BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG NAHDLATUL ULAMA ...repository.uinbanten.ac.id/4820/4/BAB II.pdf37 BAB...

28
37 BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG NAHDLATUL ULAMA A. Sejarah Lahirnya Nahdlatul Ulama Banyaknya perbadaan ideologis dan perbedaan pandangan dalam merespon fenomena yang ada, baik dalam skala nasional dan internasional khususnya dunia Islam maka pada tanggal 16 rajab 1344 H atau 31 Januari 1926 di Surabaya. 1 lahirlah Nahdlatul Ulama 2 sebagai representatif dari kaum tradisionalis, yang merupakan jawaban dari umat Islam terhadap problem dan fenomena yang berkembang dalam dunia Islam di Indonesia dan untuk berkiprah dalam memperkuat barisan kebangkitan naisonal. Nahdlatul Ulama‟ berasal dari bahasa arab. Nahdlatul artinya bangkit atau bergerak. Nama Nahdlatul Ulama‟ adalah usulan dari Ulama‟-ulama‟ pada zaman dahulu. Nahdlatul Ulama‟ sebagai organisasi masyarakat dan 1 Mahmud Yunus, Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia, (Jakarta: Hidakarya Agung, 1996), h. 239. 2 Nahdlatul Ulama berasal dari bahasa Arab “nahdlah" yang berarti bangkit atau bergerak, dan “ulama”, jamak dari alim yang berarti mengetahui atau berilmu. Kata “nahdlah” kemudian disandarkan pada “ulama” hingga menjadi Nahdlatul Ulama yang berarti kebangkitan ulama atau pergerakan ulama. Lihat Mahmud Yunus, Kamus Arab Indonesia (Jakarta: Yayasan Penerjemah/Penafsir Alquran, 1973), hal. 278 dan 471

Transcript of BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG NAHDLATUL ULAMA ...repository.uinbanten.ac.id/4820/4/BAB II.pdf37 BAB...

Page 1: BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG NAHDLATUL ULAMA ...repository.uinbanten.ac.id/4820/4/BAB II.pdf37 BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG NAHDLATUL ULAMA A. Sejarah Lahirnya Nahdlatul Ulama Banyaknya

37

BAB II

GAMBARAN UMUM TENTANG NAHDLATUL ULAMA

A. Sejarah Lahirnya Nahdlatul Ulama

Banyaknya perbadaan ideologis dan perbedaan pandangan

dalam merespon fenomena yang ada, baik dalam skala nasional dan

internasional khususnya dunia Islam maka pada tanggal 16 rajab 1344

H atau 31 Januari 1926 di Surabaya.1 lahirlah Nahdlatul Ulama

2

sebagai representatif dari kaum tradisionalis, yang merupakan

jawaban dari umat Islam terhadap problem dan fenomena yang

berkembang dalam dunia Islam di Indonesia dan untuk berkiprah

dalam memperkuat barisan kebangkitan naisonal. Nahdlatul Ulama‟

berasal dari bahasa arab. Nahdlatul artinya bangkit atau bergerak.

Nama Nahdlatul Ulama‟ adalah usulan dari Ulama‟-ulama‟ pada

zaman dahulu. Nahdlatul Ulama‟ sebagai organisasi masyarakat dan

1 Mahmud Yunus, Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia, (Jakarta:

Hidakarya Agung, 1996), h. 239. 2 Nahdlatul Ulama berasal dari bahasa Arab “nahdlah" yang berarti bangkit

atau bergerak, dan “ulama”, jamak dari alim yang berarti mengetahui atau berilmu.

Kata “nahdlah” kemudian disandarkan pada “ulama” hingga menjadi Nahdlatul

Ulama yang berarti kebangkitan ulama atau pergerakan ulama. Lihat Mahmud

Yunus, Kamus Arab Indonesia (Jakarta: Yayasan Penerjemah/Penafsir Alquran,

1973), hal. 278 dan 471

Page 2: BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG NAHDLATUL ULAMA ...repository.uinbanten.ac.id/4820/4/BAB II.pdf37 BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG NAHDLATUL ULAMA A. Sejarah Lahirnya Nahdlatul Ulama Banyaknya

38

keagamaan yang mempunyai lambaga yang menggambarkan dasar

tujuan dan cita-cita dari keberadaan organisasi.3

Nahdlatul Ulama lahir pada tanggal 31 Januari 1926 sebagai

reprensentatif dari ulama tradisionalis, dengan haluan ideologi ahlus

sunnah waljamaah tokoh-tokoh yang ikut berperan diantaranya K.H.

Hasyim Asy‟ari. K.H. Wahab Hasbullah dan para ulama pada masa itu

pada saat kegiatan reformasi mulai berkembang luas, ulama belum

begitu terorganisasi namun mereka sudah saling mempunyai

hubungan yang sangat kuat. Perayaan pesta seperti haul, ulang tahun

wafatnya seorang kiai, secara berkala mengumpulkan para kiai,

masyarakat sekitar ataupun para bekas murid pesantren mereka yang

kini tersebar luas diseluruh nusantara.4

Nahdlatul Ulama mulanya hanya sebuah kepanitiaan yang

disebut Komite Merebuk Hijaz, namun atas beberapa inisiatif

kalangan ulama waktu itu, telah menempatkan K.H. Hasyim Asy‟ari

sebagai tokoh pendiri dan langsung mengetuainya.5 Selain itu, ada

alim ulama lain dari tiap-tiap daerah di Jawa Timur. Diantaranya

3 Masykur Hasyim, Merakit Negeri Berserakan, (Surabaya: Yayasan 95,

2002), hal. 65 4 Masykur Hasyim, Merakit Negeri Berserakan,…hal. 66

5 Abdul Sani, Lintasan Sejarah Pemikiran :Perkembangan Modern dalam

Islam, (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 1998), hal. 216.

Page 3: BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG NAHDLATUL ULAMA ...repository.uinbanten.ac.id/4820/4/BAB II.pdf37 BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG NAHDLATUL ULAMA A. Sejarah Lahirnya Nahdlatul Ulama Banyaknya

39

adalah: K.H. Hasyim Asy‟ari Tebuireng, K.H. Abdul Wahab

Hasbullah, K.H. Bisri Jombang, K.H. Ridwan Semarang, K.H.

Nawawi Pasuruan,

K.H.R. Asnawi Kudus, K.H.R Hambali Kudus, K. Nakhrawi Malang,

K.H. Doromuntaha Bangkalan, K.H.M. Alwi Abdul Aziz.6

Kelahiran Nahdlatul Ulama merupakan respons terhadap

munculnya gagasan pembaharuan Islam di Indonesia yang banyak di

pengaruhi pemikiran atau faham Wahabi serta ide-ide pembaharuan

Jamaluddin Al-Afgani dan Muhammad Abduh. Gerakan pembaharuan

Islam di Indonesia, khususnya di Pulau Jawa, dipelopori oleh KH.

