasil pelatihan seperti pencatatan data keuangan dan proses

produksi.

Pemasaran

Pemasaran merupakan proses mendefinisikan, mengantisipasi,

menciptakan, serta memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggan atas barang

dan jasa. Aspek pemasaran berhubungan dengan bauran pemasaran, yaitu :

1. Product (produk)

Produk yang dipasarkan oleh Kelompok Batara Mina Sejahtera adalah

ikan hias blackghost (Apteronotus albifrons), corydoras, discus¸ guppy, leophard

ctenopoma (Ctenopoma acutirostre). Masing-masing jenis ikan hias memiliki

variasi ukuran dan harga yang berbeda. Harga dari masing-masing ikan hias

disesuaikan dengan ukuran ikan hias. Untuk penetapan harga jual Kelompok

Batara Mina Sejahtera didasarkan pada harga pasar. Untuk jenis ikan hias

blackghostdi jual saat mencapai umur 30 hari sedangkan ikan hias jenis

ctenopoma di jual saat mencapai umur 40 hari. Untuk ukuran masing-masing jenis

ikan hias memilik variasi ukuran 3/4 inchi, 1 inchi dan 1 ½ inchi untuk ikan hias

jenis ctenopoma sedangkan jenis ikan hias blackghostmemiliki ukuran 1 inchi, 1

½ inchi dan 2 inchi. Kedua jenis ikan hias ini merupakan produk unggulan yang di

jual baik di pasar domestik maupun di jual ke luar negeri dibandingkan jenis ikan

hias yang lainnya.

2. Place (tempat)

Keadaan lingkungan Kelurahan Ciluar sesuai dengan kondisi budidaya

ikan hias. Iklim di Indonesia memiliki dua musim yaitu musim kemarau dan

penghujan, selain itu suhu udara berkisar antara 240C-26

0C. Kondisi tersebut

sesuai untuk jenis-jenis ikan hias air tawar seperti blackghost (Apteronotus

41

albifrons), corydoras, discus¸ guppy, leophard ctenopoma (Ctenopoma

acutirostre) yang dibudidayakan Kelompok Batara Mina Sejahtera.

Saluran distribusi pemasaran ikan hias pada Kelompok Batara Mina

Sejahtera umumnya kepada pengumpul atau supplier ikan hias. Berdasarkan

wawancara dengan pengurus Kelompok Batara Mina Sejahtera penjualan ikan

hias yang dihasilkan oleh Kelompok Batara Mina Sejahtera dipasarkan ke toko-

toko ikan hias yang ada di Kota Bogor dan pedagang-pedagang pengecer di Pasar

Parung dengan sistem penjualan cash, supplier kecil dan besar namun

perbedaannya, yaitu dalam sistem pembayaran cash dan kredit, dan eksportir

dengan sistem penjualan cash atau kredit selama 1 bulan.

3. Price (harga)

Harga merupakan salah satu bagian yang sangat penting dalam pemasaran

suatu produk karena harga adalah satu dari empat bauran pemasaran. Harga

adalah salah satu penentu keberhasilan suatu usaha karena harga menentukan

seberapa besar keuntungan yang akan diperoleh pengusaha dari penjualan

produknya baik berupa barang maupun jasa. Dalam pemasaran ikan hias yang

dilakukan oleh Kelompok Batara Mina Sejahtera, harga ditetapkan berdasarkan

penyesuaian dengan harga pengumpul. Penetapan harga yang diperoleh oleh

Kelompok Batara Mina Sejahtera sangatlah rendah karena posisi tawar kelompok

tani ini bergantung kepada pengumpul yang langsung membeli ikan hias tersebut

dalam jumlah besar. Karena pada umumnya pengumpul akan menjual kembali ke

eksportir ikan hias. Hal ini dilakukan oleh pengumpul karena nantinya ikan hias

tersebut dijual kembali ke eksportir dengan harganya yang lebih tinggi. Namun

hal yang perlu diperhatikan oleh pengumpul dalam menjual ke eksportir, yaitu

harus dapat menjaga kualitas dan kuantitas ikan hias yang dijual sehingga

kepercayaan dan kesetiaan eksportir pada pengumpul akan tetap terjaga harga dari

masing-masing ikan hias disesuaikan dengan ukuran ikan hias. Untuk penetapan

harga jual Kelompok Batara Mina Sejahtera didasarkan pada harga pasar. Harga

benih ikan hias ctenopoma ukuran 3/4 inchi seharga Rp 800/ekor, 1 inchi seharga

Rp 1.500/ekor dan 1 ½ inchi seharga Rp 2.000/ekor sedangkan benih ikan hias

blackghost ukuran 1 inchi seharga Rp 750/ekor, 1 ½ inchi seharga Rp 1.100/ekor

dan 2 inchi seharga Rp 1.300/ekor untuk harga ke Taufan Fish Farm sebagai

pengumpul.

4. Promotion (promosi)

Promosi yang dilakukan Kelompok Batara Mina Sejahtera saat ini adalah

promosi dari mulut ke mulut (words of mouth). Di tahun 2011 Kelompok Batara

Mina Sejahtera pernah mengikuti pameran ikan hias di Depo Pemasaran Ikan Hias

dan di raiser ikan hias di Cibinong, akan tetapi pameran ikan hias ini dilakukan

sebanyak 2 tahun sekali sehingga hal ini menyulitkan dalam mengenalkan jenis

ikan hias ke masyarakat luas. Untuk pemesanan ikan hias pada kelompok batara

mina sejahtera dilakukan melalui telepon, short message service (sms), dan datang

langsung ke lokasi kelompok. Setelah itu, pendistribusian produk ikan hias dari

lokasi Kelompok Batara Mina Sejahtera ke tempat pelanggan dilakukan dengan

menggunakan motor dan sewa mobil bak, tetapi pada umumnya pelanggan atau

supplier mengambil ikan hias langsung ke lokasi Kelompok Batara Mina

Sejahtera.

42

Keuangan

Keuangan adalah aspek yang harus diperhatikan dalam melakukan

kegiatan usaha. Sumber modal Kelompok Batara Mina Sejahtera utamanya adalah

modal sendiri para anggota dalam menjalankan usahanya ditambah dana bantuan

dari pemerintah pada kelompok sehingga anggota Kelompok Batara Mina

Sejahtera merupakan pelaku usaha yang memiliki modal dengan skala usaha yang

kecil. Setiap anggota mempunyai aset berupa lahan dan farm masing-masing.

Untuk dana penguatan modal dan kelembagaan yang diberikan oleh Direktorat

Bina Usaha Budidaya, Departemen Kelautan dan Perikanan melalui Unit

Pelayanan dan Pengembangan (UPP).

Pada tahun 2011 Kelompok Batara Mina Sejahtera pernah mendapatkan

bantuan dana PUMP PB sebesar 65 juta rupiah untuk memfasilitasi sarana dan

prasarana para anggotanya yang dimanfaatkan oleh anggota untuk menambah

jumlah akuarium. Hal ini menunjukkan keterbatasan modal sebagai kelemahan

bagi Kelompok Batara Mina Sejahtera sehingga para anggota tidak dapat

menambah kapasitas produksi atau berinisiatif untuk mencoba jenis ikan hias

yang baru.

Pencatatan mengenai pemasukkan dan pengeluaran seluruh anggota

kelompok biasanya di catat oleh bagian bendahara namun karena keterbatasan

waktu dalam mengurus usaha ikan hiasnya sendiri sehingga pencatatan

pemasukkan dan pengeluaran seluruh anggota kelompok masih berada di tiap-tiap

anggota. Pada saat perlombaan Adibakti Mina Bahari pada tahun 2011 pencatatan

keuangan Kelompok Batara Mina Sejahtera sebelum perlombaan dibantu oleh

pihak Dinas Pertanian Kota Bogor. Pencatatan sendiri masih belum meliputi total

penjualan dan pengeluaran masing-masing anggota. Dalam mengantisipasi

kelemahan dalam pencatatan keuangan dapat dilihat dari nota-nota penjualan yang

dimiliki oleh masing-masing anggotanya namun hal ini tidak dapat mengetahui

dari segi keuntungan dan kerugian yang diterima oleh Kelompok Batara Mina

Sejahtera. Hal tersebut dapat menjadi awal yang baik agar pencatatan keuangan

yang rapih dan sesuai dengan sistem akuntansi yang benar.

Berdasarkan hasil wawancara dengan ketua kelompok dan koordinator

pemasaran Kelompok Batara Mina Sejahtera, permintaan ikan hias cenderung

menurun saat bulan ke lima sampai ke sembilan atau bulan mei sampai bulan

september. Penurunan tersebut karena permintaan ikan hias pada bulan tersebut di

Negara-negara Eropa, Amerika dan Cina yang menjadi tujuan eksportir konsumen

mengalami musim semi dimana banyak orang sibuk dengan pekerjaan, berbeda

dengan musim dingin yang orang banyak meliuangkan waktunya di rumah

sehingga permintaan ikan hias tersebut pun menurun. Pada bulan tersebut

masyarakat di wilayah Eropa, Amerika dan China sedang mengalami musim

panas sehingga masyarakat lebih memilih liburan di ruangan terbuka

dibandingkan hiburan berupa ikan hias di dalam ruangan.

Penurunan permintaan ini bagi para anggota Kelompok Batara Mina

Sejahtera yang sebagian besar sebagai mata pencaharian satu-satunya pada

budidaya ikan hias sehingga dapat dikatakan ini merupakan masa yang sangat

sulit bagi para anggota. Mereka membutuhkan pemasukan untuk kebutuhan

sehari-hari dan operasional usaha namun pada masa sulit ini pemasukan mereka

menurun cukup tajam. Berdasarkan wawancara di lapangan penurunan dapat

mencapai dua puluh lima persen sampai lima puluh persen rata-rata penjualan.

43

Namun penurunan produksi juga dapat diakibatkan oleh jamur atau penyakit yang

menyerang pada ikan hias sehingga perlu dilakukan pencegahan yang

mengakibatkan kematian.

Produksi

Beberapa kegiatan budidaya yang harus diperhatikan apabila usaha yang

dilakukan berjalan dengan baik dan produksi ikan hias dapat meningkat. Kegiatan

tersebut meliputi pemijahan, pemeliharaan larva/benih, dan penyortiran.

Umumnya pemijahan ikan hias dilakukan secara alami karena pemijahan alami

dilakukan tanpa menggunakan hormon buatan untuk merangsang terjadinya

pemijahan antara induk betina dan jantan. Dengan pemijahan alami juga dapat

menekan biaya produksi dikarenakan biaya yang dikeluarkan untuk membeli

hormon buatan atau yang sering disebut ovaprim harganya relatif mahal.

Pemijahan alami memiliki kelebihan, antara lain :

1. Lebih hemat karena tidak membutuhkan hormon perangsang.

2. Proses pemijahan alami lebih sederhana.

3. Induk jantan dapat digunakan kembali untuk proses pemijahan.

4. Masa pemulihan gonad atau rentan waktu yang diperlukan untuk memulihkan

satu pemijahan ke pemijahan berikutnya relatif cepat.

Kelemahan dari pemijahan alami antara lain :

1. Derajat pembuahan telur yang dibuahi dengan jumlah telur yang dikeluarkan

pada saat pemijahan sangat rendah.

2. Kondisi lingkungan saat pemijahan harus disesuaikan dengan media

pemijahan.

3. Sulit untuk memprediksi kegagalan dalam pemijahan.

Sedangkan untuk pemijahan buatan memiliki kelebihan dan kelemahan

antara lain :

1. Tidak tergantung musim.

2. Derajat pembuahan telur kurang bagus.

3. Masa pemulihan induk relatif lebih lama.

4. Rentan kematian induk sangat tinggi.

Kelompok Batara Mina Sejahtera melakukan pemijahan secara alami

karena kontinuitas dari induk dapat dipertahankan selain benih yang dihasilkan

lebih baik. Pemijahan secara alami ini juga merupakan cara yang mudah untuk

menekan biaya produksi. Selain pemijahan faktor lain yang mendukung

berhasilnya budidaya adalah penyortiran. Penyortiran benih adalah kegiatan

menyeleksi benih sesuai dengan ukuran yang diharapkan. Dengan tujuan untuk

mendapatkan keseragaman ukuran benih. Selain itu, untuk menghindarkan benih

yang memiliki ukuran lebih besar agar tidak tercampur dengan benih yang

berukuran lebih kecil. Penyortiran dilakukan sebanyak dua kali selama

pemeliharaan sampai ukuran benih siap jual.

Pemeliharaan benih juga penting diperhatikan selama kegiatan budidaya.

Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah pemberian pakan, penanggulangan hama,

dan penyakit serta pengelolaan kualitas air. Seluruh kegiatan tersebut merupakan

faktor penting agar benih yang dihasilkan memiliki kualitas yang baik dan

produktifitasnya dapat ditingkatkan. Agar seluruh kegiatan yang dilakukan dapat

terlaksana dengan baik maka Kelompok Batara Mina Sejahtera melatih

keterampilan anggota atau tenaga kerjanya dalam melakukan kegiatan budidaya.

44

Penelitian dan Pengembangan

Penelitian dan pengembangan yang dilakukan oleh Kelompok Batara Mina

Sejahtera masih terbatas karena dalam praktiknya yang digunakan hanya untuk

kalangan kelompok tani. Permasalahan dalam hal yang lebih kompleks seperti

pada budidaya ikan hias harus membutuhkan dasar ilmu pengetahuan untuk

penanganan hama dan penyakit yang selama ini belum banyak diketahui oleh

anggota, pengobatan dengan dosis yang sesuai, tepat serta cara membudidayakan

jenis-jenis ikan hias secara baik.

Penelitian dan pengembangan ini dilakukan agar dapat menjadi studi

lapang bagi pihak-pihak yang membutuhkan informasi mengenai perkembangan

usaha pada budidaya ikan hias sehingga akan mudah dikenal oleh masyarakat luas

dan dengan adanya pengembangan teknologi dapat memberikan kontribusi

terhadap Dinas Pertanian Kota Bogor dalam mengenalkan jenis ikan hias.

Analisis Lingkungan Eksternal

Analisis lingkungan eksternal adalah mengidentifikasi peluang dan

ancaman yang dimiliki oleh perusahaan. Analisis lingkungan eksternal ini dibagi

menjadi dua

Hasil Penilaian Para Pakar (Expert)

Proses delphi dimulai dengan memberikan kuesioner kepada para pakar

(expert) para stakeholder maupun pemangku kebijakan ataua pemerintah dengan

instasi terkait di Kota Bogor mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi

perkembangan budidaya ikan hias di Kota Bogor. Kuesioner penilaian lingkungan

eksternal menunjukkan hasil yang berbeda-beda dari masing-masing narasumber.

Adapun beberapa penilaian tersebut sebagai berikut :

a. Ir Sumthiah Nur (Dinas Pertanian Kota Bogor)

Penilaian yang dilakukan oleh ibu Sumthiah terhadap beberapa variabel

dari faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi perkembangan budidaya ikan

hias di Kota Bogor menunjukkan bahwa kegiatan pameran ikan hias sangat

mempengaruhi dalam perkembangan budidaya ikan hias. Hal ini meurut beliau

pengaruh atau dampaknya dalam mengenalkan ke masyarakat luas jenis-jenis

ikan hias yang dibudidayakan sehingga dengan begitu akan lebih mudah dalam

memasarkan produk ikan hias.

Sedangkan yang mempengaruhi dalam perkembangan ikan hias di Kota

bogor tentunya adalah bantuan modal dari pemerintah daerah atau pusat

tentang bantuan bagi kelompok tani. Menurut beliau dengan adanya bantuan

dari pemerintah tersebut akan membantu petani dalam mengembangkan

usahanya lebih baik lagi. Akan tetapi, kecenderungan dengan adanya bantuan

pemerintah sebetulnya tidak membuat pembudidaya ikan hias menjadi mandiri

sehingga bantuan modal yang diberikan ke para pembudidaya harus

bermanfaat bagi usahanya maupun kelompok pembudidaya.

b. Bapak Ade (raiser)

Penilaian dari Bapak Ade menunjukkan hasil yang sama dengan penilaian

Ibu Sumthiah dilihat dari lingkungan umum atau makro. Hanya beliau

berpendapat bahwa perkembangan teknologi budidaya ikan hias akan

mempengaruhi produksi ikan hias agar memiliki kualitas produk yang baik

45

yang tahan dari serangan hama dan penyakit. Hal ini dikarenakan lingkungan

budidaya saat ini sudah tercemar oleh kotoran yang akan berdampak pada

kematian ikan hias. Namun untuk mencegah lingkungan yang sudah tercemar

beliau berpendapat harus adanya penanganan teknik budidaya seperti

penggunaan tandon yang berfungsi sebagai pengendapan kotoran yang ada

pada air lalu pengobatan penyakit pada ikan hias agar meminimalisir kematian

ikan.

c. Ibu Euis (Pemilik taufan fish farm)

Hasil penilaian faktor eksternal dari lingkungan industri oleh Ibu Eus

menunjukkan bahwa penurunan permintaan ikan hias pada musim panas di

Negara Amerika dan Eropa akan memberikan dampak terhadap penjualan ikan

hias. Menurut Ibu Euis untuk mengantisipasi hal tersebut tentunya harus

membuka pasar lokal yang ada di dalam negeri agar produksi yang ada tetap

terserap atau terjual.

Adapun penilaian lain yang mempengaruhi perkembangan ikan hias yaitu

kesetiaan pembeli. Menurut beliau untuk menjaga kepercayaan pembeli tentunya

akan mempengaruhi terhadap pembelian yang berkelanjutan sehingga konsumen

tersebut merasa yakin bahwa ikan hias yang dibelinya memang memiliki kualitas

yang sesuai dengan standar yang ada.

Hasil Teknik Delphi

Pendapat para pakar (expert) berfungsi sebagai dasar penentuan faktor-

faktor eksternal yang mempengaruhi budidaya ikan hias air tawar di Kota Bogor.

Sebelumnya peneliti terlebih dahulu menentukan beberapa variabel faktor

eksternal dari lingkungan makro dan industri yang selanjutnya melakukan

konfirmasi ke pihak internal.

Hasil dari teknik delphi tersebut berdasarkan diskusi dengan para pakar

(expert) menunjukkan bahwa lingkungan makro dari faktor ekonomi dilihat dari

kondisi perekonomian global yang melihat dari peningkatan nilai ekspor.

Sedangkan untuk faktor politik menyetujui tentang kebijakan pemerintah dalam

pemberian modal terhadap kelompok tani. Untuk faktor sosial, budaya, dan

demografi adalah dilihat potensi yang ada di Kelurahan Ciluar sedangkan untuk

orientasi terhadap profit lebih ke arah kekuatan pada kelompok tani tersebut.

Faktor teknologi yaitu perkembangan teknologi dan informasi yang memudahkan

dalam pemesanan ikan hias.

Hasil penilaian pada lingkungan industri dari beberapa variabel yang

diduga hanya terdapat satu perubahan yaitu orientasi terhadap profit. Adapun

variabel dari lingkungan industri yang berpengaruh terhadap penjualan yaitu pada

saat permintaan ikan hias di Negara Amerika dan Eropa menurun menjelang

musim panas.

Setelah itu hasil teknik delphi tersebut dikonfirmasikan kepada pihak

internal yang bertujuan menkonfirmasikan dalam penentuan hasil akhir faktor-

faktor eksternal yang mempengaruhi perkembangan budidaya ikan hias di Kota

Bogor. Berdasarkan hasil konfirmasi tersebut dapat dilihat pada Tabel 12 berikut.

