Sterilisasi Adalah Setiap Proses Baik Fisika

6
Sterilisasi adalah setiap proses baik fisika, kimia, maupun mekanik yang dilakukan untuk membunuh semua bentuk kehidupan terutama mikroorganisme. Bahan atau peralatan yang digunakan dalam bidang mikrobiologi harus dalam keadaan steril. Steril artinya tidak didapatkan mikroba yang tidak diharapkan kehadirannya baik yang mengganggu atau yang merusak media atau mengganggu kehidupan dan proses yang sedang dikerjakan. Ada tiga cara utama yang umum dipakai dalam sterilisasi yaitu penggunaan panas, penggunaan bahan kimia, dan penyaringan (filtrasi). Bila panas digunakan bersama – sama dengan uap air maka disebut sterilisasi panas lembab atau sterilisasi basah, bila tanpa kelembaban maka disebut sterilisasi panas kering atau sterilisasi kering. Sedangkan sterilisasi kimiawi dapat dilakukan dengan menggunakan gas atau radiasi. Pemilihan metode didasdarkan pada sifat bahan yang akan disterilkan (Hadioetomo, R. S., 1985). Kami akan membahas tentang Sterilisasi Panas Kering atau Sterilisasi Kering atau Sterilisasi Panas Tanpa Kelembaban (tanpa penggunaan uap air). Mekanisme pembunuhan mikroorganisme dengan metode sterilisasi ini didasarkan pada proses dehidrasi kemudian dilanjutkan proses oksidasi. Umumnya, waktu dan temperatur sterilisasi panas kering menjadi lebih lama dan tinggi daripada metode sterilisasi lainnya. Tingkat pembunuhan mikroorganisme dan penetrasinya tergantung pada energi yang digunakan. Jika energi panasnya cukup, maka panas kering dapat berpenetrasi dengan baik dan membunuh semua mikroorganisme. Biasanya sterilisasi ini digunakan dengan menggunakan oven atau dengan pemijaran. Sterilisasi panas kering sering digunakan untuk bahan tahan panas, misalnya logam, gelas, minyak, dan lemak. Panas kering tidak hanya merusak mikroorganisme tetapi juga merusak pirogen. Metode ini dianggap sebagai metode yang aman dan terpercaya. Temperatur yang digunakan adalah 160°C dan ini lebih tinggi daripada temperatur yang digunakan pada sterilisasi dengan uap jenuh. Siklus sterilisasi panas kering meliputi fase pemanasan (udara panas disirkulasikan pada chamber), periode plateau (tercapainya suhu pada chamber), equilibrium atau holding time (seluruh chamber memiliki suhu yang sama), dan pendinginan chamber (mensirkulasikan udara dingin ke dalam chamber). Untuk larutan minyak atau parafin atau salep ditetapkan sterilisasi pada suhu minimal 150ºC selama 1 jam. Temperatur yang lebih tinggi memungkinkan waktu sterilisasi lebih pendek daripada waktu yang ditentukan. Sebaliknya, suhu yang lebih rendah memerlukan waktu yang lebih panjang. (Priyambodo, 2007). Dibandingkan dengan panas lembab, panas kering kurang efisien dan membutuhkan suhu lebih tinggi serta waktu yang lebih lama untuk sterilisasi. Hal ini disebabkan karena tanpa kelembaban tidak ada panas laten. Karena bentuk kehidupan yang paling tahan panas, yaitu endospora bakteri, berperilaku seakan-akan tidak mengandung kelembaban, maka panas kering harus mencapai suhu 160-175 o C untuk dapat mematikannya. Pemanasan

description

kfjnmvhfghdvbmnbkjfngghvnmb,mnkj

