KONSEP HUBBUL WATHAN MINAL IMAN DALAM …

100
KONSEP HUBBUL WATHAN MINAL IMAN DALAM PANDANGAN ULAMA NU DI BANDA ACEH SKRIPSI Diajukan Oleh: LUQMANUL HAKIM NIM. 150301003 Mahasiswa Fakultas Ushuluddin dan Filsafat Program Studi: Aqidah dan Filsafat Islam FAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFAT UNIVERSITAS ISLAM NEGERI AR-RANIRY DARUSSALAM-BANDAACEH 2020 M/1441 H

Transcript of KONSEP HUBBUL WATHAN MINAL IMAN DALAM …

Page 1: KONSEP HUBBUL WATHAN MINAL IMAN DALAM …

KONSEP HUBBUL WATHAN MINAL IMAN

DALAM PANDANGAN ULAMA NU

DI BANDA ACEH

SKRIPSI

Diajukan Oleh:

LUQMANUL HAKIM

NIM. 150301003

Mahasiswa Fakultas Ushuluddin dan Filsafat

Program Studi: Aqidah dan Filsafat Islam

FAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFAT

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI AR-RANIRY

DARUSSALAM-BANDAACEH

2020 M/1441 H

Page 2: KONSEP HUBBUL WATHAN MINAL IMAN DALAM …

ii

PERNYATAAN KEASLIAN

Dengan ini saya:

Nama : Luqmanul Hakim

NIM : 150301003

Jenjang : Strata Satu (S1)

Prodi : Aqidah dan Filsafat Islam

Menyatakan bahwa naskah skripsi ini secara keseluruhan adalah

hasil penulisan/karya saya sendiri kecuali pada bagian-bagian yang

dirujuk sumbernya.

Banda Aceh, 20 Februari 2020

Yang menyatakan,

Luqmanul Hakim

NIM. 150301003

Page 3: KONSEP HUBBUL WATHAN MINAL IMAN DALAM …

iii

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ushuluddin dan Filsafat

UIN Ar-Raniry Sebagai Salah Satu Beban Studi

Untuk Memperoleh Gelar Sarjana (S1)

Dalam Ilmu Ushuluddin dan Filsafat

Prodi Aqidah dan Filsafat Islam

Diajukan Oleh

Luqmanul Hakim

NIM. 150301003

Mahasiswa Fakultas Ushuluddin dan Filsafat

Prodi Aqidah dan Filsafat Islam

Disetujui Oleh:

Pembimbing I,

Dr. Samsul Bahri, S.Ag, M.Ag

NIP. 197005061996031003

Pembimbing II,

Zulihafnani, S.TH.,M.A

NIP. 198109262005012011

Page 4: KONSEP HUBBUL WATHAN MINAL IMAN DALAM …

iv

SKRIPSI

Telah Diuji Oleh Panitia Ujian Munaqasyah Skripsi

Fakultas Ushuluddin dan Filsafat UIN Ar-Raniry dan Dinyatakan Lulus

Serta Diterima Sebagai Salah Satu Beban Studi Program Strata Satu (S1)

Dalam Ilmu Ushuluddin dan Filsafat

Prodi Aqidah dan Filsafat Islam

Pada Hari/Tanggal : Jum’at, 24 Januari 2020 M

: 27 Dzulhijjah 1441 H

di Darussalam – Banda Aceh

Panitia Sidang Munaqasyah Skripsi

Ketua,

Dr. Samsul Bahri, S.Ag., M.Ag

NIP. 197005061996031003

Sekretaris,

Zulihafnani, S.TH.,M.A

NIP. 198109262005012011

Penguji I,

Drs. Miskahuddin, M.Si

NIP. 196402011994021001

Penguji II,

Happy Saputra, S.Ag., M.Fil.I

NIP. 19780807201101005

Mengetahui,

Dekan Fakultas Ushuluddin dan Filsafat

UIN Ar-Raniry Darussalam Banda Aceh

Drs. Fuadi, M.Hum

NIP. 19602041995031002

Page 5: KONSEP HUBBUL WATHAN MINAL IMAN DALAM …

iv

ABSTRAK

Nama/NIM : Luqmanul Hakim/150301003

Judul Skripsi : Konsep Hubbul Wathan Minal Iman dalam

Pandangan Ulama NU di Banda Aceh

Tebal Skripsi : 66 Halaman

Prodi : Aqidah dan Filsafat Islam

Pembimbing 1 : Dr. Samsul Bahri, S.Ag, M.Ag

Pembimbing 2 : Zulihafnani, S.TH., M.A

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pemahaman

Ulama NU Kota Banda Aceh terhadap konsep hubbul wathan

minal iman. Agama mengajarkan umat muslim tentang cinta,

seperti yang diketahui bahwa cinta mengandung rasa kasih dan

sayang terhadap sesuatu. Berawal dari rasa kasih dan sayang itulah

akan timbul keinginan untuk memberikan yang terbaik terhadap

apa yang dicintai. Adapun yang menjadi masalah dalam skripsi ini

adalah bagaimana pemahaman Ulama NU Kota Banda Aceh

terhadap konsep hubbul wathan minal iman.

Metode yang diajukan dalam penelitian ini adalah penelitian

lapangan yang bersifat kualitatif. Penelitian ini terjun langsung

pada objek yang ingin diteliti, serta mengumpulkan data dan

informasi yang terdapat di lapangan saat melakukan penelitian dan

menganalisis.

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa NU kota

Banda Aceh memahami konsep hubbul wathan minal iman

sebagaimana yang dicetuskan oleh K.H Hasyim Asy’ari. Hanya

saja konsep tersebut tidak terlalu familiar di kalangan masyarakat

Kota Banda Aceh dikarenakan masih kurangnya sosialisasi dari NU

Kota Banda Aceh. Belum ada acara atau program khusus yang

dilaksanakan terkait konsep tersebut untuk memberikan

pemahaman kepada masyarakat Kota Banda Aceh. Namun dengan

pemberian pemahaman konsep tersebut kepada masyarakat,

diharapkan mampu membuat masyarakat lebih memahami konsep

hubbul wathan minal iman. Sehingga masyarakat lebih menghargai

antar sesama, mencintai perbedaan, keberagaman dan makin

bertambahnya kecintaan tehadap tanah air mereka sendiri.

Adapun implementasi konsep hubbul wathan di era

kontemporer seperti saat ini tidak lagi dalam bentuk resolusi

Page 6: KONSEP HUBBUL WATHAN MINAL IMAN DALAM …

v

jihadatau peperangan karena kondisi negara kita saat ini tidak

dalam keadaan dijajah tetapi lebih kepada melawan paham-paham

radikalisme yang muncul di tengah-tengah kita hari ini dan

memberikan pemahaman kepada masyarakat khususnya

masyarakat Kota Banda Aceh itu sendiri dan masyarakat luas pada

umumnya tentang pentingnya cinta tanah air dengan cara

mensosialisasikan kepada masyarakat dan menjadi pelaku hubbul

wathan dalam bentuk bergotong-royong, membantu sesama dan

menjaga kebersihan karena itu juga bentuk dari konsep hubbul

wathan.

Page 7: KONSEP HUBBUL WATHAN MINAL IMAN DALAM …

vi

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas berkah

dan rahmat hidayah-Nya yang senantiasa dilimpahkan kepada

penulis, sehingga bisa menyelesaikan skripsi dengan judul “Konsep

Hubbul Wathan Minal Iman dalam Pandangan Ulama NU di Banda

Aceh” ini dapat diselesaikan guna memenuhi salah satu persyaratan

dalam menyelesaikan pendidikan pada Prodi Aqidah dan Filsafat

Islam di Fakultas Ushuluddin dan Filsafat.

Dalam penyusunan dan penulisan skripsi ini, tentunya

banyak hambatan serta rintangan baik dari segi penulisan, penataan

bahasa dan lain sebagainya yang penulis hadapi. Namun pada

akhirnya dapat dilalui berkat adanya bimbingan, arahan, bantuan

saran, dorongan dan semangat dari berbagai pihak. Maka kesulitan

yang dihadapi tersebut akhirnya dapat diatasi dengan baik. Oleh

karena itu peneliti ingin mengucapkan terimakasih yang sebesar-

besarnya kepada Bapak Dr. Samsul Bahri, S.Ag, M.Ag, selaku

pembimbing pertama dan Ibu Zulihafnani, S.TH., M.A. selaku

pembimbing kedua, yang telah memberi bimbingan arahan kepada

penulis. Semoga kebaikan keduanya dibalas oleh Allah.

Selanjutnya, ucapan terimakasih juga penulis haturkan kepada

karyawan/karyawati Fakultas Ushuluddin dan Filsafat UIN Ar-

Raniry yang telah memberikan bantuan untuk kepentingan belajar

di UIN Ar-Raniry dan melayani peneliti serta membantu dalam

kelancaran proses penyusunan skripsi ini.

Peneliti juga ingin mengucapkan terima kasih kepada

Pengurus Organisasi Pengurus Cabang Nahdhatul Ulama (PCNU)

Kota Banda Aceh yang telah banyak membantu demi kelancaran

penyusunan skripsi ini. Skripsi ini penulis persembahkan kepada

kedua orang tua yaitu ayahanda Drs. Jamaluddin Yusuf dan ibunda

Nafsiah (almarhumah). Terima kasih telah menjadi penyemangat

yang luar biasa bagi penulis dalam mengiringi perjalanan hidup ini

dengan dibarengi alunan doa yang tiada henti dari mereka berdua

agar penulis sukses dalam menggapai cita-cita. Kemudian ucapan

Page 8: KONSEP HUBBUL WATHAN MINAL IMAN DALAM …

vii

terimakasih kepada sahabat saya, Akmal Suryadi dan Teuku

Multazami, atas dorongan doa, nasihat, motivasi, dan pengorbanan

materilnya sangat membantu penulis dalam penyelesaian skripsi

ini. Dan terima kasih juga kepada teman-teman seperjuangan

saya,Yulia Herimawar, Ibnu Katsir, Muhammad Afdhal, Siddik

Fahmi, Awalul Iksan, Nova Ratna Sari, Junaida Syarifna, Intan

Halimah, Ayu Yuwita dan seluruh kawan-kawan Prodi Aqidah dan

Filsafat Islammulai dari Angkatan 2019 sampai tahun 2014, yang

telah memberikan semangat, motivasi, dan memberikan saran

kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini, semoga Allah

SWT membalas kebaikan mereka.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari

sempurna, dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan

yang dimiliki penulis. Oleh karena itu, penulis mengharapkan

segala bentuk saran, masukan, dan kritikan yang membangun dari

berbagai pihak. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi yang

membacanya.

Banda Aceh, 20 Februari 2020

Penulis,

Luqmanul Hakim

NIM. 150301003

Page 9: KONSEP HUBBUL WATHAN MINAL IMAN DALAM …

viii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................ i

PERNYATAAN KEASLIAN ................................................... ii

LEMBARAN PENGESAHAN ................................................ iii

ABSTRAK ................................................................................. iv

KATA PENGANTAR ............................................................... vi

DAFTAR ISI .............................................................................. viii

DAFTAR GAMBAR ................................................................. x

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................. xi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ........................................... 1

B. Fokus Penelitian ....................................................... 3

C. Rumusan Masalah .................................................... 3

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................. 4

BAB II KAJIAN KEPUSTAKAAN

A. Kajian Pustaka .......................................................... 5

B. Kerangka Teori ......................................................... 9

C. Definisi Operasional ................................................. 25

BAB III METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian ............................................... 29

B. Sumber Data Penelitian ............................................ 31

C. Teknik Pengumpulan Data ....................................... 32

D. Teknik Analisis Data ................................................ 34

BAB IV HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ........................ 36

B. Organisasi Nahdatul Ulama (NU) ............................ 37

C. Hasil Penelitian ......................................................... 38

D. Analisis Data ............................................................ 57

Page 10: KONSEP HUBBUL WATHAN MINAL IMAN DALAM …

ix

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ............................................................... 60

B. Saran ......................................................................... 61

DAFTAR PUSTAKA ................................................................ 62

LAMPIRAN-LAMPIRAN

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Page 11: KONSEP HUBBUL WATHAN MINAL IMAN DALAM …

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 : Gambar Denah Kantor PCNU Kota Banda

Aceh

Gambar 4.2 : Lambang Nahdlatul Ulama

Gambar 1.1 : Wawancara dengan Ketua PCNU Kota

Banda Aceh

Gambar 1.2 : Wawancara dengan Sekretaris PCNU Kota

Banda Aceh

Gambar 1.3 : Wawancara dengan Anggota PCNU Kota

Banda Aceh

Gambar 1.4 : Wawancara dengan Pemuda Anshor NU

Kota Banda Aceh

Gambar 1.5 : Wawancara dengan Anggota NU Kota

Banda Aceh

Gambar 1.6 : Foto Peserta Acara Pelantikan NU Kota

Banda Aceh

Gambar 1.7 : Foto Peserta Acara Pelantikan Majelis Wakil

Cabang (MWC) NU Se-Kota Banda Aceh

dan Konferensi Cabang XIII Nahdhatul Ulama

(KONFERCAB 8 NU) Kota Banda Aceh

Gambar 1.8 : Foto Bersama Peserta dan Pengurus Baru

Nahdhatul Ulama (NU)

Gambar 1.9 : Foto Bersama Petinggi NU Kota Banda

Aceh dan Ketua MPU Aceh

Page 12: KONSEP HUBBUL WATHAN MINAL IMAN DALAM …

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Surat Keputusan Pengangkatan Pembimbing

Skripsi

Lampiran 2 : Surat Pengantar Penelitian dari Fakultas

Ushuluddin dan Filsafat

Lampiran 3 : Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian

dari Kantor NU Kota Banda Aceh

Lampiran 4 : Pertanyaan Wawancara

Lampiran 5 : Struktur PBNU (Pengurus Besar Nahdhatul

Ulama) dan PCNU (Pengurus Cabang

Nahdhatul Ulama)

Lampiran 6 : Dokumentasi Penelitian Acara Pelantikan

Lampiran 7 : Daftar Riwayat Hidup

Page 13: KONSEP HUBBUL WATHAN MINAL IMAN DALAM …

1

BAB l

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Agama Islam mengajarkan umat muslim tentang cinta.

Sebagimana yang telah diketahui cinta mengandung rasa kasih dan

sayang terhadap sesuatu. Berawal dari rasa kasih dan sayang itulah

kemudian akan timbul keinginan untuk memberikan yang terbaik

terhadap apa yang dicintai, baik itu untuk diri sendiri atau untuk

orang lain sehingga muncul interpretasi dalam bentuk tingkah laku

dari dalam diri untuk merawat, memelihara dan melindunginya dari

segala bahaya yang akan mengancam. Begitu juga dengan cinta

terhadap tanah air, dengan cinta kepada tanah air berarti rela

berkorban untuk tanah air dan membelanya dari ancaman apapun.

Para pahlawan terdahulu telah membuktikan cintanya kepada tanah

air dengan cara mengusir penjajah dan berani mengorbankan

nyawanya demi membela tanah air.

Sebagai warga Negara Indonesia, orang Indonesia harus

memiliki rasa cinta terhadap tanah air dan mewujudkan kecintaan

itu dalam kehidupan sehari-hari. Kecintaan sebagai warga negara

dapat diwujudkan dengan cara menjaga tali persaudaraan antar

sesama warga negara dengan menciptakan suasana yang aman dan

tentram dalam kehidupan bermasyarakat dan menghargai

perbedaan satu sama lain.

Semua negara dan bangsa membutuhkan nasionalisme

sebagai alat pemersatu bangsa, terutama Negara Indonesia yang

multi etnis, multi agama, multi bahasa dengan jumlah penduduk

250 juta jiwa, sehingga sikap cinta tanah air sangat penting untuk

ditanamkan dalam diri setiap individu Warga Negara Indonesia.

Berbicara tentang sikap cinta tanah air, Presiden Pertama

Republik Indonesia, Soekarno pernah mengatakan, “nasionalisme

merupakan salah satu alat perekat kohesi sosial untuk

mempertahankan eksistensi negara dan bangsa”. Dalam pidato

tanggal 1 Juni 1945, Soekarno menempatkan “nasionalisme” (cinta

Page 14: KONSEP HUBBUL WATHAN MINAL IMAN DALAM …

2

tanah air) di urutan nomor satu dari deretan lima poin pancasila

karena beliau menyadari bahwa Indonesia merupakan satu bangsa,

maka masyarakat yang sedemikian beranekaragam yang hidup di

kepulauan Nusantara antara Asia dan Australia, bisa menjadi satu

kesatuan dalam Negara Indonesia. Nasionalisme bagi Bung Karno

adalah cinta sepenuh hati kepada Indonesia dan rasa bangga bahwa

“kita orang Indonesia”, maksudnya yaitu suatu rasa persatuan di

antara orang-orang yang sedemikian berbeda, yang terbangun

dalam sebuah sejarah penderitaan karena penjajahan dan

perjuangan pembebasan bersama selama ratusan tahun.

Oleh karena demikian, apa yang dikemukakan oleh

Soekarno di atas menunjukkan betapa pentingnya nasionalisme

yang harus tertanam dalam jiwa dan diri setiap warga Negara

Indonesia. Mengingat kehidupan di zaman seperti sekarang ini,

banyak sekali di kalangan masyarakat Indonesia betapa jiwa

nasionalisme dalam jiwa mereka kian hari semakin luntur dan

memudar. Hal ini diakibatkan oleh derasnya dampak negatif dari

arus globalisasi di era millenial dan kontemporer seperti saat ini.

Di Indonesia terdapat organisasi Islam, salah satunya yaitu

Nahdlatul Ulama (NU) yang didirikan dengan tujuan untuk

membumikan ajaran Islam menurut paham ahlus sunnah wal

jamaah dan menganut salah satu mazhab dari empat mazhab di

dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Diantaranya yaitu di bidang Tauhid yang menganut

pemikiran Imam Abu Hasan Al-Asy’ari dan Abu Mansur Al-

Maturidi, sedangkan dalam bidang ilmu fiqih menganut Imam

Madzhab yang empat (Hanafi, Maliki, Syafi’i, Hambali), serta

dalam bidang tasawuf mengikuti Imam Al Ghazali dan Imam

Junaid Al-Baghdadi.1

NU mempunyai suatu pandangan kebangsaan yaitu hubbul

wathan minal iman sebagai slogan bahwa cinta tanah air sebagian

dari iman yang merupakan fatwa dan jargon dari KH. Hasyim

1Said Aqil Siradj, Ahlussunnah wal Jama’ah; Sebuah Kritik Historis,

(Jakarta: Pustaka Cendikia Muda, 2008), hlm. 5.

Page 15: KONSEP HUBBUL WATHAN MINAL IMAN DALAM …

3

Asy’ari selaku pendiri NU.2 Hubbul wathan minal iman merupakan

keyakinan yang teguh di dalam hati tentang pentingnya bangsa

yang mandiri, berdikari, berdaulat, adil, dan makmur sebagaimana

yang dicita-citakan dan berada dalam suatu wadah yang bernama

Indonesia.

Penulis menemukan permasalahan yang terjadi di lapangan

tempat penelitian terkait konsep Hubbul Wathan Minal Iman dalam

Pandangan Ulama NU di Banda Aceh yaitu adanya berbagai

macam penafsiran makna tentang Hubbul Wathan Minal Iman,

khususnya pandangan yang dikemukakan oleh ulama Pengurus

Cabang Nadhlatul Ulama Kota Banda Aceh. Sehingga dalam

penerapan konsep tersebut, masih banyak ditemukan

ketidaksesuaian antara konsep (teori) dengan praktik dalam

kehidupan sehari-hari masyarakat Kota Banda Aceh. Oleh karena

itu, penulis tertarik untuk membuat penelitian dengan

judul“Konsep Hubbul Wathan Minal Iman dalam Pandangan

Ulama NU di Banda Aceh.”

B. Fokus Penelitian

Penelitian ini menjadikan konsep hubbul wathan minal

iman sebagai fokus utama. Dalam pemahamannya, konsep ini

adalah sebuah konsep nasionalisme yang dikonsepkan ulama NU

sebagai marwah nasionalisme untuk membangkitkan spirit

nasionalisme dalam melawan penjajah. Namun dalam penelitian

ini, penulis mengambil fokus bagaimana perspektif ulama NU Kota

Banda Aceh dalam memahami makna konsep hubbul wathan minal

iman.

C. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah peneliti jabarkan dalam bentuk

pertanyaan sebagai berikut:

2NU Online, 2016, Kiai Said: Cinta Tanah Air Penjaga Bangsa dari

Perpecahan, https://www.nu.or.id/post/read/68797/kiai-said-cinta-tanah-air-

penjaga-bangsa-dari-perpecahan (diakses pada tanggal 10/12/2019).

Page 16: KONSEP HUBBUL WATHAN MINAL IMAN DALAM …

4

1. Bagaimana pemahaman ulama NU Kota Banda Aceh terhadap

konsep hubbul wathan minal iman sebagaimana yang telah

dicetuskan oleh pendiri NU?

2. Bagaimana konsep hubbul wathan minal iman dapat

diimplementasikan di era kontemporer ini?

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan

penelitian ini adalah:

a. Untuk mengetahui pemahaman ulama NU Kota Banda Aceh

terhadap konsep hubbul wathan minal iman.

b. Untuk mengetahui implementasi konsep hubbul wathan minal

iman di era kontemporer ini.

2. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat

sebagai berikut:

a. Secara akademik penelitian ini diharapkan bisa memberikan

landasan para civitas akademika untuk proses transformasi

sosial melalui pendidikan di Indonesia.

b. Secara praktis penelitian ini diharapkan mampu memberikan

pengembangan wacana konsep hubbul wathan minal iman

dalam dunia pendidikan dan dapat dijadikan sebagai referensi

sehingga dapat dibaca oleh siapa saja yang berminat untuk

mengetahui konsep hubbul wathan minal iman.

