STRATEGI PENGEMBANGAN AGRIBISNIS MANGGA UNTUK...

17
Seminar Nasional : Menggagas Kebangkitan Komoditas Unggulan Lokal Pertanian dan Kelautan Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura Juni, 2013 37 STRATEGI PENGEMBANGAN AGRIBISNIS MANGGA UNTUK MEMENUHI PASAR EKSPOR (Studi Kasus di Kabupaten Majalengka Propinsi Jawa Barat) Mango Agribusiness Development Strategy To Meet Export Markets (Case Study in Majalengka West Java Province) Gema Wibawa Mukti Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran, Sumedang, Jl. Raya Bandung Jatinangor Km 21,5. Email : [email protected], Tlp : 08122160995 ABSTRAK Fokus dalam penelitian ini adalah mencari bagaimana rumusan strategi pengembangan Agribisnis Mangga di Kabupaten Majalengka, sehingga komoditas Mangga dapat memenuhi standar pasar ekspor. Penelitian dilakukan dengan menggunakan pendekatan studi kasus secara cross sectional. Lokasi Penelitian ditentukan secara purposif pada daerah yang potensial untuk pengembangan komoditas Mangga, yaitu Kabupaten Majalengka. Data yang dikumpulkan adalah data primer dan data sekunder. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan analisis SWOT sehingga didapatkan prioritas strategi pengembangan Agribisnis Mangga di Kabupaten Majalengka. Berdasarkan hasil analisis SWOT yang telah dilakukan, maka prioritas strategi pengembangan Agribisnis Mangga sebagai komoditas ekspor di Kabupaten Majalengka adalah 1) Penguatan Asosiasi Petani dan Pedagang Mangga Majalengka 2) Penerapan sistem informasi yang terintegrasi diantara petani, pedagang, eksportir, Pemerintah Daerah serta Perguruan Tinggi 3) Penerapan cold chain dan sistem sortasi serta grading yang adil. Saran dari penelitian ini adalah 1) penanaman komoditas Mangga dalam satu hamparan/kawasan sentra produksi minimal 500 ha dalam satu kecamatan, 2) Pembentukan Asosiasi Petani dan Pedagang yang tidak terpisahkan, 3) Adanya kerjasama yang baik antara pelaku usaha, eksportir, Pemerintah daerah dan Perguruan Tinggi dalam Pengembangan sistem informasi yang terintegrasi serta cold chains mulai dari produsen sampai konsumen sehingga kualitas buah Mangga dapat terjaga dengan baik. Kata Kunci : Strategi, SWOT, Mangga, pasar ekspor ABSTRACT The focus of this research is to find the Mango’s Agribusiness development strategy formulation, so it can meet the standard export market of Mango. The study was conducted using a case study approach is cross sectional. Research location determined purposively on potential areas for development of mango commodity. Data was primary and secondary data. The data collected were analyzed by using SWOT analysis to obtain the priority of Mango’s Agribusiness development strategy at Majalengka. Based on the results of the SWOT analysis, so the priority of Mango Agribusiness development strategy as an export commodity in Majalengka is 1) Strengthening Association of Mango’s Farmers and intermediarries 2) The

Transcript of STRATEGI PENGEMBANGAN AGRIBISNIS MANGGA UNTUK...

Page 1: STRATEGI PENGEMBANGAN AGRIBISNIS MANGGA UNTUK …pertanian.trunojoyo.ac.id/semnas/wp-content/uploads/STRATEGI... · menggunakan pendekatan studi kasus secara cross ... Sistem sortir

Seminar Nasional : Menggagas Kebangkitan

Komoditas Unggulan Lokal Pertanian dan Kelautan

Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura Juni, 2013

37

STRATEGI PENGEMBANGAN AGRIBISNIS MANGGA

UNTUK MEMENUHI PASAR EKSPOR

(Studi Kasus di Kabupaten Majalengka Propinsi Jawa Barat)

Mango Agribusiness Development Strategy To Meet Export Markets

(Case Study in Majalengka West Java Province)

Gema Wibawa Mukti

Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran, Sumedang, Jl. Raya

Bandung – Jatinangor Km 21,5.

Email : [email protected], Tlp : 08122160995

ABSTRAK

Fokus dalam penelitian ini adalah mencari bagaimana rumusan strategi

pengembangan Agribisnis Mangga di Kabupaten Majalengka, sehingga komoditas

Mangga dapat memenuhi standar pasar ekspor. Penelitian dilakukan dengan

menggunakan pendekatan studi kasus secara cross sectional. Lokasi Penelitian

ditentukan secara purposif pada daerah yang potensial untuk pengembangan komoditas

Mangga, yaitu Kabupaten Majalengka. Data yang dikumpulkan adalah data primer dan

data sekunder. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan analisis SWOT

sehingga didapatkan prioritas strategi pengembangan Agribisnis Mangga di Kabupaten

Majalengka. Berdasarkan hasil analisis SWOT yang telah dilakukan, maka prioritas

strategi pengembangan Agribisnis Mangga sebagai komoditas ekspor di Kabupaten

Majalengka adalah 1) Penguatan Asosiasi Petani dan Pedagang Mangga Majalengka 2)

Penerapan sistem informasi yang terintegrasi diantara petani, pedagang, eksportir,

Pemerintah Daerah serta Perguruan Tinggi 3) Penerapan cold chain dan sistem sortasi

serta grading yang adil. Saran dari penelitian ini adalah 1) penanaman komoditas

Mangga dalam satu hamparan/kawasan sentra produksi minimal 500 ha dalam satu

kecamatan, 2) Pembentukan Asosiasi Petani dan Pedagang yang tidak terpisahkan, 3)

Adanya kerjasama yang baik antara pelaku usaha, eksportir, Pemerintah daerah dan

Perguruan Tinggi dalam Pengembangan sistem informasi yang terintegrasi serta cold

chains mulai dari produsen sampai konsumen sehingga kualitas buah Mangga dapat

terjaga dengan baik.

