Strategi Customer Relations dengan Menggunakan …kc.umn.ac.id/956/1/(Read Only) SKRIPSI.pdf ·...

238
STRATEGI CUSTOMER RELATIONS DENGAN MENGGUNAKAN SOCIAL MEDIA TWITTER UNTUK MEMBANGUN BUZZWORD (Studi Kasus pada Ninotchka Cafe Kuartal III & IV Tahun 2012) SKRIPSI Diajukan guna Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi (S.I.Kom.) pada Program Strata Satu (S-1) Tiara Permadi 09120110138 PROGRAM STUDI PUBLIC RELATIONS FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS MULTIMEDIA NUSANTARA TANGERANG 2013

Transcript of Strategi Customer Relations dengan Menggunakan …kc.umn.ac.id/956/1/(Read Only) SKRIPSI.pdf ·...

Page 1: Strategi Customer Relations dengan Menggunakan …kc.umn.ac.id/956/1/(Read Only) SKRIPSI.pdf · Sidang Ujian Skripsi Universitas Multimedia Nusantara . Tangerang, 7 Januari 2013 .

STRATEGI CUSTOMER RELATIONS DENGAN

MENGGUNAKAN SOCIAL MEDIA TWITTER

UNTUK MEMBANGUN BUZZWORD

(Studi Kasus pada Ninotchka Cafe Kuartal III & IV Tahun 2012)

SKRIPSI

Diajukan guna Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi (S.I.Kom.)

pada Program Strata Satu (S-1)

Tiara Permadi

09120110138

PROGRAM STUDI PUBLIC RELATIONS

FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS MULTIMEDIA NUSANTARA

TANGERANG

2013

Page 2: Strategi Customer Relations dengan Menggunakan …kc.umn.ac.id/956/1/(Read Only) SKRIPSI.pdf · Sidang Ujian Skripsi Universitas Multimedia Nusantara . Tangerang, 7 Januari 2013 .

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi ini adalah karya ilmiah saya

sendiri, bukan plagiat dari karya ilmiah yang ditulis oleh orang lain atau lembaga

lain, dan semua karya ilmiah orang lain atau lembaga lain yang dirujuk dalam

skripsi ini telah disebutkan sumber kutipannya serta dicantumkan di Daftar

Pustaka.

Jika di kemudian hari terbukti ditemukan kecurangan atau penyimpangan,

baik dalam pelaksanaan skripsi maupun dalam penulisan laporan skripsi, saya

bersedia menerima konsekuensi dinyatakan TIDAK LULUS untuk mata kuliah

Skripsi yang telah saya tempuh.

Tangerang, 7 Januari 2013

Tiara Permadi

Page 3: Strategi Customer Relations dengan Menggunakan …kc.umn.ac.id/956/1/(Read Only) SKRIPSI.pdf · Sidang Ujian Skripsi Universitas Multimedia Nusantara . Tangerang, 7 Januari 2013 .

HALAMAN PERSETUJUAN

Skripsi dengan judul

“Strategi Customer Relations dengan Menggunakan Social Media Twitter

untuk Membangun Buzzword

(Studi Kasus Pada Ninotchka Cafe Kuartal III & IV Tahun 2012)”

oleh

Tiara Permadi

telah disetujui untuk diajukan pada

Sidang Ujian Skripsi Universitas Multimedia Nusantara

Tangerang, 7 Januari 2013

Menyetujui,

Dosen Pembimbing

A. Judhie Setiawan, M. Si.

Mengetahui,

Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi

Dra. Bertha Sri Eko M., M.Si.

Page 4: Strategi Customer Relations dengan Menggunakan …kc.umn.ac.id/956/1/(Read Only) SKRIPSI.pdf · Sidang Ujian Skripsi Universitas Multimedia Nusantara . Tangerang, 7 Januari 2013 .

HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi dengan judul

“Strategi Customer Relations dengan Menggunakan Social Media Twitter

untuk Membangun Buzzword

(Studi Kasus Pada Ninotchka Cafe Kuartal III & IV Tahun 2012)”

oleh

Tiara Permadi

telah diujikan pada hari Selasa, tanggal 29 Januari 2013 pukul 08:30 s.d. 10:00

dan dinyatakan lulus dengan susunan penguji sebagai berikut.

Ketua Sidang Penguji Ahli

Dra. Bertha Sri Eko M., M. Si. Inco Hary Perdana, M. Si.

Dosen Pembimbing

A. Judhie Setiawan, M. Si.

Disahkan oleh

Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi UMN

Dra. Bertha Sri Eko M., M. Si.

Page 5: Strategi Customer Relations dengan Menggunakan …kc.umn.ac.id/956/1/(Read Only) SKRIPSI.pdf · Sidang Ujian Skripsi Universitas Multimedia Nusantara . Tangerang, 7 Januari 2013 .

v

KATA PENGANTAR

Terselesaikannya skripsi ini adalah anugerah terindah dari Yang Kuasa.

Rasa syukur Penulis panjatkan pada Tuhan Yesus atas hikmat-Nya sehingga

Penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Strategi Customer Relations

dengan Menggunakan Social Media Twitter untuk Membangun Buzzword (Studi

Kasus Pada Ninotchka Cafe Kuartal III & IV Tahun 2012)”.

Social media merupakan bentuk perkembangan media baru yang sangat

diminati oleh kaum muda. Twitter adalah salah satu social media yang banyak

digunakan, termasuk oleh Penulis. Banyak hal yang dapat diakukan melalui

Twitter: curhat, ngobrol, sampai mencari informasi semua bisa dilakukan. Di

Twitter inilah Penulis bertemu dengan akun @NINOTCHKA_JKT, yang akhirnya

membuat Penulis tertarik untuk berkunjung ke Ninotchka Cafe dan menjadi

pelanggannya.

Ninotchka Cafe hanya mengandalkan social media, terutama Twitter,

untuk berpromosi. Ternyata, kafe ini mampu berkembang dengan pesat dalam

waktu setahun. Suatu pencapaian yang membanggakan dan tentunya dapat ditiru

oleh organisasi lainnya. Oleh karena itu, Penulis kemudian tertarik untuk

menjadikannya sebagai objek penelitian.

Seiring dengan terselesaikannya skripsi ini, Penulis ingin mengucapkan

terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu Penulis dalam proses

penyusunannya. Terima kasih kepada:

1. Dr. Ninok Leksono, Rektor Universitas Multimedia Nusantara, yang

juga pernah membimbing Penulis dalam mata kuliah Pengantar

Teknologi Komunikasi. Terima kasih atas inspirasi dan ilmu yang

telah diberikan pada Penulis.

2. Dra. Bertha Sri Eko M., M.Si., Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi,

“Ibu” bagi seluruh mahasiswa Ilkom.

Page 6: Strategi Customer Relations dengan Menggunakan …kc.umn.ac.id/956/1/(Read Only) SKRIPSI.pdf · Sidang Ujian Skripsi Universitas Multimedia Nusantara . Tangerang, 7 Januari 2013 .

vi

3. Ambang Priyonggo, M. A., Dosen Pembimbing Akademik Ilkom 2009

kelas D, yang selalu menerima Penulis dengan baik untuk konsultasi.

4. A. Judhie Setiawan, M. Si., Dosen Pembimbing Skripsi sekaligus

pengajar mata kuliah Customer Relationship Management Penulis.

Terima kasih atas ilmu dan bimbingan yang telah diberikan.

5. Inco Harper, Penguji Ahli, yang juga banyak membantu Penulis dalam

proses penyelesaian skripsi ini.

6. Para dosen di Universitas Multimedia Nusantara yang telah membagi

ilmunya dengan Penulis, yang tidak bisa disebutkan satu persatu.

7. Orang tua dan seluruh keluarga besar penulis: Mami, Papi, Oma, Opa,

Mbah, Ii, Om Ei dan Tante Na, Om Jack dan Tante Santi, Quinn, dan

Little Avery. Terima kasih atas doa, cinta, dan semangat yang kalian

berikan selama ini.

8. Melvin Iskandar. Thank you for your love and support through the

distance.

9. My high-school BFF: Vira, Jessica, Jacqueline, Beauty, Maureen, dan

Silviana. Terima kasih, khususnya buat Vira

10. Sahabat seperjuangan: Widya, Chica, Maureen, Nova, dan Anggie.

Terima kasih banyak buat dukungan semangat dari kalian.

11. Maynard, Yuda, Ming, Bang Yos, Gratia, Cun-Cun, Koko Cliff, dan

Mr. Timotius Laudus. Thank you so much, guys.

12. Teman-teman angkatan 2009 dan segenap civitas academica.

13. Sonia Eryka, Roy Leonard, dan Stefanie Kurniadi. Terima kasih atas

kesediaan kalian untuk sharing dengan Penulis.

Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan dapat menambah

khazanah ilmu pengetahuan di Indonesia.

Tangerang, Januari 2013

Tiara Permadi

Page 7: Strategi Customer Relations dengan Menggunakan …kc.umn.ac.id/956/1/(Read Only) SKRIPSI.pdf · Sidang Ujian Skripsi Universitas Multimedia Nusantara . Tangerang, 7 Januari 2013 .

PROGRAM STUDI PUBLIC RELATIONS

FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS MULTIMEDIA NUSANTARA

vii

ABSTRAK

Tiara Permadi

09120110138

STRATEGI CUSTOMER RELATIONS DENGAN MENGGUNAKAN SOCIAL

MEDIA TWITTER UNTUK MEMBANGUN BUZZWORD (STUDI KASUS

PADA NINOTCHKA CAFE KUARTAL III & IV TAHUN 2012)

xiii + 144 halaman, 8 tabel; 12 gambar; 2 lampiran (39 + 35 halaman)

Referensi: 38 buku + 2 jurnal + 3 skripsi + 30 online

Kata kunci: Social CRM, Online Customer Relations, Twitter

Teknologi komunikasi manusia memasuki interactive communication era,

dimana internet menjadi perkembangan terpenting. Social media merupakan situs

yang paling diminati oleh para pengguna internet. Fakta menunjukkan bahwa

Indonesia merupakan negara dengan tingkat kunjungan social media tertinggi.

Peluang itu kemudian dimanfaatkan oleh organisasi. Organisasi menggunakan

social media sebagai sarana promosi dan komunikasi dengan customer-nya. Salah

satunya adalah Ninotchka Cafe yang mengandalkan Twitter.

Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan strategi customer relations

dengan menggunakan social media Twitter untuk membangun buzzword.

Kehadiran social media dapat memudahkan organisasi dalam membangun

hubungan dengan pelanggannya, tetapi di sisi lain juga membuat hubungan

tersebut semakin kompleks. Social media memampukan pelanggan menjadi

influencer, memengaruhi pandangan orang lain terhadap produk dan organisasi.

Customer relations kini berorientasi strategis: menghasilkan pelanggan setia yang

menyebar buzzword positif – para evangelist.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Sifat penelitian adalah

deskriptif dengan metode studi kasus. Menggunakan metode analisis data Miles &

Huberman (reduction, display, conclusion). Untuk pemeriksaan keabsahan data,

dilakukan dengan triangulasi sumber.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam menyusun strategi customer

relations dan memilih media, diperlukan perencanaan yang matang. Perencanaan

program customer relations yang dilakukan oleh Ninotchka Cafe sesuai dengan

konsep IDIC dari Peppers dan Rogers. Sementara untuk pemilihan social media

yang digunakan, sesuai dengan konsep POST dari Lee dan Bernoff. Dengan

strategi dan media yang tepat, Ninotchka dapat membangun buzzword positif

yang menguntungkan.

Berdasarkan pendekatan POST, peneliti melihat bahwa pilihan social

media Ninotchka sesuai untuk menjangkau target market-nya. Peneliti hanya

menyarankan agar Ninotchka Cafe dapat memaksimalkan penggunaannya dengan

mengintegrasikan beragam social media yang digunakan dan memanfaatkannya

untuk menyusun program customer relations bersama para customer-nya. Selain

itu, Ninotchka juga dapat mulai mempertimbangkan bantuan profesional.

Page 8: Strategi Customer Relations dengan Menggunakan …kc.umn.ac.id/956/1/(Read Only) SKRIPSI.pdf · Sidang Ujian Skripsi Universitas Multimedia Nusantara . Tangerang, 7 Januari 2013 .

viii

ABSTRACT

Communication technology now has entered the interactive

communication era. Internet becomes the most important development in history.

Social media is the most popular site used by Internet users, and Indonesia is a

country with the highest visit to social media. It opens a big opportunity for

business. Organizations use social media to promote and communicate effectively

with their customers. One them is Ninotchka Café, who rely on Twitter.

This study aimed to describe the customer relations strategy using Twitter

to build buzzword. Social media could facilitate organization in establishing

relationship with its customers. However, it might as well create a more complex

relationship. Social media turns customers into some powerful influencers, who

can affect other’s view of products and organization. Customer relations now

based on strategic orientation: create loyal customers who buzzing about them –

the evangelists.

This study used a case study method with qualitative approach. The nature

of research is descriptive. This study used Miles and Huberman’s analysis

method: reduction, display, conclusion. The validation method used is data

triangulation.

The result shows that in determining the customer relations strategy and

selecting the media, organization need to make a good consideration of planning.

The planning of customer relations program conducted by Ninotchka Café can be

explained by the IDIC concept from Peppers and Rogers. While in the process of

selecting which social media to use, the POST concept from Lee and Bernoff fits

perfectly. With the right strategy and of course the right media, Ninotchka can

build the positive buzzword which is profitable for them.

Researcher assessed that the choice Ninotchka Café made in determining

which social media to use is appropriate, according to POST concept. Researcher

suggests that Ninotchka Café can optimize their way of using social media by

integrating the various kind of social media they chose to build an even better

customer relations programs together with their customers. Ninotchka can also

consider professional assistance in their management.

Page 9: Strategi Customer Relations dengan Menggunakan …kc.umn.ac.id/956/1/(Read Only) SKRIPSI.pdf · Sidang Ujian Skripsi Universitas Multimedia Nusantara . Tangerang, 7 Januari 2013 .

ix

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI .............................................................................................. Halaman

HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i

HALAMAN PERNYATAAN ................................................................................ ii

HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................................... iii

HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................ iv

KATA PENGANTAR ............................................................................................. v

ABSTRAK ............................................................................................................ vii

DAFTAR ISI .......................................................................................................... ix

DAFTAR TABEL .................................................................................................. xi

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xii

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xiii

BAB I: PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

1.1. Latar Belakang Masalah .................................................................................... 1

1.2. Rumusan Masalah ........................................................................................... 13

1.3. Tujuan Penelitian ............................................................................................ 13

1.4. Signifikansi Penelitian .................................................................................... 13

1.4.1. Signifikansi akademis ........................................................................... 13

1.4.2. Signifikansi praktis ............................................................................... 13

BAB II: KERANGKA PEMIKIRAN .................................................................... 14

2.1. Penelitian Terdahulu ....................................................................................... 14

2.2. Teori ................................................................................................................ 17

2.2.1. Perkembangan marketing communications .......................................... 17

2.2.2. Dasar teori ............................................................................................. 21

2.3. Kerangka Konseptual ...................................................................................... 24

2.3.1. Marketing communications ................................................................... 24

2.3.2. Customer relations ................................................................................ 29

Page 10: Strategi Customer Relations dengan Menggunakan …kc.umn.ac.id/956/1/(Read Only) SKRIPSI.pdf · Sidang Ujian Skripsi Universitas Multimedia Nusantara . Tangerang, 7 Januari 2013 .

x

2.3.3. Customer relationship management ..................................................... 36

2.3.4. Social media .......................................................................................... 41

2.3.5. Buzzword ............................................................................................... 50

2.3.6. Social CRM ........................................................................................... 55

BAB III: METODOLOGI PENELITIAN ............................................................. 61

3.1. Tipe Penelitian ................................................................................................ 61

3.2. Metode Penelitian............................................................................................ 64

3.3. Objek Penelitian dan Informan Penelitian ...................................................... 65

3.4. Teknik Pengumpulan Data .............................................................................. 67

3.5. Definisi Konsep dan Fokus Penelitian ............................................................ 69

3.5.1. Definisi konsep ..................................................................................... 69

3.5.2. Fokus penelitian .................................................................................... 70

3.6. Teknik Analisis Data ....................................................................................... 71

3.7. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data ............................................................ 73

3.8. Lokasi dan Waktu Penelitian ......................................................................... 75

BAB IV: PEMBAHASAN ..................................................................................... 76

4.1. Gambaran Umum Organisasi .......................................................................... 76

4.1.1. Profil dan perkembangan usaha ............................................................ 76

4.1.2. Competitive review ................................................................................ 82

4.2. Hasil Penelitian ............................................................................................... 89

4.3. Konsep IDIC dalam Penyusunan Program Customer Relations ................... 101

4.4. Konsep POST dalam Pemilihan Media......................................................... 116

4.5. Pembentukan Buzzword ................................................................................ 126

BAB V: KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................. 140

5.1. Kesimpulan ................................................................................................... 140

5.2. Saran .............................................................................................................. 142

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN A: KELENGKAPAN SKRIPSI, PEDOMAN, DAN TRANSKRIP

LAMPIRAN B: SERBA-SERBI NINOTCHKA CAFE

CURRICULUM VITAE

Page 11: Strategi Customer Relations dengan Menggunakan …kc.umn.ac.id/956/1/(Read Only) SKRIPSI.pdf · Sidang Ujian Skripsi Universitas Multimedia Nusantara . Tangerang, 7 Januari 2013 .

xi

DAFTAR TABEL

DAFTAR TABEL ...................................................................................... Halaman

1. Tabel 2.1. Penelitian Terdahulu ......................................................................... 16

2. Tabel 2.2: Empat Fase Evolusi PR menurut Grunig dan Hunt .......................... 22

3. Tabel 3.1: Informan Penelitian ........................................................................... 66

4. Tabel 4.1: Perbandingan Kompetitor ................................................................. 87

5. Tabel 4.2: Perbandingan dengan Holycow Steak .............................................. 88

6. Tabel 4.3: Buzzword dari Sonia, Roy, dan Blogger/Public Figure .................. 127

7. Tabel 4.4: Buzzword dari Ninotchka dan Pelanggannya .................................. 128

8. Tabel 4.5: Buzzword #AUTUMNWIPEOUT .................................................. 136

Page 12: Strategi Customer Relations dengan Menggunakan …kc.umn.ac.id/956/1/(Read Only) SKRIPSI.pdf · Sidang Ujian Skripsi Universitas Multimedia Nusantara . Tangerang, 7 Januari 2013 .

xii

DAFTAR GAMBAR

DAFTAR GAMBAR .................................................................................. Halaman

1. Gambar 2.1: Model Komunikasi Lasswell......................................................... 17

2. Gambar 2.2: Perkembangan Marketing Communications ................................. 20

3. Gambar 2.3: Model Komunikasi Transaksional Barnlund ................................ 22

4. Gambar 2.4: Ragam Social Media ..................................................................... 42

5. Gambar 2.5: Pergeseran Model AIDMA menjadi AISAS ................................. 45

6. Gambar 2.6: Nielsen Global Trust in Advertising Survey 2011 ......................... 47

7. Gambar 2.7: Perbandingan Usia Pengguna Twitter dan Facebook .................... 49

8. Gambar 2.8: Pentingnya Keterlibatan Organisasi di Social Media.................... 53

9. Gambar 2.9: Perbedaan Traditional CRM dan Social CRM .............................. 56

10. Gambar 4.1: Ninotchka Coffee Parlour & Diner ............................................. 76

11. Gambar 4.2: Hasil Pencarian Google dengan Keyword “Ninotchka”............ 134

12. Gambar 4.3: Pergerakan Jumlah Followers Ninotchka ................................. 138

Page 13: Strategi Customer Relations dengan Menggunakan …kc.umn.ac.id/956/1/(Read Only) SKRIPSI.pdf · Sidang Ujian Skripsi Universitas Multimedia Nusantara . Tangerang, 7 Januari 2013 .

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... Halaman

LAMPIRAN A: KELENGKAPAN SKRIPSI, PEDOMAN, DAN TRANSKRIP

Formulir Konsultasi Skripsi ..................................................................................... 2

Surat Izin Wawancara .............................................................................................. 3

Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian ........................................................ 4

Pedoman Wawancara (Interview Guide) ................................................................. 5

Transkrip Wawancara ............................................................................................ 11

LAMPIRAN B: SERBA-SERBI NINOTCHKA CAFE

Ninotchka Cafe’s Snapshot ...................................................................................... 2

Peta Lokasi Ninotchka Cafe ..................................................................................... 3

Ninotchka’s Menu .................................................................................................... 4

Ninotchka’s Favorite Menu...................................................................................... 5

Laman Twitter @NINOTCHKA_JKT .................................................................... 6

Laman Foursquare Ninotchka Coffee Parlour & Diner ........................................... 7

Laman Instagram ninotchka_jkt ............................................................................... 8

Laman Blog Ninotchka Cafe .................................................................................... 9

Laman Facebook Ninotchka Coffee Parlour & Diner ........................................... 10

Discount Program .................................................................................................. 11

Event ....................................................................................................................... 12

Buzzword ................................................................................................................ 16

Merespons Pelanggan............................................................................................. 20

Merespons Complain Fiktif ................................................................................... 21

#AUTUMNWIPEOUT .......................................................................................... 22

Liputan Media ........................................................................................................ 27

Page 14: Strategi Customer Relations dengan Menggunakan …kc.umn.ac.id/956/1/(Read Only) SKRIPSI.pdf · Sidang Ujian Skripsi Universitas Multimedia Nusantara . Tangerang, 7 Januari 2013 .

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Perkembangan teknologi komunikasi manusia telah memasuki interactive

communication era.1 Perkembangan teknologi memungkinkan manusia untuk

berkomunikasi secara interaktif melalui perantaraan media. Komunikasi dapat

terjadi secara timbal balik, seperti percakapan tatap muka. Komunikasi interaktif

tersebut difasilitasi oleh keberadaan komputer dan dapat terjadi antarperangkat

yang berbeda.

Perkembangan teknologi menghasilkan media baru yang memungkinkan

manusia untuk melakukan kontak dengan cara-cara yang tak terbayangkan

sebelumnya. Flew menjelaskan istilah “media baru” dengan 4C (Computing,

Communication, Content, Convergent).2 Secara ringkas, media baru merupakan

segala bentuk teknologi komunikasi digital yang terkomputerisasi dan terhubung

dalam jaringan. Media baru memungkinkan manusia untuk berkomunikasi tanpa

dibatasi jarak dan waktu. Salah satu bentuk media baru adalah internet dan web.

Menurut Grant, internet merupakan perkembangan teknologi komunikasi

terpenting, karena memengaruhi hampir seluruh aspek kehidupan manusia.3

Internet menjadi sebuah kekuatan sosial: memengaruhi bagaimana, kapan, dan

mengapa manusia berkomunikasi. Internet juga menjadi kekuatan ekonomi:

1August E. Grant dan Jennifer H. Meadows, Communication Technology Update and

Fundamentals 11th edition (USA: Focal Press, 2008), hlm. 9. 2Terry Flew, New Media: An Introduction (Melbourne: Oxford University Press, 2002), hlm. 11. 3August E. Grant dan Jennifer H. Meadows, op. cit., hlm. 268.

Page 15: Strategi Customer Relations dengan Menggunakan …kc.umn.ac.id/956/1/(Read Only) SKRIPSI.pdf · Sidang Ujian Skripsi Universitas Multimedia Nusantara . Tangerang, 7 Januari 2013 .

2

mengubah cara perusahaan beroperasi dan berinteraksi. Dan internet menjadi

kekuatan hukum, di mana internet mendorong intepretasi baru mengenai hukum.

Internet menjadi versi kehidupan normal dari banyak orang di berbagai

belahan dunia, termasuk Indonesia. Berbagai aktivitas di dunia nyata dapat

dilakukan melalui perantaraan internet, seperti mengobrol, berbelanja, membaca

berita, mencari informasi, melakukan pertemuan bisnis, dan lain sebagainya.

Didukung dengan gadget canggih dan koneksi nirkabel, manusia kini mampu

berkomunikasi kapan saja dan dimana saja. Manusia semakin mobile dan semakin

bergantung pada teknologi. Manusia menjadi cybernetic organism, makhluk yang

selalu terhubung dengan dunia maya.

Internet adalah sekumpulan jaringan yang menghubungkan individu,

kelompok, atau organisasi dari seluruh dunia. Internet menghubungkan seluruh

dunia, bagaikan sebuah desa global (global village). Dunia yang begitu luas,

seolah kecil dan menjadi satu kesatuan karena terhubung dengan internet.

Pada awalnya, internet hadir dalam format web 1.0. Karakteristik web 1.0

adalah surf and search. Para pengguna internet mencari informasi yang mereka

butuhkan, atau dikenal dengan istilah browsing. Setelah mendapatkannya, mereka

hanya bisa menjadi pembaca konten. Yang dapat menjadi sender adalah para

programmer yang mengerti bahasa web (HTML).

Tahun 2004, muncul web 2.0 yang memiliki karakteristik share and

collaborate. Para pengguna internet dapat saling berbagi dan berkolaborasi dalam

penyusunan konten. Ada tiga ciri web 2.0. Pertama, two-way communication.

Page 16: Strategi Customer Relations dengan Menggunakan …kc.umn.ac.id/956/1/(Read Only) SKRIPSI.pdf · Sidang Ujian Skripsi Universitas Multimedia Nusantara . Tangerang, 7 Januari 2013 .

3

Seluruh pengguna internet dapat berperan sebagai sender sekaligus receiver.

Mereka tidak hanya menerima pesan, tetapi juga dapat mengontol konten pesan.

Mereka dapat memberikan feedback terhadap pesan, merevisi, atau

menyebarkannya. Kedua, many-to-many. Pesan dapat dikirimkan dari dan ke

sejumlah orang yang tak terbatas, secara bersamaan. Ketiga, asynchronous.

Asynchronous adalah kemampuan untuk berkomunikasi secara tidak sinkron.

Sender dan receiver tidak harus melakukan proses komunikasi bersamaan.

Mereka dapat mengirim dan menerima pesan pada waktu yang dikehendaki.

Social media merupakan bentuk web 2.0 yang paling banyak digunakan.

Hampir seluruh pengguna internet masuk ke situs-situs social media dan

berpartisipasi aktif. Para pengguna saling bertinteraksi dan berbagi informasi.

Waktu yang mereka habiskan di social media pun umumnya lebih banyak

ketimbang di situs lainnya, karena dialog dan sharing terjadi secara realtime dan

terus-menerus.

Menurut hasil survei Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia

(APJII), jumlah pengguna internet di Indonesia pada tahun 2012 mencapai 63 juta

pengguna.4

Jumlah tersebut menempatkan Indonesia di peringkat ketiga dalam

daftar pertambahan pengguna internet tertinggi dunia. Hasil studi Yahoo! TNS

Net Index tahun 2012 tentang studi inovatif mengenai perilaku pengguna internet

menyatakan bahwa selama dua tahun terakhir, penggunaan telepon seluler

menjadi penggerak utama pertumbuhan penggunaan internet di Indonesia. Ponsel

menjadi media kedua paling banyak digunakan setelah televisi.5

4Antaranews.com, “Pengguna Internet Indonesia 2012 Capai 63 juta Orang”, dalam

http://www.antaranews.com/berita/348186/pengguna-internet-indonesia-2012-capai-63-juta-orang

diakses pada Jumat, 1 Februari 2013, pukul 13:00. 5Cecep Supriadi, “Tren Penggunaan Internet di Indonesia”, dalam

http://www.marketing.co.id/2012/06/27/tren-penggunaan-internet-di-indonesia diakses pada

Jumat, 21 September 2012, pukul 13:50.

Page 17: Strategi Customer Relations dengan Menggunakan …kc.umn.ac.id/956/1/(Read Only) SKRIPSI.pdf · Sidang Ujian Skripsi Universitas Multimedia Nusantara . Tangerang, 7 Januari 2013 .

4

Para pengguna internet di Indonesia sangat aktif di social media. Data

yang dilansir oleh Ipsos menunjukkan bahwa Indonesia merupakan negara dengan

tingkat kunjungan social media tertinggi di dunia.6 Pernyataan Regional Head of

ConsumerLab Ericsson Southeast Asia and Oceania, Vishnu Singh, mendukung

fakta tersebut. Menurutnya, penggunaan smartphone di Indonesia didominasi

untuk social media.7 Penggunaan smartphone yang meningkat juga memicu

penggunaan fitur pesan, khususnya untuk pengguna BlackBerry.

Situs social media yang paling diminati adalah jejaring sosial Facebook

dan situs microblogging Twitter. Hampir seluruh pengguna internet memiliki

akun Facebook dan/atau Twitter. Sebagaimana dikutip oleh Hendri Destiwanto:

“Dilihat dari checkfacebook.com, pengguna Facebook di Indonesia menduduki

peringkat ke-4 dengan 42 juta facebookers di bawah USA, Brazil dan India.

Sementara menurut data pada situs aworldoftweets.com, Indonesia masuk

peringkat ke-3 jumlah pengguna Twitter di bawah USA dan Brazil.”8

Akan tetapi menurut Socialbakers, sebagaimana dikutip Detikinet, jumlah

pengguna Facebook di Indonesia per 1 Agustus 2012 tinggal 36 juta, berkurang

hingga tujuh juta pengguna dalam dua pekan terakhir.9 Menempatkan Indonesia di

posisi ke-8 negara dengan jumlah pengguna Facebook terbanyak. Sementara itu,

jumlah kicauan di Twitter semakin meningkat.

6Ipsos North America, “Visit Social Networks” dalam http://www.ipsos-

na.com/download/pr.aspx?id=11498 diakses pada Sabtu, 22 September 2012, pukul 23:12. 7Didik Purwanto, “Ponsel Pintar di Indonesia Cuma untuk SMS dan Media Sosial”, dalam

http://tekno.kompas.com/read/2012/06/06/18403922/Ponsel.Pintar.di.Indonesia.Cuma.untuk.SMS.

dan.Media.Sosial diakses pada Jumat, 21 September 2012, pukul 13:45. 8Hendri Destiwanto, “Melihat Indonesia dari Sisi Lain” dalam http://mashendri.com/indonesia-

versi-google-sosmed-dan-android.html diakses pada Jumat, 21 September 2012, pukul 13:50. 9Trisno Heriyanto, “Facebooker Indonesia Hijrah ke Twitter?” dalam

http://inet.detik.com/facebooker-indonesia-hijrah-ke-twitter_files/ diakses pada Jumat, 21

September 2012, pukul 13:50.

Page 18: Strategi Customer Relations dengan Menggunakan …kc.umn.ac.id/956/1/(Read Only) SKRIPSI.pdf · Sidang Ujian Skripsi Universitas Multimedia Nusantara . Tangerang, 7 Januari 2013 .

5

Indonesia mencapai 29,4 juta pengguna Twitter, meskipun kemudian

hanya menduduki peringkat ke-5 negara dengan pengguna Twitter terbanyak;

dibawah USA, Brazil, Jepang, dan Inggris. Akan tetapi, kontribusi Indonesia

dalam Twitter sangat besar. Indonesia menduduki peringkat ke-3 negara

terbanyak di dunia dalam menulis tweet (kicauan), dengan sumbangan tweet

sebesar 11,39%. Untuk di wilayah Asia sendiri, Indonesia menduduki peringkat

pertama dengan sumbangan tweet sebesar 53,97%. Jakarta bahkan dinyatakan

sebagai ibukota tweet dunia. Berdasarkan data dari semiocast.com, Jakarta

merupakan kota dengan jumlah tweet terbanyak dan paling aktif di seluruh

dunia.10

Sementara Bandung berada di posisi keenam.

Apa yang dilakukan orang-orang di Facebook maupun Twitter? Pada

dasarnya, mereka bertukar informasi. Social media menjadi begitu populer karena

sesuai dengan esensi manusia sebagai makhluk sosial yang ingin selalu

berhubungan dengan orang lain. Mereka melakukan kontak; menceritakan apa

yang tengah mereka lakukan, lihat, dan rasakan. Batasan waktu dan tempat yang

seringkali jadi penghalang, kini teratasi dengan penggunaan social media seperti

Facebook dan Twitter.

Social media merupakan media berbasis komunitas. Tingkat keakrabannya

sangat tinggi. Para penggunanya saling berbagi cerita, informasi yang bermanfaat,

serta rekomendasi. Mereka juga saling percaya. Para pengguna bahkan mungkin

tidak saling mengenal di dunia nyata, tetapi mereka dapat terlibat dalam interaksi

berdasarkan kesamaan minat atau karakteristik tertentu.

10Ibid.

Page 19: Strategi Customer Relations dengan Menggunakan …kc.umn.ac.id/956/1/(Read Only) SKRIPSI.pdf · Sidang Ujian Skripsi Universitas Multimedia Nusantara . Tangerang, 7 Januari 2013 .

6

Proses sosialisasi tidak hanya menjadi lebih mudah, tetapi juga lebih luas.

Komunikasi melalui social media terjadi dalam jaringan. Antar-user saling

terhubung satu sama lain. Oleh karena itu, ketika seseorang berbagi cerita, ia tidak

membaginya hanya pada satu orang. Ia membaginya ke jaringan relasinya. Dan

tingkat viralitasnya sangat tinggi, karena semua orang dapat menjadi sender –

turut menyebar pesan.

Peluang itulah yang kemudian dimanfaatkan oleh organisasi. Organisasi

dapat menggunakan social media untuk berkomunikasi dengan pelanggannya.

Dave Kerpen, penulis Likeable Social Media, menceritakan bagaimana satu tweet

dan satu Facebook like berdampak besar. Ketika Kerpen berada di Las Vegas, ia

harus menunggu lebih dari satu jam untuk check-in di Hotel Aria. Ia menulis tweet

yang mengungkapkan kekecewaannya, dan The Rio, kompetitor Aria, membalas

tweet-nya dengan rasa empati, “Kami harap pengalaman tidak menyenangkan itu

tak terulang lagi”. Sebuah tweet yang akhirnya membuat Kerpen memutuskan

untuk memesan kamar di The Rio pada kunjungan selanjutnya ke Vegas.11

Kerpen mendapat pelayanan menyenangkan dari The Rio dan akhirnya

memberikan like di halaman Facebook hotel ini. Relasi Kerpen yang berjumlah

lebih dari 3500 orang melihatnya, dan Erin, salah satu temannya, akhirnya

melakukan reservasi untuk menghabiskan liburan tahun baru di The Rio.

Informasi yang didapat dari social media memiliki tingkat kepercayaan

dan efektivitas yang tinggi. Jelas Anda akan lebih percaya pada rekomendasi

seorang teman yang telah mengalami sendiri, ketimbang kata iklan dan janji

11Dave Kerpen, Likeable Social Media (USA: McGraw Hill, 2011), hlm. 1-2.

Page 20: Strategi Customer Relations dengan Menggunakan …kc.umn.ac.id/956/1/(Read Only) SKRIPSI.pdf · Sidang Ujian Skripsi Universitas Multimedia Nusantara . Tangerang, 7 Januari 2013 .

7

manis sales promotion. Pengalaman satu orang dapat mengangkat sebuah produk

atau menjatuhkannya. Social media dapat memunculkan new influencers. Mereka

yang bukan siapa-siapa, bukan public figure, dapat memengaruhi pandangan

orang lain mengenai suatu produk atau organisasi.

Di era media baru, para produsen menyadari bahwa mereka menghadapi

konsumen yang mampu menjadi influencer di dunia maya. Konsumen semakin

kritis dan cerdas. Mereka mengetahui bahwa pendapat mereka berharga dan

didengar oleh orang lain. Mereka tidak segan untuk menyampaikan rekomendsi,

saran, maupun kritik. Semuanya dimudahkan oleh social media. Semakin besar

jejaring mereka, semakin banyak orang yang dapat mereka pengaruhi. Hal ini

mendorong organisasi untuk berpromosi secara kreatif melalui social media.

Peter Shankman, seorang konsultan bisnis, mendapatkan pengalaman tak

terlupakan dari Morton’s Steakhouse.12

Suatu hari, Shankman harus terbang

kembali ke Newark setelah hari penuh meeting di Tampa, Florida. Shankman

tidak sempat makan, dan ia membayangkan lezatnya steak dari Morton’s,

steakhouse favoritnya. Iseng, Shankman menulis tweet, “Hey, @Mortons – can

you meet me at newark airport with a porterhouse when I land in two hours? K,

thanks.:)”. Di luar dugaan, Morton’s membuatkan pesanan Shankman dan

mengantarkannya ke Newark Airport. Kejutan itu membuat Shankman tersanjung.

Ia menulis tweet tentang itu, bahkan membuat posting di blog-nya. Kisah itu

tersebar dengan segera. Banyak followers Shankman yang kemudian tertarik

untuk mencoba steak di Morton’s.

12Peter Shankman, “The Greatest Customer Service Story Ever Told, Starring Morton’s

Steakhouse” dalam http://shankman.com/the-best-customer-service-story-ever-told-starring-

mortons-steakhouse/ diakses pada Jumat, 1 Februari 2013, pukul 13:30.

Page 21: Strategi Customer Relations dengan Menggunakan …kc.umn.ac.id/956/1/(Read Only) SKRIPSI.pdf · Sidang Ujian Skripsi Universitas Multimedia Nusantara . Tangerang, 7 Januari 2013 .

8

Istilah “pembeli adalah raja”, kini diartikan secara strategis. Bahwa ketika

seseorang merasakan pengalaman yang menyenangkan dengan produk, mereka

tidak hanya akan melakukan repeat buying; tetapi juga menjadi evangelist.

Evangelist mempromosikan produk secara sukarela, dengan tingkat kredibilitas

yang tinggi. Mereka berbagi informasi mengenai produk dan organisasi dengan

seluruh kontak di jaringannya – menyebar buzzword.

Peran Public Relations kini didukung oleh social media. Social media

merupakan cara termudah bagi organisasi melakukan kontak dengan sekian

banyak customer yang tersebar di wilayah geografis berbeda; mendengarkan dan

merespons mereka. Customer ada di social media. Mereka terhubung setiap hari,

bahkan hampir sepanjang waktu.

Customer merupakan aset bagi organisasi. Mereka adalah para penyebar

buzzword. Ketika satu organisasi tidak hadir, banyak pihak yang siap untuk

memanfaatkan kesempatan; kompetitor misalnya. Kompetitor mendengarkan

customer yang dikecewakan, kemudian memberikan produk dan layanan yang

lebih memuaskan. Si customer lalu menyebarkan kisahnya, dan kompetitor

mendapatkan keuntungan.

Dunia PR kini memasuki ranah 2.0. The Chartered Institute of Public

Relations in the UK dalam Ryan dan Jones mendefinisikan PR 2.0 sebagai

komunikasi melalui web dan menggunakan teknologi media baru untuk

berkomunikasi dengan stakeholders.13

PR 2.0 memungkinkan organisasi untuk

menyebarkan informasi tanpa bergantung pada publikasi media semata dan

13Damian Ryan dan Calvin Jones, Understanding Digital Marketing 2nd edition (London:

Kogan Page, 2012), hlm. 176.

Page 22: Strategi Customer Relations dengan Menggunakan …kc.umn.ac.id/956/1/(Read Only) SKRIPSI.pdf · Sidang Ujian Skripsi Universitas Multimedia Nusantara . Tangerang, 7 Januari 2013 .

9

berkomunikasi langsung dengan publiknya, terutama customer. Peran PR

dimudahkan dengan hadirnya social media. Brian Solis menjelaskan bahwa PR

2.0 menangani penggunaan alat internet dan teknologi media baru, di mana social

media menjadi tools utamanya.14

Di Indonesia sendiri, tidak semua organisasi aware terhadap praktik PR

2.0. Menurut hasil survei dari salingsilang.com, ada dua cara pandang organisasi

terhadap praktik PR 2.0.15

Pertama, organisasi yang memandang internet sebagai

hal yang rumit untuk ditelusuri, mahal biayanya, serta membutuhkan waktu yang

lama untuk dipelajari. Kedua, yang memanfaatkan dunia online secara maksimal.

Hasil studi menunjukkan bahwa organisasi yang menggunakan teknologi online

akan tumbuh dua kali lipat dari yang lain.

Beberapa organisasi dalam negeri yang sukses berkat praktik PR 2.0

adalah Holycow Steak dan Keripik Pedas Maicih.16

Holycow Steak baru dikenal

setelah sang owner berinisiatif untuk mempromosikannya melalui Twitter.

Hampir 95% pelanggannya datang karena melihat percakapan di Twitter. Begitu

pula dengan keripik Maicih. Produk asal Bandung ini juga menggunakan Twitter

sebagai media promosinya.

Holycow Steak mengoptimalkan penggunaan Twitter untuk mendapatkan

rekomendasi pelanggan dengan memberikan gratis tiramisu bagi pelanggan yang

menulis tweet sedang makan di Holycow dan di-mention ke akun Twitter

Holycow. Dengan demikian, para pelanggan tergerak untuk merekomendasikan

14Brian Solis, “PR 2.0 = The Evolution of PR, Nothing Less, Nothing More”, dalam

http://www.briansolis.com/2008/03/pr-20-evolution-of-pr-nothing-less/ diakses pada Selasa, 25

September 2012, pukul 13:20. 15Salingsilang, “Marketeers Top 50 UKM di Dunia Online”, dalam

http://m.salingsilang.com/baca/marketeers-top-50-ukm-di-dunia-online diakses pada Selasa, 20

November 2012, pukul 22:16. 16Bisnis UKM, “Menggunakan Twitter Untuk Menjaring Calon Pelanggan”, dalam

http://bisnisukm.com/?p=21788 diakses pada Selasa, 20 November 2012, pukul 23:37.

Page 23: Strategi Customer Relations dengan Menggunakan …kc.umn.ac.id/956/1/(Read Only) SKRIPSI.pdf · Sidang Ujian Skripsi Universitas Multimedia Nusantara . Tangerang, 7 Januari 2013 .

10

Holycow. Sementara Maicih memanfaatkan Twitter untuk pemasarannya yang

unik. Keripik Maicih dipasarkan dengan cara gentayangan (berpindah-pindah)

dan lokasi jualannya hanya dapat diketahui melalui akun Twitternya. Itulah yang

membuat banyak orang membicarakannya, dan menarik lebih banyak pembeli.

Twitter menjadi social media yang paling banyak digunakan untuk

menjalankan praktik PR 2.0. Hasil laporan dari Exact TARGEL, yang dikutip oleh

Indira Abidin, mengungkapkan bahwa pengguna Twitter yang aktif setiap harinya

dengan cara mem-follow suatu brand dan men-tweet tentang brand tersebut akan

lebih memperkuat efek dari brand tersebut tiga kali lipat dibandingkan dengan

social network lainnya.17

Para pengguna Twitter dinilai lebih sering mem-publish

suatu brand, dan lebih mampu memengaruhi orang lain, baik para Twitter user

maupun non-user.

Twitter memegang peranan penting dalam pemasaran produk di masa

sekarang ini. Twitter dapat digunakan untuk memperkenalkan brand ataupun

meningkatkan omzet penjualan. Strateginya adalah menjadikan brand ataupun

produk sebagai bahan pembicaraan. Itulah yang dikenal dengan buzzword.

Ninotchka Cafe merupakan sebuah kafe di perumahan Citra Garden 6,

Jakarta Barat, yang hanya mengandalkan social media, khususnya Twitter untuk

berpromosi dan berkomunikasi dengan pelanggannya. Kafe ini didirikan oleh

Sonia Eryka, seorang fashion blogger, bersama keluarganya. Berangkat dari hobi

memasaknya, Sonia bermimpi untuk memiliki kafenya sendiri. Impiannya pun

terwujud. Ninotchka, kafe kecilnya, dibuka pada 31 Juli 2011.

17Indira Abidin, “Pengguna Twitter Memberikan Efek Lebih Banyak daripada Sosial Network

Lainnya”, dalam http://www.fortunepr.com/dibe-unit/243-pengguna-twitter-memberikan-efek-

lebih-banyak-daripada-sosial-network-lainnya.html diakses pada Jumat, 1 Februari 2013, pukul

14:00.

Page 24: Strategi Customer Relations dengan Menggunakan …kc.umn.ac.id/956/1/(Read Only) SKRIPSI.pdf · Sidang Ujian Skripsi Universitas Multimedia Nusantara . Tangerang, 7 Januari 2013 .

11

Sonia hanya menggunakan Twitter, Facebook, dan blog sebagai media

promosi kafe. Diawali dengan akun Twitter (@NINOTCHKA_JKT), Sonia

menjalankan promosi kafenya. Penggunaan Twitter selanjutnya disinergikan

dengan Foursquare dan Instagram. Sonia juga menghadirkan fanpage Ninotchka

di Facebook (Ninotchka Coffee Parlour & Diner), serta membuatkan blog sebagai

situs resmi Ninotchka.

Ninotchka Cafe baru berumur satu tahun, tapi sudah berhasil terkenal

berkat buzzword di social media. Per 1 Desember 2012, jumlah followers-nya di

Twitter mencapai 6293 dan jumlah like di Facebook fanpage-nya mencapai 1125.

Ninotchka Cafe juga berada di puncak hasil pencarian Google dengan keyword

“Ninotchka”. Berbagai online review dari pengunjung juga dengan mudah ditemui

dengan keyword tersebut.

Ninotchka Cafe juga sudah berpindah ke tempat yang lebih besar dan

strategis; tetap di kawasan Citra Garden 6. Ninotchka juga dikabarkan akan segera

membuka cabang di daerah Kelapa Gading. Para pelanggan Ninotchka Cafe

datang dari berbagai wilayah di Jakarta, bahkan dari luar kota. Untuk sebuah kafe

di kawasan perumahan di Jakarta Barat, yang sebenarnya bukan merupakan

tempat yang familiar untuk hangout, Ninotchka dapat dikatakan sukses. Para

followers dari luar Jakarta seperti Depok, Bogor, Surabaya, Medan, Palembang,

dan Bali meminta Ninotchka untuk membuka cabang disana.

Peneliti tertarik untuk mengangkat Ninotchka Cafe sebagai objek

penelitian karena Ninotchka adalah contoh organisasi yang sukses berkat

Page 25: Strategi Customer Relations dengan Menggunakan …kc.umn.ac.id/956/1/(Read Only) SKRIPSI.pdf · Sidang Ujian Skripsi Universitas Multimedia Nusantara . Tangerang, 7 Januari 2013 .

12

kekuatan buzzword. Ninotchka yang hanya menggunakan social media sebagai

alat promosi berhasil dikenal luas, bahkan berencana membuka cabang baru hanya

dalam kurun waktu satu tahun. Belum lagi dengan tawaran untuk membuka

cabang di luar kota.

Para pelanggan rela datang dari jauh demi mencoba menu-menu di

Ninotchka Cafe. Dalam sebuah wawancara dengan The Jakarta Globe, Sonia

menyatakan bahwa besarnya antusiasme di social networks, membuat orang-

orang yang sudah jauh-jauh datang ke Ninotchka sedikit terkejut, karena kafe ini

tak sebesar yang mereka bayangkan.18

Di social media, organisasi dapat terlihat jauh lebih besar dari

kenyataannya. Siapa sangka sebuah kafe kecil di kawasan perumahan di Jakarta

Barat, bisa begitu terkenal di dunia maya; sampai-sampai orang datang dari luar

kota untuk mengunjunginya. Inilah era media baru. Era di mana cerita dari

customer Anda adalah iklan yang paling efektif – dan efisien tentunya. Oleh

karena itu, hubungan dengan customer penting untuk dibina dan dijaga. Dan PR

berperan strategis didalamnya.

18The Jakarta Globe, “Sonia Eryka, Teen Cafe Owner” dalam

http://www.thejakartaglobe.com/myjakarta/my-jakarta-sonia-eryka-teen-cafe-owner/531999

diakses pada Jumat, 26 Oktober 2012 pukul 23:00.

Page 26: Strategi Customer Relations dengan Menggunakan …kc.umn.ac.id/956/1/(Read Only) SKRIPSI.pdf · Sidang Ujian Skripsi Universitas Multimedia Nusantara . Tangerang, 7 Januari 2013 .

13

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah penelitian ini adalah

bagaimana strategi customer relations dengan menggunakan social media Twitter

untuk membangun buzzword?

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menggambarkan strategi customer

relations dengan menggunakan social media Twitter untuk membangun buzzword.

1.4. Signifikansi Penelitian

1.4.1. Signifikansi akademis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam dunia Ilmu

Komunikasi dengan mengembangkan konsep PR 2.0. Seorang PR hendaknya

menguasai offline dan online public relations seiring dengan tuntutan zaman.

Secara khusus, penelitian ini membahas mengenai kompetensi PR 2.0

dalam menjalankan customer relations dengan memanfaatkan social media

Twitter yang diharapkan dapat dijadikan referensi untuk penelitian sejenis di masa

yang akan datang.

1.4.2. Signifikansi praktis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan kepada Ninotchka

Cafe, mengenai praktik PR 2.0 yang telah dijalankan, khususnya untuk customer

Page 27: Strategi Customer Relations dengan Menggunakan …kc.umn.ac.id/956/1/(Read Only) SKRIPSI.pdf · Sidang Ujian Skripsi Universitas Multimedia Nusantara . Tangerang, 7 Januari 2013 .

14

relations. Penelitian ini juga diharapkan dapat memberi masukan kepada

organisasi lainnya untuk menyadari pentingnya peran PR 2.0.

Sedangkan bagi masyarakat umum, penelitian ini diharapkan dapat

mendorong berbagai organisasi untuk dapat menjalankan customer relations

dengan efektif, sehingga masyarakat kelak bisa mendapatkan produk dan layanan

yang lebih baik.

Page 28: Strategi Customer Relations dengan Menggunakan …kc.umn.ac.id/956/1/(Read Only) SKRIPSI.pdf · Sidang Ujian Skripsi Universitas Multimedia Nusantara . Tangerang, 7 Januari 2013 .

14

BAB II

KERANGKA PEMIKIRAN

2.1. Penelitian Terdahulu

Penelitian-penelitian yang telah dilakukan sebelumnya dapat menjadi data

pendukung bagi penelitian yang baru. Oleh karena itu, Peneliti akan menjelaskan

dua penelitian sebelumnya yang membahas mengenai customer relations dan

penggunaan social media.

Pada tahun 2010, Arini Eka Purwanti dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik Universitas Indonesia membuat penelitian yang berjudul “Pemanfaatan

Facebook sebagai Sarana Promosi Perpustakaan: Studi Kasus Perpustakaan

Forum Indonesia Membaca”. Penelitian ini membahas mengenai bagaimana situs

jejaring sosial Facebook dimanfaatkan sebagai sarana promosi, dalam hal ini

mempromosikan Perpustakaan Forum Indonesia Membaca.

Penelitian tersebut menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode

studi kasus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Facebook dinilai efektif dan

efisien sebagai sarana promosi. Efektif karena sifatnya many-to-many sehingga

informasi menyebar dengan cepat. Selain itu, Facebook juga memfasilitasi

komunikasi interaktif sehingga upaya persuasi dapat dilakukan dengan lebih

maksimal. Facebook membangun kedekatan antara pihak perpustakaan dengan

Page 29: Strategi Customer Relations dengan Menggunakan …kc.umn.ac.id/956/1/(Read Only) SKRIPSI.pdf · Sidang Ujian Skripsi Universitas Multimedia Nusantara . Tangerang, 7 Januari 2013 .

15

para penyuka page tersebut, serta antarpenyuka. Penggunaan Facebook juga

dinilai efisien karena biayanya relatif murah dan dapat di-handle sendiri.

Sayangnya, para pengguna Facebook saat ini telah memasuki titik jenuh.

Maraknya penggunaan Facebook menyebabkan begitu banyak informasi yang

menyebar melalui Facebook, membuat para penggunanya dibanjiri informasi. Hal

tersebut menjadi distraction yang menurunkan efektivitas pesan.

Tidak heran, orang-orang kini beralih ke social media Twitter. Di Twitter,

mereka dapat memilah informasi yang mereka inginkan dan butuhkan. Mereka

bebas menentukan siapa yang mau mereka follow. Ada filtrasi informasi. Oleh

karena itu, pengguna Twitter semakin bertambah.

Penelitian Donna Riyani dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Indonesia tahun 2010 yang berjudul “Penggunaan Situs Jejaring

Sosial Twitter di Kalangan New Influencers: Suatu Telaah Kritis atas Model

Komunikasi Shannon dan Model Fungsional Ruesch dan Bateson” membahas

mengenai pengaruh Twitter dalam kehidupan sosial masyarakat. Penelitian

tersebut menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode fenomenologi.

Dalam penelitian tersebut, Donna menjelaskan bahwa Twitter merupakan

salah satu medium yang memfasilitasi kelahiran new influencers. Twitter

memiliki karakteristik unik yang tidak dimiliki secara utuh oleh social media

lainnya. Di Twitter, komunikasi intrapersonal, interpersonal, serta antarbudaya

terjadi secara stimultan dan realtime dalam satu medium. Twitter adalah bentuk

komunikasi massa, dengan rasa personal di dalamnya. Oleh karena itu, Twitter

Page 30: Strategi Customer Relations dengan Menggunakan …kc.umn.ac.id/956/1/(Read Only) SKRIPSI.pdf · Sidang Ujian Skripsi Universitas Multimedia Nusantara . Tangerang, 7 Januari 2013 .

