STRATEGI DEKOMISIONING FASILITAS PEMURNIAN ASAM …digilib.batan.go.id/e-prosiding/File...

7
Prosiding Seminar Nasional Teknologi Pengolahan Limbah VI Pusat Teknologi Limbah Radioaktif-BATAN Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi-RISTEK ISSN 1410-6086 STRATEGI DEKOMISIONING FASILITAS PEMURNIAN ASAM FOSFAT PETROKIMIA GRESIK Mulyono Daryoko Pusat Teknologi Limbah Radioaktif-BA TAN ABSTRAK STRATEGI DEKOMISIONING FASILITAS PEMURNIAN ASAM FOSFAT PETROKIMIA, GRESIK. Dekomisioning Fasilitas Pemumian Asam Fosfat-Petrokimia Gresik (PAF-PKG) adalah kegiatan untuk menghentikan secara tetap dan formal beroperasinya Fasilitas PAF-PKG, kemudian menjadikannya bekas situs fasilitas tersebut menjadi bebas kontaminasi seperti sediakala (green land), artinya dijamin keamanan dan keselamatannya terhadap pekerja, masyarakat dan lingkungannya. Kegiatan ini antara lain adalah pengambilan limbah radioaktif yang terjadi selama operasi, dekontaminasi sebelum maupun setelah dismantling, dismantling struktur dan komponen proses, dan pengelolaan limbah radioaktif. Untuk itu perlu strategi agar di dalam menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan tersebut dipenuhi syarat-syarat keselamatan dan keamanan serta dikeluarkan beaya yang semurah-murahnya. Di dalam makalah ini akan dibahas secara lebih terperinci untuk hal-hal yang dimaksudkan di atas. ABSTRACT DECOMMISSIONING STRATEGY OF PHOSPHORIC ACID PURIFICATION FACILITY- PETROCHEMICAL PLANT, GRESIK. Decommissioning of Phosphoric Acid Purification Facility- Petrochemical Plant, Gresik is the action taken at the end of the facility to retire its operation and then returned to green land from service in a manner that provides adequate protection for the security and safety of the decommissioning workers, the general public, and the environment. The activity consist of remove of primary radioactive waste, decontamination before and after dismantling, dismantling structure and process component, and radioactive waste management. That's must have strategy for finished of this problems for optimization, safety, security and also in the economical problems. This paper will be discussed of that. PENDAHULUAN Fasilitas pemumian asam fosfat- Petrokimia Gresik (PAF-PKG) adalah salah satu fasilitas di pabrik Petrokimia Gresik yang mempunyai fungsi ganda, yaitu dapat menghasilkan asam fosfat yang lebih mumi serta dapat menghasilkan hasil samping . uranium, dalam bentuk amonium diuranat atau yellow eaki1). Diagram alir dari pabrik tersebut dapat dilihat pada Gambar I. Periakuan awal umpan asam fosfat dimaksudkan untuk pengaturan valensi, pendinginan dan penjemihan umpan asam fosfat. Pengaturan valensi dimaksudkan agar uranium yang semula merupakan campuran dari valensi 4 dan 6, sebesar-besamya dioksidasi menjadi bervalensi 6, untuk memudahkan proses ekstraksi. Proses ekstraksi dan stripping siklus I bertujuan untuk mengambil uranium dari asam fosfat. Prinsip ekstraksi ini adalah memindahkan uranium dari larutan asam fosfat ke dalam pelarut organik. Pelarut organik yang digunakan merupakan campuran dari Di 2 Ethyl Hexyl Phosporie Aeid (DEHPA) + rri Oetyl Phospine Oxide (TOPO) di dalam kerosin sebagai diluen. Dengan melakukan proses pengenapan (settling) kedua fase 173 yaitu fase air dan fase organik akan terpisah. Aliran fase organik masuk ke dalam sistem pengenapan kira-kira 50% dari aliran fase air, tetapi di dalam sistem perbandingan antara fase air dan fase organik = 2: I. Fungsi proses ekstraksi dan stripping siklus kedua adalah untuk menghasilkan larutan dengan kadar dan kualitas uranium cukup tinggi, sehingga akan memberikan produk yellow cake yang bisa memenuhi persyaratan yang telah ditentukan. Proses ini meliputi beberapa unit antara lain unit ekstraksi, scrubbing, stripping dan regenerasi. Proses asidifikasi dimaksudkan untuk mendekomposisi karbonat, sehingga gas karbon dioksidasi, bisa keluar dan menaikkan efisiensi pengendapan yellow cake. Pada proses pengendapan, larutan tersebut disemprot dengan amoniak untuk menghasilkan amonium diuranat. Amonium diuranat (slurry) dikeringkan, dan berikutnya dimasukkan dalam drum untuk disimpan (storage/shipping) dalam bentuk yellow cake. Yellow cake ini mengandung 85% U30S(I). Fasilitas ini dioperasikan pada bulan April - Juli 1989, tetapi kemudian dihentikan operasinya sejak 12 Agustus 1989. Oalam kurun waktu yang hampir 14 tahun, banyak