Ahmad Dahlan yang kemudian pada 1912 membentuk organisasi

Muhammadiyah yang banyak melakukan kritik terhadap praktik-

praktik keagamaan yang dilakukan kelompok muslim tradisional,

seperti menolak tarikat atau praktik seperti talqin yang berkembang

sebagai tradisi keagamaan muslim tradisional.

Kelahiran Nahdlatul Ulama (NU) pada 1926 silam sebenarnya

tak bisa dilepaskan dengan perkembangan kelompok Islam yang

secara relatif berhaluan pembaruan ke arah “yang disebut” pemurnian

6 Zuhairini, Sejarah Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 2013), hal.

178

Page 4: BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG NAHDLATUL ULAMA ...repository.uinbanten.ac.id/4820/4/BAB II.pdf37 BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG NAHDLATUL ULAMA A. Sejarah Lahirnya Nahdlatul Ulama Banyaknya

40

(purifikasi) ajaran Islam. Organisasi Muhammadiyah didirikan di

Yogyakarta pada 1912 oleh KH Ahmad Dahlan yang kemudian

gerakannya dianggap cenderung berbeda dengan kebiasaan praktik-

praktik keagamaan (Islam) masyarakat lokal merupakan bagian dari

efek picu (trigger effect) yang mempercepat lahirnya NU. Ditambah

lagi pada saat itu gerakan pembaruan Islam di Timur Tengah di bawah

pengaruh kuat ajaran Muhammad bin Abdul Wahab (Wahabi)

dianggap sudah kebablasan karena sudah sampai pada keinginan

membongkar makam Rasulullah SAW. Kalangan ulama Indonesia

berhaluan Sunni akhirnya membentuk komite (yang disebut Komite

Hijaz) yang selanjutnya diutus khusus untuk menemui Raja Fahd di

Arab Saudi.7

Berdirinya Nahdlatul Ulama tak bisa dilepaskan dengan upaya

mempertahankan ajaran ahlus sunnah wal jamaah (aswaja). Aswaja

merupakan paham keagamaan NU, bagi NU aswaja merupakan jiwa

dan haluan organisasi paham keagamaan dalam menentukan pola,

sikap, pikiran, perilaku dan kenegaraan.8

7 Hartono Margono, Jurnal KH. Hasyim Asyari dan Nahdlatul Ulama

:Perkembangan Awal dan Kontemporer, (Media Akademika, Vol. 26, No. 3, Juli

2011), hal. 339-340 8 Ali Masykur Musa, Nasionalisme di Persimpangan Jalan, (Jakarta:

Erlangga, 2011), hal.30

Page 5: BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG NAHDLATUL ULAMA ...repository.uinbanten.ac.id/4820/4/BAB II.pdf37 BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG NAHDLATUL ULAMA A. Sejarah Lahirnya Nahdlatul Ulama Banyaknya

41

Ajaran ini bersumber dari Alquran, Sunnah, Ijma‟(keputusan-

keputusan para ulama‟sebelumnya). Dan Qiyas (kasus-kasus yang ada

dalam cerita Alquran dan Hadits) seperti yang dikutip oleh Marijan

dari K.H. Mustofa Bisri ada tiga substansi, yaitu (1) dalam bidang-

bidang hukum-hulum Islam menganut salah satu ajaran dari empat

madzhab (Hanafi, Maliki, Syafi‟I, dan Hanbali), yang dalam

praktiknya para Kyai NU menganut kuat madzhab Syafi‟I. (2) dalam

soal tauhid (ketuhanan), menganut ajaran Imam Abu Hasan Al-

Asy‟ari dan Imam Abu Mansur Al-Maturidi. (3) dalam bidang

tasawuf, menganut dasar-dasar ajaran Imam Abu Qosim Al- Junaidi.

Proses konsulidasi faham Sunni berjalan secara evolutif. Pemikiran

Sunni dalam bidang teologi bersikap elektik, yaitu memilih salah satu

pendapat yang benar.9

Hasan Al-Bashri (w. 110 H/728) seorang tokoh Sunni yang

terkemuka dalam masalh Qada dan Qadar yang menyangkut soal

manusia, memilih pendapat Qodariyah, sedangkan dalam masalah

pelaku dosa besar memilih pendapat Murji‟ah yang menyatakan

bahwa sang pelaku menjadi kufur, hanya imannya yang masih (fasiq).

9 PWNU Yogyakarta, Ke-NU-an Ahlusuunah Wal Jama’ah Annahdliyah,

(Yogyakarta: LP Ma‟arif NU, 2017), hal. 4-5.

Page 6: BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG NAHDLATUL ULAMA ...repository.uinbanten.ac.id/4820/4/BAB II.pdf37 BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG NAHDLATUL ULAMA A. Sejarah Lahirnya Nahdlatul Ulama Banyaknya

42

Pemikiran yang dikembangkan oleh Hasan AL-Basri inilah yang

sebenarnya kemudian direduksi sebagai pemikiran Ahlus sunnah

waljama‟ah.10

Nahdlatul Ulama (NU) sejak kelahirannya merupakan wadah

perjuangan untuk menentang segala bentuk penjajahan dan merebut

kemerdekaan negara Republik Indonesia dari penjajah Belanda dan

Jepang, sekaligus aktif melakukan dakwah-dakwahnya untuk

senantiasa menjaga kesatuan negara Republik Indonesia dalam wadah

NKRI. NU sejak dahulu sampai sekarang dan sampai kapanpun akan

senantiasa berjuang demi kepentingan umat. Dalam perjuangannya

NU masuk ke dalam berbagai segi, di antaranya adalah melalui politik

kebangsaan, pemberdayaan ekonomi, dan peningkatan sumber daya

manusia.11

Bagaimana NU dalam peranannya yang begitu besar dalam

memperjuangkan kemerdekaan Indonesia, mempertahankan keutuhan

NKRI dapat dilihat atas latar belakang lahirnya ormas terbesar di

dunia Nahdlatul Ulama (NU). Paling tidak ada tiga alasan besar yang

melatarbelakangi lahirnya Nahdlatul Ulama 31 Januari 1926, yaitu

10

Laode Ida, NU Muda, (Jakarta: Erlangga, 2004), hal. 7 11

LP Ma‟arif NU, Ke-NU-an Ahlussunah Wal Jama’ah Annahdliyah,

(Yogyakarta: Lembaga Pendidikan Ma‟arif Nahdlatul Ulama, 2017), hal. 96.

Page 7: BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG NAHDLATUL ULAMA ...repository.uinbanten.ac.id/4820/4/BAB II.pdf37 BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG NAHDLATUL ULAMA A. Sejarah Lahirnya Nahdlatul Ulama Banyaknya

43

Pertama, motif agama. Kedua, motif mempertahankan paham Ahlu al-

Sunnah wa ‟l-Jamā‟ah, dan ketiga, motif nasionalisme.12

Motif nasionalisme timbul karena NU lahir dengan niatan kuat

untuk menyatukan para ulama dan tokoh-tokoh agama dalam melawan

penjajahan. Semangat nasionalisme itu pun terlihat juga dari nama

Nahdlatul Ulama itu sendiri yakni “Kebangkitan Para Ulama”.13

NU

pimpinan Hadhratus Syaikh KH. Hasyim Asy'ari sangat nasionalis.

