PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SENTRA (Studi Kasus di …
Transcript of PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SENTRA (Studi Kasus di …
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SENTRA
(Studi Kasus di SDIT ASY SYUKRIYYAH Tangerang)
Skripsi ini diajukan sebagai syarat untuk memenuhi penyelesaian Tugas
Akhir untuk meraih gelar S.Pd.
Oleh:
Ana Shofiana
(15311466)
FAKULTAS TARBIYAH
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)
INSTITUT ILMU AL-QUR’AN (IIQ) JAKARTA
1439 H/ 2019 M
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SENTRA
(Studi Kasus di SDIT ASY SYUKRIYYAH Tangerang)
Skripsi ini diajukan sebagai syarat untuk memenuhi penyelesaian Tugas
Akhir untuk meraih gelar S.Pd.
Oleh:
Ana Shofiana
(15311466)
Pembimbing
Dr. Esi Hairani. M.Pd
FAKULTAS TARBIYAH
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)
INSTITUT ILMU AL-QUR’AN (IIQ) JAKARTA
1439 H/ 2019 M
i
ii
iii
iv
v
vi
vii
viii
ix
x
xi
xii
xiii
xiv
ABSTRAK
Ana Shofiana, 15311466 dengan skripsi yang berjudul “Model
Pembelajaran Sentra studi kasus SDIT Asy-syukriyyah Tangerang”.
Fakultas Tarbiyah Prodi Pendidikan Agama Islam (PAI) Institut Ilmu Al-
Qur’an (IIQ) Jakarta 2015.
Pendidikan membantu mengembangkan potensi diri anak. Guru
merupakan kunci keberhasilan program pembelajaran. Guru dituntut secara
professional untuk merancang pembelajaran yang efektif dan bermakna
(menyenangkan) dalam pelaksanaan kurikulum 2013 melalui pendekatan-
pendekatan yang sesuai. Model pembelajaran sentra adalah salah satu
program yang selain menyenangkan juga menumbuh kembangkan karakter
anak.
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan sentra yang ada di
SDIT Asy-syukriyyah Tangerang. Fokus dalam penelitian ini yaitu tentang
persiapan, pelaksanaan, evaluasi dan faktor penghambat serta pendukung.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yang bersifat deskriptif
analisis. Dengan teknik pengumpulan data dengan melakukan wawancara,
observasi dan dokumentas. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan
bahwa model pembelajaran sentra yang diterapkan di SDIT Asy-syukriyyah
menggunaka moving class dan ada delapan jenis sentra di kelas 1-3. Model
pembelajaran sentra yang diterapkan telah berhasil menanamkan karakter-
karakter yang edukatif pada diri anak. Karakter yang tertanam tampak
terlihat dari perikalu anak yang ditunjukan selama proses pembelajaran.
Model pembelajaran semtra di SDIT Asy-syukriyyah menggunakan semua
pijakan yang telah ditetapkan oleh depdiknas. Kekompakan tim adalah faktor
pendukung proses pembelajaran.
Kata kunci: anak usia dini, model pembelajaran sentra, Sekolah Dasar Islam
Terpadu
xv
ABSTRACT
Ana Shofiana, 15311466 the title of my thesis is ““Model
Pembelajaran Sentra studi kasus SDIT Asy-syukriyyah Tangerang”.
Islamic Education Ifaculty of Institut For Quranic Studies Jakarta 2015.
Education helps to developing of child potentional. Teacher is the
success key of learning programme. Teachers is demanded profesionally to
plan the learning effectively and fun condition to start Kurikulum 2013.
Model pembelajaran sentra is the one of programmes that can put in
kurikulum 2013.
The purpose of this research was to describe the learning center
model at SDIT Asyu-kiryyah Tangerang. The focus is about the preparation,
implementation, evaluation and support adn detention of the learning center
model at SDIT Asy-syukriyyah.
Data collection tool is the observation, interview and documentation.
based of the result of the research center model at SDIT Asy-syukriyyah has
been 6 years used. Center models at SDIT Asy-syukriyyah use moving class
and has 8 kinds of centers. Center model that has been applying could
develop of child characters. Development chacarcters can be seen when
processing learning ongoing. Center model at SDIT Asy-syukriyyah uses
step by step that has decided by depdiknas. Team compact is the succes key
of the center model.