Page 17: KONSEP HUBBUL WATHAN MINAL IMAN DALAM …

5

BAB II

KAJIAN KEPUSTAKAAN

A. Kajian Pustaka

Pembahasan yang ditulis oleh Nur Rofiq dalam jurnalnya

mengenai Telaah Konseptual Implementasi Slogan Hubbul Wathan

Minal Iman K.H. Hasyim Asy‟ari Dalam Pendidikan Karakter

Cinta Tanah Air. Jurnal tersebut menjelaskan tentang pendidikan

karakter cinta tanah air yang merupakan sebuah usaha membentuk

kepribadian seseorang secara sadar yang dilakukan sejak dini.

Usaha yang dilakukan tersebut mengandung komponen

pengetahuan, kesadaran individu, tekat, serta adanya kemauan dan

tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai,baik terhadap Tuhan yang

Maha Esa, diri sendiri, lingkungan, maupun bangsa sehingga akan

terwujud insan kamil dengan dilandasi rasa bangga terhadap bangsa

dalam bahasa, budaya, sosial, politik serta ekonomi sehingga rela

berkorban untuk mempertahankan bangsa secara sadar tanpa ada

paksaan dari siapapun itu.1

Ita Mutiara Dewi juga membahas dalam sebuah jurnal

dengan judul Nasionalisme dan Kebangkitan dalam Teropong.

Jurnal ini menjelaskan tentangnasionalisme sebagai kekuatan

pembangkit bangsa khususnya Indonesiasering dengan peringatan

100 tahun kebangkitan nasional pada 20 Mei dianggap sebagai hari

kebangkitan nasional ternyata mendapat kritik.

Sebenarnya momen kebangkitan nasional tidaklah tepat

dilekatkan pada lahirnya Boedi Oetomo sebagai gerakan kooperatif

kepada Belanda, justru Syarikat Islam yang menunjukkan indikasi

kebangkitan nasional sebagai gerakan non-kooperatif terhadap

belanda dengan anggota sebagai kalangan disuatu wilayah yang

1Nur Rofiq, “Tela‟ah Konseptual Implementasi Slogan Hubb al-Wathan

Min al-Iman KH. Hasyim Asy‟ari Dalam Pendidikan Karakter Cinta Tanah Air”,

dalam Jurnal Keluarga Sehat Sejahtera Vol. 16, (2018), hlm. 50.

Page 18: KONSEP HUBBUL WATHAN MINAL IMAN DALAM …

6

disebut nusantara dengan anggaran dasar bahasa Melayu yang

merupakan bibit awal bahasa Indonesia.2

Dalam jurnal yang di tulis oleh Asmaul Husna, Febriyanti

tentang Sikap Keagamaan Moderat Nahdatul Ulama (NU) dan

Komitmennya dalam Mempertahankan Empat Pilar. Jurnal ini

menjelaskan tentang Bangunan Negara-negara (Nation State)

membutuhkan pilar yang merupakan tiang penyangga agar rakyat

yang mendiami merasakan keamanan, kenyamanan dan

kesejahtraan. Pilar bagi suatu bangsa-bangsa berupa sistem

keyakinan atau belief system atau philoshophisce grondslag, yang

berisi konsep, prinsip-prinsip dan nilai yang dianut oleh rakyat

bangsa-bangsa dan diyakini memiliki kekuatan untuk di

pergunakan sebagai landasan dalam kehidupan, bermasyarakat dan

bernegara.

Nahdatul Ulama (NU) merupakan ormas terbesar

diIndonesia bahkan di dunia, yang mewakili tradisi paham

keagamaan sunni. Sejak didirikan tahun1926, NU telah terlibat

secara aktif dalam mengontrol negara dan melakukan berbagai

terobosan untuk menjaga empat pilar kebangsaan yaitu pancasila,

UUD 1945, Bhineka Tunggal Ika dan Negara Kesatuan Republik

Indonesia (NKRI).

Adapun modal kultural NU dalam kancah politik nasional

tidak terlepas dari prinsip-prinsip perjuangan NU yang tasammuh

(toleran), tawasuth (moderat), tawazun (serasi dan seimbang), dan

ta‟adul (adil). Modal inilah yang kemudian bisa menjembatani

hubungan antara NU dengan masyarakat luas, sehingga bisa

diterima tidak hanya oleh umat Islam, tetapi juga oleh umat agama

lain.3

2Ita Mutiara Dewi, “Nasionalisme dan Kebangkitan dalam Teropong”,

dalam Jurnal Mozaik Vol. 3 No. 3, (2018), hlm. 2. 3Asmaul Husna, Febriyanti, “Sikap Keagamaan Moderat Nahdlatul

Ulama (NU) dan Komitmen dalam Mempertahankan Empat Pilar Kebangsaan,

dalam Jurnal Penguatan Spirit Kebangsaan di Tengah Tarikan Primordialisme

dan Globalisme Vol. 1, No. 1, (2017), hlm. 15.

Page 19: KONSEP HUBBUL WATHAN MINAL IMAN DALAM …

7

Jurnal yang ditulis oleh Rochanah tentang Menumbuhkan

Sikap Hubbul Wathon Mahasiswa STAIN Kudus Melalui Pelatihan

Bela Negara, menjelaskan tentang menjaga dan keutuhan Negara

Kesatuan Republik Indonesia, maka rakyat Indonesia harus

memiliki pemahaman yang sama bahwa mereka harus bersatu

padu, bergandengan tangan, saling merangkul, saling bahu

membahu serta saling membantu satu sama lain. Ibarat peribahasa

yang berbunyi bahwa “bersatu kita teguh bercerai kita runtuh”,4

mengingat begitu pentingnya bagi suatu warga negara untuk

menjaga keutuhan negara maka sangat diperlukan adanya rasa

kecintaan terhadap keutuhan negara.

Menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa terhadap

berbagai ancaman, maka diperlukan ketahanan nasional yang

tangguh. Ketahanan nasional merupakan kondisi dinamis suatu

bangsa Indonesia yang berisi kekuatan dan ketangguhan yang

mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan nasional.

Didalam menghadapi dan mengatasi segala tantangan, ancaman,

hambatan serta gangguan baik yang datang dari luar,maupun yang

datang dari dalam, yang langsung maupun yang tidak langsung

membahayakan integritas, identitas, kelangsungan hidup bangsa

dan Negara Indonesia yang berdasarkan pancasila serta perjuangan

mengejar tujuan perjuangan nasional Indonesia.5

K.H. A. Mutamakin telah melapori sebuah pendekatan baru

dalam hubungan antar Islam dan kekuasaan negara pada abad ke 18

masehi, yang memerlukan penelitian mendalam, untuk memahami

strategi perjuangan Islam di masa lampau, saat ini maupun masa

depan. Tilikan mendalam ini diperlukan guna memungkinkan

4https://www.id.m.wikiquote.org/wiki/bersatu_kita_teguh_bercerai_kita

_runtuh 5Trisnowaty Tuahunse, “Hubungan Antara Pemahaman Sejarah

Pergerakan Nasional Indonesia Dengan Sikap Terhadap Bela Negara”, dalam

Jurnal KependidikanNo. 2, (2009), hlm. 23.

Page 20: KONSEP HUBBUL WATHAN MINAL IMAN DALAM …

8

untuk menemukan strategi perjuangan Islam yang tepat di negara

ini.6

Buku yang ditulis oleh Lukman Hakim Saifuddin tentang

Riwayat Hidup dan Perjuangan Prof. K.H. Saifuddin Zuhri Ulama

Perjuangan Kemerdekaan. Buku ini menjelaskan Pahlawan adalah

orang yang menonjol karena keberanian dan pengorbanannya

dalam membela kebenaran. Pahlawan juga bisa diartikan sebagai

pejuang yang gagah berani. Secara legal formal UU No. 20 Tahun

2009 tentang gelar, tanda jasa, dan tanda kehormatan. Pahlawan

nasional adalah gelar yang diberikan kepada Warga Negara

Indonesiauntuk seorang yang berjuang melawan penjajah di

wilayah yang sekarang menjadi wilayah Negara Kesatuan Republik

Indonesia (NKRI) yang gugur atau meninggal dunia demi membela

bangsa dan negara, atau yang semasa hidupnya melakukan tindak

kepahlawanan atau menghasilkan prestasi dan karya yang luar

biasa bagi pembangunan kemajuan bangsa dan negara Republik

Indonesia (RI).7

Jurnal yang ditulis oleh Lina Yulianti tentang Upaya

Penanaman Rasa Cinta Tanah Air pada Para Santri di Pesantren

Majma‟al Bahrain Shiddiqiyyah Kabupaten JombangJurnal ini

menjelaskan tentang Pesantren Majma‟al Bahrain Shiddiqiyyah.

Pesantren ini juga dikenal sebagai pesantren cinta tanah air dengan

selogan “hubbul wathan minal iman” yang artinya cinta tanah air

sebagian dari iman. Cinta tanah air adalah perasaan bangga dan

setia menjadi bangsa Indonesia serta mempunyai sikap rela

berkorban demi bangsa dan negara Indonesia dari segala ancaman

yang ada. Hal ini selaras dengan pernyataan Mahbubi yang

menyatakan bahwa cinta tanah air adalah cara berfikir,bersikap dan

berbuat yang menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan

6Abdurrahman Wahid, Islamku Islam Anda Islam Kita, (Jakarta:

Democracy Project, 2011), hlm. 38-39. 7Lukman Hakim Saifuddin, dkk. Riwayat Hidup dan Perjuangan Prof.

KH. Saifuddin Zuhri Ulama Pejuang Kemerdekaan. (Jakarta: Yayasan Saifuddin

Zuhri, 2013), hlm. 3.

Page 21: KONSEP HUBBUL WATHAN MINAL IMAN DALAM …

9

yang tinggi terhadap bahasalingkungan fisik, sosial, kultur,

ekonomi dan politik bangsanya.

Ajaran cinta tanah air yang ada di Pesantren Majma‟al

Bahrain Shiddiqiyyah antara lain menghormati perjuangan sesepuh,

menghormati dan menghargai sesama manusia, menjaga dan

mencintai lingkungan sekitar dan menuntut ilmu setinggi

mungkin.8

Berdasarkan kajian di atas, belum pernah ada yang meneliti

tentang konsep Hubbul Wathan Minal Iman dalam pandangan

Ulama NU di Kota Banda Aceh.

B. Kerangka Teori

1. Pengertian Nasionalisme

Nasionalisme tidak lepas dari unsur konsep nation,

nasional, dan isme. Ketiga unsur ini memiliki arti yang berbeda,

yang sama berbeda dengan definisi nasionalisme. Nation berarti

kumpulan penduduk dari suatu provinsi, suatu negeri atau suatu

kerajaan. Ada pula yang mengartikan suatu negara atau badan

politik yang mengakui suatu pusat pemerintahan bersama dan juga

wilayah yang dikuasai oleh negara tersebut serta penduduk yang

ada di dalamnya, atau lebih mudahnya dikatakan sebagai bangsa.9

Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), Nasional

berarti bersifat kebangsaan, berkenaan/berasal dari bangsa sendiri

meliputi suatu bangsa. Nasionalisme lebih merupakan paham

meskipun memiliki akhiran isme. Hal ini pun diakui dalam Kamus

Besar Bahasa Indonesia bahwa nasionalisme bermakna paham

(ajaran) untuk mencintai bangsa dan negara sendiri.

Dalam Ensiklopedia nasional Indonesia, nasionalisme

diartikan sebagai paham kebangsaan yang tumbuh karena adanya

persamaan nasib dan sejarah serta kepentingan untuk hidup

8Lina Yuliatin, “Upaya Penanaman Rasa Cinta Tanah Air pada Para

Santri di Pesantren Majma‟al Bahrain Shiddikiyyah Kabupaten Jombang”.Vol.

2 No.1, (2013), hlm. 10. 9Ita Mutiara Dewi, Nasionalisme dan Kebangkitan dalam Teropong.

Mozaik Vol. 3 No. 3, Juli 2008.

Page 22: KONSEP HUBBUL WATHAN MINAL IMAN DALAM …

10

bersama sebagai suatu bangsa yang merdeka, bersatu, berdaulat,

demokratis dan maju di dalam suatu kesatuan bangsa dan negara

serta cita-cita bersama guna mencapai memelihara dan

mengabadikan identitas persatuan kemakmuran dan kekuatan atau

kekuasaan negara bangsa yang bersangkutan.10

Nasionalisme di Indonesia muncul sebagai antitesa dari

praktik kolonialisme yang merendahkan martabat kemanusiaan.

Kolonialisme selalu menjalankan politik diskriminasi ras dan

warna kulit dimanapun. Hal itu kemudian memicu semangat

Pemuda Indonesia karena mereka enggan jika bangsanya hidup

dalam kehinaan yang berada pada lapisan paling bawah ada sebuah

negara kolonial.

Walaupun berasal dari daerah yang berbeda tetapi mereka

memiliki rasa senasib sepenanggungan untuk mengatasi bersama

penjajahan, kapitalisme, dekadensi moral, penetrasi budaya, dan

kemiskinan rakyat Indonesia. Hal itu kemudian memicu mereka

untuk membentuk perkumpulan yang selanjutnya menjadi

organisasi pergerakan nasional.Mereka berusaha menanamkan

pentingnya persatuan dan kesatuan bangsa, menanamkan rasa

nasionalisme, menanamkan semangat untuk memprioritaskan

segalanya demi kepentingan bangsa daripada kepentingan pribadi

dan terbentuklah jiwa nasionalisme warga Indonesia.11

Sartono Kartodirjo menyatakan bahwa nasionalisme dalam

negara kebangsaan dijiwai oleh lima prinsip nasionalismeyaitu:

1. Kesatuan (dalam wilayah, bangsa, bahasa, ideologi,

pemerintahan)

2. Kebebasan (dalam beragama, berbicara dan berpendapat,

berkelompok, dan berorganisasi)

3. Kesamaan (dalam hukum dan kewajiban)

10

Hamka Haq, Islam Rahmah Untuk Bangsa, (Jakarta: RMBOOKS,

2009), hlm. 21. 11

Asrhawi Muin, “Nilai Nasionalisme Dalam Film Tanah Surga

Katanya (Analisis Semiotika)”, (Skripsi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,

Universitas Hasanudin Makasar, 2015), hlm. 46-49.

Page 23: KONSEP HUBBUL WATHAN MINAL IMAN DALAM …

11

4. Kepribadian dan identitas (memiliki harga diri, rasa bangga,

rasa sayang terhadap kepribadian dan identitas bangsanya yang

tumbuh dari dan sesuai dengan sejarah dan kebudayaan)

5. Prestasi (cita-cita untuk mewujudkan kesejahteraan

bangsanya)12

Jadi pada intinya jiwa nasionalisme dapat diartikan sebagai

sikap yang tertanam dalam tubuh untuk mempertahankan harga diri

dan kehormatan bangsa, sehingga akan muncul perasaan satu

sebagai suatu bangsa, satu dengan seluruh warga yang ada dalam

masyarakat.

Ada beberapa indikator yang dapat diketahui pada diri

seseorang mengenai jiwa nasionalisme sebagai berikut:13

1) Bangga sebagai warga negara

2) Cinta Tanah air

3) Rela berkorban demi bangsa

4) Menerima kemajemukan

5) Bangga dengan budaya

6) Menghargai jasa pahlawan

7) Mengutamakan kepentingan umum

2. Nasionalisme Dalam Pandangan Islam

Nasionalisme atau paham kebangsaan sebagai asas

pergerakan atau perjuangan pada umumnya sering ditandai dengan

sekularisme, aktif, dan agresif memalingkan muka dari agama dan

Wahyu dalam kehidupan kenegaraan dan kemasyarakatan inilah

yangbertentangan dengan Islam. Dalam Islam, negara dan negeri

adalah anugerah nikmat dari Allah SWT. Setiap nikmat harus

disyukuri. Syukur artinya menggunakan nikmat tertentu sesuai

dengan fungsinya seperti yang dikehendaki oleh pemberinya.

Bentuk syukur terhadap nikmat negara dan negeri ialah sebagai

berikut:

12

Sartono Kartodirjo, Model Evaluasi Pembelajaran Sejarah,

(Yogyakarta: Ombak, 2011), hlm. 41. 13

Sartono Kartodirjo, Model Evaluasi ..., hlm. 141.

Page 24: KONSEP HUBBUL WATHAN MINAL IMAN DALAM …

12

1. Menjaga, memelihara, serta membela negara terhadap

penjajahan bangsa lain, terhadap penjajahan bangsa sendiri,

dan terhadap penjajahan umat Islam.

2. Menggunakan negara dan negeri ini sesuai dengan kehendak

Allah yang telah berkenan memberikannya.14

Berdasarkan penjelasan diatas, maka nasionalisme juga

masih bagian dari ajaran Islam, sebagai bentuk rasa syukur

terhadap negaranya dalam bentuk semangat membela negaranya

dari penjajahan, penjajahan dalam bentuk fisik atau perang,

penjajahan budaya, dan lain sebagainya.

Jadi, berdasarkan pada berbagai pemaparan di atas jelas

bahwa nasionalisme dalam pandangan Islam lebih bermakna

sebagai wihdah wathoniyah (persatuan bangsa dalam satu tanah air)

dan sejalan dengan hubbul wathan minal iman (cinta tanah air

adalah bagian dari iman).

3. Nasionalisme dan Sikap Anti Penjajahan

Urusan mencintai negara (hubbal wathan) adalah bagian

yang paling penting esensial dari kampanye nasionalisme.

Nasionalisme tidak sekedar menjadi pembicaraan dan ideologi,

Warga Negara Indonesiasudah pasti berkewarganegaraan Indonesia

jika lahir di negara ini, dan kedua orangtua berkewarganegaraan

lazim disebut ius soli. Sementara yang mengikuti keturunan asal

orang tua, meski tidak lahir di negeri asalnya, disebut ius saguinis.

Fenomena yang terjadi saat ini, sebenarnya menunjukkan

kalau mencintai negara itu punya andil besar dalam menjaga

keberlangsungan kehidupan dan pelaksanaan ajaran agama yang

didasari oleh keimanan.Pelajaran dari tokoh bangsa ketika

menjadikan ungkapan ini (boleh jadi diyakini sebagai hadits)

adalah sarana meningkatkan semangat juang yang rakyat harus

teladani dan ambil semangatnya pada hari ini.

14

Endang Saifudin Anshari, Wawasan Islam: Pokok-pokok Pikiran

Tentang Paradigma dan Sistem Islam, (Jakarta: Gema Insani, 2004), hlm. 177-

178.

Page 25: KONSEP HUBBUL WATHAN MINAL IMAN DALAM …

13

Memakmurkan dan mengelola muka bumi ini (termasuk

kampung halaman) adalah sebagian dari ajaran Islam, yaitu

mensyukuri pemberian nikmat hidup di dunia, dengan bekerja

mencari nafkah yang halal meskipun tanah air tidak hanya

berbicara soal tanah kelahiranatau kampung. Mula Al-Qari

misalnya menambahkan kalau hubbul wathan juga memiliki

tafsiran makna akhirat karena semua akan kembali ke “kampung

akhirat”, maka pantaslah kalau merindukannya.15

Sekarang ini, banyak negara telah jatuh dari kebangkitan

termasuk yang dialami oleh Indonesia. Indonesia dianggap telah

memperingati 100 tahun kebangkitanya. Namun yang terjadi

hingga sekarang adalah keterpurukan dalam berbagai bidang.

Nasionalisme seringkali diharapkan sebagai energi yang dapat

membangkitkan sesuatu bangsa, masyarakat dan negara agar

negara tersebut dapat mengetahui potensi kekuatan nasionalnya

untuk dikembangkan menuju cita-cita yang diharapkan yaitu

masyarakat yang aman, damai, adil, makmur dan sentosa.16

Menurut Steven Rosen, konflik nasionalis dan etnis

meliputi sekitar 70% kasus, sementara konflik kelas dan konflik-

konflik lainya membagi rata angka sisanya. Nasionalisme dianggap

sebagai faktor penyebab perang yang paling utama. Mata rantai

utama antara nasionalisme dan perang adalah bangkitnya identitas

sebagai penduduk yang pembagian geografis menyimpang dari

garis batas internasional, sehingga terjadi tuntutan teritorial dan

politik militan yang diorganisir atas dasar prinsip-prinsip identitas

etnik, bangsa, dan kelompok rasial.17

Setiap individu atau orang yang ingin maju dalam

mengembangkan diri dan kemampuannya sertausahanya, hampir

dapat dipastikan semua mengalami tantangan dan rintangan.

Rintangan dan tantangan datangnya bisa beberapa kali tapi

15

Yunal Isra, Fikih Nasionalisme, (Banten: Yayasan Pengkajian Hadis

el-Bukhari Institute), 2018, hlm. 26-29. 16

Ita Mutiara Dewi, “Nasionalisme dan Kebangkitan dalam Teropong”,

hlm. 9. 17

Ita Mutiara Dewi, “Nasionalisme dan Kebangkitan..., hlm. 11.

Page 26: KONSEP HUBBUL WATHAN MINAL IMAN DALAM …

14

mungkin juga datangnya bisa bertubi-tubi, itulah namanya resiko

yang harus dihadapi bila ingin maju dan berkembang, hanya

mereka yang sabar, tabah, kuat dantidak akan mundur selangkah

pun dalam menghadapi tantangan dan rintangan yang demikian.

Kalau namanya sudah melangkah, sudah harus siap, mental dan

fisik menghadapi situasi buruk seperti itu tantangan dan rintangan

tentu tidak mungkin untuk dihindari bila ingin maju. Oleh karena

itu harus tetap siap menghadapinya dan apapun resikonya. Semakin

besar tantangan dan rintangan dihadapi, maka makin teruji individu

yang banyak mengalami pahit getirnya tantangan dan rintangan

dalam hidupnya biasanya lebih dewasa cara berfikir, bertindak

dalam mengendalikan dirinya. Orang-orang yang berperilaku

seperti demikian makin kuat dalam menghadapi tantangan dan

rintangan, sebaliknya mereka yang selalu menghindar dari

tantangan dan rintangan bisa jadi manusia manusia kerdil jiwanya.

