Skripsi/Studi... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UNIVERSITAS SEBELAS MARET commit to...

135
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user STUDI SENTRA INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI DESA SELOSARI KECAMATAN MAGETAN TAHUN 2011 Skripsi Oleh : Galih Nurmandito NIM : K5407022 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012

Transcript of Skripsi/Studi... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UNIVERSITAS SEBELAS MARET commit to...

Page 1: Skripsi/Studi... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UNIVERSITAS SEBELAS MARET commit to user STUDI SENTRA INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI DESA SELOSARI KECAMATAN MAGETAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

STUDI SENTRA INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI DESA SELOSARI

KECAMATAN MAGETAN

TAHUN 2011

Skripsi

Oleh :

Galih Nurmandito

NIM : K5407022

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2012

Page 2: Skripsi/Studi... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UNIVERSITAS SEBELAS MARET commit to user STUDI SENTRA INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI DESA SELOSARI KECAMATAN MAGETAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini

Nama : Galih Nurmandito

NIM : K5407022

Jurusan / Program Studi : P.IPS / Pendidikan Geografi

Menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul “ STUDI SENTRA INDUSTRI

KERAJINAN KULIT DI DESA SELOSARI KECAMATAN MAGETAN

TAHUN 2011” ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri. Apabila pada

kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil jiplakan, saya

bersedia menerima sanksi atas perbuatan saya.

Surakarta, 27 April 2012

Yang membuat pernyataan,

Galih Nurmandito

K5407022

Page 3: Skripsi/Studi... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UNIVERSITAS SEBELAS MARET commit to user STUDI SENTRA INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI DESA SELOSARI KECAMATAN MAGETAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

STUDI SENTRA INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI DESA SELOSARI

KECAMATAN MAGETAN

TAHUN 2011

Oleh :

Galih Nurmandito

NIM K5407022

Skripsi

Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapat gelar

Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Geografi

Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2012

Page 4: Skripsi/Studi... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UNIVERSITAS SEBELAS MARET commit to user STUDI SENTRA INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI DESA SELOSARI KECAMATAN MAGETAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 5: Skripsi/Studi... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UNIVERSITAS SEBELAS MARET commit to user STUDI SENTRA INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI DESA SELOSARI KECAMATAN MAGETAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 6: Skripsi/Studi... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UNIVERSITAS SEBELAS MARET commit to user STUDI SENTRA INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI DESA SELOSARI KECAMATAN MAGETAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

MOTTO

Bersujud dan memohonlah, Dia kan memberikan yang terbaik untukmu

melalui caraNYA

(penulis)

Tidak akan pernah ada sesuatu yang kita lakukan dengan sungguh-sungguh

dan penuh pengorbanan itu sia-sia, semua pasti terbalaskan dengan adil

(penulis)

Semua cobaan dan halangan itu akan mendewasakan dan menjadikan kita

jauh lebih baik, layaknya pedang yang ditempa sehingga tajam kedua sisinya

(penulis)

Page 7: Skripsi/Studi... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UNIVERSITAS SEBELAS MARET commit to user STUDI SENTRA INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI DESA SELOSARI KECAMATAN MAGETAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PERSEMBAHAN

Skripsi ini kupersembahkan kepada :

1. Yang tercinta Bapak dan Ibu yang telah

memberikan segalanya

2. Yang tersayang Adikku Rahadian dan Pungkas

3. Yang tersayang Tri Suraningsih

4. Teman-teman seperjuangan Geografi angkatan

2007

5. Teman-teman kost : Fuardhi, Taufik, Hendro,

Eko-Sandris, Hutma, Andik-Nita, Solehan.

6. Almamater

Page 8: Skripsi/Studi... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UNIVERSITAS SEBELAS MARET commit to user STUDI SENTRA INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI DESA SELOSARI KECAMATAN MAGETAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ABSTRAK

Galih Nurmandito. STUDI SENTRA INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI

DESA SELOSARI KECAMATAN MAGETAN TAHUN 2011. Skripsi,

Surakarta : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret,

2012

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : (1) Proses spasial munculnya

sentra industri kerajinan kulit di Desa Selosari Kecamatan Magetan Tahun 2011.

(2) Faktor produksi dan faktor spasial yang mendukung keberadaan sentra

industri kerajinan kulit di Desa Selosari Kecamatan Magetan Tahun 2011. (3)

dampak dari meningkatnya pendapatan di sentra industri kerajinan kulit di Desa

Selosari Kecamatan Magetan Tahun 2011.

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Subyek penelitian

adalah pengusaha kerajinan kulit di Kecamatan Magetan. Populasi pengusaha

kerajinan kulit adalah 34 orang. Teknik pengumpulan data menggunakan

observasi, wawancara, kuesioner, dan dokumentasi. Teknis analisis data yang

digunakan berupa tabel frekuensi untuk mengetahui besar prosentase data.

Hasil penelitian menunjukan : (1) Sentra industri kerajinan kulit di Desa

Selosari tidak muncul begitu saja, namun memerlukan waktu dan proses yang

cukup lama. Tahun 1995 – 2000 telah ada 15 unit industri di Desa Selosari yang

menjadi inti atau pusat perkembangan sentra tersebut, tahun 2001 – 2005

mengalami perkembangan dan penambahan unit industri sebanyak 15 unit.

Sekarang sentra di Desa Selosari terus berkembang dan telah ada 34 unit industri

kerajinan kulit. (2) Dilihat dari faktor produksi yang mendukung keberadaan

industri kerajinan kulit di Kecamatan Magetan Tahun 2011 adalah ketersediaan

bahan baku untuk kelancaran dalam usaha industri kerajinan kulit, pengambilan

bahan baku dekat dengan lokasi industri, tersedianya tenaga kerja yang cukup,

kemudahan dalam transportasi guna pemasaran hasil produksi ke pihak konsumen

dan jangkauan pemasaran sampai ke luar daerah Kecamatan Magetan. Faktor

yang sangat dominan mendukung keberadaan industri kerajinan kulit di

Kecamatan Magetan adalah bahan baku dan pemasaran. Faktor spasial yang

Page 9: Skripsi/Studi... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UNIVERSITAS SEBELAS MARET commit to user STUDI SENTRA INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI DESA SELOSARI KECAMATAN MAGETAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

paling mempengaruhi keberadaan sentra industry kerajinan kulit di Desa Selosari

adalah Pola Keruangan (Spatial Patern) dan struktur keruangan (Spatial

Structure). Dengan memiliki pola mengelompok dan struktur keruangan yang

memanjang searah jalan, maka akan memberi keuntungan dalam pemasaran dan

menarik perhatian masyarakat. (3) Dampak meningkatnya pendapatan sentra

industri kerajinan kulit di Desa Selosari adalah : (a) Pendapatan tenaga kerja per

bulan mayoritas Rp 300.000,00 – Rp 400.000,00. (b) tenaga kerja yang diserap

sentra industri kerajinan kulit di Desa Selosari sebanyak 427 tenaga kerja yang

mayoritas berasal dari Kelurahan Magetan sebanyak 281 tenaga kerja.

Page 10: Skripsi/Studi... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UNIVERSITAS SEBELAS MARET commit to user STUDI SENTRA INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI DESA SELOSARI KECAMATAN MAGETAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ABSTRACT

Galih Nurmandito. A STUDY INDUSTRIAL SENTRA CRAFTING

HUSK IN COUNTRYSIDE SELOSARI OF MAGETAN SUBDISTRICT IN

2011. Thesis, Surakarta: Teacher Training and Education Faculty. Sebelas Maret

University, 2012.

This research aim to find out: ( 1) Process of industrial spasial

appearance sentra crafting husk in Countryside of Selosari of Subdistrict of

Magetan Year 2011. ( 2) Factors of production and factor spasial supporting

industrial existence sentra of crafting husk in Countryside of Selosari of

Subdistrict of Magetan Year 2011. ( 3) impact from the increasing of earnings in

industrial sentra crafting husk in Countryside of Selosari of Subdistrict of

Magetan Year 2011.

This study employed a descriptive qualitative method. The subject of

research was the leather handicraft entrepreneur in Magetan Subdistrict. The

population of research consisted of 34 leather handicraft entrepreneurs.

Techniques of collecting data used were observation, interview, questionnaire,

and documentation. Technique of collecting data used was frequency table to find

out the percentage data.

The result of research showed that: (1) Industrial Sentra crafting husk in

Countryside Selosari do not emerge off hand, but need the sufficient process and

time. Year 1995 - 2000 there have 15 industrial unit in Countryside Selosari

becoming nucleus core or center the the growth sentra, year 2001 - 2005

experiencing of growth and industrial unit addition as much 15 unit. Now sentra

in Countryside Selosari non-stoped to expand and there have 34 industrial unit of

crafting husk. (2) seen from factors of production supporting industrial existence

of crafting husk in Subdistrict of Magetan Year 2011 is availibility of raw

material for the fluency of in effort industry of crafting husk, intake raw material

close to industrial location, the available of labour which enough, amenity in

transportation utilize the marketing yield up the ghost to party of consumer and

marketing reach to outside area of Subdistrict Magetan. Very dominant Factor

support the industrial existence of crafting husk in Subdistrict Magetan is raw

material and marketing. most influencing factor Spasial of existence of sentra

industry crafting husk in Countryside Selosari is Spatial Patern and Spatial

Structure. By owning pattern of group and unidirectional long column structure

walke, hence will give the advantage in marketing and draw attention society. (3)

Affect the increasing of industrial earnings sentra crafting of husk in Countryside

Selosari : ( a) labour Earnings per month majority Rp 300.000,00 - Rp

400.000,00. ( b) absorbent labour of industrial sentra crafting husk in

Countryside Selosari as much 427 labour which majority come from Chief of

village Magetan as much 281 labour.

Page 11: Skripsi/Studi... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UNIVERSITAS SEBELAS MARET commit to user STUDI SENTRA INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI DESA SELOSARI KECAMATAN MAGETAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmad dan hidayah-Nya,

karena penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Skripsi ini ditulis sebagai salah satu kelengkapan yang harus diselesaikan

guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan

Geografi Jurusan Pendidikan dan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan

dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan dan penulisan skripsi ini

banyak mengalami hambatan, tetapi berkat bimbingan dan bantuan dari berbagai

pihak, berbagai hambatan tersebut dapat diatasi. Untuk itu dalam kesempatan ini

penulis mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat :

1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Surakarta yang telah memberikan ijin untuk menyusun skripsi.

2. Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan

dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret yang telah memberikan

ijin penelitian untuk menyusun skripsi.

3. Bapak Dr. Moh Gamal Rindarjono, M.Si, selaku Ketua Program Studi

Pendidikan Geografi, Jurusan Pendidikan dan Ilmu Pengetahuan Sosial,

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret

Surakarta yang telah memberikan ijin untuk menyusun skripsi ; sekaligus

sebagai Pembimbing I, dengan penuh kesabaran dan ketulusan dalam

memberikan bimbingan, motivasi dan pengarahan dari awal sampai akhir.

4. Bapak Danang Endarto, S.T, M.Si, selaku Pembimbing II, yang telah

memberikan dorongan, bimbingan, pengarahan, dari awal sampai selesai.

5. Bapak Camat Kecamatan Magetan yang telah memberikan ijin penelitian,

petugas bagian kependudukan, perindustrian dan perdagangan, serta

bagian pertanian atas peminjaman data-datanya.

Page 12: Skripsi/Studi... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UNIVERSITAS SEBELAS MARET commit to user STUDI SENTRA INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI DESA SELOSARI KECAMATAN MAGETAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6. Keluarga besar pengusaha kerajinan kulit di Kecamatan Magetan yang

telah membantu dalam proses pengambilan data yang diperlukan demi

kelancaran penelitian ini.

7. Saudara-saudaraku Geografi khususnya angkatan 2007 yang begitu

kompak dan solid. Dan teman-teman geografi yang tidak bisa penulis

sebutkan satu per satu.

8. Semua pihak yang telah membantu Penulis dalam menyusun dan

menyelesaikan skripsi yang tidak dapat kami sebutkan satu-persatu

Semoga semua bantuan, dorongan bimbingan dan segala kebaikan yang

telah diberikan akan mendapat imbalan dari Alla SWT. Akhirnya penulis berharap

skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membacanya.

Surakarta, April 2012

Penulis,

Galih Nurmandito

K5407022

Page 13: Skripsi/Studi... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UNIVERSITAS SEBELAS MARET commit to user STUDI SENTRA INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI DESA SELOSARI KECAMATAN MAGETAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL……………………………………………………… i

HALAMAN PERNYATAAN…………………………………………… ii

HALAMAN PENGAJUAN……………………………………………….. iii

HALAMAN PERSETUJUAN…………………………………………….. iv

HALAMAN PENGESAHAN…………………………………………….. v

HALAMAN MOTTO…………………………………………………….. vi

HALAMAN PERSEMBAHAN………………………………………….. vii

ABSTRAK………………………………………………………………… viii

KATA PENGANTAR……………………………………………………... xi

DAFTAR ISI………………………………………………………………. xiii

DAFTAR TABEL…………………………………………………………. xvi

DAFTAR GAMBAR……………………………………………………… xviii

DAFTAR PETA…………………………………………………………… xix

DAFTAR LAMPIRAN……………………………………………………. xx

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah……………………………………….. 1

B. Rumusan Masalah……………………………………………… 4

C. Tujuan Penelitian………………………………………………. 4

D. Manfaat Penelitian…………………………………………….. 4

BAB II. LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka…………………………………………………… 6

1. Pengertian Industri……………………………………………. 6

2. Klasifikasi Industri…………………………………………….. 7

3. Lokasi Industri…………………………………………………. 11

4. Perkembangan Lokasi………………………………………….. 13

5. Industri Kecil…………………………………………………... 17

6. Sentra Industri Kecil…………………………………………… 21

7. Kerajinan Kulit………………………………………………… 23

Page 14: Skripsi/Studi... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UNIVERSITAS SEBELAS MARET commit to user STUDI SENTRA INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI DESA SELOSARI KECAMATAN MAGETAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8. Sejarah Perkembangan Industri Kulit di Desaa Selosari………. 25

9. Karakteristik Sosial Ekonomi Pengusaha Kerajinan Kulit…….. 34

10. Kerusakan Lingkungan………………………………………… 34

11. Dampak negatif industri kerajinan kulit……………………….. 35

12. Batasan operasional…………………………………………… 45

B. Penelitian Yang Relevan…………………………………………... 47

C. Kerangka Berpikir…………………………………………………. 50

BAB III. METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian……………………………………… 51

B. Bentuk dan Strategi Penelitian…………………………………….. 51

C. Sumber Data……………………………………………………… 53

D. Pengumpulan Data…………………………………………………. 54

E. Teknik Pengumpulan Data………………………………………… 55

F. Validitas Data……………………………………………………… 56

G. Analisis Data……………………………………………………….. 56

H. Prosedur Penelitian………………………………………………… 59

I. Diagram Alir Penelitian……………………………………………. 60

BAB IV. HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Daerah Penelitian……………………………………….. 61

1. Kondisi Fisik…………………………………………………… 61

2. Kondisi Penduduk……………………………………………… 63

B. Deskripsi Hasil Penelitian…………………………………………. 73

1. Proses Spasial Munculnya Sentra Industri Kerajinan Kulit di

Desa Selosari Tahun 2011……………………………………...

73

2. Karakteristik Sosial Ekonomi Pengusaha dan Tenaga Kerja

Kerajinan Kulit di Kecamatan Magetan Tahun 2011…………..

87

3. Faktor Produksi dan Faktor Spasial Yang Paling Mendukung

Keberadaan Sentra Industri Kerajinan Kulit di Kecamatan

Magetan Tahun 2011…………………………………………..

95

4. Dampak Meningkatnya Pendapatan Sentra Industri Kerajinan

Kulit Di Desa Selosari Tahun 2011…………………………….

110

Page 15: Skripsi/Studi... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UNIVERSITAS SEBELAS MARET commit to user STUDI SENTRA INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI DESA SELOSARI KECAMATAN MAGETAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB V. KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. Kesimpulan………………………………………………………… 116

B. Implikasi…………………………………………………………… 117

C. Saran……………………………………………………………...... 117

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………… 118

LAMPIRAN

Page 16: Skripsi/Studi... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UNIVERSITAS SEBELAS MARET commit to user STUDI SENTRA INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI DESA SELOSARI KECAMATAN MAGETAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR TABEL

halaman

Tabel 1. Waktu Penelitian…………………………………………………. 51

Tabel 2. Penggunaan lahan di Kecamatan Magetan Tahun 2011………….. 62

Tabel 3. Banyaknya penduduk menurut jenis kelamin Tahun 2011………. 64

Tabel 4. Luas dan kepadatan penduduk Tahun 2011……………………… 65

Tabel 5. Jumlah penduduk menurut umur dan jenis kelamin Tahun 2011… 66

Tabel 6. Komposisi penduduk menurut mata pencaharian Tahun 2011…... 69

Tabel 7. Komposisi penduduk menurut umur dan jenis kelamin …………. 70

Tabel 8. Komposisi penduduk menurut tingkat pendidikan Tahun 2011….. 72

Tabel 9. Penggunaan lahan di Desa Selosari Tahun 2000…………………. 73

Tabel 10. Penggunaan lahan di Desa Selosari Tahun 2011………………. 74

Tabel 11. Munculnya Unit Industri di Desa Selosari……………………… 76

Tabel 12. Jarak antar unit industri Kerajinan Kulit………………………... 81

Tabel 13. Komposisi pengusaha menurut umur Tahun 2011……………… 87

Tabel 14. Komposisi tenaga kerja menurut umur Tahun 2011……………. 88

Tabel 15. Komposisi pengusaha menurut jenis kelamin Tahun 2011……... 88

Tabel 16. Komposisi tenaga kerja menurut jenis kelamin Tahun 2011…… 89

Tabel 17. Komposisi pengusaha menurut tingkat pendidikan Tahun 2011.. 90

Tabel 18. Komposisi tenaga kerja menurut tingkat pendidikan Tahun 2011 91

Tabel 19. Status penikahan pengusaha Tahun 2011……………………….. 92

Tabel 20. Status pernikahan tenaga kerja Tahun 2011…………………….. 92

Tabel 21. Tanggungan keluarga pengusaha kerajinan kulit Tahun 2011….. 93

Tabel 22. Tanggungan keluarga tenaga kerja Tahun 2011 ………………... 94

Tabel 23. Lama Usaha Kerajinan Kulit Tahun 2011……………………… 95

Tabel 24. Komposisi pengusaha menurut modal Tahun 2011…………….. 96

Tabel 25. Komposisi pengusaha menurut jam kerja ………………………. 98

Tabel 26. Besar Biaya Tenaga Kerja Upahan Per Hari……………………. 99

Tabel 27. Alat angkut yang digunakan memasarkan produk……………… 101

Tabel 28. Kapasitas produksi industri kerajinan kulit……………………... 103

Page 17: Skripsi/Studi... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UNIVERSITAS SEBELAS MARET commit to user STUDI SENTRA INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI DESA SELOSARI KECAMATAN MAGETAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Tabel 29. Besarnya modal awal……………………………………………. 104

Tabel 30. Lokasi usaha industri kerajinan kulit……………………………. 105

Tabel 31. Fakktor produksi yang mempengaruhi eksistensi sentra industri

kerajinan kulit…………………………………………………...

106

Tabel 32. Pendapatan bersih pengusaha kerajinan kulit…………………… 111

Tabel 33. Besar Pendapatan Tenaga Kerja Per Bulan……………………... 113

Tabel 34. Asal Tenaga Kerja………………………………………………. 114

Page 18: Skripsi/Studi... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UNIVERSITAS SEBELAS MARET commit to user STUDI SENTRA INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI DESA SELOSARI KECAMATAN MAGETAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Bahan kulit yang akan diproses………………………………... 27

Gambar 2. Penjemuran bahan kulit……………………………………… 27

Gambar 3. Proses penggambaran pola…………………………………….. 29

Gambar 4. Pemotongan pola………………………………………………. 30

Gambar 5. Proses penjahitan pola…………………………………………. 31

Gambar 6. Proses pengeleman…………………………………………… 31

Gambar 7. Mesin press…………………………………………………… 32

Gambar 8. Produk yang siap dipasarkan………………………………….. 33

Gambar 9. Gerai / toko produk kerajinan kulit…………………………… 33

Gambar 10. IPAL LIK magetan…………………………………………… 43

Gambar 11. Kerangka Berpikir……………………………………………. 50

Gambar 12. Diagram Alir Penelitian………………………………………. 60

Page 19: Skripsi/Studi... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UNIVERSITAS SEBELAS MARET commit to user STUDI SENTRA INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI DESA SELOSARI KECAMATAN MAGETAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR PETA

Halaman

Peta 1. Penggunaan Lahan Desa Selosari Tahun 2000…………………….. 75

Peta 2. Penggunaan Lahan Desa Selosari Tahun 2011……………………... 77

Peta 3. Lokasi Sentra Industri Kerajinan Kulit di Desa Selosari Tahun 2011 86

Page 20: Skripsi/Studi... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UNIVERSITAS SEBELAS MARET commit to user STUDI SENTRA INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI DESA SELOSARI KECAMATAN MAGETAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Koordinat Unit Industri Kerajinan Kulit……………………… 1

Lampiran 2. Lembar Kuesioner……………………………………………. 2

Lampiran 3. Lembar Hasil Kuesioner………………………………………. 7

Lampiran 4. Lembar Penyusunan Skripsi………………………………….. 15

Lampiran 5. Lembar Permohonan Ijin Penelitian…………………………... 16

Lampiran 6. Lembar Ijin Penelitian Dari KESBANGPOL dan LINMAS…. 17

Page 21: Skripsi/Studi... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UNIVERSITAS SEBELAS MARET commit to user STUDI SENTRA INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI DESA SELOSARI KECAMATAN MAGETAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Industri merupakan salah satu sektor yang memiliki peranan penting

dalam pembangunan wilayah. Hampir semua negara memandang bahwa

industrialisasi adalah suatu keharusan karena menjamin kelangsungan proses

pembangunan ekonomi jangka panjang dengan laju pertumbuhan ekonomi yang

tinggi dan berkelanjutan yang menghasilkan peningkatan pendapatan perkapita

setiap tahun. Pembangunan ekonomi di suatu negara dalam periode jangka

panjang akan membawa perubahan mendasar dalam struktur ekonomi negara

tersebut, yaitu dari ekonomi tradisional yang dititikberatkan pada sektor pertanian

ke ekonomi modern yang didominasi oleh sektor industri (Tambunan, 2001: 15).

Untuk lebih memaksimalkan pembangunan di sektor industri, diharuskan

adanya kondisi ekonomi yang kondusif. Adanya keseimbangan dan kestabilan

antara industri besar, industri sedang dan industri kecil. Dalam perkembangannya,

industri besar dan industri menengah akan secara langsung dapat memicu

pertumbuhan dan perkembangan industri kecil.

Penelitian empiris yang dilakukan oleh Chenery dan Syrquin tentang

transformasi struktur ekonomi menunjukkan bahwa sejalan dengan peningkatan

pendapatan perkapita, perekonomian suatu negara akan bergeser dari yang semula

mengandalkan sektor pertanian (atau sektor pertambangan) menuju ke sektor

industri, yang hal ini dapat dilihat indikasinya pada nilai tambah dari setiap sektor

di dalam pembentukan Produk Domestik Bruto (PDB) atau Produk Nasional

Bruto (PNB) atau pendapatan nasional (Tambunan, 2001: 15).

Pertumbuhan ekonomi cenderung terkonsentrasi pada daerah tertentu yang

di dorong oleh adanya keuntungan Aglomerasi (Aglomeration Economies) yang

timbul karena adanya konsentrasi kegiatan ekonomi tersebut (Sjafrizal, 2008:

127).

Page 22: Skripsi/Studi... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UNIVERSITAS SEBELAS MARET commit to user STUDI SENTRA INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI DESA SELOSARI KECAMATAN MAGETAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Perbedaan antara aglomerasi dengan sentra adalah sebuah aglomerasi merupakan

pengelompokan kegiatan ekonomi, baik direncana atau tidak. Seperti

bergerombolnya percetakan, warung-warung, industri (otomotif, tekstil,

elektronik, dll) karena ada keuntungan lokasi yang dimanfaatkan bersama.

Sedangkan sentra adalah pengembangan kegiatan ekonomi dan lebih menekankan

pada menguatkan kerjasama antar kegiatan ekonomi dari hulu sampai dengan hilir

serta fasilitas pendukungnya (pemasaran, aksesibilitas, jaringan komunikasi dan

listrik)

Sentra Industri Kulit di Desa Selosari Kecamatan Magetan mengalami

pengelompokan di daerah pinggiran kota Magetan. Hal ini timbul karena adanya

proses dan interaksi yang menguntungkan di dalam pengelompokan tersebut.

Dengan berbagai keuntungan yang timbul maka akan menjadi sebuah daya tarik

untuk aglomerasi kegiatan penduduk, guna mendapatkan taraf hidup yang lebih

baik.

Secara umum bahwa karakteristik industri kulit dan produk kulit di

Magetan (Magetan Dalam Angka 2011) sebagai berikut :

1. Padat Karya, bahwa industri kulit dan produk kulit memerlukan

tenaga kerja trampil dan ahli perkulitan.

2. Padat modal, artnya bahwa dalam pendiriannya industri kulit dan

produk kulit memerlukan modal yang cukup besar untuk

pembelian mesin-tenaga , tanah dan SDM yang ahli dalam

perkulitam.

3. Padat Teknologi, artinya bahwa dalam proses produksinya kulit

dan produk kulit memerlukan beberapa tahapan seperti dalam

proses penyamakan, proses pewarnaan, proses penghalusan, dan

proses dalam finising yang kesemuanya merupakan tahapan yang

menggunakan teknologi.

4. Industri kulit dan produk kulit termasuk industri yang tidak ramah

lingkungan, terutama dampak lingkungan yang disebabkan dalam

proses penyamakan menjadi kulit jadi. Dimana prosesnya

menggunakan bahan bahan kimia yang cukup berbahaya.

Page 23: Skripsi/Studi... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UNIVERSITAS SEBELAS MARET commit to user STUDI SENTRA INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI DESA SELOSARI KECAMATAN MAGETAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Proses pengembangan dan pembangunan industri tidak dapat dilakukan

dengan menanamkan modal besar begitu saja, tetapi suatu industri tumbuh pada

suatu daerah disebabkan oleh beberapa faktor salah satunya faktor lokasi. Selain

lokasi industri, tumbuh berkembangnya suatu industri dapat dipengaruhi oleh

faktor produksi.

Semakin berkembangnya sektor industri di Indonesia telah menyebabkan

terjadinya percepatan munculnya bangunan industri. Keberadaan bangunan

industri disamping memberikan dampak positif juga akan mempengaruhi potensi,

kondisi, dan mutu sumber daya alam dan lingkungan yang dalam kurun waktu

yang cukup lama dapat mengakibatkan potensi dan mutu lingkungan menurun bila

pemanfaatan dan pengelolaan sumber daya untuk industri tidak bijaksana, maka

kebijaksanaan yang harus diupayakan adalah dengan mempertahankan dan

meningkatkan perkembangan industri yang dapat memperhatikan potensi dan

mutu lingkungan sehingga upaya pengendalian dan pencegahan terhadap

kerusakan lingkungan dapat dilokalisir.

Keberadaan Sentra Industri Kerajinan Kulit di Desa Selosari Kecamatan

Magetan cukup dominan mempengaruhi kondisi sosial-ekonomi masyarakat

setempat. Karena sifatnya padat karya, industri kerajinan kulit mampu

mengurangi jumlah pengangguran dan memberi tambahan pendapatan.

Kemajuan industri kerajinan kulit di Desa Selosari Kecamatan Magetan

tidak lepas dari faktor-faktor produksi, diantaranya adalah bahan baku, modal,

tenaga kerja, transportasi, dan pemasaran. Penentuan lokasi industri juga sangat

penting untuk industri itu agar suatu daerah dapat dikembangkan sesuai dengan

potensinya.

Berdasarakan latar belakang masalah diatas maka peneliti mengambil

judul penelitian Studi Sentra Industri Kerajinan Kulit di Desa Selosari

Kecamatan Magetan Tahun 2011.

Page 24: Skripsi/Studi... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UNIVERSITAS SEBELAS MARET commit to user STUDI SENTRA INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI DESA SELOSARI KECAMATAN MAGETAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimanakah proses spasial munculnya sentra industri kerajinan kulit di

Desa Selosari Kecamatan Magetan tahun 2011?

2. Faktor spasial dan faktor produksi apa saja yang mendukung keberadaan

sentra industri kerajinan kulit di Desa Selosari Kecamatan Magetan tahun

2011?

3. Bagaimana dampak dari meningkatnya pendapatan di sentra industri kerajinan

kulit di Desa Selosari Kecamatan Magetan tahun 2011?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :

1. Mengetahui proses spasial munculnya sentra industri kerajinan kulit di Desa

Selosari Kecamatan Magetan tahun 2011.

2. Mengetahui faktor produksi dan faktor spasial yang mendukung keberadaan

sentra industri kerajinan kulit di Desa Selosari Kecamatan Magetan tahun

2011.

3. Mengetahui dampak dari meningkatnya pendapatan di sentra industri

kerajinan kulit di Desa Selosari Kecamatan Magetan Tahun 2011.

