Strategi KomuniKaSi Perubahan PerilaKu (KPP) dalam Pencegahan

26
STRATEGi KOMUNiKASi PERUBAHAN PERiLAKU (KPP) DALAM PENCEGAHAN COViD-19

Transcript of Strategi KomuniKaSi Perubahan PerilaKu (KPP) dalam Pencegahan

Page 1: Strategi KomuniKaSi Perubahan PerilaKu (KPP) dalam Pencegahan

Strategi KomuniKaSi Perubahan PerilaKu (KPP) dalam Pencegahancovid-19

Page 2: Strategi KomuniKaSi Perubahan PerilaKu (KPP) dalam Pencegahan

Buku Strategi Komunikasi Perubahan Perilaku (KPP) dalam Pencegahan COVID-19 disusun dengan dukungan rakyat Amerika melalui United States Agency for International Development (USAID). Isi menjadi tanggung jawab Breakthrough ACTION dan tidak mencerminkan pandangan USAID atau Pemerintah Amerika Serikat.

Page 3: Strategi KomuniKaSi Perubahan PerilaKu (KPP) dalam Pencegahan

daFtar ISIKata Pengantar .................................................................................................................. 4

Pendahuluan ..................................................................................................................... 6

Strategi Komunikasi Perubahan Perilaku (KPP) dalam Pencegahan COVID-19 ...... 8

Latar belakang ............................................................................................................... 8

5 Pilar Komunikasi Risiko ............................................................................................. 10

Situasi COVID-19 .......................................................................................................... 11

Tujuan perubahan perilaku ......................................................................................... 11

Konsep Komunikasi Perubahan Perilaku ................................................................... 13

Kelompok Sasaran ....................................................................................................... 14

Ruang Lingkup Pesan ................................................................................................... 14

Peta Pesan ..................................................................................................................... 15

Strategi Komunikasi Perubahan Perilaku dalam Pencegahan COVID-19 ............. 16

Peta Strategi dan Pesan ............................................................................................... 18

Bentangan Media ......................................................................................................... 18

Sistem dan Mekanisme Partisipasi Masyarakat ........................................................ 19

Satuan Tugas Partisipasi Masyarakat COVID-19 ...................................................... 20

Konsep Visual Strategi Komunikasi Perubahan Perilaku Pencegahan

COVID-19 ...................................................................................................................... 21

Tim Penyusun ................................................................................................................... 23

Page 4: Strategi KomuniKaSi Perubahan PerilaKu (KPP) dalam Pencegahan

4

Kata Pengantar Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkah dan karunia-Nya sehingga “Buku Strategi Komunikasi Perubahan Perilaku (KPP) dalam Pencegahan COVID-19 di Indonesia” dapat diselesaikan. Panduan ini merupakan bagian dari strategi komunikasi risiko, yang membahas strategi komunikasi dalam mengubah perilaku dan pemberdayaan masyarakat yang digunakan pada saat wabah COVID-19 sehingga terjadi percepatan peningkatan pengetahuan masyarakat untuk mengatasi potensi risiko dan ancaman masalah kesehatan yang akan membuat mereka mampu mengambil langkah dan tindakan cepat dan tepat sehingga dapat melindungi diri dan menghindari mereka dari wabah.

Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia telah melaporkan dua kasus konfirmasi COVID-19, kemudian pada tanggal 11 Maret 2020, Badan Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan penyakit COVID-19 sebagai wabah global. Merespon hal tersebut, Direktorat Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Kementerian Kesehatan, selaku bagian dari Satuan Tugas (sebelumnya adalah Gugus Tugas Bidang Operasi, Sub bidang Pencegahan) yang bertugas memberi dukungan dan pendampingan upaya percepatan pencegahan penanganan dan pemulihan di daerah, bekerjasama dengan Johns Hopkins Center for Communication Programs (JHCCP) mengambil langkah-langkah strategis untuk menyusun buku ini.

Strategi komunikasi ini memiliki peran sentral dalam percepatan peningkatan pengetahuan masyarakat dan perubahan perilaku masyarakat dalam mencegah penularan COVID-19. Strategi komunikasi perubahan perilaku yang komprehensif akan memberikan keselarasan dan memperkuat program pencegahan dan penanggulangan COVID-19 di Indonesia baik di tingkat pusat, daerah hingga Puskesmas dan desa/kelurahan. Peningkatan pengetahuan dan keterampilan untuk setiap kelompok sasaran dalam hal pencegahan dan pengendalian COVID-19 adalah penting. Dengan meningkatnya pengetahuan akan 3 pesan kunci, yakni jaga jarak, pakai masker dan cuci tangan pakai sabun, diharapkan kelompok sasaran dapat melakukan perubahan perilaku yang mendukung pencegahan dan pengendalian COVID-19.