Key words: early childhood, centres approach, Islamic boarding school
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan bukan sekedar memberikan pengetahuan, nilai –
nilai atau melatih keterampilan. Pendidikan juga membantu
mengembangkan potensi diri peserta didik.1 Dalam upaya
mengembangkan potensi anak didik, diperlukan usaha guru
(kompetensi guru) dengan menggunakan pendekatan-pendekatan
yang mudah dipahami.2 Guru merupakan kunci keberhasilan program
pembelajaran pada suatu lembaga pendidikan dalam merancang suatu
model pembelajaran terpadu.3
Pembelajaran terpadu merupakan salah satu penjabaran dari
pengorganisasian kurikulum model integrated kurikulum.
Pembelajaran terpadu memusatkan pelajaran pada suatu masalah
tertentu yang memungkinkan siswa belajar secara kelompok untuk
mengembangkan program pembelajaran. Salah satu jenis model
pembelajaran terpadu adalah pendekatan tematik.4
Kurikulum 2013 adalah kurikulum berbasis kompetensi yang
mengedepankan kreativitas dan komunikasi dirancang untuk
mengantisipasi kebutuhan kompetensi abad ke-21. Penyederhanaan
1 Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan,
(cet. IV; Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2007), h.4 2 Barnawi dan Mohammad Arifin, Kinerja Guru Profesional (Instrumen
Pembinaan, Peningkatan dan Penilaian), (Jogjakarta: AM Ar-ruzzmedia, 2012),
h.7 3 Barnawi dan Mohammad Arifin, Kinerja Guru Profesional (Instrumen
Pembinaan, Peningkatan dan Penilaian), (Jogjakarta: AM Ar-ruzzmedia, 2012),h.
8
2
dan tematik – integratif adalah upaya dari inti k13 yang
mengedepankan kreativitas dan komunikasi. 5
Proses pembelajaran
Kurikulum 2013 terdiri atas 5 pengalaman belajar pokok yang biasa
disebut 5M. 5M tersebut ialah; (1) mengamati, (2) menanya, (3)
mengumpulkan informasi, (4) mengasosiasi (mencipta), (5)
mengkomunikasikan.6 Kurikulum 2013 disusun untuk mengantisipasi
perkembangan dan mendorong peserta didik dalam berkomunikasi
(observasi, bertanya, menalar, mempresentasikan) lebih baik. 7
Fenomena alam, sosial, seni dan budaya menjadi objek pembelajaran
dalam penataan dan penyempurnaan K13.8
Kualitas lain yang dikembangkan kurikulum dan harus
terealisasikan dalam pembelajaran antara lain kemandirian,
kerjasama, solidaritas, kepemimpinan, empati, toleransi dan
kecakapan hidup siswa. Prinsip pembelajaran yang digunakan untuk
mencapai hasil yang efektif antara lain; (1) berpusat pada siswa, (2)
mengembangkan kreativitas siswa, (3) menciptakan kondisi
menyenangkan dan menantang, (4) bermuatan nilai, etika, estetika,
logika, dan kinestika, (5) menyediakan pengalaman belajar yang
beragam melalui penerapan berbagai strategi dan metode
4 Trianto, Model Pembelajaran Terpadu; Konsep, Strategi dan
Implementasinya dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, (cet. II; Jakarta:
Bumi Aksara, Agustus 2010), h. 147 5 Muhammad Fathurrohman, Paradigma Pembelajaran Kurikulum 2013,
(Yogyakarta: Kalimedia, 2015), h. 5 6 Kosasih, Strategi Belajar dan Pembelajaran Implementasi Kurikulum
2013, (Bandung:Yrama Rosdakarya, 2013), hal. 99 7 Muhammad Fathurrohman, Paradigma Pembelajaran Kurikulum 2013,
(Yogyakarta: Kalimedia, 2015), h. 5 8 Muhammad Fathurrohman, Paradigma Pembelajaran Kurikulum 2013,
(Yogyakarta: Kalimedia, 2015), h.5
3
pembelajaran yang menyenangkan, kontekstual, efektif, efesien dan
bermakna.9
Secara konseptual, kurikulum bertujuan untuk mampu
melahirkan generasi masa depan yang cerdas komprehensif yakni
cerdas secara intelektual, emosi, sosial dan spiritualnya.
