STEP 1-5 Dkk 1 Blok 8 Modul 3

23
7/18/2019 STEP 1-5 Dkk 1 Blok 8 Modul 3 http://slidepdf.com/reader/full/step-1-5-dkk-1-blok-8-modul-3 1/23 2 BAB II ISI DAN PEMBAHASAN I. Skenario Tambalanku kok bocor ? Setiawati berumur 20 tahun datang ke praktek dokter gigi dengan keluhan gigi  belakang kanan bawah ngilu jika minum dingin padahal gigi tersebut sudah ditambal sejak 3 tahun yang lalu. Dari pemeriksaan inta oral tidak ditemukan kerusakan pada gigi 46 yang ditambal dengan resin komposit. Kemudian dilakukan pemeriksaan radiologi dan ditemui adanya gambaran radiolusen yang memanjang diantara tambalan dengan gigi yang merujuk kepada gambaran celah (leakage) pada tambalan. II. STEP 1 TERMINOLOGI 1. I ntra oral  : Bagian dalam rongga mulut. 2. Leakage  : Kebocoran yang terjadi pada dinding kavitas dan restorasi yang dapat dilalui oleh organisme dan cairan penyebabnya karena kegagalan adaptasi restorasi terhadap dinding kavitas. 3.  Radiolusen  : Lolosnya sebagian sinar x pada radiograf sehingga tampak lebih gelap. 4. Resin Komposit  : Tambalan sewarna gigi yang merupakan material kompleks dan mengandung komponen resin organik. 5. Radiologi  : Ilmu yang mempelajari tentang radiologi atau sinar x serta mempelajari diagnosis dan perawatan suatu penyakit dengan menggunakan sinar x. III. STEP 2 PERTANYAAN 1. Mengapa tambalan resin komposit bisa bocor ? 2. Apa akibat dari kebocoran tambalan ? 3. Apa solusi untuk mengatasi tambalan yang bocor ? 4. Apa komponen tambalan resin komposit dan bagaimana prosesnya ? 5. Berapa lama tambalan resin komposit dapat bertahan ? 6.  Mengapa nampak gambaran radiolusen pada foto rontgen? 7. Mengapa Settiawati merasakan ngilu pada saat minum dingin ?

Transcript of STEP 1-5 Dkk 1 Blok 8 Modul 3

Page 1: STEP 1-5 Dkk 1 Blok 8 Modul 3

7/18/2019 STEP 1-5 Dkk 1 Blok 8 Modul 3

http://slidepdf.com/reader/full/step-1-5-dkk-1-blok-8-modul-3 1/23

2

BAB II ISI DAN PEMBAHASAN

I.  Skenario

Tambalanku kok bocor ?

Setiawati berumur 20 tahun datang ke praktek dokter gigi dengan keluhan gigi

 belakang kanan bawah ngilu jika minum dingin padahal gigi tersebut sudah ditambal sejak 3

tahun yang lalu. Dari pemeriksaan inta oral tidak ditemukan kerusakan pada gigi 46 yang

ditambal dengan resin komposit. Kemudian dilakukan pemeriksaan radiologi dan ditemui

adanya gambaran radiolusen yang memanjang diantara tambalan dengan gigi yang merujuk

kepada gambaran celah (leakage) pada tambalan.

II.  STEP 1 TERMINOLOGI

1.  I ntra oral   : Bagian dalam rongga mulut.

2.  Leakage   : Kebocoran yang terjadi pada dinding kavitas dan restorasi yang

dapat dilalui oleh organisme dan cairan penyebabnya karena

kegagalan adaptasi restorasi terhadap dinding kavitas.

3. 

Radiolusen   : Lolosnya sebagian sinar x pada radiograf sehingga tampak lebih

gelap.

4.  Resin Komposit  : Tambalan sewarna gigi yang merupakan material kompleks

dan mengandung komponen resin organik.

5.  Radiologi   : Ilmu yang mempelajari tentang radiologi atau sinar x serta

mempelajari diagnosis dan perawatan suatu penyakit dengan

menggunakan sinar x.

III.  STEP 2 PERTANYAAN

1.  Mengapa tambalan resin komposit bisa bocor ?

2.  Apa akibat dari kebocoran tambalan ?

3.  Apa solusi untuk mengatasi tambalan yang bocor ?

4.  Apa komponen tambalan resin komposit dan bagaimana prosesnya ?

5.  Berapa lama tambalan resin komposit dapat bertahan ?

6. 

Mengapa nampak gambaran radiolusen pada foto rontgen?

7.  Mengapa Settiawati merasakan ngilu pada saat minum dingin ?

Page 2: STEP 1-5 Dkk 1 Blok 8 Modul 3

7/18/2019 STEP 1-5 Dkk 1 Blok 8 Modul 3

http://slidepdf.com/reader/full/step-1-5-dkk-1-blok-8-modul-3 2/23

3

8.  Mengapa leakage dapat terjadi ?

IV.  STEP 3 ANALISA MASALAH

1)  Tambalan resin komposit itu bisa bocor karena adanya faktor abrasi yang disebabkan

oleh makan-makanan yang keras dan asam yang mempengaruhi ketahanan dari resin

komposit juga dapat terjadi akibat kesalahan pada saat proses manipulasi. Misal saat

setelah pengetsaan gigi tidak dikeringkan juga dapat disebabkan munculnya karies

skunder yang terletak dibawah resin komposit.

2)  Tambalan resin komposit yang mengalami kebocoran dapat menyebabkan penderita

merasa nyilu pada gigi yang ditambal dapat juga menyebar hingga kedaerah kepala

disebabkan karena rusaknya jaringan pulpa juga data menyebabkan abses dan

gingivitis

3). Ada berbagai cara untuk mengatasi bocorannya tambalan misalnya agar tidak terjadi

kebocoran pada tambalan pasien perlu memperhatikan akan hal mengurangi atau

menghindari makan makanan yang keras sehingga mengurangi tekanan gigit yang

kuat juga dapat menggunakan dentin agen pada saat manipulasi dan juga menyikat

atau menggosok gigi dengan sewajarnya (tidak menggunakan kekuatan yang kuat),

adapun jika sudah terjadi kebocoran setelah penambalan sehingga merasa ngilu

didaerah tambalan ada baiknya segera datang kedokter gigi dan meminta dokter gigi

untuk merestorasi gigi ulang.

4). Komponen resin komposit, terdiri dari 3 bahan yaitu :

a. 

Resin matriks : terdiri dari Bis GMA, teg DMA, UDMA.

 b. 

