Strategi Pemenuhan Kebutuhan Pangan Rumah Tangga Pedesaan
-
Upload
wendi-irawan-dediarta -
Category
Documents
-
view
266 -
download
1
description
Transcript of Strategi Pemenuhan Kebutuhan Pangan Rumah Tangga Pedesaan
5/12/2018 Strategi Pemenuhan Kebutuhan Pangan Rumah Tangga Pedesaan - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/strategi-pemenuhan-kebutuhan-pangan-rumah-tangga-pedesaan 1/16
1
AGRIBISNIS TANAMAN PANGAN
STRATEGI PEMENUHAN KEBUTUHAN PANGAN RUMAH TANGGA
PEDESAAN
“ Makalah ini ditujukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Agribisnis Tanaman
Pangan”
Disusun Oleh Kelompok 1:
Prestilia Ningrum 150310080098
Bernida H Munthe 150310080102
Rakhmi Primadianthi 150310080103
Ratna Puspita Dewi 150310080115
Fakhrizal Maulana 150310080119
Wendi Irawan D 150310080137
Kelas: Agribisnis B
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2011
5/12/2018 Strategi Pemenuhan Kebutuhan Pangan Rumah Tangga Pedesaan - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/strategi-pemenuhan-kebutuhan-pangan-rumah-tangga-pedesaan 2/16
2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia memiliki sumber daya yang cukup untuk menjamin ketahanan
pangan bagi penduduknya. Indikator ketahanan pangan juga menggambarkan kondisi
yang cukup baik. Akan tetapi masih banyak penduduk Indonesia yang belum
mendapatkan kebutuhan pangan yang mencukupi. Sekitar tiga puluh persen rumah
tangga mengatakan bahwa konsumsi mereka masih berada dibawah kebutuhankonsumsi yang semestinya. Lebih dari seperempat anak usia dibawah 5 tahun
memiliki berat badan dibawah standar, dimana 8 % berada dalam kondisi sangat
buruk. Bahkan sebelum krisis, sekitar 42% anak dibawah umur 5 tahun mengalami
gejala terhambatnya pertumbuhan (kerdil); suatu indikator jangka panjang yang
cukup baik untuk mengukur kekurangan gizi. Gizi yang buruk dapat menghambat
pertumbuhan anak secara normal, membahayakan kesehatan ibu dan mengurangi
produktivitas angkatan kerja. Ini juga mengurangi daya tahan tubuh terhadap
penyakit pada penduduk yang berada pada kondisi kesehatan yang buruk dan dalam
kemiskinan.
Ketersediaan pangan secara makro tidak menjamin tersedianya pangan di
tingkat mikro rumah-tangga penduduk. Produksi pertanian di lokasi tertentu pada
musim panen mengakibatkan terjadinya konsentrasi ketersediaan pangan di daerah
produksi selama musim panen. Pola konsumsi yang relatif sama di antara individu,
antar-waktu dan antar-daerah, mengakibatkan adanya masa-masa defisit (paceklik)
dan lokasi-lokasi defisit pangan. Dengan demikian, mekanisme pasar dan distribusi
pangan antar lokasi dan antar waktu dengan mengandalkan stok pangan, dapat
berpengaruh terhadap kesetimbangan antara ketersediaan dan konsumsi, serta
berdampak pada harga yang terjadi di pasar. Faktor harga juga terkait dengan daya
beli rumah tangga terhadap pangan. Meskipun bahan pangan tersedia di pasar namun
5/12/2018 Strategi Pemenuhan Kebutuhan Pangan Rumah Tangga Pedesaan - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/strategi-pemenuhan-kebutuhan-pangan-rumah-tangga-pedesaan 3/16
3
jika harganya tinggi (dan daya beli rumah tangga rendah) akan mengakibatkan rumah
tangga tidak dapat mengakses bahan pangan yang ada di pasar. Kondisi seperti ini
dapat memicu timbulnya kerawanan pangan.
Penduduk rawan pangan adalah mereka yang tingkat konsumsi energinya
rata-rata 71-89 % dari kecukupan energi normal. Sementara penduduk dikatakan
sangat rawan pangan jika hanya mengkonsumsi energi kurang dari 70% dari
kecukupan energi normal. Masalah-masalah distribusi dan mekanisme pasar yang
berpengaruh pada harga, daya beli rumahtangga yang berkaitan pendapatan rumah
tangga, dan tingkat pengetahuan tentang pangan dan gizi sangat berpengaruh pada
konsumsi dan kecukupan pangan rumah tangga.
