STRATEGI KOPING DISFUNGSIONAL KELUARGA.rtf

download STRATEGI KOPING DISFUNGSIONAL KELUARGA.rtf

If you can't read please download the document

Transcript of STRATEGI KOPING DISFUNGSIONAL KELUARGA.rtf

STRATEGI KOPING DISFUNGSIONAL KELUARGASementara keluarga fungsional mengalami stress cenderung bertindak dengan arahan yang mengurangi stres, keluarga disfungsional cenderung menggunakan strategi defensif habitual yang cenderung tidak menghapuskan atau menghilangkan atau melemahkan stresor ( Epstein et al., 1993; White, 1974 ). Strategi koping yang disfungsional secara temporer mengurangi stresor, tetapi stres tersebut kembali karena stresor yang mendasari tidak dihadapi. Strategi penurun stres dapat fungsional dan disfungsional. Perbedaannya adalah bahwa strategi disfungsional memiliki efek membahayakn jangka panjang bagi anggota keluarga dan keluarga.Keluarga menggunakan berbagai strategi disfungsional khusus dalam upaya mengatasi masalah mereka. Pada sebagian besar kasus, straategi ini dipilih secara tidak sadar, sering kali sebagai respons yang digunakan keluarga asal mereka dalam upaya beradaptasi.Penyangkalan masalah keluargaPenyangkalan adalah mekanisme pertahanan yang digunakan oleh anggota keluarga dan keluarga sebagai satu kesatuan. Pada basis jangka pendek, penyangkalan keluarga sering kali fungsional, karena ini memungkinkan keluarga membeli waktu guna melindungi dirinya sementara secara bertahap menerima peristiwa yang menimbulkan kepedihan. Tetapi jika berlangsung lama, penyangkalan bersifat disfungsional bagi keluarga.Penyangkalan Dan Ekploitasi Emosional Anggota KeluargaTerdapat beberapa cara eksploitif terbuka sehingga keluarga dapat menurunkan ketegangan keluarga sehingga keluarga dapat menurunkan ketegangan keluarga sebagai kelompok dengan pengungkapan emosional satu atau lebih anggota keluarga. Dalam kategori luas penyangkalan dan eksploitif emosional ini, dua pola disfungsional keluarga dibahas secara singkat : mengkambinghitamkan dan penggunaan ancaman.Mengkambinghitamkan: mengkambinghitamkan adalah mekanisme koping disfungsional karena walaupun tindakan ini menurunkan tingkat ketegangan sistem keluarga dan memungkinkan keberlanjutan homeostatis keluarga, namun mengkorbankan kesehatan emosional satu anggota keluarga-orang yang dikambinghitamkan atau pasien yang teridentifikasi (Fischer & Wampler, 1994; McCreery, 1981).Penggunaan Ancaman: ancaman adalah strategi koping disfungsional yang digunakan guna mempertahankan keluarga tetap bersama dengan pengorbanan kesehatan emosional anggotanya. Ancaman dapat dianggap sebagai dinamika keluarga berulang pada banyak keluarga yang bermasalah (Gagne, 1992, smoyak , 1969).Penyangkalan Dilihat Dari Sistem Keyakinan Keluarga: Mitos KeluargaMelalui sistem keyakinan keluarga, mitos dapat diciptakan mengenai keluarga yang mengaburkan kenyataan dan menyangkat beberapa perkara serta masalah nyata dalam kelompok. Masalh ini di rasakan baik sebagai hal yang menyakitkan untuk diungkapkan secara terbuka atau sebagai hal yang tidak perlu didiskusikan karena dengan melakukannya hanya akan membuat keadaan bertambah buruk (Byng-Hall,1988).Penyangkalan Dilihat Dari Pola Komunikasi : TrianglingCara lain untuk mengurangi stres baik berbasis jangka pendek maupun panjang dalam keluarga adalah melalui penggunaan triangling. Konsep ini dikembangkan Bowen (1976), seorang ahli terapi keluarga yang terkenal, dan diterapkan dalam hubungan yang bersifat diadik guna mengurangi ketegangan dengan menambahkan sorang anggota ketiga, yang kemudian terserap dan menyebarkan ketegangan yang berkelanjutan dalam hubungan diadik (Goldenberg & Goldenberg, 2000). Dengan kata lain, membawa seorang anggota ketiga mengurangi emosionalitas antara dua orang awalnya dengan memindahkan ketegangan ke anggota diadik yang baru dan membuat satu dari pasangan semula menjadi pihak luar. Keseimbangan kekuatan dalam triangling bersifat fleksibel dan dapat bergeser baik dalam