Transcript of Sterilisasi Adalah Setiap Proses Baik Fisika

Sterilisasi adalah setiap proses baik fisika, kimia, maupun mekanik yang dilakukan untuk membunuh semua bentuk kehidupan terutama mikroorganisme. Bahan atau peralatan yang digunakan dalam bidang mikrobiologi harus dalam keadaan steril. Steril artinya tidak didapatkan mikroba yang tidak diharapkan kehadirannya baik yang mengganggu atau yang merusak media atau mengganggu kehidupan dan proses yang sedang dikerjakan.Ada tiga cara utama yang umum dipakai dalam sterilisasi yaitu penggunaan panas, penggunaan bahan kimia, dan penyaringan (filtrasi). Bila panas digunakan bersama sama dengan uap air maka disebut sterilisasi panas lembab atau sterilisasi basah, bila tanpa kelembaban maka disebut sterilisasi panas kering atau sterilisasi kering. Sedangkan sterilisasi kimiawi dapat dilakukan dengan menggunakan gas atau radiasi. Pemilihan metode didasdarkan pada sifat bahan yang akan disterilkan (Hadioetomo, R. S., 1985).Kami akan membahas tentang Sterilisasi Panas Kering atau Sterilisasi Kering atau Sterilisasi Panas Tanpa Kelembaban (tanpa penggunaan uap air). Mekanisme pembunuhan mikroorganisme dengan metode sterilisasi ini didasarkan pada proses dehidrasi kemudian dilanjutkan proses oksidasi. Umumnya, waktu dan temperatur sterilisasi panas kering menjadi lebih lama dan tinggi daripada metode sterilisasi lainnya. Tingkat pembunuhan mikroorganisme dan penetrasinya tergantung pada energi yang digunakan. Jika energi panasnya cukup, maka panas kering dapat berpenetrasi dengan baik dan membunuh semua mikroorganisme.Biasanya sterilisasi ini digunakan dengan menggunakan oven atau dengan pemijaran. Sterilisasi panas kering sering digunakan untuk bahan tahan panas, misalnya logam, gelas, minyak, dan lemak. Panas kering tidak hanya merusak mikroorganisme tetapi juga merusak pirogen. Metode ini dianggap sebagai metode yang aman dan terpercaya. Temperatur yang digunakan adalah 160C dan ini lebih tinggi daripada temperatur yang digunakan pada sterilisasi dengan uap jenuh.Siklus sterilisasi panas kering meliputi fase pemanasan (udara panas disirkulasikan pada chamber), periode plateau (tercapainya suhu pada chamber), equilibrium atau holding time (seluruh chamber memiliki suhu yang sama), dan pendinginan chamber (mensirkulasikan udara dingin ke dalam chamber). Untuk larutan minyak atau parafin atau salep ditetapkan sterilisasi pada suhu minimal 150C selama 1 jam. Temperatur yang lebih tinggi memungkinkan waktu sterilisasi lebih pendek daripada waktu yang ditentukan. Sebaliknya, suhu yang lebih rendah memerlukan waktu yang lebih panjang. (Priyambodo, 2007).Dibandingkan dengan panas lembab, panas kering kurang efisien dan membutuhkan suhu lebih tinggi serta waktu yang lebih lama untuk sterilisasi. Hal ini disebabkan karena tanpa kelembaban tidak ada panas laten. Karena bentuk kehidupan yang paling tahan panas, yaitu endospora bakteri, berperilaku seakan-akan tidak mengandung kelembaban, maka panas kering harus mencapai suhu 160-175oC untuk dapat mematikannya. Pemanasan seperti ini menjamin bahwa suhu pada benda-benda yang dipanaskan dalam oven akan mencapai 160-175oC