STRATEGI NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI TRIWULAN IV …...Peraturan Presiden nomor 54 Tahun 2018...
Transcript of STRATEGI NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI TRIWULAN IV …...Peraturan Presiden nomor 54 Tahun 2018...
STRATEGI NASIONALPENCEGAHAN KORUPSITRIWULAN IV TAHUN 2019
FEBRUARI 2020
Laporan ini disiapkan oleh Sekretariat Nasional Pencegahan Korupsi (SETNAS )PK
LAPORAN PELAKSANAAN
Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT atas selesainya penyusunan Laporan
Triwulan IV Pelaksanaan Strategi Nasional Pencegahan Korupsi (Stranas PK) Tahun 2019-
2020.
Peraturan Presiden nomor 54 Tahun 2018 tentang Strategi Nasional Pencegahan Korupsi
memberi mandat agar upaya pencegahan korupsi yang menjadi lebih optimal, maka
dibutuhkan kolaborasi dan sinergi bersama antara kementerian, lembaga, pemerintah daerah,
Komisi Pemberantasan Korupsi, dan pemangku kepentingan lainnya. Agar Penyelenggaraan
Stranas PK menjadi lebih terfokus, terukur, dan berorientasi pada hasil dan dampak maka
dibentuklah Tim Nasional Pencegahan Korupsi (Timnas PK) yang terdiri atas lima
kementerian/lembaga, yaitu Kemendagri, KemenPANRB, Bappenas, KSP, dan KPK. Timnas PK
bertugas untuk memantau dan mengevaluasi pelaksanaan Strategi Nasional Pencegahan
Korupsi (Stranas PK) agar rencana aksi pencegahan korupsi tahun 2019-2020 yang telah
disusun bersama berjalan sesuai dengan target yang telah ditetapkan. Secara operasional,
Timnas PK didukung oleh Sekretariat Nasional Pencegahan Korupsi (Setnas PK) yang
berkedudukan di gedung Merah Putih KPK.
Laporan ini disusun Timnas PK untuk memberi informasi kepada Presiden mengenai
kemajuan kinerja program beserta kendala dan tantangan yang perlu diatasi dan
ditindaklanjuti. Selanjutnya Laporan ini dibagi pembahasannya ke dalam 5 bab atau bagian.
Bagian pertama adalah Ringkasan Eksekutif yang berisi highlight terhadap pelaksanaan
Stranas PK tahun 2019. Bagian Kedua berisi berisi konteks apa itu Strategi Nasional
Pencegahan Korupsi (Stranas PK) dan bagaimana program aksi disusun dan dijalankan.
Bagian ketiga menjelaskan tentang strategi atau metode pelaksanaan, dari perencanaan dan
pelaksanaan, monitoring dan pelaporan, serta strategi komunikasi. Pada bagian keempat,
disajikan informasi mengenai progres capaian 27 sub-aksi. Sementara bagian kelima
menyajikan ringkasan capaian dan kendala kementerian/lembaga/daerah.
Akhir kata, semoga Laporan Triwulan IV 2019 Pelaksanaan Aksi PK ini dapat menjadi bahan
perbaikan untuk pelaksanaan Triwulan berikutnya dan dapat memberikan nilai tambah dalam
rangka kolaborasi dan sinergi pencegahan korupsi di Indonesia.
Jakarta, 2020
Tim Nasional Pencegahan Korupsi
KATA PENGANTAR
i
Laporan Pelaksanaan Stranas PK Triwulan IV Tahun 2019
Kata Pengantar
Daftar Grafik/Tabel
Daftar Singkatan
Ringkasan Eksekutif
I. Gambaran Umum Stranas PK
1. Latar belakang
2. Tujuan
3. Kelembagaan
4. Struktur Aksi PK
II. Strategi Pelaksanaan dan Monitoring-Evaluasi
1. Pelaksanaan target triwulan
2. Monitoring, evaluasi, dan pelaporan
a. Sistem monitoring
b. Mekanisme evaluasi
3. Pelibatan masyarakat sipil
4. Strategi Komunikasi
III. Progres Capaian Aksi
1. Fokus I: Perizinan dan Tata Niaga
2. Fokus II: Keuangan Negara
3. Fokus III: Penegakan Hukum dan Reformasi Birokrasi
IV. Progres Capaian Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah
A. Capaian Kementerian/Lembaga
DAFTAR ISI
Laporan Pelaksanaan Stranas PK Triwulan IV Tahun 2019
1. Kementerian Dalam Negeri
2. Kementerian Koordinator Perekonomian
3. Badan Koordinasi Penanaman Modal
4. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
5. Kementerian Kesehatan
6. Kementerian Pertanian
7. Kementerian Energi Sumber Daya Mineral
8. Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
9. Kementerian Komunikasi dan Informatika
10. Badan Informasi Geospasial
ii
i
v
vi
xi
1
1
2
2
3
4
4
4
5
6
6
7
8
9
12
15
20
21
22
23
24
25
26
28
29
30
31
11. Kementerian Agraria dan Tata Ruang
12. Kementerian Hukum dan HAM
13. Kementerian Keuangan
14. Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan
15. Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah
16. Kementerian Sosial
17. Badan Penyelenggara Jaminan Sosial
18. Kementerian Perindustrian
19. Kementerian Perdagangan
20. Kementerian Kelautan dan Perikanan
21. Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas
22. Otoritas Jasa Keuangan
23. Badan Nasional Sertifikasi Profesi
24. Kementerian Badan Usaha Milik Negara
25. Badan Perencanaan Pembangunan Nasional
26. Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
27. Lembaga Kebijakan Pengadaan (barang dan jasa) Pemerintah
28. Kementerian Perhubungan
29. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
30. Kepolisian Republik Indonesia
31. Kementerian Agama
32. Kementerian Pariwisata
33. Kementerian Riset dan Teknologi
34. Badan Pengawas Obat dan Makanan
35. Badan Kepegawaian Negara
36. Badan Standardisasi Nasional
37. Kementerian Ketenagakerjaan
38. Komisi Aparatur Sipil Negara
39. Kejaksaan Agung
40. Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban
41. Badan Pemeriksa Keuangan
42. Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi
43. Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan
44. Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi
45. Kementerian Koordinator Politik Hukum dan Keamanan
46. Mahkamah Agung
47. Badan Metereologi, Klimatologi dan Geofisika
48. Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia
49. Kementerian Pertahanan
50. Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Ketenagakerjaan
Laporan Pelaksanaan Stranas PK Triwulan IV Tahun 2019
iii
32
33
34
36
36
37
37
38
38
39
40
41
41
42
42
43
44
45
47
48
49
50
51
52
52
53
54
55
55
56
56
57
57
58
58
59
59
59
60
60
51. Badan Pengawas Tenaga Nuklir
52. Badan Siber dan Sandi Negara
B. Capaian Pemerintah Daerah
1. Capaian Pemerintah Provinsi
2. Capaian Pemerintah Kabupaten/Kota
Laporan Pelaksanaan Stranas PK Triwulan IV Tahun 2019
iv
61
61
65
66
77V. Penutup
Laporan Pelaksanaan Stranas PK Triwulan IV Tahun 2019
v
9
62
63
65
66
Grafik Realisasi Capaian Stranas PK 2019
Grafik Capaian Kementerian/Lembaga s.d. Triwulan IV Tahun 2019
Tabel Kementerian/Lembaga dan Aksi yang Dilaksanakan
Grafik Capaian Pemerintah Provinsi s.d. Triwulan IV Tahun 2019
Grafik Capaian Pemerintah Kabupaten/Kota s.d. Triwulan IV Tahun 2019
DAFTAR GRAFIK/TABEL
DAFTAR SINGKATAN
Laporan Pelaksanaan Stranas PK Triwulan IV Tahun 2019
A
Aksi PK
APCC
APH
APIP
ASN
ATR/BPN
B
B03
B06
B09
B12
B15
B18
B21
B24
Bappenas
Bapeten
BEPS
BIG
BKN
BKPM
BMKG
BNSP
BNP2TKI
BO
BPJS
BPJS-TK
BPK
BPKP
BPOM
BPPT
: Aksi Pencegahan Korupsi
: Assistance in Preventing and Combating Corruption
: Aparat Penegak Hukum
: Aparat Pengawasan Intern Pemerintah
: Aparatur Sipil Negara
: Agraria dan Tata Ruang/ Badan Pertanahan Nasional
: Bulan ke-3 (triwulan I)
: Bulan ke-6 (triwulan II)
: Bulan ke 9 (triwulan III)
: Bulan ke-12 (triwulan IV)
: Bulan ke-15 (triwulan V)
: Bulan ke-18 (triwulan VI)
: Bulan ke-21 (triwulan VII)
: Bulan ke-24 (triwulan VIII)
: Badan Perencanaan Pembangunan Nasional
: Badan Pengawas Tenaga Nuklir
: Base Erotion and Profit Shifting
: Badan Informasi Geospasial
: Badan Kepegawaian Negara
: Badan Koordinasi Penanaman Modal
: Badan Metereologi, Klimatologi, dan Geofisika
: Badan Nasional Sertifikasi Profesi
: Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia
: Beneficial Ownership
: Badan Pengelola Jaminan Sosial
: Badan Pengelola Jaminan Sosial Ketenagakerjaan
: Badan Pemeriksa Keuangan
: Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan
: Badan Pengawas Obat dan Makanan
: Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi
vi
BSN
BSSN
C
CSO
D
Dikyanmas
Dirjen
Ditjen AHU
Ditjen PAS
DJA
DJP
DTKS
Dukcapil
E
EITI
E-Katalog
F
FGD
G
GIZ
GIS
H
HO
I
ICW
IGT
Inpres
INSW
IUP
: Badan Standardisasi Nasional
: Badan Siber dan Sandi Negara
: Civil Society Organization (organisasi masyarakat sipil)
: Pendidikan dan Pelayanan Masyarakat
: Direktur Jenderal
: Direktorat Jenderal Administrasi Hukum Umum
: Direktorat Jenderal Pemasyarakatan
: Direktorat Jenderal Anggaran
: Direktorat Jenderal Pajak
: Data Terpadu Kesejahteraan Sosial
: Kependudukan dan Pencatatan Sipil
: Extractive Industries Transparency Initiative
: Katalog Elektronik
: Focus Group Discussion
: Gesellschaft für Internationale Zusammenarbeit
: Geographic Information System
: Hinder Ordonnantie (Ijin Gangguan Usaha)
: Indonesia Corruption Watch
: Informasi Geospasial Tematik
: Instruksi Presiden
: Indonesia National Single Window
: Izin Usaha Pertambangan
Laporan Pelaksanaan Stranas PK Triwulan IV Tahun 2019
vii
J
JPT
JPU
K
KASN
Kejagung
Kemenag
Kemenaker
KemenBUMN
Kemendag
Kemendagri
Kemedesa-PDTT
Kemendikbud
KemenESDM
Kemenhan
Kemenhub
Kemenkes
Kemenkominfo
Kemenkeu
KemenKUKM
KemenkumHAM
KemenPANRB
Kemenpar
Kemenperin
KemenPUPR
Kemenko Perekonomian
KemenkoPMK
KemenkoPolhukam
Kemenristek
Kemensos
Kementan
K/L/D
KLHK
KKP
Korwil
Korsupgah
: Jabatan Pimpinan Tinggi
: Jaksa Penuntut Umum
: Komisi Aparatur Sipil Negara
: Kejaksaan Agung
: Kementerian Agama
: Kementerian Ketenagakerjaan
: Kementerian Badan Usaha Milik Negara
: Kementerian Perdagangan
: Kementerian Dalam Negeri
: Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi
: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
: Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral
: Kementerian Pertahanan
: Kementerian Perhubungan
: Kementerian Kesehatan
: Kementerian Komunikasi dan Informatika
: Kementerian Keuangan
: Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah
: Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia
: Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
: kementerian Pariwisata
: Kementerian Perindustrian
: Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
: Kementerian Koordinator Perekonomian
: Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan
: Kementerian Koordinator Politik Hukum dan Keamanan
: Kementerian Riset dan Teknologi
: Kementerian Sosial
: Kementerian Pertanian
: Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah
: Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
: Kementerian Kelautan dan Perikanan
: Koordinator Wilayah
: Koordinasi Supervisi dan Pencegahan
Laporan Pelaksanaan Stranas PK Triwulan IV Tahun 2019
viii
KPK
KRISNA
KSWP
L
Litbang
LKPP
LPSK
LSM
M
MA
MAS
MoU
N
NIB
NIK
NDR
NSPK
O
OJK
OSS
OGI
Q
QA
P
PBJ
Permen
Perpres
Perkada
Pemda
Pemkab
Pemkot
Pemprov
: Komisi Pemberantasan Korupsi
: Kolaborasi Perencanaan dan Informasi Kinerja Anggaran
: Konfirmasi Status Wajib Pajak
: Penelitian dan Pengembangan
: Lembaga Kebijakan Pengadaan (barang & jasa) Pemerintah
: Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban
: Lembaga Swadaya Masyarakat
: Mahkamah Agung
: Manajemen Anti Suap
: Memorandum of Understanding
: Nomor Induk Berusaha
: Nomor Induk Kependudukan
: National Data Repository
: Norma, Standar, Prosedur, dan Kriteria
: Otoritas Jasa Keuangan
: Online Single Submission
: Open Government Indonesia
: Quantity Assurance
: Pengadaan Barang/Jasa
: Peraturan Menteri
: Peraturan Presiden
: Peraturan Kepala Daerah
: Pemerintah Daerah
: Pemerintah Kabupaten
: Pemerintah Kota
: Pemerintah Provinsi
Laporan Pelaksanaan Stranas PK Triwulan IV Tahun 2019
ix
PIC
Pinda
PITTI
PJKAKI
PKH
PKS
PNBP
Pokja
POLRI
PP
PPATK
Puskarda
R
RPP
S
Sakti
Satker
Setnas PK
SIKAP
SIPINTER
SIJAPTI
SIMDA
SIMRAL
SIPD
SIKAP
SITU
SKB
SKDU
SKK Migas
SMAP
SNI
SPPT-TI
SPDP
SPBE
Stranas PK
Stranas PPK
: Person In Charge
: Pengolahan Informasi dan Data
: Peta Indikatif Tumpang Tindih IGT
: Pembinaan Jaringan Kerja Antar Komisi dan Instansi
: Penetapan Kawasan Hutan
: Perjanjian Kerja Sama
: Penerimaan Negara Bukan Pajak
: Kelompok Kerja
: Kepolisian Republik Indonesia
: Peraturan Pemerintah
: Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan
: Pusat Pertukaran Data
: Rancangan Peraturan Pemerintah
: Sistem Aplikasi Keuangan Tingkat Instansi
: Satuan Kerja
: Sekretariat Nasional Pencegahan Korupsi
: Sistem Informasi Kinerja Penyedia
: Sistem Informasi Penilaian Mandiri Penerapan Sistem Merit
: Sistem Informasi Jabatan Pimpinan Tinggi
: Sistem Informasi Manajemen Daerah
: Sistem Informasi Manajemen Perencanaan, Penganggaran, dan Pelaporan
: Sistem Informasi Pembangunan Daerah
: Sistem Informasi Kinerja Penyedia
: Surat Izin Tempat Usaha
: Surat Keputusan Bersama
: Surat Keterangan Domisili Usaha
: Satuan Kerja Khusus (Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu) Minyak dan Gas
: Sistem Manajemen Anti Suap
: Standar Nasional Indonesia
: Sistem Peradilan Pidana Terpadu – berbasis Teknologi Informasi
: Surat Pemberitahuan Dimulainya Penyidikan
: Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik
: Strategi Nasional Pencegahan Korupsi
: Strategi Nasional Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi
Laporan Pelaksanaan Stranas PK Triwulan IV Tahun 2019
x
Stranas TPPU
T
Tinnas PK
TII
TNP2K
U
UKPBJ
UNCAC
UU
W
WBK
WBBM
: Strategi Nasional Pencegahan Tindak Pidana Pencucian Uang
: Tim Nasional Pencegahan Korupsi
: Transparansi Internasional Indonesia
: Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan
: Unit Kerja Pengadaan Barang dan Jasa
: United Nations Convention Against Corruption
: Undang-Undang
: Wilayah Bebas (dari) Korupsi
: Wilayah Birokrasi Bersih Melayani
Laporan Pelaksanaan Stranas PK Triwulan IV Tahun 2019
xi
trategi Nasional Pencegahan Korupsi (Stranas PK) yang diberi mandat oleh Perpres S54/2018, baru saja menyelesaikan pelaksanaan Aksi Pencegahan Korupsi Triwulan IV
2019. Terdapat 52 Kementerian/Lembaga (K/L) dan 542 Pemerintah Daerah (Pemda) yang
diberi mandat melaksanakan 11 Aksi dan 27 sub-Aksi Pencegahan Korupsi 2019-2020.
Progres capaian K/L sampai Triwulan IV 2019, jika mempertimbangkan kepatuhan waktu
pelaporan maka ada 26 K/L yang capaian aksinya masih kurang baik (di bawah 70%) bahkan
cenderung rendah di bawah 50%. Namun nilai capaian tersebut lebih disebabkan karena
keterlambatan pelaporan ataupun keterlambatan pelaksanaan aksi. Jika penilaian dilakukan
tanpa mempertimbangkan faktor kepatuhan maka terdapat 42 K/L yang pencapaian aksinya
sudah melebihi 70%. Hanya 10 K/L yang sampai Triwulan IV ini masih belum banyak
melakukan perbaikan dalam pemenuhan target.
Dari laporan 27 sub-aksi di triwulan IV 2019, sebagian besar pelaksanaannya dalam kategori
cukup memuaskan walaupun capaiannya masih berupa output, bukan outcome. Hanya 6
sub-aski yang tidak mengalami banyak kemajuan. Berikut adalah highlight sebagian sub-aksi
yang capaiannya cukup baik, yakni: (1) Percepatan OSS, sudah 22 K/L yang aplikasi
perizinannya terkoneksi OSS. Pun seluruh Pemda sudah dapat menerima NIB dan
menotifikasi persetujuan/penolakan izin melalui web-form; (2) Implementasi Kebijakan Satu
Peta, dari total 11 IGT di tingkat pusat yang menjadi fokus, 7 IGT telah terintegrasi, 2 IGT telah
terkompilasi, 2 IGT lain masih dalam proses kompilasi; (3) Penetapan Kawasan Hutan,
strategi percepatan PKH telah dilakukan dengan menampung hasil risalah permasalahan
melalui revisi regulasi PKH yang akan difinalisasi pada triwulan berikutnya. Progres PKH per
2019 sudah mencapai 88.248.477 ha (dari 125.817.022) yang telah ditetapkan; (4) Utilisasi
NIK untuk Bansos, ada peningkatan tingkat kepadanan NIK pada DTKS dari 68,8% pada
Januari 2019 menjadi 75,6% pada Oktober 2019; (5) Pembentukan UKPBJ, sudah lebih dari
80% Pemda memiliki UKPBJ mandiri. Bahkan 5 Pemda (Pemprov Jatim, Bali, Kalbar, Sulut, dan
Kab. Badung) telah mencapai tingkat kematangan level 3; (6) Implementasi e-Katalog,
penayangan produk/barang yang dikatalogkan dan e-purchasing telah dilakukan oleh 4 (dari
5) instansi pusat pilot project yakni KemenPUPR, Kemendikbud, Kemenhub, dan Kementan,
serta 7 Pemprov (dari 10) yakni Aceh, Baangka Belitung, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa
Tengah, Jawa Timur, Maluku; (7) Konsolidasi Pengadaan, 5 Kementerian (KemenPUPR,
Kementan, Kemenhub, Kemendikbud, Kemenkes) dan 4 dari 5 Pemerintah Provinsi telah
mengadakan paket-paket yang dikonsolidasi untuk tahun anggaran 2020. Di antara 5
Pemprov piloting tersebut (Sumatera Utara, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa
Timur; (8) Optimalisasi dan Perluasan KSWP, 21 K/L (dari 28) telah mengimplementasikan
RINGKASAN EKSEKUTIF
Laporan Pelaksanaan Stranas PK Triwulan IV Tahun 2019
xii
KSWP pada layanan tertentu; (9) Percepatan Sistem Merit, sudah 90% ASN terpidana
ikenakan Pemberhentian Tidak Dengan Hormat. 11 K/L dan 2 Pemkab telah menerapkan
sistem merit dengan sangat baik; (10) Implementasi SPPT-TI, sampai akhir 2019,
Kemenkopolhukan, kominfo dan BSSN telah membangun dashboard pimpinan yang
menampilkan data penanganan perkara menggunakan dokumen versi ringkas, melakukan uji
keamanan aplikasi client dan audit tata kelola aplikasi.
Laporan sampai Triwulan IV 2019 menggambarkan bahwa sebagian besar pelaksanaan sub-
aksi telah sesuai sasaran namun masih ada beberapa kendala dalam pelaksanaannya,
bahkan masih berulang sampai sekarang, seperti: Percepatan Pembangunan SPBE,
Penguatan APIP, dan Pembentukan UKPBJ di kementerian/lembaga yang belum mendapat
arahan dan pemantauan maksimal dari KemenPANRB sebagai regulator bidang kelembagaan
dan SDM aparatur. Sementara untuk Pengawasan Keuangan Desa masih ada perbedaan
pandangan antara Kemendes dan Kemendagri terkait platform pengelolaan keuangan desa
dan pengawasan keuangan desa. Begitu juga dengan sub-aksi Penetapan Kawasan Hutan
yang masih terkendala pendanaan atas kegiatan penataan batas yang tidak teralokasikan
pada tahun anggaran 2020. Untuk sub-aksi Integrasi Perencanaan Penganggaran masih
berjalan lambat karena kompleksitas aksi yang begitu tinggi, di antaranya adalah
keberagaman aplikasi yang saat ini digunakan oleh K/L/D sehingga menyulitkan proses
integrasi. Sementara Percepatan OSS menghadapi kendala terkait perubahan NSPK sebagai
implikasi dari penerapan Risk Based Approach pada Omnibus Law.
Pelaksanaan aksi-aksi PK juga telah dilakukan di daerah-daerah dengan melibatkan
pemangku kepentingan lain seperti LSM, media, dan akademisi di 27 provinsi melalui kegiatan
diseminasi, verifikasi faktual, dan diskusi publik. Stranas PK juga secara khusus melakukan
pemantauan pelaksanaan aksi di daerah dengan menggandeng ICW dan TII berserta jaringan
CSO lokal di beberapa Provinsi yakni Kalimantan Timur, Nusa Tenggara Timur, dan Riau.
Rencananya pada Februari-Maret 2020 akan juga melakukan pemantauan di Jawa Timur dan
Sulawesi Utara. Laporan hasil pemantauan akan disusun untuk dilaporkan pada triwulan
berikutnya.
Laporan Pelaksanaan Stranas PK Triwulan IV Tahun 2019
xiii
1. Latar Belakang
Komitmen dan upaya dalam pencegahan dan pemberantasan korupsi selama ini selalu
menjadi prioritas Pemerintah Indonesia. Berbagai upaya telah dilakukan oleh Pemerintah
seperti penataan kebijakan dan regulasi secara terus menerus. Pada tingkat internasional,
Pemerintah aktif terlibat dalam berbagai inisiatif global untuk memerangi korupsi. Salah
satunya melalui ratifikasi Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa Melawan Korupsi (United
Nations Convention Against Corruption) melalui Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2006
tentang Pengesahan United Nations Convention Against Corruption 2003 (Konvensi
Perserikatan Bangsa-Bangsa Anti Korupsi, 2003).
Sebagai konsekuensi dari ratifikasi tersebut, Pemerintah Indonesia telah menetapkan
Peraturan Presiden Nomor 55 Tahun 2012 tentang Strategi Nasional Pencegahan dan
Pemberantasan Korupsi (Stranas PPK) Jangka Panjang Tahun 2012-2025 dan Jangka
Menengah Tahun 2012-2014. Strategi yang terdapat dalam Stranas PPK meliputi strategi
pencegahan, strategi penegakan hukum, strategi harmonisasi peraturan perundang
undangan, strategi kerja sama internasional dan penyelamatan aset, strategi dan budaya anti
korupsi, serta strategi mekanisme pelaporan, yang hanya menitikberatkan pada upaya
pencegahan korupsi.
Namun demikian, sinergi dan koordinasi di antara Kementerian, Lembaga, dan Pemerintah
Daerah masih menjadi masalah besar yang belum dapat diselesaikan. Sehingga dibutuhkan
upaya konsolidasi yang lebih efektif atas berbagai inisiatif pencegahan korupsi, tidak hanya
terbatas pada Kementerian, Lembaga, dan Pemerintah Daerah sebagaimana ditentukan
dalam Stranas PPK, melainkan perlu juga melibatkan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK)
sebagai lembaga khusus yang berdasarkan undang-undang diberikan kewenangan
koordinasi dan supervisi dalam pencegahan dan pemberantasan korupsi.
Untuk menjawab persoalan di atas, lahirlah Strategi Nasional yang mendorong upaya
pencegahan korupsi dilaksanakan dengan cara kolaboratif dan bersinergi bersama
Kementerian, Lembaga, Pemerintah Daerah, Komisi Pemberantasan Korupsi, dan pemangku
kepentingan lainnya. Upaya sinergitas tersebut diwujudkan melalui Strategi Nasional
Pencegahan Korupsi (Stranas PK) yang memuat fokus dan sasaran sesuai dengan kebutuhan
pencegahan korupsi sehingga pencegahan korupsi dapat dilaksanakan dengan lebih terfokus,
terukur, dan berdampak langsung dalam rangka mewujudkan masyarakat yang adil, makmur,
dan sejahtera.
I. GAMBARAN UMUM STRANAS PK
Laporan Pelaksanaan Stranas PK Triwulan IV Tahun 2019
1
2. Tujuan
Ÿ Memberikan arahan tentang upaya-upaya strategis yang perlu dilakukan oleh
kementerian, lembaga, pemerintah daerah, dan pemangku kepentingan lain untuk
mencegah korupsi;
Ÿ Mendorong program pencegahan korupsi yang berorientasi pada hasil (outcome) dan
dampak (impact), bukan hanya luaran kegiatan (output), dengan capaian yang terukur.
Ÿ Meningkatkan sinergi antara program pencegahan korupsi dengan kebijakan pemerintah
pusat, daerah, maupun dengan kebijakan strategis KPK.
3. Kelembagaan
Pelaksanaan Stranas PK dikelola oleh Tim Nasional Pecengahan Korupsi (Timnas PK) yang
terdiri dari 5 kementerian/lembaga, yaitu
Ÿ Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK);
Ÿ Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri);
Ÿ Kementerian/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas);
Ÿ Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (KemenPANRB);
Ÿ Kantor Staf Presiden (KSP)
Untuk mendukung kelancaran tugas, Timnas PK dibantu oleh Tim Pengarah yang terdiri dari
pejabat eselon I dari masing-masing Kementerian/Lembaga. Sementara pengelolaan secara
operasional dilakukan Sekretariat Nasional Pencegahan Korupsi (Setnas PK), yang
berkedudukan di KPK, dengan komposisi: 1 (satu) orang Koordinator Harian, 15 (lima belas)
orang Tenaga Ahli, dan 28 (dua puluh delapan) orang Tim Teknis yang mewakili 5 (lima)
anggota Timnas PK, serta 4 (empat) orang tenaga administrasi.
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
TIM NASIONAL
KOORDINATOR SEKRETARIAT NASIONAL
Eselon I dari Lima Kementerian/Lembaga
Koordinasi, sinkronisasi, evaluasi
Ak�vitas harian, pendampingan, monitoring capaian output dan outcome
SEKRETARIAT NASIONAL
Tenaga Ahli, Tim Teknis 5 K/L, Tim Admin
Laporan Pelaksanaan Stranas PK Triwulan IV Tahun 2019
2
4. Struktur Aksi PK
Di bawah koordinasi Timnas, aksi-aksi pencegahan korupsi saat ini diharapkan menjadi lebih
fokus dan terukur, tidak lagi bersifat generik, sehingga lebih mudah dilakukan monitoring dan
evaluasi pencapaian. Selama periode 2019-2020, terdapat 3 Fokus, 11 Aksi, dan 27 sub-Aksi
beserta sejumlah target triwulan yang telah disusun dan dilaksanakan sampai saat ini.
