STRATEGI KOMUNIKASI PENGURUS CABANG NAHDLATUL...
Transcript of STRATEGI KOMUNIKASI PENGURUS CABANG NAHDLATUL...
STRATEGI KOMUNIKASI PENGURUS
CABANG NAHDLATUL ULAMA KOTA BEKASI
DALAM MEREKRUT PESERTA MADRASAH
KADER NAHDLATUL ULAMA
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)
Disusun oleh :
Ahmad Fauzi
NIM: 11140510000053
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF
HIDAYATULLAH
JAKARTA
2019
ii
iii
ABSTRAK
Organisasi harus memiliki kemampuan untuk
menjalankan progam kerja organisasi .Untuk menjalankan
progam tersebut maka dibutuhkan orang banyak. Maka PCNU
mengadakan rekrutrmen keanggotaan melalui MKNU.
Rekrutmen juga dibutuhkan untuk keberlangsungan roda
organisasi agar tetap berjalan
Strategi perekrutan adalah serangkaian keputusan dan
tindakan mendasar yang dibuat oleh menejemen puncak.
Bertujuan untuk membantu merumuskan kebijakan dan tujuan
organisasi. Proses perekrutan peserta perlu memiliki strategi yang
tepat agar para peserta dapat memiliki jiwa militan. Mencakup
tentang perumusan strategi, implementasi strategi dan evaluasi
strategi dalam proses perekrutan peserta. Teori yang digunakan
pada skripsi ini yaitu Fred. R. David (2002).
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui strategi yang
digunakan dalam proses perekrutan peserta dalam MKNU.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, yaitu penulis
menganalisis data berdasarkan informasi-informasi yang
diperoleh dari hasil wawancara, observasi dan sumber-sumber
lain yang terdapat di Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama Kota
Bekasi
Dari hasil penelitian ini tampak bahwa dalam proses
perekrutan peserta di MKNU memiliki kemampuan yang sangat
baik. PCNU Kota Bekasi dapat terus mengembangkan yang
dibutuhkan untuk program kerja. Serta tingginya antusias
masyarakat untuk ikut MKNU. Serta banyak masyarakat yang
mulai tertarik kepada NU
Hasil perekrutan peserta MKNU dilaksanakan dengan
melakukan sosialisasi. Sosialisasi dilakukan melalui Media
social, Media Massa, dan komunikasi secara langsung . Melalui
media social seperti whatsap. Instagram, youtube, dan facebook.
Media Massa menggunakan Radio Bintang 45. Berkomunikasi
langsung dengan cara menyambangi satu persatu.
Kata kunci: Strategi, Komunikasi, Organisasi, Perekrutan,
MKNU, PCNU, Kota Bekasi
iv
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur marilah kita panjatkan
kehadiran Allah SWT., yang selalu mencurahkan rahmat dan
Hidayah-Nya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul “Strategi Komunikasi Pengurus Cabang Nahdlatul
Ulama Kota Bekasi Dalam Merekrut Peserta Madrasah Kader
Nahdlatul Ulama. Shalawat serta salam semoga selalu
tercurahkan kepada junjungan Nabi besar Muhammad SAW.,
yang telah membawa umat manusia kepada jalan kebenaran.
Alhamdulillah peneliti ucapakan tiada henti karena telah
berhasil menciptakan karya tulis yang besar dan patut
dibanggakan ini. Setelah melewati perjalanan Panjang dan
menghadapi segala rintangan. Namun, peneliti juga merasa jika
skripsi ini pun masih jauh dari kata sempurna dan banyak
kekurangannya. Skripsi ini ditulis guna memenuhi salah satu
persyaratan yang telah ditentukan dalam menempuh program
strata satu (S1)dan meperoleh gelar Sarjana Sosial (S.Sos).
Dalam perjalanannya, peneliti banyak mendapat
bimbingan, nasihat, motivasi baik secara moral maupun material.
Oleh karenanya, peneliti ingin mengucapkan banyak terima kasih
kepada:
1. Orang tua saya, Ibu Maemunah dan bapak Syarif, yang
apabila tanpa dukungan dan kasih sayang mereka saya
tidak akan mungkin bisa mencapai perjalanan hingga
sejauh ini.
v
2. Dr. Suparto,M.Ed. Ph.D., selaku Dekan Fakultas Ilmu
Dakwah dan Ilmu Komunikasi
3. Dr. Armawati Arbi,M.Si., Selaku Ketua Jurusan
Komunikasi dan Penyiaran Islam
4. Dr .Edi Amin, MA, selaku Sekretaris Jurusan Komunikasi
dan Penyiaran Islam.
5. Dr. Suhaimi, M.Si selaku dosen pembimbing akademik
6. Dr. Arif Subhan, MA, selaku dosen pembimbing yang
telah meluangkan waktunya untuk membimbing saya,
memberikan arahan serta inspirasi yang amat berharga
bagi Peneliti. Serta selalu memberikan candaan disetiap
sesi bimbingan.
7. Seluruh Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi yang telah memberikan berbagai ilmu,
pengalaman serta bimbingan kepada peneliti selama
dalam masa perkuliahan.
8. Zaenudin selaku abang yang selalu siap mebela adiknya
dari berbagai macam gangguan. Devi Purwati selaku
kakak ipar dan dua keponakan lucu saya Azzam dan Al
Fatih yang kadang menjadi penghibur dikala waktu yang
membosankan.
9. Maulana Umar adik saya yang mungkin jarang berbicara
dengan saya namun dibalik itu saya sangat
menyayanginya dan berharap dia menjadi orang yang bisa
mewujudkan harapan orang tua.
vi
10. Bapak Ayi Nurdin dan KH Madinah dan segenap para
kiai di PCNU Kota Bekasi diantaranya KH.Mir‟an
Syamsuri, Mbah Pulo, Ustd. Ashari, Ustadz Lukman yang
telah membantu peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini.
11. Dr.KH.Zamaksyari Abdul Majid selaku narasumber yang
banyak memberikan arahan dan nasihat untuk penelitian
12. Keluarga Besar Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama dan
Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama Kota Bekasi yang
telah bersedia menjadi teman seperjuangan dan membantu
dikala kesusahan diantaranya adalah Abang Rizki
Topananda, Kak Tya, Adi prastyo, Farihah, Gus Arya,
Akbar, Gondes, Gepeng, Aru, Uwi, Viki
13. Seluruh Keluarga Besar KPI angkatan 2014 .
14. Keluarga Besar Markas Komando “MAKO” yang telah
menjadi teman susah dikala kuliah diantaranya Nabil,
Bodot, Bayu, Thoriq, Dejet, Rouf, Batok, Asa, Komeng,
Asa, Meteor, Doni, Gatra, Basid, Sururoh dan Risna
Meidina
15. Keluarga Besar HMI Komfakda Cabang Ciputat yang
telah memberikan pendidikan diluar kampus serta menjadi
kawan berdiskusi diantaranya Kobel, Fathira Najati,
Akew, Acil, Nopal , Amimatul Iklilah
16. Keluarga Besar IMQN yang menjadi tempat pulang dikala
tidak ada lagi rumah berteduh diantaranya Dayong,
vii
Kamal, Ivit, Putri, Danil, Imam, Andini, Ayas, Misna,
Shohbah, Indah, Alwi.
Peneliti berharap semoga skripsi ini mampu
memberikan manfaat bagi para pembaca khususnya
mahasiswa Program Studi Komunikasi dan Penyiaran
Islam, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
Demikianlah pengantar yang dapat disampaikan,
akhir kata peneliti mohon maaf jika terdapat kesalahan
penulisan dalam skripsi ini.
Jakarta, Oktober 2019
Peneliti
i
DAFTAR ISI
SAMPUL HALAMAN .................................................................. i
ABSTRAK ................................................................................... iii
KATA PENGANTAR ................................................................. iv
DAFTAR ISI .................................................................................. i
DAFTAR GAMBAR ................................................................... iv
DAFTAR BAGAN ....................................................................... v
BAB I ............................................................................................ 1
PENDAHULUAN ........................................................................ 1
A. Latar Belakang Masalah ....................................................... 1
B. Pembatasan dan Perumusan ................................................ 14
1. Pembatasan Masalah ................................................... 14
2. Perumusan Masalah .................................................. 14
C. Tujuan Penelitian .......................................................... 15
D. Manfaat Penelitian ........................................................ 15
E. Metodologi Penelitian ..................................................... 16
F. Tinjauan Pustaka ............................................................. 21
G. Sistematika Penulisan ..................................................... 22
BAB II ......................................................................................... 24
LANDASAN TEORI .................................................................. 24
A. Strategi ............................................................................. 24
1. Pengertian Strategi ....................................................... 24
ii
2. Tahapan – Tahapan Strategi ......................................... 31
3. Evaluasi Strategi ........................................................... 35
A. Komunikasi ...................................................................... 40
1. Pengertian Komunikasi ................................................ 40
2. Unsur-unsur Komunikasi ............................................. 42
C. Strategi Komunikasi ......................................................... 45
1. Pengertian Strategi Komunikasi ................................... 45
2. Fungsi Strategi Komunikasi ......................................... 46
D. Rekrutmen ........................................................................ 49
BAB III ....................................................................................... 51
GAMBARAN UMUM ............................................................... 51
A. Kota Bekasi ........................................................................ 51
B. Sejarah Berdirinya PCNU Kota Bekasi ........................... 55
C.Visi Misi PCNU Kota Bekasi .............................................. 60
1. Visi Nahdlatul Ulama ................................................... 60
2. Misi Nahdlatul Ulama .................................................. 61
D.Sruktur PCNU Kota Bekasi ................................................. 62
E.Progam Kerja PCNU Kota Bekasi ....................................... 62
F.Madrasah Kader Nahdlatul Ulama ....................................... 65
BAB IV ....................................................................................... 69
HASIL TEMUAN DAN ANALISIS .......................................... 69
A. Madrasah Kader Nahdlatul Ulama PCNU Kota Bekasi
angkatan ke-II.............................................................................. 69
B. Strategi Komunikasi PCNU Kota Bekasi dalam MKNU
72
1. Formulasi Strategi (Strategy Formulation) .................. 73
iii
2. Implementasi Strategi ................................................... 85
3. Evaluasi Strategi ........................................................... 93
BAB V ....................................................................................... 102
PENUTUP ................................................................................. 102
A. Kesimpulan .................................................................... 102
B. Saran ............................................................................... 106
DAFTAR PUSTAKA ............................................................... 107
LAMPIRAN .............................................................................. 111
iv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.4 ................................................................................................... 73
Gambar 2.4 ................................................................................................... 74
Gambar 3.4 ................................................................................................... 76
Gambar 4.4 ................................................................................................... 77
Gambar 5.4 ................................................................................................... 83
Gambar 6.4 ................................................................................................... 84
Gambar 7.4 ................................................................................................... 89
Gambar 8.4 ................................................................................................... 90
Gambar 9.4 ................................................................................................... 91
v
DAFTAR BAGAN & TABEL
Bagan1.3..................................................................................................62
Tabel 1.4………………………………………………………………..100
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sepanjang sejarah Indonesia, organisasi-organisasi
kemasyarakatan bermunculan, baik yang berhaluan keagamaan
(Islam), maupun berhaluan nasionalis (politik). Kemunculan
beberapa organisasi tersebut merupakan bentuk ekspresi rakyat
Indonesia dalam melihat dan kepeduliannya terhadap situasi
bangsa yang berada di bawah kolonialisme Belanda. Berbagai
cara yang dilakukan oleh kolonialis Belanda untuk membendung
pergerakan nasionalisme rakyat Indonesia,namun justeru semakin
sadar akan pentingnya membangun kekuatan dengan organisasi -
organisasi yang mereka bentuk. Dari kesadaran tokoh -tokoh
akan pentingnya memperjuangkan rakyat Indonesia dari
keterpurukan.
Di Indonesia organisasi Islam Nahdatul Ulama (NU)
artinya kebangkitan ulama adalah Organisasi Islam terbesar di
Indonesia, Organisasi yang didirikan oleh para ulama pada
tanggal 31 Januari 1926/ 26 Rajab 1344 H di Surabaya dan
Organisasi ini dipimpin oleh K.H. Hasyim Asy'ari sebagai Rais
Akbar. Organisasi Nahdatul Ulama didirikan dengan tujuan untuk
melestarikan, mengembangkan dan mengamalkan ajaran Islam
2
Ahlussunnah Wal Jama‟ah dengan menganut salah satu dari
empat madzhab (Hanafi, Maliki, Syafi‟I dan Hambali)1.
NU adalah salah satu organisasi Islam terbesar dengan
jumlah anggota terbanyak di Indonesia, dan merupakan suatu
organisasi yang berbasis massa di bawah kepemimpinan ulama2.
Keyakinan yang mendalam terhadap pelbagai pemikiran,
gagasan, konsep di segala hal, serta metode-metode yang diusung
NU diyakini sebagai kunci utama NU untuk dapat eksis dan terus
bertahan hingga hari ini3. Untuk memahami NU sebagai
jam'iyyah diniyah (organisasi keagamaan) secara tepat, belumlah
cukup dengan melihat dari sudut formal sejak ia lahir. Sebab jauh
sebelum NU lahir dalam bentuk jam'iyyah (organisasi), ia terlebih
dahulu ada dan berwujud jama'ah (community) yang terikat kuat
oleh aktivitas sosial keagamaan yang mempunyai karakteristik
tersendiri
Sejarah hari lahir NU terjadi tanggal 31 Januari 1926.
Pendirian NU digagas para kiai ternama dari Jawa Timur,
Madura, Jawa Tengah, dan Jawa Barat, yang menggelar
pertemuan di kediaman K.H. Wahab Chasbullah di Surabaya.
Selain K.H. Wahab Chasbullah, pertemuan para kiai itu juga
merupakan prakarsa dari K.H. Hasyim Asy‟ari. Yang dibahas
1 Soeleiman Fadeli, Antologi NU Sejarah Istilah Amaliah Uswah (Surabaya :
Khalista 2007), h. 1,2 2 Abdul Halim, Sejarah perjuangan KH.Abdul Wahab (Bandung: Baru 1970),
h.12-15 3Slamet Effendi Yusuf, Mengukuhkan Tradisi Memodemisasi Organisasi (t.t.:
tp.,t.th.), h. 19.
3
pada waktu itu adalah upaya agar Islam tradisional di Indonesia
dapat dipertahankan. Maka, dirasa perlu dibentuk sebuah wadah
khusus. Sebenarnya, upaya semacam itu sudah dirintis Kiai
Wahab jauh sebelumnya. Bersama K.H. Mas Mansur, seperti
ditulis Ahmad Zahro dalam buku Tradisi Intelektual NU: Lajnah
Bahtsul Masail 1926-1999 (2004), Kiai Wahab mendirikan
Nahdlatul Wathan yang artinya “kebangkitan tanah air” pada
1914. Martin van Brulnessen dalam buku berjudul NU: Tradisi,
Relasi-relasi Kuasa, Pencarian Wacana Baru (1994) menyebut
bahwa, boleh dibilang, Nahdlatul Wathan merupakan sebuah
lembaga pendidikan agama bercorak nasionalis moderat pertama
di Nusantara. Sebagai catatan, Nahdlatul Wathan versi Kiai
Wahab dan Kiai Mas Mansur berbeda dengan lembaga bernama
serupa yang didirikan Tuan Guru Kiai Haji (TGKH) Muhammad
Zainuddin Abdul Madjid di Lombok, Nusa Tenggara Timur, pada
1953.
Nahdlatul Wathan berkembang pesat dan pada 1916
sudah memiliki madrasah dengan gedung besar serta bertingkat di
Surabaya. Cabang-cabangnya pun berdiri di mana-mana,
termasuk di Malang, Semarang, Gresik, Jombang, dan lain-lain.
Tak cukup dengan itu, Kiai Wahab kembali menggagas satu
perhimpunan lagi pada 1918. Dikutip dari buku Pertumbuhan dan
Perkembangan NU (1985) karya Choirul Anam, organisasi ini
bernama Nahdlatul Tujjar atau “kebangkitan para pedagang”.
Setahun berselang, di Ampel, Surabaya, berdiri majelis diskusi
4
dan madrasah bernama Taswirul Afkar. Madrasah ini didirikan
sebagai tempat mengaji dan belajar ilmu agama bagi anak-anak
yang diharapkan kelak dapat mempergunakan ilmunya untuk
melestarikan Islam tradisional. Kiai Wahab dan Kiai Mas Mansur
punya andil dalam pembentukan madrasah ini. Uniknya, Kiai
Haji Mas Mansur kelak dikenal sebagai ulama dari
Muhammadiyah, ia bahkan merupakan murid langsung dari
pendiri organisasi Islam-pembaharu ini, Kiai Haji Ahmad
Dahlan. Muhammadiyah nantinya berpolemik dengan golongan
Islam-tradisional yang menjadi pemantik lahirnya NU. Kiai
Wahab dan para kiai Islam-tradisional lainnya merasa sangat
perlu membentengi Islam Nusantara karena beberapa tata cara
ibadah keagamaan mereka kerap ditentang golongan Islam-
reformis yang digawangi misalnya oleh Al-Irsyad dan
Muhammadiyah, pada dekade ketiga abad ke-20
Pada awal 1926, rapat antar-organisasi Islam di Cianjur
menyatakan akan mengirim dua utusan ke Mekah untuk
menghadap Raja Ibn Sa‟ud. Kiai Wahab mengusulkan delegasi
tersebut membawa persoalan mengenai praktik keagamaan Islam
tradisional di Indonesia. Namun, usul ini ditolak dengan tegas
oleh kelompok Islam-reformis. Penolakan itulah yang kemudian
membuat golongan Islam-tradisional memutuskan bakal
mengambil jalan sendiri untuk menghadap Raja Ibn Sa‟ud guna
memperjuangkan kepentingan mereka. Maka, pada 31 Januari
1926, dikutip dari K.H. Abdul Wahab Hasbullah: Bapak dan
5
Pendiri NU (1972) karya Saifuddin Zuhri, para kiai berkumpul di
kediaman Kiai Wahab dan memutuskan membentuk suatu
organisasi kemasyarakatan Islam Ahlussunnah wal Jama‟ah yang
dinamakan Nahdlatul Ulama atau “kebangkitan para ulama”.
Tanggal 31 Januari 1926 ditetapkan sebagai hari lahir NU. NU
bergerak di bidang keagamaan dan kemasyarakatan serta
dibentuk dengan tujuan untuk memahami dan mengamalkan
ajaran Islam, baik dalam konteks komunikasi vertikal dengan
Allah SWT maupun komunikasi horizontal dengan sesama
manusia. Dalam perjalanan riwayatnya, NU berkembang pesat
dan amat terjaga secara tradisional. Kini, NU menjadi organisasi
kemasyarakatan Islam terbesar di Indonesia.
Di dalam kepengurusan organisasi Islam NU terdapat
banyak struktur Organisasi didalamnya dan tersebar keseluruh
wilayah di Indonesia, yakni :Pengurus Besar (tingkat Pusat), 34
Pengurus Wilayah (tingkat Provinsi) , 383 Pengurus Cabang4
(tingkat Kabupaten/Kota), 24 Pengurus Cabang Istimewa (luar
negri) Majelis Wakil Cabang (tingkat Kecamatan), Pengurus
Ranting (tingkat Desa/Kelurahan)5 untuk data MWC dan PR NU
tidak memiliki data terkait hal tersebut . NU menjadi organisasi
Islam terbesar di Indonesia dengan klaim 90 juta anggota pada
tahun 2015 dengan begitu luasnya struktur organisasi dan
4 https://www.beritasatu.com/nasional/296804/said-aqil-terpilih-secara-
aklamasi-sebagai-ketum-pbnu. Di kutip pada tanggal 20-Agustus-2019,pukul 07:00 WIB 5 http://www.nu.or.id/a,public-m,static-s,detail-lang,id-ids,1-id,12-t,struktur-
.phpx. Di kutip pada tanggal; 26-Maret-2019, pukul 17:25 WIB
6
banyaknya anggota NU dapat bertahan dan menjadi organisasi
Islam yang dipercayai oleh masyarakat Indonesia yang menganut
paham Ahlussunah Wal Jama‟ah6
Komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh
seseorang (Komunikator) Kepada orang lain (komunikan)7.
Dalam kondisi tertentu , komunikasi juga dapat dilakukan dengan
bahasa isyarat atau dengan kode. Maka kita dapat simpulkan
bahawa yang terpenting dari komunikasi adalah tersampaikannya
pesan dari komunikator secara utuh dan jelas
Komunikasi merupakan salah satu kebutuhan dasar
manusia , bukan hanya dalam kehidupan secara umum, namun
dalam kehidupan berkelompok. Komunikasi adalah penunjang
utama untuk mencapai mempelancar tujuan bersama dalam
kelompok.Interaksi antar manusia baik secara perorangan,
kelompok, atau organisasi tidak mungkin dapat terjadi apabila
tidak ada komunikasi. Dua orang dikatakan interaksi apabila
masing-masing melakukan aksi dan reaksi.Aksi dan reaksi yang
dilakukan manusia ini dalam komunikasi disebut sebagai
tindakan komunikasi8.
Organisasi telah dibentuk sejakmanusia berada dimuka
bumi, didorong oleh tiga motif unsur dasar yaitu : orang-orang
6 Soeleiman Fadeli, Antologi NU Sejarah Istilah Amaliah Uswah (Surabaya :
Khalista2007), h. 1,2 7Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi, Teori dan Praktek, (Jakarta:PT
Remaja Rosdakarya,2001), Cet. Ke-1,h,4. 8T.A Latief Rosyidi, Dasar-Dasar Rhetorika Komunikasi dan informasi
(Medan, 1985), Cetke-1, h.48
7
(sekumpulan orang), kerjasama dan tujuan yang akan dicapai9.
Tiga motif tersebut saling ketergantungan satu sama lain, dan
penghubung itu semua adalah komunikasi“ komunikasi yang
efektif sangat penting bagi semua organisasi. Oleh karena itu,
para pimpinan organisasi dan para komunikator dalam organisasi
perlu memahami, dan menyempurnakan kemampuan komunikasi
mereka”10
.