Sebelum RI merdeka, para pemuda di berbagai daerah mendirikan

organisasi bersifat kedaerahan, seperti Jong Cilebes, Pemuda Betawi,

Jong Java, Jong Ambon, Jong Sumatera, dan sebagainya, akan tetapi

kiai-kiai NU justru mendirikan organisasi pemuda bersifat nasionalis.

Pada tahun 1924 para pemuda pesantren mendirikan Shubban

al-Waṭān (Pemuda Tanah Air). Organisasi pemuda itu kemudian

menjadi Ansor Nahdlatoel Oelama (ANO) yang salah satu tokohnya

adalah Kiai Muhammad Yusuf Hasyim. Selain itu dari rahim

Nahdlatul Ulama (NU) lahir laskar-laskar perjuangan fisik, di

kalangan pemuda muncul laskar-laskar Ḥizbullāh (Tentara Allah)

dengan panglimanya KH. Zainul Arifin seorang pemuda kelahiran

12

Amin Farih, Jurnal Nahdlatul Ulama dan Kontribusinya Dalam

Memperjuangkan Kemerdekaan dan Mempertahankan NKRI, (Volume 24, Nomor

2, November 2016), hal. 252 13

Zudi Setiawan, Nasionalisme NU, (Semarang: Cv Aneka Ilmu, 2007),

hal. 76.

Page 8: BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG NAHDLATUL ULAMA ...repository.uinbanten.ac.id/4820/4/BAB II.pdf37 BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG NAHDLATUL ULAMA A. Sejarah Lahirnya Nahdlatul Ulama Banyaknya

44

Barus Sumatera Utara tahun 1909, dan di kalangan orang tua

Sabīlillāh (Jalan menuju Allah) yang di komandoi KH. Masykur,

laskar-laskar NU di atas siap berjuang jihad menegakkan agama dan

bangsa, mengusir para penjajah Belanda dan Jepang untuk merebut

kemerdekaan negara kesatuan Republik Indonesia.14

Perjuangan yang dilakukan oleh Nahdlatul Ulama (NU)

dengan upaya yang kuat menggerakan para ulama, santri dan umatnya

untuk bangkit menghimpun kekuatan melawan pemerintahan asing

yang dianggap kafir, merupakan bukti sejarah yang tidak dapat

dipungkiri. Bahkan menurut hitungan rasional kemerdekaan negara

Indonesia ini tidak akan pernah terwujud, mengingat rakyat Indoneisa

pada saat itu merupakan rakyat yang miskin, serba kekurangan, untuk

makan saja masih sulit akibat kejamnya penjajahan, demikian juga

minimnya persenjataan yang dimiliki oleh pasukan dan relawan

pejuang rakyat kita, apabila dibandingkan dengan persenjataan yang

dimiliki oleh penjajah Belanda.15

Akan tetapi berkat motivasi para

ulama kita termasuknya adalah ulama NU yang berupaya

mentranspormasi gerakan-gerakan yang bersifat spontanitas kepada

14

Amin Farih, Jurnal Nahdlatul Ulama dan Kontribusinya Dalam

Memperjuangkan Kemerdekaan dan Mempertahankan NKRI, (Volume 24, Nomor

2, November 2016), hal. 253 15

A. Helmy Faishal Zaini, Nasionalisme Kaum Sarungan, (Jakarta: Buku

Kompas, 2018), 74-75

Page 9: BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG NAHDLATUL ULAMA ...repository.uinbanten.ac.id/4820/4/BAB II.pdf37 BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG NAHDLATUL ULAMA A. Sejarah Lahirnya Nahdlatul Ulama Banyaknya

45

mekanik atau organik dari doa dan wirid-wirid yang diberikan oleh

ulama-ulama NU (bisa berupa asmā‟, ḥizb, dhikir, ṣalawāt dan lain

sebagainya) menjadi sebuah sugesti besar pensakralan dan kekuatan

besar untuk melawan peperangan melawan penjajah, maka dengan

sugesti yang kuat ini perjuangan para ulama bisa menghantarkan ke

sebuah kemerdekaan berkat rahmat Allah.16

Jika dahulu salah satu factor pendorong lahirnya Nahdlatul

Ulama adalah untuk menghadapi globalisasi wahabi maka sekarang

ini tantangan yang dihadapi NU lebih kompleks karena NU dikepung

oleh berbagai kelompok Islam berjenis lain yang meski secara masa

tidak terlalu besar, tetapi berpotensi menarik kelompok-kelompok

baru.17

Nahdlatul Ulama (NU) pra kemerdekaan tampil sebagai

organisasi yang disegani oleh penjajah. Sehingga kekuatan Ulama

yang tergabung dalam Nahdlatul Ulama (NU) mampu menjembati

kepentingan Islam dan juga kepentingan bangsa Indonesia yang

menjadi pilar pengantar terhadap lahirnya negara kesatuan republik

Indonesia. Menurut seorang bekas murid pesantren Kiyai Hasyim

16

Amin Farih, Jurnal Nahdlatul Ulama dan Kontribusinya Dalam

Memperjuangkan Kemerdekaan dan Mempertahankan NKRI,…hal. 254 17

Nur Kholik Ridwan, NU dan Neoliberalisme, (Yogyakarta : 2008), hal. 3

Page 10: BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG NAHDLATUL ULAMA ...repository.uinbanten.ac.id/4820/4/BAB II.pdf37 BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG NAHDLATUL ULAMA A. Sejarah Lahirnya Nahdlatul Ulama Banyaknya

46

Asy‟ari di Tebuireng, para santri menyanyikan lagu kebangsaan tiap

hari kamis, setelah pengajian selesai,18

ini artinya para ulama sejak

zaman dulu sudah menanamkan kepada para santrinya nilai-nilai

nasionalisme.

Meskipun tidak melibatkan diri secara langsung dalam dunia

politik, para pimpinan NU memperhatikan juga bentuk Negara

Indonesia yang akan datang. Pada muktamar XV yang berlangsung

bulan juni 1940 (muktamar terakhir masa pemerintahan colonial

belanda) NU mengadakan rapat tertutup yang dihadiri oleh sebelas

ulama di bawah pimpinan KH. Mahfudz Shiddiq membicarakan calon

yang pantas untuk dijadikan presiden pertama Indonesia mendatang.