16

dinilai mampu memfasilitasi influence dalam proses pemilihan dan pengambilan

keputusan seseorang. Donna mengajukan rekomendasi praktis bahwa Twitter

dapat dipertimbangkan sebagai alat komunikasi yang efektif, terutama untuk

communication campaign; misalnya kampanye politik dan promosi produk.

Tabel 2.1: Penelitian Terdahulu

Peneliti Arini Eka Purwanti

(FISIP UI, 2010)

Donna Riyani

(FISIP UI, 2010)

Judul Penelitian Pemanfaatan Facebook

sebagai Sarana Promosi

Perpustakaan: Studi Kasus

Perpustakaan Forum

Indonesia Membaca

Penggunaan Situs Jejaring

Sosial Twitter di Kalangan

New Influencers: Suatu

Telaah Kritis atas Model

Komunikasi Shannon dan

Model Fungsional Ruesch dan

Bateson

Metodologi

Penelitian

Kualitatif studi kasus Kualitatif fenomenologi

Hasil Penelitian Facebook efektif dan efisien

sebagai sarana promosi

Perpustakaan Forum

Indonesia Membaca

Twitter mampu memfasilitasi

influence, dipertimbangkan

sebagai alat komunikasi yang

efektif, terutama untuk

communication campaign

Kontribusi

terhadap

Penelitian ini

Menunjukkan bahwa social

networks seperti Facebook

efektif untuk membangun

customer relations

Menunjukkan bahwa Twitter

dapat memfasilitasi influence

– jika dihubungkan dengan

customer relations,

memfasilitasi buzzword

Perbedaan

dengan

Penelitian ini

Penelitian ini membahas

customer relations dengan

menggunakan social networks

yang sedang populer saat ini,

yaitu Twitter

Penelitian ini membahas sisi

praktis penggunaan Twitter

dalam communication

(promotional) campaign

Page 31: Strategi Customer Relations dengan Menggunakan …kc.umn.ac.id/956/1/(Read Only) SKRIPSI.pdf · Sidang Ujian Skripsi Universitas Multimedia Nusantara . Tangerang, 7 Januari 2013 .

17

2.2. Teori

2.2.1. Perkembangan marketing communications

Definisi komunikasi berakar pada model komunikasi klasik dari Harold

Lasswell. Lasswell menjelaskan proses komunikasi sebagai "Who says what to

whom in which channel with what effect".19

Gambar 2.1: Model Komunikasi Lasswell

Sumber: Communication Theory, “Lasswell’s Model”, dalam

http://communicationtheory.org/lasswells-model/ diakses pada Sabtu, 13 Oktober 2012 pukul

12:13.

Berdasarkan model komunikasi Lasswell, ada lima elemen komunikasi,

yaitu komunikator (who), pesan (what), saluran/medium (channel), komunikan (to

whom), dan dampak (effect). Kelima elemen tersebut harus ada dalam sebuah

proses komunikasi dan tidak dapat dihilangkan.

Setiap bentuk komunikasi memiliki tujuan tertentu. Komunikator

menyusun pesan sedemikian rupa, mengirimnya melalui saluran komunikasi

tertentu, berharap ada dampak yang dihasilkan pada diri komunikan.

Komunikator, baik orang perorang, kelompok, maupun organisasi profit dan non-

profit, memiliki tujuan ketika ia melakukan komunikasi. Oleh karena itu, Lasswell

menyatakan bahwa komunikasi adalah propaganda.

19Em Griffin, A First Look at Communication Theory 7th edition (New York: McGraw Hill

International, 2009), hlm. 6.

Page 32: Strategi Customer Relations dengan Menggunakan …kc.umn.ac.id/956/1/(Read Only) SKRIPSI.pdf · Sidang Ujian Skripsi Universitas Multimedia Nusantara . Tangerang, 7 Januari 2013 .

18

Lasswell mendefinisikan propaganda sebagai manajemen tingkah laku

kolektif dengan cara memanipulasi sejumlah simbol signifikan.20

Rumusan

Lasswell tentang propaganda adalah bahwa propaganda hendaknya mampu

membentuk opini publik, tanpa terlihat melakukannya. Menurut Lasswell,

propaganda bersifat netral. Nilai baik atau buruk diberikan oleh pihak yang

melakukan propaganda (propagandais).

Dalam perkembangannya, propaganda dapat berwujud komunikasi politik,

advertising, dan public relations. Lasswell menekankan propaganda sebagai

teknik manipulasi pikiran masyarakat untuk mengarahkan opini dan perilaku,

bukan mengubah apa yang terjadi pada lingkungan atau diri seseorang.21

Edward Bernays berhasil membuktikan kekuatan propaganda dalam

periklanan produk.22

Awal kesuksesannya adalah kampanye rokok Lucky Strike

yang berhasil mempersuasi wanita Amerika untuk berani merokok.

Kunci

keberhasilan kampanye tersebut adalah mendengarkan (feedback). Bernays

berusaha mengerti mengapa para wanita awalnya menolak rokok. Ternyata

mereka takut dengan pandangan negatif orang ketika melihat mereka merokok.

Bernays menjawabnya dengan tagline “An ancient prejudice has been removed”.

Bernays juga menyusun sebuah aktivasi publik dimana para wanita muda

diajak untuk merokok bersama sembari menyusuri Fifth Avenue, New York.

Bernays memanipulasi pikiran mereka dengan menyatakan rokok sebagai

lambang kebebasan (the torch of freedom). Kebebasan, sebuah kata yang

digaungkan Amerika sejak memutuskan untuk melawan penjajahan Inggris.

20Everett M. Rogers, A History of Communication Study: A Biographical Approach (New

York: Free Press, 2005), hlm 16. 21Ibid. 22Shirley Harrison, Public Relations: An Introduction 2nd edition (Singapore: South-

Western Cengage Learning, 2000), hlm. 22.

Page 33: Strategi Customer Relations dengan Menggunakan …kc.umn.ac.id/956/1/(Read Only) SKRIPSI.pdf · Sidang Ujian Skripsi Universitas Multimedia Nusantara . Tangerang, 7 Januari 2013 .

19

Apa yang dilakukan Bernays membawa pengaruh besar dalam dunia

pemasaran. Perusahaan berkomunikasi dan belajar untuk mendengarkan

konsumen mereka. Inilah yang kemudian menjadi dasar berkembangnya

marketing communications. Marketing communications menurut Kotler dan

Keller adalah sarana yang digunakan perusahaan dalam upaya untuk

menginformasikan, membujuk, dan mengingatkan konsumen secara langsung

ataupun tidak langsung tentang produk atau merek yang mereka jual.23

Organisasi

mengkomunikasikan produknya dengan berbagai cara guna menarik perhatian

masyarakat untuk mengkonsumsi produk yang ditawarkan.

Kotler dan Keller menjelaskan delapan bauran komunikasi pemasaran

(marketing communications mix) yang dapat dilakukan, yaitu advertising, sales

promotion, events & sponsorship, public relations (publicity), direct marketing,

personal selling, point of purchase, dan word of mouth marketing.24

Fungsi PR

masuk ke dalam marketing sebab kondisi pasar semakin rumit. Organisasi

menghadapi perubahan kebutuhan dan minat konsumen, kondisi sosial

masyarakat, dan persaingan yang semakin ketat. Kehadiran PR diharapkan dapat

menopang fungsi marketing dalam menghasilkan pertukaran yang memuaskan.

Customer menjadi stakeholders utama. Frederick Newell mendefinisikan

customer relations sebagai sebuah proses untuk mengubah perilaku pelanggan.25

Tujuan utama customer relations bukan menjual produk, tetapi menjalin dan

menjaga hubungan baik dengan customer-nya. Organisasi mampu mengerti

keinginan dan kebutuhan publiknya sehingga dapat menciptakan produk dan

23Philip Kotler dan Kevin Lane Keller, Marketing Management 13th edition (New Jersey:

Pearson, 2009), hlm. 172. 24Ibid., hlm. 512. 25Frederick Newell, Loyalty.com: Customer Relationship Management in the New Era of

Internet Marketing (USA: McGraw-Hill, 2000), hlm. 2.

Page 34: Strategi Customer Relations dengan Menggunakan …kc.umn.ac.id/956/1/(Read Only) SKRIPSI.pdf · Sidang Ujian Skripsi Universitas Multimedia Nusantara . Tangerang, 7 Januari 2013 .

20

layanan yang sesuai. Setelah itu, organisasi dapat meyakinkan publik bahwa

produk tersebut adalah jawaban atas kebutuhan mereka. Produk tersebut menjadi

pilihan dan organisasi pun dapat terus beroperasi dan berinovasi.

Customer relations dikelola dengan Customer Relationship Management

(CRM). CRM merupakan serangkaian metodologi dan alat yang didesain untuk

meningkatkan kepuasan pelanggan (customer satisfaction) sehingga dapat

meningkatkan pendapatan (revenue) dan keuntungan (profit). CRM melibatkan

sinergi antara komunikasi dan teknologi guna mendukung pemasaran.

Seiring dengan perkembangan teknologi komunikasi, PR dimudahkan

dalam berkomunikasi dengan publiknya. Media baru memfasilitasi dialog guna

membangun saling pengertian dengan publiknya. PR dapat memanfaatkan Web

2.0 yang memungkinkan komunikasi interaktif. Social media adalah bentuk media

baru yang paling sering digunakan. Salah satunya adalah Twitter.

Berikut Peneliti memetakan perkembangan marketing communications.

Gambar 2.2: Perkembangan Marketing Communications

Page 35: Strategi Customer Relations dengan Menggunakan …kc.umn.ac.id/956/1/(Read Only) SKRIPSI.pdf · Sidang Ujian Skripsi Universitas Multimedia Nusantara . Tangerang, 7 Januari 2013 .

21

2.2.2. Dasar teori

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, praktik PR berkembang dari

propaganda. Propaganda sendiri berlandaskan atas model komunikasi linier

Lasswell: "Who says what to whom in which channel with what effect". Akan

tetapi, di era komunikasi interaktif seperti sekarang ini, model komunikasi linier

tidak lagi relevan.

Model komunikasi transaksional dari Barnlund lebih tepat untuk

menjelaskan komunikasi di era media baru. Barnlund menggambarkan proses

komunikasi sebagai siklus pengiriman dan penerimaan pesan yang berlangsung

secara terus-menerus.26

Komunikasi bersifat transaksional menunjukkan bahwa

proses tersebut kooperatif, pengirim dan penerima sama-sama bertanggung jawab

terhadap dampak dan efektivitas proses komunikasi.

Komunikasi bersifat dua arah. Setiap pihak yang terlibat dalam proses

komunikasi dapat menjadi pengirim dan penerima pesan. Komunikator dapat

mencapai dampak komunikasi yang diharapkan dengan meminimalisasi noise.

Komunikator mencari kesamaan antara dirinya dan komunikan, kemudian

menyesuaikan pesan agar dapat dipahami oleh komunikan tersebut. Dalam proses

tersebut, komunikator dan komunikan saling memengaruhi, sampai akhirnya

mencapai mutual understanding.

Model transaksional membuat kita menyadari bahwa dalam proses

komunikasi ada saling ketergantungan antara masing-masing komponen

komunikasi. Pesan dan makna dibangun bersama, komunikasi sebagai negosisasi.

26Richard West dan Lynn H. Turner, Introducing Communication Theory: Analysis and

Application (Singapore: McGraw Hill, 2007), hlm. 14.

Page 36: Strategi Customer Relations dengan Menggunakan …kc.umn.ac.id/956/1/(Read Only) SKRIPSI.pdf · Sidang Ujian Skripsi Universitas Multimedia Nusantara . Tangerang, 7 Januari 2013 .

22

Gambar 2.3: Model Komunikasi Transaksional Barnlund

Sumber: Pengantar Terori Komunikasi 1, dalam

http://books.google.co.id/books?id=XqlOV2TWy4YC&printsec=frontcover&dq=Pengantar+

Teori+Komunikasi+1&hl=en&sa=X&ei=NA8fUffTN8zjrAeKioCYBQ&ved=0CC0Q6AEwAA

#v=onepage&q&f=false diakses pada Sabtu, 16 Februari 2013 pukul 12:04.

Praktik PR berkembang seiring dengan perkembangan model komunikasi.

Grunig dan Hunt menjelaskan evolusi PR dalam empat fase, yaitu press agentry,

public information, two-way asymmetric, dan two-way symmetric. Shirley

Harrison mengutip pemetaannya sebagai berikut.

Tabel 2.2: Empat Fase Evolusi PR menurut Grunig dan Hunt

Characteristic Model

Press

agentry/

Publicity

Public

information

Two-way

asymmetric

Two-way

symmetric

Purpose Propaganda Dissemination

of information

Scientific

persuasion

Mutual

understanding

Nature of

communication

One-way,

truth not

essential

One-way, truth

important

Two-way,

imbalanced

effects

Two-way,

balanced effects

Communication

model

Source-

receiver

Source-receiver Source-

receiver-

source

(feedback)

Group-group

Nature of

research

Little,

“counting the

house”

Little,

readability,

readership

Formative,

evaluates

attitudes

Formative,

evaluates

understanding

Page 37: Strategi Customer Relations dengan Menggunakan …kc.umn.ac.id/956/1/(Read Only) SKRIPSI.pdf · Sidang Ujian Skripsi Universitas Multimedia Nusantara . Tangerang, 7 Januari 2013 .

23

Leading figures P. T. Barnum Ivy Lee Edward L.

Bernays

Bernays,

educators,

professional

leaders

Where practised

now

Sports,

theatre,

product

promotion

Government,

non-profit

organisations,

business

Competitive

business,

agencies

Regulated

business,

agencies

PR practice 15% 50% 20% 15%

Sumber: Shirley Harrison, Public Relations: An Introduction 2nd edition (Singapore: South-

Western Cengage Learning, 2000), hlm. 45.

Grunig dan Hunt menjelaskan bahwa model two-way symmetric

kebanyakan dilakukan oleh organisasi yang high-regulated, misalnya perusahaan

tambang. Mereka perlu berdialog dengan publiknya, khususnya masyarakat

sekitar yang kehidupannya dapat terpengaruh dengan keberadaan pertambangan

tersebut. Disini penting untuk berkomunikasi dua arah, menjaga agar kepentingan

perusahaan dan publiknya dapat terpenuhi; saling menguntungkan.

Model two-way symmetric diyakini sebagai praktik public relations yang

ideal. Akan tetapi, kebanyakan organisasi masih menggunakan model two-way

asymmetric. Mereka memberikan kesempatan bagi publik untuk memberikan

feedback, tapi belum tentu ditindaklanjuti. Bahkan terkadang publik tidak dapat

mengetahui apakah feedback mereka sampai ke pihak organisasi.

Di era media baru seperti sekarang, model two-way symmetric menjadi

pola yang harus diterapkan oleh seluruh organisasi: baik pemerintah, competitive

business, maupun high-regulated business. Publik menempatkan organisasi di

social media. Mereka membicarakan soal organisasi dan produknya. Mereka bisa

merekomendasikan suatu produk, atau mengkritiknya habis-habisan. Hadir di

Page 38: Strategi Customer Relations dengan Menggunakan …kc.umn.ac.id/956/1/(Read Only) SKRIPSI.pdf · Sidang Ujian Skripsi Universitas Multimedia Nusantara . Tangerang, 7 Januari 2013 .

24

social media adalah cara organisasi mengelola opini publik terhadapnya.

Organisasi membangun hubungan dengan publik, mendengarkan, dan berdialog

dengan mereka. Dengan demikian akan tercipta saling pengertian dan hubungan

yang saling menguntungkan antara organisasi dengan publiknya.

2.3. Kerangka Konseptual

2.3.1. Marketing communications

Menurut Shimp, komunikasi pemasaran dapat dipahami dengan

menguraikan dua unsur pokoknya, yaitu komunikasi dan pemasaran. Komunikasi

merupakan proses dimana pemikiran dan pemahaman disampaikan antar individu,

atau antara organisasi dengan individu. Sementara pemasaran adalah sekumpulan

kegiatan dimana organisasi mentransfer nilai-nilai (pertukaran) dengan

pelanggannya.27

Komunikasi pemasaran dapat diartikan sebagai usaha untuk

menyampaikan pesan kepada publik, terutama konsumen sasaran, mengenai

produk dan layanannya. Komunikasi pemasaran penting bagi organisasi. Tanpa

komunikasi pemasaran, masyarakat tidak akan mengetahui mengenai produk dan

layanan yang ditawarkan oleh organisasi.

Melalui komunikasi pemasaran, organisasi membangun saling pengertian

dengan publiknya. Oleh karena itu, komunikasi pemasaran merupakan

komunikasi dua arah. Delozier, sebagaimana dikutip Dave Chaffey, menyatakan

27Terrence A. Shimp, Advertising, Promotion, and Supplemental Aspects of Integrated

Marketing Communications 6th edition (Ohio: South Western Publishing, 2003), hlm. 2.

Page 39: Strategi Customer Relations dengan Menggunakan …kc.umn.ac.id/956/1/(Read Only) SKRIPSI.pdf · Sidang Ujian Skripsi Universitas Multimedia Nusantara . Tangerang, 7 Januari 2013 .

25

bahwa komunikasi pemasaran melibatkan dialog yang berkesinambungan antara

pembeli dan penjual dalam suatu segmen pasar.28

Kotler menjelaskan bahwa komunikasi pemasaran merupakan proses

pengolahan, produksi, dan penyampaian pesan-pesan melalui satu atau lebih

saluran kepada kelompok khalayak sasaran, yang dilakukan secara

berkesinambungan dan bersifat dua arah dengan tujuan menunjang efektivitas dan

efisiensi pemasaran suatu produk.29

Definisi dari Kotler menekankan pada

pencapaian tujuan marketing melalui komunikasi.

Tujuan marketing adalah mencapai pertukaran yang memuaskan.

Organisasi mengetahui kebutuhan dan keinginan publik sehingga dapat

menyesuaikan penawaran. Diharapkan publik akan tertarik dengan produk dan

layanan yang ditawarkan, dan memberikan respons positif (action). Organisasi

pun mendapat keuntungan.

Komunikasi pemasaran bertujuan untuk mencapai tiga tahap perubahan

pada konsumen. Tahap pertama yang ingin dicapai dari strategi komunikasi

pemasaran adalah tahap perubahan knowledge (pengetahuan). Dalam tahap ini,

konsumen mengetahui tentang keberadaan sebuah produk. Komunikasi pemasaran

memengaruhi orientasi kognitif. Konsumen diberikan edukasi mengenai produk,

manfaat, dan keunggulannya.

Tahap kedua adalah orientasi afektif. Tahap ini ditandai dengan perubahan

sikap konsumen ke arah yang positif. Mereka melihat keunggulan produk dan

mulai menunjukkan penerimaan terhadap produk. Tahap ketiga adalah orientasi

28Dave Chaffey, “Interactive Marketing Communications” dalam http://www.marketing-

online.co.uk/ch8.pdf diakses pada Sabtu, 13 Oktober 2012 pukul 13:51. 29Philip Kotler, Manajemen Pemasaran edisi milenium (Jakarta: Prenhallindo, 2002), hlm. 40.

Page 40: Strategi Customer Relations dengan Menggunakan …kc.umn.ac.id/956/1/(Read Only) SKRIPSI.pdf · Sidang Ujian Skripsi Universitas Multimedia Nusantara . Tangerang, 7 Januari 2013 .

26

konatif. Pada tahap ini terjadi perubahan perilaku. Perusahaan berhasil

meyakinkan calon konsumen untuk melakukan aksi (pembelian).

Komunikasi pemasaran dapat dilakukan melalui kombinasi bauran

komunikasi pemasaran (marketing communications mix). Kotler menjelaskan

delapan bauran komunikasi pemasaran yang dapat dilakukan, yaitu advertising,

sales promotion, events & sponsorship, public relations (publicity), direct

marketing, personal selling, point of purchase, dan word of mouth marketing.30

Periklanan (advertising) merupakan penggunaan media secara berbayar.

Keunggulan iklan adalah dapat mencapai khalayak luas yang tersebar secara

geografis. Promosi penjualan (sales promotion) merupakan ajakan untuk

melakukan transaksi pembelian sekarang, dilakukan dalam jangka waktu pendek.

Events dan sponsorship dilakukan dengan membuat atau mendukung acara-acara

yang sejalan dengan produk dan nilai-nilai organisasi.

Hubungan masyarakat memanfaatkan peran PR untuk mendukung

marketing. Peran PR adalah membangun image produk, berkomunikasi dengan

publik dan mendapatkan kepercayaan publik terhadap produk. Publisitas

merupakan salah satu tools PR untuk mengangkat produk dalam wujud berita

sehingga kredibilitasnya lebih tinggi.

Pemasaran langsung (direct marketing) merupakan pemasaran melalui

media yang bersifat non-publik, misalnya dengan menggunakan surat, telepon,

dan e-mail. Penjualan personal (personal selling) adalah penggunaan komunikasi

tatap muka untuk mendorong penjualan. Point of purchase adalah upaya untuk

30Philip Kotler dan Kevin Lane Keller, loc. cit.

Page 41: Strategi Customer Relations dengan Menggunakan …kc.umn.ac.id/956/1/(Read Only) SKRIPSI.pdf · Sidang Ujian Skripsi Universitas Multimedia Nusantara . Tangerang, 7 Januari 2013 .

27

menarik perhatian calon konsumen di tempat pembelian. Packaging yang

menarik, poster, dan banner adalah contohnya.

Word of mouth marketing merupakan usaha pemasaran yang memicu

konsumen untuk membicarakan, mempromosikan, atau merekomendasikan

produk kepada orang lain. Word of mouth marketing juga dikenal dengan istilah

buzzword. Umumnya word of mouth marketing memiliki efektivitas tinggi karena

rekomendasi dilakukan oleh sumber yang terpercaya. Word of mouth marketing

kini didukung dengan teknologi media baru seperti social media.

Kedelapan bauran komunikasi pemasaran tersebut kini digunakan secara

terintegrasi satu sama lain. Kegiatan komunikasi pemasaran dilakukan secara

terpadu, atau disebut juga dengan Integrated Marketing Communications (IMC).

Menurut American Association of Advertising Agencies sebagaimana dikutip oleh

Morissan, definisi komunikasi pemasaran terpadu adalah:

“Suatu konsep perencanaan komunikasi pemasaran yang mengakui

nilai tambah dari satu rencana komprehensif yang mengevaluasi

peran strategis dari berbagai disiplin komunikasi – misalnya iklan

umum, respons langsung, promosi penjualan, dan hubungan

masyarakat – dan menghubungkan berbagai disiplin tersebut guna

memberikan kejelasan, konsistensi, serta dampak komunikasi yang

maksimal”.31

Komunikasi pemasaran terpadu merupakan upaya untuk menjadikan

seluruh kegiatan pemasaran dan promosi organisasi dapat menciptakan satu image

yang konsisten di mata konsumen. Dengan image yang kuat dan utuh, akan lebih

mampu menggerakkan konsumen untuk melakukan aksi. Disini dibutuhkan pesan

31Morissan, Periklanan: Komunikasi Pemasaran Terpadu (Jakarta: Kencana, 2010), hlm. 8.

Page 42: Strategi Customer Relations dengan Menggunakan …kc.umn.ac.id/956/1/(Read Only) SKRIPSI.pdf · Sidang Ujian Skripsi Universitas Multimedia Nusantara . Tangerang, 7 Januari 2013 .

28

terintegrasi, yang disampaikan melalui beragam bauran komunikasi pemasaran

yang digunakan.

Pendekatan komunikasi pemasaran terpadu melahirkan gagasan untuk

mensinergikan program komunikasi dan pemasaran organisasi. Dengan demikian,

organisasi memiliki kemampuan yang lebih baik dalam berkomunikasi dan

mempersuasi publiknya, terutama konsumen. PR memegang peranan penting

dalam strategi tersebut.

Tugas PR adalah membentuk persepsi. PR melakukan pengelolaan

komunikasi dengan tujuan untuk memotivasi pembelian. PR tidak sekadar

menginformasikan tentang produk, tetapi memengaruhi khalayak untuk

melakukan aksi. Dengan demikian, komunikasi pemasaran tidak hanya

menekankan pada proses komunikasi dua arah (dialogis), tetapi juga sifat

persuasif. PR harus mampu meyakinkan calon konsumen bahwa mereka

membutuhkan produk tersebut. Komunikasi mendukung pemasaran, menjadi

bagian integral dari pemasaran.

Oleh karena itu, pemasar yang baik selalu bersikap antisipatif dan proaktif,

bukan pasif menunggu. Seperti yang dikatakan oleh Peter Drucker yang dikutip

oleh Hermawan Kartajaya: “Predictions? No. These are the implications of a

future that has already happenned”.32

Organisasi berusaha untuk mengetahui

kebutuhan dan keinginan konsumen, bahkan sebelum mereka menyadarinya.

Disinilah pentingnya komunikasi dan kedekatan dengan konsumen.

32Hermawan Kartajaya, New Wave Marketing: The World is Still Round, The Market is

Already Flat (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2009), hlm. 302.

Page 43: Strategi Customer Relations dengan Menggunakan …kc.umn.ac.id/956/1/(Read Only) SKRIPSI.pdf · Sidang Ujian Skripsi Universitas Multimedia Nusantara . Tangerang, 7 Januari 2013 .

29

Hermawan Kartajaya memberikan tiga kunci keberhasilan organisasi

dalam situasi persaingan ketat, yaitu market effectiveness, product differentiation,

dan balanced promotion.33

Produk harus memiliki pasar yang efektif, dalam artian

ada konsumen yang membutuhkan produk tersebut dan mampu melakukan

pembelian. Produk harus memiliki diferensiasi, pembeda dari produk lain yang

sejenis. Diferensiasi memberikan keunggulan kompetitif. Promosi yang

berimbang, dengan kata lain, produk harusnya bermanfaat bagi konsumen, bukan

sekadar menguntungkan organisasi.

Masuknya PR ke dalam ranah marketing membantu organisasi untuk

berhasil dalam situasi persaingan yang semakin ketat. PR membantu perusahaan

agar lebih peka pada kebutuhan dan keinginan konsumen. Organisasi dapat

mengembangkan produk yang sesuai, produk yang berbeda, produk yang menjadi

solusi atas kebutuhan dan keinginan konsumennya. Produk tersebut menjadi

pilihan konsumen dan tujuan marketing pun tercapai.

2.3.2. Customer relations

Customer relations menurut Kotler dan Armstrong adalah suatu proses

membangun hubungan jangka panjang dengan pelanggan untuk menjaga

kepuasannya dan untuk menjaganya datang kembali.34

Customer relations

merupakan sebuah proses jangka panjang. Organisasi berusaha untuk mengerti

kebutuhan dan keinginan pelanggannya dari waktu ke waktu. Organisasi

menyesuaikan diri dengan pelanggannya.

33Ibid., hlm. 41. 34Philip Kotler dan Gary Armstrong, Principles of Marketing Volume 1 (New Jersey:

Prentice Hall, 2001), hlm. 3.

Page 44: Strategi Customer Relations dengan Menggunakan …kc.umn.ac.id/956/1/(Read Only) SKRIPSI.pdf · Sidang Ujian Skripsi Universitas Multimedia Nusantara . Tangerang, 7 Januari 2013 .

30

Organisasi membangun hubungan dengan customer dan belajar mengerti

mereka. Dari situlah organisasi dapat menyesuaikan produk dan layanan bagi

customer. Inilah yang kemudian dapat memperkuat ikatan antara pelanggan dan

organisasi. Seperti definisi customer relations dari Frederick Newell berikut:

“A process of modifying customer behavior over time and learning

from every interaction, customizing customer treatment, and

strengthening the bond between the customer and the company. This

is the principle of important one-to-one marketing.” 35

Customer relations menggabungkan marketing dengan peran PR. Peran

utama PR adalah membangun hubungan baik dengan publik organisasi secara

terencana dan terus-menerus dengan tujuan memperoleh saling pengertian.

Pelanggan merupakan publik utama bagi organisasi. Dengan membangun saling

pengertian, organisasi dapat terus mengembangkan produk dan layanan sesuai

dengan kebutuhan dan keinginan pelanggan. Pelanggan yang merasa harapannya

terpenuhi tentu akan terus membeli.

Tujuan utama customer relations bukan menjual produk, tetapi bagaimana

organisasi mampu menjalin dan menjaga hubungan baik dengan customer-nya.

Hal ini penting untuk menjaga kepuasan pada customer, sehingga mereka terus

membeli. Customer relations penting untuk mendapatkan pelanggan loyal.

Loyalitas menurut Griffin dalam Hurriyati adalah wujud pengambilan

keputusan untuk melakukan pembelian suatu produk tertentu secara terus

menerus.36

Kriteria pelanggan loyal adalah melakukan pembelian ulang secara

teratur (repeat purchase), melakukan pembelian terhadap produk lain yang

35Frederick Newell, loc. cit.

36Ratih Hurriyati, Bauran Pemasaran dan Loyalitas Konsumen (Bandung: CV Alfabeta,

2005), hlm. 129.

Page 45: Strategi Customer Relations dengan Menggunakan …kc.umn.ac.id/956/1/(Read Only) SKRIPSI.pdf · Sidang Ujian Skripsi Universitas Multimedia Nusantara . Tangerang, 7 Januari 2013 .

31

ditawarkan oleh organisasi tersebut (cross-selling & up-selling), memberikan

rekomendasi (referral), dan tidak mudah dipengaruhi oleh pesaing (retention).

Pelanggan loyal merupakan aset bagi organisasi. Pelanggan loyal menjadi

penyumbang sales terbesar dengan melakukan repeat purchase. Mereka juga

memiliki kecenderungan spend more, dengan menggunakan produk lain dari

organisasi yang sama. Perusahaan mendapat keuntungan seiring dengan

peningkatan share of wallet. Menurut Nebel dan Blattberg, total sales yang

dihasilkan oleh pelanggan loyal dapat mencapai lebih dari 60% total revenue.37

Pelanggan loyal dapat memangkas biaya akusisi pelanggan baru dengan

menjadi evangelist. Mereka merekomendasikan organisasi dan produknya secara

sukarela, tanpa dibayar. Tingkat efektivitasnya juga lebih tinggi. Pelanggan loyal

merupakan narasumber yang kredibel. Orang lebih percaya pada rekomendasi dari

sesama pelanggan, dari orang yang mereka kenal, ketimbang promosi yang

dilakukan oleh pihak organisasi.

Beberapa estimasi menunjukkan bahwa pelanggan loyal dapat mengurangi

sampai 90% biaya pemasaran. Akusisi pelanggan baru membutuhkan biaya besar.

Selain itu, perusahaan membutuhkan upaya dan waktu yang lebih untuk dapat

meyakinkan mereka. Para pelanggan loyal yang sudah berpengalaman dengan

produk dan organisasi cenderung memiliki lebih sedikit masalah sehingga biaya

yang dikeluarkan lebih sedikit juga.

Fungsi penting lainnya dari customer relations adalah untuk memantau

informasi dan persepsi publik terkait organisasi dan produknya. Jika ada informasi

37Jean-Francois Nebel dan Robert C. Blattberg, “Brand Relationship Management: A New

Approach for the Third Millennium” dalam http://mthink.com/content/brand-relationship-

management-new-approach-for-third-millennium diakses pada Jumat, 28 September 2012, pukul

14:50.

Page 46: Strategi Customer Relations dengan Menggunakan …kc.umn.ac.id/956/1/(Read Only) SKRIPSI.pdf · Sidang Ujian Skripsi Universitas Multimedia Nusantara . Tangerang, 7 Januari 2013 .

32

yang dianggap dapat merugikan organisasi, dapat segera dibenahi sebelum

dampaknya menjadi fatal. Pelanggan loyal dapat membantu organisasi. Mereka

dapat membela organisasi berdasarkan pengalaman mereka sendiri. Dan kalaupun

organisasi melakukan kesalahan, biasanya pelanggan loyal lebih mudah

memaafkan.

Persaingan semakin hari makin sengit. Kompetitor terus bertambah dan

kondisi ekonomi tidak selalu berada dalam keadaan stabil. Disinilah pentingnya

bagi organisasi untuk memiliki pelanggan loyal. Pelanggan loyal akan tetap setia

menggunakan suatu produk, meskipun ada penawaran dari kompetitor.

Organisasi berkomunikasi dengan pelanggannya. Pelanggan menjadi mitra

bagi organisasi. Organisasi mengembangkan produk dan layanan sesuai dengan

harapan pelanggan. Septiadi menyatakan: “Sesuatu yang dapat dijadikan patokan

bagi perusahaan untuk tetap menjaga hubungan antara konsumen dan perusahaan

adalah ‘kesesuaian’, yaitu kesesuaian antara harapan konsumen dan realitas yang

dirasakan”.38

Dengan produk yang sesuai, organisasi mampu membangun

migration barrier, yang menjaga pelanggan agar tidak berpindah ke produk lain.

Lebih lagi, organisasi dapat membentuk identitas dari pelanggannya.

Pelanggan loyal akan merasa bahwa produk tertentu merupakan bagian dari

dirinya, sehingga ia tidak bisa berpaling ke produk lain. Itulah retention,

ketahanan pelanggan terhadap penawaran dari pihak lain. Menurut Frederick

Reicheld yang dikutip oleh Hermawan Kartajaya, “Kenaikan 5% dari tingkat

38Septiadi, Jangan Abaikan Pelanggan, Kunci Sukses Pemasaran Relasional (Bandung: PT

Mandar Maju, 2001), hlm. 225.

Page 47: Strategi Customer Relations dengan Menggunakan …kc.umn.ac.id/956/1/(Read Only) SKRIPSI.pdf · Sidang Ujian Skripsi Universitas Multimedia Nusantara . Tangerang, 7 Januari 2013 .

33

retensi pelanggan, akan meningkatkan profit antara 25% sampai 95%”.39

Jadi

jelas, pelanggan loyal penting bagi kelangsungan organisasi.

Customer relations merupakan orientasi strategis. Organisasi

memfokuskan diri untuk membangun hubungan yang berkelanjutan dengan

pelanggan yang bernilai (retensi) daripada mencari pelanggan baru (akuisisi).

Chan menyatakan bahwa customer relations digunakan untuk menemukan

customer lifetime value (LTV).40

LTV adalah keuntungan yang diperoleh

perusahaan karena memiliki hubungan dengan pelanggan tertentu pada jangka

waktu tertentu. Setelah LTV didapat, organisasi berusaha agar LTV masing-

masing kelompok pelanggan dapat terus diperbesar dari tahun ke tahun.

Setelah itu, organisasi dapat menggunakannya untuk mendapatkan

pelanggan baru dengan biaya yang lebih murah – dengan memanfaatkan

rekomendasi pelanggan loyal. Dengan demikian, tujuan jangka panjang customer

relations adalah menghasilkan keuntungan terus-menerus dari dua kelompok

pelanggan: pelanggan loyal dan pelanggan baru.

Customer relations menjadi elemen fundamental dalam strategi bersaing

organisasi. Strategi bersaing bertujuan membina posisi yang menguntungkan dan

kuat dalam persaingan industri. Treacy dan Wiersema, dalam Peelen, menyatakan

bahwa terdapat tiga strategi generik untuk mencapai keunggulan bersaing, yaitu:

operational excellence, product leadership, dan customer intimacy.41

Operational excellence adalah kemampuan dan keunggulan organisasi

dalam menghasilkan produk. Product leadership adalah kemampuan produk

39Hermawan Kartajaya, op. cit., hlm. 53. 40Syafruddin Chan, Relationship Marketing (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2003),

hlm. 89. 41Ed Peelen, Customer Relationship Management (UK: Prentice Hall, 2005), hlm.49.

Page 48: Strategi Customer Relations dengan Menggunakan …kc.umn.ac.id/956/1/(Read Only) SKRIPSI.pdf · Sidang Ujian Skripsi Universitas Multimedia Nusantara . Tangerang, 7 Januari 2013 .

34

untuk menjadi pemimpin di antara produk lain, menekankan pada kualitas produk

dan layanan yang diberikan oleh organisasi. Customer intimacy merupakan

kemampuan organisasi membina hubungan yang intim dengan pelanggan.

Melalui customer relations, organisasi membangun customer intimacy.

Mereka mengenal pelanggan dan membangun hubungan jangka panjang yang

menguntungkan. Organisasi mampu melakukan kustomisasi produk dan layanan.

Kustomisasi inilah yang menjadi strategi bersaing. Produk dan layanan memiliki

keunikan (unique selling point) yang tidak dimiliki oleh produk dan layanan dari

organisasi lain.

Zikmund memberikan enam strategi customer relations: a welcome

strategy, reliability, responsiveness, personalization, recognition, dan access

strategy.42

A welcome strategy adalah apresiasi organisasi terhadap awal

terjadinya hubungan pelanggan. Reliability adalah kemampuan output organisasi

yang dapat diandalkan. Responsiveness adalah kepedulian organisasi dalam

memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen.

Personalization merupakan kemampuan organisasi dalam menyesuaikan

produk dan layanan dengan karakteristik pelanggan tertentu. Recognition adalah

kemampuan organisasi untuk mengenal pelanggan dan memberikan perhatian

lebih. Access strategy merupakan kemampuan organisasi untuk membangun

hubungan dengan pelanggannya.

Access strategy erat hubungannya dengan teknologi. Apalagi di interactive

communication era seperti sekarang ini. Menurut Regis McKenna dalam Peelen,

42William G. Zikmund, Customer Relationship Management: Integrating Marketing

Strategy and Information Technology (New Jersey: John Wiley & Sons, 2003), hlm. 88-93.

Page 49: Strategi Customer Relations dengan Menggunakan …kc.umn.ac.id/956/1/(Read Only) SKRIPSI.pdf · Sidang Ujian Skripsi Universitas Multimedia Nusantara . Tangerang, 7 Januari 2013 .

35

“Customer relations bertujuan membangun infrastuktur yang dapat digunakan

untuk membangun hubungan jangka panjang antara perusahaan dan pelanggan

dengan konsep real-time marketing”.43

Definisi ini membawa customer relations

pada ranah media baru. Customer relations difasilitasi oleh teknologi.

Perkembangan teknologi komunikasi membuat customer relations menjadi

lebih mudah, sekaligus lebih rumit. Manusia dapat berkomunikasi kapan saja dan

dimana saja. Akibatnya, tuntutan bagi perusahaan juga semakin besar. Pelanggan

menuntut layanan yang cepat, berkualitas, dan personal; 24 jam sehari, 7 hari

seminggu. Pelanggan memiliki banyak pilihan produk. Ketika satu produk tak

memenuhi harapannya, ia akan dengan mudah mencari produk lain.

Pelanggan juga memiliki akses informasi yang begitu luas. Mereka dapat

membandingkan produk yang satu dengan lainnya. Mereka dapat melakukan

online tracking, mencari keunggulan dan masalah dari suatu produk atau

organisasi. Semua dimungkinkan dengan internet.

Kekuatan terbesar dari internet adalah kecepatan penyebaran informasi.

Sebuah pesan dapat sampai ke berbagai belahan dunia hanya dalam hitungan

detik. Dengan adanya internet, organisasi dapat lebih mudah melakukan kontak

dengan pelanggannya. Organisasi dapat melakukan kontak secara one-to-one atau

one-to-many sesuai kebutuhan.

Social media menjadi alat yang efektif dalam membangun customer

relations. Manusia adalah makhluk sosial. Ia senang berkomunikasi, berhubungan

dengan sesama manusia. Di social media, organisasi menjadi sesosok manusia

43Ed Peelen, op. cit., hlm.5.

Page 50: Strategi Customer Relations dengan Menggunakan …kc.umn.ac.id/956/1/(Read Only) SKRIPSI.pdf · Sidang Ujian Skripsi Universitas Multimedia Nusantara . Tangerang, 7 Januari 2013 .

36

yang berkomunikasi dengan pelanggannya. Melalui social media, organisasi dapat

menjelaskan sesuatu, mengajukan pertanyaan, menjawab pertanyaan, atau

menanggapi saran dan kritik.

Selain itu, para pelanggan loyal juga dapat menggunakan social media

sebagai tools yang paling mudah dalam menyebarkan informasi mengenai

organisasi dan produknya. Hal tersebut dimungkinkan berkat sifat pengiriman

pesan one-to-many. Hanya dengan menulis satu kalimat, informasi tersebut akan

langsung meluas. Ada banyak calon potensial dalam jaringan mereka.

2.3.3. Customer relationship management

Customer Relationship Management (CRM) merupakan pengelolaan

customer relations. Sekarang ini, semakin banyak organisasi yang meningkatkan

praktik customer relations dengan tujuan memberikan pelayanan yang semakin

baik. Secara khusus, mereka berusaha memberikan layanan yang sifatnya personal

sehingga dapat memberikan kepuasan yang tinggi pada pelanggannya. Dengan

demikian, kesetiaan pelanggan dapat dipertahankan.

Menurut Costanzo, CRM merujuk pada software system yang membantu

perusahaan memperoleh dan menyimpan data pelanggannya serta melakukan

hubungan dua arah.44

Memang, CRM melibatkan teknologi dalam

pelaksanaannya. Akan tetapi, teknologi saja tidaklah cukup. CRM lebih

menekankan pada perubahan kebijakan dan prosedur yang didesain untuk

meningkatkan sales dan customer retention di berbagai lini produk.

44Chris Costanzo, “Moving Focus of CRM Efforts from Software to Employees” dalam

American Banker, Vol. 168/Iss. 116, hlm.8, New York.

Page 51: Strategi Customer Relations dengan Menggunakan …kc.umn.ac.id/956/1/(Read Only) SKRIPSI.pdf · Sidang Ujian Skripsi Universitas Multimedia Nusantara . Tangerang, 7 Januari 2013 .

37

Secara sederhana, CRM dapat diartikan sebagai pengelolaan segala

aktivitas organisasi dengan para pelanggan, serta mengamati perilaku pelanggan-

pelanggan tersebut. Jill Dyché mendefinisikan CRM sebagai

“Infrastruktur yang memungkinkan interpretasi nilai pelanggan (customer value) secara benar dan memungkinkan untuk meningkatkan customer value tersebut, yang bertujuan untuk memberi motivasi bagi pelanggan yang bernilai (valuable customers) untuk tetap loyal kepada kita, dan tentu saja kembali membeli produk-produk kita”.

45

CRM merupakan strategi bisnis yang terdiri dari software dan layanan

yang didesain untuk meningkatkan kepuasan pelanggan sehingga dapat

meningkatkan pendapatan dan keuntungan. Caranya dengan membantu organisasi

untuk mengidentifikasi pelanggannya dengan tepat. Hal tersebut memungkinkan

pendekatan yang tepat sehingga para pelanggan kelak menjadi loyal pada

organisasi. Dengan CRM, organisasi juga berpeluang untuk mendapatkan

pelanggan baru.

Selanjutnya Martin, sebagaimana dikutip Fransisca Andreani, menjelaskan

bahwa CRM merupakan pendekatan yang teintegrasi. Menurutnya:

“A CRM system attempts to provide an integrated approach to all aspects of interaction a company has with its customers, including marketing, sales and support. The goal of a CRM system is to use technology to forge a strong relationship between a business and its customers. To look at CRM in another way, the business is seeking to better manage its own enterprise around customer behaviors”.

46

Definisi dari Martin tersebut menjelaskan bahwa sistem CRM berusaha

menyediakan sebuah pendekatan terintegrasi terhadap semua aspek dalam

organisasi dalam kaitannya dengan pelanggannya, yang meliputi marketing, sales,

45Jill Dyché, The CRM Handbook (Canada: Addison-Wesley Professional, 2008), hlm. 3. 46Fransisca Andreani, “Customer Relationship Management (CRM) dan Aplikasinya dalam

Industri Manufaktur dan Jasa” dalam Jurnal Manajemen Pemasaran, Vol. 2/No. 2, hlm. 60,

Universitas Kristen Petra Surabaya.

Page 52: Strategi Customer Relations dengan Menggunakan …kc.umn.ac.id/956/1/(Read Only) SKRIPSI.pdf · Sidang Ujian Skripsi Universitas Multimedia Nusantara . Tangerang, 7 Januari 2013 .

38

and support. Tujuan dari sistem ini adalah dengan penggunaan teknologi

diharapkan terjadi jalinan hubungan yang kuat antara organisasi dengan

pelanggannya. Organisasi dapat mengelola kinerjanya dengan lebih baik.

Sementara O’Brien dalam Andreani menegaskan bahwa CRM

memungkinkan organisasi mengidentifikasi dan membidik pelanggan terbaiknya,

yaitu mereka yang menguntungkan organisasi, sehingga mereka dapat

dipertahankan menjadi pelanggan yang setia untuk jangka panjang. Mereka

diharapkan akan memberikan keuntungan yang lebih besar bagi organisasi.47

Terdapat dua fungsi dalam customer relationship management, yaitu

analytical CRM dan operational CRM. Analytical CRM adalah mereka yang

merumuskan strategi, berdasarkan analisis tren pasar dan perilaku pelanggan.

Sementara operational CRM merupakan mereka yang langsung berinteraksi

dengan pelanggan, disebut juga front-office. Sinergi inilah yang memungkinkan

organisasi mampu menjalankan customer relations-nya dengan baik.

CRM memungkinkan customization dan personalization atas produk dan

layanan berdasarkan keinginan, kebutuhan, kebiasaan pembelian, dan siklus

kehidupan pelanggannya. CRM memampukan perusahaan untuk menyediakan

layanan yang konsisten dan prima, sehingga pelanggan memperoleh pengalaman

yang menyenangkan. Semua ini memberikan nilai bisnis yang strategis bagi

perusahaan, yang dari sisi pelanggan disebut dengan perceived value.

Ada beberapa cara yang dapat digunakan dalam menyusun program CRM.

Salah satu model yang dikembangkan oleh Don Peppers dan Martha Rogers

47Ibid.

Page 53: Strategi Customer Relations dengan Menggunakan …kc.umn.ac.id/956/1/(Read Only) SKRIPSI.pdf · Sidang Ujian Skripsi Universitas Multimedia Nusantara . Tangerang, 7 Januari 2013 .

39

adalah IDIC Model.48

IDIC merupakan singkatan dari Identification,

Differentiation, Interaction, dan Customization.

Identification merupakan langkah awal bagi organisasi sebelum

meluncurkan program loyalitas pelanggan. Pada tahap ini organisasi

mengidentifikasi pelanggan (baik B2B atau B2C). Organisasi memulai dengan

membangun database pelanggan. Pada tahap differentiation, organisasi

membedakan/mengkategorikan pelanggan menurut nilai dan kebutuhannya.

“Nilai” artinya seberapa keuntungan total yang didapat organisasi apabila

melanjutkan transaksi dengan pelanggan tersebut di masa mendatang. Alat

ukurnya adalah interaksi dan transaksi.

Pada akhir tahap differentiation, organisasi dapat membedakan mana

pelanggan yang bernilai dan yang tidak. Kemudian di tahap interaction, organisasi

fokus mengelola pelanggan yang secara jangka panjang dinilai menguntungkan

(key account). Organisasi membangun interaksi dengan pelanggan yang bernilai

tersebut. Dengan demikian, organisasi dapat mengetahui kebutuhan dan

keinginannya.

Puncak dari CRM adalah mengantarkan produk dan layanan yang

beragam, bahkan personal. Inilah tahap customization. Untuk dapat menciptakan

produk dan layanan yang cocok dengan kebutuhan dan keinginan pelanggan,

bahkan personal – “customized”, diperlukan kemampuan untuk mendengarkan

pelanggan. Dengan berfokus pada kebutuhan dan keinginan mereka, makan dapat

dibuat inovasi produk dan diferensiasi layanan sesuai dengan nilai pelanggan. Hal

48Don Peppers dan Martha Rogers, Managing Customer Relationships: A Strategic

Framework (New Jersey: John Wiley & Sons, 2004), hlm. 76.

Page 54: Strategi Customer Relations dengan Menggunakan …kc.umn.ac.id/956/1/(Read Only) SKRIPSI.pdf · Sidang Ujian Skripsi Universitas Multimedia Nusantara . Tangerang, 7 Januari 2013 .

40

tersebut diharapkan dapat memuaskan pelanggan, dan pelanggan akan menjadi

loyal pada organisasi.

Program-program CRM dapat dijalankan dengan tiga cara. Pertama,

financial relationship untuk meningkatkan loyalitas pelanggan terhadap harga dan

insentif. Misalnya dengan memberikan financial incentives, program frequent

buyer, poin rewards, dan diskon. Kedua, social bonding untuk mencari friendly

companionship, meningkatkan kepercayaan (trust), dan membangun interaksi

antarpribadi yang saling menguntungkan. Misalnya dengan membangun

komunitas pelanggan. Ketiga, structural interactions yang dapat meningkatkan

loyalitas pelanggan terhadap pengalaman (experiences). Organisasi mengadakan

kegiatan yang memberikan good/memorable experience kepada pelanggan.

PR dan media baru, terutama social media, berperan besar dalam

membangun social bonding. PR memanfaatkan social media untuk membangun

sebuah komunitas pelanggan yang kuat, berisikan para pelanggan loyal yang

mendukung organisasi. CRM melibatkan sinergi antara komunikasi dan teknologi

yang bertujuan untuk mendukung pemasaran.

Page 55: Strategi Customer Relations dengan Menggunakan …kc.umn.ac.id/956/1/(Read Only) SKRIPSI.pdf · Sidang Ujian Skripsi Universitas Multimedia Nusantara . Tangerang, 7 Januari 2013 .

41

2.3.4. Social media

Manusia dikelilingi oleh teknologi. Teknologi komunikasi merupakan

salah satu perkembangan terpenting dalam kehidupan manusia. Teknologi

komunikasi memengaruhi berbagai aspek kehidupan manusia: cara mereka

berkegiatan, membangun hubungan, dan memenuhi kebutuhannya. Menurut

Beniger dalam Grant: "Communication technology was introduced as mechanisms

of control that played an important role in almost every area of the production

and distribution of manufactured goods".49

Perkembangan teknologi komunikasi membawa manusia pada era media

baru. Media baru adalah istilah yang dimaksudkan untuk mencakup kemunculan

digital, komputer, atau jaringan teknologi informasi dan komunikasi di akhir abad

ke-20. Media baru berbasis pada komunikasi dalam jaringan. Menurut Manovich:

“The terms ‘new media’ refers to a broad term used to explain the

advances in technology. The basic principle behind new media is that

it can be any application that transfers information via technology

techniques, such as computers, digital devices, and data networks”.50

Teknologi media baru memungkinkan komunikasi interaktif melalui

format web 2.0. Web 2.0 memiliki ciri two-way communication, many-to-many,

dan asynchronous. Web 2.0 memungkinkan manusia untuk melakukan

komunikasi dua arah melalui perantaraan media. Setiap orang dapat menjadi

sender. Mereka dapat membuat, merespons, atau menyebarluaskan pesan. Mereka

juga dapat berkolaborasi dalam penyusunan konten pesan. Pesan bersifat massive,

dikirimkan dari dan ke banyak orang secara bersamaan. Dan proses penyampaian

49August E. Grant dan Jennifer H. Meadows, op. cit., hlm. 1. 50Lev Manovich, “The Language of New Media”, dalam

http://courses.gossettphd.org/library/manovich_whatisnewmedia.pdf diakses pada Senin, 2

April 2012, pukul 13:30.

Page 56: Strategi Customer Relations dengan Menggunakan …kc.umn.ac.id/956/1/(Read Only) SKRIPSI.pdf · Sidang Ujian Skripsi Universitas Multimedia Nusantara . Tangerang, 7 Januari 2013 .

42

pesan dapat dilakukan secara tidak sinkron, di mana pengirim dan penerima pesan

tidak harus berkomunikasi pada waktu yang sama.

Salah satu bentuk web 2.0 adalah social media. Social media menurut

Ryan dan Jones adalah sebuah istilah payung yang menunjuk pada software dan

layanan berbasis web yang memungkinkan para penggunanya berbagi, berdiskusi,

berkomunikasi, dan berpartisipasi dalam segala bentuk interaksi sosial secara

online.51

Inti dari social media adalah berbagi dan berpartisipasi. Stowe Boyd

menjelaskan bahwa social media berpengaruh besar terhadap manusia: mengubah

cara mereka menemukan, membaca, dan berbagi berita, informasi, dan konten.52

Social media sudah menjadi santapan masyarakat sehari-hari. Wikipedia,

Facebook, Twitter, blog, YouTube, Flickr, dan masih banyak lagi situs lainnya

yang tidak asing di telinga.

Gambar 2.4: Ragam Social Media

Sumber: Erianto Simalango, “Apa itu Social Media?”, dalam

http://www.eriantosimalango.com/2011/07/apa-itu-social-media-social-media-adalah.html

diakses pada Senin, 2 April 2012, pukul 13:50.

51Damian Ryan dan Calvin Jones, op. cit., hlm. 152. 52Stowe Boyd, “Scoble Asks What Is Social Media?”, dalam

http://www.stoweboyd.com/post/1339189186/scoble-asks-what-is-social-media diakses pada Senin,

2 April 2012, pukul 13:50.

Page 57: Strategi Customer Relations dengan Menggunakan …kc.umn.ac.id/956/1/(Read Only) SKRIPSI.pdf · Sidang Ujian Skripsi Universitas Multimedia Nusantara . Tangerang, 7 Januari 2013 .