Menurut Schein sebagaimana yang dikutip dalam buku
Arni Muhammad mengatakan bahwa organisasi adalah suatu
koordinasi rasional kegiatan sejumlah orang untuk mencapai
beberapa tujuan umum melalui pembagian pekerjaan dan fungsi
melalui hierarki otoritas dan tanggung jawab
Komunikasi merupakan hal yang mengikat kesatuan
organisasi. Komunikasi membantu anggota-anggota organisasi
mencapai tujuan individu dan juga organisasi , merespon dan
mengimplementasikan perubahan organisasi, mengkoordinasikan
aktivitas organisasi, dan ikut memainkan peran dalam hampir
semua tindakan organisasi yang relevan. meski demikian,
berkomunikasi dengan baik tidaklah mudah. Bila sebuah
organisasi sampai pada titik dimana komunikasi dalam
9 Yayat Hayati Djatmiko, Perilaku Organisasi (Bandung ;Alfabeta, 2005) Cet
ke-14, h.2. 10
Arni Muhamad, Komunikasi Organisasi, (Jakarta : bumi Aksana, 2009), Cet
ke 10 h. 1
8
organnisasi tidak seefektif yang seharusnya, maka organisasi
tersebut tidak berfungsi secara efektif11
.
Melihat pengertian singkat mengenai komunikasi dan
organisasi, maka komunikasi organisasi adalah “komunikasi yang
terjadi antara orang-orang yang berada didalam organisasi itu
sendiri, juga antara orang-orang yang berada didalam Organisasi
dengan public luar,dengan maksud untuk mencapai suatu
tujuan.”12
Komunikasi organisasi adalah pengiriman dan
penerimaan berbagai pesan organisasi di dalam kelompok formal
maupun informal dari suatu organisasi.Komunikasi formal adalah
komunikasi yang disetujui oleh organisasi itu sendiri dan sifatnya
berorientasi kepentingan organisasi. Isinya berupa cara kerja di
dalam organisasi di dalam organisasi, produktivitas, dan berbagai
pekerjaan yang harus dilakukan dalam organisasi. Misalnya:
memo, kebijakan, pernyataan, jumpa pers, dan surat-surat resmi.
Adapun komunikasi informal adalah komunikasi yang disetujui
secara sosial. Orientasinya bukan pada organisasi, tetapi lebih
kepada anggotanya secara individual13
.
Bahwa arus komunikasi dalam organisasi meliputi
komunikasi vertikal dan komunikasi horizontal.Masing-masing
11
John M. Ivan Cevich, Perilaku dan Manajemen Organisasi (Jakarta:
PT.Gelora Aksara Pratama, 2005), Jilid II. H.115 12
Soleh Soemirat, dkk., komunikasi Orrganisasi, (Jakarta : Universitas
Terbuka, 2000), Cet.1hal 13
13 Romli. Khomsahrial, Komunikasi Organisasi Lengkap, (Jakarta: PT
Grasindo, 2011), Cet.1
9
arus komunikasi tersebut mempunyai perbedaan fungsi yang
sangat tegas. Ronald Adler dan George Roadman dalam buku
“Understanding Human Comunication”, mencoba menguraikan
masing-masing, fungsi kedua arus komunikasi dalam organisasi
tersebut.
Pertama adalah down ward communication. Komunikasi
ini berlangsung ketika orang-orang yang berada pada tataran
manajemen mengirimkan pesan kepada bawahannya. Kedua
upward communication terjadiketika bawahan mengirim pesan
kepada atasannya. Arus komunikasi berikutnya adalah Horizontal
Communication tindak komunikasi ini berlangsung di antara
karyawan ataupun bagian yang memiliki kedudukan yang setara.
Strategi merupakan rencana berskala besar yang
berorientasi jangkauan masa depan yang jauh serta ditetapkan
sedemikian rupa, sehingga memungkinkan perusahaan
berinteraksi secara efektif dengan lingkunganya dengan kondisi
persaingan yang semua diarahkan pada optimslisasi pencapaian
tujuan dan berbagai sasaran organisasi yang bersangkutan.14
Strategi pada hakikatnya adalah perpaduan antara
planning (perencanaan) dan management (manajemen) untuk
mencapai tujuan. Strategi tidak hanya berfungsi sebagai jalan yag
hanya memberikan arah saja, melainkan harus mampu
menunjukan taktik operasionalnya15
. Strategi dalam memasarkan
14
Onong Unchana Effendi, ilmu komunikasi teori dan praktek(Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya, 2007) 32.
10
strategi dikatakan sebagai petunjuk atau langkah-langkah yang
harus diambil guna mencapai tujuan perusahaan itu sendiri.
Diperlukanya strategi dalam penyampaian pesan dan informasi.
Namun tidak hanya penyampaian pesan saja, akan tetapi strategi
tersebut diperlukan untuk menarik dan mempengaruhi khalayak
sesuai dengan kehendak perusahaan.
Terdapat dua kata bantu yang terdapat dalam al-Qur‟an
untuk mempelajari pengorganisasian ini. Kata tersebut
adalah ( Shaff ) dan ( ummat 16
). kata ( shaff ) ini identik dengan
makna organisasi. Jadi organisasi menurut analisis kata ini adalah
suatu perkumpulan atau jamaah yang mempunyai sistem yang
teratur dan tertib untuk mencapai tujuan bersama. Dalam surah
al-Shaff ayat 4 dikemukakan:
هإى بيلهفييقهاتلىىهال رييهيحب الل فاسه أه هنصه يهاى كه رصىص ب هه
Artinya: Sesungguhnya Allah menyukai orang yang
berperang dijalan-Nya dalam barisan yang teratur seakan-akan
mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh.
Maksud dari shaff disitu menurut al-Qurtubi adalah
menyuruh masuk dalam sebuah barisan (organisasi) supaya
terdapat keteraturan untuk mencapai tujuan. Berorganisasi sangat
penting dan merupakan hal yang pokok untuk menjalankan
sebuah manajemen. Al-Qur‟an menjelaskan:
ييهأقيوىا الد له قىاوه …فيهتهتهفهر
16
Jawahir Tanthowi, Unsur-unsur Manajemen Menurut Ajaran Al-Qur’an, (Jakarta : Pustaka al-Husna,1983)41
11
”….Tegakkanlah agama dan janganlah kamu berpecah belah
tentangnya…”(Q.S.Al-Syuura: 13)
Ayat di atas menjelaskan bahwa dilarang berpecah
belah dalm sebuah organisasi. Perkataan dari Sayyidina Ali
bin Abi Thalib dalam kitab Nahjul Balaghah karangan Sayid
Syarif Radhi :
ق بالظهامالبهاطليهغلبهظهام بلهاهلحه
“Kebenaran yang tidak diorganisir dapat dikalahkan oleh
kebatilan yang diorganisir.”
Perkataan ini mengingatkan kita tentang pentingnya
berorganisasi dan sebaliknya bahayanya suatu kebenaran yang
tidak diorganisir melalui langkah-langkah yang kongkrit dan
strategi-strategi yang mantap. Maka tidak ada garansi bagi
perkumpulan apa pun yang menggunakan identitas Islam meski
memenangkan pertandingan, persaingan maupun perlawanan
jika tidak dilakukan pengorganisasian yang kuat.
Sepanjang sejarah Indonesia, organisasi-organisasi
kemasyarakatan bermunculan, baik yang berhaluan keagamaan
(Islam), maupun berhaluan nasionalis (politik).Kemunculan
beberapa organisasi tersebut merupakan bentuk ekspresi rakyat
Indonesia dalam melihat dan kepeduliannya terhadap situasi
bangsa yang berada di bawah kolonialisme Belanda. Berbagai
cara yang dilakukan oleh kolonialis Belanda untuk membendung
pergerakan nasionalisme rakyat Indonesia , namun justeru
semakin sadar akan pentingnya membangun kekuatan dengan
12
organisasi -organisasi yang mereka bentuk. Dari kesadaran tokoh
-tokoh akan pentingnya memperjuangkan rakyat Indonesia dari
keterpurukan.
Dalam hasil muktamar NU ke 33 yang diadakan di
Jombang, Jawa timur dalam Anggaran Rumah Tanggga NU Bab
XIII Pasal 39 Ayat 4 yang berbunyi “Untuk menjadi Pengurus
Cabang harus sudah pernah menjadi pengurus harian atau
pengurus harian lembaga tingkat Cabang, dan/atau pengurus
harian di tingkat MWC, dan/atau pengurus harian Badan Otonom
tingkat cabang serta sudah pernah mengikuti pendidikan
kaderisasi” untuk menjadi pengurus tingkat cabang hingga keatas
harus wajib mengikuti pendidikan kaderisasi secara formal.
Dengan adanya peraturan tersebut tidak bisa sembarang orang
menjadi pengurus NU. Madrasah Kader Nahdlatul Ulama
(MKNU) menjadi persyaratan wajib untuk masuk dalam struktur
kepengurusan NU tingkat Cabang hingga ke atas.
Dengan adanya keputusan dari hasil muktamar NU ke 33
maka PCNU Kota Bekasi wajib mengadakan kaderisasi di
daerahnya. sebagai sebuah keberlanjutan dari proses Diseminasi
Islam Indonesia ala Ahlusunnah wal Jama‟ah dan sebagai sebuah
wadah kaderisasi ulama di tubuh NU. Apalagi Kota Bekasi
merupakan daerah penyanggah Ibukota yang tentunya
karakteristik masyarakat yang cenderung individualis tidak
seperti masyarakat yang jauh daripada Ibukota. Setelah
mengadakan MKNU pertama pada tanggal 23-25 November
13
2018 dengan jumlah peserta hanya 52 orang peserta dan naik
sangat drastris pada MKNU yang kedua.MKNU merupakan salah
satu gerbang awal untuk masuk ke dalam organisasi NU, selain
sebagai sebuah gerbang MKNU berguna untuk membimbing
anggota nantinya sama dalam hal fikrah, harakah dan ghrah di
organisasi, sehingga akan tercipta kader kader ideologis
Peserta MKNU PCNU Kota Bekasi angkatan ke-2
sebanyak 124 orang yang diadakan pada 22-24 Februari 2019 di
Wisma Kemnaker, Ciloto, Cianjur Jawa Barat berasal dari 12
Kecamatan yang ada di Kota Bekasi naik 2 kali lipat dari MKNU
pertama yang hanya 52 orang. Banyak dari peserta MKNU yang
sudah berkeluarga bahkan sudah ada yang memiliki cucu, dan
hampir semua yang ikut dalam MKNU Angkatan kedua adalah
tokoh masyarakat yang tersebar di 12 kecamatan Kota Bekasi.
Usia dan kedudukan pangkat ternyata tidak menjadi penghalang
bagi para peserta MKNU angkatan ke II . Dalam menjalankan
roda organisasi Islam terbesar di Indonesia tidak lah mudah.
PCNU Kota Bekasi sebagai salah satu cabang NU di Indonesia
juga berkewajiban menerapkan aturan Ad&Art organisasi, ,
Dalam Skripsi ini, melakukan penelitian di PCNU Kota Bekasi
untuk mengetahui Strategi Komunikasi PCNU Kota Bekasi
dalam Kegiatan MKNU angkatan ke 2 strategi seperti apa yang di
lakukan PCNU Kota Bekasi sehingga jumlah peserta MKNU
angkatan ke-2 bisa bertambah 2 kali lipat dari yang pertama kali
dilakukan
14
Melihat hal tersebut, maka penulis tertarik untuk meneliti
Strategi Komunikasi PCNU Kota Bekasi dalam kegiatan
Madrasah Kader Nahdlatul Ulama, sehingga regenerasi
organisasi NU tetap berjalan hingga kini. Oleh sebab itu
berdasarkan latar belakang masalah itu, proposal skripsi ini diberi
judul “Strategi Komunikasi Pengurus Cabang Nahdatul Ulama
Kota Bekasi dalam merekrut Peserta Kegiatan Madrasah Kader
Nahdlatul Ulama 2019”
B. Pembatasan dan Perumusan
1. Pembatasan Masalah
Berdasarkan latar belakang, maka masalah pada penelitian
ini, difokuskan hanya pada Strategi komunikasi Pengurus
Cabang Nahdatul Ulama Kota Bekasi dalam Merekrut Peserta
Kegiatan Madrasah Kader Nahdlatul Ulama angkatan ke 2 saja.
2. Perumusan Masalah
Peneliti merumuskan masalah ke dalam pertanyaan-
pertanyaan yang akan memudahkan peneliti dalam melakukan
proses penelitian. Rumusan-rumusan pertanyaan itu adalah
sebagai berikut :
1.Bagaimana Formulasi Strategi komunikasi Pengurus Cabang
Nahdlatul Ulama dalam merekrut peserta kegiatan Madrasah
Kader Nahdlatul Ulama 2019.
15
2. Bagaimana Implementasi Strategi komunikasi Pengurus
Cabang Nahdlatul Ulama dalam merekrut peserta kegiatan
Madrasah Kader Nahdlatul Ulama 2019 .
3. Bagaimana Evaluasi Strategi komunikasi Pengurus Cabang
Nahdlatul Ulama dalam merekrut Kegiatan Madrasah Kader
Nahdlatul Ulama 2019 .
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan mengkaji bagaimana Strategi
komunikasi pada subjek penelitian, secara spesifik tujuan utama
penelitian ini adalah
1. Untuk mengetahui Strategi komunikasi yang dikembangkan di
PCNU Kota Bekasi dalam merekrut peserta kegiatan Madrasah
Kader Nahdlatul Ulama
2.Untuk mengetahui Untuk mengetahui faktor penghambat dan
pendukung PCNU Kota Bekasi dalam melakukan perekrutan
peserta MKNU
D. Manfaat Penelitian
Diharapkan dengan adanya penelitian ini, dapat
memberikan manfaat, yaitu :
16
1. Manfaat Akademis
Penelitian ini diharapkan dapat menambah dan
memperluas khazanah keilmuan, khususnya dalam bidang ilmu
komunikasi organisasi.
2. Manfaat Praktis
Penelitian ini juga diharapkan dapat memberi masukan
bagi para pelaku dalam subjek penelitian mengenai pola
komunikasi yang ideal di dalam struktur keorganisasian subjek
penelitian. Selain itu pula penelitian ini diharapkan menjadi
masukan bagi organisasi lain yang memiliki struktur dengan pola
yang sama sehingga dapat mengidentifikasi pola komunikasi
yang berlangsung di dalam struktur organisasinya.
E. Metodologi Penelitian
1. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif,
yaitu suatu penelitian yang berupaya menghimpun data,
mengelola, dan menganalisa secara kualitatif, dan menafsirkan
secara kualitatif.Untuk itu data-data penelitian yang dikumpulkan
dalam wujud konsep-konsep.Dengan jenis penelitiannya bersifat
deskriptif, yakni berusaha memberikan gambaran selengkapnya.
Bodgan dan taylor dalam buku Metodologi Penelitian
Kualitatif mendefinisikan “ Metodologi Kualitatif sebagai
17
prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa
kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang
dapat diamati”17
.
Metode yang digunakan pada penelitian ini yaitu analisis
deskriptif, pada umumnya penelitian deskriptif merupakan
penelitian non hipotesis sehingga dalam langkah penelitiannya
tidak perlu merumuskan hipotesis18
.Dengan menggunakan
analisis deskriptif peneliti berusaha melukiskan secara sistematis
fakta atau karakteristik populasi tertentu atau bidang tertentu
secara faktual dan cermat.
Fungsi analisis deskriptif adalah untuk memberikan
gambaran umum tentang data yang diperoleh. Ciri lain dalam
analisis ini ialah menitik beratkan pada observasi dan suasana
alamiah (naturalist setting), peneliti bertindak sebagai pengamat.
Dalam penelitian ini peneliti berusaha mendeskriptifkan
semua temuan yang ada dilapangan dengan apa adanya dan
berusaha mengurangi pengaruh terhadap objek penelitian sehinga
data yang sudah diperoleh dapat diolahsecara memadai.
2. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan oleh peneliti pada tanggal 8 Mei
sampai 25 Agustus tahun 2019 yang bertempat di Pengurus
Cabang Nahdlatul Ulama Kota Bekasi Gedung NU Centre El-
17
Lexy J. Moleong ,Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung : PT. Remaja
Rosdakarya,1999), cet. Ke-10, h.3 18
Jalaluddin Rakhmat, Metode Penelitian Komunikasi. (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2007), h. 24-25
18
Sa'id (28,11 km) Jl. Bambu Kuning No.29, Sepanjang Jaya,
Bekasi Selatan., Kota Bekasi, Jawa Barat 17114
3. Subjek dan Objek penelitian
Subjek penelitian ini adalah Pengurus Cabang Nahdatul
Ulama Kota Bekasi . Sedangkan objek penelitian ini adalah
Strategi komunikasi yang berlangsung atau digunakan oleh para
Pengurus Cabang Nahdatul Ulama Kota Bekasi dalam merekrut
peserta kegiatan Madrasah Kader Nahdlatul Ulama.
4. Teknik Pengumpulan Data
Untuk mengumpulkan data-data yang diperlukan peneliti
dalam penelitian ini, penulis menggunakan pengumpulan data
dan instrumen dengan cara :
a. Observasi
Observasi atau Pengamatan Langsung. Teknik observasi
atau pengamatan yang peneliti gunakan adalah bersifat langsung
dengan mengamati objek yang diteliti. Observasi dilakukan pada
tanggal 8 Mei 2019 – 25 Agustus 2019 sebanyak 8 kali , Pada
subjek penelitian dengan cara hadir pada setiap rapat-rapat yang
dilakukan pihak PCNU Kota Bekasi. Pengamatan yang dilakukan
berfokus pada pola komunikasi yang digunakan oleh PCNU Kota
Bekasi, setelah mendapatkan datanya penulis melakukan proses
pencatatan secara bertahap setiap kali melakukan observasi.
19
b. Wawancara
wawancara (interview) secara langsung dengan ketua
Tanfidziyah PCNU Kota Bekasi Bapak H.Madinah HL, M.A ,
wawancara kedua dengan Sekretaris PCNU Kota Bekasi Bapak
Ayi Nurdin ,S.H . Kemudian wawancara ketiga kepada pakar
Ilmu Komunikasi yiatu dosen Komunikasi dan Penyiaran Islam
Universitas As-Syafiiah Jakarta Bapak Dr.KH. Zamakhsyari
Abdul Majid Lc, M.A Wawancara ini dilakukan untuk
memperoleh data yang memperkuat penelitian.Dengan teknik
wawancara ini peneliti bertemu langsung dengan beberapa
informan yang berperan penting serta mengetahui tentang seluk
beluk PCNU Kota Bekasi.
c. Dokumentasi
Dalam proses pengumpulan data selanjutnya penulis
mengumpulkan data melalui catatan-catatan yang berkaitan
dengan subjek penelitian. Dokumentasi ini penulis ambil dari
buku-buku,majalah, dan foto-foto yang penulis ambil ketika
observasi serta dokumen atau arsip yang berisi data-data yang
berkaitan dengan subjek penelitian yang penulis dapat dari
Pengurus Cabang Nahdatul Ulama Kota Bekasi. Semua ini
penulis lakukan demi memperkuat dan mendukung proses
analisis data penelitian.
20
5. Teknik Analisis Data
Seluruh data yang dikumpulkan, kemudian dianalisis dan
diinterpretasikan. Adapun metode yang digunakan dalam
menganalisa data,peneliti menggunakan analisis
deskriptif.Dimana peneliti mengungkapkan data dan fakta yang
apa adanya secara alamiah tanpa sedikitpun mempengaruhi
subjek ataupun objek penelitian. Dalam pengolahan
tersebutpeneliti menggabungkan tiga proses pengumpulan data
dengan mengolah data hasil observasi, wawancara, dan
dokumentasi menjadi sebuah data yang bisa saling melengkapi
sehingga dapat dideskriptifkan.
Setelah itu penulis mencoba menafsirkan hasil
penggabungan tiga sumber data di atas menjadi sebuah narasi
deskriptif kualitatif yang diuraikan kedalam bahasa yang
sederhana hingga mudah dimengerti. Penekanan deskriptif
kualitatif lebih banyak menganalisis permukaan data, hanya
memerhatikan proses-proses kejadian suatu fenomena, bukan
kedalaman atau makna data19
definisinya bahwa analisa data
adalah poses penyederhanaan data kedalam bentuk yang lebih
mudah dibaca dan di interpretasikan.
Berhubung jenis penelitian ini menggunakan metode
analisis deskriptif maka peneliti cukup dengan menggambarkan
kenyataan atau realitas yang ada dan apa adanya,variabel demi
19
Burhan Bungin, penelitian kualitatif: komunikasi, ekonomi, kebijakan
public, dan Ilmu Sosial Lainnya. (Jakarta: Kencana, 2009). Cet Ke-3, h. 146
21
variabel. Dan dari semua data yang sudah dikumpulkan tersebut
akan dijelaskan apa adanya dengan kata-kata untuk memperoleh
suatu kesimpulan.
F. Tinjauan Pustaka
Penelitian terdahulu ini melihat buku, makalah, skripsi
orang-orang terdahulu.Judul pembahasan yang sama atau hampir
sama dengan judul yang akan saya bahas mengenai Stratagi
komunikasi. Sebelumnya memang banyak yang membahas dan
dituliskan namun mengenai Strategi Komunikasi Organisasi
PCNU Kota Bekasi belum menjadi perhatian para peneliti
sebelumnya. Sebagai contoh skripsi yang pembahasannya sama
tapi objeknya berbeda dengan saya
1.Apriza Ramdan Mahasiswa Komunikasi dan Penyiaran Islam
Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatllah
Jakarta Tahun 2014,Strategi Komunikasi Relawan Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Dalam Pemberdayaan
Masyarakat Pulau Pari Melalui Progam Pengentasan Kemiskinan
DKI (P2DKI) ,
2.Aprilia Lianjani Mahasiswa Komunikasi dan Penyiaran Islam
Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatllah
Jakarta Tahun 2018, Strategi Komunikasi Pemerintah Kota
Tangerang Selatan Dalam Mensosialisasikan Progam Smart City.
22
G. Sistematika Penulisan
Skripsi ini, didalamnya terbagi menjadi lima Bab, dan
setiap Bab nya diuraikan ke dalam beberapa subbab, yakni
sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN :
Bab ini menguraikan latar belakang masalah penelitian,
pembatasan dan perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat
penelitian, metodologi penelitian, tinjauan pustaka, dan
sistematika penulisan.
BAB II TINJAUAN TEORITIS :
Bab ini menguraikan tentang teori-teori yang berhubungan
dengan penelitian mengenai Strategi, Komunikasi, Strategi
Komunikasi
BAB III GAMBARAN UMUM :
Pada bab ini fokus pembahasan mengenai Profil Kota Bekasi,
PCNU Kota Bekasi dan MKNU
BAB IV HASIL TEMUAN DAN ANALISIS :
Pada bab ini merupakan inti dari pembahasan tentang penyajian
data yang berkaitan tentang objek penelitian yang meliputi :
deskripsi penelitian objek strategi komunikasi Pengurus Cabang
Nahdlatul Ulama Kota Bekasi dalam merekrut peserta Kegiatan
Madrasah Kader Nahdlatul Ulama 2019.
