Step 1-5

42
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Plak gigi merupakan lapisan lunak, tipis, dan padat yang menutupi email gigi, celah gingiva, restorasi dan kalkulus gigi. Plak gigi terdiri atas mikroorganisme yang berkembang biak diatas suatu matriks yang terbentuk dan melekat pada permukaan gigi yang tidak dibersihkan. Secara klinis, plak gigi tidak berwarna karena itu tidak terlihat dengan jelas sehingga banyak yang tak menyadari adanya akumulasi plak (Ritonga,2008). Plak bakteri yang melekat ini tidak dapat dibersihkan dengan semprotan air yang kuat, tetapi dapat dihilangkan dengan pembersihan mekanis lain (Vernino,2000). Lokasi pelekatan plak biasanya terdapat pada celah gingiva, daerah aproksimal, permukaan supragingiva yang licin (bukal, palatinal, lingual), permukaan subgingival, pit dan fisur oklusal (Ritonga,2008). Berdasarkan hasil penelitian laboratorium diketahui plak gigi terdiri atas bahan padat dan air. 70% dari bahan padat ini adalah mikroorganisme dan sisanya 30% terdiri atas bahan organik (karbohidrat, protein, dan lemak), dan bahan anorganik (kalsium, fosfor, fluoride, magnesium, potasium, dan sodium). Plak juga berisi sejumlah kecil epitel, leukosit, eritosit, protozoa yang terdiri dari Entamoeba dan Trichomonas,serta partikel makanan (Vernino,2000). 1

description

tutorial

Transcript of Step 1-5

BAB 1 PENDAHULUAN1.1 Latar Belakang Plak gigi merupakan lapisan lunak, tipis, dan padat yang menutupi email gigi, celah gingiva, restorasi dan kalkulus gigi. Plak gigi terdiri atas mikroorganisme yang berkembang biak diatas suatu matriks yang terbentuk dan melekat pada permukaan gigi yang tidak dibersihkan. Secara klinis, plak gigi tidak berwarna karena itu tidak terlihat dengan jelas sehingga banyak yang tak menyadari adanya akumulasi plak (Ritonga,2008). Plak bakteri yang melekat ini tidak dapat dibersihkan dengan semprotan air yang kuat, tetapi dapat dihilangkan dengan pembersihan mekanis lain (Vernino,2000).Lokasi pelekatan plak biasanya terdapat pada celah gingiva, daerah aproksimal, permukaan supragingiva yang licin (bukal, palatinal, lingual), permukaan subgingival, pit dan fisur oklusal (Ritonga,2008).Berdasarkan hasil penelitian laboratorium diketahui plak gigi terdiri atas bahan padat dan air. 70% dari bahan padat ini adalah mikroorganisme dan sisanya 30% terdiri atas bahan organik (karbohidrat, protein, dan lemak), dan bahan anorganik (kalsium, fosfor, fluoride, magnesium, potasium, dan sodium). Plak juga berisi sejumlah kecil epitel, leukosit, eritosit, protozoa yang terdiri dari Entamoeba dan Trichomonas,serta partikel makanan (Vernino,2000).Kidd dan Bechal (1922) mengatakan bahwa plak gigi adalah merupakan endapan lengket yang berisi bakteri beserta produk-produknya yang berbentuk pada semua permukaan gigi.Jika permukaan email yang bersih terpapar di dalam rongga mulut maka, akan ditutupi oleh lapisan organik yang amorf yang disebut pelikel. Pelikel terdiri dari glukoprotein dan bersifat sangat lengket dan mampu melekatkan bakteri tertentu pada permukaan gigi. Bakteri yang mula-mula menghuni pelikel terutama yang berbentuk kokus dan yang terbanyak adalah streptokokus. Organisme ini tumbuh dan berkembang biak serta mengeluarkan gel ekstra seluler yang lengket dan menjerat berbagai macam mikroorganisme yang akhirnya flora plak yang tadinya didominasi oleh bentuk kokus berubah menjadi flora campuran yang terdiri dari kokus, batang dan filament. Bakteri streptococcus mutans dan laktobacsilus merupakan bakteri-bakteri tersebut dapat tumbuh subur dalam suasana asam dan menempel makin tebal pada permukaan gigi sehingga menghambat fungsi saliva dalam menetralkan plak. Hasil penelitian lain menemukan bahwa dalam mulut pasien yang karies aktif, jumlah streptokokus mutans dan laktobaksilus lebih dominan dibandingkan dalam mulut orang yang bebas karies.Plak terdiri dari kumpulan mikrobial yang kompleks dengan lebih dari 1010bakteri tiap miligram. Telah diperkirakan sebanyak 400 spesies bakteri dapat ditemukan dalam plak. Spesies mikrobial yang paling penting dalam perkembangan plak diantaranya S. mutans, S. sanguins, Actinomyces viscosus, Actinobacillus, Bacteriodes forsitus, Porphyromonas gingivalis, dll (Daliemunthe,2008). Bahan makanan yang manis dan lengket terutama sukrosa merupakan pencetus terjadinya plak, karena sukrosa dapat menghasilkan asam sebagai hasil dari metabolisme bakteriStreptococcus mutansyang dapat mengakibatkan proses demineralisasi kalsium dan fosfat dari email gigi. Selain itu, dalam pertumbuhannya bakteri jenis anaerob gram negatif sepertiPorphyromonas gingivalisjuga menghasilkan enzim-enzim, endotoksin dan antigen yang dapat menyebabkan kerusakan jaringan periodontal.Lokasi dan laju pembentukan plak adalah bervariasi diantara individu. Faktor yang mempengaruhi laju pembentukan plak adalah kebersihan rongga mulut, faktor-faktor penjamu seperti diet, komposisi plak serta laju aliran saliva (Daliemunthe, 2008).Banyak bakteri plak gigi dapat memfermentasikan substrat karbohidrat menjadi asam organik. Pada proses fermentasi plak gigi, laktat merupakan produk utama dalam kuantitas besar. Asam yang berasal dari fermentasi oleh bakteri bermacam macam tergantung suplai nutrisi. Karena variasi asam organik ini maka penting untuk mempertimbangkan efek dari perbedaan konsentrasi asam organik. Sebagai contoh plak gigi yang terbentuk pada lingkungan kariogenik rendah dan memiliki kemampuan fermentasi terbatas akan menghasilkan terutama asetat, propionat dan butyrate. Sebaliknya plak yang terbentuk pada lingkungan plak tinggi akan menghasilkan laktat, format dan piruvat (Walsh,2006).Asam yang dihasilkan oleh mikroorganisme dalam plak menyebabkan proses dekalsifikasi enamel sehingga terjadi karies. Mikroorganisme dalam pertumbuhannya selain menghasilkan asam juga menghasilkan enzim-enzim, endotoksin dan antigen yang dapat menyebabkan peradangan gusi sebagai awal terjadinya penyakit periodontal (Ritonga,2008).Plak gigi juga memegang peranan penting dalam proses inflamasi jaringan periodontal, dimana bakteri yang dominan adalah bakteri anaerob gram negatif seperti Porphyromonas gingivalis. Inflamasi jaringan periodontal terjadi karena adanya interaksi antara jaringan periodontal, plak, dan saliva dimana mikroorganisme plak dalam pertumbuhannya selain menghasilkan asam juga menghasilkan amonia, senyawa sumful asam lemak peptida dan indol serta enzim yang dapat menghancurkan jaringan periodonsium dan matriks interseluler (Ritonga,2008).