Konsumsi, jumlah dan jenis pangan dipengaruhi oleh faktor-faktor: jenis
pangan, jumlah/produksi pangan dan ketersediaan pangan. Tingkat konsumsi lebih
banyak ditentukan oleh kualitas dan kuantitas bahan pangan. Salah satu strategi
penyediaan pangan dalam rumahtangga pedesaan adalah memanfaatkan sumberdaya
yang dimiliki rumah tangga, khususnya rumah tangga miskin adalah pemanfaatan
waktu dari masing-masing anggota keluarga pada kegiatan publik dan domestik yang
dapat menghasilkan income.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari dibuatnya makalah ini adalah agar mahasiswa paham dan
mengerti mengenai strategi pemenuhan kebutuhan pangan rumah tangga di tingkat
pedesaan.
1.3 Metode Penulisan
Metode penelitian yang kami gunakan adalah dengan studi literatur melalui
media elektronik yang kemudian kami bahas bersama dalam kelompok belajar.
5/12/2018 Strategi Pemenuhan Kebutuhan Pangan Rumah Tangga Pedesaan - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/strategi-pemenuhan-kebutuhan-pangan-rumah-tangga-pedesaan 4/16
4
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Ketahanan dan Kecukupan Pangan
Definisi Ketahanan-Pangan menurut Undang-Undang Pangan No.7 Tahun
1996 adalah “kondisi terpenuhinya kebutuhan pangan bagi rumah tangga yang
tercermin dari tersedianya pangan secara cukup, baik dari jumlah maupun mutunya,
aman, merata dan terjangkau”.
Konsep ketahanan pangan tersebut paling tidak melingkupi lima unsur pokok,
yaitu:
1) Berorientasi pada kebutuhan rumah tangga dan individu.
2) Setiap saat bahan pangan tersedia dan dapat diakses.
3) Mengutamakan aksesibilitas pangan bagi rumah tangga dan individu; baik
secara fisik, maupun sosial-ekonomi.
4) Bertujuan pada pemenuhan kebutuhan gizi secara aman.
5) Sasaran akhir adalah hidup sehat dan produktif.
Indikator terpenuhinya kebutuhan pangan rumah tangga antara lain :
1) Tersedianya pangan secara cukup, kuantitas dan kualitasnya.
2) Aman (dan halal).
3) Merata (menurut ruang dan waktu), dan
4) Terjangkau oleh individu dan/atau rumaghtangga.
Upaya mewujudkan ketahanan pangan minimal harus melingkupi empat
aspek berikut:
a. Penyediaan pangan dalam jumlah yang cukup, ketersediaan pangan dalam artiluas, meliputi bahan pangan nabati dan hewani /ikani untuk memenuhi
kebutuhan karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral beserta derivatifnya,
yang bermanfaat bagi kesehatan manusia.
5/12/2018 Strategi Pemenuhan Kebutuhan Pangan Rumah Tangga Pedesaan - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/strategi-pemenuhan-kebutuhan-pangan-rumah-tangga-pedesaan 5/16
5
b. Pemenuhan pangan dengan kondisi yang aman, bebas dari cemaran biologis,
kimia, dan benda lain yang dapat mengganggu, merugikan, dan membahayakan
kesehatan manusia, serta baik dan halal.
c. Penyediaan pangan dengan kondisi yang merata, dalam arti pangan yang harus
tersedia menurut dimensi waktu dan ruang.
d. Penyediaan pangan yang dapat dijangkau, bahan pangan mudah diperoleh rumah
tangga dan / atau dengan harga yang terjangkau.