46

Tabel 12 Hasil konfirmasi faktor eksternal oleh pihak internal

No Faktor Eksternal Variabel

1 Ekonomi - Peningkatan nilai ekspor ikan hias air tawar

- Ikan hias jenis blackghost dan ctenopoma diminati di

pasar lokal dan ekspor

2 Sosial, Budaya, dan

Demografi

- Loyalitas pembeli

- Potensi lingkungan

- Pameran ikan hias

3 Politik - Kebijakan bantuan modal

4 Teknologi - Perkembangan teknologi dan informasi

5 Potensi masuknya

pesaing baru

- Ancaman pendatang baru

6 Kekuatan tawar

menawar pemasok

- Harga input produksi meningkat

7 Pesaing dalam industri - Penerapan sistem penjualan oleh ketua kelompok

- Permintaan ikan hias menurun saat musim panas di

Negara Amerikan dan Eropa

Dari beberapa variabel faktor eksternal bahwa peluang yang dapat

dimaksimalkan dalam perkembangan budidaya ikan hias adalah peningkatan nilai

ekspor dan ikan hias jenis blackghost dan ctenopoma yang diminati pasar lokal.

Sedangkan ancaman yang mempengaruhi yaitu penurunan permintaan pada saat

musim panas di Negara Amerika dan Eropa.

Lingkungan Makro

Lingkungan eksternal dalam Kelompok Batara Mina Sejahtera terdiri dari

kekuatan ekonomi, kekuatan sosial dan budaya, lingkungan politik, kekuatan

teknologi serta lingkungan kompetitif.

Faktor Ekonomi

Kondisi perekonomian akan mempengaruhi kinerja perusahaan dan

industri. Faktor ekonomi mengacu pada sifat, cara dan arah perekonomian dimana

perusahaan sedang beroperasi. Indikator dari perekonomian antara lain tingkat

inflasi, tingkat suku bunga, pertumbuhan ekonomi, dan kurs mata uang.

Sedangkan dampak dari perdagangan bebas juga berperan serta dalam

perkembangan dunia bisnis ikan hias khususnya. Dengan pemberlakuan AFTA

(Asian Free Trade Area), GATT (General Agreement on Trade), dan CAFTA

(Chinese Asian Free Trade Area) akan berimbas pada persaingan di dalam

maupun luar negeri.

Keadaan ini akan mempengaruhi harga input-input produksi seperti harga

pakan ikan dan obat-obatan sehingga akan berpengaruh terhadap harga ikan hias

di pasaran. Faktor ekonomi yang mempengaruhi Kelompok Batara Mina Sejahtera

terutama dari sisi pemasaran. Ikan hias air tawar yang dipasarkan Kelompok

Batara Mina Sejahtera merupakan komoditi ekspor Indonesia tetapi dalam

distribusi nya Kelompok Batara Mina Sejahtera memasarkan produk nya ke

pengumpul sehingga tren perdagangan ikan hias air tawar di dalam negeri

mempengaruhi pelaku usaha ikan hias di Indonesia termasuk Kelompok Batara

Mina Sejahtera. Perkembangan tersebut dapat menggambarkan tren permintaan

ikan hias di Kota Bogor.

Seiring dengan peningkatan volume dan nilai produksi perikanan di

Indonesia, maka jumlah ekspor ikan hias juga mengalami peningkatan seperti

47

pada Tabel 13. Pada tahun 2010 sampai tahun 2011 mengalami peningkatan

masing-masing sebesar 5,7 persen pada tahun 2010 dan 3,55 persen pada tahun

2011, sedangkan penurunan jumlah ekspor terjadi pada tahun 2009 sebesar 22,34

persen dari tahun 2008, penurunan nilai ekspor ini dipengaruhi oleh jumlah

permintaan yang berfluktuatif. Pada Tabel 13 juga dapat dilihat jika peningkatan

jumlah ekspor tidak seimbang dengan peningkatan nilai ekspor ikan hias. Hal ini

dipengaruhi oleh jenis dan harga ikan hias yang berbeda-beda. Negara tujuan

ekspor ikan hias yang berbeda juga menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi

perbedaan presentase nilai ekspor dan jumlah ikan yang diperdagangkan.

Tabel 13 Nilai Ekspor Ikan Hias Indonesia Tahun 2008-2011

Tahun Nilai Ekspor Ikan Hias (dollar AS) Jumlah (juta ekor)

Nilai Persentase (%) Nilai Persentase (%)

2008 9.400.000 - 8,40 -

2009 7.300.000 -28,76 8,24 -1,94

2010 8.300.000 13,69 8,71 5,70

2011 10.000.000 20,48 9,02 3,55 Sumber : Kementerian Kelautan dan Perikanan (2012)

Berdasarkan data Ornamental Fish International (2011), Indonesia

menduduki peringkat ketiga dunia dengan ekspor senilai USD 12,6 juta atau

menguasai 7,5 persen pasar dunia. Posisi Indonesia masih di bawah Singapura

yang memiliki ekspor USD 41,5 juta dan menguasai 22,8 persen pasar dunia, serta

Malaysia dengan ekspor USD 20 juta. Potensi kekayaan alam belum

dimanfaatkan maksimal oleh pemangku kepentingan, seperti pelaku industri

maupun pembuat kebijakan.

Kondisi di beberapa negara pengimpor sendiri dapat dijadikan peluang

bagi Indonesia karena keanekaragaman ikan hias di Indonesia lebih banyak

dibandingkan dengan negara lain. Berdasarkan data statistik Kementrian

Kelautan dan Perikanan nilai ekspor dapat dilihat pada Tabel 14 berikut.

Tabel 14 Nilai Ekspor Ikan Hias Nasional Bulan Januari-Desember 2011

No Bulan Nilai Ekspor (USD)

1 Januari 1.012.229

2 Februari 643.208

3 Maret 758.364

4 April 985.754

5 Mei 745.679

6 Juni 804.438

7 Juli 970.500

8 Agustus 556.194

9 September 374.238

10 Oktober 661.513

11 November 524.829

12 Desember 808.884

Jumlah 8.845.830

Sumber : Kementrian dan Kelautan Perikanan (2011)

Faktor Sosial, Budaya dan Demografi

Faktor sosial dan budaya lingkungan akan membentuk cara orang hidup,

bekerja, memproduksi, dan mengkonsumsi (David, 2009). Tren untuk memelihara

ikan hias terutama sebagai saran hiburan saat ini telah menyebar seperti negara-

48

negara maju Amerika dan Eropa. Di Indonesia sendiri jenis-jenis ikan hias seperti

blackghost (Apteronotus albifrons), corydoras, discus¸ guppy, leophard

ctenopoma (Ctenopoma acutirostre) sudah banyak dikenal oleh masyarakat luas

karena harga yang sangat terjangkau dan dapat dipelihara di akuarium yang kecil.

Masyarakat di negara maju memiliki kegemaran memelihara ikan hias saat

musim dingin karena pada saat musim tersebut mereka lebih banyak berada di

dalam ruangan dibanding dengan di luar ruangan sehingga memandangi ikan hias

merupakan alternatif hiburan yang banyak digemari. Sedangkan pada musim

panas masyarakat di Amerika maupun Eropa lebih banyak menikmati hiburan di

luar ruangan atau berekreasi di lingkungan yang terbuka. Oleh karena itu,

permintaan ikan hias di Negara-negara Amerika dan Eropa pada saat musim panas

menurun. Berbeda dengan negara Indonesia masyarakat lebih memilih kegemaran

memelihara ikan hias dengan cara membuat akuarium atau aquascape sebagai

tempat tinggal ikan hias. Hal ini dapat membuat akuarium menjadi menarik untuk

dilihat dengan berbagai macam jenis ikan hias.

Konsumen ikan hias air tawar biasanya para penghobi tertarik membeli

ikan hias karena keindahan warnanya. Di negara-negara maju popularitas ikan

hias meningkat disebabkan adanya pengaruh budaya sosial sebagai sarana rekreasi

dan ikan hias menjadi pilihan utama. Hal ini dapat dilihat dari komoditas impor

yang paling dominan yaitu jenis guppy, neon tetra, platy, dan anggelfisf.

Faktor Politik atau Kebijakan Pemerintah

Pemerintah sebagai lembaga formal memegang peranan penting dalam

pengembangan berbagai macam usaha yang ada. Pemerintah merupakan pemberi

subsidi atau bantuan, pembuat kebijakan dan pelanggan dari berbagai organisasi.

Oleh karena itu, faktor politik, pemerintah dan hukum dapat menjadi peluang

sekaligus ancaman bagi suatu usaha.

Salah satu kebijakan pemerintah yang mendukung pengembangan usaha

budidaya dari Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya adalah adanya program

Pengembangan Usaha Mina Pedesaan Perikanan Budidaya (PUMP PB). Program

tersebut merupakan bagian dari Program Nasional Pemberdayaan masyarakat

Kelautan dan Perikanan (PNPM KP) yang berada di bawah koordinasi Program

Pengembangan Masyarakat Mandiri (PNPM Mandiri). PUMP PB adalah program

penyaluran bantuan modal usaha dalam bentuk Bantuan Langsung Masyarakat

(BLM) pada Kelompok Pembudidaya Ikan.

Bantuan Langsung Masyarakat (BLM) yang diberikan melalui PUMP PB

dibagikan ke kelompok pembudidaya ikan termasuk di Kota Bogor. Hal ini sangat

dipermudah untuk mendapatkan bantuan dari pemerintah karena bersifat

kelompok. Dengan demikian, Kelompok Batara Mina Sejahtera sebagai salah satu

kelompok pembudidaya ikan hias di Kota Bogor berpeluang mendapatkan

penyaluran Bantuan Langsung Masyarakat dalam PUMP PB yang penyalurannya

melibatkan Dinas Pertanian Kota Bogor serta penyuluh perikanan.

Dukungan pemerintah yang mendukung budidaya ikan hias dengan

mendirikan RAISER yang berada di bawah Departemen Kelautan dan Perikanan

(DKP), yaitu pusat pengembangan dan informasi mengenai ikan hias. Hal ini

bertujuan untuk memudahkan mendapatkan informasi baik pemasaran ikan hias

maupun meningkatkan motivasi pelaku bisnis dalam mengembangkan usaha

budidaya ikan hias. Selain itu juga Dinas Pertanian Kota Bogor membangun

49

sentra atau toko penjualan ikan hias jalan bina marga bogor yang merupakan

lokasi penjualan ikan hias dan peralatan budidaya.

Faktor Teknologi

Faktor teknologi akan berdampak pada penciptaan pembaharuan dalam

berbagai bidang bagi suatu perusahaan. Pada Kelompok Batara Mina Sejahtera

teknologi komunikasi, informasi, dan peralatan budidaya memiliki pengaruh yang

sangat besar. Dengan teknologi komunikasi dan informasi akan memudahkan

dalam pertukaran informasi yang didapat oleh Kelompok Batara Mina Sejahtera

serta alat komunikasi berfungsi sebagai alat komunikasi saat pemesanan ikan hias

baik dari pengumpul tanpa harus berpindah lokasi. Teknologi juga memiliki

dampak dalam memudahkan pembayaran seperti contohnya pembayaran dapat

dilakukan melalui transfer atau melalui bank, sedangkan teknologi informasi

lainnya seperti laptop dimanfaatkan untuk pencatatan administrasi.

Teknologi penanganan budidaya ikan hias di Kelompok Batara Mina

Sejahtera sudah menggunakan Genset (Generator set) yang berfungsi untuk

mengantisipasi apabila listrik padam sehingga ikan tidak kekurangan oksigen dari

alat aerator. Kelompok Batara Mina Sejahtera juga sudah menggunakan tabung

oksigen untuk mendapatkan oksigen murni dalam proses pengemasan agar ikan

kuat atau tahan lama sampai tujuan. Akan tetapi penanganan penyakit seperti

pencegahan hama dan penyakit serta penanganan penyakit belum sepenuhnya

digunakan sehingga teknologi tersebut berpeluang untuk lebih dimanfaatkan.

Ilmu pengetahuan dan teknologi didukung dengan adanya peran lembaga

pendidikan, pelatihan maupun penelitian. Pendidikan lebih mengutamakan

peningkatan sumberdaya manusia yang berkualitas, pelatihan merupakan unsur

dalam meningkatkan keterampilan masyarakat yang mudah diaplikasikan

sehingga memberikan perubahan yang lebih baik, sedangkan penelitian akan

memberikan inovasi-inovasi terbaru yang bermanfaat bagi masyarakat. Lembaga

pendukung dalam pengembangan ikan hias air tawar pada Tabel 15 berikut.

Tabel 15 Lembaga Pengembangan Ikan Hias Air Tawar.

No Nama Lembaga Keterangan

1 Raiser (Pengembangan Budidaya

Ikan Hias Air tawar)

Kementrian Kelautan dan Perikanan

2 Perguruan Tinggi Penyuluh Perikanan

3 Dinas Terkait Dinas Pertanian Kota Bogor

Sumber : Dinas Pertanian Kota Bogor (2011)

Lembaga pendidikan yang berperan dalam peningkatan sumberdaya

manusia baik dalam perbaikan sumberdaya manusia aparatur, pelaku usaha

pembudidaya ikan hias di Kota Bogor adalah Perguruan Tinggi, Dinas terkait, dan

lembaga-lembaga pemerintah pusat dibawah Kementrian Kelautan dan Perikanan.

Lingkungan Industri

Lingkungan industri adalah tingkatan dari lingkungan eksternal organisasi

yang menghasilkan komponen-komponen yang secara normal memiliki implikasi

yang relatif lebih spesifik dan langsung terhadap operasional perusahaan. Menurut

Porter (1992) persaingan suatu industri dapat dilihat sebagai kombinasi atas lima

kekuatan diantaranya persaingan antar perusahaan saingan, potensi masuknya

50

pesaing baru, potensi pengembangan produk-produk pengganti, daya tawar

pemasok, dan daya tawar konsumen.

Persaingan bagi suatu perusahaan tidak hanya dapat terjadi dengan

perusahaan sejenis lainnya. Persaingan dapat juga terjadi dengan para pemasok

bahan baku, pembeli, calon pesaing baru, pelaku usaha sejenis, serta produk

substitusi. Persaingan tersebut dapat menekan laba perusahaan.

Potensi Masuknya Pesaing Baru

Masuknya pendatang baru dalam industri dapat menunjukkan tingkat

persaingan yang dihadapi oleh suatu usaha dalam industri tersebut. Jika semakin

banyak pendatang baru yang memasuki wilayah industri maka akan terjadi

perebutan pangsa pasar yang ada. Sebaliknya dengan rendahnya ancaman

pendatang baru dapat mengindikasikan kesulitan untuk memasuki pasar cukup

tinggi. Sehingga besarnya ancaman masuk pendatang baru bergantung pada

hambatan yang ada untuk memasuki industri tersebut.

Beberapa kriteria sumber utama hambatan adalah skala ekonomi,

kurangnya pengalaman, kebutuhan modal, tingginya kesetiaan pelanggan dan

peraturan pemerintah. Usaha budidaya ikan hias air tawar dapat memulai

usahanya dengan skala kecil atau skala rumah tangga. Setiap pembudidaya dapat

melakukan kegiatan budidaya sesuai dengan kapasitas produksi yang dimiliki

tanpa harus mengikuti skala usaha pembenihan yang sudah ada. Secara legal

masalah regulasi tidak begitu berpengaruh terhadap pendatang baru yang ingin

memasuki bisnis ini karena pemerintah tidak membatasi atau menghambat

kemungkinan masuknya perusahaan ke dalam industri dengan peraturan-peraturan

tertentu. Modal yang dibutuhkan juga tidak terlalu besar karena usaha tersebut

sudah bisa dijalankan dengan hanya mempunyai beberapa akuarium saja apalagi

jika hanya ingin membesarkan ikan hias. Ruangan yang dipakai dalam budidaya

ikan hias tidaklah besar karena hanya menggunakan akuarium yang tersusun

dalam rak-rak akuarium.

Untuk pendatang baru dibutuhkan waktu lama untuk memperoleh

pelanggan dan konsumen bagi produk yang dihasilkannya. Faktor keunggulan

biaya adanya perusahaan yang muncul dengan keunggulan biaya yang lebih

rendah dapat menjadi ancaman bagi perusahaan. Akan tetapi bagi konsumen harga

yang murah belum tentu diminati karena sebelum membeli benih ikan hias

tentunya konsumen melihat dari kondisi ikan tersebut dan tingkat keseragaman

benih yang akan dibeli. Hambatan nyata yang akan dihadapi oleh pendatang baru

adalah pendatang baru yang ingin melakukan bisnis budidaya pembenihan

memerlukan keterampilan dalam budidaya. Untuk memperoleh keahlian atau

keterampilan dalam membudidayakan ikan hias maka pendatang baru dapat

mengikuti pelatihan. Kegiatan pelatihan ini tentunya menambah pengetahuan bagi

pendatang baru sebelum memulai usahanya. Apabila keterampilan tidak dimiliki

oleh pembudidaya maka akan berakibat saat proses budidaya, yaitu akan rentan

terhadap kematian benih karena masih kurangnya keterampilan yang dimiliki.

Peraturan pemerintah terhadap ikan hias, yaitu tentang masalah sertifikat

kepemilikan ikan hias dimana saat kondisi karantina akan diperiksa kesehatan

ikan tersebut.

51

Kekuatan Tawar Menawar Pemasok

Penawaran adalah banyaknya barang yang ditawarkan oleh penjual pada

suatu pasar tertentu, periode tertentu dan tingkat harga tertentu. Terdapat beberapa

faktor yang mempengaruhi produsen dalam menawarkan produknya pada suatu

pasar diantaranya adalah harga barang itu sendiri, harga barang lain, ongkos biaya

produksi, tujuan produksi dan teknologi yang diterapkan. Apabila beberapa faktor

yang mempengaruhi tingkat penawaran dianggap tetap selain harga barang itu

sendiri maka penawaran hanya ditentukan oleh harga. Pemasok merupakan pihak

yang menyediakan berbagai bahan baku kebutuhan perusahaan sehingga peran

pemasok sangat penting bagi perusahaan. Kemampuan pemasok dalam

menentukan harga dan kualitas pasokan bahan baku sangat dipengaruhi oleh daya

tawar pemasok. Semakin kuat daya tawar pemasok maka semakin besar

kemampuan pemasok untuk mengendalikan.

Kelompok Batara Mina Sejahtera memiliki beberapa pemasok yang berada

di sekitar. Pemasok tersebut terdiri dari bahan baku seperti pakan, cacing, obat-

obatan, plastik packing, oksigen, akuarium, rak akuarium, aerator, dan mesin air

yang keseluruhannya didapatkan dari toko-toko perikanan dan material. Jalinan

kerjasama antara perusahaan dengan pemasok hanya sebatas mitra kerja saja.

Jalinan kerjasama tersebut tidak terikat kontrak apapun, sehingga perusahaan

dapat melakukan pengambilan input kepada pemasok lainnya. Perusahaan dapat

berpindah kepada pemasok lain pada saat produk yang diperlukan oleh

perusahaan tidak tersedia baik dari segi kualitas maupun dari segi harga. Dengan

kondisi seperti itu dapat memberikan keuntungan serta kekuatan bagi perusahaan

dalam menentukan pemasok yang diinginkan.