Pembelajaran Kurikulum 13 menjadi salah satu solusi karena
terintegrasikannya nilai – nilai karakter.10
Hal ini sesuai dengan
pendekatan belajar modern yang menempatkan siswa sebagai subjek
belajar dan guru berperan sebagai fasilitator untuk memberikan
kemudahan-kemudahan kepada siswa untuk melakukan aktivitas
belajar.11
Guru dituntut secara professional untuk merancang
pembelajaran yang efektif dan bermakna (menyenangkan) dalam
pelaksanaan kurikulum 2013. Perancanan pembelajaran terdiri atas
mengorganisasikan pembelajaran, memilih pendekatan pembelajaran
yang tepat, menentukan prosedur pembelajaran dan pembentukan
kompetensi secara efektif serta menetapkan kriteria keberhasilan.
Peserta didik diharapkan mampu memahami konsep-konsep yang
mereka pelajari melalui pengalaman langsung dan nyata yang
menghubungkan antar konsep dalam intra maupun antar mata
pelajaran.12
Upaya pengembangan potensi peserta didik diperlukan usaha
guru (kompetensi guru) dalam menumbuhkan minat belajar anak,
9 Permendikbud no. 18A Tahun 2013, Implementasi Kurikulum Pedoman
Umum Pembelajaran. 10
Sholeh Hidayat, Pengembangan Kurikulum Baru, (Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya, 2013), h. 113 11
Kosasih, Strategi Belajar dan Pembelajaran Implementasi Kurikulum
2013, (Bandung:Yrama Rosdakarya, 2013), h. 99 12
H. E. Mulyana, Pengembangan dan implementasi kurikulum 2013
(Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2013), h. 99
4
melalui pendekatan-pendekatan yang mudah dipahami. Selama ini
berbagai pendekatan telah diterapkan, namun hasil yang dicapai
belum sesuai dengan tuntutan kurikulum anak usia sekolah dasar.
Karena anak usia sekolah dasar berada pada tahap operasi konkret.
Pada rentang usia tersebut mulai menunjukkan perilaku belajar
sebagai berikut: (1) Mulai memandang dunia secara objektif,
bergeser dari satu aspek situasi ke aspek lain secara reflektif yang
memandang unsur-unsur secara serentak; (2) Mulai berpikir secara
operasional; (3) Mempergunakan cara berpikir operasional untuk
mengklasifikasi benda-benda; (4) Membentuk dan mempergunakan
keterhubungan aturan-aturan, prinsip ilmiah sederhana, dan
mempergunakan hubungan sebab akibat; (5) Memahami konsep
substansi, volume zat, panjang, lebar, luas dan berat.13
Merujuk kepada firman Allah SWT tentang tujuan pendidikan
yang terkandung dalam QS Al-Baqarah [2]: 151
“Sebagaimana (kami telah menyempurnakan nikmat Kami
kepadamu) Kami telah mengutus kepadamu Rasul diantara kamu
yang membacakan ayat-ayat Kami kepada kamu dan mensucikan
kamu dan mengajarkan kepadamu Al kitab dan Al-Hikmah, serta
mengajarkan kepada kamu apa yang belum kamu ketahui.”(QS. Al-
Baqarah [2]: 151)
13
Daryanto, Pembelajaran Tematik Terpadu Integratif (Kurikulum 2013),h. 8
5
Pembelajaran tematik terpadu merupakan suatu sistem
pembelajaran untuk siswa, baik secara individual maupun kelompok
agar aktif menggali dan menemukan konsep serta prinsip-prinsip
keilmuan secara holistik, bermakna, dan otentik. Pembelajaran
terpadu berorientasi pada praktik pembelajaran yang sesuai dengan
kebutuhan dan perkembangan siswa. Pendekatan ini berangkat dari
teori pembelajaran yang menolak proses latihan/hafalan (drill)
sebagai dasar pembentukan pengetahuan dan struktur intelektual
anak. 14
Menurut Subroto dan Herawati pembelajaran tematik –
integrative adalah suatu pendekatan yang memadukan beberapa mata
pelajaran pokok bahasan.15
Pembelajaran diberikan dengan
menjabarkan konsep-konsep terkait sehingga menjadi lebih bermakna
bagi peserta didik. Berdasarkan pengertian ini dapat dipahami bahwa
aktivitas belajar dalam pembelajaran tematik – integratif