Transcript of STRATEGI DEKOMISIONING FASILITAS PEMURNIAN ASAM …digilib.batan.go.id/e-prosiding/File...

Prosiding Seminar Nasional Teknologi Pengolahan Limbah VIPusat Teknologi Limbah Radioaktif-BATANPusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi-RISTEK

ISSN 1410-6086

STRATEGI DEKOMISIONING FASILITAS PEMURNIAN ASAM FOSFATPETROKIMIA GRESIK

Mulyono DaryokoPusat Teknologi Limbah Radioaktif-BA TAN

ABSTRAK

STRATEGI DEKOMISIONING FASILITAS PEMURNIAN ASAM FOSFAT PETROKIMIA,GRESIK. Dekomisioning Fasilitas Pemumian Asam Fosfat-Petrokimia Gresik (PAF-PKG) adalah kegiatanuntuk menghentikan secara tetap dan formal beroperasinya Fasilitas PAF-PKG, kemudian menjadikannyabekas situs fasilitas tersebut menjadi bebas kontaminasi seperti sediakala (green land), artinya dijaminkeamanan dan keselamatannya terhadap pekerja, masyarakat dan lingkungannya. Kegiatan ini antara lainadalah pengambilan limbah radioaktif yang terjadi selama operasi, dekontaminasi sebelum maupun setelahdismantling, dismantling struktur dan komponen proses, dan pengelolaan limbah radioaktif. Untuk itu perlustrategi agar di dalam menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan tersebut dipenuhi syarat-syarat keselamatan dankeamanan serta dikeluarkan beaya yang semurah-murahnya. Di dalam makalah ini akan dibahas secara lebihterperinci untuk hal-hal yang dimaksudkan di atas.

ABSTRACT

DECOMMISSIONING STRATEGY OF PHOSPHORIC ACID PURIFICATION FACILITY­

PETROCHEMICAL PLANT, GRESIK. Decommissioning of Phosphoric Acid Purification Facility­Petrochemical Plant, Gresik is the action taken at the end of the facility to retire its operation and thenreturned to green land from service in a manner that provides adequate protection for the security and safetyof the decommissioning workers, the general public, and the environment. The activity consist of remove ofprimary radioactive waste, decontamination before and after dismantling, dismantling structure and processcomponent, and radioactive waste management. That's must have strategy for finished of this problems foroptimization, safety, security and also in the economical problems. This paper will be discussed of that.