Page 5: Strategi KomuniKaSi Perubahan PerilaKu (KPP) dalam Pencegahan

5

Sebagai dokumen hidup, buku strategi komunikasi mengalami penyelarasan sesuai dengan perkembangan terbaru yang terjadi. Dalam versi ini, tim penyusun melakukan penyelarasan isi sehubungan dengan terbitnya Keputusan Menteri Kesehatan nomor HK.01.07/MENKES/413/2020 tentang Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Coronavirus Disease 2019 (Covid-19); dan Instruksi Presiden nomor 6/2020 mengenai Peningkatan Disiplin dan Penegakkan Hukum Protokol Kesehatan dalam Pencegahan dan Pengendalian Coronavirus Disease 2019, utamanya pada perubahan tugas, fungsi, dan kewenangan kementerian/lembaga untuk meningkatkan efektifitas dan kordinasi respon.

Penyusunan strategi komunikasi ini diharapkan dapat meningkatkan peran serta masyarakat, yang terdiri dari Ormas dan Saka Bakti Husada, Dunia Usaha, Organisasi Profesi, Perguruan Tinggi, Media dan Pemangku Kebijakan dalam mendukung program pengendalian COVID-19 serta menempatkan COVID-19 sebagai isu utama di semua sektor. Selain itu, sebagai upaya penyebarluasan informasi COVID-19 kepada masyarakat untuk meningkatkan pengetahuan dan kepedulian terkait dengan pencegahan penularan COVID-19 yang dimulai dari diri sendiri dan keluarga.

Akhir kata, kami mengucapkan banyak terima kasih kepada seluruh pihak yang terlibat dalam penyusunan buku Strategi Komunikasi Perubahan Perilaku dalam Pengendalian COVID-19 ini. Semoga segala upaya yang telah dilakukan dapat memberikan manfaat yang baik dan mendukung mengatasi COVID-19 di Indonesia tahun 2020.

Berubah Usir Wabah.

Salam Sehat.

Page 6: Strategi KomuniKaSi Perubahan PerilaKu (KPP) dalam Pencegahan

6

Pendahuluan

Kasus virus Corona baru (COVID-19) pertama kali diumumkan oleh Presiden Republik Indonesia pada tanggal 4 Maret 2020. Sejak itu penambahan kasus terus terjadi secara bermakna di sejumlah wilayah di Indonesia hingga Agustus 2020.

Pandemi ini tidak hanya menyebabkan kekhawatiran publik utamanya pada bagaimana virus ini memberikan dampak tidak hanya pada dimensi kesehatan tetapi juga dimensi kemanusiaan, sosial dan ekonomi secara lebih luas. Pemerintah Indonesia merespons hal tersebut dengan mengeluarkan Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 7 Tahun 2020 tentang Gugus Tugas Percepatan Penanganan Virus Corona yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Presiden. Selanjutnya, melalui Peraturan Presiden no 82 tahun 2020 tentang Komite Penanganan Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) dan Pemulihan Ekonomi, Gugus Tugas kemudian berganti nama menjadi Satuan Tugas (Satgas COVID-19). Secara bersamaan, Kementerian Kesehatan melalui Direktorat Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat memulai pelaksanaan tahap kedua kampanye dengan tema Adaptasi Kebiasaaan Baru (AKB).

Pembentukan Satuan Tugas diharapkan dapat membantu Presiden sehubungan dengan adanya penularan COVID-19 di Indonesia yang memerlukan langkah-langkah cepat, tepat, fokus, terpadu, dan sinergis antara kementerian/lembaga dan pemerintah daerah. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia merupakan salah satu anggota Satuan Tugas yang mempunyai peran penting dalam upaya tersebut.

Selain itu, Kementerian Kesehatan juga telah membangun kerjasama dengan sektor lain untuk turut melakukan berbagai langkah pencegahan dan pengendalian dalam menekan lajur peningkatan kasus secara simultan di berbagai bidang. Salah satunya dengan melaksanakan edukasi publik mengenai pencegahan persebaran yang sejalan dengan kebijakan yang ada.

Untuk melaksanakan salah satu fungsinya tersebut, Direktorat Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Kementerian Kesehatan Republik Indonesia mengeluarkan Buku Panduan “Strategi Komunikasi Perubahan Perilaku (KPP) dalam Pencegahan COVID-19”. Buku ini akan menjadi panduan bagi pusat, daerah dan lintas sektor dalam melakukan kegiatan perubahan perilaku termasuk melakukan kampanye di pusat hingga daerah termasuk kegiatan peran serta masyarakat di tingkat

Page 7: Strategi KomuniKaSi Perubahan PerilaKu (KPP) dalam Pencegahan

7

terkecil (desa/kelurahan/RW/RT). Melalui buku ini diharapkan para penanggungjawab kegiatan mempunyai standar dan tuntunan jelas dalam melaksanakan tugasnya melaksanakan kegiatan perubahan perilaku dan kampanye. Sebagai panduan, pengguna buku ini masih dimungkinkan untuk melakukan penyesuaian dalam hal saluran penyampaian dan persebaran informasi yang disesuaikan dengan kebiasaan serta budaya masyarakat setempat.

