Strategi Customer, Jessica Natania, FIKOM UMN, 2014kc.umn.ac.id/1383/8/LAMPIRAN.pdf · tahun....
Transcript of Strategi Customer, Jessica Natania, FIKOM UMN, 2014kc.umn.ac.id/1383/8/LAMPIRAN.pdf · tahun....
Team project ©2017 Dony Pratidana S. Hum | Bima Agus Setyawan S. IIP
Hak cipta dan penggunaan kembali:
Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah, memperbaiki, dan membuat ciptaan turunan bukan untuk kepentingan komersial, selama anda mencantumkan nama penulis dan melisensikan ciptaan turunan dengan syarat yang serupa dengan ciptaan asli.
Copyright and reuse:
This license lets you remix, tweak, and build upon work non-commercially, as long as you credit the origin creator and license it on your new creations under the identical terms.
LAMPIRAN
Strategi Customer..., Jessica Natania, FIKOM UMN, 2014
Strategi Customer..., Jessica Natania, FIKOM UMN, 2014
Strategi Customer..., Jessica Natania, FIKOM UMN, 2014
DAFTAR INFORMAN KUNCI DAN INFORMAN AHLI
Strategi Customer..., Jessica Natania, FIKOM UMN, 2014
Strategi Customer..., Jessica Natania, FIKOM UMN, 2014
Strategi Customer..., Jessica Natania, FIKOM UMN, 2014
TRANSKRIP WAWANCARA INFORMAN KUNCI
Nama Informan : Antari Ardianti
Posisi Jabatan : Manager Department Head of Loyalty The Body Shop
Indonesia
Tanggal : 28 Oktober 2013
Waktu : 09.00 WIB
Tempat : The Body Shop Indonesia
Sentosa Building, Bintaro Jaya Central Business District
Jalan Prof. Dr. Satrio Blok A3 No.5
Tangerang
Penulis: Selamat pagi, Mbak Antari. Saya Jessica yang mengajukan magang dalam
rangka menyelesaikan skripsi saya terkait strategi Customer Relationship
Management The Body Shop, Mbak.
Antari: Oh iya, Jessica. Pertama-tama saya jelaskan terlebih dahulu ya. Saya
berada pada divisi Loyalty. (Sambil menggambar struktur organisasi singkat) Jadi
divisi loyalty berada dibawah grup Commercial. Grup commercial ini juga
mencakup E-Commerce. Di atasnya lagi ada Direktur Operasional. Untuk lebih
jelasnya nanti kamu bisa lihat struktur organisasi lengkapnya.
Penulis: Jadi kalau di The Body Shop itu divisi CRMnya dilaksanakan oleh divisi
Loyalty ini ya, Mbak?
Antari: Ya benar. Jadi kalau disini, divisi CRM ini disatukan dengan divisi Loyalty.
Berbeda dengan di Indosat misalnya tempat saya bekerja dulu. Kalau di Indosat
dibedakan antara divisi Loyalty dan divisi CRM. Hal ini didasarkan oleh jumlah
customernya sendiri ya, dimana jumlah customer The Body Shop yang memang
tidak sebanyak Indosat.
Penulis: Kalau di divisi Loyalty sendiri itu ada berapa orang, Mbak?
Strategi Customer..., Jessica Natania, FIKOM UMN, 2014
Antari: Kalau di divisi Loyalty sendiri ada aku selaku Manager, kemudian
dibawahku ada Mbak Aditta Miranda, dan Mbak Alia Maharani.
Penulis: Kalau boleh tahu, apa perbedaan tugas antara Mbak Antari dengan mereka
Mbak?
Antari: Kalau perbedaannya secara singkat, aku lebih melakukan tugas strategis
sedangkan mereka lebih ke operasional. Karena aku berperan sebagai manager, aku
yang memiliki wewenang sebagai decision maker dalam Departemen Loyalty, Aku
yang membuat strategi-strategi dalam membership LYB ini. Namun tentunya aku
tetap meminta masukan dari mereka mengenai beberapa hal. Sedangkan mereka
lebih bertanggung jawab pada hal-hal operasional, misalnya ketika ada pembukaan
store baru, mereka lebih pada penyediaan kartu member, membantu memberikan
report ke aku, dan lain-lain.
Penulis: Bagaimana pelaksanaan kegiatan CRM di The Body Shop Mbak?
Berdasarkan info yang saya dapat bahwa kegiatan CRM di The Body Shop itu
direalisasikan melalui program membership Love Your Body ya, Mbak?
Antari: Benar, kegiatan CRM disini direalisasikan melalui program membership
Love Your Body ya. Ini yang menjadi tanggung jawab dari divisi Loyalty sendiri.
Program LYB ini cukup penting ya perannya di dalam perusahaan, mengingat
kontribusi program LYB ini sebesar 70% terhadap sales perusahaan. Fokus utama
dalam program LYB ini adalah pada point redemption (penukaran poin).
Penulis: Oh begitu ya, Mbak. Kalau tujuan utama dari program membership Love
Your Body ini sendiri apa sih, Mbak?
Antari: Kalau kita di The Body Shop ada targetnya setiap tahun. Target kami setiap
tahunnya yaitu 195.000 enrollment atau member baru. Sedangkan untuk point
redemption, target kami adalah 225 juta poin yang ditukarkan oleh member. Oleh
sebab itu kami terus berupaya untuk mengubah masyarakat yang belum menjadi
member untuk mendaftar member. Contohnya kami mengadakan program
kerjasama dengan Bank BCA dimana dengan berbelanja 250.000 dengan kartu
kredit BCA, pelanggan bisa langsung menjadi member Love Your Body.
Strategi Customer..., Jessica Natania, FIKOM UMN, 2014
Penulis: Kalau dalam pelaksanaan program membership Love Your Body ini
sendiri apakah terdapat patokan-patokan tertentu Mbak dalam membuat
strateginya?
Antari: Oh, jadi kalau The Body Shop ini memiliki yang namanya window.
Window ini adalah sebuah range waktu dan tema yang harus diadopsi selama satu
tahun. Pembuatan strategi untuk membership sendiri selalu disesuaikan dengan
window ini. Misalnya window yang paling dekat adalah window White Musk
Smoky Rose, sehingga strategi yang dibuat pun harus disesuaikan dengan window
yang sedang berlangsung. Satu window biasanya berdurasi mulai dari dua minggu
sampai dengan enam minggu.
Penulis: Bagaimana dengan segmentasi dari anggota membership sendiri, Mbak?
Bagaimana The Body Shop melakukan segmentasi dari anggota member?
Antari: Segementasi disini dibagi menjadi lima kategori yang dinamakan lifestage
profile. Lifestage profile ini sendiri mencakup:
- Youngsters (Girls <21)
- Singles (Female 21-40)
- Singles & Mature Female, not married (40+)
- Married Young Female, married (21-30)
- Men (Male All Ages)
- Incomplete (Female, no DOB, no status)
Penulis: Oh, begitu, Mbak.
Antari: Iya, demikian dulu informasi sekilasnya. Untuk informasi lainnya bisa
kamu tanyakan di kemudian hari ya. Aku ada meeting dulu.
Penulis: Baiklah, Mbak. Terima kasih waktunya ya, Mbak.
Strategi Customer..., Jessica Natania, FIKOM UMN, 2014
TRANSKRIP WAWANCARA INFORMAN KUNCI
Nama Informan : Antari Ardianti
Posisi Jabatan : Manager Department Head of Loyalty The Body Shop
Indonesia
Tanggal : 1 November 2013
Waktu : 10.00 WIB
Tempat : The Body Shop Indonesia
Sentosa Building, Bintaro Jaya Central Business District
Jalan Prof. Dr. Satrio Blok A3 No.5
Tangerang
Penulis: Selamat pagi, Mbak. Menyambung wawancara kemarin, saya ingin
bertanya-tanya lagi nih, Mbak.
Antari: Iya, silahkan Jessica.
Penulis: Kalau berdasarkan ilmu yang saya dapatkan, CRM itu sangat berkaitan
dengan pengelolaan database, Mbak. Kalau di The Body Shop sendiri bagaimana
pengelolaan database dari pelanggan sendiri?
Antari: Jadi untuk pengelolaan database ini, The Body Shop menggunakan agency
yang memiliki spesialisasi di bidang CRM, yaitu Visible Result (VR), sehingga
data-data dari pelanggan mereka yang mengatur. Berkaitan dengan hal ini mereka
akan mengirimkan laporan per hari melalui e-mail. Seperti ini kira-kira laporannya
(sambil menunjukkan salah satu laporan yang dikirimkan VR). Merekalah yang
juga bertanggung jawab untuk mengelola database, termasuk melakukan
pengiriman SMS, pengelolaan poin, maupun proses registrasi. Jika kamu lihat di
store The Body Shop, akan ada 2 perangkat. Salah satunya adalah alat untuk
mengubah poin pada kartu member. Mesin itu adalah milik VR. Sampai saat ini
antara mesin VR dengan POC (komputer) belum terintegrasi, sehingga para calon
Strategi Customer..., Jessica Natania, FIKOM UMN, 2014
member harus melakukan SMS untuk registrasi. Namun untuk kedepannya, kami
akan mengintegrasikan keduanya sehingga akan mempermudah pelanggan.
Penulis: Apakah VR juga bertugas membuat SMS yang dikirimkan kepada
member juga?
Antari: Oh, tidak. Kalau SMSnya kita yang buat. Mereka hanya bertugas
mengirimkan karena database member pun dimiliki oleh mereka.
Penulis: Bagaimana The Body Shop melakukan identifikasi terhadap customer
terutama para anggota membership LYB, Mbak?
Antari: Identifikasi terhadap customer merupakan unsur utama dalam memulai
hubungan dengan pelanggan. Identifikasi tersebut kami lakukan melalui data yang
diisi oleh para calon member LYB dalam sebuah form sebelum mendaftarkan
dirinya menjadi member. Selain itu kami juga mengidentifikasi para member dari
pola pembelian mereka di store.
Penulis: Bagaimana upaya The Body Shop membedakan para anggota member
yang satu dengan yang lain mengingat masing-masing dari mereka memiliki
karakteristik dan kebiasaan yang berbeda-beda?
Antari: Salah satu toolnya adalah dengan lifestage profile yang pernah aku
jelaskan. Selain itu kami juga membagi anggota member menjadi 9 segmen
pelanggan, menggunakan tabel yang dinamakan Recency Frequency Monetory
(RFM). Tabel ini didasarkan pada jumlah transaksi, waktu terakhir kali melakukan
transaksi, dan nominal transaksi. Tools inilah yang membantu kami dalam
melakukan komunikasi dengan para member Love Your Body. Contohnya untuk
segmentasi member yang sudah tidak melakukan transaksi selama 10-12 bulan,
harus dilakukan strategi komunikasi berupa customer engagement karena mereka
merupakan segmen pelanggan yang sangat rentan akan pergi. Strateginya pasti akan
berbeda dengan anggota member yang melakukan transaksi dalam 3 bulan terakhir.
Penulis: Berkaitan dengan segmentasi tersebut, bagaimana The Body Shop
melakukan komunikasi dengan para anggota member?
Strategi Customer..., Jessica Natania, FIKOM UMN, 2014
Antari: Kami melakukan komunikasi melalui SMS maupun e-mail. Namun sampai
saat ini, penggunaan SMS bisa dikatakan lebih efektif untuk menjangkau para
member dalam rangka memberikan informasi seputar membership. Hal ini
dikarenakan kemungkinan e-mail untuk masuk dalam junk atau spam. Sedangkan
kalau SMS pasti diterima oleh member.
Penulis: Kalau untuk SMS sendiri, bagaimana intensitas pengiriman SMS kepada
para anggota member?
Antari: Biasanya dalam satu window minimal satu kali SMS untuk setiap member
Sebenarnya kita ingin mengirim lebih, namun kita hanya mendapatkan jatah
650.000 SMS setiap bulannya dari VR, sehingga harus benar-benar diperhitungkan
dengan baik.
Penulis: Selama ini, apakah media komunikasi berupa SMS sudah cukup efektif
untuk berkomunikasi dengan para member?
Antari: Sejauh ini SMS memiliki peranan penting sebagai media komunikasi.
Berdasarkan laporan dari VR bahwa 10% dari member yang menerima SMS datang
ke store. Tentunya hal itu menunjukkan keefektifan penggunaan SMS sebagai
media komunikasi kami.
Penulis: CRM kan sangat tergantung kepada teknologi, Mbak. Bagaimana The
Body Shop memanfaatkan teknologi ini sendiri, Mbak? Misalnya mengambil
contoh pada Starbucks yang menggunakan e-mail sebagai alat komunikasi utama
dengan para membernya.
Antari: Saat ini e-mail memang sudah kita gunakan sebagai salah satu media
komunikasi. Namun kendalanya sendiri adalah pada database e-mail member yang
dimiliki The Body Shop masih sangat minim. Sampai saat ini kita hanya
mempunyai 30% e-mail dari total member kita, sedangkan yang membaca hanya
sekitar 20% dari yang kita kirimkan. Sisanya mungkin saja masuk junk seperti yang
telah saya jelaskan tadi.
Strategi Customer..., Jessica Natania, FIKOM UMN, 2014
Penulis: Apakah ada kerja sama dengan divisi social media dalam rangka
berkomunikasi dengan member LYB, mengingat peran social media saat ini?
Antari: Departemen Loyalty ini lebih ke bagaimana berhubungan langsung dengan
customer, demikian halnya pada divisi social media. Mereka juga melakukan
hubungan langsung dengan customer melalui twitter, facebook, Instagram, maupun
pinterest. Dalam hal ini, kami melakukan kerjasama dalam hal penyampaian
informasi kepada customer terutama member LYB. Setiap ada SMS, aku selalu
menyampaikannya kepada departemen social media agar mereka bisa membuat
posting dengan bahasa social media yang lebih mudah dicerna. Selain itu
pemanfaatan teknologi juga dalam penggunaan email sebagai media komunikasi
selain SMS.
Penulis: Bagaimana The Body Shop melakukan kustomisasi terhadap member
LYB?
Antari: The Body Shop melakukan kustomisasi dalam mengirimkan SMS.
Pengiriman SMS didasarkan pada produk apa yang mereka beli. Misalnya ada
promo produk parfum White Musk, maka yang kita SMS pertama kali adalah
pengguna White Musk, baru selanjutnya pengguna parfum. Kita lihat dari
bagaimana pola transaksi mereka di store. Kemudian kita juga sesuaikan SMS
dengan tabel RFM. Misalnya kalau member yang baru datang dalam kurun waktu
1-3 bulan, kita asumsikan mereka pasti akan ke store dalam waktu dekat, jadi jarang
kita SMS. Sama juga dengan yang sudah tidak pernah datang ke store dalam satu
tahun. Biasanya jenis member kayak gitu cuma kita e-mail saja.
Penulis: Bagaimana The Body Shop membedakan masing-masing pelanggannya?
Apakah ada tingkatan-tingkatan tertentu dalam membership Love Your Body?
Antari: Sampai saat ini membership Love Your Body hanya memiliki satu jenis
keanggotaan yang sama. Namun untuk kedepannya, kami berencana untuk
membedakan anggota member VIP dan standart. Hal ini dimaksudkan untuk
membedakan para pelanggan sesuai dengan value mereka bagi perusahaan.
Pembagian member menjadi dua jenis tersebut akan didasarkan pada jumlah
Strategi Customer..., Jessica Natania, FIKOM UMN, 2014
transaksi yang mereka lakukan. Benefit yang dirasakan oleh kedua jenis member
tersebut tentunya akan berbeda. Misalnya saja, anggota VIP nantinya bisa
menukarkan botol bekas menjadi 3 poin, sedangkan anggota member biasa hanya
1 poin.
Penulis: Berdasarkan teori yang saya dapat di bangku kuliah, CRM itu merupakan
salah satu bagian dari cakupan kerja Public Relations. Apakah di The Body Shop
terdapat divisi PR dan apa hubungan antara divisi PR dan Loyalty?
Antari: Tentu saja ada PR. Saat ini jabatan PR dipegang oleh Mbak Ratu Ommaya.
Secara umum kalau di The Body Shop sendiri, cakupan kerja PR itu lebih mengarah
pada realisasi dari values perusahaan, maupun penyelenggaraan event-event. Dalam
hal ini department Loyalty dan PR memiliki keterkaitan. Misalnya ketika PR
menyelenggarakan event tertentu, pesertanya bisa menjadi member LYB tanpa
syarat. Contoh nyatanya dalam event Cleo Bachelor beberapa waktu yang lalu.