FOKUS 1 FOKUS 2 FOKUS 3
Perizinan & Tata Niaga Keuangan NegaraReformasi Birokrasi& Penegakan Hukum
STRANAS PENCEGAHAN KORUPSI
Aksi 1: Peningkatan Pelayanan dan Kepatuhan Perizinan dan Penanaman Modal
Aksi 2: Perbaikan Tata Kelola Data dan Kepatuhan Sektor Ekstraktif, Kehutanan, dan Perkebunan
Aksi 3: Utilisasi Nomor Induk Kependudukan untuk Perbaikan Tata Kelola Pemberian Batuan Sosial dan Subsidi
Aksi 4: Integrasi dan Sinkronisasi Data Impor Pangan Strategis
Aksi 5: Penerapan Manajemen Anti Suap di Pemerintah dan Sektor Swasta
Sub Aksi 1: Percepatan Online Single Submission (OSS)
Sub Aksi 2: Penghapusan Surat Keterangan Domisili Usaha-Izin Gangguan (SKDU-HO)
Sub Aksi 3: Implementasi Kebijakan Satu Peta
Sub Aksi 4: Penetapan Kawasan Hutan (PKH)
Sub Aksi 5: Penguatan dan Pemanfaatan Basis
Data Beneficial Ownership (BO)
Sub Aksi 6: Utilisasi Nomor Induk
Kependudukan (NIK) untuk Bansos
Sub Aksi 7: Integrasi Data Impor Pangan
Sub Aksi 8: Penerapan Manajemen Anti Suap
Aksi 6: Integrasi Sistem Perencanaan dan Pengganggaran Berbasis Elektronik
Aksi 7: Peningkatan profesionalitas dan modernisasi Pengadaan Barang dan Jasa
Aksi 8: Optimalisasi Penerimaan Negara dari Penerimaan Pajak dan Non-Pajak
Sub Aksi 9: Integrasi Perencanaan dan
Penganggaran Berbasis Elektronik
Sub Aksi 10: Pembentukan Unit Kerja
Pengadaan Barang dan Jasa (UKPBJ)
Sub Aksi 11: Implementasi E-Katalog
Sub Aksi 12: Penyempurnaan Sistem
Informasi Kinerja Penyedia (SIKAP)
Sub Aksi 13: Konsolidasi Pengadaan
Sub Aksi 14: Sentralisasi Pengadaan
Sub Aksi 15: Reformasi Pajak & PNBP
Sub Aksi 16: Optimalisasi Konfirmasi
Status Wajib Pajak (KSWP)
Sub Aksi 17: Implementasi Base Erotion
and Profit Shifting (BEPS)
Sub Aksi 18: Implementasi National Data
Repository (NDR)
Aksi 9: Penguatan Pelaksanaan Reformasi Birokrasi
Aksi 10: Implementasi Grand Design Strategi Pengawasan Keuangan Desa
Aksi 11: Perbaikan Tata Kelola Sistem Peradilan Pidana Terpadu
Sub Aksi 25: Implementasi Sistem Peradilan
Pidana Terpadu (SPPT)
Sub Aksi 26: Implementasi Surat
Pemberitahuan Dimulainya Penyidikan (SPDP)
Online
Sub Aksi 27: Penyusunan Pedoman
Penuntutan
Sub Aksi 24: Kimplementasi Grand Design
Strategi Pengawasan Keuangan Desa
Sub Aksi 19: Percepatan Sistem Merit
Sub Aksi 20: Pembangunan Zona Integritas
Sub Aksi 21: Penguatan Aparat Pengawasan
dan Intern Pemerintah (APIP)
Sub Aksi 22: Right Sizing
Sub Aksi 23: Percepatan Sistem
Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE)
Laporan Pelaksanaan Stranas PK Triwulan IV Tahun 2019
3
1. Pelaksanaan Target Triwulan
Ÿ Pada tahap perencanaan, Tenaga Ahli Setnas PK melakukan koordinasi dan diskusi
mendalam bersama Kementerian/Lembaga/Pemda (K/L/D) guna menyepakati dan
menetapkan target triwulan, data dukung, dan kuantifikasi capaian sebagai dasar
pelaksanaan aksi. Target-target yang telah disepakati dan ditetapkan kemudian
ditayangkan melalui aplikasi jaga.id/monitoring.
Ÿ Guna memast ikan pelaksanaan Aksi PK yang menjadi tanggung jawab
Kementerian/Lembaga/Pemda berjalan sesuai target yang disepakati, Setnas PK
memfasilitasi pelaksanaan rapat koordinasi dan pembahasan dengan unit kerja teknis
pada masing-masing K/L/D sebagai pelaksana aksi. Tempat pelaksanaannya dilakukan di
kantor Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sebagai tempat kedudukan Setnas PK atau
dilaksanakan di masing-masing K/L/D.
Ÿ Mekanisme pendampingan dilakukan melalui rapat koordinasi formal dan non-formal
antara tenaga ahli Setnas PK dan Kementerian, Lembaga, Pemerintah Daerah sebagai
penanganggung jawab aksi.
Ÿ Pendampingan yang dilakukan Setnas PK dimaksudkan untuk mempercepat pelaksanaan
aksi, termasuk mengidentifikasi dan menindaklanjuti masalah dan kendala yang dihadapi
oleh unit teknis penanggung jawab aksi.
Ÿ Pelaksanaan Aksi PK juga bekerja sama dan berkoordinasi dengan unit kerja KPK lainnya
seperti Litbang, Dikyanmas, PJKAKI, Korwil, dan PINDA.
2. Monitoring, Evaluasi, dan Pelaporan
Secara umum, kegiatan monitoring dan evaluasi (Monev) dimaksudkan untuk melakukan
deteksi dini apakah Aksi PK telah dilaksanakan sesuai perencanaan dan target yang disepakati
atau tidak. Jika mengacu pada logic model yang telah menjadi konvensi internasional dalam
pengembangan program aksi maka kegiatan monitoring memiliki ruang lingkup untuk
mengukur capaian pada level proses/aktivitas dan output secara terus-menerus. Sementara
kegiatan evaluasi dilakukan untuk mengukur hasil dan dampak pada kurun waktu tertentu,
biasanya pada akhir program akan selesai.
input proses output outcome impact
mo
nit
ori
ng
eva
lua
si
Laporan Pelaksanaan Stranas PK Triwulan IV Tahun 2019
4
II. STRATEGI PELAKSANAAN DAN MONITORING-EVALUASI
a. Sistem Monitoring
Ÿ Sistem aplikasi JAGA dengan tautan dikembangkan untuk jaga.id/monitoring
menyederhanakan mekanisme pelaporan yang wajib dilakukan oleh 52 K/L dan 542
Pemda. Pun dari sisi Setnas PK menjadi lebih efisien dalam melakukan monitoring
pelaksanaan target dan verifikasi capaian K/L/D pada tiap triwulan. Selain itu, melalui
dashboard dengan tautan , publik juga dapat memantau secara reguler jaga.id/stranas
laporan kemajuan K/L/D dalam pelaksanaan aksi pencegahan korupsi.
Ÿ Target-target triwulan yang telah ditetapkan wajib dikerjakan dan dilaporkan oleh K/L/D
pada batas waktu pelaporan yang ditentukan Setnas PK sebagai berikut:
Periode Batas Akhir Pelaporan Masa Verifikasi
B03 dan B15
B06 dan B18
B09 dan B21
B12 dan B24
12 April tahun berjalan
5 Juli tahun berjalan
5 Oktober tahun berjalan
15 Januari tahun berjalan
13-27 April
6-20 Juli
6-20 Oktober
16-30 Januari
Ÿ Pelaporan oleh K/L/D yang dilakukan melalui berisi dua hal utama. jaga.id/monitoring
Per tama, k la im capa ian berupa naras i yang menggambarkan progres
pelaksanaan/pemenuhan target K/L/D. Kedua, K/L/D harus dapat membuktikan klaim
capaian dengan mengunggah data dukung yang sesuai. Misalnya, jika target yang harus
dipenuhi adalah penerbitan peraturan menteri maka data atau dokumen yang diunggah
adalah Peraturan Menteri yang telah disahkan menjadi dokumen negara.
Ÿ Ketika melewati batas waktu yang telah ditentukan di atas, pelaporan secara otomatis
ditutup dan dikunci oleh sistem. Pada saat itulah masa verifikasi berlangsung, di mana
Tenaga Ahli Setnas PK yang berjumlah 15 orang melakukan verifikasi terhadap data
dukung dokumen yang disampaikan K/L/D guna memastikan apakah dokumen yang
diunggah sudah sesuai dengan klaim pemenuhan target (capaian). Jika tidak sesuai,
Tenaga Ahli Setnas PK dapat melakukan klarifikasi kepada K/LD atau bisa juga langsung
memberikan pengurangan nilai sesuai kriteria penilaian yang ditetapkan. Untuk
memudahkan cara penilaian maka setiap aksi yang sudah dilaksanakan dan dilaporkan
melalui jaga.id/monitoring akan diberi nilai dalam bentuk persentase (kuantifikasi) mulai
dari 0%, 25%, 50%, 75%, dan 100%.
Ÿ Sistem aplikasi jaga.id/monitoring atau jaga.id/stranas juga dapat mengeluarkan
rekapitulasi data secara kuantitatif jika kita ingin mengetahui persentase (%) capaian per
K/L/D atau capaian per sub-Aksi. Dengan demikian data-data kuantitatif tersebut dapat
memudahkan tim Monev Setnas PK melakukan rekapitulasi laporan kemajuan triwulan
kepada Timnas PK.
Laporan Pelaksanaan Stranas PK Triwulan IV Tahun 2019
5
Agar seluruh pelaksanaan aksi PK dapat dimonitor dan dikendalikan maka Setnas PK telah
mengembangkan beberapa instrumen monitoring dan evaluasi yang efektif dan efisien.
Berikut gambaran umum mekanisme monitoring, evaluasi, dan pelaporan.
Ÿ Selain melalui aplikasi , kegiatan monitoring juga dilakukan dengan jaga.id/monitoring
metode kunjungan lapangan (field visit) untuk verifikasi faktual secara langsung mengenai
capaian yang di laporkan pada apl ikasi Jaga. Kunjungan lapangan pada
Kementerian/Lembaga/Pemda dilakukan dengan mendatangi langsung unit-unit teknis
pelaksana aksi dan juga inspektorat; melakukan diskusi dan tanya jawab; dan
memverifikasi secara faktual dokumen data dukung yang sebelumnya sudah dilaporkan.
b. Mekanisme Evaluasi
Ÿ Secara umum, program evaluasi Stranas PK dapat melingkupi tiga area berikut: 1) evaluasi
untuk memastikan apakah pola intervensi selama ini sudah tepat; 2) evaluasi atau
pengukuran outcome terhadap setiap sub-aksi; 3) evaluasi dampak dengan penekanan
pada persepsi publik atau pengguna sebagai penerima manfaat.
Ÿ Yang paling mungkin dilakukan Stranas PK dalam waktu dekat adalah evaluasi atau
pengukuran outcome terhadap 27 sub-aksi pencegahan korupsi. Tim Monev bersama
Tenaga Ahli Stranas PK lainnya telah menyusun indikator outcome dan metode
pengukuran dengan jadual pengukuran antara Maret-Oktober 2020. Diharapkan hasil dari
pengukuran outcome dapat menggambarkan perubahan sistem dan kebijakan yang
dilahirkan Stranas PK telah berkontribusi terhadap pencegahan korupsi secara sistemik.
Sebagai contoh, untuk sektor perizinan (sub-aksi OSS) diharapkan proses perizinan
menjadi sederhana, cepat, dan murah. Outcome ini dapat memberi dampak pada
peningkatan investasi yang dalam jangka panjang akan ikut menurunkan tingkat
pengangguran.
3. Pelibatan Masyarakat Sipil
Pelibatan masyarakat sipil dalam kerangka program pencegahan korupsi pada prinsipnya
bukan semata-mata karena adanya hak berpartisipasi dalam proses kebijakan dan
pembangunan, namun juga merupakan upaya pembelajaran guna mendukung pencapaian
target-target pencegahan korupsi secara lebih nyata dan berkesinambungan. Berikut
gambaran umum bagaimana Stranas PK melibatkan CSO dalam aksi-aksi pencegahan
korupsi:
Ÿ Koalisi CSO, akademisi, jurnalis ataupun asosiasi profesi telah dilibatkan secara langsung
memonitor capaian-capaian pencegahan korupsi yang dilakukan pemerintah melalui
sistem monitoring online ( ). CSO diberikan akses (password dan user jaga/id/monitoring
name) secara online untuk melihat dan memberikan catatan terhadap capaian
pemerintah. CSO juga diharapkan dapat memberikan data pembanding mengenai apa
yang dirasakan masyarakat dalam program pencegahan korupsi ini. Catatan-catatan
yang diberikan CSO akan bermanfaat bagi penilaian capaian yang lebih objektif pada saat
Setnas PK melakukan evaluasi hasil dan dampak.
Laporan Pelaksanaan Stranas PK Triwulan IV Tahun 2019
6
Ÿ Paling sedikit 18 CSO nasional telah terlibat dalam beberapa pertemuan dan koordinasi
guna membahas penyusunan, pelaksanaan, dan pemantauan Aksi PK, di antaranya
Transparansi Internasional Indonesia (TII), Indonesia Corruption Watch (ICW), Kemitraan,
Auriga, Publish What You Pay (PWYP), Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran
(Fitra), Indonesia Budget Center (IBC), Lembaga Independen Peradilan (LeIP), Masyarakat
Profesi Penilai Indonesia (MAPPI), Center for Study of Governance and Administrative
Reform (CSGAR), Center for Indonesian Taxation Analysis (CITA), Lembaga Kajian dan
Pengembangan Sumberdaya Manusia (Lakpesdam), Indonesia Procurement Watch
(IPW), Indonesia Business Link (IBL), Pusat Telaah dan Informasi Regional (Pattiro), Pusat
Studi Hukum dan Kebijakan (PSHK), Forest Watch Indonesia (FWI), World Resources
Institute (WRI).
Ÿ Selama kurun waktu 2019, berkolaborasi dengan Transparansi Internasional Indonesia
(TII), tim Monev Stranas PK melakukan sosialisasi dan diskusi Stranas PK kepada CSO-
CSO lokal di 4 kota (Semarang, Malang, Pekanbaru, Makasar). Lalu dikuti monitoring
capaian Stranas di 3 Provinsi (NTT, Kaltim, dan Riau) hasil kerja sama TII dan UNDP. Pada
periode Semester I 2020, dengan dukungan dari AIPJ, TII dan CSO lokal bersama tim
Monev Stranas akan melakukan monitoring capaian Stranas di 4 Kota (Aceh, Gorontalo,
Pontianak, dan Yogyakarta).
Ÿ Stranas PK juga secara mandiri melakukan sosialisasi dan monitoring lapangan di 27
Provinsi di mana LSM, akademisi, dan media dilibatkan secara aktif dalam diskusi publik
aksi pencegahan korupsi selama kurun waktu Maret-Desember 2019.
4. Strategi Komunikasi
Ÿ Selain pendampingan kepada K/L/D dan pelibatan masyarakat sipil dalam aksi-aksi
pencegahan korupsi, strategi komunikasi juga dianggap cukup penting karena dapat
memberi ruang bagi Stranas PK memperkenalkan, membangun, dan menciptakan
interaksi antara Stranas PK dan stakeholders lainnya, termasuk pemerintah dan
masyarakat umum.
Ÿ Melalui kanal-kanal komunikasi, Stranas PK dapat mengkomunikasikan kepada publik
kegiatan-kegiatan apa yang telah dilakukan, output atau capaian apa yang dihasilkan dan
perubahan apa saja yang sudah terjadi yang berkontribusi terhadap upaya pencegahan
korupsi. Berikut beberapa upaya komunikasi yang telah dan akan dilakukan Stranas PK
untuk mencapai tujuannya:
Laporan Pelaksanaan Stranas PK Triwulan IV Tahun 2019
§ Optimalisasi forum-forum kehumasan K/L/D
§ Publikasi kegiatan-kegiatan Stranas melalui website Stranas PK . Sampai stranaspk. kpk.go.id
saat ini sudah lebih dari 15 artikel yang ditayangkan di website Stranas. Isunya meliputi
kegiatan-kegiatan pendampingan dan laporan capaian aksi
§ Diseminasi iklan layanan masyarakat melalui media cetak dan elektronik (surat kabar, TV,
radio). Saat ini sudah tayang di kanal KPK dan media Televisi PT. KAI
7
tranas PK memiliki tiga fokus sektor: (A) Perizinan dan Tata Niaga; (B) Keuangan Negara; Sdan (C) Reformasi Birokrasi dan Penegakan Hukum. Ketiga fokus tersebut diterjemahkan
dalam 11 Aksi dan 27 sub-Aksi sebagai berikut: (1) Penghapusan Surat Keterangan Domisili
Usaha; (2) Percepatan Online Single Submission; (3) Implementasi Kebijakan Satu Peta (4)
Penetapan Kawasan Hutan; (5) Penguatan dan Pemanfaatan Basis Data Benefecial
Ownership; (6) Utilisasi Nomor Induk Kependudukan untuk Tata Kelola Pemberian Bantuan
Sosial; (7) Integrasi dan Sinkronisasi Data Impor Pangan Strategis; (8) Penerapan Manajemen
anti Suap; (9) Integrasi Perencanaan dan Penganggaran Berbasis Elektronik; (10)
Pembentukan Unit Kerja Pengadaan Barang dan Jasa; (11) Implementasi e-katalog; (12)
Penyempurnaan Sistem Informasi Kinerja Penyedia; (13) Konsolidasi Pengadaan; (14)
Sentralisasi Pengadaan; (15) Reformasi Pajak dan Penerimaan Negara Bukan Pajak; (16)
Optimalisasi dan Perluasan Konfirmasi Status Wajib Pajak; (17) Implementasi Base Erotion
and Profit Shifting; (18) Implementasi National Data Repository; (19) Percepatan Sistem Merit;
(20) Pembangunan Zona Integritas; (21) Penguatan Aparat Pengawasan Intern Pemerintah;
(22) Penataan Kelembagaan-Right Sizing; (23); Percepatan Pembangunan Sistem
Pemerintahan Berbasis Elektronik; (24) Implementasi Strategi Pengawasan Keuangan Desa;
(25) Implementasi Sistem Peradilan Pidana Terpadu; (26) Implementasi Surat Pemberitahuan
Dimulainya Penyidikan Online; dan (27) Penyusunan Pedoman Penuntutan.
Pada triwulan IV ini seluruh sub-aksi diberi target capaian sebesar 50 persen. Sebagian besar
pelaksanaan sub-aksi telah sesuai target namun masih ada beberapa kendala dalam
pelaksanaannya sehingga ikut memengaruhi tingkat capaian di setiap sub-aksi.
Berikut progres capaian per fokus dan per sub-aksi beserta kendalanya sampai dengan
Triwulan IV 2019.
Laporan Pelaksanaan Stranas PK Triwulan IV Tahun 2019
8
Iii. PROGRESS CAPAIAN AKSI
Laporan Pelaksanaan Stranas PK Triwulan IV Tahun 2019
Grafik Realisasi Capaian Stranas PK Triwulan IV Terhadap Triwulan VIII
Dari target 50 persen pada Triwulan IV 2019, capaian rerata 27 sub-aksi Strategi Nasional Pencegahan Korupsi adalah 40%. Artinya masih ada 10 persen target yang tidak tercapai pada triwulan ini sebagaimana tergambar pada grafik berikut.
TW.1
25%
37.5%
50%
67.5%
75%
87.5%
100%
12.5%
TW.2 TW.3 TW.4 TW.5 TW.6 TW.7 TW.8
7%
20%
32% Target
Realisasi Capaian
40%
9
1. Fokus I: Perizinan dan Tata Niaga
Penghapusan SKDU-HO
l Dari seluruh daerah, hanya 91,8% (472 daerah) yang disurvei Kemendagri.
Dari daerah yang disurvei dilaporkan hanya 76 daerah terverifikasi masih
menjalankan SKDU.
l Dari 76 daerah diatas, 55 (72,4 %) telah menghapuskan SKDU, HO dan SITU.
Namun demikian masih ada beberapa daerah yang telah mengeluarkan
regulasi penghapusan SKDU,HO dan SITU tetapi di tingkat kecamatan/
kelurahan /desa masih dipersyaratkan.
49%
Percepatan OSS
l Aplikasi perizinan di 22 K/L telah terkoneksi dengan OSS.
l 4 K/L telah berkurang jumlah izinnya. KemenESDM berkurang dari 70 menjadi
34; KLHK dari 45 menjadi 34; Kementan dari 32 menjadi 26; Kemenhub dari
145 menjadi 137.
l Seluruh Pemda telah menerima NIB dan menotifikasi persetujuan/penolakan
web form.
l 17 K/L masih belum memenuhi standar riviu NSPK.
l Masih ada 2 kendala utama, pertama masing-masing K/L masih berpegang
pada UU sektoral. Kedua, perubahan pada Omnibus Law masih belum
menentu arah kebijakannya.
l Masih ada 2 kendala utama: Pertama, masing-masing K/L masih berpegang
pada UU sektoral. Kedua, perubahan NSPK sebagai implikasi dari penerapan
prinsip Risk Based Approach (RBA) pada Omnibus Law masih menunggu
arahan/aturan teknisnya.
41%
Implementasi Kebijakan Satu Peta
l Dari total 11 IGT di tingkat pusat yang menjadi fokus, 7 IGT telah terintegrasi, 2
IGT telah terkompilasi, 2 IGT masih dalam proses kompilasi.
l IGT yang menjadi fokus di daerah adalah izin lokasi sawit dan IUP Sawit.
Kabupaten Mamuju telah terintegrasi. Kabupaten Berau telah terkompilasi.
Kutai Timur Ilok sawit telah terkompilasi. Kutai Barat IUP sawit telah
terkompilasi. (28 Pemerintah Daerah yang menjadi target kompilasi dan
integrasi).
l Telah tersedia Peta Indikatif Tumpang Tindih IGT (PITTI) Provinsi Kalimantan
Tengah.
l Pemda tidak memiliki data sebagai akibat dari buruknya proses pengarsipan
di daerah. Ditambah lagi dengan keengganan perusahaan untuk berbagi
data.
38%
Laporan Pelaksanaan Stranas PK Triwulan IV Tahun 2019
10
l Selain itu, keterbatasan tenaga GIS juga ikut memengaruhi kemajuan aksi
ini di daerah.
l Perlunya dilakukan verifikasi lapangan.
Penetapan Kawasan Hutan
l Strategi percepatan PKH telah dilakukan dengan menampung hasil risalah
permasalahan melalui revisi regulasi PKH yang akan difinalisasi pada
triwulan berikutnya.
l Progres PKH per 2019 sudah mencapai 88.248.477 ha (dari 125.817.022)
yang telah ditetapkan.
l Kendala utama percepatan PKH adalah masih minimnya alokasi anggaran
untuk kegiatan penataan batas yang hanya tersedia sebesar 4.400 km dari
kebutuhan 15.000 km. Saat ini sedang dilakukan advokasi (perubahan)
angaran melalui Bappenas dan Kementerian Keuangan.
43%
Penguatan dan Pemanfaatan Basis Data Beneficial Ownership (BO)
l Regulasi untuk mendukung transparansi BO telah terbit dalam bentuk
Permenkumham. Di antaranya Permenkumham tentang Pengesahan
Koperasi, Permenkumham tentang Tata Cara Mengenali Prinsip BO, dan
Permenkumham tentang Tata Cara Pengawasan BO.
l Regulasi sektor di beberapa K/L (ESDM, Pertanian, KUKM, ATR/BPN) juga
sudah mewajibkan BO dalam proses perizinan.
l Telah ditandatangani MoU dan PKS penguatan dan Pemanfaatan Basis
Data BO (Kemenkumham, ESDM, Kemenkeu, ATR/BPN, KUKM, Pertanian)
l Telah tersedia sistem BO ).(bo.ahu.go.id
l Namun masih ada kendala, di mana sistem di masing-masing K/L belum
bisa diintegrasikan dengan sistem di Ditjen AHU. Begitu juga dengan
Minimnya komitmen dari korporasi untuk deklarasi BO.
40%
l 74.554.113 jiwa (75,6%) dari 96.699.355 Data Terpadu Kesejahteraan
Sosial sudah padan NIK artinya ada peningkatan tingkat kepadanan NIK
pada Data Terpadu Kesejahteraan Sosial dari 68,8% pada Januari 2019
menjadi 75,6% pada Oktober 2019.
46%Utilisasi Nomor Induk Kependudukan Untuk Bantuan Sosial
Laporan Pelaksanaan Stranas PK Triwulan IV Tahun 2019
11
l Beberapa kendala yang ikut memengaruhi terwujudnya basis data yang
handal di antaranya adalah: a) rendahnya anggaran Pemerintah Daerah
dan Pemerintah Desa dalam pemutakhiran data. b) Tidak ada aturan yang
mewajibkan NIK digunakan sebagai prasyarat penyaluran bantuan.
Integrasi dan Sinkronisasi Data Impor
l Telah tersedia dashboard data impor pangan strategis yang diperuntukkan
untuk kalangan terbatas eksekutif (yang meliputi data rekomendasi impor,
perizinan impor dan realisasi impor).
l Kementerian Pertanian, Kementerian Perdagangan, Kementerian
Perindustrian dan Bea Cukai telah mengalirkan data secara elektronik,
kecuali Kemenko Perekonomian.
l Beberapa kendala yang dihadapi di antaranya: a) masih dibutuhkan
konsolidasi oleh Bea Cukai, BPS dan INSW untuk akurasi data. b) masih
ada misinterpretasi kebi jakan post border akibat ketiadaan
aturan/panduan implementasi (proses bisnis).
41%
Penerapan Manajemen anti Suap (MAS)
l 3 K/L (SKK Migas, Kemendagri dan KemenBUMN) telah menerbitkan
regulasi untuk menerapkan Sistem Manajemen Anti Penyuapan (SMAP) di
perusahaan-perusahaan yang pengawasannya berada di bawah K/L
tersebut.
l Penerapan MAS masih berjalan lambat di beberapa instansi/lembaga,
terutama OJK yang baru dapat melaporkan target-targetnya di Triwulan IV
(B12), itupun hanya terpenuhi 2 target dari 9 target yang harus dilaporkan.
32%
Laporan Pelaksanaan Stranas PK Triwulan IV Tahun 2019
12
Rp
2. Fokus II: Keuangan Negara
Integrasi Perencanaan dan Penganggaran Berbasis Elektronik
l Capaian berjalan lambat karena kompleksitas pelaksanaan aksi yang begitu
tinggi. Sebagaimana digambarkan dalam pointers selanjutnya.
l Sampai saat ini ada beragam aplikasi yang masih digunakan oleh K/L/D
sehingga menyulitkan proses integrasi. Di instansi pusat terdapat dua aplikasi
yang digunakan, yaitu Krisna dan Sakti; sementara di daerah banyak aplikasi
yang dibangun (Simda, Simral, SIPD, e-budgeting, dsb).
l Road Map pembangunan aplikasi pada substansi tertentu belum disepakati
Kemendagri dan Kemenkeu.
l Terkait aplikasi umum Perencanaan dan Penganggaran, masih menunggu
hasil assessment dari BPPT dan Kemenkominfo terhadap seluruh aplikasi
yang digunakan saat ini.
l Terbitnya Permendagri No 70 tentang Sistem Informasi Pemerintah Daerah
(SIPD) mendorong makin perlunya sinkronisasi dan harmonisasi antara
Kemendagri, Kemenkeu dan Bappenas.
l Selain itu, saat ini juga sedang diupayakan untuk meningkatkan kepatuhan
K/L/D pada pelaksanaan moratorium pengembangan aplikasi perencanaan
dan penganggaran baik di Pusat maupun Daerah .
29%
Pembentukan UKPBJ
l Pembentukan Unit Kerja Pengadaan Barang/Jasa (UKPBJ) yang independen
dan profesional di seluruh Pemda telah mencapai 80%.
l Sudah ada 5 Pemda yg mencapai tingkat kematangan UKPBJ level 3
(proaktif) yaitu: Provinsi Jatim, Provinsi Bali, Provinsi Kalbar, Provinsi Sulut,
dan Kabupaten Badung.
l Beberapa kendala terjadi di tingkat Pusat yakni belum terbitnya regulasi
terkait dengan UKBPJ struktural dan mandiri untuk K/L/D.
l Sementara di tingkat daerah, ada keengganan ASN untuk diangkat menjadi
Jabatan Fungsional PBJ karena faktor risiko ancaman keamanan yang tinggi
sementara remunerasinya tidak sebanding Di tambah lagi dengan
keengganan perusahaan untuk berbagi data.
37%
Implementasi E-Katalog
l Penayangan produk/barang yang dikatalogkan dan e-purchasing telah
dilakukan oleh 5 instansi pusat yang menjadi pilot project (PUPR, Kemenkes,
Kemendikbud, Kemenhub, Kementan) dan 7 Pemprov (dari 10) yakni Aceh,
Babel, DKI, Jabar, Jateng, Jatim, Maluku. Sementara 3 Pemprov: Sumbar,
Kalbar, dan Sulsel belum melaksanakan e-katalog.
39%
Laporan Pelaksanaan Stranas PK Triwulan IV Tahun 2019
13
l Namun demikian, barang/produk yang dimasukkan sedikit, sehingga
terkesan pemenuhan formalitas saja.
l Kemenkes bahkan memutuskan untuk menarik diri dari implementasi e-
katalog.
Konsolidasi Pengadaan
l 5 Kementerian (KemenPUPR, Kementan, Kemenhub, Kemendikbud,
Kemenkes) dan 4 dari 5 Pemerintah Provinsi telah mengadakan paket-
paket yang dikonsolidasi untuk tahun anggaran 2020. Di antara 5 Pemprov
piloting tersebut (Sumatera Utara, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah,
dan Jawa Timur), hanya Sumatera Utara yang belum melakukan
konsolidasi pengadaan.
l Walaupun sudah dilakukan konsolidasi pengadaan, komitmen
pelaksanaan dari setiap K/L/D masih perlu diperkuat untuk meningkatkan
jumlah barang/paket yang dikonsolidasikan.
46%
Penyempurnaan Sistem Informasi Kinerja Penyedia (SIKAP)
l Dari hasil pembahasan FGD, SIKAP telah diusulkan agar memiliki data
yang bersifat real time.
l Regulasi terkait penggunaan dan pengelolaan aplikasi SiKAP terdapat
pada Surat Edaran Kepala LKPP Nomor 2 tahun 2019 tentang Percepatan
Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah huruf E nomor 2.
l Namun belum ada sosialisasi terkait penggunaan dan pengelolaan SIKAP.
29%
Sentralisasi Pengadaan
l Kajian Model Sentralisasi Pengadaan untuk pengadaan yang bersifat
kompleks, besar, dan strategis telah difinalisasi, dengan hasil rekomendasi
sebagai berikut:
50%
n Perlu dibentuknya satu unit Badan Layanan Umum Pengadaan Nasional
(BLUPN) yang dikelola berbeda dengan UKPBJ, di luar organisasi LKPP
dilengkapi tenaga ahli yang profesional dengan penghargaan sebagaimana
nilai penghargaan pasar. BLUPN bukan hanya mampu memproses
pengadaan paket besar, kompleks dan/atau strategis, tetapi juga mampu
memproses pengadaan berbasis e-Katalog dan e-Purchasing yang bersifat
operasional sebagai pengganti peran LKPP dalam mengelola e-Katalog
nasional; ataun Penanganan oleh beberapa unit pengadaan pada tingkat nasional di bawah
Kementerian sektoral atau Lembaga (tidak termasuk LKPP) yang memiliki
potensi untuk dikembangkan untuk menangani proses pengadaan paket
besar, kompleks dan/atau strategis sesuai sektornya.