BAB V PENUTUP :
23
Pada bab ini, penulis memberikan kesimpulan terhadap apa yang
diteliti oleh penulis, serta memberikan saran-saran dan juga
beberapa lampiran yang didapat oleh penulis.
24
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Strategi
1. Pengertian Strategi
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI),
disebutkan bahwa strategi adalah Ilmu dan seni
menggunakan semua sumber daya bangsa-bangsa untuk
melaksanakan kebijakan tertentu diperang dan damai, atau
rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk mencapai
sasaran khusus1. Kata strategi berasal dari akar kata bahasa
Yunani strategos yang secara harfiah berarti “seni umum,”
kelak ini berubah menjadi kata sifat strategia berarti
“keahlian militer” yang belakangan diadaptasikan ke dalam
lingkungan bisnis modern. Kata strategos bermakna sebagai
Keputusan untuk melakukan suatu tindakan dalam jangka
panjang dengan segala akibatnya, Penentuan tingkat
kerentanan posisi kita dengan posisi para pesaing (ilmu
perang dan bisnis), pemanfaatan sumber daya dan
penyebaran informasi yang relatif terbatas terhadap
kemungkinan penyadapan informasi oleh para pesaing,
penggunaan fasilitas komunikasi untuk penyebaran
1Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional RI, Kamus Besar
Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 2005), edisi ketiga 1092.
25
informasi yang menguntungkan berdasarkan analisis
geografi dan topografi, dan penemuan titik-titik kesamaan
dan perbedaan penggunaan sumber daya dalam pasar
informasi.2
Strategi pada hakikatnya adalah perencanaan
(planning) dan manajemen (management) untuk mencapai
suatu tujuan. Akan tetapi, untuk mencapai tujuan tersebut,
strategi tidak berfungsi sebagai peta jalan yang hanya
menunjukan arahsaja, melainkan harus mampu menunjukan
bagaimana taktik operasionalnya.3
Menurut Hamel dan Prahalad seperti yang dikutip
oleh Umar Husein, pengertian strategi adalah tindakan yang
bersifat incremental (senantiasa meningkat) dan terus-
menerus, serta dilakukan berdasarkan sudut pandang
tentang apa yang diharapkan oleh para pelanggan di masa
depan. Dengan demikian, strategi hampir dimulai dari apa
yang terjadi dan bukan dimulai dari apa yang terjadi.
Terjadinya kecepatan inovasi dan perubahan pola
konsumen memerlukan kompetensi ini (core
competencies).4
Sandra Oliver dalam bukunya strategy public
2 Alo Liliweri, Komunikasi Serba Ada Serba Makna (Jakarta: Kencana
Prenada Media Group, 2011) ,240. 3 Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktik
(Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset, 2011), 32. 4 Umar Husein, Strategic Management in Action (Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama, 2001), 24.
26
relation mendefinisikan strategi sebagai sebuah cara untuk
mencapai sebuah hasil akhir. Hasil akhir menyangkut
tujuan dan sasaran organisasi, ada strategi yang luas untuk
keseluruhan organisasi dan strategi kompetitif untuk
masing-masing aktivitas.Dia juga menggambarkan, strategi
adalah jalan yang dipilih oleh organisasi untuk diikuti
dalam mencapai misinya.5
Adapun pengertian strategi menurut terminologi
yaitu dari beberapa pakar, Faud Amsyari mengatakan
bahwa: Dalam pengertian dasarnya, strategi dan taktik
adalah metode atau taktik untuk memenangkan suatu
persaingan. Persaingan itu berbentuk suatu pertempuran
fisik untuk merebut suatu wilayah dengan memakai senjata
dan tenaga manusia. Sedangkan dalam bidang non militer,
strategi dan taktik adalah suatu cara atau teknik untuk
memenangkan suatu persaingan antara kelompok berbeda
orientasi hidupnya.6
Menurut Alfian, “Strategi adalah adalah pemikiran
dari sikap jangka panjang yang konsisten secara
mendasar.”7 Sedangkan menurut Syarif Usman bahwa
strategi adalah sebagai “kebijaksanaan menggerakan dan
membimbingseluruh potensi kekuatan, daya, dan
5 Sandra Oliver, alih bahasa Sigit Purwanto,Strategi Public Relation
(Jakarta: Erlangga, 2007), 2. 6Fuad Amsyari, Strategi Perjuangan Umat Islam Indonesia (Bandung:
Mizan, 1990), 40. 7 Alfian, Strategi Koperasi (Jakarta: Kompas, 1984), 1.
27
kemampuan bangsa untuk mencapai kemakmuran dan
kebahagiaan.”8
Dari beberapa definisi strategi yang dikemukakan oleh beberapa
ahli komunikasi, maka penulis menarik kesimpulan bahwa
strategi merupakan proses penyelesaian sebuah masalah untuk
mencapai target atau tujuan yang di inginkan. Strategi bukan
hanya perencanaan atau planning, melainkan strategi juga
menunjukan bagaimana mengimplementasikan langkah-langkah
yang tepat secara sistematis, efektif, dan efisien sehingga
memudahkan dalam proses pelaksanaannya.
Efektif merupakan “ada efeknya baik dari segi akibat dan
pengaruh yang ditimbulkan oleh suatu hal yang di perbuat.
Maka seorang pemimpin dituntut agar mendatangkan
pengaruh yang baik untuk organisasi demi memperoleh
efek yang diharapkan oleh seorang leader dan setiap bagian
yang berkecimpung didalam organisasi, maka di dalam
Q.S. Al-Insyrah (94: 7) menjelaskan :
فهاصهب غته فهإذافهره
Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan),
kerjakanlah dengan sungguh-sungguh.
Ajaran islam menuntut ummatnya untuk
melakukan sesuatu hal itu haruslah efektif dan sungguh-
8 Syarif Usman, Strategi Pembangunan Indonesia dan Pembangunan
dalam Islam (Jakarta: Firman Jakarta,1998), 6.
28
sungguh dalam arti kata tidaklah setengah-setengah.
Apabila seseorang telah menyelesaikan pekerjaannya, maka
ia baru memfokuskan konsentrasinya kepada hal yang lain.
Efesien adalah “tepat atau sesuai untuk mengerjakan
(menghasilkan) sesuatu dengan tidak membuang-buang
waktu”. Oleh karena itu untuk mencapai tujuan utama
sebuah organisasi seorang leader dituntut untuk
memanfaatkan waktu seefisien mungkin.
Didalam Q.S. Al-„Asr (103: 1-3) Allah SWT bersumpah
demi waktu dikarenakan banyaknya hamba tidak lihai
dalam memanfaatkan waktu sehingga apa yang mereka
usahakan tidaklah mencapai hasil yang maksimal.
آهه ال رييه إل لهفيخسر . الإساىه إى العهصر. ىاوه تهىاصه وه الصالحات ولىا عه وه ىا
بر ىابالص تهىاصه وه ق بالحه
Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam
kerugian. kecuali orang-orang yang beriman dan
mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya
mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya
menetapi kesabaran.
Pada dasarnya, majemen bukanlah kegiatan yang
individual. Manajemen itu bersifat membangun
(konstruktif) dan juga memiliki langkah yang jelas.
Kegiatan membangun pada umumnya dilakukan secara
bersama-sama. Tidak berbeda dalam Islam, Allah sangat
29
mencintai hamba-hambanya yang kompak. Dan karena
kekompakan tersebut, Allah mengibaratkan orang-orang
tersebut laksana satu bangunan yang berdiri
kokoh.Sebagaimana firman Allah dalam surah Ash-Shaff
(61: 4). :
ههرصىص أه هنبياى اكهف بيلهصه فيسه يقاتلىىه ال رييه هيحب الل إى
Sesungguhnya Allah menyukai orang yang berperang
dijalan-Nya dalam barisan yang teratur seakan-akan
mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh.
Kokoh disini berarti adanya sinergi antara bagian yang satu
dengan bagian dengan bagian yang lain.
Strategi menjadi acuan untuk mencapai hasil yang
diharapkan oleh sebuah perusahaan, organisasi, maupun
lembaga.Untuk menyusun sebuah strategi perlu
memperhatikan beberapa hal yang dapat mempengaruhi
strategi. Agar strategi yang kita susun tepat sasaran
mencapai apa yang diinginkan suatu perusahaan atau
organisasi. Hal-hal yang dapat mempengaruhi strategi
tersebut diantaranya banyak dari organisasi yang beregerak
tanpa adanya panduan dan instrumen dan akhirnya bergerak
secara serampangan. Dalam mencapai tujuan yang
diinginkan maka perlu di atur dan di canangkan sedemikian
rupa sehingga hasil yang di dapat bisa sesuai dengan
harapan
30
Disamping itu ada faktor-faktor yang mempengaruhi
strategi. Yaitu ada tujuh faktor-faktor penting yang menjadi
perhatian dan perhitungan dalam menentukan strategi yakni
antara lain:
a) Memperhitungkan keunggulan dan kelemahan yang
dimiliki pihak-pihak saingan.
b) Memanfaatkan keunggulan dan kelemahan-kelemahan
pihak saingan.
c) Memperhitungkan keadaan lingkungan intern maupun
ekstern yang dapat mempengaruhi perusahaan atau
organisasi.
d) Memperhitungkan faktor-faktor ekonomis, sosial dan
psikologis.
e) Memperhitungkan faktor-faktor sosio kultur dan hokum.
f) Memperhitungkan faktor ekologis dan geografis.
g) Menganalisis dengan cermat rencana pihak-pihak
saingan.9
Dari beberapa faktor pertimbangan penting dalam
menentukan strategi, maka penulis dapat menyimpulkan
bahwa suatu perusahaan atau organisasi harus
mempertimbangkan beberapa hal dalam menyusun rencana
seperti memperhitungkan, memanfaatkan keunggulan dan
kelemahan perusahaan lain, memperhitungkan keadaan
9 Malayu S.P. Hasibuan, Managemen: Dasar, Pengertian, dan Masalah
(Jakarta: Bumi Aksara, 2004), 02
31
organisasi kita sendiri baik intern maupun ekstern, dan
menyesuaikan keadaan ekonomi perusahaan, kemampuan
sumber daya yang ada, serta menagalisis rencana-rencana
yang telah dibuat oleh perusahaan lain.
2. Tahapan – Tahapan Strategi
Menurut Fred R. David, strategi tidak cukup hanya
perumusan konsep dan implementasi terhadap strategi
tersebut melainkan dalam strategi juga dibutuhkan evaluasi
terhadap strategi yang telah dilakukan berhasil atau tidak.
Ada tiga tahapan strategi 10
, yaitu;
a. Formulasi Strategi (Strategy Formulation)
Langkah pertama yang dilakukan adalah
merumuskan strategi yang akan dilakukan. Sudah termasuk
di dalamnya adalah pengembangan tujuan, mengidenfitikasi
peluang dan ancaman eksternal, menentukan kekuatan dan
kelemahan secara internal, menetapkan suatu objektifitas,
memulai strategi alternatif dan memilih strategi untuk
dilaksanakan. Dalam perumusan strategi juga ditentukan
suatu sikap untuk memutuskan, memperluas, menghindari
atau melakukan suatu keputusan dalam proses kegiatan .
Perencanaan (plan) adalah tindakan yang akan diambil
setelah memperoleh hasil penelitian (diagnose).
Perencanaan yang dimaksud adalah perencanaan
10
Fred R. David, alih bahasa Novita Puspasari dan Liza Nurbani
Puspitasari, Manajemen Strategi (Jakarta: Salemba Empat, 2015), 4.
32
komunikasi.Dengan demikian, diperlukan strategi tentang
pemilihan atau penentuan sumber (komunikator), pesan,
media, sasaran (segmen), dan efek yang diharapkan.
Perumusan strategi adalah proses memilih
tindakan utama (strategi) untuk mewujudkan misi
organisasi. Proses untuk mengambil keputusan untuk
menetapkan strategi seolah-olah merupakan konsekuensi
mulai dari penetapan visi-misi, sampai terealisasinya
program. Dalam rumusan strategi termasuk di dalamnya
adalah pengembangan tujuan, mengenali peluang dan
ancaman eksternal, menetapkan kekuatan dan kelemahan
secara internal, menetapkan suatu objektifitas,
menghasilkan strategi alternatif dan memilih strategi untuk
dilaksanakan.
Dalam perumusan strategi juga ditentukan suatu
sikap untuk memutuskan, memperluas, menghindari atau
melakukan suatu keputusan dalam suatu proses kegiatan.
Tahap ini ditujukan untuk menghasilkan visi, misi,
keyakinan dan nilai dasar, dan tujuan organisasi. Teknik
perumusan strategi yang penting dapat dipadukan kerangka
kerja berikut ini:
1) Tahap Input (masukan)
Dalam tahap ini proses yang dilakukan adalah
meringkas informasi sebagai masukan awal, dasar
yang diperlukan untuk merumuskan strategi.
33
2) Tahap Pencocokan
Proses yang dilakukan adalah memfokuskan
pada menghasilkan strategi alternatif yang layak
dengan memadukan faktor-faktor internal dan
eksternal.11
3) Tahap Keputusan
Menggunakan semacam teknik, diperoleh dari
input sasaran dalam mengevaluasi strategi alternatif
yang telah diidentifikasikan dalam tahap kedua.12
Perumusan strategi haruslah selalu melihat kearah
depan dengan tujuan, artinya perencanaan amatlah
penting dan mempunyai andil yang benar.
b. Implementasi Strategi (Strategy Implementation)
Setelah merumuskan dan memilih strategi yang
ditetapkan, maka langkah berikutnya melaksanakan
strategi yang ditetapkan tersebut. Dalam tahap
pelaksanaan strategi yang telah dipilih sangat
membutuhkan komitmen dan kerjasama dalam
pelaksanaan strategi, jika tidak maka proses formulasi dan
analisis strategi tidak memiliki tujuan yang berguna.
Implementasi strategi bertumpu pada alokasi dan
pengorganisasian sumber daya yang ditempatkan melalui
penetapan struktur organisasi dan mekanisme
11
Fred R. David, Manajemen Strategi Konsep (Jakarta: Prenhalindo,
2002), 183. 12
Fred R. David, Manajemen Strategi Konsep ,198.
34
kepemimpinan yang dijalankan bersama budaya
perusahaan dan organisasi. Implementasi juga merupakan
tindakan yang diambil dalam rangka implementasi
perencanaan komunikasi yang telah dibuat. Pelaksanaan
dapat dilakukan dalam bentuk tayangan di televisi,
wawancara di radio, pemasangan iklan di surat kabar,
pembagian stiker kepada target sasaran, pemasangan
baliho atau spanduk dijalanan, dan pemberangkatan tim
penyuluhan untuk bertatap muka dengan komunitas di
lokasi yang menjadi target sasaran.13
Implementasi strategi adalah jumlah semua
kegiatan dan suatu pilihan yang dibutuhkan agar dapat
menjalankan perencanaan strategis yang telah di tetapkan.
Implementasi strategi merupakan suatu proses dimana
beberapa strategi dan kebijakan-kebijakan diubah menjadi
tindakan melalui pengembangan program, anggaran dan
prosedur. Meskipun biasanya implementasi baru
dipertimbangkan setelah perumusan strategi, tetapi
implementasi merupakan kunci suksesnya dari
manajemen strategik. Perumusan strategi dan
implementasi strategi harus dilihat seperti dua sisi mata
uang.
Untuk menjamin keberhasilan strategi yang telah
berhasil dirumuskan dalam tindakan implementasi yang
13
Fred R. David, , alih bahasa Novita Puspasari dan Liza Nurbani
Puspitasari, Manajemen Strategik (Jakarta: Salemba Empat, 2015), 4.
35
cermat. Strategi dan unsur-unsur organisasi yang lain
harus sesuai, strategi harus tercermati pada rancangan
struktur budaya organisasi, kepemimpinan dan system
pengelolaan sumber daya manusia. Karena strategi
diimplementasikan dalam suatu lingkungan yang terus
berubah, maka implemantasi yang sukses menuntun
pengandalian dan evaluasi pelaksanaan. Sehingga jika
diperlukan dapet dilakukan tindakan-tindakan perbaikan
yang tepat.14
Dalam tahap pelaksanaan strategi yang telah
dipilih sebelumnya, sangat membutuhkan kemampuan
dan kerja sama dari seluruh unit dan anggota organisasi.
Tanpa adanya komitmen dan kerja sama yang kuat, maka
proses formulasi dan analisis strategi hanya akan menjadi
impian yang jauh dari kenyataan. Karena implementasi
yang sukses membutuhkan dukungan disiplin, motivasi
dan kerja keras.
3. Evaluasi Strategi
Evaluasi secara etimologi dalam kamus ilmiah
popular adalah penaksiran, penilaian, perkiraan keadaan
dan penentu nilai.15
Sedangakan secara terminology
pengertian evaluasi menurut Casley dan Kumar adalah
14
Tedjo Tri Pamo dan Udan, Manajemen Strategi (Bandung:
Rekayasa Saint, 2005), 18. 15
Pius A Partanto dan M Dahlan Al-Barr, Kamus Ilmiah Popular
(Surabaya: Aloka. 1994), 163.
36
suatu penilaian berkala terhadap relevansi, kinerja,
efisiensi dan dampak suatu proyek dikaitkan dengan
tujuan-tujuan yang telah ditetapkan, sementara Fink dan
Kosecoff memberikan devinisi evaluasi adalah merupakan
serangkaian prosedur untuk menilai mutu sebuah
program.16
Istilah evaluasi berasal dari bahasa inggris yaitu
“evaluation” dalam buku Essential of Educational
Evaluation karangan Edwin Wand dan Gerald W. Brown
dikatakan bahwa evaluasi adalah suatu tindakan atau
suatu proses untuk menentukan nilai daripada sesuatu.17
Sedangkan menurut istilah evaluasi merupakan kegiatan
yang terencana untuk mengetahui keadaan untuk suatu
objek dengan menggunakan suatu instrumen dan
pengertian hasilnya di bandingkan dengan tolak ukur
untuk memperoleh kesimpulan.18
Dalam kamus besar bahasa Indonesia kata
evaluasi diartikan dengan penilaian.19
Menurut Suharsimi
Arikunto evaluasi adalah kegiatan yang bertujuan untuk
mengukur tingkat keberhasilan suatu program. Dengan
demikian penelitian evaluasi dilakukan untuk mengetahui
16
Fredy S, Evaluasi Program (Jakarta: Nuansa Madani: 2003), 15. 17
Wayan Nurkancana dan P.P.N Sumartana, Evaluasi Pendidikan
(Surabaya: Usaha Nasional, 1986), 1. 18
Chabib Toha, Teknik Evaluasi Pendidikan (Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada, 1996), 3. 19
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa,
Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 1998), 238.
37
tingkat efektifitas pelaksaan program dengan cara
mengukur hal-hal yang berkaitan dengan keterlaksaan
program tersebut.20
Adapun yang mengartikan evaluasi sebagai suatu
proses pembuatan pertimbangan. Pertimbangan itu dapat
digunakan sebagai bahan dasar untuk membuat rencana
pertimbangan dapat berupa meningkatkan tujuan,
mengumpulkan bukti tentang pertumbuhan atau
kemunduran dalam mencapai suatu tujuan, merevisi suatu
prosedur untuk memperbaiki hasil, proses bahkan tujuan
itu sendiri.21
Menurut Viji Srinivasan, mengevaluasi berarti
menguji dan menentukan suatu nilai, kualitas, kadar
kepentingan jumlah, derajat atau keadaan. Viji juga
mengartikan evaluasi dengan proses penentuan keputusan
tentang lingkup perhatian, pemilihan informasi yang
perlu, serta pengumpulan dan analisis informasi guna
memberikan ringkasan data yang berguna bagi para
pengambil keputusan dalam memilih di antara berbagai
alternatif yang ada.” Dengan demikian, evaluasi ini
dimaksudkan untuk menyusun nilai-nilai indikator dalam
mencapai suatu sasaran. Dengan kata lain kegiatan
evaluasi adalah “suatu cara mengecek kekuatan dan
20
Suharsimi Arikunto, Penilaian Program Pendidikan (Jakarta: PT
Bumi Aksara, 1998), 8. 21
Subari, Supervisi Pendidikan( Jakarta: Bumi Aksara, 1994), 171-
172.
38
kelemahan sebuah program serta suatu cara untuk
menentukan ukuran-ukuran perbaikan bagi para
pengambil keputusan.22
Tahap terakhir dari strategi adalah evaluasi
implementasi strategi. Evaluasi strategi diperlukan karena
keberhasilan yang dapat dicapai dan dapat diukur untuk
menetapkan tujuan berikutnya. Evaluasi menjadi tolak
ukur strategi yang akan dilaksanakan kembali oleh suatu
organisasi dan evaluasi sangat diperlukan untuk
memastikan sasaran yang dinyatakan telah dicapai.
Evaluasi strategi diperlukan untuk kelangsungan
organisasi. Evaluasi strategi memiliki tiga aktivitas dasar
yaitu memriksa dasar srategi organisasi atau lembaga,
membandingan hasil yang diharpkan dengan hasil aktual,
dan mengambil tindakan koreksi untuk memastikan
kinerja sesuai rencana. Tahap ini perlu dilakukan guna
mencari kekurangan yang harus diperbaiki dan kelebihan
yang harus dipertahankan untuk jangka panjang.
Ada tiga macam-macam langkah dasar untuk
mengevaluasi strategi, yaitu:
1) Meninjau faktor-faktor eksternal dan internal yang
menjadi dasar strategi. Adanya perubahan yang
diadakan menjadi satu hambatan pencapaian tujuan.
22
Viji Srinisvan, Metode evaluasi Partisipatoris dalam Waller
Fernandes dan Rajes Tendon (editor), Reset Partisipatoris-Risset
Pembebasan (Jakarta: Gramedia Pustaka Umum, 1993), 68-71.
39
Begitupula dengan faktor internal yang diantaranya
strategi efektif atau hasil implementasi yang buruk
dapat berakibat buruk pula bagi hasil yang akan
dicapai.