Selain itu, Department Loyalty juga membantu PR dalam rangka menyebarkan
SMS terkait value ataupun jika ada event yang terkait dengan value perusahaan. Di
The Body Shop, department Loyalty juga berhubungan dengan Marketing
Communication Department. Sebenarnya tugas utama Marcomm disini adalah
mengatur display yang terletak di depan toko. Display tersebut di seluruh Indonesia
memiliki desain yang sama, dan semua itu diatur oleh Marcomm. Hubungan
Marcomm, PR dengan department Loyalty biasanya adalah dalam hal pengemasan.
Loyalty bertugas untuk membuat strategi dan program-program membership LYB
dan membuat SMS kepada customer, sedangkan Marcomm dan PR lebih berperan
dalam hal filtrasi. SMS tersebut nantinya akan terlebih dahulu disaring oleh
Marcomm menjadi rangkaian kata 160 karakter sehingga bisa diterima customer
dengan bahasa yang baik.
Penulis: Jadi kalau Loyalty itu lebih kepada berhubungan langsung dengan
pelanggan ya, Mbak?
Antari: Iya kira-kira begitu. Kan seperti yang kita tahu bahwa The Body Shop
memiliki berbagai program values ya. Dalam hal ini, Loyalty sebagai pihak yang
Strategi Customer..., Jessica Natania, FIKOM UMN, 2014
langsung berhubungan dengan pelanggan, kita membantu PR dalam rangka
mengkomunikasikan program values mereka kepada pelanggan. Misalnya saja pada
program penandatanganan petisi Against Animal Testing kemarin. Selain itu juga
film terbaru dari Mira Lesmana berjudul ‘Sokola Rimba.’ Itu kan program values,
dimana The Body Shop ikut mendukung film tersebut. Disini Loyalty berperan
untuk mengkomunikasikan kepada pelanggan. Kita juga akan mengadakan program
dimana anggota member LYB bisa menukarkan 20 poin untuk mendapatkan tiket
nonton Sokola Rimba untuk 2 orang pada tanggal 30 November.
Penulis: Ke depannya nanti apakah saya bisa berbincang dengan department PR
dan Marcomm untuk menambah data penelitian saya. Mbak?
Antari: Oh, iya boleh. Nanti saya atur dulu waktunya dengan mereka.
Penulis: Baiklah, Mbak. Terima kasih atas waktu dan kerjasamanya. Nanti jika ada
informasi yang kurang, apakah saya bisa melakukan wawancara lagi Mbak?
Antari: Ya, tentu saja. Sama-sama, Jessica.
Strategi Customer..., Jessica Natania, FIKOM UMN, 2014
TRANSKRIP WAWANCARA INFORMAN KUNCI
Nama Informan : Antari Ardianti
Posisi Jabatan : Manager Department Head of Loyalty The Body Shop
Indonesia
Tanggal : 11 November 2013
Waktu : 08.00 WIB
Tempat : The Body Shop Indonesia
Sentosa Building, Bintaro Jaya Central Business District
Jalan Prof. Dr. Satrio Blok A3 No.5
Tangerang
Penulis: Tujuan utama dari Love Your Body sendiri itu apa ya, Mbak?
Antari: Tujuannya itu bagaimana kita bisa membangun engagement yang lebih
dengan pelanggan. Kita juga ingin mendorong agar customer kita lebih loyal ke
Body Shop sendiri. Jika mereka loyal, mereka akan banyak belanja dan melakukan
repeat purchase. Kita juga mengenalkan produk baru dengan cross selling,
mengkomunikasikan perusahaan kepada para member, misalnya kalau ada
program-program values dan event yang kita adakan, kita ikut mempromosikan.
Hal itulah yang akan mendongkrak sales The Body Shop sendiri.
Penulis: Salah satu tujuan CRM kan adalah menekan marketing. Apakah The Body
Shop sudah merasakan fungsi ini?
Antari: Kalau dibilang menekan sih belum ya, mengingat kita masih menyewa
agensi CRM. Namun kalau komunikasi kita itu lebih segemented, menyasar ke
customer-customer tertentu. Sedangkan kalau kegiatan iklan biasanya lebih bersifat
ke orang banyak. Diharapkan karena komunikasi yang kita lakukan lebih
segmented, relevansi terhadap isinya pun akan lebih pas. Seperti misalnya yang
biasanya beli Body Butter kita informasikan soal Body Butter.
Strategi Customer..., Jessica Natania, FIKOM UMN, 2014
Penulis: Apa yang membedakan LYB dengan member-member lainnya?
Antari: Seperti yang kita tahu bahwa The Body Shop sangat concern dengan values
yang kita jalankan, sehingga kita harus mengajak para member untuk sejalan
dengan values-values yang kita anut, dengan prinsip Look Good, Feel Good, Do
Good . Jadi kita juga mengajak customer ikut serta menyukseskan program kita,
seperti contohnya kemarin dalam penandatanganan petisi Against Animal Testing.
Kita juga mengajak customer untuk mengurangi penggunaan plastik, di toko pake
kertas, botolnya juga dibuat daur ulang. Kita encourage mereka untuk juga peduli
terhadap values perusahaan kita. (mengambil contoh brosur) Ini ketika kita
melakukan Earth Hour. Semua produk kita juga mendukung petani-petani di
seluruh dunia, mengusung values Community Fair Trade. Jadi kita lebih menyentuh
sisi emosional customer, karena tidak semua perusahaan mau peduli dengan values-
values seperti yang kita jalani.
Penulis: Bagaimana cara The Body Shop melakukan identifikasi terhadap customer
LYB?
Antari: Kalau identifikasi customer tahap awal sendiri adalah dari application form
yang mereka isi saat mendaftar menjadi membership LYB, mencakup nama, jenis
kelamin, tempat/tanggal lahir, nomor telepon, e-mail, dan lain-lain. Sedangkan
kalau identifikasi secara lebih mendalam lagi adalah melihat dari apa yang mereka
beli, apa yang mereka pakai, serta melalui table RFM (Recency Frequency
Monetary) yang pernah aku jelaskan sebelumnya.
Penulis: Bagaimana The Body Shop mendapatkan data kebiasaan customer
tersebut? Apakah tetap dijalankan oleh Visible Result selaku agensi CRM The Body
Shop?
Antari: Sebenarnya sistem kita dengan VR saling mendukung. Kalau data
pembelian biasanya ada pada POS (Point of Sales) yaitu komputer di setiap toko.
Sedangkan kalau data member LYB ada pada VR.
Strategi Customer..., Jessica Natania, FIKOM UMN, 2014
Penulis: Bagaimana The Body Shop membedakan value dari masing-masing
member LYB? Apakah mereka diberikan perlakuan yang berbeda sesuai dengan
value mereka terhadap perusahaan?
Antari: Oh kalau itu kita juga menggunakan RFM yang sudah aku jelaskan. Kan
di dalam RFM tersebut terdapat 9 segmen customer. Dari sana bisa kita lihat yang
mana yang hubungannya harus benar-benar dijaga, yang mana yang kalau hilang
tidak masalah, misalnya pada tingkat low value lost. Kita juga berfikir efisien,
dimana setiap komunikasi yang kita berikan melalui SMS memakan biaya kan.
Oleh karena itu kita harus bisa memilih-milih yang mana yang perlu
dikomunikasikan, dan customer dalam tingkat mana yang berpengaruh terhadap
perusahaan. Misalnya member yang berada dalam segmen lapse prevention,
mereka tetap akan dikirimkan SMS, namun tidak tiap minggu. Tujuannya hanya
untuk mengingatkan mereka. Atau mereka diberikan promo yang khusus dengan
menunjukkan SMS. SMS itu hanya ditujukan kepada segmen tersebut agar mereka
tidak pergi.
Penulis: Di setiap store kan kebutuhan customernya berbeda-beda, Mbak.
Bagaimana Love Your Body menangani perbedaan needs dari masing-masing
member?
Antari: Misalnya kemarin ini kita mengadakan promo dengan Telkomsel dimana
produk barunya adalah Vitamin E Cool BB Cream. Itu kan merupakan produk
untuk youngster, sehingga SMSnya pun kita tujukan kepada anak muda. Selain itu
kita menyasar pada member yang menggunakan rangkaian produk Vitamin E
sebelumnya. Karena fokusnya youngster, kita menggunakan Alika sebagai
endorser. Sedangkan misalnya produk BB Serum, promo tersebut ditujukan kepada
yang mature. Tapi semua orang diberi tahu, namun lebih ditujukan kepada member
yang mature.
Penulis: Kalau dalam satu tahun kan ada targetnya untuk membership LYB sendiri.
Itu bagaimana perkembangan member LYB sendiri, Mbak?
Strategi Customer..., Jessica Natania, FIKOM UMN, 2014
Antari: Itu selalu meningkat. Demikian jumlah pula jumlah membernya setiap
tahun. Kita ada target untuk new enrollment setiap tahun yaitu 195.000 new
member. Untuk jumlah member sendiri, di awal tahun 2012 itu sekitar 235.000,
sedangkan di awal 2013 yaitu 326.000. Kalau sampai saat ini jumlah member kita
itu sekitar 406.000. Kalau di kita kan kalau tidak melakukan transaksi dalam
setahun kita anggap dia sudah lapse prevention. Biasanya kalau pelanggan dalam
tahap ini kita informasikannya melalui e-mail saja.
Penulis: Kalau peningkatan jumlah member selama dua tahun belakangan ini
bagaimana sih, Mbak?
Awal 2012 kan 235.000 member, sedangkan yang baru 136.000. Namun yang tahun
2012 lapse 45.000, sehingga perhitungan jumlah member yaitu 136.000 (member
baru) - 45.000 (member lapse) + 235.000 (jumlah member awal). Jadi kalau
member sudah masuk dalam kategori lapse, kita sudah tidak mengkalkulasikan
mereka sebagai member. Namun kalau misalnya mereka datang lagi dan melakukan
transaksi, maka kita tetap menganggap mereka sebagai member aktif.
Penulis: Beberapa waktu belakangan ini, The Body Shop baru saja meluncurkan
E-Commerce, dimana para pelanggan bisa melakukan online shopping pada
website http://thebodyshop.co.id/ Apakah para member akan mendapat benefit
yang sama dengan benefit di store melalui transaksi secara online?
Antari: Sejauh ini belum ya, mengingat online shopping tersebut juga masih
tergolong baru. Namun kami sedang merencanakan untuk merealisasikan hal itu.
Kedepannya, membership Love Your Body juga akan bisa merasakan benefitnya
dengan transaksi secara online tersebut. Hal tersebut masih dalam tahap
perencanaan. Saat ini kegiatan online shopping masih didominasi oleh berbagai
discount yang tidak tersedia di store-store The Body Shop. Rencana lainnya juga
nantinya member akan mendapat kemudahan melakukan akses terhadap member
mereka secara online, dimana mereka bisa melihat jumlah poin, maupun transaksi-
transaksi mereka.
Strategi Customer..., Jessica Natania, FIKOM UMN, 2014
Penulis: Bagaimana dengan peran call center, mengingat call center yang juga
merupakan pihak yang berhubungan langsung dengan keluhan pelanggan?
Antari: Call center cukup berperan dalam menangani complain dari pelanggan.
Jadi kalau disini setiap minggu kita ada forum dengan mereka, untuk diskusi
mengenai apa saja complain dari pelanggan, dan mana yang tergolong ke dalam
complain member LYB. E-mail yang masuk juga setiap harinya ke
[email protected] selalu masuk ke kita, sehingga kita bisa lihat e-
mail masuk maupun e-mail keluar.
Penulis: Ketika melakukan store visit, beberapa store staff menyinggung tentang
Beauty Class Program (BCP) yang ditujukan kepada member LYB. Bagaimana
prosedur dari BCP sendiri, Mbak?
Antari: Kalau BCP itu sebenarnya program dari HO (Head Office). Jadi kita kasih
target berapa kali dalam sebulan harus mengadakan BCP di masing-masing store.
Jadi kalau membahas frekuensi dari BCP sendiri, itu tergantung dari masing-masing
store. Tapi memang ngga semua store mengadakan BCP, mengingat luas storenya
juga.
Strategi Customer..., Jessica Natania, FIKOM UMN, 2014
TRANSKRIP WAWANCARA INFORMAN KUNCI
Nama Informan : Ratu Maulia Ommaya
Posisi Jabatan : Public Relations & Values Manager The Body Shop
Indonesia
Tanggal : 14 November 2013
Waktu : 10.30 WIB
Tempat : The Body Shop Indonesia
Sentosa Building, Bintaro Jaya Central Business District
Jalan Prof. Dr. Satrio Blok A3 No.5
Tangerang
Penulis: Bagaimana peran Public Relations di The Body Shop?
Ratu: Perannya kalau di The Body Shop lebih kepada media relations, termasuk
social media belakangan ini. Media relations itu tidak hanya sekedar
mempromosikan produk, tetapi juga pada program-program CSR The Body Shop.
Intinya lebih kesana. Karena dari dulu sebelumnya aku join. Mungkin kalau
teorinya kita belajar dulu di bangku kuliah kan CRM memang salah satu kerja PR.
Namun kalau di The Body Shop sendiri CRM itu merupakan bagian dari
Commercial Team.
Penulis: Apakah divisi yang paling membantu kerja PR di The Body Shop?
Ratu: Kalau PR sendiri merupakan bagian dari Corporate Communication. Di
bawah Corporate Communication terdapat PR, ada values dan Social Media.
Sebelumnya aku menghandle ketiganya. Namun baru per tahun ini ada yang khusus
menghandle social media.
Penulis: Kalau departemen PR sendiri apakah ada korelasinya dengan CRM?
Strategi Customer..., Jessica Natania, FIKOM UMN, 2014
Ratu: Jadi secara teknis pekerjaan pasti ada. Misalnya ketika CRM sedang
membuat konten, pasti kana da e-mail blast maupun SMS. Itu biasanya direverse
ke PR. Atau bisa juga ke Marketing Communication. Kalau ke PR lebih ke
bahasanya, kalau ke Marcomm terkait sama promonya. Sebenarnya belum ada
standar baku, CRM harus ke siapa. Namun selama ini, Mbak Antari sering meminta
advise ke aku atau Marcomm. Jadi lebih ke content wise. Kemudian bisa juga scope
PR ke CRM itu ketika mereka ada program baru atau launching kartu baru member,
atau mau membuat satu acara khusus member, itu bisa kita support melalui media
gathering, press conference, dan lain-lain. Kemudian kita juga melakukan
encourage kepada teman-teman media, seperti Editor in Chief maupun Beauty
Editor untuk menjadi member. Jadi aku pasti request ke Mbak Antari. Misalnya
kemarin ini kita sempat ada event relaunch The Body Shop, dari Nature’s Way to
Beautiful menjadi Beauty With Heart salah satu privileges yang kita kasih adalah
langsung mendapat kartu member. Karena pasti seperti Editor dari Cosmopolitan
maupun Bazaar biasanya mereka juga pengguna The Body Shop. Selain itu ketika
aku masih pegang social media, konten-konten mengenai member LYB itu juga
kita share di social media.
Penulis: Kalau di PR kan bagaimana kita menjalin hubungan dengan public
perusahaan, dimana salah satunya adalah customer. Kalau di The Body Shop
sendiri, bagaimana PR menjalankan fungsi ini? Apakah PR memiliki strategi
sendiri, ataukah memang tugas ini dijalankan departemen Loyalty?
Ratu: Jadi kalau bicara mengenai customer mendapat benefit sebagai member, itu
merupakan tanggung jawab CRM atau Loyalty Department. Tetapi disaat misalnya
PR atau Values mengadakan program yang besar, dan kita ingin mengundang
mereka untuk menghadiri acara kita tersebut, itu responsibility ada di kita. Namun
karena yang memiliki data adalah tim Loyalty, maka PR meminta bantuan dari
Loyalty.
Penulis: Selama ini, bagaimana PR melakukan komunikasi dengan Departemen
Loyalty, mengingat tugas keduanya yang berkaitan?
Strategi Customer..., Jessica Natania, FIKOM UMN, 2014
Ratu: Pertama pasti melalui meeting coordination. Disini kita ada meeting
coordination setiap minggu. Itu namanya commercial meeting. Disitu setiap divisi,
tidak hanya PR dan Loyalty, pasti akan sharing mengenai program mereka. Kita
biasanya membahas per window, karena disini kita menggunakan window.
Biasanya kita dalam rangka membahas window, semua divisi akan presentasi
mengenai apa saja yang akan mereka lakukan dalam masing-masing departemen
agar window tersebut berhasil. Jadi disitulah Loyalty akan mengetahui, misalnya
PR akan ada press event, iklan, atau mau ada acara dengan media. Kalau misalnya
di window mengandung social, mereka juga akan tahu bahwa ada program values.