PENDAHULUAN

Fasilitas pemumian asam fosfat­Petrokimia Gresik (PAF-PKG) adalah salahsatu fasilitas di pabrik Petrokimia Gresikyang mempunyai fungsi ganda, yaitu dapatmenghasilkan asam fosfat yang lebih mumiserta dapat menghasilkan hasil samping

. uranium, dalam bentuk amonium diuranatatau yellow eaki1). Diagram alir dari pabriktersebut dapat dilihat pada Gambar I.Periakuan awal umpan asam fosfatdimaksudkan untuk pengaturan valensi,pendinginan dan penjemihan umpan asamfosfat. Pengaturan valensi dimaksudkan agaruranium yang semula merupakan campurandari valensi 4 dan 6, sebesar-besamyadioksidasi menjadi bervalensi 6, untukmemudahkan proses ekstraksi. Prosesekstraksi dan stripping siklus I bertujuanuntuk mengambil uranium dari asam fosfat.Prinsip ekstraksi ini adalah memindahkanuranium dari larutan asam fosfat ke dalam

pelarut organik. Pelarut organik yangdigunakan merupakan campuran dari Di 2Ethyl Hexyl Phosporie Aeid (DEHPA) + rriOetyl Phospine Oxide (TOPO) di dalamkerosin sebagai diluen. Dengan melakukanproses pengenapan (settling) kedua fase

173

yaitu fase air dan fase organik akan terpisah.Aliran fase organik masuk ke dalam sistempengenapan kira-kira 50% dari aliran faseair, tetapi di dalam sistem perbandinganantara fase air dan fase organik = 2 : I.Fungsi proses ekstraksi dan stripping sikluskedua adalah untuk menghasilkan larutandengan kadar dan kualitas uranium cukuptinggi, sehingga akan memberikan produkyellow cake yang bisa memenuhipersyaratan yang telah ditentukan. Proses inimeliputi beberapa unit antara lain unitekstraksi, scrubbing, stripping danregenerasi. Proses asidifikasi dimaksudkanuntuk mendekomposisi karbonat, sehinggagas karbon dioksidasi, bisa keluar danmenaikkan efisiensi pengendapan yellowcake. Pada proses pengendapan, larutantersebut disemprot dengan amoniak untukmenghasilkan amonium diuranat. Amoniumdiuranat (slurry) dikeringkan, dan berikutnyadimasukkan dalam drum untuk disimpan(storage/shipping) dalam bentuk yellowcake. Yellow cake ini mengandung 85%U30S(I).

Fasilitas ini dioperasikan pada bulanApril - Juli 1989, tetapi kemudian dihentikanoperasinya sejak 12 Agustus 1989. Oalamkurun waktu yang hampir 14 tahun, banyak

Prosiding Seminar Nasional Teknologi Pengolahan Limbah VIPusaf Teknologi Limbah RadioakJif-BATANPusat Penelifian Ilmu Pengefahuan dan Teknologi-R1STEK

ISSN 14IO-6086

alat-alatlsistem yang sudah tidak layak untuk

dioperasikan lagi. Oleh karena itu sesuaidengan verifikasi terakhir dari BadanPengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN)tanggal 12 Juni 2000, yang laporannyatertuang dalam surat Ka. Dit. PerijinanInstalasi Nuklir, BAPETEN No.883/PINNI-00 tanggal 23 Juni 2000,BAPETEN merekomendasikan agarPetrokimia Gresik segera mengajukan ijinpelaksanaan dekomisioning fasilitas PAF­PKG dan kemudian melaksanakan kegiatandekomisioning terse but.

Dekomisioning PAF-PKG adalahkegiatan untuk menghentikan secara tetapdan formal beroperasinya PAF-PKG,kemudian menjadikannya bekas situsfasilitas tersebut menjadi bebas kontaminasiseperti sediakala (green land). Pada kegiatanini maka perIu strategi agar di dalammenyelesaikan pekerjaan-pekerjaan terse butdipenuhi syarat-syarat keselamatan dankeamanan serta diperIukan beaya yangsemurah-murahnya. Kegiatan ini antara lainadalah:

I. Pengambilan Iimbah radioaktif yangterjadi selama operasi.

2. Dekontaminasi, baik sebelum maupunsetelah dismantling

3. Dismantling struktur dan komponenproses.

4. Pengelolaan Iimbah radioaktif hasildismantling.

STRATEGIPENTAHAPANDEKOMISIONING

Berdasarkan aspek kemudahan dankeselamatan, secara prinsip pentahapandekomisioning pabrik PAF dapat dilakukandengan urutan pentahapan berikut:

I) Pengangkutan drum-drum yellow cakeyang ada dalam gudang pabrik PAF keBA TAN.