2) Mengukur prestasi (membandingkan hasil yang
diharapkan dengan kenyataan. Prosesnya dapat
dilakukan dengan menyelidiki penyimpanan dari
rencana, mengevaluasi prestasi individual, dan
menyimak kemajuan yang dibuat kearah pencapaian
sasaran yang dinyatakan. Kriteria untuk
mengevaluasi strategi harus dapat diukur dan mudah
dibuktikan, kriteria yang meramalkan hasil lebih
penting dari pada kriteria yang mengungkapkan apa
yang terjadi.
3) Mengembalikan tindakan korektif untuk memastikan
bahwa prestasi sesuai dengan rencana. Dalam hal ini
tidak harus strategi yang ada yang ditinggalkan atau
harus merumuskan strategi yang baru. Tindakan
korektif diperlukan bila tindakan atau hasil tidak
sesuai dengan yang dibayangkan semula atau
pencapaian yang diharapkan.23
23
Fred R. David, , alih bahasa Novita Puspasari dan Liza
Nurbani Puspitasari, Manajemen Strategi (Jakarta: Salemba
Empat, 2015), 5.
40
B. Komunikasi
1. Pengertian Komunikasi
Dalam “bahasa” komunikasi pernyataan dinamakan
pesan (message), orang yang menyampaikan pesan disebut
komunikator (communicator), sedangkan orang yang
menerima pernyataan disebut (communicate). Untuk
tegasnya, komunikasi berarti proses penyampaian pesan oleh
komunikator kepada komunikan. Jika dianalisis, pesan
komunikasi terdiri dari dua aspek, pertama isi pesan (the
content of the message), kedua lambang
(symbol).Konkretnya isi pesan adalah pikiran atau perasaan,
lambang adalah bahasa.24
Secara historis kata komunikasi berasal dari bahasa
latin yaitu perkataan communicare mempunyai arti
“berpartisipasi” atau memberitahukan”. Pendapat lain
mengatakan istilah komunikasi berasal dari bahasa latin,
communication yang berasal dari kata communis yang
artinya “sama” dalam arti sama makna atau sama arti
mengenai suatu hal. Jadi komunikasi terjadi apabila terdapat
kesamaan makna mengenai suatu pesan yang disampaikan
oleh komunikator yang diterima oleh komunikan.25
Menurut Everett M. Rogers (1985) seperti dikutip
oleh Hafied Cangara, komunikasi adalah proses dimana suatu
24
Onong Uchjana Effendy, Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi
(Bandung: PT Citra Aditya Bakti, 2003), cet. Ke-3, 28. 25
Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek,30.
41
ide dialihkan dari sumber kepada satu penerima atau lebih
dengan maksud untuk mengubah tingkah laku mereka.26
Menurut Louis Forsdale (1981) seperti yang dikutip
oleh Arni Muhammad, komunikasi adalah “communication
is the process by which a system is established, maintained,
and altered by means of shared signals that operate
according to rules”. Komunikasi adalah suatu proses
memberikan signal menurut aturan tertentu, sehingga dengan
cara ini suatu sistem dapat didirikan, dipelihara, dan diubah.
Pada definisi ini komunikasi juga dipandang sebagai suatu
proses. Kata signal maksudnya adalah signal yang berupa
verbal dan nonverbal yang mempunyai aturan tertentu.
Dengan adanya aturan ini menjadikan orang yang menerima
signal yang diterimanya. Misalnya setiap bahasa mempunyai
aturan tertentu baik bahasa lisan, bahasa tulisan maupun
bahasa isyarat. Bila orang yang mengirim signal
menggunakan bahasa yang sama dengan orang yang
menerima, maka si penerima akan dapat memahami maksud
dari signal tersebut, tetapi kalau tidak mungkin dia tidak
dapat memahami maksudnya.27
Menurut Lauwrence D. Kincaid (1987) seperti yang
dikutip oleh Hafied Cangara, komunikasi adalah suatu proses
dimana dua orang atau lebih membentuk atau melakukan
26
Hafied Cangara, Perencanaan dan Strategi Komunikasi (Jakarta:
Rajawali Pers, 2013), 33. 27
Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi (Jakarta: Bumi Aksara,
1995), Cet ke-2 1.
42
pertukaran informasi dengan satu sama lainnya, yang pada
gilirannya akan tiba pada saling pengertian yang
mendalam.28
Harold Laswell, seperti yang dikutip oleh Onong
Uchjana Effendi dalam bukunya dinamika komunikasi,
menyatakan bahwa cara yang terbaik untuk menerangkan
kegiatan komunikasi ialah pertanyaan “Who says what in
which channel to whom with what the effect.”29
Komunikasi adalah proses berbagai makna melalui
perilaku verbal dan nonverbal. Segala perilaku dapat disebut
komunikasi jika melibatkan dua orang atau lebih.30
2. Unsur-unsur Komunikasi
Komponen-komponen atau unsur-unsur komunikasi adalah
sebagai berikut:
a. Source (sumber)
Sumber adalah dasar yang digunakan dalam
penyampaian pesan, yang digunakan dalam rangka
memperkuat pesan itu sendiri.Sumber dapat berupa orang,
lembaga, buku dan sejenisnya.31
b. Communicator (penyampai pesan)
28
Hafied Cangara, Perencanaan dan Strategi Komunikasi, Cet.2 (Jakarta:
Rajawali Pers, 2014), 36. 29
Onong Uchjana Efendy, Dinamika Komunikasi (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 1993), 29. 30
Deddy Mulyana, Komunikasi Efektif, Suatu Pendekatan Lintas Budaya
(Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2008), 3. 31
Widjaja, Komunikasi dan Hubungan Masyarakat (Jakarta: Bumi
Aksara, 2002), 11.
43
Komunikator dapat berupa individu yang sedang
berbicara, menulis, kelompok orang, organisasi
komunikasi, seperti: surat kabar, radio, televisi, film dan
sebagainya. Komunikator dalam penyampaian pesannya
bisa juga menjadi komunikan begitu juga sebaliknya.
Syarat-syarat yang harus diperhatikan oleh seorang
komunikator adalah:
1) Memiliki kredibilitas yang tinggi bagi
komunikasinya
2) Memiliki keterampilan berkomunikasi
3) Mempunyai pengetahuan yang luas
4) Sikap
5) Memiliki daya tarik.32
c. Message (pesan)
Pesan keseluruhan dari apa yang disampaikan
komunikator. Pesan dapat bersifat informatif memberi
keterangan-keterangan yang kemudian komunikan dapat
mengambil kesimpulannya sendiri. Persuasive bujukan,
yakni membangkitkan kesadaran seseorang bahwa apa
yang kita sampaikan dapat memberi berupa
pendapat/sikap, sehingga ada perubahan. Coersif
memaksa dengan menggunakan sanksi-sanksi, coersif
dapat berbentuk perintah, intruksi dan sebagainya.
d. Channel (saluran)
32
Widjaja, Komunikasi dan Hubungan Masyarakat, 11.
44
Saluran komunikasi selalu menyampaikan pesan
yang dapat diterima melalui panca indera atau
menggunakan media.Pada dasarnya komunikasi yang
dilakukan dapat berlangsung melalui dua saluran yaitu
saluran formal yang bersifat resmi dam saluran informasi
yang tidak resmi.
e. Communicant (penerima pesan)
Komunikan atau penerima pesan dapat
digolongkan menjadi tiga jenis, yakni personal,
kelompok, dan massa.
f. Effect (hasil)
Effect adalah hasil dari suatu komunikasi, yakni
setiap dan tingkah laku orang, sesuai atau tidak sesuai
dengan yang diinginkan.
g. Feedback (umpan balik)
Umpan balik (Feedback) memainkan peranan
yang amat penting dalam komunikasi, sebab ia
menentukan berjalannya atau berhentinya komunikasi
yang dilancarkan. Oleh karena itu umpan balik bersifat
positif dan dapat pula bersifat negatif.33
33
Onong Uchjana Effendy, Dinamika Komunikasi (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 1996), 24.
45
C. Strategi Komunikasi
1. Pengertian Strategi Komunikasi
Strategi Komunikasi merupakan keseluruhan
perencanaan, taktik dan cara yang akan di pergunakan oleh
kelompok atau organisasi untuk melancarkan komunikasi
dengan memperlihatkan keseluruhan aspek yang ada pada
proses komunikasi untuk mencapai tujuan yang diinginkan.34
Strategi komunikasi merupakan perpaduan
perencanaan komunikasi (communication planning) dengan
manajemen komunikasi (communication management) untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan.Strategi komunikasi
harus menunjukan bagaimana operasionalnya secara praktis
harus dilakukan, dalam arti kata pendekatannya berbeda-beda
tergantung pada suatu situasi dan kondisi.35
Middleton (1980) seperti dikutip oleh Hafied
Cangara, membuat definisi dengan menyatakan “Strategi
komunikasi adalah kombinasi yang terbaik dari semua
elemen komunikasi mulai dari komunikator, pesan, saluran
(media), penerima sampai pengaruh (efek) yang dirancang
untuk mencapai tujuan komunikasi yang optimal.”36
Dalam strategi komunikasi, peran komunikan
34
Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi (Jakarta: Bumi Aksara,
2014), 65-66. 35
Onong Uchjana Efendy, Dinamika Komunikasi (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2002), cet ke-6, 28. 36
Hafied Cangara, Perencanaan dan Strategi Komunikasi, Cet.2 (Jakarta:
Rajawali Pers, 2014), 64.
46
sangatlah penting.Strategi komunikasi haruslah bersifat
dinamis, sehingga komunikator sebagai pelaksana dapat
segera mengadakan komunikasi apabila ada suatu faktor
yang mempengaruhi.Suatu pengaruh yang menghambat
komunikasi dapat datang sewaktu-waktu, terlebih jika
terdapat pada komponen media atau komponen komunikan,
sehingga efek yang diharapkan tidak kunjung tercapai.
Seorang komunikan akan mempunyai kemampuan
dan strategi untuk melakukan perubahan sikap, pendapat dan
tingkah laku komunikasi melalui mekanisme daya tarik, jika
pihak komunikan merasa bahwa seorang komunikator ikut
serta dengannya. Dengan kata lain pihak komunikan merasa
adanya kesamaan antar komunikator dengannya, sehingga
dengan demikian komunikan taat pada pesan yang
dikomunikasikan oleh komunikator. Sikap komunikator yang
berusaha menyamakan diri dengan komunikan ini akan
menimbulkan simpati komunikan kepada komunikator.
2. Fungsi Strategi Komunikasi
Strategi komunikasi sangatlah diperlukan dalam
proses komunikasi, karena berhasil tidaknya kegiatan
komunikasi secara efektif banyak ditentukan oleh strategi
komunikasi. Lebih-lebih dalam kegiatan komunikasi massa,
tanpa strategi yang semakin modern yang kini banyak
dipergunakan di Negara-negara yang sedang berkembang
karena mudahnya diperoleh dan relatif mudahnya
47
dioperasionalkan, bukan tidak mungkin akan menimbulkan
pengaruh negatif.
Dengan demikian, strategi komunikasi baik secara
makro (planed multimedia strategy) maupun secara mikro
(single communication medium strategy) yang mempunyai
fungsi pada:
a. Menyebarkan pesan komunikasi yang bersifat
informatif persuasif dan intruktif secara sistematik
kepada sasaran untuk memperoleh hasil yang optimal.
b. Menjembatani “cultural gap” akibat kemudahan
diperoleh dan dioperasionalkan media massa yang
begitu ampuh, yang jika dibiarkan akan merusak nilai-
nilai budaya.37
1. Tujuan Strategi Komunikasi
Menurut R. Wayne Pace, Brent D. Peterson dan M.
Dallas Burnett dalam bukunya: “Technique Effective
Communication”, bahwa tujuan sentral kegiatan komunikasi
atas tiga tujuan, yaitu:
a. To secure understanding
Memastikan bahwa komunikan paham mengenai
pesan yang diterima.
b. To establish acceptance
Setelah komunikan mengerti dan menerima pesan
maka harus dilakukan pembinaan
37Onong Uchjana Effendy, Dinamika Komunikasi, 32.
48
c. To motivate action
Setelah penerimaan itu dibina akhirnya kegiatan
dimotivasikan (to motivate action).38
Menurut Alo Liliweri dalam bukunya Komunikasi
Serba Ada Serba Makna, tujuan strategi komunikasi
meliputi: Announcing, motivating, educating, informing, and
supporting decision making, yaitu:39
1) Memberitahu (announcing)
Tujuan pertama dari strategi komunikasi adalah
announcing, yaitu pemberitahuan tentang kapasitas dan
kualitas informasi (one of the first goals of your
communications strategy is to announce the availability of
information on quality). Oleh karena itu informasi yang akan
dipromosikan sedapat mungkin berkaitan dengan informasi
utama dari seluruh informasi yang demikian penting.
2) Memotivasi (motivating)
Kita dapat mengusahakan agar informasi yang
disebarkan harus dapat memberikan motivasi bagi
masyarakat untuk mencari dan mendapatkan kesempatan.
3) Mendidik (educating)
Tiap informasi yang diberikan harus disampaikan
dalam kemasan educating atau yang bersifat mendidik.Ini
yang disebut dengan strategy of educating.
38
Onong Uchjana Efendy, Dinamika Komunikasi, 32. 39
Alo Liliweri, Komunikasi: Serba Ada Serba Makna (Jakarta: Kencana
Prenada Media Group, 2011), Edisi Pertama, Cet ke-1, 248-249.
49
4) Menyebarkan informasi (informing)
Menyebarluaskan informasi kepada masyarakat atau
audiens yang menjadi sasaran.Diusahakan agar informasi
yang disebarkan ini merupakan informasi yang spesifik dan
actual, sehingga dapat digunakan konsumen.Apalagi jika
informasi ini tidak saja sekedar pemberitahuan, atau motivasi
semata-mata tetapi mengandung unsur pendidikan.
5) Mendukung pembuatan keputusan (supporting decision
making)
Dalam rangka pembuatan keputusan, maka informasi
yang dikumpulkan, dikategorisasi, dianalisis sedemikian
rupa, sehingga dapat dijadikan informasi utama bagi
pembuatan keputusan.
D. Rekrutmen
Suhendra, MM dan Murdiyah Hayat, MM. Rekrutmen
adalah untuk mendapatkan orang yang tepat pula yang sesuai
dengan kondisi dan kebutuhan organisasi. Dewasa ini ketepatan
dalam memilih dan menempatkan individu-individu yang mampu
menjadi daya saing tersendiri bagi persahaan atau organisasi
dalam menjalankan aktivitasnya.40
Oleh karena itu untuk memberdayakan Sumber Daya
40
Suhendra dan Murdiyah Hayati, Management Sumber Daya Manusia
(Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006), 47.
50
Manusia (SDM) yang telah tersedia, maka ada suatu proses
berikutnya yaitu rekrutmen. Rekrutmen menurut Hadari Nawawi,
adalah proses mendapatkan sejumlah calon tenaga kerja yang
kualifais untuk jabatan atau pekerjaan utama dilingkungan
organisasi .41
Jadi kesimpulanya adalah rekrutmen adalah suatu
upaya atau tindakan untuk mendapatkan Sumber Daya Manusia
(SDM) yang tepatdan sesuai dengan kebutuhan organisasi dalam
menjalankan aktivitasnya.
Rekrutmen adalah serangkaian kegiatan yang dimulai
letika sebuah perusahaan atau organisasi memerlukan tenaga
kerja dan lowongan sampai mendapatkan calon karyawan yang
diinginkan atau kualifaid sesuai jabatan atau lowongan yang
ada.42
Oleh karena itu, tujuan rekrutmen adalah menerima
pelamar sebanyak-banyaknya sesuai dengan kualifikasi
kebutuhan perusahaan dari berbagai sumber, sehingga
memungkinkan akan terjaring karyawan dengan kualitas tinggi
dan terbaik.
41
Hadari Nawawi, Management Sumber Daya Manusia untuk Bisnis yang
Kompetitf, (Yogyakarta: Gajah Mada University Press, 2003),169. 42
Vertihzal Rivai dan Ella Jauvani Sagal, Management Sumber Daya Manusia
untuk Perusahaan (Yogyakarta: Gajah Mada University Press, 2007), 150.
51
BAB III
GAMBARAN UMUM
A. Kota Bekasi
Dayeuh Sundasembawa atau Jayagiri, itulah sebutan Bekasi
tempo dulu sebagai Ibukota Kerajaan Tarumanagara (358-669).
Luas Kerajaan ini mencakup wilayah Bekasi, Sunda KElapa,
Depok, Cibinong, Bogor hingga ke wilayah Sungai Cimanuk di
Indramayu. Menurut para ahli sejarah dan fisiologi, leatak
Dayeuh Sundasembawa atau Jayagiri sebagai Ibukota
Tarumanagara adalah di wilayah Bekasi sekarang1
Dayeuh Sundasembawa inilah daerah asal Maharaja
Tarusbawa (669-723 M) pendiri Kerajaan Sunda dan seterusnya
menurunkan Raja-Raja Sunda sampai generasi ke-40 yaitu Ratu
Ragumulya (1567-1579 M) Raja Kerajaan Sunda (disebut pula
Kerajaan Pajajaran) yang terakhir.Wilayah Bekasi tercatat
sebagai daerah yang banyak memberi informasi tentang
keberadaan Tatar Sunda pada masa lampau. Diantaranya dengan
ditemukannya empat prasasti yang dikenal dengan nama Prasasti
Kebantenan. Keempat prasasti ini merupakan keputusan
(piteket) dari Sri Baduga Maharaja (Prabu Siliwangi, Jayadewa
1 Ahmad Syaikhu, Bekasi Rumah Kita,(Bekasi:Kreasi Kota Publisher 2018)hal 34
52
1482-1521 M) yang ditulis dalam lima lembar lempeng
tembaga2
Sejak abad ke 5 Masehi pada masa Kerajaan Tarumanagara
abad kea 8 Kerajaan Galuh, dan Kerajaan Pajajaran pada abad
ke 14, Bekasi menjadi wilayah kekuasaan karena merupakan
salah satu daerah strategis, yakni sebagai penghubung antara
pelabuhan Sunda Kelapa (Jakarta). Sejarah Sebelum Tahun
1949 Kota Bekasi ternyata mempunyai sejarah yang sangat
panjang dan penuh dinamika. Ini dapat dibuktikan
perkembangannya dari jaman ke jaman, sejak jaman Hindia
Belanda, pundudukan militer Jepang, perang kemerdekaan dan
jaman Republik Indonesia.
Di jaman Hindia Belanda, Bekasi masih merupakan
Kewedanaan (District), termasuk Regenschap (Kabupaten)
Meester Cornelis. Saat itu kehidupan masyarakatnya masih di
kuasai oleh para tuan tanah keturunan Cina. Kondisi ini terus
berlanjut sampai pendudukan militer Jepang. Pendudukan
militer Jepang turut merubah kondisi masyarakat saat itu. Jepang
melaksanakan Japanisasi di semua sektor kehidupan. Nama
Batavia diganti dengan nama Jakarta. Regenschap Meester
Cornelis menjadi Ken Jatinegara yang wilayahnya meliputi Gun
Cikarang, Gun Kebayoran dan Gun Matraman
Setelah proklamasi kemerdekaan RI tanggal 17 Agustus
1945, struktur pemerintahan kembali berubah, nama Ken
2 Andi Sopandi, Sejarah dan Budaya Kota Bekasi : Sebuah Catatan
Perkembangan Sejarah dan Budaya Masyarakat Bekasi.( Bekasi :Dispora
PemkotBekasi, 2009),hlm.24
53
menjadi Kabupaten, Gun menjadi Kewedanaan, Son menjadi
Kecamatan dan Kun menjadi Desa/Kelurahan. Saat itu Ibu Kota
Kabupaten Jatinegara selalu berubah-ubah, mula-mula di
Tambun, lalu ke Cikarang, kemudian ke Bojong (Kedung Gede),
pada waktu itu Bupati Kabupaten Jatinegara adalah Bapak
Rubaya Suryanaatamirharja.
Tidak lama setelah pendudukan Belanda, Kabupaten
Jatinegara dihapus, kedudukannya dikembalikan seperti zaman
Regenschap Meester Cornelis menjadi Kewedanaan.
Kewedanaan Bekasi masuk kedalam wilayah Batavia En
Omelanden. Batas Bulak Kapal ke Timur termasuk wilayah
negara Pasundan di bawah Kabupaten Kerawang, sedangkan
sebelah Barat Bulak Kapal termasuk wilayah negara Federal
sesuai Staatsblad Van Nederlandsch Indie 1948 No. 178 Negara
Pasundan.
Sejarah Tahun 1949 sampai terbentuknya Kota Bekasi
sejarah setelah tahun 1949, ditandai dengan aksi unjuk rasa
sekitar 40.000 rakyat Bekasi pada tanggal 17 Februari 1950 di
alum-alun Bekasi. Hadir pada acara tersebut Bapak Mu‟min
sebagai Residen Militer Daerah V3. Inti dari unjuk rasa tersebut
adalah penyampaian pernyataan sikap sebagai berikut :
1. Rakyat Bekasi tetap berdiri di belakang Pemerintah Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
3 Ali Anwar , “Gerakan protes petani Bekasi : Studi Kasus Awal Masuknya
Sarekat Islam di Tanah Partikelir” Skripsi, Fakultas Sastra Universitas Indonesia
:1990. hlm.19
54
2. Rakyat bekasi mengajukan usul kepada Pemerintah Pusat agar
kabupaten Jatinegara diubah menjadi Kabupaten Bekasi.
Akhirnya berdasarkan UU Nomor 14 Tahun 1950 terbentuklah
Kabupaten Bekasi, dengan wilayah terdiri dari 4 kewedanaan,
13 kecamatan (termasuk Kecamatan Cibarusah) dan 95 desa.