Kita disini menyebut CSR dengan values. Dan kita juga jadi tahu Loyalty akan
melakukan program apa saja. Dan dari situ PR juga cari opportunity dari program-
program tersebut apakah ada yang bisa kita kaitkan dengan program PR, atau yang
bisa disupport social media, atau ke values.
Penulis: Kalau menurut Mbak sendiri apakah kegiatan CRM itu penting bagi
sebuah perusahaan jika dilihat dari sisi PR, terutama di The Body Shop?
Ratu: Yang pasti, semua brand yang memiliki customer memang harusnya
memiliki strategi khusus untuk loyalty member. Karena disitulah kita bisa
memantain customer-customer yang memang menjadi pelanggan setia kita dari
dulu. Strategi CRM itu kan yang pasti membentuk suatu komunitas The Body Shop.
Kan kurang lebih begitu ya, membership LYB itu berisikan komunitas pengguna
dan pencinta The Body Shop. Dan itu juga bisa menjadi strategi untuk merekrut
pelanggan-pelanggan baru. Coba kita reverse ke diri kita sendiri dulu saja, kita kan
sebenarnya ingin dianggap sebagai pelanggan setia. That’s why kita berharap ada
discount, ada promo. Nah itulah caranya untuk memantain pelanggan. Oleh karena
itu CRM menurut aku penting bagi semua brand yang memiliki direct customer,
Karena The Body Shop sendiri ini merupakan Business to Customer, bukan
Business to Business.
Penulis: Kalau menurut Mbak sendiri, bagaimana strategi-strategi CRM di The
Body Shop ini jika dihubungkan dengan PR? Dalam artian bahwa CRM juga sering
dikatakan sebagai scope Marketing.
Strategi Customer..., Jessica Natania, FIKOM UMN, 2014
Ratu: Aku melihatnya sih balance antara Marketing dengan PR. Karena tadi
setelah kita punya satu komunitas Love Your Body, sebenarnya kan secara PR,
mereka bisa menjadi Word of Mouth juga, dengan dia pengguna setia, dengan dia
medapat benefit apa, apalagi perempuan. Mereka kan secaar psikologis senang
berbagi dengan teman. Secara ngga langsung kita menencourage mereka untuk jadi
brand ambassador-brand ambassador dari The Body Shop ke komunitasnya. Aku
sih melihatnya begitu. Sedangkan secara Marketing, LYB member ini memiliki
kapasitas mempromosikan hal-hal yang, kalau marketing kan sifatnya segmented.
Kalau marketing kan berjalan dengan dua strategi, yang pertama adalah strategi
untuk memaintain existing member. Di situlah perannya CRM. Ibaratnya kalau kita
udah punya komunitas kan harus dimaintain, jangan sampai mereka tidak dijaga,
tidak diberi benefit sehingga mereka bisa saja pergi. Apalagi dengan persaingan
saat ini dimana semua brand ingin menggrab customer sebanyak mungkin.
Ibaratnya dalam satu komunitas The Body Shop pun mungkin saja mereka juga
ditarik oleh brand lain. Pasti kalau dicek, mereka punya kartu member apa saja,
pasti tidak hanya The Body Shop. That’s why aku melihat hal itu dari sisi marketing
adalah bahwa kita harus memaintain mereka. Sedangkan strategi marketing yang
lain, adalah uttuk merekrut. Dengan anggota member yang semakin banyak, pasti
akan ada impactnya kan untuk sales. Tujuan akhirnya memang akan tetap sales.
Penulis: Strategi CRM saat ini menurut Mbak sendiri apakah sudah berhasil untuk
menciptakan brand loyalty bagi customernya?
Ratu: Yang aku tahu kan memang sampai saat ini, kontribusi sales sudah sekitar
50-60% dan menurut aku itu bagus, namun juga warning. Artinya kan orang yang
benar-benar baru masuk dan baru belanja ke The Body Shop itu kecil, sehingga kita
belum berhasil untuk menggrab potential customer dan orang lain yang belum
menggunakan The Body Shop. Jadi 50-60 itu masih oke, dimana kita mempunyai
based member yang cukup kuat, dimana secara tidak usah ada promo saja mereka
pasti akan belanja di toko. Namun jika sudah menyentuh angka 70% itu sudah tidak
sehat. Tidak sehat dalam arti The Body Shop kan sekarang sedang berkembang,
sudah ada sekitar 90an toko. Jika nanti jumlah toko menyentuh angka 100-120 toko
Strategi Customer..., Jessica Natania, FIKOM UMN, 2014
dan yang belanja masih itu-itu saja, berarti kan tidak sehat. Nantinya kenaikan sales
dan growthnya tidak terlalu bagus. Oleh karena itu Loyalty harus memiliki strategi
baru untuk menggrab potential customer misalnya anak-anak muda zaman
sekarang, mereka sudah memiliki buying power yang kuat, tidak sama seperti
remaja zaman dulu. Oleh karena itu potential customer tersebut harusnya ada
strateginya sendiri bagaimana menggrab mereka, karena dengan semakin
banyaknya customer yang kita bisa tarik untuk menjadi member, apalagi kalau
mereka selalu ditawarkan berbagai benefit, yang tidak hanya discount, tetapi
mereka selalu diremind melalui e-mail, melalui SMS, itu nanti otomatis kita
menyebutnya pie (kue) ya, dimana jika pienya semakin besar, salesnya pun akan
semakin besar.
Penulis: Kemudian menurut Mbak sendiri, fokus dari program Love Your Body ini
kan pada point redemption. Namun berdasarkan survey aku dan wawancara ke
beberapa store, customer justru lebih menyukai program discount. Sedangkan
strategi CRM itu tidak hanya terkait discount, namun bagaimana perusahaan
memaintain hubungan dengan customer. Kalau menurut Mbak sendiri bagaimana
Mbak dari sisi PR?
Ratu: Mungkin begini, kita saja misalnya sebagai customer yang memiliki
member. Pasti yang akan kita tuju adalah discount. Redemption itu sendiri pun
sebenarnya adalah suatu bentuk discount atau reward. Mungkin yang masih dirasa
kurang adalah bagaimana Loyalty Department menjelaskan apa itu Point
Redemption. Somehow, customer harus dibuka mata dan pikirannya kalau point
redemption itu juga termasuk reward. Kan misalnya kita mengumpulkan poin, kita
bisa menukarkannya dengan produk tanpa harus membayar. Jadi, yang harus
ditingkatkan adalah komunikasi kepada customernya sendiri. Misalnya begini,
member lama pasti mereka sudah mengetahui apa itu point redemption, apa itu
birthday gift, dan lain-lain, karena mereka memang sudah cukup lama menjadi
member dan sudah membuktikan sendiri bahwa The Body Shop memang benar take
care of their customer. Tetapi member-member yang baru, mengingat bahwa
redeem point itu belum terlalu common ya disini, namun mungkin cara komunikasi
Strategi Customer..., Jessica Natania, FIKOM UMN, 2014
kepada customer mengenai point redemption harus lebih detail. Atau bahkan perlu
ada section khusus, misalnya di e-mail, mengenai apa sih ponint redemption itu,
dan apa manfaatnya bagi mereka. In other side mungkin satu lagi yang belum terlalu
maksimal yaitu Loyalty pada E-Commerce, atau website kita. E-Commerce kan saat
ini memang funsginya sebagai e-commerce. Walaupun kita sedang membenahi,
bahwa seharusnya fungsinya juga bisa sebagai website yang orang mencari
informasi, namun kalau sekarang kan belum. Loyalty belum terlalu banyak
mengambil website itu sebagai suatu bentuk medium untuk berkomunikasi dengan
para member. Selain itu bahwa bagaimana orang belanja di online bisa menjadi
member juga belum terlalu digarap.
Penulis: Saat ini kan The Body Shop belum memanfaatkan e-mail secara maksimal
sebagai media komunikasi utama dengan member. Sedangkan kalau kita melihat
Starbucks, mereka sudah memanfaatkan email sebagai satu-satunya media
komunikasi utama dengan member. Bagaimana Mbak menanggapi hal ini? Apakah
untuk kedepannya The Body Shop harus menerapkan hal yang sama, mengingat
pengiriman e-mail dinilai lebih efisien?
Ratu: Kalau kita melihat Starbucks, mereka kan pangsa pasarnya sendiri berbeda
dengan The Body Shop. Begini, orang ke Starbucks, biasanya mereka bukan hanya
untuk minum kopi, tapi mereka get along, entah untuk meeting, ataupun meet their
friends. Sedangkan The Body Shop, kita kan ada customer-customer yang usianya
diatas 30 tahun. Mereka bisa dibilang ngga terlalu familiar dengan teknologi,
ataupun dengan e-mail. That’s why kita masih menggunakan SMS. Mungkin kalau
untuk customer yang muda, atau sampai usia 40 dan mereka update, pasti dia punya
smartphone yang isinya ada e-mail. Atau mungkin ada juga customer kita, aku
kurang tahu presentasinya berapa, yang bahkan e-mail saja mereka tidak punya.
Jadi so far kita merasa bahwa e-mail itu masih cukup efektif, apalagi kita
menggunakan domain SMSnya The Body Shop. Biasanya kan kalau kita nerima
SMS penawaran kartu kredit kan suka males ya. Tetapi kalau menggunakan domain
The Body Shop dan isinya adalah blast informasi dan promosi, jadi aku pikir sih
masih efektif ya.
Strategi Customer..., Jessica Natania, FIKOM UMN, 2014
Penulis: Mungkin sekian dulu, Mbak wawancara saya. Terima kasih banyak atas
waktunya ya, Mbak.
Ratu: Iya, sama-sama.
Strategi Customer..., Jessica Natania, FIKOM UMN, 2014
TRANSKRIP WAWANCARA INFORMAN KUNCI
Nama Informan : Ulis Darama
Posisi Jabatan : Department Head of Marketing Communication The Body
Shop Indonesia
Tanggal : 12 Desember 2013
Waktu : 14.00 WIB
Tempat : The Body Shop Indonesia
Sentosa Building, Bintaro Jaya Central Business District
Jalan Prof. Dr. Satrio Blok A3 No.5
Tangerang
Penulis: Selamat siang Mas Ulis.
Ulis: Selamat siang, Jessica. Bagaimana? Apa yang bisa aku bantu? Ngomong-
ngomong skripsi kamu tentang apa?
Penulis: Skripsi saya tentang Strategi CRM The Body Shop dalam Membangun
Brand Loyalty, Mas. Jadi mula-mula saya ingin mengetahui, bagaimana peran
Marketing Communication Department di The Body Shop Indonesia?
Ulis: Jadi kalo aku disini membawahi Communication Support, dia bertugas
mensupport komunikasi marketing. Selanjutnya ada Visual merchandising. Sama
juga mengkomunikasikan tapi dengan cara yang lain. Kalo visual merchandising
itu lebih ke bagaimana produk itu bisa menjual dirinya sendiri (self selling). Yang
satu lagi namanya marketing support (Creative Department). Mereka adalah bagian
kreatif. Sama ada copywriter. Jadi seolah-olah kita seperti bikin in house agency.
Jadi yang creative ini memiliki klien-klien dimana salah satunya adalah CRM. Jadi
kalau CRM dilihat dari communication support itu kan kita mengemasnya secara
konten, konten ini misalnya dari Loyalty punya program A. Nah kita dari Marketing
harus mengolahnya kan agar customer tertarik. Itu kita olah secara konten, masuk
Strategi Customer..., Jessica Natania, FIKOM UMN, 2014
ke communication support. Communication support bisa masuk ke toko, luar toko,
atau online. Jadi kita yang memilih kata-katanya, atau editorialnya, yang
berhubungan dengan konten. Jadi dia tugasnya ada satu program, dia mesti
memikirkan medianya apa aja toolsnya apa aja, baik di dalam atau di luar. Kalau di
dalam toko nanti dia berhubungan dan koordinasi sama VM. VM itu yang lebih ke
toko. Dia yang membuat Event Calendar yang ada di toko. Jadi kan kita ada
window satu tahun ya. Jadi sudah saya tentukan dalam satu window mau ngapain
aja. Misalnya di bulan Oktober November ada Jakarta Fashion Week. Kita udah
menentukan yang di poin mana kita acquisition. Misalnya window Tea Tree, di
window itu kita kuat di acquisition, karena kita sedang menggrab GNY
(Youngster). Misalnya kita akan mensuppport acara remaja, sesuai dengan yang
kita grab. Kalo saat ini kan active member LYB itu sekitar 70% didominasi oleh
adults ya. Tapi kan kita juga harus grab remaja juga yang lebih potential. Jadi harus
ada window yang didedicated bagi remaja
Kalau misalnya di window Jakarta Fashion Week, kita akan lebih mengacquisition
ke arah fragrance dan make up. Sedangkan misalnya pada window sale, saatnya
orang untuk mengeluarkan poin. Karena mereka mau dapet semurah mungkin
dengan cara meredeem poin mereka kan. Karena kita mau berusaha agar member
LYB tidak sayang dalam menggunakan poin mereka. Karena poin sebenarnya
adalah uang juga kan.
Kalau tugasnya communication support, kita yang bikin alat komunikasinya, entah
itu mau bikin flyer, atau juga kalo LYB kan ada core booklet yang berisi varian
penukaran poin, itu terbitnya 4 bulan sekali. Tapi misalnya along the way kita ada
tactical program, misalnya pada saat Christmas, nanti kita bisa saja menambah
medianya berupa satu lembar flyer dengan sistem diskon poin contohnya, sehingga
lebih efektif. Jadi misalnya mereka belanja, kita kasih aja flyer itu. Let’s say, Body
Butter yang tadinya harus menukarkan 100 poin jadi Cuma 60 poin. Dengan begitu
kan mereka akan ketrigger. Itu adalah kerjaannya communication support.
Penulis: Oh jadi selama ini yang membuat alat komunikasi seperti booklet itu
Marcomm, sedangkan strateginya tetap Loyalty?
Strategi Customer..., Jessica Natania, FIKOM UMN, 2014
Ulis: Ya, Loyalty itu cuma memberikan list-list produknya aja, misalnya produk A
sekian poin, produk B sekian poin, nanti kita yang bikin dari segi kreatifnya, Tapi
kan yang punya barang dan poinnya tetap Loyalty dan Commercial. Nah itu kan
dibuatnya setahun 3x. Nah ada juga yang tactical, itu tergantung windownya.
Misalnya di window Drop of Youth. Ini contoh kasusnya, jadi untuk produk Drop
of Youth ini kita punya kemasan 30 mL. Namun tahun ini kita launching ukuran
50mL. kan kita mesti mikir agar orang lebih mau beli 50 ml. Dari segi harga sih
pasti akan lebih hemat yang 50 mL. Tapi kan itu berarti customer spent moneynya
lebih besar kan. Akan lebih berat juga, karena produk ini harganya kebetulan agak
mahal. Kalau yang 30 mL itu 400ribuan, kalau yang 50mL 500 ribuan. Nah kita
mesti bikin strategi biar laku gimana. Nah disini kita kerjasama sama LYB. Nanti
setiap pembelian produk ini dapatkan disc 15%.. Kalau disc itu kita yang
menentukan dari Marketing. K`alau program itu kita mesti mikirin mekanismenya.
Kayak misalnya di JFW, ini paling mudah bagi kita untuk customer acquisitionnya.
Karena ini kan ada eventnya, yaitu Jakarta Fashion Week. Kita sudah tahu tipe
pengunjung seperti apa yang datang, dan mereka akan spend untuk apa. Dari situ
kita akan mudah untuk menggrab make up dan fragrance.Karena itu fashion event.
Kalk
Penulis: Kalau kita dari tadi membicarakan customer The Body Shop, sebenarnya
siapa yang menjadi target audience dari The Body Shop sendiri dari sisi marketing
dan marcom?
Ulis: Jadi kita ada dua target secara umum, youth dan adult. Kita menganggap kalau
youth itu kan GNY (Generation Y), yang lahir mulai tahun ‘80an. Nah itu yang kita
pakai tahun lalu. Tapi market kan udah berubah ya, buying power anak-anak yang
lahir tahun ‘80an itusekarang umurnya berapa sih kalau dia lahir tahun ’80? Berarti
sekitar 30 tahun ya. Kita lebih konsentrasi kesitu. Tapi kita sekarang pengen fokus
ke anak-anak yang baru kerja. Karena kalau remaja yang masih kuliah, buying
powernya tetep ngga gede. Mereka consideration untuk membeli sesuatu masih
lama. Nah itu kan buat bisnis ngga bagus dong? Jadi bukan pangsa pasar yang bagus
untuk kita garap. Jadi kita fokus ke orang yang baru kerja, which is early
Strategi Customer..., Jessica Natania, FIKOM UMN, 2014
twenties.Tapi kalau yang young itu mulai dri 18 sampai mid twenty. Tapi kan
pasarnya kita paling banyak usia 30 sampai 40 tahun, itu yang banyak.
