PENGENALAN SAINS KEHIDUPAN MELALUI SENTRA ...lib.unnes.ac.id/36138/1/1601415031_Optimized.pdfdi TK...

72
PENGENALAN SAINS KEHIDUPAN MELALUI SENTRA BERKEBUN UNTUK ANAK USIA DINI DI TK ANAK CERDAS UNGARAN SKRIPSI Dibuat sebagai salah satu syarat memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini Oleh Riska Wardani 1601415031 PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2019

Transcript of PENGENALAN SAINS KEHIDUPAN MELALUI SENTRA ...lib.unnes.ac.id/36138/1/1601415031_Optimized.pdfdi TK...

Page 1: PENGENALAN SAINS KEHIDUPAN MELALUI SENTRA ...lib.unnes.ac.id/36138/1/1601415031_Optimized.pdfdi TK Anak Cerdas Ungaran. Sentra berkebun merupakan sentra yang menjadi perantara pengenalan

PENGENALAN SAINS KEHIDUPAN MELALUI SENTRA BERKEBUN

UNTUK ANAK USIA DINI DI TK ANAK CERDAS UNGARAN

SKRIPSI

Dibuat sebagai salah satu syarat memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini

Oleh

Riska Wardani

1601415031

PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2019

Page 2: PENGENALAN SAINS KEHIDUPAN MELALUI SENTRA ...lib.unnes.ac.id/36138/1/1601415031_Optimized.pdfdi TK Anak Cerdas Ungaran. Sentra berkebun merupakan sentra yang menjadi perantara pengenalan

ii

Page 3: PENGENALAN SAINS KEHIDUPAN MELALUI SENTRA ...lib.unnes.ac.id/36138/1/1601415031_Optimized.pdfdi TK Anak Cerdas Ungaran. Sentra berkebun merupakan sentra yang menjadi perantara pengenalan

iii

Page 4: PENGENALAN SAINS KEHIDUPAN MELALUI SENTRA ...lib.unnes.ac.id/36138/1/1601415031_Optimized.pdfdi TK Anak Cerdas Ungaran. Sentra berkebun merupakan sentra yang menjadi perantara pengenalan

iv

Page 5: PENGENALAN SAINS KEHIDUPAN MELALUI SENTRA ...lib.unnes.ac.id/36138/1/1601415031_Optimized.pdfdi TK Anak Cerdas Ungaran. Sentra berkebun merupakan sentra yang menjadi perantara pengenalan

v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

The whole of science is nothing more than a refinement of everyday thinking.

(Albert Einstein)

Sains adalah sesuatu yang nyata, bukan untuk dipahami saja tetapi dipraktikkan

juga.

PERSEMBAHAN

1. Bapak dan Ibu tercinta dengan segala

kasih sayang dan keikhlasannya dalam

doa serta pengorbanannya.

2. Almamaterku Universitas Negeri

Semarang

Page 6: PENGENALAN SAINS KEHIDUPAN MELALUI SENTRA ...lib.unnes.ac.id/36138/1/1601415031_Optimized.pdfdi TK Anak Cerdas Ungaran. Sentra berkebun merupakan sentra yang menjadi perantara pengenalan

vi

KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat ALLAH SWT

atas segala limpahan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat

menyelesaikan pengusunan skripsi yang berjudul “Pengenalan Sains Kehidupan

melalui Sentra Berkebun untuk Anak Usia Dini di TK Anak Cerdas

Ungaran”. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak lepas

dari bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan

ini penulis menyampaikan rasa terima kasih kepada :

1. Dr. Achmad Rifai RC, M.Pd., selaku Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan,

Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan izin dalam

penyusunan skripsi ini.

2. Amirul Mukminin, S.Pd.,M.Kes, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Guru

Pendidikan Anak Usia Dini, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri

Semarang, serta selaku Dosen Wali.

3. Neneng Tasu‟ah, S.Pd., M.Pd., sebagai dosen pembimbing yang telah

mendampingi, memberikan bimbingan serta arahan, memotivasi dan selalu

memberikan saran kepada penulis untuk menyelesaikam skripsi ini.

4. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini

Universitas Negeri Semarang yang telah menyampaikan ilmunya kepada

penulis.

5. Ibu Dwi Susanti, S.S, selaku Kepala Sekolah TK Anak Cerdas Ungaran

beserta Ibu Rina Kurniasih, A.Md., selaku guru di sentra berkebun yang

Page 7: PENGENALAN SAINS KEHIDUPAN MELALUI SENTRA ...lib.unnes.ac.id/36138/1/1601415031_Optimized.pdfdi TK Anak Cerdas Ungaran. Sentra berkebun merupakan sentra yang menjadi perantara pengenalan

vii

sudah berkenan memberikan izin untuk penelitian dan memberikan

informasi yang penulis butuhkan ketika penelitian.

6. Miftakhul Lutfi F, Darmini Septiyani, Ika Pratiwi, Vina Kamaliya, Yulita

Windiasih, Rizka, dan Luluk Choirunnisa para sahabat yang selalu

memberikan motivasi dan dukungan selama penulisan skripsi ini. Selamat

berjuang kalian.

7. Teman-teman seperjuangan PG PAUD Angkatan 2015 yang telah

memberikan banyak pengalaman selama perkuliahan ataupun tidak saat

perkuliahan.

8. Bapak dan Ibu tercinta yang telah mengkasihiku selama hidupku, terima

kasih telah memberikan dukungan, motivasi dan materi dalam penulisan

skripsi ini.

9. PH BEM KM 2017 (Mas Adib, Mas Rifki, Mbak Afi, Mbak Salma, Aisyah,

Puput, dan Puri) yang sudah memberikan saya banyak pengalaman selama

mengabdi bersama.

10. Seluruh keluarga besarku, teman-teman seperjuang dan semua pihak yang

tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah memberikan bantuan

dalam bentuk apapun untuk penyelesaian skripsi ini.

Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca serta dapat

bermanfaat bagi semua pihak khususnya dunia pendidikan.

Semarang, 29 November 2019

Penulis

Page 8: PENGENALAN SAINS KEHIDUPAN MELALUI SENTRA ...lib.unnes.ac.id/36138/1/1601415031_Optimized.pdfdi TK Anak Cerdas Ungaran. Sentra berkebun merupakan sentra yang menjadi perantara pengenalan

viii

ABSTRAK

Wardani, Riska, 2019. Pengenalan Sains Kehidupan Melalui Sentra Berkebun

Untuk Anak Usia Dini di TK Anak Cerdas Ungaran. Skripsi. Jurusan Pendidikan

Guru Pendidikan Anak Usia Dini. Universitas Negeri Semarang. Pembimbing

Utama Neneng Tasuah, S.Pd., M.Pd.

Kata kunci : Sains, Sains Kehidupan, Sentra Berkebun, Anak Usia Dini

Penelitian dilatar belakangi dengan anak-anak yang belum mengenal sains

kehidupan secara langsung. Tujuan penelitian untuk mengetahui sejauh mana

anak mengenal sains kehidupan melalui sentra berkebun. Penelitian menjelaskan

tentang pengenalan sains kehidupan melalui sentra berkebun untuk anak usia dini

di TK Anak Cerdas Ungaran. Penelitian dilaksanakan di sentra berkebun tepatnya

di TK Anak Cerdas Ungaran. Sentra berkebun merupakan sentra yang menjadi

perantara pengenalan sains kehidupan dan anak. Sains kehidupan mencakup

tumbuhan, hewan, dan makhluk hidup lainnya, hal tersebuat membuat anak

mengenal sains kehidupan lebih mudah karena semuanya ada di sentra berkebun.

Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif dan pendekatan kualitatif

dengan teknik penelitian menggunakan teori Miles dan Huberman. Teknik

pengumpulan data yang digunakan adalah observasi lapangan, wawancara, angket

terbuka dan dokumentasi. Hasil penelitian adalah anak mengenal sains kehidupan

dengan baik melalui sentra berkebun seperti: anak menjadi tidak pemilih dalam

makan sayur atau buah, anak menjadi sayang tanaman, serta anak juga mampu

mengenali berbagai proses kejadian yang berlangsung di sentra berkebun seperti:

proses pertumbuhan tanaman, dan proses kehidupannya.

Page 9: PENGENALAN SAINS KEHIDUPAN MELALUI SENTRA ...lib.unnes.ac.id/36138/1/1601415031_Optimized.pdfdi TK Anak Cerdas Ungaran. Sentra berkebun merupakan sentra yang menjadi perantara pengenalan

ix

DAFTAR ISI

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI .......................................................... ii

PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ..................................................... iii

HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................... v

KATA PENGANTAR ..................................................................................... vi

ABSTRAK ....................................................................................................... viii

DAFTAR ISI .................................................................................................... ix

DAFTAR TABEL ............................................................................................ xii

DAFTAR BAGAN .......................................................................................... xiii

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xiv

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xv

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1

1.1 Latar Belakang .................................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah ............................................................................. 9

1.3 Tujuan Penelitian .............................................................................. 10

1.4 Manfaat Penelitian ............................................................................ 10

BAB II KAJIAN TEORI .................................................................................. 12

2.1 Sains .................................................................................................. 12

Page 10: PENGENALAN SAINS KEHIDUPAN MELALUI SENTRA ...lib.unnes.ac.id/36138/1/1601415031_Optimized.pdfdi TK Anak Cerdas Ungaran. Sentra berkebun merupakan sentra yang menjadi perantara pengenalan

x

2.1.1 Pengertian Sains ..................................................................... 12

2.1.2 Sains Kehidupan (Life Science) .............................................. 18

2.2 Sentra ................................................................................................ 22

2.2.1 Pengertian Sentra .................................................................... 22

2.2.2 Jenis-jenis Sentra .................................................................... 23

2.3 Berkebun ........................................................................................... 29

2.3.1 Pengertian Bekebun ................................................................ 29

2.3.2 Sentra Berkebun ..................................................................... 32

2.4 Anak Usia Dini ................................................................................. 34

2.4.1 Pengertian Anak Usia Dini ..................................................... 34

2.4.2 Karakter Anak Usia Dini ........................................................ 37

2.4.3 Aspek Perkembangan Anak Usia Dini ................................... 39

2.5 Penelitian Relevan ............................................................................ 50

BAB III METODOLOGI PENELITIAN......................................................... 52

3.1 Pendekatan dan Jenis ........................................................................ 52

3.2 Tahap-tahap Penelitian ..................................................................... 53

3.3 Instrumen Penelitian ......................................................................... 55

3.4 Teknik Analisis Data ........................................................................ 56

3.5 Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data .............................................. 58

Page 11: PENGENALAN SAINS KEHIDUPAN MELALUI SENTRA ...lib.unnes.ac.id/36138/1/1601415031_Optimized.pdfdi TK Anak Cerdas Ungaran. Sentra berkebun merupakan sentra yang menjadi perantara pengenalan

xi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................. 60

4.1 Gambaran Umum TK Anak Cerdas ................................................. 60

4.2 Visi, Misi dan Tujuan TK Anak Cerdas ........................................... 64

4.3 Data Informan Untuk Penelitian ....................................................... 65

4.4 Pelaksanaan Penelitian...................................................................... 66

4.5 Hasil Penelitian dan Pembahasan ..................................................... 67

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ................................................................ 86

5.1 Simpulan ........................................................................................... 86

5.2 Saran ................................................................................................. 87

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 89

LAMPIRAN ..................................................................................................... 93

Page 12: PENGENALAN SAINS KEHIDUPAN MELALUI SENTRA ...lib.unnes.ac.id/36138/1/1601415031_Optimized.pdfdi TK Anak Cerdas Ungaran. Sentra berkebun merupakan sentra yang menjadi perantara pengenalan

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Pendidik dan Tenaga Kependidikan ............................................... 62

Tabel 4.2 Keterangan Kode Wawancara .......................................................... 66

Page 13: PENGENALAN SAINS KEHIDUPAN MELALUI SENTRA ...lib.unnes.ac.id/36138/1/1601415031_Optimized.pdfdi TK Anak Cerdas Ungaran. Sentra berkebun merupakan sentra yang menjadi perantara pengenalan

xiii

DAFTAR BAGAN

Bagan 4.1 Struktur Organisasi ........................................................................ 63

Page 14: PENGENALAN SAINS KEHIDUPAN MELALUI SENTRA ...lib.unnes.ac.id/36138/1/1601415031_Optimized.pdfdi TK Anak Cerdas Ungaran. Sentra berkebun merupakan sentra yang menjadi perantara pengenalan

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Guru membawa labu siam untuk media pembelajaran ................ 71

Gambar 4.2 Anak melakukan kegiatan menyiram tanaman ............................ 75

Gambar 4.3 Anak memasukkan tanah ke polybag ........................................... 76

Gambar 4.4 Anak mampu memotong sayuran ................................................. 80

Page 15: PENGENALAN SAINS KEHIDUPAN MELALUI SENTRA ...lib.unnes.ac.id/36138/1/1601415031_Optimized.pdfdi TK Anak Cerdas Ungaran. Sentra berkebun merupakan sentra yang menjadi perantara pengenalan

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Anak sejak lahir sampai usia enam tahun diberikan rangsangan pendidikan

untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani serta rohani agar

memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut, hal tersebut

merupakan upaya pembinaan oleh pendidikan anak usia dini (UU No.20 Tahun

2003 pasal 1 ayat 14). Pendidikan anak usia dini biasanya dilakukan melalui jalur

pendidikan formal, nonformal, dan atau informal. Jalur pendidikan formal yang

bisa dilalui bagi anak usia dini yaitu Taman Kanak-kanak (TK), Raudhatul Athfal

(RA), atau ada jalur pendidikan yang sederajat lainnya. Lalu jalur pendidikan

nonformal yang bisa dilalui bagi anak usia dini yaitu seperti Kelompok Bermain

(KB), Taman Penitipan Anak (TPA), dan ada yang sederajat lainnya, sedangkan

yang untuk jalur pendidikan informal yang bisa dilalui untuk anak usia dini seperti

pendidikan keluarga atau pendidikan yang diselenggarakan oleh lingkungan (pasal

28 ayat 2-5).

Tujuan dari pendidikan Taman Kanak-kanak adalah dapat membantu anak didik

dalam mengembangkan berbagai potensi yang anak didik miliki baik psikis

maupun fisik yang meliputi moral dan nilai agama, fisik motorik, kognitif, sosial,

emosional, bahasa, kemandirian, serta seni untuk persiapan anak memasuki

pendidikan sekolah dasar, karena pada dasarnya anak-anak di taman kanak-kanak

terutama yang berada di TK B disiapkan agar lebih matang perkembangnnya

Page 16: PENGENALAN SAINS KEHIDUPAN MELALUI SENTRA ...lib.unnes.ac.id/36138/1/1601415031_Optimized.pdfdi TK Anak Cerdas Ungaran. Sentra berkebun merupakan sentra yang menjadi perantara pengenalan

2

untuk masuk ke sekolah dasar. Mulai berkembang pesatnya ilmu pendidikan pada

saat ini salah satunya adalah PAUD yang mana lebih fokus pada membahas

pendidikan untuk anak usia 0-6 tahun (Suyanto, 2005). Pendidikan untuk anak

usia dini perlu dikhususkan karena anak usia dini memiliki karakteristik atau sifat

yang berbeda dengan anak yang berusia diatasnya. Pendidikan Taman Kanak-

kanak (TK) adalah suatu lembaga pendidikan yang bersifat formal, didirikan

untuk anak sebelum memasuki ke jenjang pendidikan selanjutnya yaitu sekolah

dasar atau yang sederajat lainnya. Lembaga ini merupakan lembaga yang

dianggap penting untuk mengembangkan potensi anak agar mereka dapat

menyiapkan secara optimal. Mengembangkan sumber daya manusia akan lebih

mudah jika dilakukan sejak usia dini sehingga membuat PAUD akan

mendapatkan perhatian yang sangat luar biasa dan PAUD mulai berkembang

dengan pesat.