Mereka yang memiliki semangat juang antara lain didorong

oleh rasa cinta yang bergelora dalam lubuk jiwanya yang tidak

kunjung padam. Bahkan kalau sudah rasa cinta yang berbicara

dalam hal memperjuangkan suatu cita-cita biasanya apapun siap di

korbankan, termasuk dalam hal ini adalah rasa cinta terhadap tanah

air. Bagaimana sosok jenderal besar sudirman juga termasuk yang

berjuang karena didorong oleh rasa cinta terhadap tanah air

Indonesia. Oleh karena itu, walaupun dalam kondisi sakit yang

cukup berat beliau tetap berjuang tanpa lelah dan rasa takut

sedikitpun, juga tidak takut dengan penyakit yang dideritanya.

Penyakit yang dialaminya kurang dirasakan karena adanya rasa

cinta kepada bangsa dan negara.

Demikian pula halnya dengan Soekarno sebelum beliau

menjadi presiden Republik Indonesia yang pertama. Beliau tidak

jera-jeranya berjuang meskipun dipenjara berulang-ulang oleh

penjajah bangsa Belanda. Berulang kali setelah beliau menjadi

presiden Republik Indonesia menyampaikan melalui pidatonya

antara lain sebagai berikut: “aku cinta diriku,tapi aku lebih cinta

akan kemerdekaan negeriku”.

Page 27: KONSEP HUBBUL WATHAN MINAL IMAN DALAM …

15

Dua sosok membanggakan diatas, jenderal Besar Sudirman

dan Soekarno mengajarkan bahwa membela tanah air serta

mempertahankannya di atas segalanya. Kondisi sakit yang di alami

oleh sosok jenderal Besar Sudirman tidak menjadi penghambat dan

penghalang untuk tetap mempertahankan keutuhan negara

Republik Indonesia. Begitu juga kegigihan dan ketabahan yang

nampak pada sosok Soekarno, beliau tidak pernah merasakan putus

asa meskipun begitu banyak rintangan serta hambatan yang

menghadangnya. Tentunya hal ini perlu menjadi inspirasi bagi kita

untuk mengikuti jejak perjuangan sejarah yang telah beliau ukir.18

Sejak kedatangan belanda yang bertujuan ingin menguasai

Indonesia, para ulama dan pimpinan Islam selalu berada di garda

terdepan dalam menentang dan melakukan perlawanan. Seperti

halnya perlawanan yang dipimpin oleh pangeran Diponegoro di

jawa, perlawanan Sultan Hasanuddin di Sulawesi, perlawanan

Teuku Umar di Aceh, perlawanan pangeran Hidayat di Banjar

Masin dan perlawanan-perlawanan lainya yang dimotori oleh para

ulama di daerah-daerah lain.

Kehadiran NU merupakan salah satu upaya melambangkan

wawasan tradisi keagamaan yang dianut jauh sebelumnya, yakin

paham ahlussunnah wal jama‟ah. Selain itu NU sebagaimana

organisasi-organisasi pribumi lain baik yang bersifat sosial, budaya

dan keagamaan yang lahir di masa penjajah, pada dasarnya

merupakan perlawanan terhadap penjajah hal ini didasarkan

berdirinya NU dipengaruhi kondisi politik dalam dan luar negeri,

sekaligus merupakan kebangkitan kesadaran politik.

Hal tersebut ditampakkan dalam wujud gerakan organisasi

dalam menjawab kepentingan nasional dan dunia Islam umumnya

itulah yang menyebabkan faktor utama berdirinya Nahdatul Ulama

(NU), yaitu untuk mempertahankan ajaran Islam ahlussunnah wal

jama‟ah dan memperjuangkan kemerdekaan negara Indonesiadari

18

Jassin Tuloli dan Dian Ekawaty Ismail, Pendidikan Karakter

Menjadikan Manusia Berkarakter Unggul, (Yogyakarta: UII Press, 2016), hlm.

50-51.

Page 28: KONSEP HUBBUL WATHAN MINAL IMAN DALAM …

16

cengkraman penjajah Belanda. Bahkan K.H. Hasyim Asy‟ari pun

membuat jargon yakni hubbul wathan minal iman, yang berarti

cinta terhadap tanah air sebagian dari iman, yang kemudian

diciptakan sebuah karya berupa lagu, dengan judul Ya Ahlal

Wathan oleh KH Abdul Wahab Hasbullah tahun 1934. Diharapkan

dengan adanya lagu ini bisa menambah dan meningkatkan rasa

nasionalisme Rakyat Indonesia.

K.H. Hasyim Asy‟ari merupakan sosok alim ulama yang

lahir di Desa Gedang, Kecamatan Diwek, Jombang, Jawa Timur,

10 April 1875. Beliau memiliki nama lengkap Muhammad Hasyim

Asy‟ari, di dalam dirinya sudah tertanam semangat dakwah

antikomunisme. Semangat dakwah anti komunisme ini sudah

melekat pada diri K.H. Hasyim Asy‟ari sejak belajar di Mekkah.

Hal ini terbukti, ketika jatuhnya dinasti Ottoman di Turki. Menurut

Muhammad Asad Syihab, K.H. Hasyim Asy‟ari pernah

mengumpulkan kawan-kawannya, lalu berdoa di depan multazam,

berjanji menegakkan panji panji keIslaman dan melawan berbagai

bentuk penjajahan di bumi persada nusantara.

Sikap anti penjajah tersebut membawa K.H. Hasyim

Asy‟ari masuk penjara ketika pada masa penjajahan Jepang. Waktu

itu, kedatangan Jepang disertai kebudayaan saikerei yaitu

menghormati kaisar Jepang Tenno Heika dengan cara

membungkukkan badan 90 derajat menghadap ke arah Tokyo

setiap hari pukul 07.00 WIB. Budaya itu wajib dilakukan penduduk

tanpa kecuali, baik anak sekolah, pegawai pemerintahan, kaum

pekerja dan buruh, serta penuntut ilmu di pesantren-pesantren. K.H.

Hasyim Asy‟ari menentang hal tersebut karena dia menganggapnya

haram dan dosa besar.

Membungkukkan badan semacam itu menyerupai rukun

dalam salat, yang hanya diperuntukkan menyembah Allah SWT.

Menurut K.H. Hasyim Asy‟ari, selain Allah hukumnya haram

sekalipun terhadap kaisar Tenno Heika yang katanya keturunan

Dewa Amaterasu (dewa langit). Akibat penolakanya itu, pada akhir

April 1942, K.H. Hasyim Asy‟ariyang sudah berumur 70 tahun

Page 29: KONSEP HUBBUL WATHAN MINAL IMAN DALAM …

17

dijebloskan ke dalam penjara di Jombang. Kemudian di pindah ke

Mojekerto, lalu ke penjara Bubutan, Surabaya. Selama dalam

tawanan Jepang, K.H. Hasyim Asy‟ari disiksa hingga jari-jari

kedua tangannya remuk tak lagi bisa digerakkan. Beliau meninggal

di Jombang, 25 Juli 1947 pada umur 72 tahun. Soekarno atas saran

JenderalSudirman mengirimkan utusan khusus kepada K.H.

Hasyim Asy‟ari. Raisul akbar NU di Tebuireng Jombang untuk

meminta mengeluarkan fatwa hukum berjihad membela negara

yang bukan berasaskan Islam seperti NKRI. Menanggapi

pernyataan itu K.H. Hasyim Asy‟ari memberi jawaban tegas bahwa

sudah terang bagi ummat Islam Indonesia untuk melakukan

pembelaan terhadap tanah airnya dari budaya dan ancaman

kekuatan asing.

Sebagai organisasi sosial keagamaan yang sangat anti

terhadap penjajah, NU (Nahdatul Ulama) memanggil para

konsulnya sejawa dan Madura untuk menentukan sikap terhadap

NICA. Pertemuan para konsul NU berlangsung 21-22 Oktober

1945 bertempat dikantor PBNU di Bubutan Surabaya. Maka

lahirlah resolusi jihad. Resolusi ini menyebar, dan menjadi

pegangan moral bagi badan perjuangan Islam di Jawa dan

Madura.Setelah resolusi jihad digaungkan maka para kiai

membentuk barisan pasukan sabilillah yang dipimpin oleh K.H.

Maskur. Dua minggu setelah resolusi jihad tersebut terjadilah

pertempuran 10 November 1945.

Perilaku sikap cinta tanah air berarti mencintai produk

dalam negeri, rajin belajar bagi kemajuan bangsa dan negara,

mencintai lingkungan hidup, melaksanakan hidup bersih dan sehat,

mengenal wilayah tanah air tanpa fanatisme kedaerahan.

Indikator seorang yang berperilaku cinta tanah air yaitu

beriman atau memiliki kepercayaan religius, bertakwa,

berkepribadian, semangat kebangsaan, disiplin, sadar bangsa dan

negara, tanggung jawab, peduli, rasa ingin tahu, berbahasa

Indonesia yang baik dan benar, mengutamakan kepentingan

nasional daripada individu, kerukunan, kekeluargaan, demokrasi,

percaya diri, adil persatuan dan kesatuan, menghormati atau

Page 30: KONSEP HUBBUL WATHAN MINAL IMAN DALAM …

18

menghargai, bangga akan bangsa dan negara, cinta produk dalam

negeri, tenggang rasa, Bhineka Tunggal Ika (berbeda tetap satu

tujuan), sederhana, kreatif menempatkan diri.

Selain itu bagi seseorang yang merupakan implementasi

slogan hubbul wathan minal iman K.H. Hasyim Asy‟ari akan

terbentuk karakter mempunyai rasa bangga terhadap bangsa dalam

bahasa, budaya, sosial, politik, serta ekonomi sehingga rela

berkorban untuk mempertahankan, melindungi, dan memajukan

bangsa secara sadar tanpa ada paksaan dari siapapun dengan

demikian selogan hubbul wathan minal iman, K.H. Hasyim Asy‟ari

bisa dikatakan yang melandasi munculnya pendidikan karakter

cinta tanah air sehingga apapun yang dimiliki bangsa dan negara ini

negara wajib mencintai dan menjaganya.

K.H. Hasyim Asy‟ari juga bisa memunculkan sifat

ketakwaan, peduli, tanggap, tangguh, dan terengginas serta

menunjukkan semangat kebangsaan dan rela berkorban demi nusa

dan bangsa melalui Slogan hubbul wathan minal iman,

sebagaimana yang sudah dicontohkan oleh K.H. Hasyim Asy‟ari

dalam mengusir penjajah.

Resolusi jihad itu tidak dapat dipisahkan dari serangkaian

banyaknya peristiwa sejarah sebelumnya. Setelah kemenangan

sekutu atas Jepang yang ditandai menyerahnya Jepang tanpa syarat

tanggal 14 Agustus 1945, maka Indonesia memproklamirkan

kemerdekaan secara de facto tanggal 17 Agustus 1945. Keesokan

harinya, Indonesia menetapkan undang-undang dan pemerintahan

Indonesia serta lembaga Legislatif pada waktu itu PPKI,

sssehingga dinyatakan merdeka secara de jure. Sementara,

kesepakatan sekutu dengan Jepang adalah selama sekutu belum

berada di Indonesia kekuasaan pemerintahan diserahkan kepada

jepang. Semangat kemerdekaan menguat sehingga terjadi

perjuangan hidup mati mempertahankan kemerdekaan.19

19

Abdul Latif Bustami dan Tim Sejarawan Tebuireng, Resolusi Jihad

“Perjuangan Ulama: dari Menegakkan Agama Hingga Negara”, (Jombang:

Pustaka Tebuireng, 2015), hlm. 137-138.

Page 31: KONSEP HUBBUL WATHAN MINAL IMAN DALAM …

19

Kemudian, sekutu melakukan infiltrasi militer ke Indonesia

dengan tujuan untuk menggagalkan kemerdekaan Indonesia.

Sementara, Jepang bertindak atas nama sekutu melebihi

kewenangan yang diberikan sehingga terjadi perjuangan fisik untuk

melucuti Jepang. Bahkan ada operasi intelejen yang membebaskan

tahanan Belanda. Para tahanan itu memprovokasi dengan

mengibarkan bendera Belanda tiga warna (merah, putih, biru) di

Hotel Yamato sehingga terjadi penyobekan bendera biru menjadi

bendera dua warna (merah putih). Insiden itu di kenal dengan

insiden Bendera Hotel Yamoto.20

Kondisi itu menimbulkan semangat anti penjajahan untuk

mempertahankan kemerdekaan. Bahkan, pada bulan September

1945, ketika orang-orang Belanda baru saja mendarat di Surabaya

dengan kapal perang Inggris, cumberland, maka orang-orang

Surabaya segera menyambut mereka dengan bentrokan fisik.

Situasi menjadi genting, dimana-mana terjadi bentrokan fisik.

Melihat kondisi itu presiden Soekarno mengutus seseorang

menghadap kiai terkemuka di Jawa Timur sekaligus Rais Akbar

organisasi NU, yakni K.H. Hasyim Asy‟ari yang berdomisili di

pondok pesantren Tebuireng Jombang. Presiden meminta fatwa

kepada K.H. Hasyim Asy‟ari dengan pertimbangan data dari

Gunseikabu bahwa K.H. Hasyim Asy‟ari termasuk orang

terkemuka di Jawa. Melalui utusanya Soekarno bertanya kepada

K.H. Hasyim Asy‟ari “Apakah hukumnya membela tanah air,

bukan membela Allah, membela Islam atau membela al-Qur‟an.

Sekali lagi membela tanah air?”.

Pertanyaan Soekarno ini sebenarnya sudah ada jawabannya

pada muktamar NU ke-11 di Banjarmasin. Bahkan, dalam catatan

sejarah pesantren sejak berdiri kesultanan Demak, perjuangan

melawan penjajah portugis yang dipimpin Adipati Unus, baik yang

ada di Malaka, Ambon maupun Sunda Kelapa, mendapat dukungan

kuat dari kalangan pesantren. Bahkan perang Jawa (1825-1830)

20

Nugroho Notosusanto, Sejarah Nasional Indonesia, (Jakarta: Balai

Pustaka, 1984), hlm. 101.

Page 32: KONSEP HUBBUL WATHAN MINAL IMAN DALAM …

20

yang dipimpin Diponegoro tidak digerakkan dari kerajaan tapi dari

pesantren Tegalrejo. Perjuangan fisik bangsa Indonesia

memberikan penguatan pentingnya fatwa sebagai legitimasi

syari‟ah bahwa membela tanah air sebagian dari iman sehingga

perjuangan itu menjadi jihad dan mempertahankan kemerdekaan

lebih berkobar.

K.H. Hasyim Asy‟ari mengeluarkan fatwa dengan substansi

penolakan kembalinya kekuasaan kolonial dan mengakui

kekuasaan Republik Indonesia yang baru merdeka sesuai dengan

hukum Islam. Pesan peran tren dalam perspektif sejarah

menunjukkan sejak berdirinya pesantren memberikan kontribusi

dalam perjuangan menegakkan keadilan, kebenaran, dan amar

makruf nahi munkar.

K.H. Hasyim Asy‟ariberinisiatif untuk melakukan rapat

konsul-konsul NU se-Jawa dan Madura untuk mengeluarkan fatwa

tentang perjuangan bangsa Indonesia melawan penjajah belanda

anti kemerdekaan pengakuan peserta rapat Saifuddin Zuhri itu

menyatakan bahwa: “Aku baru saja tiba dari Ungaran Semarang

ketika mendapat panggilan dari ketua besar NU agar datang ke

Surabaya pada tanggal 21 Oktober 1945 untuk menghadiri rapat

PBNU yang diperlengkapi dengan konsul-konsul seluruh Jawa dan

Madura. Selama zaman Jepang hubungan dengan luar Jawa

terutama Kalimantan, Sulawesi, Maluku dan Sunda Kecil kecuali

Bali praktis terputus. Jawa dan Sumatera dikuasai oleh angkatan

darat Jepang sisanya oleh angkatan laut. Setelah Jepang menyerah,

Jawa, Sumatera, dan Bali diduduki oleh Inggris dan kepulauan lain

diduduki oleh Australia, keduanya atas nama Sekutu. Sebab itu,

maka rapat PBNU yang dilengkapi dengan konsul-konsul hanya

terbatas pada Jawa dan Madura.21

Rapat dilaksanakan pada tanggal 21-22 Oktober 1945

dengan pimpinan rapat adalah K.H. Abdul Wahab Hasbullah.

Rapat didahului penyajian amanat K.H. Hasyim Asy‟ari tentang

21

Saifuddin Zuhri, Berangkat dari Pesantren Otobiografi Prof. KH.

Saifuddin Zuhdi, (Jakarta: Gunung Agung, 1987), hlm. 251.

Page 33: KONSEP HUBBUL WATHAN MINAL IMAN DALAM …

21

landasan hukum Islam berupa pokok-pokok kaidah tentang

kewajiban ummat Islam pria maupun wanita dalam jihad

mempertahankan kemerdekaan tanah air dan bangsanya.

Sikap NU untuk menentang keras kehadiran pasukan sekutu

seperti tergambar dalam substansi resolusi jihad dan realitas

perlawanan umat Islam sebagai bagian dari realisasinya, sekilas

memang menampakkan keganjilan. Greg Fealy kurang memahami

proses penentuan hukum (istibathul hukum) model NU sehingga

cenderung menilai hal ini sebagai perubahan sikap yang dramatis.

NU yang sebelumnya terkesan moderat dan akomodatif terhadap

eksistensi pemerintahan Belanda maupun Jepang, kemudian

menjadi tampak garang dan radikal. Dasar pemikiran NU adalah

keputusan muktamar NU di Banjarmasin tahun 1936, yaitu NU

menyatakan bahwa Indonesia adalah Dar al-Islam, meskipun saat

itu berada di bawah pemerintahan Hindia Belanda. Hal ini sesuai

dengan pemikiran politik ahlussunnah wal jamaah. Sebagai mana

pendapat Nawawi al-Bantani yang menyatakan bahwa negeri yang

pernah dikuasai oleh umat Islam, meskipun kemudian tidak lagi

dibawah pemerintahan ummat Islam.22

Selanjutnya, dalam pandangan NU sejak proklamasi

kemerdekaan, pemerintah RI adalah pemerintahan yang sah sesuai

hukum Islam, dan oleh karenanya, tidak diragukan lagi bahwa

negara Indonesia adalah negara Islam. Oleh karena itu, usaha yang

merampas kemerdekaan itu sinilah, idiom keagamaan berupa

“jihad fi sabilillah” melawan kembalinya kekuatan penjajah

menemukan relevansi konseptualnya. Hal ini sesuai dengan firman

Allah:

لل ن لق ي ر اذن للذين ي قات لون بن هم ظلموا . ان اال Artinya: “Diizinkan (berperang) kepada orang-orang yang

diperangi, karena sesungguhnya mereka dizalimi. Dan

22

Abdul Latif Bustami dan Tim Sejarawan Tebuireng, Resolusi Jihad...,

hlm. 143-144.

Page 34: KONSEP HUBBUL WATHAN MINAL IMAN DALAM …

22

sungguh, Allah Maha kuasa menolong mereka itu”.

(QS. 22: 39)23

Selain itu, sesuai pendapat al-Anshari dalam kitab Fath al-

Wahhab: “Fardhu „ain ialah yang wajib yang mesti di kerjakan

oleh tiap-tiap orang Islam, yaitu apabila musuh telah menyerbu ke

negeri Islam”. Adapun merupakan yang mati dalam jihad

menegakkan titah Allah adalah mati di jalan Allah dan mereka mati

syahid. Hal ini sesuai dengan hadis Nabi SAW yang diriwayat oleh

Bukhari dan Muslim:

وئل رووا صل : ن وو ن س اا اا ل ه ولم ن ال جل ي قاتل جا ة، ي قاتل ح ة، ي قاتل ريء؛

ن اتل لتكون كلمة هي :ذلك ف و ل ؟ ف قاا رووا صلى الله عليه وسلم( تفق ل ه). ال ل ا ف هو ف و ل

Artinya: “Dari Abu MusaAbdullah bin Qais berkata: Seorang lelaki

mendatangi Nabi SAW lalu berkata: seorang yang

berperang karena mencari ghanimah (harta rampasan

perang), seorang yang berperang karena ingin dikenang,

dan seorang yang berperang karena ingin dipandang

kedudukannya, manakah yang di jalan Allah? Rasulullah

bersabda: Barangsiapa berperang untuk menjadikan

kalimah (agama) Allah tinggi itulah yang di jalan Allah.”

(HR Al-Bukhari dan Muslim).24

Sikap di atas, merupakan ekspresi dari pandangan

keagamaan ahlussunnah wal jama‟ah yang lebih mengedepankan

substansi Islam dari pada formalitas. Dalam pandangan politik (fiqh

siyasi) Sunni, berlakunya syari‟at Islam lebih penting dibanding

menampilkan simbol-simbol Islam. Bentuk negara, termasuk di

dalamnya mekanisme suksesi (nasb al-imamah) boleh bermacam-

macam, tetapi yang penting adalah berlakunya nilai-nilai universal

23

Al-Qur‟anul Karim. 24

Shahih al-Bukhari.

Page 35: KONSEP HUBBUL WATHAN MINAL IMAN DALAM …

23

Islam dan mengandung jaminan kebebasan bagi ummat Islam

untuk melaksanakan ibadahnya. Al-Mawardi, misalnya, dalam

kitabnyaAhkam al-Shulthaniyyah, tidak memasukkan agama Islam

sebagai syarat bagi kepala negara, sebaliknya mempersyaratkan

sifat adil dan nilai-nilai universal lain yang dimiliki oleh Islam.

Lebih lanjut, fatwa jihad yang dikeluarkan oleh

Hadratusyaikh didasari oleh gaya berfikir seorang faqih yang

mencerminkan penguasaan terhadap metode istinbath hukum

secara penguasaan konteks kesejarahan dimana rumusan hukum

yang dihasilkannya tersebut diterapkan. Ia tidak sekedar

mengambil referensi hasil ijtihad ulama klasik, tetapi lebih dari itu,

mengeksplorasi sumber-sumber otentik dengan mempertimbangkan

konteks kesejahteraannya.