43

Jenis social media sangat beragam. Ryan dan Jones mengklasifikasikannya

menjadi social bookmarking, social media submission sites, forums and

discussion sites, media sharing sites, reviews and rating sites, social network

sites, blogs, podcasts, micro blogging, dan wikis.53

Social bookmarking adalah jenis social media yang memungkinkan

pengguna untuk menandai laman favorit mereka, mengelompokkannya ke dalam

kategori tertentu, dan membaginya dengan orang lain secara online. Contoh situs

social bookmarking adalah Delicious dan Ma.gnolia. Social submission sites

adalah jenis social media yang memungkinkan penggunanya untuk berlangganan

konten tertentu yang mereka suka. Contohnya adalah Digg dan Reddit. Forums

and discussion sites adalah situs yang memfasilitasi diskusi dengan berbagai

topik. Contohnya adalah Yahoo! Groups dan Google Groups.

Media sharing sites adalah situs yang memungkinkan para pengguna

untuk berbagi bermacam-macam jenis konten. Contohnya Flickr untuk share

gambar, YouTube untuk share video, atau Slideshare untuk share slide presentasi.

Reviews and ratings sites adalah situs yang memungkinkan pengguna untuk

mengevaluasi dan menilai suatu perusahaan, produk, tempat, dan apapun yang

mereka sukai. Contohnya adalah Amazon.

Social network sites adalah situs yang memungkinkan penggunanya untuk

membentuk kelompok berisi orang-orang yang berbagi kesamaan dengan mereka.

Dalam social networks, para pengguna dapat berbagi artikel, foto, video, games,

bahkan tanggapan terhadap isu terkini. Pada dasarnya, social network sites dapat

53Damian Ryan dan Calvin Jones, op. cit., hlm. 157.

Page 58: Strategi Customer Relations dengan Menggunakan …kc.umn.ac.id/956/1/(Read Only) SKRIPSI.pdf · Sidang Ujian Skripsi Universitas Multimedia Nusantara . Tangerang, 7 Januari 2013 .

44

memberikan hampir seluruh layanan yang ditawarkan oleh social media. Contoh

social network sites adalah Facebook dan MySpace. Blogs adalah situs yang

menjadi media ekspresi bagi para penggunanya. Melalui blog, setiap orang dapat

menjadi publisher. Contoh blogs adalah Blogger dan WordPress.

Podcasts adalah rangkaian file digital (audio/video) yang didistribusikan

melalui internet. Podcasts dapat diunduh ke berbagai perangkat untuk dinikmati

berulang kali oleh penggunanya. Contohnya adalah iTunes dari Apple. Micro

blogging adalah bentuk kecil dari blog, memungkinkan penggunanya untuk meng-

update informasi melalui layanan broadcast pesan singkat. Twitter misalnya,

dengan batas posting 140 karakter per tweet. Wikis adalah koleksi online dari

halaman web yang terbuka bagi siapa saja untuk turut berkontribusi. Pengguna

dapat membuat, memperbaiki, mendiskusikan, dan mengomentari koleksinya.

Situs wikis terpopuler saat ini adalah Wikipedia.

Social media merupakan bentuk demokratisasi informasi. Social media

tidak hanya mengenai bagaimana orang membaca dan menyebarkan informasi,

tetapi juga bagaimana mereka berbagi. Social media membahas bagaimana sender

membuat pesan yang dapat mengajak pihak lain untuk ikut berpartisipasi. Social

media juga mengubah komunikasi menjadi horizontal. Tidak ada lagi batas antara

produsen dan konsumen berita. Setiap orang dapat menjadi produsen sekaligus

konsumen berita.

Di era social media, terdapat new balance of power. Customer produk

dapat menentukan pandangan masyarakat luas mengenai produk dan organisasi,

Page 59: Strategi Customer Relations dengan Menggunakan …kc.umn.ac.id/956/1/(Read Only) SKRIPSI.pdf · Sidang Ujian Skripsi Universitas Multimedia Nusantara . Tangerang, 7 Januari 2013 .

45

memengaruhi preferensinya. Ryan dan Jones mendefinisikan ciri-ciri customer di

era social media: merasa nyaman dan sangat bergantung pada media, sangat

demanding terhadap organisasi (they want it all, they want it now), memiliki

kontrol terhadap organisasi, mudah berpindah (tidak loyal), dan vokal.54

Social media telah mengubah perilaku konsumen. Dalam proses

pengambilan keputusan apakah ia akan menggunakan suatu produk atau tidak,

konsumen sangat bergantung pada social media. Dulu kita mengenal model

AIDMA (Attention, Interest, Desire, Memory, Action) sebagai model pengambilan

keputusan konsumen. Ternyata model tersebut dinilai tidak relevan lagi di era

social media. Kotaro Sugiyama dan Tim Andree menawarkan model AISAS

(Attention, Interest, Search, Action, Share) untuk menjelaskannya.55

Gambar 2.5: Pergeseran Model AIDMA menjadi AISAS

Sumber: Kotaro Sugiyama dan Tim Andree, The Dentsu Way (USA: McGraw-Hill, 2011),

hlm. 79.

Pada model AIDMA, konsumen mengetahui mengenai keberadaan suatu

produk (aware). Kemudian ia merasa tertarik (interest) dan mencari informasi

lebih lanjut mengenai produk tersebut (desire). Proses pengambilan keputusannya

54Ibid., hlm. 165. 55Kotaro Sugiyama dan Tim Andree, The Dentsu Way (USA: McGraw-Hill, 2011), hlm. 79.

Page 60: Strategi Customer Relations dengan Menggunakan …kc.umn.ac.id/956/1/(Read Only) SKRIPSI.pdf · Sidang Ujian Skripsi Universitas Multimedia Nusantara . Tangerang, 7 Januari 2013 .

46

dipengaruhi oleh hasil pencarian informasi tersebut dan memory. Memory adalah

kesan dalam ingatannya mengenai suatu produk atau organisasi, baik berdasarkan

pengalamannya sendiri maupun pengalaman orang lain. Pada tahap action,

konsumen memutuskan apakah akan melakukan tindakan pembelian atau tidak.

Kehadiran social media telah mengubah tahapan tersebut. Hal itu didasari

atas kemudahan mencari dan berbagi informasi melalui social media. Pada model

AISAS, konsumen mengetahui (aware) dan tertarik (interest) terhadap suatu

produk. Selanjutnya, ia akan melakukan search. Ia mencari informasi tentang

produk di social media atau search engine. Ia dapat mencari akun perusahaan,

komentar dari customer, ataupun forum diskusi yang membahas mengenai

organisasi dan produknya. Dari situlah konsumen mengambil keputusan untuk

menggunakan suatu produk. Dan sesuai dengan karakteristik konsumen di era

social media yang vokal, konsumen tersebut kelak akan menceritakan (share)

pengalamannya mencoba produk tersebut, baik ataupun buruk, di social media.

Sharing itu kemudian dapat menjadi dasar bagi calon konsumen lain dalam

pengambilan keputusan.

Biasanya rekomendasi dari sesama customer lebih dipercaya karena

dianggap jujur dan netral. Apalagi jika rekomendasi tersebut datang dari orang

yang dikenal dan dipercaya, misalnya keluarga dan teman. Hasil Nielsen Global

Trust in Advertising Survey kuartal III tahun 2011 menyatakan bahwa tingkat

kepercayaan terhadap bentuk iklan yang tertinggi berasal dari rekomendasi orang

yang dikenal (92%) dan pendapat sesama customer di media online (70%).56

56Nielsen Wire, “Global Advertising: Consumers Trust Real Friends and Virtual Strangers the

Most”, dalam http://blog.nielsen.com/nielsenwire/consumer/global-advertising-consumers-trust-

real-friends-and-virtual-strangers-the-most/ diakses pada Sabtu, 1 Desember 2012, pukul 17:42.

Page 61: Strategi Customer Relations dengan Menggunakan …kc.umn.ac.id/956/1/(Read Only) SKRIPSI.pdf · Sidang Ujian Skripsi Universitas Multimedia Nusantara . Tangerang, 7 Januari 2013 .

47

Gambar 2.6: Nielsen Global Trust in Advertising Survey 2011

Sumber: Nielsen Wire, “Global Advertising: Consumers Trust Real Friends and Virtual Strangers the

Most”, dalam http://blog.nielsen.com/nielsenwire/consumer/global-advertising-consumers-trust-real-friends-

and-virtual-strangers-the-most/ diakses pada Sabtu, 1 Desember 2012, pukul 17:42.

Disinilah pentingnya bagi organisasi untuk membangun kedekatan dengan

publik, khususnya customer. Pelanggan loyal adalah aset bagi organisasi. Mereka

dapat menjadi evangelist. Organisasi membangun komunitas maya, tempat para

pelanggan loyal yang juga social media users berinteraksi dan berbagi

pengalaman terkait penggunaan produk. Komunitas yang berisi para evangelist.

Komunitas ini dapat menjadi kekuatan organisasi di dunia maya.

Social media merupakan tools yang paling tepat untuk membangun

hubungan baik dengan publik dan membangun komunitas bagi pelanggan loyal.

Menurut Solis: “Social Media uses the Internet to facilitate conversations between

people. I say people, because it humanizes the process of communications when

you think about conversations instead of companies marketing at audiences”.57

57Brian Solis, “PR 2.0: Putting the Public Back in Public Relations”, dalam

http://www.briansolis.com/2008/04/pr-20-putting-public-back-in-public/ diakses pada Senin, 2

April 2012, pukul 14:00.

Page 62: Strategi Customer Relations dengan Menggunakan …kc.umn.ac.id/956/1/(Read Only) SKRIPSI.pdf · Sidang Ujian Skripsi Universitas Multimedia Nusantara . Tangerang, 7 Januari 2013 .

48

Dengan demikian, social media bukan digunakan sebagai alat marketing, tetapi

media komunikasi yang dapat mendukung tujuan marketing.

Oleh karena itu, social media sangat tepat untuk menjadi tools utama MPR

di era media baru seperti sekarang ini. Social media merupakan alat yang efektif

untuk membangun customer relations. Tidak heran, Solis menyatakan bahwa

kehadiran social media membuat peran PR semakin signifikan.58

Pemanfaatan

media baru, khususnya social media, menjadi kompetensi yang penting dikuasai

oleh seorang PR – PR 2.0.

Li dan Bernoff dalam Smith menjelaskan pendekatan POST untuk

membantu organisasi dalam menentukan social media mana yang tepat bagi

mereka.59

POST merupakan singkatan dari people, objective, strategy, dan

technology. People artinya organisasi melihat karakteristik publik mereka: kondisi

demografi, psikografi, dan kecenderungan penggunaan media publiknya.

Objective mengacu pada tujuan organisasi itu sendiri. Apa yang ingin

mereka lakukan di social media? Apakah mereka ingin meningkatkan penjualan,

membangun image, atau menggunakannya untuk promosi produk baru?

Kemudian strategy, apa yang akan mereka lakukan untuk mencapai objectives

yang telah dirumuskan tersebut.

Terakhir, barulah masuk ke technology. Organisasi melihat setiap pilihan

media yang tersedia. Masing-masing social media memiliki karakteristik

pengguna dan penggunaan yang berbeda. Twitter dan Facebook misalnya. Twitter

58Ibid. 59Mari Smith, The New Relationship Marketing (USA: John Wiley & Sons, 2011), hlm. 3.

Page 63: Strategi Customer Relations dengan Menggunakan …kc.umn.ac.id/956/1/(Read Only) SKRIPSI.pdf · Sidang Ujian Skripsi Universitas Multimedia Nusantara . Tangerang, 7 Januari 2013 .

49

banyak digunakan oleh remaja dan kaum muda, sementara Facebook lebih banyak

pengguna berusia diatas 35 tahun.60

Gambar 2.7: Perbandingan Usia Pengguna Twitter dan Facebook

Sumber: Brian Chappell, “2012 Social Network Analysis Report – Demographic, Geographic,

and Search Data Revealed” dalam http://www.ignitesocialmedia.com/social-media-stats/2012-

social-network-analysis-report/ diakses pada Jumat, 21 September 2012, pukul 14:54.

Untuk penggunaannya, Twitter lebih banyak digunakan untuk conversation.

Penyebaran informasi melalui Twitter juga lebih cepat dan mudah berkat fitur

retweet. Begitu pula untuk pencarian informasi, lebih mudah dengan penggunaan

#hashtag. Facebook lebih banyak digunakan untuk posting gambar dan video.

Setelah mengenal karakteristik social media, baru bisa menentukan apakah

media tersebut sesuai untuk menjangkau people untuk mencapai objectives

melalui strategy yang telah dirumuskan. Jangan lupa juga untuk memperhatikan

soal kesiapan dan kemampuan organisasi untuk menjalankan social media yang

terpilih. Dengan demikian, penggunaan social media barulah efektif.

60Brian Chappell, “2012 Social Network Analysis Report – Demographic, Geographic, and

Search Data Revealed”, dalam http://www.ignitesocialmedia.com/social-media-stats/2012-social-

network-analysis-report/ diakses pada Jumat, 21 September 2012, pukul 14:54.

Page 64: Strategi Customer Relations dengan Menggunakan …kc.umn.ac.id/956/1/(Read Only) SKRIPSI.pdf · Sidang Ujian Skripsi Universitas Multimedia Nusantara . Tangerang, 7 Januari 2013 .

50

2.3.5. Buzzword

Buzzword merupakan sebuah istilah baru dalam dunia PR. Istilah ini

muncul seiring dengan perkembangan teknologi komunikasi interaktif. Buzz

menurut Emanuel Rosen, sebagaimana dikutip oleh Tanadi Santoso, adalah

obrolan murni ditingkat pelanggan yang menular; tentang orang, barang, atau

tempat.61

Singkatnya, buzz adalah obrolan tentang brand. Sementara buzzword

merupakan ide yang menjadi bahan perbincangan. Buzzword haruslah menarik,

unik, menunjukkan suatu identitas bagi organisasi.

Buzzword berakar pada konsep word of mouth. Customer senang berbagi

pengalaman mengenai produk. Di masa sekarang, sharing dimudahkan dengan

kehadiran social media. Percakapan di social media terjadi secara massive.

Sebuah percakapan antara dua orang dapat menyebar dalam jaringan komunikasi

mereka dan menarik orang lain untuk terlibat. Oleh karena itulah dampak

buzzword kini semakin besar.

Penyebaran buzzword tidak hanya dilakukan secara online melalui social

media. Buzzword tersebar secara online dan offline. Andy Sernovitz menjelaskan

bahwa hanya 20% buzzword yang penyebarannya terjadi secara online.62

Sisanya

adalah bagaimana 20% tersebut menghasilkan 80% buzzword dalam percakapan

face-to-face.

Buzzword, pada dasarnya adalah membuat orang membicarakan tentang

kita. Tapi tidak berhenti sampai disitu. Buzzword bertujuan memberi keuntungan

61Tanadi Santoso, “Book Review: The Anatomy of Buzz”, dalam

http://www.tanadisantoso.com/v6/book-reviews-detail/20/the-anatomy-of-buzz diakses pada Selasa,

20 November 2012, pukul 22:47. 62Andy Sernovitz, Word of Mouth Marketing: How Smart Companies Get People Talking

(Austin: Greenleaf Book Group Press, 2012), hlm. XII.

Page 65: Strategi Customer Relations dengan Menggunakan …kc.umn.ac.id/956/1/(Read Only) SKRIPSI.pdf · Sidang Ujian Skripsi Universitas Multimedia Nusantara . Tangerang, 7 Januari 2013 .

51

(dalam hal ini bagi organisasi). Buzzword melibatkan marketing dan word of

mouth. Sernovitz menjelaskannya dengan “BtoCtoC”: Business to Consumer to

Consumer marketing.63

Pemasar memberikan ide mengenai apa yang layak

diperbincangkan dari organisasi dan produknya kepada customer. Customer

kemudian turut membicarakannya, dan bahkan membawa orang lain untuk ikut

terlibat dalam percakapan tersebut. Itulah soft-selling. PR harus dapat menjual

produk, tanpa terkesan jualan. PR membuat orang-orang membicarakan

produknya, membuat mereka melakukan promosi.

Buzzword erat kaitannya dengan ”share” dan “search” dalam model

AISAS. Organisasi membuat buzzword yang terkait dengan produk, kemudian

customer akan turut berpartisipasi mengembangkan pembahasannya (share).

Ketika suatu topik banyak dibicarakan, orang lain akan tertarik untuk mengikuti

pembicaraan, bahkan mereka yang bukan customer produk. Share semakin

meluas. Percakapan ini juga dapat mendorong action dari mereka yang belum

pernah mencoba produk tersebut.

Produk yang banyak diperbincangkan akan mudah dicari informasinya

(search). Percakapan mengenai produk tersebut dapat berada di puncak hasil

pencarian search engine. Ini dikenal juga dengan Search Engine Optimization

(SEO). Produk dan organisasi yang SEO-nya tinggi berarti eksis di dunia maya.

Ketika ada orang yang ingin mencari informasi tentangnya, mereka akan

mendapatinya dengan mudah. Jika informasi yang tersedia bersifat positif, maka

dapat mendorong mereka untuk melakukan action.

63Ibid., hlm. 3.

Page 66: Strategi Customer Relations dengan Menggunakan …kc.umn.ac.id/956/1/(Read Only) SKRIPSI.pdf · Sidang Ujian Skripsi Universitas Multimedia Nusantara . Tangerang, 7 Januari 2013 .

52

Richard Laermer menjelaskan bahwa inti dari buzzword adalah

membangun pembicaraan dan menjadi bahan pembicaraan.64

Organisasi harus

mampu membuat orang tertarik dengan produk dan membicarakannya. Hal

tersebut dapat dilakukan dengan menciptakan kata baru; misalnya Google dengan

kata “Googling”.65

Kata tersebut berhasil menempatkan Google sebagai search

engine terpopuler sampai saat ini. Sebuah kata atau brand yang unik dapat

membuat orang penasaran dan membicarakannya.

Cara lainnya menurut Laermer adalah membuat para figur berpengaruh

membicarakannya.66

Dalam era social media, para figur berpengaruh ini disebut

buzzer, penyebar buzzword. Ryan dan Jones mendefinisikan beberapa kriteria

buzzer: ahli dalam bidang tertentu, orang-orang menjadikannya referensi ketika

ingin membeli suatu produk, sering memberikan rekomendasi mengenai produk

yang disukai, memiliki jaringan sosial yang luas, dan aktif di dunia online.67

Biasanya, yang ditunjuk oleh organisasi untuk menjadi buzzer adalah

selebritis. Dalam ranah advertising, para selebritis ini disebut sebagai endorser.

Tetapi di era social media di mana terdapat new balance of power, selebritis

bukan satu-satunya pilihan. Organisasi dapat menggunakan blogger sebagai

buzzer mereka. Bahkan, customer biasa pun dapat menjadi buzzer bagi organisasi.

Fakta sudah menunjukkan bahwa calon customer kini lebih percaya pada

rekomendasi dari relasi mereka dan sesama customer, daripada bentuk iklan

manapun. Customer memiliki power. Organisasi dituntut untuk dapat memberikan

kepuasan pada pelanggannya, supaya mereka dapat menjadi evangelist – customer

64Richard Laermer, Full Frontal PR: Building Buzz about Your Business, Your Product, or You

(USA: Bloomberg, 2004), hlm. 4. 65Ibid., hlm. 6. 66Ibid., hlm. 7. 67Damian Ryan dan Calvin Jones, op. cit., hlm. 28.

Page 67: Strategi Customer Relations dengan Menggunakan …kc.umn.ac.id/956/1/(Read Only) SKRIPSI.pdf · Sidang Ujian Skripsi Universitas Multimedia Nusantara . Tangerang, 7 Januari 2013 .

53

yang secara sukarela menyebarkan buzzword mengenai organisasi. Seperti yang

dikatakan Sernovitz: “Happy customers are your greatest advertisers”.68

Vanessa Fox, sebagaimana dikutip oleh Ryan dan Jones menjelaskan

pentingnya keterlibatan organisasi di social media.

Gambar 2.8: Pentingnya Keterlibatan Organisasi di Social Media

Sumber: Damian Ryan dan Calvin Jones, Understanding Digital Marketing 2nd edition

(London: Kogan Page, 2012), hlm. 155.

Menghadapi customer sebagai buzzer di social media, organisasi harus bersedia

mendengarkan dan merespons publiknya. Customer akan memberikan feedback,

dan organisasi harus cukup peka untuk mendengarkan. Organisasi kemudian

merespons dengan menggunakan feedback tersebut untuk meningkatkan kualitas

produk dan layanannya, yang memuaskan customer. Customer yang merasa

senang akan menjadi evangelist dan menarik lebih banyak customer lagi.

Buzzword dari customer tidak dapat dipaksakan. Beberapa organisasi

mungkin menawarkan reward bagi customer yang merekomendasikan produk

mereka kepada orang lain (member get member, dan sejenisnya). Itu bukanlah

buzzword. Buzzword hanya terjadi ketika customer merasakan koneksi dengan

organisasi dan produknya. Menurut McConneld dan Huba dalam Hermawan

Kartajaya, ukuran koneksi emosi antara pelanggan dan produk adalah referensi

dan rekomendasi, dan itulah ukuran yang paling sahih untuk loyalitas pelanggan.69

Happier customers

Provide feedback

Create better

products Evangelize

More customers

68Andy Sernovitz, op. cit., hlm. 6. 69Hermawan Kartajaya, Boosting Loyalty Marketing Performance (Jakarta: MarkPlus Inc.,

2007), hlm. 45.

Page 68: Strategi Customer Relations dengan Menggunakan …kc.umn.ac.id/956/1/(Read Only) SKRIPSI.pdf · Sidang Ujian Skripsi Universitas Multimedia Nusantara . Tangerang, 7 Januari 2013 .

54

Buzzword diibaratkan dengan menceritakan kisah persahabatan yang

menyenangkan antara customer dengan organisasi. Seorang customer mengenal

organisasi tersebut, produk-produknya, dan merasa puas akan pelayanan yang

diberikan. Ia kemudian memperkenalkan “sahabatnya” itu pada teman-teman lain

secara sukarela, agar teman-temannya itu dapat menikmati pengalaman

menyenangkan seperti yang ia rasakan.

Dalam penyebaran buzzword oleh customer, prinsip kejujuran adalah yang

utama. Customer itu jujur. Mereka akan mengatakan hal positif pada produk

berkualitas dan tidak segan meninggalkan komentar negatif pada produk yang

buruk. Buzzword dari customer dianggap netral, bebas kepentingan. Oleh karena

itu, dinilai kredibel dan lebih dipercaya.

Disini, penting bagi organisasi untuk melakukan monitoring; melihat

bagaimana percakapan di kalangan customer mengenai organisasi dan produknya.

Lihat isu-isu yang mungkin berkembang menjadi buzzword negatif, dan segera

merespons. Organisasi harus merespons. Ryan dan Jones menjelaskan cara meng-

handle buzzword negatif sebagai berikut: analisis buzzword negatif, terlibat dalam

percakapan, selesaikan misunderstanding, tetap tenang dan penuh hormat, berikan

informasi tambahan yang mendukung, responsif dan informatif, serta berhati-hati

pada komentar palsu yang menjatuhkan.70

Ya, tantangan era social media dan demokratisasi informasi adalah

anonimitas sumber. Siapa saja bisa menjadi sumber buzzword negatif. Sekadar

orang iseng sampai strategi kompetitor, bisa membuat buzzword negatif yang

70Damian Ryan dan Calvin Jones, op. cit., hlm. 192.

Page 69: Strategi Customer Relations dengan Menggunakan …kc.umn.ac.id/956/1/(Read Only) SKRIPSI.pdf · Sidang Ujian Skripsi Universitas Multimedia Nusantara . Tangerang, 7 Januari 2013 .

55

berdampak buruk bagi organisasi. Tetapi selama organisasi mampu membuktikan

kualitasnya, selalu ada evangelist yang siap mendukung dan membela.

Para evangelist adalah aset. Mereka menyebar buzzword positif dengan

tingkat kredibilitas tinggi, menarik customer lain untuk melakukan aksi, dan

bahkan menjadi pembela di saat krisis. Penting bagi organisasi untuk membangun

hubungan dengan customer-nya. Menjadikan customer sebagai sahabat: saling

mengenal, memahami, dan menguntungkan. Dan PR berperan penting dalam

membangun hubungan dan mengelola penyebaran buzzword.

2.3.6. Social CRM

Social media telah mengubah karakteristik customer menjadi kritis dan

vokal. Mereka tahu bahwa pendapat mereka didengar dan mereka memiliki power

untuk memengaruhi orang lain. Organisasi kini menghadapi social customer.71

Menurut Adam Metz, social customer memiliki daya beli yang tinggi. Akan

tetapi, yang mampu memengaruhi mereka untuk membeli adalah orang-orang

yang dinilainya sama (setara) dengan dirinya. Mereka percaya pada sesama

customer yang memiliki kesamaan minat dengan mereka.

Customer berkumpul di social media. Salah satu kekuatan social media

adalah kemampuannya membangun komunitas berdasarkan karakteristik tertentu.

Peluang inilah yang kemudian dapat dimanfaatkan oleh organisasi. Organisasi

menggunakan social media untuk berkomunikasi secara langsung dengan

pelanggannya; membangun komunitas yang kuat.

71Adam Metz, The Social Customer (USA: McGraw-Hill, 2012), hlm. VI.

Page 70: Strategi Customer Relations dengan Menggunakan …kc.umn.ac.id/956/1/(Read Only) SKRIPSI.pdf · Sidang Ujian Skripsi Universitas Multimedia Nusantara . Tangerang, 7 Januari 2013 .

56

Cara organisasi mengelola hubungan dengan pelanggannya berubah

seiring dengan perkembangan teknologi. Jacob Morgan menjelaskan bahwa

Customer Relationship Management (CRM) kini beralih dari traditional CRM

menjadi social CRM.72

Jika dalam traditional CRM organisasi mengelola data

pelanggan, dalam social CRM organisasi mengelola hubungan dan percakapan

dengan pelanggannya.

Gambar 2.9: Perbedaan Traditional CRM dan Social CRM

Sumber: Jacob Morgan, “What is Social CRM: An Introduction” dalam

http://www.jmorganmarketing.com/what-is-social-crm-an-introduction/ diakses pada Sabtu, 16 Februari

2013, pukul 16:35.

Paul Greenberg, sebagaimana dikutip oleh Morgan, mendefinisikan social

CRM sebagai berikut.

“CRM merupakan filosofi dan strategi bisnis yang didukung oleh

teknologi, peraturan bisnis, proses, dan karakteristik sosial yang

didesain untuk mengikutsertakan pelanggan dalam percakapan

kolaboratif sehingga menghasilkan nilai yang saling menguntungkan

dalam lingkungan bisnis yang transparan dan terpercaya. Respons

perusahaan terhadap percakapan antar-customer.”73

Social CRM menunjukkan kuatnya power pelanggan di era social media.

Pelanggan memiliki kendali atas interaksi. Dan apa yang dilakukan oleh

72Jacob Morgan, “What is Social CRM: An Introduction” dalam

http://www.jmorganmarketing.com/what-is-social-crm-an-introduction/ diakses pada Sabtu, 16

Februari 2013, pukul 16:35. 73Ibid.

Page 71: Strategi Customer Relations dengan Menggunakan …kc.umn.ac.id/956/1/(Read Only) SKRIPSI.pdf · Sidang Ujian Skripsi Universitas Multimedia Nusantara . Tangerang, 7 Januari 2013 .

57

organisasi adalah respons terhadap interaksi tersebut. Termasuk dengan CRM.

Program-program yang dirumuskan oleh organisasi merupakan respons atas

interaksi dengan dan antarpelanggan.

Social CRM berfokus pada memperoleh wawasan dari informasi yang

dibuat oleh pelanggan dan komunitas pelanggan ketika mereka berinteraksi

dengan organisasi maupun ketika mereka berinteraksi satu sama lain. Social CRM

digunakan untuk mencari tahu kebutuhan pelanggan dan apa yang benar-benar

mereka inginkan. Menurut Paul Greenberg, proses pengenalan tersebut

berkembang secara berkesinambungan sehingga bisa disesuaikan antara

ekspektasi pelanggan dan apa yang akan organisasi lakukan.74

Berbagai situs social media dapat digunakan untuk menjalankan social

CRM. Menurut Jelani Harper, setiap social media menjalankan fungsi social CRM

yang berbeda.75

Situs jejaring sosial seperti Facebook dimanfaatkan untuk

membuat halaman profil yang menjelaskan produk, testimoni customer, dan foto.

Blog digunakan untuk memfasilitasi percakapan mengenai produk dan brand.

Forum diskusi memfasilitasi sharing informasi, tips, dan rekomendasi. Sementara

Wikis dapat digunakan untuk mendapatkan feedback dari customer dan melihat

ketertarikan mereka terhadap produk.

Social CRM semakin mudah dengan kehadiran Twitter. Menurut Aaron

Lee, Twitter membuat hubungan dengan customer lebih efektif.76

Pesan yang

disampaikan melalui Twitter singkat, to the point, sehingga respons yang

dihasilkan dapat lebih cepat dan memuaskan.

74Paul Greenberg, CRM at The Speed of Light 4th edition (USA: McGraw-Hill, 2010), hlm. 35. 75Jelani Harper, “Social Networking and CRM” dalam

http://www.comparebusinessproducts.com/crm/social-networking-and-crm diakses pada Sabtu, 16 Februari

2013, pukul 21:21. 76Aaron Lee, “Twitter: The New Customer Service For Businesses” dalam http://askaaronlee.com/twitter-

the-new-customer-service-for-busineses/ diakses pada Sabtu, 16 Februari 2013, pukul 21:34.

Page 72: Strategi Customer Relations dengan Menggunakan …kc.umn.ac.id/956/1/(Read Only) SKRIPSI.pdf · Sidang Ujian Skripsi Universitas Multimedia Nusantara . Tangerang, 7 Januari 2013 .

58

Neil Zawacki menjelaskan beberapa manfaat penting social CRM.77

Organisasi dapat mengidentifikasi berbagai peluang baru. Melalui social media,

organisasi dapat melihat tren di kalangan customer yang berguna untuk menyusun

strategi penjualan, cross-selling, dan up-selling. Organisasi mendapatkan feedback

dari customer. Komentar di social media dapat menjadi masukan bagi organisasi,

sekaligus rekomendasi bagi pelanggan lain. Komentar positif dapat menjadi

publisitas bagi organisasi.

Organisasi juga dapat berhemat. Publisitas positif dapat memangkas biaya

pemasaran produk. Return on Investment (ROI) dapat diukur. Organisasi dapat

menghubungkan jumlah komentar, tweet, ataupun subscription dengan tingkat

penjualan. Social CRM juga memungkinkan organisasi melakukan penelitian dan

pengembangan guna peningkatan produknya. Organisasi melihat kebutuhan

pelanggan, masalah yang dihadapi, dan harapan mereka terhadap suatu produk.

Umpan balik ini menjadi dasar pengembangan produk, dan hasilnya akan

menunjukkan bahwa organisasi mendengar dan memperhatikan pelanggannya.

Paul Greenberg menjelaskan delapan hal yang harus diperhatikan oleh

organisasi dalam menjalankan social CRM.78

Pertama, presence. Organisasi hadir

di social media. Kedua, actions. Ada respons yang diberikan oleh organisasi.

Tidak hanya membuat akun, tetapi juga berinteraksi dengan para pelanggannya

serta menindaklanjuti interaksi tersebut. Ketiga, sharing. Customer berbagi cerita

tentang pengalamannya dengan suatu produk. Kisah tersebut menjadi feedback

bagi organisasi, sekaligus dapat juga menjadi referensi bagi customer lainnya.

77Neil Zawacki, “Benefits of Social CRM” dalam

http://www.comparebusinessproducts.com/crm/benefits-of-social-crm diakses pada Sabtu, 16

Februari 2013, pukul 21:25. 78Paul Greenberg, op. cit., hlm. 42.

Page 73: Strategi Customer Relations dengan Menggunakan …kc.umn.ac.id/956/1/(Read Only) SKRIPSI.pdf · Sidang Ujian Skripsi Universitas Multimedia Nusantara . Tangerang, 7 Januari 2013 .

59

Keempat, relationship. Organisasi membangun saling pengertian dengan

customer-nya, guna menghasilkan hubungan yang saling menguntungkan.

Kelima, reputation. Customer memiliki power untuk menentukan pandangan

orang lain terhadap organisasi. Hubungan yang baik dengan para pelanggan dapat

membantu organisasi dalam membangun reputasi positif.

Keenam, conversation. Organisasi mengelola percakapan dengan para

pelanggannya dan mengelola percakapan antarpelanggan mengenai organisasi dan

produknya. Conversation dapat menghasilkan feedback yang berharga. Ketujuh,

groups. Social media dapat membentuk komunitas pelanggan setia yang menjadi

evangelist dan pembela bagi organisasi. Kedelapan, collaboration. Collaboration

merupakan karakteristik social CRM yang paling bermanfaat. Organisasi

berkolaborasi dengan pelanggannya, menghasilkan produk yang sesuai dengan

kebutuhan dan keinginan mereka. Pelanggan kelak merasa puas dan akan terus

loyal terhadap organisasi.

Praktik social CRM tidak menggantikan traditional CRM, tetapi

mengembangkannya. Social CRM dapat menghasilkan program yang lebih efektif,

mampu menjangkau komunitas, dan yang paling penting adalah dapat bekerja

sama dengan pelanggan guna menghasilkan produk dan layanan yang lebih baik

lagi. Traditional CRM bisa menjadi sangat powerful dengan mengintegrasikannya

dengan social media.

Page 74: Strategi Customer Relations dengan Menggunakan …kc.umn.ac.id/956/1/(Read Only) SKRIPSI.pdf · Sidang Ujian Skripsi Universitas Multimedia Nusantara . Tangerang, 7 Januari 2013 .

61

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Tipe Penelitian

Harmon dalam Moleong mendefinisikan paradigma sebagai cara mendasar

untuk mempersepsi, berpikir, menilai, dan melakukan yang berkaitan dengan

sesuatu secara khusus tentang visi realitas.79

Paradigma menjadi landasan untuk

mencari jawaban atas pertanyaan apa itu hakikat realitas, apa hakikat hubungan

antara peneliti dan realitas, dan bagaimana cara peneliti mengetahui realitas.

Paradigma merupakan cara pandang yang membimbing peneliti dalam mendesain

dan menjalankan penelitiannya.

Penelitian ini menggunakan paradigma post-positivis. Menurut Guba

dalam Denzin dan Lincoln, post-positivisme merupakan suatu modifikasi dari

positivisme.80

Post-positivisme percaya pada realitas jamak (multiple realities).

Realitas objektif diyakini ada, tetapi hanya dapat didekati dan tidak dapat dipotret

sepenuhnya. Paradigma post-positivis memandang penelitian sebagai alat untuk

mempelajari peristiwa dan hukum-hukum sosial yang pada akhirnya

memungkinkan manusia untuk meramalkan kemungkinan kejadian serta

mengendalikan peristiwa.

Menurut paradigma post-positivis, hubungan antara peneliti dan realitas

yang diteliti tidak dapat dipisahkan. Peneliti tidak mungkin mendapatkan

79Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif edisi revisi (Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2010), hlm. 49. 80Norman K. Denzin dan Yvonna S. Lincoln, Handbook of Qualitative Research Edisi Bahasa

Indonesia (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009), hlm. 134.

Page 75: Strategi Customer Relations dengan Menggunakan …kc.umn.ac.id/956/1/(Read Only) SKRIPSI.pdf · Sidang Ujian Skripsi Universitas Multimedia Nusantara . Tangerang, 7 Januari 2013 .

62

kebenaran dari realitas apabila membuat jarak, tidak terlibat secara langsung

dengan realitas. Hubungan antara peneliti dengan realitas harus bersifat interaktif,

tetapi peneliti harus bersifat senetral mungkin, sehingga tingkat subjektivitas

dapat diminimalisasi.

Penelitian ini menggunakan paradigma post-positivis. Paradigma post-

positivis menekankan pada penemuan dan pembuktian teori. Penelitian ini

didasarkan atas teori komunikasi transaksional Barnlund. Peneliti ingin melihat

apakah teori Barnlund relevan dengan praktik PR 2.0 (dalam lingkup two-way

symmetric communication).

Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kualitatif. Pendekatan ini

memungkinkan peneliti untuk mengintepretasikan suatu fenomena secara holistik

dengan menggunakan kata-kata, bukan angka-angka. Menurut Kriyantono, riset

kualitatif bertujuan untuk menjelaskan fenomena dengan sedalam-dalamnya

melalui pengumpulan data yang sedalam-dalamnya juga.81

Pendekatan kualitatif menyelidiki suatu fenomena sosial dan masalah

manusia. Penelitian kualitatif menghasilkan suatu gambaran menyeluruh yang

disajikan dengan kata-kata, melaporkan pandangan terperinci yang diperoleh dari

para sumber informasi, serta dilakukan dalam setting yang alamiah. Pendekatan

ini diarahkan pada latar dan individu tersebut secara holistik (utuh). Jadi, tidak

boleh mengisolasikan individu atau organisasi ke dalam variabel atau hipotesis.

Peneliti merupakan bagian integral dari data. Peneliti menjadi instrumen

riset yang harus terjun langsung. Oleh karena itu, dalam penelitian kualitatif,

81Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi: Disertai Contoh Praktis Riset Media,

Public Relations, Advertising, Komunikasi Organisasi, Komunikasi Pemasaran (Jakarta: Kencana,

2009), hlm. 56.

Page 76: Strategi Customer Relations dengan Menggunakan …kc.umn.ac.id/956/1/(Read Only) SKRIPSI.pdf · Sidang Ujian Skripsi Universitas Multimedia Nusantara . Tangerang, 7 Januari 2013 .

63

realitas bersifat dinamis sebagai hasil konstruksi. Tidak ada realitas tunggal.

Setiap peneliti mengkreasi realitas sebagai bagian dari proses penelitiannya.

Subjektif dan kasuistik. Hasilnya bukan untuk melakukan generalisasi.

Menurut Moleong, analisis data dalam riset kualitatif dilakukan secara

induktif.82

Peneliti menarik kesimpulan dari hasil pengumpulan data di lapangan.

Analisis induktif dilakukan seiring dengan perkembangan tahap penelitian.

Rancangan penelitian pun lebih fleksibel. Dapat berubah sewaktu-waktu,

bergantung pada kondisi dan temuan di lapangan. Ketika peneliti menemukan

data baru, desain penelitian dapat diubah untuk beradaptasi dengan data tersebut.

Data dapat digunakan untuk menggugat suatu teori, atau bahkan memunculkan

atau membentuk teori baru.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Peneliti berusaha untuk

menjelaskan fenomena secara utuh, menyeluruh, dan mendalam. Dibutuhkan

pengumpulan data yang mendalam dimana Peneliti ikut terlibat dengan objek

yang diteliti. Kasuistik, dimana realitas yang dibahas adalah yang terjadi di

Ninotchka Cafe.

Sifat penelitian adalah deskriptif. Menurut Kriyantono, penelitian

deskriptif bermaksud untuk membuat deskripsi secara sistematis, faktual, dan

akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat populasi atau daerah tertentu.83

Penelitian deskriptif menurut Rakhmat bertujuan hanya untuk memaparkan situasi

atau peristiwa.84

Penelitian deskriptif menitikberatkan pada setting alamiah, tidak

memanipulasi dan merusak kenormalan.

82Lexy J. Moleong, op. cit., hlm. 10. 83Rachmat Kriyantono, op. cit., hlm. 67. 84Jalaluddin Rakhmat, Metode Penelitian Komunikasi (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,

2009), hlm. 24.

Page 77: Strategi Customer Relations dengan Menggunakan …kc.umn.ac.id/956/1/(Read Only) SKRIPSI.pdf · Sidang Ujian Skripsi Universitas Multimedia Nusantara . Tangerang, 7 Januari 2013 .

64

Penelitian ini bersifat deskriptif; berusaha untuk menjelaskan secara

sistematis, faktual, dan akurat strategi penggunaan social media Twitter oleh

Ninotchka Cafe dalam membangun customer relations pada setting alaminya.

Berdasarkan sifat penelitian deskriptif, data yang dikumpulkan adalah

berupa kata-kata, pernyataan, ataupun gambar. Dalam laporan, akan digunakan

berbagai kutipan data untuk memberi gambaran mengenai fenomena yang diteliti.

Menurut Moleong, data tersebut dapat berasal dari naskah wawancara, catatan

lapangan, foto, video, dokumen pribadi, dan dokumen resmi lainnya.85

3.2. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode studi kasus. Robert K. Yin dalam

Kriyantono menjelaskan studi kasus sebagai riset yang menyelidiki fenomena di

dalam konteks kehidupan nyata, memanfaatkan multisumber bukti.86

Sasaran

penelitiannya dapat berupa manusia atau peristiwa. Sasaran tersebut ditelaah

secara rinci dan mendalam sebagai suatu totalitas, sesuai dengan latar atau

konteksnya masing-masing. Tujuannya adalah untuk melihat dan memahami

berbagai kaitan yang ada di antara temuan/fakta lapangan.

Robert K. Yin menjelaskan bahwa studi kasus mencari jawaban atas

pertanyaan “Bagaimana” (How) dan “Mengapa” (Why).87

Menggali secara

mendalam dan komprehensif. Oleh karena itu, menuntut pengumpulan data yang

detail. Stake, dalam Denzin dan Lincoln, menjelaskan bahwa penelitian studi

kasus memfokuskan pada apa yang dapat dipelajari secara khusus pada kasus

85Lexy J. Moleong, op. cit., hlm. 11. 86Rachmat Kriyantono, op. cit., hlm. 65. 87Robert K. Yin, Studi Kasus: Desain dan Metode (Jakarta : Rajawali Pers, 2008), hlm. 1.

Page 78: Strategi Customer Relations dengan Menggunakan …kc.umn.ac.id/956/1/(Read Only) SKRIPSI.pdf · Sidang Ujian Skripsi Universitas Multimedia Nusantara . Tangerang, 7 Januari 2013 .

65

tunggal.88

Penelitian studi kasus menekankan pada pemahaman tentang kasus

yang dipelajari dan bukan untuk mendapatkan generalisasi.

Lebih lanjut, Stake mengidentifikasikan tiga tipe studi kasus, yaitu studi

kasus intrinsik, instrumental, dan kolektif.89

Penelitian ini menggunakan metode

studi kasus instrumental (instrumental case study). Studi kasus instrumental

adalah pengujian suatu kasus khusus untuk memberikan pemahaman yang

mendalam tentang suatu masalah atau untuk memperbaiki teori yang telah ada.

Dalam studi kasus instrumental, kasus diposisikan sebagai instrumen

untuk menunjukkan penjelasan mendalam dan pemahaman terhadap sesuatu yang

lain dari yang biasa dijelaskan. Melalui kasus yang ditelitinya, peneliti bermaksud

untuk menunjukkan adanya suatu kekhasan yang dapat dipelajari dari sebuah

kasus, yang berbeda dengan penjelasan yang diperoleh dari objek-objek lainnya.

Penelitian ini menggunakan metode studi kasus. Penelitian difokuskan

pada strategi customer relations Ninotchka Cafe melalui social media Twitter.

Metode studi kasus instrumental menjadi metode yang tepat karena menekankan

pada pemahaman mendalam dan kekhasan. Penelitian ini mempelajari bagaimana

Ninotchka Cafe dapat menjadi besar di dunia maya dan berkembang pesat berkat

kekuatan hubungan dengan customer-nya.

3.3. Objek Penelitian dan Informan Penelitian

Yang menjadi objek penelitian ini adalah akun Twitter Ninotchka Cafe

(@NINOTCHKA_JKT). Ninotchka Cafe dipilih karena berhasil terkenal berkat

88Norman K. Denzin dan Yvonna S. Lincoln, op. cit., hlm. 300. 89Ibid., hlm. 301.

Page 79: Strategi Customer Relations dengan Menggunakan …kc.umn.ac.id/956/1/(Read Only) SKRIPSI.pdf · Sidang Ujian Skripsi Universitas Multimedia Nusantara . Tangerang, 7 Januari 2013 .

66

buzzword di social media. Ninotchka Cafe melakukan promosi dari Twitter, blog,

dan Facebook. Twitternya sampai saat ini telah di-follow oleh lebih dari 6200

orang dan selalu aktif setiap harinya. Yang diamati adalah bagaimana Ninotchka

Cafe membangun customer relations melalui social media Twitter.

Informan penelitian terbagi atas dua: informan kunci dan informan

sekunder. Informan kunci penelitian ini adalah Sonia Eryka, pemilik kafe yang

sekaligus menjalankan analytical dan operational CRM. Informan sekunder

dalam penelitian ini adalah Roy Leonard, adik Sonia, yang bertugas membantu

pengelolaan akun Twitter Ninotchka sehari-hari, seperti menulis tweet, me-

retweet, mengirim twitpic, ataupun menjawab mention yang masuk. Peneliti juga

mengambil informan sekunder dari beberapa customer Nintotchka Cafe, yang

sekaligus merupakan follower akun Twitternya, untuk menjelaskan praktik

customer relations yang dilakukan selama ini dari sudut pandang pelanggan.

Untuk triangulasi, Peneliti akan mewawancarai social media expert,

Stefanie Kurniadi. Stefanie adalah Head of Digital Strategy Dixgital, sebuah

perusahaan yang mengelola social media engagement dan online marketing. Ia

juga menjadi tim penulis buku "Menciptakan Penjualan melalui Social Media".

Peneliti menilainya kompeten untuk menjelaskan mengenai tren penggunaan

social media oleh organisasi, strategi, dan efektivitasnya.

Tabel 3.1: Informan Penelitian

Informan Who What Why

Informan

Kunci

Sonia Eryka Owner

Ninotchka

Sonia yang menjalankan

analytical dan operational

CRM Ninotchka Cafe

Page 80: Strategi Customer Relations dengan Menggunakan …kc.umn.ac.id/956/1/(Read Only) SKRIPSI.pdf · Sidang Ujian Skripsi Universitas Multimedia Nusantara . Tangerang, 7 Januari 2013 .

67

Informan

Sekunder

Roy Leonard Manager

Ninotchka

Roy turut membantu Sonia

sebagai operational CRM

Customer

Ninotchka

Customer

sekaligus

follower Twitter

Mereka yang merasakan

praktik customer relations

yang dilakukan Ninotchka

Informan

Triangulasi

Stefanie Kurniadi Social media

expert

Menjelaskan mengenai tren

penggunaan social media

oleh organisasi, strategi,

dan efektivitasnya

3.4. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang lazim digunakan dalam penelitian studi

kasus adalah observasi, wawancara mendalam, dan studi dokumen. Data primer

dalam penelitian ini adalah hasil observasi dan wawancara mendalam. Hal ini

mengacu pada Lofland dan Lofland, sebagaimana dikutip oleh Moleong, yang

menyatakan bahwa sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata

dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen.90

Menurut Karl Weick, sebagaimana dikutip Rakhmat, observasi adalah

pemilihan, pengubahan, pencatatan, dan pengodean serangkaian perilaku dan

suasana yang berkenaan dengan organisme in situ, sesuai dengan tujuan-tujuan

empiris.91

Melalui observasi, peneliti dapat menggambarkan setting, aktivitas yang

berlangsung, orang-orang yang terlibat, dan mendefinisikan makna kejadian.

Dalam penelitian ini, observasi dilakukan terhadap akun Twitter

Ninotchka Cafe. Peneliti mengamati aktivitas akun, melihat segala aktivitas yang

dilakukannya terkait dengan customer relations. Peneliti melihat keaktifan,

bagaimana hubungan dengan customer, dan pesan-pesan apa yang disampaikan.

90Lexy J. Moleong, op. cit., hlm. 157. 91Jalaluddin Rakhmat, op. cit., hlm. 83.

Page 81: Strategi Customer Relations dengan Menggunakan …kc.umn.ac.id/956/1/(Read Only) SKRIPSI.pdf · Sidang Ujian Skripsi Universitas Multimedia Nusantara . Tangerang, 7 Januari 2013 .

68

Peneliti melakukan observasi partisipan. Peneliti terlibat langsung,

menjadi follower dari akun Twitter tersebut. Misalnya dengan me-retweet, me-

mention, mengirim twitpic, ataupun mengajukan pertanyaan. Peneliti melihat

bagaimana respons dari pihak Ninotchka Cafe. Dengan demikian, peneliti dapat

merasakan bagaimana kedekatan Ninotchka Cafe dengan followers-nya. Peneliti

juga akan mengikuti event yang diselenggarakan oleh Ninotchka Cafe, sehingga

dapat melihat perbandingan antara antusiasme di Twitter dan partisipasi nyatanya.

Peneliti juga melakukan wawancara dengan informan yang sudah

ditentukan. Wawancara merupakan metode pengambilan data dengan cara

bertanya kepada responden. Wawancara umumnya dilakukan dalam konteks tatap

muka. Maksud mengadakan wawancara, sebagaimana dijelaskan oleh Lincoln dan

Guba dalam Moleong, antara lain untuk mengkonstruksi mengenai orang,

kejadian, organisasi, perasaan, motivasi, tuntutan, dan kepedulian.92

Melalui wawancara, kita tidak hanya mengkonstruksi apa yang telah

terjadi dan sedang terjadi, tetapi juga dapat memproyeksikan harapan di masa

yang akan datang. Lebih lanjut menurut Guba, melalui wawancara, peneliti dapat

memverifikasi, mengubah, memperluas informasi yang diperolehnya sehingga

dapat memverifikasi, mengubah, memperluas hasil konstruksinya sendiri.

Agar mendapatkan data yang diharapkan, maka perlu untuk membuat

interview guide. Panduan wawancara digunakan untuk menjaga fokus penelitian.

Peneliti dapat menggali pertanyaan guna mendapatkan pemahaman yang

mendalam, tetapi tidak keluar dari tujuan penelitian yang telah dibuat. Peneliti

92Lexy J. Moleong, op. cit., hlm. 186.

Page 82: Strategi Customer Relations dengan Menggunakan …kc.umn.ac.id/956/1/(Read Only) SKRIPSI.pdf · Sidang Ujian Skripsi Universitas Multimedia Nusantara . Tangerang, 7 Januari 2013 .

69

juga dapat melakukan wawancara dengan sistematis dan terarah. Dengan

demikian, peneliti bisa mendapatkan data yang diperlukan secara detail.

Sementara untuk data sekunder, digunakan studi dokumen dengan

mempelajari berbagai pustaka dan literatur terkait komunikasi pemasaran, PR 2.0

dan media baru, customer relations, dan customer relationship management.

Peneliti juga mencari data-data pendukung secara online.

3.5. Definisi Konsep dan Fokus Penelitian

3.5.1. Definisi konsep

Strategi customer relations diartikan sebagai upaya organisasi untuk

membangun hubungan dengan pelanggan. Organisasi mengerti kebutuhan dan

keinginan customer, kemudian menyesuaikan produk dan layanannya. Dengan

demikian, organisasi dapat memiliki ikatan kuat dengan customer. Itulah yang

menjadi dasar hubungan yang saling menguntungkan antara keduanya.

Era media baru memudahkan organisasi untuk membangun hubungan

dengan customer-nya. Media baru memfasilitasi komunikasi interaktif dua arah,

dimana organisasi dapat berdialog dengan customer. Sifat pesannya many-to-

many sehingga penyebarannya cepat dan luas. Social media merupakan tools yang

paling sering digunakan dalam membangun customer relations.

Twitter merupakan sebuah situs microblogging, dimana orang maupun

organisasi dapat terus meng-update mengenai kegiatannya: apa yang sedang

mereka pikirkan dan lakukan. Twitter juga memfasilitasi percakapan antar-user.

Page 83: Strategi Customer Relations dengan Menggunakan …kc.umn.ac.id/956/1/(Read Only) SKRIPSI.pdf · Sidang Ujian Skripsi Universitas Multimedia Nusantara . Tangerang, 7 Januari 2013 .

70

Yang membedakan Twitter dengan social media yang lainnya adalah sifat

personal dalam interaksinya. Sifat personal tersebut membuat komunikasi melalui

Twitter menjadi efektif, alat yang kuat untuk menyebarkan pengaruh (influence).

Buzzword merupakan perbincangan mengenai suatu organisasi dan

produknya yang mendorong publik untuk melakukan aksi (action) sesuai dengan

harapan organisasi. Customer dapat menjadi penyebar buzzword. Mereka

mempromosikan atau merekomendasikan produk kepada orang lain. Buzzword

dari customer dinilai kredibel, sehingga lebih efektif untuk menggerakkan publik.

3.5.2. Fokus penelitian

Fokus penelitian ini adalah konsep IDIC dalam penyusunan program

customer relations dan konsep POST dalam pemilihan media.

IDIC merupakan model customer relationship management dari Peppers

dan Rogers. IDIC adalah singkatan dari Identification, Differentiation,

Interaction, dan Customization. Organisasi mengidentifikasi pelanggan dan

mengelompokkannya berdasarkan nilai keuntungan yang diperoleh. Organisasi

berinteraksi dengan masing-masing kelompok pelanggan, dan berusaha untuk

memberikan produk dan layanan yang terkustomisasi bagi tiap kelompok.

Pemilihan media untuk berinteraksi dengan pelanggan dapat dilakukan

dengan pendekatan POST (People, Objective, Strategy, Technology) dari Li dan

Bernoff. Organisasi mengenal karakteristik pelanggannya. Organisasi kemudian

menentukan tujuan yang ingin dicapai dan strategi dalam mencapai tujuan

Page 84: Strategi Customer Relations dengan Menggunakan …kc.umn.ac.id/956/1/(Read Only) SKRIPSI.pdf · Sidang Ujian Skripsi Universitas Multimedia Nusantara . Tangerang, 7 Januari 2013 .