Angka-angka tersebut secara simbolis diungkapkan dalam
lambang Kabupaten Bekasi dengan motto “SWATANTRA
WIBAWA MUKTI”. Pada tahun 1960 kantor Kabupaten Bekasi
berpindah dari Jatinegara ke kota Bekasi
(Jl.Ir H Juanda). Kemudian pada tahun 1982, saat Bupati dijabat
oleh Bapak H. Abdul Fatah Gedung Perkantoran Pemda
Kabupaten Bekasi kembali dipindahkan ke Jl. A. Yani No.1
Bekasi. Pasalnya perkembangan Kecamatan Bekasi menuntut
dimekarkannya Kecamatan Bekasi menjadi Kota Administratif
Bekasi yang terdiri atas 4 kecamatan berdasarkan Peraturan
Pemerintah Nomor 48 Tahun 1981, yaitu Kecamatan Bekasi
Timur, bekasi Selatan, Bekasi Barat dan Bekasi Utara, yang
seluruhnya menjadi 18 kelurahan dan 8 desa. Peresmian Kota
Administratif Bekasi dilakukan oleh Menteri Dalam Negeri pada
tanggal 20 April 1982, dengan walikota pertama dijabat oleh
Bapak H. Soedjono (1982 – 1988). Tahun 1988 Walikota Bekasi
dijabat oleh Bapak Drs. Andi Sukardi hingga tahun 1991 (1988 -
1991, kemudian diganti oleh Bapak Drs. H. Khailani AR hingga
tahun (1991 – 1997)
Pada Perkembangannya Kota Administratif Bekasi terus
bergerak dengan cepat. Hal ini ditandai dengan pertumbuhan
penduduk yang cukup tinggi dan roda perekonomian yang
55
semakin bergairah. Sehingga status Kotif. Bekasi pun kembali di
tingkatkan menjadi Kotamadya (sekarang “Kota”) melalui
Undang-undang Nomor 9 Tahun 1996 Menjabat Walikotamadya
Kepala Daerah Tingkat II Bekasi saat itu adalah Bapak Drs. H.
Khailani AR, selama satu tahun (1997-1998). Selanjutnya
berdasarkan hasil pemilihan terhitung mulai tanggal 23 Pebruari
1998 Walikotamadya Kepala Daerah Tingkat II Bekasi definitif
dijabat oleh Bapak Drs. H Nonon Sonthanie (1998-2003).
Setelah pemilihan umum berlangsung terpilihlah Walikota dan
Wakil Walikota Bekasi yaitu : Akhmad Zurfaih dan Moechtar
Muhammad (perode 2003 - 2008) Moechtar Muhammad dan
Rahmat Effendi (2008-2013) , Rahmat Effendi-Ahmad Syaikhu
(2013-2018) , Rahmat Effendi- Tri Adhianto (2018- Sekarang)4
B. Sejarah Berdirinya PCNU Kota Bekasi
Kota Bekasi sebagai penyangga ibukota berpenduduk
mayoritas beragama Islam, dan minoritas agama lain,
mempunyai kerukunan yang cukup baik dan kondusif karena
berkat pengertian dan toleransi dari berbagai pihak. Warga
Nahdlatul Ulama (NU) merupakan komunitas terbesar di
dalamnya, yang mempunyai kontribusi besar dalam
mewujudkan kerukunan umat beragama, karena NU selalu
mengedepankan moderasi dalam dakwah dan interaksi social
4 https://www.bekasikota.go.id/detail/83-12-Sejarah-Kota-Bekasi. Dikutip pada
tanggal 21-Agustus-2019,pukul 02:00 WIB
56
sehingga menjadi tolok ukur bagi kesejukan kehidupan umat
beragama dalam dimensi persatuan dan kesatuan umat.
Menurut salah seorang tokoh NU Bekasi, KH Asymawi,
yang tinggal di Kampung Bulak Sentul, Bekasi Utara, Kota
Bekasi dalam wawancaranya dengan pengurus PCNU Kota
Bekasi yang menyusun buku sejarah NU di Bekasi,bahwa
mayoritas masyarakat Bekasi sejak zaman pra-kemerdekaan
sekitar tahun 1938 sudah menjadi pengamal Islam Ahlussunnah
wal Jama’ah sebagai basis kultur NU, karena persamaan
ubudiyahnya yang sudah menjadi karakteristik secara turun
temurun5. Sejak itulah menjadi awal berdirinya NU di Bekasi
yang dipelopori oleh para ulama kharismatik yang peduli
terdahap keutuhan ajaran Ahlussunnah wal Jama’ah di tengah
kehidupan masyarakat.
Ketika itu, dibentuklah susunan pengurus dengan sususan
Rois Syuriah adalah KH Abdul Hamid . A‟wan adalah KH
Asymawi . Ketua Tanfidziyah adalah KH M Tanbih dengan
didampingi oleh KH Abdurrahim sebagai sekretaris. Namun
sayangnya, NU Bekasi mengalami stagnasi organisasi karena
begitu gencarnya tekanan dari pihak kolonialis Jepang.Tak
hanya itu, intimidasi pun datang dengan sangat
dahsyat.Sehingga, sedikit banyak membutuhkan konsentrasi
pada perjuangan kemerdekaan yang menjadi prioritas utama.
Sekitar tahun 1950-an, NU bangkit kembali.Saat itu,
digerakkan oleh KH Mochtar Tabrani sepulangnya dari
5 Abdul M. Zamakhsyari, Peradaban Baru Dalam Historis NU Kota Bekasi,
(Bekasi: Indie Publishing, 2018) hal 22
57
Mekkah, Arab Saudi. Bersama ulama-ulama lainnya, beliau
dapat melaksanakan kegiatan tradisi ke NU-an di Bekasi
kemudian, pada tahun 1965 kepengurusan NU terbentuk
kembali dengan susunan pengurus Rois Syuriah KH Mochtar
Tabrani , A‟wan KH Abdullah Sya‟ir , Ketua Tanfidziyah KH
Mahdi , Wakil Ketua KH M Tanbih , dan Sekretaris M Jawaz.
Sementara itu, seorang tokoh NU KH Yacub
Abdurrahman yang tinggal di Pondok Ungu, Kelurahan Medan
Satria mengatakan, jauh sebelum tahun 1955-an NU di Bekasi
sudah mulai berkiprah. Sebagian besar masyarakat Bekasi pada
saat itu sudah menjadi warga NU yang taat melaksanakan
ajaran Islam Ahlussunnah wal Jama’ah.Kemudian, KH Yacub
Abdurrahman menambahkan bahwa dirinya pada era tahun
1969-1971 telah terpilih menjadi anggota Dewan Perwakilan
Rakyat Daerah (DPRD) Bekasi dan KH Abdullah Sya‟ir
terpilih menjadi Wakil Ketua DPRD mewakili unsur partai
NU.Hal tersebut mencerminkan, bahwa NU telah mempunyai
kiprah yang cukup positif dan signifikan bagi eksistensi NU itu
sendiri di Bekasi.
Eksistensi NU di Bekasi pada saat itu tidak lepas dari
peran ulama kharismatik yang gigih menyebarluaskan dan
mempertahankan ajaran Islam Ahlussunnah wal Jama’ah. KH
Yacub Abdurrahman menyebutkan nama seperti KH Mochtar
Thabrani, KH M Tanbih, KH Nahrowi, KH Abdullah Sya‟ir,
KH Ahmad Syahri, KH Nawawi Cibogoh, KH Abdul Hamid,
KH Mahdi, KH Jahari Ceger Bekasi, KH Nawawi Ceger
Bekasi, KH Mahdi Bekasi, KH Nawawi Pulo Murub Bekasi,
58
KH Saman, KH Abdul Mu‟ti Marzuki, KH Asymawi, KH
Abdul Ghofur, KH Naim, KH Mas‟ud, dan KH Abu Bakar
(Tambun).
Para tokoh tersebut merupakan perintis awal NU di
Bekasi.Mereka berhubungan langsung dengan Ketua PBNU
saat itu, yakni KH Idham Kholid. Bahkan, KH Idham Kholid
sering datang ke Bekasi untuk memberikan ceramah maupun
konsolidasi tentang ke-NU-an.
Seiring dengan perkembangan zaman, tokoh-tokoh NU
sebagai generasi penerus ulama kharismatik di Bekasi terus
bermunculan dari berbagai latar belakang pendidikan yang
berbeda-beda. Para tokoh NU itu adalah KH Dawam Anwar, H
Sanusi Jalil, H Damanhuri, KH Nur Tanbih, KH Umairo Baqir,
KH Aminudin Mochtar, KH Aminullah Mochtar, KH
Rohimuddin Pulo Murub, KH Asy‟ari Hamim, KH Syamsul
Hadi Ihsan, KH Abu Bakar Jamal, dan sejumlah tokoh lainnya,
termasuk H Madrus yang menjadi pengurus Masjid Agung Al-
Barkah Bekasi pada era tahun 1965hingga tahun 1980-an.
Pada tahun 1985-1988, kepengurusan lengkap PCNU
Kabupaten Bekasi dengan Surat Keputusan (SK) PBNU No.
91/A.II.04.D/I/1986 telah terbentuk kembali dengan Rois
Syuriah KH Drs M Dawam Anwar, Katib Syuriah Drs H
Ahmad Syatori, Ketua Tanfidziyah KH Aminuddin Mochtar,
Sekretaris Drs H Mashuri Malik, Bendahara H Mat Ali, A‟wan
KH Asymawi, KH Abdul Hamid, KH Abu Bakar Jamal, KH
Naim, KH Abdul Mughni, dan KH Jupri AS.
59
Bekasi sebagai daerah penyangga ibukota Jakarta tentu tak
terlepas dari perkembangan kawasan Ibukota.Karena itu, untuk
meningkatkan kemajuan dan tuntutan perkembangan wilayah,
Bekasi yang sebelumnya dibawah pemerintahan Kabupaten
Bekasi dilakukan pemekaran menjadi Pemerintahan Kota
Bekasi.Maka, pada 10 Maret 1997 terbentuklah pemerintahan
Kota Bekasi.Secara otomatis, kepengurusan NU Bekasi juga
menyesuaikan.Sehingga, terbentuklah kepengurusan cabang
NU Kota Bekasi. Saat itu, yang menjadi Ketua Tanfidziyah
adalah KH Aminullah Mochtar .
Pasca turunnya HM Soeharto dari kursi kepresiden pada
1998, yang dikenal dengan dengan era reformasi, banyak
bermunculan partai politik atau multipartai termasuk Partai
Kebangkitan Bangsa (PKB). Lahirnya PKB, termasuk di Kota
Bekasi, dibidani oleh para ulama NU. KH Aminullah Mochtar,
ketika itu, menjabat sebagai Ketua PKB Kota Bekasi di periode
pertama. Sehingga yang bersangkutan itu, tidak boleh
merangkap jabatan sebagai Ketua PCNU Kota Bekasi.
Karenanya, pada tahun 2002/2003, berdasarkan rapat
pengurus PCNU Kota Bekasi, dilakukan pergantian Pengurus
Antar Waktu (PAW) dengan susunan Rois Syuriah Dr KH
Zamakhsyari Abdul Majid, Katib Syuriah Drs KH Fuad Noor
Yusuf, Ketua Tanfidziyah KH Nur Tanbih, dan Sekretaris Drs
H Jaja Jaelani dengan SK PBNU No.235a/A.II.04.d/05/2002.
Pada 2003 dilaksanakan Konferensi Cabang (Konfercab)
pertama NU Kota Bekasi, dan terpilih sebagai Ketua
Tanfidziyah Dr KH Zamakhsyari Abdul Majid.Sementara yang
60
menjabat sebagai Rois Syuriah adalah KH Nur Tanbih untuk
kepengurusan cabang NU Kota Bekasi periode 2003-2008
dengan SK PBNU No.616/A.II.04.d/11/2003.
Lima tahun berselang, diselenggarakan kembali Konfercab
NU Kota Bekasi yang kedua pada 2008.Dr KH Zamakhsyari
Abdul Majid terpilih kembali sebagai Ketua
Tanfidziyah.Sementara yang menjadi Rois Syuriah adalah KH
Mir‟an Syamsuri pada periode 2008-2013 dengan SK PBNU
No.342/A.II.04.d/12/2008.
Konfercab ketiga NU Kota Bekasi pada tahun 2013, terpilih
lagi Dr KH Zamakhsyari Abdul Majid sebagai Ketua
Tanfdziyah dan dipilih kembali Rois Syuriah KH Mir‟an
Syamsuri masa khidmat 2013-2018 dengan SK PBNU
No.358/A.II.04.d/04/2014.
C.Visi Misi PCNU Kota Bekasi
1. Visi Nahdlatul Ulama
a. Menjadi Jam‟iyah diniyah Islamiyah ijtima‟iyah yang
memperjuangkan tegaknya ajaran Islam Ahlussunnah
wal Jamaah an Nahdliyyah
b. Mewujudkan kemaslahan masyarakat, kemajuan
bangsa, kesejahteraan, keadilan, dan kemandirian
khususnya warga NU serta terciptanya rahmat bagi
semesta dalam wadah Negara kesatuan Republik
Indonesia yang berazaskan Pancasila
61
2. Misi Nahdlatul Ulama
a. Mengembangkan gerakan penyebaran Islam
Ahlussunnah wal Jamaah‟ah an Nadliyyah untuk
mewujudkan ummat yang memiliki karakter
Tawassuth (moderat), Tawazun (seimbang), I‟tidal
(tegak lurus), dan Tasamuh (toleran)
b. Mengembangkan beragam khidmah bagi jama‟ah NU
guna meningkatkan kualitas SDM NU dan
kesejahteraannya serta untuk kemandirian jam‟iyah
NU
c. Mempengaruhi para pemutus kebijakan maupun
undang-undang agar produk kebijakan maupun UU
yang dihasilkan berpihak kepada kepentingan
masyarakat dalam upaya mewujudkan kesejahteraan
dan rasa keadilan
62
D.Sruktur PCNU Kota Bekasi
STRUKTUR
PENGURUS CABANG NAHDLATUL ULAMA
(PCNU) KOTA BEKASI
MASA KHIDMAT 2018-2023
E.Progam Kerja PCNU Kota Bekasi
NU Kota Bekasi melakukan kiprahnya di tengah kehidupan
masyarakat dengan berbagai program yang dapat dirasakan warga
NU dan masyarakat. Serta mewujudkan kontribusi besar dalam
perjuangan dan perkembangan Kota Bekasi melalui kegiatan di
berbagai bidang.
63
1. Bidang Organisasi dan Kaderisasi
a. PCNU Kota Bekasi mengadakan rapat koordinasi
dengan pengurus Majelis Wakil Cabang (MWC) di 12
Kecamatan yang ada di Kota Bekasi. MWC merupakan
kepengurusan Nahdlatul Ulama di tingkat
Kecamatan/Desa
b. Tata Kelola Adminitrasi dari tata kelola yang masih
manual dirubah menjadi digital
c. Mengadakan seminar sesuai dengan isu dan masalah
yang sedang berkembang
d. Rapat Kerja Cabang ( Rakercab)
e. Madrasah Kader Nahdlatul Ulama
2. Bidang Keagamaan dan Dakwah
a. Tabligh Akbar
b. Perayaan hari besar Islam
c. Pengajian Mingguan
d. Istighosah
e. Lailatul Ijtima
f. Konseling bagi calon pemeluk agama Islam
g. Bahtsul Masail
h. Perayaan Hari Santri Nasional
3. Bidang Sosial kemasyarakatan
a. Pembentukan Lembaga Wakaf Produktif dan
pemanfaatan nya untuk umat
b. Santunan anak yatim & Dhuafa
c. Bantuan Sosial ketika bencana
d. Pendampingan Hukum
64
e. Penyelesaian konflik keagamaan
4. Bidang Pendidikan
a. Pembentukan Lembaga Pendidikan Ma’arif
b. Pendampingan Pesantren
c. Pelatihan mubaligh dan Khatib Jum‟at
d. Sema‟an Al Qur‟an
e. Progam Beasiswa Kuliah
5. Bidang Ekonomi
a. Membentuk Lembaga Perekonomian NU
b. Penyewaan Gedung NU center El Sa‟id
c. Membuat Kelompok Bimbingan Ibadah Haji dan
Umrah (KBIH) An-Nahdliyah
6. Bidang Politik
Sejalan dengan kembalinya NU kepada Khittah 1926 sejak
Muktamar NU pada 1984 di Situbondo Jawa Timur, maka NU
Kota Bekasi melaksanakan Khittah NU secara murni dan
konsekuen sebagai Jam’iyyah Diniyah Ijtimaiyyah(organisasi
keagamaan dan kemasyarakatan) harus menjaga jarak dengan
semua kekuatan partai politik praktis. Adapun dalam menyalurkan
hak politik, NU menyerahkan kepada pribadi masing-masing sesuai
aspirasi dan pilihannya yang berorientasi kepada asas maslahat dan
manfaat bagi NU
7. Bidang Komunikasi dan Informasi
a. Radio Bintang empat Lima 104,8 Fm
b. Media Sosial fanspage Facebook.
c. Buletin Jumat
65
d. Mengisi Kolom Jum‟at di Koran Radar Bekasi dan
Koran Bekasi
e. Website
8. Seni dan Budaya Islam
Membentuk Lembaga Seniman Budayawan Muslimin
Indonesia (LESBUMI)
Pelatihan pencak silat PAGAR NUSA
F.Madrasah Kader Nahdlatul Ulama
Istilah madrasah telah dikenal oleh masyarakat muslim
sejak masa kejayaan Islam klasik. Dilihat dari segi bahasa,
madrasah merupakan isim makan (kata tempat) berasal dari
kata darasa yang berarti tempat orang belajar (Munawir,
1997: 397). Dengan demikian madrasah dipahami sebagai
tempat atau lembaga pendidikan Islam .
Dalam kamus besar bahasa Indonesia madrasah adalah
sekolah atau perguruan yang biasanya berdasarkan agama
Islam (Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1994:
611). Madrasah di Indonesia meerupakan istilah bagi
sekolah agama Islam terutama sekolah dasar, menengah dan
atas, sedangkan negara-negara Timur Tengah madrasah
merupakan sekolah secara umum atau lembaga pendidikan
pada umumnya terutama pendidikan tinggi (Poerbakawatja,
1982: 199).
Madrasah juga dikenal berasal dari istilah al-Madaris,
suatu istilah yang digunakan oleh para Fuqoha (ulama ahli
66
fiqih), sehingga pada masa ke khalifahan Abbasiyah,
madarasah dianggap sebagai tradisi sistem pendidikan
bercorak fiqih dan Hadits (Maksum, 1999 : 52). Di
Indonesia, peraturan Menteri Agama RI No.1/1946 dan
No.7/1950 memformulasikan madrasah sebagai berikut :
3. .Tempat Pendidikan yang diatur sebagai sekolah
dan membuat pendidikan dan ilmu pengetahuan
agama Islam menjadi pokok pengajaran.
4. Pondok pesantren yang memberikan pendidikan
setingkat dengan madrasah (sekolah) (Tim Dirjen
Bimbagais Depag, 2003: 22)
Sedangkan menurut SKB (Surat Keputusan Bersama )
Tiga Menteri 1975. Madrasah diartikan sebagai; Lembaga
pendidikan agama Islam sebagai mata pelajaran dasar yang
diberikan sekurang-kurangnya 30 %, disamping mata
pelajaran umum.
Akhirnya, dalam realitas di lapangan dapat kita jumpai tiga
bentu madrasah yang bermula dari uraian di atas: Madrasah
Diniyah disingkat madin, Madrasah SKB tiga Menteri dan
Madrasah Pondok Pesantren (Tim Dirjen Bimbagais Depag,
2003 : 22).
Kemudian dalam UU No.2 tahun 1989 atau Undang-
Undang Sistem Pendidikan Nasional (UUSPN), kedudukan
madrasah posisinya sama dengan sekolah. Hal itu dapat
dilihat dalam peraturan perundangan yang membahas
mengenai madrasah yang diterbitkan sebagai pelengkap UU
67
tersebut. Di antaranya adalah: PP.No.28 tahun 1990 , SK
Mendikbud No.0487/U/1992 dan SK No. 054/U1993 dalam
perundangan tersebut disebutkan bahwa MI sama dengan
SD dan MTs sama dengan SMP wajib memberi bahan kajian
sekurang-kurangnya sama dengan SD dan SMP selain ciri
khas agama Islam. Sedangkan dalam SK Mendikbud
No.0489/U/1992 disebutkan bahwa MA sama dengan SMA
bercirikhas agama Islam yang diselenggarakan oleh
Departemen Agama (Syukur, 2004:9). Lebih lanjut dalam
UU SISDIKNAS atau UU No.20 tahun 2003, di sana sama
sekali tidak membedakan antara madrasah dan sekolah,
dengan kata lain madrasah adalah sekolah tanpa ada embel-
embel berciri khas agama Islam.Dari penjelasan diatas, kata
madrasah mempunyai arti dan makna yaitu sebagai sebuah
tempat belajar.
Kader adalah orang atau kumpulan orang yang
dibina oleh suatu lembaga kepengurusan dalam
sebuah organisasi, baik sipil maupun militer, yang berfungsi
sebagai 'pemihak' dan atau membantu tugas dan fungsi
pokok organisasi tersebut (Nano Wijaya). Dalam hal
membantu tugas dan fungsi pokok organisasi tersebut,
seorang kader dapat berasal dari luar organisasi tersebut dan
biasanya merupakan simpatisan yang berasaz dan bertujuan
sama dengan institusi organisasi yang membinanya(Nano
Wijaya). Pada umumnya penggunaan kata 'kader' sangat
lekat pada partai politik, dengan harapan, para kader tersebut
kelak dapat meneruskan kepengurusan atau kepemimpinan
68
organisasi. Namum organisasi kemasyarakatan juga
mempunyai kader-kader yang membantu tugas ormas
tersebut, misal: kader kesehatan; yaitu mereka bukan
pegawai dinas yang melaksanakan fungsi kesehatan.
Kaderisasi merupakan usaha pembentukan seorang kader
secara terstruktur dalam organisasi yang biasanya mengikuti
suatu silabus tertentu. Kader diambil dari istilah yang
diperkenalkan Lenin pada masa pembentukan Partai
Komunis Soviet
Dari dua defini diatas tentang madrasah dan kader bisa kita
tarik garis tengah madrasah kader adalah sekolah untuk membentuk
calon anggota menjadi anggota yang memiliki loyalitas terhadap
organisasi dengan sistem pendidikan yang memiliki pola terarah.