1.2 TujuanPenyusunan laporan ini bertujuan agar mahasiswa mampu memahami tentang tentang dental plak dan interaksi bakteri dalam dental plak , serta akibat yang dapat ditimbulkan dental plak.

1.3 SkenarioSKENARIO 1 :SALIVASeorang ibu berusia 30 tahun datang ke praktek dokter gigi dengan keluhan mulutnya terasa bau , dengan kondisi ini si pasien merasa tidak nyaman. Setelah dilakukan pemeriksaan didapatkan adanya karies pada gigi 16,45,47. Selain itu juga didapatkan adanya karang gigi pada regio dimana terdapat karies giginya. Setelah ditanyakan ke pasiennya ternyata gigi yang karies tidak digunakan untuk mengunyah karena kalau digunakan untuk mengunyah giginya jadi sakit. Ibu tersebut bertanya ke dokternya kenapa gigi yang tidak digunakan untuk mengunyah jadi banyak karang giginya dan darimana terbentuknya karang gigi.

BAB IIPEMBAHASAN2.1STEP 1Mendefinisikan Istilah1. Karang gigi : Plak yang sudah termineralisasi2. Plak : Lapisan tipis yang padat , menutupi permukaan gigi dan sulkus gingiva yang terdiri atas kumpulan bakteri yang berkembang biak di dalam suatu matriks yang terbentuk dan melekat erat pada permukaan gigi, bila seseorang mengabaikan kebersihan gigi dan mulutnya

2.2STEP 2Identifikasi Masalah:1. Bagaimana proses pembentukan plak gigi ?2. Bagaimana proses pembentukan karang gigi?3. Apa sajakah faktor pembentukan plak ?4. Apa sajakah faktor pembentukan karang gigi?5. Apa saja komposisi dalam plak gigi?6. Apa saja macam-macam kalkulus ?7. Apakah penyebab bau mulut pada pasien ?8. Kenapa gigi yang jarang digunakan mudah terbentuk karang gigi ? 2.3STEP 3Membahas Masalah1. Proses pembentukan plak a. Pembentukan PelikelPerlekatan bakteri ke permukaan gigi diawali oleh pembentukan pelikel pada permukaan gigi. Pelikel merupakan suatu lapisan organik bebas bakteri dan terbentuk dalam beberapa menit setelah permukaan gigi yang bersih berkontak dengan saliva dan pada permukaan gigi berupa material stein yang terang apabila gigi diwarnai dengan bahan pewarna plak. Pembentukan pelikel pada dasarnya merupakan proses perlekatan protein dan glikoprotein saliva pada permukaan gigi. Pelikel tersebut berasal dari saliva cairan sulkular dan produk bakteri. Pada fase awal permukaan gigi atau restorasi akan dibalut oleh pelikel glikoprotein. Pelikel berfungsi sebagai penghalang protektif yang akan bertindak sebagai pelumas permukaan dan mencegah desikasi (pengeringan) jaringan. Selain itu, pelikel bekerja seperti perekat bersisi dua, satu sisi melekat ke permukaan gigi, sedangkan permukaan lainnya merupakan sisi yang melekatkan bakteri pada permukaan gigi.b. Kolonisasi Awal Pada Permukaan GigiKolonisasi awal pada pemukaan gigi di permukaan enamel dalam 3-4 jam didominasi oleh mikroorganisme fakultatif gram positif, seperti Streptokokus sanguins, Streptokokus mutans, Streptokokus mitis, Streptokokus salivarius, Actinomyces viscosus dan Actinomyces naeslundii.Pengkoloni awal tersebut melekat ke pelikel dengan bantuan adhesion, yaitu : molekul spesifik yang berada pada permukaan bakteri. Dalam perkembangannya terjadi perubahan ekologis pada biofilm, yaitu peralihan dari lingkungan awal yang bersifat aerob dengan spesies bakteri fakultatif gram-positif menjadi lingkungan yang sangat miskin oksigen dengan adanya spesies bakteri anaerob gram-negatif setelah 24 jam.c. Kolonisasi Sekunder dan Pematangan PlakPlak akan meningkat jumlahnya setelah kolonisasi awal permukaan gigi melalui dua mekanisme terpisah, yaitu:a. Multiplikasi dari bakteri yang telah melekat pada permukaan gigi.b. Multiplikasi serta perlekatan lanjut bakteri yang ada dengan bakteri baruDalam tiga hari, pengkoloni sekunder yang tidak turut sebagai pengkoloni awal ke permukaan gigi yang bersih meningkat, seperti Prevotella intermedia, Prevotella loesheii, spesies Capnocytophaga, Fusobakterium nucleatum dan Prophyromonas gingivalis. Bakteri pengkoloni sekunder akan melekat ke bakteri yang sudah melekat ke pelikel. Interaksi yang menimbulkan perlekatan bakteri pengkoloni sekunder ke bakteri pengkoloni awal dinamakan koagregasi. Fase akhir pematangan plak pada hari ke-7 ditandai dengan menurunnya jumlah bakteri gram positif dan meningkatnya bakteri gram negatif.