Bahan pengisi : berfungsi mengurangi polimerisasi.

c.  Coupling : Silane (GAMA metacrila oksiprupil trimetosilane ).  Bahan ini

 berfungsi meningkatkan sifat mekanik dan fisik pada resin.

d.  Bahan tambahan lain : berfungsi meningkatkan stabilitas warna dan mencegah

 polimerisasi.

  Proses manipulasi dari resin komposit sendiri dimulai dengan :

Membuat kavitas → pengetsaan → pencucian → pengeringan → pemberian

 bonding →pembuatan bahan → penambalan → aktivasi → tambalan komposit. 

Page 3: STEP 1-5 Dkk 1 Blok 8 Modul 3

7/18/2019 STEP 1-5 Dkk 1 Blok 8 Modul 3

http://slidepdf.com/reader/full/step-1-5-dkk-1-blok-8-modul-3 3/23

4

5). Tambalan resin komposit dapat bertahan hingga sampai 9 tahun jika pasien dapat

menjaga keadaan giginya dengan menggosok gigi teratur dan tekanan yang wajar juga

mengurangi makanan yang dapat menyebabkan tambalan resin komposit mengalami

abrasi, tetapi pada bebarapa kasus akibat restorasi yang tidak sempurna dan

 pembersihan kavitas sebelum pemberian tambalan tidak bersih dapat menyebabkan

karies skunder yang menyebabkan tambalan hanya dapat bertahan minimal 3 tahun.

6). Terdapat gambar radiolusen pada foto rotgen disebabkan karena adanya celah pada

tambalan resin komposit

7). Saraswati merasa ngilu pada saat mimum dingin disebabkan karena adanya karies

sekunder telah mencapai pulpa yang ada pada tambalan resin kompositnya.

8). Leakage dapat terjadi karena kebocoran yang terjadi pada dinding kavitas dan

restorasi dalam hal ini adanya tambalan resin komposit.

V. 

STEP 4 KERANGKA KONSEP

RESIN

KOMPOSIT

Definisi

Komponen

Sifat

Kimia

fisik

mekanikIndikasi &

kontraindikasi

Manipulasi

Klasifikasi

Bahan pengisi

Aktivasi

Sinar

Kimia

Sinar & kimia

Page 4: STEP 1-5 Dkk 1 Blok 8 Modul 3

7/18/2019 STEP 1-5 Dkk 1 Blok 8 Modul 3

http://slidepdf.com/reader/full/step-1-5-dkk-1-blok-8-modul-3 4/23

5

VI.  STEP 5 LEARNING OBJECTIVE

1.  Definisi Resin Komposit

2. 

Komponen Resin Komposit

3.  Sifat Resin Komposit

4.  Indikasi dan kontraindikasi Resin Komposit

5. 

Manipulasi Resin Komposit

6.  Klasifikasi Resin Komposit

VII.  Belajar Mandiri

Page 5: STEP 1-5 Dkk 1 Blok 8 Modul 3

7/18/2019 STEP 1-5 Dkk 1 Blok 8 Modul 3

http://slidepdf.com/reader/full/step-1-5-dkk-1-blok-8-modul-3 5/23

6

VIII.  Pendalaman Materi

RESIN KOMPOSIT

1.  Definisi Resin Komposit

Resin komposit merupakan tumpatan sewarna gigi yang merupakan gabungan

atau kombinasi dua atau lebih bahan kimia berbeda dengan sifat-sifat unggul atau

lebih baik dari pada bahan itu sendiri. Resin komposit terdiri atas tiga komponen

utama, yaitu: komponen organik (resin) yang membentuk matriks, bahan pengisi

(filler) anorganik dan bahan interfasial untuk menyatukan resin dan filler yang

disebut coupling agent. Oleh sebab itu, resin komposit dapat didefenisikan pula

sebagai material yang tersusun dari matriks organik dan partikel bahan pengisi

anorganik yang dihubungkan oleh coupling agent. Selain mengandung tiga

komponen utama tersebut, resin komposit juga mengandung pigmen warna agar

resin komposit dapat menyerupai warna struktur gigi dan inisiator serta aktivator

untuk mengaktifkan mekanisme pengerasan.

2.  Komponen Resin Komposit 

A.  Matriks Resin

Matriks resin banyak menggunakan monomer yang merupakan diakrylate

aromatic/aliphatik . Monomer tersebut adalah bisphenol Aglycidyl

methacrylate (BIS-GMA), urethane dimethakrylate (UDMA) dan tryethylene

 glycol dimethakrylate  (TEGDMA) adalah dimethacrylate  yang umum

digunakan untuk komposit gigi serta mengurangi pengerutan pada saat

 polimerarisasi. BIS-GMA dan UDMA bersama dengan TEGDMA yang

merupakan komonomer sering digunakan untuk mengontrol viskositas bahan

dicampur. Selain monomer, bahan tambal lain ditambah dalam matriks resin

termasuk sitem activator-inisiator, penghambat, penyerapan sinarultar violet,

opacifiers, dan pigmen, komponen-komponen ini terdapat dalam konsentrasi

kecil pada bahan resin komposit.

Page 6: STEP 1-5 Dkk 1 Blok 8 Modul 3

7/18/2019 STEP 1-5 Dkk 1 Blok 8 Modul 3

http://slidepdf.com/reader/full/step-1-5-dkk-1-blok-8-modul-3 6/23

7

a.  Inisiator sendiri merupakan pencetus pertama ikatan matriks organic.

 b.  Bahan penghambat polimerisasi, berfungsi untuk menghambat terjadinya

 polimerisasi dini, monomer dimetha acrylate dapat berpolimerisasi selama

 penyimpanan maka dibutuhkan bahan penghambat (inhibitor). Bahan yang

digunakan adalah hydroquinone dan bahan yang sering digunakan pada

saat ini adalah monomethyl ether hydroquinone 

c.  Ini bertujuan meminimalkan perobahan warna karena proses oksidasi.

Camphorquinone dan 9-fluorenone sering dipergunakan sebagai penyerap

UV.

d.  Opacifiers, tujuan bagi penambahan opacifiers adalah untuk memastikan

resin komposit terlihat di dalam sinar-X. Bahan yang sering dipergunakan

adalah titanium dioksida dan aluminium dioksida.

e.  Pigmen, bertujuan agar warna resin komposit menyamai warna gigi geligi

asli. Zat warna yang biasa dipergunakan adalah  ferric oxide, cadmium

black, mercuric sulfide, dan lain-lain.  Ferric oxide akan memberikan

warna coklat-kemerahan. Cadmium black memberikan warna kehitaman

dan mercuric sulfide memberikan warna merah.