Konsep ketahanan-pangan lazimnya melingkupi lima konsep utama, yaitu:
a. Ketersediaan Pangan ( food availability) : yaitu ketersediaan pangan dalam
jumlah yang cukup aman dan bergizi untuk semua orang dalam suatu negara baik
yang berasal dari produksi sendiri, impor, cadangan pangan maupun bantuan
pangan. Ketersediaan pangan ini harus mampu mencukupi pangan yang
didefinisikan sebagai jumlah kalori yang dibutuhkan untuk kehidupan yang aktif
dan sehat.
b. Akses pangan ( food access) : yaitu kemampuan semua rumah tangga dan
individu dengan sumberdaya yang dimilikinya untuk memperoleh pangan yang
cukup untuk kebutuhan gizinya yang dapat diperoleh dari produksi pangannyasendiri, pembelian ataupun melalui bantuan pangan. Akses rumah tangga dan
individu terdiri dari akses ekonomi, fisik dan sosial. Akses ekonomi tergantung
pada pendapatan, kesempatan kerja dan harga. Akses fisik menyangkut tingkat
isolasi daerah (sarana dan prasarana distribusi), sedangkan akses sosial
menyangkut tentang preferensi pangan.
c. Penyerapan pangan ( food utilization) yaitu penggunaan pangan untuk kebutuhan
hidup sehat yang meliputi kebutuhan energi dan gizi, air dan kesehatan
lingkungan. Efektifitas dari penyerapan pangan tergantung pada pengetahuan
rumahtangga/individu, sanitasi dan ketersediaan air, fasilitas dan layanan
kesehatan, serta penyuluhan gisi dan pemeliharaan balita.
5/12/2018 Strategi Pemenuhan Kebutuhan Pangan Rumah Tangga Pedesaan - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/strategi-pemenuhan-kebutuhan-pangan-rumah-tangga-pedesaan 6/16
6
d. Stabilitas pangan ( food stability) merupakan dimensi waktu dari ketahanan
pangan yang terbagi dalam kerawanan pangan kronis (chronic food insecurity)
dan kerawanan pangan sementara (transitory food insecurity). Kerawanan
pangan kronis adalah ketidak mampuan untuk memperoleh kebutuhan pangan
setiap saat, sedangkan kerawanan pangan sementara adalah kerawanan pangan
yang terjadi secara sementara yang diakibatkan karena masalah kekeringan
banjir, bencana, maupun konflik sosial.
e. Status gizi ( Nutritional status ) adalah outcome ketahanan pangan yang
merupakan cerminan dari kualitas hidup seseorang. Umumnya satus gizi ini
diukur dengan angka harapan hidup, tingkat gizi balita dan kematian bayi.
Di Indonesia, kebijakan ketahanan pangan meliputi empat aspek, yaitu: (i)
ketersediaan pangan dalam jumlah dan jenis yang cukup bagi seluruh penduduk, (ii)
distribusi pangan yang lancar dan merata (menurut dimensi ruang dan waktu), (iii)
konsumsi pangan setiap individu yang memenuhi kecukupan gizi dan kesehatan, dan
(iv) status gizi dan kesehatan masyarakat.
2.2 Kebijakan untuk Menjamin Ketahanan Pangan Terdapat tiga komponen kebijakan ketahanan pangan :
1. Ketersediaan Pangan: Indonesia secara umum tidak memiliki masalah terhadap
ketersediaan pangan. Indonesia memproduksi sekitar 31 juta ton beras setiap
tahunnya dan mengkonsumsi sedikit diatas tingkat produksi tersebut; dimana
impor umumnya kurang dari 7% konsumsi. Lebih jauh jaringan distribusi swasta
yang berjalan secara effisien turut memperkuat ketahanan pangan di seluruh
Indonesia. Beberapa kebijakan kunci yang memiliki pengaruh terhadap
ketersediaan pangan meliputi Larangan impor beras, Upaya Kementerian
Pertanian untuk mendorong produksi pangan, dan Pengaturan BULOG mengenai
ketersediaan stok beras
5/12/2018 Strategi Pemenuhan Kebutuhan Pangan Rumah Tangga Pedesaan - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/strategi-pemenuhan-kebutuhan-pangan-rumah-tangga-pedesaan 7/16
7
2. Keterjangkauan Pangan: Elemen terpenting dari kebijakan ketahanan pangan
ialah adanya jaminan bagi kaum miskin untuk menjangkau sumber makanan
yang mencukupi. Cara terbaik yang harus diambil untuk mencapai tujuan ini
ialah dengan memperluas strategi pertumbuhan ekonomi, khususnya
pertumbuhan yang memberikan manfaat bagi kaum miskin. Kebijakan ini dapat
didukung melalui program bantuan langsung kepada masyarakat miskin, yang
diberikan secara seksama dengan target yang sesuai. Sejumlah kebijakan penting
yang mempengaruhi keterjangkauan pangan meliputi:
Program Raskin yang selama ini telah memberikan subsidi beras bagi hampir
9 juta rumah tangga.