2. Proses pembentukan karang gigiSejumlah penelitian menunjukkan, penyebab dari beberapa masalah rongga mulut adalahdental plaqueatau plak gigi.Setelah kita menyikat gigi, pada permukaan gigi akan terbentuk lapisan bening dan tipis yang disebut pelikel. Pelikel ini belum ditumbuhi kuman. Apabila pelikel sudah ditumbuhi kuman disebutlah dengan plak.Plak berupa lapisan tipis bening yang menempel pada permukaan gigi, terkadang juga ditemukan pada gusi dan lidah. Lapisan itu tidak lain adalah kumpulan sisa makanan, segelintir bakteri, sejumlah protein dan air ludah. Plak selalu berada dalam mulut karena pembentukannya selalu terjadi setiap saat, dan akan hilang bila menggosok gigi atau menggunakan benang khusus.Plak yang dibiarkan, lama kelamaan akan terkalsifikasi (berikatan dengan kalsium) dan mengeras sehingga menjadi karang gigi. Mineralisasi plak mulai di dalam 24-72 jam dan rata-rata butuh 12 hari untuk matang.3. Faktor pembentukan plak gigia. Lingkungan fisik, yaitu berdasarkan :1) Anatomi dan posisi gigiPada bentuk gigi yang mempunyai banyak fisur dan pit akan lebih mudah terbentuknya plak,selain itu posisi gigi yang tidak beraturan akan menyulitkan dalam pembersihan sehingga sisa makanan akan mudahtersimpandanmenyebabkanplaksemakinmenebal2) Anatomi dan jaringan sekitar gigiGigi yang jaringan pendukungnya mengalami kelainan seperti terdapatnyapoketakanmemudahkansisamakananmenumpuksehinggaplakakanmudahterbentuk.3) Struktur permukaan gigiPermukaan gigi yang terdapat tambalan seperti pada tambaan kelas II yang sampai ke permukaan servikal gigi, ataupun restorasi lainnya seperti mahkota dan jaket, apabila permukaannya masih kasar karena tidak dipoles ataupun karena pemasangannya tidak benar akan menyebabkan retensi sisa makanan pada tambalan tersebut atau pada batas antara mahkota dan jaket dengan permukaan servikal gigi, dan akhirnya menumpuk dan terbentuklah plak.b. WaktuLamanyasisamakananyangtertinggalmenetukan terjadi atautidaknyasuatuplak.Semakinlamawaktunyaakansemakinmudah terbentuk plak.c. Terdapatnya bakteri yang berasal dari saliva, cairan gusi dandietPeran bakteri sangat besar dalam pembentukan plak, sebab tanpa bakteri maka pembentukan plak akan terhambat. Plak akan terbentuk pada manusia dan hewan yang makanannya melalui lambung, walaupun dalam jumlah yang kecil. Masih diperdebatkan apakah frekuensi makanan atau jumlah asupan makanan mempengaruhi jumlah deposit plak, demikian juga plak bakteri memang menggunakannutrientyang dapat berdifusi dengan mudah ke dalam plak, misalnya larutan gula, sukrosa, fruktosa, maltosa, dan laktosa. Serat mungkin juga berfungsi sebagai substrat bakteri( Manson dan Eley, 1993).d. Diet Tekstur makanan yang dikonsumsi juga dapat mempengaruhi pembentukan plak . Makanan yang teksturnya halus cenderung meningkatkan pembentukan plak , hal ini dikarenakan pengurangan dari sekresi saliva karena rangsang yang kurang sehingga tidak terjadi pembersihan sisa makanan yang optimal pada permukaan gigi.4. Mekanisme sekresi saliva:Pada saat makanMakanan merangsang saraf aferen yang ada pada rongga mulut kemudian diteruskan ke medula spinalis. Dari medula spinalis rangsangan diteruskan ke saraf otonom (simpatis) menuju ke kelenjar saliva dan dari kelenjar saliva tersebut sekresi saliva akan dikeluarkan

5. Faktor pembentukan karang gigi

Pembentukan karang gigi diawali dengan adanya plak . Hal tersebut menyebabkan faktor pembentukan dari karang gigi sendiri sama dengan faktor terbentuknya plak , namun pembentukan karang gigi tidak akan terjadi apabila plak gigi cepat dibersihkan . Plak gigi yang dibiarkan akan termineralisasi sehingga membentuk karang gigi. 6. Macam-macam kalkulus Kalkulus supragingiva Letak = di sebelah koronal dari tepi gingival (diatas gingival) Kalkulus terdeposit mula-mula pada permukaan gigi yangberlawanan dengan duktus saliva, pada permukaan lingual insisivus bawah dan permukaan bukal molar atas, tetapi dapat juga terdeposit pada setiap gigi dan geligi tiruan yang tidak dibersihkan dengan baik, misalnya permukaan oklusal gigi yang tidak mempunyai antagonis. Warna = agak kekuningan kecuali bila tercemar faktor lain seperti tembakau, anggur, pinang. Bentuk = cukup keras, rapuh, mudah dilepas dari gigi dengan alat khusus Sumber mineral diperoleh dari saliva Dapat terlihat langsung di dalam mulut2.Kalkulus subgingiva Letak = akar gigi di dekat batas apical poket yang dalam, pada kasus yang parah, bahkan dapat ditemukan jauh lebih dalam sampai ke apeks gigi (dibawah gingival). Bentuk = bewarna hijau tua atau hitam, lebih keras daripada kalkulus supragingiva, melekat lebih erat pada permukaan gigi Melekat pada permukaan akar dan distribusinya tidak berhubungan dengan glandula saliva tetapi dengan adanya inflamasi gingival dan pembentukan poket, suatu fakta terefleksi dari namanya kalkulus seruminal Sumber mineral diperoleh dari serum darah Tidak dapat terlihat langsung dalam mulut7. Penyebab bau mulut pada pasien Karena adanya mikroorganisme yang melakukan fermentasi pada sisa-sisa makanan dalam rongga mulut Karena korban mengidap karies sehingga kemungkinan terdapat sisa-sisa makanan yang nantinya difermentasi oleh bakteri sehingga menyebabkan bau mulut . Karena adanya karang gigi yang menyebabkan bau mulut . 8. Karang gigi akan terbentuk pada gigi yang tidak digunakan untuk mengunyah. Contohnya saja ketika mengidap karies , seseorang akan terbiasa menggunakan salah satu giginya . Hal ini mengakibatkan adanya karang gigi pada daerah gigi yang tidak digunakan , karena tidak terjadinya sekresi di seluruh bagian rongga mulut khususnya pada daerah yang tidak digunakan untuk mengunyah . Akibatnya , daerah yang tidak digunakan untuk mengunyah tidak terjadi pembersihan oleh saliva , ditambah lagi apabila plak yang terbentuk tidak segera dibersihkan sehingga akan terbentuk karang gigi.

2.4STEP 4Kerangka Konsep

GigiSaliva

Lingkungan & nutrisiMikroorganismeBiofilm

KomponenDental Plak

Macam-macam

Kalkulus

2.5STEP 5Learning Objective (LO) :1. Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami Dental plak.a. Faktor pembentukanb. Proses pembentukanc. Komponend. Dampak e. Klasifikasi2. Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami Interaksi mikroba dalam dental plak