BIS-GMA dan UDMA merupakan cairan yang memiliki kekentalan tinggi

karena memiliki berat molekul yang tinggi. Penambahan filler dalam jumlah

kecil saja menghasilkan komposit dengan kekakuan yang dapat digunakan

secara klinis. Untuk mengatasi masalah tersebut, monomer yang memiliki

kekentalan rendah yang dikenal sebagai pengontrol kekentalan ditambahkan

seperti methyl mekrylate (MMA), ethylene glycol dimethacrylate (EDMA) dan

tryethylene glycol dimethacry late (TEGDMA) adalah yang paling sering

digunakan.

B.  Partikel Bahan Pengisi/Filler

Dimasukkan kedalam suatu matriks resin dapat meningkatkan sifat bahan

matriks bila partikel pengisi benar-benar berikatan dengan matriks, bila tidak

 partikel pengisi bahan justru dapat melemahkan bahan. Pertikel pengisian

organic umumnya membentuk 30-70% volume atau 50-85% berat komposit.

Jenis filler yang berupa bahan pengisi yaitu quartz, lithium aluminium silicate,

 barium, strontium, zinc, dan colloidal silica particles. Penambahan partikel

Page 7: STEP 1-5 Dkk 1 Blok 8 Modul 3

7/18/2019 STEP 1-5 Dkk 1 Blok 8 Modul 3

http://slidepdf.com/reader/full/step-1-5-dkk-1-blok-8-modul-3 7/23

8

 bahan pengisike dalam resin matriks secara signifikan untuk meningkatkan

sifat mekanis seperti kekuatan, kekakuan, kekerasan dan resisten terhadap

abrasi, mengurangi penyerapan cairan dan koefisien ekspansitermal,

mengurangi pengerutan pada saat light curing.

C.  Coupling Agent

Untuk memperkuatikatan antara matriks resin dan filler dengan cara

 bereaksi secara khemis. Bahan yang paling banyak digunakan adalah

vynilsilane. Kegunaan coupling agent dapat meningkatkan sifat mekanis dan

sifat fisik serta memberikan kestabilan hidrolitik dengan mencegah air

menembus sepanjang antar-muka bahan pengisidan resin.

3.  Sifat –  Sifat Resin Komposit

Resin Komposit memiliki ciri-ciri yaitu :

1.  Polymerization Shrinkage

2. 

Konduktivitas termal yang rendah 

3.  Koefisien muai suhu hampir sama gigi 

4.  Absorbsi cairan

5. 

Radiopaque 

6.  Derajat keausan sangat tinggi 

7.  Keserasian dengan warna gigi baik

8. 

Ikatan antara enamel dan dentin baik

9.  Mudah dimanipulasi

Ada beberapa sifat –  sifat yang terdapat pada resin komposit, antara lain:

1.  Sifat fisik

Secara fisik resin komposit memiliki nilai estetik yang baik sehingga

nyaman digunakan pada gigi anterior. Selain itu juga kekuatan, waktu

 pengerasan dan karakteristik permukaan juga menjadi pertimbangan dalam

 penggunaan bahan ini. Sifat-sifat fisik tersebut diantaranya:

Page 8: STEP 1-5 Dkk 1 Blok 8 Modul 3

7/18/2019 STEP 1-5 Dkk 1 Blok 8 Modul 3

http://slidepdf.com/reader/full/step-1-5-dkk-1-blok-8-modul-3 8/23

9

a.  Warna

Resin komposit resisten terhadap perubahan warna yang disebabkan

oleh oksidasi tetapi sensitive pada penodaan. Stabilitas warna resin komposit

dipengaruhi oleh pencelupan berbagai noda seperti kopi, teh, jus anggur,

arak dan minyak wijen. Perubahan warna bisa juga terjadi dengan oksidasi

dan akibat dari penggantian air dalam polimer matriks. Untuk mencocokan

dengan warna gigi, komposit kedokteran gigi harus memiliki warna

visual (shading) dan translusensi yang dapat menyerupai struktur gigi.

Translusensi atau opasitas dibuat untuk menyesuaikan dengan warna email

dan dentin.

 b.  Strength

Tensile dan compressive strength resin komposit ini lebih rendah dari

amalgam, hal ini memungkinkan bahan ini digunakan untuk pembuatan

restorasi pada pembuatan insisal. Nilai kekuatan dari masing-masing jenis

 bahan resin komposit berbeda.

c.  Setting

Dari aspek klinis setting komposit ini terjadi selama 20-60 detik

sedikitnya waktu yang diperlukan setelah penyinaran. Pencampuran dan

setting bahan dengan light cured dalam beberapa detik setelah aplikasi sinar.

Sedangkan pada bahan yang diaktifkan secara kimia memerlukan setting

time 30 detik selama pengadukan. Apabila resin komposit telah

mengeras tidak dapat dicarving dengan instrument yang tajam tetapi dengan

menggunakan abrasive rotary.

2. Sifat mekanis 

Sifat mekanis pada bahan restorasi resin komposit merupakan

faktor yang penting terhadap kemampuan bahan ini bertahan pada kavitas.

Sifat ini juga harus menjamin bahan tambalan berfungsi secara efektif,

aman dan tahan untuk jangka waktu tertentu. Sifat-sifat yang mendukung

 bahan resin komposit diantaranya yaitu:

Page 9: STEP 1-5 Dkk 1 Blok 8 Modul 3

7/18/2019 STEP 1-5 Dkk 1 Blok 8 Modul 3

http://slidepdf.com/reader/full/step-1-5-dkk-1-blok-8-modul-3 9/23

10

a. Adhesi

Adhesi terjadi apabila dua subtansi yang berbeda melekat

sewaktu berkontak disebabkan adanya gaya tarik  –   menarik yang timbul

antara kedua benda tersebut. Resin komposit tidak berikatan secara kimia

dengan email. Adhesi diperoleh dengan dua cara. Pertama

dengan menciptakan ikatan fisik antara resin dengan jaringan gigi melalui

etsa. Pengetsaan pada email menyebabkan terbentuknya porositas tersebut

sehingga tercipta retensi mekanis yang cukup baik. Kedua dengan

 penggunaan lapisan yang diaplikasikan antara dentin dan resin kompositdengan maksud menciptakan ikatan antara dentin dengan resin komposit

tersebut (dentin bonding agent).

 b. Kekuatan dan keausan

Kekuatan kompresif dan kekuatan tensil resin komposit lebih unggul

dibandingkan resin akrilik. Kekuatan tensil komposit dan daya tahan

terhadap fraktur memungkinkannya digunakan bahan restorasi ini untuk

 penumpatan sudut insisal. Akan tetapi memiliki derajat keausan yang

sangat tinggi, karena resin matriks yang lunak lebih cepat hilang sehingga

akhirnya filler lepas.