Fatwa K.H. Hasyim Asy‟ari sebagaimana kesaksian peserta

rapat, Saifuddin Zuhri, dinyatakan bahwa sebelum rapat yang

dihadiri oleh seluruh konsul NU se-Jawa dan Madura tanggal 21-22

Oktober 1945 didahului oleh penjelasan K.H. Hasyim Asy‟ari

tentang kewajiban mempertahankan republik adalah kewajiban

agama bagi semua orang Islam (fardlu „ain). Hasil rapat itu

mengimplementasikan isi fatwa yang hanya dapat diketahui secara

tertulis sebagimana yang dinyatakan dalam kedaulatan rakyat,

Yogyakarta, tanggal 26 Oktober 1945 tertulis ”Toentoetan

Nahdlatoel Oelama kepada Pemerintah Repoeblik Soepaja

mengambil tindakan yang sepadan Resolusi”.25

Tulisan fatwa K.H. Hasyim Asy‟ari pada awalnya menurut

Nurchalis Majid ditulis dalam huruf pegon. Fatwa itu muncul

ketika NU mengadakan rapat di madiun dengan Badan Keamanan

Rakyat (29Agustus 1945) menjadi tentara keamanan Republik

Indonesia (12 Oktober 1946) pada waktu itu diwakili oleh jenderal

Sudirman hasil rapat yang berupa fatwa wajibnya jihad melawan

belanda ditulis dalam huruf pegon. Fatwa itu ditulis pada selembar

kertas, dan menurut kebiasaan dengan menggunakan huruf pegon.

25

Abdul Latif Bustami dan Tim Sejarawan Tebuireng, Resolusi Jihad...,

hlm. 146-147.

Page 36: KONSEP HUBBUL WATHAN MINAL IMAN DALAM …

24

Menurut Tabuireng, fatwa K.H. Hasyim Asy‟ari sebagai

proses yang panjang di keluarkan sekitar 22 Agustus 1945.

Alasannya, K.H. Hasyim Asy‟ari sebagai Ketua Masyumi yang

sering membincangkan masalah nasional dan putranya K.H. Wahid

Hasyim sebagi anggota PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan

Indonesia) akan memberikan pemuktakhiran informasi nasional

terutama tentang kehadiran penjajah baru.26

Penyebarluasan fatwa itu bersifat representatif mewakili

suara ummat Islam karena K.H. Hasyim Asy‟ari sebagai ketua

Masyumi, dan seperguruan dengan ulama yang diberi lebel

subyektif modernis sewaktu belajar di makkah. Peran K.H. Hasyim

Asy‟ari mampu menjadi pengintegrasi kekuatan ummat Islamyang

secara pemikiran beragam. Fatwa sebagai pusat solidaritas ummat

Islam melawan NICA yang ingin menggagalkan kemerdekaan.

Hadratus Syeikh sebagai ahli hadits terkemuka di Indonesia

melahirkan fatwa tersebut setelah melakukan dua tahapan

metodelogis, yaitu ta‟yin al-faridlah (penentuan hukum fardhunya)

dan tahqiq al-Faridlah (realisasi hukum fardhunya).27

Resolusi jihad dan penerimaan pancasila sebagai asas

adalah dua contoh besar tentang sikap ulama dan ummat Islam

yang memahami ajaran agama secara luntur dan kontekstual. Ini

menunjukkan bahwa Islam selaras dengan upaya mempertahankan

nilai-nilai kebangsaan.28

C. Definisi Operasional

Definisi operasional dimaksudkan untuk menghindari

kesalahan pemahaman dan perbedaan penafsiran yang berkaitan

dengan istilah-istilah dalam judul skripsi. Sesuai dengan judul

penelitian yaitu: “Konsep Hubbul Wathan Minal Iman dalam

26

Abdul Latif Bustami dan Tim Sejarawan Tebuireng, Resolusi Jihad.,

hlm. 149-150. 27

Abdul Latif Bustami dan Tim Sejarawan Tebuireng, Resolusi Jihad...,

hlm. 137-152. 28

YunalIsra, dkk, Fikih Nasionalisme, (Banten: Yayasan Pengkajian

Hadist el-Bukhari Institute, 2018), hlm. 32-34.

Page 37: KONSEP HUBBUL WATHAN MINAL IMAN DALAM …

25

Pandangan Ulama NU di Banda Aceh”, maka definisi operasional

yang perlu dijelaskan, yaitu:

1. Konsep

Konsep menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti:

pengertian, gambaran mental dari objek, proses, pendapat (paham),

rancangan (cita-cita) yang telah dipikirkan.29

Agar segala kegiatan

berjalan dengan sistematis dan lancar, dibutuhkan suatu

perencanaan yang mudah dipahami dan dimengerti. Perencanaan

yang matang akan menambah kualitas dari kegiatan tersebut.

Fungsi dari konsep sangat beragam, akan tetapi pada

umumnya konsep memiliki fungsi yaitu mempermudah seseorang

dalam memahami suatu hal. Karena sifat konsep sendiri adalah

mudah dimengerti, serta mudah dipahami.30

Adapun pengertian konsep menurut para ahli:31

a. Soedjadi, mengartikan konsep ke dalam bentuk atau suatu

yang abstrak untuk melakukan penggolongan yang nantinya

akan dinyatakan ke dalam suatu istilah tertentu.

b. Bahri, konsep adalah suatu perwakilan dari banyak objek yang

memiliki ciri-ciri sama serta memiliki gambaran yang abstrak.

c. Singarimbun dan Efendi, konsep adalah suatu generalisasi dari

beberapa konsep yang memiliki fenomena tertentu sehingga

dapat digunakan untuk penggambaran fenomena lain dalam hal

yang sama.

Adapun konsep yang dimaksud dalam penelitian ini

berdasarkan uraian di atas adalah gambaran umum berisi uraian

yang berkaitan tentang hubbul wathan minal iman.

29

Pusat Pembinaan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI,

Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1994), hlm. 520. 30

Idtesis.com, Pengertian Konsep Menurut Para Ahli, (Diposting

Tanggal 20 Maret 2015). https://idtesis.com/konsep-menurut-para-ahli/ (Diakses

pada tanggal 15 Januari 2020). 31

Idtesis.com, Pengertian Konsep..., (Diakses pada tanggal 15 Januari

2020).

Page 38: KONSEP HUBBUL WATHAN MINAL IMAN DALAM …

26

2. Hubbul Wathan Minal Iman

Istilah hubbul wathan minal iman sering disebut juga

dengan nasionalisme adalah rasa cinta terhadap tanah air. Menurut

Kamus Besar Bahasa Indonesia “Nasionalisme berasal dari kata

nasional dan isme yaitu paham kebangsaan yang mengandung

makna kesadaran dan semangat cinta tanah air, memiliki rasa

kebangsaan bangsa, atau memelihara kehormatan bangsa”.32

Menurut Hitler “Nasionalisme adalah sikap dan semangat

berkorban untuk melawan bangsa lain”.33

Nasionalisme memiliki beberapa bentuk antara lain:34

1) Nasionalisme kewarganegaraan (nasionalisme sipil) adalah

nasionalisme dimana negara memperoleh kebenaran politik

dari partisipasi aktif rakyatnya. Keanggotaan suatu bangsa

bersifat sukarela. Bentuk nasionalisme ini mula-mula dibangun

oleh Jean-Jacques Rousseau dan menjadi bahan tulisannya.

2) Nasionalisme etnis atau etnonasionalisme adalah dimana

negara memperoleh kebenaran politik dari budaya asal atau

etnis sebuah masyarakat. Keanggotaan suatu bangsa bersifat

turun-temurun.

3) Nasionalisme romantik adalah bentuk nasionalisme etnis

dimana negara memperoleh kebenaran politik sebagai suatu

yang alamiah dan merupakan ekspresi dari bangsa atau ras.

Nasionalisme romantik menitik beratkan pada budaya etnis

yang sesuai dengan idealisme romantik .

4) Nasionalisme budaya adalah nasionalisme dimana negara

memperoleh kebenaran politik dari budaya bersama dan tidak

bersifat turun-temurun seperti warna kulit.

5) Nasionalisme kenegaraan adalah merupakan variasi

nasionalisme kewarganegaraan yang sering dikombinasikan

dengan nasionalisme etnis. Dalam nasionalisme kenegaraan

bangsa adalah suatu komunitas yang memberikan kontribusi

terhadap pemeliharaan dan kekuatan negara.

32

Listyarti Retno, Pendidikan Kewarganegaraan, (Jakarta: Esis, 2007),

hlm. 26. 33

Chotib dan Djazuli, Kewarganegaraan Menuju Masyarakat Madani,

(Jakarta: Ghalia Indonesia, 2007), hlm. 24. 34

Listyarti Retno, Pendidikan Kewarganegaraan, (Jakarta: Esis, 2007),

hlm. 28.

Page 39: KONSEP HUBBUL WATHAN MINAL IMAN DALAM …

27

6) Nasionalisme agama adalah nasionalisme dimana negara

memperoleh legitimasi politik dari persamaan agama.

Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa

hubbul wathan minal iman adalah suatu paham atau ajaran untuk

mencintai bangsa dan negara atas kesadaran secara bersama-sama

untuk mencapai, mempertahankan, dan mengabdikan identitas,

integritas, kemakmuran dan kekuatan bangsa, dan berdasarkan

syariat kenyakinan keberagaman kepada Allah SWT.

3. Nahdhatul Ulama (NU)

Nahdhatul Ulama adalah organisasi Islam di Indonesia yang

memiliki pengikut cukup banyak dan pengaruh yang cukup besar.

Pengaruh organsisasi ini hampir di semua aspek kehidupan, seperti

ekonomi, politik, sosial budaya, agama dan sebagainya. NU adalah

singkatan dari Nahdlatul „Ulama yang berarti kebangkitan „ulama

atau kebangkitan cendekiawan Islam. Organisasi ini berdiri pada

tanggal 31 Januari 1926 yang diprakarsai oleh K.H. Hasyim

Asy‟ari yang tidak lain adalah seorang ulama besar nusantara di

kala itu yang sangat berpengaruh dan berilmu tinggi.

Nahdlatul Ulama merupakan gerakan keagamaan yang

bertujuan untuk ikut membangun dan mengembangkan insan dan

masyarakat yang bertaqwa kepada Allah SWT, cerdas, terampil,

berakhlak mulia, tenteram, adil dan sejahtera. Nahdlatul Ulama

mewujudkan cita-cita dan tujuannya melalui serangkaian ikhtiyar

yang didasari oleh dasar-dasar faham keagamaan yang membentuk

kepribadian khas Nahdlatul Ulama.35

Dasar-dasar faham keagamaan yang dianut oleh organisasi

NU adalah sebagai berikut:36

a. Mendasarkan faham keagamaan kepada sumber ajaran agama

Islam: Al-Qur‟an, As-Sunnah, Al-Ijma‟ dan Al-Qiyas.

35

Anggaran Dasar & Anggaran Rumah Tangga Nahdlatul Ulama, Hasil

Keputusan Muktamar Ke-33 NU 1-5 Agustus 2015 Jombang, Jawa Timur,

(Jakarta: Lembaga Ta‟lif wan Nasyr PBNU, 2015), hlm. 153. 36

Anggaran Dasar & Anggaran Rumah Tangga Nahdlatul Ulama, Hasil

Keputusan..., hlm. 154-156.

Page 40: KONSEP HUBBUL WATHAN MINAL IMAN DALAM …

28

b. Dalam memahami, manafsirkan Islam dari sumber-sumbernya

diatas, Nahdlatul Ulama mengikuti faham ahlussunnah wal

jama‟ah dan menggunakan jalan pendekatan (al-madzhab):

1) Di bidang aqidah, Nahdlatul Ulama mengikuti

ahlussunnah wal jama‟ah yang dipelopori oleh Imam

Abul Hasan al-Asy‟ari dan Imam Mansur al-Maturidi.

2) Di bidang fiqih, Nahdlatul Ulama mengikuti jalan

pendekatan (al-madzhab) salah satu dari madzhab Abu

Hanifah an-Nu‟man, Imam Malik bin Anas, Imam

Muhammad bin Idris As-Syafi‟i dan Imam Ahmad bin

Hanbal.

3) Di bidang tasawuf, mengikuti antara lain Imam al-Junaidi

al-Baghdadi dan Imam al-Ghazali serta imam-imam yang

lain.

c. Mengikuti pendirian, bahwa Islam adalah agama yang fitri,

yang bersifat menyempurnakan segala kebaikan yang sudah

dimiliki manusia. Faham keagamaan yang dianut oleh

Nahdlatul Ulama bersifat menyempurnakan nilai-nilai yang

baik yang sudah ada dan menjadi milik serta ciri-ciri suatu

kelompok manusia seperti suku maupun bangsa dan tidak

bertujuan menghapus nilai-nilai tersebut.

Adapun Nahdhatul Ulama (NU) yang dimaksud dalam

penelitian ini adalah berpusat pada Kantor NU di Banda Aceh.

Page 41: KONSEP HUBBUL WATHAN MINAL IMAN DALAM …

29

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian

Pendekatan ini merupakan salah satu jenis penelitian

lapangan (field research) dengan menggunakan pendekatan

sosiologis, filosofis, historis, kebudayaan dan teologis normatif.

1. Pendekatan Sosiologis

Sosiologi adalah suatu ilmu yang menggambarkan tentang

keadanan masyarakat lengkap dengan struktur. Lapisan serta

berbagai gejala sosial lainya yang saling berkaitan. Dengan ilmu ini

suatu fenomena sosial dapat dianalisis dengan faktor-faktor yang

mendorong terjadinya hubungan, mobilitas serta sosial keyakinan-

keyakinan yang mendasari terjadinya proses tersebut. Selanjutnya

sosiologis dapat digunakan sebagai salah satu pendekatan dalam

memahami agama, hal demikian dapat dimengerti, karena dapat

memahami bidang kajian agama yang baru secara proporional dan

tepat apabila menggunakan jasa buatan dari ilmu sosiologis.1

Pendekatan ini untuk melihat hubungan sosial manusia dan

memberikan makna terhadap sesuatu yang di jumpainya dan dapat

pula mendapatkan hikmah dan ajaran yang terkandung di

dalamnya. Pendekatan ini membantu penulis membangun

pendekatan dengan pengurus organisasi PCNU Kota Banda Aceh.

2. Pendekatan Filosofis

Filsafat berarti cinta kepada kebenaran, ilmu dan hikmah

atau upaya menjelaskan inti, hakikat atau hikmah mengenai sesuatu

yang berada di balik objek formasinya. Dengan mengunakan

pendekatan filosofis ini seseorang akan dapat memberi makna

terhadap sesuatu yang dijumpainya dan dapat pula mendapat

hikmah dan ajaran yang terkadung di dalamnya.2 Pendekatan ini

1Abuddin Nata, Metodelogi Studi Islam (Jakarta: Raja Grafindo

Persada, 2012), hlm. 28. 2Abuddin Nata, Metodelogi Studi..., hlm. 42.

Page 42: KONSEP HUBBUL WATHAN MINAL IMAN DALAM …

30

membatu penulis mendapat hikmah penelitian di PCNU Kota

Banda Aceh.

3. Pendekatan Historis

Pendekatan historis atau sejarah yang dengan menggunakan

metode ini diharapkan dapat mengumpulkan dan mengungkapkan

sumber-sumber sejarah yang sudah ada. Dalam penyusunan

penelitian sejarah ini maka penelitian dilakukan bersifat setudi

kepustakaan (library research). Sebab penelitian library research

yaitu penelitian yang di lakukan dengan menggunakan bahan baca

sebagai sumber atau disebut juga dengan penelitian pustaka.

Penelitian sejaran adalah sebuah proses yang meliputi

pengumpulan dan penafsiran gejala, peristiwa atau gagasan yang

timbul di masa lampau untuk menemukan generalisasi yang

berguna dalam usaha untuk memahami keyataan sejarah.

Pendekatan ini penulis gunakan untuk memahami sejauh mana

perbedaan PCNU Kota Banda Aceh dulu dan sekarang.

4. Pendekatan Kebudayaan

Kebudayaan adalah hasil cipta manusia dengan

menggunakan dan mengarahkan segenap potensi batin yang

dimilikinya. Di dalam kebudayaan tersebut terhadap pengetahuan,

keyakinan, seni, moral, adat istiadat dan sebagainya. Kebudayaan

dapat di gunakan untuk memahami agama yang terdapat pada

tataran empiris atau agama yang tampil dalam bentuk formal yang

mengejala di masyarakat. Pengalaman agama yang terdapat di

masyarakat tersebut diproses oleh pengetahuan dari sumber agama,

yaitu wahyu melalui penalaran.3 Pendekatan ini penulis gunakan

untuk melihat adat-istiadat masyarakat Kota Banda Aceh dan

sejauh mana masyarakat memahami konsep hubbul wathan minal

iman.

5. Pendekatan Teologis Normatif

Pendekatan teologis normatis dalam memahami agama

menggunakan kerangka ilmu ketuhanan yang bertolak dari suatu

3Abuddin Nata, Metodelogi Studi..., hlm. 49.

Page 43: KONSEP HUBBUL WATHAN MINAL IMAN DALAM …

31

keyakinan bahwa wujud empirik dari suatu keagamaan di anggap

sebagai yang paling benar dengan yang lainnya, dengan ciri-ciri

loyalitas terhadap kelompok sendiri, komitmen dan dedikasi serta

penggunaan bahasa yang bersifat subjektif yakni bahasa sebagai

pelaku, bukan sebagai pengamat.4 Pendekatan ini penulis gunakan

untuk melihat dampak hubbul wathan minal iman di tengah-tengan

masyarakat dalam pandangan normatis.

B. Sumber Data Penelitian

Data yaitu sebuah kumpulan bukti-bukti yang disimpulkan

atau disajikan untuk mendapatkan suatu tujuan yang diinginkan.

Data sangat memegang peran aktif dalam pelaksanaan penelitian.

Data dilihat menurut sifatnya dapat digolongkan menjadi dua

bagian yaitu data kualitatif dan data kuantitatif.5

Penelitian kualitatif yaitu suatu penelitian yang dilakukan

dengan memaparkan pendeskripsian fenomena, peristiwa, aktivitas

sosial, kepercayaan, persepsi dan pemikiran orang secara individu

maupun dalam suatu kelompok.6

Jadi, dapat disimpulkan bahwa penelitian kualitatif yaitu

penelitian yang dapat menghasilkan data deskriptif yang berupa

kejadian, kata-kata, yang dapat menggambarkan suatu objek yang

diteliti sesuai dengan apa yang terjadi di lapangan.

1. Data Primer

Data primer merupakan sumber data yang di peroleh oleh

peneliti langsung dari responden (objek penelitian) seperti

kuesioner, observasi, wawancara dan lain lainya. Adapun

responden yang peneliti jumpai secara langsung yaitu Ketua PCNU

Kota Banda Aceh, Sekretaris, Bendahara Dan Anggota Organisasi

PCNU Kota Banda Aceh yang akan menjadi sumber data. Dapat

4Abuddin Nata, Metodelogi Studi..., hlm. 28.

5Moh Pabundu Tika, Metodologi Riset Bisnis, (Jakarta: Bumi Akasara,

2006), hlm. 57-58. 6Sukmadinata, Ns, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: Graha

Akasara, 2006), hlm. 6.

Page 44: KONSEP HUBBUL WATHAN MINAL IMAN DALAM …

32

penulis jadikan rujukan mengenai hubbul wathan minal iman dalam

pandangan nahdatul ulama di Kota Banda Aceh.

2. Data Sekunder

Data sekunder merupakan data yang diperoleh oleh

penelitian melalui data yang telah dikumpulkan oleh orang lain,

seperti peneliti yang telah dilakukan peneliti sebelumnya, buku-

buku yang telah dipublikasikan, dokumen, koran, majalah dan lain-

lain. Penulis mengumpulkan beberapa data pendukung dalam

penelitian ini yang bersumber dari buku berjudul Resolusi Jihad

paling syar’i karangan Gugun El Guyane dan juga dari beberapa

dokumen (arsip) milik Organisasi PCNU Kota Banda Aceh.

C. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah cara yang dilakukan oleh

peneliti untuk mengumpulkan data. Pengumpulan data dilakukan

untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan dalam rangka

mencapai tujuan penelitian. Sementara itu, instrumen pengumpulan

data merupakan alat yang digunakan untuk mengumpulkan data.

Berikut ini adalah penjelasan terhadap teknik-teknik

pengumpulan data yang penulis lakukan dilapangan, yaitu:

1. Observasi

Observasi adalah teknik pengumpulan data dengan cara

pengamatan secara langsung terhadap suatu subjek yang diteliti

meliputi berbagai macam kejadian, peristiwa, keadaan, tindakan

yang menyusun. Observasi tidak hanya dilakukan terhadap fakta-

fakta lapangan yang terlihat, namun bisa juga terhadap fakta atau

berita yang didengar. Dengan observasi, peneliti dapat lebih mudah

dalam mengolah informasi yang ada atau bahkan informasi yang

muncul secara tiba-tiba tanpa diprediksi terlebih dahulu.7

Peneliti melakukan observasi dengan cara turun ke

lapangan dan mengamati hal-hal yang berkaitan dengan objek

7Albi Anggito & Johan Setiawan, Metodelogi Kualitatif, Cet-1,

(Sukabumi: Jejak, 2018), hlm. 108-110.

Page 45: KONSEP HUBBUL WATHAN MINAL IMAN DALAM …

33

penelitian.8 Observasi yang dilakukan tersebut juga dengan

memanfaatkan panca indera disertai pencatatan secara rinci

terhadap objek penelitian.

Jadi, dalam hal ini peneliti melakukan pengamatan dengan

mendatangi langsung lokasi penelitian yaitu Kantor NU Kota

Banda Aceh. Di lokasi tersebut, peneliti mengumpalkan data

tentang letak geografis kantor PCNU, data tentang struktur

organisasi dari periode sejak pertama berdiri sampai saat ini, dan

dokumen serta arsip penting yang ada kaitannya dengan PCNU

Banda Aceh.

