STRATEGI BERSAING INDUSTRI KULIT DI SENTRA … · Kulit Di Sentra Industri Kulit Manding Kabupaten...

180
STRATEGI BERSAING INDUSTRI KULIT DI SENTRA INDUSTRI KULIT MANDING KABUPATEN BANTUL DIKLUSARI ISNAROSI NORSITA SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2012

Transcript of STRATEGI BERSAING INDUSTRI KULIT DI SENTRA … · Kulit Di Sentra Industri Kulit Manding Kabupaten...

Page 1: STRATEGI BERSAING INDUSTRI KULIT DI SENTRA … · Kulit Di Sentra Industri Kulit Manding Kabupaten Bantul adalah karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan ... 3.4.Metode

STRATEGI BERSAING INDUSTRI KULIT DI SENTRA

INDUSTRI KULIT MANDING KABUPATEN BANTUL

DIKLUSARI ISNAROSI NORSITA

SEKOLAH PASCASARJANA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2012

Page 2: STRATEGI BERSAING INDUSTRI KULIT DI SENTRA … · Kulit Di Sentra Industri Kulit Manding Kabupaten Bantul adalah karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan ... 3.4.Metode

PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER

INFORMASI

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis Strategi Bersaing Industri

Kulit Di Sentra Industri Kulit Manding Kabupaten Bantul adalah karya saya

dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk

apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal

atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari

penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar

Pustaka di bagian akhir tesis ini.

Bogor, Agustus 2012

Diklusari Isnarosi Norsita

NIM F351107251

Page 3: STRATEGI BERSAING INDUSTRI KULIT DI SENTRA … · Kulit Di Sentra Industri Kulit Manding Kabupaten Bantul adalah karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan ... 3.4.Metode

ABSTRACT

DIKLUSARI ISNAROSI NORSITA. Competitive Strategy of Leather

Industries in Manding Central Leather Industries, Bantul Residence.

Supervised by SUKARDI dan YANDRA ARKEMAN.

Since 1979, Manding is the center of the leather industries which is well-

known by the people of Yogyakarta. Currently, Manding leather industries

have decreased the competitiveness. This is characterized by the reduction

number of export, the amount of production and the amount of annual sales.

The purposes of this study were: (1) to formulate a strategy to raise the

competitiveness. (2) to determine the priority strategies in enhancing the

competitiveness of the leather industries in Manding. The tools used to

analyze the data were the IFE matrix, EFE matrix that assisted by Porter’s

Five Forces Model analysis, IE matrix, SWOT matrix, and QSPM matrix.

The internal environment factors which influenced the company‟s strength

consist of satisfied quality product; the big name of Manding; and the

availability of raw materials. Meanwhile, the weaknesses of the industry were

caused by the limitation of business network; low education of the workers;

and problems of showroom. The external factor that increasing the

opportunies in the industry was the impression of manding leather products

are exotic, elegant and exclusive. From the quesioner we found that one of the

popular product is stingray leather products In addition, the government also

supported this by Ministry of Industry, ATK, and BBPPK. On the other hand,

the external factors that threaten the industry were the existence of similar

leather industries in vary scales; increase in fuel; and competition with

substitute products. Prioritized strategies in enhancing the competitiveness of

the leather industry Manding based on QSPM matrix in this study were: (1) an

Internet-based marketing, the applications could be website making, join in the

tradingforum, as well as the use of social media as a promotional tool and

online transactions. (2) Provide the product knowledge and product

trademarks. These mean for promotion, capture loyal customers, and expand

the network marketing cooperation. (3) Optimize the function of the Manding

craftsmen community. The craftsmen association namely Setyo Rukun

expected to motivate and coordinate the craftsmen being active following the

exhibition and to improve the ability to innovate products and administrative

guidance for SMEs (Small and Medium Entities). As a results, these strategies

are considered to cope the main issues in marketing and financial capital.

Thus, by solving these expected to be able to improve the competitiveness in

Manding leather industry center.

Keywords: leather industries, strategy, SWOT

Page 4: STRATEGI BERSAING INDUSTRI KULIT DI SENTRA … · Kulit Di Sentra Industri Kulit Manding Kabupaten Bantul adalah karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan ... 3.4.Metode
Page 5: STRATEGI BERSAING INDUSTRI KULIT DI SENTRA … · Kulit Di Sentra Industri Kulit Manding Kabupaten Bantul adalah karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan ... 3.4.Metode

RINGKASAN

DIKLUSARI ISNAROSI NORSITA. Strategi Bersaing Industri Kulit Di

Sentra Industri Kulit Manding Kabupaten Bantul. Dibimbing oleh SUKARDI

dan YANDRA ARKEMAN.

Manding merupakan sentra industri kulit yang sudah dikenal oleh

masyarakat Yogyakarta sejak tahun 1979. Saat ini industri kulit di Manding

mengalami penurunan daya saing, hal ini ditandai dengan penurunan jumlah

produksi dan jumlah penjualan tahunan. Tujuan dari penelitian ini adalah (1)

merumuskan strategi untuk meningkatkan daya saing industri kulit di Manding

berdasarkan faktor-faktor internal dan eksternal yang mempengaruhinya; (2)

menentukan strategi prioritas dalam meningkatkan daya saing industri kulit di

Manding. Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah matriks IFE,

matriks EFE dengan analisis lingkungan industri Five Force’s Competitor,

matriks IE, matriks SWOT, dan matriks QSPM. Penelitian ini dilaksanakan

pada industri kulit di sentra industri kulit Manding, Kabupaten Bantul.

Faktor internal yang menjadi kekuatan industri kulit di Manding adalah

mutu produk memuaskan (0.363); nama besar manding, desa wisata (0.341);

terjaminnya ketersediaan bahan baku (0.260); lokasi usaha yang strategis

(0.255); produk unik sesuai pesanan (0.217); harga produk lebih murah

(0.204); dan suasana kekeluargaan yang kental dalam bisnis (0.127).

Kelemahan industri adalah jaringan kerjasama terbatas (0.198); tingkat

pendidikan rendah (0.174); permasalahan showroom (0.135); keterbatasan

modal, sarana prasarana umum (0.124); promosi kurang agresif (0.102);

inovasi desain produk rendah (0.071); dan tidak ada merk dagang (0.064).

Faktor eksternal yang menjadi peluang industri kulit di manding adalah kesan

produk kulit yang eksotis, elegan, exclusive (0.279); dukungan pemerintah

(Kementerian Perindustrian, ATK, BBPPK) (0.263); produk kulit pari yang

sedang digemari (0.227); produk sepatu, jaket, tas merupakan kebutuhan pokok

(0.173); jumlah penduduk meningkat (0.121); ketersediaan kredit bagi IKM

(0.109); dan teknologi informasi (0.096). Faktor ancaman yang harus dihadapi

adalah keberadaan perusahaan sejenis (0.192); kenaikan BBM (0.173); adanya

produk substitusi (0.167); bahan baku relative mahal (0.148); kulit imitasi

semakin menyerupai kulit asli (0.145); bahan baku impor lebih bermutu

(0.136); dan mudahnya pemain baru masuk (0.134).

Strategi yang dapat diterapkan oleh pihak perusahaan untuk

peningkatan daya saing adalah melakukan pemasaran berbasis internet;

pemberian informasi produk dan merk dagang; dan mengoptimalkan fungsi

paguyuban pengrajin manding; menjalin kerjasama dengan pihak travel agen

pariwisata: tetap menjaga mutu produk dengan harga bersaing; memproduksi

produk kulit yang unik dan dalam jumlah terbatas; pengembangan produk kulit

ikan pari yang sedang digemari masyarakat; mendirikan showroom milik

bersama serta menambahan area parkir dan fasilitas umum.

Page 6: STRATEGI BERSAING INDUSTRI KULIT DI SENTRA … · Kulit Di Sentra Industri Kulit Manding Kabupaten Bantul adalah karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan ... 3.4.Metode

Strategi yang diprioritas dalam meningkatkan daya saing industri kulit

Manding, berdasarkan matris QSPM adalah melakukan pemasaran berbasis

internet, dengan jumlah skor total daya tarik 9,442; pemberian informasi

produk dan merk dagang, dengan jumlah skor total daya tarik 8,901;

mengoptimalkan fungsi paguyuban pengrajin manding, dengan jumlah skor

total daya tarik 7,644. Ketiga strategi tersebut dinilai mampu mengatasi

permasalahan utama pengrajin kulit di Manding yaitu permasalahan pemasaran

serta permasalahan permodalan, sehingga dengan teratasinya permasalahan

utama dinilai mampu meningkatkan daya saing industri kulit di sentra industri

kulit Manding.

Kata kunci: industri kulit, strategi, SWOT

Page 7: STRATEGI BERSAING INDUSTRI KULIT DI SENTRA … · Kulit Di Sentra Industri Kulit Manding Kabupaten Bantul adalah karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan ... 3.4.Metode

© Hak Cipta milik IPB, tahun 2012

Hak Cipta dilindungi Undang-Undang

Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa

mencantumkan atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk

kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan

laporan, penulisan kritik atau tinjauan suatu masalah; dan pengutipan

tersebut tidak merugikan kepentingan yang wajar IPB

Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh Karya

tulis dalam bentuk apa pun tanpa izin IPB

Page 8: STRATEGI BERSAING INDUSTRI KULIT DI SENTRA … · Kulit Di Sentra Industri Kulit Manding Kabupaten Bantul adalah karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan ... 3.4.Metode

STRATEGI BERSAING INDUSTRI KULIT DI SENTRA

INDUSTRI KULIT MANDING KABUPATEN BANTUL

DIKLUSARI ISNAROSI NORSITA

Te

sis

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh

Gelar

Magister

Sains

Pada Program Studi Teknologi Industri

Pertanian

SEKOLAH PASCASARJANA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

Page 9: STRATEGI BERSAING INDUSTRI KULIT DI SENTRA … · Kulit Di Sentra Industri Kulit Manding Kabupaten Bantul adalah karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan ... 3.4.Metode

2012

Page 10: STRATEGI BERSAING INDUSTRI KULIT DI SENTRA … · Kulit Di Sentra Industri Kulit Manding Kabupaten Bantul adalah karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan ... 3.4.Metode

Penguji Luar Komisi pada Ujian Tesis: Dr. Ono Suparno, S.TP., M.T.

Page 11: STRATEGI BERSAING INDUSTRI KULIT DI SENTRA … · Kulit Di Sentra Industri Kulit Manding Kabupaten Bantul adalah karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan ... 3.4.Metode

Judul Tesis : Strategi Bersaing Industri Kulit Di Sentra Industri Kulit

Manding

Kabupaten Bantul.

Nama : Diklusari Isnarosi Norsita

NRP : F351107251

Disetujui

Komisi Pembimbing

Dr. Ir. Sukardi, M.M. Dr. Ir. Yandra Arkeman, M.Eng.

Ketua

Angg

ota

Diketahui

Ketua Program Studi Dekan Sekolah Pascasarjana

Teknologi Industri Pertanian

Dr. Ir. Machfud, M.S. Dr. Ir. Dahrul Syah, M.Sc. Agr.

Page 12: STRATEGI BERSAING INDUSTRI KULIT DI SENTRA … · Kulit Di Sentra Industri Kulit Manding Kabupaten Bantul adalah karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan ... 3.4.Metode

Tanggal Ujian: 7 Agustus 2012 Tanggal Lulus:

Page 13: STRATEGI BERSAING INDUSTRI KULIT DI SENTRA … · Kulit Di Sentra Industri Kulit Manding Kabupaten Bantul adalah karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan ... 3.4.Metode

PRAKATA

Puji dan syukur dipanjatkan kepada Allah SWT atas karuniaNya

sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Penelitian dengan judul

Strategi Bersaing Industri Kulit Di Sentra Industri Kulit Manding Kabupaten

Bantul.

Penulis Menyadari bahwa karya ilmiah ini dapat tersusun karena bantuan

berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis

menyampaikan banyak terima kasih kepada Bapak Dr. Ir. Sukardi, M.M.

sebagai dosen pembimbing I dan Bapak Dr. Ir. Yandra Arkeman, M.Eng.

sebagai dosen pembimbing II yang tiada henti memberikan bimbingan dan

kritik positif kepada penulis, serta Bapak Dr. Ono Suparno, S.TP., M.T.

sebagai dosen penguji atas saran yang membangun bagi penulis. Disamping

itu, penulis juga menyampaikan terima kasih kepada pengelola sentra

industri kulit Manding sebagai objek kajian penelitian.

Ungkapan terima kasih yang tulus juga disampaikan kepada orang

tua terkasih, serta seluruh keluarga atas dukungan yang tidak terhingga.

Kepada rekan-rekan TIP 2010 penulis ucapkan terima kasih atas segala

bantuan dan kebersamaannya selama menempuh pendidikan, serta kepada

semua pihak yang telah banyak membantu penulis selama menjalankan

penelitian.

Akhirnya penulis berharap semoga karya ilmiah ini bermanfaat

dan memberikan kontribusi yang nyata terhadap perkembangan ilmu

pengetahuan di bidang Teknologi Industri Pertanian.

Bogor, Agustus 2012

Diklusari Isnarosi Norsita

Page 14: STRATEGI BERSAING INDUSTRI KULIT DI SENTRA … · Kulit Di Sentra Industri Kulit Manding Kabupaten Bantul adalah karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan ... 3.4.Metode

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Yogyakarta pada tanggal 17 Januari 1986 dari

pasangan Bambang Guntoro dan Siti Kistiyah. Penulis merupakan anak

kedua dari tiga bersaudara.

Penulis menyelesaikan Sekolah Menengah Umum pada tahun 2004

di SMUN 8 Yogyakarta. Pendidikan sarjana ditempuh di Jurusan

Teknologi Industri Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian Universitas

Gadjah Mada, lulus pada tahun 2008. Penulis mendapatkan kesempatan

untuk melanjutkan studi S2 dengan beasiswa pendidikan dari BPPS pada

tahun 2010 di Program Studi Teknologi Industri Pertanian, Institut Pertanian

Bogor. Penulis bekerja sebagai asisten dosen di Program Studi Diploma III

Agroindustri Universitas Gadjah Mada pada tahun 2009.

Page 15: STRATEGI BERSAING INDUSTRI KULIT DI SENTRA … · Kulit Di Sentra Industri Kulit Manding Kabupaten Bantul adalah karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan ... 3.4.Metode

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL........................................................................................

DAFTAR GAMBAR...................................................................................

DAFTAR LAMPIRAN …………………………………………………...

I. PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang................................................................................ 1

1.2.Perumusan Masalah........................................................................ 4

1.3.Tujuan Penelitian............................................................................ 5

1.4.Ruang Lingkup Penelitian............................................................... 5

1.5.Manfaat Penelitian.......................................................................... 5

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1.Strategi Bersaing…....................................................................... 7

2.2.Formulasi Strategi........................................................................ 13

2.3.Penelitian Terdahulu.................................................................... 27

2.4.Kerangka Pemikiran…………………………………………… 30

METODOLOGI PENELITIAN

3.1.Prosedur Penelitian.......................................................................... 31

3.2.Jenis dan Sumber Data..................................................................... 34

3.3.Teknik Pengumpulan Data dan Informasi……………………….. 36

3.4.Metode Pengolahan dan Analisis Data…………………………... 37

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum ………………………………………………... 45

4.2. Gambaran Industri Kulit Manding ………………………………. 49

4.3. Analisa Lingkungan Internal dan Eksternal …………………… 59

4.4. Perumusan Strategi ……………………………………………… 95

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan ………………………………………………………….. 115

5.2. Saran ……………………………………………………………....... 116

Page 16: STRATEGI BERSAING INDUSTRI KULIT DI SENTRA … · Kulit Di Sentra Industri Kulit Manding Kabupaten Bantul adalah karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan ... 3.4.Metode

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................. 117

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1 Jumlah produksi tahunan industri kulit di Manding ………… 2

Tabel 2 Jumlah penjualan tahunan industri kulit di Manding ……….. 3

Tabel 3 Penilaian bobot faktor strategis dengan metode Pairwise

Comparison ………………………………………………

38

Tabel 4 Matriks Internal Factor Evaluation (IFE)…………………… 39

Tabel 5 Bobot lingkungan jauh ………………………………………. 39

Tabel 6 Bobot lingkungan industri ………………………………….. 40

Tabel 7 Matriks External Factor Evaluation (EFE)………………… 42

Tabel 8 Format dasar matriks IE ……………………………………… 42

Tabel 9 format dasar matriks SWOT…………………………………. 43

Tabel 10 format dasar QSPM …………..………………………….. 44

Tabel 11 Definisi dan kriteria teknis jenis kulit ……………………... 47

Tabel 12 Perbedaan kulit mentah dan kulit tersamak ………………… 48

Tabel 13 Hasil evaluasi faktor internal perusahaan (IFE) ……………. 71

Tabel 14 Rekapitulasi kuesioner lingkungan remote …………………. 74

Tabel 15 Rekapitulasi kuesioner lingkungan industri ………………... 78

Tabel 16 Penilaian persaingan industri kulit …………………………. 84

Tabel 17 Hasil evaluasi faktor eksternal perusahaan (EFE) ………….. 93

Tabel 18 Matriks Internal-Eksternal (IE) industri kulit di Manding …. 96

Tabel 19 Perumusan strategi industri kulit manding dengan matrik

SWOT………………………………………………………..

98

Tabel 20 Matriks QSPM ……………………………………………… 105

Page 17: STRATEGI BERSAING INDUSTRI KULIT DI SENTRA … · Kulit Di Sentra Industri Kulit Manding Kabupaten Bantul adalah karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan ... 3.4.Metode

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1 Model Berlian Porter (Porter, 1998) ……………………… 11

Gambar 2 Kerangka kerja analisis untuk perumusan strategi……….. 13

Gambar 3 Lingkungan Eksternal dan lingkungan Internal…………… 15

Gambar 4 Porter’s five Model of Competitions ……………………… 20

Gambar 5 Kerangka pemikiran penelitian……………………………. 30

Gambar 6 Diagaram alir penelitian…………………………………….. 32

Gambar 7 Peta Kabupaten Bantul …………………………………….. 45

Page 18: STRATEGI BERSAING INDUSTRI KULIT DI SENTRA … · Kulit Di Sentra Industri Kulit Manding Kabupaten Bantul adalah karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan ... 3.4.Metode

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Hasil penilaian kekuatan dan kelemahan oleh masing-masing

pakar

……………………………………………………………..

121

Lampiran 2 Hasil penilaian peluang dan ancaman oleh masing pakar

…… 122

Lampiran 3 Daftar produk sentra industri kulit Manding

…………………….

123

Lampiran 4 Daftar pesaing sentra industri kulit Manding

…………………..

124

Lampiran 5 Kuesioner identifikasi faktor internal dan eksternal

……………

125

Lampiran 6 Kuesioner identifikasi permasalahan, faktor internal, dan

faktor eksternal di industri kulit Manding pakar

……………………

131

Lampiran 7 Penjelasan parameter faktor eksternal

…………………………

137

Lampiran 8 Kuesioner kepada konsumen produk kulit Manding

……………

142

Lampiran 9 Kuesioner penentuan bobot dan peringkat faktor internal dan

faktor eksternal

…………………………………………………

145

Lampiran 10 Kuesioner penilaian daya tarik (AS) strategi terhadap

faktor-faktor strategis untuk penyusunan QSPM

……………………

150

Lampiran 11 Kuesioner validasi strategi

……………………………………

152

Lampiran 12 Contoh toko online pesaing

………………………………….

154

Lampiran 13 Contoh forum jual beli online

…………………………………

156

Page 19: STRATEGI BERSAING INDUSTRI KULIT DI SENTRA … · Kulit Di Sentra Industri Kulit Manding Kabupaten Bantul adalah karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan ... 3.4.Metode

1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Berdasarkan data Kementerian Perindustrian Indonesia (Bukhari, 2011),

kontribusi industri terhadap PDB Indonesia tahun 2000-2010, sektor tekstil, barang

kulit dan alas kaki menduduki posisi keempat terbesar dengan persentase 8,97%.

Industri barang dari kulit dan alas kaki saat ini merupakan satu dari empat sektor

industri manufaktur Indonesia yang mengalami penguatan; tiga sektor lainnya yakni

industri makanan dan minuman, industri pengolahan tembakau, serta industri furnitur

dan pengolahan lainnya. Menurut Kementerian Perindustrian Indonesia (Bukhari,

2011), produk kulit merupakan termasuk dalam sepuluh komoditi potensial, dengan

negara tujuan ekspor antara lain Hongkong, India, Cina, Vietnam, Jerman, Singapura,

Italia, Korea, Malaysia, Thailand, Spanyol, Taiwan, Kamboja, Jepang, Afrika

Selatan, Sri Langka, Perancis, Pilipina, Amerika Serikat, Austria. Dengan demikian,

sektor industri kulit merupakan industri yang menjanjikan bagi pertumbuhan

perekonomian Indonesia. Sektor industri kulit sangat potensial untuk dikembangkan

agar mampu menjadi salah satu industri yang diunggulkan Indonesia.

Industri kulit merupakan salah satu industri kerajinan yang terbukti mampu

memberikan sumbangan pada nilai eksport Kabupaten Bantul dan juga memberikan

kesempatan kerja dan menjadi gantungan sumber pendapatan bagi berbagai industri

rumahan. Dalam laporan tahunan “Bantul Dalam Angka 2010” (BPS Bantul, 2010),

sektor industri kulit mampu menyerap tenaga kerja 5.728 orang dalam berbagai skala

Page 20: STRATEGI BERSAING INDUSTRI KULIT DI SENTRA … · Kulit Di Sentra Industri Kulit Manding Kabupaten Bantul adalah karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan ... 3.4.Metode

unit usaha. Peran industri kulit sangat dirasakan dalam tata kehidupan masyarakat

Kabupaten Bantul dikarenakan merupakan industri yang telah turun menurun serta

sebarannya yang hampir merata di seluruh wilayah, khususnya di Desa Sabdodadi,

Kecamatan Bantul.

Sentra Industri kulit Manding merupakan satu satunya sentra penghasil

berbagai produk berbahan dasar kulit hewan di Kabupaten Bantul. Produk yang

dihasilkan adalah jaket, sepatu, sandal, dompet, wayang, tas, topi, sabuk, gantungan

kunci, kipas, serta hiasan kulit lainnya. Produk kulit di Manding tidak hanya

menggunakan bahan kulit sebagai bahan kerajinan, tetapi juga memadukan kulit

dengan bahan baku lain seperti serat alam pandan, mendong, enceng gondok, agel

dan lidi. Masyarakat Manding menggeluti industri kulit sejak tahun 1979, hingga saat

ini Manding dikenal sebagai sentra industri kulit di Yogyakarta, yang produknya

mampu menembus pasar nasional seperti Jakarta, Solo, Semarang dan Bali, bahkan

menembus pasar ekspor seperti Spanyol dan Australia (BPS Bantul, 2011).

Persaingan bisnis pada industri kulit dirasa semakin ketat oleh para pelaku

industri kulit di Manding. Indikator penurunan daya saing industri kulit di Manding

terlihat jelas dengan penurunan jumlah produksi serta jumlah penjualan. Lima dari

tiga puluh industri kulit di Manding, Kabupaten Bantul yang ditunjuk sebagai sampel,

tercatat mengalami penurunan jumlah produksi dan jumlah penjualan selama lima

tahun terakhir. Penurunan jumlah produksi lima industri kulit di Manding terlihat

pada Tabel 1, sedangkan Tabel 2 menunjukan penurunan jumlahnya.

Tabel 1 Jumlah produksi tahunan industri kulit di Manding

Industri

Tahun

Item 2007 2008 2009 2010 2011

1. Sely Kusuma 20.868 21.294 20.280 15.600 12.000 Dompet Koin

2. Dwi Jaya 9.779 9.979 9.504 8.640 7.200 Sepatu Dewasa dan Anak

3. Laras 3.887 3.811 3.629 3.330 3.000 Tas, Jaket

4. Wenys 7.247 6.969 6.900 6.000 4.800 Sepatu Drumband

Page 21: STRATEGI BERSAING INDUSTRI KULIT DI SENTRA … · Kulit Di Sentra Industri Kulit Manding Kabupaten Bantul adalah karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan ... 3.4.Metode

5. Anda 9.783 9.686 9.225 7.380 6.000 Sabuk, Tas Dompet

Sumber: Olah data hasil kuesioner

Tabel 2 Jumlah penjualan tahunan industri kulit di Manding

Industri Tahun

2007

(Rp.106)

2008

(Rp.106)

2009

(Rp.106)

2010

(Rp.106)

2011

(Rp.106)

1. Sely Kusuma 250.42 255.52 243.36 187.20 144.00

2. Dwi Jaya 335.96 332.64 316.80 288.00 240.00

3. Laras 233.24 228.67 217.78 199.80 180.00

4. Wenys 271.79 261.33 258.75 225.00 180.00

5. Anda 195.66 193.72 184.50 147.60 120.00

Sumber: Olah data hasil kuesioner

Pengusaha industri kulit di Manding sebagian besar berskala industri kecil dan

menengah bahkan industri mikro. Persoalan umum yang dihadapi industri kulit di

Manding adalah pemasaran, permodalan, serta rendahnya ketrampilan tenaga kerja.

Masalah pemasaran disebabkan sempitnya jaringan kerjasama pemasaran, rendahnya

tingkat inovasi desain atau model produk, serta masih kurangnya kegiatan promosi

yang dilakukan. Masalah modal disebabkan kesukaran dalam administrasi pengajuan

pinjaman ke bank, tidak memiliki agunan untuk peminjaman modal, serta tingginya

harga bahan baku yang meningkat sesuai dengan nilai tukar rupiah terhadap dollar.

Masalah kurang terampilnya tenaga kerja dipengaruhi oleh tingkat pendidikan yang

relative rendah, kurangnya pelatihan, serta sifat pasif tenaga kerja dalam berinovasi

Page 22: STRATEGI BERSAING INDUSTRI KULIT DI SENTRA … · Kulit Di Sentra Industri Kulit Manding Kabupaten Bantul adalah karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan ... 3.4.Metode

dan menarik konsumen. Hal-hal tersebut menyebabkan rendahnya daya saing industri

kulit di sentra industri kulit Manding.

Persaingan industri kulit sejenis dirasa sangat kuat, industri kulit Manding

bersaing dengan industri kulit Cibaduyut, Mojokerto, Tanggulangin, dan Garut

memperebutkan segmen pasar yang sama. Secara mutu dan harga produk Manding

cukup bersaing, hanya saja model produk kurang bervariasi, promosi sangat minim

dan jaringan kerjasama pemasaran yang sempit. Permasalahan ini juga terlihat dari

saran konsumen yang banyak menyinggung kurangnya inovasi model produk yang

sesuai trend, serta masih minimnya informasi yang didapatkan tentang produk-

produk industri kulit Manding di media cetak maupun media internet. Variabel model

dan warna terkait dengan pengembangan atau inovasi desain produk menunjukan

bahwa variabel model dan warna produk kulit Manding diluar harapan konsumen,

sehingga sangat penting untuk diperbaiki. Permasalahan di Manding juga diungkap

oleh Tobing (2009) dimana hanya 30% pengrajin yang mendapatkan pinjaman modal

dari bank, sedangkan 70% mengandalkan modal sendiri dari hasil penjualan tanah

atau ternak. Ini disebabkan administrasi peminjaman modal dibank dirasa rumit,

bunga pinjaman dinilai cukup tinggi, serta pengrajin umumnya tidak memiliki agunan

untuk peminjaman

Hasil survey yang dilakukan dinas perindustrian Kabupaten Bantul kepada

seluru pengrajin kulit Manding yang berjumlah 30 orang,diperoleh hasil yaitu 51,1%

pengrajin memiliki permasalahan dalam hal pemasaran, 28,9% memiliki

permasalahan permodalan, 20% permasalahan lain-lain. Permasalahan lain-lain

umumnya menyangkut kurangnya tenaga kerja terampil. Promosi yang dilakukan

pelaku industri kulit Manding masih sangat minimal, yaitu melalui kartu nama, dan

terkadang mengikuti pameran yang diselenggarakan Pemerintah daerah Bantul.

Media internet masih belum digunakan. Dari segi pendidikan 56 % pengrajin

berpendidikan SD 6,6% berpendidikan SLTA 30% berpendidikan SMA dan sisanya

berpendidikan diatas SMA.

Page 23: STRATEGI BERSAING INDUSTRI KULIT DI SENTRA … · Kulit Di Sentra Industri Kulit Manding Kabupaten Bantul adalah karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan ... 3.4.Metode

Penguasaan pengetahuan mengenai pemahaman lingkungan internal dan

eksternal merupakan faktor penting untuk mendongkrak daya saing. Pemahaman

lingkungan internal adalah menyadari dan mengoptimalkan kekuatan serta

meminimalkan kelemahan, serta pemahanan lingkungan eksternal berupa mengetahui

dan tahu bagaimana memanfaatkan peluang dan menghindari ancaman. Solusi untuk

mengatasi persoalan ini adalah strategi bersaing yang diformulasikan dari analisis

kondisi internal dan eksternal bisnis saat ini yang mampu meningkatkan daya saing

industri kulit Manding. Dengan meningkatnya daya saing industri diharapkan dapat

meningkatkan jumlah produksi dan jumlah pendapatan pengusaha industri kulit di

Manding, sehingga industri kulit di Manding lebih maju.

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang, maka permasalahan yang dapat dikaji

dalam penelitian ini adalah terjadi penurunan jumlah produksi dan penjualan tahunan

industri kulit di Manding disebabkan oleh permasalahan pemasaran, permodalan serta

rendahnya keterampilan tenaga kerja dalam mengelola bisnis. Masalah pemasaran

disebabkan sempitnya jaringan kerjasama pemasaran, rendahnya tingkat inovasi

desain produk, serta kurangnya kegiatan promosi. Masalah modal disebabkan

kesukaran administrasi pengajuan pinjaman, tidak memiliki agunan pinjaman, serta

tingginya harga bahan baku. Masalah kurang terampilnya tenaga kerja dipengaruhi

oleh tingkat pendidikan yang relative rendah, kurangnya pelatihan, serta sifat pasif

tenaga kerja dalam berinovasi dan menarik konsumen. Hal-hal tersebut menyebabkan

rendahnya daya saing industri kulit di sentra industri kulit Manding.

1.3.Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan di atas, maka tujuan penelitian ini adalah :

(1) Merumuskan strategi untuk meningkatkan daya saing industri kulit di Manding

berdasarkan faktor-faktor internal dan eksternal yang mempengaruhinya.

Page 24: STRATEGI BERSAING INDUSTRI KULIT DI SENTRA … · Kulit Di Sentra Industri Kulit Manding Kabupaten Bantul adalah karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan ... 3.4.Metode

(2) Menentukan strategi prioritas dalam meningkatkan daya saing industri kulit di

Manding.

1.4.Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini adalah: (1) menganalisis faktor eksternal

meliputi faktor ekonomi; faktor sosial, budaya, demografi dan lingkungan; faktor

pemerintah dan hukum; faktor teknologi; serta faktor kompetitif. (2) Menganalisis

faktor internal meliputi faktor manajemen; faktor pemasaran; faktor akuntansi; faktor

produksi; dan faktor pengembangan. (3) Analisis faktor tersebut untuk menentukan

peluang; ancaman; kekuatan; dan kelemahan yang dimiliki industri kulit di Manding.

(4) Memformulasikan strategi bersaing industri kulit di Manding berdasarkan faktor

eksternal dan internal menggunakan analisis SWOT. (5) Menentukan strategi

bersaing yang diprioritaskan menggunakan analisis QSPM. (6) Implementasi strategi

yang direkomendasikan diluar lingkup penelitian.

1.5. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran kepada

pengelola Sentra Industri Kulit Manding dalam penentuan strategi peningkatan daya

saing, sehingga industri kulit di Manding lebih maju. Indikasi tingkat kemajuan

terlihat dari peningkatan jumlah produksi dan peningkatan jumlah penjualan.

Penelitian ini juga bermanfaat untuk memberikan masukan mengenai metode atau

tata cara menyusun strategi bersaing.

Page 25: STRATEGI BERSAING INDUSTRI KULIT DI SENTRA … · Kulit Di Sentra Industri Kulit Manding Kabupaten Bantul adalah karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan ... 3.4.Metode

2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Strategi Bersaing

Pada dasarnya strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan. Suatu strategi

mempunyai skema untuk mencapai sasaran yang dituju. Kata strategi berasal dari

bahasa Yunani „strategos‟ atau „strategus‟ dengan kata jamak strategi (stratos =

tentara atau militer, dan ag = memimpin) yang berarti seni berperang. Definisi lebih

lengkap untuk orang Yunani, strategi adalah ilmu perencanaan dan pengarahan

sumberdaya untuk operasi secara besar-besaran, melansir kekuatan pada posisi siap

yang paling menguntungkan sebelum melakukan penyerangan terhadap lawan.

Secara umum dapat didefinisikan bahwa, strategi itu adalah rencana tentang

serangkaian manuver, yang mencakup seluruh elemen yang kasat mata maupun

tidak, untuk menjamin keberhasilan mencapai tujuan (Hutabara dan Huseini 2006).

Dalam perkembangannya, konsep mengenai strategi memiliki perbedaan

pandangan atau konsep selama 30 tahun terakhir. Steiner dan Miner (1977)

menyatakan, strategi adalah respon secara terus menerus maupun adaptif terhadap

peluang dan ancaman eksternal serta kekuatan dan kelemahan internal yang dapat

mempengaruhi organisasi. Namun, menurut Andrews (1980), strategi adalah kekuatan

Page 26: STRATEGI BERSAING INDUSTRI KULIT DI SENTRA … · Kulit Di Sentra Industri Kulit Manding Kabupaten Bantul adalah karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan ... 3.4.Metode

motivasi untuk stakeholders, seperti debtholders, manajer, karyawan, konsumen,

komunitas, pemerintah, dan sebagainya yang baik secara langsung maupun tidak

langsung menerima keuntungan atau biaya yang ditimbulkan oleh semua tindakan

yang dilakukan oleh perusahaan. Jauch dan Glueck (1995) menyebutkan bahwa,

strategi adalah rencana yang disatukan, menyeluruh dan terpadu yang mengaitkan

keunggulan strategis perusahaan dengan tantangan lingkungan dan yang dirancang

untuk memastikan bahwa tujuan utama perusahaan dapat dicapai melalui pelaksanaan

yang tepat oleh perusahaan. Strategi adalah sarana yang digunakan untuk mencapai

tujuan akhir (sasaran). Menurut Porter (1995), strategi adalah alat yang paling penting

untuk mencapai keunggulan bersaing. Suatu perusahaan dapat mengembangkan

strategi untuk mengatasi ancaman eksternal dan merebut peluang yang ada. Menurut

Pearce dan Robinsin (2004), strategi mencerminkan keperdulian perusahaan tentang

bagaimana, kapan dan dimana perusahaan harus berkompetisi (bersaing) ; dengan

siapa harus bersaing dan untuk tujuan apa perusahaan harus bersaing. Rangkuti

(2004) menyebutkan bahwa, strategi adalah tujuan jangka panjang dari suatu

perusahaan, serta pendayagunaan dan alokasi semua sumber daya yang penting

untuk mencapai tujuan tersebut. Barney (2007) menyatakan bahwa, strategi adalah

bagaimana perusahaan dapat mencapai tingkat kerja yang tinggi di market dan

industri di perusahaan beroperasi. David (2009) menyatakan, strategi merupakan

sarana untuk mencapai tujuan jangka panjang. Strategi bisnis dapat mencakup

ekspansi geografis, diversifikasi, akuisisi, pengembangan produk, penetrasi pasar,

pengurangan bisnis, divestasi, likuidasi, dan usaha patungan. Strategi memiliki

konsekuensi yang multifungsi dan multidimensi serta perlu mempertimbangkan

faktor-faktor eksternal dan internal yang dihadapi perusahaan.

Wahyudi (1996) menyatakan bahwa, strategi adalah suatu alat untuk

mencapai tujuan perusahaan. Strategi memiliki sifat antara lain : menyatu (unified),

yaitu menyatukan seluruh bagian-bagian dalam perusahaan; menyeluruh

(comprehensive), yaitu mencakup seluruh aspek dalam perusahaan; integral

(integrated), yaitu seluruh strategi akan cocok/sesuai dari seluruh tingkatan

(corporate, business dan functional). Suatu strategi yang efektif akan memberikan

Page 27: STRATEGI BERSAING INDUSTRI KULIT DI SENTRA … · Kulit Di Sentra Industri Kulit Manding Kabupaten Bantul adalah karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan ... 3.4.Metode

tiga manfaat bagi perusahaan, yakni (1) sebagai sumber perolehan ekonomi, (2)

menyediakan kerangka untuk alokasi sumber daya, dan (3) keputusan-keputusan

perusahaan berkenaan dengan masalah manajemen dan organisasi (Walker, 2004)

Berdasarkan pandangan dan konsep-konsep di atas dapat disimpulkan bahwa

strategi merupakan suatu alat dalam mengelola segala unsur yang terkandung di

perusahaan atau organisasi tersebut untuk mencapai tujuan jangka panjang

perusahaan. Pemahaman yang baik mengenai konsep strategi dan konsep-konsep

lain yang berkaitan, sangat menentukan suksesnya strategi yang disusun.

Menurut Dirgantoro (2002), Indonesia harus memiliki competitive advantage

agar dapat bersaing dengan negara-negara lain di dunia ini, sehingga Indonesia dapat

menjadi negara yang disegani baik di kawasan Asia Tenggara, Asia, maupun dunia.

Oleh karena itu, Indonesia harus menggali seluruh kemampuan yang ada serta sumber

daya yang dipunyai yang dapat digunakan sebagai senjata dalam menghadapi

persaingan global.

Keunggulan bersaing (competitive advantage) didefinisikan sebagai segala

sesuatu yang dilakukan dengan sangat baik oleh sebuah perusahaan dibandingkan

dengan pesaingannya. Ketika sebuah perusahaan dapat melakukan sesuatu dan

perusahaan lainnya tidak dapat atau memiliki sesuatu yang diinginkan pesaingnya

(David, 2009). Barney (2007) mengungkapkan bahwa keunggulan bersaing adalah

suatu kondisi perusahaan mampu menciptakan nilai ekonomi yang lebih

dibandingkan dengan perusahaan kompetitiornya, sedangkan secara sederhana nilai

ekonomi merupakan perbedaan antara perolehan manfaat yang dirasakan oleh

konsumen yang membeli produk atau jasa perusahaan tersebut dengan total biaya

ekonomi dari produk atau jasa yang dibeli. Lebih singkat lagi, Walker (2004)

menjelaskan bahwa keunggulan bersaing adalah tujuan dari pemikiran strategik dan

fokus utama dari wirausaha yang sukses. Menurut Hariyadi (2004), daya saing adalah

kemauan untuk bersaing dengan competitor atau pesaing. Tingginya daya saing dapat

dilihat dari kontinuitas produksi, peningkatan permintaan, peningkatan penjualan,

peningkatan pangsa pasar, dan peningkatan nilai ekspor.

Page 28: STRATEGI BERSAING INDUSTRI KULIT DI SENTRA … · Kulit Di Sentra Industri Kulit Manding Kabupaten Bantul adalah karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan ... 3.4.Metode

Keunggulan bersaing terjadi pada saat perusahaan mampu menyampaikan

manfaat seperti pesaing-pesaingnya tetapi dengan biaya yang lebih rendah (cost

advantage) atau menyampaikan manfaat melebihi dari produk yang berkompetisi

(differentiation advantage), maka keunggukan bersaing memungkinkan menjadikan

suatu perusahaan menciptakan nilai superior bagi konsumen-konsumennya dan

keuntungan superior bagi perusahaan itu sendiri. Keunggulan bersaing diciptakan

dengan menggunakan sumberdaya dan kemampuannya untuk mencapai struktur

biaya dari usahanya yang lebih rendah, maupun kemampuannya untuk

mendiferensiasi usaha atau produk dari para pesaingnya (Pearce dan Robinson,

2004).

Menurut Porter (1997) terdapat dua tipe dasar keunggulan bersaing, yakni (1)

keunggulan biaya (cost advantage), (2) keunggulan diferensiasi (differentiation

advantage). Keunggulan biaya dan diferensiasi ini dapat dikenal sebagai keungulan

posisi (position advantage) pada saat keduanya menggambarkan posisi perusahaan di

industri sebagai pemimpin pada biaya dan diferensiasi. Keputusan penting lainya

adalah bagaimana luas atau sempitnya segmen pasar yang dituju. Porter (1997)

membentuk matrik dengan menggunakan cost advantage, differentiation advantage

serta luas dan sempitnya fokus untuk mengidentifikasi strategi-strategi generik,

sehingga perusahaan dapat meneruskan penciptaan dan pelanggengan keunggulan

bersaing. Ada tiga jenis keunggulan bersaing, yaitu keunggulan biaya, diferensiasi,

dan fokus. Untuk mencapai keunggulan biaya perusahaan harus bersiap menjadi

produsen berbiaya rendah dalam industrinya, memiliki cakupan yang luas dan banyak

segmen, bahkan beroperasi dalam industri terkait. Sumber tersebut mungkin

mencakup : pengejaran skala ekonomis, teknologi milik sendiri, dan akses bahan

mentah. Keunggulan diferensiasi mengharuskan perusahaan menjadi “unik” dalam

industrinya yang secara umum, sehingga perusahaan dihargai karena keunikannya.

Cara melakukan diferensiasi berbeda untuk tiap industri dan pada umumnya dapat

didasarkan pada produk, sistem penyerahan, dan pendekatan pemasaran. Strategi

fokus meliputi pemilihan segmen dalam indutri, dan berupaya untuk memenuhi

kebutuhan dari segmen tersebut secara lebih baik dibandingkan dengan pesaingnya.

Page 29: STRATEGI BERSAING INDUSTRI KULIT DI SENTRA … · Kulit Di Sentra Industri Kulit Manding Kabupaten Bantul adalah karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan ... 3.4.Metode

Comparative advantage atau keunggulan komparatif, konsep pertama kali

dikemukakan oleh David Ricardo pada awal abad 19. Kata kuncinya adalah

“comparative” yang diartikan sebagai “relative”. Untuk lingkup perusahaan, secara

sederhana keunggulan komparatif dapat diartikan sebagai berikut, perusahaan

seharusnya berfokus menghasilkan produk yang apabila diproduksi sendiri relative

lebih efisien dan member keuntungan kepada perusahaan, sedangkan yang tidak

memberi keuntungan sebaiknya jangan dilakukan sendiri, misalnya disubkontrakkan.

Keunggulan bersaing, berkembang dari nilai yang mampu diciptakan perusahaan

untuk pembelinya yang mampu melebihi biaya perusahaan dalam menciptakannya.

Nilai adalah apa yang pembeli bersedia bayar, sedangkan nilai unggul berasal dari

tawaran harga yang lebih rendah daripada pesaing.

Pendekatan yang lazim digunakan untuk mengukur daya saing adalah

berdasarkan teori Porter (1997) dalam buku yang berjudul “the Competitive

Advantage of Nation” yang dikenal dengan teori model Berlian Porter. Model Berlian

Porter dapat dilihat pada Gambar 1. Daya saing dapat diukur melalui enam kriteria

yang menyebabkan perusahaan dapat berkompetisi sehingga menghasilkan suatu

keuntungan persaingan, keenam kriteria tersebut adalah: (1) Faktor kondisi, adalah

posisi suatu bangsa dalam faktor produksi, SDA, tingkat biaya produksi, IPTEK dan

infrastruktur. (2) Kondisi pemintaan, adalah kodisi permintaan rumah tangga terhadap

produk industri dan jasa, dan kemampuan mendokumentasi permintaan tersebut. (3)

Industri sejenis dan pendukung, merupakan kehadiran atau ketidakadaan industri

yang menyediakan bahan pendukung dan industri sejenis (kompetisi). (4) Strategi,

struktur, dan persaingan industri, adalah kondisi industri dalam mengkreasi,

mengorganisasi, dan mengelola, serta bentuk persaingan domestik yang ada. (5)

Kebijakan dan dukungan pemerintah, pemerintah dapat mempengaruhi semua atribut

secara positif ataupun negative melalui kebijakan. (6) Peluang-peluang eksternal,

peluang ini merupakan peristiwa yang terjadi di luar kapasitas perusahaan dan

berpengaruh terhadap daya saing produk.

Page 30: STRATEGI BERSAING INDUSTRI KULIT DI SENTRA … · Kulit Di Sentra Industri Kulit Manding Kabupaten Bantul adalah karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan ... 3.4.Metode

Strategi, struktur, dan

persaingan industri

Kondisi pemintaanFaktor kondisi

Industri sejenis dan

pendukung

Peluang-peluang

eksternal

Kebijakan dan dukungan

pemerintah

Gambar 1 Model Berlian Porter (Porter, 1997)

Umumnya, sebuah perusahaan mampu untuk mempertahankan keunggulan

kompetitif hanya untuk periode tertentu karena ditiru pesaing dan melemahnya

keunggulan tersebut. Sebuah perusahaan tidaklah cukup untuk memiliki

keunggulan kompetitif. Perusahaan harus berusaha untuk mencapai keunggulan

kompetitif yang berkelanjutan (sustainable competitive advantage) dengan (1)

secara terus- menerus beradaptasi dengan tren dan kejadian eksternal serta

kemampuan, kompetensi, dan sumber daya internal; dan dengan (2) secara efektif

memformulasikan, mengimplementasi, dan mengevaluasi strategi yang mengambil

keuntungan dari faktor-faktor tersebut. Menurut Rangkuti (2004), proses analisis,

perumusan dan evaluasi strategi disebut sebagai perencanaan strategis. Tujuan utama

perencanaan strategis adalah agar organisasi atau perusahaan dapat mengantisipasi

perubahan lingkungan eksternal.