2.2.3. Sifat khemis

Resin gigi menjadi padat bila berpolimerisasi. Polimerisasi adalah

serangkaian reaksi kimia dimana molekul makro, atau polimer dibentuk

dari sejumlah molekul  –   molekul yang disebut monomer. Inti molekul

Page 10: STEP 1-5 Dkk 1 Blok 8 Modul 3

7/18/2019 STEP 1-5 Dkk 1 Blok 8 Modul 3

http://slidepdf.com/reader/full/step-1-5-dkk-1-blok-8-modul-3 10/23

11

yang terbentuk dalam sistem ini dapat berbentuk apapun, tetapi

gugus metrakilat ditemukan pada ujung  –  ujung rantai atau pada ujung  –  

ujung rantai percabangan. Salah satu metakrilat multifungsional yang

 pertama kali digunakan dalam kedokteran gigi adalah resin Bowen (Bis-

GMA) .

Resin ini dapat digambarkan sebagai suatu ester aromatik dari

metakrilat, yang tersintesa dari resin epoksi (etilen glikol dari Bis-fenol A)

dan metal metakrilat. Karena Bis-GMA mempunyai struktur sentral yang

kaku (2 cincin) dan dua gugus OH, Bis-GMA murni menjadi amat kental.Untuk mengurangi kekentalannya, suatu dimetakrilat bervis. 

4.  Indikasi dan KontaIndikasi Resin Komposit menurut ADA

A.  Indikasi Resin Komposit

ADA ( American Dental Association) mendukung resin komposit

digunakan dalam:

  Resin preventive pada pit dan fisur

 Preventive resin restoration  merupakan suatu prosedur klinik yang

digunakan untuk mengisolasi pit dan fisur dan sekaligus mencegah terjadinya

karies pada pit dan fisur dengan memakai tehnik etsa asam. Tehnik ini

diperkenalkan pertama kali oleh Simonsen pada tahun 1977, meliputi

 pelebaran daerah pit dan fisur kemudian pembuangan email dan dentin yang

telah terkena karies sepanjang pit dan fisur. Tujuan dari restorasi pencegahan(resin preventive) adalah untuk menghentikan proses karies awal yang

terdapat pada pit dan fisur, terutama pada gigi molar permanen yang memiliki

 pit dan fisur, seklaigus melakukan tindakan pencegahan terhadap karies pada

 pit dan fisur yang belum terkena karies pada gigi yang sama. Pit dan fisur

yang dalam dan sempit atau pit dan fisur yang memiliki bentuk seperti leher

 botol, secara klinis merupakan daerah yang sangat mudah terserang karies,

karena sewaktu gigi disikat bagian dalam pit dan fisur tidak dapat dijangkau

oleh bulu sikat gigi.

Page 11: STEP 1-5 Dkk 1 Blok 8 Modul 3

7/18/2019 STEP 1-5 Dkk 1 Blok 8 Modul 3

http://slidepdf.com/reader/full/step-1-5-dkk-1-blok-8-modul-3 11/23

12

  Lesi awal kelas I dan II yang menggunakan modifikasi preparasi

konservatif

-  Restorasi yang berukuran kecil dan sedang, terutama dengan margin

email

-  Kebanyakan restorasi pada premolar atau molar pertama, terutama ketika

mempertimbangkan segi estetik

-  Restorasi yang tidak menyediakan seluruh kontak oklusal

-  Restorasi yang tidak memiliki kontak oklusal yang berat

-  Restorasi yang dapat diisolasi selama prosedur dilakukan

Beberapa restorasi yang dapat berfungsi sebagai landasan mahkota

-  Sebagian besar restorasi yang digunakan untuk memperkuat sisa struktur

gigi yang melemah

  Restorasi pada tempat-tempat yang memerlukan estetika

Sejalan dengan kesadaran pasien akan pentingnya faktor estetika suatu

restorasi gigi, penggunaan bahan restorasi estetik mengalami peningkatan.

Resin komposit merupakan material restorasi yang paling pesat

 perkembangannya dibandingkan material restorasi sewarna gigi lainnya,

seperti : silikat, resin akrilik dan semen ionomer kaca. Hal ini dikarenakan

karakteristik tertentu dari resin komposit seperti warnanya yang hampir

menyerupai warna gigi, tidak larut dalam cairan mulut, dan kemampuannya

 berikatan dengan gigi secara mikromekanis.

 

Restorasi pada pasien yang alergi atau sensitivitas terhadap logam

Pada beberapa kasus ada sejumlah pasien yang ternyata alergi dengan

logam yang terkandung dalam bahan tambal seperti amalgam. Selain itu,

 beberapa waktu setelah penambalan, pasien seringkali mengeluhkan rasa

sensitif terhadap rangsang panas atau dingin.

B.  KontraIndikasi Resin Komposit

ADA tidak mendukung penggunaan komposit (kontraindikasi) pada gigi

dengan:

Page 12: STEP 1-5 Dkk 1 Blok 8 Modul 3

7/18/2019 STEP 1-5 Dkk 1 Blok 8 Modul 3

http://slidepdf.com/reader/full/step-1-5-dkk-1-blok-8-modul-3 12/23

13

  Tekanan oklusal yang besar

Jika semua kontak oklusi terletak pada bahan restorasi maka resin

komposit sebaiknya tidak digunakan. Hal ini karena resin komposit

mempunyai kekuatan menahan tekanan oklusi lebih rendah dibandingkan

amalgam. Tumpatan menggunakan komposit pada gigi posterior akan cepat

rusak pada pasien dengan tenaga pengunyahan yang besar atau bruxism.

  Tempat atau area yang diisolasi

Resin komposit tidak dianjurkan untuk diaplikasikan pada dinding kavitas

yang hanya terdapat sedikit, atau sama sekali tidak ada email. Lalu, pada

 penggunaan bahan restorasi resin komposit, daerah operasi harus sama sekali

terbebas dari kontaminasi cairan seperti saliva atau darah.

 

Pasien dengan alergi atau sensitivitas terhadap material komposit.

Reaksi alergi yang dilaporkan akibat penggunaan bahan resin komposit

sangat sedikit. Sensitifitas setelah pembuatan restorasi gigi dengan bahan resin

komposit jarang ditemui. Namun, perlekatan monomer resin pada beberapa

individu dapat menyebabkan reaksi alergi. Selain itu, beberapa laporan

menyebutkan bahwa sering terjadi reaksi alergi berupa dermatitis pada jari

dokter gigi yang berkontak langsung dengan monomer yang tidak bereaksi.