Sebelas tokoh NU menetukan pilihan di antara dua nama yang disebut

pada rapat tertutup itu adalah soekarno dan Muhammad Hatta. Para

ulama memilih Soekarno dengan suara 1 berbanding 10.19

Keputusan ini perlu mendapatkan perhatian khusus karena

diambil pada saat berlangsungnya perdebatan seru mengenai

Indonesia akan dijadikan Negara Islam atau bukan. Di samping itu

Muhammad Hatta yang berasal dari Sumatra Barat memiliki citra

lebih “santri” dibanding Soekarno, orang Jawa Timur yang mulai

18

Andree Feillard, NU Vis-à-vis Negara, (Yogyakarta : 2017), hal. 14-15 19

Andree Feillard, NU Vis-à-vis Negara,...hal. 18.

Page 11: BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG NAHDLATUL ULAMA ...repository.uinbanten.ac.id/4820/4/BAB II.pdf37 BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG NAHDLATUL ULAMA A. Sejarah Lahirnya Nahdlatul Ulama Banyaknya

47

memperdalam pengetahuan Islamnya sewaktu berada dipengasingan,

yang menyatakan jelas kekagumannya kepada Kemal Attaruk.

Sejak September 1945, pasukan Inggris mendarat di Jawa,

mewakili sekutunya, Belanda yang berusaha menanamkan kembali

kekuasaannya di Hindia Belanda. Jakarta, Bandung dan Semarang

telah jatuh ketangan mereka dan kedatangan pasukan Inggris ditunggu

di Surabaya. Mengahadapi ancaman ini, para ulama NU berkumpul

pada tanggal 22 oktober 1945 dan menyatakan Perang Jihad (Djihad fi

Sabilillah) melawan sekutu Inggris-Belanda.

Pesantren-pesantren sering dijadikan tempat berlindung dan

berkumpul pasukan Hizbullah dan pasukan Sabillah.20

NU sejak dari

dulu selalu berjuang untuk kemerdekaan NKRI dari tangan penjajah

kolonial Belanda. Keterlibatan fisik dan moral para ulama, santri dan

kiyai “sakti”, yang harus memimpin pasukan atau memberikan

kekuatan moral untuk mencapai kemenangan, tercantum dalam

Resolusi Jihad NU.21

Mulai 1946, NU secara penuh mengambil bagian dalam

pemerintahan dengan diberikannya jabatan menteri Agama yang

20

Andree Feillard, NU Vis-à-vis Negara,… hal. 37. 21

Gunaji, Resolusi Jihad NU 1945 Peran Politik dan Militer NU Dalam

Mempertahankan Kedaulatan NKRI, (Yogyakarta: Fakultas Syari‟ah, 2009), hal. 13.

Page 12: BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG NAHDLATUL ULAMA ...repository.uinbanten.ac.id/4820/4/BAB II.pdf37 BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG NAHDLATUL ULAMA A. Sejarah Lahirnya Nahdlatul Ulama Banyaknya

48

dibentuk pada tahun 3 Januari 1946.22

Departemen Agama ini baru

dibentuk beberapa waktu sesudah kemerdekaan, selain itu

dibentuknya Departemen Agama juga akan menyebabkan terjadinya

sentralisasi lembaga-lembaga Islam. Bagi Nahdlatul Ulama amanah

ini merupakan kunci yang membuatnya berada pada posisi yang

sangat menguntungkan jangkan panjang karena memberikan landasan

yang sah bagi aktivitas social keagamaanya. Kemudian diangkatlah

KH. Wahid Hasyim untuk menjadi Menteri Agama RI dari tokoh

Nahdlatul Ulama.

Keterlibatan NU dalam dunia politik semakin terlihat ketika

NU bergabung dalam Masyumi sebagai partai politik. Namun

kedudukan NU dalam kepengurusan Masyumi tidak terwakili di badan

eksekutif dan hanya menduduki dewan syuro yang tidak banyak

menentukan terhadap kebijakan partai bahkan sampai akhirnya dewan

syuro diturunkan, kedudukannya hanya menjadi penasehat partai.

Keretakan ditubuh Masyumi akibat berbagai polemik membuat NU

memutuskan untuk keluar dari Masyumi pada tahun 1952. Setelah

keluar dari Masyumi, NU secara institusi telah siap berubah 39

22

Menteri Agama pertama adalah H.M. Rasyidi, yang digantikan beberapa

bulan kemudian oleh seorang menteri dari NU, atas permintaan dari kaum

tradisonalis.

Page 13: BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG NAHDLATUL ULAMA ...repository.uinbanten.ac.id/4820/4/BAB II.pdf37 BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG NAHDLATUL ULAMA A. Sejarah Lahirnya Nahdlatul Ulama Banyaknya

49

orientasi visi dan misi jika semula NU sebagai organisasi keagamaan

maka sekarang menjadi organisasi politik.23

Pemilu pertama yang diikuti NU setelah resmi menjadi partai

politik adalah pada tahun 1955. Hasil yang cukup memuaskan yaitu

NU berada pada posisi ketiga dibawah PNI dan Masyumi. Meskipun

NU merupakan partai baru namun mengingat NU merupakan suatu

organisasi yang mempunyai massa yang cukup banyak, tidak heran

jika NU mampu menjadi tiga besar saat pemilu 1955. Ketika Soekarno

memberlakukan Demokrasi Terpimpinnya, hingga muncul slogan

NASAKOM, membuat posisi NU sangat dilematis. Di satu sisi NU

mempunyai kedudukan yang dekat dengan Soekarno namun disisi lain

NU sangat membenci PKI.24

Sikap tegas NU pun diambil, ia lebih mementingkan

kemaslahatan umat dan oleh karena itu ia akan ikut berperan aktif

dalam penumpasan PKI. NU sejak lama telah curiga dan membenci

PKI, kebencian NU semakin menjadi ketika PKI melancarkan gerakan

yang dikenal dengan “Aksi Sepihak”. Kader-kader PKI terutama

aktivis-aktivis organisasi tani BTI (Barisan Tani Indonesia) secara

23

Titik Triwulan Tutik dan Joenaedi Efendi, Membaca Peta Politik

Nahdlatul Ulama; Sketsa Politik Kiai & Perlawanan Kaum Muda NU , (Jakarta:

Lintas Pustaka, 2008), hal. 42-43. 24

Andree Feillard, NU Vis-à-vis Negara,… hal. 95.