Madrasah Kader Nahdlatul Ulama merupakan sebuah pintu awal
untuk menjadi anggota Nahdlatul Ulama yang tercatat secara
administratif di organisasi. Pada awalnya Nahdlatul Ulama tidak
memiliki sistem perkaderan untuk menyeleksi calon anggota,
beriring waktu makin banyak nya masyarakat yang berminat masuk
kedalam Nahdlatul Ulama. Tujuan dari MKNU adalah untuk
menanamkan ideologi serta Visi dan Misi dari Nahdlatul Ulama
69
BAB IV
HASIL TEMUAN DAN ANALISIS
A. Madrasah Kader Nahdlatul Ulama PCNU Kota Bekasi
angkatan ke-II
MKNU merupakan sebuah langkah awal untuk masuk ke
NU secara organisasi. Mengutip perkataan KH.DR.Said Aqil Siradj
yang menyebutkan bahwa ada 2 pembagian masyarakat NU yang
pertama adalah Jamaah yang kedua adalah Jam’iyah . Jamaah
diartikan sebagai masyarakat dan umat Islam pada umumnya yang
menjalankan ajaran agama Islam ala Ahlussunnah wal jama’ah
yang mana ciri paling menonjol adalah ajaran yang mengakomodir
budaya setempat seperti tahlil, maulid Nabi, ziarah kubur , atau
biasa disebut dengan kalangan kaum Islam Tradisional. Sedangkan
Jam’iyah adalah masyarakat dari kalangan Islam tradisional yang
mengakomodir budaya lokal dan telah masuk ke dalam Organisasi
NU secara resmi seperti mengikuti MKNU
PCNU Kota Bekasi telah melaksanakan MKNU sebanyak 2
kali yang pertama dilakukan pada tanggal 23-25 November 2018
dengan jumlah peserta 52 orang yang berasal dari 8 Kecamatan
yang ada di Kota Bekasi yaitu dengan perincian 4 dari MWC
Bantargebang, 6 MWC Jatiasih, 4 MWC Mustikajaya , 12 MWC
Rawalumbu, 6 MWC Bekasi Utara, 8 MWC Pondok Gede, 6
70
MWC Bekasi Selatan, 6 MWC Bekasi Timur. Pemateri yang hadir
pada saat MKNU Angkatan pertama KH.Asep Saepudin Abdillah,
H.Ahmad Dasuki, Heri Koswara dan KH. As‟ad Sa‟id Ali.
MKNU angkatan pertama hanya di ikuti oleh pengurus
PCNU Kota Bekasi dan pengurus MWC hal inilah salah satu
penyebab peserta yang mengikuti MKNU sebanyak 52 orang.
MKNU diadakan mengikuti hasil muktamar ke-33 di Jombang ,
Jawa Timur yang menyebutkan bahwa syarat menjadi pengurus
ialah wajib mengikuti MKNU maka dari itu MKNU pertama hanya
untuk kalangan Internal PCNU Kota Bekasi dan MWC . informasi
mengenai MKNU angkatan pertama tidak disebarkan tapi hanya
melalui pesan singkat whatsapp grup.
MKNU angkatan kedua dilaksanakan di tempat yang sama
yaitu di Wisma Kemnaker , Ciloto, Cianjur Jawa Barat. Peserta
MKNU angkatan kedua melonjak 2 kali lipat yaitu sebanyak 124
peserta dan dilaksanakan pada 22-24 Februari 2019. Berbeda
dengan angkatan pertama MKNU yang kedua ini tidak hanya di
peruntukan bagi pengurus tapi di buka untuk umum. Dari 124
peserta MKNU hanya 18 orang yang sudah menjadi pengurus , hal
ini menunjukan ada 106 orang mengikuti MKNU berasal dari non
pengurus. Jumlah peserta MKNU kali ini berasal dari 12 kecamatan
yang ada di Kota bekasi yaitu 12 peserta dari Bekasi Utara, 10 dari
Bekasi Selatan, 14 dari Bekasi barat, 10 dari Bekasi Timur, 12 dari
Jatiasih,8 dari Pondok Gede , 16 dari Mustika Jaya, 8 dari
Rawalumbu, 10ari Jatisampurna, 10 dari Pondok Melati, 11 dari
Medan Satria, dan 20 dari Bantargebang.
71
Usia peserta MKNU angkatan kedua mulai dari usia 18-72
tahun,peserta dengan usia dibawah 20 tahun ada 2orang, usia 20-30
Tahun ada 13 orang, usia 30-40 ada 34 orang, usia 40-50 ada 43,
usia 50-60 ada 21 orang, dan usia 60 tahun keatas ada 11 orang.
Materi yang disampaikan pada MKNU angkatan ke-II yaitu :
1. Pengantar MKNU oleh Dr.H.Endin AJ Soefihara, MMA
(Fasilitator MKNU)
2. Relasi NU dan Ideologi oleh KH.Mujib Qulyubi, MH
(Katib Syuriah PBNU)
3. Internet, Tantangan Ekspresi Sosial oleh Donny, B.U, S.T.,
M.Si (Staf Ahli Kemenkominfo)
4. Pola Relasi NU dan Negara oleh Dr.KH.Masdar F.Mashudi
(Rais Syuriah PBNU)
5. Arah, Cita-cita, Strategi Perjuangan NU 2015-2026 oleh
Drs.H.Sulthanul Huda, M.Si (Wasekjend PBNU)
6. Arah, Cita-cita, Progam Perjuangan NU 2015-2020 oleh
Drs.H.Kiagus Zaenal Mubarok , M.Ap (Wakil Ketua
PWNU Jawa Barat)
7. Sejarah dan Garis Perjuangan NU oleh Ir. Suwadi
D.Pranoto (Wasekjend PBNU)
8. NU dan Pemberdayaan Ekonomi oleh Drs.KH. Masduki
Baidlowi (Wasekjend PBNU
72
B. Strategi Komunikasi PCNU Kota Bekasi dalam MKNU
Sebagai sebuah organisasi kemasyarakatan tentu kaderisasi
adalah sebuah kebutuhan yang bertujuan untuk melanjutkan dan
meneruskan perjuangan cita-cita organisasi . Agar roda organisasi
terus berjalan maka PCNU Kota Bekasi MKNU yang bertujuan
untuk regenerasi. MKNU adalah salah satu pintu gerbang untuk
masuk ke dalam Nahdlatul Ulama secara ke Organisasian.
Dalam menjalankan kegiatan MKNU maka dibutuhkan
peserta yang bersedia untuk ikut karna tanpa adanya peserta yang
ikut maka MKNU tidak akan terlaksana.. Maka, untuk
mewujudkan hal itu, di perlukan strategi komunikasi untuk
merekrut peserta yang bersedia mengikuti progam. Berdasarkan
hasil penelitian, PCNU Kota Bekasi menggunakan strategi
komunikasi dari internal ke eksternal. Strategi komunikasi tersebut
bertujuan untuk merekrut peserta untuk bersedia mengikuti MKNU
sehingga roda keorganisasian PCNU Kota Bekasi dapat terlaksana.
“Menurut saya, dalam merekrut dan mengajak orang
untuk mau dan masuk dalam sebuah organisasi maka
Organisasi pasti akan melakukan Sosialiasi atau
perkenalan-perkenalan tentang Orgnisasinya kepada
masyarakat. Caranya bisa bermacam-macam”1
Seperti yang dinyatakan oleh Bapak Dr.KH.Zamakhsyari
Abdul Madjid Lc.M.A sebagai Dosen Universitas Islam As-
Syafiiyah Jakarta dalam wawancara peneliti, bahwa dalam
1 Wawancara pribadi antara penulis dan Bapak Dr.KH.Zamakhsyari Abdul
Madjid Lc, M.A sebagai dosen Komunikasi danPenyiaran Islam UIA, 8 Agustus
2019
73
memberikan informasi kepada Calon peserta terkait MKNU yang
diadakan oleh PCNU Kota Bekasi maka perlu melakukan sosialisasi
kepada calon peserta terkait progam yang dimiliki oleh PCNU Kota
Bekasi.
Strategi Komunikasi yang digunakan sesuai dengan Teori
Fred. R David yang melalui tiga tahapan2, yaitu;
1. Formulasi Strategi (Strategy Formulation)
Formulasi strategi adalah langkah pertama yang
harus dilakukan. Sudah termasuk di dalamnya adalah
pengembangan tujuan, mengidenfitikasi peluang dan
ancaman eksternal, menentukan kekuatan dan kelemahan
secara internal, menetapkan suatu objektifitas, memulai
strategi alternatif dan memilih strategi untuk dilaksanakan.
Dalam perumusan strategi juga ditentukan suatu sikap
untuk memutuskan, memperluas, menghindari atau
melakukan suatu keputusan dalam proses kegiatan3.
Dalam merumuskan strategi di perlukan penetapan
tujuan agar setiap proses strategi berjalan dengan sesuai.
Penetapan tujuan yang dilakukan PCNU Kota Bekasi
adalah dengan melakukan Sosialiasi progam. Dengan
diadakannya sosialisasi beberapa progam yang telah
dilakukan oleh PCNU Kota Bekasi maka diharapkan dapat
2 Fred R. David, Manajemen Strategik, alih bahasa Novita Puspasari
dan Liza Nurbani Puspitasari (Jakarta: Salemba Empat, 2015) 4. 3 Fred R. David, Manajemen Strategik, alih bahasa Novita Puspasari
dan Liza Nurbani Puspitasari (Jakarta: Salemba Empat, 2015) 4.
74
mampu menarik calon peserta MKNU Berikut beberapa
macam sosialisasi Progam yang dilakukan;
a. Bidang Organisasi dan Kaderisasi
Gambar 1.4
Progam yang disosialisakan dalam bidang
Organisasi dan Kaderisasi kepada calon peserta MKNU
ialah progam seminar. PCNU Kota Bekasi kerap kali
mengadakan seminar yang berkaitan dengan berbagai hal,
diantaranya adalah seminar yang bertemakan tentang
persatuan umat , baik antara sesama Islam maupun terhadap
pemeluk agama lain. Dalam acara seminar PCNU Kota
Bekasi mengandeng berbagai istansi yang ada di kota
Bekasi. Seperti seminar “menangkal bahaya Hoax
dikalangan masyarakat”, yang diadakan pada tanggal 7
Februari 2019 PCNU Kota Bekasi bekerjasama dengan
pemerintah Kota Bekasi yaitu kepada Kesatuan Bangsa dan
Politik (Kesbangpol) ada sekitar 150-200 peserta yag
datang . Kemudian pada tanggal 19 Februari 2019
bekerjasama dengan aparat penegak hukum Polres Metro
75
Bekasi Kota dalam acara “Bahaya radikalisme di
masyarakat perkotaan” ada sekitar 150 peserta dari 12
kecamatan. Bekerjasama dengan Forum Kerukunan Umat
Beragama (FKUB) pada tanggal 20 Desember 2019 dalam
seminar dengan peserta 50 orang “Dialog lintas iman untuk
upaya memupuk toleransi umat beragama di Kota Bekasi”.
Bekerjasama dengan Badan Amil Zakat Nasional Kota
Bekasi 21 Mei 2019 dalam seminar “Pentingnya zakat
untuk pemberdayaan umat”
Gambar 2.4
Seminar ataupun acara yang serupa akan terus
diadakan , dengan melihat isu yang berkembang serta
kebutuhan dari anggota PCNU Kota Bekasi. Seminar yang
diadakan PCNU Kota Bekasi menggandeng berbagai
macam instansi baik pemerintah maupun swasta. Dengan
banyaknya seminar yang diadakan oleh PCNU Kota Bekasi
menjadi daya tarik orang orang untuk bergabung ke PCNU
Kota Bekasi
76
Selain itu PCNU Kota Bekasi juga mengajak
kepada masyarakat untuk bergabung ke dalam PCNU Kota
Bekasi dengan mengikuti perkaderan yang diadakan oleh
PCNU Kota Bekasi. Dengan bergabungnya masyarakat
kedalam organisasi PCNU Kota Bekasi melalui perkaderan
MKNU bisa memperkuat PCNU Kota Bekasi, serta
masyarakat dapat mengambil manfaat dari progam dan
kegiatan yang diadakan.
.
b. Bidang Keagamaan dan Dakwah
Dalam bidang keagamaan dan dakwah PCNU Kota
Bekasi memiliki banyak progam yang ditawarkan. Bidang
keagamaan dan bidang dakwah menjadi salah satu progam
yang diutamakan karna hal ini menyangkut kepada tujuan
dari nahdlatul ulama , terutama untuk mensyiarkan dan
menanamkan ajaran ahlussunah wal Jama’ah yang
berfokus kepada aspek Tasamuh, Tawazun ,Tawasuth dan
Ta’adul. Progam dari bidang keagamaan dan dakwah
diantaranya adalah
Pengajian Mingguan yang diadakan pada setiap minggu
pagi pukul 08:00 WIB bertempat di gedung NU Center El
Sa‟id Rawalumbu Kota Bekasi. Pengajian ini menggunakan
metode bandongan/wetonan dalam metode bandongan ini
kyai menghadapi sekelompok Jama‟ah yang masing masing
memegang kitab/buku yang sama. Kiyai menerjemahkan isi
Kitab Tersebut kepada Jamaah. Untuk bidang kajian yang
77
dibahas ialah Fiqih Pengajarnya ialah KH.Umar Hadi.
Tafsir KH. Acep Basuni, Tasawuf KH.Mir‟an Syamsuri,
Aqidah dan Hadits Oleh KH. Dr. Zamakhsyari Abdul
Madjid. Lc. M.A. kitab yang digunakan dalam pengajian
diataranya ialah Fathul Qorib, Fathul Mu’in,Tijan Ad-
daruri, tafsir jalalain, Al-uum , Hadits Arba’in Nawawi,
Riyadusholihin, Aqidatul Awam, Qotrul Ghoits Serta Masih
banyak lagi Kitab Kuning (Turats) Yang diadakan.
Gambar 3.4
Bahtsul Masa’il merupakan sebuah forum diskusi antar ahli
keilmuaan Islam utamanya adalah fiqih di lingkungan
pesantren. Di forum ini , berbagai macam persoalan
keagamaan yang belum ada hukumnya atau mencari hukum
yang sesuai dengan kedaan zaman. Mengutip pendapat dari
KH.Sahal mahfudz, Bahwa Bahtsul masail tidak berbeda
dengan Istinbath (pengambiilan hukum) atau Ijtihad. Untuk
Bahtsul Masa’il sendiri diadakan sebulan sekali setiap
malam minggu ke 2 dengan berpindah pindah tempat di 12
MWC yang ada di Kota Bekasi.
78
Gambar 4.4
c. Bidang Sosial Kemasyarakatan
Gambar 1.4
Kegiatan dalam bidang sosial dan kemsyarakatan
yang diadakan oleh PCNU Kota Bekasi sebenarnya banyak
sekali namun yang di jadikan sebagai progam kerja hanya
beberapa saja. Dari kegiatan yang ada di bidang sosial dan
kemasyarakatan yang dijadikan sebagai progam kerja
kemudian di sosialisasikan kepada calon peserta MKNU
agar kedepannya calon peserta MKNU mengetahui dan
akhirnya tertarik unuk mengikuti MKNU dan terdaftar
menjadi anggota PCNU Kota Bekasi. Diantaranya adalah
progam yang disosialisaisikan sebagai berikut.
Bantuan Sosial ketika terjadi bencana baik karena
diakibatkan oleh alam maupun faktor kesalahan manusia.
PCNU Kota bekasi mengadakan donasi baik berupa uang
maupun bantuan lainnya yang sekiranya dibutuhkan oleh
korban bencana. Bantuan sosial yang diadakan melibatkan
banyak istansi terkait seperti Lembaga Amil Zakat Infaq
79
dan Sodaqoh Nahdlatul Ulama (LAZISNU) dan BAZNAS
Kota Bekasi.
Pendampingan Hukum, PCNU Kota Bekasi membentuk
Lembaga Penyuluhan dan Bantuan Hukum Nahdlatul
Ulama (LPBH-NU) lembaga ini berfungsi untuk melakukan
pendampingan hukum baik berupa pengacara maupun
konsultasi dibidang hukum. LPBH-NU secara gratis
melakukan pendampingan hukum kepada masyarakat yang
membutuhkan terutama kepada para anggota NU maupun
masyarakat pada umumnnya
Pembentukan Lembaga Wakaf Produktif Nahdlatul
Ulama, Secara etimologi, wakaf berasal dari
perkataan Arab “Waqf” yang bererti “al-Habs”. Ia
merupakan kata yang berbentuk masdar (infinitive
noun) yang pada dasarnya berarti menahan, berhenti,
atau diam. Apabila kata tersebut dihubungkan dengan
harta seperti tanah, binatang dan yang lain, ia berarti
pembekuan hak milik untuk faedah tertentu (Ibnu
Manzhur: 9/359).
PCNU Kota Bekasi memiliki beberapa harta
benda wakaf yang bisa dimanfaatkan untuk
kepentingan umum. Harta wakaf yang dimiliki oleh
PCNU Kota Bekasi diantaranya Gedung NU Center,
Masjid, dan beberapa lahan tanah kosong yang belum
difungsikan secara maksimal untuk masyarakat.
Kedepannya harta wakaf yang di miliki oleh PCNU
Kota Bekasi akan terus ditambah baik berupa benda
80
maupun merupa bangunan dan tanah sehingga
pemanfaatannya bisa didapatkan secara maksinal
d. Bidang Pendidikan
Program beasiswa kuliah diarahkan untuk membantu para
siswa setelah lulus untuk melanjutkan studi nya ke jenjang
perguruan tinggi. Beasiswa yang diadakan oleh PCNU Kota
Bekasi yaitu melakukan seleksi dan memberikan
rekomendasi ke kampus Universitas Nahdlatul Ulama yang
ada di Jakarta. Selain itu PCNU Kota Bekasi juga bersama
BAZNAS Kota Bekasi dan lembaga pendidikan untuk
membantu kepada masyarakat yang tidak mampu dan
memiliki prestasi untuk dibiayai sampai selesai kuliah
sejauh penelurusan peniliti ada sekitar 30 mahasiswa yang
sedang menerima bantuan kuliah gratis di kampus
Universitas Islam 45 (UNISMA), 15 Mahasiswa di kampus
UIN Jakarta, 2 di Universitas King Sa‟ud Makkah, 3 di
Universitas Ummul Qura Madinah
Pelatihan Muballigh dan Khatib Jum‟at, untuk menerjunkan
para Da‟i ke masyarakat maka PCNU kota Bekasi secara
rutim melakukan pendidikan kepada calon Muballigh dan
Khatib Jum‟at agar sesuai dengan nilai nilai yang tertanam
pada visi dan misi Nahdlatul Ulama. Pendidikan ini
dilakukan setiap satu minggu sekali di Gedung NU Center
El-Sa‟id Rawalumbu Kota Bekasi selama 3 bulan.
81
Bersih – bersih Masjid, agenda ini dilakukan setiap satu
minggu sekali di hari Jum‟at untuk peserta kegiatan bersih-
bersih masjid peserta yang datang berkisar 20-30 orang dan
untuk masjid yang akan di bersihkan tidak hanya di satu
lokasi melainkan berubah ubah.
e. Bidang Ekonomi
Ekonomi adalah salah satu penunjang agar roda
organisasi dapat berjalan baik perekonomian secara
organisasi maupun secara ppersonal keangggotaan dari
organisasi tersebut.
PCNU Kota Bekasi membentuk Lembaga Perekonomian
Nahdlatul Ulama (LPMNU). Lembaga tersebut memilik
berbagai macam progam untuk pemberdayaan masyarakat
maupun anggota dari PCNU Kota Bekasi di antaranya
adalah agen majalah „AULIA” peternakan lele, konveksi
minyak tawon dan pembuatan Batik khas Bekasi
f. Bidang Politik
Sejalan dengan kembalinya NU kepada Khittah 1926 sejak
Muktamar NU pada 1984 di Situbondo Jawa Timur, maka NU
Kota Bekasi melaksanakan Khittah NU secara murni dan
konsekuen sebagai Jam’iyyah Diniyah Ijtimaiyyah(organisasi
keagamaan dan kemasyarakatan) harus menjaga jarak dengan
semua kekuatan partai politik praktis. Adapun dalam menyalurkan
82
hak politik, NU menyerahkan kepada pribadi masing-masing sesuai
aspirasi dan pilihannya yang berorientasi kepada asas maslahat dan
manfaat bagi NU.
g. Bidang Seni dan Budaya
Gambar 5.4
Dalam bidang seni dan budaya PCNU Kota Bekasi
melakukan pembentukan Lembaga Seniman dan
Budayawan Muslimin Indonesia (Lesbumi) lembaga ini
menaungi para seniman dan budayawan untuk terus
berkarya ini merupakan cara PCNU Kota Bekasi untuk
mengkolaborasikan antara seni dan dakwah , hal ini jarang
dilakukan oleh organsasi keagmaan yang lain. Selain itu
dalam rangka mempertahankan kesenian yang ada di
Indonesia PCNU Kota Bekasi mengadakan latihan pencak
silat yang diadakan setiap minggu sore di gedung NU
Center El-Sa‟id Rawalumbu Kota Bekasi dan setiap kamis
sore di Jl Veteran no,22 Margajaya Bekasi Selatan.
83
h. Bidang Informasi dan komunikasi
Gambar 6.4
Mengikuti perkembangan zaman adalah sebuah
keniscayaan maka PCNU Kota Bekasi menyesuaikan
dengan keadaan zaman, terutama untuk melakukan kegiatan
dakwah melalui tekhnologi. Kegiatan dakwah yang
dilakukan melalui teknologi adalah dengan memanfaatkan
Internet dan media masa. PCNU Kota Bekasi memilik
Radio Bintang Empat Lima (R-Bama) 104,8 fm yang
mengudara setiap hari dari jam 08:00-16:00 WIB. selain
radio PCNU Kota Bekasi juga memiliki website yaitu
www.Nubekasi.id yang diperuntukan bagi siapapun yang
mengirimkan tulisannya ke web tersebut. Dengan adanya
media informasi PCNU Kota Bekasi berharap dapat menarik
calon anggota PCNU Kota Bekasi untuk ikut dalam MKNU
yang nantinya dapat mengikuti progam yang sudah dan akan
terlaksana, sehingga visi dan misi PCNU Kota Bekasi dapat
terlaksana
84
- “Tentu saja PCNU Kota Bekasi harus mempunyai program
yang bagus, berkualitas dan menarik sesuai dengan keadaan
zaman dan kebutuhan masyarakat supaya para calon anggota
MKNU bisa tertarik dengan sendirinya untuk menjadi
peserta atau menjadi simpatik kepada PCNU Kota Bekasi.
Yang lebih penting program yang berkualitas bukan untuk
pamer atau bagaimanapun tetapi untuk mewujudkan visi
misi dari PCNU Kota Bekasi ”4
-
Program kerja tersebut akan menjadi acuan dalam
menjalankan kegiatan di PCNU Kota Bekasi. Untuk
menjalankan seluruh kegiatan yang sudah ditetapkan, PCNU
Kota Bekasi memerlukan sumberdaya manusia yang banyak.