2) Dismantling peralatan yang berada dizona I dan II (peralatan tipe A dan B).

Peralatan tipe A adalah peralatantidak terkontaminasi atau aktivitasnyadi bawah clearance level, peralatantipe B adalah peralatan yangaktivitasnya di atas clearance level,namun setelah diambil Iimbahnya danatau didekontaminasi akan menjadi dibawah clearance level.

174

3) Dismantling peralatan yang beradapada zona III dan IV (peralatan tipe Bdan C).

Peralatan tipe C adalahperalatan yang aktivitasnya di atasclearance level, dan sedikitkemungkinannya bisa berubah menjadidi bawah clearance level.

Untuk dismantling peralatan tipe Bbeberapa perlakuan yang diperlukan(bergantung kondisi alat) seperti:

a. Dekontaminasi in situ(sebelum danatau setelah pembongkaran)

b. Pembongkaran peralatanc. Handling untuk langsung dibawa ke

temp at pengumpulan limbah non­radioaktif, jika aktivitasnya telah dibawah clearance level.

d. Kalau tingkat kontaminasi peralatanmasih tetap berada di atas clearancelevel, maka dilakukan penyiapanpewadahan Iimbah radioaktif untukpengangkutan ke lembaga pengolahlimbah radioaktif (PTLR-BA TAN)

Untuk dismantling peralatan tipe Cbeberapa perIakuan yang diperIukan(bergantung kondisi alat) seperti:

a. pengambilan yellow cake atau limbahradioaktif dari peralatan.

b. Dekontaminasi in situ (kalaudiperlukan)

c. Pembongkaran peralatand. Handling dan pewadahan yellow cake

atau Iimbah radioaktif untuk

pengangkutan ke lembaga pengolahlimbah radioaktif (PTLR-BA TAN).

4) Pembongkaran bangunan penunjangdan struktur bangunan utama.

5) Pemulihan areal situs secara fisik,sehingga siap digunakan untukkeperluan lain atau menjadi green land.

STRA TEGI PENGAMBILAN LIMBAHRADIOAKTIF

Proses awal yang perlu dilakukanadalah pengambilan Iimbah radioaktif yangterjadi selama operasi, yang hingga saat inimasih terdapat di dalam peralatan­peralatan/sistem. Metode pengambilanIimbah radioaktif tersebut dibuat

sesederhana mungkin, dan sedapat mungkintidak menimbulkan Iimbah sekunder. Untuk

fase padat, pengambilan dilakukan denganalat scraper (pengeruk) sederhana, dan

Prosiding Seminar Nasional Teknologi Pengolahan Limbah VIPusat Teknologi Limbah Radioaktif-BATANPusat Pene/itian I/mu Pengetahuan dan Teknologi-RISTEK

ISSN 1410-6086

dilakukan seteliti mungkin untuk kemudiandiwadahkan ke dalam drum standar 100 !.Untuk fase cair, pengambilan dilakukandengan membuka fasilitas-fasilitas yangtersedia atau alat manual yang lain untukdipindahkan ke dalam tangki stainles steel100!.