Kata Kunci : Strategi, SWOT, Mangga, pasar ekspor

ABSTRACT

The focus of this research is to find the Mango’s Agribusiness development

strategy formulation, so it can meet the standard export market of Mango. The study

was conducted using a case study approach is cross sectional. Research location

determined purposively on potential areas for development of mango commodity. Data

was primary and secondary data. The data collected were analyzed by using SWOT

analysis to obtain the priority of Mango’s Agribusiness development strategy at

Majalengka. Based on the results of the SWOT analysis, so the priority of Mango

Agribusiness development strategy as an export commodity in Majalengka is 1)

Strengthening Association of Mango’s Farmers and intermediarries 2) The

Page 2: STRATEGI PENGEMBANGAN AGRIBISNIS MANGGA UNTUK …pertanian.trunojoyo.ac.id/semnas/wp-content/uploads/STRATEGI... · menggunakan pendekatan studi kasus secara cross ... Sistem sortir

Seminar Nasional : Menggagas Kebangkitan

Komoditas Unggulan Lokal Pertanian dan Kelautan

Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura Juni, 2013

38

Implementation of an integrated information system between farmers, intermediarries,

exporters, Local Government and University 3) The Application of cold chain and the

fair system of sorting and grading activity. The Suggestion of this research is 1) Mango

plantation commodities in one production centers of at least 500 ha in one district, 2)

The Formation of the Association of Farmers and intermediarries inseparable, 3) The

existence of good cooperation between businesses, exporters, local governments and

universities in the development of an integrated information system as well as cold

chains from producers to consumers.

Keyword: Strategy, SWOT, Mango, export markets

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Tuntutan konsumen akan produk – produk pertanian semakin berkembang

seiring dengan semakin tingginya kesadaran konsumen akan kualitas dan keamanan dari

suatu produk pertanian. Salah satu komoditas unggulan yang terbentur oleh kendala

kualitas adalah Mangga. Kendala yang paling banyak ditemui dalam ekspor buah

Mangga yaitu penolakan buah Mangga karena ketatnya pengawasan standar kualitas

oleh beberapa negara, misalnya oleh Negara Singapura dimana Agri-Food and

Veterinary Authority (AVA) Singapura menetapkan syarat produk ekspor Indonesia

harus memenuhi kriteria: (1) Memenuhi konsep food safety (terutama pesticide residue

control); (2) Penerapan manajemen pasca panen yang baik dan penerapan rantai

pendingin yang konsisten; (3) Packaging yang ramah lingkungan; dan (4) Sistem

pergudangan dan transportasi (logistik) yang baik.

Produsen Mangga terbesar kedua di Indonesia adalah Jawa Barat. Produksi

Mangga Jawa Barat pada Tahun 2011 mencapai 357.188 Ton atau sekitar 16,8 % dari

produksi Mangga nasional. Kabupaten Majalengka merupakan salah satu daerah sentra

ekspor Mangga di wilayah Jawa Barat dengan tingkat produksi produksi Mangga pada

Tahun 2011 sebesar 43.281 Ton dan berada pada peringkat ketiga produksi terbesar

Mangga Jawa Barat atau sebesar 12,12 % dari produksi Mangga Jawa Barat. Focus

pengembangan komoditas Mangga di Kabupaten Majalengka dikarenakan

pengembangan Mangga komoditas ekspor telah lama dikembangkan di Kabupaten

Majalengka. Fokus pengembangan komoditas Mangga tujuan ekspor dilakukan sekitar

Tahun 1997 dan telah menuai hasilnya sebagai eksportir terbesar Mangga varietas

Gedong Gincu.

Sementara potensi ekspor Mangga Indonesia masih berpeluang besar. Direktorat

Jenderal Hortikultura Kementrian Pertanian RI mencatat ekspor buah Mangga dari

Indonesia lebih banyak diserap pasar dari negara-negara di Timur Tengah seperti Arab

Saudi. Peluang pasar lainnya yang dapat diraih produsen Mangga Indonesia antara lain

Amerika, Kanada (4,2 %), Eropa (15%), China (9%), Timur Tengah (14%), Jepang

(3%), dan Singapura (5%). Untuk memanfaatkan potensi ekspor tersebut perlu

peningkatan produktivitas dengan kualitas Mangga yang baik dan memenuhi standar

Page 3: STRATEGI PENGEMBANGAN AGRIBISNIS MANGGA UNTUK …pertanian.trunojoyo.ac.id/semnas/wp-content/uploads/STRATEGI... · menggunakan pendekatan studi kasus secara cross ... Sistem sortir

Seminar Nasional : Menggagas Kebangkitan

Komoditas Unggulan Lokal Pertanian dan Kelautan

Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura Juni, 2013

39

ekspor. Disamping itu, penurunan angka ekspor yang terjadi pada Tahun 2010 jangan

sampai terulang kembali.

Menurut Kun Tanti D., dkk (2009), penolakan ekspor buah Mangga Indonesia

oleh beberapa negara pun dikarenakan waktu tempuh (distribusi) yang cukup lama

sehingga begitu sampai di negara tujuan, buah Mangga mengalami pembusukan, baik

karena lalat buah, antraknosa, maupun chilling injury. Diakui juga, kondisi infrastruktur

jalan dan pelabuhan Indonesia masih buruk. Apabila menggunakan jalur udara, maka

biaya transportasi untuk saat ini akan sangat mahal dan tidak ekonomis dengan harga

jual buah Mangga.

Perumusan Masalah

Dalam pengembangan usahatani komoditas Mangga sebagai komoditas

unggulan di Kabupaten Majalengka untuk menembus pasar ekspor perlu disusun

berbagai strategi yang dapat mendorong pengembangan tersebut secara terintegrasi.