Upaya BULOG untuk mempertahankan harga pagu beras.
Hambatan perdagangan yang mengakibatkan harga pangan domestik lebih
tinggi dibandingkan harga dunia.
3. Kualitas Makanan dan Nutrisi: Hal yang juga penting untuk diperhatikan,
sebagai bagian dari kebijakan untuk menjamin ketersediaan pangan yang
mencukupi bagi penduduk, ialah kualitas pangan itu sendiri. Artinya penduduk
dapat mengkonsumsi nutrisi-nutrisi mikro (gizi dan vitamin) yang mencukupi
untuk dapat hidup sehat. Konsumsi pangan pada setiap kelompok pengeluaran
rumah tangga telah meningkat pada jenis-jenis pangan yang berkualitas lebih
baik. Namun, seperti catatan diatas, keadaan nutrisi makanan belum
menunjukkan tanda-tanda perbaikan sejak akhir krisis. Sejumlah kebijakan
penting yang berpengaruh terhadap kualitas pangan dan nutrisi meliputi:
· Upaya untuk melindungi sejumlah komoditas pangan penting
· Memperkenalkan program pangan tambahan setelah krisis
· Penyebarluasan dan pemasaran informasi mengenai nutrisi
5/12/2018 Strategi Pemenuhan Kebutuhan Pangan Rumah Tangga Pedesaan - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/strategi-pemenuhan-kebutuhan-pangan-rumah-tangga-pedesaan 8/16
8
2.3 Food Security dan Food Adequacy
Ketahanan pangan merupakan suatu wujud dimana masyarakat mempunyai
pangan yang cukup di tingat wilayah dan juga di masing-masing rumah tangga, serta
mampu mengakses pangan dengan cukup untuk semua anggota keluarganya,
sehingga mereka dapat hidup sehat dan bekerja secara produktif. Ada dua prinsip
yang terkandung dalam ketahanan pangan, yaitu tersedianya pangan yang cukup dan
kemampuan rumah tangga untuk mengakses pangan.
Rumah tangga dalam konteks ini adalah semua rumah tangga masyarakat baik
rumah tangga petani dan maupun rumah tangga non-petani. Ketahanan pangan
mensyaratkan bahwa setiap rumah tangga dapat mengkonsumsi pangan secara
cukup. Standar kecukupan dalam mengkonsumsi sekitar 2000 kalori dan ketersediaan
2.500 kalori. Standar kecukupan pangan dinyatakan dalam satuan kalori dan protein
(akan terus direvisi standarnya); sedangkan pola pangan harapan merupakan
kombinasi konsumsi (kalau dinilai dengan skor 100 berarti sudah cukup beragam
dalam mengkonsumsi) bahan-bahan sumber karbohidrat, protein, vitamin, mineral,
dst.
Prinsip utama dalam membangun ketahanan pangan adalah bertumpu padakemampuan sumberdaya, budaya dan kelembagaan lokal. Pangan sedapat mungkin
dihasilkan oleh produksi sumberdaya sendiri. Pembangunan pertanian diupayakan
sedemikian rupa sehingga memenuhi persyaratan keberkelanjutannya, dengan
demikian kapabilitas sumberdaya alam harus dijaga kelestariannya. Dalam hubungan
ini upaya pemberdayaan masyarakat menjadi sangat penting. Prinsip utama dalam
pemberdayaan ini adalah memfasilitasi masyarakat untuk membangun pertanian
secara berkelanjutan dan memberikan pendapatan yang layak, memberikan
perlindungan dari persaingan yang tidak adil dengan barang-barang dari pasar bebas.