2.6STEP 6Belajar Mandiri

2.7 STEP 71. PROSES PEMBENTUKAN BIOFILMBiofilm merupakan suatu agregat mikroba sejenis maupun berbeda jenis yang melekat pada permukaan substrat biologis maupun non biologis, dimana satu sel dengan sel yang lainnya saling terikat dan melekat pada substrat dengan perantaraan suatu matrik extracellular polymeric substance (EPS) atau disebut juga exopolysaccharide (Hall-Stoodley, 2004; Madigan et al, 1997). Biofilm adalah lapisan yang terbentuk oleh koloni sel-sel mikroba dan melekat pada permukaan substrat, berada dalam keadaan diam, karakter berlendir, dan tidak mudah terlepas (Madigan et al, 1997). Biofilm merupakan salah satu contoh dari hubungan kompleks antara berbagai mikroba yang seringkali berasal dari spesies yang berbeda. Biasanya menempel pada permukaan gigi (plak gigi), kerak dalam aliran air, tirai kamar mandi (buih sabun juga merupakan biofilm), alat medis yang ditanam dalam tubuh (pipa dalam saluran tubuh) dan lapisan lendir sistem pencernaan. Para ilmuwan memperkirakan bahwa biofilm merupakan habitat mikroba yang alami. Biofilm berkembang dari suatu matriks ekstraseluler yang terdiri atas DNA, protein, dan serabut polisakarida dari glikokaliks sel. Matriks melekat satu sel dengan yang lain dan juga pada permukaan substrat. Biofilm merupakan lingkungan mikro yang mengandung nutrien dan melindungi koloni bakteri (dari tekanan lingkungan, radiasi sinar ultraviolet, obat antimikroba, pH, suhu, dan kelembaban).Plak pada gigi adalah suatu bentuk biofilm yang mengarah pada kerusakan gigi (cavities/gigi berlubang). Pembentukan dimulai dari kolonisasi Streptococcus mutans pada gigi. Bakteri ini menguraikan karbohidrat terutama sukrosa (gula tebu) sebagai sumber nutrien dan untuk pembentukan glikokaliks. Sukrosa diuraikan menjadi monosakarida sebagai sumber energi sel, dengan bantuan enzim. Enzim kedua yang dikeluarkan oleh sel berupa rantai polisakarida yang tidak larut untuk menguraikan fruktosa, yang disebut sebagai molekul glukan (seperti matriks glikokaliks yang mengelilingi sel). Adanya glukan ini akan melekatkan Streptococcus mutans pada gigi, menyediakan tempat bagi spesies bakteri mulut lain dan menjerat partikel nutrien. Suatu biofilm kini telah terbentuk.Bakteri di dalam biofilm mencerna nutrien dan melepaskan zat asam, yang dapat merusak gigi dengan matriks biofilm. Asam secara berangsur-angsur akan mengikis mineral penyusun gigi, menyebabkan gigi berlubang dan pada akhirnya bisa menghilangkan gigi. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa bakteri dalam biofilm menunjukkan perbedaan yang mencolok dari individu, bakteri yang berenang bebas. Contohnya suatu sel yang berenang bebas, bakteri tanah Pseudomonas putida bergerak dengan flagel. Ketika ia menjadi suatu bagian dari biofilm maka akan kehilangan gen protein pembentuk flagel dan sebagai gantinya memulai sintesis pili. Sebagai tambahan, gen yang menyandikan ketahanan terhadap antibiotik pada Pseudomonas putida akan menjadi lebih aktif saat berada dalam biofilm.Bakteri dalam biofilm berkomunikasi melalui pesan kimia untuk membantu mengatur dan membentuk struktur tiga dimensi. Arsitektur suatu biofilm menyediakan perlindungan daripada bakteri yang berenang bebas. Sebagai contohnya pada saat kadar oksigen rendah di bagian dalam biofilm maka akan lebih mengaktifkan zat antibiotik. Lebih dari itu, kehadiran begitu banyak jenis bakteri dalam biofilm akan meningkatkan kemungkinan bakteri dalam komunitas biofilm dalam melawan dan menjadi kebal tehadap pemberian antibiotik.2.PEMBENTUKAN PLAK DENTAL Penumpukan plak dental sudah dapat terlihat dalam 1-2 hari setelah seseorang tidak melakukan prosedur hygine oral.Plak tampak sebagai massa globular berwarna putih , keabu-abuan atau kuning. Lokasi dan laju pembentukan plak adalah higiena oral, serta faktor-faktor pejamu seperti diet, dan komposisi serta laju aliran saliva.(1)Proses pembentukan plak dapat dibagi atas tiga tahap: 1) Pembentukan pelikel yang membalut permukaan gigi 2) Kolonisasi awal oleh bakteri, dan 3) Kolonisasi sekunder dan maturasi plak

1. Pembentukan pelikel dental Pembentukan pelikel dental pada permukaan gigi merupakan fase awal dari pembentukan plak. Pada tahap awal ini permukaan gigi akan dibalut oleh pelikel glikoprotein.Pelikel tersebut berasal dari saliva dan cairan sulkular , begitu juga dari produk sel bakteri dan pejamu, dan debris.

2. Kolonisasi awal pada permukaan gigiDalam waktu beberapa jam bakteri akan dijumpai pada pelikel dental. Bakteri yang pertama-tama mengkoloni permukaan gigi yang dibalut pelikel adalah di dominasi oleh Streptococcus sanguis.Pengkoloni awal tersebut melekat ke pelikel dengan bantuan adhesi akan berinteraksi dengan reseptor pada pelikel dental. Massa plak kemudian mengalami pematangan bersamaan dengan pertumbuhan bakteri yang telah melekat, maupun kolonisasi dan pertumbuhan spesies lainnya. Dalam perkembangannya terjadi perubahan ekologis pada biofilm , yaitu peralihan dan lingkungan awal yang aerob dengan spesies bakteri fakultatif gram-positif menjadi lingkungan yang sangat miskin oksigen dimana yang dominan adalah mikroorganisme anaerob gram-negatif.

3. Kolonisasi sekunder dan pematangan plakInteraksi yang menimbulkan perlekatan bakteri pengkoloni sekunder ke pengkoloni awal terjadi antara Fusobacterium nucleatum dengan Streptococcus sanguis, Prevotella loescheii dengan Actinomyces viscosus, dan Capnocytophaga ochacea dengan Actinomyces viscosus.Pada stadium akhir pembentukan plak, yang dominan adalah koagregasi diantara spesies gram-negatif, misalnya koagagasi Fusobacterium nucleatum dengan Porphyromonas gingivalis.

Pada perkembangan plak 2 proses adhesi yang diperlukan A. Bakteri harus melekat pada permukaan pellicle dan menjadi cukup melekat untuk menanggulangi tekanan pembersihan mulut.B. Harus tumbuh dan melekat satu sama lain untuk memungkinkan penimbunan plak.1. Perlekatan bakteri terjadi interaksi antara bakteri spesifik dan pellicle pada proses interaksi ini ditunjang oleh proses kimia dan fisik yaitu :a. Tekanan elektrostatis : perlekatan bakteri pada pellicle email dapat terjadi melalui interaksi elektrostatis.b. Interaksi hidrofobik : hubungan ini di dasarkan pada kesesuaian struktur yang dekat antara molekul-molekul.c. Organik absolut : komponen organik dalam saliva dan cairan jaringan lainnya mempunyai pengaruh terhadap adhesi dan kolonisasi.

Interaksi molekul plak pada permukaan plak sel bakteri mempunyai reseptor spesifik yang disebut ADHESIN dan reseptor ini bertindak sebagai bahan yang menyerupai LECTIN. Lectin bakteri akan mengenali struktur karbohidrat spesifik dalam pellicle. Semua mekanisme ini penting dalam perlekatan bakteri untuk tetap hidup dalam lingkungan yang kompleks.3. BERDASARKAN LOKASINYA PADA PERMUKAAN GIGI, PLAK DENTAL DIKLASIFIKASIKAN ATAS:a) Plak SupragingivalPlak supragingival adalah plak yang berada pada atau koronal dari tepi gingiva. Plak supragingival yang berada tepat pada tepi gingiva dinamakan secara khusus sebagai plak marginal.b) Plak SubgingivalPlak subgingival adalah plak yang lokasinya apikal dari tepi gingiva, diantara gigi dengan jaringan yang mendindingi sulkus gingiva. Secara morfologis, plak subgingival dibedakan pula atas plak subgingival yang berkaitan dengan gigi (tooth associated) dan plak subgingival yang berkaitan dengan jaringan (tissue associated).