Secara khusus buku ini bertujuan untuk:

• Menyediakan informasi COVID-19 yang akurat, dipercaya dan konsisten melalui berbagai pilihan saluran komunikasi.

• Menyediakan pilihan/opsi kegiatan dan materi edukasi yang dikembangkan untuk meningkatkan pengetahuan, mendorong perubahan perilaku dan peran serta masyarakat agar mulai mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk mengatasi pandemi.

• Memudahkan para pelaku komunikasi edukasi, petugas lapangan seperti misalnya kader fasilitator masyarakat untuk melaksanakan tugas mereka dalam membantu menyebarluaskan informasi penting COVID-19, berdasarkan informasi yang sesuai dengan standar dan protokol yang terkini.

• Sebagai alat bantu dan panduan bagi Dinas dan Mitra Kerja seperti Perguruan Tinggi, Organisasi Profesi, Dunia Usaha, Media, dan Organisasi Masyarakat (Ormas) yang mudah digunakan dan diadaptasi sesuai dengan perkembangan kebijakan yang terjadi.

Page 8: Strategi KomuniKaSi Perubahan PerilaKu (KPP) dalam Pencegahan

8

Strategi Komunikasi Perubahan Perilaku (KPP) dalam Pencegahan COVID-19

Latar belakang

Komunikasi perubahan perilaku ini didasarkan pada pendekatan risiko saat situasi pandemi. Pendekatan komunikasi yang digunakan berbeda dengan komunikasi kesehatan pada umumnya. Untuk situasi pandemi seperti COVID-19 ini, digunakan pendekatan komunikasi risiko yang mengacu pada peningkatan pengetahuan publik atas potensi risiko dan ancaman masalah kesehatan sehingga mereka mampu memutuskan langkah-langkah dan tindakan yang dapat melindungi diri mereka terhindar dari masalah tersebut. Badan Kesehatan Dunia (WHO)¹ mendefinisikan komunikasi risiko sebagai pertukaran informasi dan pandangan mengenai risiko serta faktor-faktor yang berkaitan dengan risiko di antara para pengkaji risiko, manajer risiko, konsumen dan berbagai pihak lain yang berkepentingan.

Dalam dokumen Joint External Evaluation Tool (2005)² disepakati ada lima pilar komunikasi risiko yang menjadi panduan setiap negara, yaitu:

1. Keberadaan struktur dan sistem komunikasi risiko.2. Koordinasi internal dengan mitra kerja.3. Komunikasi publik saat terjadi situasi gawat-darurat.4. Komunikasi pelibatan komunitas yang terdampak.5. Penanganan persepsi, perilaku berisiko dan misinformasi.

¹ Communicating risk in public health emergencies: a WHO guideline for emergency risk communication(ERC) policy and practice. Geneva: World Health Organization; 2017. Licence: CC BY-NC-SA 3.0 IGO.² WHO, Joint External Evaluation Tool: International Health Regulations (2005)

Page 9: Strategi KomuniKaSi Perubahan PerilaKu (KPP) dalam Pencegahan

9

Gambar 1: Strategi Komunikasi Risiko untuk Kedaruratan Kesehatan Masyarakat, WHO South-East Asia Region, 2019-2023.

UNTUK MEMPERKUATKOMUNiKASi RiSiKO

Di WiLAYAHASiA TENGGARA

STRATEGIKOMUNIKASI RISIKO

untuk Kedaruratan Kesehatan Masyarakat,WHO South-East Asia Region, 2019-2023.

5PILAR

STRUKTUR YANG BERKELANJUTAN• Unit komunikasi risiko.• Rencana aksi untuk komunikasi risiko.• Anggaran khusus untuk respon kesiapsiagaan.• Pengembangan kapasitas kelembagaan yang

berkelanjutan.

MEMPERKUAT KOMUNIKASI MASSA• Kepekaan media terhadap nuansa darurat kesehatan

masyarakat.• Bermitra dengan media.• Juru bicara media yang terlatih dalam keadaan darurat.• SOP komunikasi massa selama keadaan darurat.

MELIBATKAN KOMUNITAS/MASYARAKAT• Keterlibatan para tokoh masyarakat atau orang yang bisa

membawa pengaruh di masyarakat.• Pengembangan kapasitas tenaga petugas kesehatan

dalam komunikasi risiko.• Kemitraan dengan masyarakat yagn tersistem baik saat

keadaan darurat.

KEMITRAAN• Satuan tugas nasional yang terdiri

dari lintas sektor dan program (saling bermitra).

• Sumber daya yang saling terkoordinasi.• SOP fungsi komunikasi selama dalam

keadaan darurat.