2. Wawancara

Wawancara adalah percakapan yang memiliki tujuan untuk

mendapatkan konstruksi yang terjadi sekarang mengenai orang,

kejadian, aktivitas, organisasi, perasaan, motivasi, pengakuan,

kerisauan dan lain sebagainya. Peneliti mengadakan rekonstruksi

keadaan berdasarkan pengalaman masa lalu, selanjutnya membuat

proyeksi keadaan yang diharapkan terjadi pada masa yang akan

datang. Dan tindakan akhir adalah mengadakan verifikasi tentang

konstruksi, dan proyeksi yang telah didapat sebelumnya.9

Wawancara merupakan suatu teknik bentuk komunikasi

secara verbal. Wawancara dapat dikatakan sejenis dengan

percakapan yang memiliki tujuan untuk memperoleh informasi

yang diinginkan. Wawancara adalah salah satu metode dari

pengumpulan data yang dilakukan dengan cara tanya jawab yang

kemudian dikerjakan secara sistematik serta berdasarkan pada

permasalahan, tujuan, dan hipotesa penelitian.

Adapun wawancara yang dilakukan penulis yaitu secara

mendalam guna mendapatkan jawaban-jawaban narasumber

mengenai pendapatnya terhadap konsep hubbul wathan minal iman

8Sugioyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D,

(Bandung: Alfabeta, 2011), hlm. 222. 9I Wayan Suwendra, Metodelogi Penelitian Kualitatif dalam Ilmu

Sosial, Pendidikan, Kebudayaan dan Keagamaan, cet-1, (Bandung: Nilacakra,

2018), hlm. 55.

Page 46: KONSEP HUBBUL WATHAN MINAL IMAN DALAM …

34

dalam Pandangan NU di Banda Aceh. Wawancara dilakukan

dengan melibatkan beberapa orang responden di organisasi NU

Banda Aceh.

Dalam penelitian ini, penulis menjumpai Ketua dan

Pengurus Cabang Nahdhatul Ulama (PCNU) Banda Aceh guna

untuk memperoleh informasi berupa data yang akurat dan tepat

dalam penelitian ini.

3. Dokumentasi

Dalam metode ini peneliti menggunakan perolehan data-

data yang terkait dengan permasalahan penelitian yang peneliti

lakukan. Peneliti mencoba menelusuri data tertulis yang terdapat di

dalam internal organisasi NU, seperti arsip sejarah NU, regulasi,

panduan, AD/ART (Anggaran dasar dan anggaran rumah tangga)

dan SOP (Standar Operasional Prosedur) di media cetak, dan buku-

buku yang terkait dengan persoalan yang diteliti oleh peneliti.

Ada dua jenis dokumen yang akan dibicarakan dalam

tulisan ini yaitu: dokumen pribadi dan dokumen resmi. Dokumen

pribadi, menurut Moleong (1988) ada tiga jenis yaitu: buku harian,

surat pribadi, dan otobiografi, sedangkan dokumen resmi terdiri

dari dokumen internal dan eksternal.

Dokumen internal berupa memo, pengumuman, instruksi,

aturan, rekaman hasil rapat, dan keputusan pimpinan yang

digunakan dalam kalangan sendiri. Sedangkan dokumen eksternal

berupa bahan-bahan informasi yang dihasilkan oleh lembaga sosial

seperti majalah, buletin, pernyataan dan berita pada media massa.10

D. Teknik Analisis Data

Setiap data observasi, wawancara mendalam dan telaah

dokumen, dianalisis melalui tiga tahapan, yaitu reduksi data,

penyajian data dan penarikan kesimpulan atau verifikasi.11

Di

bagian reduksi, setiap informasi diedit sesuai dengan tema pokok

10

I Wayan Suwendra, Metodelogi Penelitian Kualitatif..., hlm. 66. 11

Husaini Usman dan Pornomo Setiadi Akbar, Metodologi Penelitian Sosial, hlm. 85.

Page 47: KONSEP HUBBUL WATHAN MINAL IMAN DALAM …

35

penelitian atau mengabaikan data-data yang relevan. Di bagian

penyajian, data hasil reduksi dideskripsikan dalam bentuk laporan

yang bersifat naratif. Adapun di bagian verifikasi, setiap data hasil

reduksi yang sudah dalam bentuk narasi disimpulkan kembali

secara sistematis. Tujuannya ialah agar kesimpulan yang diambil

tidak bersalahan dengan realita yang berlaku di lokasi penelitian.

Adapun teknik penulisan dan penyusunan skripsi ini

peneliti berpedoman pada buku: Panduan Penulisan Skripsi yang

diterbitkan oleh Fakultas Ushuluddin dan Filsafat Universitas Islam

Negeri Ar-Raniry Banda Aceh tahun 2017.

Page 48: KONSEP HUBBUL WATHAN MINAL IMAN DALAM …

36

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Peneliti melakukan penelitiandi Kantor Kesekretariatan

Pengurus Cabang Nahdhatul Ulama (PCNU) Kota Banda Aceh

beralamat di jalan Dayah Nomor 5 Dusun Cempaka Gampong

Lamteumen Timur, Banda Aceh.

Adapun denah lokasi kantor kesekretariatan PCNU Kota

Banda Aceh dapat dilihat pada gambar berikut:

Gambar 4.1 Gambar Denah Kantor PCNU Kota Banda Aceh

Page 49: KONSEP HUBBUL WATHAN MINAL IMAN DALAM …

37

B. Organisasi NahdhatulUlama (NU)

Nahdhatul Ulama (NU) sebagai jam‟iyyah diniyah adalah

wadah bagi para ulama dan pengikut-pengikutnya yang didirikan

pada 16 Rajab 1344 H / 31 Januari 1926 M. dengan tujuan untuk

memelihara, melestarikan, mengembangkan dan mengamalkan

ajaran Islam yang berhaluan ahlussunnah wal jama’ah dan

menganut salah satu madzhab empat, masing-masing Abu Hanifah

An-Nu‟man, Imam Malik bin Anas, Imam Muhammad bin Idris

Asy-Syafi‟i dan Imam Ahmad bin Hanbal, serta untuk

mempersatukan langkah para ulama dan pengikut-pengikutnya

dalam melakukan kegiatan yang bertujuan untuk menciptakan

kemaslahatan masyarakat, kemajuan bangsa dan ketinggian harkat

dan martabat manusia.1

Lambang Nahdhatul Ulama berupa gambar bola dunia yang

dilingkari tali tersimpul, dikitari oleh 9 (sembilan) bintang, 5 (lima)

bintang terletak melingkari di atas garis khatulistiwa yang terbesar

di antaranya terletak di tengah atas, sedang 4 (empat) bintang

lainnya terletak melingkar di bawah garis khatulistiwa, dengan

tulisan NAHDHATUL ULAMA dalam huruf Arab yang melintang

dari sebelah kanan bola dunia ke sebelah kiri, dan ada huruf “N” di

bawah kiri dan “U” di bawah kanan, semua terlukis dengan warna

putih di atas dasar hijau.

Gambar 4.2 Lambang Nahdhatul Ulama

1Anggaran Dasar & Anggaran Rumah Tangga Nahdlatul Ulama, Hasil

Keputusan Muktamar Ke-33 NU 1-5 Agustus 2015 Jombang, Jawa Timur,

(Jakarta: Lembaga Ta‟lif wan Nasyr PBNU, 2015), hlm. 152-153.

Page 50: KONSEP HUBBUL WATHAN MINAL IMAN DALAM …

38

Struktur Organisasi Nahdhatul Ulama (NU) terdiri dari:2

1. Pengurus Besar

2. Pengurus Wilayah

3. Pengurus Cabang/Pengurus Cabang Istimewa

4. Pengurus Majelis Wakil Cabang

5. Pengurus Ranting

6. Pengurus Anak Ranting

Secara garis besar, kepengurusan Organisai Nahdhatul

Ulama (NU) terbagi menjadi 3 yaitu:

a. Pengurus Besar Nahdhatul Ulama (PBNU)

b. Pengurus Wilayah Nahdhatul Ulama (PWNU)

c. Pengurus Cabang Nahdhatul Ulama (PCNU)

Kepengurusan Nahdhatul Ulama terdiri dari bagian, yaitu

Mustasyar, Syuriyah dan Tanfidziyah.

a. Mustasyar adalah penasehat yang terdapat di Pengurus Besar,

Pengurus Wilayah, Pengurus Cabang/ Pengurus Cabang

Istimewa, dan pengurus Majelis Wakil Cabang.

b. Syuriyah adalah pimpinan tertinggi Nahdhatul Ulama.

c. Tanfidziyah adalah pelaksana.3

Adapun data tentang kepengurusan organisasi Nahdhatul

Ulama secara lengkap dan terperinci akan penulis sertakan di

bagian lampiran.

C. Hasil Penelitian

Pemahaman Ulama NU Kota Banda Aceh terhadap konsep

hubbul wathan minal iman sedikit banyaknya tidak jauh berbeda

dengan konsep hubbul wathan yang dipelopori dan digaungkan

oleh K.H. Hasyim Asy‟ari. Inti dari konsep tersebut adalah

mengajak ummat islam pada umumnya baik laki-laki maupun

perempuan dari berbagai elemen masyarakat untuk menanamkan

dalam diri mereka sikap cinta tanah air.

2Anggaran Dasar & Anggaran Rumah Tangga Nahdlatul Ulama, Hasil

Keputusan..., hlm. 42. 3Anggaran Dasar & Anggaran Rumah Tangga Nahdlatul Ulama, Hasil

Keputusan..., hlm. 43.

Page 51: KONSEP HUBBUL WATHAN MINAL IMAN DALAM …

39

Konsep yang telah dianut tersebut selanjutnya diaplikasikan

dalam kehidupan sosial sehingga dikenallah dengan istilah resolusi

jihad, yaitu sebuah upaya mempertahankan tanah air dari gangguan

atau ancaman dari luar yang membahayakan negara kesatuan

Republik Indonesia (NKRI).

1. Pemahaman Ulama NU Kota Banda Aceh Terhadap Konsep

Hubbul Wathan Minal Iman

Berdasarkan dari hasil wawancara dengan Ketua, Sekretaris,

dan beberapa Anggota Pengurus Cabang NU Kota Banda Aceh,

penulis menemukan beragam hasil yang sedikit banyaknya hampir

sama jawabannya satu sama lain terkait konsep hubbul wathan

minal iman.

Penulis memulai penelitian terhadap pertanyaan ini dengan

meminta tanggapan pertama sekali dari Ketua PCNU Kota Banda

Aceh, Tgk. Rusli Daud, SH.I atau yang sering disapa dengan

sebutan WaledRusli. Beliau memberikan penjelasan tentang

sebagai berikut:

Bahwa konsep hubbul wathan minal iman sejalan dan

searah dengan visi misi dan bagian dari pada identitas NU

Kota Banda Aceh yaitu masyarakat memiliki jiwa cinta

terhadap tanah air. Berkaca dari sejarah, di Aceh pernah

terjadi konflik yang berkepanjangan. Ketika itu, banyak dari

masyarakatAceh yang berjuang demi mempertahankan

tanah Aceh dari penindasan. Ini adalah bukti bahwa secara

praktek di lapangan memang masyarakat Aceh pada

umumnya dan Kota Banda Aceh khususnya sudah

menganut dan mengamalkan konsep hubbul wathan minal

iman namun mereka tidak terlalu familiar dengan

penggunaan istilah hubbul wathan minal iman

sehinggasulituntuk kita deteksi di kalangan masyarakat.

Sehingga perlu upaya lagi dari kita untuk membentuk

konsep hubbul wathan ini menjadi lebih sistematis agar

semua kalangan mengerti dan memahami secara betul

tentang konsep tersebut. Masyarakat Banda Aceh juga sadar

Page 52: KONSEP HUBBUL WATHAN MINAL IMAN DALAM …

40

bahwa mereka selaku orang Aceh memang masih terikat

dengan NKRI. Dari itu, disadari atau pun tidak setiap

masyarakat pada umumnya sudah memiliki jiwa hubbul

wathan minal iman.4

Menurut peneliti pemahaman Waled Rusli tentang konsep

hubbul wathan minal iman kurang nasionalis, karena apa yang

disampaikan lebih banyak pembahasan yang mengarah kepada

kecintaan terhadap Aceh. Penulis beranggapan apa yang

disampaikan oleh waled terlalu fanatik terhadap Aceh khususnya

dan kurang berkaitan dengan harapan dan konsep yang

dimaksudkan oleh K.H. Hasyim Asy'ari, yaitu cinta terhadap tanah

air Indonesia. Padahal sejarah Indonesia juga mencatat penolakan

dan penentangan umat Islam terhadap penindasan kolonialisme.5

Nasionalisme yang mengarah kepada fanatisme kesukuan

tentu bertentangan dengan Islam. Tapi tidak selamanya

nasionalisme selalu berwajah fanatisme dan perpecahan antar-suku.

Sejarah membuktikan bahwa nasionalisme punya saat-saat

membebaskan dan mencerahkan.6

Kemudian peneliti melanjutkan wawancara dengan

Sekretaris NU Kota Banda Aceh, Tgk. Ismi Amran atau kerap

disapa dengan Ustad Mimi Amran yang beralamat di Ketapang.

Tidak jauh berbeda dengan apa yang disampaikan oleh Ketua

PCNU, Tgk. Ismi Amran memberikan penjelasan sebagai berikut:

Hubbul wathan minal iman sebagai sebuah konsep yang

mesti ada dalam setiap jiwa orang islam agar cinta terhadap

tanah air dan memiliki jiwa nasionalisme yang tinggi.

Jikadilihat kondisi sosial masyarakat Kota Banda Aceh

sekarang, memang mayoritas pemerintah Aceh adalah

mantan kombatan GAM ketika masa konflik di Aceh kala

4Hasil wawancara dengan Ketua PCNU Kota Banda Aceh, Tgk. Rusli

Daud, SH.I, pada tanggal 1 Januari 2020. 5Lathiful Khuluk, Fajar Kebangunan Ulama, (Yogyakarta: LKIS,

2000), hlm. 69. 6Hasan Al-Banna, Risalah Pergerakan Ikhwanul Muslimin, (Solo: Era

Intermedia, 2011), hlm. 206-208.

Page 53: KONSEP HUBBUL WATHAN MINAL IMAN DALAM …

41

itu, tetapi seiring berjalannya waktu dapat kita lihat sendiri

bahwa sekarang mereka sangat mendukung penerapan

konsep hubbul wathan di masyarakat. Ditambah dengan

keadaan Aceh hari ini, meski dulu pernah terjadi konflik,

namun itu bukanlah satu masalah terhadap konsep hubbul

wathan minal iman Masyarakat kota Banda Aceh karena itu

cuman bentuk dari kekecewaan masyarakat Aceh kepada

pemerintah pusat. Kalau di Banda Aceh sendiri itu bukan

masalah apalagi masyarakat Kota Banda Aceh tidak terlalu

terkena dampak dari konflik Aceh. Jadi, tidak ada yang

tidak setuju terhadap konsep tersebut baik dari mantan

kombatan GAM, pemerintah, dan masyarakat, bahkan

mereka termasuk pelaku hubbul wathan minal iman itu

sendiri danberdiri di garda terdepan dalam memperjuangkan

tanah airnya.7

Menurut peneliti pemahaman konsep hubbul wathan minal

iman yang disampaikan oleh sekretaris NU kota Banda Aceh yang

penulis pahami. Sekarang konsep hubbul wathan minal iman di

terima di kalangan GAM karena adanya konflik butuh proses yang

panjang bagi masyarakat Aceh untuk memulihkan luka lama

walaupun di kota banda Aceh tidak terlalu berimbas karena

memang bukan tempat basis konflik Aceh.

Seorang penulis, Kamaruzzaman dalam bukunya yang

berjudul “Ulama Separatisme dan Radikalisme di Aceh”

mengatakan bahwa sejarah masa depan di Aceh akan begitu rumit,

tertama jika orang Aceh tidak mampu keluar dari kemelut konflik,

baik dengan pemerintah pusat maupun diantara sesama orang

Aceh. Jika kedua model konflik ini masih diteruskan, maka

tidaklah begitu susah memahami sejarah masa depan Aceh. Hal ini

tentu saja dapat dilihat dari hasil konflik Aceh yang selalu berujung

7Hasil wawancara dengan Sekretaris NU Kota Banda Aceh, Tgk. Ismi

Amran, pada tanggal 1 Januari 2020.

Page 54: KONSEP HUBBUL WATHAN MINAL IMAN DALAM …

42

pada pengulangan sejarah, dengan modifikasi aktor dan isu yang

menjadi asbab kemunculan konflik tersebut.8

Selanjutnya ada juga tanggapan dari Desi Hartika, salah

satu anggota pengurus PCNU Kota Banda Aceh. Berikut ini

pemahaman beliau terhadap konsep hubbul wathan minal iman:

Konsep hubbul wathan minal iman sudah sangat dipahami

oleh semua kalangan, karena konsep hubbul wathan minal

iman ini adalah konsep yang sering diterapkan dan

dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari, dimana semua

orang menerapkan konsep tersebut dalam kesehariannya.

Contoh kecilnya seperti membantu fakir miskin itu juga

bentuk dari kecintaan terhadap tanah air. Adapun kegiatan

positif yang dilaksanakan oleh NU seperti acara-acara

silaturahmi adalah suatu hal yang sangat positif. Hal

tersebut tujuannya hanya satu yaitu memperkuat ukhuwah

persaudaraan . Dan harapannya, bukan di kalangan NU saja

yang bisa melakukan seperti itu, namun ormas-ormas lain di

Aceh ke depannya juga ikut bergerak dan mengambil andil

dan saling bersatu padu sehingga konsep hubbul wathan

minal iman itu bisa lebih terasa dalam keseharian

masyarakat luas, jadi tidak hanya di Banda Aceh dan

kalangan NU saja.9

Apa yang disampaikan oleh Desi Hartika di atas, menurut

peneliti belum sesuai dengan yang terjadi di lapangan. Nyatanya,

belum semua masyarakat terutama di Kota Banda Aceh sudah

memahami sepenuhnya konsep hubbul wathan minal iman dan

implementasinya pun masih jauh dari apa yang diharapkan

implementasinya oleh K.H. Hasyim Asy‟ari. Contoh yang

disampaikan memang sudah sesuai dengan konsep hubbul wathan

minal iman, yaitu berupa untuk saling membantu antar sesama dan

8Kamaruzzaman Bustaman-Ahmad dan M. Hasbi Amiruddin, Ulama

Separatisme dan Radikalisme di Aceh, (Yogyakarta: Kaukaba, 2013), hlm. 87. 9Hasil wawancara dengan anggota pengurus PCNU Kota Banda Aceh

Desi Hartika, pada tanggal 1 Januari 2020.

Page 55: KONSEP HUBBUL WATHAN MINAL IMAN DALAM …

43

bersatu padu dalam tujuan yang sama. Namun ciri-ciri seseorang

sudah dianggap memiliki jiwa hubbul wathan tidak cukup hanya

itu saja, sehingga perlu adanya aksi yang lebih konkret dan

konsisten dari NU dan ormas-ormas yang ada di Aceh untuk

menggaungkan kembali hakikat dan makna dari konsep hubbul

wathan minal iman.

Indikator seseorang yang berperilaku cinta tanah air

beriman/memiliki kepercayaan religius, bertaqwa, berkepribadian,

semangat kebangsaan, disiplin, sadar bangsa dan negara, tanggung

jawab, peduli, rasa ingin tahu, berbahasa Indonesia baik dan benar,

mengutamakan kepentingan nasional dari pada individu,

kerukunan, kekeluargaan, demokrasi, percaya diri, adil, persatuan

dan kesatuan, menghormati/ menghargai, bangga akan bangsa dan

negara, cinta produk dalam negeri, tenggang rasa, Bhineka Tunggal

Ika (berbeda tetap satu tujuan), sederhana, kreatif, menempatkan

diri, cekatan/ulet.10

Tanggapan lain juga disampaikan oleh Tgk. Hendriansyah

yang beralamat di Jelingke. Beliau juga merupakan salah satu

anggota PCNU Kota Banda Aceh.

Mengenai konsep hubbul wathan minal imansebagaimana

yang dicetuskan oleh K.H. Hasyim Asy'ari Pendiri NU,

merupakan sebuah keyakinan yang teguh di dalam hati

seseorang tentang pentingnya bangsa yang mandiri dan

dapat berdiri sendiri dalam satu wadah yang bernama

Indonesia.Di Kota Banda Aceh saja untuk hal ini masih

sangat jauh dari harapan K.H. Hasyim Asy'ari, mungkin

sebagian kecil konsep hubbul wathan minal imansudah

diterapkan oleh NU Kota Banda Aceh, akan tetapi efek

yang timbul di masyarakat masih sangat jauh dari harapan

K.H. Hasyim Asy'ari. Ke depan konsep hubbul wathan ini

10

Budi Susanto, Gemerlap Nasionalitas Postkolonial, (Yogyakarta:

Kanisius, 2008), hlm. 25.

Page 56: KONSEP HUBBUL WATHAN MINAL IMAN DALAM …

44

akan lebih diterapkan lagi dalam masyarakat Kota banda

Aceh khususnya.11

Peneliti setuju dengan apa yang disampaikan oleh Tgk.

Hendriansyah, karena konsep yang dipelopori oleh K.H. Hasyim

Asy'ari adalah konsep yang penerapannya luas dan tidak hanya

bersifat lokal. Oleh karena itu, konsep tersebut harus bisa

diterapkan dalam kehidupan masyarakat luas dan bisa dipahami

oleh setiap orang khususnya masyarakat Kota Banda Aceh.

Cinta tanah air adalah cara berfikir, bersikap dan berbuat

yang menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang

tinggi terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial, kultur, ekonomi

dan politik bangsanya”.12

Hal yang sama pula disampaikan oleh Tgk. Hendry, yang

juga anggota PCNU Kota Banda Aceh beralamat di Lam Ateuk.