71

tersebut. Barulah menentukan teknologi yang tepat digunakan untuk mencapai

tujuan yang telah dirumuskan, pada kelompok pelanggan tersebut. Dengan

demikian, penggunaan media akan efektif.

3.6. Teknik Analisis Data

Bogdan dan Biklen dalam Moleong mendefinisikan analisis data sebagai

upaya bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi

satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola,

dan menemukan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain.93

Selanjutnya,

menurut Patton dalam Moleong analisis data adalah proses mengatur urutan data,

mengorganisasikannya ke dalam suatu pola, kategori, dan satuan uraian dasar.94

Keseluruhannya dikumpulkan untuk meningkatkan pemahaman dan membantu

mempresentasikan penemuan dan penelitian.

Proses analisis data dalam penelitian kualitatif dimulai sejak sebelum

peneliti memasuki lapangan, kemudian dilanjutkan pada saat peneliti berada di

lapangan dan sampai peneliti menyelesaikan kegiatan di lapangan. Sebelum

peneliti memasuki lapangan, analisis dilakukan terhadap data hasil studi

pendahuluan atau data sekunder. Analisis data diarahkan untuk menentukan fokus

penelitian. Fokus penelitian tersebut masih bersifat sementara. Fokus penelitian

mungkin berubah atau berkembang setelah peneliti berada di lapangan.

Ketika peneliti mulai memasuki kegiatan lapangan untuk mengumpulkan

data, peneliti melanjutkan analisis data. Misalnya, terhadap informasi hasil

93Ibid., hlm. 248. 94Ibid., hlm. 249.

Page 85: Strategi Customer Relations dengan Menggunakan …kc.umn.ac.id/956/1/(Read Only) SKRIPSI.pdf · Sidang Ujian Skripsi Universitas Multimedia Nusantara . Tangerang, 7 Januari 2013 .

72

wawancara. Apabila jawaban wawancara tersebut dirasa belum memuaskan,

peneliti dapat melanjutkan wawancara dengan mengajukan pertanyaan lanjutan

sampai diperoleh data yang memuaskan.

Miles dan Huberman menjelaskan metode analisis data yang meliputi

reduksi data (data reduction), penyajian data (data display), serta penarikan

kesimpulan dan verifikasi (conclusion drawing/verification).95

Aktivitas tersebut

dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus-menerus sampai tuntas,

sehingga datanya jenuh.

Ukuran kejenuhan data ditandai dengan tidak

diperolehnya lagi data atau informasi baru.

Reduksi data adalah proses analisis untuk memilih, memusatkan perhatian,

meyederhanakan, mengabstraksikan, dan mentransformasikan data yang muncul

dari catatan-catatan lapangan. Mereduksi data berarti membuat rangkuman,

memilih hal-hal pokok, fokus pada hal-hal penting, mencari tema dan pola, dan

membuang yang dianggap tidak perlu. Reduksi data dilakukan dengan

pertimbangan bahwa data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak,

untuk itu perlu dipilah sesuai dengan kebutuhan pemecahan masalah penelitian.

Setelah data direduksi, langkah analisis selanjutnya adalah penyajian data.

Pada langkah ini, peneliti berusaha menyusun data yang relevan sehingga menjadi

informasi yang dapat disimpulkan dan memiliki makna tertentu. Prosesnya

dilakukan dengan cara membuat dan menampilkan hubungan antarfenomena

untuk memaknai apa yang sebenarnya terjadi dan apa yang perlu ditindaklanjuti

untuk mencapai tujuan penelitian.

95Norman K. Denzin dan Yvonna S. Lincoln, op. cit., hlm. 592.

Page 86: Strategi Customer Relations dengan Menggunakan …kc.umn.ac.id/956/1/(Read Only) SKRIPSI.pdf · Sidang Ujian Skripsi Universitas Multimedia Nusantara . Tangerang, 7 Januari 2013 .

73

Penyajian data dapat dilakukan dalam bentuk uraian naratif, bagan,

hubungan, diagram alur (flow chart), dan lainnya. Penyajian data tersebut akan

memudahkan peneliti memahami apa yang terjadi dan merencanakan kerja

penelitian selanjutnya.

Langkah berikutnya adalah menarik kesimpulan berdasarkan temuan dan

melakukan verifikasi data. Kesimpulan awal yang dikemukan masih bersifat

sementara dan akan berubah bila ditemukan bukti-bukti kuat yang mendukung

tahap pengumpulan data berikutnya. Proses untuk mendapatkan bukti-bukti inilah

yang disebut sebagai verifikasi data.

Berdasarkan kesimpulan awal tersebut, peneliti dapat mencari suatu

alternatif penjelasan lain. Sebab, dalam penelitian kualitatif memang selalu ada

alternatif penjelasan yang lain. Hasil tersebut dapat mengarahkan pada hal-hal

yang menyimpang dari asumsi atau tidak terpikir sebelumnya.

3.7. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data

Hasil penelitian kualitatif sering diragukan kebenarannya karena beberapa

hal, yaitu subjektivitas peneliti, kelemahan wawancara dan observasi sebagai alat

penelitian ketika dilakukan secara terbuka dan tanpa kontrol, dan sumber data

yang kurang kredibel yang mempengaruhi akurasi hasil penelitian. Oleh karena

itu, penelitian kualitatif juga membutuhkan pemeriksaan keabsahan data.

Teknik pemeriksaan keabsahan data dalam paradigma kualitatif

merupakan konsep penting yang diperbaharui dari konsep validitas dan

Page 87: Strategi Customer Relations dengan Menggunakan …kc.umn.ac.id/956/1/(Read Only) SKRIPSI.pdf · Sidang Ujian Skripsi Universitas Multimedia Nusantara . Tangerang, 7 Januari 2013 .

74

reliabilitas. Moleong menjelaskan kriteria dasar keabsahan data kualitatif: derajat

keterpercayaan (credibility), keteralihan (transferability), kebergantungan

(dependability), dan kepastian (confirmability).96

Derajat keterpercayaan menunjukkan apakah proses dan hasil penelitian

dapat diterima atau dipercaya. Derajat keteralihan menunjukkan apakah hasil

penelitian ini dapat diterapkan pada situasi yang lain. Derajat kebergantungan

menunjukkan apakah hasil penelitian mengacu pada kekonsistenan peneliti dalam

mengumpulkan data, membentuk, dan menggunakan konsep-konsep ketika

membuat interpretasi untuk menarik kesimpulan. Sementara derajat kepastian

menunjukkan apakah hasil penelitian dapat dibuktikan kebenarannya, sesuai

dengan data yang dikumpulkan dan dicantumkan dalam laporan lapangan.

Penelitian ini menggunakan triangulasi. Triangulasi merupakan teknik

pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu

untuk pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Menurut Denzin

dalam Moleong, ada empat macam triangulasi, yaitu sumber, metode, penyidik,

dan teori.97

Metode triangulasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah triangulasi

dengan sumber. Triangulasi dengan sumber mencoba membandingkan dan

mengecek kembali derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui

waktu dan alat yang berbeda dalam metode kualitatif. Dilakukan dengan

membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara,

membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum dengan apa yang

96Lexy J. Moleong, op. cit., hlm. 324. 97Ibid., hlm. 330.

Page 88: Strategi Customer Relations dengan Menggunakan …kc.umn.ac.id/956/1/(Read Only) SKRIPSI.pdf · Sidang Ujian Skripsi Universitas Multimedia Nusantara . Tangerang, 7 Januari 2013 .

75

dikatakannya secara pribadi, membandingkan pendapat dengan perkataan dan

perilakunya sehari-hari, membandingkan keadaan dan perspektif sesorang dengan

berbagai pendapat lain dari berbagai sudut pandang, dan membandingkan hasil

wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan.

3.8. Lokasi dan Waktu Penelitian

Kegiatan observasi dilakukan di Ninotchka Cafe, Sixth Avenue Citra

Garden 6 J5A-18, Jakarta Barat. Wawancara dengan Sonia, Roy, dan para

customer juga dilakukan di tempat yang sama. Sementara untuk wawancara

dengan Stefanie Kurniadi dilakukan via e-mail. Waktu penelitian yang ditetapkan

adalah 15 Oktober-22 Desember 2012.

Page 89: Strategi Customer Relations dengan Menggunakan …kc.umn.ac.id/956/1/(Read Only) SKRIPSI.pdf · Sidang Ujian Skripsi Universitas Multimedia Nusantara . Tangerang, 7 Januari 2013 .

76

BAB IV

PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Organisasi

4.1.1. Profil dan perkembangan usaha

Ninotchka Cafe terletak di Sixth Avenue Citra Garden 6 J5A-18, Jakarta

Barat. Kafe ini menawarkan berbagai menu American, Italian, dan French. Menu

andalannya adalah pasta dan aneka dessert. Beberapa yang menjadi favorit

pengunjung adalah rainbow cake, choco lava cake, macaroons, dan homemade

lasagna. Setiap harinya Ninotchka buka dari pukul 14:00-22:00, sementara untuk

Jumat dan Sabtu Ninotchka buka sampai pukul 23:00.

Gambar 4.1: Ninotchka Coffee Parlour & Diner

Sumber: Profil Facebook Ninotchka Coffee Parlour & Diner, dalam

http://www.facebook.com/ninotchkacafe/ diakses pada Sabtu, 26 Oktober 2012 pukul 09:20.

Ninotchka Cafe didirikan oleh Sonia Eryka, seorang fashion blogger asal

Indonesia yang cukup dikenal. Sonia menjalankan bisnis ini bersama keluarganya.

Page 90: Strategi Customer Relations dengan Menggunakan …kc.umn.ac.id/956/1/(Read Only) SKRIPSI.pdf · Sidang Ujian Skripsi Universitas Multimedia Nusantara . Tangerang, 7 Januari 2013 .

77

Bahkan pada awal pembukaannya, Sonia meng-handle sendiri pelayanan kafe

tanpa dibantu karyawan. Kala itu, Sonia hanya bersama mama dan adiknya, Roy.

Sang mama menjadi koki, Roy menjadi pelayan, dan Sonia sendiri menjadi

pelayan sekaligus kasir.

Ide membuat kafe ini sendiri berawal dari hobi memasak sang mama,

Megawati. Menurut Sonia, mamanya paling jago memasak pasta. Rahasianya ada

pada pasta buatan sendiri, bukan memakai pasta kering siap pakai yang banyak

dijual di supermarket. Lasagna misalnya, dibuat dari lapisan homemade pasta,

yang diisi dengan daging cincang, keju, dan saus tomat yang juga buatan sendiri.

Sonia sendiri juga suka memasak. Sonia sering berkreasi dengan

mamanya, terutama dalam membuat dessert. Beragam menu dessert yang

disajikan di Ninotchka adalah hasil eksperimen mereka berdua. Macaroons

misalnya, cookies asal Perancis yang terkenal sulit dalam pembuatannya itu

berhasil mereka racik dengan tepat setelah melalui tiga bulan percobaan. Tapi ada

juga menu yang murni hasil kreasi Sonia, yaitu choco lava cake. Kue coklat yang

meleleh dibagian tengahnya ini adalah buatan Sonia sendiri.

Sampai sekarang, Sonia dan mamanya terus mengkreasikan berbagai

menu baru. Jadi, para pelanggan Ninotchka Cafe tidak bosan dengan menu yang

itu-itu saja. Beberapa menu baru yang ditawarkan adalah homemade pizza,

chocolate marshmallow cupcake, dan strawberry cheesecake. Selain itu, Sonia

juga membuat inovasi cake in a jar, dimana cake yang biasa penyajiannya hanya

dipotong-potong di atas piring diubah menjadi cake dalam toples. Presentasi cake

Page 91: Strategi Customer Relations dengan Menggunakan …kc.umn.ac.id/956/1/(Read Only) SKRIPSI.pdf · Sidang Ujian Skripsi Universitas Multimedia Nusantara . Tangerang, 7 Januari 2013 .

78

menjadi unik dan menggugah selera. Cake in a jar ini tersedia dalam berbagai

pilihan rasa: red velvet, caramel, green tea, oreo, cheese, dan cotton candy.

Ninotchka Cafe pertama kali dibuka pada 31 Juli 2011. Waktu itu

lokasinya di Circle West Citra Garden 6 blok C-28. Tempat tersebut adalah milik

sahabat Sonia, Karyn Putri. Sonia menyampaikan idenya tentang memiliki sebuah

kafe, dan Karyn mengusulkan untuk menggunakan tempat tersebut. Lokasinya

dekat dengan sebuah sekolah menengah atas, jadi potensial untuk dijadikan lokasi

kafe. Sonia kemudian berunding dengan keluarganya, dan papa-mamanya

menyambut baik keinginan putri kedua mereka ini untuk berbisnis. Dengan

bantuan keluarga dan sahabatnya, kafe impiannya itu pun terwujud.

Sonia mengambil nama Ninotchka dari film komedi romantis tahun 1930-

an yang dibintangi oleh Greta Garbo. Arti katanya sendiri dalam bahasa Rusia

adalah “gadis kecil”. Sonia merasa nama tersebut catchy, dan ia langsung

memutuskan nama tersebut untuk menjadi nama kafenya. Terinspirasi dari film

tersebut, Sonia memilih tema vintage untuk kafenya: didominasi warna coklat,

kayu, dan peralatan makan yang cantik. Menurut Sonia, tabungannya sampai

habis untuk mendandani kafe ini.

Sonia memperhatikan setiap detail: menu, display makanan, interior,

sampai peralatan yang digunakan di kafe tersebut. Semuanya adalah pilihan

Sonia. Ia bahkan mengecat sendiri kursi kayu yang digunakan di kafe. Semua

dibuat sesuai dengan tema vintage yang diusung. Menurut Sonia, tema tersebut

diharapkan membangun kesan homey yang dapat membuat pengunjung merasa

Page 92: Strategi Customer Relations dengan Menggunakan …kc.umn.ac.id/956/1/(Read Only) SKRIPSI.pdf · Sidang Ujian Skripsi Universitas Multimedia Nusantara . Tangerang, 7 Januari 2013 .

79

nyaman dan betah berlama-lama disana. Gaya vintage juga menunjukkan identitas

Sonia. Dalam dunia fashion, Sonia dikenal dengan gaya classic vintage yang tetap

fresh dan pas dengan usianya.

Sonia hanya menggunakan Twitter, Facebook, dan blog sebagai media

promosi kafe. Social media dinilai Sonia sebagai cara promosi paling efektif.

Social media dapat diakses kapan saja dan dimana saja. Menurut Sonia, dirinya

tidak terpisahkan dengan social media; begitu pula dengan orang-orang zaman

sekarang. Calon konsumen kafe ada di social media. “Kuncinya adalah

berkomunikasi dengan pelanggan dan mengerti mereka,” kata Sonia.

Penggunaan social media juga dinilai efisien. Maklum, sumber dana

mereka juga terbatas. Sonia sendiri merasa cukup fasih dalam menggunakan

berbagai tools social media, sehingga tidak memerlukan effort lebih untuk

menjalankannya. Dalam pengelolaan social media, Sonia juga dibantu oleh Roy.

Tidak berapa lama, kafe ini ramai diperbincangkan di social media. Dan

pengunjung pun berdatangan dari berbagai wilayah; tidak hanya dari Jakarta,

tetapi juga dari luar kota. Menurut Sonia:

“Tidak disangka orang-orang sangat antusias dengan kafe ini. Mereka

datang dari berbagai wilayah di Jakarta hanya untuk mencoba menu-

menu kami. Bahkan ada juga yang datang dari luar kota.”

Hal tersebut juga dibenarkan oleh Roy, katanya:

“Orang-orang dari luar kota juga pada dateng. Yang gue tau waktu itu

sih dari Surabaya, Bogor, dan Bekasi.”

Page 93: Strategi Customer Relations dengan Menggunakan …kc.umn.ac.id/956/1/(Read Only) SKRIPSI.pdf · Sidang Ujian Skripsi Universitas Multimedia Nusantara . Tangerang, 7 Januari 2013 .

80

Sonia menjelaskan bahwa tempat yang lama memang tidak terlalu besar,

jadi kapasitasnya terbatas untuk menampung pengunjung. Roy menyatakan:

“Banyak yang tidak dapat tempat, terutama saat weekend. Beberapa

menu kami juga sering sold out. Kadang jadi merasa ga enak sama

pengunjung. Kasihan yang sudah jauh-jauh datang. ”

Ninotchka akhirnya pindah ke lokasi yang sekarang. Masih di kawasan Citra 6,

lokasi baru Ninotchka lebih mudah ditemukan karena berada di tepi jalan

boulevard utama. Selain itu, tempatnya juga lebih besar sehingga dapat

menampung lebih banyak orang. Menurut Roy, tempat ini dapat menampung

sekitar 50 orang.

Sonia kini mempekerjakan beberapa orang karyawan untuk meng-handle

pelayanan di kafenya. Ada 6 orang karyawan untuk melayani tamu dan kasir, 1

orang barista untuk membuat minuman, serta 1 orang asisten dapur. Untuk

masakan, sebagian besar masih di-handle oleh mama. Asisten hanya bertugas

membantu mamanya. Sonia dan Roy juga tetap mengontrol kafe setiap harinya.

Sonia berencana untuk mengembangkan Ninotchka Cafe dengan

membuka cabang di daerah Kelapa Gading. Sonia memang masih mempersiapkan

semuanya. Tapi Sonia sendiri masih merasa ragu untuk segera merealisasikannya.

Sonia menjelaskan:

“Ada rasa takut dalam diri aku kalau harus buka cabang. Rasanya kafe

ini jadi ga istimewa lagi. Kehilangan kesan eksklusivitasnya. Kadang,

petualangan untuk ngedapetin sesuatu yang ga ada di tempat lain

menghasilkan kepuasan tersendiri. Contohnya aku. Aku tipe orang

yang bersedia nyari-nyari makanan enak sampe kemana-mana.”

Page 94: Strategi Customer Relations dengan Menggunakan …kc.umn.ac.id/956/1/(Read Only) SKRIPSI.pdf · Sidang Ujian Skripsi Universitas Multimedia Nusantara . Tangerang, 7 Januari 2013 .

81

Sonia juga memikirkan soal menu-menu Ninotchka yang semuanya homemade.

Jika kelak membuka cabang, Sonia menyatakan bahwa suplai makanan tetap akan

dibuat oleh sang mama. Ninotchka harus menjaga standar kualitasnya.

Sonia juga mendapat tawaran untuk membuka cabang di Surabaya,

Medan, dan Bali. Sekarang pun mereka banyak mendapat order cookies dari luar

kota. “Mereka order lewat Twitter,” kata Sonia. Sonia sebetulnya tidak mengira

bahwa kafe mungil impiannya ini akan menjadi besar seperti sekarang. Sonia

awalnya menargetkan kafe ini untuk orang-orang yang tinggal di kawasan Citra 6

dan sekitarnya saja. Kenyataannya, pengunjung berdatangan dari berbagai tempat.

Menurut Sonia:

“Tenyata ada gitu yang dari daerah-daerah yang sama sekali bukan

jangkauan kita kaya dari Surabaya, Balikpapan, Batam, Medan jadi

follower dan minta kita buka cabang disana.”

Untuk tawaran ekspansi ke luar kota, Sonia sedang memikirkan sistem

franchise. Yang menjadi pertimbangan adalah apakah mereka akan menjual nama

dan resep saja, atau menyediakan SDM juga. Sonia berpikir untuk melakukan

training beberapa orang karyawan. Jika mereka siap untuk membuat menu sesuai

dengan standar kualitas Ninotchka, akan lebih mudah untuk membuka cabang di

tempat lain.

Ninotchka, kafe kecil yang berangkat dari mimpi seorang anak remaja kini

berkembang menjadi bisnis potensial. Penghasilan kafe terbilang cukup

menjanjikan. Di hari biasa, omzetnya berkisar antara 2-3 juta. Sementara pada

Page 95: Strategi Customer Relations dengan Menggunakan …kc.umn.ac.id/956/1/(Read Only) SKRIPSI.pdf · Sidang Ujian Skripsi Universitas Multimedia Nusantara . Tangerang, 7 Januari 2013 .

82

saat weekend, omzetnya bisa mencapai 5-6 juta. Belum lagi jika mereka membuka

cabang dan membuat franchise. Keuntungannya bisa berlipat ganda.

4.1.2. Competitive review

Ninotchka merupakan kafe tempat hangout anak muda. Roy menyatakan

bahwa range usia target market Ninotchka Cafe adalah antara 15-30 tahun. Sonia

kemudian menjelaskan bahwa sasarannya memang bukan hanya para pelajar

(mengingat lokasi kafe yang dekat dengan sebuah sekolah), tetapi juga para ibu

muda yang tengah menunggu anaknya pulang sekolah. Sonia menyasar anak-anak

muda yang tinggal di kawasan Citra Garden 6 dan sekitarnya.

Sonia mengatakan: “I believe some cafes marketed to teenagers have

trouble developing because they lack ideas from teenagers”. Menurut Sonia,

pemahaman terhadap target market merupakan hal penting dalam bisnis.

Organisasi harus mengerti kebutuhan, keinginan, dan karakteristik khalayak

sasaran mereka, sehingga dapat memberikan produk dan pelayanan yang sesuai.

Sonia menjalankan manajemen Ninotchka dengan adiknya, Roy. Sonia

menjelaskan:

“Karena ini bisnis keluarga, aku sama Roy yang masih belum

berpengalaman gini diberi ruang buat belajar berbisnis. Mama-papa

percayain kita untuk jalanin kafe ini. Tapi kita tetep dibantu sama

mama-papa kok. Terutama soal (pengaturan) keuangan.”

Ninotchka dijalankan oleh anak muda dan untuk anak muda. Sonia menjelaskan

bahwa hal tersebut merupakan keuntungan bagi Ninotchka. Menurutnya, pihak

Page 96: Strategi Customer Relations dengan Menggunakan …kc.umn.ac.id/956/1/(Read Only) SKRIPSI.pdf · Sidang Ujian Skripsi Universitas Multimedia Nusantara . Tangerang, 7 Januari 2013 .

83

manajemen mengerti apa yang dibutuhkan dan diinginkan oleh target market

Ninotchka yang merupakan sesama anak muda. Dengan demikian, Ninotchka

mampu menyesuaikan diri dengan khalayak sasarannya dan akhirnya menjadi

pilihan mereka.

Anak muda senang berkumpul dengan teman-temannya. Akan tetapi sulit

untuk menemukan tempat hangout yang seru di wilayah Jakarta Barat, khususnya

di daerah Citra Garden. Sonia dan Roy yang tinggal di sekitar kawasan tersebut

juga merasakannya. Oleh karena itu, mereka berusaha untuk menjadikan

Ninotchka sebagai tempat hangout yang menyenangkan bagi anak-anak muda di

kawasan ini.

Lalu apa yang diinginkan anak muda dari sebuah tempat hangout?

Menurut Sonia ada tiga hal: tempat yang cozy, makanan enak, dan harga yang

terjangkau. Tempat hangout haruslah nyaman, membuat kita betah nongkrong

berjam-jam disana. Oleh karena itu, Sonia berusaha menciptakan suasana homey

di kafenya. Interiornya didominasi kayu dan warna coklat yang hangat. Sonia juga

memilih barang-barang vintage yang unik untuk menghias kafenya. Menurutnya:

“Anak muda selalu eksis kapan saja dan dimana saja. Kalo tempat

hangout nya cantik kan bisa foto-foto terus dipamerin gitu, terus jadi

tempat yang wajib didatangi; bahkan jadi tempat favorit.”

Suasana kafe yang cozy juga didukung oleh pemilihan playlist lagu masa

kini. Biasanya Roy yang mempersiapkan itu. Sonia dan Roy juga menyiapkan

berbagai fasilitas untuk memanjakan pengunjung kafe. Ada TV cable, free Wi-Fi,

berbagai majalah dan mainan sebagai sarana hiburan bagi pengunjung. Mainan

Page 97: Strategi Customer Relations dengan Menggunakan …kc.umn.ac.id/956/1/(Read Only) SKRIPSI.pdf · Sidang Ujian Skripsi Universitas Multimedia Nusantara . Tangerang, 7 Januari 2013 .

84

yang disediakan juga merupakan kesukaan anak muda seperti rubiks, uno stacko,

dan falling monkey games.

Hal lainnya adalah makanan yang enak. Keunggulan Ninotchka adalah

pada menu-menunya yang semuanya homemade. Oleh karena itu, Sonia sangat

corcerned menjaga kualitas makanannya. Sampai saat ini, sajian di Ninotchka

hampir semuanya dibuat oleh mama Sonia. Menurut Sonia, sekarang memang ada

karyawan yang membantu di dapur, tapi mereka belum bisa mempercayakan

pembuatan hidangan secara penuh. Karyawan tersebut hanya membantu mamanya

Sonia saja. Sonia menyatakan:

“Mama aku juga sering ngingetin kalau kafe ini seharusnya dikenal

karena kualitasnya. Makanya kita berusaha untuk terus improve

produk dan pelayanan kita.”

Semua menu yang disajikan di Ninotchka Cafe adalah kreasi dari sang

mama, dan terkadang idenya datang dari Sonia. Tetapi semuanya melalui fase uji

coba terlebih dahulu. Katanya:

“Semua menu yang disajikan sudah melewati fase uji coba di rumah,

dimulai dari pendapat keluarga dulu.”

Ketika satu menu sudah diterima oleh keluarganya, baru mereka berani untuk

masukkan ke menu kafe. Menurut Sonia, satu menu seringkali harus melalui

berkali-kali percobaan sampai akhirnya mereka bisa menemukan resep yang pas.

Masukan dari para pelanggan juga sangat berarti. Sonia mengerti bahwa ia juga

harus menyesuaikan menu kafe dengan selera pelanggan. Taste makanan di kafe

terus di-improve sesuai dengan masukan dari mereka.

Page 98: Strategi Customer Relations dengan Menggunakan …kc.umn.ac.id/956/1/(Read Only) SKRIPSI.pdf · Sidang Ujian Skripsi Universitas Multimedia Nusantara . Tangerang, 7 Januari 2013 .

85

Sonia juga menekankan pada presentasi makanan. Menurutnya, makanan

harus disajikan dengan cantik. Selain menggugah selera, makanan tersebut bisa

jadi sesuatu yang membanggakan untuk dipamerkan. Anak muda sekarang ingin

selalu eksis. Mereka meng-update tentang apa yang mereka lakukan, dimana, even

what they have for lunch. Presentasi makanan yang cantik tentu membuat anak

muda senang. Mereka pasti tidak sabar untuk menunjukkannya ke teman-teman

mereka. Keuntungan bagi Ninotchka, sebab hal tersebut bisa menarik pelanggan

baru untuk mencoba menu-menu Ninotchka.

Selain menu yang enak dan presentasi yang menarik, harga makanan juga

harus terjangkau. Anak muda belum memiliki penghasilan sendiri. Uang mereka

terbatas, jatah dari orang tua. Oleh karena itu, harga makanan dan minuman di

Ninotchka juga dibuat sesuai dengan kantong anak muda. Untuk makanan

harganya berkisar antara Rp.6.000-Rp.35.000, sementara untuk minumannya

berkisar antara Rp.7.000-Rp.16.000. Sonia juga menegaskan bahwa ia tetap

menggunakan bahan baku berkualitas sambil menjaga agar harga makanan di

kafenya terjangkau.

Selain tiga karakteristik unggulan di atas, Sonia menjelaskan bahwa yang

membedakan Ninotchka dengan kafe-kafe lain adalah pengelolaan kafe yang di-

handle sendiri oleh keluarganya. Sebagai bisnis keluarga, Ninotchka Cafe

memiliki rasa personal. Makanan yang tersaji semua homemade, buatan sang

mama. Sonia dan Roy juga setiap harinya melakukan kontak dengan pengunjung

kafe. Mereka berinteraksi dengan pelanggan melalui Twitter, dan juga secara

langsung karena setiap harinya mereka datang untuk mengontrol kafe. Antara

Page 99: Strategi Customer Relations dengan Menggunakan …kc.umn.ac.id/956/1/(Read Only) SKRIPSI.pdf · Sidang Ujian Skripsi Universitas Multimedia Nusantara . Tangerang, 7 Januari 2013 .

86

pengelola kafe dan pengunjung terbangun kedekatan yang sulit dirasakan di kafe-

kafe lainnya. Menurut Sonia:

“Aku bisa mengenali beberapa pelanggan kafe. Ada beberapa yang

memang eksis banget. Ada satu anak yang sehari bisa 3x makan

disini. Dari siang, sore, terus malem kesini lagi. Ada juga pelanggan

yang tiap kali kita twitpic menu baru, ga berapa lama langsung dateng

dan nyobain menu baru kita.”

Roy juga menyatakan hal serupa:

“Mengenali pelanggan? Beberapa sih bisa ya. Kalo sering dateng kan

familiar, kadang pada suka nyapa gitu.”

Sistem pengelolaan Ninotchka yang masih di-handle sendiri oleh Sonia

dan keluarganya tersebut sebetulnya menjadi keunggulan sekaligus keterbatasan

Ninotchka. Ninotchka memiliki citarasa dan kedekatan personal dengan para

pelanggannya. Namun, pengelolaan tersebut juga dapat membatasi Ninotchka

dalam perkembangan usahanya.

Ninotchka saat ini baru memiliki satu outlet di Citra Garden 6. Sonia

menyatakan bahwa ia tengah mempersiapkan cabang di Kelapa Gading. Selain

itu, ia juga mulai memikirkan pembukaan cabang di luar kota. Yang menjadi

kendala adalah bagaimana Sonia dan keluarganya dapat meng-handle

kepengurusan kafe, mulai dari pembuatan menu-menu homemade sampai

penggunaan social media-nya. Sonia sendiri mengatakan bahwa ia menghadapi

dilema mengenai ekspansi kafenya: memiliki kafe kecil yang personal atau

mengembangkan usahanya dengan membuka cabang dimana-mana tetapi

kehilangan rasa kedekatan dengan para pelanggannya.

Page 100: Strategi Customer Relations dengan Menggunakan …kc.umn.ac.id/956/1/(Read Only) SKRIPSI.pdf · Sidang Ujian Skripsi Universitas Multimedia Nusantara . Tangerang, 7 Januari 2013 .

87

Sebetulnya, dengan satu outlet saja, Ninotchka sudah mampu menjadi

pesaing yang patut diperhitungkan. Berdasarkan hasil obeservasi Peneliti, jika

dibandingkan dengan kafe maupun cake shop yang menjual produk sejenis,

Ninotchka tidak kalah saing.

Tabel 4.1: Perbandingan Kompetitor

Kompetitor Cheese Cake

Factory

The Harvest Dapur Cokelat

Berdiri 2004 2004 2001

Kategori persaingan Direct Indirect Indirect

Jumlah outlet 7 13 12

Lokasi Jakarta, Bekasi Jakarta, Bandung,

Surabaya

Jakarta, Tangerang,

Bekasi, Surabaya,

Makassar

Outlet terdekat

dengan Ninotchka

CCF Puri The Harvest Pluit Dapur Cokelat Taman

Palem

Website chzfactory.com harvestcakes.com dapurcokelat.com

Twitter Tidak ada akun

Twitter

@theharvestcakes @dapurcokelat

Hadir di Twitter

sejak

- September 2010 Januari 2010

Jumlah followers - 6732 6725

Usia Ninotchka belum mencapai dua tahun, tetapi dapat dibandingkan dengan

kafe dan cake shop yang sudah berdiri hampir satu dasawarsa, baik dari segi

produk maupun penggunaan social media-nya. Per 22 Februari 2013, followers

akun Twitter Ninotchka sudah mencapai 6888; unggul daripada The Harvest dan

Dapur Cokelat yang telah hadir di Twitter setahun lebih awal.

Namun, patut diingat bahwa Cheese Cake Factory, The Harvest, dan

Dapur Cokelat tidak murni berkembang dari social media. Cheese Cake Factory,

The Harvest, dan Dapur Cokelat justru lebih mengandalkan media konvensional,

seperti billboard, brosur, dan iklan di media cetak. Oleh karena itu, Peneliti juga

Page 101: Strategi Customer Relations dengan Menggunakan …kc.umn.ac.id/956/1/(Read Only) SKRIPSI.pdf · Sidang Ujian Skripsi Universitas Multimedia Nusantara . Tangerang, 7 Januari 2013 .

88

membandingkan Ninotchka dengan organisasi lain yang sama-sama hanya

mengandalkan Twitter sebagai media komunikasi dan promosi. Peneliti

membandingkan Ninotchka dengan Holycow Steak, resto yang dikenal dengan

promosi melalui Twitternya.

Tabel 4.2: Perbandingan dengan Holycow Steak

Ninotchka Cafe Steak Hotel by

Holycow!

Holycow! Steakhouse

Berdiri 2011 2010 2010

Jumlah outlet 1 3 3

Lokasi Citra Garden 6 Radio Dalam,

Kemang, Sabang

Senopati, Kelapa

Gading, Kebon Jeruk

Twitter @NINOTCHKA_JKT @Holycow_Radal @steakholycow

Jumlah

followers

6888 8865 15672

Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa Ninotchka juga mampu bersaing dengan

organisasi lain yang juga mengandalkan social media Twitter. Holycow Steak

usianya setahun lebih tua, sudah memiliki 3 cabang, dan followers-nya dua kali

lipat followers Ninotchka. Belum lagi lokasinya yang memang strategis – lokasi

hangout favorit anak muda Jakarta. Dan Ninotchka mampu mengimbangi itu.

Berikut Peneliti memetakan competitive review Ninotchka Cafe.

Strength

•Tempat yang cozy

•Makanan homemade yang enak

•Harga terjangkau

•Rasa (feel) personal

Weakness

•Pengelolaannya masih di-handle sendiri, sehingga terbatas dalam riset, pengembangan layanan, dan ekspansi usaha

Opportunities

•Pengenalan yang baik terhadap pelanggan

•Memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggan

•Viralitas Twitter tinggi

Thread

•Kompetitor (direct dan indirect) yang memiliki cabang dimana-mana, memberi pelayanan lebih (ada sistem delivery), dan menggunakan media konvensional untuk promosi

Page 102: Strategi Customer Relations dengan Menggunakan …kc.umn.ac.id/956/1/(Read Only) SKRIPSI.pdf · Sidang Ujian Skripsi Universitas Multimedia Nusantara . Tangerang, 7 Januari 2013 .

89

4.2. Hasil Penelitian

Sejauh ini, tidak banyak program customer relations yang dijalankan oleh

Ninotchka Cafe. Ninotchka hanya melakukan promo diskon dan beberapa kali

hosting event yang diadakan oleh pemiliknya, Sonia Eryka. Sonia menyatakan

bahwa mengadakan promo diskon memang tidak dijadikan agenda rutin

Ninotchka Cafe. Beberapa promo diskon yang dilakukan adalah: diskon 20%

dalam rangka opening, diskon 10% untuk pelanggan yang berhasil menjadi mayor

Ninotchka di Foursquare, dan diskon 10% untuk para pelajar.

Diskon selalu berhasil menarik perhatian konsumen. Oleh karena itu, di

awal pembukaan kafe, pelanggan diberi diskon sebesar 20%. Roy menjelaskan:

“Dalam rangka opening kita ngasih diskon 20%. Itu buat perkenalan

aja sih kepada konsumen, ucapan selamat datang untuk pelanggan.”

Sonia juga membuat program diskon 10% bagi para pelanggan yang

berhasil jadi mayor Ninotchka di Foursquare. Sonia menjelaskan:

“Itu sebetulnya cuma lucu-lucuan aja sih. Itu suatu bentuk apresiasi

dari kita untuk pelanggan yang sering datang ke Ninotchka. Mereka

datang, terus check-in gitu kan secara nggak langsung juga

mempromosikan kafe ini.”

Program diskon lainnya adalah diskon 10% bagi para pelajar berseragam.

Promo ini berlaku setiap weekdays, pukul 14:00-17:00. Ditanya mengenai

alasannya membuat promo ini, Sonia menjelaskan:

“Aku ngeliat banyak anak sekolah yang hangout disini. Lokasi kita

kan dekat dengan sekolah. Kita mau jadi tempat tujuan utama mereka

setelah dari sekolah. Mereka bisa ngemil, santai bareng teman-teman,

atau nugas juga disini.”

Page 103: Strategi Customer Relations dengan Menggunakan …kc.umn.ac.id/956/1/(Read Only) SKRIPSI.pdf · Sidang Ujian Skripsi Universitas Multimedia Nusantara . Tangerang, 7 Januari 2013 .

90

Selain program diskon, Sonia juga pernah mengadakan beberapa event di

Ninotchka Cafe. Event tersebut adalah garage sale para fashion blogger yang

sudah tiga kali diadakan: Autumn Wipe Out, Spring Wipe Out, dan Summer Wipe

Out. Garage sale tersebut menjual barang-barang fashion, baik baru maupun

bekas pakai, dari para fashion blogger. Sonia mengajak teman-temannya sesama

fashion blogger untuk berpartisipasi dalam acara ini. Beberapa diantaranya adalah

Anastasia Siantar, Clara Devi, Marcella Caroline, dan Cindy Karmoko.

Acara tersebut selalu sukses menarik perhatian pengunjung. Menurut Roy,

kafe selalu penuh saat ada event. Katanya:

“Penuh banget. Waktu Summer Wipe Out kan kita udah di tempat

baru dan kita bisa buka lantai atas, tapi tetep penuh banget. Tempat

acara di atas penuh, pengunjung di bawah juga penuh. Bener-bener ga

kepegang.”

Sonia menyatakan bahwa pengunjung garage sale-nya datang dari berbagai

tempat. Bahkan ada yang datang dari Singapura. Yang membuat Sonia senang

adalah bahwa orang-orang tidak hanya antusias dengan garage sale-nya, tetapi

juga dengan kafenya.

Rangkaian event tersebut diawali dengan Autumn Wipe Out pada 17

Desember 2011. Kala itu, fashion blogger yang ikut berpartisipasi adalah

Anastasia Siantar, Bethanny Putri, Marcella Caroline, dan Lalita Tian. June Paski,

dari June & Julia shoes, juga ikut meramaikan acara tersebut. Awalnya Sonia

mengadakan event tersebut hanya sekadar karena ia membutuhkan closet

Page 104: Strategi Customer Relations dengan Menggunakan …kc.umn.ac.id/956/1/(Read Only) SKRIPSI.pdf · Sidang Ujian Skripsi Universitas Multimedia Nusantara . Tangerang, 7 Januari 2013 .

91

cleaning. Sonia sebagai fashion blogger memiliki banyak barang fashion yang

tidak terpakai. Begitu pula dengan teman-temannya. Sonia menjelaskan:

“Aku punya banyak barang, baik yang aku beli, dikasih sama fans,

ataupun dikirimin sama brand-brand gitu. Aku perlu closet cleaning

secara berkala. Temen-temen aku juga gitu. Selama ini suka bingung

sih barang-barang itu mau dikemanain. Nah ada ide untuk garage

sale, tapi bingung dimana. Pas aku punya kafe ya kenapa ga di kafe

ini aja..”

Di garage sale ini, Sonia juga menjual koleksi dari online shop miliknya yang

bernama Riots Barbie. Sonia menyampaikan bahwa ia tidak menyangka orang-

orang akan begitu antusias dengan acara ini. Sonia menceritakan bahwa orang-

orang bahkan mulai mengantre dari sebelum garage sale dibuka.

Itulah yang kemudian mendasarinya untuk mengadakan acara garage sale

lagi. Sonia mengadakan Spring Wipe Out pada 17 Maret 2012 lalu. Kali ini Sonia

mengajak Diana Rikasari. Selain itu, sahabatnya Marcella Caroline, Anastasia

Siantar, dan Cindy Karmoko juga ikut meramaikan event ini. Antusiasme orang-

orang juga tidak berkurang. Bahkan ketika Sonia mengadakan Summer Wipe Out

pada 16 Juni 2012, yang sekaligus untuk memperkenalkan lokasi baru Ninotchka,

antusiasme makin meningkat. Fashion blogger yang mengikuti acara ini juga

semakin banyak: Anastasia Siantar, Calaradevi, Marcella Caroline, Cindy

Karmoko, Cindy Biantoro dari Diamondhurts, dan Judith dari De Dittie.

Sonia juga tengah merencanakan Autumn Wipe Out part 2. Rencananya

akan diadakan pada bulan Desember nanti. Akan tetapi, Sonia belum dapat

memastikan tanggalnya. Ia masih mencari tanggal yang pas supaya sahabat-

Page 105: Strategi Customer Relations dengan Menggunakan …kc.umn.ac.id/956/1/(Read Only) SKRIPSI.pdf · Sidang Ujian Skripsi Universitas Multimedia Nusantara . Tangerang, 7 Januari 2013 .

92

sahabatnya dapat turut berpartisipasi. Sonia juga sudah mulai menanyakan pada

followers, kapan kira-kira waktu yang tepat untuk mengadakan acara tersebut.

Sonia hanya menggunakan social media untuk mempromosikan Ninotchka

Cafe, program promosi, dan event yang diadakannya. Social media merupakan

tools yang familiar bagi Sonia. Ia mengaku tidak bisa lepas dari Twitternya.

Menurut Sonia, customer Ninotchka Cafe yang juga merupakan remaja seperti

dirinya pasti memiliki kebiasaan yang sama. Mereka tidak bisa lepas dari social

media mereka. Selain itu, penggunaan social media dinilai efisien oleh Sonia,

sebab tidak memerlukan effort khusus, dalam arti waktu dan biaya.

Social media yang digunakan oleh Sonia adalah Twitter, Facebook, dan

blog. Strategi penggunaannya pun berbeda untuk masing-masing social media

tersebut. Sonia menjelaskan:

“Twitter itu yang paling update deh, buat kasih tau info tentang kita,

terus kalo ada menu baru gitu bisa ditwitpic. Kalo Facebook sih jarang

dipake. Cuma untuk info basic. Asal ada profilnya Ninotchka aja sih.

Jadi bisa untuk attract orang-orang yang aktifnya di Facebook. Kalo

dengan blog aku harap bisa memperkenalkan Ninotchka ke orang-

orang yang dari luar negeri juga.”

Dari ketiga social media tersebut, Sonia menyatakan bahwa Twitter merupakan

social media yang paling diandalkan. Hal tersebut juga dibenarkan oleh Roy.

Beberapa aplikasi social media yang terkait dengan Twitter juga digunakan,

seperti Instagram dan Foursquare.

Twitter menurut Sonia lebih update dan lebih mudah untuk membangun

conversation. Twitter memiliki rasa personal, dimana para penggunanya dapat

Page 106: Strategi Customer Relations dengan Menggunakan …kc.umn.ac.id/956/1/(Read Only) SKRIPSI.pdf · Sidang Ujian Skripsi Universitas Multimedia Nusantara . Tangerang, 7 Januari 2013 .

93

“mengobrol” seperti dalam percakapan biasa. Bagi Sonia, hal tersebut bermanfaat

bagi Ninotchka. Ada kedekatan yang terjalin antara Ninotchka dengan followers-

nya. Melalui kedekatan tersebut, Sonia dapat mengerti kebutuhan dan keinginan

pelanggan. Menurut Sonia:

“Kita berusaha untuk bersahabat dengan followers. Kalo ada yang

mention, ya kita sebisa mungkin bales. Kalau ada yang kritik juga kita

bales. Itu jadi mekanisme kontrol buat kita juga. Kita bisa

mengembangkan produk dari kritikan customer.”

Roy menjelaskan bahwa Twitter menjadi sarana Ninotchka untuk

melakukan kontak dengan pelanggan. Pelanggan yang ingin bertanya, memberi

komentar, ataupun mau memesan, bisa melakukannya melalui Twitter. Dari pihak

Ninotchka sendiri jika ingin menyampaikan informasi seperti jam buka, menu

yang tersedia, program promosi dan event, ataupun memamerkan menu baru,

dilakukan melalui Twitter.

Menurut Sonia, kunci keberhasilan Ninotchka Cafe dalam berpromosi

melalui Twitter adalah dialog dengan para followers. Twitter harus selalu update

dan interaktif. Pihak Ninotchka harus selalu siap untuk mendengar dan menjawab

followers. Sebisa mungkin, Sonia mengikuti keinginan followers-nya.

“Misalnya untuk event Autumn Wipe Out part 2, kita udah mulai

nanya followers maunya tanggal berapa. Atau kalau mau ngeluarin

menu baru, kita tanya dulu, ‘Tweeps kira-kira menu apa ya yang seru

buat jadi menu baru?’ atau kita kasih beberapa pilihan buat mereka.”

Roy membenarkan hal tersebut, katanya:

“Kalo follower nanya ya kita jawab. Kalo ada yang minta follow back,

gue follback. Kalo mereka mention ke Ninotchka ya gue sebisa

mungkin merespons.”

Page 107: Strategi Customer Relations dengan Menggunakan …kc.umn.ac.id/956/1/(Read Only) SKRIPSI.pdf · Sidang Ujian Skripsi Universitas Multimedia Nusantara . Tangerang, 7 Januari 2013 .

94

Merespons terhadap pelanggan. Itulah yang ditekankan oleh Sonia dan

Roy. Mereka mengerti bahwa social media merupakan medium komunikasi dua

arah. Organisasi tidak hanya menyampaikan informasi, tetapi juga mendengarkan

dan merespons pelanggannya. Percakapan itulah yang kemudian dapat

menghasilkan buzzword bagi organisasi.

Ditanya mengenai kiatnya dalam membangun buzzword, Sonia dan Roy

sama-sama menyatakan bahwa men-twitpic foto makanan adalah cara yang paling

jitu untuk membangun percakapan dengan pelanggan. Menurut Roy:

“Paling cepet bikin interaksi tuh kalo ada twitpic-nya. Kalo posting

foto makanan, pasti pada rame deh. Pada bilang pengen nyoba,

pengen makan ke sini..”

Itulah sebabnya Sonia dan Roy menggunakan Instagram. Mereka tahu bahwa

followers Ninotchka suka dengan foto-foto makanan. Mereka kemudian hadir di

Instagram, dan followers-nya pun langsung banyak.

Para pelanggan Ninotchka juga aktif mengirim twitpic. Tampilan makanan

yang cantik memang berhasil menggugah selera makan, sekaligus jiwa seni

mereka. Foto-foto makanan Ninotchka dipamerkan oleh para pelanggannya di

akun Twitter maupun Instagram mereka. Dari situlah kemudian teman-teman dari

si pelanggan dapat tertarik untuk mencoba makanan di Ninotchka Cafe. Sonia dan

Roy biasanya me-retweet hasil karya para pelanggan tersebut sebagai bentuk

apresiasi.

Sonia juga menyatakan bahwa pengelola akun harus pintar-pintar

mengangkat topik sebagai bahan perbincangan. Sonia menceritakan:

Page 108: Strategi Customer Relations dengan Menggunakan …kc.umn.ac.id/956/1/(Read Only) SKRIPSI.pdf · Sidang Ujian Skripsi Universitas Multimedia Nusantara . Tangerang, 7 Januari 2013 .

95

“Aku suka nanya kaya gini: ‘Halo tweeps, uda pada makan siang

belum?’, terus ada yang jawab belum.. Terus aku bales lagi, ‘Ayo

dateng, hari ini ada menu apa, apa, sama apa’ kaya gitu..”

Sonia menegaskan bahwa bersikap friendly terhadap customer itu penting.

Membangun dialog dengan customer bukanlah hal sulit. Yang penting adalah

kemauan untuk terlibat dalam percakapan para followers. Semuanya dilakukan

secara natural, seperti ketika kita berkomunikasi dengan teman sendiri.

Ketika ditanya mengenai perannya dalam mempromosikan kafe ini, Sonia

tidak menampik bahwa namanya juga turut mengangkat popularitas kafe.

Beberapa sahabatnya juga pernah mempromosikan kafe ini lewat tweet mereka.

Akan tetapi, Sonia menegaskan bahwa sebetulnya konsumen lah yang memiliki

andil besar dalam mengangkat nama Ninotchka Cafe. Sonia menjelaskan:

“Banyak kok (pelanggan) yang gak tau kalo kafe ini punya aku.

Mereka dikasih tau sama temennya kalau choco lava cake disini enak,

terus dia nyoba. Setelah ketemu aku di kafe, baru tau kalo ini punya

aku. Ada juga yang ga kenal sama aku, cuma tau kafenya aja. Jujur

aku lebih seneng kalo kafe ini dikenal karena makanannya yang enak,

bukan karena aku.”

Sonia menjelaskan bahwa dari pengalamannya sebagai buzzer, konsumen tetap

merupakan buzzer utama. Konsumen itu jujur. Mereka hanya merekomendasikan

suatu produk yang menurut mereka berkualitas. Oleh karena itu, rekomendasinya

dinilai lebih kredibel daripada public figure yang jelas dibayar untuk menjadi

buzzer. Rekomendasi dari konsumen lebih efektif untuk menggerakkan publik.

Buzz tidak akan berhasil jika produknya tidak berkualitas. Dan Sonia percaya

bahwa Ninotchka dapat dikenal seperti sekarang ini karena kualitasnya.

Page 109: Strategi Customer Relations dengan Menggunakan …kc.umn.ac.id/956/1/(Read Only) SKRIPSI.pdf · Sidang Ujian Skripsi Universitas Multimedia Nusantara . Tangerang, 7 Januari 2013 .

96

Sonia melakukan monitoring terhadap kepuasan pelanggan. Ia

menanyakan kepada followers apakah mereka puas dengan makanan dan

pelayanan di kafe. Sonia juga memantau percakapan orang-orang mengenai

kafenya. Ia tidak hanya membaca mention yang masuk, tetapi juga melakukan

searching di Twitter untuk mengetahui apa yang orang-orang bicarakan tentang

Ninotchka. Sonia juga melakukan pencarian dengan search engine Google untuk

melihat review dari para food blogger ataupun pengunjung yang datang ke

kafenya. Ia ingin mengetahui pendapat, kritik, maupun saran dari pengunjungnya.

Sonia mengerti bahwa nama kafenya susah dan tidak familiar. Oleh karena

itu, ada kemungkinan customer yang typo dalam menulis tentang Ninotchka.

Misalnya “Ninotcka”, tanpa huruf “H”. Sonia juga melakukan monitoring

terhadap keyword yang salah tersebut. Sebisa mungkin, ia terlibat dalam

percakapan orang-orang mengenai Ninotchka. Katanya:

“Kalau ada komentar yang bagus, aku ucapin terima kasih. Komentar

yang unik aku retweet, bahkan kadang aku retweet juga pake account

aku. Terus kritik juga direspons. Kami minta maaf kalau ada hal yang

kurang berkenan. Kemudian juga ada kritikan yang aku retweet

sebagai info bagi pelanggan lain, misalnya keluhan tempat yang

penuh, AC mati, atau menu habis.”

Di social media, penting bagi organisasi untuk bersikap jujur. Organisasi harus

mampu mengakui bahwa mereka tidak sempurna dan bisa melakukan kesalahan.

Kritik pasti ada, tetapi yang penting adalah bagaimana organisasi mampu

merespons kritik tersebut dengan baik. Membiarkan kritik tanpa respons justru

dapat menimbulkan masalah yang lebih besar. Memberikan early warning seperti

yang dilakukan oleh Ninotchka dapat membantu organisasi.

Page 110: Strategi Customer Relations dengan Menggunakan …kc.umn.ac.id/956/1/(Read Only) SKRIPSI.pdf · Sidang Ujian Skripsi Universitas Multimedia Nusantara . Tangerang, 7 Januari 2013 .

97

Sejauh ini, penggunaan social media, terutama Twitter, untuk membangun

customer relations oleh Ninotchka Cafe dinilai positif. Roy menyatakan:

“Respons pelanggan sejauh ini positif. Mereka excited sama kafe ini.

Di Twitter, mereka kasih komen yang bagus. Hasil review dari food

blogger juga menurut gue positif kok. Kritik sih ada, tapi semuanya

membangun. Buat kita improve juga.”

Sonia juga menyatakan hal serupa. Menurutnya, para pelanggan memberikan

komentar yang positif serta kritik yang membangun. Ninotchka Cafe pun dapat

terus berkembang dan memperbaiki diri demi pelayanan yang maksimal.

Dari hasil observasi Peneliti, apa yang dikatakan oleh Sonia dan Roy

memang terbukti. Akun Twitter Ninotchka Cafe memang selalu update setiap

harinya. Akun tersebut memberikan informasi tentang jam operasional kafe,

menu-menu yang tersedia dalam satu hari, serta program promosi kafe. Selain itu,

Ninotchka juga sering men-twitpic foto menu terutama untuk menu baru mereka.

Akun tersebut juga aktif berhubungan dengan followers-nya. Jika ada

followers yang check-in atau mention sedang berada di Ninotchka Cafe, pasti

dibalas. Followers yang bertanya juga dijawab. Peneliti sendiri pernah beberapa

kali mention dan direspons dengan baik oleh pihak Ninotchka. Kedekatan yang

dibangun oleh Ninotchka dengan followers-nya memberikan hasil positif.

Ninotchka mengerti bahwa customer intimacy dapat menjadi kunci suksesnya.

Para followers Ninotchka pun menjadi evangelist, para penyebar buzzword.