PERHATIAN/MENDENGARKAN• Pengembangan sistem intelijen

komunikasi untuk mendeteksi kebutuhan serta berita palsu dan rumor.

• Rencanakan pengelolaan/penanganan rumor termasuk yang berada di media sosial.

• Mengembangkan kapasitas dan sumber daya untuk melawan berita palsu.

Page 10: Strategi KomuniKaSi Perubahan PerilaKu (KPP) dalam Pencegahan

10

5 Pilar Komunikasi Risiko

(IHR 2005, external evaluation)1. Sistem komunikasi risiko (structure).2. Koordinasi internal dan dengan partner (partnering).3. Komunikasi publik saat emergensi (public communication).4. Komunikasi pelibatan komunitas yang terdampak (community

engagement).5. Penanganan persepsi, perilaku berisiko dan misinformasi (listening).

Dari 5 pilar Komunikasi Risiko di atas, Direktorat Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat bertanggung jawab pada pilar 4 (Komunikasi Pelibatan Komunitas yang Terdampak) dan pilar 5 Penanganan Persepsi, Perilaku Berisiko dan Misinformasi). Direktorat Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat mengemban tugas untuk memastikan bahwa komunikasi risiko tersebut juga menyentuh tingkat komunitas dan memastikan terjadinya perubahan perilaku kelompok sasaran.

Dalam situasi pandemi seperti ini, banyak pihak telah melakukan berbagai upaya komunikasi secara serentak dan dalam waktu yang sama. Di satu sisi situasi seperti ini memberikan keuntungan bagi publik untuk secara cepat mendapatkan informasi terkini. Namun di sisi lain mempunyai kelemahan yaitu pesan yang terlalu banyak dikeluarkan, bersifat random (impulsive) dan selalu berubah akan menciptakan noise yang mengganggu penerimaan pesan dan pada akhirnya menghalangi orang untuk memahaminya dan mengubah perilakunya. Oleh karena itu penting bagi para pelaku komunikasi agar memberi perhatian dan prioritas pada tujuan perubahan perilaku kunci yang dianggap esensial untuk menurunkan kasus COVID-19 secara efektif dan efisien.

“terlalu banyak pesan = bukan komunikasi strategis”“terlalu banyak pesan = bukan komunikasi strategis”

Page 11: Strategi KomuniKaSi Perubahan PerilaKu (KPP) dalam Pencegahan

11

Situasi COVID-19 Beberapa kondisi di bawah ini menjadi landasan berpikir dan pertimbangan dalam pengembangan strategi.

– publik merasa takut, tidak berdaya dan bersikap menyangkal realitas yang terjadi.

– tidak percaya bahwa COVID-19 ada di sekitar mereka.

– belum ada vaksin pencegah.

– rumor dan informasi salah yang berkembang.

– kekhawatiran populasi berisiko (penyakit penyerta/ comorbid).

– isolasi/karantina.

– kasus kematian.

– stigma.

– tingginya beban sistem kesehatan dan kekurangan suplai peralatan.

Tujuan perubahan perilaku Komunikasi digunakan untuk mengatasi hambatan menuju perubahan norma dan sosial. Perubahan perilaku akan lebih berkelanjutan bila didukung oleh empat unsur ini:

1. Lingkungan kebijakan. Yaitu adanya protokol, sumberdaya, regulasi, kepemimpinan dan sebagainya yang menjadi panduan dalam melaksanakan perubahan sosial.

2. Sistem dan produk layanan kesehatan. Dalam situasi pandemi COVID-19, diperlukan standar dan ketersediaan layanan, sistem rujukan serta suplai barang yang terjamin ketersediaannya.

Page 12: Strategi KomuniKaSi Perubahan PerilaKu (KPP) dalam Pencegahan

12

3. Norma masyarakat. Norma yang berlaku dikalangan keluarga, teman sebaya, pasangan sering kali menjadi faktor utama pertimbangan individu dalam mengadopsi pengetahuan dan atau perilaku baru.

4. Individu. Pada tingkat individu, mereka membutuhkan pengetahuan memadai, perhitungan untung-rugi, keterampilan dan kemampuan untuk mengukur diri apakah sanggup atau tidak melakukan perilaku baru yang disarankan.

Secara umum tujuan kampanye adalah meningkatkan pemahaman, persepsi, sikap atas risiko, penyebab, gejala, pencegahan penularan COVID-19 bagi setiap pemangku kepentingan yang terlibat.

