STEP 1-5 Dkk 1 Blok 8 Modul 3
-
Upload
madherisa-paulita -
Category
Documents
-
view
35 -
download
3
Transcript of STEP 1-5 Dkk 1 Blok 8 Modul 3
7/18/2019 STEP 1-5 Dkk 1 Blok 8 Modul 3
http://slidepdf.com/reader/full/step-1-5-dkk-1-blok-8-modul-3 1/23
2
BAB II ISI DAN PEMBAHASAN
I. Skenario
Tambalanku kok bocor ?
Setiawati berumur 20 tahun datang ke praktek dokter gigi dengan keluhan gigi
belakang kanan bawah ngilu jika minum dingin padahal gigi tersebut sudah ditambal sejak 3
tahun yang lalu. Dari pemeriksaan inta oral tidak ditemukan kerusakan pada gigi 46 yang
ditambal dengan resin komposit. Kemudian dilakukan pemeriksaan radiologi dan ditemui
adanya gambaran radiolusen yang memanjang diantara tambalan dengan gigi yang merujuk
kepada gambaran celah (leakage) pada tambalan.
II. STEP 1 TERMINOLOGI
1. I ntra oral : Bagian dalam rongga mulut.
2. Leakage : Kebocoran yang terjadi pada dinding kavitas dan restorasi yang
dapat dilalui oleh organisme dan cairan penyebabnya karena
kegagalan adaptasi restorasi terhadap dinding kavitas.
3.
Radiolusen : Lolosnya sebagian sinar x pada radiograf sehingga tampak lebih
gelap.
4. Resin Komposit : Tambalan sewarna gigi yang merupakan material kompleks
dan mengandung komponen resin organik.
5. Radiologi : Ilmu yang mempelajari tentang radiologi atau sinar x serta
mempelajari diagnosis dan perawatan suatu penyakit dengan
menggunakan sinar x.
III. STEP 2 PERTANYAAN
1. Mengapa tambalan resin komposit bisa bocor ?
2. Apa akibat dari kebocoran tambalan ?
3. Apa solusi untuk mengatasi tambalan yang bocor ?
4. Apa komponen tambalan resin komposit dan bagaimana prosesnya ?
5. Berapa lama tambalan resin komposit dapat bertahan ?
6.
Mengapa nampak gambaran radiolusen pada foto rontgen?
7. Mengapa Settiawati merasakan ngilu pada saat minum dingin ?
7/18/2019 STEP 1-5 Dkk 1 Blok 8 Modul 3
http://slidepdf.com/reader/full/step-1-5-dkk-1-blok-8-modul-3 2/23
3
8. Mengapa leakage dapat terjadi ?
IV. STEP 3 ANALISA MASALAH
1) Tambalan resin komposit itu bisa bocor karena adanya faktor abrasi yang disebabkan
oleh makan-makanan yang keras dan asam yang mempengaruhi ketahanan dari resin
komposit juga dapat terjadi akibat kesalahan pada saat proses manipulasi. Misal saat
setelah pengetsaan gigi tidak dikeringkan juga dapat disebabkan munculnya karies
skunder yang terletak dibawah resin komposit.
2) Tambalan resin komposit yang mengalami kebocoran dapat menyebabkan penderita
merasa nyilu pada gigi yang ditambal dapat juga menyebar hingga kedaerah kepala
disebabkan karena rusaknya jaringan pulpa juga data menyebabkan abses dan
gingivitis
3). Ada berbagai cara untuk mengatasi bocorannya tambalan misalnya agar tidak terjadi
kebocoran pada tambalan pasien perlu memperhatikan akan hal mengurangi atau
menghindari makan makanan yang keras sehingga mengurangi tekanan gigit yang
kuat juga dapat menggunakan dentin agen pada saat manipulasi dan juga menyikat
atau menggosok gigi dengan sewajarnya (tidak menggunakan kekuatan yang kuat),
adapun jika sudah terjadi kebocoran setelah penambalan sehingga merasa ngilu
didaerah tambalan ada baiknya segera datang kedokter gigi dan meminta dokter gigi
untuk merestorasi gigi ulang.
4). Komponen resin komposit, terdiri dari 3 bahan yaitu :
a.
Resin matriks : terdiri dari Bis GMA, teg DMA, UDMA.
b.
Bahan pengisi : berfungsi mengurangi polimerisasi.
c. Coupling : Silane (GAMA metacrila oksiprupil trimetosilane ). Bahan ini
berfungsi meningkatkan sifat mekanik dan fisik pada resin.
d. Bahan tambahan lain : berfungsi meningkatkan stabilitas warna dan mencegah
polimerisasi.
Proses manipulasi dari resin komposit sendiri dimulai dengan :
Membuat kavitas → pengetsaan → pencucian → pengeringan → pemberian
bonding →pembuatan bahan → penambalan → aktivasi → tambalan komposit.
7/18/2019 STEP 1-5 Dkk 1 Blok 8 Modul 3
http://slidepdf.com/reader/full/step-1-5-dkk-1-blok-8-modul-3 3/23
4
5). Tambalan resin komposit dapat bertahan hingga sampai 9 tahun jika pasien dapat
menjaga keadaan giginya dengan menggosok gigi teratur dan tekanan yang wajar juga
mengurangi makanan yang dapat menyebabkan tambalan resin komposit mengalami
abrasi, tetapi pada bebarapa kasus akibat restorasi yang tidak sempurna dan
pembersihan kavitas sebelum pemberian tambalan tidak bersih dapat menyebabkan
karies skunder yang menyebabkan tambalan hanya dapat bertahan minimal 3 tahun.
6). Terdapat gambar radiolusen pada foto rotgen disebabkan karena adanya celah pada
tambalan resin komposit
7). Saraswati merasa ngilu pada saat mimum dingin disebabkan karena adanya karies
sekunder telah mencapai pulpa yang ada pada tambalan resin kompositnya.
8). Leakage dapat terjadi karena kebocoran yang terjadi pada dinding kavitas dan
restorasi dalam hal ini adanya tambalan resin komposit.
V.
