“STRATEGI DAKWAH PERSATUAN ISLAM DALAM KONTEKS...

131
“STRATEGI DAKWAH PERSATUAN ISLAM DALAM KONTEKS PEMBARUAN DI PIMPINAN CABANG PURWAKARTA” Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi Islam (S. Kom. I) Oleh: Fahmi Hayatudin NIM: 1110051000131 JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2015

Transcript of “STRATEGI DAKWAH PERSATUAN ISLAM DALAM KONTEKS...

Page 1: “STRATEGI DAKWAH PERSATUAN ISLAM DALAM KONTEKS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32120/1/FAHMI... · dilakukan pada saat Tasykil sekaligus rapat kerja PC Persis

“STRATEGI DAKWAH PERSATUAN ISLAM DALAM KONTEKS PEMBARUAN

DI PIMPINAN CABANG PURWAKARTA”

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan

Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi Islam (S. Kom. I)

Oleh:

Fahmi Hayatudin

NIM: 1110051000131

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2015

Page 2: “STRATEGI DAKWAH PERSATUAN ISLAM DALAM KONTEKS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32120/1/FAHMI... · dilakukan pada saat Tasykil sekaligus rapat kerja PC Persis
Page 3: “STRATEGI DAKWAH PERSATUAN ISLAM DALAM KONTEKS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32120/1/FAHMI... · dilakukan pada saat Tasykil sekaligus rapat kerja PC Persis
Page 4: “STRATEGI DAKWAH PERSATUAN ISLAM DALAM KONTEKS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32120/1/FAHMI... · dilakukan pada saat Tasykil sekaligus rapat kerja PC Persis
Page 5: “STRATEGI DAKWAH PERSATUAN ISLAM DALAM KONTEKS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32120/1/FAHMI... · dilakukan pada saat Tasykil sekaligus rapat kerja PC Persis

i

ABSTRAK

Strategi Dakwah Persatuan Islam dalam Konteks Pembaruan

di Pimpinan Cabang Purwakarta

Berdirinya Pimpinan Cabang Persatuan Islam Purwakarta pada dasarnya merupakan respon akan perlunya wadah pergerakan organisasi masyarakat di Purwakarta sebagai organisasi yang menyerukan tegaknya Qur’an dan Sunah. Apalagi saat ini Purwakarta telah berubah menjadi Kota yang sarat akan budaya, dimana pendidikan, pembangunan infrastruktur, tradisi serta kegiatan-kegiatan yang berlangsung di tanah Purwakarta diakulturasi sedemikian rupa. Sebagaimana yang tertera pada visi, misi dan tujuan dakwah pembaruan Persatuan Islam yaitu mengembalikan Islam kepada ajaran yang utuh yang bersumber kepada Qur’an dan Sunnah.

Berdasarkan hal tersebut, penulis menyusun pertanyaan agar mempermudah jalannya proses penelitian, yaitu bagaimana strategi dakwah pembaruan Pimpinan Cabang Persatuan Islam Purwakarta?

Prof. Drs. Onong Uchjana Effendy, M.A., mengatakan strategi pada hakekatnya adalah perencanaan (planning)dan manajemen untuk mencapoai suatu tujuan, akan tetapi untuk mencapai tujuan tersebut, strategi tidak berfungsi sebagai peta jalan yang hanya memberikan arah saja, melainkan harus mampu menunjukkan bagaimana taktik operasionalnya. Sedangkan strategi dakwah menurut beliau, berkaitan dengan strategi komunikasi, bahwa strategi dakwah bisa diartikan sebagai perpaduan dari perencanaan dan manajemen dakwah untuk mencapai suatu tujuan. Dan untuk mencapai tujuan itu, pendekatan strategi bisa berbeda sewaktu-waktu tergantung pada situasi dan kondisi.

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode analisis deskriptif. Pengumpulan data menggunakan teknik wawancara dan dokumentasi. Data yang dikumpulkan dianalisis, dideskripsikan dan ditafsirkan dengan menggunakan teori-teori yang ada sebagai acuan dalam analisa data.

Setelah melakukan analisa data, maka dapat disimpulkan bagaimana proses strategi dakwah pembaruan dari PC Persis Purwakarta. Perumusan strategi dilakukan pada saat Tasykil sekaligus rapat kerja PC Persis Purwakarta, yaitu sekitar seminggu setelah kepengurusan PC Persis Purwakarta Masa Jihad 2014-2018 terbentuk. Dari perencnaan tersebut maka ditetapkanlah dua program unggulan yang strategis, yaitu Institusionalisasi dan Ideologisasi. Langkah awal implementasi dakwah melibatka dan memanfaatkan kader dai dari PC Persis Purwakarta sendiri yaitu dengan masuk lewat jalur pendidikan dan dakwah yang dimiliki dan berada di bawah naungan PC Persis Purwakarta. Sampai saat ini, PC Persis Purwakarta melakukan evaluasi baik secara insidentil ataupun terencana. Evaluasi PC Persis Purwakarta juga dilaksanakan secara terencana setiap enam bulan sekali. Sejauh ini, evaluasi secara terencana sudah dilakukan sebanyak dua kali, sementara secara insidentil telah dilakukan sebanyak satu kali.

Page 6: “STRATEGI DAKWAH PERSATUAN ISLAM DALAM KONTEKS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32120/1/FAHMI... · dilakukan pada saat Tasykil sekaligus rapat kerja PC Persis

ii

KATA PENGANTAR

Bismillahirrohmaanirrohiim.

Alhamdulillahirobbil’aalamiin, puji serta rasa syukur yang teramat dalam

penulis ucapkan kepada Allah SWT. yang tanpa-Nya penulis takkan pernah

mampu merapungkan tugas akhir skripsi ini. Sholawat serta salam semoga

tercurah limpahkan kepada junjunan Nabi Muhammad SAW. Yang telah

membawa Islam dari Jaman kegelapan kepada Jaman yang terang benderang.

Perjuangan yang sungguh penulis tak mengira akan sangat panjang sekali

akhir dari penulisan tugas skripsi ini untuk mencapai gelar sarjana Jurusan

Komunikasi dan Penyiaran Islam di Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta ini.

Doa, bantuan, dukungan, motivasi, kritikan, bahkan marahan penulis

terima dalam proses penulisan skripsi ini. Namun itu tidak mengurangi rasa terima

kasih penulis atas perhatian besar yang ditujukan kepada penulis. Mudah-

mudahan Allah membalas segala perhatian ini dengan balasan yang lebih baik

lagi. Jazaakumullah Khoeron Katsiiro kepada:

1. Prof. Dr. Dede Rosyada, MA selaku Rektor UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta serta Dr. Arief Subhan selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Ilmu

Komunikasi.

2. Rachmat Baihaky, MA selaku Ketua Jurusan Komunikasi dan Penyiaran

Islam dan Fita Fathurrahmah, M. Si selaku Sekretaris Jurusan Fakultas

Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Page 7: “STRATEGI DAKWAH PERSATUAN ISLAM DALAM KONTEKS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32120/1/FAHMI... · dilakukan pada saat Tasykil sekaligus rapat kerja PC Persis

iii

3. Prof. Dr. Murodi, MA selaku Dosen Pembimbing Akademik Jurusan

Komunikasi Penyiaran Islam Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Ade Masturi, MA. selaku Dosen Pembimbing Skripsi penulis. Terima

kasih telah meluangkan waktu untuk membimbing penulis sampai

penyelesaian akhir skripsi ini.

5. Seluruh Ibu/ Bapak dosen Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi Jurusan

Komunikasi dan Penyiaran Islam yang telah memberikan dedikasinya

selaku pengajar sekaligus pembimbing penulis selama masa perkuliahan.

6. Ayahanda dan Ibunda tersayang, Bapa Yusup dan Mamah Yanti, yang

penulis takkan pernah bosan meminta maaf atas segala kekurangan

anakmu ini. Semoga Allah senantiasa menyayangi kalian.

7. Perpustakan Utama dan Perpustakaan Fakultas UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta, beserta seluruh jajaran pengurusnya.

8. Ketua Bidgar Dakwah PC Persis Purwakarta, Ust. AS Syamsuri, S. Ag.,

yang telah membantu kelancaran penelitian penulis, beserta seluruh jajaran

pengurus PC Persis Purwakarta.

9. Semua aa dan teteh penulis. Jazakumullah Khoeron Katsiro, Syukron atas

bantuan baik berupa materiil maupun moril. A Budi Rahman Hakim dan

teh Nia Siti Amaniah atas bantuan terutama materiil dalam membiayai

kuliah penulis, teh Risa Khoerunnisa dan a Budi Tresnaniadi selalu apa

adanya terhadap penulis, a Iqbal Hamba Izzati yang senantiasa menemani

penulis dalam suka dan duka, adik-adikku Ragib Firdaus, Fadlan

Page 8: “STRATEGI DAKWAH PERSATUAN ISLAM DALAM KONTEKS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32120/1/FAHMI... · dilakukan pada saat Tasykil sekaligus rapat kerja PC Persis

iv

Dipiheman Rabbani, Urpan Rojulan Naufal, a Yosep dan teh Eni, a Hadi

dan teh Ida, teh Mira.

10. Teman-teman HIMA PERSIS seperjuangan Azhar Lujjatul Widad, Aceng

Muchtar Rosyadi, Fahmi ‘Omen’ Fathurahman, Ridhwan Deri Iradat,

Ihsan Fauzi Rahman, Umam, Jahid, Taopik Muarip, Fajar ‘Roy’, juga

Syekh ‘Milanisti’ Irfan, Fazlur ‘Interisti’ Rahman, dan rekan diskusi

terbaikku, Saddam Husein. Terima kasih untuk kenangan dan pengalaman

yang telah kita ukir bersama, sehat selalu!

11. Teman-teman KPI D, Abdurahman, Sumantri, Abdullah Ichsan Baihaki,

Enjang Zaki, Maulana Fityan, Kurniawan Prasetyo, Helmi Affandi, Bobby

Gunawan, Zainun Najmi, Agung Sulistiono, Rachmat Affandi, Syehab

Budiyanto, Cory Carolina, Rika Alisha, Dwi Novita, Arista Rahma

Pangastuti, Anggi Agustin, Isyana Tungga Dewi, Yusrina Rahma Dewi,

Nadia Pratama, Fitri, Itha Basytha, Intan Purwatih, Nurmalisa Nazarani,

Karlia Zainul, Nurul Fazriah, Erfa Dwi Jayanti.

Purwakarta, 16 Maret 2015

Penulis,

Fahmi Hayatudin

Page 9: “STRATEGI DAKWAH PERSATUAN ISLAM DALAM KONTEKS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32120/1/FAHMI... · dilakukan pada saat Tasykil sekaligus rapat kerja PC Persis

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN

LEMBAR PERNYATAAN

ABSTRAK ........................................................................................................... i

KATA PENGANTAR .......................................................................................... ii

DAFTAR ISI ....................................................................................................... v

DAFTAR TABEL ................................................................................................ vi

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1

A. Latar Belakang ............................................................................. 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ........................................... 9

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ..................................................... 9

D. Metodologi Penelitian ................................................................. 10

E. Tinjauan Pustaka .......................................................................... 13

F. Sistematika Penulisan .................................................................. 15

BAB II LANDASAN TEORI ........................................................................ 17

A. Strategi Dakwah ........................................................................... 17

1. Pengertian Strategi .................................................................. 17

2. Pengertian Dakwah ................................................................. 19

3. Pengertian Strategi Dakwah .................................................... 22

B. Proses Tahapan Strategi ................................................................ 24

1. Perencanaan Strategis ............................................................... 24

2. Tiga Proses Tahapan Strategis ................................................. 26

C. Pemikiran Pembaruan Islam ......................................................... 29

Page 10: “STRATEGI DAKWAH PERSATUAN ISLAM DALAM KONTEKS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32120/1/FAHMI... · dilakukan pada saat Tasykil sekaligus rapat kerja PC Persis

BAB III PROFIL PIMPINAN CABANG PERSIS PURWAKARTA .......... 47

A. Sejarah Masuknya Persis di Purwakarta ...................................... 47

B. Visi dan Misi Pimpinan Cabang Persis Purwakarta ...................... 50

C. Tujuan Pimpinan Cabang Persis Purwakarta ................................ 50

D. Susunan Kepengurusan ................................................................ 53

E. Tugas dan Wewenang .................................................................. 55

F. Pedoman Penyelenggaraan Dakwah Pimipinan Cabang Peris

Purwakarta ................................................................................ 58

BAB IV HASIL PENELITIAN ...................................................................... 68

A. Perumusan Strategi ...................................................................... 69

1. Pendekatan Analisis SWOT ..................................................... 70

2. Program Dakwah Pembaruan .................................................. 77

B. Implementasi Strategi ................................................................. 79

1. Institusionalisasi lewat pendidikan formal yang berada di

bawah tanggung jawab Pimpinan Cabang Persis Purwakarta .... 80

2. Ideologisasi lewat Tabligh dan Dakwah Bil-lisaan ................... 85

C. Evaluasi Strategi .......................................................................... 93

BAB VI PENUTUP ........................................................................................ 95

A. Kesimpulan .................................................................................. 95

B. Saran ........................................................................................... 98

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. ......... 99

DAFTAR LAMPIRAN

Page 11: “STRATEGI DAKWAH PERSATUAN ISLAM DALAM KONTEKS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32120/1/FAHMI... · dilakukan pada saat Tasykil sekaligus rapat kerja PC Persis

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1 Data Kader Da’i PC Persis Purwakarta .................................................... 82

Tabel 2 Data masjid jam’iyyah dan jadwal rutin mingguan .................................. 90

Page 12: “STRATEGI DAKWAH PERSATUAN ISLAM DALAM KONTEKS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32120/1/FAHMI... · dilakukan pada saat Tasykil sekaligus rapat kerja PC Persis

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sejarah pembaruan di Indonesia merupakan sejarah organisasi sosial

keagamaan. Berbeda dengan di kawasan Timur Tengah, tepatnya Saudi

Arabia, yang dipengaruhi oleh ide dan gerakan Wahabi lewat Ibn ‘Abd al-

Wahab. Di sisi lain, Mesir yang dipelopori Muhammad Abduh beranjak dari

pemikirannya tentang apa yang membuat umat Islam mengalami kemunduran.

Jika Muhammad Ibn ‘Abd Wahab berusaha mengajak kaum muslimin

untuk tunduk sepenuhnya kepada Al-Qur’an dan As-sunnah, dan menolak

praktik-prkatik ritual yang menyimpang dari hukum Islam yang sebenarnya.

Maka Muhammad Abduh berpikir bahwa sifat jumud atau pemujaan yang

berlebihan kepada wali atau syeikh, kepatuhan yang membuta kepada ulama

di kalangan umat Islam-lah yang menyebabkan kemunduran.1

Akar pembaruan Islam sesunggunya telah dirintis oleh Ibnu Taimiyah,

yang kemudian dilanjutkan oleh muridnya, Ibnu Qayyim al-Jawziyah. Ibnu

Taimiyah sebagaimana dijelaskan Nurcholis Madjid, mengkritik perilaku

keagamaan masyarakat yang telah jauh menyimpang dari ajaran al-Qur’an dan

Sunnah. Ia mengatakan

“Bahwa Rasulullah SAW telah menjelaskan seluruh segi agama baik prinsip-prinsipnya maupun cabang-cabangnya baik segi batinnya maupun lahirnya, baik segi ilmu maupuhn amalnya. Sesungguhnya prinsip ini adalah pangkal prinsip-prinsip ilmu dan iman. Barang-siapa

1 Badri Khaeruman, Persatuan Islam: Sejarah Pembaruan Pemikiran “Kembali kepada

Al-Qur’an dan Al-Sunnah” (Bandung: FAPPI dan Iris Press, 2010), cet. Ke-1, h. 1.

Page 13: “STRATEGI DAKWAH PERSATUAN ISLAM DALAM KONTEKS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32120/1/FAHMI... · dilakukan pada saat Tasykil sekaligus rapat kerja PC Persis

2

berpegang lebih kuat pada prinsip itu maka ia lebih berhak atas kebenaran, baik dalam segi ilmu maupun segi amal...”2

Gejala pembaruan pemikiran Islam di Indonesia baru muncul sekitar

awal abad ke-20 bersamaan dengan bangkitnya kesadaran nasional, yaitu

ditandai dengan berdirinya Syarikat Dagang Islam yang kemudian menjadi

Syarikat Islam (SI) pada tahun 1905. Kemudian Muhammmadiyyah pada

1912, al-Irsyad tahun 1914, baru kemudian Persatuan Islam (PERSIS) pada

tahun 1923.3 Hal ini kemudian diyakini oleh Salim Umar, bahwa Persatuan

Islam merupakan salah satu dari beberapa gerakan yang bercorak modernis.

Rusydi Haqmka, misalnya, mengatakan bahwa

“Muhammadiyyah yang didirikan oleh K.H. Ahmad Dahlan tahun 1912 di Yogyakarta tergolong sebagai gerakan Pembaruan. Organisasi lain yang sejalan dengan Muhammadiyyah di Indonesia ialah Persatuan Islam (Persis) yang didirikan di Bandung tahun 1923, al-Irsyad tahun 1915 oleh Syeikh Ahmad Soerkati, dan Gerakan Sumatera Thawalib di Padang Panjang Sumatera Barat sekitar tahun 1910-1919 di bawah pimpinan H. Rasul dan kawan-kawan”. 4

Dengan demikian, Persatuan Islam merupakan ormas Islam yang

bercorak Pembaruan yang di dalam perjalanannya dikenal menitikberatkan

kegiatan keagamaannya dengan melakukan seleksi dan koreksi terhadap

paham, pandangan dan keyakinan umat Islam, dalam rangka membersihkan

iman dan keyakinan umat Islam dari segala kepercayaan, pandangan dan

keyakinan yang membawa umat ke arah syirk. Selain juga membersihkan

ibadah kaum muslimin dari praktik-praktik bid’ah.5

2 Nurchalis Madjid, Khazanah Intelektual Islam (Jakarta: Bulan Bintang, 1984), h. 247. 3 Badri Khaeruman, Persatuan Islam: Sejarah Pembaruan Pemikiran “Kembali kepada

Al-Qur’an dan Al-Sunnah” (Bandung: FAPPI dan Iris Press, 2010), cet. Ke-1, h. 3. 4 Salim Umar, Persatuan Islam: Pembaruan dan pengaruhnya (Bandung: IAIN, 1995), h.

18, yang mengutip tulisan Rusydi Hamka, berjudul: “Muhammadiyyah sebagai Gerakan Pembaruan Dulu, Kini, dan Nanti”, dalam Panjimas No. 812 tahun XXXV.

5 Badri Khaeruman, Persatuan Islam: Sejarah Pembaruan Pemikiran “Kembali kepada Al-Qur’an dan Al-Sunnah” (Bandung: FAPPI dan Iris Press, 2010), cet. Ke-1, h. 5.

Page 14: “STRATEGI DAKWAH PERSATUAN ISLAM DALAM KONTEKS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32120/1/FAHMI... · dilakukan pada saat Tasykil sekaligus rapat kerja PC Persis

3

Gerakan reformasi dan modernisasi Islam di Indonesia dalam arti

gerakan Pembaruan Islam masih belum jelas arti dan maknanya. Menurut

Harun Nasution dan H. Endang Saifuddin Anshari,6 Pembaruan di sini

mengandung banyak arti, antara lain gerakan dan usaha untuk merubah

paham-paham, adat istiadat, institusi lama untuk disesuaikan dengan suasana

baru yang ditimbulkan oleh ilmu pengetahuan dan teknologi modern. Istilah

ini pun dimaksudkan memperbarui agama, namun tidak sama dengan

Enlightmen atau The Age of Reason yang bersifat pemujaan akal dan ilmu.

Adapun gerakan Pembaruan Islam di Indonesia berasal dari pandangan

Islam di Indonesia sendiri yang terdiri dari dua paradigma, yaitu Islam

Tradisional dan Islam Modernis.7 Perbedaaan keduanya terdiri dari tiga aspek:

Pertama, semangat pemurnian ajaran untuk membersihkan ajaran

Islam dari apa yang mereka sebut sebagai bid’ah, takhayyul, dan khurafat.

Kedua, sikap terhadap tradisi bermadzhab, khususnya dalam bidang fiqh, yang

kemudian menimbulkan perselisihan di sekitar masalah khilafiyah dan

masalah taqlid. Ketiga, sikap terhadap perubahan dan rasionalitas.

Pada dasarnya segala upaya yang dilakukan Persis sebagai gerakan

pembaruan Islam merupakan bentuk pengabdian umat akan tugasnya di muka

bumi. Sebagaimana yang dijelaskan Q.S. Ali-Imran: 104.

Artinya: “Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar. Merekalah orang-orang yang beruntung”.

6 Lihat Harun Nasution, “Pembaruan dalam Islam, Sejarah Pemikiran dan Gerakan”,

Jakarta: Bulan Bintang, 1982 hlm.9 dan Endang Saifuddin Anshari, “Wawasan Islam: Pokok-pokok Pikiran tentang Islam dan Umatnya”, Bandung: Pustaka, 1983 hlm.72.

7 Deliar Noor, Gerakan Modern Islam di Indonesia 1900-1942 (Jakarta: LP3ES, 1980), h. 36.

Page 15: “STRATEGI DAKWAH PERSATUAN ISLAM DALAM KONTEKS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32120/1/FAHMI... · dilakukan pada saat Tasykil sekaligus rapat kerja PC Persis

4

Dalam ayat tersebut terdapat tiga level pesan suci yang sangat penting

yaitu, (1) panggilan, ajakan atau seruan kepada kebaikan (al-khaiyr’), (2)

anjuran, suruhan, kepada al-ma’ruf, dan (3) pencegahan dari al-munkar.

Ketiga level tersebut dijelaskan sebagai pertama, menyangkut ajakan dan

seruan pada nilai-nilai kebaikan dan kebenaran yang prinsipil, universal, dan

masih abstrak. Kedua, menyangkut perintah penjabaran nilai-nilai kebaikan

dan kebenaran yang universal itu dalam kehidupan sehari-hari yang masih

konkrit. Sedangkan ketiga, menyangkut pencegahan dari hal-hal yang

memang ditolak dan ditentang oleh nurani manusia.8

Dalam banyak literatur, Islam digambarkan sebagai tema sentral dalam

dakwah. Oleh karena itu Islam merupakan wawasan dan basis ruang gerak

dakwah sebagai implementasi dari publikasi ajaran agama. Maksudnya, Islam

disini berada dalam posisi ideologi, ajaran, dan konsep. Sedangkan dakwah

berada dalam ranah aplikasi dan pengalaman. Selain celah tersebut, Islam dan

dakwah selebihnya tidak memiliki jarak antara keduanya.

Jika demikian, maka tujuan dakwah pada dasarnya sama dengan tujuan

Islam itu sendiri yaitu transformasi sikap kemanusiaan (attitude of humanity

transformation) atau yang dalam terminology Al-Qur’an disebutkan al-ikhraj

min al-zulumat ila al-nur.9

Maka dari itu benarlah perintah yang tercantum dalam Surat Ali-Imran

104 agar segolongan umat menyeru kepada kebajikan, mengeluarkan manusia

dari kegelapan (al-ikhraj min al-zulumati) kepada cahaya (ila al-nur), dan

8 Anwar Arifin, Dakwah Kontemporer: Sebuah Studi Komunikasi (Yogyakarta: Graha

Ilmu, 2011), ed. Ke-1, cet. Ke-1, h. 17. 9 A. Ilyas Ismail dan Prio Hotman, Filsafat Dakwah: Rekayasa Membangun Agama dan

Peradaban Islam (Jakarta: Kencana, 2011), ed. Ke-1, cet. Ke-1, h. 58.

Page 16: “STRATEGI DAKWAH PERSATUAN ISLAM DALAM KONTEKS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32120/1/FAHMI... · dilakukan pada saat Tasykil sekaligus rapat kerja PC Persis

5

termasuk mengemablikan Islam kepada ajaran yang sebenarnya yang

bersumber keada Qur’an dan Hadis.

Agama (ad-diin) dan idiom (al-islaam), Pertama, merupakan manhaj

ilahiyah yang diwahyukan Allah kepada Rasulullah saw. bersama kitab-Nya,

yang menyangkut akidah, ibadah, akhlak, dan syari’ah. Itu semua

dimaksudkan untuk mengatur hubungan hamba dengan Tuhannya dan

hubungan manusia dengan manusia lainnya. Makna semacam ini bersifat

statis, tidak bisa dirubah dan diperbarui, karena agama merupakan hakikat

yang luar biasa. Kedua, kondisi hidup manusia dalam hubungannya dengan

makna yang pertama, baik pikiran, perasaan, amal maupun akhlak. Dalam

makna ini, agama selalu berubah dan bergerak, kadang bertambah atau

berkurang, kadang kian lemah atau atau kian kuat, kadang kian jernih atau

menjadi keruh, kadang lurus atau bengkok. Semua tergantung pada sejauh

mana pemahaman, keimanan, serta ketekunan seseorang dalam menjalankan

agamanya.10

Makna semacam inilah yang membutuhkan pembaruan. Sebuah

pembaruan yang disandarkan kepada umat, bukan kepada Allah dalam

memperbarui agama-Nya. Jadi gerakan reformasi di sini lebih mengacu

kepada agama umat, bukan agama Allah. Sebagaimana hadis dari Abu

Hurairah r.a., Rasulullah saw. bersabda:

“Sesungguhnya Allah mengutus umat ini pada penghujung tiap seratus tahun, orang yang memperbarui agamanya.” (Diriwayatkan oleh Abu Daud, Hakim dan Baihaqi)

10 Yusuf Qardhawi, Membangun Masyarakat Baru, Penerjemah: Ruydi Helmi (Jakarta:

Gema Insani Pers, 1997) cet. Ke-1, h. 39-40.

Page 17: “STRATEGI DAKWAH PERSATUAN ISLAM DALAM KONTEKS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32120/1/FAHMI... · dilakukan pada saat Tasykil sekaligus rapat kerja PC Persis

6

Hadis ini menjelaskan bahwa di setiap zaman, Allah SWT akan

senantiasa mengutus dan mengganti para pembaru agama yang akan

memperbarui sunnah-sunnah yang telah mati. Yang menjadi sorotan masalah

di sini bukanlah kapan dan bagaimana konteks penghujung seratus tahun itu,

melainkan bahwa Allah SWT tidak akan membiarkan umat ini mati dalam

kungkungan kehancuran, tanpa mengutus orang yang akan menghidupkan

kembali yang telah usdang dan telah tercerai berai.11

Pembaruan sejak awal abad ke-20 identik dengan istilah usaha

mengambil cap dan cara pemikiran Barat. Pemikiran yang menjaga akidah

Islam, tetapi dipengaruhi oleh pemikiran Barat yang begitu kuat, memisahkan

agama dan Negara dan menjadikan undang-undang Barat sebagai pengganti

syari’at Islam.12

Sejalan dengan misi dari pembaruan tersebut, konsep serta persepsi

mengenai pembaruan sejak awal sampai saat ini menarik untuk diperdebatkan.

Bahkan Nurcholis Madjid secara ekstrem mengatakan bahwa Persis bersama

organisasi Islam lainnya seperti Muhammdiyah dan Al-Irsyad saat ini dinilai

sudah berhenti sebagai pembaru-pembaru. Organisasi-organisasi pembaruan

kini telah menjadi beku sendiri karena tidak sanggup menangkap semangat

dari ide-ide pembaruan itu sendiri, yaitu dinamika dan progresivitas.

11 Yusuf Qardhawi, Membangun Masyarakat Baru, Penerjemah: Ruydi Helmi h. 16.

12 Muhammad Al-Bahiy, Pemikiran Islam Modern, Penerjemah: Su’adi Sa’ad (Jakarta: Pustaka Panjimas, 1986) cet. Ke-1, h. 109.

Page 18: “STRATEGI DAKWAH PERSATUAN ISLAM DALAM KONTEKS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32120/1/FAHMI... · dilakukan pada saat Tasykil sekaligus rapat kerja PC Persis

7

Akibatnya timbul keadaan stagnan yang secara menyeluruh, menimpa umat

hingga saat ini.13

PC Persis Purwakarta menghadapi dilema yang sama dengan Persis

keumuman perihal identitas, pemikiran, dan jalan geraknya. Meskipun

substansi dakwahnya tetap berorientasikan kembali kepada al-Qur’an dan as-

Sunnah, namun ada anggapan bahwa Persis terjebak dalam aksentuasi tajdid.