Dalam penyusunan strategi pengembangan tersebut perlu memperhatikan lingkungan

eksternal dan internal, yaitu sisi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang

dimiliki dan dihadapi oleh para pelaku usaha Mangga di Kabupaten Majalengka.

Dengan melakukan analisis yang mendalam terhadap lingkungan internal dan eksternal

tersebut, maka dalam perumusan strategi pengembangan akan diperoleh hasil yang

maksimal, serta dapat diterapkan secara nyata di lapangan. Berdasarkan hal tersebut,

masalah yang menjadi fokus dalam penelitian ini adalah bagaimana bentuk atau

rumusan strategi pengembangan agribisnis Mangga di Kabupaten Majalengka, sehingga

komoditas Mangga sebagai komoditas unggulan strategis dapat mememenuhi standar

pasar ekspor sehingga komoditas Mangga ini dapat diterima dengan baik oleh

konsumen di luar negeri. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan tingkat perekonomian

masyarakat pada umumnya dan khususnya dapat meningkatkan kesejahteraan pelaku

usahatani Mangga di Kabupaten Majalengka

Tujuan Penelitian

Tujuan Penelitian ini adalah untuk memperoleh strategi pengembangan

agribisnis Mangga di Kabupaten Majalengka, sehingga Komoditas Mangga mampu

memenuhi permintaan pasar ekspor.

Kerangka Pemikiran

Kabupaten Majalengka merupakan salah satu sentra produksi dan

pengembangan Mangga di Jawa Barat selain Kabupaten Indramayu dan Kabupaten

Cirebon. Kabupaten Majalengka juga dikenal sebagai salah satu sentra untuk

pembibitan Mangga yang dipusatkan di tiga kecamatan, yaitu Kecamatan Raja Galuh,

Kecamatan Sindang Wangi, dan Kecamatan Suka Haji. Ketiga kecamatan tersebut

menghasilkan ribuan bibit Mangga dari penangkar bibit yang telah disertifikasi oleh

instansi berwenang.

Kondisi eksisting tersebut memperlihatkan bahwa potensi Majalengka sebagai

sentra produksi dan pemasaran Mangga sangat layak untuk dikembangkan. Namun pada

Page 4: STRATEGI PENGEMBANGAN AGRIBISNIS MANGGA UNTUK …pertanian.trunojoyo.ac.id/semnas/wp-content/uploads/STRATEGI... · menggunakan pendekatan studi kasus secara cross ... Sistem sortir

Seminar Nasional : Menggagas Kebangkitan

Komoditas Unggulan Lokal Pertanian dan Kelautan

Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura Juni, 2013

40

kenyataannya angka ekspor Mangga malah menurun, tentunya kondisi ini

memperlihatkan adanya suatu kesalahan yang harus dicari solusinya sebagai perbaikan

di masa yang akan datang. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian yang berkaitan

dengan strategi pengembangan Agribisnis Mangga di Kabupaten Humbang Majalengka.

Hal ini dilakukan untuk mengetahui apakah faktor-faktor yang mempengaruhi

pengembangan Mangga sebagai komoditas ekspor dan strategi utama apa yang dapat

mengembangkan Agribisnis Mangga di Kabupaten Majalengka.

METODE PENELITIAN

Penelitian dilakukan dengan menggunakan pendekatan studi kasus secara cross

sectional. Lokasi Penelitian ditentukan secara purposif pada daerah yang potensial

untuk pengembangan komoditas Mangga, yaitu Kabupaten Majalengka. Kebutuhan data

terdiri dari data sekunder dan data primer. Data primer diambil dengan cara tatap muka

langsung dengan responden melalui wawancara menggunakan perangkat kuesioner

sebagai alat bantu dalam wawancara. Pendalaman setiap variabel dilakukan melalui

diskusi (FGD/ Focus Group Discussion) dan wawancara mendalam (indepth interview).

Data sekunder diambil dengan studi literatur, kajian-kajian terhadap pelaksanaan studi

yang mempunyai kemiripan dengan kegiatan ini. Responden terdiri dari petani Mangga

dan pedagang Mangga. Metode penentuan responden adalah purposive sample (sampel

bertujuan).

Analisis data ditekankan pada aspek analisis sosio-ekonomi masyarakat, dimana

tinjauannya dilakukan secara mikro dan mendalam. Data yang diperoleh dianalisis

dengan menggunakan analisis SWOT sehingga didapatkan prioritas strategi

pengembangan Agribisnis Mangga di Kabupaten Majalengka.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Analisis Faktor Internal

Faktor – faktor strategis lingkungan internal dimiliki oleh Kabupaten

Majalengka terkait dengan peningkatan Kualitas Mangga untuk memenuhi standar

ekspor di Kabupaten Majalengka

1. Kekuatan (Strengths)

a. Sumber daya lahan dan kondisi geografis Kabupaten Majalengka

Dari segi sumber daya lahan dan kondisi geografis (lahan, iklim, kondisi

wilayah) sudah cocok dan memiliki keunggulan komparatif dan kompetitif

dalam mengembangkan komoditas Mangga.

b. Sumber Daya Manusia

Dari segi kualitas dan kuantitas sumber daya manusia sudah mencukupi.

Tenaga kerja untuk aktivitas budidaya Mangga cukup tersedia di daerah

produksi dan keterampilan teknik budidaya petani sudah cukup baik, juga

keterampilan yang dimiliki pelaku pemasaran Mangga.