periode waktu sering atau lama. Pada saat stres sangat tinggi, sebuah sistem membentuk segitiga (triangle) dengan lebih banyak pihak luar lagi, yang sekali lagi mengurangu tekanan dalam keluarga (Goldenberg & Goldenberg; Miller & Winstead-Fry,1982).Triangling dicantumkan disini sebagai strategi koping disfungsional karena merupakan cara yang biasa digunakan guna mengurangi ketegangan interpersonal dalam keluarga tanpa mengatasi situasi buruk yang mendasari (Juni,1995). Walaupun triangling dapat dipandang sebagai fenomena yang terjadi sampai derajat tertentu dalam semua interaksi yang berlandasan emosional, dan khususnya pada hubungan diadik yang mengalami tekanan, penggunaan pervasif mekanisme penurunan stres ini selama periode waktu lama dapat dianggap disfungsional karena tidak melakukan apa pun untuk mengurangi stresor sehingga mencederai kebutuhan emosional anggota keluarga dalam jangka panjang.Penyangkalan Dipelihara Melalui Penjarakan Emosional : PseudomutualitasPseudomutualitas dapat dipandang sebagai strategi koping disfungsional karena memelihara homeostatis keluarga dengan membahayakan pemenuhan fungsi afektif keluarga-yaitu, dengan mengakui dan memberikan repons terhadap kebutuhan emosional anggotanya (Schreiber, 1992). Masalah yang sebenarnya, ketidakmampuan untuk meningkatkan dan memelihara hubungan yang akrab, dekat, dan afektif dibungkus dengan suatu solidaritas serta kohensivitas palsu pada anggota keluarga. Pseudomutualitas telah diidentifikasi sebagai suatu tipe keterkaitan yang ditandai oleh adanya suatu keasyikan keluarga yang bersatu dalam peran formal dengan mengorbankan identitas individu (Wynne et al., 1958, hlm.205). Seperti pada penggunaan ancaman, perpisahan atau individualitas individu tidak diperkenankan. Perbedaan atau divergensi individu dirasakan sebagai penyebab utama terganggunya hubungan sehingga harus dihindari. Penggunaan ancaman tersebut kadang digunakan dalam keluarga yang menerapkan pseudomutualitas.Pola Dominansi / Kepatuhan Ekstrem : OtoritarianismePatuh kepada dominasi yang menonjol termasuk dalam bagian ini sebagai strategi koping disfungsional jangka panjang, karena melalui kepatuhan anggota keluarga terhadap figur yang dominan dan berkuasa, biasanya suami/ayah, ekuilibrium keluarga tercapai. Hal ini lagi lagi, mengorbankan emosional orang orang yang berada dalam posisi bawah, dan kurang lebih sebagai dominator. Kedamaian dan keselarasan dapat dicapai baik dengan basis jangka pendek maupun panjang, tetapi jika kedamaian dan keselarasan dipaksakan , amarah pun merebak di bawah permukaan lalu dikuasai baik dengan kepatuhan dan bergantung pada kedamaian dan keselarasan, maupun diungkapkan dalam bentuk depresi, somatisasi, atau perilaku menyimpang, tindakan antisosial dan bersifat merusak.Otoritarianisme adalah kecenderungan seseorang untuk berhenti mandiri karena ketidakberdayaan dan ketergantungannya, serta keinginan untuk bergabung dengan seseorang atau sesuatu diluar dirinya agar mendapatkan kekuasaan atau kekuatan yang dirasakan kurang. Perpecahan Dan Kecanduaan Dalam KeluargaUntuk mengurangi ketegangan atau stres dalam keluarga, anggota keluarga boleh jadi secara fisik atau psikososial saling berpisah. Perpisahan ini mencakup kehilangan anggota keluarga karena pengabaian, perpisahan, atau perceraian, dan gangguan psikososial anggota keluarga lewat keterlibatan anggota dalam kecanduan (mis.,alkohol, obat obatan, berjudi). Hanya keluarga yang mengalami kecanduan yang dibahas di sini.Keluarga Yang Mengalami KecanduanSementara kebanyakan orang mengenali bahwa kecaduan alkohol dan obat obatan adalah penyakit, hanya sedikit sekali yang mengenalinya sebagai penyakit keluarga (Al Anon Family Groups, 2000). Saat ini, kecanduan anggota keluarga dipahami sebagai masalah sistem keluarga bukan masalah individu. Alkohol dan obat obatan telah ditemukan memiliki pola intergenerasi. Penyalahgunaan minuman pada dewasa muda telah ditemukan dipengaruhi oleh