David (2009) mendefinisikan manajemen strategi sebagai seni dan ilmu untuk

memformulasikan, mengimplementasikan, dan mengevaluasi keputusan-keputusan

lintas fungsional yang memungkinkan suatu organisasi mencapai tujuannya.

Bahkan, manajemen strategis adalah proses melalui mana organisasi dapat

mengenali diri mereka sendiri dan lingkungan sekitar mereka dan merencanakan,

menerapkan dan memantau strategi mereka. Perencanaan strategis dianggap

sebagai salah satu tugas paling penting dari manajer organisasi, karena tingkat

kecepatan pembangunan sosial dan ekonomi serta peningkatan daya saing. Proses

Page 31: STRATEGI BERSAING INDUSTRI KULIT DI SENTRA … · Kulit Di Sentra Industri Kulit Manding Kabupaten Bantul adalah karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan ... 3.4.Metode

manajemen strategis terdiri dari tiga tahap yaitu;

1. Formulasi strategi termasuk mengembangkan visi dan misi, mengidentifikasi

peluang dan ancaman eksternal perusahaan, menentukan kekuatan dan

kelemahan perusahaan, menetapkan tujuan jangka panjang, merumuskan

alternatif strategi, dan memilih strategi tertentu yang akan dilaksanakan.

2. Implementasi strategi mensyaratkan perusahaan untuk menetapkan tujuan

tahunan, membuat kebijakan, memotivasi karyawan, dan mengalokasikan

sumber daya sehingga strategi yang telah diformulasikan dapat dijalankan.

3. Evaluasi strategi adalah tahap akhir dalam manajemen strategis. Tiga aktivitas

dasar evaluasi strategi adalah (1) meninjau ulang faktor eksternal dan internal

yang menjadi dasar strategi saat ini, (2) mengukur kinerja, dan (3) mengambil

tindakan korektif.

2.2. Formulasi Strategi

Formulasi strategi adalah menentukan aktivitas-aktivitas yang berhubungan

dengan pencapaian tujuan, untuk dapat melakukan formulasi strategi dengan baik,

maka ada ketergantungan yang erat dengan analisis lingkungan yang mana formulasi

strategi membutuhkan data atau informasi dari lingkungan (Dirgantoro 2007). Pokok

perumusan strategi bersaing adalah menghubungkan perusahaan dengan

lingkungannya. Walaupun lingkungan yang relevan sangat luas, meliputi kekuatan-

kekuatan sosial sebagaimana juga kekuatan-kekuatan ekonomi, aspek utama dari

lingkungan perusahaan adalah industri-industri yang mana perusahaan tersebut

bersaing (Porter, 1995). Perumusan strategi sangat diperlukan oleh perusahaan untuk

mencapai tujuan, sehingga membentuk industri yang berdaya saing. Agar strategi

yang dijalankan tepat, maka perusahaan harus mengetahui faktor internal dan

eksternalnya sehingga kombinasi strategi yang digunakan tepat dengan posisi

perusahaan saat ini (Marimin, 2004).

Teknik perumusan strategi yang penting dapat diintegrasikan kedalam

kerangka kerja pengambil keputusan melalui tiga tahap (David, 2009). Kerangka

Page 32: STRATEGI BERSAING INDUSTRI KULIT DI SENTRA … · Kulit Di Sentra Industri Kulit Manding Kabupaten Bantul adalah karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan ... 3.4.Metode

kerja ditunjukkan pada Gambar 2.

Tahap 1: Tahap Input (Input Stage)

Evaluasi Faktor Eksternal Evaluasi Persaingan Evaluasi Faktor Internal

Tahap 2 : Tahap Pencocokan (Matching Stage)

Matriks Internal Eksternal (IE) SWOT(Strengths-Weakness-Opportunities-Threats)

Tahap 3 : Tahap Keputusan (Decision Stage)

QSPM (Quantitative Strategic Planning Matrix)

Gambar 2 Kerangka kerja analisis untuk perumusan strategi (David, 2009)

1. Tahap Input (Input Stage)

Pada tahap ini mengkuantifikasi secara subjektif selama tahap awal

dari proses perumusan strategi. Tahap ini menghasilkan faktor-faktor eksternal

dan internal perusahaan.

2. Tahap Pencocokan (Matching Stage)

Tahap pencocokan merupakan pencocokan antara sumber daya dan ketrampilan

internal serta peluang dan resiko yang diciptakan oleh faktor-faktor eksternal. Alat

analisis yang dipakai adalah matriks internal – eksternal (IE) dan analisis matriks

SWOT

3. Tahap Keputusan (Decision Stage)

Tahap keputusan menggunakan alat analisis QSPM (Quantitative Strategic Planning

Matrix). Alat analisis ini secara objektif mengindikasikan alternatif strategi mana

yang terbaik.

Evaluasi Lingkungan Internal dan Eksternal Perusahaan

Menurut Umar (2005), kondisi lingkungan internal dan eksternal yang

merupakan kondisi lingkungan bisnis beserta perusahaan adalah sebagai suatu sistem

yang akan berkait dengan sekumpulan faktor tertentu dapat mempengaruhi arah dan

kebijakan perusahaan dalam mengelola bisnisnya. Lingkungan eksternal dibagi

menjadi dua kategori, yaitu lingkungan jauh (remote) dan lingkungan industri,

Page 33: STRATEGI BERSAING INDUSTRI KULIT DI SENTRA … · Kulit Di Sentra Industri Kulit Manding Kabupaten Bantul adalah karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan ... 3.4.Metode

sementara lingkungan internal merupakan aspek-aspek yang ada di dalam

perusahaan. Deskripsi lingkungan bisnis ini dapat dilihat pada Gambar 3.

Mencocokkan faktor keberhasilan internal dan eksternal adalah kunci untuk

menghasilkan alternatif strategi yang layak secara efektif. Sehingga upaya perusahaan

mengembangkan strategi yang menggunakan kekuatan untuk mengapitalisasi peluang

dapat dianggap sebagai serangan, sementara strategi yang didesain untuk

memperbaiki kelemahan guna menghindari ancaman dapat dianggap pertahanan.

Setiap perusahaan memiliki beberapa peluang dan ancaman eksternal serta kekuatan

dan kelemahan internal yang dapat dihubungkan untuk merumuskan alternatif strategi

yang layak (David, 2009).

Gambar 3 Lingkungan eksternal dan lingkungan internal (David, 2009)

Evaluasi Internal (Internal Assessment)

Lingkungan internal perusahaan menggambarkan kuantitas dan kualitas

sumberdaya manusia, fisik, finansial perusahaan dan juga dapat memperkirakan

kelemahan (weakness) dan kekuatan (strength) struktur organisasi maupun

manajemen perusahaan. Faktor-faktor internal yang dapat dianalisis menurut Pearce

dan Robinson (2004) adalah :

1. Pemasaran

Page 34: STRATEGI BERSAING INDUSTRI KULIT DI SENTRA … · Kulit Di Sentra Industri Kulit Manding Kabupaten Bantul adalah karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan ... 3.4.Metode

Menganalisis kekuatan dan kelemahan dari kegiatan pemasaran, termasuk pangsa

pasar, pelayanan purna jual, kepemilikan informasi pasar, strategi penetapan harga,

dan loyalitas terhadap merek.

2. Keuangan dan Akunting

Faktor keuangan yang diperhitungkan terdiri dari kemampuan perusahaan untuk

mendapatkan modal jangka pendek dan jangka panjang, hubungan dengan pemilik,

investor dan pemegang saham, biaya masuk industri dan hambatan masuk, harga jual

produk, efisiensi dan efektivitas sistem akunting biaya, anggaran, dan rencanaan laba.

3. Kegiatan Produksi dan Operasi

Kegiatan produksi-operasi perusahaan dapat dilihat dari efisiensi, efektivitas dan

produktivitas. Berdasarkan ketiga hal tersebut, faktor-faktor yang perlu diperhatikan

adalah biaya dan ketersediaan bahan baku, hubungan dengan pemasok, sistem

pengendalian persediaan, lokasi fasilitas, pemanfaatan teknologi, pengendalian

kualitas, riset dan pengembangan.

4. Sumber Daya Manusia

Faktor yang perlu diperhatikan dalam menganalisis kemampuan sumber daya

manusia adalah keterampilan dan modal kerja karyawan, efektivitas insentif yang

digunakan untuk memotivasi prestasi, tingkat keluar masuk dan kemangkiran

karyawan.

5. Sistem Informasi

Menganalisis ketepatan waktu dan akurasi informasi tentang penjualan, relevansi

informasi untuk keputusan-keputusan taktis, informasi untuk memanajemen masalah

kualitas dan dan kemampuan karyawan untuk menggunakan informasi yang tersedia.

Evaluasi internal menekankan pada identifikasi dan evaluasi kekuatan dan

kelemahan perusahaan pada area fungsional bisnis, termasuk manajemen,

pemasaran, keuangan/akuntansi, produksi/operasi, penelitian dan pengembangan,

sistem informasi manajemen. Semua organisasi memiliki kekuatan dan kelemahan

Page 35: STRATEGI BERSAING INDUSTRI KULIT DI SENTRA … · Kulit Di Sentra Industri Kulit Manding Kabupaten Bantul adalah karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan ... 3.4.Metode

dalam area fungsional bisnis. Kekuatan/kelemahan internal, digabungkan dengan

peluang/ancaman eksternal dan pernyataan misi yang jelas, menjadi dasar untuk

penetapan tujuan dan strategi (David, 2009).

Tujuan dan strategi ditetapkan dengan maksud memanfaatkan kekuatan

internal dan mengatasi kelemahan. Kekuatan perusahaan yang tidak dapat dengan

mudah disamakan atau ditiru oleh pesaing disebut kompetensi yang unik

(distinctive competencies). Menciptakan kompetensi yang unik melibatkan

pemanfaatan kompetensi yang unik. Strategi didesain sebagai bagian dari usaha

memperbaiki kelemahan perusahaan, mengubahnya menjadi kekuatan dan bahkan

menjadi kompetensi yang unik.

Evaluasi Eksternal (External Assessment)

Kunci bagi kelangsungan hidup perusahaan adalah kemampuan perusahaan

untuk melakukan perubahan diri ketika lingkungan berubah dan menuntut perilaku

yang baru. Perusahaan yang mampu menyesuaikan diri, mengikuti terus perubahan

lingkungan serta melakukan perubahan melalui perencanaan ke masa depan dan akan

mempertahankan strategi yang ada sesuai dengan perubahan lingkungan (Kotler,

2002). Evaluasi eksternal menekankan pada identifikasi dan evaluasi tren dan

kejadian yang berada di luar kendali perusahaan. Evaluasi eksternal mengungkapkan

peluang dan ancaman utama yang dihadapi perusahaan, sehingga dapat

memformulasikan strategi untuk mengambil keuntungan dari peluang dan

menghindari atau mengurangi dampak dari ancaman. Tujuan evaluasi eksternal

adalah untuk mengembangkan daftar yang terbatas tentang peluang yang dapat

memberi manfaat dan ancaman yang harus dihindari. Evaluasi eksternal tidak

ditujukan untuk mengembangkan daftar yang sangat panjang tentang semua faktor

yang mungkin mempengaruhi suatu bisnis, sebaliknya ditujukan untuk

mengidentifikasi variabel kunci yang menawarkan respons yang dapat dijalankan.

Perusahaan harus dapat merespons secara agresif atau defensif terhadap faktor-

faktor tersebut dengan memformulasikan strategi yang mengambil keuntungan

Page 36: STRATEGI BERSAING INDUSTRI KULIT DI SENTRA … · Kulit Di Sentra Industri Kulit Manding Kabupaten Bantul adalah karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan ... 3.4.Metode

dari peluang eksternal atau yang meminimalkan pengaruh dari ancaman potensial.

Kekuatan eksternal secara langsung mempengaruhi pemasok dan distributor.

Identifikasi dan evaluasi peluang dan ancaman eksternal memungkinkan perusahaan

untuk mengembangkan misi bisnis yang jelas, mendesain strategi untuk mencapai

tujuan jangka panjang dan mengembangkan kebijakan untuk mencapai tujuan

tahunan.

Lingkungan eksternal adalah suatu kondisi yang berada di luar perusahaan

yang mana perusahaan tidak mempunyai pengaruh sama sekali terhadapnya

(uncontrolable) sehingga perubahan-perubahan yang terjadi pada lingkungan ini akan

mempengaruhi kinerja perusahaan dalam industri tersebut (Wahyudi, 1996). Menurut

Pearce dan Robinson (2004), lingkungan eksternal perusahaan dapat dibedakan

menjadi lingkungan jauh (kondisi eksternal makro), lingkungan industri (kondisi

eksternal mikro).

Lingkungan Jauh

Lingkungan jauh (remote) terdiri dari sekumpulan kekuatan yang timbul dan

berada di luar jangkauan perusahaan dan terlepas dari situasi operasional perusahaan,

dalam arti perusahaan tidak mampu mempengaruhi tetapi kegiatan perusahaan dapat

dipengaruhi oleh faktor-faktor yang berada di lingkungan jauh tersebut (Pearce dan

Robinson, 2004). Menurut David (2009), lingkungan jauh (remote) dapat dibagi

menjadi lima kategori besar: (1) kekuatan ekonomi; (2) kekuatan sosial, budaya,

demografi, dan lingkungan; (3) kekuatan politik, pemerintah, dan hukum; (4)

kekuatan teknologi. Perubahan dalam kekuatan eksternal mengakibatkan

perubahan dalam permintaan konsumen untuk barang industri, konsumsi serta

jasa. Kekuatan eksternal memengaruhi tipe produk yang dikembangkan,

karakteristik dari strategi segmentasi pasar dan positioning, tipe jasa yang

ditawarkan dan pilihan bisnis yang ingin diakuisisi atau dijual.

1. Kekuatan ekonomi.

Beberapa faktor kunci yang perlu diperhatikan dalam menganalisis kekuatan

Page 37: STRATEGI BERSAING INDUSTRI KULIT DI SENTRA … · Kulit Di Sentra Industri Kulit Manding Kabupaten Bantul adalah karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan ... 3.4.Metode

ekonomi adalah siklus bisnis, ketersediaan energi, inflasi, suku bunga,

investasi, harga-harga produk dan jasa, produktivitas dan tenaga kerja.

2. Kekuatan sosial, budaya, demografi dan lingkungan.

Kondisi sosial yang berubah-ubah yang dapat mempengaruhi perusahaan

seharusnya dapat diantisipasi. Aspek-aspek sosial ini antara lain: sikap, gaya

hidup, adat istiadat dan kebiasaaan dari orang-orang di lingkungan eksternal

perusahaan, kondisi kultural, ekologis, demografis, religius, pendidikan dan etnis.

3. Kekuatan politik, pemerintah dan hukum.

Arah kebijakan dan stabillitas politik pemerintah menjadi faktor penting bagi para

pengusaha untuk berusaha. Beberapa hal utama yang perlu diperhatikan agar

bisnis dapat berkembang dengan baik, adalah Undang-undang tentang lingkungan

dan perburuhan, Peraturan tentang perdagangan luar negeri, Stabilitas pemerintahan,

Peraturan tentang keamanan dan kesehatan kerja, Sistem perpajakan.

4. Kekuatan teknologi.

Setiap kegiatan usaha yang berjalan terus-menerus harus selalu mengikuti

perkembangan teknologi yang dapat diterapkan pada produk atau jasa yang

dihasilkan atau pada cara operasinya. Beberapa hal penting yang perlu

diperhatikan adalah kecepatan transfer teknologi oleh para pekerja; masa/waktu

keusangan teknologi; serta harga teknologi yang akan diadopsi.

Lingkungan Industri

Sektor persaing berkaitan dengan keadaan pasar yang dihadapi perusahaan

(Jauch dan Glueck, 1995). Sebagai suatu industri sudah selayaknya secara ekonomi

memberikan nilai tambah pada produk yang dihasilkan, dan diharapkan dapat

memberikan nilai tambah pula kepada konsumen sebagai pihak yang menikmati suatu

produk atau jasa yang dihasilkan dengan mengupayakan nilai yang lebih

dibandingkan dengan kompetitor. Menurut Porter (1997), penentu dasar pertama dari

kemampulabaan suatu perusahaan adalah daya tarik industri. Kemampulabaan

industri tidak bergantung pada bagaimana tampaknya produk bersangkutan atau

Page 38: STRATEGI BERSAING INDUSTRI KULIT DI SENTRA … · Kulit Di Sentra Industri Kulit Manding Kabupaten Bantul adalah karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan ... 3.4.Metode

apakah fungsi itu mencakup teknologi tinggi atau rendah, tetapi pada struktur

industri.

Di dalam industri apapun aturan persaingan dicakup dalam lima kekuatan

bersaing, yang dikenal dengan Porter’s five Model of Competitions. Lima kekuatan

persaingan yang terdiri dari (1) masuknya pendatang baru; (2) ancaman produk

pengganti; (3) kekuatan tawar menawar pembeli; (4) kekuatan tawar menawar

pemasok dan (5) persaingan di antara para pesaing yang ada, mencerminkan

kenyataan bahwa persaingan dalam suatu industri tidak hanya terbatas pada para

pemain yang ada. Pelanggan, pemasok, produk pengganti serta pendatang baru

potensial semuanya merupakan pesaing bagi perusahaan-perusahaan dalam industri

dan dapat lebih atau kurang menonjol tergantung pada situasi tertentu. Model tersebut

dapat dilihat pada Gambar 4. Secara lebih rinci kelima kekuatan persaingan tersebut

dapat diuraikan sebagai berikut :

Gambar 4 Porter’s five Model of Competitions (Porter, 1997)

1. Ancaman Pendatang Baru (Threat of New Entrants)

Pendatang baru dalam suatu industri dapat membahayakan perusahaanperusahaan

yang ada karena pendatang baru akan membawa kapasitas baru, keinginan untuk

merebut pasar serta seringkali juga sumberdaya yang besar. Akibatnya harga dapat

menjadi turun atau biaya membengkak sehingga mengurangi kemampulabaan.

Page 39: STRATEGI BERSAING INDUSTRI KULIT DI SENTRA … · Kulit Di Sentra Industri Kulit Manding Kabupaten Bantul adalah karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan ... 3.4.Metode

Besarnya kecenderungan suatu perusahaan baru untuk masuk ke dalam industri

ditentukan oleh fungsi dari 2 (dua) faktor, yakni tergantung pada rintangan masuk

(barrier to entry) dan reaksi dari para pesaing yang ada yang dapat diperkirakan oleh

pendatang baru. Menurut Pearce dan Robinson (2003) terdapat 6 (enam) sumber

utama rintangan masuk, yaitu :

a. Skala ekonomis (economic scale)

b. Diferensiasi produk (product differentiation)

c. Kebutuhan modal (capital requirement)

d. Biaya tak menguntungkan yang terlepas dari skala (cost disadvantages independent

of size)

e. Akses terhadap saluran distribusi (Access to Distribution Channels)

f. Kebijakan pemerintah (Government policies)

2. Ancaman Produk Pengganti (Threat of Substitute Products)

Tersedianya produk-produk pengganti merupakan faktor utama yang mempengaruhi

keinginan konsumen dan akan membangkitkan persaingan dengan perusahaan yang

sudah ada. Produk pengganti membatasi laba potensial dari industri dengan

menetapkan harga pagu (ceiling price), yang dapat diberikan perusahaan dalam

industri. Sejauh mana ancaman produk-produk substitusi menjadi kendala bagi

industri untuk menentukan harga tergantung pada faktor:

a. Tingkat perkembangan produk substitusi yang tersedia.

b. Karakteristik harga atau kinerja relatif terhadap produk-produk pilihan.

c. Biaya yang ditanggung konsumen untuk beralih pada produk substitusi.

3. Kekuatan Tawar -Menawar Pembeli (Bargaining Power of Buyers)

Perusahaan akan selalu berusaha untuk memaksimumkan tingkat pengembalian atas

modal yang ditanam. Sebaliknya pembeli lebih suka membeli produk dengan harga

serendah mungkin yang mana industri dapat memperoleh pengembalian serendah

mungkin yang dapat diterima. Pembeli bersaing dengan industri dengan cara

Page 40: STRATEGI BERSAING INDUSTRI KULIT DI SENTRA … · Kulit Di Sentra Industri Kulit Manding Kabupaten Bantul adalah karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan ... 3.4.Metode

memaksa harga turun, tawar menawar untuk mutu yang lebih tinggi dan pelayanan

yang lebih baik. Kekuatan dari tiap-tiap kelompok pembeli yang penting dalam

industri tergantung pada sejumlah karakteristik situasi pasarnya dan pada kepentingan

relatif pembeliannya dari industri yang bersangkutan dibandingkan dengan

keseluruhan bisnis pembeli tersebut. Kelompok pembeli dapat menjadi kuat pada

situasi berikut :

a. Kelompok pembeli terpusat atau pembeli dalam jumlah besar relative terhadap

penjualan pihak penjual.

b. Produk yang dibeli dari industri adalah produk standar atau tidak terdiferensiasi.

c. Pembeli menunjukkan ancaman untuk melakukan integrasi balik.

d. Produk industri tidak penting bagi mutu produk atau jasa pembeli.

e. Pembeli mempunyai informasi lengkap.

4. Kekuatan Tawar -Menawar Pemasok (bargaining power of supplier)

Meningkatkan harga dan mengurangi mutu produk yang dijual adalah cara potensial

yang dapat digunakan pemasok untuk mendapatkan kekuatan terhadap perusahaan-

perusahaan yang bersaing dalam suatu industri. Apabila perusahaan tidak dapat

menutup peningkatan biaya yang terjadi melalui struktur harganya maka

kemampulabaannya akan berkurang akibat tindakan pemasok. Kondisi-kondisi yang

membuat pemasok kuat cenderung serupa dengan kondisi yang membuat pembeli

kuat, kelompok pemasok dapat dikatakan kuat jika :

a. Kelompok pemasok didominasi oleh beberapa perusahaan.

b. Pemasok tidak menghadapi produk pengganti lain untuk dijual kepada industri.

c. Industri tidak merupakan pelanggan penting bagi kelompok pemasok.

d. Produk pemasok merupakan input penting bagi bisnis pembeli.

5. Tingkat Rivalitas diantara Para Pesaing (Intention of Industri Rivalry)

Page 41: STRATEGI BERSAING INDUSTRI KULIT DI SENTRA … · Kulit Di Sentra Industri Kulit Manding Kabupaten Bantul adalah karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan ... 3.4.Metode

Persaingan disini terjadi karena satu atau lebih pesaing merasakan adanya tekanan

atau melihat peluang untuk memperbaiki posisi dan sering disebabkan oleh harga,

inovasi produk dan tindakan lain untuk mencapai diferensiasi produk. Bagi

kebanyakan industri, penentuan utama seluruh persaingan serta tingkat profitabilitas

secara umum adalah persaingan antara perusahaan dalam industri. Beberapa faktor

utama yang menentukan sifat dan intensitas persaingan diantara perusahaan-

perusahaan yang telah mantap adalah:

a. Jumlah pesaing yang banyak atau seimbang.

b. Pertumbuhan industri yang lamban.

c. Biaya tetap atau biaya penyimpanan yang tinggi.

Lima kekuatan tersebut di atas menunjukkan kenyataan bahwa persaingan

dalam suatu industri tidak hanya terbatas pada para pemain yang ada. Pelanggan,

pemasok, produk pengganti serta pendatang baru potensial semuanya merupakan

pesaing bagi perusahaan-perusahaan dalam industri. Struktur industri ini nantinya

akan menunjukkan faktor-faktor apa saja yang menjadi kunci bagi perusahaan untuk

dapat berhasil dalam suatu industri. Faktor-faktor ini lazim disebut sebagai key

success factors (KSFs). Menentukan KSFs suatu industri merupakan prioritas utama,

para manajer perlu memahami situasi industri dengan baik untuk mengetahui hal apa

saja yang kurang atau lebih penting bagi keberhasilan bersaing perusahaan.

Kesalahan dalam mendiagnosa faktor-faktor industri yang penting bagi keberhasilan

persaingan jangka panjang akan meningkatkan risiko kesalahan mengarahkan

strategi.

Matriks Internal-Eksternal (I-E)

Matriks I-E menggunakan parameter yang meliputi parameter kekuatan

internal dan pengaruh eksternal perusahaan yang masing-masing akan diidentifikasi ke

dalam elemen eksternal dan internal melalui matriks External Factor Evolution

(EFE) dan Internal Factor Evolution (IFE). Tujuan penggunaan matriks I-E adalah

untuk memperoleh strategi bisnis ditingkat perusahaan yang lebih detail.

Page 42: STRATEGI BERSAING INDUSTRI KULIT DI SENTRA … · Kulit Di Sentra Industri Kulit Manding Kabupaten Bantul adalah karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan ... 3.4.Metode

Penggabungan kedua matriks tersebut menghasilkan matriks Internal-

Eksternal (IE) yang menghasilkan sembilan macam sel yang memperlihatkan

kombinasi total nilai terboboti dari matriks-matriks IFE dan EFE. Tetapi pada

prinsipnya kesembilan sel dapat dikelompokkan menjadi tiga strategi utama yang

memiliki implikasi strategi yang berbeda (David, 2009).

Pertama. Growth Strategy, dapat disebut tumbuh dan bina. Divisi ini

berada pada sel I, II, atau IV. Dalam hal ini perusahaan biasanya mengejar

pertumbuhan dalam keuntungan, pangsa pasar dan tujuan primer lain. Strategi

intensif (penetrasi pasar, pengembangan pasar dan pengembangan produk) atau

integratif (integrasi kebelakang, integrasi ke depan dan integrasi horizontal)

mungkin paling tepat untuk semua divisi ini.

Kedua. Stability Strategy, dapat dikelola dengan strategi pertahanan dan

pemeliharaan. Divisi ini masuk dalam sel III, V, VII. Dalam hal ini perusahaan

menerapkan strategi tanpa mengubah arah strategi yang telah ditetapkan. Tujuannya

relatif defensif, yaitu menghindari kehilangan penjualan dan kehilangan profit.

Ketiga. Retrenchment Strategy, dapat disebut pula dengan strategi panen

atau divestasi. Divisi masuk dalam sel VI, VIII atau IX. Pada saat kelangsungan

hidup perusahaan terancam dan tidak dapat lagi bersaing secara efektif, seringkali

strategi yang menekankan penghematan dibutuhkan.

Matriks SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threats)

Analisis SWOT sebagai salah satu alat yang dipergunakan dalam penentuan

strategi perusahaan, biasanya diawali dengan menganalisis situasi internal dan

eksternal. Analisis lingkungan internal perusahaan meliputi analisis kekuatan

(strength) dan kelemahan (weakness), sedangkan analisis lingkungan eksternal

perusahaan meliputi analisis peluang (opportunity) dan ancaman (threat (Rangkuti,

2004). Kekuatan dapat dijelaskan sebagai sisi positif organisasi yang dapat

membimbing ke arah peluang yang lebih luas, sehingga dapat dimanfaatkan untuk

pengembangan. Kelemahan adalah setiap kekurangan dalam hal keahlian dan

Page 43: STRATEGI BERSAING INDUSTRI KULIT DI SENTRA … · Kulit Di Sentra Industri Kulit Manding Kabupaten Bantul adalah karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan ... 3.4.Metode

sumberdaya perusahaan. Pertimbangan perlu diberikan pada bagaimana hal ini

dapat diobati, misalnya dengan pengambilalihan, penggabungan atau pelatihan atau

pengembangan. Peluang/kesempatan menggambarkan peristiwa-peristiwa di

lingkungan luar yang memungkinkan organisasi mendapat keuntungan.

Tampaknya hal ini timbul dari perubahan-perubahan teknologi, pasar dan

produk, perundang- undangan dan sebagainya. Ancaman adalah bahaya atau

masalah yang dapat menghancurkan kedudukan organisasi. Contohnya, peluncuran

produk baru oleh pesaing, perubahan standar keamanan, perubahan model atau

masalah-masalah yang timbul dengan pemasok atau pelanggan.

Matrik SWOT (David, 2009) merupakan matching tool (alat penyesuaian)

yang penting untuk memantu para manajer mengembangkan empat tipe strategi.

Keempat strategi tersebut adalah sebagai berikut:

1. Strategi SO (Strengths - Opportunities). Strategi ini menggunakan kekuatan

internal perusahaan untuk meraih peluang-peluang yang ada diluar perusahaan.

2. Strategi WO (Weaknesses - Opportunities). Strategi ini bertujuan untuk

memperkecil kelemahan-kelemahan internal perusahaan dengan memanfaaatkan

peluang-peluang eksternal.

3. Strategi ST (Strengths - Threats). Melalui strategi ini perusahaan berusaha untuk

menghindari atau mengurangi dampak dan ancaman-ancaman eksternal dengan

menggunakan kekuatan yang dimilikinya.

4. Strategi WT (Weaknesses - Threats). Strategi ini merupakan taktik untuk

bertahan dengan cara mengurangi kelemahan internal dan berusaha menghindari

ancaman.

Tujuan dari penggunaan matriks SWOT adalah untuk mempertimbangkan

secara komprehensif kekuatan, kelemahan, ancaman dan tantangan sehingga

mampu meningkatkan efektifitas pelayanan konsumen dan meningkatkan performa

proses pelayanan yang diberikan.

Matriks SWOT merupakan hal yang penting dalam konsep manajemen.

Page 44: STRATEGI BERSAING INDUSTRI KULIT DI SENTRA … · Kulit Di Sentra Industri Kulit Manding Kabupaten Bantul adalah karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan ... 3.4.Metode

Alat tersebut dapat membantu perusahaan untuk dapat menelaah kekuatan dan

kelemahan yang ada, sehingga perusahaan dapat bersaing dan mempunyai

pandangan tentang perilaku pasar ke depan. Namun matriks SWOT tidak cocok

untuk membantu para eksekutif untuk menyelesaikan permasalahan perusahaan

setiap hari. Sebaiknya perusahaan menyelesaikan permasalahannya setahun sekali

dengan menggunakan matriks SWOT. Adams (2005) juga menyatakan bahwa

matriks SWOT perlu digunakan oleh perusahaan karena dunia mengalami

kemajuan yang pesat dan perusahaan harus mengikuti perubahan kemajuan dunia.

Dengan matriks SWOT perusahaan dapat mempunyai ide yang sempurna dengan

mengkombinasikan faktor-faktor kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman, agar

dapat memaksimalkan kekuatan untuk memanfaatkan peluang yang ada serta

meminimalisir kelemahan untuk menghindari ancaman yang ada.

Adams (2005) lebih lanjut menyatakan bahwa untuk dapat menganalisis

perusahaan dengan menggunakan matriks SWOT, terlebih dahulu harus dipahami

dan diketahui proses bisnis perusahaan yang akan dianalisis. Hal ini dapat

dilakukan dengan mengamati perkembangan perusahaan dengan bertanya ke

konsultan, melakukan pertemuan dengan pelayan-pelayan toko, manajer gudang,

dan asosiasi perusahaan. Tujuannya untuk menemukan kekuatan, kelemahan,

peluang, dan ancaman yang ada dan kemudian membuatnya dalam sebuah action

plan. Hal ini harus terus dilakukan dan jangan pernah puas serta dijadikan suatu

kebiasaan untuk menganalisis perusahaan setiap tahun.

QSPM (Quantitative Strategic Planning Matrix)

QSPM merupakan alat analisis yang secara objektif mengindikasikan alternatif

strategi mana yang terbaik, QSPM didesain untuk menentukan daya tarik relatif dari

alternatif tindakan yang layak (David, 2009). Mengembangkan QSPM membuat

kecil kemungkinan suatu faktor kunci akan terabaikan atau diberi bobot yang

tidak sesuai. QSPM menarik perhatian kepada hubungan penting yang

memengaruhi keputusan strategi. Walaupun mengembangkan QSPM

membutuhkan sejumlah keputusan subjektif, membuat keputusan kecil di

Page 45: STRATEGI BERSAING INDUSTRI KULIT DI SENTRA … · Kulit Di Sentra Industri Kulit Manding Kabupaten Bantul adalah karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan ... 3.4.Metode

sepanjang proses memperbesar kemungkinan bahwa keputusan strategis yang final

adalah yang terbaik bagi organisasi. QSPM dapat diadaptasikan untuk digunakan

oleh organisasi kecil, besar, berorientasi laba, maupun nirlaba dan dapat

diaplikasikan untuk hampir semua tipe organisasi. QSPM khususnya dapat

memperbaiki pilihan strategi karena banyak faktor kunci dan strategi dapat

dipertimbangkan bersama-sama. QSPM juga telah berhasil digunakan oleh

sejumlah bisnis kecil.

QSPM bukannya tanpa keterbatasan. Pertama, ia selalu membutuhkan

penilaian intuitif dan asumsi yang berdasar. Peringkat dan nilai daya tarik

membutuhkan keputusan yang penuh pertimbangan, walaupun mereka selalu

didasarkan pada informasi yang objektif. Diskusi antara penyusun strategi, manajer,

dan karyawan sepanjang proses perumusan strategi, termasuk pengembangan QSPM,

merupakan hal yang konstruktif dan dapat memperbaiki keputusan strategis.

Diskusi yang konstruktif sepanjang analisis dan pilihan strategi dapat muncul

karena perbedaan mendasar dari interpretasi atas informasi dan pendapat yang

berbeda-beda. Keterbatasan lainnya dari QSPM adalah bahwa hanya dapat

bermanfaat sebagai informasi pendahuluan dan analisis pencocokan yang

mendasari penyusunannya (David, 2009).

Sifat positif dari QSPM adalah bahwa strategi dapat diperiksa secara

berurutan atau bersamaan. Tidak ada batas untuk jumlah strategi yang dapat

dievaluasi atau diperiksa sekaligus. Sifat positif lainnya adalah alat analisis ini

mengharuskan ahli strategi untuk memadukan faktor-faktor eksternal dan internal.

Melalui pengembangan QSPM, faktor-faktor kunci lebih kecil kemungkinan

terabaikan atau diberi bobot secara tidak sesuai.

Secara konseptual, QSPM menentukan daya tarik relatif dari berbagai

strategi yang didasarkan sampai seberapa jauh faktor-faktor keberhasilan eksternal

dan internal dimanfaatkan atau ditingkatkan. Daya tarik relatif dari masing-

masing strategi dihitung dengan menentukan dampak kumulatif dari masing-

masing faktor keberhasilan eksternal dan internal. Setiap jumlah rangkaian

Page 46: STRATEGI BERSAING INDUSTRI KULIT DI SENTRA … · Kulit Di Sentra Industri Kulit Manding Kabupaten Bantul adalah karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan ... 3.4.Metode

strategi alternatif dapat diikutkan dalam QSPM dan setiap jumlah strategi

dapat menyusun suatu rangkaian strategi tertentu, tetapi hanya strategi-strategi

dari suatu rangkaian tertentu yang dinilai relatif terhadap satu sama lain.

2.3.Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu yang telah dilakukan yang berhubungan dengan metode

yang saya gunakan diantaranya adalah: Strategi Peningkatan Daya Saing Industri

Nata de Coco (Hakimi, 2007). Metode yang digunakan matriks IFE dan matriks EFE,

matriks SWOT, dan fuzzy AHP. Faktor-faktor lingkungan internal yang menjadi

kekuatan perusahaan adalah lokasi usaha yang strategis, sistem operasi dan produksi

yang baku, dan terjaminnya ketersediaan bahan baku. Sedangkan yang menjadi

kelemahan perusahaan adalah merek produk belum dikenal, kualitas produk belum

memuaskan, dan harga jual produk yang belum sesuai. Faktor-faktor lingkungan

eksternal yang menjadi peluang perusahaan adalah peningkatan pola hidup sehat;

tersedianya pemasok bahan baku diberbagai lokasi; dan ketersediaan kredit bagi

IKM, sedangkan yang menjadi ancaman adalah loyalitas konsumen terhadap merek

tertentu, keberadaan perusahaan sejenis, dan adanya produk substitusi. Prioritas

strategi yang dapat diterapkan oleh pihak perusahaan adalah memperluas jaringan

distribusi, meningkatkan teknologi produksi yang digunakan, dan meningkatkan

kualitas produk. Sedangkan prioritas strategi yang dapat dilaksanakan oleh pihak

diluar perusahaan untuk peningkatan daya saing adalah melakukan pameran untuk

industri kecil setiap triwulan, menyediakan paket kredit lunak, dan memberikan

pelatihan untuk industri nata de coco dan transfer teknologi oleh instansi terkait.

Menurut Barokah (2009), permasalahan yang sering dihadapi KUKM pada

dasarnya terletak pada kebijakan dalam menentukan kualitas strategi bersaing untuk

mengembangkan kinerja perusahaan, sehingga dikembangkanlah sebuah model

penelitian dengan menggunakan lima variabel penelitian yang meliputi kualitas asset

stratejik, adaptabilitas lingkungan, orientasi kewirausahaan, kualitas strategi bersaing,

dan kinerja perusahaan. Data yang terkumpul, selanjutnya dianalisis dengan

menggunakan teknik analisis Structural Equation Modeling (SEM) dan output yang

Page 47: STRATEGI BERSAING INDUSTRI KULIT DI SENTRA … · Kulit Di Sentra Industri Kulit Manding Kabupaten Bantul adalah karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan ... 3.4.Metode

dihasilkan dipergunakan sebagai dasar untuk pengujian hipotesis. Hasil pengujian

terhadap model penelitian menunjukkan bahwa model penelitian yang dikembangkan

adalah model yang fit, sedangkan dari pengujian hipotesis menunjukkan bahwa

kualitas asset stratejik, adaptabilitas lingkungan, dan orientasi kewirausahaan

berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas strategi bersaing dan kualitas

strategi bersaing berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja perusahaan.

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis maka upaya untuk mengembangkan kinerja

KUKM dilakukan dengan memperbaiki kualitas strategi bersaing yang diupayakan

melalui peningkatan orientasi kewirausahaan.

Keunggulan kompetitif dalam sebuah cluster industri: Kasus Dalian Software

Park di China, oleh WeiLin Zhao, Chihiro Watanabe, dan Charla Griffy-Brown

(2009). Makalah ini mengeksplorasi keunggulan kompetitif Software Park di Cina

untuk mempromosikan industri pembangunan. Ini cluster industri memberikan

keunggulan kompetitif karena mereka berakar dalam sistem kelembagaan lokal.

Mengambil kasus Dalian Software Park di Cina, analisis ini dilakukan secara

kualitatif berdasarkan Porter berlian model, kerangka SWOT dan hasil wawancara.

Industri cluster, meliputi serangkaian perusahaan yang saling berhubungan dalam

konsentrasi geografis, menunjukkan keunggulan kompetitif untuk pengembangan

industri dengan sumber daya yang substansial berakar pada sistem kelembagaan lokal

termasuk aspek pemerintah, industri dan akademisi. Agar berhasil menavigasi

pergeseran paradigma ekonomi di Cina dari produksi massal manufaktur menuju

pengembangan produk baru yang inovatif, maka kompetitif cluster industri perlu

diperkuat dan dipertahankan dalam rangka meningkatkan pembangunan industri,

menghasilkan inovasi dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi regional.

Strategi Bertahan Usaha Kecil dan Menengah: Studi Kasus Kerajinan Kulit

Manding, Kabupaten Bantul, Yogyakarta, oleh Tobing (2011). Dengan melakukan

penyebaran kuesioner kepada seluruh pengrajin kulit di Manding, kemudian dianalisa

untuk menentukan faktor lingkungan internal dan eksternal industri. Perumusan

strategi bertahan dilakukan dengan melihat permasalahan yang terjaring dari hasil

pengolahan kuesioner. Strategi yang diusulkan adalah dengan diferensiasi produk;

Page 48: STRATEGI BERSAING INDUSTRI KULIT DI SENTRA … · Kulit Di Sentra Industri Kulit Manding Kabupaten Bantul adalah karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan ... 3.4.Metode

pengrajin diharapkan selalu bersifat adaptif terhadap perubahan lingkungan seperti

minat konsumen; serta tetap mempertahankan kualitas produk.

Analisis keunggulan kompetitif dan formulasi strategi pengembangan bandara-

Kota kasus Taiwan, oleh Kung-Jeng Wang, Wan-ChungHong (2010). Melalui

analisis literatur, review data sekunder dan wawancara dengan kelompok fokus dan

ahli, makalah ini mengeksplorasi fitur pengembangan, strategi operasi dan

keunggulan kompetitif kota bandara di berbagai negara industri baru. Penelitian ini

juga mengusulkan pendekatan baru untuk perumusan strategi, yang memanfaatkan

teori keunggulan kompetitif bangsa (model berlian), analisis SWOT dan strategi yang

cocok menggunakan matriks TOWS dan benchmarking kompetitif. Studi kasus dari

Bandar Udara Internasional Taoyuan menggambarkan penerapan pendekatan yang

diusulkan dalam analisis kompetitif sistematis dan perumusan strategi pengembangan

kota bandara.

2.5.Kerangka Pemikiran

Kerangka pemikiran penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 5.

Page 49: STRATEGI BERSAING INDUSTRI KULIT DI SENTRA … · Kulit Di Sentra Industri Kulit Manding Kabupaten Bantul adalah karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan ... 3.4.Metode

Analisis faktor

internal

Analisis faktor

eksternal

Analisis faktor

kompetitif

Rendahnya

daya saing

Formulasi

strategi bersaing

Prioritas

strategi

bersaing

Implementasi

strategi bersaing

: Ruang lingkup penelitian

Gambar 5 Kerangka pemikiran penelitian

3. METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

Page 50: STRATEGI BERSAING INDUSTRI KULIT DI SENTRA … · Kulit Di Sentra Industri Kulit Manding Kabupaten Bantul adalah karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan ... 3.4.Metode

Penelitian ini dilaksanakan pada sentra industri kulit Manding, terletak di

Dusun Manding, Desa Sabdodadi, Bantul, Yogyakarta. Sentra ini merupakan satu

satunya sentra penghasil produk berbahan dasar kulit hewan di Kabupaten Bantul.

Penelitian ini dilaksanakan sejak bulan Oktober 2011 sampai bulan Juli 2012.

3.2 Prosedur Penelitian

Penelitian menggunakan metode deskriptif persaingan yang dihadapi

sekelompok pelaku usaha industri kulit di sebuah sentra industri kulit di Manding,

yang mana bisnis mereka kalah bersaing diindikasikan dengan menurunnya jumlah

produksi dan penjualan tahunan. Penelitian deskriptif adalah jenis penelitian yang

dapat menggambarkan sesuatu yang tengah berlangsung pada saat riset dilakukan

dan memeriksa sebab-sebab dari suatu gejala tertentu. Fokus penelitian ini adalah

menemukan kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman industri kulit di Manding,

sehingga membantu menghasilkan strategi yang dapat memperbaiki daya saing

industri kulit di Manding saat ini.

Perumusan strategi bersaing dalam penelitian ini dilakukan melalui tiga tahap,

yaitu tahap pertama tahap input, tahap kedua tahap pencocokan, dan tahap ketiga

tahap keputusan. Tahap input merupakan tahap mengkuantifikasi secara subjektif

faktor-faktor strategis internal dan eksternal perusahaan, selama tahap awal dari

proses perumusan strategi. Selanjutnya dilakukan analisis dengan metode External

Factor Evaluation (EFE) dan Internal Factor Evaluation (IFE) untuk menentukan

peluang dan ancaman yang sedang dihadapi serta kekuatan dan kelemahan yang

dimiliki oleh para pelaku industri kulit di Manding, serta penilaian keefektifan

strategi perusahaan saat ini dalam merespon setiap faktor internal dan eksternal

tersebut. Tahap pencocokan merupakan tahap yang berfokus pada penciptaan strategi

alternatif dengan memperhatikan faktor-faktor internal dan eksternal perusahaan.

Tahap ini dilakukan dengan metode analisis Matriks Internal Eksternal (IE) untuk

untuk mengetahui kecenderungan posisi perusahaan saat ini. Serta matriks Strengths,

Weaknesses, Opportunities, Threats (SWOT) untuk formulasi strategi peningkatan

daya saing. Tahap keputusan dilakukan dengan metode Quantitative Strategic

Page 51: STRATEGI BERSAING INDUSTRI KULIT DI SENTRA … · Kulit Di Sentra Industri Kulit Manding Kabupaten Bantul adalah karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan ... 3.4.Metode

Planning Matrix (QSPM) yang secara objektif mengindikasikan alternatif strategi

mana yang terbaik. Diagram alir penelitian dapat dilihat pada Gambar 6.