Laporan Pelaksanaan Stranas PK Triwulan IV Tahun 2019
14
Reformasi Pajak dan Penerimaan Negara BukanPajak (PNBP)
l Rancangan Perpres tentang Integrasi Data Keuangan yang telah diusulkan
ke dalam Program Penyusunan Perpres di Kemenkeu ternyata ditarik oleh
Kemenkumham dari Daftar Progsun Kemenkeu 2020. Meski demikian,
telah ada kesepakatan dengan Dirjen Pajak bahwa Kemenku akan tetap
mendorong proses pengajuannya melalui Izin Prakarsa. Dalam waktu
dekat, Dirjen Pajak akan mendorong Menteri Keuangan untuk mengajukan
Ratas kepada Presiden.
l Telah ada kesepahaman antara Kemenkeu (DJP) dengan Kemendagri
(Dukcapil), data NPWP akan diintegrasikan ke Dukcapil.
l Implementasi awal integrasi data keuangan sudah dimulai di Jawa Barat
l RPP PNBP telah disusun oleh Kemenkeu (DJA).
l Beberapa kendala masih ditemukan, di antaranya: a) Modeling
perhitungan potensi pajak berbasis data mikro-sosial ekonomi belum
selesai disusun dan disepakati oleh DJP dan BKF; b) Pembaharuan sistem
adm perpajakan yang terintegrasi (Core Tax) akan dilakukan uji coba
bersama; walaupun agak lamban prosesnya karena sampai saat ini baru
sampai pada tahap pengadaan rekanan pengembangan Core Tax.
47%
Optimalisasi dan Perluasan Konfirmasi Status Wajib Pajak (KSWP)
l 21 K/L (dari 28) telah mengimplementasikan KSWP pada layanan tertentu
dilingkungan kementerian/badan/lembaga melalui penerbitan peraturan
kementerian/badan/lembaga terkait layanan tertentu di lingkungan
kementerian/badan/lembaga yang diterapkan KSWP, yaitu Kemendagri,
KLHK, ESDM, KKP, BKPM, Kemendag, Kemenperin, KemenkopUKM,
KemenATR/BPN, Kemenkes, Kemenkeu, Kementan, KemenPUPR,
Kemenhub, BPOM, Kemenag, Kemenkominfo, Kemenaker, BSN, Polri dan
BKN.
l 7 K/L masih dalam proses penyusunan peraturan terkait KSWP, yaitu
KemenkumHAM, KemenBUMN, Kemenristek, Kemendikbud, BNSP, LKPP,
BNSP.
44%
Implementasi Base Erosion & Profit Sharing (BEPS)
l Kajian gap analysis antara Rekomendasi BEPS Action 5,3,6 dan 7 dengan
ketentuan domestik telah dilakukan.
l Rekomendasi BEPS Action 5 dalam bentuk pertukaran informasi secara
spontan telah diimplementasikan.
l Usulan Pengadopsian/Pengimplementasian Rekomendasi BEPS Action 3
dan 6 ke dalam ketentuan domestik telah disusun.
50%
Laporan Pelaksanaan Stranas PK Triwulan IV Tahun 2019
15
Rp
Laporan Pelaksanaan Stranas PK Triwulan IV Tahun 2019
Implementasi National Data Repository (NDR)
l Menguatnya komitmen pembentukan NDR melalui penerbitan Permen
ESDM No.7 Tahun 2019 Pengelolaan dan Pemanfaatan Data Minyak dan
Gas Bumi.
l Telah ditetapkannya Pusdatin KemenESDM sebagai pengelola NDR dan
penerapan NDR yang mensyaratkan Quantity Assurance melalui Kepmen
ESDM No 6 K/03/MEM/2020 tentang pengelolaan NDR sektor energi dan
SDM dan pelaksana tugas walidata pada KemenESDM.
l Telah dilakukan sosialisasi kebijakan penerapan Quantity Assurance
kepada 10 Kontraktor Kontrak Kerja Sama (K3S) yang akan dilakukan
ujicoba penerapan QA dalam rangka implementasi NDR.
l Sejak Desember 2019, telah disepakati agar Dirjen Migas mengajukan
metode QA sebagai sebuah standar nasional. Saat ini Rancangan SNI QA
telah disusun dan sedang diajukan ke Badan Standardisasi Nasional.
Ditargetikan pada bulan Juni 2020 sudah dapat ditetapkan agar menjadi
acuan implementasi secara lebih luas.
45%
Percepatan Sistem Merit
l Sudah 90% ASN terpidana dikenakan Pemberhentian Tidak Dengan
Hormat (PTDH).
l Ada 11 KL dan 2 Pemkab yang penerapan sistem meritnya dinilai sangat
baik. 11 K/L tersebut adalah KemenPUPR, KKP, Kemenko Perekonomian,
Sekretariat Negara, Kementan, Kemenkeu, KemenBUMN, BPPT, LAN, BPK,
ANRI. Dan dua Pemkab adalah Pemkab Garut dan Pemkab Badung.
l Pelaksanaan seleksi Jabatan Pimpinan Tinggi (JPT) di seluruh K/L/D telah
menggunakan aplikasi SIJAPTI, sehingga KASN lebih mudah melakukan
pengawasan.
l Namun pelaksanaan aksi ini masih mengalami hambatan seperti:
beberapa rekomendasi KASN tidak dijalankan Pemda. Begitu juga dengan
engagement KemenPANRB dalam pelaksanaan aksi belum optimal.
31%
2. Fokus III: Penegakan Hukum dan Reformasi Birokrasi
Pembangunan Zona Integritas (ZI)
l Unit layanan Kemenhub, Kemenkeu, Kemenkumham, Kementan, dan KKP
telah mengajukan penilaian WBK/WBBM untuk unit layanan yang
beroperasi di 6 Bandar Udara, 6 Pelabuhan Laut. Berikut hasilnya:
49%
n Untuk 6 Kawasan Bandar Udara ada 14 unit kerja yang mendapat predikat
WBK; 1 unit kerja mendapat WBBM,n Untuk 6 Kawasan Pelabuhan Laut ada 20 unit kerja mendapat predikat WBK; 2
unit kerja mendapat WBBM.
16
Penguatan Aparat Pengawas Internal Pemerintah (APIP)
l Upaya untuk melakukan unifikasi standar kompetensi APIP dan perluasan
proses sertifikasi Jabatan Fungsional Auditor dan Pengawas
Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan di daerah masih berjalan lambat
karena KemenPANRB yang memiliki kewenangan untuk itu masih belum
optimal terlibat dalam proses-proses pembahasan.
l Kemendagri, BKN, dan BPKP terlibat aktif dalam pembahasan unifikasi
standar kompetensi dan telah menyepakati perlunya unifikasi standar
kompetensi untuk APIP.
l Terkait kecukupan anggaran operasional APIP berdasarkan rasio,
Kemendagri sudah mengeluarkan Permendagri no.33/2019 tentang rasio
anggaran operasional APIP.
l Terkait penguatan independensi APIP melalui kenaikan kelas jabatan APIP
masih belum berjalan baik. Target yang telah ditetapkan tentang Pokok-
pokok pikiran yang seharusnya dikerjakan KemenPANRB belum tersedia
dikarenakan tidak sejalan dengan proses bisnis di Kemenpan terkait
evaluasi jabatan. Review tentang target ini sudah dilakukan bersama
dengan Kemendagri, BPKP dan BKN untuk dilakukan penyesuaian pada
tahun 2020.
l Sementara untuk pemenuhan/peningkatan jumlah APIP di K/L/D belum
bisa dijadikan target 2020 karena pemetaan jumlah dan jenis APIP belum
dilakukan secara komprehensi.
20%
Penataan Kelembagaan-Right Sizing
l Arsitektur Kelembagaan 2020-2024 sudah tuntas dan dicapai, namun
upaya pendalaman pada triwulan IV tidak bisa dilakukan karena masuk
kategori rahasia.
l Evaluasi Penataan Perangkat Daerah untuk tingkat Provinsi, disetujui 21
Provinsi dan telah dicapai, namun pelaksanaan untuk level Kab/Kota, tidak
bisa dilanjutkan dengan adanya penyederhanaan eselonisasi oleh
KemenPANRB.
l Tahun 2020, hanya akan dilakukan pemetaan Pemerintah Provinsi yang
telah melakukan Penataan Perangkat Daerah.
45%
l Untuk Satuan Kerja Aparat Penegak Hukum (Polri, Kejagung, dan MA),
hasilnya adalah: untuk APH dan Lembaga Pemasyarakatan ada 17 unit
kerja mendapat predikat WBK; 2 unit kerja mendapat WBBM.
Laporan Pelaksanaan Stranas PK Triwulan IV Tahun 2019
17
Percepatan Pembangunan Sistem Pemerintah Berbasis Elektronik (SPBE)
l Untuk periode 2019-2020, disepakati percepatan SPBE difokuskan pada 3
layanan (Kepegawaian, Kearsipan, Pengaduan pelayanan publik) di mana
bisnis proses 3 layanan tersebut telah disusun, namun belum ditetapkan
dengan regulasi Permenpan.
l Sementara standar data baru tersedia untuk 2 layanan saja yaitu
Kearsipan dan Pengaduan pelayanan publik.
l Pengembangan aplikasi umum juga belum bisa dijalankan karena
menunggu regulasi Permenpan di atas.
l Persiapan perencanaan infrastruktur berbasis open source dan pedoman
konsolidasi data sudah dilaksanakan oleh Kemenkominfo dan seharusnya
Kemenkominfo juga sudah melaksanakan ujicoba aplikasi berbasis cloud,
namun terkendala penganggaran yang baru teralokasikan pada tahun
anggaran ini.
l Dari sisi audit teknologi, BPPT telah telah menyusun draf Perban tentang
Standar dan Cara Audit Teknologi aplikasi; namun draf ini baru akan
dibahas bersama Kemendagri, Kemenkeu, dan Bappenas pada triwulan
berikutnya.
29%
Implementasi Grand Design Strategi Pengawasan Keuangan Desa
l Progres untuk aksi ini berjalan lambat karena komunikasi dan koordinasi
antar dan inter K/L penanggung jawab aksi masih kurang; pun masih ada
perbedaan pendapat antar K/L tentang platform pengelolaan dan
pengawasan keuangan desa.
l Perpres tentang Implementasi Grand Desain Strategi Strategi
Pengawasan Keuangan Desa masih dalam bentuk draf dengan nilai
capaian 50 persen.
l Portal Interoperability kanal-kanal pengaduan terkait keuangan desa baru
mencapai 50%.
32%
Implementasi Sistem Penanganan PerkaraTerpadu berbasis Teknologi Informasi (SPPT)
l Kemenkopolhukam, Kemenkominfo dan BSSN, sampai dengan 2019,
telah membangun dashboard pimpinan yang menampilkan data
penanganan perkara menggunakan dokumen versi ringkas, melakukan uji
keamanan aplikasi client serta audit tata kelola aplikasi, selain itu telah
melakukan pengembangan aplikasi pusat pertukaran data.
l Satker di 104 Wilayah Hukum Piloting telah menerapkan aplikasi eksisting
untuk melakukan pertukatan data dengan progres sebagai berikut:
46%
n Polri, baru 72,8% Satker yang mengirimkan data ke Puskarda, dan sepanjang
tahun 2019 telah mengupload 12.149 Dokumen, sementara di B12 dokumen
yang diuplpad sebanyak 4.358 dengan total presentase adalah 35,87%,
Laporan Pelaksanaan Stranas PK Triwulan IV Tahun 2019
18
n Kejagung, baru 32% Satker yang mengirimkan data ke Puskarda, dan
sepanjang tahun 2019 telah mengupload data 45,441 Dokumen, sementara di
B12 dokumen yang diuplpad sebanyak 8.211 dengan total presentase adalah
18,06%.n MA, baru 97% Satker yang mengirimkan data ke Puskarda, dan sepanjang
tahun 2019 telah mengunggah data 370.724 dokumen, sementara di B12
dokumen yang diuplpad sebanyak 109.447 dengan total presentase adalah
29,5%.n Kemenkumham (Ditjen PAS), baru 92,7% Satker yang mengirimkan data ke
Puskarda, dan sepanjang tahun 2019 telah mengunggah data 81.033
Dokumen, sementara di B12 dokumen yang diunggah sebanyak 19.466
dengan total presentase adalah 24,02%.
l Beberapa kendala teknis yang ditemukan di antaranya: a) Satker APH di
daerah belum memahami bagaimana cara memanfaatkan data yang
dipertukarkan oleh SPPT-TI, target pendampingan oleh tim pokja SPPT TI
baru dapat dilaksanakan tahun 2021; b) Data entri di Puskarda masih
banyak yang belum terverifikasi sesuai pedoman pertukaran data.
Implementasi Surat PemberitahuanDimulainya Penyidikan (SPDP) Online
l Target terkait 100% satker input data kedalam SPDP-Online telah tercapai
baik di Kepolisian maupun di Kejaksaan.
l Target terkait dengan kesesuaian data di Kepolisian maupun di Kejaksaan
dengan data yang diunggah kedalam SPDP-Online belum tercapai.
l Namun menurut Kejaksaan dan Kepolisian masih belum ada kesepakatan
SPDP mana yang akan dihitung sebagai data dalam SPDP-Online,
sementara menurut KPK semua SPDP baik yang sudah mencantumkan
nama tersangka maupun belum bisa di input kedalam sistem SPDP-
Online.
50%
Penyusunan Pedoman Penuntutan
l Penyusunan revisi Surat Edaran Jaksa Agung No 003 tentang Pedoman
Tuntutan Perkara Tipikor telah selesai.
l .Pedoman penuntutan sedang disusun Kedeputian Penindakan
(Direktorat Penuntutan) KPK dan direncanakan selesai pada triwulan
berikutnya. Konsep finalisasi adalah konsinyering selama 2 hari, dengan
membentuk tim inti sebagai perumus, di hari pertama didahului oleh
diskusi dengan seluruh JPU KPK.
38%
Laporan Pelaksanaan Stranas PK Triwulan IV Tahun 2019
19
mplementasi dan keberhasilan aksi juga sangat bergantung pada komitmen IKementerian/Lembaga sebagai penanggung jawab aksi. Sampai Triwulan IV 2019, progres
capaian K/L, jika mempertimbangkan kepatuhan waktu pelaporan maka ada 26 K/L yang
capaian aksinya masih kurang baik (di bawah 70%) bahkan cenderung rendah di bawah 50%.
Namun nilai capaian tersebut lebih disebabkan karena keterlambatan pelaporan ataupun
keterlambatan pelaksanaan aksi. Jika penilaian dilakukan tanpa mempertimbangkan faktor
kepatuhan maka terdapat 42 K/L yang pencapaian aksinya sudah melebihi 70%. Hanya 10 K/L
yang sampai Triwulan IV ini masih belum banyak melakukan perbaikan dalam pemenuhan
target.
Laporan Pelaksanaan Stranas PK Triwulan IV Tahun 2019
20
Iii. PROGRESS CAPAIAN kementerian/ lembaga/pemerintah daerah
1. Kementerian Dalam Negeri : 71%
Strategi Nasional Pencegahan Korupsi diberi mandat untuk melakukan monitoring dan pendampingan kepada Kemendagri yang bertanggung jawab dalam pelaksanaan 11 sub-aksi pencegahan korupsi. Dari hasil monitoring, dengan mempertimbangkan kepatuhan waktu pelaporan, maka realisasi capaian Kemendagri sampai Triwulan IV adalah 71%. Namun demikian, capaian Kemendagri secara agregat sudah mencapai 88% karena ada pemenuhan target tertangguh dari triwulan sebelumnya sebesar 17%. Berikut adalah capaian 11 sub-aksi Kemendagri (dengan mempertimbangkan kepatuhan waktu pelaporan):
Sub-Aksi Capaian dan Kendala
Penghapusan SKDU-HO (79%)
• Pada Triwulan sebelumnya, ada 76 Pemda yang teridentifikasi masih mensyaratkan SKDU-HO. Pada Triwulan IV ini tersisa 22 Pemda yang masih mensyaratkan SKDU-HO. Artinya ada progres penghapusan SKDU-HO di 55 Pemda.
• Namun ditemukan masih ada Pemda yang masih mensyaratkan SKDU-HO walaupun secara resmi sudah mengeluarkan regulasi penghapusan SKDU-HO.
Percepatan OSS (75%)
• Sampai Triwulan IV, Kemendagri diharapkan melakukan Monev untuk integrasi OSS-Daerah menggunakan SICANTIK/SIMANTRA atau aplikasi lain di 200 Pemda. Namun baru 103 Pemda yang di Monev yang menggunakan SICANTIK/SIMANTRA atau aplikasi lain.
Implementasi Kebijakan Satu Peta (100%)
• Kemendagri telah menyampaikan peta batas administrasi Provinsi dan Kabupaten/Kota. Peta ini kemudian telah diintegrasikan dengan peta dasar.
Utilisasi NIK untuk Bansos (72%)
• Kemendagri telah melakukan pemadanan data atas Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) Penetapan Oktober 2019.
Penerapan Manajemen anti Suap (39%)
• Kemendagri telah mengirimkan panduan ke Pemerintah Daerah piloting untuk melakukan pendampingan dan penilaian SMAP, namun analisis kesiapan BUMD dan pemetaan isu dalam penerapan SMAP di daerah belum dilakukan.
Integrasi Perencanaan dan Penganggaran Berbasis Elektronik (70%)
• Kemendagri telah menerbitkan regulasi terkait standarisasi BAS (Permendagri 90/2019), namun sayangnya Kemendagri tidak melakukan diskusi mendalam dengan Kemenkeu sebagai perancang Peraturan Pemerintah terkait BAS. Sehingga dikhawatirkan Permendagri 90/2019 akan berpotensi tidak in line dengan RPP tentang BAS, terutama pada poin-poin terkait Segmen Akun, Segmen Program, Segmen Keluaran, Segmen Sumber Dana, Segmen lokasi, dan Segmen Satker.
Pembentukan UKPBJ (100%)
• Kemendagri telah mengeluarkan regulasi Permendagri 112/2018 tentang Pembentukan UKPBJ; dan telah melakukan sosialisasi tentang Pembentukan UKPBJ di Pemerintah Daerah
Optimalisasi dan Perluasan KSWP (49%)
• Kemendagri telah menerbitkan permendagri 112/2016 terkait pelaksanaan Konfirmasi Status Wajib Pajak. Namun tidak ada perluasan atau penambahan layanan yang akan diberlakukan KSWP.
Penguatan APIP (65%)
• Kemendagri Sudah menyediakan pokok pikiran mengenai unifikasi standar kompetensi dan telah menerbitkan Permendagri no.33/2019 tentang rasio anggaran operasional APIP berdasarkan jumlah APBD.
• Namun ada target yang belum tercapai yaitu MoU tentang Koordinasi Pelaksanaan Supervisi Kegiatan Pengawasan di Lingkungan Pemda antara Kemendagri dan BPKP yang belum ditandatangani.
Right Sizing (97%)
• Evaluasi Penataan Perangkat Daerah untuk tingkat Provinsi, disetujui 21 Provinsi dan telah tercapai.
Implementasi Strategi Pengawasan Keuangan Desa (38%)
• Regulasi tentang Strategi Pengawasan Desa masih dalam bentuk draf dan belum ada pembahasan intensif di antara Kemendagri, Kemendes, dan BPKP. Begitu juga dengan portal pengaduan masyarakat tentang Keuangan Desa juga masih dalam proses pengembangan.
2. Kementerian Koordinator Perekonomian: 63%
Kemenko Perekonomian menjadi penganggung jawab 3 sub-aksi pencegahan korupsi Stranas PK. Dari hasil monitoring Setnas PK, realisasi capaian Kemenko Perekonomian sampai Triwulan IV, dengan memperhitungkan kepatuhan waktu pelaporan, mencapai 63%. Namun demikian, capaian Kemenkoperekonomian secara agregat sudah mencapai 79% karena ada pemenuhan target tertangguh dari triwulan sebelumnya sebesar 16%. Berikut adalah highlight capaian dari 3 sub-aksi Kemenkoperekonomian sampai dengan Triwulan IV (dengan mempertimbangkan kepatuhan waktu pelaporan):
Sub-Aksi Capaian dan Kendala
Percepatan OSS (29%)
• Kewenangan terkait NSPK telah diserahkan kepada BKPM; OSS juga telah secera penuh dialihkan kepada dan dioperasionalkan oleh BKPM.
• Namun, revisi PP 24/2018 tidak ada progres.
• Tantangan terbesar adalah pada Omnibuslaw dengan pendekatan perizinan berbasis Risk-based Assessment membuat proses bisnis perizinan pada seluruh KL harus disesuaikan lagi.
• Dengan demikian akan ada perubahan atau penyesuaian target di triwulan berikutnya karena beberapa target menjadi tidak relevan.
Implementasi Kebijakan Satu Peta (100%)
• Telah tersedia Peta Indikatif Tumpang Tindih IGT (PITTI) Provinsi Kalimantan Tengah beserta rule base penyelesaian. Rekomendasi penyelesaian tumpang tindih IGT belum dibuat secara detail sehingga perlu ditindaklanjuti penyusunan rekomendasi yang lebih detail.
Integrasi Data Impor Pangan (61%)
• Kajian proses bisnis impor beberapa komoditas pangan telah selesai dilakukan dan telah ada masukan untuk perbaikannya; Surat Edaran dari Kemenko juga telah dikirim ke Kementerian teknis untuk penertiban administrasi agar sesuai proses bisnis impor.
• Namun beberapa target di Triwulan IV belum ada progres, seperti laporan evaluasi dan rencana pengembangan sistem INSW sebagai penyaji data tunggal terkait impor pangan strategis.
3. Badan Koordinasi Penanaman Modal: 89%
Stranas PK diberi mandat untuk melakukan monitoring dan pendampingan kepada BKPM yang diberi tanggung jawab melaksanakan 2 sub-aksi pencegahan korupsi. Dari hasil Monitoring tergambarkan bahwa realisasi capaian BKPM sampai Triwulan IV, dengan mempertimbangkan kepatuhan waktu pelaporan, adalah sebesar 89%. Namun demikian, capaian BKPM secara agregat sudah mencapai 100% karena ada pemenuhan target tertangguh dari triwulan sebelumnya sebesar 11%. Berikut adalah highlight capaian dari dua sub-aksi yang dijalankan BKPM (dengan mempertimbangkan kepatuhan waktu pelaporan):
Sub-Aksi Capaian dan Kendala
Percepatan OSS (83 %) • Progres integrasi aplikasi perizinan K/L ke dalam sistem OSS telah dilaporkan dalam bentuk matriks yang menggambarkan status integrasi 27 K/L sampai Triwulan IV.
• Tim Teknis OSS telah terbentuk sejak Triwulan III melalui Keputusan Kepala BKPM No. 166/2019 tentang Tim Koordinasi Pelaksanaan Pelayanan Perizinan Berusaha Terintegrasi secara Elektronik di BKPM.
• Fitur pada OSS telah dikembangkan dari versi 1.0 ke versi 1.1. Beberapa penapisan telah tersedia.
• Integrasi perizinan dasar untuk Ilok telah selesai baik probis maupun pengembangan pada sistem OSS-KKP Web-SICantik.
Optimaslisasi dan Perluasan KSWP (94 %)
• Telah menerbitkan Peraturan Badan terkait pelaksanaan Konfirmasi Status Wajib Pajak sejak 2017 (Perka 7/2017) dan telah mengimplementasikan penerapan KSWP, khususnya pada Sistem Pelayanan Informasi dan Perizinan Investasi Secara Elektronik (SPIPISE).
• Namun belum melakukan perluasan penerapan KSWP karena perlu revisi Peraturan BKPM yang saat ini masih dalam proses penyusunan.
4. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan: 85%
KLHK menjadi penanggung jawab 5 sub-aksi pencegahan korupsi yang berada dalam pendampingan dan monitoring Stranas PK. Dari hasil monitoring tergambarkan bahwa capaian KLHK sampai Triwulan IV (dengan mempertimbangkan kepatuhan waktu pelaporan) adalah 85%. Namun demikian, capaian KLHK secara agregat sudah mencapai 98% karena ada pemenuhan target tertangguh dari triwulan sebelumnya sebesar 13%. Berikut adalah highlight capaian KLHK pada 5 sub-aksi tersebut (dengan mempertimbangkan kepatuhan waktu pelaporan):
Sub-Aksi Capaian dan Kendala
Percepatan OSS (79%) • Pada Triwulan II telah teridentifikasi 66 daftar izin dan berkurang menjadi 45 izin pada Triwulan IV
• Tim Teknis perizinan telah terbentuk sejak triwulan III melalui SK Menteri KLHK 09/2019.
• Namun sampai Triwulan IV Aplikasi perizinan di KLHK, khususnya utk Izin Lokasi Kawasan Hutan, masih pada tahap inisiasi; sementara untuk Izin Lingkungan masih menggunakan webform dengan OSS.
Implementasi Kebijakan Satu Peta (96%)
• Terdapat 5 Informasi Geospasial Tematik (IGT) telah terintegrasi, yaitu:
o Peta Penunjukan Kawasan Hutan o Peta Penetapan Kawasan Hutan o Peta Pelepasan Kawasan Hutan o Peta Izin Pinjam Pakai Kawasan Hutan o Peta Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan o Peta Indikatif Penghentian Pemberian Izin Baru telah
terkompilasi
• Namun untuk IGT Kesatuan Hidrologis Gambut belum terkompilasi dikarenakan banyaknya lahan gambut yang tersebar di seluruh Indonesia, sehingga membutuhkan anggaran dan SDM yang cukup besar.
Penetapan Kawasan Hutan (73%)
• Terhadap kawasan hutan yang belum penetapan seluas 31 juta Ha, sudah dilakukan identifikasi & inventarisasi, risalah permasalahan, dan desain rinci penetapan kawasan hutan tahun 2020 (sudah tercapai pada B06).
• Strategi percepatan penetapan adalah dengan menampung hasil risalah permasalahan B06 melalui revisi regulasi yang sudah mencapai draf kedua.
• Total proyeksi percepatan dari revisi regulasi proyeksi luas penetapan hasil revisi regulasi 5.4 juta Ha, total panjang tata batas menjadi 15.000 km.
• Capaian Penetapan Kawasan Hutan 2019: o B09 seluas 50.000 ha (Tercapai) o B12 seluas 50.000 ha (Tercapai)
• Satu kendala utama adalah ketersediaan anggaran yang cukup. Anggaran tata batas yang dialokasikan baru 5.228 km dari kebutuhan 15.000 km.
Optimalisasi dan Perluasan KSWP (82%)
• Walaupun agak terkendala dalam pelaporan di Triwulan I, namun sampai Triwulan IV KLHK telah menerbitkan peraturan menteri terkait pelaksanaan Konfirmasi Status Wajib Pajak, melalui Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Republik
Indonesia Nomor P.57/MENLHK/SETJEN/KEU.1/10/2019 Tentang Pelaksanaan Konfirmasi Status Wajib Pajak Di Bidang Lingkungan Hidup Dan Kehutanan.
• Telah mengimplementasikan penerapan KSWP pada layanan publik tertentu.
Pembangunan ZI/UPG (96%)
• Telah membangun UPG dan aktif menyampaikan pernyataan menerima atau tidak menerima gratifikasi.
• Namun Ada keengganan menyampaikan laporan gratifikasi, dikarenakan ada laporan gratifikasi pribadi yang disampaikan melalui aplikasi GOL dan ini banyak yang bersifat rahasia.
• Untuk ke depannya, Aksi ini akan dialihkan ke Gratifikasi Online KPK (GOL).
5. Kementerian Kesehatan : 84%
Kemenkes menjadi penganggung jawab 6 sub-aksi pencegahan korupsi Stranas PK. Dari hasil monitoring yang dilakukan Setnas PK, realisasi capaian Kemenkes sampai Triwulan IV adalah sebesar 84% (dengan mempertimbangkan kepatuhan waktu pelaporan). Namun demikian, Kemenkes secara agregat telah mencapai 91% karena ada pemenuhan target tertangguh dari triwulan sebelumnya sebesar 7%. Berikut kontribusi capaian Kemenkes dari 6 sub-aksi (dengan mempertimbangkan kepatuhan waktu pelaporan):
Sub-Aksi Capaian dan Kendala
Percepatan OSS (100%) Aksi ini telah berjalan sesuai target yang ditentukan Stranas PK.
• Izin/layanan di Kemenkes telah teridentifikasi jumlah dan jenisnya, yakni: o Di Bidang Pelayanan Kesehatan ada 9 izin o Di Bidang Farmasi dan Alat Kesehatan ada 12 izin plus 6
layanan.
• Telah terstandarnya proses bisnis pada NSPK.
• Integrasi perizinan Kemenkes dengan OSS juga sudah dilakukan.
Pembentukan UKPBJ (25%)
Capaian dari Aksi ini tidak terlalu baik karena:
• Kemenkes belum menerbitkan revisi regulasi SOTK yang mengharuskan UKPBJ menjadi struktur yang mandiri. Sampai saat ini proses regulasi masih pada tahap naskah akademik.
• Begitu juga dengan pemenuhan jabatan fungsional Pokja pemilihan belum disusun dokumen Anjab/ABK nya.