5.  Manipulasi Resin Komposit

1.  Persiapkanalatdanbahan yang digunakan: Burnisher, Ash 49, Etsa,

Bonding, Komposit, Microbrush(Alat yang digunakan untuk menaruh

 bonding keKavitas), Cotton Roll

2.  Pelaksanaan dilaksanakan sesuai dengan Instruksi Pabrik (Setiap pabrik

 berbeda cara penginstruksiannya)

3.  Pemberian Etsa asam Terlebih Dahulu untuk membentuk Mikroporositas

4.  Etsa kavitas pada bagian email menggunakan etsa asam fosfor 35%

selama 15 detik

5. 

Isololasi kavitas menggunakan cotton roll

6.  Bersihkan etsa air selama 15 detik

Page 13: STEP 1-5 Dkk 1 Blok 8 Modul 3

7/18/2019 STEP 1-5 Dkk 1 Blok 8 Modul 3

http://slidepdf.com/reader/full/step-1-5-dkk-1-blok-8-modul-3 13/23

14

7.  Keringkan dengan tekanan udara ringan selama 3 detik

8.  Aplikasikan primer pada kavitas dengan menggunakan microbrush

dengan tekanan ringan selama 15 detik

9.  Keringkan selama 5 detik

10.  Aplikasikan bonding pada kavitas dengan menggunakan microbrush

tekanan ringan selama 15 detik

11.  Keringkan selama 3 detik

12.  Sinari dengan light cure selama 20 detik sedekat mungkin dengan kavitas

13.  Masukan resin komposit menggunakan ash49 dengan ketebalan maksimal

2 mm, lalu sinari selama 20 detik,

  Instruksi Penyimpanan resin komposit:

1. 

Jangan disimpan pada daerah yang dengan paparan sinar matahari

langsung

2.  Bahan Restorasi (Etsa, Bonding, Komposit) yang belum dibuka harus

ditempatkan pada udara sejuk, dengan suhu 4oC agar tahan lama.

3.  Tidak boleh menempatkan resin komposit dengan bahan yang

mengandung eugenol

4.  Resin Kompositbaiknya digunakan pada suhukamar 21 –  24oC

6.  Klasifikasi Resin Komposit

Sejumah sistem kalsifikasi telah digunakan untuk bahan komposit

 berbasisi resin. Satu sistem klasifikasi didasarkan pada ukuran rata-rata

 partikel bahan pengisi utama. Subkelompok dan tumpang tindih mungkin

terjadi unutk beberapa kategori, khususnya untuk kategori hibrid. Misalnya,

kelompok komposit hibrid dapat merupakan bahan yang menggunakan bahan

 pengisi dari kategori kecil atau konvensional, dalam kombinasi dengan bahan

 pengisi dari kategori kecil atau konvensional, dalam kombinasi dengan bahan

 pengisi mikro. Sesungguhnya, resin yang mengandung kombinasi pengisi

dasar dan mengisi mikro secara teoritis dapat dianggap sebagai hibrid.

Definisi luas ini tidaklah berarti, karena kebnyakan komposit modern

yang menggunakan pengisi dasar juga mengandung sejumlah pengisi mikro

(<5% berat) yang ditambahkan untuk mendapatkan pasta dengan kekentalan

Page 14: STEP 1-5 Dkk 1 Blok 8 Modul 3

7/18/2019 STEP 1-5 Dkk 1 Blok 8 Modul 3

http://slidepdf.com/reader/full/step-1-5-dkk-1-blok-8-modul-3 14/23

15

tertentu yang diinginkan dan untuk meminimalkan pengendapan partikel besar

dengan bertambhanya waktu. Namun, isitilah komposit hibrid biasanya

mengacu pada bahan-bahan yang mengandung pengisi dasar dengan ukuran

 partikel antara 0,6-1,0 mm dikombinasikan dengan bahan pengisi mikro 10-

15% berat. Dalam panduan inilah istilah komposit hibrid biasanya dibahas.

A.  Komposisi bahan komposit tradisional.

Komposit tradisional adalah komposit yang dikembangkan selama tahun

1970-an dan sudah sedikit domodifikasi selama bertahun-tahun. Komposit ini

 juga disebut komposit konvensional atau komposit berbahan pengisi makro

disebut demikian karena ukuran partikel bahan pengisi relatif besar. Karena

 bahan-bahan ini bukanlah bahan yang biasa digunakan lagi, istilah

konvensional harus diganti dengan tradisional. Bahan pengisi yang paling

sering digunakan untuk bahan komposit ini adalah quartz giling. Meskipun

ukuran rata-rata adalah 8-12 µm, partikel sebesar 50 µm mungkin juga ada.

Banyaknya bahan pengisi umumnya 70-80% berat atau 60-65% volume.

Partikel pengisi tang terpapar, beberapa cukup besar, dikelilingi oleh sejumlah

 besar matriks resin.

  Sifat bahan komposit tradisional.

Masing-masing produk mungkin bervariasi dari nilai, tetapi angka-angka

yang disajikan mewakili sifat dari kategori bahan komposit.

Dalam membandingkan sifat komposit tradisional dengan bahan akrilik

nirpasi, amatlah jelas bahwa peningkatan nyata diperoleh melalui struktur

komposit. Kekuatan kompresi dari 4 jenias bahan komposit meningkatkan

nyata sebesar 300-500% melalui pengalihan tekanan terhadap partikel bahan

 pengisi dibandingkan dengan kekuatan akrilik tanpa bahan pengisi. Seperti

 juga, modulus elastisistas adalah 4-6 kali lebih besar dan kekuatan tarik dua

kali lipat. Namun, penyerapan air menurun, pengerutan polimerisasi kira-kira

2% volume, dan ekspansi termal berkisar 30 x 10 -6/oC dibandingkan dengan

93 x 10-6/o C untuk akrilik tanpa bahan pengisi. Namun, nilai ini masih sekitar

3 kali struktur gigi.

Page 15: STEP 1-5 Dkk 1 Blok 8 Modul 3

7/18/2019 STEP 1-5 Dkk 1 Blok 8 Modul 3

http://slidepdf.com/reader/full/step-1-5-dkk-1-blok-8-modul-3 15/23

16

Kekerasan komposit lebih besar daripada resin akrilik tanpa bahan

 pengisi (kira-kira 55 satuan Knoop dibandingkan 15 Knoop). Peningkatan

 berhubungan dengan penambahan bahan pengisi dan struktur ikatan silang

resin. Secara umum, komposit ini lebih tahan terhadap abrasi dibandingkan

dengan akrilik tanpa bahan pengisi. Namum, bahan ini memiliki permukaan

yang kasar sebagai akibat dari abrasi selektif pada matriks resin yang lebih

lunak, yang mengelilingi partikel pengisi yang lebih keras. Komposit yang

menggunakan quartz sebagai bahan pengisi umumnya bersifat radiolusen.