Beliau menerangkan bahwa:

Pemahaman NU Kota Banda Aceh sejauh ini sudah sangat

baik, karena semua komponen bangsa sudah mulai

memasukkan konsep hubbul wathan minal iman dalam

semua kurikulum baik itu di sekolah-sekolah dan pengajian-

pengajian yang tersebar di Kota Banda Aceh. Sejauh ini

tidak ditemukan kelompok-kelompok yang bertentangan

dengan NKRI, hanya saja NU Kota Banda Aceh harus lebih

mewaspadai dan mengantisipasi hal-hal yang akan terjadi

akibat masuknya ideologi dari luar yang nantinya akan

mengancam idiologi masyarakat tentang hubbul wathan

minal iman itu sendiri. Karena Kota Banda Aceh adalah

episentrumnya politik dan sosial sebagaimana yang kita

ketahui implementasi dari hubbul wathan yaitu resolusi

jihad. Singkatnya, resolusi jihad harus dipelopori kembali

maknanya dalam kondisi dan situasi saat ini. Karena pada

11

Hasil wawancara dengan anggota pengurus PCNU Kota Banda Aceh

Tgk. Hendriansyah, pada tanggal 2 Januari 2020. 12

Mahbubi, Pendidikan Karakter, (Yogyakarta: Pustaka Ilmu

Yogyakarta, 2012), hlm. 48.

Page 57: KONSEP HUBBUL WATHAN MINAL IMAN DALAM …

45

saat resolusi jihad dicetuskan, kondisi di Indonesia kala itu

masih melawan penjajah. Sedangkan kondisi hari ini,

Indonesia sudah aman dan damai, sesekali mungkin masih

juga berupaya melawan paham-paham radikalisme yang

merusak Islam.13

Menurut peneliti, tanggapan yang diberikan oleh Tgk.

Hendri terkait pemahaman NU Kota Banda Aceh terhadap konsep

hubbul wathan minal iman sangatlah baik. Karena dalam kondisi

apapun jika berbicara tentang pandangan, sisi negatif dan sisi

positif akan pasti ada tidak terkecuali pada konsep itu sendiri. Oleh

karena itu, perlu adanya kewaspadaan dari NU sendiri dengan

masuknya ideologi dari luar. Peneliti juga setuju dengan tanggapan

yang diberikan terkait resolusi jihad yang mana istilah tersebut

harus dipelopori kembali mengingat pentingnya makna dan

kaitannya yang berhubungan erat dengan konsep yang dipelopori

oleh K.H. Hasyim Asy'ari. Bukan berarti resolusi jihad dan

prakteknya dalam masyarakat sudah hilang ditelan masa, akan

tetapi kondisi yang dihadapi saat ini berbeda dengan yang dihadapi

oleh masyarakat terdahulu. Jadi dengan dipelopori kembali istilah

resolusi jihad hari ini oleh NU sendiri khususnya, maka masyarakat

pun akan ikut lebih memahami dan lebih mengerti apa yang harus

dilakukan untuk saat ini dan ke depan.

Fatwa K.H Hasyim Asy„ari yang dikenal dengan nama

Resolusi Jihad berupa pernyataan yang diputuskan dalam rapat

konsul NU se-Jawa dan Madura itu berisikan ajakan untuk bersatu

mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia yang telah

diproklamirkan pada 17 Agustus 1945 oleh Soekarno. Bagi umat

Islam terutama warga NU wajib berjihad mengangkat senjata

melawan Belanda dan sekutu-sekutunya yang ingin menjajah

Negara ini kembali.14

13

Hasil wawancara dengan anggota pengurus PCNU Kota Banda Aceh

Tgk. Hendry, pada tanggal 2 Januari 2020. 14

Gugun el Guyane, Resolusi Jihad Paling Syar‟i, (Yogyakarta: Pustaka

Pesantren, 2010), hlm. 74-75.

Page 58: KONSEP HUBBUL WATHAN MINAL IMAN DALAM …

46

Tidak berbeda jauh dari yang disampaikan oleh Tgk.

Hendri, Tgk. Andika yang juga pengurus NU yang beralamat di

Tungkop ikut memberi tanggapan yang hampir sama. Berikut

penjelasannya:

Konsep hubbul wathan minal imandi Banda Aceh saat ini

sedang berada pada proses transpormasi penanaman nilai-

nilai dari konsep hubbul wathan itu sendiri yang saat ini

mulai digalakkan melalui mimbar-mimbar dan seminar-

seminar dan tentunya kalangan NU baik secara struktural

khususnya sangat menerima serta menjadi agen penyebar

dari konsep hubbul wathan terhadap masyarakat umum di

Kota Banda Aceh dan konsep ini sangat sesuai karena sudah

menuju kepada konsep peradaban yang moderat.15

Penulis juga sepakat dengan tanggapan yang diberikan oleh

Tgk. Andika yang bahwa pemahaman konsep hubbul wathan minal

iman yang istilahnya tidak dikenal meluas oleh masyarakat Kota

Banda Aceh, untuk saat ini sedang diupayakan oleh NU sehingga

wajar jika masih pada tahapan transformasi penanaman nilai-nilai

dari konsep hubbul wathan minal iman sebelum diterapkan secara

meluas. Tentunya kalangan NU sendiri sangat menerima segala

masukan dan saran yang membangun dari masyarakat Kota Banda

Aceh di kemudian hari agar pemahaman terhadap konsep tersebut

tidak disalah artikan dan dapat dipahami sesuai harapan yang

diinginkan selama ini.

Nilai-nilai nasionalisme perlu ditanamkan kepada generasi

muda lewat kesadaran nasional yang dibangkitkan melalui

kesadaran sejarah. Tanpa kesadaran sejarah nasional tidak akan ada

identitas nasional, orang tidak punya keperibadian nasional.

Kesadaran nasional merupakan inspirasi dan aspirasi nasional,

keduanya penting guna menumbuhkan semangat nasionalis.16

15

Hasil wawancara dengan anggota pengurus PCNU Kota Banda Aceh

Tgk. Andika, pada tanggal 2 Januari 2020. 16

Tim Dosen PAI UNY, Din Al Islam, (Yogyakarta: UNY Press, 2002),

hlm. 13.

Page 59: KONSEP HUBBUL WATHAN MINAL IMAN DALAM …

47

Peneliti juga mewawancarai Pemuda Anshor NU Kota

Banda Aceh, Tgk. Ibadurrahman. Menurutnya:

NU Kota Banda Aceh belum menyuarakan hubbul wathan

di kalangan masyarakat walaupun secara tidak sadar

masyarakat sendiri telah menerapkan konsep tersebut, tetapi

upaya dari NU sendiri masih sangat kurang sebagaimana

yang dicetuskan oleh K.H. Hasyim Asy'ari. Besar harapan

agar ke depan masyarakat kota Banda Aceh dibekali dengan

pemahaman tentang hubbul wathan minal iman yang

disosialisasi oleh NU Kota Banda Aceh secara lebih intens

agar mereka memahami secara lebih mendalam sehingga

masyarakat Kota Banda Aceh ikut andil dan lebih antusias

lagi dalam penerapan konsep hubbul wathan nantinya.17

Peneliti sepakat dengan apa yang disampaikan oleh

Ibadurrahman. Hakikatnya, Ulama NU Kota Banda Aceh

memahami konsep hubbul wathan minal iman sebagai suatu sikap

cinta tanah air. Fakta di lapangan sekilas memang, masyarakat kota

Banda Aceh belum memahami konsep tersebut secara mendalam

dan meluas, sehingga NU Kota Banda Aceh perlu memberikan

sosialisasi yang terus-menerus kepada masyarakat Kota Banda

Aceh.

Sebagaimana yang dikemukakan oleh Kementerian

Pendidikan Nasional menyebutkan cinta tanah air adalah cara

berpikir, bersikap, dan berbuat yang menunjukkan kesetiaan,

kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa,

lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan politik bangsa.18

Berikut ini ada perbedaan penfsiran makna konsep hubbul

wathan minal iman antara Pengurus Besar Nahdhatul Ulama

(PBNU) dengan Kota Banda Aceh:

1. Konsep hubbul wathan minal iman menurut Pengurus Besar

Nahdhatul Ulama (PBNU) secara umum lebih condong ke arah

17

Hasil wawancara dengan Pemuda Anshor NU Kota Banda Aceh,

Ibadurrahman, pada tanggal 2 Januari 2020. 18

Muchlas Samani dan Hariyanto, Konsep dan Model Pendidikan

Karakter, (Bandung: Remaja Rosdakarya Offset, 2013), hlm. 54.

Page 60: KONSEP HUBBUL WATHAN MINAL IMAN DALAM …

48

pemikiran K.H. Hasyim Asy‟ari, yaitu rasa cinta tanah air

sebagai suatu sikap yang harus dimiliki oleh seluruh rakyat

Indonesia dalam mempertahankan NKRI. Artinya, rakyat

Indonesia dimanapun mereka berada selagi dalam wilayah

NKRI harus berjiwa nasionalis tanpa terkecuali dalam

mempertahankan dan memperjuangkan NKRI apabila terjadi

ancaman dan marabahaya dari luar.

2. Sedangkan Pengurus Cabang Nahdhatul Ulama (PCNU)

memaknai hal itu lebih kedaerahan karena konsep itu sudah

tidak relefan untuk saat ini dan juga dari segi sejarah Indonesia

dan Aceh khususnya pernah mengalami konflik yang

mengakibatkan pergeseran budaya dan ideologi msyarakat

Aceh umumnya dan Banda Aceh khususnya, ditambah

Masyarakat Aceh hari ini sudah memiliki kekhususan untuk

mengatur daeranya sendiri baik itu berupa Qanun Kekhususan

Aceh contoh kecilnya seperti sejarah organisasi Persatuan

Ulama Aceh (PUSA) yang sekarang telah berubah nama

menjadi Majelis Permusyawaratan Ulama (MPU).

2. Implementasi Konsep Hubbul Wathan Minal Iman

Berdasarkan hasil wawancara dengan Ketua, Sekretaris, dan

beberapa Anggota Pengurus Cabang NU Kota Banda Aceh, penulis

menanyakan tentang implementasi dari Konsep hubbul wathan

minal imanapakah masih relevan untuk diterapkan di era

kontemporer seperti saat ini terutama sekali di Kota Banda Aceh.

Terkait pertanyaan peneliti mengenai relevan atau tidaknya

implementasi konsep hubbul wathan minal iman di era

kontemporer seperti saat ini, Ketua PCNU Kota Banda Aceh,Tgk.

Rusli Daud, SH.I memberikan penjelasan:

Konsep hubbul wathan minal iman: akan selalu relevan

untuk diterapkan dalam kehidupan masyarakat terutama di

Kota Banda Aceh. Dalam implementasi nantinya memang

sekarang bukan lagi dalam bentuk perang fisik atau jihad,

tetapi lebih kepada perang terhadap pemahaman sesat yang

terjadi di lapangan, perang dalam menjaga harkat martabat

Aceh dari kemerosotan moral akhlak akibat pengaruh

teknologi, dan juga perang terhadap budaya luar yang

Page 61: KONSEP HUBBUL WATHAN MINAL IMAN DALAM …

49

sedikit demi sedikit mulai pudar dan mengikis nilai-nilai

keacehan dari budaya Aceh disebabkan pengaruh budaya

luar yang menyeleneh, menyimpang, dan tidak sesuai

syari‟at islam yang berlaku di Aceh. Beliau menambahkan,

dalam penerapannya tentu masih ada kendalanya, salah

satunya adalah sumber daya manusia dari orang Aceh masih

sangat lemah terhadap budayanya sendiri, sehingga generasi

sekarang atau sering diistilahkan dengan generasi

milenialbanyak yang tidak paham lagi tentang keacehan

padahal ia sendiri orang aceh tetapi tidak begitu paham

tentang Aceh. Selain itu mereka juga kurang dalam

pemahaman ilmu agama, jangankan paham ilmu kadang

mengaji pun tidak bisa. Jika membaca Al-Qur'an saja dia

tidak bisa, apalagi mengamalkan isi kandungannya. Apabila

sudah seperti ini kondisinya, sangat besar kemungkinan

akan berefek kepada pribadi tersebut seperti tidak merasa

bertanggung jawab terhadap kewajiban yang diperintahkan

agama sehingga jiwa hubbul wathan minal iman dalam

dirinya juga ikut tergerus dan merosot bahkan hilang tidak

ada lagi sama sekali. Jadi, upaya yang harus dilakukan

adalah memberikan sosialisasi kepada masyarakat tentang

keacehan, keagamaan, dan syari‟at islam sehingga siapapun

dan dimanapun dia berada dapat dipastikan bahwa dalam

dirinya terdapat jiwa nasionalisme dan loyal terhadap

agamanya sendiri.19

Menurut peneliti, implementasi dari konsep hubbul wathan

minal iman yang disampaikan oleh Waled Rusli sesuai karena

konsep tersebut akan selalu sesuai untuk diterapkan di kalangan

masyarakat hari ini. Negara Indonesia tidak lagi seperti dulu yang

selalu dijajah, sehingga bentuk kecintaan terhadap tanah air bisa

diaplikasikan dengan leluasa tanpa kendala. Bentuk dari kecintaan

19

Hasil wawancara dengan Ketua PCNU Kota Banda Aceh, Tgk. Rusli

Daud, SH.I, pada tanggal 1 Januari 2020.

Page 62: KONSEP HUBBUL WATHAN MINAL IMAN DALAM …

50

terhadap tanah air bisa dalam bentuk menghidupkan pengajian-

pengajian dan tempat-tempat pendidikan.

Ada tiga aspek dalam nasionalisme kebangsaan indonesia:20

1. Aspek politik yang bersifat menumbangkan dominasi politik

bangsa asing yang merugikan bangsa ini untuk menggantinya

dengan suatu sistem pemerintahan yang demokratis yang

dipegang oleh kaum terjajah itu sendiri.

2. Aspek sosial ekonomis yang bersifat menghentikan eksploitasi

ekonomi asing dan membangun masyarakat yang bebas dari

kemelaratan dan mandiri.

3. Aspek kultural yang bersifat menghidupkan kembali tradisi-

tradisi lokal yang sesuai dengan kepribadian bangsa dan

disesuaikan dengan laju zaman.

Kemudian peneliti menyatakan hal yang serupa kepada

sekretaris PCNU Kota Banda Aceh, Tgk. Ismi Amran. Berbicara

tentang implementasi hubbul wathan minal iman, beliau memberi

tanggapan sebagai berikut:

Penerapan konsep hubbul wathan minal iman di era

kontemporer seperti sekarang ini masih sangat relevan dan

sangat cocok, terlebih jika dipadukan dengan konsep agama

sehingga melahirkan generasi Aceh yang maju dan

berakhlakul karimah serta memiliki kecintaan terhadap

sesama. Penerapan konsep tersebut di Banda Aceh saat ini

sedang digalakkan kepada muda-mudi kota Banda Aceh

melalui PCNU sendiri. Ditambah lagi dari kepemudaan

Ansor NU Kota Banda Aceh juga mulai mensosialisasikan

kepada masyarakat tentang semangat cinta tanah air

meskipun hari ini bukti kecintaan terhadap tanah air tidak

lagi dalam bentuk peperangan karena memang tidak ada

lagi penjajah. Kecintaan masyarakat terhadap tanah air

diaplikasikan dalam bentuk keummatan, maknanya kita

harus memikirkan penyelesaian konflik sesama saudara

20

Muhamad Rifai, K.H Hasyim Asy‟ari: Biografi Singkat 1871-1947,

(Jogjakarta: Garasi, 2009), hlm. 24.

Page 63: KONSEP HUBBUL WATHAN MINAL IMAN DALAM …

51

sebangsa dan setanah air demi terciptanya masyarakat yang

sejahtera. Tugas PCNU Kota banda Aceh hari ini sebagai

bentuk kecintaan terhadap tanah air yaitu membantu

masyarakat contohnya seperti memberikan pemahaman

kepada masyarakat tentang aqidah ahlussunnah wal jama'ah

kepada masyarakat Kota Banda Aceh dari paham-paham

radikal contohnya seperti paham salafi wahabi supaya

masyarakat tidak terjerumus kepada pemahaman yang

salah. Beliau menambahkan, konsep hubbul wathan saat ini

dapat diaplikasikan dalam bentuk rasa saling peduli dan

membantu satusama lain dalam kehidupan bermasyarakat

dan bernegara. Contohnya budaya ronda malam demi

menjaga keamanan gampong dan bentuk kekompakan

lainnya yang sekarang sudah sangat jarang dilihat di

masyarakat seperti di desa-desa apalagi di Kota Banda Aceh

yang dengan kemajuannya hari ini hampir tidak terlihat lagi

budaya yang seperti itu. Kendala yang dihadapi saat ini

adalah adanya paham-paham radikal dan paham salafi

wahabi yang akhir-akhir ini muncul di kalangan masyarakat

Kota Banda Aceh dan meresahkan masyarakat kota Banda

Aceh. Namun itu bukanlah masalah yang besar, bahkan

dengan banyaknya konflik malah menambah hubbul wathan

masyarakat. Karena kenapa itu adalah bukti dari kecintaan

masyarakat terhadap tanah air. Adapun upaya yang

dilakukan terhadap masyarakat yang anti Nasionalisme

yaitu dengan memberi pemahaman kepada masyarakat

awam, sehingga tidak ada lagi yang tidak paham dengan

konsep tersebut karena secara tidak sadar mereka adalah

pelaku hubbul wathan minal iman. Hanya saja mereka tidak

paham tentang pemaknaan hubbul wathan itu sendiri.21

Menurut peneliti implementasi yang dimaksudkan oleh

sekretaris NU Kota Banda Aceh sekarang ini sudah sesuai, akan

21

Hasil wawancara dengan Sekretaris NU Kota Banda Aceh, Ismi

Amran, pada tanggal 1 Januari 2020.

Page 64: KONSEP HUBBUL WATHAN MINAL IMAN DALAM …

52

tetapi peneliti tidak sepakat dengan yang disampaikan sekretaris

NU Kota Banda Aceh mengenai dampak dari konflik akan

membuat bertambahnya hubbul wathan minal iman masyarakat

kota Banda Aceh. Seperti konflik yang terjadi di Aceh dahulu,

adalah bentuk dari kekecewaan terhadap pemerintah pusat. Hal

tersebut tentu akan membuat rasa nasionalisme masyarakat Banda

Aceh menjadi berkurang terhadap NKRI.

Organisasi NU sebagaimana organisasi-organisasi pribumi

lain baik yang bersifat sosial, budaya dan keagamaan yang muncul

dan lahir di masa penjajahan, pada dasarnya merupakan

perlawanan terhadap penjajah.22

Namun NU juga harus berupa

sebisa mungkin untuk terlebih dahulu menyelesaikan konflik yang

terjadi baru kemudian fokus dalam implementasi konsep hubbul

wathan minal iman.

Hal senada juga disampaikan oleh salah satu anggota

pengurus PCNU Kota Banda Aceh, Desi Hartika yang beralamat

di Jeulingke. Berikut penjelasan singkatnya:

Bahwa konsep hubbul wathan minal iman saat ini bisa

diterapkan melalui pesantren-pesantren, madrasah dan

sekolah-sekolah yang ada di kota Banda Aceh dalam bentuk

sosialisasi tentang pemahaman konsep hubbul wathan.23

Menurut peneliti implementasi konsep hubbul wathan minal

imam yang disampaikan oleh Desi Hartika cukup baik yaitu

memberikan pemahaman-pemahaman tentang hubbul wathan

minal iman di pesantren dan sekolah-sekolah yang ada di Banda

Aceh. Akan tetapi peneliti merasa hal itu masih belum cukup tanpa

didorong oleh lingkungan masyarakat yang mendukung akan hal

tersebut.

22

Abdul Mun‟im DZ, K.H. Abdul Wahab Hasbullah, Kaidah Berpolitik

dan Bernegara, (Jakarta: PBNU, 2014), hlm. 26. 23

Hasil wawancara dengan anggota pengurus PCNU Kota Banda Aceh

Desi Hartika, pada tanggal 1 Januari 2020.

Page 65: KONSEP HUBBUL WATHAN MINAL IMAN DALAM …

53

Indikator nasionalisme yang diterapkan di sekolah dan kelas

antara lain:24

1. Menanamkan nasionalisme dan rasa persatuan dan kesatuan

bangsa.

2. Menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar.

3. Memajang bendera Indonesia, pancasila, gambar presiden,

serta simbol-simbol negara lainnya.

4. Bangga dengan karya bangsa.

5. Melestarikan seni dan budaya bangsa.

Demikian juga ada penjelasan dari Tgk. Hendriansyah yang

beralamat di Jeulingke yang juga salah satu pengurus cabang NU

kota Banda Aceh. Menurutnya:

Konsep hubbul wathan minal iman di era kontemporer saat

ini yang di terapkan oleh PCNU Kota Banda Aceh yaitu

dalam bentuk kegiatan sosialisasi seperti penanaman

Aqidah yang kokoh kepada masyarakat yaitu melalui

majelis pengajian dan dengan metode dakwah yang sering

kita lihat di masjid-masjid di Kota Banda Aceh25

Peneliti setuju dengan apa yang disampaikan oleh Tgk.

Hendriansyah, karena konsep yang dipelopori oleh K.H. Hasyim

Asy'ari adalah konsep yang penerapannya luas dan tidak hanya

bersifat lokal. Oleh karena itu, konsep tersebut harus bisa

diterapkan dalam kehidupan masyarakat luas dan bisa dipahami

oleh setiap orang.

Perilaku sikap cinta tanah air berarti mencintai produk

dalam negeri, rajin belajar bagi kemajuan bangsa dan negara,

mencintai lingkungan hidup, melaksanakan hidup bersih dan sehat,

mengenal wilayah tanah air tanpa fanatisme kedaerahan.26

24

Agus Zaenul Fitri, Pendidikan Karakter Berbasis Nilai & Etika di

Sekolah, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2012), hlm. 39. 25

Hasil wawancara dengan anggota pengurus PCNU Kota Banda Aceh

Hendriansyah, pada tanggal 2 Januari 2020. 26

Dirjen Pothankam, Pendidikan Kesadaran Bela Negara (Pedoman

Bagi Dosen Pendidikan Kewarganegaraan), (Jakarta: Direktorat Jendral Potensi

Pertahanan, 2010), hlm. 47.

