STATISTIKA PENDIDIKAN
Click here to load reader
-
Upload
imam-fadli -
Category
Documents
-
view
46 -
download
0
description
Transcript of STATISTIKA PENDIDIKAN
MAKALAH
STATISTIKA PENDIDIKANOleh : Umi Pratiwi, S. Si., M. Pd.
Disusun Guna Melengkapi Persyaratan Penerimaan Calon Dosen
Di STAIN PURWOKERTO
2013
STATISTIKA PENDIDIKAN
A. Pendahuluan
Dalam penelitian kuantitatif (quantitative research), statistik
merupakan alat bantu/media untuk menggambarkan suatu peristiwa melalui
bentuk visualisasi sederhana dengan angka-angka atau grafik. Sebagai alat
bantu, keberhasilan menggunakan analisis statistik sangat bergantung pada
pemakainya.
Statistika merupakan alat analisis data yang bekerja dengan angka-
angka. Oleh karena itu, pemakaiannya selalui melibatkan permainan angka-
angka atau kalkulasi numerik.
Dalam penelitian, statistik berperan sebagai: alat bantu dalam
menentukan sampel, membantu peneliti dalam memaparkan dan membaca
data hasil penelitian, membantu peneliti untuk melihat ada/tidaknya hubungan
antar variable yang satu dengan yang lainnya, membentu peneliti dalam
melihat apakah ada perbedaan antara satu kelompok dengan kelompok
lainnya atas objek yang diteliti, melakukan prediksi untuk waktu yang akan
datang, serta membantu peneliti dalam melakukan interpretasi dan penarikan
kesimpulan atas data yang telah dikumpulkan.
Jika dilihat dari sudut pandang fungsi statistik dalam sebuah analisis
data penelitian; apakah ia berfungsi membangun sebuah penyajian gambaran
semata (deskriptif) atas data yang telah terkumpul dan terolah atau teranalisis,
atau lebih jauh lagi sampai dengan menarik kesimpulan berdasarkan ciri-ciri
statistik tertentu (inferensial), maka statistik bisa dibedakan pada dua hal
tersebut, yakni statistik deskriptif (induktif) dan statistik inferensial (induktif).
Apabila konsep statistik disandingkan dengan konsep pendidikan,
maka munculah statistik pendidikan. Jadi yang dimaksud dengan Statistika
Pendidikan adalah suatu ilmu pengetahuan yang membahas atau mempelajari
dan mengembangkan prinsip-prinsip, metode, dan prosedur yang diperlukan
dalam pengumpulan data-data kuantitatif yang berhubungan dengan
pendidikan (Mundir: 2013).
B. Komponen Dasar Analisis Statistik
1. Data dalam Penelitian dan Jenisnya
Data dapat diartikan sebagai keterangan tentang suatu keadaan,
gejala atau peristiwa. Dalam penelitian, data dapat dibagi menjadi:
Gambar Bagan pembagian data dalam penelitian
a. Data kualitatif (data non angka)
b. Data Kuantitatif (data angka)
1) Data Nominal (Diskrit)
Yaitu data yang diperoleh dengan cara menghitung
(membilang).
Misal: jumlah kursi, jumlah siswa, jenis dan macam buku, dll.
2) Data Kontinum
Yaitu data yang diperoleh dengan cara mengukur.
Misal: panjang meja, ranking kelas, hasil tes, dll.
(a) Data Ordinal
Adalah data yang menggambarkan
jenjang/pangkat/rangking. Misal: peringkat kejuaraan,
pangkat atau golongan jabatan, dll.
(b) Data Interval
Adalah data yang memiliki jarak sama dan memiliki nilai
nol (0) relatif. Artinya nol tetap berarti, bukan berarti kosong
sama sekali. Misal: hasil tes IQ, hasil tes UAS/UTS, dll.
(c) Data Rasio
Adalah data yang memiliki jarak yang sama dan nilai nol (0)
mutlak. Artinya objek terukur tersebut memang kosong
(zero) sama sekali. Misal: hasil pengukuran adalah 0 meter,
0 inchi, 0 kg, maka berarti tidak ditemukan panjang dan
berat sama sekali.
2. Variabel Penelitian
Variabel didefinisikan sebagai peubah yang memiliki keberagaman
nilai atau variasi yang padanya dapat diberi nilai atau bilangan. Dalam
khazanah penelitian sedikitnya dikenal dengan 5 jenis variabel yakni:
a. Variabel bebas dan terikat
Variabel bebas (independent variable) adalah variabel yang (diduga)
dapat mempengaruhi keragaman variabel lain. Variabel bebas adalah
variabel yang menjadi penyebab kemunculan atau perubahan variabel
lain (yakni variabel terikat/dependent). Sedangkan variebel terikat
adalah variabel yang menjadi akibat adanya variabel bebas.