Kerasioopakannnya lebih kecil daripada dentin.

  Pertimbangan Klinis dari Komposit Tradisional.

Kekurangan utama dari komposit tradisional adalah permukaan kasar yang

terjadi selama berlangsung keausan dari matriks resin lunak yang

menyebabkan partikel pengisi yang lebih tahan aus terangkat. Penyelesaian

restorasi dapat menghasilkan permukaan kasar, begitupun penyikatan gigi dan

 pengunyahan. Restorasi ini juga memiliki kecenderungan untuk berubah

warna, sebagian karena kecenderungan dari permukaan bertekstur kasar untuk

mengikat warna. Fraktur dari lapisan komposit konvensional bukanlah suatu

masalah yang sering terjadi termasuk bila digunakan untuk restorasi yang

harus terhadap tekanan sepetri pada kavitas kelas IV dan kelas II,

Meskipun demikian, buruknya ketahanan komposit tradisional terhadap

keausan oklusal merupakan masalah klinis. Dilihat dari keadaan ini, bahan

tersebut lebih rendah dari bahan yang khusus dirancang sebagai komposit

 posterior, seperti dibahas pada bagian berikut meskipun pengerutan

 polimerisasi dan koefisien ekspansi termal secara nyata berkurang dengan

tingginya kandungan bahan pengisi anorganik dibandingkan dengan resin

akrilik tanpa bahan pengisi, matriks resin tidak berikatan secara kimia

terhadap stuktur gigi. Karenanya , teknik penempatan haruslah dilakukan

dengan cermat dan teknik tersebut haruslah memasukkan pengukuran untuk

mengurangi efek dari sumber perubahan dimensi tersebut.

Page 16: STEP 1-5 Dkk 1 Blok 8 Modul 3

7/18/2019 STEP 1-5 Dkk 1 Blok 8 Modul 3

http://slidepdf.com/reader/full/step-1-5-dkk-1-blok-8-modul-3 16/23

17

B.  Komposisi komposit berbahan pengisi mikro.

Dalam usaha mengatasi maslaah kasarnya permukaan pada komposit

tradisional, dikembangkan suatu bahan yang menggunakan partikel silika

koloidal sebagai bahan pengisi anorganik. Partikel individu berukuran 0,04

µm; jadi partikel tersebut lebih kecil 200-300 kali dibandingkan dengan rata-

rata partikel quartz pada komposit tradisional. Konsep komposit dengan bahan

 pengisi mikro medukung pengikatan resin dengan bantuan bahan pengisi,

sehingga komposit ini menunjukkan suatu permukaan yanng halus serupa

dengan yang diperoleh dari tambalan resin akrilik langsung tanpa bahan

 pengisi.

Partikel silika koloidal yang kecil ini cenderung menggumpal. Selama

 pengadukan, sebagian, tetapi tidak semua, penggumpalan pecah. Secara tidak

sengaja, penggumpalan membentuk ukuran sebesar 0,04 sampai 0,4 µm

seperti tertulis dalam tabel yang digunakan untuk menggolongkan berbagai

 jenis komposit.

Amatlah ideal bila bahan pengisi silika koloidal ini dapat ditambahkan

dalam jumlah besar secara langsung terhadap matriks resin. Namun, ini adalah

tidak mungkin, seperti yang dikatakan sebelumnya, karena besarnya area

 permukaan yang harus dibasahi oleh matriks resin dapat menyebabkan

 penebalan yang tidak semestinya meskipun dengan penambahan bahan pengisi

yang amat seikit. Meskipun beberapa pendekatan dapat digunakan untuk

meningkatkan muatan bahan pengisi, masing-masing mengorbankan konsep

ideal dari suatu resin yang diisi dengan hamburan silika koloidal. Salah satu

 pendekatan adalah melelehkan silika koloidal sehingga diperoleh partikel

sebesar sepersepuluh mikron. Penggumpalan yang lebih besar ini

menyebabkan penurunan area permukaan, memungkinkan lebih banyak bahan

 pengisi menyatu dengan tanpa berlalu banyak mempengaruhi daya alir bahan

(reologi).

Metode yang paling umum digunakan untuk meningkatkan muatan bahan

 pengisi adalah dengan membuat partikel bahan pengisi baru dari komposit

 prapolimerisasi yang diisi dengan partikel silika koloid.partikel dari bahan

 pengisi mikro kemudian disatukan dalam pasta resin untuk menghasilkan

suatu bahan restorasi dengan karakteristik pananganan yang dapat diterima.

Page 17: STEP 1-5 Dkk 1 Blok 8 Modul 3

7/18/2019 STEP 1-5 Dkk 1 Blok 8 Modul 3

http://slidepdf.com/reader/full/step-1-5-dkk-1-blok-8-modul-3 17/23

18

Persiapan dari bahan pengisi prapolimerisasi mencakup menambahkan

silika koloidal dilapis silane 60-70% berat (sekitar 50% volume) kedalam

monomer pada temperatur yang sedikit dinaikkan untuk menurunkan

kekentalannya. Sementara pengisi sacara cermat diaduk kedalam resin, pasta

komposit dikeraskan dengan panas menggunakan inisiator benzoil peroksid

tradisional. Derajat konversi resin adalah sekitar 80% komposit yang telah

dikeraskan kemudiann ditumbuk menjadi partikel yang berukuran lebih besar

dari partikel quartz yang digunakan dalam komposit tradisional. Partikel

 prapolimerisasi seringkali disebut bahan pengisi organik, suatu isitilah yang

secara teknik tidak benar karena mengandung bahan pengisi anorganik

 berpersentase tinggi. “Partikel komposit” ini bersama-sama dengan

 penambahan silika koloidal dilapisi silane, kemudian diaduk ke dalam matriks

resin untuk membentuk pasta komposit.