Gambar 2: Empat unsur keberlanjutan adopsi perilaku

Lingkungan kebijakan

mendukung

Ada sistem dan produk pelayanan

kesehatan

Ada norma

Individu dan RT mau berubah

Page 13: Strategi KomuniKaSi Perubahan PerilaKu (KPP) dalam Pencegahan

13

Konsep Komunikasi Perubahan Perilaku

Konsep utama yang digunakan adalah model “Extended Parallel Process” yang mendiskusikan perasaan terancam (terhadap COVID-19) dan efikasi (kepercayaan atas kemampuan diri) untuk memberikan respon terhadap ancaman tersebut. Kuncinya adalah pada keseimbangan diantara kedua faktor tersebut. Jika ancaman (perasaan terancam) tidak tinggi maka orang tidak akan melihat pandemi sebagai hal penting bagi hidupnya. Demikian pula jika orang merasa sangat takut terhadap ancaman tersebut, maka mereka tidak akan berani melakukan inisiatif apapun.

Keseimbangan yang ideal adalah meyakinkan orang bahwa kondisi COVID-19 ini bisa dikendalikan jika mereka mau melakukan tindakan dan respon sesuai dengan saran/pesan yang disampaikan. Tentunya pesan tersebut bersifat efektif menurunkan penularan, mudah dipahami dan bisa dilakukan oleh semua orang.

Gambar 3: Komponen Pesan “Ancaman vs Efikasi”²

komponen pesan

PERSEPSI TERHADAP ANCAMAN?Kerawanan/keganasan wabah

Rasa takutKontrol diriTidak peduli

Tidak TidakYaYa

Penolakan pesanPenerimaan pesanPenolakan pesan

PERSEPSI EFIKASIEfikasi diri/respon

²Witte, K. (2001). Effective Health Risk Messages, p 25.

Page 14: Strategi KomuniKaSi Perubahan PerilaKu (KPP) dalam Pencegahan

14

Kelompok Sasaran

Kelompok sasaran utama dalam Strategi Komunikasi Perubahan Perilaku dalam Pencegahan COVID-19 adalah laki-laki dan perempuan yang tinggal di kabupaten/kota yang sudah atau belum memiliki kasus konfirmasi positif COVID-19. Termasuk ibu hamil, ibu menyusui, penduduk lansia dan pasien dengan penyakit penyerta seperti misalnya Hipertensi, Diabetes, Paru-Paru dan Demam Berdarah.

Sedangkan kelompok sasaran sekunder dalam kampanye ini adalah Petugas Puskesmas dan Kader Kesehatan, Ormas, Tokoh Masyarakat dan Tokoh Agama serta Pejabat Pemerintahan di tingkat pusat, provinsi hingga kabupaten/kota, Mitra Kerja Kementerian Kesehatan yaitu Petugas Keluarga Berencana (PKB), Kader Posyandu, Fasilitator Program Keluarga Harapan (PKH), Relawan Desa Kementerian Dalam Negeri (Kemdagri) dan Kemendes, Kader Ormas, Saka Bakti Husada dan Bidan yang langsung berhubungan dengan kelompok khalayak utama.

Ruang Lingkup Pesan

• Persepsi risiko dan ketakutan terhadap COVID-19. • Tingkat pengetahuan terhadap penyebab, gejala dan penularan. • Tingkat kepercayaan, sikap dan kepedulian mengenai penyebab,

gejala dan transmisi. • Stigma, sebaran rumor dan hoaks.• Aspek sosial dan budaya yang mempengaruhi perilaku. • Perilaku umum yang perlu ditangani segera. • Faktor penghambat dan pendorong terhadap perubahan/adopsi

perilaku baru.

Page 15: Strategi KomuniKaSi Perubahan PerilaKu (KPP) dalam Pencegahan

15

Peta Pesan

Pesan kunci yang disampaikan oleh Kementerian Kesehatan merupakan bagian yang tidak terpisah dari kampanye yang disampaikan oleh Satuan Tugas Komite Penanganan Coronavirus Disease 2019 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (sebelumnya disebut sebagai Gugus Tugas COVID-19), bahkan bersifat saling menguatkan. Seiring dengan pesan kunci dan turunan yang disampaikan melalui berbagai media, Direktorat Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat juga secara bersamaan mengembangkan pesan yang mengedepankan perilaku di masa Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB).

Peta pesan dan keterkaitan antara dua kampanye tersebut adalah sebagai berikut:

Gambar 4: Peta pesan dan turunan pesan kunci.

PESAN KUNCI NASIONAL:

TEMA:#BersatuLawanCOVID-19

PESAN GUGUS TUGAS COVID-19: CuciTangan #MaskerUntukSemua #TidakMudik #JagaJarak #DirumahAja

turunan pesan kunci

• PENURUNAN RISIKO:Pakai Masker, Jaga jarak, Etika batuk, CTPS, tidak mudik, di rumah aja, stigma, beribadah di rumah, nutrisi, olah raga, komorbid, kasus terkonfirmasi, probable, suspek, kontak erat.

• JIKA ADA GEJALA / PSBB:- Pakai Masker- Tidak keluar rumah- Tidak berkumpul- Hubungi Puskesmas, dst.

