STRATEGI PEMASARAN PRODUK PERLEBAHAN PADA BADAN …

77
1 STRATEGI PEMASARAN PRODUK PERLEBAHAN PADA BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDES) DESA LABBO KECAMATAN TOMPOBULU KABUPATEN BANTAENG RATNAH. A 10572 02765 10 FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR MAKASSAR 2014

Transcript of STRATEGI PEMASARAN PRODUK PERLEBAHAN PADA BADAN …

Page 1: STRATEGI PEMASARAN PRODUK PERLEBAHAN PADA BADAN …

1

STRATEGI PEMASARAN PRODUK PERLEBAHAN PADA BADAN

USAHA MILIK DESA (BUMDES) DESA LABBO KECAMATAN

TOMPOBULU KABUPATEN BANTAENG

RATNAH. A

10572 02765 10

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

MAKASSAR

2014

Page 2: STRATEGI PEMASARAN PRODUK PERLEBAHAN PADA BADAN …

STRATEGI PEMASARAN PRODUK PERLEBAHAN PADA BADAN

USAHA MILIK DESA (BUMDES) DESA LABBO KECAMATAN

TOMPOBULU KABUPATEN BANTAENG

RATNAH. A

10572 02765 10

Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana

Ekonomi Pada Jurusan Manajemen

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

MAKASSAR

2014

Page 3: STRATEGI PEMASARAN PRODUK PERLEBAHAN PADA BADAN …
Page 4: STRATEGI PEMASARAN PRODUK PERLEBAHAN PADA BADAN …

HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi ini telah diperiksa dan diterima oleh Panitia Ujian Skrpsi Fakultas

Ekonomi Universitas Muhammadiyah Makassar dengan keputusan Rektor

Universitas Muhammadiyah Makassar Nomor: ...................... dan telah

dipertahankan di depan penguji pada hari Sabtu Tanggal 01 Bulan

November Tahun 2014, sebagai salah satu syarat untuk memeroleh gelar

Sarjana Ekonomi pada jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Muhammadiyah Makassar.

Makassar,

Panitia Ujian:

1. Pengawas Umum : Dr. H. Irwaan Akib, M.Pd. (........................)

2. Ketua : Dr. H. Mahmud Nuhung. M.A (........................)

3. Sekretaris : Drs. H. Sultan Sarda. MM (........................)

4. Penguji :a)Dr.H.Mahmud Nuhung. M.A(........................)

b)Moh.Aris Pasigai. SE.MM (........................)

c)Drs. H. Sultan Sarda. MM (........................)

d) Samsul Rizal. SE.MM (........................)

Page 5: STRATEGI PEMASARAN PRODUK PERLEBAHAN PADA BADAN …

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur, penulis panjatkan kepada Allah SWT. atas

limpahan rahmat dan taufik-Nya kepada penulis sehingga skripsi ini

dapat diselesaikan sesuai dengan waktu yang telah direncanakan.

Skripsi ini berjudul Strategi Pemasaran Produk Perlebahan Pada

Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Desa Labbo Kecamatan

Tompobulu Kabupaten Bantaeng.

Dalam penulisan skripsi ini penulis mendapatkan banyak

abntuan dari berbagai pihak terutama dari Dra. Murni. M.Si. dan Edy

Jusriadi. S.E., MM. Masing-masing sebagai pembimbing I dan

pembimbing II, yang penuh dengan kesabaran telah meluangkan

waktu untuk memberikan bimbingan mulai penyusunan proposal

hingga penyelesaian skripsi ini. Karena itu, pada kesempatan ini

penulis menyampaikan terima kasih.

Ucapan terima kasih pula penulis sampaikan kepada Dr. H.

Irwan Akib, M. Pd., Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar, Dr.

H. Mahmud Nuhung, M.A, Dekan Fakultas Ekonomi, para Dosen dan

staf Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah

Makassar.

Terkhusus, ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada

kedua orang tua atas dorongan dan doanya sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini. Harapan penulis, semoga segala bantuan

Page 6: STRATEGI PEMASARAN PRODUK PERLEBAHAN PADA BADAN …

yang diberikan oleh berbagai pihak mendapat pahala yang berlipat

ganda di sisi Allah SWT. Aamiin.

Makassar, 01 November 2014

Penulis

RATNAH.A

105720276510

Page 7: STRATEGI PEMASARAN PRODUK PERLEBAHAN PADA BADAN …

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................ ii

HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................ iii

HALAMAN PENGESAHAN ................................................................. iv

KATA PENGANTAR ............................................................................. v

DAFTAR ISI ........................................................................................ vii

DAFTAR TABEL ................................................................................... x

DAFTAR GAMBAR .............................................................................. xl

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ............................................................. 1

B. Rumusan Masalah ...................................................................... 5

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................... 5

1. Tujuan Penelitian ................................................................... 5

2. Manfaat Penelitian ................................................................. 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA .............................................................. 7

A. Pengertian Pemasaran ............................................................... 7

B. Pengertian Strategi Pemasaran ................................................ 10

C. Jenis-jenis strategi pemasaran ................................................. 11

D. Pengertian bauran pemasaran .................................................. 15

E. Unsur-unsur bauran pemasaran ............................................... 16

Page 8: STRATEGI PEMASARAN PRODUK PERLEBAHAN PADA BADAN …

F. Usaha perlebahan ..................................................................... 19

G. Metode analisis SWOT ............................................................. 20

H. Kerangka pikir ........................................................................... 22

BAB III METODE PENELITIAN .............................................................. 23

A. Lokasi dan waktu penelitian ....................................................... 23

B. Metode pengumpulan data ......................................................... 23

C. Jenis dan sumber data ............................................................... 24

D. Populasi dan sampel .................................................................. 24

E. Metode analisis .......................................................................... 25

F. Defenisi operasional variabel ..................................................... 28

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN .............................. 29

A. Keadaan fisik wilayah ................................................................. 29

B. Keadaan sosial ekonomi ............................................................ 32

C. Sarana dan prasarana ................................................................ 36

D. Pemerintah desa dan kelembagaan masyarakat ....................... 36

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................... 39

A. Analisis marketing mix (bauran pemasaran) .............................. 39

B. Identifikasi produk dan cara pemasaran ..................................... 51

C. Misi, sasaran, dan tujuan produk usaha lebah ........................... 54

D. Menyusun strategi ...................................................................... 57

E. Posisi pasar ................................................................................ 59

F. Kendala-kendala usaha perlebahan di desa Labbo ................... 60

Page 9: STRATEGI PEMASARAN PRODUK PERLEBAHAN PADA BADAN …

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ..................................................... 62

A. Kesimpulan ................................................................................ 62

B. saran .......................................................................................... 63

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 63

Page 10: STRATEGI PEMASARAN PRODUK PERLEBAHAN PADA BADAN …

DAFTAR TABEL

1. Jumlah penduduk berdasarkan ............................................... 33

2. Pekerjaan pokok kepala keluarga (KK) desa Labbo ................ 34

3. Tingkat kesejahteraan kepala keluarga desa Labbo ............... 34

4. Data pendidikan masyarakat desa Labbo ............................... 35

5. Struktur organisasi desa Labbo .............................................. 37

6. Lembaga masyarakat di desa Labbo ...................................... 37

7. Permintaan dan penawaran madu di desa Labbo .................. 40

Page 11: STRATEGI PEMASARAN PRODUK PERLEBAHAN PADA BADAN …

DAFTAR GAMBAR

1. Struktur bauran pemasaran .................................................... 18

2. Kerangka pikir ......................................................................... 22

3. saluran distribusi ..................................................................... 44

4. posisi pasar ............................................................................. 59

Page 12: STRATEGI PEMASARAN PRODUK PERLEBAHAN PADA BADAN …

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang masalah

Bantaeng adalah salah satu kabupaten wilayah pesisir di Sulawesi

Selatan yang hanya memiliki luas wilayah 395,83 km persegi dengan

populasi kurang lebih 180.000 jiwa. Kabupaten yang berjuluk Butta Toa ini

memiliki potensi 3 klaster yakni, lautan, dataran rendah, dan dataran

tinggi. Bantaeng tumbuh dari sektor pertanian yang diharapkan mampu

meningkatkan kesejahteraan masyarakat, serta peluang pertumbuhan

ekonomi masyarakat khususnya di bidang kehutanan.

Bantaeng yang dulunya adalah sebuah daerah yang tertinggal, kini

kembali bangkit dengan memperbaiki keadaan pedesaan diantaranya

persoalan air, benih, dan pupuk. Begitupun pesisir di Bantaeng yang

semula tidak memiliki apa-apa, namun kini menjadi tempat

pengembangan rumput laut. Dataran tinggi dikembangkan sebagai pusat

pembibitan dengan dikembangkan sebagai pusat sayur-mayur yang

selama empat tahun terakhir telah berhasil mengembangkan apel dan

stroberi Bantaeng. Keberhasilan pengembangan berbagai komoditi

pertanian ini mendorong masyarakat dari daerah lain dan masyarakat

lokal Bantaeng untuk berkunjung ke dataran tinggi ini yang sekarang

menjadi salah satu pusat agrowisata di Sulawesi Selatan.

Pemerintah kabupaten Bantaeng, memprogramkan pembangunan

Hutan Desa secara bertahap pada seluruh Desa yang memiliki sumber

Page 13: STRATEGI PEMASARAN PRODUK PERLEBAHAN PADA BADAN …

daya hutan. Terbentuknya Hutan Desa di Kabupaten Bantaeng

dilatarbelakangi oleh persoalan hak masyarakat terhadap hutan yang

sudah sejak lama bermukim dan melakukan aktivitas secara ilegal di

dalam kawasan hutan. Pemerintah Kabupaten Bantaeng memandang

masalah tersebut sebagai suatu masalah besar yang tidak dapat dibiarkan

berlarut-larut sehingga perlu adanya suatu solusi pengelolaan hutan yang

dapat mensejahterakan dan melestarikan hutan.

Hutan Desa merupakan hutan negara yang dikelola oleh Desa dan

dimanfaatkan untuk kesejahteraan Desa. Berdasarkan peraturan Menteri

Kehutanan Nomor 49 Tahun 2008, penyelenggaraan Hutan Desa

dimaksudkan untuk memberi akses kepada masyarakat setempat melalui

lembaga Desa dalam memanfaatkan sumberdaya hutan secara lestari

serta bertujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat secara

berkelanjutan.

Pengembangan Hutan Desa menurut Alam dkk (2003), intinya

lebih diarahkan untuk meningkatkan fungsi-fungsi hutan secara optimal,

meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui suatu sistem

pengelolaan yang menempatkan masyarakat Desa sebagai pelaku utama,

mitra kerja dan sebagai pihak yang harus mendapat bagian kesejahteraan

yang memadai dari kegiatan pengelolaan hutan.

Hutan Desa lebih bertumpu pada kemandirian masyarakat Desa

melalui suatu lembaga Desa Badan Usaha Milik Desa atau BUMDes.

Pengambilan keputusan diadakan secara musyawarah antara masyarakat

Page 14: STRATEGI PEMASARAN PRODUK PERLEBAHAN PADA BADAN …

Desa dengan BUMDes. Desa Labbo Kecamatan Tompobulu Kabupaten

Bantaeng adalah salah satu sentra lokasi pengembangan Hutan Desa dan

pengembangan pasar produk hutan Desa tersebut. Desa ini memiliki luas

hutan Desa 342 Ha yang merupakan hutan lindung.

Salah satu produk hutan Desa yang dikembangkan di Desa ini

adalah produk non kayu. Fokus pengembangan produk non kayu ini

ditempuh karena produk berupa kayu tidak diperkenankan mengingat

lokasi hutan Desa ini berstatus hutan lindung yang tidak memperkenankan

adanya penebangan.

Potensi hutan Desa non kayu di Desa Labbo dapat dikembangkan

seiring dengan meningkatnya permintaan pasar. Salah satu potensi non

kayu tersebut adalah produk-produk perlebahan seperti madu, madu

sarang, bee pollen, dan royal jelly. Tetapi yang populer dikembangkan

masyarakat adalah madu. Saat ini masyarakat memperoleh madu dengan

cara memanennya di alam atau memanennya dari hasil budidaya lebah

madu.