Golden Age atau massa emas yaitu massa dimana saat yang paling tepat bagi

seorang anak untuk memperoleh pendidikan yang sesuai dengan usianya. PAUD

memiliki tujuan untuk mengembangkan seluruh potensi anak sejak dini agar

individu dapat menyesuaikan lingkungan sekitarnya, anak belum bisa memahami

sopan santun, tata karma, aturan, etika, norma, dan berbagai hal mengenai dunia

yang sangat luas ini. Pengalaman yang didapatkan anak mungkin akan

membentuk pengalaman-pengalaman yang akan dibawa anak seumur hidupnya,

sehingga pada bidang pendidikan ini anak usia dini sangat memerlukan langkah-

langkah yang tepat untuk membekali pengalaman pada anak sejak dini.

Pengalaman yang diperoleh anak ketika mereka memasuki jenjang pendidikan

Page 17: PENGENALAN SAINS KEHIDUPAN MELALUI SENTRA ...lib.unnes.ac.id/36138/1/1601415031_Optimized.pdfdi TK Anak Cerdas Ungaran. Sentra berkebun merupakan sentra yang menjadi perantara pengenalan

3

adalah saat anak berada di sekolah. Anak-anak memperoleh pengalaman baru

selain di rumah yaitu di sekolah, mereka juga memperoleh pengalaman di

lingkungan sekolah seperti halaman sekolah dan kebun sekolah. Pembelajaran

yang diberikan sekolah pun bermacam-macam sehingga membuat anak

memperoleh pengetahuan serta wawasan baru dari luar rumah.

Bloom berpendapat bahwa IQ (intelligence quotient) atau kapasitas

kecerdasan berkembang pada masa anak-anak dengan 20% saat usia 1 tahun,

mencapai 50% pada saat anak berusia 4 tahun yang mana hal tersebut merupakan

massa puncak perkembangan otak anak usia dini. Kapasitas itu akan meningkat

hingga 80% pada usia delapan tahun dan menunjukkan pentingnya memberikan

rangsangan pada anak usia dini. Pengenalan sains pada anak bukan berarti

mengenalkan rumus-rumus, mengenalkan sains pada anak harus sesuai dengan

tahapan umur dan perkembangannya, tapi mengenalkan sains harus dengan

suasana dalam keadaan bermain.

Sains merupakan ilmu pengetahuan yang memiliki hubungan erat dengan

kegiatan penelusuran suatu gejala dan sebuah fakta alam yang ada di sekitar ruang

lingkup anak. Sains dapat dikatakan sebagai suatu ilmu pengetahuan yang

mempelajari tentang alam sekitar yang bisa disebut dengan proses, yang berisikan

teori atau konsep yang dapat diperoleh melalui pengamatan dan penelitian yang

dilakukan secara langsung. Sains sebagai suatu yang berisikan teori atau konsep

akan berhubungan satu sama lain yang berdasarkan atas hasil pengamatan yang

dilakukan, percobaan-percobaan atas gejala alam dan isi alam semesta. Sehingga

sains dapat mengajak anak agar mulai berpikir lebih kritis dari biasanya, karena

Page 18: PENGENALAN SAINS KEHIDUPAN MELALUI SENTRA ...lib.unnes.ac.id/36138/1/1601415031_Optimized.pdfdi TK Anak Cerdas Ungaran. Sentra berkebun merupakan sentra yang menjadi perantara pengenalan

4

dengan adanya sains disekitar lingkungannya anak dapat menerima ataupun

menolak sesuatu tanpa ada keraguan. Agar dapat lebih memahami sebuah konsep

dilakukan melalui proses berpikir dengan memiliki keterampilan proses sikap

ilmiah sehingga hal ini melibatkan pengetahuan afektif dan psikomotor yang

mana sebagai kemampuan sains. Bagi anak cara mudah dapat memecahkan

masalah dalam kehidupan sehari-hari yang dialami mereka serta dapat

menanggapi secara kritis perkembangan sains membutuhkan pemahaman yang

dapat dimengerti anak.

Rossalind Charlesworth dan Karen K.Lind (2006) dalam bukunya Math and

Science for Young Children memberikan batasan konten pada life science untuk

anak usia dini; mereka menyatakan bahwa konsep dasar untuk memahami life

science adalah dengan memahami materi tentang tumbuhan, hewan dan makhluk

hidup. Life science merupakan sebuah salah satu muatan belajar yang diturunkan

dan disesuaikan dengan aspek perkembangan kognitif anak usia dini (0-6) tahun.

Life science meliputi fakta, konsep, teori, prinsip dan hukum yang berkaitan

dengan tumbuh-tumbuhan, binatang atau hewan, hubungan antara tumbuhan

dan hewan, serta aspek-aspek kehidupan dengan lingkungannya.

Pembelajaran sains yang diberikan untuk anak usia dini merupakan sains

yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari anak, misalnya asal mula nasi

yang mereka makan. Disini anak diberi tahu bahwa nasi yang mereka makan

berasal dari sebuah tanaman padi yang dirawat sampai tanaman padi menguning

sehingga tanaman padi dapat dipanen, saat panen diambilah biji-biji tanaman padi

dan digiling sehingga menjadi butiran-butiran beras. Butiran-butiran beras itu

Page 19: PENGENALAN SAINS KEHIDUPAN MELALUI SENTRA ...lib.unnes.ac.id/36138/1/1601415031_Optimized.pdfdi TK Anak Cerdas Ungaran. Sentra berkebun merupakan sentra yang menjadi perantara pengenalan

5

dimasak sampai matang sehingga menjadi nasi. Dalam penyampaian

pembelajaran ini pastinya guru memberikan contoh yang konkret bagi anak agar

anak memperoleh pengalaman yang nyata. Anak menjadi memahami proses apa

saja yang harus dilkukan untuk membuat nasi, sederhananya anak tahu apa itu

tanaman padi, anak mengetahui cara memanen padi, serta anak mengetahui cara

menggiling padi agar menjadi beras. Lalu anak bisa mempraktekkan memasak

padi yang sudah digiling menjadi beras itu menjadi nasi. Dengan adanya

pembelajaran sains ini membuat anak-anak menjadi mengerti bagaimana konsep

proses dari asal muasal nasi yang mereka makan dari padi yang digiling menjadi

beras dan dimasak menjadi nasi.

Model pembelajaran yang digunakan adalah sentra, model pembelajaran

sentra seperti mampu membuat aspek kecerdasan anak Multiple Intelligent

melalui bermain terarah. Bermain terarah disini adalah anak dapat mengurutkan

hal-ahal yang akan dia lakukan dalam permainan itu, settingan belajar seperti ini

mampu membuat anak menjadi lebih aktif, kreatif dan terus berfikir dengan

pengalaman masing-masing anak. Model pendekatan sentra dan lingkaran atau

lebih sering disebut “Beyond Centers and Circles Time” merupakan model

pendekatan sentra yang terfokus pada anak dalam proses pembelajaran yang

berpusat di sentra dan lingkaran. Salah satunya adalah sentra bermain yang

merupakan area main bagi anak yang dilengkapi berbagai jenis alat main, yang

memiliki fungsi untuk pijakan lingkungan yang diperlukan untuk tiga jenis

permainan yang mendukung perkembangan anak, yaitu main sensorimotor

(fungsional), main pembangunan dan main peran. Sedangkan yang dimaksud

Page 20: PENGENALAN SAINS KEHIDUPAN MELALUI SENTRA ...lib.unnes.ac.id/36138/1/1601415031_Optimized.pdfdi TK Anak Cerdas Ungaran. Sentra berkebun merupakan sentra yang menjadi perantara pengenalan

6

lingkaran yaitu pendidik duduk bersama dengan anak-anak dalam posisi

membentuk melingkar serta memberikan beberapa pijakan kepada anak sebelum

dan sesudah bermain. Karena ini merupakan model pendekatan sentra dan

lingkaran maka menggunakan area main yang menarik serta jenis permainannya

disesuaikan dengan tujuan dan proses perkembangan anak.

Dikatakan bahwa cara anak belajar yaitu melalui bermain dengan berbagai

benda-benda serta orang-orang yang berada di lingkungan sekitar anak, hal

tersebut merupakan dasar asumsi dari pendekatan setra (Depdiknas 2006). Saat

bermain anak-anak melakukan interaksi secara langsung dengan lingkungan.

Sehingga membuat hal tersebut sangat penting disini adalah dengan adanya

pengalaman yang diperoleh anak serta bagaimana anak bisa mengembangkan

dengan optimal seluruh potensi yang terdapat dalam diri anak. Bermain peran,

bermain sensorimotor, serta bermain pembangunan sampai pada waktunya anak

mulai belajar keaksaraan merupakan kegiatan yang dikembangkan dari

pendekatan sentra (Depdiknas 2006). Karena pembelajaran sentra menggunakan

prinsip terpusat yaitu terfokus dalam lingkaran kecil yang dibuat dengan tujuan

untuk membangun potensial agar daya berpikir, akhlak, dan fisik anak agar

berfungsi secara baik serta optimal dalam penyampaian pembelajarannya.

Model pembelajaran sentra yang digunakan bermacam-macam disetiap

sekolah misalnya: sentra main peran, sentra bahan alam, sentra persiapan, sentra

balok, sentra imtaq dan sentra seni. Hampir semua sekolah menggunakan sentra

tersebut, namun beberapa sekolah bisa menambahkan sentra lain seperti sentra

berkebun. Sentra berkebun merupakan sentra yang sangat diminati anak-anak,

Page 21: PENGENALAN SAINS KEHIDUPAN MELALUI SENTRA ...lib.unnes.ac.id/36138/1/1601415031_Optimized.pdfdi TK Anak Cerdas Ungaran. Sentra berkebun merupakan sentra yang menjadi perantara pengenalan

7

dimana sentra tersebut membuat anak lebih aktif dan terampil. Karena saat

berkebun anak melakukan berbagai kegiatan aktifitas fisik (seperti mencangkul,

menanam, menyiram serta memetik hasil) yang mana kegiatan tersebut dapat

meningkatkan aktivitas fisik anak, anak bersentuhan langsung dengan alam

(seperti biji tanaman, bibit tanaman, tahan, air, pupuk) kegiatan itu bisa membantu

anak dapat dalam merangsang motorik halus anak dalam merasakan tekstur, anak

diajarkan untuk bertanggung jawab (karena berkebun merupakan kegiatan yang

berkelanjutan anak akan diajarkan bahwa ketika mereka menanam bibit mereka

juga harus merawat bibit agar tumbuh dan membuahkan hasil).

Sentra berkebun dapat menjadi penghubung untuk anak mengenal sains

kehidupan yang mana kegiatan sentra berkebun menjadi ajang dimana anak dapat

mengenal alam sekitar dengan cepat karena setiap kegiatan berkebun pastinya

anak bersentuhan dengan alam secara langsung. Dimana guru akan mengenalkan

tanaman yang akan tanam secara nyata bukan melalui penggambaran guru,

sehingga membuat anak lebih tertarik. Saat anak menanam, anak akan menyentuh

tanah dan merasakan bagaimana tekstur tanah dan bau tanah. Lalu ketika anak

merawat tanaman, anak akan menyiram dengan air dan memberikan pupuk untuk

tanamannya agar tumbuh dengan subur. Setelah tanaman sudah cukup umur untuk

dipanen, anak-anak dan guru bersama-sama memanen hasil kebun yang

ditanamnya. Hal-hal sederhana seperti itu saja bisa membuat anak senang dan

menambah pengetahuan sains mereka akan alam sekitar tepatnya melalui kegiatan

sentra berkebun.

Page 22: PENGENALAN SAINS KEHIDUPAN MELALUI SENTRA ...lib.unnes.ac.id/36138/1/1601415031_Optimized.pdfdi TK Anak Cerdas Ungaran. Sentra berkebun merupakan sentra yang menjadi perantara pengenalan

8

Sentra berkebun terkesan kotor tapi aktivitas berkebun berdampak baik untuk

anak misalnya berkebun mengajarkan anak mencintai alam yang mana anak dapat

mengenal tumbuhan dan hewan disekitarnya sehingga menumbuhkan rasa empati

anak terhadap semua makhluk. Sentra berkebun mengajarkan anak untuk

mengetahui proses menanam, memelihara, memetik serta mengolah tanaman

menjadi hidangan yang siap dimakan. Dalam sentra berkebun ini juga membantu

anak memahami proses pertumbuhan yaitu tanaman membutuhkan “makanan”

dan “minuman” agar bisa tumbuh dengan subur. Selain itu, sentra berkebun juga

membuat anak bergerak lebih aktif. Dimana anak melakukan kegiatan menggali

tanah, menabur biji, memberi pupuk serta mengairi, aktivitas luar ruangan seperti

ini bagus untuk perkembangan fisik maupun mental anak.

Berdasarkan observasi prapenelitian yang dilakukan di TK Anak Cerdas

Ungaran, metode pembelajaran yang digunakan sedikit berbeda dengan sekolah

lainnya, dimana ada penambahan sentra yang digunakan dalam pembelajarannya

yaitu sentra berkebun. Sedangkan sangat jarang sekali ada TK yang mempunyai

sentra berkebun dalam pembelajarannya. Sentra berkebun merupakan sentra baru

yang diterapkan di TK Anak Cerdas Ungaran ini dan sentra ini mendapatkan

respon baik dari anak-anak. Anak-anak menyukai sentra berkebun, karena sentra

ini berada di luar kelas sehingga membuat anak lebih leluasa dalam menikmati

kegiatan pembelajaran ini. Sentra berkebun sendiri mengajarkan berbagai hal

seperti menjelaskan tumbuhan apa yang akan ditanam, guru akan membawa

tumbuhan itu sebagai contoh nyata anak. Setelah guru menjelaskan definisi

tumbuhan yang ditanam anak-anak akan memulai untuk menanam biji tanaman

Page 23: PENGENALAN SAINS KEHIDUPAN MELALUI SENTRA ...lib.unnes.ac.id/36138/1/1601415031_Optimized.pdfdi TK Anak Cerdas Ungaran. Sentra berkebun merupakan sentra yang menjadi perantara pengenalan

9

tersebut. Dalam pembelajaran menanam di sentra berkebun ini bisa menanam

dengan cara hidroponik dan menanam menggunakan tanah. Selain itu, anak-anak

juga diajarkan untuk merawat tumbuhan yang ada di sentra berkebun. Anak-anak

juga diajak untuk memanen hasil kebun yang bisa dijual atau dibawa pulang, serta

memasak hasil kebun untuk cooking class. Selain itu dalam sentra berkebun ini

anak bisa mengenal sains kehidupan lebih detail, sains kehidupan mempelajari

tentang makhluk hidup seperti manusia, hewan, tanaman dan lailnya. Anak

mengenal sains secara langsung yang mana sewaktu anak diajak untuk menanam

tanaman. Anak akan menyentuh dan mengamati hal baru yang dilakukan, mereka

menggali tanah, menyentuh serta merasakan tekstur tanah, memegang biji

tanaman atau benih tanaman, lalu memberikan pupuk dan menyiraminya dengan

air. Pada hari berikutnya anak akan mengamati pertumbuhan dari tanaman

tersebut, merawat tanaman hingga memanen hasil tanaman tersebut. Dalam

mengenal sains kehidupan ini anak akan lebih bisa menghargai sesama makhluk

hidup, menghargai makanannya anak tidak menjadi pemilih dalam hal makanan,

anak menjadi lebih ingin tahu dengan kegiatan yang mereka lakukan di sekolah

sehingga terkadang diterapkan di rumah.