Berdasarkan hasil wawancara untuk pemasok kebutuhan input produksi

seperti cacing sutera dan beku masih berada di daerah Kota Bogor sehingga masih

dapat memenuhi kebutuhan permintaan para pembudidaya ikan hias. Namun

pasokan cacing ini masih bergantung terhadap musim panas apabila musim

penghujan sangat sulit untuk didapatkan. Oleh karena itu, Kelompok Batara Mina

Sejahtera tidak mempunyai ketergantungan pada salah satu pemasok. Kelompok

Batara Mina Sejahtera dapat memilih toko mana saja yang memberikan harga

lebih rendah dengan kualitas baik. Hal ini menunjukkan bahwa daya tawar

pemasok pada Kelompok Batara Mina Sejahtera rendah.

Kekuatan Tawar Menawar Konsumen

Daya tawar konsumen mempengaruhi harga dan kualitas komoditi yang

diperjualbelikan. Konsumen Kelompok Batara Mina Sejahtera adalah pengumpul.

Kekuatan tawar-menawar konsumen ditetapkan oleh harga pasar. Akan tetapi

konsumen dalam hal ini tidak memperhatikan harga yang ditawarkan melainkan

dari kualitas benih. Konsumen lebih mengutamakan kualitas, kuantitas, dan

kesinambungan pada komoditas ikan hias. Kemampuan Kelompok Batara Mina

Sejahtera dalam memenuhi ketiga kriteria tersebut menyebabkan pengumpul akan

mempertahankan pembelian secara berkelanjutan. Hal ini berperan penting dalam

Kelompok Batara Mina Sejahtera karena pembelian ikan hias secara berkelanjutan

dan membeli dalam jumlah yang cukup besar.

Konsumen benih ikan hias untuk daerah Jabodetabek di dominasi oleh

pengumpul. Bagi konsumen mutu produk adalah yang paling penting terutama

untuk para penghobi ikan hias. Dengan begitu harga yang ditawarkan tidak akan

52

mengurangi minat penghobi ikan hias untuk menambah koleksi jenis ikan

hiasnya.

Peran eksportir dalam pemasaran sangat diperlukan karena keberhasilan

pasar ikan hias tidak hanya pasar lokal melainkan permintaan dari luar negeri.

Eksportir ikan hias yang ada di wilayah bogor dapat dilihat pada Tabel 16 berikut.

Tabel 16 Eksportir Ikan Hias di Wilayah Bogor

No Nama Eksportir

1 Agung Mitra Aquatica

2 Aquatic Indonesia

3 PT Dua Ikan Selaras

4 CV Maju Akuarium

Sumber : Kementrian Kelautan dan Perikanan (2011)

Ancaman Produk Substitusi (pengganti)

Jenis produk yang mempunyai kesamaan dalam fungsi dan jasa untuk

segmen pasar yang dituju dapat menekan volume penjualan. Faktor harga dan

kualitas akan menentukan produk pengganti tersebut. Persaingan akan bertambah

ketika harga produk pengganti relatif lebih murah dan biaya konsumen untuk

beralih ke produk pengganti pun rendah.

Produk pengganti merupakan produk berbeda yang mempunyai kesamaan

fungsi dengan produk yang dihasilkan perusahaan sehingga dapat menjadi

alternatif pemenuhan kebutuhan konsumen. Produk substitusi dari ikan hias

blackghost (Apteronotus albifrons), corydoras, discus¸ guppy, leophard

ctenopoma (Ctenopoma acutirostre) adalah jenis-jenis ikan hias lainnya yang

memberikan fungsi dan manfaat yang sama. Pada umumnya ikan hias berfungsi

sebagai hewan peliharaan di dalam akuarium yang menjadi hiburan bagi

pemiliknya.

Perbedaan ikan hias Kelompok Batara Mina Sejahtera dengan jenis ikan

hias lainnya adalah bentuk tubuh dan perilaku ikan hias. Produk-produk substitusi

ikan hias Kelompok Batara Mina Sejahtera dapat ditemukan di berbagai

pengumpul dan pembudidaya ikan hias yang berada di Kota Bogor. Jenis-jenis

ikan hias yang merupakan produk substitusi, misalnya Neon Tetra, Cardinal

Tetra, dan Red Nose. Walaupun demikian, ikan hias merupakan komoditi yang

sangat berhubungan dengan kesenangan, hobi dan selera subjektif konsumen.

Jenis ikan hias blackghost dan ctenopoma merupakan jenis ikan hias yang

harganya relatif murah dan perawatan relatif mudah sehingga banyak diminati

oleh penghobi ikan hias. Hal tersebut menunjukkan bahwa masing-masing ikan

hias cenderung memiliki peminatnya sendiri walaupun tidak menutup

kemungkinan konsumen akan beralih atau mengkombinasikan ikan hias yang

berbeda-beda jenis.

Pesaing Dalam Industri atau Perusahaan Sejenis

Menurut David (2009) persaingan antar perusahaan sejenis merupakan

persaingan di antara perusahaan yang memiliki kesamaan hasil produksi dan

konsumen atau berada di dalam industri yang sama. Pesaing bagi Kelompok

Batara Mina Sejahtera adalah pengumpul, pembudidaya dan petani ikan hias

lainnya yang menjual ikan hias.

53

Di Kota Bogor terdapat delapan kelompok pembudidaya ikan hias yang

membudidayakan jenis ikan hias tersebut. Kedelapan pembudidaya ikan hias

tersebut (Tabel 1) ada yang menerapkan sistem penjualan satu pintu dalam

pemasarannya. Sistem tersebut dianggap efektif dan efisien dalam memenuhi

keinginan konsumen dari kriteria kuantitas besar dan kesinambungan. Penerapan

sistem tersebut membuat pembudidaya ikan hias dapat mempunyai kuantitas

supply produk yang besar yang berasal dari gabungan supply para anggota dan

kesinambungan produk karena supply difokuskan pada satu pintu penjualan.

Kedua kriteria tersebut merupakan kriteria yang diinginkan oleh konsumen pada

pemasok ikan hias karena dapat membeli secara terus-menerus.

Selain pembudidaya ikan hias, pesaing Kelompok Batara Mina Sejahtera

adalah pengumpul ikan hias yang juga menyuplai ikan hias sejenis pada eksportir.

Pesaing Kelompok Batara Mina Sejahtera lainnya adalah pembudidaya ikan hias

sejenis. Para pembudidaya tersebut memasok ikan hias yang dibutuhkan para

pengumpul konsumen Kelompok Batara Mina Sejahtera dengan harga yang lebih

rendah dari Kelompok Batara Mina Sejahtera. Para pembudidaya tersebut

memiliki kuantitas produk yang sedikit dan tidak berkesinambungan, sedangkan

para pengumpul membutuhkan produk yang berkesinambungan dengan kuantitas

cukup banyak. Oleh karena itu, para pengumpul tetap membeli produk yang

dihasilkan oleh Kelompok Batara Mina Sejahtera.

Kondisi permintaan para supplier dan pengumpul untuk kebutuhan pasar

lokal biasanya dipenuhi dari para pembudidaya yang ada di Kota bogor. Dapat

dilihat dalam Tabel 17 berikut.

Tabel 17 Jumlah Permintaan Ikan Hias Air Tawar dari Kota Bogor Tahun 2011

No Pemasok Jumlah / per bulan (ekor)

1 Taufan Fish farm 224.573

2 Qolisaquaria 143.730

3 Pemasok Lainnya 311.261

Jumlah 679.564 Sumber : Dinas Pertanian Kota Bogor (2011)

Dilihat dari jumlah permintaan ikan hias air tawar di Kota Bogor

memnujukkan tren yang positif dimana pemasok tersebut merupakan pengumpul

yang akan memasarkan produk ikan hias ke pasar ekspor dan memudahkan para

petani pembudidaya untuk mensuplai benih ikan hias air tawar.

Identifikasi Faktor-Faktor Kekuatan dan Kelemahan Kelompok Tani

Berdasarkan identifikasi analisis lingkungan eksternal dan internal

Kelompok Batara Mina Sejahtera maka diperoleh faktor strategis internal yang

berupa kekuatan dan kelemahan. Adapun faktor-faktor strategis internal yang

menjadi kekuatan bagi Kelompok Batara Mina Sejahtera adalah sebagai berikut :

a. Letak kelompok tani yang strategis

Lokasi Kelompok Batara Mina Sejahtera termasuk ke dalam kategori

strategis karena lokasi kelompok tani tersebut dekat dengan jalan raya Bogor-

Jakarta sehingga mudah untuk dilalui akses transportasi atau jarak dari jalan raya

menuju lokasi kelompok tani tersebut hanya berjarak sekitar +200 meter. Hal

tersebut memberikan kemudahan para pelanggan untuk menjangkau lokasi

54

perusahaan. Karena lokasi tersebut memudahkan dalam mengirim atau menjual

ikan hias ke pengumpul yaitu taufan fish farm hal lain yang memudahkan, yaitu

saat pengumpul ingin mengambil pesanan ikan hias nya langsung ke Kelompok

Batara Mina Sejahtera.

b. Komunikasi antar pengurus dan anggota berjalan baik

Kelompok Batara Mina Sejahtera dalam memajukan usahanya perlu

adanya komunikasi sesama anggota dan pengurus. Aktivitas rutin yang biasanya

dilakukan oleh Kelompok Batara Mina Sejahtera antara lain rapat bulanan dimana

para anggota saling berbagi informasi mengenai usaha masing-masing anggota

dan saling memberikan pendapat atau solusi terhadap permasalahan yang dihadapi

dalam budidaya ikan hias. Dengan begitu komunikasi antara pengurus dan

anggota akan berjalan baik sehingga tidak ada jarak antara pengurus dan anggota

dalam berkomunikasi.

Sesama pengurus dan anggota juga saling membantu dalam memajukan

usahanya masing-masing. Para anggota juga memperhatikan kebutuhan benih dan

kondisi keuangan. Selain itu juga para anggota saling membantu untuk

meyukseskan program dari Kelompok Batara Mina Sejahtera yaitu usaha

pembenihan ikan hias.

c. Keikutsertaan pelatihan yang diikuti oleh anggota dan pengurus dalam

meningkatkan sumberdaya manusia

Keikutsertaan pelatihan bagi anggota dan pengurus akan membantu

peningkatan kualitas dan kuantitas kelompok tani tersebut. Untuk itu diharapkan

pengurus dan anggota Kelompok Batara Mina Sejahtera dapat menerapkan

pengetahuan dan keterampilan hasil pelatihan seperti pencatatan data keuangan

dan proses produksi. Adapun pelatihan dan seminar yang telah diikuti oleh

Kelompok Batara Mina Sejahtera antara lain sosialisasi kelembagaan UPR (Unit

Pembenihan Rakyat) oleh Dinas Agribisnis Kota Bogor pada tahun 2006,

pelatihan apresiasi peningkatan kapasitas kewirausahaan pembudidaya ikan air

tawar di Sukabumi pada tahun 2009, pelatihan pembudidaya ikan hias melalui

bimbingan teknis penyeragaman ukuran dan peningkatan mutu ikan hias di raiser

Cibinong pada tahun 2010, dan seminar sosialisasi pengendalian penyakit dalam

perikanan budidaya di Bandung pada tahun 2011.

Dengan mengikuti pelatihan-pelatihan dari dinas terkait tentunya

keterampilan para anggota tersebut dapat diaplikasikan secara langsung terhadap

usahannya dan dengan diadakannya pelatihan tersebut maka akan menjalin

hubungan baik pada pembudidaya ikan hias lainnya.

d. Kualitas produk ikan hias jenis blackghost dan ctenopoma yang baik

(keseragaman ukuran dan tidak cacat)

Benih ikan hias yang dibudidayakan oleh Kelompok Batara Mina

Sejahtera memiliki kualitas yang baik karena induk yang digunakan merupakan

induk yang berasal dari hasil budidaya kelompok tani tersebut. Kelompok Batara

Mina Sejahtera memelihara induk dari mulai benih sampai menjadi induk yang

siap untuk dipijah hal ini dikarenakan induk tersebut tidak terkontaminasi

lingkungan dari luar yang akan rentan terhadap penyakit sehingga akan

mengurangi daya tahan tubuh ikan.

Standar dari kualitas produk ikan hias dilihat dari kondisi fisik ikan yaitu

dilihat dari keseragaman ukuran, warna cerah dan gerakan nya lincah. Namun

salah satu hal yang terpenting yaitu pada saat packing atau pengemasan karena

55

apabila oksigen yang ada di dalam plastik berkurang atau plastik packing itu

bocor maka akan mengakibatkan kematian.

e. Efisiensi saluran distribusi pemasaran

Saluran distribusi pemasaran terkait dengan produk, tempat, harga, dan

promosi. Ikan hias pada Kelompok Batara Mina Sejahtera umumnya dijual

kepada pengumpul ikan hias. Produk yang dipasarkan oleh Kelompok Batara

Mina Sejahtera adalah ikan hias blackghost (Apteronotus albifrons), corydoras,

discus¸ guppy, leophard ctenopoma (Ctenopoma acutirostre). Masing-masing

jenis ikan hias memiliki variasi ukuran dan harga yang berbeda. Kelompok

Batara Mina Sejahtera sebagian besar juga ada yang dipasarkan ke toko-toko ikan

hias yang ada di Kota Bogor dan pedagang-pedagang pengecer di Pasar Parung

dengan sistem penjualan cash.

Dalam mengefisienkan distribusi pemasaran produk ikan hias Kelompok

Batara Mina Sejahtera dengan cara menjual langsung ke pengumpul karena

memiliki kepastian dalam pembelian secara berkesinambungan. Hal ini tentunya

memdudahkan dalam memasarkan produk

f. Ketersediaan input-input produksi

Dilihat dari ketersediaan input-input produksi Kelompok Batara Mina

Sejahtera dekat dengan pengumpul yang juga menyediakan berbagai macam input

produksi dan mudah untuk dilalui akses transportasi. Jarak dari Kelompok Batara

Mina Sejahtera menuju lokasi tersebut cukup dekat. Hal tersebut memberikan

kemudahan para anggota maupun pengurus untuk memenuhi kebutuhan input

produksi tersebut.

g. Pengaruh teknologi budidaya dalam perkembangan usaha

Teknologi yang digunakan dalam usaha budidaya ikan hias masih sangat

sederhana yang dilakukan hanya untuk kalangan anggota. Dalam kegiatan

budidaya yang dilakukan, yaitu berupa sistem resirkulasi dimana sistem tersebut

dapat memudahkan dalam mengontrol kualitas air sehingga akan mencegah

penyakit yang menyerang ke ikan hias yang dibudidayakan.

Namun tentunya diharapkan kontribusi dari pengurus dan anggota sangat

dibutuhkan agar dapat menjadi bahan studi lapang bagi pihak-pihak yang

membutuhkan informasi mengenai budidaya ikan hias.

h. Prestasi kelompok

Kelompok Batara Mina Sejahtera merupakan kelompok pembudidaya ikan

hias yang berhasil meraih penghargaan Adibakti Mina Bahari pada tahun 2011

dari Menteri Kelautan dan Perikanan sebagai Juara 1 Bidang Perikanan Budidaya

kategori kelompok pembudidaya ikan hias yang merupakan penghargaan tingkat

nasional.

Hal ini akan berpengaruh kepada konsumen karena mereka akan berpikir

bahwa dengan adanya prestasi kelompok tersebut tentunnya akan berdampak pada

tingkat kepercayaan konsumen itu sendiri.

i. Berorientasi terhadap profit

Kebanyakan pelaku usaha ikan hias di Indonesia berawal dari hobi yang

tidak berorientasi terhadap profit namun seiring dengan perkembangannya dari

tahun ke tahun ternyata para pehobi ikan hias semakin bertambah. Kondisi ini

yang dapat membuat para penghobi beralih profesi menjadi pembudidaya ikan

hias.

56

Hal ini akan merubah persepsi para pelaku usaha yang fokus terhadap

budidaya ikan hias terlebih dengan keuntungan yang sangat besar sehingga

banyak masyarakat yang ingin berbisnis di budidaya ikan hias

Sedangkan faktor-faktor strategis internal yang menjadi kelemahan bagi

Kelompok Batara Mina Sejahtera adalah sebagai berikut :

j. Pencatatan data produksi masih belum rapih

Pencatatan data produksi pada Kelompok Batara Mina Sejahtera sudah ada

sejak penilaian lomba tahun 2011. Akan tetapi pencatatan yang saat itu banyak

dibantu oleh petugas Dinas Pertanian Kota Bogor namun tidak dilanjutkan oleh

pengurus dan anggota. Pencatatan produksi yang sudah ada belum meliputi

jumlah keseluruhan produksi dari masing-masing anggota kelompok.

k. Penetapan harga ditentukan oleh pengumpul

Penetapan harga yang diperoleh oleh Kelompok Batara Mina Sejahtera

sangatlah rendah karena posisi tawar kelompok tani ini bergantung kepada

pengumpul yang langsung membeli ikan hias tersebut dalam jumlah besar. Karena

pada umumnya pengumpul akan menjual kembali ke eksportir ikan hias. Hal ini

dilakukan oleh pengumpul karena nantinya ikan hias tersebut dijual kembali ke

eksportir dengan harganya yang lebih tinggi.

l. Promosi yang dilakukan masih belum optimal

Promosi yang dilakukan oleh Kelompok Batara Mina Sejahtera masih

tergolong sederhana yaitu dari mulut ke mulut (word of mouth). Promosi tersebut

akan menyulitkan dalam memasarkan produk yang dihasilkan. Walaupun

demikian, di tahun 2011 Kelompok Batara Mina Sejahtera pernah mengikuti

pameran ikan hias di Depo Pemasaran Ikan Hias dan di raiser ikan hias Cibinong,

akan tetapi pameran ikan hias ini dilakukan sebanyak 2 tahun sekali sehingga hal

ini menyulitkan dalam mengenalkan jenis ikan hias ke masyarakat luas.

m. Masih kurangnya sistem pengawasan produksi

Pengawasan yang telah dilakukan selama ini disetiap kegiatan tersebut

dianggap masih kurang. Hal tersebut dikarenakan proses pengawasan hanya

dilakukan oleh seorang ketua kelompok yang memiliki lebih dari satu tanggung

jawab dan wewenang tugas perusahaan (bersifat rangkap). Selaku ketua

kelompok, beliau juga memiliki tanggung jawab terhadap, budidaya ikan hias

yang dikelolanya. Sehingga ketua kelompok memiliki peranan dalam melakukan

evaluasi kriteria ikan hias yang dijual ke pasaran.

n. Keterbatasan modal

Sumber modal Kelompok Batara Mina Sejahtera utamanya adalah modal

dari perorangan atau masing-masing anggota. Selain itu, dana bantuan yang

diterima Kelompok Batara Mina Sejahtera pada tahun 2009 sebesar 65 juta rupiah

dipakai untuk pemanfaatan operasional, sarana, dan prasarana. Dengan

keterbatasan modal ini menjadi kendala dalam pengembangan usaha budidaya

ikan hias.

o. Pencatatan data keuangan masih belum rapih

Pencatatan data keuangan pada Kelompok Batara Mina Sejahtera sudah

ada sejak penilaian lomba tahun 2011. Akan tetapi pencatatan yang saat itu

banyak dibantu oleh petugas Dinas Pertanian Kota Bogor namun, tidak

dilanjutkan oleh pengurus dan anggota. Pencatatan keuangan yang sudah ada

belum meliputi pengeluaran dan pemasukkan masing-masing anggota kelompok.