D. Manfaat Penelitian

Merupakan manfaat yang akan diperoleh dari penyusunan laporan hasil

penelitian yang dilakukan oleh peneliti, meliputi :

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sarana pengembangan

ilmu pengetahuan Geografi khususnya dalam aplikasi analisis Tetangga

Terdekat (nearest-neighbour statistic) dan dinamika Sentra Industri.

Page 25: Skripsi/Studi... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UNIVERSITAS SEBELAS MARET commit to user STUDI SENTRA INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI DESA SELOSARI KECAMATAN MAGETAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Pengusaha :

1) Sebagai gambaran tentang keadaan industri yang dijalankannya

sehingga menjadi pertimbangan dalam setiap mengambil keputusan

terkait usaha kerajinan kulit yang ditekuninya.

2) Sebagai informasi untuk memudahkan pengusaha kerajinan kulit agar

usaha yang ditekuninya selalu eksis dan dapat memasarkan hasil

produksinya dengan baik.

b. Bagi Pemerintah Kabupaten Magetan :

1) Dapat digunakan sebagai pertimbangan dalam penyusunan kebijakan

terkait industri kerajinan kulit.

2) Sebagai pertimbangan dalam memaksimalkan perencanaan

pembangunan industri kecil di Desa Selosari Kecamatan Magetan.

c. Bagi Penulis :

1) Dapat mengembangkan wawasan dan pengetahuan tentang ilmu

pengetahuan geografi khususnya materi persebaran dan pola industri.

2) Sebagai tolok ukur kemampuan penulis agar selalu termotivasi guna

mempelajari disiplin ilmu khususnya geografi.

Page 26: Skripsi/Studi... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UNIVERSITAS SEBELAS MARET commit to user STUDI SENTRA INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI DESA SELOSARI KECAMATAN MAGETAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Pengertian Industri

Industri merupakan suatu bentuk kegiatan masyarakat sebagai bagian

dari sistem perekonomian atau sistem mata pencaharian dan merupakan suatu

usaha manusia dalam menggabungkan atau mengolah bahan-bahan dari

sumber daya lingkungan menjadi barang yang bermanfaat bagi manusia.

Menurut Biro Pusat Statistik (BPS) Tahun 2011 mendefinisikan

industri pengolahan (termasuk jasa industri) adalah suatu kegiatan pengubahan

barang jadi/setengah jadi atau dari yang kurang nilainya menjadi barang yang

lebih tinggi nilainya dengan maksud untuk dijual. Perusahaan/usaha industri

adalah suatu unit (kesatuan) produksi yang terletak pada suatu tempat tertentu

yang melakukan kegiatan untuk mengubah barang-barang (bahan baku)

dengan mesin atau kimia atau dengan tangan menjadi produk baru, atau

mengubah barang-barang yang kurang nilainya menjadi barang yang lebih

tinggi nilainya, dengan maksud untuk mendekatkan produk tersebut dengan

konsumen akhir.

Sektor industri di anggap sebagai jalan yang terbaik untuk mengatasi

permasalahan ekonomi di Negara-negara berkembang. Peraturan dan

kebijakan yang di tempuh seringkali tidak mempertimbangkan keadaan dan

kondisi lingkungan yang ada. Dalam arti beberapa aspek kurang digunakan

sebagai bahan pertimbangan, seperti ketersediaan bahan mentah, kemajuan

teknologi, kualitas tenaga kerja, ketersediaan modal, keadaan sosial-ekonomi

dan sebagainya.

Industri sebagai suatu sistem terdiri dari unsur fisik dan unsur perilaku

manusia. Unsur fisik yang mendukung proses produksi adalah komponen

tempat meliputi kondisinya, peralatan, bahan mentah/baku dan sumber energi.

Page 27: Skripsi/Studi... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UNIVERSITAS SEBELAS MARET commit to user STUDI SENTRA INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI DESA SELOSARI KECAMATAN MAGETAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Sedangkan unsur perilaku manusia meliputi komponen tenaga kerja,

keterampilan, tradisi, transportasi dan komunikasi, keadaan pasar dan politik.

Perpaduan antara unsur fisik dan manusia tersebut akan mengakibatkan

terjadinya aktivitas industri yang melibatkan berbagai faktor.

2. Klasifikasi Industri.

a. Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Perindustrian

Pengklasifikasian industri berdasarkan Surat Keputusan Menteri

Perindustrian Nomor 19/M/ I/1986 yang dikeluarkan oleh Departemen

Perindustrian dan Perdagangan. Adapun pengklasifikasiannya adalah

sebagai berikut :

1) Industri Kimia Dasar (IKD)

Industri Kimia Dasar merupakan industri yang memerlukan

modal yang besar, keahlian yang tinggi, dan menerapkan teknologi

maju. Adapun industri yang termasuk kelompok IKD adalah sebagai

berikut :

a) Industri kimia organik, misalnya : industri bahan peledak dan

industri bahan kimia tekstil.

b) Industri kimia anorganik, misalnya : industri semen, industri asam

sulfat, dan industri kaca.

c) Industri agrokimia, misalnya : industri pupuk kimia dan industri

pestisida.

d) Industri selulosa dan karet, misalnya : industri kertas, industri pulp,

dan industri ban.

2) Industri Mesin Logam Dasar dan Elektronika (IMELDE)

Industri ini merupakan industri yang mengolah bahan mentah

logam menjadi mesin-mesin berat atau rekayasa mesin dan perakitan.

Adapun yang termasuk industri ini adalah sebagai berikut :

a) Industri mesin dan perakitan alat-alat pertanian, misalnya : mesin

traktor, mesin hueler, dan mesin pompa.

Page 28: Skripsi/Studi... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UNIVERSITAS SEBELAS MARET commit to user STUDI SENTRA INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI DESA SELOSARI KECAMATAN MAGETAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

b) Industri alat-alat berat/konstruksi, misalnya : mesin pemecah batu,

buldozer, excavator, dan motor grader.

c) Industri mesin perkakas, misalnya : mesin bubut, mesin bor, mesin

gergaji, dan mesin pres.

d) Industri elektronika, misalnya : radio, televisi, dan komputer.

e) Industri mesin listrik, misalnya : transformator tenaga dan

generator.

f) Industri kereta api, misalnya : lokomotif dan gerbong.

g) Industri kendaraan bermotor (otomotif), misalnya : mobil, motor,

dan suku cadang kendaraan bermotor.

h) Industri pesawat, misalnya : pesawat terbang dan helikopter.

i) Industri logam dan produk dasar, misalnya : industri besi baja,

industri alumunium, dan industri tembaga.

j) Industri perkapalan, misalnya : pembuatan kapal dan reparasi

kapal.

k) Industri mesin dan peralatan pabrik, misalnya : mesin produksi,

peralatan pabrik, dan peralatan kontruksi.

3) Aneka Industri (AI)

Industri ini merupakan industri yang tujuannya menghasilkan

bermacam-macam barang kebutuhan hidup sehari-hari. Adapun yang

termasuk industri ini adalah sebagai berikut :

a) Industri tekstil, misalnya : benang, kain, dan pakaian jadi.

b) Industri alat listrik dan logam, misalnya : kipas angin, lemari es,

dan mesin jahit, televisi, dan radio.

c) Industri kimia, misalnya : sabun, pasta gigi, sampho, tinta, plastik,

obat obatan, dan pipa.

d) Industri pangan, misalnya : minyak goreng, terigu, gula, teh, kopi,

garam dan makanan kemasan.

e) Industri bahan bangunan dan umum, misalnya : kayu gergajian,

kayu lapis, dan marmer.

Page 29: Skripsi/Studi... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UNIVERSITAS SEBELAS MARET commit to user STUDI SENTRA INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI DESA SELOSARI KECAMATAN MAGETAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4) Industri Kecil (IK)

Industri ini merupakan industri yang bergerak dengan jumlah

pekerja sedikit, dan teknologi sederhana. Biasanya dinamakan industri

rumah tangga, misalnya : industri kerajinan, industri alat-alat rumah

tangga, dan perabotan dari tanah (gerabah).

5) Industri Pariwisata

Industri ini merupakan industri yang menghasilkan nilai

ekonomis dari kegiatan wisata. Bentuknya bisa berupa wisata seni dan

budaya (misalnya : pertunjukan seni dan budaya), wisata pendidikan

(misalnya : peninggalan, arsitektur, alat-alat observasi alam, dan

museum geologi), wisata alam (misalnya : pemandangan alam di

pantai, pegunungan, perkebunan, dan kehutanan), dan wisata kota

(misalnya : melihat pusat pemerintahan, pusat perbelanjaan, wilayah

pertokoan, restoran, hotel, dan tempat hiburan).

b. Berdasarkan Lokasi Usaha

Keberadaan suatu industri sangat menentukan sasaran atau tujuan

kegiatan industri. Berdasarkan lokasi unit usahanya, industri dapat

dibedakan menjadi :

1) Industri berorientasi pada pasar (market oriented industry), yaitu

industri yang didirikan mendekati daerah persebaran konsumen.

2) Industri berorientasi pada tenaga kerja (employment oriented industry),

yaitu industri yang didirikan mendekati daerah pemusatan penduduk,

terutama daerah yang memiliki banyak angkatan kerja tetapi kurang

pendidikannya.

3) Industri berorientasi pada pengolahan (supply oriented industry), yaitu

industri yang didirikan dekat atau di tempat pengolahan. Misalnya:

industri semen di Palimanan Cirebon (dekat dengan batu gamping),

industri pupuk di Palembang (dekat dengan sumber pospat dan

amoniak), dan industri BBM di Balongan Indramayu (dekat dengan

kilang minyak).

Page 30: Skripsi/Studi... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UNIVERSITAS SEBELAS MARET commit to user STUDI SENTRA INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI DESA SELOSARI KECAMATAN MAGETAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4) Industri berorientasi pada bahan baku, yaitu industri yang didirikan di

tempat tersedianya bahan baku. Misalnya: industri konveksi

berdekatan dengan industri tekstil, industri pengalengan ikan

berdekatan dengan pelabuhan laut, dan industri gula berdekatan lahan

tebu.

5) Industri yang tidak terikat oleh persyaratan yang lain (footloose

industry), yaitu industri yang didirikan tidak terikat oleh syarat-syarat

di atas. Industri ini dapat didirikan di mana saja, karena bahan baku,

tenaga kerja, dan pasarnya sangat luas serta dapat ditemukan di mana

saja. Misalnya: industri elektronik, industri otomotif, dan industri

transportasi.

c. Berdasarkan Proses Produksi

1) Industri hulu, yaitu industri yang hanya mengolah bahan mentah

menjadi barang setengah jadi. Industri ini sifatnya hanya menyediakan

bahan baku untuk kegiatan industri yang lain. Misalnya: industri kayu

lapis, industri alumunium, industri pemintalan, dan industri baja.

2) Industri hilir, yaitu industri yang mengolah barang setengah jadi

menjadi barang jadi sehingga barang yang dihasilkan dapat langsung

dipakai atau dinikmati oleh konsumen. Misalnya: industri pesawat

terbang, industri konveksi, industri otomotif, dan industri mebel.

d. Berdasarkan Pembangunan Industri Kecil Dan Rumah Tangga

1) Industri Lokal

Adalah kelompok jenis industri yang menggantungkan

kelangsungan hidupnya pada pasar setempat yang terbatas, sehingga

dalam pemasaran yang sangat terbatas telah menyebabkan kelompok

ini hanya menggunakan sarana transportasi yang sederhana seperti

gerobak, sepeda dan pikulan. Karena pemasaran hasil produksinya

ditangani diri sendiri maka pada kelompok ini jasa pedagang perantara

kurang menonjol.

1) Industri Sentra

Adalah kelompok jenis industri yang dari segi satuan usaha

mempunyai skala kecil, tetapi membentuk pengelompokan atau

Page 31: Skripsi/Studi... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UNIVERSITAS SEBELAS MARET commit to user STUDI SENTRA INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI DESA SELOSARI KECAMATAN MAGETAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

kawasan produksinya yang terdiri dari kumpulan unit usaha yang

menghasilkan barang sejenis. Ditinjau dari segi pemasarannya kategori

kedua ini pada umumnya menjangkau pasar yang lebih luas, sehingga

peran pedagang perantara sangat menonjol.

Sedangkan sentra industri kecil adalah suatu pengelompokan

industri sejenis yang berdekatan satu sama lain dengan tujuan untuk

mempermudah dalam usaha pengembangan yang tidak dibatasi unit

administrasi.

2) Industri Mandiri

Adalah kelompok jenis industri yang masih mempunyai sifat-

sifat industri kecil, namun telah berkemampuan mengadaptasi

teknologi produksi yang cukup canggih. Pemasarannya tidak

tergantung pada pedagang perantara saja.

3. Lokasi Industri

a. Teori Lokasi Industri Oleh Alfred Weber.

Teori ini dimaksudkan untuk menentukan suatu lokasi industri

dengan mempertimbangkan resiko biaya atau ongkos yang paling

minimum. Dengan asumsi sebagai berikut :

1) Wilayah yang akan dijadikan lokasi industri memiliki : topografi, iklim

dan penduduknya relatif homogen.

2) Sumber daya atau bahan mentah yang dibutuhkan cukup memadai.

3) Upah tenaga kerja didasarkan pada ketentuan tertentu seperti upah

minimum regional (UMR)

4) Hanya ada satu jenis alat transportasi.

5) Biaya angkut ditentukan berdasarkan beban dan jarak angkut.

6) Terdapat persaingan antar kegiatan industri.

7) Manusia yang ada di daerah tersebut masih berpikir rasional.

b. Teori Lokasi Industri Optimal Oleh Losch.

Teori ini didasarkan pada permintaan (demand) sehingga dalam

teori ini diasumsikan bahwa lokasi optimal dari suatu pabrik atau industri

Page 32: Skripsi/Studi... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UNIVERSITAS SEBELAS MARET commit to user STUDI SENTRA INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI DESA SELOSARI KECAMATAN MAGETAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

adalah apabila dapat menguasai wilayah pemasaran yang luas sehingga

dapat dihasilkan pendapatan paling besar.

Untuk membangun teori ini, Losch juga berasumsi bahwa pada

suatu tempat yang topografinya datar atau homogen, jika disuplai oleh

pusat (industry) volume penjualan akan membentuk kerucut. Semakin jauh

dari pusat industri semakin berkurang volume penjualan barang karena

harganya semakin tinggi, akibat dari naiknya ongkos transportasi.

Berdasarkan teori ini setiap tahun pabrik akan mencari lokasi yang dapat

menguasai wilayah pasar seluas-luasnya. Di samping itu, teori ini tidak

menghendaki pendirian pabrik-pabrik secara merata dan saling

bersambung sehingga berbentuk heksagonal, hal ini akan menyebabkan

harganya semakin turun/murah.

c. Theory Of Central Place (Teori Tempat Sentral) Oleh Walter

Christaller.

Teori ini dasarkan pada konsep range (jangkauan) dan Threshold

(ambang). Range adalah jarak tempuh yang diperlukan untuk

mendapatkan barang yang dibutuhkan masyarakat, sedangkan Threshold

adalah jumlah minimal anggota masyarakat yang di perlukan untuk

menjaga keseimbangan suplai barang.

Teori ini akan lebih tepat jika digunakan untuk daerah dataran

dimana tiap lokasi memiliki peluang yang sama untuk berkembang.

Contoh : sebuah daerah dataran yang luas yang dihuni oleh penduduk

secara merata. Untuk memenuhi kebutuhan hidup masyarakat tentu

memerlukan berbagai barang dan jasa, seperti : sandang, pangan, papan,

pendidikan dan kesehatan. Lokasi yang menyediakan barang dan jasa

tersebut hanya ada pada tempat tertentu saja. Sehingga ada jarak antara

tempat tinggal dengan lokasi penyedia barang dan jasa. Jarak tempuh dari

tempat tinggal menuju pusat penyediaan barang atau jasa disebut range.

Persaingan dalam penyediaan barang dan jasa tidak akan cukup

dengan mengandalkan pada kualitas barang atau jasa layanan yang terbaik,

Page 33: Skripsi/Studi... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UNIVERSITAS SEBELAS MARET commit to user STUDI SENTRA INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI DESA SELOSARI KECAMATAN MAGETAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

melainkan lokasi yang dapat dan mudah dijangkau oleh konsumen

(masyarakat) harus menjadi perhatian.

Untuk menerapkan teori ini diperlukan beberapa syarat diantaranya

adalah sebagai berikut :

1) Topografi atau keadaan bentuk permukaan bumi dari suatu wilayah

relatif seragam sehingga tidak ada bagian yang mendapat pengaruh

lereng atau pengaruh alam lain dalam hubungannya dengan jalur

angkutan.

2) Kehidupan atau tingkat ekonomi penduduk relatif homogen.

4. Perkembangan Lokasi.

Faktor-faktor penyebab Aglomerasi menurut Hadi Sabari Yunus

(1999) yaitu:

a. Fasilitas – Fasilitas Yang Khusus Tertentu (specialized facilities)

Kegiatan-kegiatan tertentu membutuhkan fasilitas-fasilitas tertentu,

sebagai contoh “daerah-daerah pengecer/retail districts” dalam

kegiatannya sangat membutuhkan aksesibilitas yang maksimal (Hadi

Sabari Yunus, 1999: 45).

Dalam suatu Aglomerasi akan dijumpai beberapa hal yang sangat

menonjol yang mencirikan jenis aglomerasi tersebut. Adanya fasilitas-

fasilitas tertentu yang befungsi sebagai pendukung adanya aglomerasi di

daerah tertentu. Seperti daerah industri padat karya akan sangat

menguntungkan apabila berada di sekitar permukiman yang padat

penduduk, sehingga akan mudah dalam mencari tenaga kerja dalam

jumlah yang banyak. Daerah konsentrasi industri tersebut sangat

membutuhkan aksesibilitas yang bagus, sehingga dapat ditemui pada

daerah-daerah aglomerasi industri saat ini memiliki tata ruang dan

aksesibilitas yang teratur.

b. Faktor Ekonomi Eksternal (external economies)

Seperti terjadi di kota-kota besar, adanya pengelompokan fungsi-

fungsi yang sejenis menimbulkan keuntungan tersendiri. Pengelompokan

Page 34: Skripsi/Studi... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UNIVERSITAS SEBELAS MARET commit to user STUDI SENTRA INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI DESA SELOSARI KECAMATAN MAGETAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

akan berarti peningkatan konsentrasi pelanggan-pelanggan potensial dan

memudahkan dalam membandingkan satu sama lain (Hadi Sabari Yunus,

1999: 46).

Aglomerasi industri adalah pengelompokan industri-industri yang

memiliki karakteristik yang sama. Dengan adanya pengelompokan akan

sangat menguntukan karena akan menjadi konsentrasi dari pelanggan.

Pelanggan akan lebih mudah dan mengetahui tempat untuk mencari dan

membeli barang dalam suatu wilayah. Keuntungan lainnya adalah

pelanggan dapat membandingkan baik kualitas dan harga yang

ditawarkan, karena di dalam suatu aglomerasi akan memiliki karakteristik

barang yang sama atau hampir sama. Dengan keadaan seperti ini

pelanggan dapat memilih dan membandingkan antara produk yang satu

dengan produk yang lain. Akan timbul persaingan harga dan persaingan

untuk meningkatkan mutu produk yang dihasilkan agar menjadi lebih baik

secara kuantitas dan kualitas.

c. Faktor Saling Merugikan Antar Fungsi Yang Tidak Serupa

Antagonisme antara pengembangan pabrik-pabrik dan

pengembangan permukiman klas tinggi merupakan contoh yang sangat

nyata (Hadi Sabari Yunus, 1999: 46).

Suatu aglomerasi tidak muncul begitu saja, namun ada beberapa

proses yang cukup lama untuk membentuk suatu kawasan aglomerasi

tertentu. Tidak akan ada wilayah yang sejak awal terbentuk memiliki satu

fungsi yang sama. Suatu wilayah pastilah akan memiliki beberapa fungsi

di dalamnnya, seperti permukiman, lahan potensial, area pemakaman, dan

fungsi lainnya.

Hal inilah yang akan membutuhkan waktu yang cukup lama untuk

membentuk suatu aglomerasi. Salah satu fungsi akan mendesak fungsi lain

untuk bergerak menjauh atau pindah dari fungsi yang lebih dominan.

Dalam suatu kawasan industri, mulanya akan ada fungsi lain di

dalamnya, seperti permukiman atau lahan potensial. Namun fungsi industri

yang lebih dominan akan memaksa fungsi lain untuk menjauh atau pindah

Page 35: Skripsi/Studi... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UNIVERSITAS SEBELAS MARET commit to user STUDI SENTRA INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI DESA SELOSARI KECAMATAN MAGETAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

dari kawasan tersebut. Dengan membeli lahan dari permukiman dan lahan

potensial yang ada, lahan tersebut akan digunakan sebagai bagian dari

industri yang ada. Proses seperti ini membutuhkan waktu yang cukup

lama. Fungsi yang lebih dominan akan menetap di kawasan tersebut dan

fungsi yang lain akan bergerak menjauh dan biasanya akan membentuk

suatu aglomerasi yang baru.

d. Faktor Ekonomi Fungsi Yang Berbeda

Sering sekali terjadi bahwa fungsi tertentu justru tidak menempati

lokasi yang sebenarnya ideal karena ketidakmampuan ekonomi (Hadi

Sabari Yunus, 1999: 46).

Suatu fungsi tertentu akan membutuhkan lahan atau lokasi yang

memiliki karakteristik tertentu pula. Sebuah permukiman membutuhkan

lokasi atau wilayah yang datar, memiliki kondisi lingkungan yang baik,

dan dapat mendukung kehidupan yang lebih baik. Namun lokasi atau

wilayah yang seperti ini pasti memiliki harga yang tinggi. Bagi yang

memiliki kemampuan ekonomi tinggi akan mampu menempati tempat

tersebut, dan bagi kelas menengah kebawah akan tersingkir dan

menempati wilayah lain yang lebih murah meskipun wilayah tersebut

tidak memberikan kenyamanan untuk tempat tinggal serta kondisi

lingkungan yang tidak bagus. Contohnya perumahan elit akan ditempati

oleh kaum ekonomi menengah keatas dengan berbagai fasilitas yang

mewah dan kondisi lingkungan yang bagus, namun karena

ketidakmampuan secara ekonomi, kaum menengah kebawah akan

menempati wilayah yang buruk, bahkan mereka yang tidak berpenghasilan

tetap akan menempati tempat seadanya, seperti pinggiran kota bahkan

bantaran sungai dapat menjadi area permukiman.

Akibat adanya keterbatasan dalam pemilihan lokasi ideal, maka

sangat dimungkinkan akan munculnya pengelompokan atau pemusatan

atau terkonsentrasinya industri pada suatu wilayah tertentu yang disebut

dengan istilah aglomerasi industri. Misalnya industri konveksi, dan

Page 36: Skripsi/Studi... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UNIVERSITAS SEBELAS MARET commit to user STUDI SENTRA INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI DESA SELOSARI KECAMATAN MAGETAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

industri kerajinan dibangun di suatu tempat yang berdekatan dengan pesat

pemukiman penduduk..

Pemusatan industri dapat terjadi pada suatu tempat

terkonsentrasinya beberapa faktor yang dibutuhkan dalam kegiatan

industri misalnya : bahan mentah, energi, tenaga kerja, pasar, kemudahan

dalam perizinan, pajak yang relatif murah, dan penanggulangan limbah

merupakan pendukung sentra industri.

Berdasarkan faktor-faktor tersebut, maka penyebab terjadinya

sentra industri antara lain :

1) Terkonsentrasinya beberapa faktor produksi yang dibutuhkan pada

suatu lokasi.

2) Kesamaan lokasi usaha yang didasarkan pada salah satu faktor

produksi tertentu.

3) Adanya wilayah pusat pertumbuhan industri yang disesuaikan dengan

tata ruang dan fungsi wilayah.

4) Adanya kesamaan kebutuhan sarana, prasarana, dan bidang pelayanan

industri lainnya yang lengkap.

5) Adanya kerja sama dan saling membutuhkan dalam menghasilkan

suatu produk.

Sentra industri yang muncul di suatu kawasan, dapat diakibatkan

oleh faktor alamiah dan dapat juga diakibatkan secara disengaja dengan

perencanaan yang matang. Sentra industri yang terbentuk secara alamiah

apabila pemusatannya diakibatkan oleh secara kebetulan karena lokasi

tersebut memiliki beberapa faktor yang menunjang dan dibutuhkan dalam

proses perkembangan industri.

Model sentra industri yang berkembang akhir-akhir ini dapat

dikategorikan menguntungkan, diantaranya adalah :

1) Mengurangi pencemaran atau kerusakan lingkungan, karena terjadi

pemusatan kegiatan sehingga memudahkan dalam penanganannya.

2) Mengurangi kemacetan di perkotaan, karena lokasinya dapat disiapkan

di sekitar pinggiran kota.

Page 37: Skripsi/Studi... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UNIVERSITAS SEBELAS MARET commit to user STUDI SENTRA INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI DESA SELOSARI KECAMATAN MAGETAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3) Memudahkan pemantauan dan pengawasan, terutama industri yang

tidak mengikuti ketentuan yang telah disepakati.

4) Tidak mengganggu rencana tata ruang.

5) Dapat menekan biaya transportasi dan biaya produksi serendah

mungkin.

Model sentra industri yang berkembang akhir-akhir ini dapat

dikategorikan merugikan, diantaranya adalah :

1) Terjadi kerusakan lingkungan karena beban lingkungan yang terlalu

tinggi.

2) Terjadi pengurasan sumberdaya alam tertentu akibat pemanfaatan oleh

semua industri yang ada di lokasi tersebut, misalnya : air tanah, air

bersih, dan kebutuhan udara bersih.

3) Penataan lingkungan yang kurang ideal bagi sebagian tenaga kerja

yang tinggal di daerah sekitarnya.

4) Muncul berbagai penyakit akibat limbah yang dibuang, misalnya ;

sesak napas, gatal, ISPA, dan penyakit lainnya.

Dalam sentra industri dikenal istilah kawasan industri atau sering

disebut industrial estate, yaitu suatu kawasan atau tempat pemusatan

kegiatan industri pengolahan yang dilengkapi dengan sarana dan

prasarana, misalnya : lahan dan lokasi yang strategis. Selain itu, terdapat

pula fasilitas penunjang lain, misalnya : listrik, air, telepon, jalan, dan

tempat pembuangan limbah, yang telah disediakan oleh perusahaan

pengelola kawasan industri.

5. Industri Kecil

a. Pengertian Industri Kecil

Menurut Undang-undang No. 9 Tahun 1995 tentang Usaha Kecil,

definisi industri kecil adalah kegiatan ekonomi rakyat yang memiliki hasil

penjualan tahunan maksimal Rp 1 milyar dan memiliki kekayaan bersih,

tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha, paling banyak Rp

200.000.000,00

Page 38: Skripsi/Studi... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UNIVERSITAS SEBELAS MARET commit to user STUDI SENTRA INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI DESA SELOSARI KECAMATAN MAGETAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

b. Klasifikasi Industri Kecil

Industri kecil dan kerajinan rumah tangga di Indonesia,

berdasarkan eksistensi dinamisnya dapat dibagi dalam tiga kategori, yaitu:

1) Industri lokal, yaitu kelompok industri yang menggantungkan

kelangsungan hidupnya pada pasar setempat yang terbatas serta relatif

tersebar dari segi lokasinya. Pada umumnya skala usaha kelompok ini

sangat mencerminkan suatu pola perusahaan yang sistematis.

Pemasaran yang sangat terbatas telah menyebabkan kelompok ini pada

umumnya menggunakan transportasi yang sangat sederhana dan jasa

pelayanan perantara bisa dikatakan kurang menonjol.

2) Industri sentra, yaitu kelompok industri yang dari segi satuan usaha

mempunyai skala kecil tetapi membentuk suatu pengelompokan atau

kawasan produksi yang terdiri dari kumpulan usaha yang sejenis. Dari

segi pemasarannya kelompok ini umumnya menjangkau pasar yang

lebih luas dan peran pedagang perantara/ pedagang pengumpul

menjadi cukup menonjol.

3) Industri mandiri, yaitu kelompok industri yang masih mempunyai

sifat-sifat industri kecil, namun telah berkemampuan mengadaptasi

teknologi produksi yang cukup canggih. Pemasaran hasil produksi

tidak tergantung pada pedagang perantara dan tenaga kerja yang

diserap hanya sedikit. Sedangkan menurut Badan Pusat Statistik,

klasifikasi industri dibedakan menjadi (BPS, 1999: 250):

a) Industri rumah tangga, yaitu industri dengan jumlah tenaga kerja

antara 1-4 orang.

b) Industri kecil, yaitu industri dengan jumlah tenaga kerja antara 5-

19 orang.

c) Industri sedang, yaitu industri dengan jumlah tenaga kerja antara

20-99 orang.

d) Industri besar, yaitu industri dengan jumlah tenaga kerja lebih dari

100 orang.

Page 39: Skripsi/Studi... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UNIVERSITAS SEBELAS MARET commit to user STUDI SENTRA INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI DESA SELOSARI KECAMATAN MAGETAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

c. Karakteristik Industri Kecil

Sebagai salah satu bentuk industri, maka industri kecil memiliki

beberapa karakteristik, diantaranya :

1) Mempunyai skala yang kecil, baik modal, tenaga kerja atau orientasi

pasarnya.