Mulai

Identifikasi faktor internal (kekuatan

dan kelemahan) dan faktor eksternal

(peluang dan ancaman)

Penyusunan matriks Internal Faktor

Evaluation (IFE), matriks Eksternal

Faktor Evaluation (EFE)

Studi pustaka

Diskusi pakar

Diskusi pelaku usaha

Quesioner konsumen

Diskusi pakar

Tahap Input

Identifikasi faktor utama penyebab

rendahnya daya saing industri kulit di

Sentra Manding

Studi pustaka

Diskusi pakar

Diskusi pelaku usaha

Penyusunan Matrik Strengths,

Weaknesses, Opportunities, Threats

(SWOT)

Selesai

Penyusunan Quantitative Strategic

Planning Matrix (QSPM)Diskusi pakar

Strategi Prioritas

peningkatan daya saing

Tahap Pencocokan

Tahap Keputusan

Validasi Strategi

Gambar 6 Diagaram alir penelitian

Matriks SWOT digunakan sebagai instrumen untuk analisis sistematis dari

lingkungan internal dan eksternal organisasi, dianggap sebagai instrumen yang efektif

untuk mengidentifikasi masalah dan menggambar garis dari tindakan masa depan

(Terrados, 2007). Pada tahap keputusan digunakan matriks QSPM. QSPM dinilai

sebagai instrumen yang sangat baik dan berguna untuk merumuskan strategi

berdasarkan evaluasi internal dan eksternal dan analisis SWOT (David 2009). Metode

resource-based view (RBV) lebih cocok diterapkan pada perusahaan yang telah

Page 52: STRATEGI BERSAING INDUSTRI KULIT DI SENTRA … · Kulit Di Sentra Industri Kulit Manding Kabupaten Bantul adalah karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan ... 3.4.Metode

matang dan memiliki keunggulan bersaing, RBV berfungsi untuk mengidentifikasi

core capability dan key resource perusahaan tersebut, sehingga perusahaan tersebut

tetap unggul dalam persaingan. Metode RBV kurang cocok untuk diterapkan pada

industri kulit di Manding (Kung dan Wan 2010)

Analisis SWOT adalah metode untuk perumusan strategi, yang bertujuan

untuk mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan internal, serta peluang dan ancaman

dalam lingkungan eksternal. Melalui pertimbangan faktor internal dan faktor

eksternal, perusahaan dapat menentukan arah untuk pengembangan selanjutnya, serta

merumuskan strategi yang sesuai untuk peningkatan efisiensi organisasi dan daya

saing perusahaan. Dibandingkan pendekatan lain, analisis SWOT lebih menekankan

pada analisis lingkungan eksternal sebagai syarat dalam formulasi stategi. Analisis

faktor persaingan menggunakan analisis model kompetitif dari Porter, yang meliputi

ancaman pendatang baru, ancaman produk pengganti, daya tawar konsumen, daya

tawar pemasok, dan persaingan di antara perusahaan sejenis. Analisis SWOT

merupakan metode pendekatan yang cocok untuk menganalisis perkembangan

industri kulit di Manding, selain itu juga memberikan pengetahuan yang baik tentang

keuntungan internal dan sumber daya yang tersedia di Manding untuk perumusan

strategi yang komprehensif untuk meningkatkan daya saing industri kulit di

Manding.

QSPM merupakan alat yang memungkinkan para penyusun strategi

mengevaluasi berbagai strategi alternatif secara objektif berdasarkan faktor-faktor

keberhasilan penting eksternal dan internal yang telah didefinisikan sebelumnya.

Teknik ini secara objektif menunjuk strategi mana yang terbaik. QSPM menggunakan

analisis input dari matriks IFE, EFE, IE dan SWOT, untuk selanjutnya secara objektif

menentukan strategi prioritas yang hendak diaplikasikan diantara strategi alternatif.

Oleh sebab itu, QSPM sesuai untuk mendampingi metode analisis SWOT dalam

menentukan strategi prioritas peningkatan daya saing industri kulit di Manding.

3.2 Jenis dan Sumber Data

Page 53: STRATEGI BERSAING INDUSTRI KULIT DI SENTRA … · Kulit Di Sentra Industri Kulit Manding Kabupaten Bantul adalah karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan ... 3.4.Metode

Jenis data yang digunakan terdiri dari data primer dan data sekunder. Data

primer diperoleh melalui observasi langsung lokasi industri kulit Manding,

penyebaran kuesioner kepada 30 konsumen dan lima pelaku industri kulit Manding,

serta wawancara langsung dengan empat pakar industri kulit.

Data primer yang dibutuhkan adalah identifikasi karakteristik konsumen,

harapan konsumen, profil industri kulit Manding, kondisi lingkungan internal

perusahaan yang meliputi (1) faktor manajemen : struktur organisasi, pendidikan,

pelatihan, penghargaan, pengawasan, turnover pegawai. (2) faktor pemasaran :

segmentasi, area pemasaran, promosi, merk dagang, penetapan harga, kendala

pemasaran. (3) faktor akuntansi : pencatatan, pemasukan, modal. (4) faktor produksi :

ketersediaan bahan baku, proses produksi, teknologi, pengendalian mutu,

penggudangan. (5) faktor pengembangan : inovasi produk. Kondisi lingkunga

eksternal industri meliputi: faktor ekonomi: pengaruh nilai tukar rupiah, suku bunga,

ketersediaan energy. (2) faktor social, budaya, demografi dan lingkungan: gaya

hidup, loyalitas, penyebaran konsumen, frekuensi pembelian. (3) faktor pemerintah

dan hukum: PE kulit, peran pemerintah, ATK, dan BBKKP. (4) faktor teknologi:

teknologi produksi, dan teknologi informasi sebagai media promosi. (5) faktor

kompetitif: ancaman pendatang baru, kekuatan pemasok, kekuatan pelanggan, produk

substitusi, persaingan industri sejenis. Penentuan bobot dan peringkat pada

penyusunan EFE, IFE, dan QSPM.

Data sekunder diperoleh melalui studi literatur dari buku, majalah, jurnal,

laporan penelitian terdahulu, laporan Badan Pusat Statistik Kabupaten Bantul,

laporan Kementerian Perindustrian dan situs internet. Data sekunder meliputi :

kebijakan pemerintah dan data pendukung penelitian.

Penentuan Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi, populasi adalah keseluruhan elemen yang

diteliti. Penentuan jumlah sampel mengacu kepada teori Gay dan Diehl (1992) yaitu,

penentuan jumlah sampel untuk penelitian deskriptif adalah minimal 10% dari

populasi. Alasan peneliti menggunakan sampel adalah penelitian yang dilakukan

Page 54: STRATEGI BERSAING INDUSTRI KULIT DI SENTRA … · Kulit Di Sentra Industri Kulit Manding Kabupaten Bantul adalah karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan ... 3.4.Metode

terhadap sampel lebih reliable daripada terhadap populasi, karena banyaknya elemen

yang harus ditanyakan kepada objek penelitian, sehingga dapat menimbulkan

kekeliruan, serta keterbatasan waktu penelitian (Gay dan Diehl, 1992).

Populasi industri kulit di Manding berjumlah 32 industri dengan berbagai

skala industri. Industri berskala mikro atau rumah tangga 12 industri, industri

berskala kecil 18 industri, serta 2 industri berskala menengah. Pengambilan sampel

dilakukan sesuai dengan proporsi skala industri. Total sampel 5 industri 2 dari

industri berskala mikro dan 3 industri berskala sedang, yang diharapkan mampu

mewakili populasi yang ada. Penunjukan sampel juga dibantu oleh pengurus

paguyuban Manding yaitu Bapak Suyono, atas dasar pertimbangan sampel tersebut

dapat mewakili karakteristik populasi. Data primer direkap dan dianalisi untuk

menentukan kondisi umum lingkungan internal dan eksternal, berdasarkan

pertimbangan kecenderungan data serta masukan para pakar.

Seseorang dapat dikatakan ahli apabila mampu melaksanakan sesuatu dengan

pengetahuan yang dibutuhkan untuk itu, yaitu berupa kemampuan mengumpulkan

data dan informasi kompleks, serta kemampuan menginterpretasikan data sebagai

suatu kegiatan terencana seperti proses pengambilan keputusan (Han dan Kim 1989).

Pakar yang dilibatkan dapat dibagi empat kelompok yaitu : (1) Pakar yang

mendapatkan pendidikan formal S2/S3 pada bidang yang dikaji. (2) Pakar yang

berpengalaman pada bidang yang dikaji tetapi memiliki pendidikan formal di bidang

lain. (3) Pakar yang berpendidikan formal dan berpengalaman pada bidang yang

dikaji. (4) Pakar yang berasal dari praktisi di dalam kehidupan sehari-hari kaya akan

pengalaman empiris di suatu sektor kegiatan (ekonomi, politik sosial). Klasifikasi

pakar ini lebih didasarkan pada lama kerja dan kewenangannya (dapat terdidik secara

formal maupun otodidak) di suatu posisi kegiatan teknik tertentu. Pakar yang diambil

dalam diskusi ini berasal dari bidang yang berbeda, yaitu Drs. Sugiyanto, S.Sn.,

M.Sc. pakar dari bidang akademik, memiliki pengalaman sebagai dosen ATK

(Akademi Teknologi Kulit) lebih dari 10 tahun. Bapak Suyono merupakan pengurus

Paguyuban Pengrajin Manding sekaligus karyawan Balai Besar Kulit Karet dan

Plastik, berpengalaman dalam industri kulit lebih dari 20 tahun. Bapak Miftakhul

Page 55: STRATEGI BERSAING INDUSTRI KULIT DI SENTRA … · Kulit Di Sentra Industri Kulit Manding Kabupaten Bantul adalah karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan ... 3.4.Metode

Khoir merupakan praktisi industri kulit yang cukup sukses di Bantul dengan

pengalaman bisnis kulit ikan pari lebih dari 5 tahun. Serta Bapak H. Suharyono

merupakan penyuluh dari Kementerian Perindustrian Kabupaten Bantul, dengan

pengalaman dibidang UKM lebih dari 20 tahun. Penunjukan empat pakar industri

kulit dirasa sudah mencukupi untuk sumber informasi dalam penelitian ini.

Penyebaran kuesioner kepada konsumen produk kulit di Manding sebagai

salah satu sumber data primer untuk mengidentifikasikan permasalahan dan memberi

masukan bagi industri kulit di Manding. Penetapan responden dilakukan secara

acak, karena tidak diketahui jumlah populasi konsumen. Penentuan jumlah 30

responden didasarkan pada literature statistic yang menyebutkan bahwa angka 30

merupakan pembatas untuk mengkatagorikan jumlah sampel sebagai sampel besar.

Kategori ini berimplikasi pada rumus statistika, sampel berjumlah 30 dianggap

mampu mewakili karakter populasi, karena sampel 30 merupakan nilai kritis, pada

n=30 kecenderungan distribusi sampel yang terbentuk mendekati asumsi distribusi

normal. Data primer yang diperoleh dari konsumen mengenai harapan dan penilaian

produk kulit Manding menurut berbagai kriteria selanjutnya, data diuji validitas

reliabilitasnya menggunakan teknik corrected item-total correlation dengan SPSS

(Priyatno 2008).

3.3 Teknik Pengumpulan Data dan Informasi

Berbagai teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah sebagai berikut :

1. Observasi langsung, yaitu melakukan pengamatan langsung pada obyek yang

bertujuan untuk mengetahui secara langsung kondisi obyek. Pengamatan

proses produksi, pemasaran, produk, SDM, konsumen, dan persaingan.

2. Wawancara dilakukan dengan lima pelaku usaha industri kulit di Manding

yang dipilih langsung, dan empat pakar industri kulit. Wawancara dilakukan

dalam bentuk diskusi dan percakapan dua arah atas inisiatif penulis dengan

menyusun daftar pertanyaan sebelumnya untuk memudahkan dalam

memperoleh informasi mengenai faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi

daya saing, kekuatan dan kelemahan apa saja yang dimiliki serta peluang dan

Page 56: STRATEGI BERSAING INDUSTRI KULIT DI SENTRA … · Kulit Di Sentra Industri Kulit Manding Kabupaten Bantul adalah karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan ... 3.4.Metode

ancaman apa yang akan dihadapi industri kulit di Manding.

3. Pengumpulan data melalui kuisioner yang berisi daftar pertanyaan mengenai

permasalahan dan kondisi yang ada saat ini. Kuesioner yang digunakan

dikelompokkan dalam 2 kategori, yaitu: (1) kuisioner umum untuk

memperoleh data gambaran umum industri kulit Manding, pemasalahan dan

harapan responden pelaku usaha dan konsumen; dan (2) kuesioner utama

survei pakar kelompok praktisi, akademisi yang memiliki keahlian dibidang

industri kulit yang memiliki latar belakang dibidang pengolahan dan

pemasaran produk industri kulit. Kuesioner dalam penelitian ini disusun

melalui modifikasi kuesioner penelitian Rusman (2008) yang berjudul

“Analisis Strategi UKM dalam Membangun Keunggulan Bersaing

Berkelanjutan pada Usaha Penunjang di Sektor Pertambangan Batubara”.

4. Studi literatur dengan mengumpulkan data dan informasi, seperti pustaka,

laporan industri sejenis serta penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan

permasalahan yang dihadapi.

3.4 Metode Pengolahan dan Analisis Data

Analisis Matriks Internal Factor Evaluation (IFE)

Matriks IFE mengklasifikasikan faktor-faktor internal menjadi kekuatan dan

kelemahan perusahaan. Format matriks Internal Factor Evaluation dapat dilihat pada

Tabel 4. Tahapan dalam mengidentifikasi faktor-faktor strategis internal dalam

matriks IFE adalah sebagai berikut (David, 2009):

1. Membuat daftar faktor strategis internal yang menjadi kekuatan dan kelemahan.

2. Memberikan bobot pada setiap faktor dari 0,0 (tidak penting) sampai 1,0 (paling

penting). Bobot itu mengindikasikan signifikasi relative dari suatu faktor terhadap

keberhasilan perusahaan. Jumlah seluruh bobot harus sama dengan 1,0.

Teknik yang digunakan untuk menentukan bobot dari faktor internal dan eksternal

adalah teknik Pairwise Comparison. Teknik ini membandingkan setiap variabel pada

baris (horizontal) dengan variabel pada kolom (vertikal). Penentuan bobot setiap

Page 57: STRATEGI BERSAING INDUSTRI KULIT DI SENTRA … · Kulit Di Sentra Industri Kulit Manding Kabupaten Bantul adalah karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan ... 3.4.Metode

variabel yang dibandingkan menggunakan skala 1, 2, dan 3. Skala yang digunakan

menunjukkan:

1 = jika faktor strategis eksternal atau internal pada baris/horizontal kurang penting

daripada faktor strategis eksternal dan internal pada kolom/vertikal,

2 = jika faktor strategis eksternal atau internal pada baris/horizontal sama penting

dengan faktor strategis eksternal atau internal pada kolom/vertikal,

3 = jika faktor strategis eksternal atau internal pada baris/horizontal lebih penting

daripada faktor strategis eksternal dan internal pada kolom/vertikal.

Adapun bentuk dari penilaian bobot dengan metode Pairwise Comparison

terdapat pada Tabel 3 (Kinnear dan Taylor, 1991).

Tabel 3 Penilaian bobot faktor strategis dengan metode Pairwise Comparison

Faktor strategis internal 1 2 …. Total Bobot

1

2

….

Total

Selanjutnya bobot setiap faktor strategis diperoleh dengan menentukan total

nilai setiap faktor strategis terhadap jumlah keseluruhan faktor strategis dengan

menggunakan rumus (Kinnear dan Taylor, 1991):

Keterangan:

Ai = bobot faktor strategis untuk faktor ke-i

Xi = nilai faktor strategis untuk faktor ke-i

i = 1, 2, 3, …n

n = jumlah faktor strategis

3. Memberikan peringkat 1 sampai 4 pada setiap faktor untuk mengindikasikan

apakah faktor tersebut sangat lemah (1), lemah (2), kuat (3), atau sangat kuat (4).

Perhatikan bahwa kekuatan harus mendapat peringkat 3 atau 4 dan kelemahan

harus mendapat peringkat 1 atau 2. Oleh karenanya, peringkat berbasis

perusahaan, sementara bobot dilangkah 2 berbasis industri.

4. Mengalikan bobot dengan peringkat untuk memperoleh skor bobot.

Page 58: STRATEGI BERSAING INDUSTRI KULIT DI SENTRA … · Kulit Di Sentra Industri Kulit Manding Kabupaten Bantul adalah karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan ... 3.4.Metode

5. Menjumlahkan skor bobot untuk memperoleh total skor bobot. Nilai total skor

bobot menunjukkan kekuatan internal perusahaan. Skor bobot tertinggi adalah 4,

terendah adalah 1, dan rata-rata skor bobot 2,5. Skor >2,5 mencirikan organisasi

yang lemah secara internal.

Tabel 4 Matriks Internal Factor Evaluation (IFE)

Faktor-faktor internal utama Bobot Peringkat Skor bobot

Kekuatan

1.

2.

Kelemahan

1.

2.

Total

Sumber: David, 2009

Analisis Lingkungan Jauh

Menurut David (2009), lingkungan jauh (remote) dapat dibagi menjadi lima

kategori besar: (1) kekuatan ekonomi; (2) kekuatan sosial, budaya, demografi, dan

lingkungan; (3) kekuatan politik, pemerintah, dan hukum; (4) kekuatan teknologi.

Perubahan dalam kekuatan eksternal mengakibatkan perubahan dalam permintaan

konsumen, tipe produk yang dikembangkan, karakteristik dari strategi segmentasi

pasar dan positioning, tipe jasa yang ditawarkan dan pilihan bisnis yang ingin

diakuisisi atau dijual. Penilaian bobot lingkungan jauh dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5 Bobot lingkungan jauh

Parameter Tidak

Berpengaruh

(1)

Lemah

Berpengaruh

(2)

Berpengaruh

(3)

Kuat

Berpengaruh

(4)

(1) Faktor Ekonomi

(2) Faktor Sosial, Budaya,

Demografi dan Lingkungan

(3) Faktor Pemerintah dan Hukum

(4) Faktor Teknologi

(5) Faktor Persaingan

Page 59: STRATEGI BERSAING INDUSTRI KULIT DI SENTRA … · Kulit Di Sentra Industri Kulit Manding Kabupaten Bantul adalah karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan ... 3.4.Metode

Analisis Lingkungan Industri

Analisa lingkungan industri dari Porter (1995) bertujuan untuk mengetahui

posisi perusahaan diantara pesaing. Penilaian bobot lingkungan industri dapat dilihat

pada Tabel 6.

Tabel 6 Bobot lingkungan industri

Lingkungan Industri Tidak

Berpengaruh

(1)

Lemah

Berpengaruh

(2)

Berpengaruh

(3)

Kuat

Berpengaruh

(4)

Ancaman Pendatang Baru

a.Skala Ekonomi

b.Diferensiasi Penghalang Masuk

c. Kecukupan Modal

d.Akses ke Saluran Distribusi

e. Mutu Produk Penghalang

f. Peraturan Pemerintah

g. Tindakan Penolakan yg

Diperkirakan

h.Harga Penghalang Masuk

i. Teknologi Hambatan Masuk

j. Pengalaman sebagai hambatan

Daya Tawar Pemasok

a. Kelompok Pemasok

b. Produk Substitusi

c. Pelanggan Penting

d. Masukan Yang Penting

e. Pemerintah

Daya Tawar Pembeli

a. Kelompok Pelanggan

b. Diferensiasi Produk

c. Ancaman Integrasi Balik

d. Mutu Produk

e. Informasi Pelanggan

Ancaman Barang Pengganti

Tingkat Rivalitas Persaingan

a. Jumlah Kompetitor

b. Tingkat Pertumbuhan Industri

c. Biaya Tetap yang Besar

Page 60: STRATEGI BERSAING INDUSTRI KULIT DI SENTRA … · Kulit Di Sentra Industri Kulit Manding Kabupaten Bantul adalah karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan ... 3.4.Metode

Analisis lingkungan jauh dan lingkungan industri mengacu pada skala Likert

1-4 yaitu dengan memberi pembobotan skor dari 1 sampai dengan 4 pada setiap

pilihan jawaban. Alasan peneliti menggunakan skala likert 1-4 adalah untuk

menghilangkan jawaban ragu-ragu, karena jawaban tersebut dapat memberikan

makna yang ganda, dan tidak menjelaskan jawaban responden yang sebenarnya

secara pasti (Kriyantono, 2008).

Analisis Matriks Eksternal Factor Evaluation (EFE)

Matriks EFE mengklasifikasikan faktor-faktor eksternal menjadi peluang dan

ancaman perusahaan. Format matriks External Factor Evaluation (EFE) dapat dilihat

Tabel 7. Tahapan dalam mengidentifikasi faktor-faktor strategis eksternal dalam

matriks EFE adalah sebagai berikut (David, 2009):

1. Membuat daftar faktor strategis eksternal yang menjadi peluang dan ancaman.

2. Memberikan bobot pada setiap faktor dari 0,0 (tidak penting) sampai 1,0 (paling

penting). Bobot itu mengindikasikan signifikasi relative dari suatu faktor terhadap

keberhasilan perusahaan. Jumlah seluruh bobot harus = 1,0. Pembobotan dilakukan

dengan metode pairwise comparison, seperti pembobotan faktor strategis internal.

3. Memberikan peringkat 1 sampai 4 pada setiap faktor, untuk menunjukan seberapa

efektif strategi perusahaan saat ini dalam merespon faktor-faktor tersebut, dimana

4 = responsnya sangat bagus, 3 = responsnya diatas rata-rata, 2 = responsnya rata-

rata, dan 1 = respons dibawah rata-rata.

4. Mengalikan bobot dengan peringkat untuk memperoleh skor bobot.

5. Menjumlahkan skor bobot untuk memperoleh total skor bobot. Nilai total skor

bobot menunjukkan bagaimana perusahaan tersebut merespons faktor-faktor

strategis eksternalnya. Skor bobot tertinggi adalah 4, terendah adalah 1, dan rata-

rata skor bobot 2,5. Skor >2,5 mencirikan organisasi yang lemah secara eksternal

Tabel 7 Matriks External Factor Evaluation (EFE)

Faktor-faktor eksternal utama Bobot Peringkat Skor bobot

Page 61: STRATEGI BERSAING INDUSTRI KULIT DI SENTRA … · Kulit Di Sentra Industri Kulit Manding Kabupaten Bantul adalah karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan ... 3.4.Metode

Peluang

1.

2.

Ancaman

1.

2.

Total

Sumber: David, 2009

Matriks Internal-Eksternal (I-E)

Matriks I-E menggunakan parameter yang meliputi parameter kekuatan

internal dan pengaruh eksternal perusahaan yang masing-masing akan diidentifikasi ke

dalam elemen eksternal dan internal melalui matriks Eksternal Factor Evolution

(EFE) dan Internal Factor Evolution (IFE). Tujuan penggunaan matriks I-E adalah

untuk memperoleh strategi bisnis ditingkat perusahaan yang lebih detail. Matriks

IE didasarkan pada dua dimensi kunci : total skor bobot IFE pada sumbu x total dan

skor bobot EFE pada sumbu y. Format matriks IE dapat terlihat pada Tabel 8.

Tabel 8 Format dasar matriks IE

Skor

bobot

tota

l

EF

E

Skor bobot total IFE

Kuat 3,0-4,0 Sedang 2,0-2,99 Lemah 1,0-1,99

Tinggi 3,0-4,0 I II II

Sedang 2,0-2,99 IV V VI

Rendah 1,0-1,99 VII VIII IX

Matriks SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threats)

Matriks SWOT merupakan alat yang digunakan untuk mencocokkan faktor-

faktor kunci internal dan eksternal yang berfokus untuk menciptakan strategi-strategi

alternatif. Format matriks SWOT dapat dilihat pada Tabel 9. Terdapat delapan

langkah yang digunakan dalam penyusunan matriks SWOT, yaitu:

1. Menentukan faktor-faktor peluang eksternal perusahaan

Page 62: STRATEGI BERSAING INDUSTRI KULIT DI SENTRA … · Kulit Di Sentra Industri Kulit Manding Kabupaten Bantul adalah karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan ... 3.4.Metode

2. Menentukan faktor-faktor ancaman eksternal perusahaan

3. Menentukan faktor-faktor kekuatan internal perusahaan

4. Menentukan faktor-faktor kelemahan internal perusahaan

5. Mencocokkan kekuatan dengan peluang dan mencatat resultan (strategi S-O)

6. Mencocokkan kelemahan dengan peluang dan mencatat resultan (strategi W-O)

7. Mencocokkan kekuatan dengan ancaman dan mencatat resultan (strategi S-T)

8. Mencocokkan kelemahan dengan ancaman dan mencatat resultan (strategi W-T)

Tabel 9 Format dasar matriks SWOT

Internal

Eksternal

Kekuatan

(Strengths – S) Kekuatan-kekuatan

internal perusahaan.

Kelemahan

(Weaknesses – W) Kelemahan-kelemahan

internal perusahaan.

Peluang

(Opportunities – O)

Peluang-peluang eksternal

perusahaan.

Strategi SO Gunakan kekuatan untuk

memanfaatkan peluang.

Strategi WO Atasi kelemahan dengan

memanfaatkan peluang.

Ancaman

(Threats – T) Ancaman-ancaman

eksternal perusahaan.

Strategi ST Gunakan kekuatan untuk

menghindari ancaman.

Strategi WT Minimalkan kelemahan

dan hindari ancaman.

Sumber: David, 2009

QSPM (Quantitative Strategic Planning Matrix)

Tahapan terakhir dari penyusunan formulasi strategi yaitu menetapkan

strategi prioritas melalui QSPM. Melalui QSPM akan diperoleh suatu strategi yang

terbaik dari berbagai alternatif strategi yang direkomendasikan melalui matriks

SWOT, karena mengungkapkan daya tarik relatif dari strategi alternatif. QSPM

dirancang untuk menetapkan daya tarik relatif dari berbagai strategi alternatif yang

layak. Format dasar matriks QSPM dapat dilihat pada Tabel 10. Menurut David

(2009) langkah-langkah penyusunan strategi terpilih melalui QSPM adalah:

1. Mendaftar peluang, ancaman, kekuatan dan kelemahan.

2. Memberikan bobot untuk setiap faktor.

3. Mengidentifikasi strategi alternatif yang diperoleh yang layak untuk

Page 63: STRATEGI BERSAING INDUSTRI KULIT DI SENTRA … · Kulit Di Sentra Industri Kulit Manding Kabupaten Bantul adalah karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan ... 3.4.Metode

diimplementasikan.

4. Menetapkan skor kemenarikan relatif (Attractiveness Score/AS) untuk masing-

masing strategi alternatif yang terpilih. Nilai AS adalah seberapa besar daya

tarik relatif alternatif strategi dalam mengatasi faktor-faktor eksternal dan

internal.

5. Menghitung Total Attractiveness Score (TAS) yang diperoleh dari perkalian

bobot dengan AS pada masing-masing baris. TAS menunjukkan relative

attractiveness dari masing-masing altematif strategi.

6. Menghitung jumlah Total Attractiveness Score, dengan cara menjumlahkan

semua Total Attractiveness Score pada setiap kolom QSPM. Nilai TAS yang

tertinggi menuniukkan bahwa strategi tersebut yang paling baik untuk

diimplementasikan.

Tabel 10 Format dasar QSPM

Faktor-faktor utama

Bobot

Alternatif Strategi Strategi I Strategi II ….

AS TAS AS TAS AS TAS Peluang

….

Ancaman

…..

Kekuatan

……

Kelemahan

…….

Total

Sumber: David, 2009

Page 64: STRATEGI BERSAING INDUSTRI KULIT DI SENTRA … · Kulit Di Sentra Industri Kulit Manding Kabupaten Bantul adalah karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan ... 3.4.Metode

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum

Kabupaten Bantul merupakan salah satu Kabupaten dari 5 Kabupaten/Kota di

Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) yang terletak di Pulau Jawa. Bagian

utara berbatasan dengan Kota Yogyakarta dan Kabupaten Sleman, bagian timur

berbatasan dengan Kabupaten Gunungkidul, bagian barat berbatasan dengan

Kabupaten Kulonprogo dan bagian selatan berbatasan dengan Samudera Indonesia.

Kabupaten Bantul terletak antara 07° 44' 04" - 08° 00' 27" Lintang Selatan dan 110°

12' 34" - 110° 31' 08" Bujur Timur. Peta Kabupaten Bantul terlihat pada Gambar 7.

Page 65: STRATEGI BERSAING INDUSTRI KULIT DI SENTRA … · Kulit Di Sentra Industri Kulit Manding Kabupaten Bantul adalah karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan ... 3.4.Metode

Gambar 7 Peta Kabupaten Bantul

Luas wilayah Kabupaten Bantul 508,85 Km2 (15,9% dari Luas wilayah

Propinsi DIY) dengan topografi sebagai dataran rendah 14% dan lebih dari separonya

(60%) daerah perbukitan yang kurang subur, secara garis besar terdiri dari : Bagian

Barat, adalah daerah landai yang kurang serta perbukitan yang membujur dari Utara

ke Selatan seluas 89,86 km2 (17,73 % dari seluruh wilayah). Bagian Tengah, adalah

daerah datar dan landai merupakan daerah pertanian yang subur seluas 210.94 km2

(41,62 %). Bagian Timur, adalah daerah yang landai, miring dan terjal yang

keadaannya masih lebih baik dari daerah bagian Barat, seluas 206,05 km2 (40,65%).

Bagian Selatan, adalah sebenarnya merupakan bagian dari daerah bagian Tengah

dengan keadaan alamnya yang berpasir dan sedikir berlagun, terbentang di Pantai

Selatan dari Kecamatan Srandakan, Sanden dan Kretek. Kabupaten Bantul terdiri dari

17 Kecamatan, yaitu Kecamatan Srandakan, Sanden, Kretek, Pundong,

Bambanglipuro, Pandak, Bantul, Jetis, Imogiri, Dlingo, Pleret, Piyungan,

Banguntapan, Sewon, Kasihan, Pajangan dan Sedayu dengan jumlah penduduk

sekitar 800.000 jiwa atau sekitar 1.624 jiwa/km2.

Industri kulit merupakan salah satu industri yang terbukti mampu memberikan

sumbangan pada nilai eksport Kabupaten Bantul dan juga memberikan kesempatan

kerja dan menjadi gantungan sumber pendapatan bagi berbagai industri rumahan.

Dalam laporan tahunan “Bantul Dalam Angka 2010”, sektor industri kulit mampu

menyerap tenaga kerja 5.728 orang dalam berbagai skala unit usaha. Peran industri

kulit sangat dirasakan dalam tata kehidupan masyarakat Kabupaten Bantul lantaran

sebarannya yang hampir merata di seluruh wilayah, khususnya di Desa Sabdodadi,

Kecamatan Bantul.

Kulit adalah lapisan luar badan yang melindungi badan atau tubuh hewan dari

pengaruh-pengaruh luar, seperti panas, pengaruh yang bersifat mekanis, kimiawi,

serta merupakan pengatur suhu badan. Pada saat hidup, kulit mempunyai fungsi

antara lain sebagai indra perasa, tempat pengeluaran hasil pembakaran, sebagai

pelindung dari kerusakan bakteri kulit, sebagai buffer terhadap benturan, sebagai

Page 66: STRATEGI BERSAING INDUSTRI KULIT DI SENTRA … · Kulit Di Sentra Industri Kulit Manding Kabupaten Bantul adalah karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan ... 3.4.Metode

penyaring sinar matahari, serta sebagai alat pengatur suhu tubuh. Masing-masing

kulit hewan memiliki sifat dan karakter yang berbeda. Faktor-faktor yang

mempengaruhi mutu kulit antara lain kondisi geografi asal ternak, aktifitas ternak,

kesehatan dan usia ternak. Kulit samak tidak hanya kuat namun juga tahan lama serta

lugas tetapi juga memiliki struktur berpori unik sehingga dapat “bernafas”, artinya

udara dan uap air dapat melalui jaringannya.

Pengerjaan kulit samak umumnya mudah; misalnya ia mudah dipotong,

disambung, dijahit, diampelas, dicat, bahkan disepuh emas. Bila dipotong tepinya

tidak terurai, yang mana merupakan sifat yang unggul untuk beberapa keperluan

(Judiamidjojo, 1984). Kulit mentah dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu

kelompok kulit dari hewan besar (hides) seperti sapi, kerbau, kuda, serta kelompok

kulit yang berasal dari hewan kecil (skins) seperti kambing, domba, dan kelinci.

Definisi dan kriteria teknis jenis kulit terlihat pada tabel 11.

Tabel 11 Definisi dan kriteria teknis jenis kulit

Jenis kulit Definisi Kriteria Teknis

Kulit

Mentah

Kulit yang diperoleh dari hasil

pemotongan ternak (kerbau, sapi,

domba dan kambing), dimana kulit

tersebut telah dipisahkan dari

seluruh bagian dagingnya, baik yang

segar (green hide), yang dikeringkan

(dried hide) maupun yang digarami

(salted hide)

Berbulu dalam keadaan segar

(freshed/green hides)

Berbulu dalam keadaan kering

(dried hide)

Berbulu dalam keadaan awet

garam basah (wet salterd)

Berbulu dalam keadaan awet

garam kering (brain cured).

Pickled Kulit Mentah yang sudah diproses

sampai pengasaman Tidak berbulu

Dalam keadaan basah

Derajat keasaman 3

Berwarna Putih

Wetblue Kulit mentah yang disamak sampai

proses penyamakan krom (chrome),

masih dalam keadaan basah dan

belum di proses selanjutnya.

Berwarna biru

Dalam keadaan basah

Derajat keasaman 3,5 - 4,0

Crust Kulit Hewan yang disamak masak

(tanning) dan disamak ulang (re-

tanning)/penyamakan kombinasi

yang baik yang mengalami

Untuk kulit natural crust

berwarna putih kebiruan

Untuk kulit dyed crust berwarna

seperti bahan pewarnanya

Page 67: STRATEGI BERSAING INDUSTRI KULIT DI SENTRA … · Kulit Di Sentra Industri Kulit Manding Kabupaten Bantul adalah karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan ... 3.4.Metode

pewarnaan (natural crust) dan

belum mengalami penyempurnaan.

(dyestuff

Dalam keadaan kering (kadar

air pailing tinggi 25%)

Sumber: Departemen Perdaganagan, 2010

Jenis kulit berdasarkan bagian tubuh hewan:

a. Bagian punggung: Bagian kulit yang letaknya ada pada punggung dan

mempunyai jaringan struktur yang paling rapat luasnya 40% dari seluruh luas

kulit.

b. Bagian leher: Bagian kulit agak tebal, sangat rapat dan terdapat beberapa kerutan.

c. Bagian bahu: Bagian kulit lebih tipis, mutunya lebih baik, namun terdapat

kerutan yang dapat mengurangi mutu kulit.

d. Bagian perut dan paha: Struktur jaringan kurang rapat, tipis dan mulur setelah

kering dan mutu kulit tidak homogen.

Dalam industri perkulitan dikenal dua pengelompokan kulit, yaitu:

a. Kulit yang belum mengalami pengolahan penyamakan dikenal dengan kulit

perkamen atau kulit mentah, dapat digunakan sebagai bahan seni tatah

sungging.

b. Kulit yang telah melalui proses pengolahan penyamakan kulit disebut kulit-jadi

(kulit tersamak), digunakan sebagai bahan baku berbagai industri barang jadi

kulit. Perbedaan kulit mentah dan kulit tersamak terangkum pada tabel 12.

Tabel 12 Perbedaan kulit mentah dan kulit tersamak

Jenis Kulit Mentah Kulit Tersamak

Bentuk lembaran belahan

Warna Seperti kulit aslinya Tergantung bahan penyamak

yang digunakan

Kenampakan

sifat

Kering, kaku, keras,

mudah busuk karena

bakteri

Lemas, elastis, plastis, tidak

mudah busuk, tidak mudah

menjadi lem

Kulit yang bisa digunakan dalam pembuatan produk adalah kulit jadi, yaitu

kulit yang sudah disamak atau diproses menggunakan bahan kimia dan nabati. Berat

Page 68: STRATEGI BERSAING INDUSTRI KULIT DI SENTRA … · Kulit Di Sentra Industri Kulit Manding Kabupaten Bantul adalah karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan ... 3.4.Metode

kulit sapi, kambing dan kerbau sekitar 7-10% dari berat tubuh, secara ekonomis kulit

memiliki harga sekitar 10-15% dari harga ternak. Kulit mempunyai sifat dan ciri yang

unik, daya tahan dan nilai artistik yang tidak dimiliki oleh bahan lain. Industri

penyamakan kulit adalah industri yang mengolah kulit mentah hewan menjadi kulit

jadi yang siap digunakan untuk berbagai keperluan bagi industri barang jadi kulit

seperti industri sepatu/sandal, tas, sarung tangan, sabuk, jaket dan sebagainya.

Penyamakan dilakukan untuk mengubah kulit mentah yang mudah rusak oleh

mikroorganisme. Kulit tersamak lebih tahan terhadap faktor-faktor yang dapat

merusak kulit yaitu dengan memasukkan bahan penyamak ke dalam jaringan kulit

yang berupa jaringan kolagen sehingga terbentuk ikatan kimia antara keduanya

menjadikan lebih tahan terhadap faktor perusak. Zat penyamak bisa berupa penyamak

nabati, sintetis, mineral dan penyamak minyak.

4.2. Gambaran Industri Kulit Manding

Sentra industri kulit Manding merupakan salah satu sentra industri yang

terkenal di provinsi DIY. Sentra ini terletak di Dusun Manding, Desa Sabdodadi,

Bantul, Yogyakarta. Lokasi ini cukup strategis, karena memotong jalur utama

Yogyakarta menuju Pantai Parangtritis yang merupakan tempat wisata wajib ketika

berkunjung ke Yogyakarta. Pengunjung tidak hanya dapat membeli produk yang ada

di showroom saja, tetapi juga bisa membeli sesuai dengan pesanan keinginan

pembeli.Sentra industri kulit Manding terdiri dari 32 pengrajin kulit, dengan proporsi

skala industrinya ; 12 industri mikro, 18 industri kecil, dan dua industri menengah.

Sentra industri kulit Manding berdiri pada tahun 1957. Lahirnya sentra

industri kulit Manding berawal dari beberapa pemuda Manding yang bernama Prapto

Sudarmo, Wardi Utomo, dan Ratno Suharjo yang saat itu setelah lulus SD pergi ke

Yogyakarta dan bekerja pada sebuah perusahaan kerajinan kulit milik Bapak

Partiman di Rotowijayan, sebuah kampung dekat Kraton,Yogyakarta pada tahun

1947. Setelah sepuluh tahun lamanya belajar, meraka pulang kampung dan mencoba

untuk menggeluti usaha sendiri. Pada tahun 1976 Departemen Perindustrian Propinsi

DIY dan Pemerintah daerah Bantul memberikan bantuan baik fisik maupun non fisik,

Page 69: STRATEGI BERSAING INDUSTRI KULIT DI SENTRA … · Kulit Di Sentra Industri Kulit Manding Kabupaten Bantul adalah karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan ... 3.4.Metode

seperti pendirian koperasi berbadan hukum pertama untuk pengusaha kulit di

Manding, diklat kepada 40 pengusaha kulit, serta bantuan bahan baku kulit. Tahun

1979 hingga tahun 90-an Manding mampu mengekspor produk mereka hingga ke

Spanyol.

Aneka Produk kerajinan berbahan dasar kulit hewan dihasilkan oleh tangan-

tangan terampil dari Manding. Kerajinan kulit Manding tidak semata-mata

menggunakan bahan kulit sebagai bahan kerajinan tetapi juga memadukan kulit

dengan bahan baku lain seperti serat alam pandan, mendong, enceng gondok, agel

dan lidi. Hasil kerajinannya meliputi jaket, sepatu, sandal, dompet, wayang, tas, topi,

sabuk, gantungan kunci, kipas, serta hiasan kulit lainnya. Kerajinan kulit Manding

memiliki mutu dan nilai seni yang mampu menembus pasar nasional seperti Jakarta,

Solo, Semarang dan bali, bahkan menembus pasar ekspor seperti Spanyol dan

Australia.

Paguyuban pengusaha kulit Manding pertama kali diresmikan pada tanggal 12

Januari 1985 dengan nama Paguyuban Setiyo Rukun”. Seiring bertambahnya

pengusaha yang tidak hanya berada di Manding, namun juga diseluruh Desa

Sabdodadi, maka paguyuban dipecah menjadi dua, paguyuban pengusaha Manding

yang baru bernama “Paguyuban Karya sejahtera”. Peran paguyuban tersebut dirasa

masih kurang maksimal, karena kegiatan yang berjalan hanya sebatas arisan dan

simpan pinjam antar pengusaha, belum ada kegiatan yang berhubungan langsung

dengan perkembangan industri kulit disana, seperti penetuan harga standar produk

yang dirasa sama, maupun penetuan strategi pemasaran untuk meningkatkan

penjualan. Pada pertengahan tahun 1997, sentra industri kulit Manding mengalami

keterpurukan akibat krisis moneter yang melanda Indonesia. Krisis menyebabkan

harga bahan baku kulit meningkat tajam, serta diikuti penurunan jumlah pasokan

bahan kulit mentah, karena sebagian kulit mentah lebih dirasa menguntungkan jika

langsung di ekspor, bukan digunakan untuk industri dalam negeri. Ini terjadi karena

harga kulit mentah di pasar ekspor jauh lebih tinggi dibanding harga dalam negeri,

sehingga memacu pelaku industri kulit untuk mengkombinasi produk kulitnya dengan

bahan baku lain seperti serat alam pandan, mendong, enceng gondok, agel dan lidi.

Page 70: STRATEGI BERSAING INDUSTRI KULIT DI SENTRA … · Kulit Di Sentra Industri Kulit Manding Kabupaten Bantul adalah karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan ... 3.4.Metode

Pada tahun 2007 Disperindagkop Kabupaten Bantul memberikan bantuan

fisik berupa pemberian mesin seharga Rp8.500.000,00 serta bantuan pinjaman dana

Rp 4.500.000,00 untuk setiap pengusaha kulit. Pada tahun 2007 pula Bank Indonesia

memberikan bantuan yang cukup besar bagi perkembangan sentra industri kulit

Manding, yaitu; gapura selamat datang, pembangunan area parker, gedung

pertemuan, gorong-gorong, bak sampah, dan toilet umum. Bantuan non fisik antara

lain ; pelatihan bahasa inggris, pelatihan manajemen, dan pelatihan pengelolaan

showroom. Pada tahun 2008 Kantor Pemuda dan Olahraga Pemerintah daerah Bantul

memberikan diklat pembuatan bola sepak (Disperindagkop Kab. Bantul, 2012). Saat

ini Manding dikenal sebagai pusatnya kerajinan kulit di Yogyakarta selain itu

Manding merupakan sentra kerajinan kulit yang menjadi tujuan utama bagi

wisatawan yang ingin mencari souvenir yang terbuat dari kulit.

Manding tergabung dalam kawasan Kawasan Wisata Gabusan-Manding-

Tembi (GMT). Visi dan misi Kawasan Wisata Gabusan-Manding-Tembi (GMT)

yang dirumuskan melalui Lokakarya ”Penyusunan Grand Design Pengembangan

Kawasan Wisata Gabusan Manding Tembi (GMT)” adalah sebagai berikut; Visi

”Menjadikan GMT sebagai kawasan wisata yang menawarkan produk dan

pengalaman unik berbasis masyarakat dan budaya lokal” Misi ”Memberdayakan

masyarakat, mensinergikan usaha, memberikan produk dan pelayanan berbudaya,

peningkatan pendapatan dan sumber pendanaan dalam rangka mendukung

pembangunan sosial ekonomi dan budaya di kawasan wisata GMT.” Terdapat

perspektif strategis penting dalam penerjemahan visi dan misi menjadi sasaran-

sasaran strategis kawasan wisata berbasis masyarakat ini. Perspektif tersebut adalah :

”Memberdayakan dan mensinergikan potensi-potensi masyarakat, memberikan

produk dan pelayanan berbudaya, peningkatan pendapatan dan sumber-sumber

pendanaan rangka mendukung pembangunan sosial ekonomi dan budaya di kawasan

wisata GMT.”

Bahan baku utama yang digunakan adalah kulit samak asli yang berasal dari

hewan, seperti sapi, domba, kambing, dan ikan pari. Bahan baku diperoleh dari

Yogyakarta dan sebagian dari magetan jawa timur. Kulit sapi banyak dibuat menjadi

Page 71: STRATEGI BERSAING INDUSTRI KULIT DI SENTRA … · Kulit Di Sentra Industri Kulit Manding Kabupaten Bantul adalah karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan ... 3.4.Metode

tas, sepatu, dan topi, sedangkan kulit kambing kebanyakan digunakan untuk jaket dan

berbagai produk lainya, seperti sovenir. Harga jual produk kulit bervariasi tergantung

Desain, tingkat kerumitan, dan terutama bahan baku yang digunakan. Bahan baku

yang digunakan selain kulit asli hewan, juga menggunakan bahan baku kulit sintetis

atau vinyl, merupakan lembaran kulit tiruan dengan permukaan halus, mempunyai

kontruksi pori-pori menyerupai rajah kulit asli, terbuat dari polivinil klorida atau

poliuretan sebagai lapisan atas dan kain sebagai lapisan dasar atau penguat. Bahan

baku kulit vinyl dapat diperoleh didaerah Yogyakarta. Bahan pembantu merupakan

bahan yang digunakan sebagai bahan pendukung dihasilkannya produk kulit. Bahan

pembantu terdiri dari lem (lem lateks, lem kuning, lem karet), cat kulit (cat dasar, cat

finishing), benang (benang nylon, benang mesin), lak, semir, kain, busa, karton, dan

triplek. Asesoris yang digunakan untuk pelengkap dapat berupa ring, gesper, knob,

mangnet, risleting, dan keling.