57

Identifikasi Faktor-Faktor Peluang dan Ancaman Kelompok Tani

Berdasarkan identifikasi analisis lingkungan eksternal dan internal

Kelompok Batara Mina Sejahtera maka diperoleh faktor strategis eksternal yang

berupa Peluang dan Ancaman. Adapun faktor-faktor strategis eksternal yang

menjadi peluang bagi Kelompok Batara Mina Sejahtera adalah sebagai berikut :

a. Peningkatan nilai ekspor ikan hias air tawar sebesar 3,55 persen per

tahun pada periode tahun 2008-2011

Nilai ekspor ikan hias air tawar Indonesia meningkat sebesar 3,55 persen

per tahun pada periode tahun 2008-2011. Hal tersebut tidak terlepas dari

peningkatan nilai impor ikan hias air tawar dunia dan perdagangan ikan hias

dunia. Peningkatan ini menunjukkan bahwa permintaan ikan hias air tawar

meningkat di tingkat eksportir-eksportir ikan hias baik yang sudah maupun yang

belum menjadi pelanggan Kelompok Batara Mina Sejahtera.

Tentunya hal ini menjadi peluang agar pembudidaya ikan hias

memproduksi dengan jumlah banyak sehingga nantinya akan memenuhi

permintaan itu sendiri.

b. Potensi lingkungan Kelurahan Ciluar

Lingkungan Kelurahan Ciluar mempunyai kecocokan dengan habitat

hidup ikan hias yang membutuhkan pH asam, suhu ruangan mendekati suhu

kamar, dan kesadahan air rendah. Hal ini dibuktikan dengan berhasilnya budidaya

blackghost (Apteronotus albifrons), corydoras, discus¸ guppy, leophard

ctenopoma (Ctenopoma acutirostre) oleh Kelompok Batara Mina Sejahtera.

Faktanya memang di lingkungan sekitar terdapat beberapa pabrik yang

tentunya membuang limbah nya secara sembarangan ke sungai. Namun dalam

budidaya ikan hias tentunya tidak berpengaruh terhadap proses produksi karena

sumber air berasal dari pompa atau sumur yang selanjutnya di endapkan pada

tandon untuk menetralkan air dari kotoran-kotoran yang ada.

c. Kebijakan pemerintah program PUMP PB dan adanya Raiser

Adanya program PUMP PB di Kota Bogor yang memberikan bantuan

modal usaha bagi para pembudidaya ikan hias. Penyaluran bantuan sebesar 65 juta

ini diberikan tunai oleh Dinas Pertanian Kota Bogor kepada kelompok

pembudidaya ikan hias sehingga Kelompok Batara Mina Sejahtera berpeluang

mendapatkan bantuan tersebut. Selain itu, dengan adanya Raiser akan

memudahkan mendapatkan informasi baik pemasaran ikan hias maupun

meningkatkan motivasi pelaku bisnis dalam mengembangkan usaha budidaya ikan

hias.

d. Perkembangan teknologi dan informasi

Perkembangan teknologi dan informasi memudahkan bagi saat pemesanan

ikan hias baik dari pengumpul tanpa harus berpindah lokasi. Teknologi juga

memiliki dampak dalam memudahkan pembayaran seperti contohnya pembayaran

dapat dilakukan melalui transfer atau melalui bank, sedangkan teknologi

informasi lainnya seperti laptop dimanfaatkan untuk pencatatan administrasi.

Selain itu perkembangan teknologi budidaya dalam hal pencegahan penyakit

Kelompok Batara Mina Sejahtera sudah dilakukan namun terkendala terhadap

pemberian dosis obat yang tepat.

58

e. Loyalitas pembeli

Konsumen Kelompok Batara Mina Sejahtera adalah pengumpul seperti

Taufan Fish Farm. Pembelian dilakukan secara berkelanjutan produk ikan hias

dari Kelompok Batara Mina Sejahtera sampai saat ini. Hal ini diperlukan agar

konsumen tidak beralih ke petani ikan hias lainnya untuk itu menjaga kualitas

benih ikan hias yang baik dan terjaga tentunya menjadi tolak ukur sehingga

konsumen akan senantiasa membeli ikan hias.

f. Ikan hias jenis blackghost dan ctenopoma diminati pasar lokal dan ekspor

Selain blackghost dan ctenopoma yang diminati oleh pasar ekspor baik di

pasar lokal seperti pasar ikan hias di jakarta dan di Parung, jenis-jenis ikan hias

lainnya seperti corydoras, discus¸ dan guppy juga banyak diminati. Konsumen

benih ikan hias untuk daerah Jabodetabek di dominasi oleh pengumpul. Bagi

konsumen mutu produk adalah yang paling penting terutama untuk para penghobi

ikan hias. Dengan begitu jenis ikan hias tersebut tidak akan mengurangi minat

penghobi ikan hias untuk menambah koleksi jenis ikan hiasnya.

g. Pameran ikan hias tahunan

Pameran ikan hias tahunan yang pernah diikuti oleh Kelompok Batara

Mina Sejahtera oleh Dinas Pertanian Kota Bogor, yaitu kontes ikan hias yang

berlokasi di Depo Pemasaran Ikan Hias Bina Marga yang bekerjasama dengan

Kementerian Kelautan dan Perikanan. Selain itu pameran ikan hias yang

diselenggarakan oleh Kementrian Kelautan dan Perikanan (Raiser) Ikan Hias

Cibinong.

Dampak yang dirasakan bagi pembudidaya ikan hias, yaitu dapat

mengenalkan jenis ikan hias yang di budidayakan baik yang sudah ada atau

dikenal di masyarakat maupun jenis ikan hias yang belum dikenal oleh

masyarakat atau penghobi. Hal lain dari adanya pameran ikan hias sebagai media

promosi yang akan membantu nantinya dalam pemasaran ikan hias.

Sedangkan faktor-faktor strategis eksternal yang menjadi ancaman bagi

Kelompok Batara Mina Sejahtera adalah sebagai berikut :

h. Harga input produksi meningkat

Harga input-input produksi yang fluktuatif menyebabkan kenaikan harga

input-input produksi seperti harga pakan ikan dan obat-obatan sehingga akan

berpengaruh terhadap harga ikan hias di pasaran. Hal ini diantisipasi dengan

pemberian pakan yang efektif sehingga dapat menekan biaya operasional

budidaya ikan hias.

Hal ini merupakan ancaman karena dengan input produksi yang meningkat

akan menyebabkan keuntungan yang di dapat oleh pembudidaya juga semakin

sedikit.

i. Permintaan ikan hias di pasar ekspor menurun saat musim panas

Pada saat musim panas di negara-negara tujuan ekspor ikan hias terutama

negara-negara di Eropa dan Amerika, permintaan ikan hias menurun karena

masyarakat di sana cenderung lebih memilih berlibur ke ruangan terbuka. Hal

tersebut berdampak pada penurunan permintaan ekspor ikan hias termasuk ikan

hias Kelompok Batara Mina Sejahtera berkisar antara 25 persen sampai 50 persen.

j. Ancaman pendatang baru

Masuknya pendatang baru dalam industri dapat menunjukkan tingkat

persaingan yang dihadapi oleh suatu usaha dalam industri tersebut. Jika semakin

banyak pendatang baru yang memasuki wilayah industri maka akan terjadi

59

perebutan pangsa pasar yang ada. Sebaliknya dengan rendahnya ancaman

pendatang baru dapat mengindikasikan kesulitan untuk memasuki pasar cukup

tinggi. Sehingga besarnya ancaman masuk pendatang baru bergantung pada

hambatan yang ada untuk memasuki industri tersebut.

Untuk pendatang baru dibutuhkan waktu lama untuk memperoleh

pelanggan dan konsumen bagi produk yang dihasilkannya. Faktor keunggulan

biaya adanya perusahaan yang muncul dengan keunggulan biaya yang lebih

rendah dapat menjadi ancaman bagi perusahaan. Akan tetapi bagi konsumen harga

yang murah belum tentu diminati karena sebelum membeli benih ikan hias

tentunya konsumen melihat dari kondisi ikan tersebut dan tingkat keseragaman

benih yang akan dibeli.

Usaha budidaya ikan hias dapat dilakukan dalam skala usaha kecil,

sehingga dapat menjadi peluang bagi para pendatang baru. Hal tersebut tentunya

dapat menjadi ancaman bagi Kelompok Batara Mina Sejahtera.

k. Penerapan sistem penjualan pembudidaya ikan hias yang terpusat oleh

ketua kelompok

Kelompok Pembudidaya ikan hias yang membudidayakan ikan hias

sejenis di Kota Bogor banyak yang menerapkan sistem penjualan satu pintu Mulai

diterapkannya sistem tersebut menyebabkan para Kelompok Pembudidaya

mampu menghasilkan produk berkuantitas besar dan berkesinambungan sehingga

memudahkan dalam memasarkan produknya langsung pada eksportir. Hal

tersebut menyebabkan tingkat persaingan antar pokdakan semakin meningkat.

FORMULASI STRATEGI

Tahap Masukan (The Input Stage)

Pada Tahap masukan, data yang dikumpulkan dianalisis, kemudian

dibedakan menjadi faktor internal dan eksternal. Faktor-faktor yang didapatkan

dari analisis lingkungan internal kemudian dijabarkan dalam matriks IFE (Internal

Factor Evaluation). Sedangkan faktor-faktor yang didapatkan dari analisis

lingkungan eksternal dijabarkan kedalam matriks IFE (External Factor

Evaluation).

Analisis Matriks IFE (Internal Factor Evaluation)

Matriks IFE disusun setelah dilakukan identifikasi terhadap faktor internal

yang meliputi kekuatan dan kelemahan yang dimiliki Kelompok Batara Mina

Sejahtera dalam menjalankan kegiatan bisnisnya. Identifikasi faktor-faktor kunci

internal diperoleh melalui wawancara dengan pihak manajemen dan data-data

internal perusahaan. Setelah faktor-faktor kunci internal diperoleh, selanjutnya

dilakukan pembobotan dan peratingan terhadap faktor-faktor tersebut.

Pembobotan dilakukan dengan metode paired comparation, yaitu pembobotan

dengan cara membandingkan setiap faktor kunci untuk mengetahui tingkat

kepentingan dari faktor-faktor tersebut bagi perusahaan. Sedangkan peratingan

dilakukan untuk mengetahui apakah faktor-faktor tersebut merupakan kekuatan

besar atau kecil serta kelemahan besar atau kecil.

60

Skor yang diperoleh dari matriks IFE menunjukkan kemampuan

perusahaan dalam memanfatkan kekuatan yang dimiliki untuk mengatasi

kelemahan yang ada. Bobot dan rating dari masing-masing faktor internal

ditentukan oleh dua responden yaitu Pemimpin Kelompok Batara Mina Sejahtera

(Bapak Robert), dan koordinator Iptek (Bapak Arifin). Untuk lebih jelasnya dapat

dilihat pada Lampiran 1, sedangkan perhitungannya terdapat pada Lampiran 2.

Berikut ini merupakan hasil analisis matriks IFE pada BMS yang dapat dilihat

pada Tabel 18 berikut.

Tabel 18 Analisis Matriks IFE (Internal Factor Evaluation) BMS

No Faktor Strategis Internal Bobot Rating Skor

Kekuatan A Letak kelompok tani yang Strategis 0,077 2,50 0,192

B Komunikasi antar pengurus dan anggota berjalan baik 0,078 3,50 0,273

C Keikutsertaan pelatihan yang diikuti oleh anggota dan

pengurus dalam meningkatkan sumberdaya manusia 0,070 3,00 0,210

D Kualitas produk ikan hias jenis blackghost dan

ctenopma yang baik dalam keseragaman ukuran dan

tidak cacat

0,088 4,00 0,354

E Efisiensi saluran distribusi pemasaran 0,070 2,50 0,175

F Ketersediaan input-input produksi 0,070 3,00 0,210

G Pengaruh teknologi budidaya dalam perkembangan

usaha 0,073 3,50 0,254

H Prestasi kelompok 0,054 2,00 0,108

I Berorientasi terhadap profit 0,054 3,00 0,163

Kelemahan

J Pencatatan data produksi masih belum rapih 0,062 2,00 0,124

K Penetapan harga ditentukan oleh pengumpul 0,054 2,50 0,135

L Promosi yang dilakukan masih belum optimal 0,065 2,00 0,129

M Masih kurangnya sistem pengawasan produksi 0,066 2,00 0,132

N Keterbatasan modal 0,065 2,50 0,162

O Pencatatan data keuangan masih belum rapih 0,054 2,00 0,108

Total IFE 2,730

Dari hasil perhitungan matriks IFE yang dapat dilihat pada Tabel 16,

diketahui bahwa kualitas produk yang baik adalah faktor strategis yang

merupakan kekuatan terbesar dan paling berpengaruh bagi Kelompok Batara Mina

Sejahtera dengan nilai skor sebesar 0,354. Hal ini menunjukkan mutu produk

yang dihasilkan dan dijual oleh Kelompok Batara Mina Sejahtera merupakan

benih yang berkualitas. Tingginya kualitas benih ikan hias yang dihasilkan

Kelompok Batara Mina Sejahtera dikarenakan adanya penggunaan teknologi

pencegahan penyakit yang telah diterapkan dalam membuat benih ikan hias.

Penggunaan teknologi pencegahan penyakit yang menjadikan produk yang

dihasilkannya tidak mudah terkontaminasi oleh zat atau bahan-bahan yang

nantinya menghambat pertumbuhan ikan itu sendiri. Disamping itu, teknologi

pencegahan penyakit yang digunakan pada proses penyortiran akan menghasilkan

benih ikan yang rata secara ukuran dan bobotnya yang umumnya lebih disukai

dipasaran. Kekuatan lain yang dimiliki oleh perusahaan adalah komunikasi antar

pengurus dan anggota berjalan baik nilai skor yang mencapai 0,273. Bentuk

komunikasi tersebut seperti rapat bulanan yang rutin dijalankan untuk

mengevaluasi kegiatan yang dilaksanakan tiap anggota dan saling tukar pendapat

apabila terjadi kendala di dalam proses budidaya. Hal tersebut membuat

61

komunikasi yang terjalin baik pengurus dan anggota pada Kelompok Batara Mina

Sejahtera dapat berjalan secara kesinambungan.

Kelemahan utama yang dimiliki oleh kelompok Batara Mina Sejahtera

adalah sumber modal atau keterbatasan modal dengan nilai skor sebesar 0,162.

Kondisi tersebut membuat modal anggota Kelompok Batara Mina Sejahtera tidak

dapat leluasa melakukan perubahan yang membutuhkan modal dalam rangka

mempertahankan maupun mengembangkan usahanya. Kelemahan lain yang

dimiliki perusahaan adalah penetapan harga yang ditentukan oleh pengumpul

dengan nilai skor sebesar 0,135. Penetapan harga yang diperoleh oleh Kelompok

Batara Mina Sejahtera sangatlah rendah karena posisi tawar kelompok tani ini

bergantung kepada pengumpul yang langsung membeli ikan hias tersebut dalam

jumlah besar. Sehingga Kelompok Batara Mina Sejahtera tidak dapat menentukan

harga melainkan menerima harga dari pengumpul (price taker). Berdasarkan hasil

perhitungan melalui matriks IFE diperoleh total skor sebesar 2,730. Hal ini

menunjukkan bahwa kemampuan perusahaan untuk mengatasi kelemahan dengan

mengunakan kekuatannya tidak terlalu kuat dan tidak terlalu lemah.

Analisis Matriks EFE (External Factor Evaluation)

Penyusunan matriks EFE hampir sama dengan langkah penyusunan

matriks IFE. Perbedaannya pada faktor strategis yang dimasukkan pada matriks

EFE, yaitu faktor kunci peluang (opportunities) dan ancaman (threaths) yang

berpengaruh terhadap usaha pembibitan ikan hias yang dilakukan oleh Kelompok

Batara Mina Sejahtera. Faktor-faktor strategis eksternal diperoleh dari hasil

wawancara dan pengisian kuisioner oleh responden.

Setelah menentukan faktor-faktor strategis eksternal dilakukan

pembobotan dengan menggunakan matriks pasangan berganda (paired

comparation) untuk mendapatkan bobot dari masing-masing variabel eksternal.

Nilai pembobotan yang digunakan pada matriks EFE merupakan rata-rata dari tiga

responden yang terpilih, yaitu Dinas Pertanian Kota Bogor, Kementerian Kelautan

dan Perikanan (Raiser), dan Taufan Fish Farm. Pemberian peringkat (rating)

dilakukan oleh responden yang sama dan merupakan nilai rata-rata dari tiga

responden. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Lampiran 1, sedangkan

perhitungannya terdapat pada Lampiran 3 Berikut ini merupakan hasil analisis

matriks IFE pada Kelompok Batara Mina Sejahtera dapat dilihat pada Tabel 19

berikut.

62

Tabel 19 Analisis Matriks EFE (External Factor Evaluation) BMS

No Faktor Startegis Eksternal Bobot Rating Skor

Peluang

A Peningkatan nilai ekspor ikan hias air tawar sebesar

3,55 persen per tahun pada periode tahun 2008-2011 0,09 3,33 0,294

B Potensi lingkungan Kelurahan Ciluar 0,10 3,00 0,301

C Kebijakan pemerintah program PUMP PB dan adanya

Raiser 0,08 2,67 0,217

D Perkembangan sistem teknologi dan informasi 0,10 2,67 0,259

E Loyalitas pembeli 0,12 3,33 0,400

F Ikan hias jenis blackghost dan ctenopoma diminati

pasar lokal dan ekspor 0,07 3,33 0,235

G Pameran ikan hias tahunan 0,10 3,00 0,302

Ancaman

H Harga input produksi meningkat 0,08 2,33 0,222

I Permintaan ikan hias di pasar ekspor menurun saat

musim panas 0,08 2,33

0,214

J Ancaman pendatang baru 0,10 3,33 0,318

K Penerapan sistem penjualan pembudidaya ikan hias

yang terpusat oleh ketua kelompok 0,09 3,67 0,337

Total EFE 3,098

Berdasarkan Tabel 17 diketahui bahwa peluang utama yang dapat

dimanfaatkan oleh perusahaan adalah loyalitas pembeli dengan nilai skor 0,400.

Loyalitas pembeli yang setia akan mempengaruhi pembelian yang secara kontinyu

dan semakin meningkat. Hal ini merupakan indikasi yang baik dalam upaya

pencapaian visi dan misi perusahaan dalam melakukan pengembangan usahanya.

Peluang lain yang dapat dimanfaatkan oleh perusahaan adalah potensi lingkungan

Kelurahan Ciluar dengan nilai skor sebesar 0,301 serta perkembangan teknologi

dengan nilai skor sebesar 0,259.

Ancaman utama yang dihadapi oleh perusahaan adalah penerapan sistem

penjualan pembudidaya ikan hias yang terpusat oleh ketua kelompok dengan nilai

skor sebesar 0,337. Penerapan sistem tersebut mempengaruhi kesinambungan dan

kuantitas produk yang besar serta banyaknya pelaku usaha yang dulunya hanya

melakukan budidaya sekarang juga bertindak sebagai penyedia benih ikan hias

mengindikasikan persaingan dalam industri sejenis semakin ketat dalam menarik

perhatian konsumen. Ancaman lain yang dihadapi perusahaan adalah ancaman

pendatang baru dengan nilai skor sebesar 0,318.

Berdasarkan hasil perhitungan melalui matriks EFE diperoleh total skor

sebesar 3,098. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan perusahaan untuk

mengatasi ancaman yang harus dihadapi dengan memanfaaatkan peluang yang

ada sudah baik.