STEP 4 KERANGKA KONSEP
RESIN
KOMPOSIT
Definisi
Komponen
Sifat
Kimia
fisik
mekanikIndikasi &
kontraindikasi
Manipulasi
Klasifikasi
Bahan pengisi
Aktivasi
Sinar
Kimia
Sinar & kimia
7/18/2019 STEP 1-5 Dkk 1 Blok 8 Modul 3
http://slidepdf.com/reader/full/step-1-5-dkk-1-blok-8-modul-3 4/23
5
VI. STEP 5 LEARNING OBJECTIVE
1. Definisi Resin Komposit
2.
Komponen Resin Komposit
3. Sifat Resin Komposit
4. Indikasi dan kontraindikasi Resin Komposit
5.
Manipulasi Resin Komposit
6. Klasifikasi Resin Komposit
VII. Belajar Mandiri
7/18/2019 STEP 1-5 Dkk 1 Blok 8 Modul 3
http://slidepdf.com/reader/full/step-1-5-dkk-1-blok-8-modul-3 5/23
6
VIII. Pendalaman Materi
RESIN KOMPOSIT
1. Definisi Resin Komposit
Resin komposit merupakan tumpatan sewarna gigi yang merupakan gabungan
atau kombinasi dua atau lebih bahan kimia berbeda dengan sifat-sifat unggul atau
lebih baik dari pada bahan itu sendiri. Resin komposit terdiri atas tiga komponen
utama, yaitu: komponen organik (resin) yang membentuk matriks, bahan pengisi
(filler) anorganik dan bahan interfasial untuk menyatukan resin dan filler yang
disebut coupling agent. Oleh sebab itu, resin komposit dapat didefenisikan pula
sebagai material yang tersusun dari matriks organik dan partikel bahan pengisi
anorganik yang dihubungkan oleh coupling agent. Selain mengandung tiga
komponen utama tersebut, resin komposit juga mengandung pigmen warna agar
resin komposit dapat menyerupai warna struktur gigi dan inisiator serta aktivator
untuk mengaktifkan mekanisme pengerasan.
2. Komponen Resin Komposit
A. Matriks Resin
Matriks resin banyak menggunakan monomer yang merupakan diakrylate
aromatic/aliphatik . Monomer tersebut adalah bisphenol Aglycidyl
methacrylate (BIS-GMA), urethane dimethakrylate (UDMA) dan tryethylene
glycol dimethakrylate (TEGDMA) adalah dimethacrylate yang umum
digunakan untuk komposit gigi serta mengurangi pengerutan pada saat
polimerarisasi. BIS-GMA dan UDMA bersama dengan TEGDMA yang
merupakan komonomer sering digunakan untuk mengontrol viskositas bahan
dicampur. Selain monomer, bahan tambal lain ditambah dalam matriks resin
termasuk sitem activator-inisiator, penghambat, penyerapan sinarultar violet,
opacifiers, dan pigmen, komponen-komponen ini terdapat dalam konsentrasi
kecil pada bahan resin komposit.
7/18/2019 STEP 1-5 Dkk 1 Blok 8 Modul 3
http://slidepdf.com/reader/full/step-1-5-dkk-1-blok-8-modul-3 6/23
7
a. Inisiator sendiri merupakan pencetus pertama ikatan matriks organic.
b. Bahan penghambat polimerisasi, berfungsi untuk menghambat terjadinya
polimerisasi dini, monomer dimetha acrylate dapat berpolimerisasi selama
penyimpanan maka dibutuhkan bahan penghambat (inhibitor). Bahan yang
digunakan adalah hydroquinone dan bahan yang sering digunakan pada
saat ini adalah monomethyl ether hydroquinone
c. Ini bertujuan meminimalkan perobahan warna karena proses oksidasi.
Camphorquinone dan 9-fluorenone sering dipergunakan sebagai penyerap
UV.
d. Opacifiers, tujuan bagi penambahan opacifiers adalah untuk memastikan
resin komposit terlihat di dalam sinar-X. Bahan yang sering dipergunakan
adalah titanium dioksida dan aluminium dioksida.
e. Pigmen, bertujuan agar warna resin komposit menyamai warna gigi geligi
asli. Zat warna yang biasa dipergunakan adalah ferric oxide, cadmium
black, mercuric sulfide, dan lain-lain. Ferric oxide akan memberikan
warna coklat-kemerahan. Cadmium black memberikan warna kehitaman
dan mercuric sulfide memberikan warna merah.
BIS-GMA dan UDMA merupakan cairan yang memiliki kekentalan tinggi
karena memiliki berat molekul yang tinggi. Penambahan filler dalam jumlah
kecil saja menghasilkan komposit dengan kekakuan yang dapat digunakan
secara klinis. Untuk mengatasi masalah tersebut, monomer yang memiliki
kekentalan rendah yang dikenal sebagai pengontrol kekentalan ditambahkan
seperti methyl mekrylate (MMA), ethylene glycol dimethacrylate (EDMA) dan
tryethylene glycol dimethacry late (TEGDMA) adalah yang paling sering
digunakan.
B. Partikel Bahan Pengisi/Filler
Dimasukkan kedalam suatu matriks resin dapat meningkatkan sifat bahan
matriks bila partikel pengisi benar-benar berikatan dengan matriks, bila tidak
partikel pengisi bahan justru dapat melemahkan bahan. Pertikel pengisian
organic umumnya membentuk 30-70% volume atau 50-85% berat komposit.
Jenis filler yang berupa bahan pengisi yaitu quartz, lithium aluminium silicate,
barium, strontium, zinc, dan colloidal silica particles. Penambahan partikel
7/18/2019 STEP 1-5 Dkk 1 Blok 8 Modul 3
http://slidepdf.com/reader/full/step-1-5-dkk-1-blok-8-modul-3 7/23
8
bahan pengisike dalam resin matriks secara signifikan untuk meningkatkan
sifat mekanis seperti kekuatan, kekakuan, kekerasan dan resisten terhadap
abrasi, mengurangi penyerapan cairan dan koefisien ekspansitermal,
mengurangi pengerutan pada saat light curing.