2) Banyak berlokasi di wilayah perdesaan dan kota-kota kecil atau daerah

pinggiran kota besar.

3) Status usaha milik pribadi atau keluarga.

4) Sumber tenaga kerja berasal dari lingkungan sosial budaya (etnis

geografis) yang direkrut pola pemagangan (apprenticeship) atau

melalui pihak ketiga.

5) Pola kerja sering kali part time atau sebagai sampingan kegiatan

ekonomi lain.

6) Memiliki kemampuan terbatas dalam mengadopsi teknologi,

pengelolaan usaha, dan admistrasinya sederhana.

7) Struktur permodalan sangat tergantung pada fixed assets, yang berarti

kekurangan modal kerja sangat tergantung pada modal sendiri atau

lingkungan.

8) Izin usaha sering kali tidak dimiliki dan persyaratan resmi tidak di

penuhi.

9) Strategi perusahaan dipengaruhi oleh kondisi lingkungan yang sering

berubah.

Selain itu ada beberapa ciri lainnya yang sering digunakan sebagai

kelemahan industri kecil (Liedholm dalam Fatmawati, 2008: 26), yaitu:

1) Intensitas perubahan usaha sering terjadi sehingga sulit untuk

membangun spesialisasi atau profesionalisme usaha.

2) Ketidakstabilan mutu produk dan adanya sifat untuk cenderung

mencari keuntungan jangka pendek sehingga spekulatif, tiru meniru,

situasi persaingan mengarah pada persaingan tidak sehat.

3) Menajemen keuangan sering kali kurang baik, belum ada pembedaan

antara konsumsi rumah tangga dengan biaya produksi.

Page 40: Skripsi/Studi... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UNIVERSITAS SEBELAS MARET commit to user STUDI SENTRA INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI DESA SELOSARI KECAMATAN MAGETAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4) Adanya keterkaitan kekerabatan yang tinggi sehingga akumulasi

modal tidak tercipta melainkan tersebar diantara sanak saudara.

5) Memiliki rasa kebersamaan yang menyebabkan persaingan menjadi

terbatas.

6) Kebanyakan merupakan usaha untuk mempertahankan hidup, bukan

usaha yang produktif.

Industri kecil yang berkembang di Indonesia sebagian besar

termasuk sektor informal, karena sektor industri kecil dilihat dari kapasitas

dan pola produksinya merupakan kegiatan dari kelompok masyarakat dan

tidak teratur, berkembang sesuai dengan pola ketenagakerjaan yang ada di

masyarakat.

Hal tidak dilihat dari ciri industri kecil yang berkembang di

Indonesia yaitu:

1) Tujuh puluh lima persen populasi industri kecil dan kerajinan rumah

tangga berlokasi di daerah perkotaan, sehingga jika dikaitkan dengan

kenyataan bahwa tenaga kerja yang semakin meningkat serta luas

tanah garapan pertanian yang relatif makin berkurang, industri kecil

dapat dipakai sebagai alternatif untuk mencari jalan keluar bagi

berkurangnya lapangan kerja.

2) Beberapa jenis kegiatan industri kecil dan kerajinan rumah tangga

banyak menggunakan bahan baku dari sumber-sumber di

lingkungaannya yang terdekat, disamping tingkat upah yang murah.

Keadaan tersebut dapat menekan biaya produksi serta memanfaatkan

sumber daya secara optimal

3) Harga jual yang relatif murah serta tingkat pendapatan kelompok

petani yang rendah, memungkinkan tetap adanya permintaan terhadap

komoditi yang tidak diproduksi secara maksimal, seperti barang-

barang yang fungsional, sehingga industri dapat bertahan.

Page 41: Skripsi/Studi... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UNIVERSITAS SEBELAS MARET commit to user STUDI SENTRA INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI DESA SELOSARI KECAMATAN MAGETAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6. Sentra Industri Kecil

a. Pengertian Sentra Industri Kecil

Sentra industri kecil adalah kelompok jenis industri yang dari segi

satuan usaha mempunyai skala kecil yang membentuk suatu

pengelompokan atau kawasan produksi yang terdiri dari kumpulan unit

usaha yang menghasilkan barang sejenis dan ditinjau dari tempat

pemasaran, menjangkau pasar yang lebih luas (Saleh, 1989 dalam

Fatmawati 2008: 29).

Berdasarkan definisi terdapat 2 kata kunci yang perlu dipahami

yaitu tindakan bersama dan ekonomi eksternal, yaitu :

1) Tindakan bersama diwujudkan melalui hubungan antara industri agar

memiliki kemampuan yang lebih besar untuk mengatasi persoalan

yang timbul di lapangan. Tindakan bersama dapat berwujud pelatihan

bersama, tukar menukar informasi, pemanfaatan fasilitas bersama,

seperti sarana transportasi maupun berbagai bentuk tindakan bersama

lainnya yang terjalin baik secara individu antar perusahaan maupun

secara kelompok dalam suatu wadah organisasi.

2) Keuntungan-keuntungan yang timbul dari keuntungan yang terjalin

akibat terkonsentrasinya beberapa unit industri kecil dalam satu lokasi

kemudian dipahami sebagai efisensi dari apa yang disebut dengan

ekonomi eksternal dalam sebuah sentra industri kecil.

b. Karakteristik Sentra Industri Kecil

Menurut Handayani dan Softhani, 2001 dalam Fatmawati (2008:

29) karakteristik pokok dapat dijelaskan sebagai berikut :

1) Tersedianya organisasi yang berjalan fungsional Organisasi meliputi

seluruh elemen dalam suatu proses produksi mulai dari bahan baku,

pemasaran, teknologi dan inovasi, informasi, keuangan, maupun

fasilitas pendukung lainnya. Selain organisasi yang terkait dengan

proses produksi, pemerintah juga memiliki peranan yang tidak kalah

penting terutama sesuai dengan fungsinya untuk mengeluarkan

Page 42: Skripsi/Studi... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UNIVERSITAS SEBELAS MARET commit to user STUDI SENTRA INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI DESA SELOSARI KECAMATAN MAGETAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

kebijakan publik yang harus mampu mengakomodir kebutuhan

industri kecil.

2) Jaringan kerja yang kuat (Networking) Membangun sebuah jaringan

kerja, terutama di daerah pedesaan, membutuhkan proses yang panjang

dan didalamnya terkandung nilai-nilai sosial budaya yang harus dijaga

untuk memperkuat jaringan kerja yang terbentuk. Sedikitnya terdapat

tiga hal pokok yang perlu diperhatikan dalam pengembangan jaringan

kerja, yaitu:

a) Diperlukan antisipasi untuk mengeliminir persaingan yang timbul.

Dengan adanya persaingan, akan sangat sulit untuk membentuk

suatu jaringan kerja yang kuat. Cara yang paling efektif dalam

mengantisipasinya adalah spesialisasi jenis produksi. Hal itu sudah

dibuktikan oleh banyak Negara terutama Italia, yang dianggap

sebagai pelopor berkembangnya fenomena flexibel specialization.

b) Selain spesialisasi, adanya standarisasi mutlak dibutuhkan. Dengan

adanya standarisasi, permainan harga yang umumnya dilakukan

pihak-pihak dengan kemampuan modal yang lebih memadai dapat

diminimalkan. Persoalan timbul pada sentra industri kecil yang

komoditinya mengandung nilai seni/ketrampilan tinggi. Komoditi

dengan karakteristik seperti itu tidak dapat distandartkan kualitas

produksinya. Pada beberapa kasus, hal tersebut cukup

menimbulkan persoalan, terutama untuk mempertahankan kondisi

persaingan yang sehat.

c) Memelihara rasa saling percaya. Rasa saling percaya adalah modal

dasar terbangunnya suatu jaringan kerja. Hal itu juga disebut

sebagai modal sosial yang perlu dikembangkan. Menumbuhkan

rasa saling percaya membutuhkan proses yang panjang, namun jika

sudah dapat terbentuk merupakan modal yang sangat besar bagi

upaya pengembangan usaha.

Page 43: Skripsi/Studi... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UNIVERSITAS SEBELAS MARET commit to user STUDI SENTRA INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI DESA SELOSARI KECAMATAN MAGETAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3) Ketersediaan Pasar

Jaminan ketersediaan pasar dapat menjadi optimal apabila para

pelaku industri memiliki kesadaran untuk mengembangkan strategi

pemasaran (promosi secara kolektif). Menembus pasar terutama untuk

skala internasional lebih mudah jika dilakukan secara bersama (antara

lain dengan melibatkan pihak pemerintah), dibandingkan jika

dilakukan secara individual.

4) Kewirausahaan

Kewirausahaan harus dimiliki oleh setiap pengusaha yang ada

di sentra industri kecil. Kewirausahaan terwujud melalui

pengembangan inovasi-inovasi produksi dan kemauan mengambil

resiko demi kepentingan pengembangan usaha. Karakteristik pokok

sentra industri kecil merupakan karakteristik yang nantinya harus ada

pada sentra industri kecil kerajinan kulit Kecamatan Magetan agar

dapat mendorong perkembangan industri kecil kerajinan kulit

Kecamatan Magetan.

7. Kerajinan Kulit

Kerajinan adalah hal yang berkaitan dengan buatan tangan. Kerajinan

terbuat dari berbagai macam bahan. Kerajinan kulit adalah hal yang berkaitan

dengan buatan tangan yang berasal dari bahan kulit

Pengembangan Industri Kecil Kerajinan Kulit di Kecamatan Magetan

yaitu proses, cara, perbuatan mengembangkan kegiatan ekonomi pada wilayah

tertentu untuk menghasilkan barang-barang kerajinan yang berasal dari kulit

untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat setempat khususnya para

pengusaha kerajinan kulit serta dapat menjadi sumber alternatif pendapatan

asli daerah di Kecamatan Magetan.

a. Faktor Produksi

Tidak ada industri yang sepenuhnya mampu untuk berdiri sendiri

atau dapat mencukupi segala kebutuhannya sendiri. Suatu industri

mempunyai keterkaitan dengan industri lain yang mungkin juga dengan

masyarakat umum. Keterkaitan semacam itu mungkin berhubungan

Page 44: Skripsi/Studi... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UNIVERSITAS SEBELAS MARET commit to user STUDI SENTRA INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI DESA SELOSARI KECAMATAN MAGETAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

dengan masukan dan pengeluaran. Suatu industri cenderung berlokasi

pada tempat yang menyediakan akses yang paling optimum terhadap

faktor-faktor produksi. Faktor produksi menjadi pertimbangan penting

dalam berdirinya suatu industri dan akan menentukan keeksistensiannya.

Faktor-faktor produksi tersebut sangat mempermudah atau

mendukung keberadaan suatu industri . faktor tersebut meliputi :

1) Faktor Modal

Faktor utama dalam mendirikan suatu industri adalah modal.

Karena modal sangat diperlukan untuk pembelian bahan baku, alat

atau mesin produksi, dan ongkos tenaga kerja. Tanpa modal yang

cukup suatu industri tidak akan mampu berjalan sebagaimana

mestinya.

2) Transportasi

Salah satu faktor pendukung bagi persebaran dan keberadaan

suatu industri adalah fasilitas transportasi yang sangat

dipertimbangkan oleh para investor. Transportasi merupakan sarana

untuk memindahkan sesuatu, baik benda maupun manusia dari satu

tempat ke tepat lain, dengan atau tanpa alat bantu. Alat bantu tersebut

dapat berupa tenaga manusia, mesin ataupun tenaga binatang.

Dengan keberadaan prasarana transportasi yang memadai tentu

saja akan memudahkan, baik pengusaha maupun tenaga kerja. Sarana

transportasi sangatlah penting untuk memberikan layanan bagi para

tenaga kerja industri. Pengertian dari prasarana transportasi itu sendiri

adalah bangunan-bangunan yang diperlukan untuk memberikan

pelayanan atau jasanya bagi kebutuhan dasar penduduk yang terdiri

atas jalan, terminal, jembatan, pelabuhan, dan bandara. Manfaat

transportasi adalah sebagai arus keluar-masuk bahan baku, barang jadi

dan manusia.

3) Bahan Baku

Dengan tersedianya bahan baku pada suatu tempat, menjadi

tidak berguna jika masyarakat tidak mau dan mampu untuk

Page 45: Skripsi/Studi... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UNIVERSITAS SEBELAS MARET commit to user STUDI SENTRA INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI DESA SELOSARI KECAMATAN MAGETAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

mengolahnya. Ketesrediaan bahan baku yang memadai sering menjadi

suatu pertimbangan untuk pendirian suatu industri. Dengan demikian

suatu wilayah yang memiliki cukup bahan baku bisa dipastikan

merupakan wilayah terdapatnya industri.

4) Pemasaran

Pemasaran hasil produk hasil industri haruslah dikelola oleh

orang-orang yang tepat agar hasil produksi dapat terjual untuk

mendapatkan keuntungan yang diharapkan sebagai pemasukan untuk

pembiayaan kegiatan produksi berikutnya, memperluas pangsa pasar,

membayar karyawan, buruh dan lain-lain. Pemasaran meliputi

merencanakan, menentukan harga, mempromosikan, dan

mendistribusikan barang dan jasa yang memuaskan kebutuhan

pembeli.

5) Tenaga Kerja

Tersedianya tenaga kerja yang melimpah sering dijadikan

pertimbangan bagi pengusaha untuk mendirikan industri, terlebih

industri padat karya. Dengan melimpahnya tenaga kerja, asumsinya

tenaga kerja menjadi murah. Keberadaan tenaga kerja tentunya dapat

memperlancar jalanya suatu usaha yang dijalankan oleh seseorang atau

perusahaan. Perkembangan industri sangat ditentukan oleh bebrapa

faktor salah satunya adalah tenaga kerja, keberadaan tenaga kerja

tentunya dapat memperlancar suatu industri yang dijalankan oleh

sesorang atau perusahaan.

8. Sejarah Perkembangan Industri Kulit di Desa Selosari Kecamatan

Magetan

Sebagian besar industri kulit yang ada di Kecamatan Magetan

merupakan industri rumah tangga dan industri kecil yang berkembang di

wilayah-wilayah tertentu, sehingga membentuk sentra-sentra industri. Industri

yang mempunyai ciri-ciri yang hampir sama, yaitu berkembang dengan modal

usaha yang kecil, tehnik produksi sederhana, belum mengutamakan faktor

kelestarian lingkungan belum mampu mengolah limbah yang dihasilkan

Page 46: Skripsi/Studi... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UNIVERSITAS SEBELAS MARET commit to user STUDI SENTRA INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI DESA SELOSARI KECAMATAN MAGETAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

sampai baku mutu yang berlaku, keselamatan dan kesehatan kerja belum

mendapatkan perhatian, kegiatan riset dan pengembangan usaha masih minim.

Dengan kondisi demikian, maka sebagian besar industri masih sangat

memerlukan adanya uluran tangan dari pemerintah untuk pengembangan

usaha, peningkatan teknik produksi untuk meningkatkan kualitas produk,

penggunaan teknik produksi yang ramah lingkungan dan usaha pengolahan

limbah guna melestarikan lingkungan.

a. Proses Penyamakan Kulit

Proses penyamakan kulit adalah proses pengawetan terhadap kulit

binatang dengan menggunakan berbagai bahan kimia pembantu proses.

Bahan baku yang digunakan adalah kulit binatang (sapi, kerbau, kambing,

dll) terutama hasil dari rumah potong hewan (RPH). Secara garis besar

proses penyamakan dapat dijelaskan sebagai berikut:

1) Pra-Penyamakan

Proses yang ada pada pra - penyamakan adalah sebagai

berikut :

a) Pencelupan kulit dalam air selama satu malam untuk

menghilangkan darah, kotoran, larutan garam dan protein.

b) Menghilangkan bulu dengan perendaman dalam kapur dan sodium

sulfide

c) Pengolahan menggunakan larutan kapur kembali

d) Pencukuran dan penghilangan mekanis jaringan ekstra dari sisi

daging kulit, selanjutnya pemisahan menggunakan kapur 2/3 lapisan

atas dari bagian bawah.

e) Penghilangan kapur dengan menggunakan asam lemah (latic acid)

dan pemukulan/bating dengan menggunakan bahan kimia

pembantu untuk menghilangkan sisa-sisa bulu dan protein yang

hancur.

f) Pengawetan menggunakan larutan garam dan asam sulfur untuk

pengasaman sampai pH tertentu untuk mencegah pengendapan

garam-garam krom pada serat kulit.

Page 47: Skripsi/Studi... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UNIVERSITAS SEBELAS MARET commit to user STUDI SENTRA INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI DESA SELOSARI KECAMATAN MAGETAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Gambar 1. Bahan Kulit Yang Akan Diproses

Sumber : Dokumentasi Penulis

2) Penyamakan

Penyamakan dilakukan dengan menggunakan krom sulfat.

Proses ini untuk menstabilkan jaringan protein (collagen) dari kulit.

Gambar 2. Penjemuran Bahan Kulit

Sumber : Dokumentasi Penulis

Page 48: Skripsi/Studi... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UNIVERSITAS SEBELAS MARET commit to user STUDI SENTRA INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI DESA SELOSARI KECAMATAN MAGETAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3) Pasca Penyamakan

Proses yang ada pada pasca penyamakan adalah sebagai

berikut :

a) Pressing untuk menghilangkan kelembaban kulit segar

b) Pencukuran

c) Pewarnaan dan pelembutan kulit yang sudah disamak

menggunakan minyak-minyak emulsi (fatliquoring), didahului

dengan sekali-sekali penyamakan sekunder menggunakan tannin

sintesis dan ekstrak penyamakan.

d) Pengeringan dan pencukuran akhir.

e) Pelapisan permukaan dan buffing (finishing)

b. Alat Produksi dan Proses Produksi Kerajinan Kulit

1) Alat Produksi

Didalam proses produksi kerajinan kulit dan untuk

memperlancar kegiatan produksi maka alat-alat produksi sangat

diperlukan, antara lain :

a) Pensil dan Penggaris

Pensil digunakan sebagai alat untuk menggambar dan

membuat pola produk kerajinan dan penggaris digunakan untuk

mengukur besar kecilnya pola disesuaikan dengan ukuran produk

yang akan di buat.

b) Gunting

Gunting digunakan untuk memotong bahan kulit menjadi

lembaran-lembaran kecil disesuaikan dengan pola yang digambar

pada bahan kulit tersebut.

c) Mesin Jahit

Mesin jahit digunakan untuk menjahit lembaran-lembaran

bahan kulit yang telah terlebih dahulu di gunting sesuai pola dan

ukuran masing-masing.

Page 49: Skripsi/Studi... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UNIVERSITAS SEBELAS MARET commit to user STUDI SENTRA INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI DESA SELOSARI KECAMATAN MAGETAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

d) Kuas dan Sikat

Kuas digunakan untuk mengolesi bahan kulit lainnya

dengan lem khusus guna direkatkan dengan hasil jahitan yang telah

berbentuk hasil kerajinan setengah jadi serta sikat digunakan untuk

membersihkan produk kulit sebelum ke tahap selanjutnya.

e) Mesin Press

Mesin press digunakan untuk mempatenkan bentuk dan

rekatan lem pada produk yang dibuat. Merupakan finishing dari

serangkaian proses pembuatan produk kerajinan.

2) Proses Produksi

Proses pembuatan kerajinan kulit yang umum dilakukan di

sentra industri kerajinan kulit di Kecamtan Magetan adalah sebagai

berikut :

a) Pembuatan Pola

Bahan baku kulit jadi yang diperoleh mulai digambar pola

dengan menggunakan pensil sesuai ukuran dan bentuk yang

diinginkan. Bahan inilah yang akan menjadi produk kerajinan kulit.

Gambar 3. Pembuatan/Penggambaran Pola

Sumber : Dokumentasi Penulis

Page 50: Skripsi/Studi... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UNIVERSITAS SEBELAS MARET commit to user STUDI SENTRA INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI DESA SELOSARI KECAMATAN MAGETAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

b) Pemotongan Pola

Pola-pola yang telah dibuat pada bahan kulit kemudian di

potong menjadi lembaran-lembaran yang lebih kecil guna

mempermudah proses penjahitan berikutnya.

Gambar 4. Pemotongan Pola

Sumber : Dokumentasi Penulis

c) Menjahit Pola Menjadi Bentuk Kerajinan

Bahan kulit yang telah berbentuk pola yang diinginkan

kemudian dijahit menggunakan mesin. Dalam proses ini

dibutuhkan skill yang cukup ahli karena apabila bahan mengalami

kesalahan dalam proses penjahitan maka tidak bisa digunakan lagi.

Page 51: Skripsi/Studi... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UNIVERSITAS SEBELAS MARET commit to user STUDI SENTRA INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI DESA SELOSARI KECAMATAN MAGETAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Gambar 5. Proses Penjahitan Pola

Sumber : Dokumentasi Penulis

d) Pengeleman

Pada proses ini produk kulit yang setelah di jahit atau

produk setengah jadi diberi alas dan direkatkan menggunakan lem

khusus guna menghasilkan produk yang awet dan bermutu.

Gambar 6. Proses Pengeleman

Sumber : Dokumentasi Penulis

e) Pressing dan Finishing

Setelah mengalami proses yang cukup panjang bahan kulit

yang telah berbentuk kemudian di press menggunakan mesin. Hal

ini selain sebagai finishing juga dimaksudkan untuk mempatenkan

hasil pengeleman dan jahitan agar menjadi lebih rapi dan baik.

Page 52: Skripsi/Studi... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UNIVERSITAS SEBELAS MARET commit to user STUDI SENTRA INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI DESA SELOSARI KECAMATAN MAGETAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Gambar 7. Mesin Press

Sumber : Dokumentasi Penulis

3) Proses Pemasaran Produk Kerajinan Kulit

Produk hasil produksi para pengusaha yang telah jadi

kemudian di pasarkan melalui gerai/toko. Sebagian besar pengusaha

kerajinan kulit memasarkan produknya di dekat rumahnya dengan

mendirikan gerai/toko didepan atau disekitar rumah produksi. Hal ini

dilakukan pengusaha untuk mensiasati proses distribusi produk serta

meminimalisir kerusakan produk dalam proses distribusi ke toko/gerai

setiap pengusaha. Bahkan tidak sedikit juga pengusaha yang toko/gerai

miliknya merangkap menjadi rumah produksi kerajinan kulit. Menurut

para pengusaha ini sebagai salah satu strategi pemasaran yang bagus,

karena konsumen dapat langsung memesan produk kerajinan kulit

dengan ukuran dan model serta bahan yang akan digunakan untuk

produk yang diinginkannya sehingga konsumen merasa puas akan

produk kulit dengan kualitas bagus.

Page 53: Skripsi/Studi... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UNIVERSITAS SEBELAS MARET commit to user STUDI SENTRA INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI DESA SELOSARI KECAMATAN MAGETAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Gambar 8. Produk Kerajinan Kulit Yang Siap Dipasarkan

Sumber : Dokumentasi Penulis

Menurut pengakuan para pengusaha bahwa konsumen tidak

keberatan dengan harga yang relatif lebih tinggi dibandingkan

membeli produk yang langsung jadi yang penting konsumen merasa

puas dengan produk yang dibelinya. Kualitas yang bagus dan nyaman

untuk dipakai menjadi alasan utama.

Gambar 9. Gerai/Toko Produk Kerajinan Kulit

Sumber : Dokumentasi Penulis

Page 54: Skripsi/Studi... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UNIVERSITAS SEBELAS MARET commit to user STUDI SENTRA INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI DESA SELOSARI KECAMATAN MAGETAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9. Karakteristik Sosial Ekonomi Pengusaha dan Tenaga Kerja Sentra

Industri Kerajinan Kulit di Desa Selosari

a. Karakteristik Sosial

Karakteristik adalah sesuatu hal yang menjadikan suatu benda

memiliki sifat, ciri, dan kekhasan tertentu yang menyebabkan benda

tersebut berbeda dengan benda yang lain.

Karakteristik sosial salah satunya dipengaruhi oleh variabel

pendidikan. Dengan demikian pendidikan merupakan faktor penentu

dalam merubah sikap, pikiran, dan pandangan masyarakat di dalam

menghadapi perubahan sosial yang terjadi dalam masyarakat atau

lingkungannya. Perubahan tersebut bisa terjadi karena masuknya nilai-

nilai baru ke dalam masyarakat.

b. Karakteristik Ekonomi

Karakteristik ekonomi pengusaha dipengaruhi oleh beberapa hal

yaitu:

1) Pendapatan

Merupakan pembayaran yang berupa uang atau barang dari

suatu aktivitas yang telah dilakukannya, diterima dari pihak lain

maupun dari dirinya sendiri, selain diperoleh dari bekerja juga melalui

jasa produksi kepada konsumen berupa barang dagangan atau kepada

pihak lain.

2) Jumlah Tanggungan Keluarga

Jumlah tanggungan keluarga sangat berpengaruh terhadap

status ekonomi suatu keluarga, dimana dengan beban tanggungan

keluarga yang banyak mengakibatkan tingkat kebutuhan menjadi

meningkat pula, begitu juga sebaliknya.

10. Kerusakan Lingkungan

pada akhirnya manusialah yang menentukan apakah tanah yang

diusahakannya akan rusak dan tidak produktif atau menjadi baik dan produktif

secara lestari (Arsyad, 1989: 104).

Page 55: Skripsi/Studi... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UNIVERSITAS SEBELAS MARET commit to user STUDI SENTRA INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI DESA SELOSARI KECAMATAN MAGETAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Masalah pencemaran lingkungan hidup, secara teknis telah

didefinisikan dalam UU No. 4 Tahun 1982, yakni masuknya atau

dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi, dan atau komponen lain ke dalam

lingkungan dan atau berubahnya tatanan lingkungan oleh kegiatan manusia

atau proses alam, sehingga kualitas lingkungan turun sampai ke tingkat

tertentu yang menyebabkan lingkungan menjadi kurang atau tidak dapat lagi

berfungsi sesuai peruntukannya. Dari definisi yang panjang tersebut, terdapat

tiga unsur dalam pencemaran, yaitu : Sumber perubahan oleh kegiatan

manusia atau proses alam, bentuk perubahannya adalah berubahnya

konsentrasi suatu bahan (hidup/mati) pada lingkungan, dan merosotnya fungsi

lingkungan dalam menunjang kehidupan.

Pencemaran dapat diklasifikasikan dalam bermacam-macam bentuk

menurut pola pengelompokannya :

a. pengelompokan menurut bahan pencemar yang menghasilkan bentuk

pencemaran biologis, kimiawi, fisik, dan budaya

b. pengelompokan menurut medium lingkungan menghasilkan bentuk

pencemaran udara, air, tanah, makanan, dan social

c. pengelompokan menurut sifat sumber menghasilkan pencemaran

dalam bentuk primer dan sekunder

Namun apapun klasifikasi dari pencemaran lingkungan, pada

dasarnya terletak pada esensi kegiatan manusia yang mengakibatkan

terjadinya kerusakan yang merugikan masyarakat banyak dan lingkungan

hidupnya.

11. Dampak Negatif Industri Kulit

Sesuai dengan batasan air limbah yang merupakan benda sisa,

maka sudah barang tentu bahwa air limbah merupakan benda yang sudah tidak

dipergunakan lagi. Akan tetapi tidak berarti bahwa air limbah tersebut tidak

perlu dilakukan pengelolaan, karena apabila limbah tersebut tidak dikelola

secara baik akan dapat menimbulkan gangguan, baik terhadap lingkungan

maupun terhadap kehidupan yang ada.

Page 56: Skripsi/Studi... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UNIVERSITAS SEBELAS MARET commit to user STUDI SENTRA INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI DESA SELOSARI KECAMATAN MAGETAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1) Gangguan Terhadap Kesehatan

Air limbah sangat berbahaya terhadap kesehatan manusia

mengingat bahwa banyak penyakit yang dapat ditularkan melalui air

limbah. Air limbah ini ada yang hanya berfungsi sebagai media pembawa

saja seperti penyakit kolera, radang usus, hepatitis infektiosa, serta

schitosomiasis. Selain sebagai pembawa penyakit di dalam air limbah itu

sendiri banyak terdapat bakteri patogen penyebab penyakit seperti:

a) Virus

Menyebabkan penyakit polio myelitis dan hepatitis. Secara

pasti modus penularannya masih belum diketahui dan banyak terdapat

pada air hasil pengolahan (effluent) pengolahan air

b) Vibrio Cholera

Menyebabkan penyakit kolera asiatika dengan penyebaran

melalui air limbah yang telah tercemar oleh kotoran manusia yang

mengandung vibrio cholera.

c) Salmonella Typhosa a dan Salmonella Typhosa b

Merupakan penyebab typhus abdomonalis dan para typhus

yang banyak terdapat di dalam air limbah bila terjadi wabah. Prinsip

penularannya adalah melalui air dan makanan yang telah tercemar oleh

kotoran manusia yang banyak berpenyakit typhus.

d) Salmonella Spp

Dapat menyebabkan keracunan makanan dan jenis bakteri

banyak terdapat pada air hasil pengolahan.

e) Shigella Spp

Adalah penyebab disentri bacsillair dan banyak terdapat pada

air yang tercemar. Adapun cara penularannya adalah melalui kontak

langsung dengan kotoran manusia maupun perantaraan makanan, lalat

dan tanah.

f) Basillus Antraksis

Adalah penyebab penyakit antrhak, terdapat pada air limbah

dan sporanya tahan terhadap pengolahan.