Page 5: STRATEGI PENGEMBANGAN AGRIBISNIS MANGGA UNTUK …pertanian.trunojoyo.ac.id/semnas/wp-content/uploads/STRATEGI... · menggunakan pendekatan studi kasus secara cross ... Sistem sortir

Seminar Nasional : Menggagas Kebangkitan

Komoditas Unggulan Lokal Pertanian dan Kelautan

Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura Juni, 2013

41

c. Kelembagaan petani seperti kelompok tani Mangga, Gapoktan Mangga, dan

Asosiasi Petani Mangga Majalengka yang aktif dalam kegiatan pemasaran

Mangga.

d. Dukungan Dinas Petanian Tanaman Pangan Propinsi dan Dinas Pertanian dan

Perikanan Kabupaten Majalengka yang cukup besar dalam memfasilitasi

pembinaan dan pengembangan Mangga yang dilakukan petani.

e. Dukungan pihak Perguruan Tinggi. Usaha petani Mangga di kabupaten

Majalengka untuk menembus pasar ekspor didukung oleh pihak Universitas

Padjadjaran melalui Pusat Penelitian Inovasi Kelembagaan Pertanian. Proses

pendampingan yang berkesinambungan dari pihak Unpad mempermudah

petani untuk mengakses informasi mengenai pasar ekspor

f. Petani memiliki usahatani lain atau mata pencaharian lain sehingga kebutuhan

hidupnya sehari-hari masih dapat terpenuhi. Gestation period tidak menjadi

masalah petani dalam pengembangan Mangga.

2. Kelemahan (Weaknesss)

a) Ketersediaan modal yang rendah.

Ketersediaan modal petani menyebabkan banyak petani yang menyewakan

pohonnya kepada pihak lain sehingga menyebabkan kualitas Mangga menjadi

menurun karena penyewa pada umumnya tidak memikirkan kondisi pohon

untuk jangka panjang. Hal ini menyebabkan petani sulit mempertahankan

kontinuitas produksinya.

b) Jenis kebun yang dimiliki oleh petani. Sebagian besar petani (70 %) merupakan

petani Mangga pekarangan dan petani Mangga kebun campuran (yang

memiliki pohon Mangga kurang dari 20 pohon), sehingga registrasi kebun pada

petani yang sebagian besar berupa pekarangan sulit dilakukan.

c) Kesadaran petani untuk perawatan pohon masih rendah. Pemupukan dan

pengendalian hama dan penyakit tanaman berdasarkan jumlah produksi

Mangga yang dihasilkan. Apabila menghasilkan, maka perawatan dilakukan,

begitupun sebaliknya.

d) Kondisi Harga Mangga. Harga Mangga menurun drastis pada saat panen raya

e) Sistem sortir dan grade yang ketat dari supplier dan eksportir, sementara harga

bersaing dengan pasar konsumsi (wisata).

f) Penanganan pasca panen sepenuhnya belum menggunakan rantai pendingin

(cold chains) yang terintegrasi dari hulu sampai hilir sehingga kualitas Mangga

untuk tujuan ekspor dikhawatirkan tetap menurun.

Analisis Faktor Eksternal

Faktor – faktor strategis lingkungan eksternal dalam pendekatan analisis SWOT

dilakukan dengan EFAS (eksternal strategic factors analysis summary, yaitu faktor

peluang (opportunities), dan ancaman (threats) dalam pengembangan kualitas

komoditas Mangga untuk memenuhi standar ekspor di Kabupaten Majalengka

Page 6: STRATEGI PENGEMBANGAN AGRIBISNIS MANGGA UNTUK …pertanian.trunojoyo.ac.id/semnas/wp-content/uploads/STRATEGI... · menggunakan pendekatan studi kasus secara cross ... Sistem sortir

Seminar Nasional : Menggagas Kebangkitan

Komoditas Unggulan Lokal Pertanian dan Kelautan

Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura Juni, 2013

42

1. Peluang (Opportunities)

a) Tingkat Permintaan Lokal Buah Mangga.

konsumsi Mangga terus menerus meningkat sesuai data konsumsi buah-buahan

masyarakat yang cenderung meningkat setiap tahunnya.

b) Peluang pasar ekspor masih terbuka luas dengan standar kualitas Mangga yang

sesuai dengan yang disyaratkan negara pengimpor.

c) Ketersediaan varietas Mangga berkualitas yang mudah diakses oleh Petani

Mangga

d) Adanya investor swasta yang tertarik berinvestasi untuk pengembangan

Agribisnis Mangga bernilai jual tinggi untuk tujuan ekspor.

e) Terbukanya pasar ASEAN pada tahun 2015 sehingga memberikan prospek pasar

yang besar bagi petani Mangga di kabupaten Majalengka

2. Ancaman (Threats)

a) Perkembangan kondisi agroklimat dimana curah hujan tinggi akan

menyebabkan kerontokkan bunga yang mengakibatkan turunnya produktivitas

dan kualitas Mangga.

b) Terbukanya pasar ASEAN pada tahun 2015 sehingga produk dari Negara

Asean akan mudah masuk ke dalam pasar Indonesia. Kondisi ini merupakan

ancaman bagi petani lokal karena pasar mereka mulai dimasuki oleh produsen

dari luar negeri.

c) Infrastruktur produksi yang kurang memadai, seperti jalan, listrik dan juga air

d) Produsen/petani asing yang telah memiliki rantai pasok yang lebih baik

sehingga mereka lebih efisien dalam hal harga

e) Kurangnya kesadaran petani untuk peremajaan pohon Mangga sebagai

investasi masa depan, sehingga dikhawatirkan kualitas Mangga akan terus

menurun.

Berdasarkan analisis lingkungan eksternal dan internal, hasil perhitungan

analisis IFAS (Internal Strategic Factors Analysis summary) dan EFAS (Eksternal

Strategig Factors Analysis summary) diperlihatkan dalam tabel 1 dan tabel 2.