C. Coupling Agent
Untuk memperkuatikatan antara matriks resin dan filler dengan cara
bereaksi secara khemis. Bahan yang paling banyak digunakan adalah
vynilsilane. Kegunaan coupling agent dapat meningkatkan sifat mekanis dan
sifat fisik serta memberikan kestabilan hidrolitik dengan mencegah air
menembus sepanjang antar-muka bahan pengisidan resin.
3. Sifat – Sifat Resin Komposit
Resin Komposit memiliki ciri-ciri yaitu :
1. Polymerization Shrinkage
2.
Konduktivitas termal yang rendah
3. Koefisien muai suhu hampir sama gigi
4. Absorbsi cairan
5.
Radiopaque
6. Derajat keausan sangat tinggi
7. Keserasian dengan warna gigi baik
8.
Ikatan antara enamel dan dentin baik
9. Mudah dimanipulasi
Ada beberapa sifat – sifat yang terdapat pada resin komposit, antara lain:
1. Sifat fisik
Secara fisik resin komposit memiliki nilai estetik yang baik sehingga
nyaman digunakan pada gigi anterior. Selain itu juga kekuatan, waktu
pengerasan dan karakteristik permukaan juga menjadi pertimbangan dalam
penggunaan bahan ini. Sifat-sifat fisik tersebut diantaranya:
7/18/2019 STEP 1-5 Dkk 1 Blok 8 Modul 3
http://slidepdf.com/reader/full/step-1-5-dkk-1-blok-8-modul-3 8/23
9
a. Warna
Resin komposit resisten terhadap perubahan warna yang disebabkan
oleh oksidasi tetapi sensitive pada penodaan. Stabilitas warna resin komposit
dipengaruhi oleh pencelupan berbagai noda seperti kopi, teh, jus anggur,
arak dan minyak wijen. Perubahan warna bisa juga terjadi dengan oksidasi
dan akibat dari penggantian air dalam polimer matriks. Untuk mencocokan
dengan warna gigi, komposit kedokteran gigi harus memiliki warna
visual (shading) dan translusensi yang dapat menyerupai struktur gigi.
Translusensi atau opasitas dibuat untuk menyesuaikan dengan warna email
dan dentin.
b. Strength
Tensile dan compressive strength resin komposit ini lebih rendah dari
amalgam, hal ini memungkinkan bahan ini digunakan untuk pembuatan
restorasi pada pembuatan insisal. Nilai kekuatan dari masing-masing jenis
bahan resin komposit berbeda.
c. Setting
Dari aspek klinis setting komposit ini terjadi selama 20-60 detik
sedikitnya waktu yang diperlukan setelah penyinaran. Pencampuran dan
setting bahan dengan light cured dalam beberapa detik setelah aplikasi sinar.
Sedangkan pada bahan yang diaktifkan secara kimia memerlukan setting
time 30 detik selama pengadukan. Apabila resin komposit telah
mengeras tidak dapat dicarving dengan instrument yang tajam tetapi dengan
menggunakan abrasive rotary.
2. Sifat mekanis
Sifat mekanis pada bahan restorasi resin komposit merupakan
faktor yang penting terhadap kemampuan bahan ini bertahan pada kavitas.
Sifat ini juga harus menjamin bahan tambalan berfungsi secara efektif,
aman dan tahan untuk jangka waktu tertentu. Sifat-sifat yang mendukung
bahan resin komposit diantaranya yaitu:
7/18/2019 STEP 1-5 Dkk 1 Blok 8 Modul 3
http://slidepdf.com/reader/full/step-1-5-dkk-1-blok-8-modul-3 9/23
10
a. Adhesi
Adhesi terjadi apabila dua subtansi yang berbeda melekat
sewaktu berkontak disebabkan adanya gaya tarik – menarik yang timbul
antara kedua benda tersebut. Resin komposit tidak berikatan secara kimia
dengan email. Adhesi diperoleh dengan dua cara. Pertama
dengan menciptakan ikatan fisik antara resin dengan jaringan gigi melalui
etsa. Pengetsaan pada email menyebabkan terbentuknya porositas tersebut
sehingga tercipta retensi mekanis yang cukup baik. Kedua dengan
penggunaan lapisan yang diaplikasikan antara dentin dan resin kompositdengan maksud menciptakan ikatan antara dentin dengan resin komposit
tersebut (dentin bonding agent).
b. Kekuatan dan keausan
Kekuatan kompresif dan kekuatan tensil resin komposit lebih unggul
dibandingkan resin akrilik. Kekuatan tensil komposit dan daya tahan
terhadap fraktur memungkinkannya digunakan bahan restorasi ini untuk
penumpatan sudut insisal. Akan tetapi memiliki derajat keausan yang
sangat tinggi, karena resin matriks yang lunak lebih cepat hilang sehingga
akhirnya filler lepas.
2.2.3. Sifat khemis
Resin gigi menjadi padat bila berpolimerisasi. Polimerisasi adalah
serangkaian reaksi kimia dimana molekul makro, atau polimer dibentuk
dari sejumlah molekul – molekul yang disebut monomer. Inti molekul
7/18/2019 STEP 1-5 Dkk 1 Blok 8 Modul 3
http://slidepdf.com/reader/full/step-1-5-dkk-1-blok-8-modul-3 10/23
11
yang terbentuk dalam sistem ini dapat berbentuk apapun, tetapi
gugus metrakilat ditemukan pada ujung – ujung rantai atau pada ujung –
ujung rantai percabangan. Salah satu metakrilat multifungsional yang
pertama kali digunakan dalam kedokteran gigi adalah resin Bowen (Bis-
GMA) .
Resin ini dapat digambarkan sebagai suatu ester aromatik dari
metakrilat, yang tersintesa dari resin epoksi (etilen glikol dari Bis-fenol A)
dan metal metakrilat. Karena Bis-GMA mempunyai struktur sentral yang
kaku (2 cincin) dan dua gugus OH, Bis-GMA murni menjadi amat kental.Untuk mengurangi kekentalannya, suatu dimetakrilat bervis.