Sistem sentra yang ada di TK Anak Cerdas Ungaran mempunyai kelebihan

tersendiri dari TK yang lainnya. Sehingga membuat peneliti mulai tertarik untuk

mengkaji lebih lanjut pembelajaran yang dilakukan di TK Anak Cerdas Ungaran,

untuk memberikan pengetahuan bagaimana proses pembelajaran sentra yang

berada di sekolah TK Anak Cerdas Ungaran yang khususnya menggunakan sistem

sentra berkebun untuk proses pembelajarannya. Oleh karena itu peneliti

Page 24: PENGENALAN SAINS KEHIDUPAN MELALUI SENTRA ...lib.unnes.ac.id/36138/1/1601415031_Optimized.pdfdi TK Anak Cerdas Ungaran. Sentra berkebun merupakan sentra yang menjadi perantara pengenalan

10

mengambil judul melakukan penelitian tentang “Pengenalan Sains Kehidupan

Melalui Sentra Berkebun Untuk Anak Usia Dini Di TK Anak Cerdas”.

1.2 RUMUSAN MASALAH

Bagaimanakah pengenalan sains kehidupan kepada anak usia dini melalui

sentra berkebun di TK Anak Cerdas?

1.3 TUJUAN PENELITIAN

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : Untuk

mengetahui sejauh mana anak mengenal sains kehidupan melalui sentra

berkebun.”

1.4 MANFAAT PENELITIAN

1. Kegunaan Teoritis

Pengenalan sains kehidupan melalui sentra berkebun pada anak usia dini

dengan ilmu pengetahuan alam yang diperoleh di perguruan tinggi. Bagi

para akademis dan pembaca diharapkan memberikan informasi atau

referensi untuk bahan penelitian selanjutnya.

2. Kegunaan Praktis

a. Bagi Sekolah

Sekolah mengetahui kemampuan diri anak tentang pemahaman sains

kehidupan melalui sentra berkebun yang kemudian dijadikan masukan

dalam meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah.

Page 25: PENGENALAN SAINS KEHIDUPAN MELALUI SENTRA ...lib.unnes.ac.id/36138/1/1601415031_Optimized.pdfdi TK Anak Cerdas Ungaran. Sentra berkebun merupakan sentra yang menjadi perantara pengenalan

11

b. Bagi Guru

Penelitian ini bisa membantu guru dalam meningkatkan kegiatan

pembelajaran yang ada di sekolah serta menjadi masukan agar sentra

berkebun memiliki kegiatan lainnya.

c. Bagi Peneliti

Memperkaya ilmu dan wawasan dalam mengamati sejauh mana

pemahaman anak usia dini memahami sains kehidupan melalui sentra

berkebun, memberikan pengalaman, mengembangkan pola berpikir,

serta kemampuan menganalisa dan memecahkan masalah yang

ditemukan.

Page 26: PENGENALAN SAINS KEHIDUPAN MELALUI SENTRA ...lib.unnes.ac.id/36138/1/1601415031_Optimized.pdfdi TK Anak Cerdas Ungaran. Sentra berkebun merupakan sentra yang menjadi perantara pengenalan

12

BAB II

KAJIAN TEORI

2.1 Sains

2.1.1 Pengertian Sains

Perkembangan ilmu pengetahuan yang semakin luas, mendalam dan lebih

kompleks sejalan dengan perkembangan peradaban manusia, membuat ilmu

pengetahuan berkembang semakin pesat, ilmu pengetahuan menjadi dua bagian

yaitu Ilmu Pengetahuan Alam (natural science) dan Ilmu Pengetahuan Sosial

(social science). Dalam perkembangannya, sains (Inggris: science) atau IPA

terbagi menjadi beberapa bidang sesuai dengan perbedaan bentuk dan cara

memandang gejala alam. Biologi merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari

kehidupan. Fisiska merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari gejala fisik

dari alam, dan khusus untuk bumi dan antariksa disebut Ilmu Pengetahuan Bumi

dan Antariksa. Sedangkan kimia merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari

sifat materi benda, lalu terkadang dalam pembahasannya suatu gejala tertentu

membuat perbedaannya sudah tidak nampak lagi.

Arti kata Sains yaitu Wissenchaft merupakan kata yang berasal dari bahasa

Jerman, memiliki arti sistematis atau pengetahuan yang terorganisasi. Sedangkan

scientia merupakan kata Sains yang berasal dari bahasa Latin, yang diartikan

secara sederhana yaitu pengetahuan (knowledge) menurut Fisher (1975:5). Sains

memiliki arti pengetahuan yang secara sistematis tersusun (assembled) dan

bersama-sama dalam suatu urusan terorganisasi, misalnya seperti pengetahuan

mengenai biologi, fisika, dan kimia.

Page 27: PENGENALAN SAINS KEHIDUPAN MELALUI SENTRA ...lib.unnes.ac.id/36138/1/1601415031_Optimized.pdfdi TK Anak Cerdas Ungaran. Sentra berkebun merupakan sentra yang menjadi perantara pengenalan

13

Definisi mengenai sains atau IPA yang dikemukakan oleh beberapa ahli dan

dikemukakan dalam beragam bentuk. Misalnya definisi sains menurut Jenkins &

Whitefield:1974;Conant:1975 yaitu sains merupakan rangkaian suatu konsep serta

skema konseptual yang saling berhubungan dan dikembangkan dari hasil

eksperimentasi untuk observasi serta sesuai untuk eksperimentasi dan observasi

berikutnya. Chalmers mengutip dalam buku Davis yang berjudul On the Scientific

Methods menyatakan sains sebagai suatu struktur yang dibangun dari fakta-fakta.

Bronowski yang merupakan seorang saintis dan juga filosof tentang sains,

menyatakan sains merupakan organisasi pengetahuan dengan suatu cara tertentu

berupa penjelasan lebih lanjut mengenai hal-hal yang tersembunyi di alam. Sains

dijelaskan secara umum dapat mengacu pada masalah alam (nature) sehingga

dapat diinterpretasikan serta diujikan, dengan begitu keadaan alam yang

merupakan keadaan materi seperti senyawa, atom, dan molekul serta segala

sesuatu yang mempunyai ruang dan massa, serta sepanjang yang menyangkut

“natural law” yang memperlihatkan “behaviour” materi yang merupakan

pengertian dari sains yaitu biologi, fisika dan kimia.

Sains didasari oleh hal-hal yang kita lihat, dengar, raba, dan lain-lain

(Chalmers, 1980:1). Karena sains dapat dibuktikan dan bersifat objektif, serta bisa

dikatakan memiliki batasan yang lebih ditekankan pada cara memperoleh sains

yaitu dengan melalui observasi maka pendapat atau pemikiran imajinatif tidak

dapat dikatakan sebagai sains. Fisher (1975:6) mengatakan batasan sains

merupakan body of knowledge obtained by methods based upon observation, yang

dapat diartikan sebagai berikut: suatu batang tubuh pengetahuan yang diperoleh

Page 28: PENGENALAN SAINS KEHIDUPAN MELALUI SENTRA ...lib.unnes.ac.id/36138/1/1601415031_Optimized.pdfdi TK Anak Cerdas Ungaran. Sentra berkebun merupakan sentra yang menjadi perantara pengenalan

14

melalui suatu metode yang berdasarkan observasi. Sains dibagi dalam dua bentuk

yaitu pertama sains dikatakan sebagai batang dari ilmu pengetahuan yang

berguna, merupakan pengetahuan praktis, serta dengan metode memperolehnya;

dan yang kedua yaitu sains sebagai suatu hal yang murni aktifitas intelektual, hal

tersebut dinyatakan oleh Cambbell (dalam Fisher, 1975:7). Bube (dalam Fisher,

1975:9) juga menyatakan sains sebagai ilmu pengetahuan mengenai alam yang

diperoleh melalui interaksi antara akal dengan dunia.

Sains merupakan ilmu pengetahuan atau berupa kumpulan beberapa konsep,

hukum, prinsip serta teori yang dibentuk melalui proses kreatif yang sistematis,

serta melalui inkuari yang dapat dilanjutkan dengan proses observasi (empiris)

secara berulang-ulang. Hal tersebut merupakan suatu upaya perbuatan manusia

yang meliputi keterampilan, operasi mental, serta strategi untuk memanipulasi dan

menghitung, dan dapat diujikan kembali kebenarannya yang dilandasi dengan

sikap keingintahuan (curiousity), ketekunan (persistence), dan keteguhan hati

(courage) yang dilakukan oleh individu untuk membuka rahasia yang ada pada

alam semesta. Hal tersebut dilakukan setelah penelusuran dari berbagai

pendangan para ahli yang berada pada bidang sains dan memperhatikan hakikat

sains.

Ilmu tentang alam atau ilmu yang mempelajari peristiwa-peristiwa yang

terjadi di alam, secara harfiah dapat disebut dengan sains atau IPA. Sains

merupakan sistem yang mempelajari mengenai alam semesta yang pengumpulan

datanya diperoleh secara observasi serta eksperimen terkontrol. Sains juga disebut

sebagai produk atau hasil dari suatu proses penyelidikan ilmiah yang dilandasi

Page 29: PENGENALAN SAINS KEHIDUPAN MELALUI SENTRA ...lib.unnes.ac.id/36138/1/1601415031_Optimized.pdfdi TK Anak Cerdas Ungaran. Sentra berkebun merupakan sentra yang menjadi perantara pengenalan

15

dengan sikap serta nilai-nilai tertentu yang mendasari sains. Menurut beberapa

bahasa, Sains atau Science dalam bahasa Inggris, merupakan kata Scientia berasal

dari bahasa Latin yang memiliki arti pengetahuan. Amien mendefinisikan

sainstsebagai bidang ilmu alamiah dengan ruang lingkup berupa zat serta energi,

baik yang terdapat dalam mahluk hidup ataupun makhluk tidak hidup, sains lebih

banyak mendiskusikan mengenai alam (natural science) seperti biologi, fisika dan

kimia.

Definisi menurut James Conant yang dikutip oleh Ali Nugraha, hasil

serangkaian percobaan dan pengamatan serta dapat diamati dan diuji lebih lanjut

merupakan sains sebagai suatu deretan konsep serta skema konseptual yang

berhubungan satu sama lain. Lain halnya dengan Conant, Ahmadi memberikan

penjelasan mengenai sains berupa ilmu teoritis yang berdasarkan pada

pengamatan yang dilakukan, dan percobaan-percobaan terhadap suatu gejala alam

yang merupakan makrokosmos (alam semesta) serta mikrokosmos (isi dalam alam

semesta yang lebih terbatas, khususnya tentang manusia beserta sifat-sifatnya).

Dodge mengemukakan bahwa sains merupakan suatu kumpulan pengetahuan

yang dapat diperoleh dengan menggunakan beberapa metode-metode yang

berdasarkan pada pengamatan yang dilakukan dengan penuh ketelitian.

Dimensi pengkajian merupakan batasan sains yang dapat membagi sains

berdasarkan dimensinya. Sains merupakan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang

terdiri dari physical sciences serta life sciences, hal tersebut dijelaskan oleh

Sumaji secara sempit. Terutama physical sciences merupakan ilmu-ilmu yang

mempelajari astronomi, geologi, kimia, fisika, metereologi, dan minerologi,

Page 30: PENGENALAN SAINS KEHIDUPAN MELALUI SENTRA ...lib.unnes.ac.id/36138/1/1601415031_Optimized.pdfdi TK Anak Cerdas Ungaran. Sentra berkebun merupakan sentra yang menjadi perantara pengenalan

16

sedangkan yang dimaksud dengan life sciences yaitu biologi, fisiologi dan

zoologi. Dodge juga menjelaskan bahwa sains merupakan bagian dari physical

science, life science serta bumi dan sekitarnya. Dimana physical science terdiri

dari objek-objek yang dapat dieksplor oleh anak, sehingga anak dapat belajar

tentang ukuran, bentuk, berat, suhu dan warna, sedangkan life science

menceritakan tentang proses terjadinya suatu kejadian. Sehingga membuat anak

dapat mempelajari tentang suatu proses terjadinya pertumbuhan tanaman serta

berlangsungnya kehidupan binatang.

Penjelasan Ernest Hagel yang dikutip oleh Indrawati mengatakan bahwa sains

terdiri dari tiga aspek yaitu 1) dari aspek tujuan, sains dapat digunakan sebagai

alat untuk menguasai suatu alam serta untuk memberikan sumbangan kepada

kesejahteraan manusia, 2) sains juga sebagai suatu pengetahuan yang sistematis

serta tangguh dalam arti sains merupakan suatu kesimpulan yang didapat dari

berbagai peristiwa yang telah terjadi, 3) sains sebagai metode, sains merupakan

suatu perangkat sebuah aturan yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah,

dan untuk mendapatkan atau mengetahui sebab akibat dari suatu kejadian, serta

sains dapat digunakan untuk mendapatkan teori atau hukum-hukum dari suatu

obyek yang telah diamati.

Berdasarkan dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa sains bisa

dipandang sebagai sebuah dimensi yang terdiri dari suatu proses, maupun suatu

produk atau hasil, serta sebagai sikap. Pembelajaran sains dapat berkembang

melalui tiga substansi yang mendasar sebagai berikut dengan adanya pendidikan

serta pembelajaran berisi mengenai tentang program yang memfasilitasi

Page 31: PENGENALAN SAINS KEHIDUPAN MELALUI SENTRA ...lib.unnes.ac.id/36138/1/1601415031_Optimized.pdfdi TK Anak Cerdas Ungaran. Sentra berkebun merupakan sentra yang menjadi perantara pengenalan

17

penguasaan proses sains, penguasaan produk sains dan program yang

memfasilitasi kegiatan pengembangan-pengembangan terhadap sikap sains.

Sains sebagai suatu proses merupakan cara supaya memperoleh pengetahuan,

selain itu sains juga sangat berhubungan erat dengan proses kegiatan penelusuran

gejala, dan proses yang terjadi di alam, serta fakta-fakta alam yang dilakukan pada

kegiatan laboratorium. Sains akan diakui kebenarannya jika penelusurannya

dilakukan berdasarkan pada berlangsungnya kegiatan pengamatan, terus-menerus

melakukan percobaan, hipotesis (dugaan), dan objektif, walaupun terkadang

berseberangan dengan nilai yang ada.

Sains sebagai produk terdiri dari berbagai fakta, konsep prinsip, hukum dan

teori yang ada. Fakta merupakan berupa suatu keadaan yang terjadi, sifat ataupun

peristiwa yang terjadi, sedangkan konsep merupakan suatu ide atau gagasan yang

merupakan generalisasi dari berbagai peristiwa atau pengalaman khusus yang

dapat dinyatakan dalam istilah atau simbol tertentu yang bisa diterima. Konsep

akan mengacu pada suatu benda atau objek, keadaan, peristiwa, kondisi, sifat, ciri-

ciri dan atribut yang melekatnya. Sedangkan yang disebut teori adalah komposisi

yang dihasilkan dari pengembangan sejumlah proposisi (pernyataan berarti) yang

dianggap memiliki suatu keterhubungan secara sistematis serta kebenarannya

sudah teruji secara empirik dan dianggap berlaku secara universal.

Sains dianggap sebagai suatu sikap atau lebih dikenal juga sebagai istilah

sikap keilmuan, seperti berbagai keyakinan, serta opini dan nilai-nilai yang harus

dipertahankan oleh seorang ilmuan khususnya ketika saat mencari atau

Page 32: PENGENALAN SAINS KEHIDUPAN MELALUI SENTRA ...lib.unnes.ac.id/36138/1/1601415031_Optimized.pdfdi TK Anak Cerdas Ungaran. Sentra berkebun merupakan sentra yang menjadi perantara pengenalan

18

mengembangkan pengetahuan baru yang didapatkannya. Sains sebagai sikap

diantaranya seperti rasa tanggung jawab yang tinggi, disiplin, tekun, rasa ingin

tahu, jujur, serta terbuka terhadap pendapat orang lain.