Page 57: Skripsi/Studi... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UNIVERSITAS SEBELAS MARET commit to user STUDI SENTRA INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI DESA SELOSARI KECAMATAN MAGETAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

g) Brusella Spp

Adalah penyebab penyakit brusellosis, demam malta serta

menyebabkan keguguran (aborsi) pada domba.

h) Mycobacterium Tuberculosa

Adalah penyebab penyakit tuberculosis dan terutama terdapat

pada air limbah yang berasal dari sanatorium.

i) Leptospira

Adalah penyebab penyakit weii dengan penularan utama

berasal dari tikus selokan .

j) Entamuba Histolitika

Dapat menyebabkan penyakit amuba disentri dengan

penyebaran melalui Lumpur yang mengandung kista.

k) Schistosoma Spp

Penyebab penyakit schistosomiasis, akan tetapi dapat

dimatikan pada saat melewati pengolahan air limbah.

l) Taenia Spp

Adalah penyebab penyakit cacing pita, dengan kondisi yang

sangat tahan terhadap cuaca.

m) Ascaris Spp. Enterobius Spp

Menyebabkan penyakit cacingan dan banyak terdapat pada air

hasil pengolahan dan Lumpur serta sangat berbahaya terhadap

kesehatan manusia.

Selain sebagai pembawa dan kandungan kuman penyakit maka

air limbah juga dapat mengandung bahan-bahan beracun, penyebab

iritasi, bau dan bahkan suhu yang tinggi serta bahan-bahan lainnya

yang mudah terbakar. Keadaan demikian ini sangat dipengaruhi oleh

sumber asal air limbah. Kasus yang terjadi di Teluk Minamata pada

tahun 1953 adalah contoh yang nyata di mana para nelayan dan

keluarganya mengalami gejala penyempitan ruang pandang,

kelumpuhan, kulit terasa menebal dan bahkan dapat menyebabkan

Page 58: Skripsi/Studi... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UNIVERSITAS SEBELAS MARET commit to user STUDI SENTRA INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI DESA SELOSARI KECAMATAN MAGETAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

kematian. Kejadian yang demikian adalah sebagai akibat termakannya

ikan oleh nelayan, sedangkan ikan tersebut telah mengandung air raksa

sebagai akibat termakannya kandungan air raksa yang ada di dalam

teluk. Air raksa ini berasal dari air limbah yang tercemar oleh adanya

pabrik yang menghasilkan air raksa pada buangan limbahnya. Selain

air raksa masih banyak lagi racun lainnya yang dapat membahayakan

kesehatan manusia antara lain:

a) Krom

Krom dengan senyawa bervalensi tujuh lebih berbayaha

bila dibandingkan dengan krom yang bervalensi tiga. Apabila

terpapar oleh krom ini dapat menyebabkan kanker pada kulit dan

saluran pencernaan.

b) Sianida

Senyawa ini sangat beracun terhadap manusia karena dalam

jumlah yang sangat kecil sudah dapat menimbulkan keracunan dan

merusak organ hati.

c) Timah Hitam

Apabila manusia terpapar oleh timah hitam, maka orang

tersebut dapat terserang penyakit anemia, kerusakan fungsi otak,

serta kerusakan pada ginjal.

2) Gangguan Terhadap Kehidupan Biotik

Dengan banyaknya zat pencemar yang ada di dalam air

limbah, maka akan menyebabkan menurunnya kadar oksigen yang

terlarut di dalam air limbah. Dengan demikian akan menyebabkan

kehidupan di dalam air yang membutuhkan oksigen akan terganggu,

dalam hal ini akan mengurangi perkembangannya. Selain kematian

kehidupan di dalam air disebabkan karena kurangnya oksigen di dalam

air dapat juga karena adanya zat beracun yang berada di dalam air

limbah tersebut. Selain matinya ikan dan bakteri-bakteri di dalam air

Page 59: Skripsi/Studi... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UNIVERSITAS SEBELAS MARET commit to user STUDI SENTRA INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI DESA SELOSARI KECAMATAN MAGETAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

juga dapat menimbulkan kerusakan pada tanaman atau tumbuhan air.

Sebagai akibat matinya bakteri-bakteri, maka proses penjernihan

sendiri yang seharusnya bisa terjadi pada air limbah menjadi

terhambat. Sebagai akibat selanjutnya adalah air limbah akan sulit

untuk diuraikan. Selain bahan-bahan kimiayang dapat mengganggu

kehidupan di dalam air, maka kehidupan di dalam air juga dapat

terganggu dengan adanya pengaruh fisik seperti adanya tempertur

tinggi yang dikeluarkanoleh industri yang memerlukan proses

pendinginan. Panasnya air limbah dapat mematikan semua organisme

apabila tidak dilakukan pendinginan terlebih dahulu sebelum dibuang

ke dalam saluran air limbah.

3) Gangguan Terhadap Keindahan

Dengan semakin banyaknya zat organik yang dibuang

oleh perusahaan yang memproduksi bahan organik seperti tapioka,

maka setiap hari akan dihasilkan air limbah yang berupa bahan-bahan

organik dalam jumlah yang sangat besar. Ampas yang berasal dari

pabrik ini perlu dilakukan pengendapan terlebih dahulu sebelum

dibuang ke saluran air limbah, akan tetapi memerlukan waktu yang

sangat lama. Selama waktu tersebut maka air limbah mengalami

proses pembusukan dari zat organik yang ada didalamnya. Sebagai

akibat selanjutnya adalah timbulnya bau hasil pengurangan dari zat

organik yang sangat menusuk hidung. Disamping bau yang

ditimbulkan, maka dengan menumpuknya ampas akanmemerlukan

tempat yang banyak dan mengganggu keindahan tempat sekitarnya.

Pembuangan yang sama akan dihasilkan oleh perusahaan yang

menghasilkan minyak dan lemak, selain menimbulkan bau juga

menyebabkan tempat di sekitarnya menjadi licin. Selain bau dan

tumpukan ampas yang menggangu, maka warna air limbah yang kotor

akan menimbulkan gangguan pemandangan yang tidak kalah besarnya.

Keadaan yang demikian akan lebih parah lagi, apabila pengotoran ini

Page 60: Skripsi/Studi... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UNIVERSITAS SEBELAS MARET commit to user STUDI SENTRA INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI DESA SELOSARI KECAMATAN MAGETAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

dapat mencapai daerah pantai dimana daerah tersebut merupkan derah

tempat rekreasi bagi masyarakat sekitarnya.

Pada bangunan pengolah air limbah sumber utama dari bau

berasal dari :

a) Tangki pembusuk air limbah yang berisikan hydrogen sulfida air

dan bau-bau lain yang melewati bangunan pengolahan.

b) Tempat pengumpulan buangan limbah industri.

c) Bangunan penangkap pasir yang tidak dibersihkan.

d) Buih atau benda mengapung yang terdapat pada tangki pengendap

pertama.

e) Proses pengolahan bahan organik.

f) Tangki pengentalan (thickener) untuk mengambil Lumpur.

g) Pembakaran limbah gas yang menggunakan suhu kurang dari

semestinya.

h) Proses pencampuran bahan kimia.

i) Pembakaran Lumpur.

j) Penimbunan Lumpur dan pengolahan Lumpur melalui proses

pengeringan.

Adapun cara untuk mengatasi bau dapat ditempuh dengan

beberapa macam cara antara lain :

a) Secara Fisik

Dengan melakukan pembakaran, dimana gas dapar

dikurangi melalui pembakaran pada suhu yang bervariasi antara

650-7500oC. Untuk mengurangi kebutuhan suhu yang tinggi dapat

dikurangi melalui katalisator. Penyerapan dan karbon aktif adalah

juga bisa diterapkan dengan melewatkan udara ke dalam hamparan

atau lapisan. Gas yang berkontak dengannya akan diserap sehingga

bau akan dapat dikurangi, begitu juga halnya dengan penyerapan

melalui pasir dan tanah. Pemasukan oksigen ke dalam limbah cair

adalah salah satu cara yang bisa diterapkan untuk menjaga proses

Page 61: Skripsi/Studi... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UNIVERSITAS SEBELAS MARET commit to user STUDI SENTRA INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI DESA SELOSARI KECAMATAN MAGETAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

terjadinya pengolahan anaerob dapat dihindari sehingga gas yang

ditimbulkan karena proses tersebut dapat dihindari. Penggunaan

menara (tower) juga dapat dipergunakan untuk mengurangi

pencemaran yang disebabkan oleh adanya bau melalui proses

pengenceran di udara terbuka karena udara dari cerobong tidak

mencapai langsung kedaerah pemukiman, dengan demikian bau

yang ada dapat dicegah.

b) Secara Kimiawi

Untuk menghilangkan gas yang berbau dapat juga

dilakukan dengan cara melewatkan gas pada cairan basa seperti

kalsium dan sodium hidroksida untuk menghilangkan bau. Apabila

kadar karbondioksidanya tinggi maka biaya pengolahannya juga

menjadi sangat tinggi, sehingga biaya ini merupakan salah satu

penghambat yang besar. Dengan melakukan oksidasi pada

pengolahan air limbah merupakan cara yang baik agar bau klorin

dan ozon dapat dihindari. Adapun bahan yang dipergunakan

sebagai bahan oksidator adalah hydrogen peroksida. Pengendapan

dengan bahan kimia membuat terjadinya endapan dari sulfida

dengan gram metal khususnya besi.

c) Secara Biologis

Air limbah dilewatkan melalui penyaringan yang menetes

(trickling filter) atau dimasukkan ke dalam tangki Lumpur aktif

untuk menghilangkan komponen yang berbau. Penggunaan

menara khusus dapat dipergunakan untuk menangkap bau, adapun

jenis menara itu diisi dengan media plastik yang bervariasi sebagai

tempat tumbuhnya bakteri.

4) Gangguan Terhadap Kerusakan Benda

Apabila air limbah mengandung gas karbondioksida yang

agresif, maka mau tidak mau akan mempercepat proses terjadinya karat

pada benda yang terbuat dari besi serta bangunan aiar yang kotor liannya.

Dengan cepat rusaknya benda tersebut maka biaya pemeliharaannya akan

Page 62: Skripsi/Studi... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UNIVERSITAS SEBELAS MARET commit to user STUDI SENTRA INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI DESA SELOSARI KECAMATAN MAGETAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

semakin besar juga, yang berarti akan menimbulkan kerugian material.

Selain karbon dioksida gresif, maka tidak kalah pentingnya apabila air

limbah itu adalah air limbah yang berkadar pH rendah atau bersifat asam

maupun pH tinggi yangbersifat basa. Melalui pH yang rendah maupun pH

yang tinggi mengkibatkan timbulnya kerusakan pada benda-benda yang

dilaluinya. Lemak yang merupakan sebagian dari komponen air limbah

mempunyai sifat yang menggumpal pada suhu udara normal, dan akan

berubah menjadi cair apabila berada pada suhu yang lebih panas. Lemak

yang merupakan benda cair pada saat dibuang ke saluran air limbah akan

menumpuk secara kumulatif pada saluran air limbah karena mengalami

pendinginan dan lemak ini akan menempel pada dinding saluran air

limbah yang pada akhirnya akan dapat menyumbat aliran air limbah.

Selain penyumbatan akan dapat juga terjadi kerusakan pada tempat

dimana lemak tersebut menempel yang bisa berakibat timbulnya bocor.

5) Penyamakan Kulit

Proses penyamakan banyak menggunakan air sebagai pelarut

maupun sebagai pembersih. Air bekas proses penyamakan akan terbuang

sebagai limbah cair. Kandungan pulutan dalam limbah cair tersebut antara

lain bahan kimia pembantu proses, lemak, protein dan bahan organik

lainnya dari kulit dan daging, dan padatan (kotoran dari lokasi kerja, bulu,

serpihan kulit dan daging).

Disamping menghasilkan limbah cair, usaha penyamakan juga

menghasilkan limbah padat. Limbah padat yang dihasilkan banyak

mengandung serpihan kulit dan daging, bulu, garam, kotoran dll. Limbah

cair dan padat pada usaha ini dihasilkan dari berbagai sumber (unit proses)

dan setiap sumber yang ada akan menghasilkan limbah dengan

karakteristik yang berlainan.

Limbah yang dihasilkan di Sentra Industri Kulit Magetan berasal dari

berbagai sumber dengan karakteristik yang berlainan, dengan demikian

langkah modifikasi proses dan teknik pemilahan/pengelompokan dan

pencampuran limbah dapat dilakukan untuk memodifikasi sistem

Page 63: Skripsi/Studi... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UNIVERSITAS SEBELAS MARET commit to user STUDI SENTRA INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI DESA SELOSARI KECAMATAN MAGETAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

pengolahan yang akan diterapkan agar dapat mencapai hasil yang optimal

dengan biaya pengolahan yang minimal. Limbah dari berbagai sumber

yang mempunyai karakteristik hampir sama dapat dikelompokan menjadi

satu untuk menentukan treatment awal, kemudian limbah dari sumber

lainnya dapat digabungkan untuk diolah bersama dalam satu IPAL

terpadu.

Gambar 10. IPAL LIK Kecamatan Magetan

Sumber : Dokumentasi Penulis

Untuk meminimalisasi jumlah limbah yang diolah dan disain

IPAL, pemilahan terhadap limbah yang tidak mengandung poutan sangat

diperlukan. Disamping itu perlu juga dihindari terjadinya pengenceran

limbah oleh air hujan selama di saluran menuju IPAL. Sistem pengolahan

air limbah (IPAL) industri kulit dapat dijelaskan sebagai berikut :

a) Langkah pertama dilakukan pengeompokan limbah dari sumber yang

mempunyai karakteristik berdekatan untuk pre-treatment terlebih

dahulu (terutama limbah yang mengandung krom). Limbah ini

disalurkan dalam satu saluran menuju sumur pengumpul limbah.

Diujung depan dari saluran limbah harus dipasang screen, yang

berfungsi untuk menahan limbah padat. Unit pre-treatment limbah di

setiap industri diperluka, hal ini untuk menjaga agar beban pengolahan

di IPAL terpadu tidak terlalu berat. Unit pre-treatment disetiap industri

Page 64: Skripsi/Studi... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UNIVERSITAS SEBELAS MARET commit to user STUDI SENTRA INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI DESA SELOSARI KECAMATAN MAGETAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

pada dasarnya untuk menghilangkan kandungan krom, padatan,

lemak/minyak dan untuk netralisasi limbah.

b) Dari sumur pengumpul, limbah dipompa menuju pat-pit untuk

pemisahan lemak dan minyak yang terkandung di dalam limbah.

Minyak yang terpisah dikeluarkan dari system. Limbah cair yang

mengandung krom dan telah bersih dari inya ditreatment menggunakan

fero sulfat untuk mengendapkan kandungan krom yang ada. Lumpur

yang kaya endapan krom ini dipisahkan dengan menggunakan

klarifier. Cairan dari klarifier dimasukan ke tangki equalisasi untuk

dicampur dengan limbah lain yang tidak mengandung krom.

Diharapkan setelah pre-treatment, kedua kelompok limbah ini akan

mempunyai karakteristik yang tidak jauh berbeda, yaitu limbah yang

kaya akan bahan organik. Namun karena kondisi keasaman tidak

stabil, diperlukan unit netralisasi terlebih dahulu sebelum disalurkan ke

IPAL terpadu.

c) Setiap industrI diwajibkan mempunyai flow rate limbah yang akan

disalurkan ke IPAL terpadu. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui

jumlah limbah yang dihasilkan yang akan digunakan sebagai dasar

pembayaran tarif ke pengelola IPAL terpadu.

d) Limbah dari industri sebelum masuk ke IPAL terpadu dikontrol

karakteristiknya terlebih dahulu. Hal ini untuk menjaga agar limbah

yang masuk ke IPAL mempunyai karakteristik yang stabil. Jika

karakteristik limbah tersebut berfluktuasi terlampau besar akan

menjadikan beban kerja IPAL berat, bahkan dapat mematikan mikroba

yang bekerja di IPAL tersebut.

e) Setelah dilakukan control karakteristik, limbah masuk ke IPAL terpadu

f) Tahap pertama IPAL terpadu adalah tangki equalisasi. Tangki ini

berfungsi untuk menstabilkan karakteristik limbah yang akan diproses.

Disamping itu tangki ini juga berfungsi sebagai penampungan

sementara, yang mana limbah dari tangki equalisasi dipompa ke unit-

unit berikutnya agar aliran stabil. Hal ini untuk menjaga kestabilan

Page 65: Skripsi/Studi... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UNIVERSITAS SEBELAS MARET commit to user STUDI SENTRA INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI DESA SELOSARI KECAMATAN MAGETAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

proses kimia, fisika dan biologis dan untuk memudahkan dalam sistem

kontrol.

g) Dari tangki equalisasi limbah diproses kimia (flokulasi-koagulasi)

untuk pembentukan flok-flok. Setelah pembentukan flok selesai maka

flok tersebut di endapkan secara fisika agar padatan dan suspended

solid yang ada dalam limbah terpisahkan secara sempurna. Padatan

yang terkumpul di bagian dasar tangki pengendap dipompa untuk

dipadatkan dan dikeringkan, sedangkan cairan bagian atasnya

dilakukan proses biologis untuk menurunkan kadar COD dan BOD

limbah.

h) Proses biologis yang dapat diterapkan adalah dengan proses lumpur

aktif yang sudah banyak diterapkan pada system-sistem pengolahan

limbah. Dimana sebagian lumpur yang telah dipisahkan direcycle

kembali ke tangki earasi untuk proses pengolahan limbah ini.

i) Setelah proses biologis lumpur aktif selesai, maka lumpur dipisahkan

secara fisika dengan menggunakan tangki pengendapan. Cairan yang

telah memenuhi baku mutu lingkungan dapat dibuang ke saluran

limbah yang terseda atau dapat juga ditambahkan satu unit alat filter

air untuk meningkatkan kualitasnya yang selanjutnya air tersebut dapat

digunakan sebagai air proses produksi lagi.

j) Lumpur aktif yang terpisahkan dapat digunakan sebagai media tanam

tumbuhan dengan dilakukan proses pengeringan terlebih dahulu.

12. Batasan Operasional

Untuk menghindari timbulnya salah pengertian atau salah penafsiran terhadap

istilah-istilah dalam judul skripsi ini. Sehingga terjadi persepsi dan pemahaman

yang jelas. Oleh karena itu penulis menggunakan penegasan istilah agar ruang

lingkupnya tidak terlalu luas sehingga dapat dilakukan penegasan yang lebih mendalam

sebagai berikut :

a. Sentra Industri

Merupakan konsep pengembangan kegiatan ekonomi,

menguatkan kerjasama antar kegiatan ekonomi dari hulu sampai

Page 66: Skripsi/Studi... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UNIVERSITAS SEBELAS MARET commit to user STUDI SENTRA INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI DESA SELOSARI KECAMATAN MAGETAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

dengan hilir, serta fasilitas pendukungnya (pemasaran, aksesibilitas,

SDM, dan sebagainya)

b. Kerajinan Kulit

Merupakan hal yang berkaitan dengan buatan tangan yang

berasal dari bahan kulit.

c. Karakteristik

Karakteristik merupakan satu kualitas atau suatu sifat yang

tetap, terus menerus dan kekal yang dapat dijadikan sebagai ciri umum

untuk mengidentifikasi seorang pribadi, suatu obyek atau suatu

kejadian

Page 67: Skripsi/Studi... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UNIVERSITAS SEBELAS MARET commit to user STUDI SENTRA INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI DESA SELOSARI KECAMATAN MAGETAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

B. Penelitian Yang Relevan

Penelitian yang dilakukan oleh Fauzan Ahmadi (2002) dengan judul :

STUDI TENTANG INDUSTRI MEBEL DI KECAMATAN

GONDANGREJO KABUPATEN KARANGANYAR TAHUN 2000. Dengan

tujuan penelitian : (1) untuk mengetahui faktor yang paling berperan dalam

pemilihan lokasi industri mebel dan faktor yang paling berperan dalam

perkembangan industri mebel di Kecamatan Gondangrejo. (2) untuk mengetahui

seberapa besar peranan industri mebel terhadap peningkatan kesejahteraan

masyarakat di Kecamatan Gondangrejo Kabupaten Karanganyar.

Metode yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif. Alat

pengumpulan data kuesioner. Teknik sampling menggunakan purposive sampling.

Teknik analisis yang digunakan adalah teknik deskriptif kualitatif,

penyederhanaan data dalam bentuk tabel sehingga mudah untuk dimengerti,

langkah selanjutnya menarik kesimpulan.

Hasil penelitian : (1) faktor sarana transportasi paling berperan dalam

pemilihan lokasi industri, serta faktor modal dan sarana transportasi paling

berperan dalam perkembangan industri mebel di Kecamatan Gondangrejo. (2)

industri mebel di Kecamatan Gondangrejo berperan penting dalam peningkatan

kesejahteraan penduduk khususnya yang tinggal di sekitar industri mebel,

peningkatan itu pada bidang pendapatan yaitu mengalami peningkatan sebesar

20%, tingkat pendidikan mengalami peningkatan sebesar 16,7%, tingkat

pendidikan anak mengalami peningkatan sebesar 5,1%, dan keadaan fisik rumah

mengalami peningkatan sebesar 3,4%.

Penelitian yang dilakukan oleh R Wisnu Murti (2002) dengan judul :

STUDI GEOGRAFI UNTUK INDUSTRI GENTENG DI DESA

KEDAWUNG KECAMATAN PEJAGOAN KABUPATEN KEBUMEN

TAHUN 1999. Dengan tujuan penelitian : Untuk mengetahui faktor-faktor

geografi yang mempengaruhi keberadaan industri genteng di Desa Kedawung

Kec. Pejagoan

Menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan analisis deskripsi

wilayah dan sosial.

Page 68: Skripsi/Studi... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UNIVERSITAS SEBELAS MARET commit to user STUDI SENTRA INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI DESA SELOSARI KECAMATAN MAGETAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Hasil penelitian : Faktor geografi yang mempengaruhi industri genteng di

Desa Kedawung Kec. Pejagoan meliputi faktor fisik yang berupa lokasi, tanah,

iklim dan air. Faktor sosial ekonomi berupa modal, tenaga kerja, transportasi dan

pasar.

Penelitian yang dilakukan oleh Ika Diah Palupi (2005) dengan judul :

STUDI TENTANG KARAKTERISTIK SOSIAL EKONOMI PETANI

TANAMAN GARUT DI KECAMATAN GESI KABUPATEN SRAGEN

TAHUN 2004. Dengan tujuan penelitian : (1) untuk mengetahui karakteristik

sosial ekonomi petani tanaman garut di Kecamatan Gesi. (2) untuk mengetahui

kesejahteraan petani garut dilihat dari perbedaan karakteristik social ekonominya.

Menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan analisis deskripsi

tentang karakteristik sosial dan tingkat kesejahteraan.

Hasil Penelitian : Pendidikan petani sebagian besar adalah antara SD-

SLTP, Jumlah tanggungan keluarga sebagian besar adalah 2-3 orang,

Karakteristik sosial ekonomi yang berpengaruh terhadap kesejahteraan adalah

tingkat pendidikan, sedang jenis pekerjaan dan jumlah tanggungan keluarga tidak

berpengaruh. Dilihat dari perbedaan karakteristik sosial ekonominya

kesejahteraan petani garut tergolong masih rendah walaupun demikian sudah

menunjukkan adanya peningkatan.

Penelitian yang dilakukan oleh Galih Nurmandito (2011) dengan judul : STUDI

SENTRA INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI DESA SELOSARI KECAMATAN

MAGETAN TAHUN 2011. Dengan tujuan penelitian : (1) Proses spasial munculnya

sentra industri kerajinan kulit di Desa Selosari Kecamatan Magetan Tahun 2011.

(2) Faktor produksi dan faktor spasial yang mendukung keberadaan sentra

industri kerajinan kulit di Desa Selosari Kecamatan Magetan Tahun 2011. (3)

dampak dari meningkatnya pendapatan di sentra industri kerajinan kulit di Desa

Selosari Kecamatan Magetan Tahun 2011.

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Subyek penelitian

adalah pengusaha kerajinan kulit di Kecamatan Magetan. Populasi pengusaha

kerajinan kulit adalah 34 orang. Teknik pengumpulan data menggunakan

Page 69: Skripsi/Studi... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UNIVERSITAS SEBELAS MARET commit to user STUDI SENTRA INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI DESA SELOSARI KECAMATAN MAGETAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

observasi, wawancara, kuesioner, dan dokumentasi. Teknis analisis data yang

digunakan berupa tabel frekuensi untuk mengetahui besar prosentase data.

Hasil penelitian : (1) Karakteristik sosial ekonomi pengusaha kerajinan

kulit di Kecamatan Magetan adalah : (1) Sentra industri kerajinan kulit di Desa

Selosari tidak muncul begitu saja, namun memerlukan waktu dan proses yang

cukup lama. Tahun 1995 – 2000 telah ada 15 unit industri di Desa Selosari yang

menjadi inti atau pusat perkembangan sentra tersebut, tahun 2001 – 2005

mengalami perkembangan dan penambahan unit industri sebanyak 15 unit.

Sekarang sentra di Desa Selosari terus berkembang dan telah ada 34 unit industri

kerajinan kulit. (2) Dilihat dari faktor produksi yang mendukung keberadaan

industri kerajinan kulit di Kecamatan Magetan Tahun 2011 adalah ketersediaan

bahan baku untuk kelancaran dalam usaha industri kerajinan kulit, pengambilan

bahan baku dekat dengan lokasi industri, tersedianya tenaga kerja yang cukup,

kemudahan dalam transportasi guna pemasaran hasil produksi ke pihak konsumen

dan jangkauan pemasaran sampai ke luar daerah Kecamatan Magetan. Faktor

yang sangat dominan mendukung keberadaan industri kerajinan kulit di

Kecamatan Magetan adalah bahan baku dan pemasaran. Faktor spasial yang

paling mempengaruhi keberadaan sentra industry kerajinan kulit di Desa Selosari

adalah Pola Keruangan (Spatial Patern) dan struktur keruangan (Spatial

Structure). Dengan memiliki pola mengelompok dan struktur keruangan yang

memanjang searah jalan, maka akan memberi keuntungan dalam pemasaran dan

menarik perhatian masyarakat. (3) Dampak meningkatnya pendapatan sentra

industri kerajinan kulit di Desa Selosari adalah : (a) Pendapatan tenaga kerja per

bulan mayoritas Rp 300.000,00 – Rp 400.000,00. (b) tenaga kerja yang diserap

sentra industri kerajinan kulit di Desa Selosari sebanyak 427 tenaga kerja yang

mayoritas berasal dari Kelurahan Magetan sebanyak 281 tenaga kerja.

Page 70: Skripsi/Studi... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UNIVERSITAS SEBELAS MARET commit to user STUDI SENTRA INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI DESA SELOSARI KECAMATAN MAGETAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

C. Kerangka Berpikir

Gambar 11. Kerangka Berpikir

Sentra Indutri Kerajinan Kulit di Desa Selosari

Masalah : Terkonsentrasi hanya di desa selosari,

Penyerapan tenaga kerja dan peningkatan kesejahteraan tenaga kerja.

Potensi : Produk yang dihasilkan berkualitas,

Pemasaran cukup bagus, Industri padat karya, mengurangi pengangguran

Pengusaha dan Tenaga Kerja Kerajinan Kulit

Penelitian

Perkembangan Desa Selosari : Proses Munculnya Sentra

Industri, Analisis Tetangga Terdekat, Penggunaan Lahan, Penambahan Jumlah Unit Industri Kerajinan Kulit.

Karakteristik Sosial Ekonomi Pengusaha dan

Tenaga Kerja Kerajinan Kulit

Faktor produksi yang

paling berpangaruh : Bahan baku, pemasaran,

modal, tenaga kerja,

aksesibilitas.

Aspek Spasial : Spatial

Patern, Spatial Structure,

Spatial Process, Spatial Organization, Spatial

Interaction, Spatial Tendecy,

Spatial Association.

Karakteristik Sosial

Ekonomi : umur, jenis kelamin, pendidikan, status

perkawinan, tanggungan

keluarga, pendapatan

Peta perkembangan sentra industri kerajinan kulit

di desa selosari tahun 2011

Hasil Penelitian : deskripsi karakteristik sosial ekonomi

pengusaha kerajinan kulit, deskripsi faktor spasial dan

faktor produksi yang paling berpengaruh, dampak meningkatnya pendapatan di sentra industri kerajinan kulit

di desa selosari.

Dampak Meningkatnya

Pendapatan : Tenaga

Kerja Yang Diserap,

Kesejahteraan Tenaga

Kerja.

Pola dan Struktur Spasial Sentra Industri Kerajinan Kulit di Desa Selosari

Kecamatan Magetan Tahun 2011

Page 71: Skripsi/Studi... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UNIVERSITAS SEBELAS MARET commit to user STUDI SENTRA INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI DESA SELOSARI KECAMATAN MAGETAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu

Penelitian ini akan dilaksanakan di Sentra Industri Kerajinan Kulit di Desa

Selosari, Kecamatan Magetan, Kabupaten Magetan. Desa Selosari berada pada

ketinggian antara 314 sampai dengan 481 meter di atas permukaan laut. Letak

Kecamatan Magetan berada pada LS 70 37’ 15,1” BT 111

0 17’ 56,4” dan LS 7

0

40’ 13,8” BT 1110

21’ 57,6” .