Tabel 1. Matriks IFAS (Internal Strategic Factors Analysis summary)

Page 7: STRATEGI PENGEMBANGAN AGRIBISNIS MANGGA UNTUK …pertanian.trunojoyo.ac.id/semnas/wp-content/uploads/STRATEGI... · menggunakan pendekatan studi kasus secara cross ... Sistem sortir

Seminar Nasional : Menggagas Kebangkitan

Komoditas Unggulan Lokal Pertanian dan Kelautan

Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura Juni, 2013

43

Hasil dari matriks IFAS diperoleh nilai indeks akumulatif untuk elemen

kekuatan sebesar 1,68, sedangkan untuk elemen kelemahan diperoleh 0,90. Hal ini

menunjukkan bahwa responden memberikan respon yang tinggi terhadap faktor

kekuatan dan respon yang kecil kepada faktor kelemahan, sedangkan total nilai bobot

skor untuk faktor internal sebesar 2,58. Nilai bobot skor tersebut menunjukkan bahwa

kondisi Pemerintah Daerah dan pelaku usaha/petani Mangga secara internal (kekuatan

dan kelemahan) sudah cukup baik (kuat), dalam upaya peningkatan kualitas Mangga di

Kabupaten Majalengka.

Tabel 2. Matriks EFAS (Eksternal Strategig Factors Analysis summary)

Hasil analisa matriks EFE untuk elemen peluang diperoleh nilai indeks

kumulatif skor sebesar 1,43, sedangkan nilai bobot skor untuk elemen ancaman sebesar

1,71. Hal ini menunjukkan bahwa responden memberikan respon yang lebih kecil

terhadap faktor peluang dan respon yang lebih besar terhadap faktor ancaman. Untuk

total nilai bobot skor untuk faktor eksternal sebesar 3,14. Melihat hasil analisis tersebut,

dengan nilai bobot skor untuk elemen peluang lebih kecil dari bobot skor elemen

ancaman, maka kita dapat mengatakan bahwa dalam Peningkatan kualitas Mangga di

Kabupaten Majalengka belum mampu memanfaatkan peluang dengan sebaik – baiknya,

Page 8: STRATEGI PENGEMBANGAN AGRIBISNIS MANGGA UNTUK …pertanian.trunojoyo.ac.id/semnas/wp-content/uploads/STRATEGI... · menggunakan pendekatan studi kasus secara cross ... Sistem sortir

Seminar Nasional : Menggagas Kebangkitan

Komoditas Unggulan Lokal Pertanian dan Kelautan

Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura Juni, 2013

44

mereka masih melihat iklim usaha global saat ini sebagai ancaman, bukan sebagai

peluang pasar yang sangat prospektif.

Analisis Matriks SWOT

Setelah dilakukan analisis lingkungan internal dan eksternal maka dilakukan

proses pemaduan antara elemen kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman dengan

matriks SWOT. Tujuan dari pemanduan ini adalah untuk menentukan alternatif strategi

yang dipilih. Dari hasil matriks SWOT dapat diperoleh beberapa strategi alternatif

dalam Peningkatan komoditas Mangga di Kabupaten Majalengka.

Tabel 3. Matriks SWOT

Strategi Strengh – Opportunities (S-O)

Komponen kekuatan (strenghts) dan peluang (opportunities) dalam analisis ini

merupakan dasar yang dapat memicu keberhasilan usaha pengembangan Mangga di

Kabupaten Majalengka. Kekuatan (strenghts) dan peluang (opportunities) yang ada

dalam upaya peningkatan kualitas Mangga ekspor ini merupakan sebuah keunggulan

bagi Kabupaten Majalengka dibandingkan dengan komoditas lain yang diusahakan atau

daerah lain yang mengusahakan.

Strategi ini dijalankan yaitu dengan cara memakai kekuatan (strenghts) yang

dimiliki petani Mangga dan pelaku pemasaran Mangga untuk memanfaatkan peluang

Page 9: STRATEGI PENGEMBANGAN AGRIBISNIS MANGGA UNTUK …pertanian.trunojoyo.ac.id/semnas/wp-content/uploads/STRATEGI... · menggunakan pendekatan studi kasus secara cross ... Sistem sortir

Seminar Nasional : Menggagas Kebangkitan

Komoditas Unggulan Lokal Pertanian dan Kelautan

Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura Juni, 2013

45

(opportunities) dari luar terkait dengan upaya peningkatan kualitas Mangga untuk

memenuhi standar ekspor.

Tabel 4. Matriks Strategi S-O

Strategi Weaknesses-Opportunities (W-O)

Analisis dari kelemahan (weaknesses) dan peluang (opportunities) ini

merupakan suatu interaksi antara kelemahan (weaknesses) yang dimiliki dari dalam

petani dan pelaku pemasaran Mangga dengan peluang (opportunities) peningkatan

kualitas Mangga ekspor. Peluang (opportunities) yang tersedia sangat meyakinkan,

namun tidak dapat dimanfaatkan karena yang ada hanya kelemahan (weaknesses) bukan

kekuatan (strenghts) sehingga petani dan pelaku pemasaran Mangga tidak mampu untuk

melakukannya. Pilihan keputusan yang dapat diambil adalah melalui divestasi (melepas

peluang yang ada untuk dimanfaatkan sektor usaha lain) atau investasi (memaksanakan

melaksanakan peluang tersebut dengan risiko tertentu). Maka strategi yang dijalankan

yaitu dengan cara menanggulangi kelemahan (weaknesses) yang dimiliki dengan

memanfaatkan peluang (opportunities) dari luar.

Tabel 5. Matriks Strategi W-O

Page 10: STRATEGI PENGEMBANGAN AGRIBISNIS MANGGA UNTUK …pertanian.trunojoyo.ac.id/semnas/wp-content/uploads/STRATEGI... · menggunakan pendekatan studi kasus secara cross ... Sistem sortir

Seminar Nasional : Menggagas Kebangkitan

Komoditas Unggulan Lokal Pertanian dan Kelautan

Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura Juni, 2013

46

Analisis Strategi Strengths-Threats (S-T)

Analisis ini merupakan sebuah interaksi antara kekuatan (strenghts) dan

ancaman (threats) dari luar petani dan pelaku pemasaran Mangga dalam usaha

pengembangan Mangga yang dilakukan untuk memenuhi kualitas ekspor. Strategi ini

dijalankan dengan cara memakai kekuatan (strenghts) yang dimiliki untuk mengatasi

atau menghindari ancaman (threats) dari luar terkait dengan upaya peningkatan kualitas

Mangga untuk memenuhi ekspor yang dilakukan.