4. MIKROORGANISME PLAKMikroorganisme yang ditemukan pada plak bervariasi tergantung individu dan posisi di dalam mulut,serta umur plak itu sendiri.Plak muda (1-2 hari) sebagian besar tersusun atas bakteri gram-positif dan bakteri gram-negatif berbentuk kokus dan batang. Organisme ini biasa bertumbuh pada pelikel mukopolisakarida amorf dengan tebal kurang dari 1 mikron.Pelikel ini melekat pada email,sementum atau dentin.Setelah bertumbuh 2 hingga 4 hari,terjadi perubahan jumlah dan tipe mikroorganisme dalam plak. Bakteri gram-negatif kokus dan gram-negatif batang bertambah banyak,sedangkan bacilli fusiformis dan filament semakin jelas.Pada hari ke-4 hingga ke-9, ekologi mikroorganisme plak menjadi semakin kompleks dengan bertambahnya jumlah bakteri motil spirilla dan spirochete.(3) Golongan bakteri utama dalam plak gigi adalah Streptococcus, Actinomyces, dan Veillonellae. Sebagian besar golongan Streptococcus yang terdapat dalam plak adalah S. mutans, S. sanguis, S. mitior, S. milleri dan S. salivarius. Golongan Actinomyces terbesar adalah A. viscosus, A. naeslundi, A. israelii, dan Rothia dentocariosa. Golongan Veillonellae adalah jenis bakteri kokus gram negatif, terdiri dari V. parvula dan V. alcalescens. Dari semua bakteri ini, S. mutans merupakan penyebab utama terbentuknya plak gigi. Plak yang melekat erat pada permukaan gigi dapat menimbulkan penyakit pada jaringan keras gigi dan jaringan pendukung gigi. Hal ini disebabkan mikroorganisme dalam plak gigi metabolisme karbohidrat menjadi asam yang menurunkan pH (derajat keasaman) plak gigi sehingga akan merusak email gigi. Kolonisasi mikroorganisme dalam plak gigi juga dapat mempengaruhi sistem imun dan menimbulkan reaksi inflamasi sehingga menyebabkan penyakit jaringan pendukung gigi. 5. STRUKTUR DAN KOMPOSISI PLAKKomposisi plak dental terdiri dari mikroorganisme dan matriks interseluler yang terdiri dari komponen organik dan anorganik, komposisi utama adalah mikrooganisme. Plak 80% terdiri dari mikroorganisme yang jumlahnya kurang lebih 250 juta per mg berat basah. Lebih dari 500 spesies bakteri ditemukan dalam plak dental. Awal pembentukan plak, kokus gram positif merupakan jenis yang paling banyak dijumpai seperti streptokokus salivarius, actinomyces viscosus dan beberapa strain lainnya.