4. Indikasi dan KontaIndikasi Resin Komposit menurut ADA
A. Indikasi Resin Komposit
ADA ( American Dental Association) mendukung resin komposit
digunakan dalam:
Resin preventive pada pit dan fisur
Preventive resin restoration merupakan suatu prosedur klinik yang
digunakan untuk mengisolasi pit dan fisur dan sekaligus mencegah terjadinya
karies pada pit dan fisur dengan memakai tehnik etsa asam. Tehnik ini
diperkenalkan pertama kali oleh Simonsen pada tahun 1977, meliputi
pelebaran daerah pit dan fisur kemudian pembuangan email dan dentin yang
telah terkena karies sepanjang pit dan fisur. Tujuan dari restorasi pencegahan(resin preventive) adalah untuk menghentikan proses karies awal yang
terdapat pada pit dan fisur, terutama pada gigi molar permanen yang memiliki
pit dan fisur, seklaigus melakukan tindakan pencegahan terhadap karies pada
pit dan fisur yang belum terkena karies pada gigi yang sama. Pit dan fisur
yang dalam dan sempit atau pit dan fisur yang memiliki bentuk seperti leher
botol, secara klinis merupakan daerah yang sangat mudah terserang karies,
karena sewaktu gigi disikat bagian dalam pit dan fisur tidak dapat dijangkau
oleh bulu sikat gigi.
7/18/2019 STEP 1-5 Dkk 1 Blok 8 Modul 3
http://slidepdf.com/reader/full/step-1-5-dkk-1-blok-8-modul-3 11/23
12
Lesi awal kelas I dan II yang menggunakan modifikasi preparasi
konservatif
- Restorasi yang berukuran kecil dan sedang, terutama dengan margin
- Kebanyakan restorasi pada premolar atau molar pertama, terutama ketika
mempertimbangkan segi estetik
- Restorasi yang tidak menyediakan seluruh kontak oklusal
- Restorasi yang tidak memiliki kontak oklusal yang berat
- Restorasi yang dapat diisolasi selama prosedur dilakukan
-
Beberapa restorasi yang dapat berfungsi sebagai landasan mahkota
- Sebagian besar restorasi yang digunakan untuk memperkuat sisa struktur
gigi yang melemah
Restorasi pada tempat-tempat yang memerlukan estetika
Sejalan dengan kesadaran pasien akan pentingnya faktor estetika suatu
restorasi gigi, penggunaan bahan restorasi estetik mengalami peningkatan.
Resin komposit merupakan material restorasi yang paling pesat
perkembangannya dibandingkan material restorasi sewarna gigi lainnya,
seperti : silikat, resin akrilik dan semen ionomer kaca. Hal ini dikarenakan
karakteristik tertentu dari resin komposit seperti warnanya yang hampir
menyerupai warna gigi, tidak larut dalam cairan mulut, dan kemampuannya
berikatan dengan gigi secara mikromekanis.
Restorasi pada pasien yang alergi atau sensitivitas terhadap logam
Pada beberapa kasus ada sejumlah pasien yang ternyata alergi dengan
logam yang terkandung dalam bahan tambal seperti amalgam. Selain itu,
beberapa waktu setelah penambalan, pasien seringkali mengeluhkan rasa
sensitif terhadap rangsang panas atau dingin.
B. KontraIndikasi Resin Komposit
ADA tidak mendukung penggunaan komposit (kontraindikasi) pada gigi
dengan:
7/18/2019 STEP 1-5 Dkk 1 Blok 8 Modul 3
http://slidepdf.com/reader/full/step-1-5-dkk-1-blok-8-modul-3 12/23
13
Tekanan oklusal yang besar
Jika semua kontak oklusi terletak pada bahan restorasi maka resin
komposit sebaiknya tidak digunakan. Hal ini karena resin komposit
mempunyai kekuatan menahan tekanan oklusi lebih rendah dibandingkan
amalgam. Tumpatan menggunakan komposit pada gigi posterior akan cepat
rusak pada pasien dengan tenaga pengunyahan yang besar atau bruxism.
Tempat atau area yang diisolasi
Resin komposit tidak dianjurkan untuk diaplikasikan pada dinding kavitas
yang hanya terdapat sedikit, atau sama sekali tidak ada email. Lalu, pada
penggunaan bahan restorasi resin komposit, daerah operasi harus sama sekali
terbebas dari kontaminasi cairan seperti saliva atau darah.
Pasien dengan alergi atau sensitivitas terhadap material komposit.
Reaksi alergi yang dilaporkan akibat penggunaan bahan resin komposit
sangat sedikit. Sensitifitas setelah pembuatan restorasi gigi dengan bahan resin
komposit jarang ditemui. Namun, perlekatan monomer resin pada beberapa
individu dapat menyebabkan reaksi alergi. Selain itu, beberapa laporan
menyebutkan bahwa sering terjadi reaksi alergi berupa dermatitis pada jari
dokter gigi yang berkontak langsung dengan monomer yang tidak bereaksi.
5. Manipulasi Resin Komposit
1. Persiapkanalatdanbahan yang digunakan: Burnisher, Ash 49, Etsa,
Bonding, Komposit, Microbrush(Alat yang digunakan untuk menaruh
bonding keKavitas), Cotton Roll
2. Pelaksanaan dilaksanakan sesuai dengan Instruksi Pabrik (Setiap pabrik
berbeda cara penginstruksiannya)
3. Pemberian Etsa asam Terlebih Dahulu untuk membentuk Mikroporositas
4. Etsa kavitas pada bagian email menggunakan etsa asam fosfor 35%
selama 15 detik
5.