Tabel 6. Matriks Strategi S - T

Analisis Strategi Weaknesses – Threats (W-T)

Analisis terakhir ini merupakan perpaduan kondisi yang terlemah karena

merupakan pertemuan antara kelemahan (weaknesses) dengan ancaman (threats) dari

luar. Strategi yang disusun harus akurat dan sungguh-sungguh karena risiko dari salah

pengambilan keputusan akan cukup membawa bencana yang besar bagi

keberlangsungan upaya peningkatan kualitas Mangga untuk memenuhi standar ekspor

di Kabupaten Majalengka. Strategi yang harus diambil adalah yaitu dengan

mengendalikan kerugian agar kerugian yang timbul tidak terlalu besar dari yang

diperkirakan.

Tabel 7. Matriks Strategi W-T

Page 11: STRATEGI PENGEMBANGAN AGRIBISNIS MANGGA UNTUK …pertanian.trunojoyo.ac.id/semnas/wp-content/uploads/STRATEGI... · menggunakan pendekatan studi kasus secara cross ... Sistem sortir

Seminar Nasional : Menggagas Kebangkitan

Komoditas Unggulan Lokal Pertanian dan Kelautan

Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura Juni, 2013

47

Analisis QSP (Quantitative Strategic Planning)

Berdasarkan hasil analisis SWOT yang telah dilakukan, maka strategi

pengembangan agribisnis Mangga sebagai komoditas ekspor di Kabupaten Majalengka

adalah sebagai berikut

1. Penggunaan varietas Mangga bernilai jual tinggi dengan bibit berkualitas di lahan

petani dengan dukungan Pemerintah, swasta dan Perguruan Tinggi

2. Pengembangan kebun hamparan melalui kelembagaan petani dan pedagang.

Pengelolaan kebun berupa hamparan dilakukan oleh kelompok tani bekerja sama

dengan pedagang (intermediaries), didukung oleh Dinas terkait dan Perguruan

Tinggi

3. Peningkatan kerjasama petani dengan pihak swasta (investor, lembaga bank, atau

pelaku pemasaran Mangga) untuk bantuan modal perawatan dan pemeliharaan

Mangga.

4. Peningkatan infrastruktur jalan produksi yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah,

dipelihara secara swadaya yang melibatkan petani, pelaku pemasaran Mangga dan

juga masyarakat

5. Penguatan Asosiasi Petani dan Pedagang Mangga Majalengka, sehingga petani dan

pedagang merupakan suatu entitas tidak terpisahkan yang memiliki daya saing kuat

dalam menghadapi persaingan global (Pasar Asean 2015)

6. Pelatihan dan Pendampingan Budidaya serta penanganan pasca panen Mangga

untuk petani dan pelaku pemasaran Mangga sesuai dengan SOP untuk ekspor yang

difasilitasi oleh Pemerintah daerah dan Perguruan Tinggi

7. Penerapan cold chain dan sistem sortasi serta grading yang adil oleh pihak

eksportir yang dikerjakan bersama – sama dengan petani, pedagang Mangga dan

difasilitasi oleh pihak Perguruan Tinggi serta Pemerintah Daerah melalui Dinas

Pertanian Kabupaten Majalengka

8. Penerapan sistem informasi yang terintegrasi, sehingga petani, pedagang, eksportir,

Pemerintah Daerah serta Perguruan Tinggi merupakan satu kesatuan (gerbong)

yang tidak terpisahkan dan memiliki daya saing yang tinggi dalam menghadapi

persaingan global

Tahap selanjutnya adalah tahap pengambilan keputusan dengan menggunakan

matriks QSP. Analisis ini dilakukan untuk menentukan strategi yang harus disusun oleh

stakeholder Mangga dalam Peningkatan kualitas Mangga di Kabupaten Majalengka.

Tahap ini dilakukan melalui penilaian terhadap strategi yang diusulkan oleh responden.

Berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan QSP, maka didapatkan Prioritas

strategi yang disusun berdasarkan urutan nilai TAS tertinggi sampai terendah. Adapun

prioritas strategi yang dihasilkan matriks QSP sebagai berikut :

1. Penguatan Asosiasi Petani dan Pedagang Mangga Majalengka, sehingga petani dan

pedagang merupakan suatu entitas tidak terpisahkan yang memiliki daya saing kuat

dalam menghadapi persaingan global (Pasar Asean 2015). (Total Skor 8,54)

Page 12: STRATEGI PENGEMBANGAN AGRIBISNIS MANGGA UNTUK …pertanian.trunojoyo.ac.id/semnas/wp-content/uploads/STRATEGI... · menggunakan pendekatan studi kasus secara cross ... Sistem sortir

Seminar Nasional : Menggagas Kebangkitan

Komoditas Unggulan Lokal Pertanian dan Kelautan

Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura Juni, 2013

48

2. Penerapan sistem informasi yang terintegrasi, sehingga petani, pedagang, eksportir,

Pemerintah Daerah serta Perguruan Tinggi dapat menjadi satu kesatuan (gerbong)

yang tidak terpisahkan dan memiliki daya saing yang tinggi dalam menghadapi

persaingan global. (Total skor 7,95)

3. Penerapan cold chain dan sistem sortasi serta grading yang adil oleh pihak

eksportir yang dikerjakan bersama – sama dengan petani, pedagang Mangga dan

difasilitasi oleh pihak Perguruan Tinggi serta Pemerintah Daerah melalui Dinas

Pertanian Kabupaten Majalengka. (Total skor 7,83)