Proses Produksi

Produk industri kulit memiliki jenis dan produk yang berbeda-beda, namun

secara umum prosesnya adalah;

1. Penyiapan bahan baku

Bahan baku kulit yang digunakan tergantung dari Desain pemesan dan harga jual

produk. Kulit yang digunakan adalah kulit samak yang masih berupa lembaran.

2. Pengecatan Awal

Pengecatan dilakukan hanya dilakukan pada kulit sapi, sedangkan kulit kambing

langsung menempuh proses pembuatan pola. Pengecatan dilakukan dengan

menggunakan cat khusus untuk kulit, serta menggunakn kompresor sehingga cat

dapat merata pada seluruh permukaan kulit.

3. Penjemuran

Proses penjemuran berfungsi untuk mempercepat pengeringan cat. Penjemuran

dilakukan langsung dibawah matahari membutuhkan waktu 2 hari untuk 20-30

lembar kulit sapi.

4. Pengepresan / Penyetrikaan

Page 72: STRATEGI BERSAING INDUSTRI KULIT DI SENTRA … · Kulit Di Sentra Industri Kulit Manding Kabupaten Bantul adalah karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan ... 3.4.Metode

Proses pengepresan dilakukan untuk memperhalus tekstur bahan kulit, proses ini

dilakukan di Balai Besar Penelitian dan Pengembagan Kulit, Karet dan Plastik

yang berada di Jalan Sukonandi no.9 Yogyakarta. Waktu yang dibutuhkan untuk

proses pengepresan adalah satu jam. Tahapan proses 1-4 sudah jarang dilakukan

pengusaha kulit Manding saat ini, karena meraka telah membeli bahan kulit jadi

yang siap dipola.

5. Pembuatan Pola

Pembuatan pola sepatu diawali dengan pembuatan pola dasar menggunakan

kertas manila, selanjutnya pembuatan pola jadi. Pola jadi merupakan pola dasar

yang diberi penambahan pada disetiap lipatan, untuk lipatan biasa ditambahkan 1-

3 mm, untuk tumpangan dalam penjahitan diberi penambahan 5-10 mm,

sedangkan untuk bagian bawah atau lasting diberi penambahan 30-50 mm. Pola

jadi yang sudah dibuat kemudian dipolakan pada bahan pokok yang digunakan

seperti kulit, kain pelapis, kertas karton, atau sesuai dengan bahan baku pembantu

yang digunakan.

6. Pemotongan

Pemotongan dilakukan sesuai dengan pola yang telah dibuat. Pemotogan bahan

lebih baik menggunakan pisau cutter agar permukaan hasil pemotongan lebih

rapi, dibanding pemotongan dengan gunting. Untuk produk dari kulit sapi, setelah

proses pemotongan dilakukan penyesetan dengan mesin seset untuk

menghaluskan permukaan potongan kulit, sehingga lebih mudah untuk dijahit.

7. Pengecatan

Pengecetan dilakukan agar cat kulit lebih awet dan tidak mudah pudar. Khusus

kulit pari, sebelum proses pegecaran dilakukan proses penggerindaan dan

pengamplasan atau buffing. Penggerindaan adalah proses penghilangan sisik ikan

pari sesuai dengan pola jahitan menggunakan mesin gerinda. Setelah

penggerindaan dilakukan proses pengampasan atau buffing pada bagian

mutiaranya. Proses buffing bertujuan agar pengecatan lebih optimal dan merata.

Selanjutnya dilakukan proses pengecatan, untuk bahan kulit pari pengecatan

dilakukan dua tahap, tahap pertama pengecatan menggunakan cat air, tahap ini cat

Page 73: STRATEGI BERSAING INDUSTRI KULIT DI SENTRA … · Kulit Di Sentra Industri Kulit Manding Kabupaten Bantul adalah karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan ... 3.4.Metode

dioleskan menggunakan kuas pada bagian mutiaranya, kemudian kering

anginkan. Tahap kedua merupakan pengecatan dengan cat minyak dicampur

hardener secukupnya, pengecatan tahap kedua dilakukan dengan spray gun.

8. Pengeleman

Komponen produk kulit yang telah dicat kemudian dirangkai membentuk produk

yang dikehendaki menggunakan lem selanjutnya dijahit menjadi produk kulit.

Adapun lem yang biasa digunakan adalah lem fox dan lem lateks. Pengeleman

dilakukan untuk memperkuat sambungan dari bagian-bagian produk serta

mempermudah proses penjahitan.

9. Pemasangan Kain

Proses ini diperlukan untuk produk yang memerlukan lapisan kain dalam seperti

tas, topi, dan boks. Kain pelapis dalam dapat dipasang dengan proses pengeleman

atau penjahitan tergantung dari jenis produknya.

10. Penjahitan

Penjahitan dilakukan dengan mesin jahit, sedangkan untuk bahan yang lebih tebal

dilakukan dengan mesin bumbung, penjahitan juga dapat dilakukan secara manual

sebagai peleengkap asesoris seperti pada produk souvenir. Produk sepatu kulit

setelah proses penjahitan akan mengalami proses lasting dan memasangan sol

sepatu.

11. Perangkaian asesoris

Asesoris yang yang digunakan terdiri dari berbagai jenis dan ukuran sesuai

dengan desain awal, berupa ring, gesper, resliting, knob, kancing dan gesper.

12. Pengecekan ulang

Pengecekan ulang dilakukan untuk memastikan kerapian jahitan, dan

kesempurnaan penempelan bagian-bagian produk. Permukaan produk dibersihkan

dari sisa bahan baku dan bahan pembantu seperti benang, sisa asesoris, dan lem.

13. Finishing

Pada proses ini diberikan bahan Lak agar permukaan produk terlihat mengkilap

dan halus. Penambahan bahan tersebut dilakukan dengan menggunakan

kompresor sehingga hasilnya lebih rapi dan merata diseluruh permukaan produk.

Page 74: STRATEGI BERSAING INDUSTRI KULIT DI SENTRA … · Kulit Di Sentra Industri Kulit Manding Kabupaten Bantul adalah karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan ... 3.4.Metode

Untuk produk yang mempunyai mutu lebih rendah seperti kulit kambing tidak ada

penambahan lak. Setelah proses finishing selesai, produk jadi siap untuk dikemas

dan disimpan.

Pemasaran

Secara umum pemasaran produk kulit Manding dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu ;

1. Pemasaran lokal

Produk kulit Manding juga dijual di sekitar Yoyakarta, seperti daerah Malioboro,

pasar Bringharjo, dan daerah wisata seperti Borobudur dan Prambanan, karena

lokasi tersebut dirasa strategis untuk memasarkan produk kulit Manding. Di

Dusun Manding juga berdiri showroom-showroom yang menjual produk kulit

kepada konsumen yang datang langsung ke lokasi. Lokasi Manding yang

strategis, yaitu yang dilewati jalur wisatawan ke pantai Parangtritis, serta nama

besar Dusun Manding yang dikenal masyarakat sebagai penghasil produk kulit.

2. Pemasaran luar kota

Pemesanan dilakukan oleh pihak luar kota Yogyakarta, baik secara perorangan

maupun pihak toko yang akan dijual kembali. Pasar luar kota produk Manding

meliputi Lampung, Jakarta, Jatijajar, Magelang, Pati, Aceh, Magetan, Kalasan,

Sumatra, Purwokerto, Semarang, Cilacap, Kalimantan, dan Papua. Sebagian besar

produk kulit Manding dipasarkan ke Bali karena beberapa pembuat produk kulit

Manding pada awalnya bekerja di Bali sebagai pengrajin dan kembali ke Manding

untuk mendirikan UKM sendiri sehingga memiliki jaringan pemasaran di Bali.

Selain itu bali merupakan daerah wisata yang banyak dikunjungi wisatawan asing

sehingga strategis untuk dijadikan pasar produk kulit Manding.

3. Pemasaran ekspor

Produk dipesan dari buyer luar negeri, biasanya buyer perorangan. Jumlah, mutu

dan Desain sesuai dengan keinginan pemesan. Dalam hal ini pelaku bisnis

berhubungan langsung dengan pemesan tersebut. Saat ini pasar ekspor produk

kulit Manding meliputi negara Jerman, Belgia, Cina, Amerika, Eropa, Korea,

Jepang, Singapura, Denmark, dan Turki.

Page 75: STRATEGI BERSAING INDUSTRI KULIT DI SENTRA … · Kulit Di Sentra Industri Kulit Manding Kabupaten Bantul adalah karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan ... 3.4.Metode

Promosi yang dilakukan pelaku industri kulit Manding masih sangat minimal, yaitu

melalui kartu nama, dan terkadang mengikuti pameran yang diselenggarakan

Pemerintah daerah Bantul. Media internet masih belum digunakan.

Struktur Organisasi

Sistem kelembagaan atau struktur organisasi merupakan kerangka yang

menunjukan batasan tugas dan wewenang masing-masing personil dalam kelompok

organisasi, yang dilakukan untuk menghindari tumpang tindihnya suatu tugas serta

untuk memperjelas tugas masing-masing jabatan pada suatu perusahaan. Selain itu

juga mempermudah pelaksanaan dalam rangka pencapaian tujuan yang telah

ditetapkan. Secara umum, struktur organisasi industri Manding sangat sederhana,

karena memang IKM. Struktur organisasi terdiri dari pemimpin sebagai pemilik

usaha, yang membawahi bagian produksi dan bagian penjualan.

Ketenagakerjaan

Pengusaha kulit Manding umumnya memiliki pekerja antara 5 sampai 19

orang tenaga kerja, bahkan juga yang hanya memiliki 4 pekerja. Ini menunjukan

pengusaha Manding umumnya berskala kecil. Pekerja pria difokuskan untuk

produksi, sedangkan pekerja wanita ditugaskan untuk melayani pembeli, mengepack

produk, finishing produk, dan membersihkan showroom dan ruang produksi. Dari

segi pendidikan 56 % pengrajin berpendidikan SD; 6,6% berpendidikan SLTA; 30%

berpendidikan SMA dan sisanya berpendidikan diatas SMA.

Identifikasi permasalahan pada penelitian ini dilakukan dengan diskusi

dengan empat pakar industri kulit di Kabupaten Bantul, penyebaran kuesioner

terhadap lima pelaku industri kulit di Manding, 30 konsumen produk kulit Manding,

serta data sekunder berdasarkan penelitian sebelumnya dan teori terkait. Permasalah

utama yang dihadapi industri kulit Manding adalah masalah pemasaran.

Permasalahan dalam bidang pemasaran memang dikeluhkan sebagian besar pelaku

industri kulit di Manding, dari hasil survey yang dilakukan dinas perindustrian

Page 76: STRATEGI BERSAING INDUSTRI KULIT DI SENTRA … · Kulit Di Sentra Industri Kulit Manding Kabupaten Bantul adalah karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan ... 3.4.Metode

Kabupaten Bantul kepada seluru pengrajin kulit Manding yang berjumlah 30

orang,diperoleh hasil yaitu 51,1% pengrajin memiliki permasalahan dalam hal

pemasaran, 28,9% memiliki permasalahan permodalan, 20% permasalahan lain-lain.

Permasalahan lain-lain umumnya menyangkut kurangnya tenaga kerja terampil.

Menurut para pakar kondisi persaingan industri kulit di Bantul cukup ketat

melihat jumlah permintaan dan jumlah produsen, namun pengrajin Manding masih

buruk dalam hal pemasaran, promosi, dan inovasi Desain produk. Pengrajin Manding

tidak agresif dan hanya menunggu konsumen atau buyer datang terlihat dengan

rendahnya kegiatan promosi yang dilakukan. Sempitnya jaringan kerjasama juga

penyebab rendahnya penjualan. Inovasi Desain produk masih sangat rendah, para

pengrajin masih tergantng pada model yang diinginkan buyer dalam jumlah besar.

Seharusnya dengan mutu baik dan harga yang bersaing serta nama besar yang

dimiliki Manding, para pengrajin dapat menarik banyak konsumen. Rendahnya

kualitas sumber daya manusia dalam mengelola keuangan dan administrasi juga

menjadi permasalahan para pelaku industri kulit di Manding. Permasalahan bahan

baku yang dirasa mahal disebabkan penyesuaian harga jual kulit dalam negeri dengan

harga jual kulit yang dieksport, ini juga disebabkan kecilnya modal pengrajin

sehingga harga bahan baku dirasa mahal, dan bagi pengrajin kulit di Manding harga

bahan baku merupakan komponen utama penentuan harga jual produk.

Permasalahan ini juga terlihat dari saran konsumen yang banyak

menyinggung kurangnya inovasi model produk yang sesuai trend, serta masih

minimnya informasi yang didapatkan tentang produk-produk industri kulit Manding

di media cetak maupun media internet. Kuesioner untuk konsumen merupakan

sumber masukan bagi industri kulit di Manding. Beberapa saran konsumen antara

lain: pemberian merk dagang sebagai identitas produk asli pengrajin Manding (15

konsumen); peningkatan model produk sesuai trend (10 orang); pertahankan mutu

produk (9 orang); pertahankan harga bersaing (7 orang); tingkatkan promosi dan

sebaiknya disediakan penjualan online (5 orang); serta masukan tentang kualitas

pelayanan, sarana prasarana, dan pertahankan daya tahan produk.

Page 77: STRATEGI BERSAING INDUSTRI KULIT DI SENTRA … · Kulit Di Sentra Industri Kulit Manding Kabupaten Bantul adalah karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan ... 3.4.Metode

Hasil penyebaran kuesioner kepada 30 responden sebagai konsumen produk

Manding yang menjaring informasi mengenai penilaian presepsi produk kulit,

dibandingkan dengan harapan konsumen untuk produk kulit, dengan variabel

penilaian produk meliputi model, warna, harga, daya tahan, kenyamanan, jahitan,

bahan, dan ketersediaan. Maka diperoleh data bahwa variabel model dan warna

memiliki nilai yang cukup jauh dari harapan. Variabel model harapan konsumen

mencapai nilai 3,87 sedangkan penilaian produk Manding hanya 3,40. Variabel warna

harapan konsumen mencapai nilai 3,87 sedangkan penilaian produk Manding 3,40.

Variabel kenyamanan dan variabel jahitan memiliki nilai harapan konsumen 3,97

sedangkan nilai produk Manding 3,57. Variabel daya tahan nilai harapan konsumen

3,97 sedangakan nilai produk Manding 3,60. Variabel bahan nilai harapan konsumen

3,87 sedangakan nilai produk Manding 3,50. Variabel harga nilai harapan konsumen

3,83 sedangkan nilai produk Manding 3,50. Variabel ketersediaan produk nilai

harapan konsumen mencapai 3,80 sedangakan nilai produk Manding 3,63. Variabel

asesoris produk Manding justru memiliki nilai yang lebih tinggi dari harapan, yaitu

2,83 untuk harapan sedangkan nilai produk Manding 3,07, Sehingga dapat

disimpulkan konsumen Manding lebih menyukai produk yang simple asesoris,

sedangkan produk Manding menawaarkan produk dengan asesoris yang sedikit

berlebih. Skala yang digunakan dalam penilaian adalah 1 = Tidak Baik; 2 = Kurang

Baik; 3 = Baik; 4 = Sangat Baik. Variabel model dan warna terkait dengan

pengembangan atau inovasi Desain produk. Data ini menunjukan bahwa variabel

model dan warna produk kulit Manding diluar harapan konsumen, sehingga sangat

penting untuk diperbaiki.

Hasil diskusi dengan pengrajin dan pakar menunjukan bahwa rendahnya

pengembangan produk disebabkan rendahnya pengetahuan pelaku industri tentang

trend model yang sedang digemari, serta masih tergantungnya pelaku industri pada

buyer yang biasanya menginginkan model sesuai pesanan, sehingga pelaku industri

kurang berinisiatif untuk berkreasi menghasilkan model-model baru, selain itu

pengrajin juga kurang mampu untuk memodifikasi model yang telah ada.

Permasalahan lain yang masih menyangkut pengembangan produk adalah saat ada

Page 78: STRATEGI BERSAING INDUSTRI KULIT DI SENTRA … · Kulit Di Sentra Industri Kulit Manding Kabupaten Bantul adalah karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan ... 3.4.Metode

pemesan yang menginginkan produk kulit dengan kombinasi kulit ikan pari, pelaku

industri mengaku memiliki keterbatasan sumber daya, baik sumber daya manusia

maupun peralatan khusus untuk mengolah kulit pari.

Permasalahan di Manding juga diungkap oleh Tobing (2009) dimana hanya

30% pengrajin yang mendapatkan pinjaman modal dari bank, sedangkan 70%

mengandalkan modal sendiri dari hasil penjualan tanah atau ternak. Ini disebabkan

administrasi peminjaman modal dibank dirasa rumit, bunga pinjaman dinilai cukup

tinggi, serta pengrajin umumnya tidak memiliki agunan untuk peminjaman. Promosi

yang dilakukan juga cukup sederhana, yaitu 43% pengrajin hanya melalui omongan

orang ke orang yang berjualan di Malioboro atau Bringharjo, dan 57% pengrajin

dengan mengikuti pameran yang diselenggarakan pemerintah daerah Kabupaten

Bantul.

Peneliti menyimpulkan permasalahan yang menyebabkan rendahnya daya

saing industri kulit di sentra industri kulit Manding adalah permasalahan pemasaran,

permodalan serta rendahnya ketrampilan tenaga kerja dalam mengelola bisnis.

Masalah pemasaran disebabkan sempitnya jaringan kerjasama pemasaran, rendahnya

tingkat inovasi Desain produk, serta kurangnya kegiatan promosi. Masalah modal

disebabkan kesukaran administrasi pengajuan pinjaman, tidak memiliki agunan

pinjaman, serta tingginya harga bahan baku. Masalah kurang trampilnya tenaga kerja

dipengaruhi oleh tingkat pendidikan yang relatif rendah, kurangnya pelatihan, serta

sifat pasif tenaga kerja dalam berinovasi dan menarik konsumen. Permasalahan ini

sesuai dengan permasalahan IKM pada umumnya yang diungkapkan Lestari (2005)

bahwa Sebagai entitas bisnis maka IKM juga menghadapi beberapa masalah, yaitu

masalah permodalan, masalah administrasi keuangan, masalah kaderisasi dan

masalah pengelolaan tunggal, hanya saja permasalahan utama di sentra industri kulit

Manding adalah permasalahan pemasaran.

4.3. Analisis Lingkungan Internal dan Eksternal

Terdapat lima sampel pelaku industri kulit di Manding yang dijadikan objek

penelitian ini, yaitu:

Page 79: STRATEGI BERSAING INDUSTRI KULIT DI SENTRA … · Kulit Di Sentra Industri Kulit Manding Kabupaten Bantul adalah karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan ... 3.4.Metode

1. Suyono pemilik showroom Shely Kusuma, jumlah pegawai 4 orang, produk yang

dihasilkan souvenir dompet koin.

2. Joko Sudibyo pemilik showroom Dwi Jaya, jumlah pegawai 7 orang, produk yang

dihasilkan sepatu kulit untuk dewasa dan anak-anak.

3. Ekwanto Iswan pemilik showroom Laras, jumlah pegawai 5 orang, produk yang

dihasilkan tas dan jaket.

4. Subandriyono pemilik showroom Wenys, jumlah pegawai 8 orang, produk yang

dihasilkan sepatu drumband.

5. Surahman pemilik showroom Anda, jumlah pegawai 3 orang, produk yang

dihasilkan sabuk dan tas dompet.

Shely Kusuma dan Anda mewakili industri kulit berskala mikro, sedangkan

Dwijaya, Laras, dan wenys mewakili industri kecil. Klasifikasi skala industri menurut

Badan Pusat Statistika (BPS) bahwa pengelompokan perusahaan atau usaha industri

pengolahan berdasarkan jumlah tenaga kerjanya tanpa memperhatikan besarnya

modal yang ditanam yaitu :

1. Industri rumah tangga, jumlah tenaga kerja 1 – 4 karyawan.

2. Industri kecil, jumlah tenaga kerja 5 - 19 karyawan.

3. Industri menengah, jumlah tenaga kerja 20 - 99 karyawan.

4. Industri besar, jumlah tenaga kerja 100 karyawan lebih.

Analisis Internal

Menurut David (2009), lingkungan internal adalah suatu kondisi perusahaan

yang dapat berpengaruh langsung terhadap kelangsungan perusahaan. Mempelajari

lingkungan internal, maka perusahaan dapat menentukan apa yang harus mereka

lakukan untuk memaksimalkan kekuatan dan meminimalkan kelemahan. Tujuan

mengenali lingkungan di dalam industri adalah untuk mengenali kekuatan dan

kelemahan internal organisasi. Evaluasi internal menekankan pada identifikasi

kekuatan dan kelemahan perusahaan pada area fungsional bisnis, yaitu manajemen,

pemasaran, keuangan, produksi, penelitian dan pengembangan, sistem informasi

manajemen.

Page 80: STRATEGI BERSAING INDUSTRI KULIT DI SENTRA … · Kulit Di Sentra Industri Kulit Manding Kabupaten Bantul adalah karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan ... 3.4.Metode

A. Aspek Manajemen

Sebagian besar industri kulit di Manding memiliki struktur organisasi yang

sederhana, namun belum jelas job description dan job specification-nya,

disebabkan skala industri yang masih mikro dan kecil sehingga pembagian

pekerjaan cukup mudah. Pada umumnya pembagian pekerjaan hanya dibagi

menjadi bagian produksi dan bagian penjualan. Tingkat pergantian karyawan

sangat rendah, perikrutan dan pengawasan karyawan dilakukan sebatas unsur

kekeluargaan dan saling percaya. Namun yang membuat kondisi harmonis dalam

menjalankan industri. Tingkat pendidikan karyawan SD, SMP dan SMA, dan

belum ada penghargaan dan pelatihan dari dalam industri. Pelatihan hanya

dilakukan jika Pemerintah daerah Kabupaten Bantul menawarkan pada industri.

Kegiatan pencatatan dan administrasi dilakukan dengan sederhana, sebatas jumlah

barang yang terjual, serta rekap catatan dilakukan rata-rata setiap 3 bulan.

B. Aspek Pemasaran

Pelaku industri kulit Manding tidak melakukan segmentasi pasar, namun dari

hasil kuesioner terlihat rata-rata konsumen kelas menengah keatas. Penjualan

disekitar Yoyakarta, seperti daerah Malioboro, pasar Bringharjo, dan daerah

wisata seperti Borobudur dan Prambanan. Pasar luar kota meliputi Jakarta,

Semarang, Bali, Sumatra, Kalimantan, dan Papua. Pasar ekspor meliputi negara di

Benua Asia dan Eropa melayani pesanan dan pembelian grosir maupun retail.

Cara penjualan terefektif adalah saat pembeli memesan dalam jumlah besar,

selanjutnya cara selanjutnya adalah penjualan melalui showroom, namun tidak

semua pengrajin memiliki showroom. Belum melayani penjualan online dan

belum ada merk dagang, minimnya informasi produk kulit Manding kepada

konsumen. Strategi yang mereka andalkan adalah mutu kulit yang baik dengan

harga yang cukup bersaing atau murah. Namun, untuk hal desain model dan

warna, produk kulit Manding cenderung monoton. Promosi yang dilakukan

Page 81: STRATEGI BERSAING INDUSTRI KULIT DI SENTRA … · Kulit Di Sentra Industri Kulit Manding Kabupaten Bantul adalah karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan ... 3.4.Metode

sebatas pencetakan kartu nama, bahkan produknya tidak memiliki merk dagang

sendiri. Jaringan kerjasama untuk pemasaran sempit, sebatas menjaga hubungan

baik dengan pelanggan. Penjualan relatif banyak hanya saat libur nasional

maupun libur sekolah, atau mendekati hari raya lebaran. Penetapan harga

berdasakan biaya bahan baku ditambah keuntungan yang diinginkan. Nama besar

Manding sebagai sentra industri kulit memiliki dampak positif bagi penjualan,

serta letak Manding dinilai strategis karena memotong jalur utama dari kota

Yogyakarta menuju pantai Parangtritis, sehingga wisatawan dapat membeli oleh-

oleh khas kulit.

C. Aspek Keuangan

Seluruh pelaku industri kulit Manding mengalami penurunan pendapatan dalam

tiga tahun terakhir ini. Ini disebabkan turunnya permintaan pesanan dari

pelanggan dan turunannya jumlah penjualan di showroom. Namun mereka

memiliki modal yang cukup untuk bertahan. Keuangan dikelola oleh pemilik

sendiri, dan bukan merupakan ahli dalam bidang keuangan, pencatatan keuangan

dilakukan secara sederhana. Keuangan industri tercampur dengan keuangan

keluarga pemilik industri, ini sering mengakibatkan permasalahan keuangan.

Secara umum pengusaha memperoleh modal awal milik sendiri tidak ada yang

berasal dari investor, dan merupakan usaha turun temurun. Dalam usaha

pengembangannya beberapa pengusaha mendapatkan modal pinjaman bank,

namun sebagian besar mengalami kesulitan dalam pengajuan pinjaman ke bank,

merasa bunga pinjama terlalu tinggi, serta tidak memiliki agunan peminjaman.

D. Aspek Produksi

Bahan baku utama berupa kulit samak selalu dapat tercukupi, diperoleh dari

daerah Yogyakarta dan magetan jawa timur, hanya saja harganya yang relatif

mahal menjadi kendala dalam pemenuhan pesanan pembeli dalam jumah yang

besar. Prosedur pemesanan bahan baku dilakukan dengan mendatangi langsung

pemasok bahan baku, ataupun pemesanan melalui telepon jika sudah

berlangganan. Tidak terjadi proses penggudangan bahan baku, karena pengrajin

Page 82: STRATEGI BERSAING INDUSTRI KULIT DI SENTRA … · Kulit Di Sentra Industri Kulit Manding Kabupaten Bantul adalah karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan ... 3.4.Metode

hanya membeli seperlunya dan langsung diproses, sedangkan untuk produk

langsung disimpan di showroom. Teknologi produksi konvensional secara manual

didapatkan dari ajaran turun-temurun keluarga. Pengendalian mutu produk

dilakukan pada tahap finishing produk, ini dirasa sudah cukup efektif untuk

menjaga mutu produk. Melayani pembuatan produ sesuai pesanan. Mutu produk

baik, variabel kenyaman, jahitan, daya tahan, bahan baku, harga, dan ketersediaan

cukup mendekati harapan konsumen, variabel model dan warna cukup jauh dari

harapan konsumen. Variabel model dan warna menyangkut pengambangan

Desain produk yang lemah.

E. Aspek Pengembangan

Inovasi desain produk jarang dilakukan pelaku industri kulit Manding, umumnya

mereka hanya menerima desain yang diinginkan oleh pemesan. Faktor yang

mereka unggulkan adalah mutu baik dengan harga terjangkau. Pelatihan kepada

karyawan dilakukan jika hanya mendapat bantuan pelatihan dari pemerintah

daerah Kabupaten Bantul maupun ATK.

Evaluasi Faktor Internal (IFE)

Hasil identifikasi faktor internal perusahaan dikelompokkan menjadi dua,

yakni kekuatan internal (strengths) dan kelemahan internal (weaknesses). Daftar

kekuatan dan kelamahan perusahaan diperoleh dengan meringkas kuesioner dan

kemudian ditimbang selama diskusi dalam pertemuan, serta berdasarkan literatur.

Dari hasil analisis faktor internal tersebut diperoleh tujuh kekuatan dan tujuh

kelemahan yang dimiliki perusahaan sebagai berikut:

Kekuatan :

S1 : Lokasi usaha yang strategis

Menurut Sjaifudian (1997) penentuan lokasi sangat berperan penting dalam

kemajuan perkembangan usaha. Dekat dengan jaringan transportasi adalah yang

paling utama. Biaya transportasi mempunyai pengaruh terhadap biaya pemasaran,

Page 83: STRATEGI BERSAING INDUSTRI KULIT DI SENTRA … · Kulit Di Sentra Industri Kulit Manding Kabupaten Bantul adalah karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan ... 3.4.Metode

akibatnya konsumen akan memasukan biaya transportasi dalam fungsi permintaan.

Lokasi fasilitas merupakan salah satu faktor yang harus diperhatikan untuk

menciptakan efisiensi, efektivitas dan produktivitas dari kegiatan produksi-operasi

perusahaan (Pearce dan Robinson 2004)

Sentra industri kulit Manding memiliki lokasi strategis yaitu terletak

memotong jalan parangtritis yang merupakan jalur dari kota Yogyakarta menuju

pantai Parangtritis, pantai yang sangat terkenal dan banyak penunjungnya baik

wisatawan dalam maupun luar negeri. Jalan ini juga merupakan jalur bus dan jalan

utama menuju pantai-pantai lain di bantul seperti pantai depok yang terkenal dengan

pelelangan ikan, serta pantai glagah yang memiliki pasir putih. Lokasi Manding ini

memungkinkan banyak wisatawan berkunjung untuk membeli oleh-oleh maupun

berbelanja untuk kebutuhan sendiri akan produk khas kulit. Pernyataan bahwa

Manding memiliki lokasi yang strategis disimpulkan dari hasil diskusi dengan pakar,

pernyataan pelaku industri kulit, dan ungkapan beberapa responden konsumen bahwa

lokasi Manding merupakan salah satu alasan berbelanja disana.

S2 : Nama besar Manding sebagai sentra industri kulit dan sebagai Desa wisata.

Loyalitas kosumen terhadap produk merupakan faktor kekuatan dari aspek

pemasaran (Pearce dan Robinson 2004) dimana didalamnya termasuk loyalitas yang

dipengaruhi nama besar perusahaan. Manding telah dikenal sebagai daerah sentra

para pengrajin kulit dari tahun 1980an hingga sekarang. Produk Manding terkenal

dengan mutu yang baik serta harga yang lebih terjangkau. Ini terlihat dari masukan

para konsumen yang puas akan keawetan produk serta harga yang relatif lebih murah.

Predikat Desa wisata juga sudah diberikan kepada Desa Manding, dukungan

pemerintah dan pengelola paguyuban Manding untuk mengankat Desa wisata

Manding yang menyuguhkan kegiatan para pengrajin kulit dalam memproduksi

produk secara manual dan tradisional, ini diungkapkan oleh pakar dari dinas

perindustrian Kabupaten Bantul, serta penerbitas video profil Desa wisata Manding

oleh pengelola kelompok sadar wisata Manding sebagai bukti keseriusan mereka

mempromosikan Desa wisata Manding.

Page 84: STRATEGI BERSAING INDUSTRI KULIT DI SENTRA … · Kulit Di Sentra Industri Kulit Manding Kabupaten Bantul adalah karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan ... 3.4.Metode

S3 : Terjaminnya ketersediaan bahan baku

Menurut Pearce dan Robinson (2004) ketersediaan bahan baku merupakan

salah satu faktor yang harus diperhatikan untuk menciptakan efisiensi, efektivitas dan

produktivitas dari kegiatan produksi-operasi perusahaan. Bahan baku berupa kulit

samak dan bahan tambahan lainya dengan mudah diperoleh para pelaku industri dari

sekitar kota Yogyakarta ataupun dari magetan jawa timur. Pelaku industri tidak

merasa kesulitan dalam mendapatkan bahan baku hanya saja, harga kulit samak yang

dirasa mahal. Menurut para pakar, ketersediaan kulit samak dirasa aman untuk saat

ini dan beberapa tahun kedepan.

S4 : Mutu produk memuaskan

Dua hal yang dibeli konsumen dari sebuah produk. Pertama nilai yang

terkandung dalam produk tersebut dan service yang diberikannya. Nilai ditentukan

oleh biaya dan kualitas sedangkan service ditentukan oleh mutu. Mutu ternyata

menjadi faktor penentu agar produk dapat menarik perhatian konsumen. Oleh karena

itu mutu dapat dijadikan sebagai senjata strategik yang harus dikembangkan guna

mencapai kompetitif. Porter (1997) menyatakan bahwa produk yang bermutu,

ditentukan oleh delapan faktor yaitu : Performance, Feature, Reability, Conformance,

Durability, Service Ability, Aesthetics, dan Perceived Quality. Produk kulit dari

sentra industri kulit Manding munggul dalam mutu durability, yaitu mutu dengan

kecenderung pada ketahanan suatu produk saat digunakan. Mutu produk sangat dijaga

oleh para pelaku industri kulit Manding. Mutu merupakan faktor andalan untuk

menarik dan mempertahankan konsumen. Mutu produk kulit Manding juga diakui

oleh pakar dan para konsumen yang menyatakan produk awet saat dipakai dan

keaslian kulitnya terjamin.

S5 : Suasana kekeluargaan yang kental dalam bisnis

Bisnis industri kulit di Manding merupakan usaha yang turun temurun,

mayoritas pegawainya juga merupakan kerabat dari pemilik industri, ini merupakan

Page 85: STRATEGI BERSAING INDUSTRI KULIT DI SENTRA … · Kulit Di Sentra Industri Kulit Manding Kabupaten Bantul adalah karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan ... 3.4.Metode

pengakuan para pelaku industri. Ini terlihat juga dari sistem perikrutan pegawai atas

unsur kedekatan dan kekeluargaan, serta sistem pengawasan yang berdasarkan

kepercayaan saja. Ini membuat suasana terasa harmonis dalam menjalankan bisnis

industri kulit di Manding.

S6 : Harga produk lebih murah

Keunggulan bersaing terjadi pada saat perusahaan mampu menyampaikan

manfaat seperti pesaing-pesaingnya tetapi dengan biaya yang lebih rendah (cost

advantage) atau menyampaikan manfaat melebihi dari produk yang berkompetisi

(differentiation advantage) (Porter 1997). Produk kulit di Manding diakui oleh pakar

dan para konsumen memiliki harga yang relatif lebih murah dari toko-toko lain di

luar Manding. Ini dipengaruhi oleh penetuan harga jual produk yang cukup

sederhana, yaitu biaya untuk pembelian bahan baku ditambah estimasi keuntungan

yang ingin didapatkan. Harga yang lebih murah juga merupakan faktor andalan untuk

menarik dan mempertahankan konsumen.

S7 : Produk unik sesuai pesanan

Menurut Porter (1997) service ability merupakan suatu mutu yang berbasis

pada kepuasan konsumen. Mutu ternyata menjadi faktor penentu agar produk dapat

menarik perhatian konsumen. Oleh karena itu mutu dapat dijadikan sebagai senjata

strategik yang harus dikembangkan guna mencapai kompetitif. Pengrajin kulit

Manding melayani pesanan dengan desain sesuai dengan keinginan konsumen, ini

menjadikan produk kulit Manding menjadi unik karena tidak diproduksi dalam

jumlah yang banyak. Keunikan ini menjadi daya tarik tersendiri bagi konsumen yang

ingin memiliki barang eksklusif dan tidak pasaran. Ini diungkapkan oleh pelaku

industri kulit Manding sendiri dan juga pengakuan dari para konsumen.

Kelemahan :

W1 : Jaringan kerjasama terbatas

Page 86: STRATEGI BERSAING INDUSTRI KULIT DI SENTRA … · Kulit Di Sentra Industri Kulit Manding Kabupaten Bantul adalah karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan ... 3.4.Metode

Keberhasilan program pengembangan usaha kecil sangat dipengaruhi oleh

situasi pasar yang dihadapi oleh UKM. Situasi permintaan terhadap produk UKM

tidak saja melalui permintaan efektif, tetapi juga pada peningkatan akses terhadap

informasi pasar serta akses kepada pasar ekspor (Hubeis, 1997; Sjaifuddian et al,

1997; Thoha, 2000). Produk industri kulit Manding memang banyak di eksport,

namun hanya dua industri berskala sedang yang memiliki jaringan langsung dengan

luar negeri, sedangkan untuk pengrajin yang lain, hanya melayani pesanan dari buyer

yang memiliki jaringan ke luar negeri. Ini diungkapkan pelaku industri yang

menyatakan bahwa mereka hanya menunggu pesanan dari buyer, para pakar juga

berpendapat yang sama bahwa jaringan pemasaran industri kulit di Manding masih

sangat terbatas.

W2 : Promosi kurang agresif.

Promosi merupakan upaya untuk menarik konsumen, konsumen yang tertarik

akan membeli produk dan meningkatkan volume penjualan. Promosi menjadikan

produk lebih dikenal oleh konsumen dan merupakan wadah untuk mencari pasar baru

(Hakimi 2007). Promosi yang dilakukan para pengrajin Manding sebatas membuat

kartu nama, dan terkadang mengikuti pameran yang ditawarkan oleh Pemerintah

daerah bantul. Belum ada tindakan promosi yang agresif ke konsumen, pemberian

kartu nama showroom hanya jika konsumen memintanya. Kurangnya promosi

mengakibatkan rendahnya penjualan karena minimnya informasi yang didapatkan

konsumen agar mempengaruhi keputusan untuk membeli produk.

W3 : Inovasi Desain produk rendah

Kunci bagi kelangsungan hidup perusahaan adalah kemampuan perusahaan

untuk melakukan perubahan diri ketika lingkungan berubah dan menuntut perilaku

yang baru. Perusahaan yang mampu menyesuaikan diri, mengikuti terus perubahan

lingkungan serta melakukan perubahan melalui perencanaan ke masa depan dan akan

mempertahankan strategi yang ada sesuai dengan perubahan lingkungan (Kotler,

2002). Inovasi adalah salah satu perubahan produk yang menyesuaikan keinginan

Page 87: STRATEGI BERSAING INDUSTRI KULIT DI SENTRA … · Kulit Di Sentra Industri Kulit Manding Kabupaten Bantul adalah karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan ... 3.4.Metode

konsumen. Inovasi merupakan suatu proses yang tidak hanya sebatas menciptakan ide

atau pemikiran baru. Ide tersebut harus diimpelementasikan melalui sebuah proses

adopsi. Keluhan konsumen mengenaik Desain model yang dimiliki produk Manding

banyak saat pengisian kuesioner. Kurang mengikuti trend dan kurang variatif menjadi

keluahan utama. Dari hasil penilaian konsumen, variabel model dan warna produk

Manding sangat jauh dari harapan konsumen. Para pakar juga mengakui para

pengrajin jarang melakukan pengembangan Desain produk, mereka cenderung hanya

membuat Desain yang biasanya dipesan konsumen, padahal frekuensi pemesanan

tidak tentu, dan terkadang selera konsumen luar negeri berbeda dengan selera

konsumen dalam negeri.

W4 : Tidak ada merk dagang

Menurut Pearce dan Robinson (2004) loyalitas konsumen terhadap merk dari

perusahaan tertentu merupakan kekuatan dari aspek pemasaran, namun sampai

sekarang produk hasil pengrajin Manding belum memiliki merk dagang sendiri,

mereka tidak mencantumkan merk dagang apapun pada produknya. Padahal merk

produk dapat menjadi identitas sebuah industri, karena merk lebih mudah dikenal

oleh konsumen. Pengakuan pelaku industri sendiri bahwa mereka tidak memberikan

merk dagang pada produk-produknya. Ini juga mendapatkan masukan dari konsumen

untuk memberikan identitas tertentu pada produk yang asli buatan pengrajin

Manding, sehingga ciri khas Manding dapat terlihat, sehingga dapat dibedakan antara

produk asli buatan pengrajin Manding dengan produk buatan industri diluar Manding

yang juga dijual di showroom.

W5 : Keterbatasan modal, sarana dan prasarana umum

Sebagai entitas bisnis maka IKM juga menghadapi beberapa masalah, baik

masalah internal maupun masalah eksternal. Masalah internal meliputi masalah

permodalan, masalah administrasi keuangan, keterbatasan sarana prasarana yang

dimiliki IKM, masalah kaderisasi dan masalah pengelolaan tunggal. Dari beberapa

masalah tersebut, masalah permodalan merupakan masalah klasik yang dihadapi oleh

Page 88: STRATEGI BERSAING INDUSTRI KULIT DI SENTRA … · Kulit Di Sentra Industri Kulit Manding Kabupaten Bantul adalah karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan ... 3.4.Metode

UKM. Sebagai perusahaan kecil dan menegah, mereka seringkali tidak dapat

memenuhi persyaratan teknis yang diminta bank atau lembaga keuangan lainnya

untuk mendapatkan kredit untuk meningkatkan usahanya sehingga mereka sulit

berkembang (Lestari, 2005).

Modal merupakan masalah kedua yang dikeluhkan pelaku industri kulit di

Manding setelah masalah pemasaran. Pemenuhan pesanan dalam jumlah yang besar

terkadang menjadi kendala, karena modal pembelian bahan baku cukup mahal,

sehingga terkadang pengrajin tidak bisa memenuhi pesanan yang terlalu besar.

Terbatasnya sarana dan prasarana umum seperti tempat parkir, toilet umum, serta area

bermain anak dan tempat makan juga dikeluhkan oleh para konsumen. Sebenarnya

sudah banyak bantuan dari pemerintah dan pihak lain seperti BI, namun untuk

memenuhi semua kebutuhan sarana dan prasarana tersebut juga dibutuhkan peran

aktif para pelaku industri kulit Manding.

W6 : Permasalahan Showroom

Masalah internal IKM meliputi masalah permodalan, masalah administrasi

keuangan, keterbatasan sarana prasarana yang dimiliki IKM, masalah kaderisasi dan

masalah pengelolaan tunggal (Lestari, 2005). Sarana yang lebih spesifik untuk

kegiatan jual beli adalah showroom. Showroom merupakan sarana yang cukup banyak

memberikan pendapatan bagi pemilik, namun tidak semua pelaku industri kulit di

Manding memiliki showroom. Seluruh industri kulit di Manding berjumlah 32, hanya

13 pengrajin yang memiliki showroom. Sisanya tidak memiliki showroom karena

keterbatasan modal. Selain itu permasalah lain dalam showroom adalah dijualnya

produk kulit yang diproduksi oleh industri diluar Manding, sehingga konsumen tidak

dapat membedakan produk asli dengan produk luar Manding. Produk kulit luar

Manding bertujuan untuk memberikan variasi pilihan produk kepada konsumen, tapi

ini justru menghilangkan ciri khas produk asli buatan pengrajin Manding.

W7 : Tingkat pendidikan rendah

Page 89: STRATEGI BERSAING INDUSTRI KULIT DI SENTRA … · Kulit Di Sentra Industri Kulit Manding Kabupaten Bantul adalah karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan ... 3.4.Metode

Kaderisasi pada UKM juga merupakan masalah yang krusial mengingat

generasi penerus setelah mencapai pendidikan yang lebih tinggi biasanya memilih

bekerja pada perusahaan lain yang lebih besar dan lebih menjanjikan dari pada

meneruskan usaha orang tuanya. Selain itu masalah pengelolaan tunggal yang juga

merupakan masalah berat mengingat segala aktivitas dikerjakan sendiri oleh pemilik

yang merangkap jadi manajer perusahaan (Lestari 2005). Menurut pendapat para

pakar rendahnya tingkat pendidikan para pengrajin kulit di Manding membuat

rendahnya kesadaran para pengrajin untuk menerapkan ilmu-ilmu yang diberikan saat

pelatihan, sehingga pelatihan dinilai kurang efektif. Misalkan pelatihan Desain

produk yang tidak diterapkan, pelatihan pencatatan keuangan dan administrasi, yang

masih sering tercampur dengan keuangan keluarga, serta pelatihan ketrampilan lain

seperti pelatihan pembuatan bola sepak dan pelatihan pembuatan produk dari kulit

ikan pari.

Selanjutnya faktor kelemahan dan kekuatan tersebut dianalisis menggunakan

matriks IFE. Kekuatan yang dimiliki perusahaan menjadi faktor yang sangat

menguntungkan bagi aktivitas perusahaan, sedangkan kelemahan yang dimiliki

perusahaan merupakan faktor yang bisa merugikan aktivitas perusahaan jika tidak

ditangani dengan baik. Setiap faktor dinilai bobot dan rangkingnya. Pemberian bobot

pada setiap faktor dari 0,0 (tidak penting) sampai 1,0 (paling penting). Bobot itu

mengindikasikan signifikasi relatif dari suatu faktor terhadap keberhasilan

perusahaan. Jumlah seluruh bobot harus sama dengan 1. Untuk mempermudah

penilaian, pembobotan dilakukan dengan metode pairwise comparison atau

perbandingan berpasangan, yaitu membandingakan setiap faktor yang akan diberi

penilaian, dimana nilai 1 menunjukan faktor baris tidak lebih penting dari faktor

kolom, nilai 2 menunjukan faktor baris sama penting dengan faktor kolom, dan nilai 3

menunjukan faktor baris lebih penting dari faktor kolom (David, 2009).

Pemberian peringkat 1 sampai 4 pada setiap faktor untuk mengindikasikan

apakah faktor tersebut sangat lemah (peringkat = 1), lemah (peringkat = 2), kuat

(peringkat = 3), atau sangat kuat (peringkat=4). Perhatikan bahwa kekuatan harus

Page 90: STRATEGI BERSAING INDUSTRI KULIT DI SENTRA … · Kulit Di Sentra Industri Kulit Manding Kabupaten Bantul adalah karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan ... 3.4.Metode

mendapat peringkat 3 atau 4 dan kelemahan harus mendapat peringkat 1 atau 2. Oleh

karenanya, peringkat berbasis perusahaan, sementara bobot berbasis industri.

Kemudian bobot skor diperoleh dengan mengkalikan bobot dengan peringkat.