Isololasi kavitas menggunakan cotton roll
6. Bersihkan etsa air selama 15 detik
7/18/2019 STEP 1-5 Dkk 1 Blok 8 Modul 3
http://slidepdf.com/reader/full/step-1-5-dkk-1-blok-8-modul-3 13/23
14
7. Keringkan dengan tekanan udara ringan selama 3 detik
8. Aplikasikan primer pada kavitas dengan menggunakan microbrush
dengan tekanan ringan selama 15 detik
9. Keringkan selama 5 detik
10. Aplikasikan bonding pada kavitas dengan menggunakan microbrush
tekanan ringan selama 15 detik
11. Keringkan selama 3 detik
12. Sinari dengan light cure selama 20 detik sedekat mungkin dengan kavitas
13. Masukan resin komposit menggunakan ash49 dengan ketebalan maksimal
2 mm, lalu sinari selama 20 detik,
Instruksi Penyimpanan resin komposit:
1.
Jangan disimpan pada daerah yang dengan paparan sinar matahari
langsung
2. Bahan Restorasi (Etsa, Bonding, Komposit) yang belum dibuka harus
ditempatkan pada udara sejuk, dengan suhu 4oC agar tahan lama.
3. Tidak boleh menempatkan resin komposit dengan bahan yang
mengandung eugenol
4. Resin Kompositbaiknya digunakan pada suhukamar 21 – 24oC
6. Klasifikasi Resin Komposit
Sejumah sistem kalsifikasi telah digunakan untuk bahan komposit
berbasisi resin. Satu sistem klasifikasi didasarkan pada ukuran rata-rata
partikel bahan pengisi utama. Subkelompok dan tumpang tindih mungkin
terjadi unutk beberapa kategori, khususnya untuk kategori hibrid. Misalnya,
kelompok komposit hibrid dapat merupakan bahan yang menggunakan bahan
pengisi dari kategori kecil atau konvensional, dalam kombinasi dengan bahan
pengisi dari kategori kecil atau konvensional, dalam kombinasi dengan bahan
pengisi mikro. Sesungguhnya, resin yang mengandung kombinasi pengisi
dasar dan mengisi mikro secara teoritis dapat dianggap sebagai hibrid.
Definisi luas ini tidaklah berarti, karena kebnyakan komposit modern
yang menggunakan pengisi dasar juga mengandung sejumlah pengisi mikro
(<5% berat) yang ditambahkan untuk mendapatkan pasta dengan kekentalan
7/18/2019 STEP 1-5 Dkk 1 Blok 8 Modul 3
http://slidepdf.com/reader/full/step-1-5-dkk-1-blok-8-modul-3 14/23
15
tertentu yang diinginkan dan untuk meminimalkan pengendapan partikel besar
dengan bertambhanya waktu. Namun, isitilah komposit hibrid biasanya
mengacu pada bahan-bahan yang mengandung pengisi dasar dengan ukuran
partikel antara 0,6-1,0 mm dikombinasikan dengan bahan pengisi mikro 10-
15% berat. Dalam panduan inilah istilah komposit hibrid biasanya dibahas.
A. Komposisi bahan komposit tradisional.
Komposit tradisional adalah komposit yang dikembangkan selama tahun
1970-an dan sudah sedikit domodifikasi selama bertahun-tahun. Komposit ini
juga disebut komposit konvensional atau komposit berbahan pengisi makro
disebut demikian karena ukuran partikel bahan pengisi relatif besar. Karena
bahan-bahan ini bukanlah bahan yang biasa digunakan lagi, istilah
konvensional harus diganti dengan tradisional. Bahan pengisi yang paling
sering digunakan untuk bahan komposit ini adalah quartz giling. Meskipun
ukuran rata-rata adalah 8-12 µm, partikel sebesar 50 µm mungkin juga ada.
Banyaknya bahan pengisi umumnya 70-80% berat atau 60-65% volume.
Partikel pengisi tang terpapar, beberapa cukup besar, dikelilingi oleh sejumlah
besar matriks resin.
Sifat bahan komposit tradisional.
Masing-masing produk mungkin bervariasi dari nilai, tetapi angka-angka
yang disajikan mewakili sifat dari kategori bahan komposit.
Dalam membandingkan sifat komposit tradisional dengan bahan akrilik
nirpasi, amatlah jelas bahwa peningkatan nyata diperoleh melalui struktur
komposit. Kekuatan kompresi dari 4 jenias bahan komposit meningkatkan
nyata sebesar 300-500% melalui pengalihan tekanan terhadap partikel bahan
pengisi dibandingkan dengan kekuatan akrilik tanpa bahan pengisi. Seperti
juga, modulus elastisistas adalah 4-6 kali lebih besar dan kekuatan tarik dua
kali lipat. Namun, penyerapan air menurun, pengerutan polimerisasi kira-kira
2% volume, dan ekspansi termal berkisar 30 x 10 -6/oC dibandingkan dengan
93 x 10-6/o C untuk akrilik tanpa bahan pengisi. Namun, nilai ini masih sekitar
3 kali struktur gigi.
7/18/2019 STEP 1-5 Dkk 1 Blok 8 Modul 3
http://slidepdf.com/reader/full/step-1-5-dkk-1-blok-8-modul-3 15/23
16
Kekerasan komposit lebih besar daripada resin akrilik tanpa bahan
pengisi (kira-kira 55 satuan Knoop dibandingkan 15 Knoop). Peningkatan
berhubungan dengan penambahan bahan pengisi dan struktur ikatan silang
resin. Secara umum, komposit ini lebih tahan terhadap abrasi dibandingkan
dengan akrilik tanpa bahan pengisi. Namum, bahan ini memiliki permukaan
yang kasar sebagai akibat dari abrasi selektif pada matriks resin yang lebih
lunak, yang mengelilingi partikel pengisi yang lebih keras. Komposit yang
menggunakan quartz sebagai bahan pengisi umumnya bersifat radiolusen.
Kerasioopakannnya lebih kecil daripada dentin.
Pertimbangan Klinis dari Komposit Tradisional.