Seperti yang didefinisikan oleh Brewer yaitu sains berarti suatu proses

kegiatan mengamati, serta berpikir dan merefleksikan berbagai suatu tindakan

atau peristiwa yang terjadi. Lain halnya dengan Semiawan, beliau mengemukakan

sains dianggap sebagai pengkajian dan penerjemah pengalaman manusia

mengenai fisik dunia yang dapat mencakup segala aspek pengetahuan yang

berhasil didapat melalui metode saintifik, serta tidak terbatas hanya pada fakta dan

sebuah konsep proses saintifik tetapi juga berbagai variasi dari aplikasi

pengetahuan dan prosesnya seperti pengamatan, penilaian dan perkiraan, serta

interprestasi. Kesimpulan yang didapatkan bahwa sains merupakan ilmu

pensgetahuan yang berkenaan dengan fakta serta gejala alam yang telah tersusun

secara sistematis dan didapatkan melalui pengamatan serta eksperimen.

2.1.2 Sains Kehidupan (Life Science)

Life science secara familiar dikenal dalam bahasa inggris yaitu life science,

secara diktif dapat diturunkan dari dua kata yaitu kata life dan science. Life (dalam

bahasa inggris) berarti hidup sedangkan science dapat diartikan sebagai sains atau

ilmu; singkatnya life science dapat diartikan menjadi ilmu tentang mahluk hidup.

Life science is the study of living things-plants and animals. It helps to explain

how living things relate to one another and to their surroundings (Brierer & Lien,

1981). Sains kehidupan adalah studi tentang makhluk hidup yaitu tumbuhan dan

Page 33: PENGENALAN SAINS KEHIDUPAN MELALUI SENTRA ...lib.unnes.ac.id/36138/1/1601415031_Optimized.pdfdi TK Anak Cerdas Ungaran. Sentra berkebun merupakan sentra yang menjadi perantara pengenalan

19

hewan. Hal ini membantu untuk menjelaskan bagaimana makhluk hidup

berhubungan satu sama lain dan sekitarnya, (Brierer & Lien, 1981).

Life science (sains kehidupan) mempelajari tentang makhluk hidup

(mikroorganisme, tumbuhan, hewan, dan manusia). Sains kehidupan tidah hanya

berfokus pada biologi tetapi juga biokimia hingga ilmu hewan, serta mempelajari

tentang dampak perkembangan teknologi seperti biologi monekuler dan rekayasa

genetik terhadap makhluk hidup dan ekosistemnya. Sementara itu, Ali Nugraha

(2006) menyebutkan life science atau lebih dikenal ilmu hayati merupakan bidang

kajian sains yang meliputi botani, zoology, dan ekologi. Botani mengkaji ranah

struktur morfologi, taksonomi, anatomi dan fisiologi tumbuhan atau lebih

tepatnya disebut ilmu yang mempelajari tentang tumbuhan. Zoology membahas

tentang struktur anatomi, histologi dan fisiologi hewan. Ekologi mempelajari

tentang hal-hal yang berkaitan dengan lingkungan, konservasi, siklus alam dan

perilaku makhluk hidup.

Life science merupakan salah satu dari area atau tempat kajian sains untuk

anak usia dini yang tidak lain adalah ilmu fisika (fysical science) dan ilmu

geografi (earth science). Tujuan dan nilai life science merupakan tujuan dan nilai

sains untuk anak usia dini secara umum. Karen Worth dan Sharon Grollman

(2003) juga menjelaskan batasan life science untuk anak usia dini adalah sebagai

berikut:

“Life science for young children is about maintaining this fascinantion

throught the close and often systematic observastion plants and animals,

including themselves. It is about guiding children to begin to think about

living thing; what they look like, how they live, and how they change.

Page 34: PENGENALAN SAINS KEHIDUPAN MELALUI SENTRA ...lib.unnes.ac.id/36138/1/1601415031_Optimized.pdfdi TK Anak Cerdas Ungaran. Sentra berkebun merupakan sentra yang menjadi perantara pengenalan

20

That is, the life science program in the early childhood clasroom focuses

both on the caracteristic of an organism and how it lives in its natural

environment outside of the classroom. At the same times, it encourages

children to treat all things and their environments with care and

respect.”

“Ilmu kehidupan untuk anak-anak adalah tentang mempertahankan daya

tarik yang mengamati secara dekat dan sistematis melalui tanaman dan

hewan, termasuk diri mereka sendiri. Ini tentang membimbing anak-anak

untuk mulai berfikir tentang makhluk hidup: seperti apa mereka,

bagaimana mereka hidup dan bagaimana mereka berubah. Yaitu,

program sains kehidupan diruang kelas anak usia dini berfokus pada

karakteristik suatu organisme dan bagaimana ia hidup di lingkungan

alaminya di luar kelas. Pada saat yang sama, ia mendorong anak-anak

untuk memperlakukan semua hal dan lingkungan mereka dengan hati-

hati dan hormat.”

Penjabaran di atas menekankan, life science dalam pendidikan anak usia dini

terkait dengan bagaimana anak mengobservasi hewan dan tumbuhan, bagaimana

anak dapat berfikir tentang mahluk hidup, bagaimana kehidupan mahluk hidup

dan bagaimana mahluk hidup dapat tumbuh dan berkembang. Singkatnya, anak

dapat memahami karakteristik mahluk hidup dan bagaimana dia bisa bertahan

hidup di alam bebas.

Ruang lingkup pembelajaran sains menurut (Abruscato, 1996) ada tiga, studi

tentang ilmu bumi (earth and space science) meliputi pengetahuan tentang

bintang, matahari dan planet, kajian tentang tanah, batuan dan pegunungan serta

kajian tentang cuaca atau musim. Selanjutnya studi tentang ilmu hayati (life

science) meliputi studi tentang tumbuhan, hewan, hubungan hewan dan tumbuhan

serta hubungan makhluk hidup dengan lingkungan. Lingkungan ketiga adalah

ilmu tentang fisika (physical science) meliputi studi tentang daya, energy,

rangkaian dan reaksi kimia.

Page 35: PENGENALAN SAINS KEHIDUPAN MELALUI SENTRA ...lib.unnes.ac.id/36138/1/1601415031_Optimized.pdfdi TK Anak Cerdas Ungaran. Sentra berkebun merupakan sentra yang menjadi perantara pengenalan

21

Trundle, dkk (2015) menyebutkan ruang lingkup pembelajaran life science

pada anak meliputi perbedaan antara makhluk hidup dan benda mati, pertumbuhan

dan pekembangan organisme (termasuk pembangunan manusia), kuman dan

penyakit menular, tumbuhan serta hewan. Pendapat lainnya, Madison Public

School menyebutkan ruang lingkup life science anak TK adalah keturunan dan

adaptasi yang meliputi perbedaan makhluk hidup dan benda mati. Ministry of

Education, Province of British Columbia menyebutkan lingkup pembelajaran life

science pada anak TK adalah mendeskripsikan karakteristik makhluk hidup.

Rosalind Charlesworth dan Karen K. Lind (2006) dalam bukunya Math and

Science for Young Children memberikan batasan konten life science yang

ditujukan pada anak usia dini; mereka menyatakan bahwa konsep dasar untuk

memahami life science adalah dengan memahami materi tentang tumbuhan,

hewan dan mahluk hidup. Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulan bahwa

pemahaman life science adalah kemampuan seorang anak dalam mengklasifikasi,

mencontoh, membandingkan, menyimpulkan serta menjelaskan suatu fakta yang

terjadi, prinsip atau konsep yang terdapat dalam materi menjelaskan karakteristik

tumbuhan dan hewan, habitat tumbuhan dan hewan serta pengenalan tubuh

manusia yang didapatkannya melalui komunikasi dengan orang lain yaitu seperti

komunikasi baik secara tertulis, verbal maupun piktorial.

Salah satu konten sains yang penting sebagai sarana mengembangkan aspek-

aspek perkembangan anak usia dini adalah sains kehidupan. Kegiatan dalam life

science melatih anak menggunakan panca indera seperti: melihat, meraba,

membau, merasakan dan mendengar. Semakin banyak kegiatan yang melibatkan

Page 36: PENGENALAN SAINS KEHIDUPAN MELALUI SENTRA ...lib.unnes.ac.id/36138/1/1601415031_Optimized.pdfdi TK Anak Cerdas Ungaran. Sentra berkebun merupakan sentra yang menjadi perantara pengenalan

22

panca indera dalam belajar, anak semakin memahami yang dipelajari. Anak

memeroleh pengetahuan baru hasil penginderaanya dengan berbagai benda

disekitarnya.

2.2 Sentra

2.2.1 Pengertian Sentra

Model pendekatan sentra dan lingkaran atau lebih sering disebut “Beyond

Centers and Circles Time” merupakan model pendekatan sentra yang terfokus

pada anak dalam proses pembelajaran yang berpusat di sentra dan lingkaran.

Terdapat dua jenis pendekatan dalam pembelajaran AUD , yaitu: (1) pendekatan

pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada siswa (student centered

approach) dan (2) pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada

guru (teacher centered approach). Model penyelenggaraan di sentra main

terfokus pada anak yang dalam proses pembelajarnnya juga terpusat dan

menggunakan 4 macam pijakan yang tujuan dari pijakan tersebut adalah untuk

mendukung perkembangan anak. Pendekatan dalam sentra memiliki asumsi

bahwa anak-anak belajar melalui bermain dengan benda mati ataupun makhluk

hidup yang berada dilingkungan sekitar mereka (Depsiknas 2006).

Sentra dapat diartikan sebagai suatu wadah yang disiapkan guru untuk

kegiatan bermain anak, karena melalui sentra serangkaian kegiatan bermain yang

telah disusun oleh guru dapat berjalan sesuai materi pembelajaran. Rangkaian

kegiatan harus saling berkaitan dan mendukung satu sama lain agar dapat

mencapai tujuan belajar di sentra. Pendekatan sentra menekankan proses

pembelajaran yang berpusat pada anak, sedangkan guru lebih berfungsi sebagai

Page 37: PENGENALAN SAINS KEHIDUPAN MELALUI SENTRA ...lib.unnes.ac.id/36138/1/1601415031_Optimized.pdfdi TK Anak Cerdas Ungaran. Sentra berkebun merupakan sentra yang menjadi perantara pengenalan

23

motivator dan fasilitator dengan memberikan pijakan-pijakan. Depdiknas (2006)

menjelaskan hal yang terpenting disini adalah pengalaman yang didapatkan

seorang anak dan bagaimana cara anak dapat mulai berkembang secara optimal

melalui seluruh potensi yang dimiliki dalam diri anak. Bermain sensorimotor,

bermain pembangunan, serta bermain peran sampai pada anak dapat belajar

keaksaraan merupakan kegiatan yang dikembangkan dari pendekatan sentra.

Sentra menjelaskan dalam pembelajarannya menggunakan suatu prinsip yang

terus terpusat, serta fokus dalam lingkaran kecil yang memiliki tujuan untuk

membangun potensial agar fisik, daya pikir, serta akhlak anak berfungsi secara

lebih baik dan optimal.

2.2.2 Jenis-jenis Sentra

Frederich Wilhelm Frobel dianggap sebagai „the founding father‟ dari

pendidikan anak usia dini, serta beliau juga menyumbangkan pemikirannya untuk

anak usia dini adalah menghasilkan suatu sistem “garden of children” atau

“kindergarten” yang berarti taman atau kebun milik anak, atau dapat diartikan

menjadi Taman Kanak-kanak. Kindergarten Frobel diperuntukkan bagi anak yang

berusia antara 3 sampai 7 tahun. Beliau menggunakan taman sebagai symbol dari

pendidikan anak. Pendidikan nak merupakan dari pandangannya terhadap dunia

dan pemahamannya tentang hubungan individu, sang pencipta dan alam semesta.

Frobel berpendapat bahwa terdapat 3 (tiga) prinsip yang perlu diperhatikan dalam

pendidikan anak usia dini: (1) The Gifts, adalah sejumlah benda yang dapat

diraba dan dimainkan oleh anak-anak dengan cara tertentu. Menurut Frobel bola

melambangkan keutuhan alam semesta; (2) The Occupation, adalah serangkaian

Page 38: PENGENALAN SAINS KEHIDUPAN MELALUI SENTRA ...lib.unnes.ac.id/36138/1/1601415031_Optimized.pdfdi TK Anak Cerdas Ungaran. Sentra berkebun merupakan sentra yang menjadi perantara pengenalan

24

kegiatan yang memberikan kesempatan pada anak untuk berekspresi artistik; (3)

The Mothers play, adalah lagu-lagu dan permainan atau games yang dirancang

khusus untuk kegiatan sosial dan pengalaman anak terhadap alam sekitarnya.

Montessori seperti yang dikutip oleh Soejono (1988:77-102) sangat berminat

terhadap masalah pendidikan anak yang tergolong terbelakang. Pekerjaan

Montessori yang berhubungan dengan anak-anak yang menyandang cacat mental,

Montessori banyak menemukan ide dan gagasan bagi pendidikan untuk anak

normal, lebih khusus lagi diperuntukkan bagi anak dibawah lima tahun. Beliau

adalah dokter perempuan pertama di Italia, yang pemikirannya dijadikan rujukan

dan pendekatan untuk Pendidikan Anak Usia Dini (dalam hal ini sekolah

Montessori). Montessori mempunyai anggapan bahwa pada dasarnya pendidikan

itu hanyalah pertolongan (bantuan) pada saat anak berada dalam perkembangan.

Konsepsi Montessori dikenal dengan nama “Pedosentris”, berasal dari kata peados

= anak didik , sentries = pusat, sehingga dapat disimpulkan bahwa model

pendidikan Montessori menekankan pusat aktivitas pendidikan terletak pada anak

itu sendiri. Asumsi ini didasarkan pada anggapan bahwa setiap anak memiliki

pembawaan, kesanggupan, perkembangan serta kodratnya masing-masing.

Berdasarkan teori Montessori, membebaskan setiap anak belajar menurut tempo

dengan caranya sendiri sesuai materi yang dipilihnya sendiri dan ditentukan

berdasarkan taraf kemampuan dan minatnya. Menurut Montessori anak tidak

perlu bersaing dengan anak lainnya, ataupun sebaliknya dihambat kemajuannya

agar sesuai dengan kelompoknya.

Page 39: PENGENALAN SAINS KEHIDUPAN MELALUI SENTRA ...lib.unnes.ac.id/36138/1/1601415031_Optimized.pdfdi TK Anak Cerdas Ungaran. Sentra berkebun merupakan sentra yang menjadi perantara pengenalan

25

Helen Parkhurst pada usia 15 tahun telah mengajar sebagai guru di Kota

Dalton. Teknik pembelajaran yang dilakukan secara klasikal dan tugas mandiri

untuk masing-masing tingkat yang berbeda, maka dari itu Parkhurst

mengibaratkan kelasnya seperti laboratorium anak-anak, sehingga ia

menamakannya „Labolatory Plan‟. Parkhusrt seperti yang dikutip oleh Soejono

pernah belajar di „sekolah Montessori‟ di Italia. Sebagai anak dan asisten

Montessori, ia semakin mengetahui keunggulan dan kelemahan sistem pendidikan

Montessori. Menurut anggapannya, Montessori terlalu menekankan pembelajaran

individual sehingga anak-anak kurang bersosialisasi, serta banyak alat

pembelajaran yang dilakukan secara kaku dan monoton. Berdasarkan

pertimbangan kelemahan tersebut, maka Parkhurst mencoba konsep

pendidikannya untuk anak cacat di sekolah menengah di Kota Dalton.