selama sekurang-kurangnya 10 menit (Hadioetomo, R. S., 1985).Oven (Hot Air Sterilizer), digunakan untuk mensterilisasi alat yang terbuat dari kaca dan kertas yang tahan terhadap suhu tinggi. Oven terbuat dari kotak logam, udara yang didalamnya mandapat udara yang panas melalui panas daya listrik. Sebelum dimasukkan alat-alat seperti erlenmeyer, cawan petri, labu ukur, batang pengaduk, pipet tetes, gelas ukur, tabung reaksi atau- alat yang terbuat dari kaca dibungkus dengan kertas terlebih dahulu untuk mencegah terjadinya keretakan dan kontaminasi pada saat alat dikeluarkan dari dalam oven. Alat-alat yang akan disterilisasi dicuci dan dikeringkan, alat yang mempunyai mulut ditutup dengan kapas seperti labu ukur pipet tetes, tabung reaksi, Erlenmeyer, gelas ukur, cawan petri dan labu ukur setelah ditutup dengan kapas, dibungkus lagi dengan kertas sedangkan untuk batang pengaduk dibungkus seperti biasa. Tujuan dari pembungkusan yaitu agar alat-alat tidak terkontaminasi dengan bakteri luar dan alat tidak pecah karena pada umumnya alat terbuat dari karca. Alat-alat yang sudah dibungkus dimasukkan kedalam oven dengan temperature 170-180oC selama 1-2 jam. Setelah pemanasan selesai oven dimatikan sampai mencapai suhu kamar. Hal ini bertujuan untuk menghindari keretakan alat atau masuknya udara yang mengandung partikel debu. Setelah dilakukan sterilisasi alat siap digunakan untuk melakukan percobaan. Suhu yang digunakan 170oC 180oC (Lachman, 1994).DAFTAR PUSTAKAHadioetomo, R. S., 1985.Mikrobiologi Dasar dalam Praktek. Jakarta : PT. GramediaLachman, Lieberman, Kanig, 1994.Teori dan Praktek Farmasi Industri II. Jakarta : PenerbitUniversitas IndonesiaPriyambodo, B., 2007.Manajemen Farmasi Industri. Yogyakarta : Global Pustaka UtamaMetode-metode SterilisasiIstilah sterilisasi yang digunakan pada sediaan-sediaan farmasi berarti, pengahncuran secara lengkap semua mickroba hidup dan spora-sporanya atau penghilangan secara lengkap mickroba dan sediaan.Lima metode yang umum digunakan untuk mengsterilkan produk farmasi :1.Sterilisasi uap (lembab panas)2.Sterilisasi panas kering3.Sterilisasi dengan penyaringan4.Sterilisasi gas5.Sterilisasi dengan radiasi pengionanMetode yang digunakan untuk mendaopatkan sterilitas pada sediaan farmasi sangat ditentukan oleh sifat sediaan dan zat aktif yang dikandungnya. Walau demikian, apapun cara yang digunakan produk yang dihasilkan harus memenuhi test sterilitas sebagai bukti dari keefektifan cara, peralatan dan petugas.

1.Sterilisasi uap (lembab panas)Penanganan dilakukan dengan uap jenuh air bertekanan tinggi dalam sterilisator uap yang disebut autoklaf pada daerah suhu 110-140C. Di dalam farmakope ditetapkan untuk media atau peraksi adalah selama 15 menit pada suhu 121 C kecuali dinyatakan lain.Sterilisasi uap dilakukan dalam autoklaf dan menggunakaan uap air dengan tekanan. Cara ini diakui sebagai cara yang terpilih pada hampir semua keadaan dimana produk mampu diperlakukan seperti itu.Sebagian produkfarmasi tidak tahan panas dan tidak dapat dipanaskan dengan pada aman pada temperature yang dibutuhkan untuk sterilisasi panas kering (170C)Sterilisasi panas