Menjumlahkan skor bobot untuk memperoleh total skor bobot. Nilai total skor bobot

menunjukkan kekuatan internal perusahaan. Skor bobot tertinggi adalah 4, terendah

adalah 1, dan rata-rata skor bobot 2,5. Skor >2,5 mencirikan organisasi yang lemah

secara internal (David, 2009). Hasil internal faktor evaluasi pada industri kulit di

Manding dapt dilihat pada tabel 13.

Tabel 13 Hasil evaluasi faktor internal perusahaan (IFE)

Faktor Internal Utama

Bobot Peringkat Skor Bobot Kekuatan

A. Lokasi usaha yang strategis 0.064 4.00 0.255

B. Nama besar Manding, Desa wisata 0.085 4.00 0.341

C. Terjaminnya ketersediaan bahan baku 0.069 3.75 0.260

D. Mutu produk memuaskan 0.097 3.75 0.363

E. Suasana kekeluargaan yang kental dalam bisnis 0.036 3.50 0.127

F. Harga produk lebih murah 0.058 3.50 0.204

G. Produk unik sesuai pesanan 0.067 3.25 0.217

Kelemahan

H. Jaringan kerjasama terbatas 0.099 2.00 0.198

I. Promosi kurang agresif 0.082 1.25 0.102

J. Inovasi Desain produk rendah 0.071 1.00 0.071

K. Tidak ada merk dagang 0.043 1.50 0.064

L. Keterbatasan modal, sarana dan prasarana umum 0.062 2.00 0.124

M. Permasalahan Showroom 0.067 2.00 0.135

N. Tingkat pendidikan rendah 0.100 1.75 0.174

Total bobot skor 2.635

Hasil evaluasi faktor internal (IFE) bernilai 2.635 ini menunjukkan bahwa

perusahaan cukup baik dalam mengelola kondisi internalnya, dengan tiga faktor

kekuatan yang memiliki skor bobot tertinggi secara berurutan adalah mutu produk

yang memuaskan (0.363), nama besar Manding sebagai sentra industri kulit dan

sebagai Desa wisata (0.341) dan terjaminnya ketersediaan bahan baku (0.260). Nilai

Page 91: STRATEGI BERSAING INDUSTRI KULIT DI SENTRA … · Kulit Di Sentra Industri Kulit Manding Kabupaten Bantul adalah karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan ... 3.4.Metode

terjaminnya ketersediaan bahan baku berbeda tipis dengan nilai faktor lokasi usaha

yang strategi (0.255). Faktor kelemahan adalah tiga faktor utama yang memiliki skor

bobot yang paling tinggi adalah Jaringan kerjasama terbatas (0.198), Tingkat

pendidikan rendah (0.174), dan Permasalahan Showroom (0.135). Hasil penilaian

kekuatan dan kelemahan oleh masing-masing pakar dapat dilihat pada Lampiran 1.

Mutu produk yang memuaskan menjadi faktor yang sangat kuat dikendalikan

oleh pengrajin Manding, faktor mutu produk merupakan faktor yang sangat penting

bagi sebuah perusahaan dan pengusaha di Manding mampu memenuhinya dengan

baik. faktor ini mencapai nilai tertinggi. Nama besar Manding sebagai sentra industri

kulit dan Desa wisata sangat penting bagi daya tarik konsumen untuk membeli

produk kulit di Manding. Pengrajin Manding mampu mempertahankan nama mesar

Manding dengan tetap menjaga mutu produk dan mempertahankan harga yang tetap

bersaing. Faktor terjaminnya ketersediaan bahan baku dan lokasi usaha yang strategis

memiliki skor bobot yang hampir sama. Terjaminnya ketersediaan bahan baku karena

pemasok kulit samak mudah ditemukan wilayah Yogyakarta atau magetan, dan

jumlahnya selalu mencukupi kebutuhan industri kulit Manding. Lokasi usaha yang

strategis dikarenakan Manding memotong jalur dari kota Yogyakarta menuju pantai

Parangtritis, yang nama pantai parangtritis cukup besar menarik para wisatawan baik

lokal maupun manca negara. Dapat disimpulkan bahwa para pengrajin Manding harus

dapat mempertahankan skor bobot faktor-fakor tersebut agar dapat tetap berkembang.

Faktor kelemahan yang memiliki skor bobot yang rendah adalah tidak adanya

merk dagang produk, rendahnya inovasi Desain produk, serta promosi yang kurang

agresif. Merk dagang sangat membantu konsumen untuk mengidentifikasi produk

kulit yang asli buatan pengrajin kulit di Manding, merk dagang merupakan media

promosi yang mudah, murah dan cukup diingat konsumen. Akibat tidak adanya merk

dagang maka image produk asli Manding yaitu produk bermutu dengan harga murah,

dapat dirusak oleh produk dari luar Manding yang memiliki mutu yang kurang baik,

namun dijual juga di showroom-showroom di wilayah Manding. Inovasi Desain

produk yang kurang variatif dan tidak mengikuti trend yang sedang digemari

dipasaran juga merupakan permasalahan penting yang harus segera diatasi. Bagi

Page 92: STRATEGI BERSAING INDUSTRI KULIT DI SENTRA … · Kulit Di Sentra Industri Kulit Manding Kabupaten Bantul adalah karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan ... 3.4.Metode

komsumen wanita, model warna dan trend yang ada merupakan faktor yang sangat

mempengaruhi dalam pembelian produk. menurut pakar, promosi yang kurang

agresif, salah satu hal yang menyebabkan turunnya penjualan dalam tiga tahun

terakhir. Persaingan yang ketat yang terjadi akibat banyaknya pemain dalam industri

yang sama serta banyaknya produk substitusi mengharuskan sebuah perusahaan

melakukan promosi yang cukup gencar, untuk menarik konsumen.

Analisis Eksternal

Lingkungan eksternal adalah suatu kondisi yang berada di luar perusahaan

yang mana perusahaan tidak mempunyai pengaruh sama sekali terhadapnya

(uncontrolable) sehingga perubahan-perubahan yang terjadi pada lingkungan ini akan

mempengaruhi kinerja perusahaan dalam industri tersebut (Wahyudi, 1996). Menurut

Umar (2005), Lingkungan eksternal dibagi menjadi dua kategori, yaitu lingkungan

jauh dan lingkungan industri, sementara lingkungan internal merupakan aspek-aspek

yang ada di dalam perusahaan. Tujuan dari analisis industri dan memeriksa faktor

lingkungan adalah dengan memanfaatkan peluang dan menghindari ancaman.

Dari hasil kuesioner mengenai pengaruh lingkungan remote (faktor ekonomi,

faktor sosial, budaya, demografi dan lingkungan, faktor pemerintah dan hukum,

faktor teknologi, faktor persaingan) terhadap industri kulit di Manding menunjukkan

bahwa seluruh faktor berpengaruh terhadap industri kulit di Manding, meskipun

untuk faktor teknologi pengaruhnya lemah dengan skor 2,33. Faktor yang paling kuat

berpengaruh adalah faktor ekonomi (3,667), kemudian faktor persaingan (3,556),

faktor yang memiliki pengaruh sedang adalah faktor pemerintah dan hukum (3,222),

serta faktor sosial, budaya, demografi dan lingkungan (3,00). Rekapitulasi kuesioner

lingkungan remote terlihat pada tabel 14.

Tabel 14 Rekapitulasi kuesioner lingkungan remote

Lingkungan Remote Skor Keterangan

Faktor ekonomi 3.667 Berpengaruh kuat

Faktor sosial, budaya, demografi dan lingkungan 3.000 Berpengaruh

Faktor pemerintah dan hukum 3.222 Berpengaruh

Page 93: STRATEGI BERSAING INDUSTRI KULIT DI SENTRA … · Kulit Di Sentra Industri Kulit Manding Kabupaten Bantul adalah karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan ... 3.4.Metode

Faktor teknologi 2.333 Berpengeruh lemah

Faktor persaingan 3.556 Berpengaruh kuat

A. Aspek Ekonomi

Nilai tukar rupiah – USD dan inflasi rupiah akan sangat berpengaruh terhadap

industri kulit Manding terutama dalam harga pembelian bahan baku kulit samak,

mutu kulit samak impor lebih baik dari mutu kulit samak dalam negeri, mutu ini

terlihat dari segi ukuran dan juga bentuk/keutuhan kulit samak. Untuk

memproduk jaket atau tas eksklusif, para pengrajin lebih memilih menggunakan

bahan baku kulit samak impor, meskipun harganya lebih mahal. Peningkatan

harga kulit samak mengakibatkan meningkatnya harga jual produk, ini

mengakibatkan penurunan jumlah penjualan. Peningkatan jumlah pendapatan

masyarakat akan berpengaruh baik terhadap jumlah penjualan, karena daya beli

masyarakat meningkat. Harga bahan bakar minyak juga mempengeruhi harga jual

produk, karena dengan meningkatnya BBM, maka semua harga bahan pembantu

dan biaya transportasi akan meningkat. Suku bunga KUR retail dari BRI saat ini

berkisar 14%, sedangakan KUR mikro 22% pertahun. Tingginya suku bunga

KUR mikro membuat pengrajin kulit Manding enggan meminjam, padahal

peminjaman melalui paguyuban dapat dikenakan suku bunga yang lebih rendah.

B. Aspek Sosial, Budaya, Demografi dan Lingkungan

Faktor gaya hidup, produk kulit asli masih memiliki citra eksklusif bagi

konsumen, ini memberikan dampak positif dalam keberlangsungan industri kulit

di Manding. Saat ini kulit ikan pari sedang digemari konsumen kelas atas. Citra

ini mamupu membentuk segmen konsumen yang loyal terhadap produk kulit,

meski harganya relatif lebih tinggi dari produk substitusinya. Mayoritas

konsumen yang berkunjung ke showroom Manding masih berasal dari dalam kota

Yogyakarta, namun jika musim libur panjang tiba, banyak konsumen dari luar

kota, dan puncak penjualan terjadi saat liburan atau mendekati hari raya.

Kestabilan keamanan lingkungan Indonesia juga mempengaruhi frekuensi

Page 94: STRATEGI BERSAING INDUSTRI KULIT DI SENTRA … · Kulit Di Sentra Industri Kulit Manding Kabupaten Bantul adalah karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan ... 3.4.Metode

pemesanan dan jumlah produk yang akan di ekspor. Jumlah penduduk

Yogyakarta merupakan potensi peningkatan konsumsi tas, jaket, dan sepatu

sebagai kebutuhan dasar manusia.

C. Aspek Pemerintah Dan Hukum

Peran pemerintah sangat besar bagi perkembangan indutri kulit di Manding.

Dukungan dan bantuan berupa pelatihan, penyuluhan, dan bantuan penyediaan

sarana dan prasarana umum sangat dibutuhkan. Berbagai acara yang

diselenggarakan pemerintah seperti pameran dan pemberian souvenir produk kulit

Manding diberbagai kegiatan dapat sebagai media promosi yang efektif.

Perluasan jaringan pemasaran juga sangat membutuhkan bantuan dan dukungan

pemerintah. Akademi Teknologi Kulit (ATK) dan Balai Besar Kulit Karet dan

Plastik (BBKKP) yang masih dibawah kendali pemerintah juga sangat berperan

dalam perkembangan indutri kulit di Manding.

Adanya kebijakan pajak ekspor (PE) untuk membatasi ekspor kulit mentah

dalam rangka menanggulangi kelangkaan pasokan kulit di dalam negeri dan untuk

memaksimalkan kapasitas terpasang di industri hilir kulit seperti industri

penyamakan kulit dan sepatu. Dalam pelaksanaan PP No. 55 Tahun 2008 kulit

mentah, pickle dan wet blue dikenakan pungutan ekspor (PE). Adapun besarnya

pungutan ekspor dimaksud adalah 25 % untuk kulit mentah dan pickle, serta 15%

untuk wet blue.

D. Aspek Teknologi

Teknologi produksi yang digunakan para pengrajin kulit di Manding masih

manual dan tradisional, merupakan keahlian yang didapatkan turun temurun dan

hingga sekarang tidak banyak perubahan. Yogyakarta memiliki BBKKP dan ATK

yang seharusnya mampu memberi dukungan dalam perkembangan teknologi

industri perkulitan. Teknologi infomasi seperti internet juga belum tersentuh

pengrajin kulit Manding, padahal saat ini teknologi informasi berbasis internet

sangat familiar dengan konsumen. Rendahnya wawasan mengenai penggunaan

Page 95: STRATEGI BERSAING INDUSTRI KULIT DI SENTRA … · Kulit Di Sentra Industri Kulit Manding Kabupaten Bantul adalah karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan ... 3.4.Metode

teknologi informasi membuat industri kulit Manding lamban menarik konsumen

dan memperluas area pemasaran.

E. Aspek Persaingan

Aspek persaingan merupakan faktor terkuat yang mempengaruhi

perkembangan industri kulit di Manding setelah faktor ekonomi. Banyaknya

jumlah pelaku industri kulit dalam berbagai skala industri, membuat sebuah

perusahaan harus memiliki daya saing yang tinggi sehingga mampu mendapatkan

target konsumen yang diinginkan dan memenangkan persaingan pasar. Faktor

persaingan akan dijelaskan lebih detail pada analisis lingkungan industri.

Analisis Industri (Five Force’s Competitor)

Menurut Porter (1995), kekuatan bersaing pada lingkungan industri

bergantung pada lima faktor yaitu ancaman masuknya pendatang baru, ancaman

terhadap produk substitusi, kekuatan tawar menawar pemasok, kekuatan tawar

menawar pembeli dan intensitas persaingan dalam industri. Tabel 15 merupakan hasil

rekap kuesioner mengenai pengaruh lingkungan industri (faktor ancaman pendatang

baru, faktor daya tawar pemasok, faktor daya tawar pembeli, faktor ancaman barang

substitusi, dan faktor tingkat persaingan) terhadap industri kulit di Manding

menunjukkan bahwa seluruh faktor berpengaruh terhadap industri kulit di Manding.

A. Ancaman Pendatang Baru.

Pendatang baru dalam suatu industri dapat membahayakan perusahaan-

perusahaan yang ada karena pendatang baru akan membawa kapasitas baru,

keinginan untuk merebut pasar serta seringkali juga merebut sumberdaya yang besar.

Akibatnya harga dapat menjadi turun atau biaya membengkak sehingga mengurangi

keuntungan. Seperti dikatakan Porter (1995) bahwa pendatang baru akan menghadapi

6 (enam) rintangan yaitu: (1) skala ekonomi; (2) diferensiasi produk; (3) kebutuhan

modal; (4) biaya beralih pemasok; (5) akses ke saluran distribusi dan (6) peraturan

pemerintah. Faktor tersebut dikembangkan sesuai kondisi objek penelitian.

Page 96: STRATEGI BERSAING INDUSTRI KULIT DI SENTRA … · Kulit Di Sentra Industri Kulit Manding Kabupaten Bantul adalah karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan ... 3.4.Metode

a. Skala ekonomi : industri kulit Manding umumnya berskala mikro dan kecil,

hanya dua pengrajin yang berskala sedang. Sehingga kemampuan industri untuk

meningkatkan efisiensi dengan penurunan biaya satuan produk sangat lemah. Ini

memberikan peluang kepada pemain baru untuk masuk di Manding dengan skala

ekonomi yang lebih baik. Maka ancaman pendatang baru pada faktor skala

ekonomi cukup berpengaruh terhadap keberlangsungan industri kulit di Manding,

skor 3.00.

b. Diferensiasi produk: layanan pesan sesuai dengan keinginan pelanggan

menghasilkan produk yang unik dan ini memberikan nilai tambah tersendiri bagi

pelanggan, sehingga konsumen tersebut cenderung bersikap loyal sehingga

pendatang baru memerlukan biaya yang cukup besar untuk merebut loyalitas

pelanggan tersebut. Namun industri kulit Manding lemah dalam inovasi Desain

produk yang sesuai dengan trend yang sedang diminati konsumen, sehingga ini

menjadi peluang bagi pendatang baru. Maka ancaman pendatang baru pada faktor

diferensiasi produk berpengaruh lemah terhadap keberlangsungan industri kulit di

Manding, dengan skor 2.22.

c. Kebutuhan Modal : modal yang dibutuhkan untuk mendirikan showroom di

Manding memang cukup besar, namun bagi pemain baru yang memiliki cukup

modal, ini tidak menjadi masalah, ketersediaan lahan yang cukup, ketersediaan

bahan baku yang cukup aman serta lokasi pemasok yang masih berada diwilayah

Yogyakarta sehingga mudah dijangkau. Peralatan produksi juga cukup sederhana.

Maka ancaman pendatang baru pada faktor kebutuhan modal cukup berpengaruh

terhadap keberlangsungan industri kulit di Manding, dengan skor 3.00.

d. Akses ke jaringan distribusi : jaringan distribusi industri kulit Manding sangat

sederhana, dengan kendaraan pribadi mengambil bahan baku serta mengantar

pesanan. Jika bahan baku atau pesanan dalam jumlah yang banyak mereka

menggunakan jasa pengiriman yang tersedia untuk umum. Oleh karena itu, tidak

ada hambatan bagi pendatang baru dalam akses ke jaringan distribusi. Maka

ancaman pendatang baru pada faktor Akses ke jaringan distribusi berpengaruh

kuat terhadap keberlangsungan industri kulit di Manding, dengan skor 3.56.

Page 97: STRATEGI BERSAING INDUSTRI KULIT DI SENTRA … · Kulit Di Sentra Industri Kulit Manding Kabupaten Bantul adalah karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan ... 3.4.Metode

Tabel 15 Rekapitulasi kuesioner lingkungan industri

Lingkungan Industri Skor Keterangan

Ancaman Pendatang Baru

a. Skala Ekonomi 3.00 Berpengaruh

b. Diferensiasi Penghalang Masuk 2.22 Berpengaruh lemah

c. Kecukupan Modal 3.00 Berpengaruh

d. Akses ke Saluran Distribusi 3.56 Berpengaruh kuat

e. Mutu Produk 1.00 Tidak berpengaruh

f. Peraturan Pemerintah 3.56 Berpengaruh kuat

g. Tindakan Penolakan yg Diperkirakan 3.44 Berpengaruh

h. Harga Penghalang Masuk 1.00 Tidak berpengaruh

i. Teknologi Hambatan Masuk 2.78 Berpengaruh

j. Pengalaman sebagai hambatan masuk 2.78 Berpengaruh

Daya Tawar Pemasok

a. Kelompok Pemasok 2.44 Berpengaruh lemah

b. Produk Substitusi 2.78 Berpengaruh

c. Pelanggan Penting 3.00 Berpengaruh

d. Masukan Yang Penting 2.89 Berpengaruh

e. Pemerintah 1.33 Tidak berpengaruh

Daya Tawar Pembeli

a. Kelompok Pelanggan 3.00 Berpengaruh

b. Diferensiasi Produk 1.78 Berpengaruh lemah

c. Ancaman Integrasi Balik 2.44 Berpengaruh lemah

d. Mutu Produk 1.00 Tidak berpengaruh

e. Informasi Pelanggan 3.78 Berpengaruh kuat

Ancaman Barang Substitusi 2.00 Berpengaruh lemah

Tingkat Persaingan

a. Jumlah Kompetitor 4.00 Berpengaruh kuat

b. Tingkat Pertumbuhan Industri 3.00 Berpengaruh

c. Biaya Tetap yang Besar 2.56 Berpengaruh

e. Mutu produk : mutu produk yang dihasilkan industri kulit Manding cukup baik,

sehingga cukup sulit bagi pendatang baru untuk menyamai atau mengungguli

mutu produk yang tersedia di Manding, maka ancaman pendatang baru pada

faktor mutu produk tidak berpengaruh terhadap keberlangsungan industri kulit di

Manding, dengan skor 1.00

Page 98: STRATEGI BERSAING INDUSTRI KULIT DI SENTRA … · Kulit Di Sentra Industri Kulit Manding Kabupaten Bantul adalah karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan ... 3.4.Metode

f. Peraturan Pemerintah : tidak ada kebijakan yang membatasi masuknya pendatang

baru dalam usaha industri kulit di Manding, sehingga dengan mudah para

pendatang dapat mendirikan industri kulit di Manding, ini cukup mengancam

keberlangsungan industri kulit yang merupakan bisnis turun temurun penduduk

Manding, maka ancaman pendatang baru pada faktor peraturan pemerintah

berpengaruh kuat terhadap keberlangsungan industri kulit di Manding, dengan

skor 3.56.

g. Tindakan penolakan yang diperkirakan : tidak ada penolakan yang berarti dari

pengrajin kulit Manding terhadap masuknya pendatang baru, ini dikarenakan

mereka merasa tidak punya hak untuk melarang masuknya pendatang baru,

meskipun mereka menyadari pendatang baru pasti akan menjadi pesaing dalam

memperebutkan konsumen. Tidak adanya tindakan penolakan yang diperkirakan

menjadi kabar baik bagi pendatang baru dibidang industri kulit di Manding, maka

ancaman pendatang baru pada faktor tindakan penolakan yang diperkirakan

berpengaruh kuat terhadap keberlangsungan industri kulit di Manding, dengan

skor 3.44.

h. Harga Penghalang Masuk : harga yang ditawarkan oleh industri kulit di Manding

relatif murah, cukup berat bagi pemain baru untuk menekan harga sehingga dapat

menjual produk yang sama dengan harga yang lebih murah, maka ancaman

pendatang baru pada faktor harga penghalang masuk tidak berpengaruh terhadap

keberlangsungan industri kulit di Manding, dengan skor 1.00

i. Teknologi hambatan masuk : teknologi produksi yang digunakan pengrajin

industri kulit Manding masih manual dan tradisional karena berasal dari ajaran

turun temurun. Teknologi informasi juga belum dimanfaatkan dengan baik oleh

pengrajin industri kulit Manding. Ini menjadi peluang bagi pendatang baru untuk

unggul dibidang teknologi, maka ancaman pendatang baru pada faktor teknologi

hambatan masuk cukup berpengaruh terhadap keberlangsungan industri kulit di

Manding, dengan skor 2.78.

j. Pengalaman sebagai hambatan masuk : pengalaman yang dimiliki pelaku industri

kulit Manding relatif lama, karena bisnis indutri kulit merupaka bisnis turun

Page 99: STRATEGI BERSAING INDUSTRI KULIT DI SENTRA … · Kulit Di Sentra Industri Kulit Manding Kabupaten Bantul adalah karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan ... 3.4.Metode

temurun, sehingga dari usia muda mereka telah menekuni industri kulit. Ini

menjadi ancaman bagi pendatang baru, maka ancaman pendatang baru pada

faktor pengalaman sebagai hambatan masuk cukup berpengaruh terhadap

keberlangsungan industri kulit di Manding, dengan skor 2.78.

B. Kekuatan Tawar-Menawar Pemasok.

Meningkatkan harga dan mengurangi mutu produk yang dijual adalah cara

potensial yang dapat digunakan pemasok untuk mendapatkan kekuatan terhadap

perusahaan-perusahaan yang bersaing dalam suatu industri. Apabila perusahaan tidak

dapat menutup peningkatan biaya yang terjadi melalui struktur harganya maka

kemampulabaannya akan berkurang akibat tindakan pemasok. Kondisi-kondisi yang

membuat pemasok kuat cenderung serupa dengan kondisi yang membuat pembeli

kuat, dimana kelompok pemasok dapat dikatakan kuat jika :

a. Kelompok pemasok : pemasok kulit samak memang tidak berkelompok, namun

posisi pemasok dinilai tidak kuat oleh para pakar, ini dikarenakan banyaknnya

pemasok yang dapat menjadi pilihan bagi pengrajin industri kulit Manding, maka

kekuatan tawar menawar pemasok pada faktor kelompok pemasok berpengaruh

lemah terhadap keberlangsungan industri kulit di Manding, dengan skor 2.44.

b. Produk substitusi : sebenarnya ada produk pengganti dari kulit sama yaitu kulit

sintetis yang sangat menyerupai kulit asli, namun tetap saja lebih baik kulit samak

asli, maka kekuatan tawar menawar pemasok pada faktor produk substitusi cukup

berpengaruh terhadap keberlangsungan industri kulit di Manding, dengan skor

2.78.

c. Pelanggan Penting : industri kulit Manding bukan merupakan pelanggan satu-

satunya para pemasok, karena memang tidak ada ikatan kerja sama, maka

kekuatan tawar menawar pemasok pada faktor pelanggan penting cukup

berpengaruh terhadap keberlangsungan industri kulit di Manding, dengan skor

3.00.

d. Masukan yang Penting : kulit samak merupakan bahan baku yang penting bagi

industri kulit Manding, sehingga kekuatan pemasok kulit Manding cukup besar,

Page 100: STRATEGI BERSAING INDUSTRI KULIT DI SENTRA … · Kulit Di Sentra Industri Kulit Manding Kabupaten Bantul adalah karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan ... 3.4.Metode

namun untuk asesoris bukan merupakan masukan yang penting bagi industri kulit

Manding, karena ternyata dari hasil rekap kuesioner responden lebih menyukai

produk yang tidak terlalu rame asesoris, maka kekuatan tawar menawar pemasok

pada faktor masukan yang penting cukup berpengaruh terhadap keberlangsungan

industri kulit di Manding, dengan skor 2.89.

e. Pemerintah : pemerintah memang mengeluarkan kebijakan berupa penetapan PE

kulit mentah sebesar 25% untuk melindungi industri hilir, namun ini tidak terlalu

berpengaruh terhadap pemenuhan kulit samak lokal yang bermutu bagi industri

kulit di Manding, maka kekuatan tawar menawar pemasok pada faktor kebijakan

pemerintah dianggap tidak berpengaruh terhadap keberlangsungan industri kulit

di Manding, dengan skor 1.33.

Pasokan bahan baku sangat mudah diperoleh dari Yogyakarta dan Magetan.

Pemasok bahan baku kulit samak diperoleh antara lain dari : Jaynal Kulit, GM

Collection, Loex Manleather, Nad Nad Tannery, PT. Rajawali Nusindo Magelang,

Rohmat Leather, UD. Antique Jaya Leather. Ancaman daya tawar pemasok dinilai

lemah.

C. Kekuatan Tawar-Menawar Pembeli.

Pembeli bersaing dengan industri dengan cara memaksa harga turun, tawar

menawar untuk mutu yang lebih tinggi dan pelayanan yang lebih baik. Sebaliknya

pembeli lebih suka membeli produk dengan harga serendah mungkin dimana industri

dapat memperoleh pengembalian serendah mungkin yang dapat diterima. Dan

kelompok pembeli dapat menjadi kuat pada situasi berikut :

a. Kelompok Pelanggan (Pembeli): pelanggan produk kulit di Manding atau disebut

buyer memesan dalam jumlah yang banyak, meskipun frekuensi pemesanannya

tidak tentu. Buyer memiliki daya tawar yang kuat sebagai konsumen, maka

kekuatan tawar menawar pembeli pada faktor kelompok pelanggan cukup

berpengaruh terhadap keberlangsungan industri kulit Manding, dengan skor 3.00.

b. Diferensiasi Produk: adanya pelayanan pemesanan sesuai dengan keinginan

konsumen menjadikan produk industri kulit Manding unik dan tidak banyak

Page 101: STRATEGI BERSAING INDUSTRI KULIT DI SENTRA … · Kulit Di Sentra Industri Kulit Manding Kabupaten Bantul adalah karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan ... 3.4.Metode

ditemui dipasaran. Ini menjadikan konsumen memiliki daya tawar yang lemah

terhadap produk kulit yang diperoleh dari layanan pesanan sesuai keinginan

konsumen, maka kekuatan tawar menawar pembeli pada faktor diferensiasi

produk berpengaruh lemah terhadap keberlangsungan industri kulit di Manding,

dengan skor 1.78.

c. Ancaman Integrasi Balik: pembeli yang memesan dalam jumlah besar atau

disebut buyer dapat melakukan integrasi balik dengan mengancam akan

mengalihkan pesanan kepada pelaku industri yang lain, namun umumnya buyer

bersifat loyal terhadap pengrajin Manding. Sedangkan untuk pembeli eceran di

showroom hanya dapat melakukan usaha tawar menawar harga yang tidak jauh

dengan harga yang ditawarkan penjual, maka kekuatan tawar menawar pembeli

pada faktor ancaman integrasi balik berpengaruh lemah terhadap keberlangsungan

industri kulit di Manding, dengan skor 2.44.

d. Mutu Produk: mutu produk kulit yang dihasilkan industri kulit di Manding cukup

memuaskan konsumen, sehingga konsumen yang sudah loyal tidak terlalu peka

terhadap perubahan harga, maka kekuatan tawar menawar pembeli pada faktor

mutu produk tidak berpengaruh terhadap keberlangsungan industri kulit di

Manding, dengan skor 1.00.

e. Informasi Pelanggan: kemudahan mengakses informasi pengenai produk kulit

yang dijual online maupun offline, merupakan peluang bagi konsumen untuk

mendapatkan berbagai pilihan produk yang diinginkan. Ini tidak diimbangi

dengan kemampuan para industri Manding untuk menawarkan produknya secara

online, ini menjadi ancaman bagi pemasaran industri kulit Manding, maka

kekuatan tawar menawar pembeli pada faktor informasi pelanggan berpengaruh

kuat terhadap keberlangsungan industri kulit di Manding, dengan skor 3.78.

D. Ancaman Produk Pengganti.

Produk pengganti yang melakukan fungsi serupa dengan produk yang

dihasilkan oleh industri kulit Manding memang banyak, seperti sepatu, jaket, tas,

maupun asesoris yang lain yang terbuat dari kulit sintetis, namun produk dari kulit

Page 102: STRATEGI BERSAING INDUSTRI KULIT DI SENTRA … · Kulit Di Sentra Industri Kulit Manding Kabupaten Bantul adalah karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan ... 3.4.Metode

asli memiliki keunikan tersendiri yang terkesan eksklusif bagi para konsumen. Ini

membuatan ancaman keberadaan produk pengganti dirasa berpengaruh lemah

terhadap keberlangsungan industri kulit Manding, dengan skor 2.00.

E. Tingkat Rivalitas di antara Para Pesaing yang Ada.

Persaingan disini terjadi karena satu atau lebih pesaing merasakan adanya

tekanan atau melihat peluang untuk memperbaiki posisi di industri dan sering

disebabkan oleh harga, inovasi produk dan tindakan lain untuk mencapai diferensiasi

produk. Bagi kebanyakan industri, penentuan utama seluruh persaingan serta tingkat

profitabilitas secara umum adalah persaingan antara perusahaan dalam industri.

Beberapa faktor utama yang menentukan sifat dan intensitas persaingan diantara

perusahaan-perusahaan adalah :

a. Jumlah Kompetitor: jumlah pesaing yang berbisnis di industri kulit cukup banyak,

banyak sentra industri kulit antara lain di Garut, Mojokerto, Tanggulangin, dan

Cibaduyut, serta masih banyak lagi pemain industri kulit berbagai berskala, maka

tingkat rivalitas di antara para pesaing yang ada pada faktor jumlah kompetitor

berpengaruh sangat kuat terhadap keberlangsungan industri kulit di Manding,

dengan skor 4.00.

b. Tingkat Pertumbuhan Industri: tingkat pertumbuhan industri kulit dinilai cukup

cepat oleh para pakar, perusahaan kulit berskala besar melakukan ekspansi dan

terjadi perebutan pangsa pasar. Ini cukup mengancam keberlangsungan industri

kulit di Manding, maka tingkat rivalitas di antara para pesaing yang ada pada

faktor tingkat pertumbuhan industri cukup berpengaruh terhadap keberlangsungan

industri kulit di Manding, dengan skor 3.00.

c. Biaya tetap yang besar: biaya tetap yang harus dikeluarkan oleh perusahaan relatif

rendah, karena biaya tiap unit produk sangat dipengaruhi oleh harga bahan baku

yang merupakan biaya variabel. Bila biaya tetap yang dikeluarkan tinggi maka

akan menciptakan tekanan yang berat terhadap semua perusahaan untuk mengisi

kapasitas yang dapat menurunkan harga saat terjadi kapasitas berlebih dan

sebaliknya bila biaya tetap kecil maka tekanan yang dialami perusahaan tidak

Page 103: STRATEGI BERSAING INDUSTRI KULIT DI SENTRA … · Kulit Di Sentra Industri Kulit Manding Kabupaten Bantul adalah karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan ... 3.4.Metode

terlalu berat. Namun demikian, tingkat rivalitas di antara para pesaing yang ada

pada faktor biaya tetap yang besar tetap berpengaruh terhadap keberlangsungan

industri kulit di Manding, dengan skor 2.56.

Persaingan industri kulit sejenis dirasa sangat kuat, industri kulit Manding

bersaing dengan industri kulit Cibaduyut, Mojokerto, Tanggulangin, dan Garut

memperebutkan segmen pasar yang sama. Secara mutu dan harga produk Manding

cukup bersaing, hanya saja model produk kurang bervariasi, promosi sangat minim

dan jaringan kerjasama pemasaran yang sempit. Penilaian persaingan industri kulit

oleh pakar dapat dilihat pada Tabel 16.

Tabel 16 Penilaian persaingan industri kulit.

Cibaduyut Mojokerto Tanggulangin Garut Manding

Mutu 4 4 4 4 4

Harga 3 4 4 3 4

Variasi 4 4 4 3 3

Promosi 4 3 4 3 2

Jaringan pemasaran 4 4 4 4 2

Evaluasi Faktor Eksternal (EFE)

Hasil identifikasi faktor eksternal perusahaan dikelompokkan menjadi dua

yaitu peluang (opportunities) dan ancaman (threat). Menurut David (2009), Peluang

merupakan suatu kondisi yang berada di luar perusahaan yang dapat dimanfaatkan

perusahaan dengan sebaik-baiknya untuk menjadi sesuatu yang menguntungkan bagi

perusahaan, sedangkan ancaman merupakan suatu kondisi yang berada di luar

perusahaan yang harus dihindari perusahaan karena secara langsung ataupun tidak

langsung bisa merugikan perusahaan. Perusahaan tidak mempunyai kontrol langsung

terhadap faktor faktor eksternal ini. Oleh karena itu, perusahaan harus bisa

memanfaatkan peluang dan menghindari ancaman yang ada. Daftar peluang dan

ancaman perusahaan diperoleh dengan meringkas kuesioner dan kemudian ditimbang

selama diskusi dalam pertemuan, serta mengacu pada literatur. Dari hasil analisis

faktor eksternal tersebut diperoleh tujuh peluang dan tujuh ancaman yang dihadapi

perusahaan, sebagai berikut:

Page 104: STRATEGI BERSAING INDUSTRI KULIT DI SENTRA … · Kulit Di Sentra Industri Kulit Manding Kabupaten Bantul adalah karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan ... 3.4.Metode

Peluang:

O1 : Ketersediaan kredit bagi IKM

Kebijakan pemerintah untuk mendukung perkembangan IKM terbukti dengan

disediakannya kredit bagi IKM dan kebijakan tentang pengembangan IKM. Secara

umum, baru sebagian kecil usaha kecil yang memiliki akses terhadap pelayanan

bank-bank formal. Dalam struktur pengambilan kebijakan lembaga perbankan

memiliki pengaruh yang kuat khususnya dalam hal kebijakan industri termasuk

industri kecil dan perdagangan. Lembaga keuangan/bank dapat diharapkan

mendukung usaha kecil melalui penyediaan dana kredit (Hubeis 1997).

Dewasa ini, pemerintah menyediakan kredit bagi IKM untuk pendanaaan

usaha, kredit yang disediakan merupakan dana bergulir, jadi sangat memudahkan

bagi IKM untuk mengembalikan kredit tersebut. Lembaga keuangan seperti BRI juga

menyediakan paket kredit bagi IKM. Industri kulit di Manding mayoritas berskala

mikro dan kecil sehingga kebijakan ini merupakan peluang yang sangat bagus untuk

untuk meminimalkan kelemahan industri kulit di Manding dalam hal keterbatasan

modal.

O2 : Dukungan Pemerintah (Kementerian Perindustrian, ATK, BBPPK)

Pemerintah daerah dengan dukungan staf dan anggaran yang dikuasainya,

Pemerintah memiliki potensi sekaligus kapasitas yang besar untuk menjangkau

kelompok sasaran yang luas hingga kepelosok-pelosok desa yang terpencil sekalipun

(Hubeis, 1997). Kebijakan pemerintah terhadap suatu usaha atau aktor ekonomi lain

seperti perkreditan, perpajakan, perijinan, kemitraan, perundangundangan, kebijakan

mengenai perkembangan teknologi serta kebijakan mengenai perdagangan dapat

berdampak pada kegiatan usaha UKM (Sjaifudian, 1997).

Kebijakan yang mendukung pengembangan industri kulit Manding

diantaranya adalah pemberian bantuan pembangunan fasilitas umum seperti gapura

selamat datang, parkiran umum, ATM center, pemberian bantuan peraatan produksi,

pengadaan pameran untuk ajang promosi, pendanaan kegiatan penelitian yang

Page 105: STRATEGI BERSAING INDUSTRI KULIT DI SENTRA … · Kulit Di Sentra Industri Kulit Manding Kabupaten Bantul adalah karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan ... 3.4.Metode

berkaitan dengan pengembangan industri kulit di bantul yang dilakukan melalui

BBKKP dan ATK, memberi keleluasaan bagi industri kulit di Manding dalam

memasarkan produknya, mengadakan pelatihan dan pendampingan, serta

memberikan informasi paket teknologi.

O3 : Jumlah penduduk Bantul (khususnya) dan Indonesia (umumnya) meningkat

Jumlah penduduk Indonesia yang besar merupakan peluang bagi peningkatan

konsumsi produk dan nantinya akan meningkatan volume penjualan perusahaan

(Hakimi 2007). Jumlah penduduk Indonesia yang besar pada umumnya, dan jumlah

penduduk Bantul pada khususnya merupakan peluang bagi peningkatan kebutuhan

produk industri kulit dan nantinya akan meningkatan volume penjualan perusahaan.

Tercatat dalam laporan badan statistic Kabupaten Bantul yang berjudul “Bantul

dalam Angka” bahwa penduduk Kabupaten Bantul mengalami peningkatan tiap

tahunnya. Tahun 2007, jumlah penduduk Kabupaten Bantul adalah 831.657 jiwa.

Tahun 2008, jumlah penduduk Kabupaten Bantul adalah 856.206 jiwa. Tahun 2009,

jumlah penduduk Kabupaten Bantul adalah 876.172 jiwa. Berdasarkan data dari BPS

Kabupaten Bantul, pada tahun 2010 jumlah penduduk Kabupaten Bantul tercatat

sebanyak 910.572 jiwa Pada tahun 2011, Jumlah penduduk Kabupaten Bantul

sebanyak 921.263 jiwa.

O4 : Kesan produk kulit yang eksotis, elegan, dan eksklusif

Faktor sosial yang mempengaruhi suatu perusahaan adalah kepercayaan, nilai,

sikap dan gaya hidup di lingkungan eksternal perusahaan, yang berkembang dari

pengaruh kultural, ekologi, demografi, agama, pendidikan dan etnik (Pearce dan

Robinson, 2004). Produk yang berasal dari kulit asli memiliki nilai tersendiri bagi

kosumen, yaitu memiliki kesan eksklusif, elegan dan eksotis yang sangat digemari

wisatawan manca negara dan pelanggan dalam negeri yang jumlahnya tidak sedikit.

Peluang inilah yang mampu membuat konsumen loyal terhadap produk yang berasal

dari kulit asli, meskipun harganya jauh lebih tinggi dari pada produk dari kulit

Page 106: STRATEGI BERSAING INDUSTRI KULIT DI SENTRA … · Kulit Di Sentra Industri Kulit Manding Kabupaten Bantul adalah karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan ... 3.4.Metode

sintetis. Ini juga diakui oleh para pakar dan konsumen dari hasil penyebaran

kuesioner.

O5 : Teknologi informasi

Informasi adalah sumber daya pendukung yang vital bagi kegiatan suatu

usaha. Tidak hanya informasi tentang pasar, pasokan, produksi dan teknologi tapi

juga tentang pasar produk yang ditawarkan. Ketimpangan informasi bagi UKM perlu

dibenahi dengan memberikan porsi yang lebih seimbang dibandingkan dengan usaha

besar. Penyediaan pusat informasi yang mudah dijangkau dengan informasi aktual

merupakan sumber daya yang penting bagi pengembangan UKM (Hubeis 1997).

Untuk tetap bertahan dan unggul dalam persaingan pasar, perusahaan perlu

memberikan perhatian dan mampu memperoleh keunggulan dari peluang teknologis

untuk mendukung strategi bisnis serta meningkatkan operasi dan layanannya. Dalam

hal ini, keberhasilan organisasi atau perusahaan sebagian ditentukan oleh daya

tanggap dan adaptasi terhadap inovasi teknologi (Higa, 1997). Kemajuan teknologi

yang pesat seperti teknologi informasi dan produksi dapat membuat kegiatan

perusahaan menjadi lebih efektif. Penggunaan teknologi modern membuat

perusahaan dapat dengan mudah memperoleh berbagai informasi, berkomunikasi dan

dapat mengefektifkan kegiatan manajemen produksi. Teknologi informasi juga

merupakan media yang murah dan efektif untuk kegiatan promosi dan jual beli

online.

O6 : Produk kulit pari yang sedang digemari

Faktor sosial yang mempengaruhi suatu perusahaan adalah kepercayaan, nilai,

sikap dan gaya hidup di lingkungan eksternal perusahaan, yang berkembang dari

pengaruh kultural, ekologi, demografi, agama, pendidikan dan etnik (Pearce dan

Robinson, 2004). Hasil interview dengan para pakar industri kulit menyatakan bahwa

saat ini produk yang berasal dari kulit ikan pari sedang digemari oleh pecinta produk

kulit, ini juga dinyatakan oleh para konsumen. Motif dan tekstur kulit ikan pari yang

unik menjadi daya tarik tersendiri, butiran sisik punggung yang bulat seperti mutiara

Page 107: STRATEGI BERSAING INDUSTRI KULIT DI SENTRA … · Kulit Di Sentra Industri Kulit Manding Kabupaten Bantul adalah karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan ... 3.4.Metode

terlihat sangat elegan. Meskipun harganya jauh lebih mahal dari produk kulit sapi,

namun peminat produk kulit ikan pari tidak sensitif terhadap harga karena berasal

dari segmen ekonomi atas. Ini menjadi peluang yang sangat baik bagi industri kulit

Manding untuk mengembangkan berbagai produk dari kulit ikan pari.

O7 : Produk sepatu, jaket dan tas merupakan kebutuhan pokok

Kebututuhan pokok manusia meliputi sandang atau pakaian; pangan atau

makanan; dan papan atau tempat tinggal. Produk yang dihasilkan oleh industri kulit di

Manding berupa sepatu, sandal, jaket, tas, dompet, sabuk atau produk fungsional

lainnya yang merupakan kebutuhan pokok manusia. Ini menjadi peluang bagi industri

kulit Manding untuk meningkatan volume penjualan perusahaan.

Ancaman :

T1 : Kenaikan harga BBM

Tindakan politik yang dirancang untuk melindungi dan memberikan manfaat

bagi perusahaan meliputi undang-undang paten, subsidi pemerintah dan hibah dana

riset produk. Sedangkan kendala politik dikenakan atas perusahaan melalui keputusan

tentang perdagangan yang adil, program perpajakan, ketentuan upah minimum,

kebijakan tentang polusi dan penetapan harga, undang-undang perlindungan pekerja,

konsumen dan lingkungan (Pearce dan Robinson, 2004).

Ancaman kenaikan harga bahan bakar minyak akan memacu peningkatan

semua biaya yang dibutuhkan untuk operasional industri, tidak terkecuali pada

industri kulit di Manding. Kenaikan biaya mulai dari bahan baku, bahan pembantu,

peralatan, transportasi, hingga tuntutan kenaikan honor tenaga kerja. Rencana

pemerintah untuk meningkatkan harga BBM di tahun 2012 menjadi ancaman yang

cukup kuat berpengaruh terhadap kondisi industri kulit di Manding.

T2 : Mudahnya pendatang baru masuk

Page 108: STRATEGI BERSAING INDUSTRI KULIT DI SENTRA … · Kulit Di Sentra Industri Kulit Manding Kabupaten Bantul adalah karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan ... 3.4.Metode

Menurut Porter (1997), kekuatan bersaing pada lingkungan industri

bergantung pada lima faktor yaitu ancaman masuknya pendatang baru, ancaman

terhadap produk substitusi, kekuatan tawar menawar pemasok, kekuatan tawar

menawar pembeli dan intensitas persaingan dalam industri. Pendatang baru dalam

suatu industri dapat membahayakan perusahaan-perusahaan yang ada karena

pendatang baru akan membawa kapasitas baru, keinginan untuk merebut pasar serta

seringkali juga sumberdaya yang besar. Akibatnya harga dapat menjadi turun atau

biaya membengkak sehingga mengurangi kemampulabaan (Umar, 2005).

Mudahnya pemain baru masuk dalam bisnis industri kulit terlihat dari cukup

tingginya bobot ancaman pendatang baru pada analisis lingkungan industri yang

dilakukan. Kebutuhan modal yang tidak terlalu besar, tidak adanya peraturan

pemerintah yang menyulitkan, serta tidak adanya penolakan terhadap pendatang baru

dari industri yang sudah ada merupakan kemudahan yang terbentuk. Pendatang baru

pada suatu industri ada kemungkinan memiliki kemampuan produksi yang lebih baik

dibandingkan dengan perusahaan yang sudah ada sebab dari pendatang baru tersebut

tentunya ada keinginan untuk merebut pasar serta sering kali mempunyai sumberdaya

yang lebih besar. Ini menjadi ancaman bagi industri kulit di Manding, jika banyak

pedatang baru maka persaingan akan semakin ketat.