STRATEGI DEKONTAMINASI INSITU

Tujuan dekontaminasi in situ adalah untukmengurangi/menghilangkan kontaminanyang ada di dalam/permukaan sistem,sehingga peralatan-peralatanlsistem tersebutakan berubah sifatnya menjadi unrestrictedrelease, dan siap untuk digunakan kembali(reuse) atau dimanfaatkan kembali denganproses olah ulang (recycle). Untuk memilihteknik dekontaminasi ini perlu beberapapertimbangan teknis sebagai berikut(2).:

- jenis fasilitassejarah pengoperasian fasilitas

- jenis bahan peralatan-peralatanlsistem:pipa, tangki,dsb.

- jenis bahan peralatan-peralatanlsistem:baja tahan karat, hetron, dsb.tipe permukaan bahan: halus, berpori,dsb.

- jenis kontaminan: crud, loose, dsb.komposisi radionuklidafaktor dekontaminasi yang diinginkantujuan dekontaminasi

Demikian pula pertimbangan­pertimbangan non teknis sebagai berikut:

ketersediaan, harga dan kompleksitasperalatan-peralatan dekontaminasipenanganan limbah sekunder yang

ditimbulkan

kesediaan tenaga yang dibutuhkan.

Dalam kaitannya dengandekontaminasi in situ peralatan fasilitasPAF-PKG, perlu dipertimbangkan kondisiperalatan pabrik tersebut sebagai berikut(I):

I. fasilitasnya relatif sederhana,2. baru dioperasikan lebih kurang 4 bulan,3. kontaminasi zat radioaktif pada

permukaan peralatan-peralatanlsistemadalah loose contamination (hal inikarena sebagian besar kontaminanadalah yellow cake, yang merupakansenyawa yang hidrofob),

4. peralatan-peralatan/sistem (terutamaperalatan-peralatan utama) mempunyaipermukaan yang halus dan kontaminasi

175

permukaannya adalah relatif kecil(mendekati clearance level),

5. sedikit mungkin menimbulkan limbahradioaktif sekunder (terutama dalamfase cair).

Berdasarkan pertimbangkan teknis dannon teknis serta kondisi peralatan fasilitasPAF-PKG tersebut di atas, maka hamsdirencanakan agar pelaksanaandekontaminasinya dapat dilaksanakandengan sederhana dan mudah dan hargafaktor dekontaminasi harus diramalkan

sedemikian rupa sehingga tingkatkontaminasi permukaan dari peralatan­peralatanlsistem menjadi dibawah clearancelevel. Untuk itu berdasarkan pertimbanganteoritis dan kajian lapangan ada 2 metodedekontaminasi yang dapat diterapkan, yaitu:

A. Metode mekanik dengan pembersihanpermukaan bahan (surface cleaningmethods).

Pada metode ini digunakan kainmajun yang telah dibasahi dengan bahankimia organik dipakai untuk membersihkanpermukaan bahan secara manual (simplesweeping). Bahan-bahan kimia yangbiasanya dipakai ialah : aceton 90 % dantrichloro ethylene(2). Bahan-bahan inisangat efektif dipakai karena dapatmembentuk korosifitas pad a permukaanlogam. Pad a metode ini hanyamenghasilkan limbah sekunder dalambentuk padat yang relatif kecil dan mudahpenanganannya.

B. Metode strippable coating.

Pada meta de ini campuran bahan-bahankimia, yang terdiri dari bahan penopang danbahan pendekontaminasi dengan caradioleskan/dicatkanldikuaskan padapermukaan bahan yang akandidekontaminasi, kemudian setelah keringdan diharapkan telah menyerap kontaminandilepas kembali, sehingga limbah sekunderyang didapat adalah dalam bentuk padatan.Bahan-bahan penopang yang bisa dipakaiadalah : gliserin fosfat, gliserin asetat ataulatex, sedangkan bahanpendekontaminasinya adalah Etilen DiaminTetra Asetat (EDT A), asam sitrat, asamoksalat dan KMn04(3,4,5). Dalam metodeyang terbaru, selain bahan penopang danbahan pendekontaminasi, juga ditambahkanpula adsorben(5). Selain lebihmengefektifkan proses dekontaminasi, bahanini juga sangat berperan dalam imobilisasi

Prosiding Seminar Nasional Teknologi Pengolahan Limbah VIPusat Teknologi Limbah Radioaktif-BATANPusat Penelitian IImu Pengetahuan dan Teknologi-RISTEK

ISSN 1410-6086

limbah sekundemya. Pad a Tabel 1 danTabel 2 diberikan eontoh komposisi bahan­bahan untuk metode ini.