Sebagaimana dikutip dalam buku “Pergulatan Pemikiran Kaum Muda Persis”,

Persis seharusnya tidak apriori terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan

teknologi, bahkan yang bersumber dari Barat sekalipun. Persis kali ini dicap

gagal menginterpretasikan berbagai macam pemikiran kontemporer, new

discourse yang sedang hangat berkembang entah itu masalah sosial, politik,

ekonomi, budaya, dan bahkan fiqh, sehingga tidak mampu melayani

kebutuhan kebutuhan rutinitas religiustik umat.14

Sebagaimana tertuang didalam Qanun Asasi dan Qanun Dakhili Persis,

tajdid merupakan salah satu misi gerakan dakwah Persis itu sendiri.15 Tentu

harus ada keselarasan antara teori tajdid dan praktik tajdid. Oleh karena itu,

jika PC Persis Purwakarta misinterpretatif tentang makna tajdid itu sendiri,

maka segala upaya dakwah pembaruan di Purwakarta patut dipertanyakan.

Jika bertitik tolak pada hadis yang dikeluarkan oleh Abu Hurairah di

atas, maka pembaruan dalam Bahasa Arab disebut tajdid, menurut al-Manawi

sebagaimana dikutip oleh Yusuf Qardhawi adalah membersihkan sunnah dari

13 Deddy Jamaluddin Malik & Idy Subandy Ibrahim, Zaman Baru Islam Indonesia:

Pemikiran dan Aksi Politik Abdurrahman Wahid, M. Amien Rais, Nurcholis Madjid, dan Jalaluddin Rakhmat (Bandung: Zaman Wacana Mulia, 1998), h. 175.

14 Endang Sirodjudin Hafid, Tiar Anwar Bachtiar, Dudung Abdul Rahman, Pepen Irpan Fauzan, Pergulatan Pemikiran Kaum Muda Persis. (Bandung: Granada, 2005), h. xxii.

15 Qanun Asasi-Qanun Dakhili, Penjelasan Qanun Asasi-Qanun Dakhili Pedoman Kerja Program Jihad 2005-2010 Persatuan Islam (Bandung: PERSIS PRESS, 2005), h. 25.

Page 19: “STRATEGI DAKWAH PERSATUAN ISLAM DALAM KONTEKS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32120/1/FAHMI... · dilakukan pada saat Tasykil sekaligus rapat kerja PC Persis

8

segala macam bid’ah, memperbanyak ilmu dan membantu para penuntutnya,

serta menghancurkan para penganjur dan pelaku bid’ah.16

Memberbarui sesuatu merupakan proses pengembalian kepada wujud

asal sesuatu. Ia harus memperbaruinya, sehingga tampak seperti baru kembali,

yakni dengan cara memperkuat seluruh bagiannya, memperbaiki yang telah

usang dan rusak, sehingga tampak atau paling tidak mendekati bentuknya

semula.

Begitupun dakwah dalam usahanya memperbaiki apa yang telah rusak

sehingga menjadi baru kembali. Persis Cabang Purwakarta mempunyai

tantangan berat untuk mensterilisasi umat Islam khususnya di Purwakarta dari

kekhawatiran akan tercampurnya ajaran agama dengan budaya-budaya lokal.

Sebagaimana diketahui, saat ini Purwakarta dipimpin oleh Bupati Dedi

Mulyadi. Beliau adalah sosok pemimpin yang eksentrik dan estetik karena

visi, misi, dan pandangannya yang dinilai sangat membudaya, dan cenderung

konservatif. Bahkan beliau sempat masuk pemberitaan karena dinilai

menistakan agama.17

Strategi dakwah yang meliputi metode, siasat, taktik atau manuver

yang dipergunakan dalam aktivitas gerakan dakwah,18 merupakan inti dari

penelitian ini. Peneliti bermaksud mencari tahu bagaimana strategi dakwah

Persatuan Islam Cabang Purwakarta dalam melakukan pembaruan agama.

Pembaruan di sini bukan dalam pengertian modernisasi agama, bukan pula

16 Yusuf Qardhawi, Membangun Masyarakat Baru, Penerjemah: Ruydi Helmi h. 41. 17 Menistakan di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia mengandung pengertian

menjadikan (menganggap) nista; menghinakan; merendahkan (derajat dsb). Pada 7 Agustus 2008, Bupati Purwakarta dinilai menyejajarkan eksistensi kitab suci Al-Qur’an dengan alat musik seruling. Antaranews.com, MUI Nilai Bupati Purwakarta Nista Agama, http://www.antaranews.com/berita/112780/mui-nilai-bupati-purwakarta-nista-agama (diakses pada 22-06-2014)

18 Asmuni Syukir, Dasar-dasar Strategi Dakwah Islam (Surabaya: Al-Ikhlas, 1983), h.32.

Page 20: “STRATEGI DAKWAH PERSATUAN ISLAM DALAM KONTEKS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32120/1/FAHMI... · dilakukan pada saat Tasykil sekaligus rapat kerja PC Persis

9

pembatalan suatu ayat Al-Qur’an ataupun penghapusan suatu hadis Nabi yang

jelas sahih, serta modifikasi inti ajaran agama. Melainkan pembaruan dalam

arti pemurnian kembali ajaran-ajaran Islam yang seutuhnya karena telah

terkotori seiring perjalanan sejarah berupa penyimpangan dari ajaran asli

sebagaimana visi, misi, serta cita-cita dari Persis itu sendiri.

Atas latar belakang tersebut, peneliti mengangkat skripsi yang berjudul

“Strategi Dakwah Persatuan Islam dalam Konteks Pembaruan di Pimpinan

Cabang Purwakarta”.

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

Fokus penelitian ini terbatas pada strategi dakwah Pimpinan Cabang

Persatuan Islam Purwakarta. Agar penelitian ini sistematis, maka penulis

membatasi masalah yang akan dibahas berkisar kajian tentang strategi dakwah

PC Persis Purwakarta pada periode Nopember-Desember tahun 2014.

Agar penelitian ini dapat dibahas secara mendalam berdasarkan judul

dan pembatasan masalah, maka penulis mengambil rumusan masaalah secara

umum yaitu: “Bagaimana strategi dakwah pembaruan PC Persis Purwakarta?”

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Adapun tujuan penelitian pada penelitian ini adalah untuk mengetahui

strategi dakwah Persatuan Islam Cabang Purwakarta dalam melakukan

dakwah pembaruan.

Adapun manfaat penelitian pada penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Manfaat Akademis

Penulis berharap penelitian ini dapat menambah wawasan keilmuan

dan menjadi daftar rujukan, referensi atau perbandingan dalam studi

Page 21: “STRATEGI DAKWAH PERSATUAN ISLAM DALAM KONTEKS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32120/1/FAHMI... · dilakukan pada saat Tasykil sekaligus rapat kerja PC Persis

10

Ilmu Dakwah. Khususnya bagi mahasiswa Jurusan Komunikasi dan

Penyiaran Islam dan umumnya bagi mahasiswa Fakultas Ilmu Dakwah

dan Ilmu Komunikasi.

2. Manfaat Praktis

Sebagai bahan masukan dan rekomendasi bagi Pimpinan Cabang

Persatuan Islam (PC Persis) Purwakarta tentang strategi dakwah agar

benar-benar menjadi gerakan pembaharu.

D. Metodologi Penelitian

1. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif deskriptif.

Dengan menggunakan analisis deskriptif dimana peneliti berusaha

melukiskan secara sistematis fakta atau karakteristik populasi tertentu atau

bidang tertentu secara faktual dan cermat.19

Penelitian deskriptif bertujuan untuk membuat deskripsi, gambaran, atau

lukisan secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta dan

sifat-sifat populasi tertentu.20 Penelitian deskriptif mempelajari masalah-

masalah dalam masyarakat, serta tata cara dalam masyarakat dan situasi-

situasi tertentu, termasuk tentang hubungan, kegiatan, sikap, pandangan,

serta proses-proses yang sedang berlangsung dan pengaruh dari suatu

fenomena.

19 Jalaluddin Rakhmat, Metode Penelitian Komunikasi (Bandung: Remaja Rosdakarya,

2005), h. 22. 20 Husaini Usman dan Purnomo Setiady Akbar, Metodologi Penelitian Sosial (Jakarta:

Bumi Aksara, 2009), ed. Ke-2, h. 4.

Page 22: “STRATEGI DAKWAH PERSATUAN ISLAM DALAM KONTEKS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32120/1/FAHMI... · dilakukan pada saat Tasykil sekaligus rapat kerja PC Persis

11

Adapun dalam penelitian ini digambarkan secara terperinci bagaimana

strategi dakwah Pimpinan Cabang Persatuan Islam Purwakarta dalam

melakukan pembaruan yaitu pemurnian ajaran Islam seutuhnya.

2. Subjek dan Objek Penelitian

a. Subjek penelitian ini adalah Pimpinan Cabang Persatuan Islam

Purwakarta.

b. Objek penelitian ini adalah srategi dakwah dari Pimpinan Cabang

Persatuan Islam Purwakarta.

3. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan beberapa metode dalam

pengumpulan data, di antaranya:

a. Wawancara

Wawancara adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara

untuk memperoleh informsai dari terwawancara.21 Dalam penelitian

ini, peneliti melakukan wawancara untuk memperoleh gambaran

tentang konsep pembaruan dalam dakwah serta bagaimana strategi

dakwah Pimpinan Cabang Persatuan Islam Purwakarta.

Pada penelitian ini, penulis telah melakukan wawancara dengan:

1) Tokoh Senior Persis Purwakarta sekaligus Ketua Bidang garapan

Bimhajum (Bimbingan Haji dan Umroh) PC Persis Purwakarta,

yaitu H. U Yusup Yudamargana, perihal sejarah masuknya Persis

ke Purwakarta dan kompleksitas berdakwah di Purwakarta.

21 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek (Jakarta: Rineka

Cipta, 2002), h. 126.

Page 23: “STRATEGI DAKWAH PERSATUAN ISLAM DALAM KONTEKS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32120/1/FAHMI... · dilakukan pada saat Tasykil sekaligus rapat kerja PC Persis

12

2) Ketua Bidgar Dakwah PC Persis Purwakarta, yaitu Ust. A.

Saepudin Syamsuri, S.Ag., perihal strategi dakwah pembaruan

Persatuan Islam Cabang Purwakarta.

b. Observasi

Observasi adalah pengamatan yang dilakukan secara sengaja dan

sistematis untuk memperoleh data serta melakukan pencatatan dari

hasil observasi.22 Pada penelitian ini, peneliti telah mengamati

langsung proses program dakwah PC Persis Purwakarta baik itu

berupa khotbah, pengajian, kajian, atau diskusi.

c. Dokumentasi

Dokumentasi adalah metode pengumpulan data dengan menyelidiki

benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen, peraturan-

peraturan, catatan harian, dan sebagainya.23 Peneliti telah melakukan

dokumentasi berupa library searching tentang data tertulis yang

berkaitan dengan objek penelitian.

4. Teknik Analisis Data

Analisis data menurut Patton adalah prose mengatur uraian data,

mengorganisasikannya ke dalam suatu pola, kategori dan uraian dasar.24

Adapun teknik analisis data pada penelitian ini adalah:

a. Pengumpulan informasi melalui wawancara, observasi dan

dokumentasi.

22 Andi Bulaeng, Metode Penelitian Komunikasi Kontemporer (Yogyakarta: Andi

Yogyakarta, 2004), cet. Ke-1, h. 63. 23 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek, h. 131. 24 Lexy J. Moeleong, Metode Penelitian Kualitatif (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1993),

cet. Ke-10, h. 103.

Page 24: “STRATEGI DAKWAH PERSATUAN ISLAM DALAM KONTEKS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32120/1/FAHMI... · dilakukan pada saat Tasykil sekaligus rapat kerja PC Persis

13

b. Reduksi, atau memilih informasi yang sesuai dan tidak sesuai dengan

masalah penelitian.

c. Penyajian. Setelah pemilihan informasi yang sesuai, data disajikan

dalam bentuk uraian ataupun penjelasan.

d. Terakhir adalah menarik kesimpulan dari penjelasan.

5. Teknik Penulisan

Adapun teknik penulisan pada penelitian skripsi ini merujuk kepada

Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis, dan Disertasi).25

E. Tinjauan Pustaka

Setelah melakukan peninjauan pustaka terhadap skripsi-skripsi yang

berada di Fakultas Dakwah dan Komunikasi, khususnya Jurusan Komunikasi

dan Penyiaran Islam, penulis belum menemukan skripsi tentang strategi

dakwah Islam yang dilakukan oleh Persatuan Islam perihal dakwah

pembaruan. Adapun skripsi mengenai strategi dakwah sebelumnya pernah

diangkat oleh:

1. Dodiana Kusuma, Mahasiswa Komunikasi dan Penyiaran Islam

lulusan tahun 2010, dengan judul skripsi “Strategi Dakwah Front

Pembela Islam (FPI) dalam menanggulangi Dampak Negatif

Globalisasi”. Skripsi ini berisi tentang strategi, upaya serta peran FPI

dalam menghadapi globalisasi yang dinilia berdampak negatif terhadap

kehidupan umat manusia khususnya di Indonesia dalam upaya

mewujudkan baldatun thoyyibah. Pembahasan tersebut tentu berbeda

25 Hamid Hamid, dkk., Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis, dan Disertasi),

CeQDA (Centre for Quality Development and Assurance), UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, April 2007, cet. Ke-11.

Page 25: “STRATEGI DAKWAH PERSATUAN ISLAM DALAM KONTEKS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32120/1/FAHMI... · dilakukan pada saat Tasykil sekaligus rapat kerja PC Persis

14

dengan substansi permasalahan yang diangkat dalam penelitian yang

penulis angkat, yaitu dengan objek penelitian strategi dakwah dalam

konteks pembaruan dan subjek penelitian PC Persis Purwakarta.

2. Makhsis Sakhabi DJ, Mahasiswa Komunikasi dan Penyiaran Islam

lulusan tahun 2010, dengan judul “Gerakan Dakwah dalam Konteks

Islam Modern Menurut Prof. Dr. Din Syamsuddin”. Perbedaan skripsi

tersebut terletak pada pendekatan sosio-historis dengan Prof. Dr. Din

Syamsuddin sebagai sampel penelitiannya. Skripsi ini mencoba

mengulas gerakan dakwah Islam dalam konteks kemodernan serta

mendalami pemahaman dakwah Islam modern menurut Din

Syamsuddin, sebagai bagian dari upaya menyeragamkan implementasi

dakwah Islam agar tercapai sasaran dakwah tepat pada medannya.

Selain itu, kajian ini juga ingin melihat bagaimana dakwah Islam

menghadapi isu-isu Islam modern, bagaimana gerakan dakwah Islam

menjadi solusi bagi krisis spiritual, moral dan social bangsa, serta

bagaimana format ideal gerakan dakwah Islam modern.

3. Indra Dita Puspito, Mahasiswa Komunikasi dan Penyiaran Islam

lulusan tahun 2011, dengan judul skripsi “Strategi Dakwah Generasi

Muda Masjid Al-Hikmah (GEMA) dalam meningkatkan nilai-nilai

keislaman para pemuda di kampong areman Cimanggis Depok”.

Skripsi ini membahasd bagaimana strategi dakwah dari generasi muda

masjid Al-Hikmah (GEMA) sebagai sampel penelitiannya.

Pembahasan strategi dakwah di sini bersifat umum, berbeda dengan

dakwah pembaruan yang penulis angkat pada penelitian ini. Dengan

Page 26: “STRATEGI DAKWAH PERSATUAN ISLAM DALAM KONTEKS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32120/1/FAHMI... · dilakukan pada saat Tasykil sekaligus rapat kerja PC Persis

15

demikian, penelitian yang penulis angkat sangat berbeda dengan

penelitian sripsi stersebut.

F. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan skripsi ini terdiri dari lima bab, berikut

rincian pembahasannya.

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini memuat latar belakang masalah, pembatasan

dan perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat

penelitian, metodologi penelitian, tinjauan pustaka, dan

sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI

Bab ini membahas tentang pengertian strategi dakwah,

proses tahapan strategi, dan pengertian pemikiran

pembaruan agama.

BAB III PROFIL PC PERSIS PURWAKARTA

Bab ini membahas tentang gambaran umum PC Persis

Purwakarta, termasuk gambaran umum aktivitas dan

perkembangannya.

BAB IV STRATEGI DAKWAH PERSATUAN ISLAM

DALAM KONTEKS PEMBARUAN DI PERSATUAN

ISLAM CABANG PURWAKARTA

Bab ini mengemukakan hasil analisis pada penelitian ini,

yaitu tentang bagaimana strategi dakwah pembaruan

Pimpinan Cabang Persatuan Islam Purwakarta. Bagaimana

Page 27: “STRATEGI DAKWAH PERSATUAN ISLAM DALAM KONTEKS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32120/1/FAHMI... · dilakukan pada saat Tasykil sekaligus rapat kerja PC Persis

16

Perumusan, Implementasi, dan Evaluasi Strategi Dakwah

Pembaruan, termasuk kekuatan, kelemahan, peluang dan

tantangan Pimpinan Cabang Persatuan Islam Purwakarta

dalam berdakwah di Purwakarta.

BAB V PENUTUP

Bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran.

Page 28: “STRATEGI DAKWAH PERSATUAN ISLAM DALAM KONTEKS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32120/1/FAHMI... · dilakukan pada saat Tasykil sekaligus rapat kerja PC Persis

17

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Strategi Dakwah

1. Pengertian Strategi

Strategi berasal dari kata Yunani Kuno, yaitu strategos yang sering

digunakan dalam istilah militer yang berarti suatu cara untuk memenangkan

suatu pertempuran.1

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), strategi artinya ilmu

dan seni menggunakan sumber daya bangsa untuk melaksanakan kebijakan

tertentu dalam perang dan damai. Atau rencana yang cermat mengenai kegiatan

untuk mencapai sasaran khusus, atau juga berarti sesuatu yang dikerjakan demi

kelancaran komunikasi.2

Secara umum, strategi mempunyai pengertian sebagai suatu garis besar

haluan dalam bertindak untuk mencapai sasaran yang telah ditentukan,

penetapan strategi harus didahului oleh analisis kekuatan lawan yang meliputi

jumlah personal, kekuatan dan persenjataan, kondisi lapangan, posisi musuh,

dan sebagainya.3

Dalam manajemen (management strategy), strategi adalah suatu proses

yang berkenaan dengan penentuan arah masa depan suatu organisasi dan

1 Veithzal Rifai, Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Perusahaan: Dari Teori ke

Praktek (Jakarta: Murai Rencana, 2006), h. 85. 2 Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia

(Jakarta: Balai Pustaka, 2007) ed. Ke-3, h. 1092. 3 Abu Ahmad, Strategi Belajar Mengajar (Bandung: Pustaka Setia, 1997), h. 11.

Page 29: “STRATEGI DAKWAH PERSATUAN ISLAM DALAM KONTEKS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32120/1/FAHMI... · dilakukan pada saat Tasykil sekaligus rapat kerja PC Persis

18

pelaksanaan keputusan dalam rangka mencapai sasaran jangka pendek dan

jangka panjang organisasi.4

Menurut William F. Gluek, strategi adalah rencana yang dipersatukan,

komprehensif, terintegrasi yang menghubungkan keunggulan strategis

perusahaan atau lembaga terhadap tantangan lingkungan dan yang dirancang

untuk meyakinkan bahwa saran dasar perusahaan akan dicapai dengan

pelaksanaan yang tepat oleh organisasi tersebut.5

Sedangkan menurut Achmad Rukhy, strategi adalah sebuah proses yang

sistematis dan berkesinambungan dimana orang membuat keputusan-keputusan

tentang tujuan yang ingin dicapai pada masa depan dan bagaimana tujuan

tersebut harus dicapai dan bagaimana pula keberhasilan akan diukur.6

Dalam perspektif terminologis, Prof. Drs. Onong Uchjana Effendy,

M.A., mengatakan bahwa

“Strategi pada hakekatnya adalah perencanaan (planning)dan manajemen untuk mencapoai suatu tujuan, akan tetapi untuk mencapai tujuan tersebut, strategi tidak berfungsi sebagai peta jalan yang hanya memberikan arah saja, melainkan harus mampu menunjukkan bagaimana taktik operasionalnya”.7

Sedangkan Dr. Fuad Amsyari, mengatakan “bahwa dalam pengertian

dasarnya, strategi dan taktik adalah metode atau taktik untuk memenangkan

suatu persaingan. Persaingan itu berbentuk suatu pertempuran fisik untuk

merebut suatiu wilayah dengan memakai senjata dan tenaga manusia.

Sedangkan dalam bidang non-militer, strategi dan taktik adalah suatu cara atau

4 Veithzal Rifai, Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Perusahaan: Dari Teori ke Praktek, h. 84.

5 William F. Gluek, Manajemen Strategis dan Kebijakan Perusahaan (Jakarta: Erlangga, 1989), ed. Ke-2, h. 24.

6 Mulkanasir, Strategik Pengembangan Kualitas Sumber Daya Manusia, Jurnal Dakwah dan Komunikasi, edisi 2 Desember 2006, h. 276.

7 Onong Uchjana, Ilmu Komunikasi: Teori dan Praktek (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1992) cet. Ke-4, h. 32.

Page 30: “STRATEGI DAKWAH PERSATUAN ISLAM DALAM KONTEKS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32120/1/FAHMI... · dilakukan pada saat Tasykil sekaligus rapat kerja PC Persis

19

tekhnik untuk memenangkan suatu persaingan anatara kelompok-kelompok

yang berbeda orientasi hidupnya.”8

Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan, kata strategi banyak

diadopsi dan diinterpretasikan sesuai ilmu-ilmu yang berkaitan. Begitu pun

Ilmu Dakwah, menurut Fuad Amsyari, strategi merupakan bagian dari Islam,

atau dengan kata lain islam merupakan manifestasi dari kata strategi itu sendiri,

yaitu strategi manusia untuk dapat hidup bahagia lahir dan batin. Oleh karena

itu, strategi tidak seharusnya bertentangan dengan prinsip-prinsip Islam itu

sendiri.

2. Pengertian Dakwah

Kata dakwah merupakan bentuk masdar dari kata da’aa, yad’uu,

da’watan (dakwah), yang berarti ajakan. Secara etimologi, dalam kamus

bahasa Arab al-Munawwir, kata dakwah berarti:

“doa, panggilan, seruan, ajakan, undangan, atau permintaan”.9

Selain itu, dakwah secara bahasa diartikan sebagai berikut:

a. Nida (panggilan), perupakan seruan, panggilan, atau ajakan.

b. Mendorong kepada sesuatu.

c. Mengajak kepada sesuatu yang ingin diadakan atau dihindarkan, benar

atau salah.

d. Upaya melalui perkataan atau perbuatan untuk memengaruhi orang lain

agar mengikuti satu madzhab atau agama.

e. Memohohn dan meminta. 10

8 Fuad Amsyari, Strategi Perjuangan Umat Islam Indonesia (Bandung: Mizan, 1990),

cet. Ke-1, h. 40. 9 A. W. Munawwir, Kamus al-Munawwir Arab-Indonesia Lengkap (Jakarta: Pustaka

Progresif, 1997), cet. Ke-14, ed- ke-2, h. 407.

Page 31: “STRATEGI DAKWAH PERSATUAN ISLAM DALAM KONTEKS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32120/1/FAHMI... · dilakukan pada saat Tasykil sekaligus rapat kerja PC Persis

20

Sedangkan secara terminologi meliputi upaya lewat ucapan dan

perbuatan untuk Islam, menerapkan manhaj-nya, meyakini akidahnya dan

melaksaksanakan syariatnya.11 Menurut M. Quraisy Shihab, sebagaimana

dikutip oleh Anwar Arifin, dakwah adalah seruan atau ajakan kepada keinsafan

atau usaha mengubah situasi kepada yang lebih baik dan sempurna terhadap

individu dan masyarakat.12

Sementara Toha Yahya Umar berpendapat bahwa dakwah islamiyah

adalah mengajak manusia dengan cara bijaksana kepada jalan yang benar

sesuai perintah Allah, untuk kemashlahatan dan kebahagiaan dunia dan

akhirat.13 Sedangkan H. Sudirman menegaskan bahwa pada dasarnya dakwah

adalah mengajak manusia berbuat yang ma’ruf dan mencega yang munkar

dalam arti merubah manusia ke situasi yang lebih baik dalam kehidupan.14

Da’i merupakan orang yang melakukan ajakan tersebut, baik seruan

kepada kebenaran atau bahkan kesesatan. maksudnya, setiap da’i berangkat

dari pemahannya masing-masing yang berbeda satu sama lain, bahkan ketika

dia mengajak kepada bid’ah, madzhab, atau agama. Sedangkan Rasulullah

adalah da’i yang mengajak kepada tauhid, menaati dan mengikuti syariatnya.

Umat Islam adalah umat risalah dan dakwah yang memiliki tujuan dan

sasaran dalam kehidupannya. Allah menyebut mereka dengan,

Artinya: Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang

10 Taufik al-Wa’iy, Dakwah ke Jalan Allah: Muatan, Sarana & Tujuan, editor: Muhith

M. Ishaq (Jakarta: Robbani Pers, 2010), h. 10. 11 Taufik al-Wa’iy, Dakwah ke Jalan Allah: Muatan, Sarana & Tujuan, editor: Muhith

M. Ishaq, h. 12. 12 Anwar Arifin, Dakwah Kontemporer: Sebuah Studi Komunikasi (Yogyakarta: Graha

Ilmu, 2011), h. 36. 13 Toha Yahya Umar, Ilmu Dakwah (Jakarta: Wijaya, 1983), h. 1. 14 H. Sudirman, Problematika Dakwah di Indonesia (Jakarta: Pusat Dakwah Islam

Indonesia, 1972), h. 47.

Page 32: “STRATEGI DAKWAH PERSATUAN ISLAM DALAM KONTEKS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32120/1/FAHMI... · dilakukan pada saat Tasykil sekaligus rapat kerja PC Persis

21

munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya ahli kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik (Ali-Imron: 110)

Setiap umat yang berada di ambang kehancuran dan terancam

kehilangan eksistensi dan pengaruhnya, pasti diawali oleh ketidakberadaan,

atau bahkan keberadaannya seperti tidak ada, (wujuuduhu ka ‘adamihi)seorang

da’i yang berfungsi menyampaikan risalah Allah SWT. Ia kehilangan

sentuhannya, lirih suaranya, rancu risalahnya, kehilangan tujuan utamanya, dan

hancur peninggalannya.

Memiliki seorang da’i merupakan suatu kebutuhan utama, baik itu bagi

agama, ataupun umat sebagai mad’u yang diseru. Da’i sebagai orang yang

berilmu, yang ditinggikan derajatnya oleh Allah, mempunyai tanggung jawab

besar untuk menyebarkan risalah-Nya, memberikan pemahaman

keagamaannya, mengajak manusia untuk mentauhidkan Allah, amar ma’ruf

dan nahiy munkar.

Kemudian ia mempunyai kewajiban agar agama-Nya tidak lagi asing

seperti di awal kedatangannya. Menghidupkan nilai-nilai idealismenya,

memperbarui diri, membersihkan langkah-langkahnya, dan memperbaiki

kekurangan-kekurangannya. Dan yang paling penting adalah menjaga agama-

Nya dari hal-hal yang membahayakan dan membinasakan.

Kewajiban dakwah sempat diperdebatkan oleh para mufassir, apakah

dakwah itu wajib ‘ain ataukah wajib kifayah.15 Namun, pada saat ini dakwah

15 Wajib ‘ain berarti wajib bagi setiap orang untuk melakukannya. Sedangkan wajib

kifayah berarti jika ada sebagian kalangan telah melakukannya, yang lain gugur kewajibannya. Taufik al-Wa’iy, Dakwah ke Jalan Allah: Muatan, Sarana & Tujuan, editor: Muhith M. Ishaq, h. 77.

Page 33: “STRATEGI DAKWAH PERSATUAN ISLAM DALAM KONTEKS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32120/1/FAHMI... · dilakukan pada saat Tasykil sekaligus rapat kerja PC Persis

22

adalah wajib ‘ain pada setiap level dab stratanya, sesuai dengan ilmunya.16

Setiap orang dapat menyerukan Islam dengan caranya masing-masing. Dengan

demikian, potensi untuk menyampaikan risalah Islam dimiliki siapapun tanpa

terkecuali sesuai dengan tingkat kesanggupannya dan itu menjadi sebuah

keharusan bagi setiap individu.