Salah satu aspek yang perlu dikembangkan dalam pemasaran

madu adalah aspek ekonomi utamanya pengembangan pasar, mengingat

pengembangan pasar di Desa ini belum berkembang. Menurut data yang

ada pada BUMDes Desa Labbo, produksi madu yang dipanen oleh petani

rata-rata sebanyak 25 botol dan dijual dalam bentuk kemasan yang

sangat sederhana yaitu botol bekas yang telah dibersihkan dengan harga

perbotol rata-rata sebesar Rp.50.000. ketiadaan informasi pasar dan

Page 15: STRATEGI PEMASARAN PRODUK PERLEBAHAN PADA BADAN …

masih kurangnya pengetahuan masyarakat tentang pengembangan pasar

merupakan dugaan utama dalam penelitian ini, untuk itu perlu adanya

pengamatan lingkungan untuk melihat peluang baru bagi masyarakat di

Desa Labbo.

Pengembangan pasar adalah suatu kebutuhan masyarakat untuk

meningkatkan pendapatan. Berdasarkan permasalahan yang telah

diuraikan di atas, maka penelitian ini akan mengkaji aspek ekonomi dalam

pengembangan pasar produk Hutan Desa khususnya produk perlebahan

di Desa Labbo. Kegunaan penelitian ini diharapkan menjadi bahan

informasi bagi masyarakat pemilik lahan dalam upaya meningkatkan

kesejahteraan demikian pula lembaga desa atau BUMDes untuk

memperhatikan pengembangan pasar produk hutan Desa.

Berdasarkan studi pendahuluan diperoleh informasi bahwa aspek

ekonomi/ pasar dalam pengembangan pasar produk hutan Desa di lokasi

penelitian meliputi permintaan dan penawaran, sarana promosi, struktur

harga atau struktur pasar, jalur distribusi, persaingan dan strategi

pemasaran.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah di bahas di atas,

maka rumusan masalah yang dapat diambil adalah:

1. Bagaimanakah keadaan pemasaran produk perlebahan pada

Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Desa Labbo Kecamatan

Tompobulu Kabupaten Bantaeng.

Page 16: STRATEGI PEMASARAN PRODUK PERLEBAHAN PADA BADAN …

2. Faktor-faktor internal dan eksternal apa yang dapat menjadi

kekuatan dan kelemahan serta peluang dan ancaman dalam usaha

pemasaran produk perlebahan pada Badan Usaha Milik Desa

(BUMDes) Desa Labbo Kecamatan Tompobulu Kabupaten

Bantaeng.

3. Strategi pemasaran apakah yang efektif yang dapat diterapkan

pada Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Desa Labbo Kecamatan

Tompobulu Kabupaten Bantaeng.

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian:

a. Mengetahui keadaan pemasaran produk perlebahan pada

Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Desa Labbo Kecamatan

Tompobulu Kabupaten Bantaeng.

b. Menemukan Faktor-faktor internal dan eksternal apa yang dapat

menjadi kekuatan dan kelemahan serta peluang dan ancaman

dalam usaha pemasaran produk perlebahan pada Badan Usaha

Milik Desa (BUMDes) Desa Labbo Kecamatan Tompobulu

Kabupaten Bantaeng.

c. Mengetahui Strategi pemasaran apakah yang efektif yang dapat

diterapkan pada Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Desa

Labbo Kecamatan Tompobulu Kabupaten Bantaeng.

2. Manfaat Penelitian

Page 17: STRATEGI PEMASARAN PRODUK PERLEBAHAN PADA BADAN …

a. Bagi peneliti, penelitian ini diharapkan dapat memberikan

tambahan pengalaman dan pengetahuan di bidang manajemen

pemasaran.

b. Bagi BUMDes, penelitian ini diharapkan dapat menjadi

sumbangan pemikiran dan bahan pertimbangan dalam

menyusun kebijakan yang lebih baik di masa yang akan datang,

terutama dalam strategi pemasaran yang digunakan.

c. Bagi pemerintah daerah, hasil penelitian ini diharapkan dapat

menjadi sumbangan pemikiran dan bahan pertimbangan dalam

menyusun kebijakan yang lebih baik dimasa yang akan datang,

terutama pemasaran produk perlebahan pada Badan Usaha

Milik Desa (BUMDes) Desa Labbo.

d. Bagi pihak lain, penelitian ini dapat menjadi salah satu sumber

informasi, wawasan dan pengetahuan serta sebagai referensi

untuk penelitian yang sejenis.

Page 18: STRATEGI PEMASARAN PRODUK PERLEBAHAN PADA BADAN …

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Pemasaran

Defenisi pemasaran adalah kegiatan meneliti kebutuhan dan

keinginan konsumen, menghasilkan barang dan jasa sesuai dengan

kebutuhan dan keinginan konsumen, menentukan tingkat harga,

mempromosikannya agar produk dikenal konsumen, dan mendistribusikan

produk ketempat konsumen.

Menurut Rangkuti (2002), pemasaran adalah suatu proses kegiatan

yang dipengaruhi oleh berbagai faktor sosial, budaya ekonomi, politik, dan

manajerial. Akibat dari berbagai pengaruh tersebut adalah masing-masing

individu maupun kelompok mendapatkan kebutuhan dan keinginan

dengan menciptakan, menawarkan, dan menukarkan produk yang

memiliki nilai komoditas (comodity values).

Unsur utama dalam pemasaran dapat diklasifikasikan menjadi tiga

unsur utama, yaitu:

1. Unsur strategi persaingan, meliputi:

a. Segmentasi pasar, yaitu tindakan mengidentifikasi dan

membentuk kelompok pembeli atau konsumen secara terpisah.

Masing-masing konsumen ini memiliki karakteristik, kebutuhan

produk, dan bauran pemasaran tersendiri.

b. Targetting, yaitu tindakan memilih satu atau lebih segmen

pasar yang akan dimasuki.

Page 19: STRATEGI PEMASARAN PRODUK PERLEBAHAN PADA BADAN …

c. Positioning, yaitu penetapan posisi pasar, tujuannya adalah

untuk membangun dan mengkomunikasikan keunggulan

bersaing produk yang ada di pasar kedalam benak konsumen.

2. Unsur taktik pemasaran, meliputi:

a. Differensiasi, yang terkait dengan cara membangun strategi

pemasaran di berbagai aspek perusahaan. Kegiatan

membangun strategi pemasaran inilah yang membedakan

differensiasi yang dilakukan suatu perusahaan dengan

perusahaan lainnya.

b. Bauran pemasaran (Marketing Mix), terkait dengan kegiatan

mengenai produk, harga, promosi dan tempat atau yang lebih

dikenal dengan sebutan 4P, yaitu Product, Price, Promotion,

dan Place.

3. Unsur nilai pemasaran.

Merek (brand), merek adalah nama, tanda simbol atau desain,

atau kombinasi dari semuanya, yang ditujukan untuk

mengidentifikasikan barang atau jasa sebuah/sekelompok penjual dan

membedakannya dengan para pesaing. Merek mempunyai banyak

arti penting bagi konsumen, yaitu:

a. Sebagai identifikasi untuk membedakan antara satu produk

dengan produk lain. Identifikasi ini diperlukan agar konsumen

mempunyai kebebasan memilih produk dan merek mana yang

memenuhi kebutuhannya.

Page 20: STRATEGI PEMASARAN PRODUK PERLEBAHAN PADA BADAN …

b. Sebagai garansi atas kualitas dan kinerja dari produk yang akan

dibeli. Merek akan memberikan rasa percaya diri kepada

konsumen.

c. Merek memberi status dan image pada seseorang. Dengan

membeli merek tertentu, sudah menunjukkan bagaimana status

sosial seseorang. (Butterfly, 2007).

Menurut Stanton (1991), dalam melakukan pemasaran perlu

diperhatikan strategi pemasaran yang dijalankan perusahaan berkaitan

dengan produk, harga, promosi, dan distribusi. Strategi pemasaran adalah

kombinasi dari empat variabel atau kegiatan yang merupakan inti dari

sistem pemasaran.

Demikian halnya dengan yang dikemukakan oleh William J. Santon

dalam buku Swastha dan Handoko (2008:4) bahwa pemasaran adalah

suatu sistem keseluruhan dari kegiatan-kegiatan usaha yang ditujukan

untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan

mendistribusikan barang dan jasa yang dapat memuaskan kebutuhan baik

kepada pembeli yang ada maupun pembeli potensial.

Adapun pengertian pemasaran menurut Yazid (2005:13)

mengemukakan bahwa pemasaran merupakan penghubung antara

organisasi dengan konsumennya. Peran penghubung ini akan berhasil

bila semua upaya pemasaran diorientasikan kepada pasar.

Lain halnya menurut Alma (2004:2) mengatakan bahwa pemasaran

didefenisikan sebagai kegiatan membeli dan menjual, dan termasuk

Page 21: STRATEGI PEMASARAN PRODUK PERLEBAHAN PADA BADAN …

didalamnya kegiatan menyalurkan barang dan jasa antara produsen dan

konsumen.

B. Pengertian Strategi Pemasaran

Strategi pemasaran pada umumnya mempunyai peranan yang

sangat penting untuk menghadapi lingkungan yang dinamis, dan pada

akhirnya memperoleh keunggulan tertentu atau berhasil untuk

meningkatkan laba tertentu. Strategi pemasaran yang ditetapkan harus

ditinjau dan dikembangkan sesuai dengan perkembangan pasar dan

lingkungan pasar tersebut. Dengan demikian, strategi pemasaran harus

dapat memberi gambaran yang jelas dan terarah apa yang akan dilakukan

perusahaan dalam menggunakan setiap kesempatan atau peluang pada

beberapa pasar sasaran.

Menurut Craven dikutip dari Purwanto (2008:151), strategi

pemasaran didefenisikan sebagai analisis strategi pengembangan dan

pelaksanaan kegiatan dalam strategi penentuan pasar sasaran bagi

produk pada tiap unit bisnis, penetapan tujuan pemasaran, dan

pengembangan, pelaksanaan, serta pengelolaan strategi program

pemasaran, penentuan posisi pasar yang dirancang untuk memenuhi

keinginan konsumen pasar sasaran.

Menurut Chandra (2002:93) bahwa: "Strategi pemasaran

merupakan rencana yang menjabarkan ekspektasi perusahaan akan

dampak dari berbagai aktivitas atau program pemasaran terhadap

permintaan produk atau lini produknya di pasar sasaran tertentu".

Page 22: STRATEGI PEMASARAN PRODUK PERLEBAHAN PADA BADAN …

Selanjutnya pengertian strategi pemasaran menurut Kenneth R.

Andrews dalam Buchari Alma (2004:199) bahwa : "Strategi pemasaran

adalah pola keputusan dalam perusahaan menentukan dan

mengungkapkan sasaran, maksud atau tujuan yang menghasilkan

kebijaksanaan utama dan merencanakan untuk pencapaian tujuan serta

merinci jangkauan bisnis yang akan dikejar oleh perusahaan".

Sedangkan menurut Assauri (2008:168) strategi pemasaran adalah

: "Serangkaian tujuan dan sasaran, kebijakan dan aturanyang memberi

arah kepada usaha-usaha pemasaran perusahaan dari waktu kewaktu,

pada masing-masing tingkatan dan acuan serta alokasinya, terutama

sebagai tanggapan perusahaan dalam menghadapi lingkungan dan

keadaan persaingan yang selalu berubah. oleh karena itu, penentuan

strategi pemasaran harus didasarkan atas analisa lingkungan dan internal

perusahaan melalui analisa keunggulan dan kelemahan perusahaan,

serta analisa kesempatan dan ancaman yang dihadapi perusahaandari

lingkungannya".

Selanjutnya Menurut Craven dikutip Purwanto (2008:151). Strategi

pemasaran didefenisikan sebagai analisis strategi pengembangan dan

pelaksanaan kegiatan dalam strategi penentuan pasar sasaran bagi

produk pada tiap unit bisnis, penetapan tujuan pemasaran, dan

pengembangan, pelaksanaan serta pengelolaan strategi program

pemasaran, penentuan posisi pasar yang dirancang untuk memenuhi

keinginan konsumen pasar sasaran.

Page 23: STRATEGI PEMASARAN PRODUK PERLEBAHAN PADA BADAN …

C. Jenis-Jenis Strategi Pemasaran

Menurut Assauri (2008:179) bahwa strategi pemasaran secara

umum ini, dapat dibedakan tiga jenis stratgei pemasaran yang dapat

ditempuh perusahaan, yaitu:

1. Strategi pemasaran yang tidak membeda-bedakan pasar

(Undifferentiated Marketing).

2. Strategi pemasaran yang membeda-bedakan pasar

(Differentiated Marketing).

3. Strategi pemasaran yang terkonsentrasi (Concentrated

Marketing).