dihubungkan oleh sebuah tema. Tema merupakan payung
keterpaduan dari berbagai kegiatan belajar sehingga satu sama lain
memiliki keterkaitan yang erat.16
Menurut Hurlock, masa kanak-kanak dimulai setelah bayi
yang penuh dengan ketergantungan, yaitu kira-kira usia 2 tahun
samapi saat anak matang secara seksual, kira-kira 13 tahun untuk
wanita dan 14 tahun untuk laki-laki. Masa kanak-kanak dibagi
14
Rusman, Model-model Pembelajaran, Mengembangkan Profesionalisme Guru (Jakarta Raja Grafindo Persada 2003), h.23
15 Imam Nur Hakin, Pembelajaran Tematik – Integratif di SD/MI Dalam
Kurikulum 2013, insania, vol. 19 No 1. ISSN 14103, 2014 16
Imam Nur Hakin, Pembelajaran Tematik – Integratif di SD/MI Dalam Kurikulum 2013, insania, vol. 19 No 1. ISSN 14103, 2014
6
lagi menjadi dua periode yang berbeda yaitu awal dan masa akhir
kanak-kanak.17
Dari sudut psikologi pendidikan, peserta didik pada sekolah
dasar kelas 1, 2 dan 3 berada pada rentang usia dini. Usia tersebut
aspek perkembangan kecerdasan tumbuh dan berkembang sangat luar
biasa. Usia tersebut tingkat perkembangan masih melihat segala
sesuatu sebagai satu kesatuan yang utuh dan baru mampu memahami
konsep secara sederhana.18
Karenanya, proses pembelajaran masih
bergantung kepada objek yang konkret dan pengalaman yang dialami
secara langsung.19
SD kelas dua dikategorikan dalam anak usia dini, karena pada
anak masih senang bermain. Masa bermain menjadi ranah tempat
anak berpijak, mengeksplorasi lingkungan, menstimulasi pancra indra
dan membangun pengetahuan anak dalam pembelajaran. Bermain
pada anak adalah proses belajar secara langsung dan memberikan
kemampuan kepada anak untuk mengenal dunia, berinteraksi dengan
orang lain, mengeskpresikan dan mengontrol esmosi serta
mengembangkan kemampuan simbolik anak.20
Anak usia dini berada pada perkembangan yang paling cepat
dalam segala aspek termasuk aspek agama, moral, soasial, intelektual
dan emosi. Pendidikan anak usia dini merupakan investasi bangsa.
17
Novan Ardy Wiyani & Barnawi, Format PAUD , (Ar-Ruzz Media:
Jogjakarta 2012) h.35 18
Depdiknas,(Jakarta: Depdiknas 2006) 19
Imam Nur Hakin, Pembelajaran Tematik – Integratif di SD/MI Dalam Kurikulum 2013, insania, vol. 19 No 1. ISSN 14103, 2014
20 Yuliani Nurani, Sujiono, Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini,
(Jakarta: Indeks, 2009), h.216
7
Jika ingin mengembangkan bangsa Indonesia menjadi bangsa
nasionalisme, integritas dan karakter yang kuat maka mulailah sejak
anak usia dini.21
Pendidikan sebagai sarana pelestarian moralitas. Jalur-jalur
pendidikan dapat dimulai dari lingkungan sekitar dan dapat ditanam
sejak dini sampai manusia itu mampu bersikap dewasa. Jika seluruh
jalur pendidikan ini dapat berjalan dengan optimal, tentu dapat
membangun kehidupan manusia yang berperadaban dan menjunjung
tinggi moralitas kemuliaan manusia.22
Perkembangan seorang anak erat hubunganya dengan cara
berfikirnya. Artinya, bagaimana cara anak untuk melihat, mengamati,
memperkirakan, berpikir, menduga, mempertimbangkan dan menilai
akan berpengaruh dengan perkembangan moral dalam diri anak.23
Perkembangan anak usia dini pada SD kelas satu dan dua
awal yang cukup pesat, maka perlu ada perubahan model
pembelajaran di SD kelas satu untuk mendukung perkembangan
anak. Pembelajaran di Indonesia harus sesuai dengan tumbuh
kembang anak mulai dari kelompok bermain, taman kanak-kanak dan
SD kelas awal (kelas 1 dan 2) yaitu dengan bermain dapat
dilaksanakan dengan model pembelajaran (BCCT) Beyond Centers
and Circle Time24
21 Slamet Suyanto, Pendidikan Karakter untuk Anak Usia DIni, Universitas