3. Pengertian Strategi Dakwah

Menurut Samsul Munir, strategi dakwah merupakan siasat, metode,

taktik, atau manuver yang digunakan dalam aktivitas kegiatan dakwah.17

Onong Uchjana Effendy berkaitan dengan strategi komunikasi, bahwa strategi

dakwah bisa diartikan sebagai perpaduan dari perencanaan dan manajemen

dakwah untuk mencapai suatu tujuan. Dan untuk mencapai tujuan itu,

pendekatan strategi bisa berbeda sewaktu-waktu tergantung pada situasi dan

kondisi.18

Tujuan dakwah akan tercapai jika strategi dakwahnya terstruktur dan

sistematis. Strategi dakwah yang digunakan dalam usaha dakwah harus

memperhatikan beberapa asas, diantaranya:

a. Asas Filosofis

Asas ini terutama membicarakan masalah yang erat hubungannya dengan

tujuan-tujuan yang hendak dicapai dalam proses atau dalam aktivitas

dakwah.

16 Taufik al-Wa’iy, Dakwah ke Jalan Allah: Muatan, Sarana & Tujuan, editor: Muhith

M. Ishaq, h. 83. 17 Samsul Munir Amin, MA, Rekonstruksi Pemikiran Dakwah Islam (Jakarta: Amzah,

2008), H. 11-12. 18 Onong Uchjana, Ilmu Komunikasi: Teori dan Praktek (Bandung: Remaja Rosdakarya,

2007) cet. Ke-21, h. 32.

Page 34: “STRATEGI DAKWAH PERSATUAN ISLAM DALAM KONTEKS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32120/1/FAHMI... · dilakukan pada saat Tasykil sekaligus rapat kerja PC Persis

23

b. Asas Kemampuan dan Keahlian Da’i (Achievement and Professional)

Asas ini mengenai kepribadian da’i yang mencakup sifat, sikap dan

kepribadian diri pribadi seorang da’i. Sukses tidaknya dakwah yang

dibawakannya akan sangat bergantung pada konsep diri seorang da’i.

c. Asas Sosiologi

Asas ini membahas masalah-masalah yang berkaitan dengan situasi dan

kondisi sasaran dakwah. Misalnya, politik pemerintah setempat, mayoritas

agama di daerah setempat, filosofis sasaran dakwah. Sosio kultural sasaran

dakwah dan sebagainya.

d. Asas Psikologi

Asas ini terkait dengan kejiwaan manusia. Seorang da’i adalah manusia,

begitupun sasaran dakwahnya yang memiliki karakter (kejiwaan) yang

unik yakni berbeda satu sama lain. Apalagi masalah agama, yang

merupakan kepercayaan (rohaniah) tak luput dari masalah-masalah

psikologis sebagai asas dakwahnya.

e. Asas Efektifitas dan Efisiensi

Asas ini menjelaskan bahwa aktivitas dakwah harus ada keberimbangan

antara biaya, waktu, maupun tenaga yang dikeluarkan dengan hasil yang

dicapai, yaitu keberhasilan dakwahnya. 19

19 Asmuni Syukir, Dasar-dasar Strategi Dakwah Islam (Surabaya: Al-Ikhlas, 1983), h.

32.

Page 35: “STRATEGI DAKWAH PERSATUAN ISLAM DALAM KONTEKS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32120/1/FAHMI... · dilakukan pada saat Tasykil sekaligus rapat kerja PC Persis

24

B. Proses Tahapan Strategi

Sebelum mengetahui tiga tahapan utama dari sebuah strategi,

hendaknya dilakukan perencanaan strategis terlebih dahulu agar dapat

menimbang keunggulan dan kelemahan yang dimiliki organisasi tertentu.

1. Perencanaan Strategis

Zaini Muchtarom menyatakan bahwa perencanaan strategis

mengembangkan metode penyusunan yang menitikberatkan pada

penyesuaian lingkungan dan belajar dari pengalaman. Organisasi dakwah

dihadapkan pada peluang dan tantangan dalam berdakwah guna

menentukan posisi dari organisasi. Dengan mengetahui keduanya,

organisasi dakwah akan mengetahui dimana letak kekuatan utamanya dan

dimana celah kelemahannya. Pendekatan ini disebut dengan pendekatan

analisis SWOT (Strenght, Weakness, Opportunity, and Threat)20

Endang Saefuddin Anshori mengatakan bahwa dalam menyusun

strategi ada tujuan hal pokok yang harus diperhatikan:

a. Dasar: Asas Teori Ajaran Tertentu.

b. Tujuan

c. Personal (Pimpinan dan Anggota)

d. Tempat atau Medan

e. Cara

f. Waktu

20 Zaini Muchtarom, Dasar-dasar Manajemen Dakwah (Yogyakarta: Al-Iman Press,

1996), h. 70.

Page 36: “STRATEGI DAKWAH PERSATUAN ISLAM DALAM KONTEKS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32120/1/FAHMI... · dilakukan pada saat Tasykil sekaligus rapat kerja PC Persis

25

g. Peralatan21

Adapun tahapan dasar perencanaan strategis menurut Zaini

Muchtarom meliputi:

a. Persiapan

b. Mempertegas Visi dan Misi

c. Menilai Lingkungan

d. Menyepakati Prioritas-prioritas

e. Penulisan Rencana Strategis

f. Melaksanakan Rencana Strategis

g. Memantau dan Mengevaluasi22

Tahapan dasar tersebut hendaknya diiringi langkah-langkah yang

menurut Zaini Muchtarom, di antaranya adalah:

a. Menentukan usaha yang sesuai dengan keadaan. Menetapkan bentuk

kegiatan dakwah atau jenis materi dakwah dengan kebutuhan nyata

masyarakat sehingga benar-benar memenuhi apa yang dibutuhkan

mitra dakwah atau mad’u.

b. Mengadakan segmentasi mad’u. Mengelompokkan mad’u agar dapat

diketahui dan dipahami dengan jelas perbedaan dan kebutuhan

masing-masing lapisan, sehingga dapat diciptakan rumusan yang

memenuhi kebutuhan sekaligus memanfaatkan kekuatan yang ada.

21 Endang Saefuddin Anshari, Wawasan Islam: Pokok-pokok Pikiran tentang Islam dan

Umatnya (Jakarta: CV Rajawali, 1986), ed. ke-2, cet. ke-1, h. 22. 22 Zaini Muchtarom, Dasar-dasar Manajemen Dakwah, h. 70.

Page 37: “STRATEGI DAKWAH PERSATUAN ISLAM DALAM KONTEKS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32120/1/FAHMI... · dilakukan pada saat Tasykil sekaligus rapat kerja PC Persis

26

c. Menentukan strategi persaingan.

Dakwah menggunakan semangat persaingan, berlomba-lomba dalam

kebaikan diwujudkan dalam bentuk yang menarik sehingga tercipta

keunggulan dalam berdakwah.

d. Menentukan alokasi sumber daya.

Mengalokasi sumber daya yang ada sesuai dengan kebutuhan sehingga

potensi organisasi benar-benar termaksimalkan.

e. Menghadapi ketidaktentuan.

Menyiapkan beberapa skenario alternatif dalam melakukan dakwah

sehingga segala kemungkinan yang dihadapi di medan dakwah dapat

terpecahkan dengan baik. 23

2. Tiga Proses Tahapan Strategi

Bambang Hariadi membagi proses tahapan strategi ke dalam tiga

tahapan proses yaitu perumusan strategi, implementasi strategi, dan

evaluasi strategi.24

a. Perumusan Strategi (Strategy Formulation)

Perumusan strategi merupakan proses penyusunan langkah-langkah ke

depan yang dimaksudkan untuk membangun visi dan misi organisasi,

menetapkan tujuan strategis dan kemampuan organisasi, serta

merancang strategi untuk mencapai tujuan tersebut.25

23 Zaini Muchtarom, Dasar-dasar Manajemen Dakwah, h. 70-72. 24 Bambang Hariadi, Strategi Manajemen, Strategi Memenangkan Perang Bisnis

(Malang: Bayu Media Publishing, 2005), h. 5. 25 Bambang Hariadi, Strategi Manajemen, Strategi Memenangkan Perang Bisnis

(Malang: Bayu Media Publishing, 2005), h. 5.

Page 38: “STRATEGI DAKWAH PERSATUAN ISLAM DALAM KONTEKS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32120/1/FAHMI... · dilakukan pada saat Tasykil sekaligus rapat kerja PC Persis

27

Menyusun strategi berarti mencari jalan untuk mencapai hasil yang

ditargetkan sesuai visi dan misi di dalam situasi organisasi serta

prospek yang dihadapi.26

Dengan demikian perumusan strategi itu meliputi,

1) Membangun visi dan misi organisasi

Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, visi merupakan

kemampuan untuk melihat pada inti persoalan; pandangan;

wawasan.27 Sementara misi adalah tugas yg dirasakan orang sebagai

suatu kewajiban untuk melakukannya demi agama, ideologi,

patriotisme, dan sebagainya.28

Membangun visi dan misi merupakan hal dasar yang wajib

dilakukan setiap organisasi karena ini menyangkut ideologi

organisasi dan akan menentukan arah gerak organisasi tersebut. Ini

merupakan proses penting bagi sebuah organisasi dalam

merumuskan strategi apa yang akan dilancarkannya.

2) Menetapkan tujuan strategis dan kemampuan organsasi

Tujuan di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai

arah, haluan (jurusan).29 Sementara kemampuan adalah suatu

kesanggupan, kecakapan, dan kekuatan.30

Setelah membangun visi dan misi organisasi, hal penting

selanjutnya dalam membuat sebuah strategi adalah menetapkan

tujuan dan mengetahui sejauh mana kemampuan organisasi

26 Bambang Hariadi, Strategi Manajemen, Strategi Memenangkan Perang Bisnis, h. 8-9. 27 http://Kbbi.web.id 28 http://Kbbi.web.id 29 http://Kbbi.web.id 30 http://Kbbi.web.id

Page 39: “STRATEGI DAKWAH PERSATUAN ISLAM DALAM KONTEKS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32120/1/FAHMI... · dilakukan pada saat Tasykil sekaligus rapat kerja PC Persis

28

tersebut. Menimbang dan membuat pemetaan kemampuan

organisasi merupakan tahap yang sangat fundamental mengingat ini

akan dijadikan rujukan dan patokan sebuah organisasi dalam

melanggengkan tujuannya. Dalam hal ini, biasanya sebuah

organisasi dapat melakukan sebuah pendekatan yang disebut

dengan pendekatan analisis SWOT (Strenght, Weakness,

Opportunity, and Threat).31

3) Merancang strategi untuk mencapai tujuan

Setelah diketahui apa visi, misi dan tujuan dari sebuah organisasi,

maka langkah selanjutnya adalah merancang yakni mengatur segala

sesuatu sebelum bertindak, mengerjakan, atau dalam hal ini

membuat sebuah strategi untuk mencapai apa yang telah ditargetkan

dalam tujuan orgnaisasi tersebut.

b. Implementasi Strategi (Strategy Implementation)

Implementasi strategi adalah proses dimana strategi dan kebijaksanaan

dijalankan melalui pembangunan struktur, pengembangan program,

budget, dan prosedur pelaksanaan. Ini merupakan tahap yang paling

sulit mengingat banyaknya faktor-faktor yang dapat mempengaruhi

pelaksanaan di lapangan dan mungkin juga tidak sesuai dengan

perkiraan awal.32

Jika merujuk pada proses implementasi di atas, maka ada beberapa hal

yang perlu diperhatikan dalam melakukan implementasi strategi, yaitu:

31 Zaini Muchtarom, Dasar-dasar Manajemen Dakwah (Yogyakarta: Al-Iman Press, 1996), h. 70.

32 Bambang Hariadi, Strategi Manajemen, Strategi Memenangkan Perang Bisnis, h. 13.

Page 40: “STRATEGI DAKWAH PERSATUAN ISLAM DALAM KONTEKS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32120/1/FAHMI... · dilakukan pada saat Tasykil sekaligus rapat kerja PC Persis

29

1) Pembangunan struktur

2) Pengembangan program

3) Budget, dan

4) Prosedur pelaksanaan

c. Evaluasi dan Pengendalian Strategi (Strategy Control)

Evaluasi dan Pengendalian Strategi adalah suatu proses dimana

aktivitas dan hasil kerja dimonitor sehingga kinerja yang sesungguhnya

dapat dibandingkan dengan kinerja yang diharapkan. Jika terlihat ada

penyimpangan maka harus segera diidentifikasi sebab-sebabnya untuk

kemudian dikoreksi.33

C. Pemikiran Pembaruan Islam

Pemikiran mengenai pembaruan Islam tidak terlepas dari dua corak

pemikiran yang saling terkait namun berbeda latar belakang terbentuknya.

Pertama, corak pemikiran yang lebih ke arah puritanisme atau

fundamentalisme, dan kedua bercorak modernisme. Pemikiran yang pertama

dipelopori oleh Muhammad Ibn ‘Abd al-Wahab,34 sementara pemikiran

modernis diungkapkan oleh Jamaluddin al-Afgani dan Muhammad Abduh.35

Howard M. Federspiel menyatakan bahwa ada tiga hal yang menjadi

perhatian umat Islam pada abad ke-20 menjelang munculnya gerakan

33 Bambang Hariadi, Strategi Manajemen, Strategi Memenangkan Perang Bisnis, h. 14. 34 Menurut Muhammad Ibnu ‘Abd al-Wahab, ajaran tarekat dan animisme merupakan

dua hal yang menyebabkan kemunduran di dunia Islam. Kedua hal tersebut menyebabkan rusaknya tauhid umat Islam karena tidak lagi memohon dan meminta pertolongan langsung kepada Allah, melainkan membutuhkan perantara seperti wali dan benda-benda yang dianggap memiliki kekuatan ghaib. Badri Khaeruman, Persatuan Islam: Sejarah Pembaruan Pemikiran “Kembali kepada Al-Qur’an dan Al-Sunnah”, h. 38.

35 Menurut Muhammad Abduh dan Jamaluddin al-Afghani umat Islam mundur karena sifat jumud, yang membuat mereka pasrah akan segala sesuatu, termasuk pemahaman mereka yang keliru tentang qadha’ dan qadar. Badri Khaeruman, Persatuan Islam: Sejarah Pembaruan Pemikiran “Kembali kepada Al-Qur’an dan Al-Sunnah”, h. 39.

Page 41: “STRATEGI DAKWAH PERSATUAN ISLAM DALAM KONTEKS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32120/1/FAHMI... · dilakukan pada saat Tasykil sekaligus rapat kerja PC Persis

30

pembaruan Islam di Indonesia: (1) Menjawab tantangan kebudayaan lokal non-

muslim, (2) memegang teguh pada keyakinan dan amalan Islami, dan (3)

menyesuaikan diri dengan pikiran dan teknologi modern.36

Atas dasar itu, umat Islam di Indonesia pun merespon dengan berbagai

macam cara. Pertama, kelompok yang mencontoh kaum sekularis Barat yang

menganggap agama hanya sekedar masalah keyakinan dan peribadatan yang

sifatnya pribadi yang hanya memberikan pengaruh moral dan etis pada

masyarakat dan pemerintah. Kedua, kelompok yang mengidentikkan diri

dengan nilai-nilai religius asli Asia Tenggara dan dengan hukum adat

kebiasaan setempat lalu meleburkan peribadatan dengannya. Ketiga,

kelompok yang mengidentifikasikan diri mereka dengan keyakinan dan

peribadatan serta jurisprudensi Islam Timur Tengah tradisional, dan berusaha

agar budaya lokal dan pemikiran modern sesuai gagasan mereka.37

Dengan demikian dapat diambil kesimpulan bahwa konteks

pembaruan dalam agama Islam terdiri dari dua pemikiran:

1. Modernisasi

Menurut Harun Nasution dan H. Endang Saifuddin Anshari,38

Pembaruan di sini bermakna gerakan dan usaha untuk merubah

paham-paham, adat istiadat, institusi lama untuk disesuaikan dengan

suasana baru yang ditimbulkan oleh ilmu pengetahuan dan teknologi

36 Federspiel, Howard M., Persatuan Islam, Islamic Reform in Twentieth Century

Indonesia (New York: Modern Indonesia Project Southeast Asia Program, Cornell University, 1970), h. iii.

37 Badri Khaeruman, Persatuan Islam: Sejarah Pembaruan Pemikiran “Kembali kepada Al-Qur’an dan Al-Sunnah”, h. 40.

38 Lihat Harun Nasution, “Pembaruan dalam Islam, Sejarah Pemikiran dan Gerakan”, Jakarta: Bulan Bintang, 1982 hlm.9 dan Endang Saifuddin Anshari, “Wawasan Islam: Pokok-pokok Pikiran tentang Islam dan Umatnya”, Bandung: Pustaka, 1983 hlm.72.

Page 42: “STRATEGI DAKWAH PERSATUAN ISLAM DALAM KONTEKS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32120/1/FAHMI... · dilakukan pada saat Tasykil sekaligus rapat kerja PC Persis

31

modern. Istilah ini pun dimaksudkan memperbarui agama, meski

begitu ini tidak bermaksud sama dengan Enlightmen atau The Age of

Reason yang bersifat pemujaan akal dan ilmu.

2. Purifikasi

Pembaruan dalam konteks purifikasi mengandung arti semangat

pemurnian ajaran untuk mengembalikan Islam kepada Qur’an dan

Sunnah serta membersihkan ajaran Islam dari apa yang mereka sebut

sebagai bid’ah, takhayyul, dan khurafat. 39

Jika bertitik tolak pada kedua konteks di atas, maka konteks

pembaruan yang dipegang Persatuan Islam merupakan pembaruan untuk yang

dimaksudkan untuk mengembalikan Islam kepada ajaran Qur’an dan Sunnah

atau dengan kata lain Purifikasi.

Hal ini berkenaan dengan konteks pembaruan dalam ayat Al-Qur’an

dan Hadist Nabi, yang disebut dengan istilah jadid dan dalam bentuk kata

kerja (fi’il) seperti jaddada, yujaddidu ataupun tajdiidan. Di dalam al-isra: 49-

51 diterangkan bahwa Allah akan mengembalikan manusia seperti sedia kala.

Ia akan mematikannya, lalu menghidupkan kembali. Dari ayat ini dipahami

bahwa pembaruan (tajdid) kejadian, adalah membangkitkan, menghidupkan,

dan mengulangnya kembali seperti pertama kali diciptakan.40 Pembaruan

kejadian pada ayat tersebut adalah menghidupkan dan membangkitkan

kembali seperti sediakala, setelah menghilang, kehilangan jejak, dan punah.

39 Deliar Noor, Gerakan Modern Islam di Indonesia 1900-1942 (Jakarta: LP3ES, 1980),

h. 36. 40 Didin Hafidhuddin, Dakwah Aktual (Jakarta: Gema Insani Press, 1998), cet. Ke-1, h.

127.

Page 43: “STRATEGI DAKWAH PERSATUAN ISLAM DALAM KONTEKS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32120/1/FAHMI... · dilakukan pada saat Tasykil sekaligus rapat kerja PC Persis

32

Menurut Yusuf Qardhawi dalam bukunya “Min Ajli Shahwatin

Raasyidah: Tujaddiduddiin…wa Tanhadhu bid-Dunya”, yang diterjemahkan

oleh Rusydi Helmi, pembaruan dalam kaitannya dengan agama Islam bisa

berarti satu diantara dua definisi berikut.

Pertama, merupakan manhaj Ilahiyah yang diwahyukan Allah kepada Rasulullah saw. Bersama kitab-Nya, yang menyangkut akidah, ibadah, akhlak, dan syariah. Itu semua dimaksudkan untuk mengatur hubungan antara hamba dengan Rabb-nya dan hubungan manusia dengan manusia lainnya.41 Makna semacam ini mengacu pada dasar agama yang statis, tidak bisa diubah dan diperbarui, karena agama merupakan sebuah hakikat dan keniscayaan. Kedua, kondisi hidup manusia dalam hubungannya dengan makna yang pertama, baik pikiran, perasaan, amal maupun akhlak. Dalam makna semacam ini, agama (iman) selalu berubah, kadang bertambah dan kadang berkurang, kadang kian lemah atau kian kuat, kadang lurus dan kadang bengkok. Kadang jernih dan kadang keruh. Semua itu tergantung pada pemahaman, ketekunan dan keteguhan seseorang dalam menjalankan ajaran agamanya.42 Makna semacam inilah yang membutuhkan pembaruan.

“Iman itu sungguh-sungguh diciptakan dalam rongga masing-masingmu seperti sebuah baju diciptakan. Karena itu mintalah kepada Allah supaya Ia memperbaharui iman di dalam hatmu.” (HR ath-Thabrani dari Ibn Umar)

Dalam hadist ini dapat ditangkap tiga pengertian yang saling

berhubungan dalam kaitannya dengan tajdid atau pembaruan. Pertama, iman

masuk dan menetap dalam hati seseorang. Kedua, keadaan iman tersebut

rusak dan usang seperti pakaian yang juga rusak. Ketiga, meningkatkan doa

kepada Allah SWT (disertai dengan berbuat amal saleh) agar ia memperbarui

iman tersebut seperti sedia kala.43

“Sesungguhnya Allah SWT akan mengutus untuk umat ini, di penghujung setiap seratus tahun, orang yang memperbaharui agama untuknya.” (HR ath-Thabrani dari Abu Hurairah)

41 Yusuf Qardhawi, Membangun Masyarakat Baru, Penerjemah: Rusydi Helmi (Gema

Insani Press: Jakarta, 1997), cet. Ke-1, h. 39. 42 Yusuf Qardhawi, Membangun Masyarakat Baru, Penerjemah: Rusydi Helmi, h. 40. 43 Didin Hafidhuddin, Dakwah Aktual (Gema Insani Press: Jakarta, 1998), cet. Ke-1, h.

128.

Page 44: “STRATEGI DAKWAH PERSATUAN ISLAM DALAM KONTEKS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32120/1/FAHMI... · dilakukan pada saat Tasykil sekaligus rapat kerja PC Persis

33

Menurut al-Azizi, yang mensyarah kitab Al-Jami’ ash-shaghiir, dari al-

Alqami, makna tajdid adalah menghidupkan amaliah qur’an dan sunnah yang

telah diabaikan, dan menganjurkan umat untuk melaksanakan keduanya.44

Mengenai idiom yujaddidu (memperbarui), al-Manawi sebagaimana

dikutip oleh Yusuf Qardhawi, berkata bahwa:

“tajdid adalah membersihkan sunnah dari segala macam bid’ah, memperbanyak ilmu dan membantu para penuntutnya, serta menghancurkan para penghancur dan pelaku bid’ah.”45

Jika merujuk pada beberapa pernyataan di atas, maka dapat diambil

kesimpulan bahwa tajdid ialah memperbarui apa yang telah usang serta

mengembalikannya kepada wujud asalnya seperti sedia kala. Tujuannya agar

terlihat baru kembali, yaitu dengan memperkuat seluruh bagiannya,

memperbaiki yang telah usang dan rusak, sehingga nampak, atau paling tidak

mendekati, bentuknya semula. Jadi, pembaruan di sini tidak berarti merubah

karakter yang lama atau mengganti dengan sesuatu yang baru (modern),

karena yang semacam ini tidak bisa disebut pembaruan.

Namun begitu, saat ini terjadi pergulatan pemikiran mengenai konsepsi

pembaruan antara kaum muda dan kaum tua. Hal ini menjadi diskursus

tersendiri dalam gejolak pemikiran di internal Persis. Agar pembahasan hasil

penelitian ini sampai kepada maksud dan tujuan penelitian ini, maka

sebagaimana ditulis dalam pembatasan dan perumusan masalah penelitian ini,

fokus penelitian ini adalah bagaimana strategi dakwah pembaruan PC Persis

Purwakarta. Namun untuk sampai kepada hal tersebut, perlu kiranya penulis

gambarkan pemikiran pembaruan keagamaan Persis terlebih dahulu. Hal ini

44 Yusuf Qardhawi, Membangun Masyarakat Baru, Penerjemah: Rusydi Helmi, h. 40. 45 Yusuf Qardhawi, Membangun Masyarakat Baru, Penerjemah: Rusydi Helmi, h. 41.

Page 45: “STRATEGI DAKWAH PERSATUAN ISLAM DALAM KONTEKS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32120/1/FAHMI... · dilakukan pada saat Tasykil sekaligus rapat kerja PC Persis

34

sangat penting sebagai referensi dan rujukan konten dakwah Persis. Setelah

itu, penulis akan menyampaikan beberapa dasar pemikiran yang dicita-citakan

kaum muda terhadap Persis secara umum.

Berikut ini adalah beberapa dasar pemikiran pembaruan keagamaan

Persis secara umum:

1. Pemikiran di Bidang Teologi

a. Konsep wali dan kaitannya dengan tawassul

Salah satu diskursus yang menarik minat Persis di seputar pembahasan

teologi, justru berupa kritisi tentang konsep wali dan kaitannya dengan

tawassul yang biasanya erat dengan kaum Islam Tradisional ketimbang

konsep teologi itu sendiri. Persis memang dikenal senang merespon

pemikiran keagamaan khususnya yang dirasa tidak sesuai dengan

konsepsi pemikiran Persis itu sendiri.

Secara bahasa, tawassul artinya mendekat kepada yang dituju serta

mencapainya dengan keimanan yang kuat. Pada praktiknya, tawassul

adalah berdoa lewat perantara, baik berupa orang ataupun benda.46

Pada intinya, Persis beranggapan bahwa musyrik hukumnya bagi

siapapun yang berdoa lewat perantara orang yang telah meninggal

dunia, baik itu setingkat Nabi atau Wali. Tawassul dibenarkan jika

meminta kepada yang masih hidup.

b. Konsepsi qadha dan qadhar

Persis meyakini bahwa persoalan qadha dan qadhar merupakan bagian

dari kemahaesaan Allah. Takdir Allah menjelma dalam rupa hukum-

46 Badri Khaeruman, Persatuan Islam: Sejarah Pembaruan Pemikiran “Kembali kepada Al-Qur’an dan Al-Sunnah”, h. 91.

Page 46: “STRATEGI DAKWAH PERSATUAN ISLAM DALAM KONTEKS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32120/1/FAHMI... · dilakukan pada saat Tasykil sekaligus rapat kerja PC Persis

35

Nya (sunnatullah) atau hukum sebab-akibat yang pasti berlaku

termasuk di dalamnya kebebasan berkehendak dan berbuat bagi

manusia (free will and free act). Namun begitu, mereka tetap meyakini

bahwa pada akhirnya perbuatan manusia itu adalah ciptaan Allah. Oleh

karenanya, manusia wajib mempertanggungjawabkan amal

perbuatannya di sisi Allah.47

c. Konsepsi khurafat dan takhayul

Khurafat adalah suatu ketentuan tentang sebuah cara upacara yang

waktu dan tempatnya tidak diatur oleh akal, tidak menghukumkan

wajib atau sunnat, pelakunya tidak mengharapkan ganjaran, namun

hanya berdasarkan ketakutan akan sesuatu yang ghaib belaka.

Sedangkan takhayul merupakan gambaran dalam pikiran yang

dasarnya berasal dari kebiasaan nenek moyang.48 Persis meyakini

bahwa perbuatan ini merupakan bagian dari syirik kepada Allah dan

telah merusak nilai-nilai ketauhidan yang semata-mata harusnya

ditujukan hanya kepada Allah. Kepercayaan-kepercayaan ini berasal

dari kepercayaan Animisme, yakni kepercayaan kuno bangsa

Indonesia. Di samping itu, Persis juga tidak membenarkan adanya

tradisi-tradisi yang telah diakulturasi kepada agama yang telah

mengakar, di Indonesia khususnya, karena berasal dari agama lain.

d. Lain-lain

47 Badri Khaeruman, Persatuan Islam: Sejarah Pembaruan Pemikiran “Kembali kepada

Al-Qur’an dan Al-Sunnah”, h. 96. 48 Badri Khaeruman, Persatuan Islam: Sejarah Pembaruan Pemikiran “Kembali kepada

Al-Qur’an dan Al-Sunnah”, h. 96.

Page 47: “STRATEGI DAKWAH PERSATUAN ISLAM DALAM KONTEKS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32120/1/FAHMI... · dilakukan pada saat Tasykil sekaligus rapat kerja PC Persis

36

Persis sangat concern dengan dasar ketauhidan yang absolut dan hal-

hal yang membuat seseorang telah melakukan perbuatan syirik.