Ketiga jenis strategi diatas dapat diuraian sebagai berikut:

1. Strategi pemasaran yang tidak membeda-bedakan pasar

(Undifferentiated Marketing).

Perusahaan menganggap pasar sebagai suatu keseluruhan,

sehingga perusahaan hanya memperhatikan kebutuhan

konsumen secara umum. Oleh karena itu perusahaan hanya

menghasilkan dan memasarkan satu macam produk saja dan

berusaha menarik semua pembeli dan calon pembeli dengan

suatu rencana pemasaran saja. Strategi ini bertujuan untuk

melakukan penjualan secara massal, sehingga menurunkan

biaya. Perusahaan memusatkan perhatiannya pada seluruh

konsumen dan kebutuhannya, serta merancang produk yang

dapat menarik sebanyak mungkin para konsumen tersebut.

Page 24: STRATEGI PEMASARAN PRODUK PERLEBAHAN PADA BADAN …

Perusahaan yang menggunakan strategi ini, tidak menghiraukan

adanya kelompok pembeli yang berbeda-beda. Pasar dianggap

sebagai suatu keseluruhan dengan ciri kesamaan dalam

kebutuhannya. Salah satu keuntungan strategi ini adalah

kemampuan perusahaan untuk menekan biaya sehingga dapat

lebih ekonomis. Sebaliknya, kelemahannya adalah apabila

banyak perusahaan lain juga menjalankan strategi pemasaran

yang sama, makan akan terjadi persaingan yang tajam untuk

menguasai pasar tersebut (hyper competition), dan mengabaikan

segmen pasar yang kecil lainnya. Akibatnya, strategi ini dapat

menyebabkan kurang menguntungkannya usaha-usaha

pemasaran perusahaan, karena banyak dan makin tajamnya

persaingan.

2. Strategi pemasaran yang membeda-bedakan pasar

(Differentiated Marketing).

Perusahaannya melayani kebutuhan beberapa kelompok

konsumen tertentu dengan jenis produk tertentu pula. Jadi

perusahaan atau produsen menghasilkan dan memasarkan

produk yang berbeda-beda untuk tiap segmen pasar. Dengan

kata lain, perusahaan atau produsen menawarkan berbagai

variasi produk dan product mix yang disesuaikan dengan

kebutuhan dan keinginan kelompok konsumen atau pembeli

yang berbeda-beda, dengan program pemasaran yang

Page 25: STRATEGI PEMASARAN PRODUK PERLEBAHAN PADA BADAN …

tersendiri diharapkan dapat dicapai tingkat penjualan yang

tertinggi dalam masing-masing segmen pasar tersebut.

Perusahaan yang menggunakan strategi ini bertujuan untuk

mempertebal kepercayaan kelompok konsumen tertentu

terhadap produk yang dihasilkan dan dipasarkan, sehingga

pembeliannya akan dilakukan berulang kali. Dengan demikian

diharapkan penjualan perusahaan akan lebih tinggi dan

kedudukan produk perusahaan akan lebih kuat atau mantap

disegmen pasar. Keuntungan strategi pemasaran ini , penjualan

dapat diharapkan akan lebih tinggi dengan posisi produk yang

lebih baik disetiap segmen pasar, dan totalpenjualan

perusahaan akan dapat ditingkatkan dengan bervariasinya

produk yang ditawarkan. Kelemahan strategi ini adalah terdapat

kecenderungan biaya akan lebih tinggi karena kenaikan biaya

produksi untuk modifikasi produk, biaya administrasi, biaya

promosi, dan biaya investasi.

3. Strategi pemasaran yang terkonsentrasi (Concentrated

Marketing).

Perusahaan mengkhususkan pemasaran produknya dalam

beberapa segmen pasar, dengan pertimbangan keterbatasan

sumberdaya perusahaan. Dalam hal ini perusahaan produsen

memilih segmen pasar tersentu dan menawarkan produk yang

sesuai dengan kebutuhan dan keingianan kelompok konsumen

Page 26: STRATEGI PEMASARAN PRODUK PERLEBAHAN PADA BADAN …

yang ada pada segmen pasar itu yang tentunya lebih spesifik.

Strategi pemasaran ini mengutamakan seluruh usaha

pemasaran pada satu atau beberapa segmenpasar tertentu

saja. Jadi perusahaan memusatkan segala kegiatan akan

memberikan keuntungan yang terbesar. Keuntungan

penggunaan strategi ini, perusahaan dapat diharapkan akan

memperoleh kedudukan atau posisi yang kuat didalam segmen

pasar tertentu yang dipilih. Hal ini karena perusahaan akan

mempunyai pengetahuan dan pengalaman yang lebih baik

dalam melakukan pendekatan bagi pemenuhan kebutuhan dan

keinginan konsumen dari segmen pasar yang dilayaninya.

Disamping itu perusahaan memperoleh keuntungan karena

spesialisasi dalam produksi, distribusi, dan usaha promosi,

sehingga apabila segmen pasar dipilih secara tepat, akan dapat

memungkinkan berhasilnya usaha pemasaran produk

perusahaan tersebut. Kelemahan strategi ini adalah perusahaan

akan menghadapi risiko yang besar bila hanya tergantung pada

satu atau beberapa segmen pasar saja. Hal ini karena,

kemungkinan terjadinya perubahan selera para konsumen atau

peningkatan kemampuan daya saing perusahaan lain yang

dapat melebihi kemampuan perusahaan ini dalam melayani

pasar secara baik dan efektif.

D. Pengertian Bauran Pemasaran

Page 27: STRATEGI PEMASARAN PRODUK PERLEBAHAN PADA BADAN …

Bauran pemasaran atau Marketing Mix adalah kombinasi variabel

atau kegiatan yang merupakan inti dari sistem pemasaran, variabel mana

yang dapat dikendalikan oleh perusahaan untuk mempengaruhi reaksi

para pembeli atau konsumen. Jadi, Marketing Mix terdiri dari himpunan

variabel yang dapat dikendalikan dan digunakan oleh oleh perusahaan

untuk mempengaruhi tanggapan konsumen dalam pasar sasarannya.

Variabel atau kegiatan tersebut perlu dikombinasikan dan dikoordinasikan

oleh perusahaan seefektif mungkin dalam melakukan tugas atau kegiatan

pemasaran. Dengan demikian, perusahaan tidak hanya sekedar memiliki

kombinasi kegiatan yang terbaik saja, akan tetapi dapat

mengkoordinasikan berbagai variabel Marketing Mix tersebut untuk

melaksanakan program pemasaran secara efektif.

Marketing Mix adalah variabel-variabel pemasaran yang terdiri dari

produk (product), harga (price), distribusi atau penempatan produk

(place), dan promosi (promotion).

Keempat macam tindakan tersebut sering disebut sebagai "bauran

pemasaran" atau " Marketing Mix" atau "4P". Menurut Sunarto (2003:13)

bahwa bauran pemasaran (Marketing Mix) adalah seperangkat alat

pemasaran yang digunakan perusahaan untuk terus menerus mencapai

tujuan pemasarannya di pasar sasaran.

Sedangkan pengertian Marketing Mix menurut Assauri (2008:198)

bahwa Marketing Mix merupakan kombinasi variabel atau kegiatan yang

merupakan inti dari sistem pemasaran, variabel yang dapat dikendalikan

Page 28: STRATEGI PEMASARAN PRODUK PERLEBAHAN PADA BADAN …

oleh perusahaan untuk mempengaruhi reaksi para pembeli atau

konsumen.

Selanjutnya Gitosudarmo (2001:182) mengungkapkan bahwa:

"Bauran pemasaran atau Marketing Mix merupakan alat yang dapat

dipergunakan oleh perusahaan untuk mempengaruhi konsumennya".

E. Unsur-Unsur Bauran Pemasaran

Strategi pemasaran adalah himpunan asas yang tepat, konsisten,

dan loyal dilaksanakan oleh perusahaan guna mencapai sasaran pasar

yang akan dituju (target market) dalam jangka panjang. Dalam strategi

pemasaran ini, terdapat strategi acuan atau bauran pemasaran (Marketing

Mix), yang menetapkan komposisi terbaik dari keempat variabel

pemasaran. Untuk dapat mencapai sasaran pasar yang dituju sekaligus

mencapai tujuan dan sasaran perusahaan. Semua kegiatan perusahaan

diarahkan untuk memenuhi keinginan dan memuaskan kebutuhan

konsumen mulai dari perancangan produk, penentuan komposisi bahan,

bentuk, kemasan, harga, promosi dan sebagainya.

Fuad (2001:128) mengelompokkan unsur-unsur bauran pemasaran

yang terdiri dari 4 (empat) variabel yang dikenal dengan nama 4P, yaitu:

produk (product), harga (price), distribusi atau penempatan produk

(place), dan promosi (promotion).

Sedangkan menurut kotler (2004:18) adalah seperangkat alat

pemasaran yang digunakan perusahaan untuk terus menerus mencapai

tujuan pemasarannya di pasar sasaran. Bauran pemasaran

Page 29: STRATEGI PEMASARAN PRODUK PERLEBAHAN PADA BADAN …

diklasifikasikan menjadi empat kelompok yang luas disebut "4P" dalam

pemasaran: produk (product), harga (price), distribusi atau penempatan

produk (place), dan promosi (promotion).

Lain halnya dengan Basu Swastha (2002:60) menyatakan

Marketing Mix adalah suatu istilah yang menggambarkan seluruh unsur

pemasaran dan faktor produksi yang dikerahkan guna mencapai sasaran

perusahaan misalnya laba, harta, penjualan bagian pasar yang akan

direbut dan sebagainya. Jika sasaran pasarnya sudah ditentukan melalui

riset pemasaran, maka perusahaan harus membuat suatu rencana yang

baik untuk memasuki segmen pasar yang dipilih.

Bauran pemasaran mengacu pada paduan strategi produk,

distribusi, promosi dan penentuan harga yang bersifat unik yang

dirancang untuk menghasilkan pertukaran yang saling memuaskan

dengan pasar yang dituju.(Cravens, 2000:18-20; lamb et al, 2001:55).

Gambar 1: Struktur Bauran Pemasaran

Strategi Produk

Pasar Sasaran Strategi Promosi Strategi Distribusi

Strategi Harga

Page 30: STRATEGI PEMASARAN PRODUK PERLEBAHAN PADA BADAN …

F. Usaha Perlebahan

Lebah atau bahasa arabnya dikenal dengan An-Nahl memproduksi

4 hal yang sangat bermanfaat untuk kesehatan tubuh manusia yaitu

madu, propolis, royal jelly, dan bee pollen.

1. Propolis : dari beraneka ragam getah tanaman campur air liur lebah

2. Madu : bahan hasil dari racikan lebah yang terbuat dari nektar

bunga.

3. Royal jelly : kelenjar pekerja lebah yang masih muda

4. Bee pollen : produk yang dibuat dari kumpulan bermacam-macam

serbuk sari bunga.

Indonesia dikenal memiliki potensi yang cukup besar dalam

pengembangan perlebahan yang berupa kekayaan sumber daya alam

hayati seperti berbagai jenis lebah asli Indonesia dan beraneka ragam

jenis tumbuhan sebagai sumber pakan lebah. Kondisi agroklimat tropis,

dan jumlah penduduk yang tinggi (Rismunandar, 1990).

Perlebahan sudah sejak lama dikenal oleh bangsa Indonesia,

dimana masyarakat di Jawa dan Bali secara tradisional telah

membudidayakan lebah lokal Apis Cerana. Sedangkan masyarakat

Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, dan kepulauan Nusa Tenggara lebih

terbiasa memanfaatkan lebah hutan (Apis Dorsata) sebagai serangga

penghasil madu. Sedangkan pembudidayaan lebah jenis Apis Mellifera

telah dimulai sejak tahun 1841. Usaha-usaha tersebut mengalami masa

Page 31: STRATEGI PEMASARAN PRODUK PERLEBAHAN PADA BADAN …

surut pada masa-masa perang kemerdekaan. Sedangkan, setelah

kemerdekaan usaha peternakan lebah mulai digalakkan kembali oleh

badan-badan swasta yang berminat dibidang peternakan lebah (Anonim,

2001).

G. Metode Analisis SWOT

Analisis SWOT adalah metode perencanaan strategi yang

digunakan untuk mengevaluasi kekuatan (strengths), kelemahan

(weaknesses), peluang (opportunities), dan ancaman (threats) dalam

suatu proyek atau suatu spekulasi bisnis.