Dalam pembelajaran bisa digambarkan misalnya pada pengaruh atau
hubungan pemakaian media pembelajaran dengan hasil pembelajaran,
motivasi berprestasi dengan hasil belajar, dsb.
b. Variabel moderator
Adalah variabel yang mempengaruhi (memperkuat atau
memperlemah) hubungan antara variabel bebas ( X1) dan variabel
terikat (Y). variabel ini sering disebut dengan variabel bebas kedua
(X2).
c. Variabel intervening
Adalah variabel yang secara teoritis mempengaruhi (memperkuat dan
memperlemah) hubungan antara variabel bebas dan terikat, namun ia
tidak terukur. Misalnya: kecerdasan yang mempengaruhi peningkatan
hasil belajar. Kecerdasan ini tidak akan terlalu berpengaruh misalnya
ketika sakit, frustasi, dll.
d. Variabel kontrol
Adalah variabel yang dikendalikan atau dikondisikan konstan
sehingga tidak akan mempengaruhi hubungan variabel bebas dengan
variabel terikat.
3. Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi adalah seluruh objek (orang, wilayah, benda) yang
kepadanya akan dilakukan generalisasi kesimpulan hasil penelitian.
Sampel adalah wakil dari populasi yang ditentukan oleh peneliti.
Sampel yang baik adalah sampel yang memiliki ciri-ciri, karakteristik,
sifat yang diwakilinya sehingga ia dapat disebut sebagai sampel yang
representatif.
Cara menentukan jumlah/ukuran sampel bisa dilakukan dengan
rumus:
n= N
1+N e2
Keterangan:
n = ukuran (jumlah) sampel
N = ukuran (jumlah) populasi
e = nilai kritis (batas ketelitian, batas signifikansi).
Contoh:
Jumlah populasi dalam sebuah penelitian 9000 orang, taraf
signifikansi yang diinginkan adalah 5%. Berapa jumlah sampel yang
ideal? Berikan contoh perhitungannya !
Jawab:
n= N
1+N e2
¿ 90001+9000¿¿
¿ 90001+9000(2,50)
¿382,978 (383 orang)
C. Teknik Penyajian Data
Masalah pertama setelah data terkumpul adalah bagaimana data
tersebut dipaprkan agar mudah dibaca. Untuk itu, peneliti sebaiknya
menyederhanakan paparan data-data tersebut agar mudah difahami oleh orang
lain. Disamping itu, penyusunan data dibuat dengan seteratur mungkin seperti
penyusunan data dari yang paling kecil ke yang paling besar, atau
sebaliknya. Namun demikian, meskipun data sudah disusun seperti tersebut di
atas, tidak berarti telah selesai. Data yang disusun berdasarkan urutan akan
menghasilkan data yang sedemikian panjang sehingga tidak efisien dibaca.
Oleh karena itu diperlukan teknik-teknik penyajian data seperti:
1. Penyajian data dengan table
Table merupakanperpaduan antara baris dan kolom yang menghasilkan
sel-sel table dengan jumlah tertentu. Sebuah table dipastikan memiliki
judul table, judul kolom, judul baris, dan data atau isi sel serta sumber
data.
2. Penyajian data dengan grafik/diagram
Selain dapat disajikan dengan bentuk tabel, data-data kuantitatif
(numerik) dapat pula disajikan dalam bentuk grafik/diagram. Penyajian
data dalam bentuk grafik pada hakikatnya adalah kelanjutan dari
penyajian data dalam bentuk tabel distribusi frekuensi, karena
pembuatan grafik tersebut selalu diawali dengan pembuatan tabel
distribusi frekuensi. Ada banyak jenis grafik diantaranya: grafik
batang, garis, histogram, poligon, ogive, dan lingkaran/pie.
Contoh grafik batang (Bar-Graph)
Contoh grafik garis
Contoh grafik histogram
Contoh grafik Poligon
Contoh grafik Ogive
Contoh grafik Lingkaran/Pie
4. Tendensi Sentral dan Variabilitas
Tendensi sentral (ukuran kecenderungan memusat, ukuran penentuan
letak) dan variabilitas (ukuran penyebaran) merupakan salah satu bentuk
analisis deskriptif. Keduanya dimanfaatkan untuk menggambarkan
karakterisitik/ciri, atau keadaan kelompok subjek yang diobservasi, namun
bukan untuk melakukan penarikan kesimpulan.