Kekurangan utama dari komposit tradisional adalah permukaan kasar yang
terjadi selama berlangsung keausan dari matriks resin lunak yang
menyebabkan partikel pengisi yang lebih tahan aus terangkat. Penyelesaian
restorasi dapat menghasilkan permukaan kasar, begitupun penyikatan gigi dan
pengunyahan. Restorasi ini juga memiliki kecenderungan untuk berubah
warna, sebagian karena kecenderungan dari permukaan bertekstur kasar untuk
mengikat warna. Fraktur dari lapisan komposit konvensional bukanlah suatu
masalah yang sering terjadi termasuk bila digunakan untuk restorasi yang
harus terhadap tekanan sepetri pada kavitas kelas IV dan kelas II,
Meskipun demikian, buruknya ketahanan komposit tradisional terhadap
keausan oklusal merupakan masalah klinis. Dilihat dari keadaan ini, bahan
tersebut lebih rendah dari bahan yang khusus dirancang sebagai komposit
posterior, seperti dibahas pada bagian berikut meskipun pengerutan
polimerisasi dan koefisien ekspansi termal secara nyata berkurang dengan
tingginya kandungan bahan pengisi anorganik dibandingkan dengan resin
akrilik tanpa bahan pengisi, matriks resin tidak berikatan secara kimia
terhadap stuktur gigi. Karenanya , teknik penempatan haruslah dilakukan
dengan cermat dan teknik tersebut haruslah memasukkan pengukuran untuk
mengurangi efek dari sumber perubahan dimensi tersebut.
7/18/2019 STEP 1-5 Dkk 1 Blok 8 Modul 3
http://slidepdf.com/reader/full/step-1-5-dkk-1-blok-8-modul-3 16/23
17
B. Komposisi komposit berbahan pengisi mikro.
Dalam usaha mengatasi maslaah kasarnya permukaan pada komposit
tradisional, dikembangkan suatu bahan yang menggunakan partikel silika
koloidal sebagai bahan pengisi anorganik. Partikel individu berukuran 0,04
µm; jadi partikel tersebut lebih kecil 200-300 kali dibandingkan dengan rata-
rata partikel quartz pada komposit tradisional. Konsep komposit dengan bahan
pengisi mikro medukung pengikatan resin dengan bantuan bahan pengisi,
sehingga komposit ini menunjukkan suatu permukaan yanng halus serupa
dengan yang diperoleh dari tambalan resin akrilik langsung tanpa bahan
pengisi.
Partikel silika koloidal yang kecil ini cenderung menggumpal. Selama
pengadukan, sebagian, tetapi tidak semua, penggumpalan pecah. Secara tidak
sengaja, penggumpalan membentuk ukuran sebesar 0,04 sampai 0,4 µm
seperti tertulis dalam tabel yang digunakan untuk menggolongkan berbagai
jenis komposit.
Amatlah ideal bila bahan pengisi silika koloidal ini dapat ditambahkan
dalam jumlah besar secara langsung terhadap matriks resin. Namun, ini adalah
tidak mungkin, seperti yang dikatakan sebelumnya, karena besarnya area
permukaan yang harus dibasahi oleh matriks resin dapat menyebabkan
penebalan yang tidak semestinya meskipun dengan penambahan bahan pengisi
yang amat seikit. Meskipun beberapa pendekatan dapat digunakan untuk
meningkatkan muatan bahan pengisi, masing-masing mengorbankan konsep
ideal dari suatu resin yang diisi dengan hamburan silika koloidal. Salah satu
pendekatan adalah melelehkan silika koloidal sehingga diperoleh partikel
sebesar sepersepuluh mikron. Penggumpalan yang lebih besar ini
menyebabkan penurunan area permukaan, memungkinkan lebih banyak bahan
pengisi menyatu dengan tanpa berlalu banyak mempengaruhi daya alir bahan
(reologi).
Metode yang paling umum digunakan untuk meningkatkan muatan bahan
pengisi adalah dengan membuat partikel bahan pengisi baru dari komposit
prapolimerisasi yang diisi dengan partikel silika koloid.partikel dari bahan
pengisi mikro kemudian disatukan dalam pasta resin untuk menghasilkan
suatu bahan restorasi dengan karakteristik pananganan yang dapat diterima.
7/18/2019 STEP 1-5 Dkk 1 Blok 8 Modul 3
http://slidepdf.com/reader/full/step-1-5-dkk-1-blok-8-modul-3 17/23
18
Persiapan dari bahan pengisi prapolimerisasi mencakup menambahkan
silika koloidal dilapis silane 60-70% berat (sekitar 50% volume) kedalam
monomer pada temperatur yang sedikit dinaikkan untuk menurunkan
kekentalannya. Sementara pengisi sacara cermat diaduk kedalam resin, pasta
komposit dikeraskan dengan panas menggunakan inisiator benzoil peroksid
tradisional. Derajat konversi resin adalah sekitar 80% komposit yang telah
dikeraskan kemudiann ditumbuk menjadi partikel yang berukuran lebih besar
dari partikel quartz yang digunakan dalam komposit tradisional. Partikel
prapolimerisasi seringkali disebut bahan pengisi organik, suatu isitilah yang
secara teknik tidak benar karena mengandung bahan pengisi anorganik
berpersentase tinggi. “Partikel komposit” ini bersama-sama dengan
penambahan silika koloidal dilapisi silane, kemudian diaduk ke dalam matriks
resin untuk membentuk pasta komposit.
Kandungan bahan akhir bahan pengisi anorganik mungkin hanya sekitar
50% berat (atau 30-40% volume), tetapi bila partikel komposit dihitung
sebagai partikel bahan pengisi, kadungan bahan pengisi mendekati 80% berat
(60% volume). Ini merupakan suatu pertimbangan penting untuk memahanmi
sifat tertentu dari bahan-bahan terebut, seperti pengerutan volumetrik selama
polimerisasi. Partikel – partikel komposit tidak mengerut ketika komposit
dikeraskan. Jadi, komposit dengan bahan pengisi mikro, meskipun memiliki
volume fraksi bahan pengisi anorganik yang lebih rendah dibandingkan
dengan suatu komposit yang lebih rendah dibandingkan komposit
konvennsional, tidak mengerut sebanyak yang diharapkan bila
memeprtimbangkan volume resin total. Kelemahan dari bahan-bahan ini
adalah ikatan antara partikel komposit dan matriks yang dapat mengeras
adalah lemah, mempermudah pecahnya restorasi tersebut. Karena kelemahan
tersebut, kebanyakan komposit dengan bahan pengisi mikro tidak cocok
digunakan pada permukaa yang harus menahan beban.