Dengan berlimpahnya angggota maka pembagian tugas
untuk menjalankan progam bisa terlaksana. Cara khusus
yang dilakukan untuk mensosialisasikan progam yang ada di
PCNU Kota Bekasi adalah dengan menjalankan komunikasi
secara intens kepada para calon anggota.
Memberikan informasi secara terbukan juga
merupakan strategi yang dijalankan PCNU Kota Bekasi
dalam merekrut calon anggota. Hal tersebut agar adanya
kepercayaan antara calon anggota dan PCNU Kota Bekasi.
Sehingga ketika calon anggota masuk ke dalam organisasi
ada sesuau yang dia dapatkan di organisasi.
4 Wawancara pribadi antara penulis dan Bapak H.Madinah sebagai
ketua PCNU Kota Bekasi, 12 Juni 2019
85
2. Implementasi Strategi
Implementasi strategi bertumpu pada alokasi dan
pengorganisasian sumber daya yang ditempatkan melalui
penetapan struktur organisasi dan mekanisme kepemimpinan
yang dijalankan bersama budaya perusahaan dan organisasi.5
Berdasarkan hasil penelitian peneliti, Pengurus Cabang
Nahdlatul Ulama Kota Bekasi merekrut Peserta
menggunakan beberapa alat bantu seperti penggunaan media
sosial. Media sosial memiliki dampak yang cukup signifikan
dalam memberikan informasi kepada para calon anggota.
“Strategi atau cara untuk berkomunikasi agar bisa
merekrut calon anggota ya di perlukan. Gimana bissa
MKNU banyak pesetanya tapi tidak memiliki strategi.
Jadi semua organisasi jika ingin mendapatkan anggota
harus punya strategi. Gimana nih cara yang baik dan
tepat, misalnya dengan menjalankan progam yang
menarik, bikin spanduk, nyebarin pamphlet, promosi di
social media seperti instagram”6
Hasil Wawancara peneliti dengan KH. Dr.
Zamaksyari Abdul Madjid Lc, MA sebagai Dosen
Komunikasi dan Penyiaran Islam Universitas Islam As-
Syafiiyah Jakarta. Seperti kutipan diatas, bahwa strategi
komunikasi yang digunakan oleh PCNU Kota Bekasi
5 Fred R. David, alih bahasa Novita Puspasari dan Liza Nurbani
Puspitasari, Manajemen Strategik, (Jakarta: Salemba Empat, 2015), 4. 6 Wawancara pribadi antara penulis dan Bapak Dr.KH.ZamakhsyariAbdul
Madjid Lc,M.A sebagai dosen Komunikasi dan Penyiaran Islam UIA
Jakarta, 8 Agustus 2019
86
menjalankan promosi dengan membuat spanduk, nyebarin
pamflet dan media sosial cara yang efektif dalam merekrut
peserta.
PCNU Kota Bekasi membagi tipe calon anggota
menjadi dua tipe, yaitu awam dan Jama‟ah. Dalam
pelaksanaannya, Strategi yang dijalankan sesuai dengan
sasaran komunikasi yang sudah ditetapkan.
a. Calon Peserta awam
Calon peserta awam merupakan orang yang belum
mengenal organisasi PCNU Kota Bekasi. Pemberian
informasi kepada orang awam, menggunakan alat bantu
seperti penggunaan media social, media massa dan media
online. Hal ini juga disampaikan oleh Bapak Ayi Nurdin
sebagai berikut:
“Langkah pertama yaitu sosialisasi dengan cara promosi
lewat sosial media seperti whatsapp Instagram dan facebook
serta mendatangi masyarakat secara langsung.”7
Melakukan sosialisasi untuk merekrut orang awam
merupakan cara yang efisien untuk di lakukan. PCNU Kota
Bekasi mengedepankan perkembangan teknologi sebagai alat
bantu penyebaran informasi. Sebagai bentuk komunikasi
kepada para calon anggota agar informasi yang akan
disampaikan terlaksana. Sosialisasi yang dilakukan
diantaranya adalah dengan menggunakan Radio Bintang
7 Wawancara pribadi antara penulis dan Bapak H. Madinah sebagai Ketua
PCNU Kota Bekasi, 12 Juni 2019
87
Empat Lima (R-Bama) 104,8 Fm milik PCNU Kota Bekasi
siaran ini menjangkau 12 Kecamatan yang ada di Kota
Bekasi. Siaran Rbama 104,8 Fm membantu memberikan
informasi kepada masyarakat akan keberadaan PCNU Kota
Bekasi, dengan itu akan memberikan keuntungan kepada
pihak PCNU Kota Bekasi. Masyarakat dapat mengetahui
tentang PCNU Kota Bekasi, baik secara ke Organisasian
maupun progam dan kegiatan. 8
Seperti yang dinyatakan Bapak KH. Zamakhsyari
Abdul Madjid sebagai Dosen Komunikasi dan Penyiaran
Islam Universitas Islam As-Syafiiah Jakarta dalam
wawancara dengan peneliti sebagai berikut:
“sosialisasi itu kan banyak macemnya, tinggal
gimana ngebuat itu makin bagus dan menarik.
Misalnya dengan mengenalkan organisasi tersebut
melalui media sosial, atau ketika melakukan
rekrutmen caranya dibuat semenarik mungkin”9
Dari kutipan diatas, dalam hal ini peneliti melihat
bahwa PCNU Kota Bekasi dalam merekrut calon anggota
yang masih awam dengan cara melalui media sosial dalam
melakukan rekrutmen.
8 Wawancara pribadi antara penulis dan pak Ayi Nurdin sebagai
Sekretaris PCNU Kota Bekasi, 10 Juli 2019 9 Wawancara pribadi antara penulis dan Bapak Ayi Nurdin sebagai
Sekretaris PCNU Kota Bekasi, 8 Agustus 2019
88
Gambar 7.4
Berikut bukti penggunaan Instagram yang dilakukan
PCNU Kota Bekasi
PCNU Kota Bekasi juga melakukan sosialisasi via
instagram untuk membantu memberikan informasi kepada
masyarakat akan keberadaan PCNU Kota Bekasi, dengan itu
akan memberikan keuntungan kepada PCNU Kota Bekasi
agar keberadaannya makin dikenal luas oleh masyarakat.
“Yang lainnya itu apa? Media cetak? Media online? Ya
kita lihat di jaman sekarang, orang-orang lebih sering
menggunakan media social ketimbang media yang
lainnya. Jadi jika suatu media banyak di gunakan berarti
banyak juga khalayaknya dan lebih mudah penyampian
informasinya”10
Seperti yang dinyatakan dalam wawancara peneliti
dengan Bapak Dr.KH.Zamakhsyari Abdul Madjid Lc, M.A
10
Wawancara pribadi antara penulis dan Bapak Dr.KH.Zamaksyari Abdul
Madjid Lc,M.A sebagai dosen Komunikasi dan Penyiaran Islam UIA
Jakarta, 8 Agustus 2019
89
sebagai Dosen Komunikasi dan Penyiaran Islam Universitas
Islam As-Syafi‟iah Jakarta, bahwa salah satu contoh media
yang digunakannya adalah instagram sebagai alat PCNU Kota
Bekasi dalam merekrut Calon Anggota Awam.
Gambar 8.4
Berikut Bukti Penggunaan Facebook Yang Dilakukan
PCNU Kota Bekasi
PCNU Kota Bekasi juga melakukan sosialisasi via
instagram untuk membantu memberikan informasi kepada
masyarakat akan keberadaan PCNU Kota Bekasi, dengan itu
akan memberikan keuntungan kepada pihak PCNU Kota
Bekasi agar keberadaannya makin dikenal luas oleh
masyarakat.
90
Gambar 9.4
Berikut Bukti Penggunaan Website PCNU Kota
Bekasi
PCNU Kota Bekasi juga melakukan sosialisasi via
instagram untuk membantu memberikan informasi kepada
masyarakat akan keberadaan PCNU Kota Bekasi, dengan itu
akan memberikan keuntungan kepada pihak PCNU Kota
Bekasi agar keberadaannya makin dikenal luas oleh
masyarakat.
b. Jama‟ah
Jama‟ah merupakan orang yang sudah mengenaldan
sering mengikuti kegiatan yang di adakan oleh PCNU Kota
Bekasi namun belum mengikuti perkaderan secara formal dan
resmi. Berdasarkan hasil wawancara yang peneliti lakukan,
PCNU Kota Bekasi menjalin komunikasi tetap kepada
Jama‟ah secara berkala.
91
“ menyebarkan broadcast melalui whatsapp, semua juga ada
aturanya tidak setiap hari kami broadcast takut privasi orang-
orang terganggu, misalkan seminggu sekali kami broadcast
untuk menyebarkan informasi terbaru.”11
Pemberian informasi kepada Jama‟ah juga merupakan
salah satu strategi dalam mempertahankan jama‟ah agar
PCNU Kota Bekasi tidak kehilangan calon anggota. 12
Strategi Komunikasi dalam merekrut calon anggota
selain dengan penggunaan media sosial dan media massa
tetapi juga dengan cara face to face atau tatap muka secara
langsung.
“Untuk mengajak jama‟ah mau ikut serta pada madrasah
kader nahdlatul ulama maka kita harus menyambangi dan
silaturahmi , terutama kepada Kiai dan tokoh masyarakat
yang akan kita ajak masuk ke PCNU Kota Bekasi karena
bagaimanapun NU sangat menghargai dan meghormati para
ulama jadi saya langsung yang turun untuk mengajak
mereka.”13
Salah satu kelebihan PCNU Kota Bekasi adalah
pemberdayaan masyarakat melalui progam progam yang
11
Wawancara pribadi antara penulis dan Bapak H.Madinah sebagai ketua
PCNU Kota Bekasi, 12 Juni 2019. 12
Wawancara pribadi antara penulis dan Pak Ayi Nurdin sebagai
sekretaris PCNU Kota Bekasi , 10 Juli 13
Wawancara pribadi antara penulis dan Bapak H.Madinah sebagai ketua
PCNU Kota Bekasi, 12 Juni 2019.
92
dimiliki kepada para jama‟ah. Tujuannya agar para calon
anggota memiliki keinginan untuk masuk ke PCNU Kota
Bekasi sebagai anggota. Memberikan penjelasan kepada
Jama;ah dengan tatap muka memiliki isi pesan yang nyata apa
adanya, memberikan dampak positif kepada PCNU kota
Bekasi. Dengan begitu, calon anggota akan merasa nyaman
dan berminat masuk kedalam Organisasi
Dalam merekrut calon anggota, PCNU Kota Bekasi
memiliki kriteria khusus selain bentuk kesetiaan terhadap
NKRI peserta harus beraliran Islam Ahlussunah Wal Jama‟ah
“Tentu untuk bisa menjadi peserta MKNU harus
beragama Islam, kemudian memiliki komitmen yang
besar terhadap NKRI, selain dua hal tadi untuk
masuk kedalam NU secara struktural calon peserta
juga harus mengikuti Islam Ahlussunah Wal
Jama‟ah yang mejadi Akidah NU. Dalam hal Fiqih
wajib mengikuti imam 4 Mazhab Yaitu Imam Abu
Hanifah, Imam Malik, Imam Syafi;i dan Imam
Hambali. Dalam Aqidah/Theologi harus ikut kepada
pendapat Imam Asyari dan Imam Maturidi.
Kemudian dalam Tasawuf harus ikut kepada Imam
Ghazali dan Imam Junaidi Al-Baghdadi
.”14
14
Wawancara pribadi antara penulis dan Bapak H.Madinah sebagai Ketua
PCNU Kota Bekasi, 12 Juni 2019.
93
Melaksanakan strategi dalam merekrut calon anggota
banyak memanfaatkan media social dan media massa serta
jaringan pribadi, dikarenakan menurut PCNU Kota Bekasi hal
tersebut merupakan salah satu cara paling efektif dan efisien
yang dapat di gunakan.
3. Evaluasi Strategi
Tahap terakhir dari strategi adalah evaluasi
implementasi strategi. Evaluasi strategi diperlukan karena
keberhasilan yang dapat dicapai dan dapat diukur untuk
menetapkan tujuan berikutnya. Evaluasi menjadi tolak ukur
strategi yang akan dilaksanakan kembali oleh suatu organisasi
dan evaluasi sangat diperlukan untuk memastikan sasaran
yang dinyatakan telah dicapai.
Hasil dalam melakukan promosi untuk merekrut
calon anggota di PCNU Kota Bekasi memiliki hasil yang
positif. Dampak dari promosi menggunakan media sosial
memiliki hasil yang signifikan. Hasil pengamatan peneliti hal
tersebut dikarenakan makin banyaknya masyarakat yang
mengetahui keberadaan PCNU Kota Bekasi. Nilai tambah
dalam merekrut calon anggota pun bisa sebagi syiar PCNU
Kota Bekasi meskipun nantinya banyak yang tidak mengikuti
MKNU. Akan tetapi akhirnya adalah masyarakat mengetahui
progam kegiatan yang diadakan oleh PCNU Kota Bekasi
94
Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama Kota Bekasi
melakukan evaluasi dengan melihat dari tiga faktor utama,
yaitu :
a. Meninjau Faktor Internal dan Eksternal
Dalam melaksanakan strategi untuk merekrut peserta,
Pengurus saling bekerjasama dalam menjalankan sosialisasi
yang sudah ditetapkan. Hasil pengamatan peneliti, dalam
melaksanakan evaluasi, Pengurus cabang Nahdlatul Ulama
Kota Bekasi melakukan agenda evaluasi setiap seminggu
sekali bahkan bisa dalam sehari sekali ketika mendekati
pelaksanaan progam.
“Kalo pengurus pasti seminggu sekali ada evaluasi tetapi setiap
haripun pasti ada komunikasi pada divisi masing-masing untuk
saling mengingatkan pekerjaan dan laporan program-
program .”15
Laporan hasil evaluasi setiap divisi akan menjadi acuan
dalam membat strategi yang lebih efektif untuk merekrut
peserta.
b. Menyeleksi calon peserta
Peserta yang akan ikut nantinya akan diadakan
seleksi kembali agar tidak mebludak sehingga PCNU Kota
15
Wawancara pribadi antara penulis dan Bapak Ayi Nurdin sebagai
sekretaris PCNU Kota Bekasi, 10 Juli 2019.
95
Bekasi tidak dapat melakukan perkaderan secara maksimal.
Seleksi ini dilakukan dengan pembatasan kuota dimasing
masing MWC yang ada.
c. Rapat Kerja Pimpinan
Rapat kerja pimpinan merupakan rapat organisasi
yang membahas tentang masalah-masalah yang dihadapi yang
sudah di rangkum pada saat rapat kerja bagian dan berkaitan
dengan kelancaran kerja organisasi. Rapat ini diadakan oleh
seluruh tim yang terstruktur di PCNU Kota Bekasi ini
diadakan seminggu sekali menjelang MKNU
d. Rapat Kerja Bagian
Rapat kerja bagian adalah rapat yang diadakan oleh
bagian struktur organisasi untuk membahas segala sesuatu
yang bertujuan melancarakan kerja bagian. Rapat ini
diadakan ditingkat bagian kaderisasi
e. Rapat Evaluasi Progam MKNU
Rapat evaluasi program MKNU dilaksanakan setelah
progam itu telah berlangsung dan mengukur ke aktifan dari
calon anggota yang telah mengikuti MKNU , PCNU perlu
melakukan evaluasi terhadap pelaksanaanya. Langkah yang di
perlukan adalah seperti memperbaiki mekanisme kerja dan
laporan secara periodik, pada konteks ini pimpinan dapat
96
mencermati laporan serta mengambil langkah meminimalisir
kemandegan dan ketidaksesuain pelaksanaan program16.
Evaluasi yang dilakukan PCNU Kota Bekasi akan
menjadi acuan dalam melaksanakan tindakan strategi
selanjutnya. Dilakukan dalam seminggu bahkan setiap hari
akan memberikan laporan yang secara berkala dan
meminimalisir kesalahan yang dilakukan PCNU Kota Bekasi
dalam merekrut calon anggota dalam acara MKNU
selanjutnya.
Penulis menyimpulkan bahwa prosedur yang
dilakukan oleh PCNU Kota Bekasi dilakukan sesuai dengan
rumusan yang sudah dietapkan. Mengapa PCNU Kota Bekasi
dikatakan sesuai mengikuti prosedur yang sudah di rumuskan
karena PCNU Kota Bekasi mampu mencapai pencapaian-
pencapaian yang diharapkan.
Dari hasil penelitian penulis, strategi yang dilakukan
tim perekrutan MKNU yaitu memberikan informasi kepada
calon anggota dengan cara melakukan broadcast via
whatsapp, instagram, facebook, website dan melakukan siaran
di R-Bama 104,8 fm . Dengan demikian, dengan adanya hasil
penelitian ini penulis berharap adanya peningkatan
kepercayaan masyarakat kepada PCNU Kota Bekasi untuk
dapat mengikuti MKNU yang akan datang serta ikut
berpastisipasi di setiap kegiatan PCNU kota Bekasi yang
diadakan untuk masyarakat Kota Bekasi. Dan juga
16
Wawancara pribadi antara penulis dan Bapak Ayi Nurdin selaku
seketaris, 10 Juli 2019.
97
meningkatkan kedekatan PCNU Kota Bekasi kepada
masyarakat.
Dengan demikian sosialisasi program-program dari
pencapaian yang diharapkan sangatlah baik untuk menarik
calon anggota baik dari orang awam maupun Jama‟ah.
Sedangkan dikatakan berkelanjutan tentunya karena evaluasi
perekrutan calon anggota dalam kegiatan MKNU yang akan
diadakan setiap 6 bulan sekali oelh PCNU Kota Bekasi,
setiapuntuk menilai pencapaian-pencapaian dari tujuan yang
telah ditetapkan.
“Komunikasi itu bahasa, jika ingin mengungkapkan
pendapat, memperkenalkan sesuatu ya harus ada
bahasa untuk bias mengutarakan. Jadi berkomunikasi
untuk merektur ya tepat dong. Strategi atau cara untuk
berkomunikasi agar bisa merektur peserta ya di
perlukan. Gimana bisa organisasi ingin ada penerusnya
tapi tidak memiliki strategi. Jadi semua organisasi jika
ingin mendapatkan anggota harus punya strategi.
Gimana nih cara yang baik dan tepat, misalnya dengan
menjalankan sosialiasi, di social media seperti
instagram Facebook, website maupun menggunakan
media massa seperti radio maupun cetak menggunakan
website dan jangan lupa yang terpenting adalah
menjalin komunikasi dengan masyarakat secara
98
langsung sehingga masyarakat merasa dekat dan di
perhatikan oleh PCNU Kota Bekasi”17
17
Wawancara pribadi antara penulis dan Bapak Dr.KH.Zamakhsyari
abdul madjid Lc, M.A sebagai dosen Komunikasi dan Penyiaran Islam
UIA Jakarta, 8 Agustus 2019
99
Strategi
MKNU
Perencanaan
Implementasi
Evaluasi
Mengajak Ulama Aswaja di Kota Bekasi untul ikut MKNU
mengajak para ulama di kota Bekasi ke dalam PCNU harus melalui mekanisme perkaderan yaitu dengan cara mengikuti MKNU, pengurus memiliki pendekatan yang berbeda dalam merekrut peserta dari kalangan ulama. Cara yang digunakan untuk mengajak para ulama dengan cara menemui para ulama satu persatu dengan komunikasi secara personal .
Dalam implementasinya pengurus turun langsung untuk mengajak para ulama untuk mau ikut MKNU dan nantinya setelah mengikuti kaderisasi bisa ikut berkontribusi di NU. Cara menyambangi para ulama untuk ikut dan mau menjadi peserta MKNU ini di bangun
Banyak ulama yang belum bisa di datangi secara langsung oleh pengurus . di karenakan waktu yang tidak cukup. Banyaknya ulama yang mesti di datangi. Dan jadwal kunjungan yang tidak pas sehingga dari 12 kecamatan tidak semua ulama yang berpaham Aswaja berhasil di temui oleh pengurus
100
Mengajak dari kalangan umum untuk ikut lewat tabligh akbar dan Lailatul Ijtima
Perencanaan untuk merekrut peserta dari kalangan umum menggunakan mengajak masyarakat lewat lailatul ijtima, tabligh akbar, pengajian. Semua pengurus memiliki kewajiban mengajak masyarakat
Pengurus mengajak masyarakat lewat pengajian dan lailatul ijtima ke 12 MWC dan dalam acara tersebut PCNU mengajak masyarakat untuk ikut MKNU. PCNU menjelaskan progam kerja yang di adakan sehingga masyarakat berminat untuk ikut ke MKNU
Kurang efektif jika dilakukan dalam tabligh akbar dan lailatul ijtima karna terbatasnya ruang tanya jawab
Sosialisasi lewat media sosial
Pengurus melakukan sosialisasi lewat Instagram , Halaman Facebook, Website dan Whatsapp
Membuat konten yang berisikan Informasi mengenai MKNU. Dan membuat konten tentang progam kerja yang ada di PCNU Kota Bekasi
Terlalu sedikit informasi yang ada di sosmed karena pengurus kekurangan tenaga untuk yang fokus mengelola media sosial sehingga konten dan postingan yang dibuat hanya alakadar nya saja. Dan rekrutmen lewat media sosial tidak terlalu banyak mengajak mastarakat untuk ikut MKNU
101
Sosialisasi Lewat Media Massa
Pengurus memiliki Radio Bintang 45 104,8 Fm. Lewat Radio informasi mengenai MKNU di siarkan
Siaran yang dilakukan oleh radio bintang 45 tidak memiliki jadwal yang tetap. Namun ketika siaran informasi disiarkan dan di informasikan lewat radio
Nampaknya radio tidak lagi memliki banyak peminat dan pendengarnya selain itu Radio Bintang 45 tidak memilik jadwal yang begitu jelas, sehingga informasi melalui Radio kurang dapat menginformasikan ada kegiatan MKNU yang diadakan PCNU
Tabel 1.4 Strategi Komunikasi PCNU Kota Bekasi
102
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam penelitian penulis lakukan dengan cara
pengumpulan data melalui wawancara, studi dokumentasi, dan
observasi ke Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama Kota Bekasi
mengenai strategi perekrutan peserta Madrasah Kader Nahdlatul
Ulama , maka penulis dapat memahami bahwa Pengurus Cabang
Nahdlatul Ulama Kota Bekasi merupakan organisasi yang dalam
proses awal pendirianya untuk menjalankan misi dakwah ajaran
Islam Ahlusunnah wal Jama‟ah (Aswaja), akan tetapi bagaimana
bisa menjalankan ajaran Aswaja tersebut tanpa adanya penerus
organisasi yang ikhlas dan memiliki militansi yang tinggi maka
perlu ada pelatihan yang bertujuan untuk membentuk kedua hal
tersebut. Pada awalnya untuk masuk manggota Pengurus Cabang
Nahdlatul Ulama Kota Bekasi tidak melakukan kaderisasi namun
semakin banyaknya masyarakat yang ingin bergabung maka
Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama Kota Bekasi harus
menyesuaikan keadaan dengan zaman. Maka kedepanya Pengurus
Cabang Nahdlatul Ulama Kota Bekasu harus memperbanyak dalam
melakukan kaderisasi secara formal yaitu dengan mengadakan
Madrasah Kader Nahdlatul Ulama , adapun kesimpulan yang
penulis susun sebagai berikut:
103
1. Perumusan strategi perekrutan peserta Madrasah Kader
Nahdlatul Ulama dengan cara mengamati bagaimana
strategi yang dilakukan.