Tahap Pencocokan (The Matching Stage)

Tahap pencocokan merupakan tahapan kedua dalam perumusan strategi

dan berfungsi untuk memadukan kekuatan dan kelemahan yang terdapat pada

perusahaan dengan peluang dan ancaman dari lingkungan eksternal. Pada tahap

pencocokan (The Matching Stage) dilakukan penyusunan matrik IE dan matriks

SWOT untuk memperoleh beberapa pilihan alternatif strategi. Total skor pada

matriks IFE dan EFE dipetakan kedalam matriks IE untuk melihat posisi

63

Kelompok Batara Mina Sejahtera berdasarkan tiga kelompok strategi, yaitu

strategi tumbuh dan bina (growth and build), pertahankan dan pelihara (hold and

maintain), serta panen atau divestasi (harvest or divest). Analisis SWOT

dilakukan pada tahap yang sama. Matriks SWOT diperoleh dengan memetakan

faktor-faktor kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman. Faktor-faktor tersebut

diperoleh dari hasil analisis lingkungan internal dan eksternal. Beberapa alternaltif

strategi yang diperoleh dari analisis SWOT dapat menjadi pertimbangan bagi

perusahaan dalam menyusun strategi.

Analisis Matrisk IE (Internal-External)

Matriks IE memposisikan suatu organisasi dalam tampilan sembilan sel.

Matriks IE didasarkan pada dua dimensi kunci yaitu skor total bobot IFE pada

sumbu x dan skor total bobot EFE pada sumbu y. Total skor bobot IFE Kelompok

Batara Mina Sejahtera sebesar 2,730 yang menggambarkan bahwa usaha

Kelompok Batara Mina Sejahtera berada pada kondisi internal sedang atau rata-

rata dan nilai total skor untuk matrik EFE sebesar 3,098 yang menunjukkan

bahwa usaha ikan hias Kelompok Batara Mina Sejahtera berada pada kondisi

eksternal yang tinggi. Hasil skor tersebut menunjukkan posisi perusahaan pada

matriks IE. Adapun matriks IE untuk Kelompok Batara Mina Sejahtera

ditunjukkan pada Gambar 9. Gambar tersebut menunjukkan bahwa posisi

Kelompok Batara Mina Sejahtera berada pada kuadran II yaitu memiliki

kemampuan internal yang sedang dan eksternal yang kuat. Perusahaan yang

masuk dalam kuadran ini sebaiknya dikelola dengan strategi grow and build.

Strategi yang umum digunakan dalam kuadran ini adalah strategi intensif, seperti

pengembangan produk (product development), pengembangan pasar (market

development) dan penetrasi pasar (market penetration).

Gambar 9 Matriks IE Kelompok Batara Mina Sejahtera

Pengembangan produk yaitu strategi pertumbuhan dimana sebuah bisnis

bertujuan untuk memperkenalkan produk baru ke pasar yang ada. Strategi ini

Skor IFE

Kuat Rata-rata Lemah

(3,0-4,0) (2,0-2,99) (1,0-1,99)

4,0

Tinggi

(3,00- 4,00)

Skor 3,0

EFE Menengah

(2,00-2,99)

2,0

Rendah

(1,00-1,99)

1,0

I II III

IV V VI

VII VIII IX

64

memerlukan pengembangan kompetensi baru dan membutuhkan usaha untuk

mengembangkan produk yang dapat diterima di pasar yang ada. Pengembangan

produk dilakukan saat perusahaan produk yang sudah ada saat ini berada dalam

tahap kematangan dalam siklus hidup produk. Perusahaan berusaha untuk menarik

konsumen yang sebelumnya sudah merasa puas dengan produk sebelumnya untuk

mencoba produk baru. Strategi ini mengupayakan peningkatan penjualan dengan

membuat atau memasarkan produk kepada pelanggan yang sudah ada dengan cara

melakukan inovasi produk atau pengenalan baru dimana dengan perkembangan

teknologi industri yang berkembang pesat untuk itu yang dilakukan oleh

Kelompok Batara Mina Sejahtera mencoba mengembangkan jenis-jenis ikan hias

air tawar yang terbaru seperti jenis ikan hias tetra.

Untuk penetrasi pasar adalah strategi dalam meningkatkan pangsa pasar

untuk produk melalui upaya-upaya pemasaran. Penetrasi pasar dapat meliputi

penambahan jumlah tenaga penjualan, peningkatan pengeluaran untuk iklan,

maupun penawaran produk-produk melalui promosi penjualan. Penetrasi pasar

dapat menjadi sebuah strategi yang sangat efektif ketika pasar belum jenuh

dengan produk atau jasa tertentu dan ketika tingkat pemakaian konsumen saat ini

dapat ditingkatkan secara signifikan. Dengan mengikuti pameran ikan hias secara

tidak langsung dapat memperkenalkan atau mempromosikan ke masyarakat.

Sementara pengembangan pasar yaitu memperkenalkan produk atau jasa

yang telah ada ke wilayah geografi baru. Kelompok Batara Mina Sejahtera dapat

memulai strategi tumbuh dan berkembang dengan terus meningkatkan jumlah

produksinya. Permintaan benih ikan hias air tawar jenis blackghost dan

ctenopoma sangat diminati oleh pasar lokal dan ekspor. Upaya pengembangan

pasar dapat dilakukan dengan meningkatkan jumlah produksi benih di Kelompok

Batara Mina Sejahtera. Saluran distribusi pemasaran yang efisien akan

memudahkan anggota memasarkan produk benih ikan hias kepada pengumpul.

Analisis Matriks SWOT (Strength-Weakness-Opportunitiy-Threat)

Analisis matriks SWOT menggunakan data yang telah diperoleh dari

matriks IFE dan EFE, yakni kekuatan (strengths), kelemahan (weaknesses),

peluang (opportunities) dan ancaman (threats) yang kemudian dirumuskan

menjadi alternatif strategi perusahaan. Berdasarkan analisis matriks SWOT

(Lampiran 6) maka alternatif strategi yang mungkin dijalankan oleh Kelompok

Batara Mina Sejahtera untuk mengembangkan usahanya adalah :

1. STRATEGI S-O

Strategi S-O merupakan strategi yang menggunakan kekuatan internal

perusahaan untuk memanfaatkan peluang eksternal. Beberapa alternatif strategi

S-O yang dapat dipertimbangkan oleh Kelompok BMS diantaranya :

1. Meningkatkatkan kapasitas produksi jenis ikan hias blackghost dan

ctenopoma

Permintaan akan benih ikan hias yang belum dapat dipenuhi baik pasar

lokal maupun ekspor merupakan peluang yang dapat dimanfaatkan oleh

Kelompok Batara Mina Sejahtera. Dalam menjalankan kegiatan bisnisnya sebagai

penyedia benih ikan hias, Kelompok Batara Mina Sejahtera selalu menjaga serta

berusaha untuk lebih meningkat benih ikan hias yang dihasilkannya. Strategi ini

bertujuan menambah kemampuan Kelompok Batara Mina Sejahtera dalam

65

menghasilkan produk lebih banyak sehingga dapat memasok ke konsumen yang

menjadi pelanggan dengan meningkatnya ekspor ikan hias jenis air tawar dan

diminatinya ikan hias jenis blackghost dan ctenopoma.

Keterampilan para pembudidaya ikan hias air tawar masih perlu

ditingkatkan sehingga dukungan pemerintah dalam meningkatkan sumberdaya

manusia dengan mengadakan pelatihan dari pemerintah. Untuk itu Kelompok

Batara Mina Sejahtera mengikuti keikusertaan pengurus dan anggota dalam

seminar dan training dari Kemeterian Kelautan dan Perikanan maupun dari Dinas

Pertanian Kota Bogor untuk meningkatkan pengetahuan serta keterampilan

pengurus dan anggota sehingga dapat meningkatkan performa kelompok secara

keseluruhan.

Loyalitas pembeli yang tinggi juga akan mengakibatkan pembelian

pelanggan semakin meningkat sehingga peluang dalam memasok dengan jumlah

besar karena pelanggan lebih mengutamakan produk dari Kelompok Batara Mina

Sejahtera. Strategi ini juga memanfaatkan kemampuan Kelompok Batara Mina

Sejahtera dalam menghasilkan produk kualitas yang baik dilihat dari keseragaman

ukuran dan tidak cacat dan komunikasi yang baik dari anggota dan pengurus akan

membantu juga dalam peningkatan kapasitas produksi. Selain itu, potensi

Kelurahan Ciluar yang cocok dalam budidaya ikan hias. Alternatif ini merupakan

penjelasan dari strategi penetrasi pasar dan pengembangan pasar.

2. Menambah jenis ikan hias baru seperti ikan hias jenis tetra

Strategi ini bertujuan menambah variasi jenis ikan hias yang

dibudidayakan oleh Kelompok Batara Mina Sejahtera terutama jenis ikan hias

tetra. Strategi ini tentunya memanfaatkan anggota yang saling membantu

sehingga komunikasi yang berjalan baik ini akan membantu dalam penerapan

strategi ini. Peluang yang dimanfaatkan yaitu potensi lingkungan Kelurahan

Ciluar yang mendukung dalam budidaya ikan hias dan adanya keberadaan Raiser

akan perkembangan teknologi budidaya yang semakin berkembang.

Selain itu, peluang seperti loyalitas pembeli akan mempengaruhi minat

terhadap ikan hias sehingga diharapkan permintaan ikan hias jenis lain akan

diminati pelanggan maupun konsumen baru. Strategi ini merupakan penjelasan

dari strategi pengembangan produk pada matriks IE (Internal External). Jenis ikan

hias baru yang dapat dibudidayakan sesuai dengan kondisi lingkungannya seperti

Neon tetra dan Cardinal tetra. Melalui penerapan strategi ini diharapkan dapat

menawarkan jenis ikan hias yang berbeda oleh konsumen baru dan pelanggan

yang ada.

2. STRATEGI W-O

Strategi W-O adalah strategi yang ditujukan untuk memperbaiki

kelemahan dengan memanfaatkan peluang eksternal. Beberapa alternatif strategi

yang dapat dipertimbangkan oleh Kelompok Batara Mina Sejahtera adalah

1. Meningkatkan modal dengan cara pinjaman ke berbagai layanan usaha

seperti perbankan

Kurangnya modal dari tiap anggota menjadi kendala dalam

mengembangkan usaha budidaya ikan hias air tawar. Untuk sumber permodalan

seperti pinjaman dari perbankan seharusnya dapat dimanfaatkan bagi Kelompok

Batara Mina Sejahtera dalam mengembangkan usahanya. Untuk itu diperlukan

usaha atau upaya yang dilakukan oleh anggota dengan memanfaatkan kondisi

tersebut menjadi peluang. Perkembangan teknologi informasi mempermudah

66

Kelompok Batara Mina Sejahtera dalam menjalin hubungan komunikasi dengan

pemerintah dan layanan usaha agar dapat memberikan pinjaman dalam menambah

modal.

Peningkatan modal bagi Kelompok Batara Mina Sejahtera akan

mendukung dalam meningkatkan kapasitas produksi. Disamping itu, kebanyakan

pembudidaya ikan hias yang berada di wilayah Bogor merupakan pembudidaya

dengan skala usaha kecil yang memiliki keterbatasan modal, sehingga dengan

adanya bantuan dari pemerintah akan membantu Kelompok Batara Mina Sejahtera

dalam mengembangkan usahanya. Penerapan strategi untuk meningkatkan modal

akan mendukung strategi lainnya seperti meningkatkan kapasitas produksi dan

menambah jenis ikan hias.

2. Melakukan promosi dengan berperan aktif dalam pameran ikan hias

untuk memperkenalkan pada masyarakat luas Kelompok Batara Mina Sejahtera sebagai kelompok pembudidaya ikan

hias air tawar sudah cukup dikenal terlebih pernah mendapatkan penghargaan.

Kelompok Batara Mina Sejahtera merupakan kelompok pembudidaya ikan hias

yang berhasil meraih penghargaan Adibakti Mina Bahari pada tahun 2011 dari

Menteri Kelautan dan Perikanan sebagai Juara 1 Bidang Perikanan Budidaya

kategori kelompok pembudidaya ikan hias yang merupakan penghargaan tingkat

nasional. Hal tersebut dapat dijadikan modal penting bagi Kelompok Batara Mina

Sejahtera dalam melakukan upaya pemasaran dan memperluas promosi usahanya.

Promosi yang belum optimal yang mengandalkan dari mulut ke mulut

dapat diatasi dengan mengikuti pameran ikan hias tahunan sehingga akan lebih

mengenalkan produk yang dihasilkan oleh Kelompok Batara Mina Sejahtera

kepada para supplier atau eksportir yang akan menjadi pelanggan yang baru.

Akses jalan menuju tempat usaha Kelompok Batara Mina Sejahtera yang dapat

dilalui dengan kendaraan roda dua maupun empat akan memudahkan distribusi

dalam proses memasarkan produk yang dihasilkan oleh Kelompok Batara Mina

Sejahtera. Strategi ini merupakan penjelasan dari strategi pengembangan pasar

pada matriks IE (Internal External).

3. STRATEGI S-T Strategi S-T adalah strategi yang bertujuan untuk menghindari atau

mengurangi dampak ancaman eksternal dengan menggunakan kekuatan

perusahaan yang ada. Beberapa strategi S-T yang dapat dijalankan oleh Kelompok

Batara Mina Sejahtera adalah :

1. Meningkatkan pangsa pasar lokal

Adanya potensi peningkatan permintaan pasar terhadap benih ikan hias

merupakan suatu peluang bagi Kelompok Batara Mina Sejahtera untuk dapat

meningkatkan pangsa pasar. Pemasaram produk yang selama ini dilakukan oleh

Kelompok Batara Mina Sejahtera hanya mengandalkan kepada pengumpul. Masih

kurangnya inisiatif dalam memasarkan produk menyebabkan para anggota hanya

menunggu pengumpul untuk membeli hasil produksi. Hal ini dapat diantisipasi

diantaranya dengan menambah jalur distribusi pemasaran misalnya dengan

menjalin kerjasama dengan eksportir sehingga dapat memasok produk dalam

jumlah tertentu secara berkelanjutan. Dengan menambah saluran distribusi

Kelompok Batara Mina Sejahtera berkesempatan untuk meningkatkan pangsa

pasarnya dengan tidak hanya bergantung pada pengumpul.

67

Strategi ini bertujuan untuk mengatasi ancaman penurunan permintaan

ikan hias pada musim dingin di Negara Amerika dan Eropa. Hal ini dapat diatasi

dengan pemasaran lokal yang diharapkan menjadi alternatif sasaran penjualan

sehingga tidak akan berpengaruh pada penjualan. Saluran penjualan ke pasar ikan

hias lokal seperti daerah Kota/Kabupaten Bogor, Jakarta, dan Kota Bandung.

Strategi ini merupakan penjelasan dari strategi pengembangan pasar pada matriks

IE (Internal External). Namun dalam memasarkan produk ke konsumen yang

baru dan pasar lokal tidak mudah sehingga reputasi dan prestasi kelompok sangat

dibutuhkan.

4. STRATEGI W-T

Strategi W-T adalah strategi yang berusaha untuk meminimalkan

kelemahan yang dimiliki serta dapat menghindari ancaman dari luar. Alternatif

strategi tersebut diantaranya adalah:

1. Meningkatkan pengawasan sistem produksi dengan menerapkan

pembagian tugas ke setiap pengurus dan anggota kelompok

Dalam pembagian tugas pada Kelompok Batara Mina Sejahtera masih

belum berjalan sesuai dengan SOP maupun pembagian tugas diantara pengurus

dan anggota kelompok. Adanya struktur organisasi tidak menjamin berjalannya

fungsi dalam organisasi tersebut.tidak berjalannya setiap fungsi dalam organisasi

akan mengakibatkan tersendatnya perkembangan usaha. Pengawasan sistem

produksi ini meliputi pemilihan induk, pemijahan induk, pemeliharaan larva,

penyortiran dan pemanenan. Namun kondisi yang ada di lapang pengawasan

tersebut masih kurang diawasi oleh ketua kelompok sehingga akan berdampak

pada benih yang dihasilkan berkualitas baik atau buruk. Belum adanya

koordinator produksi merupakan kendala yang dihadapi oleh Kelompok Batara

Mina Sejahtera sehingga perlu adanya SOP dalam sistem produksi agar menjaga

kualitas benih yang dihasilkan.

Masih kurangnya sistem pengawasan produksi ini diakibatkan adanya

tugas yang tidak dijalankan oleh masing-masing kordinator. Kendala yang

dihadapi yaitu karena masing-masing pengurus fokus terhadap usahanya sendiri

sehingga tidak ada pengawasan dari pengurus. Perbaikan sistem tersebut

diharapakan mampu memberikan pengaruh positif terhadap kinerja kelompok

tani. Penerapan strategi ini dilakukan sebagai upaya meminimalkan ancaman yang

mungkin timbul dariadanya persaingan dalam industri serta adanya pendatang

baru yang masuk kedalam industri benih ikan hias.

Tahap Keputusan (The Decission Stage)

Dalam pengembangan matriks QSP, dibuat daftar kekuatan, kelemahan,

ancaman, dan peluang serta nilai bobot rata-rata sesuai dengan hasil yang dipeoleh

dari matriks IFE dan EFE. Kemudian dari masing-masing variabel ini dicari nilai

Attractiveness Score (AS). Nilai AS menunjukkan daya tarik masing-masing

strategi terhadap faktor kunci internal dan eksternal perusahaan. Nilai AS

diperoleh melalui kuisioner yang ditujukan kepada responden yakni Bapak Robert

sebagai ketua kelompok dan Bapak Arifin sebagai Koordinator IPTEK. Nilai AS

dari masing-masing responden tersebut kemudian dikalikan dengan nilai bobot

rata-rata dari masing-masing variabel sehingga diperoleh nilai TAS (Total

Attractiveness Scores). Kemudian seluruh nilai TAS dari masing-masing variabel

68

tersebut dijumlahkan sehingga diperoleh nilai STAS (Sum Total Attractiveness

Scores). Selanjutnya setelah diperoleh nilai STAS dari masing-masing responden

maka dilakukan perhitungan nilai STAS rata-rata dari masing-masing responden

tersebut dengan menjumlah masing-masing variabel STAS dari masing-masing

responden kemudian dibagi dengan jumlah responden. Perhitungan STAS rata-

rata ini dapat dilihat pada Tabel 20 berikut.

Tabel 20 Peringkat Alternatif Strategi pada Matriks QSP

Alternatif

Strategi

Responden

Rata-rata

Peringkat Strategi

I II

STAS 1 5,037 5,242 5,140 II

STAS 2 4,511 5,477 4,994 IV

STAS 3 4,905 5,772 5,339 I

STAS 4 5,015 5,172 5,094 III

STAS 5 4,154 5,135 4,645 V

Keterangan:

Responden 1 : Bapak Robert sebagai ketua kelompok

Responden 2 : Bapak Arifin sebagai kordinator IPTEK

Berdasarkan hasil perhitungan STAS rata-rata pada Tabel 12, maka

prioritas strategi terbaik yang dapat dilakukan oleh perusahaan untuk

mengembangkan usahanya adalah. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan

dalam budidaya dan organisasi seperti mengikuti pelatihan-pelatihan dari dinas

atau KKP dalam peningkatan SDM dengan STAS (Sum Total Attractive Score)

tertinggi sebesar 5,339 Selengkapnya strategi tersebut dapat diperingkatkan

sebagai berikut :

1. Meningkatkan modal dengan cara pinjaman ke berbagai layanan usaha seperti

perbankan dengan nilai STAS sebesar 5,339.

2. Meningkatkatkan kapasitas produksi jenis ikan hias blackghost dan ctenopoma

dengan nilai STAS sebesar 5,140.