Penulis: Oh jadi masing-masing window cara komunikasinya juga berbeda ya.
Mas?
Ulis: Iya benar. Jadi kita sesuaikan juga dengan karakteristik dari targetnya.
Actually sih kita dapat suggestion dari UK, tapi kita lakukan local relevance.
Karena kita yang tahu market Indonesia. Kalau masyarakat Indonesia sendiri kan
karakteristiknya mereka ngga mau ribet, ngga mau kebanyakan syarat. Jadi udah
dibagi-bagi. Misalnya kalau window Ramadhan, nanti kita stateginya misalnya
seperti ayo redeem poin, nanti kita aka nada talkshow sama hijabers misalnya. Atau
kayak kemarin nonton Sokola Rimba, ayo redeem poin bisa nonton Sokola Rimba
gratis.
Penulis: Kalau seperti acara nonton Sokola Rimba kemarin nih Mas, itu murni
strategi Loyalty atau kerjasama juga sama Marcom?
Ulis: Itu jadi ada brand activation, ada partnership. Jadi kita The Body Shop
mensponsori film Sokola Rimba itu. Sokola Rimba itu kan salah satu bentuk
branding di toko kita. Tapi kita ngga bisa hit and run gitu aja dong, branding tapi
kita juga harus create something kan, biar ada bonding sama customer kita, itu juga
harus dipikirkan. Nah dari sini kita undang LYB aja, untuk nonton Sokola Rimba.
Nah nanti kita diskusikan ke Loyalty untuk dikalkulasikan poinnya. Seperti itu.
Nanti kita juga ada nih bukunya Anita Roddick (pendiri The Body Shop-pen). Itu
kan kalau di toko buku harganya sekitar Rp60.000,-. Nanti bulan Januari ini, kita
akan taruh di toko kita, buat customer LYB redeem. Harganya pun lebih murah,
bahkan bisa hanya Rp30.000,-.
Penulis: Oh begitu. Kalau dalam operasionalisasinya nih mas, Departemen yang
paling membantu Marcomm itu apa sih Mas?
Ulis: Jadi gini, kalau Marcom itu justru kita yang mensupport departemen-
departemen lain. Jadi kalau saya sendiri, saya mentreat Departmen lain itu seperti
klien. Karena saya ingin membuat kita seperti semacam agency. Jadi di bawah saya
Strategi Customer..., Jessica Natania, FIKOM UMN, 2014
ada event. Event itu nanti sebagai event organizer. Misalnya nanti dari PR mau bikin
press event. Nah itu kita yang menentukan tempatnya di mana, MCnya siapa, dan
lain-lain. Kita lalu nanti kasih budgetnya ke mereka. Misalnya lagi nanti dari
Loyalty mau bikin katalog. Nah nanti kita yang design katalog itu mau kayak
gimana, warnanya apa, layoutnya gimana, dan lain-lain. Jadi kalau Marcom itu
yang lebih menentukan alat komunikasi apa yang pas untu departemen lain. Apakah
itu berupa poster di store, info card di kasir, ataukah flyers yang nanti pas customer
belanja bisa dimasukin ke shopping bag mereka. Itu semua kita yang menentukan.
Nanti kita juga kasih budget dan saran terkait media mana yang penting dalam
menggrab customer. Misalnya, kalo remaja (youth) itu kalau ke toko lebih
cenderung belok ke kiri, karena wall (rak-pen) produk-produk remaja seperti tea
tree dan body mist ada di bagian kiri. Jadi kalau misalnya media komunikasinya
ditujukan buat remaja, lebih diletakkannya di sisi kiri toko. Berbeda sama adult.
Mereka lebih sering lamanya di kasir. Jadi media yang dikhususkan buat dewasa
ditaruh di kasir aja, misalnya begitu. Atau mereka juga bisa diblast SMS atau e-
mail aja. Begitu. Jadi kita yang bertugas merumuskan komunikasinya. Kalau
programnya adalah masing-masing Departemen. Intinya kan pada kesuksesan
program mereka.
Penulis: Oh begitu. Kalau peran Marcom dalam strategi CRM The Body Shop
secara khusus itu bagaimana sih, Mas?
Ulis: Jadi kayak tadi, Loyalty Department kan seolah-olah salah satu klien kita. Jadi
Marcom yang buat leaflet, booklet, dan alat komunikasi lain yang dibutuhkan
Loyalty. Kita juga bantu Loyalty dalam hal content blast. Jadi kalau misalnya kamu
dapet SMS seputar membership LYB itu wordnya dari Marcom. Jadi nanti Loyalty
akan propose ke kita, nanti kita yang membuat SMSnya untuk Loyalty. Biasanya
mereka propose ke kita dulu berupa kata-kata basicnya. Tapi kembali lagi pada tipe
membernya. Kita mau kirimnya kemana? Apakah ke segmen youth atau adult?
Kalau dikirimnya untuk member yang adult, kita pakai bahasanya bahasa secara
adult. Atau bisa juga disesuaikan dengan promonya. Terkadang ada SMS yang kita
rangkai totally menggunakan bahasa Indonesia. Tapi terkadang kita juga pakai
Strategi Customer..., Jessica Natania, FIKOM UMN, 2014
bahasa online, yaitu bahasa Indonesia campur dengan bahasa Inggris. Bisa juga
hanya memakai bahasa Inggris, karena tergantung siapa marketnya. Misalnya kalau
mau buat SMS tentang produk Tea Tree, saya pakai bahasanya bahasa online,
mengingat pengguna Tea Tree itu adalah youth. Misalnya bunyi SMSnya begini:
“Grab it fast! Tea Tree Oil is in the store now! Dapatkan bonus face wash setiap
pembelanjaan 200k” Misalnya begitu. Beda lagi kalau produknya White Musk.
SMSnya biasanya ada pembukanya dulu seperti “Feel the sensation of the sexiness.
NEW White Musk Smoky Rose. Get 20% discount only for LYB member.” Begitu
misalnya. Beda lagi kalau temanya lebaran. Misalnya “Dapatkan keharuman
Vanilla untuk menyegarkan Ramadhan Anda. Disc 20% untuk pemegang kartu
LYB.” Jadi berbeda-beda, karena segmennya juga sudah terbagi-bagi.
Penulis: Oh begitu. Itu kan kalau kasusnya pada komunikasi segmented ya, Mas.
Tapi kalau misalnya SMS tersebut ditujukan untuk semua member bagaimana?
Ulis: Oh kalau blast ya, Kalau blast biasanya kita menggunakan bahasa yang bisa
dimengerti oleh semua segmen. Bahasa Inggris yang kita gunakan pun tidak sulit.
Misalnya saja pada pembukaan store baru. Kita pakai kata-katanya ”Open Now.”
Kalau dari Loyalty biasanya proposenya menggunakan kata-kata “Telah Dibuka.”
Nah itu biasanya langsung saya revisi, karena kalau ‘Open Now’ itu kan customer
TBS pasti kan ngerti ya semuanya. Jadi kalau saya menggunakan bahasa Inggris,
itu adalah Inggris yang benar-benar Inggris Indonesia, yang semua customer
mengerti apa artinya. Percuma saja kan kalau menggunakan bahasa Inggris yang
customernya saja ngga ngerti.
Penulis: Kalau selama ini sendiri apakah keberadaan LYB ini sudah membantu
Marcom?
Jadi sebenarnya posisinya terbalik sih. Jadi Marcom yang disini posisinya adalah
mensupport LYB. Nah, LYB itu di bisnis kita sangat penting. Oleh karena itu kita
harus concern untuk merekrut member LYB, karena kalau kita sudah merekrut maka
mereka menjadi loyal. Dengan begitu maka mereka juga akan terekam tracknya
mereka, termasuk berapa kali mereka mengunjungi store, berapa mereka belanja,
Strategi Customer..., Jessica Natania, FIKOM UMN, 2014
begitu. Oh iya, tapi sebenarnya bisa juga sih LYB membantu kita, misalnya ketika
aku sedang membuat sebuah strategi yang berhubungan dengan LYB, misalnya
pada window Honeymania (nama rangkaian produk TBS-pen). Kita menjual
honeymania ini kan aromanya madu. Product championnya adalah body butter.
Tapi saya butuh informasi nih, biasanya pelanggan setelah membeli body butter,
biasanya dia next stepnya beli apa sih? Atau misalnya produk ini wanginya similar
sama produk A, anggaplah Moringa. Nah saya akan bertanya orang biasanya kalau
sehabis beli produk Moringa, dia beli apa lagi sih? Misalnya belinya Body Mist
Mango, misalnya. Dengan begitu saya mendapat informasi kan. Oke, jadi biar nanti
ini sukses, jadi nanti produk tersebut promonya akan dibundling dengan Moringa.
Jadi dengan brgitu database yang dimiliki oleh Loyalty itu sangat berguna, karena
semua datanya lengkap. Customer yang belanja Rp100k itu bisa ketrack dia belanja
apa saja.
Penulis: Kalau yang saya simak dari beberapa penjelasan tadi kan Marcom punya
hubungan yang erat dengan semua departemen ya, Mas sehingga komunikasi satu
sama lain juga penting. Nah, bagaimana sih Marcom untuk berkomunikasi terutama
dengan Loyalty?
Ulis: Jadi kita di TBS punya yang namanya Commercial Meeting setiap hari Selasa.
Commercial and Marketing Meeting itu pesertanya ada Loyalty, Marketing
(Marcom, Partnership, PR), Commercial Team, Operational Team. Nah disana kita
melakukan komunikasi satu sama lain. Misalnya seperti menentukan apa isi
program dari setiap window. Nanti dari masing-masing departmen
mempresentasikan apa program mereka. Dari Commercial misalnya mau menjual
barang A, B, C, targetnya 2M misalnya, assortmentnya begini. Nah setekah keluar
dari ruang meeting, saya punya PR. Kalau productnya A, saya harus mengatur
visual merchandisingnya seperti apa, nanti di meja depan store saya harus menaruh
barang apa sesuai messagenya. Dari sisi communication support saya juga harus
memikirkan, karena ini produk baru, jadi medianya harus yang bisa dilihat orang
lama, misalnya di Senayan City, di dekat lift. Saya juga mau buat flyers misalnya,
saya mau buat katalog, saya mau buat umbul-umbul di depan Plaza Indonesia
Strategi Customer..., Jessica Natania, FIKOM UMN, 2014
misalnya. Nah saya kasih list nih apa saja media komunikasinya, visual
merchandisingnya bagaimana. Nanti misalnya dari Marcom akan menerbitkan
booklet yang berisi product knowledge. Nah ada spot kosong, aku akan
menawarkan Loyalty nih, Loyalty ada promo menarik ngga. Ini ada space 1 halaman
nih, Begitu.
Penulis: Apakah LYB sudah membantu Marketing atau sales secara keseluruhan?
Ulis: Kalau intinya marketing itu kan bagaimana kita membuat sebuah produk naik
nilai jualnya. Seperti misalnya ada dua barang nih, yang satu berlian harganya 100
juta, yang satu batu zirkoni yang harganya 10 juta. Tapi yang batu berlian
didisplaynya dengan jerami, kalau yang batu zirkoni di atas beludru diberi
lightning. Nah, kamu akan lebih memilih yang mana? Pasti yang 10 juta kan? Nah
itulah permainan marketing. Dan disitulah letak keberhasilan marketing. Dikaitkan
dengan LYB, kalau rekrutmen member itu kan sudah biasa ya, tergantung
bagaimana kita mengemasnya biar tiap window itu berbeda-beda. Misalnya saja
kamu belum jadi member, terus kamu ke toko ditawarin “Mbak tertarik ngga buat
jadi nember? Dengan belanja 500k saja sudah bisa jadi member loh.” Nah terus
bulan depannya kamu ditawarin lagi, “Mbak sudah jadi member belum? Khusus
bulan ini bisa jadi member hanya dengan belanja 250k loh.” Lalu bulan depannya
sama lagi. Lama-lama orang akan muak kan. Nah jadi tergantung kita
mengemasnya bagaimana. Kan akan lebih baik kalau cara penawarannya juga
berbeda ka. Seperti misalnya “Mbak, sudah jadi LYB belum? Mbak kalau jadi LYB
bisa membeli produk ini dengan diskon 50% loh, Mbak. Makanya mbak daftar dulu.
Lumayan mbak setengah harga.” Nah dengan begitu kamu akan lebih tertarik kan.
Apalagi dapat iming-iming hadiah ulang tahun dan starter pack. Jadi yang penting
adalah bagaimana mengemasnya agar pelanggan ngga bosan.
Penulis: Oh begitu, jadi kalau begitu Loyalty dan Marcom memiliki tingkat
keterkaitan yang tinggi dong, Mas?
Ulis: Iya, benar sekali.
Strategi Customer..., Jessica Natania, FIKOM UMN, 2014
Penulis: Jadi, Loyalty berperan sebagai pembuat strategi, dan Marcom menentukan
bagaimana cara mengemasnya ya? Berarti dalam hal ini, Marcom juga memiliki
peran dong dalam perancangan strategi CRM oleh Loyalty Department?
Ulis: Iya benar. Kita bisa memberikan saran. Kan di kantor sini pas kamu masuk
kan ada kotak yang isinya sama persis seperti display di seluruh toko tuh. Nah disitu
adalah ajangnya kita simulasi. Let’s say untuk window bulan Januari nih, kita sudah
doing finalnya kira-kira dua minggu yang lalu. Itu sudah final. Nah nanti baru kita
rundingkan, LYB nanti media komunikasinya mau ditaruh dimana nih? Jadi kalau
di toko kan ada meja namanya center table. Nah di meja paling depan biasanya
promo-promo yang menarik buat attract customer. Nah nanti dari Loyalty saran nih
misalnya LYB lagi ada program menarik, boleh ditaruh di meja depan. Itu nanti kita
saling mendiskusikan satu sama lain mengenai pengaturan table di store, promo
mana yang harus dipajang. Jadi LYB dan Marcom saling kerjasama, LYB yang
punya produk, Marcom yang punya imajinasi. Marcom kan dianggap sebagai orang
yang tahu customer. Makanya kita harus sering-sering ke toko untuk melihat
customer kita seperti apa. Jadi kita yang memberikan strategi secara marketing ya.
Jadi kalau Loyalty misalnya membuat program lower qualification untuk member
LYB, mereka akan sama di setiap window. Tapi kita yang mengemasnya dari sisi
marketing, yang pas untuk adult bagaimana, yang pas untuk youth bagaimana.
Tergantung window itu ditujukan untuk siapa.
Penulis: Kalau dilihat dari sisi Marcom, strategi CRM yang diterapkan oleh Loyalty
Department itu sejauh ini bagaimana, Mas? Seperti misalnya kan fokus LYB itu
pada point redemption, sedangkan customer knowledge
Kalau menurut saya, ekspektasi customer itu kan semakin lama semakin tinggi.
Kalau customer kita sudah loyal, mereka sudah merasakan promo A, dia akan
expect promo B dong? Lalu selanjutnya promo C, D dan seterusnya. Kita tidak bisa
mengulang promo-promo yang sama terus. Customer nanti akan jenuh. Nah disitu
kreativitas mesti kita tingkatkan. Seperti contoh nonton Sokola Rimba itu bagus,
tapi bisa saja member bukan hanya disuruh redeem poin untuk menonton, misalnya
early bird sale. Khusus untuk member LYB bisa merasakan sale satu hari lebih awal
Strategi Customer..., Jessica Natania, FIKOM UMN, 2014
dari pelanggan biasa misalnya. Itu kan tempting. Karena customer malas kan ya
kalau tiap ke store ditodong poin-poin melulu. Kita kasih benefit itu. Kita sale hari
Jumat, tapi khusus untuk LYB holders bisa menikmati sale mulai hari kamis. Pasti
mereka akan panik. Atau contoh lainnya misalnya pada midnight sale. Member bisa
merasakan sale lebih awal misalnya seharusnya mulai jam 8.00, member bisa
menikmati sale mulai pukul 6.00. Nah itu kan menarik, dan kita juga tidak perlu
menodong mereka. Bisa juga LYB diajak greeting. Misalnya untuk produk baru
vitamin E serum. Kan kita bisa mengundang member LYB yang punya record
belanja produk vitamin E sebelumnya. Kita ajak saja mereka launch tentang
program potong poin tapi kita introduce tentang produk ini. Saya yakin mereka
pasti mau beli, karena mereka memang pengguna vitamin E. Karena produk itu
memiliki benefit lebih dan ini inovasi baru. Pasti orang mau beli. Jadi jangan
ditodong poin terus. Customer sukanya customize, mereka ngga mau disamain.