Implementasi e-katalog 100 (%)
Aksi ini sampai laporan B09 berjalan on track, misalnya:
• Kemenkes telah mengajukan diri ke LKPP untuk menjadi pengeloal e-katalog dan bahkan telah dilakukan MOU dan PKS antara Kemenkes dan LKPP guna melakukan proses calon penyedia.
• Terakhir, Kemenkes telah menayangkan produk pada e-katalog dan sudah memberikan pelayanan e-purchasing.
• Namun pada B12 (Triwulan IV), Menteri Kesehatan memutuskan membatalkan implementasi e-katalog.
Konsolidasi Pengadaan (83%)
• Pada periode sebelumnya (Triwulan III), Kemenkes telah menyelesaikan rencana barang-barang yg dikonsolidasi pengadaannya.
• Pada periode ini Pengadaan paket konsolidasi dilakukan pada Direktorat Pelayanan Kesehatan (Yankes) sudah dalam proses lelang di SPSE. Di antara paket yang dikonsolidasikan adalah bahan makanan, obat-obatan, serta gas medis dll.
Optimalisasi dan Perluasan KSWP (100%)
• Kementerian Kesehatan telah memperluas layanan publik yang diterapkan KSWP, dengan diterbitkan Peraturan Menteri kesehatan No 19 tahun 2019 tentang Konfirmasi Status Wajib Pajak Dalam Pemberian Layanan Publik tertentu di lingkungan kementerian Kesehatan.
• Daftar layanan publik yang akan diperluas untuk KSWP telah teridentifikasi, sebanyak 23 layanan.
Pembangunan ZI/UPG (96%)
• Telah membangun UPG sejak tahun 2014 dan aktif menyampaikan pernyataan menerima atau tidak menerima gratifikasi.
• Namun ada keengganan menyampaikan laporan gratifikasi, dikarenakan ada laporan gratifikasi pribadi yang disampaikan melalui aplikasi GOL dan ini banyak yang bersifat rahasia
• Untuk ke depannya, Aksi ini akan dialihkan ke Gratifikasi Online KPK (GOL).
6. Kementerian Pertanian: 91%
Stranas PK telah melakukan pendampingan dan monitoring terhadap 10 sub-aksi pencegahan korupsi yang menjadi tanggung jawab Kementan. Dari hasil monitoring tersebut, tergambar bahwa capaian Kementan sampai Triwulan IV (dengan mempertimbangkan kepatuhan waktu pelaporan) adalah 91%. Namun demikian, capaian Kementan secara agregat sudah mencapai 96% karena ada pemenuhan target tertangguh dari triwulan sebelumnya sebesar 5%. Berikut adalah kontribusi capaian pelaksanaan 10 sub-aksi di Kementan (dengan mempertimbangkan kepatuhan waktu pelaporan):
Sub-Aksi Capaian dan Kendala
Percepatan OSS (97%) • Pada Triwulan II telah teridentifikasi 31 daftar izin dan berkurang menjadi 26 izin pada Triwulan IV.
• Aplikasi perizinan di Kementan sudah terintegrasi dengan OSS; dengan kategorisasi perizinan dibagi ke dalam 5 Izin Usaha (Perkebunan, Hortikultura, Obat Hewan, Tanaman Pangan, Peternakan).
• Tim Teknis Perizinan telah terbentuk melalui SK Menteri Pertanian No. 711/KPTS/OT.050/M/10/2019 tentang Tim Teknis Perizinan Berusaha Bidang Pertanian.
Implementasi Kebijakan Satu Peta (100%)
• Telah tersedia Sistem Informasi Perizinan Perkebunan untuk mendorong perusahaan sawit menyampaikan data-data terkait perkebunan, namun belum tersosialisasi secara menyeluruh ke Pemda dan perusahaan sawit.
Penguatan dan Pemanfaatan Basis Data BO (75%)
• Telah tersedia Nota kesepahaman dan Perjanjian kerjasama penguatan dan pemanfaatan basis data BO.
• Telah tersedia regulasi yang mengatur korporasi untuk menyampaikan data BO sebagai syarat pengajuan izin (Permentan 45/2019).
• Perusahaan telah mulai menyampaikan data BO ke Sistem Informasi Perizinan Perkebunan.
• Namun sampai saat ini, database BO belum terintegrasi dengan Sistem Informasi Perizinan Perkebunan (Siperibun).
Utilisasi NIK untuk Bansos (50%)
• Penandatangan MoU antara Kementan dan Kemendagri untuk akses data NIK baru dilakukan pada pada B06, sementara targetnya seharusnya dilaksanakan pada Triwulan I (B03). Namun demikian, secara keseluruhan target ini sudah terpenuhi.
Integrasi Data Impor (83%)
• Telah mengalirkan data rekomendasi impor ke INSW secara elektronik.
Pembentukan UKPBJ (100%)
• Sudah terbentuk UKPBJ Struktural dengan nama Biro Umum dan Pengadaan.
Implementasi e-Katalog (100%)
• Aksi ini sampai laporan Triwulan IV (B12) berjalan cukup baik, walaupun agak tersendat di awal dan pertengahan periode, namun akhirnya semua tercapai. Sampai Triwulan IV, penayangan produk katalog sektoral yang sudah tayang di antaranya: o Pindad mesin pemanen padi, o Pindat traktor roda empat, o UMG Matador, mesin pemanen padi, o 16 jenis Benih atau bibit Jagung, dan o Cryo Diffusion, Pt. Aneka Gas Industri.
• Pelaksanaan e-Katalog Sektoral di Kementan cukup memiliki variasi produk sesuai dengan core business Kementan, sehingga diharapkan bisa menjadi acuan bagi instansi lain terkait implementasi katalog sektoral.
Konsolidasi Pengadaan (100%)
• Sub-Aksi Konsolidasi Pengadaan di Kementan berjalan baik, walaupun pada saat awal dan pertengahan periode pelaporan mengalami keterlambatan. Pada periode sebelumnya (B09), Kementan telah menyelesaikan rencana barang-barang yang dikonsolidasi pengadaannya.
• Sampai Triwulan IV, Kementerian Pertanian telah melaksanakan konsolidasi dalam rangka pemilihan penyedia untuk pengadaaan ayam, pakan, dan obat-obatan Program Bekerja dan Pengadaan Bantuan Pupuk Hayati dan kegiatan Pengembangan Padi Rawa.
Optimalisasi dan Perluasan KSWP (100%)
• Telah menerbitkan peraturan menteri terkait pelaksanaan Konfirmasi Status Wajib Pajak, Peraturan Menteri pertanian No 44 tahun 2019 tentang pelaksanaan konfirmasi status wajib pajak dalam pelayanan perizinan berusaha tertentu lingkup Kementerian Pertanian.
• Layanan publik yang di-KSWP, meliputi: o Pendaftaran pestisida, o Pendaftaran pupuk.
Pembangunan ZI (100%)
• Balai Besar Karantina Tumbuhan telah diusulkan dan ikut dalam penilaian WBK/WBBM di 6 kawasan Bandar Udara (Soetta Jakarta, Kualanamu Medan, Ngurah Rai Bali, Hang Nadim Batam, Juanda Surabaya, dan Hasanudin Makasar) dan 6 kawasan Pelabuhan (Tj Priok Jakarta, Tj. Perak Surabaya, Tj. Mas Semarang, Belawan Medan, Batam, dan Pel. Soetta).
• Sampai Triwulan IV, yang sudah mendapat predikat WBK adalah Balai Karantina – Balai Karantina di Pelabuhan Tanjung Priok, Pelabuhan Tanjung Perak, Pelabuhan Belawan, Bandara Soekarno Hatta, Bandara Ngurah Rai, dan Bandara Juanda.
7. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral : 90%
KemenESDM menjadi penganggung jawab 6 sub-aksi pencegahan korupsi yang berada di bawah pendampingan dan monitoring Stranas PK. Dari hasil monitoring, realisasi capaian KemenESDM sampai dengan Triwulan IV (dengan mempertimbangkan kepatuhan waktu pelaporan) adalah 90%. Namun demikian, capaian KemenESDM secara agregat sudah mencapai 99% karena ada pemenuhan target tertangguh dari triwulan sebelumnya sebesar 9%. Berikut adalah highlight capaian 6 sub-aksi KemenESDM tersebut:
Sub-Aksi Capaian dan Kendala
Percepatan OSS (94%) • Sampai Triwulan II telah teridentifikasi 70 daftar izin dan berkurang menjadi 34 izin pada Triwulan IV.
• Aplikasi perizinan di KemenESDM pada triwulan sebelumnya masih pada tahap inisiasi. Baru pada Triwulan IV ini statusnya sudah terintegrasi.
• Tim Teknis Perizinan telah terbentuk melalui Kepmen ESDM Nomor 0824.K/73/SJN/2019 tentang Tim Teknis Percepatan Pengintegrasian Perizinan Bidang Energi dan Sumber Daya Mineral secara Elektronik.
Implementasi Kebijakan Satu Peta (94%)
• IUP Pertambangan telah terkompilasi; namun beberapa atribut terkait data teknis masih perlu dilengkapi lagi sehingga proses perbaikan masih terus dikoordinasikan antara KemenESDM dan BIG.
Penguatan dan Pemanfaatan Basis Data BO (75%)
• Telah tersedia Nota Kesepahaman dan Perjanjian Kerjasama penguatan dan pemanfaatan basis data BO.
• Telah tersedianya kebijakan/regulasi yang mengatur korporasi untuk menyampaikan data BO sebagai syarat pengajuan izin (Kepmen ESDM No. 243 K/08/MEM/2019 tentang kewajiban pencantuman NPWP dan daftar penerima manfaat dalam pengajuan permohonan perizinan atau pelaporan di sektor ESDM
• Integrasi data BO antara perizinan Online di ESDM dengan bo.ahu.go.id masih berproses.
Optimalisasi dan Perluasan KSWP (100%)
• Sudah terbit Permen ESDM No. 23/2019 tentang KSWP Dalam Pemberian Layanan Publik Tertentu di Lingkungan KESDM dan akan segera berlaku penerapan KSWP.
• Daftar layanan/izin/rekomendasi yang diterapkan KSWP: a) Bidang Minyak dan Gas Bumi (ada 18); b) Bidang Mineral dan
Batubara (ada 14); c) Ketenagalistrikan dan Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi energi (ada 13).
Implementasi NDR (75%)
• Menguatnya komitmen pembentukan NDR melalui penerbitan Permen ESDM No.7 Tahun 2019 Pengelolaan dan Pemanfaatan Data Minyak dan Gas Bumi.
• Telah ditetapkannya Pusdatin KemenESDM sebagai pengelola NDR dan penerapan NDR yang mensyaratkan Quantity Assurance melalui Kepmen ESDM No 6 K/03/MEM/2020 tentang pengelolaan NDR sektor energi dan SDM dan pelaksana tugas walidata pada KemenESDM.
Pembangunan ZI/UPG (100%)
• Telah membangun UPG sejak tahun 2014 dan aktif menyampaikan pernyataan menerima atau tidak menerima gratifikasi.
• Namun ada keengganan menyampaikan laporan gratifikasi, dikarenakan ada laporan gratifikasi pribadi yang disampaikan melalui aplikasi GOL dan ini banyak yang bersifat rahasia.
• Untuk ke depannya, Aksi ini akan dialihkan ke Gratifikasi Online KPK (GOL).
8. Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat: 100%
Stranas PK diberi mandat oleh Presiden untuk melakukan monitoring dan pendampingan kepada KemenPUPR dalam melaksanakan 6 sub-aksi pencegahan korupsi. Dari hasil monitoring, realisasi capaian KemenPUPR mencapai 100%, hasil kontribusi dari pelaksanaan 6 sub-aksi berikut:
Sub-Aksi Capaian dan Kendala
Percepatan OSS (100%) • Sampai Triwulan IV telah teridentifikasi 15 daftar izin yang akan diintegrasikan dengan OSS.
• Pelayanan perizinan Sistem Informasi Bangunan Gedung (SIMBG) dari Ditjen Cipta Karya PUPR sudah terintegrasi dengan OSS.
• Tim Teknis OSS telah terbentuk melalui Keputusan Sekjen KemenPUPR No. 152/KPTS/SJ/2019 tentang Satuan Tugas Perizinan di KemenPUPR.
Pembentukan UKPBJ (100%)
• UKPBJ struktural sudah terbentuk sejak periode B09 dengan nama Direktorat Pengadaan Jasa Konstruksi yang disahkan melalui: o Peraturan Menteri No.03/PRT/M/2019 tentang Organisasi
dan Tata Kerja Kementerian PUPR, dan o Keputusan Menteri PUPR Nomor: 288/KPTS/M/2019
Tentang Pembentukan Unit Kerja Pengadaan Barang/Jasa Dan Unit Pelaksana Teknis Pengadaan Barang/Jasa Kementerian Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat.
• Terkait pemenuhan jabatan fungsional, sampai B12, PUPR baru selesai menyusun dokumen Anjab/ABK yang berisi kebutuhan formasi jabatan fungsional yang nantinya akan diajukan ke KemenPANRB utk pemenuhan kebutuhan pengisian jabatan fungsional Pokja UKPBJ.
Implementasi e-Katalog (100%)
• Pada triwulan sebelumnya, PUPR telah menetapkan barang/produk e-katalog, yakni alat berat bidang Sumber Daya Air. Pada triwulan IV ini, produk e-katalog tersebut telah diajukan ke LKPP dan telah tayang.
Konsolidasi Pengadaan (100%)
• Pada periode sebelumnya (B09), PUPR telah menyelesaikan rencana barang-barang yg dikonsolidasi pengadaannya. Pada periode ini Pengadaan paket konsolidasi (jembatan rangka baja dan long segment) sudah dalam proses lelang di SPSE.
Optimalisasi dan Perluasan KSWP (100%)
• Telah terbit peraturan menteri terkait pelaksanaan Konfirmasi Status Wajib Pajak (PermenPUPR 12/PRT/M/2019) di mana ada 6 izin/layanan yang wajib penerapan KSWP, yaitu: o Layanan pemenuhan komitmen perizinan usaha jasa
konstruksi asing, o Perizinan pengusahaan sumber daya air, o Perizinan pemanfaatan bagian-bagian jalan nasional, o Pelayanan uji laboratorium bagi pemohon badan, o Pelayanan sertifikasi Instalasi Pengolahan Air (IPA) dan
Instalasi, o Pengolahan Air Limbah (IPAL), o Pelayanan advis teknis bagi pemohon badan.
Pembangunan ZI/UPG (100%)
• Unit Pengendalian Gratifikasi (UPG) telah dibentuk sejak 2016 dan berjalan dengan baik.
• Mulai periode triwulan V, pelaporan mengenai UP akan dialihkan dari JAGA ke GOL (Gratifikasi Online).
9. Kementerian Komunikasi dan Informatika: 34%
Strategi Nasional Pencegahan Korupsi diberi mandat untuk melakukan monitoring dan pendampingan kepada Kemenkominfo yang bertanggung jawab dalam pelaksanaan 5 sub-aksi pencegahan korupsi. Hasil monitoring menunjukkan realisasi capaian Kemenkominfo sampai Triwulan IV (mempertimbangkan kepatuhan waktu pelaporan) adalah 34%. Namun demikian, capaian Kemenkominfo secara agregat sudah mencapai 71% karena ada pemenuhan target tertangguh dari triwulan sebelumnya sebesar 37%. Berikut highlight capaian Kemenkominfo terhadap 5 sub-aksi tersebut:
Sub-Aksi Capaian dan Kendala
Percepatan OSS (29%) • Sampai Triwulan IV telah teridentifikasi 23 daftar izin walaupun belum menggambarkan daftar izin/layanan secara keseluruhan
• Integrasi aplikasi perizinan dengan OSS belum terjadi.
• Tim Teknis OSS telah terbentuk melalui Keputusan Dirjen Penyelenggaraan Pos dan Informatika No. 43/2019 tentang Tim Pengembangan dan Penyempurnaan Sistem E-Lcensing berbasis OSS.
• Pada Triwulan IV target 200 Pemda menggunakan SIcantik Cloud, dan baru tercapai 156 Pemda.
Integrasi Perencanaan dan Penganggaran Berbasis Elektronik (8%)
• Target review/asesmen aplikasi perencanaan dan penganggaran masih belum dijalankan dengan baik oleh Kemenkominfo, dengan alasan tidak ada pendanaan dan SDM yang memadai; Namun kegiatan review atau asesmen masih bisa ditangani oleh BPPT.
Optimalisasi dan Perluasan KSWP (13%)
• telah menerbitkan peraturan menteri terkait pelaksanaan Konfirmasi Status Wajib Pajak.
• Namun, Kemenkominfo sampai Triwulan III belum pernah melakukan pelaporan dan baru mulai melapor pada Triwulan IV sehingga dari sisi kepatuhan nilainya tidak terlalu baik.
Percepatan SPBE (21%) • Persiapan perencanaan infrastruktur berbasis open source dan pedoman konsolidasi data sudah dilaksanakan oleh Kominfo.
• Namun ada kendala, Kemenkominfo tidak dapat melakukan ujicoba aplikasi berbasis cloud karena ketidaksiapan kementerian dalam persiapan anggaran pelaksanaan pada tahun 2019. Koordinasi antara unit teknis dan Biro Perencaan tidak berjalan dengan baik.
Implementasi SPPT-TI (100%)
• Telah melakukan uji keamanan aplikasi client serta audit tata kelola aplikasi, selain itu telah melakukan pengembangan aplikasi pusat pertukaran data.
10. Badan Informasi Geospasial: 100%
Badan Informasi Geospasial atau BIG hanya menjadi penganggung jawab 1 sub-aksi pencegahan korupsi yang berada di bawah pendampingan Stranas PK, dengan realisasi capaian sampai TW IV sebesar 100%. Berikut adalah highlight capaian pada sub-aksi tersebut:
Sub-Aksi Capaian dan Kendala
Implementasi Kebijakan Satu Peta (100%)
• Pendampingan proses kompilasi dan integrasi 13 IGT di KL dan Pemda terus berlangsung. Sampai saat ini sudah 7 IGT yang terintegrasi dan 2 IGT telah terkompilasi.
• Namun kendala terbesar dalam proses kompilasi dan integrasi ini adalah pada keterbatasan SDM teknis melakukan pendampingan di daerah. Sehingga perlu koordinasi dengan pihak lain atau CSO untuk bantuan pendampingan teknis.
11. Kementerian Agraria dan Tata Ruang : 76%
Strategi Nasional Pencegahan Korupsi diberi mandat untuk melakukan monitoring dan pendampingan kepada KemenATR yang bertanggung jawab dalam pelaksanaan 5 sub-aksi pencegahan korupsi. Hasil monitoring menunjukkan realisasi capaian KemenATR sampai Triwulan IV (mempertimbangkan kepatuhan waktu pelaporan) adalah 76%. Namun demikian, capaian KemenATR secara agregat sudah mencapai 88% karena ada pemenuhan target tertangguh dari triwulan sebelumnya sebesar 12%. Berikut adalah kontribusi capaian dari 5 sub-aksi KemenATR:
Sub-Aksi Capaian dan Kendala
Percepatan OSS (92%) • Tim Teknis Perizinan telah terbentuk bersama 2 K/L lainnya dengan nama Tim Lintas Sektor Pemantauan Implementasi Standardisasi Perizinan Dan NonPerizinan Penanaman Modal Daerah (BKPM, Kemenko Bidang Perekonomian, Kementerian ATR/BPN).
• Layanan Pertimbangan Teknis Pertanahan (PTP) persetujuan/penolakan Izin Lokasi KKP terintegrasi Sistem OSS; begitu juga dengan pelayanan perizinan Dasar ilok antara sistem OSS-KKP web- SICantik C telah terintegrasi.
Implementasi Kebijakan Satu Peta (69%)
• HGU telah terkompilasi namun beberapa atribut masih perlu dilengkapi.
Penguatan dan Pemanfaatan Basis Data BO (75%)
• Telah tersedia Nota Kesepahaman dan Perjanjian Kerja Sama tentang Penguatan dan Pemanfaatan basis data BO.
• Telah tersedia kebijakan/regulasi yang mengatur korporasi untuk menyampaikan data BO sebagai syarat pengajuan izin (SE Menteri ATR/Kepala BPN Nomor 6/SE-HM.01/IX/2019 tentang Pengendalian Pemilik Manfaat dan Perusahaan Terafiliasi dalam Proses Penetapan dan Peralihan Hak Atas Tanah).
• Namun masih ada kendala bahwa database BO belum terintegrasi dengan perizinan ATR/BPN.
Optimalisasi dan Perluasan KSWP (69%)
• Telah menerbitkan peraturan menteri terkait pelaksanaan Konfirmasi Status Wajib Pajak.
• Telah mengimplementasikan penerapan KSWP pada layanan publik tertentu.
Pembangunan ZI (75%) • Kantor Pertanahan di wilayah DKI Jakarta, Medan, Semarang, Surabaya, Padang, Pekanbaru, Bandung, Banjarmasin, Balikpapan, Manado, Makassar, dan Pontianak telah diusulkan dan ikut dalam penilaian WBK/WBBM.
• Walaupaun pada periode awal tidak ada pelaporan, namun sampai Triwulan IV, yang sudah mendapat predikat WBK adalah Kantor-Kantor Pertanahan di wilayah Jakarta Utara, Jakarta Selatan, Jakarta Timur, Pekanbaru, Bandung, Semarang, Banjarmasin, Pontianak, dan Manado.
12. Kementerian Hukum dan HAM: 82%
Stranas PK telah melakukan pendampingan dan monitoring terhadap 6 sub-aksi pencegahan korupsi yang menjadi tanggung jawab Kemenkumham. Dari hasil monitoring tersebut, tergambar bahwa realisasi capaian Kemenkumham sampai Triwulan IV (dengan mempertimbangkan kepatuhan waktu pelaporan) adalah 82%. Namun demikian, capaian Kemenkumham secara agregat sudah mencapai 93% karena ada pemenuhan target tertangguh dari triwulan sebelumnya sebesar 11%. Berikut adalah kontribusi capaian pelaksanaan 6 sub-aksi di Kemenkumham (dengan mempertimbangkan kepatuhan waktu pelaporan):
Sub-Aksi Capaian dan Kendala
Percepatan OSS (100%) • Beberapa target seperti pembentukan tim teknis dan integrasi aplikasi perizinan di Kemenkumham perlu disesuaikan karena Dirjen AHU Kemenkumham tidak melakukan pelayanan perizinan, melainkan hanya memberikan pengesahan status badan hukum Perseroan Terbatas (PT) sebagai gerbang awal memulai usaha.
• Data PT yang telah disahkan telah dapat ditarik OSS untuk kemudian diterbitkan NIB oleh OSS.
Penguatan dan Pemanfaatan Basis Data BO (67%)
• KemenkumHAM telah mengeluarkan regulasi terkait penguatan dan pemanfaatan basis data BO, yaitu: o Permenkumhan No. 14/2019 tentang Pengesahan Koperasi o Permenkumham No. 15/2019 tentang Tata Cara Penerapan
BO o Permenkumham No. 21/2019 tentang Pengawasan BO
• Begitu juga dengan Nota kesepahaman dan Perjanjian kerjasama penguatan dan pemanfaatan basis data BO telah ditandatangani bersama Kemenkeu, KemenESDM, KemenATR/APBN, KemenKUKM, dan Kementan.
• Ditjen AHU KemenkumHAM juga telah melakukan kerja sama dengan Ditjen Pajak dalam rangka pertukaran data.
• Data koperasi telah diintegrasikan ke dalam sistem AHU Online.
• Telah dibuat website bo.ahu.go.id khusus database BO.
• Namun masih terdapat beberapa kendala yang perlu ditindaklanjuti penyelesaiannya, seperti: o database BO yang belum terintegrasi dengan KL lainnya, o kepatuhan korporasi untuk declare BO masih minim, o belum ada mekanisme akses publik ke basis data BO.
Pembentukan UKPBJ (75%)
• Kemenkumham telah membentuk UKPBJ struktural yaitu di Biro Pengelolaan Barang Milik Negara Sekretariat Jenderal.
• Dokumen analisis Anjab/ABK telah disusun namun belum menggambarkan jumlah kebutuhan masing-masing Jafung PBBJ tingkat pertama, muda dan madya. Dokumennya juga bukan dokumen final yang telah ditandatangani.
Optimalisasi dan Perluasan KSWP (68%)
• Masih belum menerapkan KSWP; baru tersedia draf Peraturan terkait pelaksanaan KSWP dan saat ini sedang dalam proses harmonisasi.
Pembangunan ZI (98%) • Kemenkumham memiliki 2 unit kerja yang diusulkan untuk ikut dalam penilaian WBK/WBBM, yaitu Lembaga Pemasyarakatan dan Imigrasi.
• Sampai Triwulan IV, hasil penilaian menunjukkan bahwa LAPAS hanya bisa mendapatkan predikat WBK di Pekanbaru. Sementara Imigrasi mendapat predikat WBK di Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya, Pelabuhan Batam, dan Bandar Udara Soetta.
Implementasi SPPT-TI (98%)
• Kemenkumham (dalam hal ini Ditjen PAS), baru 92,7% satker yang mengirimkan data ke Puskarda; sampai Triwulan III telah mengunggah data 81.033 Dokumen, sementara di Triwulan IV dokumen yang diunggah sebanyak 19.466 dengan total presentase adalah 24,02%.
13. Kementerian Keuangan: 79%
Kemenkeu menjadi penanggung jawab 9 sub-aksi pencegahan korupsi yang berada di bawah pendampingan dan monitoring Stranas PK. Dari hasil monitoring, realisasi capaian Kemenkeu sampai dengan Triwulan IV (mempertimbangkan kepatuhan waktu pelaporan) adalah 79%. Namun demikian, capaian Kemenkeu secara agregat sudah mencapai 94% karena ada pemenuhan target tertangguh dari triwulan sebelumnya sebesar 15%. Berikut adalah highlight capaian 9 sub-aksi tersebut (dengan mempertimbangkan kepatuhan waktu pelaporan):
Sub-Aksi Capaian dan Kendala
Percepatan OSS (63%) • Pada periode sebelum Triwulan I, II dan III, banyak target yang tidak dapat dipenuhi Kemenkeu, namun pada periode Triwulan IV 2019, pemenuhan seluruh target terkait OSS sudah 100%.
• Daftar perizinan/layanan di bidang kepabeanan, cukai, dan perpajakan telah teridentifikasi.
• Aplikasi perizinan Kemenkeu telah terintegrasi OSS.
• Tim Teknis sudah terbentuk dan merupakan Bagian dari Tim Satgas kebijakan yang sudah terbentuk sebelumnya.
Penguatan dan Pemanfaatan Basis Data BO (100%)
• Kemenkeu telah mengeluarkan regulasi terkait penguatan dan pemanfaatan basis data BO.
• Ditjen Pajak Kemenkeu telah melakukan kerja sama dengan Ditjen AHU dalam rangka pertukaran data.
• Namun masih perlu ditindaklanjuti terkait database BO yang belum terintegrasi dengan Ditjen pajak.
Integrasi Data Impor (96%)
• Kemenkeu telah membangun dashboard eksekutif terkait data impor pangan strategis; Ditjen Bea Cukai telah mengalirkan data dan rekonsiliasi data realisasi impor dengan Lembaga National Single Window (LNSW).
• Masih perlu dilakukan koordinasi lanjutan terkait monitoring dan evaluasi realisasi impor komoditas post border.
Integrasi Perencanaan dan Penganggaran Berbasis Elektronik (31%)
• Aksi ini secara keseluruhan masih belum berjalan baik karena masih ada ego-sektoral di antara penanggung jawab Aksi (Kemenkeu; Kemendagri; BPKP; BPPT).
• Standarisasi BAS masih berjalan lambat karena RPP yang disusun Kemenkeu belum diajukan menjadi PP.
Pembentukan UKPBJ (100%)
• Sudah terbentuk UKPBJ Struktural, yaitu Biro Pengelolaan Barang Milik Negara dan Pengadaan.
Reformasi Pajak dan PNBP (79%)
• Rancangan Perpres tentang Integrasi data keuangan telah dimasukkan dalam progsun (program penyusunan) perpres di Kemenkeu tahun 2020.
• Telah ada kesepahaman antara Kemenkeu (DJP) dengan Kemendagri (Dukcapil), data NPWP akan di integrasikan ke Dukcapil.
• Implementasi awal integrasi data keuangan sudah dimulai di Jawa Barat; RPP PNBP telah disusun oleh Kemenkeu (DJA).
• Integritas pegawai pajak telah secara rutin dinilai melalui Survei Penilaian Integritas oleh Kitsda.
• Beberapa kendala yang ditemukan di antaranya: Modeling perhitungan potensi pajak berbasis data mikro-sosial ekonomi belum selesai disusun dan disepakati oleh DJP dan BKF; Pembaharuan sistem administrasi perpajakan yang terintegrasi (Core Tax) perlu dilakukan uji coba bersama.
Implementasi BEPS (95%)
• Kajian Gap Analysis antara Rekomendasi BEPS Action 5,3,6 dan 7 dengan ketentuan domestik telah dilakukan.
• Rekomendasi BEPS Action 5 dalam bentuk pertukaran informasi secara spontan telah diimplementasikan.
• Usulan Pengadopsian/Pengimplementasian Rekomendasi BEPS Action 3 dan 6 ke dalam ketentuan domestik telah disusun.
Optimalisasi dan Perluasan KSWP (68%)
• Beberapa target agak berjalan lambat pada Triwulan II dan III, namum pada Triwulan IV sudah banyak yang terpenuhi.
• Telah menerbitkan peraturan menteri terkait pelaksanaan Konfirmasi Status Wajib Pajak.
• Telah mengimplementasikan penerapan KSWP pada layanan publik tertentu.