Sebagaimana dijelaskan A. Hassan dalam Kitab At-Tauhid, yang

menjabarkan hal-hal yang membuat seseorang telah melakukan

perbuatan syirik sebanyak 23 perkara, seperti diantaranya termasuk

takut kepada sesuatu melebihi takut kepada Allah, menerima

keputusan guru-guru, ulama-ulama dalam urusan agama tanpa disertai

dalil dari Qur’an dan Hadis, beribadah tanpa keterangan dari Allah,

menganggap kayu dan kuburan mempunyai berkat, tunduk,

merendahkan diri kepada kuburan, batu, kayu, dan besi yang dianggap

keramat, beribadah semata-mata ingin dipuji, bersumpah dengan nama

selain Allah, menghormat bendera, menganggap sesuatu itu sial,

menganggap semua agama itu baik, dan lain sebagainya.49

2. Pemikiran di Bidang Syariat

a. Konsepsi tentang sumber-sumber syariat

1) Al-Qur’an

Al-Qur’an dan hadis adalah dua sumber hukum Islam yang pokok,

sementara ijma’ dan qiyas pada hakekatnya tidak berdiri sendiri.

2) Hadis

Dalam ranah hadis, Persis memegang teguh ilmu hadis yang

dianggap sebagai dasar dan pijakan dalam menentukan hadis mana

yang bisa digunakan dan hadis mana yang tidak bisa digunakan.

Badri Khaeruman menyimpulkan bahwa:

49 Badri Khaeruman, Persatuan Islam: Sejarah Pembaruan Pemikiran “Kembali kepada

Al-Qur’an dan Al-Sunnah”, h. 99-102.

Page 48: “STRATEGI DAKWAH PERSATUAN ISLAM DALAM KONTEKS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32120/1/FAHMI... · dilakukan pada saat Tasykil sekaligus rapat kerja PC Persis

37

“Hadits, dari segi boleh dipakai dan tidaknya, dibagi tiga macam: 1) Hadits Maqbul, yang boleh diterima, atau dipakai, 2) Hadits Dha’if, lemah, dan 3) Hadits Mawdhu’, palsu. Sedangkan Hadits Maqbul ada tiga macam: 1) Hasan, 2) Shohih, dan 3) Ashhah, lebih shahih. Dalam hadists Ashhah ini termasuk Hadits Mutawattir, yakni hadits yang didengar langsung dari Nabi oleh orang banyak, sehingga betul-betul yakin bahwa hadits itu dari Nabi. Hadits Hasan boleh dijadikan alasan kalau tidak berlawanan dengan al-Qur’an, dengan Hadits Shohih atau Hadits Ashhah. Hadits Shiohih boleh dibuat dalil apabila tidak bertentangan dengan al-Qur’an atau dengan hadits Ashhah. Hadits Ashhah boleh dijadikan dalil jika tidak bertentangan dengan al-Qur’an.”

3) Ijtihad

Ijtihad dalam terminologi Persis, ijtihad bukanlah sumber utama

yang berdiri sendiri, namun merupakan salah satu metode alternatif

yang dapat diterima sebagai sumber ajaran syariat Islam. Beberapa

sumber atau metode untuk berijtihad itu sendiri, antara lain:

a) Ijma’

Ijma’ oleh A. Hassan sebagaimana dikutip di dalam Badri

Khaeruman, adalah suatu itikad tentang agama yang dikatakan

oleh sahabat-sahabat Nabi yang terkenal yang tidak dibantah

oleh sahabat-sahabat yang lain, oleh karena itu tidak

bertentangan dengan Qur’an dan Hadis yang shahih.50

Ijma’ diterima sebagai hukum Islam karena sahabat-sahabat

tersebut dipercaya tidak mungkin bersepakat untuk berdusta

atau menentukan hukum kalau tidak ada landasan yang berasal

dari Nabi meskipun tidak kita ketahui dan tidak sampai kepada

umat Islam di kemudian hari.

50 Badri Khaeruman, Persatuan Islam: Sejarah Pembaruan Pemikiran “Kembali kepada Al-Qur’an dan Al-Sunnah”, h. 111.

Page 49: “STRATEGI DAKWAH PERSATUAN ISLAM DALAM KONTEKS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32120/1/FAHMI... · dilakukan pada saat Tasykil sekaligus rapat kerja PC Persis

38

b) Qiyas

Qiyas merupakan mengambil hukum suatu perkara kepada

perkara yang lain. Dalam terminologi Pesis, qiyas hanya

berlaku bagi masalah sosial atau ibadah yang berkaitan dengan

sosial, namun tidak dibenarkan melakukan qiyas dalam hal

ibadah mahdhah.

Adapun alasan qiyas dibenarkan sebagai cara menentukan

hukum, karena 1) perintah Allah, 2) sesuai dengan Sunnah, 3)

sesuai dengan atsar sahabat, dan 4) masuk akal. Namun Persis

menolak qiyas dalam hal mahdhah karena itu berarti

penambahan baru dalam ibadah dan setiap ibadah yang selain

yang ditentukan Allah dan Rasul-Nya adalah perkara bid’ah.

Sebagaimana Imam Syafi’i menyatakan bahwa

menganalogikan sesuatu dalam ibadah itu tidak bisa diterima,

“Laa Qiyaasa fil-ibaadah”.51

c) Istihsan dan Mashalih

Istihsan diartikan sebagai mengikuti hawa nafsu dan keinginan

subyektif yang hukumnyah haram. Istilah atau analogi membeli

kucing dalam karung mungkin paling tepat untuk

menggambarkan hal ini. Berdasarkan kaidah yang umum, jual

beli yang belum ada kejelasan ada atau tidak ada barangnya

sebenarnya tidak diperbolehkan. Namun, ada satu keterangan

hadis yang membolehkan dilakukannya Al-salamu atau

51 Badri Khaeruman, Persatuan Islam: Sejarah Pembaruan Pemikiran “Kembali kepada

Al-Qur’an dan Al-Sunnah”, h. 112.

Page 50: “STRATEGI DAKWAH PERSATUAN ISLAM DALAM KONTEKS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32120/1/FAHMI... · dilakukan pada saat Tasykil sekaligus rapat kerja PC Persis

39

pembelian timpah (uang dibayarkan lebih dahulu sedang

barangnya belum ada), maka jual beli seperti itu menjadi sah.

Sedangkan Maslahah Mursalah dalam terminologi Persis

diagambarkan sebagai mengambil resiko kecil untuk

menghindari bahaya yang lebih besar atau suatu pengorbanan

untuk mengecilkan bahaya. 52

d) Nasikh Mansukh

Nasikh mansukh adalah menghapuskan atau membatalkan

hukum yang sudah ada karena dianggap ada pertentangan satu

sama lain. Persis menanggapi perbedaan pendapat mengenai

adakah ayat Qur’an yang dimansukh dengan menyatakan

bahwa nasihkh mansukh hanya ada dalam hadis dan tidak ada

satu ayat al-Qur’an pun yang di mansukh.53

e) Tarjih

Tarjih atau menguatkan salah satu dari dua dalil yang sederajat

dengan tambahan yang tidak berdiri sendiri, merupakan salah

satu cara yang seringkali ditempuh ulama-ulama Persis dalam

mengambil sebuah kesimpulan dari suatu dalil.54

f) Ittiba’, Taqlid, dan Talfiq

Ittiba’ adalah menerima fatwa dari seseorang yang

menunjukkan dalilnya dari al-Qur’an, as-Sunnah maupun

52 Badri Khaeruman, Persatuan Islam: Sejarah Pembaruan Pemikiran “Kembali kepada

Al-Qur’an dan Al-Sunnah”, h. 113. 53 Badri Khaeruman, Persatuan Islam: Sejarah Pembaruan Pemikiran “Kembali kepada

Al-Qur’an dan Al-Sunnah”, h. 115. 54 Badri Khaeruman, Persatuan Islam: Sejarah Pembaruan Pemikiran “Kembali kepada

Al-Qur’an dan Al-Sunnah”, h. 116.

Page 51: “STRATEGI DAKWAH PERSATUAN ISLAM DALAM KONTEKS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32120/1/FAHMI... · dilakukan pada saat Tasykil sekaligus rapat kerja PC Persis

40

ijtihad ulama lain. Ittiba’ diperuntukkan bagi orang awam yang

tidak mampu berijtihad sendiri. lawan dari Ittiba’ adalah taqlid,

yang berarti meniru, menerima dan mengikuti suatu hukum

yang disampaikan seseorang tanpa alasan yang jelas dari

Qur’an ataupun Sunnah. A. Hassan berpandangan bahwa

bermadzhab sama sama maknanya dengan bertaqlid. Hal itu

dilarang oleh Allah, Rasul-Nya, sahabat, bahkan oleh imam-

imam yang ditaqlidi.55

Sedangkan talfiq yang mengandung penegertian bertaqlid

kepada beberapa madzhab di dalam satu urusan, ditentang oleh

Persis. Persis sendiri tidak mengikatkan diri dalam satu imam

madzhab dan memilih pendapat mana saja asal sesuai dengan

Qur’an dan Sunnah menurut pemahaman ulama Persis.56

b. Konsepsi tentang bid’ah

Dalam terminologi Persis, bid’ah dianggap sebagai sesuatu yang

merusak kemurnian syariat Islam.57 Dalam praktiknya, ketentuan-

ketentuan ibadah (mahdhah) yang ditetapkan dalam syariat merupakan

hak mutlak Allah. Baik penetapan itu berkaitan dengan bilangan

ibadah, waktu ibadah, maupun ketetapan lain, semuanya harus

berlandaskan sumber syariat Islam yaitu Qur’an dan Sunnah, selain itu

maka dianggap sebagai perilaku bid’ah.

55 Badri Khaeruman, Persatuan Islam: Sejarah Pembaruan Pemikiran “Kembali kepada

Al-Qur’an dan Al-Sunnah”, h. 117. 56 Badri Khaeruman, Persatuan Islam: Sejarah Pembaruan Pemikiran “Kembali kepada

Al-Qur’an dan Al-Sunnah”, h. 118. 57 Badri Khaeruman, Persatuan Islam: Sejarah Pembaruan Pemikiran “Kembali kepada

Al-Qur’an dan Al-Sunnah”, h. 122.

Page 52: “STRATEGI DAKWAH PERSATUAN ISLAM DALAM KONTEKS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32120/1/FAHMI... · dilakukan pada saat Tasykil sekaligus rapat kerja PC Persis

41

Adapun bid’ah dalam masalah sosial, Moenawar Cholil, salah seorang

ulama yang lama tergabung dalam Dewan Hisbah Persis, berkata

bahwa ada dua alternatif penetapan. Pertama, jika hal tersebut

berkaitan dengan adat dan terbukti di dalamnya terdapat ruh ibadah,

maka perbuatan tersebut tergolong kepada bid’ah. Jika adat tersebut

tidak ada kaitannya dengan syariat sama sekali maka perbuatan bid’ah

tersebut tidak dianggap keji.58

c. Konsepsi tentang furu’ dan khilafiyah

Pada perkembangannya, Persis justru mendapati dirinya dikritik keras

karena dianggap hanya mempersoalkan masalah-masalah kecil seputar

ushalli, membaca qunut dalam sholat shubuh, membaca surat Yasin

dan tahlil di malam kematian seseorang, Mawludan, dan Nisfu

Sya’ban. Namun Persis tidak menganggap hal-hal ini sebagai hal yang

sepele, namun justru menganggapnya sangat penting. Karena persoalan

iabadah tersebut dianggap sebagai urusan Tuhan dan manusia hanya

sebagai pengamalnya dan tidak berhak sama sekali untuk menambah

ataupun mengurangi sesuatu pun. Jamaah Persis beranggapan bahwa

ini menyangkut diterima tidaknya ibadah yang dilakukan manusia dan

ke neraka atau tidaknya karena mengerjakan perbuatan tersebut.59

Pertentangan yang terjadi di tubuh umait Islam seputar bermadzhab

dipandang jamaah Persis sebagai hal yang seharusnya hanya dijadikan

bahan pertimbangan, ditinjau ulang dan dikembalikan pada dasar

58 Badri Khaeruman, Persatuan Islam: Sejarah Pembaruan Pemikiran “Kembali kepada

Al-Qur’an dan Al-Sunnah”, h. 123. 59 Badri Khaeruman, Persatuan Islam: Sejarah Pembaruan Pemikiran “Kembali kepada

Al-Qur’an dan Al-Sunnah”, h. 125.

Page 53: “STRATEGI DAKWAH PERSATUAN ISLAM DALAM KONTEKS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32120/1/FAHMI... · dilakukan pada saat Tasykil sekaligus rapat kerja PC Persis

42

hukum asal yaitu Qur’an dan Sunnah. Karena sifat ijtihadi yang

terdapat dalam keempat pandangan imam-imam tersebut mengandung

makna benar dan salah. Apalagi, jika ikhtilaf tersebut malah

mendatangkan rasa dengki antara pengikut imam-imam tersebut.

Padahal imam-imam tersebut sudah mengimbau jika pendapat mereka

bertentangan dengan Qur’an dan Sunnah maka tidak perlu diikuti.60

Di sisi lain, kaum muda Persis justru mengajak kaum tua Persis

untuk merekonstruksi pemikiran pembaruan (fikratut tajdid)

keberagamaan Persis di atas yang menurut mereka tidak lagi

mencerminkan substansi pembaruan yang benar-benar dibutuhkan pada

saat ini.

Endang Sirojudin Hafiz mengungkapkan bahwa kunci tajdid dien

adalah mengerti dan paham atau yang dalam terminologi Islam disebut

fiqh. Fiqih (pengertian atau pemahaman) di sini sesuai dengan apa yang

ditunjukkan al-Qur’an dan Sunnah, yaitu Fiqh tentang jagat raya (fiqh

kaun) dan Fiqh tentang agama (fiqh dien). Fiqh kaun ialah memahami

ciptaan Allah, sedangkan fiqhuddien bermakna memahami syariat-Nya.

Perkembangan ilmu-ilmu Islam saat ini dinilai mandek karena

kurang apresiatif terhadap fiqh kaum dan fokus penekanannya lebih

kepada aspek ritual atau fiqh dien. Akibatnya etos untuk menguasai ilmu

pengetahuan menurun dan yang terjadi adalah justru kita malah sibuk

mencari hukumnya.

60 Badri Khaeruman, Persatuan Islam: Sejarah Pembaruan Pemikiran “Kembali kepada

Al-Qur’an dan Al-Sunnah”, h. 127.

Page 54: “STRATEGI DAKWAH PERSATUAN ISLAM DALAM KONTEKS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32120/1/FAHMI... · dilakukan pada saat Tasykil sekaligus rapat kerja PC Persis

43

Menganggap bahwa segala sesuatunya harus berlandaskan ibadah

tentu sangat baik, namun harus diikuti dengan gerak ke samping dan

mengembangkan ilmu-ilmu Islam untuk kepentingan kemanusiaan,

membangun konsesnsus dan menjadi solusi bagi pemecahan sosial

kemasyarakatan. Atas dasar itu, kaum muda Persis menantang kaum tua

untuk berani mengubah tafsir lama, fiqh lama, teologi lama, dan semua

unsur Islam yang telah membeku. Bukan dengan maksud mengubah Islam,

tapi mengubah konstruksi pemahaman lama tentang Islam.61

Inilah tajdid yang diutarakan oleh banyak pemikir-pemikir

pembaruan keagamaan saat ini termasuk kaum muda Persis. Konsekuensi

dari dibukanya pintu ijtihad sampai waktu yang tidak ditentukan adalah

banyaknya ruang untuk berinovasi dan menghidarkan masyarakat muslim

dari pemiskinan nuansa pemikiran secara luas.

Allah berulang kali menyebutkan kata ilmu dan hikmah di dalam

al-Qur’an sebagai dua kata kunci yang membuat kitab ini disebut kitab

kebijaksanaan (Al-Qur’aanu Al-Hakim). Ilmu dan hikmah di didapatkan

dari instrumentalitas aql (akal) dan fikr (pemikiran), sehingga

menghasilkan ilmu yang bila dihayati secara lebih mendalam akan

mengasilkan hikmah. Dengan demikian muncul suatu hubungan linear:

akal (aql)-pemikiran (fikr)-ilmu-hikmah.62

Untuk menggapai tujuan hidup yang lebih tinggi yang

berorientasikan tujuan, baik kemajuan material maupun kemajuan

61 Endang Sirodjudin Hafid, Tiar Anwar Bachtiar, Dudung Abdul Rahman, Pepen Irpan

Fauzan, Pergulatan Pemikiran Kaum Muda Persis. (Bandung: Granada, 2005), h. 20. 62 Endang Sirodjudin Hafid, Tiar Anwar Bachtiar, Dudung Abdul Rahman, Pepen Irpan

Fauzan, Pergulatan Pemikiran Kaum Muda Persis. (Bandung: Granada, 2005), h. 24.

Page 55: “STRATEGI DAKWAH PERSATUAN ISLAM DALAM KONTEKS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32120/1/FAHMI... · dilakukan pada saat Tasykil sekaligus rapat kerja PC Persis

44

spiritual, manusia harus menjelajahi luasnya lautan ilmu pengetahuan yang

kompleks. Dengan demikian, garis besar agenda kkaum muda Persis

adalah sebagai berikut.

1. Memberantas bid’ah dalam artian sesuatu yang sebenarnya bukan

agama tetapi dianggap agama.

2. Mempertegas mana yang benar-benar perkara agama dan mana yang

aspek kultural dari agama.

3. Melanjutkan dan mengembangkan estafeta sejarah ilmu pengetahuan

agar lebih maju.

4. Mempertegas inti agama Islam, yaitu Tauhid. Lalu memandang alam

raya (ayat kauniyyah) sebagai objek yang terbuka, harus dibaca an

benar-benar bisa dijalankan.

5. Memahami bahwa Allah itu Maha mutlak, tidak mungkin hakikat-Nya

dipahami oleh manusia yang nisbi. Manusia tidak boleh memutlakkan

sesuatu selain Allah. Memutlakkan sesuatu selain Allah adalah sama

dengan menganggap sesuatu itu setara dengan Allah, dan itu musyrik.

Intinya adalah manusia tidak berhak mengklaim suatu perbuatan

benar-benar salah dan benar-benar benar, serta menganggap dirinya

dan kaumnya yang paling benar.

6. Allah adalah asal dan tujuan hidup manusia. Oleh karena itu, seorang

Muslim harus terus bergerak mendekati Allah, dinamis dan tidak

mengenal perhentian.

Page 56: “STRATEGI DAKWAH PERSATUAN ISLAM DALAM KONTEKS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32120/1/FAHMI... · dilakukan pada saat Tasykil sekaligus rapat kerja PC Persis

45

7. Semua kegiatan manusia dalam berbudi-aya haruslah berasaskan

semangat kesadaran akan kehadiran Tuhan dalam hidup dan keinginan

mencapai perkenan-Nya.

8. Menggalakan ijtihad sebagai suatu kemestian. Ijtihad merupakan

suatu usaha terus menerus, meninggalkan ijtihad berarti menganggap

persoalan sudah selesai dan kita semua sudah sampai. Itu berarti

klaim, padahal manusia adalah makhluk yang nisbi.

9. Manusia adalah makhluk yang mungkin salah. Manusia harus

menyadari bahwa ilmu tidak mempunyai batas, sebab batas ilmu ialah

ilmu Allah. Namun begitu, manusia harus terus berkreasi dan

berinovasi untuk menembus dari batas ilmu yang telah dikembangkan,

tidak takut salah meski harus tetap penuh kesadaran dan kenisbian,

dan yakin bahwa dalam berijtihad tidak ada yang benar-benar salah.

Jika benar akan mendapat dua pahala, dan salah mendapat satu pahala.

10. Mengembangkan ide-ide keterbukaan dan senantiasa bersedia

mendengar pendapat orang lain dengan hati terbuka.

11. Mempertegas prinsip kenisbian ke dalam (relativisme internal),

menanamkan sikap toleransi dan sikap menahan diri dari

merendahkan orang seiman dalam rangka menegakkan persaudaraan

berdasarkan iman.

12. Kita tidak mungkin mengetahui kebenaran yang mutlak, namun begitu

kita harus menangkap kebenaran yang ada dalam diri kita sebagai

kebenaran wujudi atau eksistensial. Wujud spesifik kebenaran yang

nisbi itu sendirinya tidak boleh dihayati sebagai kebenaran akhir, oleh

Page 57: “STRATEGI DAKWAH PERSATUAN ISLAM DALAM KONTEKS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32120/1/FAHMI... · dilakukan pada saat Tasykil sekaligus rapat kerja PC Persis

46

karena itu dituntut terus menerus untuk bersungguh-sungguh

menemukan berbagai jalan menuju kepada-Nya.63

63 Endang Sirodjudin Hafid, Tiar Anwar Bachtiar, Dudung Abdul Rahman, Pepen Irpan

Fauzan, Pergulatan Pemikiran Kaum Muda Persis. (Bandung: Granada, 2005), h. 28-31.

Page 58: “STRATEGI DAKWAH PERSATUAN ISLAM DALAM KONTEKS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32120/1/FAHMI... · dilakukan pada saat Tasykil sekaligus rapat kerja PC Persis

47

BAB III

PROFIL PIMPINAN CABANG PERSIS PURWAKARTA

A. Sejarah Masuknya Persis di Purwakarta

Persatuan Islam (Persis) pertama kali masuk ke Purwakarta sekitar

tahun 1955.Ketika itu Persis di Purwakarta masih berstatus Pimpinan

Jamiyah Purwakarta yang belum memiliki cabang tersendiri namun aktif

mengikuti pengajian-pengajian yang secara rutin diadakan.Biasanya,

kegiatan-kegiatan PJ Persis Purwakarta tersebut aktif dan berkembang di

daerah Pasar Jumat Purwakarta.

Tokoh yang mempelopori dakwah Persis di Purwakarta adalah

Ust.Ama Winanta Dirja. Beliau merupakan sosok sentral yang

mengemban dakwah Persis dan mengembangkannya di Purwakarta,

khususnya daerah Pasar Jumat. Respon yang diberikan oleh masyarakat

terhadap kegiatan dakwah Persis di Purwakarta sangatlah Positif. Sehingga

terkadang, anggota-anggota Persis dari Pimpinan Pusat sendiri yang

mengisi kegiatan dakwah Persis di Purwakarta, semisal Ust. Isa Ansori

atau Ust. E. Abdurrahman.

Melihat kondisi jamaah yang kian lama kian bertambah, serta

kondisi Purwakarta yang membutuhkan pengembangan dakwah serta

mengingat perlu diadakannya proses kaderisasi sebagai wujud berjalannya

sebuah organisasi, maka PJ Persis Purwakarta membentuk Pimpinan

Cabang Purwakarta. PC Persis Purwakarta secara resmi terbentuk pada

Page 59: “STRATEGI DAKWAH PERSATUAN ISLAM DALAM KONTEKS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32120/1/FAHMI... · dilakukan pada saat Tasykil sekaligus rapat kerja PC Persis

48

tahun 1963.Diresmikan oleh Ust. Prof. Rusydad Nurdin, sebagai Wakil

Ketua I Pimpinan Pusat Persatuan Islam.1

Pimpinan Cabang Persatuan Islam Purwakarta (PC Persis

Purwakarta) merupakan salah satu wadah dakwah Persatuan Islam yang

berada pada tataran otonom tingkat Kecamatan yang bermukim di

Purwakarta. Meskipun pada dasarnya mengemban visi, misi, serta tujuan

dakwah yang sama dengan Pimpinan Pusat-nya, yaitu mengembalikan

Islam kepada ajaran al-Qur’an dan as-Sunnah, PC Persis Purwakarta

memiliki problematika tersendiri dalam menyampaikan dakwah

pembaruan di Purwakarta. Saat ini, Purwakarta berubah menjadi Kota

yang sarat akan budaya, dimana Pendidikan, Pembangunan infrastruktur,

tradisi serta kegiatan-kegiatan yang berlangsung di tanah Purwakarta

diakulturasi sedemikian rupa.

Pimpinan Cabang Persatuan Islam Purwakarta bertempat di Jl. RE

Martadinata No. 29 Purwakarta. Lingkup kegiatan dan kewenangan

Pimpinan Cabang Purwakarta bersifat teknis operasional dan pembinaan

langsung dalam skala Kecamatan. Pada saat ini, Pimpinan Cabang

Persatuan Islam Purwakarta memimpin tujuh Pimpinan Jam’iyyah dalam

Kecamatan Purwakarta. Ketujuh Pimpinan Jam’iyyah tersebut terdiri dari:

1. Pimpinan Jam’iyyah Al-Amin

2. Pimpinan Jam’iyyah Al-Anshori

3. Pimpinan Jam’iyyah Al-Manaar

1 Wawancara pribadi dengan Ketua Bidgar Bimhajum PC Persis Purwakarta, H. Yusuf

Yudamargana pada 20 Nopember 2014.

Page 60: “STRATEGI DAKWAH PERSATUAN ISLAM DALAM KONTEKS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32120/1/FAHMI... · dilakukan pada saat Tasykil sekaligus rapat kerja PC Persis

49

4. Pimpinan Jam’iyyah Ar-Royaan

5. Pimpinan Jam’iyyah Ar-Risalah

6. Pimpinan Jam’iyyah At-Taqwa

7. Pimpinan Jam’iyyah Nurul Iman

Persatuan Islam menentukan sifatnya sebagai organisasi

pendidikan, tabligh, dan kemasyarakatan yang berladaskan al-Quran dan

as-Sunnah. Begitupun PC Persis Purwakarta yang ditunjang oleh sarana

dakwah seperti di bidang Pendidikan mulai dari RA Al-Anshori, MD Al-

Manar, SDIT Al-Manar, MTs Al-Manar, dan MA Al-Manar. Sarana

Pendidikan ini sangat penting untuk menanamkan nilai-nilai dasar,

ideologi, serta kerangka berpikir dari dakwah pembaruan PC Persis

Purwakarta yang menekankan aspek aqidah, syariah, dan akhlak

berlandaskan Qur’an-Sunnah. Sarana dakwah lainnya didukung dengan

keberadaan tujuh Masjid yang dikelola oleh Jam’iyyah Persatuan Islam

yang berada di Purwakarta, diantaranya; Masjid Al-Amin, Masjid Al-

Anshori, Masjid Al-Manar, Masjid Al-Furqon, Masjid Ar-Royan, Masjid

At-Taqwa, dan Masjid Nurul Iman. Beragam kegiatan dakwah dan sosial

kemasyarakatan diselenggarakan, seperti pengajian harian, bulanan,

tahunan, Khutbah Jum’at, ‘Ied, Gerhana, diskusi, kajian, penerimaan dan

penyaluran zakat maal, zakat fitrah, maupun kurban ternak Idul Adha, dan

lain-lain baik yang diselenggarakan oleh Pimpinan Cabang maupun

otonom di bawahnya seperti Persistri (Persatuan Islam Istri), maupun

Pemuda.

Page 61: “STRATEGI DAKWAH PERSATUAN ISLAM DALAM KONTEKS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32120/1/FAHMI... · dilakukan pada saat Tasykil sekaligus rapat kerja PC Persis

50

B. Visi-Misi PC Persis Purwakarta

Visi dan misi dari Pimpinan Cabang Persatuan Islam, sebagaimana

tingkatan otonom lainnya, yaitu:2

1. Visi: Terwujudnya al-jama’ah sesuai tuntutan Al-Qur’an dan As-

Sunnah.

2. Misi: (1) mengembalikan umat kepada Al-Qur’an dan As-Sunnah, (2)

menghidupkan ruh al-jihad, ijtihad, dan tajdid, (3) mewujudkan

mujahid, mujtahid, dan Muwahid, (4) meningkatkan kesejahteraan

umat.

C. Tujuan PC Persis Purwakarta

Pada dasarnya, tujuan dari Persis Cabang Purwakarta sama dengan

Persis Pusat. Karena Pimpinan Pusat Persatuan Islam merupakan akar dari

ideologi organisasi di bawahnya, seperti Pimpinan Wilayah, Pimpinan

Daerah, Pimpinan Cabang, dan Pimpinan Jam’iyyah.

Adapun tujuan yang menjadi cita-cita Persatuan Islam adalah:3

1. Mengamalkan segala ajaran Islam dalam setiap segi kehidupan

anggotanya dalam masyarakat.

2. Menempatkan kaum muslimin pada ajaran aqidah dan syariah

berdasarkan al-Quran dan as-Sunnah.