LYB itu bukan barometer ya. Kalau dari awal kita rekrutmennya saja sudah salah,
nanti loyalitasnya pun tidak akan tinggi. Jadi kita harus berjaga-jaga, it’s not about
the quantity, it’s about the quality. Yang kt blg sbg loyal adalah quality mereka
bukan quantity mereka. Tapi untuk mengcalling cust LYB yang tidur, kita hrs
berfokus dengan customer yang aktif kan. Oleh karena itu kita harus pintar-pintar
memilih alat komunikasi untuk mereka. Kalau customer yang lazy, kita kasi info
new opening store, mereka pasti akan malas. Untuk datang ke existing store saja
mereka malas, apalagi harus ke new store. Nah kita mesti mengkemas
komunikasinya dengan tepat. Misalnya dengan mengirimkan SMS berypa
“Recalling all the members. Double your point while you spend 600k. Two days
only.” Itu kan jadi calling buat mereka kan. Orang Indonesia juga suka dirush.
Makanya itu saya menyarankan kepada manajemen bahwa kita harus ada valid buat
poin ini karena selama ini kita ngga ada. Customer kan kadang saying ya untuk
menukarkan poin. Jadi lazy customer akan ketrigger.
Penulis: Kalau untuk Mas Ulis sendiri, apakah penting untuk menerapkan strategi
CRM bagi sebuah perusahaan?
Strategi Customer..., Jessica Natania, FIKOM UMN, 2014
Ulis: Menurut saya, kalau untuk perusahaan yang menjual produk, CRM itu penting
ya.
Kalo di window ini plg menjurus kita untuk rekrutmen yang paling gampang
segmen dan targetnya adalah yang seperti ini. Kita punya database dari Loyalty.
Zaman sekarang kan kitav udah ga perlu FGD. Karena actually customer gatau apa
yang mereka mau. Jadi database yang kita punya ini merupakan substitution bagi
FGD-FGD yang berlum tentu memberikan hasil yang kita harapkan juga
sebenarnya. Ini sangat berguna jadi kita bsia mentrack our product hero, yang
berhubungan dengan strategi bisnis. Misalnya, White Musk adalah produk
fragrance yang most wanted. Nah ketika membuat paket produk, kita tampilin si
product hero itu, kita bundling dengan produk yang kurang laku. Jadi kan orang
consider akan beli karena ujung-ujungnya lebih murah juga. Jadi thanks to LYB
juga.
Penulis: Kalau berdasarkan teori kan tujuan CRM itu salah satunya adalah
mendorong penjualan. Sedangkan sampai saat ini The Body Shop masih
menggunakan Visible Result, yang memakan biaya yang besar. Bagaimana menurut
pendapat Mas Ulis dari sisi marketing?
Ulis: It’s about kesiapan. Jadi mungkin kenapa kita masih menhire agensi adalah
karena kesiapan kita belum ada dalam mengelola database. Tapi kan itu tujuannya
kedepan. Kalau kita ngomongin bisnis kan kita harus ngomongin another 10 years,
another 20 years begitu. Nah ini mungkin we build by investing big money, but we
can catch a big fish in the future. Jadi kan kita sudah mengumpulkan data dulu,
kalau misalnya sudah mampu, kita bisa menangani sendiri.
Penulis: Pendapat mas sendiri terkait penggunaan SMS sebagai media utama untuk
berkomunikasi dengan member bagaimana Mas?
Kalau menurut aku sih kita memang harus melihat target audiencenya sendiri.
Emang kalo blast sms mahal banget. Tapi kan ada plus minusnya. Kadang kalo kita
dapat e-mail kan suka malas membacanya kan. Kalo SMS itu lebih ke adult. Kalo
kita ngomongin target TBS itu kana da ibu-ibu juga. Ibu-ibu itu untuk
Strategi Customer..., Jessica Natania, FIKOM UMN, 2014
accesibilitynya kan kurang. Mungkin dia megang smartphone, tapi dia tidak
mengakses email. Jadi kita harus lebih rinci lagi dalam menganalisis database,
misalnya dr umurnya. Untuk cut the cost, kita juga harus lebih selektif dalam
menggunakan email, SMS, atau social media. Kita harus pintar memilih antara
ketiganya. Kalo SMS targetnya juga harus pas. Kalau socmed ibu-ibu jarang yang
menggunakan. Kalo lewat email bagus dan gratis, tapi resikonya akan masuk ke
spam. Jadi email ini sebagai back up.
Penulis: Oh baiklah. Itu saja, Mas. Terima kasuh atas waktunya ya, Mas.
Ulis: Iya sama-sama Jessica. Sukses ya skripsinya.
Strategi Customer..., Jessica Natania, FIKOM UMN, 2014
TRANSKRIP WAWANCARA INFORMAN AHLI
Nama Informan : Thomas Franky
Posisi Jabatan : Associate Director/ Communication Consultant Fortune PR
Tanggal : 17 Desember 2013
Waktu : 10.45 WIB
Tempat : Fortune PR Headquarter
Plaza 3 Pondok Indah Blok D-III
Jalan Maria Walanda Maramis, Jakarta Selatan
Penulis: Selamat siang, Mas Franky. Pertama aku jelaskan bahwa topik skripsi aku
adalah Strategi CRM The Body Shop Indonesia dalam Membangun Brand Loyalty,
Mas. Dalam hal ini aku membutuhkan pihak ketiga sebagai informan ahli. Pertama-
tama aku ingin menanyakan, menurut Mas sendiri, CRM itu apa sih?
Franky: Oke. CRM atau Customer Relationship Management itu adalah turunan
dari marketing, gunanya untuk menjaga retensi customer. Jadi kalau dalam proses
jual beli itu kan sebenarnya ketika seorang customer membeli produk kita, itu tidak
sampai disitu saja. Ada kegiatan-kegiatan lain yang harus dibangun dan dikerjakan.
Yang pertama, yang paling gampang adalah lack and dislack dulu. Jadi jangan
sampai, ketika mereka beli barang, mungkin ketika di toko mereka senang
barangnya, tetapi ketika sampai di rumah mereka kecewa. Kayak gitu. Makanya
kalau dari sisi marketing ada yang namanya after sales. After sales itu adalah
kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan atau produsen, untuk menjaga suapaya
kepuasan pelanggan setelah membeli tetap dijaga. Nah after sales ini biasanya lebih
dikenal sebagai produk-produk yang besar ya, misalnya seperti mobil. Tetapi kalau
misalnya FMCG (Fashion, Medicine, Consumer Goods) itu biasanya after salesnya
lebih kepada customer service karena setelah beli kontinuitasnya tidak seperti mobil
yang ada perawatan. Ini sekali beli langsung dipakai dan habis. Sampai disitu belum
selesai juga. Gimana caranya supaya customer yang sudah membeli produk kita itu
Strategi Customer..., Jessica Natania, FIKOM UMN, 2014
akan membeli lagi. Hal ini sebenarnya awalnya dimulai dari pemikiran ketika kita
mencoba mencari customer baru, ternyata biaya yang dikeluarkan untuk menggapai
customer baru itu lebih mahal daripada biaya yang dikeluarkan untuk mereka yang
sudah mengenal, atau bahkan memakai produk. Sebenarnya kalau untuk customer
baru yang belum mengenal produk, orang baru mau coba, itu kan porsesnya ada
iklan, dan lain-lain. Itu kan mahal sekali. Tapi kalau misalnya customernya sudah
kenal, produknya apa, sudah pernah pake, untuk menyakinkan mereka untuk
membeli lagi itu lebih mudah dari menarik customer baru. Jadi dari situlah muncul
konsep yang namanya CRM.
Penulis: Kemudian dari pengertian CRM yang baru saja djelaskan, menurut Mas
sendiri tujuan utama CRM itu apa?
Franky: Tujuan yang pertama adalah membangun brand loyalty. Brand loyalty dari
customer terhadap perusahaan. Terus kedua juga menjaga sales. Saya ngga bilang
disini meningkatkan sales ya, namun lebih kepada menjaga sales. Sebab penjualan
yang sudah ada, terus direpeat lagi itu kan sama saja. Misalnya kamu bulan ini laku
10, dibeli oleh 10 pembeli. Bulan depan dibeli 10 pembeli lagi. Supaya jangan
sampai dari 10 menjadi 9 atau menjadi 8. Nah kalau untuk meningkatkan sales, bisa
juga sih dari customer yang sudah ada. Misalnya bulan ini dia beli 1. Harapannya
bulan depan dia jadi beli 2. Tapi sebagian besar meningkatkan sales itu lebih kepada
customer baru. Contohnya di The Body Shop kamu cuma beli parfum doang 1, rasa
strawberry. Nah, paling kamu sebulan beli sekali kan parfumnya. Ngga mungkin
kamu dalam sebulan beli dua botol, kecuali kalau kamu ngasih ke orang lain, Nah
gimana ngejaga agar kamu selalu beli 1 botol itu setiap bulannya. Nah untuk
meningkatkan sales, CRM biasanya dicombine dengan cross selling. Tadi jadi
misalnya dia beli parfum strawberry, dia akan ditawari barang-barang lain yang
juga beraoma strawberry, sabun strawberry atau shampoo strawberry seperti itu.
Tapi kalau CRM sendiri itu sebenarnya lebih kepada menjaga sales.
Penulis: Kalau dari sisi Public Relations (PR), apakah menurut Mas bagaimana
hubungan antara PR dan CRM?
Strategi Customer..., Jessica Natania, FIKOM UMN, 2014
Franky: Jadi begini, PR kan sebenarnya fungsinya untuk membentuk opini. Ketika
opini sudah terbentuk, dan reputasi dari perusahaan juga sudah terbentuk melalui
opini itu, CRM itu disini hubungannya adalah untuk menjaga. Jadi membantu PR
dalam menjaga reputasi agar terus baik. Untuk membangun reputasi kan butuh
waktu yang panjang. Nah disinilah peran CRM untuk membantu PR dalam
membangun reputasi.
Penulis: Menurut Mas Franky sendiri, seberapa penting bagi suatu perusahaan
untuk menerapkan CRM saat ini?
Franky: Penting banget. Kenapa? Karena persaingan di dunia bisnis saat ini sudah
gila-gilaan. Sebenarnya ini yang… Hmm.. kalau misalnya kamu familiar dengan
blue ocean dan red ocean. Jadi kalau red ocean itu adalah persaingan yang sudah
head to head. Seperti contohnya yang terjadi di bisnis operator selular. Persaingan
mereka adalah persaingan harga, seperti gratis 25 SMS setiap hari, gratis 1000
menit telepon, atau segala macam. Itu adalah saingan harga. Disini yang untung
memang konsumen, tetapi bagi perusahaan itu suffer. Kenapa? Karena mereka
harus menekan biaya semurah mungkin untuk bisa menang dalam persaingan. Nah
ada satu teori lagi, lawannya red ocean, itu adalah blue ocean. Jadi gimana caranya
supaya perusahaan menang melawan persaingan dengan cara inovasi. Nah salah
satu contoh inovasinya adalah CRM. Jadi bagaimana caranya perusahaan bisa
menjaga agar pembelian tadi bisa tetap berjalan, dengan cara memberi additional
services atau additional value. Bukan menurunkan harga. Diskon boleh, tapi
discount is not blue ocean. Yang termasuk blue ocean adalah bagaimana
perusahaan bisa memberikan benefit tambahan. Kenapa sih orang membeli produk
The Body Shop aroma strawberry? Kenapa harus belinya di The Body Shop? Di
tempat lain kan juga ada, seperti wangi strawberry bagi parfum wanita, itu standar
banget. Benar kan? Pucelle ada, terus apa lagi. Banyak sekali parfum yang ngga
mahal. Tapi kenapa harus belinya di The Body Shop. Karena CRM di The Body
Shop ini membuat mereka merasa diperhatikan. Ketika membeli The Body Shop,
dia merasa menjadi bagian dari suatu komunitas. Kayak gitu. Itulah additional
value yang dibangun oleh perusahaan supaya orang akhirnya memilih membeli the
Strategi Customer..., Jessica Natania, FIKOM UMN, 2014
Body Shop. Seperti tadi, yang punya aroma strawberry kan ngga cuma The Body
Shop. Ada produk-produk mahal juga, Evelyne and Tree, itu juga mereka pasti ada,
Loccitane juga pasti punya rasa strawberry. Jadi bagaimana caranya konsumen,
dari begitu banyaknya merek, mereka pilih The Body Shop. Nah itulah yang
membedakan.
Penulis: Bagaimana dengan indikator keberhasilan CRM itu sendiri, Mas? Apakah
ada indikator tertentu yang menandakan keberhasilan suatu strategi CRM?
Franky: Indikator keberhasilannya secara otomatis adalah customer loyalty. Itu
bisa diukur dengan menggunakan customer loyalty index.
Penulis: The Body Shop kan merupakan tipe produk consumer goods. Menurut
Anda, apakah penting bagi perusahaan consumer goods untuk menerapkan strategi
CRM yang baik?
Franky: Sangat penting. Apalagi consumer goods itu persaingannya lebih gila.
Contohnya yang mudah mie instan. Banyak sekali merek mie instan sekarang.
Mengapa orang lebih memilih indomie dibandingkan dengan supermi atau mie
sedap. Itu ada kegiatan-kegiatan dibalik itu oleh masing-masing brand. Sama
halnya dengan toiletries ya. Banyak banget saat ini mereknya di supermarket.
Banyak sekali pilihan dengan berbagai pilihan harga. Kenapa seseorang pilih brand
A, bukan brand B atau C. Itu persaingannya sangat ketat, sehingga CRM itu penting
bagi mereka, karena gimana caranya mereka bsia memberikan value added kepada
customer sehingga terjadi loyalitas merek.
Penulis: Bagaimana pendapat Anda mengenai divisi CRM tersendiri di suatu
perusahaan? Apakah diperlukan sebuah divisi tersendiri untuk menangani strategi
dan kegiatan CRM dalam perusahaan?
Franky: Kalau misalnya CRM yang serius, itu kata kuncinya satu, database.
Customized database. Kalau misalnya consumer product yang massive,
databasenya kan pasti banyak sekali. Aku ngga yakin kalau Marketing
Communication saja atau Marketing saja bisa mengerjakan semua itu sendiri. Jadi
akan lebih baiknya jika ada orang atau divisi CRM sendiri, karena memang
Strategi Customer..., Jessica Natania, FIKOM UMN, 2014
berangkatnya dari database. Kayak tadi kamu bilang bahwa The Body Shop sudah
mngkustomisasi SMS sesuai dengan produk yang dibeli, nah varian produk di The
Body Shop kan banyak banget. Bagaimana kamu bisa tahu dia beli produk apa, itu
kan pasti dari database. Nah mengelola database itu ngga gampang. Marcom
sendiri mengerjakan itu belum tentu bisa. Jadi kalau memang perusahaan
mengimplementasikan CRM yang benar-benar serius, maka perlu ada divisi
tersendiri.
Penulis: Kalau tadi dari penjelasan singkat aku mengenai strategi CRM yang
dilaksanakan The Body Shop, menurut Anda apakah The Body Shop sudah berhasil
melaksanakan strategi CRM yang baik?
Pertama yang aku lihat dari informasi yang kamu sampaikan, The Body Shop sudah
menganggap serius customernya. Jadi this is good. Kedua untuk berhasil atau tidak
berhasil, perlu dilakukan research untuk menghasilkan customer loyalty index.
Nanti disitu bisa diukur loyalitas dari masing-masing pelanggannya. Itu yang harus
ditingkatkan oleh The Body Shop dari tahun ke tahun. Yang ketiga, database kalau
memang benar-benar digunakan seperti yang dilakukan The Body Shop, itu sudah
bagus. Soalnya banyak brand-brand yang ngaku menggunakan CRM, tapi mereka
sebenarnya tidak menggunakan database. Tapi lebih kepada… Apa ya? After sales
marketing gitu loh, karena kuncinya CRM itu adalah database, memahami
kebutuhan konsumen. Konsumen itu beragam, jadi perlu dipahami. Mereka tidak
mau disamaratakan. Sehingga akhirnya customization itu penting. Kembali ke hal
pertama bahwa The Body Shop sudah menganggap serius CRM.