C. Sifat komposit berbahan pengisi mikro.
Komposit berbahan pengisi mikro memiliki sifat fisik dan mekanik yang
kurang dibandingkan komposit tradisional. Hal ini sudah diperkirakan, karena
7/18/2019 STEP 1-5 Dkk 1 Blok 8 Modul 3
http://slidepdf.com/reader/full/step-1-5-dkk-1-blok-8-modul-3 18/23
19
50-70% volume bahan restorasi dibuat dari resin. Jumlah resin yang lebih
banyak dibandingkan dengan bahan pengisi menyebabkan pernyerapan air
yang lebih tinggi, koefisien ekspansi termal yang lebih tinggi, dan penurunan
modulus elastisitas. Sebagai tambahan, lemahnya ikatan dari pertikel pra-
polimerisasi terhadap matriks resin menghasilkan keadaan yang serupa dengan
komposit yang mengadung partikel pengisi tanpa proses silanisasi. Penurunan
kekuatan tarik mungkin berhubungan dengan adanya retakan di sekitar
partikel bahan pengisi yang diikat secara buruk. Komposit berbahan pengisi
mikro amatlah tahan terhadap pemakaian dan karena itu bahan tersebut
mempunyai ketahanan terhadap keausan yang setara dibandingkan dengan
komposit yang mengadung bahan pengisi lebih banyak serta tahan aus.
Meskipun demikian, bila dibandingkan dengan resin akrilik nirpasi,
komposit berbahan pangisi mikro memiliki sifat yang secara nyata labih baik,
dan menghasilkan permukaan akhir yang lebih halus, seperti yang diharapkan
untuk restorasi estetika dibandingkan dengan komposit lain. Jadi, bahan
tersebut lebih disukai untuk restorasi lesi karies permukaan halus (kelas III
dan V). Partikel pengisi anorganik lebih kecil dibandingkan pertikal abrasif
yang digunakan untuk menyelesaikan restorasi. Jadi selama proses
penyelesaian tambalan, bahan pangisi silika dipindahkan bersama dengan
resin tempatnya tertanam.
Pertimbangan klinis dari komposit berbahan pengisi mikro.
Untuk kebanyakan aplikasi, penurunan sifat fisik tidak menyebabkan
masalah. Namun, dalam keadaan yang memerlukan ketahanan terhadap
tekanan, seperti kavitas kelas I, II dan IV, kemungkinana pecahnnya restorasi
lebih besar. Pecahnya restorasi seringkali teramati pada tepi tambalan
disebabkan oleh tidak terikatnya bahan pengisi prapolimerisasi. Untuk
mengurangi kemungkinan pecahnya tepi restorasi, disarankan menggunakan
bur intan bukan bur tungsten carbide, sewaktu mengasah komposit berbahan
pengisi mikro. Bagaimanapun juga, komposit berbahan pengisi mikro banyak
digunakan dewasa ini. Karena permukaannya halus, bahan ini menjadi resin
pilihan untuk merestorasi estetika gigi anterior, khususnya untuk daerah yang
tidak perlu menahan beban dan untuk menambal daerah sub-gingival.
7/18/2019 STEP 1-5 Dkk 1 Blok 8 Modul 3
http://slidepdf.com/reader/full/step-1-5-dkk-1-blok-8-modul-3 19/23
20
Sifat – sifat komposit berbahan pengisi partikel kecil
Komposit berbahan pengisi kecil dikembangakn dalam usaha
memeperoleh kehalusan permukaan dari komposit berbahan pengisi mikro
dengan tetap mempertahankan atau bahkan meningkatkan sifat mekanis da
fisik komposit tradisional. Untuk mencapai tujuan ini, bahan pengisi
anorganik ditumbuk mejadi ukuran yang lebih kecil dibandingkan dengan
yang biasa digunakan dalam komposit tradisional.
Rata-rata ukuran bahan pengisi untuk komposit berkisar 1-5 µm, tetapi
penyebaran ukuran amat besar. Distribusi ukuran partikel yang luas ini
memungkinkan tingginya muatan bahan pengisi, dan komposit berbahan
pengisi [artikel kecil umumnya mengandung bahan pengisi anorganik yang
lebih banyak (80% berat dan 60-65% volume) dibandingkan dengan komposit
tradisional. Ini khususnya berlaku untuk bahan yang dirancang bagi restorasi
posterior. Tingginya kepadatan partikel bahan pangisi dibandingkan dengan
matriks resin adalah nyata contoh terpoles dari bahan komposit yang diisi
partikel kecil
Beberapa komposit berbahan pengisi partikel kecil menggunnakan
quartz sebagai bahan pengisi, tetapi kebnayakan memakai kaca yang
mengadung logam berat, matriks resin dari bahan ini serupa dengan komposit
berbahan pengisi mikro dan tradisional. Bahan pengisi utama terdiri atas
partikel tumbuk dilapisi silane. Silka koloidal umumnya ditambahkan dalam
jumlah sekitar 5% berat untuk menyesuaikan kekentalan pasta.
Kategori komposit ini menunjukkan sifat fisik dan mekanis yang paling
unggul.
Dengan ditingkatkan kandungan bahan pengisi, terdapat perningkatan
dalam hampir semua sifat yang relevan, kekuatan kompresi dan modulus
elastik dari komposit berbahan pengisi partikel kecil melampaui nilai dari
komposit tradisional dan komposit berbahan perngisi mikro. Kekuatan tarik
dari komposit berbahan pengisi pertikel kecil adalah 2 kali dibandingkan
7/18/2019 STEP 1-5 Dkk 1 Blok 8 Modul 3
http://slidepdf.com/reader/full/step-1-5-dkk-1-blok-8-modul-3 20/23
21
bahan yang diisi partikel mikro 1,5 kali lebih besar dibandingkan komposti
tradisional. Koefisien ekspansi termala adalah kurang dibandingkan komposit
lainnya, meskipun nilai tersebut masih 2 kali lebih besar debandingkan dengan
struktur gigi. Kehalusan permukaan resin ini ditingkatkan dengan penggunaan
bahan pengisi yang kecil dan dipadatkan, dibandingkan dengan komposit
tradisional. Begitupun, ketahan aus ditingkatkan. Pengerutan polimerisasi
setara atau berkurang dibandingkan resin tradisional.