Proses ini melibatkan penentuan tujuan yang spesifik dari spekulasi

bisnis atau proyek dan mengidentifikasi faktor internal dan eksternal yang

mendukung dan yang tidak dalam mencapai tujuan tersebut.

Menurut Fredy Rangkuti "Analisis SWOT adalah indentifikasi

berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi prusahaan.

Analisis ini didasarkan pada hubungan atau interaksi antara unsur-unsur

internal, yaitu kekuatan dan kelemahan, terhadap unsur-unsur eksternal

yaitu peluang dan ancaman".

Sedangkan Daniel Start dan Ingie Hovland mengatakan Analisis

SWOT adalah instrumen perencanaan strategis yang klasik. Dengan

menggunakan kerangka kerja kekuatan dan kelemahan dan kesempatan

eksternal dan ancaman, instrumen ini memberikan cara sederhana untuk

memperkirakan cara terbaik untuk melaksanakan sebuah strategi.

Page 32: STRATEGI PEMASARAN PRODUK PERLEBAHAN PADA BADAN …

Instrumen ini menolong para perencana apa yang bisa dicapai, dan hal-

hal apa saja yang perlu diperhatikan oleh mereka.

Sebuah sanalisis SWOT sangat membantu dalam bidang yang

lebih luas dalam membahas pertanyaan untuk mengembangkan rencana

bisnis, tetapi tidak pergi cukup jauh, "kata co-founder worthworm dan

SkyMall, Alan Lobock, pelaksanaan saja tidak akan mengidentifikasi nilai

kunci dari bisnis anda. Perencanaan tanpa mengetahui tujuan dan metriks

dimana anda akan mengukur kemajuan anda menuju pencapaian tujuan

tersebut adalah sangat tidak efisien dan bisa membuat bisnis anda

tersesat".

Disisi lain, Lynn Sheehan pendiri dan CEO CPAreviewforFREE

mencatat bahwa analisis SWOT membantu perusahaannya untuk

sepenuhnya menganalisis struktur biaya yang bisa menjadi ancaman bagi

keberhasilannya. Sementara itu pemilik bisnis tentu harus terlibat dalam

menciptakan sebuah analisis SWOT sehingga bisa jauh lebih bermanfaat

untuk menyertakan anggota tim lainnya dalam proses analisis. Brandon

Dudley, seorang direktur dan operasi di the BusBank juga mengatakan

bahwa analisis SWOT kolaboratif memberikan karyawan rasa percaya diri

yang lebih besar serta memahami keterlibatannya dalam bisnis.

H. Kerangka Pikir

Penerapan strategi pemasaran produk perlebahan pada Badan

Usaha Milik Desa (BUMDes) Desa Labbo Kecamatan Tompobulu

Kabupaten Bantaeng dapat dilihat pada kerangka pikir dibawah ini:

Page 33: STRATEGI PEMASARAN PRODUK PERLEBAHAN PADA BADAN …

Gambar 2: Kerangka Pikir

Hutan Desa Bantaeng

Produk Kayu Produk Non Kayu

Madu

BUMDes

Aspek Ekonomi

− Permintaan dan penawaran

− Sarana promosi

− Struktur harga

− Struktur pasar

− Jalur distribusi

− Persaingan

− Strategi pemasaran

kajian

Merumuskan strategi

Aspek Pengembangan Pasar

Page 34: STRATEGI PEMASARAN PRODUK PERLEBAHAN PADA BADAN …

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian di BUMDes Desa Labbo Kecamatan Tompobulu

Kabupaten Bantaeng. Penelitian ini dirancang selama 3 bulan dimulai

bulan Mei sampai dengan Juli 2014.

B. Metode Pengumpulan Data

Data yang diperlukan dapat diperoleh dengan cara:

1. Penelitian Lapangan

Yaitu cara memperoleh data melalui penelitian langsung

dilapangan dengan mengamati obyek-obyek yang diteliti. Selama

penelitian lapangan dilakukan teknik dan alat pengumpulan data sebagai

berikut:

a. Metode interview

Yaitu cara mengumpulkan data melalui wawancara langsung

dengan masyarakat Desa yang tergabung dalam lembaga Badan

Usaha Milik Desa (BUMDes).

b. Metode Observasi

Yaitu cara mengumpulkan data dengan berdasarkan pengamatan

pada objek yang menjadi sasaran penelitian.

c. Metode Dokumen

Page 35: STRATEGI PEMASARAN PRODUK PERLEBAHAN PADA BADAN …

Yaitu cara mengumpulkan data dan keterangan sefrta teori dengan

jalan membaca yang ada hubungannya dengan penelitian yang

dilaksanakan.

C. Jenis dan Sumber Data

1. Jenis data

Penelitian ini menggunakan metode studi kasus (case study)

dengan pendekatan metode kualitatif.

2. Sumber data

a. Data primer adalah datang yang diperoleh secara langsung dari

objek penelitian. Data tersebut diperoleh dengan melakukan

pengamatan langsung dan wawancara yang berkaitan dengan

penelitian.

b. Data sekunder adalah data yang diperoleh dari masyarakat

anggota BUMDes.

D. Populasi dan Sampel

Populasi yang diambil adalah lima kelompok peternak madu di

Desa Labbo Kecamatan Tompobulu Kabupaten Bantaeng yang

mana setiap kelompok terdiri dari 20 sampai 30 orang.

Pengambilan sampel menggunakan rumus slovin:

� =�

1 + ���

Keterangan:

n = ukuran sampel

Page 36: STRATEGI PEMASARAN PRODUK PERLEBAHAN PADA BADAN …

N = ukuran populasi

e = kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan

sampel yang ditolerir, Misalnya 5%.

� =�

1 + 30(0.05)�

� =30

1.075= 38

E. Metode analisis

1. Analisis deskriptif kualitatif

Metode deskriptif kualitatif adalah hasil penelitian beserta

analisisnya diuraikan dalam suatu tulisan ilmiah yang berbentuk narasi,

kemudian dari analisis yang telah dilakukan diambil suatu kesimpulan

(Anonim, 2007). Data yang diambil dapat berasal dari hasil wawancara,

observasi dan pencatatan.

2. Analisis SWOT

Matriks SWOT digunakan untuk merumuskan alternatif strategi

pemasaran produk perlebahan pada Badan Usaha Milik Desa (BUMDes)

Desa Labbo Kecamatan Tompobulu Kabupaten Bantaeng.

Matriks SWOT dapat menggambarkan bagaimana peluang dan ancaman

dari faktor eksternal yang dihadapi oleh suatu usaha dapat disesuaikan

dengan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki. Analisis SWOT

digambarkan kedalam matriks SWOT dengan 4 kemungkinan alternatif

strategi, yaitu strategi kekuatan-peluang (S-O strategies), strategi

Page 37: STRATEGI PEMASARAN PRODUK PERLEBAHAN PADA BADAN …

kelemahan-peluang (W-O strategies), strategi kekuatan-ancaman (S-T

strategies), dan strategi kelemahan-ancaman (W-T strategies).

1. Strategi SO

a. Membuat produk madu yang berkualitas, menciptakan produk

madu yang unggulan, mempertahankan keaslian dan kemurnian

madu, dan keragaman jenis produk madu untuk meningkatkan

loyalitas konsumen.

b. Menjaga kontinuitas produk dengan menjaga hubungan baik

dengan pemasok.

c. Meingkatkan kerjasama dengan lembaga litbang untuk

mengembangkan produk madu.

d. Meingkatkan penjualan berdasarkan segmen pasar geografis,

target pasar dan menggunakan saluran distribusi yang pendek.

e. Meningkatkan jumlah agen penjualan didaerah yang

mempunyai volume penjualan yang tinggi.

f. Menjajaki daerah pemasaran baru yang memiliki potensi

terhadap peningkatan penjualan madu.

2. Strategi ST

a. Memanfaatkan teknologi yang lebih tinggi untuk memperoleh

madu dengan kadar air yang lebih rendah.

b. Menggunakan kemasan yang dapat menunjukkan identitas

perusahaan untuk menghindari maraknya pemalsuan identitas

madu.

Page 38: STRATEGI PEMASARAN PRODUK PERLEBAHAN PADA BADAN …

c. Menerapkan SOP dalam proses pengemasan sehingga

pengemasan produk lebih higienis.

d. Meningkatkan promosi penjualan melalui event-event yang

diselenggarakan oleh pemda, menggunakan internet dengan

selalu update informasi, membuat stan sendiri saat ada event

penting, katalog dan pengenalan pengobatan sengat lebah

pada segmen pasar yang dituju.

3. Strategi WO

a. Memberikan pelayanan terbaik kepada konsumen agar

konsumen percaya dan loyal terhadap produk madu dari

perusahaan.

b. Meningkatkan ketersediaan pasokan madu yang cukup selama

musim paceklik.

4. Strategi WT

a. Melakukan pencatatan data produksi dan data penjualan yang

lebih rinci.

b. Menetapkan harga yang lebih kompetitif agar penjualan

meningkat untuk menutup biaya pemeliharaan yang tinggi.

F. Defenisi Operasional Variabel

1. Strategi pemasaran: strategi pemasaran adalah serangkaian tujuan

dan sasaran, kebijakan serta aturan yang memberi arah kepada

usaha-usaha pemasaran dari waktu kewaktu pada masing-masing

tingkatan serta lokasinya.

Page 39: STRATEGI PEMASARAN PRODUK PERLEBAHAN PADA BADAN …

2. Usaha perlebahan: usaha perlebahan adalah salah satu unit usaha

yang dikelola oleh masyarakat Desa Labbo didalam areal kerja

hutan Desa dalam pemanfaatan kawasan hutan.

3. BUMDes: Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) adalah salah satu

lembaga Desa yang mengelola hutan Desa yang ada di Desa

Labbo Kecamatan Tompobulu Kabupaten Bantaeng.

Page 40: STRATEGI PEMASARAN PRODUK PERLEBAHAN PADA BADAN …

BAB IV

GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

A. Keadaan Fisik Wilayah

1. Letak dan Luas Desa

Kawasan hutan yang terdapat di Desa Labbo sesuai Badan

Planologi kehutanan dan hasil peta paduserasi Provinsi Sulawesi Selatan

tahun 1999, memiliki luas 342 Ha, dan berada di 5°25'2" - 5°23'40" LU dan

119°57'30" - 119°59'20" LS. (Tim Layanan Kehutanan Masyarakat

UNHAS, 2010).

Hutan Desa di Kabupaten Tompobulu berada pada:

Jarak dari pusat Desa :± 4.6 Km

Jarak dari pusat Kecamatan (Banyorang) : ± 7 Km

Jarak dari pusat Kabupaten (Bantaeng) : ± 16 Km

Jarak dari pusat Provinsi (Kota Makassar) : ± 160 Km

Hutan Desa Desa Labbo merupakan salah satu desa yang terletak

dikecamatan Tompobulu yang berada dibagian utara kabupaten

Bantaeng. Jarak tempuh wilayah Desa Labbo dari Ibukota Kabupaten

Bantaeng adalah 23 km. Desa ini memiliki luas wilayah ± 13,81 ha, 9.8

km�, dengan potensi lahan yang produktif diantaranya, perkebunan dan

hutan (kantor Desa Labbo, 2010).

Areal Hutan Desa di Labbo berada diketinggian dari muka laut

antara 1100 m dan 1800 m. Areal Hutan Desa tersebut berbatasan

Page 41: STRATEGI PEMASARAN PRODUK PERLEBAHAN PADA BADAN …

dengan Kabupaten Bulukumba, selengkapnya batas-batas desa adalah

sebagai berikut:

1. Sebelah Utara :Desa Pattaneteang

2. Sebelah Timur :Kecamatan Ulu Ere dan Kecamatan Eremerasa

3. Sebelah Selatan :Desa Bonto Tappalang, Desa Bonto Balumbung

dan kelurahan Ereng-Ereng.

4. Sebelah Barat :Kabupaten Bulukumba.

Daerah yang berbatasan dengan Kabupaten Bulukumba

merupakan hutan alam yang dibatasi oleh Sungai Bialo yang membelah

daerah tersebut. Sungai Bialo dikelilingi oleh beberapa mata air yang

menjadi sumber air bersih bagi masyarakat.

2. Administrasi Desa

Pusat Pemerintahan Desa Labbo terletak di Dusun Ganting dan

untuk menuju Kantor Desa dapat dijangkau dengan kendaraan umum

atau jalan kaki karena berada di jalan poros desa dengan kondisi baik

yang menghubungkan desa dengan pusat kota Kabupaten Bantaeng.