Penulis: Terkait dengan media yang digunakan untuk berinteraksi dengan
customer, saat ini The Body Shop masih menggunakan SMS dalam berkomunikasi
dengan membernya. Namun seperti yang kita ketahui kan bahwa perkembangan
teknologi membuat e-mail menjadi salah satu media yang lebih efisien. Bagaimana
tanggapan Anda terkait dengan penggunaan media interaksi ini?
Franky: Oke. SMS, e-mail, social media, itu hanya sebagai alat ya. Yang
terpenting adalah kontennya. Mau menggunakan media apa saja boleh-boleh saja.
Strategi Customer..., Jessica Natania, FIKOM UMN, 2014
Jadi bagi aku, alatnya itu penting tetapi bukan yang paling utama. Yang terpenting
adalah kontennya sendiri. Bagaimana The Body Shop bisa memberikan suatu nilai
lebih kepada konsumennya, seperti yang tadi kamu bilang, databasenya customize
ya. Yang membeli produk A diberikan informasi seputar produk A. Itu lebih
penting daripada mediumnya. Medium bisa lewat mana saja. Terkadang, kita harus
berfikir juga seberapa besar willingness dari customer untuk memberikan datanya.
Contohnya kalau kamu ditanya, pilih memberikan alamat e-mail atau nomor
telepon, kamu pilih yang mana. Kalau ternyata customernya The Body Shop
cenderung memberikan nomor telepon, then SMS is a good way. Tapi kalau mereka
memberikan alamat e-mail, kenapa tidak dicoba? Tapi perlu diketahui bahwa orang
lebih sering membaca SMS daripada membaca e-mail. E-mail belum tentu dibuka,
tetapi kalau SMS masuk pasti dibuka. Ya kan? Jadi despite keterbatasan medium,
ya kalo SMS kan paling berapa sih karakternya dan kamu juga ngga bisa kirim
gambar juga disitu kan. Kalau di e-mail kan kamu bisa sebebas-bebasnya dan
sepanjang apapun. Tetapi e-mail belum tentu dibuka, dan ada kemungkinan masuk
ke dalam junk. Sedangkan SMS, walaupun ada kemungkinan akan dihapus
langsung juga tetapi lebih cenderung dibuka. Jadi itu hanya tools saja.
Penulis: Kalau dilihat dari sisi Identify, Differentiate, Interact, dan Customize yang
merupakan fokus penelitian aku, menurut Anda apakah The Body Shop sudah
berhasil menjalankan keempat tahap tersebut?
Franky: Sudah lumayan berhasil. Karena kalau berdasarkan informasi yang kamu
berikan, IDICnya sudah jalan. Identify sudah melalui pendaftaran member ya
pastinya. Differentiate melalui pembelian mereka tadi juga sudah direkam dalam
database. Interact juga berjalan dengan baik melalui SMS itu. Sedangkan
customize juga sudah dijalankan melalui pembedaan SMS yang dikirim kepada
member. Mereka sudah melakukan itu semua.
Penulis: Kalau dari sudut pandang Anda sendiri, apakah ada saran atau masukan
terhadap strategi CRM yang sudah dijalankan The Body Shop?
Strategi Customer..., Jessica Natania, FIKOM UMN, 2014
Franky: Kalau menurut aku, adalah pada keterbatasan medium SMS ya. Ya tapi
kan setiap medium punya kelebihan dan kekurangan masing-masing. Mungkin
lebih ke kontennya saja. Kontennya lebih dimaksimalkan saja. Kalau dari strategi
mereka sih sudah sangat baik. Jujur saja, dari berbagai strategi CRM yang aku lihat,
The Body Shop sudah sangat baik. Mereka sudah benar-benar memaksimalkan
fungsi database mereka untuk mengkustomisasi member. Itu sangat penting dalam
CRM. Kalau tidak ada database dan kustomisasi itu bukan CRM. Itu hanyalah
sekedar after sales marketing saja. Jadi yang dilakukan The Body Shop sudah bagus
sekali, karena mereka sudah memanfaatkan database seperti yang tadi aku bilang.
Bahkan perusahaan-perusahaan yang lebih besar dari The Body Shop saja rata-rata
belum menerapkan CRM berupa database seperti yang dilakukan The Body Shop.
Penulis: Oh begitu, baiklah itu saja, Mas. Terima kasih banyak ya waktu dan
informasinya, Mas.
Franky: Oke. Good luck ya skripsinya, Jess. Semoga wawancara tadi membantu.
Strategi Customer..., Jessica Natania, FIKOM UMN, 2014
TRANSKRIP WAWANCARA INFORMAN INSIDENTAL
Nama Informan : Stevanny
Usia/Pekerjaan : 21 tahun/Mahasiswa
Tanggal : 18 Desember 2013
Waktu : 13.50 WIB
Tempat : Universitas Multimedia Nusantara
Penulis: Apakah Anda merupakan member Love Your Body (LYB)?
Stevanny: Ya.
Penulis: Mengapa Anda tertarik untuk menggunakan produk the Body Shop
(TBS)?
Stevanny: Karena produk-produknya bagus, dan sangat cocok di kulit aku yang
sensitive, terus ngga berat juga produknya.
Penulis: Mengapa Anda mendaftar sebagai member LYB?
Stevanny: Karena program penukaran poinnya yang menurut aku sangat menarik,
apalagi kalau sudah akhir tahun.
Penulis: Apa benefit yang paling Anda sukai hingga mendorong Anda menjadi
member?
Stevanny: Program penukaran poinnya, karena dengan berbelanja aku bisa
mengunpulkan poin yang nanti bisa ditukarkan dengan voucher belanja.
Penulis: Kapan Anda mendaftar sebagai member LYB?
Stevanny: Sejak hampir lima tahun yang lalu.
Penulis: Di mana store yang paling sering Anda kunjungi?
Strategi Customer..., Jessica Natania, FIKOM UMN, 2014
Stevanny: The Body Shop Summarecon Mall Serpong, Living World, dan Botani
Square Bogor.
Penulis: Bagaimana pendapat Anda tentang program TBS untuk member saat ini?
Stevanny: Menurut aku program mereka sudah bagus ya, terutama program point
redemption.
Penulis: Apakah Anda menerima pernah SMS dan e-mail yang dikirimkan TBS
kepada member selama ini?
Stevanny: Pernah, seringnya itu tentang program Beauty Class.
Penulis: Apakah Anda tertarik untuk mengikutinya?
Stevanny: Sebenarnya aku sangat tertarik, cuma waktunya aja yang suka bentrok.
Penulis: Apakah SMS yang Anda terima telah sesuai dengan kebutuhan Anda?
Stevanny: Belum terlalu sih, soalnya selama ini kebanyakan aku diSMSinnya
tentang Beauty Class aja.
Penulis: Menurut Anda, bagaimana seharusnya TBS membangun komunikasi
dengan member?
Stevanny: Kalau menurut aku sih sudah bagus ya komunikasinya TBS melalui
SMS itu. Kan kita pasti kalau SMS pasti dibuka dan dilihat ya.
Penulis: Bagaimana dengan komunikasi di social media?
Stevanny: Kalau yang aku lihat selama ini kan di Instagram ya, kalau di Instagram
sih kurang menginformasikan tentang promo dan produknya ya. Jadi lebih sering
memposting foto-foto eventnya gitu.
Penulis: Seberapa sering Anda mengunjungi store TBS untuk melakukan
transaksi?
Stevanny: Sesuai kebutuhan sih, tapi kalau lagi jalan-jalan, setiap ke mall pasti
mampir ke Body Shop.
Strategi Customer..., Jessica Natania, FIKOM UMN, 2014
Penulis: Produk TBS apa saja yang Anda gunakan?
Stevanny: Loose powder, concealer, day cream, bronzer, pencil eye liner, body
mist, lotion, sabun.
Penulis: Apakah Anda menggunakan produk kecantikan lain selain The Body
Shop? Apa merknya dan apa produknya?
Stevanny: Kayak make up gitu seperti Benefit, NYX. Tapi kalau daily lebih sering
pakai The Body Shop ya, soalnya make upnya juga ringan.
Penulis: Apakah Anda pernah merekomendasikan TBS kepada orang lain di sekitar
Anda?
Selalu.
Penulis: Itu biasanya Anda merekomendasikannya ke siapa saja?
Stevanny: Ke teman yang bertanya misalnya “Van, pakai bedak apa? Kok ngga
menor.” Lalu aku rekomedasiin The Body Shop.
Penulis: Apa kekurangan dari membership LYB menurut Anda?
Stevanny: Kalau kekurangannya ya. Oh, kalau aku mau memasukkan poin
mesinnya kadang suka bermasalah. Jadi lebih ke mekanismenya kali ya.
Penulis: Bagaimana saran Anda, sebagai anggota member, bagi program
membership LYB ini sehingga mampu membangun hubungan yang lebih baik
dengan pelanggannya?
Stevanny: Kalau menurut aku sih mereka sudah sangat baik ya dalam membangun
hubungan dengan pelanggan. Terlebih lagi mereka kan go green banget ya, itu
bagus banget kalo menurut aku. Jadi sarannya sih lebih ditingkatin aja, kayak
misalnya kan mereka ada tas belanja go green tuh, bisa misalnya ditambah pouch
kecil buat belanja, soalnya kan kalo tas gitu gede banget.
Strategi Customer..., Jessica Natania, FIKOM UMN, 2014
TRANSKRIP WAWANCARA INFORMAN INSIDENTAL
Nama Informan : Maria
Usia/Pekerjaan : 21 tahun/Mahasiswa
Tanggal : 19 Desember 2013
(Wawancara dilakukan melalui e-mail)
Penulis: Apakah Anda merupakan member Love Your Body (LYB)?
Maria: Ya.
Penulis: Mengapa Anda tertarik untuk menggunakan produk the Body Shop
(TBS)?
Maria: Awalnya tertarik karena ada teman yang pakai parfumnya dan wanginya
enak. Dari jaman SMA sudah ada beberapa teman yang pakai produknya terus
mencoba punya teman, jadi coba ikutan juga. Selain itu juga The Body Shop terbuat
dari bahan yang alami, dan juga tidak diujicobakan kepada hewan ya. Jadi aku
tertarik juga sama TBS yang juga ikut menjaga kelestarian lingkungan.
Penulis: Mengapa Anda mendaftar sebagai member LYB?
Maria: Karena kalau jadi member biasanya kan dapat promo, kemudian ada poin
juga, jadi bisa dapat keuntungan lain dari pengumpulan poin itu.
Penulis: Apa benefit yang paling Anda sukai hingga mendorong Anda menjadi
member?
Maria: Benefit yang paling disukai adalah point redemption.
Penulis: Kapan Anda mendaftar sebagai member LYB?
Maria: lupa tepatnya, tapi sejak awal-awal masuk kuliah sekitar tahun 2010.
Penulis: Di mana store yang paling sering Anda kunjungi?
Strategi Customer..., Jessica Natania, FIKOM UMN, 2014
Maria: Summarecon Mall Serpong (karena dekat dari kampus), dan Margo City
(dekatt sama rumah).
Penulis: Bagaimana pendapat Anda tentang program TBS untuk member saat ini?
Maria: Sebenarnya tidak terlalu paham penawaran lebih lanjut selain promo diskon
atau penukaran poin, jadi kalau untuk penukaran poin sih lumayan banget karena
dapat produk-produk The Body Shop dengan poin itu, juga dengan pengumpulan
botolnya yang juga bisa ditukarkan menjadi poin. Menurut saya sih sudah bagus ya.
Kalau yang saya tahu sih ngga semua produk kecantikan sudah menjalin hubungan
dengan pelanggan seperti yang dilakukan The Body Shop ya.
Penulis: Apakah Anda menerima pernah SMS dan e-mail yang dikirimkan TBS
kepada member selama ini?
Maria: Pernah, dulu selalu terima secara berkala. Tapi gara-gara ganti nomor dan
belum ganti di kartu membernya jadi otomatis sudah tidak pernah terima lagi.
Penulis: Apakah SMS yang Anda terima telah sesuai dengan kebutuhan Anda?
Maria: Yang saya ingat biasanya The Body Shop kalau mengirim SMS karena ada
promo diskon atau mengingatkan jika sebentar lagi ulang tahun, bisa menukarkan
dengan menunjukkan SMS dan mendapat hadiah. Akan menjadi sesuai kebutuhan
kalo 'timingnya pas.’ Misalnya kalau ada promo ketika awal bulan.
Penulis: Menurut Anda, bagaimana seharusnya TBS membangun komunikasi
dengan member?
Maria: Sebenarnya komunikasi yang baik adalah direct message, jadi yang
dilakukan melalui SMS dan e-mail itu baik untuk memberitahu tentang informasi
dan kegiatan yang ada di The Body Shop. Tetapi yang lebih penting ketika costumer
datang ke outlet, disitulah saatnya berkomunikasi yaitu dengan pelayanan yang baik
dan ramah sehingga pengunjung tidak merasa terganggu juga menjadi senang kalo
datang ke outlet.
Penulis: Seberapa sering Anda mengunjungi store TBS untuk melakukan
transaksi?
Strategi Customer..., Jessica Natania, FIKOM UMN, 2014
Maria: Lumayan sih, biasanya sebulan sekali, atau dua bulan sekali, tergantung
kebutuhan saja.
Penulis: Produk TBS apa saja yang Anda gunakan?
Maria: Produk yang digunakan body butter &parfum (biasanya Japanese Cherry
Blossom/Lily/White Musk), Cream Vitamin E, kalau nyokap suka pakai sabun
mandi dan shampoonya.
Penulis: Apakah Anda pernah merekomendasikan TBS kepada orang lain di sekitar
Anda?
Maria: Rekomen ke nyokap dan temen juga sih. Jadi awalnya saya duluan pakai
produknya terus lama-lama rekomendasiin ke nyokap, jadi kalo beli bisa bareng
biar poinnya banyak.
Penulis: Apakah Anda menggunakan produk kecantikan lain selain The Body
Shop? Apa merknya dan apa produknya?
Maria: Tidak, paling ke dokter karena suka muncul jerawat trus ya biasa dikasih
cream pagi sama malam. Kalo buat produk muka tidak pakai The Body Shop.
Penulis: Apa kekurangan dari membership LYB menurut Anda?
Maria: Kekurangannya apa ya. Sebenarnya saya ngga ngerasa ada yang kurang,
soalnya selama ini tetap pakai karena masih merasa cocok sama produknya. dan
sebgai member yang rutin saya lakukan cuma menukarkan botol sama poin hadiah,
jadi sejauh ini sih cukup.
Penulis: Bagaimana saran Anda, sebagai anggota member, bagi program
membership LYB ini sehingga mampu membangun hubungan yang lebih baik
dengan pelanggannya?
Maria: Hmm.. Membangun hubungan yang lebih baik dengan pelanggannya ya
tetap konsisten saja menjalankan program/kegiatan kampanye yg sangat
mendukung alam, karena saya sendiri cukup simpati karena itu. Kalo soal promo
diskon lewat sms/email ya wajarlah itu mah harus Tapi mungkin kadang kalo mau
tukar poin itu kendalanya barangnya sudah habis. Dan mungkin lebih sering
Strategi Customer..., Jessica Natania, FIKOM UMN, 2014
ngadain kuis gitu di media sosial kayak twitter jadi pelanggan/ followersnya juga
senang. kan ngadain kuis juga bisa jadi salah satu bentuk komunikasi dan reward
sama pelanggan setianya.
Strategi Customer..., Jessica Natania, FIKOM UMN, 2014
TRANSKRIP WAWANCARA INFORMAN INSIDENTAL
Nama Informan : Nadya
Usia/Pekerjaan : 22 tahun/Mahasiswa
Tanggal : 18 Desember 2013
Waktu : 11.00 WIB
Tempat : The Body Shop Summarecon Mall Serpong
Penulis: Apakah Anda merupakan member Love Your Body (LYB)?
Nadya: Ya
Penulis: Mengapa Anda tertarik untuk menggunakan produk the Body Shop
(TBS)?
Nadya: Tertarik soalnya kualitasnya bagus, makanya saya tertarik untuk
menggunakan produk The Body Shop.
Penulis: Mengapa Anda mendaftar sebagai member LYB?
Nadya: Pertama karena biar dapat promo-promonya, karena kan kalau jadi member
kan pasti ada promo lebih. Kalau tidak menjadi member itu kurang menguntungkan
ya, jadi dengan menjadi member saya ingin mendapat benefit dari program-
program member tersebut.
Penulis: Apa benefit yang paling Anda sukai hingga mendorong Anda menjadi
member?