Pembangunan ZI (81%)
• Bea Cukai telah membangun Zona Integritas dan telah diusulkan untuk ikut dalam penilaian WBK/WBBM di 9 wilayah, yaitu Pelabuhan Tanjung Priok, Pelabuhn Tanjung Perak, Pelabuhan Belawan, Pelabuhan Batam, Pel Soetta, Bandara Kualanamu, Bandara Ngrah Rai, dan Bandara Juanda.
• Dari hasil penilaian sampai Triwulan IV, Bea Cukai mendapat predikat WBK di 3 pelabuhan/bandara (Belawan, Pel. Soetta, dan Kualanamu); sisanya masih dalam proses penilaian.
14. Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi: 100%
PPATK hanya menjadi penanggung jawab 1 sub-aksi pencegahan korupsi, yakni Penguatan dan Pemanfaatan Basis Data BO. Dari hasil monitoring yang dilakukan Setnas PK, realisasi capaian PPATK sampai Triwulan IV adalah sebesar 100%. Berikut adalah highlight capaiaannya:
Sub-Aksi Capaian dan Kendala
Penguatan dan Pemanfaatan Basis Data BO (100%)
• PPATK telah melakukan Nota Kesepahaman dan Perjanjian Kerja Sama penguatan dan pemanfaatan basis data BO.
• PPATK juga telah memanfaatkan data korporasi dalam kegiatan analisis transaksi keuangan.
15. Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah: 85%
KemenKUKM menjadi penanggung jawab 3 sub-aksi pencegahan korupsi. Dari hasil monitoring yang dilakukan Setnas PK, realisasi capaian KemenKUKMM sampai Triwulan IV adalah sebesar 85%. Namun demikian, capaian KemenKUKM secara agregat sudah mencapai 92% karena ada pemenuhan target tertangguh dari triwulan sebelumnya sebesar 7%. Berikut adalah highlight capaiannya (dengan mempertimbangkan kepatuhan waktu pelaporan):
Sub-Aksi Capaian dan Kendala
Percepatan OSS (79%) • Terdapat 5 jenis izin dan layanan telah teridentifikasi.
• Tim Teknis Perizinan telah terbentuk sejak Triwulan III melalui Keputusan Deputi Bidang Kelembagaan No. 08/2018 tentang Pembentukan Tim Pelayanan Perizinan Usaha Simpan Pinjam Koperasi.
• Layanan perizinan di KemenKUKM sudah terintegrasi OSS melalui SICANTIK. Namun saat ini KemenKUKM berinisiatif untuk mengembangkan aplikasi mandiri ntuk memproses perizinan.
Penguatan dan Pemanfaatan Basis Data BO (75%)
• KemenKUKM telah melakukan Nota Kesepahaman dan Perjanjian Kerja Sama penguatan dan pemanfaatan basis data BO.
• KemenKUKM telah mengeluarkan kebijakan/regulasi yang mengatur korporasi untuk menyampaikan data BO sebagai syarat pengajuan izin (Permen KUKM No. 06/PER/M.KUKM/ V /2017 Tentang Penerapan prinsip mengenali pengguna jasa Bagi koperasi yang melakukan kegiatan usaha simpan pinjam).
• Namun masih kendala yaitu database BO belum terintegrasi dengan perizinan koperasi.
Optimalisasi dan Perluasan KSWP (100%)
• Telah menerbitkan peraturan menteri terkait pelaksanaan Konfirmasi Status Wajib Pajak.
• Telah mengimplementasikan penerapan KSWP pada layanan publik tertentu.
16. Kementerian Sosial: 73%
Kemensos menjadi penganggung jawab 2 sub-aksi pencegahan korupsi Stranas PK. Dari hasil monitroing Setnas PK, realisasi capaian Kemensos sampai Triwulan IV mencapai 73%. Namun demikian, capaian Kemensos secara agregat sudah mencapai 100% karena ada pemenuhan target tertangguh dari triwulan sebelumnya sebesar 27%. Berikut adalah highlight capaian dari 2 sub-Aksi Kemensos (dengan mempertimbangkan kepatuhan waktu pelaporan):
Sub-Aksi Capaian dan Kendala
Utilisasi NIK untuk Bansos (71%)
• Sudah ada rencana aksi untuk menindaklanjuti rekomendasi terkait data NIK yang belum padan; namun capaiannya belum 100% Data Bansos yang tidak sinkron ditindaklanjuti.
• Beberapa target tidak dapat dipenuhi karena tidak realistis dari sisi pelaksanaan sehingga akan diubah.
Pembentukan ZI/UPG (75%)
• Pengelolaan UPG telah dimulai walaupun tidak maksimal.
• UPG telah dibentuk melalui Permensos 09/2014 tentang Pengendalian Gratifikasi di Lingkungan Kementerian Sosial dan Surat Edaran 373/IJ/4/2019 tentang Pengendalian Gratifikasi.
• Namun pengelolaan UPG di Kemensos belum berjalan maksimal.
• Mulai B12 dan seterusnya sub-aksi UPG akan dialihkan ke aplikasi GOL atau Gratifikasi Online.
17. Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan: 90%
BPJS Kesehatan menjadi penanggung jawab 2 sub-aksi pencegahan korupsi yang berada di bawah pendampingan Stranas PK, dengan realisasi capaian sampai TW IV sebesar 90%. Namun demikian, capaian BPJS secara agregat sudah mencapai 100% karena ada pemenuhan target tertangguh dari triwulan sebelumnya sebesar 10%. Berikut adalah highlight capaian BPJS Kesehatan pada sub-aksi tersebut (dengan mempertimbangkan kepatuhan waktu pelaporan):
Sub-Aksi Capaian dan Kendala
Percepatan OSS (92%) • Jenis izin dan layanan di BPJS Kesehatan telah teridentifikasi.
• Layanan perizinan di BPJS Kesehatan sudah terintegrasi OSS. BPJS Kesehatan telah mengembangkan sistem Pendaftaran bagi peserta dari segmen PPU Badan Usaha melalui aplikasi pemasaran yang terintegrasi dengan OSS (Online Single Submission).
• Tim Teknis Perizinan telah terbentuk melalui Keputusan Direksi BPJS Kesehatan Nomor 235 Tahun 2018 tentang Tim Implementasi dan Monitoring Pendaftaran Kepesertaan Program Jaminan Kesehatan Bagi Peserta Pekerja Penerima Upah Non Penyelenggara Negara Melalui Perizinan Berusaha Terintegrasi Secara Elektronik.
Utilisasi NIK untuk Bansos (88%)
• Telah melakukan penonaktifan 5,2 jt Penerima Bantuan Iuran JKN yang bukan tergolong fakir miskin yang terdaftar di DTKS.
18. Kementerian Perindustrian: 81%
Kemenperin menjadi penganggung jawab 3 sub-aksi pencegahan korupsi yang berada di bawah pendampingan dan monitoring Stranas PK. Dari hasil monitoring, realisasi capaian Kemenperin adalah 81%. Namun demikian, capaian BPJS secara agregat sudah mencapai 100% karena ada pemenuhan target tertangguh dari triwulan sebelumnya sebesar 19%. Berikut adalah highlight capaian 3 sub-aksi tersebut (dengan mempertimbangkan kepatuhan waktu pelaporan):
Sub-Aksi Capaian dan Kendala
Percepatan OSS (75%) • Sudah teridentifikasi seluruh izin, rekomendasi, sertifikat dan sejenisnya di Kementerian Perindustrian. Seluruh layanan perizinan Kementerian Perindustrian telah disampaikan ke dalam OSS berupa lampiran PP Nomer 24 tahun 2018 (ada 17 izin).
• Tim Teknis Perizinan telah terbentuk melalui SK Sekjen no. 30 dan no 40 Tahun 2019.
• Layanan perizinan di Kemenperin (SIINAS) telah terintegrasi terintegrasi OSS; namun proses bisnis pemberian izin (NSPK) perlu memerhatikan kewenangan daerah dan koordinasi dengan PTSP daerah.
Integrasi Data Impor Pangan (83%)
• Telah mengalirkan data rekomendasi impor ke dalam sistem INSW.
Optimalisasi dan Perluasan KSWP (84%)
• Telah menerbitkan peraturan menteri terkait pelaksanaan Konfirmasi Status Wajib Pajak.
• Telah mengimplementasikan penerapan KSWP pada layanan publik tertentu.
19. Kementerian Perdagangan: 67%
Kemendag menjadi penganggung jawab 3 sub-aksi pencegahan korupsi yang berada di bawah pendampingan dan monitoring Stranas PK. Dari hasil monitoring, realisasi capaian Kemendag adalah 67%. Namun demikian, capaian Kemendag secara agregat sudah mencapai 93% karena ada pemenuhan target tertangguh dari triwulan sebelumnya sebesar 24%. Berikut adalah highlight capaian 3 sub-aksi tersebut (dengan mempertimbangkan kepatuhan waktu pelaporan):
Sub-Aksi Capaian dan Kendala
Percepatan OSS (54%) • Sampai Triwulan III, pelaporan Kemendag tidak terlalu baik. Baru pada Triwulan IV ini beberapa target terkait OSS mulai tergambar progresnya.
• Seluruh izin telah teridentifikasi sebanyak 44 izin dan telah dilaporkan kepada Kemenkoperekonimian.
• Tim Teknis Perizinan belum terbentuk akan tetapi dapat diakomodasi melalui Keputusan Menteri Perdagangan No. 1206/2017 tentang Satgas Percepatan Pelaksanaan Berusaha; Namun Masih perlu penyesuan terhadap rumusan Tim Teknis ini agar sesuai dengan Inpres 7/2019.
• Penerapan OSS di lingkungan Kementerian Perdagangan telah dilakukan sejak tahun 2018, tetapi baru tahun 2019 mulai
terintegrasi dengan sebagian besar Sistem Perizinan Operasional dan Komersil di lingkungan Kementerian Perdagangan.
Integrasi Data Impor Pangan (92%)
• Telah mengalirkan data perizinan impor pangan ke sistem INSW dengan menambah keterangan-keterangan sesuai kesepakatan.
Optimalisasi dan Perluasan KSWP (63%)
• Telah menerbitkan peraturan menteri terkait pelaksanaan Konfirmasi Status Wajib Pajak.
• Telah mengimplementasikan penerapan KSWP pada layanan publik tertentu.
20. Kementerian Kelautan dan Perikanan: 83%
KKP menjadi penganggung jawab 4 sub-aksi pencegahan korupsi yang berada di bawah pendampingan dan monitoring Stranas PK. Dari hasil monitoring, realisasi capaian KKP adalah 83%. Namun demikian, capaian KKP secara agregat sudah mencapai 100% karena ada pemenuhan target tertangguh dari triwulan sebelumnya sebesar 17%. Berikut adalah highlight capaian 4 sub-aksi tersebut:
Sub-Aksi Capaian dan Kendala
Percepatan OSS (92%) • Daftar perizinan sebanyak 73 jenis dokumen (izin, layanan, dan rekomendasi) telah teridentifikasi melalui Permen KKP 33/2017.
• Aplikasi perizinan KKP telah terintegrasi dengan OSS dengan laman oss.kkp.go.id sudah termasuk aplikasi izin lokasi perairan yang telah terintegrasi dengan OSS yang terjadi di awal Januari 2020.
• Tim Teknis Perizinan belum terbentuk akan tetapi dapat diakomodasi melalui Kepmen KKP 42 tahun 2017 tentang Satuan Tugas Percepatan Pelaksanaan Berusaha; saat ini sedang dilakukan revisi rancangan permen monev perizinan di ingkungan KKP; Namun KKP tetap harus memastikan agar Tim Satgas dapat menjalankan fungsi koordinasi untuk pelayanan perizinan pada unit teknis pengampu izin.
Integrasi Data Impor Pangan (67%)
• Telah mengalirkan data perizinan impor pangan ke sistem INSW dengan menambah keterangan-keterangan sesuai kesepakatan.
• Namun pengiriman data rekomendasi belum dilakukan secara elektronik sehingga perlu KKP masih perlu mengembangkan sistemnya.
Optimalisasi dan Perluasan KSWP (75%)
• Telah menerbitkan peraturan menteri terkait pelaksanaan Konfirmasi Status Wajib Pajak.
• Telah mengimplementasikan penerapan KSWP pada layanan publik tertentu.
Pembangunan ZI (100%)
• KKP telah membangun Zona Integritas untuk Balai Besar Ikan di Kawasan Bandara dan Pelabuhan.
• Untuk kawasan Bandara adalah: 1) Balai Besar KIPM Makasar; 2) Balai KIPM Denpasar; 3) Balai KIPM Surabaya I; 4) Balai Besar KIPM Jakarta I; 5) Stasiun KIPM Batam; 6) Balai KIPM Medan I; 7) Balai KIPM Semarang.
• Untuk kawasan Pelabuhan : 1) Pelabuhan Perikanan Samudera Belawan; 2) Stasiun Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan Belawan; 3) Stasiun KIPM Medan II; 4) balai KIPM Jakarta II; 4) Balai KIPM Surabaya II; 5) Balai Besar Penangkapan Ikan Semarang.
• Dari hasil penilaian sampai Triwulan IV, terdapat 1 Balai di Semarang yang mendapat predikat WBBM; sisanya masih dalam proses penilaian di triwulan berikutnya.
21. Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas: 86%
SKK Migas menjadi penganggung jawab 2 sub-aksi pencegahan korupsi yang berada di bawah pendampingan dan monitoring Stranas PK. Dari hasil monitoring, realisasi capaian SKK Migas sampai Triwulan IV sebesar 86%. Namun demikian, capaian SKK Migas secara agregat sudah mencapai 100% karena ada pemenuhan target tertangguh dari triwulan sebelumnya sebesar 14%. Berikut adalah highlight capaian 2 sub-aksi tersebut (dengan mempertimbangkan kepatuhan waktu pelaporan):
Sub-Aksi Capaian dan Kendala
Penerapan Manajemen anti Suap (73%)
• Telah mengidentifikasi 20 Perusahan K3S untuk penerapan Sistem Manajemen anti Penyuapan (SMAP).
• Saat ini sedang melakukan pendampingan ke beberapa Kontraktor Kontrak Kerja Sama (K3S).
Implementasi NDR (100%)
• Telah melakukan diseminasi kebijakan penerapan Quantity Assurance kepada 10 K3S yang akan dilakukan ujicoba penerapan QA dalam rangka implementasi NDR.
• Pada triwulan berikutnya akan dilakukan ujicoba implemntasi QA pada 10 K3S untuk mendukung NDR.
22. Otoritas Jasa Keuangan : 0%
OJK menjadi penanggung jawab 1 sub-aksi pencegahan korupsi yang berada di bawah pendampingan Stranas PK, dengan realisasi capaian sampai TW IV sebesar 0%. Namun demikian, capaian OJK secara agregat sudah mencapai 11% karena ada pemenuhan target tertangguh dari triwulan sebelumnya sebesar 11%. Berikut adalah highlight capaian OJK pada sub-aksi tersebut (dengan mempertimbangkan kepatuhan waktu pelaporan):
Sub-Aksi Capaian dan Kendala
Penerapan Manajemen anti Suap (0%)
• Walaupun agak lambat progresnya karena sepanjang 3 triwulan tidak pernah melaporkan pelaksanaan aksinya, saat ini OJK baru melaporkan 2 target yang seharusnya sudah dilakukan sejak Triwulan I. Target tersebut di antaranya adalah: Menentukan perusahaan efek di bawah pengawasan OJK untuk dilakukan penilaian penerapan Sistem Manajemen Anti Penyuapan; dan pelaksanaan sosialisasi Panduan Cek untuk Dunia Usaha sektor jasa keuangan.
23. Badan Nasional Sertifikasi Profesi: 44%
BNSP menjadi penanggung jawab 1 sub-aksi pencegahan korupsi yang berada di bawah pendampingan Stranas PK, dengan realisasi capaian sampai Triwulan IV sebesar 44%. Namun demikian, capaian BNSP secara agregat sudah mencapai 53% karena ada pemenuhan target tertangguh sebesar 9%. Berikut adalah highlight capaian BNSP pada sub-aksi tersebut (dengan mempertimbangkan kepatuhan waktu pelaporan):
Sub-Aksi Capaian dan Kendala
Optimalisasi dan Perluasan KSWP (44%)
• Layanan/izin yang akan diberlakukan KSWP telah diidentifikasi dan saat ini sedang dalam penyusunan rancangan peraturan terkait KSWP.
• Pencapaian target agak lambat karena ada sedikit kendala pada proses bisnis penyusunan peraturan di mana Biro Hukum menyatu di Kemenaker; dan pada tahun 2019 tidak diprogramkan pembahasan penyusunan regulasinya.
24. Kementerian Badan Usaha Milik Negara: 51%
KemenBUMN menjadi penganggung jawab 2 sub-aksi pencegahan korupsi yang berada di bawah pendampingan dan monitoring Stranas PK. Dari hasil monitoring, realisasi capaian KemenBUMN sampai Triwulan IV sebesar 51%. Namun demikian, capaian KemenBUMN secara agregat sudah mencapai 84% karena ada pemenuhan target tertangguh sebesar 33%. Berikut adalah highlight capaian 2 sub-aksi tersebut:
Sub-Aksi Capaian dan Kendala
Penerapan Manajemen anti Suap (53%
• Telah mendorong semua Perusahaan BUMN untuk menerapkan ISO 37001 dengan mengeluarkan kebijakan berupa SE-2 /MBU/07/2019 tentang Pengelolaan BUMN yang Bersih Melalui Implementasi Pencegahan Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme, dan Penanganan Benturan Kepentingan serta Penguatan Pengawasan Intern.
Optimalisasi dan Perluasan KSWP (50%)
• Peraturan yang dimiliki masih berupa SE Menteri BUMN belum ditingkatkan menjadi peraturan menteri, tetapi saat ini sedang disusun rancangan peraturan menteri.
25. Kementerian/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional : 46%
Bappenas menjadi penganggung jawab 2 sub-aksi pencegahan korupsi yang berada di bawah pendampingan dan monitoring Stranas PK. Dari hasil monitoring, realisasi pelaksanaan aksi oleh Bappenas mencapai 46%. Namun demikian, capaian Bappenas secara agregat sudah mencapai 63% karena ada pemenuhan target tertangguh sebesar 17%. Berikut adalah highlight capaian 2 sub-aksi tersebut (dengan mempertimbangkan kepatuhan waktu pelaporan):
Sub-Aksi Capaian dan Kendala
Integrasi Perencanaan dan Penganggaran Berbasis elektronik (46%)
• Beberapa target yang harus dijalankan Bappenas banyak yang belum tercapai sehingga ikut memengaruhi capaian aksi ini secara keseluruhan.
Percepatan SPBE • Sampai TW IV belum ada target yang harus dikerjakan Bappenas.
26. Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi: 48%
KemenPANRB menjadi penanggung jawab 7 sub-aksi pencegahan korupsi yang berada di bawah pendampingan dan monitoring Stranas PK. Dari hasil monitoring, realisasi capaian KemenPANRB (dengan mempertimbangkan kepatuhan waktu pelaporan) adalah 48%. Namun demikian, capaian KemenPANRB secara agregat sudah mencapai 66% karena ada pemenuhan target tertangguh sebesar 18%. Berikut adalah highlight capaian 7 sub-aksi tersebut (dengan mempertimbangkan kepatuhan waktu pelaporan):
Sub-Aksi Capaian dan Kendala
Integrasi Perencanaan Penganggaran Berbasis elektronik (42%)
• Sebagian besar target yang menjadi tanggung jawab KemenPANRB tidak tercapai karena komitmen KemenPANRB untuk terlibat aktif dalam pertemuan pembahasan Aksi sangat minim.
Pembentukan UKPBJ (25%)
• Kontribusi KemenPANRB dalam diskusi-diskusi pencapaian aksi sangat kurang. KemenPANRB sebagai regulator di bidang kelembagaan belum pernah melaporkan progres pencapaian aksi terkait terbitnya regulasi pembentukan UKBPJ di tingkat Pusat. Sehingga ikut memengaruhi pencapaian target di K/L lain.
Percepatan Sistem Merit (37%)
• Dari sekian banyak target yang diberikan kepada KemenPANRB, hanya target “Pemberhentian Tidak Dengan Hormat bagi ASN terpidana” yang merupakan target bersama Kemendagri dan BKN yang tercapai.
• Aksi terkait pembuatan regulasi tidak terlaksana.
• Aksi terkait dorongan percepatan di BKN dan KASN, kecuali Rapat Koordinasi, juga tidak tercapai.
• Kendala yang ditemukan oleh Setnas PK adalah karena koordinasi yang lemah di internal unit pelaksana teknis di Kedeputian SDM.
Pembangunan Zona Integritas (86%)
• Pembangunan Zona Integritas merupakan satu-satunya aksi di KemenPANRB yang berjalan dengan baik sampai Triwulan IV. Semua target KemenPANRB terkait ZI relatif tercapai, khususnya terkait MoU pembangunan ZI bersama K/L lain.
Penguatan APIP (8%) • Aksi ini secara keseluruhan berjalan lambat di KemenPANRB
• Upaya untuk melakukan unifikasi standar kompetensi APIP dan perluasan proses sertifikasi Jabatan Fungsional Auditor dan Pengawas Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan di daerah masih berjalan lambat karena KemenPANRB yang memiliki kewenangan untuk itu masih belum optimal terlibat dalam proses-proses pembahasan.
• KemenPANRB seharusnya menjadi inisiator dalam menjustifikasi apakah unifikasi kompetensi APIP dimungkinkan untuk Jafung APIP (sebagai instansi yang mengatur JF).
Right Sizing (88%) • Arsitektur Kelembagaan 2020-2024 sudah tuntas dan dicapai, namun sayangnya Setnas PK tidak bisa melakukan pendalam karena isu ini masuk kategori rahasia.
Percepatan SPBE (50%) • Sudah ada 3 bisnis proses layanan (kepegawaian, kearsipan dan pengaduan pelayanan publik) yang disusun, namun masih belum ditetapkan dengan Permenpan sehingga memengaruhi pencapaian target yang lain yaitu penetapan Aplikasi Umum. oleh karenanya KemenPANRB diminta agar segera dapat menetapkan PermenPANRB tentang Bisnis proses 3 layanan tersebut.
• Sementara Standar Data Layanan yang tersedia baru untuk 2 layanan yaitu pengaduan pelayanan publik dan kepegawaian.
• Terkait beberapa kendala yang dihadapi, saat ini telah dilakukan rapat tim kordinasi SPBE setingkat eselon 1 membahas percepatan perpres SPBE.
27. Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah: 76%
Strategi Nasional Pencegahan Korupsi diberi mandat untuk melakukan monitoring dan pendampingan kepada LKPP yang bertanggung jawab dalam pelaksanaan 6 sub-aksi pencegahan korupsi. Hasil monitoring menunjukkan realisasi capaian LKPP sampai Triwulan IV adalah 76%. Namun demikian, capaian LKPP secara agregat sudah mencapai 82% karena ada pemenuhan target tertangguh dari triwulan sebelumnya sebesar 6%. Berikut adalah highlight capaian 6 sub-aksi tersebut (dengan mempertimbangkan kepatuhan waktu pelaporan):
Sub-Aksi Capaian dan Kendala
Pembentukan UKPBJ (88%)
• Sudah terbentuk UKPBJ Struktural, yaitu bagian Pengadaan dan Pengelolaan Barang Milik Negara.
• LKPP sudah melaksanakan pengukuran tingkat kematangan UKPBJ untuk semua K/L/D, melalui sistem penilaian mandiri siukpbj.lkpp.go.id, serta dilakukan verifikasi oleh LKPP.
Implementasi e-Katalog (71%)
• Pendampingan penayangan produk pada e-katalog lokal dan pemberian pelayanan e-purchasing baru dilakukan di Provinsi Aceh dan Jawa Tengah. Sementara Sumbar, Jateng, Jabar, Kalbar, Jatim, Sumut, Maluku, Sulsel, Babel belum dilakukan.
Penyempurnaan SIKAP (39%)
• Dari hasil pembahasan melalui FGD, SIKaP telah diusulkan memiliki data yang bersifat realtime.
• Regulasi terkait penggunaan dan pengelolaan aplikasi SIKaP terdapat pada Surat Edaran Kepala LKPP Nomor 2 tahun 2019 tentang Percepatan Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah huruf E nomor 2.
• Namun sayangnya belum ada sosialisasi terkait penggunaan dan pengelolaan SIKAP.
Konsolidasi Pengadaan (63%)
• Pendampingan model pengadaan untuk sektor prioritas di % K/L dan 5 Provinsi telah tersedia sejak Triwulan II.
• Namun, namun target “Penyusunan Rencana Umum Pengadaan tahun 2020 yang telah terkonsolidasi” belum juga dilaporkan dari Triwulan III sampai Triwulan IV.
Sentralisasi Pemgadaan (88%)
• Kajian Model Sentralisasi Pengadaan untuk Pengadaan yang bersifat kompleks, besar, dan strategis telah difinalisasi yang menghasilkan rekomendasi penting terkait perlunya unit kerja khusus yang terpisah dan mandiri dari seluruh K/L, bisa dalam bentuk Badan Layanan Umum (BLU).
Optimalisasi dan Perluasan KSWP (31%)
• Layanan yang akan di KSWP telah diidentifikasi dan saat ini LKPP sedang menyusun Rancangan peraturan KSWP untuk penerapan KSWP.
28. Kementerian Perhubungan: 88%
Strategi Nasional Pencegahan Korupsi diberi mandat untuk melakukan monitoring dan pendampingan kepada Kemenhub yang bertanggung jawab dalam pelaksanaan 6 sub-aksi pencegahan korupsi. Hasil monitoring menunjukkan realisasi capaian Kemenhub sampai Triwulan IV adalah 88%. Namun demikian, capaian Kemenhub secara agregat sudah mencapai 100% karena ada pemenuhan target tertangguh sebesar 12%. Berikut adalah highlight capaian 6 sub-aksi tersebut (dengan mempertimbangkan kepatuhan waktu pelaporan):
Sub-Aksi Capaian dan Kendala
Percepatan OSS (67%) • Daftar perizinan telah teridentifikasi, yakni 137 izin (4 izin usaha dan 111 izin komersial dan 12 izin yang telah dihapuskan); namun Kemenhub masih perlu menambahkan data dukung berupa lampiran daftarnya.
• Aplikasi perizinan Kemenhub telah terintegrasi dengan OSS sejak Triwulan III berdasarkan log aplikasi oss.dephub.go.id untuk 200 transaksi data terakhir (data izin terbit, unggah dokumen, data NIB, log transaksi teknis database).
• Tim Teknis Perizinan belum terbentuk akan tetapi dapat diakomodasi melalui Keputusan Menteri Perhubungan 996/2017 tentang Satgas Kemudahan Berusaha dan diperkuat dengan draf Permenhub tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Atap; Namun perlu dipertegas bahwa Satgas kemudahan berusaha ini melingkupi berbagai aspek terkait usaha dan bukan hanya masalah perizinan, sehingga fungsinya sedikit berbeda dengan Tim Teknis. Catatan dari Stranas PK bahwa ke depan Satgas ini juga harus menjadikan kemudahan pelayanan perizinan sebagai prioritas tugas dan fungsinya.
Pembentukan UKPBJ (100%)
• Sudah terbentuk UKPBJ Struktural, yaitu bagian Pengadaan dan Pengelolaan Barang Milik Negara.
Implementasi e-Katalog (100%)
• Sudah menayangkan produk atau item yang dimuat dalam sistem katalog sektoral (aplikasi LKPP), walaupun pada Triwulan II dan III agak tersendat pelaksanaannya.
• Kemenhub cukup aktif dalam pelaksanaan e-katalog sektoral, hanya saja dalam hal pelaporan data dukung terkendala pemahaman terkait data dukung yang perlu diunggah. Di berbagai pertemuan, Kemenhub berjanji untuk mengikutkan komoditi atau produk yang lebih banyak lagi untuk masuk dalam
katalog sektoral, namun sayang dalam implementasi hanya bantalan beton saja yang ada data dukungnya dan dilaporkan.
• Belakangan ada tambahan komoditi/produk yaitu Bus ukuran sedang yang disusulkan setelah batas akhir pelaporan.
Konsolidasi Pengadaan (71%)
• Walaupun sempat tersendat diperiode Triwulan II dan III, pada periode ini (B12) pengadaan paket konsolidasi telah dilakukan dan sudah dalam proses lelang di SPSE.
• Konsolidasi pengadaan di kemenhub, walaupun sudah melakukan pelaporan, masih belum sesuai dengan harapan. Seharusnya dengan nilai anggaran yang besar Kemenhub bisa melakukan banyak paket-paket konsolidasi, bukan hanya bantalan beton saja.
• Namun demikian, untuk tahap awal patut diapresiasi karena kepatuhan dalam pelaporan dan komunikasi yang aktif dengan Stranas PK. Mungkin yang perlu diberi catatan adalah terkait koordinasi di internal Kemenhub masih belum baik.
Optimalisasi dan Perluasan KSWP (94%)
• Telah menerbitkan peraturan menteri terkait pelaksanaan Konfirmasi Status Wajib Pajak dan baru akan melaksanakan KSWP pada layanan tertentu di triwulan berikutnya.
Pembangunan ZI (95%) • Unit layanan kementerian perhubungan telah mengajukan penilaian WBK/WBBM untuk unit kerja Otoritas Bandara dan Otoritas Pelabuhan/Syahbandar.
• Dari hasil penilaian, Bandara Soekarno Hatta dan Bandara Husin Sastranegara, Pelabuhan Tanjung Perak, Pelabuhan Belawan, Pelabuhan Batam yang telah mendapat predikat WBK (dari 12 kawasan pelabuhan dan bandara); sementara Pelabuhan Tanjung Priok telah mendapat predikat WBBM.