5/12/2018 Strategi Pemenuhan Kebutuhan Pangan Rumah Tangga Pedesaan - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/strategi-pemenuhan-kebutuhan-pangan-rumah-tangga-pedesaan 9/16
9
2.4 Strategi Pemenuhan Kebutuhan Pangan
Permasalahan pangan di pedesaan, sebenarnya adalah permasalahan lokal,
yaitu bagaimana sebenarnya kemampuan masyarakat pedesaan dalam memenuhi
kebutuhan pangan rumah tangga didesanya sesuai dengan preferensi dan kemampuan
sumber daya yang dimiliki. Cara pandang administratif terhadap desentralisasi
pangan di tingkat lokal bahwa permasalahan di tingkat lokal menuntut pendekatan-
pendekatan yang fleksibel dan spesifik lokasi. Desentralisasi yang demokratik dapat
memfasilitasi pemecahan masalah pangan secara partisipatif, perencanaan pangan
yang efektif dan sekaligus implementasinya di tingkat lokal. Pengertian ini
mengandung makna pemenuhan kebutuhan pangan di pedesaan tidak semata-mata
didasarkan pada produksi tanaman pangan yang ada di wilayah tersebut namun lebih
pada bagaimana masyarakat pedesaan mampu menyediakan kebutuhan pangannya.
Ukuran normatif dalam pemenuhan kebutuhan pangan di tingkat lokal menyangkut
pada permasalahan ketersediaan, keandalan, kemudahan dan kualitasnya.
Berbagai faktor harus diperhatikan dalam merumuskan kebijakan pangan di
tingkat lokal yang berbasis pada sistem sosial budaya setempat. Faktor-faktor tersebut
adalah culture, religion, status, community, tradition, school, home & family,geography, history, economics, science, technology, agriculture, climate, medicine,
genetics. Kebijakan bercocok tanam misalnya, tidak hanya memperhatikan masalah
lahan yang cukup, iklim yang cocok, ilmu pengetahuan yang mendukung; tetapi juga
memperhatikan masalah sosial budaya masyarakat setempat mengenai jenis tanaman
yang diterima secara baik. Cara ini seharusnya merupakan bagian dari strategi
keberlanjutan (sustainability) kebijakan pangan yang harus dilaksanakan.
Pertanian merupakan sektor yang sangat penting karena terkait dengan
persediaan bahan pangan. Pangan, khususnya beras, di Indonesia menempati posisi
strategis, karena sebagian besar masyarakat Indonesia mengkonsumsi beras sebagai
makanan pokoknya. Akan tetapi petani sebagai penghasil beras ternyata basibnya
belum makmur. Tekanan sosial-ekonomi yang dialami oleh petani sangat beragam
5/12/2018 Strategi Pemenuhan Kebutuhan Pangan Rumah Tangga Pedesaan - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/strategi-pemenuhan-kebutuhan-pangan-rumah-tangga-pedesaan 10/16
10
intensitas dan durasinya. Kemiskinan yang dialami oleh rumah tangga petani
berpangkal pada terbatasnya pemilikan dan penguasaan lahan, kegagalan panen,
mahalnya biaya produksi dan keuntungan yang kecil, serta ketersediaan cadangan
subsistesi yang terbatas. Kondisi ketidakpastian dan tekanan hidup yang dialami oleh
rumah tangga petani, telah menimbulkan berbagai reaksi dan respon yang dilakukan
oleh rumah tangga petani untuk menghadapinya. Untuk mengatasi kebutuhan hidup
yang makin kompleks, rumah tangga petani menetapkan strategi untuk
mempertahankan kelangsungan hidup mereka, yaitu dengan cara mencari penghasilan
tambahan, menghemat pengeluaran, mencari pinjaman (hutang), serta menjalin
kehidupan gotong royong dengan tetangga dan kerabat.
Manusia (individu maupun kelompok) merupakan penggerak berbagai aset
dan sumberdaya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, termasuk kebutuhan
pangannya. Manusia dalam hal ini memiliki akses terhadap berbagai aset dan
sumberdaya produktif yang dapat dikelola untuk memenuhi kebutuhan pangan dan
kebutuhan hidup lainnya. Penghidupan berkelanjutan merupakan: “suatu
penghidupan yang meliputi kemampuan atau kecakapan, aset-aset (simpanan,
sumberdaya, claims dan akses) dan kegiatan yang dibutuhkan untuk sarana hidup”.Ada lima sumberdaya kehidupan yang dimiliki oleh setiap individu atau unit
sosial yang lebih tinggi dalam upayanya mengembangkan kehidupannya yaitu:
• human capital, yakni modal yang dimiliki berupa keterampilan, pengetahuan,
tenaga kerja, dan kesehatan.