Komposisi bakteri dari plak pada permukaan luar terdiri dari bakteri jenis aerobic, sedangkan pada permukaan bagian dalam terdiri dari bakteri anaerob. Bakteri anaerob cendrung lebih banyak karena oksigen yang masuk kebagian dalam hanya sedikit sehingga memungkinkan bakteri anaerob tumbuh dengan subur. Bakteri bakteri yang berada di dalam plak selain bisa menghasilkan asam (asidogenik) dari makanan yang mengandung karbohidrat juga dapat bertahan dan berkembang biak dalam suasana asam (asidurik). Distribusi bakteri di dalam plak sangat bervariasi, namun pada umumnya bakteri di lapisan bagian dalam berkumpul membentuk koloni yang lebih padat serta mempunyai dinding yang lebih tebal, terutamanya dari jenis coccus Mikroorganisme non-bakteri yang dijumpai dalam plak antara lain spesies Mycoplasma, ragi, protozoa, dan virus. Mikroorganisme tersebut terdapat dalam matriks interseluler, dan juga mengandung sedikit sel jaringan seperti sel-sel epitel, makrofag, dan leukosit.Matriks interseluler plak merupakan 20%-30% massa plak, terdiri dari bahan organik dan anorganik yang berasal dari saliva, cairan sulkus dan produk bakteri. Bahan organiknya mencakup polisakarida, protein, glikoprotein dan lemak. Komponen anorganik yang paling utama adalah kalsium dan fosfor, dan sejumlah kecil mineral lain seperti natrium, kalium, dan fluor. Sumber bahan anorganik plak supragingiva adalah saliva. Sebaliknya komponen anorganik plak subgingiva berasal dari cairan sulkus yang merupakan transudat.6. INDEKS PLAKIndeks plak (IP1) yang diperkenalkan oleh Silness dan Loe sedikit berbeda dengan indeks-indeks lain yang mengukur plak karena tidak didasarkan pada perluasan plak melainkan pada ketebalan penumpukannya.Sama seperti Indeks Gingiva,pengukuran pada setiap gigi dilakukan pada empat sisi: distovestibular,vestibular,mesiovestibular dan oral. Alat yang digunakan adalah kaca mulut dan sonde.Skor IP1 satu gigi dihitung dengan membagi jumlah skor pada ke empat sisi dengan empat.Skor IP1 individu dihitung dengan menjumlahkan skor gigi ,lalu dibagi dengan jumlah gigi yang di periksa.Kriteria pemberian skornya adalah sebagai berikut: 0 = Tidak ada plak pada daerah gingiva1 = Ada lapisan tipis plak menumpuk ke tepi gingiva bebas dan permukaan gigi yang berdekatan.Plak di tandai hanya dengan menggesek-gesekkan sonde sepanjang permukaan gigi.2 = Penumpukan yang sedang dari deposit lunak di dalam poket dan tepi gingiva dan / atau permukaan gigi yang berdekatan, yang dapat di lihat dengan mata telanjang.3 = Penumpukan yang banyak dari deposit lunak di dalam saku dan atau pada tepi permukaan ggi yang berbatasan.Indeks ini mempunyai kelebihan karena dapat digunakan untuk penelitian longitudinal dan uji klinis.Kelemahannya bahwa penentuan ketebalan plak adalah subjektif sekali sehingga untuk mendapatkan hasil pengukuran yang akurat di butuhkan pemeriksa yang terlatih baik. 7. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMBENTUKAN DENTAL PLAKa) Lingkungan fisik yang meliputi anatomi dan posisi gigi, anatomi jaringan sekitarnya, struktur permukaan gigi, dimana plak akan jelas terlihat setelah dilakukan pewarnaan dengan menggunakan disclosing solution. Pada daerah yang terlindung karena kecembungan permukaan gigi, gigi yang letaknya salah, permukaan gigi dengan kontur tepi gusi yang buruk, permukaan email yang cacat dan daerah cemento enamel junction yang kasar, terlihat jumlah plak yang terbentuk lebih banyak.b) Friksi atau gesekan oleh makanan yang dikunyah pada permukaan gigi yang tidak terlindung dan pemeliharaan kebersihan mulut dapat mencegah atau mengurangi penumpukan plak di permukaan gigi.c) Pengaruh diet terhadap pembentukan plak ada dua aspek yaitu : pengaruhnya secara fisik dan pengaruhnya sebagai sumber makanan bagi bakteri di dalam plak. Keras lunaknya makanan mempengaruhi pembentukan plak, plak akan terbentuk apabila kita lebih banyak menkonsumsi makanan lunak. Terutamanya makanan yang mengandung karbohidrat jenis sukrosa karena akan menghasilkan dektran dan levan yang memegang peranan penting dalam pembentukan matrik plak. d) Kebiasaan buruk seseorang juga dapat meningkatkan pembentukan dental plak, kebiasaan buruk seperti mengunyah satu sisi akan menyebabkan kurangnya gesekan pada permukaan gigi yang tidak digunakan mengunyah sehingga deposit plak secara gesekan pada sisi yang tidak digunakan mengunyah menurun. Kebiasaan seperti bernafas melalui mulut juga akan mendukung terbentuknya plak karena saat seseorang bernafas melalui mulut, maka mulut akan menjadi kering sehingga daya self cleansing dari saliva berkurang dan memudahkan perlekatan bakteri.e) Terdapatnya bakteri yang berasal dari saliva, cairan gusi dan diet. Peran bakteri sangat besar dalam pembentukan plak, sebab tanpa bakteri maka pembentukan plak akan terhambat. Plak akan terbentuk pada manusia dan hewan yang makanannya melalui lambung, walaupun dalam jumlah yang kecil. Masih diperdebatkan apakah frekuensi makanan atau jumlah asupan makanan mempengaruhi jumlah deposit plak, demikian juga plak bakteri memang menggunakan nutrient yang dapat berdifusi dengan mudah ke dalam plak, misalnya larutan gula, sukrosa, fruktosa, maltosa, dan laktosa. Serat mungkin juga berfungsi sebagai substrat bakteri ( Manson dan Eley, 1993).f) Waktu . Lamanya sisa makanan yang tertinggal menetukan terjadi atau tidaknya suatu plak. Semakin lama waktunya akan semakin mudah terbentuk plak.8. INTERAKSI MIKROORGANISME DALAM PLAK GIGIDental Plaque merupakan mikroba biofilm natural pada gigi yang terbentuk dari kumpulan-kumpulan bakteri yang berbeda di dalam mulut. Koloni bakteri yang pertama kali muncul disebut primary colonizers dan tidak bersifat patogen. Sedangkan koloni berikutnya disebut secondary colonizers yang akan dapat menyebabkan karies, gingivitis kronis, periodontitis, dan lain-lain. Penebalan plak yang terjadi akan mengurangi difusi oksigen yang ditoleransikan sehingga organisme yang hidup di dasar plak adalah fakultatif dan obligat anaerobik.Bakteri non motil seperti streptococcus dan actinomyces akan bersentuhan dengan gigi secara acak, sedangkan bakteri motil seperti spirochetes akan ditarik oleh faktor kemotaksis seperti nutrient. Bakteri gram negatif seperti actinobacillus, phorphyromonas, prevotella, dan fusobacterium banyak terdapat di subgingival plak pada fase akhir pembentukan plak tetapi terkadang muncul pada fase awal. Proporsi bakteri di dalam plak gigi mulut yang sehat berbeda dengan bakteri dalam plak yang berkaitan dengan karies. Selain itu, komposisi komunitas mikroba dalam plak yang ada di permukaan gigi berbeda-beda. Hal ini disebabkan oleh kondisi lingkungan pada gigi tidak seragam di setiap sisinya. Bakteri tersebut dikelilingi oleh interselular matriks. Saliva dan gingival sulcus banyak terkandung di dalam matriks plak, namun sebagian besar material berasal dari bakteri.9. MIKROORGANISME PLAK GIGIPlak yang terletak terbentuk sempurna, selain bakteri dapat pula berisi mikroorganisme lain. Mycoplasma telah berhasil ditemukan, dan sejumlah kecil lagi protozoa juga ada. Mikroorganisme pada bakteri plak yang hampir selalu ditemukan adalah golongan Streptococcus dan Lactobacillus. Selain itu, ditemukan juga golongan jamur actinomycetes.Mikroorganisme yang ditemukan pada plak bervariasi pada setiap orang, serta menurut umur plak itu sendiri. Plak muda (1-2 hari) sebagian besar terdiri dari bakteri gram-negatif yang berbentuk kokus dan batang. Organisme ini biasanya tumbuh pada pelikel mikropolisakarida amorf dengan tebal kurang dari 1 mikron. Pelikel ini melekat pada email, sementum atau dentin. Setelah 2-4 hari, perubahan jumlah dan tipe mikroorganisme dalam plak. Selain bakteri gram-negatif kokus dan gram-negatif batang bertambah banyak, jenis bacili fusiformis dan filament semakin jelas.Pada hari ke-4 hingga ke-9, ekologi mikroorganisme plak menjadi semakin kompleks dengan bertambahnya jumlah bakteri motil seperti spirilla dan spirochete.Komponen lain. Di dalam plak mungkin juga terdapat elemen yang tidak spesifik, seperti partikel berbentuk kristal (fragmen halus sementum, kalsifikasi awal atau partikel makanan yang tidak teridentifikasi) dan apa yang kelihatannya merupakan fragmen sel juga ditemukan dalam plak.10. INTERAKSI DALAM PATOGENESIS PLAKAwal pembentukan plak gigi dimulai dengan melekatnya bakteri aerob pada permukaan pelikel. Kuman yang pertama kali terlihat adalah Sterptococcus sanguis, yang kemudian diikuti kuman lainnya. Namun, perlekatan awal kuman ini pada hidroksiapatit yang dilapisi pelikel sangat lemah dan reversible, sehingga tidak terjadi kolonisasi bakteri.Proses pembentukan plak adalah sebagai berikut: Protein saliva menempelpada enamel gigi membentuk pelikel (acquired pellicle) yang merupakan suatu lapisan tipis (0,1-1,0 m) acellular. Apabila pelikel tersebut dihilangkan, maka akan segera terbentukkembalibeberapamenit. Mikroorganisme saliva berkolonipada pelikel membentuk early plaque (dominan batang dan kokus). Koloni bakteri terjadi 24 jam setelah prosedur menyikat gigi. Pada tahap ini terjadi interaksi fisiko-kimia yang cukup panjang antara permukaan sel mikrobadenganlapisanpelikel. Interaksijangkapendekmelibatkan sifat spesifik dan interaksi stereo-kimia, diantara perlekatan pada permukaan sel mikrobia dan reseptorpada acquired pellicle. Interaksi ini biasanya menghasilkan perlekatan yang irreversible. Bakteri plak setelahbergerakdari permukaangigi, kemudiandalam hitungan menit, mikroorganisme tersebut beregenerasi. Dilaporkan terdapat 1 juta organisme dalam 1 m2 permukaan gigi yang telah dibersihkan 5 menitsebelumnya. Ko-agregasiatauko-adhesidari mikroorganisme. Tahap ini menghasilkan peningkatan jumlah bakteri plak. Peningkatan jumlah dari perlekatan organisme berubah sejalan dengan bertambahnya umur plak (mature plaque) untuk memperoleh peningkatan aliran dan biofilm. Pada tahap ini juga terjadipeningkatanpolimerekstraseluler. Pelepasansel-selbakteriplaksubgingivadarilapisan biofilm menuju fase planktonik (biasanya pada saliva), memberikan tempat koloni yang baru.Menurut Forrest (1995) pembentukan plak tidak terjadi secara acak tetapi terjadi secara teratur. Pelikel yang berasal dari saliva/cairan ginggiva akan terbentuk terlebih dahulu pada gigi. Pelikel merupakan kutikel yang tipis, bening dan tediri terutama dari glikoprotein. Segera setelah pembentukan kutikel, bakteri tipe kokus (terutama streptococcus) akan melekat ke permukaan kutikel yang lengket misalnya permukaan yang memungkinkan terjadinya perlekatan dari koloni bakteri. Organisme ini akan membelah dan membentuk koloni. Perlekatan mikroorganisme akan bertambah erat dengan adanya produksi dekstan dari bakteri sebagai produk sampingan dari aktivitas metabolisme. Baru kemudian, tipe organisme yang lain akan melekat pada masa dan flora gabungan yang padat, sekarang mengandung bentuk organisme filamen. Dalam waktu beberapa jam akan terbentuk perlekatan antara spesies streptococcus dan kemudian actinomycetes dengan pelikel. Selama beberapa hari pertama populasi bakteri ini akan tumbuh dan menyebar keluar dari permukaan gigi bila dilihat dengan mikroskop electron akan terlihat adanya palisade organisme agak mirip pencakar langit, tipis melapis yang menyebar dari permukaan. Plak bertambah melalui pembelahan internal dan deposisi makanan.11. FLORA NORMAL RONGGA MULUT