Waktu penelitian ini dimulai sejak bulan Agustus tahun 2011 sampai bulan

Maret 2012 dengan perincian sebagai berikut :

Tabel 1. Waktu Penelitian

No Jenis

Kegiatan

2011 2012

Bulan Bulan

Agustus-

Oktober

November Desember

- Januari

Februari Maret

1 Penyusunan

Proposal

2 Penyusunan

Instrumen

3 Pengumpulan

Data

4 Analisis Data

5 Penulisan

Laporan

B. Bentuk dan Strategi Penelitian

Merupakan langkah awal sebagai patokan dan garis besar guna

memudahkan penelitian yang akan dilakukan penulis dan memudahkan untuk

interpretasi dan analisis data

Page 72: Skripsi/Studi... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UNIVERSITAS SEBELAS MARET commit to user STUDI SENTRA INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI DESA SELOSARI KECAMATAN MAGETAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1. Bentuk Penelitian

Penelitian ini menggunakan bentuk penelitian deskriptif kualitatif,

dimana terdapat saling keterkaitan, ketergantungan serta saling mempengaruhi

antara peneliti dengan responden. Penelitian merupakan penelitian non

hipotesis sehingga dalam langkah penelitiannya tidak perlu merumuskan

hipotesis. Menurut Bogdan Taylor dalam Lexy J. Moleong (1996:6)

menyatakan bahwa :

2. Strategi Penelitian

Strategi penelitian merupakan cara yang digunakan untuk mencapai

tujuan penelitian, sehingga dituntut menggunakan strategi yang sesuai. Hal ini

disesuaikan dengan karakteristik data yang bersifat kualitatif, maka strategi

penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif.

Metode penelitian yang digunakan lebih mengacu pada metode

deskriptif kualitatif, Menurut Tika, (1997: 6). Penelitian deskriptif adalah

suatu penelitian yang mengarah pada pengungkapan masalah atau keadaan

sebagaimana adanya dan mengungkapkan fakta-fakta yang ada, walaupun

kadang-kadang diberikan interpretasi atau analisis.

Untuk mengkaji permasalahan yang ada diperlukan suatu pendekatan

melalui pemilihan strategi penelitian yang tepat. Strategi yang digunakan

peneliti untuk mendeskripsikan dan menginterpretasikan apa yang ada,

meliputi kondisi atau korelasi yang ada, proses yang terjadi, sebab-akibat yang

timbul, dan kecenderungan yang telah berkembang.

Pendekatan spasial adalah suatu metode untuk mempelajari fenomena

geosfer dengan menggunakan ruang sebagai media untuk di analisis. (Hagget

1983, dalam Yunus 2005 : 214).

Data yang bersifat spasial dalam penelitian ini adalah kenampakan

penggunaan lahan di daerah penelitian adalah permukiman pengusaha

kerajinan kulit disamping untuk tempat tinggal juga sebagai tempat usaha

pemasaran produk kerajinan kulit.

Page 73: Skripsi/Studi... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UNIVERSITAS SEBELAS MARET commit to user STUDI SENTRA INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI DESA SELOSARI KECAMATAN MAGETAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

C. Sumber Data

Merupakan asal data yang akan diambil oleh peneliti sebagai bahan dasar

penelitian yang akan dilakukan. Meliputi :

1. Populasi

Sebagai langkah awal dalam penelitian adalah perlunya menentukan

populasi. Menurut Hadi Sabari Yunus (2010 :260) populasi adalah kumpulan

dari satuan-satuan elementer yang mempunyai karakteristik dasar yang sama

atau dianggap sama. Karakteristik dasar mana yang dicerminkan dalam bentuk

ukuran-ukuran tertentu.

Menurut Hadi (1981: 45) penyelidikan populasi adalah penyelidikan

seluruh subyek, individu atau peristiwa (kasus). Adapun yang dijadikan

populasi dalam penelitian ini adalah semua pengusaha kerajinan kulit di kec

Magetan. Menurut pengertian populasi diatas maka penulis dapat

menyimpulkan bahwa populasi adalah penyelidikan terhadap seluruh industri

(obyek) yang dimaksud paling tidak memiliki sifat yang sama.

2. Sampel

Teknik sampel yang digunakan adalah purposive sampling/sampling

pertimbangan, terjadi apabila pengambilan sampel dilakukan berdasarkan

pertimbangan perorangan/peneliti. Besarnya sampel penelitian berdasarkan

pendapat Arikunto (2002: 112) apabila subyek penelitian kurang dari 100

lebih baik diambil semua sehingga penelitian populasi selanjutnya jika subyek

lebih besar dari 100 dapat diambil antara 10-15% atau 20-25% atau lebih.

Page 74: Skripsi/Studi... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UNIVERSITAS SEBELAS MARET commit to user STUDI SENTRA INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI DESA SELOSARI KECAMATAN MAGETAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

D. Pengumpulan Data

Merupakan proses pengambilan atau memilih data yang ada di lapangan

yang dilakukan oleh peneliti guna mempermudah dalam menganalisis dan

interpretasi data yang ada, meliputi :

1. Wawancara

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan

itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang

mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai (intervievee) yang

memberikan jawaban atas pertanyaan itu (Lexy J Moleong : 2002: 24).

Dengan melakukan wawancara, data yang diperoleh akan lebih

lengkap dan mendalam karena bisa melakukan interaksi secara langsung

dengan responden, informasi lebih lengkap dan sesuai dengan fakta yang ada

di lapangan.

2. Observasi Lapangan

Merupakan suatu cara dalam pengumpulan data dengan pengamatan

langsung pada obyek yang akan diteliti. Hal-hal yang diteliti dalam penelitian

ini adalah keadaan daerah penelitian yang berhubungan dengan industri

kerajinan kulit.

3. Kuesioner

Merupakan suatu daftar yang berisikan rangkaian pertanyaan

mengenai sesuatu masalah atau bidang yang akan diteliti (Cholid Narbuko &

Abu Achmadi : 2003: 14).

Dengan menggunakan kuesioner, akan mendapatkan data yang cukup

lengkap dari responden. Berisikan kumpulan pertanyaan yang disusun secara

runtut agar lebih mudah dipahami dan diisi oleh responden.

Page 75: Skripsi/Studi... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UNIVERSITAS SEBELAS MARET commit to user STUDI SENTRA INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI DESA SELOSARI KECAMATAN MAGETAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4. Dokumentasi

Data yang diperoleh berupa foto atau gambar kegiatan dan keadaan

lingkungan para pengusaha kerajinan kulit di Kecamatan Magetan. Meliputi

proses pembuatan sampai proses pemasaran yang dilakukan oleh para

pengusaha kerajinan kulit.

E. Teknik Pengumpulan Data

Merupakan teknik yang akan digunakan oleh peneliti guna mempermudah

mengumpulkan atau memperoleh data di lapangan baik data lisan maupun tertulis,

meliputi :

1. Primer

Sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata, dan

tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain

(Lofland dan Lofland 1984: 47 dalam Lexy J. Moleong, 1996: 27).

Data primer yang digunakan adalah data yang diperoleh dari hasil

wawancara terlebih dahulu (kueisoner), dan informasi yang dikumpulkan

antara lain : Lokasi daerah penelitian, karakteristik pengusaha kerajinan kulit

(nama, jenis kelamin, umur, status, jumlah tanggungan keluarga) proses

produksi kerajinan kulit, serta aglomerasi industri kerajinan kulit..

2. Sekunder

Data sekunder diperoleh dari kantor kelurahan atau instansi

pemerintah. Adapun data yang dikumpulkan menyangkut informasi tentang

daerah penelitian antara lain : letak geografis dan peta administrasi, data

monografi desa dari kantor kelurahan, jumlah penduduk menurut umur dan

jenis kelamin.

Page 76: Skripsi/Studi... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UNIVERSITAS SEBELAS MARET commit to user STUDI SENTRA INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI DESA SELOSARI KECAMATAN MAGETAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

F. Validitas Data

Untuk menjamin validitas data dalam penelitian ini dipergunakan teknik

triangulasi. Triangulasi adalah tehnik pemeriksaan keabsahan data yang

memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data itu dan untuk keperluan pengecekan

atau sebagai pembanding terhadap data itu (Lexy J.Moleong, 1996: 78).

Jenis triangulasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah triangulasi

metode. Triangulasi metode yaitu dengan mengumpulkan data sejenis tetapi

dengan menggunakan teknik atau metode pengumpulan data yang berbeda.

Dalam teknik ini yang ditekankan adalah penggunaan metode

pengumpulan data yang berbeda, dan bahkan lebih jelas untuk diusahakan

mengarah pada sumber data yang sama untuk menguji kemantapan informasi

Pengumpulan data yang dilakukan adalah membandingkan sumber data

dari hasil wawancara, kuisioner, observasi dan dokumentasi. Dari ke empat teknik

tadi nantinya akan disimpulkan mengenai kondisi dari industri kerajinan kulit

yang mernyangkut aspek-aspek yang ada di dalamnya.

Setelah data terkumpul, maka data tersebut kemudian dianalisis secara

urut, dikelompok-kelompokan berdasarkan kategori-kategori yang telah

ditentukan. Dari data yang sudah terorganisasi maka dapat diperoleh uraian-uraian

yang nantinya menjadi bahan penulisan penelitian.

G. Analisis data

Analisis data adalah proses pengorganisasian dan pengurutan data-data

dalam suatu pola, kategori dan suatu uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema

dan dapat dirumuskan hipotesisnya. Tujuan analisis data adalah menyederhanakan

data kedalam bentuk yang mudah dibaca dan diinterpretasikan.

Analisis tabel frekuensi digunakan untuk mengetahui besarnya prosentase

karakteristik sosial-ekonomi pengusaha kerajinan kulit di Kecamatan Magetan.

Karakteristik sosial-ekonomi dapat mempengaruhi tingkat pendapatan pengusaha.

Hal ini disebabkan karena dari hari ke hari, waktu ke waktu karakteristik

pengusaha mengalami perubahan.

Page 77: Skripsi/Studi... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UNIVERSITAS SEBELAS MARET commit to user STUDI SENTRA INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI DESA SELOSARI KECAMATAN MAGETAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1. Cara menganalisis karakteristik sosial ekonomi pengusaha kerajinan kulit

di Kecamatan Magetan dengan mengelompokan data umur, jenis kelamin,

pendidikan, status perkawinan, lama usaha, dikelompokan dalam bentuk

tabel dan dicari prosentasenya kemudian dilakukan analisis dengan tabel

frekuensi.

2. Cara menganalisis faktor produksi yang berpengaruh pada keberadaan

industri kerajinan kulit di Kecamatan Magetan dengan mengumpulkan

data dari lapangan berupa modal usaha, jumlah tenaga kerja, bahan baku,

transportasi dan pemasaran lalu dikelompokan dalam bentuk tabel dan

dicari prosentasenya kemudian dilakukan analisis tabel frekuensi.

3. Cara menganalisis proses spasial dan faktor spasial yang ada di lapangan

dengan menggunakan analisis peta dan analisis hasil wawancara.

4. Cara menganalisis dampak meningkatnya pendapatan pengusaha kerajinan

kulit di Kecamatan Magetan dengan cara menghitung total pendapatan

dari penjualan produk kerajinan kulit kemudian dikurangi total biaya

produksi, maka diperoleh pendapatan bersih. Serta menghitung

pendapatan serta besarnya tenaga kerja yang diserap oleh sentra industri

kerajinan kulit di desa selosari. Pendapatan bersih yang telah diketahui

kemudian dikelompokan dalam bentuk tabel lemudian dicari besarnya

frekuensi dan prosentasenya kemudian dilakukan analisis tabel frekuensi.

Selain itu analisis data yang akan digunakan oleh peneliti adalah analisis

Tetangga Terdekat. Yaitu mengetahui keterikatan antara lokasi, pola, sebaran

industri kerajinan kulit di Desa Selosari. dengan memperhatikan hasil analisis,

dapat diketahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi aglomerasi industri di

sentra kerajinan kulit. Pola, sebaran dan tingkat pertambahan kawasan industri

dapat diketahui dengan memperhatikan data survey dan data yang telah di

analisis.

Page 78: Skripsi/Studi... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UNIVERSITAS SEBELAS MARET commit to user STUDI SENTRA INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI DESA SELOSARI KECAMATAN MAGETAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Menghitung Parameter Tetangga Terdekat (nearest-neighbour statistic)

Menurut Prof.R.Bintarto dan Surastopo Hadisumarno ( Dalam Metode Analisa

Geografi : 1979 : 75 ) yaitu:

T = Indeks penyebaran Tetangga Terdekat.

Ju = Jarak rata-rata yang diukur antara satu titik dengan titik

tetangganya yang terdekat.

= ∑ J

∑N

J = Jumlah jarak keseluruhan.

N = Jumlah titik.

Jh = Jarak rata-rata yang diperoleh andaikata semua titik

mempunyai pola random.

= 1

2 p

P = Kepadatan titik tiap kilometer persegi, Yaitu jumlah titik (N)

dibagi dengan luas wilayah dalam kilometer persegi (A)

Rumus Sturges untuk menentukan Interval Kelas:

IK = Interval kelas

Range = Nilai terbesar – Nilai terkecil

K = Banyaknya kelas

T = 𝑱𝒖

𝑱𝒉

Page 79: Skripsi/Studi... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UNIVERSITAS SEBELAS MARET commit to user STUDI SENTRA INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI DESA SELOSARI KECAMATAN MAGETAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

H. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian adalah tahapan-tahapan yang ditempuh dalam

penelitian dari awal sampai akhir penelitian.

1. Pengajuan Judul

Pengajuan judul merupakan tangkah pertama sebelum dilanjutkan ke

penyusunan proposal penelitian. Pengajuan judul dilaksanakan pada akhir

bulan Januari 2011.

2. Penyusunan Proposal Penelitian

Penyusunan proposal merupakan kegiatan menyusun rencana

penelitian yang digunakan untuk permohonan melaksanakan penelitian serta

melengkapi perijinan untuk melaksanakan penelitian. Penyusunan proposal

dilaksanakan pada bulan Januari 2011 dan dilanjutkan dengan perijinan.

3. Penyusunan Instrumen penelitian

Pada tahap ini kegiatannya adalah menyusun alat penelitian seperti

daftar pertanyaan, angket yang digunakan sebagai pedoman untuk

mendapatkan informasi dari informan sesuai dengan tujuan penelitian.

4. Pengumpulan Data

Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan adalah mengumpulkan data

hasil wawancara, penyebaran angket, observasi dan dokumen-dokumen yang

ada. Serta data sekunder , di dapat dari kantor kelurahan dan instansi terkait.

5. Analisis Data

Pada tahap analisis data, seluruh data yang terkumpul mulai dikoreksi

dianalisis secara diskriptif kualitatif. yang dimaksud dengan proses analisis

merupakan suatu usaha untuk menemukan jawaban atas pertanyaan perihal

rumusan-rumusan masalah yang kita peroleh dalam penelitian Analisis data

juga dimaksudkan untuk mempermudah data yang ada, data-data tersebut

disajikan dalam bentuk tabel, diagram, peta maupun gambar.

Page 80: Skripsi/Studi... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UNIVERSITAS SEBELAS MARET commit to user STUDI SENTRA INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI DESA SELOSARI KECAMATAN MAGETAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6. Penulisan Laporan Penekitian

Tahap ini merupakan tahap akhir dalam kegiatan penelitian yang telah

dilakukan yaitu berupa kegiatan menyusun laporan hasil penelitian yang

diwujudkan dalam bentuk skripsi.

I. Diagram Alir Penelitian

Gambar 12. Diagram Alir Penelitian

Peta RBI Magetan

Lembar 1508-141

Skala 1 : 25000

Peta RBI Jogorogo

Lembar 1508-143

Skala 1 : 25000

Peta Penggunaan Lahan

Desa Selosari Tahun

2000

Citra Ikonos Google Earth

Desa Selosari Tahun 2011

Peta Penggunaan Lahan

Desa Selosari Tahun

2011

Data Koordinat Unit Industri

di Desa Selosari

Tahun 2011

Perkembangan Penggunaan Lahan

Desa Selosari Tahun 2011

Peta Lokasi Sentra Industri

Kerajinan Kulit di Desa Selosari

Tahun 2011

Digitasi

Overlay

Overlay

Digitasi

Page 81: Skripsi/Studi... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UNIVERSITAS SEBELAS MARET commit to user STUDI SENTRA INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI DESA SELOSARI KECAMATAN MAGETAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Daerah Penelitian

Deskripsi daerah penelitian menggambarkan keadaan daerah penelitian

ditinjau dari keadaan fisik dan keadaan non fisik. Setiap daerah memiliki deskripsi

yang berbeda-beda. Keadaan fisik yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah

letak dan batas, luas daerah penelitian, penggunaan lahan, iklim di daerah

penelitian. Pembahasan ini akan membantu melihat kondisi fisik di daerah

penelitian yang melatarbelakangi kegiatan penduduk, khususnya pada industri

kulit. Keadaan non fisik yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah keadaan

penduduk yang meliputi jumlah, kepadatan dan penyebaran penduduk, komposisi

penduduk menurut mata pencaharian dan komposisi penduduk menurut tingkat

pendidikan.

a. Kondisi Fisik

Desa Selosari Terletak di Pinggiran Kecamatan Magetan dan berada

pada ketinggian antara 314 sampai dengan 481 meter di atas permukaan laut.

Letak Kecamatan Magetan berada pada LS 70 37’ 15,1” BT 111

0 17’ 56,4”

dan LS 7 0 40’ 13,8” BT 111

0 21’ 57,6” .

Secara administratif Kecamatan Magetan berbatasan dengan :

a. Sebelah Utara : Kecamatan Panekan

b. Sebelah Timur : Kecamatan Sukomoro

c. Sebelah Selatan : Kecamatan Ngariboyo

d. Sebelah Barat : Kecamatan Panekan dan Kecamatan Sidorejo

Penggunaan lahan adalah penggunaan utama dari suatu lahan,

bagaimana lahan tersebut dimanfaatkan saat ini dan penggunaan lahan di

Kecamatan Magetan akan mengalami perubahan dari waktu ke waktu secara

alami maupun pengaruh manusia. Dengan melihat bentuk penggunaan lahan

Page 82: Skripsi/Studi... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UNIVERSITAS SEBELAS MARET commit to user STUDI SENTRA INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI DESA SELOSARI KECAMATAN MAGETAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

suatu daerah maka dapat diketahui aktivitas manusia di daerah tersebut untuk

memenuhi hidupnya. Penggunaan lahan di Kecamatan Magetan dapat dilihat

pada tabel berikut :

Tabel 2. Penggunaan Lahan di Kecamatan Magetan Tahun 2011

No Penggunaan Lahan Luas (Ha)

1 Sawah 1.289,00

2 Bukan Sawah (tegal,

pekarangan)

33,56

3 Lainnya (permukiman, jalan,

kuburan)

818,68

Jumlah 2.141,24

Sumber : Kecamatan Magetan Dalam Angka 2011

Dari tabel diatas dapat diketahui penggunaan lahan sebagai berikut

untuk usaha pertanian berupa sawah seluas 1.289,00 Ha, tegal/pekarangan

seluas 33,56 Ha.

Berdasarkan data di atas dapat disimpulkan bahwa daerah penelitian

masih ada sebagian penduduk yang bekerja di sektor pertanian sebagai usaha

untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Untuk sektor industri atau

permukiman, jalan, kuburan menempati area seluas 818,68 Ha. Penjelasan

masing-masing lahan akan diuraikan sebagai berikut :

1. Sawah

Lahan sawah di Kecamatan Magetan diusahakan pada daerah yang

landai hingga berombak, luas lahan ini adalah 1.289.00 Ha adalah jenis

sawah irigasi dan mampu panen 3 kali setahun. Sawah jenis ini terdapat di

seluruh daerah Kecamatan Magetan. Dengan lahan pertanian yang cukup

luas, menjadikan Kecamatan Magetan memiliki potensi yang besar

sebagai daerah produksi pangan selain sebagai pusat kegiatan ekonomi

dan jasa yang telah mulai berkembang di Kecamatan Magetan.

Page 83: Skripsi/Studi... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UNIVERSITAS SEBELAS MARET commit to user STUDI SENTRA INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI DESA SELOSARI KECAMATAN MAGETAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2. Tegal/ pekarangan

Lahan ini tersebar di seluruh Kecamatan Magetan dengan luas

33,56 Ha, lahan ini terdiri dari bermacam-macam bangunan seperti,

perumahan industri, perkantoran serta sekolahan dan bangunan industri di

sentra industri kulit di Kecamatan Magetan. Secara umum setiap rumah

atau tempat tinggal akan memiliki lahan pekarangan meskipun dengan

luasan yang terbatas, yang dimanfaatkan sebagai taman atau sebagai

sarana untuk memperindah tampilan rumah atau tempat tinggal. Dengan

perkembangan Kecamatan Magetan yang cukup cepat mengakibatkan

semakin berkurangnya lahan untuk pekarangan rumah. Permukiman yang

padat serta kebutuhan tempat tinggal yang tinggi mengakibatkan lahan

yang ada dimanfaatkan semaksimal mungkin sebagai permukiman.

3. Lain-lain

Lahan yang mempunyai luas 818,68 Ha, dimanfaatkan penduduk

untuk pemukiman, jalan dan kuburan. Kebutuhan lahan akan permukiman

sangatlah tinggi, berbeda dengan kebutuhan akan lahan kuburan yang

sangat rendah. Semakin berkurangnya lahan pertanian dan pekarangan dari

waktu ke waktu mengindikasikan bahwa Kecamatan Magetan telah

menjadi pusat kegiatan ekonomi dan jasa, serta mampu menarik setiap

pelaku kegiatan ekonomi dan jasa untuk bertempat tinggal di wilayah

terdekat. Sehingga dapat dipastikan kebutuhan lahan akan permukiman

akan terus meningkat seiring perkembangan kegiatan ekonomi dan jasa di

Kecamatan Magetan.

b. Kondisi Penduduk

a. Jumlah Penduduk

Merupakan jumlah keseluruhan penduduk dalam suatu wilayah yang

mencakup penduduk laki-laki maupun perempuan yang menetap dan

tercatat sebagai penduduk wilayah tersebut.

Berdasarkan data statistik dari Badan Pusat Statistik Kecamatan

Magetan bahwa jumlah penduduk se-Kecamatan Magetan sebagai berikut :

Page 84: Skripsi/Studi... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UNIVERSITAS SEBELAS MARET commit to user STUDI SENTRA INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI DESA SELOSARI KECAMATAN MAGETAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Tabel 3. Banyaknya Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Kelurahan/Desa

Akhir Tahun 2010

Sumber : Kecamatan Magetan Dalam Angka 2011

Berdasarkan diagram diatas dapat diketahui bahwa jumlah

penduduk kecamatan magetan secara keseluruhan terbagi dalam 14

desa/kelurahan dan masing-masing memiliki jumlah penduduk yang

relatif sama. Untuk desa/kelurahan Selosari, Tambakrejo, dan

tawanganom memiliki jumlah penduduk yang lebih banyak dibanding

desa/kelurahan yang lain. Sehingga untuk daerah ini akan sangat

mudah untuk mendapatkan tenaga kerja dan merupakan daerah

pemasaran yang baik. Kepadatan penduduk adalah jumlah penduduk

yang menetap dalam suatu luasan wilayah tertentu, biasanya satuan

yang digunakan adalah Km2. Dalam penelitian ini, penulis

menggunakan satuan 1 Km2

untuk mengetahui kepadatan penduduk di

Kecamatan Magetan Tahun 2011 Dengan kata lain kita dapat

mengetahui berapa banyaknya penduduk dalam wilayah seluas 1 Km2

di Kecamatan Magetan Tahun 2011.

Kelurahan/Desa Penduduk

Laki-Laki

(Jiwa)

Perempuan

(Jiwa)

Jumlah

(Jiwa)

Ringinagung 1.537 1.619 3.156

Candirejo 1.277 1.273 2.550

Selosari 2.890 3.155 6.045

Magetan 1.579 1.736 3.315

Buluketo 962 1.050 2.012

Mangkujayan 907 1.074 1.981

Tambakrejo 694 755 1.449

Tambran 1.005 1.062 2.067

Kebonagung 792 1.048 1.840

Kepolorejo 2.977 3.317 6.294

Tawanganom 3.046 3.285 6.331

Sukowinangun 2.273 2.479 4.752

Baron 1.411 1.431 2.842

Purwosari 1.419 1.709 3.128

Jumlah 22.769 24.993 47.762

Page 85: Skripsi/Studi... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UNIVERSITAS SEBELAS MARET commit to user STUDI SENTRA INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI DESA SELOSARI KECAMATAN MAGETAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Menururt Badan Pusat Statistik Kecamatan Magetan Tahun

2011 kepadatan penduduk di Kecamatan Magetan Tahun 2011 adalah

2.231 jiwa/Km2. Kepadatan penduduk dalam suatu wilayah dapat

diketahui melalui perhitungan jumlah penduduk dibagi dengan luas

wilayah.

Tabel 4. Luas dan Kepadatan Penduduk Per Km2 Menurut Kelurahan/Desa Tahun

2011

Kelurahan/Desa Luas

(Km2)

Presentase

dari Luas

Kecamatan

(%)

Jumlah

Penduduk

(Jiwa)

Kepadatan

Penduduk

Per Km2

Ringinagung 1,7236 8,05 3.156 1.831

Candirejo 1,3152 6,14 2.550 1.939

Selosari 1,7125 8,00 6.045 3.530

Magetan 0,8651 4,04 3.315 3.832

Buluketo 0,8423 3,93 2.012 2.389

Mangkujayan 1,1073 5,17 1.981 1.789

Tambakrejo 1,4112 6,59 1.449 1.027

Tambran 1,0130 4,73 2.067 2.040

Kebonagung 0,6867 3,21 1.840 2.679

Kepolorejo 1,1860 5,54 6.294 5.307

Tawanganom 2,7932 13,04 6.331 2.267

Sukowinangun 1,5408 7,20 4.752 3.084

Baron 2,2220 10,38 2.842 1.279

Purwosari 2,9935 13,98 3.128 1.045

Jumlah 21,4124 100,00 47.762 34.038

Sumber : Kecamatan Magetan Dalam Angka 2011

Berdasarkan diagram diatas dapat diketahui bahwa desa/kelurahan

Kepolorejo memiliki tingkat kepadatan yang paling tinggi dibandingkan

dengan desa/kelurahan lain di Kecamatan Magetan, yaitu 15,59% dari

keseluruhan wilayah Kecamatan Magetan. Hal ini disebabkan karena

Desa/Kelurahan Kepolorejo merupakan daerah permukiman yang cukup

padat di Kecamatan Magetan. Terdapat perumahan-perumahan rakyat dan

Page 86: Skripsi/Studi... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UNIVERSITAS SEBELAS MARET commit to user STUDI SENTRA INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI DESA SELOSARI KECAMATAN MAGETAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

banyaknya gang-gang sempit yang mengindikasikan bahwa terdapat

banyak tempat tinggal penduduk di dalamnya.

Menurut data dari Badan Pusat Statistik Kecamatan Magetan

diketahui bahwa jumlah Penduduk Kecamatan Magetan Tahun 2011

menurut umur dan jenis kelamin adalah sebagai berikut :

Tabel 5. Jumlah Penduduk Menurut Umur dan Jenis Kelamin di Kecamatan

Magetan

No Kelompok

Umur

(Tahun)

Laki-Laki

(Jiwa)

Perempuan

(Jiwa)

Jumlah

(Jiwa)

1 0 – 4 1.540 1.565 3.105

2 5 – 9 1.475 1.501 2.976

3 10 – 14 1.576 1.577 3.153

4 15 – 19 1.727 1.708 3.435

5 20 – 24 1.979 1.953 3.932

6 25 – 29 2.311 2.144 4.455

7 30 – 34 1.518 1.533 3.051

8 35 – 39 1.487 1.701 3.188

9 40 – 44 1.466 1.773 3.239

10 45 – 49 1.598 1.911 3.509

11 50 – 54 1.544 1.802 3.346

12 55 – 59 1.406 1.506 2.912

13 60 – 64 1.033 1.198 2.231

14 65 – 69 806 974 1.780

15 70 – 74 611 930 1.541

16 75 – Keatas 692 1.217 1.909

Jumlah 22.769 24.993 47.762

Sumber : Kecamatan Magetan Dalam Angka 2011

Berdasarkan data tersebut dapat dihitung angka ketergantungan

penduduk (dependent ratio) penduduk Se-Kecamatan Magetan Tahun

2011. Rasio beban tanggungan berarti perbandingan jumlah penduduk

dibawah usia 15 tahun dan diatas 65 tahun terhadap jumlah penduduk

yang berusia 15-64 tahun. Berdasarkan data komposisi penduduk menurut

Page 87: Skripsi/Studi... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UNIVERSITAS SEBELAS MARET commit to user STUDI SENTRA INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI DESA SELOSARI KECAMATAN MAGETAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

umur dapat diketahui rasio beban tanggungan. Berdasar tabel diatas dapat

diketahui bahwa proporsi penduduk usia 0-14 tahun berjumlah 9.234 dan

penduduk yang berusia diatas 65 tahun berjumlah 5.230. Kelompok

penduduk usia 0-14 tahun dan kelompok usia lebih dari 65 tahun adalah

kelompok usia non produktif, sedangkan kelompok penduduk usia 15-64

tahun berjumlah 33.298. sebagai penduduk usia produktif, dengan

mengetahui rasio beban tanggungan penduduk se-Kecamatan Magetan

dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

𝐷𝑅 =𝑃𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘 𝑢𝑠𝑖𝑎 𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑡𝑖𝑓

𝑃𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘 𝑢𝑠𝑖𝑎 𝑛𝑜𝑛 𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑡𝑖𝑓 × 𝑘

= 𝑃(15 − 64)

𝑃 0 − 14 + 𝑃(65+ ) × 𝑘

= 33.298

9.234 + 5.230 × 100

= 230,21 (𝑑𝑖𝑏𝑢𝑙𝑎𝑡𝑘𝑎𝑛 𝑚𝑒𝑛𝑗𝑎𝑑𝑖 230)

Dimana :

DR : Dependency Ratio (angka Ketergantungan)

P (15 – 64) : Penduduk usia 15 – 64 Tahun.