• Social capital, adalah kekayaan sosial yang dimiliki masyarakat seperti jaringan,
keanggotaan dari kelompok-kelompok, hubungan berdasarkan kepercayaan,
pertukaran hak yang mendorong untuk berkoperasi dan juga mengurangi biaya-
biaya transaksi serta menjadi dasar dari sistem jaringan pengaman sosial yang
informal.
• Natural capital adalah persediaan sumber daya alam seperti tanah, hutan, air,
kualitas udara, perlidungan terhadap erosi, keanekaragaman hayati, dan lainnya.
5/12/2018 Strategi Pemenuhan Kebutuhan Pangan Rumah Tangga Pedesaan - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/strategi-pemenuhan-kebutuhan-pangan-rumah-tangga-pedesaan 11/16
11
• Physical capital, adalah infrastruktur dasar jalan, saluran irigasi, sarana
komunikasi, sanitasi dan persediaan air yang memadai, akses terhadap
komunikasi, dsbnya.
• Financial capital, adalah sumber-sumber keuangan yang digunakan oleh
masyarakat untuk mencapai tujuan-tujuan kehidupannya seperti uang tunai,
persediaan dan peredaran uang reguler.
Hubungan individu atau rumahtangga terhadap pangan didasarkan pada
konsep entitlement atau hak terhadap pangan. Dalam konsep ini, memproduksi dan
mendapatkan pangan bagi manusia adalah hak asasi. Ada beberapa cara manusia
dalam mengakses pangan yaitu:
• direct entitlement , yakni hak atas pangan yang diperoleh melalui hubungan
hubungan di dalam kegiatan proses produksi pangan.
• exchange entitlement , yakni hak dan akses atas pangan yang diperoleh melalui
hubungan tukar menukar jasa atau keahlian.
• trade entitlement , yakni hak atas pangan yang diperoleh melalui hubungan jual
beli komoditi yang diproduksi sendiri; dan
• social entitlement , yakni hak dan akses terhadap pangan yang diperoleh melaluipertukaran sosial di antara anggota komunitas sosial.
Sistem pangan individu, rumahtangga atau masyarakat yang lebih luas
bukanlah sesuatu yang statis tetapi dinamis. Dinamika ini antara lain dipengaruhi oleh
tingkat kerentanan (vulnerability) dan kemampuan individu atau rumah tangga dalam
menghadapi perubahan. Penyebab kerentanan adalah shock yaitu perubahan
mendadak dan tidak terduga (karena alam, ekonomi, konflik, dan lainnya).
Seasonality atau musiman yang dapat diperkirakan dengan hampir pasti,
seperti perubahan secara musiman dari harga, produksi, dan iklim. Setiap individu dan
unit sosial yang lebih besar mengembangkan system penyesuaian diri dalam merespon
perubahan tersebut (shocks, trends, dan seasonality). Respons itu bersifat jangka
pendek yang disebut coping mechanism atau yang lebih jangka panjang yang disebut
5/12/2018 Strategi Pemenuhan Kebutuhan Pangan Rumah Tangga Pedesaan - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/strategi-pemenuhan-kebutuhan-pangan-rumah-tangga-pedesaan 12/16
12
adaptive mechanism. Mekanisme dalam menghadapi perubahan dalam jangka pendek
terutama bertujuan untuk mengakses pangan (entitlement ), sedangkan jangka panjang
bertujuan untuk memperkuat sumber-sumber kehidupannya (livelihood assets).
Ketidakmampuan menyesuaikan diri dalam jangka pendek akan membawa ke kondisi
rawan pangan. Penyesuaian rawan pangan yang tidak memperhitungkan aspek
penguatan sumber-sumber kehidupan dalam jangka panjang justru tidak akan
menjamin keberlanjutan ketahanan pangan individu dan rumahtangga.
2.5 Studi Kasus
Ironis, Masyarakat Gadingsari Masih Membeli Beras
Desa Gadingsari, Kecamatan Sanden, Kabupaten Bantul, adalah desa
produsen beras. Ironisnya, meskipun sebagai salah satu daerah penghasil beras, petani
di daerah tersebut hingga kini masih harus mencukupi kebutuhan berasnya dengan
cara membeli. "Mirip dengan kondisi negara kita. Meski sebagai produsen utama
beras dunia, Indonesia hampir setiap tahun selalu menghadapi masalah pemenuhan
kebutuhan pangan," kata Diana Kusumawijaya, peneliti Pusat Studi Pedesaan dan
Kawasan UGM, Jumat (12/2).Menurut Diana, peristiwa gempa 27 Mei 2006 silam turut memberi andil
dalam perubahan dan perkembangan masyarakat desa di Kabupaten Bantul. Kondisi
ekonomi masyarakat dinilainya belum pulih sepenuhnya, terutama di sektor
perekonomian rumah tangga. Hal ini tentu saja berpengaruh pada kualitas konsumsi
pangan masyarakat.