Secara administratif Desa Labbo terbagi atas 4 dusun yaitu:

1. Dusun Pattiro membawahi (2) RW dan (4) RT

2. Dusun Ganting membawahi (2) RW dan (4) RT

3. Dusun Panjang membawahi (2) RW dan (4) RT

4. Dusun Bawa membawahi (2) RW dan (4) RT

Setiap dusun dipimpin oleh seorang kepala dusun dan di bantu

oleh kepala RK dan ketua RT. Sistem pemerintahan yakni, Camat sebagai

Page 42: STRATEGI PEMASARAN PRODUK PERLEBAHAN PADA BADAN …

penyelenggara tuga sumum pemerintahan desa, kepala Desa pada

dasarnya bertanggungjawab kepada masyarakat desa dna prosedur

pertanggungjawaban disampaikan ke Bupati melalui Camat, kemudian

Kepala Desa bersama dengan BPD wajib memberikan keterangan

laporan pertanggungjawaban kepada masyarakat setiap tahunnya.

3. Topografi Desa

Desa Labbo memiliki kondisi daerah yang terbukti dengan

ketinggian di antara 1.200 m sampai 2000 m diatas permukaan laut.

Keadaan topografi desa terdiri dari kondisi curam sampai dengan sangat

curam (25-40%).

Kondisi tanah di Desa Labbo cukup subur untuk ditanami berbagai

jenis tanaman baik tanaman jangka pendek maupun tanaman jangka

panjang.

4. Iklim dan Curah Hujan

Iklim dan curah hujan di Desa labbo hampir sama dengan daerah

lainnya yang ada di Kabupaten Bantaeng yakni terdapat dua musim

(musim hujan dan musim kemarau). Musim hujan biasanya mulai pada

bulan November sampai Juli dan biasanya masyarakat petani

memanfaatkan untuk menanam berbagai jenis tanaman pertanian jangka

panjang seperti, Sengon (Albazia falcataria), Durian (Durio zibethinus)

maupun tanaman jangka pendek seperti cengkeh (Syzygium aromaticum),

Kopi (Coffea), Markisa (Passiflora edulis), Kakao (Theobroma cacao),

tanaman hortikultural dan berbagai jenis tanaman lainnya. Sedangkan

Page 43: STRATEGI PEMASARAN PRODUK PERLEBAHAN PADA BADAN …

musim kemarau biasanya terjadi antara bulan Agustus Sampai Oktober

diantara musim kemarau tersebut masih sering terjadi hujan meskipun

hanya sesekali (Kantor Desa Labbo, 2014).

5. Hidrologi dan Tata Air

Sumber mata air di Desa Labbo sebanyak 5 Unit, sebagian besar

dipergunakan untuk kebutuhan air bersih rumah tangga melalui pipa. Sisa

air terbuang kesungai yang mengaliri sebagian lahan pertanian sekitarnya

dan mengalir hingga kelaut.

Tata kelola air melalui sistem kelompok untuk setiap dusun, dengan

melakukan perawatan ringan yaitu perawatan rutin tiap minggu berupa

perbaikan pipa yang bocor, sedangkan perawatan berat yaitu penggantian

pipa yang bocor atau rusak dari hasil kontrol (Kantor Desa Labbo, 2014).

Aliran sungai yang membelah kawasan Hutan Desa Labbo adalah

sungai Lalijangang. Karakteristik sungai adalah sungai-sungai hulu yang

mempunyai debit air yang tidak terlalu besar, namun tersebar dan memiliki

nilai strategis dalam pengelolaan DAS.

B. Keadaan Sosial Ekonomi

1. Penduduk

Jumlah keseluruhan penduduk Desa Labbo adalah sebanyak 3173

jiwa dengan jumlah kepala keluarga sebanyak 883 kK (741 KK laki-laki

dan 142 KK perempuan). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam tabel

berikut

:

Page 44: STRATEGI PEMASARAN PRODUK PERLEBAHAN PADA BADAN …

Tabel 1. Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin.

No Dusun Jenis Kelamin Jumlah

L P

1 Pattiro 289 313 602

2 Labbo 245 222 467

3 Ganting 308 342 650

4 Bawa 228 206 434

5 Panjang Selatan 222 246 468

6 Panjang Utara 319 339 658

Total 1.611 1.668 3.279

Sumber Data : Kantor Desa Labbo, 2014

Keterangan : L : Laki-laki

P : Perempuan

2. Pekerjaan Pokok

Sebagaimana lazimnya desa-desa agraris di Indonesia, penduduk

Desa Labbo sebagian besar adalah petani, pengusaha yang ada sebagian

besar juga berorientasi pada usaha-usaha di bidang pertanian.

Selengkapnya tersaji pada tabel berikut:

Tabel 2. Pekerjaan Pokok Kepala Keluarga (KK) Desa Labbo.

No

Jenis

Pekerjaan

Pokok

Dusun

Jumlah % Pattiro Ganting Bawa Panjang

L P L P L P L P

1 PNS 17 2 1 - 1 - - - 21 2,3%

Page 45: STRATEGI PEMASARAN PRODUK PERLEBAHAN PADA BADAN …

2 Pengusaha 5 - 4 2 1 - - - 12 1,3%

3 Petani 189 38 169 35 181 37 142 15 806 91,4%

4 Tukang 2 - - - - - - - 2 0,2%

5 Buruh 10 7 6 1 9 4 4 1 42 4,8%

Jumlah 223 47 180 38 192 41 146 16 883 100%

Sumber Data : Kantor Desa Labbo, 2012

3. Tingkat Kesejahteraan

Tingkat kesejahteraan Kepala Keluarga di Desa Labbo adalah

orang kaya dengan jumlah 3,6 %, kategori sedang adalah 3,4 %, kategori

miskin dengan jumlah 51,4 %, dan kategori sangat miskin adalah 11 %.

Secara rinci, tingkat kesejahteraan kepala keluarga dapat dilihat pada

tabel di bawah ini:

No Nama Jumlah KK Sesuai Tingkat Kesejahteraan

kaya sedang miskin Sangat miskin

1 Pattiro 18 130 91 31

2 Ganting 8 102 87 21

3 Panjang 6 36 162 29

4 Bawa - 32 114 16

Jumlah Total 32 300 454 97

Persentase 3,6% 34% 51,4% 11%

Sumber data : Kantor Desa Labbo, 2012

4. Tingkat Pendidikan Masyarakat

Tingkat pendidikan masyarakat di Desa Labbo dimulai dari anak

usia 4-5 tahun dari empat dusun yang belum mengakses pendidikan

Page 46: STRATEGI PEMASARAN PRODUK PERLEBAHAN PADA BADAN …

sebanyak 78 orang, anak putus sekolah dari semua tingkat usia yakni SD

sebanyak 264 orang, SLTP 105 orang, SLTA 90 orang, dan Diploma tidak

ada. Anak yang sementara sekolah untuk tahun 2009 di SD 412 orang,

SLTP 162 orang, SLTA 126 orang, Diploma tidak ada, dan Sarjana 49

orang. Untuk yang tamat dan tidak lanjut dari SD 444 orang, SLTP 258

orang, SLTA 320 orang, Diploma 21 orang, dan Sarjana 43 orang.

Masyarakat yang buta aksara berusia 18 tahun keatas berjumlah 646

orang. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut:

Dusun

KATEGORI PENDIDIKAN MASYARAKAT

Usia

Dini

Usia sekolah yang putus

pendidikan

Sementara

sekolah/menempuh

pendidikan

Selesai untuk masing-masing

tingkatan

Buta

Aksar

a >18

tahun Non

SD SD

SLT

P

SLT

A S1 SD

SLT

P

SLT

A S1 SD

SLT

P

SLT

A D S1

Pattiro 50 15 20 20 - 124 50 38 19 170 80 126 14 32 156

Ganting 35 24 25 15 - 98 38 30 23 134 100 136 5 7 93

Panjang 48 125 35 40 - 115 47 36 6 90 53 43 2 3 229

Bawa 31 100 25 15 - 75 27 22 1 50 25 15 - 1 168

Jumlah 164 264 105 90 - 412 162 126 49 444 258 320 21 43 646

Sumber Data : Kantor Desa Labbo, 2012

5. Mata Pencaharian

Jenis-jenis mata pencaharian pokok dan sampingan yang terdapat

di Desa Labbo yaitu terdiri dari PNS, pedagang/ pengusaha, petani,

tukang kayu, tukang batu, perbengkelan, tukang ojek, buruh tani dan

buruh bangunan serta beberapa warga yang merantau keluar daerah

Page 47: STRATEGI PEMASARAN PRODUK PERLEBAHAN PADA BADAN …

untuk mencari nafkah. Terdapat beberapa hal yang sangat mendukung

pendapatan masyarakat yakni tanaman kopi, tanaman kakao dan

tanaman markisa, serta tanaman cengkeh tanaman beserta kayu olahan.

TLKM UNHAS (Tim Layanan Kehutanan Masyarakat UNHAS, 2010).

C. Sarana dan Prasarana

Sarana transportasi jalan desa di Desa Labbo tergolong sangat

memadai karena 80% berupa jalanan beraspal Hotmix, selain jalan desa

adapula jalan dusun yang menuju langsung ke perumahan penduduk.

Jalur ini juga dapat dilalui kendaraan dengan lancar karena telah diaspal.

Jalan yang masih berupa jalan setapak yang hanya dapat dilalui pejalan

kaki ada sepanjang 4 km, yang terletak di dusun Pattiro sepanjang 2 km,

Ganting sepanjang 500 m, dusun panjang 500 m, dusun Bawa sepanjang

1 km. Sedangkan untuk jenis angkutan umum yang beroperasi di dalam

desa ada dua macam yaitu 18 buah pete-pete dan 21 buah ojek (Tim

Layanan Kehutanan Masyarakat UNHAS, 2012).

D. Pemerintah Desa dan Kelembagaan Masyarakat

Struktur organisasi desa terdiri dari kepala desa, sekretaris desa

yang dibantu oleh staf desa dan BPD (Badan Perwakilan Desa). Serta

kelembagaan masyarakat di Desa Labbo terdiri dari BUMDes (Badan

Usaha Milik Desa), LPM (Lembaga pemberdayaan Masyarakat), karang

taruna, kelompok tani, PKK (Pembinaan Kesejahteraan Keluarga) dan

kader posyandu. Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut:

Page 48: STRATEGI PEMASARAN PRODUK PERLEBAHAN PADA BADAN …

No Pejabat Desa Jumlah

1 Kepala Desa 1 0rang

2 Sekretaris Desa 1 orang

3 Staf Desa 2 orang

4 BPD 7 orang

Sumber : Kantor Desa Labbo, 2012

Seluruh perangkat desa berperan aktif dalam kegiatan

pembangunan hutan desa. Secara umum mereka banyak membantu

memfasilitasi kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh berbagai

lembaga, baik lembaga pemerintah, lembaga pendidikan maupun

lembaga-lembaga swadaya masyarakat maupun yang berasal dari luar

negeri seperti RECOFTC yang banyak membantu dalam kegiatan

peningkatan kapasitas masyarakat dalam bentuk pelatihan-pelatihan.

Tabel 6. Lembaga Masyarakat di Desa Labbo

No Lembaga Masyarakat Jumlah

1 BUMDes 1 buah

2 LPM 1 buah

3 Karang Taruna 1 buah

4 Kelompok Tani 8 buah

5 PKK 1 buah

6 Kader Posyandu 1 buah

Sumber : Kantor Desa Labbo, 2012.

Page 49: STRATEGI PEMASARAN PRODUK PERLEBAHAN PADA BADAN …

Lembaga-lembaga tersebut juga banyak berperan dalam

pembangunan Hutan Desa. BUMDes sebagai lembaga utama melakukan

koordinasi dengan lembaga lain, utamanya pada pelaksanaan preparasi

Hutan Desa.