Pada aplikasinya, kedua metode terse butdigunakan sebagai berikut:

a) Berdasarkan aktivitasnya- Untuk kontaminasi yang sudah

mendekati atau di bawah clearance

level digunakan: surface cleaningmethods.

- Untuk kontaminasi yang agak jauh diatas clearance level digunakan:sirippable coating methods

b) Berdasarkan teknis pelaksanaannya- Untuk bagian-bagian yang sempit yang

susah digunakan strippable coatingmethods, digunakan surface cleaningmethods

STRATEGI DISMANTLING

Dismantling adalah pembongkaranperalatan-peralatan/sistem darikedudukannya semula dan atau pemotongan­pemotongan alat tersebut menjadi potongan­potongan yang lebih keeil. Pada prinsipnyaada 2 jenis pelaksanaan dismantling: .

1. Dengan melepaskan mur-baut peralatan­peralatan/ sistem dari kedudukannya ataudari hubungannya dengan peralatan­peralatan/sistem lain denganmenggunakan tool kit yang selengkapmungkin.

2. Dengan alat-alat potong: gergaji potong,gerinda potong, las asetilen dan plasmacutting.

STRATEGI PENGELOLAAN LIMBAH

A. Pengelolaan limbah cair primer

Limbah eair primer yang terdapat padatangki-tangki TK 423, TK 436, TK 304 danTK 752 adalah sbb.:

a. TK 423, Organic Surge Tank, adalahlimbah filtrat yang berasal dari UnitExtraksi siklus 1 ditambah dengan pelarutbaru DEHPA-TOPO dalam kerosin.

Limbah ini mengandung uranium oksida(U(VI» yang terlarut dalam larutanorganik.

b. TK 436, Loaded Organic Tank, iniadalah limbah filtrat yang berasal dariGunk Separator. Seperti no. 1, limbah inijuga mengandung U(VI) yang terlarutdalam larutan organik.

176

c. TK 304, Sx Feed Tank, limbah ini adalahlimbah anorganik larutan asam fosfat,yang telah dilakukan pengendapandengan Clarifier dan kemudian disaringdengan Bed Filter. Uranium yangterkandung dalam larutan ini ialah U(IV)dan U(VI)

d. TK 752, Gunk Separator, adalah tangkiuntuk memisahkan filtrat, raflnat dangunk yang berasal dari Ekstraksi siklus I.Tangki ini berisi campuran larutan asamfosfat dan organik. Larutan inimengandung U(VI).

e. TK 753, Gunk Surge Tank, adalah tangkiuntuk menampung gunk yang berasaldari Gunk Separator. Gunk ini bisamerupakan eampuran dari asam fosfatdan organik, dan mengandung U(VI).

f. TK 602, Acidification I, mengandunglarutan uranium karbonat.

g. TK 612, Acidification 2, mengandunglarutan uranium sulfat.

Untuk limbah anorganik, secarateoritis sarigat mudah untuk diambiluraniumnya dengan metode sorbsi dan ataupenukar ion, baik dengan resin maupundengan zeolit, sedangkan untuk yangorganik perlu dikaji lebih lanjut. Hal yangpaling mudah adalah dengan insenerasi, dandengan furnace yang sederhana mungkinsudah bisa menyelesaikan masalah ini.Proses oksidasi biokimia dengan bakteri bisajuga dicobakan pad a masalah ini.