"Meskipun gempa telah terjadi 3,5 tahun yang lalu, dampaknya masih terasa.
Lumpuhnya sektor industri menyebabkan sebagian masyarakat yang biasanya
mendapatkan penghasilan tambahan sebagai pekerja tidak tetap menjadi kehilangan
pendapatan dari sumber tersebut," jelasnya di kampus UGM saat mengupas buku
Ketahanan Pangan di Berbagai Tipologi Area Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.
5/12/2018 Strategi Pemenuhan Kebutuhan Pangan Rumah Tangga Pedesaan - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/strategi-pemenuhan-kebutuhan-pangan-rumah-tangga-pedesaan 13/16
13
Selain perubahan eksternal seperti gempa, perkembangan komunikasi modern
yang merambah desa turut berperan menggeser gaya hidup pedesaan ke gaya hidup
modern. Akibatnya, hal itu mempertipis perbedaan desa dan kota, khususnya untuk
kebutuhan nonprimer.
Secara umum, hasil penelitian Diana memperlihatkan produksi sawah
masyarakat Gadingsari sesungguhnya telah mencukupi kebutuhan konsumsi untuk
keluarga mereka sendiri. Hanya saja, masih didapati sebagian masyarakat yang
membeli beras. Hal ini disebabkan muncul kecenderungan masyarakat menjual hasil
panennya untuk keperluan lain, seperti menutupi kekurangan biaya rumah tangga,
biaya sosial, cicilan kredit, dan sebagainya. "Permasalahan tersebut dapat dipahami
karena memang pendapatan masyarakat dari usaha tani tanaman pangan proporsinya
38 %, sementara kontribusi terbesar berasal dari luar usaha tani yang proporsinya
mencapai 59 %," tutur Diana.
Sebagai peneliti, Diana meyakini kontribusi pendapatan yang berasal dari luar
usaha tani. Hanya saja, kontribusi tersebut saat ini masih belum optimal. Di samping
gempa yang menyebabkan sektor usaha produktif belum pulih, faktor resesi global
juga menjadi penyebab sektor kerajinan di Bantul mengalami kesulitan.(HumasUGM/Agung)
Analisis Kasus:
Dari kasus diatas dilihat bahwa ketersedian pangan di Desa Gadingsari pada
dasarnya sudah terpenuhi. Tetapi karena ada kcenderungan mereka menjual sebagian
hasil panen mereka menyebabkan para petani harus membeli lagi beras yang lain. Hal
ini dikarenan mereka menjual beras tersebut untuk menutupi kekurangan biaya rumah
tangga, biaya sosial, cicilan kredit, dan lain sebagainya. Tidak hanya itu saja strategi
pemenuhan kebutuhan pangan yang merekan gunakan kurang tepat. Hal ini terlihat
dari penggunaan hasil pertyanian mereka. Selain itu juga adanya perubahan pola
5/12/2018 Strategi Pemenuhan Kebutuhan Pangan Rumah Tangga Pedesaan - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/strategi-pemenuhan-kebutuhan-pangan-rumah-tangga-pedesaan 14/16
14
hidup mereka yang menyebabkan mereka masih belum bisa memenuhi kebutuhan
mereka.