Page 14: BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG NAHDLATUL ULAMA ...repository.uinbanten.ac.id/4820/4/BAB II.pdf37 BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG NAHDLATUL ULAMA A. Sejarah Lahirnya Nahdlatul Ulama Banyaknya

50

sepihak memaksa pembagian tanah dan hasil pertanian kepada petani-

petani diberbagai desa khususnya di pulau Jawa. NU kemudian

melakukan konsolidasi secara matang dan barisan NU.25

Yang terdiri dari Pertanu, Lesbumi, Sarbumusi, Fatayat,

Muslimat, IPNU, IPPNU, PMII dan khususnya Pemuda Anshor dan

Banser telah siap menghadapi kemungkinan terburuk dari aksi sepihak

PKI tersebut. NU melalui Pemuda Anshor dan massa NU lainnya

berhasil mematahkan aksi sepihak tersebut diberbagai wilayah seperti

Banyuwangi, Kediri, Blitar, Mantingan, Pemalang, Indramayu dan

daerah lainnya.26

Sejarah mencatat peranan NU dalam sejarah

kemerdekaan bangsa Indonesia tidak diragukan lagi, puncaknya dalam

membentuk pondasi negara Indonesia, Kh. Wahid Hasyim di utus oleh

ayahnya Kh. Hasyim Asy‟ari dalam perumusan konstitusi dan fondasi

dasar Negara Indonesia pada masa awal kemerdekaan NKRI bersama

dengan para tokoh lain, seperti soekarno, Mohammad Hatta,

Muhammad Yamin, Achmad Soebardjo, Abiekoesno Tjokrosoejono,

Haji Agus Salim, A.A. Maramir, dan Abdul Kahar Muzakir, inilah

para tokoh yang menyusun dasar Negara Indonesia, kemudian yang

lebih dikenal dengan panitia Sembilan.27

25

Abdul Mun‟im Dz, Benturan NU-PKI 1948-1965, (Jakarta: Pengurus

Besar Nahdlatul Ulama, 2014), hal. 55. 26

Andree Feillard, NU Vis-à-vis Negara,… hal. 95. 27

Zudi Setiawan, Nasionalisme NU,… hal. 132.

Page 15: BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG NAHDLATUL ULAMA ...repository.uinbanten.ac.id/4820/4/BAB II.pdf37 BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG NAHDLATUL ULAMA A. Sejarah Lahirnya Nahdlatul Ulama Banyaknya

51

B. Sejarah Nahdlatul Ulama di Banten

Tidak banyak yang menulis bahwa pada pembentukan NU

pada tanggal 16 Rajab 1344 H. atau 31 Januari 1926 di Tebu Ireng

Jombang Jawa Timur itu ada beberapa Kiai Banten yang hadir dan

ikut terlibat langsung dalam pendirian NU. Pada pembentukan itu

hadir KH. Mas Abdurrahman bin Jamal yang sudah beroleh sebutan

Bahrul Ulum dan KH. E. Moh. Yasin, kedua „ulama tersebut selain

menyetujui di dirikan nya Nahdlatul „Ulama selanjutnya menyetujui

pula konsensus Tebu Ireng tentang penambahan nama pada setiap

lembaga yang di khadami para peserta Konsensus Tebu Ireng untuk

menambahkan kllimat 'li Nahdatil Ulama' di setiap lembaga yang

dipimpin oleh peserta konsensus.28

Konsensus itupun di laksanakan oleh para peserta termasuk

peserta dari Banten Kiai Mas Abdurrahman dan Kiai Muhammad

Yasin yg keduanya merupakan pendiri Matlaul Anwar Menes.

sehingga nama Matlaul Anwar menjadi Matlaul Anwar linahdlatil

Ulama. Kiayi Mas Abdurrahman kemudian masuk dalam struktur

pertama Nahdlatul Ulama sebagai bagian dari jajaran Syuriah.

28

KH. Imadudin, https://www.aisbanten.or.id/berita/santri-banten/sejarah-

nu-di-banten/ , diakses pada tanggal 16 April 2019.

Page 16: BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG NAHDLATUL ULAMA ...repository.uinbanten.ac.id/4820/4/BAB II.pdf37 BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG NAHDLATUL ULAMA A. Sejarah Lahirnya Nahdlatul Ulama Banyaknya

52

Kongres nu ke-13 di Banten Kamis, 16 Juni 1938. Saat itu,

sekira pukul 13.00 WIB terdengar sebuah dentuman bom di Menes

Banten. Namun aneh, Tak ada histeria warga. Tak ada jeritan

kesakitan atau raungan merana dari orang-orang sekitar daerah

ledakan bom itu. Padahal yang meledak itu adalah betul-betul bom,

bukan bom dalam pengertian kiasan. Sebaliknya, warga malah

bersorak-sorai. Raut muka mereka menunjukkan kegembiraan yang

kuat. Tua-muda, pria-wanita, dengan wajah sumringah malah semakin

berusaha mendekat pada sumber suara ledakan itu.29

Dengan berdirinya NU di Banten, banyak ulama Banten

khususnya Pandeglang- yang menjadi anggota NU, dan masuk dalam

struktural PCNU Cabang Menes. Terdapat sebuah dokumen yang

sangat penting untuk diketahui. Karena ia diterbitkan pada tahun 1347

H atau 1928 M. Angka yang sangat tua, lama sebelum kemerdekaan.

"Majalah Suara Nahdlatul Ulama". Di masa itu, NU sudah dapat

menerbitkan majalah dengan menggunakan bahasa Jawa Pegon.

Terdapat beberapa kemungkinan mengapa bahasa yang digunakan

adalah bahasa jawa pegon. 30

29

KH. Imadudin, https://www.aisbanten.or.id/berita/santri-banten/sejarah-

nu-di-banten/ , diakses pada tanggal 16 April 2019. 30

Abdul Wahab Moesa, Majalah Swara Nahdlatul Ulama, (Soerabaya:

HBNO, 1938), hal. 2.

Page 17: BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG NAHDLATUL ULAMA ...repository.uinbanten.ac.id/4820/4/BAB II.pdf37 BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG NAHDLATUL ULAMA A. Sejarah Lahirnya Nahdlatul Ulama Banyaknya

53

Mungkin karena bahasa jawa pegon dapat dimengerti oleh

ulama-ulama banten, atau karena terdapat kemiripan antara bahasa

jawa pegon dengan bahasa sunda. Apapun itu, pada dasarnya bahasa

yang digunakan di dalam majalah tersebut adalah jawa pegon. Dan

Menes memang menjadi pusat kegiatan NU pada masa itu, wajar jika

beberapa tahun kemudian tempat muktamar yang ke 13 yang

diselenggarakan pada tahun 1938. Tepat sepuluh tahun dari terbitnya

majalah suara NU yang kedua.31

Ada sebuah pertanyaan: Apa hubungan antara NU dengan

ulama menes, sampai-sampai Hadhrotus Syeh KH Hasyim Asyari

mengutus dua orang utusan untuk bertemu dan bermusyawarah

dengan ulama-ulama Menes?. Dapat dipastikan bahwa sebelum

pendirian NU tentunya ulama-ulama Menes dengan Hadhrotus Syeh

sudah ada hubungan. Yaitu sama-sama berstatus murid dari Syeh

Nawawi Banten, ulama yang harum namanya dari masanya sampai

sekarang. Dan untuk alat transportasi yang digunakan adalah kereta.