1. Tendensi Sentral
Tendensi sentral digunakan untuk mengetahui skor atrau nilai mana yang
menjadi pusat distribusi dan di sekitar skor mana skor-skor lain terletak
atau tersebar. Perhitungan tendensi sentral meliputi: mean (rerata hitung),
median, modus, kuartil dan presentil.
2. Variabilitas
Dengan variabilitas, akan diketahui keberadaan (variasi) skor-skor yang
mendekati tendensi sentral. Variabilitas merupakan alat analisis deskriptif
yang digunakan untuk mendeskripsikan hasil pengukuran terhadap suatu
sampel. Dengan kata lain, variabilitas merupakan karakteristik yang
menandai suatu sampel. Ukuran variabilitas yang lazim digunakan dalam
penelitian meliputi: Range, Mean Deviasi, Standar Deviasi, Varian, dan
Nilai Standar (Z-Core).
5. Uji Korelasi
Korelasi (correlation) berarti hubungan dan saling hubung atau
hubungan timbal balik. Korelasi dalam ilmu statistik adalah hubungan antara
dua variabel (bivariate correlation) dan hubungan antara lebih dari dua
variabel (multivariate correlation). Korelasi atau hubungan tersebut dapat
berbentuk hubungan simetris, hubungan sebab-akibat, dan hubungan
interaktif (saling mempengaruhi).
Uji korelasi menggunakan teknik korelasi. Teknik korelasi lazimnya
digunakan untuk menguji keberadaan hubungan atau pengaruh antara satu
gejala (variabel) dengan gejala yang lain atau antar sejumlah gejala. Upaya
pengujian ini muncul diawali dengan kemunculan atau perubahan suatu
variabel yang diikuti oleh kemunculan atau perubahan varaibel yang lain,
baik secara beraturan (positif atau negatif) maupun tidak beraturan/tidak
berpola.
Korelasi (hubungan, atau pengaruh) dapat diartikan bahwa perubahan
suatu variabel bebas akan diikuti oleh perubahan satu atau lebih variabel yang
lain yang secara teoritis kedua variabel tersebut memiliki keterkaitan.
Korelasi dapat berstatus positif (paralel, searah) atau tidak berpola (nihil).
Korelasi positif terjadi jika kedua variabel (atau lebih) yang berhubungan itu
menunjukkan adanya perubahan yang searah (paralel). Artinya, kenaikan
variabel X selalu diikuti dengan kenaikan variabel Y, dan penurunan variabel
X diikuti oleh penurunan variabel Y. sedangkan korelasi negatif terjadi jika
kedua variabel (atau lebih) yang berhubungan tersebut menunjukkan adanya
perubaan yang berlawanan arah. Artinya, kenaikan variabel X berimplikasi
pada penurunan variabel Y dan sebaliknya penurunan variabel X diikuti
dengan kenaikan pada variabel Y.
Contoh uji korelasi positif misalnya: “kenaikan skor mata pelajaran
Bahasa Arab diikuti dengan kenaikan skor pada mata pelajaran Alquran-
Hadits” dan sebaliknya. Sedangkan contoh uji korelasi negatif misalnya
“kenaikan skor nilai mata pelajaran Matematika diikuti dengan penurunan
skor nilai mata palajaran Bahasa Inggris.
Teknik korelasi memiliki banyak jenisnya dan penggunaannya
disesuaikan dengan perbedaan jenis data yang dikumpulkan. Perhatikan
deskripsi berikut:
1. Apabila data variabel bebas dan variabel terikat sama-sama berjenis rasio
atau interval, maka teknik korelasi yang digunakan adalah teknik korelasi
Product Momen Pearson (Pearson Product-Moment), termasuk antar
variabel parsial dan ganda.
Analisis ini dapat dilakukan dengan menggunakan skor mentah (angka
kasar) atau menggunakan deviasi (skor penyimpangan, skor selisih dari
mean). Sehingga rumus yang digunakandapat berbentuk rumus dengan
angka kasar, dan rumus dengan deviasi.
a. Rumus korelasi produk momen dengan angka kasar
r xy=(N ∑ XY )−(∑ X )(∑Y )
√¿¿¿
b. Rumus korelas produk momen dengan deviasi
r xy=∑ xy√¿¿¿
2. Apabila data dari kedua data tersebut berjenis ordinal, maka teknik
korelasi yang digunakan adalah korelasi tata jenjang Spearmen (Spearmen
Rank-Order Correlation) dan Tetracoric.
rho=1−6∑ D2
N (N2−1)
rho = koefisien korelasi tata jenjang spearman yang dicari
D = Difference (perbedaan skor antara dua kelompok pasangan)
N = jumlah kelompok
1 dan 6= bilangan konstan
Sedangkan rumus korelasi tetracoric adalah:
K= BCCD
K = rasio K yang dicari nilainya
A = kedudukan kategori A dalam kuadran (+ +)
B = kedudukan kategori B dalam kuadran (+ -)
C = kedudukan kategori C dalam kuadran (- +)
D = kedudukan kategori D dalam kuadran (- -)
3. Apabila kedua data variabel tersebut yang satu berjenis rasio atau interval
dan yang satu lagi berjenis nominal, maka teknik korelasi yang digunakan
adalah teknik korelasi point-biserial (point-biserial).