Untuk mencapainya, maka organisasi ini dijalankan dalam bentuk

berjamaah, berimamah, dan berimaroh seperti yang dicontohkan

Rasulullah SAW.Jam’iyyah ini bersifat harakah tajdid dalam pemikiran

2 Qanun Asasi-Qanun Dakhili, Penjelasan Qanun Asasi-Qanun Dakhili Pedoman Kerja

Program Jihad 2005-2010 Persatuan Islam (Bandung: PERSIS PRESS, 2005), h. 25. 3 Wawancara pribadi dengan Ketua Bidgar Dakwah Pimpinan Cabang Persatuan Islam

Purwakarta, Ust.AS. Syamsuri, S. Ag, pada 13 Desember 2014

Page 62: “STRATEGI DAKWAH PERSATUAN ISLAM DALAM KONTEKS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32120/1/FAHMI... · dilakukan pada saat Tasykil sekaligus rapat kerja PC Persis

51

keislaman dan penerapannya. Agar organisasi tetap terarah dalam

mengemban misi perjuangannya maka Persatuan Islam menentukan

sifatnya sebagai organisasi pendidikan, tabligh, dan kemasyarakatan yang

berdasarkan al-Quran dan as-Sunnah.4

Selanjutnya, untuk mencapai tujuan yang dicita-citakan itu,

Persatuan Islam menyusun rencana kegiatan yang dibagi kepada Rencana

Jihad Khusus dan Rencana Jihad Umum.

1. Rencana Jihad Khusus

a. Mendidik dan membina para anggota untuk menjadi hamba Allah

yang mengamalkan syariat Islam dengan semestinya, penuh

tanggung jawab, menjadi uswatun hasanah bagi keluarga dan

masyarakat sekelilingnya baik dalam aqidah, ibadah, dan

muamalah.

b. Membentuk para anggota menjadi ashhaabun (para sahabat) dan

hawaariyyuun (para pembela) Islam yang mampu bertindak selaku

muballigh dan muballighaat dengan jalan memperdalam

pengertian dan memperkaya ilmu-ilmu yang berkenaan dengan

hukum-hukum syara’ dan ajaran-ajaran Islam.

c. Mendidik dan membina para anggota agar mengadakan,

memilihara, dan memakmurkan masjid dan mushala, memelihara

wakaf dan melancarkan zakat, dengan jalan memimipin

peribadatan baik badaniah atau amaliahIslam berdasarkan Al-

4 Tafsir Qanun Asasi Persatuan Islam (1984), h. 17-21.

Page 63: “STRATEGI DAKWAH PERSATUAN ISLAM DALAM KONTEKS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32120/1/FAHMI... · dilakukan pada saat Tasykil sekaligus rapat kerja PC Persis

52

Quran dan Sunnah yang sebenarnya, untuk membuktikan

kehidupan ruh al-iman dan takwa.

d. Mendidik dan membina para anggota agar mendirikan lembaga-

lembaga pendidikan untuk menanam dan mengokohkan pengertian

aqidah, ibadah, dan akhlak Islam.

e. Membina para anggota agar mengadakan dan memperkaya

kepustakaan Islam dengan jalan mengadakan penerbitan-

penerbitan keagamaan untuk memperluas tersebarnya paham dan

keyakinan wajibnya kembali kepada al-Qur;an dan as-Sunnah.

f. Mendidik dan membina para anggota agar mengadakan kegiatan-

kegiatan kemasyarakatan lainnya yang sejalan dengan tujuan

organisasi dan tidak menyimpang dari ajaran al-Qur’an dan al-

Sunnah.

2. Rencana Jihad Umum

a. Mengadakan kegiatan-kegiatan dakwah secara lisan, tulisan dan

amal perbuatan dalam masyarakat yang sejalan dengan al-Qur’an

dan as-Sunnah.

b. Melakukan amar ma’ruf dan nahiy munkar dalam segala ruang dan

waktu, membela dan menyelamatkan umat Islam dari gangguan

lawan-lawan Islam dengan cara hak dan ma’ruf yang sesuai dengan

ajaran al-Qur’an dan as-Sunnah.

c. Menghidupkan dan memelihara ruh al-jihad (jiwa perjuangan) dan

ijtihad dalam kalangan para anggita khususnya dan umat Islam

umumnya.

Page 64: “STRATEGI DAKWAH PERSATUAN ISLAM DALAM KONTEKS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32120/1/FAHMI... · dilakukan pada saat Tasykil sekaligus rapat kerja PC Persis

53

d. Membasmi munkarat, bid’ah, khurafat, takhayul, taqlid dan syirk

dalam lingkungan anggota khususnya dan umat Islam umumnya.

e. Memberikan jawaban dan perlawanan terhadap tantangan aliran

yang mengancam hidup keislaman demi tegak dan kokohnya

agama Allah.

f. Mengadakan dan memelihara hubungan yang baik dengan segenap

organisasi Islam di Indonesia dan seluruh dunia untuk menuju

terwujudnya bun-yaan al-Islaam (bangunan Islam) yang kokoh. 5

D. Susunan Kepengurusan PC Persis Purwakarta

Pimpinan Cabang Persatuan Islam merupakan organisasi

masyarakat yang berada di bawah naungan Pimpinan Pusat, Pimpinan

Wilayah, dan Pimpinan Daerah Persatuan Islam.Jalannya roda organisasi

sangat bergantung pada peran aktif anggotanya agar organisasi dapat

berjalan sesuai dengan visi dan misinya.Pimpinan Cabang Persatuan Islam

Purwakarta saat ini memasuki babak baru dengan kepengurusan yang

terbilang baru pada masa jihad 2014-2018. Berikut adalah susunan

kepengurusan Pimpinan Cabang Persatuan Islam Purwakarta masa jihad

2014-2018:

5 Badri Khaeruman, Persatuan Islam: Sejarah Pembaruan Pemikiran “Kembali kepada

Al-Qur’an dan Al-Sunnah” (Bandung: FAPPI dan Iris Press, 2010), cet. Ke-1, h. 50-51.

Page 65: “STRATEGI DAKWAH PERSATUAN ISLAM DALAM KONTEKS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32120/1/FAHMI... · dilakukan pada saat Tasykil sekaligus rapat kerja PC Persis

54

SUSUNAN PENGURUS

PIMPINAN CABANG PERSATUAN ISLAM PURWAKARTA

MASA JIHAD 2014-2018 M

Penasihat : H. Ubad

Drs. Tatang Abdurahman

M Hisyam

Ketua : Endang Wahyana, BA

Wakil Ketua : Asep Gunawan, M. Ag

Sekretaris : Hadi Saepul Rizal S. Sos. I

Bendahara : H. Mumu Muhammad

Ketua Bidgar Binbang SDM & O : Haris Mardiana

Ketua Bidgar Pendidikan : Haris Fatwa, M. Pd

Ketua Bidgar Dakwah : AS Syamsuri, S. Ag

Ketua Bidgar Bimhajum : H. U Yususf Yudamargana

Ketua Bidgar Perwakafan : Adam Syafril, SM, HK

Ketua Bidgar Perzakatan : H Usman

Ketua Bidgar Bangsosek : Annas

Page 66: “STRATEGI DAKWAH PERSATUAN ISLAM DALAM KONTEKS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32120/1/FAHMI... · dilakukan pada saat Tasykil sekaligus rapat kerja PC Persis

55

E. Tugas dan Wewenang

1. Ketua

a. Secara umum memimpin dan mengarahkan seluruh anggota

Pimpinan Cabang dalam melaksanakan jihad jam’iyyah di

Cabangnya.

b. Mewakili kepentingan jam’iyyah, ke dalam dan ke luar sesuai

dengan daerah kerjanya.

c. Menjalin hubungan baik dengan pamong, pemuka masyarakat, dan

organisasi-organisasi lain setempat (tingkat Kecamatan) dalam

rangka jihad Jam’iyyah.

d. Menangani masalah dan keanggotaan jam’iyyah.

2. Wakil Ketua

a. Mewakili Ketua apabila Ketua berhalangan dan tidak dapat

melaksanakan tugasnya mewakili kepentingan jam’iyyah.

b. Memimpin, mengarahkan, dan mengawasi pelaksanaan jihad

semua bidang garapan, termasuk mengkoordinasikan para Ketua

Bidgarnya.

c. Memimpin, mengarahkan, dan mengawasi pelaksanaan kegiatan di

jamaah-jamaah.

d. Mengkoordinasikan tugas Sekretaris dan Bendahara.

3. Sekretaris

a. Mengelola kesekretariatan jam’iyyah

b. Mengelola data dan informasi jam’iyyah, termasuk menangani

penyiaran dan publikasinya.

Page 67: “STRATEGI DAKWAH PERSATUAN ISLAM DALAM KONTEKS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32120/1/FAHMI... · dilakukan pada saat Tasykil sekaligus rapat kerja PC Persis

56

c. Mendampingi Ketua dalam pembinaan hubungan, terutama dengan

pihak luar.

4. Bendahara

a. Mengelola harta dan kekayaan jam’iyyah, termasuk waqaf yang

diamanahkan kepada jam’iyyah.

b. Menyelenggarakan segala bentuk penerimaan dan pengeluaran

keuangan jam’iyyah dengan tanda bukti yang sah, termasuk

pelaporannya secara periodic. Semua pengeluaran harus

sepengetahuan Ketua.

c. Menyusun anggaran pendapatan dan belanja Pimpinan Cabang.

d. Menggalakan dan mengoptimalkan penggalian sumber-sumber

dana untuk membiayai kegiatan Cabang.

5. Ketua Bidgar Pendidikan

a. Bertanggung jawab atas pengelolaan pesantren/lembaga-lembaga

pendidikan Persatuan Islam di Cabang sesuai dengan pedoman

jam’iyyah.

b. Menyerap dan menginventarisasikan permasalahan yang timbul

dalam penyelenggaraan pesantren/lembaga-lembaga pendidikan

Persatuan Islam di Cabang.

c. Mengusulkan pengangkatan pimpinan pesantren, mudir, dan guru-

guru untuk bertugas di pesantren/lembaga-lembaga pendidikan

Persatuan Islam di Cabang kepada Pimpinan Cabang.

Page 68: “STRATEGI DAKWAH PERSATUAN ISLAM DALAM KONTEKS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32120/1/FAHMI... · dilakukan pada saat Tasykil sekaligus rapat kerja PC Persis

57

6. Ketua Bidgar Dakwah

a. Mengkoordinasikan para muballigh/khotib untuk mengisi

pengajian-pengajian, shalat Jum’at dan/atau Ied di daerah kerja

Cabang.

b. Menyelenggarakan pengajian-pengajian untuk pendalaman,

pemahaman dan pengamalan al-Qur’an dan as-Sunnah bagi

anggota atau calon anggota.

c. Menyelenggarakan tamhiedul muballighientingkat pemula bagi

calon-calon muballigh atau khatib di daerah kerja Cabang.

d. Melayani permintaan pengisian khotib dan/atau tabligh untuk

masjid-masjid yang tidak dikelola oleh jam’iyyah atau dari

lembaga masyarakat lainnya di daerah kerja Cabang.

e. Mengusulkan pengangkatan Qoyyimul Masjid dan Imam Rawatib

masjid milik Jam’iyyah kepada Ketua Pimpinan Cabang.

f. Menyelenggarakan pelatihan dan penataran keapda anggota

dan/atau calon anggota tentang kaifiyyah pengurusan jenazah.

7. Ketua Bidgar Bimhajum

a. Membantu memberikan penyuluhan kepada calon jamaah haji dan

umrah yang ingin mendapat bimbingan dari Persatuan Islam.

b. Membantu mengkoordinasikan calon jamah haji dan umrah dan

meneruskannya kepada Kantor Pusat/Perwakilan Lembaga

Pelayanan dan Bimbingan Ibadah Haji Persatuan Islam (Lembaga

Haji Persis)

Page 69: “STRATEGI DAKWAH PERSATUAN ISLAM DALAM KONTEKS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32120/1/FAHMI... · dilakukan pada saat Tasykil sekaligus rapat kerja PC Persis

58

8. Ketua Bidgar Perwakafan

a. Membantu Ketua Umum dan BendaharaUmum melaksanakan

tugas-tugas jam’iyyah ke dalam atau ke luar sesuai dengan

keputusan Muktamar dan/atau ketentuan-ketentuan lain dalam

masalah perwakafan.

b. Memimpin Bidang Garapan Perwakafan dan pelaksanaan segala

keputusan yang berkaitan dengan bidang garapan perwakafan.

c. Menginventarisasikan semua wakaf yang diterima oleh Jam’iyyah.

9. Ketua Bidgar Perzakatan

a. Mendata anggota, jamaah dan ummat yang dipandang berpotensi

sebagai wajib zakat.

b. Mendata anggota, jamaah, dan ummat yang dipandang berhak

menerima zakat serta (bersama Bidgar Binbang SDM & O)

mengarahkan mustahiq zakat agar menggunakannya secara optimal

untuk meningkatkan kehidupan mereka.

c. Berfungsi sebagai jami’ zakat di Cabangnya.6

F. Pedoman Penyelenggaraan Dakwah PC Persatuan Islam Purwakarta

1. Ketentuan Umum

a. Dakwah adalah mengajak, menyeru, membina dan mendorong

manusia agar berbuat baik, mengikuti pentunjuk, menyuruh

mereka berbuat ma’ruf dan melarang mereka berbuat munkar

sesuai tuntunan al-Qur’an dan as-Sunnah serta iltizam dalam al-

Jama’ah.

6 Qanun Asasi-Qanun Dakhili Persatuan Islam

Page 70: “STRATEGI DAKWAH PERSATUAN ISLAM DALAM KONTEKS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32120/1/FAHMI... · dilakukan pada saat Tasykil sekaligus rapat kerja PC Persis

59

b. Da’i adalah para pelaksana dakwah dalam menyeru kepada dan

memasyarakatkan al-Qur’an dan as-Sunnah.

c. Mad’u adalah seluruh umat manusia sebagai objek dakwah.

d. Media dakwah adalah segala sarana dan prasarana yang digunakan

untuk kegiatan dakwah.

e. Peta dakwah adalah gambaran da’i dan masyarakat objek dakwah

yang meliputi pendidikan sosial, budaya, ekonomi, politik, potensi,

dan kondisi daerah itu serta segala problema yang ada di dalamnya.

f. Bidang Garapan dakwah, disingkat Bidgar Dakwah, adalah

perangkat struktural dan operasional Bidang Tarbiyah sebagai

pengelola kebijakan dakwah.

g. Qoyyimul Masjid Persatuan Islam adalah lembaga non struktural

Jam’iyyah yang bertugas mengelola dan memakmurkan masjid.

h. Imam Rawatib adalah seorang anggota Persis yang memenuhi

persyaratan untuk diangkat menjadi imam shalat di masjid wakaf

Jam’iyyah.

2. Tujuan Dakwah

a. Tercapainya peningkatan wawasan, pemahaman, dan keyakinan

para anggota dan umat Islam pada umumnya terhadap ajaran Islam

secara kaaffah sesuai tuntunan al-Qur’an dan as-Sunnah.

b. Terbinanya para anggota Persis dalam menjalankan aqidah, ibadah,

dan muamalah sesuai tuntunan al-Qur’an dan as-Sunnah.

Page 71: “STRATEGI DAKWAH PERSATUAN ISLAM DALAM KONTEKS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32120/1/FAHMI... · dilakukan pada saat Tasykil sekaligus rapat kerja PC Persis

60

3. Tugas dan Wewenang Bidgar Dakwah

a. Mengkoordinasikan para muballigh/khotib untuk mengisi

pengajian-pengajian, shalat Jum’at dan/atau Ied di daerah kerja

Cabang.

b. Menyelenggarakan pengajian-pengajian untuk pendalaman,

pemahaman dan pengamalan al-Qur’an dan as-Sunnah bagi

anggota atau calon anggota.

c. Menyelenggarakan tamhiedul muballighientingkat pemula bagi

calon-calon muballigh atau khatib di daerah kerja Cabang.

d. Melayani permintaan pengisian khotib dan/atau tabligh untuk

masjid-masjid yang tidak dikelola oleh jam’iyyah atau dari

lembaga masyarakat lainnya di daerah kerja Cabang.

e. Mengusulkan pengangkatan Qoyyimul Masjid dan Imam Rawatib

masjid milik Jam’iyyah kepada Ketua Pimpinan Cabang.

f. Menyelenggarakan pelatihan dan penataran keapda anggota

dan/atau calon anggota tentang kaifiyyah pengurusan jenazah.

4. Da’i dan Objek Dakwah

a. Kriteria da’i Persatuan Islam:

1) Da’i Persatuan Islam adalah anggota Persatuan Islam dan

Bagian Otonomnya.

2) Kriteria da’i Persatuan Islam ditetapkan oleh Bidgar Dakwah

Pimpinan Pusat Persatuan Islam.

b. Hak dan Kewajiban da’i Persatuan Islam:

Page 72: “STRATEGI DAKWAH PERSATUAN ISLAM DALAM KONTEKS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32120/1/FAHMI... · dilakukan pada saat Tasykil sekaligus rapat kerja PC Persis

61

1) Da’i Persatuan Islam berhak:

a) Memperoleh bimbingan, arahan, nasihat, dan teguran demi

tercapainya kesempurnaan pelaksanaan dakwah.

b) Mendapat perlindungan keamanan, keselamatan dari

Jam’iyyah dan kelancaran dakam pelaksanaan dakwah.

c) Menyampaikan saran, usul, dan pendapatnya demi

kemajuan dan keutuhan dakwah.

2) Da’i Persatuan Islam berkewajiban:

a) Menyampaikan al-haq (kebenaran) dalam situasi dan

kondisi apapun.

b) Mengutamakan tugas dan kepentingan Jam’iyyah di atas

kepentingan lainnya.

c) Memelihara dan menjaga nama baik serta kehormatan

Jam’iyyah.

d) Menambah dan meningkatkan kemampuan ilmu, wawasan

berpikir melalui bacaan, telaah, diskusi, dan media-media

lainnya.

c. Sifat-sifat Da’i Persatuan Islam sebagai berikut:

1) Memiliki semangat mempelajari dan mengamalkan ajaran

Islam.

2) Berakhlaqul karimah, penyantun, dan berlapang dada.

3) Berani dalam membela kebenaran dan ikhlas dalam beramal.

4) Tidak meminta balas jasa duniawi atas tugas dakwahnya.

Page 73: “STRATEGI DAKWAH PERSATUAN ISLAM DALAM KONTEKS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32120/1/FAHMI... · dilakukan pada saat Tasykil sekaligus rapat kerja PC Persis

62

5) Optimistis dan mempunyai keyakinan yang kuat terhadap janji-

janji Allah swt.

6) Wara, menjaga diri dari barang-barang syubhat dan

menjauhkan diri dari tempat-tempat yang menimbulkan

tuduhan.

7) Mengikhlaskan dakwahnya hanya karena Allah swt.

8) Sabar dalam menghadapi ujian.

9) Saling membantu (ta’awwun) dan menghargai kerja serta

pemikiran orang lain.

d. Objek Dakwah adalah sebagai berikut:

1) Seluruh anggota Persatuan Islam dan anggota bagian

otonomnya.

2) Simpatisan Persatuan Islam.

3) Kaum muslimin dengan segala keragamannya.

4) Seluruh manusia dengan segala agamanya.

5. Bentuk dan Metode Dakwah

a. Bentuk-bentuk Dakwah:

1) Bil-lisan dalam bentuk nasihat-nasihat, tausiyah, ceramah,

diskusi/tanya jawab, seminar, lokakarya, mimbar Jum’at,

pengajian umum, dan sebagainya.

2) Bil-kitabah dalam bentuk tulisan.

3) Bil-lisanil-Hal melalui kegiatan-kegiatan sosial, seperti:

menyantuni fakir miskin, yatim, beasiswa, membantu msuibah

bencana alam, khitanan masal, dan sebagainya.

Page 74: “STRATEGI DAKWAH PERSATUAN ISLAM DALAM KONTEKS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32120/1/FAHMI... · dilakukan pada saat Tasykil sekaligus rapat kerja PC Persis

63

b. Metode Dakwah:

1) Bil-hikmah.

2) Mauidhah hasanah.

3) Mujadalah bil-latii hiya ahsan.

c. Bentuk dan Metode Dakwah berfungsi:

1) Menanamkan pengertian.

2) Memupuk keyakinan.

3) Membimbing amalan.

6. Media dan Materi Dakwah

a. Media Dakwah adalah sebagai berikut:

1) Media dakwah bil-lisan dapat melalui mimbar pengajian,

seminar, media elektronik.

2) Media dakwah bil-kitabah dapat melalui media cetak dan

selebaran.

3) Media dakwah bil-lisanil-hal adalah menempatkan akhlaqul

karimah dan uswatun hasanah dalam berbagai kegiatan.

b. Materi Dakwah adalah:

1) Aqidah, Syari’ah, dan Akhlak yang bersumber pada al-Qur’an

dan as-Sunnah.

2) Kebijakan-kebijakan Jam’iyyah.

3) Materi disampaikan secara menyeluruh dan terprogram

(syumuli dan manhaji).

7. Prosedur Penyelenggaraan Dakwah

a. Penugasan da’i ke daerah-daerah dilakukan oleh Bidgar Dakwah.

Page 75: “STRATEGI DAKWAH PERSATUAN ISLAM DALAM KONTEKS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32120/1/FAHMI... · dilakukan pada saat Tasykil sekaligus rapat kerja PC Persis

64

b. Penugasan da’i didasarkan atas permohonan dari Pimpinan

Cabang, Pimpinan Daerah, Pimpinan Wilayah, Perwakilan

Pimpinan Pusat, lembaga-lembaga lainnya, serta masyarakat

umum kepada Pimpinan Pusat melalui Bidgar Dakwah.

c. Da’i Persatuan Islam yang ditugaskan ke daerah adalah da’i yang

mendapat rekomendasi dari Bidgar Dakwah.

d. Da’i yang ditugaskan ke dan di daerah harus memberikan laporan

kegiatan secara berkala dan berjenjang.

e. Dakwah dilaksanakan berdasarkan jadwal berkala dan atau

insidental yang ditentukan oleh Pimpinan Jam’iyyah.

f. Dakwah yang diselenggarakan oleh anggota, simpatisan Persatuan

Islam dan Pimpinan Jam’iyyah harus terlebih dahulu menempuh

prosedur Jam’iyyah.

g. Da’i Persatuan Islam tidak dilarang untuk menyampaikan

dakwahnya di luar Jam’iyyah.

h. Da’i Persatuan Islam yang mempunyai garapan pengajian di luar

Jam’iyyah Persatuan Islam hendaknya memberitahukan

kegiatannya kepada Pimpinan Cabang setempat.

i. Da’i dari luar Jam’iyyah Persatuan Islam yang akan

menyampaikan dakwah di lingkungan Jam’iyyah harus seizing

Pimpinan Jam’iyyah.

Page 76: “STRATEGI DAKWAH PERSATUAN ISLAM DALAM KONTEKS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32120/1/FAHMI... · dilakukan pada saat Tasykil sekaligus rapat kerja PC Persis

65

8. Kaderisasi dan Pengangkatan Da’i

a. Kaderisasi

1) Kaderisasi da’i dilakukan melalui tamhiedul muballighien,

pendidikan, dan latihan da’i (Daurah Duu’aat) dan pelatihan

lain yang sejenis.

2) Kaderisasi tersebut di atas diselenggarakan oleh Pimpinan

Jam’iyyah secara berkala.

3) Peserta yang dimaksud adalah anggota Persatuan Islam yang

dibuktikan dengan kartu anggota atau yang dipersiapkan

keanggotaannya dengan rekomendasi Pimpinan Cabang.

4) Dalam proses kaderisasi Pimpinan Jam’iyyah dapat bekerja

sama dengan pihak lain selama tidak bertentangan dengan

pedoman penyelenggaraan dakwah Persatuan Islam.

b. Pengangkatan Da’i

1) Pengangkatan da’i dilakukan oleh Bidgar Dakwah Pimpinan

Jam’iyyah setelah terlebih dahulu mengadakan penilaian

terhadap calon da’i mengenai penguasaan ilmu, kemampuan,

keterampilan, perilaku, dan komitmen terhadap Jam’iyyah.

2) Bidgar Dakwah Pimpinan Jam’iyyah melaporkan kondite da’i

yang bersangkutan kepada Bidgar Dakwah Pimpinan Pusat

Persatuan Islam.

3) Bidgar Dakwah Pimpinan Pusat Persatuan Islam dapat

mengangkat para da’i untuk disiapkan menjadi duu’aat

mutafarrigh yang berkualitas.

Page 77: “STRATEGI DAKWAH PERSATUAN ISLAM DALAM KONTEKS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32120/1/FAHMI... · dilakukan pada saat Tasykil sekaligus rapat kerja PC Persis

66

9. Qoyyimul Masjid dan Imam Masjid Persatuan Islam

a. Qoyyimul Masjid Persatuan Islam

1) Qoyyimul Masjid Persatuan Islam berada di semua masjid

wakaf Persatuan Islam.

2) Qoyyimul Masjid ditetapkan dan disahkan oleh Pimpinan

Cabang atas usul Bidgar Dakwah.

3) Tugas dan wewenang Qoyyimul Masjid diatur melalui

ketetapan Bidgar Dakwah Pimpinan Pusat Persatuan Islam.

b. Imam Rawatib Persatuan Islam

1) Setiap Qoyyimul Masjid yang berada di semua jenjang

Jam’iyyah harus memiliki seorang Imam Rawatib.

2) Imam Rawatib adalah anggota Persatuan Islam yang memenuhi

persyaratan, diangkat dan ditetapkan oleh Ketua Pimpinan

Cabang atas usul Ketua Bidgar Dakwah.

3) Kriteria Imam Rawatib ditetapkan oleh Bidang Garapan

Dakwah Pimpinan Pusat Persatuan Islam.

10. Sumber Dana

a. Dana kegiatan Bidgar Dakwah bersumber dari dan diatur oleh

Pimpinan Jam’iyyah.

b. Dana dakwah dapat diperoleh juga dari segala sumber lain yang

halal dan tidak mengikat.

c. Dana dakwah yang bersumber dari anggaran Jam’iyyah digunakan

untuk penyelenggaraan dakwah di lingkungan Jam’iyyah.

Page 78: “STRATEGI DAKWAH PERSATUAN ISLAM DALAM KONTEKS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32120/1/FAHMI... · dilakukan pada saat Tasykil sekaligus rapat kerja PC Persis

67

11. Evaluasi

a. Evaluasi dakwah dilakukan oleh Pimpinan Jam’iyyah di setiap

jenjang Jam’iyyah.

b. Sasaran evaluasi dakwah adalah da’i dan objek dakwah (mad’u).

c. Evaluasi dakwah terhadap da’i Persatuan Islam mencakup metode,

kinerja, dan keberhasilan dakwahnya.

12. Sanksi

a. Pelanggaran terhadap ketentuan dalam pedoman ini dikenakan

sanksi Jam’iyyah.

b. Penetapan sanksi Jam’iyyah ditetapkan oleh Pimpinan Pusat

Persatuan Islam sesuai dengan Qanun Dakhili BAB I Pasal 10 dan

Pasal 11.7

7 Pedoman Penyelenggaraan Dakwah Pimpinan Cabang Persatuan Islam Purwakarta

Page 79: “STRATEGI DAKWAH PERSATUAN ISLAM DALAM KONTEKS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32120/1/FAHMI... · dilakukan pada saat Tasykil sekaligus rapat kerja PC Persis

68

BAB IV

HASIL PENELITIAN

Pergolakan pemahaman tentang tajdid atau pembaruan di ruang diskusi

internal Persatuan Islam secara umum saat ini telah sampai ke bagian otonom

Persatuan Islam itu sendiri, bahkan termasuk Pimpinan Cabang Persatuan Islam

Purwakarta. Perbedaan paham ini terjadi antara kaum tua dan kaum muda. Kaum

muda dengan tegas mempertanyakan aksentuasi gerakan pembaruan Persis yang

bertumpu pada pemberantasan bid’ah, takhayul, dan khurafat.

Kaum muda menganggap bahwa aksentuasi gerakan tersebut sudah tidak

lagi relevan dengan perkembangan zaman dan bukan hal yang benar-benar

dibutuhkan umat. Bukan bermaksud mengecilkan cita-cita besar Persis, namun hal

tersebut nampak perlu dipertanyakan karena kaum muda ingin agar dakwah Persis

tetap relevan dan kontekstual. Sebagaimana disampaikan Ketua Bidgar

Pendidikan PD Persis Purwakarta, Dr. Yusep Solehudin, M. Ag, dalam sebuah

kunjungan diskusi dan sosialisasi di PC Persis Wanayasa, bahwa apa yang

ditampilkan Persis tidak lagi ideal dan mengandung kesan tanggung sebagai

ormas yang menyatakan dirinya sebagai organisasi pembaruan.