Negeri Yogyakarta, Vol.1, Edisi.1, Juni 2012. 22
Otib Satibi Hidayat, Modul Hakikat Perkembangan Moralitas Anak Usia Dini, h. 3
23 Daryanto, Media Pembelajaran Sangat Penting Dalam Mencapai
Tujuan Pembelajaran, (Yogyakarta: Gava Media 2013) h. 131 24
Yuliani Nurani, Sujiono, Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini, (Jakarta: Indeks, 2009), h.218
8
Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka penulis
tertarik untuk mengadakana penelitian dengan judul “Model
Pembelajaran Sentra di SDIT Asyyukriyah Tangerang”
B. Identifikasi Masalah
Berpijak dari latar belakang yang telah penulis kemukakan di
atas, maka dapat diidentifikasi masalah sebagai berikut:
1. Persiapan model pembelajaran pada umumnya memiliki
masalah dalam penyusunan RPP. Guru tidak menyusun
RPP sendiri, sehingga kesulitan menentukan alokasi
waktu pembelajaran, perumusan indikator, dan
pencapaian kompetensi.
2. Model pembelajaran pada umunya mengalami
permasalahan dalam penyusunan bentuk soal evaluasi
yang bervariasi. Kebanyakan guru membuat soal hanya
terdiri dari uraian singkat tanpa ada pilihan ganda.
3. Pentingnya model pembelajaran yang memancing siswa
aktif.
4. Tugas gutu tidak hanya mengajar, akan tetapi guru juga
harus mampu mempengaruhi perubahan sikap baik
kognitif, afektif dan psikomotorik. Sehingga guru dituntut
memiliki suatu keterampilan dan kreativitas agar siswa
tidak bosan terhadap materi yang disampaikan.
5. Banyaknya nilai-nilai yang positif dan edukatif yang
dibangun dan dikembangkan melalui model pembelajaran
aktif.
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas,
penulis membatasi pada masalah:
9
1. Model Pembelajaran Sentra.
2. Faktor penghambat dan pendukung model pembelajaran
sentra.
D. Perumusan Masalah
Dari pembatasan masalah di atas penulis merumuskan
masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana penerapan model pembelajaran sentra?
2. Apa saja faktor penghambat dan pendukung model
pembelajaran sentra?
E. Tujuan Peneletian
1. Untuk mengetahui penerapan model pembelajaran sentra di
SDIT Asy-syukriyyah kota Tangerang.
2. Untuk mengetahui faktor penghambat dan pendukung model
pembelajaran sentra di SDIT Asy-syukriyyah kota Tangerang.
3. Untuk mengetahui nilai-nilai karakter yang dapat dibangun dan
dikembangkan melalui model pembelajaran sentra.
F. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat kegunaan yang diharapkan dalam peneitian ini
adalah:
a. Secara teoritik, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan
informasi dan menambah wawasan keilmuan bagi pembelajaran
tematik dengan model pembelajaran sentra utamanya dalam
penerapan yang dilakukan terhadap apa yang sebenarnya terjadi
di lapangan. Secara khusus penelitian ini diharapkan dapat
memberikan kontribusi terhadap penerapan model pembelajaran
sentra di sekolah.
b. Secara praktis, hasil penelitian diharapkan dapat memberikan
informasi yang berkaitan dalam usaha meningkatkan kualitas
10
belajar siswa kelas bawah yang dilihat dari sudut pandang dan
implementasi pembelajaran model pembelajaran sentra.
G. Penelitian yang Relevan
Sebelum penelitian ini dilakukan, peneliti telah menelusuri
beberapa hasil penelitian terdahulu yang memiliki keterkaitan dengan
penelitian ini. Adpun beberapa contoh penelitian terdahulu yaitu:
1. Muhsin (2017) yang berjudul “Efektifitas Pembelajaran
Sentra di Kecamatan Trowulan Mojokerto” penelitian ini
menggunakan penelitian kualitatif dengan pendekatan field
research. Hasil penelitian ini adalah efektifitas pembelajaran
sentra di beberapa RA namun yang paling efektif berada di
RA Darul Falah.