Page 50: STRATEGI PEMASARAN PRODUK PERLEBAHAN PADA BADAN …

BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Analisis Marketing Mix (Bauran Pemasaran)

Marketing mix adalah suatu strategi yang menekankan bagaimana

cara menjual produk seefektif mungkin. Berdasarkan data-data yang

diperoleh dan dikumpulkan, baik melalui proses komputerisasi maupun

data yang dikoleksi berdasarkan langganan, agar proses penjualan

berjalan lancar. Dari definisi diatas dapat diartikan bahwa bauran

pemasaran merupakan variabel-variabel terkendali yang digabungkan

untuk menghasilkan tanggapan yang diharapkan dari pasar sasaran.

a. Strategi Pasar/ Ekonomi

1. Product (Produk)

Produk merupakan elemen penting dalam sebuah program

pemasaran. Strategi produk dapat mempengaruhi strategi

pemasaran lainnya. Pembelian sebuah produk bukan hanya

sekedar untuk memiliki produk tersebut tetapi juga untuk memenuhi

kebutuhan dan keinginan konsumen. Oleh karena itu para

kelompok tani di Desa Labbo Kecamatan Tompobulu Kabupaten

Bantaeng harus meningkatkan kualitas produk madu terlebih

permintaan masyarakat terhadap produk madu cukup tinggi karena

semua hasil panen masyarakat terserap habis dipasaran bahkan

masih banyak permintaan yang belum bisa dipenuhi oleh pemanen

madu. Potensi produk madu di Kabupaten Bantaeng cukup tinggi,

Page 51: STRATEGI PEMASARAN PRODUK PERLEBAHAN PADA BADAN …

menurut penuturan Jamil (ketua BUMDes Desa Labbo), rata-rata

dalam setiap musim panen (musim kemarau) masyarakat mampu

memanen madu antara 10 botol hingga 200 botol dengan harga

jual Rp.70.000 per botol (650 ml), sedangkan permintaan madu

menurut Rabbani (salah seorang pengusaha madu) rata-rata 100

botol setiap musim panen. Panen madu dapat dilakukan setiap

bulan sedangkan musim panen madu mencapai puncaknya antara

bulan Juli sampai bulan Desember. Madu yang dipasarkan ada dua

jenis yakni madu biasa dan madu super dan dikemas lebih menarik

dengan ukuran yang lebih beragam. Permintaan dan penawaran

madu dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 7. Permintaan dan penawaran madu di Desa Labbo

No Jenis Madu Permintaan Penawaran selisih

1 Madu biasa 215 250 35

2 Madu super 55 45 10

Total 270 295 25

Sumber : Data Primer Setelah Diolah, 2014.

Selain itu kelompok juga berencana untuk melakukan

diversifikasi produk berdasarkan pengetahuan uang diterima saat

pelatihan madu yang diselenggarakan oleh Recoftc. Saat ini

diversifikasi yang dilakukan baru sebatas membuat madu stick

yang dikemas dalam plastik dan dijual dengan harga Rp.2000/stick.

Page 52: STRATEGI PEMASARAN PRODUK PERLEBAHAN PADA BADAN …

Kemasan ini disasarkan pada anak sekolah untuk dijadikan sebagai

jajanan sehat.

2. Price (Harga)

Anggota kelompok usaha memutuskan untuk menentukan

harga dengan berorientasi biaya dimana harga ditetapkan secara

individu, berdasarkan ongkos produksi, operasional dan

kemungkinan keuntungan yang diharapkan. Selain itu kelompok

juga memutuskan untuk mencari tahu harga produk yang

diberlakukan oleh pesaing dengan produk sejenis.

Berdasarkan hasil dari informasi yang didapat menunjukkan

bahwa harga madu dari tahun 2006 sampai dengan 2009 dengan

harga Rp.30.000 dan pada 2010 mengalami peningkatan sebesar

Rp.40.000. dengan harga tersebut produk Madu mengalami

peningkatan penjualan yaitu pada tahun 2006 sampai tahun 2009

sedangkan pada tahun 2010 mengalami penurunan penjualan

produk. Selengkapnya tersaji pada grafik berikut:

Page 53: STRATEGI PEMASARAN PRODUK PERLEBAHAN PADA BADAN …

Gambar 5. Kurva Hubungan antara Tahun (X) dengan Jumlah

produk (Y) Terjual dari Madu.

Gambar 6. Kurva Hubungan antara Tahun (X) dengan harga

produk (Y) dari Madu.

0

1

2

3

4

5

6

2006 2007 2008 2009 2010

jumlah produk madu terjual

jumlah produk madu

terjual

0

5.000

10.000

15.000

20.000

25.000

30.000

35.000

40.000

45.000

2006 2007 2008 2009 2010

Harga Madu

Harga Madu

Page 54: STRATEGI PEMASARAN PRODUK PERLEBAHAN PADA BADAN …

Dinamika produksi madu ini disebabkan produk madu belum

dibudidayakan secara optimal. Selain itu cuaca berpengaruh

terhadap produksi madu. Jika musim hujan biasanya produksi

menurun karena bunga-bunga beruguran dan lebah cenderung

tidak mencari nektar sebagai bahan baku madu. Dari penjelasan di

atas produk madu memiliki potensi permintaan pasar yang besar

jikalau petani sudah membudidayakannya. Maka BUMDes

berinisiatif untuk memberikan pelatihan budidaya lebah madu

sehingga perkembangan produk madu dapat meningkat.

3. Place (Saluran Distribusi)

Memudahkan kelompok unit usaha dalam mendistribusikan

produk dari tempat pemanenan kepasar atau tempat pembeli maka

kelompok mneyadari bahwa diperlukan sistem distribusi yang

terencana dengan seksama. Distribusi berkaitan dengan

kemudahan memperoleh produk dipasar dan tersedia saat

konsumen mencarinya. Distribusi memperlihatkan berbagai

kegiatan yang dilakukan perusahaan untuk menjadikan produk atau

jasa diperoleh dan tersedia bagi konsumen sasaran.

Saat ini saluran distribusi hanya dilakukan melalui BUMDes.

Langkah ini ditempuh dengan pertimbangan untuk mendapatkan

harga yang pasti dan stabil. BUMDes membeli seluruh produksi

masyarakat dan menyalurkannya ke konsumen, dengan demikian

produksi masuk melalui satu pintu dan keluar juga melalui satu

Page 55: STRATEGI PEMASARAN PRODUK PERLEBAHAN PADA BADAN …

pintu dengan satu harga. Sistem ini menjamin harga akan stabil

dan seragam.

4. Promotion (Promosi)

Untuk meningkatkan penjualan produk madu, kelompok

usaha memutuskan untuk melakukan strategi promosi yang

sederhana yakni dengan membuat label dan kemasan yang

menarik serta informatif. Disetiap label dicantumkan alamat lengkap

yang bisa dihubungi. Strategi promosi lainnya adalah dengan

bekerjasama dengan instansi-instansi ataupun ikut serta dalam

pameran.

Dinas koperasi dan perindag setempat sudah menyatakan

bersedia untuk membantu pemasaran produk lebah madu. Bantuan

yang diberikan adalah pemberian informasi tentang standar mutu

madu yang harus dipenuhi oleh kelompok usaha, pemberian

informasi kepada masyarakat tentang manfaat madu dan mutu

madu yang dihasilkan oleh petani di Desa Labbo, serta informasi

melalui media.

Saluran distribusi di Desa Labbo Kecamatan Tompobulu

Kabupaten Bantaeng dapat dilihat dibawah ini:

Gambar 7. Saluran distribusi di Desa Labbo

Disini terlihat bahwa saluran distribusi cenderung pendek,

sehingga margin pada setiap saluran pemasaran juga tidak terlalu

PETANI BUMDes PASAR LOKAL

Page 56: STRATEGI PEMASARAN PRODUK PERLEBAHAN PADA BADAN …

besar, sehingga perbedaan harga pada tingkat produsen (petani)

dengan harga di pasar lokal juga tidak terlalu besar. Konsumen

memperoleh harga dan kualitas madu yang terjamin dari tangan

BUMDes.

5. People (Partisipan)

Kelompok memperoleh informasi mengenai minat dan calon

pembeli melalui pertemuan-pertemuan yang dilakukan oleh lembaga

tertentu seperti Recoftc, Dinas Kehutanan ataupun Perindag.

Pertemuan ini memberikan informasi kepada masyarakat tingkat

kebutuhan madu yang ada serta cara-cara yang dapat dilakukan untuk

memenuhi permintaan tersebut, termasuk cara mengatasi masalah

dalam pemasaran.

Salah satu masalah yang dihadapi kelompok usaha adalah

terkristalnya madu yang menyebabkan penampilannya mirip madu

yang dicampur gla pasir, padahal madu kristal memiliki kelebihan

dibanding madu biasa.

Untuk mengatasi masalah tersebut dilakukan pelatihan yang

diselenggarakan oleh BUMDes selama seminggu pada bulan Januari

2013 dengan mendatangkan pakar perlebahan dari Universitas

Hasanuddin. Melalui edukasi, masyarakat secara perlahan memahami

bahwa madu terkristal disebabkan oleh suhu di Desa Labbo yang

sejuk dan dingin. Suhu yang dingin menyebabkan madu terkristal dan

madu terkristal sangat baik untuk mengatasi lendir ditenggorokan

Page 57: STRATEGI PEMASARAN PRODUK PERLEBAHAN PADA BADAN …

sehingga baik untuk para perokok, selain itu dapat mengatasi penyakit

asma. Saat ini permintaan madu kristal sudah mulai membaik dan

mulai dicari oleh konsumen.

b. Strategi Pengelolaan Sumberdaya/lingkungan

Strategi yang akan dikembangkan adalah melakukan

pembudidayaan lebah madu untuk menjaga keberlangsungan produksi

sehingga tidak hanya mengandalkan produk lebah dari hutan alam saja.

Menurut data dari BUMDes Desa Labbo, pelatihan budidaya Lebah

Madu sudah dua kali diselenggarakan yakni pada Maret 2011 dan

Februari 2013 bekerjasama dengan RECOFTC dan pakar perlebahan dari

Universitas Hasanuddin.

Persaingan memanen madu di alam akan semakin meninggi

seiring dengan makin meningkatnya permintaan madu. Selama lima tahun

terakhir hanya lima pemburu lebah alam yang aktif untuk memanen, tetapi

saat ini sudah banyak masyarakat yang memanen madu dari alam,

karena itulah upaya budidaya sudah mulai dilakukan. Selain untuk lebih

memudahkan dalam memanen, upaya budidaya juga merupakan upaya

untuk meredakan potensi konflik dikalangan masyarakat. Hasil pelatihan

perlebahan menunjukkan hasil yang memadai, saat ini sudah ada 19

peternak lebah Madu di Desa Labbo.

Strategi yang akan dikembangkan adalah membuat asosiasi usaha

lebah madu. Melalui asosiasi ini mereka dapat menyatukan tujuan mereka

dengan cara yang sama untuk mencapainya.

Page 58: STRATEGI PEMASARAN PRODUK PERLEBAHAN PADA BADAN …

Wadahnya disatukan dalam BUMDes, sehingga produk akan

dipasarkan secara satu pintu, sehingga harga yang dilepas adalah satu

harga, dengan demikian persaingan harga dapat diredam agar

masyarakat dapat menikmati harga yang wajar. Saat ini harga masih

bervariasi antara Rp.50.000 sampai Rp.70.000 per botol ukuran 650 ml.

Harga yang wajar adalah Rp.70.000/botol.

BUMDes saat ini sudah membantu masyarakat dengan

menyediakan botol kemasan sehingga masyarakat bisa mendapatkan

botol yang higienis dan masih baru. Selama ini masyarakat memanfaatkan

botol bekas dengan mencuci bersih kemudian mengemas madu.

Penutupnyapun masih memakai plastik yang diikat. Setelah BUMDes

menyediakan botol, masyarakat sudah mulai memakai botol yang

disediakan oleh BUMDes.

Menurut Jamil, salah seorang pengurus BUMDes, kami pernah

menyediakan 1000 bootol madu dan semuanya terserap habis oleh

masyarakat, hal ini menunjukkan bahwa antusias masyarakat untuk

memasarkan madu dengan kemasan yang lebih baik tergolong tinggi.

c. Strategi Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

Strategi yang akan dikembangkan adalah dengan teknologi

pengemasan yang dapat meningkatkan mutu/kualitas madu. Selain itu,

kelompok juga akan melakukan diversifikasi produk.

Saat ini botol yang digunakan masih botol bekas yang dibersihkan

kemudian diberi penutup seadanya. Stratgei yang ditempuh adalah

Page 59: STRATEGI PEMASARAN PRODUK PERLEBAHAN PADA BADAN …

BUMDes menyediakan botol plastik dengan tiga ukuran, 250 ml, 350 ml,

650 ml. Meskipun botol plastik bukan merupakan standar nesional

pemasaran madu, setidaknya botol plastik gampang diperoleh dengan

harga yang murah.