Page 66: KONSEP HUBBUL WATHAN MINAL IMAN DALAM …

54

Adapun impelementasi hubbul wathan minal iman jugaikut

disampaikan oleh Tgk. Hendry. Beliau beralamat di Lam Ateuk

dan merupakan anggota PCNU Kota Banda Aceh, memberikan

penjelasan:

Bahwa konsep tersebut untuk saat ini dapat diterapkan

dengan cara menjaga nilai-nilai adat dan amaliah

ahlussunnah waljama’ah yang sudah sangat sesuai dengan

konsep Kota Banda Aceh Gemilang yang dipelopori oleh

Wali Kota Banda Aceh cuma keadaan hari ini yang kurang

mendukung Hubbul wathan karena akibat beberapa faktor,

yaitu: 1. Lemahnya pengkaderan organisasi; 2. Apatisme

masyarakat untuk membela tanah air; 3. Kurangnya

pendidikan politik kalau itu sudah bisa di atasi maka akan

terbentuk Kota Banda Aceh yang gemilang seperti harapan

masyarakat Kota Banda Aceh.27

Peneliti sepakat dengan apa yang disampaikan oleh Tgk.

Hendry. Bagaimanapun juga konsep hubbul wathan minal iman

hari ini harus dijaga dengan nilai-nilai adat dan amaliah

ahlussunnah wal jama'ah. Akan tetapi seperti yang sebelumnya

peneliti sampaikan bahwa di dalam penerapan konsep tersebut

nantinya pasti ada plus-minusnya seperti yang di sampaikan oleh

Tgk. Hendry dimana kekurangan paling mencolok adalah lemahnya

pengkaderan organisasi, apatisme masyarakat untuk membela tanah

air dan kurangnya pendidikan politik. Maka dari itu, kehadiran NU

merupakan salah satu upaya melembagakan wawasan tradisi

keagamaan yang dianut jauh sebelumnya, yakni paham ahlussunah

wal jama’ah.28

Tanggapan dari Tgk. Andika, yang juga pengurus NU yang

beralamat di Tungkop sedikit agak berbeda dengan apa yang

dijelaskan oleh beberapa anggota pengurus lainnya, bahwa:

27

Hasil wawancara dengan anggota pengurus PCNU Kota Banda Aceh

Tgk. Hendry, pada tanggal 2 Januari 2020. 28

K.H. Achmad Shiddiq, Khittah Nahdliyyah, (Surabaya: Balai Buku,

1980), hlm. 11.

Page 67: KONSEP HUBBUL WATHAN MINAL IMAN DALAM …

55

Terdapat beberapa masalahdan bisa dikatakan sulit dalam

mengimplementasikan konsep hubbul wathan minal iman di

Banda Aceh saat ini karena adanya pola indokrinisasi dari

gerakan-gerakan garis radikal yang cenderung memaknai

jihad yang tidak sesuai dan relatif salah. Banda Aceh hari

ini dipenuhi oleh sekelompok orang yang cenderung tidak

mendukung konsep hubbul wathan kalau dalam segi

penerapan sudah mulai diterapkan pada seminar-seminar

yang disosialisasikan pada masyarakat kemudian di lakukan

sebuah gerakan nyata terhadap konsep hubbul wathan minal

iman pemahaman ini harus terus diberikan kepada

masyarakat dan terlebih kepada pihak yang menentangnya

supaya masyarakat paham apa itu konsep hubbul wathan

karena konsep hubbul wathan minal iman merupakan

konsep terhadap mencintai tanah air dan di kolaborasi

dengan konsep agama sehingga melahirkan jargon hubbul

wathan minal iman yg sesuai dengan harapan pendiri NU.29

Menurut peneliti, penyampaian informasi dari beliau kurang

akurat karena beliau tidak memperjelas sekelompok orang yang

dimaksudkan di atas. Beliau hanya menyampaikan ciri-ciri

sekelompok orang tersebut yaitu mereka berpaham radikal dan

menyesatkan. Sehingga peneliti tidak bisa mengambil kesimpulan

terkait identitas kelompok yang dimaksudkan, dikarenakan maksud

radikal dan sesat yang disampaikan oleh beliau masih umum sekali

penafsirannya. Jika memang konsep hubbul wathan minal iman di

Aceh masih dianggap terkendala dan belum bisa diterapkan karena

usikan dan gangguan dari kelompok radikal dan sesat tersebut,

maka NU Kota Banda Aceh harus terlebih dahulu menyelesaikan

dan menumpas kolompok tersebut dengan melakukan kerjasama

dan meminta bantu dari pihak terkait seperti pihak kepolisian atau

MPU (Majelis Permusyawaratan Ulama) Aceh. Dengan begitu,

diharapkan kedepan tidak ada kendala dan halangan dalam

29

Hasil wawancara dengan anggota pengurus PCNU Kota Banda Aceh

Tgk. Andika, pada tanggal 2 Januari 2020.

Page 68: KONSEP HUBBUL WATHAN MINAL IMAN DALAM …

56

penerapan konsep tersebut di kalangan masyarakat Kota Banda

Aceh.

Perasaan cinta tanah air dapat diwujudkan dalam berbagai

hal, yaitu (1) menjaga nama baik bangsa dan tanah air Indonesia;

(2) berjiwa dan berkeperibadian Indonesia; (3) bangga bertanah air

Indonesia dengan penduduk dan adat istiadat yang berbhineka; (4)

tidak akan melalukan perbuatan dan tindakan yang merugikan

tanah air dan bangsa; (5) setia dan taat pada peraturan perundang-

undangan yang berlaku.30

Terkait hal ini, penulis juga meminta tanggapan dari

anggota Anshor NU Kota Banda Aceh, Ibadurrahman. Dia

menjelaskan bahwa:

Konsep hubbul wathan minal iman di jaman milenial ini

dapat diimplementasikan dalam bentuk sosialisasi yaitu

memberikan pemahaman tentang hubbul wathan itu sendiri

terhadap remaja zaman sekarang yang sangat meresahkan

masyarakat karena kebiasaan buruk mereka yaitu mabuk

game online. Oleh karena itu perlunya upaya dari NU Kota

Banda Aceh secara khusus bisa memberikan pemahaman

hubbul wathan kepada mereka supaya mereka lebih cinta

budayanya sendiri ketimbang budaya orang lain.31

Penulis sangat sepakat dengan yang disampaikan oleh Tgk.

Ibadurrahman. Implemetasi dari hubbul wathan minal iman sangat

cocok untuk remaja. Melihat kondisi mereka yang kian hari

semakin kecanduan game online, maka disinilah seharusnya peran

NU Kota Banda Aceh untuk memberikan perhatian lebih kepada

remaja yang menjadi korban game online. Mereka dibina, dididik,

dan diberikan pemahaman tentang hubbul wathan minal iman

30

Yusmar Basri, dkk, Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama untuk Siswa Kelas 1, (Jakarta: Balai Pustaka,

1997), hlm. 13-14. 31

Hasil wawancara dengan Pemuda Anshor NU Kota Banda Aceh,

Ibadurrahman, pada tanggal 2 Januari 2020.

Page 69: KONSEP HUBBUL WATHAN MINAL IMAN DALAM …

57

supaya kebiasaan buruk tersebut tidak berefek fatal di kemudian

hari bagi bangsa dan negera khususnya Kota Banda Aceh.

Kementerian Pendidikan Nasional menyebutkan penanaman

nilai cinta tanah air sangat erat kaitannya dalam pembentukan

karakter siswa yang berguna bagi pembangunan bangsa. Oleh

karena itu sangat penting bagi sekolah, terurtama guru, untuk

menanamkan nilai cinta tanah air ke dalam diri siswa, sehingga

siswa memiliki karakter cinta tanah air sebagai bekal sebagai

generasi penerus bangsa.32

D. Analisis Data

Setelah menganalisis hasil penelitian di atas penulis akan

melakukan telaah dengan beberapa teori pendukung sebagai bentuk

ulasan terhadap hasil penelitian. Pada bab sebelumnya telah

diuraikan tentang teknik analisis data, diantaranya adalah

menganalisis (membahas), pandangan tokoh maupun pandangan

masyarakat Gampong Lambaro Skep, penulis dapat menyimpulkan

bahwa karakteristik ulama karismatik sebagai berikut:

Menurut teori yang di kemukakan oleh Sartono Kartodirjo

menyatakan bahwa nasionalisme dalam negara kebangsaan dijiwai

oleh lima prinsip nasionalisme: yaitu kesatuan, kebebasan,

kesamaan, keperibadian dan identitas, serta prestasi.33

Jadi pada intinya jiwa nasionalisme dapat diartikan sebagai

sikap yang tertanam dalam tubuh untuk mempertahankan harga diri

dan kehormatan bangsa, sehingga akan muncul perasaan satu

sebagai suatu bangsa, satu dengan seluruh warga yang ada dalam

masyarakat.

Ada beberapa indikator yang dapat diketahui pada diri

seseorang mengenai jiwa nasionalisme sebagai berikut:34

1. Bangga sebagai warga negara

2. Cinta Tanah air

32

Muchlas Samani dan Hariyanto, Konsep..., hlm. 54. 33

Sartono Kartodirjo, Model Evaluasi Pembelajaran Sejarah,

(Yogyakarta: Ombak, 2011), hlm. 41. 34

Sartono Kartodirjo, Model Evaluasi..., hlm. 141.

Page 70: KONSEP HUBBUL WATHAN MINAL IMAN DALAM …

58

3. Rela berkorban demi bangsa

4. Menerima kemajemukan

5. Bangga dengan budaya

6. Menghargai jasa pahlawan

7. Mengutamakan kepentingan umum

Menurut teori George McTurnan Kahin berakar pada tradisi

islam di Nusantara yang digerakkan dari pesantren. Nasionaisme

hadir dari perjuangan ulama dan kiai di Nusantara untuk melawan

penjajah yang merampas kekayaan pribumi saat itu. Pesantren yang

di maksud adalah pesantren yang diasuh oleh K.H. Hasyim Asy‟ari

pendiri Nahdatul Ulama (NU) yang menggelorakan spirit

nasionalisme bernafaskan islam. Para santri saat itu membuktikan

nasionalismenya dengan mengangkat senjata mengusir penjajah.35

Apabila bersungguh-sungguh dalam melakukan sesuatu

dengan niat dan ridha Allah pastinya akan mendapatkan hal

tersebut. Sama halnya dengan menerapkan konsep hubbul wathan

minal iman dalam kehidupan kita sehari-hari sebagai bentuk

kecintaan terhadap tanah air. Karena walaupun telah memahami

dan mengamalkan konsep hubbul wathan minal iman tidak lengkap

tanpa mensosialisasikan kepada masyarakat luas tentang konsep

tersebut supaya bentuk dari kecintaan terhadap tanah air bisa di

pahami dan bertambahnya nasionalisme masyarakat.

Adapun mengenai pemahaman Ulama NU Kota Banda

Aceh terhadap konsep hubbul wathan sebagaimana yang telah

penulis sebutkan pada hasil penelitian bahwa Ulama NU Kota

Banda Aceh memahami konsep hubbul wathan sebagaiman yang di

cetuskan oleh K.H. Hasyim Asy‟ari. Menurut Sartono Kartodirjo

menyatakan bahwa nasionalisme dalam negara kebangsaan dijiwai

oleh lima prinsip nasionalisme kesatuan, kebebasan, kesamaan,

keperibadian dan prestasi. Jadi pada intinya jiwa nasionalisme

dapat diartikan sebagai sikap yang tertanam dalam tubuh untuk

35

Zainul Milal Bizawie, Materpiece Islam Nusantara: Sanad dan

Jejaring Ulama-Santri (1830-1945), (Tanggerang: Pustaka Compas, 2016), hlm.

19.

Page 71: KONSEP HUBBUL WATHAN MINAL IMAN DALAM …

59

mempertahankan harga diri dan kehormatan bangsa, sehingga akan

muncul perasaan satu sebagai suatu bangsa, satu dengan seluruh

warga yang ada dalam masyarakat. Pada dasarnya setiap manusia

sejak mereka hadir di dunia sudah memiliki hubbul wathan dalam

dirinya seiring berjalannya waktu dengan perkembangan zaman

pada alam sekitar kita akan membuat kecintaan kita terhadap tanah

air bertamabah dan dengan dinamika yang terjadi tentu akan

membawa kita kepada arah yang lebih baik lagi.

Konsep hubbul wathan minal iman di era kontemporer saat

ini berdasarkan teori di atasmenunjukkan bahwa penerapan konsep

hubbul wathan sekarang ini tidak lagi dalam bentuk resolusi jihad

atau peperangan karena kondisi negara kita saat ini tidak dalam

keadaan dijajah tetapi lebih kepada melawan paham-paham

radikalisme yang muncul di tengah-tengah kita hari ini dan

memberikan pemahaman kepada masyarakat khususnya

masyarakat Kota Banda Aceh itu sendiri dan masyarakat luas pada

umumnya tentang pentingnya cinta tanah air dengan cara

mensosialisasikan kepada masyarakat dan menjadi pelaku hubbul

wathan dalam bentuk bergotong-royong, membantu sesama dan

menjaga kebersihan karena itu juga bentuk dari konsep hubbul

wathan.

Page 72: KONSEP HUBBUL WATHAN MINAL IMAN DALAM …

60

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian, penulis dapat mengambil

kesimpulan sebagai berikut:

1. Ulama NU Kota Banda Aceh memahami konsep hubbul

wathan minal iman sebagai berikut:

a. Hubbul wathan minal iman sebagai sebuah konsep yang

sangat penting dan perlu untuk dimiliki oleh setiap

muslim.

b. Konsep hubbul wathan minal iman yang dipahami oleh

ulama NU Kota Banda Aceh sejalan dengan apa yang

dipelopori oleh K.H. Hasyim Asy’ari.

c. Ulama NU Kota Banda memberikan pandangan bahwa

hubbul wathan minal iman adalah rasa cinta terhadap

tanah air yang harus dimiliki oleh setiap masyarakat

Kota Banda Aceh demi tegaknya kesatuan masyarakat di

KotaBanda Aceh.

d. Dengan memahami konsep hubbul wathan minal iman,

jiwa nasionalisme masyarakat akan lebih muncul

membentuk keperibadian secara sadar yang di lakukan

sejak dini, yang mengandung komponen pengetahuan,

kesadaran individu, tekat, serta adanya kemauan dan

tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai, baik terhadap

Tuhan yang maha Esa, diri sendiri, lingkungan, maupun

bangsa sehingga akan terwujud insan kamil dengan

dilandasi rasa bangga terhadap bangsa dalam bahasa,

budaya, sosial, politik serta ekonomi sehingga rela

berkorban untuk mempertahankan bangsa secara sadar

tanpa ada paksaan dari siapapun.

2. Ulama NU Kota Banda Aceh menganggap bahwa konsep

hubbul wathan minal iman masih relevan untuk

diimplementasikan di era kontemporer seperti saat ini, hanya

Page 73: KONSEP HUBBUL WATHAN MINAL IMAN DALAM …

61

saja konsep tersebut hari ini tidak lagi diimplementasikan

dalam bentuk peperangan karena memang sekarang tidak ada

lagi peperangan. Akan tetapi implementasi konsep hubbul

wathan minal imanlebih kepada perang terhadap pemahaman

sesat yang terjadi di lapangan, perang dalam menjaga harkat

martabat Aceh dari kemerosotan moral akhlak akibat

pengaruh teknologi, dan juga perang terhadap budaya luar

yang sedikit demi sedikit mulai pudar dan mengikis nilai-

nilai keacehan dari budaya Aceh disebabkan pengaruh

budaya luar yang menyeleneh, menyimpang, dan tidak sesuai

syari’at islam yang berlaku di Aceh.

B. Saran

1. Ada baiknya NU Kota Banda Aceh mengadakan satu

acara rutin dan berkelanjutan untuk memberikan

pemahaman terhadap konsep hubbul wathan minal

iman,sehingga konsep tersebut dapat lebih dipahami oleh

masyarakat Kota Banda Aceh dan lebih cinta terhadap

tanah air.

2. NU Kota Banda Aceh harus meningkatkan lagi

sosialisasi di kalangan masyarakat terkait konsep hubbul

wathan minal iman dalam bentuk kegiatan berupa

seminar, pengajian, atau ceramah-ceramah dalam praktik

keagamaan.

3. Diharapkan kepada masyarakat Aceh khususnya Kota

BandaAceh untuk memberi dukungan penuh dan ikut

terlibat dalam acara atau kegiatan yang diadakan dan

disosialisasikan oleh NU Kota Banda Aceh, serta

mengajak masyarakat lain ikut serta dalam kegiatan NU

tersebut agar terwujud masyarakat yang cinta tanah air.

Page 74: KONSEP HUBBUL WATHAN MINAL IMAN DALAM …

62

DAFTAR PUSTAKA

Al-Qur’an dan Hadits

Al-Qur’anul Karim.

Shahih al-Bukhari

Buku

Anggito, Albi & Johan Setiawan. Metodelogi Kualitatif Cet-1.

Sukabumi: Jejak, 2018.

Anshari, Endang Saifudin. Wawasan Islam: Pokok-pokok Pikiran

Tentang Paradigma dan Sistem Islam. Jakarta: Gema

Insani, 2004.

Al-Banna, Hasan. Risalah Pergerakan Ikhwanul Muslimin. Solo:

Era Intermedia, 2011.

Basri, Yusmar, dkk. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama untuk Siswa Kelas 1.

Jakarta: Balai Pustaka, 1997.

Bizawie, Zainul Milal. Materpiece Islam Nusantara: Sanad dan

Jejaring Ulama-Santri (1830-1945). Tanggerang: Pustaka

Compas, 2016.

Bustaman, Kamaruzzaman dan M. Hasbi Amiruddin. Ulama

Separatisme dan Radikalisme di Aceh. Yogyakarta:

Kaukaba, 2013.

Bustami, Abdul Latif dan Tim Sejarawan Tebuiring. Resolusi

Jihad. Jawa Timur: Pustaka Tebuireng, 2015.

Chotib dan Djazuli. Kewarganegaraan Menuju Masyarakat

Madani. Jakarta: Ghalia Indonesia, 2007.

Page 75: KONSEP HUBBUL WATHAN MINAL IMAN DALAM …

63

Dirjen Pothankam. Pendidikan Kesadaran Bela Negara (Pedoman

Bagi Dosen Pendidikan Kewarganegaraan). Jakarta:

Direktorat Jendral Potensi Pertahanan, 2010.

El Guyane, Gugun. Resolusi Jihad Paling Syar‟i. Yogyakarta:

Pustaka Pesantren, 2010.

Fitrah, Muh. dan Luthfiyah. Metodelogi Penelitian; Penelitian

Kualitatif, Tindakan Kelas & Studi Kasus cet-1. Jawa Barat:

Jejak, 2017.

Haq, Amka. Islam Rahmah Untuk Bangsa. Jakarta: RMBOOKS,

2009.

Isra,Yunal, dkk. Fikih Nasionalisme. Banten: Yayasan Pengkajian

Hadits el-Bukhari Institute, 2018.

Kartodirjo, Sartono. Model Evaluasi Pembelajaran Sejarah.

Yogyakarta: Ombak, 2011.

Khuluk, Lathiful. Fajar Kebangunan Ulama. Yogyakarta: LKIS,

2000.

Mahbubi. Pendidikan Karakter. Yogyakarta: Pustaka Ilmu

Yogyakarta,2012.

Mun’im DZ, Abdul. KH. Abdul Wahab Hasbullah, Kaidah

Berpolitik dan Bernegara. Jakarta: PBNU, 2014.

Retno, Listyarti. Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta: Esis,

2007.

Rifai, Muhamad. K.H. Hasyim Asy‟ari: Biografi Singkat 1871-

1947. Jogjakarta: Garasi, 2009.

Page 76: KONSEP HUBBUL WATHAN MINAL IMAN DALAM …

64

Saifuddin, Lukman Hakim, dkk. Riwayat Hidup dan Perjuangan

Prof. K.H. Saifuddin Zuhri Ulama Pejuang Kemerdekaan.

Jakarta: Yayasan Saifuddin Zuhri, 2013.

Samani, Muchlas dan Hariyanto. Konsep dan Model Pendidikan

Karakter. Bandung: Remaja Rosdakarya Offset, 2013.

Shiddiq, Achmad. Khittah Nahdliyyah. Surabaya: Balai Buku,

1980.

Siradj, Said Aqil. Ahlussunnah wal Jama’ah; Sebuah Kritik

Historis. Jakarta: Pustaka Cendikia Muda, 2008.

Sugioyono. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D.

Bandung: Alfabeta, 2011.

Sukmadinata, Ns. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Graha

Akasara, 2006.

Susanto, Budi. Gemerlap Nasionalitas Postkolonial. Yogyakarta:

Kanisius, 2008.

Suwendra, I Wayan. Metodelogi Penelitian Kualitatif dalam Ilmu

Sosial, Pendidikan, Kebudayaan dan Keagamaan Cet-1.

Bandung: Nilacakra, 2018.

Tika, Moh Pabundu. Metodologi Riset Bisnis. Jakarta: Bumi

Akasara, 2006.

Tuloli, Jassin dan Dian Ekawaty Ismail. Pendidikan Karakter

Menjadikan Manusia Berkarakter Unggul. Yogyakarta: UII

Press, 2016.

UNY, Tim Dosen PAI. Din Al Islam. Yogyakarta: UNY Press,

2002.

Page 77: KONSEP HUBBUL WATHAN MINAL IMAN DALAM …

65

Wahid, Abdurrahman. Islamku Islam Anda Islam Kita. Jakarta:

Democracy Project, 2011.

Zaenul Fitri, Agus. Pendidikan Karakter Berbasis Nilai & Etika di

Sekolah. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2012.

Zuhri, Saifuddin. Berangkat dari Pesantren Otobiografi Prof. K.H.

Saifuddin Zuhdi. Jakarta: Gunung Agung, 1987.

Skripsi

Asmaul Husna, Febriyanti, “Sikap Keagamaan Moderat Nahdlatul

Ulama (NU) dan Komitmen dalam Mempertahankan Empat

Pilar Kebangsaan, dalam Jurnal Penguatan Spirit

Kebangsaan di Tengah Tarikan Primordialisme dan

Globalisme. 2017.

Asrhawi Muin, “Nilai Nasionalisme Dalam Film Tanah Surga

Katanya (Analisis Semiotika)”, Skripsi, Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik Universitas Hasanudin Makasar,

2015.