T3 : Keberadaan perusahaan sejenis (berbagai skala)

Menurut Porter (1997), kekuatan bersaing pada lingkungan industri

bergantung pada lima faktor yaitu ancaman masuknya pendatang baru, ancaman

terhadap produk substitusi, kekuatan tawar menawar pemasok, kekuatan tawar

menawar pembeli dan intensitas persaingan dalam industri sejenis. Persaingan disini

terjadi karena satu atau lebih pesaing merasakan adanya tekanan atau melihat peluang

untuk memperbaiki posisi dan sering disebabkan oleh harga, inovasi produk dan

tindakan lain untuk mencapai diferensiasi produk. Bagi kebanyakan industri,

penentuan utama seluruh persaingan serta tingkat profitabilitas secara umum adalah

persaingan antara perusahaan dalam industri (Umar 2005). Banyaknya perusahaan

industri kulit yang berkembang saat ini mengakibatkan semakin besarnya pesaing

Page 109: STRATEGI BERSAING INDUSTRI KULIT DI SENTRA … · Kulit Di Sentra Industri Kulit Manding Kabupaten Bantul adalah karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan ... 3.4.Metode

perusahaan. Banyaknya perusahaan industri kulit sejenis di Garut, Cibaduyut,

Mojokerto, Tanggulangin dan daerah lain, membuat persaingan industri kulit menjadi

lebih tinggi untuk kedepannya.

T4 : Adanya produk substitusi

Menurut Porter (1997), kekuatan bersaing pada lingkungan industri

bergantung pada lima faktor yaitu ancaman masuknya pendatang baru, ancaman

terhadap produk substitusi, kekuatan tawar menawar pemasok, kekuatan tawar

menawar pembeli dan intensitas persaingan dalam industri. Tersedianya produk-

produk pengganti merupakan faktor utama yang mempengaruhi keinginan konsumen

dan akan membangkitkan persaingan dengan perusahaan yang sudah ada (Umar

2005). Adanya produk substitusi yang memiliki fungsi yang sama seperti sepatu

karet, tas anyam, jaket katun, dan produk kulit sintetis, memungkinkan orang untuk

menggunakan produk substitusi tersebut sebagai pengganti produk kulit dari industri

kulit di Manding.

T5 : Bahan baku impor lebih bermutu

Menurut Pearce dan Robinson (2004), kegiatan produksi-operasi perusahaan

dapat dilihat dari efisiensi, efektivitas dan produktivitas. Berdasarkan ketiga hal

tersebut faktor-faktor yang perlu diperhatikan adalah biaya dan ketersediaan bahan

baku, hubungan dengan pemasok, sistem pengendalian persediaan, lokasi fasilitas,

pemanfaatan teknologi, pengendalian mutu, riset dan pengembangan. Menurut salah

seorang pakar dari ATK, menyampaikan bahwa kulitas kulit samak impor lebih

bermutu dari pada kulit samak lokal, mutu ini dilihat dari ukuran luasan kulit samak

dan penampakan permukaan kulit samak yang utuh tidak rusak atau berlobang. Harga

kulit samak impor tentunya lebih mahal dari pada kulit samak lokal, ini akan

mengancam keberlangsungan pengrajin dengan modal kecil, karena tidak mampu

bersaing dalam penyediaan produk dengan mutu bahan baku terbaik yang berasal dari

kulit impor.

Page 110: STRATEGI BERSAING INDUSTRI KULIT DI SENTRA … · Kulit Di Sentra Industri Kulit Manding Kabupaten Bantul adalah karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan ... 3.4.Metode

T6 : Kulit imitasi semakin menyerupai kulit asli

Tersedianya produk-produk pengganti merupakan faktor utama yang

mempengaruhi keinginan konsumen dan akan membangkitkan persaingan dengan

perusahaan yang sudah ada (Umar 2005). Sama halnya dengan produk substitusi,

produk kulit imitasi juga akan mempengaruhi keinginan konsumen untuk beralih

keproduk yang lebih murah dari produk kulit asli. Kulit imitasi yang semakin

menyerupai kulit samak asli juga mengancam kelangsungan industri kulit Manding.

Pelaku industri kulit di Manding tetap menjaga kepercayaan konsumen dengan

memberikan produk kulit asli, namun keberadaan kulit imitasi tentunya dapat

memberikan harga yang lebih rendah dengan penampakan yang hampir sama. Ini

akan mempengaruhi keputuan konsumen dengan daya beli terbatas, untuk memilih

produk kulit imitasi.

T7 : Bahan baku relatif mahal

Meningkatkan harga dan mengurangi mutu produk yang dijual adalah cara

potensial yang dapat digunakan pemasok untuk mendapatkan kekuatan terhadap

perusahaan-perusahaan yang bersaing dalam suatu industri. Apabila perusahaan tidak

dapat menutup peningkatan biaya yang terjadi melalui struktur harganya, maka

kemampulabaannya akan berkurang akibat tindakan pemasok (Umar 2005). Harga

bahan baku yang dirasa mahal dikeluhkan oleh 15,6% pengrajin Manding. Ini pasti

disebabkan karena keterbatasan modal yang dimiliki industri kulit di Manding. Salah

seorang pengrajin bercerita bahwa harga 1 feet kulit samak berkisar antara Rp15.000

sampai Rp 25.000, untuk menghasilkan jaket berukuran XL membutuhkan sekitar 34

feet, sehingga harga jual jaket kulit cukup mahal, dan hanya konsumen yang berdaya

beli tinggi yang berminat untuk membeli.

Hasil pengidentifikasian faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi strategi

bersaing perusahaan, selanjutnya dievaluasi respon perusahaan terhadap masing-

masing faktor sehingga diketahui seberapa besar respon perusahaan terhadap faktor-

faktor strategis eksternal tersebut. Teknik penentuan respon yang dilakukan adalah

dengan cara pemberian bobot dan per-rangking-an serta menyusun matriks External

Factor Evaluation (EFE).

Page 111: STRATEGI BERSAING INDUSTRI KULIT DI SENTRA … · Kulit Di Sentra Industri Kulit Manding Kabupaten Bantul adalah karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan ... 3.4.Metode

Pemberian bobot pada setiap faktor dari 0,0 (tidak penting) sampai 1,0 (paling

penting). Bobot itu mengindikasikan signifikasi relatif dari suatu faktor terhadap

keberhasilan perusahaan. Jumlah seluruh bobot harus sama dengan 1. Untuk

mempermudah penilaian, pembobotan dilakukan dengan metode pairwise comparison

atau perbandingan berpasangan, yaitu membandingakan setiap faktor yang akan

diberi penilaian, dimana nilai 1 menunjukan faktor baris tidak lebih penting dari

faktor kolom, nilai 2 menunjukan faktor baris sama penting dengan faktor kolom, dan

nilai 3 menunjukan faktor baris lebih penting dari faktor kolom (David, 2009).

Pemberian peringkat 1 sampai 4 pada faktor peluang didasarkan kepada

kemampuan perusahaan dalam meraih peluang yang ada, peringkat empat untuk

kemampuan yang sangat baik, peringkat tiga untuk kemampuan baik, peringkat dua

untuk kemampuan sedang, dan peringkat satu untuk kemampuan yang tidak baik.

Sedangkan pemberian peringkat pada faktor ancaman didasarkan pada besarnya

ancaman dalam mempengaruhi keadaan perusahaan. Peringkat empat diberikan jika

faktor ancaman tidak memberikan pengaruh terhadap perusahaan, peringkat tiga jika

faktor ancaman memberikan pengaruh biasa terhadap perusahaan, peringkat dua jika

faktor ancaman kuat mempengaruhi perusahaan, sedangkan peringkat satu jika faktor

ancaman sangat kuat mempengaruhi perusahaan.

Peringkat berbasis perusahaan, sementara bobot berbasis industri. Kemudian

bobot skor diperoleh dengan mengkalikan bobot dengan peringkat. Jumlahkan skor

bobot untuk memperoleh total skor bobot. Nilai total skor bobot menunjukkan

kekuatan eksternal perusahaan. Skor bobot tertinggi adalah 4, terendah adalah 1, dan

rata-rata skor bobot 2,5. Total skor sebesar empat mengindikasikan bahwa

perusahaan mampu merespon dengan sangat baik peluang dan ancaman yang ada,

dengan kata lain perusahaan mampu menarik keuntungan dari peluang dan

meminimakan pengaruh negative dari ancaman eksternal. Skor >2,5 mencirikan

perusahaan belum cukup mampu memanfaatkan peluang dan meminimalkan

ancamam lingkungan eksternal (David, 2009). Hasil internal faktor evaluasi pada

industri kulit di Manding terlihat pada Tabel 17.

Tabel 17 Hasil Evaluasi Faktor Eksternal perusahaan (EFE)

Page 112: STRATEGI BERSAING INDUSTRI KULIT DI SENTRA … · Kulit Di Sentra Industri Kulit Manding Kabupaten Bantul adalah karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan ... 3.4.Metode

Faktor Eksternal Utama

Bobot Peringkat Skor Bobot Peluang

A. Ketersediaan kredit bagi IKM 0.063 1.75 0.109

B. Dukungan pemerintah 0.095 2.75 0.263

C. Jumlah penduduk meningkat 0.044 2.75 0.121

D. Kesan produk kulit yang eksotis, elegan, eksklusif 0.080 3.50 0.279

E. Teknologi informasi 0.055 1.75 0.096

F. Produk kulit pari yang sedang digemari 0.076 3.00 0.227

G. Sepatu, jaket, tas merupakan kebutuhan pokok 0.058 3.00 0.173

Ancaman

H. Kenaikan harga BBM 0.099 1.75 0.173

I. Mudahnya pemain baru masuk 0.045 3.00 0.134

J. Keberadaan perusahaan sejenis (berbagai skala) 0.096 2.00 0.192

K. Adanya produk substitusi 0.067 2.50 0.167

L. Bahan baku impor lebih bermutu 0.060 2.25 0.136

M. Kulit imitasi semakin menyerupai kulit asli 0.065 2.25 0.145

N. Bahan baku relatif mahal 0.099 1.50 0.148

Total bobot skor 2,363

Hasil evaluasi faktor eksternal (EFE) bernilai 2.363 ini menunjukkan bahwa

industri kulit di Manding belum cukup mampu memanfaatkan peluang dan

meminimalkan ancamam lingkungan eksternal. Tiga faktor peluang yang memiliki

skor bobot tertinggi secara berurutan adalah kesan produk kulit yang eksotis, elegan,

dan eksklusif (0.279), Dukungan pemerintah (Kementerian Perindustrian, ATK,

BBPPK) (0.263), serta Produk kulit pari yang sedang digemari (0.227). Tiga faktor

utama faktor ancaman yang memiliki skor bobot yang paling besar adalah keberadaan

perusahaan sejenis berbagai skala (0.192); kenaikan harga BBM (0.173); serta produk

substitusi (0.167). Hasil penilaian peluang dan ancaman oleh masing-masing pakar

dapat dilihat pada lampiran 2.

Kesan produk kulit yang eksotis, elegan, dan eksklusif dibenak konsumen

menjadi peluang yang cukup dimanfaatkan oleh industri kulit Manding, memberikan

harga jual yang cukup tinggi untuk produk kulit asli dibandingkan dengan produk

dari vinil, karena harga jual tersebut mencerminkan bahan baku yang bermutu.

Dukungan pemerintah melalui Kementerian Peridustrian, Akademi Teknologi Kulit,

Page 113: STRATEGI BERSAING INDUSTRI KULIT DI SENTRA … · Kulit Di Sentra Industri Kulit Manding Kabupaten Bantul adalah karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan ... 3.4.Metode

dan Balai Besar Kulit Karet dan Plastik, berupa pemberian bantuan pembangunan

fasilitas umum seperti gapura selamat datang, parkiran umum, ATM center,

pemberian bantuan peraatan produksi, pengadaan pameran untuk ajang promosi,

pendanaan kegiatan penelitian yang berkaitan dengan pengembangan industri kulit di

bantul,memberi keleluasaan bagi industri kulit di Manding dalam memasarkan

produknya, mengadakan pelatihan dan pendampingan, serta memberikan informasi

paket teknologi telah mampu dimanfaatkan para pengrajin Manding meskipun belum

maksimal.

Produk kulit pari yang sedang digemari sudah ditangkap oleh pengrajin

Manding, dengan cara menjual produk tersebut meski masih dalam jumlah yang

sangat sedikit, ini disebabkan karena keterbatasan modal, peralatan dan keahlian.

Bahan baku kulit ikan pari harganya mahal, dalam memproduksi juga memerlukan

peralatan dan keahlian yang cukup berbeda dengan kulit samak lainnya, karena sisik

kulit ikan pari cukup keras dan memerlukan perlakuan khusus agar terlihat elegan.

Faktor kelemahan yang memiliki skor bobot yang rendah adalah kondisi yang

memudahkan pemain baru dalam bisnis industri kulit masuk di wilayah Manding.

Kemudahan itu terlihat dari kebutuhan modal yang tidak terlalu besar, tidak adanya

peraturan pemerintah yang menyulitkan, serta tidak adanya penolakan terhadap

pendatang baru dari industri yang sudah ada. Ini menjadi ancaman bagi industri kulit

di Manding, jika banyak pedatang baru maka persaingan akan semakin ketat. Bahan

baku impor yang lebih bermutu serta kulit imitasi semakin menyerupai kulit asli

merupakan ancaman yang tidak mudah diatasi oleh pengrajin industri kulit Manding.

Usaha untuk meminimalkan ancaman tersebut sebatas mengkombinasikan kulit

bermutu baik dan sedang dalam memproduksi produk, sehingga dapat menekan biaya

tiap unitnya, namun pengkombinasian ini tetap mengutamakan mutu produk.

4.4. Perumusan Strategi

Matriks Internal-Eksternal (IE)

Matriks EFE dan matriks IFE yang telah memiliki skor terbobot lengkap

kemudian digabung dalam Matriks Eksternal dan Internal yang menunjukkan posisi

Page 114: STRATEGI BERSAING INDUSTRI KULIT DI SENTRA … · Kulit Di Sentra Industri Kulit Manding Kabupaten Bantul adalah karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan ... 3.4.Metode

kekuatan dan keberhasilan strategi yang sudah dijalankan oleh perusahaan dengan

melihat pada letak skor pada kuadran-kuadran dalam matriks Internal- Eksternal.

Matriks IE untuk industri kulit di Manding pada sumbu horizontal menunjukkan skor

total dari matriks IFE sebesar 2.668 sedangkan sumbu vertikal menunjukkan skor

total dari matriks EFE sebesar 2.363. Masing-masing total skor pada matriks IFE dan

EFE dipetakan dalam matriks IE, sehingga menempatkan industri kulit di Manding

pada posisi kuadran V dengan koordinat (2.668; 2.363). Posisi sel ini menunjukkan

industri kulit di Manding dapat ditangani dengan baik melalui strategi menjaga dan

mempertahankan. Hal yang harus dijaga dan dipertahankan adalah kekuatan internal

perusahaan serta kemampuan dalam memanfaatkan peluang yang ada. Adapun

strategi yang dapat dikembangkan oleh perusahaan pada posisi ini adalah strategi

penetrasi pasar dan pengembangan produk.

Posisi eksternal yang berada pada kinerja sedang menunjukkan bahwa faktor

peluang dan ancaman mendapat respon perusahaan dengan intensitas yang sedang

terhadap perkembangan perusahaan yang akan datang. Besarnya pengaruh peluang

yang mungkin dicapai perusahaan dalam pengembangan pasar yang akan datang

relatif sama dengan ancaman yang menjadi faktor penghambat perkembangan

perusahaan. Adanya peluang yang dimanfaatkan dan acaman yang mungkin dikelola,

akan meningkatkan daya saing perusahaan untuk menghadapi persaingan pasar.

Kedinamisan pasar yang dihadapi dan lingkungan eksternal yang terus berubah,

menyebabkan perusahaan harus menciptakan strategi tumbuh dan berkembang

dengan mengelola peluang dan ancaman yang ada.

Matrik IE terlihat pada Tabel 18.Posisi internal yang berada pada kinerja

sedang menunjukkan bahwa faktor kekuatan cukup dapat ditonjolkan, dan faktor

kelemaan cukup dapat ditekan untuk menghadapi perkembangan perusahaan yang

akan datang. Untuk menghadapi persaingan yang semakin ketat seharusnya

perusahaan mengoptimalkan kekuatan yang dimiliki, serta mengelola kelemahan-

kelemahan yang ada agar dapat medukung pertumbuhan dan pengembangan

perusahaan. Kelemahan utama yang harus diatasi dan mempengaruhi perkembangan

Page 115: STRATEGI BERSAING INDUSTRI KULIT DI SENTRA … · Kulit Di Sentra Industri Kulit Manding Kabupaten Bantul adalah karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan ... 3.4.Metode

perusahaan adalah lemahnya promosi, tidak adanya merk dagang produk serta

rendahnya inovasi desain produk.

Tabel 18 Matriks Internal-Eksternal (IE) industri kulit di Manding

Skor

bobot

tota

l E

FE

Skor bobot total IFE

Kuat 3.0-4.0 Sedang 2.0-2.99 Lemah 1.0-1.99

Tinggi

3.0-4.0

(I)

Tumbuh dan Bina

(Grow and Build)

(II)

Tumbuh dan Bina

(Grow and Build)

(III)

Pertahankan dan

Pelihara

(Hold and maintain)

Sedang

2.0-

2.99

(IV)

Tumbuh dan Bina

(Grow and Build)

(V)

Pertahankan dan

Pelihara

(Hold and maintain)

(VI)

Panen dan Lepas

(Harvest and divest)

Rendah

1.0-

1.99

(VII)

Pertahankan dan

Pelihara

(Hold and maintain)

(VIII)

Panen dan Lepas

(Harvest and divest)

(IX)

Panen dan Lepas

(Harvest and divest)

Analisis SWOT

Langkah yang ditempuh setelah melakukan evaluasi faktor eksternal dan

internal adalah membuat suatu matriks yang menggabungkan faktor eksternal dan

internal ke dalam suatu matriks yang dikenal dengan nama matriks SWOT. Matriks

SWOT mengembangkan empat alternatif strategi berdasarkan kekuatan (strength),

kelemahan (weakness), peluang (opportunity) dan ancaman (threat) bagi perusahaan.

Keempat alternatif strategi tersebut antara lain adalah strategi SO (strength-

opportunity), strategi WO (weakness-opportunity), strategi ST (strength-threat) dan

strategi WT (weakness-threat).

Dari matrik SWOT akan tergambar secara jelas bagaimana perusahaan

memanfaatkan peluang serta mengendalikan ancaman dari eksternal dengan

memberdayakan kekuatan yang dimiliki serta meminimalisir kelemahannya. Tujuan

dibuatnya matriks SWOT adalah mengumpulkan sebanyak mungkin tindakan-

tindakan atau strategi yang memungkinkan untuk digunakan oleh perusahaan.

Pemilihan strategi utama dari matriks SWOT ini disesuaikan dengan posisi

Page 116: STRATEGI BERSAING INDUSTRI KULIT DI SENTRA … · Kulit Di Sentra Industri Kulit Manding Kabupaten Bantul adalah karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan ... 3.4.Metode

perusahaan dan bersifat melengkapi analisis matriks Internal- Eksternal (IE) yang

telah dilakukan sebelumnya, sebagaimana terlihat pada Tabel 18.

Hasil analisis matriks SWOT diperoleh sebelas strategi yang layak

dipertimbangkan oleh industri kulit di Manding untuk dilakukan dalam rangka

memanfaatkan peluang yang ada dengan kekuatan yang dimiliki serta memperbaiki

kelemahan untuk mengantisipasi ancaman dari eksternal. Strategi yang dihasilkan

matrik SWOT adalah:

1. SO1: Menjalin kerjasama dengan travel agen pariwisata

2. SO2: Melakukan pemasaran berbasis internet.

3. SO3: Pengembangan produk kulit ikan pari yang sedang digemari masyarakat.

4. WO1: Mendirikan showroom milik bersama serta menambahan fasilitas umum.

5. WO2: Pemberian informasi produk dan merk dagang.

6. WO3: Kementerian Perindustrian dan ATK memberian pelatihan, pendampingan,

dan pengawasan yang rutin.

7. WO4: Mengoptimalkan fungsi paguyuban pengrajin.

8. ST1: Mengetatkan persyaratan pendirian showroom produk kulit di wilayah

Manding.

9. ST2: Tetap menjaga mutu produk dengan harga bersaing.

10. WT1: Memproduksi produk kulit yang unik dan dalam jumlah terbatas.

11. WT2: BBKKP dan ATK mengembangkan teknologi penyamakan kulit.

Tabel 19 menjelaskan perumusan strategi industri kulit Manding dengan matrik

SWOT.

Tabel 19 Perumusan strategi industri kulit Manding dengan matrik SWOT

IFE

EFE

KEKUATAN (S) S1 : Lokasi usaha yang strategis

S2 : Nama besar Manding, Desa

wisata

S3 : Terjaminnya ketersediaan

bahan baku

S4 : Mutu produk memuaskan

S5 : Suasana kekeluargaan dalam

bisnis

S6 : Harga produk lebih murah

S7 : Produk unik sesuai pesanan

KELEMAHAN (W) W1 : Jaringan kerjasama terbatas

W2 : promosi kurang agresif,

W3 : Inovasi Desain produk rendah

W4 : Tidak ada merk dagang

W5 : Keterbatasan modal, sarana

prasarana

W6 : Permasalahan Showroom

W7 : Tingkat pendidikan rendah

Page 117: STRATEGI BERSAING INDUSTRI KULIT DI SENTRA … · Kulit Di Sentra Industri Kulit Manding Kabupaten Bantul adalah karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan ... 3.4.Metode

PELUANG (O) O1 : Ketersediaan kredit bagi IKM

O2 : Dukungan Pemerintah

(Kementerian Perindustrian,

ATK, BBPPK)

O3 : Peningkatan jumlah penduduk

O4 : Kesan eksotis, elegan, eksklusif

produk kulit

O5 : Teknologi informasi

O6 : Produk kulit pari yang sedang

digemari

O7 : Sepatu, jaket dan tas

merupakan kebutuhan pokok

STRATEGI (SO) SO1 : Menjalin kerjasama dengan

travel agen pariwisata .(S1;

S2; O2)

SO2 : Melakukan pemasaran

berbasis internet. (S2; S4;

S6; S7; O2; O4; O5)

SO3 : Pengembangan produk

kulit ikan pari yang sedang

digemari masyarakat (S3;

O1; O6)

STRATEGI (WO) WO1 : Mendirikan showroom milik

bersama serta menambahan

area parkir dan fasilitas

umum. (W5; W6; O1; O2)

WO2 : Pemberian nformasi produk

dan merk dagang.

(W1;W2;W4;W6;O4;O5)

WO3 : Kementerian Perindustrian

dan ATK memberian

pelatihan, pendampingan, dan

pengawasan yang rutin. (W2;

W3; W7; O2; O5; O6)

WO4 : Mengoptimalkan fungsi

paguyuban pengrajin. (W1;

W2; W5; O1; O2)

ANCAMAN (T) T1 : Kenaikan harga BBM

T2 : Mudahnya pemain baru masuk

T3 : Keberadaan perusahaan sejenis

T4 : Adanya produk substitusi

T5 : Bahan baku impor lebih

bermutu

T6 : Kulit imitasi semakin

menyerupai kulit asli

T7 : Bahan baku relatif mahal

STRATEGI (ST) ST1 : Mengetatkan persyaratan

pendirian showroom

produk kulit di wilayah

manding. (S1; S2; T2)

ST2 : Tetap menjaga mutu

produk dengan harga

bersaing. (S4; T3; T4)

STRATEGI (WT) WT1 : Memproduksi produk kulit

yang unik dan dalam jumlah

terbatas. (W3; W5; T3; T4)

WT2 : BBKKP dan ATK

mengembangkan teknologi

penyamakan kulit dalam

negeri. (W5; T5; T7)

Keterangan : (Si;Oi), (Wi;Oi), (Si;Ti) dan (Wi;Ti) menunjukkan kombinasi

lingkungan eksternal dengan internal dalam menghasilkan strategi, (1 = 1,2, ...n).

1. Strategi SO (Strengths – Opportunities):

Merupakan alternatif strategi agresif yang dihasilkan dari penggunaan seluruh

kekuatan untuk memanfaatkan peluang, yakni :

a. SO1: Menjalin kerjasama dengan pihak travel agen pariwisata (S1; S2; O2).

Permasalahan serius yang sedang dihadapi para pelaku industri kulit Manding

adalah masalah pemasaran. Sebuah industri harus memiliki jaringan kerjasama

yang kuat agar wilayah pemasaran luas. Salah satu strategi yang dapat dilakukan

adalah dengan bantuan dinas pariwisata, melakukan kerjasama dengan travel agen

pariwisata agar mencantumkan Manding sebagai salah satu objek wisata Desa

Page 118: STRATEGI BERSAING INDUSTRI KULIT DI SENTRA … · Kulit Di Sentra Industri Kulit Manding Kabupaten Bantul adalah karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan ... 3.4.Metode

wisata serta pusat belanja produk kulit yang ternama, dengan memanfaatakan

lokasi Manding yang strategis yaitu memotong jalur pantai parang tritis dan kota

Yogyakarta.

b. SO2: Melakukan pemasaran berbasis internet (S2; S4; S6; S7; O2; O4; O5).

Permasalahan pemasaran yang sangat dirasakan melalui penurunan jumlah

penjualan yang dialami oleh industri kulit di Manding, juga disebabkan oleh

lemahnya kegiatan promosi. Strategi yang diusulkan Melakukan pemasaran

berbasis internet. Aplikasi dapat berupa pembuatan website, bergabung dalam

forum jual beli seperti jualbeli.com, berniaga.com dan kaskus.com, maupun

penggunaan media sosial seperti facebookdan twitter sebagai sarana promosi dan

transaksi online. Disediakan katalog produk beserta harganya, menggunakan

Bahasa Indonesia dan Inggris, untuk membidik konsumen lokal dan manca, pada

konsumen kelas menengah keatas dengan menonjolkan kesan eksotis, elegan, dan

eksklusif dari produk kulit; Desa wisata pengrajin kulit; informasi berbagai

produk kulit bermutu yang ditawarkan dengan harga bersaing. Serta penawaran

layanan pesan produk sesuai keinginan konsumen, yang mana semua dapat

nikmati secara online. Strategi ini dinilai dapat mengatasi permasalahan promosi

dan penjualan. Pembuatan website, ID forum jual beli dan media sosial dapat

meminta bantuan dinas perindustrian dan ATK, sedangkan untuk pembuatan

Desain website dapat meminta bantuan ISI Yogyakarta.

c. SO3: Pengembangan produk kulit ikan pari yang sedang digemari masyarakat

(S3; O1; O6).

Perusahaan yang mampu bertahan dalam persaingan yang ketat harus pintar

membaca dan mengambil peluang bisnis. Saat ini produk kulit dari ikan pari

sedang diminati, maka strategi yang dapat diterapkan industri kulit di Manding

adalah pengembangan produk kulit ikan pari yang sedang digemari masyarakat,

dengan memanfaatkan supplier bahan baku yang dapat diandalkan, dan

memanfaatkan peluang ketersediaannya kredit bagi IKM untuk keterbatasan

modal pembelian bahan baku dan peralatan. Memproduksi produk yang sesuai

Page 119: STRATEGI BERSAING INDUSTRI KULIT DI SENTRA … · Kulit Di Sentra Industri Kulit Manding Kabupaten Bantul adalah karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan ... 3.4.Metode

dengan keinginan konsumen diharapkan mampu mengatasi permasalahan turunan

penjualan dan meningkatkan jumlah pendapatan pengrajin kulit di Manding.

2. Strategi WO (Weaknesses – Opportunities) :

Merupakan alternatif strategi turn around yang dihasilkan dari pemanfaatan peluang

yang ada dengan cara mengatasi kelemahan-kelemahan yang dimiliki, yakni :

a. WO1: Mendirikan showroom milik bersama serta menambahan fasilitas umum

(W5; W6; O1; O2).

Showroom merupakan sarana yang cukup efektif bagi pengrajin kulit di Manding

untuk penjualan produk, namun yang menjadi permasalahan permasaran masih

banyak industri kulit mikro dan kecil di Manding yang belum memiliki

showroom, maka strategi yang dapat dilakukan adalah dengan bantuan pemerintah

daerah dan pinjaman kredit bagi IKM mendirikan showroom milik bersama bagi

pengrajin yang belum memiliki showroom atau letaknnya tidak dijalan utama

sehingga kurang terekspos pengunjung, serta menambahan area parkir dan

fasilitas umum seperti toilet, tempat bermain anak, tempat makan agar memberi

daya tarik dan kenyamanan kepada konsumen.

b. WO2: Pemberian informasi produk dan merk dagang (W1;W2;W4; W6; O4; O5).

Banyak konsumen yang kesulitan menbedakan produk asli buatan pengrajin

Manding dengan produk luar Manding. Strategi pemberian merk dagang produk,

serta pemberian informasi bagi produk mana saja yang asli buatan pengrajin

Manding agar konsumen mengenal ciri khas produk asli Manding merupakan

strategi yang dapat dilakukan untuk media promosi dan solusi permasalahan di

showroom tentang penjualan produk hasil industri kulit bukan Manding yang

dapat merusak image produk Manding yaitu bermutu dengan harga terjangkau.

Adanya merk dagang juga dapat memperluas jaringan kerja sama terutama

dengan konsumen yang loyal terhadap merk tersebut.

c. WO3: Kementerian Perindustrian dan ATK memberian pelatihan, pendampingan,

dan pengawasan yang rutin (W2; W3; W7; O2; O5; O6).

Lemahnya kegiatan promosi dan rendahnya inovasi Desain produk yang dialami

Page 120: STRATEGI BERSAING INDUSTRI KULIT DI SENTRA … · Kulit Di Sentra Industri Kulit Manding Kabupaten Bantul adalah karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan ... 3.4.Metode

oleh industri kulit di Manding disebabkan oleh rendanya tingkat pendidikan,

bukan hanya pendidikan formal namun juga non formal atau berupa kursus

ketrampilan, maka strategi yang dapat dilakukan oleh pihak pemerintah adalah

melalui departemen perindustrian dan ATK, dengan memberian pelatihan,

pendampingan, dan pengawasan yang rutin untuk meningkatkan kemampuan

pengrajin dalam berinovasi model produk, pencatatan administrasi keuangan

yang teratur, pelatihan ketrampilan, contoh nyatannya berupa pelatihan

pembuatan produk dari kulit pari yang sedang digemari masyarakat, atau

pelatihan penggunaan teknologi informasi sebagai media promosi. Pelatihan ini

arus dilakukan secara kontinyu dan dilakukan pendampingan dan pengawasan

sampai industri kulit Manding mampu melakukan sendiri.

d. WO4: Mengoptimalkan fungsi paguyuban pengrajin Manding (W1; W2; W5; O1;

O2).

Mengoptimalkan fungsi paguyuban pengrajin Manding untuk membina para

pengrajin agar aktif mengikuti pelatihan dan acara-acara pameran yang

diselenggarakan pemerintah daerah agar memperluas jaringan kerjasama

sekaligus sebagai media promosi, serta paguyuban dapat memfasilitasi dan

mendampingi pengrajin Manding dalam administrasi peminjaman kredit bagi

IKM. Ini untuk menangkap peluang ketersediaan kredit IKM dan menanggulangi

permasalahan minimnya promosi dan sempitnya jaringan kerjasama, dan

permasalahan minimnya tenaga terampil baik dalam hal produksi, administrasi

keuangan maupun kemampuan berinovasi. Pendampingan administrasi dalam

pengajuan pinjaman modal akan menangani permasalahan permodalan.

3. Strategi ST (Stregths – Threats) :

Merupakan alternatif strategi difersifikasi yang dihasilkan dengan menggunakan

kekuatan yang dimiliki perusahaan dengan cara menghindari ancaman, yaitu :

a. ST1: Mengetatkan persyaratan pendirian showroom produk kulit di wilayah

Manding (S1; S2; T2).

Semakin banyak keberadaan industri sejenis maka persaingan untuk

Page 121: STRATEGI BERSAING INDUSTRI KULIT DI SENTRA … · Kulit Di Sentra Industri Kulit Manding Kabupaten Bantul adalah karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan ... 3.4.Metode

memperebutkan pasar akan semakin ketat, untuk menekan pelaku baru masuk

strategi yang dapat dilakukan adalah membatasi pendirian showroom produk kulit

di wilayah Manding yang kepemilikanya bukan dari pengrajin Manding, serta

barang-barang yang ditawarkan bukan berasal dari pengrajin Manding. Ini untuk

menekan jumlah pesaing baru yang ingin memanfaatkan nama besar Manding

dan lokasi Manding yang strategis. Streatgi ini hanya dapat dilakukan oleh pihak

pemerintah daerah Kabupaten Bantul.

b. ST2: Tetap menjaga mutu produk dengan harga bersaing (S4; T3; T4).

Strategi untuk tetap menjaga mutu produk dan dengan memberikan harga yang

relatif lebih murah terhadap pesaing, ini akan menekan pemain baru masuk, tetap

bisa bersaing dengan pengusaha sejenis, serta memenangkan produk substitusi.

4. Strategi WT (Weaknesses – Threats) :

Merupakan alternatif strategi defensif (bertahan) yang dihasilkan dengan cara

mengantisipasi atau menghindari ancaman dari eksternal serta meminimalkan

kelemahan-kelemahan yang dimiliki, yaitu :

a. WT1: Memproduksi produk kulit yang unik dan dalam jumlah terbatas (W3; W5;

T3; T4).

Memproduksi produk kulit yang unik dan dalam jumlah terbatas, sehingga

menimbukan kesan eksklusif, sehingga merebut segmen pasar yang berbeda

dengan perusahaan besar, serta meminimalkan kekuatan produk substitusi.

Produksi dengan jumlah yang tebatas maka pembelian bahan baku kulit samak

juga tidak banyak sehingga strategi ini cocok untuk industri yang memiliki

modal yang terbatas. Kesan ekslusive dapat diciptakan dengan Desain produk

yang jarang ditemukan dipasaran, maka inovasi Desain produk harus

ditingkatkan.

b. WT2: BBKKP dan ATK mengembangkan teknologi penyamakan kulit dalam

negeri (W5; T5; T7).

Page 122: STRATEGI BERSAING INDUSTRI KULIT DI SENTRA … · Kulit Di Sentra Industri Kulit Manding Kabupaten Bantul adalah karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan ... 3.4.Metode

Permasalah mengenai tingginya harga bahan baku disebabkan mutu kulit samak

impor lebih bagus dibandingkan kulit samak lokal. Maka pemerintah perlu

melakukan strategi yaitu melalui BBKKP dan ATK mengembangkan teknologi

penyamakan kulit dalam negeri.

Startegi yang ditujukan untuk pihak pemerintah dan diluar kendali industri

kulit di Manding adalah (ST1) mengetatkan persyaratan pendirian showroom produk

kulit di wilayah Manding; (WO3) pemerintah melalui Kementerian Perindustrian dan

ATK memberikan pelatihan, pendampingan, dan pengawasan yang rutin; dan (WT2)

BBKKP dan ATK mengembangkan teknologi penyamakan kulit dalam negeri, maka

untuk selanjutnya strategi ini tidak diukutkan dalam tahap pemilihan prioritas strategi

dengan metode QSPM.

Matriks Perencanaan Strategi Kuantitatif (QSPM)

Tahap keputusan berfungsi untuk memilih strategi terbaik dari antara strategi

yang diimplementasikan di perusahaan, yang diperoleh dengan menggunakan analisis

SWOT matriks. Evaluasi ini dapat dilakukan dengan menggunakan matriks QSPM

(David 2009). Matrik QSPM dibuat untuk memutuskan dan menentukan strategi

terbaik yang dapat direkomendasikan kepada perusahaan. Prioritas strategi yang

dihasilkan oleh QSPM merupakan strategi yang diandalkan dan menjadi prioritas

untuk menghadapi peluang dan ancaman serta kekuatan dan kelamahan yang dimiliki

oleh perusahaan. Hasil akhirnya, strategi yang diusulkan disajikan dalam urutan

prioritas. Strategi yang memiliki TAS (Total Attractiveness Score) terbesar ditunjuk

sebagai prioritas pertama dan paling penting di antara strategi lain.

Hasil analisis matriks SWOT memberikan beberapa alternatif strategi yang

mungkin dilakukan oleh perusahaan berdasarkan pada lingkungan internal dan

eksternal perusahaan yang mempengaruhinya. Pada analisis QSPM, alternatif tersebut

diprioritaskan berdasarkan tingkat keterkaitan kepada lingkungan internal dan

eksternal perusahaan, sehingga alternatif tersebut dapat dilakukan berdasarkan

tingkatan prioritas kepentingannya. Tabel QSPM dapat dilihat pada Tabel 20.

Page 123: STRATEGI BERSAING INDUSTRI KULIT DI SENTRA … · Kulit Di Sentra Industri Kulit Manding Kabupaten Bantul adalah karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan ... 3.4.Metode

Pembobotan pada masing-masing faktor internal dan eksternal yang

digunakan pada matriks QSPM adalah sama dengan bobot yang digunakan pada

matriks IFE dan EFE sebelumnya. Sedangkan penilaian AS (Attractiveness Score)

didapat dari hasil kuisioner terhadap para pakar industri kulit di Bantul. Berdasarkan

hasil diskusi dengan pakar, pencocokan permasalahan dengan strategi, serta penilaian

melalui QSPM, urutan prioritas strategi yang diusulkan untuk industri kulit di

Manding adalah;

1. Melakukan pemasaran berbasis internet, dengan jumlah TAS 9.442.

2. Pemberian informasi produk dan merk dagang, dengan jumlah TAS 8.901.

3. Mengoptimalkan fungsi paguyuban pengrajin Manding, dengan jumlah TAS

7.644.

4. Menjalin kerjasama dengan pihak travel agen pariwisata, dengan jumlah TAS

7.394.

5. Tetap menjaga mutu produk dengan harga bersaing, dengan jumlah TAS 7.304.

6. Memproduksi produk kulit yang unik dan dalam jumlah terbatas, dengan jumlah

TAS 7.138.

7. Pengembangan produk kulit ikan pari yang sedang digemari masyarakat, dengan

jumlah TAS 7.008.

8. Mendirikan showroom milik bersama serta menambahan fasilitas umum, dengan

jumlah TAS 6.325.

Tabel 20 Matriks QSPM

Faktor Strategis Bobot

Alternatif Strategi

SO1 SO2 SO3 ST2 WO1 WO2 WO4 WT1

AS TAS AS TAS AS TAS AS TAS AS TAS AS TAS AS TAS AS TAS

S1 : Lokasi usaha yang

strategis 0.064 8 0.511 6 0.383 2 0.128 3 0.192 7 0.447 1 0.064 4 0.255 5 0.319

S2 : Nama besar manding,

desa wisata 0.085 8 0.681 7 0.596 1 0.085 2 0.170 6 0.511 3 0.255 4 0.341 5 0.426

S3 : Terjaminnya

ketersediaan bahan

baku 0.069 1 0.069 3 0.208 6 0.416 8 0.555 2 0.139 7 0.486 5 0.347 4 0.277

S4 : Kualitas produk

memuaskan 0.097 2 0.194 5 0.484 6 0.581 8 0.775 1 0.097 7 0.678 4 0.387 3 0.291

Page 124: STRATEGI BERSAING INDUSTRI KULIT DI SENTRA … · Kulit Di Sentra Industri Kulit Manding Kabupaten Bantul adalah karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan ... 3.4.Metode

S5 : Kental suasana

kekeluargaan dalam

bisnis 0.036 0 0.000 0 0.000 0 0.000 0 0.000 0 0.000 0 0.000 0 0.000 0 0.000

S6 : Harga produk lebih

murah 0.058 4 0.234 7 0.409 6 0.350 8 0.467 2 0.117 5 0.292 1 0.058 3 0.175

S7 : Produk unik sesuai

pesanan 0.067 2 0.133 6 0.400 7 0.466 5 0.333 1 0.067 8 0.533 3 0.200 4 0.266

W1 : Jaringan kerjasama

terbatas 0.099 7 0.692 6 0.593 2 0.198 3 0.297 4 0.396 1 0.099 8 0.791 5 0.495

W2 : promosi kurang

agresif, 0.082 7 0.572 6 0.490 3 0.245 1 0.082 4 0.327 2 0.163 8 0.654 5 0.409

W3 : Inovasi desain

produk rendah 0.071 2 0.143 6 0.429 7 0.500 5 0.357 1 0.071 8 0.571 3 0.214 4 0.286

W4 : Tidak ada merk

dagang 0.043 4 0.170 7 0.298 3 0.128 2 0.085 6 0.255 5 0.213 1 0.043 8 0.341

W5 : Keterbatasan modal,

sarana prasarana

umum 0.062 2 0.124 3 0.185 4 0.247 1 0.062 6 0.371 5 0.309 8 0.495 7 0.433

W6 : Showroom (sedikit

milik pengrajin,

menjual produk luar

manding) 0.067 4 0.269 7 0.471 2 0.135 1 0.067 8 0.538 3 0.202 5 0.337 6 0.404

W7 : Tingkat pendidikan

rendah 0.100 3 0.299 7 0.697 5 0.498 4 0.398 1 0.100 6 0.598 8 0.797 2 0.199

Tabel 20 Matriks QSPM (lanjutan)

Faktor Strategis Bobot

Alternatif Strategi

SO1 SO2 SO3 ST2 WO1 WO2 WO4 WT1

AS TAS AS TAS AS TAS AS TAS AS TAS AS TAS AS TAS AS TAS

O1 : Ketersediaan kredit

bagi IKM 0.063 2 0.125 5 0.313 6 0.375 1 0.063 7 0.438 4 0.250 8 0.500 3 0.188

O2 : Dukungan

pemerintah 0.095 7 0.668 6 0.573 4 0.382 1 0.095 8 0.764 3 0.286 5 0.477 2 0.191

O3 : Jumlah penduduk

meningkat 0.044 0 0.000 0 0.000 0 0.000 0 0.000 0 0.000 0 0.000 0 0.000 0 0.000

O4 : Keunikan produk

kulit 0.080 3 0.239 5 0.398 7 0.558 6 0.478 2 0.159 8 0.637 1 0.080 4 0.319

O5 : Teknologi

informasi 0.055 7 0.385 8 0.440 2 0.110 4 0.220 1 0.055 6 0.330 3 0.165 5 0.275

O6 : Produk kulit pari

yang sedang

digemari 0.076 3 0.227 4 0.302 7 0.529 6 0.453 2 0.151 8 0.604 1 0.076 5 0.378

Page 125: STRATEGI BERSAING INDUSTRI KULIT DI SENTRA … · Kulit Di Sentra Industri Kulit Manding Kabupaten Bantul adalah karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan ... 3.4.Metode

O7 : produk sepatu,

jaket dan tas

merupakan

kebutuhan pokok 0.058 0 0.000 0 0.000 0 0.000 0 0.000 0 0.000 0 0.000 0 0.000 0 0.000

T1 : Kenaikan harga

BBM 0.099 0 0.000 0 0.000 0 0.000 0 0.000 0 0.000 0 0.000 0 0.000 0 0.000

T2 : Mudahnya pemain

baru masuk 0.045 7 0.313 8 0.357 3 0.134 2 0.089 6 0.268 1 0.045 4 0.179 5 0.223

T3 : Keberadaan

perusahaan sejenis 0.096 7 0.673 8 0.769 1 0.096 4 0.385 3 0.288 6 0.577 2 0.192 5 0.481

T4 : Adanya produk

substitusi 0.067 5 0.333 4 0.266 2 0.133 7 0.466 6 0.400 8 0.533 3 0.200 1 0.067

T5 : Bahan baku impor

lebih berkualitas 0.060 4 0.242 3 0.181 2 0.121 7 0.423 1 0.060 8 0.484 6 0.363 5 0.302

T6 : Kulit imitasi

semakin

menyerupai kulit

asli 0.065 0 0.000 0 0.000 0 0.000 0 0.000 0 0.000 0 0.000 0 0.000 0 0.000

T7 : Bahan baku relative

mahal 0.099 1 0.099 2 0.198 6 0.593 8 0.791 3 0.297 7 0.692 5 0.495 4 0.396

2.00 100 7.394 129 9.442 94 7.008 97 7.304 88 6.315 120 8.901 100 7.644 100 7.138

Urutan strategi prioritas

4

1

7

5

8

2

3

6

Strategi yang memiliki TAS terbesar ditunjuk sebagai prioritas pertama dan

paling penting di antara strategi lain. Peran penting disini mengacu kepada peran

dalam mengatasi permasalahan yang dihadapi (David 2009). Berdasarkan nilai TAS

QSPM terbesar maka terdapat tiga alternatif strategi prioritas yang relevan untuk

dijalankan oleh perusahaan yaitu: melakukan pemasaran berbasis internet; pemberian

informasi produk dan merk dagang; dan mengoptimalkan fungsi paguyuban pengrajin

Manding. Ketiga strategi tersebut dinilai mampu mengatasi permasalahan utama

pengrajin kulit di Manding yaitu permasalahan pemasaran serta permasalahan

permodalan, sehingga dengan teratasinya permasalahan utama dinilai mampu

meningkatkan daya saing industri kulit di sentra industri kulit Manding.