Untuk mendisain alat penukar ion(in situ process) harus dilakukan pengujiansbb.:

a. Analisis kandungan padatannya, karenametode penukar ion hanya efektifdigunakan untuk larutan yangmengandung padatan kurang dari 3000ppm.

b. Pereobaan skala laboratorium untuk

meyakinkan agar pengolahan limbahskala teknik in situ yang direneanakanbisa berjalan sebaik-baiknya.

Limbah padat sekunder yang berasal dariproses terse but bisa diberlakukan sepertilimbah semi cair atau limbah beton, yaitudengan disposal (penyimpanan lestari) didalam repositori.

Prosiding Seminar Nasional Teknologi Pengolahan Limbah VIPusat Teknologi Limbah Radioaktif-BATANPusat Penelitian llmu Pengetahuan dan Teknologi-RISTEK

ISSN 1410-6086

B. Pengelolaan Iimbah primer semi cairdan padat

Limbah primer semi cair dan padat bisadidisposal in situ dengan repositori. Sudahtentu hal ini diperlukan perizinan keBAPETEN.

C. Pengelolaan Iimbah sekunder hasildismantling

Limbah sekunder hasil dismantlingbisa dilakukan sebagai berikut:

a. Pengambilan Iimbah primer di dalamtangki-tangki baik yang cair maupunpadat harus seefektif mungkin.

b. Pengerjaan dekontaminasi harusdilakukan sekeras mungkin, lebih-lebihuntuk tangki-tangki bekas berisipadatan yang bercampur dengan kerak­kerak dinding tangki. Pengerjaandekontaminasi terse but dapatdilakukan:

- Dengan metode mekanik yangdiulang-ulang.

- Dengan metode strippable coating.- Perlu dilakukan triability test di

lapangan.

Apabila ini dilakukan makadiperkirakan bahwa hampir semua Iimbahhasil dismantling bisa digolongkan menjadilimbah tipe A dan limbah tipe B(sedikit tipe C).

KESIMPULAN

Pad a kegiatan dekomisioning fasilitasPAF-PKG diperlukan strategi, baik padaurutan-urutan pentahapannya, pengelolaanIimbahnya, dekontaminasi maupundismantlingnya. Strategi-strategi tersebutdimaksudkan agar di dalam penyelesaianpekerjaan-pekerjaan itu dipenuhi syarat­syarat keselamatan dan keamanan, sertadiperlukan beaya yang semurah-murahnya.

177

DAFT AR PUST AKA

1. Tim Program Dekomisioning PAF-PKG,"Program Dekomisioning PabrikPemumian Asam Fosfat, PT. PetrokimiaGresik", Gresik, 2002

2. IAEA, "Methodology and Technology ofDecommissioning Nuclear Facilities",TRS No. 267, IAEA, Vienna, 1986

3. DARYOKO, M., "DekontaminasiStripable Coating Baja Tahan KaratMenggunakan Bahan Penopang GelGliserofosfat", Hasil Penelitian Pus atTeknologi Pengolahan LimbahRadioaktif, PTPLR, BATAN, 1997

4. SUSENO, H., "Penggunaan LateksTeriradiasi Sebagai Bahan Penopangpad a Dekontaminasi dengan TeknikStrippable Coating', Hasil PenelitianPusat Teknologi Pengolahan LimbahRadioaktif, PTPLR, BAT AN, 1997

5. VORONIK, N.J., SHA TILO, N.N.,"Decontamination of Belarus Research

Reactor Installation by StrippableCoating", IAEA-TECDOC-1273, IAEA,Vienna, 2002.