P (0 – 14) : Penduduk usia 0 – 14 Tahun.

P (65 +) : Penduduk usia di atas 65 Tahun.

𝑘 : Bilangan Konstanta besarnya 100

Berdasarkan perhitungan ini dapat disimpulkan bahwa rasio beban

tanggungan yang ada di Kecamatan Magetan ada 230 jiwa, berarti tiap 100

orang penduduk Kecamatan Magetan yang produktif menanggung beban

ekonomi 230 jiwa yang tidak produktif. Angka tersebut menunjukan

bahwa beban tanggunan yang harus dibebankan kepada usia produktif

Page 88: Skripsi/Studi... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UNIVERSITAS SEBELAS MARET commit to user STUDI SENTRA INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI DESA SELOSARI KECAMATAN MAGETAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

terhadap usia tidak produktif dan kurang produktif , sehingga terasa

memberatkan penduduk.

Angka ketergantungan atau angka beban tanggungan penduduk

Kecamatan Magetan Tahun 2011 sebesar 230 jiwa ini dapat disimpulkan

bahwa di Kecamatan Magetan mempunyai angka ketergantungan yang

sangat tinggi dan proporsi penduduk usia non produktif yang lebih banyak

dibandingkan penduduk usia produktif.

b. Komposisi Penduduk

Komposisi penduduk adalah suatu gambaran susunan penduduk

menurut karakteristik yang sama. Disini penulis hanya membahas tentang

komposisi penduduk menurut mata pencaharian dan komposisi penduduk

menurut tingkat pendididkan akan disajikan dalam bentuk tabel. Padahal

total penduduk di Kecamatan Magetan Tahun 2011 sebesar 47.762 jiwa

yang terdiri dari 22.769 jiwa penduduk laki-laki dan 24.993 jiwa penduduk

perempuan.

1) Komposisi penduduk menurut mata pencaharian.

Komposisi penduduk menurut mata penaharian sangat berguna

untuk memberikan gambaran mengenai jumlah penduduk yang

menggantungkan hidupnya pada berbagai macam lapangan pekerjaan

dan dapat memeberikan gambaran tentang struktur ekonomi suatu

daerah. Komposisi penduduk menurut mata pencaharian dapat dilihat

pada tabel.

Page 89: Skripsi/Studi... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UNIVERSITAS SEBELAS MARET commit to user STUDI SENTRA INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI DESA SELOSARI KECAMATAN MAGETAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Tabel 6. Komposisi penduduk menurut mata pencaharian Kecamatan Magetan

Tahun 2011

No Mata Pencaharian Jiwa

1 Petani 4.811

2 Industri (anyaman, kulit, dan

lainnya)

3.992

3 Perdagangan 7.499

4 Jasa (konstruksi, pertambangan

dan penggalian, listrik, gas, air,

dan lembaga keuangan)

1.067

5 Angkutan dan Komunikasi 378

6 Pegawai Negeri 3.573

7 TNI dan POLRI 977

8 Pegawai Swasta 4.978

9 Lainnya 2.088

Jumlah 29.363

Sumber : Kecamatan Magetan Dalam Angka 2011

Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa penduduk

Kecamatan Magetan sebagian besar hidup pada sektor Swasta, yaitu

sebesar 4.978 jiwa, sedangkan mata pencaharian terkecil adalah pada

sektor Angkutan dan Komunikasi sebesar 378 jiwa, sedangkan mata

pencaharian di bidang TNI dan POLRI sebesar 977 jiwa.

2) Komposisi Penduduk Berdasarkan Umur dan Jenis Kelamin

Pembahasan komposisi penduduk menurut umur dan jenis

kelamin sangat penting karena dapat memberikan gambaran tentang

golongan umur produktif dan umur non produktif. Komposisi

penduduk menurut umur dapat digunakan untuk mengetahui

persebaran penduduk menurut kelompok umur dan beban tanggungan.

Dengan demikian komposisi penduduk dapat digunakan sebagai

petunjuk atau dasar untuk menyusun beberapa kebijaksanaan

pemerintah dimasa mendatang yang berkaitan dengan pendidikan,

penyusunan kebijaksanaan penduduk yang berhubungan dengan

masalah keluarga berencana dan kebijaksanaan tenaga kerja.

Page 90: Skripsi/Studi... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UNIVERSITAS SEBELAS MARET commit to user STUDI SENTRA INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI DESA SELOSARI KECAMATAN MAGETAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Komposisi penduduk berdasarkan umur dan jenis kelamin di

Kecamatan Magetan Tahun 2011 disajikan dalam tabel berikut ini :

Tabel 7 . Komposisi Penduduk Menurut Umur dan Jenis Kelamin di Kecamatan

Magetan Tahun 2011

No Kelompok

Umur

(Tahun)

Laki-Laki

(Jiwa)

Perempuan

(Jiwa)

Jumlah

(Jiwa)

1 0 – 4 1.540 1.565 3.105

2 5 – 9 1.475 1.501 2.976

3 10 – 14 1.576 1.577 3.153

4 15 – 19 1.727 1.708 3.435

5 20 – 24 1.979 1.953 3.932

6 25 – 29 2.311 2.144 4.455

7 30 – 34 1.518 1.533 3.051

8 35 – 39 1.487 1.701 3.188

9 40 – 44 1.466 1.773 3.239

10 45 – 49 1.598 1.911 3.509

11 50 – 54 1.544 1.802 3.346

12 55 – 59 1.406 1.506 2.912

13 60 – 64 1.033 1.198 2.231

14 65 – 69 806 974 1.780

15 70 – 74 611 930 1.541

16 75 - Keatas 692 1.217 1.909

Jumlah 22.769 24.993 47.762

Sumber : Kecamatan Magetan Dalam Angka 2011

Bila dilihat dari tabel diatas, maka komposisi penduduk

menurut jenis kelamin di Kecamatan Magetan antara laki-laki dan

perempuan hanya berbeda 2.224 jiwa lebih banyak penduduk

perempuan.

Apabila dilihat dari komposisi menurut umur dan pada tabel

diatas dapat diketahui besarnya rasio jenis kelamin dengan

menggunakan rumus yang dikemukakan oleh Ida Bagus Mantra (1985)

sebagai berikut :

Page 91: Skripsi/Studi... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UNIVERSITAS SEBELAS MARET commit to user STUDI SENTRA INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI DESA SELOSARI KECAMATAN MAGETAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

𝑅𝑎𝑠𝑖𝑜 𝑗𝑒𝑛𝑖𝑠 𝑘𝑒𝑙𝑎𝑚𝑖𝑛 =a

b × 100

Keterangan :

a = Jumlah penduduk laki-laki

b = Jumlah penduduk perempuan

jadi rasio jenis kelamin =22.769

24.993× 100

= 91,1 (𝑑𝑖𝑏𝑢𝑙𝑎𝑡𝑘𝑎𝑛 𝑚𝑒𝑛𝑗𝑎𝑑𝑖 91)

Dari rumus tersebut diatas dapat diketahui bahwa rasio

jenis kelamin penduduk di Kecamatan Magetan adalah 91. Rasio

jenis kelamin merupakan angka perbandingan antara jumlah

penduduk laki-laki dengan jumlah penduduk perempuan di suatu

daerah. Penyajian data mengenai sex ratio dapat ditampilkan secara

umum atau juga dapat didasarkan kelompok umur tertentu.

Sehingga pada tahun 2011 setiap 100 penduduk perempuan di

Kecamatan Magetan terdapat 91 penduduk laki-laki.

3) Komposisi Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan

Melihat data komposisi penduduk menurut tingkat pendidikan

dapat memberikan gambaran tentang tingkat pendidikan formal yang

telah dijalani oleh penduduk di suatu daerah. Tingkat pendidikan suatu

daerah dapat mencerminkan status sosial masyarakatnya. Dengan

pendidikan tingi dapat mempengaruhi pola pikir dalam kehidupan

masyarakat. Komposisi penduduk menurut tingkat pendidikan di

Kecamatan Magetan dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Page 92: Skripsi/Studi... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UNIVERSITAS SEBELAS MARET commit to user STUDI SENTRA INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI DESA SELOSARI KECAMATAN MAGETAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Tabel 8. Komposisi Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan di Kecamatan

Magetan Tahun 2011

No Tingkat

Pendidikan

Jumlah

(Jiwa)

1 Tidak sekolah 14.894

2 Tamat SD 8.217

3 Tamat SLTP 8.972

4 Tamat SLTA 10.271

5 Tamat PT/Akademi 5.270

Jumlah 47.624

Sumber : Kecamatan Magetan Dalam Angka 2011

Berdasarkan tabel diatas menunjukan bahwa pendidikan

penduduk Kecamatan Magetan cukup tinggi sebanyak 14.894 jiwa

Tidak sekolah, 8.217 jiwa tamat SD, 8.972 jiwa tamat SLTP, 10.271

jiwa tamat SLTA, dan 5.270 jiwa tamat PT/Akademi.

Tentang klasifikasi tingkat pendidikan dapat digolongkan

menjadi 3 tingkatan, yaitu :

a. Rendah : jumlah penduduk yang tamat SD ke atas kurang

dari 30%

b. Sedang : jumlah penduduk yang tamat SD ke atas 30-60%

c. Tinggi : jumlah penduduk yang tamat SD ke atas lebih

dari 60%

Menurut kriteria tersebut, maka tingkat pendidikan penduduk

di Kecamatan Magetan tergolong dalam tingkat pendidikan Tinggi.

Hal ini dapat dilhat dari presentase tamatan SD lebih dari 60% dari

keseluruhan presentase penduduk.

Page 93: Skripsi/Studi... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UNIVERSITAS SEBELAS MARET commit to user STUDI SENTRA INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI DESA SELOSARI KECAMATAN MAGETAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

B. Deskripsi Hasil Penelitian

1. Proses Spasial Munculnya Sentra Industri Kerajinan Kulit di Desa

Selosari Kecamatan Magetan Tahun 2011.

Sentra adalah konsentrasi geografis antara perusahaan-perusahaan

yang saling terkait dan bekerjasama, diantaranya melibatkan pemasok barang,

penyedia jasa, industri yang terkait, serta sejumlah lembaga yang secara

khusus berfungsi sebagai penunjang dan atau pelengkap. Hubungan antar

industri dalam sentra dapat bersifat horizontal atau vertikal. Bersifat horisontal

melalui mekanisme produk jasa komplementer, penggunaan berbagai input

khusus, teknologi atau institusi. Sedangkan sifat vertikalnya dilakukan melalui

rantai pembelian dan penjualan.

a. Ketersediaan Ruang Lokasi Industri

Munculnya sentra industri kerajinan kulit di Desa Selosari

menunjukan adanya keuntungan yang diperoleh dan mendukung

keberadaan dari sentra industri di wilayah tersebut. Sentra industri

kerajinan kulit di Desa Selosari mengalami interaksi dan terdapat berbagai

kegiatan ekonomi di dalamnya yang memungkinkan sentra industri

mengalami perkembangan secara keruangan. Wilayah Desa Selosari 10

Tahun terakhir tidak mengalami pemekaran dan wilayahnya tetap, namun

penggunaan lahannya yang mempengaruhi perkembangan sentra industri

kerajinan kulit.

Tabel 9. Penggunaan Lahan di Desa Selosari Tahun 2000

No Penggunaan Lahan Luas (Ha)

1 Sawah 11,75

2 Permukiman 3,5

3

4

Kebun / Perkebunan

Tegalan

0,03

0,02

Jumlah 15,3

Sumber : Analisis Peta

Page 94: Skripsi/Studi... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UNIVERSITAS SEBELAS MARET commit to user STUDI SENTRA INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI DESA SELOSARI KECAMATAN MAGETAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Dari tabel diatas dapat diketahui penggunaan lahan sebagai berikut

untuk usaha pertanian berupa sawah seluas 11,75 Ha, tegalan seluas 0,02

Ha, permukiman seluas 3,5 Ha, dan kebun / perkebunan seluas 0,03 Ha

Tabel 10. Penggunaan Lahan di Desa Selosari Tahun 2011

No Penggunaan Lahan Luas (Ha)

1 Sawah 9,59

2 Permukiman 5,71

Jumlah 15,29

Sumber : Analisis Peta

Dari tabel di atas dapat diketahui penggunaan lahan di Desa

Selosari selama 10 tahun telah mengalami perkembangan yang cukup

signifikan. Hanya ada 2 penggunaan lahan yaittu sawah dan

permukiman. pada penggunaan lahan permukiman mengalami

pertumbuhan yang cukup banyak menjadi seluas 5,71 Ha dan

penggunaan lahan sawah menurun menjadi seluas 9,59 Ha.

Menurunnya luas lahan sawah di Desa Selosari selama 10 tahun

terakhir dan meningkatnya luas lahan yang digunakan untuk

permukiman, menunjukan adanya kegiatan ekonomi dan jasa yang

menguntungkan di Desa Selosari sehingga mampu menarik individu

pelaku ekonomi untuk bertempat tinggal di wilayah terdekat. Pelaku

kegiatan ekonomi, jasa, dan industri di Desa Selosari cukup banyak,

guna mendukung perkembangan dari sentra industri kerajinan kulit

yang telah memberikan keuntungan dan sebagai tempat bekerja para

tenaga kerja, sebagian besar individu memilih untuk bertempat tinggal

di wilayah terdekat dengan tempatnya bekerja.

Page 95: Skripsi/Studi... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UNIVERSITAS SEBELAS MARET commit to user STUDI SENTRA INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI DESA SELOSARI KECAMATAN MAGETAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 96: Skripsi/Studi... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UNIVERSITAS SEBELAS MARET commit to user STUDI SENTRA INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI DESA SELOSARI KECAMATAN MAGETAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Dengan kebutuhan akan permukiman, menimbulkan adanya

beberapa alih fungsi lahan yaitu hilangnya lahan perkebunan dan

tegalan dan meningkatnya penggunaan lahan sebagai permukiman.

Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa di daerah

penelitian telah terjadi perkembangan wilayah permukiman yang

cukup cepat. Hal ini dikarenakan adanya beberapa faktor yang

terkonsentrasi di Desa Selosari. Dengan menjadi sentra industri

kerajinan kulit maka Desa Selosari juga akan menjadi pusat kegiatan

masyarakat dan pusat interaksi masyarakat di Desa Selosari, dengan

keadaan seperti ini akan menjadi faktor yang membuat orang-orang di

sekitarnya untuk datang dan bertempat tinggal

Sentra industri kerajinan kulit di Desa Selosari tidak muncul

begitu saja, namun memerlukan waktu dan proses yang cukup lama.

Adanya industri kerajinan kulit yang menjadi pelopor atau yang berdiri

lebih awal sehingga memicu munculnya industri-industri sejenis di

sekitarnya sehingga dengan waktu dan proses yang lama akan

menciptakan sebuah sentra industri kerajinan kulit di Desa Selosari.

Tabel 11. Munculnya Unit Industri di Desa Selosari Kecamatan Magetan Tahun

2011

No Munculnya Unit Industri

(Tahun)

Jumlah Unit Industri

1 1995 – 2000 15 Unit

2 2001 – 2005 15 Unit

3 2006 – 2011 4 Unit

Jumlah 34 Unit

Sumber : Data Primer, Tahun 2011

Page 97: Skripsi/Studi... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UNIVERSITAS SEBELAS MARET commit to user STUDI SENTRA INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI DESA SELOSARI KECAMATAN MAGETAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 98: Skripsi/Studi... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UNIVERSITAS SEBELAS MARET commit to user STUDI SENTRA INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI DESA SELOSARI KECAMATAN MAGETAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Dengan memperhatikan tabel di atas dapat diketahui bahwa pada

kurun waktu tahun 1995 – 2000 telah ada 15 unit industri kerajinan kulit di

Desa Selosari yang menjadi awal dari terbentuknya sebuah sentra industri

kerajinan kulit. Dengan memaksimalkan potensi keruangan yang ada,

meliputi aksesibilitas yang baik dan letak yang dekat dengan bahan baku.

Memungkinkan setiap unit yang ada mampu memasarkan produknya

dengan baik dan memperoleh keuntungan yang cukup dan menutup biaya

produksi. Pada kurun waktu 2001 – 2005 telah muncul 15 unit industri

kerajinan kulit yang baru, sebagian besar merupakan cabang dari unit-unit

industri yang lama. Hal ini menunjukan bahwa potensi kerajinan kulit di

Desa Selosari cukup bagus, unit industri yang ada telah mampu membuka

cabang baru.

Meningkatnya minat masyarakat sekitarnya untuk mendirikan

unit-unit kerajinan kulit yang baru. Karena potensi yang baik dan

keuntungan yang cukup bagus, sentra industri kerajinan kulit di Desa

Selosari terus berkembang sampai sekarang, baik secara kuantitas dan

kualitas.

Selain itu, konsentrasi dan interaksi yang tinggi antar sesama

industri dalam sentra akan memperlancar proses penyebaran dan

pertukaran informasi, pertukaran pengalaman dan sebagainya. Di sejumlah

sentra bahkan bermunculan perkumpulan profesi, baik formal atau pun

informal yang akan mempercepat penyebaran pengetahuan. Ide-ide dan

praktek-praktek terbaik, yang segera menyebar dengan cepat dalam sentra.

Di samping itu, ada peningkatan parameter kinerja baru yang muncul

sehingga semakin menumbuhkan suasana berkompetisi diantara industri

dalam sentra tersebut. Kompetisi yang ketat antar industri dalam sentra

memaksa mereka untuk tidak berpuas diri dengan hasil yang telah

tercapai. Alasan inilah yang menjadikan sentra industri sering

menghasilkan inovasi-inovasi dibidangnya.

Tujuan utama beroperasinya sentra adalah kemitraan antar pelaku

bisnis, baik yang di dalam maupun di luar sentra. Kemitraan antar pelaku

Page 99: Skripsi/Studi... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UNIVERSITAS SEBELAS MARET commit to user STUDI SENTRA INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI DESA SELOSARI KECAMATAN MAGETAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

bisnis dalam sentrra membutuhkan instrumen yang jelas, proporsional dan

realistis dan hal tersebut harus dapat dibuktikan. Kemitraan di masa lalu

berkembang dengan semangat, namun tidak didasari konsepsi yang jelas

dan dapat ditangkap oleh pihak-pihak yang bermitra. Prinsip kemitraan

yaitu: saling melengkapi, saling memperkuat, saling membutuhkan, dan

saling menguntungkan, sesungguhnya merupakan dasar yang kokoh,

namun tidak semestinya hanya berhenti sebagai slogan. Pada tiap jenis

kemitraan. Harus dibuktikan dan ditawarkan langkah-langkah yang

menjanjikan semua pihak yang bermitra akan memperoleh manfaat dan

keuntungan. Apapun pola atau langkah yang ditawarkan, adalah perlu

untuk mempertimbangkan kelangsungan kemitraan dimaksud untuk

jangka waktu yang tidak terlalu pendek, sehingga konsepsi kemitraan

tersebut dimatangkan oleh berjalannya waktu dan akumulasi pengalaman

di antara pelaku usaha yang bermitra.

Keterkaitan antar sentra dalam satu sektor dan dengan sentra pada

sektor lain, akan mendorong kemitraan antara industri dengan perusahaan

besar dan kaitan interaktif yang relevan lainnya, sehingga membentuk

jaringan industri serta struktur yang mendukung peningkatan nilai tambah

melalui peningkatan produktivitas.

b. Industri Pemasok Bahan Baku

Sentra industri kerajinan kulit di Desa Selosari memiliki

ketergantungan yang sangat tinggi terhadap bahan baku berupa kulit.

Bahan baku ini di suplay oleh industri penyamakan kulit di Desa

Ringinagung yang berada tepat berbatasan dengan Desa Selosari. Lokasi

penyamakan yang dekat dengan sentra industry sangat menguntungkan

dalam distribusi bahan baku kulit serta aksesibilitas yang bagus, karena

melalui jalan arteri dan jalan local yang ada di Desa Selosari. Bahan kulit

yang diolah industry penyamakan ini juga terbatas, tergantung suplai kulit

mentah dari RPH (Rumah Pemotongan Hewan). Pada saat-saat tertentu

jumlah bahan baku akan melimpah dan mudah diperoleh seperti pada masa

Page 100: Skripsi/Studi... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UNIVERSITAS SEBELAS MARET commit to user STUDI SENTRA INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI DESA SELOSARI KECAMATAN MAGETAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Hari Raya Idul Adha, namun terkadang bahan kulit juga sangat sulit

diperoleh dan suplai kulit mentah sedikit, hal seperti ini terjadi ketika

harga daging dan hewan melonjak naik sehingga jumlah pemotongan

hewan berkurang dan bahan kulit mentah cenderung berkurang.

c. Lembaga Terkait

Sentra industri kerajinan kulit di Desa Selosari didominasi oleh

industri kecil dan industri rumahan yang masih perlu bantuan dari

pemerintah, khususnya modal. Lembaga terkait yang paling dibutuhkan

adalah Lembaga Keuangan, baik Lembaga Keuangan dari pemerintah

berupa Bank Perkreditan Rakyat (BPR) atau Koperasi yang mampu

memberikan bantuan modal dengan bunga rendah dan cicilan yang dapat

disesuaikan dengan kemampuan setiap pengusaha di sentra industri

kerajinan kulit di Desa Selosari. Beberapa industry kerajinan kulit di Desa

Selosari memiliki tanggungan untuk cicilan sewa dan cicilan modal

kepada lembaga keuangan terkait, kewajiban ini yang dirasa cukup

memberatkan dan mengurangi penghasilan pengusaha dan tenaga kerja.

Lembaga keuangan terkait diharap mampu memberikan kompensasi

dengan memperhatikan dan menentukan besarnya cicilan sewa dengan

kemampuan pengusaha kerajinan kulit, mempertimbangkan besarnya

pendapatan dan tanggungan modal yang dimiliki oleh pengusaha kerajinan

kulit di Desa Selosari.

d. Industri Pelengkap

Setiap industri yang ada di sentra industri kerajinan kulit di Desa

Selosari masih memerlukan bantuan dari industri lain guna menghasilkan

produk olahan kulit yang berkualitas baik. Setiap unit industri kerajinan

kulit di Desa Selosari belum ada yang mampu menghasilkan bahan-bahan

pelengkap guna produksi kerajinan kulit yang dihasilkan. Beberapa bahan

pelengkap masih didatangkan dari industry lain di luar wilayah Desa

Selosari, untuk memproduksi sepatu kulit setiap unit industri masih

mendatangkan bahan alas karet sepatu atau sandal dari luar wilayah Desa

Selosari. Hal ini menunjukan bahwa sentra industri kerajinan kulit di Desa

Page 101: Skripsi/Studi... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UNIVERSITAS SEBELAS MARET commit to user STUDI SENTRA INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI DESA SELOSARI KECAMATAN MAGETAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Selosari masih membutuhkan bantuan industry-industri lain di sekitarnya

untuk mendukung keberadaan dan eksistensi dari sentra industri tersebut.

e. Analisis Tetangga Terdekat (nearest-neighbour statistic)

Pada hakekatnya analisis tetangga terdekat adalah sesuai untuk

daerah dimana diantara satu pemukiman dengan pemukiman yang lain

tidak ada hambatan-hambatan alamiah yang belum dapat teratasi (Bintarto

Surastopo Hadisumarmo 1983: 75).

Untuk menghitung parameter analisis tetangga terdekat pertama-

tama harus dicari jarak antar titik yang saling berdekatan dengan

menggunakan garis lurus terhadap titik yang menjadi tetangga terdekatnya

Tabel 12. Jarak Antar Unit Industri Kerajinan Kulit di Kecamatan Magetan

Tahun 2011

No Jarak Antar Titik (Meter)

1 1 – 3 7,6

2 2 – 3 4,8

3 3 – 4 3,2

4 4 – 6 2,4

5 5 – 8 2,1

6 6 – 4 2.9

7 7 – 9 4,2

8 8 – 9 1,1

9 9 – 8 1,1

10 10 – 11 1,3

11 11 – 10 1,3

12 12 – 11 5,8

13 13 – 14 3,7

14 14 – 13 3,7

15 15 – 14 6,3

16 16 – 17 5,4

17 17 – 22 3,0

18 18 – 22 2,9

19 19 – 21 3,5

20 20 – 21 2,0

21 21 – 20 2,0

22 22 – 17 3,0

23 23 – 24 2,3

24 24 – 23 2,3

25 25 – 26 9,2

Page 102: Skripsi/Studi... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UNIVERSITAS SEBELAS MARET commit to user STUDI SENTRA INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI DESA SELOSARI KECAMATAN MAGETAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26 26 – 25 9,2

27 27 – 28 72,7

28 28 – 29 8,3

29 29 – 28 8,3

30 30 – 31 5,9

31 31 – 32 4,8

32 32 – 31 4,8

33 33 – 34 12,3

34 34 – 33 12,3

Jumlah 225,7

Sumber : Data Primer, Tahun 2011

Jarak antar unit industri kerajinan kulit di atas diperoleh melalui

interpretasi peta dengan media Sistem Informasi Geografis. Dengan

mengetahui jarak antar titik atau unit industri di Kecamatan magetan akan

digunakan untuk menganalisis tingkat keterkaitan antar satu unit industri

dengan satu unit industri yang menjadi tetangga terdekatnya, sehingga

dengan mengetahui jarak antar unit industri dapat diketahui pola

persebaran unit industri di kecamatan magetan.

Menghitung Parameter Tetangga Terdekat (nearest-neighbour

statistic) Menurut Prof. R. Bintarto dan Surastopo Hadisumarno ( Dalam

Metode Analisa Geografi : 1979 : 75 ) yaitu:

T = Indeks penyebaran Tetangga Terdekat.

T = 𝑱𝒖

𝑱𝒉

Page 103: Skripsi/Studi... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UNIVERSITAS SEBELAS MARET commit to user STUDI SENTRA INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI DESA SELOSARI KECAMATAN MAGETAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Ju = Jarak rata-rata yang diukur antara satu titik dengan titik

tetangganya yang terdekat.

= ∑ J

∑N

J = Jumlah jarak keseluruhan.

N = Jumlah titik.

Jh = Jarak rata-rata yang diperoleh andai kata semua titik

mempunyai pola random.

= 1

2 p

P = Kepadatan titik tiap kilometer persegi, Yaitu jumlah titik (N)

dibagi dengan luas wilayah dalam kilometer persegi (A)

Parameter tetangga-terdekat T (nearest neighbor satistic T)

tersebut dapat ditunjukan pula dengan rangkaian kesatuan (continuum)

untuk mempermudah pembandingan antar pola titik.

T = 0 T = 1,0 T = 2,15

Mengelompok Random Seragam

Dengan memperhatikan gambar rangkaian kesatuan diatas dapat

mempermudah untuk mengetahui pola persebaran unit industr di

Kecamatan Magetan. Dengan membandingkan kenampakan lokasi sentra

industri pada peta dengan gambar angkaian kesatuan di atas sehingga

dapat dengan mudah mengetahui pola persebaran unit industri kerajinan

kulit di kecamatan Magetan.

Untuk keperluan analisis tetangga terdekat ini akan dipergunakan

peta administrasi Kecamatan Magetan dengan skala 1 : 30.000

Dari data tersebut di atas dapat diperoleh jarak rata-rata antar titik

(Ju) sebesar 6,6 Meter dan luas wilayah Kecamatan Magetan Tahun 2011

yaitu 21,41 Km2

Page 104: Skripsi/Studi... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UNIVERSITAS SEBELAS MARET commit to user STUDI SENTRA INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI DESA SELOSARI KECAMATAN MAGETAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Ju = ∑ J

∑N =

225,7

34= 6,6 Meter = 0,0066 Km

Seperti yang telah diketahui bahwa luas wilayah Kecamatan

Magetan Tahun 2011 adalah 21,41 Km2 . oleh karena itu :

P = ∑ n

L =

34

21,41= 1,59 sehingga Jh =

1

2 x 1,26 =

1

2,52= 0,39

Setelah itu menghitung parameter tetangga-terdekat dengan

menggunakan formula seperti di atas yaitu :

T = 𝑱𝒖

𝑱𝒉

= 𝟎,𝟎𝟎𝟔𝟔

𝟎,𝟑𝟗 = 0,02

Dengan memperhatikan continuum tentang nilai nearest neighbor

statistic T dapat diambil kesimpulan bahwa pola persebaran Industri

kerajinan kulit di Kecamatan Magetan Tahun 2011 adalah mengelompok

atau mendekati mengelompok.