Validitas dan Implementasi Strategi

Page 126: STRATEGI BERSAING INDUSTRI KULIT DI SENTRA … · Kulit Di Sentra Industri Kulit Manding Kabupaten Bantul adalah karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan ... 3.4.Metode

Validasi adalah proses penentuan apakah model, sebagai konseptualisasi atau

abstraksi, merupakan representasi berarti dan akurat dari sistem nyata? (Hoover dan

Perry, 1989). Validasi strategi dalam penelitian ini adalah proses penentuan apakah

strategi yang dihasilkan dan terpilih sesuai dengan permintaan para pakar, sebagai

responden, untuk mengatasi permasalahan nyata di industri kulit Manding, sehingga

dapat meningkatkan daya saingnya.

Strategi bersaing yang diterapkan pelaku industri kulit di Manding saat ini

adalah: memberikan kartu nama pada konsumen yang telah membeli, itu pun juga

jika konsumen meminta; terkadang mengikuti pameran yang ditawarkan oleh

pemerintah; memberi potongan kepada pembeli yang membeli dalam jumlah yang

besar; memajangan produk di showroom. Strategi ini kurang efektif dalam menarik

minat kosumen dan memperluas area pemasaran. Strategi bersaing yang diusulkan

dari hasil penelitian ini lebih agresif dalam menarik minat konsumen dan tepat dalam

menangani permasalahan yang menyebabkan rendahnya daya saing industri kulit di

Manding. Dibandingkan dengan pesaingnya yaitu industri kulit Cibaduyut,

Mojokerto, Tanggulangin, dan Garut, secara mutu dan harga produk Manding cukup

bersaing, hanya saja model produk kurang bervariasi, promosi sangat minim dan

jaringan kerjasama pemasaran yang sempit.

Industri kulit di Manding dapat melaksanakan berbagai strategi dalam upaya

peningkatan daya saingnya. Implementasi strategi peningkatan daya saing ini

dipengaruhi oleh berbagai faktor yang ada di dalam lingkungan perusahaan maupun

yang ada diluar lingkungan perusahaan. Berdasarkan identifiksi permasalahan faktor

pemasaran merupakan faktor yang paling berpengaruh karena faktor pemasaran akan

mempengaruhi kemampuan perusahaan dalam mencapai penjualan, pasar maupun

profitabilitas. Permasalahan kedua adalah permodalan, yang menyangkut operasional

dan pengembangan industri.

Strategi pertama yaitu dengan melakukan pemasaran berbasis internet. Hasil

validasi terhadap pakar adalah: strategi pemasaran berbasis internet sangat baik untuk

mendukung pengembangan sentra industri kulit di Manding, ini disebabkan

pemasaran produk kulit Manding saat ini masih bersifat konvensional dan sulit

Page 127: STRATEGI BERSAING INDUSTRI KULIT DI SENTRA … · Kulit Di Sentra Industri Kulit Manding Kabupaten Bantul adalah karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan ... 3.4.Metode

berkembang. Aplikasi dapat berupa pembuatan website atau toko online, bergabung

dalam forum jual beli seperti jualbeli.com, berniaga.com dan kaskus.com, maupun

penggunaan media sosial seperti facebookdan twitter sebagai sarana promosi dan

transaksi online.

Kefektifan pemasaran berbasis internet dikarenakan media internet sudah

menjadi gaya dan kebutuhan hidup saat ini. Berbagai informasi dapat diperoleh

dengan mengakses internet, jaringan social dan forum jual beli juga sangat digemari

masyarakat saat ini. Keunggulan pemasaran berbasis internet atau bisa disebut toko

online adalah: jika ingin mengembangkan pasarnya tanpa dukungan modal cukup,

toko online membawa keuntungan dari segi set-up toko yang murah; mampu

menjangkau pelanggan atau area pasar baru; serta efektifitas dan efisiensi operasional

toko online, dari sisi biaya, waktu, tenaga kerja, serta kefektifan kegiatan promosi.

Keuntungan lain mempunyai online shop adalah dari sisi kemudahan pengelolaan

produk, kemudahan pengelolaan produk bisa dimiliki mulai dari input deskripsi

produk, input harga, kode barang, spesifikasi lengkap, foto dan lain sebagainya.

Selain itu, dengan toko online pemilik mempunyai kemudahan dalam pengelolaan

order dari konsumen yang memesan produk. Hal ini dikarenakan online shop

professional ditunjang dengan beberapa rancangan system yang memang disiapkan

untuk berjualan secara online dengan CMS (Sistem Pengelolaan Konten) khusus toko

online.

Keunggulan toko online juga bisa dilihat dari sisi konsumen. Toko online

akan memudahkan konsumen ketika ingin memesan banyak produk maupun beberapa

produk dalam satu kali pemesanan. Hanya dengan menekan tombol “klik” maka

proses order akan semakin mudah. Pemilik toko online juga akan mendapatkan data

produk yang dipesan dan data pengiriman barang dan tentunya data konsumen secara

lengkap. Selain itu, jika ditinjau dari segi profesionalitas, hal ini berhubungan dengan

kepercayaan pelanggan. Secara instingtif, calon pelanggan akan percaya bahwa toko

online tersebut bukan penipuan hanya dengan melihat bentuk toko online tersebut,

karena pasti jika penipuan tidak akan menggunakan website berbayar dan

professional.

Page 128: STRATEGI BERSAING INDUSTRI KULIT DI SENTRA … · Kulit Di Sentra Industri Kulit Manding Kabupaten Bantul adalah karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan ... 3.4.Metode

Toko online Manding akan mempunyai nama domain dan tempat yang sangat

mandiri, karena dengan tampilan khusus akan memajang produk Manding sendiri

dilengkapi dengan logo atau tampilan depan tentang toko online Manding, misalnya

www.tokomanding.com. Mengenai metode pembayaran, pemilik toko online dapat

menjadi nasabah bank yang mempunyai jaringan perbankan yang luas. Selain itu,

tersedia juga pilihan system Internet Banking. Ini akan memudahkan pemilik untuk

memonitor pembayaran secara cepat, tanpa perlu harus mengecek ke kantor bank atau

melalui ATM.

Implementasi strategi pembuatan website atau toko online Manding sebagai

media promosi dan transaksi jual beli online. Toko online menggunakan dua versi

bahasa yaitu Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris. Bahasa Indonesia untuk

membidik konsumen dalam negeri sedangkan bahasa Inggris untuk menarik

konsumen asing maupun eksportir. Segmentasi pasarnya dibuat untuk konsumen

kelas menengah keatas, ini berdasarkan data penyebaran bagi konsumen dimana rata-

rata konsume memiliki penghasilan diatas 2.5 juta tiap bulan. Toko online tersebut

bercerita mengenai sejarah sentra industri kulit Manding, yang merupakan bisnis

turun temurun, dengan mutu yang sangat terjaga namun memiliki harga yang

terjangkau. Menonjolkan kesan eksotis, elegan dan eksklusif khas produk kulit

dengan Desain yang dapat dipesan sesuai dengan keinginan konsumen sehingga

produk memiliki keunikan tersendiri yang tidak banyak ditemukan di pasaran.

Memperlihatkan foto catalog produk yang dapat dibeli secara online maupun offline

dengan mendatangi showroom. Mencantumkan informasi yang lengkap mengenai

alamat, kontak showroom, harga produk, serta prosedur pemesanan maupun

pembelian produk. Alur tata letak katalog produk bisa Anda atur sedemikian rupa

agar tampak lebih mantak ketika dilihat oleh konsumen.

Pembuatan website atau toko online dapat dilakukan dengan bantuan

Kementerian Perindustrian Kabupaten Bantul, ATK dan ISI Yogyakarta. ISI

Yogyakarta dapat membantu dalam pembuatan Desain website serta proses

konstruksi website. Website Manding yang terhubung dengan website departemen

perindustrian Kabupaten Bantul, serta pengenalan website Manding kepada pihak-

Page 129: STRATEGI BERSAING INDUSTRI KULIT DI SENTRA … · Kulit Di Sentra Industri Kulit Manding Kabupaten Bantul adalah karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan ... 3.4.Metode

pihak yang memiliki kerjasama dengan Kementerian Perindustrian. Operasional dan

perawatan website diajarkan dan didampingi oleh ATK secara kontinyu dan

berkelanjutan sampai akhirnya para pengrajin industri kulit di Manding mampu

melaksanakan sendiri. Pendampingan ini dapat dilakukan dengan cara mengirimkan

mahasiswa ATK setiap tahunnya yang secara khusus mendapatkan tema tugas akhir

yaitu pendampingan website Manding. Pembentukan website Manding sangat

membutuhkan komitmen dan keseriusan para pelaku industri kulit Manding, karena

selama ini teknologi informasi internet belum dipelajari para pelaku industri,

sehingga menjadi hal yang cukup baru.

Pesaing industri kulit Manding yang telah menggunakan toko online adalah

industri kulit Cibaduyut. Contoh toko online yang dimiliki Cibaduyut antara lain:

sepatucibaduyut.web.id; cibaduyutshoes.com; dan tokosepatucibaduyut.com. Fitur

yang ditawarkan dalam toko online ini antara lain: cerita singkat tentang Cibaduyut

dan toko online tersebut, katalog produk dengan pemisahan kategori produk, produk

terbaru, kontak pemilik beserta lokasi toko nyata, member keanggotaan pelanggan,

cara pendaftaran menjadi member, cara pembayaran, promo yang sedang

berlangsung, penghubung kealamat media social yang digunakan, melayani

pemesanan dengan disain dari konsumen, informasi cara pengiriman barang, cara

menjadi reseller, dan ketentuan garansi, serta fasilitas chat dengan pemilik toko.

Produk Cibaduyut yang dijual secara online juga telah memiliki merk dagang sendiri,

contoh: Garuci, Golfer, Garsel, dan Java7. Kepemilikan toko online Cibaduyut ini

membuat produk Cibaduyut semakin dikenal masyarakat Indonesia bahkan dunia

dunia. Cakupan pasar produk yang tidak terhingga karena toko online ini bisa

dijangkau masyarakat diseluruh tempat. Toko online ini dapat dijadikan contoh dan

acuan dalam pembuatan toko online untuk industri kulit Manding. Lampiran 12

menunjukan gambaran toko online yang dimiliki Cibaduyut.

Aplikasi strategi melakukan pemasaran berbasis internet dengan bergabung

dalam forum jual beli seperti jualbeli.com, berniaga.com dan kaskus.com, maupun

penggunaan media sosial seperti facebook dan twitter sebagai sarana promosi dan

transaksi online. Contoh forum jual beli “www.tokobagus.com,” sebagaimana tertulis

Page 130: STRATEGI BERSAING INDUSTRI KULIT DI SENTRA … · Kulit Di Sentra Industri Kulit Manding Kabupaten Bantul adalah karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan ... 3.4.Metode

dalam halaman situsnya, Toko Bagus adalah pusat jual beli online terbesar di

Indonesia. Tempat untuk mencari barang baru dan bekas berkualitas seperti produk

handphone murah, komputer, fashion, mobil bekas, motor, rumah dan properti,

pertalatan rumah tangga, aneka jasa dan juga lowongan kerja. Toko Bagus memiliki

sejumlah kelebihan. Untuk para penjual, pasang iklan gratis adalah salah satu layanan

yang disediakan oleh Toko Bagus. Iklan Anda akan dilihat oleh ratusan ribu orang

setiap harinya. Bertransaksi di Toko Bagus, baik jual maupun beli tidak dikenakan

biaya, semua disediakan gratis. Toko Bagus.com berperan sebagai pihak ketiga

dimana pembeli dapat menitipkan barang jualannya berupa gambar-ganbar produk

yang akan dijual sehingga dapat dilihat oleh calon konsumen. Foto-foto itu bisa diberi

keterangan atau informasi mengenai produk dan juga harga jualnya. Kemudian, Toko

Bagus juga dapat dimanfaatkan oleh para usahawan kecil dan menengah untuk

memperkenalkan produk mereka kepada khalayak secara umum. Lampiran 13

menunjukan gambaran forum jual beli Toko Bagus.

Strategi dengan melakukan pemasaran berbasis internet dinilai mampu

mengatasi permasalahan pemasaran antara lain: lemahnya kegiatan promosi,

sempitnya jaringan kerjasama, minimnya informasi produk asli Manding kepada

konsumen, serta diharapkan dapat meningatkan jumlah penjualan dan pendapatan

para pelaku industri kulit di Manding.

Strategi kedua yaitu dengan pemberian informasi produk dan merk dagang,

merupakan strategi yang cukup sederhana. Setiap pelaku industri harus memiliki

merk sendiri yang diakhiri dengan kata “Manding”. Sebagai contoh bapak Ekwanto

yang memiliki showroom Laras, memilik merk dagang “Laras Manding”. Paguyuban

pengrajin Manding harus memiliki data semua merk yang dimiliki pengrajin

Manding, sehingga produk kulit asli Manding dapat diidentifikasikan konsumen, dan

dapat dibedakan dengan produk hasil industri luar Manding. Strategi pemberian merk

dagang produk dan informasi produk dinilai mampu mengatasi permasalahan

pemasaran yaitu tuntutan 50% responden konsumen untuk memberikan identitas

produk asli pengrajin Manding. Merk juga dapat digunakan sebagai sarana promosi.

Hasil validasi terhadap pakar adalah: gagasan strategi pemberian merk produk di

Page 131: STRATEGI BERSAING INDUSTRI KULIT DI SENTRA … · Kulit Di Sentra Industri Kulit Manding Kabupaten Bantul adalah karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan ... 3.4.Metode

IKM Manding sangat baik untuk dilakukan, sehingga produk kulit IKM Manding

mempunyai ciri khas tersendiri dan memberikan image baik bagi konsumen.

Strategi ketiga dengan mengoptimalkan fungsi paguyuban pengrajin Manding.

dengan mengoptimalkan fungsi paguyuban pengrajin Manding agar para pengrajin

kulit di Manding berperan serta aktif dalam kegiatan pameran dan pelatihan yang

diselenggarakan oleh Pemerintah daerah Bantul. Hasil validasi terhadap pakar adalah:

strategi pengoptimalan peguyuban pengrajin sangat baik, karena selama ini meskipun

ada paguyuban pengrajin namun belum berfungsi secara maksimal.

Pameran harus dimanfaatkan oleh pengrajin kulit di Manding sebagai ajang

promosi dan memperluas jaringan kerjasama, dengan mengikuti pameran konsumen

dapat lebih mengenal produk-produk kulit Manding, dan sebaiknya pameran

dilakukan secara terbuka di lokasi yang mudah dijangkau oleh perusahaan maupun

konsumen. Pelatihan dapat meningkatkan ketrampilan pengrajin dalam berinovasi,

melaksanakan kegiatan administrasi dan keuangan, serta penyuluhan untuk

pengelolaan dan pengembangan bisnisnya.

Paguyuban memberikan fasilitas pendampingan administrasi pengajuan kredit

bagi IKM (micro banking), yang telah disediakan oleh pihak pemerintah maupun

lembaga keuangan. Ini dikarenakan banyak pengrajin kulit Manding yang belum

mengetahui keberadaan bantuan ini dan persyaratan yang harus dipenuhi untuk setiap

jenis dan jumlah pendanaan. Dalam jumlah bantuan kredit tertentu pada micro

banking bahkan tidak meminta adanya jaminan, misalnya pada Bank Mandiri untuk

kredit dibawah Rp. 10 juta, persyaratan yang harus dipenuhi adalah usia pemohon

minimal 21 tahun, WNI, KTP dan surat keterangan usaha. Bentuk kredit ini bisa

berupa kredit jangka pendek, menengah ataupun panjang dengan tanpa agunan atau

dengan agunan yang ringan. Ini tergantung dari jumlah dana yang dipinjam dan

kemampuan pengembalian oleh perusahaan. Pihak pemberi kredit memiliki hak untuk

memantau penggunaan kredit yang diberikan. Untuk memudahkan pemberian kredit

perusahaan sebaiknya membentuk kelompok sehingga koordinasi dapat dilakukan

dengan baik. Perusahaan harus menyiapkan laporan keuangan sesuai standar yang

ditetapkan sehingga memudahkan dalam penentuan jumlah kredit yang bisa diterima

Page 132: STRATEGI BERSAING INDUSTRI KULIT DI SENTRA … · Kulit Di Sentra Industri Kulit Manding Kabupaten Bantul adalah karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan ... 3.4.Metode

perusahaan. Strategi ini diharapkan mampu mengatasi permasalahan permodalan

yang dihadapi para pengrajin kulit di Manding, sehingga dapat mengembangkan

usahanya.

Implementasi strategi peningkatan daya saing yang bisa dilaksanakan oleh

para pelaku industri kulit di Manding diharapkan dapat meningkatkan volume

penjualan, menciptakan pasar, dan meningkatkan profitabilitas perusahaan.

Penerapan strategi ini memerlukan sosialisasi, tambahan SDM dan pendanaan. Selain

itu, ketiga strategi tersebut dinilai mampu mengatasi permasalahan utama pengrajin

kulit di Manding yaitu permasalahan pemasaran dan permasalahan permodalan.

Sehingga dengan teratasinya permasalahan utama dinilai mampu meningkatkan daya

saing industri kulit di sentra industri kulit Manding.

BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 KESIMPULAN

Page 133: STRATEGI BERSAING INDUSTRI KULIT DI SENTRA … · Kulit Di Sentra Industri Kulit Manding Kabupaten Bantul adalah karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan ... 3.4.Metode

1. Strategi yang dapat diterapkan untuk meningkatkan daya saing industri kulit di

Manding adalah melakukan pemasaran berbasis internet; pemberian informasi

produk dan merk dagang; mengoptimalkan fungsi paguyuban pengrajin

manding; menjalin kerjasama dengan pihak travel agen pariwisata; tetap

menjaga mutu produk dengan harga bersaing; memproduksi produk kulit yang

unik dan dalam jumlah terbatas; pengembangan produk kulit ikan pari yang

sedang digemari masyarakat; mendirikan showroom milik bersama serta

menambahan area parkir dan fasilitas umum.

2. Strategi prioritas dalam meningkatkan daya saing industri kulit di Manding

adalah:

(1) Melakukan pemasaran berbasis internet. Aplikasi dapat berupa pembuatan

website, bergabung dalam forum jual beli, maupun penggunaan media sosial

sebagai sarana promosi dan transaksi online. Disediakan katalog produk

beserta harganya, menggunakan Bahasa Indonesia dan Inggris, untuk

membidik konsumen dalam dan luar negeri, pada konsumen kelas

menengah ke atas.

(2) Pemberian informasi produk dan merk dagang. Informasi produk dan merk

dagang berfungsi untuk sarana promosi, menjaring konsumen yang loyal,

serta memperluas jaringan kerjasama pemasaran.

(3) Mengoptimalkan fungsi paguyuban pengrajin Manding. Mengoptimalkan

paguyuban pengrajin Setyo Rukun agar pengrajin aktif mengikuti pameran

dan pelatihan untuk meningkatkan kemampuan berinovasi produk, serta

melakukan pendampingan administrasi untuk pengajuan kredit IKM

5.2 SARAN

Page 134: STRATEGI BERSAING INDUSTRI KULIT DI SENTRA … · Kulit Di Sentra Industri Kulit Manding Kabupaten Bantul adalah karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan ... 3.4.Metode

Beberapa hal yang dapat disarankan untuk menyempurnakan penelitian ini

adalah:

1. Sebaiknya dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai penerapan pemasaran

berbasis website, forum jual beli, dan media sosial.

2. Diperlukan peran aktif Pemerintah daerah Kabupaten Bantul, ATK dan ISI

dalam mendampingi pelaku industri kulit di Manding dalam penerapan

pemasaran berbasis internet.

3. Pelaku industri kulit di Manding diharapkan lebih aktif dan inovatif dalam

kegiatan pemasaran dan inovasi produk.

4. Penelitian selanjutnya yang menggunakan sumber data dari pakar, sebaiknya

diperlukan perhitungan konsistensi, karena kelemahan penggunaan metode

pakar yang memerlukan objektifitas yang tinggi dari peneliti.

Page 135: STRATEGI BERSAING INDUSTRI KULIT DI SENTRA … · Kulit Di Sentra Industri Kulit Manding Kabupaten Bantul adalah karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan ... 3.4.Metode

DAFTAR PUSTAKA

Adams J. 2005. Analyze your company using SWOT. Supply House Times. Volume

48:

26.[terhubungberkala].http://www.supplyht.com/Articles/Column/ed00ae70a2

4a8010VgnVCM100000f932a8c0____.[24 Mei 2012]

Andrews KR. 1980. The Concept of Corporate Strategy. New York: Homewood.

Barney BJ. 2007. Gaining and Sustaining Competitive.Ed ke-3. New Jersey: Pearson

Prentice Hall.

Barokah SN. 2009. Studi tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas strategi

bersaing untuk meningkatkan kinerja perusahaan pada KUKM pengrajin kulit

di Manding Bantul [tesis]. Semarang: Program Pascasarjana, Universitas

Diponegoro.

Bukhari A. 2011. Media Industri; Kebangkitan Industri Nasional. No.1. Jakarta.

Kementrian Perindustrian Indonesia.

BPS. 2010. Bantul Dalam Angka 2010. Bantul. BPS Kabupaten Bantul.

David FR. 2009. Manajemen Strategis. Ed ke-12. Jakarta: Salemba.

David ME, David RF, David FR. 2009. The quantitative strategic planning matrix

(QSPM) applied to retail computer store. The Coastal Business Journal 8: 42-

52.

Dirgantoro C. 2002. Keunggulan Bersaing Melalui Proses Bisnis. Jakarta: Gramedia.

Dirgantoro C. 2007. Manajemen Strategik, Konsep, Kasus, dan Implementasi.

Jakarta: Gramedia.

Gay LR dan Diehl PL. 1992. Research Method For Business Management. USA:

Macmillan.

Hakimi R. 2007. Strategi Peningkatan Daya Saing Industri Nata de Coco di Kota

Bogor [tesis]. Bogor: Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.

Han SY, Kim TJ. 1989. Can expert system help with planning. Simposium Proses

Pengambilan Keputusan Secara Komprehensif. Jakarta: PAU FE UI.

Hariyadi D. 2004. Kajian Pengembangan IPTEK Bagi Peningkatan Daya Saing

Produk Pangan. Bogor: Kementerian Riset dan Teknologi dan Fateta IPB.

Higa K et al. 1997. Organizational Adoption and Diffusion of Technological

Innovation: Comparative Case Study on Telemedicine in Hong Kong,

Proceedings of The Thirtieth Annual Hawwaii International Conference on

System Sciences ISBN 0-8186-7862.

Hoover SV dan Perry RF. 1989. Simulation: A Problem Solving Approach. Addison-

WesleyPublishing-Company, Massachusetts.

Page 136: STRATEGI BERSAING INDUSTRI KULIT DI SENTRA … · Kulit Di Sentra Industri Kulit Manding Kabupaten Bantul adalah karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan ... 3.4.Metode

Hubeis M. 1997. Menuju Industri Kecil Profesional di Era Globalisasi Melalui

Pemberdayaan Manajemen Industri [tesis]. Bogor: Fakultas Teknologi

Pertanian, Institut Pertanian.

Hutabarat, J dan M. Huseini. 2006. Pengantar Manajemen Strategik Kontemporer:

Strategik di Tengah Operasional. Elex Media Komputindo.

Jauch LR, Glueck WF. 1995. Manajemen Strategis dan Kebijakan Perusahaan.

Terjemahan. Ed Ketiga. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Kinnear TC, Taylor JR. 1991. Marketing Research, An Applied Approach. Fourth

Edition. New York: Mc Graw Hill.

Kotler P. 2002. Manajemen Pemasaran; Edisi Milenium. Jakarta: Prenhalindo.

Kriyantono R. 2008. Teknik Praktis Riset Komunikasi: Disertai Contoh Praktis Riset

Media, Public Relations, Advertising, Komunikasi Organisasi, Komunikasi

Pemasaran, Edisi Pertama Cetakan Ketiga. Jakarta: Kencana Prenada Media

Group.

Lestari EP. 2005. Distribusi Spasial UKM Sebelum dan sesudah Krisis Ekonomi.

Makalah Seminar. Sidang Pleno ISEI ke XI. Jakarta.

Marimin. 2004. Pengambilan Keputusan Kriteria Majemuk. Jakarta: Grasindo.

Pearce JA, Robinson JRB. 2004. Manajemen Strategik, Formulasi, Implementasi dan

Pengendalian. Terjemahan. Jilid Satu. Jakarta: Binarupa Aksara.

Porter EM. 1997. Competitive Advantage, Creating and Sustaining Superior

Performance. New York: The Free Press A Division of Macmillan, Inc.

Porter EM. 1995. Strategi Bersaing: Teknik Menganalisis Industri dan Pesaing.

Jakarta: Penerbit Erlangga.

Prawitasari S. 2010. Analisis SWOT Sebagai Dasar Perumusan Strategi Pemasaran

Berdaya Saing [tesis]. Semarang: Program Pascasarjana, Universitas

Diponegoro.

Priyatno D. 2008. Mandiri Belajar SPSS. Jakarta: Mediakom.

Rangkuti F. 2004. Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis. Jakarta: PT.

Gramedia Pustaka Utama.

Rusman, Edi. 2008. Analisis Strategi UKM dalam Membangun Keunggulan Bersaing

Berkelanjutan pada Usaha Penunjang di Sektor Pertambangan Batubara.

Tesis. IPB. Bogor.

Salusu J. 1996. Pengambilan Keputusan Strategik. Jakarta: Grasindo.

Sjaifudian H, Haryadi D, Maspiyati. 1997. Strategi dan Agenda Pengembangan

Usaha Kecil. Bandung: Yayasan Akatiga.

Steiner GA, Miner JB. 1977. Management Policy and Strategy. New York:

Mcmillan.

Page 137: STRATEGI BERSAING INDUSTRI KULIT DI SENTRA … · Kulit Di Sentra Industri Kulit Manding Kabupaten Bantul adalah karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan ... 3.4.Metode

Terrados J, Almonacid G, Hontoria L. 2007. Regional energy planning through

SWOT analysis and strategic planning tools. Impact on renewables

development, Renewable & Sustainable Energy Reviews 11:1275-1287.

Thoha M. 2000. Pengembangan Ekonomi Kerakyatan: Kekuatan Kelemahan,

Tantangan, dan Peluang. Dalam Indonesia Menacak Abad 21: Kajian

Ekonomi Politik. Jakarta: Kedeputian IPSK-LIPI.

Tobing MTS. 2011. Strategi Bertahan Usaha Kecil dan Menengah: Studi Kasus

Kerajinan Kulit Manding, Kabupaten Bantul, Yogyakarta [Skripsi].

Yogyakarta: Universitas Atmajaya.

Umar H. 2005. Strategi Manajemen in Action; Konsep, Teori, dan Teknik

Menganalisis Manajemen Strategis Strategic Business Unit Berdasarkan

Konsep Porter RM, David FR, dan Hunger W. Cetakan Keempat. Jakarta:

PT.Gramedia Pustaka Utama.

Wahyudi SA. 1996. Manajemen Stategik: Pengantar Proses Berfikir Strategic.

Jakarta: Binarupa Aksara.

Walker G. 2004. Modern Competition Strategy. New York: McGraw-Hill/Irwin.

Wang K, Hong W. 2011. Competitive advantage analysis and strategy formulation of

airport city development : the case of taiwan. Transport Policy 18:276–288.

Wheelen TL and Hunger JT. 2001. Strategic Management and Business Policy. 7th

Edition. London: Prentice Hall International.

Zhao W, Watanabe C, Griffy-Brown C. 2009. Competitive advantage in an industry

cluster: the case of dalian software park in china. Technology in Society

31:139–149.

Page 138: STRATEGI BERSAING INDUSTRI KULIT DI SENTRA … · Kulit Di Sentra Industri Kulit Manding Kabupaten Bantul adalah karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan ... 3.4.Metode

LAMPIRAN

Page 139: STRATEGI BERSAING INDUSTRI KULIT DI SENTRA … · Kulit Di Sentra Industri Kulit Manding Kabupaten Bantul adalah karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan ... 3.4.Metode

Lampiran 1 Hasil penilaian kekuatan dan kelemahan oleh masing-masing pakar

faktor internal P. 1 P. 2 P. 3 P. 4

Bobot

rata-

rata P. 1 P. 2 P. 3 P. 4

Peringkat

rata-rata

skor

bobot

kekuatan

A. Lokasi usaha yang

strategis 0.074 0.058 0.060 0.063 0.064 4 4 4 4 4.00 0.255

B. Nama besar manding,

desa wisata 0.074 0.074 0.096 0.096 0.085 4 4 4 4 4.00 0.341

C. Terjaminnya

ketersediaan bahan baku 0.074 0.077 0.063 0.063 0.069 4 4 3 4 3.75 0.260

D. Kualitas produk

memuaskan 0.096 0.102 0.096 0.093 0.097 4 3 4 4 3.75 0.363

E. Kental suasana

kekeluargaan dalam

bisnis 0.036 0.036 0.036 0.038 0.036 3 4 3 4 3.50 0.127

F. Harga produk lebih

murah 0.058 0.055 0.063 0.058 0.058 4 3 3 4 3.50 0.204

G. Produk unik sesuai

pesanan 0.066 0.074 0.066 0.060 0.067 3 3 4 3 3.25 0.217

kelemahan

H. Jaringan kerjasama

terbatas 0.099 0.099 0.099 0.099 0.099 2 2 2 2 2.00 0.198

I. Promosi kurang

agresif, 0.077 0.082 0.080 0.088 0.082 1 1 2 1 1.25 0.102

J. Inovasi desain produk

rendah 0.069 0.071 0.069 0.077 0.071 1 1 1 1 1.00 0.071

K. Tidak ada merk

dagang 0.044 0.044 0.041 0.041 0.043 1 1 2 2 1.50 0.064

L. Keterbatasan modal,

sarana prasarana umum 0.060 0.060 0.066 0.060 0.062 2 2 2 2 2.00 0.124

M. Showroom (sebagian

kecil milik pengrajin,

menjual produk luar

manding) 0.071 0.066 0.066 0.066 0.067 2 2 2 2 2.00 0.135

N. Tingkat pendidikan

rendah 0.102 0.102 0.099 0.096 0.100 1 2 2 2 1.75 0.174

1.000 2.635

Page 140: STRATEGI BERSAING INDUSTRI KULIT DI SENTRA … · Kulit Di Sentra Industri Kulit Manding Kabupaten Bantul adalah karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan ... 3.4.Metode

Lampiran 2 Hasil penilaian peluang dan ancaman oleh masing-masing pakar

P. 1 P. 2 P. 3 P. 4

Bobot

rata-

rata P. 1 P. 2 P. 3 P. 4

Peringkat

rata-rata

skor

bobot Faktor eksternal

peluang

A. Ketersediaan kredit

bagi IKM 0.063 0.063 0.060 0.063 0.063 2 2 2 1 1.75 0.109

B. Pemerintah (deprind,

ATK, BBPPK) mendukung 0.099 0.099 0.093 0.091 0.095 2 3 3 3 2.75 0.263

C. Jumlah penduduk

bantul meningkat 0.044 0.044 0.044 0.044 0.044 3 2 3 3 2.75 0.121

D. Keunikan produk kulit

(eksotis, elegan, exclusive) 0.080 0.082 0.077 0.080 0.080 3 3 4 4 3.50 0.279

E. Teknologi informasi 0.058 0.052 0.058 0.052 0.055 2 1 2 2 1.75 0.096

F. Produk kulit pari yang

sedang digemari 0.071 0.074 0.080 0.077 0.076 3 3 4 2 3.00 0.227

G. Sepatu, jaket dan tas

merupakan kebutuhan

pokok 0.052 0.063 0.055 0.060 0.058 3 3 3 3 3.00 0.173

ancaman

H. Kenaikan BBM 0.096 0.099 0.099 0.102 0.099 1 2 2 2 1.75 0.173

I. Mudahnya pemain

baru masuk 0.049 0.044 0.044 0.041 0.045 3 3 3 3 3.00 0.134

J. Keberadaan

perusahaan sejenis

(berbagai skala) 0.091 0.096 0.099 0.099 0.096 1 2 3 2 2.00 0.192

K. Adanya produk

substitusi 0.077 0.071 0.060 0.058 0.067 3 2 3 2 2.50 0.167

L. Bahan baku impor

lebih berkualitas 0.060 0.049 0.066 0.066 0.060 2 2 3 2 2.25 0.136

M. Kulit imitasi semakin

menyerupai kulit asli 0.060 0.063 0.066 0.069 0.065 2 2 3 2 2.25 0.145

N. Bahan baku relative

mahal 0.099 0.099 0.099 0.099 0.099 1 2 2 1 1.50 0.148

1.000 2.363

Page 141: STRATEGI BERSAING INDUSTRI KULIT DI SENTRA … · Kulit Di Sentra Industri Kulit Manding Kabupaten Bantul adalah karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan ... 3.4.Metode

Lampiran 3 Daftar produk sentra industri kulit Manding

1. Jaket pria dan wanita

2. Sepatu pria dan wanita

3. Sepatu drumband

4. Dompet pria dan wanita

5. Sandal pria dan wanita

6. Ikat pinggang

7. Box kulit

8. Gantungan kunci

9. Dompet koin

10. Pembatas buku

11. Kipas berbentuk gunungan

12. Kipas lipat

13. Tempat lilit motif wayang

14. Kap lampu

15. Hiasan dinding.

Page 142: STRATEGI BERSAING INDUSTRI KULIT DI SENTRA … · Kulit Di Sentra Industri Kulit Manding Kabupaten Bantul adalah karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan ... 3.4.Metode

Lampiran 4 Daftar pesaing sentra industri kulit Manding

1. Sentra industri kulit Cibaduyut.

2. Sentra industri kulit Mojokerto.

3. Sentra industri kulit Tanggulangin.

4. Sentra industri kulit Sukaregang Garut.

5. Sentra industri kulit Magetan.

6. Sentra industri kulit Padang Panjang.

Page 143: STRATEGI BERSAING INDUSTRI KULIT DI SENTRA … · Kulit Di Sentra Industri Kulit Manding Kabupaten Bantul adalah karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan ... 3.4.Metode

Lampiran 5 Kuesioner identifikasi faktor internal dan eksternal

(Kepada pemilik industri kulit di Manding)

Yth. Bapak/Ibu :

Perkenankan nama saya Diklusari Isnarosi Norsita, mahasiswa Teknologi Industri

Pertanaian IPB bermaksud melakukan penelitian tentang “Strategi Bersaing Industri

Kulit Di Sentra Industri Kulit Manding Kabupaten Bantul”. Penelitian ini merupakan

syarat kelulusan studi saya. Demi kelancaran penelitian saya, mohon kesediaan

Bapak/Ibu membantu saya dalam menjawab kuesioner ini. Semua informasi yang

diterima dalam kuesiner ini bersifat rahasia dan hanya untuk kepentingan akademis. Atas

kesediaan Bapak/Ibu saya ucapkan terima kasih.

Hormat saya,

Diklusari Isnarosi Norsita

Profil Perusahaan

1. Nama Pengisi Responden : ……………………………………………………………

2. Jabatan dalam Perusahaan : ……………………………………………………………

3. Nama Perusahaan : ……………………………………………………………

4. Visi Perusahaan : ……………………………………………………………

5. Jumlah Pegawai : ……………………………………………………………

6. Modal Awal Perusahaan : ……………………………………………………………

7. Produk/Jasa yang dihasilkan : …………………………………………………………….

8. Kapasitas produksi : ……………………………………………………………

9. Jumlah penjualan/bulan : …………………………………………………………….

10. Rata-rata keuntungan per bulan : …………………………………………………………….

11. Faktor-faktor apakah yang mempengaruhi perusahaan untuk berkembang?

…………………………………………………………………………………………

………….…………………………………………………………................................

.........................

Page 144: STRATEGI BERSAING INDUSTRI KULIT DI SENTRA … · Kulit Di Sentra Industri Kulit Manding Kabupaten Bantul adalah karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan ... 3.4.Metode

12. Sejarah singkat perusahaan? Dan peningkatan jumlah produksi dari awal hingga saat

ini

…………………………………………………………………………………………

………….…………………………………………………………................................

.........................................................................................................................................

.....................................

Aspek Manajemen :

1. Bagaimana struktur organisasi perusahaan? Sudahkah sesuai kebutuhan?

…………………………………………………………………………………………

2. Apakah job description dan job specification bagi para pekerja sudah jelas ?

….……………

3. Apakah turnover dan kebiasaan bolos kerja para karyawan rendah ?

………………………..

4. Apakah ada pemberian reward dan pelatihan ? (jika ada, apa contohnya?)

………………….

5. Apakah pengawasannya efektif ?

…………………………………………………...………….

6. Apa rata-rata tingkat pendidikan terakhir pegawai ?

............................................................

7. Apakah ada pencatatan yang teratur? Apasaja?

……………………………….………………

8. Apakah ada pelatihan untuk karyawan? Ex: pelatihan marketing?

………………………..

Aspek Pemasaran :

1. Apakah perusahaan melakukan segmentasi pasar ? …...…. Apakah telah sesuai ?

……..….

2. Segmen ada saja yang dibidik?

………………………………………………………………

Page 145: STRATEGI BERSAING INDUSTRI KULIT DI SENTRA … · Kulit Di Sentra Industri Kulit Manding Kabupaten Bantul adalah karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan ... 3.4.Metode

3. Kemana saja produk dipasarkan ?

…………………………..……………………………….

4. Berapa tingkat daya beli konsumen?

…………………………………………………………

5. Bagaimana posisi perusahaan di antara para pesaing?

……………………………………..

6. Apakah perusahaan melakukan penelitian pasar ?

…………………………………………

7. Penjualan bagaimanakah yang dirasa paling efektif?

……………………………………….

8. Apakah kualitas produk dan pelayanannya dirasa sudah baik ?

……………………………

9. Apa keunggulan produk anda?

……………………………………………………………..

10. Apakah produk anda telah diberikan harga yang bersaing? …….. . alasannya?

…………..

.........................................................................................................................................

......

11. Apakah perusahaan melakukan promosi, iklan, dan publikasi ? jika melakukan,

menggunakan media apa saja?

……………………………………………………………..

Cara apa yang paling efektif ?

……………………………………………………………..

12. Faktor apa yang paling berpengaruh terhadap tingginya penjualan?

……………………….

13. Kapan waktu jual terbanyak?

…………………………………………………………………

14. Produk apa yang paling laris dipasaran? Kenapa?

.....................................................................

Page 146: STRATEGI BERSAING INDUSTRI KULIT DI SENTRA … · Kulit Di Sentra Industri Kulit Manding Kabupaten Bantul adalah karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan ... 3.4.Metode

15. Bagaimana cara anda menangani produk yang kurang laku?

………………………………….

16. Citra produk seperti apa yang hendak dipertahankan? (ex: produk istimewa berbeda

dengan yang lain, kualitas prima, make to order, tidak mudh rusak, assesoris bagus,

design trendy, produk dengan nama asing, dll)

………………………………………………………………..

17. Apa merk dagang yang digunakan?

…………………………………………………………..

18. Bagaimana distribusi produk anda?

……………………………………………………………

19. Apakah ada pelayanan / service pasca jual?

…………………………………………………

20. Apakah kendala yang paling dirasakan dari aspek pemasaran?

……………………………..

21. Bagaimana cara anda menangani permasalahan tersebut?

…………………………………..

Aspek Keuangan :

1. Apakah kondisi keuangan perusahaan stabil dalam 3 tahun lalu?

…………………………..

2. Apakah keuangan ditangani tenaga yang ahli keuangan?

……………………………………

3. Apakah perusahaan memiliki modal kerja yang cukup untuk bertahan?

……………………

4. Apakah dalam permodalan perusahaan dibantu oleh modal asing (investor) ?

………………

5. Apakah perusahaan memiliki kerjasama dengan bank?

………………………………………

6. Dalam penentuan harga per unit berapa prosentase harga bahan baku?

……………………

Page 147: STRATEGI BERSAING INDUSTRI KULIT DI SENTRA … · Kulit Di Sentra Industri Kulit Manding Kabupaten Bantul adalah karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan ... 3.4.Metode

Tenaga kerja? ……..%, Biaya lain-lain? ……….%, Margin keuntungan? ……. .%,

Apakah mengalami permasalahan penentuan harga? …………….

7. Jika mengalami masalah keungan, apa penyebab utamanya?

…………………………………

Aspek Produksi :

1. Apa saja bahan baku yang dalam proses produksi ?

……………………………………….

2. Diagram proses produksi?

………………………………………………………………….

3. Apa saja bahan yang dipenuhi oleh pemasok ?

……………………………………………...

4. Dimana daerah pemasok?

……………………………………………………………………

5. Bagaimana prosedur pemesanan?

……………………………………………………………

6. Bagaimana distribusi dan penanganan bahan baku?

…………………………………………

7. Bagaimana aktivitas penggudangan atau pesediaanbahan baku maupun produk jadi?

…….………………………

8. Berapa bahan baku yang dibutuhkan untuk setiap produk?

………………………………..

9. Apakah para pemasok dapat diandalkan ?

………………………………………………….

10. Bagaimana prosedur dan syarat pembelian bahan baku tersebut ?

………………………….

11. Apakah lokasi perusahaan cukup menunjang kegiatan operasional?

………………………..

Page 148: STRATEGI BERSAING INDUSTRI KULIT DI SENTRA … · Kulit Di Sentra Industri Kulit Manding Kabupaten Bantul adalah karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan ... 3.4.Metode

12. Apa sajakah fasilitas, peralatan dan mesin-mesin yang dimiliki perusahaan dalam

menunjang kegiatan usahanya?

………………………………………………………………………..

Apakah dalam kondisi baik ? ……… bagaimana aktivitas perawatannya?

13. Bagaimana cara pengendalian mutu?

……………………………………………………….

14. Apakah kebijakan dan prosedur pengendalian mutunya sudah efektif ?

……………………

15. Apakah perusahaan mempunyai kemampuan dalam teknologi ? berasal dari mana?

………

16. Apakah sering terjadi kegagalan dalam proses produksi? Seberapa sering? Mengapa?

………………………………………………………………………………………..

17. Apakah produk anda memiliki ciri khas tertentu? Sebutkan?

……………………………….

18. Apa saja kendala dalam proses produksi?

……………………………………………………

19. Bagaimana cara anda menanggulangi kendala tersebut ?

……………………………………

Aspek Pengembangan :

1. Darimanakah model barang produk terbaru anda?

………………………………………..

2. Apakah perusahaan memiliki R&D ? …… apakah sudah efektif dan sesuai

kebutuhan? ……

3. Apakah produk yang ada sekarang memiliki daya saing? …… dari sisi apa?

………………

4. Adakah fasilitas pembuatan sesuai pesanan?

…………………………………………………

5. Adakah pemesanan melalui telephone? …… website? …… atau media internet

lainya? ……

Page 149: STRATEGI BERSAING INDUSTRI KULIT DI SENTRA … · Kulit Di Sentra Industri Kulit Manding Kabupaten Bantul adalah karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan ... 3.4.Metode

6. Bagaimana aktivitas perusahaan untuk memperbaiki produk dan proses produksi?

….......................................................................................................................

Kondisi Persaingan Usaha

1. Adakah pesaing usaha di lingkungan perusahaan ? ……. Berapa banyaknya ?

……………

2. Apakah persaingan yang terjadi sangat ketat ?

……………………………………………

3. Apa sajakah faktor yang menjadi persaingan? (biaya, lokasi, harga jual, bahan baku,

sarana pendukung)

…………………………………………………………………………………

4. Bagaimana perusahaan mengatasi persaingan yang terjadi ?

………………………………

5. Apakah terjadi persaingan diantara supplier perusahaan ?

…………………………………

6. Apakah keunggulan produk yang diproduksi oleh perusahaan?

……………………………

7. Adakah persaingan dalam penggunaan sarana distribusi ?

………………………………….

8. Bagaimana dengan persaingan dalam hal promosi ?

………………………………………..

FAKTOR EKSTERNAL

Menurut bapak/ibu, seberapa besar tingkat pengaruh yang diberikan masing-

masing faktor lingkungan eksternal (lingkungan remote) berdasarkan kategori (1) faktor

ekonomi, (2) faktor social, budaya, demografi dan lingkungan, (3) faktor pemerintah dan

hukum, (4) faktor teknologi, (5) faktor persaingan terhadap kegiatan usaha Industri Kulit

Di Sentra Industri Kerajinan Kulit Manding Kabupaten Bantul pada saat ini ? Berikan

tanda silang (X) pada kolom.