Keberhasilannya mengembangkan sistem pendidikan tersebut diberi nama “The

Dalton Plan”. Implikasi model pendidikan Dalton memiliki ruang kelas seperti

halnya kelas Montessori. Kelas Dalton juga memiliki ruang kelas yang luas untuk

memberikan pembelajaran klasikal. Ruang kelas ini dapat dibagi menjadi kelas-

kelas kecil yang disebut dengan sentra atau vak. Desain tersebut menunjukkan

bahwa model pendidikan Dalton memberikan pelayanan seimbang antara bentuk

pembelajaran klasikal dan individual.

Ruangan klasikal digunakan untuk membelajarkan hal-hal yang bersifat

umum, misalnya bercerita, berdoa, bernyanyi, menari dan gerak badan, serta

membahas kegiatan yang akan dilakukan anak di sentra-sentra.

Page 40: PENGENALAN SAINS KEHIDUPAN MELALUI SENTRA ...lib.unnes.ac.id/36138/1/1601415031_Optimized.pdfdi TK Anak Cerdas Ungaran. Sentra berkebun merupakan sentra yang menjadi perantara pengenalan

26

Ruangan sentra terdiri atas satu bidang pengembangan. Sebagai contoh

adanya sentra persiapan, sentra balok, sentra bermain peran, sentra bahan

alam, sentra imtak, dan lain-lain. Pada setiap sentra memiliki alat sumber

belajar yang spesifik sesuai tujuan pembelajarannya. Pada sentra bahan alam,

misalnya memiliki bahan seperti air, lumpur, pasir, tanah liat, tanaman,

krayon, car air, sedangkan pada sentra balok disiapkan bahan-bahan seperti

balok berwarna, balok berongga, puzzle. Demikian juga sentra persiapan

terdiri dari alat pengembangan bahasa, misalnya buku cerita, map, bola dunia

(globe), poster.

Model Beyond Center and Circle Time adalah suatu metode atau pendekatan

dalam penyelenggaraan pendidikan anak usia dini dan merupakan perpaduan

antara teori dan pengalaman praktik. Tujuan dari model Beyond Center and Circle

Time yang dimaknai sebagai sentra dan saat lingkaran adalah sebagai:

Model ini ditujukan untuk merangsang seluruh aspek kecerdasan anak

(kecerdasan jamak) melalui bermain terarah.

Model ini menciptakan setting pembelajaran yang merangsang anak untuk

aktif, kreatif, dan terus berfikir dengan menggali pengalamannya sendiri

(bukan sekedar mengikuti perintah, meniru, atau menghafal).

Dilengkapi dengan standar operasional yang baku, yang berpusat di sentra-

sentra kegiatan dan saat anak berada dalam lingkaran bersama pendidik,

sehingga mudah diikuti.

Model pembelajaran BCCT lebih dikenal dengan sebutan SELING (sentra

keliling) yang dirancang dengan bentuk sentra-sentra. Ada 6 sentra pokok dalam

Page 41: PENGENALAN SAINS KEHIDUPAN MELALUI SENTRA ...lib.unnes.ac.id/36138/1/1601415031_Optimized.pdfdi TK Anak Cerdas Ungaran. Sentra berkebun merupakan sentra yang menjadi perantara pengenalan

27

model pembelajaran BCCT, seperti: sentra bahan alam, sentra bermain peran

(sentra bermain peran mikro dan sentra bermain peran makro), sentra rancang

bangun (balok), sentra persiapan, sentra imtaq/agama, sentra seni dan kreativitas,

namun seiring dengan kebutuhan anak yang didalam sentranya belum mencakup

keseluruhan aspek pertumbuhan dan perkembangan anak, sehingga ada beberapa

sekolah yang menambahkan sentranya sesuai dengan kebutuhan seperti : sentra

musik dan olah tubuh, sentra IT, sentra cooking, sentra berkebun dan lain-lain.

Setiap guru bertanggungjawab pada 10 murid dengan moving class sesuai dengan

sentra gilirannya, SELING ditujukan untuk merangsang seluruh aspek kecerdasan

anak (Multiple Intelligences).

Keenam sentra pokok tersebut berisikan :

Sentra Bahan Alam

Sentra bagan alam menyediakan bahan sifat cair atau bahan alam (eksplorasi

di bak pasir, bak air dengan perlengkapannya). Diantaranya; a. Alat ukur (literan,

botol, jirigen, sendok, gelas ukur, dan pompa air); b. Bahan dengan benda-benda

yang mengapung dan yang bisa tenggelam (batu, busa, sumba); c. Pencampuran

warna (air, sumba, cat air); d. Ublek (adonan tepung, pewarna, air); e. Pengenalan

tekstur kasar dan halus (tepung, pasir).

Sentra Seni

Sentra seni menyediakan permainan antara lain pembelajaran menggambar,

mewarnai, melukis dengan macam-macam media dan cara, membuat bentuk

benda, binatang atau tanaman dengan bermacam-macam bahan. Selain itu anak

Page 42: PENGENALAN SAINS KEHIDUPAN MELALUI SENTRA ...lib.unnes.ac.id/36138/1/1601415031_Optimized.pdfdi TK Anak Cerdas Ungaran. Sentra berkebun merupakan sentra yang menjadi perantara pengenalan

28

juga dikenalkan dengan meronce, menggunting sederhana, melipat kertas,

mencocok gambar, membatik, jumputan, mozaik, kolase, menganyam, dan

menjahit sederhana. Semua kegiatan tersebut untuk anak memahami cara bekerja

dengan bahan-bahan seni serta melatih pengembangan motorik kasar dan halus

pada anak.

Sentra Balok

Sentra ini dilengkapi balok-balok bentuk ukuran geometri dengan berbagai

ukuran dan tanpa warna. Disarankan sedikitnya 100 balok setiap anak, agar dapat

merangsang anak menciptakan bentuk bangunan yang bervariasi dan terstruktur

sesuai dengan ide atau gagsannya. Semua potongan balok tersebut ditata dengan

klasifikasi yang akurat pad loker di sentra balok. Anak tanpa sadar setiap

memandang penataan balok di loker belajar tentang klasifikasi bentuk dan ukuran,

serta belajar menghitung jumlah balok yang diperlukan dalam kontruksi bangunan

yang diciptakannya.

Sentra Persiapan

Sentra persiapan menyediakan permainan yang mengajak anak kepada kerja

yang lebih serius dari sekedar main. Seperti halnya disediakan huruf-huruf, buku-

buku cerita, alat tulis, angka-angka, pohon hitung, dan bahan-bahan lain yang

merangsang anak mencoba kosep aksara dan matematika, hingga ke kemampuan

membuat buku. Pembelajaran ini harus dimulai dari sesuatu yang sederhana agar

anak paham secara alamiah.

Page 43: PENGENALAN SAINS KEHIDUPAN MELALUI SENTRA ...lib.unnes.ac.id/36138/1/1601415031_Optimized.pdfdi TK Anak Cerdas Ungaran. Sentra berkebun merupakan sentra yang menjadi perantara pengenalan

29

Sentra Imtaq

Sentra ini menyediakan sarana-sarana ibadah dan aturan-aturan dalam

beribadah, misalnya mengajarkan doa sehari-hari, praktek sholat dan praktek

wudhu. Sehingga nilai-nilai moral yang berlaku menjadi bagian dalam hidup anak

sehari-hari. Sentra imtaq juga membangun keaksaraan dengan huruf-huruf

hijaiyyah.

Sentra Main Peran

Sentra main peran dibagi menjadi dua, yaitu sentra main peran besar dan

sentra main peran kecil, sentra ini disebut juga main simbolik, role play, pura-

pura, make believe, fantasi, imajinasi atau main drama. Sentra main peran besar

menggunakan alat-alat yang sesungguhnya. Misalnya guru menggunakan alat-alat

tulis dalam pembelajaran, perlengkapan makan, dokter dengan perlengkapannya,

dan lain sebagainya. Sentra main peran kecil, misalnya rumah boneka, rangkaian

kereta dengan rel, kebun binatang dengan miniature binatang-binatang liarnya.

Anak diberi kesempatan menciptakan kejadian-kejadian dalam kehidupan nyata

dengan cara memerankannya secara simbolik.

2.3 Berkebun

2.3.1 Pengertian Berkebun

Kebun dalam pengertian di Indonesia adalah sebidang lahan, biasanya di

tempat terbuka, yang mendapat perlakuan tertentu oleh manusia, khususnya

sebagai tempat tumbuhnya tanaman. Pengertian kebun bersifat umum karena

lahan yang ditumbuhi tanaman secara liar juga disebut kebun, asalkan berada di

Page 44: PENGENALAN SAINS KEHIDUPAN MELALUI SENTRA ...lib.unnes.ac.id/36138/1/1601415031_Optimized.pdfdi TK Anak Cerdas Ungaran. Sentra berkebun merupakan sentra yang menjadi perantara pengenalan

30

wilayah pemukiman. Melalui keadaan yang seperti itu, kebun dibedakan dari

hutan dilihat dari jenis dan kepadatan tumbuhannya. Kata kebun juga digunakan

untuk menyebut pekarangan dan taman. Kebun dalam pengertian di Indonesia

biasanya tidak memiliki sistem budidaya yang intensif dan sekadar menjadi

tempat untuk menumbuhkan tanaman serta pengumpulan hasil panen tidak ada

fasilitas penyortiran atau pengemasan yang tersedia di lahan tersebut, (Pusat

Kepustakaan Berbahasa Indonesia, 2013).

Berkebun adalah kegiatan memanfaatkan sebidang tanah atau lahan sebagai

tempat menanam tumbuhan menurut. Kegiatan tersebut bisa dilakukan dengan

sengaja maupun tidak sengaja. Perbedaannya terletak pada bagaimana seseorang

memanfaatkan lahannya, ada yang menggunakannya sebagai lahan untuk

menanam dengan sengaja agar menghasilkan panen dari tumbukan untuk

kebutuhan bisnis ataupun hobi, dan sebaliknya pada kegiatan berkebun tidak

disengaja adalah dari tanaman yang sudah ada atau liar lalu dimanfaatkan hasil

panennya untuk kebutuhan bisnis ataupun pribadi.

The American Heritage Dictionary of the English Language (2000)

menjelaskan mengenai farming gardening (berkebun pertanian) adalah sebagai

berikut:

1. Farm berarti: a) suatu bidang tanah yang diolah dengan tujuan mendapatkan

hasil pertanian, b) suatu bidang tanah yang disiapkan untuk meningkatkan

dan mengembangbiakkan ternak local, c) suatu areal air yang disiapkan untuk

meningkatkan dan mengembangbiakkan atau menghasilkan hewan air

Page 45: PENGENALAN SAINS KEHIDUPAN MELALUI SENTRA ...lib.unnes.ac.id/36138/1/1601415031_Optimized.pdfdi TK Anak Cerdas Ungaran. Sentra berkebun merupakan sentra yang menjadi perantara pengenalan

31

tertentu, seperti: ikan air tawar, tiram. Sedangkan farming berarti mengolah

atau menghasilkan panen.

2. Garden memiliki arti: a) suatu bidang tanah yang digunakan untuk menanam

bunga, sayur mayur, buah-buahan dan tanaman apotek hidup, b) sebidang

tanah yang ditanami bunga, pepohonana, tanaman hias dan digunakan untuk

rekreasi atau hiasan. Garden sering juga digunakan untuk banyak makna,

seperti: kebun umum atau kebun pertanian, c) pekarangan atau halaman

penuh rumput, d) daerah yang diolah dengan baik dan subur.

Kegiatan berkebun dapat membakar lebih banyak kalori dan hal ini jauh lebih

baik dari pada duduk di belakang meja kantor sepanjang hari. Selain itu, juga akan

memperoleh udara segar, menikmati pemandangan hijau, mengatasi tingkat stress

dan memperbaiki suasana hati agar lebih tenang. Sudah banyak orang yang

menikmati kepuasan tersendiri melalui aktivitas berkebun. Dapat disimpulkan,

kegiatan berkebun akan lebih memuaskan jika hasil dari berkebun dapat

dikonsumsi sendiri, itu berarti masyarakat juga dapat memulai diet sehat tanpa

harus membeli makanan dari super market. (Kumar, 2015).

Beberapa adalah manfaat berkebun terhadap kesehatan menurut Kumar

(2015):

1. Meningkatkan kebugaran, orang dapat menjalani gaya hidup aktif secara fisik

ketika orang tersebut memiliki hobi berkebun. Ketika melakukan banyak

gerakan akan membuat tingkat kebugaran cenderung meningkat. Selain itu,

dengan membawa dan menggunakan alat-alat berkebun seperti cangkul dan

Page 46: PENGENALAN SAINS KEHIDUPAN MELALUI SENTRA ...lib.unnes.ac.id/36138/1/1601415031_Optimized.pdfdi TK Anak Cerdas Ungaran. Sentra berkebun merupakan sentra yang menjadi perantara pengenalan

32

pemotong rumput akan memberikan beberapa latihan yang baik untuk

kesehatan.

2. Meningkatkan kreativitas, pikiran akan jauh lebih bersemangat, berkebun

juga bisa meningkatkan kreativitas. Ketika banyak melihat tanaman hijau,

pikiran akan lebih positif dan jauh lebih produktif.

3. Menjadikan pikiran rileks, menghirup udara segar atau menyentuh tanah akan

memberikan pengalaman baru, pikiran akan jauh lebih santai. Bahkan tanpa

disadari sebelumnya, aktivitas ini membuat pikiran rileks dan membuat

penggiatnya semakin sehat.

4. Mengurangi stress, orang dapat meminimalkan tingkat stres dengan cara

berkebun di halaman belakang rumah. Sebuah studi mengungkapkan bahwa

orang-orang yang menghabiskan waktu berkebun cenderung memiliki tingkat

stres yang lebih rendah.

5. Meningkatkan sirkulasi darah, ada banyak sekali gerakan yang dapat lakukan

ketika berkebun seperti mencangkul tanah, mengisi polibag atau memotong

rumput. Hal ini tentu saja dapat membantu meningkatkan sirkulasi darah

sehingga peredaran darah menjadi lancar. Jadi, aktivitas berkebun sangat baik

sebagai alternatif latihan.

2.3.2 Sentra Berkebun

Menururt Beetlestone (2012), beliau menjelaskan bahwa proses kegiatan

berkebun dilakukan dengan memberikan kesempatan yang berbeda kepada anak

saat melakukan kegiatan aktivitas fisik, pelepasan energi fisik serta lebih

menonjolkan gerakan-gerakan fisik, seperti mencangkul, menggali tanah, menata

Page 47: PENGENALAN SAINS KEHIDUPAN MELALUI SENTRA ...lib.unnes.ac.id/36138/1/1601415031_Optimized.pdfdi TK Anak Cerdas Ungaran. Sentra berkebun merupakan sentra yang menjadi perantara pengenalan

33

pot, menyiram tanaman dan memanen. Sedangkan Wells & Nancy (2014)

mendukung dengan pendapatnya yaitu dengan melakukan school gardens atau

yang disebut taman sekolah dapat meningkatkan aktivitas fisik anak. Herdianing

(2014) yaitu kegiatan berkebun merupakan kegiatan yang sangat menyenangkan,

dengan berkebun secara tidak langsung anak diajarkan mengenal ilmu tentang

siklus hidup tanaman serta mendapatkan pengalaman tentang keajaiban hidup

benih atau proses pertumbuhan tanaman. Sedangkan Sutrisno & Harjono (2005)

juga memberikan pendapat bahwa kegiatan berkebun merupakan proses kegiatan

menanam tumbuhan yang sekaligus dapat secara langsung memperoleh

pengetahuan tentang kehidupan tumbuhan serta keterampilan psikomotorik dalam

menanam tumbuhan. Tanggung jawab dalam kegiatan berkebun seperti menyiram

tanaman setiap hari, merawat tanaman, serta mengamati proses pertumbuhan

tanaman yang terjadi.