Diversifikasi yang ditempuh baru dalam bentuk ukuran botol yang

digunakan. Masyarakat sudah mulai memproduksi serbuk sari bunga (bee

pollen) yang dikemas dalam bentuk kemasan plastik kecil ukuran 100

gram. Pemasarannya masih terbatas dikalangan tertentu, mengingat

produk ini masih belum dikenal baik oleh konsumen.

a. Analisis Situasi: SWOT

Analsisi situasi adalah salah satu alat yang dapat digunakan dalam

analisis pasar. Analisis situasi merupakan awal proses perumusan

strategi. Selain iut, analisis situasi juga mengharuskan kelompok untuk

menemukan kesesuaian strategi antara peluang-peluang eksternal dan

kekuatan-kekuatan internal, disamping memperhatikan ancaman-

ancaman eksternal dan kelemahan-kelemahan internal.

1. Strengths (Kekuatan) adalah kekuatan yang dimiliki saat ini oleh

kelompok usaha, yakni:

a. Madu mudah diperoleh dengan harga murah

b. Keahlian teknis sudah dimiliki anggota setelah pelatihan

c. Jaringan baik dengan pelanggan, utamanya pelanggan lokal

d. Pengalaman mengelola produk.

e. Sistem distribusi melalui BUMDes.

Page 60: STRATEGI PEMASARAN PRODUK PERLEBAHAN PADA BADAN …

f. Harga jual terjangkau konsumen

g. Sudah ada upaya peningkatan mutu madu.

h. Pengemasan sudah baik.

2. Weaknesses (Kelemahan) adalah dibawah kontrol kelompok usaha

yang terjadi pada saat ini, yaitu: kekurangan, kehilangan, atau titik

kelemahan. Weaknesses harus bisa dieliminir sebisa mungkin.

a. Belum ada kontrol terhadap stok madu, masih terjadi

kekurangan

b. Teknologi yang digunakan belum baik

c. Pengelola masih memasarkan secara lokal

d. Kekurangan modal kerja

e. Stok sedikit pada saat penjualan ramai

f. Kekurangan promosi

g. Umur produk terbatas

h. Desain produk belum baik

3. Opportunities (Peluang) adalah faktor positif atau faktor

menguntungkan dalam lingkungan dimana kelompok usaha dapat

mengambil keuntungan, peluang tersebut diantaranya:

a. Pesaing sedikit dan lemah

b. Permintaan meningkat

c. Ketersediaan bantuan teknis

d. Tidak ada produk yang sama dipasar

e. Kelangkaan produk secara lokal

Page 61: STRATEGI PEMASARAN PRODUK PERLEBAHAN PADA BADAN …

f. Kebijakan pemerintah menguntungkan

g. Program dan prioritas pemerintah menguntungkan

4. Threats (tantangan) adalah faktor negatif atau faktor eksternal yang

tidak menguntungkan dalam lingkungan dan secara normal

dibawah kontrol kelompok usaha.

a. Birokrasi pemerintah

b. Kekurangan bahan baku pada saat permintaan meninggi

c. Musim hujan yang panjang

d. Menurunnya populasi lebah di alam

e. Budidaya lebah masih kurang.

Hasil analisis SWOT yang dilakukan oleh kelompok usaha Tani di

Kabupaten Bantaeng.

Kekuatan kelemahan

− Produk mudah diperoleh

dengan harga murah

− Keahlian teknis sudah dimiliki

anggota setelah pelatihan

− Jaringan dengan pelanggan

cukup baik

− Berpengalaman mengelola

produk

− Adanya upaya peningkatan

mutu produk

− Stok produk kurang

− Pemasaran masih secara

lokal

− Teknologi belum dikuasai

− Tidak ada kontrol terhadap

ketersediaan bahan baku

− Kekurangan modal kerja

− Kurang produksi

− Umur produk terbatas

− Desain produk belum baik

Page 62: STRATEGI PEMASARAN PRODUK PERLEBAHAN PADA BADAN …

− Pengemasan yang baik

Kesempatan/peluang Tantangan

− Pesaing sedikit dan lemah

− Tidak ada produk yang sama

dipasar

− Permintaan tinggi

− Kelangkaan produk secara

lokal

− Ketersediaan bantuan

tekhnis

− Bantuan pemerintah

− Persyaratan mutu

− Ada pesaing

− Kurang bahan baku

− Musim hujan panjang

B. Identifikasi Produk dan Cara Pemasaran

1. Pasar/ ekonomi

Menurut Rabbani, salah seorang anggota kelompok usaha lebah

madu, potensi madu di Kabupaten Bantaeng cukup tinggi, rata-rata dalam

setiap musim panen (musim kemarau) masyarakat mampu memanen

madu antara 10 botol hingga 200 botol dengan harga jual Rp.40.000 per

botol (650 ml) dan dijual di BUMDes.

Permintaan madu di Kabupaten Bantaeng cukup tinggi karena

semua hasil panen masyarakat terserap habis dipasaran bahkan masih

banyak permintaan yang belum bisa dipenuhi oleh pemanen madu.

2. Pengelolaan sumberdaya/ lingkungan

Page 63: STRATEGI PEMASARAN PRODUK PERLEBAHAN PADA BADAN …

Kehadiran lebah madu dikawasan hutan Desa akan menjamin

terjadinya perkawinan bunga sebagai cikal bakal buah. Penelitian yang

pernah dilakukan oleh lembaga penelitian UNHAS untuk membuat sarang

buatan pada tebing-tebing pegunungan didaerah Manipi (Sinjai Barat)

menunjukkan hasil yang menggembirakan, karena lebah madu

menjadikan sarang buatan itu untuk mengembangkan koloninya.

Dengan adanya sarang buatan akan memastikan keberlangsungan

koloni lebah madu dikawasan hutan Desa.

3. Sosial/ kelembagaan

Mengingat sangat berfluktuasinya harga madu dipasaran serta

ketidakseragaman petani dalam menjual produk lebah madunya, maka

sudah perlu dipikirkan lembaga sebagai wadah bagi petani.

Lembaga yang diharapkan berperan adalah lembaga yang dibentuk

oleh petani itu sendiri untuk mengatur harga jual yang layak serta

membantu petani untuk mendapatkan sarana produksi. Hadirnya lembaga

akan memudahkan petani untuk mendapatkan bantuan usaha, karena

mekanisme pemberian bantuan baik oleh mitra maupun pemerintah

kebanyakan dilakukan melalui lembaga (Kelompok Tani). Selain itu harga

sarana produksi akan lebih murah bila pembeliannya dilakukan dalam

jumlah yang banyak (untuk kebutuhan kelompok).

Lembaga lain yang diharapkan berperan adalah lembaga

keuangan, karena budidaya lebah madu memerlukan investasi yang

cukup besar pada awal-awal pengusahaan terutama untuk pengadaan

Page 64: STRATEGI PEMASARAN PRODUK PERLEBAHAN PADA BADAN …

sarana produksi dan pelatihan-pelatihan untuk meningkatkan

pengetahuan dan keterampilan. Lembaga keuangan ini bisa berupa Bank

atau lembaga mitra keuangan lainnya dengan sistem pengembalian yang

tidak memberatkan petani.

4. Ilmu pengetahuan dan Teknologi

Standar utama dalam pemasaran madu menurut SNI adalah kadar

air. Kadar air yang diperkenankan adalah 17%. Madu yang dipanen dari

alam pada umumnya berkadar air 28% sampai 30%, sangat jauh dari

standar SNI. Kondisi ini tidak bisa dihindari mengingat sifat madu yang

higroskopis (menghisap kelembaban dari udara) yang ditunjang oleh

tingkat kelembaban udara yang mencapai 90%.

Satu-satunya cara untuk meningkatkan mutu madu adalah dengan

menurunkan kadar air. Cara sederhana yang biasa dilakukan oleh

masyarakat adalah dengan pemanasan. Tetapi pemanasan akan

mengakibatkan enzim-enzim yang ada didalam madu menjadi rusak. Cara

yang paling aman adalah dengan menguapkan kadar air yang ada

didalam madu dengan menggunakan alat dehumidifier. Investasi untuk

peralatan cukup mahal, mencapai harga Rp. 20 Juta. Biaya yang cukup

tinggi hanya untuk membeli mesin dehumidifier, tetapi harga yang cukup

mahal ini dapat ditanggulangi dengan dana kredit dari lembaga keuangan

atau dari Kelompok Tani. Pembelian alat bisa dilakukan bersama dan

dipakai secara bersama dengan sistem arisan.

C. Misi, Sasaran, dan Tujuan produk usaha madu

Page 65: STRATEGI PEMASARAN PRODUK PERLEBAHAN PADA BADAN …

1. Misi

Madu rimba pegunungan Bantaeng dan madu budidaya dengan

keunggulan tersendiri. Harga terjangkau dan memenuhi standar.

2. Sasaran

a. Pasar/ ekonomi

a) Produk

Sasaran: produk dibuat dalam dua jenis yaitu madu rimba

pegunungan Bantaeng dan madu budidaya. Untuk

memenuhi permintaan dengan tingkat kemampuan

masyarakat yang berbeda-beda, kemasan dibuat dalam

berbagai tingkatan volume dan harga.

b) Harga

Sasaran: harga terjangkau sesuai dengan stratifikasi

kemampuan konsumen. Madu dibuat dengan kemasan 650

ml seharga Rp.60.000, 500 ml seharga aaaaarp.50.000 dan

350 ml seharga Rp.40.000. harga madu 1 kg seharga

Rp.40.000. satu kg dapat dibuat 3 kemasan yakni 650 ml.

Dan 350 ml.

c) Tempat/ distribusi

Sasaran: sepanjang jalan Kabupaten dan pada setiap

instansi pemerintah, toko-toko swalayan dan pasar-pasar

lokal.

d) Orang

Page 66: STRATEGI PEMASARAN PRODUK PERLEBAHAN PADA BADAN …

Sasaran: konsumen yang memerlukan suplemen untuk

menjaga kesehatan. Selain pasar lokal, konsumen ditingkat

propinsi (Makassar) juga dilayani (untuk memperkenalkan

produk) ataupun pelaku industri yang memerlukan bahan

baku madu.

e) Promosi

Sasaran: promosi dilakukan dengan mengadakan kerjasama

dengan instansi pemerintah melalui organisasi dharma

wanita pada setiap event yang dilaksanakan. Selain itu

setiap instansi terkait seperti Dinas Kehutanan serta Dinas

Perindustrian dan Perdagangan pro aktif untuk

mempromosikan keunggulan madu rimba dan madu

budidaya Bantaeng.

Madu rimba dipromosikan sebagai madu dengan keunggulan

tertentu karena berasal dari hutan pegunungan Bantaeng yang berisi

aneka tumbuhan berbunga. Madu budidaya dipromosikan sebagai madu

budidaya yang alami dan bebas dari polusi karena dibudidayakan di areal

tanaman kopi yang sehat, aman, dan bebas dari polutan.

f) Pengelolaan sumberdaya/ lingkungan

Sasaran: keberlangsungan pengusahaan lebah madu

sangat tergantung kepada tersedianya pakan lebah dalam

jumlah yang cukup dan tersedia sepanjang tahun. Karena itu

keberadaan tanaman pakan lebah sangat penting.

Page 67: STRATEGI PEMASARAN PRODUK PERLEBAHAN PADA BADAN …

Untuk menjaga keberlangsungan pengusahaan lebah madu

diperlukan adanya gerakan untuk menanam pohon yang

berbunga, tanaman hias maupun hortikultural yang

mempunyai potensi bunga yang tinggi.

g) Sosial/ Kelembagaan

Sasaran: salah satu kegiatan dalam budidaya lebah madu

adalah migratori (perpindahan koloni mengikuti kalender

pakan di tempat lain). Karena itu jaringan kelompok

diperluas untuk memberi kemudahan antar kelompok untuk

migratori.

Lembaga yang mempersatukan masyarakat dalam satu

wadah dibentuk untuk mempermudah akses kelompok

memperolah permodalan, sarana produksi, dan pemasaran

hasil.

h) Ilmu pengetahuan dan teknologi

Sasaran: karena mutu madu sangat ditentukan oleh kadar

air madu, teknologi tepat guna untuk prosesing madu mulai

panen sampai pasca panen juga diperlukan. Perhatian

utama diarahkan pada teknologi pengemasan dengan

menggunakan wadah botol kaca bening dan pelabelan

produk. Tujuan: menghasilkan madu rimba dan budidaya

dengan kualitas yang memenuhi standar higienis dan mutu.