Flora rongga mulut terdiri dari kelompok mikrorganisme meliputi : Bakteri, fungi, mikoplasma, protozoa serta virus. Klasifikasi bakteri di RM didasarkan pada :a. Pewarnaan, Gram positif & Gram negatifb. Kebutuhan oksigen, aerob & anaerob

KOKUS GRAM POSITIFGram positif bentuk kokus, chains,terkadang berkapsul, non motile, anaerob fakultatif, media: selektif MSA.Genus Streptococus1. Kelompok Mutans Species utama adalah Streptococcus mutans serotipe c,e,f ; S. sobrinus serotipe d,g; S. rattus serotipe b; S. ferus; Steptococcus downei serotipe h, S. macacaeKarakteristik kultur : konveks, opaque, menghasilkan polisakari ekstraseluler pada media yang mengandung sukrosa, MSA + bacitracin agar.Keberadaan di RM & infeksi : tooth surface, dental caries.2. Kelompok MitisSpesies utama : Streptococcus.mitis, S. sanguis, S. gordoni, S.oralis, S. crista Karakteristik kultur : koloni tidak melekat (S.mitis & S.oralis ), kecil & elastis (S. sanguis) pada MSA Keberadaan di RM & infeksi: plak gigi, lidah dan pipi, infeksi endokarditis kecuali S.mitis3. Kelompok Salivarius Spesies utama : S. salivarius; S.vestibularis Karakteristik kultur: koloni mukoid dan besar pada MSA, juga menghasilkan fruktan ekstra seluler (polimer dari fruktosa dengan struktur levan). S.vestibularis tidak menghasilkan polisakarida ekstraseluler dari sukrosa menghasilkan urease dan hidrogen peroksidaKeberadaan di RM & infeksi: dorsum lidah& saliva pada umumnya tidak bersifat patogen4. Anaerobic streptococci (genus Peptostreptococcus)Spesies utama: P. anaerobicus, P. micros, P.magnusKarakteristik kultur: anaerob, pertumbuhan lambat, biasanya non hemolitik Keberadaan di RM & infeksi: pd gigi, khususnya karies dentin, abses periodontal &dentoalveolar dalam kultur campur.5. Kelompok AnginosusSpesies utama : Streptococcus constellatus, S. intermedius, S. anginosusKarakteristik kultur : Tergantung CO2, ukuran kecil,kolon tidak melekat pada MSA.Keberadaan di RM & infeksi:krevikuler gingiva, infeksi dentoalveolar & endodontik

Genus StomatococcusSpesies utama : Stomatococcus (bentuk Micrococcus) mucilagenosusKarakteristik kultur : koagulase negatif, koloni besar melekat pd permukaan agar darah, anaerob fakultatifKeberadaan di RM & infeksi : Umumnya pada lidah, krevikuler gingiva, bukan merupakan patogen oportunis.

Genus StaphylococcusGram positif bentuk kokus, bergerombol, tidak berspora, non motile, beberapa strain memiliki kapsul.Spesies utama:Staphylococcus aureus,S.epidermis (S.albus), S. Saphrophyticus.Keberadaan di RM & infeksi:Proporsi Staphylococcus aureus lebih banyak terdapat dalam saliva subyek sehat.KOKUS GRAM NEGATIFGenus NeisseriaDiplokokkus gram negatifSpesies utama : Neisseria subflava, N.mucosa, N. SicaKarakteristik kultur : menghasilkan asakharolitik dan non polisakarida, aerob fakultatifKeberadaan di RM & infeksi: diisolasi dlm jmlh yang lebih sedikit dari lidah,saliva,mukosa rongga mulut dan awal pembenukan plak, mengkonsumsi O2 pada tahap awal pembentukan plak, menyediakan kondisi kondusif untuk pertumbuhan anaerob, jarang berkaitan dengan penyakit

Genus Veilonellakokkus kecil gram negatifSpesies utama: Veilonella parvula, V. dispar, V. AtypicaKarakteristik kultur: anaerob obligat, media selektif Rogosa vancomysin agar, tidak menghasilkan glukokinase dan frukto kinase sehingga tidak bisa memetabolisme karbohidrat. Oleh karena itu ia menggunakan laktat hasil dari bakteri lain & dan pH plak, berhubungan dengan karies gigi.Keberadaan di RM & infeksi: Diisolasi dari permukaan lidah, saliva dan plak gigi, tidak berhubungan dengan penyakit

12. CARA PENCEGAHAN PLAK GIGITerdapat beberapa cara mencegah akumulasi, yaitu:a) Sikat Gigi Dua Kali Sehari dengan BenarGosok bagian gigi secara baik dan benar. Gihi bagian atas dengan cara menggosok dari arah atas ke bawah, sedangkan gigi bagian bawah bisa anda gosok dari arah bawah ke atas, lakukan dengan rutin minimal 2 kali sehari yaitu setelah sarapan dan sebelum tidur.