lembab adalah sterilisasi dengan menggunakan uap panas dibawah tekanan berlangsung didalam autoklaf, umumnya dilakukan dalam uap jenuh dalam waktu 30 menit dengan suhu 115 C - 116 C, lama dan suhu tergantung bahan yang disterilisasi, untuk mengetahuinya lihat farmakope Indonesia Sterilisasi Panas Kering : metode sterilisasi dengan menggunakan oven pada suhu160-170 C selama 1-2 jam. umumnya sterilisasi panas dilakukan pada jenis minyak, serbuk yang tidak stabil terhadap uap air, dan alat-alat gelas ukur yang tidak digunakan untuk pengukuran (Bukan alat ukur)Mekanisme penghancuran bakteri oleh uap air panas adalah karena terjadinya denaturasi dan koagulasi beberapa protein esensial organismetersebut. Adanya uap air yang panas dalam sel mikroba menimbulkan kerusakan pada temperature yang relative rendah. Kematian oleh pemanasan kering timbul karena sel mikroba mengalami dehidrasi diikuti oleh pembakaraan pelan-pelan atau proses oksidasi. Karena tidak mungkin mendapatkan uap air dengan temperature di atas 100C pada kondisi atmosfer, maka tekanan digunakan untuk mencapai temperature yang lebih tinggiMakin besar tekanan yang digunak makin tinggi temperature yang di capai dan makin pendek waktu yang di butuhkan untuk sterilisasi. Sebagiaan besar autoklaf dioprasikan secara rutin biasanya pada temperature 121C, yang di ukur pada saat uap air mulai keluar dari autoklaf.Pada umumnya metode sterilisasi ini digunakan untuk sediaan farmasi dan bahan-bahan yang dapat tahan terhadap temperature yang dipergunakan dan penembusan uap air, tetapi tidak timbul efek yang tidak di kehendaki akibat uapair tersebut. Metode ini juga di pergunakan untuk larutan dalam jumlah besar, alat-alat gelas, pembalut oprasi, dan instrument. Tidak digunakan untuk mensterilkan minyak-minyak , lemak-lemak, sediaan berminyak, dan sediaan-sediaan lain yang tidak dapat di tembus oleh uap air atau pensterilan serbuk terbuka yang mungkin rusak oleh uap air jenuh2.Sterilisasi panas keringSterilisasi panas kering biasanya dilakukan dengan ovenpensteril yang dirancang khusus untuk tujuan ini. Oven dapat dipanaskan dengan gas atau listrik dan umumnya temperature diatur secara otomatis. Karena panas dan kering kurang efektif dalam membunuh mikroba daripada uap air panas, maka diperlukan temperature yang lebih tinggi dan waktu yang lebih panjang.Proses tersebut dilakukan dengan udara yang dipanaskan dalam sterilisator udara panaspada daerah suhu 160-200 C. Waktu sterilisasi (waktu kerja) yang bergantung dari suhu dapatdiperoleh dari sebuah diagram atau untuk suhu tertentu, misalnya 180 C dalam waktu 15-30menit.Steilisasi panas kering umumnya digunakan untuk senyawa-senyawa yang tidak efektif disterilkan dengan uap air panas. Senyawa-senyawa tersebut meliputi minyak lemak,gliserin,berbagai poduk minyak tanah seperti petrolaktum, pektrolaktum cair (Minyak mineral), parafin dan berbagai serbuk yang stabil oleh pemanasan seperti ZnO. Juga efektik untuk sterilisasi alat-alat gelas dan alat alat bedah.dan meupakan metode pilihan bila dibutuhkan peralatan yang kering atau wadah yang keing seperi pada pemanasan zat-zat kimia kering.