Rumus yang digunakan adalah:
rpbi = X p−Xq
s√ pq
rpbi = koefisien korelasi point biserial yang dicari
Xp = rata-rata hitung data interval dari subjek berkategori 1
Xq = rata-rata hitung data interval dari subjek berkategori 0
s = simpangan baku dari keseluruhan data interval
p = Proporsi kasus berkategori 1
q = Proporsi kasus berkategori 0
4. Apabila kedua data tersebut berjenis nominal, maka teknik korelasi yang
digunakan adalah Korelasi Phi (Phi Correlation).
Korelasi Phi dirumuskan dengan:
ϕ= ad−bc
√(a+b)(c+d )(a+c)(b+d )
Korelasi phi digunakan jika data variabel X dan Y sama-sama berjenis
nominal (diskrit) dan dikotomis. Artinya, data variabel X dan Y hanya
dibagi dalam dua kategori. Jika lebih dari dua kategori peneliti disarankan
menggunakan rumus kai kuadrat (X2).
Rumus korelasi phi menggunakan Tabel Kontingensi 2 x 2
XY
Total1 2
1 a b (a+b)
2 c d (c+d)
Total (a+c) (b+d) N
6. Uji Komparasi
Komparasi berarti hubungan perbandingan. Uji komparasi dapat
disebut dengan uji beda. Uji komparasi merupakan salah satu alat analisis
statistik yang bertujuan untuk membandingkan antara dua kondisi (masalah)
yang sedang diteliti, apakah antara keduanya terdapat perbedaan yang
signifikan atau tidak. Apabila data yang dianalisis berkala (berjenis)
interval/rasio, maka alat analisis yang tepat adalah t-test (uji-t). Namun
apabila data yang dianalisis adalah data berskala nominal maka alat analisis
komparasi yang tepat adalah Kai Kuadrat (Chi Squere).
Selain kedua jenis alat analisis uji komparasi di atas, sebenarnya
masih ada satu lagi yaitu Analisis Varian (Anava). Alat uji komparasi Anava
ini lazim digunakan apabila sampel penelitian lebih dari dua kelompok.
Istilah Anava juga kadang disebut dengan ANOVA (Analysis Of Variance).
1. Uji T (t-test)
a. Uji T untuk sampel bebas
Rumus uji T untuk sampel bebas dua kelompok adalah:
t=X1−X2
√ s2
N1
+ s2
N2
s2=¿¿
Keterangan:
t = nilai t (nilai perbedaan yang dicari)
s2 = varian populasi
b. Uji T untuk sampel berhubungan
Sampel berhubungan adalah sampel yang sama dalam satu kelompok.
Disebut juga correlated samples. Rumus uji T untuk sampel
berhubungan adalah:
t=∑ D√¿¿¿¿
Keterangan: t = nilai t
D = selisih antara X1 dan X2
2. Kai Kuadrat (Chi Square)
Chi squere merupakan salah satu alat analisis untuk mencari perbedaan
dan korelasi/hubungan antara dua variabel yang datanya berskala atau
berjenis nominal (Kategorik).
Sebagai alat analisis, chi square memiliki 3 fungsi sebagai berikut:
a. Sebagai alat uji komparasi pada sampel tunggal.
X2=∑ ¿¿¿
Keterangan :
X2 = Kai Kuadrat
fo = frekuensi objektif, frekuensi hasil pengamatan
fh = frekuensi harapan
b. Sebagai alat uji komparasi pada tabel 2 x 2
X2=N ¿¿
Keterangan:
X2 = kai kuadrat
N = Jumlah sampel
A,B,C,D = isi sel dalam tabel 2 x 2
c. Sebagai alat uji komparasi pada tabel lebih dari 2 x 2, baik dari sampel
bebas maupun sampel berhubungan.
DAFTAR PUSTAKA
Mundir. (2013). Statistik Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Ruseffendi. H.E.T, (1998). Statistika Dasar untuk Penelitian Pendidikan.
Bandung: IKIP Bandung Press.