Sehingga tidak perlu bingung untuk memikirkan, bagaimana dalam

jarak yang jauh dapat ditempuh hanya dengan beberapa hari saja. Di

dalam majalah tersebut, tidak hanya mememuat struktural Pengurus

31

Abdul Wahab Moesa, Majalah Swara Nahdlatul Ulama, (Soerabaya:

HBNO, 1938), hal. 2.

Page 18: BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG NAHDLATUL ULAMA ...repository.uinbanten.ac.id/4820/4/BAB II.pdf37 BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG NAHDLATUL ULAMA A. Sejarah Lahirnya Nahdlatul Ulama Banyaknya

54

Cabang Nahdlatul Ulama di Menes saja, tetapi juga memuat beberapa

lembaga pendidikan (Madrasah) yang sefaham dengan NU dan materi

pengajiannya juga distandarkan dengan materi-materi NU.32

Penulis muatkan redaksi pegon-nya, kemudian dialih-

bahasakan ke Bahasa Indonesia. "Nahdlatul Ulama Cabang Menes

Nahdlatul Ulama sampu anggadahi cabang ing Menes (Banten),

inggih puniko naliko tanggal 1 Rajab 1347. Sampun dipun

wontenaken musyawarah ageng ing kadu hauk, Menes. Dipun hadiri

dining para kyai-kyai saha a'yan ahlu menes wau, ahli Cimanuk,

Labuan. Ing musyawarah dipun terang-terang-aken faidah-ipun

jam'iyah wau, murabathoh utawi mu'awanah bainal muslimin,

khususon ahlul mutamadzhibin. Sa' sampuni lajeng para hadirin

amutusaken muwafaqoh ing mriku (Menes). Dipun jenengaken

cabang saking Nahdlatul Ulama, saha milih pilihan pester(?) wau

katepa'an kados ing ngandap puniko"33

Nahdlatul Ulama sudah memiliki cabang di Menes (Banten),

yaitu pada tanggal 10 Rajab 1347 H (23 Desember 1928). Sudah

diadakan musyawarah besar (Mubes) di Kadu Hauk, Menes. Dihadiri

oleh para kyai dan tokoh-tokoh masyarakat Menes, Cimanuk dan

32

Abdul Wahab Moesa, Majalah Swara Nahdlatul Ulama,…hal. 4 33

Abdul Wahab Moesa, Majalah Soera Nahdlatul Ulama,…hal. 4

Page 19: BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG NAHDLATUL ULAMA ...repository.uinbanten.ac.id/4820/4/BAB II.pdf37 BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG NAHDLATUL ULAMA A. Sejarah Lahirnya Nahdlatul Ulama Banyaknya

55

Labuan.34

Di dalam musyawarah tersebut dijelaskan faidah

keorganisasian NU, murobathoh (saling berhubungan), dan

mu'awanah bainal muslimin (saling tolong menolong antara sesama

muslim), lebih khususnya ahlul mutamadzhibin (para pengikut

madzhab). Setelahnya para hadirin memutuskan muwafaqoh

(persetujuan) di sana (Menes) untuk dinamakan dengan Cabang dari

Nahdlatul Ulama. Serta memilih pilihan pister (??) tadi, kebetulan

seperti yang di bawah ini:

(1) KH. Abdurrahman (Ro'is)

(2) KH. Muhammad Yasin (Na'ib Ro'is)

(3) Mas Haji Muhammad Ro'is (Katib)

(4) Entol Danawi (Na'ib Katib)

(5) Raden Haji Rusydi Sandu Kemih (A'wan)

(6) KH. Umar Haya, Menes. (A'wan)

(7) KH. Hilmi, Cimanuk. (A'wan)

(8) KH. Syama'un, Cening, Labuan. (A'wan)

(9) KH. Syarwani, Menes. (A'wan)

(10) KH. Arja', Menes. (A'wan)

(11) KH. Mustahal, Cening, Labuan. (A'wan)

(12) KH. Amin, Timbang, Menes. (A'wan)

34

Wawancara dengan KH. Rd. Yusuf Al-Mubarok.

Page 20: BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG NAHDLATUL ULAMA ...repository.uinbanten.ac.id/4820/4/BAB II.pdf37 BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG NAHDLATUL ULAMA A. Sejarah Lahirnya Nahdlatul Ulama Banyaknya

56

(13) KH. Ajun, Kupluk, Menes. (A'wan)

(14) Muhammad Husain, Menes. (A'wan)

(15) Muhammad Sholeh, Menes. (A'wan)

(16) Tubagus Ahmad, Menes. (A'wan)

(17) Haji Muhammad Isa. Menes. (A'wan)

(18) Haji Arsyad, Ciherang. (A'wan)

(19) Haji Muhammad Junaidi, Menes. (A'wan)

(20) Haji Abdurrahim. (A'wan)

Musytasyar

(1) KH. Arsyad, Menes. (Mustasyar)

(2) KH. Sulaiman, Menes. (Mustasyar)

(3) KH. Abdul Mu'thi, Menes. (Mustasyar)

(4) KH. Siroj, Cimanuk. (Mustasyar)

(5) Kh. Daud, Menes. (Mustasyar)

(6) Kh. Subri, Cimanuk. (Mustasyar)

(7) Kh. Syamil, Cimanuk. (Mustasyar).

Itulah redaksi dari majalah Suara Nahdlatul Ulama tentang

pembentukan Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama Menes. Dapat

disimpulkan bahwa masyarakat Menes pada waktu iku adalah

masyarakat yang dipenuhi ulama, dan bertradisi aswaja. Tetapi karena

keterbatasan bahan dan data, maka ini saja yang dapat penulis sajikan.

Page 21: BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG NAHDLATUL ULAMA ...repository.uinbanten.ac.id/4820/4/BAB II.pdf37 BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG NAHDLATUL ULAMA A. Sejarah Lahirnya Nahdlatul Ulama Banyaknya

57

Dan biografi dari masing-masing ulama tersebut juga masih minim,

dan memerlukan kelengkapan.35

Pada masa lalu NU di Banten banyak memiliki tokoh besar,

masa pertama. Sebut saja KH. Abdul Kabir Kubang Petir, KH.

Syam‟un, KH. Maani Rusydi, KH. Mohammad Amin, KH. Syanwani

Tirtayasa, KH. Dzamzami Kaloran, KH. Abuya Muhammad Dimyati,

KH. Mufti Asnawi Binuang, KH. Ahmad Najiullah Cibeber, KH.

Ghomrowi Ardani. Sebagian dari mereka terlibat langsung dalam

struktur NU dan sebagiannya lagi adalah para kesepuhan yang setia

mengawal ajaran ahlussunnah wal jama'ah annahdiyyah.

Kemudian pada masa sekarang NU di Banten banyak sekali

telah melahirkan ulama dan cendikiawan, seperti: KH. Abuya Muhtadi

Dimyati, KH. Abuya Murtadho Dimyati, Prof Dr. KH. Ma‟ruf Amin,

KH. Tubagus Abdul Hakim, KH. Bunyamin, KH. Ariman Anwar,

KH. A. Maimun Alie, KH. Zaenudin Abdillah, Habib Ali Alwi Bin

Thohir, KH. Matin Djawahir, KH. Imadudin Ustman, KH. Tubagus

Hamdi Ma‟ani, KH. Ulfi Zaini Thohir, KH. Encep Subandi, KH.

