Steven Johnson Syndrome
-
Upload
bicom-sri-badjuka -
Category
Documents
-
view
38 -
download
7
description
Transcript of Steven Johnson Syndrome
PENGERTIAN
Berikut ini beberapa pendapat mengenai definisi Sindrom Stevens-Johnson :
• Menurut Kamus Dorland, 2010, Sindrom Stevens-Johnson adalah sindrom yang dulunya diduga sebagai bentuk eritema multiforme yang berat.
• Menurut Adhi Djuanda, tahun 2009, Sindrom Stevens-Johnson (SSJ) merupakan sindrom yang mengenai kulit selaput lendir di orifisium, dan mata dengan keadaan umum bervariasi dari ringan sampai berat; kelainan pada kulit berupa eritema, vesikel/bula, dapat disertai purpura.
PENYEBAB
Penyebabnya tidak selalu mudah untuk dipahami, tetapi lebih dari separuh kasus diyakini disebabkan oleh obat-obatan. Sebagian kecil karena Human Immunodeficiency Virus infeksi, vaksinasi, penyakit graft-versus-host, Systemic Lupus Erythematosus, neoplasma, dan radiasi. (Raylene M Rospond. 2008)
TANDA DAN GEJALA
Mulainya penyakit akut dapat disertai gejala prodromal berupa demam tinggi, malaise, nyeri kepala, batuk, pilek, dan nyeri tenggorokan. Pada SSJ ini terlihat trias kelainan berupa : kelainan kulit, kelainan selaput lendir di orifisium, dan kelainan mata
PATOFISIOLOGI• Penyakit ini menurut Adhi Djuanda, 2009, sama
dengan NET disebabkan oleh reaksi hipersensitivitas tipe II (sitolitik) menurut klasifikasi Coomb dan Gel. Gambaran klinis atau gejala reaksi tersebut tergantung kepada sel sasaran (target cell).
• Sasaran utama SSJ dan NET ialah pada kulit berupa destruksi keratinosit. Pada alergi obat akan terjadi aktivitas sel T. termasuk CD4 dan CD8. IL-5 meningkat, juga sitokin-sitokin yang lain. CD4 terutama terdapat di dermis, sedangkan CD8 pada epidermis.
KOMPLIKASI Komplikasi yang sering terjadi pada penyakit
NE dapat berupa sepsis, gagal organ multisistem (>30%), komplikasi paru (>15%), komplikasi mata (20-75%) (yang merupakan komplikasi lambat, akibat gangguan fungsi epitel konjungtiva sehingga terjadi kekeringan gangguan lakrimasi dengan konsekuensi terjadi radang kronis, fibrosis, ektropion, trikiasis, simblefaron, ulkus kornea dan kebutaan). (Valeyrie-Allanore L, Roujeau J-C. 2008. Dalam Jurnal M. Athuf Thaha, 2009)
PERAWATAN
Asuhan pasien yang dapt diberikan antara lain termasuk penghentian obat yang mengganggu, prosedur tindakan untuk mengatasi luka bakar derajat tiga (meliputi penggantian cairan dan elektrolit), keseimbangan cairan dan nutrisi harus benar-benar diperhatikan, terlebih-lebih karena pasien sukar atau tidak dapat menelan akibat lesi dimulut dan ditenggorokan dan kesadaran dapat menurun.
PENGKAJIAN
• Identitas• Riwayat Kesehatan
Keluhan UtamaRiwayat Kesehatan Sekarang Riwayat Kesehatan DahuluRiwayat Kesehatan KeluargaRiwayat Psikososial
• Pola Fungsional Gordon• Pemeriksaan Fisik
DIAGNOSA KEPERAWATAN
• Gangguan integritas kulit b/d inflamasi dermal dan epidermal
• Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d kesulitan menelan
• Gangguan rasa nyaman, nyeri b/d inflamasi pada kulit
• Gangguan intoleransi aktivitas b/d kelemahan fisik
• Gangguan Persepsi sensori: kurang penglihatan b/d konjungtivitis
INTERVENSI
1. Gangguan integritas kulit b/d inflamasi dermal dan epidermal• Observasi kulit setiap hari catat turgor sirkulasi
dan sensori serta perubahan lainnya yang terjadi.• Gunakan pakaian tipis dan alat tenun yang
lembut. • Jaga kebersihan alat tenun. • Kolaborasi dengan tim medis.
LANJUTAN……
2. Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d kesulitan menelan
• Kaji kebiasaan makanan yang disukai/tidak disukai.
• Berikan makanan dalam porsi sedikit tapi sering.
• Hidangkan makanan dalam keadaan hangat.• Kolaborasi dengan ahli gizi.
3. Gangguan rasa nyaman, nyeri b.d. inflamasi pada kulit
• Kaji keluhan nyeri, perhatikan lokasi dan intensitasnya.
• Berikan tindakan kenyamanan dasar ex: pijatan pada area yang sakit
• Pantau TTV• Berikan analgetik sesuai indikasi.
4. Gangguan intoleransi aktivitas b.d. kelemahan fisik
• Kaji respon individu terhadap aktivitas• Bantu klien dalam memenuhi aktivitas sehari-
hari dengan tingkat keterbatasan yang dimiliki klien
• Jelaskan pentingnya pembatasan energi. • Libatkan keluarga dalam pemenuhan aktivitas
klien.
5.Gangguan Persepsi sensori: kurang penglihatan b.d konjungtifitis• Kaji dan catat ketajaman pengelihatan • Kaji deskripsi fungsional apa yang dapat
dilihat/tidak. • Sesuaikan lingkungan dengan kemampuan
pengelihatan. • Kaji jumlah dan tipe rangsangan yang dapat
diterima klien.