Parameter Tidak Lemah Berpengaruh Kuat

Page 150: STRATEGI BERSAING INDUSTRI KULIT DI SENTRA … · Kulit Di Sentra Industri Kulit Manding Kabupaten Bantul adalah karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan ... 3.4.Metode

Berpengaruh Berpengaruh Berpengaruh

(1) Faktor Ekonomi

(2) Faktor Social, Budaya, Demografi &

Lingkungan

(3) Faktor Pemerintah Dan Hukum

(4) Faktor Teknologi

(5) Faktor Persaingan

FAKTOR KOMPETITIF / PERSAINGAN

Menurut bapak/ibu, seberapa besar tingkat pengaruh yang diberikan masing-

masing faktor lingkungan eksternal (Faktor Kompetitif lingkungan Industri) berdasarkan

kategori (1) penghalang bagi pendatang baru, (2) kekuatan tawar menawar pemasok, (3)

kekuatan tawar menawar pembeli, (4) ketersediaan barang pengganti dan (5) tingkat

rivalitas persaingan terhadap kegiatan usaha usaha Industri Kulit Di Sentra Industri

Kerajinan Kulit Manding Kabupaten Bantul pada saat ini ? Berikan tanda silang (X)

pada kolom :

No. Parameter Tidak

Berpengaruh

Lemah

Berpengaruh

Berpengaruh Kuat

Berpengaruh

1. Ancaman Pendatang Baru

a. Skala Ekonomi

b. Diferensiasi Penghalang Masuk

c. Kecukupan Modal

d. Akses ke Saluran Distribusi

e. Kualitas Produk Penghalang Masuk

f. Peraturan Pemerintah

g. Tindakan Penolakan yg Diperkirakan

h. Harga Penghalang Masuk

i. Teknologi Hambatan Masuk

j. Pengalaman sebagai hambatan masuk

2. Daya Tawar Pemasok

a. Kelompok Pemasok

b. Produk Substitusi

c. Pelanggan Penting

d. Masukan Yang Penting

e. Pemerintah

3. Daya Tawar Pembeli

a. Kelompok Pelanggan

b. Diferensiasi Produk

c. Ancaman Integrasi Balik

Page 151: STRATEGI BERSAING INDUSTRI KULIT DI SENTRA … · Kulit Di Sentra Industri Kulit Manding Kabupaten Bantul adalah karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan ... 3.4.Metode

d. Kualitas Produk

e. Informasi Pelanggan

4. Ancaman Barang Pengganti

5. Tingkat Rivalitas Persaingan

a. Jumlah Kompetitor

b. Tingkat Pertumbuhan Industri

c. Biaya Tetap yang Besar

Apa target jangka panjang (harapan) anda?

…………………………………………………………………………………………

Strategi apa yang anda rencanakan untuk mencapai target anda?

…………………………………………………………………………………………

Dukungan apa yang anda harapkan untuk pencapaian target tersebut? (pemerintah/pihak

lain)

…………………………………………………………………………………………

Jumlah Produksi (satuan dalam produk)

2007 2008 2009 2010 2011

Jumlah Penjualan (satuan dalam rupiah)

2007 2008 2009 2010 2011

=== Terima kasih Atas Partisipasi Anda ===

Page 152: STRATEGI BERSAING INDUSTRI KULIT DI SENTRA … · Kulit Di Sentra Industri Kulit Manding Kabupaten Bantul adalah karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan ... 3.4.Metode

Lampiran 6 Kuesioner identifikasi permasalahan, faktor internal, dan eksternal

di industri kulit Manding

(Kepada pakar industri kulit di Bantul)

Yth. Bapak/Ibu :

Perkenankan nama saya Diklusari Isnarosi Norsita, mahasiswa Teknologi Industri

Pertanaian IPB bermaksud melakukan penelitian tentang “Strategi Bersaing Industri

Kulit Di Sentra Industri Kulit Manding Kabupaten Bantul”. Penelitian ini merupakan

syarat kelulusan studi saya. Demi kelancaran penelitian saya, mohon kesediaan

Bapak/Ibu membantu saya dalam menjawab kuesioner ini. Semua informasi yang

diterima dalam kuesiner ini bersifat rahasia dan hanya untuk kepentingan akademis. Atas

kesediaan Bapak/Ibu saya ucapkan terima kasih.

Hormat saya,

Diklusari Isnarosi Norsita

Nama : ………………………………………………………………..

Tempat Bekerja : ………………………………………………………………..

Daya Saing : Kemampuan Untuk Mengalahkan Pesaing Dan Mendapatkan Konsumen Yang

Diinginkan.

1. Bagaimana kondisi persaingan Industri Kulit Manding saat ini?

…………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………

2. Permasalahan apa yang dihadapi Industri Kulit Manding dalam persaingan?

…………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………

3. Keunggulan apa yang dimiliki Industri Kulit Manding dalam persaingan?

Page 153: STRATEGI BERSAING INDUSTRI KULIT DI SENTRA … · Kulit Di Sentra Industri Kulit Manding Kabupaten Bantul adalah karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan ... 3.4.Metode

…………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………

4. Apa pendapat anda tentang inovasi produk Industri Kulit Manding? Permasalahan?

Keunggulan?

…………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………

5. Apa pendapat anda tentang cara pemasaran Industri Kulit Manding? Permasalahan?

Keunggulan?

…………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………

6. Apa pendapat anda tentang aspek produksi Industri Kulit Manding? Permasalahan?

Keunggulan?

…………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………

7. Apa pendapat anda tentang aspek manajemen Industri Kulit Manding?

Permasalahan? Keunggulan?

…………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………

8. Apa pendapat anda tentang aspek keuangan Industri Kulit Manding? Permasalahan?

Keunggulan

…………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………

9. Bagaimana pendapat anda tentang produk dari kulit ikan pari?

Page 154: STRATEGI BERSAING INDUSTRI KULIT DI SENTRA … · Kulit Di Sentra Industri Kulit Manding Kabupaten Bantul adalah karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan ... 3.4.Metode

…………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………

10. Bagaimana prospek industri kulit di Manding Bantul untuk 5 tahun kedepan?

Mengapa?

…………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………

11. Bagaimana peluang pasar ekspor produk kulit?

…………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………

12. Apakah kebijakan pemerintah mendukung perkembangan industri kulit di Bantul?

Mohon Jelaskan?

…………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………

13. Berlakunya perdagangan bebas, bagaimana peluang bisnis industri kulit di Bantul?

Apakah justru menjadi ancaman?

…………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………

14. Saat ini apakah ketersediaan kulit samak sebagai bahan baku industri kulit cukup

aman?

…………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………

15. Menurut anda apakah kualitas produk kulit Manding dapat dikatagorikan berkualitas

ekspor?

Page 155: STRATEGI BERSAING INDUSTRI KULIT DI SENTRA … · Kulit Di Sentra Industri Kulit Manding Kabupaten Bantul adalah karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan ... 3.4.Metode

…………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………

………………………

16. Apa harapan / saran anda untuk pengembangan Industri Kulit Manding?

…………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………

………………………

17. Strategi apa yang anda usulkan untuk mencapai harapan tersebut?

…………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………

………………………

18. Dukungan apa yang dibutuhkan untuk pencapaian harapan tersebut?

(pemerintah/pihak lain)

…………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………

………………………

19. Apa saja indicator daya saing Industri Kulit Manding?

…………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………

………………………

20. Apa kunci untama peningkatan daya saing Industri Kulit Manding?

…………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………

………………………

Page 156: STRATEGI BERSAING INDUSTRI KULIT DI SENTRA … · Kulit Di Sentra Industri Kulit Manding Kabupaten Bantul adalah karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan ... 3.4.Metode

21. Contoh dukungan instansi anda kepada Industri Kulit Manding

…………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………

………………………

22. Siapakah pesaing-pesaing yang saat ini dihadapi Industri Kulit Manding?

1. ………………………………………. (Pesaing 1)

2. . ……….…………………………… (Pesaing 2)

3. ……………..………………….…… (Pesaing 3)

Faktor Keberhasilan Dalam

Persaingan

Peringkat Nilai

Industri Kulit

Manding

Pesaing 1 Pesaing 2 Pesaing 3

1. Qualitas

2. Harga

3. Ketersediaan

4. Inovasi

(faktor lain yg belum diesebutkan)

5. …………………………….

*Peringkat : urutan tingkat kepenting faktor tersebut. Skala 1(paling tidak penting)

sampai 4 (paling penting)

*Nilai : seberapa baik faktor tersebut dipenuhi industri kulit. Skala 1 (sangat buruk)

sampai 10 (sangat baik)

Page 157: STRATEGI BERSAING INDUSTRI KULIT DI SENTRA … · Kulit Di Sentra Industri Kulit Manding Kabupaten Bantul adalah karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan ... 3.4.Metode

FAKTOR EKSTERNAL

Menurut bapak/ibu, seberapa besar tingkat pengaruh yang diberikan masing-

masing faktor lingkungan eksternal (lingkungan remote) berdasarkan kategori (1) faktor

ekonomi, (2) faktor social, budaya, demografi dan lingkungan, (3) faktor pemerintah dan

hukum, (4) faktor teknologi, (5) faktor persaingan terhadap kegiatan usaha Industri Kulit

Di Sentra Industri Kerajinan Kulit Manding Kabupaten Bantul pada saat ini ? Berikan

tanda silang (X) pada kolom.

Parameter Tidak

Berpengaruh

Lemah

Berpengaruh

Berpengaruh Kuat

Berpengaruh

(1) Faktor Ekonomi

(2) Faktor Social, Budaya, Demografi &

Lingkungan

(3) Faktor Pemerintah Dan Hukum

(4) Faktor Teknologi

(5) Faktor Persaingan

FAKTOR KOMPETITIF / PERSAINGAN

Menurut bapak/ibu, seberapa besar tingkat pengaruh yang diberikan masing-

masing faktor lingkungan eksternal (Faktor Kompetitif lingkungan Industri) berdasarkan

kategori (1) penghalang bagi pendatang baru, (2) kekuatan tawar menawar pemasok, (3)

kekuatan tawar menawar pembeli, (4) ketersediaan barang pengganti dan (5) tingkat

rivalitas persaingan terhadap kegiatan usaha usaha Industri Kulit Di Sentra Industri

Kerajinan Kulit Manding Kabupaten Bantul pada saat ini ? Berikan tanda silang (X)

pada kolom :

No. Parameter Tidak

Berpengaruh

Lemah

Berpengaruh

Berpengaruh Kuat

Berpengaruh

1. Ancaman Pendatang Baru

a. Skala Ekonomi

b. Diferensiasi Penghalang Masuk

Page 158: STRATEGI BERSAING INDUSTRI KULIT DI SENTRA … · Kulit Di Sentra Industri Kulit Manding Kabupaten Bantul adalah karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan ... 3.4.Metode

c. Kecukupan Modal

d. Akses ke Saluran Distribusi

e. Kualitas Produk Penghalang Masuk

f. Peraturan Pemerintah

g. Tindakan Penolakan yg Diperkirakan

h. Harga Penghalang Masuk

i. Teknologi Hambatan Masuk

j. Pengalaman sebagai hambatan masuk

2. Daya Tawar Pemasok

a. Kelompok Pemasok

b. Produk Substitusi

c. Pelanggan Penting

d. Masukan Yang Penting

e. Pemerintah

3. Daya Tawar Pembeli

a. Kelompok Pelanggan

b. Diferensiasi Produk

c. Ancaman Integrasi Balik

d. Kualitas Produk

e. Informasi Pelanggan

4. Ancaman Barang Pengganti

5. Tingkat Rivalitas Persaingan

a. Jumlah Kompetitor

b. Tingkat Pertumbuhan Industri

c. Biaya Tetap yang Besar

=== Terima kasih Atas Partisipasi Anda ===

Page 159: STRATEGI BERSAING INDUSTRI KULIT DI SENTRA … · Kulit Di Sentra Industri Kulit Manding Kabupaten Bantul adalah karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan ... 3.4.Metode

Lampiran 7 Penjelasan parameter faktor eksternal

Lingkungan Remote

1. Faktor Ekonomi

Ekonomi dapat berupa Tingkat Inflasi, Tingkat suku bunga Bank, Nilai tukar mata uang,

keadaan ekonomi regional, nasional dan dunia, hambatan dan dorongan ekspor-impor,

kondisi anggaran belanja pemerintah dll. Apakah kondisi perekonomian makro tersebut

dapat berpengaruh terhadap industri atau tidak.

2. Faktor Sosial, Budaya, Demografi Dan Lingkungan

Apakah aspek social masyarakat (budaya setempat, tingkat pendidikan masyarakat

setempat dll) di daerah sekitar industri berpengaruh terhadap perkembangan / keberadaan

industri?

3. Faktor Pemerintah Dan Hukum

Apakah kondisi pemerintahan (khususnya regional dan nasional) seperti event2 politik,

kebijakan pemerintah, peraturan daerah dll, berpengaruh terhadap kondisi industri?

4. Faktor Teknologi

Apakah industri menuntut teknologi yang maju atau tidak dan apakah aspek teknologi

(perubahan teknologi) dapat berpengaruh terhadap industri?

5. Faktor Persaingan.

Apakah kondisi persaingan merpengaruh teradap kondisi industri?

Penjelasan Parameter Five Force’s Competition

1. Ancaman Pendatang Baru (Threat of New Entrants)

Pendatang baru dalam suatu industri dapat membahayakan perusahaan-perusahaan yang

ada karena pendatang baru akan membawa kapasitas baru, keinginan untuk merebut

pasar serta seringkali juga merebut sumberdaya yang besar. Akibatnya harga dapat

menjadi turun atau biaya membengkak sehingga mengurangi kemampulabaan.

Bagaimana perusahaan yang ada berusaha untuk mengembangkan hambatan-hambatan

bagi pendatang baru untuk memasuki pasar. Hambatan untuk masuk dapat berupa :

Page 160: STRATEGI BERSAING INDUSTRI KULIT DI SENTRA … · Kulit Di Sentra Industri Kulit Manding Kabupaten Bantul adalah karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan ... 3.4.Metode

a. Skala ekonomi : perbaikan marginal terhadap efisiensi ketika perusahaan

meningkatkan ukurannya, yakni turunnya biaya satuan (unit cost) suatu produk.

(apakah skala ekonomi ini dapat diciptakan oleh industri kulit di manding dan

bagaimana pengaruhnya terhadap pendatang baru.)

b. Diferensiasi produk : pelanggan akan percaya bahwa produk suatu perusahaan

itu unik, dan pelanggan tersebut cenderung bersikap loyal sehingga pendatang

baru memerlukan biaya yang cukup besar untuk merebut loyalitas pelanggan

tersebut. (apakah industri kulit di manding dapat melakukan diferensiasi produk

sehingga menjadi hambatan bagi pendatang baru).

c. Kebutuhan Modal : sebuah industri baru memerlukan sumber daya untuk

investasi, seperti fasilitas fisik, modal untuk persediaan, untuk pemasaran dan

fungsi-fungsi bisnis lainnya. (apakah kebutuhan akan modal dari sektor ini dapat

menghambat masuknya pendatang baru).

d. Akses ke jaringan Distribusi : jaringan distribusi telah dikuasai oleh pengusaha

yang ada, sehingga dapat menjadi hambatan bagi pendatang baru karena tidak

memiliki akses atau besarnya biaya yang harus dikeluarkan (apakah bisnis

industri kulit di manding kemampuan akses ke jaringan distribusi dapat

menghambat masuknya pendatang baru).

e. Kualitas Produk Penghalang Masuk : Apakah kualitas yang ditawarkan oleh

perusahaan yang lama akan mempengaruhi masuknya pendatang baru? Seberapa

kuatkah kualitas tersebut mampu mempengaruhi masuknya pendatang baru.

f. Kebijakan atau Peraturan Pemerintah : melalui lisensi, persyaratan ijin,

perundang undangan dan kebijakan lainnya yang mengontrol atau membatasi

masuknya pendatang baru dalam usaha. (apakah kebijakan pemerintah dalam

industri kulit dapat menghambat masuknya pendatang baru).

g. Tindakan Penolakan/Perlawanan yang Diperkirakan : Apakah akan ada

tindakan-tindakan penolakan atau perlawanan dari perusahaan yang ada terhadap

pendatang baru ? Seandainya ada, apakah tindakan penolakan tersebut akan kuat

dalam menghambat masuknya pendatang baru ?

Page 161: STRATEGI BERSAING INDUSTRI KULIT DI SENTRA … · Kulit Di Sentra Industri Kulit Manding Kabupaten Bantul adalah karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan ... 3.4.Metode

h. Harga Penghalang Masuk : Apakah harga yang ditawarkan oleh perusahaan

yang lama akan mempengaruhi masuknya pendatang baru? Seberapa kuatkah

harga tersebut mampu mempengaruhi masuknya pendatang baru.

i. Teknologi Hambatan Masuk : Apakah teknologi yang dimiliki oleh industri

kulit di manding saat ini mampu menghambat masuknya pendatang baru.

Seberapa besarkah Teknologi tersebut mampu menghalangi pendatang baru.

j. Pengalaman sebagai hambatan masuk : Apakah pengalaman yang dimiliki oleh

industri kulit di manding saat ini mampu menghambat masuknya pendatang baru.

Seberapa besarkah pengalaman tersebut mampu menghalangi pendatang baru

2. Kekuatan Tawar menawar Pemasok (bargaining power of supplier)

Meningkatkan harga dan mengurangi mutu produk yang dijual adalah cara potensial yang

dapat digunakan pemasok untuk mendapatkan kekuatan terhadap perusahaan-perusahaan

yang bersaing dalam suatu industri. Apabila perusahaan tidak dapat menutup peningkatan

biaya yang terjadi melalui struktur harganya maka kemampulabaannya akan berkurang

akibat tindakan pemasok. Kondisi-kondisi yang membuat pemasok kuat cenderung

serupa dengan kondisi yang membuat pembeli kuat, dimana kelompok pemasok dapat

dikatakan kuat jika :

a. Kelompok pemasok : Apakah kelompok pemasok terintegrasi atau terpencar

dalam memenuhi kebutuhan industri, (bila terintegrasi maka posisi pemasok

menjadi lemah dan sebaliknya).

b. Produk Substitusi : Apakah ada produk pengganti dari pemasok, (bila ada

produk pengganti maka akan melemahkan kekuatan tawar pemasok)

c. Pelanggan Penting : Apakah industri merupakan pelanggan penting atau bukan

bagi pemasok, (bila industri merupakan pelanggan penting maka pemasok akan

rela keluar biaya untuk membantu pemasok).

d. Masukan yang Penting : Apakah produk pemasok merupakan input yang

penting bagi industri, (bila penting maka akan menjadikan bargaining posisi yang

baik).

Page 162: STRATEGI BERSAING INDUSTRI KULIT DI SENTRA … · Kulit Di Sentra Industri Kulit Manding Kabupaten Bantul adalah karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan ... 3.4.Metode

e. Pemerintah : Apakah pemerintah dapat mempengaruhi industri (pembeli)

melalui tangan pemasok (kebijakan2 pemerintah yang memenangkan posisi

pemasok).

3. Kekuatan Tawar Menawar Pembeli (Bargaining Power of Buyers)

Pembeli bersaing dengan industri dengan cara memaksa harga turun, tawar menawar

untuk mutu yang lebih tinggi dan pelayanan yang lebih baik. Sebaliknya pembeli lebih

suka membeli produk dengan harga serendah mungkin dimana industri dapat

memperoleh pengembalian serendah mungkin yang dapat diterima. Dan kelompok

pembeli dapat menjadi kuat pada situasi berikut :

a. Kelompok Pelanggan (Pembeli) : Apakah kelompok pembeli (pelanggan)

terpusat atau membeli dalam jumlah yang relative besar terhadap penjualan pihak

penjual (perusahaan).

b. Diferensiasi Produk : Apakah produk/jasa yang dibeli dari industri merupakan

adalah produk standar atau tidak terdiferensiasi (apakah produk dari industri

tersebut standar saja, dan apakah itu menjadi kekuatan bagi pembeli).

c. Ancaman integrasi Balik : Apakah pembeli menunjukkan ancaman untuk

melakukan integrasi balik (mengurangi peranan industri / penjual), jika pembeli

sudah melakukan integrasi maka akan berpotensi untuk mengancam industri).

d. Kualitas produk : Apakah produk industri berpengaruh terhadap kualitas atau

mutu dari peroduk yang dihasilkan pembeli, (bila berpengaruh maka pembeli

tidak terlalu peka dengan biaya atau harga dan sebaliknya).

e. Informasi Pelanggan : Apakah pembeli / pelanggan memiliki informasi lengkap

tentang permintaan, harga pasar yang actual dan bahkan biaya pemasok, (bila

pembeli memiliki informasi lengkap maka akan mempengaruhi industri

(perusahaan).

4. Ancaman Produk Pengganti (Threat of Substitute Products)

Apakah ada atau tersedia produk-produk pengganti (barang atau jasa yang berbeda dari

luar industri yang melakukan fungsi serupa dengan produk atau jasa yang dihasilkan oleh

Page 163: STRATEGI BERSAING INDUSTRI KULIT DI SENTRA … · Kulit Di Sentra Industri Kulit Manding Kabupaten Bantul adalah karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan ... 3.4.Metode

industri/pengusaha yang ada), jika ada apakah akan mengancam kebaradaan produk/jasa

dari perusahaan yang ada.

5. Tingkat Rivalitas di antara Para Pesaing yang Ada (Intention of Industri Rivalry)

Persaingan disini terjadi karena satu atau lebih pesaing merasakan adanya tekanan atau

melihat peluang untuk memperbaiki posisi di industri dan sering disebabkan oleh harga,

inovasi produk dan tindakan lain untuk mencapai diferensiasi produk. Bagi kebanyakan

industri, penentuan utama seluruh persaingan serta tingkat profitabilitas secara umum

adalah persaingan antara perusahaan dalam industri. Beberapa faktor utama yang

menentukan sifat dan intensitas persaingan diantara perusahaan-perusahaan yang telah

mantap, adalah :

a. Jumlah Kompetitor : Apakah jumlah pesaing dalam industri banyak atau

seimbang. (bila jumlah pesaing banyak maka persaingan menjadi besar dan akan

membuat beberapa perusahaan beranggapan selalu dipantau oleh pesaingnya,

sebaliknya jika persaingan seimbang akan membuat perusahaan bersaing

seimbang dalam jangja waktu yang lama dan sama kerasnya).

b. Tingkat Pertumbuhan Industri : Apakah pertumbuhan industri lamban atau

cepat. (bila pertumbuhan industri lamban maka akan terjadi persaingan yang ketat

dalam berebut pangsa pasar dikala perusahaan akan melakukan ekspansi karena

tidak diimbangi oleh pasar, sedangkan bila pertumbuhan cepat maka dapat

menjamin perebutan pangsa pasar perusahaan2 dengan mengikuti kecepatan

pertumbuhan industri.

c. Biaya tetap yang Besar : Apakah biaya tetap yang harus dikeluarkan oleh

perusahaan besar/tinggi atau rendah. (bila biaya tetap yang dikeluarkan

besar/tinggi maka akan menciptakan tekanan yang berat terhadap semua

perusahaan untuk mengisi kapasitas yang dapat menurunkan harga saat terjadi

kapasitas berlebih dan sebaliknya bila biaya tetap kecil maka tekanan yang

dialami perusahaan tidak terlalu berat.

Page 164: STRATEGI BERSAING INDUSTRI KULIT DI SENTRA … · Kulit Di Sentra Industri Kulit Manding Kabupaten Bantul adalah karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan ... 3.4.Metode

Lampiran 8 Kuesioner kepada konsumen produk kulit Manding

Yth. Bapak/Ibu :

Perkenankan nama saya Diklusari Isnarosi Norsita, mahasiswa Teknologi Industri

Pertanaian IPB bermaksud melakukan penelitian tentang “Strategi Bersaing Industri

Kulit Di Sentra Industri Kulit Manding Kabupaten Bantul”. Penelitian ini merupakan

syarat kelulusan studi saya. Demi kelancaran penelitian saya, mohon kesediaan

Bapak/Ibu membantu saya dalam menjawab kuesioner ini. Semua informasi yang

diterima dalam kuesiner ini bersifat rahasia dan hanya untuk kepentingan akademis. Atas

kesediaan Bapak/Ibu saya ucapkan terima kasih.

Hormat saya,

Diklusari Isnarosi Norsita

Petunjuk pengisian : Silanglah pilihan jawaban anda

I. KARAKTERISTIK RESPONDEN

Nama : ……………………

Alamat : :………………………………………………………………………….

1. Jenis kelamin : L / P

2. Umur :

a. dibawah 16 tahun c. 26-45 tahun

b. 16-25 tahun d. diatas 45 tahun

3. Pendidikan Terakhir :

a. SD c. SMU & Sederajat e. Diploma

b. SLTP d. Sarjana f. Lainnya, sebutkan……

4. Pekerjaan :

a. Pelajar/Mahasiswa d. Guru/Dosen

b. PNS e. Ibu Rumah Tangga

c. Pegawai Swasta f. Lainnya, sebutkan……..

5. Pendapatan anda Per Bulan adalah :

a. dibawah Rp 1.500.000 c. RP 2.500.000 - Rp.3.500.000

Page 165: STRATEGI BERSAING INDUSTRI KULIT DI SENTRA … · Kulit Di Sentra Industri Kulit Manding Kabupaten Bantul adalah karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan ... 3.4.Metode

b. Rp 1.500.000 - Rp. 2.500.000 d. diatas Rp 3.500.000

6. Berapa nilai belanja rata-rata Anda Dalam setiap pembelian produk di Manding?

a. Rp 100.000 c. Rp 250.000 – Rp 500.000

b. Rp 100.000- Rp 250.000 d. Lainnya, sebutkan…………

7. Berapa kali anda datang ke Manding:

a. 1 kali c. 4-5 kali

b. 2-3 kali d. lebih dari 5 kali

8. Apakah alasan pertama kali yang membuat Anda tertarik untuk membeli produk kulit

di Manding (dapat memilih lebih dari satu) :

a. Dorongan dari orang lain

b. Mutu produk yang sesuai dengan harga e. Dorongan Promosi

c. Lokasi memotong jalur ke pantai parangtritis f. Lainnya, sebutkan………..

d. Ingin coba, karena manding terkenal sebagai sentra kerajinan kulit

9. Darimana Anda memperoleh informasi mengenai Produk produk kulit di Manding

(dapat memilih lebih dari satu jawaban) :

a. Keluarga/ Saudara c. Pameran Produk

b. Teman d. Promosi di toko e. Lainnya, sebutkan…………….

10. Berdasarkan sumber informasi, hal apa yang menjadi focus perhatian Anda :

a. Mutu c. Tahan lama e. Lainnya, sebutkan…………

b. Kemudahan d. Harga

11. Media apa yang paling mempengaruhi Anda dalam memutuskan pembelian produk

disini?

a. Iklan d. Penjual

b. Media Massa e. Anggota Keluarga

c. Teman f. Lainnya, sebutkan………..

12. Bagaimana menurut Anda mengenai pelayanan penjualan di Manding?

a. Sangat ramah c. Biasa saja e. Sangat tidak ramah

b. Ramah d. Kurang ramah

Page 166: STRATEGI BERSAING INDUSTRI KULIT DI SENTRA … · Kulit Di Sentra Industri Kulit Manding Kabupaten Bantul adalah karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan ... 3.4.Metode

13. Apakah Anda merasa puas terhadap pembelian produk kulit di Manding ?

a. Ya b. Tidak c. Biasa Saja

14. Apakah Anda berminat untuk melakukan pembelian kembali ?

a. Ya b. Tidak c. Tergantung situasi

A. TINGKAT KEPENTINGAN (HARAPAN)

Petunjuk Pengisian : Di bawah ini terdapat pernyataan-pernyataan yang berkaitan

dengan harapan Anda terhadap produk kulit di Manding. Berilah tanda [√ ] dari nomor

pernyataan yang ada. 1 = Sangat tidak penting 3 = Penting

2 = Kurang penting 4 = Sangat Penting

No. Atribut Produk 1 2 3 4

1 Model

2 Warna

3 Harga

4 Daya tahan

5 Kenyamanan dipakai

6 Memiliki jahitan yang kuat dan rapi

7 Tambahan asesoris

8 Bahan

9 Ketersediaan barang

10 …

B. TINGKAT KINERJA

Petunjuk Pengisian : Di bawah ini terdapat pernyataan-pernyataan yang berkaitan

dengan persepsi Anda terhadap produk kulit di Manding. Berila tanda[√ ] dari nomor

pernyataan yang ada. 1 = Tidak Baik 3 = Baik

2 = Kurang Baik 4 = Sangat Baik

No. Atribut Produk 1 2 3 4

1 Model

2 Warna

3 Harga

4 Daya tahan

5 Kenyamanan dipakai

6 Memiliki jahitan yang kuat dan rapi

7 Tambahan asesoris

8 Bahan

Page 167: STRATEGI BERSAING INDUSTRI KULIT DI SENTRA … · Kulit Di Sentra Industri Kulit Manding Kabupaten Bantul adalah karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan ... 3.4.Metode

9 Ketersediaan barang

10 …

Apakah saran/komentar anda untuk industri kulit di Manding?

……………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………

……………………

Terima kasih Atas Partisipasi Anda

Page 168: STRATEGI BERSAING INDUSTRI KULIT DI SENTRA … · Kulit Di Sentra Industri Kulit Manding Kabupaten Bantul adalah karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan ... 3.4.Metode

Lampiran 9 Kuesioner penentuan bobot serta peringkat faktor internal dan eksternal

(Kepada Pakar Industri Kulit Di Bantul)

Nama : ………………………………………………………………..

Tempat Bekerja : ………………………………………………………………..

PENILAIAN BOBOT

Tujuan : Mendapatkan penilaian para pakar mengenai faktor-faktor internal maupun

eksternal industri kulit di Manding, yaitu dengan cara pemberian bobot terhadap seberapa

besar faktor tersebut dapat mempengaruhi keberhasilan “Strategi Bersaing Industri Kulit

Di Sentra Industri Kerajinan Kulit Manding Kabupaten Bantul”. Petunjuk : Alternatif

pemberian bobot terhadap faktor-faktor internal-eksternal yang tersedia adalah :

1 = Jika indikator horizontal kurang penting daripada indikator vertikal

2 = Jika indikator horizontal sama penting daripada indikator vertikal

3 = Jika indikator horizontal lebih penting daripada indikator vertikal

Faktor Strategis Internal

1. Kekuatan

A. Lokasi usaha yang strategis

B. Nama besar manding, desa wisata

C. Terjaminnya ketersediaan bahan baku

D. Mutu produk memuaskan

E. Kental suasana kekeluargaan dalam bisnis

F. Harga produk lebih murah

G. Produk unik sesuai pesanan

2. Kelemahan

H. Jaringan kerjasama terbatas

I. Promosi kurang agresif,

J. Inovasi desain produk rendah

K. Tidak ada merk dagang

Page 169: STRATEGI BERSAING INDUSTRI KULIT DI SENTRA … · Kulit Di Sentra Industri Kulit Manding Kabupaten Bantul adalah karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan ... 3.4.Metode

L. Keterbatasan modal, sarana prasarana umum

M. Permasalahan showroom (sebagian kecil milik pengrajin, menjual produk luar

manding)

N. Tingkat pendidikan rendah (pembukuan, keterbatasan tenaga trampil, pelatihan

kurang efektif)

Tabel 1 Penilaian bobot tingkat kepentingan faktor internal dengan metode “Paired

Comparison”

faktor A B C D E F G H I J K L M N

A

B

C

D

E

F

G

H

I

J

K

L

M

N

Faktor Strategis Eksternal

1. Peluang

A. Ketersediaan kredit bagi IKM

B. Pemerintah (deprind, ATK, BBPPK) mendukung

C. Jumlah penduduk bantul meningkat

D. Keunikan produk kulit (eksotis, elegan, exclusive)

E. Teknologi informasi

F. Produk kulit pari yang sedang digemari

Page 170: STRATEGI BERSAING INDUSTRI KULIT DI SENTRA … · Kulit Di Sentra Industri Kulit Manding Kabupaten Bantul adalah karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan ... 3.4.Metode

G. Sepatu, jaket dan tas merupakan kebutuhan pokok

2. Ancaman

H. Kenaikan BBM

I. Mudahnya pemain baru masuk

J. Keberadaan perusahaan sejenis (berbagai skala)

K. Adanya produk substitusi

L. Bahan baku impor lebih bermutu

M. Kulit imitasi semakin menyerupai kulit asli

N. Bahan baku relative mahal

Tabel 2 Penilaian bobot tingkat kepentingan faktor eksternal dengan metode “Paired

Comparison”

faktor A B C D E F G H I J K L M N

A

B

C

D

E

F

G

H

I

J

K

L

M

N

Page 171: STRATEGI BERSAING INDUSTRI KULIT DI SENTRA … · Kulit Di Sentra Industri Kulit Manding Kabupaten Bantul adalah karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan ... 3.4.Metode

PENENTUAN PERINGKAT

Faktor Strategis Internal

Kekuatan

Pemberian peringkat faktor kekuatan didasarkan pada kekuatan industri kulit di manding

dibandingkan dengan rata-rata industri sejenis/pesaing. Pemberian peringkat berdasarkan

pada keterangan berikut ;

Nilai 4 = jika faktor tersebut sangat baik jika dibandingkan dengan pesaing.

Nilai 3 = jika faktor tersebut baik jika dibandingkan dengan pesaing.

Nilai 2 = jika faktor tersebut baik cukup jika dibandingkan dengan pesaing.

Nilai 1 = jika faktor tersebut tidak baik jika dibandingkan dengan pesaing.

Kelemahan

Pemberian peringkat faktor kelemahan didasarkan pada kelemahan industri kulit di

manding dibandingkan dengan rata-rata industri sejenis/pesaing. Pemberian peringkat

berdasarkan pada keterangan berikut ;

Nilai 4 = jika faktor tersebut sangat tidak lebih lemah jika dibandingkan dengan pesaing.

Nilai 3 = jika faktor tersebut tidak lebih lemah jika dibandingkan dengan pesaing.

Nilai 2 = jika faktor tersebut sedang jika dibandingkan dengan pesaing.

Nilai 1 = jika faktor tersebut lebih lemah jika dibandingkan dengan pesaing.

Pada faktor internal, rating dengan skala 4 dan 3 diberikan untuk faktor

kekuatan, sedangkan skala 2 dan 1 untuk faktor kelemahan. Penentuan peringkat suatu

faktor internal diberikan penilaian dengan skala berikut:

Nilai 4 = Kekuatan utama Nilai 2 = Kelemahan minor

Nilai 3 = Kekuatan minor Nilai 1 = Kelemahan utama

Tabel 3 Pemberian peringkat faktor strategis internal

KEKUATAN 1 2 3 4

A. Lokasi usaha yang strategis

B. Nama besar manding, desa wisata

C. Terjaminnya ketersediaan bahan baku

D. Mutu produk memuaskan

Page 172: STRATEGI BERSAING INDUSTRI KULIT DI SENTRA … · Kulit Di Sentra Industri Kulit Manding Kabupaten Bantul adalah karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan ... 3.4.Metode

E. Kental suasana kekeluargaan dalam bisnis

F. Harga produk lebih murah

G. Produk unik sesuai pesanan

KELEMAHAN

H. Jaringan kerjasama terbatas

I. Promosi kurang agresif,

J. Inovasi desain produk rendah

K. Tidak ada merk dagang

L. Keterbatasan modal, sarana prasarana umum

M. Permasalahan Showroom (sebagian kecil milik pengrajin,

menjual produk luar manding)

N. Tingkat pendidikan rendah (pembukuan campur, keterbatasan

tenaga trampil, pelatihan tidak efektif)

Faktor Strategis Eksternal

Peluang

Pemberian peringkat faktor peluang didasarkan pada kemampuan industri kulit manding

dalam meraih peluang yang ada. Pemberian peringkat didasarkan pada keterangan

berikut ;

Nilai 4 = jika perusahaan mempunyai kemampuan yang sangat baik dalam meraih

peluang.

Nilai 3 = jika perusahaan mempunyai kemampuan yang baik dalam meraih peluang.

Nilai 2 = jika perusahaan mempunyai kemampuan yang sedang dalam meraih peluang.

Nilai 1 = jika perusahaan mempunyai kemampuan yang tidak baik dalam meraih

peluang.

Ancaman

Pemberian peringkat faktor ancaman didasarkan pada besarnya ancaman dalam

mempengaruhi keberadaan perusahaan. Pemberian peringkat didasarkan pada keterangan

berikut ;

Nilai 4 = jika faktor ancaman tidak memberikan pengaruh terhadap perusahaan.

Nilai 3 = jika faktor ancaman memberikan pengaruh biasa terhadap perusahaan.

Nilai 2 = jika faktor ancaman memberikan pengaruh kuat terhadap perusahaan.

Page 173: STRATEGI BERSAING INDUSTRI KULIT DI SENTRA … · Kulit Di Sentra Industri Kulit Manding Kabupaten Bantul adalah karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan ... 3.4.Metode

Nilai 1 = jika faktor ancaman memberikan sangat kuat mempengaruhi perusahaan.

Tabel 4 Pemberian peringkat faktor strategis eksternal

KEKUATAN 1 2 3 4

A. Ketersediaan kredit bagi IKM

B. Pemerintah (deprind, ATK, BBPPK) mendukung

C. Jumlah penduduk bantul meningkat

D. Keunikan produk kulit (eksotis, elegan, exclusive)

E. Teknologi informasi

F. Produk kulit pari yang sedang digemari

G. Sepatu, jaket dan tas merupakan kebutuhan pokok

KELEMAHAN

H. Kenaikan BBM

I. Mudahnya pemain baru masuk

J. Keberadaan perusahaan sejenis (berbagai skala)

K. Adanya produk substitusi

L. Bahan baku impor lebih bermutu

M. Kulit imitasi semakin menyerupai kulit asli

N. Bahan baku relative mahal

Page 174: STRATEGI BERSAING INDUSTRI KULIT DI SENTRA … · Kulit Di Sentra Industri Kulit Manding Kabupaten Bantul adalah karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan ... 3.4.Metode

Lampiran 10 Kuesioner penilaian daya tarik (AS) strategi terhadap faktor-faktor strategis

untuk penyusunan “Qualitative Strategic Planning Matriks”

(kepada pakar industry kulit di Bantul)

Nama : ………………………………………………………………..

Tempat Bekerja : ………………………………………………………………..

“Qualitative Strategic Planning Matriks” (QSPM) merupakan alat yang

memungkinkan para penyususn strategi mengevaluasi berbagai strategi alternatif secara

objektif, berdasarkan faktor-faktor keberhasilan penting eksternal dan internal yang

diidentifikasi sebelumnya. Skor daya tarik harus diberikan pada setiap strategi untuk

menunjukan daya tarik relative satu strategi terhadap strategi yang lain, dengan

mempertimbangkan faktor tertentu. (daya tarik = daya mempengaruhi). Pada kasus ini

skor AS berkisar dari 1 sampai 8, skor AS = 1 menunjukan fakot tersebut tidak memiliki

daya tarik sama skali terhadap strategi tersebut, sedangkan skor AS = 8 menunjukan

faktor tersebut memiliki daya tarik paling tinggi terhadap strategi tersebut. Mohon

kerjakan baris demi baris, dan jangan pernah menyalin skor yang sama dalam satu baris.

Tabel 1 Penilaian daya tarik (AS) strategi terhadap faktor-faktor strategis

Faktor internal dan eksternal SO1 SO2 SO3 ST2 WO1 WO2 WO4 WT1

S1 : Lokasi usaha yang strategis

S2 : Nama besar manding, desa wisata

S3 : Terjaminnya ketersediaan bahan baku

S4 : Mutu produk memuaskan

S5 : Kuasana kekeluargaan kental - - - - - - - -

S6 : Harga produk lebih murah

S7 : Produk unik sesuai pesanan

W1 : Jaringan kerjasama terbatas

W2 : Promosi kurang agresif,

W3 : Inovasi desain produk rendah

W4 : Tidak ada merk dagang

W5 : Keterbatasan modal, sarana prasarana umum

Page 175: STRATEGI BERSAING INDUSTRI KULIT DI SENTRA … · Kulit Di Sentra Industri Kulit Manding Kabupaten Bantul adalah karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan ... 3.4.Metode

W6 : Permasalahan Showroom

W7 : Tingkat pendidikan rendah

O1 : Ketersediaan kredit bagi IKM

O2 : Pemerintah mendukung - - - - - - - -

O3 : Jumlah penduduk bantul meningkat

O4 : Kesan eksotis, elegan, dan exclusive produk kulit

O5 : Teknologi informasi

O6 : Produk kulit pari yang sedang digemari

O7 : Sepatu, jaket dan tas merupakan kebutuhan pokok - - - - - - - -

T1 : Kenaikan harga BBM - - - - - - - -

T2 : Mudahnya pemain baru masuk

T3 : Keberadaan perusahaan sejenis (berbagai skala)

T4 : Adanya produk substitusi

T5 : Bahan baku impor lebih bermutu

T6 : Kulit imitasi semakin menyerupai kulit asli - - - - - - - -

T7 : Bahan baku relative mahal

Keterangan :

SO1 : Kerjasama dengan travel agen pariwisata.

SO2 : Pemasaran berbasis internet.

SO3 : Pengembangan produk kulit ikan pari yang sedang digemari masyarakat.

ST2 : Tetap menjaga mutu produk dengan memberikan harga bersaing.

WO1 : Mendirikan showroom milik bersama serta menambahan area parkir dan fasilitas umum.

WO2 : Pemberian merk dagang dan pemberian informasi produk.

WO4 : Mengoptimalkan fungsi paguyuban pengrajin, agar para pengrajin manding aktif mengikuti pameran

dan pendampingan administrasi pengajuan kredit IKM.

WT1 : Memproduksi produk kulit yang unik dan dalam jumlah terbatas.

NB : Tanda “-“ menandakan tidak perlu diisi

===TERIMAKASIH===

Page 176: STRATEGI BERSAING INDUSTRI KULIT DI SENTRA … · Kulit Di Sentra Industri Kulit Manding Kabupaten Bantul adalah karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan ... 3.4.Metode

Lampiran 11 Kuesioner validasi strategi

(kepada pakar industri kulit)

Yth. Bapak Pakar Industri Kulit di Bantul:

Perkenankan nama saya Diklusari Isnarosi, mahasiswa Teknologi Industri Pertanaian IPB

sedang melakukan penelitian tentang “Strategi Bersaing Industri Kulit Di Sentra Industri

Kulit Manding Kabupaten Bantul”. Penelitian ini merupakan syarat kelulusan studi saya.

Demi kelancaran penelitian saya, mohon kesediaan Bapak membantu saya dalam

menjawab kuesioner ini. Semua informasi yang diterima dalam kuesiner ini bersifat

rahasia dan hanya untuk kepentingan akademis. Atas kesediaan Bapak saya ucapkan

terima kasih.

Hormat saya,

Diklusari Isnarosi

Petunjuk Pengisian:

Mohon berikan tanggapan, kritik dan saran mengenai usulan strategi peningkatan

daya saing untuk industri kulit di manding, sebagai berikut ;

Hasil identifiksi permasalahan di industri kulit Manding, faktor pemasaran

merupakan faktor yang paling berpengaruh karena mempengaruhi kemampuan

perusahaan dalam penjualan, cakupan pasar, dan profitabilitas. Permasalahan kedua

adalah permodalan, yang menyangkut operasional dan pengembangan industri.

Strategi 1 :

Strategi dengan melakukan pemasaran berbasis internet. Aplikasi dapat berupa

pembuatan website, bergabung dalam forum jual beli seperti jualbeli.com, berniaga.com

dan kaskus.com, maupun penggunaan media sosial seperti facebookdan twitter sebagai

sarana promosi dan transaksi online. Strategi ini diharapkan mampu mengatasi

permasalahan pemasaran antara lain: lemahnya kegiatan promosi, sempitnya jaringan

kerjasama, minimnya informasi produk asli Manding kepada konsumen, serta diharapkan

dapat meningatkan jumlah penjualan dan pendapatan para pelaku industri kulit di

Manding.

Page 177: STRATEGI BERSAING INDUSTRI KULIT DI SENTRA … · Kulit Di Sentra Industri Kulit Manding Kabupaten Bantul adalah karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan ... 3.4.Metode

Tanggapan :

……………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

Strategi 2 :

Strategi pemberian informasi produk dan merk dagang. Strategi pemberian merk

dagang produk dan informasi produk dinilai mampu mengatasi permasalahan yaitu

tuntutan konsumen untuk memberikan identitas produk asli pengrajin Manding. Merk

juga dapat digunakan sebagai sarana promosi.

Tanggapan :

……………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

Strategi 3 :

Strategi mengoptimalkan fungsi paguyuban pengrajin Manding. Mengoptimalkan

fungsi paguyuban pengrajin Manding agar para pengrajin kulit di Manding berperan serta

aktif dalam kegiatan pameran dan pelatihan yang diselenggarakan oleh pemda Bantul,

pameran sebagai ajang promosi dan memperluas jaringan kerjasama. Pelatihan dapat

meningkatkan ketrampilan pengrajin dalam berinovasi, melaksanakan kegiatan

administrasi dan keuangan, serta manajemen pengelolaan dan pengembangan bisnis.

Paguyuban juga diharapkan memberikan fasilitas pendampingan administrasi pengajuan

kredit bagi IKM.

Tanggapan :

……………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

=============== Terimakasih Atas Kesediaannya ==================

Page 178: STRATEGI BERSAING INDUSTRI KULIT DI SENTRA … · Kulit Di Sentra Industri Kulit Manding Kabupaten Bantul adalah karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan ... 3.4.Metode

Lampiran 12 Contoh toko online pesaing

Page 179: STRATEGI BERSAING INDUSTRI KULIT DI SENTRA … · Kulit Di Sentra Industri Kulit Manding Kabupaten Bantul adalah karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan ... 3.4.Metode

Lampiran 12 Contoh toko online pesaing

Page 180: STRATEGI BERSAING INDUSTRI KULIT DI SENTRA … · Kulit Di Sentra Industri Kulit Manding Kabupaten Bantul adalah karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan ... 3.4.Metode

Lampiran 13 Contoh forum jual beli online