Jarak antara satu unit industri dengan industri yang lain relatif

dekat. Faktor yang mempengaruhi pola persebaran industri di daerah

penelitian adalah :

1) Ditemuinya beberapa tempat atau wilayah yang mengelompok

dalam satu Desa, karena berdekatan dengan daerah pengambilan

bahan baku pembuatan kerajinan kulit.

2) Adanya sentralisasi industri kerajinan kulit yaitu berada di Desa

Selosari, sehingga akan timbul kecenderungan untuk mendirikan

unit industri kerajinan kulit di daerah sentra industri kulit tersebut.

3) Lokasi sentra industri kerajinan kulit di Desa Selosari memiliki

pemasaran yang bagus karena sudah dikenal oleh masyarakat luas

dengan produk kulit yang bagus

Page 105: Skripsi/Studi... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UNIVERSITAS SEBELAS MARET commit to user STUDI SENTRA INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI DESA SELOSARI KECAMATAN MAGETAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 106: Skripsi/Studi... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UNIVERSITAS SEBELAS MARET commit to user STUDI SENTRA INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI DESA SELOSARI KECAMATAN MAGETAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2. Karakteristik Sosial – Ekonomi Pengusaha Dan Tenaga Kerja Sentra

Industri Kerajinan Kulit di Kecamatan Magetan Tahun 2011

a. Umur

Pengelompokan penduduk menurut umur merupakan ciri dasar

berbagai kelompok demografi. Sebab faktor usia secara tidak langsung

akan mempengaruhi tingkat produktivitas kerja seseorang sehingga dapat

digunakan untuk mengetahui jumlah penduduk usia kerja.

Tabel 13. Komposisi Pengusaha Menurut Umur di Kecamatan Magetan Tahun

2011

No Kelompok

Umur

(Tahun)

Laki-Laki

(Jiwa)

Perempuan

(Jiwa)

Jumlah

(Jiwa)

1 25 – 29 1 0 1

2 30 – 34 4 0 4

3 35 – 39 2 0 2

4 40 – 44 7 2 9

5 45 – 49 13 3 16

6 50 – 54 2 0 2

JUMLAH 29 5 34

Sumber : Data Primer, Tahun 2011

Bila dilihat pada tabel tersebut, dapat diketahui bahwa komposisi

pengusaha kerajinan kulit di Kecamatan Magetan tahun 2011 menurut

umur adalah 45 – 49 tahun sebanyak 16 orang. Hal ini membuktikan

bahwa pengusaha yang berumur lebih banyak yang mendominasi menjadi

pengusaha kerajinan kulit. Pengusaha yang telah berumur juga lebih

berpengalaman dibandingkan dengan pengusaha yang masih muda

sehingga pengusaha yang lebih berumur masih mampu bersaing dengan

pengusaha yang lebih muda.

Page 107: Skripsi/Studi... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UNIVERSITAS SEBELAS MARET commit to user STUDI SENTRA INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI DESA SELOSARI KECAMATAN MAGETAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Tabel 14. Komposisi Tenaga Kerja Menurut Umur di Sentra Industri Kerajinan

Kulit Kecamatan Magetan Tahun 2011

Sumber : Data Primer, Tahun 2011

Berdasarkan data tabel di atas diketahui bahwa mayoritas tenaga kerja di

sentra kerajinan kulit adalah berumur 26 – 30 tahun untuk tenaga kerja laki –

laki yaitu sebanyak 11 tenaga kerja, sedangkan untuk tenaga kerja perempuan

mayoritas berumur 15 – 20 tahun yaitu sebanyak 13 tenaga kerja.

b. Jenis Kelamin

Pengelompokan pengusaha kerajinan kulit di Kecamatan Magetan

menurut Jenis Kelamin dapat diketahui melalui penelitian di lapangan.

Tabel 15. Komposisi Pengusaha Menurut Jenis Kelamin di Kecamatan Magetan

Tahun 2011

No Jenis Kelamin

(Jiwa)

Jumlah Pengusaha

(Jiwa)

1 Laki – Laki 29

2 Perempuan 5

Jumlah 34

Sumber : Data Primer, Tahun 2011

Menurut tabel diatas dapat diketahui bahwa jenis kelamin

pengusaha kerajinan kulit mayoritas laki – laki sebesar 29 orang dan

perempuan 5 orang atau. Hal ini dapat diambil kesimpulan bahwa

sebagian besar pengusaha kerajinan kulit di Kecamatan Magetan adalah

No Kelompok Umur

(Tahun)

Laki-Laki

(Jiwa)

Perempuan

(Jiwa)

Jumlah

(Jiwa)

1 15 – 20 1 13 14

2 21 – 25 7 11 18

3 26 – 30 11 - 11

4 31 – 35 7 - 7

Jumlah 26 24 50

Page 108: Skripsi/Studi... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UNIVERSITAS SEBELAS MARET commit to user STUDI SENTRA INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI DESA SELOSARI KECAMATAN MAGETAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

laki – laki. Karena laki – laki berperan sebagai kepala rumah tangga yang

bertugas mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarganya.

Serta adanya prioritas untuk setiap keturunan laki-laki setiap keluarga

untuk menjadi penerus usaha keluarga dan mempertahankan usaha yang

telah dirintis sebelumnya agar selalu eksis dan menjadi lebih baik.

Tabel 16. Komposisi Tenaga Kerja Menurut Jenis Kelamin di Sentra Industri

Kerajinan Kulit Kecamatan Magetan Tahun 2011

No Jenis Kelamin

(Jiwa)

Jumlah Tenaga Kerja

(Jiwa)

1 Laki-Laki 26

2 Perempuan 24

Jumlah 50

Sumber : Data Primer, Tahun 2011

Berdasarkan data tabel di atas diketahui bahwa mayoritas tenaga

kerja di sentra kerajinan kulit adalah laki – laki sebanyak 26 tenaga kerja

dan perempuang sebanyak 24 tenaga kerja.

c. Pendidikan

Secara keseluruhan penduduk di wilayah ini dapat dilihat dari

aspek tingkat pendidikan. Tingkat pendidikan diartikan sebagai jenjang

pendidikan formal yang dilalui oleh masyarakat yang bersangkutan dan

dapat ditunjukkan dengan pengakuan lembaga pendidikan yang

bersangkutan yaitu berupa ijasah.

Tingkat pendidikan dapat dikelompokan ke dalam jenjang

pendidikan mulai dari pendidikan dasar sampai perguruan tinggi. Lulusan

SD – SMP dikategorikan tingkat pendidikan dasar, lulusan SLTA dan

sederajat merupakan tingkat pendidikan menengah serta lulusan perguruan

tinggi atau akademi dikategorikan pendidikan tinggi.

Page 109: Skripsi/Studi... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UNIVERSITAS SEBELAS MARET commit to user STUDI SENTRA INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI DESA SELOSARI KECAMATAN MAGETAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Pengusaha di sektor kerajinan kulit tidak dituntut berpendidikan

tinggi, karena di sektor ini tingkat kualitas pekerja tidak ditentukan tingkat

pendidikan tetapi lebih besar dipengaruhi oleh bakat dan kebiasaan dari

masing – masing pengusaha. Dari hasil penelitian terhadap 34 pengusaha

kerajinan kulit di Kecamatan Magetan diperoleh data tingkat pendidikan

pengusaha sebagai berikut :

Tabel 17. Komposisi Pengusaha Kerajinan Kulit Berdasarkan Tingkat Pendidikan

di Kecamatan Magetan Tahun 2011

No Tingkat Pendidikan Pengusaha Kerajinan Kulit

Jumlah (Jiwa)

1 Tidak sekolah 0

2 SD 0

3 SLTP 1

4 SLTA atau sederajat 14

5 Sarjana / Akademi 19

Jumlah 34

Sumber : Data Primer, Tahun 2011

Dari tabel diatas dapat diketahui tingkat pendidikan pengusaha

kerajinan kulit ternyata lulusan Perguruan Tinggi menduduki jumlah

paling tinggi yaitu 19 pengusaha. Sedangkan tingkat pendidikan SLTA

atau sederajat sebanyak 14 pengusaha. Ini artinya tingkat pendidikan

pengusaha kerajinan kulit di Kecamatan Magetan tergolong tinggi. Karena

semua pengusaha kerajinan kulit telah menempuh tingkat pendidikan

menengah yaitu SLTA atau sederajat dan mayoritas telah menempuh gelar

sarjana atau lulusan Universitas. Dengan adanya pendidikan tinggi yang

telah ditempuh oleh mayoritas pengusaha kerajinan kulit di Kecamatan

Magetan maka dapat dipastikan persaingan yang timbul akan semakin

kompetitif baik secara strategi pemasaran maupun kualitas produk yang

dihasilkan.

Page 110: Skripsi/Studi... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UNIVERSITAS SEBELAS MARET commit to user STUDI SENTRA INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI DESA SELOSARI KECAMATAN MAGETAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Tabel 18. Komposisi Tenaga Kerja Menurut Tingkat Pendidikan di Kecamatan

Magetan Tahun 2011

No Tingkat Pendidikan Jumlah (Jiwa)

1 Tidak Sekolah 0

2 SD 0

3 SLTP 7

4 SLTA atau sederajat 43

5 Sarjana / Akademi 0

Jumlah 50

Sumber : Data Primer, Tahun 2011

Berdasarkan data tabel di atas diketahui bahwa mayoritas tenaga

kerja di sentra kerajinan kulit Kecamatan Magetan berpendidikan SLTA

atau sederajat sebanyak 43 tenaga kerja dan tenaga kerja yang

berpendidikan SLTP sebanyak 7 tenaga kerja.

d. Status Perkawinan

Status perkawinan merupakan gambaran untuk mengetahui

responden dengan maksud bisa menentukan apakah pengusaha sudah

berkeluarga atau belum berkeluarga. Dengan demikian dapat mencirikan

bahwa responden mempunyai beban tanggungan.

Tabel 19. Status Pernikahan Pengusaha Kerajinan Kulit di Kecamatan Magetan

Tahun 2011

No Status Pernikahan Jumlah Pengusaha

(Jiwa)

1 Sudah 33

2 Belum 1

Jumlah 34

Sumber : Data Primer, Tahun 2011

Page 111: Skripsi/Studi... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UNIVERSITAS SEBELAS MARET commit to user STUDI SENTRA INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI DESA SELOSARI KECAMATAN MAGETAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Menurut tabel di atas dapat diketahui bahwa status perkawinan

pengusaha kerajinan kulit yaitu 33 orang sudah menikah dan 1 orang

belum menikah. Sebagian besar pengusaha kerajinan kulit di Kecamatan

Magetan tahun 2011 berstatus sudah menikah.

Tabel 20. Status Perkawinan Tenaga Kerja Sentra Kerajinan Kulit di Kecamatan

Magetan Tahun 2011

No Status Pernikahan Jumlah (Jiwa)

1 Sudah 3

2 Belum 47

Jumlah 50

Sumber : Data Primer, Tahun 2011

Berdasar tabel di atas diketahui bahwa mayoritas tenaga kerja di

sentra kerajinan kulit Kecamatan Magetan belum menikah sebanyak 47

tenaga kerja sedang kan tenaga kerja yang sudah menikah sebanyak 3

tenaga kerja.

e. Tanggungan Keluarga

Beban tanggungan keluarga pengusaha yang dimaksud adalah

jumlah anggota keluarga yang belum mempunyai penghasilan sendiri

(masih sekolah/masih menganggur/ tidak produktif) atau masih menjadi

tanggungan keluarga. Rata – rata beban tanggungan keluarga pengusaha

kerajinan kulit yang ada di Kecamatan Magetan sebagian besar 3 orang

yang belum atau tidak produktif lagi. Golongan tidak produktif

diasumsikan mereka yang berusia antara 0 – 14 tahun dan diatas 65 tahun

Dari data yang diperoleh dari wawancara terhadap semua

responden, dapat dijelaskan bahwa kriteria 0 – 1 orang termasuk kategori

kecil, 2 – 3 orang kategori sedang dan 4 – 5 orang termasuk kategori besar.

Untuk mengetahui lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut:

Page 112: Skripsi/Studi... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UNIVERSITAS SEBELAS MARET commit to user STUDI SENTRA INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI DESA SELOSARI KECAMATAN MAGETAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Tabel 21. Tanggungan Keluarga Pengusaha Kerajinan Kulit di Kecamatan

Magetan Tahun 2011

No Jumlah Tanggungan

Keluarga

Jumlah Pengusaha

(Orang)

1 0 – 1 3

2 2 – 3 26

3 4 – 5 3

4 6 2

JUMLAH 34

Sumber : Data Primer, Tahun 2011

Dari tabel diatas diketahui bahwa jumlah tanggungan keluarga

sebesar 2 – 3 orang yaitu sebanyak 26 pengusaha dan yang terkecil

tanggungannya 6 orang sebanyak 2 pengusaha. Dari hasil penghitungan

diatas menunjukan bahwa mayoritas jumlah tanggungan keluarga di

Kecamatan Magetan termasuk kategori sedang. Bahwasanya banyak

sedikitnya tanggungan keluarga mempengaruhi pendapatan keluarga.

Semakin sedikit tanggungan keluarga berarti semakin sedikit pula biaya

yang harus dikeluarkan untuk menutupi kebutuhan hidupnya. Besar

kecilnya biaya yang dikeluarkan juga relatif bagi setiap pengusaha untuk

pengeluaran keluarganya serta banyaknya tanggungan keluarga yang

dimilikinya, karena tanggungan keluarga berupa anak dan tanggungan

keluarga berupa bapak atau ibu yang telah tidak produktif lagi itu berbeda

dari segi kebutuhan hidup dan kebutuhan secara personal sehari-hari.

Tabel 22. Tanggungan Keluarga Tenaga Kerja Sentra Industri Kerajinan Kulit di

Kecamatan Magetan Tahun 2011

No Jumlah Tanggungan

Keluarga

Jumlah (Jiwa)

1 0 – 1 37

2 2 – 3 13

Jumlah 50

Page 113: Skripsi/Studi... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UNIVERSITAS SEBELAS MARET commit to user STUDI SENTRA INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI DESA SELOSARI KECAMATAN MAGETAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Sumber : Data Primer, Tahun 2011

Berdasar tabel di atas diketahui bahwa mayoritas tenaga kerja di

sentra kerajinan kulit Kecamatan Magetan memiliki tanggungan keluarga

0 – 1 orang yaitu sebanyak 37 tenaga kerja. Sedangkan 13 tenaga kerja

lainnya memiliki tanggungan keluarga sebanyak 2 – 3 orang.

f. Lama Usaha Kerajinan Kulit

Lama usaha bisa jadi mempengaruhi kemajuan suatu unit usaha.

Semakin awal suatu unit usaha berdiri maka semakin awal pula

kesempatannya untuk dikenal masyarakat umum. Secara logis, suatu unit

usaha yang lebih awal berdiri tentunya lebih dahulu dikenal oleh publik

dan mempunyai jangkauan pemasaran yang luas. Dengan demikian,

semakin tua unit usaha semakin besar peluangnya untuk berkembang.

Lama suatu usaha dalam menentukan kualitas dan kuantitas

produksinya karena semakin lama menekuni suatu usaha akan semakin

berpengalaman dalam pekerjaan yang ditekuninya. Lama usaha dari 34

pengusaha kerajinan kulit di Kecamatan Magetan dapat dilihat pada tabel

berikut.

Tabel 23. Lama Usaha Kerajinan Kulit di Kecamatan Magetan Tahun 2011

No Lama Usaha

(Tahun)

Jumlah Pengusaha

Orang

1 0 – 5 3

2 6 – 10 13

3 11 – 15 16

4 16 – 20 2

JUMLAH 34

Sumber : Data Primer, Tahun 2011

Page 114: Skripsi/Studi... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UNIVERSITAS SEBELAS MARET commit to user STUDI SENTRA INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI DESA SELOSARI KECAMATAN MAGETAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Berdasarkan tabel diatas bahwa lama usaha pengusaha kerajinan

kulit di Kecamatan Magetan Tahun 2011 sebanyak 16 pengusaha dari

seluruh pengusaha kerajinan kulit di Kecamatan Magetan Tahun 2011

dengan lama usaha 11 – 15 tahun. Sedangkan terendah yaitu dengan lama

usaha 16 – 20 tahun dengan jumlah pengusaha 2 orang. Hal membuktikan

bahwa kebanyakan para pengusaha yang ada di Kecamatan Magetan sudah

berpengalaman dalam bidang usaha kerajinan kulit, karena terlihat pada

lama usaha industri kulit selama 11 – 15 tahun.

3. Faktor Produksi dan Faktor Spasial Yang Paling Mendukung

Keberadaan Sentra Industri Kerajinan Kulit di Desa Selosari Tahun

2011

a. Faktor Produksi Yang Mendukung Keberadaan Sentra Industri

Kerajinan Kulit di Desa Selosari Tahun 2011

1) Modal

Terdapat dua jenis modal, yaitu modal tetap dan modal uang.

Modal tetap meliputi segala peralatan dan bangunan yang digunakan

dalam proses produksi. Modal uang adalah sejumlah uang yang khusus

dialokasikan oleh pengusaha untuk menjalankan usahanya. Modal usaha

yang digunakan dalam industri kerajinan kulit berasal dari modal sendiri

dan modal pinjaman bank dan koperasi. Dalam penelitian ini penulis

hanya mengkaji modal awal dalam bentuk uang, dan modal tetap dalam

bentuk peralatan press kulit, gunting , serta alat cetak kulit.

Tabel 24. Komposisi Pengusaha Menurut Modal di Kecamatan Magetan Tahun

2011

No Modal Usaha Jumlah Pengusaha

(Orang)

1 < Rp 5.000.000,00 4

2 Rp 5.000.000,00 – < Rp 10.000.000,00 11

3 Rp 10.000.000,00 – < Rp 15.000.000,00 7

4 Rp 15.000.000,00 – < Rp 20.000.000,00 9

Page 115: Skripsi/Studi... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UNIVERSITAS SEBELAS MARET commit to user STUDI SENTRA INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI DESA SELOSARI KECAMATAN MAGETAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5 Rp 20.000.000,00 – < Rp 25.000.000,00 3

Jumlah 34

Sumber : Data Primer, Tahun 2011

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa modal mayoritas

pengusaha kerajinan kulit di Kecamatan Magetan Tahun 2011

menggunakan modal RP 5.000.000,00 – < Rp 10.000.000,00 sebanyak 11

pengusaha dari keseluruhan pengusaha kerajinan kulit di Kecamatan

Magetan. Sedangkan pengusaha yang menggunakan modal Rp

20.000.000,00 – < Rp 25.000.000,00 hanya 3 pengusaha dari keseluruhan

pengusaha di Kecamatan Magetan.

2) Jumlah Tenaga Kerja

Tenaga kerja yang dimaksud dalam penelitian ini adalah semua

pekerja yang ikut terlibat dalam kegiatan proses produksi sampai dengan

pemasaran. Dalam proses produksi tenaga kerja semakin banyak maka

produksi yang dihasilkan juga akan semakin banyak.

Tenaga kerja keluarga adalah anggota keluarga pengusaha yang

terlibat secara aktif dalam proses produksi industri kerajinan kulit tanpa

dibatasi usia, yang terdiri atas pengusaha sebagai tenaga kerja, suami/istri

pengusaha, anak tanpa mendapat upah. Pengertian keluarga disini adalah

keluarga inti yang hanya terdiri dari (suami, istri, dan anak) yang

mendiami tempat tinggal dan menggunakan dapur yang sama atau dapat

dikatakan pendapatan yang diperoleh kemudian digunakan bersama-sama

untuk membiayai keluarga.

Pada penelitian ini yang dimaksud dengan tenaga kerja dari luar

keluarga yang diupah adalah tenaga kerja yang melakukan pekerjaan

dengan maksud memperoleh pendapatan dan selalu bekerja selama 1

bulan. Tetapi kadang-kadang kalau lagi sepi pengusaha kerajinan kulit

sering meliburkan tenaga kerja.

Page 116: Skripsi/Studi... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UNIVERSITAS SEBELAS MARET commit to user STUDI SENTRA INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI DESA SELOSARI KECAMATAN MAGETAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Walaupun diterapkan aturan jam kerja tapi pada kenyataannya

aturan jam kerja tersebut seperti diakui oleh pengusaha bersifat fleksibel.

Sebagai contoh apabila ada anggota masyarakat mengadakan hajatan atau

meninggal maka proses produksi dapat diliburkan, atau ketika ada banyak

pesanan seseorang tenaga kerja upahan diijinkan masuk kerja pada hari

minggu untuk memenuhi pesanan konsumen. Pada kasus industri

kerajinan kulit di Kecamatan Magetan tenaga kerja upahan yang bekerja di

tempat pengusaha umumnya bekerja enam hari dalam seminggu selama 6

jam perhari, dengan menggunakan alat yang telah disediakan oleh

pengusaha. Dari 34 pengusaha, hanya ada beberapa pengusaha yang

memberlakukan aturan jam kerja berbeda. Beberapa pengusaha tersebut

menerapkan jam, kerja antara pukul 08.00 – 15.00 WIB dengan waktu

istirahat 1 jam.

Tabel 25. Komposisi Pengusaha Kerajinan Kulit Menurut Jam Kerja di

Kecamatan Magetan Tahun 2011

No Lama Jam Kerja Jumlah Pengusaha

(Orang)

1 <4 jam 0

2 4 – 6 jam 23

3 6 – 8 jam 11

4 >8 jam 0

Jumlah 34

Sumber : Data Primer, Tahun 2011

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa pengusaha yang

memberlakukan jam kerja paling banyak selama 4 – 6 jam dalam satu hari

sebanyak 23 pengusaha, hal ini berarti proses produksi berjalan dengan

baik dan selama 9 jam tersebut dimanfaatkan seefisien mungkin untuk

menghasilkan produk sebanyak-banyaknya dengan kualitas yang baik

pula. Dengan pemberlakuan jam kerja seperti ini maka industri kerajinan

kulit di kecamatan Magetan telah menerapkan system dan

Page 117: Skripsi/Studi... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UNIVERSITAS SEBELAS MARET commit to user STUDI SENTRA INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI DESA SELOSARI KECAMATAN MAGETAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

pengorganisasian yang baik, maka akan ada keteraturan dan kestabilan di

setiap unit kerajinan kulit dan ini akan sangat membantu apabila ada

ketidakstabilan ekonomi dan arus perdagangan, unit industri ini akan

mampu bertahan dan berusaha terus eksis.

Banyaknya tenaga kerja yang bekerja pada setiap unit usaha,

khususnya tenaga kerja upahan, tidak dapat begitu saja dijumlahkan untuk

mengetahui total penyerapan tenaga kerja upahan pada industri Kerajinan

kulit. Sebenarnya potensi tenaga kerja untuk industri kerajinan kulit sangat

besar, lebih besar daripada jumlah tenaga kerja yang pada waktu penelitian

bekerja pada unit-unit usaha yang ada.

Besar kecilnya nilai upah sudah disepakati oleh tenaga kerja

upahan dengan pengusaha kerajinan kulit. Besar upah untuk tenaga kerja

per hari bermacam-macam, hal ini disesuaikan dengan tugasnya. Sebagai

pembuat pola dan bentuk upahnya Rp 25.000,00 tenaga penjahit pola

menjadi sepatu Rp 40.000,00 dan tenaga untuk press dan pengeleman

sepatu Rp 30.000,00 serta tenaga untuk finishing Rp 15.000,00.

Tabel 26. Besar Biaya Tenaga Kerja Upahan Per Hari Unit Usaha Kerajinan Kulit

di Kecamatan Magetan Tahun 2011

Biaya Tenaga Kerja

(Per Hari)

Jumlah Tenaga Kerja

Jumlah

Rp 15.000,00 3

Rp 25.000,00 11

Rp 30.000,00 8

Rp 40.000,00 3

Jumlah 25

Sumber : Data Primer, Tahun 2011

Menurut tabel diatas sebagian besar dari tenaga kerja industri

kerajinan kulit di Kecamatan Magetan mendapat upah sebesar Rp

Page 118: Skripsi/Studi... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UNIVERSITAS SEBELAS MARET commit to user STUDI SENTRA INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI DESA SELOSARI KECAMATAN MAGETAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25.000,00 sebanyak 11 orang dari keseluruhan tenaga kerja pada satu unit

industri kerajinan kulit. Besar upah tenaga kerja tersebut sudah standar

bahkan sama dengan unit usaha lain. Jadi pada setiap unit industri tenaga

kerja pembuat pola adalah tenaga yang paling banyak diperlukan karena

pembuatan pola itu tidaklah mudah, membutuhkan ketelitian dan daya

kreatif yang tinggi.

3) Bahan Baku

Bahan baku merupakan faktor penting dalam pendirian suatu

industi. Bahan baku dalam industri kerajinan kulit adalah kulit yang akan

digunakan sebagai bahan utama pembuatan sepatu, tas, dan jaket. Industri

kerajinan kulit di Kecamatan Magetan menggunakan bahan baku kulit

jadi, sehingga setiap unit industri langsung dapat mengolah bahan kulit

tersebut. Bahan kulit jadi yang dimaksud adalah bahan kulit sapi atau

kerbau yang telah mengalami proses penyamakan dan proses pembersihan

sehingga sudah siap olah.

Bahan baku tersebut diperoleh dari rumah-rumah pemotongan

hewan dan di distribusikan ke tempat pengolahan kulit. Pusat pengolahan

kulit ini berada di Kecamatan Ringinagung dan menjadi satu-satunya

penyuplai bahan kulit jadi untuk unit-unit kerajinan kulit di Kecamatan

Magetan. Akan tetapi terdapat pengusaha yang mengaku merasa kesulitan

mendapatkan bahan baku kulit jadi, hal ini dapat terjadi ketika persediaan

kulit mulai habis dan suplai mengalami penurunan. Karena sistem yang

digunakan setiap unit industri kulit harus mengambil sendiri bahan yang

dibutuhkan. Sehingga timbul persaingan dalam memperoleh kulit semakin

cepat maka dapat memilih kulit dengan kualitas bagus dan jumlah yang

Page 119: Skripsi/Studi... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UNIVERSITAS SEBELAS MARET commit to user STUDI SENTRA INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI DESA SELOSARI KECAMATAN MAGETAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

banyak. Bagi unit industri yang memiliki jarak cukup jauh akan sedikit

kesulitan untuk mendapat bahan yang bagus dan jumlah yang diinginkan.

4) Transportasi

Transportasi merupakan fasilitas atau alat untuk mengurangi

terikatnya satu tempat tertentu, baik untuk kepentingan pasar, bahan bakar

maupun kebutuhan bahan baku sehingga jarak dan waktu dapat diatasi.

Dari hasil penelitian di lapangan, sebagian besar pengusaha industri

kerajinan kulit di Kecamatan Magetan hanya memiliki kendaran bermotor

dan hanya sebagian kecil saja yang memiliki kendaraan roda 4. Dalam

proses pemasaran hasil produksi biasanya di antar dengan menggunakan

sepeda motor yang telah dilengkapi dengan keranjang yang cukup besar

sehingga dapat membawa hasil produksi dengan jumlah yang cukup

banyak.

Tabel 27. Alat Angkut Yang Digunakan Pengusaha Untuk Mengangkut Hasil

Produksi

No Angkutan Yang Digunakan Jumlah Pengusaha

(Jiwa)

1 Truck 0

2 Pick Up 5

3 Motor 29

Jumlah 34

Sumber : Data Primer, Tahun 2011

Pemakaian alat transportasi yang banyak digunakan oleh

pengusaha kerajinan kulit di Kecamatan Magetan adalah sepeda motor

yaitu sebanyak 29 pengusaha dari keseluruhan pengusaha kerajinan kulit

di Kecamatan Magetan dan sisanya menggunakan transportasi berupa pick

up yaitu sebanyak 5 pengusaha dari keseluruhan pengusaha kerajinan kulit

di Kecamatan Magetan. Selain jumlah tenaga kerja dan modal,

Page 120: Skripsi/Studi... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UNIVERSITAS SEBELAS MARET commit to user STUDI SENTRA INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI DESA SELOSARI KECAMATAN MAGETAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

penggunaan alat transportasi juga dapat dijadikan indikator terhadap suatu

unit usaha apakah industri tersebut berskala besar atau kecil. Dan hasil

penelitian di lapangan bahwa mayoritas pengusaha kerajinan kulit di

Kecamatan Magetan adalah berskala kecil atau industri rumah tangga.

Jalur yang dilalui pengusaha untuk memasarkan hasil produksinya

sudah beraspal halus secara keseluruhan. Hal ini dimungkinkan karena

Kecamtan Magetan merupakan pusat kegiatan dan pusat ekonomi dari

Kabupaten Magetan. Sehingga jalur transportasinya sudah bagus dan

keseluruhan sudah beraspal dengan baik.

5) Pemasaran

Pemasaran meliputi segala aktivitas yang dilakukan pengusaha

untuk menjual hasil produksinya. Dengan kata lain pemasaran adalah

segala tindakan yang dilakukan untuk menyampaikan produk yang

dihasilkan kepada konsumen, baik secara kangsung maupun tidak

langsung. Pemasaran langsung adalah pemasaran dimana terjadi transaksi

langsung antara produsen dan konsumen, sedangkan pemasaran tidak

langsung adalah pemsaran dimana transaksi antara produsen dan

konsumen terjadi melalui pihak ketiga (calo). kedua jenis pemasaran

tersebut dapat ditemukan pada industri kerajinan kulit di Kecamatan

Magetan. Dilihat dari intensitasnya, pemasaran secara langsung lebih

sering dijumpai di lapangan.