Jurnal

Ita Mutiara Dewi, “Nasionalisme Dan Kebangkitan Dalam

Teropong”, dalam Jurnal Mozaik Vol.3 No.3, 2018.

Lina Yuliatin, “Upaya Penanaman Rasa Cinta Tanah Air Pada

Para Santri di Pesantren Majma’al Bahrain Shiddikiyyah

Kabupaten Jombang”.Vol. 2 No.1, 2013.

Nur Rofiq, “Tela’ah Konseptual Implementasi Slogan Hubb al-

Wathan Min al-Iman KH.Hasyim Asy’ari dalam Pendidikan

Karakter Cinta Tanah Air”, dalam jurnal Keluarga Sehat

Sejahtera Vol. 16, 2018.

Page 78: KONSEP HUBBUL WATHAN MINAL IMAN DALAM …

66

Nur Rofiq, “Telaah Konseptual Implementasi Slogan Hubb al-

Wathan Min al-Iman Kh.Hasyim Asy’ari Dalam Jurnal

Pendidikan Karakter Cinta Tanah Air”, Vol 16, No 2,

2018.

Trisnowaty Tuahunse, “Hubungan Antara Pemahaman Sejarah

Pergerakan Nasional Indonesia Dengan Sikap Terhadap

Bela Negara”, dalam Jurnal Kependidikan No.2, 2009.

Situs Web/Internet

Idtesis, Pengertian Konsep Menurut Para Ahli,

2015,https://idtesis.com/konsep-menurut-para-ahli/ (diakses

pada tanggal 15 Januari 2020).

NU Online, Kiai Said: Cinta Tanah Air Penjaga Bangsa dari

Perpecahan, 2016, https://www.nu.or.id/post/read/68797/

kiai-said-cinta-tanah-air-penjaga-bangsa-dari-

perpecahan(diakses pada tanggal 08 Januari 2020).

https://aceh.tribunnews.com/2016/03/17/dilantik-besok-ini-susunan

-pengurus-pw-nu-aceh-2015-2020?page=2 (diakses pada

tanggal 10 Januari 2020).

https://www.id.m.wikiquote.org/wiki/bersatu_kita_teguh_bercerai_

kita_runtuh(diakses pada tanggal 17 Januari 2020).

AD ART Organisasi NU Kota Banda Aceh

Anggaran Dasar & Anggaran Rumah Tangga Nahdlatul Ulama.

Hasil Keputusan Muktamar Ke-33 NU 1-5 Agustus

Jombang, Jawa Timur. Jakarta: Lembaga Ta’lif wan Nasyr

PBNU, 2015.

Page 79: KONSEP HUBBUL WATHAN MINAL IMAN DALAM …
Page 80: KONSEP HUBBUL WATHAN MINAL IMAN DALAM …

SCAN

Page 81: KONSEP HUBBUL WATHAN MINAL IMAN DALAM …
Page 82: KONSEP HUBBUL WATHAN MINAL IMAN DALAM …

PERTANYAAN PENELITIAN

PEWAWANCARA

Nama : Luqmanul Hakim

NIM : 150301003

RESPONDEN

Nama :

Alamat :

No. Hp :

NO PERTANYAAN JAWABAN

1 1 Menurut pandangan

Bapak sejauh manakah

penerapan Konsep

hubbul wathan saat ini?

2 Bagaimana respon

kalangan NU terhadap

penerapan Konsep

hubbul wathan di Kota

Banda Aceh?

Page 83: KONSEP HUBBUL WATHAN MINAL IMAN DALAM …

3 Sebagaimana yang kita

ketahui bahwa resolusi

jihad adalah

implementasi dari

konsep hubbul wathan.

Apa yang Bapak ketahui

tentang resolusi jihad ?

4 Dengan kondisi adat dan

budaya masyarakat

Banda Aceh saat ini

menurut bapak apakah

implementasi dari

resolusi jihad masih

relevan untuk saat ini di

kota Banda Aceh?

5 Apa saja kendala dalam

penerapan konsep

hubbul wathan di kota

Banda Aceh yang bapak

ketahui?

Page 84: KONSEP HUBBUL WATHAN MINAL IMAN DALAM …

2 1 Menurut bapak Apakah

konsep hubbul wathan

sesuai dengan kehidupan

masyarakat kota Banda

Aceh yang pernah

mengalami konflik

berkepanjangan?

2 Bagaimana relevansi

konsep hubbul wathan

sejak dicetuskan dengan

saat ini?

3 Secara kekinian,

menurut bapak untuk

saat ini dalam bentuk

apa saja dapat di

terapkan konsep hubbul

wathan tersebut?

Page 85: KONSEP HUBBUL WATHAN MINAL IMAN DALAM …

4 Fakta yang saya

temukan di lapangan,

bahwa pemerintah Aceh

mayoritasnya adalah

mantan kombatan GAM.

Menurut pandangan

bapak apakah mereka

mendukung penerapan

konsep hubbul wathan di

Banda Aceh?

5 Menurut Bapak, upaya

apa yang dilakukan oleh

NU Kota Banda Aceh

terhadap masyarakat

yang anti nasionalisme

(hubbul wathan)?

Page 86: KONSEP HUBBUL WATHAN MINAL IMAN DALAM …

STRUKTUR

PBNU (PENGURUS BESAR NAHDHATUL ULAMA)

DAN PCNU (PENGURUS CABANG NAHDHATUL ULAMA)

1. Nahdhatul Ulama (NU) di Indonesia

a. Susunan Pengurus Besar Nahdhatul Ulama (NU)

Susunan Pengurus Besar Nahdhatul Ulama Masa Khidmat

2015-2020 seperti pada tabel 4.1 berikut:1

Pengurus Besar Nahdhatul Ulama

1. MUSTASYAR

1. KH. Maimoen Zubair (Alm)

2. Dr. KH. Ahmad Musthofa Bisri

3. KH. Nawawi Abdul Jalil

4. KH. Abdul Muchit Muzadi (Alm)

5. Prof. Dr. KH. M. Tholhah Hasan

6. KH. Dimyati Rois

7. KH. Makhtum Hannan

8. Drs. H. Muhtadi Dimyathi

9. Dr. AG. KH. Muhammad Sanusi Baco, Lc

10. TGH. L.M. Turmudzi Badruddin

11. KH. Zaenuddin Djazuli

12. KH. Abdurahim Musthofa

13. KH. M. Anwar Manshur

14. KH. Habib M. Luthfiy Ali Bin Yahya

15. KH. Sya’roni Ahmadi

16. KH. Ahmad Syatibi Syarwan

17. KH. Syukri Unus

18. Dr. H. M. Jusuf Kalla

19. Prof. Dr. KH. Chotibul Umam

20. Prof. Dr. Tengku H. Muslim Ibrahim

21. KH. Hasbullah Badawi

1Anggaran Dasar & Anggaran Rumah Tangga Nahdlatul Ulama, Hasil

Keputusan..., hlm. 190.

Page 87: KONSEP HUBBUL WATHAN MINAL IMAN DALAM …

22. KH. Hasyim Wahid Hasyim

23. KH. Thohir Syarqawi

24. KH. Hamdan Kholid

25. KH. Saifuddin Amsir, M.A.

26. KH. Zubair Muntashor

27. KH. Ahmad Basyir

28. KH. Ahmad Shodiq

29. KH. Mahfud Ridwan

30. Prof. Dr. KH. Nasarudin Umar, M.A.

31. Prof. Dr. H. Machasin, M.A.

32. KH. Adib Rofiuddin Izza

33. Habib Zein Bin Smith

34. Dr. Ir. H. Awang Faroeq Ishaq

2. SYURIYAH

Rais ‘Aam : Dr. KH. Ma’ruf Amin

Wakil

Rais ‘Aam : KH. Miftachul Akhyar

Rais :

1. KH. Mas Subadar

2. KH. Nurul Huda Djazuli

3. KH. Masdar F. Mas’udi, M.A.

4. KH. Ahmad Ishomuddin, M.Ag

5. KH. AR Ibnu Ubaidillah Syatori

6. KH. Dimyati Romli

7. KH. Abdullah Kafabihi Mahrus Ali

8. KH. Khalilurrahman

9. KH. Syarifuddin Abdul Ghani

10. KH. Ali Akbar Marbun

11. KH. Subhan Ma’mun Ma’sum

12. KH. M. Mustofa Aqiel Siroj

13. KH. Cholil As’ad Syamsul Arifin

14. KH. Idris Hamid

15. KH. Akhmad Said Asrori

16. KH. Tb. Abdul Hakim

17. Dr. KH. Zakky Mubarak, M.A.

Page 88: KONSEP HUBBUL WATHAN MINAL IMAN DALAM …

18. Prof. Dr. H. Masykuri Abdillah

19. KH. Najib Abdul Qadir

Katib ‘Aam : KH. Yahya Cholil Staquf

Katib :

1. H. M. Mujib Qolyubi, M.H.

2. Drs. KH. Sholahuddin Al Aiyubi, M.Si.

3. Dr. KH. Abdul Ghafur Maimoen

4. KH. Zulfa Mustofa

5. Dr. H. Asrorun Ni’am Sholeh

6. Drs. KH. Acep Adang Ruchiyat, M.Si.

7. KH. Lukman Al-Hakim Haris

8. KH. Taufiqurrahman Yasin

9. KH. Abdussalam Shohib

10. KH. Zamzami Amin

11. Dr. H. Sa’dullah Affandy, M.Ag. M.Si.

A’wan :

1. KH. Abun Bunyamin Ruhiat

2. Drs. KH. Cholid Mawardi

3. KH. TK. Bagindo M. Letter

4. Prof. Dr. HM. Ridwan Lubis

5. KH. Mukhtar Royani

6. KH. Abdullah Syarwani, SH

7. KH. Eep Nuruddin, M.Pd.I

8. Drs. KH. Nuruddin Abdurrahman, SH

9. KH. Ulinnuha Arwani

10. KH. Abdul Aziz Khayr Afandi

11. H. Fauzian Noor

12. Dr.H. Hilmi Muhammadiyah, M.Si.

13. KH. Maulana Kamal Yusuf

14. Drs. H. Ahmad Bagdja

15. KH. Muadz Thohir

16. KH. Maimun Ali

17. H. Imam Mudzakir

18. H. Ahmad Ridlwan

19. Drs. H. Taher Hasan

Page 89: KONSEP HUBBUL WATHAN MINAL IMAN DALAM …

20. Dra. Hj. Shinta Nuriyah, M. Hum.

21. Dra. Hj. Mahfudloh Ali Ubaid

22. Dra. Hj. Nafisah Sahal Mahfudh

23. Prof. Dr. Hj. Chuzaimah Tahido Yanggo

24. Dr. Hj. Faizah Ali Sibromalisi, M.A.

25. Prof. Dr. Hj. Ibtisyaroh, SH. MM

26. Dr. Hj. Sri Mulyati

3. TANFIDZIYAH

Ketua Umum : Prof. Dr. KH. Said Agil Siroj, M.A.

Wakil Ketua

Umum : Drs. H. Slamet Effendy Yusuf. M.Si

Ketua :

1. Drs. H. Syaifullah Yusuf

2. Dr. H. Marsudi Syuhud

3. Prof. Dr. H.M. Nuh, DEA

4. Prof. Dr. Ir. Maksum Machfoedz, M.Sc.

5. Drs. KH. Abbas Abdul Mu’in, M.A.

6. Drs. H. M. Imam Aziz

7. Dr. H. Farid Wadjdy, M.Pd.

8. Prof. Dr. H. M. Salim Al Jufri, M.Sos.I.

9. KH. M. Hasib Wahab

10. Dr. H. A. Hanief Saha Ghafur, M.A.

11. KH. Abdul Manan Ghani

12. H. Aizzudin Abdurrahman, S.H.

13. H. Nusron Wahid, SE, M.SE.

14. Dr. H. Eman Suryaman, MM.

15. Robikin Emhas, SH, MH.

16. Ir. H. M Iqbal Sullam

17. H. M Sulton Fathoni, M.Si.

Sekretaris

Jenderal : Dr. Ir. H. A Helmy Faishal Zaini

Wakil Sekjen : 1. H. Andi Najmi Fuaidi, SH

2. dr. H. Syahrizal Syarif, MPH, Ph.D

Page 90: KONSEP HUBBUL WATHAN MINAL IMAN DALAM …

3. Drs. H. Masduki Baidlowi

4. Drs. H. Abd. Mun’im DZ

5. Ishfah Abidal Aziz

6. H. Imam Pituduh, SH, MH.

7. Ir. Suwadi D. Pranoto

8. H. Ulil Hadrawi, M. Hum.

9. Sultonul Huda, M.Si.

10. Dr. Muhammad Aqil Irham, M.Si.

11. H. Muhammad Said Aqil

12. Heri Haryanto Azumi, S. Ag, MM.

Bendahara

Umum : Dr-Ing H. Bina Suhendra

Bendahara :

1. Dr. H. Abidin HH

2. H. Bayu Priawan Joko, SE. M.BM.

3. H. Raja Sapta Ervian, SH. M.Hum.

4. H. Norhin Harun

5. H. Hafidz Taftazani

6. H. Umar Syah HS

7. N. M. Dipo Nusantara Pua Upa

Di Indonesia, terdapat 21 Pengurus Wilayah organisasi NU,

antara lain:

1. PWNU Banten

2. PWNU Jabar

3. PWNU DKI Jakarta

4. PWNU Jawa Tengah

5. PWNU Jawa

6. PWNU Bali

7. PWNU NTB

8. PWNU NTT

9. PWNU Kalimantan Utara

10. PWNU Kalimantan Timur

11. PWNU Kalimantan Tengah

12. PWNU Kalimantan Selatan

13. PWNU Sulawesi Selatan

Page 91: KONSEP HUBBUL WATHAN MINAL IMAN DALAM …

14. PWNU Sulawesi Utara

15. PWNU Gorontalo

16. PWNU Sulawesi Tengah

17. PWNU Sulawesi Tenggara

18. PWNU Maluku

19. PWNU Maluku Utara

20. PWNU Papua Barat

21. PWNU Papua

Di luar negeri ada 6 cabang kepengurusan NU, antara lain:

1. PCINU India

2. PCINU Amerika Serikat dan Kanada

3. PCINU Perancis

4. PCINU Mesir

5. PCINU Tunisia

6. PCINU Sudan

2. NU di Aceh

a. Susunan Pengurus Wilayah NU2

Pengurus Wilayah Nahdhatul Ulama di Aceh Periode 2015-

2020 dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Pengurus Wilayah Nahdhatul Ulama di Aceh

Ketua : Tgk. H. Faisal Ali

Wakil Ketua :

1. Dr. Tgk. H. Bustami Usman SH, M.Si

2. Drs. Tgk H Ibnu Sa'dan M.Pd

3. Tgk H. Muhammad Hatta Lc, Med

4. Drs. Tgk. Abdurrahman Ahmad

5. Tgk. H. Hasbi Al-Bayuny

6. Tgk. H. Masrul Aidi, Lc.

7. Dr. Tgk. HM Andalas SpOG

8. Tgk. H Syarifuddin As-Singkily, M.A.

9. Dr Tgk. Iskandar Zulkarnaini, M.A.

2https://aceh.tribunnews.com/2016/03/17/dilantik-besok-ini-susunan-

pengurus-pw-nu-aceh-2015-2020?page=2

Page 92: KONSEP HUBBUL WATHAN MINAL IMAN DALAM …

Sekretaris : Tgk. Asnawi M Amin S.Ag.

Wakil

Sekretaris :

1. Tgk. Handono Asnawy

2. Tgk. Saifullah SPd, M.Pd.

3. Tgk. Akmal Abzal, S.H.I.

4. Tgk. Fuad Abdullah S.Ag.

5. Tgk. Zulkarnaini M.A.

6. Drs. Tgk. Darmawan

7. Tgk. Sayuti M. Nur

8. Zulfan Effendi SE Ak

9. Tgk. Munawardi S.H.

Bendahara : Tgk H Amirullah Jakfar S.H.I.

Wakil

Bendahara :

1. Tgk. Ismi Amran S.Kom.

2. Tgk. Bukhari Attajiri

3. Tgk. H. Ihsanuddin, MZ., SE., MM.

4. Tgk. Syafii M Amin, SE., Ak.

b. Pengurus Cabang Nahdhatul Ulama (PCNU)

Ada 22 kepengurusan cabang Nahdhatul Ulama yang

tersebar di seluruh wilayah Aceh, antara lain:

1. PCNU Kabupaten Aceh Selatan

2. PCNU Kabupaten Aceh Tenggara

3. PCNU Kabupaten Aceh Timur

4. PCNU Kabupaten Aceh Tengah

5. PCNU Kabupaten Aceh Barat

6. PCNU Kabupaten Aceh Besar

7. PCNU Kabupaten Pidie

8. PCNU Kabupaten Aceh Utara

9. PCNU Kabupaten Simeulue

10. PCNU Kabupaten Aceh Singkil

11. PCNU Kabupaten Bireuen

12. PCNU Kabupaten Aceh Barat Daya

13. PCNU Kabupaten Gayo Lues

14. PCNU Kabupaten Aceh Jaya

Page 93: KONSEP HUBBUL WATHAN MINAL IMAN DALAM …

15. PCNU Kabupaten Nagan Raya

16. PCNU Kabupaten Aceh Tamiang

17. PCNU Kabupaten Bener Meriah

18. PCNU Kota Banda Aceh

19. PCNU Kota Sabang

20. PCNU Kota Lhokseumawe

21. PCNU Kota Langsa

22. PCNU Lueng Bata

3. NU di Kota Banda Aceh

a. Susunan Pengurus Wilayah NU3

Susunan Pengurus Cabang Nahdhatul Ulama (PCNU) Kota

Banda Aceh periode kepengurusan 2015-2020 adalah sebagai

berikut:

Pengurus Cabang Nahdhatul Ulama

Kota Banda Aceh

1. MUSTASYAR

1. Tgk. H. Bulqini Tanjongan, S.Sos.I.

2. Tgk Atasykuri

3. Drs. T. Raden Sulaiman

4. Tgk. H. Adian Ali, S.Pd.I

5. Tgk. H. Marhaban BTRG

6. Dr. Tgk. Mujiburrahman, M.Ag.

7. Dr. H. Muhammad Zulhilmi, M.A.

8. Chairul Saleh, S.Ag.

9. Suprijal Yusuf, S.H.

10. Irfansyah, SH., M.Hum.

11. H. Zakaria Cut Ahmad, S.Ag.

12. Tgk Marwan Yusuf

3Sumber diperoleh dari Data SK Kepengurusan Kantor PCNU Kota

Banda Aceh Periode Kepengurusan 2015/2020.

Page 94: KONSEP HUBBUL WATHAN MINAL IMAN DALAM …

2. SYURIYAH

Rais : Tgk. H. Muhibban H. M. Hajad

Wakil Rais :

1. Drs. Tgk Tarmizi Daud, M.A.

2. Tgk. H. Misnan M.Ag.

3. Dr. Fajrul Falakh, M.A.

4. Tgk. M. Sufi

5. Tgk. Nurkhalis MY

6. Tgk. H. Basir Djalal

Katib : Tgk. Muhammad, M.A.

Wakil Katib :

1. Tgk. Hafizy

2. Tgk. Azhari Antara

3. Tgk. H. Abdurraak, Lc., M.A.

4. Tgk. H. M. Zaini, M.A.

5. Tgk. M. Nur AR

A’wan :

1. Dr. Teuku Analiansyah, M.Ag.

2. T. Lembong Misbah, M.A.

3. dr. Nasrul Musadir Alsa, Sp.S.

4. Ferdi Nazi run Sijabat, M.Si.

5. Muttaqin, M. Si.

6. Iwan Doa Sampena, MPS. Sp.

7. Muhammad isa, S.Sos I.,SH.

3. TANFIDZIYAH

Ketua Umum : Tgk. Rusli Daud, SH.I.

Wakil Ketua

Umum :

1. Tgk. Azharuddin

2. Drs. Mukhlis A. Karim

3. Tgk. H. Syukri Daud

4. Tgk. Irwandi yusuf, M.Ag.

5. Tgk. Mizaj, M.A.

6. Drs.Tgk. H. Ayyub, M.A.

7. Tgk. H. Bukhari, S.Ag.

Page 95: KONSEP HUBBUL WATHAN MINAL IMAN DALAM …

Sekretaris : Tgk. Ismi Amran

Wakil

Sekretaris :

1. Tgk. Nasruddin, M.Ag.

2. Tgk. T. Mahyuddin Helmi, S.Sos.

3. Tgk. Mirza Fahlevy, S.HI.

4. Muhammad Saman

5. Tgk. Lukman Hakim, M.A.

6. Tgk. Iqbal

Page 96: KONSEP HUBBUL WATHAN MINAL IMAN DALAM …

DOKUMENTASI PENELITIAN

Gambar 1.1 Wawancara dengan Ketua PCNU Kota Banda Aceh

Gambar 1.2 Wawancara dengan Sekretaris PCNU Kota

Banda Aceh

Page 97: KONSEP HUBBUL WATHAN MINAL IMAN DALAM …

Gambar 1.3 Wawancara dengan Anggota PCNU Kota Banda Aceh

Gambar 1.4 Wawancara dengan Pemuda Anshor NU

Kota Banda Aceh

Page 98: KONSEP HUBBUL WATHAN MINAL IMAN DALAM …

Gambar 1.5 Wawancara dengan Anggota NU Kota Banda Aceh

Gambar 1.6 Wawancara dengan Anggota NU Kota Banda Aceh

Page 99: KONSEP HUBBUL WATHAN MINAL IMAN DALAM …

Gambar 1.7 Foto Peserta Acara Pelantikan Majelis Wakil Cabang

(MWC) NUSe-Kota Banda Aceh dan Konferensi Cabang XIII

Nadhlatul Ulama (KONFERCAB 8 NU) Kota Banda Aceh

Gambar 1.8 Foto Bersama Peserta dan Pengurus Baru NU

Page 100: KONSEP HUBBUL WATHAN MINAL IMAN DALAM …

Gambar 1.9 Foto Bersama Petinggi NU Kota Banda Aceh dan

Wakil Ketua MPU Aceh