Peneliti melihat bahwa followers Ninotchka cukup aktif dan antusias

menyebarkan buzzword. Mereka check-in saat berkunjung ke Ninotchka. Bahkan

Page 111: Strategi Customer Relations dengan Menggunakan …kc.umn.ac.id/956/1/(Read Only) SKRIPSI.pdf · Sidang Ujian Skripsi Universitas Multimedia Nusantara . Tangerang, 7 Januari 2013 .

98

ada pula yang sudah me-mention untuk memberi tahu bahwa ia tengah berada

dalam perjalanan menuju ke Ninotchka. Para pengunjung juga dengan sukarela

mengambil foto makanan dan memamerkannya melalui twitpic. Hal tersebut

menguntungkan Ninotchka, sebab dapat membuat para followers dari akun

Twitter pengunjung mereka ikut tertarik untuk datang ke Ninotchka.

Ketika Peneliti kemudian mengadakan wawancara dengan sejumlah

pengunjung Ninotchka Cafe, terbukti bahwa konsumen adalah buzzer terkuat.

Kebanyakan pengunjung mengenal Ninotchka berkat rekomendasi dari teman-

temannya. Mereka kemudian tertarik untuk mencoba dan menikmati kunjungan

mereka ke Ninotchka. Kualitas makanan yang disajikan, tempat yang nyaman,

dan harga yang terjangkau; didukung dengan komunikasi yang baik antara

Ninotchka dengan pelanggannya membuat pengujung itu puas. Ia kemudian

dengan senang hati merekomendasikannya kepada orang lain lagi.

Setiap customer memiliki caranya masing-masing dalam mempromosikan

Ninotchka. Ada yang hanya upload foto makanan, ada yang mengajak temannya

secara langsung, dan ada juga yang terang-terangan menyatakan bahwa Ninotchka

adalah kafe favorit dan menyajikan makanan yang paling enak (Lebih lanjut lihat

lampiran Buzzword: Dari Pelanggan). Bagaimana pun caranya, yang pasti masing-

masing cara promosi tersebut berpotensi untuk menarik pelanggan baru.

Buzzword ibarat sebuah kisah persahabatan yang menyenangkan antara

customer dengan organisasi. Seorang customer mengenal Ninotchka, mencoba

produk-produknya, dan merasa puas akan pelayanan yang diberikan. Ia kemudian

Page 112: Strategi Customer Relations dengan Menggunakan …kc.umn.ac.id/956/1/(Read Only) SKRIPSI.pdf · Sidang Ujian Skripsi Universitas Multimedia Nusantara . Tangerang, 7 Januari 2013 .

99

memperkenalkan Ninotchka kepada teman-teman lain secara sukarela, agar

mereka dapat menikmati pengalaman menyenangkan seperti yang ia rasakan.

Penyebaran melalui social media Twitter mempercepat dan memperluas

dampak yang dihasilkan. Akibatnya, Ninotchka berhasil terkenal sampai kemana-

mana. Seperti yang dijelaskan oleh Sonia dan Roy, pengunjung datang dari

berbagai wilayah di Jakarta dan luar kota. Bahkan ada pula yang bisa datang dari

Singapura. Banyak orang dari luar kota yang belum berkesempatan untuk ke

Jakarta meminta Sonia untuk membuka cabang di kotanya. Peneliti membaca di

favorites akun Twitter Ninotchka, orang-orang dari Depok, Bogor, Surabaya,

Malang, Batam, dan Bali meminta Ninotchka untuk membuka cabang disana.

Buzzword pelanggan di Twitter berhasil membuat kehebohan, terutama di

masa awal kafe beroperasi. Peneliti sendiri mengenal Ninotchka dari buzzword

pelanggannya di Twitter. Ketika search keyword “Rainbow cake” di Twitter,

Peneliti mendapati beberapa tweet yang menyatakan bahwa rainbow cake dari

@NINOTCHKA_JKT adalah the best rainbow cake in town. Peneliti

menganggap rekomendasi yang datang dari sesama customer kredibel sehingga

dapat dipercaya. Peneliti pun tertarik untuk datang dan mencoba menu tersebut.

Apa yang dialami Peneliti itu juga dialami oleh para pelanggan Ninotchka

yang menjadi narasumber wawancara. Mereka mendapat rekomendasi dari teman-

temannya yang sudah lebih dulu menjadi pelanggan Ninotchka. Rekomendasi dari

customer, apalagi teman sendiri, pasti lebih dipercaya dan mampu menggerakkan

aksi. Mereka pun datang dan mencoba sendiri menu-menu di Ninotchka.

Page 113: Strategi Customer Relations dengan Menggunakan …kc.umn.ac.id/956/1/(Read Only) SKRIPSI.pdf · Sidang Ujian Skripsi Universitas Multimedia Nusantara . Tangerang, 7 Januari 2013 .

100

Ninotchka mengerti bahwa rekomendasi dari pelanggan memiliki

kekuatan yang besar untuk menggerakkan aksi. Oleh karena itu, Ninotchka aktif

me-retweet mention dari followers yang merekomendasikan Ninotchka Cafe dan

menu-menunya. Ninotchka juga tetap memanfaatkan buzzword dari public figure

seperti Sonia Eryka dan teman-teman blogger-nya, serta Gigi ChiBi yang

merupakan teman dari Roy. Buzzword dari public figure bertujuan untuk

memperluas penyebaran pesan, sementara buzzword dari pelanggan bertujuan

untuk menciptakan kredibilitas. Dengan demikian, buzzword menjadi efektif.

Seperti yang sebelumnya dijelaskan oleh Sonia, kualitas tetap yang utama.

Sonia menyatakan bahwa pelanggan adalah buzzer yang kuat karena dinilai

kredibel. Mereka tidak punya motif apa-apa dan merekomendasikan produk

semata karena kualitasnya. Oleh karena itulah Sonia terus meningkatkan kualitas

kafenya. Penataan ruang, pelayanan, dan taste menu terus ditingkatkan. Begitu

pula dengan inovasi produk. Sonia sadar bahwa dengan kuatnya buzzword di

social media, para customer memiliki ekspektasi yang tinggi saat mengunjungi

kafenya. Dan ia tidak ingin mengecewakan mereka.

Sonia tampaknya berhasil. Para pelanggan yang menjadi narasumber

wawancara semuanya pernah merekomendasikan, atau setidaknya membicarakan

Ninotchka Cafe pada teman-temannya yang lain. Kualitas produk yang terjaga

dan kedekatan dengan konsumen adalah kombinasi yang bekerja dengan baik bagi

Ninotchka. Inilah kombinasi yang bekerja di era social media.

Page 114: Strategi Customer Relations dengan Menggunakan …kc.umn.ac.id/956/1/(Read Only) SKRIPSI.pdf · Sidang Ujian Skripsi Universitas Multimedia Nusantara . Tangerang, 7 Januari 2013 .

101

4.3. Konsep IDIC dalam Penyusunan Program Customer Relations

Berdasarkan hasil wawancara, jelas terlihat bahwa Sonia menjalankan

fungsi analytical CRM dan operational CRM. Ia yang menyusun strategi

sekaligus berhubungan langsung dengan pelanggan Ninotchka Cafe. Meskipun

tidak melakukan proses perencanaan strategis secara formal, apa yang dilakukan

oleh Sonia sebetulnya sejalan dengan perencanaan strategis PR. Yang dilakukan

Sonia dalam merumuskan promosi dan event Ninotchka Cafe dapat dijelaskan

dengan konsep IDIC dari Peppers dan Rogers.

Berawal dari program promosi 20% saat opening kafe. Pada tahap

identification, Sonia mengidentifikasi calon pelanggannya. Ia menetapkan bahwa

target market-nya adalah remaja sampai dewasa muda dengan range usia 15-30

tahun. Sonia pada awalnya hanya menyasar mereka yang tinggal di kawasan Citra

Garden 6 dan sekitarnya. Memang, di wilayah Citra Garden memang tidak banyak

tempat hangout untuk anak muda. Padahal pasarnya ada. Sonia yang bertempat

tinggal di kawasan tersebut merasakan sulitnya untuk mencari tempat hangout

yang dekat dengan rumahnya. Tapi tidak menutup kemungkinan juga bahwa kafe

ini akan menarik pengunjung dari tempat lain. Misalnya saja teman-teman dari

anak muda yang tinggal di kawasan Citra Garden tersebut. Mereka datang

mengunjungi temannya, kemudian hangout di Ninotchka Cafe. Mereka pun bisa

menjadi pelanggan Ninotchka Cafe.

Masuk pada tahap differentiation, Sonia memilah pelanggan mana yang

dapat memberikan keuntungan bagi kafenya. Sonia mengetahui bahwa orang-

Page 115: Strategi Customer Relations dengan Menggunakan …kc.umn.ac.id/956/1/(Read Only) SKRIPSI.pdf · Sidang Ujian Skripsi Universitas Multimedia Nusantara . Tangerang, 7 Januari 2013 .

102

orang yang lokasi tempat tinggalnya dekat dengan Ninotchka Cafe adalah

kelompok pelanggan yang paling potensial untuk memberikan keuntungan bagi

kafenya. Mereka adalah orang-orang yang akan menjadi pelanggan pertama kafe.

Lokasi yang dekat memungkinkan mereka untuk segera datang dan mencoba

menu-menu di Ninotchka Cafe. Selanjutnya juga mudah bagi mereka untuk sering

datang dan membeli produk-produk dari Ninotchka Cafe. Kelompok inilah yang

merupakan pelanggan pertama dan utama bagi Ninotchka Cafe. Kelompok

pelanggan ini merupakan pelanggan yang bernilai dan penting untuk membangun

interaksi dengan mereka.

Pada tahap interaction, sebetulnya tidak ada interaksi khusus yang

dilakukan oleh Sonia. Interaksi dengan pelanggan semuanya dilakukan melalui

social media, dan pada saat itu ia hanya mengandalkan Twitter saja. Akan tetapi

tetap ada perbedaan bagi kelompok pelanggan awal. Pada masa awal pembukaan

kafe, Sonia berperan juga sebagai kasir sekaligus pelayan. Ia ada di kafe setiap

hari dan dapat berinteraksi langsung dengan pelanggannya. Sekarang, Sonia lebih

banyak membantu di dapur. Itu pun tidak setiap hari. Roy lah yang setiap harinya

ada di kafe dan menjaga kasir.

Sebagai bentuk customization, Sonia memberikan diskon 20% untuk

semua menunya. Tujuannya adalah untuk membuat orang tertarik untuk datang ke

kafenya dan mencoba menu-menu disana. Diskon selalu berhasil menarik

perhatian pembeli. Selain itu, diskon juga menjadi bentuk apresiasi terhadap para

pelanggan awal yang telah bersedia “mengambil risiko”, mencoba produk yang

mereka belum ketahui kualitasnya. Dalam strategi customer relations, hal tersebut

Page 116: Strategi Customer Relations dengan Menggunakan …kc.umn.ac.id/956/1/(Read Only) SKRIPSI.pdf · Sidang Ujian Skripsi Universitas Multimedia Nusantara . Tangerang, 7 Januari 2013 .

103

digolongkan sebagai welcome strategy, sebuah bentuk apresiasi organisasi

terhadap awal terjadinya hubungan pelanggan.

Sonia kemudian menemukan bahwa pelanggan awalnya bukan hanya

mereka yang tinggal di kawasan Citra Garden, tetapi juga followers Twitter dan

blog-nya yang datang dari jauh untuk melihat kafe miliknya. Customization pun

berlanjut. Melihat para pengunjung kafe yang juga merupakan followers blog,

Sonia juga menghadirkan Ninotchka Cafe di blog. Tujuannya agar calon

pengunjung lebih mudah mencari informasi mengenai kafe ini dan menu-

menunya. Tampilan blog juga dapat didesain sedemikian rupa untuk

mencerminkan konsep kafe, sebagaimana blog pribadi Sonia mencerminkan

identitasnya. Sonia mengaku mendesain sendiri blog Ninotchka Cafe.

Tampilannya dibuat bertemakan vintage, sesuai dengan desain kafe. Sonia juga

menghadirkan Ninotchka Cafe di Facebook supaya memudahkan orang-orang

yang tidak punya Twitter untuk mengetahui informasi mengenai kafe ini.

Selanjutnya untuk program diskon 10% bagi mayor Ninotchka Cafe di

Foursquare, konsep IDIC juga tetap diterapkan. Sonia mengidentifikasi bahwa

pelanggannya yang anak muda sangat familiar dengan berbagai tools social

media, baik itu Twitter, Facebook, maupun blog. Yang berbeda adalah derajat

keaktifan mereka. Beberapa sangat eksis, mereka selalu meng-update apa yang

sedang mereka lakukan, mereka kemana, dan sama siapa saja. Tetapi sebagian

lainnya justru santai-santai saja. Mereka menikmati momen hangout mereka tanpa

sibuk update sana-sini.

Page 117: Strategi Customer Relations dengan Menggunakan …kc.umn.ac.id/956/1/(Read Only) SKRIPSI.pdf · Sidang Ujian Skripsi Universitas Multimedia Nusantara . Tangerang, 7 Januari 2013 .

104

Para pelanggan paling aktif di Twitter. Menurut Sonia, Twitter lebih

update dan lebih mudah untuk membangun conversation. Penyebaran melalui

Twitter juga lebih cepat dan luas berkat fitur retweet. Selain itu, Twitter juga

terhubung dengan berbagai aplikasi social media lain, seperti Instagram untuk

upload foto dan Foursquare untuk update lokasi; membuat konten yang

ditawarkan semakin kaya dan update melalui Twitter semakin menarik. Oleh

karena itu, Ninotchka memfokuskan diri pada para pelanggan yang ada di Twitter.

Kelompok pelanggan yang eksis di Twitter ini menguntungkan bagi

Ninotchka. Secara tidak langsung, mereka membantu promosi kafe ini. Mereka

menulis tweet yang menyatakan bahwa mereka suka hangout di Ninotchka dan

suka dengan makanan disana. Atau ketika mereka sering check-in di Ninotchka

Cafe, teman-temannya akan penasaran, “Kok sering banget sih hangout disana?

Tempatnya enak ya? Makanannya gimana?”. Kadang pertanyaan tersebut dibalas

dengan ajakan untuk hangout bersama. Ditambah twitpic foto makanan yang

menggugah selera, membuat orang-orang semakin tertarik terhadap Ninotchka.

Oleh karena itu, Sonia berusaha untuk mengelola interaksi dengan mereka.

Pelanggan yang mention atau check-in di Ninotchka Cafe sebisa mungkin dibalas.

Respons tersebut diharapkan akan membuat para pelanggan tersebut senang,

karena mereka merasa didengar dan diperhatikan. Diharapkan mereka akan me-

mention lagi pada kunjungan berikutnya. Begitu pula dengan pelanggan yang

men-twitpic foto makanan. Pihak Ninotchka Cafe menunjukkan apresiasi dengan

me-retweet foto tersebut, mengucapkan selamat menikmati makanannya, dan

kadang memuji foto tersebut.

Page 118: Strategi Customer Relations dengan Menggunakan …kc.umn.ac.id/956/1/(Read Only) SKRIPSI.pdf · Sidang Ujian Skripsi Universitas Multimedia Nusantara . Tangerang, 7 Januari 2013 .

105

Sonia melihat bahwa pelanggannya aktif menyebarkan buzzword. Kafenya

berhasil dikenal di social media berkat buzzword dari para pelanggan tersebut.

Sebagai bentuk apresiasi, Sonia membuat program diskon 10% untuk mereka

yang berhasil menjadi mayor Ninotchka di Foursquare. Program diskon tersebut

juga diharapkan dapat membuat semangat para pelanggan yang selama ini

“kurang eksis” untuk sering datang dan check-in di Ninotchka.

Program ini menunjukkan bahwa kemajuan teknologi komunikasi telah

mempermudah customer relationship management. Organisasi tidak perlu

membangun sistem sendiri. Untuk pemetaan sederhana seperti melihat frekuensi

kunjungan pelanggan, bisa menggunakan Foursquare seperti yang dilakukan oleh

Ninotchka Cafe. Organisasi dapat mengenal pelanggannya yang sering datang,

dengan melihat frekuensi check-in mereka.

Keuntungan lainnya adalah dengan penggunaan social media seperti

Foursquare (yang terintegrasi dengan Twitter), pesan menyebar dengan cepat dan

meluas. Sekadar check-in saja bisa berkembang menjadi buzzword, membuat

orang lain tertarik untuk mengunjungi kafe ini.

Program promosi lainnya adalah diskon 10% untuk para pelajar

berseragam. Promo ini berlaku setiap hari Senin-Jumat, pukul 14:00-17:00. Sonia

membuat program ini dikarenakan ia melihat bahwa pengunjung kafe pada jam

tersebut kebanyakan anak sekolah. Lokasi Ninotchka memang dekat dengan SMA

Citra Kasih. Anak-anak remaja kebanyakan memilih hangout dulu sepulang

sekolah sebelum pulang ke rumah.

Page 119: Strategi Customer Relations dengan Menggunakan …kc.umn.ac.id/956/1/(Read Only) SKRIPSI.pdf · Sidang Ujian Skripsi Universitas Multimedia Nusantara . Tangerang, 7 Januari 2013 .

106

Sonia menyatakan bahwa ia ingin Ninotchka menjadi tujuan utama ketika

para pelajar tersebut membutuhkan tempat hangout. Kelompok pelajar merupakan

pasar potensial. Seperti yang dijelaskan oleh Sonia dan Roy, kafe biasanya ramai

di atas jam 7 malam. Pada jam “tanggung”, yaitu jam 2-5 sore, pasar potensialnya

adalah anak-anak sekolah – tepat setelah mereka pulang sekolah. Anak-anak

sekolah tersebut butuh tempat hangout, mereka ingin ngemil sambil ngobrol

dengan teman-teman, menunggu dijemput, ataupun membahas tugas.

Ninotchka mengerti hal tersebut. Ninotchka menyediakan segala hal yang

diperlukan oleh anak-anak tersebut: camilan lezat, berbagai mainan untuk

menemani saat santai mereka, dan Wi-Fi untuk keperluan hiburan maupun

mengerjakan tugas.

Interaksi dengan mereka juga dibangun melalui social media. Anak remaja

tidak terpisahkan dengan social media mereka. Oleh karena itu, Ninotchka

menjaga interaksinya dengan kelompok pelanggan ini melalui social media.

Ninotchka mengandalkan word of mouth marketing, dimana para pelajar ini

diharapkan dapat membawa temannya dari langsung sekolah untuk hangout di

Ninotchka. Remaja adalah kelompok yang paling kuat menyebarkan pengaruh.

Mereka bisa sangat persuasif terhadap teman-temannya.

Oleh karena itu, kustomisasi program promosinya adalah dengan

memberikan diskon 10% bagi para pelajar berseragam, di jam pulang sekolah.

Diharapkan dengan program ini, para pelajar tidak pulang dulu, tapi langsung dari

sekolah ke Ninotchka. Dengan demikian, kemungkinan besar teman-temannya

Page 120: Strategi Customer Relations dengan Menggunakan …kc.umn.ac.id/956/1/(Read Only) SKRIPSI.pdf · Sidang Ujian Skripsi Universitas Multimedia Nusantara . Tangerang, 7 Januari 2013 .

107

yang lain akan ikut. Jika mereka sempat pulang dulu dan berganti baju, bisa saja

di rumah ada kegiatan lain yang harus dilakukan sehingga tidak jadi hangout.

Manfaat lainnya adalah ketika anak lain dari sekolah tersebut melihat

bahwa teman-teman satu sekolahnya suka hangout di Ninotchka, ia juga akan

tertarik untuk hangout disana. Anak-anak dari sekolah lain juga bisa ikut tertarik

jika ia melihat banyak anak seusianya hangout disana. Jadi di Ninotchka, mereka

juga bisa mendapat teman-teman baru.

Mengenai event yang diadakan oleh Sonia, pada awalnya memng bukan

ditujukan untuk promosi kafe. Semua berangkat dari kebutuhan Sonia untuk

melakukan closet cleaning, karena barang-barangnya semakin bertumpuk. Teman-

temannya sesama fashion blogger juga ternyata mengalami hal yang sama. Ide

untuk mengadakan garage sale pun muncul. Sonia menawarkan diri untuk

menjadi host acara. Membuat acara di tempat sendiri tentu lebih mudah, tidak

memerlukan biaya tambahan. Selain itu, dengan mengadakan garage sale di

kafenya, Sonia Sonia sekaligus dapat meningkatkan penjualan kafe.

Dalam event tersebut, Sonia juga menjual koleksi pakaian dan aksesoris

dari online shop miliknya, Riots Barbie. Selama ini, Riots Barbie tidak memiliki

offline store. Melalui event ini, Sonia dapat memperkenalkan koleksinya.

Diharapkan orang-orang dapat melihat kualitas barang yang ia tawarkan di online

shop tersebut dan kelak tidak ragu untuk berbelanja secara online.

Autumn Wipe Out pun terwujud pada hari Sabtu, 17 Desember 2011.

Sonia bersama Anastasia Siantar, Bethanny Putri, Marcella Caroline, dan Lalita

Page 121: Strategi Customer Relations dengan Menggunakan …kc.umn.ac.id/956/1/(Read Only) SKRIPSI.pdf · Sidang Ujian Skripsi Universitas Multimedia Nusantara . Tangerang, 7 Januari 2013 .

108

Tian berhasil membuat Ninotchka Cafe penuh sesak oleh pengunjung yang

kebanyakan adalah remaja putri. Sonia tidak menyangka bahwa event tersebut

akan sukses menarik banyak pengunjung dari berbagai wilayah di Jakarta, bahkan

dari luar kota dan luar negeri.

Yang menarik bagi Sonia, ternyata para pengunjung tidak hanya tertarik

dengan garage sale yang ia adakan. Mereka juga tertarik pada Ninotchka Cafe.

Orang-orang membicarakan event tersebut, sekaligus membicarakan kafenya.

Buzzword pun menyebar. Inilah yang kemudian mendasari Sonia untuk

mengadakan event serupa. Dan pada event selanjutnya, Sonia tidak menyia-

nyiakan kesempatan untuk mempromosikan kafenya.

Sonia mengadakan Spring Wipe Out pada Sabtu, 17 Maret 2012.

Perencanaan event-nya yang kedua ini baru dapat dikatakan sesuai dengan konsep

IDIC. Sonia dapat mengidentifikasi calon pengunjung Spring Wipe Out melalui

Twitter Ninotchka, Twitter Sonia, dan blog pribadi Sonia. Para pengunjung

menuliskan tweet dan comment mengenai acara Autumn Wipe Out. Tweet dan

comment tersebut menunjukkan mereka yang senang bisa hadir pada acara

Autumn Wipe Out dan mereka yang ingin hadir tetapi tidak bisa. Mereka inilah

yang merupakan calon pengunjung Spring Wipe Out.

Sonia melihat bahwa banyak dari pengunjung Autumn Wipe Out yang

ternyata adalah blogger. Mereka menuliskan di blog-nya mengenai acara tersebut.

Beberapa diantaranya mengirimkan link menuju blog-nya kepada Sonia supaya

Sonia dapat membaca ulasan mereka mengenai Autumn Wipe Out. Kelompok

Page 122: Strategi Customer Relations dengan Menggunakan …kc.umn.ac.id/956/1/(Read Only) SKRIPSI.pdf · Sidang Ujian Skripsi Universitas Multimedia Nusantara . Tangerang, 7 Januari 2013 .

109

inilah yang bernilai bagi Sonia. Mereka excited menanti event selanjutnya dan

kelak akan mengulasnya lagi di blog mereka.

Sonia membangun interaksi dengan kelompok tersebut. Ia kemudian

mempromosikan tulisan para blogger itu di blog-nya. Beberapa diantaranya

adalah Gabriel Olivia, Mitha Komala, dan Claudia Phankova. Para blogger

tersebut mendapat keuntungan bahwa blog mereka dipromosikan di blog Sonia

Eryka yang memiliki banyak pengunjung. Sementara keuntungan bagi Sonia

adalah ia mendapatkan publisitas atas event dan kafenya.

Customization yang dilakukan adalah selanjutnya Sonia memilih pengisi

acara yang lebih seru. Pada Spring Wipe Out, Sonia berhasil mengajak Diana

Rikasari untuk bergabung. Dengan pengisi acara yang lebih seru, diharapkan para

blogger tersebut semakin tertarik untuk mengikuti acara garage sale berikutnya.

Sonia juga melihat bahwa mereka yang sudah pernah datang ke Autumn

Wipe Out memiliki kecenderungan yang lebih besar untuk hadir pada event

selanjutnya. Oleh karena itu, Sonia berusaha agar semakin banyak orang yang

bisa datang dan berpartisipasi pada event Spring Wipe Out. Ia membangun

interaksi dengan mempromosikan hashtag #SPRINGWIPEOUT di Twitter untuk

memfasilitasi percakapan orang-orang mengenai event tersebut. Ia membuat

hashtag tersebut dari sebelum event berlangsung sehingga orang-orang

membicarakannya dan bisa menyiapkan waktu untuk menghadirinya.

Pada event Autumn Wipe Out, Sonia juga menggunakan hashtag, akan

tetapi hasilnya belum maksimal. Hal itu disebabkan karena orang-orang belum

Page 123: Strategi Customer Relations dengan Menggunakan …kc.umn.ac.id/956/1/(Read Only) SKRIPSI.pdf · Sidang Ujian Skripsi Universitas Multimedia Nusantara . Tangerang, 7 Januari 2013 .

110

mengetahui kira-kira seperti apa garage sale tersebut. Ketika Spring Wipe Out,

lebih mudah untuk membangun buzz dengan menggunakan hashtag tersebut.

Orang-orang yang sudah pernah menjadi pengunjung Autumn Wipe Out bisa turut

menyebarkan buzzword soal event tersebut.

Customization-nya adalah bahwa pada event selanjutnya Sonia berusaha

untuk menyesuaikan jadwal event dengan para pengunjungnya. Sonia

menanyakan kapan kira-kira waktu yang pas untuk mengadakan event supaya para

pelanggannya bisa ikut berpartisipasi. Dengan menanyakan jadwal followers itu

juga, Sonia dapat mulai membangun pembicaraan mengenai event tersebut.

Perencanaan event pun semakin lama semakin matang dan hasilnya maksimal.

Event selanjutnya adalah Summer Wipe Out yang diadakan pada hari

Sabtu, 16 Juni 2012. Ninotchka Cafe telah berpindah ke tempat yang lebih besar

sehingga Sonia dapat mengajak lebih banyak blogger untuk ikut mengambil

bagian dalam acaranya. Summer Wipe Out diikuti oleh Anastasia Siantar, Clara

Devi, Marcella Caroline, Cindy Karmoko, Cindy Biantoro dari Diamondhurts,

dan Judith dari De Dittie. Dalam rangka memperkenalkan lokasi baru Ninotchka

Cafe, Sonia dan Roy juga mengundang teman-teman mereka. Beberapa

diantaranya adalah public figure terkenal, seperti Gigi dari girlband CherryBelle

dan Bena Kribo, blogger yang juga terkenal sebagai MC dan pemain film.

Pengunjung Summer Wipe Out begitu banyak. Semua antusias melihat

fashion blogger yang turut berpartisipasi dalam acara tersebut. Ditambah lagi

dengan kedatangan para public figure tersebut. Hashtag #SUMMERWIPEOUT

Page 124: Strategi Customer Relations dengan Menggunakan …kc.umn.ac.id/956/1/(Read Only) SKRIPSI.pdf · Sidang Ujian Skripsi Universitas Multimedia Nusantara . Tangerang, 7 Januari 2013 .

111

menjadi bahan perbincangan di Twitter. Seperti yang dijelaskan oleh Roy, event

Summer Wipe Out membuat kafe penuh seharian. Orang-orang terus berdatangan,

dan meskipun Ninotchka kini memiliki dua lantai, tetap saja kafe penuh sesak.

Sonia kini tengah mempersiapkan event Autumn Wipe Out part 2. Sonia

terlihat lebih matang dalam mempersiapkannya. Ia mendiskusikan jadwal event

tersebut bersama sahabat-sahabatnya yang akan berpartisipasi dalam event

tersebut. Sonia juga bertanya pada followers, kapan waktu yang tepat untuk

membuat event tersebut. Dari hasil perundingan dengan para followers-nya, Sonia

menetapkan tanggal 22 Desember 2012. Pada awalnya, event Autumn Wipe Out

part 2 ingin diadakan pada tanggal 15 Desember, tetapi banyak followers yang

mengeluh bahwa mereka masih ujian. Oleh karena itu, Sonia akhirnya

memindahkan jadwal event ke tanggal 22 Desember. Dengan demikian,

diharapkan semua followers yang tertarik dapat hadir meramaikan acara tersebut.

Autumn Wipe Out part 2 akan diikuti oleh beberapa fashion blogger yang

sudah menjadi “langganan”, yaitu Anastasia Siantar, Clara Devi, dan Marcella

Caroline. Autumn Wipe Out juga akan diramaikan oleh Cindy Biantoro dan

Sabila Anata. Konsep acara tetap sama: menjual barang fashion baru maupun

bekas, dengan harga yang murah (mulai dari Rp.50.000).

Sejak memulai perbincangan mendiskusikan waktu yang tepat untuk

Autumn Wipe Out part 2, Sonia menggunakan hashtag #AUTUMNWIPEOUT;

sehingga perbincangan soal event ini dapat dimulai. Peneliti melihat bahwa

hashtag #AUTUMNWIPEOUT sudah mulai dipromosikan sejak bulan Oktober.

Page 125: Strategi Customer Relations dengan Menggunakan …kc.umn.ac.id/956/1/(Read Only) SKRIPSI.pdf · Sidang Ujian Skripsi Universitas Multimedia Nusantara . Tangerang, 7 Januari 2013 .

112

Para followers yang membicarakan soal event ini juga turut menggunakan hashtag

tersebut. Begitu juga dengan para pengisi acara (Lebih lanjut lihat lampiran

#AUTUMNWIPEOUT: Memulai Buzzword).

Dengan penggunaan hashtag, informasi dapat menyebar dengan cepat dan

dapat dicari dengan mudah. Para pengguna Twitter dapat langsung klik pada

hashtag tersebut dan mendapati informasi mengenai event Autumn Wipe Out.

Sonia juga menyediakan link ke hasil pencarian gambar Google dengan keyword

“Ninotchka wipe out” untuk memberikan gambaran mengenai event sejenis yang

telah berlangsung sebelumnya.

Hasilnya, Autumn Wipe Out part 2 juga berhasil menarik banyak

pengunjung. Peneliti membuktikannya sendiri dengan datang ke acara tersebut.

Ketika acara dimulai tepat jam 1 siang, para pengunjung sudah memadati lantai

atas Ninotchka Cafe. Mayoritas adalah para remaja putri yang datang dengan

teman-teman gank-nya. Hujan deras yang mengguyur Jakarta tampaknya tidak

menyurutkan niat para pengunjung. Mereka tetap antusias untuk datang.

Sayangnya, beberapa dari mereka harus kecewa karena tidak bisa menembus

jalanan yang macet akibat banjir. Sore itu, Ninotchka sudah tampak lenggang.

Berbeda dengan Summer Wipe Out yang ramai sampai malam hari. Tapi secara

keseluruhan, Sonia tetap merasa puas dengan event ini.

Dari beberapa program customer relations di atas, Peneliti melihat bahwa

Ninotchka Cafe telah menjalankan enam strategi customer relations yang

dijelaskan oleh Zikmund, yaitu a welcome strategy, reliability, responsiveness,

Page 126: Strategi Customer Relations dengan Menggunakan …kc.umn.ac.id/956/1/(Read Only) SKRIPSI.pdf · Sidang Ujian Skripsi Universitas Multimedia Nusantara . Tangerang, 7 Januari 2013 .

113

personalization, recognition, dan access strategy. A welcome strategy adalah

apresiasi organisasi terhadap awal terjadinya hubungan pelanggan. Hal tersebut

dilakukan dengan program diskon 20% saat opening Ninotchka. Seperti yang

dijelaskan oleh Roy, diskon tersebut dimaksudkan sebagai sambutan dan

perkenalan bagi pelanggan. Pelanggan awal diapresiasi karena mereka telah

bersedia mencoba tanpa mengetahui dulu kualitas Ninotchka. Jika kelak mereka

puas dengan pelayanan Ninotchka, kelompok ini adalah kelompok yang paling

potensial untuk menjadi pelanggan setia dan evangelist bagi Ninotchka –

merekomendasikannya kepada orang lain.

Reliability adalah kemampuan output organisasi yang dapat diandalkan.

Sonia menekankan pada makanan homemade yang lezat, yang citarasanya tidak

dapat ditemui di tempat lain. Presentasi makanan juga dibuat cantik dan unik

sehingga dapat menjadi ciri khas Ninotchka. Mutu makanan dijaga, sambil terus

menjaga harganya agar tetap terjangkau. Tetapi beberapa pengunjung berharap

agar porsi makanan di Ninotchka dapat diperbesar. Itu bisa jadi masukan bagi

Ninotchka. Selain itu, Peneliti juga melihat bahwa Ninotchka masih perlu untuk

membenahi kualitas SDM-nya. Pengunjung masih sering mengeluhkan pegawai

yang lambat dalam melayani. Dari pengalaman Peneliti, pegawai Ninotchka

kadang masih terlihat bingung dan tidak sigap. Hal tersebut tentu dapat

mengurangi reliability Ninotchka karena keandalan output organisasi juga

mencakup kualitas pelayanan yang diberikan.

Responsiveness adalah kepedulian organisasi dalam memenuhi kebutuhan

dan keinginan konsumen. Selama ini Ninotchka menunjukkan kesediaan untuk

Page 127: Strategi Customer Relations dengan Menggunakan …kc.umn.ac.id/956/1/(Read Only) SKRIPSI.pdf · Sidang Ujian Skripsi Universitas Multimedia Nusantara . Tangerang, 7 Januari 2013 .

114

mendengarkan dan merespons pelanggannya. Melalui Twitter, Ninotchka

menyapa pelanggannya, menerima saran dan kritik, serta berusaha meresponsnya.

Sejauh ini Peneliti melihat Ninotchka cukup responsif. Akan tetapi, responsnya

sebagian besar hanya bersifat verbal saja. Misalnya ketika ada yang mengeluhkan

tidak dapat tempat. Dari pihak Ninotchka hanya sebatas membalas dengan

menulis permintaan maaf. Padahal seharusnya Ninotchka dapat langsung

merespons dengan tindakan, misalnya menawarkan meja cadangan.

Respons organisasi idealnya adalah action yang diikuti dengan verbal.

Jadi, Ninotchka seharusnya mengambil tindakan dulu, baru kemudian

mengkomunikasikannya. Sayangnya, Ninotchka hanya melakukan salah satu:

bertindak atau berkomunikasi. Dalam kasus tidak dapat tempat, Ninotchka hanya

berkomunikasi. Hanya mengucapkan permintaan maaf. Sementara pada kasus

lain, misalnya ketika Ninotchka dikritik taste makanannya, Ninotchka hanya

bertindak. Ninotchka memperbaiki rasanya, tapi tidak mengkomunikasikannya.

Padahal ketika kita telah melakukan improvement terhadap produk, penting untuk

menjelaskannya, sehingga orang-orang mengetahuinya. Ninotchka juga dapat

menerapkan policy untuk mengganti makanan/minuman jika rasanya tidak pas

sebagai jaminan bagi para pelanggannya untuk mendapatkan produk terbaik.

Personalization merupakan kemampuan organisasi dalam menyesuaikan

produk dan layanan dengan karakteristik pelanggan tertentu. Sonia mengerti

bahwa target market-nya adalah anak muda. Sonia mengetahui keinginan mereka:

tempat yang cozy, makanan enak, dan harga yang terjangkau. Sonia berusaha

untuk terus memaksimalkan produk dan layanan Ninotchka sesuai dengan

Page 128: Strategi Customer Relations dengan Menggunakan …kc.umn.ac.id/956/1/(Read Only) SKRIPSI.pdf · Sidang Ujian Skripsi Universitas Multimedia Nusantara . Tangerang, 7 Januari 2013 .

115

keinginan pelanggannya. Ninotchka sekarang memiliki tempat yang lebih luas dan

nyaman untuk hangout. Lokasinya pun lebih strategis sehingga mudah dicari.

Berbagai fasilitas juga melengkapinya: Wi-Fi, TV cable, dan beragam mainan.

Rasa dan presentasi makanan juga coba disesuaikan dari waktu ke waktu. Harga

makanan juga disesuaikan dengan kantong anak muda. Begitu pula dengan

promosinya. Ninotchka menggunakan social media, khususnya Twitter sesuai

dengan karakteristik penggunaan media pelanggannya.

Ninotchka juga membuat kustomisasi layanan berdasarkan karakteristik

pelanggan tertentu yang menguntungkannya. Ninotchka telah melakukannya

dengan tepat. Ninotchka membidik kaum pelajar dan para pengguna aktif social

media dengan program customer relations yang tepat. Begitu pula dengan event

yang dilakukan di Ninotchka. Peneliti berharap agar Ninotchka dapat

mengeksplor jenis-jenis event lain yang sesuai dengan karakteristik pelanggannya

sehingga event selanjutnya lebih bervariasi.

Recognition adalah kemampuan organisasi untuk mengenal pelanggan dan

memberikan perhatian lebih. Kustomisasi program customer relations seperti

yang dijelaskan di atas adalah bukti bahwa Ninotchka mampu mengenal

pelanggannya dan memberi perhatian lebih (bagi kelompok yang

menguntungkan). Keramahan Sonia terlihat saat menyapa para pengunjung

Autumn Wipe Out. Begitu pula dengan teman-teman fashion blogger-nya. Selain

itu, Sonia dan Roy juga menjelaskan bahwa mereka berusaha untuk menyapa para

pelanggan setia Ninotchka yang dikenalinya. Menyapa secara personal, inilah

perhatian yang jarang ditemui di kafe-kafe lain.

Page 129: Strategi Customer Relations dengan Menggunakan …kc.umn.ac.id/956/1/(Read Only) SKRIPSI.pdf · Sidang Ujian Skripsi Universitas Multimedia Nusantara . Tangerang, 7 Januari 2013 .

116

Access strategy merupakan kemampuan organisasi untuk membangun

hubungan dengan pelanggannya. Sonia menghadirkan Ninotchka di Twitter,

Instagram, Foursquare, blog, dan Facebook untuk memudahkan kontak dengan

pelanggannya. Penggunaan social media untuk membangun customer relations

dinilai tepat, sebab social media memfasilitasi komunikasi interaktif dengan

customer yang tersebar di berbagai wilayah. Komunikasi interaktif

memungkinkan terjalinnya hubungan yang saling menguntungkan antara

organisasi dan pelanggannya. Pilihan social media yang digunakan juga tepat,

yang akan dibahas pada subbab selanjutnya.

4.4. Konsep POST dalam Pemilihan Media

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, Ninotchka Cafe hanya

menggunakan social media untuk promosi kafe dan berhubungan dengan

pelanggannya. Sonia dan Roy menyatakan bahwa social media yang paling

mereka andalkan adalah Twitter. Pilihan tersebut bukan tanpa alasan. Twitter

adalah social media yang paling sesuai untuk target market Ninotchka.

Stefanie Kurniadi menjelaskan bahwa dalam keputusan menggunakan

social media dan social media apa yang digunakan, harus disesuaikan dengan

target market-nya. Menurut Stefanie, ada beberapa hal yang dapat menjadi

pertimbangan bagi organisasi: memastikan bahwa target market mereka ada di

social media tersebut, memiliki sumber daya untuk mengelolanya, menguasai

social media yang digunakan, dan penggunaan social media harus sejalan dengan

strategi utama perusahaan dan positioning yang ingin dibangun terhadap brand.

Page 130: Strategi Customer Relations dengan Menggunakan …kc.umn.ac.id/956/1/(Read Only) SKRIPSI.pdf · Sidang Ujian Skripsi Universitas Multimedia Nusantara . Tangerang, 7 Januari 2013 .

117

Apa yang dijelaskan oleh Stefanie sesuai dengan pendekatan POST dari Li dan

Bernoff. Pendekatan POST dapat digunakan untuk menjelaskan strategi pemilihan

media oleh Ninotchka Cafe.

Strategi pemilihan media diawali dengan people. Organisasi harus melihat

karakteristik publik mereka. Bagaimana kondisi demografi, psikografi, dan

kecenderungan penggunaan media publiknya. Sonia menjelaskan bahwa target

market-nya adalah remaja dan dewasa muda, baik laki-laki maupun perempuan.

Usia mereka antara 15-30 tahun. Mereka adalah pelajar, mahasiswa, pekerja,

maupun ibu rumah tangga. Target market Ninotchka Cafe berasal dari kalangan

menengah ke atas. Mereka adalah warga Jakarta, khususnya yang berdomisili di

kawasan Citra Garden 6 dan sekitarnya.

Secara psikografi, usia remaja dan dewasa muda senang bergaul dan

berkumpul bersama teman-temannya. Mereka juga sangat mudah dipengaruhi

oleh teman-temannya. Mereka percaya pada kata-kata temannya. Ketika temannya

merekomendasikan sesuatu, mereka pasti tertarik untuk mencobanya. Termasuk

untuk tempat hangout. Kalangan remaja juga terkenal sangat persuasif. Mereka

bisa menyatakan bahwa temannya “kurang gaul” jika tidak mengikuti trend yang

mereka ciptakan. Makanya para remaja tidak mau kalah dengan teman-temannya.

Mereka memakai gadget tertentu, memakai aksesoris tertentu, bahkan makan

makanan tertentu di tempat tertentu (yang sedang happening) agar diterima di

pergaulannya. Misalnya saja teman-temannya ramai membicarakan rainbow cake

di Ninotchka Cafe, maka ia merasa wajib mencobanya.

Page 131: Strategi Customer Relations dengan Menggunakan …kc.umn.ac.id/956/1/(Read Only) SKRIPSI.pdf · Sidang Ujian Skripsi Universitas Multimedia Nusantara . Tangerang, 7 Januari 2013 .

118

Yang patut diingat, konsumen sekarang cerdas, termasuk juga kaum muda.

Mereka mengutamakan kualitas. Mereka mungkin mudah tergoda untuk mencoba

berbagai tempat hangout baru, tapi jika kemudian mengecewakan, mereka tidak

akan mau kembali lagi ke tempat itu. Apalagi sampai merekomendasikannya ke

teman-teman lain. “Kualitas” sebuah tempat hangout menurut Sonia adalah

tempat yang cozy, makanan enak, dan harga yang terjangkau. Oleh karena itu,

Sonia berusaha agar kafenya dapat memenuhi standar kualitas tersebut. Ketika

sebuah tempat hangout berhasil memenuhi standar kualitas, para pengunjung akan

kembali lagi dan tidak segan untuk merekomendasikannya.

Dari segi penggunaan media, anak muda tidak dapat dilepaskan dari

gadget mereka. Mereka menggunakan gadget canggih, seperti smartphone, tablet,

dan laptop dalam kegiatannya sehari-hari. Mereka juga tidak terpisahkan dengan

jaringan internet. Mereka selalu terhubung dengan social media. Twitter,

Facebook, Instagram, Foursquare, blog, dan Youtube adalah kehidupan mereka

sehari-hari.

Anak muda ingin eksis di segala kesempatan. Mereka selalu meng-update

apa yang sedang mereka lakukan, dimana, dan dengan siapa. Mereka juga

memanfaatkan berbagai tools social media secara terintegrasi. Misalnya

Foursquare untuk menunjukkan lokasi mereka dan Instagram untuk upload foto,

diintegrasikan dengan Twitter sebagai microblog mereka.

Selanjutnya dalam proses pemilihan media, organisasi menentukan

objectives. Organisasi merumuskan tujuan penggunaan media mereka. Dalam

Page 132: Strategi Customer Relations dengan Menggunakan …kc.umn.ac.id/956/1/(Read Only) SKRIPSI.pdf · Sidang Ujian Skripsi Universitas Multimedia Nusantara . Tangerang, 7 Januari 2013 .

119

kasus Ninotchka Cafe, tujuan penggunaan media adalah sebagai sarana promosi

kafe sekaligus sarana untuk berkomunikasi dan membangun hubungan dengan

pelanggannya. Ninotchka berusaha mengerti kebutuhan dan keinginan

pelanggannya, sehingga dapat menyesuaikan produk dan layanan mereka.

Selanjutnya, organisasi menentukan strategi untuk mencapai tujuan

tersebut. Untuk mempromosikan kafe, Ninotchka harus selalu meng-update

informasi mengenai kafe, seperti jam operasional, menu yang ditawarkan dan

harganya, serta program promosi. Agar semakin menarik, Ninotchka bisa

memberikan foto-foto makanan yang menggugah selera calon pelanggannya. Dan

karena lokasi Ninotchka Cafe kurang familiar untuk sebuah tempat hangout,

Ninotchka dapat memberikan panduan, misalnya peta lokasi. Upaya promosi juga

didukung oleh Sonia Eryka, yang merupakan seorang public figure. Tujuannya

adalah agar mempercepat penyebaran pesan.

Sementara untuk membangun hubungan dengan pelanggan, strateginya

adalah komunikasi dua arah. Harus ada dialog antara Ninotchka Cafe dengan

pelanggannya. Ninotchka harus bersedia mendengarkan pelanggan dan merespons

mereka. Ninotchka memiliki kedekatan dengan pelanggan. Terbentuk hubungan

yang saling menguntungkan.

Melalui dialog dengan para pelanggan tersebut, Ninotchka dapat mengerti

kebutuhan dan keinginan mereka. Ninotchka kemudian dapat menyesuaikan

produk dan layanan mereka sesuai dengan harapan pelanggan. Pelanggan kelak

akan merasa puas dan datang kembali. Di sisi lain, pelanggan yang puas adalah

Page 133: Strategi Customer Relations dengan Menggunakan …kc.umn.ac.id/956/1/(Read Only) SKRIPSI.pdf · Sidang Ujian Skripsi Universitas Multimedia Nusantara . Tangerang, 7 Januari 2013 .

120

advertiser paling kuat. Mereka menjadi evangelist, turut mendukung promosi

Ninotchka Cafe.

Terakhir, barulah masuk ke technology. Organisasi melihat setiap pilihan

media yang tersedia. Masing-masing social media memiliki karakteristik

pengguna dan penggunaan yang berbeda. Karakteristik tersebut menentukan

apakah suatu media dapat menjangkau people untuk mencapai objectives melalui

strategy yang telah dirumuskan. Organisasi juga memperhatikan soal kesiapan

dan kemampuan organisasi untuk menjalankan social media yang terpilih.

Twitter dan Facebook merupakan social media yang paling banyak

digunakan saat ini. Hal tersebut juga dikonfirmasi oleh Stefanie. Tetapi, Twitter

dan Facebook memiliki perbedaan. Dari segi usia pengguna, Twitter banyak

digunakan oleh anak muda sesuai dengan target market Ninotchka, sementara

Facebook semakin banyak digunakan oleh usia yang lebih dewasa. Seperti yang

telah dijelaskan sebelumnya, Twitter merupakan social media yang tengah

happening saat ini. Anak muda semakin banyak yang meninggalkan Facebook.

Orang Indonesia, terutama Jakarta, dikenal sangat aktif di Twitter. Jakarta bahkan

menjadi ibukota tweet dunia.

Untuk penggunaannya, Twitter lebih banyak digunakan untuk

conversation. Penyebaran informasi melalui Twitter juga lebih cepat dan mudah

berkat fitur retweet. Begitu pula untuk pencarian informasi, lebih mudah di

Twitter dengan menggunakan #hashtag tertentu. Sementara untuk Facebook lebih

banyak digunakan untuk posting gambar dan video. Posting gambar melalui

Page 134: Strategi Customer Relations dengan Menggunakan …kc.umn.ac.id/956/1/(Read Only) SKRIPSI.pdf · Sidang Ujian Skripsi Universitas Multimedia Nusantara . Tangerang, 7 Januari 2013 .

121

Facebook lebih teratur dengan penyusunan dalam album. Untuk posting video

juga lebih mudah karena bukan sekadar link, tapi bisa langsung di-play di wall

Facebook tersebut.

Jika dihubungkan dengan people, objectives, dan strategy; baik Twitter

maupun Facebook dapat menjangkau people untuk mencapai objectives melalui

strategy yang telah dirumuskan oleh Ninotchka Cafe. Target market Ninotchka

Cafe ada di Twitter dan Facebook. Mengapa Facebook juga termasuk? Karena

kaum muda ada dalam tahap transisi antara Facebook dan Twitter. Sebagian besar

pengguna Twitter masih memiliki akun Facebook meskipun sudah tidak terlalu

aktif lagi. Tetapi ada juga kelompok yang masih nyaman menggunakan Facebook

dan belum beralih ke Twitter.

Twitter dan Facebook bersifat update dan interaktif, sesuai strategi yang

telah ditetapkan oleh Ninotchka. Akun Twitternya lebih aktif karena memang

Twitter lebih mudah untuk update dan membangun conversation. Ninotchka

mengandalkan Twitter untuk memberitahukan jam berapa mereka buka, ada menu

apa saja, dan ada promosi apa saja. Twitter juga digunakan untuk upload foto,

diintegrasikan dengan aplikasi Instagram yang sekarang sedang populer di

kalangan anak muda. Twitter juga memfasilitasi conversation antara Ninotchka

dengan pelanggannya. Komunikasinya bersifat horizontal. Para pelanggan dapat

bertanya, memberikan compliment, ataupun menyampaikan kritik dan saran

melalui akun Twitter tersebut. Tingkat viralitas Twitter juga tinggi. Pesan sangat

cepat menyebar. Praktis, tinggal mention, retweet, dan reply.

Page 135: Strategi Customer Relations dengan Menggunakan …kc.umn.ac.id/956/1/(Read Only) SKRIPSI.pdf · Sidang Ujian Skripsi Universitas Multimedia Nusantara . Tangerang, 7 Januari 2013 .

122

Di Twitter, lebih mudah untuk membicarakan satu topik dan melakukan

pencarian informasi dengan menggunakan #hashtag tertentu. Sebuah #hashtag

dapat menjadi trending topic, topik yang tengah hangat dibicarakan sejumlah

besar pengguna Twitter. Ninotchka pernah mempromosikan event dengan hashtag

#AUTUMNWIPEOUT, #SPRINGWIPEOUT, dan #SUMMERWIPEOUT. Yang

paling berhasil meraih perhatian adalah #SUMMERWIPEOUT. Para followers

ramai membicarakan acaranya, didukung juga dengan buzz dari public figure yang

hadir seperti Gigi ChiBi dan Bena Kribo.

Ada dua aplikasi social media terintegrasi dengan Twitter yang digunakan

oleh Ninotchka Cafe, yaitu Instagram dan Foursquare. Instagram merupakan

aplikasi untuk mengambil dan meng-upload foto. Sementara Foursquare adalah

aplikasi untuk menunjukkan lokasi. Kedua aplikasi tersebut dapat mendukung

promosi bagi Ninotchka Cafe. Instagram digunakan untuk meng-upload foto-foto

menu, sementara Foursquare digunakan untuk mempromosikan lokasi Ninotchka.

Para pengunjung juga memanfaatkan Instagram dan Foursquare untuk “eksis”,

sekaligus mendukung promosi Ninotchka.

Untuk Facebook, dibuat dengan tujuan untuk menampilkan profil

Ninotchka secara lengkap. Di Facebook terdapat kolom penjelasan: deskripsi

kafe, lokasi, menu yang ditawarkan, operation hours, dan kontak. Di Facebook

Ninotchka bahkan tersedia gambar peta lokasi untuk memudahkan pengunjung.

Di Twitter, kolom untuk informasi tersebut terbatas. Oleh karena itu, Sonia

menghadirkan Ninotchka di Facebook – dengan bentuk fanpage. Ini cukup

Page 136: Strategi Customer Relations dengan Menggunakan …kc.umn.ac.id/956/1/(Read Only) SKRIPSI.pdf · Sidang Ujian Skripsi Universitas Multimedia Nusantara . Tangerang, 7 Januari 2013 .

123

menjelaskan bahwa Facebook Ninotchka Cafe hanya sekadar untuk profil saja,

bukan ditujukan untuk berdialog dan berinteraksi.

Facebook fanpage tersebut juga bermanfaat untuk posting foto-foto menu.

Di Twitter, posting foto terbatas hanya satu foto per tweet. Jika mau mem-posting

lebih banyak, harus dibuat menjadi link, yang kadang orang juga malas untuk

membukanya. Posting-nya juga seringkali tidak beraturan sehingga kadang

menyulitkan jika para pengunjung ingin mencari tahu menu-menu Ninotchka

secara lengkap. Di Facebook, foto-foto menu dikumpulkan dalam satu album

sehingga memudahkan bagi pengunjung untuk melihat-lihat.

Jika dilihat dari kesiapan dan kemampuan organisasi, Sonia sendiri

mengaku bahwa dirinya memang lebih aktif di Twitter. Followers-nya di Twitter

ada 30 ribu, potensial untuk melakukan promosi. Oleh karena itu, lebih mudah

baginya meng-handle penggunaan Twitter. Begitu pula dengan Roy. Facebook

hanya diurus di awal-awal. Ketika profil sudah dibuat dan foto sudah di-upload,

laman Facebook tersebut dibiarkan terbengkalai.