Dalam pemasaran langsung, konsumen dapat membeli dengan

uang kontan produk-produk yang ditawarkan di tempat usaha atau dapat

dengan memesan terlebih dahulu sesuai dengan produk yang diinginkan.

Untuk pemasaran tidak langsung dapat ditemukan pada industri kerajinan

kulit di Kecamatan Magetan. Pertama adalah pemasaran tidak langsung

melalui pedagang perantara sebagai pihak kedua. Pedagang perantara

membeli produk dari produsen dalam skala besar, kemudian menjualnya

kepada konsumen secara eceran. Pemasaran ini lebih bersifat kerja sama

dimana pemilik toko mendapatkan bagian dari keuntungan penjualan.

Page 121: Skripsi/Studi... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UNIVERSITAS SEBELAS MARET commit to user STUDI SENTRA INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI DESA SELOSARI KECAMATAN MAGETAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Daerah yang dijadikan sebagai tempat pemasaran produksi

kerajinan kulit selama Tahun 2011 yaitu wilayah Kabupaten Magetan itu

sendiri serta wilayah di sekitarnya meliputi Madiun, Maospati, Ngawi,

Surakarta, dan wilayah sekitarnya.

Pengiriman produk ke tempat pemasaran menggunakan alat

transportasi milik orang lain untuk produk ini ke tempat pemasaran di luar

daerah Magetan. Proses pemasaran barang produksi kerajinan kulit di

Kecamatan Magetan menurut pengusha sudah lancar dan tak ada halangan

yang berarti karena didukung oleh aksesibilitas yang bagus, keadaan jalan

sudah beraspal dengan baik dan dekat dengan jalan lokal. Karakteristik

usaha kerajinan kulit di Kecamatan Magetan adalah :

1) Kapasitas Produksi

Kapasitas produksi adalah kemampuan suatu industri dalam

menghasilkan barang pada waktu tertentu. Kapasitas produksi yang

dihasilkan industri kerajinan kulit di Kecamatan Magetan dalam

hitungan tahun bisa mencapai ribuan produk kulit meliputi sepatu, tas,

jaket, ikat pinggang, dompet dan sandal.

Tabel 28. Kapasitas Produksi Industri Kerajinan Kulit di Kecamatan Magetan

Tahun 2011

No Kapasitas Produksi

(Buah)

Jumlah

(Unit Usaha)

1 0 – 20 6

2 21 – 40 9

3 41 – 60 16

4 61 – 80 1

5 81 – 100 2

Jumlah 34

Sumber : Data Primer, Tahun 2011

Berdasarkan data tabel diatas maka kapasitas produksi terbesar

41 – 60 buah/hari. Besarnya kapasitas produksi per hari tergantung

Page 122: Skripsi/Studi... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UNIVERSITAS SEBELAS MARET commit to user STUDI SENTRA INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI DESA SELOSARI KECAMATAN MAGETAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

pesanan dan keadaan saat itu serta jumlah tenaga kerja yang

berproduksi.

Kapasitas produksi industri kerajinan kulit di Kecamatan

Magetan dipengaruhi oleh beberapa perubahan dinamika sosial yang

timbul di masyarakat. Terkadang produksi kerajinan kulit akan

mengalami permintaan pasar yang sangat tinggi ketika musim liburan

tiba, ketika banyak pelancong dari luar kota singgah ke Kecamatan

Magetan dan berminat membeli barang produksi khas magetan salah

satunya berupa produk kerajinan kulit serta pada saat pergantian tahun

ajaran baru bagi para murid-murid yang mengecam pendidikan formal.

Namun terkadang produksi kerajinan kulit juga mengalami masa sulit

ketika permintaan produk kerajinan menurun dan omset penjualan

mulai turun. Terkadang suplai bahan baku kulit juga berkurang dan

berpengaruh terhadap penurunan kuantitas produksi.

2) Kapasitas Usaha

Kapasitas usaha adalah kemampuan suatu usaha untuk

mendirikan industri kerajinan kulit. Hal ini ditinjau dari segi modal

dan lokasi usaha.

a) Segi Modal

Besarnya modal yang digunakan para pengusaha kerajinan

kulit di Kecamatan Magetan dapat menentukan besarnya

penghasilan. Modal pengusaha kerajinan kulit dari pembelian

bahan baku kulit jadi, biaya produksi, upah tenaga kerja, dan

proses pemasaran membutuhkan biaya yang relatif besar.

Tabel 29. Besarnya Modal Awal Pengusaha Industri Kerajinan Kulit di

Kecamatan Magetan Tahun 2011

No Modal Usaha Jumlah Pengusaha

Page 123: Skripsi/Studi... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UNIVERSITAS SEBELAS MARET commit to user STUDI SENTRA INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI DESA SELOSARI KECAMATAN MAGETAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

(Orang)

1 < Rp 5.000.000,00 4

2 Rp 5.000.000,00 – < Rp 10.000.000,00 11

3 Rp 10.000.000,00 – < Rp 15.000.000,00 7

4 Rp 15.000.000,00 – < Rp 20.000.000,00 9

5 Rp 20.000.000,00 – < Rp 25.000.000,00 3

Jumlah 34

Sumber : Data Primer, Tahun 2011

Dari data tabel diatas dapat diketahui bahwa sebagian besar

pengusaha kerajinan kulit di Kecamatan Magetan menggunakan

modal awal sebesar Rp 5.000.000,00 – <Rp 10.000.000,00

sebanyak 11 orang dari keseluruhan pengusaha kerajinan kulit di

Kecamatan Magetan dan besar modal awal < Rp 5.000.000 hanya 3

orang dari keseluruhan pengusaha kerajinan kulit di Kecamatan

Magetan. Hal ini menggambarkan bahwa besarnya modal sangat

mempengaruhi keberadaan industri kerajinan kulit. Semakin besar

modal yang digunakan maka dapat dipastikan bahwa industri

tersebut berpotensi mampu bersaing dengan industri yang lain yang

telah eksis lebih awal.

b) Lokasi Industri

Lokasi usaha yang dimaksud dalam penelitian ini adalah

tempat dimana responden membuka usaha industri kerajinan kulit,

Lokasi yang dipilih oleh pengusaha itu sendiri. Data lokasi usaha

kerajinan kulit dalam penelitian ini diperoleh dari hasil tabulasi.

Tabel 30. Lokasi Usaha Industri Kerajinan Kulit di Kecamatan Magetan Tahun

2011

No Lokasi Usaha Jumlah

(Orang)

1 Di Sekitar Rumah 23

2 Di Daerah Lain 11

Jumlah 34

Sumber : Data Primer, Tahun 2011

Page 124: Skripsi/Studi... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UNIVERSITAS SEBELAS MARET commit to user STUDI SENTRA INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI DESA SELOSARI KECAMATAN MAGETAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Berdasarkan data tabel diatas terlihat bahwa sebagian besar

pengusaha industri kerajinan kulit di Kecamatan Magetan yaitu 23

orang dari keseluruhan pengusaha kerajinan kulit memilih lokasi

industri di sekitar rumah dan 11 orang memilih di daerah lain.

Alasan sebagian besar pengusaha kerajinan kulit mendirikan usaha

di sekitar rumah adalah untuk mengurangi biaya transportasi, dapat

memproduksi kerajinan kulit sewaktu-waktu, mudah dijangkau dan

tidak dipungut pajak usaha.

3) Skala Usaha

Peninjauan usaha industri kerajinan kulit di Kecamtan

Magetan bila ditinjau dari segi jumlah tenaga kerja termasuk dalam

skala industri kecil, karena jumlah tenaga kerjanya <25 orang. Hal

ini dikarenakan dalam proses produksi sebagian besar pengusaha

industri kerajinan kulit memberlakukan anggota keluarganya

sebagai pekerja.

Berdasarkan hasil penelitian di lapangan bahwa faktor

produksi yang mendukung keberadaan industri kerajinan kulit di

Kecamatan Magetan adalah bahan baku 50% dan modal 50%.

Karena faktor bahan baku dan pemasaran inilah sangat mendukung

keberadaan industri kerajinan kulit sampai sekarang, tanpa kedua

faktor tersebut maka industri kerajinan kulit akan mati.

Tabel 31. Faktor Produksi Yang mempengaruhi Keberadaan Sentra Industri

Kerajinan Kulit di Kecamatan Magetan

No Faktor Produksi Jumlah Pengusaha

( Jiwa )

1 Modal 12

2 Bahan Baku 16

3 Pemasaran 31

4 Tenaga Kerja 4

5 Transportasi / Aksesibilitas 8

Sumber : Data Primer Tahun 2011

Page 125: Skripsi/Studi... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UNIVERSITAS SEBELAS MARET commit to user STUDI SENTRA INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI DESA SELOSARI KECAMATAN MAGETAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa mayoritas

pengusaha industri kerajinan kulit di Kecamatan Magetan menganggap

bahwa sistem pemasaran produk kulit yang paling mempengaruhi

keberadaan sentra industri kerajinan kulit di Kecamatan Magetan dan

faktor modal menempati urutan kedua yang mempengaruhi keberadaan

sentra industri kerajinan kulit di Kecamatan Magetan.

a. Faktor Spasial Yang Mendukung Keberadaan Sentra Industri

Kerajinan Kulit di Desa Selosari Tahun 2011

1) Pola Keruangan (Spatial Patern)

Pola keruangan yang muncul di sentra industri kerajinan kulit di Desa

Selosari adalah pola mengelompok, terkonsentrasi di satu wilayah

sehingga membentuk suatu sentra yang mampu berkembang dengan

baik, karena telah memiliki pusat atau inti pertumbuhan. Karena

dengan membentuk pola yang mengelompok akan menguntungkan

pada segi pemasaran dan persaingan dalam membuat inovasi produk.

2) Struktur Keruangan (Spatial Patern)

Struktur keruangan yang ada di sentra industri kerajinan kulit di Desa

Selosari adalah Struktur memanjang mengikuti dan searah dengan

jalan. Sehingga memudahkan masyarakat untuk menentukan pilihan

pada produk kulit yang diinginkannya.

3) Proses Keruangan (Spatial Process)

Proses keruangan adalah perkembangan yang terjadi secara terus

menerus dalam rentetan peristiwa atau suatu perubahan yang bersifat

konstan atau berlangsung terus menerus secara tetap menuju hasil

tertentu, terdapat rentetan kejadian dan mempunyai dimensi

kewaktuan.

Munculnya sentra industri kerajinan kulit di Desa Selosari

membutuhkan waktu yang cukup lama. Akan ada unit industri yang

berdiri lebih awal dan menjadi pelopor dan inti dari perkembangan

Page 126: Skripsi/Studi... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UNIVERSITAS SEBELAS MARET commit to user STUDI SENTRA INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI DESA SELOSARI KECAMATAN MAGETAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

sentra tersebut. Sehingga dengan proses perkembangan yang bagus

sentra industri kerajinan kulit di Desa Selosari ini masih terus eksis.

4) Organisasi Keruangan (Spatial Organization)

Organisasi keruangan bertujuan untuk mengetahui elemen-elemen

lingkungan mana yang berpengaruh terhadap terciptanya tatanan

spesifik dari elemen-elemen pembentuk ruang. Penekanan utamanya

pada keterkaitan antara kenampakan yang satu dengan yang lainnya

secara individual.

Organisasi keruangan yang ada di Desa Selosari adalah adanya

pengaruh dari kegiatan industri kerajinan kulit yang dirasakan oleh

lingkungan sekitarnya, beberapa masyarakat sekitar sentra industri

telah beralih profesi dan menekuni bidang kerajinan kulit karena dirasa

lebih menguntungkan dan dianggap lebih mampu untuk meningkatkan

kesejahteraan mereka.

5) Interaksi Keruangan (Spatial Interaction)

Interaksi keruangan menekankan pada keterkaitan elemen-elemen

lingkungan secara intra maupun inter elemen baik secara individu

maupun antar wilayah untuk dapat menjalin komunikasi wilayah.

Interaksi keruangan yang terjadi di sentra indutri kerajinan kulit di

Desa Selosari adalah interaksi antara masyarakat di dalam lingkungan

sentra industri dengan masyarakat di luar lingkungan industri dalam

tukar menukar ide-ide dalam inovasi desain produk kulit dan proses

pemasaran produk kerajinan kulit ke luar wilayah sentra industri.

Interaksi seperti ini akan terus berlangsung selama sentra industry ini

tetap ada dan eksis.

6) Tendensi/Trend Keruangan (Spatial Tendency)

Tendensi keruangan yang menekankan pada upaya mengetahui

kecenderungan perubahan suatu gejala. Hal ini dapat dilakukan

berdasarkan analisis lokasi dan waktu keruangan.

Kecenderungan Desa Selosari yang direncanakan menjadi sentra

industri kerajinan kulit di Kecamatan Magetan mulai dipenuhi oleh

Page 127: Skripsi/Studi... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UNIVERSITAS SEBELAS MARET commit to user STUDI SENTRA INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI DESA SELOSARI KECAMATAN MAGETAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

pembangunan sarana dan fasilitas yang mendukung sentra industri

kerajinan kulit. Guna memaksimalkan potensi yang dimiliki sentra

industri kerajinan kulit. Perkembangan ini dimaksudkan untuk

sentralisasi sehingga mengurangi beban kota dalam menampung aliran

transportasi akibat penuhnya kendaraan yang akan menuju Desa

Selosari.

7) Asosiasi Keruangan (Spatial Asociation)

Asosiasi keruangan bertujuan untuk mengungkapkan terjadinya

asosiasi keruangan antara berbagai kenampakan pada suatu ruang,

apakah ada fungsional atas sebaran atau gejala yang ada dengan gejala

keruangan yang terjadi.

Asosiasi keruangan yang timbul di Desa Selosari adalah adanya

perkembangan sentra industri kerajinan kulit yang cukup pesat

memungkinkan adanya sentralisai dari unit industri dan akan timbul

akumulasi dari limbah sisa produksi yang mengganggu lingkungan,

berupa limbah sisa pemotongan bahan kulit dan sisa bahan kimia lain

yang menimbulkan bau yang cukup menyengat.

8) Komparasi Keruangan (Spatial Comparation)

Komparasi keruangan merupakan komparasi atau perbandingan antara

wilayah satu dengan wilayah yang lain, maka dalam hal ini sentra

industri kerajinan kulit di Desa Selosari akan dibandingkan dengan

wilayah atau desa lain di wilayah Kecamatan Magetan. Tujuannya

adalah upaya mengetahui keunggulan dan kelemahan yang ada pada

masing-masing wilayah dalam hal yang sama, sehingga dapat

diketahui upaya untuk menentukan kebijakan pengembangan wilayah

lebih lanjut.

Untuk membandingkan kemajuan daerah satu dengan daerah yang lain

dengan sendirinya akan membutuhkan elemen-elemen wilayah yang

lebih kompleks untuk dikemukakan. Sebagai contoh mengenai latar

belakang mengapa daerah tertentu mampu meningkatkan kesejahteraan

penduduknya dalam waktu relative singkat sedangkan daerah lain

Page 128: Skripsi/Studi... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UNIVERSITAS SEBELAS MARET commit to user STUDI SENTRA INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI DESA SELOSARI KECAMATAN MAGETAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

tidak, walaupun latar belakang fisiografinya tidak banyak berbeda.

Dengan mempelajari kelebihan-kelebihan dan kekurangan masing-

masing wilayah dalam tata kelola wilayah, maka akan dapat diketahui

kunci keberhasilan pembangunannnya dan hal ini dapat dimanfaatkan

oleh wilayah lain untuk memperbaiki kinerjanya.

9) Sinergisme Keruangan (Spatial Sinergism)

Dalam makna sinergisme yang utama adalah munculnya nilai

kegunaan/keuntungan dari proses bekerja samanya dua hal atau lebih

tersebut yang lebih banyak/ lebih baik dibandingkan apabila masing-

masing hal tersebut bekerja sendiri-sendiri.

Sinergisme keruangan adalah usaha untuk menemukan dan mengenali

wilayah-wilayah mana dan sector-sektor apa saja yang layak

melakukan kerja sama regional dalam rangka memperoleh kinerja

yang lebih baik. Karena dalam hal ini melibatkan beberapa wilayah,

maka harus dikaji mengenai potensi dan kelemahannya sehingga

kelemahan yang ada dapat ditutup oleh keunggulan di pihak lain.

Sentra industri kerajinan kulit di Desa Selosari juga memiliki

sinergisme di dalamnya, yaitu saling bekerja samanya beberapa unit

industri dengan beberapa pedagang perantara guna meningkatnya

pendapatan dan kualaitas produk yang dihasilkan.

4. Dampak Meningkatnya Pendapatan Sentra Industri Kerajinan Kulit di

Desa Selosari Kecamatan Magetan Tahun 2011

Pendapatan pokok yang dimaksud dalam penelitian ini adalah

pendapatan yang diperoleh penduduk dari hasil penjualan barang hasil

produksi (sepatu, tas, jaket, ikat pinggang, dompet). Pekerjaan pokok dari

pengusaha kerajinan kulit adalah menghasilkan produk-produk kerajinan dari

bahan kulit. Satuan yang digunakan untuk mengetahui pendapatan adalah

dihitung secara bulanan, karena pendapatan yang diperoleh para pengusaha

Page 129: Skripsi/Studi... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UNIVERSITAS SEBELAS MARET commit to user STUDI SENTRA INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI DESA SELOSARI KECAMATAN MAGETAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

kerajinan kulit dari hasil produksinya tidak pasti ada yang borongan dan ada

yang melayani secara eceran, sehingga perlu dibulatkan menjadi bulanan.

Pendapatan rata-rata pengusaha yang diperoleh dari industri kerajinan

kulit adalah seluruh penjualan produk kulit dikurangi biaya produksi. Biaya

produksi sendiri terdiri dari pembelian bahan baku, pembelian bahan

pelengkap, dan upah tenaga kerja.

Pendapatan bersih adalah pendapatan yang diperoleh pengusaha dari

nilai produksi dikurangi dengan biaya produksi. Dasar perhitungang

pendapatan bersih dari usaha kerajinan kulit adalah sebagai berikut :

Pendapatan bersih pengusaha dapat dicari dari : total hasil penjualan produksi

dikurangi total biaya proses produksi (bahan baku, upah tenaga kerja, dan

bahan pelengkap lainnya)

Tabel 32. Pendapatan Bersih Pengusaha Kerajinan Kulit di Kecamatan Magetan

Tahun 2011

Pendapatan

(Rp)

Jumlah Unit Usaha

(Orang)

Rp 1.000.000,00 – < Rp 5.000.000,00 16

Rp 5.000.000,00 – < Rp 10.000.000,00 14

Rp 10.000.000,00 – < Rp

15.000.000,00

2

Rp 15.000.000,00 – < Rp

20.000.000,00

2

Jumlah 34

Sumber : Data Primer, Tahun 2011

Menurut penuturan pengusaha kerajinan kulit selama menjalani usaha

ini pendapatannya meningkat karena bila dilihat dari segi keuntungan lumayan

besar. Sehingga dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari,

untuk biaya sekolah dan kuliah serta kebutuhan lainnya. Menurut tabel diatas

bahwa pendapatan bersih pengusaha kerajinan kulit paling banyak diterima

Page 130: Skripsi/Studi... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UNIVERSITAS SEBELAS MARET commit to user STUDI SENTRA INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI DESA SELOSARI KECAMATAN MAGETAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

sebesar Rp 1.000.000,00 – <Rp 5.000.000,00 sebanyak 16 orang dari

keseluruhan pengusaha kerajinan kulit di Kecamatan Magetan..

𝐼𝑛𝑡 =𝑡𝑖𝑛𝑔𝑘𝑎𝑡 𝑝𝑒𝑛𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖 − 𝑡𝑖𝑛𝑔𝑘𝑎𝑡 𝑝𝑒𝑛𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑡𝑒𝑟𝑒𝑛𝑑𝑎𝑕

5

= 20.000.000,00 − 1.000.000,00

5

= 3.800.000,00

Rata- rata pendapatan yang dinyatakan dalam rupiah/kapita/bulan

adalah Rp 3.800.000,00 kapita/bulan

Besar kecilnya pendapatan pengusaha kerajinan kulit di Kecamatan

Magetan dipengaruhi oleh banyaknya relasi dan kualitas produk kulit yang

dihasilkan, karena kualitas produk kulit yang bagus mempengaruhi banyak

sedikitnya pembeli. Dengan besarnya pendapatan per kapita yang cukup

tinggi yaitu Rp 3.800.000.00 maka dapat disimpulkan bahwa pengusaha

kerajinan kulit berhasil memasarkan hasil produksinya ke berbagai kota

sehingga dapat mengembalikan modal dan mendapat keuntungan yang besar.

Tabel 33. Besar Pendapatan Tenaga Kerja Per Bulan di Sentra Industri Kerajinan

Kulit Kecamatan Magetan Tahun 2011

No Besarnya Pendapatan Jumlah Tenaga Kerja

(Jiwa)

1 Rp 200.000,00 - < Rp 300.000,00 11

2 Rp 300.000,00 - < Rp 400.000,00 17

3 Rp 400.000,00 - < Rp 500.000,00 13

4 Rp 500.000,00 - < Rp 600.000,00 9

Jumlah 50

Sumber : Data Primer, Tahun 2011

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa sebagian besar tenaga

kerja di sentra kerajinan kulit Kecamatan Magetan berpenghasilan Rp

Page 131: Skripsi/Studi... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UNIVERSITAS SEBELAS MARET commit to user STUDI SENTRA INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI DESA SELOSARI KECAMATAN MAGETAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

300.000,00 - <Rp 400.000,00 sebanyak 17 tenaga kerja. Sedangkan yang

berpenghasilan Rp 500.000,00 - <Rp 600.000,00 hanya 9 tenaga kerja.

Direktorat Pengupahan dan Jaminan Sosial Ketenagakerjaan

Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi untuk penetapan UMRD

Kabupaten Magetan Tahun 2011 Rp 650.000,00 sesuai ketentuan dalam

UU No.13/2003, penetapan upah minimum diarahkan pada pencapaian

upah layak. Upah pencapaian dilakukan secara bertahap dengan

memperhatikan produktivitas dan pertumbuhan ekonomi. kriteria hidup

layak adalah rumah permanen, tersedianya air bersih, jamban, kebutuhan

sandang, kebutuhan pangan tercukupi, kebutuhan pendidikan dan

kebutuhan rekreasi.

Kebijakan upah minimum adalah salah satu strategi pemerintah

menanggulangi kemiskinan, dengan menghitung kebutuhan dasar, seperti :

pangan, sandang, dan perumahan sekaligus sebagai jarring pengaman

social dengan menghitung kebutuhan pendidikan dasar dan jasa

transportasi. Menurut UU No.13/2003, upah minimum diarahkan pada

pencapaian hidup layak dengan memperhatikan produktivitas dan

pertumbuhan ekonomi.

Kebutuhan Hidup Layak (KHL) adalah standar kebutuhan yang

harus dipenuhi oleh seseorang pekerja atau buruh lajang untuk dapat hidup

layak baik secara fisik maupun social, untuk satu bulan.

Dengan demikian seluruh tenaga kerja di sentra kerajinan kulit

Kecamatan Magetan mendapatkan penghasilan di bawah UMRD

Kabupaten Magetan Yaitu Rp 650.000.00.

Page 132: Skripsi/Studi... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UNIVERSITAS SEBELAS MARET commit to user STUDI SENTRA INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI DESA SELOSARI KECAMATAN MAGETAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Tabel 34. Asal Tenaga Kerja Sentra Kerajinan Kulit di Kecamatan Magetan

Tahun 2011

No Asal Tenaga Kerja Jumlah Tenaga Kerja

(Orang)

1 Ringinagung 2

2 Candirejo 4

3 Selosari 36

4 Magetan 281

5 Bulukerto 9

6 Mangkujayan 1

7 Tambakrejo 2

8 Tambran 13

9 Kebonagung 11

10 Tawanganom 15

11 Kepolorejo 34

12 Sukowinangun 7

13 Baron 3

14 Purwosari 9

Jumlah 427

Sumber : Data Primer, Tahun 2011

Berdasarkan tabel diatas bahwasanya total tenaga kerja upahan

yang terlibat dalam industri ini adalah 427 orang. Tenaga kerja yang

terserap dalam industri kerajinan kulit tidak hanya berasal dari Kecamatan

Magetan saja tetapi juga berasal dari Kacamatan lain di sekitar Kecamatan

Magetan. Sebagian besar asal tenaga kerjanya berasal dari Kecamatan

Magetan sebanyak 281 orang dari keseluruhan, dan paling sedikit berasal

dari Kecamatan Mangkujayan sebanyak 1 orang dari keseluruhan tenaga

kerja. Sentra kerajinan kulit berada di Kecamatan Magetan namun industri

tersebut mampu menyerap begitu banyak tenaga kerja, hal ini disebabkan

karena sebagian besar proses dan tahap-tahap pembuatan produk kerajinan

kulit masih menggunakan tenaga manusia dan sebagian besar unit usaha

belum bisa mendatangkan mesin-mesin produksi yang lebih canggih.

Sebagian besar pengusaha juga berpendapat bahwa produk yang telah

dibuatnya saat ini atau yang dibuat dengan tangan memiliki kualitas dan

nilai yang lebih baik daripada buatan mesin.

Page 133: Skripsi/Studi... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UNIVERSITAS SEBELAS MARET commit to user STUDI SENTRA INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI DESA SELOSARI KECAMATAN MAGETAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Kesimpulan

Page 134: Skripsi/Studi... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UNIVERSITAS SEBELAS MARET commit to user STUDI SENTRA INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI DESA SELOSARI KECAMATAN MAGETAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Berdasarkan analisis data yang telah diuraikan dalam penelitian ini, maka

dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Sentra industri kerajinan kulit di Desa Selosari tidak muncul begitu saja,

namun memerlukan waktu dan proses yang cukup lama. Tahun 1995 –

2000 telah ada 15 unit industri di Desa Selosari yang menjadi inti atau

pusat perkembangan sentra tersebut, tahun 2001 – 2005 mengalami

perkembangan dan penambahan unit industri sebanyak 15 unit. Sekarang

sentra di Desa Selosari terus berkembang dan telah ada 34 unit industri

kerajinan kulit.

2. Dilihat dari faktor produksi yang mendukung keberadaan industri

kerajinan kulit di Kecamatan Magetan Tahun 2011 adalah ketersediaan

bahan baku untuk kelancaran dalam usaha industri kerajinan kulit,

pengambilan bahan baku dekat dengan lokasi industri, tersedianya tenaga

kerja yang cukup, kemudahan dalam transportasi guna pemasaran hasil

produksi ke pihak konsumen dan jangkauan pemasaran sampai ke luar

daerah Kecamatan Magetan. Faktor yang sangat dominan mendukung

keberadaan industri kerajinan kulit di Kecamatan Magetan adalah bahan

baku dan pemasaran. Faktor spasial yang paling mempengaruhi

keberadaan sentra industry kerajinan kulit di Desa Selosari adalah Pola

Keruangan (Spatial Patern) dan struktur keruangan (Spatial Structure).

Dengan memiliki pola mengelompok dan struktur keruangan yang

memanjang searah jalan, maka akan memberi keuntungan dalam

pemasaran dan menarik perhatian masyarakat.

3. Dampak meningkatnya pendapatan sentra industri kerajinan kulit di Desa

Selosari adalah : (a) Pendapatan tenaga kerja per bulan mayoritas Rp

300.000,00 – Rp 400.000,00. (b) tenaga kerja yang diserap sentra industri

kerajinan kulit di Desa Selosari sebanyak 427 tenaga kerja yang mayoritas

berasal dari Kelurahan Magetan sebanyak 281 tenaga kerja.

Page 135: Skripsi/Studi... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UNIVERSITAS SEBELAS MARET commit to user STUDI SENTRA INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI DESA SELOSARI KECAMATAN MAGETAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

B. Implikasi

Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian industri kerajinan kulit di

Kecamatan Magetan, maka implikasi dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Dengan mengetahui proses spasial yang terjadi maka dapat menjadi

pertimbangan untuk penetuan tata ruang pembangunan sentra industri

kerajinan kulit di Desa Selosari.

2. Untuk membantu pemerintah dalam memajukan industri kecil di pedesaan

dan memberikan kebijakan untuk menjadikan Kecamatan Magetan

menjadi Pusat Kerajinan Kulit yang lebih maju daripada sebelumnya.

3. Hasil penelitian dapat digunakan untuk perencanaan perkembangan

industri di daerah penelitian, supaya tingkat pendapatannya meningkat di

masa yang akan dating. Hal ini sangat diperlukan suatu usaha untuk

menumbuh kembangkan secara terus menerus secara berkesinambungan

dalam proses produksi kerajinan kulit.

C. Saran

Sebaiknya sisa-sisa hasil produksi kerajinan kulit tidak di buang di sungai

karena akan mencemari sungai dan menurunkan kualitas air sungai serta

menimbulkan bau yang tidak sedap.

Selain itu peran aktif pemerintah untuk mendukung kegiatan ekonomi

masyarakat tersebut juga perlu ditingkatkan, misalnya membantu dari proses

pemasaran, memberikan tempat khusus bagi pengusaha untuk memasarkan

produk kerajinan kulit serta memberikan bantuan guna menjamin akan suplai dan

kualitas bahan baku yang bagus.

DAFTAR PUSTAKA