• PESAN PENTING: - Tidak mudik - Tidak piknik

- Pemakaman dan lainnya sesuai

dengan update

aDaptasI

kebIasaan

baru

- PCR test dan Rapid test

Jaga Jarak - Masker - CTPS

Page 16: Strategi KomuniKaSi Perubahan PerilaKu (KPP) dalam Pencegahan

16

Strategi Komunikasi Perubahan Perilaku dalam Pencegahan COVID-19

Gambar 5: Strategi komunikasi perubahan perilaku dalam pencegahan COVID-19

Kaitan antara tujuan (goal), strategi, pesan kunci dan saluran komunikasi bisa dilihat pada gambar 5. Konsistensi dalam menyebarluaskan pesan kunci sangat penting dan diharapkan masyarakat mau mendisiplinkan diri untuk melaksanakannya. Fokus dari rancangan komunikasi ini adalah pada kegiatan pemberdayaan masyarakat dan peran serta masyarakat (PSM) sebagai ujung tombak dalam memastikan bahwa norma sosial dan kewaspadaan individu meningkat. Kegiatan ini dapat dilakukan dengan berbagai cara untuk memastikan bahwa para pelaku komunikasi tetap mematuhi kebijakan jaga jarak dan tidak berkerumun seperti dalam

3 GOAL UTAMA

Persebaran info yang cepat dan akurat Komunikasi massa Jaga Jarak TV/Radio

Aplikasi digital

Distance learning

Faskes dankader posyandu

Komunitas

Pakai MaskerMedia sosial

(web, twitter, IG, dll)

Cuci Tangan Pakai Sabun

Peran serta masyarakatMendorong perubahan perilaku individu

Responsif terhadap perubahan informasi

COVID-19

Kapasitas Kader/Posyandu/Tenaga Puskesmas

Keterlibatan pemangku kepentingan

4 STRATEGI 3 PESAN KUNCI SALURAN KOMUNIKASI

PERAN SERTA MASYARAKAT ORGANISASI MASYARAKAT

UNIVERSITAS

DUNIA USAHA

SAKA BAKTI HUSADA

situasi non pandemi.

Page 17: Strategi KomuniKaSi Perubahan PerilaKu (KPP) dalam Pencegahan

17

Selain peran serta masyarakat, strategi komunikasi perubahan perilaku ini menggunakan pendekatan komunikasi massa agar bisa menjangkau kelompok sasaran secara luas dan cepat. Kegiatan persebaran informasi disalurkan melalui media massa seperti TV, radio dan media sosial sehingga diharapkan dapat menyentuh dan mempengaruhi sikap, opini dan menciptakan lingkungan yang mendukung pada terjadinya perubahan perilaku. Beberapa bentuk kegiatannya adalah talk-show di media elektronik, video conference dengan mitra, dan tayangan iklan layanan masyarakat (ILM).

Untuk memastikan bahwa pesan dalam media massa tersebut diterima dan dipahami oleh kelompok sasaran, Direktorat Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat juga mengembangkan materi khusus bagi relawan kesehatan masyarakat seperti kader, yang merupakan tenaga lapangan di garda terdepan dalam menghadap kelompok sasaran. Materi bagi kader dibuat sebagai bagian dari peningkatan kapasitas agar siap menghadapi berbagai pertanyaan dan misinformasi serta hoaks yang beredar di tingkat akar rumput.

Dalam mengembangkan strategi ini, Direktorat Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat menggunakan pendekatan pentahelix yang menekankan pentingnya kemitraan antar pihak dimana unsur pemerintah, masyarakat atau komunitas, akademisi, pengusaha, dan media bersatu dan saling mendukung dalam mengendalikan pandemi COVID-19 ini.

Page 18: Strategi KomuniKaSi Perubahan PerilaKu (KPP) dalam Pencegahan

18

Peta Strategi dan Pesan

Gambar berikut menggambarkan bagaimana pesan dan strategi komunikasi perubahan perilaku bersinergi satu sama lain. Konsistensi pesan, saluran dan keterlibatan masyarakat (termasuk mitra kerja di lapangan) sangat diperlukan ketika menjalankan kampanye ini.

Gambar 6: Peta strategi dan pesan

Bentangan Media

Penyebarluasan informasi/kampanye ini bersandar pada penggunaan teknologi dan saluran melalui media digital/sosial dan sejenisnya agar sesuai dengan kebijakan yang berlaku untuk menjaga jarak fisik. Bentangan Media mempunyai dua kutub yang berbeda namun saling mendukung yaitu offline dan online. Secara sederhana offline diartikan sebagai semua kegiatan komunikasi yang tidak dimediasi oleh internet. Pada offline media yang digunakan bersifat tradisional seperti poster, leaflet, banner dan sebagainya. Untuk situasi pandemi, penempatan media ini dilaksanakan di fasilitas kesehatan seperti Puskesmas dan Posyandu atau pelayanan kesehatan tingkat desa. Fungsinya adalah memastikan bahwa pelayanan tetap berjalan namun dengan mempraktikkan tindakan pencegahan baik bagi tenaga kesehatan maupun bagi pasien/peserta. Semua standar dan protokol bagi tenaga kesehatan harus mengikuti ketentuan yang ada.