3. Meningkatkan pangsa pasar lokal dengan nilai STAS sebesar 5,094.

4. Menambah jenis ikan hias baru seperti ikan hias jenis tetra dengan nilai STAS

sebesar 4,994.

5. Meningkatkan pengawasan sistem produksi dengan menerapkan pembagian

tugas ke setiap pengurus dan anggota kelompok dengan nilai STAS sebesar

4,645.

69

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Berdasarkan penelitian yang dilakukan, dapat diambil kesimpulan

diantaranya:

1. Berdasarkan hasil analisis faktor internal, diketahui faktor-faktor yang menjadi

kekuatan dan kelemahan. Adapun faktor yang menjadi kekuatan utama

Kelompok Batara Mina Sejahtera adalah Kualitas produk yang baik. Selain

kekuatan tersebut, Kelompok Batara Mina Sejahtera juga memilki kekuatan lain

seperti letak kelompok tani yang strategis, komunikasi antara pengurus dan

anggota telah terjalin dengan baik, keikutsertaan pelatihan yang diikuti oleh

anggota dan pengurus, efisiensi saluran distribusi pemasaran, ketersediaan input

produksi, pengaruh teknologi budidaya dalam perkembangan usaha, prestasi

kelompok, dan orientasi profit. Sedangkan kelemahan utama perusahaan adalah

keterbatasan modal. Selain itu, Kelompok Batara Mina Sejahtera juga memiliki

kelemahan lain seperti pencatatan data produksi dan keuangan masih belum rapih,

promosi belum optimal, dan kurangnya sistem pengawasan produksi.

2. Berdasarkan hasil analisis faktor eksternal diketahui faktor-faktor yang menjadi

peluang dan ancaman. Adapun faktor yang menjadi peluang utama bagi

Kelompok Batara Mina Sejahtera adalah loyalitas pembeli. Selain itu faktor yang

menjadi peluang bagi perusahaan adalah peningkatan nilai ekspor, potensi

lingkungan, kebijakan pemerintah, perkembangan teknologi dan informasi, jenis

ikan hias yang diminati pasar ekspor dan lokal, serta pameran ikan hias. Adapun

ancaman utama yang harus dihadapi Kelompok Batara Mina Sejahtera dalam

menjalankan kegiatan bisnis adalah adanya penerapan sistem penjualan satu pintu

oleh kelompok tani sejenis. Faktor-faktor lain yang merupakan ancaman bagi

perusahaan diantaranya yaitu harga input produksi meningkat, ancaman

pendatang baru dan penurunan permintaan di pasar ekspor pada musim panas.

3. Berdasarkan analisis matriks IE, diketahui bahwa Kelompok Batara Mina

Sejahtera berada pada kuadran II. Dengan demikian jenis strategi yang cocok

untuk diterapkan yaitu strategi grow and build (tumbuh dan kembang), melalui

strategi intensif yaitu penetrasi pasar, pengembangan pasar, dan pengembangan

produk. Sedangkan hasil analisis SWOT menghasilkan enam alternatif strategi

yang dapat dijadikan pilihan strategi untuk dijalankan oleh Batara Mina Sejahtera

yaitu: 1) meningkatkatkan kapasitas produksi jenis ikan hias blackghost dan

ctenopoma, 2) menambah jenis ikan hias baru seperti ikan hias jenis tetra, 3)

meningkatkan modal dengan cara pinjaman ke berbagai layanan usaha seperti

perbankan, 4) melakukan promosi dengan berperan aktif dalam pameran ikan hias

untuk memperkenalkan pada masyarakat luas, 5) meningkatkan pangsa pasar

lokal, 6) meningkatkan pengawasan sistem produksi dengan menerapkan

pembagian tugas ke setiap pengurus dan anggota kelompok. Hasil analisis matriks

QSP menunjukkan bahwa strategi terbaik yang harus dilakukan Kelompok Batara

Mina Sejahtera saat ini adalah meningkatkan modal dengan cara pinjaman ke

berbagai layanan usaha seperti perbankan dengan nilai STAS sebesar 5,339.

70

Saran

1. Karena rumusan strategi yang dihasilkan dari matriks SWOT ada enam

alternatif strategi, disarankan agar meningkatkan modal dengan cara

pinjaman ke berbagai layanan usaha seperti perbankan sehingga akan

Meningkatkatkan kapasitas produksi jenis ikan hias blackghost dan

ctenopoma, serta meningkatkan sistem pengawasan produksi.

2. Meskipun bahan baku yang dibutuhkan untuk kegiatan operasional tersedia

dengan mudah, hendaknya Kelompok Batara Mina Sejahtera menjalin

kerjasama dengan pemasok untuk menjamin kualitas dan kontinyuitas bahan

baku yang dibutuhkan dalam kegiatan operasional.

DAFTAR PUSTAKA

Anshari. 2011. Strategi Pengembangan Usaha Pembesaran Ikan Lele Pada CV

Jumbo Bintang Lestari [skripsi]. Bogor: Fakultas Ekonomi dan

Manajemen, Institut Pertanian Bogor.

Azizah. 2011. Strategi Usaha Budidaya Ikan Hias Air Tawar Kelompok

Pembudidaya Ikan Curug Jaya Kota Depok, Jawa Barat [skripsi]. Bogor:

Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.

[BPS] Badan Pusat Statistik Kota Bogor. 2012. Kota Bogor dalam Angka . BPS

Kota Bogor

Batara Mina Sejahtera. 2011. Company Profile Batara Mina Sejahtera. Kota

Bogor

David, FR. 2006. Manajemen Strategis Konsep. Sunardi D, penerjemah; Jakarta:

Salemba Empat. Ed ke-12. Terjemahan dari: Strategic Management,

12thed.

Dewinta. 2012. Strategi Pengembangan Unit Usaha Pasterurisasi Koperasi

Peternak Garut Selatan Jawa Barat [skripsi]. Bogor: Fakultas Ekonomi

dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Dinas Pertanian Kota Bogor. 2011. Jumlah Produksi Ikan Hias dan Jumlah

Rumah Tangga Pembudidaya Ikan Hias. Bogor

[KKP] Kementerian Kelautan dan Perikanan. 2011. Kelautan dan Perikanan

dalam Angka. Jakarta : Kementerian Kelautan dan Perikanan.

Kotler, Philip.2005. Manajemen Pemasaran. Edisi kedua belas. Prenhalindo.

Kusniati. 2007. Strategi Bisnis Ikan Hias Air Tawar Pada Kelompok

Pembudidaya Ikan Hias Nusa Hias, Desa Cibitung Tengah, Kecamatan

Tenjolaya, Kabupaten Bogor [skripsi]. Bogor: Fakultas Perikanan, Institut

Pertanian Bogor.

Lesmana, D. S. dan Iwan D., 2002. Budidaya Ikan Hias Air Tawar. Jakarta :

Penebar Swadaya.

Pinem. 2011. Formulasi Strategi Pengembangan Usaha Budidaya Benih Ikan

Lele Sangkuriang Pada Cahaya Kita, Bogor, Jawa barat [skripsi]. Bogor:

Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.

Rangkuti, F. 2000. Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis. Jakarta:

Gramedia

Umar H. 2008. Strategi Manajemen In Action. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta

71

Wahyu. 2012. Strategi Pengembangan Usaha Pada Gerai Ayam Goreng

Fatmawati Cabang Bandung, Jawa Barat [skripsi]. Bogor: Fakultas

Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.

Wibowo, AE. 2010. Strategi Pengembangan Usaha Pembesaran Ikan Lele

Sangkuriang (Claris gariepenus strain Sangkuriang) di Kecamatan

Ciampea Kabupaten Bogor [skripsi] Bogor: Fakultas Ekonomi dan

Manajemen, Institut Pertanian Bogor.

72

73

Lampiran 1 Kuesioner Faktor Strategis Internal dan Eksternal

KUISIONER PENELITIAN

MENENTUKAN FAKTOR STRATEGIS INTERNAL DAN EKSTERNAL

IDENTITAS RESPONDEN

Nama :

Pekerjaan/Jabatan :

Dalam rangka pengumpulan data primer sebagai bahan penyusunan tugas akhir atau

skripsi dengan judul ―Strategi Pengembangan Usaha Budidaya Ikan Hias Air Tawar Pada

Kelompok Batara Mina Sejahtera Kota Bogor, maka peneliti bermaksud menyebarkan

kuisioner dan mengharapkan bantuan Bapak/Ibu untuk mengisi kuisioner ini secara

lengkap, objektif, dan benar adanya, karena kuisioner ini digunakan untuk penelitian

skripsi dengan tujuan ilmiah sehingga sangat dibutuhkan data yang valid dan akurat. Atas

perhatian dan kerjasama Bapak/Ibu, peneliti mengucapkan terima kasih.

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA

BUDIDAYA IKAN HIAS AIR TAWAR

PADA KELOMPOK BATARA MINA SEJAHTERA,

KOTA BOGOR

Peneliti

HASRIL BURHANUDDIN YUSUP

H34104049

DEPARTEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR 2013

74

Profil, Sejarah dan Gambaran Umum Kelompok Batara Mina Sejahtera

a. Bagaimana sejarah Kelompok Batara Mina Sejahtera ?

b. Bagaimana perkembangan hasil usaha budidaya ikan hias?

c. Apa visi, misi dan tujuan kelompok BMS?

d. Bagaimana struktur organisasi kelompok BMS?

e. Apa latar belakang berdirinya kelompok BMS ?

f. Dimana alamat kelompok BMS ?

Analisis Lingkungan Internal

1. Aspek Manajemen

a. Apakah kelompok BMS menerapkan fungsi manajemen seperti planning,

controlling, actuating and organizing?

b. Apakah fungsi tersebut berjalan dengan baik?

c. Bagaiman proses perekrutan anggota kelompok?

d. Seperti apa insentif yang diberikan pada karyawan (gaji, bonus dan

tunjangan)?

e. Bagaimana cara kelompok BMS menjalankan pembagian pekerjaan?

2. Aspek Pemasaran

a. Jenis produk yang dipasarkan kelompok BMS ?

b. Target dan segmentasi pasar yang di tuju?

c. Saluran distribusi dalam pemasaran?

d. Bagaimana perkembangan pangsa pasar ?

e. Bagaimana strategi penetapan harga yang dilakukan ?

f. Apakah ada promosi/iklan mengenai produk ?

3. Produksi

a. Bagaimana ketersediaan sarana produksi?

b. Adakah kekurangan pasokan sarana produksi?

c. Bagaimana proses produksi dilakukan?

d. Target produksi dilakukan berdasarkan apa?

e. Apa saja peralatan untuk kegiatan produksi?

f. Bagaimana kualitas dan kuantitas produk?

4. Keuangan

a. Berasal dari mana sumber modal?

c. Berapajumlah awal modal tiap anggota?

d. Bagaiman sistem manajemen keuangan?

5. Sumberdaya Manusia

a. Berapa jumlah anggota kelompok BMS?

b. Bagaimana tingkat keterampilan anggota kelompok BMS ?

c. Pelatihan apa saja yang pernah diikuti oleh kelompok BMS?

6. Penelitian dan Pengembangan

a. Apakah ada inovasi terbaru dalam budidaya ikan hias?

75

Analisis Lingkungan Eksternal Perusahaan

1. Aspek Ekonomi

a. Dampak perusahaan terhadap pertumbuhan ekonomi perekonomian ?

b. Bagaimana tingkat pendapatan di sekitar perusahaan?

c. Adakah perubahan harga bahan baku?

2. Aspek Sosial dan Budaya, Lingkungan

a. Pernahkah perusahaan melakukan kegiatan sosial?

b. Adakah bentuk tanggung jawab sosial pada masyarakat?

c.Adakah permasalahan kondisi lingkungan terhadap jamur tiram putih?

3. Aspek Teknologi

a. Teknologi apa yang diterapkan perusahaan?

b. Berapa besar biaya untuk memenuhi kebutuhan teknologi?

c. Bagaimana perkembangan dalam mengakses informasi?

4. Aspek Hukum dan Politik

a. Apakah ada aturan tentang pendirian usaha setempat?

b. Ada bantuan dari pemerintah setempat?

5. Aspek Demografi

a. Bagaimana pekerjaan penduduk di sekitar perusahaan?

b. Jumlah penduduk di sekitar perusahaan yang bekerja?

c. Kondisi penduduk di sekitar perusahaan?

6. Kompetitif

a. Jumlah kompetitor di lingkungan perusahaan?

b. Keunggulan kompetitor?

c. Apa produk subtitusi di sekitar perusahaan?

d. Strategi apa yang dilakukan pesaing terhadap produk, proses produksi,

pasar dll.

76

Lampiran 2 Kuesioner Hasil Teknik Delphi

No Variabel Tahap 1

(Deskripsi)

Tahap 2

(Penambahan atau

Pengurangan)

Tahap 3

Lingkungan

Umum

1 Faktor

Ekonomi

- Kondisi perekonomian

- Perkembangan tingkat

harga

- Peran penetapan harga

produk

- Permintaan produk

untuk pasar lokal dan

ekspor

- Kondisi

perekonomian

- Permintaan produk

untuk pasar lokal

dan ekspor

- Peningkatan nilai

ekspor ikan hias air

tawar

- Ikan hias jenis

blackghost dan

ctenopoma diminati

di pasar lokal dan

ekspor

2 Faktor Sosial - Kegiatan pameran ikan

hias tahunan

- Kegiatan pameran

ikan hias tahunan

- Kegiatan pameran

ikan hias tahunan

- Potensi lingkungan

3 Faktor

Budaya

- Orientasi terhadap hobi

atau profit

- Orientasi terhadap

hobi atau profit

4 Faktor Politik - Kebijakan pemerintah

tentang bantuan modal

- Kebijakan mengenai

ekspor ikan hias

- Kebijakan

pemerintah tentang

bantuan modal

- Kebijakan

mengenai ekspor

ikan hias

- Kebijakan

pemerintah tentang

bantuan modal

5 Faktor

Teknologi

- Perkembangan

teknologi produksi

usaha budidaya ikan

hias

- Teknologi yang

digunakan sudah tepat

- Perkembangan

teknologi produksi

usaha budidaya

ikan hias

- Teknologi yang

digunakan sudah

tepat

- Perkembangan

teknologi dan

informasi

6 Faktor

Ekologi dan

Alam

- Perubahan iklim dan

cuaca yang tidak

menentu

-

-

77

No Variabel Tahap 1

(Deskripsi)

Tahap 2

(Penambahan/Pengurangan)

Tahap 3

Lingkungan

Industri

1 Ancaman

Pendatang

Baru

- Ancaman dari

petani ikan hias

sejenis

- Ancaman dari petani ikan

hias sejenis

- Ancaman dari petani

ikan hias sejenis

2 Kekuatan

Tawar

Menawar

Pembeli

- Pengaruh

pembeli terhadap

proses tawar

menawar

- Perbedaan harga

antara supplier

dan pengumpul

- Perbedaan harga antara

supplier dan pengumpul

-

3 Kekuatan

Tawar

Menawar

Pemasok

- Persediaan bahan

baku atau input

produksi

- Bentuk

kerjasama antara

kelompok BMS

dengan supplier

- Persediaan bahan baku

atau input produksi

- Bentuk kerjasama antara

kelompok BMS dengan

supplier

- Harga input produksi

meningkat

4 Ancaman

Produk

Substitusi

- Produk substitusi

yang mengancam

produk utama

- Ancaman produk

pengganti dari

pesaing bisnis

- Pengaruh

terhadap

penjualan

- Produk substitusi yang

mengancam produk utama

- Pengaruh terhadap

penjualan

-

5 Persaingan

Anggota

Industri

- Pesaing utama

pada bisnis ikan

hias

- Jumlah

kompetitor

mempengaruhi

permintaan

- Hambatan keluar

yang sulit

- Pesaing utama pada bisnis

ikan hias

- Jumlah kompetitor

mempengaruhi

permintaan

- Penerapan sistem

penjualan oleh ketua

kelompok

- Permintaan ikan hias

menurun saat musim

panas di Negara

Amerikan dan Eropa

78

Lampiran 3 Kuesioner Faktor Strategis Internal

KUISIONER PENELITIAN

IDENTIFIKASI FAKTOR STRATEGIS INTERNAL

IDENTITAS RESPONDEN

Nama :

Pekerjaan/Jabatan :

Dalam rangka pengumpulan data primer sebagai bahan penyusunan tugas akhir

atau skripsi dengan judul ―Strategi Pengembangan Usaha Budidaya Ikan Hias Air

Tawar Pada Kelompok Batara Mina Sejahtera Kota Bogor, maka peneliti

bermaksud menyebarkan kuisioner dan mengharapkan bantuan Bapak/Ibu untuk

mengisi kuisioner ini secara lengkap, objektif, dan benar adanya, karena kuisioner

ini digunakan untuk penelitian skripsi dengan tujuan ilmiah sehingga sangat

dibutuhkan data yang valid dan akurat. Atas perhatian dan kerjasama Bapak/Ibu,

peneliti mengucapkan terima kasih.

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA

BUDIDAYA IKAN HIAS AIR TAWAR

PADA KELOMPOK BATARA MINA SEJAHTERA,

KOTA BOGOR

Peneliti

HASRIL BURHANUDDIN YUSUP

H34104049

DEPARTEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR 2013

79

IDENTIFIKASI FAKTOR INTERNAL

Tujuan :

Menentukan kekuatan dan kelemahan dari faktor internal serta peluang dan

ancaman dari variabel-variabel faktor eksternal

Tabel 2. Analisis Faktor Intenal Perusahaan

No Faktor-faktor Strategis

Eksternal

Peluang Ancaman Rating

4 3 2 1

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

11.

..... .........

PENENTUAN FAKTOR INTERNAL

Faktor Internal dalam penelitian merupakan faktor yang berpengaruh

terhadap strategi pengembangan usaha ikan hias air tawar pada Kelompok Batara

Mina Sejahtera, Kelurahan Ciluar, Kecamatan Bogor Utara.Tujuan melakukan

analisis lingkungan internal adalah untuk menentukan faktor-faktor strategis yang

akan dimasukkan kedalam kelompok kekuatan dan kelemahan dalam strategi

pengembangan usaha ikan hias air tawar pada Kelompok Batara Mina Sejahtera,

Kelurahan Ciluar, Kecamatan Bogor Utara. Untuk masing-masing faktor strategis

kekuatan dan kelemahan, diharapkan menghasilkan 5-10 faktor yang paling

berpengaruh. Responden dapat menambahkan atau mengurangi aspek-aspek

penilaian terhadap lingkungan internal apabila hal tersebut dianggap relevan.

Penentuan peringkat (rating) dimaksudkan untuk mengukur pengaruh

masing-masing variabel terhadap kondisi lingkungannya. Variabel lingkungan

internal ini terdiri dari faktor kekuatan yang dapat dimanfaatkan dan faktor

kelemahan yang dapat diatasi dalam upaya penentuan starategi pengembangan

usaha ikan hias air tawar pada Kelompok Batara Mina Sejahtera, Kelurahan

Ciluar, Kecamatan Bogor Utara.

80

PETUNJUK PENGISIAN

1. Berikan tanda (v) pada kolom kekuatan pada tabel 1 berikut ini, apabila

faktor-faktor tersebut menjadi kekuatan dalam strategi pengembangan

usaha ikan hias air tawar pada Kelompok Batara Mina Sejahtera,

Kelurahan Ciluar, Kecamatan Bogor Utara .

2. Berikan tanda (v) pada kolom kelemahan pada tabel 1 berikut ini, apabila

faktor-faktor tersebut menjadi kelemahan dalam strategi pengembangan

usaha ikan hias air tawar pada Kelompok Batara Mina Sejahtera,

Kelurahan Ciluar, Kecamatan Bogor Utara.