Bahan dengan pengisi kaca yang mengadung logam berat biasanya
radiopak. Radiopak adalah sifat penting untuk bahan yang digunakan untuk
restorasi posterior guna mempermudah diagnosis karies kembuhan
Pertimbangan klinis dari komposit berbahan pengisi partikel kecil.
Karena kekuatan komposit tersebut meningkatkan dan tingginya muatan
bahan pengisi, bahan tersebut diindikasikan untuk aplikasi pada daerah dengan
tekanan dan abrasi tinggi seperti kelas I dan II. Ukuran parikel dari beberapa
komposit berbahan pengisi partikel kecil memungkinkan diperolehnya
permukaan halous untuk permakaian pada gigi anterior, tetapi bahan ini tidak
sebaik komposit berbaha pengisi pengisi mikro yang akhir-akhir ini lebih
dikembangkan, bahan komposit hibrid, yang akan di bahan selanjutnya.
D. Komposisi komposit hibrid.
Kategori bahan komposit ini dikembangkan dalam rangka memperoleh
kehalusan permukaan yang lebih baik daripada komposit partikel kecil
sementara memepertahankan sifat komposit partikel kecil tersebut. Komposit
hibrid dipanndang sebagai baha yang memilki estetika setara dengan komposit
berbahan pengisi mikro unntuk penggunaan restorasi anterior
Seperti terlihat dari namanya, ada 2 jani partikel pengisi dalam komposit
hibdrid.kebanyak bahan pengisi hibrid modern terdiri atas silki koloidal dan
partikel kaca yang dihaluskan, yang menadung logam berat, yang mengisi
kadungan bahan pengisi sebesar 75-80% berat. Kaca mempunyai ukuran
partikel rata-rata 0,6-1 µm. Pada distribusi ukuran yang tipikal, 75% dari
partikel yang dihaluskan adalah lebih kecil dari 1,0 µm. Silika koloidal
7/18/2019 STEP 1-5 Dkk 1 Blok 8 Modul 3
http://slidepdf.com/reader/full/step-1-5-dkk-1-blok-8-modul-3 21/23
22
memebentuk 10-20% berat dari seluruh kandungan bahan pengisi. Dalam
keadaan ini, bahan pengisi mikro juga berpengaruh nyata pada sifat bahan
pengisi. Dalam keadaaan ini, bahan pengisi mikro juga berpengaruh nyata
pada sifat bahan. Partikel pengisi yang lebih kecil, begitu juga sejumlah besar
bahan pengisi mikro, akan meningkatkan daerah permukaan. Jadi, seluruh
muatan pengisi tidak sebanyak muatan pengisi pada beberapa komposit
berbahan pengisi partikel kecil
Permukaan terpoles. Terlihat ukutan partikel yang lebih kecil
dibandingkan dengan komposit tradisonal dan diidi pertikel kecil.
Sifat mekanik dan fisik untuk sistem ini umumnya berkisar antar :
Bahan komposit tradisional dan komposit berbahan perngisi partikel kecil.
Namun, sifat-sifat tersebut umumnya lebih unggul dibandingkan dengan
komposit berbahn pengisi mikro. Karena partikel yang dihaluskan mengadung
sejumlah logam berat, bahan tersebut radiopak dibandingkan dengan email.
Pertimbangan klinis komposit hibrid.
Karena kehalusan permukaan dan memilki kekuatan yang cukup baik,
komposit tersebut banyak digunakan untuk restorasi anterios kelas IV.
Merskipun mekanis lebih rendah dari komposit berbahan pengisi partikel
kecil, komposit hibrid juga banyak dipakai sebagai restorasi pada daerah yamg
harus ,enaham bebas beart.
7/18/2019 STEP 1-5 Dkk 1 Blok 8 Modul 3
http://slidepdf.com/reader/full/step-1-5-dkk-1-blok-8-modul-3 22/23
23
BAB III PENUTUP
1. Kesimpulan
Penggunaan bahan restorasi resin komposit saai ini sudah makin meluas dan
menjadi pilihan dalam prosedur restorasi rutin. Kerusakan jaringan keras gigi, baik
pada gigi anterior maupun gigi posterior dapat direstorasi menggunkan bahan resin
komposit. Walaupun banyak mempunyai banyak kelebihan dalam hal estetika dan
mengalami peningkatan kekuatan, tidak semua kasus kerusakan jaringan keras gigi
dapat diatasi menggunakan bahan resin komposit. Maka dari itu calon dokter gigi
perlu mengenal tentang pengertian dan bahan-bahan ataupun materi-materi yang akan
digunakan untuk membuat resin komposit, sangat penting untuk mengetahui sifat-sifat
dan komponen-komponen bahan resin komposit agar nantinya dapat mengindikasi
penggunaan bahan resin komposit dengan tepat kepada pasien
2. Saran
Setelah mempelajari tentang sifat-sifat serta komponen dari material resin
komposit diharapkan mahasiswa dapat memahami dan mengerti untuk mempermudah
para mahasiswa pada pembelajaran di blok-blok berikutnya. Mahasiswa juga perlu
memperdalam pembelajaran tentang material dari resin komposit karena ilmu
kedokteran akan terus berkembang juga pasti banyak perubahan dari material-material
yang akan digunakan untuk pembuatan resin komposit yang dapat menguntungkan
ataupun merugikan dokter gigi dan pasien.
7/18/2019 STEP 1-5 Dkk 1 Blok 8 Modul 3
http://slidepdf.com/reader/full/step-1-5-dkk-1-blok-8-modul-3 23/23
24
DAFTAR PUSTAKA
Anusavice, K.J. (2003). Philips Buku Ajar Ilmu Bahan Kedokteran Gigi. Edisi 10. Jakarta :
EGC