Dudung Abdul Rohman bahkan mengutarakan di dalam buku “Pergulatan

Pemikiran Kaum Muda Persis”, seyogianya Persis mengembangkan wacana

kebebasan berpikir dan menghargai perbedaan sepanjang pendapat itu memiliki

dalil, argumentatif dan berada pada koridor yang jelas jika memang Persis

Page 80: “STRATEGI DAKWAH PERSATUAN ISLAM DALAM KONTEKS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32120/1/FAHMI... · dilakukan pada saat Tasykil sekaligus rapat kerja PC Persis

69

bergerak di bidang pembaruan pemikiran keislaman serta membuka pintu ijtihad

selebar-lebarnya sampai kapan pun.1

Demikian terjadi perbedaaan interpretasi mengenai konsepsi pemikiran

pembaruan di tubuh Persis antara kaum muda dan kaum tua. Dalam prosesnya,

sebagaimana yang telah diutarakan di bab II, strategi dakwah memiliki tahapan-

tahapan strategi yang umunya dilakukan, yaitu perumusan strategi, implementasi

strategi, dan evaluasi strategi.

A. Perumusan Strategi

Perumusan strategi merupakan proses penyusunan langkah-

langkah ke depan yang dimaksudkan untuk membangun visi dan misi

organisasi, menetapkan tujuan strategis dan kemampuan organsasi, serta

merancang strategi untuk mencapai tujuan tersebut.2

Perumusan strategi dilakukan pada saat Tasykil sekaligus rapat

kerja PC Persis Purwakarta, yaitu sekitar seminggu setelah kepengurusan

PC Persis Purwakarta Masa Jihad 2014-2018 terbentuk. Adapun target

utama dari perumusan strategi dakwah PC Persis Purwakarta yaitu

tercapainya peningkatan wawasan, pemahaman, dan keyakinan para

anggota dan umat Islam, khususnya yang berada di Purwakarta, terhadap

ajaran Islam secara kaafah baik itu mengenai aqidah, ibadah, dan

muamalah sesuai dengan al-Qur’an dan as-Sunnah.3

1 Endang Sirodjudin Hafid, Tiar Anwar Bachtiar, Dudung Abdul Rahman, Pepen Irpan

Fauzan, Pergulatan Pemikiran Kaum Muda Persis. (Bandung: Granada, 2005), h. 86. 2 Bambang Hariadi, Strategi Manajemen, Strategi Memenangkan Perang Bisnis (Malang:

Bayu Media Publishing, 2005), h. 5. 3 Wawancara pribadi bersama Ketua Bidgar Dakwah PC Persis Purwakarta, AS.

Syamsyuri, S. Ag., pada 13-12-2014.

Page 81: “STRATEGI DAKWAH PERSATUAN ISLAM DALAM KONTEKS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32120/1/FAHMI... · dilakukan pada saat Tasykil sekaligus rapat kerja PC Persis

70

Adapun bahan pertimbangan dalam proses perumusan strategi

dakwah yang dilakukan PC Persis Purwakarta ada dua hal. Pertama, di

ranah pendidikan, banyaknya jumlah peserta didik yang berasal dari dalam

dan luar jam’iyyah sehingga memicu Pimpinan Cabang Persis Purwakarta

untuk meningkatkan mutu pendidikan di Pesantren yang dikelola, agar

dakwah Persis berkenaan dengan aqidah, ibadah dan muamalah semakin

banyak dipahami masyarakat luas. Kedua, adanya fasilitas dakwah yang

memadai. PC Persis Purwakarta membawahi tujuh Pimpinan Jamaah yang

semuanya tersebar di berbagai daerah di Kecamatan Purwakarta. Intinya,

PC Persis Purwakarta benar-benar ingin mencoba mengoptimalkan wadah

dakwah yang dimiliki.4

1. Pendekatan analisa SWOT

Menurut Hisyam Ali yang dikutip oleh Rafi’udin dan

Maman dalam bukunya, untuk merumuskan strategi dakwah yang

strategis, terlebih dulu harus memperhatikan hal-hal yang biasa

disebut Pendekatan analisa SWOT.5 Melalui pendekatan analisa

SWOT ini, maka akan diketahui pemetaan PC Persis Purwakarta

dilihat dari sisi internal dan eksternal organisasi.

a. Strenghts (Kekuatan)

Kekuatan merupakan keunggulan yang dimiliki suatu lembaga

menyangkut sumber daya, keuangan, dan piranti lain yang

mungkin dimiliki. Keberhasilan strategi yang diterapkan tentu

4 Wawancara pribadi bersama Ketua Bidgar Dakwah PC Persis Purwakarta, AS.

Syamsyuri, S. Ag., pada 13-12-2014. 5 Rafi’udin dan Maman, Prinsip dan Strategi Dakwah (Bandung: Pustaka Setia, 1997), h.

77.

Page 82: “STRATEGI DAKWAH PERSATUAN ISLAM DALAM KONTEKS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32120/1/FAHMI... · dilakukan pada saat Tasykil sekaligus rapat kerja PC Persis

71

tidak terlepas dari kekuatan yang dimiliki PC Persis

Purwakarta dalam menunjang dakwah baik dari sisi internal

maupun eksternal organisasi.

1) Internal

Pertama, PC Persis Purwakarta membawahi jam’iyyah yang

tersebar di tujuh daerah di Kecamatan Purwakarta, oleh

karena itu hal ini memudahkan PC Persis untuk

menyebarkan dakwah pembaruannya karena mempunyai

fasilitas yang mendukung dakwah pembaruannya. Kedua,

kader da’i PC Persis Purwakarta sebagian besar merupakan

kader yang tumbuh dan belajar di lingkungan Persis,

sehingga memudahkan rencana jihad dakwah PC Persis

Purwakarta. Ketiga, didukung oleh kaderisasi berjenjang dan

terstruktur di ranah Pendidikan RA sampai MA yang

terdapat di Kecamatan Purwakarta. Sehingga mempunyai

basis kader dan calon kader yang berkesinambungan.

Keempat, ada beberapa kader da’i yang dipercaya mengisi

banyak ceramah keagamaan di luar organisasi, seperti

Indosat, PLN, radio, Jatiluhur TV, dll.6

2) Eksternal

Pertama, sambutan baik dari masyarakat di luar organisasi

terhadap dakwah Persis di Purwakarta. Kedua, respons

positif dari masyarakat luar organisasi terhadap perbaikan

6 Wawancara Pribadi dengan Ketua Bidgar Bimhajum PC Persis Purwakarta, H.U Yusuf

Yudamargana pada 31-12-2014.

Page 83: “STRATEGI DAKWAH PERSATUAN ISLAM DALAM KONTEKS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32120/1/FAHMI... · dilakukan pada saat Tasykil sekaligus rapat kerja PC Persis

72

struktur dan pola pendidikan baik sekolah atau pesantren

Persis Purwakarta.7

Persis telah masuk ke Purwakarta sejak tahun 1955, oleh

karena itu wajar jika dakwah Persis sudah diterima di

kalangan masyarakat Purwakarta. Selain itu, adanya

perbaikan struktur, infrastruktur, serta pola pendidikan yang

kini diambil alih oleh Dr. Yosep Solehudin yang merupakan

pakar pendidikan juga berperan penting terhadap

meningkatnya ketertarikan serta respons positif dari luar

jamaah. Hal ini terbukti dengan banyaknya siswa yang

bersekolah di institusi pendidikan yang dikelola Persis. Jika

4 sampai 5 tahun yang lalu institusi pendidikan Persis

sempat mengalami kemunduran dengan sedikitnya peserta

didik, contohnya seperti pada lulusan angkatan 2003, 2010

dan 2011 Madrasah Aliyah Al-Manar PPI 33 Purwakarta

yang hanya berjumlah kurang dari 15 santri dalam satu kelas

serta rata-rata hanya 20 santri setiap tahunnya.

Namun, sekarang salah satu institusi pendidikan Persis

Purwakarta sebagai contoh PPI No. 33 Al-Manar

berjumlahkan 40 santri dalam satu kelas dan terdiri dari dua

kelas setiap angkatannya.

7 Observasi peneliti melihat antusiasme terhadap dakwah maupun pendidikan di institusi

Persis Purwakarta.

Page 84: “STRATEGI DAKWAH PERSATUAN ISLAM DALAM KONTEKS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32120/1/FAHMI... · dilakukan pada saat Tasykil sekaligus rapat kerja PC Persis

73

b. Weaknesses (Kelemahan)

Kelemahan merupakan keterbatasan yang dimiliki oleh suatu

organisasi termasuk PC Persis Purwakarta. Kelemahan ini

menjadi salah satu faktor penghambat dalam dakwah pembaruan

PC Persis Purwakarta.

1) Internal

Pertama, dakwah pembaruan disampaikan dengan cara yang

kurang tepat. Beberapa kader dai PC Persis Purwakarta

seringkali terlalu keras menyampaikan dakwahnya tanpa

mempertimbangkan kondisi mad’u. Kedua, terlalu terfokus

pada dakwah bil-lisan, sementara dakwah bil-kitabah

(budaya menulis) kurang begitu tergarap. Ketiga, tidak

memaksimalkan potensi media massa dan media sosial

sebagai ajang dakwah. Sebenarnya, media massa maupun

media sosial merupakan sarana yang potensial untuk

menyampaikan ide dakwah, namun PC Persis Purwakarta

sampai saat ini kurang begitu melihat adanya potensi ini

dengan tidak adanya blog, fan page, ataupun pemanfaatan

sarana lain yang ada di media. Keempat, banyaknya ulama

Persis Purwakarta yang telah tiada dan proses regenerasi

yang terhambat sementara belum ditemukannya ulama

pengganti yang sepadan. Dalam 5 tahun ke belakang ini,

Persis Purwakarta telah ditinggalkan banyak ulama-ulama

terbaiknya yang berpulang ke rahmatullah yang belum bisa

Page 85: “STRATEGI DAKWAH PERSATUAN ISLAM DALAM KONTEKS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32120/1/FAHMI... · dilakukan pada saat Tasykil sekaligus rapat kerja PC Persis

74

tergantikan kehadirannya. Kelima, perbaikan instiutusi

pendidikan menjadi lebih modern membuat sebagian

golongan tua dan golongan muda berselisih paham.

Sementara golongan muda kader Persis Purwakarta lebih

menginginkan pendidikan yang lebih bersahabat dengan

pendidikan nasional, golongan tua justru lebih menginginkan

institusi pendidikan yang lebih mendalami nilai-nilai

keislaman. Hal ini tentu menjadi batu sandungan dalam

menjalankan roda organisasi.8

2) Eksternal

Dakwah pembaruan, terutama pemberantasan takhayul,

bid’ah, dan khurofat kadangkala menjadi isu yang sensitif di

kalangan masyarakat luar. Lebih dari itu, masyarakat bahkan

merasa hal ini sudah usang untuk diperbincangkan.

c. Opportunities (Peluang)

Peluang merupakan kesempatan untuk berkembang yang bisa

diambil suatu organisasi agar strategi yang dijalannya tepat.

Peluang yang dimiliki Pimpinan Cabang Persatuan Islam

adalah:

1) Internal

Eksistensi PC Persis Purwakarta yang akan terus berjalan

seiring berlimpahnya kader/bakal kader da’i muda di ranah

8 Wawancara Pribadi dengan Ketua Bidgar Bimhajum PC Persis Purwakarta, H.U Yusuf

Yudamargana pada 20-11-2014.

Page 86: “STRATEGI DAKWAH PERSATUAN ISLAM DALAM KONTEKS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32120/1/FAHMI... · dilakukan pada saat Tasykil sekaligus rapat kerja PC Persis

75

pendidikan.9 Dakwah lewat pendidikan, penanaman

pengertian di usia dini sampai jenjang remaja tentang ide-ide

Persis menjadi momentum paling krusial dalam proses

pengkaderan bagi regenerasi di tubuh PC Persis Purwakarta

khususnya, dan umumnya Persis serta Islam secara

keseluruhan.

2) Eksternal

Kepercayaan yang telah terbangun di masyarakat bagi Persis

Purwakarta untuk menjalankan kegiatan dakwah bagi umat

merupakan nilai lebih yang wajib dimanfaatkan dengan

sebaik-baiknya. Selain itu, banyaknya sarana dakwah dan

pendidikan Persis Cabang Purwakarta yang tersebar di tujuh

jam’iyyah di seluruh Kecamatan Purwakarta.10

d. Threats (Ancaman)

Ancaman adalah suatu kondisi yang tidak menguntungkan pada

sebuah organisasi. Adapun ancaman yang mungkin akan

dihadapi PC Persis Purwakarta adalah:

1) Internal

Pertama, ketidakcermatan da’i dalam menyampaikan dakwah

pembaruan akan berdampak negatif bagi mad’u.11 Proses

kaderisasi kader dai Persis Purwakarta sebaiknya dijadikan

9 Wawancara pribadi bersama Ketua Bidgar Dakwah PC Persis Purwakarta, AS.

Syamsyuri, S. Ag., pada 13-12-2014. 10 Wawancara pribadi bersama Ketua Bidgar Dakwah PC Persis Purwakarta, AS.

Syamsyuri, S. Ag., pada 13-12-2014. 11 Wawancara pribadi bersama Ketua Bidgar Dakwah PC Persis Purwakarta, AS.

Syamsyuri, S. Ag., pada 13-12-2014.

Page 87: “STRATEGI DAKWAH PERSATUAN ISLAM DALAM KONTEKS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32120/1/FAHMI... · dilakukan pada saat Tasykil sekaligus rapat kerja PC Persis

76

momentum untuk benar-benar mencetak dai-dai yang

berkualitas dan sesuai harapan dan menjadi jawaban bagi

masyarakat/mad’u. Kedua, fleksibilitas pengurus PC Persis

Purwakarta dalam mengimplementasikan strategi dakwah

pembaruan akan membuat dakwah PC Persis Purwakarta

jalan di tempat. Ketua Bidgar Dakwah PC Persis Purwakarta

memberi keleluasaan bagi dai PC Persis Purwakarta untuk

menyampaikan materi dakwahnya. Meskipun dakwah yang

disampaikan tidak lepas dari visi, misi, dan tujuan dakwah

Persis namun akan lebih baik jika Ketua Bidgar Dakwah PC

Persis Purwakarta memberikan kurikulum khusus untuk

disampaikan agar tidak terjadi pengulangan dakwah yang itu-

itu saja serta menjadi bahan acuan yang jelas untuk ke

depannya. Ketiga, ketidakmampuan dan keengganan

memanfaatkan media dakwah terutama dakwah bil-kitabah

baik di media massa elektronik, media sosial, media cetak,

majalah, artikel, atau media tulis lainnya akan menjani nilai

minus PC Persis Purwakarta dalam melakukan dakwah

pembaruan, karena gagal merespons jaman yang telah maju.

Terakhir, regenerasi yang terputus akibat tidak mampu

melahirkan pengganti ulama-ulama Persis Purwakarta yang

sepadan.12

12 Wawancara pribadi bersama Ketua Bidgar Dakwah PC Persis Purwakarta, AS.

Syamsyuri, S. Ag., pada 13-12-2014.

Page 88: “STRATEGI DAKWAH PERSATUAN ISLAM DALAM KONTEKS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32120/1/FAHMI... · dilakukan pada saat Tasykil sekaligus rapat kerja PC Persis

77

2) Eksternal

Pertama, kondisi sosial-budaya masyarakat Purwakarta yang

berseberangan dengan visi dan misi dakwah PC Persis

Purwakarta. Purwakarta yang begitu membudaya

memberikan kekhawatiran akan dakwah pembaruan PC

Persis Purwakarta. Ini menjadi tantangan tersendiri untuk

menghindarkan kemungkinan akulturasi dan sinkretisme di

Kecamatan Purwakarta. Kedua, terjadi perbedaan pandangan

diantara kalangan muda dan kalangan tua mengenai model

pendidikan yang ideal bagi keberlangsungan dakwah

pembaruan PC Persis Purwakarta.13

Dengan mempertimbangan kekuatan, kelemahan, peluang dan

tantangan dari Pimpinan Cabang Persis Purwakarta di atas, maka

terciptalah sebuah perencanaan strategi dakwah yang sesuai dengan

kebutuhan dan tuntutan mad’u.

2. Program Dakwah Pembaruan

Pimpinan Cabang Persatuan Islam Purwakarta kemudian

menentukan program dakwah strategis dari hasil pertimbangan

kekuatan, kelemahan, peluang dan tantangan yang ada untuk

melanggengkan misi dakwah pembaruannya. Adapun program

dakwah tersebut di antaranya adalah:

13 Wawancara Pribadi dengan Ketua Bidgar Bimhajum PC Persis Purwakarta, H.U Yusuf

Yudamargana pada 20-11-2014.

Page 89: “STRATEGI DAKWAH PERSATUAN ISLAM DALAM KONTEKS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32120/1/FAHMI... · dilakukan pada saat Tasykil sekaligus rapat kerja PC Persis

78

a. Institusionalisasi lewat pendidikan formal yang berada di

bawah tanggung jawab Pimpinan Cabang Persis

Purwakarta.

b. Ideologisasi lewat Tabligh dan Dakwah Bil-lisaan.

Kedua program tersebut dinilai sebagai upaya yang paling

tepat bagi PC Persis Purwakarta dalam melaksanakan dakwah

pembaruan.

Institusionalisasi notabene dibuat oleh Persis dari tingkat

Pmpinan Pusat sampai Pimpinan Jamaah di berbagai daerah dan

propinsi, institusi pendidikan mulai dari Raudhatul Atfal sampai

Perguruan Tinggi. Adapun pendidikan formal yang berada di

bawah territorial PC Persis Purwakarta di antaranya; Raudhatul

Atfal Persis No. 81 Al-Anshori, SDIT Persis No. 33 Al-Manar,

Pesantren Persatuan Islam No. 33 MTs Al-Manar, dan Pesantren

Persatuan Islam No. 33 MA Al-Manar.

Ideologisasi disini mencakup proses penanaman

pemahaman ide maupun gagasan PC Persis Purwakarta terhadap

anggota, simpatisan, dan penyampaiannya kepada masyarakat di

luar organisasi demi tegaknya Qur’an dan Sunnah.

Pada akhirnya, proses implementasi strategi dakwah

pembaruan PC Persis Purwakarta tergantung pada bagaimana

proses institusionalisasi dan ideologisasi berlangsung.

Page 90: “STRATEGI DAKWAH PERSATUAN ISLAM DALAM KONTEKS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32120/1/FAHMI... · dilakukan pada saat Tasykil sekaligus rapat kerja PC Persis

79

B. Implementasi Strategi

Implementasi pada dasarnya merupakan proses pengaplikasian atas

apa yang telah dibahas dalam perumusan strategi. Namun kenyataannya,

proses ini justru merupakan tahap yang paling sulit. Pada praktiknya,

banyak kendala dan rintangan yang dihadapi di lapangan sehingga

terkadang hasilnya tidak sama seperti yang diinginkan.14

Di dalam Qanun Asasi dan Qanun Dakhili Persis disebutkan bahwa

Persatuan Islam adalah suatu nama yang identik dengan dunia pergerakan

Islam dimana core business-nya adalah dunia pendidikan dan dakwah. PC

Persis Purwakarta sebagai salah satu bagian otonom dari Pimpinan Pusat

Persis mengimplementasikannya ke dalam rancangan program

dakwahnya.

Adapun faktor pendukung dari proses implementasi strategi

dakwah PC Persis Purwakarta,15 diantaranya;

1) Kepercayaan yang telah didapat dari masyarakat umum.

2) Tersedianya fasilitas pendidikan dan ruang dakwah yang

menunjang proses pengimplementasian.

Namun selain faktor pendukung yang memudahkan proses

implementasi strategi dakwah pembaruan, terdapat faktor penghambat

yang mungkin menjadi penghalang dari implementasi dakwah PC Persis

Purwakarta:

14 Wawancara pribadi bersama Ketua Bidgar Dakwah PC Persis Purwakarta, AS.

Syamsyuri, S. Ag., pada 13-12-2014. 15 Wawancara Pribadi dengan Ketua Bidgar Bimhajum PC Persis Purwakarta, H.U Yusuf

Yudamargana pada 20-11-2014.

Page 91: “STRATEGI DAKWAH PERSATUAN ISLAM DALAM KONTEKS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32120/1/FAHMI... · dilakukan pada saat Tasykil sekaligus rapat kerja PC Persis

80

1) Minimnya intensitas interaksi dengan luar organisasi jika

dibandingkan dengan di dalam organisasi.

2) Loyalitas para anggota yang dinilai masih kurang.

3) Kurangnya inovasi dakwah.

Proses implementasi dari program-program strategis yang

dihasilkan dari perumusan strategi terangkum seperti yang dibawah ini.

1. Institusionalisasi lewat pendidikan formal yang berada di bawah

tanggung jawab Pimpinan Cabang Persis Purwakarta.

Pendidikan merupakan sarana dakwah yang potensial baik

untuk menanamkan nilai-nilai dakwah kembali kepada Quran-

Sunnah, maupun sebagai proses kaderisasi agar regenerasi terus

berlanjut dan eksistensi PC Persis Purwakarta tidak terhenti di

masa yang akan datang.

Sebagaimana di dalam al-qur’an dijelaskan betapa

pentingnya memperdalam ilmu pengetahuan khususnya tentang

agama agar setiap manusia kelak dapat menjaga dirinya dan

mengemban tanggung jawab minimal atas dirinya sendiri.

Artinya: Tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya (ke medan perang). mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya. (QS. At-Taubah: 122)

Di ayat lain Allah juga menuntut orang mukmin agar

mendidik anak-anak mereka dengan mengambil hikmah dari apa

yang dilakukan Luqman terhadap anaknya.

Page 92: “STRATEGI DAKWAH PERSATUAN ISLAM DALAM KONTEKS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32120/1/FAHMI... · dilakukan pada saat Tasykil sekaligus rapat kerja PC Persis

81

Artinya: Dan Sesungguhnya telah Kami berikan hikmat kepada Luqman, Yaitu: "Bersyukurlah kepada Allah. dan Barangsiapa yang bersyukur (kepada Allah), Maka Sesungguhnya ia bersyukur untuk dirinya sendiri; dan Barangsiapa yang tidak bersyukur, Maka Sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji". Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, Sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar". (QS. Luqman: 12-13)

PC Persis Purwakarta saat ini sedang bahu membahu

merekonstruksi sistem pendidikan sekolah-sekolah Persis di

Kecamatan Purwakarta khususnya agar semakin menarik minat

para simpatisan dan masyarakat umum bersama Bidgar Pendidikan

PD Persis Purwakarta.

Setelah sekolah-sekolah/ madrasah Persis di Purwakarta

digarap dengan lebih serius, akhirnya jumlah pelajar baik di SDIT,

MTs dan MA Al-Manar No. 33 kini mengalami peningkatan yang

signifikan dengan kurang lebih total 600 siswa. Jumlah ini 6 kali

lipat lebih banyak jika dibandingkan dengan 4 sampai 5 tahun

yang lalu di mana SDIT bahkan belum didirikan pada saat itu.16

Upaya tersebut tentu akan berdampak positif khususnya

bagi PC Persis Purwakarta dalam mengembangkan strategi

dakwahnya terutama dalam menyampaikan dan menanamkan nilai-

nilai dakwah pembaruan Persis.

Adapun sekolah-sekolah/ madrasah yang berada di bawah

tanggung jawab PC Persis Purwakarta tersebut, di antaranya:

16 Disampaikan oleh Ketua Bidgar Pendidikan PD Persis Purwakarta, Dr. Yosep

Solihudin, M. Ag., dalam acara sosialisasi PD Persis Purwakarta pada tanggal 16-1-2015.

Page 93: “STRATEGI DAKWAH PERSATUAN ISLAM DALAM KONTEKS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32120/1/FAHMI... · dilakukan pada saat Tasykil sekaligus rapat kerja PC Persis

82

a) Raudhatul Athfal Persatuan Islam Al-Anshori No. 81 (Jl.

Ipik Gandamanah Kp. Rawa Mekar RT 02/01 Tegal Munjul

Purwakarta)

b) Madrasah Diniyyah Takmiliyah Awaliyah Persatuan Islam

No. 33 (Jl. RE Martadhinata No. 27)

c) Sekolah Dasar Islam Terpadu Al-Manar No. 33 (Jl. Ipik

Gandamanah Kp. Rawa Mekar RT 02/01 Tegal Munjul

Purwakarta)

d) Pesantren Persatuan Islam Madrasah Tsanawiyah Al-Manar

No. 33 (Jl. Purnawarman Barat RT 15/03 Sindang Kasih

Purwakarta)

e) Pesantren Persatuan Islam Madrasah Aliyah Al-Manar No.

33 (Jl. Purnawarman Barat RT 15/03 Sindang Kasih

Purwakarta)

PC Persis Purwakarta bekerja sama dengan Pimpinan

Jam’iyyah dan institusi terkait untuk menjaga keberlangsungan dan

kelancaran proses pendidikan. Sebagian besar kader da’i PC Persis

Purwakarta mempunyai tanggung jawab baik untuk mengelola

ataupun mengajar di kelima sekolah/ madrasah Persis Purwakarta

di atas. Oleh karena itu, hal ini sangat membantu dan

mempermudah PC Persis Purwakarta dalam melakukan misi

dakwah pembaruannya, yakni mengembalikan Islam kepada

Qur’an dan Sunnah.

Page 94: “STRATEGI DAKWAH PERSATUAN ISLAM DALAM KONTEKS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32120/1/FAHMI... · dilakukan pada saat Tasykil sekaligus rapat kerja PC Persis

83

Dari keseluruhan kader da’i PC Persis Purwakarta yang

berjumlah 28 orang, terdapat 18 kader da’i yang ikut serta berjihad

dalam institusi pendidikan Persis di Kecamatan Purwakarta baik

itu sebagai pengelola, pembimbing atau pengajar.

No Nama Kualifikasi Da’i Status di

Institusi

Pendidikan

Persis

1 O Komaruddin, SM Pendidikan S1 Pengajar

2 H. U Yusup

Yudhamargana

Tamhiedul

Mubalighien

Pembimbing

3 DR. Yusep Solehudin,

M.Ag

Pendidikan S3 Pengelola dan

Pengajar

(Mudir ‘Aam

PPI Al-Manar

No. 33)

4 Sano Al-Faruqi, S.Pd Pendidikan S1 Pengajar

5 Endang Wahyana, BA Pendidikan S1 Pengelola dan

Pengajar

(Mudir

Tsanawiyah

PPI Al-Manar

No. 33)

Page 95: “STRATEGI DAKWAH PERSATUAN ISLAM DALAM KONTEKS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32120/1/FAHMI... · dilakukan pada saat Tasykil sekaligus rapat kerja PC Persis

84

6 Drs.H. Tatang

Abdurrahman

Pendidikan S1 Pengelola

7 H. Ubad Badrudin Dauroh Duu’aat -

8 Asep Gunawan, M.Ag Pendidikan S2 Pengajar

9 Jafar Yahya Dauroh Duu’aat Pengajar

10 H.Apipuddin Tamhiedul

Mubalighien

-

11 H.Arifin Busyaeri Tamhiedul

Mubalighien

-

12 R M O Syahroni Tamhiedul

Mubalighien

-

13 H.Uci Suryana Dauroh Duu’aat Pengajar

14 AS Syamsuri, S.Ag Pendidikan S1 Pengajar

15 Insan Fauzi, S.Pd Pendidikan S1 Pengajar

16 H.Ade Darmawan Tamhiedul

Mubalighien

-

17 H.Udin Syamsuddin Dauroh Duu’aat -

18 M Hisyam Dauroh Duu’aat -

19 Hadi Saeful Rizal,

S.Sos.I

Pendidikan S1 Pengajar

20 H. E Syariffuddin Tamhiedul

Mubalighien

Pengajar

21 Haris Arief R, S.Pd Pendidikan S1 Pengelola dan

Pengajar

Page 96: “STRATEGI DAKWAH PERSATUAN ISLAM DALAM KONTEKS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32120/1/FAHMI... · dilakukan pada saat Tasykil sekaligus rapat kerja PC Persis

85

22 E Warsito Tamhiedul

Mubalighien

Pengelola

23 Ahmad Qutub Dauroh Duu’aat -

24 Firmandi Nusantara Tamhiedul

Mubalighien

Pembimbing

Asrama dan

Pengajar

25 Haris Mardiana Tamhiedul

Mubalighien

-

26 Kustono, S.Ag Pendidikan S1 Pengajar

27 Drs. Asep Saefuddin Pendidikan S1

28 Iqbal H I, S.Kom.I Pendidikan S1 Pembimbing

Asrama dan

Pengajar

Tabel. 117

Data Kader Da’i PC Persis Purwakarta

2. Ideologisasi lewat Tabligh dan Dakwah Bil-lisaan.

Pada dasarnya tujuan dari dakwah PC Purwakarta sama

dengan Persis Pusat. Yaitu pertama, mengamalkan segala ajaran

Islam dalam setiap segi kehidupan anggotanya dalam masyarakat.