Persamaan pada skripsi Muhsin dengan penulis adalah sama-
sama membahas model sentra dan menggunakan pendekatan
yang sama. Perbedaanya penulis objeknya SDIT Asy-
syukriyyah Tangerang sedangkan Muhsin RA Darul falah.
2. Muhammad Nur Wangid, dkk (2014). Jurnal Prima Edukasia,
Vol 2 – No 2, IKIP PGRI Unviversitas Negri Yogyakarta,
dengan penelitian yang berjudul “Kesiapan Guru SD dalam
Pelaksanaan Pelaksanaan Pembelajaran Tematik Integratif
pada Kurikulum 2013 di DIY”
Persamaan pada skripsi Jefryadi dengan penulis adalah sama-
sama membahas model pembelajaran Tematik Integratif.
Perbedaanya penulis mengaitkan konsep Pembelajaran Sentra
dalam pelasanaan model pembelajaran Tematik Integratif,
penelitian ini menggunakan pendekatakn kuantitatif dengan
11
jenis penelitian survei. Sedang penulis menggunakan
pendekatan kualitatif jenis penelitian lapangan.
3. Nur Endah Sapitri pada tahun 2017 Universitas Negeri
Yogyakarta. Dengan judul penelitian “Penerapan Pengelolaan
kelas pada kelompok B di TK AnakQu”
Persamaan skripsi ini dengan penulis adalah sama-sama
membahas model sentra.
Perbedaanya penulis skripsi besubjek hanya stau kelas dan di
tingkat TK, sedang penulis kurang lebih 16 kelas di tingkat
SD
4. Eka Fitriana, dkk. Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas
Lampung. Dengan judul penelitian “ Model Pembelajaran
Sentra”. penelitian ini berfokus pada persiapan, pelaksanaan,
evaluasi dan pendukung serta penghambat model
pembelajaran sentra yang ada di TK IT Qurrota A’yun. Jenis
penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Alat pengumpulan
data yang digunakan adalah obeservasi, wawancara dan
dokumentasi. Penelitian ini menggunakan analisis model
Miles dan Huberman. Keabsahan data menggunakan
triangulasi dengan berbagai sumber dan metode.
Persamaan penelitian ini dengan penulis ialah penggunakan
model Pembelajaran Sentra pada anak usia dini dan metode
penelitian kualitatif.
Perbedaan penelitian ini dengan penulis terletak pada variabel
X, dimana penulis mengaitkan model Pembelajaran Sentra
dengan Pembelajaran Tematik Integratif pada anak usia dini
akhir (kelas 2 SD).
12
5. Nurul Siti Fatimah, tahun 2017. Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga
Yogyakarta, dengan penelitian yang berjudul “ Penerapan
Model Pembelajaran Sentra Bermain Peran Untuk
Mengembangkan Kemampuan Berbicara Anak untuk
Mengembangkan Kemampuan Berbicara pada Anak di PAUD
IT Daruk Imtiyaz”. Hasil penelitian ini adalah penerapan
model pembelajaran Sentra bermain peran di PAUD IT Darul
Imtiyaz untuk mengembangkan kemampuan berbicara anak
dengan meenerapkan dua jenis sentra bermain peran, yaitu
sentra bermain peran makro dan sentrabermain peran mikro.
Penerapan model pembelajarab sentra bermain peran di
PAUD IT Darul Imtiyaz sudah berhasil mengembangkan
kemampuan berbicara anak kelas Lebah 2.
Persamaan penelitian ini dengan penulis terletak pada
penerapan model Pembelajaran Sentra.
Perbedaan penelitian ini dengan penulis terletak pada variabel
Y. Penelitian ini menerapkan model pembelajaran Sentra
guna mengembangkan kemampuan bicara anak, tetapi penulis
mengembangkan moral anak.