Ninotchka juga hadir di blog. Sonia menghadirkan Ninotchka di blog

karena melihat bahwa para pengunjung kafenya juga merupakan followers blog-

nya. Itu artinya para pelanggan Ninotchka juga ada di blog. Blog sendiri dapat

digunakan untuk menyajikan profil, detail menu, dan lokasi Ninotchka. Keunikan

blog adalah bahwa tampilan blog dapat dikustomisasi sesuai dengan identitas

organisasi. Sonia mendesain blog Ninotchka dengan tema vintage. Tampilan blog

juga lebih menarik dengan gambar dan tulisan yang bergerak (flash).

Page 137: Strategi Customer Relations dengan Menggunakan …kc.umn.ac.id/956/1/(Read Only) SKRIPSI.pdf · Sidang Ujian Skripsi Universitas Multimedia Nusantara . Tangerang, 7 Januari 2013 .

124

Blog juga memungkinkan komunikasi dua arah. Para pengunjung blog

dapat meninggalkan comment dan pemilik blog dapat menjawabnya. Akan tetapi,

penggunaan blog oleh Ninotchka Cafe ditujukan untuk menjadi semacam official

website. Membuat website sendiri memang rumit. Jika menggunakan blog, lebih

mudah karena sudah ada template yang tersedia. Blogger hanya tinggal mengatur

layout dan desain sesuai selera. Selain itu, jika membuat website resmi, ada biaya

hosting lagi yang harus dikeluarkan.

Sejauh ini, blog Ninotchka hanya menyediakan info basic mengenai

Ninotchka. Di blog-nya tidak ada artikel mengenai Ninotchka, program promosi,

atau event yang pernah berlangsung. Artikel tersebut biasanya ditulis oleh Sonia

dalam blog pribadinya. Di blog Ninotchka juga tidak ada ruang untuk berinteraksi

dengan pengunjung blog. Ninotchka hanya memberikan link ke Twitternya supaya

pengunjung blog bisa ikut terlibat percakapan disana.

Menurut Stefanie Kurniadi, pilihan social media Ninotchka Cafe (Twitter

plus Instagram dan Foursquare, Facebook, dan blog) sudah tepat, sesuai dengan

karakteristik target market-nya. Dan berdasarkan pendekatan POST, Twitter

memang sangat sesuai sebagai pilihan media Ninotchka Cafe. Target market

Ninotchka ada di Twitter. Strategi update dan interaktif yang ditetapkan oleh

Ninotchka dapat difasilitasi oleh Twitter. Berbagai aplikasi pendukung seperti

Instagram dan Foursquare juga terintegrasi dengan Twitter. Dari pihak Ninotchka

sendiri juga memiliki kemampuan dan kesiapan untuk meng-handle social media

ini. Semua yang dibutuhkan oleh Ninotchka tersedia di media ini. Oleh karena itu,

tidak heran Twitter menjadi social media andalan Ninotchka.

Page 138: Strategi Customer Relations dengan Menggunakan …kc.umn.ac.id/956/1/(Read Only) SKRIPSI.pdf · Sidang Ujian Skripsi Universitas Multimedia Nusantara . Tangerang, 7 Januari 2013 .

125

Penggunaan Twitter juga dapat memfasilitasi buzz, obrolan murni

ditingkat pelanggan yang menular; tentang orang, barang, atau tempat – obrolan

tentang brand. Twitter memang banyak digunakan untuk conversation, termasuk

di dalamnya conversation tentang produk. Stefanie menjelaskan bahwa Twitter

memiliki viralitas yang tinggi. Semakin banyak orang yang membicarakan tentang

suatu produk, daya tarik produk akan semakin tinggi. Orang lain akan tergerak

untuk terlibat dalam percakapan, ingin mencoba, dan membeli produk tersebut.

Inilah kunci sukses Ninotchka di social media: menjadi bahan pembicaraan orang-

orang di timeline Twitter; yang akan dibahas pada subbab selanjutnya.

Peneliti memberikan sedikit catatan mengenai penggunaan social media-

nya yang lain, yaitu Facebook dan blog. Menurut Peneliti, penggunaannya masih

dapat dimaksimalkan lagi. Facebook Ninotchka seharusnya tetap di-update

dengan informasi terbaru. Untuk di bagian profilnya saja, masih menggunakan

alamat yang lama. Hal tersebut bisa membingungkan. Ninotchka harus menyadari

bahwa customer-nya juga masih ada di Facebook. Masih ada orang-orang yang

like dan membuka profilnya. Jadi penting untuk tetap di-update.

Ninotchka juga dapat memaksimalkan penggunaan blog-nya dengan

menyediakan ruang untuk posting artikel yang terkait dengan Ninotchka.

Misalnya menulis event yang telah diselenggarakan di Ninotchka atau kisah

pembuatan menu-menu baru dari dapur Ninotchka. Artikel tersebut kemudian

dapat di-link ke Twitter dan dapat menjadi bahan perbincangan dengan para

followers. Topik cerita di blog dapat membangun buzzword bagi Ninotchka.

Page 139: Strategi Customer Relations dengan Menggunakan …kc.umn.ac.id/956/1/(Read Only) SKRIPSI.pdf · Sidang Ujian Skripsi Universitas Multimedia Nusantara . Tangerang, 7 Januari 2013 .

126

4.5. Pembentukan Buzzword

Ninotchka Cafe berhasil dikenal berkat buzz di social media Twitter. Buzz

merupakan obrolan di tingkat pelanggan mengenai brand. Seperti yang telah

dijelaskan sebelumnya, buzz tidak muncul begitu saja. Organisasi harus mampu

membangun buzzword, suatu ide yang menjadi bahan perbincangan.

Organisasi tentu menghendaki buzz positif terhadap produknya. Oleh

karena itu, mereka harus memberikan ide: hal positif apa yang patut

diperbincangkan orang mengenai organisasi dan produknya. Ide untuk

membangun buzzword positif tersebut dapat berangkat dari identitas ataupun

keunggulan kompetitif organisasi. Untuk Ninotchka misalnya, dapat

menggunakan keunggulan kompetitifnya: kafe yang menyediakan makanan

homemade yang lezat, tempat yang nyaman, dan harga yang terjangkau. Itulah

buzzword Ninotchka.

Konsep buzzword adalah BtoCtoC. Pemasar (dalam hal ini Ninotchka

Cafe) memberikan ide mengenai apa yang layak diperbincangkan dari organisasi

dan produknya kepada customer. Buzzword tersebut dapat disebarkan oleh

organisasi itu sendiri dengan dibantu oleh para buzzer. Buzzer disini adalah para

figur berpengaruh, misalnya selebritis. Akan tetapi di era social media, ada

banyak figur yang dapat menjadi buzzer: para blogger sampai customer yang

menjadi evangelist.

Sonia Eryka menjadi buzzer pertama Ninotchka. Sonia bukan saja owner

dari Ninotchka Cafe, tetapi ia juga seorang public figure. Sonia adalah seorang

Page 140: Strategi Customer Relations dengan Menggunakan …kc.umn.ac.id/956/1/(Read Only) SKRIPSI.pdf · Sidang Ujian Skripsi Universitas Multimedia Nusantara . Tangerang, 7 Januari 2013 .

127

fashion blogger yang cukup dikenal. Ia juga seorang penyanyi dan pernah

membintangi beberapa sinetron. Sonia memiliki lebih dari 30 ribu followers di

Twitter, jumlah yang cukup besar dan potensial untuk menyebar buzzword. Roy

juga turut menyebar buzzword melalui akun Twitternya meskipun followers

Twitter Roy berada jauh dibawah Sonia, hanya sekitar 2000 followers.

Sonia dan Roy kemudian mengajak teman-teman mereka untuk datang dan

menikmati makanan di Ninotchka. Sonia mengundang teman-teman blogger-nya,

seperti Bena Kribo, Anastasia Siantar, Marcella Caroline, dan Clara Devi. Begitu

juga dengan Roy. Ia mengundang teman-temannya dari band CDC (Cemetery

Dance Club) dan sahabatnya Gigi dari girlband CherryBelle. Sebagai bentuk

apresiasi, mereka menulis tweet tentang Ninotchka dan kelezatan makanannya.

Tabel 4.3: Buzzword dari Sonia, Roy, dan Blogger/Public Figure

Buzzword Dari Sonia dan Roy Dari blogger/public figure

Makanan

homemade

yang lezat

“Biarpun abis makan siang,

sampai Ninotchka pasti makan

lagi” – Sonia Eryka

“Menu ngemil hari ini di

Ninotchka: aglio olio dan

nachos” – Sonia Eryka

“Spaghetti dan macaroons di

Ninotchka enak” – Gigi Chibi

“Rainbow cakenya yummy” –

Bena Kribo

“Can’t get enough” –

Anastasia Siantar

“Ninotchka’s choco lava is

heaven” – Marcella Caroline

Suasana yang

nyaman

“Great food, cozy place,

games, and nice music only at

Ninotchka” – Roy Leonard

“Ngopi sambil bekerja di atas

Ninotchka” – Sonia Eryka

“Hujan dan playlist Adhitia

Page 141: Strategi Customer Relations dengan Menggunakan …kc.umn.ac.id/956/1/(Read Only) SKRIPSI.pdf · Sidang Ujian Skripsi Universitas Multimedia Nusantara . Tangerang, 7 Januari 2013 .

128

Sofyan di Ninotchka. Klop.” –

Sonia Eryka

Tempat yang

asik untuk

hangout

“Ayo @Diamondhurts, kapan-

kapan tea time di Ninotchka” –

Sonia Eryka

“Photoshoot at Ninotchka” –

Sonia Eryka (selain asik untuk

hangout, juga cantik untuk

foto-foto)

“Alice in wonderland tea party

at Ninotchka” – Anastasia

Siantar

Ninotchka:

everyone’s

favorite cafe

“Super busy day at Ninotchka”

– Roy Leonard

“Mau Ninotchka..”- Clara Devi

“Photoshoot at my favorite

cafe” – Marcella Caroline

Sonia dan Roy juga membangun buzzword melalui akun Twitter

Ninotchka. Menurut keduanya, ada strategi khusus ketika berpromosi lewat akun

Ninotchka, yaitu dengan memanfaatkan twitpic. Sonia dan Roy tidak banyak

menulis tweet melalui akun Ninotchka. Mereka lebih banyak posting foto-foto

makanan sehingga menarik para pelanggan dan calon pelanggan untuk

membicarakan dan mencobanya. Hal ini berlaku terutama untuk menu baru dan

menu favorit di Ninotchka Cafe. Selebihnya, Sonia dan Roy banyak me-retweet

buzzword dari pelanggan yang memuji dan merekomendasikan Ninotchka Cafe.

Sonia juga kadang me-retweet tweet tersebut dari akun pribadinya. Beberapa

tweet dari pelanggan juga dijadikan favorites.

Tabel 4.4: Buzzword dari Ninotchka dan Pelanggannya

Buzzword Dari Ninotchka Dari pelanggan

Makanan

homemade

yang lezat

“Lava cake party” (dengan

twitpic foto beberapa porsi

choco lava cake)

“Aduh ini enak banget” -

@clarisariez

“Chocolate lava cake

Page 142: Strategi Customer Relations dengan Menggunakan …kc.umn.ac.id/956/1/(Read Only) SKRIPSI.pdf · Sidang Ujian Skripsi Universitas Multimedia Nusantara . Tangerang, 7 Januari 2013 .

129

Ninotchka is the best” -

@GiovanniJesslyn

“Our lovely red velvet cake,

sweet, soft, and moist in your

mouth” (dengan twitpic foto

irisan kue red velvet)

“Red velvet cake Ninotchka

super delicious” -

@ElsaMagnolia

“Now baking.. can you guess?”

(dengan twipic foto macaroons

yang sedang dipanggang)

“Macaroons paling lezat dan

murah di Jakarta” - @Rchliey

“Macaroons paling enak cuma

di Ninotchka” –

@YolandaTheresia

“All of our foods, cakes &

cookies are delicately

homemade, baked with love,

without any preservatives”

“Untuk macaroon, rainbow

cake, velvet cake, volcano

belum nemu yang seenak

Ninotchka” - @jeannieoct

“First rate menu. We were

completely full, but actually

wanting more” - @arnoldteja

Suasana yang

nyaman

“The ambience at Ninotchka,

photo by @yennyyoona96”

(dengan twitpic foto suasana

Ninotchka Cafe yang nyaman)

“I love this place. Nice

decoration” - @NovialitaA

“Come and visit Ninotchka.

Makanannya murah meriah

dan playlist lagunya hits

sekali” - @AslaDanastri

“Kafe impian: makanannya

enak dan tempatnya cozy” -

@giovannyprabu

Tempat yang

asik untuk

hangout

“Ada mainan baru.. monyet

(falling monkey games) dan

stacko” (dengan twitpic foto

mainan tersebut)

“Why so serious? LOL”

(dengan twitpic foto temannya

yang tegang bermain uno

stacko) - @shaniamelia

Ninotchka:

worth to try

“Finally on my way to

Ninotchka, pengen nyobain

rainbow cake dan choco lava

yang terkenal seantero timeline

Twitter” - @LimRobby

“Perjuangan yang memuaskan”

- @mrlnatalia

Page 143: Strategi Customer Relations dengan Menggunakan …kc.umn.ac.id/956/1/(Read Only) SKRIPSI.pdf · Sidang Ujian Skripsi Universitas Multimedia Nusantara . Tangerang, 7 Januari 2013 .

130

Ninotchka:

everyone’s

favorite cafe

“Kafe yang umurnya baru

setahun tapi langsung

menggelegar di kalangan anak

muda Jakarta” - @LiLshe

“Di Jaksel banyak tempat

nongkrong, tapi kalau di barat,

tempat nongkrong favorit ya

Ninotchka” - @JChristiantoo

“My favorite cafe” -

@dhikaa11

Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa Ninotchka memang

menjadikan competitive strategy-nya sebagai buzzword, yaitu makanan lezat yang

harganya terjangkau, suasana yang nyaman, dan tempat hangout yang asik. Pada

akhirnya, buzzword tersebut membawa customer pada satu konsep besar:

Ninotchka layak untuk dicoba.

Buzzword Ninotchka dapat dikatakan berhasil. Stefanie menjelaskan

bahwa buzzword yang berhasil adalah buzzword yang mampu mendorong orang

untuk action. Ninotchka tidak hanya menjadi bahan perbincangan di Twitter;

tetapi perbincangan tersebut mampu menggerakkan orang-orang dari berbagai

wilayah di Jakarta, bahkan luar kota dan luar negeri untuk datang dan mencoba

menu-menu di kafe tersebut. Salah satu customer yang mengenal Ninotchka dari

Twitter adalah Irene Fenia. Ia mengenal Ninotchka dari akun Twitter Sonia.

Berbeda dengan pengalaman Irene, beberapa customer lain yang Peneliti

wawancarai menyatakan bahwa mereka mengenal Ninotchka dari rekomendasi

teman mereka; didukung oleh Twitter. Misalnya Meliani Chu, Gabriella Masaki,

dan Michael Hendry yang mengenal Ninotchka dari rekomendasi temannya.

Page 144: Strategi Customer Relations dengan Menggunakan …kc.umn.ac.id/956/1/(Read Only) SKRIPSI.pdf · Sidang Ujian Skripsi Universitas Multimedia Nusantara . Tangerang, 7 Januari 2013 .

131

Selanjutnya, mereka mencari informasi mengenai Ninotchka di Twitter. Melihat

buzzword para pelanggan yang positif, mereka jadi semakin tertarik untuk datang.

Seperti yang dijelaskan Sernovitz, buzzword tidak hanya terjadi secara online,

tetapi bagaimana buzzword di dunia online tersebut berpengaruh ke percakapan

offline. Ketika para responden ditanya apakah mereka pernah merekomendasikan

Ninotchka Cafe kepada teman-temannya yang lain, semua menjawab pernah, atau

setidaknya pernah membicarakan soal Ninotchka.

Itulah model AISAS, dimana “search” dan “share” memegang peranan

besar dalam pengambilan keputusan seseorang untuk menggunakan produk

tertentu. Misalnya pengalaman Michael Hendry, salah seorang customer yang

Peneliti wawancarai. Ia diberitahu oleh temannya tentang sebuah kafe di Citra 6

yang menjual rainbow cake yang enak. Sharing itu membuat Michael aware

terhadap kafe tersebut dan tertarik (interest) mencobanya. Sebelum mencoba,

Michael melakukan search di Twitter. Melihat foto-foto makanan yang terlihat

lezat dan rekomendasi positif dari para pengunjung, Michael semakin tergerak

untuk mencoba. Ia datang dan menikmati rainbow cake Ninotchka, dan hasilnya

memuaskan. Ia pun segera share melalui Twitter. Ia memamerkan foto

makanannya di Ninotchka, bahkan selanjutnya mengajak temannya untuk makan

rainbow cake di Ninotchka.

Customer di era social media memang lebih vokal dan persuasif. Mereka

tidak segan menyampaikan pendapat, kritik, dan saran mereka mengenai suatu

produk. Ketika sebuah produk berhasil memenuhi standar mereka, mereka juga

tidak segan berbagi informasi. Mereka menjadi evangelist: merekomendasikan

Page 145: Strategi Customer Relations dengan Menggunakan …kc.umn.ac.id/956/1/(Read Only) SKRIPSI.pdf · Sidang Ujian Skripsi Universitas Multimedia Nusantara . Tangerang, 7 Januari 2013 .

132

produk kepada relasi mereka, bahkan mendorong action dengan mengajak

langsung relasinya untuk mencoba produk tersebut. “Action” bukan hanya soal

membeli, tetapi share – mendorong orang lain untuk membeli juga.

Keaktifan customer di social media juga harus diimbangi oleh organisasi.

Social media merupakan medium komunikasi dua arah. Organisasi tidak hanya

memberikan ide untuk menjadi bahan perbincangan, tetapi juga merespons

terhadap percakapan yang terbentuk. Pihak Ninotchka biasanya me-retweet atau

mengucapkan terima kasih sebagai bentuk apresiasi terhadap tweet yang diberikan

oleh public figure ataupun customer-nya. Mereka juga merespons antusiasme

customer. Misalnya dengan mengajak customer tersebut untuk segera datang ke

Ninotchka (welcoming, menunggu kedatangannya). Terkadang pihak Ninotchka

mengajukan pertanyaan lanjutan yang membuat percakapan terus berjalan.

Selain itu, Ninotchka juga merepons terhadap saran dan kritik yang

diberikan oleh customer. Produk-produk, program, dan pelayanan terus

disesuaikan dengan harapan customer sehingga dapat memuaskan mereka. Tetapi,

organisasi juga harus mewaspadai kemungkinan komentar fiktif yang merugikan.

Beberapa orang mungkin saja iseng ataupun dikirim oleh kompetitor untuk

menjatuhkan organisasi. Disini diperlukan kejelian dan kebijakan dalam

merespons. Seperti yang dilakukan Ninotchka saat menghadapi complain fiktif

dari orang iseng. Pihak Ninotchka tetap tenang dan merespons dengan hormat.

Kemudian Sonia Eryka menyelesaikan hal tersebut dengan mengontak langsung si

pembuat complaint. Peneliti melihat bahwa Sonia dapat menyelesaikannya

dengan baik. Ia menjelaskan bahwa semua kritik ke Ninotchka selalu

Page 146: Strategi Customer Relations dengan Menggunakan …kc.umn.ac.id/956/1/(Read Only) SKRIPSI.pdf · Sidang Ujian Skripsi Universitas Multimedia Nusantara . Tangerang, 7 Januari 2013 .

133

ditindaklanjuti – satu statement yang justru memberi nilai positif bagi Ninotchka

(Lebih lanjut lihat lampiran Merespons Complain Fiktif).

Sebetulnya organisasi tidak perlu khawatir dengan pihak-pihak yang

berusaha membangun buzzword negatif. Buzzword yang mampu bertahan adalah

buzzword yang terbukti. Para pengunjung kafe dapat membuktikan sendiri apakah

Ninotchka memang berkualitas atau tidak. Dan sejauh ini, Ninotchka mampu

menunjukkan kualitasnya. Buzzword positif dikombinasikan dengan pembuktian

kualitas membuat Ninotchka berhasil menjadi kafe favorit bagi sejumlah orang.

Mereka pun menjadi evangelist.

Kesuksesan buzzword ditentukan oleh karakteristik dan kualitas organisasi

yang dapat diunggulkan, kemampuan organisasi untuk membuat karakteristik dan

kualitas tersebut diperbincangkan, dan kemampuan organisasi untuk

mempertahankan perbincangan tersebut. Ninotchka memiliki kualitas yang dapat

diunggulkan. Ninotchka juga mampu membuat orang banyak membicarakannya,

dengan dukungan public figure dan para customer yang menjadi evangelist.

Ninotchka juga mampu membuktikan kualitasnya, membuat orang-orang tetap

membicarakannya. Ninotchka juga responsif terhadap percakapan tersebut

sehingga buzzword-nya bertahan.

Di dunia online, kesuksesan buzzword Ninotchka terbukti dengan posisi

Ninotchka di search engine. Ninotchka Cafe berada di puncak hasil pencarian

Google dengan keyword “Ninotchka”. Berbagai online review dari pengunjung

juga dengan mudah ditemui dengan keyword tersebut.

Page 147: Strategi Customer Relations dengan Menggunakan …kc.umn.ac.id/956/1/(Read Only) SKRIPSI.pdf · Sidang Ujian Skripsi Universitas Multimedia Nusantara . Tangerang, 7 Januari 2013 .

134

Gambar 4.2: Hasil Pencarian Google dengan Keyword “Ninotchka”

Sumber: Google, dalam http://www.google.co.id/#hl=id&sclient=psy-

ab&q=ninotchka&oq=nino&gs_l=hp.1.1.0l4.34269.36502.6.37987.4.0.4.0.0.0.0.0..0.0...0.0...

1c.1.Gam5ZNvPEmc&pbx=1&bav=on.2,or.r_gc.r_pw.r_qf.&fp=df9dd13ba491c8d8&bpcl=3

5277026&biw=1967&bih=908 diakses pada Senin, 1 Oktober 2012 pukul 12:03.

Maraknya perbincangan mengenai Ninotchka Cafe di dunia maya,

membuatnya diangkat oleh mainstream media. Ninotchka diulas oleh berbagai

majalah remaja, seperti GoGirl!, Kawanku, Gadis, dan Hai. Artikel mengenai

Ninotchka juga masuk ke majalah wanita Femina, majalah kuliner Bakery

Magazine, dan The Jakarta Globe.

Ada satu hal lagi yang mendukung penyebaran buzzword Ninotchka

sehingga begitu kuat di ranah online dan offline, yaitu penggunaan kata baru.

Seperti yang dijelaskan oleh Laermer, kata baru dapat menghasilkan buzzword

yang sukses. Nama atau brand yang unik, one of a kind, dapat menjadi buzzword

bagi organisasi. Sebuah kata yang asing mendorong orang untuk mencari tahu.

Ninotchka adalah contohnya.

Page 148: Strategi Customer Relations dengan Menggunakan …kc.umn.ac.id/956/1/(Read Only) SKRIPSI.pdf · Sidang Ujian Skripsi Universitas Multimedia Nusantara . Tangerang, 7 Januari 2013 .

135

Peneliti menilai Sonia cukup cerdas dalam memilih nama bagi kafenya.

Nama Ninotchka diambil dari film klasik tahun 1939, yang dalam bahasa Rusia

artinya “gadis kecil”. Kata “Ninotchka” memang kurang familiar. Peluang itulah

yang diambil Sonia. Sebuah nama yang catchy, belum pernah didengar

sebelumnya, membuat penasaran orang-orang yang mendengarnya. Ketika

kemudian mereka mencarinya di search engine ataupun di Twitter, “persaingan”

dengan kata sejenis tidak banyak; hanya antara Ninotchka Cafe atau film

Ninotchka. Saat ini, lebih banyak orang-orang yang mencari informasi soal

Ninotchka Cafe daripada filmnya. Terbukti, Ninotchka Cafe berhasil berada di

puncak pencarian search engine Google.

Sesuai dengan namanya yang diambil dari film klasik, Sonia menetapkan

tema vintage untuk kafenya. Desain interior, peralatan yang digunakan, sampai

pernak-pernik penghias kafe menyatakan tema tersebut. Begitu pula dengan

desain blog Ninotchka. Tema vintage sendiri memang merupakan signature style

Sonia dalam dunia fashion. Konsistensi identitas tersebut juga turut mendukung

buzzword. Ninotchka, sebuah kafe dengan sajian homemade dan kehangatan

suasana vintage yang membuat pengunjung betah berlama-lama disana.

Strategi pembentukan buzzword tersebut juga diterapkan pada promosi

event Autumn Wipe Out. Sonia dan para fashion blogger yang menjadi pengisi

acara Autumn Wipe Out menjadi buzzer, didukung oleh para customer. Promosi

untuk Autumn Wipe Out memang lebih mudah karena ini adalah kali keempat

acara semacam ini diadakan di Ninotchka. Orang-orang sudah banyak mengenal

event ini dan bersemangat untuk menghadirinya lagi.

Page 149: Strategi Customer Relations dengan Menggunakan …kc.umn.ac.id/956/1/(Read Only) SKRIPSI.pdf · Sidang Ujian Skripsi Universitas Multimedia Nusantara . Tangerang, 7 Januari 2013 .

136

Tabel 4.5: Buzzword #AUTUMNWIPEOUT

Dari Sonia dan para

fashion blogger

Dari pelanggan Dari Ninotchka

“#AUTUMNWIPEOUT

adalah garage sale sehari

yang diadakan di

@Ninotchka_JKT,

menjual barang-barang

baru maupun second dari

para fashion blogger”

– Sonia Eryka

“Excited to go to

#AUTUMNWIPEOUT”

- @shasilanindita

“Our last year’s

#AUTUMNWIPEOUT

was a blast. Are you

ready for another

bloggers garage sale this

month?”

“I’m so ready for

#AUTUMNWIPEOUT”

– Anastasia Siantar

“Wajib datang ke

#AUTUMNWIPEOUT”

- @jessicatriss

“Sampai jumpa di

#AUTUMNWIPEOUT

@Ninotchka_JKT

tanggal 22 Desember”

- Clara Devi

“Me and @gevinsepria

will come to

#AUTUMNWIPEOUT.

Can’t wait to meet our

favorite blogger @Clara

Devi, @SabilaAnata, and

@SoniaEryka”

- @putrikenanga

“Let’s get pampered with

some goods and food at

#AUTUMNWIPEOUT.

Meet you there”

– Sabila Anata

“What is

#AUTUMNWIPEOUT?

Click here to find out”

(diberikan link ke

Google Images keyword

“Ninotchka Wipe Out”)

– Sonia Eryka

Sejak awal bulan Oktober, Sonia sudah mulai membangun buzzword untuk

event ini. Tweet dengan hashtag #AUTUMNWIPEOUT semakin intens setelah

Sonia menetapkan tanggal pasti event tersebut, yaitu pada 22 Desember 2012.

Dari situlah para fashion blogger yang turut ambil bagian dalam event itu turut

Page 150: Strategi Customer Relations dengan Menggunakan …kc.umn.ac.id/956/1/(Read Only) SKRIPSI.pdf · Sidang Ujian Skripsi Universitas Multimedia Nusantara . Tangerang, 7 Januari 2013 .

137

menyebar buzz. Memasuki bulan Desember, buzzword #AUTUMNWIPEOUT

semakin giat disebarkan. Puncak buzzword terjadi pada hari-H event tersebut. Para

pengunjung Autumn Wipe Out turut menyebar buzzword. Mereka menunjukkan

antusiasme terhadap acara tersebut. Mereka menyatakan bahwa Autumn Wipe

Out seru, banjir pengunjung, dan banyak barang-barang yang bagus (Lebih lanjut

lihat lampiran #AUTUMNWIPEOUT: During-event Buzzword). Bahkan mereka

yang tidak hadir dalam acara tersebut ikut menyebar buzzword. Misalnya Liza

Chan yang terjebak macet tetapi menyatakan bahwa ia ingin sekali datang kesana.

Percakapan mengenai #AUTUMNWIPEOUT tetap berjalan sampai

setelah acara selesai. Sonia dan para fashion blogger mengucapkan terima kasih

pada para pengunjung yang hadir. Para pengunjung juga mengungkapkan rasa

senang mereka (Lebih lanjut lihat lampiran #AUTUMNWIPEOUT: After-event

Buzzword). Buzzword tersebut berhasil menarik perhatian followers Ninotchka di

kota-kota lain. Mereka meminta kepada Sonia untuk dapat membuka cabang

Ninotchka di kota tempat tinggalnya supaya event semacam itu dapat diadakan

disana. Beberapa diantaranya adalah Gianoora dari Bali dan Fitria dari Surabaya.

Berdasarkan situs tweetreach.com, buzzword #AUTUMNWIPEOUT

berhasil menjangkau 57.928 akun, dengan 256.286 tweet yang menyebar di

timeline selama 4 jam pertama event berlangsung (Lebih lanjut lihat lampiran

#AUTUMNWIPEOUT: TweetReach Report).

Sayangnya, #AUTUMNWIPEOUT tidak berhasil menjadi trending topic.

Seperti yang dijelaskan oleh Peneliti sebelumnya, kesuksesan buzzword

Page 151: Strategi Customer Relations dengan Menggunakan …kc.umn.ac.id/956/1/(Read Only) SKRIPSI.pdf · Sidang Ujian Skripsi Universitas Multimedia Nusantara . Tangerang, 7 Januari 2013 .

138

ditentukan oleh kualitas hal yang menjadi perbincangan, kemampuan organisasi

untuk membuat hal tersebut diperbincangkan, dan bagaimana mempertahankan

perbincangan tersebut. Menurut Peneliti, #AUTUMNWIPEOUT tidak berhasil

menjadi trending topic karena Ninotchka tidak dapat mempertahankan

perbincangan tersebut. Semakin sore, pengunjung semakin berkurang sehingga

sulit bagi Ninotchka untuk membangun percakapan. Ditambah lagi di Twitter

tengah marak perbincangan mengenai Hari Ibu dan banjir Jakarta. Selain itu, tidak

ada sosok public figure yang dapat membantu penyebaran buzzword tersebut.

Meskipun demikian, Autumn Wipe Out tetap berhasil mengangkat nama

Ninotchka. Selama event berlangsung, akun Twitter Ninotchka mendapatkan

peningkatan followers yang cukup signifikan. Menurut situs Socialbakers, terjadi

lonjakan followers pada tanggal 22 menuju 23 Desember 2012.

Gambar 4.3: Pergerakan Jumlah Followers Ninotchka

Sumber: Socialbakers, dalam http://www.socialbakers.com/twitter/ninotchka_jkt diakses pada

Rabu, 26 Oktober 2012 pukul 12:00.

Ninotchka tidak hanya berhasil dengan makanan yang enak, tempat yang

cozy, dan harga yang terjangkau. Lebih dari itu, event yang diselenggarakannya

Page 152: Strategi Customer Relations dengan Menggunakan …kc.umn.ac.id/956/1/(Read Only) SKRIPSI.pdf · Sidang Ujian Skripsi Universitas Multimedia Nusantara . Tangerang, 7 Januari 2013 .

139

pun berhasil menghasilkan buzzword positif. Kembali, kuncinya adalah pada

event yang menarik dan sesuai bagi target market, kemampuan Ninotchka untuk

membuat event tersebut menjadi bahan perbincangan, dan mempertahankan

percakapan tersebut. Dalam setahun usianya, Ninotchka telah menyelenggarakan

empat event semacam itu. Event tersebut menjadi agenda rutin Ninotchka.

Diharapkan ke depannya dapat semakin baik sehingga dapat mengangkat nama

Ninotchka, bahkan menjadi signature bagi Ninotchka. Seperti yang dikatakan

oleh Sonia, Ninotchka dianggap “kafenya para fashion blogger”.

Page 153: Strategi Customer Relations dengan Menggunakan …kc.umn.ac.id/956/1/(Read Only) SKRIPSI.pdf · Sidang Ujian Skripsi Universitas Multimedia Nusantara . Tangerang, 7 Januari 2013 .

140

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Setelah melakukan penelitian terhadap strategi customer relations dengan

menggunakan social media Twitter untuk membangun buzzword yang dilakukan

oleh Ninotchka Cafe pada kuartal III dan IV tahun 2012, Peneliti dapat menarik

beberapa kesimpulan sebagai berikut.

1. Riset dan perencanaan adalah hal yang penting bagi PR. Setiap kegiatan

komunikasi yang dilakukan hendaknya memiliki tujuan yang bermanfaat

bagi organisasi, termasuk program customer relations. PR menyusun

perencanaan yang matang agar mencapai tujuan yang ditetapkan. Riset

adalah dasar dari segala perencanaan. Organisasi perlu memahami siapa

customer mereka dan karakteristiknya, supaya kegiatan customer

relations-nya tepat sasaran. Ninotchka beruntung, sebab manajemennya

ditangani oleh orang-orang yang memiliki karakteristik yang sesuai

dengan customer mereka. Jadi mereka cukup mengerti siapa dan

bagaimana customer-nya, tanpa memerlukan riset yang berarti.

2. Social media merupakan tools yang penting bagi PR, terutama dalam

membangun customer relations. Customer adalah pengguna social media.

Suka atau tidak, customer akan membicarakan mengenai organisasi dan

Page 154: Strategi Customer Relations dengan Menggunakan …kc.umn.ac.id/956/1/(Read Only) SKRIPSI.pdf · Sidang Ujian Skripsi Universitas Multimedia Nusantara . Tangerang, 7 Januari 2013 .

141

produknya di social media. Customer merupakan buzzer terkuat. Ia

dianggap kredibel dan dipercaya. Kehadiran PR untuk merepresentasikan

organisasi di social media dapat membantu organisasi untuk mengelola

percakapan tersebut dan mengarahkannya agar berdampak positif bagi

organisasi. Seperti Ninotchka yang berhasil berkat buzzword di social

media. Itulah sebabnya, PR kini masuk dalam ranah online (PR 2.0).

3. Di era social media, PR menjalankan two-way symmetric communication.

Teknologi komunikasi semakin maju. Customer semakin cerdas dan kritis.

Tuntutan terhadap organisasi juga semakin tinggi. Ditambah lagi dengan

persaingan yang makin ketat. Customer punya banyak pilihan dan dapat

berpindah kapan saja. Organisasi membangun dialog dengan customer-nya

agar tercipta hubungan yang saling menguntungkan. Itulah yang membuat

organisasi mampu bertahan. Belajar dari Ninotchka, kunci suksesnya

adalah kesediaan mendengarkan dan merespons pelanggan.

4. Penyusunan strategi customer relations dan pemilihan social media yang

digunakan juga hendaknya melalui perencanaan. Perencanaan program

customer relations dapat dilakukan dengan konsep IDIC (Identification,

Differentiation, Interaction, Customization) dari Peppers dan Rogers.

Untuk pemilihan media, dapat menggunakan konsep POST (People,

Objectives, Strategy, Technology) dari Li dan Bernoff. Meskipun tidak

melakukan proses perencanaan strategis secara formal, penyusunan

strategi customer relations dan pemilihan social media yang dilakukan

oleh Ninotchka Cafe sejalan dengan konsep tersebut.

Page 155: Strategi Customer Relations dengan Menggunakan …kc.umn.ac.id/956/1/(Read Only) SKRIPSI.pdf · Sidang Ujian Skripsi Universitas Multimedia Nusantara . Tangerang, 7 Januari 2013 .

142

5.2. Saran

Berdasarkan hasil penelitian, Peneliti ingin memberikan beberapa

masukan bagi Ninotchka Cafe agar kelak strategi customer relations dengan

menggunakan social media-nya dapat memberikan hasil yang lebih baik lagi.

1. Berdasarkan pendekatan POST, Peneliti melihat bahwa pilihan social

media yang digunakan oleh Ninotchka Cafe sesuai untuk menjangkau

target market-nya. Peneliti hanya menyarankan agar penggunaannya dapat

dimaksimalkan. Ninotchka dapat mengintegrasikan berbagai social media

yang digunakan. Selama ini hanya Twitter, Foursquare, dan Instagram

yang saling terintegrasi; padahal blog dan Facebook-nya juga dapat

berintegrasi. Misalnya: Ninotchka mempublikasikan artikel mengenai

event di blog-nya, selanjutnya link ke artikel tersebut di posting melalui

akun Twitter Ninotchka. Begitu pula dengan kegiatan lainnya yang

diadakan di Ninotchka Cafe, seperti photoshoot atau bahkan kreasi resep

baru di dapur Ninotchka. Selama ini, artikel semacam itu di-posting di

blog Sonia Eryka saja. Padahal informasi seperti ini tepat untuk dimuat di

blog Ninotchka. Apalagi jika diintegrasikan dengan Twitter, bisa

membangun topik untuk ngobrol dengan followers. Komunikasi dua arah

juga dapat terjalin melalui blog dengan menyediakan ruang untuk

meninggalkan comment. Dengan demikian, diharapkan blog Ninotchka

akan semakin “hidup”. Begitu pula dengan Facebook. Peneliti

menyarankan agar Facebook Ninotchka tetap dikelola dengan baik.

Page 156: Strategi Customer Relations dengan Menggunakan …kc.umn.ac.id/956/1/(Read Only) SKRIPSI.pdf · Sidang Ujian Skripsi Universitas Multimedia Nusantara . Tangerang, 7 Januari 2013 .

143

Bagaimanapun, masih ada sejumlah customer yang menggunakan social

media tersebut. Setidaknya profil Facebook harus tetap di-update, sejalan

dengan Twitternya, supaya tidak membingungkan para pengguna

Facebook yang mencari informasi mengenai Ninotchka Cafe.

2. Ninotchka dapat mempertimbangkan untuk memiliki laman website-nya

sendiri (misalnya: www.ninotchkacafe.com). Tujuannya agar Ninotchka

Cafe dapat tampil lebih profesional di dunia online – memiliki situs resmi,

bukan sekadar blog. Selain itu, Ninotchka juga dapat lebih leluasa dalam

menyampaikan informasi tentang usaha.

3. Ninotchka juga dapat menyediakan ruang privat untuk berkomunikasi

dengan customer-nya. Misalnya dengan menyediakan jalur SMS, pin

BlackBerry, atau nomor Whatsapp untuk layanan pelanggan. Tujuannya

adalah ketika ada hal-hal yang perlu didiskusikan secara privat, dapat

menggunakan jalur tersebut. Misalnya, pelanggan yang marah karena

mendapat pengalaman yang kurang menyenangkan di Ninotchka dapat

diajak berdiskusi melalui Whatsapp; sehingga percakapan lebih fokus dan

tidak menjadi tontonan publik.

4. Peneliti juga menyarankan agar Ninotchka dapat lebih melibatkan

followers dalam perencanaan kegiatan customer relations. Misalnya dalam

perencanaan event. Tidak hanya sekadar menanyakan jadwal mereka,

tetapi menanyakan juga kegiatan apa yang mereka inginkan untuk di-host

oleh Ninotchka Cafe. Dengan kemudahan social media dan karakteristik

followers mereka yang aktif, mencari ide dari followers bukanlah hal sulit.

Page 157: Strategi Customer Relations dengan Menggunakan …kc.umn.ac.id/956/1/(Read Only) SKRIPSI.pdf · Sidang Ujian Skripsi Universitas Multimedia Nusantara . Tangerang, 7 Januari 2013 .

144

Untuk pembuatan program diskon misalnya, dapat menanyakan menu

favorit followers dan memberikan diskon spesial di hari tertentu untuk

menu-menu tersebut. Dengan demikian, dapat terbentuk engagement

dengan para customer.

5. Social media expert, Stefanie Kurniadi, menyarankan agar Ninotchka

melakukan outsourcing ke digital agency. Atau jika budget-nya terbatas,

bisa dimulai dengan hiring seorang PR 2.0 yang dapat menjalankan

strategi customer relations secara menyeluruh, termasuk pengelolaan

social media. Selain itu, dapat juga dibuatkan planning beragam online

tools lain yang mendukung performa brand dan penjualan. Menurut

Peneliti, pihak Ninotchka perlu mempertimbangkannya. Apalagi jika nanti

sampai membuka cabang di luar kota. Followers akan semakin banyak dan

beragam karakteristiknya. Diperlukan suatu strategi menyeluruh dan

pengelolaan yang profesional untuk meng-handle mereka.

Page 158: Strategi Customer Relations dengan Menggunakan …kc.umn.ac.id/956/1/(Read Only) SKRIPSI.pdf · Sidang Ujian Skripsi Universitas Multimedia Nusantara . Tangerang, 7 Januari 2013 .

DAFTAR PUSTAKA

Chan, Syafruddin. 2003. Relationship Marketing. Jakarta: PT Gramedia Pustaka

Utama.

Denzin, Norman K. dan Yvonna S. Lincoln. 2009. Handbook of Qualitative

Research Edisi Bahasa Indonesia. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Dyché, Jill. 2008. The CRM Handbook. Canada: Addison-Wesley Professional.

Flew, Terry. 2002. New Media: An Introduction. Melbourne: Oxford University

Press.

Grant, August E. dan Jennifer H. Meadows. 2008. Communication Technology

Update and Fundamentals 11th edition. USA: Focal Press.

Greenberg, Paul. 2010. CRM at The Speed of Light 4th edition. USA: McGraw-

Hill.

Griffin, Em. 2009. A First Look at Communication Theory 7th edition. New York:

Mc-Graw Hill International.

Harrison, Shirley. 2000. Public Relations: An Introduction 2nd edition.

Singapore: South-Western Cengage Learning.

Hurriyati, Ratih. 2005. Bauran Pemasaran dan Loyalitas Konsumen. Bandung:

CV Alfabeta.

Kartajaya, Hermawan. 2007. Boosting Loyalty Marketing Performance. Jakarta:

MarkPlus Inc.

__________. 2009. New Wave Marketing: The World is Still Round, The Market

is Already Flat. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Kerpen, Dave. 2011. Likeable Social Media. USA: McGraw Hill.

Kotler, Philip. 2002. Manajemen Pemasaran edisi milenium. Jakarta:

Prenhallindo.

Kotler, Philip dan Gary Armstrong. 2001. Principles of Marketing Volume 1. New

Jersey: Prentice Hall.

Kotler, Philip dan Kevin Lane Keller. 2009. Marketing Management 13th edition.

New Jersey: Pearson.

Page 159: Strategi Customer Relations dengan Menggunakan …kc.umn.ac.id/956/1/(Read Only) SKRIPSI.pdf · Sidang Ujian Skripsi Universitas Multimedia Nusantara . Tangerang, 7 Januari 2013 .

Kriyantono, Rachmat. 2009. Teknik Praktis Riset Komunikasi: Disertai Contoh

Praktis Riset Media, Public Relations, Advertising, Komunikasi Organisasi,

Komunikasi Pemasaran. Jakarta: Kencana.

Laermer, Richard. 2004. Full Frontal PR: Building Buzz about Your Business,

Your Product, or You. USA: Bloomberg.

Metz, Adam. 2012. The Social Customer. USA: McGraw-Hill.

Moleong, Lexy J. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif edisi revisi. Bandung:

PT Remaja Rosdakarya.

Morissan. 2010. Periklanan: Komunikasi Pemasaran Terpadu. Jakarta: Kencana.

Newell, Frederick. 2000. Loyalty.com: Customer Relationship Management in the

New Era of Internet Marketing. USA: McGraw-Hill.

Peelen, Ed. 2005. Customer Relationship Management. UK: Prentice Hall.

Peppers, Don dan Martha Rogers. 2004. Managing Customer Relationships: A

Strategic Framework. New Jersey: John Wiley & Sons.

Rakhmat, Jalaluddin. 2009. Metode Penelitian Komunikasi. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya.

Rogers, Everett M. 2005. A History of Communication Study: A Biographical

Approach. New York: Free Press.

Ryan, Damian dan Calvin Jones. 2012. Understanding Digital Marketing 2nd

edition. London: Kogan Page.

Septiadi. 2001. Jangan Abaikan Pelanggan, Kunci Sukses Pemasaran Relasional.

Bandung: PT Mandar Maju.

Sernovitz, Andy. 2012. Word of Mouth Marketing: How Smart Companies Get

People Talking. Austin: Greenleaf Book Group Press.

Shimp, Terrence A. 2003. Advertising, Promotion, and Supplemental Aspects of

Integrated Marketing Communications 6th edition. Ohio: South Western

Publishing.

Smith, Mari. 2011. The New Relationship Marketing. USA: John Wiley & Sons.

Sugiyama, Kotaro dan Tim Andree. 2011. The Dentsu Way. USA: McGraw-Hill.

West, Richard dan Lynn H. Turner. 2007. Introducing Communication Theory:

Analysis and Application. Singapore: McGraw-Hill.

Page 160: Strategi Customer Relations dengan Menggunakan …kc.umn.ac.id/956/1/(Read Only) SKRIPSI.pdf · Sidang Ujian Skripsi Universitas Multimedia Nusantara . Tangerang, 7 Januari 2013 .

Yin, Robert K. 2008. Studi Kasus: Desain dan Metode. Jakarta : Rajawali Pers.

Zikmund, William G. 2003. Customer Relationship Management: Integrating

Marketing Strategy and Information Technology. New Jersey: John Wiley

& Sons.

Jurnal

Andreani, Fransisca. 2007. “Customer Relationship Management (CRM) dan

Aplikasinya dalam Industri Manufaktur dan Jasa”. Dalam Jurnal

Manajemen Pemasaran, Vol. 2/No. 2, hlm. 60, Universitas Kristen Petra

Surabaya.

Costanzo, Chris. 2009. “Moving Focus of CRM Efforts from Software to

Employees”. Dalam American Banker. Vol. 168/Iss. 116. New York.

Penelitian

Purwanti, Arini Eka. 2010. “Pemanfaatan Facebook sebagai Sarana Promosi

Perpustakaan: Studi Kasus Perpustakaan Forum Indonesia Membaca”.

Skripsi. Depok: Universitas Indonesia.

Riyani, Donna. 2010. “Penggunaan Situs Jejaring Sosial Twitter di Kalangan New

Influencers: Suatu Telaah Kritis atas Model Komunikasi Shannon dan

Model Fungsional Ruesch dan Bateson”. Skripsi. Depok: Universitas

Indonesia.

Sumber Online

Abidin, Indira. 2012. “Pengguna Twitter Memberikan Efek Lebih Banyak

daripada Sosial Network Lainnya”. Dalam http://www.fortunepr.com/dibe-

unit/243-pengguna-twitter-memberikan-efek-lebih-banyak-daripada-sosial-

network-lainnya.html diakses pada Jumat, 1 Februari 2013, pukul 14:00.

Page 161: Strategi Customer Relations dengan Menggunakan …kc.umn.ac.id/956/1/(Read Only) SKRIPSI.pdf · Sidang Ujian Skripsi Universitas Multimedia Nusantara . Tangerang, 7 Januari 2013 .

Antaranews.com. 2012. “Pengguna Internet Indonesia 2012 Capai 63 juta Orang”.

Dalam http://www.antaranews.com/berita/348186/pengguna-internet-

indonesia-2012-capai-63-juta-orang diakses pada Jumat, 1 Februari 2013,

pukul 13:00.

Bisnis UKM. 2012. “Menggunakan Twitter Untuk Menjaring Calon Pelanggan”.

Dalam http://bisnisukm.com/?p=21788 diakses pada Selasa, 20 November

2012, pukul 23:37.

Boyd, Stowe. 2009. “Scoble Asks What Is Social Media?”. Dalam

http://www.stoweboyd.com/post/1339189186/scoble-asks-what-is-social-

media diakses pada Senin, 2 April 2012, pukul 13:50.

Chaffey, Dave. 2010. “Interactive Marketing Communications” dalam

http://www.marketing-online.co.uk/ch8.pdf diakses pada Sabtu, 13 Oktober

2012 pukul 13:51.

Chappell, Brian. 2012. “2012 Social Network Analysis Report – Demographic,

Geographic, and Search Data Revealed”. Dalam

http://www.ignitesocialmedia.com/social-media-stats/2012-social-network-

analysis-report/ diakses pada Jumat, 21 September 2012, pukul 14:54.

Communication Theory. 2008. “Lasswell’s Model”. Dalam

http://communicationtheory.org/lasswells-model/ diakses pada Sabtu, 13

Oktober 2012 pukul 12:13.

Destiwanto, Hendri. 2012. “Melihat Indonesia dari Sisi Lain”. Dalam

http://mashendri.com/indonesia-versi-google-sosmed-dan-android.html

diakses pada Jumat, 21 September 2012, pukul 13:50.

Eryka, Sonia. 2012a. “Autumn Wipe Out”. Dalam http

http://soniaeryka.blogspot.com/2012/01/autumn-wipe-out.html diakses pada

Jumat, 26 Oktober 2012 pukul 18:00.

__________. 2012b. “Summer Wipe Out”. Dalam

http://soniaeryka.blogspot.com/2012/06/summer-wipe-out.html diakses pada

Jumat, 26 Oktober 2012 pukul 18:18.

Page 162: Strategi Customer Relations dengan Menggunakan …kc.umn.ac.id/956/1/(Read Only) SKRIPSI.pdf · Sidang Ujian Skripsi Universitas Multimedia Nusantara . Tangerang, 7 Januari 2013 .

Femina. 2012. “Sajian Perekat Keluarga”. Dalam

http://www.femina.co.id/shop.dine/makan.di.mana/sajian.perekat.keluarga/

007/003/235 diakses pada Jumat, 26 Oktober 2012 pukul 22:00.

Harper, Jelani. 2011. “Social Networking and CRM”. Dalam

http://www.comparebusinessproducts.com/crm/social-networking-and-crm

diakses pada Sabtu, 16 Februari 2013, pukul 21:21.

Heriyanto, Trisno. 2012. “Facebooker Indonesia Hijrah ke Twitter?”. Dalam

http://inet.detik.com/facebooker-indonesia-hijrah-ke-twitter_files/ diakses

pada Jumat, 21 September 2012, pukul 13:50.

Ipsos North America. 2012. “Visit Social Networks”. Dalam http://www.ipsos-

na.com/download/pr.aspx?id=11498 diakses pada Sabtu, 22 September

2012, pukul 23:12.

Lee, Aaron. 2010. “Twitter: The New Customer Service For Businesses”. Dalam

http://askaaronlee.com/twitter-the-new-customer-service-for-busineses/

diakses pada Sabtu, 16 Februari 2013, pukul 21:34.

Manovich, Lev. 2001. “The Language of New Media”. Dalam

http://courses.gossettphd.org/library/manovich_whatisnewmedia.pdf

diakses pada Senin, 2 April 2012, pukul 13:30.

Morgan, Jacob. 2009. “What is Social CRM: An Introduction”. Dalam

http://www.jmorganmarketing.com/what-is-social-crm-an-introduction/

diakses pada Sabtu, 16 Februari 2013, pukul 16:35.

Nebel, Jean-Francois dan Robert C. Blattberg. 2009. “Brand Relationship

Management: A New Approach for the Third Millennium” dalam

http://mthink.com/content/brand-relationship-management-new-approach-

for-third-millennium diakses pada Jumat, 28 September 2012, pukul 14:50.

Nielsen Wire. 2011. “Global Advertising: Consumers Trust Real Friends and

Virtual Strangers the Most”. Dalam

http://blog.nielsen.com/nielsenwire/consumer/global-advertising-

consumers-trust-real-friends-and-virtual-strangers-the-most/ diakses pada

Sabtu, 1 Desember 2012, pukul 17:42.

Page 163: Strategi Customer Relations dengan Menggunakan …kc.umn.ac.id/956/1/(Read Only) SKRIPSI.pdf · Sidang Ujian Skripsi Universitas Multimedia Nusantara . Tangerang, 7 Januari 2013 .

Purwanto, Didik. 2012. “Ponsel Pintar di Indonesia Cuma untuk SMS dan Media

Sosial”. Dalam

http://tekno.kompas.com/read/2012/06/06/18403922/Ponsel.Pintar.di.Indon

esia.Cuma.untuk.SMS.dan.Media.Sosial diakses pada Jumat, 21 September

2012, pukul 13:50.

Salingsilang. 2012. “Marketeers Top 50 UKM di Dunia Online”. Dalam

http://m.salingsilang.com/baca/marketeers-top-50-ukm-di-dunia-online

diakses pada Selasa, 20 November 2012, pukul 22:16.

Santoso, Tanadi. 2009. “Book Review: The Anatomy of Buzz”. Dalam

http://www.tanadisantoso.com/v6/book-reviews-detail/20/the-anatomy-of-

buzz diakses pada Selasa, 20 November 2012, pukul 22:47.

Shankman, Peter. 2011. “The Greatest Customer Service Story Ever Told,

Starring Morton’s Steakhouse”. Dalam http://shankman.com/the-best-

customer-service-story-ever-told-starring-mortons-steakhouse/ diakses pada

Jumat, 1 Februari 2013, pukul 13:30.

Siantar, Anastasia. 2012. “Spring Wipe Out”. Dalam

http://www.brownplatform.com/2012/03/spring-wipe-out-bloggers-garage-

sale.html diakses pada Jumat, 26 Oktober 2012 pukul 18:15.

Simalango, Erianto. 2011. “Apa itu Social Media?”. Dalam

http://www.eriantosimalango.com/2011/07/apa-itu-social-media-social-

media-adalah.html diakses pada Senin, 2 April 2012, pukul 13:50.