• Beberapa kendala yang ditemukan di antaranya: Pembangunan ZI kawasan pelabuhan mensyaratkan adanya integrasi layanan sesuai bisnis proses. Dirjen perhubungan laut mengusulkan integrasi layanan tersebut dilaksanakan melalui integrasi sistem INAPORTNET dengan INSW. Namun, hingga saat ini Belum ada kesepakatan Dirjen perhubungan laut dengan kepala INSW mengenai konsep integrasi layanan diantara kedua sistem tersebut.
29. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan: 57 %
Strategi Nasional Pencegahan Korupsi diberi mandat untuk melakukan monitoring dan pendampingan kepada Kemendikbud yang bertanggung jawab dalam pelaksanaan 7 sub-aksi pencegahan korupsi. Hasil monitoring menunjukkan realisasi capaian Kemendikbud sampai Triwulan IV adalah 57%. Namun demikian, capaian Kemendikbud secara agregat sudah mencapai 74% karena ada pemenuhan target tertangguh dari triwulan sebelumnya sebesar 17%. Berikut adalah highlight capaian 7 sub-aksi tersebut (dengan mempertimbangkan kepatuhan waktu pelaporan):
Sub-Aksi Capaian dan Kendala
Percepatan OSS (17%) • Daftar prizinan di Kemendikbud sejumlah 9 izin/layanan telah teridentifikasi melalui Permendikbud Nomor 25 Tahun 2018 dan sebagaimana dituangkan dalam lampiran PP 24/2018.
• Aplikasi perizinan Kemendikbud saat ini baru dalam proses integrasi; belum terjadi transaksi; namun sudah dapat menerima dan mengirim notifikasi melalui Web Service.
• Tim Teknis Perizinan belum ada pelaporan progresnya.
• Karena perubahan struktur pada Kemenristekdikti, maka terdapat sekitar 3 izin yang akan diserahkan pada Kemendikbud. Hal ini menjadi subyek untuk perubahan target aksi di triwulan berikutnya.
Utilisasi NIK untuk Bansos (100%)
• Data penerima KIP telah terintegrasi dengan aplikasi Sistem Informasi Kesejahteraan Sosial-Next Generation (SIKS-NG).
• Evaluasi terhadap integrasi data penerima bantuan juga telah dilakukan Kemendikbud.
Pembentukan UKPBJ (100%)
• Sudah terbentuk UKPBJ Struktural, yaitu Biro Umum dan Pengadaan Barang dan Jasa sebagaimana dijelaskan dalam Permendikbud 45/2019 tentang Organisasi dan Tata Kerja.
Implementasi e-Katalog (75%)
• Sudah menayangkan produk atau item yang dimuat dalam sistem katalog sektoral (aplikasi LKPP), walaupun pada Triwulan II dan III agak tersendat pelaksanaannya.
• Di antara Produk yang telah tayang adalah Buku Non Teks; di mana Pencantuman buku non teks di Katalog Sektoral Kemendikbud didominasi buku-buku untuk SD dan SMP.
Konsolidasi (42%) • Sejak Triwulan III sampai Triwulan IV, Kemendikbud belum melaporkan model paket yang akan dkonsolidasikan.
• Begitu juga dengan Target “pemilihan penyedia secara terkonsolidasi” telah dilaporkan namun sayangnya tidak dilengkapi dengan data dukung yang sesuai, yaitu Laporan proses pemilihan penyedia secara terkonsolidasi.
Optimalisasi dan Perluasan KSWP (19%)
• Rancangan peraturan menteri terkait pelaksanaan Konfirmasi Status Wajib Pajak telah diajukan permohonan harmonisasi, tetapi dengan adanya perpindahan layanan KSWP dari Pendidikan tinggi yang sebelumnya berada di Kementerian Riset dan Teknologi, maka perlu ada perbaikan rancangan peraturan karena ada penambahan layanan tersebut.
Pembangunan ZI/UPG (94%)
• Telah membangun UPG dan aktif menyampaikan pernyataan menerima atau tidak menerima gratifikasi.
• Namun untuk aksi UPG mulai triwulan V akan dipindahkan ke Gratifikasi Online (GOL).
30. Kepolisian Republik Indonesia: 66%
Strategi Nasional Pencegahan Korupsi diberi mandat untuk melakukan monitoring dan pendampingan kepada Polri yang bertanggung jawab dalam pelaksanaan 6 sub-aksi pencegahan korupsi. Hasil monitoring menunjukkan realisasi capaian Polri sampai Triwulan IV adalah 66%. Namun demikian, capaian Polri secara agregat sudah mencapai 91% karena ada pemenuhan target tertangguh dari triwulan sebelumnya sebesar 25%. Berikut adalah highlight capaian 6 sub-aksi tersebut (dengan mempertimbangkan kepatuhan waktu pelaporan):
Sub-Aksi Capaian dan Kendala
Percepatan OSS (29%) • Daftar izin/layanan telah teridentifikasi, yakni sebanyak 11 izin/layanan dan telah diformalkan dalam Perpol Nomor 8 Tahun 2019 tgl 18 Oktober 2019 tentang KSWP dalam Pemberian Layanan Publik Tertentu.
• Proses integrasi perizinan di Polri dengan OSS belum terlihat ada kemajuan. Polri seharusnya dapat menyampaikan data rekap NIB yang diterima oleh Binmas Online System (BOS) dari OSS.
• Pembentukan Tim Teknis Perizinan masih belum jelas progresnya. Data dukung yang dilaporkan belum menjelaskan bagaimana Polri menjalankan fungsi dan tugas koordinasi pelayanan perizinannya.
Pembentukan UKPBJ (38%)
• Sudah terbentuk UKPBJ Struktural, yaitu Biro Umum dan Pengadaan Barang dan Jasa sebagaimana dijelaskan dalam Permendikbud 45/2019 tentang Organisasi dan Tata Kerja.
• Namun Polri masih terkendala pada penyampaian laporan dokumen analisis Anjab/ABK yang belum dapat menunjukkan jumlah kebutuhan masing-masing Jafung PBBJ tingkat pertama, muda dan madya.
Optimalisasi dan Perluasan KSWP (94%)
• Polri telah menerbitkan peratuan terkait layanan publik yangtelah diKSWP, melalui Peraturan Kepolisian Negara Republik Indonesia No 8 tahun 2019 tentang Konfirmasi Status Wajib Pajak Dalam Pemberian Layanan Publik tertentu Pada Kepolisian Negara RI.
• Layanan publik tersebut meliputi: o Surat Izin operasional jasa konsultasi keamanan, o Surat izin operasional penerapan peralatan keamanan, o Surat izin operasinal pelatihan keamanan, o Surat izin operasional kawaal angkut uang dan barang
berharga, o Surat izin operasional penyedia tenaga keamanan, o Surat izin operasional penyediaan satwa untuk
pengamanan, o Surat izin impor bahan peledak komersial, o Surat izin produksi bahan peledak komersial,
o Surat izin pembelian dan penggunaan bahan peledak komersial,
o Surat izin impor bunga api, o Surat izin produksi bunga api.
Pembangunan ZI/UPG (80%)
• Belum membangun UPG; saat ini baru menyusun draf peraturan Kapolri mengenai UPG, dan sudah masuk dalam tahap harmonisasi.
Implementasi SPPT-TI (58%)
• Sekitar 72,8% Satker telah mengirimkan data ke Puskarda, dan sepanjang tahun 2019 telah mengunggah 12.149 Dokumen, sementara di B12 dokumen yang diunggah sebanyak 4.358 dengan total presentase adalah 35,87%.
• Namun masih banyak kendala yang ditemukan, seperti misalnya: a) input data oleh satker terkendala koneksi internet; b) Satker APH di daerah belum memahami bagaimana cara memanfaatkan data yang dipertukarkan oleh SPPT-TI, sehingga target ini oleh Tim Pokja SPPT TI baru dapat dilaksanakan tahun 2021.
Implementasi SPDP (95%)
• Target terkait “100% Satker input data kedalam SPDP-Online” telah tercapai baik di Kepolisian maupun di Kejaksaan.
• Namun target terkait dengan kesesuaian data di Kepolisian maupun di Kejaksaan dengan data yang diunggah kedalam SPDP-Online belum tercapai.
31. Kementerian Agama: 60%
Kemenag menjadi penganggung jawab 4 sub-aksi pencegahan korupsi yang berada di bawah pendampingan dan monitoring Stranas PK. Dari hasil monitoring, realisasi capaian Kemenag adalah 60%. Namun demikian, capaian Kemenag secara agregat sudah mencapai 76% karena ada pemenuhan target tertangguh dari triwulan sebelumnya sebesar 16%. Berikut adalah highlight capaian 4 sub-aksi tersebut (dengan mempertimbangkan kepatuhan waktu pelaporan):
Sub-Aksi Capaian dan Kendala
Percepatan OSS (42%) • Daftar perizinan telah teridentifikasi walaupun Kemenag hanya menyebutkan 7 jenis izin, namum Stranas PK menemukan ada total 12 jenis izin. Artinya ada 5 izin yang belum masuk rencana integrasi dengan OSS.
• Proses integrasi perizinan di Kemenag sedang berlangsung. Saat ini Kemenag sudah bisa menerima NIB dan menotifikasi melalui WebForm.
• Tim Teknis Perizinan di Kemenag belum terbentuk. Dari laporan yang diterima tidak ada penjelasan bagaimana fungsi dan mekanisme koordinasi perizinan di internal Kemenag dilakukan.
Pembentukan UKPBJ (50%)
• UKPBJ struktural belum terbentuk. Saat ini sedang disusun naskah akademik untuk penyusunan draf Permenag.
Optimalisasi dan Perluasan KSWP (63%)
• Telah menerbitkan peraturan menteri terkait pelaksanaan Konfirmasi Status Wajib Pajak, melalui Peraturan Menteri Agama
No 22 tahun 2019 tentang Konfirmasi Status Wajib Pajak Dalam Pemberian Layanan Publik tertentu Pada Kementerian Agama.
• Layanan publik yang diterapkan KSWP, meliputi: o izin operasional sebagai penyelenggara perjalanan
ibadah umrah, o izin operasional sebagai penyelenggara ibadah haji
khusus.
Pembangunan ZI/UPG (86%)
• Telah membangun UPG dan aktif menyampaikan pernyataan menerima atau tidak menerima gratifikasi.
• Namun untuk aksi UPG mulai triwulan V akan dipindahkan ke Gratifikasi Online (GOL).
32. Kementerian Pariwisata: 72%
Kemenpar menjadi penganggung jawab 2 sub-aksi pencegahan korupsi yang berada di bawah pendampingan dan monitoring Stranas PK. Dari hasil monitoring, realisasi capaian Kemenpar adalah 72%. Namun demikian, capaian Kemenpar secara agregat sudah mencapai 96% karena ada pemenuhan target tertangguh dari triwulan sebelumnya sebesar 24%. Berikut adalah highlight capaian 2 sub-aksi tersebut (dengan mempertimbangkan waktu pelaporan):
Sub-Aksi Capaian dan Kendala
Percepatan OSS (88%) • Daftar izin/layanan telah teridentifikasi melalui Permenpar No 10 Tahun 2018 tentang Pelayanan Perizinan Berusaha Terintegrasi secara Elektronik Sektor Pariwisata; ada dua jenis izin Usaha-TDUP dan Izin Operasional-Sertifikasi UP yang akan diintegrasikan ke dalam OSS.
• Aplikasi perizinan di Kemenpar telah terintegrasi dengan OSS. Dari hasil verifikasi Stranas PK, ditemukan sudah terjadi transaksi
• Tim Teknis koordinasi perizinan di Kemenpar ditetapkan dalam Keputusan Kementerian Pariwisata nomor KM.18OT.001MP2018 tentang Satgas Percepatan Pelaksanaan Berusaha tanggal 8 Januari 2018; Namun masih perlu dipastikan bahwa Satgas menjalankan fungsi dan mekanisme koordinasi perizinan di internal Kemenpar.
Optimalisasi dan Perluasan KSWP (56%)
• Belum nenerapkan KSWP pada layanan tertentu karena saat ini masih dalam penyusunan draf peraturan menteri terkait pelaksanaan Konfirmasi Status Wajib Pajak.
33. Kementerian Riset dan Teknologi: 69%
Kemenristek menjadi penganggung jawab 3 sub-aksi pencegahan korupsi yang berada di bawah pendampingan dan monitoring Stranas PK. Dari hasil monitoring, realisasi capaian Kemenristek adalah 69%. Namun demikian, capaian Kemenristek secara agregat sudah mencapai 84% karena ada pemenuhan target tertangguh dari triwulan sebelumnya sebesar 15%. Berikut adalah highlight capaian 3 sub-aksi tersebut (dengan mempertimbangkan kepatuhan waktu pelaporan):
Sub-Aksi Capaian dan Kendala
Percepatan OSS (88%) • Daftar izin/layanan di Kemenristek telah teridentifikasi sebanyak 17 jenis izin dan telah diformalkan melalui Surat Sekretaris Jenderal Kemenristekdikti kepada Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian nomor B/2638/A.A1/PR.09.01/2019 tanggal 27 Juni 2019 tentang Penyampaian Daftar Layanan Publik; 3 di antaranya akan diintegrasi dengan OSS.
• Saat ini proses integrasi perizinan Silemkerma Kemendikbud dengan OSS masih pada tahap usulan.
• Tim Teknis Perizinan telah terbentuk melalui SK Tim ULT tahun 2019.
• Karena perubahan struktur pada Kemenristek, maka terdapat sekitar 3 izin yang akan diserahkan pada Kemendikbud. Hal ini menjadi subyek untuk perubahan target aksi.
Pembentukan UKPBJ (38%)
• UKPBJ struktural belum terbentuk, saat ini proses masih pada tahapan penyampaian surat usulan perubahan OTK ke KemenPANRB beserta naskah akademik.
Optimalisasi dan Perluasan KSWP (81%)
• Rancangan peraturan menteri terkait pelaksanaan Konfirmasi Status Wajib Pajak telah ada, tetapi terdapat kedala terjadinya perubahan tugas dan fungsi Kemenristek.
• Kendala yang ditemukan: Layanan yang akan diberlakukan KSWP berupa layanan Perizinan Pendirian Perguruan Tinggi Swasta. Dengan berlakunya Perpres No. 73/2019 tentang Kementerian Riset dan Teknologi, tugas dan fungsi layanan pendidikan tinggi ini yang sebelumnya di Kementerian Riset dan Pendidikan Tinggi berpindah ke Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
• Oleh karenanya saat ini masih dalam proses identifikasi ulang layanan publik yang akan diterapkan KSWP yang nantinya akan dimasukkan ke dalam draf peraturan menteri.
34. Badan Pengawas Obat dan Makanan: 56%
BPOM menjadi penganggung jawab 2 sub-aksi pencegahan korupsi yang berada di bawah pendampingan dan monitoring Stranas PK. Dari hasil monitoring, realisasi capaian BPOM adalah 56%. Namun demikian, capaian BPOM secara agregat sudah mencapai 79% karena ada pemenuhan target tertangguh dari triwulan sebelumnya sebesar 23%. Berikut adalah highlight capaian 2 sub-aksi tersebut (dengan mempertimbangkan kepatuhan waktu pelaporan):
Sub-Aksi Capaian dan Kendala
Percepatan OSS (50%) • Daftar izin di BPOM telah teridentifikasi melalui PeRBPOM 26/2018 dan PerBPOM 27/2018 tentang Pelayanan Publik BPOM. Kedua PerBPOM menyebutkan jumlah izin yang dilayani melalui OSS 15 (PerBPOM 26/2018) dan yang belum melalui OSS 17 (PermBPOM 27/2018). Dengan demikian total seluruh izin, rekom, sertifikat dan dokumen sejenis lainnya adalah 15 + 17 = 32.
• Namun dalam catatan Stranas PK, NSPK BPOM masih mengakomodasi pertemuan tatap muka antara pemohon dan pemberi izin, dikarenakan penyerahan persyaratan dilakukan secara manual.
• BPOM menganggap pembentukan Tim Teknis tidak diperlukan karena Pelayanan Publik yang diberikan BPOM sesuai komoditas sudah terbagi dalam Kedeputian masing-masing; Namun sayangnya BPOM tidak menjelaskan bagaimana fungsi dan mekanisme koordinasi perizinan di internal BPOM dijalankan.
Optimalisasi dan Perluasan KSWP (63%)
• Telah menerbitkan peraturan badan terkait pelaksanaan Konfirmasi Status Wajib Pajak namun pada triwulan berikutnya baru akan menerapkan KSWP pada layanan tertentu.
35. Badan Kepegawaian Negara: 37%
BKN menjadi penganggung jawab 2 sub-aksi pencegahan korupsi yang berada di bawah pendampingan dan monitoring Stranas PK. Dari hasil monitoring, realisasi capaian BKN adalah 37%. Namun demikian, capaian BKN secara agregat sudah mencapai 89% karena ada pemenuhan target tertangguh dari triwulan sebelumnya sebesar 52%. Berikut adalah highlight capaian 2 sub-aksi tersebut (dengan mempertimbangkan kepatuhan waktu pelaporan):
Sub-Aksi Capaian dan Kendala
Optimalisasi dan Perluasan KSWP (38%)
• BKN telah menerbitkan peraturan kepala badan terkait layanan publik tertentu yang diterapkan KSWP, melalui Peraturan Badan Kepegawaian Negara Republik Indonesia Nomor 51 Tahun 2019 Tentang Pelaksanaan Konfirmasi Status Wajib Pajak Atas Layanan Publik Tertentu Di Badan Kepegawaian Negara.
• Layanan publik BKN yang diterapkan KSWP, adalah layanan Talent Pool.
Sistem merit (36%) • Walaupun agak berjalan lambat pada periode-periode pelaporan sebelumnya, namun secara keseluruhan kinerja BKN terkait aksi sistem merit sudah dipenuhi di Triwulan IV ini.
• Sudah tersedia Rancangan Sistem Informasi Sistem Merit (Profile JPT, Data Kinerja, Data Kompetensi, Kualifikasi Jabatan).
• Sudah tersedia data Kompetensi untuk JPT dan Administrator Sebanyak 1987 dari target 2000 PNS dari 117 Instansi.
• Sudah diimplementasikan e-kinerja di 119 instansi secara akumulatif di tahun 2019, namun mencapai 175 Instansi total dgn dukungan STRANAS PK dan KORSUPGAH.
• Namun masih ada kendala yang ditemukan di antaranya: a) Kepatuhan pengembalian ANJAB/ABK Instansi yang bergerak lamban karena dokumennya dikirim ke KEMENPANRB tetapi tidak ditembuskan ke BKN. Belum lagi dengan benturan regulasi terkait format penyusunan Anjab/ABK; b) Tidak kewajiban implementasi e-kinerja dgn aplikasi tunggal BKN.
• Ke depannya beberapa target BKN yang ada kaitannya dengan daerah juga akan menjadi target yang wajib dilaporkan Pemda.
36. Badan Standardisasi Nasional: 56%
BSN menjadi penganggung jawab 1 sub-aksi pencegahan korupsi yang berada di bawah pendampingan dan monitoring Stranas PK. Dari hasil monitoring, realisasi capaian BSN adalah 56%. Namun demikian, capaian BSN secara agregat sudah mencapai 92% karena ada pemenuhan target tertangguh dari triwulan sebelumnya sebesar 36%. Berikut adalah highlight capaian 2 sub-aksi tersebut:
Sub-Aksi Capaian dan Kendala
Optimalisasi dan Perluasan KSWP (56%)
• Walaupun sempat terlambat, pada periode ini BSN telah menerbitkan peraturan badan terkait pelaksanaan Konfirmasi Status Wajib Pajak, yaitu: Peraturan Badan Standardisasi Nasional Nomor 22 tahun 2019 Tentang Konfirmasi Status Wajib Pajak Dalam Jasa Akreditasi Dan Jasa Layanan Otoritas Sponsor Pada Badan Standardisasi Nasional.
• Layanan yang diterapkan KSWP akan berjalan efektif pada triwulan berikutnya. Jenis layanan publik tersebut meliputi:
o akreditasi, dan o layanan otoritas sponsor.
37. Kementerian Ketenagakerjaan: 99%
Kemenaker menjadi penanggung jawab 3 sub-aksi pencegahan korupsi yang berada di bawah pendampingan dan monitoring Stranas PK. Dari hasil monitoring, realisasi capaian Kemenaker adalah 99%. Namun demikian, capaian Kemenaker secara agregat sudah mencapai 100% karena ada pemenuhan target tertangguh dari triwulan sebelumnya sebesar 1%. Berikut adalah highlight capaian 3 sub-aksi tersebut (dengan mempertimbangkan kepatuhan waktu pelaporan):
Sub-Aksi Capaian dan Kendala
Percepatan OSS (96%) • Aksi ini telah berjalan sesuai target yang ditentukan Stranas PK.
• Seluruh izin di Kemenkes telah teridentifikasi jumlah dan jenisnya
• Proses bisnis pada NSPK telah terstandar.
• Integrasi perizinan/pelayanan Kemenaker dengan OSS yang sudah dilakukan di antaranya adalah: Izin Perusahaan Penyedia Jasa Pekerja/Buruh (PPJP) dan layanan Wajib Lapor Ketenagakerjaan Perusahaan (WLKP).
• Masih ada 5 perizinan yang belum terintegrasi, yaitu: 1) SIP3MI-Surat Izin Penempatan Pekerja Migran Indonesia; 2) Izin Usaha Kantor Cabang P3MI; 3) SIU-LPTKS – Surat Izin Usaha Lembaga Penempatan Tenaga Kerja dan Perluasan Kesempatan Kerja; 4) SIU-LPPRT – Surat Izin Usaha Lembaga Penyalur Pekerja Rumah Tangga; 5) Izin Usaha Lembaga Pelatihan Kerja Swasta (LPK).
Optimalisasi dan Perluasan KSWP (100%)
• Daftar layanan publik yang akan diperluas untuk KSWP telah teridentifikasi, yaitu: 1) SIP3MI-Surat Izin Penempatan Pekerja Migran Indonesia; 2) Pengesahan RPTKA; 3) SIU-LPTKS lintas Propinsi – Surat Izin Usaha Lembaga Penempatan Tenaga Kerja dan Perluasan Kesempatan Kerja; 4) Izin Penyelenggaraan Pemagangan Luar Negeri; 5) Penunjukan PJK3 – Perusahaan Jasa Keselamatan dan Kesehatan Kerja; 6) Penunjukkan Lembaga Audit SMK3 – Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
• Telah terbit peraturan dalam rangka perluasan, optimalisasi pelaksanaan dan pelaporan KSWP, yaitu Peraturan Menteri Nomor 18 Tahun 2019 tentang Konfirmasi Status Wajib Pajak dalam Pemberian Layanan Publik Tertentu di Kementerian Ketenagakerjaan.
Pembangunan ZI/UPG (100%)
• Telah membangun UPG dan aktif menyampaikan pernyataan menerima atau tidak menerima gratifikasi.
• Namun untuk aksi UPG mulai triwulan V akan dipindahkan ke Gratifikasi Online (GOL).
38. Komisi Aparatur Sipil Negara: 25%
KASN menjadi penanggung jawab 1 sub-aksi pencegahan korupsi yang berada di bawah pendampingan Stranas PK, dengan realisasi capaian sampai Triwulan IV sebesar 25%. Namun demikian, capaian Kemenpar secara agregat sudah mencapai 50% karena ada pemenuhan target tertangguh dari triwulan sebelumnya sebesar 25%. Berikut adalah highlight capaian KASN pada sub-aksi tersebut (dengan mempertimbangkan kepatuhan waktu pelaporan):
Sub-Aksi Capaian dan Kendala
Sistem Merit (25%) • Beberapa kendala yang terjadi di KASN adalah lebih kepada koordinasi internal untuk pelaporan, terutama setelah focal point KASN untuk Stranas PK berhalangan tetap; di saat yang sama ada pergantian komisioner sehingga butuh waktu untuk konsolidasi.
• Evaluasi dan progres penerapan sistem merit untuk tahun 2019 sudah tersedia, namun belum dipublikasikan.
• SIPINTER atau Sistem Informasi Penerapan Sistem Merit di Instansi sudah mulai diterapkan meski tahun 2019 masih tahapan sosialisasi. Berikut hasil penilaiannya: 14 K/L sudah berstatus SANGAT BAIK, sementara di level Provinsi belum ada yang SANGAT BAIK.
• Sosialisasi Kode Etik ASN sudah tuntas dan sudah ada instansi yang menetapkan peraturan internal pemberlakuan Kode Etik ASN (Meski PP 40 belum direvisi).
39. Kejaksaan Agung: 73%
Kejagung menjadi penanggung jawab 4 sub-aksi pencegahan korupsi yang berada di bawah pendampingan dan monitoring Stranas PK. Dari hasil monitoring, realisasi capaian Kejagung adalah 73%. Namun demikian, capaian Kejagung secara agregat sudah mencapai 93% karena ada pemenuhan target tertangguh dari triwulan sebelumnya sebesar 20%. Berikut adalah highlight capaian 4 sub-aksi tersebut (dengan mempertimbangkan kepatuhan waktu pelaporan):
Sub-Aksi Capaian dan Kendala
Pembangunan ZI/UPG (48%)
• Sampai Triwulan IV UPG belum terbentuk karena masih dalam penyusunan regulasi terkait pengelolaan gratifikasi.
Implementasi SPPT-TI (75%)
• Baru 32% Satker di Kejati/Kejari yang mengirimkan data ke Puskarda; sampai Triwulan III, Satker telah mengunggah data 45,441 Dokumen; sementara di Triwulan IV dokumen yang diuplpad sebanyak 8.211 dengan total presentase adalah 18,06%.
Implementasi SPDP Online (86%)
• Target terkait 100% satker input data kedalam SPDP-Online telah tercapai baik di Kejaksaan.
• Namun target terkait dengan kesesuaian data di Kepolisian maupun di Kejaksaan dengan data yang diunggah kedalam SPDP-Online belum tercapai.
• Terdapat beberapa kendala terkait perbedaan persepsi; Menurut Kejaksaan dan Kepolisian masih belum ada kesepakatan SPDP
mana yang akan dihitung sebagai data dalam SPDP-Online, sementara menurut Korsup penindakan KPK semua SPDP baik yang sudah mencantumkan nama tersangka maupun belum bisa di input kedalam sistem SPDP-Online.
• Stranas PK akan memfasilitasi pertemuan untuk menyamakan persepsi penghitungan ini di triwulan berikutnya.
Pedoman Penuntutan (84%)
• Target di kejaksaan telah tercapai untuk penyusunan revisi Surat Edaran Jaksa Agung (SEJA) 003; Namun masih ditemukan kendala karena sewaktu penyusunan revisi SEJA tersebut, Kejaksaan agak tertutup.
40. Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban: 50%
LPSK menjadi penanggung jawab 1 sub-aksi pencegahan korupsi yang berada di bawah pendampingan Stranas PK, dengan realisasi capaian sampai Triwulan IV sebesar 50%. Namun demikian, capaian LPSK secara agregat sudah mencapai 100% karena ada pemenuhan target tertangguh dari triwulan sebelumnya sebesar 50%. Berikut adalah highlight capaian LPSK pada sub-aksi tersebut (dengan mempertimbangkan kepatuhan waktu pelaporan):
Sub-Aksi Capaian dan Kendala
Pembangunan ZI/UPG (50%)
• Telah membangun UPG dan aktif menyampaikan pernyataan menerima atau tidak menerima gratifikasi.
• Namun untuk aksi UPG mulai triwulan V akan dipindahkan ke Gratifikasi Online (GOL).
41. Badan Pemeriksa Keuangan: 0%
BPK menjadi penanggung jawab 1 sub-aksi pencegahan korupsi yang berada di bawah pendampingan Stranas PK, dengan realisasi capaian sampai Triwulan IV sebesar 0%. Berikut adalah highlight capaian BPK pada sub-aksi tersebut:
Sub-Aksi Capaian dan Kendala
Pembangunan ZI/UPG (0%)
• Belum pernah melaporkan progres pelaksanaan aksinya karena ada miskomunikasi baik di internal BPK maupun antar BPK dan Stranas PK, sehingga menyulitkan BPK melakukan pelaporan melalui jaga.id.
• Aksi pembentukan UPG mulai triwulan V akan dipindahkan pelaporannya ke Gratifikasi Online (GOL).
42. Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi : 79%
Kemendesa menjadi penanggung jawab 2 sub-aksi pencegahan korupsi yang berada di bawah pendampingan Stranas PK, dengan realisasi capaian sampai Triwulan IV (dengan mempertimbangkan kepatuhan waktu pelaporan) adalah sebesar 79%. Namun demikian, capaian Kemendesa secara agregat sudah mencapai 88% karena ada pemenuhan target tertangguh sebesar 9%. Berikut adalah highlight capaian Kemendesa pada sub-aksi tersebut:
Sub-Aksi Capaian dan Kendala
Pembangunan ZI/UPG (96%)
• Kemendesa sudah mengeluarkan Peraturan Menteri No 8 Tahun 2018 tentang Pedoman Pengendalian Gratifikasi di Lingkungan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi.
• Laporan penerimaan dan penolakan gratifikasi juga sudah disampaikan namun ada kendala pada pelaporan gratifikasi pejabat eselon I dan II yang baru dilaporkan sempurna pada Triwulan III dari seharusnya dilaporkan pada Triwulan II.
• Aksi pembentukan UPG mulai triwulan V akan dipindahkan pelaporannya ke Gratifikasi Online (GOL).
Implementasi Stratagei Pengawasan Keuangan Desa (63%)
• Regulasi tentang Strategi Pengawasan Desa masih dalam bentuk draf dan belum ada pembahasan intensif di antara Kemendesa. Kemendagri, dan BPKP. Begitu juga dengan portal pengaduan masyarakat tentang Keuangan Desa juga masih dalam proses pengembangan.
43. Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan: 25%
BPKP menjadi penanggung jawab 2 sub-aksi pencegahan korupsi yang berada di bawah pendampingan Stranas PK, dengan realisasi capaian sampai Triwulan IV sebesar 25%. Namun demikian, capaian BPKP secara agregat sudah mencapai 48% karena ada pemenuhan target tertangguh dari triwulan sebelumnya sebesar 23%. Berikut adalah highlight capaian BPKP pada sub-aksi tersebut:
Sub-Aksi Capaian dan Kendala
Penguatan APIP (25%) • Kemendagri, BKN, dan BPKP terlibat aktif dalam pembahasan unifikasi standar kompetensi dan telah menyepakati perlunya unifikasi standar kompetensi untuk APIP.
• Baru tersedia draf perjanjian kerjasama (MoU) antara BPKP dan Kemendagri terkait standar pelaporan APIP.
• Namun kendala terbesar adalah target pemenuhan kebutuhan APIP yang dianggap tidak realistis dicapai pada 2020 ini. Oleh karenanya penyesuaian target yang lebih realistis antara Stranas PK, BPKP, dan Kemendagri perlu dilakukan segera.
Implementasi Strategi Pengawasan Keuangan Desa (25%)
• Regulasi tentang Strategi Pengawasan Desa masih dalam bentuk draf dan belum ada pembahasan intensif di antara Kemendesa. Kemendagri, dan BPKP.
• Begitu juga dengan portal pengaduan masyarakat tentang Keuangan Desa juga masih dalam proses pengembangan.
44. Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi: 38%
BPPT menjadi penanggung jawab 2 sub-aksi pencegahan korupsi yang berada di bawah pendampingan Stranas PK, dengan realisasi capaian sampai Triwulan IV sebesar 38%. Namun demikian, capaian BPPT secara agregat sudah mencapai 44% karena ada pemenuhan target tertangguh dari triwulan sebelumnya sebesar 6%. Berikut adalah highlight capaian BPPT pada sub-aksi tersebut:
Sub-Aksi Capaian dan Kendala
Integrasi Perencanaan dan Penganggaran Berbasis Elektronik (25%)
• Target yang dijalankan BPPT untuk aksi ini berjalan lamban; misalnya untuk melakukan riviu/assesment terhadap aplikasi-aplikasi eksisting yang ada di K/L/D; Alasannya terkendala pendanaan, padahal Deputi Pencegahan KPK bersama Stranas PK telah mendapat komitmen dari pimpinan BPPT untuk penyediaan dana kegiatan asesmen ini.
Percepatan SPBE (50% • Sudah tersedia Draf Perban tentang Standar dan Cara Audit Teknologi aplikasi; namun draf ini belum pernah dibahas bersama Kemendagri, Kemenkeu, dan Bappenas.
• Stranas PK akan melakukan koordinasi lintas K/L untuk pembahasan draf Perban ini di triwulan berikutnya.
45. Kementerian Koordinator Politik Hukum dan Keamanan: 100%
Kemenkopolhukam menjadi penanggung jawab 1 sub-aksi pencegahan korupsi yang berada di bawah pendampingan Stranas PK, dengan realisasi capaian sampai Triwulan IV sebesar 100%. Berikut adalah highlight capaian Kemenpolhukam pada sub-aksi tersebut:
Sub-Aksi Capaian dan Kendala
Implementasi SPPT-TI • Kemenkopolhukam tidak memiliki target pada triwulan ini, namun sampai dengan 2019 telah membangun dashboard pimpinan yang menampilkan data penanganan perkara menggunakan dokumen versi ringkas.
46. Mahkamah Agung: 64%
MA menjadi penanggung jawab 1 sub-aksi pencegahan korupsi yang berada di bawah pendampingan Stranas PK, dengan realisasi capaian sampai Triwulan IV sebesar 64%. Namun demikian, capaian MA secara agregat sudah mencapai 100% karena ada pemenuhan target tertangguh dari triwulan sebelumnya sebesar 36%. Berikut adalah highlight capaian MA pada sub-aksi tersebut (dengan mempertimbangkan kepatuhan waktu pelaporan):
Sub-Aksi Capaian dan Kendala
Implementasi SPPT-TI (64%)
• Sudah 97% Satker yang mengirimkan data ke Puskarda, dan sampai Triwulan III telah mengunggah data 370.724 Dokumen, sementara di Triwulan IV dokumen yang diunggah sebanyak 109.447 dengan total presentase adalah 29,5%.
47. Badan Metereologi, Klimatologi, dan Geofisika: 25%
BMKG menjadi penanggung jawab 1 sub-aksi pencegahan korupsi yang berada di bawah pendampingan Stranas PK, dengan realisasi capaian sampai Triwulan IV sebesar 25%. Namun demikian, capaian BMKG secara agregat sudah mencapai 75% karena ada pemenuhan target tertangguh dari triwulan sebelumnya sebesar 50%. Berikut adalah highlight capaian BMKG pada sub-aksi tersebut:
Sub-Aksi Capaian dan Kendala
Pembangunan ZI (25%) • Di awal-awal Triwulan I dan II, BMKG agak lamban melaporkan progres aksinya; namun sejak Triwulan III beberapa target telah terpenuhi, misalnya target terkait usulan 22 Satker BMKG untuk ditetapkan sebagai Satker WBK/WBBM, termasuk sosialisasi dan pelaksanaan pembangunan ZI itu sendiri.
48. Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia: (belum ada penilaian)
BNP2TKI menjadi penanggung jawab 1 sub-aksi pencegahan korupsi yang berada di bawah pendampingan Stranas PK. Namum sampai Triwulan IV, belum ada target yang perlu dipenuhi BNP2TKI sehingga belum dilakukan penilaian kemajuan aksinya. Berikut adalah keterangannya:
Sub-Aksi Capaian dan Kendala
Pembangunan ZI (belum ada penilaian)
• Belum ada target.
• Pelaksanaan target baru akan dilakukan pada triwulan berikutnya.
49. Kementerian Pertahanan: 0%
Kemenhan menjadi penanggung jawab 1 sub-aksi pencegahan korupsi yang berada di bawah pendampingan Stranas PK, dengan realisasi capaian sampai Triwulan IV sebesar 0%. Berikut adalah penjelasan progers capaian Kemenhan:
Sub-Aksi Capaian dan Kendala
Pembentukan UKPBJ (0%)
• Sampai triwulan IV, Kemenhan belum melaporkan progres aksi ini. Dari hasil observasi Stranas PK, UKPBJ belum terbentuk di Kemenhan, padahal dalam beberapa kesempatan, Stranas PK telah mengadvokasi agar Kemenhan melaporkan progres aksi ini.
50. Badan Penyelenggara Jaminan Sosial – Ketenagakerjaan: 33%
BPJS-TK menjadi penanggung jawab 1 sub-aksi pencegahan korupsi yang berada di bawah pendampingan Stranas PK, dengan realisasi capaian sampai Triwulan IV sebesar 33%. Namun demikian, capaian BPJS-TK secara agregat sudah mencapai 77% karena ada pemenuhan target tertangguh dari triwulan sebelumnya sebesar 44%. Berikut adalah highlight capaian BPJS-TK pada sub-aksi tersebut:
Sub-Aksi Capaian dan Kendala
Percepatan OSS (33%)
• BPJK-TK baru melakukan pelaporan pada triwulan IV dan baru menggambarkan sedikit progres terkait daftar izin yang telah teridentifikasi.
• Dari laporan yang masuk ke jaga.id/monitoring, belum tersampaikan berapa jenis/jumlah izin yang dimiliki BPJS-TK.
• BPJS Ketenagakerjaan telah terintegrasi dengan OSS sejak tanggal 1 Juli 2018, dimana Setiap Pemberi Kerja/Badan Usaha (PK/BU) yang melakukan perizinan melalui OSS dapat mengonfirmasi kepesertaannya melalui aplikasi BPJS Ketenagakerjaan yang terintegrasi dengan OSS (Terdaftar/Belum Terdaftar).
• Tim Teknis Perizinan telah terbentuk melalui Surat Perintah Nomor SPRIN/1009/122019 tentang Penunjukan Tim Teknis / Koordinasi Terkait Pengintegrasian Sistem Aplikasi Pendaftaran Kepesertaan Program Jaminan Sosial Ketenagakerjaan Melalui OSS.
51. Badan Pengawas Tenaga Nuklir: 0%
Bapeten menjadi penanggung jawab 1 sub-aksi pencegahan korupsi yang berada di bawah pendampingan Stranas PK, dengan realisasi capaian sampai Triwulan IV sebesar 0%. Berikut adalah highlight capaian Bapeten pada sub-aksi tersebut:
Sub-Aksi Capaian dan Kendala
Percepatan OSS (0%)
• Sampai Triwulan IV, progres aksi percepatan OSS di Bapeten tidak pernah dilaporkan melalui jaga.id/monitoring.
• Setnas PK telah melakukan rapat koordinasi dengan Tim Bapeten dan juga telah dikonfirmasi ke BKPM, bahwa beberapa target aksi Stranas sebenarnya sudah tercapai. Oleh karena itu seluruh capaian akan dilaporkan pada B15.
52. Badan Siber dan Sandi Negara: 50%
BSSN menjadi penanggung jawab 2 sub-aksi pencegahan korupsi yang berada dalam pendampingan Stranas PK, dengan realisasi capaian sampai Triwulan IV sebesar 50%. Namun demikian, capaian BSSN secara agregat sudah mencapai 100% karena ada pemenuhan target tertangguh dari triwulan sebelumnya sebesar 50%. Berikut adalah highlight capaian BSSN pada sub-aksi tersebut:
Sub-Aksi Capaian dan Kendala
Percepatan SPBE (belum ada penilaian)
• Sampai Triwulan IV, BSSN belum ada target yang harus dilaporkan.
• Pelaksanaan target baru akan dilakukan pada triwulan berikutnya (salah satunya adalah penyusunan domain arsitektur keamanan SPBE nasional).
Implementasi SPPT-TI (50%)
• BSSN tidak memiliki target di Triwulan IV, namun sampai dengan 2019 telah melakukan uji keamanan aplikasi client serta audit tata kelola aplikasi walaupun agak terlambat melakukan pelaporan.
Kemendagri
Kemenko Perekonomian
BKPM
KLHK
Kemenkes
Kementan
Kemen ESDM
Kemen PUPR
KemenKominfo
BIG
Kemen ATR/BPN
Kemenkumham
Kemenkeu
PPATK
KUKM
Kemensos
BPJS Kesehatan
Kemenperin
Kemendag
KemenKKP
SKK Migas
OJK
BNSP
KemenBUMN
KemenPPN/Bappenas
KemenPanRB
LKPP
Kemenhub
Kemendikbud
Polri
Kemenag
Kemenpar
KemenRistek
BPOM
BKN
BSN
Kemenaker
KASN
Kejagung
LPSK
BPK
Kemendes
BPKP
BPPT
KemenPolhukam
MA
BMKG
BNP2TKI
Kemenhan
BPJS TK
Bapeten
BSSN
UKPBJUKPBJ11 sub-aksi 89%
Nilai Realisasi
71%
UKPBJUKPBJ 79%
89%
UKPBJUKPBJ 98%
UKPBJUKPBJ 91%84%
UKPBJUKPBJ
UKPBJUKPBJ
UKPBJUKPBJ100%
UKPBJUKPBJ 71%
UKPBJUKPBJ
UKPBJUKPBJ
UKPBJUKPBJ 92%
UKPBJUKPBJ 94%
UKPBJUKPBJ
UKPBJUKPBJ
UKPBJUKPBJ
UKPBJUKPBJ
UKPBJUKPBJ
UKPBJUKPBJ 93%
UKPBJUKPBJ
UKPBJUKPBJ
UKPBJUKPBJ11%
UKPBJUKPBJ 53%44%
UKPBJUKPBJ 84%51%
UKPBJUKPBJ
UKPBJUKPBJ
UKPBJUKPBJ 82%76%
UKPBJUKPBJ
UKPBJUKPBJ
UKPBJ
UKPBJUKPBJ 76%60%
UKPBJUKPBJ72%
UKPBJUKPBJ69%
UKPBJUKPBJ
UKPBJUKPBJ 89%37%
UKPBJUKPBJ 92%
99%
100%
100%
25%
81%
88%
84%
UKPBJUKPBJ 100%99%
UKPBJUKPBJ25%
UKPBJUKPBJ
UKPBJUKPBJ50%
UKPBJUKPBJ
UKPBJUKPBJ 48%
UKPBJUKPBJ
UKPBJUKPBJ64%
88%
100%100%
UKPBJUKPBJ 77%33%
63% 3 sub-aksi
100%2 sub-aksi
85% 5 sub-aksi
6 sub-aksi
89% 96%10 sub-aksi
90% 6 sub-aksi
34%
82%
79%
6 sub-aksi
5 sub-aksi
100% 100%1 sub-aksi
5 sub-aksi 88%76%
6 sub-aksi
9 sub-aksi
100% 1 sub-aksi
85% 92%3 sub-aksi
100%1 sub-aksi
100%2 sub-aksi73%
90% 100%2 sub-aksi
100%3 sub-aksi
67% 3 sub-aksi
83% 100%4 sub-aksi
86% 100%2 sub-aksi
0% 1 sub-aksi
1 sub-aksi
2 sub-aksi
46% 63%2 sub-aksi
48% 66%7 sub-aksi
6 sub-aksi
100%6 sub-aksi
74%7 sub-aksi57%
91%7 sub-aksi66%
4 sub-aksi
96%2 sub-aksi
3 sub-aksi
59% 79%2 sub-aksi
2 sub-aksi
56% 1 sub-aksi
3 sub-aksi
50%1 sub-aksi
73%
93%3 sub-aksi 93%3 sub-aksi
93%4 sub-aksi
100%1 sub-aksi
0% 0% 1 sub-aksi
79% 2 sub-aksi
25% 2 sub-aksi
37% 44%2 sub-aksi
1 sub-aksi
100%1 sub-aksi
75%25% 1 sub-aksi
0%
1 sub-aksibelum ada target
0% 1 sub-aksi0%
1 sub-aksi
0% 1 sub-aksi0%
50% 100%2 sub-aksi
Grafik Capaian Kementerian/Lembaga s/d Triwulan IV tahun 2019
Laporan Pelaksanaan Stranas PK Triwulan IV Tahun 2019
62
Nilai Kepatuhan
1. Kemendagri
2. Kemenko Perekonomian
3. BKPM
4. KLHK
5. Kemenkes
6. Kementan
7. Kementerian ESDM
8. Kementerian PUPR
9. Kemenkominfo
10. BIG
11. Kementerian ATR/BPN
12. KemenkumHAM
13. Kemenkeu
14. PPATK
15. KUKM
16. Kemensos
17. BPJS Kesehatan
18. Kemenperin
19. Kemendag
20. KKP
21. SKK Migas
22. OJK
23. BNSP
24. Kemen BUMN
25. KemenPPN/Bappenas
26. KemenPANRB
27. LKPP
28. Kemenhub
29. Kemendikbud
30. Polri
SKDU-HO, OSS, One Map, NIK, Manajemen Anti Suap, Perencanaan
dan Penganggaran, KSWP, Sistem Merit, APIP, Right Size,
Keuangan Desa.
OSS, One Map, INSW
OSS, KSWP
OSS, One Map, PKH, KSWP, ZI
OSS, UKPBJ, e-Katalog, Konsolidasi, KSWP, ZI
OSS, One Map, BO, NIK, INSW, UKPBJ, e-Katalog, Konsolidasi,
KSWP, ZI
OSS, One Map, BO, KSWP, NDR, ZI
OSS, UKPBJ, e-Katalog, Konsolidasi, Sentralisasi, KSWP, ZI
OSS, Perencanaan & Penganggaran, KSWP, SPBE, SPPT-TI
One Map
OSS, One Map, BO, KSWP, ZI
OSS, BO, UKPBJ, KSWP, ZI, SPPT-TI
OSS, BO, INSW, Perencanaan & Penganggaran, UKPBJ, Reformasi
Pajak, BEPS, KSWP, ZI
BO
OSS, BO, KSWP
NIK, ZI
OSS, NIK
OSS, INSW, KSWP
OSS, INSW, KSWP
OSS, INSW, KSWP, ZI
Manajemen Anti Suap, Implementasi NDR
Manajemen Anti Suap
KSWP
Manajemen Anti Suap, KSWP
Perencanaan & Penganggaran, SPBE
Perencanaan & Penganggaran, UKPBJ, Sistem Merit, ZI, APIP, Right
Sizing, SPBE
UKPBJ, e-Katalog, SIKAP, Konsolidasi, Sentralisasi, KSWP
OSS, UKPBJ, e-Katalog, Konsolidasi, KSWP, ZI
OSS, NIK, UKPBJ, e-Katalog, Konsolidasi, KSWP, ZI
OSS, UKPBJ, KSWP, ZI, SPPT-TI, SPDP Online
Tabel Kementerian/Lembaga dan Sub-Aksi yang Dilaksanakan
Laporan Pelaksanaan Stranas PK Triwulan IV Tahun 2019
63
OSS, UKPBJ, KSWP, ZI
OSS, KSWP
OSS, UKPBJ, KSWP
OSS, KSWP
KSWP, Sistem Merit
KSWP
OSS, KSWP, ZI
Sistem Merit
ZI, SPPT-TI, SPDP Online, Pedoman Penuntutan
ZI
ZI
ZI, Keuangan Desa
APIP, Keuangan Desa
SPBE, Perencanaan & Penganggaran
SPPT-TI
SPPT-TI
ZI
ZI
UKPBJ
OSS
OSS
SPBE, SPPT-TI
31. Kemenag
32. Kemenpar
33. Kemenristek
34. BPOM
35. BKN
36. BSN
37. Kemenaker
38. KASN
39. Kejagung
40. LPSK
41. BPK
42. Kemendes
43. BPKP
44. BPPT
45. KemenPolhukam
46. MA
47. BMKG
48. BNP2TKI
49. Kemenhan
50. BPJS ketenagakerjaan
51. Bapeten
52. BSSN
Laporan Pelaksanaan Stranas PK Triwulan IV Tahun 2019
64
Grafik Capaian Pemerintah Provinsi s/d Triwulan IV tahun 2019
Laporan Pelaksanaan Stranas PK Triwulan IV Tahun 2019
Aceh
Sumatera Utara
Riau
Kepulauan Riau
Sumatera Barat
Sumatera Selatan
Bengkulu
Jambi
Bangka Belitung
Lampung
Banten
DKI Jakarta
Jawa Barat
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Timur
Bali
NTB
NTT
Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur
Kalimantan Utara
Sulawesi Selatan
Sulawesi Barat
Sulawesi Utara
Sulawesi Tenggara
Sulawesi Tengah
Gorontalo
Maluku
Maluku Utara
Papua
Papua Barat
78%
Nilai Realisasi
59%
50%
53%
100%
43%
89%
93%
88%
25%
94%
81%
25%
44%
34%
61%
100%
81%
69%
82%
89%
98%
100%
38%
71%
55%
88%
41%
25%
47%
93%
Laporan Pelaksanaan Stranas PK Triwulan IV Tahun 2019
19%
82%
56%
66%
54%
69%
100%
98%
72%
75%
96%
100%
19%
100%
40%
49%
88%
38%
64%
63%
69%
75%
34%
56%
13%
0%
41%
25%
37%
21%
UKPBJ, E-katalog, Konsolidasi
UKPBJ, One Map
UKPBJ
UKPBJ, E-katalog
UKPBJ
UKPBJ
UKPBJ, E-katalog
UKPBJ, E-katalog
UKPBJ
UKPBJ, E-katalog, Konsolidasi
UKPBJ
UKPBJ
UKPBJ, E-katalog
UKPBJ
UKPBJ, E-katalog
UKPBJ, OneMap
UKPBJ
UKPBJ, E-katalog, One Map
UKPBJ
UKPBJ, E-katalog
UKPBJ, One Map
UKPBJ
UKPBJ, E-katalog
UKPBJ, E-katalog
UKPBJ
UKPBJ, OneMap
UKPBJ, E-katalog
UKPBJ, E-katalog
UKPBJ, E-katalog
100%
100%
100%
100%
55%UKPBJ
59%UKPBJ, E-katalog, OneMap
88%UKPBJ
51%UKPBJ, E-katalog
74%
UKPBJ, E-katalog
UKPBJ 0%
UKPBJ, E-katalog, Konsolidasi
UKPBJ, E-katalog, Konsolidasi
UKPBJ, E-katalog, Konsolidasi
65
Nilai Kepatuhan
100%
Membaca grafik di atas, progres capaian Pemprov sampai Triwulan IV 2019, dengan
mempertimbangkan kepatuhan waktu pelaporan maka hanya 11 Pemprov mencapai nilai
di atas 70%. Namun jika melihat realisasi capaian secara agregat maka terdapat 19
Pemprov yang nilainya di atas 70%, bahkan ada 6 Pemprov yang realisasinya mencapai
100%.
Untuk Pemerintah Kabupaten/Kota, sebagaimana tergambar pada grafik Nilai Kepatuhan
berikut, maka dari keseluruhan 508 Pemkab/Pemkot sebanyak 266 Pemkab/Pemkot
perolehan capaiannya di atas 70%. Sementara jika melihat Nilai Realisasi secara agregat,
maka ada peningkatan menjadi 277 Pemkab/kota yang nilainya di atas 70%.