Kandungan bahan akhir bahan pengisi anorganik mungkin hanya sekitar

50% berat (atau 30-40% volume), tetapi bila partikel komposit dihitung

sebagai partikel bahan pengisi, kadungan bahan pengisi mendekati 80% berat

(60% volume). Ini merupakan suatu pertimbangan penting untuk memahanmi

sifat tertentu dari bahan-bahan terebut, seperti pengerutan volumetrik selama

 polimerisasi. Partikel  –   partikel komposit tidak mengerut ketika komposit

dikeraskan. Jadi, komposit dengan bahan pengisi mikro, meskipun memiliki

volume fraksi bahan pengisi anorganik yang lebih rendah dibandingkan

dengan suatu komposit yang lebih rendah dibandingkan komposit

konvennsional, tidak mengerut sebanyak yang diharapkan bila

memeprtimbangkan volume resin total. Kelemahan dari bahan-bahan ini

adalah ikatan antara partikel komposit dan matriks yang dapat mengeras

adalah lemah, mempermudah pecahnya restorasi tersebut. Karena kelemahan

tersebut, kebanyakan komposit dengan bahan pengisi mikro tidak cocok

digunakan pada permukaa yang harus menahan beban.

C.  Sifat komposit berbahan pengisi mikro.

Komposit berbahan pengisi mikro memiliki sifat fisik dan mekanik yang

kurang dibandingkan komposit tradisional. Hal ini sudah diperkirakan, karena

Page 18: STEP 1-5 Dkk 1 Blok 8 Modul 3

7/18/2019 STEP 1-5 Dkk 1 Blok 8 Modul 3

http://slidepdf.com/reader/full/step-1-5-dkk-1-blok-8-modul-3 18/23

19

50-70% volume bahan restorasi dibuat dari resin. Jumlah resin yang lebih

 banyak dibandingkan dengan bahan pengisi menyebabkan pernyerapan air

yang lebih tinggi, koefisien ekspansi termal yang lebih tinggi, dan penurunan

modulus elastisitas. Sebagai tambahan, lemahnya ikatan dari pertikel pra-

 polimerisasi terhadap matriks resin menghasilkan keadaan yang serupa dengan

komposit yang mengadung partikel pengisi tanpa proses silanisasi. Penurunan

kekuatan tarik mungkin berhubungan dengan adanya retakan di sekitar

 partikel bahan pengisi yang diikat secara buruk. Komposit berbahan pengisi

mikro amatlah tahan terhadap pemakaian dan karena itu bahan tersebut

mempunyai ketahanan terhadap keausan yang setara dibandingkan dengan

komposit yang mengadung bahan pengisi lebih banyak serta tahan aus.

Meskipun demikian, bila dibandingkan dengan resin akrilik nirpasi,

komposit berbahan pangisi mikro memiliki sifat yang secara nyata labih baik,

dan menghasilkan permukaan akhir yang lebih halus, seperti yang diharapkan

untuk restorasi estetika dibandingkan dengan komposit lain. Jadi, bahan

tersebut lebih disukai untuk restorasi lesi karies permukaan halus (kelas III

dan V). Partikel pengisi anorganik lebih kecil dibandingkan pertikal abrasif

yang digunakan untuk menyelesaikan restorasi. Jadi selama proses

 penyelesaian tambalan, bahan pangisi silika dipindahkan bersama dengan

resin tempatnya tertanam.

  Pertimbangan klinis dari komposit berbahan pengisi mikro.

Untuk kebanyakan aplikasi, penurunan sifat fisik tidak menyebabkan

masalah. Namun, dalam keadaan yang memerlukan ketahanan terhadap

tekanan, seperti kavitas kelas I, II dan IV, kemungkinana pecahnnya restorasi

lebih besar. Pecahnya restorasi seringkali teramati pada tepi tambalan

disebabkan oleh tidak terikatnya bahan pengisi prapolimerisasi. Untuk

mengurangi kemungkinan pecahnya tepi restorasi, disarankan menggunakan

 bur intan bukan bur tungsten carbide, sewaktu mengasah komposit berbahan

 pengisi mikro. Bagaimanapun juga, komposit berbahan pengisi mikro banyak

digunakan dewasa ini. Karena permukaannya halus, bahan ini menjadi resin

 pilihan untuk merestorasi estetika gigi anterior, khususnya untuk daerah yang

tidak perlu menahan beban dan untuk menambal daerah sub-gingival.

Page 19: STEP 1-5 Dkk 1 Blok 8 Modul 3

7/18/2019 STEP 1-5 Dkk 1 Blok 8 Modul 3

http://slidepdf.com/reader/full/step-1-5-dkk-1-blok-8-modul-3 19/23

20

  Sifat –  sifat komposit berbahan pengisi partikel kecil

Komposit berbahan pengisi kecil dikembangakn dalam usaha

memeperoleh kehalusan permukaan dari komposit berbahan pengisi mikro

dengan tetap mempertahankan atau bahkan meningkatkan sifat mekanis da

fisik komposit tradisional. Untuk mencapai tujuan ini, bahan pengisi

anorganik ditumbuk mejadi ukuran yang lebih kecil dibandingkan dengan

yang biasa digunakan dalam komposit tradisional. 

Rata-rata ukuran bahan pengisi untuk komposit berkisar 1-5 µm, tetapi

 penyebaran ukuran amat besar. Distribusi ukuran partikel yang luas ini

memungkinkan tingginya muatan bahan pengisi, dan komposit berbahan

 pengisi [artikel kecil umumnya mengandung bahan pengisi anorganik yang

lebih banyak (80% berat dan 60-65% volume) dibandingkan dengan komposit

tradisional. Ini khususnya berlaku untuk bahan yang dirancang bagi restorasi

 posterior. Tingginya kepadatan partikel bahan pangisi dibandingkan dengan

matriks resin adalah nyata contoh terpoles dari bahan komposit yang diisi

 partikel kecil

Beberapa komposit berbahan pengisi partikel kecil menggunnakan

quartz sebagai bahan pengisi, tetapi kebnayakan memakai kaca yang

mengadung logam berat, matriks resin dari bahan ini serupa dengan komposit

 berbahan pengisi mikro dan tradisional. Bahan pengisi utama terdiri atas

 partikel tumbuk dilapisi silane. Silka koloidal umumnya ditambahkan dalam

 jumlah sekitar 5% berat untuk menyesuaikan kekentalan pasta.

  Kategori komposit ini menunjukkan sifat fisik dan mekanis yang paling

unggul.

Dengan ditingkatkan kandungan bahan pengisi, terdapat perningkatan

dalam hampir semua sifat yang relevan, kekuatan kompresi dan modulus

elastik dari komposit berbahan pengisi partikel kecil melampaui nilai dari

komposit tradisional dan komposit berbahan perngisi mikro. Kekuatan tarik

dari komposit berbahan pengisi pertikel kecil adalah 2 kali dibandingkan

Page 20: STEP 1-5 Dkk 1 Blok 8 Modul 3

7/18/2019 STEP 1-5 Dkk 1 Blok 8 Modul 3

http://slidepdf.com/reader/full/step-1-5-dkk-1-blok-8-modul-3 20/23

21

 bahan yang diisi partikel mikro 1,5 kali lebih besar dibandingkan komposti

tradisional. Koefisien ekspansi termala adalah kurang dibandingkan komposit

lainnya, meskipun nilai tersebut masih 2 kali lebih besar debandingkan dengan

struktur gigi. Kehalusan permukaan resin ini ditingkatkan dengan penggunaan

 bahan pengisi yang kecil dan dipadatkan, dibandingkan dengan komposit

tradisional. Begitupun, ketahan aus ditingkatkan. Pengerutan polimerisasi

setara atau berkurang dibandingkan resin tradisional.