4. Pelatihan dan Pendampingan Budidaya serta penanganan pasca panen Mangga

untuk petani dan pelaku pemasaran Mangga sesuai dengan SOP untuk ekspor yang

difasilitasi oleh Pemerintah daerah dan Perguruan Tinggi. (Total skor 7,71)

5. Peningkatan infrastruktur jalan produksi yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah,

dipelihara secara swadaya yang melibatkan petani, pelaku pemasaran Mangga dan

juga masyarakat. (Total skor 7,59)

6. Peningkatan kerjasama petani dengan pihak swasta (investor, lembaga bank, atau

pelaku pemasaran Mangga) untuk bantuan modal perawatan dan pemeliharaan

Mangga. (Total skor 7,00)

7. Pengembangan kebun hamparan melalui kelembagaan petani dan pedagang.

Pengelolaan kebun berupa hamparan dilakukan oleh kelompok tani bekerja sama

dengan pedagang (intermediaries), didukung oleh Dinas terkait dan Perguruan

Tinggi. (Total skor 6,71)

8. Penggunaan varietas Mangga bernilai jual tinggi dengan bibit berkualitas di lahan

petani dengan dukungan Pemerintah, swasta dan Perguruan Tinggi. (Total skor

6,11)

Page 13: STRATEGI PENGEMBANGAN AGRIBISNIS MANGGA UNTUK …pertanian.trunojoyo.ac.id/semnas/wp-content/uploads/STRATEGI... · menggunakan pendekatan studi kasus secara cross ... Sistem sortir
Page 14: STRATEGI PENGEMBANGAN AGRIBISNIS MANGGA UNTUK …pertanian.trunojoyo.ac.id/semnas/wp-content/uploads/STRATEGI... · menggunakan pendekatan studi kasus secara cross ... Sistem sortir

Seminar Nasional : Menggagas Kebangkitan

Komoditas Unggulan Lokal Pertanian dan Kelautan

Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura Juni, 2013

50

Tabel 8. QSP (Quantitative Strategic Planning)

Page 15: STRATEGI PENGEMBANGAN AGRIBISNIS MANGGA UNTUK …pertanian.trunojoyo.ac.id/semnas/wp-content/uploads/STRATEGI... · menggunakan pendekatan studi kasus secara cross ... Sistem sortir

Seminar Nasional : Menggagas Kebangkitan

Komoditas Unggulan Lokal Pertanian dan Kelautan

Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura Juni, 2013

51

PENUTUP

Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan terhadap kegiatan usaha komoditas

Mangga di Kabupaten Majalengka, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut :

1. Berdasarkan hasil analisis IFAS diperoleh kesimpulan bahwa Petani dan Pedagang

sebagai pelaku usaha Mangga yang utama di Kabupaten Majalengka, memberikan

respon yang tinggi terhadap kekuatan yang dimiliki. Responden menilai bahwa

Kabupaten Majalengka memiliki kekuatan dari sisi Sumber Daya Lahan, SDM,

Kelembagaan dan Dukungan yang kuat dari Pemerintah dan Perguruan Tinggi.

Responden mengakui bahwa Kabupaten Majalengka memiliki kelemahan, namun

mereka memandang hal tersebut lebih rendah daripada kekuatan yang dimiliki.

2. Berdasarkan hasil analisis matriks EFAS diperoleh kesimpulan bahwa Petani dan

Pedagang memberikan respon yang lebih kecil terhadap faktor peluang dan respon

yang lebih besar terhadap faktor ancaman. Hal ini menunjukkan bahwa pelaku

usaha Mangga di Kabupaten Majalengka belum mampu memanfaatkan peluang

dengan sebaik – baiknya, mereka masih melihat iklim usaha global saat ini sebagai

ancaman, bukan sebagai peluang pasar yang sangat prospektif.

3. Berdasarkan analisis yang dilakukan terhadap kekuatan, kelemahan, Peluang dan

Ancaman yang dimiliki dan dihadapi oleh pelaku usaha Mangga di Kabupaten

Majalengka dengan analisis SWOT dilanjutkan dengan analisis QSP, maka

diperoleh Prioritas Strategi utama untuk pengembangan Usaha Mangga di

Kabupaten Majalengka , yaitu 1) Penguatan Asosiasi Petani dan Pedagang Mangga

Majalengka, sehingga petani dan pedagang sebagai suatu entitas yang tidak

terpisahkan, dapat memiliki daya saing kuat dalam menghadapi persaingan global

(Pasar Asean 2015), 2) Penerapan sistem informasi yang terintegrasi, sehingga

petani, pedagang, eksportir, Pemerintah Daerah serta Perguruan Tinggi merupakan

satu kesatuan (gerbong) yang tidak terpisahkan dan memiliki daya saing yang

tinggi dalam menghadapi persaingan global, 3) Penerapan cold chain dan sistem

sortasi serta grading yang adil oleh pihak eksportir yang dikerjakan bersama –

sama dengan petani, pedagang Mangga dan difasilitasi oleh pihak Perguruan Tinggi

serta Pemerintah Daerah melalui Dinas Pertanian Kabupaten Majalengka.