b) Penggunaan Sikat Gigi Berbulu Sedang (Medium)

Sikat gigi berbulu medium

Sikat gigi yang berbulu halus (soft) dan sedang (medium) teryata mempunyai perbedaan dalam efektivitasnya menghilangkan plak. Dari hasil penelitian didapatkan penurunan indeks plak pada sikat gigi yang berbulu sedang (medium) lebih besar dibandingkan dengan sikat gigi yang berbulu halus (soft) yaitu sebesar 0,21. Dalam hal ini sikat gigi yang berbulu sedang lebih baik dalam menghilangkan plak sesuai dengan pendapat Margaretha Suharsini dalam studi pustakanya dan Dr. John Bestford. (Adriana Hamsar, 2006)c) Gunakan Pasta Gigi Anti PlakPasta gigi telah dikenal sebagai bahan untuk membantu membersihkan gigi yang digunakan bersama dengan sikat gigi. Selain berfungsi membersihkan gigi, pasta gigi juga terdapat berbagai varian dengan penambahan berbagai bahan lain yang bertujuan untuk meningkatkan kesehatan rongga mulut seperti fluor, kalsium, antiseptik, bahan pemutih gigi, bahan yang berasal dari herbal seperti sirih, temulawak, dan lain sebagainya.Menggunakan pasta gigi yang mengandung fluoride bisa mencegah pembentukan plak. Hal ini karena fluoride bisa bertindak sebagai antibakteri pada mulut. Walaupun tidak membunuh 100%, fluoride mampu mengurangi risiko pembentukan plak.d) Gunakan Benang Gigi (Dental Floss)

Dental Floss

Selain sikat gigi, terdapat beberapa alat bantu untuk membersihkan gigi yang dapat digunakan bersama sikat gigi, khususnya untuk daerah interproksimal. Untuk membersihkan plak pada daerah tersebut, pasien dapat dianjurkan untuk menggunakan benang gigi (dental floss) dengan benar atau alat bantu untuk membersihkan daerah interdental lain yang dapat digunakan dengan baik oleh pasien. Penggunaan benang gigi tersebut dianjurkan karena daerah interproksimal seringkali tidak dapat tercapai dengan hanya menggunakan sikat gigi. Namun perlu dicatat bahwa penggunaan benang gigi yang salah dapat menyebabkan kerusakan pada jaringan penyangga gigi sehingga akan menimbulkan masalah lain dalam kesehatan gigi dan mulut.e) Berkumur dengan Cairan AntiseptisBerkumur dengan cairan antiseptis dapat mencegah terjadinya akumulasi bakteri yang dapat menyebabkan plak gigi.f) Konsumsi Buah yang Berair dan Sayur BerseratMengonsumsi buah dan sayur yang kaya akan serat akan membuat mulut kita lebih sering mengunyah sehingga plak gigi dapat terangkat.g) Pemeriksaan Gigi secara BerkalaMenurut Srigupta (2004) kekuatan fisiologis alami yang membersihkan rongga mulut tidak mampu menghilangkan plak gigi. Sehingga mengontrol plak merupakan cara untuk menghilangkan plak dan mencegah akumulasinya. Inilah tingkatan utama dalam pencegahan penyakit gusi dan karies.

BAB IIIKESIMPULAN

1. Plak pada gigi adalah suatu bentuk biofilm yang mengarah pada kerusakan gigi (cavities/gigi berlubang). Pembentukan dimulai dari kolonisasi Streptococcus mutans pada gigi. Bakteri ini menguraikan karbohidrat terutama sukrosa (gula tebu) sebagai sumber nutrien dan untuk pembentukan glikokaliks. Sukrosa diuraikan menjadi monosakarida sebagai sumber energi sel, dengan bantuan enzim. Enzim kedua yang dikeluarkan oleh sel berupa rantai polisakarida yang tidak larut untuk menguraikan fruktosa, yang disebut sebagai molekul glukan (seperti matriks glikokaliks yang mengelilingi sel). Adanya glukan ini akan melekatkan Streptococcus mutans pada gigi, menyediakan tempat bagi spesies bakteri mulut lain dan menjerat partikel nutrient yang menyebabkan terbentuknya biofilm. Biofilm yang lama kelamaan semakin banyak bateri yang melekta padanya menyebabkan terbentuknya plak gigi. Plak yang mengalami mineralisasi akan disebut kalkulus atau karang gigi.2. Prevalensi flora normal yang terbanyak dalam rongga mulut adalah bakteri berbentu kokus, baik kokus gram positif maupun gram negative, aerob maupun anaerob, seperti streptokokus, stomatokokus, staphylokokus, neisseria serta veilonella. Selain itu, terdapat pula bakteri jenis lactobasillus, namun jumlahnya sangat sedikit di rongga mulut. Bakteri bakteri ini berperan dalam menyebabkan terjadinya karies, gingivitis maupun periodontitis.3. Ada 3 komposisi yang membentuk plak dental yaitu mikroorganisme, matriks interseluler yang terdiri dari komponen organik dan komponen anorganik. Kompisisi plak yang terbesar adalah mikroorganisme. Diperkirakan lebih dari 400 spesies bakteri dijumpai dalam plak dental. Mikroorganisme non - bakteri yang dijumpai dalam plak adalah spesies Mycoplasma, ragi, protozoa, dan virus. Komponen organik terdiri dari bahan organik yang mencakup polisakarida (dekstran, levan dan galaktosa), protein, glikoprotein dan lemak. Sedangkan komponen anorganiknya terdiri dari kalsium, fosfor, magnesium, potassium, dan juga sodium.

DAFTAR PUSTAKAxx

Dalimunthe SH. Periodonsia. Revisi ed. Medan; 2008: 111-106,57xxFedi PF,Vernino AR,Gray JL.Silabus periodonti.Alih bahasa. Amaliya. Jakarta:EGC,2004:13-15Hamsar, Aditya. 2006. Jurnal Ilmiah PANMED Vol 1 No. 1 Juli 2006: Perbandingan Sikat Gigi yang Berbulu Halus (soft) dengan Sikat Gigi yang Berbulu Sedang (Medium) terhadap Manfaatnya Menghilnagkan Plak pada Anak Usia 9-12 tahun di SD Negeri 060830 Kecamatan Medan Petisah Tahun 2005. Medan: USU.Klaus & Herbert (2004) Color Atlas of Dental Medichine Periodontology 3rd Edition. German : ThiemeNA L. Pengaruh pasta gigi dengan kandungan propolis terhadap pembentukan plak gigi. Laporan akhir hasil penelitian karya tulis ilmiah. Universitas diponegoro; 2012.Srigupta A.A. 2004. Panduan Singkat Perawatan Gigi dan Mulut. Jakarta: Prestasi Pustaka.

1