Socialbakers. 2012. “@NINOTCHKA_JKT (Ninotchka Cafe) Twitter Statistics”.

Dalam http://www.socialbakers.com/twitter/ninotchka_jkt diakses pada

Rabu, 26 Oktober 2012 pukul 12:00.

Solis, Brian. 2008a. “PR 2.0 = The Evolution of PR, Nothing Less, Nothing

More”. Dalam http://www.briansolis.com/2008/03/pr-20-evolution-of-pr-

nothing-less/ diakses pada Selasa, 25 September 2012, pukul 13:20.

___________. 2008b. “PR 2.0: Putting the Public Back in Public Relations”.

Dalam http://www.briansolis.com/2008/04/pr-20-putting-public-back-in-

public/ diakses pada Senin, 24 September 2012, pukul 14:00.

Page 164: Strategi Customer Relations dengan Menggunakan …kc.umn.ac.id/956/1/(Read Only) SKRIPSI.pdf · Sidang Ujian Skripsi Universitas Multimedia Nusantara . Tangerang, 7 Januari 2013 .

Supriadi, Cecep. 2012. “Tren Penggunaan Internet di Indonesia”. Dalam

http://www.marketing.co.id/2012/06/27/tren-penggunaan-internet-di-

indonesia diakses pada Jumat, 21 September 2012, pukul 13:50.

The Jakarta Globe. 2012. “Sonia Eryka, Teen Cafe Owner”. Dalam

http://www.thejakartaglobe.com/myjakarta/my-jakarta-sonia-eryka-teen-

cafe-owner/531999 diakses pada Jumat, 26 Oktober 2012 pukul 23:00.

TweetReach. 2012. “TweetReach Report for #autumnwipeout”. Dalam

http://tweetreach.com/reach?q=%23AUTUMNWIPEOUT diakses pada

Sabtu, 22 Desember 2012 pukul 21:19.

Yonathan, Arman. 2011. “Ninotchka Cafe Parlour & Diner”. Dalam

http://armanyonathan.blogspot.com/2011/10/eat-eat-eat-ninotchka-cafe-

parlour.html diakses pada Jumat, 26 Oktober 2012 pukul 17:30.

Zawacki, Neil. 2011. “Benefits of Social CRM”. Dalam

http://www.comparebusinessproducts.com/crm/benefits-of-social-crm

diakses pada Sabtu, 16 Februari 2013, pukul 21:25.

Situs Ninotchka Cafe

Twitter : @NINOTCHKA_JKT

Foursquare : Ninotchka Coffee Parlour & Diner

Instagram : ninotchka_jkt

Blog : ninotchkacafe.blogspot.com

Facebook : Ninotchka Coffee Parlour & Diner

Page 165: Strategi Customer Relations dengan Menggunakan …kc.umn.ac.id/956/1/(Read Only) SKRIPSI.pdf · Sidang Ujian Skripsi Universitas Multimedia Nusantara . Tangerang, 7 Januari 2013 .

LAMPIRAN A KELENGKAPAN SKRIPSI, PEDOMAN,

DAN TRANSKRIP

Page 166: Strategi Customer Relations dengan Menggunakan …kc.umn.ac.id/956/1/(Read Only) SKRIPSI.pdf · Sidang Ujian Skripsi Universitas Multimedia Nusantara . Tangerang, 7 Januari 2013 .

Lampiran A | 5

Pedoman Wawancara (Interview Guide)

Wawancara 1: Sejarah Ninotchka

1. Bagaimana awalnya kalian memulai bisnis ini?

2. Bagaimana kalian menjalankan Ninotchka?

Apakah ada kerjasama dengan pihak lain?

3. Waktu pertama kali buka, bagaimana promosinya?

Hanya melalui social media, atau ada iklan/brosur juga?

4. Apakah ada promo spesial dalam rangka opening?

Misalnya bagi-bagi sample rainbow cake, diskon khusus, atau event

lainnya?

5. Untuk penggunaan social media-nya sendiri: setelah kafe buka baru

dipromosikan melalui social media, atau memang sudah membangun buzz

sebelum kafe itu dibuka?

Bagaimana dengan pengelolaan social media-nya?

6. Bagaimana respons customer di social media? Seberapa antusias mereka

di dunia maya (terhadap opening kafe ataupun terhadap produk kalian)?

7. Kemudian apakah antusiasme di dunia maya itu terbukti secara real?

(Maksudnya disini, bisa saja respons di Twitter ramai dan positif, tetapi

ternyata kafenya sepi. Yang kalian hadapi bagaimana?)

8. Mengapa akhirnya pindah ke lokasi baru? Kapan?

9. Cara mempromosikan tempat baru?

10. Bagaimana perbandingan tempat lama dan tempat baru?

Dari segi jumlah karyawan, rata-rata pengunjung, dan penjualannya?

Kalau sekarang omzet per bulannya kira-kira berapa? (hitungan kasar saja)

11. Rencana pengembangan ke depan?

Page 167: Strategi Customer Relations dengan Menggunakan …kc.umn.ac.id/956/1/(Read Only) SKRIPSI.pdf · Sidang Ujian Skripsi Universitas Multimedia Nusantara . Tangerang, 7 Januari 2013 .

Lampiran A | 6

Wawancara 2: Penggunaan Social Media

Pertanyaan untuk Sonia Eryka, owner Ninotchka Cafe

1. Apa yang membedakan Ninotchka dengan kafe lain?

2. Keunggulan dan strategi bersaing?

3. Bagaimana karakteristik pelanggan Ninotchka? (demografi, psikografi,

penggunaan media)

4. Bagaimana cara kalian menyesuaikan diri dengan karakteristik tersebut?

5. Program promosi apa saja yang dilakukan? (diskon, dll)

Mengapa membuat program itu?

6. Bagaimana dengan event? Tujuan penyelenggaraannya?

7. Bagaimana cara kalian mempromosikan Ninotchka, program, dan event?

8. Social media apa saja yang digunakan?

9. Bagaimana strategi penggunaan untuk masing-masing social media?

10. Social media mana yang penggunaannya paling diandalkan? Mengapa?

11. Twitter digunakan untuk apa saja?

12. Aplikasi terkait yang digunakan?

13. Perbedaan Twitter dengan social media lainnya? Keunggulan/manfaatnya

bagi Ninotchka?

14. Bagaimana penyampaian pesan melalui Twitter?

Pesan apa yang kamu sampaikan?

Apakah ada gambar/video/link pendukung?

15. Kunci keberhasilan penggunaan Twitter?

Apa ada hubungannya dengan nama besar kamu? Bantuan relasi?

16. Apakah aktivitas kamu selama ini sebagai public figure (dan buzzer)

berpengaruh ke strategi promosi Ninotchka?

17. Bagaimana cara membangun dialog (conversation)?

18. Bagaimana keterlibatan Ninotchka dengan conversation para pelanggan?

Kapan merespons/retweet, dan pemanfaatannya untuk promosi?

Kriteria khusus: misalnya merespons yang followers-nya banyak

Page 168: Strategi Customer Relations dengan Menggunakan …kc.umn.ac.id/956/1/(Read Only) SKRIPSI.pdf · Sidang Ujian Skripsi Universitas Multimedia Nusantara . Tangerang, 7 Januari 2013 .

Lampiran A | 7

19. Apakah kamu melakukan monitoring? Atau cukup melihat dari mention

yang masuk? Apa bisa mengenali pelanggan yang “eksis”? Apakah ada

treatment khusus untuk mereka?

20. Manfaat yang dirasakan dengan penggunaan Twitter?

Pertanyaan untuk Roy Leonard, manager Ninotchka Cafe

1. Bagaimana karakteristik pelanggan Ninotchka?

2. Bagaimana cara kalian mempromosikan Ninotchka, program, dan event?

3. Social media apa saja yang digunakan?

4. Social media mana yang penggunaannya paling diandalkan?

5. Social media yang kamu handle yang mana saja?

6. Twitter digunakan untuk apa saja?

7. Aplikasi terkait yang digunakan?

8. Bagaimana penyampaian pesan melalui Twitter?

Pesan apa yang disampaikan?

9. Apakah ada target dan jangka waktu posting?

10. Bagaimana cara membangun dialog (conversation)?

11. Bagaimana keterlibatan Ninotchka dengan conversation para pelanggan?

Kapan merespons/retweet, dan pemanfaatannya untuk promosi?

Kriteria khusus: misalnya merespons yang followers-nya banyak

12. Apa bisa mengenali pelanggan yang “eksis”? Apakah ada treatment

khusus untuk mereka?

13. Bagaimana buzz dari Sonia/relasinya? Terus bagaimana dengan kamu

sendiri, apa ikut nge-buzz?

14. Sejauh ini bagaimana respons pelanggan?

Page 169: Strategi Customer Relations dengan Menggunakan …kc.umn.ac.id/956/1/(Read Only) SKRIPSI.pdf · Sidang Ujian Skripsi Universitas Multimedia Nusantara . Tangerang, 7 Januari 2013 .

Lampiran A | 8

Wawancara 3: Dampak Penggunaan Twitter

Pertanyaan untuk pelanggan

1. Bagaimana kalian bisa kenal Ninotchka? (Kenal Sonia Eryka atau

kafenya?)

2. Bagaimana dengan isi Twitternya? Apakah informatif dan menarik?

3. Pernah mention Ninotchka? Tentang apa?

Atau pernah me-retweet tweet Ninotchka?

4. Bagaimana respons Ninotchka?

5. Apakah kalian puas dengan respons tersebut?

6. Apakah followers kalian juga merespons? Bagaimana responsnya?

7. Apakah kalian pernah merekomendasikan Ninotchka?

(Atau setidaknya membicarakan tentang kafe ini)

8. Pendapat, saran/kritik untuk Ninotchka dan Twitter-nya?

Page 170: Strategi Customer Relations dengan Menggunakan …kc.umn.ac.id/956/1/(Read Only) SKRIPSI.pdf · Sidang Ujian Skripsi Universitas Multimedia Nusantara . Tangerang, 7 Januari 2013 .

Lampiran A | 9

Wawancara 4: Penggunaan Social Media oleh Organisasi dan Efektivitasnya

Pertanyaan untuk Stefanie Kurniadi, social media expert

Tentang social media

1. Bagaimana tren penggunaan social media oleh organisasi saat ini?

2. Social media apa yang banyak digunakan?

3. Apakah ada kriteria khusus dalam penggunaan social media tersebut?

(Misalnya jenis organisasi tertentu harus menggunakan jenis social media

tertentu juga)

Jika ada, apa saja yang menjadi kriterianya?

4. Apa saja yang harus dipertimbangkan oleh organisasi dalam keputusan

penggunaan dan pemilihan social media?

5. Biasanya social media digunakan untuk apa?

6. Apa penting melakukan riset dan monitoring di social media?

Bagaimana melakukannya? Adakah tools yang dapat digunakan untuk

memudahkannya?

Tentang Twitter

1. Apa karakteristik khusus Twitter yang membedakannya dengan social

media lain (yang menguntungkan bagi organisasi)?

2. Organisasi seperti apa yang cocok untuk menggunakan Twitter?

3. Bagaimana strategi penggunaan Twitter yang ideal oleh organisasi?

Bagaimana model komunikasinya?

Informasi apa yang disampaikan?

Bagaimana membuat komunikasi menjadi menarik?

Bagaimana membangun kedekatan dengan customer?

4. Apa kriteria penggunaan Twitter yang dianggap berhasil? (Misalnya:

followers-nya banyak, tingkat pertumbuhan followers, followers-nya aktif,

mudah buat trending topic, dsb.)

Page 171: Strategi Customer Relations dengan Menggunakan …kc.umn.ac.id/956/1/(Read Only) SKRIPSI.pdf · Sidang Ujian Skripsi Universitas Multimedia Nusantara . Tangerang, 7 Januari 2013 .

Lampiran A | 10

Bagaimana cara mengukur keberhasilannya? Adakah contoh organisasi di

Indonesia yang dianggap berhasil di Twitter?

5. Apa kunci keberhasilan penggunaan Twitter oleh organisasi?

Tentang buzzword

1. Menurut Anda, apa yang dimaksud dengan buzzword?

2. Bagaimana cara membuat buzzword?

Siapa sumber buzzword?

Siapa yang dapat membantu penyebaran/distribusinya?

Media apa yang digunakan, online/offline?

Buzzword yang menarik seperti apa?

3. Bagaimana efektivitas buzzword di era social media?

4. Buzzword yang berhasil itu seperti apa?

5. Bagaimana pengukuran keberhasilan buzzword?

Tentang Ninotchka

1. Menurut pendapat Anda, apakah social media yang dipilih Ninotchka

(Twitter, Facebook, blog) sudah tepat?

2. Apakah strategi penggunaan social media-nya sudah tepat?

3. Bagaimana dengan buzzword Ninotchka? Apakah sudah dapat dikatakan

berhasil?

4. Apakah ada saran untuk peningkatan?

Social media yang digunakan perlu ditambah/tidak? Jika perlu,

ditambah dengan social media apa?

Saran untuk membangun customer relations melalui Twitter?

Gaya komunikasinya?

Bagaimana meng-handle social media: Apakah perlu

outsource/tidak, kapan harus outsource, dan kriteria orang yang

tepat untuk meng-handle social media Ninotchka (jika outsource)?

Page 172: Strategi Customer Relations dengan Menggunakan …kc.umn.ac.id/956/1/(Read Only) SKRIPSI.pdf · Sidang Ujian Skripsi Universitas Multimedia Nusantara . Tangerang, 7 Januari 2013 .

Lampiran A | 11

Transkrip Wawancara

Wawancara 1: Sejarah Ninotchka

Ninotchka Cafe, 22 Oktober 2012, 14:30 WIB

Interviewer: Tiara Permadi (T)

Interviewee: Roy Leonard (R), manager Ninotchka Cafe

T: Gimana sih awalnya memulai bisnis ini?

R: Idenya Sonia sih. Nyokap gue emang suka masak, terus Sonia juga suka. Jadi

dia bilang kalo mau coba buka kafe. Nyokap-bokap setuju, terus ide ini terwujud

deh.

T: Terus lo ikutan juga nih?

R: Iya. Tapi gue sih bantu-bantu aja. Ini semua idenya Sonia kok. Dia yang cari

tempat, perabotan, sampe bikin logo, print menu, dan segala macem detailnya.

Kalo gue si bantuin pengelolaan sehari-hari aja. Orang tua gue cuma pengen

supaya kita belajar bisnis, biar bisa mandiri dan bertanggung jawab.

T: I see. Terus pengelolaan kafe ini gimana?

R: Manajemen keluarga. Waktu awal-awal kita belum punya karyawan. Mama

yang masak, gue jadi pelayan, terus Sonia jadi pelayan sekaligus kasir.

T: Wah bisa tuh dihandle sendiri?

R: Awalnya kan masih coba-coba, jadi belum hire orang dulu. Tapi ga nyangka

sih orang-orang antusias banget sama kafe ini. Langsung rame. Pas pertama kali

buka dan dapet banyak tamu, kita malah kebingungan sendiri.

T: Tapi seru dong..

R: Seru sih, tapi cape juga. Waktu masih perkenalan itu kita buka sampai

midnight. Kita dari pagi, handle semuanya sendiri, terus setelah tutup juga masih

harus beres-beres dulu. Cape. Kalau sekarang jadwalnya lebih pas.

Page 173: Strategi Customer Relations dengan Menggunakan …kc.umn.ac.id/956/1/(Read Only) SKRIPSI.pdf · Sidang Ujian Skripsi Universitas Multimedia Nusantara . Tangerang, 7 Januari 2013 .

Lampiran A | 12

T: Lagian sekarang udah ada karyawan kan..

R: Iya. Ga sampe sebulan sih kita handle sendiri. Udah tau rame gitu, kita

langsung cari karyawan

T: Oo iya.. Kalo sekarang karyawannya udah berapa?

R: Ada 8 orang. 6 orang pelayan, 1 barista, sama 1 cook. Tapi cook disini buat

bantuin nyokap aja sih di dapur. Sebagian besar masih nyokap yang masak.

T: Emang semuanya masakan rumah sih ya?

R: Iya, hehehe..

T: Kue-kue yang disini kreasi Sonia dong?

R: Dia sama nyokap sih. Biasanya dia cuma ngasih ide doang, mama yang bikin.

Tapi ada juga sih yang Sonia bikin sendiri. Itu si choco lava cake, hehehe..

T: Waktu pertama kali buka, promosinya gimana?

R: Ngandelin Twitter aja sih.

T: Dari account nya Sonia juga?

R: Iya. Justru kafe ini rame juga karena dia. Orang-orang udah pada kenal dia,

terus followernya juga banyak, jadi promosi kafe ini cepet lah.

T: Terus mulai promosi gitu dari sebelum kafe buka atau gimana?

R: Kafenya buka dulu dong..

T: Ooo I see. Jadi abis kafenya buka baru di promosiin lewat account Sonia juga

ya?

R: Iya..

T: Lo sendiri gimana? Promote juga?

R: Dari account gue? Kadang sih..

T: Ada media promosi lain gak? Brosur gitu..

R: Nggak. Kita sih ngandelin social media aja.

T: Socmed yang dipake apa aja?

Page 174: Strategi Customer Relations dengan Menggunakan …kc.umn.ac.id/956/1/(Read Only) SKRIPSI.pdf · Sidang Ujian Skripsi Universitas Multimedia Nusantara . Tangerang, 7 Januari 2013 .

Lampiran A | 13

R: Twitter sih. Emang kita ada bikin Facebook fanpage sama blog juga, tapi

masih lebih dominan Twitter. Facebook malah udah ga diurus lagi, jarang dibuka.

Terus kalo sekarang lagi pake Instagram gitu.

T: Pengelolaan socmednya gimana?

R: Gue sama Sonia yang handle. Ganti-gantian aja.

T: Oke. Terus ada promo atau event gitu nggak waktu pembukaan kafe?

R: Waktu itu kita bikin promo diskon 20% sih dalam rangka opening. Itu buat

perkenalan aja sih kepada konsumen, semacam ucapan selamat datang untuk

pelanggan. Kalo event gitu ga ada. Waktu pindah ke sini, baru ada event summer

wipeout sekalian kenalin tempat baru ini.

T: Oiya, kenapa pindah sih?

R: Tempat yang lama itu punya temennya Sonia. Kita sewa sama dia. Tapi karena

satu dan lain hal, kita putusin buat sewa tempat lain aja.

T: Oh gue kira gara-gara perlu space yang lebih besar gitu..

R: Itu juga sih. Disini juga orang lebih gampang nyarinya, soalnya kan di pinggir

jalan besar gitu

T: Ini kapasitas tempatnya berapa?

R: (ngitung dulu) hmmm 50 an kali ya..

T: Lumayan juga ya.. Terus lo uda berapa lama pindahnya?

R: Duh gue lupa. Berapa yaa?? Empat bulanan gitu deh..

T: Promosiin tempat baru ini gimana?

R: Event summer wipeout itu sih.. Sonia ngajak temen-temennya yang blogger

juga.

T: Eh gue liat ada Gigi ChiBi sama Bena juga ya waktu itu..

R: Bena juga temennya Sonia. Kalo Gigi itu temen gue. Dia gue ajak buat mampir

T: Ooo oke.. Kalo temen band lo diajak juga ga? hehehe

R: Ajak. Mereka jauh sih di Kelapa Gading.. Tapi pernah kok kesini..

T: Oh iya ada rencana buka cabang di Kelapa Gading juga ya?

Page 175: Strategi Customer Relations dengan Menggunakan …kc.umn.ac.id/956/1/(Read Only) SKRIPSI.pdf · Sidang Ujian Skripsi Universitas Multimedia Nusantara . Tangerang, 7 Januari 2013 .

Lampiran A | 14

R: Iya. Masih dipersiapin sih. Terus Sonia lagi berencana bikin sistem franchise.

Udah banyak yang nanyain.. Tapi masih bingung mau jual nama sama resep, atau

mau siapin SDM juga..

T: Ooo iya-iya.. Uda dapet tawaran darimana aja?

R: Banyak sih. Surabaya, Medan, Bali juga..

T: Oh pada tau kafe ini ya..

R: Iya. Orang dari luar kota juga pernah dateng. Tapi mungkin pas lagi ada urusan

di Jakarta, jadi sekalian mampir..

T: Darimana aja tuh?

R: Yang gue tau sih Surabaya, Bogor, Bekasi..

T: Wah jauh..

R: Iya. Beban juga sih. Harus kasih servis yang terbaik, kan orang udah jauh-jauh

dateng. Ga bole ngecewain. Kadang kasiannya tuh gara-gara pada ga dapet

tempat, atau menu yang mereka pengen udah sold out.

T: Emang pake social media gitu informasi cepet nyebar ya.. Langsung heboh gitu

R: Iya.

T: Respon orang-orang di social media gimana sih?

R: Sejauh ini positif sih. Pada bilang pengen dateng, terus kalo twitpic menu baru

juga pada RT dan pengen nyoba.

T: Terus kenyataan di kafenya gimana? Rame juga?

R: Iya rame sih, tapi ada jam-jamnya gitu. Biasanya jam 7 ke atas itu baru deh

sibuk, sampe tutup. Tapi ya namanya bisnis, ga selalu rame juga. Kalo pas ada

event kaya summer wipeout waktu itu sih penuh banget. Kita kewalahan.

T: Kira-kira omzet berapa sih?

R: Hmm kalo weekdays sih 2-3 juta per hari. Kalo weekend bisa 5-6 juta.

T: Lumayan gede ya.. Hmm, kayanya segitu dulu deh yang gue tanyain. Makasih

ya buat waktunya :)

R: Sama-sama

Page 176: Strategi Customer Relations dengan Menggunakan …kc.umn.ac.id/956/1/(Read Only) SKRIPSI.pdf · Sidang Ujian Skripsi Universitas Multimedia Nusantara . Tangerang, 7 Januari 2013 .

Lampiran A | 15

Wawancara 2: Penggunaan Social Media

Informan Primer

Ninotchka Cafe, 24 Oktober 2012, 17:00 WIB

Interviewer: Tiara Permadi (T)

Interviewee: Sonia Eryka (S), owner Ninotchka Cafe

T: Ceritain sedikit dong tentang sejarah Ninotchka..

S: Awalnya dari hobi aja sih. Mama hobi masak dan aku suka bantuin. Kita suka

eksperimen nyobain resep-resep baru gitu. Aku juga suka wisata kuliner. Dari situ

aku punya mimpi untuk punya kafe sendiri. Aku bahkan sampe ngegambar kira-

kira kafe aku desainnya kaya apa. Lulus SMA aku bilang ke mama-papa tentang

ide ini. Mereka ternyata excited, dan bantuin aku wujudin mimpi aku.

T: Apa sih yang membedakan Ninotchka dengan kafe lainnya?

S: Hmm basically sih manajemennya yang dihandle sendiri sama keluarga aku.

Dan karena ini bisnis keluarga, aku sama Roy yang masih belum berpengalaman

gini malah diberi ruang buat belajar berbisnis. Mama-papa percayain kita untuk

jalanin kafe ini. Tapi kita tetep dibantu sama mama-papa kok. Terutama soal

keuangan gitu. Aku selalu konsultasi sama mama supaya pengeluaran kafe tetap

efisien.

T: Kalo keunggulan Ninotchka?

S: Makanannya yang homemade. Makanan disini dibuat sendiri sama mamaku

dan aku. Sekarang kita juga punya asisten di dapur, tapi kita belum bisa

mempercayakan pembuatan makanan sepenuhnya sama dia. Dia cukup bantu-

bantu aja.

T: Target marketnya Ninotchka siapa sih?

S: Remaja sih ya. Apalagi lokasi kita deket sama sekolahan, jadi anak-anak

sekolah gitu udah pasti jadi target market. Terus aku juga ngeliat para ibu muda

yang nungguin anaknya sekolah gitu sebagai target market yang potensial. Selain

Page 177: Strategi Customer Relations dengan Menggunakan …kc.umn.ac.id/956/1/(Read Only) SKRIPSI.pdf · Sidang Ujian Skripsi Universitas Multimedia Nusantara . Tangerang, 7 Januari 2013 .

Lampiran A | 16

itu sih buat anak muda di kawasan sekitar sini sih. Abisnya deket sini kan jarang

banget ada tempat hangout gitu.

T: Loh jadi targetnya orang-orang sekitar sini aja nih?

S: Iya. Makanya ga nyangka kafe ini bisa terkenal kemana-mana. Bahkan ada gitu

yang dari daerah-daerah yang sama sekali bukan jangkauan kita kaya dari

Surabaya, Balikpapan, Batam, Medan jadi follower dan minta kita buka cabang

disana. Bener-bener ga nyangka.

T: Kalo secara psikografi?

S: Maksudnya?

T: Karakteristik psikologis dari pelanggan kamu. Misalnya kalau anak muda tuh

gampang dipengaruhin, kondisi itu kan menguntungkan tuh buat promosi kafe

kamu.

S: Oh itu aku ga setuju. Aku yakin konsumen sekarang cerdas. Mereka mencari

kualitas. Makanya aku berusaha sebaik mungkin menjalankan kafe ini. Aku mau

bikin kafe yang unik, beda sama kafe lain yang udah ada. Makanya aku pilih tema

vintage dan makanan homemade. Kualitas itu yang akhirnya memengaruhi orang-

orang untuk datang dan menjadi pelanggan kafe ini.

T: I see. Terus menurut kamu, standar “kualitas” itu sendiri apa?

S: Hmm.. Ada tiga hal: tempat yang cozy, makanan enak, dan harga yang

terjangkau. Tempat hangout haruslah nyaman, membuat kita betah nongkrong

berjam-jam disana. Selain nyaman, penataan tempat juga harus apik. Anak muda

selalu eksis kapan saja dan dimana saja. Kalo tempat hangout nya cantik kan bisa

foto-foto terus dipamerin gitu, terus jadi tempat yang wajib didatangi, bahkan jadi

tempat favorit. Terus namanya kafe ya makanan sama minuman harus enak dong..

Sama harganya juga harus terjangkau. Kalo masih sekolah atau kuliah gitu kan

uang jajan terbatas.. Buat aku kualitas ga harus mahal kok. Makanya disini kita

pakai bahan baku yang kualitasnya bagus, tapi harganya tetap terjangkau.

T: Gimana sih program promosi Ninotchka?

S: Sejauh ini sih aku bikin diskon buat para pelajar berseragam..

T: Kenapa bikin progam kaya gitu?

S: Karena sesuai sih sama pelanggan Ninotchka. Aku liat dari kita buka jam 2

sampe sore gitu banyak anak sekolah. Terus lokasi kafe kan deket sama

sekolahan, jadi kita pengen kafe ini jadi tujuan hangout mereka sepulang sekolah.

Page 178: Strategi Customer Relations dengan Menggunakan …kc.umn.ac.id/956/1/(Read Only) SKRIPSI.pdf · Sidang Ujian Skripsi Universitas Multimedia Nusantara . Tangerang, 7 Januari 2013 .

Lampiran A | 17

T: Terus aku juga pernah baca soal promo diskon buat pelanggan yang udah jadi

mayor Ninotchka di Foursquare. Nah itu gimana?

S: Oh itu.. Itu seru-seruan aja sih. Apresiasi buat mereka yang rajin dateng terus

ya secara gak langsung kan promoin kita juga dengan check in di Foursquare gitu,

jadi dikasih diskon deh, hehehe

T: Terus kalo event?

S: Cuma garage sale aja sih. Aku sama temen-temen sesama fashion blogger yang

ngadain.

T: Nah itu kenapa tuh ngadain event kaya gitu?

S: Karena aku punya banyak barang, baik yang kita beli, dikasih sama fans,

ataupun dikirimin sama brand-brand gitu. Aku perlu closet cleaning secara

berkala. Temen-temen aku juga gitu. Selama ini suka bingung sih barang-barang

itu mau dikemanain. Nah ada ide untuk garage sale, tapi bingung dimana. Pas aku

punya kafe ya kenapa ga di kafe ini aja.. Aku kan juga punya online shop (Riots

Barbie), jadi sekalian juga jualan disana..hehehe.. Waktu autumn wipeout (garage

sale pertama) ternyata responnya positif. Jadi aku ngadain lagi. Nanti bulan

Desember juga mau ada autumn wipeout 2, tapi masih cari jadwalnya sih.

T: Jadi event itu bukan buat promo kafe gitu?

S: Tujuan utamanya sih bukan, hehehe.. Tapi ternyata hasilnya ya ikut

mengangkat nama kafe ini juga. Pas acaranya diomongin, kafenya juga ikut

dibahas.

T: Terus gimana cara kamu promoin kafe ini, program, dan eventnya?

S: Lewat social media aja

T: Ga ada media lain?

S: Nggak. Pas awal-awal kita bahkan ga pake papan nama. Aku memang cuma

memimpikan kafe kecil gitu, jadi aku ga pake iklan-iklan atau brosur gitu.

T: Terus kenapa pilihannya jatuh ke social media?

S: Karena itu yang aku pake tiap hari. Jadi aku juga ga perlu effort khusus gitu

untuk promosi.

T: Bukan karena kamu punya banyak follower gitu jadi gampang buat promosi?

Page 179: Strategi Customer Relations dengan Menggunakan …kc.umn.ac.id/956/1/(Read Only) SKRIPSI.pdf · Sidang Ujian Skripsi Universitas Multimedia Nusantara . Tangerang, 7 Januari 2013 .

Lampiran A | 18

S: Nggak. Jujur aku ngerasa follower aku ga seberapa kok. Masih banyak temen-

temen yang followerya bisa sampe ratusan ribu gitu. Dan aku sendiri gak intens

banget buat promote kafe ini dengan account pribadi.

T: Tapi kamu yakin konsumen kamu ada di social media?

S: Aku ga bisa lepas dari social media, terutama Twitter. Aku ga tau sama orang

lain, tapi kalo ngeliat kecenderungannya aku rasa sama ya. Anak muda gitu pasti

familiar sama socmed, udah makanan sehari-hari. Frekuensinya mungkin beda,

ada yang aktif ada yang kurang. Tapi mereka pasti pake lah social media gitu.

T: Social media apa aja yang dipakai?

S: Twitter, terus ada akun Facebook sama blog juga.

T: Penggunaan masing-masing gimana?

S: Kalo Twitter tuh paling update deh, buat kasih tau info kita buka dan tutup jam

berapa, ada menu apa aja, terus kalo ada menu baru gitu bisa ditwitpic. Kalo

Facebook sih jarang dipake. Cuma untuk info basic aja. Asal ada profilnya

Ninotchka aja sih, kalo di search, ada. Tapi juga bisa untuk attract orang-orang

yang aktifnya di Facebook dan belum punya Twitter. Kalo blog dijadiin mini

website gitulah. Ada profil, menu apa aja.. Terus dengan blog aku harap bisa

memperkenalkan Ninotchka ke orang-orang yang dari luar negeri juga.

T: Social media yang paling diandalkan yang mana?

S: Twitter..

T: Kenapa?

S: Lebih update terus juga lebih mudah untuk “tek-tok” (conversation)

T: Ada aplikasi lain nggak sih yang digunakan?

S: Instagram. Sama Foursquare kali ya. Itupun rasanya sepaket sama Twitter.

T: Kalau menurut kamu, apa yang membedakan Twitter sama social media lain?

Karakteristik khasnya gitu deh..

S: Personal, rasanya tuh kaya bisa ngobrol gitu. Dan buat aku, Twitter adalah

bentuk social media yang ideal. Kita bisa memfilter informasi yang bakal kita

terima dengan memilah following kita. Terus kalau mau menyebar informasi,

pake fitur retweet jadi sumber informasinya juga ketauan.

T: Keunggulan Twitter yang bermanfaat bagi Ninotchka?

Page 180: Strategi Customer Relations dengan Menggunakan …kc.umn.ac.id/956/1/(Read Only) SKRIPSI.pdf · Sidang Ujian Skripsi Universitas Multimedia Nusantara . Tangerang, 7 Januari 2013 .

Lampiran A | 19

S: Penyebaran informasi yang cepat dan meluas. Itu bener-bener berasa banget.

Orang-orang dari berbagai penjuru Jakarta bisa kenal kafe ini dan dateng kesini,

itu berkat Twitter. Bahkan waktu autumn wipeout, ada yang dateng dari

Singapura. Itu bener-bener diluar dugaan. Update banget. Kita baru post foto

menu baru, ada yang langsung dateng untuk nyoba. Terus bisa ngobrol sama

followers juga. Bisa deket sama mereka. Mereka juga banyak kasih masukan buat

kita.

T: Gimana sih pesan yang disampaikan melalui Twitter?

S: Ga ada guide khusus sih. Bebas-bebas aja. Pokoknya harus friendly pada

customer. Tapi kebanyakan kita ngetweet gambar sih. Ngetweet kata-kata gitu

jarang, biasanya info-info sama jawab pertanyaan doang. Paling aku suka nanya

kaya gini “Halo tweeps, uda pada makan siang belum?”, terus ada yang jawab

belum.. Terus aku bales lagi “Ayo dateng, hari ini ada menu apa, apa, sama apa”

kaya gitu

T: Apa sih kunci keberhasilan penggunaan Twitter?

S: Bangun dialog sih. Update dan interaktif. Kita berusaha untuk mengikuti

maunya followers. Kaya misalnya mau bikin event gitu, kita nanya followers

maunya tanggal berapa. Atau kalo mau ngeluarin menu baru, kita tanya dulu,

“Tweeps kira-kira menu apa ya yang seru buat jadi menu baru?” atau kita kasih

pilihan gitu.

T: Keberhasilan ini ada hubungannya nggak sama nama besar kamu?

S: Aku ga bisa bilang nggak. Ada yang kenal kafe ini karena aku. Tapi juga

banyak kok yang gak kenal sama Sonia-nya, tapi sama kafenya. Kaya dikasih tau

sama temennya kalau choco lava cake disini enak, terus dia nyoba. Banyak malah

yang ketemu aku di kafe, terus baru tau kalo ini punya aku. Ada juga yang ga

kenal sama aku, cuma tau kafenya aja. Jujur aku lebih seneng kalo kafe ini dikenal

karena makanannya yang enak, bukan karena aku. Mama aku juga sering

ngingetin kalau kafe ini seharusnya dikenal karena kualitasnya. Makanya kita

berusaha untuk terus improve produk dan pelayanan kita.

T: Terus kamu masih eksperimen-eksperimen gitu dong buat menu baru..

S: Oiya. Komentatornya orang rumah, hehehe.. Jadi semua menu yang disajikan

disini udah melewati fase uji coba di rumah, dimulai dari pendapat keluarga dulu.

T: I see.. Terus relasi kamu gitu pengaruh ga? Kaya mereka jadi buzzer gitu..

Page 181: Strategi Customer Relations dengan Menggunakan …kc.umn.ac.id/956/1/(Read Only) SKRIPSI.pdf · Sidang Ujian Skripsi Universitas Multimedia Nusantara . Tangerang, 7 Januari 2013 .

Lampiran A | 20

S: Wah aku sih ga sanggup deh buat bayar buzz-rate mereka hahaha.. Ada

beberapa temen yang tau aku buka kafe terus mampir.. Ada juga yang aku ajak

untuk hangout disini. Kita kaya bikin tea party gitu diatas sambil narsis-narsisan..

hahaha.. Mereka secara sukarela ngetweet kalo lagi disini. Gitu aja sih. Terus kalo

lagi ada event ya biasanya pada ngetweet tentang event itu, terus nyebutin

tempatnya, jadi nama Ninotchka kebawa juga. Bahkan Ninotchka sampai dibilang

kafenya para fashion blogger, hahaha..

T: Aktivitas kamu selama ini, kaya kamu jadi buzzer gitu berpengaruh nggak sih

ke strategi promosi Ninotchka?

S: Dari pengalaman aku sebagai buzzer, aku belajar kalo kualitas itu yang paling

penting. Sekuat apapun buzzernya, mau followers nya ratusan ribu, kalo

produknya memang kurang bagus, buzzer juga ga bisa berbuat banyak. Buzzer

juga ga hanya public figure kok. Konsumen juga bisa jadi buzzer. Mereka kasih

rekomendasi tentang produk gitu. Dan konsumen lebih jujur karena ga ada motif

apa-apa.

T: Tapi kamu tetep nge-buzz buat kafe ini dong?

S: Iya..promosiin kafe sendiri kan wajar dong hehehehe

T: Gimana tuh cara ngebuzznya?

S: Kalo waktu awal-awal aku ngetweet persiapan kafe ini sih. Pas lagi ngecat

bangku-bangku kayu buat kafe ini, aku cerita ke followers. Terus juga aku nulis di

blog tentang opening kafe ini. Terus apa lagi ya? Ya kebanyakan cerita tentang

kegiatan aku sih, tapi yang berhubungan sama kafe ini. Misalnya kemaren hari

minggu aku bikin photoshoot produk disini, aku ngetweet juga kalo aku lagi

ngerjain photoshoot sama sahabat aku olin disini.. Gitu aja sih.. Sama kadang

ngeretweet tweetnya Ninotchka atau komen dari pengunjungnya Ninotchka..

T: Oiya tadi kamu bilang kunci keberhasilan penggunaan Twitter kan membangun

dialog. Itu gimana sih cara kamu membangun dialog itu?

S: Paling cepet sih kalo twitpic gambar gitu. Banyak yang respon, kasih komen,

retweet.. Terus kalo kita kasih pertanyaan juga pada jawab.. Pinter-pinternya

membuat topik aja sih.

T: Terus gimana tuh keterlibatan Ninotchka dengan conversation pelanggan?

S: Kita berusaha untuk merespon mention-mention yang masuk ke account

Ninotchka. Kalo ada yang update lagi di Ninotchka juga kita RT bilang makasih.

Kalo pertanyaan kita jawab. Kadang kita reply biar ga spamming di timeline

Page 182: Strategi Customer Relations dengan Menggunakan …kc.umn.ac.id/956/1/(Read Only) SKRIPSI.pdf · Sidang Ujian Skripsi Universitas Multimedia Nusantara . Tangerang, 7 Januari 2013 .

Lampiran A | 21

followers, tapi kalo banyak yang nanya pertanyaan yang sama, kita RT supaya

semuanya tau..

T: Ada kriteria khusus gak sih waktu merespon gitu?

S: Maksudnya?

T: Respon yang follower nya banyak gitu..

S: Oh nggak. Kita sih berusaha untuk bersahabat sama semua followers. Jadi kalo

ada yang ajak ngomong, dalam arti mention gitu ya kita sebisa mungkin bales.

Kalau ada yang kritik juga kita bales. Itu jadi mekanisme kontrol buat kita juga.

Kita bisa mengembangkan produk dari kritik customer juga. Twitter tuh customer

servicenya Ninotchka deh, hehehe..

T: Terus kalo ngeretweet gitu? Yang bagus-bagus aja atau gimana?

S: Yang unik! Banyak follower yang kasih komen lucu yang aku sendiri sampe

ngakak sendiri bacanya.. Aku suka retweet komen-komen “ga biasa” itu. Waktu

itu ada yang nulis “Rainbow cake Ninotchka enaknya ga manusiawi” itu bikin

ketawa dan sampe aku retweet pake account aku juga, hehehe.. Tapi yang kritik

juga di retweet kok. Untuk warning buat pelanggan lain, misalnya keluhan tempat

yang penuh, AC mati, menu habis..

T: Ooo I see.. Kamu ngelakuin monitoring nggak?

S: Lakuin. Kita search di Twitter siapa yang ngomongin Ninotchka.. Bahkan

karena namanya susah, kita juga search yang typo-typo. Misalnya ninotcka, ga

ada huruf H nya.. Mau tau aja sih ada yang ngomongin kafe kita, terus apa yang

orang-orang bicarain tentang kita.

T: Kalo googling?

S: Itu juga. Tapi biasanya itu untuk liat review dari food blogger gitu sih. Tapi

beberapa juga suka mention gitu kasih link ke review yang mereka bikin.

T: Kamu bisa mengenali pelanggan kamu yang eksis ga sih?

S: Beberapa bisa kok. Ada beberapa yang memang eksis banget. Ada nih anak

sekolah yang sehari bisa 3x makan disini. Dari siang, sore, terus malem kesini

lagi. Ada juga yang tiap kali kita twitpic menu baru, ga berapa lama langsung

muncul dan nyobain menu baru kita. Kadang sampe bingung juga.. Ini pelanggan

kok semangat amat sih ke kafe ini, hahaha..

T: Ada treatment khusus nggak tuh buat dia?

Page 183: Strategi Customer Relations dengan Menggunakan …kc.umn.ac.id/956/1/(Read Only) SKRIPSI.pdf · Sidang Ujian Skripsi Universitas Multimedia Nusantara . Tangerang, 7 Januari 2013 .

Lampiran A | 22

S: Nggak sih.. Cuma karena sering dateng kan kita jadi kenal aja :)

T: Sejauh ini gimana sih dampak Twitter buat bisnis kamu ini?

S: Membantu kita buat terus berkembang dan memperbaiki diri. Kita gampang

terima masukan. Terus juga bisa dapet temen baru, kenal sama followers dan

pelanggan kita.

T: Happy sama hasil yang udah kamu dapetin?

S: Aku orangnya ga cepet puas. Aku memang ga nyangka kafe ini bisa sebesar ini.

Tapi itu juga motivasi buat aku untuk terus berkembang. Ekspektasi orang

terhadap kafe ini tinggi karena kafe ini jadi bahan perbincangan di Twitter. Aku

nggak pengen berhasil sebentar, terus turun gitu aja. Aku mau terus ngembangin

kafe ini. Bahkan buat interior aja aku terus nyicil. Kalau lagi ada uang, aku pasti

pake buat ngedandanin kafe supaya semakin cozy :)

T: Oiya rencana ke depan gimana? Katanya mau buka cabang ya?

S: Masih dipersiapkan sih. Ada rasa takut dalam diri aku kalau harus buka cabang.

Rasanya kafe ini jadi gak istimewa lagi. Kehilangan kesan eksklusivitasnya.

Kadang, petualangan untuk ngedapetin sesuatu yang ga ada di tempat lain

menghasilkan kepuasan tersendiri. Aku tipe orang yang bersedia nyari-nyari

makanan enak sampe kemana-mana. Beberapa pelanggan juga gitu. Ada yang

dateng dari belahan Jakarta mana, jauh-jauh kesini, sampe nyasar muter-muter 3

jam, dan nyampe sini kita udah tutup. Tapi pas dateng lagi dan nyobain, rasa

puasnya tuh ga bisa digambarin.. Terus yang jadi pemikiran juga adalah menu kita

yang semuanya homemade. Kalau buka cabang pun, suplai makanan tetap

dihandle sendiri. Aku dapet tawaran franchise dari daerah kaya Surabaya, Medan,

dan Bali. Kalau mau franchise juga masih bingung sistemnya gimana, apa mau

jual nama dan resep aja atau kita kasih SDM juga.. Mungkin nanti ada training

karyawan gitu.. Kalau ada yang bisa bikin menu sesuai standar kita, untuk buka

cabang mungkin lebih mudah.

T: Terakhir nih, apa sih harapan kamu buat Ninotchka?

S: Ninotchka itu mimpi aku yang terwujud. Dan sebetulnya ini baru sebagian dari

perwujudannya. Aku pengen punya antique shop gitu. Jualan barang-barang

vintage, yang ga ada di tempat lain. Aku pengen kafe ini nanti lantai atasnya jadi

antique shop aku. Jadi orang bisa sekalian liat-liat pas mampir untuk hangout di

kafenya.

T: Wow, semoga cepet terwujud ya..

Page 184: Strategi Customer Relations dengan Menggunakan …kc.umn.ac.id/956/1/(Read Only) SKRIPSI.pdf · Sidang Ujian Skripsi Universitas Multimedia Nusantara . Tangerang, 7 Januari 2013 .

Lampiran A | 23

Informan Sekunder

Ninotchka Cafe, 24 Oktober 2012, 16:30 WIB

Interviewer: Tiara Permadi (T)

Interviewee: Roy Leonard (R), manager Ninotchka Cafe

T: Target marketnya Ninotchka siapa sih?

R: Remaja sih.

T: Anak sekolah gitu?

R: Ga juga. Emang lokasi kita deket sama SMA kaya Citra Kasih gitu. Tapi bukan

berarti targetnya cuma anak sekolah. Pokoknya remaja sampe dewasa muda gitu

deh.

T: Range umurnya berapa tuh kira-kira?

R: Yaa.. berapa ya.. Antara 15-30 tahun kali ya hahaha

T: Terus ada karakteristik khusus ga sih tentang pelanggan lo gitu?

R: Apaan ya? Paling hobi nongkrong gitu lah. Namanya anak muda suka ngumpul

sama temen-temen. Kalo ngumpul ya rame deh. Sambil makan, ngobrol, foto-

foto, main..

T: Okee.. Terus cara kalian menarik pelanggan gimana?

R: Maksudnya promosi gitu? Kita sih ada program diskon. Buat para pelajar

berseragam, diskon 10%. Itu berlaku on weekdays dari jam 2-5 sore.

T: Program diskonnya itu aja?

R: Ada juga diskon 10% buat mereka yang udah jadi mayor Ninotchka di

Foursquare.

T: Oo sekarang masih ada?

R: Ada kok..

T: Tapi kok gue ga pernah liat disosialisasiin gitu sih sekarang ini?

Page 185: Strategi Customer Relations dengan Menggunakan …kc.umn.ac.id/956/1/(Read Only) SKRIPSI.pdf · Sidang Ujian Skripsi Universitas Multimedia Nusantara . Tangerang, 7 Januari 2013 .

Lampiran A | 24

R: Iya ya? Wah harus di tweet nih.. hahahaha

T: Nah ayo ditweet dong, hehe.. Jadi promosiin diskonan gitu juga pake Twitter?

R: Iya tetep Twitter. Sama ditulis tuh di papan promosi, hehehe..

T: Jadi bener-bener cuma ngandelin Twitter aja ya?

R: Iya nih..

T: Twitter dipake buat apa aja sih?

R: Ngasih tau info ke pelanggan. Intinya sih Twitter itu jadi sarana Ninotchka

buat contact sama pelanggan. Pelanggan mau nanya, kasih komen, atau mau pesen

menu gitu semua bisa lewat Twitter. Kita juga mau kasih tau info kaya ada event,

promo, atau menu baru juga dari Twitter. Praktis, tinggal twitpic.

T: Ajang promosi juga ya?

R: Iya. Komen-komen yang bagus tinggal di-RT buat promosi hehehe..

T: Ada aplikasi terkait Twitter yang digunakan gak sih?

R: Instagram paling. Sama Foursquare.

T: Social medianya Ninotchka kan dihandle berdua nih, lo sama Sonia. Sonia ada

tetapin rules gitu gak sih, gimana cara lo harus ngelola gitu?

R: Nggak sih. Namanya Twitter ya gue jalanin kaya account gue sendiri aja. Dia

(Sonia) sih ga ngatur-ngatur.

T: Oo gue kira ditargetin gitu harus posting berapa, postingannya gimana..

R: Nggak, natural aja. Kalo follower nanya ya kita jawab. Kalo ada yang minta

follow back, gue follow back.. Gitu aja sih.. Cara jawabnya juga biasa aja, ga ada

aturan gimana gitu

T: Jadi lo mau ngetweet apa dan gimana bebas ya..

R: Iya. Dari kakak gue sih ga ada aturan gitu ya. Tapi yang pasti, tiap hari harus

ngetweet. Kan gue biasanya ngasih tau gitu pas kafe udah buka, terus hari ini ada

menu apa aja.. Gitu..

T: Jadi pesan yang disampaikan via Twitter itu kebanyakan soal menu gitu ya?

R: Iya. Ngetweet soal menu gitu kan bisa menarik pengunjung, sekaligus

mengurangi komplain hahaha..

Page 186: Strategi Customer Relations dengan Menggunakan …kc.umn.ac.id/956/1/(Read Only) SKRIPSI.pdf · Sidang Ujian Skripsi Universitas Multimedia Nusantara . Tangerang, 7 Januari 2013 .

Lampiran A | 25

T: Kok gitu?

R: Iya. Yang doyan sama menu itu bisa jadi kepengen terus dateng kesini. Terus

yang menu favoritnya kebetulan lagi ga ada kan bisa kesini di lain hari, jadi ga

kecewa.

T: Oo iya iya.. Nah kalo namanya social media kan berarti ada interaksi dong

sama follower gitu. Itu gimana sih kiat lo buat bangun conversation gitu?

R: Paling cepet bikin interaksi tuh kalo ada twitpic-nya. Kalo posting foto

makanan gitu, pasti pada rame deh. Pada bilang pengen nyoba, pengen makan ke

sini.. Gitu deh.. hahaha

T: Terus kalo followers ngomong gitu, respon balik lo apa?

R: Paling gue bilang, “Ayo sini kak..” ya welcoming mereka aja gitu..

T: Jadi lo juga ikut terlibat sama percakapan followers ya?

R: Iya. Kalo mereka mention ke Ninotchka ya gue sebisa mungkin merespon lah..

T: Jadi lu bacain mention satu-satu gitu..

R: Iya, mention yang masuk ke Ninotchka gue baca kok

T: Ada kaya monitoring gitu gak sih? Misalnya lo nge-search orang-orang

ngomongin soal Ninotchka..

R: Gue cuma liatin mention aja sih. Terus kalo pas event gitu paling ngeliat juga

di hashtag event nya.

T: Okay. Terus ada kriteria khusus gak sih pas lu ngerespon follower gitu?

R: Maksudnya?

T: Misalnya yang followernya banyak baru lu retweet gitu..

R: Ooo.. Gue sih kalo ngeretweet ngeliatnya komen yang bagus-bagus aja,

hahaha..

T: Jadi yang jelek ga direspon nih?

R: Eh kalo ada kritik, komplain gitu ya gue juga harus respon.

T: Gimana tuh lo handle-nya?

R: Paling say sorry..

Page 187: Strategi Customer Relations dengan Menggunakan …kc.umn.ac.id/956/1/(Read Only) SKRIPSI.pdf · Sidang Ujian Skripsi Universitas Multimedia Nusantara . Tangerang, 7 Januari 2013 .

Lampiran A | 26

T: Emang pernah dikomplain soal apa sih?

R: Ya taste makanan gitu, katanya kok asin sih.. Gitu. Terus juga pernah ada yang

bete gara-gara ga dapet tempat..

T: Ada yang komplain soal tempatnya jauh gitu ga? Kan disini bukan tempat

kafe-kafe gitu lah, agak jauh..

R: Ada juga sih. Tapi banyak kok yang bersedia jalan jauh buat nyobain satu

tempat makan yang oke. So far menurut gue itu ga jadi issue sih..

T: I see.. Terus gimana sih cara lo merespon pelanggan Ninotchka?

R: Gue sih ikutin maunya pelanggan aja. Kalo mereka minta follow back, gue

follback. Terus kalo nanya, gue jawab. Tapi ya gue juga baca dulu pertanyaannya.

Yang penting-penting baru direspon. Terus juga kalo mereka dateng ke Ninotchka

terus nulis di Twitter ya gue RT bilang makasih, enjoy. Hargain pelanggan.

T: Pelanggan lo pada eksis ga sih?

R: Macem-macem. Ada mulai dari perjalanan kesini uda mention mau dateng,

terus sampe sini makanan difoto-fotoin semua terus di twitpic. Tapi ada juga yang

diem-diem aja. Dateng ya emang pengen makan atau hangout aja. Ga pake pamer-

pamer hehehe

T: Lo bisa kenalin pelanggan lo yang eksis, sering dateng gitu?

R: Beberapa sih bisa ya.

T: Ada treatment khusus nggak?

R: Nggak sih.. Semua tamu harus dilayani dengan baik. Cuma kalo sering dateng

kan familiar, kadang pada suka nyapa gitu..

T: I see.. Oiya kafe ini ngandelin buzz dari public figure gitu ga sih?

R: Ya dari Sonia sih. Kaya yang udah gue bilang, dia yang berperan besar dalam

mempromosikan kafe ini.

T: Sonia ngebuzz gitu sama temen-temennya ya?

R: Iya. Biasa gue tinggal retweet aja sih.

T: Lo sendiri ikut ngebuzz?

R: Iya. Tapi dampaknya ya ga seberapa. Follower gue ga gitu banyak, hehehe

Page 188: Strategi Customer Relations dengan Menggunakan …kc.umn.ac.id/956/1/(Read Only) SKRIPSI.pdf · Sidang Ujian Skripsi Universitas Multimedia Nusantara . Tangerang, 7 Januari 2013 .

Lampiran A | 27

T: Sejauh ini respon pelanggan gimana?

R: Gue bisa bilang positif sih. Pelanggan excited sama kafe ini. Pada nulis komen

yang bagus di Twitter gitu. Kalo kita kasih foto menu juga pada banyak yang

respon: pada rekomendasi atau tertarik pengen nyoba gitu. Oiya kita juga banyak

sih direview sama food blogger. Respon mereka juga menurut gue positif kok.

Kritik sih ada, tapi semuanya membangun kok. Buat kita improve juga

T: Iya gue ada baca beberapa reviewnya sih

R: Iya. Kalo mereka review juga biasanya mention ke kita, ngasih tau gitu.

T: Oo jadi lo bisa baca juga ya..

R: Iya, hehe

T: Well, gue rasa uda cukup nih nanya-nanyanya..

R: Oh oke

T: Makasih yaa

R: Sama-sama..