Kedua, menempatkan kaum muslimin pada ajaran aqidah dan

syariah berdasarkan al-Quran dan as-Sunnah.18

17 Data dari dokumentasi Jadwal Khotib Jum’at PC Persis Purwakarta. 18 Wawancara pribadi bersama Ketua Bidgar Dakwah PC Persis Purwakarta, AS.

Syamsyuri, S. Ag., pada 13-12-2014.

Page 97: “STRATEGI DAKWAH PERSATUAN ISLAM DALAM KONTEKS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32120/1/FAHMI... · dilakukan pada saat Tasykil sekaligus rapat kerja PC Persis

86

Segala aktivitas dakwah PC Persis Purwakarta baik dalam

dakwah bil-lisan, dakwah bil-kitabah, dan dakwah bil-lisanil-hal,

semuanya berpegang kepada pedoman pokok yang di dalamnya

terkandung prinsip-prinsip perjuangan kembali kepada Quran dan

sunnah, sekaligus sebagai identitas yang mewarnai seluruh gerak

langkah organisasi dan anggotanya, secara konkret tertulis dalam

Qanun Asasi (Anggaran Dasar) dan Qanun Dakhili (Anggaran

Rumah Tangga) Persatuan Islam.19

PC Persis Purwakarta menjadikan al-Qur’an dan as-Sunnah

sebagai rujukan paling fundamental dalam praktik dakwahnya.

Oleh karena itu, Quran dan sunnah merupakan sumber ajaran Islam

(pendapat ulama bukan sumber ajaran Islam). Ini merupakan

konsekuensi logis bagi setiap hamba Allah untuk menjadikan

keduanya sebagai panduan hidup di dunia dan akhirat. Oleh

karenanya, setiap orang harus membersihkan dirinya dari tradisi

yang tidak diperintahkan oleh Allah dan Rasul-Nya. PC Persis

Purwakarta-pun tidak membenarkannya taqlid kepada ulama serta

memohon kepada Allah lewat perantara syekh, wali, atau benda

tertentu karena itu merupakan perbuatan musyrik dan Allah tidak

butuh perantara. Taqlid tidaklah dibenarkan dalam ajaran Islam,

karena bagaimanapun besarnya seorang ulama atau imam, ia tidak

lebih dari seorang guru yang mana merupakan manusia biasa dan

tidak terbebas dari salah. Oleh karena itu, manusia mempunyai

19 Wawancara pribadi bersama Ketua Bidgar Dakwah PC Persis Purwakarta, AS.

Syamsyuri, S. Ag., pada 13-12-2014.

Page 98: “STRATEGI DAKWAH PERSATUAN ISLAM DALAM KONTEKS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32120/1/FAHMI... · dilakukan pada saat Tasykil sekaligus rapat kerja PC Persis

87

kebebasan untuk mengikuti atau tidak mengikuti pendapat ulama

tersebut. Makannya, Persis tidak mengenal istilah madzhab karena

bisa saja salah jika tidak sesuai dengan Quran dan Sunnah.Ketiga,

pintu ijtihad selalu terbuka dan tidak tertutup.20

PC Persis Purwakarta menempatkan dirinya ke dalam

ormas yang lebih modern ketimbang tradisional. Banyak yang

beranggapan bahwa modernisasi adalah usaha merubah paham,

adat, kebiasaan yang telah mengakar di masyarakat dan

menyesuaikannya dengan suasana ilmu pengetahuan dan teknologi.

Lebih jauh lagi, modernisasi bahkan diartikan dengan pemujaan

terhadap akal dan ilmu. Tentu ini tidak sesuai dengan pembaruan

agama dalam Islam. Sementara tradisionalisasi dalam agama

merupakan bentuk baru dari sebuah agama yang telah masuk pada

suatu wilayah yang sarat akan adat istiadat dan kebiasaan warga

setempat. Agama tidak lagi berada dalam bentuk utuhnya karena

telah bercampur dengan tradisi setempat. Islam tradisional juga

percaya bahwa kebenaran agama terkandung dalam tulisan-tulisan

para ulama terdahulu terutama fuqaha dan mutakallimun. Oleh

karena itu, PC Persis Purwakarta melihat bahwa gerakan

dakwahnya lebih ke arah modern namun dalam arti yang positif.

Persis tidak menutup diri akan perkembangan jaman, oleh karena

itu terbuka dan membuka pintu ijtihad mengenai pokok-pokok

20 Wawancara pribadi bersama Ketua Bidgar Dakwah PC Persis Purwakarta, AS.

Syamsyuri, S. Ag., pada 13-12-2014.

Page 99: “STRATEGI DAKWAH PERSATUAN ISLAM DALAM KONTEKS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32120/1/FAHMI... · dilakukan pada saat Tasykil sekaligus rapat kerja PC Persis

88

agama ketimbang bersandar pada tradisi penafsir-penafsir masa

lampau.21

Pemikiran pembaruan Persis tentang mengembalikan Islam

kepada Qur’an dan Sunnah bukan berari mengembalikan segala

sesuatunya seperti pada zaman Nabi Muhammad SAW. dan

sahabat-sahabatnya, melainkan menghendaki apa yang seharusnya

disakralkan dan apa yang tidak seharusnya disakralkan oleh umat

Islam. Hal ini berkaitan erat dengan konsepsi puritanisme yang

cenderung menutup diri dengan kemajuan teknologi dan ilmu

pengetahuan. Persatuan Islam, secara umum, berbeda dengan

sebagian organisasi keagamaan lainnya yang juga bercorak

puritanisme namun terlihat menutup diri terhadap keduniawian.

Adapun jika terjadi pertentangan, perselisihan, atau

perbedaan dalam menghadapi dinamika di masyarakat, PC Persis

Purwakarta tetap berpijak pada visi, misi dan yang menjadi tujuan

dakwah Persis sebagai gerakan pembaruan, yakni mengembalikan

Islam kepada Quran dan Sunnah. Karena toleransi dalam agama,

aqidah bahkan syariah bukanlah penyelesaian. Perselisihan yang

terjadi di medan dakwah, itu karena mental dan sikap

ketidakterbukaan. Persis memang dikenal lebih antusias dengan

perdebatan dibandingkan ormas lainnya, itu yang menjadikan

Persis secara umum mungkin dinilai sedikit lebih ekstrem.

21 Wawancara pribadi bersama Ketua Bidgar Dakwah PC Persis Purwakarta, AS.

Syamsyuri, S. Ag., pada 13-12-2014.

Page 100: “STRATEGI DAKWAH PERSATUAN ISLAM DALAM KONTEKS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32120/1/FAHMI... · dilakukan pada saat Tasykil sekaligus rapat kerja PC Persis

89

PC Persis Purwakarta melihat bahwa sebaik-baik hujjah

adalah hujjah Allah dan Rasul-Nya, yaitu Al-Qur’an dan As-

sunnah. Di dalam Quran dengan jelas diterangkan bahwa keduanya

(Quran dan Sunnah) haruslah beriringan. Sebagaimana tertera

dalam Ali Imron: 31, An-Nisa: 80, 150-151, Al-Ahzab: 36, dan

banyak ayat lainnya. Jadi mengembalikan Islam kepada sedia kala,

Islam yang berlandaskan Quran dan Sunnah merupakan harga

mati. Menurut Ketua Bidgar Dakwah PC Persis Purwakarta,

Ustadz AS. Syamsuri, S. Ag, masih ada diantara masyarakat

Purwakarta ini yang percaya akan takhayul seperti melempar koin

jika ada jenazah yang sedang dihantar ke kuburannya lewat di

depan rumahnya sebagai tolak bala, lalu melaksanakan ibadah-

ibadah dengan tata cara yang tidak diajarkan Nabi, dan tradisi-

tradisi lain yang sudah mengakar di masyarakat. Ini semua

merupakan kompleksitas yang harus dihadapi kader da’i PC Persis

Purwakarta. Beliau-pun berharap sepenuhnya kepada para da’i PC

Persis Purwakarta agar bisa mengatasi masalah yang berkembang

di masyarakat dan menyampaikan dakwah sebaik-baiknya

sehingga dapat diterima dengan baik oleh mad’u.22

Adapun beberapa agenda dakwah dan tabligh di daerah

kerja PC Persis Purwakarta, di antaranya:

a) Khutbah jum’at

22 Wawancara pribadi bersama Ketua Bidgar Dakwah PC Persis Purwakarta, AS.

Syamsyuri, S. Ag., pada 13-12-2014.

Page 101: “STRATEGI DAKWAH PERSATUAN ISLAM DALAM KONTEKS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32120/1/FAHMI... · dilakukan pada saat Tasykil sekaligus rapat kerja PC Persis

90

Ketua Bidgar Dakwah PC Persis Purwakarta, selaku

pemegang otoritas dan tanggung jawab dalam agenda

dakwah PC Persis Purwakarta, awalnya akan melakukan

koordinasi dengan Pimpinan Jam’iyyah terkait siapa da’i

PC Persis Purwakarta yang ingin dikedepankan menjadi

khotib jum’at di Pimpinan Jam’iyyah terkait. Kemudian

Pimpinan Jam’iyyah mengajukan nama khotib kepada

Ketua Bidgar Dakwah PC Persis Purwakarta, dan atas

persetujuan Ketua Pimpinan Cabang, maka Ketua Bidgar

Dakwah PC Persis Purwakarta menugaskan kepada da’i

terpilih dan membuat jadwal khutbah jum’at yang

kemudian disebarkan kepada tiap Jam’iyyah.

Saat ini, terdapat 28 da’i PC Persis Purwakarta dengan

beragam kualifikasi yang terdata sebagai khotib jum’at di 7

Jam’iyyah. Jika ada da’i yang berhalangan menjadi khatib

jum’at, maka da’i wajib lapor kepada Bidgar Dakwah PC

Persis Purwakarta untuk dicarikan penggantinya.23

b) Pengajian rutin mingguan

PC Persis Purwakarta membawahi 7 Jam’iyyah yang

tersebar di Kecamatan Purwakarta. Setiap Jam’iyyah

memiliki jadwal pengajian rutin mingguan tersendiri

dengan da’i dari PC Persis Purwakarta sebagai penceramah

pengajian rutin tersebut. Kegiatan pengajian rutin

23 Wawancara pribadi bersama Ketua Bidgar Dakwah PC Persis Purwakarta, AS.

Syamsyuri, S. Ag., pada 13-12-2014.

Page 102: “STRATEGI DAKWAH PERSATUAN ISLAM DALAM KONTEKS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32120/1/FAHMI... · dilakukan pada saat Tasykil sekaligus rapat kerja PC Persis

91

mingguan diadakan ba’da maghrib menjelang Isya. Adapun

perihal materi ceramah yang disampaikan, Bidgar Dakwah

PC Persis Purwakarta memberikan keleluasaan kepada da’i

terkait, namun tetap pada koridor visi dan misi dakwah

Persis secara umum, yaitu revitalisasi Quran dan sunnah.

Berikut ini adalah 7 masjid Jam’iyyah beserta waktu

penyelenggaraannya.24

No Masjid Alamat Waktu

1 Masjid

Al-Manar

Jl. Purnawarman Barat

RT 15/03 Sindang

Kasih Purwakarta

Setiap Senin,

Ba’da

Maghrib

2 Masjid

Al-Amin

Jl. Purnawarman Barat

RT 45/03 Sindang

Kasih Purwakarta

Setiap Rabu,

Ba’da

Maghrib

3 Masjid

Ar-Royan

Jl. Ipik Gandamanah

Kp. Rawa Mekar RT

02/01 Tegal Munjul

Purwakarta

Setiap

Kamis,

Ba’da

Maghrib

4 Masjid

Al-

Anshori

Jl. Ibrahim Singadilaga Setiap Senin,

Ba’da

Maghrib

24 Wawancara pribadi bersama Ketua Bidgar Dakwah PC Persis Purwakarta, AS.

Syamsyuri, S. Ag., pada 13-12-2014.

Page 103: “STRATEGI DAKWAH PERSATUAN ISLAM DALAM KONTEKS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32120/1/FAHMI... · dilakukan pada saat Tasykil sekaligus rapat kerja PC Persis

92

5 Masjid

Ar-

Risalah

Jl. RE Martadhinata

No. 27

Setiap

Selasa,

Ba’da

Shubuh

6 Masjid

Nurul

Iman

Pasar Senen

Purwakarta

Setiap

Minggu,

Ba’da

Shubuh

7 Masjid

At-Taqwa

Jl. Alamanda

Ciseureuh, Kebon

Kolot, Purwakarta

Setiap Sabu,

Ba’da

Maghrib

Tabel 2.25

Data masjid jam’iyyah dan jadwal rutin mingguan

c) Pengajian bulanan

Pengajian bulanan PC Persis Purwakarta diselenggarakan

maksimal 2 bulan sekali dengan pemateri undangan dari

Pimpinan Pusat Persatuan Islam. Kegiatan ini bertempat di

sebelah Kantor PC Persis Purwakarta yaitu Madrasah

Diniyyah Takmiliyah Awaliyah Persatuan Islam No. 33 (Jl.

RE Martadhinata No. 27). Kegiatan ini dihadiri oleh

pengurus, anggota, dan simpatisan Persis di Purwakarta

25 Wawancara pribadi bersama Ketua Bidgar Dakwah PC Persis Purwakarta, AS.

Syamsyuri, S. Ag., pada 13-12-2014.

Page 104: “STRATEGI DAKWAH PERSATUAN ISLAM DALAM KONTEKS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32120/1/FAHMI... · dilakukan pada saat Tasykil sekaligus rapat kerja PC Persis

93

umumnya, khususnya Kecamatan Purwakarta.26

Momentum ini dijadikan sebagai sarana silaturahmi

Pimpinan Pusat kepada Pimpinan Cabang beserta kader

Persis lain, selain juga sebagai proses ideologisasi dari

Pusat Persis.

d) Pengajian Persistri

Persistri merupakan kependekan dari Persatuan Islam Istri,

yaitu daerah otonom PC Persis, khususnya PC Persis

Purwakarta. Adapun pengajian Persistri diadakan 3 kali

dalam satu minggu. Meskipun Persistri mempunyai

kepengurusan sendiri, namun tetap berada pada tanggung

jawab dari PC Persis Purwakarta.27

e) Lain-lain

Agenda dakwah lainnya mencakup khutbah dua Hari Raya,

Idul Fitri dan Idul Adha, ceramah shalat gerhana, tabligh

akbar, serta diskusi yang sifatnya fleksibel bisa diadakan

kapan dan dimana saja.28

C. Evaluasi Strategi

Setelah melalui beberapa tahapan yang sudah dijelaskan

sebelumnya, untuk mengetahui dan mengukur tingkat keberhasilan strategi

26 Wawancara pribadi bersama Ketua Bidgar Dakwah PC Persis Purwakarta, AS.

Syamsyuri, S. Ag., pada 13-12-2014. 27 Wawancara pribadi bersama Ketua Bidgar Dakwah PC Persis Purwakarta, AS.

Syamsyuri, S. Ag., pada 13-12-2014. 28 Wawancara pribadi bersama Ketua Bidgar Dakwah PC Persis Purwakarta, AS.

Syamsyuri, S. Ag., pada 13-12-2014.

Page 105: “STRATEGI DAKWAH PERSATUAN ISLAM DALAM KONTEKS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32120/1/FAHMI... · dilakukan pada saat Tasykil sekaligus rapat kerja PC Persis

94

dakwah, diperlukan adanya evaluasi strategi. Karena itu, evaluasi dari

program-program yang diimplementasikan perlu dilakukan terus menerus.

Evaluasi ini memegang peranan pentng dalam mengetahui dan

memastikan sejauh mana keberhasilan dakwah yang telah dilaksanakan

apakah sesuai atau tidak dengan perumusan atau perencanaan yang telah

ditetapkan, karena itu evaluasi harus dilakukan dan terprogram waktunya.

PC Persis Purwakarta melakukan evaluasi baik secara insidentil

ataupun terencana. Insidentil maksudnya apabila terdapat kendala di

medan dakwah yang menyangkut program atau implementasi dakwah,

maka evaluasi merupakan jalan untuk memperbaikinya. Evaluasi PC

Persis Purwakarta juga dilaksanakan secara terencana setiap enam bulan

sekali. Sejauh ini, evaluasi secara terencana sudah dilakukan sebanyak dua

kali, sementara secara insidentil telah dilakukan sebanyak satu kali. 29

29 Wawancara pribadi bersama Ketua Bidgar Dakwah PC Persis Purwakarta, AS.

Syamsyuri, S. Ag., pada 13-12-2014.

Page 106: “STRATEGI DAKWAH PERSATUAN ISLAM DALAM KONTEKS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32120/1/FAHMI... · dilakukan pada saat Tasykil sekaligus rapat kerja PC Persis

95

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Tajdid atau pembaruan ialah memperbarui apa yang telah usang serta

mengembalikannya kepada wujud asalnya seperti sedia kala. Tujuannya agar

terlihat baru kembali, yaitu dengan memperkuat seluruh bagiannya,

memperbaiki yang telah usang dan rusak, sehingga nampak, atau paling tidak

mendekati, bentuknya semula. Dalam konteks dakwah pembarun PC Persis

Purwakarta adalah mengembalikan ajaran Islam kepada Qur’an dan Sunnah.

1. Perumusan Strategi

Perumusan strategi dilakukan pada saat Tasykil sekaligus rapat

kerja PC Persis Purwakarta, yaitu sekitar seminggu setelah

kepengurusan PC Persis Purwakarta Masa Jihad 2014-2018 terbentuk.

Adapun target utama dari perumusan strategi dakwah PC Persis

Purwakarta yaitu tercapainya peningkatan wawasan, pemahaman, dan

keyakinan para anggota dan umat Islam, khususnya yang berada di

Purwakarta, terhadap ajaran Islam secara kaafah baik itu mengenai

aqidah, ibadah, dan muamalah sesuai dengan al-Qur’an dan as-Sunnah.

Melalui pendekatan analisa SWOT, penulis melakukan

pemetaan mengenai kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman dari

dakwah pembaruan PC Persis Purwakarta baik di dalam organisasi

(internal) atau di luar organisasi (eksternal). Setelah mengetahui dan

mempertimbangkan hal tersebut, sesuai kesepakatan PC Persis

Page 107: “STRATEGI DAKWAH PERSATUAN ISLAM DALAM KONTEKS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32120/1/FAHMI... · dilakukan pada saat Tasykil sekaligus rapat kerja PC Persis

96

Purwakarta menyusun dan menetapkan program-program dakwah

unggulan yang strategis dalam melakukan pembaruan, yaitu:

a. Institusionalisasi lewat pendidikan formal yang berada di

bawah tanggung jawab Pimpinan Cabang Persis Purwakarta.

b. Ideologisasi lewat Tabligh dan Dakwah Bil-lisaan.

Kedua program ini dinilai sebagai program yang paling

strategis dan realistis bagi PC Persis Purwakarta dalam melakukan

dakwah pembaruan di daerah kerja cabang.

2. Implementasi Strategi

Proses Institusionalisasi lewat pendidikan formal di daerah

kerja cabang, Kecamatan Purwakarta, terdapat institusi pendidikan

yang diisi langsung oleh banyak kader da’i dari PC Persis Purwakarta.

Terdapat 5 institusi pendidikan yang berada di daerah kerja cabang

Purwakarta dan menjadi tanggung jawab dari PC Persis Purwakarta, di

antaranya; Raudhatul Athfal Persatuan Islam Al-Anshori No. 81,

Madrasah Diniyyah Takmiliyah Awaliyah Persatuan Islam No. 33,

Sekolah Dasar Islam Terpadu Al-Manar No. 33, Pesantren Persatuan

Islam Madrasah Tsanawiyah Al-Manar No. 33, Pesantren Persatuan

Islam Madrasah Aliyah Al-Manar No. 33.

Dari keseluruhan kader da’i PC Persis Purwakarta yang

berjumlah 28 orang, terdapat 18 kader da’i yang ikut serta berjihad

dalam institusi pendidikan Persis di Kecamatan Purwakarta baik itu

sebagai pengelola, pembimbing atau pengajar. Hal ini dinilai akan

Page 108: “STRATEGI DAKWAH PERSATUAN ISLAM DALAM KONTEKS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32120/1/FAHMI... · dilakukan pada saat Tasykil sekaligus rapat kerja PC Persis

97

memudahkan PC Persis Purwakarta dalam melakukan dakwah

pembaruannya terutama lewat pendidikan.

Selain institusionalisasi lewat pendidikan, program kedua yang

dinilai potensial dan rasonal adalah ideologisasi lewat Tabligh dan

Dakwah Bil-lisaan. Di daerah kerja cabang Purwakarta terdapat 7

masjid yang terdapat di 7 jam’iyyah, yaitu: Masjid Al-Amin, Masjid

Al-Anshori, Masjid Al-Manar, Masjid Ar-Risalah, Masjid Ar-Royan,

Masjid At-Taqwa, dan Masjid Nurul Iman.

Adapun beberapa agenda dakwah dan tabligh di daerah kerja

PC Persis Purwakarta, seperti khutbah jum’at, pengajian rutin

mingguan, pengajian bulanan, pengajian Persistri, dan kegiatan

dakwah lainnya seperti khutbah Idul Fitri dan Idul Adha, shalat

gerhana, tabligh akbar, serta diskusi.

3. Evaluasi Strategi

PC Persis Purwakarta melakukan evaluasi baik secara insidentil

ataupun terencana. Insidentil maksudnya apabila terdapat kendala di

medan dakwah yang menyangkut program atau implementasi dakwah,

maka evaluasi merupakan jalan untuk memperbaikinya. Evaluasi PC

Persis Purwakarta juga dilaksanakan secara terencana setiap enam

bulan sekali. Sejauh ini, evaluasi secara terencana sudah dilakukan

sebanyak dua kali, sementara secara insidentil telah dilakukan

sebanyak satu kali.

Page 109: “STRATEGI DAKWAH PERSATUAN ISLAM DALAM KONTEKS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32120/1/FAHMI... · dilakukan pada saat Tasykil sekaligus rapat kerja PC Persis

98

B. Saran

Berdasarkan penjelasan yang penulis paparkan di bab-bab

sebelumnya, maka penulis melihat bahwa ada beberapa hal yang mungkin

perlu untuk ditingkatkan agar menjadi perbaikan di hari mendatang.

1. Kepada pengurus Pimpinan Cabang Persis Purwakarta agar

meningkatkan kinerja dan loyalitasnya. Karena berdasarkan

pengamatan penulis, terjadi sedikit kevakuman di beberapa aspek

bidang garapan.

2. Kepada da’i Pimpinan Cabang Persis Purwakarta agar terus

memperbarui dan memperdalam wawasannya terutama dalam

mengetahui informasi kekinian.

3. Kepada elit anggota Pimpinan Cabang Purwakarta dan yang berada

di atasnya, agar menetapkan dan mengukuhkan konsepsi tajdid

yang sebenarnya, sehingga tidak lagi menjadi polemik di kalangan

internal, memperjelas arah gerak dakwahnya, dan menjadi jawaban

atas pertanyaan masalah-masalah umat kekinian.

Page 110: “STRATEGI DAKWAH PERSATUAN ISLAM DALAM KONTEKS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32120/1/FAHMI... · dilakukan pada saat Tasykil sekaligus rapat kerja PC Persis

99

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, Abu. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia, 1997.

Al-Bahiy, Muhammad. Pemikiran Islam Modern, Penerjemah: Su’adi Sa’ad, cet.

Ke-1. Jakarta: Pustaka Panjimas, 1986).

al-Wa’iy, Taufik. Dakwah ke Jalan Allah: Muatan, Sarana & Tujuan, editor:

Muhith M. Ishaq. Jakarta: Robbani Pers, 2010.

Amin, Samsul Munir. Rekonstruksi Pemikiran Dakwah Islam. Jakarta: Amzah,

2008.

Amsyari, Fuad. Strategi Perjuangan Umat Islam Indonesia, cet. Ke-1. Bandung:

Mizan, 1990.

Anshari, Endang Saefuddin. Wawasan Islam: Pokok-pokok Pikiran tentang Islam

dan Umatnya. Jakarta: CV Rajawali, 1986.

Anshari, Endang Saifuddin. “Wawasan Islam: Pokok-pokok Pikiran tentang Islam

dan Umatnya”. Bandung: Pustaka, 1983.

Arifin, Anwar. Dakwah Kontemporer: Sebuah Studi Komunikasi, ed. Ke-1, cet.

Ke-1. Yogyakarta: Graha Ilmu, 2011.

Arifin, Anwar. Dakwah Kontemporer: Sebuah Studi Komunikasi. Yogyakarta:

Graha Ilmu, 2011.

Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:

Rineka Cipta, 2002.

Bulaeng, Andi. Metode Penelitian Komunikasi Kontemporer, cet. Ke-1.

Yogyakarta: Andi Yogyakarta, 2004.

Page 111: “STRATEGI DAKWAH PERSATUAN ISLAM DALAM KONTEKS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32120/1/FAHMI... · dilakukan pada saat Tasykil sekaligus rapat kerja PC Persis

100

Gluek, William F. Manajemen Strategis dan Kebijakan Perusahaan, ed. Ke-2.

Jakarta: Erlangga, 1989.

Hafid, Endang Sirodjudin, Bachtiar, Tiar Anwar, Rahman, Dudung Abdul, dan

Fauzan, Pepen Irpan. Pergulatan Pemikiran Kaum Muda Persis.

Bandung: Granada, 2005.

Hafidhuddin, Didin. Dakwah Aktual. Jakarta: Gema Insani Press, 1998.

Hamid, Hamid, dkk., Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis, dan

Disertasi), CeQDA (Centre for Quality Development and Assurance), UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta, April 2007

Hariadi, Bambang. Strategi Manajemen, Strategi Memenangkan Perang Bisnis.

Malang: Bayu Media Publishing, 2005.

Howard M., Federspiel. Persatuan Islam, Islamic Reform in Twentieth Century

Indonesia. New York: Modern Indonesia Project Southeast Asia Program,

Cornell University, 1970.

Ismail, A. Ilyas dan Hotman, Prio. Filsafat Dakwah: Rekayasa Membangun

Agama dan Peradaban Islam, ed. Ke-1, cet. Ke-1. Jakarta: Kencana,

2011).

Khaeruman, Badri. Persatuan Islam: Sejarah Pembaruan Pemikiran “Kembali

kepada Al-Qur’an dan Al-Sunnah”, Cet. Ke-1. Bandung: FAPPI dan Iris

Press, 2010.

Madjid, Nurchalis. Khazanah Intelektual Islam. Jakarta: Bulan Bintang, 1984.

Malik, Deddy Jamaluddin & Ibrahim, Idy Subandy. Zaman Baru Islam Indonesia:

Pemikiran dan Aksi Politik Abdurrahman Wahid, M. Amien Rais,

Page 112: “STRATEGI DAKWAH PERSATUAN ISLAM DALAM KONTEKS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32120/1/FAHMI... · dilakukan pada saat Tasykil sekaligus rapat kerja PC Persis

101

Nurcholis Madjid, dan Jalaluddin Rakhmat. Bandung: Zaman Wacana

Mulia, 1998.

Moeleong, Lexy J. Metode Penelitian Kualitatif, cet. Ke-10. Bandung: Remaja

Rosdakarya, 1993.

Muchtarom, Zaini. Dasar-dasar Manajemen Dakwah. Yogyakarta: Al-Iman Press,

1996.

Mulkanasir, Strategik Pengembangan Kualitas Sumber Daya Manusia, Jurnal

Dakwah dan Komunikasi, edisi 2 Desember 2006.

Munawwir, A. W. Kamus al-Munawwir Arab-Indonesia Lengkap, cet. Ke-14, ed-

ke-2. Jakarta: Pustaka Progresif, 1997.

Nasution, Harun. “Pembaruan dalam Islam, Sejarah Pemikiran dan Gerakan”.

Jakarta: Bulan Bintang, 1982.