Dalam melakukan perumusan strategi perekrutan
peserta Madrasah Kader Nahdlatul Ulama penulis
mengamati bahwa Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama Kota
Bekasi dapat menganalisis lingkungan yang terdiri dari,
lingkungan internal maupun lingkungan eksternal. Karena
hal demikian sangat penting dalam melakukan perumusan
strategi perekrutan Peserta Madrasah Kader Nahdlatul
Ulama yang akan diimplementasikan atau strategi yang
harus dijalankan sesuai dengan teori yang ditentukan,
sehingga memungkinkan mengetahui akan permasalahan
yang akan dihadapi atau sedang dihadapi. Dengan demikian
Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama Kota Bekasi dapat
menetapka rumusan-rumusan strategi perekrutan peserta
Madrasah Kader Nahdlatul Ulama dalam mengambil
keputusan yang tepat.
Dari hasil observasi dan wawancara yang penulis
lakukan kegiatan perumusan strategi dalam perekrutan
peserta Madrasah Kader Nahdlatul Ulama yang dilakukan
Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama Kota Bekasi sudah baik,
secara tidak langsung hal ini mencerminkan kesesuaian
teori yang digunakan. Akan tetapi ada yang harus
dipertimbangkan lagi terkait skala prioritas yang ada, agar
kebutuhan yang ada disesuaikan dengan kemampuan yang
104
dimiliki oleh Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama Kota
Bekasi dalam melakukan perekrutan.
Setelah merumuskan strategi perekrutan peserta
Madrasah Kader Nahdlatul Ulama yang dilakukan oleh
Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama Kota Bekasi, kegiatan
selanjutnya yaitu mengimplementasikan strategi atau
jalanya strategi dan tentunya agar terlaksana dan memiliki
komitmen yang antar Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama
Kota Bekasi dalam mengimplementasikanya. Komitmen
dan tanggung jawab para Pengurus Cabang Nahdlatul
Ulama Kota Bekasi yang terstruktur dalam melaksanakan
perekrutan peserta Madrasah Kader Nahdlatul Ulama
sangat diperlukan untuk mencapai pada tujuan yang
dirumuskan sebelumnya. Strategi yang digunakan untuk
merekrut atau menarik peserta yaitu dengan cara sosialisasi
mengenai program-program yang ada di Pengurus Cabang
Nahdlatul Ulama Kota Bekasi. Dengan adanya informasi
mengenai progam yang terdapat di Pengurus Cabang
Nahdlatul Ulama Kota Bekasi diharapkan dapat menarik
calon peserta Madrasah Kader Nahdlatul Ulama
2. Evaluasi strategi perekrutan peserta Madrasah Kader
Nahdlatul Ulama Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama Kota
Bekasi.
Dalam suatu strategi antara perumusan dan
pelaksanaanya harus dapat keserasian, strategi yang baik
yaitu ketika dalam melakukan pelaksanaanya sesuai dengan
apa yang telah dirumuskan sebelumnya untuk mengetahui
105
bagaimana perumusan strategi dan pelaksanaan strateginya
berjalan dengan baik.
Oleh sebab itu pelaksanaan strategi harus selalu
dievaluasi untuk menilai apakah hasil yang diharapkan
tercapai dan sesuai dengan rencananya serta dengan
sasaranya. Manfaat dari evaluasi yaitu untuk kita
mengetahui kelebihan-kelebihan dan kekurangan-
kekurangan yang ada, selain itu juga dapat memberikan
penilaian terhadap apa yang dilakukan.
Dari hasil observasi dan wawancara yang penulis
lakukan kegiatan implementasi strategi perekrutan peserta
Madrasah Kader Nahdlatul Ulama di Pengurus Cabang
Nahdlatul Ulama Kota Bekasi yang dilakukan memang
memiliki keterbatasan, seperti waktu dan Sumber Daya
Manusia (SDM) yang masih terbatas untuk melakukan
kegiatan Sosialiasi progam, sehingga secara tidak langsung
hal ini berpengaruh pada proses strategi perekrutan peserta
Madrasah Kader Nahdlatul Ulama di Pengurus Cabang
Nahdlatul Ulama Kota Bekasi. Dan fakor pendukungnya
yaitu dengan adanya media informasi yang dimiliki
sehingga info mengenai program-program yang dibuat oleh
Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama Kota Bekasi bisa di
ketahui oleh calon peserta Madrasah Kader Nahdlatul
Ulama.
106
B. Saran
Berdasarkan uraian kesimpulan di atas, maka dapat
disampaikan beberapa saran yang semoga dapat memberikan
manfaat untuk Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama Kota Bekasi.
Saran dari penulis adalah sebagai berikut:
1. Kepada pemimpin dan seluruh anggota Pengurus Cabang
Nahdlatul Ulama Kota Bekasi, penulis berharap agar dapat
komitmen dalam memperjuangkan Islam yang moderat di
Kota Bekasi
2. Penulis berharap agar memperbanyak kegiatan sosial yang
memberi dampak positif di masyarakat
3. Memberdayakan peserta yang telah mengikuti kegiatan
Madrasah Kader Nahdlatul Ulama
4. Penulis juga berharap agar strategi perekrutan peserta
Madrasah Kader Nahdlatul Ulama yang sudah dirumuskan
dapat diimplementasikan dalam kegiatan selanjutnya .
107
DAFTAR PUSTAKA
Alfian, Strategi Koperasi . Jakarta: Kompas. 1984.
Amsyari,Fuad. Strategi Perjuangan Umat Islam Indonesia.
Bandung: Mizan. 1990.
Anwar , Ali. “Gerakan protes petani Bekasi : Studi Kasus Awal
Masuknya Sarekat Islam di Tanah Partikelir” Skripsi.
Fakultas Sastra Universitas Indonesia :1990.
Arikunto, Suharsimi Penilaian Program Pendidikan .Jakarta: PT
Bumi Aksara, 1998.
Bungin, Burhan. penelitian kualitatif: komunikasi, ekonomi,
kebijakan public, dan Ilmu Sosial Lainnya. .Jakarta:
Kencana. 2009. Cet Ke-3
Cangara, Hafied. Perencanaan dan Strategi Komunikasi. Jakarta:
Rajawali Pers. 2013.
Cevich, John M IvanPerilaku dan Manajemen Organisasi .Jakarta:
PT.Gelora Aksara Pratama. 2005. Jilid II.
David, Fred R. alih bahasa Novita Puspasari dan Liza Nurbani
Puspitasari, Manajemen Strategi .Jakarta: Salemba Empat,
2015.
David, Fred R. Manajemen Strategi Konsep . Jakarta: Prenhalindo.
2002.
Djatmiko,Yayat Hayati Perilaku Organisasi. Bandung ;Alfabeta.
2005. Cet ke-14
Effendy, Onong Uchana. Ilmu Komunikasi, Teori dan Praktek.
Jakarta:PT Remaja Rosdakarya.2001. Cet. Ke-1
Fredy S, Evaluasi Program.Jakarta: Nuansa Madani. 2003.
108
Halim, Abdul. Sejarah perjuangan KH.Abdul Wahab. Bandung:
Baru 1970.
Hasibuan, Malayu SP. Managemen: Dasar, Pengertian, dan
Masalah . Jakarta: Bumi Aksara, 2004.
Husein, Umar. Strategic Management in Action. Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama. 2001.
Jalaluddin Rakhmat, Metode Penelitian Komunikasi. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya. 2007.
Khomsahrial,Romli Komunikasi Organisasi Lengkap. Jakarta: PT
Grasindo. 2011 .
Liliweri, Alo. Komunikasi Serba Ada Serba Makna . Jakarta:
Kencana Prenada Media Group, 2011.
Moleong , Lexy JMetodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT.
Remaja Rosdakarya,1999.cet. Ke-10
Muhamad, Arni.Komunikasi Organisasi.Jakarta : bumi Aksana,
2009. Cet ke 10
Mulyana, Deddy. Komunikasi Efektif, Suatu Pendekatan Lintas
Budaya .Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 2008.
Nawawi, Hadari. Management Sumber Daya Manusia untuk Bisnis
yang Kompetitf. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
2003.
Nurkancana, Wayan dan P.P.N Sumartana, Evaluasi Pendidikan.
Surabaya: Usaha Nasional, 1986.
Oliver ,Sandra alih bahasa Sigit Purwanto, Strategi Public
Relation . Jakarta: Erlangga. 2007.
Pamo, Tedjo Tri dan Udan. Manajemen Strategi. Bandung:
Rekayasa Saint. 2005.
109
Partanto, Pius A dan M Dahlan Al-Barr. Kamus Ilmiah Popular.
Surabaya: Aloka. 1994.
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional RI, Kamus Besar
Bahasa Indonesia .Jakarta: Balai Pustaka. 2005. edisi
ketiga 1092.
Rosyidi, T.A Latief. Dasar-Dasar Rhetorika Komunikasi dan
informasi.Medan. 1985. Cetke-1
Soeleiman Fadeli, Antologi NU Sejarah – Istilah –Amaliah –
Uswah .Surabaya : Khalista 2007.
Soemirat,Soleh. dkk., komunikasi Orrganisasi,Jakarta : Universitas
Terbuka. 2000. Cet.1
Sopandi,Andi. Sejarah dan Budaya Kota Bekasi : Sebuah Catatan
Perkembangan Sejarah dan Budaya Masyarakat Bekasi.
Bekasi :Dispora PemkotBekasi. 2009.
Subari, Supervisi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. 1994.
Suhendra dan Murdiyah Hayati, Management Sumber Daya
Manusia .Jakarta: UIN Jakarta Press. 2006.
Syaikhu, Ahmad. Bekasi Rumah Kita.Bekasi:Kreasi Kota
Publisher 2018.
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan
Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia.Jakarta: Balai
Pustaka. 1998.
Toha, Chahib. Teknik Evaluasi Pendidikan.Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada. 1996.
Usman, Syarif. Strategi Pembangunan Indonesia dan
Pembangunan dalam Islam.Jakarta: Firman Jakarta.1998
110
Vertihzal Rivai dan Ella Jauvani Sagal, Management Sumber Daya
Manusia untuk Perusahaan.Yogyakarta: Gajah Mada
University Press. 2007.
Viji Srinisvan, Metode evaluasi Partisipatoris dalam Waller
Fernandes dan Rajes Tendon (editor). Reset
Partisipatoris-Risset Pembebasan.Jakarta: Gramedia
Pustaka Umum. 1993.
Widjaja, Komunikasi dan Hubungan Masyarakat.Jakarta: Bumi
Aksara. 2002.
Yusuf, Slamet Efendi . Mengukuhkan Tradisi Memodemisasi
Organisasi (t.t.: tp.,t.th.).
Zamakhsyari, Muhammad. Peradaban Baru Dalam Historis NU
Kota Bekasi. Bekasi: Indie Publishing. 2018.
http://www.nu.or.id/a,public-m,static-s,detail-lang,id-ids,1-id,12-
t,struktur-.phpx. Di kutip pada tanggal; 26-Maret-2019,
pukul 17:25 WIB
https://www.bekasikota.go.id/detail/83-12-Sejarah-Kota-Bekasi.
Dikutip pada tanggal 21-Agustus-2019,pukul 02:00 WIB
https://www.beritasatu.com/nasional/296804/said-aqil-terpilih-
secara-aklamasi-sebagai-ketum-pbnu. Di kutip pada
tanggal 20-Agustus-2019,pukul 07:00 WIB
111
LAMPIRAN
Wawancara Pribadi Penulis 1
Ketua PCNU Kota Bekasi :Bapak H.Madinah HL
M.M
Tempat, waktu & tanggal wawancara :Kp.Rawa Bogo, Jatimekar,
Jatiasih , Kota Bekasi
Jam 12.30-14.00
12 Juni 2019
Pertanyaan:
1. Apa langkah yang dilakukan PCNU Kota Bekasi untuk menarik
masyarakat agar mau ikut kedalam kegiatan MKNU ?
2. Apa syarat untuk menjadi peserta MKNU?
3. Sasaran untuk calon peserta itu siapa saja?
4. Apa media yang paling efektif?
5. Bagaimana bentuk komunikasi kepada calon peserta MKNU?
6. Apa tujuan dari komunikasi tersebut?
Jawaban:
1. Langkah pertama yaitu sosialisasi dengan cara sosialisasi lewat
sosial media seperti whatsapp Instagram dan facebook serta
Untuk mengajak jama‟ah mau ikut serta pada madrasah kader
nahdlatul ulama maka kita harus menyambangi dan silaturahmi ,
terutama kepada Kiai dan tokoh masyarakat yang akan kita ajak
masuk ke PCNU Kota Bekasi karena bagaimanapun NU sangat
menghargai dan meghormati para ulama jadi saya langsung yang
turun untuk mengajak mereka.
112
2. Tentu untuk bisa menjadi peserta MKNU harus beragama Islam,
kemudian memiliki komitmen yang besar terhadap NKRI, selain
dua hal tadi untuk masuk kedalam NU secara struktural calon
peserta juga harus mengikuti Islam Ahlussunah Wal Jama‟ah
yang mejadi Akidah NU. Dalam hal Fiqih wajib mengikuti imam
4 Mazhab Yaitu Imam Abu Hanifah, Imam Malik, Imam Syafi;i
dan Imam Hambali. Dalam Aqidah/Theologi harus ikut kepada
pendapat Imam Asyari dan Imam Maturidi. Kemudian dalam
Tasawuf harus ikut kepada Imam Ghazali dan Imam Junaidi Al-
Baghdadi
3. Sasaran yang paling utama adalah tokoh masyarakat baik ustadz
ataupun kiai setempat, hal ini bertujuan untuk menguatkan NU
terlebih dahulu serta mendahulukan tokoh masyarakat agar tanpa
ikut MKNU masyarakat bisa mendapatkan ilmu melalui mereka.
Sebab tokoh masyarakat tidak kita pungkiri memiliki peran yang
cukup besar di masyarakat
4. Kita tidak membatasi umur dan semua juga bisa menjadi peserta
jikalah mampu menjadi relawan.
5. Kalo sekarang eranya adalah era digital, jadi media yang paling
efektif adalah menyebarkan broadcast melalui whatsapp, semua
juga ada aturanya tidak setiap hari kami broadcast takut privasi
orang-orang terganggu, misalkan seminggu sekali kami broadcast
untuk menyebarkan informasi terbaru. Termasuk Instagram dan
facebook juga kami gunakan media yang paling efektif. Selain
menggunakan media sosial kami juga mendatangi jam‟ah yang
ada di 12 kecamatan melalui peran MWC
113
6. Tujuannya untuk mendekatkan antara pengurus dan jam‟ah
sehingga kedepannya bisa terus besirnegi tidak hanya dalam
kegiatan MKNU.
114
Wawancara Pribadi Penulis 2
Kesekretariatan PCNU Kota Bekasi : Bapak Ayi Nurdin
Tempat, waktu & tanggal wawancara : Kantor PCNU Kota Bekasi
Jam 10.00-12.00
10 Juni 2019
Pertanyaan
1. Apa tujuan dari komunikasi tersebut?
2. Bagaimana proses evaluasi strateginya?
3. Apa ada acara khusus untuk melakukan Sosialisasi?
4. Apa ada bidang khusus untuk menangani calon peserta?
5. Apakah ada kendala yang di hadapi?
Jawaban
1. Untuk mengenalkan program-program PCNU Kota Bekasi
dengan begitu masyarakat dapat mengetahui progam yang ada di
PCNU Kota Bekasi dan nantinya memiliki keinginan untuk
bergabung. Selain itu dapat membantu memberikan informasi
kepada masyarakat akan keberadaan PCNU Kota Bekasi, dengan
itu akan memberikan keuntungan kepada pihak PCNU Kota
Bekasi. Masyarakat dapat mengetahui tentang PCNU Kota
Bekasi, baik secara ke Organisasian maupun progam dan
kegiatan
2. Kalo pengurus pasti seminggu sekali ada evaluasi tetapi setiap
haripun pasti ada komunikasi pada bidang masing-masing untuk
saling mengingatkan pekerjaan dan laporan progam agar
masyarakat bisa tau Pemberian informasi kepada Jama‟ah juga
115
merupakan salah satu strategi dalam mempertahankan jama‟ah
agar PCNU Kota Bekasi tidak kehilangan calon anggota
Selain itu Rapat evaluasi program MKNU dilaksanakan setelah
progam itu telah berlangsung dan mengukur ke aktifan dari calon
anggota yang telah mengikuti MKNU , PCNU perlu melakukan
evaluasi terhadap pelaksanaanya. Langkah yang di perlukan
adalah seperti memperbaiki mekanisme kerja dan laporan secara
periodik, pada konteks ini pimpinan dapat mencermati laporan
serta mengambil langkah meminimalisir kemandegan dan
ketidaksesuain pelaksanaan program
3. sosialisasi itu kan banyak macemnya, tinggal gimana ngebuat itu
makin bagus dan menarik. Misalnya dengan mengenalkan
organisasi tersebut melalui media sosial, atau ketika melakukan
rekrutmen caranya dibuat semenarik mungkin tapi ada cara
khusus yang dilakukan adalah dengan rutin menyapa jamaah
secara langsung agar kedepannya untuk mencari peserta MKNU
dari kalangan awam bisa mudah di lakukan karna kebanyakan
yang ikut dalam MKNU adalah Jam‟ah yaitu orang orang yang
memang sudah sering ikut dan hadir dalam kegiatan PCNU Kota
Bekasi.
4. Yang menangani sosialisasi adalah semua pengurus, karna
sosialisasi merupakan sebagian dari proses mendakwahkan NU di
masyarakat baik di jama‟ah maupun di masyarakat awam
5. Kendalanya seperti eranya sudah berubah dari manual ke era
digital dan ratarata orang-orang milenial menggunakan sosial
media dan jadi PCNU Kota Bekasi pun mau tidak mau mengikuti
116
perkembangan zaman yang amat pesat ini untuk menggunakan
sosial media.
117
Wawancara Pribadi Penulis 3
Nama : Dr. KH.Zamaksyari Abdul Madjid Lc, M.A
Jabatan : Dosen Komunikasi dan Penyiaran Islam UIA
Tempat : Universitas Islam As-Syafi‟iyah Jakarta
Tanggal : 08 Agusrus 2019
Pukul : 13.00
1. Menurut Bapak, bagaimana strategi komunikasi PCNU
Kota Bekasi dalam merekrut calon peserta MKNU?
“Menurut saya, dalam merekrut dan mengajak orang
untuk mau dan masuk dalam sebuah organisasi maka
Organisasi pasti akan melakukan Sosialiasi atau
perkenalan-perkenalan tentang Orgnisasinya kepada
masyarakat. Caranya bisa bermacam-macam”
2. Strategi seperti apa yang efektif pak?
“Strategi atau cara untuk berkomunikasi agar bisa
merekrut calon anggota ya di perlukan. Gimana bissa
MKNU banyak pesetanya tapi tidak memiliki strategi.
Jadi semua organisasi jika ingin mendapatkan anggota
harus punya strategi. Gimana nih cara yang baik dan
tepat, misalnya dengan menjalankan progam yang
menarik, bikin spanduk, nyebarin pamphlet, promosi di
social media seperti instagram”
118
3. Menurut bapak, strategi komunikasi berdasarkan teori
R. David apakah sudah pas digunakan untuk merekrut
peserta?
“Jika di kondisikan dengan apa yang terjadi di lapangan,
ya pas-pas saja. Kan teorinya juga luas jika di
interpretasikan kemana saja. Tinggal bagaimana caranya
kita mengemas hal tersebut menjadi menarik”
4. Jika secara luas, apakah sebuah Organisasi sudah tepat
jika menggunakan strategi komunikasi untuk merekrut
peserta?
“Komunikasi itu bahasa, jika ingin mengungkapkan
pendapat, memperkenalkan sesuatu ya harus ada bahasa
untuk bias mengutarakan. Jadi berkomunikasi untuk
merektur ya tepat dong. Strategi atau cara untuk
berkomunikasi agar bisa merektur peserta ya di
perlukan. Gimana bisa organisasi ingin ada penerusnya
tapi tidak memiliki strategi. Jadi semua organisasi jika
ingin mendapatkan anggota harus punya strategi.
Gimana nih cara yang baik dan tepat, misalnya dengan
menjalankan sosialiasi, di social media seperti
instagram Facebook, website maupun menggunakan
media massa seperti radio maupun cetak menggunakan
website dan jangan lupa yang terpenting adalah
menjalin komunikasi dengan masyarakat secara
119
langsung sehingga masyarakat merasa dekat dan di
perhatikan oleh PCNU Kota Bekasi”
5. Melakukan promosi di media sosial apakah lebih efektif
dibandingkan dengan yang lainnya pak?
“Yang lainnya itu apa? Media cetak? Media online? Ya
kita lihat di jaman sekarang, orang-orang lebih sering
menggunakan media sosial ketimbang media yang
lainnya. Jadi jika suatu media banyak di gunakan berarti
banyak juga khalayaknya dan lebih mudah penyampian
informasinya
120
Foto bersama Dr.KH.Zamaksyari Abdul Madjid sebagai dosen
Komunikasi dan Penyiaran Islam di Universitas Islam As-Syafi’iah
Jakarta
121
Foto Bersama Bapak KH Madinah selaku ketua PCNU Kota Bekasi
122
Foto bersama Bapak Ayi Nurdin selaku sekertaris PCNU Kota Bekasi
123
Foto bersama para peserta MKNU angkatan ke 2 , Kiai Imam
Baikuni,KHR Abbas, Ust Ashari, KH. Mir’an Syamsuri
124