Nadya: Benefitnya itu pertama saya bisa menukar poin, jadi karena saya beli
barang, terus kemudian dapet poin, saya bisa menukarkan poin itu dengan barang
yang saya mau. Terus selain itu juga dapet informasi dari The Body Shop jadi kayak
misalnya dapat diskon atau promo apa gitu, saya suka dapat SMSnya.
Penulis: Oh jadi Anda mendapat SMSnya ya selama ini?
Nadya: Iya, saya mendapat SMSnya.
Strategi Customer..., Jessica Natania, FIKOM UMN, 2014
Penulis: Selama ini SMS yang Anda terima sudah sesuai dengan kebutuhan Anda
atau belum?
Nadya: Sudah sih sejauh ini, kayak misalnya kemarin ada tukar poin diberitahu,
terus ada promo Christmas Gift diberitahu. Jadi menurut saya memang benar-benar
sesuai dengan kebutuhan.
Penulis: Kapan Anda mendaftar sebagai member LYB?
Nadya: Sekitar dua tahun yang lalu.
Penulis: Di mana store yang paling sering Anda kunjungi?
Nadya: Sebenarnya tidak ada store yang khusus banget, soalnya menurut saya
semua The Body Shop sama saja. Tapi selama ada The Body Shop di mall itu, saya
cenderung akan datang ke store itu. Jadi ngga pasti dimana, tetapi kalau ada The
Body Shop saya akan datang.
Penulis: Seberapa sering Anda melakukan transaksi ke store?
Nadya: Kalau untuk datang, setiap ke mall saya datang. Cuma kalau untuk beli,
dalam sebulan adalah dua sampai tiga kali.
Penulis: Bagaimana pendapat Anda tentang program TBS untuk member saat ini,
misalnya dengan adanya point redemption atau dengan birthday gift?
Nadya: Sebenarnya sudah bagus sih semuanya, hanya saya suka lupa kalau yang
birthday gift, karena saya ngga menerima SMSnya kalau ulang tahun. Jadi akan
lebih baik kalau mereka ada upaya warning ke saya di hari ulang tahun, “eh kamu
berulang tahun, bisa menukarkan birthday gift” gitu.
Penulis: Oh Anda tidak menerima SMS ya kalau ulang tahun?
Nadya: Kalau buat birthday gift engga, tapi kalau promo lainnya saya dapat
SMSnya. Mungkin kalau yang birthday gift mereka sering skip ya.
Penulis: Kemudian kalau e-mail, apakah Anda menerima e-mail dari The Body
Shop?
Strategi Customer..., Jessica Natania, FIKOM UMN, 2014
Nadya: E-mail saya terima kok, kayak poster-poster promonya mereka gitu di e-
mail saya terima.
Penulis: Menurut Anda, bagaimana seharusnya TBS membangun komunikasi
dengan member? Apakah media yang digunakan sudah tepat?
Nadya: Menurut saya SMS itu lebih efektif dibandingkan e-mail ya, karena kalau
misalnya kita ngga buka e-mail kan susah tuh. Tapi kalau SMS udah efektif banget,
jadi setidaknya mereka melakukan warning kepada member melalui SMS itu,
karena SMS itu ngga mengganggu dan pasti dibaca juga kalau SMS
Penulis: Sampai saat ini, produk TBS apa saja yang Anda gunakan?
Nadya: Kalau produk yang saya pakai itu parfum dan body butternya yang White
Musk. Itu yang sudah wajib banget. Tapi saya juga menggunakan produk lain
seperti lipstick, dan beberapa make up lain.
Penulis: Apakah Anda pernah merekomendasikan TBS kepada orang lain di sekitar
Anda?
Nadya: Pernah sih, kayak make upnya kadang-kadang saya rekomendasikan, terus
body butternya juga. Kaya teman-teman saya yang kulitnya kering itu suka saya
rekomendasiin, “eh, pakai body butternya The Body Shop aja, bagus buat kulit
kering.”
Penulis: Apakah Anda menggunakan produk kecantikan lain selain The Body
Shop? Apa merknya dan apa produknya?
Nadya: Ada, produk make up sih biasanya seperti Make Over dan Maybelline. Tapi
produk yang paling banyak saya gunakan The Body Shop.
Penulis: Apa kekurangan dari membership LYB menurut Anda?
Nadya: Ngga ada sih kalo kekurangannya.
Penulis: Bagaimana saran Anda, sebagai anggota member, bagi program
membership LYB ini sehingga mampu membangun hubungan yang lebih baik
dengan pelanggannya?
Strategi Customer..., Jessica Natania, FIKOM UMN, 2014
Nadya: Menurut saya sih mereka seharusnya bisa lebih melibatkan customer dalam
kegiatan yang mereka lakukan ya. Kayak misalnya kan mereka ada program-
program CSR gitu, bisa tuh member LYB juga diundang untuk ikut serta secara
aktif. Soalnya kalo saya lihat selama ini kan kita sebagai customer hanya bisa ikut
serta secara pasif ya, kayak misalnya dengan membeli produk tertentu, berarti ikut
serta dalam kegiatan apa. Begitu sih menurut saya.
Strategi Customer..., Jessica Natania, FIKOM UMN, 2014
TRANSKRIP WAWANCARA INFORMAN INSIDENTAL
Nama Informan : Giovanny
Usia/Pekerjaan : 22 tahun/Mahasiswa
Tanggal : 18 Desember 2013
Waktu : 13.50 WIB
Tempat : Universitas Multimedia Nusantara
Penulis: Apakah Anda merupakan member Love Your Body (LYB)?
Giovanny: Ya
Penulis: Mengapa Anda tertarik untuk menggunakan produk the Body Shop
(TBS)?
Giovanny Karena saya menyukai aromanya. Itu alasan pertama. Kemudian
menurut saya The Body Shop adalah brand yang baik, karena banyak program-
program CSR bagi lingkungan gitu kan ya. Terus juga store staff mereka di toko itu
ramah. Jadi saya juga senang datang kesana.
Penulis: Mengapa Anda mendaftar sebagai member LYB?
Giovanny: Untuk mendapatkan promo-promo khusus member.
Penulis: Kemudian kan kalau untuk member ada program point redemption.
Apakah Anda tertarik dengan program itu?
Giovanny: Bagus sih ya menurut saya. Kemarin ini juga saya kebetulan baru
menukar poin dengan voucher belanja. Soalnya kan kalau produk, belum tentu
produk yang kita pakai itu ada di pilihan penukaran poin.
Penulis: Apa benefit yang paling Anda sukai hingga mendorong Anda menjadi
member?
Strategi Customer..., Jessica Natania, FIKOM UMN, 2014
Giovanny: Yang paling menarik itu biasanya kalau member bisa mendapat promo
yang berbeda dengan pelanggan biasa. Lalu yang menarik lagi birthday gift. Tapi
terkadang birthday giftnya suka ngga kepake sih. Terus point redemptionnya juga
manrik, jadi dengan kita ngumpulin poin kita bisa menukarnya dengan voucher atau
barang.
Penulis: Kapan Anda mendaftar sebagai member LYB?
Giovanny: Kapan ya? Sekitar tahun 2009 atau 2010 gitu.
Penulis: Di mana store yang paling sering Anda kunjungi?
Giovanny: Di Summarecon Mall Serpong sih, soalnya dekat dari rumah.
Penulis: Bagaimana pendapat Anda tentang program TBS untuk member saat ini?
Giovanny: Menurut saya sih sudah cukup bagus ya, cukup menguntungkan juga.
Cuma biasanya yang hadiah ulang tahunnya tidak sesuai dengan produk yang saya
gunakan, jadi kadang jadi ngga kepakai juga.
Penulis: Apakah Anda menerima pernah SMS dan e-mail yang dikirimkan TBS
kepada member selama ini?
Giovanny: Dapat, tapi cuma e-mail saja.
Penulis: Apakah e-mail yang Anda terima telah sesuai dengan kebutuhan Anda?
Giovanny: Kebetulan saya jarang buka e-mail. Tapi kalau selama ini sih saya lebih
sering mendapatkan informasi itu dari social media, karena sering buka juga ya.
Selain itu social media kan sekarang lebih mudah diakses.
Penulis: Menurut Anda, bagaimana seharusnya TBS membangun komunikasi
dengan member?
Giovanny: Sebenarnya itu sudah bagus menurut saya. Cuma kan kembali lagi
kepada membernya, apakah mereka mau buka atau tidak. Kayak contohnya pas itu
pernah ada kasus ada yang tidak mendapat SMS ketika ulang tahun, itu kan dia
Strategi Customer..., Jessica Natania, FIKOM UMN, 2014
tetap bisa menukar birthday gift dengan menunjukkan kartu membernya kan. Itu
sudah bagus menurut saya.
Penulis: Seberapa sering Anda mengunjungi store TBS untuk melakukan
transaksi?
Giovanny: Paling tidak sebulan pasti sekali. Namun kalau sewaktu-waktu ada
barang yang habis, pasti akan langsung ke store. Apalagi kalau misalnya ada sale,
pasti saya akan datang, dan ujung-ujungnya pasti beli.
Penulis: Produk TBS apa saja yang Anda gunakan?
Giovanny: Karena saya jerawatan, jadi saya menggunakan produk-produknya Tea
Tree. Sama saya juga menggunakan sabun, shampoo, terus body mist dan
kosmetiknya juga.
Penulis: Apakah Anda pernah merekomendasikan TBS kepada orang lain di sekitar
Anda?
Giovanny: Pernah, ke adik saya, kemudian ke teman-teman juga yang jerawatan
untuk menggunakan produk Tea Tree.
Penulis: Apakah Anda menggunakan produk kecantikan lain selain The Body
Shop? Apa merknya dan apa produknya?
Giovanny: Sejauh ini sih engga, saya hanya menggunakan produk The Body Shop.
Seperti kosmetik dan eye liner gitu kebetulan saya juga pakai The Body Shop.
Penulis: Apa kekurangan dari membership LYB menurut Anda?
Giovanny: Kekuranganya sih kalo menurut saya, karena saya merasakannya di
birthday gift jadi kekurangannya pada hadiahnya itu. Hadiahnya kadang kurang
sesuai dengan kebutuhan, karena sering berupa produk TBS yang belum tentu saya
biasa pakai.
Penulis: Bagaimana saran Anda, sebagai anggota member, bagi program
membership LYB ini?
Strategi Customer..., Jessica Natania, FIKOM UMN, 2014
Giovanny: Kalau saran saya sih lebih baik kalau hadiah untuk yang berulang tahun
itu merchandise seperti payung, atau tas kain, jadi kan pasti berguna dan pasti
dipakai juga.
Strategi Customer..., Jessica Natania, FIKOM UMN, 2014
TRANSKRIP WAWANCARA INFORMAN INSIDENTAL
Nama Informan : Dian
Usia/Pekerjaan : 21 tahun/Mahasiswa
Tanggal : 17 Desember 2013
(Wawancara dilakukan melalui e-mail)
Penulis: Apakah Anda merupakan member Love Your Body (LYB)?
Dian: Ya, saya merupakan member Love Your Body (LYB)
Penulis: Mengapa Anda tertarik untuk menggunakan produk the Body Shop
(TBS)?
Dian: Saya tertarik untuk menggunakan TBS karena produknya yang beraneka
ragam menyajikan aroma unik. Tidak seperti kebanyakan produk yang serupa, TBS
menyajikan aroma alami dan menggunakan tumbuhan yang tersebar di seluruh
dunia sebagai bahan pembuatan produk. Selain itu promo-promonya dan iklannya
menarik. Produk TBS pun cocok dengan kulit saya serta memiliki kualitas yang
tinggi.
Penulis: Mengapa Anda mendaftar sebagai member LYB?
Dian: Karena pada waktu itu ditawarkan oleh SPG TBS dan saya pun tertarik untuk
mendaftar karena benefitnya menarik.
Penulis: Apa benefit yang paling Anda sukai hingga mendorong Anda menjadi
member?
Dian: Kita mendapat newsletter melalui email dan pada saat berulang tahun bisa
mendapatkan gift dari TBS.
Penulis: Kapan Anda mendaftar sebagai member LYB?
Dian: Saya lupa, kalau tidak salah 1 tahun yang lalu.
Penulis: Di mana store yang paling sering Anda kunjungi?
Dian: Banyak sih sebenarnya. Saya sering ke TBS Lotte Mart Bintaro, TBS
Summarecon Mall Serpong, TBS MKG.
Strategi Customer..., Jessica Natania, FIKOM UMN, 2014
Penulis: Bagaimana pendapat Anda tentang program TBS untuk member saat ini?
Dian: Programnya bagus yah, kita bisa mendapat informasi tentang promo-promo
TBS dan bisa reedem points member sesuai promo yang sedang berlaku.
Penulis: Apakah Anda menerima pernah SMS dan e-mail yang dikirimkan TBS
kepada member selama ini?
Dian: Ya saya pernah
Penulis: Apakah SMS yang Anda terima telah sesuai dengan kebutuhan Anda?
Dian: Tidak terlalu sesuai kebutuhan. Tetapi melalui SMS tersebut kita jadi
mengetahui informasi seputar promo-promo TBS.
Penulis: Menurut Anda, bagaimana seharusnya TBS membangun komunikasi
dengan member?
Dian: Menurut saya, komunikasi yang dibangun sudah lumayan baik yah. Mungkin
bisa mulai membuat aplikasi khusus member TBS di Appstore, Playstore,
Blackberry World, atau Windows Phone.
Penulis: Seberapa sering Anda mengunjungi store TBS untuk melakukan
transaksi?
Dian: Apabila produk TBS yang saya pakai udah habis, saya baru pergi ke store
TBS untuk transaksi. Apabila produk belum habis, saya ke TBS hanya untuk
melihat-lihat saja.
Penulis: Produk TBS apa saja yang Anda gunakan?
Dian: Saya menggunakan body butter, lotion, showergel, perfume, body scrub.
Biasanya produk yang saya gunakan itu sepaket dalam arti apabila lotion aroma
strawberry maka body butter, shower gel dll juga beraroma strawberry.
Penulis: Apakah Anda pernah merekomendasikan TBS kepada orang lain di sekitar
Anda?
Dian: Ya saya merekomendasikannya kepada ibu saya.
Penulis: Apakah Anda menggunakan produk kecantikan lain selain The Body
Shop? Apa merknya dan apa produknya?
Dian: Ya untuk kecantikan wajah (colour cosmetics), kadangkala saya
menggunakan PAC Martha Tilaar untuk eyes shadow, blush on, bedak tabur.
Untuk perawatan kulit kadang kala saya menggunakan Vaselline sebagai lotion.
Strategi Customer..., Jessica Natania, FIKOM UMN, 2014
Untuk parfume saya kadangkala menggunakan Burberry, Aigner, Victoria Secreet.
Penulis: Apa kekurangan dari membership LYB menurut Anda?
Dian: Hmmm, saya kurang memperhatikan yang seperti itu.
Penulis: Bagaimana saran Anda, sebagai anggota member, bagi program
membership LYB ini sehingga mampu membangun hubungan yang lebih baik
dengan pelanggannya?
Dian: Saran saya coba TBS memuat acara member gathering atau sejenisnya untuk
mengakrabkan diri dengan sesama member dan tentunya akrab dengan TBS.
Apabila TBS mengadakan suatu acara seperti roadshow member atau trip atau yang
sejenisnya sepertinya asyik yah :D
Strategi Customer..., Jessica Natania, FIKOM UMN, 2014
TRANSKRIP WAWANCARA
Nama Informan : Devi
Posisi Jabatan : Store Manager The Body Shop Grand Indonesia
Tanggal : 8 November 2013
Waktu : 11.30 WIB
Tempat : Store The Body Shop Grand Indonesia
Penulis: Selamat siang, Mbak. Saya ditugaskan dari The Body Shop pusat untuk
melakukan store visit. Boleh minta waktunya sebentar, Mbak?
Devi: Oh iya, boleh. Dengan Mbak siapa?
Penulis: Saya Jessica, Mbak. Saya mau wawancara singkat berhubungan dengan
membership Love Your Body (LYB), Mbak.
Devi: Oh iya silahkan, Mbak.
Jessica: Kalau menurut Mbak, program Love Your Body ini sekarang bagaimana
ya, Mbak?
Devi: Kalau saya lihat sejauh, makin kesini makin efektif. Soalnya kartu
membernya sendiri sudah memudahkan customer. Karena kartu membernya
berbentuk graphic card, jadi disitu customer bisa melihat data dan pertumbuhan
poin mereka.
Penulis: Kalau menurut Mbak program LYB saat ini yang baik menurut respon
customer bagaimana?