3.Sterilisasi dengan penyaringanSterilisasi yang menggunakan alat khusus yang menggunakan penyaring/filter matriks pori pori tertentu. menggunakan pori pori 10 nm untuk virus dan 0,22 nm untuk bakteri.Steilisasi dengan penyaringan tergangtung pada penghilangan mikrba secara fisik dengan absorpsipada metode penyaringan atau dengan mekanisme penyarigan, digunakan untuk sterilisasi larutan yang tidak tahan panas. Sediaan obat yang disterilkan dengan cara ini diharuskan menjalani pengesahan yang ketat dan memonitoring karena efek produk hasil penyaringan dapat sangat dipengarhi oleh banyaknya mikroba dalam larutan yang difiltrasi. Penyaringan-penyaringan yang tersedia meliputi :a.Penyaringan berbentuk tabung reaksi disebut sebagai Lilin penyaring yang dibuat dari tanah infusoriab.Lilin penyaringan dibuat porselen yang tidak dilapisi (penyarigan pasteur chamberland, doulton dan selas)c.Piringan asbes yang dikempa dipasangkan ditepatkan khusus dalam peralatan saring setelah melewati penyaringan(penyaringan seitz dan swinney)d.Gelas Bucher-jenis corong dengan pegangan gelas yang menjadi satu.Sterilisasi dengan penyaringan digunakan untuk larutan yang menggunakan bahan yang dapat menahan mikroba, hingga mikroba yang dikandung dapat dipisahkan secara fisika. Perangkat penyaring pada umumnya terdiri dari suatu matriks berpori tertutup kedap dirangkai pada wadah yang tidak permeable.. Penyaring untuk tujuan sterilisasi umumnya dilaksanakan menggunakan rakitan yang memiliki membran dengan porositas minimal 0,2 mikron atau kurang, berdasarkan pada pembanding yang telah divalidari untuk kurang dari 10 pangkat 7 suspensi pseudomonas dimana tiap cm persegi dari luas permukaan penyaring.4.Sterilisasi gasSterilisasi menggunakan gas etilen oksida, kelemahannya zat ini mudah terbakar, bersifat mutagenik dan toksik, sehingga dikhawatirkan terdapat residu setelah sterilisasi. Pilihan sterilisasi cara gas biasanya pilihan akhir bila zat tidak tahan panas ataupun uap air.Pilihan sterilisasi gas sering dilakukan jika bahan yang akan disterilkan tidak tahan terhadapsuhu tinggi pada proses sterilisasi uap atau panas kering. Bahan aktif yang sering digunakanadalah etilen oksida.. Proses sterilisasi pada umumnya berlangsung di dalam bejana yang didesain samaseperti pada autoclave, tetapi dengan tambahan bagian khusus yang hanya terdapat pada alatsterilisasi yang menggunakan gas.Sterilisasi dengan cara ini memerlukan pelengkapan khusus yang disusun mirip dengan autoklaf dan banyak gabungan alat sterilisasi gabungan autoklaf uap-etilen oksida tersedia dipasaran.Pada umumnya, sterilisasi dengan gas dipertinggi dan waktu pemaparan dibutuhkan memendek dengan meningkatknya kelembapanrelatif dari sistem dan dengan peningkatan temperatur pemaparan.5.Sterilisasi dengan radiasi pengionanTeknik-teknik yang disediakan untuk sterilisasi beberapa jenis sediaan-sediaan farmasi dengan sinar gama dan sinar-sinar katoda, tetapi penggunaan teknik-teknik ini terbatas karena memerlukan peralatan yang sangat khusus dan pengaruh-pengaruh radiasi pada produk-produk dan wadah-wadah.Untuk alat kesehatan yang tidak tahan terhadap sterilisasi panas dan kekhawatiran tentang kemanan etilen oksid mengakibatkan peningkatan penggunaan sterilisasi radiasi. Tetapi cara ini juga dapat digunakan pada bahan obat dan bentuk sediaan akhir. Keunggulan sterilisasi radiasi meliputi : reaktifitas kimia rendah, residu rendah yang dapat diukur, dan kenyataan yang membuktikan bahwa variable yang dikendalikan lebih sedikit. Teknik sterilisasi dengan radiasi hanya menimbulkan kenaikan suhu, tetapi tidak mempengaruhi kualitas dan jenis plastik atau kaca tertentu. Ada dua jenis radiasi ion yang digunakan yakni disintegrasi radioaktif dari radioisotop (radiasi Gamma) dan radiasi berkas elektron.