Tenaga kader posyandu/puskesmas menyampaikan pesan

payung

Menjadi hub terdepan peran serta masyarakat

termasuk dengan relawan desa

Ada gugus tugas COVID-19 sampai desa (prevention

mechanism)

Jaga Jarak• di rumah• di tempat kerja• di tempat umum

Stigma, beribadah di rumah, nutrisi, olah raga dst.

Pesan update dan penting: tidak piknik, pemakaman dst.

Pakai Masker, CTPS, Jaga Jarak

Media massa

Hubungi puskesmas

Digital

Komunikasi Interpersonal

Partisipasi masyarakat virtual

Sektor pemerintah seperti BNPB,

Kominfo

Ormas seperti PMI, NU, Muhammadiyah

dll

Kelompok komunitas informal

Perusahaan aplikasi digital

Tidak keluar rumah

Tidak berkumpul

Dst.

Penurunan risiko Jika sudah muncul gejala Saluran pesan Kapasitas Peran Serta

MasyarakatKemitraan, perluasan

jangkauan pesan

Page 19: Strategi KomuniKaSi Perubahan PerilaKu (KPP) dalam Pencegahan

19

Sedangkan online adalah kegiatan komunikasi yang menggunakan sambungan internet/data seperti media digital (koran & majalah digital, website, vlog, TV, radio), media sosial (YouTube, Facebook, Instagram, Twitter) atau media yang lebih personal seperti WhatsApp, Telegram, LINE dan sejenisnya. Semua media ini bertujuan untuk melibatkan khalayak secara aktif mencari pengetahuan dan informasi yang akurat dan benar mengenai COVID-19.

Gambar 7: Bentangan Media

Sistem dan Mekanisme Partisipasi Masyarakat

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia melalui Direktorat Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat telah mempunyai mekanisme untuk penyebarluasan pesan dari berbagai program lainnya. Oleh karena itu mekanisme yang sama akan digunakan untuk menyebarluaskan pesan kunci dan pendukung Strategi Komunikasi Perubahan Perilaku dalam Pencegahan COVID-19 dengan penekanan pada peran serta dan pemberdayaan masyarakat untuk mendorong terjadinya perubahan norma sosial dan tingkat individu di akar rumput.

Faskes

TV/Radio

Tenaga medis

Penyuluhan Virtual

Kader PKB

IVR / Call in Center

Digital Booklet

Bidan

Online IPC

Infografik

Infografik

Pesan Kunci

Aplikasi Digital

Media Sosial

Media SosialPSM room (photo, vlog articles, etc)

Surat Edaran

publIk

WebsIte(s)

kelompok kHusus

oFFlIne

onlIne

Page 20: Strategi KomuniKaSi Perubahan PerilaKu (KPP) dalam Pencegahan

20

Ujung tombak program peran serta dan pemberdayaan masyarakat terletak di tangan para Petugas Kesehatan Masyarakat seperti Tenaga Kesehatan Puskesmas, Petugas Keluarga Berencana (PKB), Kader Posyandu, Kader/Fasilitator Ormas, Saka Bakti Husada dan Relawan Desa di tingkat desa dan kecamatan. Beberapa kegiatan yang bisa dilakukan oleh tenaga kesehatan masyarakat ini diantaranya adalah:

– meningkatkan pemahaman masyarakat mengenai info dasar COVID-19. – mengidentifikasi perilaku lama dan membujuk masyarakat untuk

berubah ke perilaku baru yang menyehatkan. – merancang berbagai kegiatan komunikasi bersama masyarakat

sesuai dengan Strategi Komunikasi Perubahan Perilaku dalam Pencegahan COVID-19 dengan tetap memperhatikan prinsip jaga jarak untuk menghindari penularan lebih luas.

Satuan Tugas Partisipasi Masyarakat COVID-19

Gambar 8: Sistem Partisipasi Masyarakat Kemkes

sistem peran serta masyarakat kemkes

GUGUS TUGAS PARTISIPASI MASYARAKAT COVID-19

universitas ormas

sbH Dunia usaHa

Dinkes Provinsi

Dinkes Kab/Kota

Puskesmas

Pusat

Alur penyampaian pesan payung

Kelurahan/Desa:- Pos Bidan Desa- Polindes- Kader Desa (Kemdagri)- Kader Ormas- SBH Desa