Page 189: Strategi Customer Relations dengan Menggunakan …kc.umn.ac.id/956/1/(Read Only) SKRIPSI.pdf · Sidang Ujian Skripsi Universitas Multimedia Nusantara . Tangerang, 7 Januari 2013 .

Lampiran A | 28

Wawancara 3: Dampak Penggunaan Twitter

Ninotchka Cafe, 27 Oktober 2012, 15:00 – 18:30 WIB

Interviewer: Tiara Permadi (T)

Interviewee 1: Meliani Chu/@chuu10 (M)

T: Kamu tau Ninotchka darimana?

M: Dari teman.. Dia bilang rainbow cakenya ninot enak..

T: Ooo..terus gimana ceritanya kamu bisa follow Twitternya?

M: Gara-gara temen bilang enak ya terus coba liat Twitternya supaya tau menu-

menunya gitu..

T: Isi Twitternya gimana menurut kamu? Menarik ga?

M: Lumayan sih.. Banyak foto-foto makanan gitu. Itu yang bikin menarik.

T: Kamu pernah mention ke Ninotchka ga?

M: Pernah, seringnya sih twitpic foto makanan

T: Ooo terus gimana respons Ninotchka?

M: Di-RT, terus ada juga yang dibales. Dibilang enjoy gitu, selamat menikmati

T: Puas sama respons itu?

M: Puas kok. Dibalesnya cepet

T: Terus followers kamu ada respons gitu ga?

M: Temen-temen udah pada tau Ninotchka jadi kalo ngetweet pengen ke ninot

gitu ya pada nimbrung bilang mau ikut..

T: Pernah rekomendasiin Ninotchka ke temen-temen?

M: Hmm kayanya udah pada kenal deh sama ninot

T: Oke deh, terus ada saran nggak untuk Ninotchka dan Twitternya?

M: Apa yaa?? Buka cabang dong di daerah PIK

Page 190: Strategi Customer Relations dengan Menggunakan …kc.umn.ac.id/956/1/(Read Only) SKRIPSI.pdf · Sidang Ujian Skripsi Universitas Multimedia Nusantara . Tangerang, 7 Januari 2013 .

Lampiran A | 29

Interviewee 2: Stevani Limansyah/@sstevanii (S)

T: Kamu tau Ninotchka darimana?

S: Sering lewat dan akhirnya mampir untuk nyobain

T: Ooo kamu follow Twitternya gak?

S: Iya. Waktu dateng kesini liat mereka punya Twitter, terus follow deh

T: Menurut kamu isi Twitternya gimana? Menarik ga?

S: Kurang sih. Kebanyakan bales mentionan orang doang

T: Pernah mention ke Ninotchka ga?

S: Pernah, tapi sekedar check in atau update status aja..

T: Respons Ninotchka gimana tuh?

S: Ga ada respons. Kan Twitter gue di-protect..

T: Okay. Terus kamu pernah rekomendasiin Ninotchka ke temen gak?

S: Ada sih temen yang nanya tentang Ninotchka gara-gara liat gue check in gitu,

ya udah gue kasih tau tentang Ninotchka..

T: Jadi menurut kamu Ninotchka recommended nih?

S: Iya. Makanannya enak dan harganya pas menurut gue. Deket rumah juga..

T: Terakhir nih, ada saran nggak untuk Ninotchka atau Twitternya?

S: Smoking areanya dibagusin, terus Twitternya lebih banyak expose tentang

daily menu sama opening hour. Sama boleh lah bikin discount atau paket apa gitu

Interviewee 3: Irene Fenia/@irenefenia (I)

T: Kamu tau Ninotchka darimana?

I: Dari blognya Sonia Eryka sama Twitternya Ninotchka

T: Oh kamu follow Twitternya?

I: Iya. Gara-gara waktu liat dari timelinenya Sonia jadi ikutan follow

T: Kenapa ikutan follow? Menurut kamu isi Twitternya menarik?

Page 191: Strategi Customer Relations dengan Menggunakan …kc.umn.ac.id/956/1/(Read Only) SKRIPSI.pdf · Sidang Ujian Skripsi Universitas Multimedia Nusantara . Tangerang, 7 Januari 2013 .

Lampiran A | 30

I: Boleh lah, lumayan informatif. Selalu dikasi tau jam buka sama menu-menu

yang available

T: Terus kamu pernah mention ke Ninotchka ga?

I: Nggak pernah deh..

T: Kalo retweet gitu pernah?

I: Nggak juga sih

T: Hmm.. kalo ngomongin Ninotchka atau ngasih rekomendasi gitu ke temen,

pernah nggak?

I: Pernah sih ngomongin tentang ninot, pas lagi ngobrol gitu aja sih

T: Dan menurut kamu Ninotchka layak ga direkomendasiin?

I: Untuk makanannya sih layak. Lokasinya aja yang agak jauh terus kapasitas

tempatnya juga kecil, jadi kalo mau ngajak temen-temen agak susah.

T: Okay.. ada saran nggak untuk Ninotchka atau Twitternya?

I: Restonya diperbesar sama pelayanannya lebih cepet

Interviewee 4: Jeane Felicia/@jeanefelicia (J)

T: Lo tau Ninotchka darimana?

J: Dari yang punyanya.. Sonia Eryka

T: Ohhh lo temennya apa follower Twitter gitu?

J: Kenal aja sih.. Gue sama dia pernah beberapa kali ketemu di acara fashion

T: Terus lo follow Twitternya Ninotchka ga?

J: Follow. Setelah denger dari Sonia soal kafenya, gue cari-cari info soal kafe ini.

Jadi follow Twitternya.

T: Ooo.. Terus isi Twitternya gimana?

J: Bagus-bagus aja sih, banyak info soal kafenya

T: Pernah mention ke Ninotchka ga?

J: Pernah.. Nanya info pas tanggal merah gitu dia buka apa nggak

Page 192: Strategi Customer Relations dengan Menggunakan …kc.umn.ac.id/956/1/(Read Only) SKRIPSI.pdf · Sidang Ujian Skripsi Universitas Multimedia Nusantara . Tangerang, 7 Januari 2013 .

Lampiran A | 31

T: Responsnya Ninotchka gimana?

J: Dia bilang buka.. Terus ya akhirnya gue kesana deh

T: Puas ga sama responsnya?

J: Puas. Cepet jawabnya..

T: Lo pernah rekomendasiin Ninotchka ke temen nggak?

J: Pernah..

T: Terakhir nih, ada saran/kritik ga buat Ninotchka?

J: Buka cabang yang banyak sama tambahin porsi makanannya..

Interviewee 5: Gabriella Masaki/@gabriellamasaki (G)

T: Kamu tau Ninotchka darimana?

G: Dari blognya Sonia Eryka, terus direkomendasiin temen juga

T: Terus kamu follow Twitternya?

G: Iya. Waktu itu lagi liat-liat timeline terus ada temen yang mention ke

accountnya. Aku tanya ke temen itu apa, katanya kafe di citra 6, makanannya

enak. Terus aku coba liat tweetnya lumayan menarik, jadi follow.

T: Ooo oke.. Terus Twitternya kamu bilang menarik kenapa?

G: Banyak foto makanan. Fotonya bagus dan bikin pengen nyoba. Dia juga sering

update kalo ada menu baru gitu.

T: Kamu sendiri pernah mention ke Ninotchka ga?

G: Ga pernah tuh..

T: Kalo retweet tweetnya Ninotchka pernah?

G: Kayanya nggak juga ya

T: Pernah ngomongin Ninotchka ga sama temen-temen, atau rekomendasiin gitu?

G: Pernah ngobrolin kok sama temen-temen. Waktu kenal Ninotchka juga kan

dari ngobrol sama temen..

T: Kalo dari kamu sendiri, Ninotchka itu recommended ga?

Page 193: Strategi Customer Relations dengan Menggunakan …kc.umn.ac.id/956/1/(Read Only) SKRIPSI.pdf · Sidang Ujian Skripsi Universitas Multimedia Nusantara . Tangerang, 7 Januari 2013 .

Lampiran A | 32

G: Recommended kok. Tempatnya deket lagi sama rumah..

T: Punya saran ga buat Ninotchka sama Twitternya?

G: Ga ada.. Fine-fine aja sih semuanya

Interviewee 6: Clarisa Mutriafica/@clarisariez (C)

T: Kamu tau Ninotchka darimana?

C: Dari senior reporter gue karena buat wawancara

T: Ooo.. lo dari media apa?

C: Majalah hai..

T: Oo okay.. Terus lo gimana tuh bisa follow Twitternya?

C: Pas dateng ke Ninotchka terus tau Twitternya, coba liat-liat dan isinya menarik

banget makanya follow

T: Menariknya kenapa tuh?

C: Ngasih tau menu-menunya gitu lewat Twitter. Ada fotonya juga jadi tau kira-

kira makanannya kaya gimana

T: Terus lo pernah mention ke Ninotchka ga?

C: Pernah. Waktu itu gue mention untuk bilang makanannya enak

T: Terus respons dari Ninotchka gimana?

C: Diretweet terus dibilang tengkyu gitu sama Ninotchka dan Sonia Eryka juga..

T: Puas ga sama respons itu?

C: Puas aja sih. Soalnya gue mention juga ga ngarep apa-apa

T: Lo rekomendasiin Ninotchka ke temen-temen nggak?

C: Iya..

T: Punya saran ga buat Ninotchka sama Twitternya?

C: Gue pengennya Ninotchka buka cabang dimana-mana terus buat Twitternya

supaya infonya makin lengkap dengan ngasih tau harga menu

Page 194: Strategi Customer Relations dengan Menggunakan …kc.umn.ac.id/956/1/(Read Only) SKRIPSI.pdf · Sidang Ujian Skripsi Universitas Multimedia Nusantara . Tangerang, 7 Januari 2013 .

Lampiran A | 33

Interviewee 7: Michael Hendry/@mingcut (M)

T: Lu tau Ninotchka darimana?

M: Dikasitau temen. Katanya ada kafe baru di citra 6, jualannya rainbow cake

enak

T: Ooo.. terus lo follow Twitternya?

M: Iya. Waktu itu cari-cari info soal kafe ini. Terus dapet Twitternya ya di follow

T: Isi Twitternya menarik nggak menurut lo?

M: Menarik. Banyak foto-foto dan rekomendasi orang-orang yang bikin makin

pengen nyoba

T: Lo pernah mention ke Ninotchka?

M: Pernah..

T: Tentang apa tuh?

M: Gue paling check in Foursquare terus pernah ngetweet foto makanan juga

T: Responsnya Ninotchka gimana?

M: Bagus. Langsung di RT, cepet

T: Terus followers lu ngerespon ga sama tweet lu gitu?

M: Gue pernah diretweet sama account yang promosiin tempat makan gitu. Terus

kalo temen-temen gue sih kebanyakan udah tau Ninotchka

T: Pernah rekomendasiin ke temen nggak?

M: Iya. Gue pernah ngajak temen gue buat nyobain rainbow cake disini

T: Punya saran ga buat Ninotchka sama Twitternya?

M: Ga ada..

Page 195: Strategi Customer Relations dengan Menggunakan …kc.umn.ac.id/956/1/(Read Only) SKRIPSI.pdf · Sidang Ujian Skripsi Universitas Multimedia Nusantara . Tangerang, 7 Januari 2013 .

Lampiran A | 34

Wawancara 4: Penggunaan Social Media oleh Organisasi dan Efektivitasnya

By e-mail, 10 Desember 2012, 14:30 WIB

Interviewer: Tiara Permadi (T)

Interviewee: Stefanie Kurniadi (S), social media expert

Tentang social media

T: Bagaimana tren penggunaan social media oleh organisasi saat ini?

S: Social media memang menjadi tren di dunia pemasaran khususnya di

Indonesia. Sayangnya, banyak owner business atau company yang sebenarnya

belum terlalu mengerti tentang implementasi pemasaran melalui media online.

Banyak yang minta dibuatkan Facebook atau Twitter padahal tidak semua bisnis

butuh social media; tergantung pada target marketnya. Media online itu tidak

hanya social media semata. Ada beragam media online lain yang dapat membuka

peluang bagi bisnis.

T: Social media apa yang banyak digunakan?

S: Di Indonesia Social Media terpopuler masih dipegang oleh Facebook dan

kemudian Twitter

T: Apakah ada kriteria khusus dalam penggunaan social media tersebut (Misalnya

jenis organisasi tertentu harus menggunakan jenis social media tertentu juga)?

Jika ada, apa saja yang menjadi kriterianya?

S: Ada, yang benar adalah sesuai dengan target market. Contoh: produk untuk

anak-anak, sebaiknya tidak menggunakan Twitter karena anak-anak lebih banyak

ada di Facebook dibandingkan di twitter.

Pelaku bisnis/tim brand/komunikasi yang mau menggunakan social media harus

mempelajari dulu insight dari para target marketnya, apa konsumsi social

media/habit penggunaan internet oleh target market mereka masing-masing.

Beda-beda produk, beda-beda target market bisa beda-beda penggunaan social

medianya.

Page 196: Strategi Customer Relations dengan Menggunakan …kc.umn.ac.id/956/1/(Read Only) SKRIPSI.pdf · Sidang Ujian Skripsi Universitas Multimedia Nusantara . Tangerang, 7 Januari 2013 .

Lampiran A | 35

T: Apa saja yang harus dipertimbangkan oleh organisasi dalam keputusan

penggunaan dan pemilihan social media?

S: a) bahwa target market mereka ada di social media tersebut, b) organisasi siap

untuk komitmen mengelola social media, tidak hanya "ada" lalu tidak memiliki

sumber daya untuk mengelolanya, c) penguasaan terhadap setiap media yang

digunakan, karena beda-beda media nya bisa beda-beda cara menggunakannya, d)

harus tetap sejalan dengan strategi utama perusahaan dan positioning yang ingin

dibangun terhadap brand

T: Biasanya social media digunakan untuk apa?

S: bermacam-macam, antara lain: a) channel penjualan, b) media untuk

membangun brand, c) media berkomunikasi 2 arah dengan konsumen, d) media

untuk menjalin layanan pelanggan (customer service), e) media untuk

membangun opini publik (public relations), dll.

T: Apa penting melakukan riset dan monitoring di social media? Bagaimana

melakukannya? Adakah tools yang dapat digunakan untuk memudahkannya?

S: Sangat penting. Social media sangat bisa digunakan untuk melakukan riset.

Paling sederhana adalah dengan memasukkan kata kunci di kolom search twitter,

conversation tentang brand akan muncul secara real time.

Ada juga tools seperti Klout misalnya. Kita bisa melacak siapa saja target market

yang sering menjalin conversation dengan brand kita atau pesaing, ada berbagai

data tentang pesaing terkait tingkat engagement mereka yang bisa kita bandingkan

dengan performa brand kita masing-masing.

Tentang Twitter

T: Apa karakteristik khusus Twitter yang membedakannya dengan social media

lain (yang menguntungkan bagi organisasi)?

S: Tingkat viralitas yang tinggi (sangat cepat menyebar, real time, easy to access)

T: Organisasi seperti apa yang cocok untuk menggunakan Twitter?

S: Brand/perusahaan yang target market nya ada di Twitter (bisa cari data

pengguna Twitter di Indonesia sebagian besar usia berapa sampai berapa, kota

apa, dll.)

T: Bagaimana strategi penggunaan Twitter yang ideal oleh organisasi? Bagaimana

model komunikasinya? Informasi apa yang disampaikan? Bagaimana membuat

Page 197: Strategi Customer Relations dengan Menggunakan …kc.umn.ac.id/956/1/(Read Only) SKRIPSI.pdf · Sidang Ujian Skripsi Universitas Multimedia Nusantara . Tangerang, 7 Januari 2013 .

Lampiran A | 36

komunikasi menjadi menarik? Bagaimana membangun kedekatan dengan

customer?

S: a) memiliki positioning yang ingin dibangun dari brand, b) memiliki blue print

kerja media Twitter (rangkaian content apa saja yang akan dikomunikasikan

dalam periode tertentu), c) memiliki pembagian tugas yang jelas terkait

pengelolaan Twitter, d) menjalankan dengan konsisten dan melakukan analisis

kontinyu

Bagaimana model komunikasinya? Twitter adalah media yang sederhana dan 2

arah, sehingga bahasa komunikasi juga harus sederhana (140 karakter, sangat

terbatas, bahasa harus efisien dan mudah dipahami), bahasa yang digunakan

sesuai dengan karakteristik target market, 2 arah yang dimaksud adalah

menciptakan conversation dengan followers, dan menjawab /merespon berbagai

pertanyaan/pujian/complain dari para followers

Informasi apa yang disampaikan? Bisa beragam, diutamakan selain tentang

produk, dan promo harus dikombinasikan dengan berbagai informasi yang

bermanfaat. Contoh: menjual mobil tidak perlu harus melulu tentang produk.

Dapat juga memberikan tips terkait perawatan mobil, cara mengendarai mobil

aman, dll. berbagai konten yang dibutuhkan, menarik dan "shareable" oleh para

target market.

Bagaimana membuat komunikasi menjadi menarik? Posisikan diri sebagai

followers. Pastikan apabila kita sebagai followers kita akan tertarik. Pancing

dengan berbagai interaksi yang mendorong adanya respon dari para followers.

Memahami dengan benar ketertarikan dan minat para followers, ciptakan berbagai

konten yang sesuai dengan minat mereka.

Bagaimana membangun kedekatan dengan customer? Menjalin komunikasi yang

kontinyu. Sering melontarkan pertanyaan atau memicu topk yang menarik respon

para customer. Sapa secara personal atau puji atau ucapkan terima kasih. Greeting

seperti selamat pagi, selamat makan siang, ulang tahun, dll. bisa menjalin

hubungan yang lebih rill, tidak hanya dari brand ke konsumen tapi juga antar

individu (admin dengan followers).

T: Apa kriteria penggunaan Twitter yang dianggap berhasil (Misalnya: followers-

nya banyak, tingkat pertumbuhan followers, followers-nya aktif, mudah buat

trending topic, dsb.)?

S: Setiap aktivitas social media sebaiknya diawali dengan tujuannya. Pengukuran

keberhasilan berdasarkan tujuan itu sendiri. Contoh: a) membangun brand

(meningkatkan awareness), tentu jumlah followers menjadi penting, b)

Page 198: Strategi Customer Relations dengan Menggunakan …kc.umn.ac.id/956/1/(Read Only) SKRIPSI.pdf · Sidang Ujian Skripsi Universitas Multimedia Nusantara . Tangerang, 7 Januari 2013 .

Lampiran A | 37

meningkatkan loyalitas konsumen, tingkat engagement lebih penting dari jumlah

followers, c) beda lagi memiliki tujuan meningkatkan traffic web, berarti

pengukurannya bukan di Twitter nya tapi bagaimana Twitter dapat menyumbang

traffic ke website/online store.

T: Bagaimana cara mengukur keberhasilannya? Adakah contoh organisasi di

Indonesia yang dianggap berhasil di Twitter?

S: Tiap-tiap ukuran beda-beda toolsnya. Untuk number of followers bisa dilihat

langsung. Untuk engagement bisa menggunakan klout (klout.com). Tingkat

awareness bisa menggunakan tweetreach (tweetreach.com). Dan mengukur traffic

web bisa dengan google analytics, dst.

Contoh yang berhasil: salah satu klien kami SehatCaraHerbal.com (Deltomed

Laboratories) memiliki tujuan memberi edukasi sebanyak mungkin tentang obat-

obatan herbal, maka jumlah followers penting. Di akun Twitter mereka

mengalami pertumbuhan dari 0 hingga 13.166 (target bulan Oktober lalu adalah

10.000 followers).

T: Apa kunci keberhasilan penggunaan Twitter oleh organisasi?

S: a) tujuan yang jelas, b) perencanaan yang detil, c) pembagian tugas yang jelas,

d) eksekusi konsisten, e) evaluasi berkala dan perbaikan kontinyu.

Tentang buzzword

T: Menurut Anda, apa yang dimaksud dengan buzzword?

S: Suatu campaign/pesan yang tersebar melalui social media

T: Bagaimana cara membuat buzzword? Siapa sumber buzzword? Siapa yang

dapat membantu penyebaran/distribusinya? Media apa yang digunakan,

online/offline? Buzzword yang menarik seperti apa?

S: Menetapkan konsep /pesan yang ingin disampaikan dan merancang media

penyampaian pesan (mis: buzzer yang dipilih, cara mereka mengkomunikasikan,

dll.)

Siapa sumber buzzword? Mereka yang memiliki "pengaruh" besar ke para

followers mereka, jumlah followers juga penting

Siapa yang dapat membantu penyebaran/distribusinya? Bisa public figure,

selebtwit, akun anonim dengan followers yang banyak (twitter buzzer)

Page 199: Strategi Customer Relations dengan Menggunakan …kc.umn.ac.id/956/1/(Read Only) SKRIPSI.pdf · Sidang Ujian Skripsi Universitas Multimedia Nusantara . Tangerang, 7 Januari 2013 .

Lampiran A | 38

Media apa yang digunakan, online/offline? Media yang digunakan bisa beragam

bisa online dan offline. Saat ini populer melalui Twitter karena kekuatan viralitas

pesan yang tinggi dan cepat.

Buzzword yang menarik seperti apa? Yang dapat menggerakkan orang untuk ikut

"share".

T: Bagaimana efektivitas buzzword di era social media?

S: Sangat efektif karena dapat menyampaikan pesan dengan cepat.Namun

sebaiknya diimbangi dengan strategi lanjutan mengelola brand yang sudah

terbangun.

T: Buzzword yang berhasil itu seperti apa?

S: Yang bisa menyampaikan pesan dan mendorong orang untuk "do action".

T: Bagaimana pengukuran keberhasilan buzzword?

S: Bisa beragam. Paling sederhana adalah impression (bisa diukur di tweetreach),

atau contoh lain adalah "Trending Topic".

Tentang Ninotchka

(Diberikan lampiran mengenai Ninotchka dan penggunaan social medianya)

T: Menurut pendapat Anda, apakah social media yang dipilih Ninotchka (Twitter,

Facebook, blog) sudah tepat?

S: Dilihat dari target market, sudah tepat.

T: Apakah strategi penggunaan social media-nya sudah tepat?

S: Sudah tepat.

T: Bagaimana dengan buzzword Ninotchka? Apakah sudah dapat dikatakan

berhasil?

S: Berhasil atau tidaknya hanya bisa dijawab dari tujuan awal mereka, yang

menetapkan tujuan dan target-targetnya adalah mereka sendiri.

T: Apakah ada saran untuk peningkatan? Social media yang digunakan perlu

ditambah/tidak? Jika perlu, ditambah dengan social media apa? Saran untuk

membangun customer relations melalui Twitter? Gaya komunikasinya?

Bagaimana meng-handle social media: Apakah perlu outsource/tidak, kapan harus

Page 200: Strategi Customer Relations dengan Menggunakan …kc.umn.ac.id/956/1/(Read Only) SKRIPSI.pdf · Sidang Ujian Skripsi Universitas Multimedia Nusantara . Tangerang, 7 Januari 2013 .

Lampiran A | 39

outsource, dan kriteria orang yang tepat untuk meng-handle social media

Ninotchka (jika outsource)?

S: Bisa membuat website sendiri (bukan blog) sehingga bisa leluasa menampilkan

berbagai informasi tentang usaha.

Social media yang digunakan perlu ditambah/tidak? Jika perlu, ditambah dengan

social media apa? Tidak perlu. Social media tidak perlu banyak-banyak yang

penting fokus mengelolanya, jumlah followers dan fansnya bisa ditingkatkan.

Saran untuk membangun customer relations melalui Twitter? Bisa memberikan

berbagai compliment melalui Twitter/Facebook atau memfoto konsumen yang

datang lalu mentweet/tag foto mereka, mengadakan berbagai kompetisi yang

mendorong para customer merekomendasikan ke teman-teman mereka, dll.

Gaya komunikasinya? Disesuaikan dengan target market. Perusahaan bisa

melakukan survey kecil-kecilan kepada customer mereka langsung terkait habit

dan gaya komunikasi yang sedang tren di kalangan mereka.

Bagaimana meng-handle social media: Apakah perlu outsource/tidak, kapan harus

outsource, dan kriteria orang yang tepat untuk meng-handle social media

Ninotchka (jika outsource)? Tergantung dari kapabilitas permodalan perusahaan.

Paling baik memang di outsource ke digital agency yang lebih menguasai media

online (sehingga bisa disusunkan planning tidak hanya social media tapi banyak

sekali media lain di online yang bisa digunakan untuk meningkatkan performa

brand/penjualan).

Namun jika budget terbatas, bisa dimulai dengan memiliki 1 orang PR (orang

tersebut diberi tugas PR online dan offline, orang tersebut diberi checklist yang

jelas terkait tugas dan tanggung jawab yang harus dilakukan termasuk mengelola

social media). Jangan lupa untuk menetapkan ukuran kerja yang jelas terhadap

kegagalan dan keberhasilan PR tersebut.

Page 201: Strategi Customer Relations dengan Menggunakan …kc.umn.ac.id/956/1/(Read Only) SKRIPSI.pdf · Sidang Ujian Skripsi Universitas Multimedia Nusantara . Tangerang, 7 Januari 2013 .

LAMPIRAN B SERBA-SERBI NINOTCHKA CAFE

Page 202: Strategi Customer Relations dengan Menggunakan …kc.umn.ac.id/956/1/(Read Only) SKRIPSI.pdf · Sidang Ujian Skripsi Universitas Multimedia Nusantara . Tangerang, 7 Januari 2013 .

Lampiran B | 2

Ninotchka Cafe’s Snapshot

Page 203: Strategi Customer Relations dengan Menggunakan …kc.umn.ac.id/956/1/(Read Only) SKRIPSI.pdf · Sidang Ujian Skripsi Universitas Multimedia Nusantara . Tangerang, 7 Januari 2013 .

Lampiran B | 3

Peta Lokasi Ninotchka Cafe

Page 204: Strategi Customer Relations dengan Menggunakan …kc.umn.ac.id/956/1/(Read Only) SKRIPSI.pdf · Sidang Ujian Skripsi Universitas Multimedia Nusantara . Tangerang, 7 Januari 2013 .

Lampiran B | 4

Ninotchka’s Menu

Sumber: Blog Ninotchka Cafe, dalam http://ninotchkacafe.blogspot.com diakses pada Jumat, 26 Oktober

2012 pukul 17:45.

Page 205: Strategi Customer Relations dengan Menggunakan …kc.umn.ac.id/956/1/(Read Only) SKRIPSI.pdf · Sidang Ujian Skripsi Universitas Multimedia Nusantara . Tangerang, 7 Januari 2013 .

Lampiran B | 5

Ninotchka’s Favorite Menu

Sumber: Arman Yonathan, “Ninotchka Cafe Parlour & Diner” dalam

http://armanyonathan.blogspot.com/2011/10/eat-eat-eat-ninotchka-cafe-parlour.html diakses pada Jumat, 26

Oktober 2012 pukul 17:30.

Rainbow Cake Choco Lava Cake

Homemade Lasagna Macaroons

Page 206: Strategi Customer Relations dengan Menggunakan …kc.umn.ac.id/956/1/(Read Only) SKRIPSI.pdf · Sidang Ujian Skripsi Universitas Multimedia Nusantara . Tangerang, 7 Januari 2013 .

Lampiran B | 6

Laman Twitter @NINOTCHKA_JKT

Page 207: Strategi Customer Relations dengan Menggunakan …kc.umn.ac.id/956/1/(Read Only) SKRIPSI.pdf · Sidang Ujian Skripsi Universitas Multimedia Nusantara . Tangerang, 7 Januari 2013 .

Lampiran B | 7

Laman Foursquare Ninotchka Coffee Parlour & Diner

Page 208: Strategi Customer Relations dengan Menggunakan …kc.umn.ac.id/956/1/(Read Only) SKRIPSI.pdf · Sidang Ujian Skripsi Universitas Multimedia Nusantara . Tangerang, 7 Januari 2013 .

Lampiran B | 8

Laman Instagram ninotchka_jkt

Page 209: Strategi Customer Relations dengan Menggunakan …kc.umn.ac.id/956/1/(Read Only) SKRIPSI.pdf · Sidang Ujian Skripsi Universitas Multimedia Nusantara . Tangerang, 7 Januari 2013 .

Lampiran B | 9

Laman Blog Ninotchka Cafe

Page 210: Strategi Customer Relations dengan Menggunakan …kc.umn.ac.id/956/1/(Read Only) SKRIPSI.pdf · Sidang Ujian Skripsi Universitas Multimedia Nusantara . Tangerang, 7 Januari 2013 .

Lampiran B | 10

Laman Facebook Ninotchka Coffee Parlour & Diner

Page 211: Strategi Customer Relations dengan Menggunakan …kc.umn.ac.id/956/1/(Read Only) SKRIPSI.pdf · Sidang Ujian Skripsi Universitas Multimedia Nusantara . Tangerang, 7 Januari 2013 .

Lampiran B | 11

Discount Program

Page 212: Strategi Customer Relations dengan Menggunakan …kc.umn.ac.id/956/1/(Read Only) SKRIPSI.pdf · Sidang Ujian Skripsi Universitas Multimedia Nusantara . Tangerang, 7 Januari 2013 .

Lampiran B | 12

Event: Autumn Wipe Out

Sumber: Sonia Eryka, “Autumn Wipe Out” dalam http http://soniaeryka.blogspot.com/2012/01/autumn-wipe-

out.html diakses pada Jumat, 26 Oktober 2012 pukul 18:00.

Page 213: Strategi Customer Relations dengan Menggunakan …kc.umn.ac.id/956/1/(Read Only) SKRIPSI.pdf · Sidang Ujian Skripsi Universitas Multimedia Nusantara . Tangerang, 7 Januari 2013 .

Lampiran B | 13

Event: Spring Wipe Out

Sumber: Anastasia Siantar, “Spring Wipe Out” dalam http://www.brownplatform.com/2012/03/spring-wipe-

out-bloggers-garage-sale.html diakses pada Jumat, 26 Oktober 2012 pukul 18:15.

Page 214: Strategi Customer Relations dengan Menggunakan …kc.umn.ac.id/956/1/(Read Only) SKRIPSI.pdf · Sidang Ujian Skripsi Universitas Multimedia Nusantara . Tangerang, 7 Januari 2013 .

Lampiran B | 14

Event: Summer Wipe Out

Sumber: Sonia Eryka, “Summer Wipe Out” dalam http://soniaeryka.blogspot.com/2012/06/summer-wipe-

out.html diakses pada Jumat, 26 Oktober 2012 pukul 18:18.

Page 215: Strategi Customer Relations dengan Menggunakan …kc.umn.ac.id/956/1/(Read Only) SKRIPSI.pdf · Sidang Ujian Skripsi Universitas Multimedia Nusantara . Tangerang, 7 Januari 2013 .

Lampiran B | 15

Event: Autumn Wipe Out 2

Page 216: Strategi Customer Relations dengan Menggunakan …kc.umn.ac.id/956/1/(Read Only) SKRIPSI.pdf · Sidang Ujian Skripsi Universitas Multimedia Nusantara . Tangerang, 7 Januari 2013 .

Lampiran B | 16

Buzzword: Dari Sonia, Roy, dan Blogger/Public Figure

Sumber: Twitter Ninotchka Cafe, dalam http://twitter.com/NINOTCHKA_JKT/ diakses pada Kamis, 6 Desember 2012 pukul 17:13.

Page 217: Strategi Customer Relations dengan Menggunakan …kc.umn.ac.id/956/1/(Read Only) SKRIPSI.pdf · Sidang Ujian Skripsi Universitas Multimedia Nusantara . Tangerang, 7 Januari 2013 .

Lampiran B | 17

Buzzword: Dari Ninotchka

Sumber: Twitter Ninotchka Cafe, dalam http://twitter.com/NINOTCHKA_JKT/ diakses pada Kamis, 6 Desember 2012 pukul 17:45.

Page 218: Strategi Customer Relations dengan Menggunakan …kc.umn.ac.id/956/1/(Read Only) SKRIPSI.pdf · Sidang Ujian Skripsi Universitas Multimedia Nusantara . Tangerang, 7 Januari 2013 .

Lampiran B | 18

Buzzword: Dari Pelanggan

Sumber: Twitter Ninotchka Cafe, dalam http://twitter.com/NINOTCHKA_JKT/favorites diakses pada Kamis, 6 Desember 2012 pukul 17:57.

Page 219: Strategi Customer Relations dengan Menggunakan …kc.umn.ac.id/956/1/(Read Only) SKRIPSI.pdf · Sidang Ujian Skripsi Universitas Multimedia Nusantara . Tangerang, 7 Januari 2013 .

Lampiran B | 19

Buzzword: Dari Pelanggan

Sumber: Twitter Ninotchka Cafe, dalam http://twitter.com/NINOTCHKA_JKT/ diakses pada Kamis, 6 Desember 2012 pukul 17:57.

Page 220: Strategi Customer Relations dengan Menggunakan …kc.umn.ac.id/956/1/(Read Only) SKRIPSI.pdf · Sidang Ujian Skripsi Universitas Multimedia Nusantara . Tangerang, 7 Januari 2013 .

Lampiran B | 20

Merespons Pelanggan

Sumber: Twitter Ninotchka Cafe, dalam http://twitter.com/NINOTCHKA_JKT/ diakses pada diakses pada Kamis, 6 Desember 2012 pukul 18:00.

Page 221: Strategi Customer Relations dengan Menggunakan …kc.umn.ac.id/956/1/(Read Only) SKRIPSI.pdf · Sidang Ujian Skripsi Universitas Multimedia Nusantara . Tangerang, 7 Januari 2013 .

Lampiran B | 21

Merespons Complain Fiktif

Sumber: Twitter Ninotchka Cafe, dalam http://twitter.com/NINOTCHKA_JKT/ diakses pada diakses pada Kamis, 6 Desember 2012 pukul 18:50.

Page 222: Strategi Customer Relations dengan Menggunakan …kc.umn.ac.id/956/1/(Read Only) SKRIPSI.pdf · Sidang Ujian Skripsi Universitas Multimedia Nusantara . Tangerang, 7 Januari 2013 .

Lampiran B | 22

#AUTUMNWIPEOUT: Memulai Buzzword

Sumber: Twitter Ninotchka Cafe, dalam http://twitter.com/NINOTCHKA_JKT/ diakses pada diakses pada Sabtu, 8 Desember 2012 pukul 14:01.

Page 223: Strategi Customer Relations dengan Menggunakan …kc.umn.ac.id/956/1/(Read Only) SKRIPSI.pdf · Sidang Ujian Skripsi Universitas Multimedia Nusantara . Tangerang, 7 Januari 2013 .

Lampiran B | 23

#AUTUMNWIPEOUT: Pre-event Buzzword

Sumber: Twitter Ninotchka Cafe, dalam http://twitter.com/NINOTCHKA_JKT/ diakses pada diakses pada Sabtu, 15 Desember 2012 pukul 16:17.

Page 224: Strategi Customer Relations dengan Menggunakan …kc.umn.ac.id/956/1/(Read Only) SKRIPSI.pdf · Sidang Ujian Skripsi Universitas Multimedia Nusantara . Tangerang, 7 Januari 2013 .

Lampiran B | 24

#AUTUMNWIPEOUT: During-event Buzzword

Sumber: Twitter Ninotchka Cafe, dalam http://twitter.com/NINOTCHKA_JKT/ diakses pada diakses pada Minggu, 23 Desember 2012 pukul 15:26.

Page 225: Strategi Customer Relations dengan Menggunakan …kc.umn.ac.id/956/1/(Read Only) SKRIPSI.pdf · Sidang Ujian Skripsi Universitas Multimedia Nusantara . Tangerang, 7 Januari 2013 .

Lampiran B | 25

#AUTUMNWIPEOUT: After-event Buzzword

Sumber: Twitter Ninotchka Cafe, dalam http://twitter.com/NINOTCHKA_JKT/ diakses pada diakses pada Minggu, 23 Desember 2012 pukul 15:50.

Page 226: Strategi Customer Relations dengan Menggunakan …kc.umn.ac.id/956/1/(Read Only) SKRIPSI.pdf · Sidang Ujian Skripsi Universitas Multimedia Nusantara . Tangerang, 7 Januari 2013 .

Lampiran B | 26

#AUTUMNWIPEOUT: TweetReach Report

Sumber: TweetReach, dalam http://tweetreach.com/reach?q=%23AUTUMNWIPEOUT diakses pada Sabtu,

22 Desember 2012 pukul 21:19.

Page 227: Strategi Customer Relations dengan Menggunakan …kc.umn.ac.id/956/1/(Read Only) SKRIPSI.pdf · Sidang Ujian Skripsi Universitas Multimedia Nusantara . Tangerang, 7 Januari 2013 .

Lampiran B | 27

Liputan Media

Sumber: Twitter Ninotchka Cafe, dalam http://twitter.com/NINOTCHKA_JKT/ diakses pada Kamis, 13

Desember 2012 pukul 14:35.

Page 228: Strategi Customer Relations dengan Menggunakan …kc.umn.ac.id/956/1/(Read Only) SKRIPSI.pdf · Sidang Ujian Skripsi Universitas Multimedia Nusantara . Tangerang, 7 Januari 2013 .

Lampiran B | 28

Liputan Media: Majalah Femina edisi Februari 2012

Sajian Perekat Keluarga

Selalu ada cerita seru di balik kekompakan

ibu dan anak. Seperti lakon Megawati dan

putri keduanya, Sonia Eryka, yang

‘tertangkap’ femina di kafe mungil mereka,

Ninotchka. Nama unik kafe yang terletak di

kawasan kompleks ini dipinjam Sonia dari

judul film komedi romantis Rusia, berjudul

Ninotchka, yang berarti gadis kecil. Duo

ibu-anak ini menganggap bisnis kuliner

barunya ini sebagai ‘anak baru’ yang

sedang jadi pusat perhatian.

Di jam makan siang dan usai sekolah, remaja dari sekolah sekitar asyik makan nachos

untuk mengganjal perut. Sedikit lebih larut, berganti dengan wanita-wanita muda. Cerita

tentang Ninotchka di jejaring sosial bahkan telak menarik mereka yang tinggal di luar

kawasan ini untuk datang mencoba. Suasana privatnya di dalam kompleks, berbeda dari

kafe-kafe ramai di pusat Jakarta.

Di luar aktivitasnya sebagai fashion blogger, Sonia menghabiskan waktunya berkreasi di

dapur bersama sang ibu. Ia paling sering meracik dessert dan pasta, menu favorit

keluarga, saat ngumpul-ngumpul. Kritik terhadap masakannya menjelang pembukaan

kafe, disumbang dari 2 adik Sonia. “Hobi makan membuat lidah anak-anak saya pintar

mengenal rasa,” kata Megawati.

Sajian sesederhana lasagna ternyata mengandalkan pasta buatan sendiri. “Anak-anak

suka protes kalau pakai pasta kering. Katanya lebih enak buatan saya,” sambung

Megawati. Tiap lapisan lasagna ini diisi daging cincang, keju, dan tomato sauce yang

homemade.

Keduanya juga lihai membuat macaroon, si cookies Prancis dengan teknik susah bukan

main. Muncul ‘kaki-kaki’ di tepi macaroon yang menandakan adonan diracik dengan

tepat. Sebuah ‘prestasi’ yang didapat dengan eksperimen selama 3 bulan. Untuk

penggemar cokelat, ada Chocolate Lava Cake dan Chocolate Fondue berupa satai buah

segar dan marshmallow yang nikmat. (f)

Lokasi: Citra Garden 6, C-28. Circle West, Jakarta Barat. Telp: (021) 29030021. Jam

buka: 12.00 – 22.00 WIB (Jum’at-Sabtu: 12.00-23.00 WIB). Harga*): Rp15.000 –

Rp28.000. Suasana: Berhiaskan pajangan serba vintage.

Sumber: Femina, “Sajian Perekat Keluarga” dalam

http://www.femina.co.id/shop.dine/makan.di.mana/sajian.perekat.keluarga/007/003/235 diakses pada Jumat,

26 Oktober 2012 pukul 22:00.

Page 229: Strategi Customer Relations dengan Menggunakan …kc.umn.ac.id/956/1/(Read Only) SKRIPSI.pdf · Sidang Ujian Skripsi Universitas Multimedia Nusantara . Tangerang, 7 Januari 2013 .

Lampiran B | 29

Liputan Media: Majalah GoGirl!

eat eat eat - NINOTCHKA Cafe Parlour & Diner

Ninotchka adalah Café kecil milik fashion blogger Sonia Eryka dan baru sebulan dibuka, tepatnya tanggal 1 agustus. Awalnya Karyn Putri (GL'11 2nd winner) punya tempat dan nawarin ke Sonia untuk coba dimanfaatin karena sayang kalau didiemin aja. Iseng-iseng Sonia coba buka café sekaligus butik yang menjual baju hasil karyanya. Nggak disangka cafénya langsung jadi favorit, apalagi lokasinya berdekatan dengan sekolah menengah atas bikin banyak siswa-siswa yang dateng untuk nongkrong sepulang sekolah. Interior yang sederhana dengan dominasi coklat dan display makanannya ngingetin kita sama coffee shop vintage tahun 50'an. Nggak heran karena nama Ninotchka sendiri diambil dari nama film Greta Garbo, 'Ninotchka'. Liat dari interiornya yang tertata apik, sama sekali nggak nyangka lho Sonia nyiapin ini semua cuma seminggu. Untuk ngejalanin café ini Sonia dibantu ibu dan adiknya, Roy, terkadang Karyn juga suka dateng bantuin. Untuk makanannya semua homemade bikinan mama Sonia kecuali Chocholate Lava Cake. Kue yang langsung jadi favoritnya semua crew Gogirl! ini bikinan Sonia sendiri lho, kata mamanya cuma Sonia yang tau kematengan kuenya yang pas. Dimakan sama vanilla ice cream, Chocolate Lava Cake ini bener-bener bikin ngiler dan nggak cukup satu deh! Hehe… Text by : Yenni Kartika Sari ( Gogirl ! Magazine ) Photo by : Arman Yonathan. Bon ! Pictorials

Sumber: Arman Yonathan, “Ninotchka Cafe Parlour & Diner” dalam

http://armanyonathan.blogspot.com/2011/10/eat-eat-eat-ninotchka-cafe-parlour.html diakses pada Jumat, 26

Oktober 2012 pukul 17:30.

Page 230: Strategi Customer Relations dengan Menggunakan …kc.umn.ac.id/956/1/(Read Only) SKRIPSI.pdf · Sidang Ujian Skripsi Universitas Multimedia Nusantara . Tangerang, 7 Januari 2013 .

Lampiran B | 30

Liputan Media: Majalah Kawanku edisi 128/Juni 2012

Sumber: Instagram Ninotchka_jkt, dalam http://instagram.com/p/MhYhgBCfVC/ diakses pada Jumat, 26

Oktober 2012 pukul 22:47.

Page 231: Strategi Customer Relations dengan Menggunakan …kc.umn.ac.id/956/1/(Read Only) SKRIPSI.pdf · Sidang Ujian Skripsi Universitas Multimedia Nusantara . Tangerang, 7 Januari 2013 .

Lampiran B | 31

Liputan Media: Majalah Gadis edisi 10-19 Juli 2012

Sumber: Instagram Ninotchka_jkt, dalam http://instagram.com/p/NETeq3ifc4/ diakses pada Jumat, 26

Oktober 2012 pukul 22:44.

Page 232: Strategi Customer Relations dengan Menggunakan …kc.umn.ac.id/956/1/(Read Only) SKRIPSI.pdf · Sidang Ujian Skripsi Universitas Multimedia Nusantara . Tangerang, 7 Januari 2013 .

Lampiran B | 32

Liputan Media: The Jakarta Globe

My Jakarta: Sonia Eryka, Teen Cafe Owner

Kevin Sanly Putera | July 25, 2012

Some kids are lucky enough to grow

up with mothers who can cook tasty

dinners, but most would never think to

make a business out of it. Sonia

Eryka, however, is not like most kids.

As a young girl, Sonia dreamed of

running a cafe, and with support from

her parents she opened Ninotchka in

West Jakarta. The coffee shop and

diner is managed by teenagers, but

her mother does most of the cooking.

Sonia, 19, tells My Jakarta about an awkward mistake on opening day, how she plans to

expand the cafe and what it’s like to run a business with her family.

Why did you pick the name ‘Ninotchka,’ and what does it mean?

‘Ninotchka’ is the title of a late 1930s romantic-comedy [film], but the word itself is

Russian for ‘little girl.’ I just think the word is spot on for me. It’s also quite catchy as a

name.

How did you start Ninotchka?

I’ve always dreamed of running my own cafe. When I graduated from high school, I told

my parents about it and they seemed interested, so we discussed the details. And now

here’s Ninotchka, established through our decision as a family.

Your mom does all the cooking, without any other chefs or professional help?

Yes. On our very first day, we had no employees; it was just me, my brother and my

mom. My mom was the cook, my brother was a waiter and I worked as a waiter and a

cashier. We never thought we’d have so many customers right away, and there was an

awkward moment when we didn’t know what to do because we hadn’t made printed

menus yet. Diners asked a lot of questions and we had to explain everything verbally

[laughs]. It really tested our nerves, that first day.

I also do some of the cooking, but not as much as my mom. And even with seven

employees now, we still won’t let our employees do that [cook]. They’re all working as

cashiers and waiters. We have strict quality control on the food. For the beverages, we

hired a barista.

Page 233: Strategi Customer Relations dengan Menggunakan …kc.umn.ac.id/956/1/(Read Only) SKRIPSI.pdf · Sidang Ujian Skripsi Universitas Multimedia Nusantara . Tangerang, 7 Januari 2013 .

Lampiran B | 33

How do you think Ninotchka differs from other cafes?

Teenagers handle the management. My younger brother even worked as a manager. I

believe some cafes marketed to teenagers have trouble developing because they lack

ideas from teenagers.

We also don’t sell beer, and we have what I would call ‘fair business’ hours starting at

noon because young people should study or do something productive in the morning.

We’re open from 2 p.m. until 10 p.m. from Sunday to Thursday, and until midnight on

Friday and Saturday. We’re closed on Tuesday.

What makes you so excited about having your own cafe?

I have some hobbies: photography, cooking, blogging, fashion and music. I love doing

cooking experiments. Me and my mom often cook to expand our culinary skills, especially

pasta and desserts. If we think our creations have a shot at wider success, we’ll add them

to Ninotchka’s menu, like with the cake in a jar, the rainbow cake and the chocolate lava

cake. But the main purpose [of the cafe] is to develop my business skills.

Will you stop at the cafe?

I can’t wait to have my own boutique — I have an online fashion shop — but I’ll focus on

managing Ninotchka first. A thought passed through my mind to study cooking more

seriously, but maybe later. The most important thing is that I’m enjoying myself because

Ninotchka is my dream.

If your mom handles all the cooking, how does that affect your expansion plans?

We’re planning to open a branch in Kelapa Gading [in North Jakarta]. We also have some

offers from Surabaya, Medan and Bali. But since these are all homemade dishes, we’ll

still be the ones who supply the food. Outside Jakarta, though, we’ll train employees for

as many months as they need to ensure the food they prepare is really similar to what

we’re making, with the same high-quality ingredients, but we won’t use this as a reason to

raise our prices.

It seems your name precedes you in the online world?

Yes. Many people order our cookies through Twitter and the orders come from all over

Indonesia. …The hype on social networks creates big expectations for people who want

to come here for their first visit. I was surprised to learn that some customers have come

all the way to Jakarta just to visit Ninotchka. They also had their share of surprises; for

some reason, they thought our establishment would be a lot bigger [laughs].

Sonia Eryka was talking to Kevin Sanly Putera.

Sumber: The Jakarta Globe, “Sonia Eryka, Teen Cafe Owner” dalam

http://www.thejakartaglobe.com/myjakarta/my-jakarta-sonia-eryka-teen-cafe-owner/531999 diakses pada

Jumat, 26 Oktober 2012 pukul 23:00.

Page 234: Strategi Customer Relations dengan Menggunakan …kc.umn.ac.id/956/1/(Read Only) SKRIPSI.pdf · Sidang Ujian Skripsi Universitas Multimedia Nusantara . Tangerang, 7 Januari 2013 .

Lampiran B | 34

Liputan Media: Majalah HAI edisi XXXVI/41/2012

Page 235: Strategi Customer Relations dengan Menggunakan …kc.umn.ac.id/956/1/(Read Only) SKRIPSI.pdf · Sidang Ujian Skripsi Universitas Multimedia Nusantara . Tangerang, 7 Januari 2013 .

Lampiran B | 35

Liputan Media: Bakery Magazine edisi Desember 2012

Sumber: Instagram Ninotchka_jkt, dalam http://instagram.com/p/TKqxg0ifQ-/ diakses pada Kamis, 13

Desember 2012 pukul 14:47.

Page 236: Strategi Customer Relations dengan Menggunakan …kc.umn.ac.id/956/1/(Read Only) SKRIPSI.pdf · Sidang Ujian Skripsi Universitas Multimedia Nusantara . Tangerang, 7 Januari 2013 .

Jalan 20 Desember No. 2, Pegadungan

Jakarta Barat 11830

P. (021) 5417039 | M. 081806523174

E-mail: [email protected]

Tiara Permadi

C U R R I C U L U M V I T A E

P e r s o n a l D e t a i l s

Full Name : Tiara Permadi

Nick Name : Tiara

Place, Date of Birth : Jakarta, February 20th 1991

Sex : Female

Marital Status : Single

Nationality : Indonesian

Religion : Protestant

E d u c a t i o n a l B a c k g r o u n d

Year Level Institution

2009-present Undergraduate

Universitas Multimedia Nusantara

Faculty of Communication

Majoring in Public Relations

2006-2009 Senior High SMUK Ketapang II

Majoring in Natural Science

2003-2006 Junior High SMPK Ketapang II

1997-2003 Elementary SD Bina Kusuma

N o n - F o r m a l E d u c a t i o n

Specification Year Level Institution

English Course 1997-2004 Intermediate 2 The Eloquence Daan Mogot

S e m i n a r

Year Participation

2012

Participant in “Creating High Enthusiasm of Entrepreneurship

(CHEERS)” by YOURS UMN

Participant in “Win the Crisis with PR Basis” by I’m Kom UMN

2011 Participant in “Mengupas Jurnalisme Online & Proses Bisnis

Media Cetak” by Kontan 2010 Participant in “Green for Life” by UKM Rencang UMN

Page 237: Strategi Customer Relations dengan Menggunakan …kc.umn.ac.id/956/1/(Read Only) SKRIPSI.pdf · Sidang Ujian Skripsi Universitas Multimedia Nusantara . Tangerang, 7 Januari 2013 .

Jalan 20 Desember No. 2, Pegadungan

Jakarta Barat 11830

P. (021) 5417039 | M. 081806523174

E-mail: [email protected]

Tiara Permadi

O r g a n i z a t i o n a l E x p e r i e n c e s

Year Position Institution

2012 Publication Coordinator

Conmedia 2012

Universitas Multimedia

Nusantara

2011 Publication Coordinator

Culture Week (by Qorie)

Universitas Multimedia

Nusantara

2011-2012 Treasurer Qorie

UKM Korea

Universitas Multimedia

Nusantara

2004-2005 Member of Palang Merah

Remaja SMPK Ketapang II

2003-2004 OSIS Seksi Bela Negara SMPK Ketapang II

W o r k E x p e r i e n c e

Year Position Institution

2010-2012 Digital Asset Developer PT Kandel

Multimedia Division

A c a d e m i c A c h i e v e m e n t s

Year Achievement Institution

2009-present Beasiswa Mandiri

for 2nd

-6th semester

Universitas Multimedia

Nusantara

2009 Free admission fee Universitas Multimedia

Nusantara

2006-2009

Beasiswa Prestasi

for 11th & 12

th grade

Senior High School

Yayasan Pendidikan

Kristen Ketapang

2006 Free admission fee

for Senior High School

Yayasan Pendidikan

Kristen Ketapang

2003-2006

Beasiswa Prestasi

for 8th & 9

th grade

Junior High School

Yayasan Pendidikan

Kristen Ketapang

N o n - A c a d e m i c A c h i e v e m e n t s

Year Achievement Institution

2004

1st runner up of English

Family Care Competition Penabur Junior High School

2nd

runner up of Lomba

Palang Merah Remaja

se-Jakarta Barat

SMP 98

Page 238: Strategi Customer Relations dengan Menggunakan …kc.umn.ac.id/956/1/(Read Only) SKRIPSI.pdf · Sidang Ujian Skripsi Universitas Multimedia Nusantara . Tangerang, 7 Januari 2013 .

Jalan 20 Desember No. 2, Pegadungan

Jakarta Barat 11830

P. (021) 5417039 | M. 081806523174

E-mail: [email protected]

Tiara Permadi

S k i l l s

Specification Description

Computer Skills

Microsoft Word, Microsoft Power Point,

Microsoft Excel, Adobe Photoshop,

Adobe InDesign

Foreign Language English (Passive & Active)

Photography Familiar with DSLR, currently using

Canon 450D

PR Skills Strategic planning, Writing company

profile and press release, Online PR

S u m m a r y O f Q u a l i f i c a t i o n

Responsible, Competent, Hard worker, Fast learner, Reliable, Highly Motivated,

Independent, Listener, Dynamic, Adaptive, Communicative, Able to work in team,

Open Minded.

This Curriculum Vitae is prepared in valid data by my good intention to be used by any

parties needed.

Yours faithfully,

Tiara Permadi