Aceh Selatan
Aceh Tenggara
Aceh Timur
Aceh Tengah
Aceh Barat
Aceh Besar
Pidie
Aceh Utara
Simeulue
Aceh Singkil
Bireuen
Aceh Barat Daya
Gayo Lues
Aceh Jaya
Nagan Raya
Aceh Tamiang
Bener Meriah
Pidie Jaya
Kota Banda Aceh
Kota Sabang
Kota Lhokseumawe
Kota Langsa
Kota Subulussalam
Tapanuli Tengah
Tapanuli Utara
Tapanuli Selatan
Nias
Langkat
Karo
Deli Serdang
Simalungun
Asahan
Labuhanbatu
Dairi
Toba Samosir
Mandailing Natal
Nias Selatan
Pakpak Bharat
Humbang Hasundutan
Samosir
Serdang Bedagai
Batu Bara
Padang Lawas Utara
Padang Lawas
Labuhanbatu Selatan
Labuhanbatu Utara
Nias Utara
Nias Barat
Kota Medan
UKPBJUKPBJUKPBJ 50%
Nilai Realisasi
50%
UKPBJUKPBJUKPBJ 50%0%
UKPBJUKPBJUKPBJ 50%50%
UKPBJUKPBJUKPBJ 50%
UKPBJUKPBJUKPBJ 100%50%
UKPBJUKPBJUKPBJ 50%
UKPBJUKPBJUKPBJ50%
UKPBJUKPBJUKPBJ50%
UKPBJUKPBJUKPBJ 50%
UKPBJUKPBJUKPBJ 50%50%
UKPBJUKPBJUKPBJ 50%
UKPBJUKPBJUKPBJ 50%
UKPBJUKPBJUKPBJ 38%
UKPBJUKPBJUKPBJ
UKPBJUKPBJUKPBJ 75%25%
UKPBJUKPBJUKPBJ 44%
UKPBJUKPBJUKPBJ 50%
UKPBJUKPBJUKPBJ 50%
UKPBJUKPBJUKPBJ 50%
UKPBJUKPBJUKPBJ 50%50%
UKPBJUKPBJUKPBJ
UKPBJUKPBJUKPBJ 50%50%
UKPBJUKPBJUKPBJ 50%50%
UKPBJUKPBJUKPBJ 50%50%
UKPBJUKPBJUKPBJ
UKPBJUKPBJUKPBJ 88%
UKPBJUKPBJUKPBJ 50%50%
UKPBJUKPBJUKPBJ 50%
UKPBJUKPBJUKPBJ 50%
UKPBJUKPBJUKPBJ 50%48%
UKPBJUKPBJUKPBJ 50%50%
UKPBJUKPBJUKPBJ 50%50%
UKPBJUKPBJUKPBJ38%
UKPBJUKPBJUKPBJ 50%
UKPBJUKPBJUKPBJ 100%100%
UKPBJUKPBJUKPBJ 50%
0%
1%
100%
100%
0%
0%
0%
0%
100%0%
0%
25%
25%
0%
25% 75%
100%100%
88%
25%
0%
88%
1%
0%
UKPBJUKPBJUKPBJ 50%50%
UKPBJUKPBJUKPBJ63%
UKPBJUKPBJUKPBJ
UKPBJUKPBJUKPBJ 50%50%
UKPBJUKPBJUKPBJ 50%50%
UKPBJUKPBJUKPBJ
UKPBJUKPBJUKPBJ 25%
UKPBJ
UKPBJUKPBJUKPBJ
UKPBJUKPBJUKPBJ 50%50%
UKPBJUKPBJUKPBJ 50%50%
UKPBJUKPBJUKPBJ 50%25%
88%
100% 100%
88%88%
0%
0% 0%
100%100%
0% UKPBJ0%
Laporan Pelaksanaan Stranas PK Triwulan IV Tahun 2019
66
Nilai Kepatuhan
Grafik Capaian Pemerintah Kabupaten/Kota s/d Triwulan IV tahun 2019
Kota Sibolga
Kota Tanjung Balai
Kota Binjai
Kota Tebing Tinggi
Kota Padangsidimpuan
Kota Gunungsitoli
Pesisir Selatan
Solok
Sijunjung
Tanah Datar
Padang Pariaman
Agam
Lima Puluh Kota
Pasaman
Kepulauan Mentawai
Dharmasraya
Solok Selatan
Pasaman Barat
Kota Padang
Kota Solok
Kota Sawahlunto
Kota Padang Panjang
Kota Bukittinggi
Kota Payakumbuh
Kota Pariaman
Kampar
Indragiri Hulu
Bengkalis
Indragiri Hilir
Pelalawan
Rokan Hulu
Rokan Hilir
Siak
Kuantan Singingi
Kepulauan Meranti
Kota Pekanbaru
Kota Dumai
Kerinci
Merangin
Sarolangun
Batanghari
Muaro Jambi
Tanjung Jabung Barat
Tanjung Jabung Timur
Bungo
Tebo
Kota Jambi
Kota Sungai Penuh
Ogan Komering Ulu
Ogan Komering Ilir
UKPBJUKPBJUKPBJ 50%25%
UKPBJUKPBJUKPBJ 50%
UKPBJUKPBJUKPBJ 50%50%
UKPBJUKPBJUKPBJ 50%
UKPBJUKPBJUKPBJ50%
UKPBJUKPBJUKPBJ 50%
UKPBJUKPBJUKPBJ88%
38%
UKPBJUKPBJUKPBJ 50%
UKPBJUKPBJUKPBJ 50%
UKPBJUKPBJUKPBJ
UKPBJUKPBJUKPBJ
UKPBJUKPBJUKPBJ
UKPBJUKPBJUKPBJ
UKPBJUKPBJUKPBJ
UKPBJUKPBJUKPBJ 50%
UKPBJUKPBJUKPBJ
UKPBJUKPBJUKPBJ 38%
UKPBJUKPBJUKPBJ63%
UKPBJUKPBJ UKPBJ13%
UKPBJUKPBJUKPBJ, ONE MAP 75%
UKPBJUKPBJ 72%63%
UKPBJUKPBJ 60%
UKPBJUKPBJ 90%
UKPBJUKPBJ 85%40%
UKPBJUKPBJ 54%45%
UKPBJUKPBJ 72%61%
UKPBJUKPBJ13%
UKPBJUKPBJ 58%
UKPBJUKPBJ 45%
UKPBJUKPBJ 70%
88%
0%
0%
0%
0%
52%
36%
41%
UKPBJUKPBJ57%
UKPBJUKPBJUKPBJ
UKPBJUKPBJUKPBJ
UKPBJUKPBJUKPBJ
UKPBJUKPBJUKPBJ
UKPBJUKPBJUKPBJ
UKPBJUKPBJUKPBJ
UKPBJUKPBJUKPBJ
UKPBJUKPBJUKPBJ
UKPBJUKPBJUKPBJ
UKPBJUKPBJUKPBJ 50%50%
100%
100%100%
50%
50%
50%
50%
50%
88%UKPBJ
38% 88%UKPBJ
0%
38% 88%UKPBJ
100%50%
50%
0% UKPBJ0%
50%
100%50%
0% UKPBJ0%
100%50%
0%
88%38%
0%
88%
0%
UKPBJ0%0%
50%
28%
8%
47%
72%
UKPBJUKPBJUKPBJ 50%
100%100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
75% 75%
UKPBJ 100%75%
100%100%
UKPBJ 100%75%
100% 100%
50%
UKPBJ, ONE MAP
UKPBJ, ONE MAP
UKPBJ, ONE MAP
UKPBJ, ONE MAP
UKPBJ, ONE MAP
UKPBJ, ONE MAP
UKPBJ, ONE MAP
UKPBJ, ONE MAP
UKPBJ, ONE MAP
UKPBJ, ONE MAP
UKPBJ, ONE MAP
Laporan Pelaksanaan Stranas PK Triwulan IV Tahun 2019
67
Nilai RealisasiNilai Kepatuhan
UKPBJUKPBJUKPBJ 100%100%
UKPBJUKPBJUKPBJ 50%
UKPBJUKPBJUKPBJ 50%50%
UKPBJUKPBJUKPBJ
UKPBJUKPBJUKPBJ 50%
UKPBJUKPBJUKPBJ
UKPBJUKPBJUKPBJ 50%
UKPBJUKPBJUKPBJ 50%
UKPBJUKPBJUKPBJ
UKPBJUKPBJUKPBJ
UKPBJUKPBJUKPBJ
UKPBJUKPBJUKPBJ
UKPBJUKPBJUKPBJ
UKPBJUKPBJUKPBJ
UKPBJUKPBJUKPBJ
UKPBJUKPBJUKPBJ
UKPBJUKPBJ
UKPBJUKPBJUKPBJ
UKPBJUKPBJUKPBJ
UKPBJUKPBJUKPBJ63%
UKPBJUKPBJUKPBJ
UKPBJUKPBJUKPBJ
UKPBJUKPBJUKPBJ
UKPBJUKPBJUKPBJ
UKPBJUKPBJUKPBJ
UKPBJUKPBJUKPBJ
0%
UKPBJUKPBJUKPBJ
UKPBJUKPBJUKPBJ
UKPBJUKPBJUKPBJ
UKPBJUKPBJUKPBJ
UKPBJUKPBJUKPBJ
UKPBJUKPBJUKPBJ
50%
50%
UKPBJ
25% UKPBJ
UKPBJ
100%
0%
100%50%
Muara Enim
Lahat
Musi Rawas
Musi Banyuasin
Banyuasin
Ogan Kom Ulu Timur
Ogan Kom Ulu Selatan
Ogan Ilir
Empat Lawang
Penukal Abab Lem Ilir
Musi Rawas Utara
Kota Palembang
Kota Pagaralam
Kota Lubuk Linggau
Kota Prabumulih
Bengkulu Selatan
Rejang Lebong
Bengkulu Utara
Kaur
Seluma
Muko Muko
Lebong
Kepahiang
Bengkulu Tengah
Kota Bengkulu
Lampung Selatan
Lampung Tengah
Lampung Utara
Lampung Barat
Tulang Bawang
Tanggamus
Lampung Timur
Way Kanan
Pesawaran
Pringsewu
Mesuji
Tulang Bawang Barat
Pesisir Barat
Kota Bandar Lampung
Kota Metro
Bangka
Belitung
Bangka Selatan
Bangka Tengah
Bangka Barat
Belitung Timur
Kota Pangkal Pinang
Bintan
Karimun
Natuna UKPBJUKPBJUKPBJ
100%100%
0% UKPBJ0%
0%
50% 50%
50% 50%
50%
50%
100% 100%
50%
100%
100% 100%
UKPBJ 50%50%
50% 100%
0% UKPBJ13%
25% 75%
50% 100%
100%100%
50% 100%
25% 75%
50% 100%
25%
UKPBJ
75%UKPBJ
100%
100%
38%
100%100%
100%
100% 100%
100%
75%
100% 100%
100%100%
50% UKPBJ 100%
UKPBJ 100%50%
50%
50%
UKPBJUKPBJUKPBJ 100%
UKPBJUKPBJUKPBJ 100%
100%
50% UKPBJ 100%
50%50%
50%
50%
50% UKPBJ 100%
UKPBJ 100%
100%
75%
100%
75%
75%
75%
75%
100%
63% 100%
UKPBJ 75%25%
25%
50% UKPBJ 100%
75%
50%
Laporan Pelaksanaan Stranas PK Triwulan IV Tahun 2019
68
Nilai RealisasiNilai Kepatuhan
UKPBJUKPBJUKPBJ
UKPBJUKPBJUKPBJ
UKPBJUKPBJUKPBJ50%
UKPBJUKPBJUKPBJ
UKPBJUKPBJUKPBJ
UKPBJUKPBJUKPBJ
UKPBJUKPBJUKPBJ
50%
UKPBJUKPBJUKPBJ 50%
UKPBJUKPBJUKPBJ
UKPBJUKPBJUKPBJ
UKPBJUKPBJUKPBJ
UKPBJUKPBJUKPBJ
UKPBJUKPBJUKPBJ
UKPBJUKPBJUKPBJ
UKPBJUKPBJUKPBJ
UKPBJUKPBJUKPBJ
UKPBJUKPBJUKPBJ
UKPBJUKPBJUKPBJ
UKPBJUKPBJ
UKPBJUKPBJUKPBJ
UKPBJUKPBJUKPBJ
UKPBJUKPBJUKPBJ
UKPBJUKPBJUKPBJ
UKPBJUKPBJUKPBJ
UKPBJUKPBJUKPBJ
UKPBJUKPBJUKPBJ
UKPBJUKPBJUKPBJ0%
UKPBJUKPBJUKPBJ
UKPBJUKPBJUKPBJ
UKPBJUKPBJUKPBJ
75%
0%
38%
UKPBJUKPBJUKPBJ
UKPBJUKPBJUKPBJ
UKPBJUKPBJUKPBJ
UKPBJUKPBJUKPBJ
UKPBJUKPBJUKPBJ
UKPBJUKPBJUKPBJ
UKPBJUKPBJUKPBJ 25%
UKPBJUKPBJUKPBJ
UKPBJUKPBJUKPBJ 50%50%
UKPBJUKPBJUKPBJ 50%50%
UKPBJUKPBJUKPBJ
100%100%
50%
50%UKPBJ
UKPBJ
UKPBJ
100%
50%
50%
100%
UKPBJUKPBJUKPBJ
Lingga
Kepulauan Anambas
Kota Batam
Kota Tanjung Pinang
Bogor
Sukabumi
Cianjur
Bandung
Garut
Tasikmalaya
Ciamis
Kuningan
Cirebon
Majalengka
Sumedang
Indramayu
Subang
Purwakarta
Karawang
Bekasi
Bandung Barat
Pangandaran
Kota Bogor
Kota Sukabumi
Kota Bandung
Kota Cirebon
Kota Bekasi
Kota Depok
Kota Cimahi
Kota Tasikmalaya
Kota Banjar
Cilacap
Banyumas
Purbalingga
Banjarnegara
Kebumen
Purworejo
Wonosobo
Magelang
Boyolali
Klaten
Sukoharjo
Wonogiri
Karanganyar
Sragen
Grobogan
Blora
Rembang
Pati
Kudus
100%
100%
100%
100%100%
100%
100%
100%
50%
100% 100%
75%
75%75%
50%
75% 75%
100% 100%
75%
75% 75%
UKPBJ 50%
50%
50%
50%
UKPBJ 100%100%
100%
75%75%
100% 100%
75% 75%
75%75%
50% 50%
75%75%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
50% 50%
UKPBJ 50%
UKPBJ 50%
UKPBJ
50%
100%100%
50% 50%
0% 50%
50% 50%
50% 100%
100% 100%
25%25%
100% 100%
100%50%
50%50%
25%
100% 100%
100% 100%
100% 100%
Laporan Pelaksanaan Stranas PK Triwulan IV Tahun 2019
69
Nilai RealisasiNilai Kepatuhan
UKPBJUKPBJUKPBJ 50%
UKPBJUKPBJUKPBJ
UKPBJUKPBJUKPBJ 50%50%
UKPBJUKPBJUKPBJ
UKPBJUKPBJUKPBJ
UKPBJUKPBJUKPBJ
UKPBJUKPBJUKPBJ
UKPBJUKPBJUKPBJ
UKPBJUKPBJUKPBJ 75%
UKPBJUKPBJUKPBJ
UKPBJUKPBJUKPBJ
UKPBJUKPBJUKPBJ
UKPBJUKPBJUKPBJ
UKPBJUKPBJUKPBJ
UKPBJUKPBJUKPBJ
UKPBJUKPBJUKPBJ
UKPBJUKPBJUKPBJ
UKPBJUKPBJUKPBJ
UKPBJUKPBJ
UKPBJUKPBJUKPBJ
UKPBJUKPBJUKPBJ
UKPBJUKPBJUKPBJ
UKPBJUKPBJUKPBJ
UKPBJUKPBJ
0%
UKPBJUKPBJUKPBJ
UKPBJUKPBJUKPBJ
UKPBJUKPBJUKPBJ
UKPBJUKPBJUKPBJ
UKPBJUKPBJUKPBJ
UKPBJUKPBJUKPBJ
UKPBJUKPBJUKPBJ
UKPBJUKPBJUKPBJ
UKPBJUKPBJUKPBJ 50%50%
UKPBJUKPBJUKPBJ
UKPBJUKPBJUKPBJ 44%25%
100%100%
50%
50%
100%
UKPBJ
75% UKPBJ
UKPBJ
38%25%
0% UKPBJ0%
100%
UKPBJUKPBJUKPBJ 50%
Jepara
Demak
Semarang
Temanggung
Kendal
Batang
Pekalongan
Pemalang
Tegal
Brebes
Kota Magelang
Kota Surakarta
Kota Salatiga
Kota Semarang
Kota Pekalongan
Kota Tegal
Kulon Progo
Bantul
Gunung Kidul
Sleman
Kota Yogyakarta
Pacitan
Ponorogo
Trenggalek
Tulungagung
Blitar
Kediri
Malang
Lumajang
Jember
Banyuwangi
Bondowoso
Situbondo
Probolinggo
Pasuruan
Sidoarjo
Mojokerto
Jombang
Nganjuk
Madiun
Magetan
Ngawi
Bojonegoro
Tuban
Lamongan
Gresik
Bangkalan
Sampang
Pamekasan
Sumenep
0%
100%
100% 100%
0%
100% 100%
100%100%
50%
100%
50% 100%
50% 50%
75%
100%
50%
100%
100%
100%
UKPBJ 100%100%
50%0%
100%100%
75% 100%
100%
UKPBJ
UKPBJ
100%
100%
100%100%
100%
50%
100%100%
75% 75%
100%
75%75%
75% 75%
75%
50% UKPBJ 100%
UKPBJ 100%100%
UKPBJ 100%100%
UKPBJ 100%100%
100% UKPBJ 100%
UKPBJ 100%100%
100% UKPBJ 100%
100%
50%50%
100%
100%100%
100% 100%
25% 50%
100% 100%
65% 72%
UKPBJ 100%100%
UKPBJ 24%15%
100%100%
50%
Laporan Pelaksanaan Stranas PK Triwulan IV Tahun 2019
70
Nilai RealisasiNilai Kepatuhan
UKPBJUKPBJUKPBJ
UKPBJUKPBJUKPBJ
UKPBJUKPBJUKPBJ 100%50%
UKPBJUKPBJUKPBJ 50%
UKPBJUKPBJUKPBJ
UKPBJUKPBJUKPBJ
UKPBJUKPBJUKPBJ
UKPBJUKPBJUKPBJ
UKPBJUKPBJUKPBJ
UKPBJUKPBJUKPBJ
UKPBJUKPBJ
UKPBJUKPBJUKPBJ
UKPBJUKPBJUKPBJ
UKPBJUKPBJUKPBJ
UKPBJUKPBJUKPBJ 94%
UKPBJUKPBJUKPBJ
UKPBJUKPBJ
UKPBJUKPBJUKPBJ
UKPBJUKPBJUKPBJ 50%
UKPBJUKPBJUKPBJ
UKPBJUKPBJUKPBJ
UKPBJUKPBJUKPBJ
UKPBJUKPBJUKPBJ
UKPBJUKPBJ
UKPBJUKPBJUKPBJ 45%
UKPBJUKPBJUKPBJ 38%
0%
UKPBJUKPBJUKPBJ
UKPBJUKPBJUKPBJ
UKPBJUKPBJUKPBJ
UKPBJUKPBJUKPBJ
UKPBJUKPBJUKPBJ 75%
UKPBJUKPBJUKPBJ
UKPBJUKPBJUKPBJ
UKPBJUKPBJUKPBJ
UKPBJUKPBJUKPBJ 50%
UKPBJUKPBJUKPBJ52%
0%
25%
UKPBJ
75% 75%UKPBJ
0%
UKPBJ
100%
38%25%
100%
93%
25%
UKPBJUKPBJUKPBJ
Kota Kediri
Kota Blitar
Kota Malang
Kota Probolinggo
Kota Pasuruan
Kota Mojokerto
Kota Madiun
Kota Surabaya
Kota Batu
Pandeglang
Lebak
Tangerang
Serang
Kota Tangerang
Kota Cilegon
Kota Serang
Kota Tangerang Selatan
Jembrana
Tabanan
Badung
Gianyar
Klungkung
Bangli
Karangasem
Buleleng
Kota Denpasar
Lombok Barat
Lombok Tengah
Lombok Timur
Sumbawa
Dompu
Bima
Sumbawa Barat
Lombok Utara
Kota Mataram
Kota Bima
Kupang
Timor Tengah Selatan
Timor Tengah Utara
Belu
Alor
Flores Timur
Sikka
Ende
Ngada
Manggarai
Sumba Timur
Sumba Barat
Lembata
Rote Ndao
100%100%
100% 100%
100%
100% 100%
100% 100%
100% 100%
50%50%
UKPBJ0%
100%75%
75% 100%
75%
100%
UKPBJ 100%
UKPBJ 100%
100%
100%
100%
UKPBJ 50%50%
50%
100% 100%
50% UKPBJ 100%
75%
50%
UKPBJ 100%50%
UKPBJ 100%75%
100%100%
50%
94%51%
0% UKPBJ0%
50%50%
UKPBJ 50%50%
0% 50%
100%50%
50% UKPBJ 50%
51%
100% 100%
100%100%
50%50%
100%100%
0%
50%1%
50% UKPBJ 100%
UKPBJ38%
88%88%
100%100%
UKPBJ 50%50%
50%
100%
100%100%
Laporan Pelaksanaan Stranas PK Triwulan IV Tahun 2019
71
Nilai RealisasiNilai Kepatuhan
UKPBJUKPBJUKPBJ
UKPBJUKPBJUKPBJ50%
UKPBJUKPBJUKPBJ
UKPBJ
UKPBJUKPBJUKPBJ
UKPBJUKPBJUKPBJ
UKPBJUKPBJUKPBJ
UKPBJUKPBJ
UKPBJUKPBJUKPBJ
UKPBJUKPBJUKPBJ
UKPBJUKPBJUKPBJ
UKPBJUKPBJUKPBJ
UKPBJUKPBJUKPBJ, ONEMAP
UKPBJUKPBJ
UKPBJUKPBJ
UKPBJUKPBJ 81%
UKPBJUKPBJ
UKPBJUKPBJ
UKPBJUKPBJ
UKPBJUKPBJ
UKPBJUKPBJ
UKPBJUKPBJ
UKPBJUKPBJ 42%
0%
UKPBJUKPBJ
UKPBJUKPBJ
UKPBJUKPBJ
UKPBJUKPBJ
UKPBJUKPBJ
UKPBJUKPBJ
UKPBJUKPBJ
UKPBJUKPBJ
UKPBJUKPBJ
UKPBJUKPBJ
UKPBJ
UKPBJ
0%
UKPBJ
100%
100%
83%
17%
UKPBJUKPBJ
Manggarai Barat
Nagekeo
Sumba Tengah
Sumba Barat Daya
Manggarai Timur
Sabu Raijua
Malaka
Kota Kupang
Sambas
Mempawah
Sanggau
Ketapang
Sintang
Kapuas Hulu
Bengkayang
Landak
Sekadau
Melawi
Kayong Utara
Kubu Raya
Kota Pontianak
Kota Singkawang
Kotawaringin Barat
Kotawaringin Timur
Kapuas
Barito Selatan
Barito Utara
Katingan
Seruyan
Sukamara
Lamandau
Gunung Mas
Pulang Pisau
Murung Raya
Barito Timur
Kota Palangkaraya
Tanah Laut
Kotabaru
Banjar
Barito Kuala
Tapin
Hulu Sungai Selatan
Hulu Sungai Tengah
Hulu Sungai Utara
Tabalong
Tanah Bumbu
Balangan
Kota Banjarmasin
Kota Banjarbaru
Paser
88%
50%
100%
UKPBJ
UKPBJ 100%100%
UKPBJ 50%50%
100%
UKPBJ 100%
42%
100%
58%17%
56%
96%75%
75%50%
56%38%
71%
100%
53%
100%
100%100%
100%
100%
50%50%
75%
100%
50% 50%
0% UKPBJ0%
0% 50%
UKPBJ0%0%
UKPBJ0%0%
39%
UKPBJ 88%88%
100%
50% 50%
UKPBJ 50%
50%
0% 50%
75%75%
0% 50%
0% 50%
100%
50%
100%
100% 100%
100% UKPBJ, ONEMAP
UKPBJ, ONEMAP
17% 42%UKPBJ, ONEMAP
58% 84%
46%
75%
58%
75% 100%
50%
100% 100%
50%
50% 100%
100% 100%
50%
50%
100%
50% 100%
50% 50%
100%
50%
66% 79%UKPBJ, ONEMAP
UKPBJ, ONEMAP
UKPBJ, ONEMAP
UKPBJ, ONEMAP
UKPBJ, ONEMAP
UKPBJ, ONEMAP
UKPBJ, ONEMAP
UKPBJ, ONEMAP
UKPBJ, ONEMAP
UKPBJ, ONEMAP
UKPBJ, ONEMAP
UKPBJ, ONEMAP
UKPBJ, ONEMAP
UKPBJ, ONEMAP
UKPBJ, ONEMAP
UKPBJ, ONEMAP
UKPBJ, ONEMAP
UKPBJ, ONEMAP
UKPBJ, ONEMAP
UKPBJ, ONEMAP
UKPBJ, ONEMAP
UKPBJ, ONEMAP
UKPBJ, ONEMAP
UKPBJ, ONEMAP
Laporan Pelaksanaan Stranas PK Triwulan IV Tahun 2019
72
Nilai RealisasiNilai Kepatuhan
UKPBJUKPBJUKPBJ, ONE MAP
UKPBJUKPBJ
UKPBJUKPBJ50%
UKPBJUKPBJ 87%
UKPBJUKPBJ
UKPBJUKPBJ
UKPBJUKPBJ
UKPBJUKPBJUKPBJ
UKPBJUKPBJUKPBJ
UKPBJUKPBJUKPBJ
UKPBJUKPBJ
UKPBJUKPBJUKPBJ
UKPBJUKPBJUKPBJ
UKPBJUKPBJUKPBJ
UKPBJUKPBJ
UKPBJUKPBJUKPBJ 50%
UKPBJUKPBJUKPBJ
UKPBJUKPBJUKPBJ
UKPBJUKPBJUKPBJ
UKPBJUKPBJUKPBJ
UKPBJUKPBJ
UKPBJUKPBJUKPBJ
UKPBJUKPBJUKPBJ
0%
UKPBJUKPBJUKPBJ
UKPBJUKPBJUKPBJ
UKPBJUKPBJUKPBJ
UKPBJUKPBJ
UKPBJUKPBJUKPBJ
UKPBJUKPBJUKPBJ
UKPBJUKPBJUKPBJ
UKPBJUKPBJUKPBJ
UKPBJUKPBJUKPBJ
UKPBJUKPBJUKPBJ
42%
88%
UKPBJ
100%
UKPBJUKPBJUKPBJ
Kutai Kartanegara
Berau
Kutai Barat
Kutai Timur
Penajam Paser Utara
Mahakam Ulu
Kota Balikpapan
Kota Samarinda
Kota Bontang
Bulungan
Malinau
Nunukan
Tana Tidung
Kota Tarakan
Bolaang Mongondow
Minahasa
Kepulauan Sangihe
Kepulauan Talaud
Minahasa Selatan
Minahasa Utara
Minahasa Tenggara
Bolaang Mongond Utara
Kep. Siau Taguland Barat
Bolaang Mongond Timur
Bolaang Mongond Sltn
Kota Manado
Kota Bitung
Kota Tomohon
Kota Kotamobagu
Banggai
Poso
Donggala
Toli Toli
Buol
Morowali
Banggai Kepulauan
Parigi Moutong
Tojo Una Una
Sigi
Banggai Laut
Morowali Utara
Kota Palu
Kepulauan Selayar
Bulukumba
Bantaeng
Jeneponto
Takalar
Gowa
Sinjai
Bone
96%78%
84%
92%
100%
75%
UKPBJ
UKPBJ
UKPBJ
UKPBJ
50%
UKPBJ
UKPBJ50%
50% UKPBJ 50%
100%
100%
25%
50%
UKPBJ 100%
75%
100%
UKPBJ
50%
100%
75% UKPBJUKPBJ 96%
95%
45% 66%
81%
75% 75%
100% 100%
88%
50% UKPBJ 50%
50% UKPBJ 50%
100%
75%
50%
50% 50%
25% 75%
25% 38%
0% UKPBJ0%
25% 75%
0% UKPBJ0%
25% 38%
25% 75%
0% 50%
50%
0% UKPBJ0%
0% 50%
0% UKPBJ 50%
0%
50% 75%
50% UKPBJ 50%
100% 100%
100%50%
55%
100%
100%
5% 50%
0% 50%
0%
50%
50%
50%
50%
75%25%
25% UKPBJ 75%
UKPBJ 50%
0%
50%
100%
50% UKPBJ 100%
100%75%
75%
100%
100% 100%
100%
50%
50% 50%
UKPBJ, ONE MAP
UKPBJ, ONE MAP
UKPBJ, ONE MAP
UKPBJ, ONE MAP
UKPBJ, ONE MAP
UKPBJ
UKPBJ
UKPBJ
Laporan Pelaksanaan Stranas PK Triwulan IV Tahun 2019
73
Nilai RealisasiNilai Kepatuhan
UKPBJUKPBJUKPBJ
UKPBJUKPBJUKPBJ
UKPBJUKPBJUKPBJ 100%50%
UKPBJUKPBJUKPBJ
UKPBJUKPBJUKPBJ
UKPBJUKPBJUKPBJ
UKPBJUKPBJ
UKPBJUKPBJUKPBJ
UKPBJUKPBJUKPBJ
UKPBJUKPBJUKPBJ
UKPBJUKPBJUKPBJ
UKPBJUKPBJUKPBJ
UKPBJUKPBJ
UKPBJUKPBJUKPBJ
UKPBJUKPBJUKPBJ 50%
UKPBJUKPBJUKPBJ
UKPBJUKPBJUKPBJ
UKPBJUKPBJUKPBJ
UKPBJUKPBJUKPBJ
UKPBJUKPBJ
0%
UKPBJUKPBJ
UKPBJUKPBJUKPBJ, ONE MAP
UKPBJUKPBJUKPBJ, ONE MAP
UKPBJUKPBJ UKPBJ
UKPBJUKPBJUKPBJ, ONE MAP
UKPBJUKPBJUKPBJ
UKPBJUKPBJUKPBJ 50%
UKPBJUKPBJUKPBJ
0%
100%
100%
38%
Maros
Pangkajene Kepulauan
Barru
Soppeng
Wajo
Sidenreng Rappang
Pinrang
Enrekang
Luwu
Tana Toraja
Luwu Utara
Luwu Timur
Toraja Utara
Kota Makassar
Kota Pare Pare
Kota Palopo
Kolaka
Konawe
Muna
Buton
Konawe Selatan
Bombana
Wakatobi
Kolaka Utara
Konawe Utara
Buton Utara
Kolaka Timur
Konawe Kepulauan
Muna Barat
Buton Tengah
Buton Selatan
Kota Kendari
Kota Bau Bau
Gorontalo
Boalemo
Bone Bolango
Pohuwato
Gorontalo Utara
Kota Gorontalo
Mamuju Utara
Mamuju
Mamasa
Polewali Mandar
Majene
Mamuju Tengah
Maluku Tengah
Maluku Tenggara
Kepulauan Tanimbar
Buru
Seram Bagian Timur
100%
100%
100%
UKPBJ 100%
UKPBJ
75%
UKPBJ 75%50%
50%
UKPBJ 100%
25%
UKPBJ 100%
UKPBJ 100%
UKPBJ 50%50%
50%
100%
50% UKPBJ 50%
71%
13%
UKPBJ
64%23%
100%100%
UKPBJ50%
50%
75%
75% 75%
100% 100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
UKPBJ 100%
UKPBJ 100%
UKPBJ 100%
UKPBJ 100%
UKPBJ 100%
UKPBJ 100%
UKPBJ 100%
UKPBJ 100%
UKPBJ 100%
UKPBJUKPBJUKPBJ 100%UKPBJ 100%UKPBJ 100%
UKPBJ 50%0%
100%
50%
50% 50%
100% 100%
75% 75%
100%
100% 100%
100%
100%
50%50%
0%
100%
100% 100%
25% UKPBJ 75%
25% 75%
50%
100%
50%
50%
50%
50%
50%
50%
50%
UKPBJ 50%
UKPBJ 50%
UKPBJ 50%
UKPBJ 50%
UKPBJ 50%
42%
63% 100%
0%
1% 50%
UKPBJ 50%
100%
0% 50%
50% UKPBJ 50%
Laporan Pelaksanaan Stranas PK Triwulan IV Tahun 2019
74
Nilai RealisasiNilai Kepatuhan
UKPBJUKPBJUKPBJ
UKPBJUKPBJ UKPBJ
50%
UKPBJUKPBJUKPBJ
UKPBJUKPBJUKPBJ
UKPBJUKPBJUKPBJ
UKPBJUKPBJ
UKPBJUKPBJUKPBJ, ONE MAP
UKPBJUKPBJUKPBJ, ONE MAP
UKPBJUKPBJUKPBJ 25%
UKPBJUKPBJ
UKPBJUKPBJUKPBJ, ONE MAP 52%
UKPBJUKPBJUKPBJ, ONE MAP
UKPBJ
UKPBJUKPBJ
UKPBJUKPBJUKPBJ
UKPBJUKPBJUKPBJ
0%
UKPBJUKPBJUKPBJ
UKPBJ
UKPBJUKPBJ
UKPBJUKPBJUKPBJ
UKPBJUKPBJUKPBJ 50%
UKPBJUKPBJUKPBJ15%
0%
UKPBJ
0%
UKPBJ
43%34%
48%
Seram Bagian Barat
Kepulauan Aru
Maluku Barat Daya
Buru Selatan
Kota Ambon
Kota Tual
Halmahera Barat
Halmahera Tengah
Halmahera Utara
Halmahera Selatan
Kepulauan Sula
Halmahera Timur
Pulau Morotai
Pulau Taliabu
Kota Ternate
Kota Tidore Kepulauan
Merauke
Jayawijaya
Jayapura
Nabire
Kepulauan Yapen
Biak Numfor
Puncak Jaya
Paniai
Mimika
Sarmi
Keerom
Pegunungan Bintang
Yahukimo
Tolikara
Waropen
Boven Digoel
Mappi
Asmat
Supiori
Mamberamo Raya
Mamberamo Tengah
Yalimo
Lanny Jaya
Nduga
Puncak
Dogiyai
Intan Jaya
Deiyai
Kota Jayapura
Sorong
Manokwari
Fak Fak
Sorong Selatan
Raja Ampat
50%
25% 75%
50%
44%
50%
UKPBJ 63%
UKPBJ
38%
13%
37%
50% UKPBJ 50%
UKPBJ
35%
0% UKPBJ0%
30%
50%
UKPBJ
50% 50%
0%
25%
UKPBJ 50%50%
25%
30%
0%
0% 13%
UKPBJ 50%
0% 31%
0% UKPBJ 22%
0% UKPBJUKPBJ UKPBJ13%
0%
0% UKPBJ0%
UKPBJ0%
25%
0% UKPBJ0%
50%
0% UKPBJ 25%
63%
UKPBJ, ONE MAP3%0%
0% UKPBJ, ONE MAP0%
32%
25%
0% UKPBJ0%
0% 50%
0% UKPBJ, ONE MAP3%
3%
0% UKPBJ, ONE MAP2%
0% UKPBJ0%
0% UKPBJ0%
0% UKPBJ0%
25%
25% 25%
48%
25%25%
0% UKPBJ0%
0% UKPBJ0%
UKPBJ25% 25%
0% UKPBJ0%
UKPBJ0%
0% UKPBJ13%
UKPBJ13%
UKPBJ 50%50%
UKPBJ 50%50%
50%
50% UKPBJ 75%
1%
Laporan Pelaksanaan Stranas PK Triwulan IV Tahun 2019
75
Nilai RealisasiNilai Kepatuhan
UKPBJUKPBJUKPBJ
UKPBJUKPBJUKPBJ 70%50%
UKPBJUKPBJUKPBJ 31%13%
Teluk Bintuni
Teluk Wondama
Kaimana
Tambrauw
Maybrat
Manokwari Selatan
Pegunungan Arfak
Kota Sorong
UKPBJ 50%
50% UKPBJ 50%
0%
59%
0%
0%
0%
0%
UKPBJ0%
UKPBJ0%
UKPBJ0%
UKPBJ 50%
Laporan Pelaksanaan Stranas PK Triwulan IV Tahun 2019
76
Nilai RealisasiNilai Kepatuhan
77
Laporan Pelaksanaan Stranas PK Triwulan IV Tahun 2019
Demikianlah laporan pelaksanaan aksi pencegahan korupsi tahun 2019 ini disusun untuk
dijadikan bahan evaluasi baik oleh Tim Nasional maupun Kementerian/Lembaga/Pemda
yang menjadi penanggung jawab aksi.
Hasil dari laporan ini akan menjadi rujukan bersama mengenai apa, bagaimana dan sudah
sampai di mana aksi-aksi pencegahan korupsi dilakukan oleh Pemerintah; dan bagaimana
Pemerintah, dalam hal ini Strategi Nasional Pencegahan Korupsi terus konsisten menciptakan
dan mendorong program atau inisiatif pencegahan korupsi, baik yang ada di Pusat maupun di
Daerah.
Stranas PK yang dipimpin oleh KPK, Kemendagri, KemenPANRB, Bappenas dan KSP telah
memungkinkan terjadinya kolaborasi dan sinergi yang cukup baik antar Kementerian,
Lembaga, dan Pemda dalam menjalankan aksi-aksi pencegahan korupsi secara bersama-
sama. Tujuan utamanya adalah bagaimana kolaborasi dan sinergi ini dapat mempercepat
terciptanya “the enabling environment” atau pra-kondisi demi terwujudnya Indonesia yang
bersih dan bebas dari praktik-praktik korupsi.
PENUTUP
SEKRETARIAT NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSIPK(SETNAS )
Gedung Merah Putih KPKJl Kuningan Persada No. 4 Setiabudi, Jakarta - Indonesia
021-25578300 ext. 8104
https://stranaspk.kpk.go.id
https://jaga.id/monitoring