Kelurahan/Desa:- PLKB- Kader Posyandu- Poskesdes- Kader Ormas- SBH Desa

Page 21: Strategi KomuniKaSi Perubahan PerilaKu (KPP) dalam Pencegahan

21

Konsep Visual Strategi Komunikasi Perubahan Perilaku Pencegahan COVID-19

Dengan pemaparan mengenai strategi diatas, selanjutnya adalah pembahasan mengenai bagaimana strategi tersebut diturunkan ke dalam konsep visual komunikasi. Visualisasi komunikasi perubahan perilaku merupakan konsep payung dari berbagai kegiatan komunikasi yang menggunakan unsur rupa pada berbagai media seperti TV, radio, media cetak, media digital dan sebagainya. Tujuannya adalah agar pesan atau informasi yang kita sebarkan mendapat perhatian dari kelompok khalayak dan mempunyai perbedaan yang unik dibandingkan dengan kampanye yang lain (unique positioning). Konsep payung tersebut diharapkan dapat menciptakan persepsi di benak kelompok khalayak dan mendorong kearah perubahan perilaku.

Konsep visual Komunikasi Perubahan Perilaku dalam Pencegahan COVID-19 ini menggunakan pendekatan perilaku lama vs perilaku baru. Sifatnya reflektif yaitu kelompok khalayak diberitahu mengenai perilaku atau kebiasaan lama yang sering mereka lakukan, lalu kemudian menampilkan perubahan kearah perilaku baru terkait dengan pencegahan COVID-19. Konsep ini diharapkan mampu membangun relasi yang lebih kuat antara isi pesan dengan dengan kelompok khalayak.

Dalam konsep visual juga ada unsur branding. Yaitu sebuah nilai yang merangkum berbagai narasi sehingga memberikan makna dan menyentuh emosi untuk mendorong kesadaran dan terbangunnya kesepakatan akan nilai baru yang ditawarkan sesuai dengan kapasitas masing-masing. Branding adalah jiwa dari sebuah pesan.

Konsep branding terinspirasi dari kurva kasus COVID-19 yang terus meningkat baik di tingkat global maupun lokal (Indonesia). Tanpa upaya-upaya edukasi perubahan perilaku maka akan sulit untuk segera menurunkan angka/kurva tersebut. Konsep mengandalkan pada penyampaian misi sekaligus kekuatan komitmen untuk menurunkan angka/kurva. Dengan cara mengganti nilai lama dengan nilai baru yang disampaikan lewat fakta/informasi/edukasi yang tepat.

Figure 1: kenaikan kurva kasus COVID-19 Figure 2: kurva menurun jika ada perubahan perilaku

INDONESIA COVID-19INDONESIA COVID-19

Page 22: Strategi KomuniKaSi Perubahan PerilaKu (KPP) dalam Pencegahan

22

Garis landai menurun berwarna merah mengilustrasikan bahwa kenaikan kurva kasus COVID-19 bisa diturunkan jika kelompok khalayak mau mengadopsi nilai baru dan melakukan perubahan perilaku.

Branding komunikasi perubahan perilaku dalam pencegahan COVID-19 menjadi:

– Tagline: berubah usir wabah– Gambar virus berwarna abu di sebelah kiri menunjukkan virus yang

mati.– Garis kurva berwarna gradasi dari merah menuju hijau menunjukkan

Konsep diatas akan diturunkan (eksekusi) ke dalam media-media edukasi perubahan perilaku dalam pencegahan COVID-19 Kementerian Kesehatan secara konsisten. Perilaku lama dan perilaku baru akan muncul dalam setiap disain media edukasi disertai dengan branding di atas.

bahwa kurva kasus COVID-19 menurun jika kita mau berubah.– Anak panah berwarna merah mengilustrasikan perubahan perilaku

sebagai anak panah yang akan mampu menekan dan membunuhvirus.

Page 23: Strategi KomuniKaSi Perubahan PerilaKu (KPP) dalam Pencegahan

23

Tim Penyusun

Diterbitkan oleh Kementerian Kesehatan RI Direktorat JenderalDirektorat Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat

Pengarah dr. Achmad Yurianto (Direktur Jenderal P2P)

Pembina dr. Kirana Pritasari, (Direktur Jenderal Kesehatan Masyarakat)

Penanggung Jawab Direktur Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat

Penyusun drg. Marlina BR Ginting, M.Kes (Kepala Subdit KIE Kesehatan)Andi Sari Bunga Untung, SKM, MSc.PH (Kepala Seksi Strategi Komunikasi Kesehatan)Theresia Irawati, SKM, M.Kes (Kepala Seksi Penyebarluasan Informasi Kesehatan)Bhinuri Damawanti, SKMTheresia Rabina, SKM, MKM Sinansari, SKMSatryo Utomo, A.Md

Tim Johns Hopkins Center for Communication ProgramsUmarjono Hadi, S.Sn

Page 24: Strategi KomuniKaSi Perubahan PerilaKu (KPP) dalam Pencegahan
Page 25: Strategi KomuniKaSi Perubahan PerilaKu (KPP) dalam Pencegahan
Page 26: Strategi KomuniKaSi Perubahan PerilaKu (KPP) dalam Pencegahan