3. Tentukan nilai peringkat atau rating terhadap faktor-faktor kekuatan dan

kelemahan berdasarkan keterangan berikut :

a) Nilai 4, jika faktor tersebut dinilai sebagai kekuatan terbesar (kekuatan

mayor) yang dimiliki perusahaan

b) Nilai 3, jika faktor tersebut dinilai sebagai kekuatan kecil (kekuatan

minor) yang dimiliki perusahaan

c) Nilai 2, jika faktor tersebut dinilai sebagai kelemahan kecil (kelemahan

minor) yang dimiliki perusahaan

d) Nilai 1, jika faktor tersebut dinilai sebagai kelemahan besar

(kelemahan mayor) yang dimilki perusahaan

I. Pembobotan terhadap lingkungan internal industry (kekuatan dan kelemahan)

Petunjuk Pengisian :

1. Pemberian nilai didasarkan pada perbandingan berpasangan antra dua

faktor secara relatif berdasarkan kepentingan dan pengaruhnya terhadap

usaha

2. Cara membaca perbandingan dimulai dari variabel 1 pada baris 1 (huruf

cetak miring) terhadap kolom 1 (huruf cetak tegak) dan harus konsisten,

dengan ketentuan berikut :

Bila lebih penting nilainya 1

Bila sama penting nilainya 2

Bila tidak lebih penting nilainya 3

81

Faktor-faktor

Strategis Eksternal

A B C D E F G H I J K

A

B

C

D

E

F

G

H

I

J

K

TOTAL

Keterangan :

A. ......

B. ......

C. ......

D. ......

E. ......

F. ......

G. ......

H. ......

I. ......

J. ......

K. ......

82

Lampiran 4 Lampiran Kuesioner Faktor Strategis Eksternal

KUISIONER PENELITIAN

IDENTIFIKASI FAKTOR STRATEGIS EKSTERNAL

IDENTITAS RESPONDEN

Nama :

Pekerjaan/Jabatan :

Dalam rangka pengumpulan data primer sebagai bahan penyusunan tugas akhir

atau skripsi dengan judul ―Strategi Pengembangan Usaha Budidaya Ikan Hias Air

Tawar Pada Kelompok Batara Mina Sejahtera Kota Bogor, maka peneliti

bermaksud menyebarkan kuisioner dan mengharapkan bantuan Bapak/Ibu untuk

mengisi kuisioner ini secara lengkap, objektif, dan benar adanya, karena kuisioner

ini digunakan untuk penelitian skripsi dengan tujuan ilmiah sehingga sangat

dibutuhkan data yang valid dan akurat. Atas perhatian dan kerjasama Bapak/Ibu,

peneliti mengucapkan terima kasih.

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA

BUDIDAYA IKAN HIAS AIR TAWAR

PADA KELOMPOK BATARA MINA SEJAHTERA,

KOTA BOGOR

Peneliti

HASRIL BURHANUDDIN YUSUP

H34104049

DEPARTEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR 2013

83

IDENTIFIKASI FAKTOR EKSTERNAL

Tujuan :

Menentukan peluang dan ancaman dari variabel-variabel faktor eksternal

Tabel . Analisis Faktor Eksternal Perusahaan

No Faktor-faktor Strategis

Eksternal

Peluang Ancaman Rating

4 3 2 1

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

11.

..... .........

PENENTUAN FAKTOR EKSTERNAL

Faktor eksternal dalam penelitan ini merupakan faktor yang berpengaruh

terhadap strategi pengembangan usaha ikan hias air tawar pada Kelompok Batara

Mina Sejahtera, Kelurahan Ciluar, Kecamatan Bogor Utara. Tujuan melakukan

analisis lingkungan eksternal adalah untuk menentukan faktor-faktor strategis

yang akan dimasukkan kedalam kelompok peluang dan ancaman dalam strategi

pengembangan usaha ikan hias air tawar pada Kelompok Batara Mina Sejahtera,

Kelurahan Ciluar, Kecamatan Bogor Utara. Untuk masing-masing faktor strategis

peluang dan ancaman, diharapkan menghasilkan 5-10 faktor yang paling

berpengaruh. Responden dapat menambahkan atau mengurangi aspek-aspek

penilaian terhadap lingkungan eksternal apabila hal tersebut dianggap relevan.

Penentuan peringkat (rating) dimakasudkan untuk mengukur pengaruh

masing-masing variabel terhadap kondisi lingkungannya. Variabel lingkungan

eksternal ini terdiri dari faktor peluang yang dapat dimanfaatkan dan faktor

ancaman yang dapat diatasi dalam upaya penentuan strategi pengembangan usaha

ikan hias air tawar pada Kelompok Batara Mina Sejahtera, Kelurahan Ciluar,

Kecamatan Bogor Utara

84

Petunjuk Pengisian :

1. Berikan tanda (v) pada kolom kekuatan pada tabel 1 berikut ini, apabila

faktor-faktor tersebut menjadi kekuatan dalam strategi pengembangan

usaha ikan hias air tawar pada Kelompok Batara Mina Sejahtera,

Kelurahan Ciluar, Kecamatan Bogor Utara .

2. Berikan tanda (v) pada kolom kelemahan pada tabel 1 berikut ini, apabila

faktor-faktor tersebut menjadi kelemahan dalam strategi pengembangan

usaha ikan hias air tawar pada Kelompok Batara Mina Sejahtera,

Kelurahan Ciluar, Kecamatan Bogor Utara .

3. Tentukan nilai peringkat atau rating terhadap faktor-faktor kekuatan dan

kelemahan berdasarkan keterangan berikut :

a) Nilai 4, jika faktor tersebut dinilai sangat penting dan berpengaruh

bagi perusahaan

b) Nilai 3, jika faktor tersebut dinilai penting dan berpengaruh bagi

perusahaan

c) Nilai 2, jika faktor tersebut dinilai cukup penting dan berpengaruh bagi

perusahaan

d) Nilai 1, jika faktor tersebut dinilai kurang penting dan berpengaruh

bagi perusahaan.

II. Pembobotan tehadap lingkungan eksternal industri (peluang dan ancaman)

1. Pemberian nilai didasarkan pada perbandingan berpasangan antra dua

faktor secara relatif berdasarkan kepentingan dan pengaruhnya terhadap

usaha

2. Cara membaca perbandingan dimulai dari variabel 1 pada baris 1 (huruf

cetak miring) terhadap kolom 1 (huruf cetak tegak) dan harus konsisten,

dengan ketentuan berikut :

Bila lebih penting nilainya 1

Bila sama penting nilainya 2

Bila tidak lebih penting nilainya 3

Tabel matriks banding berpasangan terhadap kekuatan dan

kelemahan perusahaan

85

Faktor-faktor

Strategis Eksternal

A B C D E F G H I J K

A

B

C

D

E

F

G

H

I

J

K

TOTAL

Keterangan :

A. ......

B. ......

C. ......

D. ......

E. ......

F. ......

G. ......

H. ......

I. ......

J. ......

K. ......

86

Lampiran 5 Kuesioner Penetuan Prioritas Strategi

KUISIONER PENELITIAN

PENENTUAN PRIORITAS STRATEGI

IDENTITAS RESPONDEN

Nama :

Pekerjaan/Jabatan :

Dalam rangka pengumpulan data primer sebagai bahan penyusunan tugas akhir

atau skripsi dengan judul ―Strategi Pengembangan Usaha Budidaya Ikan Hias Air

Tawar Pada Kelompok Batara Mina Sejahtera Kota Bogor, maka peneliti

bermaksud menyebarkan kuisioner dan mengharapkan bantuan Bapak/Ibu untuk

mengisi kuisioner ini secara lengkap, objektif, dan benar adanya, karena kuisioner

ini digunakan untuk penelitian skripsi dengan tujuan ilmiah sehingga sangat

dibutuhkan data yang valid dan akurat. Atas perhatian dan kerjasama Bapak/Ibu,

peneliti mengucapkan terima kasih.

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA

BUDIDAYA IKAN HIAS AIR TAWAR

PADA KELOMPOK BATARA MINA SEJAHTERA,

KOTA BOGOR

Peneliti

HASRIL BURHANUDDIN YUSUP

H34104049

DEPARTEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR 2013

87

Tujuan :

Penentuan alternatif strategi dengan QSPM dilakukan untuk menentukan daya

tarik relatif dari berbagai strategi berdasarkan seberapa jauh faktor keberhasilan

kunci internal dan eksternal dimanfaatkan atau diperbaiki. QSPM secara objektif

akan mengindikasikan alternatif strategi mana yang terbaik untuk dilakukan.

Alternatif Strategi :

Strategi 1 :

Strategi 2 :

Strategi 3 :

Strategi 4 :

Strategi 5 :

Strategi 6 :

Petunjuk Pengisian :

Tentukan Attractive Score (AS) atau daya tarik masing-masing faktor internal

(kekuatan dan kelemahan) serta faktor eksternal (peluang dan ancaman) untuk

masing-masing alternatif strategi pengembangan yang sudah ada diatas.

Mengajukan pertanyaan, apakah faktor sukses kritis ini mempengaruhi pilihan

strategi yang dibuat. Jika jawabannya ―tidak‖, maka kolom AS tidak perlu diisi,

Jika jawabannya ―Ya‖ makan kolom AS diisi dengan :

1 = Jika alternatif strategi tidak menarik dibandingkan relatif dengan alternatif

lain

2 = Jika alternatif strategi agak menarik dibandingkan relatif dengan alternatif

lain

3 = Jika alternatif strategi cukup menarik dibandingkan relatif dengan alternatif

lain

4 = Jika alternatif strategi sangat menarik dibandingkan relatif dengan alternatif

88

Tabel . Quantitative Strategic Planning Matrix (QSPM)

Faktor

Kunci Bobot

Strategi 1 Strategi 2 Strategi 3 Strategi 4 Strategi 5 Strategi 6

AS TAS AS TAS AS TAS AS TAS AS TAS AS TAS

Kekuatan

1

2

3

4

5

Kelemahan

1

2

3

4

5

Peluang

1

2

3

4

5

Ancaman

1

2

3

4

5

Total

89

Lampiran 6 Pembobotan Terhadap Faktor Kekuatan , Kelemahan, Peluang

dan Ancaman pada Kelompok Batara Mina Sejahtera

A. Pemberian Bobot Terhadap Faktor Internal (Kekuatan dan Kelemahan).

Bagian Pengisian Matriks Berpasangan

Petunjuk Pengisian

1. Pemberian nilai berdasarkan pada perbandingan berpasangan antara dua faktor

secara relatif berdasarkan kepentingan atau pengaruhnya terhadap usaha

2. Cara membaca perbandingan dimulai dari faktor pada baris horizontal

terhadap kolom vertikal dan harus konsisten

Nilai 1 = Jika indikator horizontal kurang penting dari pada indikator vertikal

Nilai 2 = Jika indikator horizontal sama penting dari pada indikator vertikal

Nilai 3 = Jika indikator horizontal lebih penting dari pada indikator vertikal

Responden 1 (Ketua)

Faktor

Internal A B C D E F G H I J K L M N O TOTAL BOBOT

A 0 2 2 1 1 1 2 3 2 3 2 2 2 2 3 28 0,074

B 3 0 2 3 2 3 1 2 1 3 3 2 2 2 2 31 0,082

C 2 2 0 1 1 1 2 3 2 3 2 3 2 2 2 28 0,074

D 3 2 3 0 3 3 2 3 1 2 3 3 2 3 2 35 0,092

E 2 2 2 1 0 2 2 3 1 3 1 1 2 2 3 27 0,071

F 2 1 2 1 2 0 3 2 2 2 1 2 2 2 2 26 0,068

G 2 1 2 1 2 2 0 2 2 3 2 2 1 2 3 27 0,071

H 1 2 2 1 1 1 2 0 1 2 1 1 2 1 2 20 0,053

I 2 1 1 2 1 2 1 1 0 2 2 1 1 2 1 20 0,053

J 3 1 1 1 2 2 2 3 1 0 2 1 1 2 1 23 0,061

K 1 1 2 1 2 2 1 2 1 1 0 2 1 2 2 21 0,055

L 2 1 3 1 2 1 1 2 2 1 2 0 3 2 1 24 0,063

M 1 2 2 1 2 1 1 2 2 3 2 3 0 1 3 26 0,068

N 1 1 2 1 1 3 3 3 1 1 1 2 1 0 3 24 0,063

O 1 1 2 1 2 3 1 1 1 2 1 1 1 2 0 20 0,053

TOTAL 380 1,000

90

Responden 2 (Kordinator IPTEK)

Faktor

Internal A B C D E F G H I J K L M N O TOTAL BOBOT

A 0 2 2 2 1 2 2 3 2 3 2 2 2 2 3 28 0,074

B 3 0 1 3 1 3 1 2 1 3 3 2 2 1 2 31 0,082

C 2 2 0 1 2 1 2 2 2 1 2 3 2 1 2 28 0,074

D 3 2 3 0 2 2 2 3 1 2 2 3 2 3 2 35 0,092

E 2 2 2 1 0 1 2 3 1 2 1 3 2 2 2 27 0,071

F 2 3 2 1 1 0 2 2 2 3 1 2 1 3 2 26 0,068

G 2 1 3 1 2 3 0 2 2 3 1 2 3 2 1 27 0,071

H 1 2 2 1 3 1 2 0 1 1 1 1 2 1 2 20 0,053

I 2 1 1 2 1 2 1 1 0 2 2 1 1 2 2 20 0,053

J 3 1 2 1 2 2 2 2 1 0 2 1 2 2 1 23 0,061

K 1 1 2 1 2 1 1 3 1 1 0 2 1 1 2 21 0,055

L 2 1 3 2 2 1 1 2 2 1 2 0 3 2 1 24 0,063

M 1 2 2 1 2 1 1 2 2 2 2 2 0 1 3 26 0,068

N 1 2 2 3 1 2 2 2 1 1 1 2 3 0 2 24 0,063

O 2 1 2 2 1 1 2 1 1 2 1 2 1 2 0 20 0,053

TOTAL 377 1,000

Keterangan :

Kekuatan

A Letak kelompok tani yang strategis

B Komunikasi antar pengurus dan anggota berjalan baik

C Keikutsertaan pelatihan yang diikuti oleh anggota dan pengurus

D Kualitas produk yang baik

E Efisiensi saluran distribusi pemasaran

F Ketersediaan input-input produksi

G Pengaruh teknologi budidaya dalam perkembangan usaha

H Prestasi kelompok

I Berorientasi terhadap profit

Kelemahan

J Pencatatan data produksi masih belum rapih

K Penetapan harga ditentukan oleh pengumpul

L Promosi yang dilakukan masih belum optimal

M Masih kurangnya sistem pengawasan produksi

N Keterbatasan modal

O Pencatatan data keuangan masih belum rapih

91

B. Pemberian Bobot Terhadap Faktor Eksternal (Peluang dan Ancaman). Bagian

Pengisian Matriks Berpasangan

Petunjuk Pengisian

1. Pemberian nilai berdasarkan pada perbandingan berpasangan antara dua faktor

secara relatif berdasarkan kepentingan atau pengaruhnya terhadap usaha

2. Cara membaca perbandingan dimulai dari faktor pada baris horizontal

terhadap kolom vertikal dan harus konsisten

Nilai 1 = Jika indikator horizontal kurang penting dari pada indikator vertikal

Nilai 2 = Jika indikator horizontal sama penting dari pada indikator vertikal

Nilai 3 = Jika indikator horizontal lebih penting dari pada indikator vertikal

Responden 1 (Dinas Pertanian Kota Bogor) Faktor

Eksternal A B C D E F G H I J K TOTAL BOBOT

A 0 1 2 1 1 2 2 2 2 1 2 16 0,082

B 2 0 2 3 1 3 2 2 1 2 3 21 0,108

C 1 2 0 2 1 3 2 1 1 1 1 15 0,077

D 3 1 1 0 2 2 1 3 3 2 1 19 0,098

E 3 3 2 3 0 2 2 2 3 1 2 23 0,119

F 1 2 3 2 1 0 2 1 1 2 1 16 0,082

G 2 2 1 1 2 2 0 3 1 2 3 19 0,098

H 1 1 2 3 1 1 1 0 2 2 1 15 0,077

I 1 2 3 2 2 1 2 1 0 1 1 16 0,082

J 1 1 2 2 2 3 2 1 2 0 2 18 0,093

K 2 2 1 1 1 2 2 3 1 1 0 16 0,082

TOTAL 194 1,000

Responden 2 (Raiser) Faktor

Eksternal A B C D E F G H I J K TOTAL BOBOT

A 0 2 1 2 1 2 3 2 1 2 2 18 0,096

B 2 0 2 3 1 1 3 2 2 1 2 19 0,101

C 1 2 0 2 1 3 2 1 1 1 1 15 0,080

D 3 1 1 0 2 2 1 3 3 2 1 19 0,101

E 3 3 2 3 0 3 1 3 2 1 3 24 0,128

F 1 1 2 2 1 0 1 1 1 1 1 12 0,064

G 2 1 3 1 2 1 0 3 1 2 3 19 0,101

H 1 1 1 3 1 1 1 0 2 1 1 13 0,069

I 1 2 1 3 1 2 1 1 0 1 1 14 0,074

J 1 1 2 2 2 3 2 1 2 0 2 18 0,096

K 2 2 1 2 1 2 2 3 1 1 0 17 0,090

TOTAL 188 1,000

92

Responden 3 (Taufan Fish Farm)

Faktor

Eksternal A B C D E F G H I J K TOTAL BOBOT

A 0 1 1 1 2 2 2 2 1 2 2 16 0.087

B 2 0 2 3 1 1 2 2 1 1 2 17 0.093

C 2 1 0 1 1 2 1 2 2 1 1 14 0.077

D 2 1 1 0 2 2 1 3 2 2 1 17 0.093

E 3 3 2 3 0 3 1 1 2 1 2 21 0.115

F 1 1 2 2 1 0 1 1 1 1 1 12 0.066

G 2 1 3 1 2 1 0 3 1 2 3 19 0.104

H 2 1 1 2 1 1 3 0 2 1 1 15 0.082

I 1 2 2 3 1 1 1 1 0 2 1 15 0.082

J 1 1 1 3 3 2 2 1 2 0 2 18 0.098

K 2 2 1 2 1 3 1 1 3 3 0 19 0.104

TOTAL 183 1,000

Keterangan :