Saran

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan faktor-faktor internal dan eksternal

yang mendukung Pengembangan Agribisnis Mangga Untuk memenuhi Pasar Ekspor di

Kabupaten Majalengka, maka dengan ini diajukan beberapa saran sebagai berikut ::

1. Untuk peningkatan produksi dan kualitas Mangga, program penanaman komoditas

Mangga dalam satu hamparan/kawasan sentra produksi minimal 500 ha dalam satu

kecamatan yang telah dilakukan sebelumnya terus dikembangkan. Saran

pengembangannya adalah dalam hal pengelolaan lahan tersebut, dilakukan oleh

kelompok tani bekerjasama dengan pedagang, didukung oleh Dinas terkait dan

Page 16: STRATEGI PENGEMBANGAN AGRIBISNIS MANGGA UNTUK …pertanian.trunojoyo.ac.id/semnas/wp-content/uploads/STRATEGI... · menggunakan pendekatan studi kasus secara cross ... Sistem sortir

Seminar Nasional : Menggagas Kebangkitan

Komoditas Unggulan Lokal Pertanian dan Kelautan

Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura Juni, 2013

52

Perguruan Tinggi sebagai pihak yang independen. Hamparan kebun Mangga yang

luas akan memudahkan pengaturan untuk perawatan/ pemeliharaan, pemanenan,

penanganan pasca panen, dan pemasaran. Disamping itu, kebun Mangga

memberikan rangsangan terhadap kelompok petani Mangga untuk terus melakukan

budidaya Mangga dengan baik sesuai GAP dan SOP.

2. Asosiasi Petani Mangga harus melibatkan pedagang, sehingga saran penulis adalah

membentuk Asosiasi Petani dan Pedagang Mangga, karena kedua pelaku usaha ini

peranannya dalam usaha Mangga di Kabupaten Majalengka tidak dapat dipisahkan.

Pembentukan Asosiasi ini harus melibatkan pihak Pemerintah dan juga Perguruan

Tinggi sebagai fasilitator

3. Pemerintah daerah bekerjasama dengan pihak Perguruan tinggi harus menjadi

fasilitator untuk mendorong pihak swasta/eksportir, petani, pedagang agar membuat

sistem informasi pasar Mangga yang terintegrasi sehingga pelaku usaha Mangga

dapat menjalankan usahanya lebih efisien dan berdaya saing tinggi.

4. Pihak eksportir difasilitasi oleh Pemerintah Daerah dan Perguruan Tinggi harus

mulai mengembangkan sistem rantai pendingin (cold chains) yang terintegrasi

mulai dari petani, pedagang sampai eksportir sehingga kualitas Mangga dapat

terjaga dengan baik mulai dari konsumen sampai ke tangan konsumen.

5. Dinas terkait bekerjasama dengan swasta(eksportir buah) dan juga pihak Perguruan

tinggi sebagai fasilitator konsisten memberikan pelatihan serta pendampingan

dalam aspek budidaya dan pasca panen Mangga yang sesuai dengan SOP ekspor,

sehingga petani dan pedagang Mangga terbiasa untuk mengikuti permintaan

konsumen.

DAFTAR PUSTAKA

Anugrah, Iwan Setiadjie. Mendudukan Komoditas Mangga Sebagai Unggulan Daerah

dalam Suatu Kebijakan Sistem Agribisnis: Upaya Menyatukan Dukungan

Kelembagaan bagi Eksistensi Petani. Pusat Analisis Sosial Ekonomi dan

Kebijakan Pertanian. Bogor.

Arifin, Bustanul. 2000. Pembangunan Pertanian: Paradigma, Kinerja, dan Opsi

Kebijakan. Pustaka Indev. Jakarta

Downey, W. David, Steven P. dan Erickson. 1992. Manajemen Agribisnis Edisi Kedua.

Erlangga. Jakarta.

Hariani, Inna. 2007. Kajian Keberlanjutan Sistem Agribisnis dengan Pendekatan

Agropolitan (Studi Kasus: Kecamatan Panyingkiran Kabupaten Majalengka).

Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor. Bogor

Kotler, Philip. 2000. Manjemen Pemasaran; Edisi Milenium, Jilid I. PT. Prenhalindo.

Jakarta.

Page 17: STRATEGI PENGEMBANGAN AGRIBISNIS MANGGA UNTUK …pertanian.trunojoyo.ac.id/semnas/wp-content/uploads/STRATEGI... · menggunakan pendekatan studi kasus secara cross ... Sistem sortir

Seminar Nasional : Menggagas Kebangkitan

Komoditas Unggulan Lokal Pertanian dan Kelautan

Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura Juni, 2013

53

Kurnia, Nani, dkk. 2009. Pengembangan Agribisnis Mangga Gedong Gincu

(Mangifera indica L.) Melalui Pemberdayaan Kelompoktani di Kecamatan

Panyingkiran Kabupaten Majalengka.

Maman, Abdurahman. 2012. Mangga Jadi Unggulan Ekspor Hortikultura Jabar.

http://www.bisnis.com/articles/Mangga-jadi-unggulan-ekspor-hortikultura-

jabar diakses pada 12 Agustus 2012

Mosher, A.T. 1987. Menggerakkan dan Membangun Pertanian. Syarat-Syarat Pokok

Pembangunan dan Modernisasi. CV. Yasaguna

Nasrul, Wedy. 2012. Pengembangan Kelembagaan Pertanian untuk Peningkatan

Kapasitas Petani Terhadap Pembangunan Pertanian. Menara Ilmu Vol. III No.

29.

Peran Lembaga Pertanian. 2012. Lembaga Pertanian Terhadap Pembangunan

Pertanian. http://peranlembagapertanian.blogspot.com diakses pada 12

Oktober 2012

Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura. 2010. Pedoman Umum Program

Dukungan Pengembangan Kawasan Agribisnis Hortikultura (PDPKAH).

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Kementrian Pertanian.

Jakarta

Saptana, dkk. 2006. Mewujudkan Keunggulan Komparatif Menjadi Keunggulan

Kompetitif Melalui Pengembangan Kemitraan Usaha Hortikultura. Forum

Penelitian Agro Ekonomi. Volume 24 No.1, Juli 2006: 61-76. Bogor

Soekartawi. 1993. Agribisnis: Teori dan Aplikasi. PT. Raya Grafindo Persada. Jakarta

Soemarno, dkk. Pengembangan Produk Unggulan Mangga di Kabupaten Madiun.

Agritek Vol. 17 No. 5, September 2009