Beetlestone (2012), menyatakan bahwa kegiatan berkebun memiliki manfaat

yang sangat nyata untuk perkembangan fisik anak karena akan mempengaruhi

perkembangan kreatifitas pada anak. Ketika berkebun anak-anak dapat memiliki

banyak ruang untuk bergerak dan melatih tubuh mereka dengan melakukan

gerakan-gerakan dalam skala besar seperti berlari, menggali, mengangkat,

menyiram dan menggaruk. Herdianing (2014) menjelaskan manfaat dari proses

kegiatan berkebun berpengaruh terhadap fisik motorik anak serta dapat

meningkatkan kecerdasan naturalistik anak, melatih kesabaran, dan bertanggung

jawab, serta membangun emosi dan empati anak. Sutrisno & Harjono (2005) juga

menyampaikan pendapat bahwa berkebun dapat bermanfaat terhadap beberapa

Page 48: PENGENALAN SAINS KEHIDUPAN MELALUI SENTRA ...lib.unnes.ac.id/36138/1/1601415031_Optimized.pdfdi TK Anak Cerdas Ungaran. Sentra berkebun merupakan sentra yang menjadi perantara pengenalan

34

aspek lainnya yaitu memberikan kesempatan kepada anak untuk melakukan

eksplorasi, dan mengenal lingkungan di sekitarnya serta mengamati proses

pertumbuhan dan atau proses alam lainnya.

2.4 Anak Usia Dini

2.4.1 Pengertian Anak Usia Dini

Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan

kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui

pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan

perkembangan jasmani dan rohani agara anak memiliki kesiapan dalam memasuki

pendidikan lehih lanjut (Depdiknas, USPN, 2004:4). Anak usia dini memiliki pola

pertumbuhan dan perkembangan yang khusus sesuai dengan tingkat pertumbuhan

dan perkembangannya. Anak usia dini adalah anak yang berada pada rentan usia

0-6 tahun (Undang-undang Sisdiknas tahun 2003) dan NAEYC (National

Association Education for Young Children) bahwa anak usia dini adalah

sekelompok individu yang berada pada rentang usia antara 0-8 tahun.

Anak usia dini adalah anak yang berada pada usia 0-6 tahun. Sedangkan

menurut Beichler dan Snowman (Dwi Yulianti, 2010:7), menjelaskan bahwa anak

usia dini adalah anak yang berusia antara 3-6 tahun. Sehingga hakikat anak usia

dini (Augusta, 2012) merupakan individu yang memiliki sifat unik dimana dia

memiliki pola pertumbuhan dan perkembangan dalam aspek sosioemosional,

fisik-motorik, bahasa, kognitif, kreativitas, dan komunikasi yang khususnya sesuai

dengan tahapan yang sedang dilalui oleh anak tersebut.

Page 49: PENGENALAN SAINS KEHIDUPAN MELALUI SENTRA ...lib.unnes.ac.id/36138/1/1601415031_Optimized.pdfdi TK Anak Cerdas Ungaran. Sentra berkebun merupakan sentra yang menjadi perantara pengenalan

35

UU Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab 1 pasal 1

ayat 14 yaitu:

“Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya pembinaan yang

ditujukkan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun

yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk

membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar

anak memiliki kesiapan dan pendidikan lebih lanjut.”

Dari berbagai definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa anak yang dalam

usia 0-6 tahun yang sedang dalam berada tahap pertumbuhan dan perkembangan,

baik fisik maupun mental merupakan anak usia dini.

Pada masa emas ini hampir seluruh potensi anak mengalami masa peka untuk

tumbuh dan berkembang secara cepat dan hebat. Perkembangan setiap anak tidak

sama karena setiap individu memiliki perkembangan yang berbeda.

Perkembangan dimana anak usia dini sering disebut dengan istilah “golden age”

atau masa emas. Perkembangan tersebut dengan memberikan makanan yang

sesuai dengan gizi seimbang anak serta memberikan stimulasi yang intensif sangat

dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan anak. Pemberian stimulasi

pada anak secara terus-menerus dari lingkungan sekitarnya bisa membuat anak

mampu menjalani tugas perkembangannya dengan baik.

Masa saat anak belum mampu mengembangkan potensi yang ada dalam

dirinya merupakan masa kanak-kanak. Anak-anak cenderung senang bermain

pada saat yang bersamaan, ingin menang sendiri dan sering mengubah aturan

main untuk kepentingan diri sendiri. Hal tersebut membutuhkan upaya pendidikan

untuk mencapai optimalisasi semua aspek perkembangan, baik perkembangan

Page 50: PENGENALAN SAINS KEHIDUPAN MELALUI SENTRA ...lib.unnes.ac.id/36138/1/1601415031_Optimized.pdfdi TK Anak Cerdas Ungaran. Sentra berkebun merupakan sentra yang menjadi perantara pengenalan

36

fisik maupun perkembangan psikis. Maka dari itu potensi anak yang sangat

penting untuk dikembangkan, potensi-potensi tersebut meliputi kognitif, bahasa,

sosio-emosional, kemampuan fisik dan lain sebagainya.

Upaya pembinaan yang ditunjukan bagi anak usia 0-6 tahun tersebut

dilakukan melalui Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), upaya yang dilakukan

sesuai dengan Undang-undang Sisdiknas Tahun 2003 Pasal 1 Ayat 14. Pendidikan

anak usia dini biasanya dilaksanakan melalui jalur pendidikan formal, nonformal

dan informal. Pendidikan anak usia dini jalur formal berbentuk Taman Kanak-

kanak (TK) dan Raudatul Athfal (RA) dan bentuk lain yang sederajat. Pendidikan

anak usia dini dalam jalur nonformal berbentuk Kelompok Bermain (KB), Taman

Penitipan Anak (TPA). Sedangkan PAUD pada jalur pendidikan informal

berbentuk pendidikan keluarga atau pendidikan yang diselenggarakan lingkungan

seperti bina keluarga balita dan posyandu yang terintegrasi PAUD atau yang kita

kenal dengan satuan PAUD sejenis (SPS).

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa anak usia dini yaitu anak

yang memiliki rentang usia 0-6 tahun dan yang sedang mengalami pertumbuhan

serta perkembangan yang sangat pesat, sehingga memerlukan stimulasi yang tepat

agar dapat tumbuh dan berkembang dengan maksimal. Pemberian stimulasi

tersebut harus diberikan melalui lingkungan keluarga, PAUD belajar non formal

seperti Tempat Penitipan Anak (TPA) atau Kelompok Bermain (KB) atau PAUD

jalur formal seperti TK dan RA.

Page 51: PENGENALAN SAINS KEHIDUPAN MELALUI SENTRA ...lib.unnes.ac.id/36138/1/1601415031_Optimized.pdfdi TK Anak Cerdas Ungaran. Sentra berkebun merupakan sentra yang menjadi perantara pengenalan

37

2.4.2 Karakter Anak Usia Dini

Anak usia dini mengalami pertumbuhan dan perkembangan dengan banyak

cara yang berbeda serta anak usia dini memiliki karakteristik yang berbeda dari

satu anak dengan anak lainnya. Kartini Kartono (1990:109) memberikan

penjelasan mengenai karakteristik anak usia dini yaitu sebagai berikut: 1) Bersifat

egosentris naif, yaitu anak memandang dunia luar dengan pandangannya sendiri

sesuai dengan pengatahuan dan pemahaman dirinya sendiri. 2) Relasi soasial yang

primitif, yang dimaksud adalah anak belum bisa memisahkan keadaan dirinya

dengan keadaan lingkungan sekitarnya. 3) Kesatuan jasmani dan rohani yang

hampir tidak terpisahkan, yaitu anak akan selalu mengekspresikan segala sesuatu

yang dirasakan secara terbuka. 4) Sikap hidup yang fisiognomis, yaitu anak secara

langsung memberikan atribut atau sifat lahiriah serta sifat konkrit terhadap setiap

penghayatannya.

Sedangkan Sofia Hartati (2005:8-9) menjelaskan pendapatnya mengenai

karakteristik anak usia dini sebagai berikut: a) anak memiliki rasa ingin tahu yang

besar, b) anak memiliki pribadi yang unik, c) anak suka berfantasi dan

berimajinasi dengan pikiran mereka, d) masa potensial untuk belajar, e) anak

memiliki sikap egosentris, f) anak memiliki rentan daya konsentrasi yang pendek,

g) anak merupakan bagian makhluk sosial.

Pendapat lain dari Rusdinal (2005:16) berpendapat sebagai berikut: a) anak

suka menyebutkan nama-nama benda yang ada disekitarnya dan mendefinisikan

kata, b) pada masa praoperasional, anak belajar melalui pengalaman yang konkret

serta dengan orientasi dan tujuan sesaat, c) anak memerlukan struktur kegiatan

Page 52: PENGENALAN SAINS KEHIDUPAN MELALUI SENTRA ...lib.unnes.ac.id/36138/1/1601415031_Optimized.pdfdi TK Anak Cerdas Ungaran. Sentra berkebun merupakan sentra yang menjadi perantara pengenalan

38

yang lebih jelas dan spesifik, d) anak belajar melalui bahasa lisan dan pada masa

ini berkembang pesat.

Sementara itu Syamsuar Mochtar (1987:230) juga berpendapat mengenai

karakteristik anak usia dini yaitu sebagai berikut:

a. Anak pada usia 4-5 tahun:

1) Anak sudah dapat membedakan satu dengan banyak.

2) Gerakan lebih terkoordinasi.

3) Anak dapat duduk diam dan menyelesaikan tugas dengan hati-hati.

4) Senang bermain dengan kata.

5) Dapat mengurus diri sendiri.

b. Anak pada usia 5-6 tahun:

1) Anak mulai bergerak lebih terkontrol.

2) Anak dapat berhitung 1-10.

3) Perkembangan bahasa anak sudah mulai cukup baik.

4) Anak dapat bermain bersama temannya.

5) Anak mulai peka terhadap situasi social yang terjadi disekitarnya.

6) Anak mulai mengetahui perbedaan kelamin serta status.

Menurut penjelasan diatas diketahui karakteristik anak yang berusia 5-6

tahun dapat melakukan gerakan secara terkoordinasi, dan perkembangan bahasa

sudah baik serta mampu berinteraksi sosial dengan makhluk hidup lainnya, masa

dimana anak mulai belajar bahasa, anak dapat mengkoordinasikan gerakan dengan

baik yaitu anak dapat mengkoordinasikan gerakkan mata dan tangan untuk

Page 53: PENGENALAN SAINS KEHIDUPAN MELALUI SENTRA ...lib.unnes.ac.id/36138/1/1601415031_Optimized.pdfdi TK Anak Cerdas Ungaran. Sentra berkebun merupakan sentra yang menjadi perantara pengenalan

39

mengimajinasikan dalam berbagai bentuk gambar sehingga secara tidak langsung

membuat gambar hasil karya anak tersebut membantu meningkatkan kemampuan

anak dalam berbicara.

2.4.3 Aspek Perkembangan Anak Usia Dini

1. Perkembangan Fisik Motorik

Proses perkembangan kemampuan gerak seorang anak disebut dengan

perkembangan motorik. Hurlock (1987) menjelaskan bahwa perkembangan

motorik berarti merupakan perkembangan pengendalian gerakan jasmaniah

melalui kegiatan pusat syaraf, urat syaraf, dan otot yang terkoordinasi.

Sehingga pengendalian tersebut berasal dari perkembangan refleksi dan

kegiatan massa yang ada pada waktu lahir.

Sementara itu perkembangan fisik motorik menurut Slamet Suyanto

(2005:49) sebagai berikut perkembangan fisik anak meliputi otot kasar serta

otot halus, perkembangan badan, selanjutnya lebih disebut dengan motorik

kasar serta motorik halus. Perkembangan pada motorik kasar anak merupakan

gerakan mendasar yang berhubungan serta terkoordinasi dengan otak

sehingga gerakan yang dilakukan melibatkan sebagian besar bagian tubuh,

seperti berjalan, berlari, memukul, melompat, dan merangkak. Sedangkan

yang dimaksud dengan motorik halus yaitu berfungsi untuk melakukan

gerakan yang lebih spesifik seperti menggenggam, meremas, merobek,

menulis, menggunting, melipat, mengikat tali sepatu, dan mengancingkan

baju.

Page 54: PENGENALAN SAINS KEHIDUPAN MELALUI SENTRA ...lib.unnes.ac.id/36138/1/1601415031_Optimized.pdfdi TK Anak Cerdas Ungaran. Sentra berkebun merupakan sentra yang menjadi perantara pengenalan

40

Carol Seefedlt dan Barbara A.Wasik (2008:67) mengemukakan bahwa

anak yang berusia lima tahun memiliki banyak tenaga seperti anak usia empat

tahun, namun keterampilan gerak motorik kasar maupun motorik halus sudah

mulai terarah dan terfokus pada tindakan yang mereka lakukan. Keterampilan

gerak motorik anak akan menjadi lebih diperhalus dan keterampilan gerak

motorik kasar menjadi lebih gesit dan serasi. Keterampilan motorik anak usia

4-6 tahun sudah memiliki keterampil untuk menggunakan otot tangan serta

otot kaki, sehingga keterampilan anak yang berhubungan dengan otot tangan

memiliki kemampuan dalam memasukkan sendok ke dalam mulut,

mengancingkan baju, mengikat sendiri tali sepatunya, menyisir rambut,

melempar serta menangkap bola, menggores pensil ataupun krayon,

menggunting, melipat kertas menjadi beberapa bagian, merobek kertas,

membentuk menggunakan bahan dasar lilin dan mengecat gambar dalam

pola tertentu.

Penjelasan diatas dapat disimpulkan perkembangan fisik motorik yang

terjadi pada saat anak berusia 5-6 tahun bahwa otot kasar serta otot halus anak

sudah mulai berkembang. Anak menjadi sangat aktif karena mereka memiliki

banyak tenaga untuk melakukan berbagai kegiatan, sehingga dapat membuat

anak melakukan gerakan yang lebih terkoordinasikan. Keterampilan yang

menggunakan otot tangan dan otot kaki sudah mulai berkembang dengan baik

yang mana anak sudah mulai dapat menggunakan tangannya untuk

memegang pensil ataupun krayon sehingga dapat menghasilkan gambar yang

Page 55: PENGENALAN SAINS KEHIDUPAN MELALUI SENTRA ...lib.unnes.ac.id/36138/1/1601415031_Optimized.pdfdi TK Anak Cerdas Ungaran. Sentra berkebun merupakan sentra yang menjadi perantara pengenalan

41

diinginkan. Sehingga membuat gambar karya anak tersebut dapat digunakan

dalam rangka membantu peningkatan kemampuan bicara anak.

2. Perkembangan Kognitif

Kognitif adalah proses yang terjadi secara internal di dalam pusat

susunan syaraf pada waktu manusia sedang berpikir (Gagne, 1976).

Kemampuan kognitif berkembang secara bertahap sejalan dengan

perkembangan fisik dan syaraf-syaraf yang berada dipusat susunan syaraf.