Lemahnya perekonomian masyarakat desa yang bertumpu pada sektor
pertanian serta ketidakyakinan masyarakat pada sektor pertanian terlihat pada
proporsi pendapatan masyarakat Desa Gadingsari yakni pendapatan masyarakat dari
usaha tani tanaman pangan proporsinya 38 %, sementara kontribusi terbesar berasal
dari luar usaha tani yang proporsinya mencapai 59 %, dari data tersebut dapat dilihat
bahwa masyarakat Desa Gadingsari lebih memilih mata pencaharian utamanya di luar
sektor pertanian yakni pada sektor industri. Maka pada saat sektor industri tidak
berjalan akibat gempa yang terjadi beberapa tahun lalu, maka pendapatan masyarakat
pun hilang 59 % dan hanya menggantungkan harapan pada pendapatan di sektor
pertanian sebesar 38 %. Walaupun masyarakat dapat memproduksi bahan kebutuhan
pokok misalnya beras dari hasil usaha taninya, tetapi masayrakat Desa Gadingsari
tidak serta merta mengkonsumsi seluruh hasil usaha taninya tersebut tetapi sebagian
besar dijual untuk memenuhi segala kebutuhan hidup mereka diluar kebutuhan
pangan, dan untuk memenuhi kebutuhan pangan apabila tidak mencukupi, maka
penduduk desa terpaksa membeli beras. dan untuk memenuhi kebutuhan panganapabila tidak mencukupi, maka penduduk desa terpaksa membeli beras.
Kasus di atas memang menjadi sebuah ironi karena mencerminkan lemahnya
sektor pertanian dalam mengangkat para pelaku usaha tani khususnya para petani itu
sendiri yang selalu dikorbankan dengan kebijakan-kebijakan yang selalu tidak
menguntungkan para petani yang pada ujungnya petani tidak mampu memenuhi
ketersediaan pangan untuk kebutuhan rumah tanggaya walaupun pada kenyataannya
petani tersebut mengusahatanikan tanaman pangan. Oleh karena itu perlu ada suatu
kebijakan yang mendukung agar ketersediaan pangan di masyarakat dapat terus
terjaga dan masyarakat pun mampu untuk mengaksesnya, kebijakan tersebut
diantaranya dengan menguatkan perekonomian masyarakat lemah (petani) dan
dengan diadakannya diversifikasi pangan.
5/12/2018 Strategi Pemenuhan Kebutuhan Pangan Rumah Tangga Pedesaan - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/strategi-pemenuhan-kebutuhan-pangan-rumah-tangga-pedesaan 15/16
15
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Konsumsi pangan merupakan jumlah pangan, secara tunggal maupun
beragam, yang dikonsumsi seseorang atau sekelompok orang yang bertujuan
untuk memenuhi kebutuhan fisiologis, psikologis dan sosiologis.
Setiap orang memiliki keinginan untuk sejahtera, suatu keadaan yang
serba baik, atau suatu kondisi di mana semua orang dalam keadaan makmur,
dalam keadaan sehat dan damai. Ukuran kesejahteraan secara ekonomi dapat
dilihat dari dua sisi, yaitu konsumsi dan produksi (skala usaha). Dari sisi
konsumsi , kesejahteraan dapat didekati dengan cara menghitung seberapa
besar pengeluaran yang dilakukan seseorang atau rumah tangga untuk
kebutuhan pangan dan sandang, serta kebutuhan lainnya dalam waktu atau
periode tertentu.
Beragam cara dan strategi yang ditempuh oleh individu dan/atau
rumah tangga untuk mencapai tingkat kesejahteraan yang setinggi-tingginya,
termasuk di dalamnya untuk memenuhi kebutuhan kecukupan pangannya.
3.2 Saran
Pemerintah seharusnya tidak menumpukan kebutuhan pangan
masyarakatnya pada satu komoditas pangan saja misalnya beras, hal ini akan
mempertinggi kemungkinan kerawanan pangan di kalangan msyarakat, oleh
karena itu pemerintah seharusnya mempunyai program diversifikasi pangan
kemudian mensosialisasikan program ini dengan baik agar kerawanan pangan
dapat diminimalisir. Banyak potensi kododitas pangan selain beras yang dapat
dijadikan bahan pangan utama. Selain itu, perekonomian masyarakat pun
harus selalu ditingkatkan agar akses masyarakat terhadap pangan tidak sulit.
5/12/2018 Strategi Pemenuhan Kebutuhan Pangan Rumah Tangga Pedesaan - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/strategi-pemenuhan-kebutuhan-pangan-rumah-tangga-pedesaan 16/16
16
DAFTAR PUSTAKA
Anonimous, 2011. Ironis, Masyarakat Gadingsari Masih Membeli Beras.
http://www.ugm.ac.id/index.php?page=rilis&artikel=2513 . [Diakses Pada
tanggal 24 september 2011 ]