Bahan dengan pengisi kaca yang mengadung logam berat biasanya

radiopak. Radiopak adalah sifat penting untuk bahan yang digunakan untuk

restorasi posterior guna mempermudah diagnosis karies kembuhan

  Pertimbangan klinis dari komposit berbahan pengisi partikel kecil.

Karena kekuatan komposit tersebut meningkatkan dan tingginya muatan

 bahan pengisi, bahan tersebut diindikasikan untuk aplikasi pada daerah dengan

tekanan dan abrasi tinggi seperti kelas I dan II. Ukuran parikel dari beberapa

komposit berbahan pengisi partikel kecil memungkinkan diperolehnya

 permukaan halous untuk permakaian pada gigi anterior, tetapi bahan ini tidak

sebaik komposit berbaha pengisi pengisi mikro yang akhir-akhir ini lebih

dikembangkan, bahan komposit hibrid, yang akan di bahan selanjutnya.

D.  Komposisi komposit hibrid.

Kategori bahan komposit ini dikembangkan dalam rangka memperoleh

kehalusan permukaan yang lebih baik daripada komposit partikel kecil

sementara memepertahankan sifat komposit partikel kecil tersebut. Komposit

hibrid dipanndang sebagai baha yang memilki estetika setara dengan komposit

 berbahan pengisi mikro unntuk penggunaan restorasi anterior

Seperti terlihat dari namanya, ada 2 jani partikel pengisi dalam komposit

hibdrid.kebanyak bahan pengisi hibrid modern terdiri atas silki koloidal dan

 partikel kaca yang dihaluskan, yang menadung logam berat, yang mengisi

kadungan bahan pengisi sebesar 75-80% berat. Kaca mempunyai ukuran

 partikel rata-rata 0,6-1 µm. Pada distribusi ukuran yang tipikal, 75% dari

 partikel yang dihaluskan adalah lebih kecil dari 1,0 µm. Silika koloidal

Page 21: STEP 1-5 Dkk 1 Blok 8 Modul 3

7/18/2019 STEP 1-5 Dkk 1 Blok 8 Modul 3

http://slidepdf.com/reader/full/step-1-5-dkk-1-blok-8-modul-3 21/23

22

memebentuk 10-20% berat dari seluruh kandungan bahan pengisi. Dalam

keadaan ini, bahan pengisi mikro juga berpengaruh nyata pada sifat bahan

 pengisi. Dalam keadaaan ini, bahan pengisi mikro juga berpengaruh nyata

 pada sifat bahan. Partikel pengisi yang lebih kecil, begitu juga sejumlah besar

 bahan pengisi mikro, akan meningkatkan daerah permukaan. Jadi, seluruh

muatan pengisi tidak sebanyak muatan pengisi pada beberapa komposit

 berbahan pengisi partikel kecil

Permukaan terpoles. Terlihat ukutan partikel yang lebih kecil

dibandingkan dengan komposit tradisonal dan diidi pertikel kecil.

  Sifat mekanik dan fisik untuk sistem ini umumnya berkisar antar :

Bahan komposit tradisional dan komposit berbahan perngisi partikel kecil.

 Namun, sifat-sifat tersebut umumnya lebih unggul dibandingkan dengan

komposit berbahn pengisi mikro. Karena partikel yang dihaluskan mengadung

sejumlah logam berat, bahan tersebut radiopak dibandingkan dengan email.

  Pertimbangan klinis komposit hibrid.

Karena kehalusan permukaan dan memilki kekuatan yang cukup baik,

komposit tersebut banyak digunakan untuk restorasi anterios kelas IV.

Merskipun mekanis lebih rendah dari komposit berbahan pengisi partikel

kecil, komposit hibrid juga banyak dipakai sebagai restorasi pada daerah yamg

harus ,enaham bebas beart.

Page 22: STEP 1-5 Dkk 1 Blok 8 Modul 3

7/18/2019 STEP 1-5 Dkk 1 Blok 8 Modul 3

http://slidepdf.com/reader/full/step-1-5-dkk-1-blok-8-modul-3 22/23

23

BAB III PENUTUP

1.  Kesimpulan

Penggunaan bahan restorasi resin komposit saai ini sudah makin meluas dan

menjadi pilihan dalam prosedur restorasi rutin. Kerusakan jaringan keras gigi, baik

 pada gigi anterior maupun gigi posterior dapat direstorasi menggunkan bahan resin

komposit. Walaupun banyak mempunyai banyak kelebihan dalam hal estetika dan

mengalami peningkatan kekuatan, tidak semua kasus kerusakan jaringan keras gigi

dapat diatasi menggunakan bahan resin komposit. Maka dari itu calon dokter gigi

 perlu mengenal tentang pengertian dan bahan-bahan ataupun materi-materi yang akan

digunakan untuk membuat resin komposit, sangat penting untuk mengetahui sifat-sifat

dan komponen-komponen bahan resin komposit agar nantinya dapat mengindikasi

 penggunaan bahan resin komposit dengan tepat kepada pasien

2.  Saran

Setelah mempelajari tentang sifat-sifat serta komponen dari material resin

komposit diharapkan mahasiswa dapat memahami dan mengerti untuk mempermudah

 para mahasiswa pada pembelajaran di blok-blok berikutnya. Mahasiswa juga perlu

memperdalam pembelajaran tentang material dari resin komposit karena ilmu

kedokteran akan terus berkembang juga pasti banyak perubahan dari material-material

yang akan digunakan untuk pembuatan resin komposit yang dapat menguntungkan

ataupun merugikan dokter gigi dan pasien.

Page 23: STEP 1-5 Dkk 1 Blok 8 Modul 3

7/18/2019 STEP 1-5 Dkk 1 Blok 8 Modul 3

http://slidepdf.com/reader/full/step-1-5-dkk-1-blok-8-modul-3 23/23

24

DAFTAR PUSTAKA

Anusavice, K.J. (2003). Philips Buku Ajar Ilmu Bahan Kedokteran Gigi. Edisi 10. Jakarta :

EGC