Page 68: STRATEGI PEMASARAN PRODUK PERLEBAHAN PADA BADAN …

Sasaran utama memenuhi permintaan lokal dengan tingkat

volume kemasan dan harga berbeda-beda yang terjangkau

oleh masyarakat. Sasaran jangka panjang memenuhi

permintaan pasar nasional dan eksportir.

D. Menyusun strategi

a. Produk

Rencana tindakan: produk madu dikemas dalam dua jenis, madu

rimba dan madu budidaya. Volume dibuat bervariasi dengan

kemasan botol bening masing-masing: 650 ml, 500 ml, 350 ml.

Waktu: setiap musim panen madu baik madu rimba maupun madu

budidaya yang dimulai pada tahun kedua pengusahaan dengan

asumsi pada tahun pertama adalah kegiatan persiapan.

b. Harga

Rencana tindakan: harga dibuat lebih tinggi dibanding harga normal

dipasaran sebagai kompensasi pengemasan dan pelabelan. Harga

650 ml adalah Rp.60.000, 500 ml Rp.50.000, dan 350 ml

Rp.40.000. setiap kg madu dapat dibuat menjadi 3 kemasan yang

tertera diatas. Waktu: pasca panen madu ditahun kedua dan

seterusnya hingga akhir daur pengusahaan.

c. Tempat/Distribusi

Rencana tindakan: pasar konvensional, sepanjang jalan

Kabupaten, pasar swalayan, pedagang pengumpul di Makassar.

Page 69: STRATEGI PEMASARAN PRODUK PERLEBAHAN PADA BADAN …

Waktu: pasca panen madu ditahun kedua hingga akhir daur

pengusahaan.

d. Orang

Rencana tindakan: kelompok mencari informasi mengenai pasar

potensil dan tingkat kebutuhan madu, selain itu kelompok juga

mencari informasi tentang pengembangan produk madu lanjutan.

Waktu: setiap tahun sepanjang pengusahaan madu dilaksanakan.

e. Promosi

Rencana tindakan: pada setiap event-event yang dilaksanakan oleh

pemerintah maupun pihak lain, promosi dilakukan dengan

membuat gerai madu. Pada gerai tersebut disajikan dua jenis madu

yaitu madu rimba dan madu budidaya. Promosi dilakukan dengan

memperkenalkan keunggulan dari masing-masing jenis madu yang

dihasilkan dari areal pegunungan yang bersih, sehat dan bebas

polutan, yakni pada saat dilakukan rapat-rapat/pertemuan, madu

disajikan sebagai minuman penyegar. Waktu: setiap tahun

sepanjang waktu pengusahaan.

E. Posisi Pasar

Posisi pasar merupakan indikator yang dapat digunakan untuk

menentukan dimana posisi pasar dari komoditi perlebahan saat ini. Hal

ini berguna sebagai data dasar dalam menyusun perencanaan

pengembangan pasar selanjutnya.

Page 70: STRATEGI PEMASARAN PRODUK PERLEBAHAN PADA BADAN …

Secara teoritis dari seluruh pembahasan tentang segmentasi pasar,

pasar sasaran dan posisi pasar tersebut diatas, pada dasarnya

terdapat keterkaitan antara tiga permasalahan pokok dalam usaha

perlebahan yakni: pada benak mana produk tersebut akan diposisikan,

diferensiasi produk seperti apa memiliki nilai atau value bagi konsumen

serta merek atau brand apa yang yang digunakan agar produk

tersebut memiliki identitasnya. Keterkaitan ketiga unsur tersebut oleh

Hermawan Kartajaya dinyatakan dalam gambar sebagai berikut:

Gambar 8. Posisi Pasar

Positioning merupakan tujuan penempatan produk pada benak

konsumen. Untuk itu kelompok usaha perlebahan di Desa Labbo harus

melakukan diferensiasi produknya sehingga dapat menambah nilai atau

value bagi konsumen. Agar pproduk tersebut mudah diingat pada benak

konsumen, maka produk haruslah diberi identitas tertentu yang dalam

bentuk merek. Merek dipergunakan untuk menyatakan identitas dan

kualitas produk. Dengan demikian merek merupakan identitas barang,

Page 71: STRATEGI PEMASARAN PRODUK PERLEBAHAN PADA BADAN …

pembuat citra akan barang serta sebagai penjaga kesetiaan terhadap

produk agar tetap berada dibenak konsumen. Karena itulah merek yang

akan dipakai oleh kelompok usaha adalah Madu Labbo, murni dari

pegunungan Desa Labbo.

Dari data dan fakta yang ada dan dihubungkan dengan posisi pasar

terdiri atas 4 tahap yakni tahap pemula, pertumbuhan, dewasa dan

penurunan, maka posisi pasar produk perlebahan di Desa Labbo baru

dalam tahap pertumbuhan, karena tahapan untuk mencapai tahap dewasa

belum terpenuhi mengingat produksi yang masih rendah. Tetapi

optimisme kelompok usaha perlebahan di Desa Labbo tetap tinggi

mengingat upaya ke arah pengembangan pasar sudah gencar dilakukan.

Kendala memang masih ada, tetapi itu bukan alasan untuk tidak memulai

pengembangan pasarnya.

F. Kendala-Kendala Usaha Perlebahan di Desa Labbo

Hasil penelitian menunjukkan bahwa masih terdapat beberapa

kendala yang dialami oleh kelompok usaha perlebahan di Desa Labbo

diantaranya:

1. Mutu produk yang belum memenuhi persyaratan nasional untuk

pemasaran produk perlebahan, diantaranya kadar air yang masih

tinggi.

2. Pesaing sudah mulai muncul, terutama adanya produk sejenis dari

Jawa yang dipasarkan pada berbagai minimarket di kota Bantaeng

Page 72: STRATEGI PEMASARAN PRODUK PERLEBAHAN PADA BADAN …

3. Produksi masih rendah, utamanya produksi dari usaha budidaya

lebah madu

4. Musim hujan yang panjang sehingga produksi cenderung menurun

jika musim hujan.

Page 73: STRATEGI PEMASARAN PRODUK PERLEBAHAN PADA BADAN …

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian mengenai strategi produk perlebahan

pada badan usaha milik desa (BUMDes) Desa Labbo Kecamatan

Tompobulu Kabupaten Bantaeng, didapatkan kesimpulan sebagai berikut:

1. Hasil produksi madu yang dikelola oleh para kelompok tani di Desa

Labbo Kecamatan Tompobulu Kabupaten Bantaeng mempunyai

keunggulan dalam pemasaran yaitu dengan harga madu yang

murah dan mudah diperoleh.

2. Faktor internal yang dimiliki kelompok usaha adalah: madu mudah

dieproleh, keahlian teknis sudah dikuasai, jaringan sudah baik,

produk dikelola oleh BUMDes, harga terjangkau, sudah ada upaya

peningkatan mutu serta pengemasan sudah baik.

Sedangkan faktor eksternal adalah: belum ada kontrol terhadap

stok madu, teknologi belum baik, pasar masih lokal, stok sedikit

pada saat penjualan ramai, kurang promosi, umur produk terbatas

dan desain belum baik.

Faktor eksternal adalah : pesaing sedikit dan lemah, permintaan

meningkat, ketersediaan bantuan teknis, tidak ada produk yang

sama dipasar, kelangkaan produk secara lokal, musim hujan yang

panjang, budidaya yang masih kurang kebijakan pemerintah

menguntungkan

Page 74: STRATEGI PEMASARAN PRODUK PERLEBAHAN PADA BADAN …

3. Strategi pemasaran efektif adalah dengan melihat posisi pasar

yang masih dalam tahap pertumbuhan dengan mempertimbangkan

langkah-langkah yang harus ditempuh seperti positioning produk

sebagai produk alami dari pegunungan, keaslian dan mutu yang

terjamin, serta pengemasan yang lebih baik.

B. Saran

1. Perlu adanya peningkatan mutu produk, setidaknya memenuhi

syarat nasional agar pemasaran produk tidak terkendala

standarisasinya jika kelak pasar produk perlebahan sudah meluas.

Langkah yang bisa ditempuh adalah pengadaan peralatan/ mesin

untuk menurunkan kadar air madu.

2. Mengembangkan produk madu jenis baru dengan harga yang

terjangkau dan sesuai dengan keinginan konsumen sehingga

banyak diminati. Misalnya membuat produk madu dalam kemasan

yang menarik dan warna-warni, membuat produk olahan dari madu

seperti sabun, lulur, masker, dan lain-lain agar bisa bersaing

denagn produk lain.

3. Meningkatkan produksi dengan meningkatkan mutu masyarakat

untuk budidaya lebah madu. Peningkatan jumlah kelompok tani

yang berbudidaya lebah madu diharapkan dapat meningkatkan

produksi.

4. Memaksimalkan produksi pada saat musim kemarau untuk

mengantisipasi menurunnya produksi pada saat musim hujan.

Page 75: STRATEGI PEMASARAN PRODUK PERLEBAHAN PADA BADAN …

Upaya yang bisa dilakukan adalah dengan menanam tanaman

yang merupakan pakan lebah baik tanaman hias, tanaman

perkebunan maupun tanaman kehutanan disekitar rumah

penduduk, agar sumber pakan tersedia sepanjang tahun.

Page 76: STRATEGI PEMASARAN PRODUK PERLEBAHAN PADA BADAN …

DAFTAR PUSTAKA

Alam, S. Dkk. 2003. Pengelolaan Hutan Desa Di Sulawesi Selatan.

Makalah disusun pada seminar nasional hutan desa Yogyakarta.

Alma, Buchari, 2005. Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa,

Alfabeta, Bandung.

Chandra Wahyu, "madu alam dari hutan desa di Bantaeng " diakses

tanggal 16 April 2014.

http://www.mongabay.co.id/2013/11/21/madu-alam-dari-hutan-

desa-di-Bantaeng/

Kotler, P, 1993. Manajemen Pemasaran, Penerbit Erlangga. Jakarta.

Kotler, 1994. Manajemen Pemasaran (Analisis, Perencanaan,

Implementasi, dan Pengendalian), Jakarta. Penerbit Erlangga, Edisi

Keenam. Jilid 1.

KS, Muhammad, Alif. Ekaputra, Pmicha. 2010. Analisis Aspek Ekonomi

Dalam Pengembangan Pasar Produk Hutan Desa Labbo

Kabupaten Bantaeng. Makassar.

KS, Muhammad, Alif. 2011. Membangun Hutan Desa. 10 Tips Bagi

Fasilitator. Jakarta: Forum Komunikasi Kehutanan Masyarakat

(FKKM).

Mahbub, Asar, Said. Makkarennu, 2010. Market Analysis And Enterprise

Development (MAED) Di Kabupaten Maros Dan Kabupaten

Bantaeng. Makassar.

Mursid, M. 1993. Manajemen Pemasaran. Penerbit Bumi Aksara

Bekerjasama dengan PAU, Studi Ekonomi Universitas Indonesia.

Jakarta.

Neraca.co.id. "memasarkan produk madu tradisional". Diakses tanggal 16

April 2014.

http://www.neraca.co.id/article/12572/Memasarkan-Produk-Madu-

Tradisional/3

Nitisemito, 1986. Marketing. Penerbit PT. Ghalia Indonesia, Jakarta.

Page 77: STRATEGI PEMASARAN PRODUK PERLEBAHAN PADA BADAN …

Radiosunu, Djasmin, 1990. Strategi dan Kebijakan Perusahaan. Penerbit

Ganeca Exact Bandung, Anggota IKAPI.

Rangkuti, Fredy. "Analisis SWOT" diakses pada tanggal 16 April 2014.

http://www.academia.edu/5090849/pengertian-analisis-SWOT/

Stanton, William, J. 2000. Prinsip Pemasaran. Edisi revisi. Jakarta:

Erlangga.

Start, Daniel dan Hovland, Ingie. "Analisis SWOT" diakses pada tanggal

16 April 2014.

http://www.smeru.or.id/report/training/menjembatani-penelitian-

dan-kebijakan/untuk-cso/file/82.pdf.

supratman. Sahide, Muhammad, Alif, K. 2013. Hutan Desa dan

Pembangunan Sosial Ekonomi Masyarakat Desa di Kabupaten

Bantaeng. Direktorat bina perhutanan sosial. Jakarta.

Swastha, Basu dan Irawan. 1990. Manajemen Pemasaran Modern.

Yogyakarta: Liberty, Edisi kedua. Cetakan keempat.

Yazid. 2005. Pemasaran Jasa: Konsep dan Implementasi, edisi kedua.

Ekonisia. Fakultas Ekonomi UII. Yogyakarta.