6. Inganatul Khasanah, tahun 2012. Jurusan Tarbiyah Sekolah
Tinggi Agama Islam Negeri Puwokerto, dengan penelitian
yang berjudul “ Implementasi Pendekatan Sentra dan
Lingkaran (Beyond Center and Circle Time) dalam
Penanaman Nilai-nilai Pendidikan Islam di KBIT Insan Kamil
Cibenon Kecamatan Sidareja. Hasil penelitian ini
menyimpulkan pelaksanaan Pembelajaran dengan
menggunakan pendekata Sentra Lingkaran (Beyond Center
13
and Circle Time) di KBIT Insan Kamil sudah cukup baik dan
penanaman nilai-nilai agama Islam cukup berhasil. Hal ini
dapat dilihat dari perilaku siswa yang senantiasa
mencerminkan pribadi yang berakhlakul karimah baik di
lingkungan sekolah maupun di luar sekolah. Misalnya:
mendengarkan nasihat-nasihat guru dan orang tua,
menghormati, menghargai dan menyayangi teman.
Persamaan penelitian ini dengan penulis terletak pada
penerapan model Pembelajaran Sentra dan metode
penelitiaan.
Perbedaan penilian ini dengan penulis terletak pada variabel
Y, dimana penilitian ini dalam menerapkan model
Pembelajaran sentra bertujuan untuk menanamkan nilai-nilai
Agama Islam. Namun penulis menerapkan model
pembelajaran Sentra bertujuan untuk menumbuhkan moral
anak.
H. Sistematika Penulisan
Penulis mengacu pada buku petunjuk teknis penulisan
proposal dan skripsi yang diterbitkan oleh Institut Ilmu Al-Qur’an
(IIQ) Jakarta Tahun 2017, adapun sistematika penulisan sebagai
berikut:
Pada Bab pertama, mencakup pembahasan mengenai Latar
Belakang Masalah, Identifikasi Masalah, Pembatasan Masalah,
Perumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Tinjauan
Puastaka, Metode Penelitian dan Sistematika Penulisan.
14
Pada Bab kedua, mencakup landasan teoritis atau konsep
yang mendukung penulisan yaitu meliputi model pembelajaran
sentra.
Pada Bab ketiga, berisi gambaran umum sekolah.
Pada Bab keempat, uaraian hasil pengamatan dan penilaian
hasil penelitian dari sudut pandang kajian pustakan.
Pada Bab kelima berisi tentang temuan pokok atau
kesimpulan serta saran-saran atau rekomendasi mengenai
pembahasan penelitian.
Adapun bagian terakhir dari skripsi ini terdiri dari daftar
pustaka, sebagai lampiran yang berkaitan dengan hasil penelitian dan
daftar riwayat hidup.
95
BAB V
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
1. Berdasarkan hasil wawancara dan pengamatan, penulis
menyimpulkan bahwa penerapan Model pembelajaran sentra di
SDIT Asyukriyyah sudah berjalan selama 6 tahun. Ada delapan
jenis sentra yang digunkaan jenis sentra kelas 1 berupa: sentra
persiapan, sentra bahasa, sentra bahasa 2, sentra matematika,
sentra sains, sentra imtaq, sentra seni dan sentra drama. Untuk
jenis sentra di kelas dua sentra persiapan diganti dengan sentra
matematika 2, dan untuk kelas 3 sentra persiapan diganti dengan
sentra IPS. Masing-masing sentra diisi oleh 15 anak dengan 1 guru
sentra.
2. Dalam proses pembelajaran tentunya ada faktor penghambat dan
pendukung. Faktor pendukung dalam kelas sentra adalah
kekompakan tim. Kekompakan tim di sini berupa saling memberi
informasi perkembangan anak-anaknya hari ini kepada guru sentra
yang keesokkan harinya akan mengajar kelas tersebut, karena
dengan informasi tersebut akan berbentuk webbing individu yang
kemudia dijadikan webbing kelompok, yang nantinya akan
berbentuk tema-tema di tingkat selanjutnya. Faktor penghambat
berbentuk variatif, yang artinya sesuai kondisi yang terjadi.
Terkadang yang menjadi faktor penghambat adalah media,
terkadang juga kurang semangatnya guru dalam mengajar.
96
B. Saran
Model pembelajaran sentra di SDIT ady-syukriyyah
Tangerang sudah berjalan dengan baik, terus tingkatkan untuk lebih
baik lagi.
97
98
99
109