Matin Syarkowi, KH. Ahmad Baidowi Thowi, KH. Raden Yusuf Al-

Mubarok, KH. Romli. Dan Tokoh Intelektual NU di Banten seperti,

yang dikenal keilmuannya dalam bidang pemikiran Islam di dunia

35

Abdul Wahab Moesa, Majalah Soera Nahdlatul Ulama,…hal. 6

Page 22: BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG NAHDLATUL ULAMA ...repository.uinbanten.ac.id/4820/4/BAB II.pdf37 BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG NAHDLATUL ULAMA A. Sejarah Lahirnya Nahdlatul Ulama Banyaknya

58

perguruan tinggi seperti, Prof. Dr. KH. Fauzul Iman, Prof. Dr. KH.

Soleh Hidayat, Prof. Dr. KH. Yunus Ghozali, Dr. KH. Wawan

Wahyuddin, Dr. H. Subhan Mughni, Dr. H. Endad Musaddad, DR. H.

Su‟adi Sa‟ad, DR. KH. Amasy Tajudin, Dr. Apud. Dr. Ali Muhtarom

Dr. Dede Permana, Dr. Maskur Wahid dan yang lainnya.

C. Khittoh NU

Khittah artinya garis yang diikuti, garis yang biasa atau selalu

ditempuh. Kalau kata khittah dirangkai dengan Nahdhatul

Ulama‟(selanjutnya disingkat NU), maka artinya garis yang biasa

ditempuh oleh orang orang NU dalam kiprahnya mewujudkan cita cita

yang dituntun oleh faham keagamaannya sehingga membentuk

kepribadian khas NU.36

Jadi pengertian Khitthah NU adalah landasan

berfikir, bersikap, dan bertindak warga NU, secara individual maupun

organisatoris. Landasan yang dimaksud adalah faham Ahlussunnah

wal jama‟ah yang diterapkan menurut kondisi masyarakat Indonesia.

Itulah hakikat khittah NU yang kemudian dirumuskan dalam “Khittah

NU” oleh Muktamar ke-27 tahun 1984 di Situbondo.37

Penjelasan tentang Pengertian Khittah

36

Muhammad Khaerul Hadi, Kembali Ke Khittoh 1926 Dan Upaya

Penyelesaian Masalah-masalah NU Pasca Muktamar Ke-27 Situbondo 1984-1999,

(Yokyakarta: 2018), hal. 5 37

Forum Kajian Ke NU-an, Khittah dan Khidmah, (Pati: Majma' Buhuts

An-Nahdliyah, 2014), hal. 131.

Page 23: BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG NAHDLATUL ULAMA ...repository.uinbanten.ac.id/4820/4/BAB II.pdf37 BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG NAHDLATUL ULAMA A. Sejarah Lahirnya Nahdlatul Ulama Banyaknya

59

1. Khittah artinya “garis”. Dalam hubungan dengan Nahdlatul

Ulama, kata khittah berarti garis-garis pendirian, perjuangan dan

kepribadian Nahdlatul Ulama, baik yang berhubungan dengan

urusan keagamaan, maupun urusan kemasyarakatan, baik secara

perorangn maupun secara organisasi. Garis-garis termaksud,

sesungguhnya sudah dimiliki para ulama pengasuh pesantren

secara membudaya, memasyarakat dan mentradisi. Ketika dia

mendirkan jamiyah (organisasi) Nahdlatul Ulama, maka garis-

garis tersebut dituangkan di dalamnya, untuk dilestarikan, di

pelihara dan di kembangkan.

2. Fungsi garis-garis itu di rumuskan sebagai “landasan berfikir,

bersikap dan bertindak warga Nahdlatul Ulama yang harus

dicerminkan dalam tingkah laku perorangan maupun organisasi

serta dalam setiap proses pengambilan keputusan”. Artinya :

a. Fikiran, sikap dan tindakan warga NU harus berlandaskan atas

khittah NU, baik secara perorangan maupun secara

organisatoris.38

b. Demikian pula, setiap kali mengambil keputusaan, maka

proses, prosedur dan hasil keputusan itu hanya sesuai dengan

38

MKNU, Khittah Nahdlatul Ulama, (Jakarta: Madrasah Kader Nahdlatul

Ulama, 2017), hal. 9.

Page 24: BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG NAHDLATUL ULAMA ...repository.uinbanten.ac.id/4820/4/BAB II.pdf37 BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG NAHDLATUL ULAMA A. Sejarah Lahirnya Nahdlatul Ulama Banyaknya

60

khittah NU. Contohnya, NU menghadapi masalah Negara

Republik Indonesia. Sebagai jam‟iyah diniyah (organisasi

keagamaan) yang pertama kali dipertanyakan adalah : Apakah

NKRI itu sah menurut hukum Islam atau tidak ? bagaimana

sikap dan tindakan NU menghadapinya : dibela kehadirannya,

disempurnakan kekurangan-kekurangannya diluruskan

kekeliruan-kekeliruan pengelolaan nya didukung program-

programnya atau bagaimana ? semuanya diambil keputusan

melalui jalur musyawarah, dengan mempertimbangkan segala

kepentingan secara seimbang dengan menggunakan dalil-dalil

dan kaidah-kaidah keagamaan. Tidak hanya mengikuti emosi

atau kepentingan sesaat, mengabaikan berbagai pertimbangan

yang wajar dan proporsional (wadl‟u syai-in fi masailihi :

meletakkan sesuatu pada tempatnya).

c. Materi, landasan atau garis-garis termaksud (khittah) adalah :

“faham Islam ahlussunnah wal jama‟ah yang diterapkan

menurut kondisi kemasyarakatan di Indonesia, meliputi dasar-

dasar amal keagamaan maupun kemasyarakatan”.

d. Faham ahlussunah wal jama‟ah atau Islam menurut

pemahaman ahlussunah wal jama‟ah, bagi NU tidak hanya

terbatas pada bidang atau urusan aqidah saja, tetapi juga

Page 25: BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG NAHDLATUL ULAMA ...repository.uinbanten.ac.id/4820/4/BAB II.pdf37 BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG NAHDLATUL ULAMA A. Sejarah Lahirnya Nahdlatul Ulama Banyaknya

61

mengenai bidang-bidang fiqh, tashawuf atau akhlak, bahkan

meluas, tercermin di dalam sikap-sikap kemasyarakatan

tertentu. Seperti : tawassuth (moderat), i'tidal (adil), tasamuh

(toleran), tawazun (seimbang), amar ma’ruf nahi mungkar

(mendorong berbuat baik dan mencegah perbuatan mungkar)

dan sebagainya. Mungkin ini merupakan salah satu ciri khas

NU di dalam memahami, menghayati dan mengamalkan Islam

ahlussunah wal jama‟ah.39

3. Khittah NU juga digali dari intisari perjalanan sejarah

kehidupannya dari masa ke masa.40

Artinya khittah NU secara

terwujud” Islam ahlussunah wal jama‟ah yang diterapkan menurut

kondisi kemasyarakatan di Indonesia”, juga dilengkapi dan

diperkaya dengan intisari pelajaran dari pengalamannya selama

berjuang (berkhidmah), sepenjang sejarah. Dengan demikian

khittah NU menjadi bersifat jelas, kenyal, luwes dan dinamis.