Menurut Vygotsky aspek kognitif anak akan berkembang dengan sangat baik

bilamana anak-anak tidak hanya bermain melakukan eksperimen pada alat-

alat mainnya tetapi juga berinteraksi dengan orang dewasa dan teman-teman

sebayanya yang memiliki pengetahuan lebih banyak darinya. Endang

Purwanti dan Nur Widodo (2005:40) menjelaskan bahwa perkembangan

kognitif merupakan proses mental yang mencakup pemahaman tentang dunia,

penemuan pengetahuan, pembuatan pertandingan, berfikir dan mengerti.

Sedangkan yang dimaksud dengan proses mental adalah proses pengolahan

informasi yang menjangkau kegiatan kognisi, intelegensi, belajar, pemecahan

masalah dan pembentukan konsep, sehingga dapat menjangkau kreativitas,

imajinasi dan ingatan pada anak.

Tahap praoperasional pada anak yang berusia 5-6 tahun, mempuyai tahap

dimana anak menunjukkan proses berfikir yang mulai lebih jelas seperti anak

dapat mengenali beberapa simbol beserta tanda termasuk dalam bahasa atau

gambar. Penguasaan anak dalam bahasa sudah sistematis, sehingga anak

dapat melakukan permainan yang berupa simbolis, tetapi tahap ini anak masih

Page 56: PENGENALAN SAINS KEHIDUPAN MELALUI SENTRA ...lib.unnes.ac.id/36138/1/1601415031_Optimized.pdfdi TK Anak Cerdas Ungaran. Sentra berkebun merupakan sentra yang menjadi perantara pengenalan

42

memiliki sifat egosentris (Slamet Suryanto, 2005:55). Sifat egosentris ini

dimana anak tidak memandang dari sudut pandang orang lain tetapi anak

hanya memandang dari sudut pandang diri sendiri, maka wajar saja diusia

anak sekarang masih mengalami sifat egosentris terdebut. Semisal anak yang

tidak mau mengalah dalam bermain, masih bertengkar dengan teman

sebayanya, cemburu dengan anggota keluarga baru atau anggota keluarga

lama, ada juga beberapa anak diusia 5-6 tahun yang masih tantrum dengan

hal-hal sepele, dan belum mau berbagi. Selain sifat egosentris anak-anak juga

memiliki pemikiran yang imajinatif disaat ini dan menganggap setiap benda

yang tidak hidup memiliki perasaan.

Melalui bayangan dan gambar dari Santrock (2007:253) tahap

praoperasional anak dimulai dengan mempresentasikan dunianya dengan

kata-kata. Anak akan mulai berfikir secara simbolik, sehingga

memunculkannya suatu pemikiran mental, serta masih terdapat sikap

egosentrisme yang tumbuh dan keyakinan magis mulai terkontruksi. Pada

tahapan ini dapat dibagi menjadi beberapa sub bab yaitu sub tahapan fungsi

simbolik dan sub tahapan pemikiran intuitif.

Pertama, sub tahap fungsi simbolik yang mulai terjadi pada anak yang

berusia 2–4 tahun. Sub tahap fungsi simbolik ini dimulai dengan ketika anak

mampu menggambarkan suatu objek yang tidak ada secara spontan.

DeLoache mengatakan bahwa kemampuan seperti ini akan dapat memperluas

serta mempengaruhi dunia anak kedepannya. Karena pada saat ini anak-anak

akan mulai menggunakan desain-desain secara acak untuk menggambar atau

Page 57: PENGENALAN SAINS KEHIDUPAN MELALUI SENTRA ...lib.unnes.ac.id/36138/1/1601415031_Optimized.pdfdi TK Anak Cerdas Ungaran. Sentra berkebun merupakan sentra yang menjadi perantara pengenalan

43

melukis orang, awan, bunga, mobil, rumah dan sebagainya (Santrock,

2007:253). Anak-anak mulai dapat menggunakan bahasa serta melakukan

permainan “pura-pura” atau yang sering disebut dengan permainan makro.

Tetapi dalam sub tahap fungsi simbolik anak masih berfikir secara

egosentrisme dan animisme serta anak juga belum dapat membedakan antara

perspektif dari dirinya sendiri serta perspektif dari orang lain.

Kedua, dalam sub tahap pemikiran intuitif terjadi pada anak yang berusia

4 sampai 7 tahun, yang mana anak akan mulai mempraktikan suatu penalaran

primitive dan rasa keingintahuan jawaban dari berbagai pertanyaan yang ada

dalam pikiran anak. Tetapi anak masih berfikir secara sentralisasi yaitu

dengan memusatkan perhatian pada suatu karakteristik dan mengabaikan

karakteristik lainnya. Sehingga dengan cara berfikir anak dalam tahapan ini

masih irreversible (tidak dapat dibalik) dan anak belum mampu menangani

suatu tindakan yang datang dari arah sebaliknya.

Sementara itu Caroll Seefedlt dan Barbara A.Wasik (2008:81)

menjelaskan bahwa anak berusia 5 tahun memiliki imajinasi yang mulai

berkembang, serta anak masih berfikir hal yang konkret ataus nyata, anak

dapat melihat benda dari kategori yang berbeda dari orang lain, anak senang

menyortir mainan serta mengelompokan berdasarkan warna atau bentuk,

menigkatnya pemahaman konsep serta mengetahui tentang suatu benda apa

yang asli dan apa yang palsu.

Penjelasan diatas mengenai tentang perkembangan kognitif pada anak,

dapat diketahui bahwa sesungguhnya unsur yang menonjol pada tahap

Page 58: PENGENALAN SAINS KEHIDUPAN MELALUI SENTRA ...lib.unnes.ac.id/36138/1/1601415031_Optimized.pdfdi TK Anak Cerdas Ungaran. Sentra berkebun merupakan sentra yang menjadi perantara pengenalan

44

praoperasional yaitu anak sudah dapat menggunakan bahasa simbolis yang

berupa gambaran atau bahasa yang diucapkan oleh anak. Anak-anak mulai

berbicara tanpa basa-basi dan tanpa dibatasi oleh waktu sekarang dan mereka

dapat membicarakan suatu hal bersama-sama. Sehingga melalui bahasa anak-

anak dapat mengenal berbagai macam benda serta mengetahui nama-nama

dari benda yang awalnya tidak dikenal kini melalui pendengaran dan

penglihatan anak dapat mengenalnya. Perkembangan bahasa sangat

mempengaruhi lancar tidaknya perkembangan kognitif pada anak.

3. Perkembangan Bahasa

Menurut Lenneberg, perkembangan bahasa pada anak akan berjalan

sesuai dengan jadwal biologis anak (Eni Zubaidah, 2003:13). Sehingga hal ini

bisa digunakan menjadi tolak ukur sebagai dasar mengapa anak pada di usia

tertentu sudah ada yang dapat berbicara, sedangkan pada usia tertentu pula

ada anak yang belum dapat berbicara. Perkembangan bahasa pada anak

berkembang secara alami yaitu mengikuti bakat anak serta kodrat dan ritme

yang alaminya. Perkembangan bahasa anak tidak ditentukan pada batasan

usia mereka tetapi tertuju pada perkembangan motorik anak, namun

perkembangan tersebut sangat dipengaruhi oleh lingkungan disekitar anak.

Perkembangan bahasa anak akan muncul serta mulai berkembang seiring

dengan situasi interaksi social yang terjadi antara anak dengan orang dewasa

ataupun antar sesama anak (Kartini Kartono, 1995:127).

Bahasa bagi anak usia dini sangat memiliki peranan yang sangat penting

diantaranya sebagai sarana untuk mendengarkan, sebagai sarana untuk

Page 59: PENGENALAN SAINS KEHIDUPAN MELALUI SENTRA ...lib.unnes.ac.id/36138/1/1601415031_Optimized.pdfdi TK Anak Cerdas Ungaran. Sentra berkebun merupakan sentra yang menjadi perantara pengenalan

45

berfikir, dan sarana untuk menyuarakan pendapat serta sarana agar anak

mampu berbicara dan menulis (Suhartono, 2005:13-14). Melalui bahasa

seseorang dapat dengan mudah menyampaikan keinginan serta pendapatnya

kepada orang lain karena itu bahasa memiliki peranan yang sangat penting

dalam kehidupan sehari-hari.

Anak-anak telah mampu mengenal 8000 kosakata ketika mereka berusia

5 tahun, mereka mampu membuat berbagai macam bentuk kalimat seperti

membuat beberapa pertanyaan-pertanyaan sendiri, kalimat negatif, kalimat

positif, kalimat majemuk, kalimat tunggal, serta bentuk penyusunan kalimat

lainnya. Sehingga membuat anak-anak mampu belajar menggunakan

beberapa bahasa dalam situasi yang berbeda (Gleason dalam Slamet Suyanto,

2005:74).

Menurut Mansur (2005:36) menyatakan bahwa kemampuan bahasa yang

dimiliki anak saling berkaitan dengan kemampuan kognitif anak, walaupun

awal mulanya bahasa dan pikiran merupakan dua aspek yang berbeda. Tetapi

sejalan dengan perkembangan kognitif anak, bahasa merupakan ungkapan

dari pikiran anak. Ninio san Snow seperti yang yang dikutip dari Caroll

Seefelt dan Barbara A.Wasik (2008:76) menjelaskan bahwa, anak pada usia 5

tahun akan semakin pandai dengan kemampuan yang mereka miliki dalam

mengkomunikasikan suatu gagasan dan mengungkapkan perasaan mereka

dengan kata-kata.

Page 60: PENGENALAN SAINS KEHIDUPAN MELALUI SENTRA ...lib.unnes.ac.id/36138/1/1601415031_Optimized.pdfdi TK Anak Cerdas Ungaran. Sentra berkebun merupakan sentra yang menjadi perantara pengenalan

46

Karakteristik perkembangan bahasa pada anak Menurut Caroll Seefelt

dan Barbara A.Wasik (2008:74) yaitu:

1) Anak usia 4 tahun:

Mampu berbicara dalam kalimat 5-6 kata.

Menguasai 4.000 – 6.000 kata.

Anak mampu mendengarkan pembicaraan orang lain serta

menanggapinya dan dapat berpartisipasi dalam percakapan yang

terjadi.

Anak mulai belajar tentang kata mana yang dapat diterima baik

secara social ataupun tidak.

2) Anak usia 5 tahun:

Struktur kalimat menjadi lebih rumit.

Menguasai kosakata 5.000 – 8.000 kata.

Anak mampu berbicara secara lancar, jelas serta benar tata

bahasanya kecuali ketika ada beberapa kesalahan pada pelafalan.

Senang menggunakan bahasa untuk permainan dan cerita.

Mampu mendengarkan orang yang sedang berbicara.

Dapat menggunakan kata ganti orang dengan benar.

Kesimpulan dari penjelasan diatas adalah perkembangan bahasa pada

anak usia dini dapat diketahui melalui perkembangan bahasa anak yang

terjadi dalam interaksi anak terhadap lingkungan sekitar mereka, bahasa juga

merupakan sebuah ungkapan dari apa yang difikirkan oleh anak itu sendiri,

Page 61: PENGENALAN SAINS KEHIDUPAN MELALUI SENTRA ...lib.unnes.ac.id/36138/1/1601415031_Optimized.pdfdi TK Anak Cerdas Ungaran. Sentra berkebun merupakan sentra yang menjadi perantara pengenalan

47

sehingga membuat bahasa dapat memiliki peranan yang sangat penting dalam

berkomunikasi ketika bersama orang lain. Maka dapat dikatakan bahwa

perkembangan bahasa pada anak yang berusia 5-6 tahun sudah mampu

berbicara dengan struktur kalimat yang rumit, sehingga anak senang

menggunakan bahasa untuk menceritakan gagasan, pengalaman, pengetahuan

serta apa yang sedang dipikirkan mereka terhadap orang lain, sehingga karya

dari gambaran anak dapat dipilih dalam rangka meningkatkan kemampuan

bicara anak. Agar kemampuan bicara anak dapat diketahui, maka hal yang

dilakukan yaitu dengan cara meminta anak untuk menjelaskan hasil gambar

yang telah dibuatnya.

4. Perkembangan Emosi

Menurut Crow & Crow (1958) (dalam Sunarto, 2002:149) emosi adalah

“An emotion, is an affective experience that accompanies generalized inner

adjustment and mental physiological stirred up states in the individual, and

that shows it self in his overt behavior.” Jadi emosi adalah pengalaman

afektif yang disertai penyesuaian dari dalam diri individu tentang keadaan

mental dan fisik dan berwujud suatu tingkah laku yang tampak. Syamsudin

(2004 : h.28) mengemukakan bahwa “emosi merupakan suatu suasana yang

kompleks yang muncul sebelum dan sesudah terjadinya suatu peristiwa”.

Sedangkan, Santrock (2007:h.6) mendefinisikan bahwa emosi merupakan

sebuah perasaan atau afeksi yang timbul ketika seseorang sedang berada

dalam suatu keadaan atau suatu interaksi yang dianggap penting olehnya.

Page 62: PENGENALAN SAINS KEHIDUPAN MELALUI SENTRA ...lib.unnes.ac.id/36138/1/1601415031_Optimized.pdfdi TK Anak Cerdas Ungaran. Sentra berkebun merupakan sentra yang menjadi perantara pengenalan

48

Sementara itu menurut Yudha M Saputra dan Rudyanto, 2005:26

menyatakan seiring dengan bertambahnya usia anak, berbagai ekspresi emosi

diekspresikan secara lebih terpola karena anak sudah dapat mempelajari raksi

orang lai. Reaksi emosi yang timbul dapat berubah menjadi lebih

proporsional, seperti sikap tidak menerima dengan cemberut dan sikap tidak

patuh atau nakal. Beberapa ciri-ciri emosi pada anak yang ditambahkan oleh

Yudha M Saputra dan Rudyanto (2005:145) yaitu a) emosi anak akan

berlangsung secara singkat dan sementara, b) terlihat lebih hebat dan kuat, c)

emosinya bersifat sementara, d) sering terjadi serta e) dapat diketahui dengan

jelas dari tingkah lakunya.

Menurut Ericson (Slamet Suyantop, 2005:72) menjelaskan bahwa anak

usia TK berada pada tahap innititive vs guilt yang sedang berkembang

menuju kearah industry vs inferiority. Sedangkan menurut Ismail yaitu berada

pada tahap ini anak usia dini akan mengalami perkembangan yang positif

serta memiliki kreativitas, imajinasi, memiliki banyak ide, berani mencoba

serta anak sudah berani mengambil resiko dan menjadi mudah bergaul

(Hanun, 2009:120). Tahap perkembangan ini anak usia dini dapat

mununjukan sikap inisiatif, yaitu anak sudah mulai lepas dari ikatan orang

tuanya, anak mulai bergerak bebas serta mulai berinteraksi dengan teman

sebaya dan lingkungan sekitarnya. Anak-anak dituntut dapat mengembangkan

perilaku yang diharapkan oleh lingkungan sosial disekitarnya, serta

mempertanggungjawabkan atas apa yang dilakukannya. Hal tersebut dapat

Page 63: PENGENALAN SAINS KEHIDUPAN MELALUI SENTRA ...lib.unnes.ac.id/36138/1/1601415031_Optimized.pdfdi TK Anak Cerdas Ungaran. Sentra berkebun merupakan sentra yang menjadi perantara pengenalan

49

didukung dengan perkembangan motorik dan perkembangan bahasa anak

sehingga sudah dapat dijelaskan dan mencoba apa yang anak inginkan.

Beberapa karakteristik perkembangan pada anak usia 5 tahun menurut

Caroll Seefelt dan Barbara A.Wasik (2008:71-72) yaitu:

a. Anak dapat mengungkapkan perasaannya sesuai dengan cara yang

dapat diterima oleh masyarakat sosial dan mengatur emosinya.

b. Anak sudah mulai bisa memisahkan perasaan dan tindakan mereka.

c. Menghayati perilaku sosial yang pantas di masyarakat.

d. Karena anak telah mampu mengungkapkan perasaannya melalui kata-

kata oleh karena itu kekerasan emosi dan ledakan fisik mulai

berkurang.

e. Dapat melucu atau membuat lelucon.