Prosiding Seminar Nasional Teknologi Pengolahan Limbah VIPusat Teknologi Limbah Radioaktif-BATANPusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi-RlSTEK

Asam fosfat dariPKG

ISSN 14IO-6086

Asam fosfat kePKG

Perlakuanawal

EkstraksiUranium

PostTreatment

Yellow cakeke storage

Pemurnian l_m_>. PengambilanUranium r--"'" Produk

Gambar 1. Diagram alir fasilitas PAF-PKG

Tabell. Dekontaminasi dengan sorbent lignin

j

No

Bahan dan komposisi(%)Bahan yang didekontaminasiFD

NaOH -10

Baja17,1(NH4)2HEDPA - 2,0 1

carboxymethyl cel/ulose-0,5

PV A - 11,5Baja tahan karat13,6

Lignin - 2,7 NaOH -10Baja17,6

(NH4hHEDPA - 2,0Baja tahan karat12,6

2carboxymethyl cel/ul ose-0,5 Aluminium29,2

PV A-ll,5 LiRnin - 11,5H2S04 - 9,2Baja37,8

H3P04 - 8,4 3NH4F - 3,0

PVA-12,0Baja tahan karat38,1

LiRnin - 8,6 H2S04 - 9,2Baja12,2

H3P04 - 8,4Baja tahan karat22,4

4NH4F - 3,0 Aluminium16,8

PVA-12,0 LiRnin - 21,0H3P04 - 10,0Baja27,9

HEDPA-l,O 5Asam tartrat - 3,0

PVA-12,0Baja tahan karat30,8

LiRnin - 4,7 H3P04 - 10,0Baja25,0

HEDPA - 1,0Baja tahan karat29,2

6Asam tartrat - 3,0 Aluminium26,6

PVA-12,0 Lignin - 9,2H2S04 - 9,2Baja7,8

7H3P04 - 8,4

Asam tartrat - 3,0

178

Prosiding Seminar Nasional Teknologi Pengolahan Limbah VI

Pusat Teknologi Limbah RadioakJif-BATANPusat Penelitian I/mu Pengetahuan dan Teknologi-RiSTEK

ISSN I41O-6086

No

Bahan dan komposisi(%)Bahan yang didekontaminasiFD

PVA-12,0

Baja tahan karat21,5LiJ!nin - 5,8 H2S04 - 9,2

Baja8,9H3P04 - 8,4

Baja tahan karat23,88

Asam tartrat - 3,0 Aluminium13,5PVA-12,0 LiJ!nin - 12,3

TabeI 2. Dekontaminasi dengan sorbent clinoptilolite

No

Bahan dan komposisi(%)Bahan yang didekontaminasiFD

NaOH -10

Baja30,9(NH4)2HEDPA - 2,0 I

carboxymethyl cel/ul ose-0,5PV A - 11,5

Baja tahan karat44,9clinoptilolite - 3,0 NaOH -10

Baja31,3(NH4)2HEDPA - 2,0

Baja tahan karat56,82

carboxymethyl cel lulose-0,5 Aluminium35,8PVA - 11,5 clinopti/olite - 9,7H2S04 - 9,2

Baja10,8H3P04 - 8,4 3

NH4F - 3,0PVA-12,0

Baja tahan karat24,6clinopti/olite - 5,2 H2S04 - 9,2

Baja14,6H3P04 - 8,4

Baja tahan karat30,94

NH4F - 3,0 Aluminium19,8PVA-12,0 clinoptilolite - 12,6H3P04 - 10,0

Baja34,6HEDPA - 1,0 5

Asam tartrat - 3,0PVA-12,0

Baja tahan karat40,6clinoptilolite - 4,3 H3P04 - 10,0

Baja33,8HEDPA-I,O

Baja tahan karat48,26

Asam tartrat - 3,0PVA-12,0clinoptilolite - 10, IH2S04 - 9,2

Baja15,4H3P04 - 8,4 7

Asam tartrat - 3,0PYA -12,0

Baja tahan karat28,6clinopti/olite - 4,9 H2S04 - 9,2

Baja18,7H3P04 - 8,4

Baja tahan karat42,48

Asam tartrat - 3,0 Aluminium21,2PVA-12,0 clinopti/olite - 14,3

179