disfungsi dalam dalam keluarga asal (Fischer & Wampler,1994).Kekerasan Dalam KeluargaMenggunakan ancaman, mengkambinghitamkan, dan otoriterianisme yang ekstrem dapat menyebabkan kekerasan dalam keluarga. Kekerasan dalam keluarga dikenali sebagai sutu dari empat masalah kesehatan masyarakat utama saat ini (Gelles, 2000; Wallace, 1996). Literatur profesional mengenai penganiayaan anak, pengabain anak, dan penganiayaan pasangan meningkatkan jumlah penelitian di bidang ini.Terdapat enam tipe kekerasan dalam keluarga , yang bergantung pada siapa pelaku penganiyaan dan siapa korbannya. Enam tipe tersebut adalah: penganiayaan pasangan, penganiayaan dan pengabaian anak, penganiayaan saudara kandung, penganiayaan lansia, penganiayaan orang tua, dan penganiayaan homoseksual.Pengananiayaan PasanganWalaupun penggunaan paksaan fisik oleh seorang pasangan terhadap pasangannya (kebanyakan suami terhadap istri) baru baru ini telah dikenali oleh media massa dan profesional sebagai masalah sosial yang signifikan (Gelles, 2000; Straus & Gelles, 1990), hal ini merupakan taktik yang telah biasa digunakan guna mengatasi frustasi dan stresor di sepanjang sejarah negara kita dan, hal semacam ini, telah dikenakan sanksi secara sosial di masa lalu. Walaupun wanita umumnya adalah korban dari penganiayaan pasangan, mereka dapat juga menjadi pelaku. Beberapa studi telah menunjukkan bahwa pria yang menjadi korban penganiayaan pasangan lebih sering terjadi daripada yang orang bayangkan (Wallace, 1996). Akan tetapi, penganiayaan yang diderita wanita lebih sering dan lebih berat dibandingkan penganiayaan yang dialami pria dalam hubungan pasangan.Penganiyaan Dan Pengabaian AnakPenganiayaan anak dapat berupa fisik, emosional atau seksual, atau kombinasi kedua atau ketiganya. Sementara penganiayaan anak mencakup cedera fisik, pengabaian anaka meliputi anak tidak adekuatnya pemberian asuhan fisik dan emosionalnya esensial pada anak. Penganiayaan fisik pada anak telah didefinisikan sebagai tindakan apa pun yang menyebabkan cedera fisik yang sengaja dilakukan oleh seseorang yang mengasuh, menjaga, atau mengendalikan anak. (Wallace, 1996, hlm.29).Penganiayaan Saudara KandungPenaniayaan saudara kandung telah didefinisikan sebagai setiap bentuk penganiayaan fisik, mental, atau seksual yang disebabkan oleh satu anak dalam sebuah unit keluarga terhadap anak lain (Wallace, 1996, hlm. 101). Sering kali, penganiayaan saudara kandung terjadi saat anak yang lebih besar atau lebih berkuasa memiliki kendali terhadap anak yang lebih kecil (si korban). Selain itu, penganiyaan saudara kandung telah ditemukan lebih banyak dalam keluarga yang mengalami penganiyaan anak atau penganiayaan pasangan (Straus & Gelles, 1990)Penganiyaan LansiaPenganiayaan dan pengabain lansia adalah masalah yang telah meningkat secara nasional (Larsen, 1989) dan hanya baru baru ini saja diteliti (Gelles, 2000; Steinmetz, 1987). Diperkirakan lebih dari dua juta lansia dianiaya setiap tahunnya di Amerika Serikat (Lynch, 1997).Penganiayaan Orang TuaBentuk penganiayaan tersembunyi lainnya yaitu anak yang cukup besar saat ini melakukan kekerasan terhadap orang tua mereka. Anak pada satu pihak adalah korban penganiayaan , dan melalui pemodelan peran, belajar bahwa pemakaian kekerasan merupakan cara mengungkapkan marah yang mudah dan dapat diterima. Dalam studi yang meneliti fenomena ini, anak anak tersebut adalah remaja dan biasanya remaja putra (Gelles, 2000)Penganiayaan HomoseksualKekerasan dalam keluarga homoseksual diyakini oleh beberapa peneliti sama jumlahnya dengan kekerasan di antara pasangan heteroseksual atau sekitar 25 sampai 35% (Wallace, 1996). Akan tetapi, bentuk kekerasan ini belum diteliti secara luas. Keluarga homoseksual berbagi emosi dan tanggung jawab finansial dalam hubungan mereka yang menyebabkan situasi konflik. Umumnya, pelaku penganiayaan homoseksual menggunakan tipe kekerasan yang serupa pada korban mereka seperti pasangan heteroseksual.