Penjelasan diatas dapat disimpulkan, bagaimana perkembangan motorik

dan perkembangan bahasa anak usia 5–6 tahun sudah dapat mengembangkan

sikap inisiatif untuk menjelaskan serta mencoba apa yang dia inginkan dan

rasakan, anak juga mampu menunjukan reaksi emosinya dengan lebih teratur.

Ada juga menyalurkan perkembangan motorik anak dengan beberapa gambar

sehingga membuat gambar hasil karya dari anak dapat digunakan untuk

mengembangkan kemampuan anak dalam berbicara.

Page 64: PENGENALAN SAINS KEHIDUPAN MELALUI SENTRA ...lib.unnes.ac.id/36138/1/1601415031_Optimized.pdfdi TK Anak Cerdas Ungaran. Sentra berkebun merupakan sentra yang menjadi perantara pengenalan

50

2.5 Penelitian Relevan

1. Penelitian yang dilakukan oleh Mela Murti Roza (2012) mengatakan

bahwa penelitian dilatar belakangi metode pembelajaran sains yang di

berikan guru kurang menarik. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui

bagaimana aplikasi metode yang digunakan guru dalam pelaksanaan

pembelajaran sains. (Pelaksanaan Sains Anak Taman Kanak-Kanak

Aisyiyah Bustanul Athfal 29 Padang).

2. Penelitian yang dilakukan oleh Ayom Estu Royani, Samidi, Joko Daryanto

(2013) mengatakan bahwa penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan

pengenalan konsep gejala alam melalui metode eksperimen dan hasil

penelitian menunjukkan bahwa melalui metode eksperimen dapat

meningkatkan pengenalan konsep gejala alam pada anak. (Peningkatan

Pengenalan Konsep Gejala Alam melalui Metode Eksperimen pada Anak

Kelompok B TK Aisyiyah Kadipiro 1 Surakarta Tahun Ajaran 2013/2014).

3. Penelitian yang dilakukan oleh Asri Sudarmiyanti (2014) menyebutkan

bahwa PAUD Alam merupakan sebuah layanan pendidikan bagi anak

yang fokus pada kegiatan outdoor dan pembelajaran melalui interaksi

langsung dengan alam. Konsep ini merupakan sebuah inovasi dibidang

pendidikan anak. (Pelaksanaan Pembelajaran di PAUD Alam (Studi

Deskriptif Kualitatif di PAUD Model Pembelajaran Alam di Kota

Bengkulu)).

4. Penelitian yang dilakukan oleh Azria Asis dan Rosdianah (2018)

mengatakan bahwa pembelajaran sains bagi anak usia dini ditujukan

Page 65: PENGENALAN SAINS KEHIDUPAN MELALUI SENTRA ...lib.unnes.ac.id/36138/1/1601415031_Optimized.pdfdi TK Anak Cerdas Ungaran. Sentra berkebun merupakan sentra yang menjadi perantara pengenalan

51

agar anak memiliki kemampuan memecahkan masalah, memiliki sikap

ilmiah dan mengasah kepekaan panca indera dalam bereksplorasi untuk

memahami lingkungan sekitar. (Pengenalan Konten Life Science Pada

Anak Usia Dini Melalui Kegiatan Fun Cooking Kapurung).

Page 66: PENGENALAN SAINS KEHIDUPAN MELALUI SENTRA ...lib.unnes.ac.id/36138/1/1601415031_Optimized.pdfdi TK Anak Cerdas Ungaran. Sentra berkebun merupakan sentra yang menjadi perantara pengenalan

86

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1. Simpulan

Simpulan tentang pengenalan sains kehidupan melalui sentra berkebun dapat

dilihat melalui proses kegiatan pembelajaran anak-anak saat di sentra. Kegiatan

pembelajaran didiskusikan bersama dengan kepala sekolah dan para guru agar

mengetahui kegiatan yang dilakukan tersebut sesuai atau tidak jika dilakukan

untuk anak usia 4-6 tahun karena sentra berkebun diterapkan untuk TK. Melalui

sentra berkebun anak diajarkan untuk menyayangi dan merawat tanaman, seperti

pilar karakter yang salah satunya adalah cinta Tuhan dan segenap ciptaan-Nya.

Anak sebenarnya sudah mengenal sains kehidupan tetapi melalui sentra berkebun

anak diajak mengenal sains kehidupan lebih mendetail dan mendasar. Karena

melalui kegiatan yang ada di sentra berkebun membuat anak bercengkrama

langsung dengan sains kehidupan, misalnya kegiatan ketika anak memasukkan

tanah ke polybag, anak menanam biji-biji tanaman serta menyiram tanaman, anak-

anak akan saling membaur untuk menanam, mereka akan bermain dengan tanah

dan air. Selain itu anak-anak juga mempelajari proses pertumbuhan dari tanaman

yang akan mereka tanam, proses tanaman dari biji yang mereka tanam sampai bisa

mereka panen hasil buahnya.

Maka fungsi dari sentra berkebun yaitu sebagai tempat anak-anak untuk

mengenal bagaimana sains kehidupan, anak-anak akan bereksplorasi mengenal

Page 67: PENGENALAN SAINS KEHIDUPAN MELALUI SENTRA ...lib.unnes.ac.id/36138/1/1601415031_Optimized.pdfdi TK Anak Cerdas Ungaran. Sentra berkebun merupakan sentra yang menjadi perantara pengenalan

87

sains kehidupan melalui sentra berkebun dengan sangat maksimal karena di sentra

berkebun merupakan bagian dari sains kehidupan sehingga anak-anak akan

mengenal sains kehidupan dengan sendirinya.

5.2. Saran

Berdasarkan hasil penelitian tentang Studi Deskriptif Pengenalan Sains

Kehidupan Melalui Sentra Berkebun Di PAUD Anak Cerdas Ungaran, maka saran

yang dapat diberikan yaitu:

a. Bagi Kepala Sekolah

1. Kepala sekolah bisa memberikan masukan untuk kegiatan-kegiatan yang

ada di sentra sebelum menyetujui rencana pembelajaran agar bisa

memperbaiki yang sekiranya perlu diperbaiki.

2. Kepala sekolah bisa memberikan guru tambahan atau guru bantu di

sentra berkebun, agar dapat meringankan beban guru di sentra berkebun

sehingga kinerja guru dapat meningkat serta sentra juga bertambah maju.

b. Bagi Pendidik

1. Bagi pendidik diharapkan bisa meningkatkan proses pembelajaran di

sentra berkebun yaitu dengan mengikuti pelatihan-pelatihan yang

berhubungan dengan proses pembelajaran di sentra berkebun sehingga

dapat meningkatkan kualitas mengajarnya.

2. Pendidik bisa menambahkan kegiatan pembelajaran saat di sentra

berkebun agar anak bisa lebih memahami dan mengenal sentra berkebun.

Serta saling kerjasama antara kepala sekolah dan guru lainnya agar bisa

saling membantu ketika ada kesulitan dalam proses pembelajaran.

Page 68: PENGENALAN SAINS KEHIDUPAN MELALUI SENTRA ...lib.unnes.ac.id/36138/1/1601415031_Optimized.pdfdi TK Anak Cerdas Ungaran. Sentra berkebun merupakan sentra yang menjadi perantara pengenalan

88

c. Bagi Orangtua/Wali Murid

1. Bagi orangtua harus selalu memantau perkembangan anak melalui

cacatan di buku harian anak, sehingga orangtua dapat melanjutkan apa

yang telah diajarkan di sekolah agar bisa menjadi kebiasaan yang baik

untuk perkembangan anak.

2. Menjaga komunikasi dengan guru serta kepala sekolah untuk mengetahui

perkembangan anak ketika di sekolah agar orangtua bisa terus memantau

perkembangan anak secara langsung.

Page 69: PENGENALAN SAINS KEHIDUPAN MELALUI SENTRA ...lib.unnes.ac.id/36138/1/1601415031_Optimized.pdfdi TK Anak Cerdas Ungaran. Sentra berkebun merupakan sentra yang menjadi perantara pengenalan

89

DAFTAR PUSTAKA

Aisyah, d. (2008). Perkembangan dan Konsep Dasar Pengembangan Anak Usia

Dini.

Anggani, S. (2000). Sumber Belajar dan Alat Permainan. Jakarta: Grasindo.

Arikunto, S. (2013). Prosedur Penelitian. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Ayom Estu Royani, S. d. (2014). Peningkatan Pengenalan Konsep Gejala Alam

Melalui Meode Eksperimen Pada Anak Kelompok BTK Aisyiyah

Kadipiro 1 Surakarta.

Chayati, Nur. (2014). Pengelolaan Pembelajaran Melalui Bermain Pasir Dan Air

Pada Sentra Bahan Alam Di PAUD Lab School Unnes Kota Semarang.

Journal Belia:Journal of Early Childhood Education Papers (hal 96-98).

Diunduh tanggal 22 Januari 2010

dari:http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/belia.

dkk, E. F. (2016). Model Pembelajran Sentra. Lampung.

Harjono, S. d. (2005). Pengenalan Lingkungan Alam Sekitar Sebagai Sumber

Belajar Anak Usia Dini. Jakarta: Depdiknas, DIKTI.

Hartati, S. (2005). Perkembangan Belajar Pada Anak Usia Dini. Jakarta: Tutwuri

Handayani.

Hatrini, A. S. (2016). Hubngan Penggunaan Media Pembelajaran Dengan

Aktivitas Bereksplorasi Pada Anak Usia Dini DI PAUD Permata Bunda

Lampung Tengah. Lampung.

Herdianing, M. (t.thn.). Desain Sarana Berkebun dan Bermain Untuk Anak Usia

4-6 Tahun di Taman Kanak-kanak. Jurnal Tingkat Sarjana Seni Tupa dan

Desain, 1, 1-10.

Page 70: PENGENALAN SAINS KEHIDUPAN MELALUI SENTRA ...lib.unnes.ac.id/36138/1/1601415031_Optimized.pdfdi TK Anak Cerdas Ungaran. Sentra berkebun merupakan sentra yang menjadi perantara pengenalan

90

Herwina. (2016). Penerapan Strategi Garden Based Learning Dalam

Menumbuhkan Kecerdasan Naturalis Anak Taman Kanak-Kanak.

Bandung: Perpustakaan UPI.

Hijriati. (2017). Pengembangan Model Pembelajaran Pendidikan Anak Usia Dini,

Volume III, Nomor 1.

Huberman, M. B. (1992). Analisis Data Kualitatif. Jakarta: UI Press.

Hurlock, E. B. (1987). Perkembangan Anak Jilid I. Jakarta: Erlangga.

Isjoni. (2011). Model Pembelajaran Anak Usia Dini. Bandung: Alfabeta.

Iskandar, S. (2001). Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam . Bandung: C.V.

Maulana.

Jamaris, M. (2006). Perkembangan dan Pengembangan Anak Usia Taman Kanak-

kanak. Jakarta: Gramedia Wdiasarana Indonesia.

Khasanah, N. (2014). Partisipasi Orangtua dalam Penyelenggaraan PAUD pada

Masyarakat Nelayan. Semarang.

Lestari, N. (2017). Identifikasi Pelaksanaan Model Pembelajaran Sentra di TK

Kecamatan Sungai Gelam Kabupaten Muaro Jambi. Jambi.

Lismadiana. (2013). Jurnal Ilmiah Keolahragaan. Peran Perkembagan Motorik

Pada Anak Usia Dini, 2(3), 101-133.

Mafrukha, H. (2015). Studi Deskriptif Penerapan Pendidikan Karakter di Sentra

Main Peran PAUD Anak Cerdas Ungaran. Semarang.

Moleong, L. J. (2011). Metode Penelitian Kualitatif . Bandung: Remaja

Rosdakarya.

Nasional, K. P. (2010). Kurikulum Taman Kanak-Kanak Pedoman Penilaian di

Taman Kanak-Kanakn. Jakarta: KEMENDIKNAS.

Nugraha, A. (2008). Pengembangan Pembelajaran Sains Pada Anak Usia Dini.

Bandung: JILSI Foundation.

Page 71: PENGENALAN SAINS KEHIDUPAN MELALUI SENTRA ...lib.unnes.ac.id/36138/1/1601415031_Optimized.pdfdi TK Anak Cerdas Ungaran. Sentra berkebun merupakan sentra yang menjadi perantara pengenalan

91

Pramitasari, Muktia, E.Y. (2018). Pengembangan Media Sliding Book Untuk

Pengenalan Sains Kehidupan (Life Science) Kelautan Untuk Anak Usia

Dini. Jurnal Pendidikan Usia Dini (hal 281-284). diunduh tanggal 22

Januari 2020 dari:http://journal.unj.ac.id/unj/index.php/jpud.

Rosdianah, A. A. (2018, April). Jurnal Tunas Cendekia. Pengenalan Konten Life

Science Pada Anak Usia Dini Melalui Kegiatan Fun Cooking Kapurung,

Volume 1, Edisi 1.

Roza, M. M. (2012, September). Pesona PAUD. Pelaksanaan Pembelajaran

Sains Anak Taman Kanak-Kanak Aisyiyah Bustanul Athfal 29 Padang,

Volume 1, Nomor 1, 1-11.

Saadah, Tafrikhatus, Neneng Tasuah. (2018). The Improvement of Conservative

Characteristic through Science for Beginner Based of Scientific Approach

on Children from 5-6 Years of Age In TK IT As-Shiddiqy Jepara. Journal

Belia:Journal of Early Childhood Education Papaers (hlm. 52-53).

Diunduh tanggal 22 Januari 2020 dari:

http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/belia.

Santrock, J. (2007). Perkembangan Anak Jilid 2. Jakarta: Erlangga.

Somantri, G. R. (2005, Desember). Memahami Metode Kualitatif. Voleme 9,

Nomor 2.

Sriayu, R. (2015). Pelaksanaan Pembelajaran Sains untuk Meningkatkan

Kecerdasan Naturalis Anak di TK Masjid Syuhada' Yogyakarta.

Yogyakarta.

Sudarmiyanti, A. (2014). Pelaksanaan Pembelajaran di PAUD Alam. Bengkulu.

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Sujiono, Y. N. (2013). Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: PT

Indeks.

Suyanto, S. (2005). Pembelajaran Untuk Anak TK . Jakarta: Depdiknas, DIKTI.

Page 72: PENGENALAN SAINS KEHIDUPAN MELALUI SENTRA ...lib.unnes.ac.id/36138/1/1601415031_Optimized.pdfdi TK Anak Cerdas Ungaran. Sentra berkebun merupakan sentra yang menjadi perantara pengenalan

92

Suyanto, S. (t.thn.). Pengenalan Sains untuk Anak TK dengan Pendekatan "Open

Inquiry". Yogyakarta.

Syarifah, Ihda, Neneng Tasuah. (2018). The Science Process Skills of Class B

Children Reviewed from the Decision Making Learning Model at TK

ABA Rendeng, Purworejo City. Jurnal Belia:Journal of Early Childhood

Education Papers (hlm. 108-109). Diunduh tanggal 21 Januari 2020

dari:http:journal.unnes.ac.id/sju/index.php.belia.

Waluyo, Edi, Lita Latiana. 2014. Entrepreneurship Learning in Early Childhood

Programs. Journal Ijeces:Journal of Early Chidhood Education Studies

(hlm 60-61). Diunduh tanggal 20 Januari 2020

dari:http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/ijeces.