Noor, Deliar. Gerakan Modern Islam di Indonesia 1900-1942. Jakarta: LP3ES,

1980.

Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia,

ed. Ke-3. Jakarta: Balai Pustaka, 2007.

Qanun Asasi-Qanun Dakhili, Penjelasan Qanun Asasi-Qanun Dakhili Pedoman

Kerja Program Jihad 2005-2010 Persatuan Islam. Bandung: PERSIS

PRESS, 2005.

Qardhawi, Yusuf. Membangun Masyarakat Baru, Penerjemah: Ruydi Helmi, cet.

Ke-1. Jakarta: Gema Insani Pers, 1997.

Rafi’udin dan Maman, Prinsip dan Strategi Dakwah. Bandung: Pustaka Setia,

1997.

Page 113: “STRATEGI DAKWAH PERSATUAN ISLAM DALAM KONTEKS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32120/1/FAHMI... · dilakukan pada saat Tasykil sekaligus rapat kerja PC Persis

102

Rakhmat, Jalaluddin. Metode Penelitian Komunikasi. Bandung: Remaja

Rosdakarya, 2005.

Rifai, Veithzal. Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Perusahaan: Dari Teori

ke Praktek. Jakarta: Murai Rencana, 2006.

Sudirman, H. Problematika Dakwah di Indonesia. Jakarta: Pusat Dakwah Islam

Indonesia, 1972.

Syukir, Asmuni. Dasar-dasar Strategi Dakwah Islam. Surabaya: Al-Ikhlas, 1983.

Tafsir Qanun Asasi Persatuan Islam, 1984.

Uchjana, Onong. Ilmu Komunikasi: Teori dan Praktek, cet. Ke-4. Bandung:

Remaja Rosdakarya, 1992.

Umar, Salim. Persatuan Islam: Pembaruan dan pengaruhnya. Bandung: IAIN,

1995.

Umar, Toha Yahya Ilmu Dakwah. Jakarta: Wijaya, 1983.

Usman, Husaini dan Akbar, Purnomo Setiady. Metodologi Penelitian Sosial, ed.

Ke-2. Jakarta: Bumi Aksara, 2009.

http://www.antaranews.com/berita/112780/mui-nilai-bupati-purwakarta-nista-

agama

Page 114: “STRATEGI DAKWAH PERSATUAN ISLAM DALAM KONTEKS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32120/1/FAHMI... · dilakukan pada saat Tasykil sekaligus rapat kerja PC Persis

Lampiran I

Pedoman Wawancara

Nama : H. U Yusup Yudamargana

Waktu : 20-11-2014

1. Kapan pertama kali Persis masuk ke Purwakarta?

Persatuan Islam (Persis) pertama kali masuk ke Purwakarta sekitar tahun

1955.

2. Bagaimana Persis masuk ke Purwakarta?

Ketika itu Persis di Purwakarta masih berstatus Pimpinan Jamiyah

Purwakarta yang belum memiliki cabang tersendiri namun aktif mengikuti

pengajian-pengajian yang secara rutin diadakan.Biasanya, kegiatan-

kegiatan PJ Persis Purwakarta tersebut aktif dan berkembang di daerah

Pasar Jumat Purwakarta.

3. Siapa tokoh yang pertama kali mengenalkan Persis di Purwakarta?

Tokoh yang mempelopori dakwah Persis di Purwakarta adalah Ust.Ama

Winanta Dirja.Namun ternyata respon masyarakat Purwakarta sangat

positif terhadap Persis, sehingga terkadang, anggota-anggota Persis dari

Pimpinan Pusat sendiri yang mengisi kegiatan dakwah Persis di

Purwakarta, semisal Ust.Isa Ansori atau Ust. E. Abdurrahman.

4. Kapan Persis Cabang Purwakarta resmi dibentuk?

PC Persis Purwakarta secara resmi terbentuk pada tahun 1963.Diresmikan

oleh Ust. Prof. Rusydad Nurdin, sebagai Wakil Ketua I Pimpinan Pusat

Persatuan Islam.

Page 115: “STRATEGI DAKWAH PERSATUAN ISLAM DALAM KONTEKS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32120/1/FAHMI... · dilakukan pada saat Tasykil sekaligus rapat kerja PC Persis

5. Apa yang menjadi landasan dakwah Persis Cabang Purwakarta?

Pada dasarnya, Persis Cabang Purwakarta menginduk pada Pimpinan

Pusat Persatuan Islam. Segala aktivitas berlandaskan misi dari Persis itu

sendiri, berpegang kepada pedoman pokok yang di dalamnya terkandung

prinsip-prinsip perjuangan kembali kepada Quran dan sunnah, sekaligus

sebagai identitas yang mewarnai seluruh gerak langkah organisasi dan

anggotanya, secara konkret tertulis dalam Qanun Asasi (Anggaran Dasar)

dan Qanun Dakhili (Anggaran Rumah Tangga) Persatuan Islam.

6. Apa makna pembaruan bagi Persis?

Bagi Persis, istilah pembaruan berangkat dari tulisan Muhammad Abduh

dalam majalah Al-Manar, bahwa “Al-Islaam Mahjuubun bil-Muslimiin”.

Artinya, Islam itu terhalang oleh orang-orang muslim itu sendiri. Tulisan

ini seolah menghendaki cara berpikir dan cara hidup yang baru bagi umat

Islam dengan hasrat untuk mengembalikan, serta menghidupkan kembali

peninggalan lama Islam, yakni Quran dan Sunnah.

Pokok-pokok pemikiran pembaruan Persis pada dasarnya satu paham

dengan Muhammad bin Abdul Wahhab, bahwa pertama, Quran dan

sunnah merupakan sumber ajaran Islam (pendapat ulama bukan sumber

ajaran Islam). Kehidupan seorang muslim tidak dapat dipisahkan dari

ketentuan-ketentuan hukum Islam itu sendiri, itu merupakan konsekuensi

logis sebagai hamba-Nya yang harus taat melaksanakan tugasnya untuk

beribadah atau taat kepada Allah. Oleh karenanya, setiap orang harus

membersihkan dirinya dari tradisi yang tidak diperintahkan oleh Allah dan

Rasul-Nya. Lalu yang kedua tidak dibenarkannya taqlid kepada ulama

Page 116: “STRATEGI DAKWAH PERSATUAN ISLAM DALAM KONTEKS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32120/1/FAHMI... · dilakukan pada saat Tasykil sekaligus rapat kerja PC Persis

serta memohon kepada Allah lewat perantara syekh, wali, atau benda

tertentu karena itu merupakan perbuatan musyrik dan Allah tidak butuh

perantara. Taqlid tidaklah dibenarkan dalam ajaran Islam, karena

bagaimanapun besarnya seorang ulama atau imam, ia tidak lebih dari

seorang guru yang mana merupakan manusia biasa dan tidak terbebas dari

salah. Oleh karena itu, manusia mempunyai kebebasan untuk mengikuti

atau tidak mengikuti pendapat ulama tersebut. Makannya, Persis tidak

mengenal istilah madzhab karena bisa saja salah jika tidak sesuai dengan

Quran dan Sunnah.Ketiga, pintu ijtihad selalu terbuka dan tidak tertutup.

7. Bagaimana Persis memandang modernisasi dan tradisionalisasi

dalam agama Islam?

Modernisasi ini muncul sebagai jawaban atas tantangan dengan

mencontoh kaum sekularis Barat yang merasa agama hanya sekedar

kawasan keyakinan dan peribadatan yang sifatnya pribadi. Modernisasi ini

mempunyai banyak arti, seperti usaha merubah paham, adat, kebiasaan

yang telah mengakar di masyarakat dan menyesuaikannya dengan suasana

ilmu pengetahuan dan teknologi. Lebih jauh lagi, modernisasi bahkan

diartikan dengan pemujaan terhadap akal dan ilmu. Tentu ini tidak sesuai

dengan pembaruan agama dalam Islam. Sementara tradisionalisasi dalam

agama merupakan bentuk baru dari sebuah agama yang telah masuk pada

suatu wilayah yang sarat akan adat istiadat dan kebiasaan warga setempat.

Agama tidak lagi berada dalam bentuk utuhnya karena telah bercampur

dengan tradisi setempat.Islam tradisional juga percaya bahwa kebenaran

Page 117: “STRATEGI DAKWAH PERSATUAN ISLAM DALAM KONTEKS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32120/1/FAHMI... · dilakukan pada saat Tasykil sekaligus rapat kerja PC Persis

agama terkandung dalam tulisan-tulisan para ulama terdahulu terutama

fuqaha dan mutakallimun.

8. Dimanakah Persis menempatkan diri, modernisme atau

tradisionalisme?

Tentu bukan di tradisionalisme, lebih ke modernisme namun dalam artian

yang positif. Persis tidak menutup diri akan perkembangan jaman, oleh

karena itu terbuka dan membuka pintu ijtihad mengenai pokok-pokok

agama ketimbang bersandar pada tradisi penafsir-penafsir masa lampau.

9. Sebagai ormas, dimanakah arah pergerakan Persis?

Persatuan Islam memiliki ciri khas dalam gerak dan langkahnya, yaitu

menitikberatkan pada pembentukan paham keagamaan yang dilancarkan

melalui pendidikan dan lain-lain.

Narasumber

H. U Yusup Yudamargana

Page 118: “STRATEGI DAKWAH PERSATUAN ISLAM DALAM KONTEKS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32120/1/FAHMI... · dilakukan pada saat Tasykil sekaligus rapat kerja PC Persis

Lampiran II

Pedoman Wawancara

Nama : Ust. AS. Syamsuri S. Ag

Waktu : Sabtu, 13-12-2014

Asas Pertimbangan Strategi

1. Secara filosofis, apa tujuan dari aktivitas dakwah yang dilakukan

Persis Cabang Purwakarta?

Pada dasarnya tujuan dari dakwah Persis Cabang Purwakarta sama dengan

Persis Pusat. Pertama, mengamalkan segala ajaran Islam dalam setiap segi

kehidupan anggotanya dalam masyarakat. Kedua, menempatkan kaum

muslimin pada ajaran aqidah dan syariah berdasarkan al-Quran dan as-

Sunnah.

2. Bagaimana kualifikasi da’i yang ikut menyampaikan dakwah

pembaruan Persis Cabang Purwakarta?

Proses kaderisasi da’I dilakukan melalui tamhiedul muballighien,

pendidikan, dan latihan Da’I (Daurah Duu’at), ataupun pelatihan lain yang

sejenis. Setelah itu, dilakukanlah pengangkatan Da’i oleh Bidgar Dakwah

pimpinan Cabang setelah terlebih dahulu mengadakan penilaian terhadap

calon da’I mengenai ilmu, kemampuan, keterampilan, prilaku, komitmen

terhadap Jam’iyyah.

Saat ini, secara umum pimpinan cabang memiliki jumlah kader Da’I

sejumlah 28 orang. Berikut tabel ringkas kualifikasinya:

Page 119: “STRATEGI DAKWAH PERSATUAN ISLAM DALAM KONTEKS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32120/1/FAHMI... · dilakukan pada saat Tasykil sekaligus rapat kerja PC Persis

No NAMA Pola Kaderisasi 1 O Komaruddin, SM Pendidikan S1 2 H. U Yusup Yudhamargana Tamhiedul Mubalighien 3 DR. Yusep S, M.Ag Pendidikan S3 4 Sano Al-Faruqi, S.Pd Pendidikan S1 5 Endang Wahyana, BA Pendidikan S1 6 Drs.H. Tatang Abdurrahman Pendidikan S1 7 H. Ubad Badrudin Dauroh Duu’aat 8 Asep Gunawan, M.Ag Pendidikan S2 9 Jafar Yahya Dauroh Duu’aat 10 H.Apipuddin Tamhiedul Mubalighien 11 H.Arifin Busyaeri Tamhiedul Mubalighien 12 R M O Syahroni Tamhiedul Mubalighien 13 H.Uci Suryana Dauroh Duu’aat 14 AS Syamsuri, S.Ag Pendidikan S1 15 Insan Fauzi, S.Pd Pendidikan S1 16 H.Ade Darmawan Tamhiedul Mubalighien 17 H.Udin Syamsuddin Dauroh Duu’aat 18 M Hisyam Dauroh Duu’aat 19 Hadi Saeful Rizal, S.Sos.I Pendidikan S1 20 H. E Syariffuddin Tamhiedul Mubalighien 21 Haris Arief R, S.Pd Pendidikan S1 22 E Warsito Tamhiedul Mubalighien 23 Ahmad Qutub Dauroh Duu’aat 24 Firmandi Nusantara Tamhiedul Mubalighien 25 Haris Mardiana Tamhiedul Mubalighien 26 Kustono, S.Ag Pendidikan S1 27 Drs.Asep Saefuddin Pendidikan S1 28 Iqbal H I, S.Kom.I Pendidikan S1

3. Berdasarkan kondisi sosio-kultural di Purwakarta, bagaimana Persis

Cabang Purwakarta merespon dinamika masyakarakat Purwakarta

dalam perihal dakwah pembaruan?

Kami tetap berpijak pada visi, misi dan yang menjadi tujuan dakwah

Persis sebagai gerakan pembaruan, yakni mengembalikan Islam kepada

Quran dan Sunnah. Karena toleransi dalam agama, aqidah bahkan syariah

bukanlah penyelesaian. Memang selaku pendakwah, kami hanya

menyampaikan dan Allah yang memberi hidayah. Namun kami percaya

jikapun ada perselisihan terjadi di medan dakwah, itu karena mental dan

Page 120: “STRATEGI DAKWAH PERSATUAN ISLAM DALAM KONTEKS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32120/1/FAHMI... · dilakukan pada saat Tasykil sekaligus rapat kerja PC Persis

sikap ketidakterbukaan. Persis memang dikenal lebih antusias dengan

perdebatan dibandingkan ormas lainnya, itu yang menjadikan Persis

mungkin dinilai sedikit lebih ekstrem.

4. Berkenaan dengan analisis SWOT, apa kekuatan, kelemahan,

peluang, dan ancaman dari dakwah pembaruan Persis Cabang

Purwakarta?

a) Strength (Kekuatan). Pertama, Persis sudah punya kesan baik dan

mendapat kepercayaan di tengah-tengah masyarakat Purwakarta

karena telah lama menyiarkan dakwah. Kedua, kader da’i PC Persis

Purwakarta sebagian besar merupakan kader yang tumbuh dan belajar

di lingkungan Persis, sehingga memudahkan rencana jihad dakwah PC

Persis Purwakarta. Selain itu, kader da’i PC Persis Purwakarta

dipercaya mengisi banyak ceramah keagamaan di luar organisasi,

seperti Indosat, PLN, radio, Jatiluhur TV, dll.

b) Weakness (Kelemahan). Saya kira ada beberapa da’i yang cenderung

keras dalam menyampaikan dakwah pembaruan kembali kepada

Qur’an-sunnah sehingga menyebabkan penerimaan yang kurang begitu

baik di mata masyarakat. Kemudian, banyaknya ulama Persis

Purwakarta yang telah tiada dan proses regenerasi yang terhambat

sementara belum ditemukannya ulama pengganti yang sepadan. Dan

juga ada perbedaan pendapat perihal konsep ideal Pesantren yang

seharusnya. Saat ini sistem Pendidikan di SDIT, MTs, dan MA

direkonstruksi demi perbaikan agar kembali menarik minat

Page 121: “STRATEGI DAKWAH PERSATUAN ISLAM DALAM KONTEKS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32120/1/FAHMI... · dilakukan pada saat Tasykil sekaligus rapat kerja PC Persis

masyarakat. Meskipun berdampak positif, namun tetap ada perbedaan

pandangan dari golongan muda dan golongan tua.

c) Opportunities (Peluang). Berlimpahnya kader/bakal kader da’i muda di

ranah pendidikan, banyaknya sarana dakwah Persis Cabang

Purwakarta yang tersebar di tujuh jam’iyyah di seluruh Kecamatan

Purwakarta, serta kebutuhan dan kepercayaan masyarakat sekitar

Purwakarta akan jenjang pendidikan sekolah/pesantren Persis yang

telah dibenahi.

d) Threats (Ancaman). Ketidakcermatan da’i dalam menyampaikan

dakwah pembaruan akan berdampak negatif bagi mad’u, ancaman

terputusnya rantai regenerasi da’i jika sarana dakwah lewat pendidikan

tidak digarap secara optimal.

5. Apa saja program dakwah Persis Cabang Purwakarta?

Secara garis besar, kami menanamkan nilai-nilai dan ide-ide pemikiran

Persis lewat Pendidikan dan Dakwah yang berlandaskan al-Qur’an dan as-

Sunnah. Kami memiliki fasilitas pendidikan dan dakwah yang

mendukung. Misalnya, di jenjang pendidikan:

1) Raudhatul Athfal Persatuan Islam Al-Anshori No. 81

2) Madrasah Diniyyah Takmiliyah Awaliyah Persatuan Islam No. 33

3) Sekolah Dasar Islam Terpadu Al-Manar No. 33

4) Pesantren Persatuan Islam Terpadu Madrasah Tsanawiyah Al-Manar

No. 33

5) Pesantren Persatuan Islam Terpadu Madrasah Aliyah Al-Manar No. 33

Page 122: “STRATEGI DAKWAH PERSATUAN ISLAM DALAM KONTEKS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32120/1/FAHMI... · dilakukan pada saat Tasykil sekaligus rapat kerja PC Persis

Sementara lewat dakwah bil-lisan, kami melangsungkan agenda

dakwah di tujuh Pimpinan Jamaah di Kecamatan Purwakarta.

No Masjid Alamat 1 Al-Manar Jl. Purnawarman Barat RT 15/03

Sindang Kasih Purwakarta 2 Al-Amin Jl. Purnawarman Barat RT 45/03

Sindang Kasih Purwakarta 3 Ar-Royan Jl. Ipik Gandamanah Kp. Rawa

Mekar RT 02/01 Tegal Munjul Purwakarta

4 Al-Anshori Jl. Ibrahim Singadilaga 5 Ar-Risalah Jl. RE Martadhinata No. 27 6 Nurul Iman Pasar Senen Purwakarta 7 At-Taqwa Jl. Alamanda Ciseureuh, Kebon

Kolot, Purwakarta

Adapun untuk pemateri dari pengajian rutin mingguan di tiap jamaah,

kami serahkan kepada Pimpinan Jamaah untuk merekomendasikannya

kepada Pimpinan Cabang untuk kemudian kami tugaskan. Sementara

untuk isi materi dakwah kami memberikan keleluasaan kepada da’i yang

bersangkutan. Ada juga Pengajian Persistri yang berlangsung 3 kali dalam

satu minggu yang berada di bawah otonom PC Persis Purwakarta. Selain

itu, ada juga pengajian bulanan yang berlangsung maksimal dua bulan

sekali yang mengundang Pimpinan Pusat Persis. Pengajian ini dihadiri

oleh pengurus, anggota, dan simpatisan khususnya di Kecamatan

Purwakarta sebagai ajang silaturahim Persis di Purwakarta dan proses

ideologisasi Pimpinan Pusat kepada bagian otonomnya. Selain itu, agenda

dakwah lainnya seperti tabligh akbar, shalat gerhana, idu fitri, idul adha,

serta diskusi-diskusi yang sifatnya fleksibel.

Page 123: “STRATEGI DAKWAH PERSATUAN ISLAM DALAM KONTEKS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32120/1/FAHMI... · dilakukan pada saat Tasykil sekaligus rapat kerja PC Persis

Langkah-langkah Dasar Strategi Dakwah

1. Berdasarkan realita di lapangan, apakah Persis Cabang Purwakarta

tetap berpegang pada platform Persis sebagai gerakan pembaruan

atau memilih memenuhi kebutuhan mad’u?

Kami percaya bahwa sebaik-baik hujjah adalah hujjah Allah dan Rasul-

Nya, yaitu Al-Qur’an dan As-sunnah.Di dalam Quran dengan jelas

diterangkan bahwa keduanya (Quran dan Sunnah) haruslah beriringan.

Sebagaimana tertera dalam Ali Imron: 31, An-Nisa: 80, 150-151, Al-

Ahzab: 36, dan banyak ayat lainnya. Jadi mengembalikan Islam kepada

sedia kala, Islam yang berlandaskan Quran dan Sunnah merupakan harga

mati.Kalaupun di Purwakarta ini masih banyak pelaku bid’ah, takhayul,

dan khurafat, kami tetap berpegang pada visi, misi, serta tujuan dakwah

kami.Dan memang maasih ada diantara masyarakat Purwakarta ini yang

percaya akan takhayul seperti melempari jenazah yang sedang dihantar ke

kuburannya dengan koin ketika lewat di depan rumahnya, lalu

melaksanakan ibadah-ibadah dengan tata cara yang tidak diajarkan Nabi,

dan tradisi-tradisi lain yang sudah mengakar di masyarakat kita.

2. Apakah Persis Cabang Purwakarta mengadakan segmentasi mad’u

dalam berdakwah?

Segmentasi mad’u kami percayakan sepenuhnya kepada da’i.Karena

mereka yang paling tahu siapa yang sedang mereka hadapi.Dan ini penting

agar dakwah dapat diterima dan dimengerti dengan baik.

3. Apakah ormas lain turut berpengaruh dalam membentuk strategi

dakwah Persis menjadi lebih menarik dan unggul?

Page 124: “STRATEGI DAKWAH PERSATUAN ISLAM DALAM KONTEKS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32120/1/FAHMI... · dilakukan pada saat Tasykil sekaligus rapat kerja PC Persis

Kami saat ini sedang memperbarui sektor dakwah lewat pendidikan.Dan

Alhamdulillah, saat ini sekolah-sekolah Persis di Purwakarta seperti

Madrasah Tsanawiyyah serta Madrasah Aliyyah Pesantren Persatuan

Islam No. 33 kembali diminati setelah digarap dengan lebih serius dan

akhirnya jumlah pelajar baik di MTs atau MA kini meningkat dengan

pesat. Kami juga memiliki jenjang pendidikan Madrasah Diniyyah dan

baru membangun Sekolah Dasar Islam Terpadu yang mana mendapatkan

respon positif.Ini semua berawal dari keinginan kami agar Persis tidak

melulu soal kualitas, tapi juga kuantitas. Ini sangat penting untuk proses

kaderisasi dan dakwah pembaruan Persis di Purwakarta.

4. Adakah skenario alternatif dalam menghadapi segala kemungkinan

di medan dakwah?

Itu juga kami serahkan sepenuhnya kepada da’i. Karena mereka yang

paling mengetahui situasi di medan dakwah bagaimana. Tapi tentu kami

percaya, kami memiliki da’i yang punya kompetensi untuk menghadapi

berbagai kemungkinan saat melaksanakan dakwah.

Perumusan Strategi Dakwah

1. Apakah Persis Cabang Purwakarta mengadakan perumusan strategi

dakwah?

Ya.

2. Kapan perumusan strategi dakwah diterapkan oleh Persis Cabang

Purwakarta untuk periode 2014-2018?

Saat tasykil sekaligus rapat kerja.

Page 125: “STRATEGI DAKWAH PERSATUAN ISLAM DALAM KONTEKS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32120/1/FAHMI... · dilakukan pada saat Tasykil sekaligus rapat kerja PC Persis

3. Apa yang menjadi target utama dari perumusan strategi dakwah

Persis Cabang Purwakarta?

Tercapainya peningkatan wawasan, pemahaman, dan keyakinan para

anggota dan umat Islam pada umumnya terhadap ajaran Islam secara

kaafah baik itu mengenai aqidah, ibadah, dan muamalah sesuai dengan al-

Qur’an dan as-Sunnah.

4. Siapa saja yang berpartisipasi dalam merumuskan strategi dakwah

Persis Cabang Purwakarta?

Seluruh pengurus PC Persis Purwakarta dan perwakilan dari Pimpinan

Daerah Persis Purwakarta.

5. Hal apa saja yang menjadi pertimbangan dalam proses perumusan

strategi dakwah Persis Cabang Purwakarta?

Di ranah pendidikan, banyaknya jumlah peserta didik yang berasal dari

dalam dan luar jam’iyyah sehingga memicu Pimpinan Cabang Persis

Purwakarta untuk meningkatkan mutu pendidikan di Pesantren yang kami

kelola, agar dakwah Persis berkenaan dengan aqidah, ibadah dan

muamalah semakin banyak dipahami masyarakat luas. Kedua, adanya

fasilitas dakwah yang memadai. PC Persis Purwakarta membawahi tujuh

Pimpinan Jamaah di Kecamatan Purwakarta, seperti Pimpinan Jamaah Al-

Manar, Pimpinan Jamaah Ar-Royan, Pimpinan Jamaah Al-Amin,

Pimpinan Jamaah Al-Anshori, Pimpinan Jamaah At-Taqwa, Pimpinan

Jamaah Nurul Iman, Pimpinan Jamaah Ar-Risalah yang semuanya tersebar

di berbagai daerah di Kecamatan Purwakarta. Intinya, kami mencoba

mengoptimalkan wadah dakwah yang kami miliki.

Page 126: “STRATEGI DAKWAH PERSATUAN ISLAM DALAM KONTEKS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32120/1/FAHMI... · dilakukan pada saat Tasykil sekaligus rapat kerja PC Persis

Implementasi Strategi Dakwah

1. Bagaimana langkah awal pelaksanaan implementasi strategi dakwah

Persis Cabang Purwakarta?

Mengkoordinasikan para mubaligh/ khatib untuk mengisi pengajian-

pengajian, shalat Jum’at, ‘Ied, dan kegiatan dakwah lainnya di daerah

kerja cabang.

2. Apa faktor pendukung dan Faktor penghambat dari setiap strategi

dakwah yang telah dirumuskan?

Faktor pendukung:

1) Kepercayaan yang telah didapat dari masyarakat umum.

2) Tersedianya fasilitas pendidikan dan ruang dakwah yang menunjang

proses pengimplementasian.

Faktor penghambat:

1) Minimnya intensitas interaksi dengan luar organisasi jika

dibandingkan dengan di dalam organisasi.

2) Loyalitas para anggota yang dinilai masih kurang.

3) Kurangnya inovasi dakwah.

3. Apakah setiap implementasi strategi sesuai dengan perumusannya?

Tentu tidak selalu. Karena selalu ada selalu ada sesuatu yang ditemui di

perjalanan. Baik itu penyampaian yang kurang baik, kemasan yang kurang

menarik, atau tidak maksimalnya potensi da’i.

4. Bagaimana mengukur keberhasilan dari implementasi strategi?

Mungkin ketika mendapat respon positif dari masyarakat luar,

kepercayaan, dan antusiasme yang besar.

Page 127: “STRATEGI DAKWAH PERSATUAN ISLAM DALAM KONTEKS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32120/1/FAHMI... · dilakukan pada saat Tasykil sekaligus rapat kerja PC Persis

Evaluasi Strategi Dakwah

1. Apakah Persis Cabang Purwakarta melakukan evaluasi dari setiap

implementasi strategi dakwah yang telah diterapkan?

Ya.

2. Bagaimana cara evaluasi strategi dakwah Persis Cabang

Purwakarta?

Evaluasi kadang secara spontanitas (insidental), kadang memang

terencana yakni 6 bulan sekali.

3. Sudah berapa kali evaluasi dilakukan Persis Cabang Purwakarta di

periode ini?

Secara terencana sudah dilakukan sebanyak dua kali, sementara secara

insidental telah dilakukan sebanyak satu kali.

Narasumber

Ust. AS Syamsuri, S. Ag

Page 128: “STRATEGI DAKWAH PERSATUAN ISLAM DALAM KONTEKS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32120/1/FAHMI... · dilakukan pada saat Tasykil sekaligus rapat kerja PC Persis

Lampiran III

Dokumentasi

Ket: Penulis bersama Ketua Bidgar Dakwah PC Persis Purwakarta, Ust. AS

Syamsuri, S. Ag.

Ket: Penulis bersama Ketua Bidgar Bimhajum PC Persis Purwakarta, H. U Yusup

Yudamargana.

Page 129: “STRATEGI DAKWAH PERSATUAN ISLAM DALAM KONTEKS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32120/1/FAHMI... · dilakukan pada saat Tasykil sekaligus rapat kerja PC Persis
Page 130: “STRATEGI DAKWAH PERSATUAN ISLAM DALAM KONTEKS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32120/1/FAHMI... · dilakukan pada saat Tasykil sekaligus rapat kerja PC Persis
Page 131: “STRATEGI DAKWAH PERSATUAN ISLAM DALAM KONTEKS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32120/1/FAHMI... · dilakukan pada saat Tasykil sekaligus rapat kerja PC Persis