Devi: Program yang sudah jadi member atau yang belum?
Penulis: Bisa dijelaskan keduanya Mbak?
Devi: Yang pertama untuk yang belum menjadi member. Kita akan menarik dia
menjadi member, misalnya dengan program kerjasama dengan pihak ketiga. Karena
Strategi Customer..., Jessica Natania, FIKOM UMN, 2014
secara ngga langsung kita gausah cari customer baru, melainkan customer bank itu
yang secara langsung mencari kita. Misalnya BCA, mereka kan pasti melakukan
blast kepada customer mereka mengenai promo ini. Promonya biasanya berupa
lower qualification, yaitu dengan hanya berbelanja 250.000 mereka bisa langsung
menjadi member. Hal itu akan lebih mudah untuk menarik pelanggan menjadi
member.
Kalau yang sudah menjadi member, banyak yang sudah dilakukan seperti
penukaran poin, birthday gift, birthday disc. Namun yang paling disenangi dan
paling mudah mendrive member adalah dengan voucher dan discount. Karena disitu
kita bisa mendrive customer. Misalnya belanja berapa dapat voucher. Voucher pasti
ada valid datenya. Nah hal itu bisa mendorong customer untuk kembali lagi ke store
sebelum tanggal validnya habis. Jadi tetap menjaga member agar terus datang
kesini.
Penulis: Kalau disini kan fokus LYB pada point redemption. Kalau disini
perkembangan point redemption sendiri itu sudah aktif belum, Mbak mengingat
sebagian besar disc?
Devi: Kalau untuk aktif atau tidak tergantung TBS. Kalau dari TBS sudah
menyediakan katalog yang berisi produk apa yang bisa ditukar (sambil mengambil
contoh brosur). Nah ini produknya beda-beda setiap tiga bulan. Jadi dilihat dulu
dari customernya mau ditukar dengan produk apa. Sebenarnya mudah untuk
menawarkannya. Namun kendalanya, biasanya customer biasanya memilih
mengumpulkan dulu sampai banyak poinnya. Kalau untuk proses redeemnya
sendiri mudah. Kita selaku pihak store juga selalu aktif menawarkan point
redemption kepada para pelanggan.
Penulis: Kalau dari birthday gift, misalnya customer mengambil birthday gift,
apakah disertai transaksi atau tidak. Kalau disini sendiri bagaimana.
Devi: Kan saat ini kita punya dua hadiah buat yang berulangtahun ya. Yang pertama
birthday gift, yang kedua birthday disc atau voucher. Yang sudah berjalan yang
disc. Misalnya kalau untuk member, biasanya ada dua segmen, antara dia sudah
Strategi Customer..., Jessica Natania, FIKOM UMN, 2014
punya member dari lama dan loyal, dan member baru. Biasanya yang memengaruhi
dia belanja atau tidak, kan kalau bday gift bs langsung diambil. Kita juga
komunikasikan dia bisa dapat discount. Yang menyebabkan dia transaksi atau tidak.
Kalo member baru, biasanya dia masih coba TBS. kan ada minimal juga. Kalau
member baru kan masih berfikir mau beli apa. Sedangkan kalau member lama, dia
kan memang sudah rutin memakai produk TBS, sehingga akan lebih mudah.
Kemudian hal lain yang memengaruhi adalah tempat ia mengambil gift. Misalnya
biasa belanja di GI, kemudian ketika ulang tahun mengambil di Surabaya. Customer
biasanya ketika sudah nyaman berbelanja di satu store, akan lebih memilih untuk
melakukan transaksi di store tersebut. Kemudian bisa juga mereka malas
membawa-bawanya.
Penulis: Kalau misalnya kendala sendiri, Mbak. Apakah kalau disini ada kendala-
kendala dalam membership LYB?
Devi: Kalau disini agak kesulitan. Disini customernya rata-rata dari sekitar sini, dan
mereka rata-rata sudah memiliki member. Jadi agak sulit untuk menciptakan
member baru. Karena dari Senin-Jumat customernya adalah yang kantornya disini.
Paling saat weekend, karena GI merupakan family mall, jadi berpeluang
menciptakan member baru. Namun ketika hari biasa, customer kan didominasi oleh
orang kerja. Biasanya mereka datang tidak sendiri, melainkan berdua atau bertiga.
Itu akan lebih mudah ketika salah satunya sudah memiliki member. Misalnya salah
satunya member, sedangkan yang lainnya biasa berbelanja brand lain. Itu
kesempatan kita untuk menarik member baru. (traffic orang kantor)
Penulis: Kalau selama ini harapan customer terhadap membership sendiri
bagaimana, Mbak?
Devi: Kalau member biasanya mereka menginginkan disc langsung. Sedangkan
TBS sendiri setiap bulannya memang pasti ada disc, tetapi discnya berbeda-beda
dan untuk produk tertentu. Mereka lebih menginginkan disc langsung all item.
Namun saya kurang setuju jika diberlakukan disc all item. Menurut saya benefit
Strategi Customer..., Jessica Natania, FIKOM UMN, 2014
dari LYB justru tidak selamanya ditunjukkan dengan disc, melainkan benefit lain
seperti point redemption maupun birthday gift.
Penulis: Kalau dalam sehari, customer yang datang didominasi oleh member atau
bukan mbak?
Devi: Didominasi oleh member. Nyatanya 70% dari sales setiap harinya berasal
dari member LYB.
Penulis: Bagaimana dengan kegiatan values TBS, apakah customer tertarik untuk
berpartisipasi?
Devi: Mereka tertarik, namun kita melihat dari mereka memilih TBS saja
sebenarnya mereka mendukung campaign kita. Misalnya produk make up. Kita
juga sudah mengkampanyekan bahwa produk kosmetik kita tidak diujikan dengan
hewan. Hal itu menunjukkan bahwa customer telah memilih produk yang
menentang ujicoba terhadap hewan. Sedangkan kalau tindak nyatanya, ada
beberapa customer yang sering ikut juga dengan kampanye kita. (menunjukkan
beberapa foto-foto keikutsertaan customer). Jadi misalnya kalau kita ada event,
mereka suka diundang. Misalnya dalam program penandatanganan petisi cruelty
free, banyak customer yang ikut serta. Mereka tidak terlalu sulit untuk berpartisipasi
dalam program values.
Penulis: Kalau customer di GI ini didominasi oleh usia berapa ya mbak?
Devi: Biasanya orang kerja. Karena mungkin lokasinya yang di business district ya,
jadi customernya yang bekerja di sekitar sini.
Jessica: Menurut Mbak, bagaimana peran strategi membership ini dalam
membangun brand loyalty dari The Body Shop sendiri?
Devi: Pertama yang punya member. Mereka harus berbelanja 500 ribu dulu untuk
menjadi member. Artinya minimal ia berbelanja 2-3 produk. Otomatis dia tidak
Cuma coba 1 produk. Pasti lebih dari satu. Setelah itu ia menjadi member. Setelah
itu kita dapat data. Biasanya kita suka mengadakan SMS Blast. Seiap berbelanja
nih, pasti kita scan transaksinya apa. Itu akan terbaca, customer pengguna apa.
Strategi Customer..., Jessica Natania, FIKOM UMN, 2014
Apakah parfum, atau lotion. Nanti akan dikelompokkan, siapa pengguna parfum,
pengguna lotion, pengguna makeup. Dari situ kita bisa mengelompokkan, grafik
berbelanja. Dari situ kita akan mudah mengklasifikasikan ketika kita mau
melakukan blast promosi.
Sering ngga si dapet SMS, misalnya dari Carrefour tentang susu bayi. Mereka
melakukan blast ke semua customer. Padahal belum tentu yg diSMS membeli susu
bayi. Berbeda dengan kita, kita mengklasifikasikan SMS tentang parfum terutama
pada pengguna parfum. Jadi SMSnya tepat ke pengguna. Itulah yang membedakan
kita dengan yang lain.
Jessica: Oh begitu. Baik kalau begitu, Mbak. Demikian wawancara saya. Terima
kasih atas waktunya ya, Mbak.
Devi: Iya, sama-sama Mbak Jessica.
Strategi Customer..., Jessica Natania, FIKOM UMN, 2014
TRANSKRIP WAWANCARA
Nama Informan : Hani
Posisi Jabatan : Store Manager The Body Shop Plaza Indonesia
Tanggal : 8 November 2013
Waktu : 13.30 WIB
Tempat : Store The Body Shop Plaza Indonesia
Penulis: Selamat siang, Mbak. Saya Jessica dari The Body Shop pusat ingin
meminta waktunya sebentar untuk wawancara singkat.
Hani: Iya, silahkan Mbak Jessica.
Penulis: Dengan Mbak siapa kalau boleh tahu?
Hani: Saya Hani.
Penulis: Oh baiklah. Menurut Mbak program Love Your Body saat ini bagaimana,
Mbak? Apakah sudah bagus atau belum?
Hani: Kalau menurut saya, programnya sekarang sudah lumayan bagus. Soalnya
kalau customer disini lebih suka menukarkan menukarkan produk dibanding
voucher. Beberapa bulan redemption sedang kosong, jadi agak terhambat.
Penulis: Kalau masukan dari customer sendiri bagaimana Mbak terkait dengan
membership Love Your Body ini?
Hani: Kebanyakan kalau customer kita kearah Beauty Class Program (BCP) yang
sudah berjalan. Customer disini memang lebih menyukai produk-produk make up.
Oleh karena itu, mereka sangat tertarik untuk mengikuti Beauty Class Program.
Customer disini suka request untuk dikabari jika ada program BCP.
Penulis: Kalau dalam satu hari sendiri, pelanggan yang datang didominasi oleh
member atau non-member, Mbak?
Hani: Untuk sekitar 50% mereka punya member.
Strategi Customer..., Jessica Natania, FIKOM UMN, 2014
Penulis: Lalu bagaimana upaya dari store sendiri untuk menambah jumlah member
LYB?
Hani: Kalau upaya dari store sendiri untuk meKalau upaya dari store sendiri,
sekarang kan kita ada program lower qualification. Jadi kita berupaya untuk
membuat mereka berbelanja sebanyak mungkin. Kebetulan produk-produk The
Body Shop kan harganya lumayan tinggi ya, jadi semakin mudah untuk memenuhi
kualifikasi member. Jadi untuk yang sekarang meningkat, dr 35% sekarang
meningkat.
Yang selalu kita highlight adalah terkait dengan benefitnya. Seperti misalnya yang
menukarkan kemasan akan mendapat poin. Hal itu akan sangat menguntungkan
bagi mereka yang suka belanja. Customer disini juga tidak bisa dipungkiri bahwa
mereka menyukai promo. Jadi kita juga menginfokan kalau ada promo khusus
member.
Penulis: Kalau fokus dalam membership Love Your Body ini kan pada point
redemption ya, Mbak. Kalau di store Plaza Indonesia sendiri bagaimana kegaiatan
point redemptionnya, Mbak? Apakah cukup aktif?
Hani: Kalau point redemption kurang berjalan disini. Karena untuk point
redemption sendiri kan kemarin sempat terhenti ya beberapa saat. Kemudian untuk
pilihan point redemption sendiri tidak ada yang 25 point. Sedangkan customer kita
rata-rata sudah sempat menukarkan untuk periode sebelumnya. Jadi sekarang poin
mereka tidak terlalu banyak, sehingga mereka tidak bisa menukarkan. Jadi mereka
lebih memilih untuk mengumpulkan dulu. Mereka juga rata-rata menunggu untuk
promo 25 point dapat ditukarkan dengan voucher Rp50.000.
Penulis: Kalau kendala dari membership LYB di store Plaza Indonesia ini, Mbak?
Hani: Kita pernah kekurangan kartu member, karena ketika itu memang sempat
secara nasional, semuanya berbarengan. Kita juga pernah ada kendala di internet
yang sempat miss. Selain itu kendala lainnya adalah ketika customer memilih untuk
berbelanja saja, dan tidak ingin menjadi member. Kita tentunya kan tidak bisa
memaksa mereka untuk menjadi member ya.
Strategi Customer..., Jessica Natania, FIKOM UMN, 2014
Penulis: The Body Shop kan memiliki banyak kegiatan values nih, Mbak. Misalnya
seperti penandatanganan petisi Against Animal Testing beberapa waktu yang lalu.
Bagaimana animo dari customer sendiri, Mbak? Apakah mereka tertarik untuk ikut
serta?
Hani: Kalau untuk awarenya, iya. Customer disini sendiri walaupun mereka sibuk,
namun mereka cukup interest dan aware untuk ikut serta dalam hal-hal semacam
itu. Sebenarnya untuk customer sendiri jarang yang mengatakan secara aktif ingin
ikut, namun dari store sendiri harus menawarkan. Jadi mungkin informasi ke
customer saja ya yang kurang.
Penulis: Kalau untuk SMS, apakah sering ada complain dari customer Mbak?
Misalnya mereka tidak mendapatkan SMS?
Hani: Pasti ada. Namun yang pasti kita klarifikasi adalah apakah nomornya ganti.
Ada juga yang complain untuk promo. Misalnya ada promo untuk member, tapi
tidak dicantumkan tanggalnya. Jadi terjadi miskomunikasi dari SMSnya sendiri.
Store staff yang harus menjelaskan secara jelas.
Penulis: Untuk dominasi customer sendiri bagaimana Mbak di store Plaza
Indonesia?
Hani: Untuk kisaran usia antara 30-40, didominasi oleh ibu-ibu.
Penulis: Kalau dalam satu hari sendiri ada berapa yang mendaftar sebagai member
baru, Mbak?
Hani: Kadang ada yang tidak ada sama sekali, kadang bisa 4-5. Di Plaza Indonesia
sendiri bukan mall yang ramai di saat weekend. Justru traffic disini itu Senin-Rabu
sepi, Kamis-Sabtu yang justru ramai. Sedangkan untuk hari Minggu biasa-biasa
saja.
Penulis: Biasanya disini untuk penukaran birthday gift sendiri disertai transaksi
atau tidak Mbak kalau di store Plaza Indonesia?
Strategi Customer..., Jessica Natania, FIKOM UMN, 2014
Hani: Lebih banyak untuk yang melakukan transaksi juga, karena kita harus aktif
dan memiliki strategi marketing sendiri ya, jadi kita selalu aktif
menginformasikan bahwa jika discountnya hanya berlaku pada hari pengambilan
gift saja.
Penulis: Oh begitu. Baiklah terima kasih banyak ya informasi dan waktunya,
Mbak Hani.
Hani: Sama-sama, Mbak Jessica.
Strategi Customer..., Jessica Natania, FIKOM UMN, 2014
jessicanataniaPlace/Date of Birth : Serang/ August 23, 1992Nationality : IndonesiaSex : FemaleReligion : CatholicMarital Status : SingleAddress : Royal Mediterania Garden Residences Jalan Letjen S. Parman, Tower Marigold 20AC Tanjung Duren - Jakarta Barat
PERSONALDETAILS
2004 - 2007Mardi Yuana Junior High School, Cilegon
2007 - 2010Regina Pacis Senior High School, Jakarta
2010 - 2014Multimedia Nusantara University, TangerangPublic Relations Major(GPA: 3.73)
EDUCATIONALBACKGROUND
[email protected] / 6289635797391
Committee of ST@R (Sport & Art Competition at Regina Pacis) - 2009Committee of Fun Bike - Multimedia Nusantara University - 2011Committee of Green Week - Multimedia Nusantara University - 2012Committee of Ultimament Futsal Competition - Multimedia Nusantara University - 2012Treasurer of UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa) Futsal Multimedia Nusantara University - 2012Member of KBM (Keluarga Besar Mahasiswa) Multimedia Nusantara University - 2012/13
ORGANIZATIONALEXPERIENCE
Fortune PR - InternshipJuly 2013 - September 2013Fortune Technology DivisionResponsibilities: Supporting the inquiries of technology clients such as WeChat, Oracle, D-Link, Seagate
The Body Shop Indonesia - InternshipOctober 2013 - November 2013Customer Loyalty DivisionResponsibility: Monitoring the execution of The Body Shop Loyalty Program in some Jabodetabek stores.
WORKINGEXPERIENCE
curriculumvitae
Strategi Customer..., Jessica Natania, FIKOM UMN, 2014
2nd Winner of Group Choir, DKI Jakarta Level - 20093rd Winner of Ultimament Futsal Competition - 2012ACHIEVEMENTS
IndonesiaEnglish
LANGUANGECAPABILITY
SOFTWARE
COURSES 2003-2004MILS English Course
2005-2006Cheerful English Course
[email protected] / 6289635797391
Strategi Customer..., Jessica Natania, FIKOM UMN, 2014