Peluang

A Peningkatan nilai ekspor ikan hias air tawar sebesar 3,55 persen

per tahun pada periode tahun 2008-2011

B Potensi lingkungan Kelurahan Ciluar

C Kebijakan pemerintah program PUMP PB dan adanya Raiser

D Perkembangan teknologi dan informasi

E Loyalitas pembeli

F Ikan hias jenis blackghost dan ctenopoma diminati pasar lokal dan

ekspor

G Pameran ikan hias tahunan

Ancaman

H Harga input produksi meningkat

I Permintaan ikan hias di pasar ekspor menurun saat musim panas

J Ancaman pendatang baru

K Penerapan sistem penjualan pembudidaya ikan hias yang terpusat

oleh ketua kelompok

93

Lampiran 7 Penilaian Bobot Rata-Rata Faktor Strategis Internal

Faktor Strategis Internal Responden

Total Skor Rata-

rata Kekuatan

1 2

A Letak kelompok tani

yang Strategis 0,074 0,080 0,153 0,077

B Komunikasi antar pengurus

dan anggota berjalan baik 0,082 0,074 0,156 0,078

C Keikutsertaan pelatihan yang diikuti oleh

anggota dan pengurus dalam meningkatkan

sumberdaya manusia

0,074 0,066 0,140 0,070

D Kualitas produk ikan hias jenis blackghost

dan ctenopma yang baik dalam

keseragaman ukuran dan tidak cacat

0,092 0,085 0,177 0,088

E Efisiensi saluran distribusi

Pemasaran 0,071 0,069 0,140 0,070

F Ketersediaan input-input

Produksi 0,068 0,072 0,140 0,070

G Pengaruh teknologi budidaya dalam

perkembangan usaha 0,071 0,074 0,145 0,073

H Prestasi kelompok 0,053 0,056 0,108 0,054

I Berorientasi terhadap profit

0,053 0,056 0,108 0,054

Kelemahan

J Pencatatan data produksi masih

belum rapih 0,061 0,064 0,124 0,062

K Penetapan harga ditentukan

oleh pengumpul 0,055 0,053 0,108 0,054

L Promosi yang dilakukan

masih belum optimal 0,063 0,066 0,129 0,065

M Masih kurangnya sistem

pengawasan produksi 0,068 0,064 0,132 0,066

N Keterbatasan modal 0,063 0,066 0,129 0,065

O Pencatatan data keuangan

masih belum rapih 0,053 0,056 0,108 0,054

TOTAL 2,000 1

94

Lampiran 8 Penilaian Bobot Rata-rata Faktor Strategis Eksternal

Faktor Startegis Eksternal Responden

Total Skor

Rata-rata Peluang

1 2 3

A Peningkatan nilai ekspor ikan hias

air tawar sebesar 3,55 persen per

tahun pada periode tahun 2008-

2011

0,082 0,096 0,086 0,265 0,09

B Potensi lingkungan Kelurahan

Ciluar 0,108 0,101 0,092 0,301 0,10

C Kebijakan pemerintah program

PUMP PB dan adanya Raiser 0,077 0,080 0,086 0,244 0,08

D Perkembangan teknologi dan

informasi 0,098 0,101 0,092 0,291 0,10

E Loyalitas pembeli 0,119 0,128 0,114 0,360 0,12

F Ikan hias jenis blackghost dan

ctenopoma diminati pasar lokal dan

ekspor

0,082 0,064 0,065 0,211 0,07

G Pameran ikan hias tahunan 0,098 0,101 0,103 0,302 0,10

Ancaman

H Harga input produksi meningkat 0,077 0,069 0,081 0,228 0,08

I Permintaan ikan hias di pasar

ekspor menurun saat musim panas 0,082 0,074 0,081 0,238 0,08

J Ancaman pendatang baru 0,093 0,096 0,097 0,286 0,10

K Penerapan sistem penjualan

pembudidaya ikan hias yang

terpusat oleh ketua kelompok

0,082 0,090 0,103 0,276 0,09

TOTAL 3,000 1

95

Lampiran 9 Penilaian Rating Rata-Rata Faktor Strategis Internal

Faktor Strategis Internal Responden

Total Skor

Rata-rata Kekuatan

1 2

A Letak kelompok tani

yang Strategis 3 3 6 3

B Komunikasi antar pengurus

dan anggota berjalan baik 4 3 7 3.5

C Keikutsertaan pelatihan yang diikuti oleh anggota dan

pengurus dalam meningkatkan sumberdaya manusia 4 2 6 3

D Kualitas produk ikan hias jenis blackghost dan

ctenopma yang baik dalam keseragaman ukuran dan

tidak cacat

4 4 8 4

E Efisiensi saluran distribusi

Pemasaran 3 3 6 3

F Ketersediaan input-input

Produksi 3 3 6 3

G Pengaruh teknologi budidaya dalam

perkembangan usaha 3 4 7 3.5

H Prestasi kelompok 3 3 6 3

I Berorientasi terhadap profit

3 3 6 3

Kelemahan

J Pencatatan data produksi masih belum rapih 1 2 3 1.5

K Penetapan harga ditentukan oleh pengumpul 2 1 3 1.5

L Promosi yang dilakukan masih belum optimal 2 2 4 2

M Masih kurangnya sistem pengawasan produksi 2 2 4 2

N Keterbatasan modal 2 1 3 1.5

O Pencatatan data keuangan masih belum rapih 1 1 2 1

TOTAL 77 38.5

96

Lampiran 10 Penilaian Rating Rata-rata Faktor Strategis Eksternal

Faktor Startegis Eksternal Responden

Total Skor

Rata-rata Peluang

1 2 3

A Peningkatan nilai ekspor ikan hias air

tawar sebesar 3,55 persen per tahun pada

periode tahun 2008-2011

3 4 3 10 3,33

B Potensi lingkungan Kelurahan Ciluar 3 3 3 9 3,00

C Kebijakan pemerintah program PUMP PB

dan adanya Raiser 3 3 2 8 2,67

D Perkembangan teknologi dan informasi 4 2 2 8 2,67

E Loyalitas pembeli 4 3 3 10 3,33

F Ikan hias jenis blackghost dan ctenopoma

diminati pasar lokal dan ekspor 4 4 2 10 3,33

G Pameran ikan hias tahunan 3 4 2 9 3,00

Ancaman

H Harga input produksi meningkat 3 1 3 7 2,33

I Permintaan ikan hias di pasar ekspor

menurun saat musim panas 3 2 2 7 2,33

J Ancaman pendatang baru 4 3 3 10 3,33

K Penerapan sistem penjualan pembudidaya

ikan hias yang terpusat oleh ketua

kelompok

4 4 3 11 3,67

TOTAL 99 33,00

97

Lampiran 11 Analisis Matriks SWOT

KEKUATAN KELEMAHAN

1. Letak kelompok tani yang strategis

2. Komunikasi antar pengurus dan anggota

berjalan baik

3. Keikutsertaan pelatihan yang diikuti oleh

anggota dan pengurus dalam meningkatkan

sumberdaya manusia

4. Kualitas produk ikan hias jenis blackghost dan

ctenopma yang baik dalam keseragaman

ukuran dan tidak cacat

5. Efisiensi saluran distribusi pemasaran

6. Ketersediaan input-input produksi

7. Pengaruh teknologi budidaya dalam

perkembangan usaha

8. Prestasi kelompok

9. Berorientasi terhadap profit

1. Pencatatan data produksi masih belum rapih

2. Penetapan harga ditentukan oleh pengumpul

3. Promosi yang dilakukan masih belum optimal

4. Masih kurangnya sistem pengawasan produksi

5. Keterbatasan modal

6. Pencatatan data keuangan masih belum rapih

PELUANG

1. Peningkatan nilai ekspor ikan hias air tawar

sebesar 3,55 persen per tahun pada periode

tahun 2008-2011

2. Potensi lingkungan Kelurahan Ciluar

3. Kebijakan pemerintah program PUMP PB

dan adanya Raiser

4. Perkembangan teknologi dan informasi

5. Loyalitas pembeli

6. Ikan hias jenis blackghost dan ctenopoma

diminati pasar lokal dan ekspor

7. Pameran ikan hias tahunan

STRATEGI S-O

1. Meningkatkatkan kapasitas produksi jenis

ikan hias blackghost dan ctenopoma (S1, S2,

S3, S4, S7, O1, O2, O3, O5, O6)

2. Menambah jenis ikan hias baru seperti ikan

hias jenis tetra (S1, S6, S7, O1, O4, O5)

STRATEGI W-O

1. Meningkatkan modal dengan cara pinjaman ke

berbagai layanan usaha seperti perbankan (W5,

O4)

2. Melakukan promosi dengan berperan aktif

dalam pameran ikan hias untuk

memperkenalkan pada masyarakat luas (W3,

O7)

ANCAMAN

1. Harga input produksi meningkat

2. Permintaan ikan hias di pasar ekspor

menurun saat musim panas

3. Ancaman pendatang baru

4. Penerapan sistem penjualan satu pintu oleh

kelompok pembudidaya ikan hias sejenis

STRATEGI S-T

1. Meningkatkan pangsa pasar lokal (S5,S6, S7,

S8, T2)

STRATEGI W-T

1. Meningkatkan pengawasan sistem produksi

dengan menerapkan pembagian tugas ke setiap

pengurus dan anggota kelompok (W4, T1, T2,

T3, T4)

98

Lampiran 12 Analisis Matriks QSP

Responden I

Keterangan Faktor-faktor

kunci Bobot

Alternatif Strategi

Strategi 1 Strategi 2 Strategi 3 Strategi 4 Strategi 5

AS TAS AS TAS AS TAS AS TAS AS TAS

Faktor Internal

Kekuatan

(Streanghth)

Letak kelompok tani yang

Strategis A

0,077 1 0,077 1 0,077 1 0,077 1 0,077 1 0,077

Komunikasi antar pengurus

dan anggota berjalan baik B

0,078 4 0,312 2 0,156 3 0,234 4 0,312 4 0,312

Keikutsertaan pelatihan yang

diikuti oleh anggota dan

pengurus dalam

meningkatkan sumberdaya

manusia

C 0,070 3 0,210 3 0,210 3 0,210 3 0,210 3 0,210

Kualitas produk ikan hias

jenis blackghost dan

ctenopma yang baik dalam

keseragaman ukuran dan tidak

cacat

D 0,088 3 0,265 4 0,354 2 0,177 3 0,265 2 0,177

Efisiensi saluran distribusi

pemasaran E

0,070 2 0,140 4 0,280 2 0,140 3 0,210 2 0,140

Ketersediaan input-input

produksi F

0,070 2 0,140 4 0,280 2 0,140 3 0,210 3 0,210

Pengaruh teknologi dalam

perkembangan usaha G

0,073 3 0,218 3 0,218 2 0,145 1 0,073 2 0,145

Prestasi kelompok H 0,054 2 0,108 2 0,108 2 0,108 1 0,054 1 0,054

Berorientasi terhadap profit I 0,054 1 0,054 2 0,108 1 0,054 1 0,054 1 0,054

Kelemahan

Pencatatan data produksi

masih belum rapih J

0,062 1 0,062 1 0,062 4 0,248 3 0,186 4 0,248

Penetapan harga ditentukan

oleh pengumpul K

0,054 4 0,217 1 0,054 3 0,162 3 0,162 4 0,217

99 Responden I

Keterangan Faktor-faktor

kunci Bobot

Alternatif Strategi

Strategi 1 Strategi 2 Strategi 3 Strategi 4 Strategi 5

AS TAS AS TAS AS TAS AS TAS AS TAS

Faktor Internal

Kekuatan

(Streanghth)

Promosi yang dilakukan

masih belum optimal L

0,065 3 0,194 3 0,194 3 0,194 4 0,259 2 0,129

Masih kurangnya sistem

pengawasan produksi M

0,066 2 0,132 1 0,066 2 0,132 2 0,132 1 0,066

Keterbatasan modal N 0,065 2 0,129 1 0,065 3 0,194 1 0,065 1 0,065

Pencatatan data keuangan

masih belum rapih O

0,054 1 0,054 1 0,054 2 0,108 1 0,054 2 0,108

Faktor Eksternal

Peluang

Peningkatan nilai ekspor ikan

hias air tawar sebesar 3,55

persen per tahun pada periode

tahun 2008-2011

A 0,088 1 0,088 1 0,088 1 0,088 1 0,088 1 0,088

Potensi lingkungan Kelurahan

Ciluar B

0,100 1 0,100 1 0,100 1 0,100 1 0,100 1 0,100

Kebijakan pemerintah

program PUMP PB dan

adanya Raiser

C 0,081 3 0,244 3 0,244 3 0,244 1 0,081 2 0,162

Perkembangan teknologi D 0,097 4 0,388 2 0,194 4 0,388 4 0,388 4 0,388

Loyalitas pembeli E 0,120 4 0,480 3 0,360 4 0,480 4 0,480 2 0,240

Ikan hias jenis blackghost dan

ctenopoma diminati pasar

lokal dan ekspor

F 0,070 4 0,282 1 0,070 3 0,211 3 0,211 1 0,070

Pameran ikan hias tahunan G 0,101 2 0,201 3 0,302 3 0,302 2 0,201 2 0,201

100 Responden I

Keterangan Faktor-faktor

kunci Bobot

Alternatif Strategi

Strategi 1 Strategi 2 Strategi 3 Strategi 4 Strategi 5

AS TAS AS TAS AS TAS AS TAS AS TAS

Faktor Internal

Kekuatan

(Streanghth)

Ancaman

Harga input produksi

meningkat H

0,076 2 0,152 1 0,076 2 0,152 1 0,076 1 0,076

Permintaan ikan hias di pasar

ekspor menurun saat musim

panas

I 0,079 4 0,317 4 0,317 3 0,238 4 0,317 3 0,238

Ancaman pendatang baru J 0,095 4 0,381 4 0,381 3 0,286 4 0,381 3 0,286

Penerapan sistem penjualan

pembudidaya ikan hias yang

terpusat oleh ketua kelompok

K 0,092 1 0,092 1 0,092 1 0,092 4 0,367 1 0,092

Total 5,037

4,511

4,905

5,015

4,154

Responden II

Keterangan Faktor-faktor

kunci Bobot

Alternatif Strategi

Strategi 1 Strategi 2 Strategi 3 Strategi 4 Strategi 5

AS TAS AS TAS AS TAS AS TAS AS TAS

Faktor Internal

Kekuatan

(Streanghth)

Letak kelompok tani yang

Strategis A

0,077 1 0,077 2 0,153 1 0,077 2 0,153 1 0,077

Komunikasi antar pengurus

dan anggota berjalan baik B

0,078 3 0,234 2 0,156 3 0,234 3 0,234 3 0,234

Keikutsertaan pelatihan yang

diikuti oleh anggota dan

pengurus dalam

meningkatkan sumberdaya

manusia

C 0,070 3 0,210 2 0,140 3 0,210 2 0,140 4 0,280

Kualitas produk ikan hias

jenis blackghost dan

ctenopma yang baik dalam

D 0,088 3 0,265 3 0,265 4 0,354 3 0,265 2 0,177

101 Responden I

Keterangan Faktor-faktor

kunci Bobot

Alternatif Strategi

Strategi 1 Strategi 2 Strategi 3 Strategi 4 Strategi 5

AS TAS AS TAS AS TAS AS TAS AS TAS

Faktor Internal

Kekuatan

(Streanghth)

keseragaman ukuran dan tidak

cacat

Efisiensi saluran distribusi

pemasaran E

0,070 2 0,140 2 0,140 3 0,210 2 0,140 3 0,210

Ketersediaan input-input

produksi F

0,070 4 0,280 4 0,280 4 0,280 4 0,280 4 0,280

Pengaruh teknologi dalam

perkembangan usaha G

0,073 3 0,218 3 0,218 2 0,145 4 0,291 3 0,218

Prestasi kelompok H 0,054 2 0,108 3 0,163 4 0,217 3 0,163 2 0,108

Berorientasi terhadap profit I 0,054 3 0,163 3 0,163 3 0,163 2 0,108 3 0,163

Kelemahan

Pencatatan data produksi

masih belum rapih J

0,062 4 0,248 3 0,186 3 0,186 3 0,186 3 0,186

Penetapan harga ditentukan

oleh pengumpul K

0,054 4 0,217 3 0,162 3 0,162 3 0,162 3 0,162

Promosi yang dilakukan

masih belum optimal L

0,065 2 0,129 3 0,194 4 0,259 3 0,194 2 0,129

Masih kurangnya sistem

pengawasan produksi M

0,066 2 0,132 2 0,132 3 0,198 2 0,132 3 0,198

Keterbatasan modal N 0,065 3 0,194 2 0,129 3 0,194 3 0,194 1 0,065

Pencatatan data keuangan

masih belum rapih O

0,054 3 0,163 3 0,163 4 0,217 4 0,217 2 0,108

Faktor Eksternal

Peluang

Peningkatan nilai ekspor ikan

hias air tawar sebesar 3,55

persen per tahun pada periode

tahun 2008-2011

A 0,088 2 0,176 1 0,088 2 0,176 2 0,176 3 0,265

102 Responden I

Keterangan Faktor-faktor

kunci Bobot

Alternatif Strategi

Strategi 1 Strategi 2 Strategi 3 Strategi 4 Strategi 5

AS TAS AS TAS AS TAS AS TAS AS TAS

Faktor Internal

Kekuatan

(Streanghth)

Potensi lingkungan Kelurahan

Ciluar B

0,100 1 0,100 2 0,201 3 0,301 1 0,100 2 0,201

Kebijakan pemerintah

program PUMP PB dan

adanya Raiser

C 0,081 3 0,244 3 0,244 3 0,244 2 0,162 1 0,081

Perkembangan teknologi D 0,097 4 0,388 4 0,388 4 0,388 4 0,388 4 0,388

Loyalitas pembeli E 0,120 3 0,360 3 0,360 3 0,360 3 0,360 4 0,480

Ikan hias jenis blackghost dan

ctenopoma diminati pasar

lokal dan ekspor

F 0,070 3 0,211 2 0,141 2 0,141 2 0,141 2 0,141

Pameran ikan hias tahunan G 0,101 2 0,201 3 0,302 2 0,201 2 0,201 2 0,201

Ancaman

Harga input produksi

meningkat H

0,076 1 0,076 3 0,228 2 0,152 1 0,076 1 0,076

Permintaan ikan hias di pasar

ekspor menurun saat musim

panas

I 0,079 3 0,238 4 0,317 3 0,238 3 0,238 3 0,238

Ancaman pendatang baru J 0,095 3 0,286 4 0,381 2 0,191 3 0,286 3 0,286

Penerapan sistem penjualan

pembudidaya ikan hias yang

terpusat oleh ketua kelompok

K 0,092 2 0,184 2 0,184 3 0,276 2 0,184 2 0,184

Total

5,242 5,477 5,772 5,172 5,135

103

Lampiran 13. Foto-Foto Kelompok BMS dan Pelatihan Dinas

Kelompok BMS dengan Dinas Pembinaan dari Dinas

Pelatihan-Pelatihan Pelatihan-Pelatihan

Pembinaan dari Dinas Kelompok BMS

104

Lampiran 14 Foto Proses Produksi dan Budidaya Ikan Hias

Akuarium Pemeliharaan Akar Pakis

Daun Ketapang Pakan Alami

Artemia Benih blackghost

105

Lampiran 15 Foto Wadah Pemeliharaan Budidaya Ikan Hias dan

Sekretariat Kelompok BMS

Akuarium Akuarium

Bak Pemeliharaan Bak Pemeliharaan

Kantor S

Sekretariat Gazeebo Tempat Pertemuan

106

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bogor pada tanggal 03 Januari 1988. Penulis

merupakan anak pertama dari dua bersaudara dari keluarga Bapak H. Sofyan

Anshori dan Ibu Siti Hasanah.

Tahun 1999, penulis berhasil menyelesaikan pendidikan sekolah dasar di

SDN Pengadilan 2 Kota Bogor. Selanjutnya, masih di kota yang sama, penulis

berhasil menyelesaikan pendidikan sekolah menengah pertama di SMP Negeri 12

Kota Bogor pada tahun 2002, dan pendidikan sekolah menengah atas di SMA

Negeri 8 Kota Bogor pada tahun 2005.

Penulis diterima sebagai mahasiswa Institut Pertanian Bogor pada tahun

2005 melalui jalur USMI (Undangan Seleksi Masuk IPB) pada Program Studi

Diploma III Teknologi Produksi dan Manajemen Perikanan Budidaya. Pada tahun

2010 penulis melanjutkan studi pada Program Pendidikan Alih Jenis Agribisnis.

76