D. Kiai Nahdlatul Ulama

Kiai adalah orang yang memiliki ilmu agama (Islam) plus

amal dan akhlak yang sesuai dengan ilmunya. Menurut Saiful Akhyar

39

Ali Masykur Musa, Nasionalisme di Persimpangan Jalan,…hal. 41. 40

PBNU, Keputusan Alim Ulama dan Konbes NU di Bandar lampung

(Jakarta: PBNU, 1992), hal. 28.

Page 26: BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG NAHDLATUL ULAMA ...repository.uinbanten.ac.id/4820/4/BAB II.pdf37 BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG NAHDLATUL ULAMA A. Sejarah Lahirnya Nahdlatul Ulama Banyaknya

62

Lubis, menyatakan bahwa “Kiai adalah tokoh sentral dalam suatu

pondok pesantren, maju mundurnya pondok pesantren ditentukan oleh

wibawa dan kharisma sang Kiai. Karena itu, tidak jarang terjadi,

apabila sang Kiai di salah satu pondok pesantren wafat, maka pamor

pondok pesantren tersebut merosot karena Kiai yang

menggantikannya tidak sepopuler Kiai yang telah wafat itu”.41

Menurut Mustafa Al-Maraghi, Kiai adalah orang-orang yang

mengetahui kekuasaan dan keagungan Allah SWT sehingga mereka

takut melakukan perbuatan maksiat. Menurut Sayyid Quthb

mengartikan bahwa Kiai adalah orang-orang yang memikirkan dan

menghayati ayat-ayat Allah yang mengagumkan sehingga mereka

dapat mencapai ma`rifatullah secara hakiki. Sedangkan menurut

Nurhayati Djamas mengatakan bahwa “Kiai adalah sebutan untuk

tokoh ulama atau tokoh yang memimpin pondok pesantren”.42

Nahdlatul Ulama merupakan perkumpulan para Kiai yang

mencoba membangkitkan semangat para jamaahnya, dan juga

masyarakat Indonesia. Oleh karena itu, Kiai pesantren didalam NU

memikili kedudukan yang sangat sentral, baik secara pendiri,

41

Saiful Akhyar Lubis, Konseling Islami Kyai dan Pesantren, (Yogyakarta:

ELSAQ Press, 2007), hal. 169. 42

Nurhayati Djamas, Dinamika Pendidikan Islam di Indonesia Pasca

kemerdekaan, (Jakarta : PT RajaGrafinda Persada, 2008), hal. 55.

Page 27: BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG NAHDLATUL ULAMA ...repository.uinbanten.ac.id/4820/4/BAB II.pdf37 BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG NAHDLATUL ULAMA A. Sejarah Lahirnya Nahdlatul Ulama Banyaknya

63

pemimpin, dan pengendali organisasi maupum panutan yang menjadi

rujukuan warga nahdliyyin.

Lahirnya organisasi NU ini tidak terlepas dari konteks saat itu,

yakni menjaga eksistensi “jamaah tradisional” ketika harus

berhadapan dengan gerakan pembaharuan islam, dan kelompok

ekstrimis.43

Artinya NU berdiri untuk membentengi paham yang

bertentangan dengan Aswaja masuk ke Indonesia.

NU adalah organisasi keagamaan, keislaman dan

kemasyarakatan (jamiyah diniyyah, Islamiyyah, ijtima’iyyah) yang

didirikan pada bulan 16 rajab 1433 H, bertepatan dengan tanggal 26

Januari 1926 M. organisasi NU dirintis oleh para Kiai dipesantren

yang berpaham Ahlusunnah Wal Jam‟ah, sebagai wadah

mempersatukan diri dan menyatukan langkah dalam tugas

memelihara, melestarikan, memperjuangkan, dan mengamalkan Islam

Ahlusunnah Wal Jam‟ah. Ahl al-Sunnah memiliki tiga sendi utama

dalam ajarannya, yaitu iman, islam dan ihsan.44

Dalam pandangan

ilmu fiqh NU mengikuti madzhab empat dalam bidang fiqh (Hanafi,

Maliki, Syafi‟i, Hambali), dalam bidang tauhid mengikuti dua

43

A. Ghaffar Karim, Metamorfosis NU dan POlitisasi Islam Indonesia,

(LKIS, Yogyakarta : 1995), hal. 47. 44

Abdul Halim, Aswaja Politisi Nahdlatul Ulama, (Jakarta: Pustaka

LP3ES, 2014), Hal. 27.

Page 28: BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG NAHDLATUL ULAMA ...repository.uinbanten.ac.id/4820/4/BAB II.pdf37 BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG NAHDLATUL ULAMA A. Sejarah Lahirnya Nahdlatul Ulama Banyaknya

64

madzhab theologi (Al-Asy‟ari dan Maturidi), dalam bidang tasawuf

(Al-Ghozali dan Junaidi Al-Baghdadi).45

Nama Nahdlatul Ulama (kebangkitan para Kiai), yang biasa

disingkat menjadi NU, tidak hanya kebetulan dipilih untuk organisasi

para Kiai pesantren ini. Dipilihnya nama NU, dan bukannya Nahdlatul

Muslimin (kebangkitan muslim), atau Nahdlatul Umah (Kebangkitan

umat) umpamanya, membuktikan betapa tinggi dan khas para Kiai

dalam organinasi NU ini. Ada dua factor yang menjadi Kiai

mempunyai posisi yang dominan didalam NU.

Pertama, sebagai organisasi keagamaan, NU harus memilih

kekuatan sentralnya pada tokoh-tokoh yang paling bisa

dipertanggungjawabkan secara personal, baik moral maupun keilmuan

keagamaannya. Kiai yang didalam hadist nabi disebutkan sebagai

“pewaris nabi” tentulah yang mendekati tuntunan ini. Kedua memiliki

kewibawaan dan pengaruh atas santri dan para pengikutnya.46

45

Ali Maschan Moesa, Nasionalisme Kiai: Kontruksi Sosial Berbasis

Agama, (LKIS, Yogyakarta :2007), hal. 106-108. 46

Ali Maschan Moesa, Nasionalisme Kiai: Kontruksi Sosial Berbasis

Agama,…hal. 109.